30
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reaksi asam-basa atau biasa disebut reaksi penetralan, tidak akan terlepas dari titrasi asam-basa. Adapun titrasi asam-basa ini terdiri dari titrasi asam kuat-  basa kuat, titrasi asam kuat-basa lemah, titrasi basa lemah-asam kuat dan titrasi asam-basa lemah. Titrasi asam-basa ini ditentukan oleh titik ekuivalen dengan menggunkan indikator asam-basa. Titrasi merupakan suatu metode untuk menentukan kada suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah diketahui konsentrasinya. Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat didalam proses titrasi, sebagai contoh bila melibatkan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam basa, titrasi redoks untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi, titrasi kompleksometri untuk titrasi yang melibatkan pembentukan reaksi kompleks dan lain sebagainya. Zat yang akan ditentukan kadarnya disebut sebagai “titran” dan biasanya diletakkan didalam Erlenmeyer, sedangkan zat yang telah diketahui konsentrasinya disebut “titer” dan biasanya diletakkan didalam “buret”.  Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titrant. Titrasi asam basa berdasarkan pada reaksi penetralan. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa dan sebaliknya. Oleh karena itu dilakukan percobaan kurva titrasi asam basa ini agar dapat mengetahui konsentrasi asam atau basa melalui metode titrasi, dapat menentukan konsentrasi asam/basa dari larutan yang diujikan dan agar, dapat bermanfaat pada kehidupan sehari-hari. Dan agar dapat mengetahui titik ekuivalen (TE) dari suatu grafik yang dibuat berdasarkan percobaan. Serta mengetahui volume titik ekuivalen pada sistem HCl-NaOH dan CH 3 COOH-NaOH, mengetahui volume TAT pada sistem HCl-NaOH dan CH 3 COOH-NaOH dan agar dapat mengetahui konsentrasi asam atau basa melalui metode titrasi. Dan juga untuk mengetahui pH campuran dari sistem HCl dengan NaOH dan pH campuran dari sistem

Kurva Titrasi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kimia

Citation preview

  • 5/25/2018 Kurva Titrasi

    1/30

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar BelakangReaksi asam-basa atau biasa disebut reaksi penetralan, tidak akan terlepas

    dari titrasi asam-basa. Adapun titrasi asam-basa ini terdiri dari titrasi asam kuat-

    basa kuat, titrasi asam kuat-basa lemah, titrasi basa lemah-asam kuat dan titrasi

    asam-basa lemah. Titrasi asam-basa ini ditentukan oleh titik ekuivalen dengan

    menggunkan indikator asam-basa.

    Titrasi merupakan suatu metode untuk menentukan kada suatu zat dengan

    menggunakan zat lain yang sudah diketahui konsentrasinya. Titrasi biasanya

    dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat didalam proses titrasi, sebagai

    contoh bila melibatkan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam basa,

    titrasi redoks untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi, titrasi

    kompleksometri untuk titrasi yang melibatkan pembentukan reaksi kompleks dan

    lain sebagainya.

    Zat yang akan ditentukan kadarnya disebut sebagai titran dan biasanya

    diletakkan didalam Erlenmeyer, sedangkan zat yang telah diketahui

    konsentrasinya disebut titer dan biasanya diletakkan didalam buret.

    Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun

    titrant. Titrasi asam basa berdasarkan pada reaksi penetralan. Kadar larutan asam

    ditentukan dengan menggunakan larutan basa dan sebaliknya.

    Oleh karena itu dilakukan percobaan kurva titrasi asam basa ini agar dapat

    mengetahui konsentrasi asam atau basa melalui metode titrasi, dapat menentukan

    konsentrasi asam/basa dari larutan yang diujikan dan agar, dapat bermanfaat pada

    kehidupan sehari-hari. Dan agar dapat mengetahui titik ekuivalen (TE) dari suatu

    grafik yang dibuat berdasarkan percobaan. Serta mengetahui volume titik

    ekuivalen pada sistem HCl-NaOH dan CH3COOH-NaOH, mengetahui volume

    TAT pada sistem HCl-NaOH dan CH3COOH-NaOH dan agar dapat mengetahui

    konsentrasi asam atau basa melalui metode titrasi. Dan juga untuk mengetahui pH

    campuran dari sistem HCl dengan NaOH dan pH campuran dari sistem

  • 5/25/2018 Kurva Titrasi

    2/30

    CH3COOH dengan NaOH. Sehingga diketahui pH dari kedua sistem tersebut

    secara praktek dan dapat ditentukan pH secara teorinya.

    1.2 Tujuan Percobaan Untuk mengetahui volume titrasi HCl dengan NaOH Untuk mengetahui volume titrasi CH3COOH dengan NaOH Untuk mengetahui titik ekuivalen sistem CH3COOH-NaOH Untuk mengetahui titik ekuivalen sistem HCl-NaOH

  • 5/25/2018 Kurva Titrasi

    3/30

    BAB 2

    TINJAUAN PUSTAKA

    Volume pada jumlah reagen yang ditambahkan tepat sama dengan yang

    diperlukan untuk bereaksi sempurna oleh zat yang dianalisis disebut sebagai titik

    ekuivalen. Perbedaan antara titik akhir dan titik ekuivalen disebut sebagai

    kesalahan titik akhir. Kesalahan titik akhir adalah kesalahan acak yang berbeda

    untuk setiap sistem. Kesalahan ini bersifat aditif dan determinan dan nilainya

    dapat dihitung. Dengan menggunakan metode potensiometri dan konduktometri

    kesalahan titik akhir ditekan sampai nol (Khopkar, 1990).

    Mengukur volume larutan adalah jauh lebih cepat dibandingkan dengan

    menimbang berat suatu zat dengan suatu metode gravimetri. Akurasinya sama

    dengan metode gravimetri. Analisis volumetri juga dikenal sebagai titrimetri,

    dimana zat yang akan dianalisi dibiarkan bereaksi dengan zat lain yang

    konsentrasinya diketahui dan dialirkan dari buret dalam bentuk larutan konsentrasi

    larutan yang tidak diketahui (analit). Kemudian dihitung. Syaratnya adalah reaksi

    berlangsung secara cepat, reaksi berlangsung kuantitatif dan tidak ada reaksi

    samping. Selain itu juga reagen penitrasi yang diberikan berlebih, maka harus

    dapat diketahui dengan suatu indikator (Khopkar, 1990).

    Semua metode titrimetri tergantung pada larutan standar yang

    mengandung sejumlah reagen persatuan volume larutan dengan ketetapan yang

    tinggi konsentrasi dinyatakan dalam normalitas; larutan standar disiapkan dengan

    menimbang reagen murni secara tepat, karena tidak semua standar tersedia dalam

    keadaan murni. Oleh karena itu dikenal standar primer, yaitu zat yang tersedia

    dalam komposisi kimia yang jelas dan murni. Larutan tersebut hanya bereaksi

    pada kondisi titrasi dan tidak melakukan reaksi sampingan. Tidak berubah

    ataupun bereaksi ditempat terbuka (atmosfer). Garam terhidrat tidak baik untuk

    larutan standar primer. Berat ekuivalennya sebenarnya besar, untuk

    menghindarkan kesalahan akibat penimbangan. Bila suatu asam atau basa maka

    hendaknya mempunyai tetapan ionisasi yang besar (Khopkar, 1990).

  • 5/25/2018 Kurva Titrasi

    4/30

    Titrasi asam basa dapat memberikan titik akhir yang cukup tajam dan

    untuk itu digunakan pengamatan dengan indikator bila pH pada titik ekivalen

    antara 4-10. Demikian juga titik akhir titrasi akan tajam pada titrasi asam atau

    basa lemah jika penitrasian adalah basa atau asam kuat dengan perbadingan

    tetapan disosiasi asam lebih besar dari 104. Selama titrasi asam basa, pH larutan

    berubah secara khas. pH berubah secara drastic bila volume titrannya mencapai

    titik ekuivalen. Kecuraman perubahan pH untuk tiga asam yang berbeda terlihat

    pada kurva titrasi (Khopkar, 1990).

    Sebagian besar titrasi asam basa dilakukan pada temperatur kamar, kecuali

    titrasi yang meliputi basa-basa yang mengandung CO2. Jadi titrasi dengan Na2CO3

    dilakukan pada temperatur 0 C. Temperatur mempengaruhi titrasi asam basa, pH

    dan perubahan warna indikator tergantung secara tidak langsung pada temperatur.

    Ini disebabkan perubahan kesetimbangan asam-basa dengan temperatur. Ka akan

    bertambah besar dengan kenaikan temperatur sampai suatu batas tertentu.

    Kemudian akan turun kembali pada kenaikan lebih lanjut. Ini sesuai dengan

    turunnya tetapan dielektrikum air dengan kenaikan temperatur sehingga air sulit

    tuk memisahkan muatan ionic. Jika tetapan ionisasi makin kecil, maka makin

    tergantung pada temperatur (Khopkar, 1990).

    Analis mendapat keuntungan dari perubahan pH yang besar yang terjadi

    dalam titrasi untuk menentukan saat kapan titik ekuivalen dicapai. Ada banyak

    asam dan basa organik lemah yang bentuk tak terurainya dan bentuk ioniknya

    memiliki warna yang berbeda. Molekul tersebut biasa digunakan untuk

    menentukan kapan penambahan titran telah mencukupi dan dinamakan indikator

    visual. Sebuah contoh sederhana adalah R nitrofenol, yang merupakan asam

    lemah, yang terurai (Day, 2002).

    Supaya suatu reaksi kimia cocok digunakan dalam titrasi, reaksinya harus

    sempurna pada titik ekuivalen. Derajat kesempurnaan reaksi menentukan ukuran

    dan ketajaman bagian vertikal dari kurva titrasi. Semakin besar tetapan

    kesetimbangan, semakin sempurna reaksinya. Semakin besar perubahan pH dekat

    titik ekuivalen dan semakin sempurna reaksinya, semakin besar perubahan pH

    dekat titik ekuivalen, semakin mudah untuk menempatkan titik ekuivalen dengan

  • 5/25/2018 Kurva Titrasi

    5/30

    presisi yang bagus. Kesempurnaan reaksi berhubungan dengan kelayakan praktis

    dari titrasi ekuivalen. Secara teori, kita bias menempatkan titik ekuivalen dari

    suatu reaksi yang tidak berjalan sempurna, tetapi secara praktis ini sulit (Day,

    2002).

    Salah satu teknik yang paling penting dalam kimia analitik ialah titrasi,

    yaitu penambahan secara cermat volume suatu larutan yang mengandung zat A

    yang konsentrasinya diketahui, kepada larutan kedua yang mengandung zat B

    yang konsentrasinya tidak diketahui yang akan mengakibatkan reaksi antara

    keduanya secara kuantitatif. Titik akhir dapat dideteksi dalam campuran reaksi

    yang tidak bewarna dengan menambahkan zat yang disebut indikator, yang

    mengubah warna pada titik akhir atau kenaikan atau penurunan pH tiba-tiba,

    walaupun pH campuran reaksi berubah secara kontinu. Selama proses titrasi

    asam-basa grafik pH versus volume dari larutan titrasi V disebut kurva titrasi.

    Bentuknya tergantung pada nilai Ka dan konsentrasi asam dan basa yang bereaksi.

    Konsep kesetimbangan asam-basa dapat dipakai untuk mencari bentuk yang tepat

    dari kurva titrasi bila semua besaran ini diketahui konsep yang sama juga dapat

    digunakan untuk menghitung Ka dan konsentrasi yang tidak diketahui

    berdasarkan kurva titrasi eksperimen (Oxtoby, 2001).

    Tujuan titrasi, misalnya dari suatu larutan basa dengan larutan standar

    suatu asam adalah untuk menetapkan jumlah asam yang secara kimiawi adalah

    tepat ekuivalen dengan jumlah basa yang ada. Keadaan (atau saat) pada mana ini

    dicapai, adalah titik ekuivalen, titik stoikiometri, atau titik akhir teoritis, hasilnya

    adalah larutan air dari garam bersangkutan. Jika baik asamnya, maupun basanya,

    merupakan elektrolit kuat, larutan yang dihasilkan akan netral dan mempunyai pH

    7, tetapi jika asamnya atau basanya adalah elektrolit lemah, garam itu akan

    terhidrolisis sampai derajat tertentu dan larutan pada titik ekuivalen itu akan

    lemah sedikit basa, atau sedikit asam. pH tepat dari larutan pada titik ekuivalen,

    dapat mudah dihitung dari tetapan ionisasi dari asam lemah atau basa lemah itu

    dan konsentrasi larutan untuk setiap titrasi yang sesungguhnya, titik-akhir yang

    benar akan ditandai oleh suatu nilai tertentu dari konsentrasi ion hidrogen larutan

    itu (Basset, 1994).

  • 5/25/2018 Kurva Titrasi

    6/30

    BAB 3

    METODOLOGI PERCOBAAN

    3.1 Alat dan Bahan

    3.1.1 Alat-alat

    Gelas ukur Corong kaca Buret Tiang Statif Klem Pipet tetes Gunting Botol semprot Gelas beaker Erlenmeyer

    3.1.2 Bahan-bahan

    Larutan HCl 0,1 N Larutan NaOH 0,1 N Larutan CH3COOH 0,1 N Aquades Tisu pH universal Indikator pp

    3.2 Prosedur Percobaan

    3.2.1 HCl dengan NaOH

    Diambil HCl 25 mL 0,1 N Diukur pH awal Ditambah 20 tetes indikator pp

  • 5/25/2018 Kurva Titrasi

    7/30

    Dititrasi dengan NaOH 0,1 N dengan variasi 5, 10, 15, 20 danseterusnya sampai TAT sambil terus dilakukan pengadukan

    Diukur pH larutan setiap penambahan 5 mL volume larutan NaOH 0,1 N Dihentikan titrasi saat TAT netral Diamati volume titrasi yang digunakan

    3.2.2 CH3COOH dengan NaOH

    Diambil CH3COOH 25 mL 0,1 N

    Diukur pH awal Ditambah 20 tetes indikator pp Dititrasi dengan NaOH 0,1 N dengan variasi 5, 10, 15, 20 dan

    seterusnya sampai TAT sambil terus dilakukan pengadukan

    Diukur pH larutan setiap penambahan 5 mL volume larutan NaOH 0,1 N Dihentikan titrasi saat TAT netral Diamati volume titrasi yang digunakan

  • 5/25/2018 Kurva Titrasi

    8/30

    BAB 4

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Tabel Pengamatan

    4.1.1 Sistem HCl + NaOH

    HCl (mL) NaOH (mL) pH

    50 mL

    0 mL

    5 mL

    10 mL

    15 mL

    20 mL

    25 mL

    30 mL

    35 mL

    40 mL

    45 mL

    49,5 mL

    1

    1

    1

    2

    2

    2

    2

    2

    2

    3

    8

    4.1.2 Sistem CH3COOH + NaOH

    CH3COOH (mL) NaOH (mL) pH

    50 mL

    0 mL

    5 mL

    10 mL

    15 mL

    20 mL

    25 mL

    30 mL

    35 mL

    40 mL

    45 mL

    47,2 mL

    3

    4

    4

    4

    4

    4

    5

    5

    6

    7

    8

    TE

    TE

  • 5/25/2018 Kurva Titrasi

    9/30

    4.2 Reaksi

    4.2.1 Indikator pp + NaOH

    C

    O

    C

    O

    C

    C

    O

    ONaOH OH

    O

    ONa

    + 2 NaOH + 2 H2O

    4.2.2 Indikator pp + CH3COOH

    + CH3COOHC

    C

    O

    O

    OH OH

    4.2.3 Indikator pp + HCl

    + HClC

    C

    O

    O

    OH OH

  • 5/25/2018 Kurva Titrasi

    10/30

    4.3 Perhitungan

    4.3.1 Sistem HCl + NaOH

    4.3.1.1 NaOH 0 mL

    n HCL = M . V = 0,1 M . 50 mL = 5 mmol

    n NaOH = M . V = 0,1 M . 0 mL = 0 mmol

    NaOH + HCl NaCl + H2O

    M : 0 mmol 5 mmol - -

    B : 0 mmol 0 mmol 0 mmol 0 mmol

    S : - 5 mmol 0 mmol 0 mmol

    M =v

    n

    =

    = 0,1 M

    [H+] = . M

    = 1 . 0,1

    = 0,1pH = -log [H+]

    = - log 0,1

    = 1

    4.3.1.2 NaOH 5 mL

    n HCL = M . V = 0,1 M . 50 mL = 5 mmol

    n NaOH = M . V = 0,1 M . 0 mL = 0,5 mmol

    NaOH + HCl NaCl + H2O

    M : 0,5 mmol 5 mmol - -

    B : 0,5 mmol 0,5 mmol 0,5 mmol 0,5 mmol

    S : - 4,5 mmol 0,5 mmol 0,5 mmol

    [H+] =

    =

    =

  • 5/25/2018 Kurva Titrasi

    11/30

    = 0,0818

    pH = -log [H+]

    = - log [0,0818]

    = 1,0872

    4.3.1.3 NaOH 10 mL

    n HCL = M . V = 0,1 M . 50 mL = 5 mmol

    n NaOH = M . V = 0,1 M . 10 mL = 1 mmol

    NaOH + HCl NaCl + H2O

    M : 1 mmol 5 mmol - -

    B : 1 mmol 1 mmol 1 mmol 1 mmol

    S : - 4 mmol 1 mmol 1 mmol

    [H+] =

    =

    =

    = 0,0666

    pH = -log [H+]

    = - log [0,0666]

    = 1,1765

    4.3.1.4 NaOH 15 mL

    n HCL = M . V = 0,1 M . 50 mL = 5 mmol

    n NaOH = M . V = 0,1 M . 15 mL = 1,5 mmol

    NaOH + HCl NaCl + H2O

    M : 1,5 mmol 5 mmol - -

    B : 1,5 mmol 1,5 mmol 1,5 mmol 1,5 mmol

    S : - 3,5 mmol 1,5 mmol 1,5 mmol

    [H+] =

    =

  • 5/25/2018 Kurva Titrasi

    12/30

    =

    = 0,0538

    pH = -log [H+]

    = - log [0,0538]

    = 1,2692

    4.3.1.5 NaOH 20 mL

    n HCL = M . V = 0,1 M . 50 mL = 5 mmol

    n NaOH = M . V = 0,1 M . 20 mL = 2 mmol

    NaOH + HCl NaCl + H2O

    M : 2 mmol 5 mmol - -

    B : 2 mmol 2 mmol 2 mmol 2 mmol

    S : - 3 mmol 2 mmol 2 mmol

    [H+] =

    =

    = = 0,0428

    pH = -log [H+]

    = - log [0,0428]

    = 1,3685

    4.3.1.6 NaOH 25 mL

    n HCL = M . V = 0,1 M . 50 mL = 5 mmol

    n NaOH = M . V = 0,1 M . 25 mL = 2,5 mmol

    NaOH + HCl NaCl + H2O

    M : 2,5 mmol 5 mmol - -

    B : 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol

    S : - 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol

    [H+] =

  • 5/25/2018 Kurva Titrasi

    13/30

    =

    = = 0,0333

    pH = -log [H+]

    = - log [0,0333]

    = 1,4775

    4.3.1.7 NaOH 30 mL

    n HCL = M . V = 0,1 M . 50 mL = 5 mmol

    n NaOH = M . V = 0,1 M . 30 mL = 3 mmol

    NaOH + HCl NaCl + H2O

    M : 3 mmol 5 mmol - -

    B : 3 mmol 3 mmol 3 mmol 3 mmol

    S : - 2 mmol 3 mmol 3 mmol

    [H+] =

    =

    =

    = 0,025

    pH = -log [H+]

    = - log [0,025]

    = 1,6020

    4.3.1.8 NaOH 35 mL

    n HCL = M . V = 0,1 M . 50 mL = 5 mmol

    n NaOH = M . V = 0,1 M . 35 mL = 3,5 mmol

    NaOH + HCl NaCl + H2O

    M : 3,5 mmol 5 mmol - -

    B : 3,5 mmol 3,5 mmol 3,5 mmol 3,5 mmol

    S : - 1,5 mmol 3,5 mmol 3,5 mmol

  • 5/25/2018 Kurva Titrasi

    14/30

    [H+] =

    =

    =

    = 0,0176

    pH = -log [H+]

    = - log [0,0176]

    = 1,7544

    4.3.1.9 NaOH 40 mL

    n HCL = M . V = 0,1 M . 50 mL = 5 mmol

    n NaOH = M . V = 0,1 M . 40 mL = 4 mmol

    NaOH + HCl NaCl + H2O

    M : 4 mmol 5 mmol - -

    B : 4 mmol 4 mmol 4 mmol 4 mmol

    S : - 1 mmol 4 mmol 4 mmol

    [H+] =

    =

    =

    = 0,0111

    pH = -log [H+]

    = - log [0,0111]= 1,9546

    4.3.1.10 NaOH 45 mL

    n HCL = M . V = 0,1 M . 50 mL = 5 mmol

    n NaOH = M . V = 0,1 M . 45 mL = 4,5 mmol

    NaOH + HCl NaCl + H2O

    M : 4,5 mmol 5 mmol - -

    B : 4,5 mmol 4,5 mmol 4,5 mmol 4,5 mmol

  • 5/25/2018 Kurva Titrasi

    15/30

    S : - 0,5 mmol 4,5 mmol 4,5 mmol

    [H+

    ] = =

    =

    = 5,2631 x 10-3

    pH = -log [H+]

    = - log [5,2631 x 10-3]

    = 3log 5,2631

    = 2,2787

    4.3.1.11 NaOH 49,5 mL

    n HCL = M . V = 0,1 M . 50 mL = 5 mmol

    n NaOH = M . V = 0,1 M . 49,5 mL = 4,95 mmol

    NaOH + HCl NaCl + H2O

    M : 4,95 mmol 5 mmol - -

    B : 4,95 mmol 4,95 mmol 4,95 mmol 4,95 mmol

    S : - 0,05 mmol 4,95 mmol 4,95 mmol

    [H+] =

    =

    =

    = 5,0251 x 10-4

    pH = -log [H+]

    = - log [5,0251 x 10-4]

    = 4log 5,0251

    = 3,2988

    4.3.1.12 NaOH 50 mL

    n HCL = M . V = 0,1 M . 50 mL = 5 mmol

    n NaOH = M . V = 0,1 M . 50 mL = 5 mmol

  • 5/25/2018 Kurva Titrasi

    16/30

    NaOH + HCl NaCl + H2O

    M : 5 mmol 5 mmol - -

    B : 5 mmol 5 mmol 5 mmol 5 mmol

    S : - - 5 mmol 5 mmol

    pH = 7

    4.3.2 Sistem CH3COOH + NaOH

    4.3.2.1 NaOH 0 mL

    n CH3COOH = M . V = 0,1 M . 50 mL = 5 mmol

    n NaOH = M . V = 0,1 M . 0 mL = 0 mmol

    [H+] = = = = 7,0710 x 10-3

    pH = -log [H+]

    = - log [7,0710 x 10-3]

    = 3log 7,0710= 2,1506

    4.3.2.2 NaOH 5 mL

    n CH3COOH = M . V = 0,1 M . 50 mL = 5 mmol

    n NaOH = M . V = 0,1 M . 5 mL = 0,5 mmol

    CH3COOH + NaOH CH3COONa + H2O

    M : 5 mmol 0,5 mmol - -

    B : 0,5 mmol 0,5 mmol 0,5 mmol 0,5 mmol

    S : 4,5 mmol - 0,5 mmol 0,5 mmol

    [H+] = Ka

    = 10-5

    = 9 x 10-5

    pH = -log [H+]

    = - log [9 x 10-5

    ]

  • 5/25/2018 Kurva Titrasi

    17/30

    = 5log 9

    = 50,9542

    = 4,0458

    4.3.2.3 NaOH 10 mL

    n CH3COOH = M . V = 0,1 M . 50 mL = 5 mmol

    n NaOH = M . V = 0,1 M . 10 mL = 1 mmol

    CH3COOH + NaOH CH3COONa + H2O

    M : 5 mmol 1 mmol - -

    B : 1 mmol 1 mmol 1 mmol 1 mmol

    S : 4 mmol - 1 mmol 1 mmol

    [H+] = Ka

    = 10-5

    = 4 x 10-5

    pH = -log [H+]

    = - log [4 x 10

    -5

    ]= 5log 4

    = 50,6020

    = 4,398

    4.3.2.4 NaOH 15 mL

    n CH3COOH = M . V = 0,1 M . 50 mL = 5 mmol

    n NaOH = M . V = 0,1 M . 15 mL = 1,5 mmol

    CH3COOH + NaOH CH3COONa + H2O

    M : 5 mmol 1,5 mmol - -

    B : 1,5 mmol 1,5 mmol 1,5 mmol 1,5 mmol

    S : 3,5 mmol - 1,5 mmol 1,5 mmol

    [H+] = Ka

    = 10-5

    = 10-5

    . 2,3333

  • 5/25/2018 Kurva Titrasi

    18/30

    = 2,3333 x 10-5

    pH = -log [H+]

    = - log [2,3333 x 10-5]

    = 5log 2,3333

    = 4,6321

    4.3.2.5 NaOH 20 mL

    n CH3COOH = M . V = 0,1 M . 50 mL = 5 mmol

    n NaOH = M . V = 0,1 M . 20 mL = 2 mmol

    CH3COOH + NaOH CH3COONa + H2O

    M : 5 mmol 2 mmol - -

    B : 2 mmol 2 mmol 2 mmol 2 mmol

    S : 3 mmol - 2 mmol 2 mmol

    [H+] = Ka

    = 10-5

    = 1,5 x 10

    -5

    pH = -log [H+]

    = - log [1,5 x 10-5]

    = 5log 1,5

    = 50,1760

    = 4,824

    4.3.2.6 NaOH 25 mL

    n CH3COOH = M . V = 0,1 M . 50 mL = 5 mmol

    n NaOH = M . V = 0,1 M . 25 mL = 2,5 mmol

    CH3COOH + NaOH CH3COONa + H2O

    M : 5 mmol 2,5 mmol - -

    B : 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol 2,5 mmol

    S : 2,5 mmol - 2,5 mmol 2,5 mmol

    [H+] = Ka

  • 5/25/2018 Kurva Titrasi

    19/30

    = 10-5

    = 10-5. 1

    = 10-5

    pH = -log [H+]

    = - log [10-5]

    = 5log 10

    = 5

    4.3.2.7 NaOH 30 mL

    n CH3COOH = M . V = 0,1 M . 50 mL = 5 mmol

    n NaOH = M . V = 0,1 M . 30 mL = 3 mmol

    CH3COOH + NaOH CH3COONa + H2O

    M : 5 mmol 3 mmol - -

    B : 3 mmol 3 mmol 3 mmol 3 mmol

    S : 2 mmol - 3 mmol 3 mmol

    [H+] = Ka

    = 10-5

    = 10-5. 0,6666

    = 0,6666 x 10-5

    pH = -log [H+]

    = - log [0,6666 x 10-5]

    = 5log 0,6666

    = 5(0,1761)

    = 5 + 0,1761

    = 5,1761

    4.3.2.8 NaOH 35 mL

    n CH3COOH = M . V = 0,1 M . 50 mL = 5 mmol

    n NaOH = M . V = 0,1 M . 35 mL = 3,5 mmol

    CH3COOH + NaOH CH3COONa + H2O

    M : 5 mmol 3,5 mmol - -

  • 5/25/2018 Kurva Titrasi

    20/30

    B : 3,5 mmol 3,5 mmol 3,5 mmol 3,5 mmol

    S : 1,5 mmol - 3,5 mmol 3,5 mmol

    [H+] = Ka

    = 10-5

    = 10-5. 0,4285

    = 0,4285 x 10-5

    pH = -log [H+]

    = - log [0,4285 x 10-5

    ]

    = 5log 0,4285

    = 5(0,3680)

    = 5 + 0,3680

    = 5,3680

    4.3.2.9 NaOH 40 mL

    n CH3COOH = M . V = 0,1 M . 50 mL = 5 mmol

    n NaOH = M . V = 0,1 M . 40 mL = 4 mmolCH3COOH + NaOH CH3COONa + H2O

    M : 5 mmol 4 mmol - -

    B : 4 mmol 4 mmol 4 mmol 4 mmol

    S : 1 mmol - 4 mmol 4 mmol

    [H+] = Ka

    = 10

    -5

    = 0,25 x 10-5

    pH = -log [H+]

    = - log [0,25 x 10-5]

    = 5log 0,25

    = 5,6020

    4.3.2.10 NaOH 45 mL

    n CH3COOH = M . V = 0,1 M . 50 mL = 5 mmol

  • 5/25/2018 Kurva Titrasi

    21/30

    n NaOH = M . V = 0,1 M . 45 mL = 4,5 mmol

    CH3COOH + NaOH CH

    3COONa + H

    2O

    M : 5 mmol 4,5 mmol - -

    B : 4,5 mmol 4,5 mmol 4,5 mmol 4,5 mmol

    S : 0,5 mmol - 4,5 mmol 4,5 mmol

    [H+] = Ka

    = 10-5

    = 10-5

    . 0,1111

    = 0,1111 x 10-5

    pH = -log [H+]

    = - log [0,1111 x 10-5]

    = 5log 0,1111

    = 5,9542

    4.3.2.11 NaOH 47,2 mL

    n CH3COOH = M . V = 0,1 M . 50 mL = 5 mmoln NaOH = M . V = 0,1 M . 45 mL = 4,72 mmol

    CH3COOH + NaOH CH3COONa + H2O

    M : 5 mmol 4,72 mmol - -

    B : 4,72 mmol 4,72 mmol 4,72 mmol 4,72 mmol

    S : 0,5 mmol - 4,72 mmol 4,72 mmol

    [H+] = Ka

    = 10-5 = 10-5. 0,0593

    = 0,0593 x 10-5

    pH = -log [H+]

    = - log [0,0593 x 10-5]

    = 5log 0,0593

    = 6,2269

  • 5/25/2018 Kurva Titrasi

    22/30

    4.3.2.12 NaOH 50 mL

    n CH3COOH = M . V = 0,1 M . 50 mL = 5 mmol

    n NaOH = M . V = 0,1 M . 45 mL = 5 mmol

    CH3COOH + NaOH CH3COONa + H2O

    M : 5 mmol 5 mmol - -

    B : 5 mmol 5 mmol 5 mmol 5 mmol

    S : - - 5 mmol 5 mmol

    [OH-] = = ]

    = = 7,0710 x 10-5

    pOH = - log [OH-]

    = - log [7,0710 x 10-5]

    = 5log 7,0710

    = 4,1505

    pH = 144,1505

    = 9,8495

  • 5/25/2018 Kurva Titrasi

    23/30

    4.4 Grafik

    4.4.1 Grafik HCl-NaOH Secara Praktek

    4.4.2 Grafik HCl-NaOH Secara Teori

    0

    2

    4

    6

    8

    10

    0 10 20 30 40 50 60

    pH

    V NaOH

    HCl-NaOH

    0

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    0 10 20 30 40 50 60

    pH

    V NaOH

    HCl-NaOH

  • 5/25/2018 Kurva Titrasi

    24/30

    4.4.3 Grafik CH3COOH-NaOH Secara Praktek

    4.4.4 Grafik CH3COOH-NaOH Secara Teori

    4. 5 Pembahasan

    Titik akhir titrasi adalah suatu keadaan dimana suatu titrasi harus diakhiri

    dengan ditandai perubahan warna.

    Titik ekuivalen adalah suatu keadaan dimana zat peniter sama dengan zat

    yang dititer

    0

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    0 10 20 30 40 50

    pH

    V NaOH

    CH3COOH-NaOH

    0

    2

    4

    6

    8

    10

    12

    0 10 20 30 40 50 60

    pH

    V NaOH

    CH3COOH-NaOH

  • 5/25/2018 Kurva Titrasi

    25/30

    Titran adalah larutan standar yang telah diketahui dengan tepat

    konsentrasinya.

    Titrat adalah bahan atau larutan yang akan dititrasi dengan larutan kimia

    agar berlangsung suatu reaksi dapat diamati dengan jelas menggunakan indikator

    perubahan warna.

    Titrasi adalah suatu metode analisis kimia secara kuantitatif yang biasa

    digunakan dalam laboratorium untuk menentukan konsentrasi dari reaktan.

    Indikator asam basa adalah senyawa halokromik yang ditambahankan

    dalam jumlah kecil kedalam sampel, umumnya adalah larutan yang akan

    memberikan warna sesuai dengan kondisi pH larutan tersebut.

    Dalam melakukan titrasi diperlukan beberapa persyaratan yang harus

    diperhatikan, yaitu:

    Reaksi harus berlangsung secara stoikiometri dan tidak terjadi reaksi samping Reaksi harus berlangsung secara cepat Reaksi harus kuantitatif Pada titik ekivalen, reaksi harus dapat diketahui titik akhirnya dengan tajam

    (jelas perubahannya)

    Harus ada indikator, baik langsung atau tidak langsung.Reaksi netralisasi merupakan reaksi penetralan asam oleh basa dan

    menghasilkan air. Hasil air merupakan produk dari reaksi antara ion H+pembawa

    sifat asam dengan ion hidroksida (OH-) pembawa sifat basa.

    Reaksi: H++ OH- H2O

    HCl + NaOH NaCl + H2O

    Titrasi asam basa sering juga disebut dengan titrasi netralisasi. Titrasi

    asam basa tergolong pada dua metode yaitu asidimetri dan alkalimetri. Asidimetri

    yang secara kata berarti asam (acid) dan pengukuran (metri), diartikan sebagai

    pengukuran menggunakan basa, yaitu pengukuran terhadap larutan asam bebas

    atau larutan garam yang berasal dari basa lemah dengan larutan basa yang telah

    diketahui konsentrasinya.

    Beberapa trayek pH indikator asam-basa yaitu:

  • 5/25/2018 Kurva Titrasi

    26/30

    IndikatorPerubahan warna dengan

    meningkatkan pH

    Rentang pH

    Asam pikrat Tidak bewarna ke kuning 0,10,8

    Timol Biru Merah ke kuning 1,22,8

    2,6Dinitrofenol Tidak bewarna ke kuning 2,04,0

    Metil Kuning Merah ke kuning 2,94,0

    Bromfenol Biru Kuning ke biru 3,04,6

    Metal Orange Merah ke kuning 3,14,4

    Brom Kresol Hijau Kuning ke biru 3,85,4Metal Merah Merah ke kuning 4,26,2

    Litmus Merah ke biru 5,08,0

    Metil Ungu Ungu ke hijau 4,85,4

    PNitrofenol Tidak bewarna ke kuning 5,67,6

    Brom Kresol Ungu Kuning ke ungu 5,26,8

    Brom Timol Biru Kuning ke biru 6,07,6

    Netral Merah Merah ke kuning 6,88,0Fenol Merah Kuning ke biru 6,88,4

    - - Naftolftalein Kuning ke biru 7,09,0

    Fenolftalein Tidak bewarna ke merah 8,09,6

    Timolftalein Tidak bewarna ke biru 9,310,6

    Alizarin kuning R Kuning ke violet 10,112,0

    1,3,5Trinitro benzene Tidak bewarna ke orange 12,014,0

    Prinsip percobaan kali ini didasarkan pada titrasi netralisasi yang akanterbentuk garam normal yang termal pada titik ekivalennya, dimana NaOH

    sebagai titran dimana akan bereaksi dengan HCl sebagai asam kuat dengan dan

    CH3COOH sebagai asam lemah sebagai titrat hingga mencapai titik ekuivalen

    dengan bantuan indikator pp untuk menunjukkan titik akhir titrasi yang ditandai

    dengan perubahan warna pada larutan yaitu merah lembayung penambahan titran

    kepada titrat dilakukan tetes demi tetes melalui buret hingga tercapai titik akhir

  • 5/25/2018 Kurva Titrasi

    27/30

    titrasi yaitu satu tetes setelah titik ekuivalen yang ditandai dengan perubahan

    warna dimana titrasi kita dihentikan.

    Pada percobaan ini digunakan indikator pp karena sebagai indikator basa

    sebab yang digunakan larutan NaOH. Dan indikator pp memiliki pH diatas 7 yang

    bersifat basa.

    Beberapa faktor kesalahan pada percobaan ini, yaitu:

    Kurang telitinya dalam melihat skala pada buret Kurang telitinya dalam melihat Titik Akhir Titrasi

    Beberapa fungsi alat pada percobaan ini yaitu:

    Gelas ukur berfungsi untuk mengukur banyaknya volume yang ingindigunakan

    Corong kaca berfungsi untuk alat memindahkan larutan agar tidak tertumpah Buret berfungsi untuk alat titrasi Tiang statif berfungsi sebagai tiang penyangga pada buret Pipet tetes berfungsi untuk mengambil larutan Gunting berfungsi untuk memotong pH universal Botol semprot berfungsi untuk tempat menyimpan aquades Gelas beaker berfungsi sebagai wadah untuk meyimpan larutan.

    Beberapa fungsi bahan, yaitu:

    Larutan HCl 0,1 N berfungsi sebagai titran Indikator pp berfungsi sebagai indiaktor basa Larutan NaOH 0,1 N berfungsi untuk larutan yang akan dititrasi dan bersifat

    basa kuat Larutan CH3COOH 0,1 N berfungsi sebagai larutan asam Aquades berfungsi untuk mencuci alat-alat yang digunakan pH universal berfungsi untuk mengetahui pH

    Pada percobaan ini dilakukan dua percobaan yaitu HCl dengan NaOH dan

    CH3COOH dengan NaOH. Pada percobaan HCl dengan NaOH, pertama-tama

    diambil HCl 25 mL 0,1 N dan diukur pH awalnya, kemudian ditambahkan 20

    tetes indikator pp, setelah itu dititrasi dengan NaOH dengan variasi 5, 10, 15, 20

  • 5/25/2018 Kurva Titrasi

    28/30

    dan seterusnya samapai TAT sambil terus dilakukan pengadukan. Diukur pH

    larutan setiap penambahan 5 mL larutan NaOH. Pada HCl 50 mL dan NaOH 0

    mL didapatkan pH 1. Pada NaOH 5 dan 10 mL juga didapatkan pH 1. Pada NaOH

    15-40 mL didapatkan pH 2. Dan pada NaOH 45 mL didapatkan pH 3. Pada NaOH

    49,5 mL didapatkan pH 8. Kemudian dihentikan titrasi saat TAT netral dan

    diamati volume titrasi yang digunakan.

    Pada percobaan kedua yaitu sistem CH3COOH dengan NaOH. Pertama-

    tama diambil CH3COOH 25 mL 0,1 N dan diukur pH awalnya, setelah itu

    ditambahkan 20 tetes indikator pp, kemudian dititrasi dengan NaOH 0,1 N dengan

    variasi 5, 10, 15, 20 dan seterusnya sampai TAT. Setelah itu dilakukan

    pengukuran pH larutan setiap penambahan 5 mL volume larutan NaOH 0,1 N.

    Pada CH3COOH 5 mL dengan NaOH 0 mL didapatkan pH yaitu 3. Pada NaOH 5

    mL25 mL didapatkan pH 4, sedangkan pada pH 30 dan 35 mL didapatkan pH

    5. Pada NaOH 45 mL didapatkan pH 8. Setelah itu dihentikan titrasi saat TAT

    netral. Dan diamati volume titrasi yang digunakan.

    pH praktek dan teori ada yang berbeda. Hal ini dikarenakan konsentrasi

    yang tidak tepat, didalam larutan masih terdapat zat pengotor dan pada saat

    membaca pH atau volume kurang teliti sehingga dapat mempengaruhi hasil yang

    didapatkan.

  • 5/25/2018 Kurva Titrasi

    29/30

    BAB 5

    PENUTUP

    5.1 Kesimpulan

    Volume titrasi HCl dengan NaOH yaitu 49,5 mL Volume titrasi CH3COOH dengan NaOH yaitu 47,2 mL Pada sistem CH3COOH-NaOH titik ekivalen berada pada NaOH 20 mL Pada sistem HCl-NaOH titik ekivalen pada NaOH 30 mL

    5.2 Saran

    Sebaiknya pada percobaan selanjutnya dapat dilakukan penentuan kurva

    titrasi asam kuat dan basa lemah HCl dengan NH4OH agar dapat diketahui

    perbandingannya.

  • 5/25/2018 Kurva Titrasi

    30/30

    DAFTAR PUSTAKA

    Basset, J. 1994. Kimia Analisi Kuantitatif Anorganik. Jakarta: Buku Kedokteran

    EGC

    Day, R.A, J R dan Underwood A.L. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi ke

    empat.Jakarta: Erlangga

    Kopkar, 2007.Konsep Dasar Kimia Analitik.Jakarta: UI-Press

    Oxtoby, dkk. 2001.Prinsip-prinsip Kimia Modern Edisi ke empat Jilid 1.Jakarta:

    Erlangga