Upload
muchaa-muzdalifah
View
12
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Tiroiditis pada umumnya ditandai oleh pembesaran, peradangan dan disfungsi kelenjar tiroid.
Ada beberapa tipe tiroiditis dan telah dikenal sebagai klasifikasi. Yang paling sederhana diantara
klasifikasi tersebut ialah pembagian tiroiditis menjadi :
1. Akut (supuratif)
2. Subakut
3. Menahun :
a. Limfositik (Hashimoto)
b. Non-spesifik
c. Fibrous-invasive (Riedel)
a. TIROIDITIS SUBAKUT
Nama yang umum dipakai untuk tiroiditis sub akut ialah tiroiditis De Quervain dengan banyak
sinonim antara lain non-infectious thyroiditis, granulamatous, giant cell thyroiditis.
Kelainan itu terutama mengenai wanita paling banyak pada umur antara 31 – 50 tahun. Inflamasi
tiroid biasanya terjadi 2 – 4 minggu sesudah infeksi saluran cerna atas.
Etiologi
Yang jelas sampai sekarang tidak diketahui, pada umumnya diduga oleh virus. Pada beberapa
kasus dijumpai antibody autoimun.
Perjalan penyakitnya khas yaitu pada permulaan penyakit, pasien mengeluh nyeri dileher bagian
depan menjalar ke telinga, demam, malaise, disertai gejala hipertiroidisme ringa atau sedang.
Kadar tiroksin serum tinggi tetapi ambilan I 131 rendah. Pada ± 25 % kasus tidak disertai nyeri.
Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisis ditemukan tiroid yang membesar, nyeri tekan, biasanya disertai
takikardia, berkeringat, demam, tremor dan tanda – tanda lain hipertiroidisme. Pemeriksaan
laboratorium sering dijumpai tanpa leukositosis, lanju endap darah (LED) yang meninggi. Pada
2/3 kasus, kadar hormone tiroid meninggi karena pelepasan hormone tiroid yang berlebih akibat
destruksi kelenjar tiroid oleh proses inflamasi. Hal ini pula yang menyebabkan rendahnya
ambilan I 131. Antibody antitiroid biasanya tidak ada atau terdapat sepintas (transient) dengan
titer sangat rendah. Kelainan histopatologis yang khas ialah adanya sel – sel raksasa.
Keadaan tersebut kemudian diikuti periode hipotiroidisme selama 2 – 4 minggu. Kadar tiroksin
rendah atau normal, ambialan I 131 masih tetap rendah. TSH normal atau sedikit meninggi.
Perbaikan fungsi tiroid terjadi dalam waktu 2 – 4 bulan, kadang – kadang lebih lama.
Penyembuhan biasanya sejajar dengan perbaikan uji tangkap iodium.
Diagnosa banding
Diagnosa banding tiroiditis subakut adalah :
Perdarahan akut kedalam nodul tiroid.
Tiroiditis piogenik yang akut
Pada yang pertama, nyeri biasanya lebih terlokalisasi, tidak ditemukan gejala sistemik. Pada
keadaan kedua, perlu dipikirkan apabila selain ditemukan tanda – tanda sistemik peradangan,
juga terdapat fluktuasi pada perabaan kelenjar tiroid, serta tidak dapat menghasilkan perbaikan
pada pemberian glukokortikoid.
Pengobatan
Penyakit ini biasaya sembuh sendiri, sehingga pengobatan yang diberikan hanya bersifat
simtomatis. Pada umumnya dapat diberikan asetosal untuk mengurangi rasa nyeri.
Pada keadaan berat dapat diberikan glukortikoid misalnya prednisone dengan dosis awal 50
mg/hari. Respon terapeutik biasanya tampak setelah 24 jam. Selanjutnya dosis diturunkan
bertahap dalam waktu 1 – 4 minggu kemudian dihentikan.
Glukortikoid selain mengurangi gejala, juga mempercepat terjadinya remisi yang selanjutnya
dapat menetap. Pada masa hipotiroidisme dapat diberikan L-tiroksin 0,05 – 0,1 mg/hari yang
kalau perlu dapat dinaikan dosisnya dengan 0,05 mg tiap 3 – 5 minggu sampe eutiroidisme
tercapai.
TIROIDITIS AKUT SUPURATIF
Istilah lain dari tiroidis akut supuratif adalah anfective thyroiditis dan ini menunjukan tiroiditis
bukan oleh virus, tetapi oleh bakteri atau jamur. Infeksi ini dapat memberikan gambaran akut,
subakut dan menahun. Tetapi bentuk yang khas infeksi bakteri ini ialah tiroiditis septic akut.
Kejadian tiroiditis ini sangat jarang. Dalam 18 tahun, seorang peneliti hanya menemukan 15
kasus.
Etiologi
Kuman penyebab biasanya stafhylococcus aureus, stafhylocaccus hemolyticus dan
pneumococcus. Infeksi dapat terjadi melalui aliran darah, penyebaran langsung dari jaringan
sekitarnya, saluran getah bening, trauma langsung dan duktuk tiroglosus yang persisten, kelainan
yang terjadi dapat disertai terbentuknya abses atau tanpa abses. Abses ini dapat menjurus ke
mediastinum, bahkan dapat pecah ke trakea dan esophagus.
Gejala klinis
Gejala klinis berupa nyeri leher mendadak, malaise, demam, menggigil dan takikardia. Nyeri
bertambah pada pergerakan leher dan gerakan menelan. Daerah tiroid membengkak dengan
tanda – tanda peradangan lain dan sangat nyeri tekan. Pemeriksaan laboratorium menunjukan
leukositosis, LED meninggi, sidikan tiroid memperlihatkan daerah nodul dingin.
Pengobatan
Tanpa pengobatan penyakit ini dapat menjadi hebat yaitu dengan terbentuknya abses yang
kemudian mudah pecah. Kadang – kadang ada juga yang sembuh spontan.
Pengobatan utama ialah menggunakan antibiotic. Coccus gram positif biasanya dapat diatasi
dengan penisilin dan derivatnya, tetrasiklin, kloramfenikol. Kadang – kadang diperlukan
tindakan lanjutan yaitu bila terbentuk abses. Kalau jelas hal ini menyangkut satu lobus, perlu
lobektomi (dengan lindungan antibiotic). Bila infeksi sudah menyebar melalui satu kapsul dan
mencapai jaringan sekitarnya, perlu insisi dan drainage.
TIROIDITIS HASHIMOTO
Merupakan suatu tiroiditis autoimun. Nama lainya adalah struma limfomatosa, tiroiditis
autoimun. Yang terserang umumnya wanita berumur 30 – 50 tahun.
Pada keadaan ini, kelenjar tiroid biasanya membesar secara lambat, tidak terlalu besar, simetris,
regular dan padat. Kadang – kadang ada nyeri spontan dan nyeri tekan. Pasien bisa eutiroid atau
hipotiroid dan jarang hipertiroid.titer antibody biasanya tinggi dan ada imunitas yang cell
mediated terhadap antigen tiroid.
Kelainan histopatologisnya dapat bermacam – macam yaitu antara lain infiltrasi limfosit yan
difus, obliterasi folikel tiroid dan fibrosis. Diagnosis hanya dapat ditegakan dengan pasti secara
histopatologis melalui biopsy. Sayangnya hasil biopsy sering tidak dapat dipercaya. Diagnosis
presumtif dapat dibuat atas dasar gambaran klinis dan tingginya titer antibody yaitu lebih dari
1/32 untuk antibody mikrosomal atau 1/100 untuk antibody tiroglobulin.
Pengobatan
Biasanya tidak diperlukan pengobatan karena strumanya kecil dan asimtomatik. Bila kelenjar
tiroid sangat besar mungkin diperlukan tindakan pengangkatan, sebaiknya operasi ini ditunda
karena kelenjar tiroid tersebut dapat mengecil sejalan dengan waktu. Pemberian tiroksin dapat
mempercepat hal tersebut. Disamping itu tiroksin juga dapat diberikan pada keadaan
hipotiroidisme. Hipotiroidisme dapat terjadi pada beberapa pasien tetapi prosesnya lambat. Bila
terjadi hipertiroidisme dapat diberikan obat antitiroid. Pemberian glukokortikoid dapat
menyebabkan regresi struma dan mengurangi titer antibody. Tetapi mengingat efek samping dan
kenyataan bahwa aktivitas penyakit dapat kambuh kembali sesudah pengobatan dihentikan,
maka pemakaian obat golongan ini tidak dianjurkan pada keadaan biasa.