30
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lanjut Usia 1. Definisi lanjut usia Menurut Miller 11 Gerontologi adalah ilmu yang mempelajari proses menua dan masalah yang mungkin terjadi pada lansia. Dalam referensi lain dikatakan gerontologi merupakan suatu pendekatan ilmiah dari berbagai aspek proses penuan yaitu kesehatan, sosial, ekonomi, perilaku, lingkungan. 11 Geriatri adalah cabang ilmu kedokteran yang berfokus pada penyakit yang timbul pada lansia. 12 Tujuan pelayanan geriatri adalah sebagai berikut: mempertahankan derajat kesehatan setinggi-tingginya sehingga terhindar dari penyakit atau gangguan kesehatan, memelihara kondisi kesehatan dengan aktivitas fisik sesuai kemampuan dan aktivitas mental yang mendukung, melakukan diagnosis dini secara tepat dan memadai, melakukan pengobatan yang tepat, memelihara kemandirian secara maksimal, tepat memberikan bantuan moril dan perhatian sampai akhir hayatnya agar kematiaanya berlangsung dengan tepat. 12 Lansia (Lanjut Usia) atau manusia usia lanjut (Manula) adalah kelompok penduduk berumur tua. Golongan penduduk yang mendapat perhatian atau pengelompokan tersendiri ini adalah populasi perumur 60 tahun atau lebih. 12,13 Klasifikasi pada lansia adalah: Pralansia seseorang yang berusia antara 45-59 tahun, lansia yaitu seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih, lansia resiko tinggi yaitu seseorang yang berusia 70 tahun atau seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan. Hal yang merupakan tantangan bagi kita semua untuk dapat mempertahankan kasehatan dan

Tinjauan Pustaka Lansia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Posyandu lansia dan pengaruhnya

Citation preview

  • 8BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Lanjut Usia

    1. Definisi lanjut usia

    Menurut Miller 11 Gerontologi adalah ilmu yang mempelajari prosesmenua dan masalah yang mungkin terjadi pada lansia. Dalam referensi laindikatakan gerontologi merupakan suatu pendekatan ilmiah dari berbagaiaspek proses penuan yaitu kesehatan, sosial, ekonomi, perilaku,

    lingkungan.11

    Geriatri adalah cabang ilmu kedokteran yang berfokus pada penyakityang timbul pada lansia.1 2 Tujuan pelayanan geriatri adalah sebagai berikut:mempertahankan derajat kesehatan setinggi-tingginya sehingga terhindardari penyakit atau gangguan kesehatan, memelihara kondisi kesehatandengan aktivitas fisik sesuai kemampuan dan aktivitas mental yangmendukung, melakukan diagnosis dini secara tepat dan memadai,melakukan pengobatan yang tepat, memelihara kemandirian secaramaksimal, tepat memberikan bantuan moril dan perhatian sampai akhirhayatnya agar kematiaanya berlangsung dengan tepat.12 Lansia (LanjutUsia) atau manusia usia lanjut (Manula) adalah kelompok pendudukberumur tua. Golongan penduduk yang mendapat perhatian ataupengelompokan tersendiri ini adalah populasi perumur 60 tahun ataulebih.12,13

    Klasifikasi pada lansia adalah: Pralansia seseorang yang berusia antara45-59 tahun, lansia yaitu seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih, lansiaresiko tinggi yaitu seseorang yang berusia 70 tahun atau seseorang yangberusia 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan. Hal yang merupakantantangan bagi kita semua untuk dapat mempertahankan kasehatan dan

  • 9kemandirian para lansia agar tidak menjadi beban bagi dirinya, keluarga,maupun masyarakat.13

    Menurut Boedhi Darmojo12 menjadi tua bukanlah suatu penyakit atausakit, tetapi suatu proses perubahan di mana kepekaan bertambah atau bataskemampuan beradaptasi menjadi berkurang yang sering dikenal dengangeriatri giant, dimana lansia akan mengalami 13 (i) yaitu: imobilisasi,instabilisasi (mudah jatuh), intelektualisia, impotensia, imunodefiasi, infeksimudah terjadi impaksi (konstipasi), iantrogenes (kesalahan diagnosis),insomnia, impairment of (gangguan pada penglihatan, pendengaran,pengecapan, penciuman, komunikasi dan integritas kulit, inaniation(malnutrisi).12,13

    2. Karakteristik lansia

    Beberapa karakteristik lansia yang perlu diketahui untuk mengetahuikeberadaan masalah kesehatan lansia adalah:

    a. Jenis kelamin: Lansia lebih banyak pada wanita. Terdapat perbedaankebutuhan dan masalah kesehatan yang berbeda antara lansia laki-lakidan perempuan. Misalnya lansia laki-laki sibuk dengan hipertropiprostat, maka perempuan mungkin menghadapi osteoporosis.

    b. Status perkawinan: Status masih pasangan lengkap atau sudah hidupjanda atau duda akan mempengaruhi keadaan kesehatan lansia baik fisikmaupun psikologis.

    c. Living arrangement: misalnya keadaan pasangan, tinggal sendiri ataubersama instri, anak atau kekuarga lainnya.

    1). Tanggungan keluarga: masih menangung anak atau anggota keluarga.

    2). Tempat tinggal: rumah sendiri, tinggal bersama anak. Dengan inikebanyakan lansia masih hidup sebagai bagian keluarganya, baiklansia sebagai kepala keluarga atau bagian dari keluarga anaknya.

  • 10

    Namun akan cenderung bahwa lansia akan di tinggalkan olehketurunannya dalam rumah yang berbeda.13 Menurut Darmawan12

    mengungkapkan ada 5 tipe kepribadian lansia yang perlu kitaketahui, yaitu: tipe konstruktif (constructive person-ality), tipemandiri (independent personality), tipe tergantung (hostiltypersonality) dan tipe kritik diri (self hate personality).13

    d. Kondisi kesehatan

    1). Kondisi umum: Kemampuan umum untuk tidak tergantung kepadaorang lain dalam kegiatan sehari-hari seperti mandi, buang air besardan kecil.

    2). Frekuensi sakit: Frekuensi sakit yang tinggi menyebabkan menjaditidak produktif lagi bahkan mulai tergantung kepada orang lain.

    e. Keadaan ekonomi

    1). Sumber pendapatan resmi: Pensiunan ditambah sumber pendapatanlain kalau masih bisa aktif.

    2). Sumber pendapatan keluarga: Ada bahkan tidaknya bantuan keuangandari anak atau keluarga lainnya atau bahkan masih ada anggotakeluarga yang tergantung padanya.

    3). kemampuan pendapatan: Lansia memerlukan biaya yang lebih tinggi,sementara pendapatan semakin menurun. Status ekonomi sangatterancam, sehinga cukup beralasan untuk melakukann berbagaiperubahan besar dalam kehidupan, menentukan kondisi hidup yangdengan perubahan status ekonomi dan kondisi fisik.13

    3. Perubahan-perubahan pada lansia

    Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia adalah faktor kesehatan yangmeliputi keadaan fisik dan keadaan psikososial lanjut usia.

  • 11

    a. Keadaan Fisik

    Faktor kesehatan meliputi keadaan psikis lansia. Keadaan fisikmerupakan faktor utama dari kegelisahan manuia. Perubahan secara fisikmeliputi sistem prnapasan, sistem pendengaran, sistem penglihatan,sistem kardiovaskuler, muskuloskletal, gastrointestinal dan sistemintegumen mulai menurun pada tahap-tahap tertentu. Dengan demikianorang lanjut usia harus menyesuaikan diri kembali dengan ketidakberdayaannya.13

    b. Kesehatan Psikososial

    1). Kesepian

    Terjadi pada saat pasangan hidup atau teman dekat meninggalterutama jika lansia mengalami penurunan kesehatan, sepertimenderita penyakit fisik berat, gangguan mobilitas atau gangguansensorik terutama pendengaran.

    2). Duka cita (Bereavement)

    Meninggalnya pasangan hidup, teman dekat, atau bahkan hewankesayangan dapat meruntuhkan pertahanan jiwa yang telah rapuhpada lansia. Hal tersebut dapat memicu terjadinya gangguan fisik dankesehatan.

    3). Depresi

    Duka cita yang berlanjut akan menimbulkan perasaan kosong, laludiikuti dengan keinginan untuk menangis yang berlanjut menjadisuatu episode depresi. Depresi juga dapat disebabkan karena streslingkungan dan menurunnya kemampuan adaptasi.

  • 12

    4). Gangguan cemas

    Dibagi dalam beberapa golongan: fobia, panik, gangguan cemasumum, gangguan stress setelah trauma dan gangguan obsesifkompulsif, gangguan-gangguan tersebut merupakan kelanjutan daridewasa muda dan berhubungan dengan sekunder akibat penyakitmedis, depresi, efek samping obat, atau gejala penghentian mendadakdari suatu obat.

    5). Parafrenia

    Suatu bentuk skizofrenia pada lansia, ditandai dengan waham(curiga), lansia sering merasa tetangganya mencuri barang-barangnyaatau berniat membunuhnya. Biasanya terjadi pada lansia yangterisolasi/diisolasi atau menarik diri dari kegiatan sosial.

    6). Sindroma Diogenes

    Suatu kelainan dimana lansia menunjukkan penampilan perilakusangat mengganggu. Rumah atau kamar kotor dan bau karena lansiabermain-main dengan feses dan urin nya, sering menumpuk barangdengan tidak teratur. Walaupun telah dibersihkan, keadaan tersebutdapat terulang kembali.13

    4. Pembatasan kecacatan

    Kecacatan adalah kesulitan dalam mengfungsikan kerangka, otot dan sistemsaraf. Pengolongan kecacatan dapat berupa kecacatan sementara (dapatdikorelasi), kecacatan mental (tak bisa dipulihkan, akan tetapi dapatdisupsitusikan dengan alat), kecacatan progresif (tak bisa pulih dan tak bisadisubstitusikan atau di ganti). Langkah-langkah yang dilakukan adalahpemeriksaan (assesment), identifikasi masalah (problem identification),perencanaan (planning), pelaksanaan (implementation), dan penilaian(evaluation).13

  • 13

    5. Sarana dan prasarana yang dipergunakan

    Sarana dan prasarana yang dipergunakan untuk menylengarakan pelayananterhadap lansia, baik sarana fisik, sosial dan spiritual yang dijalankan diberbagai tingkatan dapat kita lihat di dawah ini adalah:14

    1. Pelayanan tingkat masyarakat

    Pelayanan terhadap lansia adalah: keluarga dengan lansia, kelompoklansia seperti klub/perkumpulan, panguyuban, padepokan dan pengajian,serta bina keluarga lansia. Masyarakat mencakup LKMD, Karang wredaday care dana sehat/JPKM.

    2. Pelayanan tingkat dasar

    Pelayanan yang di selengarakan oleh berbagai instansi pemerintahan danswasta serta organisasi masyarakat, organisasi profesi dan yayasanseperti: praktik dokter dan dokter gigi, balai pengobatan klinik,puskesmas/balkesmas, panti tresna wreda, pusat pelayanan danperawatan lansia, praktik perawatan mandiri.

    3. Pelayanan tingkat rujukan

    Pelayanan yang diselenggarakan di rumah sakit dan rumah sakit khusus.Rujukan dapat bersifat sederhana, sedang, lengkap dan paripurna.14Rujukan secara konseptual terdiri atas rujukan medis yang padadasarnyan menyangkut masalah pelayanan medik perorangan danrujukan kesehatan masyarakat pada dasarnya menyangkut masalahkesehatan masyarakat luas.15

    6. Jenis pelayanan kesehatan pada lansia

    Jenis pelayanan kesehatan terhadap lansia meliputi lima upaya kesehatanyaitu: peningkatan (promotif), pencegahan (preventif), diagnosis dini danpengobatan, pembatasan kecacatan dan pemulihan.

  • 14

    a. Promosi (Promotif)

    Upaya promotif merupakan tindakan secara langsung dan tidak langsunguntuk meningkatkan derajat kesehatan dan mencegah penyakit. Upayapromotif juga merupakan proses advokasi kesehatan untuk meningkatkandukungan klien, tenaga provesional dan masyarakat terhadap praktikkesehatan yang positif menjadi norma-norma sosial. Upaya promotif dilakukan untuk membantu organ-organ mengubah gaya hidup mereka danbergerak ke arah keadaan kesehatan yang optimal serta mendukungpemberdayaan seseorang untuk membuat pilihan yang sehat tentangperilaku hidup mereka.13

    Upaya perlindungan kesehatan bagi lansia adalah sebagai berikut:

    1). Mengurangi cedera, di lakukan dengan tujuan mengurangi kejadianjatuh, mengurangi bahaya kebakaran dalam rumah, meningkatkanpenggunaan alat pengaman dan mengurangi kejadian keracunanmakanan atau zat kimia.

    2). Meningkatkan keamanan di tempat kerja yang bertujuan untukmengurangi terpapar dengan bahan-bahan kimia dan meningkatkanpengunaan sistem keamanan kerja.

    3). Meningkatkan perlindungan dari kualitas udara yang buruk, bertujuanuntuk mengurangi pengunaan semprotan bahan-bahan kimia,mengurangi radiasi di rumah, meningkatkan pengolahan rumahtangga terhadap bahan berbahaya, serta mengurangi kontaminasimakanan dan obat-obatan.

    d. Meningkatkan perhatian terhadap kebutuhan gigi dan mutu yangbertujuan untuk mengurangi karies gigi serta memelihara kebersihangigi dan mulut.13

  • 15

    2. Pencegahan (Preventif)

    a. Dalam mencakup pencegahan primer, sekunder dan tersier.

    b. Melakukan pencegahan primer, meliputi pencegahan pada lansia sehat,terdapat faktor risiko, tidak ada penyakit, dan promosi kesehatan.Jenis pelayanan pencegahan primer adalah: program imunisasi,konseling, berhenti merokok dan minum beralkohol, dukungan nutrisi,keamanan di dalam dan sekitar rumah, manajemen stres, penggunaanmedikasi yang tepat.

    c. Melakukan pencegahan sekunder, meliputi pemeriksaan terhadappenderita tanpa gejala dari awal penyakit hingga terjadi gejalapenyakit belum tampak secara klinis dan mengindap faktor risiko.Jenis pelayan pencegahan sekunder antara lain adalah sebagai berikut:kontrol hipertensi, deteksi dan pengobatan kangker, screening:pemeriksaan rektal, papsmear, gigi mulut dan lain-lain.

    d. Melakukan pencegahan tersier, dilakukan sebelum terdapat gejalapenyakit dan cacat, mecegah cacat bertambah dan ketergantungan,serta perawatan dengan perawatan di rumah sakit, rehabilisasi pasienrawat jalan dan perawatan jangka panjang.13

    3. Diagnosis dini dan Pengobatan

    a. Diagnosis dini dapat dilakukan oleh lansia sendiri atau petugasprofesional dan petugas institusi. Oleh lansia sendiri denganmelakukan tes dini, skrining kesehatan, memanfaatkan Kartu MenujuSehat (KMS) Lansia, memanfaatkan Buku Kesehatan Pribadi (BKP),serta penandatangan kontrak kesehatan.

    b. Pengobatan: Pengobatan terhadap gangguan sistem dan gejala yangterjadi meliputi sistem muskuloskeletal, kardiovaskular, pernapasan,pencernaan, urogenital, hormonal, saraf dan integumen.13

  • 16

    B. Poasyandu Lansia1. Pengertian

    Posyandu adalah kegiatan kesehatan dasar yang di selengarakan dari,oleh dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan di suatuwilayah kerja puskesmas, dimana program ini dapat dilaksanakan di balaidusun, balai kalurahan, maupun tempat-tempat lain yang mudah didatangioleh masarakat.16

    Posyandu merupakan langkah yang cukup strategis dalam rangkapengembangan kualitas sumber daya manusia bangsa indonesia agar dapatmembangun dan menolong dirinya sendiri, sehinga perlu di tingkatkanpembinaannya.16 Untuk meningkatkan pembinaan posyandu sebagaipelayanan KB dan kesehatan yang dikelola untuk dan oleh masyarakatdengan dukungan pelayanan teknis dari petugas perlu ditumbuhkembangkan perlu serta aktif masyarakat dalam wadah LKMD.15

    Posyandu lansia adalah suatu sarana pelayanan kesehatan yangdipergunakan untuk melayani lanjut usia dalam tingkat masyarakat.13Program pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui pelayanankesehatan bagi lansia, sebagai suatu forum komunikasi dalam bentuk peranserta masyarakat usia lanjut, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasisosial dalam penyelenggaraanya, dalam upaya peningkatan tingkatkesehatan secara optimal. Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpaduuntuk masyarakat usia lanjut di suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang di gerakkan oleh masyarakat dimana mereka bisamendapatkan pelayanan kesehatan.16

    2. SasaranAdapun sasaran posyandu lansia adalah:a. Sasaran Lanngsung

    1). Kelompok pra lansia lanjut (45-59 tahun)2). Kelompok usia lanjut (60 tahun ke atas)3). Kelompok usia lanjut dengan risiko tinggi (70 tahun ke atas)

  • 17

    b. Sasaran tidak Langung1). Keluarga dimana usia lanjut berada2). Organisasi sosial yang bergerak dalam pembinaan usia lanjut3). Masyarakat luas.16

    3. Tujuan PembentukanTujuan pembentukan posyandu lansia ini adalah:a. Tujuan Umum:

    1). Meningkatkan derajat kesehatan dan mutu pelayanan kesehatan usialanjut di masyarakat, untuk mencapai masa tua yang bahagia danberdaya guna bagi keluarga.

    2). Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakatdan suwasta dalam pelayanan kesehatan disamping meningkatkankomunikasi antara masyarakat usia lanjut.

    b. Tujuan Khusus:1). Meningkatkan kesadaran pada lansia2). Membina kesehatan dirinya sendiri3). Meningkatkan mutu kesehatan lansia4). Meningkatkan pelayanan kesehatan lansia.16

    4. Tujuan penyelenggaraan posyandu lansiaMengacu pada pedoman pembinaan kesehatan lansia bagi petugaskesehatan, tujuan penyelenggaraan posyandu lansia adalah:a. Pelaksanaan kegiatan: Anggota masyarakat yang telah dilatih menjadi

    kader kesehatan di bawa bimbingan puskesmas.b. Pengelola: Pengurus yang berasal dari kader PKK, tokoh masyarakat

    formal maupun nonformal.

    c. meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatankesehatan dan kegiatan lain yang menunjang.

    d. Pengadaan posyandu ini diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat,maka diharapkan masyarakat sendiri aktif membantu, menyelengarakandan memanfaatkan posyandu tersebut sebaik-baiknya.15 Agar masyarakatmau membentuk, menyelenggarakan dan memanfaatkan maka mereka

  • 18

    perlu menyadari pentingnya posyandu. Untuk ini dilakukan kegiatanpromosi posyandu. Inti kegiatan promosi posyandu adalah kegiatanpenyuluhan yang intensip yang dilakukan oleh petugas kesehatanmaupun masyarakat (kader, LKMD, PKK, Tokoh masyarakat) tentangposyandu.15,16

    5. Kegiatan Posyandu LansiaKegiatan di posyandu lansia merupakan kegiatan nyata yang melibatkanpartisipasi masyarakat dalam upaya kesehatan dari masyarakat, olehmasyarakat, dan untuk masyarakat yang dilakukan oleh kader kesehatanyang telah mendapat pendidikan dan latihan dari Puskesmas mengenaipelayanan kesehatan dasar.Kegiatan di posyandu lansia secara umum mencakup kegiatan pelayananyang berbentuk.16

    a. Kegiatan promotifKegiatan ini bertujuan meningkatkan gairah hidup para lansia agarmerasa tetap dihargai dan tetap berguna.

    b. Kegiatan preventif

    Merupakan upaya yang dilakukan untuk mencegah sedini mungkinterjadinya penyakit dan komplikasi yang diakibatkan oleh prosesdegeneratif. Kegiatan yang dilakukan berupa deteksi dini kesehatanlansia baik dikelompok lansia maupun dikelompok Puskesmas.

    c. Kegiatan kuratif

    Kegiatan kuratif adalah upaya yang dilakukan dalam pengobatan danperawatan bagi lansia yang sakit.

    d. Kegiatan rehabilitatif

    Kegiatan rehabilitatif adalah upaya yang dilakukan atau bersifat medik,psikososial, edukatif dan pengembangan keterampilan atau hobi untukmengembalikan semaksimal mungkin kemampuan fungsional dan

  • 19

    kepercayaan diri pada lansia.16 Kegiatan-kegiatan dalam posyandu lansiadicatat dan dipantau melalui kartu Menuju Sehat (KMS) bagi lansiadiantaranya adalah: Kegiatan-kegiatan di posyandu lansia antara lain:Penyuluhan kesehatan (perilaku hidup sehat, gizi lansia, prosesdegeneratif), pemeriksaan kesehatan berkala, pelayanan danpemeliharaan kesehatan lansia, rujukan, olahraga dan kesehatan,pembinaan rohani atau kesehatan mental spiritual, pemberian makanantambahan, dan rekreasi.14

    6. Peran serta

    a. Peran serta lansia diharapkan dapat bermacam-macam mewujudkankesehatan dengan cara: Berperan aktif dalam kegiatan penyuluhan,olahraga secara teratursesuai kemampuan, menjalani pemeriksaankesehatan secara berkala, menjalani pengobatan, meningkatkan upayakemandirian dan pemenuhan kebutuhan pribadi.15

    b. Peran serta kader dalam penyelenggaraan posyandu lansia adalah:memberitahukan hari dan jam buka posyandu, menyiapkan peralatanuntuk penyelenggaran posyandu, melakukan penimbangan, mencatathasil penimbangan ke dalam KMS, melakukan penyuluhan kelompokdan perorangan, menyiapkan dan membagikan makanan tambahan.

    c. Peran serta LKMD dalam pelaksanan posyandu adalah: Meningkatkan,mendorong dan memberi semangat agar kader selalu melaksanakantugasnya di posyandu dengan baik, mengingatkan warga untuk datangkeposyandu sesuai jadwal yang telah ditentukan.15,16

    C. Perilaku

    1. Pengertian PerilakuPerilaku dan aktivitas-aktivitas tersebut dalam pengertian yang luas

    yaitu perilaku yang menampak (overt behavior) dan perilaku yang tidakmenampak (innert behavior), demikian pula aktivitas-aktivitas tersebut di

  • 20

    samping aktivitas motorik juga termasuk aktivitas emosional dankongnitif.17

    Dari segi biologis, tidak dapat diamati oleh pihak luar. perilaku adalahsuatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan.Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis semua makhluk hidup mulaidari tumbuh-tumbuhan, binatang sampai dengan manusia itu berperilaku,karena mereka mempunyai aktivitas masing-masing. Dari uraian ini dapatdisimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku (manusia) adalah semuakegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupunyang tidak langsung.18,19

    Menurut Skiner seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilakumerupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangandari luar). Teori Skiner disebut juga teori S-O-R atau Stimulus OrganismeRespons. Skiner membedakan adanya dua respons, yaitu:a. Respondent respons atau reflexive, yaitu respons yang ditimbulkan oleh

    rangsangan-rangsangan (stimulus) tertentu yang disebut eliciting stimuli,karena menimbulkan respons-respons yang relatif tetap.

    b. Operant respons atau instrumental respons yaitu respons yang timbuldan berkembang kemudian diikuti oleh stimuli atau rangsangan yanglain. Perangsang ini disebut reinforcing stimuli atau reinforcer, karenaberfungsi untuk memperkuat respons.18,19

    Berdasarkan teori S-O-R perilaku manusia dapat dikelompokkan menjadidua, yaitu:

    a. Perilaku tertutup (covert behaviour)

    Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atautertutup (covert). Perilaku tertutup terjadi bila respons terhadap stimulustersebut masih belum bisa diamati oleh orang lain secara jelas. Responsseseorang masih terbatas dalam bentuk perhatian, perasaan, persepsi,pengetahuan dan sikap terhadap stimulus yang bersangkutan.

  • 21

    b. Perilaku terbuka (overt behaviour)Perilaku terbuka ini terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut sudahberupa tindakan atau praktik, ini dapat diamati orang lain dari luar.18

    Seperti telah disebutkan diatas, sebagian besar perilaku manusia adalahoperant respons. Untuk itu membentuk jenis respons atau perilaku iniperlu diciptakan adanya suatu kondisi tertentu yang disebut opetantconditioning, adalah sebagai berikut:

    1). Melakukan identifikasi tentang hal-hal yang merupakan penguat ataureinforcer berupa hadiah-hadiah atau reward bagi perilaku yang akandibentuk.

    2). Melakukan analisis untuk mengidentifikasi komponen-komponenkecil yang membentuk perilaku yang dikehendaki. Kemungkinankomponen-komponen tersebut di susun dalam urutan yang tepat untukmenuju kepada terbentuknya.

    3). Mengunakan secara urut komponen-komponen sebagai tujuan-tujuansementara, mengidentifikasi reinforceng atau hadiah untuk masing-masing komponen tersebut.

    4). Melakukan pembentukan perilaku dengan menggunakan urutankomponen pertama yang telah dilakukan maka hadiahnyadiberikan.18,19

    2. Perilaku KesehatanBerdasarkan batasan perilaku dari Skiner tersebut, maka dapatdiklasifikasikan menjadi 3 kelompok.

    a. Perilaku pemeliharaan kesehatan (Health maintenance)

    Adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara ataumenjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhanbilamana sakit. Perilaku pemeliharaan kesehatan terdiri dari 3 aspekyaitu: perilaku pencegahan penyakit dan penyembuhan penyakit bila

  • 22

    sakit serta pemulihan kesehatan bilamana telah sembuh dari penyakit,perilaku peningkatan kesehatan apabila seseorang dalam keadaan sehat,perilaku konsumsi terhadap gizi (makanan) dan minuman.

    b. Perilaku pencarian dan penggunaan sistem atau fasilitas pelayanankesehatan perilaku pencarian pengobatan (health seeking behaviour)Adalah: menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat menderitapenyakit dan atau kecelakaan.

    c. Perilaku kesehatan lingkungan

    Perilaku kesehatan lingkungan adalah suatu sikap bagaimana seseorangmengelola lingkungannya sehingga tidak mengganggu kesehatannyasendiri, keluarga, atau masyarakatnya. Misalnya mengelola pembuangansampah, pembuangan limbah, dan sebagainya.18,19

    Menurut Becker18 klasifikasi lain tentang perilaku kesehatan ini yaitu:

    1). Perilaku hidup sehat

    Adalah perilaku-perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatanseseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya.Perilaku ini mencakup antara lain: Makan dengan menu seimbang,olahraga teratur, tidak merokok, tidak minum minuman keras dannarkoba, istirahat yang cukup, mengendalikan stress, dan perilakuatau gaya hidup lain yang positif bagi kesehatan.18,19 Perilakukesehatan yaitu hal-hal yang berkaitan dengan tindakan ataukegiatan seseorang dalam memelihara dan meningkatan kesehatanya.Termasuk juga tidakan-tindakan untuk mencegah penyakit,kebersihan perorangan, memilih makanan dan sanitasi.20

    2). Perilaku sakit (illness behaviour)

    Perilaku sakit ini mencakup respon seseorang terhadap sakit danpenyakit, persepsinya terhadap sakit, pengetahuan tentang penyebab

  • 23

    dan gejala penyakit, pengobatan penyakit dan sebagainya.18,19Perilaku sakit yaitu segala tindakan atau kegiatan yang dilakukanseorang individu yang merasa sakit untuk merasakan dan mengenalkeadaan kesehatan atau rasa sakit.20

    3). Perilaku peran sakit (the sick role behaviour)

    Perilaku peran sakit adalah: pasien yang mempunyai peranmencakup hak-hak orang sakit (right) dan kewajiban sebagai orangsakit (obligation). Perilaku ini meliputi: tindakan untuk memperolehkesembuhan, mengenai fasilitas pelayanan/ sarana pelayananpenyembuhan penyakit yang layak, mengetahui hak (memperolehperawatan, memeperoleh pelayanan keseahatan dan sebagainya). dankewajiban orang sakit (memberitahukan penyakitnya kepada oranglain terutama kepada dokter/petugas kesehatan, tidak menularkanpenyakitnya kepada orang lain).18,19

    3. Domain Perilaku

    Meskipun perilaku adalah bentuk respon atau reaksi terhadap stimulus ataurangsangan dari luar organisme namun dalam memberikan respons sangattergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yangbersangkutan. Hal ini berarti meskipun stimulusnya sama bagi beberapaorang, namun respons terhadap stimulus yang berbeda disebut determinanperilaku. Determinan perilaku ini dapat dibedakan menjadi dua yaitu :

    a. Faktor Internal merupakan faktor dari diri dalam diri orang yangbersangkutan, yang bersifat given atau bawaan misalnya: tingkatkecerdasan, tingkat emosional, perhatian, pengamatan, persepsi, fantasi,sugesti, motivasi, jenis kelamin dan sebagainya.

    b. Faktor Eksternal merupakan faktor dari luar diri seseorang yaknilingkungan, baik lingkungan fisik maupun non fisik dalam bentuk

  • 24

    sosial, budaya, adat istiadat, kepercayaan, kebiasaan masyarakat,tradisi, ekonomi, politik dan sebagainya.18,19

    D. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku

    Menurut teori Lawrence Green20 yang menganalisis perilaku manusia daritingkat kesehatan seseorang atau masyarakat di pengaruhi oleh 2 faktor pokok,yaitu faktor perilaku (behaviour causes) dan faktor di luar perilaku (non-behaviour causes) dan perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari 3faktor, yaitu:

    1. Faktor Predisposisi (Predisposing Factors)

    Termasuk didalamnya adalah pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinandan nilai-nilai.

    a. Pengetahuan

    Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau orang lain.Pengetahuan merupakan dominan yang sangat penting dalam membentuktindakan seseorang. Pada umumnya lansia yang sakit atau tidak sakitmenganggap bahwa perilaku untuk datang keposyandu untuk kontrolkesehatanya.

    b. Sikap

    Menurut Berkowitz20 mendefinisikan sikap manusia dan dapatdimasukkan kedalam tiga kerangka pemikiran manusia yaitu:

    1). Sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan, sikapseseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung ataumemihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidakmemihak (unfavorable) pada objek tersebut.

    2). Sikap adalah suatu pola perilaku, tendensi atau kesiapan antisipatif,predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial, atau

  • 25

    secara sederhana, sikap adalah respons terhadap stimulus sosialyang telah terkondisikan.

    3). Sikap adalah keteraturan tertentu dalam hal perasan (afeksi),pemikiran (kongnisi), dan predisposisi tindakan (konasi) seseorangterhadap suatu aspek di lingkungan sekitarnya.20

    Sikap yang mempengaruhi perilaku karena sikap merupakan

    kesiapan berespon atau bertindak.22 Bila lansia bersikap kurang baiksehubungan dengan perilaku mengikuti posyandu lansia. Dapatberpengaruh terhadap perilaku yang muncul, untuk itu lansiasehubungan dengan perilaku mengikuti posyadu lansia harusdiperhatikan oleh petugas kesehatan.20,21

    c. Kepercayaan

    Kepercayaan sering atau diperoleh dari orang tua, keluarga, masyarakatdan seseorang yang menerima kepercayaan itu berdasarkan keyakinandan tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu. Seserang yangmempercayai suatu keyakinan tertentu, maka dalam menghadapi suatuperilaku kesehatan akan berpengaruh terhadap status kesehatannya.

    d. Keyakinan : Suatu hal yang dianggap benar dan dianut sebagai aturanyang dilakukan oleh masyarakat.

    e. Nilai-nilai : Didalam suatu masyarakat apapun selalu berlaku nilai-nilaiyang menjadi pengalaman sikap orang dalam menyelenggarakan hidupbermasyarakat.

    2. Faktor pemungkin (Enabling Factors)

    Faktor yang memungkinkan atau faktor yang memungkinkan atau yang

    mengfasilitas perilaku atau tindakan. Yang dimaksud dengan faktorpemungkin adalah sarana dan prasarana atau fasilitas untuk terjadinyaperilaku kesehatan, misalnya puskesmas, posyandu, rumah sakit dan

  • 26

    sebagainya. Sebuah keluarga yang sudah tahu masalah kesehatan,mengupayakan keluarganya untuk hidup sehat dan menjaga kebersihan.21

    3. Faktor pendorong (Reinforcing Faktors)

    Faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku misalnya:yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugaslain, yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat.20

    E. Faktor yang berhubungan dengan perilaku mengikuti posyandu lansia

    1. Pengetahuan

    Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tau seseorangterhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dansebagainya). Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melaluiindera pendengaran (telinga), dan indera penglihatan (mata). Sebelumseseorang mengadopsi perilaku baru, ia harus tahu terlebih dahulu apa artiatau manfaat perilaku bagi dirinya atau keluarganya. Misalnya: lansia yangdatang ke posyandu lansia yang di adakan di tengah-tengah tempat tinggalwarga, dan agar warga tidak merasa kejahuan untuk datang berobat dankontrol kesehatan, apabila ia tahu apa tujuan dan apa akibatnya bilamelakukan perilaku untuk datang keposyandu.18,19,20

    Pengetahuan pada hakekatnya merupakan segenap apa yang kita ketahuitentang suatu objek tertentu termasuk kedalamnya adalah ilmu, jadi ilmuadalah bagian dari pengetahuan yang diketahui oleh manusia disampingberbagai pengetahuan lainnya.

    a. Proses Adopsi PerilakuMenurut penelitian Rogers20 mengungkapkan bahwa sebelum orangmengadopsi perilaku baru didalam diri orang tersebut terjadi proses yangberurutan yaitu:1). Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti

    mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu.

  • 27

    2). Nterest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus.3). Evaluation, yakni menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus

    tersebut bagi dirinya.4). Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru.5). Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,

    kesadaran, dan sikapnya terhadap stimus.20

    Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui prosesseperti ini didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positip,maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng. Sebaliknya apabilaperilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidakakan berlangsung lama. 18,19,20

    2. Tingkat Pengetahuan

    Tingkat pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6tingkatan pengetahuan yaitu:

    a. Tahu (know)

    Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajarisebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalahmengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yangdipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu inimerupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untukmengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lainmenyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dansebagainya.

    b. Memahami (comprehension)

    Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskansecara benar tentang objek yang diketahui, dan dapatMenginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang telah paham

  • 28

    terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkancontoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objekyang dipelajari.

    c. Aplikasi (aplication)

    Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yangtelah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasidisini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum,rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yanglain.

    d. Analisis (analysis)

    Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatuobjek kedalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu strukturorganisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

    e. Sintesis (synthesis)Sintesis menunjuk suatu kemampuan untuk meletakkan ataumenghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yangbaru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusunformulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

    f. Evaluasi (evaluation)Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasiatau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itudidasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, ataumenggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.21

    3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

    Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Nasution20 yaitu:

  • 29

    a. Tingkat pengetahuan

    Semakin tinggi tingkat pendidikan maka ia akan mudah menerima hal-hal baru dan menyesuaikan dengan hal-hal yang baru tersebut.

    b. Informasi

    Informasi yang lebih banyak akan memberikan pengetahuan yang jelas.

    c. BudayaBudaya sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan seseorang.Karena informasi-informasi yang baru akan dijaring kira-kira sesuai tidakdengan budaya yang ada dan agama yang dianut.

    d. Pengalaman

    Pengalaman disini berkaitan dengan umur dan pendidikan individu,maksudnya pendidikan yang tinggi pengalaman akan lebih luas sedangumur semakin banyak (bertambah tua).

    e. Sosial ekonomi

    Tingkat seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup disesuaikan denganpenghasilan yang ada. Sehingga menuntut pengetahuan yang dimilikiharus dipergunakan semaksimal mungkin begitupun dalam mencaribantuan kesarana kesehatan yang ada, mereka sesuaikan denganpendapatan keluarga.20

    4. Pengukuran Tingkat Pengetahuan

    Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angketuntuk menyatakan tentang isi materi yang akan diukur dari subjek penelitiandari responden. Kedalaman pengetahuan responden yang ingin kitaketahui.atau kita ukur, dapat kita sesuaikan dengan tingkat pengetahuan.22

  • 30

    Menurut Arikunto23 pengukuran tingkat pengetahuan seseorang dapatdikategorikan dan diinterprestasikan dengan skala yang bersifat kualitatifyaitu:

    Baik : Hasil presentase benar 76% - 100%

    Cukup : Hasil presentase benar 56% - 75%

    Kurang : Hasil presentase benar > 56%

    F. Dukungan keluarga

    1. Pengertian Keluarga

    Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang merupakan klienpenerima asuhan keperawatan, keluarga berperan dalam menentukan caraasuhan keperawatan yang diperlukan bagi anggota keluarga yangmengalami masalah kesehatan.24 Bila salah satu dari anggota keluargamengalami masalah kesehatan, maka sistem di dalam keluarga akanterganggu, oleh karena itu keluarga sangat berarti. Dalam penyanpaiandiatas mengemukakan tentang definisi keluarga adalah sebagai berikut:

    a. Keluarga terdiri dari orang-orang yang disatukan oleh ikatan perkawinan,darah dan ikatan adopsi.

    b. Peran anggota sebuah keluarga biasanya hidup bersama-sama dengan saturumah tangga, atau jika mereka hidup secara terpisah, mereka tetapmenganggap rumah tangga tersebut sebagai rumah mereka.

    c. Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dalamperan-peran sosial keluarga seperti suami-istri, ayah dan ibu, saudarakandung.

    d. Penggunaan kultur yang sama didalam keluarga.24

    2. Tugas dan Fungsi Keluarga

  • 31

    Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat, dan ada beberapa fungsikeluarga diantaranya adalah:

    1. Fungsi afektif (fungsi pemeliharaan kepribadian)

    Untuk stabilitas kepribadian keluarga dalam memahami kebutuhan-kebutuhan anggota keluarga termasuk dalam mendapatkan kesehatanyang layak.

    2. Fungsi sosialisasi

    Untuk sosialisasi primer yang bertujuan membuat anggota keluargamenjadi anggota masyarakat yang produktif.

    3. Fungsi reproduksi

    Menjaga kelangsungan generasi dan keberlangsungan hidup anggotakeluarga.

    4. Fungsi ekonomis

    Mengadakan sumber-sumber ekonomi yang memadai dan pengalokasisecara efektif.24

    3. Fungsi-fungsi Perawatan Kesehatan

    Untuk pengadaan, perawatan dan penyedia kebutuhan-kebutuhan fisikhingga kebutuhan akan perawatan kesehatan bagi anggota keluarga,sedangkan beberapa tugas dari sebuah keluarga adalah: Mengenal masalahkeluarga dituntut mampu mengenali masalah kesehatan yang terjadidikeluarga, mampu mengambil keputusan yang tepat bila menemukanmasalah pada keluarga tersebut, merawat anggota keluarga, memeliharalingkungan, memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan.24

    Dari tugas dan fungsi keluarga diatas, keluarga merupakan faktor pentingdalam pemberian atau penerimaan sebuah layanan kesehatan, terutama bagianggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan.24

  • 32

    4. Jenis Dukungan Keluarga

    Dukungan keluarga adalah tindakan dan penerimaan keluarga terhadappenderita yang sakit. Keluarga terdiri atas suami, istri, anak dan untukindonesia dapat meluas mencakup saudara dari kedua belah pihak.menyatakan bahwa keluarga berfungsi sebagai sistem pendukung bagianggotanya. Anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifatmendukung, selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jikadiperluka. Terdapat beberapa dimensi dari dukungan keluarga yaitu:

    1). Instrumental Aid (Bantuan Instrumental)

    Dukungan ini bersifat nyata dan bentuk materi bertujuan untukmeringankan beban bagi individu yang membentuk dan keluarga dapatmemenuhinya, sehimgga keluarga merupakan sumber pertolongan yangpraktis dan konkrit yang mencakup dukungan atau bantuan seperti uang,peralatan, waktu serta modifikasi lingkungan.25

    Menurut Hause,25 bantuan instrumental adalah merupakan tindakan ataumateri yang diberikan oleh orang lain yang memungkinkan pemenuhantanggung jawab yang dapat membantu untuk mengatur situasi yangmenekan.

    2). Social Emotion Aid (Bantuan Sosial Emosional)

    Suatu ungkapan empati, kepedulian dan perhatian orang-orang yangbersangkutan kepada anggota keluarga yang mengalami masalahkesehatan, misalnya umpan balik dan penegasan dari anggota keluarga.Keluarga merupakan tempat yang aman untuk istirahat serta pemulihan

    penguasaan emosi. Bantuan sosial emosional merupakan pernyatan

    tentang cinta, perhatian, penghargaan dan simpati serta menjadi bagiandari kelompok yang berfungsi untuk memperbaiki peranan negatif yangkhususnya disebabkan oleh stress.

  • 33

    3). Information Aid (Bantuan Informasi)

    Apabila individu tidak dapat menyelesekan masalah yang dihadapi makadukungan ini diberikan dengan cara memberi informasi, nasehat danpetunjuk tentang cara penyelesean masalah. Keluarga juga merupakanpenyebar informasi yang dapat diwujudkan dengan pemberian dukungansemangat serta pengawasan terhadap pola kegiatan sehari-hari. Bantuaninformasi adalah komunikasi tentang opini atau kenyataan yang relevantentang kesulitan-kesulitan pada saat ini, misalnya nasehat daninformasi-informasi yang dapat menjadi individu lebih mampu untukmengatasi sesuatu.

    4). Keintiman

    dukungan keluarga lebih banyak diperoleh dari keintiman dari padaaspek-aspek lain dalam interaksi sosial, adanya keintiman danpenerimaan dukungan sosial yang baik, selama menjalani kehidupandapat membuat individu lebih berarti bagi lingkungan.

    5). Self Esteem

    Individu yang mempunyai self esteem tinggi memandang orang lainyang sama sehingga ancaman terhadap tindakan dengan individu yangself esteem-nya tidak menyenangkan dan tidak sesuai dengan harapanya.

    6). Ketrampilan Sosial

    Individu yang berguna akan memiliki ketrampilan sosial tinggi sehinggamereka mempunyai jaringan sosial yang luas, oleh karena itu individuyang mempunyai kebiasan yang mudah mendapat dukungan sosial tinggi

    dari pada individu yang rendah ketrampilan sosialnya.26

    5. Pengukuran dukungan keluarga

    Satu cara untuk dapat mengukur atau menilai dukungan keluarga padalansia dapat menggunakan skala atau kuesionar. Skala penilaian dukungan

  • 34

    keluarga mengandung serangkaian pertanyaan tentang permasalahantertentu. Responden yang akan mengisi diharapakan menentukan jawaban.

    Skala Likert 20 menggunakan teknik konstruksi test yang masing-masing

    responden diminta melakukan agreement atau disagreemen, untuk masing-masing item dalam skala yang terdiri dari 4 point yaitu: 1). Sangat Setuju 2).Setuju 3). Tidak Setuju 4). Sangat Tidak Setuju

    Skala Likert disusun dan diberi skor sesuai dengan skala interval sama(egual-interval scale).20

    6. Peran anggota keluarga terhadap lansia

    Dalam melakukan perawatan terhadap lansia, setiap angota keluargamemiliki peran yang sangat penting oleh anggota keluarga dalammelaksanakan perannya terhadap lansia yaitu: melakukan pembicaraanterarah, memperhatikan kehangatan keluarga, membantu dalam haltransportasi, membantu melakukan persiapan makanan bagi lansia,memberikan kasih sayang, menghormati dan menghargai, bersikap sabardan bijaksana terhadap perilaku lansia, memberikan kasih sayang,menyediakan waktu serta perhatian, jangan menganggapnya sebagai beban,memberi kesempatan untuk tinggal bersama, mengajarknya dalam acara-acara keluarga, membantu mencukupi kebutuhanya.11

    7. Peran keluarga dalam perawatan lansia

    Keluarga merupakan support system utama bagi lansia dalammemperhatikan kesehatannya. Peranan keluarga dalam perawatan lansiaantara lain menjaga atau merawat lansia, mempertahankan danmeningkatkan status mental, mengantisipasi perubahan sosial ekonomi,serta memberikan motivasi dan memfasilitasi kebutuhan spiritual bagilansia.11

  • 35

    8. Tugas perkembangan keluarga dengan lansia

    Tugas perkembangan keluarga merupakan tanggung jawab yang harusdicapai oleh keluarga adalah sebagai berikut: mempertahankan pengetahuanhidup yang memuaskan, penyesuaian terhadap pendapatan yang menurun,mempertahankan hubungan perkawinan, penyesuaian diri terhadapkehilangan pasagan, pemeliharaan ikatan keluarga antar generasi,

    meneruskan untuk memahami eksistensi usia lanjut.11

    9. Format kesehatan keluarga

    Format kesehatan keluarga merupakan instrumen pantau kesehatan

    sekelompok keluarga. Data kesehatan tiap keluarga bisa diketahui, tetapiunitnya adalah kelompok keluarga, misalnya dasawisma atau posyandu.Prinsip dasarnya sama seperti kartu kesehatan keluarga, tetapi supayahemat, satu format ini dipegang oleh kader, bukan oleh keluarga. Instrumenini digunakan pada masyarakat yang rendah tingkat pendidikan denganminat baca terbatas untuk pemberdayaan keluarga.24

  • 36

    G. Kerangka Teori

    Berdasarkan teori yang dipaparkan disusun kerangka teori sebagai berikut:

    Gambar 2.1 Kerangka Teori (Lawrence Green20)

    Faktor Predisposinga. Pengetahuan

    b. Perilakuc. Sikap

    d. Kepercayaane. Keyakinan

    f. Nilai

    g. Umur

    h. Jenis kelamin

    i. Setatus perkawinan

    j. Keadaan fisikk. Keadaan psikososial

    Faktor Pemungkin1. Sarana dan prasarana

    kesehatan

    2. Fasilitas pendukungpelayanan kesehatan

    3. Posyandu lansia

    Faktor Pendorong1. Sikap dan petugas

    kesehatan

    2. Tokoh masyarakat

    3. Dukungan keluarga

    Mengikuti posyandu lansia

  • 37

    H. Kerangka Konsep

    Variabel Bebas Variabel Terikat

    Gambar 2.2. Kerangka Konsep

    I. Hipotesis

    Dari masalah penelitian yang ada maka hipotesis yang dapat diambil yaitu:

    1. Ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan tentang posyandu lansiadengan perilaku mengikuti posyandu lansia.

    2. Ada hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga terhadap posyandulansia dengan perilaku mengikuti posyandu lansia.

    1. Pengetahuan tentang posyandulansia Perilaku mengikuti posyandu

    lansia2. Dukungan keluarga terhadap

    posyandu lansia