33
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Lansia Lansia merupakan kelompok orang yang mengalami perubahan secara bertahap dalam jangka watu tertentu (Fatmah, 2010). (Menurut Ineko 2012), lansia adalah seseorang yang berusia 60 tahun ke atas baik pria maupun wanita, yang masih aktif beraktivitas dan bekerja ataupun mereka yang tidak berdaya untuk mencari nafkah sendiri sehingga bergantung kepada orang lain untuk menghidupi dirinya. Menurut Stanley and Beare (2007), mendefenisikan lansia berdasarkan karakteristik sosial masyarakat yang menganggap bahwa orang telah tua jika menunjukkan ciri fisik, seperti rambut beruban, kerutan kulit, dan hilangnya gigi. Dalam peran masyarakat tidak bisa lagi melaksanakan fungsi peran orang dewasa, seperti pria yang tidak lagi terikat dalam kegiatan ekonomi produktif dan untuk wanita tidak dapat memenuhi tugas rumah tangga. Kriteria simbolik seseorang dianggap tua ketika cucu pertamanya lahir. Dalam masyarakat kepulauan Pasifik, seseorang dianggap tua ketika ia berfungsi sebagai kepala dari garis keturunan keluarganya. Lansia yang rentan mengalami masalah kesehatan akibat perubahan anatomi dan penurunan fungsi organ Hal tersebut terjadi karena adanya akumulasi radikal bebas dalam tubuh yang semakin menumpuk seiring dengan meningkatnya usia, sehingga menyebabkan degenerasi sel dan kerusakan jaringan yang mempengaruhi kemampuan fungsional tubuh, salah satunya penurunan kekuatan otot penopang tubuh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Lansia II.pdf · peningkatan kesegaran jasmani kelompok lansia yang jumlahnya semakin bertambah. Senam lansia sekarang sudah diberdayakan diberbagai

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Lansia II.pdf · peningkatan kesegaran jasmani kelompok lansia yang jumlahnya semakin bertambah. Senam lansia sekarang sudah diberdayakan diberbagai

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Lansia

Lansia merupakan kelompok orang yang mengalami perubahan secara

bertahap dalam jangka watu tertentu (Fatmah, 2010). (Menurut Ineko 2012),

lansia adalah seseorang yang berusia 60 tahun ke atas baik pria maupun

wanita, yang masih aktif beraktivitas dan bekerja ataupun mereka yang tidak

berdaya untuk mencari nafkah sendiri sehingga bergantung kepada orang lain

untuk menghidupi dirinya. Menurut Stanley and Beare (2007),

mendefenisikan lansia berdasarkan karakteristik sosial masyarakat yang

menganggap bahwa orang telah tua jika menunjukkan ciri fisik, seperti

rambut beruban, kerutan kulit, dan hilangnya gigi. Dalam peran masyarakat

tidak bisa lagi melaksanakan fungsi peran orang dewasa, seperti pria yang

tidak lagi terikat dalam kegiatan ekonomi produktif dan untuk wanita tidak

dapat memenuhi tugas rumah tangga. Kriteria simbolik seseorang dianggap

tua ketika cucu pertamanya lahir. Dalam masyarakat kepulauan Pasifik,

seseorang dianggap tua ketika ia berfungsi sebagai kepala dari garis

keturunan keluarganya. Lansia yang rentan mengalami masalah kesehatan

akibat perubahan anatomi dan penurunan fungsi organ Hal tersebut terjadi

karena adanya akumulasi radikal bebas dalam tubuh yang semakin

menumpuk seiring dengan meningkatnya usia, sehingga menyebabkan

degenerasi sel dan kerusakan jaringan yang mempengaruhi kemampuan

fungsional tubuh, salah satunya penurunan kekuatan otot penopang tubuh

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Lansia II.pdf · peningkatan kesegaran jasmani kelompok lansia yang jumlahnya semakin bertambah. Senam lansia sekarang sudah diberdayakan diberbagai

10

yang berfungsi sebagai efektor dan berperan dalam pengaturan mekanisme

keseimbangan tubuh melalui ankle strategy, hip strategy, dan stepping

strategy (Darmojo, R 2011; Suhartono, 2008).

Untuk mempertahankan kekuatan otot agar tetap optimal dapat

dilakukan melalui olahraga teratur dan memadukan gerak dengan latihan

kekuatan otot dan kelenturan seperti senam lansia. Gerakan-gerakan senam

lansia akan memicu kontraksi otot, sehingga sintesis protein kontraktil otot

berlangsung lebih cepat dari penghancurannya. Hal ini meningkatkan

filamen aktin dan miosin di dalam myofibril sehingga massa otot

bertambah. Peningkatan ini disertai dengan peningkatan komponen

metabolisme otot yang berdampak pada peningkatan kekuatan otot.

Kekuatan otot optimal akan membantu lansia mempertahankan

keseimbangan tubuhnya melalui strategi postural (Guyton, 2007; Kusnanto,

2007; Sherwood, 2008).

2.1.1 Batasan Umur Lansia

a. Undang-undang RI No.4 tahun 2007 menjelaskan bahwa

seseorang dikatakan sebagai lanjut usia setelah yang

bersangkutan mencapai umur 55 tahun ke atas, tidak mampu

mencari nafkah.b. Menurut pasal 1 ayat 2,3,4 UU no. 13 tahun 2007 tentang

kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang

telah mencapai usia lebih dari 60 tahun. c. Menurut World Health Organization (WHO), lanjut usia dibagi

menjadi empat kelompok yaitu usia pertengahan atau middle

age (45-59 tahun), lanjut usia atau elderly (60-74 tahun), lanjut

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Lansia II.pdf · peningkatan kesegaran jasmani kelompok lansia yang jumlahnya semakin bertambah. Senam lansia sekarang sudah diberdayakan diberbagai

11

usia tua atau old (75-90 tahun), dan usia sangat tua atau very

old (diatas 90 tahun).2.1.2 Perubahan Sistem Muskuloskeletal pada Lansia

Perubahan pada Sistem Muskuloskeletal Otot mengalami atrofi

sebagai akibat dari berkurangnya aktivitas, gangguan metabolik,

atau denervasi saraf. Dengan bertambahnya usia, perusakan dan

pembentukan tulang melambat. Hal ini terjadi karena penurunan

hormon esterogen pada wanita, vitamin D, dan beberapa hormon

lain. Tulang - tulang trabekulae menjadi lebih berongga,

mikroarsitektur berubah dan seiring patah baik akibat benturan

ringan maupun spontan (Setiabudhi et.al, 2007). Berikut ini

merupakan perubahan yang terjadi pada sistem muskular akibat

proses menua :

1) Waktu untuk kontraksi dan relaksasi muskular memanjang.

Implikasi dari hal ini adalah perlambatan waktu untuk bereaksi,

pergerakan yang kurang aktif.

2) Perubahan kolumna vertebralis, akilosis atau kekakuan ligamen

dan sendi, penyusustan dan sklerosis tendon dan otot, den

perubahan degeneratif ekstrapiramidal. Implikasi dari hal ini adalah

peningkatan fleksi.

3) Kekuatan akan mengalami penurunan seiring dengan penuaan. Hal

ini dikarenakan adanya penurunan aktivitas fisik dan masa otot,

serta diakibatkan pengurangan sebagian besar sintesis protein

karena penuaan dan hilangnya unit motorik fast-twitch. ( Wilmore,

et al., 2007)

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Lansia II.pdf · peningkatan kesegaran jasmani kelompok lansia yang jumlahnya semakin bertambah. Senam lansia sekarang sudah diberdayakan diberbagai

12

2.1.3 Teori penuaana. Teori biologis

1) Teori radikal bebasRadikal bebas adalah produk metabolisme seluler yang

merupakan bagian molekul yang sangat aktif. Molekul ini

memiliki muatan ekstraseluler kuat yang dapat menciptakan

reaksi dengan protein, mengubah bentuk dan sifatnya,

molekul ini juga dapat bereaksi dengan lipid yang berada

dalam membran sel, mempengaruhi permeabilitas, atau dapat

berikatan dengan organel sel. Proses metabolisme oksigen

diperkirakan menjadi sumber radikal bebas terbesar, secara

speifik, oksidasi lemak, protein, dan karbohidrat dalam tubuh

menyebabkan formasi radikal bebas. Polutan lingkungan

merupakan sumber eksternal radikal bebas (Potter & Perry,

2008).2) Teori cross – link

Teori cross – link ikat menyatakan bahwa molekul kolagen

dan elastis, komponen jarigan ikat, membentuk senyawa yang

lama meningkatkan rigiditas sel, cross - linkage diperkirakan

akibat reaksi kimia yang menimbulkan senyawa antara

molekul - molekul yang normal terpisah. Kulit yang menua

merupakan contoh cross - linkage jaringan ikat terikat usia

meliputi penurunan kekuatan daya rentang dinding arteri,

tanggalnya gigi, dan tendon kering dan berserat (Potter &

Perry, 2008).3) Teori imunologis

Mekanisme seluler tidak teratur diperkirakan menyebabkan

serangan pada jaringan tubuh melalui autoagresi atau

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Lansia II.pdf · peningkatan kesegaran jasmani kelompok lansia yang jumlahnya semakin bertambah. Senam lansia sekarang sudah diberdayakan diberbagai

13

imonodefisiensi (penurunan imun). Tubuh kehilangan

kemampuan untuk membedakan proteinnya sendiri dengan

protein asing, sistem imun menyerang dan menghancurkan

jaringan sendiri pada kecepatan yang meningkat secara

bertahap.Dengan bertambahnya usia, kemampuan sistem

imun untuk menghancurkan bakteri, virus, dan jamur

melemah, bahkan sistem ini mungkin tidak tahan terhadap

serangannya sehingga sel mutasi terbentuk beberapa kali.

Disfungsi sistem imun ini diperkirakn menjadi faktor dalam

perkembangan penyakit kronis seperti kanker, diabetes, dan

penyakit kardiovaskuler, serta infeksi (Potter & Perry, 2008).

b. Teori psikologis

1) Teori disengangement (pembebasan)Menyatakan bahwa orang yang menua menarik diri dari peran

yang biasanya dan terikat pada aktivitas yang lebih intropeksi dan

berfokus diri sendiri, meliputi empat konsep dasar yaitu : (i)

invidu yang menua dan masyarakat secara bersama saling

menarik diri, (ii) disengangement adalah intrinsik dan tidak dapat

diletakkan secara biologis dan psikologis, (iii) disengangement

dianggap perlu untuk proses penuaan, (iv) disengangement

bermanfaat baik bagi lanjut usia dan masyarakat (Potter & Perry,

2008).2) Teori aktifitas

Lanjut usia dengan keterlibatan sosial yang lebih besar memiliki

semangat dan kepuasan hidup yang tinggi, penyesuaian serta

kesehatan mental yang lebih positif dari pada lanjut usia yang

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Lansia II.pdf · peningkatan kesegaran jasmani kelompok lansia yang jumlahnya semakin bertambah. Senam lansia sekarang sudah diberdayakan diberbagai

14

kurang terlibat secara sosial (Potter & Perry, 2008).

Mempertahankan hubungan antara system sosial dan individu agar

tetap stabil dari usia pertengahan ke lanjut usia (Nugroho, 2007).

Menurut Mubara ddk (2007), bahwa sangat penting bagi individu

lanjut usia untuk tetap aktivitas dan mencapai kepuasan hidup.3) Teori kontiunitas ( kesinambungan )

Teori kontiunitas atau teori perkembangan menyatakan bahwa

kepribadian tetap sama dan perilaku menjadi lebih mudah di

prediksi seiring penuaan kepribadian dan pola prilaku yang

berkembang sepanjang kehidupan menentukan derajat keterikatan

dan aktivitas pada masa lanjut usia (potter & perry, 2008).

2.1.4 Karakteristik Lansia

Menurut Keliat (2007) dalam Mariyam dkk (2008), Lanjut usia

memiliki benerapa karakteristik diantaranya adalah; Pertama, Orang

Berusia lebih dari 60 tahun (sesuai dengan Pasal 1 ayat (2) UU No.13

tentang kesehatan ); Kedua, kebutuhan dan masalah yang bervariasi

dari rentang sehat sampai sakit, dari kebutuha biopsikososial sampai

spiritual, serta dari kondisi adaptif hingga kondisi maladaptive;

Ketiga, lingkungan dan tempat tinggal yang bervariasi. Adapun ciri-

ciri pada lansia sehingga akan berdampak terhadap mekanisme koping

dari respon yang dihadapi, seperti :

1. Usia dan jenis pekerjaan

Semakin bertambahnya usia seseorang, semakin siap pula dalam

menerima cobaan. Hal ini didukung oleh teori aktivitas yang

menyatakan bahwa hubungan antara sistem sosial dengan

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Lansia II.pdf · peningkatan kesegaran jasmani kelompok lansia yang jumlahnya semakin bertambah. Senam lansia sekarang sudah diberdayakan diberbagai

15

individu bertahan stabil pada saat individu bergerak dari usia

pertengahan menuju usia tua, (Cox 2007 dalam Tamher &

Noorkasiani,2009). Usia adalah lamanya kehidupan yang

dihitung berdasarkan tahun kelahiran sampai dengan ulang

tahun terakhir. Oleh sebab itu, tidak dibutuhkan suatu

kompensasi terhadap kehilangan, seperti pensiun dari peran

sosial karena menua. Keterkaitannya dengan jenis pekerjaan

juga membawa dampak yang berarti (Darmojo dkk, 2007 dalam

Tamher & Noorkasiani, 2009).

2. Jenis kelamin

Perbedaan gender juga dapat merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi psikologis lansia, sehingga akan berdampak pada

bentuk adaptasi yang digunakan (Darmojo dkk, 2007 dalam

Tamher Dan Noorkasiani, 2009), menyatakan hasil penelitian

mereka yang memaparkan bahwa ternyata keadaan psikososial

lansia di Indonesia secara umum masih lebih baik dibandingkan

lansia di negara maju, antara lain tanda-tanda depresi pria (pria

43% dan wanita 42%), menunjukkan kelakuan / tabiat buruk

(pria 7,3% dan wanita 42%), menunjukkan kelakuan / tabiat

buruk (pria 7,3% dan wanita 3,7%), serta cepat marah irritable

(pria 17,2% dan wanita 7,1%). Jadi dapat diasumsikan bahwa

wanita lebih siap dalam menghadapi masalah dibandingkan laki-

laki, karena wanita lebih mampu menghadapi masalah dari pada

lelaki yang cenderung lebih emosional.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Lansia II.pdf · peningkatan kesegaran jasmani kelompok lansia yang jumlahnya semakin bertambah. Senam lansia sekarang sudah diberdayakan diberbagai

16

3. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan juga merupakan hal terpenting dalam

menghadapi masalah. Semakin tinggi tingkat pendidikan

seseorang, semakin banyak pengalaman hidup yang

dilaluinya,sehingga akan lebih siap dalam menghadapi masalah

yang terjadi. Umumnya lansia yang memiliki tingkat pendidikan

yang lebih tinggi masih dapat produktif, mereka justru banyak

memberikan konstribusinya sebagai pengisi waktu luang dengan

menulis buku-buku ilmiah maupun biografinya sendiri (Tamher,

2009).

4. Sosial dan ekonomi

Kebiasaan sosial budaya masyarakat di dunia timur sampai

sekarang masih menempatkan orang-orang usia lanjut pada

tempat terhormat dan penghargaan yang tinggi. Menurut

Brojklehurst dan Allen (2007) dalam Tamher (2009), lansia

sering dianggap lamban, baik dalam berpikir maupun dalam

bertindak. Anggapan ini bertentangan dengan pendapat-

pendapat pada zaman sekarang, yang justru menganjurkan

masih tetap ada social involvement (keterlibatan sosial) yang

dianggap penting dan menyakinkan. Contohnya dalam bidang

pendidikan, lansia masih tetap butuh tetap melanjutkan

pendidikannya, sehingga dapat meningkatkan inteligensi dan

memperluas wawasannya. Hal ini merupakan suatu dukungan

bagi lansia dalam menghadapi masalah yang terjadi. Pada zaman

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Lansia II.pdf · peningkatan kesegaran jasmani kelompok lansia yang jumlahnya semakin bertambah. Senam lansia sekarang sudah diberdayakan diberbagai

17

sekarang status ekonomi baik status menengah keatas,

menengah / sederhana, maupun menengah kebawah sangat

diperhatikan seseorang dalam menjalin hubungan baik dengan

teman, relasi kerja maupun pasangan hidup sehingga status

ekonomi ada hubungan erat dengan status sosial karena dimana

status ekonomi individu itu tinggi maka dalam menjalin

hubungan dengan relasi akan semakin mudah dan erat misalnya

dalam hubungan keluarga terutama dalam pemenuhan

kebutushan dasar (Rohana, 2011).

2.2 Senam Keseimbangan

2.2.1 Definisi Senam

Senam adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan terarah

serta terencana yang dilakukan secara tersendiri atau berkelompok

dengan maksud meningkatkan kemampuan fungsional raga untuk

mencapai tujuan tersebut. Dalam bahasa Inggris terdapat istilah

exercise atau aerobic yang merupakan suatu aktifitas fisik yang dapat

memacu jantung dan peredaran darah serta pernafasan yang dilakukan

dalam jangka waktu yang cukup lama sehingga menghasilkan perbaikan

dan manfaat kepada tubuh. Senam berasal dari bahasa yunani yaitu

gymnastic (gymnos) yang berarti telanjang, dimana pada zaman

tersebut orang yang melakukan senam harus telanjang, dengan maksud

agar keleluasaan gerak dan pertumbuhan badan yang dilatih dapat

terpantau (Suroto, 2007). Senam merupakan bentuk latihan-latihan

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Lansia II.pdf · peningkatan kesegaran jasmani kelompok lansia yang jumlahnya semakin bertambah. Senam lansia sekarang sudah diberdayakan diberbagai

18

tubuh dan anggota tubuh untuk mendapatkan kekuatan otot, kelentukan

persendian, kelincahan gerak, keseimbangan gerak, daya tahan,

kesegaran jasmani dan stamina. Dalam latihan senam semua anggota

tubuh (otot-otot) mendapat suatu perlakuan. Otot-otot tersebut adalah

gross muscle (otot untuk melakukan tugas berat) dan fine muscle (otot

untuk melakukan tugas ringan). Senam lansia yang dibuat oleh Menteri

Negara Pemuda dan Olahraga (MENPORA) merupakan upaya

peningkatan kesegaran jasmani kelompok lansia yang jumlahnya

semakin bertambah. Senam lansia sekarang sudah diberdayakan

diberbagai tempat seperti di panti wredha, posyandu, klinik kesehatan,

dan puskesmas. (Suroto, 2007). Senam lansia adalah olahraga ringan

dan mudah dilakukan, tidak memberatkan yang diterapkan pada lansia.

Aktifitas olahraga ini akan membantu tubuh agar tetap bugar dan tetap

segar karena melatih tulang tetap kuat, memdorong jantung bekerja

optimal dan membantu menghilangkan radikal bebas yang berkeliaran

di dalam tubuh. Jadi senam lansia adalah serangkaian gerak nada yang

teratur dan terarah serta terencana yang diikuti oleh orang lanjut usia

yang dilakukan dengan maksud meningkatkan kemampuan fungsional

raga untuk mencapai tujuan tersebut.

2.2.2 Definisi Senam Keseimbangan

Senam keseimbangan merupakan peningkatan keseimbangan

postural dapat dilakukan untuk mencengah terjadinya jatuh pada

manula, ada beberapa jenis olahraga atau latihan yang

direkomendasikan untuk meningkatkan keseimbangan postural manula,

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Lansia II.pdf · peningkatan kesegaran jasmani kelompok lansia yang jumlahnya semakin bertambah. Senam lansia sekarang sudah diberdayakan diberbagai

19

diantaranya adalah : Balance exercise, yaitu aktivitas fisik yang

dilakukan untuk meningkatkan kestabilan tubuh dengan meningkatkan

kekuatan otot ekstermitas bawah (Nyman, 2007).

1 Manfaat Senam

Senam lansia sendiri mempunyai banyak manfaat bagi lansia.

Menurut Indonesian (Nursing 2008) manfaat dari aktivitas olahraga

ini akan membantu tubuh tetap bugar dan segar karena melatih

tulang tetap kuat, mendorong jantung bekerja optimal, dan

membantu menghilangkan radikal bebas yang ada di dalam tubuh.

Manfaat dari senam lanjut usia menurut (Nugroho 2009) dalam buku

karangan Maryam antara lain : 1) Memperlancar proses degenerasi

karena perubahan usia, 2) Mempermudah untuk menyesuaikan

kesehatan jasmani dalam kehidupan (adaptasi), 3) Fungsi

melindungi, yaitu memperbaiki tenaga cadangan dalam fungsinya

terhadap bertambahnya tuntutan, misalnya sakit. Indonesia

merupakan latihan fisik dan mental, memadukan gerakan bagian-

bagian tubuh dengan teknik dan irama pernapasan melalui

pemusatan pemikiran yang dilaksanakan secara teratur, serasi, benar

dan berkesinambungan. Senam ini bersumber dari senam pernapasan

Tai Chi yaitu senam yang mempunyai dasar olah pernapasan yang

dipadukan seni bela diri, yang di Indonesia dikombinasikan dengan

gerak peregangan dan persendian jadilah sebagai olah raga

kesehatan. “Tera” berasal dari kata “terapi” yang mempunyai arti

penyembuhan / pengobatan.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Lansia II.pdf · peningkatan kesegaran jasmani kelompok lansia yang jumlahnya semakin bertambah. Senam lansia sekarang sudah diberdayakan diberbagai

20

2.2.3 Klasifikasi Keseimbangan

1) Keseimbangan statis adalah Kemampuan dalam

mempertahanan posisi tubuh dimana center of gravitiy (COG)

dalam keadaan tidak berubah (Abrahamova & Hlavacka, 2008).

2) Keseimbangan dinamis adalah kemampuan tubuh untuk

mempertahankan posisi tubuh dimana center of gravitiy (COG)

selalu berubah dan berpindah (Abrahamova & Hlavacka,

2008). Dalam praktek kehidupan sehari-hari, keseimbangan statik

dan dinamik saling bertumpang tindih dan tidak dapat

dipisahkan secara mutlak karena tubuh manusia jarang sekali

dalam keadaan diam yang sempurna tanpa gerakan sama sekali.

Tubuh secara berkesinambungan melakukan pengaturan postur

yang tidak dapat dirasakan secara sadar. Pengaturan postur ini

mengatur posisi tubuh yang optimal untuk konservasi /

penghematan energi (Pudjiastuti, 2007).2.2.4 Perubahan Keseimbangan pada Lansia

Lansia mengalami penurunan proprioseptif. Penurunan tersebut

dapat meningkatkan ambang batas rangsang muscle spindle,

sehingga dapat mematahkan umpan balik afferen dan secara

berurutan dapat mengubah kewaspadaan tentang posisi tubuh

keadaan ini dapat menimbulkan gangguan keseimbangan postural.

Sistem saraf pusat (SSP) dibutuhkan dalam memelihara respon

postural, Central Nerves System (CNS) melalui jaras-jarasnya

menerima informasi sesoris perifer dari sistem visual, vestibular, dan

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Lansia II.pdf · peningkatan kesegaran jasmani kelompok lansia yang jumlahnya semakin bertambah. Senam lansia sekarang sudah diberdayakan diberbagai

21

proprioseptif di post central lobus parietal kontralateral. Selanjutnya

informasi ini diproses dan diintegrasikan pada semua tingkat sistem

saraf. Akhirnya dalam waktu latensi kurang lebih 150 m/det akan

terbentuk suatu respon postural yang benar secara otomatis dan akan

diekspresikan secara mekanis melalui efektor dalam suatu rangkaian

pola gerakan tertentu (Steinberg, 2007 dalam Af’idah et al., 2012).

Menurut Alonso dkk (2008, dalam Af’idah et al., 2012) mekanisme

keseimbangan postural membutuhkan kerjasama dan interaksi dari

sistem sensoris, sistem saraf pusat (SSP), dan sistem efektif. Sistem

sensori utama terkait dengan keseimbangan postural meliputi sistem

visual, vestibular dan perioseptif. Reseptor visual ini memberikan

informasi tentang orientasi mata dan posisi tubuh atau kepala

terhadap kondisi lingkungan di sekitarnya. Organ vestibular

memberikan informasi ke CNS tentang posisi badan gerakan kepala

serta pandanagn mata melalui reseptor makula dan krista ampularis

yang terdapat di telinga dalam sistem saraf pusat (SSP) dibutuhkan

dalam memelihara respon postural. Proses kontrol pada CNS dimulai

dari persepsi sensoris menuju perencanaan motorik kemudian

menuju pelaksanaan motorik ke perifer. Rotasi lengan dan bahu

berguna untuk keseimbangan gerakan pelvis dan ekstremitas bawah.1. Berjalan

a. Definisi BerjalanPola jalan atau berjalan didefinisikan sebagai sebuah metode

lokomosi (berpindah) yang melibatkan penggunaan dua kaki yang

bergantian. Secara garis besar berjalan menggunakan urutan

berulang - ulang dari ekstremitas gerak untuk menggerakkan

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Lansia II.pdf · peningkatan kesegaran jasmani kelompok lansia yang jumlahnya semakin bertambah. Senam lansia sekarang sudah diberdayakan diberbagai

22

tubuh ke depan dengan menjaga stabilitas postur. Pola jalan atau

berjalan tidak hanya dipengaruhi oleh siklus jalan (gait cycle),

tetapi juga dipengaruhi oleh parameter pola jalan yang terdiri dari

lebar langkah, panjang langkah, dan kecepatan berjalan

(Mansfield dan Neumann, 2009).b. Perubahan yang Normal pada Berjalan Terkait Usia

Judge (2007) mengemukakan beberapa hal berubah secara normal

seiring pertambahan usia, diantaranya :1) Kecepatan Berjalan

Kecepatan berjalan akan tetap stabil sampai sekitar usia 70,

kemudian menurun sekitar 15% / dekade untuk berjalan

biasa dan 20% / dekade untuk berjalan cepat. Pada usia 75,

pejalan kaki yang lambat meninggal ≥ 6 thn lebih awal dari

pejalan kaki kecepatan normal dan ≥ 10 tahun lebih awal

dari pejalan kaki kecepatan cepat. Kecepatan berjalan

melambat karena orang tua mengambil langkah-langkah

yang lebih pendek pada tingkat yang sama (irama). Alasan

yang paling mungkin berkurangnya panjang langkah (jarak

dari satu tumit ke depan) adalah kelemahan otot-otot betis,

yang mendorong tubuh ke depan, kekuatan otot betis secara

substansial menurun pada orang tua. Namun, orang tua

tampaknya mengimbangi penurunan daya betis rendah

dengan lebih banyak menggunakan otot fleksor pinggul dan

otot ekstensor dari orang dewasa muda.

2) Irama

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Lansia II.pdf · peningkatan kesegaran jasmani kelompok lansia yang jumlahnya semakin bertambah. Senam lansia sekarang sudah diberdayakan diberbagai

23

Irama (diukur dengan banyak langkah per menit) tidak

berubah dengan penuaan. Setiap orang memiliki irama yang

berbeda yang tergantung pada panjang kaki. Orang tinggi

mengambil langkah-langkah lebih lama pada irama lambat,

orang pendek mengambil langkah-langkah yang lebih

pendek pada irama cepat.

3) Waktu sikap ganda

Waktu sikap ganda yaitu, waktu dengan kedua kaki di tanah

selama posisi ambulasi yang lebih stabil untuk

memindahkan pusat massa ke depan meningkat seiring

dengan pertambahan usia. Persentase waktu dalam sikap

ganda mulai dari 18% pada orang dewasa muda untuk ≥

26% pada orang lanjut usia yang sehat. Peningkatan waktu

dalam sikap ganda mengurangi waktu ayunan kaki harus

maju dan memperpendek langkah panjang. Orang tua dapat

meningkatkan waktu sikap ganda mereka bahkan lebih

ketika mereka berjalan di permukaan yang tidak rata atau

licin, ketika mereka memiliki gangguan keseimbangan, atau

ketika mereka takut jatuh. Mereka akan terlihat seolah-olah

mereka berjalan di atas es licin.

4) Postur Berjalan

Perubahan postur dalam berjalan hanya sedikit mengalami

perubahan seiring dengan penuaan. Orang tua berjalan

tegak, tanpa bersandar ke depan. Namun, orang tua berjalan

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Lansia II.pdf · peningkatan kesegaran jasmani kelompok lansia yang jumlahnya semakin bertambah. Senam lansia sekarang sudah diberdayakan diberbagai

24

dengan menggunakan anterior (bagian bawah) yang lebih

banyak melibatkan rotasi panggul dan meningkatkan

lordosis lumbal. Perubahan sikap ini biasanya disebabkan

oleh kombinasi dari kelemahan otot perut, otot-otot pinggul

fleksor ketat, dan peningkatan lemak perut. Orang tua juga

berjalan dengan kaki mereka diputar lateral (jari-jari kaki

keluar) sekitar 5°, mungkin karena hilangnya rotasi internal

pinggul atau untuk meningkatkan stabilitas lateral.

5) Gerakan Sendi

Gerak sendi mengalami sedikit perubahan seiring dengan

penuaan. fleksi pergelangan kaki plantar berkurang selama

tahap akhir dari berdiri (sebelum kaki belakang lift off).

Gerak keseluruhan lutut tidak berubah, fleksi pinggul dan

ekstensi tidak berubah, tetapi pinggul mengalami

peningkatan adduksi, gerak panggul berkurang di semua

sendi.

c. Gangguan Berjalan

Lebar langkah mempengaruhi risiko jatuh. Lansia dengan risiko

jatuh yang tinggi biasanya mempunyai lebar langkah yang lebih

dari nilai normal. Ketika lansia memperbesar lebar langkahnya,

hal ini merupakan bentuk kompensasi terhadap pusat gravitasi dan

stabilisasi postur (Krebs et al., 2007). Panjang langkah mengalami

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Lansia II.pdf · peningkatan kesegaran jasmani kelompok lansia yang jumlahnya semakin bertambah. Senam lansia sekarang sudah diberdayakan diberbagai

25

penurunan sekitar 10-20% akibat penuaan alamiah. Langkah yang

pendek dapat disebabkan berkurangnya keseimbangan dan kontrol

postural serta langkah yang pendek memberikan rasa aman ketika

berjalan sehingga mempengaruhi risiko jatuh (Callisaya et al.,

2012). Kecepatan rata-rata berjalan diketahui dari hasil irama

langkah dan panjang langkah. Irama langkah (cadence) adalah

jumlah langkah dalam 1 menit. Lansia dengan risiko jatuh yang

tinggi biasanya lambat dalam berjalan dan lebih hati-hati dalam

berjalan. Lansia melambatkan jalannya sebagai strategi

kompensasi untuk mengurangi risiko jatuh (Roos dan Dingwell,

2013). Kecepatan jalan pada lansia akan berubah diantaranya

disebabkan oleh, berkurangnya kekuatan otot, berkurangnya

ayunan lengan, pergeseran tubuh, pengurangan panjang langkah

(Sitompul,2007).

d. Pengukuran Kecepatan Berjalan

Kecepatan berjalan adalah jarak yang ditempuh dalam waktu

tertentu. Kecepatan sesaat bervariasi dari satu tempat ke yang

tempat lain selama siklus berjalan, tetapi kecepatan rata-rata

diperoleh perhitungan dari irama dan panjang langkah. Irama,

dalam langkah per menit, sesuai dengan setengah langkah per 60

detik atau langkah penuh per 120 detik. Kecepatan berjalan

tergantung pada dua panjang langkah, yang pada setiap gilirannya

tergantung untuk pada durasi selama fase ayunan di setiap sisi

kaki. (Kharb et.al, 2011)

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Lansia II.pdf · peningkatan kesegaran jasmani kelompok lansia yang jumlahnya semakin bertambah. Senam lansia sekarang sudah diberdayakan diberbagai

26

2.2.5 Perubahan Kognitif Pada Lansia

a. Perubahan Kognitif Pada Lansia

Proses penuaan menyebabkan kemunduran otak (Constatinides,

2006). Diantara kemampuan yang menurun secara linier atau

seiring dengan proses penuaan adalah:

Daya ingat (memori), berupa penuranan kemampuan penamaan

(naming) dan kecepatan mencari kembali informasi yang telah

tersimpan dalampusat memori (speed of information retrieval

from memory).

Intelegenasia Dasar (fluid intelligence) yang berarti penurunan

fungsi otak bagian kanan yang antara lain berupa kesulitan

dalam komunikasi non verbal, pemecahan masalah, mengenal

wajah orang, kesulitan dalam pemusatan perhatian dan

kosentrasi.

b. Defenisi Demensia

Demensia adalah penuran kemampuan mental yang biasanya

berkembang secara perlahan, dimana terjadi gangguan ingatan,

fikiran, penilaian dan kemampuan untuk memusatkan perhatian,

dan bisa terjadi kemunduran kepribadian. Pada usia muda,

demensia bisa terjadi secara mendadak jika cedera hebat,

penyakit atau zat-zat racun (misalnya karbon monoksida)

menyebabkan hancurnya sel-sel otak.

c. Kondisi Demensia

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Lansia II.pdf · peningkatan kesegaran jasmani kelompok lansia yang jumlahnya semakin bertambah. Senam lansia sekarang sudah diberdayakan diberbagai

27

Kondisi gangguan kognitif pada lanjut usia dengan berbagai

jenis gangguan seperti muda lupa yang konsisten, disorientasi

terutama dalam hal waktu, gangguan dalam hubungan dengan

masyarakat, gangguan dalam aktivitas di rumah dan minat

intelektual serta gangguan dalam pemeliharaan diri.

d. Tanda dan Gejala

1. kesukaran dalam melaksanakan dalam melaksanakan kegiatan

sehari-hari

2. pelupa

3. sering mengulang kata-kata

4.Tidak mengenal dimensia waktu, misalnya tidur diruang

makan

5. cepat marah dan sulit di atur

6. kehilangan daya ingat

7. kesulitan belajar dengan dan mengigat informasi baru

8. mudah terangsang dan Kurang koordinasi gerakan.

e. Pengenalan Dini Demensia

Pengenalan dini demensia berate mengenali :

1. Kondisi normal (mengidentifikasi BSF dan AAMI):

kondisi kognitif pada lanjut usia yang terjadi dengan adanya

penambahan usia dan bersifat wajar.

Contoh: keluhan mudah-lupa secara subjektif, tidak ada

gangguan kognitif ataupun demensia.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Lansia II.pdf · peningkatan kesegaran jasmani kelompok lansia yang jumlahnya semakin bertambah. Senam lansia sekarang sudah diberdayakan diberbagai

28

2. Kondisi pre-demensia (mengidentifikasi CIND dan MCI):

kondisi gangguan kognitif pada lanjut usia dengan ciri mudah

lupa yang makin nyata dan dikenali (diketahui dan diakui)

oleh orang dekatnya. Mudah lupa subjektif dan objektif serta

ditemukan performa kognitif yang rendah tetapi belum ada

tanda-tanda demensia.

3. Kondisi demensia: kondisi gangguan kognitif pada lanjut

usia dengan berbagai jenis gangguan seperti mudah lupa yang

konsisten, disorientasikan terutama dalam hal waktu,

gangguan pada kemampuan pendapat dan pemecahan

masalah, gangguan dalam hubungan dengan masyarakat,

gangguan dalam aktivitas dirumah dan minat intelektual serta

gangguan dalam pemeliharaan diri.

Menurut Shah (Ghufroon, M. N & Risnawaita, R. S, 2014)

kecemasan lansia dilihat dari respon fisiologis ini akibat

kurangnya aktivitas lansia di panti, lansia cenderung

menghabiskan waktu dengan duduk, diam, melamun, salah

satu faktor yang menyebabkan kecemasan adalah hilangnya

dukungan sosial dari lingkungan sekitar, saat kehilangan

dukungan sosial lansia cenderung akan menarik diri dari

lingkungannya dan merasa terancam berada dilingkungan

yang tidak memberikan dukungan atau kenyamanan terhadap

dirinya. Kecemasan pada lansia juga dapat diminimalisir

dengan cara membiasakan diri untuk membuka diri baik

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Lansia II.pdf · peningkatan kesegaran jasmani kelompok lansia yang jumlahnya semakin bertambah. Senam lansia sekarang sudah diberdayakan diberbagai

29

dengan teman sebaya ataupun dengan personil panti lainya

yang dirasa nyaman dan dipercayai.

2.2.6 Komponen-komponen Pengontrol Keseimbangan

a. Sistem Visual

Penglihatan merupakan sumber utama informasi tentang

lingkungan dan penglihatan berperan dalam mengidentifikasi

dan mengatur jarak sesuai dengan tempat kita berada.

Penglihatan muncul ketika mata menerima sinar yang berasal

dari obyek sesuai jarak pandang (Irfan, 2012). Sistem visual

juga memberikan informasi mengenai posisi kepala,

penyesuaian kepala untuk mempertahankan penglihatan, dan

mengatur arah serta kecepatan pergerakan kepala karena

ketika kepala bergerak, objek sekitar berpindah dengan arah

berlawanan (Colby, 2007). Masukan reseptor visual berperan

penting terutama pada landasan penunjang yang tidak stabil,

misalnya pada saat bertumpu pada tumit, goyangan

anteroposterior pada tubuh akan berkurang pada saat mata

terbuka dibandingkan dengan mata tertutup (Sugiarto, 2007).

Gambar anatomi mata pada Gambar 2.1.

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Lansia II.pdf · peningkatan kesegaran jasmani kelompok lansia yang jumlahnya semakin bertambah. Senam lansia sekarang sudah diberdayakan diberbagai

30

Gambar 2.1 Sistem Visual

Sumber: anonim, 2009

Sistem visual memegang peranan penting dalam menjaga

keseimbangan. Sekitar dua puluh persen serabut saraf dari mata

berinteraksi dengan sistem vestibular. Gangguan visual yang dapat

menyebabkan gangguan keseimbangan, di antaranya:

1) aneisokonia adalah perbedaan kemampuan magnifikasi atau

pembesaran dan pembentukan bayangan di retina pada mata kanan

dan kiri,2) anisometropia adalah keadaan di mana terdapat perbedaan refraksi

yang signifikan antara ke dua mata (perbedaan 10 Dioptri), 3) diplopia (double vision) adalah keadaan melihat bayangan ganda

akibat sumbu ke dua mata tidak parallel, 4) gangguan fungsi binocular vision, yaitu gangguan dalam

mengordinasikan ke dua mata sebagai satu kesatuan dalam aspek

konvergensi dan divergensi dengan aspek akomodasi, 5) serta strabismus yaitu gangguan aligment mata kanan dan kiri

(Sugiarto, 2007). b. Sistem Vestibular

Aparatus vestibular merupakan organ sensoris untuk mendeteksi sensasi

keseimbangan. Alat ini terbungkus di dalam labirin tulang. Dalam sistem

ini terdapat tabung membran dan ruangan yang disebut labirin

membranosa dan merupakan bagian fungsional dari apparatus vestibular.

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Lansia II.pdf · peningkatan kesegaran jasmani kelompok lansia yang jumlahnya semakin bertambah. Senam lansia sekarang sudah diberdayakan diberbagai

31

Labirin membranosa terdiri atas: koklea (duktus koklearis), tiga kanalis

seminiverus, dan ruangan besar yaitu, utrikulus dan sakulus. Koklea

merupakan organ sensorik utama pendengaran dan tidak berhubungan

dengan keseimbangan. Kanalis seminiverus bertanggung jawab terhadap

keseimbangan dinamis, yaitu keseimbangan saat tubuh sedang

bergerak seperti berjalan atau dalam keadaan tidak seimbang (tersandung

atau tergelincir), sedangkan fungsi dari utrikulus dan sakulus sebagai

penjaga keseimbangan statis tubuh, yaitu berperan dalam kontrol postur

dan monitoring kepala (Guyton, 2008). Pada permukaan dalam utrikulus

dan sakulus terdapat daerah sensorik kecil yang disebut sebagai makula.

Makula pada utrikulus berperan penting dalam menentukan orientasi

kepala ketika kepala dalam posisi tegak, sebaliknya makula pada sakulus

memberikan sinyal orientasi kepala saat seseorang sedang berbaring.

Anatomi sistem vestibular dijabarkan pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2 Sistem Vestibular

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Lansia II.pdf · peningkatan kesegaran jasmani kelompok lansia yang jumlahnya semakin bertambah. Senam lansia sekarang sudah diberdayakan diberbagai

32

Sumber: anonim, 2007

Setiap makula ditutupi oleh lapisan gelatinosa yang dilekati oleh kristal

kalsium karbonat kecil yang disebut statokonia. Dalam makula, juga

terdapat beribu-ribu sel rambut dan akan menonjolkan silia ke dalam

lapisan gelatinosa tersebut. Setiap sel rambut mempunyai 50 sampai 70

silia kecil yang disebut stereosilia, ditambah satu silium besar yang disebut

kinosilium. Perlekatan filamentosa yang tipis, menghubungkan ujung

setiap stereosilium dengan strereosilum selanjutnya yang lebih panjang

dan pada akhirnya ke kinosilium. Apabila stereosilia melekuk ke arah

kinosilium pelekatan filamentosa akan menarik stereosilia berikutnya ke

arah luar badan sel dan mampu menghantarkan ion positif mengalir ke

dalam sel dari cairan endolimfatik di sekelilingnya sehingga menimbulkan

depolarisasi membran reseptor. Sebaliknya, pelekukan stereosilia ke arah

berlawanan (ke belakang kinosilium) akan menurunkan tegangan pada

pelekatan dan keadaan ini mampu menutup saluran ion dan terjadilah

hiperpolarisasi reseptor.

Pada setiap makula, setiap sel rambut diarahkan ke berbagai jurusan

sehingga beberapa dari sel rambut dapat terangsang ketika kepala

menunduk ke depan, dan yang lainnya terangsang ketika kepala

menengadah ke belakang atau ketika membelok ke salah satu sisi. Pola

inilah yang nantinya memberitahukan kepada otak posisi kepala dalam

ruangan. Setiap apparatus vestibularis terdapat tiga buah kanalis

semisirkularis dikenal sebagai kanalis semisirkularis anterior, posterior,

dan lateral (horizontal) yang tersusun tegak lurus satu sama lain, sehingga

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Lansia II.pdf · peningkatan kesegaran jasmani kelompok lansia yang jumlahnya semakin bertambah. Senam lansia sekarang sudah diberdayakan diberbagai

33

kanalis ini terdapat dalam tiga bidang. Sel-sel rambut akan menjalarkan

sinyal yang sesuai ke nervus vestibularis untuk memberitahukan sistem

saraf pusat mengenai perubahan perputaran kepala dan kecepatan

perubahan pada setiap tiga bidang ruangan. Dengan kata lain, mekanisme

kanalis semisirkularis dapat meramalkan akan terjadinya

ketidakseimbangan, sehingga menyebabkan pusat keseimbangan

mengadakan tindakan pencegahan antisipasi yang sesuai. Dengan cara ini,

orang tidak akan jatuh secara tak terduga sama sekali, karena sebelum

terjadinya ketidakseimbangan orang itu mulai mengadakan koreksi

keadaan tubuhnya (Guyton, 2008).

Pengaruh senam keseimbangan pada lansia menunjukkan terjadinya

perubahan yang signifikan antara keseimbangan tubuh lansia sebelum dan

sesudah diberikan senam lansia. perbedaan yang signifikan antara

keseimbangan lansia sebelum dan sesudah diberikan senam lansia. Hal

tersebut menguatkan teori yang menyebutkan bahwa manfaat senam lansia

adalah meningkatkan salah satu komponen kesegaran jasmani yang

berkaitan dengan keterampilan motorik yaitu keseimbangan tubuh

(Harsuki, 2010; Sumintarsih, 2008). Hal tersebut tersebut menunjukkan

bahwa senam lansia dapat digunakan sebagai alternatif dalam memberikan

intervensi pada lansia khususnya bagi lansia yang mengalami gangguan

keseimbangan.

Lansia merupakan kelompok yang rentan mengalami masalah

kesehatan akibat perubahan anatomi dan penurunan fungsi organ. Hal

tersebut terjadi karena adanya akumulasi radikal bebas dalam tubuh yang

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Lansia II.pdf · peningkatan kesegaran jasmani kelompok lansia yang jumlahnya semakin bertambah. Senam lansia sekarang sudah diberdayakan diberbagai

34

semakin menumpuk seiring dengan meningkatnya usia, sehingga

menyebabkan degenerasi sel dan kerusakan jaringan yang mempengaruhi

kemampuan fungsional tubuh, salah satunya penurunan kekuatan otot

penopang tubuh yang berfungsi sebagai efektor dan berperan dalam

pengaturan mekanisme keseimbangan tubuh melalui ankle strategy, hip

strategy, dan stepping strategy (Darmojo, 2009; Suhartono, 2008). Untuk mempertahankan kekuatan otot agar tetap optimal dapat

dilakukan melalui olahraga teratur dan memadukan gerak dengan latihan

kekuatan otot dan kelenturan seperti senam lansia. Gerakan-gerakan senam

lansia akan memicu kontraksi otot, sehingga sintesis protein kontraktil otot

berlangsung lebih cepat dari penghancurannya. Hal ini meningkatkan

filamen aktin dan miosin di dalam myofibril sehingga massa otot

bertambah. Peningkatan ini disertai dengan peningkatan komponen

metabolisme otot yaitu ATP yang berdampak pada peningkatan kekuatan

otot. Kekuatan otot optimal akan membantu lansia mempertahankan

keseimbangan tubuhnya melalui strategi postural (Guyton, 2007;

Kusnanto, 2007; Sherwood, 2008). Banyak orang tidak menyadari kalau

osteoporosis atau penyakit keropos tulang merupakan pembunuh

tersembunyi (silent killer). Penyakit ini hampir tidak menimbulkan gejala

yang jelas. Sering kali osteoporosis diketahui justru ketika sudah parah.

Contoh kasus seorang terpeleset ringan, ternyata mengalami patah tulang

di tulang pangkal paha atau di pergelanganan tangan.Tidak heran, banyak

ahli mengatakan untuk menghindari osteoporosis tidak bisa dilakukan

sekali saja, tetapi harus melalui proses yang dimulai dari pencegahan sejak

dini. Karena patah tulang yang dialami seseorang saat ini, sebetulnya tidak

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Lansia II.pdf · peningkatan kesegaran jasmani kelompok lansia yang jumlahnya semakin bertambah. Senam lansia sekarang sudah diberdayakan diberbagai

35

lepas dari kebiasaan masa lalu. Misalnya, kurang mengkonsumsi kalsium,

jarang berolahraga, tidak mengkonsumsi gizi seimbang, dan mengisi

kegiatannya dengan gaya hidup tidak sehat, seperti merokok, minum

minuman beralkohol, dan lain sebagainya. Pola makan dan hidup seperti

itu bisa mendorong terjadinya osteoporosis. sebenarnya yang dimaksud

dengan Osteoporosis adalah kondisi di mana tulang menjadi rapuh dan

mudah retak atau patah. Kendati osteoporosis dikenal sebagai penyakit

silent killer, tidak berarti kedatangannya tidak bisa diantisipasi. (Berkshire,

2008) Osteoporosis sebenarnya bisa dicegah, tetapi dengan beberapa

persyaratan. Untuk mencegah osteoporosis, maka kebiasaan merokok,

minum kopi, alkohol dan soft drink harus dikurangi. Sebaliknya harus

membiasakan mengkonsumsi makanan mengandung kalsium tinggi seperti

teri, udang rebon, kacang-kacangan, tempe atau minum susu. Kenapa

harus mengonsumsi kalsium? Karena kalsium merupakan elemen mineral

yang paling banyak dibutuhkan untuk kesehatan tulang. (Ismaningsih,

2011).

Tetapi yang perlu diingat dalam mencegah osteoporosis, gizi saja tanpa

dibarengi oleh latihan fisik ternyata tidak cukup. Untuk itu ada senam

osteoporosis untuk mencegah dan mengobati terjadinya pengeroposan

tulang. Daerah yang rawan osteoporosis adalah area tulang punggung,

pangkal paha dan pergelangan tangan. Prinsip latihan fisik untuk kesehatan

tulang adalah latihan pembebanan, gerakan dinamis dan ritmis, serta

latihan daya tahan (endurans) dalam bentuk aerobic low impact. Semua

jenis latihan ini telah dikemas dalam bentuk Senam Pencegahan

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Lansia II.pdf · peningkatan kesegaran jasmani kelompok lansia yang jumlahnya semakin bertambah. Senam lansia sekarang sudah diberdayakan diberbagai

36

Osteoporosis dan Senam Terapi Osteoporosis. Bentuk kedua jenis senam

ini berbeda, karena diperuntukkan bagi kelompok yang berbeda pula,

dengan sangat memperhatikan faktor manfaat dan keamanan bagi para

pesertanya. Selain manfaat kesehatan tulang, para peserta pasti akan

merasa lebih segar dan bugar. Senam ini dikhususkan bagi para peserta

usia dewasa dan lanjut usia baik pria maupun wanita. (Kloos & Heiss,

2007).

2.3 Resiko Jatuh

2.3.1 Definisi Jatuh

Jatuh adalah setiap peristiwa di mana seseorang secara tidak

sengaja atau sengaja terbaring di tanah atau tempat yang lebih rendah.

(Tideiksaar, 2007) Menurut Tinetti, et al. (2007, dalam Feder, 2008)

Jatuh adalah tiba-tiba, tidak disengaja yang menyebabkan perubahan

posisi seseorang berada di area yang lebih rendah, pada suatu objek, di

lantai atau di rumput atau di tanah, selain akibat dari serangan

paralisis, epilepsi atau kekuatan di luar batas. Reuben (2007, dalam

Darmojo, 2009) mengartikan jatuh sebagai suatu kejadian yang

dilaporkan oleh penderita atau saksi mata yang melihat kejadian dan

mengakibatkan seseorang mendadak terbaring atau terduduk di lantai

dengan atau tanpa kehilangan kesadaran atau luka. Jatuh adalah

kejadian yang tidak disengaja yang mengakibatkan lansia terbaring di

lantai atau berada pada tingkat yang lebih rendah (Kellogg

International Work Group, 2008 dalam Newton, 2009). Berdasarkan

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Lansia II.pdf · peningkatan kesegaran jasmani kelompok lansia yang jumlahnya semakin bertambah. Senam lansia sekarang sudah diberdayakan diberbagai

37

beberapa pengertian jatuh di atas, dapat disimpulkan bahwa jatuh

adalah kejadian tiba-tiba dan tidak disengaja yang mengakibatkan

seseorang terbaring atau terduduk di lantai. (Maryam, 2013)

2.3.2 Faktor Resiko Jatuh

Faktor risiko terjatuh dapat terjadi oleh karena kurangnya stabilitas

tubuh yang dibentuk oleh sistem sensorik, sistem saraf pusat, kognitif,

dan muskuloskeletal (Rejeki, 2011) Untuk dapat mengetahui faktor

risiko jatuh, maka harus dimengerti bahwa stabilitas badan ditentukan

atau dibentuk. (Darmojo, 2011)

1) Sistem sensorik

Yang berperan di dalamnya adalah: visus (penglihatan),

pendengaran, fungsi vestibular, dan propiotif. Semua gangguan

atau perubahan pada mata akan menimbulkan gangguan

pendengaran. Vertigo tipe perifer sering terjadi pada lansia yang

diduga karena adanya perubahan fungsi vertibuler akibat proses

menua. Neuropati perifer dan penyakit degeneratif leher akan

mengganggu fungsi proprioseptif (Tinetti, 2009). Gangguan

sensorik tersebut menyebabkan hampir sepertiga penderita lansia

mengalami sensasi abnormal pada saat dilakukan uji klinik.

2) Sistem saraf pusat (SSP)

SSP akan memberikan respon motorik untuk mengantisipasi

input sensorik. Penyakit SSP seperti stroke, Parkinson,

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Lansia II.pdf · peningkatan kesegaran jasmani kelompok lansia yang jumlahnya semakin bertambah. Senam lansia sekarang sudah diberdayakan diberbagai

38

hidrosefalus tekanan normal sering diderita oleh lansia dan

menyebabkan gangguan fungsi SSP sehingga berespon tidak baik

terhadap input sensorik.

3) Kognitif

Pada beberapa penelitian, demensia diasosiasikan dengan

meningkatnya risiko jatuh.

4) Muskuloskeletal

Faktor ini disebutkan oleh beberapa peneliti merupakan fakor

yang benar-benar murni milik lansia yang berperan besar

terhadap terjadinya jatuh. Gangguan muskuloskeletal

menyebabkan gangguan gaya berjalan (gait) dan ini

berhubungan dengan proses menua yang fisiologis. Gangguan

gait yang terjadi akibat proses menua tersebut antara lain

disebabkan oleh :

a) Kekakuan jaringan penghubung

b) Berkurangnya massa otot

c) Perlambatan konduksi saraf

d) Penurunan visus / lapang pandang

e) Kerusakan proprioseptif

Yang kesemuanya menyebabkan :

a) Penurunan range of motion (ROM) sendib) Penurunan kekuatan otot, terutama menyebabkan

kelemahan ekstremitas bawah

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Lansia II.pdf · peningkatan kesegaran jasmani kelompok lansia yang jumlahnya semakin bertambah. Senam lansia sekarang sudah diberdayakan diberbagai

39

c) Perpanjangan waktu reaksid) Kerusakan persepsi dalame) Peningkatan postural sway (goyangan badan)

Semua perubahan tersebut mengakibatkan kelambanan gerak,

langkah pendek, penurunan irama, dan pelebaran bantuan basal. Kaki

tidak dapat menapak dengan kuat dan lebih cenderung gampang goyah.

Perlambatan reaksi mengakibatkan seorang lansia susah / terlambat

mengantisipasi bila terjadi gangguan seperti terpeleset, tersandung,

kejadian tiba-tiba, sehingga memudahkan jatuh. Secara singkat faktor

risiko jatuh pada lansia dibagi dalam dua golongan besar , yaitu : (Kane,

2009 dalam Darmojo 2011 )

1) Faktor-faktor intrinsik (faktor dari dalam)

2) Faktor-faktor ekstrinsik (faktor dari luar)

Tabel 2.1 Faktor-faktor risiko jatuh meliputi faktor intrinsik dan faktor

ekstrinsik

Faktor Intrinsik Faktor Eksrtrinsik Kondisi fisik dan neuropsikiatrikPenurunan visus dan pendengaran Perubahan neuromuskular, gaya

berjalan, dan reflek postural karena

proses menua

Obat – obatan yang diminumAlat – alat bantu berjalanLingkungan yang tidak mendukung(berbahaya)

2.3.3 Instrumen Penilaian Resiko JatuhCara penilaian Resiko jatuh pada lansia dengan Tinetti Balance and Gate :

1. Posisi Duduka. Belajar atau slide di kursib. Stabil dan aman

2. Berdiri dari kursia. Tidak mampu tanpa bantuanb. Mampu, tetapi menggunakan kekuatan lenganc. Mampu berdiri spontan, tanpa menggunakan lengan

3. Usaha untuk berdiria. Tidak mampu, bila tanpa bantuan

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Lansia II.pdf · peningkatan kesegaran jasmani kelompok lansia yang jumlahnya semakin bertambah. Senam lansia sekarang sudah diberdayakan diberbagai

40

b. Mampu, tetapi lebih dari 1 upayac. Mampu dalam satu kali upaya

4. Berdiri dari kursi (segera dalam 5 detik pertama)a. Tidak kokoh (Goyah, terhuyun-huyun, tidak stabil)b. Kokoh, tetapi dengan alat bantu (walker atau tongkat, pegangan

sesuatu)c. Berdiri tegak, kaki rapat tanpa alat bantu/pegangan

5. Keseimbangan berdiria. Tidak kokoh (Goyah, tidak stabil)b. Berdiri dengan kaki melebar (jarak antara kedua kaki > 4 inci) atau

menggunakan alat bantu (walker atau tongkat, pegangan sesuatu)c. Berdiri tegak, jarak kaki berdekatan, tanpa alat bantu / pegangan

6. Subjek dalam posisi maksimum dengan kaki sedekat mungkin,

kemudian pemeriksa mendorong perlahan tulang dada 3x dengan telapak

tangana. Mulai terjatuhb. Goyah / Sempoyongan, tapi dapat mengendalikan diric. Kokoh berdiri (stabil)

7. Berdiri dengan mata tertutup (dengan posisi seperti no.6)a. Tidak kokoh (goyah, sempoyongan)b. Berdiri kokoh (stabil)

8. - Berbalik 360o

a. Tidak mampu melanjutkan langkah (berputar)b. Dapat melanjutkan langkah (berputar) - Berbalik 360o

c. Tidak kokoh (goyah, sempoyongan)d. Berdiri kokoh (stabil)

9. Duduk ke kursia. Tidak aman (kesalahan mempersepsikan jarak, langsung menjatuhkan

diri ke kursi)b. Menggunakan kekuatan lengan atas, tidak secara perlahanc. Aman, gerakan perlahan - lahan10. Melakukan perintah untuk jalana. Ragu – ragu, mencari objek untuk dukunganb. Tidak ragu – ragu, mantap, aman

11. 11.1 Ketinggian kaki saat melangkaha. Kaki kanan :

- kenaikan tidak konstan, menyeret, atau mengangkat kaki terlalu

tinggi > 5 cm- konstan dan tinggi langkah normal

b. Kaki kiri :

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Lansia II.pdf · peningkatan kesegaran jasmani kelompok lansia yang jumlahnya semakin bertambah. Senam lansia sekarang sudah diberdayakan diberbagai

41

- kenaikan tidak konstan, menyeret, atau mengangkat kaki terlalu

tinggi > 5 cm- konstan dan tinggi langkah normal

11.2 Panjang langkah kaki :a. Kaki kanan :

- Langkah pendek tidak melewati kaki kiri- Melewati kaki kiri

b. Kaki kiri :- Langkah pendek tidak melewati kaki kanan - Melewati kaki kanan

12. Kesimetrisan langkah a. Panjang langkah kaki kanan dan kaki kiri tidak samab. Panjang langkah kaki kanan dan kiri sama13. Kontinuitas langkah kakia. Menghentikan langkah kaki diantara langkah (langkah – berhenti –

langkah)b. Langkah terus – menerus/berkesinambungan

14. Berjalan pada jalur yang di tentukan atau koridora. Penyimpanan jalur yang terlalu jauh b. Penyimpanan jalur ringan / sedang / butuh alat bantuc. Berjalan lurus sesuai jalur tanpa alat bantu15. Sikap tubuh saat berdiri a. Terhuyun – huyun, butuh alat bantub. Tidak terhuyun – huyun, tapi lutut fleksi / kedua tangan di lebarkanc. Tubuh stabil, tanpa lutut fleksi dan meregangkan tangan16. Sikap berjalana. Tumit tidak menempel lantai sepenuhnyab. Tumit menyentuh lantai.