91
TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK DALAM AKTA HASUTAN 1948 DI MALAYSIA Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S.Sy) Oleh: MU’AZ BIN ABD. AZIZ NIM: 109045200015 KONSENTRASI SIYASAH SYAR’IYYAH PROGRAM STUDI JINAYAH SIYASAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H / 2011 M

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5257/1/MU'AZ BIN... · C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ... ekonomi dan kebudayaan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5257/1/MU'AZ BIN... · C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ... ekonomi dan kebudayaan

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK DALAM

AKTA HASUTAN 1948 DI MALAYSIA

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Syariah (S.Sy)

Oleh:

MU’AZ BIN ABD. AZIZ

NIM: 109045200015

KONSENTR ASI SI YAS AH S YAR’ IYYAH

PROGRAM STUDI JINAYAH SIYASAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

J AKARTA

1432 H / 2011 M

Page 2: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5257/1/MU'AZ BIN... · C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ... ekonomi dan kebudayaan
Page 3: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5257/1/MU'AZ BIN... · C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ... ekonomi dan kebudayaan
Page 4: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5257/1/MU'AZ BIN... · C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ... ekonomi dan kebudayaan

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperloleh gelar Strata 1 (S1) di Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta: 20 Juni 2011 M

18 Rejab 1432 H

Mu’az Abd. Aziz

Page 5: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5257/1/MU'AZ BIN... · C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ... ekonomi dan kebudayaan

i

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kehadrat Ilahi atas seluruh rahmat serta hidayahNya yang

telah dilimpahkan kepada hamba dan seluruh umat manusia di dunia. Sungguh hamba

hanya insan yang tiada berdaya selain dengan pertolongan Mu ya Rabb, atas izin dan

keridhaanMu maka hamba dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul

“Tinjauan Hukum Islam Terhadap Akta Hasutan 1948 Di Malaysia.” Salawat

serta salam senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah saw. yang memberikan cahaya

terang bagi perkembangan Islam di dunia.

Tiada hari tanpa hamba mengucap syukur kepadaMu ya Allah, Tuhan

penggenggam langit dan bumi yang menguasai hari pembalasan. Tidak ada satu

kejadianpun tanpa seizinMu, terima kasih karena telah mengizinkan hari ini terjadi

dalam hidup hamba. Amin ya Rabbal âlamin. Jutaan terima kasih kepada:

1. Pihak Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

memberikan kesempatan untuk menyelesaikan S1.

2. Negara Republik Indonesia yang telah memberikan izin tinggal.

3. Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM. selaku Dekan Fakultas

Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Dr. Asmawi, M.Ag, selaku ketua Jurusan Jinayah Siyasah, Afwan Faizin,

M.A, selaku Sekretaris Jurusan Jinayah Siyasah dan Sri Hidayati, M.A,

mantan Sekretaris Jurusan Jinayah Siyasah.

6. Iding Rosyidin M.Si dan Masrofah, S.Ag, M.Si, selaku Pembimbing, yang

banyak meluangkan waktu, tenaga, fikiran, serta tunjuk ajar kepada penulis

dalam penyelesaian skripsi ini.

Page 6: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5257/1/MU'AZ BIN... · C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ... ekonomi dan kebudayaan

ii

7. Jutaan terima kasih untuk Bunda tercinta Rokiah bte Khamis (mak), dan

Ayahanda tersayang Abdul Aziz bin Abdul Majid (abah), setiap hembusan

nafas kalian adalah doa untuk keberhasilan anakanda, dengan lautan kasih

yang takkan pernah surut walaupun kemarau panjang datang melanda.

8. Teristimewa juga pada Nurul Asmat bte Nordin yang selalu mendukung,

memberi semangat dan sentiasa setia menunggu.

9. Seluruh dosen dan staf pengajar pada program studi Jinayah Siyasah

khususnya yaitu Prof. Atho Mudzar, Prof. Abd. Ghani, Prof. Yunasril Ali,

Prof. Amany Lubis, Prof. Abduh Malik, Dr. Nurul Irfan, Dr. Abdul Halim, Dr.

Isnawati Rais, Dr. Rumadi, Dr. Mamat Selamat, Dr. J.M Muslimin, Dewi

Sukarti, Khamami Zada, Atep Abdurrafiq, Iding Rosyidin, Wiwi Mashum, Siti

Hannah, Damanhuri Mustofa, Ismail Hasani, Ahmad Kholidin, Fahmi

Ahmadi, Kamarusdiana, Bambang Catur, Heldi, Sri Hidayanti, Elviza, atas

segala motivasi, bimbingan, wawasan, dan pengalaman yang mendorong

penulis selama menempuh studi. Seluruh staf dan karyawan Fakultas

Ushuluddin, Akademik Pusat, dan Rektorat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

10. Pimpinan dan segenap karyawan perpustakaan-perpustakaan di Indonesia

dan perpustakaan-perpustakaan di Malaysia.

11. Terima kasih dan salam sayang penuh kerinduan kepada atuk Khamis dan

nenek Halimah dan semua saudara-mara penulis dan adik-adik yaitu Umar,

Naim, Syafiqah, Farhan, Hanif dan Afiq.

12. Dato’ Tuan Guru Hj. Harun Taib selaku pengerusi Ahli Majlis Mesyuarat

KUDQI & Ahli Majlis Mesyuarat KUDQI. Pihak Kolej Universitas Darul

Quran Islamiyyah (KUDQI) yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat

terutama, Rektor Ust. Mahmood Sulaiman, Ust. Kamaruzaman, Ust Soud

Said, Ust. Nik Mohd Nor, YB. Ust. Mohd Nor Hamzah, Ust. Rizki Ilyas,

Page 7: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5257/1/MU'AZ BIN... · C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ... ekonomi dan kebudayaan

iii

Ustadzah Zaitun, Ust. Shahari Zulkirnain, Ust. Asmadi, Ust. Khalil, dan

seluruh Ustadz dan Ustadzah juga mahasiswa serta adik-adik KUDQI,

MPMKUDQI dan HESIS. Sahabat-sahabat Mesir, Turki dan Yaman. Serta

warga MDQ, Ayahanda Ust. Rosli, Ust. Zulyadain, Ust. Wan Awang, dan

semua tenaga pengajar MDQ serta adik-adik banin dan banat yang

berkesempatan dengan penulis.

13. Sahabat-sahabat Malaysia yaitu Hadi, Saipudin, Zalani, Khalil, Hanzalah, Pijo,

Syamil, Amir, Mok, Helimi, Hafiz, Fuad, Sabri, Ukasyah, Ridzuan, Ust.

Azahari, Ridhuan Hamid, Farid, Najmi, Nash, Syuk, Munir, Madan. Dan

semua sahabiyah Kak Su, Azidah, Hidayah, Khadijah, Faizah, Hajar, Alfiyah,

Ain, Ba’yah, Zudena, Syazwani, Najiha, Saedah, Balqis, Sumaiyah, Zuriah,

Halijah, Norjanah, Sahara.

14. Sahabat-sahabat Indonesia terutamanya, Muchsin, Danny, Pak Iskandar, ibu

Halimah, Iqbal, Stephani, Indah, Sally, April, bung Arman, Mada dan yang

lain. Karena telah banyak menolong penulis dalam bentuk apa pun selama di

Indonesia ini.

15. Terakhir, jutaan rasa terima kasih kepada semua individu yang secara tidak

langsung telah membantu penulis dalam menyusun skripsi ini.

Semoga Allah Subhanaahu wa Ta’ala menjadikan usaha kecil ini sebagai amal

yang ikhlas, memberi manfaat yang berterusan, menjadi teman ketika berseorangan di

kuburan dan keberkatan untuk kedua orang tua dan umat Islam seluruhnya.

Wama taufiqi Illa billah.

Jakarta, 6 Juni 2011

4 Rejab 1432 H

Mu’ az bin Abd. Aziz

Page 8: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5257/1/MU'AZ BIN... · C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ... ekonomi dan kebudayaan

vi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………..……..i

DAFTAR ISI………………………………………………………………...……...vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah………………………………………..…..1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah………………………..…….6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian………………………………..…...6

D. Kajian Terdahulu (Review) ………………………………………...7

E. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan…………………………..10

F. Sistematika Penulisan…….…………………………………..…… 11

BAB II HAK-HAK POLITIK

A. Pengertian Hak-Hak Politik ………………………………………...12

B. Hak-Hak Politik……………………………………………………..19

C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ………….………………………..20

BAB III IMPLEMENTASI AKTA 15 TENTANG HASUTAN TAHUN 1948

DI MALAYSIA

A. Definisi Akta Hasutan …………………...………………………….28

B. Materi dalam Akta Hasutan……………………….………………...30

C. Tinjauan akta hasutan dalam Konsitusi Malaysia…………...………33

D. Implementasi Akta Hasutan di Malaysia…………………..……..…40

Page 9: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5257/1/MU'AZ BIN... · C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ... ekonomi dan kebudayaan

vii

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK DAN

AKTA HASUTAN

A. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Hak-hak Politik…………………44

B. Kedudukan Akta Hasutan dalam Pandangan Hukum Islam…….….53

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan …………………………………………………............59

B. Saran …………………………………………………………….….60

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………...…….....61

LAMPIRAN : ………………………………………………………………….…...66

.

Page 10: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5257/1/MU'AZ BIN... · C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ... ekonomi dan kebudayaan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ta‟at kepada pemimpin adalah suatu kewajiban sebagai disebutkan dalam

Al Kitab dan As Sunnah. Di antaranya Allah Ta‟ala berfirman;

( ٤/ النساء :

٥٨)

Artinya: Wahai orang-orang Yang beriman, Taatlah kamu kepada Allah dan

Taatlah kamu kepada Rasulullah dan kepada "Ulil-Amri" (orang-orang Yang

berkuasa) dari kalangan kamu. kemudian jika kamu berbantah-bantah

(berselisihan) Dalam sesuatu perkara, maka hendaklah kamu mengembalikannya

kepada (Kitab) Allah (Al-Quran) dan (Sunnah) RasulNya - jika kamu benar

beriman kepada Allah dan hari akhirat. Yang demikian adalah lebih baik (bagi

kamu), dan lebih elok pula kesudahannya. (Qs. An-Nisa‟/ 4: 58).

Dalam ayat ini Allah menjadikan ketaatan kepada pemimpin pada urutan

ketiga setelah ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Namun, untuk pemimpin di

sini tidaklah datang dengan lafazh „ta‟atilah‟ karena ketaatan kepada pemimpin

merupakan ikutan daripada ketaatan Allah dan Rasul-Nya. Oleh karena itu,

apabila seorang pemimpin memerintahkan untuk membuat maksiat kepada Allah,

maka tidak ada lagi kewajiban dengar dan taat kepadanya.

Hak bagi warga negara untuk berpatisipasi dalam urusan negara, politik,

sosial, ekonomi dan kebudayaan melalui hak dalam memberikan suara, hak

memilih dalam pemilihan, dan kebebasan mengungkapkan pendapat, kebebasan

Page 11: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5257/1/MU'AZ BIN... · C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ... ekonomi dan kebudayaan

2

pers dan kebebasan berkumpul. Landasan dasar hak ini dalam Islam yang

dikehendaki oleh Allah Subhanahu wa Ta‟ala dan telah dijelaskan oleh Rasulullah

adalah berkumpul pada enam asas dasar yaitu; Kebebasan atau demokrasi,

keadilan, persamaan, permusyarakatan, perbandingan dan mawas diri. 1

Negara maju adalah negara yang mampu menjalankan tugasnya, bukan

hanya untuk menjaga dan memelihara keamanan, tetapi juga mampu memberikan

kesejahteraan dan kemakmuran kepada rakyatnya. Dan kemajuan suatu negara

tidak hanya dapat dilihat dari segi kemajuan ekonominya saja, akan tetapi harus

dilihat dari segi yang lain seperti politik dan sosial budaya. Artinya bahwa

kemakmuran dan kesejahteraan rakyat itu tidak hanya diukur dengan kemajuan

ekonomi saja, akan tetapi dilihat dari terpenuhinya semua hak-hak rakyat seperti

hak hidup, hak milik, hak perlindungan keamanan dan kehormatan, hak politik

dan lain- lain.

Jaminan hak-hak rakyat biasanya di negara-negara moderan dituangkan

dalam bentuk peraturan perundang-undangan. Hak-hak rakyat yang harus

diberikan dan dijamin oleh negara itu pada hakikatnya adalah hak asasi manusia

yang bersifat kodrati berasal dari Tuhan. Oleh karena itu sebenarnya hak-hak

dasar manusia (rakyat) tidak memerlukan legatimasi yuridis untuk

1 Wahbah Az-Zuhaili, Kebebasan Dalam Islam ,(Jakarta Timur:Pustaka Al-Kausar,2005) cet.

I, h. 108

Page 12: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5257/1/MU'AZ BIN... · C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ... ekonomi dan kebudayaan

3

memberlakukannya dalam sistem hukum nasional maupun internasional.2

Sekalipun tidak ada perlindungan dan jaminan konstitusional terhadap HAM, hak

itu tetap eksis dalam setiap diri manusia. Namun terkadang adanya

penyalahgunaan kekuasaan yang berimplikasi terhadap perampasan, perkosaan,

dan pemanipulasian HAM oleh manusia satu kepada manusia yang lain atau oleh

manusia kepada rakyatnya, sehingga HAM memerlukan yuridis untuk

diberlakukan dalam mengatur kehidupan manusia.

Hak politik merupakan salah satu hak rakyat yang harus diberikan dan

dijamin oleh negara. Misalnya hak rakyat untuk berkumpul atau berserikat,

berpendapat di muka umum dan turut serta dalam pemerintahan. Adanya

pemenuhan dan jaminan hak-hak dasar rakyat termasuk hak politik- merupakan

suatu ciri sebuah negara yang menganut sistem demokrasi, yaitu suatu

pemerintahan yang melibatkan peran rakyat dan tidak memasung kehendak rakyat

karena pada hakikatnya demokrasi itu adalah suatu pemerintahan yang berasal

dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.

Kebebasan bersuara dijamin oleh konstitusi Malaysia dalam pasal 10 (1)

(a) dan pasal 10 (2) (a) dengan jelas memberikan garis panduan dalam soal

kebebasan bercakap dan mengeluarkan pendapat, yaitu pendapat yang disuarakan

hendaklah mengambil kira kepentingan keselamatan negara, kepentingan dan

2 Bambang Sutiyoso, Aktuarita Hukum dalam Era Reformasi, (Jakarta: Rajawali Press,

2004), Cet. 1, h. 100

Page 13: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5257/1/MU'AZ BIN... · C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ... ekonomi dan kebudayaan

4

keistimewaan pihak-pihak tertentu.3 Kebebasan bersuara ini merangkumi ucapan

sama ada bersifat simbolik, dituturkan, bersifat penulisan, berbentuk politik,

kesenian ataupun komersil.4 Dalam konteks Malaysia, kebebasan dan

menyuarakan pendapat memberikan hak kepada pers-pers nasional memainkan

peranan yang cukup penting dalam menghebahkan maklumat dan berita yang

tepat, sahih dan benar. Walau bagaimanapun, kebebasan yang diberikan ini tidak

bersifat mutlak tetapi boleh disekat seandainya melibatkan aspek kepentingan

keselamatan persekutuan ketenteraman awam dan kemoralan. Kebebasan

bersuara berkebijakan undang-undang yang dibuat oleh manusia ini menunjukkan

tidak bebas. 5

Perdana Menteri Tun Dr. Seri Maharthir mengatakan, hak kebebasan pers,

coba menonjolkan bahwa pers bebas untuk mengkritik pemerintah ataupun

menyokong pemerintah. Katanya, sesebuah pers yang hanya mengecam

pemerintah tidak pula berarti bebas. Katanya lagi :

“Kebebasan pers tidak bermakna jika sering menyiarkan pembohongan

mengenai sesuatu perkara karena dikongkong oleh matlamat politik sesuatu

pihak yang menentang pemerintah. Pers yang bersifat demikian biasanya

3 http://bersih.blogspot.com/2007/12/kebebasan-bersuara-telah-disalah-guna.html diakses

pada tanggal 15/12/2010 jam11:10, wib. 4 Faridah Jalil, Kebebasan dan Jenayah Dalam Berkarya. (Kuala Lumpur, Dewan Sastera.

Oktober 2001) cet I, h. 23 5 Mohd. Safar Hasim. Pers di Malaysia Antara Kebebasan dengan TanggungJawab . (Bangi.

Penerbit Universiti Kebangsaan Malaysia, 2005) cet I, h. 5

Page 14: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5257/1/MU'AZ BIN... · C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ... ekonomi dan kebudayaan

5

dijejaskan oleh pemilik, pengarah serta pihak yang sanggup menolak kebenaran

bagi memelihara kemasyuran dan kewangan mereka semata-mata”.6

Kebebasan bercakap bataskan kepada kata-kata yang tidak menjadi fitnah,

kata-kata yang tidak mencerca mahkamah atau kata-kata yang melanggar hak

keutamaan parlemen dan dewan negeri. Sesiapa yang menyebut, menulis,

mencetak, menjual atau menyiarkan perkataan yang membawa hasutan adalah

dianggap oleh undang-undang. 7 mereka dianggap melakukan kesalahan yang

boleh dihukum hingga lima tahun penjara atau sanksi RM5000. 8

UU ini jelas membatasi kebebasan hak politik yang dibawa oleh warga

negara Malaysia khususnya dari partai oposisi. Intelektual juga takut

menyampaikan pendapat yang bertentangan dengan pemerintah karena terdapat

UU yang membatasi hak-hak tersebut. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis

terdorong untuk mengkaji hak-hak politik dan kaitan UU hasutan di Malaysia dan

menjadikan sebagai tema skripsi dengan judul “Tinjauan Hukum Islam

Terhadap Hak Politik Dalam Akta Hasutan1948 di Malaysia”.

6Othman Muhammad, Erti Kebebasan Pers-Persekitaran Yang Membimbangkan. Kuala

Lumpur, Sasaran, Desember 1992)cet, I, h.20-23 7 Akta Hasutan 1948

8 Mohd Salleh Abas, Prinsip Perlembagaan dan Pemerintahan di Malaysia , (dewan bahasa

dan pustaka kuala lumpur 2006) cet, I, h. 301

Page 15: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5257/1/MU'AZ BIN... · C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ... ekonomi dan kebudayaan

6

A. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latarbelakang masalah di atas, maka penulis mencoba

membataskan permasalahan tersebut dengan mengfokuskan ruanglingkup di

antaranya adalah, kedudukan pembentukan undang-undang atau UU hasutan

yang dipengaruhi dari prilaku sosial dan juga terkait dalam hal berpolitik.

Kemudian pandangan hukum Islam terhadap implementasi Undang-undang

Hasutan ini.

2. Perumusan Masalah

Supaya tidak menjadi pembahasan yang panjang penulis merumuskan

pemasalahan sebagai berikut:

a. Bagaimana kebebasan berpendapat diatur dalam undang-undang Negara

Malaysia?

b. Bagaimana implementasi Akta Hasutan di Malaysia?

c. Bagaimana pandangan Hukum Islam mengenai hak politik menurut UU

Hasutan di Malaysia?

B. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Ada beberapa alasan dan tujuan yang mendasari penulis memilih judul

skripsi ini. Berikut adalah :

a. Untuk menjelaskan bagaimana kebebasan berpendapat diatur dalam undang-

undang Negara Malaysia.

b. Untuk menjelaskan implementasi Akta Hasutan di Malaysia.

Page 16: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5257/1/MU'AZ BIN... · C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ... ekonomi dan kebudayaan

7

c. Untuk menjelaskan bagaimana Islam memandang hak politik menurut UU

Hasutan di Malaysia.

Ada pun manfaat dalam penelitian ini, diantaranya ialah;

1. Sebagai sumbangan pemikiran dan pengembangan khazanah keilmuan

dibidang fiqh siyasah dalam konteks ketatanegaraan di Malaysia

2. Memberi pemahaman kepada masyarakat luas tentang bagaimana kebebasan

berpendapat itu dari perspektif Hukum Islam dan Perlembagaan Persekutuan

di Malaysia.

3. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi untuk

peneliti- peneliti akan datang.

D. Review Studi Terdahulu

Sejumlah penelitian dengan bahasan tentang hak-hak asasi telah

dilakukan, baik mengkaji secara spesifik topik tersebut ataupun yang

mengkajinya secara umum yang sejalan dengan bahasan penelitian ini. Berikut ini

merupakan paparan tinjauan umum atas sebagian karya-karya penelitian tersebut

baik yang berupa buku maupun skripsi, di antaranya:

Penelitian skripsi yang ditulis oleh Masrianti yang berjudul “Hak-hak

Asasi Manusia Menurut Islam dan Deklarasi Universal: Studi Perbandingan

Page 17: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5257/1/MU'AZ BIN... · C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ... ekonomi dan kebudayaan

8

Dalam Konteks Hak-hak Dan Kedudukan Perempuan” tahun 2006.9 Penelitian ini

di antaranya membahas tentang hak-hak dan kedudukan kaum perempuan dan

realitasnya pada masa kini.

Penelitian yang ditulis oleh Ahmad Baihakki Bin Arifin yang berjudul

“Hak-hak Politik Warga Negara Dalam Perlembagaan Persekutuan Malaysia”,

tahun 2008.10 Penelitian ini membahas tentang hak-hak politik warga negara

Malaysia yang diatur di dalam konstitusi Malaysia.

Penelitian yang ditulis oleh Abdul Qodir yang berjudul “Kebebasan

Pindah Agama Dalam Perspektif Hukum Islam Dan HAM”, tahun 2008.11

Penelitian ini membahas tentang kebebasan untuk pindah agama yang telah diatur

oleh hukum Islam dan juga menurut HAM.

Selain skripsi di atas, sejumlah penelitian dengan bahasan tentang Hak

Asasi Manusia dan Hukum Islam telah dilakukan, baik yang mengkaji secara

spesifik topik tersebut maupun yang bersinggungan secara umum dengan bahasan

penelitian. Berikut ini merupakan paparan tinjauan umum atas sebagian karya-karya

penelitian tersebut:

9 Masrianti, “Hak-hak Asasi Manusia Menurut Islam Dan Deklarasi Universal: Studi

Perbandingan Dalam Konteks Hak -hak Dan Kedudukan Perempuan”, (Skripsi S1 Fakultas

Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Sya rif Hidayatullah Jakarta, 2005) 10

Ahmad Baihakki Bin Arifin, “Hak-hak Politik Warga Negara Dalam Perlembagaan

Persekutuan Malaysia”, (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta, 2005) 11

Abdul Qodir, “Kebebasan Pindah Agama Dalam Perspektif Hukum Islam Dan HAM ”,

(Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,

2005)

Page 18: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5257/1/MU'AZ BIN... · C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ... ekonomi dan kebudayaan

9

“Prinsip Perlembagaan dan Pemerintahan di Malaysia” karya Mohd

Salleh Abas.12 Buku ini menjelaskan tentang prinsip dan tatacara pemerintahan di

Malaysia. Dan didalamnya banyak menguraikan tentang konstitusi Malaysia yang

mana turut menjelaskan hak-hak asasi manusia yang diatur dalam konstitusi.

Kedua, “Hak Asasi Manusia dalam Islam”, karya Syekh Syaukat

Hussain.13 Buku ini membahas tentang konsep HAM di dalam Islam dan ruang

lingkup HAM dalam perspektif Islam serta bagaimana usaha-usaha perlindungan

dalam Islam terhadap pelaksanaan HAM.

Ketiga, “Hak Asasi Manusia dalam Islam” karya Ikhwan.14 Buku ini

membicarakan tentang hak asasi dalam Islam dan hukum internasional. Di

dalamnya juga turut diadakan perbandingan antara hukum Islam dan hukum

Internasional terhadap beberapa isu hak asasi manusia.

Keempat, “Hak Asasi Manusia dalam Perspektif Syariat Islam”, karya

Rusjdi Ali Muhammad.15 Buku ini membincangkan kewajiban dan hak manusia

di dalam sesebuah negara yang terdiri dari orang Islam dan Non-muslim.

E. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan

12

Mohd Salleh Abas, Prinsip Perlembagaan & Pemerintahan di Malaysia (Kuala

Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 2006. 13

Syekh Syaukat Hussain, Hak Asasi Manusia dalam Islam. Penerjemah Abdul Rochim

C.N.. (Jakarta: Gema Insani Press, 1996). cet.I 14

Ikhwan, Hak Asasi Manusia dalam Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2004). cet.I 15

Rusjdi AliMuhammad, Hak Asasi Manusia dalam Perspektif Syariat Islam (Aceh: Ar-

Raniry Press, 2000).cet. I

Page 19: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5257/1/MU'AZ BIN... · C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ... ekonomi dan kebudayaan

10

1. Jenis Penelitian

Skripsi ini menggunakan metode penelitian hukum normatif. Penulis

mencoba mengumpulkan data-datanya berasal dari sumber-sumber hukum yang

ada yaitu undang-undang dan hasil karya dari kalangan hukum.

2. Obyek Penelitian

Yang menjadi obyek dalam penelitian ini adalah hak politik dan hubungan

antara UU hasutan di Malaysia. Dan tinjauan terhadap hukum Islam.

3. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang lebih akurat dan faktual, teknik

pengumpulan data dilakukan dengan studi dokumenter dari bahan-bahan tertulis

yakni dengan mencari bahan-bahan yang terkait serta mempunyai relevansi

dengan obyek penelitian. Data yang diperoleh dapat dibedakan menjadi data

primer dan sekunder.

Termasuk ke dalam sumber data primer adalah buku Perlembagaan

Persekutuan dan UU hasutan 15 tahun 1948 Sedangkan sumber data sekunder

adalah buku-buku dari kalangan hukum, jurnal, dan situs internet yang berkaitan

dengan obyek penelitian.

4. Teknik Analisis Data

Dalam melakukan analisis terhadap data-data yang sudah terhimpun,

penulis menggunakan teknik perbandingan hukum dengan mencari adanya

perbedaan-perbedaan dan persamaan pada sistem hukum Malaysia dan hukum

Islam yang mengatur hak politik

Page 20: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5257/1/MU'AZ BIN... · C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ... ekonomi dan kebudayaan

11

5. Teknik Penulisan Skripsi

Penulisan skripsi ini berpedoman pada buku “Pedoman Penulisan Skripsi

Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007” yang

diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

F. Sistematika Penulisan

Skripsi ini disusun dalam lima bab dan masing-masing bab terdiri dari sub-

sub bab, adapun secara sistematis bab-bab tersebut adalah sebagai berikut:

Bab I, Merupakan bab pendahuluan yang berisi tentang latar belakang

masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

metodologi penelitian dan teknik penulisan, dan sistematika penulisan.

Bab II, Pembahasan dalam bab II ini mengenai hak-hak politik yaitu

membahaskan, pengertian hak-hak politik, sejarah hak politik dalam Islam.

Bab III, Bab ini menjelaskan tentang gambaran umum UU hasutan 1948 di

Malaysia, seterusnya tafsiran UU hasutan, beberapa hal yang diatur dalam UU

hasutan, tinjauan UU hasutan dalam perlembagaan persekutuan dan implementasi

UU hasutan.

Bab IV, Merupakan tinjauan hukum Islam terhadap hak-hak politik dan juga

kedudukan UU hasutan dalam pandangan hukum Islam

Bab V, Merupakan bab penutup, yang di dalamnya terdapat kesimpulan

dan saran.

Page 21: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5257/1/MU'AZ BIN... · C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ... ekonomi dan kebudayaan

12

BAB II

HAK-HAK POLITIK

A. Pengertian Hak-hak Politik

Kata hak politik terdiri dari dua kata yaitu hak dan politik. Dalam Kamus

Besar Bahasa Indonesia kata hak berarti benar, milik, kewenangan, kekuasaan

untuk berbuat sesuatu (karena telah ditentukan oleh undang-undang, aturan dan

sebagainya), kekuasaan yang benar atas sesuatu atau untuk menuntut sesuatu dan

hak juga berarti derajat atau mertabat.1

Kata hak berasal dari bahasa Arab yang secara etimologi mengandung

beberapa arti. Dalam al-Quran terdapat beberapa makna untuk kata hak. Makna

hak sebagai ketetapan dan kepastian terdapat dalam al-Quran surat Yasin/36: 7.

Makna hak sebagai menetapkan dan menjelaskan terdapat dalam surat al-Anfal/8:

8. Makna hak sebagai bagian yang terbatas terdapat dalam al-Ma’arij/70: 24-25.

Kata hak dengan arti benar, lawan dari batil, terdapat dalam surat Yunus/10: 35.2

Dalam kamus Lisan al-Arab, kata hak diartikan dengan ketetapan, kewajiban,

yakin, yang patut dan benar.3

Sedangkan kata politik berasal dari kata politic (Inggris) yang

menunjukkan sifat peribadi atau perbuatan. Secara leksikal, asal kata tersebut

1 Tim Penyusun Kamus Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indoesia,

Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), Cet. I, h . 292 2 Ikhwan, Hak Asasi Manusia dalam Islam, (Jakarta: Logos, 2004), Cet. I, h. 9

3 Jalaluddin Muhammad Ibnu Manzhur, Lisan al-'Arab, (Mesir: Dâr al-Mishriyah li al-

Ta'lif wa al-Tarjamah, t.th), Juz 11, h. 332-343

Page 22: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5257/1/MU'AZ BIN... · C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ... ekonomi dan kebudayaan

13

berarti acting or judging wisely, well judged, prudent. Kata ini terambil dari kata

Latin politicus dan bahasa Yunani (Greek) politicos yang berarti relating to a

citizen. Kedua kata tersebut juga berasal dari kata polis yang bermakna city

“kota”, politic kemudian diserap ke dalam bahasa Indonesia dengan tiga arti,

yaitu: Segala urusan dan tindakan (kebijaksanaan, siasat dan sebagainya)

mengenai pemerintahan sesuatu negara atau terhadap negara lain, tipu muslihat

atau kelicikan dan juga dipergunakan sebagai nama bagi sebuah disiplin

pengetahuan, yaitu ilmu politik.4

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia politik diartikan sebagai ilmu

pengetahuan mengenai ketatanegaraan atau kenegaraan, segala urusan dan

tindakan (kebijakan, siasat dan sebagainya) mengenai pemerintahan negara atau

terhadap negara lain, kebijakan cara bertindak (dalam menghadapi atau

menangani suatu masalah).5 Politik merupakan kata kolektif yang mempunyai

pemikiran-pemikiran yang bertujuan untuk mendapatkan kekuasaan. 6

Menurut Miriam Budiardjo, politik adalah bermacam-macam kegiatan

dalam suatu sistem politik (atau negara) yang menyangkut proses menentukan

tujuan-tujuan dari sistem itu dan melaksanakan tujuan-tujuan itu.7 Selanjutnya

sebagai suatu sistem Munawir Sadzali menerangkan, bahwa politik adalah suatu

4 Abd. Muin Salim, Fiqh Siyasah: Konsepsi Kekuasaan Politik Dalam Al-Quran,

(Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1995), Cet. II, h. 34 5 Ibid., h. 292

6 Pius A. Partanto dan M. Dahlan al-Bary, Kamus Ilmiah Kontemporer, (Surabaya:

Arkola, 1994),cet. I h. 608 7 Miriam Budiard jo, Dasar-dasar Ilmu Politik , (Jakatra: PT. Gramedia Pustaka Utama,

2005), Cet. XXVII, h. 8

Page 23: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5257/1/MU'AZ BIN... · C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ... ekonomi dan kebudayaan

14

konsepsi yang berisikan ketentuan-ketentuan siapa sumber kekuasaan negara;

siapa pelaksana kekuasaan tersebut; apa dasar dan bagaimana cara untuk

menentukan serta kepada siapa kewenangan melaksanakan kekuasaan itu

diberikan; kepada siapa pelaksana kekuasaan itu bertanggungjawab dan

bagaimana bentuk tanggungjawabnya.8

Politik dalam bahasa Arab disebut dengan siyâsah yang berasal dari kata

ساسح - سس - ساس , yang berarti mengurus kepentingan seseorang. Dalam kamus

al-Muhîth dikatakan: را: سسد انزعح ساسح أيزذا yang berarti saya

memerintahnya dan melarangnya.9 Politik atau siyâsah mempunyai makna

mengatur urursan umat, baik secara dalam karenapun luar negeri. Politik

dilaksanakan baik oleh negara (pemerintah) karenapun umat (rakyat), negara

adalah institusi yang mengatur urusan tersebut secara praktis, sedangkan umat

atau rakyat mengoreksi (muhasabah) pemerintah dalam melakukan tugasnya.10

Difinisi ini diambil dari hadis-hadis yang menunjukkan aktivitas penguasa,

kewajiban untuk mengoreksinya, serta pentingnya mengurus kepentingan umat

atau rakyat. Rasulullah SAW bersabda:

8 Munawir Syazili, Islam dan Tata Negara, (Jakarta:UI Press. 1990),cet. V, h. 41

9 Muhammad b in Ya’qub al-Fairuz Abadi, Al-Qâmûs al-Muhîth, (Bairut: Dâr al-Fikir,

1995), cet. I, h. 496 10

Abdul Qadim Zallum, Afkaru Siyasiyah, edisi Indonesia: Pemikiran Politik Islam,

diterjemahkan oleh Abu Faiz, (Bangil: Al-Izzah, 2004), Cet. II, h. 11

Page 24: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5257/1/MU'AZ BIN... · C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ... ekonomi dan kebudayaan

15

انحس ة ع ا أت انأش ى حذث ا أت ع ياخ حذث انذ سار ف يزض اد عاد يعقم ت س ذ اهلل ت عث أ

صه اهلل عه عد انث سهى س رسل اهلل صه اهلل عه ي عر يعقم إ يحذثك حذثا س فقال ن ف

حح إال نى جذ رائحح انجح :سهى قل ص ا ت اهلل رعح نى حط عثذ اسرزعا 11 (را انثخار) يا ي

Artinya: Diceritakan kepada kami Abu Nu’aim diceritakan kepada kami Abu Al-

Asyhab diriwayatkan dari Al-Hasan bahwasanya Abdullah bin Ziyad menjenguk

Ma’qil bin Yasar ketika dia sakit menjelang matinya berkata Ma’qil kepadanya

(Ziyad): saya akan memberitahukan kepadamu apa yang telah saya dengar dari

Rasulullah SAW., aku mendengar Nabi SAW bersabda:“Seseorang yang

ditetapkan Allah (dalam kedudukan) mengurus kepentingan ummat dan dia tidak

memberikan nasihat kepada mereka (rakyat) dia tidak akan mencium bau surga.”

(HR. Bukhari)

ح أو سه ع يحص ضثح ت ع انحس ا قرادج ع ح حذث او ت ا حذث خانذ انأسد ذاب ت ا حذث

سهى قال عه صه انه رسل انه كز سهى :أ أ ي عزف تزئ ف كز ذ أيزاء فرعزف سرك

اتع ذ رض ي ى قم. نك ا أفال قاذه 12 (را يسهى)ال، يا صها : قان

Artinya: Diceritakan kepada kami Hadab bin Khalid Al-Azdi diceritakan kepada

kami Hammam bin Yahya diceritakan kepada kami Katadah daripada Dayyabah

bin Mihshon daripada Ummi Salamah sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda:

“Akan ada para amir (penguasa), maka kalian (ada yang) mengakui

11

Muhammad bin Ismâil bin Ibrâhim al-Bukhâri, Sahîh Bukhâri,(Beirut: Dâr al-Fikr,

t.th), Juz XXII, h. 62, hadits no. 6617 12

Muslim b in al-Haj Abu al-Husin al-Qusairi al-Nisaburi, Sahîh Muslim, (Beirut: Dâr

Ihya’ al-Tharashi al-Arabi), Juz IX, h. 400, hadits no. 3445

Page 25: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5257/1/MU'AZ BIN... · C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ... ekonomi dan kebudayaan

16

perbuatannya dan (ada yang) mengingkarinya. Siapa saja yang mengakui

perbuatannya (karena tidak bertentangan dengan hukum syara’), maka dia tidak

diminta tanggung-jawabnya, dan siapa saja yang mengingkari perbuatannya

maka dia akan selamat. Tetapi siapa saja yang yang redha (dengan perbuatannya

yang bertentangan dengan hukum syara’) dan mengikutinya maka dia berdosa.

Para sahabat bertanya: apakah kita memerangi mereka? Rasul menjawab: tidak,

selama mereka menegakkan shalat (hukum-hukum Islam).” (HR. Muslim).

Pada dasarnya politik mempunyai ruang lingkup negara, membicarakan

politik pada dasarnya adalah membicarakan negara, karena teori politik

menyelidiki negara sebagai lembaga politik yang mempengaruhi hidup

masyarakat, jadi negara dalam keadaan bergerak. Selain itu politik juga

menyelidiki ide- ide, azas-azas sejarah pembentukan negara, hakekat negara serta

bentuk dan tujuan negara.13

Politik ialah cara dan upaya menangani masalah-masalah rakyat dengan

seperangkat undang-undang untuk mewujudkan kemaslahatan dan mencegah hal-

hal yang merugikan bagi kepentingan manusia. Mengacu pada pengertian

tersebut, politik yang berasal dari kata polis yang berarti Negara bisa juga

diartikan sebagai bentuk kumpulan yang sengaja dibentuk untuk mendapatkan

suatu yang baik. Karenanya, setiap negara (polis) sudah barang tentu harus

13

J. H. Rapar, Filsafat Politik Aristoteles; Seri Filsafat Politik , (Jakarta: CV.

RajaGrafindo Persada, 1996), Cet. I, h. 3-4.

Page 26: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5257/1/MU'AZ BIN... · C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ... ekonomi dan kebudayaan

17

memiliki suatu aturan main yang disebut undang-undang atau hukum, pemegang

otoritas hukum yang kemudian disebut sebagai politicos atau raja, dan yang

melaksanakan aturan pemerintahan dalam hal ini semua lapisan masyarakat yang

mengakui terhadap kekusaan seorang pemimpin. Oleh karenanya, persoalan

politik kelihatannya tidak bisa dilepaskan dari persoalan kesepakatan, legitimasi,

bai’at terhadap seseorang pimpinanan produk hukum yang lahir sebagai aturan

dalam melaksanakan roda pemerintahan.14

Ilmu politik adalah salah satu disiplin ilmu kemasyarakatan yang

membahas masalah-masalah pemerintahan, lembaga-lembaga, negara, proses

politik, hubungan internasional, tata negara dan pemerintahan. Semuanya itu

merupakan kegiatan perseorangan karenapun kelompok yang menyangkut

hubungan kemanusiaan dan kemasyarakatan yang sangat mendasar. 15

Teori tentang politik dalam Islam telah banyak dikemukakan oleh para

ulama baik di masa lampau atau pun di masa kini. Hal ini mudah dipahami,

karena masalah politik termasuk ruang lingkup ijtihad yang memungkinkan

kepada para ulama untuk mengkaji setiap masa.16 Dalam hal ini al-Quran dan al-

Sunnah tidak memberikan ketentuan yang pasti mengenai politik. Dalam al-Quran

tidak ditemukan konsep tentang politik umat Islam untuk diaplikasikan pada

setiap tempat dan zaman. Karena jika hal ini ada, berarti al-Quran menghambat

14 Moh. Mufid, Politik dalam Perspektif Islam, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2004), Cet. I,

h. 9 15

H. M. Darwis Hude, (ed), Cakrawala Ilmu dalam Al-Qur’an, (Jakarta: Pustaka Firdaus,

2002), Cet. I, h. 471 16

H. Inu Kencana, Al-Quran dan Ilmu Politik , (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1996), Cet. I,

h.75

Page 27: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5257/1/MU'AZ BIN... · C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ... ekonomi dan kebudayaan

18

dinamika perkembangan umat. Adalah suatu kebijaksanaan al-Quran untuk

membiarkan hal ini dipecahkan oleh nalar manusia sebagai suatu kemampuan dan

perkembangan zaman. Kendati demikian al-Quran memberikan prinsip-prinsip

dasar bagi kehidupan bermasyarakat.17

Dari penjelasan di atas, secara garis besar hak politik dapat diartikan

sebagai suatu kebebasan dalam menentukan pilihan yang tidak dapat diganggu

ataupun diambil oleh siapa pun dalam kehidupan bermasyarakat di suatu negara.

Menurut para ahli hukum hak politik adalah hak yang dimiliki dan diperoleh

seseorang dalam kapasitasnya sebagai anggota organisasi politik (negara), seperti

hak memilih (dan dipilih), mencalonkan diri dan memegang jabatan umum dalam

negara,18 atau hak politik itu adalah hak-hak di mana individu memberi andil

melalui hak tersebut dalam mengelola masalah-masalah negara atau

memerintahnya.19 Hak politik merupakan hak asasi setiap warga negara untuk

ikut serta dalam penyelenggaraan pemerintahan, misalnya hak untuk berkumpul

dan berserikat (membentuk partai politik), dan hak untuk mengeluarkan pendapat

termasuk mengawasi dan mengkritisi pemerintah apabila terjadi penyalahgunaan

kewenangan, kekuasaan atau membuat kebijakan yang bertentangan dengan

aspirasi rakyat.

17

Munawir Syazili, Islam Dan Tata Negara, (Jakarta:UI Press. 1990),cet. V , h. 41 18

A. M. Saefuddin, Ijtihad Politik Cendekiawan Muslim, (Jakarta: Gema Insani Press,

1996), Cet. I, h. 17 19

Abdul Karim Zaidan, Masalah Kenegaraan dalam Pandangan Islam, (Jakarta:

Yayasan Al-Amin, 1984), Cet. I, h. 17

Page 28: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5257/1/MU'AZ BIN... · C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ... ekonomi dan kebudayaan

19

B. Hak Politik

1. Hak untuk memilih dan dipilih dalam suatu pemilihan.

Hak untuk memilih berarti semua penduduk boleh memilih dalam

pemilihan umum. Meskipun hak pilih memiliki dua komponen yang

penting, yaitu hak untuk memilih dan kesempatan untuk memilih, istilah

hak pilih hanya dihubungkan dengan hak memilih. Konsep hak pilih

awalnya merujuk pada hak pilih seluruh penduduk laki- laki, tanpa

memandang harta kekayaan. Negara pertama yang menerapkan konsep

hak pilih adalah Perancis pada tahun 1792. Pada perkembangan

selanjutnya, di banyak negara, hak suara penuh termasuk untuk

perempuan muncul.

2. Hak membuat dan mendirikan parpol.

Setiap orang berhak untuk berkumpul, berapat, dan berserikat untuk

maksud-maksud damai.

Setiap warga negara atau kelompok masyarakat berhak mendirikan partai

politik, lembaga swadaya masyarakat atau organisasi lainnya untuk

berperan serta dalam jalannya pemerintahan dan penyelenggaraan negara

sejalan dengan tuntutan perlindungan, penegakan, dan pemajuan hak asasi

manusia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

3. Hak untuk membuat dan mengajukan suatu usulan petisi.

Page 29: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5257/1/MU'AZ BIN... · C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ... ekonomi dan kebudayaan

20

Setiap orang berhak atas kebebasan untuk menyatakan pendapat; hak ini

termasuk kebebasan untuk mencari, menerima dan memberikan informasi

dan pemikiran apapun,terlepas dari pembatasan-pembatasan secara lisan,

tertulis, atau dalam bentuk cetakan, karya seni atau melalui media lain

sesuai dengan pilihannya. Setiap orang bebas untuk mempunyai,

mengeluarkan dan menyebarluaskan pendapat sesuai hati nuraninya,

secara lisan dan atau tulisan melalui media cetak maupun elektronik

dengan memperhatikan nilai -nilai agama, kesusilaan,ketertiban,

kepentingan umum, dan keutuhan negara.

4. Hak ikut serta dalam kegiatan pemerintahan

Setiap orang memiliki hak untuk berpatisipasi secara langsung atau tidak

langsung dalam penyelengaraan pemerintahan di negerinya. Dia juga

memiliki hak untuk memegang jabatan publik sesuai ketentuan-ketentuan

dan syarat.

C. Sejarah Hak Politik dalam Islam

Islam merupakan manhaj ketuhanan yang diturunkan kepada nabi besar

Muhammad SAW untuk umat manusia agar mereka berada dalam jalan yang

benar dan selamat di dunia dan di akhirat. Dilihat dari sejarah sebelum datang

Islam, keadaan manusia pada waktu itu berada dalam keadaan Jahiliyyah.

Kehidupan beragama di jazirah Arab sebelum Islam adalah penyembah berhala,

Page 30: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5257/1/MU'AZ BIN... · C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ... ekonomi dan kebudayaan

21

mereka telah menyimpang jauh dari ajaran ketuhanan yang dibawa oleh Nabi-

nabi mereka. Hukum yang berlaku berdasarkan kepada hukum adat istiadat, dan

dalam tatanan masyarakat menganut paham kesukuan (kabilah). Selain

penyembah berhala, juga sering terjadi peperangan antara kabilah, terjadi

perbudakan, dan hal-hal lain yang berbau Jahiliyyah.

Dalam keadaan seperti itulah Islam datang dengan al-Quran sebagai

petunjuk hidup. Al-Quran yang berisi hukum-hukum atau pera-turan-peraturan

yang kemudian dijelaskan oleh Rasulullah SAW melalui sunnahnya telah

membawa bangsa Arab keluar dari kejahilan sehingga mereka menjadi bangsa

yang beradab. Bahkan, Rasulullah SAW telah berhasil membuat suatu peradaban

baru yaitu suatu tatanan masyarakat yang teratur dan dinamis, dalam bentuk

kepemimpinan Beliau di Madinah. Rasulullah SAW telah memperkenalkan dasar-

dasar dan prinsip-prinsip pemerintahan (kenegaraan). Misalnya dapat dilihat dari

praktik-praktik yang dicontohkan Nabi dalam musyawarah dengan para sahabat.

Walaupun beliau sebagai pemimpin agama (rasul) dan pemimpin negara, akan

tetapi beliau tidak bersikap otoriter terhadap para sahabat dan kaum muslimin.

Beliau memberikan dan menjamin hak-hak warga masyarakat termasuk dalam hal

yang berkaitan dengan pengambilan kebijakan (politik). 20

Ada beberapa peristiwa yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW

berkenaan dengan hak politik masyarakat misalnya ketika kaum Muslimin hendak

20

Muhammad Dhiauddin Rais, An-nazhariyatu as-siyasatul-islamiyah, edisi indonesia,

Teori Politik Islam, terjemah o leh Abdul Hayyie al-Kattani,(Jakarta: Gema Insani Press, 2001) cet.

I, h. 7

Page 31: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5257/1/MU'AZ BIN... · C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ... ekonomi dan kebudayaan

22

melakukan Perang Uhud. Rasulullah SAW bermusyawarah dengan para sahabat,

beliau meminta pertimbangan mereka apakah sebaiknya tetap tinggal dan

berlindung di Madinah saja atau keluar menyongsong pasukan kaum kafir

Quraiys. Ada sahabat yang mengusulkan untuk keluar menyongsong kaum kafir

Quraiys dan Nabi pun menerimanya.21 Demikian juga Nabi menerima pendapat

sahabat Salman Al-Farisi agar membuat parit dalam peperangan Ahzab, sehingga

perang ini disebut juga dengan perang Khanddak (parit).22

Pasca Rasulullah SAW wafat, sahabat Khulafah ar-Rasyidin pun telah

memberikan contoh berkenaan dengan hak politik masyarakat misalnya ketika

Abu Bakar ash-Shiddiq diangkat menjadi Khalifah beliau berkhutbah:

“Amma Ba’du. Wahai manusia! Sesungguhnya saya telah dipilih untuk

memimpin kalian dan bukanlah saya orang terbaik diantara kalian. Maka, jika

saya melakukan hal yang baik bantulah saya, dan jika saya melakukan tindakan

yang menyeleweng luruskanlah saya. Sebab kebenaran itu adalah amanah,

sedangkan kebohongan itu adalah pengkhianatan. Orang yang lemah di antara

kalian adalah kuat dalam pandangan saya hingga saya ambilkan hak-haknya

untuknya, sedangkan orang yang kuat di antara kalian adalah lemah di

hadapanku sehingga saya ambilkan hak orang lain darinya… Taatlah kalian

21

Akram Dhiya A l-Umuri, As-Sirah An-Nabawiyyah Ash-Shahihah, edisi Indonesia

Seleksi Sirah Nabawiyyah: Studi Kritis Muhadditsin terhadap Riwayat Dhaif, Oleh Abdul Rosyad

Shidiq, (Jakarta: Darul Falah, 2004), Cet. I, h. 408 22

Shafiyyur Rahman, Sirah Nabawiyah, edisi Indonesia Sirah Nabawiyah, penerjemah

oleh Kathur Suhardi, (Jakarta: Pustaka Al-Kausar,2010), Cet. I, h. 339

Page 32: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5257/1/MU'AZ BIN... · C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ... ekonomi dan kebudayaan

23

pada ku selama saya taat kepada Allah dan jika saya melakukan maksiat kepada

Allah dan RasulNya, maka tidak ada kewajiban taat kalian kepada ku.”23

Dari pidato Abu Bakar tersebut dapat dipahami bahwa beliau bersedia

untuk ditegur dan diluruskan jika melakukan penyelewengan dalam

pemerintahannya. Ini berarti bahwa Khalifah Abu Bakar menjamin dan

memberikan hak politik dalam berpendapat kepada rakyatnya.

Umar Ibn al-Khaththab tidak pernah memaksakan pendapat apa lagi

mendiktekan kehendaknya. Bagi Umar musyawarah bukanlah hanya sekadar

untuk menguatkan pendapatnya semata, akan tetapi untuk mencari kebenaran.

Umar pernah berkata: “Janganlah tuan-tuan mengemukakan pendapat yang

menurut persangkaan tuan-tuan sesuai dengan keinginan saya, tetapi

kemukakanlah buah fikiran menurut perkiraan tuan-tuan sesuai dengan

kebenaran.”24

Satu ketika Umar berpidato dihadapan rakyatnya: “Tuan-tuan jangan

memberi maskawin melebihi 40 ugiah! Barang siapa yang melebihinya, maka

kelebihannya akan saya masukkan ke baitulmal.” Tiba-tiba dari barisan wanita

muncul seorang ibu- ibu yang menyanggahnya dengan berkata: “tidak ada hak

anda untuk berbuat demikian!.” Lalu Umar bertanya: “Kenapa?” seorang ibu itu

menjawab bukankah Allah telah berfirman:

23

Imam as-Suyuthi, Tarikh Khulafa, edisi Indonesia diterjemahkan oleh Samson

Rahman, Tarikh Khulafa: Sejarah Para Penguasa Islam, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2001), Cet. I, h. 75

24 Khalid Muhammad Khalid, Khulafa ar-Rasul, alih bahasa oleh Mahyuddin Syaf, dkk.,

Mengenal Pola Kepimpinan Umat dari Karakteristik Perihidup Khalifah Rasulullah, (Bandung:

CV. Diponegoro, 1996), Cet. IV, h. 220-221

Page 33: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5257/1/MU'AZ BIN... · C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ... ekonomi dan kebudayaan

24

) ساء (٢٠: ٤/ ان

Dan jika kamu hendak mengambil isteri (baharu) menggantikan isteri

(lama Yang kamu ceraikan) sedang kamu telahpun memberikan kepada

seseorang di antaranya (isteri Yang diceraikan itu) harta Yang banyak, maka

janganlah kamu mengambil sedikitpun dari harta itu. Patutkah kamu

mengambilnya Dengan cara Yang tidak benar dan (yang menyebabkan) dosa

Yang nyata? ( Q.s: an-Nisa/ 4: 20)

Mendengar sanggahan itu wajah Umar pun berseri-seri dan tersenyum.

Lalu berkata: “benarlah wanita itu dan salahlah Umar.”25 Dari penjelasan di atas,

jelaslah bahwa sejak zaman Nabi SAW dan para sahabat telah memberikan

contoh dalam hal kebebasan berpendapat dan bermusyawarah dalam mejalankan

kepemimpinannya. Selain itu adanya kebebasan berkumpul atau berserikat dan

berpendapat dapat kita lihat dari adanya golongan-golongan yang ada pada masa

para sahabat seperti adanya golongan Khawarij, Jabariah, Qadariah, Asy’ariah

dan bahkan sempat terjadi perpecahan kaum muslimin ke dalam golongan pada

masa khalifan Ali bin Abi Thalib, yang mana beliau pada waktu itu didukung oleh

satu golongan yang kemudian menjadi golongan syiah.

Jika kita bandingkan dengan dunia Barat, maka pembahasan tentang

sejarah perjuangan hak politik berkaitan erat dengan sejarah Hak Asasi Manusia

25

Hussien Haikal, Al- Farruq Umar, edisi Indonesia Umar Al-Khattab, diterjemah oleh

Ali Audah, ( Bogor: Pustaka Litera AntarNusa 2002), cet. III, h. 83

Page 34: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5257/1/MU'AZ BIN... · C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ... ekonomi dan kebudayaan

25

(HAM), yaitu usaha manusia untuk mendapatkan hak-haknya yang dirampas oleh

manusia yang lain. Usaha ini merupakan sebagai reaksi terhadap keabsolutan raja-

raja dan kaum feodal pada abad ke-17 dan 18 terhadap rakyat yang mereka

perintah atau manusia yang mereka peker-jakan. Manusia pada zaman tersebut

terdiri dari dua lapisan besar, yakni lapisan atas yang minoritas dan lapisan bawah

yang mayoritas jumlahnya. Lapisan bawah tidak mempunyai hak-hak dan

diperlakukan secara sewenang-wenang oleh pihak yang berkuasa atas diri

mereka. Mereka diperlakukan sebagai budak yang dapat diperlakukan sekehendak

pemilik-nya. Sebagai reaksi terhadap keadaan ini, timbul gagasan untuk memper-

samakan kedudukan lapisan bawah dan lapisan atas karena mereka sama-sama

manusia. Muncullah ide persamaan, persaudaraan, dan kebebasan yang

ditonjolkan oleh revolusi Perancis pada akhir abad kedelapan belas. 26

Pada umumnya para pakar di Eropa berpendapat bahwa lahir HAM di

kawasan Eropa gandang dengan kelahiran Magna Charta 15 Juni 1215, suatu

dokumen yang mencatat beberapa hak yang diberikan oleh Raja John dari Inggris

kepada beberapa bangsawan bawahannya atas tuntutan mereka. 27 Dokumen ini

antara lain memuat pandangan bahwa raja yang tadinya memiliki kekuasaan

absolut menjadi dibatasi kekuasaannya dan mulai dapat diminta pertanggung-

jawabannya di muka hukum. Kelahiran Magna Charta ini kemudian diikuti oleh

26

Harun Nasution, “Pengantar” dalam Harun Nasution dan Bakhtiar Effendi (ed), Hak

Asasi Manusia dalam Islam (Jakarta:Yayasan Obor Indonesia dan Pustaka Firdaus, 1995), Cet. II ,

h. 51 27

Miriam Budiard jo, Dasar-dasar Ilmu Politik , (Jakatra: PT. Gramedia Pustaka Utama,

2005), Cet. XXVII, h. 213

Page 35: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5257/1/MU'AZ BIN... · C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ... ekonomi dan kebudayaan

26

kemunculan Bill of Righs di Inggris pada tahun 1689. Pada masa itu, mulai timbul

pandangan (adagium) yang intinya bahwa manusia sama di muka hukum

(equality before the law). Adagium ini memperkuat dorongan timbul negara

hukum dan negara demokrasi. Bill of Rights melahirkan asas persamaan harus

diwujudkan, betapa pun berat resiko yang harus dihadapi, karena hak kebebasan

baru dapat diwujudkan kalau ada hak persamaan.28 Untuk mewujudkan semua itu,

maka lahir teori kontrak sosial J.J. Roussseau (social contract theory),29 teori trias

politika Montesquieu,30 dan John Locke di Inggris dengan teori hukum kodrati. 31

Perkembangan HAM selanjutnya, ditandai dengan munculnya The

Amarican declaration of Independence. yang lahir dari paham kontrak sosial

Rousseau dan trias politika Montesquieu. Mulai dipertegas bahwa manusia adalah

merdeka sejak di dalam perut ibunya, sehingga tidak logis ia dibelenggu bila

28

Dede Rosyada, dkk., Pendidikan Keawarganegaraan (Civic Education): Demokrasi,

Hak Asasi Manusia dan Masyrakat Madani, (Jakarta: Tim ICCE UIN Syyarif Hidayatullah

Jakarta dan Prenada Media, 2003), Cet. I, Edisi Revisi, h. 202 29

Menurut Rousseau, manusia yang tinggal dalam keadaan primitif memiliki suatu

kebebasan asli. Lalu pada suatu ketika manusia yang memiliki kebebasan asli itu membentuk

suatu kehidupan bersama orang lain yang juga memiliki kebebasan itu. Hal ini terjadi melalu i

suatu proses yang oleh Rousseau disebut kontrak sosial. Lebih jelasnya lihat Theo Huijbers,

Filsafat Hukum dalam Lintasan Sejarah, Cet. XV, (Yogyakarta: Kanisius, 2006), h. 88 30

Yaitu suatu teori tentang pembagian kekuasaan, menurutnya kekkuasan Negara dibagi

atau tegasnya dipisahkan menjadi tiga dan masing-masing kekuasaan itu dilaksanakan oleh suatu

badan yang berdiri sendiri-sendiri, yaitu kekuasan perundang-undangan (legislative), kekuasaan

melaksanakan pemerintahan (eksekutif) dan kekuasaan kehakiman (yudikatif). Lihat Suhino, Ilmu

Negara, cet. V, (Yogyakarta: Liberty, 2005), h. 117, dapat dilihat juga pada Moh. Kusnardi dan

Bintan R. Sarag ih, Ilmu Negara, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2000), Cet. IV, h. 222 31

Menurut John Locke, secara kodratnya manusia sejak lahir telah mempunyai hak -hak

kodrat atau hak-hak asasi atau hak-hak alamiah, yaitu hak-hak yang dimilikinya secara pribadi.

Mustahillah manusia itu menyerahkan hak-hak aslinya itu kepada instansi lain, oleh sebab hak-hak

itu melekat pada manusia sebagai pribadi. Hanya kalau orang telah melanggar undang -undang

atau dikalahkan dalam perang terdapat kemungkinan mencabut hak-hak pribadi itu. Tujuan negara

tidak lain dari pada menjamin hak-hak pribadi tersebut. Lebih jelasnya silahkan lihat

Suhino, Ibid., h. 107-108 dan juga pada Theo Huijbers, Filsafat Hukum dalam Lintasan Sejarah,

h. 81-83

Page 36: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5257/1/MU'AZ BIN... · C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ... ekonomi dan kebudayaan

27

sudah lahir. Selanjutnya pada tanggal 4 Agustus tahun 1789 lahir The French

Declaration (Deklarasi Perancis), yang memuat lima hak utama yang harus

dihormati, yakni propiete (hak pemilikan harta) liberte (hak kebebasan), egalite

(hak persamaan), securite (hak keamanan), dan resistense a l’oppresion (hak

perlawanan terhadap penindasan.32

Perkembangan aturan tentang perlindungan HAM mencapai puncaknya

dengan dideklarasikannya The Universal Declaration of Human Right oleh

Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) pada tanggal 10 Desember 1948. Sejak

berdirinya padanya tanggal 24 Oktober 1945, PBB telah banyak menghasilkan

deklarasi dan perjanjian internasional di bidang HAM. Di antara sekian banyak

konvensi internasional yang bersifat penting dan universal yaitu Konvensi

Internasional tentang Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya, Konvensi

Internasional Hak-hak Sosial dan Politik.33

32

Ikhwan, Hak Asasi Manusia dalam Islam, (Jakarta: Logos, 2004), Cet. I, h. 43 33

Ibid.., h. 53

Page 37: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5257/1/MU'AZ BIN... · C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ... ekonomi dan kebudayaan

28

BAB III

IMPLEMENTASI UU HASUTAN 1948 DI MALAYSIA

A. Definisi Undang-undang Hasutan

Pemerintah yaitu mempunyai kekuasaan memerintah sebuah negara,

daerah, badan yang tertinggi yang merupakan sesuatu negara seperti kabinet,

pengurus dan pengelola.1 “Menghasut” apabila dipakai bagi atau digunakan

berkenaan dengan perbuatan, ucapan, perkataan dan penerbitan atau benda lain itu

sebagai yang mempunyai kecenderungan menghasut.

“Penerbitan” termasuk semua perkara bertulis atau bercetak dan segala

benda sama ada atau tidak serupa dengan jenisnya dengan perkara bercetak yang

mengandungi gambaran yang boleh dilihat atau yang mengikut rupanya,

bentuknya atau dengan cara lain boleh menggambarkan perkataan atau gagasan,

dan juga termasuk tiap naskah dan keluaran semula atau keluaran semula

substansial penerbitan. “Perkataan” termasuk ungkapan, ayat atau bilangan

perkataan atau gabungan perkataan yang lain, sama ada secara lisan atau bertulis.

1 Dessy Anwar, kamus lengkap bahasa Indonesia terbaru , (Surabaya: Amelia, 2003) cet. I, h.

317

Page 38: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5257/1/MU'AZ BIN... · C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ... ekonomi dan kebudayaan

29

“Raja” ertinya Yang Dipertuan Agong atau Raja atau Yang Dipertua Negeri

negeri di Malaysia.2 Raja menurut kamus Indonesia adalah penguasa tertinggi

pada suatu kerajaan biasanya diperoleh sebagai warisan. 3

Kecenderungan menghasut ialah;

1. bagi mendatangkan kebencian atau penghinaan atau bagi membangkitkan

perasaan tidak setia terhadap raja atau pemerintah;

2. Bagi membangkitkan rakyat raja atau penduduk wilayah yang diperintah oleh

pemerintah supaya coba mendapatkan perubahan, dengan cara selain cara

yang sah, jua yang wujud menurut undang-undang di dalam wilayah yang

diperintah oleh pemerintah itu;

3. bagi mendatangkan kebencian atau penghinaan atau bagi membangkitkan

perasaan tidak setia terhadap pentadbitan keadilan di Malaysia atau Negeri;

4. bagi mendatangkan perasaan tidak puas hati atau tidak setia di kalangan

rakyat Yang Dipertuan Agong atau rakyat Raja Negeri atau kalangan

penduduk Malaysia atau penduduk Negeri;

5. bagi mengembangkan perasaan niat jahat dan permusuhan antar kaum atau

golongan penduduk yang berlainan di Malaysia; atau

2 Malaysia terd iri dari negara-negara bagian yang diketuai o leh seorang raja. Set iap lima

tahun (satu periode) diadakan pemilihan ketua raja -raja, dan seorang raja dari satu negara bagian

yang terpilih itu diberi gelar Duli Yang Maha Mulia Seri Paduka Yang di-Pertuan Agong. Yang

Dipertua Negeri bagi negeri yang tiada raja seperti Melaka dan Pulau Pinang. 3 Dessy Anwar, kamus lengkap bahasa Indonesia terbaru , (Surabaya: Amelia, 2003) cet.

I h. 342.

Page 39: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5257/1/MU'AZ BIN... · C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ... ekonomi dan kebudayaan

30

6. bagi mempersoalkan perkara, hak, taraf kedudukan, keistimewaan,

kedaulatan atau prerogatif yang ditetapkan atau dilindungi oleh peruntukan

Bahagian III Konstitusi Persekutuan atau Perkara 152,4 153,5 atau 1816

Konstitusi Persekutuan.

B. Materi Dalam UU hasutan:-

1. Perkara yang dianggap salah dan dikenakan sanksi;

a. orang yang melakukan atau coba melakukan, atau membuat persediaan

untuk melakukan, atau berkomplot dengan orang untuk melakukan,

perbuatan yang mempunyai kecenderungan menghasut, atau, jika

dilakukan, akan mempunyai kecenderungan menghasut;

b. menyebut perkataan menghasut;

c. mencetak, menerbitkan, menjual, menawarkan untuk dijual, mengedarkan

atau mengeluarkan semula penerbitan menghasut; atau

d. mengimport penerbitan menghasut.

2. Sanksi;

a. Sesiapa yang melakukan suatu kesalahan dan, apabila disab itkan7, boleh

bagi kesalahan kali pertama didenda tidak melebihi lima ribu ringgit atau

dipenjarakan selama tempoh tidak melebihi tiga tahun atau kedua-duanya

dan, bagi kesalahan yang kemudian, boleh dipenjarakan selama tempoh

4 Tentang Bahasa Kebangsaan.

5 Hak keistimewaan orang melayu.

6 Perkecualian bagi kedaulatan raja -raja.

7 Sabit dalam bahasa indonesia diartikan dinyatakan bersalah.

Page 40: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5257/1/MU'AZ BIN... · C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ... ekonomi dan kebudayaan

31

tidak melebihi lima tahun; dan apa- apa penerbitan menghasut yang

didapati dalam milik orang itu atau yang digunakan sebagai keterangan

dalam perbicaraannya hendaklah dilucuthakkan dan boleh dimusnahkan

atau dilupuskan dengan cara lain sebagaimana yang diarahkan oleh

peradilan.

b. orang yang ada dalam miliknya tanpa sebab yang sah penerbitan

menghasut melakukan suatu kesalahan dan, apabila disabitkan, boleh bagi

kesalahan kali pertama didenda tidak melebihi dua ribu ringgit atau

dipenjarakan selama tempoh tidak melebihi lapan belas bulan atau kedua-

duanya, dan, bagi kesalahan yang kemudian, boleh dipenjarakan selama

tempoh tidak melebihi tiga tahun, dan penerbitan itu hendaklah dilucut

hakkan dan boleh dimusnahkan atau dilupuskan dengan cara lain

sebagaimana yang diarahkan oleh peradilan.

c. orang yang melanggar sesuatu perintah yang dibuat di bawah seksyen

media cetak adalah melakukan suatu kesalahan dan, apabila disabitkan,

boleh didenda tidak melebihi lima ribu ringgit atau dipenjarakan selama

tempoh tidak melebihi tiga tahun atau kedua-duanya.

3. Penangkapan

a. Seseorang Majistret boleh mengeluarkan waran yang memberi kuasa

pegawai polis, yang berpangkat tidak rendah daripada Inspektor, untuk

memasuki premis di mana penerbitan menghasut diketahui atau dengan

Page 41: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5257/1/MU'AZ BIN... · C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ... ekonomi dan kebudayaan

32

semunasabahnya disyaki berada dan untuk mencari di dalamnya

penerbitan menghasut.

b. Apabila didapati oleh pegawai polis yang berpangkat tidak rendah

daripada Penolong Penguasa bahwa ada sebab yang munasabah bagi

mempercayai bahwa dalam mana- mana premis ada disembunyikan atau

disimpan penerbitan menghasut, dan dia mempunyai alasan yang

munasabah bagi mempercayai bahwa, oleh sebab kelengahan yang akan

disebabkan oleh usaha untuk mendapatkan suatu waran geledah, tujuan

penggeledahan itu mungkin terkecewa, pegawai polis itu boleh memasuki

dan menggeledah premis itu seolah-olah dia diberi kuasa untuk berbuat

demikian oleh waran yang dikeluarkan di bawah subseksyen (1).

4. Penggantungan koran yang didapati menghasut.

Apabila orang disabitkan karena menerbitkan dalam akhbar perkara yang

mempunyai kecenderungan menghasut, peradilan boleh, jika difikirkannya patut,

sama ada sebagai ganti atau sebagai tambahan kepada hukuman lain, membuat

perintah mengenai semua atau mana- mana daripada perkara yang berikut:

a. melarang penerbitan selanjutnya akhbar itu, sama ada dengan mutlak atau

kecuali mengikut syarat-syarat yang akan dinyatakan dalam perintah itu,

selama suatu tempoh yang tidak melebihi satu tahun dari tarikh perintah

itu;

Page 42: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5257/1/MU'AZ BIN... · C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ... ekonomi dan kebudayaan

33

b. melarang penerbit, tuan punya, atau penyunting akhbar itu, sama ada

dengan mutlak atau kecuali mengikut syarat-syarat yang akan dinyatakan

dalam perintah itu, selama tempoh yang disebut terdahulu, daripada

c. menerbitkan, menyunting atau menulis bagi akhbar, atau daripada

membantu, sama ada dengan wang atau dengan yang mempunyai nilai

wang, dengan bahan, perkhidmatan peribadi, atau dengan cara lain dalam

penerbitan, penyuntingan atau pengeluaran akhbar;

d. bahwa selama tempoh yang disebut terdahulu mesin cetak yang

digunakan dalam mengeluarkan akhbar itu hendaklah digunakan hanya

mengikut syarat-syarat yang akan dinyatakan dalam perintah itu, atau

bahwa mesin cetak itu hendaklah disita oleh polis dan ditahan oleh mereka

selama tempoh yang disebut terdahulu.

C. Tinjauan UU hasutan dalam Konstitusi Malaysia

Pemerintahan Malaysia dan pembentukan negara itu sebagaimana negara-

negara lain yang baru merdeka dan kebanyakan negara di dunia hari ini, dibentuk

atas Konstitusi tertulis. Konstitusi itu merupakan undang- undang tertinggi yang

menentukan corak dan perjalanan negara tersebut.8 Kebebasan berpendapat dalam

Konstitusi Malaysia perkara (10) yaitu:

Pasal 1: tertakluk kepada pasal (2),(3)dan(4):

8 Nakhaie Haji Ahmad, Penghayatan Politik Islam dalam Pemerintahan, (t.tp.,Percetakan

Berpadu Sdn. Bhd, 2000)cet I, h. 39.

Page 43: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5257/1/MU'AZ BIN... · C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ... ekonomi dan kebudayaan

34

a) Tiap-tiap warganegara berhak kepada kebebasan bercakap dan berpendapat;

b) Semua warganegara berhak untuk berhimpun secara aman dan tanpa senjata;

c) Semua warganegara berhak untuk membentuk persatuan.

Pasal 2: Parlemen boleh melalui undang-undang mengenakan:

a) Ke atas hak yang diberikan oleh perenggan (a) pasal (1), batasan yang

didapatinya perlu atau sesuai manfaat demi kepentingan keselamatan

Persekutuan atau bahagiannya, hubungan baik dengan Negara-negara lain,

ketenteraman publik atau prinsip moral dan batasan-batasan yang bertujuan

untuk melindungi keistimewaan parlemen atau Dewan Undangan atau untuk

membuat peruntukan menentang penghinaan peradilan, fitnah atau pengapian

kesalahan;

b) Ke atas hak yang diberikan oleh perenggan (b) pasal (1), batasan yang

didapatinya perlu atau suai manfaat demi kepentingan keselamatan

Persekutuan atau bahagiannya atau ketenteraman publik.

c) Ke atas hak yang diberikan oleh perenggan (c) pasal (1), batasan yang

didapatinya perlu atau suai manfaat demi kepentingan keselamatan

persekutuan atau bahagiannya, ketenteraman publik atau prinsip moral.

Pasal 3: batasan-batasan keatas hak untuk membentuk persatuan yang diberikan

oleh perenggan (c) pasal (1) boleh juga dikenakan oleh undang-undang yang

berhubungan dengan perburuhan atau pendidikan.

Page 44: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5257/1/MU'AZ BIN... · C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ... ekonomi dan kebudayaan

35

Pasal 4: pada mengenakan batasan-batasan demi kepentingan keselamatan

Persekutuan atau bahagiannya atau ketentraman awam di bawah pasal(2)(a),

parlimen boleh meluluskan undang-undang melarang dipersoalkan perkara, hak,

taraf kedudukan, keistimewaan dan kedaulatan yang ditetapkan atau dilindungi

oleh peruntukan Bahagian III, perkara 152,153 atau 181 melainkan yang

berhubungan pelaksanaannya sebagaimana yang dinyatakan dalam undang-

undang itu.

UU hasutan juga terkait dengan kebebasan diri. Ini karena UU ini pihak

terkait bisa dikenakan sanksi. Hak kebebasan diri adalah perkara pokok yang

menjadi kebutuhan hidup manusia. Tanpa kebebasan diri, kehidupan manusia itu

tidak mempunyai nilainya dan boleh diperlakukan sesuka hati kepada siapa pun.

Hak kebebasan diri ini telah diatur dengan panjang lebar di dalam Konstitusi

Malaysia, demi kenyamanan rakyat menjalani hidup yang layak sebagai seorang

manusia.

Hak ini telah diatur sebagai berikut:

(a) Seseorang itu tidak boleh diambil nyawanya atau dihapuskan kebebasannya

melainkan mengikut undang-undang. Peradilan berhak melepaskan dia jika

didapati bahwa dia ditahan karena menyalahi undang-undang. Apabila

seseorang itu ditangkap, ia hendaklah diberitahu sebab-sebab dia ditangkap,

dibenarkan berunding dan dibela oleh seorang penasihat undang-undang yang

dipilihnya sendiri. Tiap-tiap orang yang ditangkap hendaklah dibawa ke

Page 45: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5257/1/MU'AZ BIN... · C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ... ekonomi dan kebudayaan

36

hadapan majistret dalam tempoh 24 jam dari mula tangkapan itu, melainkan

dia telah dilepaskan sebelum habis tempoh.

(b) Seseorang itu tidak boleh diseksa karena telah melakukan perbuatan yang

sememangnya tidak menjadi kesalahan pada ketika ia melakukan perbuatan

itu. Dan dia tidaklah pula boleh dihukum selain hukuman yang ditetapkan

oleh undang-undang pada ketika ia melakukan kesalahan itu. Seseorang yang

telah dibebaskan daripada kesalahan atau disabitkan kesalahannya, tidak boleh

dibicarakan lagi atas kesalahan itu, melainkan kebebasannya itu telah

dihapuskan oleh Peradilan Tinggi dan bicara semula diperintahkan oleh

peradilan tersebut.

(c) Seseorang warganegara itu tidak boleh dibuang negeri daripada Persekutuan.

Dan tertakluk kepada undang-undang tentang keselamatan Persekutuan,

keamanan awam, kesihatan awam, atau hukuman ke atas penjenayah, tiap-tiap

warganegara berhak bergerak di seluruh Persekutuan dan tinggal di tempat

dalam Persekutuan ini.

(d) Seseorang warganegara itu ada kebebasan bercakap dan menyuarakan

fikirannya, berkumpul dalam keadaan yang aman dan tidak bersenjata, serta

menubuhkan persatuan. Tetapi semua kebebasan ini boleh dihadkan oleh

undang-undang jika difikirkan mustahak dan perlu demi kepentingan

Page 46: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5257/1/MU'AZ BIN... · C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ... ekonomi dan kebudayaan

37

keselamatan Persekutuan, tali persahabatan dengan negeri-negeri lain,

ketenteraman awam dan keelokan akhlak awam.9

Berkenaan dengan kebebasan dalam perkara (a) dan (b) di atas, ini sudah

menjadi pedoman pada undang-undang pidana di Malaysia. Semua peraturan ini

boleh didapati dalam Kanun Acara Jenayah.10 Adalah menjadi prinsip asas bagi

undang-undang negara Malaysia yaitu tiap-tiap orang dianggap tidak bersalah

(asas praduga tidak bersalah), melainkan setelah dibuktikan bahwa ia bersalah.

Setiap orang juga tidak boleh dipaksa mengaku bersalah atau memberi

keterangan yang menunjukkan bahwa ia telah melakukan kesalahan. Jika dengan

jalan paksa, pengakuan salah atau pernyataan itu diperoleh, maka pengakuan dan

pernyataan itu tidak boleh diterima oleh peradilan. Untuk membuktikan sesuatu

kesalahan, pihak kejaksaan hendaklah mencari keterangan-keterangan yang lain.

Kebebasan ini telah dibatasi oleh wewenang-wewenang yang ada di

tangan pemerintah dan seseorang itu boleh ditahan tanpa melalui persidangan

apabila perbuatan, kelakuan atau gerak-gerinya dianggap berbahaya bagi

keselamatan negara dan ketenteraman masyarakat.

Kebebasan bersuara ini dihadkan kepada kata-kata yang tidak menjadi

fitnah, kata-kata yang tidak menjadi hasutan (menghuru-harakan keadaan politik).

Kata-kata yang tidak mencerca pengadilan atau kata-kata yang melanggar hak

9 Mohd. Salleh Abas, Prinsip Perlembagaan & Pemerintahan Di Malaysia (Kuala Lumpur:

Dewan Bahasa dan Pustaka, 2006), h.296. 10

Kanun Acara Jenayah adalah hukum acara pidana bagi negara Malaysia.

Page 47: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5257/1/MU'AZ BIN... · C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ... ekonomi dan kebudayaan

38

keutamaan Parlimen dan Dewan Negeri. Mengeluarkan fitnah merupakan satu

kesalahan jenayah. Kata-kata yang mencerca boleh diadukan ke pengadilan oleh

pihak yang terkait dengan kata-kata itu atau peguam negara.11 Sesiapa yang

menyebut, menulis, mencetak, menjual atau menyiarkan perkataan-perkataan

yang mempunyai maksud hasutan adalah dianggap oleh undang-undang sebagai

melakukan kesalahan yang boleh dihukum hingga lima tahun penjara atau RM

5000 denda.12

Bukan hanya UU Hasutan sahaja yang mengatur dalam kebebasan

bersuara ini. Di bawah seksyen 28 UU Keselamatan Dalam Negeri, sesiapa yang

menyiarkan perkabaran palsu yang menakutkan rakyat sipil, sama ada yang

menyiarkan perkabaran melalui kata mulut atau bertulis dianggap telah

melakukan kesalahan. Kata-kata yang bertulis dikawal oleh beberapa undang-

undang.

Parlemen dibenarkan meluluskan undang-undang untuk mencegah

perbuatan yang menimbulkan keresahan dalam negara, atau perbuatan yang

hendak menggulingkan pemerintah dengan tidak berdasarkan undang-undang.13

11

Mohd. Salleh Abas, Prinsip Perlembagaan & Pemerintahan Di Malaysia (Kuala Lumpur:

Dewan Bahasa dan Pustaka, 2006), h.301. 12

Akta hasutan 1945 13

Lihat pasal 149 Perlembagaan Persekutuan.

Page 48: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5257/1/MU'AZ BIN... · C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ... ekonomi dan kebudayaan

39

Di bawah kuasa perkara inilah UU Keselamatan Dalam Negeri 1960 (UU ISA)14

telah diluluskan oleh Parlemen.

Apa yang membedakan penahanan ISA dari penahanan yang lain ialah

kesalahan yang mengangkut hal politik, dan bukanlah kesalahan pidana. UU ISA

juga memberi kuasa kepada pemerintah untuk meletakkan beberapa syarat tentang

kebebasan seseorang yang perbuatan dan kelakuannya dianggap merusak negara.

Syarat-syarat ini ialah seperti penahanan di dalam rumah dalam periode tertentu,

tidak dibenarkan aktif di dalam politik dan terlibat dalam politik, dipaksa tinggal

di sesuatu tempat, dan tiap kali ia hendak keluar dari tempat itu ia hendaklah

memberitahu pihak polisi, dan beberapa syarat lainnya. 15

Konstitusi Malaysia menyatakan bahwa setiap warganegara bebas

bergerak ke dalam negara, melainkan ia dihalang dan dikawal oleh undang-

undang tentang keamanan dan keselamatan masyarakat.16 Kebebasan ini juga

boleh dibatasi oleh undang-undang untuk keselamatan dan kepentingan negara.

14

Kepanjangan nama akta itu ialah “Satu akta mengadakan keselamatan dalam Persekutuan

penahanan tidak dibicara, mencegah penyeludupan, memberhentikan kekerasan ke atas orang dan harta

di tempat-tempat tertentu dalam Persekutuan dan perkara-perkara yang berkaitan dengan hal tersebut”. 15

Mohd. Salleh Abas, Prinsip Perlembagaan & Pemerintahan Di Malaysia

(Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 2006), h.298. 16

Lihat Perkara 9 (2) Perlembagaan Persekutuan.

Page 49: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5257/1/MU'AZ BIN... · C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ... ekonomi dan kebudayaan

40

D. Implementasi Akta Hasutan di Malaysia

Baru-baru ini, digemparkan dengan penangkapan dan penahanan seorang

kartunis tanahair, Zunar di bawah Akta Hasutan 1948. Zunar di bawah Akta

Hasutan 1948. Umumnya, perkataan hasutan membawa kepada berbentuk

negatif, di mana perkataan hasutan merujuk kepada perbuatan mengajak atau

mempengaruhi seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan yang salah dan

berniat jahat. Seorang kartunis adalah seorang pelukis yang menggunakan seni

lukisan kartun yang dihasilkan bagi tujuan menyampaikan sesuatu mesej kepada

masyarakat.17

Penangkapan dan penahanan Zunar, seorang kartunis yang lantang

mengkritisi kepincangan sistem politik pemerintah dan sistem kehakiman negara

menunjukkan betapa terdesaknya kerajaan Malaysia dalam cubaan menutup

penyalahgunaan kuasa dan kebatilan pemerintahan mereka yang jelas lagi nyata.

Tindakan tidak bertamadun pihak kerajaan ini jelas dilakukan dengan tujuan

untuk membisukan suara-suara keramat rakyat yang berani bangun untuk

menyatakan kebenaran yang cuba diselindungi pembohongan demi

pembohongan.

17

http://www.detikdaily.net/v5/modules.php?name=News&file=print&sid=9965/ d iakses

pada tanggal 21/6/2011 jam 7.18 WIB

Page 50: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5257/1/MU'AZ BIN... · C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ... ekonomi dan kebudayaan

41

Isu-isu yang dipaparkan melalui kartun-kartun Zunar bukanlah suatu

imaginasi kosong atau cerita rekaan semata-mata yang sengaja diada-adakan

tanpa sebarang basis, tetapi kartun-kartun tersebut sarat dengan fakta-fakta dan

persoalan-persoalan sah berikutan episod-episod pelik tapi benar ceritera politik

Malaysia. Ugutan, penangkapan dan penahanan oleh pihak berkuasa tidak akan

bisa menghentikan pencarian dan penyebaran fakta-fakta yang tidak pernah bisu

dalam usaha menegakkan kebenaran dan menghapuskan pembohongan.18

Realitinya, tindakan berterusan pihak kerajaan mengugut, menangkap dan

menahan rakyat yang berpegang kepada prisip kebebasan bersuara dan

menyatakan pendapat di bawah Akta Hasutan jelas membuktikan bahawa Akta

Hasutan ini dijadikan alat kepentingan politik pihak kerajaan dalam usaha

menutup kebenaran yang bisa memakan diri pihak pemerintah jika tidak

dikekang. Dengan menggunakan undang-undang yang tidak berlandaskan prinsip

kebebasan dan hak asasi untuk menghalang usaha-usaha rakyat untuk

menyampaikan sesuatu fakta dan kebenaran, ia jelas menunjukkan bahawa pada

pandangan kerajaan, usaha menyampaikan kebenaran ini adalah sesuatu yang

berbentuk hasutan dan berniat jahat.

18

http://www.keadilandaily.com/tangkap-tanpa-asas-zunar-saman-kerajaan/ diakses pada

tanggal 21/6/2011 jam 7.18 WIB

Page 51: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5257/1/MU'AZ BIN... · C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ... ekonomi dan kebudayaan

42

Setiap hari di media cetak dan elektronik, hanya terpampang tentang

kebaikan partai pemerintah dan keburukan partai oposisi. Walaupun partai oposisi

tidak dapat menggunakan media seperti partai pemerintah. Salah satu media yang

tidak diberi kebebasan adalah media cetak milik partai oposisi (PAS). Ini karena

Pemerintah telah menindas surat kabar dan majalah dengan menekankan para

penerbit untuk mendapatkan permit resmi setiap tahun dan mempunyai kuasa dan

selera untuk menggantung permit itu seandainya muncul berita yang tidak

menyenangkannya. Pemerintah mau berperan besar dalam mengaturkan cara

partai politik oposisi menyebarkan maklumat mereka. Karena itu, partai oposisi

hanya dibenarkan menjual penerbitan mereka kepada ahli-ahli saja.19

Pada peringkat permulaannya, Harakah dikeluarkan setiap hari, tetapi ia

telah di halang penjualannya oleh pihak pemerintah. Mereka bimbang karena

peningkatan pembelian Harakah oleh masyarakat. Bimbang jika Harakah dapat

mempengaruhi pemikiran rakyat, oleh karena merasa tergugat maka pihak

pemerintah telah menggunakan UU Penerbitan dan Percetakan sehingga Harakah

hanya dapat dijual dua kali dalam seminggu. Walaupun begitu mereka merasa

bimbang dan mengetatkan lagi syarat sehinggalah Harakah hanya dapat dikeluar

dua kali dalam sebulan. Ketidakadilan yang berlaku ini sungguh ketara. 20

20http://mindapengarang.wordpress.com/2009/06/10/demokrasi-d i-malaysia-boleh-

dijustifikasikan/ diakses pada tanggal 25/5/2011 jam 12:45 WIB

Page 52: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5257/1/MU'AZ BIN... · C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ... ekonomi dan kebudayaan

43

Kebebasan media juga sering disempitkan oleh UMNO-BN. Apabila

pihak pembangkang mempersoalkan hak kebebasan media yang bersifat double

standard, mereka mengatakan bahwa pemerintah tidak pernah membatasi rakyat

Malaysia menggunakan media untuk menyatakan pendapat. Mereka berhujah,

sekiranya tidak ada demokrasi dalam media sudah tentu koran seperti Harakah,

Suara Keadilan, Siasah, blog-blog, dan sebagainya telah diharamkan oleh

pemerintah.21

Harry Street dalam bukunya freedom, the individual and the law

menegaskan bahwa disisi undang-undang yang dikatakan kebebasan surat kabar

ialah kebebasan atau hak untuk menerbitkan sesuatu. Artinya berdasarkan uraian

profesor undang-undang ini, sekiranya wujud pembatasan dalam bentuk apa

sekalipun dan atas alasan apa sekalipun maka tidak wujudlah apa yang dikatakan

kebebasan surat kabar itu.22

Kesimpulanya ini semua jelas menunjukkan bahwa kebebasan surat kabar

dan media elektronik tidak sepenuhnya dilaksanakan karena batasan dalam UU

tersebut. Pemerintah juga memanipulasikan UU ini untuk kepentingan mereka

sendiri.

21

Ahmad Henry, 60 tahun Islam di bawah UMNO-BN terbelakah Islam?, ( Perak, Pustaka

Ibnu Al-Manhar. 2010) cet.1, h.83

22

Abdul Aziz Bari, Politik Perlembagaan, (Kuala Lumpur: Institute Kajian Dasar (IKD),

2005,)cet. I, h. 207.

Page 53: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5257/1/MU'AZ BIN... · C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ... ekonomi dan kebudayaan

44

BAB IV

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK DAN AKTA

HASUTAN

A. Tinjauan Hukum Islam terhadap hak-hak politik

Menurut Muhammad Anis Qasim Ja‟far, hak-hak politik itu ada tiga

macam, yaitu:

1. Hak untuk mengungkapkan pendapat dalam pemilihan dan referendum;

2. Hak untuk mencalonkan diri menjadi anggota lembaga perwakilan dan

lembaga setempat; dan

3. Hak untuk mencalonkan diri menjadi presiden dan hal-hal lain yang

mengandung persekutuan dan penyampaian pendapat yang berkaitan dengan

politik; 1

Ketiga hak politik ini, tegas Qasim, tidak berlaku kecuali bagi orang-

orang yang memenuhi syarat-syarat tertentu di samping syarat kewarganegaraan.

Seseorang boleh menggunakan atau tidak menggunakan hak-hak politik tersebut

tanpa ikatan apa pun.2 Menurut A. M. Saefuddin bahwa tiap individu memiliki

hak-hak politik di antaranya hak memilih, hak musyawarah, hak pengawasan, hak

pemecatan, hak pencalonan dalam pemilihan dan menduduki jabatan.

1 Dikutip di dalam buku Mujar Ibnu Syarif, M. Ag, Hak-hak Politik Minoritas

Nonmuslim Dalam Komunitas Islam: Tinjauan dari Persfektif Politik Islam, (Bandung: Penerbit

Agkasa, 2003), cet. I, h. 67 2 Ibid, hlm. 68

Page 54: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5257/1/MU'AZ BIN... · C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ... ekonomi dan kebudayaan

45

Secara umum hak-hak politik dapat diuraikan sebagai berikut:

a. ) Hak Berkumpul dan Beserikat

Hak berkumpul dan berserikat merupakan hak dasar bagi umat (rakyat)

untuk bebas berserikat dan membentuk partai-partai atau organisasi-organisasi.

Hak ini tunduk pada aturan-aturan hukum tertentu, dan harus dilaksanakan untuk

menyebarkan kebaikan dan kebenaran, bukan untuk menyebarkan kejahatan dan

kekacauan. Allah berfirman ( Surah Ali-Imran/3/110):

(ال

(١١٠/ ٣/ عمران

Artinya: “Kamu adAliah umat pilihan yang telah dilahirkan untuk seluruh umat

manusia. Kamu menyuruh berbuat kebajukan dan melarang kemungkaran serta

kamu beriman kepada Alilah”. ( QS: Surah Ali-Imran/3/110)

Ini berarti bahwa merupakan kewajiban dan tugas seluruh umat muslim

untuk melarang melakukan kejahatan. Apabila umat muslim seluruhnya tidak

melaksanakan tugas ini maka sesuai dengan firman Alilah (Surah Alii-

Imran/3/104)

(١٠٤/ ٣/ عمران ال)

Artinya: “Hendaklah ada sekelompok orang dari kamu yang menyeru manusia

kepada kebaikan, menyuruh berbuat baik dan mencegah kemungkaran” . (QS:

Surah Ali-Imran/3/104)

Page 55: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5257/1/MU'AZ BIN... · C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ... ekonomi dan kebudayaan

46

Ini jelas menunjukkan bahwa apabila masyarakat semuanya mulai

melalaikan kewajiban-kewajibannya, maka mutlak penting di sana ada paling

tidak sekelompok masyarakat yang bersedia melakukannya. Agama Islam telah

menganugerahkan kepada rakyat hak untuk membentuk perkumpulan dan partai

atau organisasi. 3 Sebagai mana telah dinyatakan dalam ayat di atas, hak ini bukan

merupakan sebuah hak yang mutlak, namun harus dijalankan menurut

pembatasan-pembatasan umum tertentu. Yakni hak ini harus dilaksanakan untuk

tujuan propaganda (dakwah) amal-amal kebaikan dan kesolehan, serta harus

dipergunakan untuk menumpas kejahatan dan kesesatan. Rakyat dapat bebas

mengadakan dan mengorganisasikan pertemuan-pertemuan, serta sebuah negara

Islam tidak boleh melarang hak ini kecuali kalau mengadakan pelanggaran yang

nyata.4

Oleh sebab itu setiap orang berhak untuk turut serta bersama-sama dalam

kehidupan keagamaan, sosial budaya dan politik dari masyarakatnya dan

mendirikan lembaga- lembaga di mana berdasarkan ini ia menikmati hak-haknya

dan mengembangkan sepenuhnya diri kepribadiannya. Allah berfirman :

(٣٨: ٤٢/ الشورى )

3 Abul A‟la Maududi, Hak-hak Asasi Manusia dalam Islam (terjemahan), (Jakarta: Bumi

Aksara, 2005), Cet. III, h. 32

4 Syekh Syaukat Hussain, Hak Asasi Manusia Dalam Islam, (Jakarta: Gema Insani Press,

1996), Cet.I , h. 84

Page 56: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5257/1/MU'AZ BIN... · C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ... ekonomi dan kebudayaan

47

Artinya: “Dan bagi orang yang menerima (mematuhi) suruhan

Tuhannya dan mendirikan shalat, sedangkan urusan mereka (diputuskan) dengan

musyawarah antara mereka dan mereka menafkahkan sebagian dari rizki yang

Kami berikan kepada mereka” ( AS-Syura/ 42/38):

Ayat ini dapat menjadi pengangan untuk berkumpul atau berserikat serta

berpendapat. Bahkan menjadi konsep dasar untuk bermasyarakat dan bernegara

yang menghendaki pendapat. Jelasnya “syura atau bermusyawarah jadi pokok

dalam pembangun masyarakat dan bernegara dalam Islam. Inilah dasar politik

pemerintah dan pemimpin negara, masyarakat dalam perang dan damai, ketika

aman dan ketika terancam bahaya”.5

Pada dasarnya agama Islam adalah agama yang menghendaki pergaulan

atau diistilahkan dengan jama‟ah bahwa setiap muslim selalu menyediakan diri

untuk menjunjung tinggi panggilan Tuhan dengan mengerjakan shalat

berjema‟ah. Akan mengerjakan shalat saja sudah ada jema‟ah dan mulai

bermusyawarah untuk memilih imam shalat yang akan memimpin jama‟ah. Dari

musyawarah itu sudah menghendaki pemikiran dan pendapat.

Menurut ajaran Islam dengan melalui lembaga perserikatan dan

perkumpulan dan mengadakan hubungan-hubungan (musyawarah) konslultasi

dan sebagainya suatu kekuatan untuk memperjuangkan hak-hak manusia dalam

suasana persaudaraan. Jelasnya bahwa Islam menjamin kebebasan berkumpul dan

5 Dalizar Putra, Hak Asasi Manusia Menurut Al-Quran, (Jakarta: Al-Husna Zikra, 1995),

Cet. II, h. 57

Page 57: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5257/1/MU'AZ BIN... · C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ... ekonomi dan kebudayaan

48

berserikat bagi setiap orang. Hal ini tidak hanya sekedar jaminan melainkan

dituntut untuk mewujudnya dalam kehidupan sehari-hari.

B. ) Hak Mengeluarkan Pendapat

Hak mengeluarkan pendapat pada dasarnya merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dengan hak berkumpul dan berserikat. Syariat memiliki pijakan yang

kuat pada hak-hak ini, bukti dasarnya tercakup dalam prinsip-prinsip al-Quran dan

al-Sunnah yang mengatur kebebasan berbicara dan berekspresi. Oleh karena itu

prinsip-prinsip Islam tentang hisbah, yang menyeru untuk berbuat baik dan

melarang kejahatan (amar ma‟ruf nahi mungkar), saling menasihati (nashîhah),

dan musyawarah (syura) dapat sama-sama dikutip, kemudian doktrin ijtihad

(penalaran pribadi para ahli hukum yang memenuhi syarat), di samping hak-hak

warga negara untuk melontarkan kritik membangun terhadap pemerintah (hak al-

mu‟âradhah) semuanya termaktub dalam pengakuan syariat atas kebebasan

mendasar untuk berbicara, berekspresi dan berserikat. 6

Dalam Islam kebebasan berpendapat adalah hak individu yang

mengantarkannya kepada kepentingan dan nuraninya yang tidak boleh dikurangi

negara atau ditanggalkan oleh individu. Sungguh, hal ini penting bagi kondisi

pemikiran dan kemanusiaan setiap individu dan diperlakukan agar seorang muslim

melakukan kewajiban-kewajiban Islam. Amar ma‟ruf nahi mungkar adalah

6 M. Hashim Kamali, Freedom o f Expression in Islam, d iterjemahkan oleh Eva Y.

Nukman dan Fatiah Basri, Kebebasan Berpendapat dalam Islam, (Jakarta: Mizan, 1996), cet.I, h.

104

Page 58: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5257/1/MU'AZ BIN... · C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ... ekonomi dan kebudayaan

49

kewajiban dalam Islam yang terpenting dan untuk merealisasikannya dituntut

kecekatan mengutarakan pendapat dengan bebas.

Umat dan individu memiliki hak mengawasi kepala negara dan seluruh

pejabat dalam pekerjaan dan tingkah laku mereka yang menyangkut urusan

negara. Hak pengawasan ini dimaksudkan untuk meluruskan Kepala Negara jika

dia menyimpang dari jalan yang lurus (jalan Islam dalam memerintah). Tahap

pertama untuk meluruskannya ialah memberi nasihat dengan ikhlas. Dalam hadis

yang diriwayatkan Imam Muslim dalam kitab shahihnya:

ى اندار ج طهى لال ع عه صه انه انب حة:أ انص لال. اند ا ن : له ن نزط نكحاب نه

ى عا يح ظه ة ان 7 (را يظهى) ألئ

Artinya: Diriwayatkan dari Tamin al-Dari r.a., bahwa Nabi SAW pernah

bersabda:“Agama itu nasihat, kami berkata untuk siapa? Nabi berkata, untuk

Allah, Kitab-Nya, Rasul-Nya, bagi para pemimpin umat Islam dan orang awam”.

(HR. Muslim )

Jika nasihat sudah tidak berguna, maka hak umat menggunakan kekuatan

yang diperlukan guna meluruskan dan menariknya dari kesesatan dan semua

bentuk penyelewengan. Nabi SAW bersabda:

أب أب حاسو ع ض ب ل أب خاند ع عم ب أخبزا إط ار ا شد ب ع حدث ي د ب ا أح حدث

طهى مل عه صه انه عث رطل انه ا عه :بكز انصدك ط ا انظانى فهى أ خذ اناص اذا رأ ا

ى اهلل بعماب ي ع شك أ أ 8 (را انحزيذ) د

7 Muslim b in al-Haj Abu al-Husin al-Qusairi al-Nisaburi, Sahîh Muslim, Juz 1, h. 181,

hadits no. 82 8 Muhammad b in Isâ Abu Isâ al-Tirmizi al-Sâlimi al-Jâmi‟, al-Sahîh Sunan al-Tirmidzi,

(Beirut: Dâr Ihyâ‟ al-Tharashi al-Arabi, t.th), Juz. VIII, h. 73, hadits no. 2094

Page 59: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5257/1/MU'AZ BIN... · C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ... ekonomi dan kebudayaan

50

Artinya: Diceritakan kepada kami Ahmad bin Mani‟ diceritakan kepada kami

Yazid bin Harun dikhabarkan kepada kami Ismail bin Abi Khalid daripada Koisi

bin Abi Hazim daripada Abi BakarAs-Siddiq beliau mendengar Rasulullah SAW

bersabda: “Sesungguhnya jika manusia melihat seseorang zhalim dan mereka

tidak menarik tangannya (menarik dari perbuatan zalim), maka dikhwatirkan

Allah akan meratakan siksaan kepada mereka” (HR. At-Tarmizi)

اب لال أب ش طارق ب يظهى ع ض ب ل ع ا ا طف حدث ا عبد انزح بشار حدث د ب أخبزا يح

طهى لال طعد عه صه انه عث رطل انه نى ظحطع :ط فا د ب غز كزافه كى ي را ي ي

نى فا ظحطعفبهظا ا ذنك اضعف اال ظائ) فبمهب 9 (را ان

Artinya: Diceritakan kepada kami Muhammad bin Basyir diceritakan kepada

kami Abdul Rahman diceritakan kepada kami Sufyan dari Qaisi bin Muslim dari

Tharik bin Syihab telah berkata Abu Said beliau mendengar Rasulullah SAW

bersabda: “Barang siapa di antara kalian melihat kemungkaran, hendaklah dia

ubah dengan tangannya. Jika tidak mampu, hendaklah di ubah dengan lidahnya.

Jika tidak mampu, hendaklah di ubah dengan hatinya dan itu adalah iman yang

paling rendah” (HR. An-Nasâi).

Hak individu untuk mengawasi para pejabat dan memberi nasihat kepada

mereka serta menilai tingkah laku mereka, semuanya menuntut pentingnya setiap

individu untuk menikmati kebebasan berpendapat. Diakuinya prinsip musywarah

dan diskusi-diskusi yang menyertainya serta hak memilih, juga menuntut hak

kebebasan berpendapat karena perlaksanaan musyawarah tidak mungkin tanpa

kebebasan seperti itu. Adalah ketololan yang berlebihan manakala negara

9 Ahmad bin Syuib Abu Abd al-Rahmân al-Nasâ‟i, Sunan al-Nasâ‟i, (Beirut: Dar al-

Kutub al-Ilmiyyah, 2005), Cet. II, Juz XV, h. 204, hadits no. 4922

Page 60: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5257/1/MU'AZ BIN... · C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ... ekonomi dan kebudayaan

51

menetapkan untuk memegang prinsip musyawarah dan mendorong kebebasan

berpendapat, kemudian negara mencabut kebebasan itu dari individu. 10

Islam memberikan hak kebebasan berfikir dan mengemukakan pendapat

bagi seluruh warganegara Islam, sepanjang kebebasan tersebut digunakan untuk

menyebarluaskan kebenaran dan kebajikan , bukannya untuk menyebarkan

kejahatan dan kekejian.11 Islam juga telah memberi hak kepada umat untuk

memecat atau memberhentikan seseorang Khalifah (Kepala Negara), jika dia

keluar dari pensyaratan seorang Khalifah atau tidak melaksanakan tugas dengan

baik, atau karena ketidak mampuan. Hal ini ditegaskan para ahli fiqih, di

antaranya Imam Ibnu Hazm al-Dzahiri dan Ibnu Rajjab al-Hambali.12

Orang yang memiliki hak menetapkan, memiliki juga hak memecat.

Umatlah yang memilih Kepala Negara, maka Umat pun memiliki hak

menggesernya. Pelaksanaan langsung hak ini memerlukan pengesahan dari

syara‟, yaitu melanggar peraturan tentang perwakilan atau tidak mampu

melakukan kewajibannya.13

10

Abdul Karim Zaidan, Masalah Kenegaraan dalam Pandangan Islam, (Jakarta:

Yayasan Al-Amin, 1984)cet.I, h. 71 11

Abul A‟la Maududi, Hak-hak Asasi Manusia dalam Islam (terjemahan), (Jakarta:

Bumi Aksara, 2005), Cet. III, h. 31 12

A. M. Saefuddin, Ijtihad Politik Cendekiawan Muslim, (Jakarta: Gema Insani Press, 1996), Cet. I, h. 19

13 Abdul Karim Zaidan, Masalah Kenegaraan dalam Pandangan Islam, (Jakarta:

Yayasan Al-Amin, 1984), h.43

Page 61: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5257/1/MU'AZ BIN... · C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ... ekonomi dan kebudayaan

52

C. ) Hak Memilih dan Dipilih

Semua individu memiliki hak memilih Kepada Negara dan anggota-

anggota majelis syuro‟ (wakil-wakil rakyat). Siapa yang terpilih untuk jabatan ini,

maka ia adalah Kepala Negara, dalam syara‟ disebut bai‟ah, dan hak bai‟ah ini

adalah hak tiap Muslim baik laki- laki atau perempuan. Sabda Rasulullah SAW:

ة لال يعا أب صانح ع عاصى ع عايز أخبزا أب بكز ع د ب ا أط حدث عه صه انه رطل انه

هة : لال طهى حة جا ز إياو يات ي يات بغ 14 (را احد انطبزا ع يعاة)ي

Artinya: Diceritakan kepada kami Aswad bin Amir dikhabarkan kepada kami

Abu Bakar daripada „Asim daripada Abi Salleh daripada Muawiyyah berkata

Rasulullah SAW telah bersabda: “Barang siapa yang mati tanpa adanya imam,

maka matinya seperti mati jahiliyyah”(HR. Imam Ahmad dan Tabrani dari

Muawiyah).

Para ahli fiqh berpendapat bahwa “siapa saja yang kepimpinan dan

prasetianya disepakati kaum Muslimin, maka kepimpinan itu sah dan wajib

membelanya”. Juga pendapat mereka: “Imamah -yaitu kepemimpinan negara-

dikukuhkan melalui bai‟at (prasetia) semua orang (baginya), bukan dengan

penunjukan pendahulunya”. Jadi Kepala Negara adalah seorang yang dipilih dan

disetujui oleh masyarakat dan kekuasaannya berasal dari kerelaan dan pemilihan

ini.15 Di negara-negara moderen sekarang, hak memilih biasanya diwujudkan

dalam pemilihan umum (pemilu), yaitu bahwa setiap warga negara yang telah

14

Abu Abdillah Ahmad bin Hanbâl, Musnad Ahmad bin Hanbâl, (Beirut: Maktab al-

Islâmi 1398 H / 1978 M), Juz XXXIV, h. 234, hadits no. 16271 15

Abdul Karim Zaidan, Masalah Kenegaraan dalam Pandangan Islam, (Jakarta:

Yayasan Al-Amin, 1984), h.17-18

Page 62: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5257/1/MU'AZ BIN... · C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ... ekonomi dan kebudayaan

53

memiliki syarat-syarat tertentu mempunyai hak untuk memilih Kepala Negara

atau kepala pemerintahan dan wakil-wakilnya yang akan duduk di lembaga

perwakilan rakyat.

Sedangkan hak untuk dipilih adalah hak seseorang untuk mencalonkan

dirinya menduduki salah satu jabatan pemerintahan atau fungsi umum. Akan

tetapi tidak semua individu memiliki hak untuk dipilih, karena hak ini dibatasi

oleh suatu aturan. Misalnya hak untuk dipilih menjadi pemimpin rakyat (Kepala

Negara) demikian juga hak untuk dipilih menjadi wakil rakyat, harus memiliki

syarat-syarat tertentu yang telah ditetapkan baik oleh syara‟ maupun undang-

undang. Selain hak memilih dan dipilih, terdapat juga hak untuk memegang suatu

jabatan. Menurut syariat Islam hak untuk memegang suatu jabatan bukan hanya

hak individu, melainkan kewajiban atasnya dari negara. Dalam hal ini, kewajiban

Kepala Negara (khalifah) dan seluruh perangkatnya memilih orang yang paling

cocok bagi tiap pekerjaan dalam pemerintahan.

B. Kedudukan akta Hasutan dalam pandangan hukum Islam.

Penulis dapat menemukan beberapa pertentangan antara akta Hasutan dan

hukum Islam. Akta Hasutan pada pokok dasarnya adalah untuk menghalangi

kekritisan terhadap kesalahan yang dilakukan oleh pemerintah. Hal ini sangat

jelas bertentangan dengan konsep amar makruf yang dianjurkan oleh Islam.Tidak

bisa dipisah-pisahkan, seperti hanya beramar ma‟ruf dan mengabaikan nahi

munkar, atau sebaliknya, hanya menjalankan nahi munkar dan meninggalkan

Page 63: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5257/1/MU'AZ BIN... · C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ... ekonomi dan kebudayaan

54

amar ma‟ruf.16 Ayat al-quran yang dapat menjadi landasan berlakunya perintah

tersebut di antaranya adalah surah ali imron ayat 104;

(١٠٣: ٣/ عمران ال)

104. Dan hendaklah ada di antara kamu satu kaum yang menyeru

(berdakwah) kepada kebajikan (mengembangkan Islam), dan menyuruh berbuat

segala perkara yang baik, serta melarang daripada segala yang salah (buruk dan

keji). dan mereka yang bersifat demikian ialah orang-orang yang berjaya. ) Q.s:

ali Imron/ 3: 104).

Perintah tersebut meliputi berbagai permasalahan yang yang beraneka

ragam bentuk dan jenisnya, yaitu menyeru setiap individu. Kewajiban di atas

dalam bahasa sekarang dinamakan kebebasan menyampaikan pendapat. Undang-

undang adalah yang mempunyai kekuatan yang dipatuhi secara umum dengan

secara suka rela atau terpaksa.

Di dalam Islam juga terdapat beberapa ayat yang menerangkan

kewajiban mentaati pemerintah;

( ظاء : ٤/ ان

٨٥)

Artinya: Wahai orang-orang Yang beriman, Taatlah kamu kepada Allah dan

Taatlah kamu kepada Rasulullah dan kepada "Ulil-Amri" (orang-orang Yang

16

http://rizarahman.staff.umm.ac.id/2010/01/10/urgensi-amar-maruf-nahi-munkar/ diakses

pada tanggal 23/5/2011 jam 12:45 WIB

Page 64: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5257/1/MU'AZ BIN... · C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ... ekonomi dan kebudayaan

55

berkuasa) dari kalangan kamu. kemudian jika kamu berbantah-bantah

(berselisihan) Dalam sesuatu perkara, maka hendaklah kamu mengembalikannya

kepada (Kitab) Allah (Al-Quran) dan (Sunnah) RasulNya - jika kamu benar

beriman kepada Allah dan hari akhirat. Yang demikian adalah lebih baik (bagi

kamu), dan lebih elok pula kesudahannya. . (Qs. An-Nisa‟/ 4: 58).

Dalam ayat ini Allah menjadikan ketaatan kepada pemimpin pada urutan

ketiga setelah ketaatan pada Allah dan Rasul-Nya. Namun, untuk pemimpin di

sini tidaklah datang dengan lafazh „ta‟atilah‟ karena ketaatan kepada pemimpin

merupakan ikutan (taabi‟) dari ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya shallallahu

„alaihi wa sallam. Oleh karena itu, apabila seorang pemimpin memerintahkan

untuk berbuat maksiat kepada Allah, maka tidak ada lagi kewajiban dengar dan

ta‟at.17 Rasullah juga pernah bersabda;

اب لال أب ش طارق ب يظهى ع ض ب ل ع ا ا طف حدث ا عبد انزح بشار حدث د ب أخبزا يح

طهى لال طعد عه صه انه عث رطل انه نى ظحطع :ط فا د ب غز كزافه كى ي را ي ي

نى فا ظحطعفبهظا ا ذنك اضعف اال ظائ) فبمهب 18 (را ان

Artinya: Diceritakan kepada kami Muhammad bin Basyir diceritakan kepada

kami Abdul Rahman diceritakan kepada kami Sufyan dari Qaisi bin Muslim dari

Tharik bin Syihab telah berkata Abu Said beliau mendengar Rasulullah SAW

bersabda: “Barang siapa di antara kalian melihat kemungkaran, hendaklah dia

ubah dengan tangannya. Jika tidak mampu, hendaklah di ubah dengan lidahnya.

Jika tidak mampu, hendaklah di ubah dengan hatinya dan itu adalah iman yang

paling rendah” (HR. An-Nasâi)

17

http://rumaysho.wordpress.com/2009/01/31/harus -tetap-taat-pada-pemimpin/ diakses pada

tanggal 23/5/2011 jam 12:45 WIB 18

Ahmad bin Syuib Abu Abd al-Rahmân al-Nasâ‟i, Sunan al-Nasâ‟i, (Beirut: Dar al-Kutub

al-Ilmiyyah, 2005), Cet. II, Juz XV, h . 204, hadits no. 4922

Page 65: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5257/1/MU'AZ BIN... · C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ... ekonomi dan kebudayaan

56

Mengubah kemungkaran yang dilakukan secara individu bukanlah

persoalan yang mudah, apalagi jika impak kemungkaran tersebut telah meluas dan

kemungkaran tersebut dilakukan oleh orang yang terpandang dan memiliki

pengaruh yang luas. Lebih sukar jika dilakukan oleh penguasa dan pemerintah

yang semestinya menjadi pelindung rakyat dan penegak kebenaran, malah

menjadi pelaku kemungkaran atau yang melindungi pelaku-pelakunya.19

Konsep Islam bukanlah seperti konsep teokrasi seperti yang dikenal oleh

agama lain. Artinya konsep Islam adalah rakyat yang mengacu kepada hukum

syariat. Pemimpin bukanlah merupakan imam yang terjaga dari kesalahan, para

pejabatnya bukanlah pendeta yang suci, tetapi mereka manusia biasa yang bisa

buat salah dan benar.20

Menurut Yusuf Qardawi wajib hukumnya berkerjasama untuk mengubah

dan melawan kemungkaran, karena termasuk kerjasama dalam kebaikan dan

ketakwaan.21 Yang harus dilakukan ialah menata perintah untuk meluruskan

penyimpangan pemimpin ini, tanpa harus menghunuskan pedang dan

mengangkat senjata.

Sabar atas kezaliman pemimpin-pemimpin ialah suatu usul dari usul- Ahli

Sunnah Waljamaah. Ini sebagian dari keunikkan syariat yang mulia dan

19

Yusuf al-Qardawi, Ad-Din wa As-Siyasah, terjemah oleh Abd Ghani Shamsuddin, ( Kuala

Lumpur, Alam Raya Enterprise, 2010), cet.II, h. 88 20

A. Malik Madaniy, Politik Berpayung Fiqh, ( Yogyakarta: Pustaka Pesentren, 2010), cet. I,

h.80 21

Yusuf Qardawi, Ad-Din wa As-Siyasah, edisi Indonesia agama dan Politik , terjemah oleh

Khorul Amru Harahap, ( Jakarta Timur: Pustaka al-Kausar, 2008) cet. I, h. 103

Page 66: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5257/1/MU'AZ BIN... · C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ... ekonomi dan kebudayaan

57

merupakan hikmah Allah. Sesungguhnya sabar atas kezhaliman pemimpin adalah

wajib dalam syarak. Karena lebih ringan kemudaratan yang timbul dari

menderhakai mereka. Ini karena kesan penderhakaan ini akan menimbulkan

kerosakkan yang besar. Mungkin juga penderhakaan ini akan menimbulkan fitnah

yang berkekalan dan tersebar luas kemudaratannya. Ia juga boleh menyebabkan

pertumpahan darah dan merosakkan kehormatan, rampasan harta benda dan

membawa musibah kepada rakyat dan negara.22

Dalam sisi yang berbeda akta ini juga sudah cocok dengan tuntutan Islam

yang mengajarkan bahwa tiada kebebasan yang tiada batas seperti yang diajarkan

oleh demokrasi. Islam telah membangun sistem berkeadilan, yang didasarkan

pada asas musyawarah dan kebebasan mengeluarkan pendapat serta menerapkan

sistem yang dialogis.

Adapun batasannya adalah;

1. Kebebasan berpendapat tidak boleh mengakibatkan fitnah dan perpecahan

umat Islam.

2. Kebebasan berpendapat ini tidak boleh berakibat menyebarkan

pembangkangan, hawa nafsu dan bid‟ah di antara umat Islam.

3. Kebebasan berpendapat ini tidak boleh mendatangkan penghinaan atau kata-

kata kotor atau membicarakan rahsia orang lain. Allah Subhanahu wa Ta‟ala

berfirman dalam suran An-nisa‟ ayat 148;

22

Khalid Ali A l-Anbary, Sistem Politik Islam, terjemah oleh Mohd. Puzhi Usop, (Selangor:

Telaga Biru, 2008), cet. I, h. 167

Page 67: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5257/1/MU'AZ BIN... · C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ... ekonomi dan kebudayaan

58

(٣/ النساء :

١٤٨)

148. Allah tidak suka kepada perkataan-perkataan buruk yang dikatakan dengan

berterus-terang (untuk mendedahkan kejahatan orang); kecuali oleh orang yang

dianiayakan. dan (ingatlah) Allah sentiasa Mendengar, lagi Maha mengetahui.

(Q.S: An-nisa‟ ayat 148)

Ini menunjukkan bahwa syariat Islam mengkombinasikan antara

kebebasan dan batasan. Kebebasan berpendapat dalam Islam tidak akan tegak kecuali

atas dasar wawasan keilmuan dan pikiran yang menyentuh benak penanya dan

kebebasan berpendapat dan berekspresi memberi manfaat bagi individu dan umat

yang dapat memupuk rasa persaudaraan, kecintaan dan rasa hormat antara mereka,

sehingga kesombongan pribadi dan kelompok akan tercabut.23

Kesimpulannya bahwa akta ini bertentangan dengan konsep amar ma‟ruf

yang dianjurkan oleh Islam. Tetapi disisi yang berbeda akta ini sudah cocok

dengan batasan yang telah dianjurkan di dalam Islam untuk mengurangkan

tersebarnya banyak kebohongan dan fitnah yang boleh memudaratkan agama,

bangsa, dan negara.

23

Wahbah az-Zuhaili, Kebebasan Dalam Islam, ( Jakarta Timur: Pustaka al-Kausar, 2005),

cet.I, h. 119

Page 68: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5257/1/MU'AZ BIN... · C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ... ekonomi dan kebudayaan

59

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian penelitian yang telah dipaparkan dalam skripsi ini dapat ditarik

beberapa kesimpulan Implementasi kebebasan berpendapat di Malaysia adalah:

Pertama; Kedudukan kebebasan bersuara secara umum di Malaysia

masyarakat bebas berpatisipasi dalam dunia politik. Akan tetapi bukan kebebasan

yang absolute terutamanya bagi pihak oposisi. Banyak bersangkutan UU Hasutan

dan UU Keselamatan Dalam Negeri. Serta yang bergelar Mahasiswa, kebebasan

bagi mereka untuk bergerak dalam politik disekat dengan wujudnya UU

Universitas dan Kolej Universitas (AUKU) 1971.

Kedua; Implementasi UU hasutan di malaysia banyak dimanipulasikan oleh

partai yang memerintah. Dengan berlakunya banyak penangkapan terhadap wakil

partai oposisi, blogger dan para akademisi sehingga membuat banyak yang takut

untuk menyuarakan kebenaran. Penangkapan atas dasar mereka menyebarkan

kebohongan dan bisa mengganggu kehormonian antara kaum di Malaysia.

Ketiga; Kebebasan berpendapat dalam Konstitusi Malaysia menurut

pandangan Islam: Konsep Islam adalah amr ma’ruf nahi munkar, nashîhah, dan

syura (musyawarah) yang mana kebebasan berpendapat itu tidak bersifat mutlak.

Secara umumnya dalam konstitusi Malaysia mereka membuka ruang untuk

diterapkan, akan tetapi secara tidak langsung di sana terdapat halangan yang

mengendalakannya. Seperti UU Hasutan yang lebih merugikan orang banyak dan

Page 69: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5257/1/MU'AZ BIN... · C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ... ekonomi dan kebudayaan

60

pemerintah karena aspirasi rakyat tidak dapat diserap supaya menjadi patukan

untuk membawa negara yang lebih baik.

B. Saran-saran

Sesuai dengan kondisi permasalahan yang telah diutarakan dalam skripsi ini,

penulis mencoba untuk memberikan beberapa saran yang berikut :

1. Kepada pemerintah supaya mengkaji ulang undang-undang yang berasal dari

zaman kolonial seperti UU Hasutan yang terang-terang sangat melanggar hak

asasi manusia yang merupakan alat yang penting dalam negara yang

menggunakan sistem demokrasi. Serta tidak memilih bulu antara mana-mana

partai, karena partai-partai yang wujud pada hari ini adalah suara dari rakyat.

2. Kepada segenap masyarakat menyadari bahwa pendapat yang lahir dari

masyarakat itu boleh dibangkitkan melalui segala kemudahan teknologi yang ada

pada hari ini. Di samping itu masyarakat diingatkan supaya penggunaan website,

blog, dan sebagainya adalah tempat untuk berpendapat dan bukannya untuk

disalahgunakan.

3. Kepada Dewan Perwakilan Rakyat (Parlemen) menyadari bahwa mereka dilantik

oleh rakyat untuk mewakili suara rakyat. Bukannya sekadar jawatan tetapi

tanggungjawab yang besar untuk mewakili kawasan masing-masing. Semoga

lebih mengambil aspirasi rakyat, dengan itu undang-undang yang dibuat tidak

bertentangan dengan kehendak rakyat dan tidak menyulitkan untuk

menerapkannya.

Page 70: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5257/1/MU'AZ BIN... · C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ... ekonomi dan kebudayaan

UNDANG-UNDANG

CETAKAN SEMULA

MALAYSIA

DITERBITKAN OLEHPESURUHJAYA PENYEMAK UNDANG-UNDANG, MALAYSIA

DI BAWAH KUASA AKTA PENYEMAKAN UNDANG-UNDANG 1968SECARA USAHA SAMA DENGAN MALAYAN LAW JOURNAL SDN BHD

DAN PERCETAKAN NASIONAL MALAYSIA BHD2006

Akta 15

AKTA HASUTAN 1948

Mengandungi segala pindaan hingga 1 Januari 2006

Teks ini HANYA TERJEMAHAN oleh Jabatan Peguam Negara bagi Sedition Act 1948.Melainkan jika dan sehingga ditetapkan sahih di bawah subseksyen 7(1) Akta BahasaKebangsaan 1963/67 [Akta 32], teks ini bukan perundangan.

015b.fm Page 1 Monday, March 27, 2006 1:10 PM

Page 71: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5257/1/MU'AZ BIN... · C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ... ekonomi dan kebudayaan

DISEDIAKAN UNTUK PENERBITAN OLEHMALAYAN LAW JOURNAL SDN BHD

DAN DICETAK OLEHPERCETAKAN NASIONAL MALAYSIA BERHAD

CAWANGAN KUALA LUMPUR2006

2

AKTA HASUTAN 1948

Pertama kali diperbuat… … … 1948 (Ordinan No. 14 tahun 1948)

Disemak … … … … … 1969 (Akta 15 m.b.p. 14 April 1970)

CETAKAN SEMULA YANG TERDAHULU

Cetakan Semula Yang Pertama … … 1992Cetakan Semula Yang Kedua … … 1999

015b.fm Page 2 Monday, March 27, 2006 1:10 PM

Page 72: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5257/1/MU'AZ BIN... · C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ... ekonomi dan kebudayaan

3

UNDANG-UNDANG MALAYSIA

Akta 15

SUSUNAN SEKSYEN

AKTA HASUTAN 1948

Seksyen

1. Tajuk ringkas

2. Tafsiran

3. Kecenderungan menghasut

4. Kesalahan

5. Prosiding undang-undang

6. Keterangan

7. Penerima penerbitan menghasut yang tidak bersalah

8. Pengeluaran waran geledah

9. Penggantungan akhbar yang mengandungi perkara menghasut

10. Kuasa mahkamah untuk melarang pengedaran penerbitan menghasut

11. Penangkapan tanpa waran

015b.fm Page 3 Monday, March 27, 2006 1:10 PM

Page 73: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5257/1/MU'AZ BIN... · C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ... ekonomi dan kebudayaan

015b.fm Page 4 Monday, March 27, 2006 1:10 PM

Page 74: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5257/1/MU'AZ BIN... · C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ... ekonomi dan kebudayaan

5

UNDANG-UNDANG MALAYSIA

Akta 15

AKTA HASUTAN 1948

Suatu Akta untuk memperuntukkan hukuman bagi hasutan.

[Semenanjung Malaysia —19 Julai 1948,Ord. No. 14 tahun 1948;

Sabah—28 Mei 1964, P.U. 149/1964;Sarawak—20 November 1969, P.U.(A)476/1969]

Tajuk ringkas

1. Akta ini bolehlah dinamakan Akta Hasutan 1948.

Tafsiran

2. Dalam Akta ini—

“Kerajaan” ertinya Kerajaan Malaysia dan Kerajaan mana-mana Negeri di Malaysia;

“menghasut” apabila dipakai bagi atau digunakan berkenaandengan apa-apa perbuatan, ucapan, perkataan, penerbitan atauapa-apa benda lain menjadikan perbuatan, ucapan, perkataan,penerbitan atau benda lain itu sebagai yang mempunyaikecenderungan menghasut;

“penerbitan” termasuk semua perkara bertulis atau bercetak dansegala benda sama ada atau tidak serupa jenisnya dengan perkarabertulis atau bercetak yang mengandungi apa-apa gambaran yangboleh dilihat atau yang mengikut rupanya, bentuknya atau denganapa-apa cara lain boleh menggambarkan perkataan atau gagasan,dan juga termasuk tiap-tiap naskhah dan keluaran semula ataukeluaran semula substansial apa-apa penerbitan;

“perkataan” termasuk apa-apa ungkapan, ayat atau bilanganperkataan atau gabungan perkataan yang berturut-turut yang lain,sama ada secara lisan atau bertulis;

015b.fm Page 5 Monday, March 27, 2006 1:10 PM

Page 75: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5257/1/MU'AZ BIN... · C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ... ekonomi dan kebudayaan

6 Undang-Undang Malaysia AKTA 15

“Raja” ertinya Yang di-Pertuan Agong atau Raja atau Yang di-Pertua Negeri mana-mana Negeri di Malaysia.

Kecenderungan menghasut

3. (1) Sesuatu “kecenderungan menghasut” ialah kecenderungan—

(a) bagi mendatangkan kebencian atau penghinaan ataubagi membangkitkan perasaan tidak setia terhadapmana-mana Raja atau Kerajaan;

(b) bagi membangkitkan rakyat mana-mana Raja ataupenduduk mana-mana wilayah yang diperintah olehmana-mana Kerajaan supaya cuba mendapatkanperubahan, dengan apa-apa cara selain cara yang sah,apa-apa jua yang wujud menurut undang-undang didalam wilayah Raja itu atau wilayah yang diperintaholeh Kerajaan itu;

(c) bagi mendatangkan kebencian atau penghinaan ataubagi membangkitkan perasaan tidak setia terhadappentadbiran keadilan di Malaysia atau di mana-manaNegeri;

(d) bagi menimbulkan perasaan tidak puas hati atau tidaksetia di kalangan rakyat Yang di-Pertuan Agong ataurakyat Raja mana-mana Negeri atau di kalanganpenduduk Malaysia atau penduduk mana-mana Negeri;

(e) bagi mengembangkan perasaan niat jahat danpermusuhan antara kaum atau golongan pendudukyang berlainan di Malaysia; atau

(f) bagi mempersoalkan apa-apa perkara, hak, taraf,kedudukan, keistimewaan, kedaulatan atau prerogatifyang ditetapkan atau dilindungi oleh peruntukanBahagian III Perlembagaan Persekutuan atau Perkara152, 153 atau 181 Perlembagaan Persekutuan.

(2) Walau apa pun apa-apa jua dalam subseksyen (1), sesuatuperbuatan, ucapan, perkataan, penerbitan atau benda lain tidakboleh disifatkan sebagai menghasut semata-mata oleh sebabperbuatan, ucapan, perkataan, penerbitan atau benda lain itumempunyai kecenderungan—

015b.fm Page 6 Monday, March 27, 2006 1:10 PM

Page 76: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5257/1/MU'AZ BIN... · C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ... ekonomi dan kebudayaan

Hasutan 7

(a) bagi menunjukkan bahawa mana-mana Raja telahdikelirukan atau tersilap dalam apa-apa langkah yangdiambil olehnya;

(b) bagi menunjukkan kesilapan atau kecacatan dalammana-mana Kerajaan atau perlembagaan sebagaimanayang diwujudkan oleh undang-undang (kecualiberkenaan dengan apa-apa perkara, hak, taraf,kedudukan, keistimewaan, kedaulatan atau prerogatifyang disebut dalam perenggan (1)(f) selain yangberhubungan dengan pelaksanaan mana-manaperuntukan yang berhubungan dengannya) atau dalamperundangan atau dalam pentadbiran keadilan dengantujuan hendak membetulkan kesilapan atau kecacatanitu;

(c) kecuali berkenaan dengan apa-apa perkara, hak, taraf,kedudukan, keistimewaan, kedaulatan atau prerogatifyang disebut dalam perenggan (1)(f)—

(i) bagi meyakinkan rakyat mana-mana Raja ataupenduduk mana-mana wilayah yang diperintaholeh mana-mana Kerajaan supaya cuba untukmendapatkan perubahan, dengan cara yangsah , apa-apa perkara d i da lam wi layahKerajaan itu sebagaimana yang diwujudkanoleh undang-undang; atau

(ii) bagi menunjukkan, dengan tujuan hendakmenghapuskannya, apa-apa perkara yangm e n i m b u l k a n a t a u y a n g m e m p u n y a ikecenderungan untuk menimbulkan perasaanniat jahat dan permusuhan antara kaum ataug o l o n g a n p e n d u d u k y a n g b e r l a i n a n d iPersekutuan,

jika perbuatan, ucapan, perkataan, penerbitan atau benda lain itutidak, dengan apa-apa cara lain, sebenarnya mempunyaikecenderungan menghasut.

(3) Bagi maksud membuktikan pelakuan apa-apa kesalahanterhadap Akta ini niat orang yang dipertuduh itu pada waktu diamelakukan atau cuba melakukan atau membuat apa-apapersediaan untuk melakukan apa-apa perbuatan atau pada waktudia berkomplot dengan mana-mana orang untuk melakukan apa-apa perbuatan atau pada waktu dia menyebut apa-apa perkataan

015b.fm Page 7 Monday, March 27, 2006 1:10 PM

Page 77: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5257/1/MU'AZ BIN... · C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ... ekonomi dan kebudayaan

8 Undang-Undang Malaysia AKTA 15

menghasut atau pada waktu dia mencetak, menerbitkan, menjual,menawarkan untuk dijual, mengedarkan, mengeluarkan semulaatau mengimport apa-apa penerbitan atau pada waktu diamelakukan apa-apa benda lain hendaklah disifatkan sebagai tidakb e r k a i t a n j i k a s e b e n a r n y a p e r b u a t a n i t u m e m p u n y a ikecenderungan menghasut, atau, jika dilakukan, akan mempunyaikecenderungan menghasut, atau jika sebenarnya perkataan,penerbitan atau benda lain itu mempunyai kecenderunganmenghasut.

Kesalahan

4. (1) Mana-mana orang yang—

(a) melakukan atau cuba melakukan, atau membuat apa-apa persediaan untuk melakukan, atau berkomplotdengan mana-mana orang untuk melakukan, apa-apaperbuatan yang mempunyai kecenderungan menghasut,atau, jika dilakukan, akan mempunyai kecenderunganmenghasut;

(b) menyebut apa-apa perkataan menghasut;

(c) mencetak, menerbitkan, menjual, menawarkan untukdijual, mengedarkan atau mengeluarkan semula apa-apa penerbitan menghasut; atau

(d) mengimport apa-apa penerbitan menghasut,

melakukan suatu kesalahan dan, apabila disabitkan, boleh bagikesalahan kali pertama didenda tidak melebihi lima ribu ringgitatau dipenjarakan selama tempoh tidak melebihi tiga tahun ataukedua-duanya dan, bagi kesalahan yang kemudian, bolehdipenjarakan selama tempoh tidak melebihi lima tahun; dan apa-apa penerbitan menghasut yang didapati dalam milik orang ituatau yang digunakan sebagai keterangan dalam perbicaraannyahendaklah dilucuthakkan dan boleh dimusnahkan atau dilupuskandengan apa-apa cara lain sebagaimana yang diarahkan olehmahkamah.

(2) Mana-mana orang yang ada dalam miliknya tanpa sebabyang sah apa-apa penerbitan menghasut melakukan suatukesalahan dan, apabila disabitkan, boleh bagi kesalahan kalipe r t ama d idenda t idak me leb ih i dua r ibu r ingg i t a t audipenjarakan selama tempoh tidak melebihi lapan belas bulanatau kedua-duanya, dan, bagi kesalahan yang kemudian, boleh

015b.fm Page 8 Monday, March 27, 2006 1:10 PM

Page 78: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5257/1/MU'AZ BIN... · C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ... ekonomi dan kebudayaan

Hasutan 9

dipenjarakan selama tempoh tidak melebihi tiga tahun, danpenerbitan itu hendaklah dilucuthakkan dan boleh dimusnahkanatau dilupuskan dengan apa-apa cara lain sebagaimana yangdiarahkan oleh mahkamah.

Prosiding undang-undang

5. Tiada seorang pun boleh didakwa kerana sesuatu kesalahandi bawah seksyen 4 tanpa keizinan bertulis Pendakwa Raya.Dalam persetujuan bertulis itu, Pendakwa Raya boleh menetapkanmana-mana mahkamah di Malaysia sebagai mahkamah perbicaraan.

Keterangan

6. (1) Walau apa pun apa-apa jua yang berlawanan dalamAkta Keterangan [Akta 56], tiada seorang pun boleh disabitkankerana sesuatu kesalahan di bawah seksyen 4 atas testimoni yangtidak disokong yang diberikan oleh seorang saksi.

(2) Tiada seorang pun boleh disabitkan kerana apa-apa kesalahanyang disebut dalam perenggan 4(1)(c) atau (d) jika orang itumembuktikan bahawa penerbitan yang berkenaan dengannya diadipertuduh itu telah dicetak, diterbitkan, dijual, ditawarkan untukdijual, diedarkan, dikeluarkan semula atau diimport tanpakebenaran, persetujuan dan pengetahuannya dan tanpa apa-apakekurangan hemat atau cermat yang sewajarnya di pihaknya, ataubahawa dia tidak mengetahui dan tidak mempunyai sebab bagimempercayai bahawa penerbitan itu mempunyai kecenderunganmenghasut.

Penerima penerbitan menghasut yang tidak bersalah

7. Mana-mana orang yang kepadanya telah dihantar apa-apapenerbitan menghasut tanpa pengetahuannya atau privitinyahendaklah dengan serta-merta sebaik selepas sifat kandungannyadiketahui olehnya menyerahkan penerbitan itu kepada pegawaipenjaga sesuatu daerah polis atau, di Sabah dan Sarawak, kepadaseorang pegawai pentadbir atau kepada pegawai penjaga balaipolis yang hampir sekali, dan mana-mana orang yang mematuhiperuntukan seksyen ini tidak boleh disabitkan kerana memilikipenerbitan itu:

015b.fm Page 9 Monday, March 27, 2006 1:10 PM

Page 79: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5257/1/MU'AZ BIN... · C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ... ekonomi dan kebudayaan

10 Undang-Undang Malaysia AKTA 15

Dengan syarat bahawa dalam mana-mana prosiding terhadaporang itu mahkamah hendaklah menganggap sehingga yangsebaliknya dibuktikan bahawa orang itu mengetahui kandunganpenerbitan itu pada masa penerbitan itu mula-mula sampai kedalam miliknya.

Pengeluaran waran geledah

8. (1) Seseorang Majistret boleh mengeluarkan waran yangmemberi kuasa mana-mana pegawai polis, yang berpangkat tidakrendah daripada Inspektor, untuk memasuki mana-mana premis dimana apa-apa penerbitan menghasut diketahui atau dengansemunasabahnya disyaki berada dan untuk mencari di dalamnyaapa-apa penerbitan menghasut.

(2) Apabila didapati oleh mana-mana pegawai polis yangberpangkat tidak rendah daripada Penolong Penguasa bahawa adasebab yang munasabah bagi mempercayai bahawa dalam mana-mana premis ada disembunyikan atau disimpan apa-apapenerbitan menghasut, dan dia mempunyai alasan yang munasabahbagi mempercayai bahawa, oleh sebab kelengahan yang akandisebabkan oleh usaha untuk mendapatkan suatu waran geledah,tujuan penggeledahan itu mungkin terkecewa, pegawai polis ituboleh memasuki dan menggeledah premis itu seolah-olah diadiberi kuasa untuk berbuat demikian oleh waran yang dikeluarkandi bawah subseksyen (1).

Penggantungan akhbar yang mengandungi perkara menghasut

9. (1) Apabila mana-mana orang disabitkan kerana menerbitkandalam mana-mana akhbar apa-apa perkara yang mempunyaikecenderungan menghasut, mahkamah boleh, jika difikirkannyapatut, sama ada sebagai ganti atau sebagai tambahan kepada apa-apa hukuman lain, membuat perintah mengenai semua atau mana-mana daripada perkara yang berikut:

(a) melarang penerbitan selanjutnya akhbar itu, sama adadengan mutlak atau kecuali mengikut syarat-syaratyang akan dinyatakan dalam perintah itu, selama suatutempoh yang tidak melebihi satu tahun dari tarikhperintah itu;

(b) melarang penerbit, tuan punya, atau penyunting akhbaritu, sama ada dengan mutlak atau kecuali mengikutsyarat-syarat yang akan dinyatakan dalam perintah

015b.fm Page 10 Monday, March 27, 2006 1:10 PM

Page 80: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5257/1/MU'AZ BIN... · C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ... ekonomi dan kebudayaan

Hasutan 11

itu, selama tempoh yang disebut terdahulu, daripadamenerbitkan, menyunting atau menulis bagi mana-mana akhbar, atau daripada membantu, sama adadengan wang atau dengan apa-apa yang mempunyainilai wang, dengan bahan, perkhidmatan peribadi,atau dengan apa-apa cara lain dalam penerbitan,penyuntingan atau pengeluaran mana-mana akhbar;dan

(c) bahawa selama tempoh yang disebut terdahulu apa-apa mesin cetak yang digunakan dalam mengeluarkanakhbar itu hendaklah digunakan hanya mengikutsyarat-syarat yang akan dinyatakan dalam perintahitu, atau bahawa mesin cetak itu hendaklah disita olehpolis dan ditahan oleh mereka selama tempoh yangdisebut terdahulu.

(2) Mana-mana orang yang melanggar sesuatu perintah yangdibuat di bawah seksyen ini adalah melakukan suatu kesalahandan, apabila disabitkan, boleh didenda tidak melebihi lima riburinggit atau dipenjarakan selama tempoh tidak melebihi tigatahun atau kedua-duanya.

(3) Tiada apa-apa dalam Akta ini boleh menyentuh kuasamahkamah untuk menghukum mana-mana orang yang melanggarsesuatu perintah yang dibuat di bawah seksyen ini keranapenghinaan mahkamah:

Dengan syarat bahawa tiada seorang pun boleh dihukum duakali bagi kesalahan yang sama.

Kuasa mahkamah untuk melarang pengedaran penerbitanmenghasut

10. (1) Apabila atas permintaan Pendakwa Raya dibuktikansehingga memuaskan hati mahkamah bahawa pengeluaran ataupengedaran sesuatu penerbitan menghasut mungkin, atau, jikadimulakan atau diteruskan, akan membawa kepada keganasanyang menyalahi undang-undang, atau didapati mempunyai tujuanuntuk mengembangkan perasaan permusuhan antara golonganatau ras masyarakat yang berlainan, mahkamah hendaklahmembuat suatu perintah (dalam seksyen ini disebut “perintahlarangan”) melarang pengeluaran dan pengedaran penerbitan itu(dalam seksyen ini disebut “penerbitan larangan”) dan menghendakitiap-tiap orang yang mempunyai mana-mana naskhah penerbitan

015b.fm Page 11 Monday, March 27, 2006 1:10 PM

Page 81: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5257/1/MU'AZ BIN... · C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ... ekonomi dan kebudayaan

12 Undang-Undang Malaysia AKTA 15

larangan itu dalam milik, kuasa atau kawalannya supaya segeramenyerahkan tiap-tiap naskhah itu ke dalam jagaan polis.

(2) Sesuatu perintah di bawah seksyen ini boleh dibuat exparte atas permintaan Pendakwa Raya dalam kamar.

(3) Memadai jika perintah itu memperihalkan penerbitanlarangan itu dengan sedemikian rupa yang akan membolehkannyadikenali oleh seseorang yang munasabah yang membandingkannyadengan perihalan dalam perintah larangan itu.

(4) Tiap-tiap orang yang kepadanya suatu salinan perintahlarangan disampaikan oleh mana-mana pegawai polis hendaklahsegera menyerahkan tiap-tiap penerbitan larangan yang adadalam milik, kuasa, atau kawalannya kepada pegawai polis itu,dan jika dia tidak berbuat demikian, dia melakukan suatukesalahan dan, apabila disabitkan, boleh didenda tidak melebihisatu ribu ringgit atau dipenjarakan selama tempoh tidak melebihisatu tahun atau kedua-duanya.

(5) Mana-mana orang yang mendapat tahu bahawa sesuatupenerbitan larangan ada dalam milik, kuasa, atau kawalannyahendaklah segera menyerahkan tiap-tiap penerbitan itu ke dalamjagaan polis, dan, jika dia tidak berbuat demikian, dia melakukansuatu kesalahan dan, apabila disabitkan, boleh didenda tidakmelebihi satu ribu ringgit atau dipenjarakan selama tempoh tidakmelebihi satu tahun atau kedua-duanya.

(6) Mahkamah boleh, jika difikirkannya patut, sama adasebelum atau selepas atau tanpa penyampaian perintah laranganitu kepada mana-mana orang, mengeluarkan suatu waranmembenarkan mana-mana pegawai polis yang berpangkat tidakrendah daripada Inspektor untuk memasuki dan menggeledahmana-mana premis yang dinyatakan dalam perintah itu, dan untukmenyita dan membawa pergi tiap-tiap penerbitan larangan yangd i jumpa d i s i tu , dan menggunakan apa-apa keke rasansebagaimana yang perlu bagi maksud itu. Suatu salinan perintahlarangan itu dan suatu salinan waran geledah itu hendaklahditinggalkan di suatu tempat yang mudah dilihat di tiap-tiapbangunan atau tempat yang dimasuki sedemikian.

(7) Pemunya mana-mana penerbitan larangan yang diserahkanatau disita di bawah seksyen ini boleh, pada bila-bila masa dalamtempoh empat belas hari selepas penyerahan atau penyitaan itu,membuat petisyen di mahkamah bagi pembatalan perintah

015b.fm Page 12 Monday, March 27, 2006 1:10 PM

Page 82: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5257/1/MU'AZ BIN... · C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ... ekonomi dan kebudayaan

Hasutan 13

larangan itu, dan jika setelah mendengar petisyen itu mahkamahmemutuskan bahawa perintah larangan itu sepatutnya tidakdibuat, hendaklah membatalkan perintah itu dan hendaklahmemerintahkan supaya penerbitan larangan yang diserahkan olehatau disita daripada pempetisyen itu dipulangkan kepadanya.

(8) Tiap-tiap penerbitan larangan yang diserahkan atau disitadi bawah seksyen ini yang berkenaan dengannya suatu petisyentidak difailkan dalam masa yang disebut terdahulu atau yangtidak diperintahkan supaya dipulangkan kepada pemunyanyahendaklah disifatkan terlucut hak kepada Kerajaan Persekutuan.

(9) Bagi maksud seksyen ini “mahkamah” ertinya MahkamahTinggi.

Penangkapan tanpa waran

11. Mana-mana pegawai polis yang berpangkat tidak rendahdaripada Inspektor boleh menangkap tanpa waran mana-manaorang yang didapati melakukan atau yang dengan semunasabahnyadisyaki melakukan atau telah melakukan atau cuba melakukanatau menyebabkan atau bersubahat dengan mana-mana oranguntuk melakukan apa-apa kesalahan terhadap Akta ini, ataudengan semunasabahnya disyaki memiliki dengan menyalahiundang-undang apa-apa benda yang boleh dilucuthakkan dibawahnya.

015b.fm Page 13 Monday, March 27, 2006 1:10 PM

Page 83: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5257/1/MU'AZ BIN... · C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ... ekonomi dan kebudayaan

14

UNDANG-UNDANG MALAYSIA

Akta 15

AKTA HASUTAN 1948

SENARAI PINDAAN

Undang-undang yang meminda

Tajuk ringkas Berkuat kuasa dari

L.N. 332/1958 Perintah Perlembagaan Persekutuan (Pengubahsuaian Undang-Undang) (Ordinan-Ordinan dan Perisytiharan-Perisytiharan) 1958

13-11-1958

L.N. 149/1964 Perintah Pengubahsuaian Undang-Undang (Hasutan) (Peluasan danPengubahsuaian) 1964

28-05-1964

P.U.(A)476/1969 Perintah Pengubahsuaian Undang-Undang (Hasutan) (Peluasan keSarawak) 1969

20-11-1969

P.U.(A)282/1970 Ordinan No. 45 (Kuasa-kuasa Perlu)Darurat 1970

10-08-1970

Akta 160 Akta Mata Wang Malaysia (Ringgit)1975

29-08-1975

015b.fm Page 14 Monday, March 27, 2006 1:10 PM

Page 84: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5257/1/MU'AZ BIN... · C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ... ekonomi dan kebudayaan

15

UNDANG-UNDANG MALAYSIA

Akta 15

AKTA HASUTAN 1948

SENARAI SEKSYEN YANG DIPINDA

Seksyen Kuasa meminda Berkuat kuasa dari

2 L.N. 332/1958 13-11-1958

3 L.N. 332/1958 13-11-1958

P.U.(A)282/1970 18-08-1970

4 Akta 160 29-08-1975

5 P.U.(A)282/1970 18-08-1970

6 L.N. 332/1958 13-11-1958

9 Akta 160 29-08-1975

10 Akta 160 29-08-1975

015b.fm Page 15 Monday, March 27, 2006 1:10 PM

Page 85: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5257/1/MU'AZ BIN... · C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ... ekonomi dan kebudayaan

61

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an al-Karim dan Terjemahan (Departemen Agama Republik Indonesia),

Bandung: PT. Syamil Cipta Media, tth

Abas ,Mohd Salleh, Prinsip Perlembagaan dan Pemerintahan di Malaysia, (dewan bahasa dan pustaka kuala lumpur 2006) cet, I

Abdullah Darwis, Shaleh , Konsep Amar Ma’ruf Nahi Munkar dan Realisasinya di Dunia Modern, Penerjemah: M. Abdul Ghoffar, (Jakarta: Pedoman Ilmu

Jaya), 1996 Ahmad, Syuib Abu Abd al-Rahmân al-Nasâ’i, Sunan al-Nasâ’i, (Beirut: Dar al-

Kutub al-Ilmiyyah, 2005), Cet. II, Juz XV

Ahmad Nakhaie, Penghayatan Politik Islam dalam Pemerintahan, (t.tp.,Percetakan Berpadu Sdn. Bhd, 2000)cet I

al-Haj Abu al-Husin al-Qusairi al-Nisaburi, Muslim, Sahîh Muslim, (Beirut: Dâr Ihya’ al-Tharashi al-Arabi), Juz IX

Ali Al-Anbary, Khalid, Sistem Politik Islam, terjemah oleh Mohd. Puzhi Usop,

(Selangor: Telaga Biru, 2008), cet. I

Ali Muhammad, Rusjdi, Hak Asasi Manusia dalam Perspektif Syariat Islam (Aceh:

Ar-Raniry Press, 2000).cet. I Al-Umuri, Akram Dhiya, As-Sirah An-Nabawiyyah Ash-Shahihah, edisi Indonesia

Seleksi Sirah Nabawiyyah: Studi Kritis Muhadditsin terhadap Riwayat Dhaif, Oleh Abdul Rosyad Shidiq, (Jakarta: Darul Falah, 2004), Cet. I

al-Qardawi,Yusuf, Fiqih Daulah, terjemah oleh Kathur Suhardi, ( Jakarta: Pustaka

al-Kausar, 1997), cet.I

……., Yusuf, Ad-Din wa As-Siyasah, terjemah oleh Abd Ghani Shamsuddin, ( Kuala

Lumpur, Alam Raya Enterprise, 2010), cet.II Anwar, Dessy, kamus lengkap bahasa Indonesia terbaru, (Surabaya: Amelia, 2003)

cet. I

Az-Zuhaili, Wahbah, Kebebasan Dalam Islam,(Jakarta Timur:Pustaka Al-Kausar,2005) cet. I

Page 86: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5257/1/MU'AZ BIN... · C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ... ekonomi dan kebudayaan

62

Bahri, Abdul Aziz, Perlembagaan Malaysia Asas dan Masalah, ( Kuala Lumpur:

Dewan Bahasa dan Pustaka, 2001) cet, I ……, Abdul Aziz, Politik Perlembagaan, (Kuala Lumpur: Institute Kajian Dasar

(IKD), 2005,)cet. I

Budiardjo, Miriam, Dasar-dasar Ilmu Politik, (Jakatra: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2005), Cet. XXVII

Dewan Redaksi Ensiklopedia Islam. Ensiklopedia Islam, (Jakarta: P.T. Ikhtiar Van Hoeve, 1999), cet. ke-IX

Dhiauddin Rais, Muhammad, An-nazhariyatu as-siyasatul-islamiyah, edisi indonesia,

Teori Politik Islam, terjemah oleh Abdul Hayyie al-Kattani,(Jakarta: Gema

Insani Press, 2001) cet. I

Haikal, Hussien, Al- Farruq Umar, edisi Indonesia Umar Al-Khattab, diterjemah oleh Ali Audah, ( Bogor: Pustaka Litera AntarNusa 2002), cet. III

Hanbâl, Abu Abdillah Ahmad, Musnad Ahmad bin Hanbâl, (Beirut: Maktab al-Islâmi 1398 H / 1978 M), Juz XXXIV

Hasim, Mohd. Safar. Pers di Malaysia Antara Kebebasan dengan TanggungJawab.

(Bangi. Penerbit Universiti Kebangsaan Malaysia, 2005) cet I

Henry, Ahmad, 60 tahun Islam di bawah UMNO-BN, ( Perak: Pustaka Ibnu Al-

Mannar, 2010), cet. I Hude, Darwis, (ed), Cakrawala Ilmu dalam Al-Qur’an, (Jakarta: Pustaka Firdaus,

2002), Cet. I

Huijbers,Theo, Filsafat Hukum dalam Lintasan Sejarah, (Yogyakarta: Kanisius, 2006) Cet. XV

Hussain, Syekh Syaukat, Hak Asasi Manusia dalam Islam. Penerjemah Abdul Rochim C.N.. (Jakarta: Gema Insani Press, 1996). cet.I

Ibnu Manzhur, Jalaluddin Muhammad, Lisan al-'Arab, (Mesir: Dâr al-Mishriyah li al-

Ta'lif wa al-Tarjamah, t.th), Juz 1

Ibrâhim al-Bukhâri, Muhammad bin Ismâil , Sahîh Bukhâri,(Beirut: Dâr al-Fikr, t.th),

Juz XXIII

Page 87: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5257/1/MU'AZ BIN... · C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ... ekonomi dan kebudayaan

63

Imam as-Suyuthi, Tarikh Khulafa, edisi Indonesia diterjemahkan oleh Samson

Rahman, Tarikh Khulafa: Sejarah Para Penguasa Islam, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2001), Cet. I

Isâ Abu Isâ al-Tirmizi al-Sâlimi al-Jâmi’, Muhammad, al-Sahîh Sunan al-Tirmidzi, (Beirut: Dâr Ihyâ’ al-Tharashi al-Arabi, t.th), Juz. VIII

Jalil, Faridah, Kebebasan dan Jenayah Dalam Berkarya. (Kuala Lumpur, Dewan

Sastera. Oktober 2001) cet I

Kamali, M. Hashim, Freedom of Expression in Islam, diterjemahkan oleh Eva Y.

Nukman dan Fatiah Basri, Kebebasan Berpendapat dalam Islam, (Jakarta: Mizan, 1996), cet.I

Kencana, Inu, Al-Quran dan Ilmu Politik, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1996), Cet. I

Khalid, Muhammad Khalid, Khulafa ar-Rasul, alih bahasa oleh Mahyuddin Syaf, dkk., Mengenal Pola Kepimpinan Umat dari Karakteristik Perihidup Khalifah Rasulullah, (Bandung: CV. Diponegoro, 1996), Cet. IV

Koto, Samuel, Demokrasi Suatu Keharusan, ( Jakarta: Khanata, 2004), cet. I

Madaniy , A. Malik, Politik Berpayung Fiqh, ( Yogyakarta: Pustaka Pesentren,

2010), cet. I

Maududi, Abul A’la, Hak-hak Asasi Manusia dalam Islam (terjemahan), (Jakarta:

Bumi Aksara, 2005), Cet. III Moh. Kusnardi dan Bintan R. Saragih, Ilmu Negara, (Jakarta: Gaya Media Pratama,

2000), Cet. IV

Mohd Safar, Hasim, mengenali Undang-Undang Media dan Siber, (kuala Lumpur, Utusan Publication & Distribution Sdn Bhd,2000) cet.I

Muda, Suhaini, Undang-Undang Komunikasi, (t.tp. Prentice Hall, 2004) cet. I

Mufid, Moh., Politik dalam Perspektif Islam, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2004), Cet. I

Musa, M. Yusuf, Politik dan Negara Dalam Islam, terjemah oleh M. Thalib, (Surabaya: Al-Ikhlas,1990), cet. II

Page 88: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5257/1/MU'AZ BIN... · C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ... ekonomi dan kebudayaan

64

Nasution ,Harun, “Pengantar” dalam Harun Nasution dan Bakhtiar Effendi (ed), Hak

Asasi Manusia dalam Islam (Jakarta:Yayasan Obor Indonesia dan Pustaka Firdaus, 1995), Cet. II

Nurtjahjo, Hendra, Filsafat Demokrasi, ( Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008) cet. II

Othman, Muhammad, Erti Kebebasan Pers-Persekitaran Yang Membimbangkan. Kuala Lumpur, Sasaran, Desember 1992)cet, I

Partanto, Pius A. dan , al-Bary, M. Dahlan, Kamus Ilmiah Kontemporer, (Surabaya: Arkola, 1994) cet. I

Putra, Dalizar Hak Asasi Manusia Menurut Al-Quran, (Jakarta: Al-Husna Zikra,

1995), Cet. II

Qadir Abu Faris, Muhammad Abdul, Fiqh Siyasah, penerjemah Mohammad Zaini

Yahaya, ( Kuala Lumpur: Pustaka Syuahada, 2000) cet. I Rahman, Shafiyyur, Sirah Nabawiyah, edisi Indonesia Sirah Nabawiyah, penerjemah

oleh Kathur Suhardi, (Jakarta: Pustaka Al-Kausar,2010), Cet. I

Rapar, J. H., Filsafat Politik Aristoteles; Seri Filsafat Politik , (Jakarta: CV. RajaGrafindo Persada, 1996), Cet. I

Rosyada, Dede, dkk., Pendidikan Keawarganegaraan (Civic Education): Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Masyrakat Madani, (Jakarta: Tim ICCE UIN Syyarif

Hidayatullah Jakarta dan Prenada Media, 2003), Cet. I Saefuddin, Ijtihad Politik Cendekiawan Muslim, (Jakarta: Gema Insani Press, 1996),

Cet. I

Salim, Abd. Muin, Fiqh Siyasah: Konsepsi Kekuasaan Politik Dalam Al-Quran, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1995), Cet. II

Sutiyoso, Bambang, Aktuarita Hukum dalam Era Reformasi, (Jakarta: Rajawali

Press, 2004), Cet. 1 Syarif, Mujar, Hak-hak Politik Minoritas Nonmuslim Dalam Komunitas Islam:

Tinjauan dari Persfektif Politik Islam, (Bandung: Penerbit Agkasa, 2003), cet. I

Syazili, Munawir, Islam dan Tata Negara, (Jakarta:UI Press. 1990),cet. V

Page 89: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5257/1/MU'AZ BIN... · C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ... ekonomi dan kebudayaan

65

Syuib Abu Abd al-Rahmân al-Nasâ’I, Ahmad, Sunan al-Nasâ’i, (Beirut: Dar al-

Kutub al-Ilmiyyah, 2005), Cet. II Tim Penyusun Kamus Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indoesia,

Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), Cet. I

Ya’qub al-Fairuz Abadi ,Muhammad , Al-Qâmûs al-Muhîth, (Bairut: Dâr al-Fikir, 1995) cet, I

Yusof, Mujahid, Wajah Baru Politik Malaysia, (Selangor: Anbakri Publika, 2009) cet. I

Zaidan, Abdul Karim, Masalah Kenegaraan dalam Pandangan Islam, (Jakarta:

Yayasan Al-Amin, 1984), Cet. I

Zallum, Abdul Qadim, Afkaru Siyasiyah, edisi Indonesia: Pemikiran Politik Islam,

diterjemahkan oleh Abu Faiz, (Bangil: Al-Izzah, 2004), Cet. II Situs Internet:

http://bersih.blogspot.com/2007/12/kebebasan-bersuara-telah-disalah-guna.html

diakses pada tanggal 15/12/2010 jam11:10 WIB. http://mindapengarang.wordpress.com/2009/06/10/demokrasi-di-malaysia-boleh-

dijustifikasikan/ diakses pada tanggal 25/5/2011 jam 12:45 WIB

http://208.109.79.207/mpifoundation/blog/?p=438 diakses pada tanggal 25/5/2011 jam 12:45 WIB

http://www.malaysiakini.com/news/163113 diakses pada tangal 20/5/2011 jam 12:45 WIB

http://rumaysho.wordpress.com/2009/01/31/harus-tetap-taat-pada-pemimpin/ diakses

pada tanggal 23/5/2011 jam 12:45 WIB

http://rizarahman.staff.umm.ac.id/2010/01/10/urgensi-amar-maruf-nahi-munkar/

diakses pada tanggal 23/5/2011 jam 12:45 WIB

Page 90: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5257/1/MU'AZ BIN... · C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ... ekonomi dan kebudayaan

iv

PEDOMAN TRANSLITERASI

a. Padanan Aksara

Huruf

Arab

Huruf

Latin Keterangan

tidak dilambangkan

b be

t te

ts te dan es

j je

h ha dengan garis di bawah

kh ka dan ha

d de

dz de dan zet

r er

z zet

s es

sy es dan ye

s es dengan garis di bawah

d de dengan garis di bawah

t te dengan garis di bawah

z zet dengan garis di bawah

„ koma terbalik diatas hadap kanan

gh ge dan ha

f ef

q ki

k ka

l el

m em

n en

w we

h ha

` apostrof

y ye

Page 91: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HAK POLITIK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5257/1/MU'AZ BIN... · C. Sejarah Hak Politik dalam Islam ... ekonomi dan kebudayaan

v

b. Vokal

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

a fathah

i kasra

u dammah

Adapun Vokal Rangkap

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

ai a dan i

au a dan u و

c. Vokal Panjang

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

â a dengan topi di atas

î i dengan topi di atas ــــــي

û u dengan topi di atas ـــــــو

d. Kata Sandang

Kata sandang yang dalam Bahasa Arab dilambangkan dengan huruf ,

dialih-aksarakan menjadi huruf “l” (el), baik diikuti huruf syamsiyyah maupun

huruf qamariyyah. Contoh = al-syamsiyyah, = al-qamariyyah.

e. Tasydîd

Dalam alih-aksara, tasydîd dilambangkan dengan huruf, yaitu dengan

menggandakan huruf yang diberi tanda tasydîd itu. Tetapi hal ini tidak berlaku jika huruf yang menerima tasydîd itu terletak setelah kata sandang yang diikuti

huruf-huruf samsiyyah.

f. Ta Marbûtah

Jika ta marbûtah terdapat pada kata yang berdiri sendiri, maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /h/. begitu juga jika ta marbûtah tersebut

diikuti kata sifat (na‘t). Namun jika ta marbûtah diikuti kata benda (ism), maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /t/.

g. Huruf Kapital

Huruf kapital digunakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam

Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Jika nama didahulukan oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan

huruf awal atau kata sandangnya . Contoh = al-Bukhâri.