62
i TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH KEMBANG MOTORIK BALITA USIA 1 – 3 TAHUN DI KELOMPOK BERMAIN SEKAR MELATI TASIKMADU KARANGANYAR TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Akhir Pendidikan D III Kebidanan Disusun Oleh : HENNI DWI PUSPITOSARI NIM. B10.024 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2013

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH · PDF filesebelumnya ia melewati tahapan sebelumnya sebagai contoh, seorang anak tidak ... faktor genetik-herediter-konstitusi dengan faktor

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH · PDF filesebelumnya ia melewati tahapan sebelumnya sebagai contoh, seorang anak tidak ... faktor genetik-herediter-konstitusi dengan faktor

i

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH

KEMBANG MOTORIK BALITA USIA 1 – 3 TAHUN

DI KELOMPOK BERMAIN SEKAR MELATI

TASIKMADU KARANGANYAR

TAHUN 2013

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Akhir

Pendidikan D III Kebidanan

Disusun Oleh :

HENNI DWI PUSPITOSARI

NIM. B10.024

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2013

Page 2: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH · PDF filesebelumnya ia melewati tahapan sebelumnya sebagai contoh, seorang anak tidak ... faktor genetik-herediter-konstitusi dengan faktor

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

KARYA TULIS ILMIAH

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH

KEMBANG MOTORIK BALITA USIA 1 – 3 TAHUN

DI KELOMPOK BERMAIN SEKAR MELATI

TASIKMADU KARANGANYAR

TAHUN 2013

Disusun oleh :

HENNI DWI PUSPITOSARI

NIM. B10.024

Telah diperiksa dan disetujui

Pada tanggal :

Pembimbing

RAHAJENG PUTRININGRUM, S.ST.,M.Kes

NIK. 201083059

Page 3: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH · PDF filesebelumnya ia melewati tahapan sebelumnya sebagai contoh, seorang anak tidak ... faktor genetik-herediter-konstitusi dengan faktor

iii

HALAMAN PENGESAHAN

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH

KEMBANG MOTORIK BALITA USIA 1 – 3 TAHUN

DI KELOMPOK BERMAIN SEKAR MELATI

TASIKMADU KARANGANYAR

TAHUN 2013

Karya Tulis Ilmiah

Disusun oleh :

HENNI DWI PUSPITOSARI

NIM. B10.024

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Stikes Kusuma Husada Surakarta

Pada tanggal :

Penguji I

RETNO WULANDARI, S.ST

NIK. 200985034

Penguji II

RAHAJENG PUTRININGRUM, S.ST.,M.Kes

NIK. 201083059

Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan

Untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan

Mengetahui

Ka. Prodi DIII Kebidanan

DHENY ROHMATIKA, S.SiT

NIK. 200582015

Page 4: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH · PDF filesebelumnya ia melewati tahapan sebelumnya sebagai contoh, seorang anak tidak ... faktor genetik-herediter-konstitusi dengan faktor

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang telah melimpahkan rahmat

dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikanKarya Tulis Ilmiah yang berjudul

”Tingkat Pengetahuan ibu tentang Tumbuh Kembang Motorik Balita Usia 1 – 3 Tahun di

Kelompok Bermain Sekar Melati Tasikmadu Karanganyar”.Karya Tulis Ilmiah ini

disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat

kelulusan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan

dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Imiah ini tidak diselesaikan dengan baik.

Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.

2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka.Prodi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Kusuma Husada Surakarta.

3. Ibu Rahajeng Putriningrum, SST., M.Kes selaku Dosen Pembimbing yang telah

meluangkan waktunya untuk memberi arahan dan bimbingan kepada penulis.

4. Ibu Sumini, S.Pd selaku Kepala PAUD Sekar Melati Tasikmadu Karanganyar yang

telah memberi ijin kepada penulis untuk pengambilan data dalam pembuatan Karya

Tulis Ilmiah.

5. Seluruh Dosen dan Staff STIKes Kusuma Husada Surakarta terima kasih atas segala

bantuan yang telah diberikan.

6. Bagian perpustakaan yang telah membantu penulis dalam memperoleh referensi dalam

penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.

Page 5: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH · PDF filesebelumnya ia melewati tahapan sebelumnya sebagai contoh, seorang anak tidak ... faktor genetik-herediter-konstitusi dengan faktor

v

7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah ini.

8. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Imiah ini masih banyak

kekurangan, oleh karena itu penulis membuka kritik dan saran demi kemajuan penelitian

selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi semua pihak.

Surakarta, Juni 2013

Penulis

Page 6: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH · PDF filesebelumnya ia melewati tahapan sebelumnya sebagai contoh, seorang anak tidak ... faktor genetik-herediter-konstitusi dengan faktor

vi

Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2013

Henni Dwi Puspitosari

NIM: B10. 024

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH KEMBANG

MOTORIK BALITA USIA 1 – 3 TAHUN

DI KELOMPOK BERMAIN SEKAR MELATI

TASIKMADU KARANGANYAR

TAHUN 2013

xiii + 46 halaman + 16 lampiran + 9 tabel + 2 gambar

ABSTRAK

Latar Belakang: Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia

melewati tahapan sebelumnya. Pengetahuan dan kesadaran para ibu balita khususnya dan para

guru serta masyarakat pada umumnya sangat perlu dalam melaksanakan pemantauan

perkembangan motorik dan memberikan rangsangan terhadap perkembangan anak. Berdasarkan

studi pendahuluan di KelompokBermain (KB) Sekar Melati Tasikmadu Karanganyar pada bulan

Oktober 2012, jumlah balita yang ikut belajar di Kelompok Bermain Sekar Melati Tasikmadu

Karanganyar sebanyak 31 anak. Hasil wawancara dari sepuluh ibu yang memiliki balita usia 1-3

tahun, pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang motorik balita adalah 7 orang ibu memiliki

tingkat pengetahuan cukup dan 3 orang ibu memiliki tingkat pengetahuan kurang. Di KB Sekar

Melati Tasikmadu Karanganyar guru juga mengajarkan mengenai tingkat perkembangan motorik

balita.

Tujuan: Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang motorik balita

usia 1-3 tahun di Kelompok Bermain Sekar Melati Tasikmadu Karanganyar pada

kategoribaik, cukup dan kurang

Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode diskriptif kuantitatif, dilakukan

di Kelompok Bermain Sekar Melati Tasikmadu Karanganyar pada bulan Mei 2013.

Sampel yang digunakan berjumlah 31 orang dengan menggunakan teknik pengambilan

sampling jenuh. Alat yang dipergunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah

kuesioner.

Hasil Penelitian: Tingkat pengetahuan tentang tumbuh kembang motorik balita dapat

dikategorikan pengetahuan baik sebanyak 4 ibu (12,90%), yang berpengetahuan cukup

sebanyak 24 ibu (77,42%), yang berpengetahuan kurang sebanyak 3 ibu (9,68%).

Kesimpulan: Jadi responden dalam penelitan ini sebagian besar berpengetahuan cukup

yaitu 24 responden (77,42%)

Kata kunci : Tingkat Pengetahuan, Tumbuh Kembang Motorik, Balita

Kepustakaan : 18 literatur (2004-2012)

Page 7: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH · PDF filesebelumnya ia melewati tahapan sebelumnya sebagai contoh, seorang anak tidak ... faktor genetik-herediter-konstitusi dengan faktor

vii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Peraihan terpenting dalam hidup adalah menjadi sesuatu bukan

menemukan sesuatu

Jangan harapkan kesuksesan jika tak mampu menempuh sabar melalui

ujian

Either you run the day, or the day runs you

Beranilah mengambil resiko, sebab tidak ada hal lain yang bisa

meggantikan pengalaman (Paolo Coelho)

PERSEMBAHAN

Dengan segala rendah hati, Karya Tuis Ilmiah ini

penulis persembahkan:

Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

hidayahnya, sehingga terwujud karya tulis kecil ini

Bapak dan ibuk tercinta terimakasih atas sayangdan

doa restunya selama ini, tanpa kalian penulis

bukanlah apa-apa

Kakakku, Sabia, serta penyemangatku tercinta yang

telah memberi support dalam penyelesaian Karya

Tulis Ilmia ini

IbuRahajeng yang selalumemberimotivasidan semua

dosen STIKes KH Surakarta, trimakasih atas

bimbingannya

Teman-teman kost panca putri yang selalu

menghibur disaat penulis sedih (Amel, Ambar,

Kartika, Mbak Dyah)

Tak lupa kawan-kawan seperjuangan yang telah

memberikan masukan bagi penulis

Page 8: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH · PDF filesebelumnya ia melewati tahapan sebelumnya sebagai contoh, seorang anak tidak ... faktor genetik-herediter-konstitusi dengan faktor

viii

CURICULUM VITAE

BIODATA

Nama : Henni Dwi Puspitosari

Tempat /TanggalLahir : Sragen, 14 Januari 1992

Agama : Islam

JenisKelamin : Perempuan

Alamat : Gemolong, RT 03A, RW III, Gemolong, Sragen

RIWAYAT PENDIDIKAN

1. SD Negeri 2, Gemolong Lulus Tahun 2004

2. SMP MTA, Gemolong Lulus Tahun 2007

3. SMA Negeri 1, Sumberlawang Lulus Tahun 2010

4. Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Angkatan Tahun 2010

Page 9: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH · PDF filesebelumnya ia melewati tahapan sebelumnya sebagai contoh, seorang anak tidak ... faktor genetik-herediter-konstitusi dengan faktor

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv

ABSTRAK ....................................................................................................... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... vii

CURICULUM VITAE ..................................................................................... viii

DAFTAR ISI .................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................. 1

B. Perumusan Masalah ..................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 3

D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 4

E. Keaslian Penelitian ....................................................................... 5

F. Sistematika Penulisan .................................................................. 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori ............................................................................. 7

1. Pengetahuan ........................................................................... 7

Page 10: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH · PDF filesebelumnya ia melewati tahapan sebelumnya sebagai contoh, seorang anak tidak ... faktor genetik-herediter-konstitusi dengan faktor

x

2. Balita ...................................................................................... 10

3. Tumbuh Kembang Balita ....................................................... 11

a. Pengertian Tumbuh Kembang ...................................... 11

b. Perkembangan Motorik............................................. ... 11

c. Tahapan Perkembangan Motorik Anak...................... ... 15

d. Pengaruh Perkembangan motorik Terhadap

Perkembangan Individu ................................................ 17

e. Gangguan Perkembangan Motorik Anak................ ..... 18

B. Kerangka Teori............................................................................. 20

C. Kerangka Konsep ......................................................................... 21

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenisdan Rancangan Penelitian .................................................... 22

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................... 22

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel .................... 23

D. Instrumen Penelitian .................................................................... 24

E. Uji Validitas dan Reliabilitas ....................................................... 26

F. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 28

G. Variabel Penelitian ....................................................................... 29

H. Definisi Operasional .................................................................... 29

I. Metode Pengolahan dan Analisa Data ........................................ 30

J. Etika Penelitian ............................................................................ 33

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian…………………… ............ 35

B. Hasil Penelitian……..... ................................................................ 36

..................................................................

Page 11: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH · PDF filesebelumnya ia melewati tahapan sebelumnya sebagai contoh, seorang anak tidak ... faktor genetik-herediter-konstitusi dengan faktor

xi

C. Pembahasan………….. ................................................................. 41

D. Keterbatasan…………. ................................................................. 44

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................... 45

B. Saran .............................................................................................. 45

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH · PDF filesebelumnya ia melewati tahapan sebelumnya sebagai contoh, seorang anak tidak ... faktor genetik-herediter-konstitusi dengan faktor

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori…………………………………………………….20

Gambar 2.2 Kerangka Konsep………………………………………………….21

Page 13: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH · PDF filesebelumnya ia melewati tahapan sebelumnya sebagai contoh, seorang anak tidak ... faktor genetik-herediter-konstitusi dengan faktor

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tahapan Perkembangan Motorik BalitaUsia 1-2 tahun…………… 16

Tabel 2.2 Tahapan Perkembangan Motorik Balita Usia 2-3 tahun…………… 16

Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner…………………………………………………. 25

Tabel 3.2 Definisi Operasional……………………………………………….. 29

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur……………………… 36

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan…………………... 37

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan…………………….. 37

Tabel 4.4 Data Hasil Perhitungan dan Standar Deviasi Berdasarkan SPSS….. 39

Tabel 4.5 Tingkat Pengetahuan Ibu TentangTumbuh Kembang Motorik Balita

Usia 1-3 tahun di Kelompok Bermain Sekar Melati……………… 40

Page 14: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH · PDF filesebelumnya ia melewati tahapan sebelumnya sebagai contoh, seorang anak tidak ... faktor genetik-herediter-konstitusi dengan faktor

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.Jadwal Penelitian

Lampiran 2.Surat PermohonanStudiPendahuluan

Lampiran 3.Surat Balasan Dari Lahan

Lampiran 4.Surat Permohonan Ijin Uji Validitas

Lampiran 5.Surat Balasan Dari Lahan

Lampiran 6.Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan

Lampiran 7.Surat Balasan Dari Lahan

Lampiran 8.Lembar Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 9. Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 10. Kuesioner Penelitian

Lampiran 11. Kunci Jawaban Kuesioner

Lampiran 12. Tabulasi Kuesioner

Lampiran 13. Hasil Uji Validitas

Lampiran 14. Hasil Uji Reliabilitas

Lampiran 15. Tabulasi Hasil Penelitian

Lampiran 16. Rumus Mean dan Standart Deviasi

Lampiran 17. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

Page 15: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH · PDF filesebelumnya ia melewati tahapan sebelumnya sebagai contoh, seorang anak tidak ... faktor genetik-herediter-konstitusi dengan faktor

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari upaya membangun

manusia seutuhnya antara lain diselenggarakan melalui upaya kesehatan

anak yang dilakukan sedini mungkin sejak anak masih di dalam kandungan.

Upaya tersebut untuk mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang

berkualitas dimasa yang akan datang, maka anak perlu dipersiapkan agar dapat

tumbuh dan berkembang seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuannya

(Narendra, 2008).

Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan

sebelumnya ia melewati tahapan sebelumnya sebagai contoh, seorang anak

tidak akan bisa berjalan sebelum ia bisa berdiri. Seorang anak tidak akan bisa

berdiri bila pertumbuhan kaki dan bagian tubuh lain yang terkait dengan

fungsi berdiri anak terhambat, karena itu perkembangan awal merupakan masa

kritis karena akan menentukan perkembangan selanjutnya (Depkes RI, 2005).

Sekitar 16 % dari anak usia di bawah lima tahun (balita) di Indonesia

mengalami gangguan perkembangan saraf dan otak mulai ringan sampai berat

(Depkes, 2004). Perkembangan motorik anak merupakan hasil interaksi antara

faktor genetik-herediter-konstitusi dengan faktor lingkungan, baik lingkungan

prenatal maupun lingkungan postnatal. Faktor lingkungan post natal ini

Page 16: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH · PDF filesebelumnya ia melewati tahapan sebelumnya sebagai contoh, seorang anak tidak ... faktor genetik-herediter-konstitusi dengan faktor

2

meliputi berbagai macam lingkungan. Salah satunya lingkungan biologis, yang

terdiri dari kepekaan terhadap penyakit yaitu imunisasi (IDAI, 2006).

Masa lima tahun pertama kehidupan merupakan masa yang sangat

peka terhadap lingkungan, maka masa balita disebut sebagai “masa

keemasan”(golden period ), “jendela kesempatan” (window of opportunity)

dan “masa kritis” (critical period ) (Depkes RI, 2006).

Kebutuhan-kebutuhan dasar untuk tumbuh kembang anak terutama

dicukupi oleh ibu, ayah, anggota keluarga serta lingkungan sekitar. Upaya

mencukupi kebutuhan-kebutuhan dasar tersebut dilakukan melalui interaksi

yang adekuat, terus menerus, sesuai dengan tahapan umur. Semakin erat dan

semakin sering faktor di lingkungan tersebut berinteraksi dengan anak, maka

faktor tersebut semakin besar peranannya dalam menentukan kualitas tumbuh

kembang anak (Widyastuti, 2005). Sebagian besar pertumbuhan otak bayi

terjadi setelah lahir dan dipengaruhi oleh faktor lingkungan termasuk

stimulasi, serta pengasuhan orang tua. Pengasuhan yang baik merupakan

pengasuhan yang bertanggung jawab, dalam hal ini memerlukan pengetahuan

yang baik dari orang tua khususnya ibu (Narendra, 2008).

Berdasarkan studi pendahuluan di Kelompok Bermain (KB) Sekar

Melati Tasikmadu Karanganyar pada bulan Oktober 2012, jumlah balita yang

ikut belajar di Kelompok Bermain Sekar Melati Tasikmadu Karanganyar

sebanyak 31 anak. Hasil wawancara dari sepuluh ibu yang memiliki balita

usia 1-3 tahun, pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang motorik balita

adalah 7 orang ibu memiliki tingkat pengetahuan cukup dan 3 orang ibu

Page 17: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH · PDF filesebelumnya ia melewati tahapan sebelumnya sebagai contoh, seorang anak tidak ... faktor genetik-herediter-konstitusi dengan faktor

3

memiliki tingkat pengetahuan kurang. Di KB Sekar Melati Tasikmadu

Karanganyar guru juga mengajarkan mengenai tingkat perkembangan motorik

balita.

Ada banyak hal yang masih belum diketahui oleh para orang tua yaitu

perkembangan motorik anaknya sehinga penulis tertarik untuk mengambil

judul penelitian “Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang

Motorik Balita Usia 1-3 Tahun di Kelompok Bermain Sekar Melati Tasikmadu

Karanganyar Tahun 2013”. Dikarenakan memang penting bagi orang tua

untuk mengetahui tumbuh kembang motorik balita.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas perumusan masalah dalam penelitian

ini adalah “Bagaimana Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang

Motorik Balita Usia 1-3 Tahun di Kelompok Bermain Sekar Melati

Karanganyar Tahun 2013?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang motorik

balita usia 1-3 tahun di Kelompok Bermain Sekar Melati Karanganyar.

Page 18: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH · PDF filesebelumnya ia melewati tahapan sebelumnya sebagai contoh, seorang anak tidak ... faktor genetik-herediter-konstitusi dengan faktor

4

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang motorik

balita usia 1-3 tahun di Kelompok Bermain Sekar Melati Karanganyar

pada tingkat baik.

b. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang motorik

balita usia 1-3 tahun di Kelompok Bermain Sekar Melati Karanganyar

pada tingkat cukup.

c. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang motorik

balita usia 1-3 tahun di Kelompok Bermain Sekar Melati Karanganyar

pada tingkat kurang.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Ibu

Sebagai bahan masukan dan informasi kepada ibu agar lebih memahami

dan lebih mengetahui dalam pertumbuhan dan perkembangan motorik

balita usia 1-3 tahun.

2. Bagi Diri Sendiri

Sebagai penambah wawasan dan pengalaman bagi peneliti dan juga

sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di STIKes

Kusuma Husada Surakarta, khususnya dalam masalah pengetahuan ibu

tentang tumbuh kembang motorik balita 1-3 tahun.

Page 19: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH · PDF filesebelumnya ia melewati tahapan sebelumnya sebagai contoh, seorang anak tidak ... faktor genetik-herediter-konstitusi dengan faktor

5

3. Bagi Institusi

a. Pendidikan

Bagi Institusi pendidikan STIKes dapat digunakan sebagai bahan

bacaan diperpustakaan yang mana dapat dimanfaatkan oleh semua

mahasiswa/i. STIKes Kusuma Husada Surakarta, yang akan

melakukan penelitian selanjutnya.

b. Kelompok Bermain Sekar Melati

Sebagai bahan masukan dan informasi kepada Kelompok Bermain

Sekar Melati sebagai acuan untuk pemantauan tumbuh kembang bagi

balita.

E. Keaslian Penelitian

Adita Ratnaningtyas (2006) telah melakukan penelitian tentang

“Tingkat Perkembangan Motorik Kasar-Halus Anak Usia Prasekolah Pada TK

Full Day School dan TK Bukan Full Day School”. Penelitian ini dilakukan di

TKIT Nurul Islam dan TK Negeri 1 Sleman, Yogyakarta. Metode penelitian

yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional,

instrument yang digunakan adalah format pengkajian tes Denver II, sampel

yang digunakan adalah anak usia 4-6 tahun, dan waktu penelitian pada bulan

November 2006.

Hal-hal yang berbeda dengan penelitian ini adalah, tempat, metode,

instrument, sampel, dan waktu penelitian, dan adapun persamaannya dengan

penelitian ini adalah materi yang digunakan mengenai pertumbuhan dan

perkembangan motorik.

Page 20: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH · PDF filesebelumnya ia melewati tahapan sebelumnya sebagai contoh, seorang anak tidak ... faktor genetik-herediter-konstitusi dengan faktor

6

F. Sistematika Penelitian

Sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi tentang teori dan masalah yang diteliti, kerangka

teori, kerangka konsep penelitian, dan hipotesis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi tentang jenis dan rancangan penelitian, lokasi dan

waktu penelitian, populasi, sampel, teknik pengambilan data,

teknik pengumpulan data, variabel penelitian, definisi opersional,

metode pengolahan dan analisis data, etika penelitian.

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisikan gambaran umum, hasil penelitian, pembahasan

dan keterbatasan dalam penelitian.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan dan saran.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 21: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH · PDF filesebelumnya ia melewati tahapan sebelumnya sebagai contoh, seorang anak tidak ... faktor genetik-herediter-konstitusi dengan faktor

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. LANDASAN TEORI

1. Pengetahuan

a. Pengertian

Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan

terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui mata, telinga. Pengetauan atau kognisi

merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan

seseorang (Notoatmodjo, 2009).

b. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2008), tingkat pengetahuan meliputi:

1) Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

depelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini

adalah mengingat kembali (review) terhadap suatu yang spesifik

dari seluruh lahan yang dipenuhi atau rangsangan yang telah

diterima.

Page 22: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH · PDF filesebelumnya ia melewati tahapan sebelumnya sebagai contoh, seorang anak tidak ... faktor genetik-herediter-konstitusi dengan faktor

8

2) Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi

tersebut secara benar.

3) Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya).

4) Analisis (Analisys)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi suatu

objek ke dalam komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur

organisasi tersebut dan masih ada kaitannya antara yang satu

dengan yang lain.

5) Sintesis (Sintesys)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan

atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru atau kemampuan untuk menyusun formulasi

baru.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi

atau penilaian suatu materi atau objek penilaian-penilaian itu

berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau

menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

Page 23: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH · PDF filesebelumnya ia melewati tahapan sebelumnya sebagai contoh, seorang anak tidak ... faktor genetik-herediter-konstitusi dengan faktor

9

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Notoadmojo,

(2003) yaitu :

1. Umur

Umur adalah lamanya seseorang hidup sejak dilahirkan sampai saat

ini. Umur merupakan periode terhadap pola-pola kehidupan baru

dan harapan-harapan baru. Semakin bertambahnya umur seseorang

maka semakin banyak pula ilmu pengetahuan yang dimiliki.

2. Pendidikan

Pendidikan merupakan proses menumbuh kembangkan seluruh

kemampuan dan perilaku manusia melalui pengajaran sehingga

dalam pendidikan itu perlu dipertimbangkan umur (proses

perkembangan seseorang) dan hubungan dengan proses belajar.

Tingkat pendidikan juga merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi persepsi seseorang untuk lebih menerima ide-ide

dan teknologi baru.

3. Pekerjaan

Pekerjaan adalah kegiatan sehari-hari yang dilakukan ibu untuk

memenuhi kebutuhannya, bila kita ingin melihat pekerjaan

mayoritas dari ibu karena kemungkinan sebagian ibu bukanlah

pekerja yang berpenghasilan cukup sehingga kebanyakan ibu

menganggap sosial ekonomi keluarga akan mengganggu dalam

pemenuhan nutrisi anaknya.

Page 24: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH · PDF filesebelumnya ia melewati tahapan sebelumnya sebagai contoh, seorang anak tidak ... faktor genetik-herediter-konstitusi dengan faktor

10

4. Sumber Informasi

Sumber informasi adalah segala sesuatu yang menjadi perantara

dalam menyampaikan informasi. Mempengaruhi kemampuan,

semakin banyak sumber informasi yang diperoleh maka semakin

banyak pula pengetahuan yang dimiliki.Media informasi untuk

komunikasi misal terdiri dari :

a) Media cetak yaitu surat kabar, majalah,buku pamphlet dan lain-

lain.

b) Media elektronik yaitu radio, tv, film, dan sebagainya

(Notoadmojo, 2003).

2. Balita

Balita merupakan istilah yang berasal dari kependekan kata bawah

lima tahun. Istilah ini cukup populer dalam program kesehatan. Balita

merupakan kelompok usia tersendiri yang menjadi sasaran program KIA

(Kesehatan Ibu dan Anak) di lingkup Dinas Kesehatan. Balita merupakan

masa pertumbuhan tubuh dan otak yang sangat pesat dalam pencapaian

keoptimalan fungsinya. Periode tumbuh kembang anak adalah masa balita,

karena pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan

menentukan perkembangan kemampuan berbahasa, kreatifitas, kesadaran

sosial, emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan

landasan perkembangan berikutnya (Supartini, 2004).

Page 25: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH · PDF filesebelumnya ia melewati tahapan sebelumnya sebagai contoh, seorang anak tidak ... faktor genetik-herediter-konstitusi dengan faktor

11

3. Tumbuh Kembang Balita

a. Pengertian Tumbuh Kembang Balita

Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan

dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun

individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pound,

kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan

keseimbangan metabolik (Mary E. Muscari, 2005).

Perkembangan (development) adalah bertambahnya

kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih

kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai

hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses

diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan

sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-

masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan

emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan

lingkungannya (Mary E. Muscari, 2005).

b. Perkembangan Motorik

Perkembangan motorik didefinisikan oleh Hurlock (2007), sebagai

perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat

syaraf, urat syaraf, dan otot yang terkoordinasi. Kemampuan ini

merupakan kemampuan untuk melakukan koordinasi kerja syaraf

motorik dan dikoordinir oleh syaraf pusat. Kecakapan seseorang

menunjukkan fungsi fisik semakin matang sehingga mampu

Page 26: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH · PDF filesebelumnya ia melewati tahapan sebelumnya sebagai contoh, seorang anak tidak ... faktor genetik-herediter-konstitusi dengan faktor

12

menunjukkan kemampuan yang lebih baik. Disamping itu,

kemampuan ini dipengaruhi juga oleh kemampuan berfikir.

Perkembangan motorik merupakan modifikasi berkelanjutan yang

melibatkan interaksi beberapa faktor:

1) Kematangan neuromoskuler

2) Pertumbuhan fisik dan karakteristik perilaku anak

3) Tempo pertumbuhan fisik, kematangan biologis, dan

perkembangan perilaku

4) Akibat dari pengalaman gerak sebelumnya

5) Pengalaman gerakan baru (Marlina, 2004).

Hurlock (2007), mengemukakan sebagian kondisi yang mempengaruhi

laju perkembangan motorik, antara lain:

1) Sifat dasar genetik, termasuk bentuk tubuh dan kecerdasan

mempunyai pengaruh yang menonjol terhadap laju perkembangan

motorik

2) Semakin aktif janin, semakin cepat perkembangan motorik anak

jika lingkungan pasca lahir mendukung

3) Kondisi pralahir yang baik, khususnya gizi makanan sang ibu,

lebih mendorong perkembangan motorik yang lebih cepat pada

masa pascalahir dibandingkan dengan kondisi pralahir yang tidak

baik

4) Kelahiran yang sulit, khususnya apabila terdapat kerusakan pada

otak akan memperlambat perkembangan motorik

Page 27: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH · PDF filesebelumnya ia melewati tahapan sebelumnya sebagai contoh, seorang anak tidak ... faktor genetik-herediter-konstitusi dengan faktor

13

5) Kesehatan dan gizi yang baik selama awal kehidupan pascalahir

akan mempercepat perkembangan motorik

6) Anak yang IQ-nya tinggi menunjukkan perkembangan yang lebih

cepat daripada anak yang IQ-nya normal atau dibawah normal

7) Adanya rangsangan, dorongan, dan kemampuan untuk

menggerakkan semua bagian tubuh akan mempercepat

perkembangan motorik

8) Perlindungan yang berlebihan akan melumpuhkan kesiapan

berkembnagnya kemampuan motorik

9) Karena rangsangan dan dorongan yang lebih banyak dari orang tua,

maka perkembangan motorik anak yang pertama cenderung lebih

baik daripada anak yang lahir kemudian

10) Lahir prematur biasanya memperlambat perkembangan motorik

karena tingkat perkembangan motorik pada waktu lahur berada di

bawah tingkat perkembangan bayi yang lahir tepat waktunya

11) Cacat fisik, seperti kebutuhan akan memperlambat perkembangan

motorik

12) Dalam perkembangan motorik, perbedaan jenis kelamin warna

kulit, dan sosial ekonomi lebih banyak disebabkan oleh perbedaan

motivasi dan metode pelatihan anak dibandingkan karena

perbedaan bawaan.

Malina (2004), mengungkapkan bahwa lingkungan dimana anak

diasuh dan jumlah saudara juga berperan dan perkembangan motorik

Page 28: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH · PDF filesebelumnya ia melewati tahapan sebelumnya sebagai contoh, seorang anak tidak ... faktor genetik-herediter-konstitusi dengan faktor

14

anak. Selain itu, terdapat beberapa hal penting dalam mempelajari

ketrampilan motorik, yaitu kesiapan belajar, kesempatan belajar, model

yang baik, bimbingan dan motivasi.

Perkembangan motorik meliputi dua hal, yaitu motorik kasar dan

motorik halus. Motorik kasar dan motorik halus diperlikan agar anak

dapat berkembang secara optimal. Perbedaanya, motorik kasar sangat

bergantung pada kematangan anak sedangkan motorik halus bisa dilatih

(Soetjiningsih, 2012).

1) Perkembangan motorik kasar

Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-

otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang

dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Contohnya

kemampuan duduk, menendang, berlari, naik-turun tangga dan

sebagainya.

Motorik kasar merupakan area terbesar perkembangan di usia

batita. Diawali dengan kemampuan berjalan, lantas lari, lompat dan

lempar.Modal dasar untuk perkembangan ini ada 3 (yang berkaitan

dengan sensori utama), yaitu keseimbangan, rasa sendi

(propioceptif) dan raba (taktil). Untuk melatihnya yang jelas

lakukan sedini mungkin saat semua perkembangan sensorinya

terpenuhi. Berkaitan dengan ini, orang tua harus bijak melihat

kesiapan anak. Misal, anak 12 bulan yang sudah bisa berjalan bisa

distimulasi untuk perkembangan berikutnya yaitu lari, lompat, dan

Page 29: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH · PDF filesebelumnya ia melewati tahapan sebelumnya sebagai contoh, seorang anak tidak ... faktor genetik-herediter-konstitusi dengan faktor

15

lempar. Sebaliknya, bila fase berjalan belum dilalui anak dengan

baik, tentu tahapan perkembangan berikutnya pun belum bisa

diajarkan. Lantaran itulah, penting bagi kita untuk mengetahui

tahap-tahap perkembangan per usia anak. Cara ini juga

memungkinkan kita mendeteksi gangguan yang siapa tahu dialami

si kecil (Hanum Marimbi, 2010).

2) Perkembangan motorik halus

Motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus

atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh

kesempatan untuk belajar dan berlatih. Misalnya, kemampuan

memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret, menyusun balok,

menggunting, menulis dan sebagainya. Kedua kemampuan tersebut

sangat penting agar anak bisa berkembang dengan optimal

(Sudarti, 2010).

c. Tahapan Perkembangan Motorik Anak

Perkembangan motorik adalah proses tumbuh kembang

kemampuan gerak seorang anak. Pada dasarnya, perkembangan ini

berkembang sejalan dengn kematangan saraf dan otot anak. Sehingga,

setiap gerakan sesederhana apapun, adalah merupakanhasil pola

interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan system dalam tubuh

yang dikontrol oleh otak, (Sudarti, 2010).

Page 30: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH · PDF filesebelumnya ia melewati tahapan sebelumnya sebagai contoh, seorang anak tidak ... faktor genetik-herediter-konstitusi dengan faktor

16

Dan patut diingat, perkembangan setiap anak tidak bisa sama,

tergantung proses kematangan masing-masing anak. Berikut tahapan-

tahapan perkembangannya:

Tabel 2.1

Tahapan Perkembang Motorik Balita Usia 1-2 tahun

Motorik Kasar Motorik Halus

• merangkak

• mengambil benda kecil dengan ibu

jari atau telunjuk

• berdiri dan berjalan

beberapa langkah

• membuka 2-3 halaman buku secara

bersamaan

• berjalan cepat • menyusun menara dari balok

• cepat-cepat duduk agar

tidak jatuh

• memindahkan air dari gelas ke gelas

lain

• merangkak di tangga • belajar memakai kaus kaki sendiri

• berdiri di kursi tanpa

pegangan • menyalakan TV dan bermain remote

• menarik dan mendorong

benda-benda berat • belajar mengupas pisang

• melempar

Tabel 2.2

Tahapan Perkembang Motorik Balita Usia 2-3 tahun

Motorik Kasar Motorik Halus

• melompat-lompat • mencoret-coret dengan 1 tangan

• berjalan mundur dan

jinjit • menggambar garis tak beraturan

• menendang bola • memegang pensil

• memanjat meja atau

tempat tidur • belajar menggunting

• naik tangga dan lompat

di anak tangga terakhir • mengancingkan baju

• berdiri dengan 1 kaki • memakai baju sendiri

Page 31: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH · PDF filesebelumnya ia melewati tahapan sebelumnya sebagai contoh, seorang anak tidak ... faktor genetik-herediter-konstitusi dengan faktor

17

d. Pengaruh Perkembangan motorik Terhadap Perkembangan Individu

Hurlock (2007), memaparkan pengaruh perkembangan motorik

terhadap perkembangan individu sebagai berikut:

1) Melalui ketrampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan

memperoleh perasaan senang. Seperti anak merasa senang

memiliki ketrampilan memainkan boneka, melempar dan

menangkap bolaatau memainkan alat-alat mainan.

2) Melalui ketrampilan motorik, anak dapat beranjak dari kondisi

tidak berdaya pada bulan-bulan pertama dalam kehidupannya, ke

kondisi yang independent. Anak dapat bergerak dari satu tempat ke

tempat lainnya dan dapat berbuat sendiri untuk dirinya. Kondisi ini

akan menunjang perkembangan rasa percaya diri.

3) Melalui perkembangan motorik, anak dapat menyesuaikan dirinya

dengan lingkungan sekolah. Pada usia prasekolah atau usia kelas

awal-awal sekolah dasar, anak sudah dapat dilatih menulis,

menggambar, melukis, dan baris-berbaris.

4) Melalui perkembangan motorik yang normal memungkinkan anak

dapat bermain atau bergaul dengan teman sebayanya bahkan dia

akan terkucilkan atau menjadi anak yang fringer (terpinggirkan).

5) Perkembangan keterampilan motorik sangat penting bagi

perkembangan self-concept atau kepribadian anak.

Page 32: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH · PDF filesebelumnya ia melewati tahapan sebelumnya sebagai contoh, seorang anak tidak ... faktor genetik-herediter-konstitusi dengan faktor

18

e. Gangguan Perkembangan Motorik Anak

Perkembangan motorik yang lambat dapat disebabkan oleh

beberapa hal. Salah satupenyebab gangguan perkembangan motorik

adalah kelainan tonus otot atau penyakit neuromuskular. Anak dengan

serebral palsi dapat mengalami keterbatasan perkembangan motorik

sebagai akibat spastisitas, athetosis, ataksia, atau hipotonia.Kelainan

sumsum tulang belakang seperti spina bifida juga dapat menyebabkan

keterlambatan perkembangan motorik. Penyakit neuromuscular sepeti

muscular distrofi memperlihatkan keterlambatan dalam kemampuan

berjalan. Namun, tidak selamanya gangguan perkembangan motorik

selalu didasari adanya penyakit tersebut. Faktor lingkungan serta

kepribadian anak juga dapat mempengaruhi keterlambatan

dalamperkembangan motorik. Anak yang tidak mempunyai

kesempatan untuk belajar seperti sering digendong atau diletakkan di

baby walker dapat mengalami keterlambatan dalam mencapai

kemampuan motorik (Endang Khoirunisa, 2010)

Berikut beberapa gangguan perkembangan motorik yang

nampak pada anak usia dini menurut (Feni Sudilarsih, 2009)

1) Berat badan yang tidak normal dalam perkembangan koordinasi

motorik, yang tidak disebabkan oleh retardasi mental, gangguan

neurologisyang didapat maupun konginental (Development

Coordination Disorder).

2) Gangguan ini bisa bersamaan dengan kesulitan bicara

Page 33: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH · PDF filesebelumnya ia melewati tahapan sebelumnya sebagai contoh, seorang anak tidak ... faktor genetik-herediter-konstitusi dengan faktor

19

3) Saat bayi anak tidak bisa merangkak, kalau merangkak seperti

merayap

4) Bila duduk posisi kaki seperti huruf “ w”

5) Anak tampak aneh dalam berjalan, sering jatuh, tersandung dan

menabrak

6) Lambat belajar berlari, melompat dan naik turun tangga

7) Kesulitan mengikat sepatu

8) Kesulitan memasang dan melepaskan kancing, melempar dan

menangkap bola

9) Anak tampak lamban dalam gerak halus & kasar

10)Benda yang dipegang sering jatuh

11)Tidak pandai menggambar, tulisannya sangat jelek

12)Sulit mengerjakan permainan jigsaw, menggunakan permainan

yang konstruksional

13)Sering disebut juga : the clumsy child syndrome

14)Sering dijumpai kesulitan bersekolah,

15)Pada beberapa kasus bersamaan dengan gangguan perkembangan

emosional dan perilaku.

16)Pada beberapa kasus, dijumpai adanya riwayat komplikasi

perinatal misalnya berat badan lahir rendah

Page 34: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH · PDF filesebelumnya ia melewati tahapan sebelumnya sebagai contoh, seorang anak tidak ... faktor genetik-herediter-konstitusi dengan faktor

20

B. KerangkaTeori

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Sumber: Modifikasi Notoatmodjo (2003), Hurlock (2004)

Pengetahuan Ibu

Faktor yang mempengaruhi

pengetahuan:

1. Umur

2. Pendidikan

3. Pekerjaan

4. Sumber Informasi

BalitaTumbuh kembang

Motorik

Faktor yang mempengaruhi

perkembangan motorik:

1. Sifat dasar genetik

2. Semakain aktif janin

3. Kondisi pralahir yang baik

4. Kelahiran yang sulit

5. Kesehatan dan gizi yang baik

6. Anak yang IQ-nya tinggi

7. Adanya rangsangan, dorongan, dan

kemampuan

8. Perlindungan yang berlebihan

9. Lahir prematur

10. Cacat fisik

Motorik

Kasar

Motorik

Halus

Page 35: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH · PDF filesebelumnya ia melewati tahapan sebelumnya sebagai contoh, seorang anak tidak ... faktor genetik-herediter-konstitusi dengan faktor

21

C. Kerangka Konsep

Keterangan :

: Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

Pengetahuan Ibu tentang

Tumbu Kembang

Motorik

Baik

Cukup

Kurang

Faktor yang mempengaruhi

pengetahuan:

1. Umur

2. Pendidikan

3. Pekerjaan

4. Sumber Informasi

Page 36: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH · PDF filesebelumnya ia melewati tahapan sebelumnya sebagai contoh, seorang anak tidak ... faktor genetik-herediter-konstitusi dengan faktor

22

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Ditinjau dari segi tujuan penelitian yang hendak dicapai, penelitian ini

menggunakan teknik penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Notoatmodjo

(2010), deskriptif kuantitatif adalah penelitian yang dilakukan dengan tujuan

utama untuk membuat gambaran atau deskripsi suatu keadaan secara objektif.

Metode ini digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang

sedang dihadapi pada situasi sekarang atau yang sedang terjadi. Kuantitatif

adalah data yang dihasilkan berupa angka (Riwidikdo, 2009). Pada penelitian

ini menggambarkan tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang motorik

balita.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi adalah suatu penjelasan teoritis yang dikaitkan dengan tata ruang

suatu tempat yang akan digunakan untuk melakukan sesuatu kejadian atau

suatu tempat yang akan digunakan untuk melakukan sesuatu kejadian atau

peristiwa (KBBI, 2011). Penelitian ini dilakukan di Kelompok Bermain

Sekar Melati Papahan Tasikmadu Karanganyar.

Page 37: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH · PDF filesebelumnya ia melewati tahapan sebelumnya sebagai contoh, seorang anak tidak ... faktor genetik-herediter-konstitusi dengan faktor

23

2. Waktu Penelitian

Waktu adalah seluruh rangkaian saat ketika proses, perbuatan atau keadaan

berada atau berlangsung (KBBI, 2011). Penelitian dilakukan pada bulan

Maret 2013.

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari subjek atau

objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya

(Sugiyono, 2008). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

semua ibu yang memiliki balita usia 1-3 tahun yang menyekolahkan

anaknya di Kelompok Bermain Sekar Melati Tasikmadu Karanganyar yang

berjumlah 31 ibu

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari

semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana yang

akan diteliti atau sebagian jumlah, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat

menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu (Sugiyono, 2008).

Apabila subjek penelitian kurang dari 100, lebih baik diambil semua

sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah

Page 38: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH · PDF filesebelumnya ia melewati tahapan sebelumnya sebagai contoh, seorang anak tidak ... faktor genetik-herediter-konstitusi dengan faktor

24

subjeknya besar, dapat diambil antara 10 – 15 % atau 20 – 25 % atau lebih,

tergantung setidak-tidaknya dari :

a. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga, dan dana.

b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini

menyangkut banyak sedikitnya data.

c. Besar kecilnya resiko yang ditangung oleh peneliti. Untuk penelitian

yang resikonya besar, tentu saja jika sampel besar, hasilnya akan lebih

baik (Arikunto, 2006).

Sampel dalam penelitian ini adalah 31 responden yang mempunyai

balita usia 1 -3 tahun

3. Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga

diperoleh sampel (contoh) yang benar-benar dapat berfungsi sebagai

contoh, atau dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya

(Arikunto, 2006).

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sampling jenuh, yaitu pengambilan sampel bila semua anggoata

populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2010).

D. Instrumen Penelitian

Alat yang dipergunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah

kuesioner yaitu daftar pernyataan yang sudah tersusun dengan baik, matang,

Page 39: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH · PDF filesebelumnya ia melewati tahapan sebelumnya sebagai contoh, seorang anak tidak ... faktor genetik-herediter-konstitusi dengan faktor

25

dimana responden tinggal memberikan jawaban atau dengan memberikan

tanda-tanda tertentu (Nototmodjo, 2005).

Untuk mengetahui pengetahuan ibu, kuesioner yang digunakan adalah

kuesioner tertutup dimana sudah terdapat jawabannya, sehingga mereka tinggal

memilih. Jenis pernyataan dalam kuensioner tersebut ialah favourable (+)

yaitu pernyataan yang jawabannya benar, jika dijawab benar mendapatkan skor

1, jika dijawab salah mendapatkan skor 0 dan pernyataan un-favourable (-)

yaitu pernyataan yang jawabannya salah, jika dijawab salah maka

mendapatkan skor 1, jika dijawab benar mendapatkan skor 0. Pengisian

kuisioner tersebut dengan member tanda ( ) pada jawaban yang dianggap

benar.

Tabel 3.1. Kisi-Kisi Kuesioner

No Aspek No. Kuesioner Jumlah

Favorabel Unfavorabel

1. Pengertian tumbuh 1,2 2

2. Pengertian Perkembangan 3 4 2

3. Kondisi yang mempengaruhi

laju perkembangan motorik

5,6,7,8,10,

11,12,13,

15

9,14 11

4. Pengertian motorik kasar 16 1

5. Pengertian motorik halus 17 1

6. Tahapan perkembangan anak 18,19,20,

22

21 5

7. Gangguan perkembangan

motorik

23,24,25 3

8. Pengaruh perkembangan

motorik terhadap

perkembangan individu

26,27,28,

30

29 5

Jumlah Soal 30

Page 40: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH · PDF filesebelumnya ia melewati tahapan sebelumnya sebagai contoh, seorang anak tidak ... faktor genetik-herediter-konstitusi dengan faktor

26

Untuk mengetahui kuesioner untuk penelitian ini berkualitas, terlebih

dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap karakteristik sejenis di

luar lokasi penelitian yang telah dilakukan di PAUD Aisyiyah Mutiara Hati

Pokoh Ngijo Tasikmadu Karanganyar. Dengan jumlah responden yaitu 30 ibu

yang memiliki balita usia 1-3 tahun.

E. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang dapat menunjukkan tingkat

kevalidan atau kesahihan sesuatu instrument (Arikunto, 2006). Sebuah

instrument dilakatakan valid apabila mampu mengukur apa yang

seharusnya hendak diukur. Penelitian ini menggunakan uji validitas

dengan rumus product moment. Instrument dikatakan valid jika nilai

rhitung > rtabel (Riwidikdo, 2009). Uji validitas dapat menggunakan

rumus pearson product moment (Hidayat, 2007). Dengan menggunakan

oleh data SPSS (Rumus Pearson Product Moment) adalah :

rxy =

Keterangan :

N : Jumlah responden

rxy : Koefisien skorelasi product moment

x : Skor pertanyaan

y : Skor total

xy : Skor pertanyaan dikalikan skor total

Page 41: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH · PDF filesebelumnya ia melewati tahapan sebelumnya sebagai contoh, seorang anak tidak ... faktor genetik-herediter-konstitusi dengan faktor

27

Berdasarkan hasil uji validitas yang telah dilakukan di PAUD ‘Aisyiyah

Mutiara Hati Pokoh, Tasikmadu, dari 30 soal diperoleh 25 soal yang valid

sedangkan yang tidak valid berjumlah 5 soal, yaitu soal no 12,14, 19, 27,

dan 29 sehingga harus dihilangkan. Dengan demikian alat yang digunakan

ini valid dengan hasil rhitung > rtabel dengan responden berjumlah 31 orang.

Dan dinyatakan valid ini dibuktikan bahwa rhitung (0,373-0,648) >

rtabel (0,361).

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan bahwa kuesioner tersebut konsisten

apabila digunakan untuk mengukur gejala yang sama. Pengujian

reliabilitas instrument dilakukan secara eksternal maupun internal. Secara

eksternal pengujian dapat dilakukan dengan test-retest (stability),

equivalent, dan gabungan keduanya. Secara internal reliabilitas instrument

dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada

instrument dengan teknik tertentu. Kuesioner atau angket dikatakan

reliabel jika memiliki nilai alpha ( ) minimal 0,7 (Riwidikdo, 2009).

Untuk menguji reliabilitas instrument peneliti menggunakan Alpha

Chronbach dengan bantuan Komputer SPSS for windows.

Page 42: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH · PDF filesebelumnya ia melewati tahapan sebelumnya sebagai contoh, seorang anak tidak ... faktor genetik-herediter-konstitusi dengan faktor

28

Rumus Alpha Chronbach adalah sebagai berikut :

r11 =

Keterangan :

r11 = Reliabilitas Instrument

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

Si2 = Jumlah varian butir

Si2 = Varians Total

Berdasarkan hasil pengolahan data dengan metode Alpha Cronbach

diperoleh nilai koefisian alpha sebesar 0,861 hasil ini lebih besar dari 0,7.

Sehingga kuesioner penelitian dinyatakan realibel dan selanjutnya dapat

dipergunakan sebagai penelitian.

F. Teknik Pengumpulan Data

Data adalah pencatatan peneliti baik yang berupa fakta ataupun angka

(Arikunto, 2006). Berdasarkan cara memperolehnya data dibagi menjadi 2

yaitu data primer dan data sekunder (Riwidikdo, 2009).

1. Data Primer

Data primer adalah data yang secara langsung diambil dari

subjek / objek penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi

(Riwidikdo, 2009). Data Primer diperoleh secara langsung dari

sumbernya dan diperoleh jawaban dari pernyataan yang disediakan

melalui kuesioner.

Page 43: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH · PDF filesebelumnya ia melewati tahapan sebelumnya sebagai contoh, seorang anak tidak ... faktor genetik-herediter-konstitusi dengan faktor

29

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari

objek penelitian (Riwidikdo, 2009). Cara mendapat data sekunder ini

adalah studi dokumentasi. Studi dokumentasi adalah mencari data

mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, dan

surat kabar (Arikunto, 2006).

Data sekunder diperoleh dari jumlah adalah semua ibu yang

memiliki balita usia 1-3 tahun yang menyekolahkan anaknya di KB Sekar

Melati Tasikmadu Karanganyar berdasarkan data induk siswa

G. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010).

Penelitian ini hanya menggunakan variabel tunggal yaitu pengetahuan ibu

tentang tumbuh kembang motorik.

H. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan definisi yang batasi ruang lingkup

atau pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti

(Notoatmodjo, 2010).

Page 44: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH · PDF filesebelumnya ia melewati tahapan sebelumnya sebagai contoh, seorang anak tidak ... faktor genetik-herediter-konstitusi dengan faktor

30

Tabel 3.2. Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Skala

Ukur

Hasil

Tingkat

pengetahuan

Ibu Tentang

Tumbuh

Kembang

Motorik Balita

Kemampuan/pengetahuan

ibu menjawab tentang

tumbuh kembang motorik

balita meliputi:

a. Pengertian tumbuh

b. Pengertian

Perkembangan

c. Kondisi yang

mempengaruhi laju

perkembangan motorik

d. Pengertian motorik

kasar

e. Pengertian motorik

halus Tahapan

perkembangan anak

f. Gangguan

perkembangan motorik

g. Pengaruh perkembangan

motorik terhadap

perkembangan individu

Ordinal a.Baik, bila

nilai yang

diproleh (x) >

mean +1 SD

b. Cukup, bila

nilai mean – 1

SD < x < mean

+ 1 SD

c. Kurang, bila

nilai responden

yang diperoleh

(x) < mean – 1

SD

I. Metode Pengolahan dan Analisa Data

1. Pengolahan Data

Menurut Arikunto (2006), setelah data terkumpul, maka langkah

yang dilakukan berikutnya adalah pengolahan data. Proses pengolahan

data ada 4 yaitu :

a. Editing

Kegiatan ini dilakukan dengan cara memeriksa data hasil

jawaban dari kuesioner yang telah diberikan kepada responden dan

kemudian dilakukan koreksi apakah telah terjawab dengan lengkap.

Page 45: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH · PDF filesebelumnya ia melewati tahapan sebelumnya sebagai contoh, seorang anak tidak ... faktor genetik-herediter-konstitusi dengan faktor

31

Editing dilakukan di lapangan sehingga bila terjadi kekurangan atau

tidak sesuai dapat segera dilengkapi.

b. Coding

Kegiatan ini member kode angka pada kuesioner terhadap

tahap-tahap dari jawaban responden agar lebih mudah dalam

pengolahan data selanjutnya.

c. Data Entry (Memasukkan Data)

Mengisi kolom-kolom atau kotak-kotak lembar kode atau

kartu kode sesuai dengan jawaban masing-masing pertanyaan.

d. Tabulating

Kegiatan ini dilakukan dengan cara menghitung data dari

jawaban kuesioner responden yang sudah diberi kode, kemudian

dimasukkan ke dalam tabel.

2. Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan analisis univariat yaitu menganalisa terhadap tiap variabel

dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan

prosentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2005).

Dari data tentang hasil pengukuran tingkat pengetahuan tersebut

dapat dikategorikan dalam beberapa kategori, seperti baik, cukup, dan

kurang. Ketentuan tersebut menggunakan aturan normative yang

menggunakan rata-rata (mean) dan simpangan buku (standard deviation).

Page 46: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH · PDF filesebelumnya ia melewati tahapan sebelumnya sebagai contoh, seorang anak tidak ... faktor genetik-herediter-konstitusi dengan faktor

32

Menurut Riwidikdo (2009), maka digunakan perhitungan sebagai

berikut:

Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD

Cukup : Bila nilai responden mean -1 SD x mean + 1 SD

Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD

Menurut Riwidikdo (2009), rumus mean yaitu:

Rumus : X = n

x

Keterangan :

X : rata-rata ( mean )

x : Jumlah seluruh jawaban responden

n : Jumlah responden

Menurut Riwidikdo (2009), Simpangan baku (standard deviation)

adalah ukuran yang dapat dipakai untuk mengetahui tingkat penyebaran

nilai-nilai (data) terhadap rata-ratanya.

Rumus :

SD = 1

)(1

2

1

n

xxn

i

Keterangan:

x : Nilai responden

n : Jumlah responden

Hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

Menghitung frekuensi dan distribusi dengan cara menghitung prosentase

sebagai berikut:

Page 47: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH · PDF filesebelumnya ia melewati tahapan sebelumnya sebagai contoh, seorang anak tidak ... faktor genetik-herediter-konstitusi dengan faktor

33

Keterangan:

P= Prosentase

f= Jumlah jawaban yang benar

n= Jumlah soal

J. Etika Penelitian

Menurut Notoatmodjo (2010), Etika Penelitian adalah suatu pedoman

etika yang berlaku untuk kegiatan penelitian yang melibatkan antara pihak

peneliti,pihak yang diteliti (subjek penelitian) dan masyarakat yang akan

memperoleh dampak hasil penelitian tersebut. Etika penelitian ini mencakup

juga perilaku peneliti atau perlakuan peneliti terhadap subyek penelitian serta

sesuatu yang dihasilkan oleh peneliti bagi masyarakat.

Menurut Hidayat (2010), masalah etika penelitian yang harus

diperhatikan antara lain adalah sebagai berikut :

1. Informed Consent

Informed Consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti

dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.

Informed Consent diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan

memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan

Informed Consent adalah agar subjek mengerti makdus dan tujuan

penelitian, mengetahui dampaknya. Apabila responden bersedia, maka

mereka harus menandatangani lembar persetujuan tersebut.

Page 48: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH · PDF filesebelumnya ia melewati tahapan sebelumnya sebagai contoh, seorang anak tidak ... faktor genetik-herediter-konstitusi dengan faktor

34

2. Anonimity (Tanpa Nama)

Masalah etika merupakan masalah yang memberikan jaminan

dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau

mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya

menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang

akan disajikan.

3. Kerahasiaan (Confidentiality)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan

jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik ionformasi maupun masalah-

masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin

kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan

dilaporkan pada hasil riset.

Page 49: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH · PDF filesebelumnya ia melewati tahapan sebelumnya sebagai contoh, seorang anak tidak ... faktor genetik-herediter-konstitusi dengan faktor

35

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum

Kelompok Bermain Sekar Melati Papahan, Tasikmadu adalah sebuah

lembaga pendidikan non formal yang berada di desa Papahan kecamatan

Tasikmadu. Kelompok Bermain Sekar Melati merupakan PAUD terpadu yang

di dalamnya ada lembaga TK, yaitu TK Papahan 03 yang terdiri dari

kelompok A yang di dalamnya anak didik yang berumur 1-3 tahun, kelompok

B anak didik berumur 4-5 tahun, dan kelompok C yang didalamnya anak didik

yang berumur 5-6 tahun. Penelitian ini dilakukan di Kelompok Bermain Sekar

Melati. Jumlah anak didiknya untuk tahun ajaran 2012/2013 terdiri dari 31

dan jumlah pengajar sebanyak 5 guru. Kelompok Bermain Sekar Melati terdiri

dari 1 ruang pengelola,1 ruang kepala sekolah, 1 ruang guru, 1 ruang UKS, 1

ruang bermain di dalam, 3 ruang kelas untuk kegiatan belajar mengajar

(KBM) dan 1 ruang sebagai area (area balok, area musik, area keluarga, area

masak, area olah raga dan area baca tulis), Selain itu ruang bermain berada di

luar dan alat bermainnya bermacam-macam, sehingga di sekolah tercipta

suasana bermain sambil belajar. Belajar seraya bermain karena dalam belajar

anak didampingi oleh guru yang sudah berpengalaman dan dengan latar

pendidikan di bidang PAUD.

Page 50: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH · PDF filesebelumnya ia melewati tahapan sebelumnya sebagai contoh, seorang anak tidak ... faktor genetik-herediter-konstitusi dengan faktor

36

B. Hasil Penelitian

1. Karakteristik Responden

Responden dalam penelitia ini adalah ibu-ibu yang memiliki balita usia

1-3 tahun yang menyekolahkan anaknya di Kelompok Bermain Sekar

Melati Papahan, Tasikmadu yang berjumlah 31 orang dapat dikategorikan

dalam kelompok umur, pendidikan, dan pekerjaan, yaitu:

a. Karakteristik Responden berdasarkan Umur

Tabel 4.1 Karakteristik Responden berdasarkan Umur

No Umur Frekuensi Prosentase (%)

1 20-25 tahun 9 29,03

2 26-30 tahun 16 51,61

3 >30 tahun 6 19,35

Jumlah 31 100

Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel karakteristik responden di atas 9 responden

(29,03%) berumur 20-25 tahun, 16 responden (51,61%) berumur 26-30

tahun dan 6 responden (19,35%) berumur lebih dari 30 tahun.

Sehingga sebagian responden berumur 26-30 tahun yaitu sebanyak 16

responden (51,61%).

Page 51: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH · PDF filesebelumnya ia melewati tahapan sebelumnya sebagai contoh, seorang anak tidak ... faktor genetik-herediter-konstitusi dengan faktor

37

b. Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan

Tabel 4.2 Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan

No Umur Frekuensi Prosentase (%)

1 SD 2 6,42

2 SMP 7 22,58

3 SMA 18 58,06

4 PT 4 12,90

Jumlah 31 100

Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel karakteristik di atas dapat diketahui

responden yang dengan pendidikan SD terdapat sebanyak 2 responden

(6,45%), pendidikan SMP sebanyak 7 responden (22,58%), pendidikan

SMA sebanyak 18 responden (58,06%), dan pendidikan Perguruan

Tinggi sebanyak 4 responden (12,90%). Responden dalam penelitian

ini sebagian besar berpendidikn SMA yaitu sebanyak 18 responden

(58,06%).

c. Karakteristik Responden berdasarkan Pekerjaan

Tabel 4.3 Karakteristik Responden berdasarkan Pekerjaan

No Pekerjaan Frekuensi Prosentase (%)

1 Swasta 21 67,74

2 IRT 8 25,81

3 PNS 2 6,45

Jumlah 31 100

Sumber : Data Primer

Page 52: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH · PDF filesebelumnya ia melewati tahapan sebelumnya sebagai contoh, seorang anak tidak ... faktor genetik-herediter-konstitusi dengan faktor

38

Berdasarkan tabel karakteristik pekerjaan responden diatas 21

responden (67,74%) bekerja di bidang swasta, 8 responden (25,81%)

sebagai Ibu Rumah Tangga dan 2 responden (6,45%) sebagai Pegawai

Negeri Sipil. Jadi pekerjaan responden dalam penelitian ini sebagian

besar dibidang swasta yaitu 21 responden (67,74%).

2. Hasil Penelitian

Berikut ini tabel hasil analisis Tingkat Pengetahuan Ibu tentang

tunbuh kembang motorik balita usia 1-3 tahun di Kelompok Bermain Sekar

Melati Papahan, Tasikmadu. Sebelum diketahui tingkat pengetahuan pada

kategori baik, cukup, dan kurang maka harus diketahui Mean ( X ) dan

Standar Deviasi (SD)

Tabel 4.4

Data Hasil Perhitungan Mean dan Standar Deviasi berdasarkan SPSS

Variabel Penelitian Mean ( X ) Standar Deviasi (SD)

Tingkat Pengetahuan Ibu

Tentang Tumbuh Kembang

Balita Usia 1-3 tahun

22,55 1,21

Sumber : Data Primer

Setelah diperoleh rata-rata dan Standar Deviasi maka, dapat dikatakan :

Baik, jika X > mean + 1 SD

X > 22,55 + 1× 1,21

X > 23,76

Cukup, jika mean – 1 SD < X < mean + 1 SD

Page 53: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH · PDF filesebelumnya ia melewati tahapan sebelumnya sebagai contoh, seorang anak tidak ... faktor genetik-herediter-konstitusi dengan faktor

39

22,55– 1×1,21 X 22,55 + 1×1,21

21,29 X 23,76

Kurang, jika X < mean – 1 SD

X < 22,55 – 1×1,21

X < 21,29

Tabel 4.5

Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Tumbuh Kembang Motorik BalitaUsia 1-

3 tahun di Kelompok Bermain Papahan, Tasikmadu.

No Tingkat Pengetahuan Frekuensi Prosentase (%)

1 Baik 4 12,90

2 Cukup 24 77,42

3 Kurang 3 9,68

Jumlah 31 100

Sumber : Data Primer

Dengan demikian, tingkat pengetahuan ibu tentang Tumbuh

Kembang Motorik Balita Usia 1-3 tahun di Kelompok Bermain Sekar

Melati Papahan, Tasikmadu, yang berpengetahuan baik sebanyak 4 ibu

(12,90%), yang berpengetahuan cukup sebanyak 24 ibu (77,42%), yang

berpengetahuan kurang sebanyak 3 ibu (9,68%). Dari hasil tersebut dapat

disimpulkan bahwa mayoritas tingkat pengetahuan ibu dari murid

Kelompok Bermain Sekar Melati Papahan, Tasikmadu pada tingkat cukup,

yaitu sebanyak 24 ibu (77,42%).

Page 54: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH · PDF filesebelumnya ia melewati tahapan sebelumnya sebagai contoh, seorang anak tidak ... faktor genetik-herediter-konstitusi dengan faktor

40

C. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa tingkat

pengetahuan ibu dari murid Kelompok Bermain Sekar Melati Papahan,

Tasikmadu yang berpengetahuan baik sebanyak 4 ibu (12,9%), yang

berpengetahuan cukup sebanyak 24 ibu (77,42%), yang berpengetahuan

kurang sebanyak 3 ibu (9,68%). Hasil tersebut dapat disebutkan bahwa

mayoritas tingkat pengetahuan ibu dari murid Kelompok Bermain Sekar

Melati Papapahan, Tasikmadu pada tingkat cukup yaitu sebanyak 24 ibu

(77,42%).

Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi

melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh

melalui mata, telinga. Pengetahuan atau kognisi merupakan domain yang

sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2009).

Tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang motorik balita dari

murid kelompok bermain sekar melati Papahan, Tasikmadu, Karanganyar

dengan kategori cukup sebanyak 24 ibu (77,42%) dari 31 ibu dipengaruhi oleh

tingkat pendidikan, pekerjaan, dan usia ibu. Menurut Notoatmodjo (2003),

pendidikan, pekerjaan, dan usia seseorang dapat mempengaruhi tingkat

pengetahuan dan informasi yang didapat. Mulai dari usia ibu 20 tahun sampai

lebih dari 30 tahun, ibu yang berpengetahuan cukup adalah ibu yang berusia

lebih dari 26 tahun. Pendidikan atau tamatan sekolah ibu mulai dari tamatan

Page 55: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH · PDF filesebelumnya ia melewati tahapan sebelumnya sebagai contoh, seorang anak tidak ... faktor genetik-herediter-konstitusi dengan faktor

41

Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan

Perguruan Tinggi yang berpengetahuan cukup adalah ibu yang berpendidikan

terakhir SMA dan Perguruan Tinggi sedangkan pekerjaan ibu mulai dari

sebagai ibu rumah tangga, pekerja/pegawai swasta, Pegawai Negeri Sipil yang

memiliki tingkat pengetahuan cukup adalah ibu yang bekerja sebagai

pekerja/pegawai swasta dan Pegawai Negeri Sipil karena ibu yang hanya diam

dirumah akan sangat berbeda dengan tingkat pengetahuan ibu yang bekerja,

karena ibu yang bekerja dapat berinteraksi dengan orang banyak dan dapat

bertukaran pikiran sehingga informasi yang didapat akan lebih banyak.

Perkembangan motorik adalah proses tumbuh kembang kemampuan

gerak seorang anak. Pada dasarnya, perkembangan ini berkembang sejalan

dengan kematangan saraf dan otot anak. Setiap gerakan sesederhana apapun

merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan

system dalam tubuh yang dikontrol oleh otak, (Sudarti, 2010)

Perkembangan motorik didefinisikan oleh Hurlock (2007), sebagai

perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf,

urat syaraf, dan otot yang terkoordinasi. Kemampuan ini merupakan

kemampuan untuk melakukan koordinasi kerja syaraf motorik dan dikoordinir

oleh syaraf pusat. Kecakapan seseorang menunjukkan fungsi fisik semakin

matang sehingga mampu menunjukkan kemampuan yang lebih baik.

Perkembangan motorik meliputi dua hal, yaitu motorik kasar dan

motorik halus. Motorik kasar dan motorik halus diperlihatkan agar anak dapat

berkembang secara optimal. Perbedaanya, motorik kasar sangat bergantung

Page 56: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH · PDF filesebelumnya ia melewati tahapan sebelumnya sebagai contoh, seorang anak tidak ... faktor genetik-herediter-konstitusi dengan faktor

42

pada kematangan anak sedangkan motorik halus bisa dilatih (Soetjiningsih,

2012).

Diharapkan ibu dengan pengetahuan yang tinggi dapat memberi

pembelajaran untuk anaknya yang berhubungan dengan tumbuh kembang

motorik, baik motorik kasar maupun motorik halus agar anak dapat mencapai

perkembangan sesuai dengan umur.

Perkembangan motorik yang lambat dapat disebabkan oleh beberapa

hal. Salah satu penyebab gangguan perkembangan motorik adalah kelainan

tonus otot atau penyakit neuromuskular. Anak dengan serebral palsi atau anak

dengan kecacatan anggota yang disebabkan oleh cacat hubungan saraf di

antara bagian otak dengan bagian badan saat dilahirkan, hal ini dapat

mengalami keterbatasan perkembangan motorik sebagai akibat spastisitas

yaitu kelainan sistem syaraf pusat yang ditandai oleh otot yang terus menerus

menerima impuls/rangsangan untuk menjadi kaku, athetosis yaitu pergerakan

yang lambat ,ataksia yaitu merupakan kondisi yang ditandai dengan

berkurangnya koordinasi otot saat melakukan berbagai gerakan seperti

berjalan, memegang, mengambil sesuatu. Kelainan sumsum tulang belakang

seperti spina bifida juga dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan

motorik. Penyakit kelainan tonus otot sepeti muscular distrofi atau disebabkan

karena penyakit keturunan di mana otot-otot yang mengawal pergerakan (otot

sadar) secara perlahan-lahan melemah memperlihatkan keterlambatan dalam

kemampuan berjalan. Namun, tidak selamanya gangguan perkembangan

motorik selalu didasari adanya penyakit tersebut. Faktor lingkungan serta

Page 57: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH · PDF filesebelumnya ia melewati tahapan sebelumnya sebagai contoh, seorang anak tidak ... faktor genetik-herediter-konstitusi dengan faktor

43

kepribadian anak juga dapat mempengaruhi keterlambatan dalam

perkembangan motorik. Anak yang tidak mempunyai kesempatan untuk

belajar seperti sering digendong atau diletakkan di baby walker dapat

mengalami keterlambatan dalam mencapai kemampuan motorik

(Endang Khoirunisa, 2010).

Dengan cukupnya tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang

motorik balita usia 1-3 tahun diharapkan ibu lebih mempelajari dan

mengaplikasikan tentang tumbuh kembang pada anak usia 1-3 tahun agar

dapat memberikan stimulasi atau pelajaran yang tepat bagi anak sehingga

anak menjadi cerdas, sehat, dan kreatif.

Page 58: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH · PDF filesebelumnya ia melewati tahapan sebelumnya sebagai contoh, seorang anak tidak ... faktor genetik-herediter-konstitusi dengan faktor

44

D. Keterbatasan

1. Kendala Penelitian

Kendala dalam penelitian ini adalah dalam mengumpulkan responden

secara bersama-sama dengan waktu yang terbatas dikarenakan responden

tidak memberikan sepenuh waktunya untuk mengisi kuesioner.

2. Kelemahan Penelitian

a. Dalam penelitian ini ada kelemahan dalam menyusun alat (kuesioner)

yang menggunakan jawaban tertutup sehingga responden tidak dapat

menguraikan jawaban selain jawaban yang tersedia.

b. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini hanya variabel tunggal

yaitu tingkat pengetahuan ibu tentang Tumbuh Kembang Motorik

Usia 1-3 Tahun.

Page 59: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH · PDF filesebelumnya ia melewati tahapan sebelumnya sebagai contoh, seorang anak tidak ... faktor genetik-herediter-konstitusi dengan faktor

45

BAB V

PENUTUP

Sesuai dengan tujuan yang diharapkan oleh peneliti yaitu untuk mengetahui

tingkat pengetahuan ibu tentang Tumbuh Kembang Motorik BalitaUsia 1-3

Tahundi Kelompok Bermain Sekar Melati Papahan Tasikmadu maka peneliti

mengambil sampel 31 responden, dari hasil penelitian dan pembahasan dapat

diambil kesimpulan dan saran sebagai berikut :

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian tingkat pengetahuan ibu tentang Tumbuh

Kembang Motorik Balita Usia 1-3 Tahun di Kelompok Bermain Sekar Melati

Papahan Tasikmadu dapat disimpulkan bahwa:

1. Tingkat pengetahuan ibu tentang Tumbuh Kembang Motorik BalitaUsia 1-

3 Tahun di Kelompok Bermain Sekar Melati Papahan Tasikmadu

termasuk dalam kategori baik yaitu 4 ibu (12,90 %).

2. Tingkat pengetahuan ibu tentang Tumbuh Kembang Motorik Balita Usia

1-3 Tahun di Kelompok Bermain Sekar Melati Papahan Tasikmadu

termasuk dalam kategori cukup yaitu 24 ibu (77,42%).

3. Tingkat pengetahuan ibu tentang Tumbuh Kembang Motorik Balita Usia 1-

3 Tahundi Kelompok Bermain Sekar Melati Papahan Tasikmadu termasuk

dalam kategori kurang yaitu 3 ibu (9,68%).

Page 60: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH · PDF filesebelumnya ia melewati tahapan sebelumnya sebagai contoh, seorang anak tidak ... faktor genetik-herediter-konstitusi dengan faktor

46

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai tingkat pengetahuan ibu tentang

Tumbuh Kembang Motorik Balita Usia 1-3 Tahun di Kelompok Bermain

Sekar Melati Papahan Tasikmadu, maka saran yang dapat penulis sampaikan

adalah :

1. Bagi Responden

Diharapkan dapat lebih mendalami dan menambah informasinya

tentang Tumbuh Kembang Motorik Balita Usia 1-3 Tahun agar dapat

memberikan stimulasi.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk dapat mengembangkan

variabel penelitian dan sampel penelitian lebih banyak.

3. Bagi Tenaga Kesehatan

Diharapkan institusi PAUD dapat kerjasama dengan tenaga kesehatan

untuk memberikan informasi tentang Tumbuh Kembang Motorik Balita

Usia 1-3 Tahun pada orang tua dan keluarga.

Page 61: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH · PDF filesebelumnya ia melewati tahapan sebelumnya sebagai contoh, seorang anak tidak ... faktor genetik-herediter-konstitusi dengan faktor

47

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rinekacipta.

Departemen Kesehatan RI. 2005. Pedoman Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita,

Jakarta.

Dep. Kes RI. 2004. Asuhan Kesehatan Anak dalam Konteks Keluarga. Jakarta:

Derektorat Bin. Kes. Ga.

FeniSudilarsih. 2009. Buku Pintar Dunia Balita. Jogjakarta: Garailmu.

Hanum Marimbi. 2010. Tumbuh Kembang, Status Gizi, dan Imunisasi Dasar Pada

Balita. Yogyakarta : Nuha Medika.

Hidayat, A.A. 2010. Metode Penelitian Kebidanan Tehnik Analisis Data. Jakarta

Salemba Medika.

Hurlock. 2007 Peranan Orang Tua Terhadap Pertumbuhan Anak. Available at:

www.hurlock.com/ peranan-orangtua-terhadap-perkembangan-anak.htm 20.

Oktober 2012

Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2006. Tumbuh Kembang Balita. Edisi Pertama.

Jakarta: Sagung Seto.

Narendra, M.S, dkk. 2008. Buku Ajar I Tumbuh Kembang Anak dan Remaja IDAI.

Jakarta : Sagung Seto.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan Edisi Revisi.

Jakarta: Rineka Cipta.

___________________ 2009. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta:

Rineka Cipta.

___________________ 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka,

Cipta.

Rataningtyas, Adita. 2006. Tingkat Perkembangan Motorik Kasar-Halus Anak

Usia Prasekolah Pada TK Full Day School dan TK bukan Full Day School

di Yogyakarta Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran,

Universitas Gadjah Mada, Skripsi yang tidak dipublikasikan

Riwidikdo, H. 2009. Statistik Kesehatan. Yogyakarta : Mitra Cindikia.

Page 62: TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH · PDF filesebelumnya ia melewati tahapan sebelumnya sebagai contoh, seorang anak tidak ... faktor genetik-herediter-konstitusi dengan faktor

48

Sudarti, Endang Khoirunisa. 2010. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Dan Anak

Balita. Yogyakarta : Nuha Medika.

Soetjiningsih. 2012. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC.

Supartini, Yupi. 2004. Buku Ajaran Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta:

EGC.

Sugiyono. 2008. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.