187
i TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI METODE BERMAIN PERAN PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN SKRIPSI Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini oleh Nur Azizah 1601409035 PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013

TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

i

TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU

DARI METODE BERMAIN PERAN PADA ANAK

USIA 5-6 TAHUN

SKRIPSI

Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

oleh

Nur Azizah

1601409035

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2013

Page 2: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya menyatakan bahwa isi skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk

memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya tidak

terdapat karya yang diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dirujuk dalam skripsi

ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Semarang, Agustus 2013

Nur Azizah

NIM. 1601409035

Page 3: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian skripsi

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang pada:

Hari :

Tanggal :

Pembimbing I Pembimbing II

Yuli Kurniawati S.P., S.Psi, M.A Drs. Khamidun, M.Pd

NIP.19810704 200501 2 003 NIP. 19671216 199903 1 002

Mengetahui,

Ketua Jurusan PG PAUD FIP Unnes

Edi Waluyo, M.Pd

NIP. 19790425 200501 1

Page 4: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

iv

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul “Tingkat Keterampilan Berbicara ditinjau dari Metode Bermain

Peran pada Anak Usia 5- 6 Tahun” telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi

Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas

Negeri Semarang.

Hari :

Tanggal :

Panitia Ujian Skripsi,

Ketua, Sekretaris,

Drs. Hardjono, M.Pd. Yuli Kurniawati S.P., S.Psi, M.A

NIP. 19510801 197903 1 007 NIP.19810704 200501 2 003 Yuli Kurniawati S.P., S.Psi, M.A

Penguji I,

Henny Puji Astuti, S.Psi., M.Si.

NIP. 19771105 201012 2 002

Penguji II/ Pembimbing I,

Yuli Kurniawati S.P., S.Psi, M.A

NIP.19810704 200501 2 003

Penguji III/ Pembimbing II,

Drs. Khamidun, M.Pd

NIP. 19671216 199903 1 002

Page 5: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

1. Jalan yang benar akan menuntun kita pada kesuksesan.

2. Jika kita masih mampu untuk melakukan sesuatu, maka lakukanlah. Sesuatu yang ditunda

hanya akan menimbulkan penyesalan.

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

1. Ibuku (Tiamah) dan Bapakku (Damanhuri) tersayang, terima kasih

atas segala pengorbanan yang telah bapak ibu lakukan untukku.

2. Saudaraku (Ana Sufyana, Abdul Muiz, Aisyatuz Zahwa, dan

Renaldi Eka Saputra) yang tak pernah lupa memberikan doa dan

dukungan.

3. Keluarga besar semua, terima kasih turut memberi doa dan

dukungan kepadaku.

Page 6: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan hidayah dan rahmat-Nya,

sehingga penyusunan skripsi yang berjudul “Tingkat Keterampilan Berbicara ditinjau dari

Metode Bermain Peran pada Anak Usia 5- 6 Tahun” dapat terselesaikan dengan baik.

Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat dalam menempuh studi jenjang

Strata 1 untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini di

Universitas Negeri Semarang. Penulis sadar bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini penulis

selalu mendapat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Penulis menyampaikan rasa

terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah

memberi berbagai fasilitas dan kesempatan kepada penulis untuk melanjutkan studi di

Universitas Negeri Semarang.

2. Drs. Hardjono, M.Pd, Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang yang

telah memberikan izin dalam penyusunan skripsi ini.

3. Edi Waluyo, M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini UNNES

yang telah memberi motivasi.

4. Yuli Kurniawati S.P, S.Psi, M.A sebagai pembimbing I dan Drs. Khamidun, M.Pd sebagai

pembimbing II yang telah membimbing dengan penuh kesabaran dan mengarahkan penulis

untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Ali Formen, M.Ed sebagai dosen wali yang telah memberikan nasihat dan membimbing

penulis selama studi.

Page 7: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

vii

6. Segenap dosen Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini yang telah

menyampaikan ilmunya kepada penulis.

7. Abdul Choliq, S.Pd, selaku Kepala Sekolah dan segenap guru TK Negeri Pembina

Kecamatan Pekalongan Barat dan Edy Priyadi, S.Pd, selaku Kepala Sekolah dan segenap

guru TK Negeri Pembina Kecamatan Pekalongan Utara yang telah memberikan izin

penelitian.

8. Bapak ibuku yang telah melakukan pengorbanan dengan penuh keikhlasan untukku, serta

saudaraku yang selalu mengingatku dalam setiap doa.

9. Marcilia Dwi Astuti yang selalu setia menemaniku dalam menyelesaikan penulisan skripsi

ini, serta Clowor (Cell, Mb Nha, K-woel, Naa) yang selalu memberikan semangat.

10. Teman-teman Jurusan PG PAUD UNNES 2009 seperjuangan.

11. Teman-teman Sakura Kos yang selalu mendukungku dengan berbagi canda tawa.

12. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penelitian dan penyusunan skripsi

ini.

13. Almamaterku tercinta, UNNES.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari

kesempurnaan. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan

manfaat kepada semua pembaca.

Semarang, Agustus 2013

Penulis

Page 8: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

viii

ABSTRAK

Azizah, Nur. 2013. Tingkat Keterampilan Berbicara ditinjau dari Metode Bermain Peran pada

Anak Usia 5- 6 Tahun. Skripsi, Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu

Pendidikan, Universitas Negeri Semarang, Pembimbing 1. Yuli Kurniawati S.P, S.Psi, M.A,

Pembimbing 2. Drs. Khamidun, M.Pd.

Kata kunci: Metode Bermain Peran Makro dan Mikro, Keterampilan Berbicara, Anak

Usia 5-6 Tahun.

Keterampilan berbicara selalu dibutuhkan sebagai sarana untuk berkomunikasi.

Berdasarkan pengamatan di lapangan, kemampuan berkomunikasi pada anak usia 5-6 tahun

masih dalam taraf rendah, sehingga masih banyak kosakata yang harus dikuasai untuk dapat

berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat

dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri dari dua jenis yaitu metode bermain peran

makro dan mikro. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keterampilan berbicara

ditinjau dari metode bermain peran pada anak usia 5-6 tahun.

Pendekatan dalam penelitian ini adalah eksperimen The Reversed-Treatment

Nonequivalent Control Group Design with Pretest and Postest. Populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh siswa TK Negeri Pembina Pekalongan. Pengambilan sampel menggunakan

teknik purposive sampling, terambil dua sampel yaitu Kelas B1 TK Negeri Pembina Kecamatan

Pekalongan Barat dengan 30 peserta didik sebagai kelompok eksperimen, dan kelas B1 TK

Negeri Pembina Kecamatan Pekalongan Utara dengan 30 peserta didik sebagai kelompok

kontrol.

Analisis perhitungan t test posttest menghasilkan nilai nilai thitung sebesar 4,243 > ttabel

sebesar 2,002. Nilai sig (2-tailed) < 0,05 yaitu 0,00 < 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa Ho

ditolak dan Ha diterima. Rata-rata atau mean keterampilan berbicara pada kelompok kontrol

mengalami peningkatan sebesar 26,03. Sedangkan pada kelompok eksperimen mengalami

peningkatan sebesar 40,9. Berdasarkan perhitungan tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat

perbedaan peningkatan keterampilan berbicara antara kelompok anak yang diberi perlakuan

dengan metode bermain peran makro dan mikro. Peningkatan keterampilan berbicara pada anak

yang diberi perlakuan dengan metode bermain peran makro lebih tinggi daripada peningkatan

keterampilan berbicara pada anak yang diberi perlakuan dengan metode bermain peran mikro.

Page 9: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................................. ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................. v

KATA PENGANTAR ............................................................................... vi

ABSTRAK ................................................................................................ viii

DAFTAR ISI ............................................................................................ ix

DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xvi

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 8

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................ 8

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................... 8

Page 10: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

x

1.4.1 Manfaat Teoritis ........................................................................... 8

1.4.1.1 Bagi Penulis ........................................................................ 8

1.4.1.2 Bagi Pembaca ..................................................................... 8

1.4.2 Manfaat Praktis ............................................................................ 9

1.4.2.1 Bagi Siswa......................................................................... 9

1.4.2.2 Bagi Guru .......................................................................... 9

1.4.2.3 Bagi Lembaga Taman Kanak-kanak .................................. 9

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

2.1 Keterampilan Berbicara ....................................................................... 10

2.1.1 Pengertian Keterampilan Berbicara ............................................ 10

2.1.2 Aspek-aspek Keterampilan Berbicara ......................................... 11

2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Berbicara ....... 15

2.2 Bermain .............................................................................................. 17

2.2.1 Pengertian Bermain .................................................................... 17

2.2.2 Teori Bermain ............................................................................ 18

2.2.3 Fungsi Bermain .......................................................................... 20

2.3 Metode Bermain Peran ........................................................................ 23

2.3.1 Tujuan Metode Bermain Peran .................................................... 24

2.3.2 Jenis Metode Bermain Peran ........................................................ 26

2.3.3 Perbedaan Metode Bermain Peran Makro dan Mikro ................... 27

2.3.4 Fungsi Metode Bermain Peran ..................................................... 31

2.3.5 Kelebihan dan Kekurangan Metode Bermain Peran ..................... 33

2.3.6 Fungsi Metode Bermain Peran dalam Pengembangan

Page 11: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

xi

Keterampilan Berbicara ............................................................... 35

2.4 Anak Taman Kanak-kanak .................................................................. 35

2.4.1 Karakteristik Anak Taman Kanak-kanak ...................................... 37

2.4.2 Perkembangan Anak Taman Kanak-kanak .................................... 37

2.4.3 Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Taman Kanak-kanak ........ 38

2.4.4 Prinsip-prinsip Perkembangan Anak Taman Kanak-kanak ............ 39

2.4.5 Aspek-aspek Perkembangan Anak Taman Kanak-kanak ............... 42

2.4.5.1 Tugas-tugas Perkembangan Anak Taman Kanak-kanak ........ 44

2.5 Hasil Penelitian yang Relevan ............................................................. 47

2.6 Kerangka Berpikir ............................................................................... 50

2.7 Hipotesis Penelitian ............................................................................. 51

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Identifikasi Variabel Penelitian ............................................................. 51

3.1.1 Variabel Bebas ............................................................................ 51

3.1.2 Variabel Terikat ........................................................................... 51

3.2 Definisi Operasional Penelitian ............................................................ 51

3.2.1 Keterampilan Berbicara Anak ...................................................... 52

3.2.2 Metode Bermain Peran ................................................................ 53

3.3 Subjek Penelitian .................................................................................. 53

3.3.1 Populasi ....................................................................................... 53

3.3.2 Sampel......................................................................................... 54

Page 12: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

xii

3.4 Metode Pengumpulan Data ................................................................... 55

3.5 Pelaksaan Penelitian ............................................................................. 58

3.5.1 Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian .................................. 58

3.5.1.1 Persiapan Instrumen Penelitian............................................ 58

3.5.1.1.1 Teknik Pengukuran Validitas .................................... 59

3.5.1.1.2 Teknik Pengukuran reliabilitas .................................. 61

3.5.2.1 Penyusunan Metode Bermain Peran sebagai Perlakuan

dalam Eksperimen ............................................................. 62

3.5.2 Pelaksanaan Penelitian ............................................................ 64

3.6 Metode Analisis Data ........................................................................... 65

3.6.1 Uji Asumsi .................................................................................... 65

3.6.1.1 Uji Normalitas ......................................................................... 65

3.6.1.2 Uji Homogenitas ..................................................................... 65

3.6.2 Analisis Data Deskriptif ................................................................ 66

3.6.3 Uji Hipotesis ................................................................................. 67

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Subjek Penelitian .................................................................. 68

4.2 Deskripsi Data Penelitian ..................................................................... 70

4.3 Analisis Data ........................................................................................ 73

4.3.1 Uji Asumsi................................................................................ 74

4.3.1.1 Uji Normalitas Data ...................................................... 74

4.3.1.2 Uji Homogenitas Data ................................................... 75

4.3.2 Analisis Data Deskriptif ............................................................ 76

Page 13: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

xiii

4.3.3 Uji Hipotesis ............................................................................. 81

4.3.3.1 Perbedaan Dua Rata-rata Data Pretest ................................. 81

4.3.3.2 Perbedaan Dua Rata-rata Data Posttest ................................ 82

4.4 Pembahasan......................................................................................... 84

4.5 Keterbatasan Penelitian ........................................................................ 94

BAB 5 PENUTUP

5.1 Simpulan .............................................................................................. 96

5.2 Saran ................................................................................................... 97

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 98

LAMPIRAN .............................................................................................. 102

Page 14: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian untuk Mengukur Keterampilan

Berbicara Anak Usia 5-6 Tahun……………………………………….. 67

3.2 Hasil Uji Validitas Instrumen Keterampilan Berbicara.......................... 71

3.3 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Keterampilan Berbicara ...................... 74

4.1 Data Hasil Pretest................................................................................. 83

4.2 Data Hasil Posttest ............................................................................... 84

4.3 Uji Homogenitas Data .......................................................................... 87

4.4 Uji Normalitas Data.............................................................................. 88

4.5 T-test Data Pretest ................................................................................ 96

4.6 T-test Data Posttest .............................................................................. 97

4.7 Hasil Persentase Pretest Keterampilan Berbicara ................................. 89

4.8 Hasil Persentase Postest Keterampilan Berbicara ................................. 91

4.9 Hasil Pretest Keterampilan Berbicara ................................................... 92

4.10 Hasil Posttest Keterampilan Berbicara ............................................... 94

Page 15: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerangka Berfikir ................................................................................. 59

4.1 Grafik Hasil Pretest Keterampilan Berbicara ........................................ 90

4.2 Grafik Hasil Posttest Keterampilan Berbicara ....................................... 91

Page 16: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1. Instrumen Penelitian Uji Coba ................................................ 102

Lampiran 2. Daftar Nama Responden Uji Coba Instrumen

Keterampilan Berbicara .............................................................. 104

Lampiran 3. Tabulasi Data Validitas dan Realibilitas Instrumen

Keterampilan Berbicara ............................................................ 105

Lampiran 4. Hasil uji Validitas dan reliabilitas Data ................................... 108

Lampiran 5. Instrumen Penelitian ............................................................... 112

Lampiran 6. Daftar Nama Responden Penelitian ........................................ 116

Lampiran 7. Jadwal Penelitian .................................................................... 129

Lampiran 8. Rencana kegiatan Harian ........................................................ 130

Lampiran 9. Tabulasi Data Hasil Penelitian ................................................ 132

Lampiran 10. Uji Normalitas Data .............................................................. 150

Lampiran 11. Uji Homogenitas Data .......................................................... 151

Lampiran 12. Uji Hipotesis ........................................................................ 153

Page 17: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

xvii

Lampiran 13. Profil Lembaga ..................................................................... 155

Lampiran 14. Dokumentasi Penelitian ........................................................ 157

Lampiran 15. Surat-surat ............................................................................ 166

Page 18: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan merupakan proses perubahan yang terjadi pada anak secara

fungsional. Perkembangan anak meliputi beberapa aspek perkembangan. Salah satu aspek

yang penting dalam perkembangan anak adalah perkembangan bahasa dimana

perkembangan bahasa ini berkaitan dengan perkembangan lainnya (Halida, 2011:27).

Perkembangan bahasa memerlukan beberapa kemampuan, yaitu berbicara, menyimak,

membaca, menulis, dan menggunakan bahasa isyarat. Keterampilan berbicara merupakan

hal yang paling kodrati dilakukan oleh semua orang, termasuk anak-anak. Keterampilan

berbicara selalu dibutuhkan setiap hari mulai kita bangun tidur hingga akan tidur kembali

sebagai sarana untuk berkomunikasi.

Bicara adalah bentuk bahasa yang menggunakan artikulasi atau kata-kata yang

digunakan untuk menyampaikan maksud. Menurut Hurlock (1978:185) belajar berbicara

mencakup tiga proses terpisah, tetapi saling berhubungan satu sama lain, yaitu

mengucapkan kata, membangun kosakata, dan membentuk kalimat. Kegagalan menguasai

salah satunya akan membahayakan keseluruhan pola bicara. Oleh karena itu, Peraturan

Menteri No. 58 (2009:10) menyebutkan bahwa tingkat pencapaian perkembangan anak usia

5-≤6 tahun dengan lingkup perkembangan mengungkapkan bahasa meliputi menjawab

pertanyaan yang lebih kompleks; menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi

yang sama; berkomunikasi secara lisan, memiliki perbendaharaan kata, serta mengenal

simbol-simbol untuk persiapan membaca, menulis dan berhitung; menyusun kalimat

Page 19: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

2

sederhana dalam struktur lengkap (pokok kalimat-predikat-keterangan); memiliki lebih

banyak kata-kata untuk mengekpresikan ide pada orang lain; serta melanjutkan sebagian

cerita/dongeng yang telah diperdengarkan.

Kemampuan berkomunikasi pada awal masa kanak-kanak masih dalam taraf rendah,

sehingga masih banyak kosakata yang harus dikuasai untuk dapat berkomunikasi dengan

baik (Hurlock, 1990:109). Hal ini dapat dilihat berdasarkan pengamatan di lapangan, masih

terdapat anak yang belum mampu mengekspresikan ide pada orang lain. Sebagai contoh,

pada saat guru meminta anak maju untuk menceritakan pengalaman anak, anak belum

mampu menceritakan secara rinci. Permasalahan ini perlu diatasi melalui peningkatan

kemampuan komunikasi pada anak yang dapat dilakukan melalui metode bermain.

Bermain dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2012) diartikan sebagai berbuat

sesuatu untuk menyenangkan hati (dengan menggunakan alat-alat tertentu atau tidak).

Bermain memiliki fungsi memberikan efek positif terhadap perkembangan anak. Hal ini

sejalan dengan pendapat Montessori, sebagaimana dikutip oleh Sudono dalam buku

“Manajemen PAUD” (Suyadi, 2011) bahwa ketika anak sedang bermain, anak akan

menyerap segala sesuatu yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Dengan demikian, anak

yang bermain adalah anak yang menyerap berbagai hal baru di sekitarnya seperti kosakata.

Pemilihan jenis permainan yang cocok sesuai dengan perkembangan anak menjadi penting

agar pesan edukatif dari permainan dapat ditangkap anak dengan mudah dan

menyenangkan. Jenis permainan yang dapat dipilih untuk mengembangkan keterampilan

berbicara anak adalah bermain peran. Hal ini disebabkan pada saat anak memilih peran dan

memainkan perannya, kosakata baru yang dimiliki anak bertambah (Arriyani & Wismiarti,

2010).

Page 20: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

3

Metode bermain peran merupakan pembelajaran yang menyenangkan. Menurut buku

Metodik di Taman Kanak-kanak (Depdiknas, 2003:41) dalam Magfiroh (2011) salah satu

tujuan dari bermain peran adalah melatih anak berbicara dengan lancar. Berdasarkan

pengamatan di lapangan pelaksanaan bermain peran belum maksimal. Hal ini dapat dilihat

dari intensitas bermain peran yang masih rendah. Guru memberikan bermain peran hanya

pada tema-tema tertentu. Salah satu tema yang biasa digunakan untuk bermain peran adalah

tema profesi.

Dilihat dari jenisnya bermain peran terdiri dari bermain peran makro dan bermain

peran mikro. Bermain peran makro adalah bermain yang sifatnya kerja sama lebih dari 2

orang bahkan lebih khususnya untuk anak usia taman kanak-kanak, sedangkan bermain

mikro adalah awal bermain kerja sama dilakukan hanya 2 orang saja bahkan sendiri.

Perbedaan konsep antara bermain peran makro dan bermain peran mikro akan memberikan

perbedaan tingkat keterampilan berbicara pada anak.

Bermain peran makro dapat melatih kerja sama pada anak dalam kelompok. Dengan

adanya kerja sama tersebut akan terjadi interaksi antara anak dengan teman mainnya

sehingga dapat menambah kosakata yang dimiliki anak. Sedangkan pada bermain peran

mikro dimana bermain peran ini merupakan awal bermain kerja sama, sehingga peluang

anak untuk bekerjasama lebih sedikit. Hal ini disebabkan lawan main anak pada bermain

peran mikro lebih sedikit dibandingkan pada bermain peran makro yang dilakukan secara

berkelompok. Berdasarkan pertimbangan tersebut, tidak menutup kemungkinan

penambahan kosakata melalui bermain peran mikro lebih sedikit.

Anak bertindak sebagai dalang dalam bermain peran mikro, sehingga anak merupakan

otak penggerak yang menghidupkan alat main untuk memainkan suatu adegan, serta peran-

Page 21: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

4

peran dalam skenario main peran (Arriyani & Wismiarti, 2010). Hal ini menunjukkan

bahwa pada bermain peran mikro anak dapat memainkan lebih dari satu peran. Sedangkan

pada bermain peran makro anak hanya memainkan satu peran.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan jika dilihat dari kerjasama yang terjadi,

bermain peran makro memiliki peran yang lebih besar dalam meningkatkan keterampilan

berbicara. Sedangkan dilihat dari segi peran yang dimainkan, bermain peran mikro yang

memiliki peran yang lebih besar dalam meningkatkan keterampilan berbicara. Oleh karena

itu, peneliti ingin mengetahui tingkat keterampilan berbicara ditinjau dari metode bermain

peran pada anak usia 5-6 tahun.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Smilansky (1968) dalam Arriyani & Wismiarti

(2010) mengungkapkan bahwa anak yang memiliki sedikit pengalaman main peran terlihat

mendapatkan kesulitan dalam merangkai kegiatan dan percakapan mereka. Sejalan dengan

Smilansky (1968), Levy, et.all (1992) dalam Shim (2007) mengungkapkan adanya

hubungan positif antara bermain pura-pura dengan peningkatan kemampuan bahasa pada

anak usia taman kanak-kanak.

Metode bermain peran makro memiliki pengaruh yang baik terhadap kualitas bermain

peran. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Shim (2007) bahwa

faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya kuantitas bermain peran adalah rendahnya

keterlibatan teman sebaya, kemampuan bahasa anak, serta media yang digunakan. Sejalan

dengan Shim, hasil penelitian yang dilakukan Fitriani (2010: 89) di TK Lab.School UPI

bahwa “Terdapat perbedaan secara signifikan antara kosakata bahasa Indonesia pada anak

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah diterapkannya metode bermain peran

(role play) makro.”

Page 22: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

5

Metode bermain peran makro untuk meningkatkan keterampilan berbicara pada anak

ini diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Halida (2011) bahwa bermain

peran makro merupakan metode yang tepat dalam menjembatani anak untuk lebih leluasa

dalam berbicara. Hal ini disebabkan dalam melakonkan tokoh dari sebuah cerita, anak

dituntut untuk melakukan percakapan dengan lawan mainnya. Hal yang sama diungkapkan

oleh Yulia Siska (2011) yang membuktikan bahwa penerapan metode bermain peran makro

cukup berhasil dilaksanakan karena bagi guru dan anak metode ini belum pernah digunakan

dan sangat menarik. Dalam bermain peran makro ini, anak dapat terlibat aktif untuk

mengembangkan keterampilan sosial dan keterampilan berbicara anak melalui tokoh yang

dipilih untuk diperankan.

Hasil penelitian lain diungkapkan oleh Andresen (2005) bahwa bermain peran makro

sebagai bentuk tindakan pada ZPD, termasuk perkembangan bahasa dimana bahasa

memegang peranan penting sebagai sarana pembentukan daya khayal anak. Dengan adanya

komunikasi yang terjadi secara verbal dalam bermain, anak dapat bertukar ide mengenai

maksud dari permainan.

Sejalan dengan pendapat Andresen (2005), hasil penelitian yang dilakukan oleh

Bergen (2002) menunjukkan hubungan yang jelas antara keterampilan sosial dan

kompetensi bahasa dengan tingginya kualitas daya khayal anak. Sehingga bermain peran

makro dimana anak bermain dengan teman sebaya dapat membantu perkembangan bahasa

anak. Hal yang sama diungkapkan oleh Anderson (2010) bahwa bermain peran makro dapat

memperluas daya imajinasi anak dimana anak menggunakan kosakata baru untuk

mengekspresikan cerita yang dimainkan. Anak dapat meningkatkan keterampilan berbicara

dengan meniru anak yang lain maupun orang dewasa sebagai modelnya.

Page 23: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

6

Berbeda dengan hasil penelitian mengenai bermain peran makro, hasil penelitian

tentang pengaruh bermain peran mikro pada perkembangan bahasa sangat terbatas. Hasil

penelitian yang dilakukan oleh Li (2012) menunjukkan bahwa perkembangan bahasa anak

dapat dikembangkan melalui pendekatan bermain peran di rumah dimana daya khayal anak

secara individual dapat terlihat melalui bermain peran mikro. Hasil penelitian lain

dikemukakan oleh Maryatun (2010) yang membuktikan bahwa pemanfaatan wayang damen

dapat meningkatkan moral behavior pada anak melalui metode bermain peran mikro. Selain

hasil penelitian dari Maryatun, penelitian yang dilakukan oleh Handayani (2012)

membuktikan bahwa secara umum keterampilan sosial anak meningkat dengan baik melalui

metode bermain peran mikro.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Lilis (2012) memperoleh hasil bahwa penerapan

metode bermain peran dapat meningkatkan kompetensi dasar komunikasi menggunakan

telepon. Penelitian tersebut dilakukan pada siswa kelas XI AP 2 SMK N Semarang. Hal ini

menunjukkan bahwa bermain peran tidak hanya dapat diterapkan pada anak usia dini,

namun dapat diterapkan juga pada anak usia sekolah menengah atas. Dengan demikian

bermain peran merupakan metode pembelajaran yang tepat untuk mendukung

perkembangan bahasa.

Penelitian ini dilakukan di Taman Kanak-kanak Negeri Pembina Kota Pekalongan

yang merupakan TK inti sebagai TK percontohan di kota Pekalongan. Dengan demikian

berdasarkan hasil survey yang dilakukan pada tanggal 22 Desember 2012 ketersediaan

media pembelajaran sudah mencukupi, sedangkan pada TK non Pembina ketersediaan

media kurang mencukupi terutama pada area drama.

Page 24: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

7

Model pembelajaran di Taman Kanak-kanak Negeri Pembina Kota Pekalongan masih

menggunakan model area. Model area merupakan model pembelajaran dimana dalam satu

hari membuka tiga area, sehingga intensitas bermain drama lebih rendah dibandingkan

dengan intensitas bermain drama dengan menggunakan model pembelajaran sentra. Hal ini

tidak seimbang dengan ketersediaan media pembelajaran pada area drama yang sudah

mencukupi. Dengan demikian penerapan metode bermain drama dalam kegiatan

pembelajaran belum maksimal.

Jika ditinjau dari segi keterampilan berbicara, anak TK Negeri Pembina memiliki

keterampilan berbicara yang masih kurang. Hal ini dapat dilihat pada laporan perkembangan

anak yang menunjukkan bahwa masih terdapat indikator-indikator pada aspek bahasa

terutama pada lingkup perkembangan mengungkapkan bahasa yang belum tercapai dengan

baik, diantaranya indikator menyebutkan nama orang tua, alamat rumah dengan lengkap;

berkomunikasi dengan bahasanya sendiri (sesuai anak); serta bercerita tentang gambar yang

disediakan dengan bahasa yang jelas. Oleh karena itu diperlukannya metode pembelajaran

yang dapat meningkatkan keterampilan berbicara anak. Hal ini dapat dilakukan karena TK

Negeri Pembina terbuka dengan saran dari pihak luar sekolah dalam rangka perbaikan

pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka peneliti melakukan penelitian di

Taman Kanak-kanak Negeri Pembina Kota Pekalongan.

Berdasarkan beberapa pertimbangan yang telah diuraikan, penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Tingkat Keterampilan Berbicara ditinjau dari

Metode Bermain Peran pada Anak Usia 5-6 Tahun”. Dalam hal ini apakah ada

perbedaan tingkat keterampilan berbicara ditinjau dari metode bermain peran pada anak usia

5-6 tahun.

Page 25: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

8

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diungkapkan, maka dapat dirumuskan

permasalahan adakah perbedaan tingkat keterampilan berbicara ditinjau dari metode

bermain peran pada anak usia 5-6 tahun?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan tingkat keterampilan

berbicara ditinjau dari metode bermain peran pada anak usia 5-6 tahun.

1.4 Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat yang berarti bagi perorangan/

institusi sebagai berikut:

1.4.1 Manfaat Teoritis

1.4.1.1 Bagi penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan

dan memberikan pengalaman serta pengetahuan yang lebih mendalam terutama

pada tingkat keterampilan berbicara ditinjau dari metode bermain peran pada anak

usia 5-6 tahun.

1.4.1.2 Bagi pembaca

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pembaca untuk menambah

wawasan ilmu pengetahuan mengenai penelitian yang berkaitan dengan tingkat

Page 26: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

9

keterampilan berbicara ditinjau dari metode bermain peran pada anak usia 5-6

tahun.

1.4.2 Manfaat Praktis

1.4.2.1 Bagi siswa

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan berbicara

pada anak usia 5-6 tahun.

1.4.2.2 Bagi guru

dari hasil penelitian ini guru dapat:

1.4.2.2.1 Mengetahui pentingnya metode bermain peran untuk

meningkatkan keterampilan berbicara pada anak.

1.4.2.2.2 Menciptakan proses belajar mengajar yang dapat meningkatkan

keterampilan berbicara melalui metode yang tepat bagi anak.

1.4.2.2.3 Meningkatkan intensitas pelaksanaan bermain peran dalam

kegiatan pembelajaran.

1.4.2.3 Bagi Lembaga Taman Kanak-kanak (TK)

Hasil penelitian ini dapat lebih meningkatkan kualitas proses belajar

mengajar melalui metode yang tepat untuk anak usia 5-6 tahun.

Page 27: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

10

BAB 2

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Keterampilan Berbicara

2.1.1 Pengertian Keterampilan Berbicara

Perkembangan bahasa merupakan aspek perkembangan yang penting untuk

dikuasai. Bahasa terdiri dari bahasa lisan dan bahasa tertulis. Bahasa lisan merupakan

unsur penting dalam interaksi atau sosialisasi (Dardjowidjojo, 2003:17). Menurut

Djiwandono (2008) dalam Halida (2011) berbicara adalah mengungkapkan pikiran

secara lisan. Sejalan dengan pendapat Djiwandono, Tarigan dalam Suhartono

(2005:20) mengatakan bahwa berbicara merupakan kemampuan mengucapkan bunyi-

bunyi artikulasi untuk mengekspresikan serta menyampaikan pikiran dan perasaan.

Keterampilan berbicara pada hakikatnya merupakan keterampilan mereproduksi

arus sistem bunyi artikulasi untuk menyampaikan kehendak, kebutuhan perasaan, dan

keinginan pada orang lain. Keterampilan ini juga didasari oleh kepercayaan diri untuk

berbicara, sehingga dapat menghilangkan rasa malu, berat lidah, dan rendah diri

(Iskandarwassid, 2008).

Tujuan berbicara adalah untuk memberitahukan, melaporkan, menghibur,

membujuk, dan meyakinkan seseorang yang terdiri dari saspek kebahasaan dan

nonkebahasaan (Dhieni, 2007:3.6) dalam Halida (2011). Menurut teori belajar

(Rachmat 1986: 282) dalam Siska (2011), anak-anak memperoleh pengetahuan bahasa

melalui tiga proses: asosiasi, imitasi dan peneguhan. Asosiasi berarti melazimkan

Page 28: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

11

suatu bunyi dengan obyek tertentu. Imitasi berarti menirukan pengucapan dan struktur

kalimat yang didengarnya. Peneguhan dimaksudkan sebagai ungkapan kegembiraan

yang dinyatakan ketika anak mengucapkan kata-kata dengan benar.

Berdasarkan uraian mengenai keterampilan berbicara, dapat disimpulkan bahwa

keterampilan berbicara merupakan salah satu keterampilan dalam aspek bahasa yang

sangat penting sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan lawan bicara.

Keterampilan berbicara ini perlu distimulus melalui kegiatan-kegiatan yang dapat

meningkatkan kosakata yang dimiliki anak.

2.1.2 Aspek-aspek Keterampilan Berbicara

Kemampuan berbicara merupakan pengungkapan diri secara lisan. Unsur-unsur

kebahasaan yang dapat menunjang keterampilan berbicara diungkapkan oleh

Djiwandono (1996) dalam Halida (2011) yaitu unsur kebahasaan, unsur

nonkebahasaan, dan unsur isi.

Unsur kebahasaan meliputi: (1) Pengucapan lafal yang jelas, (2) Penerapan

intonasi yang wajar, (3) Pilihan kata, (4) Penerapan struktur/susunan kalimat yang

jelas. Sedangkan unsur nonkebahasaan meliputi:

1) Keberanian

Keberanian yaitu keberanian dalam mengemukakan pendapat, seperti anak

mampu menceritakan pengalaman yang dialami. Selain itu, keberanian untuk

berpihak terhadap gagasan yang diyakini kebenarannya.

Page 29: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

12

2) Kelancaran

Lancar dalam berbicara sangat ditunjang oleh penguasaan materi/bahan

yang baik. Penguasaan kosakata akan membantu dalam penguasaan materi

pembicaraan.

3) Ekspresi/Gerak-gerik Tubuh

Ekspresi tubuh sangat diperlukan dalam menunjang keefektifan berbicara.

Arti pembicaraan tersebut dapat dipahami melalui ekspresi tubuh yang

ditunjukkan pembicara.

Unsur isi dalam pembicaraan merupakan bagian yang lebih penting. Tanpa isi

yang diidentifikasi secara jelas, pesan yang ingin disampaikan melalui kegiatan

berbicara tidak akan tersampaikan secara jelas pula, dalam aspek isi dari berbicara

terdiri dari kerincian dan kejelasan dalam menyampaikan isi dari pembicaraan.

Senada dengan pendapat Djiwandono (1996), Dhieni (2007) dalam Halida (2011)

mengungkapkan bahwa aspek keterampilan berbicara terdiri dari aspek kebahasaan

dan aspek nonkebahasaan. Aspek kebahasaan meliputi keterampilan ucapan,

penempatan tekanan, nada, sendi, dan durasi yang sesuai; pilihan kata; dan ketepatan

sasaran pembicaraan. Sedangkan aspek nonkebahasaan meliputi sikap tubuh;

kesediaan menghargai pembicaraan maupun gagasan orang lain; kenyaringan suara

dan kelancaran dalam berbicara; relevansi, penalaran, dan penguasaan terhadap topik

tertentu.

Page 30: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

13

Hal serupa diungkapkan oleh Hurlock (1978:185-189) bahwa keterampilan

berbicara meliputi beberapa aspek, yaitu:

1) Pengucapan

Setiap anak berbeda-beda dalam ketepatan pengucapan dan logatnya.

Perbedaan ketepatan pengucapan bergantung pada tingkat perkembangan

mekanisme suara, serta bimbingan yang diterima dalam mengaitkan suara ke

dalam kata yang berarti. Perbedaan logat disebabkan karena meniru model yang

pengucapannya berbeda dengan yang biasa digunakan anak.

2) Pengembangan Kosakata

Anak harus belajar mengaitkan arti dengan bunyi dalam mengembangkan

kosakata yang dimiliki. Peningkatan jumlah kosa kata tidak hanya karena

mempelajari kata-kata baru, tetapi juga karena mempelajari arti baru bagi kata-

kata lama.

3) Pembentukan Kalimat

Pada mulanya anak menggunakan kalimat satu kata yakni kata benda atau

kata kerja. Kemudian kata tersebut digabungkan dengan isyarat untuk

mengungkapkan suatu pikiran utuh yang dapat dipahami orang lain.

Pendapat yang berbeda diungkapkan oleh Ari (2012) bahwa keterampilan

berbicara terdiri dari empat aspek, yaitu:

1) Keterampilan Sosial (Social Skill)

Keterampilan Sosial adalah kemampuan untuk berpartisipasi secara efektif

dalam hubungan-hubungan masyarakat. Keterampilan sosial menuntut agar kita

Page 31: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

14

mengetahui: apa yang harus dikatakan, bagaimana cara mengatakannya, dimana

mengatakannya, kapan tidak mengatakannya.

2) Keterampilan Semantik (Semantic Skill)

Keterampilan Semantik adalah kemampuan untuk mempergunakan kata-

kata dengan tepat dan penuh pengertian. Untuk memperoleh keterampilan

semantik maka kita harus memiliki pengetahuan yang luas mengenai makna-

makna yang terkandung dalam kata-kata serta ketepatan dan kepraktisan dalam

penggunaan kata-kata.

3) Keterampilan Fonetik (Phonetic Skill)

Keterampilan Fonetik adalah kemampuan membentuk unsur-unsur

fonenik bahasa kita secara tepat. Keterampilan ini perlu karena turut mengemban

serta menentukan persetujuan atau penolakan sosial.

4) Keterampilan Vokal (Vocall Skill)

Keterampilan Vokal adalah kemampuan untuk menciptakan efek

emosional yang diinginkan dengan suara kita.

Berdasarkan berbagai pendapat mengenai aspek-aspek keterampilan berbicara,

dapat disimpulkan bahwa keterampilan berbicara terdiri dari aspek kebahasaan, aspek

nonkebahasaan, serta aspek isi yang dapat dilihat ketika anak berbicara.

Page 32: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

15

2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Berbicara

Keterampilan berbicara dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor baik faktor dari

dalam diri maupun dari luar. Menurut Hurlock (1978:185) keterampilan berbicara

dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu:

1) Persiapan Fisik untuk Berbicara

Kemampuan berbicara tergantung pada kematangan mekanisme bicara.

Sebelum semua organ bicara mencapai bentuk yang lebih matang, saraf dan otot

mekanisme suara tidak dapat menghasilkan bunyi yang diperlukan bagi kata-

kata.

2) Kesiapan Mental untuk Berbicara

Kesiapan mental untuk berbicara tergantung pada kematangan otak,

khususnya bagian-bagian asosiasi otak. Biasanya kesiapan tersebut berkembang

di antara umur 12 dan 18 bulan dan dalam perkembangan bicara dipandang

sebagai “saat dapat diajar”.

3) Model yang Baik untuk ditiru

Model yang baik untuk ditiru diperlukan agar anak tahu mengucapkan

kata dengan benar. Model tersebut mungkin orang di lingkungan sekitar

mereka. Jika mereka kekurangan model yang baik, maka mereka akan sulit

belajar berbicara dan hasil yang dicapai berada di bawah kemampuan mereka.

4) Kesempatan untuk Berpraktik

Jika anak tidak diberikan kesempatan untuk berpraktek maka mereka akan

putus asa dan motivasi anak menjadi rendah. Fledman dalam Halida (2011)

mengungkapkan bahwa di dalam area drama, anak-anak memiliki kesempatan

Page 33: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

16

untuk bermain peran dalam situasi kehidupan yang sebenarnya serta

mempraktikkan kemampuan berbahasa sehingga dapat membantu meningkatkan

keterampilan berbicara pada anak.

5) Motivasi

Jika anak mengetahui bahwa mereka dapat memperoleh apa saja yang

mereka inginkan tanpa memintanya, dan jika anak tahu bahwa pengganti bicara

seperti tangis dan isyarat dapat mencapai tujuan tersebut, maka motivasi anak

untuk belajar berbicara akan melemah.

6) Bimbingan

Cara yang paling baik untuk membimbing belajar berbicara adalah

menyediakan model yang baik, mengadakan kata-kata dengan jelas, serta

memberikan bantuan mengikuti model.

Ungkapan lain mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keterampilan

berbicara dikemukakan oleh (Rahayu, 2007:216) yang terdiri dari beberapa hal, yaitu:

1) Gaya Berbicara, secara umum gaya bicara ditandai dengan tiga ciri, yaitu:

a. Gaya Ekspresif, gaya bicara ekspresif ditandai dengan spontanitas, lugas,

gaya ini digunakan saat mengungkapkan perasaan, bergurau, mengeluh, atau

bersosialisasi.

b. Gaya Perintah, gaya ini menunjukkan kewenangan dan bernada memberikan

keputusan.

c. Gaya Pemecahan Masalah, gaya ini bernada rasional, tanpa prasangka, dan

lemah lembut.

2) Metode Penyampaian

Page 34: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

17

Metode penyampaian ini terdiri dari: (1) penyampaian mendadak; (2)

penyampaian tanpa persiapan; (3) penyampaian dari naskah; dan (3)

penyampaian dari ingatan (Rahayu, 2007:217).

Berdasarkan uraian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keterampilan

berbicara, dapat disimpulkan bahwa keterampilan berbicara dapat dipengaruhi oleh

model yang baik untuk ditiru serta adanya kesempatan yang diberikan pada anak untuk

berbicara. Hal tersebut dapat dilakukan melalui bermain peran.

2.2 Bermain

2.2.1 Pengertian Bermain

Beberapa ahli peneliti memberi batasan arti bermain dengan memisahkan aspek-

aspek tingkah laku yang berbeda dalam bermain. Dikemukakan lima kriteria dalam

bermain (Moeslichatoen, 1996:26) yaitu:

1) Motivasi Intrinsik: tingkah laku bermain dimotivasi dari dalam diri anak, karena

itu dilakukan demi kegiatan itu sendiri dan bukan karena adanya tuntutan

masyarakat atau fungsi-fungsi tubuh.

2) Pengaruh Positif: tingkah laku itu menyenangkan atau menggembirakan untuk

dilakukan.

3) Bukan dikerjakan sambil lalu: tingkah laku itu bukan dilakukan sambil lalu,

karena itu tidak mengikuti pola atau aturan yang sebenarnya, melainkan lebih

bersifat pura-pura.

4) Cara/Tujuan: cara bermain lebih diutamakan dari pada tujuannya. Anak lebih

tertarik pada tingkah laku itu sendiri dari pada keluaran yang dihasikan.

Page 35: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

18

5) Kelenturan: bermain itu perilaku yag lentur. Kelenturan ditunjukkan baik dalam

bentuk maupun dalam hubungan serta berlaku dalam setiap situasi.

Apapun batasan yang diberikan tentang pengertian bermain, bermain membawa

harapan dan antisipasi tentang dunia yang memberikan kegembiraan, dan

memungkinkan anak berkhayal seperti sesuatu atau seseorang, suatu dunia yang

dipersiapkan untuk berpetualang dan mengadakan telaah; suatu dunia anak-anak

(Moeslichatoen, 1996:26).

Bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan anak dengan atau tanpa

mempergunakan alat atau yang menghasilkan pengertian atau memberikan informasi,

memberi kesenangan serta mengembangkan imajinasi anak (Anggani, 1995:1) dalam

Handayani (2012) . Menurut Tedjasaputra (1995:4) tokoh-tokoh seperti Plato,

Aristoteles, Frobel lebih memandang bermain sebagai kegiatan yang mempunyai nilai

praktis untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan tertentu pada anak termasuk

keterampilan berbicara.

Berdasarkan beberapa pendapat mengenai bermain, dapat disimpulkan bahwa

bermain merupakan dunia anak sebagai wadah untuk mengekspresikan rasa

kegembiraan melalui aktivitas bermainnya untuk meningkatkan keterampilan tertentu.

2.2.2 Teori Bermain

Bermain diartikan oleh banyak ahli dalam teori bermain. Joan dalam Yus

(2011:134-135) mengutip pendapat beberapa ahli tentang teori bermain, yaitu:

1) Anak mempunyai energi berlebih karena terbebas dari segala macam tekanan,

baik tekanan ekonomis maupun sosial sehingga mengungkapkan energinya

dalam bermain (Schiller & Spencer).

Page 36: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

19

2) Melalui kegiatan bermain, seorang anak menyiapkan diri untuk kehidupan

dewasa kelak. Misalnya, tanpa disadari dengan bermain peran anak

menyiapkan diri untuk peran pekerjaan pada masa depan (Karl Groos).

3) Melalui bermain anak melewati tahap-tahap perkembangan yang sama dari

perkembangan sejarah umat manusia (teori rekapitulasi). Kegiatan-kegiatan

seperti lari, melempar, memanjat, dan melompat merupakan bagian dari

kehidupan sehari-hari dari generasi ke generasi (Stanley Hall).

4) Anak bermain untuk membangun kembali energi yang telah hilang. Bermain

merupakan medium untuk menyegarkan badan kembali setelah bekerja berjam-

jam (Lazarus).

5) Melalui kegiatan bermain, anak memuaskan keinginan-keinginannya yang

terpendam atau tertekan. Dengan bermain anak seperti mencari kompensasi

untuk apa yang tidak diperoleh dalam kehidupan nyata, untuk keinginan-

keinginan yang tidak mendapatkan kepuasan (Mazhab psikoanalisis).

6) Kepribadian terus berkembang dan untuk pertumbuhan yang normal, perlu ada

rangsangan (stimulus), dan bermain memberikan stimulus untuk pertumbuhan

(Appleton).

Hal serupa diungkapkan oleh Depdikbud (Cahyaningsih, 2009:36) dalam Kurnia

(2011) yang menyimpulkan berbagai macam teori bermain, yaitu:

1) Teori Surplus Energy dari Spenser, mengatakan bahwa bermain bermanfaat

untuk mengisi kembali energi anak yang telah melemah.

Page 37: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

20

2) Teori Practice for Adulthood dari K. Gross, mengatakan bahwa bermain

merupakan peluang bagi pengembangan keterampilan dan pengetahuan anak

yang sangat penting bagi mereka pada saat dewasa kelak.

3) Teori Psychoanalytic dari Freud, mengatakan bahwa bermain dapat mengurangi

kecemasan anak dengan mencoba mengekspresikan berbagai dorongan

infulsipnya dengan cara yang dapat diterima oleh lingkungan.

4) Teori Cognitif Development dari Piaget, mengemukakan bahwa bermain sangat

penting bagi perkembangan kognitif seorang anak dengan melatih kemampuan

adaptasi dengan lingkungannya dalam suasana yang menyenangkan.

5) Teori Neuropsychological dari Weininger dan Fitzgerald, mengemukakan

peranan penting bermain untuk mengintegrasikan fungsi belahan kanan dan kiri

otak anak secara seimbang.

Dari berbagai pandangan mengenai teori bermain, metode bermain peran sesuai

dengan teori bermain Practice for Adulthood dan Psychoanalytic, bahwa bermain

memiliki peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak sebagai

stimulus. Bermain merupakan cara yang dapat digunakan dalam kegiatan belajar TK

karena bermain dapat menghilangkan kecemasan pada anak..

2.2.3 Fungsi Bermain

Bermain merupakan suatu aktivitas yang sangat bermanfaat bagi anak. Vygotsky

dalam Musthafa (Agustin, 2005) dalam Magfiroh (2011) mengemukakan bahwa fungsi

bermain yaitu:

1) Bermain menumbuhkan motivasi diri pada anak (play effects the child’s

motivation). Dalam bermain peran anak mengembangkan sistem yang kompleks

Page 38: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

21

dalam menentukan tujuan baik jangka pendek, menengah ataupun jangka

panjang.

2) Bermain memfasilitasi anak untuk mengembangkan berpikir (kognitif) secara

desentralisasi (tidak terpusat) (play facilitates cognitive decentering). Dengan

bermain tidak secara langsung memetakan permasalahan dengan berupaya

menemukan solusi atas permasalahan tersebut.

3) Bermain meningkatkan kemampuan mental (play advances the development of

mental refresentation). Perkembangan kemampuan mental dalam bermain anak

pada dasarnya terbangun melalui interaksi yang harmonis dengan lingkungan

tempat anak tinggal.

4) Bermain merupakan gambaran pengembangan perilaku yang disengaja

(bertujuan), kegiatan fisik dan mental yang dilakukan secara sukarela (play

fosters the development of deliberate behaviors-physical admental voluntary

action). Dengan mengembangkan perilaku melalui bermain, akan

mempengaruhi terhadap pengembangan proses mentalnya.

Selain fungsi bermain yang dikemukakan oleh Vygotsky (Agustin, 2005) dalam

Magfiroh (2011) di atas, bermain memiliki fungsi pada semua aspek perkembangan.

Hal ini sejalan dengan pendapat Moeslichatoen (1996:27) yang menyatakan bahwa

bermain memiliki fungsi sebagai berikut:

1) Aspek Psikomotor, melalui kegiatan bermain anak dapat melakukan koordinasi

otot kasar. Bermacam cara dan teknik dapat dipergunakan dalam kegiatan ini

seperti merayap, merangkak, berjalan, berlari, meloncat, melompat, menendang,

melempar, dan lain sebagainya.

Page 39: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

22

2) Aspek Kognitif, melalui kegiatan bermain anak dapat berlatih menggunakan

kemampuan kognitifnya untuk memecahkan berbagai masalah seperti kegiatan

mengukur isi, mengukur berat, membandingkan, mencari jawaban yang berbeda

dan sebagainya.

3) Aspek Bahasa, melalui kegiatan bermain anak juga dapat melatih kemampuan

bahasanya dengan cara: mendengarkan beraneka bunyi, mengucapkan suku kata

atau kata, memperluas kosa kata, berbicara sesuai dengan tata bahasa Indonesia,

dan sebagainya.

4) Aspek Sosial Emosional, melalui bermain anak dapat mengembangkan

kemampuan sosialnya, seperti membina hubungan dengan anak lain, bertingkah

laku sesuai dengan tuntutan masyarakat, menyesuaikan diri dengan teman

sebaya, dapat memahami tingkah lakunya sendiri, dan paham bahwa setiap

perbuatan ada konsekuensinya. Melalui bermain anak dapat meningkatkan

kepekaan emosinya dengan cara mengenalkan bermacam perasaan,

mengenalkan perubahan perasaan, membuat pertimbangan, menumbuhkan

kepercayaan diri.

Fungsi bermain sebagaimana yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa

kegiatan bermain merupakan kegiatan yang bermanfaat pada anak. Bermain

memberikan pengaruh positif pada kemampuan mental serta perilaku anak. Kegiatan

bermain sangat penting untuk mendukung perkembangan anak pada semua aspek

perkembangan, yang meliputi aspek psikomotor, kognitif, bahasa, serta sosial

emosional.

Page 40: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

23

2.3 Metode Bermain Peran

Pengertian metode bermain peran diungkapkan oleh beberapa tokoh, diantaranya

Shim (2007) mengemukakan:

“Pretend play is generally defined in the research literature as an activity that

involves role play, object substitution, and imaginary situations.” Dengan

maksud, bermain pura-pura adalah aktivitas yang bersangkutan dengan bermain

peran, objek pengganti, dan situasi imajiner yang biasanya didefinisikan dalam

kajian pustaka riset.

Bermain peran dikenal juga dengan sebutan bermain pura-pura, khayalan, fantasi,

make believe, atau simbolik. Menurut Piaget, awal main peran dapat menjadi bukti perilaku

anak. Ia menyatakan bahwa bermain peran ditandai oleh penerapan cerita pada objek dan

mengulang perilaku menyenangkan yang diingatnya. Piaget menyatakan bahwa

keterlibatan anak dalam bermain peran dan upaya anak mencapai tahap yang lebih tinggi

dibandingkan dengan anak lainnya disebut sebagai collective symbolism. Ia juga

menerangkan percakapan lisan yang anak lakukan dengan diri sendiri sebagai idiosyncratic

soliloquies. Selanjutnya sependapat dengan Shim, Tarigan (1996:243) dalam Halida (2011)

mengatakan dalam bermain peran, anak bertindak, berlaku, dan berbahasa seperti orang

yang diperankannya. Dari segi bahasa, berarti anak harus mengenal dan dapat

menggunakan ragam-ragam bahasa.

Definisi metode bermain peran yang lebih luas dikemukakan oleh Supriyati dalam

Winda Gunarti, dkk, (2008:10.10) bahwa metode bermain peran adalah permainan yang

memerankan tokoh-tokoh atau benda sekitar anak sehingga dapat mengembangkan daya

khayal (imajinasi) dan penghayatan terhadap bahan kegiatan yang dilaksanakan.

Tedjasaputra (1995:43) memiliki pendapat yang sejalan dengan Supriyati bahwa bermain

peran merupakan salah satu jenis bermain aktif, diartikan sebagai pemberian atribut

tertentu terhadap benda, situasi, dan anak memerankan tokoh yang ia pilih. Apa yang

Page 41: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

24

dilakukan anak melibatkan penggunaan bahasa yang dapat diamati dalam tingkah laku

yang nyata.

Ungkapan serupa dikemukakan Suparman (1997:91), bermain peran berarti

memainkan satu peran tertentu sehingga yang bermain tersebut mampu berbuat (bertindak

dan berbicara) seperti peran yang dimainkannya. Jadi, melalui bermain peran anak dapat

berbicara secara spontan dan dapat meniru bahasa seperti tokoh yang diperankannya. Pada

umumnya anak-anak menyukai bermain peran (dramatik) (Garvey, 1997 dalam Berger,

1983 dan dalam Tedjasaputra, 1995:25). Hal ini dikarenakan melalui bermain dramatik

membantu anak mencobakan berbagai peran sosial yang diamati, melepaskan ketakutan,

mewujudkan khayalan, serta belajar bekerja sama (Garvey, 1990; Singer dan Singer, 1990

dalam Berk, 1994) dalam Tedjasaputra: 1995:25).

Berdasarkan beberapa uraian mengenai metode bermain peran, dapat ditarik

kesimpulan bahwa bermain peran merupakan permainan dimana anak memainkan peran

dari tokoh yang dimainkannya untuk mengembangkan daya imajinasi anak serta

keterampilan berbicara pada anak.

2.3.1 Tujuan Metode Bermain Peran

Metode bermain peran memiliki tujuan bagi pertumbuhan dan

perkembangan anak. Tujuan bermain peran di Taman Kanak-kanak (TK) menurut

Djahri (1980:2) yang utama adalah:

1) Mendorong Motivasi dan Minat Anak terhadap Sesuatu.

Motivasi dan minat anak untuk belajar dapat meningkat melalui peran

yang dimainkannya. Hal ini dikarenakan melalui bermain peran anak belajar

dengan cara yang menyenangkan.

Page 42: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

25

2) Melatih Sejumlah Keterampilan.

Bermain peran dapat melatih keterampilan terutama keterampilan

berbicara. Ketika anak bermain peran, anak membutuhkan kosakata untuk

berkomunikasi dengan teman mainnya.

3) Memberikan Kesempatan untuk Menerapkan Pengetahuan Anak.

Pengetahuan yang didapat anak melalui berbagai informasi dapat

diaplikasikan ketika anak bermain peran melalui peran yang dimainkannya.

4) Melatih Mempertajam Seluruh Komponen Afektif.

Komponen afektif meliputi perasaan-emosi-cinta-kemauan-sikap-nilai-

keinginan. Komponen-komponen tersebut dapat dilatih melalui bermain peran.

5) Menciptakan Suasana Belajar secara Aktif.

Anak terlibat secara langsung ketika bermain peran sehingga pembelajaran

yang berlangsung adalah pembelajaran aktif. Pembelajaran aktif akan

menyenangkan bagi anak karena pembelajaran yang berlangsung tidak

membosankan.

Sejalan dengan pendapat Djahri, dalam buku Didaktik Metodik di Taman

Kanak-kanak (Depdiknas, 2003:41) disebutkan bahwa tujuan bermain peran yaitu:

(1) melatih daya tangkap; (2) melatih anak berbicara lancar; (3) melatih daya

konsentrasi; (4) melatih membuat kesimpulan; (5) membantu perkembangan

intelegensi; (6) Membantu perkembangan fantasi; dan (7) menciptakan suasana

yang menyenangkan.

Dari pendapat dua orang tokoh mengenai tujuan bermain peran, dapat

disimpulkan bahwa bermain peran memiliki tujuan melatih keterampilan terutama

Page 43: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

26

keterampilan berbicara. Selain itu, dengan bermian peran pembelajaran berlangsung

secara aktif sehingga anak dapat belajar dengan suasana yang menyenangkan.

2.3.2 Jenis Metode Bermain Peran

Metode Bermain peran dilihat dari jenisnya terdiri dari dua jenis yang

berbeda. Hal ini sejalan dengan pendapat oleh Erikson (1963) dalam Magfiroh

(2011) bahwa metode bermain peran terdiri dari:

1) Metode Bermain Peran Mikro

Anak memainkan peran melalui tokoh yang diwakili oleh benda-benda

berukuran kecil, contoh kandang dengan binatang-binatangan dan orang-orangan

kecil.

2) Metode Bermain Peran Makro

Anak bermain menjadi tokoh menggunakan alat berukuran besar yang

digunakan anak untuk menciptakan dan memainkan peran-peran, contoh memakai

baju dan menggunakan kotak kardus yang dibuat menjadi mobil-mobilan.

PAUD YARSI dalam http://paud.metodologi.com mengemukakan bahwa

metode bermain peran terdiri dari dua jenis, yaitu sebagai berikut :

1) Metode bermain peran makro adalah bermain yang sifatnya kerja sama lebih dari

2 orang bahkan lebih khususnya untuk anak usia taman kanak-kanak.

2) Metode bermain mikro adalah awal bermain kerja sama dilakukan hanya 2 orang

saja bahkan sendiri.

Page 44: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

27

Hal serupa dikemukakan oleh Khoiruddin (2010) bahwa terdapat dua jenis

metode bermain peran, yaitu:

1) Metode Bermain Peran Makro

Metode bermain peran makro yaitu bermain peran yang sesungguhnya

dengan alat-alat main berukuran sesungguhnya. Anak dapat menggunakannya

untuk menciptakan dan memainkan peran-peran, misalnya bermain peran profesi

dokter, maka alat yang digunakan stetoskop, replika jarum suntik, buku resep dan

bolpoin.

2) Metode Bermain Peran Mikro

Metode bermain peran mikro yaitu kegiatan bermain peran dengan

menggunakan bahan-bahan main berukuran kecil seperti rumah boneka lengkap

dengan perabotannya dan orang-orangannya sehingga anak daapt memainkannya.

Berdasarkan pendapat mengenai jenis metode bermain peran, dapat

disimpulkan bahwa metode bermain peran terdiri dari dua jenis yang berbeda dalam

pelaksanaannya. Kedua jenis tersebut adalah metode bermain peran makro dan

mikro. Metode bermain peran makro adalah bermain yang sifatnya kerjasama lebih

dari dua orang dengan menggunakan alat-alat main berukuran sesungguhnya.

Sedangkan dalam bermain peran mikro, anak menggunakan alat-alat main yang

berukuran kecil yang dilakukan oleh dua orang bahkan sendiri.

2.3.3 Perbedaan Metode Bermain Peran Makro dan Mikro

Metode bermain peran makro dan mikro memiliki definisi yang berbeda

sehingga terdapat perbedaan antara metode bermain peran makro dan mikro.

Perbedaan tersebut terletak pada objek pemain dan peran anak. Dalam metode

Page 45: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

28

bermain peran mikro, anak menjadi sutradara/dalang dan benda-benda menjadi

pemainnya, seperti boneka tangan, boneka jari, wayang, tanpa skenario. Sedangkan

dalam metode bermain peran makro, anak menjadi pemain yang memerankan

karakter/tokoh yang diperankan, dan guru sebagai sutradaranya.

Metode bermain peran makro dan mikro sama-sama menempatkan anak

sebagai pemain, namun apabila tema atau jalan cerita pada metode bermain peran

mikro dapat bersifat umum, atau imajinatif, sedangkan pada metode bermain peran

makro jalan cerita mengandung konflik sosial yang terselesaikan di akhir cerita.

Menurut Feindan Smilansky dalam Gunarti, dkk (2010:10.21-10.22),

dalam metode bermain peran mikro anak menggunakan simbol, seperti kata-kata,

gerakan, dan mainan untuk mewakili dunia yang sesungguhnya. Dalam metode

bermain peran makro, anak mengembangkan permainan simbolik itu agar bisa

bekerja sama dengan anak/pemeran lainnya.

Menurut Gunarti, dkk (2010:10.18-10.19) perbedaan antara metode

bermain peran makro dan mikro dapat ditinjau dari beberapa sudut, yaitu sebagai

berikut:

1) Dari keluasan tema

Dalam metode bermain peran makro tema berkaitan dengan kehidupan

nyata, kehidupan sosial dan masalah yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari.

Sedangkan, tema pada metode bermain peran mikro bersifat luas, imajinatif,

berkaitan dengan kehidupan nyata maupun fiktif.

Page 46: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

29

2) Dari sudut kesinambungan jalan cerita

Metode bermain peran makro mengembangkan adanya jalinan cerita dan

kesinambungan peran antara semua tokoh yang terlibat. Selain itu, dalam

metode bermain peran makro ini terdapat masalah sosial yang harus dipecahkan

sehingga menuntut adanya kerja sama yang sinergis untuk menemukan solusi.

Sedangkan metode bermain peran mikro, anak menekankan pada

penampilan yang menunjukkan peran yang dibawakan dalam perilaku dan

pembicaraan, namun tidak menekankan pada ada atau tidaknya jalan cerita.

3) Dari sudut permasalahan yang ditampilkan

Dalam metode bermain peran makro terdapat masalah sosial yang harus

dipecahkan bersama. Sedangkan pada metode bermain peran mikro tidak ada

masalah sosial yang harus dipecahkan.

4) Dari sudut waktu

Dalam metode bermain peran makro, jalan cerita berlangsung cukup lama

sampai pada segmen selesainya suatu masalah. Sedangkan dalam metode

bermain peran mikro, jalan cerita berlangsung singkat, namun anak suka

berganti-ganti peran sehingga dari segi waktu, kegiatan anak dalam bermain

peran dapat berlangsung lama. Akan tetapi jalan cerita berlangsung singkat

dalam setiap segmen.

5) Dari sudut tingkat kesulitan

Metode bermain peran makro memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi.

Hal ini dikarenakan dalam metode bermain peran makro mempersyaratkan

adanya kerja sama yang sinergis.

Page 47: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

30

Metode bermain peran mikro lebih bersifat spontan, imajinatif, dan

singkat sehingga memiliki tingkat kesulitan yang rendah.

6) Dari sudut inisiatif

Metode bermain peran makro lebih mengutamakan inisiatif guru dalam

membuat cerita, merencanakan kegiatan langkah demi langkah, mengarahkan

peran, serta dialog para pemainnya.

Sedangkan metode bermain peran mikro lebih membuka ruang kepada

anak untuk membentuk jalan cerita sendiri sesuai dengan imajinasi dan

kreativitasnya.

Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa perbedaan metode

bermain peran makro dan mikro dapat terlihat pada alur cerita. Alur cerita pada

metode bermain peran makro telah ditentukan oleh guru dimana jalan cerita

mengandung konflik yang terselesaikan di akhir cerita. Sedangkan alur cerita

pada metode bermain peran mikro diciptakan oleh anak sendiri. Hal ini

menunjukkan dalam metode bermain peran mikro anak berperan sebagai

sutradara. Peran anak dalam metode bermain peran makro berbeda dengan

peran anak dalam metode bermain peran mikro. Dalam metode bermain peran

makro anak berperan sebagai tokoh dari cerita.

Dari perbedaan-perbedaan jenis metode bermain peran, dapat

disimpulkan, metode bermain peran makro dan mikro akan memberikan

pengaruh yang berbeda dalam meningkatkan keterampilan berbicara pada anak

usia 5-6 tahun.

Page 48: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

31

2.3.4 Fungsi Metode Bermain Peran

Bermain peran bukan kegiatan yang tidak bermanfaat. Bermain peran

memiliki banyak fungsi, sebagaimana disebutkan oleh Fledman dalam Gunarti, dkk

(2010:10.10) mengungkapkan:

“ In the dramatic play area children have an opportunity to role play real life

situations, release emotions, practice language, develop social skills, express

themselves creatively.”

Fledman berpendapat bahwa di dalam area drama anak memiliki

kesempatan untuk bermain peran dalam situasi kehidupan yang sebenarnya,

melepaskan emosi, mempraktikkan kemampuan berbahasa, membangun

keterampilan sosial dan mengekspresikan diri dengan kreatif.

Sejalan dengan pendapat Fledman, Gunarti, dkk (2010:10.11-10.12)

secara eksplisit bila ditinjau dari tujuan pendidikan, melalui metode bermain peran

diharapkan anak dapat: (1) mengeksplorasi perasaan-perasaan; (2) memperoleh

wawasan; (3) mengembangkan keterampilan dan sikap dalam memecahkan masalah

yang dihadapi; (4) mengembangkan kreativitas dengan membuat jalan cerita atas

inisiatif anak; (5) melatih daya tangkap; (6) melatih daya konsentrasi; (7) melatih

membuat kesimpulan; (8) membantu perkembangan kognitif; (9) membantu

perkembangan fantasi; (10) menciptakan suasana yang menyenangkan; (11)

mencapai kemampuan komunikasi secara spontan/berbicara lancar; (12)

membangun pemikiran yang analitis dan kritis; (13) membangun sikap positif

dalam diri anak; (14) menumbuhkan aspek afektif melalui penghayatan isi cerita;

(15) untuk membawa situasi yang sebenarnya ke dalam bentuk simulasi miniatur

Page 49: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

32

kehidupan; (16) untuk membuat variasi yang menarik dalam kegiatan

pengembangan.

Pendapat-pendapat mengenai fungsi metode bermain peran, dapat

disimpulkan bahwa bermain peran bukan kegiatan bermain yang sia-sia karena

bermain peran memiliki fungsi untuk membantu anak mempraktekkan peran dalam

kehidupan yang sebenarnya, melatih anak berbicara lancar, serta membantu

perkembangan kognitif anak melalui pengalaman bermain.

2.3.5 Kelebihan dan Kekurangan Metode Bermain Peran

Fungsi metode bermain peran yang berpengaruh positif terhadap

perkembangan anak menjadi nilai lebih dari metode bermain peran. Namun,

disamping kelebihannya, metode bermain peran juga memiliki kekurangan.

Sudjana (1989:79) dalam Kurnia (2011) mengemukakan keunggulan

metode bermain peran, yaitu:

1) Peran yang ditampilkan dengan menarik akan mendapatkan perhatian dari

anak, sehingga perhatian anak dapat terfokus pada pembelajaran.

2) Bermain peran ini dapat ditampilkan dalam kelompok besar maupun kelompok

kecil. Hal ini sesuai dengan jenis metode bermain peran yang terdiri dari

metode bermain peran makro dan mikro.

3) Dapat membantu anak dalam memahami pengalaman orang lain yang

melakukan peran. Melalui bermain peran, anak dapat memahami mengenai

tokoh yang dimainkan.

4) Dapat membantu untuk menganalisis. Kemampuan anak dalam menganalisis

permasalahan dapat dilatih melalui metode bermain peran.

Page 50: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

33

5) Menumbuhkan kemampuan dan rasa kepercayaan diri anak dalam menghadapi

masalah.

Kelebihan dari metode bermain peran juga dikemukakan oleh Suparman

(2006:93) dalam Halida (2011), yaitu:

1) Bermain peran merupakan bentuk kreativitas setiap anak melalui daya

imajinasi dan fantasi, memungkinkan anak mengeksplorasi dunianya sendiri

sehingga akan terbangun kreativitas untuk mempergunakan pikiran dan logika.

2) Dengan bermain peran, anak melakukan eksperimen dan menemukan bahwa

merancang sesuatu yang baru akan menimbulkan kepuasan sehingga mereka

dapat mengalihkan minat kreatifnya ke situasi di luar dunia bermain.

Sedangkan kekurangan dalam metode bermain peran yang dikemukakan

Suparman (2006:93) Halida (2011) yaitu kecenderungan tidak bersungguh-

sungguh, serta memerlukan waktu yang cukup banyak.

Berdasarkan pendapat mengenai kelebihan metode bermain peran, dapat

dilihat bahwa metode bermain peran memiliki banyak kelebihan, sehingga dapat

ditarik kesimpulan bahwa bermain peran dapat menjadi metode pembelajaran di

taman kanak-kanak yang dapat mendukung perkembangan anak.

2.3.6 Fungsi Metode Bermain peran dalam pengembangan keterampilan

berbicara

Anak berlatih menggunakan bahasa ekspresif (berbicara) dan reseptif

(mendengarkan) melalui bermain peran. Menurut Gunarti dkk, (2008:10.11)

bermain peran bertujuan untuk memecahkan masalah melalui serangkaian tindakan

pemeranan. Sebagaimana yang telah disebutkan pada faktor-faktor yang

Page 51: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

34

mempengaruhi keterampilan berbicara bahwa di dalam area drama, anak-anak

memiliki kesempatan untuk bermain peran dalam situasi kehidupan yang

sebenarnya serta mempraktikkan kemampuan berbahasa.

Pelaksanaan metode bermain peran dalam pengembangan bahasa pada

anak usia dini menurut Dhieni (2007:7.33) dalam Halida (2011) bertujuan:

1) Melatih Daya Tangkap

Metode bermain peran dapat melatih anak untuk menangkap banyak hal

melalui interaksi yang terjadi dengan lawan main ketika permainan

berlangsung.

2) Melatih Anak Berbicara Lancar

Keterampilan berbicara anak dapat meningkat dengan metode bermain

peran. Hal ini disebabkan ketika anak bermain peran terjadi interaksi baik

interaksi dengan permainannya maupun interaksi yang terjadi dengan lawan

mainnya.

3) Melatih Daya Konsentrasi.

Jenis permainan drama merupakan jenis permainan yang membutuhkan

konsentrasi sehingga bermain drama dapat melatih daya konsentrasi anak.

4) Melatih Membuat Kesimpulan.

Cerita dari peran yang dimainkan anak dapat melatih anak menyimpulkan

banyak hal mengenai tokoh yang dimainkannya.

5) Membantu Perkembangan Intelegensi

Aspek kognitif dapat dikembangkan melalui bermain drama karena dalam

bermain drama dibutuhkan ide-ide yang kreatif.

Page 52: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

35

6) Membantu Perkembangan Fantasi

Daya khayal anak sangat dibutuhkan ketika bermain peran. Hal ini dapat

membantu perkembangan fantasi anak.

Uraian mengenai fungsi metode bermain peran dalam pengembangan

keterampilan berbicara menekankan bahwa metode bermain drama dapat

mengembangkan keterampilan berbicara. Metode bermain drama dapat menjadi

media untuk memberikan kesempatan pada anak mengekspresikan imajinasinya.

2.4 Anak Taman Kanak-kanak

2.4.1 Karakteristik Anak Taman Kanak-kanak

Anak Taman Kanak-kanak merupakan anak yang berusia 4 sampai 6 tahun

yang berada dalam proses perkembangan, baik perkembangan fisik, intelektual,

sosial, emosional, maupun bahasa. Perkembangan anak bersifat progresif,

sistematis, dan berkesinambungan. Setiap aspek perkembangan saling berkaitan

satu sama lain, terhambatnya satu aspek perkembangan tertentu akan

mempengaruhi aspek perkembangan yang lainnya.

Montessori dalam Syaodih (2005:8) berpendapat bahwa usia 3-6 tahun

merupakan periode sensitif atau masa peka pada anak, yaitu suatu periode dimana

suatu fungsi tertentu perlu dirangsang, diarahkan sehingga tidak terhambat

perkembangannya. Misalnya masa peka untuk berbicara pada periode ini tidak

terpenuhi maka anak akan mengalami kesukaran dalam berbahasa untuk periode

selanjutnya.

Page 53: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

36

Setiap anak memiliki karakteristik tersendiri dan perkembangan setiap

anak berbeda-beda baik dalam kualitas maupun tempo perkembangannya. Kartono

(1986:113) dalam Syaodih (2005:13-16) mengungkapkan ciri khas anak masa

kanak-kanak sebagai berikut:

a) Bersifat Egosentris Naif

Seorang anak yang egosentris naif memandang dunia luar dari

pandangannya sendiri, sesuai dengan pengetahuan dan pemahamannya

sendiri, dibatasi oleh perasaan dan pikirannya yang masih sempit.

b) Relasi Sosial yang Primitif

Relasi sosial yang primitif merupakan akibat dari sifat egosentris yang

naif. Ciri ini ditandai oleh kehidupan anak yang belum dapat memisahkan

antara keadaan dirinya dengan keadaan lingkungan sosial sekitarnya.

c) Kesatuan Jasmani dan Rohani yang Hampir tidak Terpisahkan

Dunia lahiriah dan batiniah anak belum dapat dipisahkan, anak belum

dapat membedakan keduanya. Isi lahiriah dan batiniah masih merupakan satu

kesatuan yang utuh. Penghayatan anak terhadap sesuatu dikeluarkan atau

diekspresikan secara bebas, spontan, dan jujur baik dalam mimik, tingkah

laku, maupun bahasanya.

d) Sikap Hidup yang Fisiognomis

Anak bersikap fisiognomis terhadap dunianya, artinya secara langsung

anak memberikan atribut/sifat lahiriah atau sifat konkrit, nyata terhadap apa

yang dihayatinya. Anak belum dapat membedakan benda hidup dan benda

Page 54: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

37

mati. Segala sesuatu dianggap memiliki jiwa sehingga anak pada usia ini

sering bercakap-cakap dengan binatang, boneka, dan sebagainya.

Berdasarkan uraian mengenai karakteristik anak taman kanak-kanak, dapat

disimpulkan bahwa setiap anak memiliki karakteristik dan pola perkembangan yang

berbeda-beda. Ciri khas pada anak usia kanak-kanak diantaranya anak bersifat

egosentris, kemampuan sosial yang masih rendah, serta belum dapat membedakan

benda hidup dan benda mati.

2.4.2 Perkembangan Anak Taman Kanak-kanak

2.4.2.1 Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Taman Kanak-kanak

Istilah pertumbuhan dan perkembangan mempunyai pengertian yang

berbeda. Menurut Syaodih (2005:20) pertumbuhan dapat diartikan sebagai

perubahan yang bersifat kuantitatif, sebagai akibat dari adanya pengaruh luar atau

lingkungan. Pertumbuhan mengandung arti adanya perubahan dalam ukuran dan

struktur tubuh sehingga lebih banyak menyangkut perubahan fisik.

Berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan adalah suatu perubahan

fungsional yang bersifat kualitatif, baik dari fungsi-fungsi fisik maupun mental

sebagai hasil keterkaitannya dengan pengaruh lingkungan.

Kedua paragraf mengenai definisi pertumbuhan dan perkembangan

menunjukkan perbedaan definisi pertumbuhan dan perkembangan, sehingga dapat

disimpulkan bahwa pertumbuhan merupakan perubahan yang bersifat kuantitatif,

sedangkan perkembangan merupakan perubahan yang bersifat kualitatif.

Page 55: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

38

2.4.2.2 Prinsip-prinsip Perkembangan Anak Taman Kanak-kanak

Dalam perkembangan individu dikenal prinsip-prinsip perkembangan.

Menurut Syaodih (2005:22-24) prinsip-prinsip perkembangan adalah sebagai

berikut:

a) Perkembangan berlangsung seumur hidup dan meliputi semua aspek.

Perkembangan bukan hanya berkenan dengan aspek-aspek tertentu tetapi

menyangkut semua aspek perkembangan.

b) Setiap individu memiliki irama dan kualitas perkembangan yang berbeda.

Seorang individu mungkin mempunyai kemampuan berpikir dan membina

hubungan sosial yang sangat tinggi, sedang dalam aspek perkembangan

lainnya cenderung kurang.

c) Perkembangan secara relatif beraturan, mengikuti pola-pola tertentu.

Perkembangan suatu segi didahului atau mendahului segi lainnya.

d) Perkembangan berlangsung secara berangsur-angsur sedikit demi sedikit.

e) Perkembangan berlangsung dari kemampuan yang bersifat umum menuju pada

yang lebih khusus, mengikuti proses diferensiasi dan integrasi.

f) Secara normal, perkembangan individu mengikuti seluruh fase, tetapi karena

faktor-faktor khusus, fase tertentu dapat dilewati secara cepat, sehingga

nampak seperti tidak melewati fase tersebut.

g) Sampai batas-batas tertentu, perkembangan sesuatu aspek dapat dipercepat atau

diperlambat.

Page 56: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

39

h) Perkembangan aspek-aspek tertentu berjalan sejajar atau berkorelasi dengan

aspek lainnya. Perkembangan kemampuan sosial sejajar dengan kemampuan

berbahasa.

Dari uraian mengenai prinsip-prinsip perkembangan anak taman kanak-

kanak, dapat disimpulkan bahwa prinsip-prinsip perkembangan diantaranya

perkembangan berlangsung seumur hidup dan meliputi semua aspek, perkembangan

berlangsung secara berangsur-angsur sedikit demi sedikit, dan setiap individu

memiliki irama dan kualitas perkembangan yang berbeda.

2.4.2.3 Aspek-aspek Perkembangan Anak Taman Kanak-kanak

Perkembangan berkenaan dengan keseluruhan kepribadian anak, karena

kepribadian membentuk satu kesatuan yang terintegrasi. Secara umum, dapat

dibedakan beberapa aspek utama kepribadian anak, yaitu aspek intelektual, fisik-

motorik, sosial, emosional, bahasa, moral dan keagamaan.

Menurut Syaodih (2005:24-26) aspek-aspek perkembangan adalah sebagai

berikut:

a) Perkembangan Aspek Fisik dan Motorik

Pada awal kehidupan anak, yaitu pada saat dalam kandungan dan tahun-

tahun pertama kehidupan, perkembangan aspek fisik motorik sangat menonjol.

Setelah dua tahun pertama, anak dapat duduk, merangkak, berdiri, bahkan

berjalan dan berlari.

b) Perkembangan Aspek Intelektual

Perkembangan aspek intelektual diawali dengan perkembangan

kemampuan mengamati, melihat hubungan dan memecahkan masalah

Page 57: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

40

sederhana. Kemudian berkembang ke arah pemahaman dan pemecahan

masalah yang lebih rumit.

c) Perkembangan Aspek Sosial

Perkembangan aspek sosial diawali pada masa kanak-kanak. Anak senang

bermain dengan teman sebayanya.

d) Perkembangan Aspek Bahasa

Aspek bahasa berkembang dimulai dengan peniruan bunyi dan suara,

berlanjut dengan meraban. Bahasa merupakan salah satu elemen yang

terpenting dalam perkembangan berpikir sebagai sarana yang utama untuk

mengekspresikan pikiran.

Anak adalah makhluk peniru (imitator) dengan mencontoh orang lain di

sepanjang kehidupannya. Hal ini disebabkan anak memiliki dorongan yang kuat

untuk meniru orang lain. Kemampuan imitasi anak menjadi modal penting dalam

perkembangan bahasanya.

Menurut Syaodih (2005:49) perkembangan berbicara anak usia 5-6 tahun

adalah anak sudah dapat mengucapkan kata dengan jelas dan lancar, dapat

menyusun kalimat yang terdiri dari enam sampai delapan kata, dapat menjelaskan

arti kata-kata yang sederhana, dapat menggunakan kata hubung, kata depan dan

kata sandang. Pada masa akhir usia taman kanak-kanak umumnya anak sudah

mampu berkata-kata sederhana serta dapat berbicara dengan lancar.

Pendapat yang lain dikemukakan oleh Jamaris dalam Susanto (2011:78-79)

bahwa karakteristik kemampuan bahasa anak usia 5-6 tahun adalah sebagai

berikut:

Page 58: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

41

1. Sudah dapat mengucapkan lebih dari 2.500 kosakata.

2. Lingkup kosakata yang dapat diucapkan anak menyangkut warna, ukuran,

bentuk, rasa, bau, keindahan, kecepatan, suhu, perbedaan, perbandingan,

jarak, dan permukaan (kasar-halus).

3. Anak usia 5-6 tahun sudah dapat melakukan peran sebagai pendengar

yang baik.

4. Dapat berpartisipasi dalam percakapan. Anak dapat mendengarkan orang

lain berbicara dan menanggapi pembicaraan.

5. Percakapan yang dilakukan anak 5-6 tahun menyangkut berbagai

komentarnya terhadap apa yang dilakukan oleh dirinya sendiri dan orang

lain, serta apa yang dilihatnya.

e) Perkembangan Aspek Emosional

Perkembangan emosi atau perasaan berjalan konstan, kecuali pada masa

remaja awal (13-14 tahun) dan remaja tengah (15-16 tahun).

f) Perkembangan Aspek Moral dan Keagamaan

Aspek moral dan keagamaan berkembang sejak anak masih kecil. Peranan

lingkungan terutama lingkungan keluarga sangat dominan bagi perkembangan

aspek ini. Pada mulanya anak melakukan perbuatan bermoral, atau keagamaan

karena meniru, kemudian menjadi perbuatan atas prakarsa sendiri.

Berdasarkan uraian mengenai aspek-aspek perkembangan anak taman

kanak-kanak, dapat disimpulkan bahwa aspek perkembangan yang utama meliputi

aspek intelektual, fisik-motorik, sosial, emosional, bahasa, moral dan keagamaan

yang dapat membentuk satu kesatuan yang disebut kepribadian. Dalam aspek

Page 59: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

42

perkembangan bahasa, anak usia 5-6 tahun memiliki kemampuan berpartisipasi

dalam percakapan dimana isi percakapan tersebut berupa komentarnya terhadap

apa yang dilihatnya.

2.4.2.4 Tugas-tugas Perkembangan Masa Kanak-kanak

Tugas perkembangan merupakan suatu tugas yang muncul dalam suatu

periode tertentu dalam kehidupan individu. Tugas tersebut harus dikuasai dan

diselesaikan oleh individu, karena tugas ini akan mempengaruhi pencapaian

perkembangan berikutnya.

Tugas perkembangan masa kanak-kanak menurut Triyon dan Lilienthal

(Hildebrand, 1986:45) dalam Syaodih (2005:27-28) adalah sebagai berikut:

a) Berkembang menjadi pribadi yang mandiri.

Anak belajar untuk berkembang menjadi pribadi yang bertanggung jawab

dan memenuhi kebutuhannya sendiri.

b) Belajar memberi, berbagi, dan memperoleh kasih sayang.

Anak belajar untuk dapat saling memberi dan berbagi. Anak juga belajar

memperoleh kasih sayang dari sesama dalam lingkungannya.

c) Belajar bergaul dengan anak lain.

Anak belajar mengembangkan kemampuannya untuk dapat bergaul, dan

berinteraksi dengan anak lain dalam lingkungan di luar lingkungan keluarga.

d) Mengembangkan pengendalian diri.

Pada masa ini anak belajar untuk bertingkah laku sesuai dengan tuntutan

lingkungannya.

e) Belajar bermacam-macam peran orang dalam masyarakat.

Page 60: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

43

Anak belajar bahwa dalam kehidupan bermasyarakat ada berbagai jenis

pekerjaan yang dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan.

f) Belajar untuk mengenal tubuh masing-masing.

Pada masa ini anak perlu mengetahui berbagai anggota tubuhnya, apa

fungsinya, dan bagaimana penggunaannya.

g) Belajar menguasai keterampilan motorik halus dan kasar.

Anak belajar mengkoordinasikan otot-otot yang ada pada tubuhnya baik

otot kasar maupun otot halus.

h) Belajar mengenal lingkungan fisik dan mengendalikan.

Pada masa ini diharapkan anak dapat mengenal benda-benda yang ada di

lingkungan.

i) Belajar menguasai kata-kata baru untuk memahami orang lain.

Anak belajar menguasai kata-kata baru baik yang berkaitan dengan benda-

benda di sekitarnya, maupun yang berinteraksi dengan lingkungannya.

j) Mengembangkan perasaan positif dalam berhubungan dengan lingkungan.

Pada masa ini anak belajar mengembangkan perasaan kasih sayang

terhadap segala sesuatu yang ada dalam lingkungannya.

Sejalan dengan pendapat Triyon dan Lilienthal (Hildebrand, 1986),

Havighurst (Monks, 2001) dalam Soetjiningsih (2012, 182) mengungkapkan

bahwa tugas-tugas perkembangan pada masa kanak-kanak awal yaitu: (a)

mencapai stabilitas fisiologis; (b) belajar berbicara/berbahasa; (c) belajar

mengatur dan mengurangi gerak-gerik tubuh yang tidak perlu; (d) belajar

mengenal perbedaan dan aturan-aturan jenis kelamin; (e) membentuk konsep-

Page 61: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

44

konsep sederhana mengenai realitas sosial dan realitas fisik; dan (f) belajar

tentang benar-salah.

Berdasarkan kedua pendapat mengenai tugas-tugas perkembangan, maka

dapat disimpulkan bahwa anak usia kanak-kanak memiliki tugas perkembangan

diantaranya belajar berbicara/berbahasa dengan menguasai kata-kata baru untuk

memahami orang lain, belajar bersosialisasi, serta belajar mengendalikan diri.

2.5 Hasil Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian terdahulu menyebutkan bahwa:

a. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Halida dalam Jurnal Cakrawala

Kependidikan . Vol. 9 , No. 1 (2011) mengenai metode bermain peran dalam

mengoptimalkan kemampuan berbicara anak usia dini menyebutkan bahwa

bermain peran makro merupakan metode yang tepat dalam menjembatani anak

untuk lebih leluasa dalam berbicara. Hal ini disebabkan dalam melakonkan tokoh

dari sebuah cerita, anak dituntut untuk melakukan percakapan dengan lawan

mainnya.

b. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Siska dalam Jurnal ISSN 1412-565X . No. 2

(2011) mengenai penerapan metode bermain peran (Role Playing) dalam

meningkatkan keterampilan sosial dan keterampilan berbicara anak usia dini

membuktikan bahwa penerapan metode bermain peran makro cukup berhasil

dilaksanakan karena bagi guru dan anak metode ini belum pernah digunakan dan

sangat menarik. Dalam bermain peran makro ini, anak dapat terlibat aktif untuk

Page 62: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

45

mengembangkan keterampilan sosial dan keterampilan berbicara anak melalui

tokoh yang dipilih untuk diperankan.

c. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Andresen dalam Journal Culture

Psychology. Vol. 11, No. 4 384-414 (2005) mengenai role play and language

development in the preschool years mengungkapkan bahwa bermain peran makro

sebagai bentuk tindakan pada ZPD, termasuk perkembangan bahasa dimana

bahasa memegang peranan penting sebagai sarana pembentukan daya khayal

anak.

d. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Bergen dalam Journal of Early Childhood

Research and Practice. Vol. 4, No. 1 (2002) mengenai the role of pretend play in

childrens cognitive development menunjukkan hubungan yang jelas antara

keterampilan sosial dan kompetensi bahasa dengan tingginya kualitas daya khayal

anak. Sehingga bermain peran makro dimana anak bermain dengan teman sebaya

dapat membantu perkembangan bahasa anak.

e. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Anderson, dkk dalam Journal of Family and

Human Development. Vol. 4, No. 10 (2010) mengenai The Importance of Play in

Early Childhood Development bahwa bermain peran makro dapat memperluas

daya imajinasi anak dimana anak menggunakan kosakata baru untuk

mengekspresikan cerita yang dimainkan. Anak dapat meningkatkan keterampilan

berbicara dengan meniru anak yang lain maupun orang dewasa sebagai modelnya.

f. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Li dalam Australasian Journal of Early

Childhood. Vol. 37, No. 1 (2012) mengenai how do immigrant parents support

preschooler’s bilingual heritage language development in a role-play context

Page 63: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

46

menunjukkan bahwa perkembangan bahasa anak dapat dikembangkan melalui

pendekatan bermain peran di rumah dimana daya khayal anak secara individual

dapat terlihat melalui bermain peran mikro.

g. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hanapiah dan Suwadi dalam Jurnal TEQIP.

No. 1 (2010) mengenai peningkatan keterampilan berbicara dengan teknik

bermain peran bagi siswa kelas V SDN 2 Ngali menunjukkan bahwa penggunaan

teknik bermain peran makro dapat meningkatkan keterampilan berbicara pada

siswa kelas V SDN 2 Ngali, Kecamatan Belo, Kabupaten Bima.

h. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hewes dalam Journal Of Early Childhood

Learning Knowledge Centre mengenai Let The Children Play: Nature’s Answer

to Early Learning mengungkapkan bahwa bermain peran makro dapat

meningkatkan kemampuan bahasa anak yaitu kemampuan anak dalam

berkomunikasi dengan temannya.

i. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Somantri dalam Tesis PENDAS (2010)

mengenai pengaruh pembelajaran dengan menggunakan metode bermain peran

(Role Playing) makro terhadap keterampilan sosial dan berbicara anak usia dini

mengungkapkan bahwa terdapat perbedaan signifikan dalam peningkatan

keterampilan berbicara anak pada kelas kontrol dan kelas ekeperimen. Hal ini

dikarenakan pembelajaran dengan menggunakan metode bermain peran sesuai

dengan dunia anak yang menekankan pada eksplorasi permainan dan eksplorasi

gerak tubuh serta bahasa anak.

j. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Shim dalam Disertasi (2007) mengenai Low-

Income Children’s Pretend Play: The Contributory Influences of Individual and

Page 64: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

47

Contextual Factors mengungkapkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

rendahnya kuantitas bermain peran adalah rendahnya keterlibatan teman sebaya,

kemampuan bahasa anak, serta media yang digunakan.

k. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Pane dalam UNIMED-Master-130074

(2013) mengenai pengaruh metode bermain peran dan konsep diri terhadap

keterampilan berbicara anak usia dini di kelompok bermain kota Medan

menunjukkan bahwa kemampuan berbicara anak yang mengikuti pembelajaran

bermain peran makro lebih tinggi daripada anak yang mengikuti pembelajaran

bermain peran mikro.

2.6 Kerangka Berpikir

Metode bermain peran merupakan jenis permainan yang dapat meningkatkan

aspek bahasa terutama keterampilan berbicara. Berdasarkan pengamatan yang

dilakukan pada tanggal 15 Desember 2012, pelaksanaan bermain peran di TK Negeri

Pembina Pekalongan belum maksimal. Hal ini terlihat dengan sudah tersedianya media

pembelajaran yang mendukung bermain peran seperti tempat tidur, meja, serta kursi,

namun intensitas pelaksanaan bermain peran masih rendah.

Bermain peran terdiri dari dua jenis yaitu bermain peran makro dan bermain peran

mikro. Kedua jenis bermain peran tersebut akan memiliki pengaruh yang berbeda

terhadap keterampilan berbicara anak usia taman kanak-kanak. Banyak ditemukan hasil

penelitian terdahulu yang menunjukkan bahwa metode bermain peran makro dapat

meningkatkan keterampilan berbicara, namun masih sedikit ditemukan hasil penelitian

Page 65: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

48

yang menunjukkan bahwa metode bermain peran mikro dapat meningkatkan

keterampilan berbicara.

Keterampilan berbicara anak dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan

indikator pada teori Hurlock (1978) mengenai tugas utama dalam belajar berbicara,

tingkat pencapaian perkembangan anak usia 5-≤6 tahun yang terdapat dalam Permen 58

tahun 2009 dan kurikulum berbasis kompetensi pendidikan anak usia dini (2002) serta

perkembangan bahasa anak yang diungkapkan oleh para ahli seperti Yus (2011), dan

Djiwandono (1996) dalam Halida (2011). Pada bermain peran makro terjadi interaksi

antara anak dengan lawan mainnya sehingga dapat mengembangkan semua indikator

keterampilan berbicara yang terdapat pada teori yang telah disebutkan di atas.

Bermain peran mikro hanya terjadi interaksi antara anak dengan mainannya yang

merupakan benda mati sehingga tidak terjadi komunikasi dua arah. Berdasarkan

pertimbangan tersebut bermain peran mikro hanya dapat mengembangkan indikator

berkomunikasi secara lisan, Panjang kalimat yang diucapkan anak terdiri dari 6-8 kata

perkalimat, isi pembicaraan berpusat pada diri sendiri (Egosentrik), serta melanjutkan

sebagian cerita/dongeng yang telah diperdengarkan.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai tingkat

keterampilan berbicara ditinjau dari metode bermain peran pada anak usia 5-6 tahun.

Dari berbagai uraian di atas, maka kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat

digambarkan sebagai berikut:

Kerangka berpikir “Tingkat Keterampilan Berbicara ditinjau dari Metode

Bermain Peran pada Anak Usia 5-6 tahun”.

Page 66: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

49

Keterampilan

Berbicara Anak

Usia 5-≤6

tahun.

Berkomunikasi secara lisan,

dan memiliki perbendaharaan

kata.

Berpusat pada orang lain

(Sosialisasi).

Mengajukan pertanyaan sesuai

dengan topik.

Berbicara lancar dengan

kalimat sederhana.

Melanjutkan sebagian cerita/dongeng yang telah

diperdengarkan

Metode

Bermain Peran

(Role Play)

Bermain Peran

Makro

Bermain Peran

Mikro

Berpusat pada diri sendiri

(Egosentrik).

Berkomunikasi secara lisan,

dan memiliki perbendaharaan

kata.

Melanjutkan sebagian

cerita/dongeng yang telah

diperdengarkan

Keterampilan

Berbicara Anak

Usia 5-≤6

tahun.

Menyusun kalimat sederhana

dalam struktur lengkap (pokok kalimat-predikat-keterangan).

Mengekspresikan diri melalui

dramatisasi.

Panjang kalimat terdiri dari 6-8 kata perkalimat.

Panjang kalimat terdiri dari 6-8

kata perkalimat.

Page 67: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

50

2.7 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana

rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan (Sugiyono,

2009:96). Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2010:110) hipotesis merupakan jawaban

yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang

terkumpul.

Berdasarkan landasan teori di atas, maka dapat dibuat rumusan hipotesis komparatif,

yaitu:

1) Ho: Tidak ada perbedaan tingkat keterampilan berbicara antara kelompok anak yang

diberi perlakuan dengan metode bermain peran makro dan kelompok anak yang diberi

perlakuan dengan metode bermain peran mikro.

2) Ha: Terdapat perbedaan tingkat keterampilan berbicara antara kelompok anak yang diberi

perlakuan dengan metode bermain peran makro dan kelompok anak yang diberi

perlakuan dengan metode bermain peran mikro.

Page 68: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

51

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian

(Arikunto, 2010:161). Obyek penelitian yang dimaksud di sini adalah TK Negeri Pembina

Kecamatan Pekalongan Barat, dan TK Negeri Pembina Kecamatan Pekalongan Utara.

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel penelitian adalah:

3.1.1 Variabel Bebas (X)

Variabel bebas atau independent variabel adalah variabel yang menjadi sebab

timbulnya atau berubahnya variabel dependen (variabel terikat) atau variabel yang

mempengaruhi (Sugiyono, 2010:61). Adapun yang menjadi variabel bebas dalam

penelitian ini adalah metode bermain peran makro (X1) dan metode bermain peran

mikro (X2).

3.1.2 Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat atau dependent adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono 2010:61). Yang menjadi variabel terikat

dalam penelitian ini adalah keterampilan berbicara anak (Y).

3.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian

Definisi operasional variabel penelitian adalah batasan atau spesifikasi dari variabel-

variabel penelitian yang secara konkret berhubungan dengan realitas yang akan diukur dan

Page 69: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

52

merupakan manifestasi dari hal-hal yang akan diamati peneliti berdasarkan sifat yang

didefinisikan dan diamati sehingga terbuka untuk diuji kembali oleh orang atau peneliti lain.

Adapun batasan atau definisi operasional variabel yang diteliti adalah:

3.2.1 Keterampilan Berbicara Anak

Makna secara harafiah keterampilan adalah kecakapan untuk menyelesaikan

tugas. Berbicara merupakan kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi untuk

mengekspresikan serta menyampaikan pikiran dan perasaan (Tarigan dalam Suhartono,

2005:20). Keterampilan berbicara adalah kemampuan individu untuk mampu mengatasi

segala permasalahan dalam mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi untuk

mengekspresikan serta menyampaikan pikiran dan perasaan.

Unsur-unsur kebahasaan yang dapat menunjang keterampilan berbicara

diungkapkan oleh Djiwandono (1996) dalam Halida (2011) yaitu unsur kebahasaan,

unsur nonkebahasaan, dan unsur isi. Unsur kebahasaan meliputi: (1) Pengucapan lafal

yang jelas; (2) Penerapan intonasi yang wajar; (3) Pilihan kata; dan (4) Penerapan

struktur/susunan kalimat yang jelas.

Unsur nonkebahasaan meliputi: (1) Keberanian; (2) Kelancaran; dan (3)

Ekspresi/Gerak-gerik Tubuh. Unsur isi dalam pembicaraan merupakan bagian yang

lebih penting. Tanpa isi yang diidentifikasi secara jelas, pesan yang ingin disampaikan

melalui kegiatan berbicara tidak akan tersampaikan secara jelas pula, dalam aspek isi

dari berbicara terdiri dari kerincian dan kejelasan dalam menyampaikan isi dari

pembicaraan.

Page 70: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

53

3.2.2 Metode Bermain Peran

Metode bermain peran adalah permainan yang memerankan tokoh-tokoh atau

benda sekitar anak sehingga dapat mengembangkan daya khayal (imajinasi) dan

penghayatan terhadap bahan kegiatan yang dilaksanakan (Depdikbud, 1998 dalam

Winda Gunarti, dkk, 2008:10.10).

Metode Bermain peran dilihat dari jenisnya terdiri dari dua jenis yang berbeda.

Hal ini sejalan dengan pendapat oleh Erikson (1963) dalam Magfiroh (2011) bahwa

metode bermain peran terdiri dari:

3) Metode Bermain Peran Mikro

Anak memainkan peran melalui tokoh yang diwakili oleh benda-benda berukuran

kecil, contoh kandang dengan binatang-binatangan dan orang-orangan kecil.

4) Metode Bermain Peran Makro

Anak bermain menjadi tokoh menggunakan alat berukuran besar yang digunakan

anak untuk menciptakan dan memainkan peran-peran, contoh memakai baju dan

menggunakan kotak kardus yang dibuat menjadi mobil-mobilan.

Perbedaan konsep antara bermain peran makro dan mikro akan mengakibatkan

tingkat keterampilan berbicara yang berbeda pada anak.

3.3 Subjek Penelitian

3.3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2010:173), sedangkan

menurut Sugiyono (2010:117) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas

obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang

Page 71: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

54

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh siswa TK Negeri Pembina Kota Pekalongan. TK

Negeri Pembina merupakan TK inti yang menjadi TK percontohan di kota Pekalongan.

Dengan demikian ketersediaan media pembelajaran sudah mencukupi. Selain hal di

atas, TK Negeri Pembina terbuka dengan saran dari pihak luar sekolah dalam rangka

perbaikan pembelajaran.

TK Negeri Pembina Pekalongan terdiri dari TK Negeri Pembina Kecamatan

Pekalongan Barat yang berada di jalan Merapi No.2, Bendan, Pekalongan Serta TK

Negeri Pembina Kecamatan Pekalongan Utara yang berada di jalan Apollo 75 A,

Kandang Panjang, Pekalongan. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 240 siswa.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2010:174).

Sedangkan menurut Sugiyono (2010:118) sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Untuk itu sampel yang diambil dari

populasi harus betul-betul representatif.

Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas B1 TK Negeri Pembina

Kota Pekalongan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah Purposive Sampling. Purposive Sampling adalah teknik penentuan sampel

dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2010:124).

Penentuan sampel dalam penelitian ini berdasarkan pertimbangan usia dan

ketersediaan media. Dilihat dari segi usia, sampel dalam penelitian ini adalah anak yang

berusia 5-6 tahun, sedangkan dari segi ketersediaan media sampel dalam penelitian ini

adalah kelas yang memiliki media bermain drama yang mencukupi. Berdasarkan

Page 72: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

55

pertimbangan tersebut, maka diperoleh Kelas B1 TK Negeri Pembina Kecamatan

Pekalongan Barat dengan 30 peserta didik sebagai kelompok eksperimen yang diberi

perlakuan dengan penerapan metode bermain peran makro, dan kelas B1 TK Negeri

Pembina Kecamatan Pekalongan Utara dengan 30 peserta didik sebagai kelompok

kontrol yang diberi perlakuan dengan penerapan metode bermain peran mikro. Jumlah

responden sampel dalam penelitian ini adalah 60 anak.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian,

karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data (Sugiyono, 2010: 308). Teknik

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi.

Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan apabila penelitian berkenaan

dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan apabila responden tidak terlalu

besar. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode observasi terstruktur atau observasi

yang telah dirancang secara sistematis. Observasi ini dengan jalan mengadakan pengamatan

terhadap kegiatan yang sedang berlangsung serta dilakukan dengan menggunakan pedoman

observasi disusun dalam bentuk skala yang dibuat dalam panduan instrumen penelitian yang

telah teruji validitas dan reliabilitasnya (Sugiyono, 2010: 205).

Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk

menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut

apabila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif. Skala yang

digunakan dalam penelitian ini menggunakan Skala Likert dimana jawaban setiap item

instrumen memiliki gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Instrumen penelitian

Page 73: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

56

dibuat dalam bentuk cheklist. Jawaban dibuat skor tertinggi 4 untuk kategori “Selalu muncul”,

skor 3 “Sering muncul”, skor 2 “Jarang muncul”, dan skor terendah 1 untuk kategori “Tidak

Pernah muncul ”.

Instrumen penelitan untuk mengukur keterampilan berbicara anak disusun berdasarkan

indikator pada teori Hurlock (1978) mengenai tugas utama dalam belajar berbicara, tingkat

pencapaian perkembangan anak usia 5-≤6 tahun yang terdapat dalam Permen 58 tahun 2009

dan kurikulum berbasis kompetensi pendidikan anak usia dini (2002) serta perkembangan

bahasa anak yang diungkapkan oleh para ahli seperti Yus (2011), dan Djiwandono (1996)

dalam Halida (2011). Adapun kisi-kisi instrumen penelitian untuk mengukur keterampilan

berbicara anak usia 5-6 tahun dijelaskan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian untuk Mengukur Keterampilan Berbicara

Anak Usia 5-6 Tahun

No.

Variabel Aspek

Perkembangan yang

dinilai

Indikator Fav Unfav

1.

Keterampilan

berbicara

anak usia 5-6

tahun.

Aspek kebahasaan:

a) Pengucapan

b) Pengembangan

Kosakata

a) Menyebutkan nama, jenis

kelamin.

b) Mengucapkan suku kata.

c) Berkomunikasi secara

lisan, dan memiliki

perbendaharaan kata.

a) Menggunakan kata ganti.

b) Menggunakan kata sifat.

c) Menggunakan kata benda.

d) Menggunakan konsep

waktu.

e) Penggunaan kata

penghubung.

f) Penggunaan kata kerja

dasar yang tidak

membutuhkan objek.

1, 2

4

5, 6

8

10, 11,

12

15

17

19

22

3

7

9

13, 14

16, 18

20

21

Page 74: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

57

c) Pembentukan

Kalimat

d) Isi Bicara

Aspek Non-

kebahasaan:

a) Keberanian

b) Kelancaran

c) Ekspresi atau

gerak-gerik

tubuh

a) Panjang kalimat terdiri dari

6-8 kata perkalimat.

b) Menyusun kalimat

sederhana dalam struktur

lengkap (pokok kalimat-

predikat-keterangan).

c) Menyusun kalimat Tanya.

d) Melanjutkan sebagian

cerita/dongeng yang telah

diperdengarkan.

a) Berpusat pada diri sendiri

(Egosentrik).

b) Berpusat pada orang lain

(Sosialisasi).

a) Mengajukan pertanyaan

sesuai dengan topik.

b) Anak berani

mengungkapkan

keinginannya,

penolakannnya, maupun

pendapatnya

c) Keberanian untuk berpihak

terhadap gagasan yang

diyakini kebenarannya.

a) Berbicara lancar dengan

kalimat sederhana.

b) Memberikan informasi

tentang suatu hal.

a) Mengekspresikan diri

melalui dramatisasi.

b) Bercerita menggunakan

kalimat yang terdiri dari 3-

6 kata dengan ekspresi.

23

25

27, 28

30

31, 32

33

35

38

39

41, 42

44, 45

47

49

24

26

29

34

36

37

40

43

46

48

Page 75: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

58

3.5 Pelaksanaan Penelitian

3.5.1 Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian

Peneliti melakukan studi pendahuluan berupa studi teoritis, empiris dan observasi

lapangan sebelum penelitian. Studi teoritis dan empiris berupa proposal penelitian yang

merupakan dasar dari dilakukannya penelitian ini. Observasi lapangan dilakukan untuk

memperoleh gambaran situasi dan kondisi lokasi penelitian. Studi pendahuluan

bertujuan agar proses penelitian terlaksana dengan lancar dan sesuai dengan kaidah

ilmiah.

3.5.1.1 Persiapan Instrumen Penelitian

Pengembangan instrumen dilakukan dengan cara menentukan variabel

penelitian terlebih dahulu untuk kemudian dikembangkan menjadi aspek yang ingin

diketahui keadaannya. Instrumen keterampilan berbicara ini berasal dari teori

Hurlock (1978:) mengenai tugas utama dalam belajar berbicara, tingkat pencapaian

perkembangan anak usia 5-≤6 tahun yang terdapat dalam Permen 58 tahun 2009

dan kurikulum berbasis kompetensi pendidikan anak usia dini (2002) serta

perkembangan bahasa anak yang diungkapkan oleh para ahli seperti Yus (2011),

dan Djiwandono (1996).

Berdasarkan pedoman tersebut di atas, sudah terdapat indikator-indikator

yang kemudian harus disusun menjadi butir item dalam sebuah skala keterampilan

berbicara pada anak usia 5-6 tahun. Butir item tersebut berupa cerita bergambar

yang digunakan pada saat pretest dan posttest.

Setelah penyusunan instrumen keterampilan berbicara selesai, peneliti

Page 76: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

59

melakukan uji coba instrumen di TK Batik Buaran, Pekalongan dan TK Negeri

Cempaka, Pekalongan yang dilaksanakan pada bulan April 2013. Arikunto

(2006:168) mengungkapkan bahwa instrumen yang baik harus memenuhi dua

persyaratan penting yaitu valid dan reliabel.

3.5.1.1.1 Teknik Pengukuran Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau

kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu

mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang

diteliti secara tepat (Arikunto, 2010: 211).

Pengujian validitas instrument keterampilan berbicara ini dilakukan

dengan menggunakan bantuan program SPSS 18 teknik Corrected Item Total

Correlation, yaitu mengorelasikan antara skor item dengan total item, kemudian

melakukan koreksi terhadap nilai koefisien korelasi (Priyatno, 2009:167).

Adapun hasil uji validitas instrumen penelitian dengan menggunakan

teknik Corrected Item Total Correlation sebagai berikut:

Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Instrumen Keterampilan Berbicara

Variabel

Penelitian

Aspek Indikator

Nomor

Item

Item

Gugur

Item

Valid

Keterampilan

berbicara anak

usia 5-6 tahun.

Aspek Kebahasaan:

a) Pengucapan

a. Menyebutkan nama,

jenis kelamin.

1, 2, 3,

4

1, 2

3, 4

b. Mengucapkan suku kata. 5, 6 5 6

c. Berkomunikasi secara

lisan, dan memiliki

perbendaharaan kata.

7, 8, 9 7, 8,

9

b) Pengembangan

Kosakata.

a. Menggunakan kata

ganti.

10, 11, 10, 11

Page 77: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

60

12, 13 12, 13

b. Menggunakan kata sifat. 14, 15,

16

14, 16 15

c. Menggunakan kata

benda.

17, 18 17 18

d. Menggunakan konsep

waktu.

19, 20 19 20

e. Penggunaan kata

penghubung.

21, 22,

23

22 21,

23

f. Penggunaan kata kerja

dasar yang tidak

membutuhkan objek.

24, 25,

26

24, 26 25

c) Pembentukan

Kalimat.

a. Panjang kalimat terdiri

dari 6-8 kata

perkalimat.

27 27

b. Menyusun kalimat

sederhana dalam

struktur lengkap (pokok

kalimat-predikat-

keterangan).

28, 29 29 28

c. Menyusun kalimat

tanya.

30, 31,

32

32 30,

31

d. Melanjutkan sebagian

cerita/dongeng yang

telah diperdengarkan.

33, 34 33,

34

d) Isi Bicara a. Berpusat pada diri

sendiri (Egosentrik).

35, 36 35,

36

b. Berpusat pada orang lain

(Sosialisasi).

37, 38,

39

37 38,

39

Aspek Non-

kebahasaan:

a) Keberanian

a. Mengajukan pertanyaan

sesuai dengan topik.

40, 41

41

40

b. Anak berani

mengungkapkan

keinginannya,

penolakannnya, maupun

pendapatnya.

42, 43 43 42

c. Keberanian untuk

berpihak terhadap

gagasan yang diyakini

kebenarannya.

44, 45 45 44

Page 78: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

61

Jumlah item yang tidak valid = 21

Jumlah item yang valid = 33

Berdasarkan uji validitas yang dilakukan, maka diketahui ada dua puluh

satu item yang tidak valid, yaitu item nomor 1, 2, 5, 10, 12, 13, 14, 16, 17, 19,

22, 24, 26, 29, 32, 37, 41, 43, 45, 49, dan 51. Menurut Arikunto (2010: 221)

mengatakan bahwa peneliti bisa mengganti atau merevisi butir-butir yang tidak

valid. Berdasarkan hal tersebut peneliti menganalisis kembali item-item yang

tidak valid, untuk item nomor 5, 12, 14, 16, 17, 19, 26, 29, 41, 43, 45, 49, dan

51 diperbaiki sedangkan nomor 1, 2, 10, 13, 22, 24, 32, dan 34 dibuang.

Kemudian peneliti menambah 3 item pengamatan sehingga total item

pengamatan menjadi 49 item pengamatan.

3.5.1.1.2 Teknik Pengukuran Reliabilitas

Reliabilitas adalah suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk

digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik.

Reliabel artinya dapat dipercaya jadi dapat diandalkan (Arikunto, 2010:221).

Untuk uji reliabilitas instrumen menggunakan bantuan program SPSS 18

teknik Reliability analysis yaitu analisis yang digunakan untuk mengetahui

b) Kelancaran a. Berbicara lancar dengan

kalimat sederhana.

46, 47,

48

46,

47,

48

b. Memberikan informasi

tentang suatu hal.

49, 50 49 50

c) Ekspresi atau

gerak-gerik

tubuh

a. Mengekspresikan diri

melalui dramatisasi.

51, 52 51 52

b. Bercerita menggunakan

kalimat yang terdiri dari

3-6 kata dengan

ekspresi.

53, 54 53,

54

Page 79: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

62

konsistensi alat ukur yang menggunakan skala, kuesioner, atau angket

(Priyatno, 2009:167).

Adapun hasil uji reliabilitas instrumen penelitian dengan menggunakan

teknik Reliability analysis sebagai berikut:

Tabel 3.3 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Keterampilan Berbicara

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.929 54

Pada a = 5% dengan n = 30 diperoleh rtabel = 0.361, tabel di atas

menunjukkan bahwa Cronbach Alpha lebih dari rtabel, maka dapat disimpulkan

bahwa instrumen tersebut reliabel.

3.5.1.2 Penyusunan Metode Bermain Peran sebagai Perlakuan dalam

Eksperimen

Penelitian ini menggunakan metode bermain peran makro sebagai perlakuan

yang diberikan kepada kelompok eksperimen, dan metode bermain peran mikro

sebagai perlakuan yang diberikan kepada kelompok kontrol.

Validitas adalah suatu ukuran yang digunakan untuk mendapatkan data

(mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk

mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2010:173). Pengujian validitas

instrumen metode bermain peran ini menggunakan pengujian validitas konstrak.

Untuk menguji validitas konstrak, dalam penelitian ini digunakan pendapat ahli

Page 80: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

63

(Professional judgment). Dalam hal ini setelah instrumen dikonstruksi tentang aspek-

aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya

dikonsultasikan dengan ahli (Sugiyono, 2010: 177).

Dalam penelitian ini, terdapat professional judgment untuk menyatakan bahwa

bermain peran yang digunakan adalah sesuai untuk meningkatkan keterampilan

berbicara pada anak usia 5-6 tahun. Professional judgment dalam penelitian ini

adalah Wulan Adiarti, M.Pd selaku dosen Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia

Dini di Universitas Negeri Semarang yang menguasai mengenai model pembelajaran

sentra, serta guru dari sekolah eksperimen.

Menurut professional judgment, bermain peran yang bisa digunakan dalam

meningkatkan keterampilan berbicara untuk anak usia 5-6 tahun adalah bermain

peran dengan judul permainan: Rumahku Banjir, Restoran, Pergi ke dokter,

Pemadam Kebakaran, Bawang merah Bawang putih, “Si Unyil” (Bekerja sama

yuk!), Pesta Ulang Tahun, dan Bermain Bersama untuk bermain makro. Sedangkan

untuk bermain peran mikro, permainan yang bisa digunakan dalam meningkatkan

keterampilan berbicara untuk anak usia 5-6 tahun adalah bermain peran dengan judul

permainan: Mengasuh Bayi, Fun Cooking, Kedai Es Krim, Aktivitasku, Barbie,

Pesawatku, Bermain perang-perangan, serta Robot.

Adanya media yang lengkap yang terdapat di area drama pada kelompok

eksperimen maupun kelompok kontrol, sehingga bisa dikatakan bahwa bermain

peran ini bisa diterapkan di sekolah tersebut.

Page 81: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

64

3.5.2 Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilakukan dalam waktu satu bulan. TK Negeri Pembina Kecamatan

Pekalongan Utara melakukan pretest pada tanggal 13 Mei 2013 dan 14 Mei 2013, dan

posttest dilakukan pada tanggal 23 Mei 2013 dan 24 Mei 2013. Sedangkan TK Negeri

Pembina Kecamatan Pekalongan Barat melakukan pretest pada tanggal 27 Mei 2013,

dan posttest pada tanggal 11 Juni 2013.

Penelitian dilaksanakan dengan langkah-langkah penelitian sebagai berikut:

a. Peneliti melakukan pendataan nama anak kelas B1 di TK Negeri

Pembina Kecamatan Pekalongan Barat dan nama anak kelas B1 di TK Negeri

Pembina Kecamatan Pekalongan Utara.

b. Peneliti melakukan pre-test keterampilan berbicara anak kelas B1 di TK Negeri

Pembina Kecamatan Pekalongan Utara.

c. Peneliti melakukan proses kegiatan eksperimen dengan metode bermain peran mikro

pada anak kelas B1 di TK Negeri Pembina Kecamatan Pekalongan Utara.

d. Peneliti melakukan post-test pada anak kelas B1 di TK Negeri Pembina Kecamatan

Pekalongan Utara dan mencatat keterampilan berbicara anak dengan melakukan

skoring.

e. Peneliti melakukan pre-test keterampilan berbicara anak kelas B1 di TK Negeri

Pembina Kecamatan Pekalongan Barat.

f. Peneliti melakukan proses kegiatan eksperimen dengan metode bermain peran makro

pada anak kelas B1 di TK Negeri Pembina Kecamatan Pekalongan Barat.

g. Peneliti melakukan post-test pada anak kelas B1 di TK Negeri Pembina Kecamatan

Pekalongan Barat dan mencatat keterampilan berbicara anak dengan melakukan

Page 82: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

65

skoring.

h. Menghitung perbedaan antara hasil pretest dan posttest untuk masing-masing

kelompok, dan perbedaan hasil posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

i. Membandingkan perbedaan-perbedaan tersebut, untuk menentukan apakah penerapan

perlakuan X+ itu berkaitan dengan perubahan yang lebih besar pada kelompok

eksperimen.

j. Melakukan analisis hipotesis dengan menggunakan Uji-t untuk menentukan apakah

perbedaan dalam hasil tes itu signifikan.

3.6 Metode Analisis Data

Metode analisis data adalah suatu metode yang digunakan untuk mengolah hasil

penelitian guna memperoleh suatu kesimpulan. Dalam penelitian ini metode analisis data

yang digunakan adalah sebagai berikut :

3.6.1 Uji Asumsi

3.6.1.1 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menentukan apakah kedua kelompok berdistribusi

normal atau tidak. Teknik yang digunakan untuk menguji kenormalan adalah analisis

One Sample Kolmogrov-Smirnov Test dengan menggunakan bantuan SPSS 18.

3.6.1.2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk memperoleh asumsi bahwa sampel penelitian

berawal dari kondisi yang sama atau homogen, yang selanjutnya untuk menentukan

statistik t yang akan digunakan dalam pengujian hipotesis. Uji homogenitas dilakukan

Page 83: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

66

dengan menyelidiki apakah kedua sampel mempunyai varians yang sama atau tidak.

Hipotesis yang digunakan dalam uji homogenitas adalah sebagai berikut:

Ho = varian kedua kelompok sama (homogen)

Ha = varian kedua kelompok tidak sama (tidak homogen)

Pengujian kesamaan dua varians digunakan rumus sebagai berikut:

k

bhitung

V

VF

Keterangan:

Vb = varians yang terbesar.

Vk = varians yang terkecil.

(Sudjana, 2005:250)

Untuk menguji apakah kedua varians tersebut sama atau tidak maka Fhitung

dikonsultasikan dengan Ftabel dengan α= 5% dengan dk pembilang = banyaknya data

terbesar dikurangi satu dan dk penyebut = banyaknya data yang terkecil dikurangi satu.

Jika Fhitung < Ftabel maka Ho diterima. Yang berarti kedua kelompok tersebut mempunyai

varians yang sama atau dikatakan homogen.

3.6.2 Analisis Data Deskriptif

Data yang diteliti dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan

membandingkan keterampilan berbicara anak sebelum diberikan perlakuan dengan

keterampilan berbicara sesudah diberikan perlakuan. Analisis deskriptif adalah statistik

yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau

menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud

Page 84: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

67

membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2010:207-

208). Analisis data deskriptif dalam penelitian ini menggunakan analisis Descriptive

Statistics dengan bantuan program SPSS 18.

3.6.3 Uji Hipotesis

Uji hipotesis yang digunakan untuk menganalisis penelitian ini yaitu

menggunakan t-test atau uji t dengan bantuan program SPSS 18. Hipotesis dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ho : µ1 = µ2 artinya tidak ada perbedaan tingkat keterampilan berbicara antara

kelompok anak yang diberi perlakuan dengan metode bermain peran makro dan

kelompok anak yang diberi perlakuan dengan metode bermain peran mikro.

Ha : µ1 ≠ µ2 artinya ada perbedaan tingkat keterampilan berbicara antara kelompok

anak yang diberi perlakuan dengan metode bermain peran makro dan kelompok anak

yang diberi perlakuan dengan metode bermain peran mikro. Dalam hal ini, tingkat

keterampilan berbicara kelompok anak yang diberi perlakuan dengan metode bermain

peran makro lebih tinggi dibandingkan kelompok anak yang diberi perlakuan dengan

metode bermain peran mikro.

Page 85: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

68

BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Taman Kanak-kanak yang homogen yaitu TK Negeri

Pembina Kecamatan Pekalongan Barat dan TK Negeri Pembina Kecamatan Pekalongan

Utara Kota Pekalongan. Eksperimen dilakukan di kelas B1 dengan usia anak 5-6 tahun dan

masing-masing sekolah berjumlah 30 anak.

Perlakuan yang diberikan pada kedua kelompok tersebut berbeda. Kelompok B1 TK

Negeri Pembina Kecamatan Pekalongan Barat diberikan perlakuan berupa penerapan

metode bermain peran makro, sedangkan Kelompok B1 TK Negeri Pembina Kecamatan

Pekalongan Utara diberikan perlakuan berupa penerapan metode bermain peran mikro.

TK Negeri Pembina Kecamatan Pekalongan Barat berada di Jalan Merapi No.2,

Bendan, Kecamatan Pekalongan Barat, Kota Pekalongan. TK Negeri Pembina Kecamatan

Pekalongan Barat memiliki visi membentuk peserta didik menjadi anak yang beriman

kepada Tuhan Yang Maha Esa; berkepribadian mulia, mandiri, kreatif, serta sehat jasmani

dan rohani; serta memiliki misi sebagai berikut: (1) menanamkan nilai-nilai agama dan

moral Pancasila dalam kehidupan sehari-hari melalui keteladanan dan pembiasaan agar

terbentuk pribadi yang beriman, bertaqwa, dan berkepribadian mulia; (2) memberikan tugas-

tugas yang mengarah pada terbentuknya pribadi yang mandiri; (3) memberi dasar

pengetahuan agar anak bisa merespon terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi; (4) mempersiapkan anak agar dapat berkomunikasi dan berinteraksi dengan

teman-teman sebaya dan lingkungan; dan (5) menumbuh kembangkan kreatifitas anak

Page 86: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

69

dalam seni, budaya, dan olahraga melalui pembelajaran dan bimbingan secara efektif dan

optimal.

TK Negeri Pembina Kecamatan Pekalongan Utara berada di Jalan Apolo, Kandang

Panjang, Kecamatan Pekalongan Utara, Kota Pekalongan. TK Negeri Pembina Kecamatan

Pekalongan Utara memiliki visi terciptanya peserta didik yang beriman dan bertaqwa

kepada Allah SWT, cerdas, kreatif, mandiri, serta sehat jasmani dan rohani; serta memiliki

misi sebagai berikut: (1) menanamkan nilai-nilai agama dan moral Pancasila sehingga

tercapainya pribadi peserta didik yang beriman dan bertaqwa; (2) memberikan pendidikan

keterampilan agar peserta didik memiliki prestasi dalam bidang seni maupun olahraga; (3)

memberikan tugas-tugas yang mengarah terciptanya pribadi peserta didik yang mandiri; dan

(4) memberikan dasar-dasar pengetahuan agar peserta didik bertambah kembang sesuai

dengan tahapan perkembangan.

TK negeri Pembina Kota Pekalongan merupakan TK inti sebagai TK percontohan di

kota Pekalongan, dengan demikian ketersediaan media pembelajaran sudah mencukupi

terutama pada area bermain drama, namun penerapan metode bermain drama kurang

maksimal. Hal ini disebabkan TK Negeri Pembina Kota Pekalongan menggunakan model

pembelajaran area.

Ditinjau dari segi keterampilan berbicara, anak TK Negeri Pembina memiliki

keterampilan berbicara yang masih kurang. Hal ini dapat dilihat pada laporan perkembangan

anak yang menunjukkan bahwa masih terdapat indikator-indikator pada aspek bahasa

terutama pada lingkup perkembangan mengungkapkan bahasa yang belum tercapai dengan

baik.

Page 87: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

70

4.2 Deskripsi Data Penelitian

Penelitian mengenai tingkat keterampilan berbicara ditinjau dari metode bermain peran

memiliki data sebagai berikut:

Tabel 4.1 Data Hasil Pretest

Subyek Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

Nilai % Kategori Nilai % Kategori

1 103 70% Sedang 111 76% Sedang

2 105 71% Sedang 96 65% Sedang

3 100 68% Sedang 98 67% Sedang

4 98 67% Sedang 93 63% Sedang

5 96 65% Sedang 80 54% Rendah

6 116 79% Tinggi 108 73% Sedang

7 124 84% Tinggi 94 64% Sedang

8 124 84% Tinggi 106 72% Sedang

9 97 66% Sedang 116 79% Tinggi

10 98 67% Sedang 92 63% Sedang

11 106 72% Sedang 118 80% Tinggi

12 94 64% Sedang 130 88% Tinggi

13 109 74% Sedang 121 82% Tinggi

14 104 71% Sedang 128 87% Tinggi

15 110 75% Sedang 135 92% Tinggi

16 98 67% Sedang 135 92% Tinggi

17 105 71% Sedang 130 88% Tinggi

18 137 93% Tinggi 134 91% Tinggi

19 120 82% Tinggi 102 69% Sedang

20 109 74% Sedang 105 71% Sedang

21 110 75% Sedang 133 90% Tinggi

22 114 78% Tinggi 104 71% Sedang

23 98 67% Sedang 126 86% Tinggi

Page 88: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

71

24 111 76% Sedang 60 41% Rendah

25 108 73% Sedang 127 86% Tinggi

26 112 76% Sedang 109 74% Sedang

27 123 84% Tinggi 111 76% Sedang

28 91 62% Sedang 116 79% Tinggi

29 120 82% Tinggi 121 82% Tinggi

30 120 82% Tinggi 111 76% Sedang

Rata-rata 108,67 74%

Sedang 111,57 76%

Sedang

Berdasarkan tabel data hasil Pretest dapat diketahui bahwa anak pada kelompok yang

diberi perlakuan dengan metode bermain peran makro memiliki rata-rata tingkat

keterampilan berbicara kategori sedang dengan jumlah 74%, dengan rincian tidak terdapat

anak yang memiliki tingkat keterampilan berbicara rendah, memiliki tingkat keterampilan

berbicara sedang berjumlah 21 anak, dan memiliki tingkat keterampilan berbicara tinggi

berjumlah 9 anak.

Berbeda dengan hasil Pretest pada kelompok yang diberi perlakuan dengan metode

bermain peran makro, hasil Pretest pada kelompok yang diberi perlakuan dengan metode

bermain peran mikro memiliki rata-rata tingkat keterampilan berbicara kategori sedang

dengan jumlah 76% dengan rincian anak yang memiliki tingkat keterampilan berbicara

rendah berjumlah 2 anak, memiliki tingkat keterampilan berbicara sedang berjumlah 14 anak,

dan memiliki tingkat keterampilan berbicara tinggi berjumlah 14 anak.

Page 89: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

72

Tabel 4.2 Data Hasil Posttest

Subyek Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

Nilai % Kategori Nilai % Kategori

1 153 100% Tinggi 141 96% Tinggi

2 161 100% Tinggi 140 95% Tinggi

3 151 100% Tinggi 147 100% Tinggi

4 144 98% Tinggi 126 86% Tinggi

5 146 99% Tinggi 112 76% Sedang

6 160 100% Tinggi 153 100% Tinggi

7 136 93% Tinggi 127 86% Tinggi

8 133 90% Tinggi 144 98% Tinggi

9 143 97% Tinggi 127 86% Tinggi

10 133 90% Tinggi 158 100% Tinggi

11 146 99% Tinggi 134 91% Tinggi

12 142 97% Tinggi 131 89% Tinggi

13 143 97% Tinggi 129 88% Tinggi

14 141 96% Tinggi 135 92% Tinggi

15 153 100% Tinggi 139 95% Tinggi

16 151 100% Tinggi 138 94% Tinggi

17 147 100% Tinggi 137 93% Tinggi

18 149 100% Tinggi 135 92% Tinggi

19 142 97% Tinggi 156 100% Tinggi

20 153 100% Tinggi 138 94% Tinggi

21 152 100% Tinggi 149 100% Tinggi

22 162 100% Tinggi 145 99% Tinggi

23 150 100% Tinggi 138 94% Tinggi

24 167 100% Tinggi 95 65% Sedang

25 161 100% Tinggi 140 95% Tinggi

26 151 100% Tinggi 130 88% Tinggi

27 152 100% Tinggi 141 96% Tinggi

Page 90: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

73

28 155 100% Tinggi 146 99% Tinggi

29 157 100% Tinggi 149 100% Tinggi

30 153 100% Tinggi 151 100% Tinggi

Rata-rata 149,57 100% Tinggi 137,70 94% Tinggi

Berdasarkan tabel data hasil Posttest dapat diketahui bahwa anak pada kelompok yang

diberi perlakuan dengan metode bermain peran makro memiliki rata-rata tingkat

keterampilan berbicara kategori tinggi dengan jumlah 100%, dengan rincian 30 anak

memiliki tingkat keterampilan berbicara tinggi.

Berbeda dengan hasil Posttest pada kelompok yang diberi perlakuan dengan metode

bermain peran makro, hasil Posttest pada kelompok yang diberi perlakuan dengan metode

bermain peran mikro memiliki rata-rata tingkat keterampilan berbicara kategori tinggi

dengan jumlah 94% dengan rincian tidak terdapat anak yang memiliki tingkat keterampilan

berbicara rendah, memiliki tingkat keterampilan berbicara sedang berjumlah 2 anak, dan

memiliki tingkat keterampilan berbicara tinggi berjumlah 28 anak.

Berdasarkan uraian mengenai hasil Posttest dapat diketahui bahwa anak pada kelompok

yang diberi perlakuan dengan metode bermain peran makro memiliki rata-rata tingkat

keterampilan berbicara lebih tinggi daripada anak pada kelompok yang diberi perlakuan

dengan metode bermain peran mikro.

4.3 Analisis Data

Berdasarkan penelitian yang dilakukan kemudian hasilnya dihitung atau diolah dengan

cara memasukkan data ke dalam rumus yang terdapat dalam analisis data. Selain itu, olah data

yang dilakukan menggunakan bantuan program SPSS 18.

Page 91: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

74

4.3.1 Uji Asumsi

Untuk mengetahui kemampuan awal siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol,

maka pada masing-masing kelas diberikan pretest.

4.3.1.1 Uji Normalitas Data

Uji normalitas dilakukan untuk menentukan apakah kedua kelompok

berdistribusi normal atau tidak. Peneliti menggunakan uji normalitas dengan

bantuan program SPSS 18 dengan analisis One Sample Kolmogrov-Smirnov Test.

Hasil penghitungan uji normalitas data keterampilan berbicara ditunjukkan

pada tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3 Uji Normalitas Data

Pada Tabel 4.3 tersebut terlihat bahwa nilai Sig.(2-tailed) menunjukkan

0,901 pada kelas eksperimen dan 0,955 pada kelas kontrol. Nilai tersebut lebih

besar dari taraf signifikansi 0,05. Dengan taraf signifikansi 0,05 berarti nilai

probabilitas signifikansi kedua kelas tersebut lebih besar dari 0,05. Dengan

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

kelompok eksperimen

kelompok kontrol

N 30 30

Normal Parametersa Mean 108.67 111.67

Std. Deviation 10.842 17.691

Most Extreme Differences

Absolute .104 .094

Positive .104 .094

Negative -.085 -.091

Kolmogorov-Smirnov Z .570 .513

Asymp. Sig. (2-tailed) .901 .955

Page 92: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

75

demikian dapat dikatakan bahwa data keterampilan berbicara anak berdistribusi

normal.

4.3.1.2 Uji Homogenitas Data

Uji Homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelas

mempunyai varians yang sama atau tidak. Untuk menganalisis Homogenitas

dalam penelitian ini menggunakan rumus sebagai berikut:

k

bhitung

V

VF

Ho = varian kedua kelompok sama (Homogen)

Ha = varian kedua kelompok tidak sama (tidak Homogen)

Tabel 4.4 Uji Homogenitas Data

Fhitung Ftabel Keputusan

2,6628 1,86 Fh ˃ Ftab

(2,6628 ˃ 1,86 )

Jadi Ha ditolak

Berdasarkan data hasil pretest pada kelompok kontrol dan eksperimen,

setelah data dimasukkan ke dalam rumus maka diperoleh nilai Fhitung = 2,6628

dengan taraf signifikansi = 0,05. Sedangkan nilai Ftabel sebesar 1,86. Karena Fhitung

lebih besar dari Ftabel artinya Ho ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

kedua kelompok tidak Homogen atau mempunyai varians yang berbeda.

Page 93: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

76

4.3.2 Analisis Data Deskriptif

Data yang diteliti dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan

membandingkan keterampilan berbicara anak sebelum diberikan perlakuan dengan

keterampilan berbicara sesudah diberikan perlakuan. Analisis deskriptif adalah

statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau

menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud

membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono,

2010:207-208).

Tabel 4.5 Hasil Persentase Pretest Keterampilan Berbicara

Kategori Kelompok

Kontrol

Kelompok

Eksperimen

Selalu Muncul 0% 0%

Sering Muncul 30% 13%

Jarang Muncul 63% 87%

Tidak Pernah Muncul 7% 0%

Page 94: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

77

Hasil pretest keterampilan berbicara pada tabel 4.5 dapat digambarkan dalam

grafik berikut ini:

Grafik 4.1. Hasil Pretest Keterampilan Berbicara

Berdasarkan grafik 4.1 di atas dapat diketahui bahwa hasil pretest keterampilan

berbicara kategori “Selalu Muncul” sebesar 0% pada kelompok kontrol dan 0% pada

kelompok eksperimen, “Sering Muncul” sebesar 30% pada kelompok kontrol dan 13%

pada kelompok eksperimen, “Jarang Muncul” sebesar 63% pada kelompok kontrol dan

87% pada kelompok eksperimen, “Tidak Pernah Muncul” sebesar 7% pada kelompok

kontrol dan 0% pada kelompok eksperimen.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil pretest keterampilan berbicara

pada kelompok kontrol lebih tinggi daripada kelompok eksperimen pada kategori “Sering

Muncul”. Sedangkan pada kategori “Jarang Muncul” dan “Tidak Pernah Muncul”, hasil

pretest kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol.

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

Selalu Muncul

Sering Muncul

Jarang Muncul

Tidak Pernah Muncul

0%

30%

63%

7% 0%

13%

87%

0%

Kontrol

Eksperimen

Page 95: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

78

Tabel 4.6 Hasil Persentase Posttest Keterampilan Berbicara

Hasil postest keterampilan berbicara pada tabel 4.6 dapat digambarkan dalam

grafik berikut ini:

Grafik 4.2. Hasil Posttest Keterampilan Berbicara

Berdasarkan grafik 4.2 di atas dapat diketahui bahwa hasil posttest keterampilan

berbicara kategori “Selalu Muncul” sebesar 0% pada kelompok kontrol dan 17% pada

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Selalu Muncul

Sering Muncul

Jarang Muncul

Tidak Pernah Muncul

0%

93%

7% 0%

17%

83%

0% 0%

Kontrol

Eksperimen

Kategori Kelompok

Kontrol

Kelompok

Eksperimen

Selalu Muncul 0% 17%

Sering Muncul 93% 83%

Jarang Muncul 7% 0%

Tidak Pernah Muncul 0% 0%

Page 96: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

79

kelompok eksperimen, “Sering Muncul” sebesar 93% pada kelompok kontrol dan 83%

pada kelompok eksperimen, “Jarang Muncul” sebesar 7% pada kelompok kontrol dan 0%

pada kelompok eksperimen, “Tidak Pernah Muncul” sebesar 0% pada kelompok kontrol

dan 0% pada kelompok eksperimen.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil posttest keterampilan berbicara

pada kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol. Hal ini

dikarenakan pada kategori “Selalu Muncul” kelompok eksperimen memiliki jumlah

prosentase yang lebih tinggi yaitu sebesar 17%.

Untuk membandingkan hasil pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen,

serta hasil posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat dari skor

terendah, skor tertinggi, nilai mean, serta standar deviasi pada masing-masing kelompok

yang dibandingkan dengan skor hipotesis. Untuk menguji nilai skor terendah, skor

tertinggi, nilai mean, serta standar deviasi, peneliti menggunakan bantuan program SPSS

18 dengan analisis deskriptif.

Tabel 4.7 Hasil Pretest Keterampilan Berbicara

Skor Empirik

Kelompok Eksperimen

Skor Empirik

Kelompok Kontrol

Skor

Hipotesis

N

Minimum

Maksimum

Mean

Std. Deviation

30

91

137

108.67

10.842

30

60

135

111.67

17.691

30

49

196

196.00

.000

Berdasarkan tabel 4.7, dapat diketahui bahwa dapat diketahui bahwa hasil pretest

keterampilan berbicara kelompok eksperimen memiliki skor minimum 91; skor

Page 97: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

80

maksimum 137; nilai rata-rata 108,67; dan standar deviasi 10,842 sebagai skor empirik.

Hasil pretest keterampilan berbicara kelompok kontrol memiliki skor minimum 60; skor

maksimum 135; nilai rata-rata 111,67; dan standar deviasi 17,691 sebagai skor empirik,

sedangkan pada skor hipotesis memiliki skor minimum 49; skor maksimum 196; nilai

rata-rata 196; serta standar deviasi 0,0.

Berdasarkan uraian mengenai hasil pretest keterampilan berbicara, dapat

diketahui terdapat perbedaan hasil pretest keterampilan berbicara antara kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen dimana kelompok eksperimen memiliki skor minimum

dan skor maksimum yang lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Namun nilai rata-rata

dan standar deviasi pada kelompok kontrol lebih tinggi daripada kelompok eksperimen.

Tabel 4.8 Hasil Posttest Keterampilan Berbicara

Berdasarkan tabel 4.8, dapat diketahui bahwa hasil posttest keterampilan

berbicara kelompok eksperimen memiliki skor minimum 133; skor maksimum 167; nilai

rata-rata 149,57; dan standar deviasi 8,406 sebagai skor empirik. Hasil posttest

keterampilan berbicara kelompok kontrol memiliki skor minimum 95; skor maksimum

158; nilai rata-rata 137,7; dan standar deviasi 12,804 sebagai skor empirik, sedangkan

Skor Empirik

Kelompok Eksperimen

Skor Empirik

Kelompok Kontrol

Skor

Hipotesis

N

Minimum

Maksimum

Mean

Std. Deviation

30

133

167

149.57

8.406

30

95

158

137.70

12.804

30

49

196

196.00

.000

Page 98: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

81

pada skor hipotesis memiliki skor minimum 49; skor maksimum 196; nilai rata-rata 196;

serta standar deviasi 0,0.

Berdasarkan uraian mengenai hasil posttest keterampilan berbicara, dapat

diketahui terdapat perbedaan hasil posttest keterampilan berbicara antara kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen dimana kelompok eksperimen memiliki skor

minimum, skor maksimum, serta nilai rata-rata yang lebih tinggi daripada kelompok

kontrol. Namun standar deviasi pada kelompok kontrol lebih tinggi daripada kelompok

eksperimen.

4.3.3 Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan metode t-test untuk

melihat perbedaan pada masing-masing test dan untuk melihat seberapa besar tingkat

keterampilan berbicara anak ditinjau dari metode bermain peran pada anak usia 5-6

tahun.

Data dikatakan mengalami perbedaan yang signifikan jika sig < 0,05. Jika sig >

0,05 maka Ho diterima, Ha ditolak dan sebaliknya jika sig < 0,05 maka Ho ditolak,

Ha diterima. Nilai t pada tabel juga dapat melihat hasil perbedaan, jika –ttabel ≤ thitung ≤

t tabel, maka Ho diterima, jika –thitung >-ttabel atau thitung > ttabel maka Ho ditolak. Nilai

ttabel yang digunakan pada penelitian ini 2,002.

4.3.3.1. Perbedaan Dua Rata-rata Data Pretest

Untuk menguji nilai rata-rata data pretest dan mengetahui nilai signifikansi

kedua kelompok, peneliti menggunakan bantuan program SPSS 18 dengan

analisis Independent Samples T Test. Independent samples T Test digunakan

untuk menguji dua rata-rata pada dua kelompok data yang independen.

Page 99: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

82

Tabel 4.9 T test Data Pretest

Independent Samples Test

Levene's Test

for Equality

of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std.

Error Differenc

e

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Nilai tes

Equal variances assumed

5.102 .028 -.792 58 .432 -3.000 3.788 -10.583 4.583

Equal variances not assumed

-.792 48.089 .432 -3.000 3.788 -10.616 4.616

Ho : Tidak ada perbedaan rataan tingkat keterampilan berbicara antara kelompok anak

yang diberi perlakuan dengan metode bermain peran makro dan kelompok anak yang

diberi perlakuan dengan metode bermain peran mikro.

Ha : Ada perbedaan rataan tingkat keterampilan berbicara antara kelompok anak yang

diberi perlakuan dengan metode bermain peran makro dan kelompok anak yang

diberi perlakuan dengan metode bermain peran mikro.

Berdasarkan tabel 4.9, nilai thitung sebesar -0,792 dan nilai ttabel sebesar 2.00. Oleh

karena itu nilai thitung lebih kecil daripada nilai ttabel maka Ho diterima. Dengan kata

lain keterampilan berbicara anak pada kelompok eksperimen tidak lebih baik daripada

kelompok kontrol.

4.3.3.2. Perbedaan Dua Rata-rata Data Pretest

Berdasarkan hasil analisis data awal yang dilakukan pada kelas eksperimen dan

kelas kontrol berangkat dari kondisi awal yang sama yaitu berdistribusi normal, dan

mempunyai rata-rata sampel yang sama.

Page 100: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

83

Pemberian perlakuan pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen untuk

mengukur keterampilan berbicara dilakukan dengan cara yang berbeda. Kelompok

kontrol diberikan perlakuan berupa metode bermain peran mikro. Sedangkan dalam

kelompok eksperimen diberikan perlakuan berupa metode bermain peran makro.

Tabel 4.10 T test Data Posttest

Independent Samples Test

Levene's Test

for Equality of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t Df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence

Interval of the Difference

Lower Upper

Sko

r

Equal

variances

assumed

1.541 .219 4.243 58 .000 11.86667 2.79648 6.26890 17.46443

Equal

variances

not assumed

4.243 50.084 .000 11.86667 2.79648 6.25000 17.48333

Ho : Tidak ada perbedaan rataan tingkat keterampilan berbicara antara kelompok anak

yang diberi perlakuan dengan metode bermain peran makro dan kelompok anak yang

diberi perlakuan dengan metode bermain peran mikro.

Ha : Ada perbedaan rataan tingkat keterampilan berbicara antara kelompok anak yang

diberi perlakuan dengan metode bermain peran makro dan kelompok anak yang

diberi perlakuan dengan metode bermain peran mikro.

Terlihat bahwa rata-rata hasil keterampilan berbicara anak pada kedua kelompok

tersebut berbeda. Nilai thitung sebesar 4.243 > ttabel sebesar 2,002. Nilai sig (2-tailed) <

Page 101: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

84

0,05 yaitu 0,00 < 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa Ho ditolak. Hal ini berarti

Ada perbedaan rataan tingkat keterampilan berbicara antara kelompok anak yang

diberi perlakuan dengan metode bermain peran makro dan kelompok anak yang diberi

perlakuan dengan metode bermain peran mikro.

4.4 Pembahasan

Penelitian mengenai tingkat keterampilan berbicara ditinjau dari metode bermain

peran menunjukkan rata-rata hasil keterampilan berbicara anak pada kedua kelompok

tersebut berbeda. Nilai thitung sebesar 4.243 > ttabel sebesar 2,002. Nilai sig (2-tailed) < 0,05

yaitu 0,00 < 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa Ho ditolak. Hal ini berarti Ada

perbedaan rataan tingkat keterampilan berbicara antara kelompok anak yang diberi perlakuan

dengan metode bermain peran makro dan kelompok anak yang diberi perlakuan dengan

metode bermain peran mikro.

Tingkat keterampilan berbicara kelompok anak yang diberi perlakuan dengan metode

bermain peran makro lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok anak yang diberi

perlakuan dengan metode bermain peran mikro. Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil

posttest keterampilan berbicara kelompok eksperimen memiliki skor minimum 133; skor

maksimum 167; nilai rata-rata 149,57; dan standar deviasi 8,406; sedangkan hasil posttest

keterampilan berbicara kelompok kontrol memiliki skor minimum 95; skor maksimum 158;

nilai rata-rata 137,7; dan standar deviasi 12,804.

Eksperimen mengenai tingkat keterampilan berbcara ditinjau dari metode bermain

peran ini dilakukan pada anak yang berusia lima sampai enam tahun di Taman Kanak-kanak

Negeri Pembina Kota Pekalongan. Hal ini disesuaikan dengan perkembangan bahasa anak

Page 102: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

85

dimana menurut Syaodih (2005:48) anak adalah makhluk peniru (imitator) dengan

mencontoh orang lain di sepanjang kehidupannya. Hal ini disebabkan anak memiliki

dorongan yang kuat untuk meniru orang lain, sehingga kemampuan imitasi anak ini menjadi

modal penting dalam perkembangan bahasanya.

Pemberian perlakuan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara yang berbeda. Kelas

B1 TK Negeri Pembina Kecamatan Pekalongan Utara diberikan perlakuan berupa penerapan

metode bermain peran mikro, sedangkan kelas B1 TK Negeri Pembina Kecamatan

Pekalongan Barat diberikan perlakuan berupa penerapan metode bermain peran makro.

Metode bermain peran makro dan mikro merupakan dua jenis metode bermain peran

yang berbeda dalam pelaksanaannya. Metode bermain peran makro adalah bermain yang

sifatnya kerjasama lebih dari dua orang sehingga komunikasi yang terjadi merupakan

komunikasi dua arah dengan menggunakan alat-alat main berukuran sesungguhnya,

sedangkan dalam bermain peran mikro, anak menggunakan alat-alat main yang berukuran

kecil yang dilakukan oleh dua orang bahkan sendiri sehingga komunikasi yang terjadi adalah

komunikasi satu arah.

Menurut Gunarti, dkk (2010:10.18-10.19) perbedaan antara bermain peran makro dan

mikro dapat ditinjau dari beberapa sudut, diantaranya sudut alur cerita dimana bermain peran

makro memiliki alur cerita yang mengandung konflik yang harus dipecahkan sehingga

menuntut adanya kerja sama yang sinergis untuk menemukan solusi. Hal ini menyebabkan

bermain peran makro memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi daripada bermain peran

mikro.

Ditinjau dari sudut peran anak dalam bermain, anak berperan sebagai tokoh dari

cerita dengan alur cerita yang telah ditentukan oleh guru, sedangkan pada bermain peran

Page 103: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

86

mikro alur cerita diciptakan oleh anak sendiri sehingga dalam bermain peran mikro anak

berperan sebagai sutradara.

Dari perbedaan-perbedaan antara metode bermain peran makro dan mikro, dapat

disimpulkan tingkat keterampilan berbicara anak akan berbeda ditinjau dari metode bermain

peran yang dilakukan. Perbedaan tingkat keterampilan berbicara anak tersebut akan

diuraikan berdasarkan penjelasan mengenai bermain peran yang diberikan sebagai perlakuan.

Adapun bermain peran yang diberikan dalam penelitian ini yaitu bermain peran dengan judul

permainan: Rumahku Banjir, Restoran, Pergi ke dokter, Pemadam Kebakaran, Bawang

merah Bawang putih, “Si Unyil” (Bekerja sama yuk!), Pesta Ulang Tahun, dan Bermain

Bersama untuk bermain peran makro. Sedangkan untuk bermain peran mikro, permainan

yang bisa digunakan dalam meningkatkan keterampilan berbicara untuk anak usia 5-6 tahun

adalah bermain peran dengan judul permainan: Mengasuh Bayi, Fun Cooking, Kedai Es

Krim, Aktivitasku, Barbie, Pesawatku, Bermain perang-perangan, serta Robot.

Pada bermain peran makro dengan judul “Rumahku Banjir” keterampilan berbicara

anak dapat terlatih melalui komunikasi dengan teman mainnya dengan menggunakan bahasa

yang sesuai dengan peran yang dimainkan. Peran yang berbeda-beda dapat melatih daya

khayal anak. Dalam permainan ini terdapat permasalahan yaitu rumah yang banjir yang

membutuhkan adanya kerjasama dalam memecahkan masalah tersebut. Dengan adanya

kerjasama yang terjadi akan meningkatkan keterampilan berbicara pada anak serta

keterampilan sosial anak.

Bermain peran “Restoran” dapat menstimulus keterampilan berbicara anak karena

dalam permainan ini dibutuhkan adanya percakapan antar pemain. Misalnya: seorang

pelayan harus bertanya pada pembeli mengenai makanan yang akan dipesan. Begitu pula

Page 104: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

87

dengan pembeli membutuhkan adanya percakapan ketika akan membayar makanan yang

telah dipesannya.

Dalam bermain peran “Pergi ke dokter” membutuhkan banyak percakapan terutama

anak yang berperan sebagai dokter dimana anak harus memiliki kosakata yang cukup

mengenai kesehatan. Untuk bermain peran “Pemadam Kebakaran” sangat membutuhkan

adanya kerjasama yang akan menstimulus keterampilan berbicara anak serta kemampuan

pemecahan masalah pada anak. Hal ini dikarenakan, dalam permainan ini, anak dihadapkan

pada situasi yang berbahaya. Dalam keadaan tersebut, percakapan anak dengan ekspresi akan

terlihat.

Hal yang sama dengan bermain peran “Pemadam kebakaran”, ketika anak bermain

peran “Bawang merah dan Bawang putih”, anak dihadapkan pada permasalahan yang harus

dipecahkan. Melalui permainan tersebut, anak dapat membedakan perbuatan yang baik dan

yang tidak baik. Hal tersebut akan menstimulus anak dalam menggunakan kosakata yang

baik untuk diucapkan. Intonasi percakapan yang berbeda akan terlihat pada kedua peran yang

dimainkan.

Berbeda dengan bermain peran “Bawang merah dan Bawang putih”, bermain peran

“Si Unyil” (Bekerja sama yuk!) anak mengembangkan keterampilan berbicara melalui

kerjasama dalam membersihkan lingkungan. Dalam kerjasama tersebut, komunikasi dua arah

akan terjadi. Hal yang sama terjadi saat anak bermain peran “Pesta Ulang Tahun” dimana

anak bekerjasama dalam mempersiapkan pesta. Melalui permainan ini dapat melatih anak

untuk mengucapkan kata “terimakasih”. Sedangkan ketika anak bermain peran “Bermain

Bersama” dapat melatih anak untuk mengucapkan kata “maaf” dan kata yang menunjukkan

ekspresi memaafkan.

Page 105: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

88

Uraian mengenai bermain peran makro yang diberikan sebagai perlakuan

menjelaskan bagaimana bermain peran makro yang diberikan dalam penelitian ini dapat

meningkatkan keterampilan berbicara pada anak, yaitu meningkatkan kemampuan

komunikasi pada anak, meningkatkan kemampuan kerjasama pada anak dalam memecahkan

masalah, serta menambah kosakata yang dimiliki anak.

Hal yang berbeda akan dijelaskan bagaimana tingkat keterampilan berbicara anak

melalui metode bermain peran mikro. Dalam bermain peran “Mengasuh Bayi” percakapan

yang terjadi hanya antara anak dengan boneka bayi yang dimainkan. Hal tersebut

menunjukkan bahwa komunikasi yang terjadi adalah komunikasi searah.

Hal yang sama terjadi ketika anak bermain peran “Barbie” dimana percakapan yang

terjadi hanya antara anak dengan boneka barbie yang dimainkan. Ketika bermain peran “Fun

Cooking”, anak cenderung hanya mengucapkan kosakata mengenai masakan dan proses

memasak sehingga permainan ini kurang dapat memperluas kosakata yang dimiliki anak.

Bermain peran“Fun Cooking” ini sama dengan bermain peran “Bermain perang-perangan”

yang kurang dapat memperluas kosakata yang dimiliki anak.

Dalam bermain peran “Kedai Es Krim”, percakapan yang terjadi hanya antara penjual

dan pembeli. Kemudian pada bermain peran “Aktivitasku”, anak lebih cenderung bermain

dengan mainannya. Hal ini dikarenakan setiap anak memiliki aktivitas yang berbeda-beda

sehingga anak bermain sesuai dengan alur cerita yang dibuat sendiri dan berbeda antara anak

satu dengan anak yang lainnya. Karena anak bermain sendiri, tidak terjadi pertukaran

kosakata sehingga anak hanya menggunakan kosakata yang dimilikinya.

Bermain peran mikro yang lainnya adalah bermain peran “Pesawatku”, melalui

permainan ini daya khayal anak dapat meningkat, namun peningkatan kosakata yang dimiliki

Page 106: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

89

anak kurang. Hal ini disebabkan anak lebih cenderung bermain dengan mainannya. Hal ini

juga terjadi ketika anak bermain peran “Robot”.

Berdasarkan uraian mengenai bermian peran mikro yang diberikan sebagai perlakuan

dapat disimpulkan bahwa dalam bermain mikro komunikasi yang terjadi yaitu komunikasi

satu arah. Hal ini dikarenakan dalam bermain peran mikro anak cenderung bermain dengan

mainannya sehingga tidak terjadi pertukaran kosakata. Tidak adanya pertukaran kosakata

tersebut kurang memperluas kosakata pada anak.

Dilihat dari perbedaan antara bermain peran makro dan bermain peran mikro yang

telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa bermain peran mikro dapat meningkatkan

keterampilan berbicara pada anak, namun tingkat keterampilan berbicara anak dengan

bermain peran makro lebih tinggi, terutama dalam hal luasnya kosakata yang dimiliki anak.

Hal ini diperkuat dengan hasil pretest dan posttest yang akan diuraikan dalam paragraf

selanjutnya.

Hasil pretest menunjukkan bahwa terdapat anak yang memiliki keterampilan

berbicara yang kurang. Misalnya, pada gambar seorang koki, sebagian besar anak belum

mengetahui bahwa itu gambar “Koki”. Selain itu ketika peneliti bertanya dimana tempat

bekerja koki?, anak belum mengetahuinya. Kemudian item pengamatan “anak dapat

menyebutkan nama orangtua” belum terlihat pada saat pretest. Dilihat dari segi pengucapan

anak masih kurang jelas terutama pada kata “Es krim”. Ekspresi anak pun belum begitu

terlihat, seperti saat anak melihat gambar rumah yang terbakar pada cerita, ekspresi kaget

pada anak belum terlihat.

Bermain peran di sekolah merupakan kegiatan yang sangat menarik bagi anak.

Namun, pelaksanaan bermain peran dalam penelitian ini mengalami hambatan terutama pada

Page 107: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

90

bermain peran mikro. Menurut Gunarti, dkk (2010:10.18) dalam bermain peran mikro, anak

menjadi sutradara/dalang dan benda-benda menjadi pemainnya, seperti boneka tangan,

boneka jari, wayang, tanpa skenario. Hal ini menunjukkan bahwa dalam bermain peran

mikro anak merancang skenario sendiri. Namun, yang terlihat di lapangan sebagian anak

merasa kesulitan dalam merancang skenario sendiri sehingga jalan cerita pada bermain peran

mikro berlangsung cukup singkat.

Selain hambatan dalam bermain peran mikro, dalam bermain peran makro, hambatan

yang terjadi yaitu anak berebut peran. Hal ini dikarenakan menurut Syaodih (2005:13) bahwa

pada masa kanak-kanak, anak bersifat egosentris sehingga dalam bermain makro ini setiap

anak menginginkan peran yang mereka sukai. Seperti ketika bermain peran “Pergi ke

dokter”, sebagian besar anak menginginkan peran seorang dokter dan perawat.

Hasil posttest pada kelompok eksperimen menunjukkan bahwa sebagian besar

keterampilan berbicara anak meningkat. Seperti anak yang pada saat pretest belum

mengetahui bahwa itu adalah gambar koki, melalui bermain peran ”Restoran”, anak

mengetahui bahwa itu merupakan gambar koki, serta melalui bermain peran tersebut, anak

mengetahui bahwa tempat bekerja koki adalah di restoran. Selain itu, ketika anak bermain

peran ”Rumahku Banjir”, dan ”Pemadam kebakaran”, anak dapat menunjukkan ekspresi

panik maupun kaget. Hal tersebut menunjukkan bahwa melalui bermain peran makro yang

dilakukan, anak dapat mengekspresikan apa yang ia rasakan.

Penggunaan kata ganti yang jarang digunakan anak dalam kehidupan sehari-hari,

dapat terlihat ketika anak bermain peran makro. Misalnya, ketika anak bermain peran ”Pergi

ke dokter”, anak mengucapkan kata ganti ”Anda” dalam konteks kalimat ”Anak anda sakit

apa?”. Penggunaan kata tanya juga sering muncul ketika anak bermain peran makro.

Page 108: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

91

Hasil posttest kelompok anak yang diberikan perlakuan berupa penerapan metode

bermain peran mikro, anak yang semula belum mampu melanjutkan cerita yang telah

diperdengarkan, setelah bermain peran mikro, anak mampu melanjutkan cerita tersebut.

Selain anak mampu melanjutkan cerita, kemampuan berkomunikasi secara lisan pada anak

meningkat terutama komunikasi dengan guru sebagai peneliti.

Rasa ketertarikan anak pada bermain peran membuat anak sangat senang ketika

bermain. Hal ini sesuai dengan pendapat Tedjasaputra (2001: 43) yang menyatakan bahwa

pengenalan konsep pada anak usia prasekolah dilakukan sambil bermain, maka anak akan

merasa senang dan tanpa dia sadari ternyata dia sudah banyak belajar. Dalam hal ini, pada

saat bermain peran, tanpa disadari keterampilan berbicara pada anak meningkat terutama

melalui bermain peran makro.

Peningkatan keterampilan berbicara melalui metode bermain peran makro tersebut

dapat terlihat dengan tercapainya indikator berkomunikasi secara lisan dan memiliki

perbendaharaan kata, panjang kalimat yang diucapkan anak terdiri dari 6-8 kata perkalimat,

menyusun kalimat sederhana dalam struktur lengkap (pokok kalimat-predikat-keterangan),

melanjutkan sebagian cerita/dongeng yang telah diperdengarkan, isi pembicaraan berpusat

pada orang lain (Sosialisasi), mengajukan pertanyaan sesuai dengan topik, berbicara lancar

dengan kalimat sederhana, serta mengekspresikan diri melalui dramatisasi.

Sedangkan melalui metode bermain mikro, peningkatan keterampilan berbicara yang

terlihat yaitu tercapainya indikator berkomunikasi secara lisan, panjang kalimat yang

diucapkan anak terdiri dari 6-8 kata perkalimat, isi pembicaraan berpusat pada diri sendiri

(Egosentrik), serta melanjutkan sebagian cerita/dongeng yang telah diperdengarkan.

Perbedaan tingkat keterampilan anak ditinjau dari metode bermain peran pada anak

Page 109: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

92

usia 5-6 tahun di atas, diperkuat dengan perbedaan peningkatan skor antara kelompok anak

yang diberikan perlakuan dengan metode bermain peran makro dan kelompok anak yang

diberikan perlakuan dengan metode bermain peran mikro sebelum dan sesudah diberikannya

perlakuan. Peningkatan skor yang lebih tinggi terlihat pada hasil sebelum dan sesudah

diberikannya perlakuan pada kelompok anak yang diberikan perlakuan dengan metode

bermain peran makro.

Penelitian mengenai tingkat keterampilan anak ditinjau dari metode bermain peran

pada anak usia 5-6 tahun ini terbatas. namun ada beberapa penelitian yang sesuai dengan

hasil penelitian ini. Levy, et.all (1992) dalam Shim (2007) mengungkapkan adanya hubungan

positif antara bermain pura-pura dengan peningkatan kemampuan bahasa pada anak usia

taman kanak-kanak. Kemudian hasil penelitian yang dilakukan Fitriani (2010: 89) di TK

Lab.ScHool UPI bahwa “Terdapat perbedaan secara signifikan antara kosakata bahasa

Indonesia pada anak kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah diterapkannya

metode bermain peran (role play) makro.”

Hasil penelitian yang dilakukan Fitriani, sejalan dengan hasil penelitian Halida (2011)

bahwa bermain peran makro merupakan metode yang tepat dalam menjembatani anak untuk

lebih leluasa dalam berbicara. Hal ini disebabkan dalam melakonkan tokoh dari sebuah

cerita, anak dituntut untuk melakukan percakapan dengan lawan mainnya. Hal yang sama

diungkapkan oleh Yulia Siska (2011) yang membuktikan bahwa penerapan metode bermain

peran makro cukup berhasil dilaksanakan karena bagi guru dan anak metode ini belum

pernah digunakan dan sangat menarik. Dalam bermain peran makro ini, anak dapat terlibat

aktif untuk mengembangkan keterampilan sosial dan keterampilan berbicara anak melalui

tokoh yang dipilih untuk diperankan.

Page 110: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

93

Hasil penelitian lain diungkapkan oleh Andresen (2005) bahwa bermain peran makro

sebagai bentuk tindakan pada ZPD, termasuk perkembangan bahasa dimana bahasa

memegang peranan penting sebagai sarana pembentukan daya khayal anak. Dengan adanya

komunikasi yang terjadi secara verbal dalam bermain, anak dapat bertukar ide mengenai

maksud dari permainan.

Sejalan dengan pendapat Andresen (2005), hasil penelitian yang dilakukan oleh

Bergen (2002) menunjukkan hubungan yang jelas antara keterampilan sosial dan kompetensi

bahasa dengan tingginya kualitas daya khayal anak, sehingga bermain peran makro dimana

anak bermain dengan teman sebaya dapat membantu perkembangan bahasa anak. Hal yang

sama diungkapkan oleh Anderson, dkk (2010) bahwa bermain peran makro dapat

memperluas daya imajinasi anak dimana anak menggunakan kosakata baru untuk

mengekspresikan cerita yang dimainkan. Anak dapat meningkatkan keterampilan berbicara

dengan meniru anak yang lain maupun orang dewasa sebagai modelnya.

Berbeda dengan hasil penelitian mengenai bermain peran makro, hasil penelitian

tentang metode bermain peran mikro dalam meningkatkan perkembangan bahasa sangat

terbatas. Hasil penelitian yang relevan hanya hasil penelitian dari Li (2012) yang

menunjukkan bahwa perkembangan bahasa anak dapat dikembangkan melalui pendekatan

bermain peran di rumah dimana daya khayal anak secara individual dapat terlihat melalui

bermain peran mikro.

Perbedaan tingkat keterampilan berbicara ditinjau dari metode bermain peran pada

anak usia 5-6 tahun dikemukakan oleh Pane dalam UNIMED-Master-130074 (2013)

mengenai pengaruh metode bermain peran dan konsep diri terhadap keterampilan berbicara

anak usia dini di kelompok bermain kota Medan menunjukkan bahwa kemampuan berbicara

Page 111: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

94

anak yang mengikuti pembelajaran bermain peran makro lebih tinggi daripada anak yang

mengikuti pembelajaran bermain peran mikro.

Berdasarkan uraian mengenai hasil penelitian yang relevan, dapat disimpulkan bahwa

terdapat perbedaan tingkat keterampilan berbicara ditinjau dari metode bermain peran pada

anak usia 5-6 tahun dimana tingkat keterampilan berbicara dengan metode bermain peran

makro memiliki lebih tinggi daripada tingkat keterampilan berbicara dengan metode bermain

peran mikro.

Peningkatan keterampilan berbicara pada anak usia 5-6 tahun melalui metode

bermain peran makro yang terjadi diantaranya dalam hal peningkatan kosakata, penggunaan

kata ganti, serta ekspresi anak. Sedangkan metode bermain peran mikro kurang dapat

memperluas kosakata anak. Metode bermain peran mikro ini lebih dapat meningkatkan

kemampuan daya khayal anak.

4.5 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki banyak keterbatasan, ada beberapa hal yang membuat

peneliti tidak bisa menghasilkan penelitian yang sempurna. Berikut beberapa

keterbatasan dalam penelitian:

1. Dalam pelaksanaan metode bermain peran makro dalam penelitian ini,

anak sangat tertarik terhadap peran yang mereka inginkan. Hal tersebut menyebabkan

anak merebutkan peran yang mereka inginkan. Hal ini menyebabkan peneliti

mengalami kebingungan dalam membagi peran karena dalam bermain peran, anak

tidak dapat dipaksakan pada peran tertentu. Pemilihan peran harus berdasarkan

keinginan anak sehingga dalam bermain anak dapat menghayati peran yang

Page 112: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

95

dimainkan.

2. Kelompok kontrol memiliki ruang kelas yang terbatas. Hal ini menyebabkan

pembelajaran pada kelompok kontrol dilakukan pada ruang aula yang digunakan

bersama dengan kelas B2 yang hanya dibatasi dengan pembatas ruang yang terbuat

dari triplek. Kondisi tersebut menyebabkan pelaksanaan metode bermain peran mikro

terganggu dengan adanya anak pada kelas B2 yang ikut bermain.

3. Kurangnya waktu pelaksanaan eksperimen pada sekolah TK Negeri Pembina

Kecamatan Pekalongan Utara. Hal ini disebabkan pada akhir semester, TK Negeri

Pembina Kecamatan Pekalongan Utara memiliki banyak acara sehingga hanya

mengijinkan peneliti memberikan perlakuan selama 6 hari. Berbeda dengan TK Negeri

Pembina Kecamatan Pekalongan Barat yang mendapatkan perlakuan selama 10 hari.

Perbedaan dalam prosedur penelitian tersebut mengakibatkan tingkat keterampilan

berbicara yang berbeda.

Page 113: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

96

BAB 5

PENUTUP

5.1 Simpulan

Hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan rataan tingkat

keterampilan berbicara antara kelompok anak yang diberi perlakuan dengan metode bermain

peran makro dan kelompok anak yang diberi perlakuan dengan metode bermain peran mikro.

Dilihat dari selisih nilai rata-rata keterampilan berbicara hasil Pretest dan Posttest,

kelompok anak yang diberi perlakuan dengan metode bermain peran makro memiliki selisih nilai

rata-rata yang lebih tinggi daripada selisih nilai rata-rata keterampilan berbicara pada kelompok

anak yang diberi perlakuan dengan metode bermain peran mikro.

Berdasarkan uraian mengenai selisih nilai rata-rata keterampilan berbicara hasil Pretest

dan Posttest, dapat disimpulkan bahwa tingkat keterampilan berbicara anak dengan metode

bermain peran makro lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat keterampilan berbicara anak

dengan metode bermain peran mikro pada anak usia 5-6 tahun.

Page 114: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

97

5.2 Saran

Berdasarkan simpulan hasil penelitian penulis memberikan beberapa saran, yaitu sebagai

berikut:

5.2.1 Bagi pihak sekolah

Salah satu metode pembelajaran yang menarik bagi anak usia 5-6 tahun adalah metode

bermain peran, baik metode bermain peran makro dan mikro. Oleh karena itu, metode

pembelajaran tersebut dapat diterapkan di sekolah dalam meningkatkan keterampilan

berbicara pada anak usia 5-6 tahun.

5.2.2 Bagi Guru

Guru di Taman Kanak-kanak perlu meningkatkan pelaksanakan kegiatan bermain peran

dalam pembelajaran, terutama bermain peran makro. Hal ini bertujuan agar anak terlibat

secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. Melalui metode bermain peran ini, keterampilan

berbicara, daya khayal, serta kemampuan sosialisasi anak dapat meningkat. Selain

meningkatkan intensitas kegiatan bermain peran makro, guru juga perlu memberikan

kesempatan pada anak dalam melaksanakan kegiatan bermain peran mikro yang dapat

dilaksanakan pada waktu istirahat.

5.2.3 Bagi siswa/ orangtua

Metode bermain peran ini dapat juga dilaksanakan di rumah, sehingga diharapkan agar

orangtua tidak membatasi anak dalam bermain peran dengan menyediakan media yang

mencukupi. Media yang berupa alat permainan tersebut, dapat menstimulus daya khayal

anak dalam melaksanakan bermain peran, baik bermain peran makro maupun mikro.

Page 115: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

98

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, Jona K, et.all. 2010. The Importance of Play in Early Childhood Development.

Journal of Family and Human Development: 4 (10). (www.msuextension.org/store.

Diakses 01 Mei 2013).

Andresen, Helga. 2005. Role Play and Language Development in the Preschool Years. Journal

Culture Psychology: 11 (4) 384-414. (http://cap.sagepub.com/content/11/4/415.abstract.

Diakses 01 Mei 2013).

Anonim. 2009. Metodologi dan Strategi Pembelajaran (Metodologi Pendidikan Anak Usia Dini

(PAUD)) [online]. (http://paud.metodologi.com/. Diakses 04 April 2013).

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Arriyani, Neni & Wismiarti. 2010. Panduan Pendidikan Sentra untuk PAUD Sentra Main

Peran. Jakarta Timur: Pustaka Al-falah.

Azwar, saifuddin. 2011. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bergen, Doris. 2002. The Role of Pretend Play in Childrens Cognitive Development. Journal of

Early Childhood Research and Practice: 4 (1). (http://ecrp.uiuc.edu/v4n1/bergen.html.

Diakses 01 Mei 2013).

Cook, Thomas D; Donald T. Campbell. 1979. Quasi-Experimenation Design & Analysis

Issues for Field Settings. U.S.A: Houghton Miffilin Company.

Depdiknas. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Anak Usia Dini 4-6 th. Jakarta

Pusat: Pusat Kurikulum, Bolitbang Depdiknas.

_________. 2003. Metodik di Taman Kanak-kanak. Jakarta Pusat: Depdiknas.

_________. 2012. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: PT. Gramedia.

Ermawan, Mikhael Ari. 2012. Keterampilan Berbahasa: Aspek Berbicara[online].

(http://ariermawan.blogspot.com/2012/09/keterampilan- berbicara.html. Diakses 22

Januari 2013).

Gunarti, Winda, dkk. 2010. Metode Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasar Anak Usia

Dini. Jakarta: Universitas Terbuka.

Halida. 2011. Metode Bermain Peran dalam Mengotimalkan Kemampuan Berbicara Anak Usia

Dini (4-5 tahun). Jurnal [online]. Pontianak:

Page 116: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

99

PAUD FKIP Universitas Tanjungpura.

(http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jckrw/article/view/270/275. Diakses tanggal 20-05-

2012).

Hanapiah, Jenep dan Suwadi. 2010. Peningkatan Keterampilan Bertanya dengan Teknik Bermain

Peran Bagi Siswa Kelas V SDN 2 Ngali Kecamatan Belo Kabupaten Bima Tahun 2010-

2011. Jurnal TEQIP: 1. (Online). (http://www.google.co.id/url?q=http://. Diakses 9 Juli

2013).

Handayani, Sri. 2012. Meningkatkan Keterampilan Sosial Anak Usia Dini Melalui Metode

Bermain Peran. Skripsi. Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini. Universitas

Pendidikan Indonesia. Bandung. (Online).

(http://repository.upi.edu/skripsiview.php?no_skripsi=13535. Diunduh tanggal 08-01-

2013).

Hewes, Par Jane. 2005. Let the Children Play: Nature’s Answer to Early Learning. Journal of

Early Childhood Learning Knowledge Centre. (www.ccl-cca.ca/earlychildhoodlearning.

diakses 9 Juli 2013).

Hurlock, Elizabeth B. 1978. Perkembangan anak Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

_________________. 1990. Alih Bahasa. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.

Iskandarwassid, Sunendar dadang. 2008. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Khoiruddin. Akhmad. 2010. Belajar sambil Bermain dan Bermain sambil Belajar. Tersedia:

Cairudin, blogspot. Com/…/belajar-sambil-bermain-atau-bermain.html-(19 Desember

2012)

Kurnia, Ely. 2011. Efektivitas Penggunaan Metode Bermain Peran Makro terhadap Peningkatan

Penguasaan Kosakata Bahasa Sunda Anak Usia Taman Kanak-kanak. Skripsi. Pendidikan

Guru Pendidikan Anak Usia Dini. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung. (Online).

(http://repository.upi.edu/skripsiview.php?no_skripsi=6228. Diunduh tanggal 08-01-

2013).

Li, Liang. 2012. How do Immigrant Parents Support Preschooler’s Bilingual Heritage Language

Development in a Role-Play Context?. Australasian Journal of Early Childhood: 37 (1).

(http://www.earlychildhoodaustralia.org.au/. Diakses 01 Mei 2013).

Magfiroh, Vera Siti. 2011. Pengaruh Metode Bermain Peran Terhadap Kemampuan Matematika

Awal Anak TK. Skripsi. Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini. Universitas

Pendidikan Indonesia. Bandung. (Online).

(http://repository.upi.edu/skripsiview.php?no_skripsi=11030. Diunduh tanggal 28-01-

2013).

Page 117: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

100

Maryatun, Ika Budi. 2010. Pemanfaatan Wayang ”Damen” untuk Mengembangkan Moral

Behavior Anak Usia Dini. Karya Tulis. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri

Yogyakarta. Yogyakarta. (Online). (http://scholar.google.co.id/scholar?q=skripsi.

Diunduh tanggal 27-01-2013 ).

McMillan, J. & Schumacher, S. 2001. Research in Education. New York: Longman.

Moeslichatoen. 1996. Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Depdikbud Dirjen

Dikti.

Mujib, Rahmawati Nailur. 2012. Permainan Edukatif Pendukung Pembelajaran Bahasa Arab

(2). Yogyakarta: Diva Press.

Pane, Eli Tohonan Tua . 2013. Pengaruh Metode Bermain Peran dan Konsep Diri terhadap

Kemampuan Berbicara Anak Usia Dini di Kelompok Bermain Kota Medan. Tesis.

Teknologi Pendidikan. UNIMED. Medan. (Online). (http://digilib.unimed.ac.id/. Diakses

9 Juli 2013).

Priyatno, Duwi. 2009. 5 Jam Belajar Olah Data dengan SPSS 17. Yogyakarta: ANDI.

Rachmawati, Erlina Nur. 2010. Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Upaya Meningkatkan

Kecerdasan Natural Pada Siawa Kelompok B Di RA Persis Kecamatan Bangil Kabupaten

Pasuruan. Jurnal [online]. (http://karya ilmiah.um.id.ac, diakses 30 April 2012 ).

Rahayu, Minto, 2007. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Jakarta: PT. Grasindo.

Shim, Jonghee. 2007. Low-Income Children’s Pretend Play: The Contributory Influences of

Individual and Contextual Factors. Disertasi. Universitas Carolina Greensboro.

Greensboro. (Online). (http://www.google.com/url?sa. Diunduh tanggal 20-02-2013).

Siska, Yulia. 2011. Penerapan Metode Bermain Peran (Role Play) dalam Meningkatkan

Keterampilan Sosial dan Keterampilan Berbicara anak Usia Dini. J. Penelitian Tindakan

Kelas PAUD Edisi Khusus No. 2, Agustus 2011. Bandung: PDS UPI. [online].

(http://jurnal.upi.edu/file/4- Yulia_Siska-edit.pdf, diakses 27-02-2012).

Sriyandi. 2008. Metode Role Play [online]. http://www.wordpress.com [30 April 2012].

Soetjiningsih, Christiana Hari. 2012. Perkembangan Anak Sejak Pertumbuhan Sampai dengan

Kanak-kanak Akhir. Jakarta: Prenada.

Somantri, Elin B. 2010. Pengaruh Pembelajaran Dengan Menggunakan Metode Bermain Peran

(Role Playing) Terhadap Keterampilan Sosial Dan Berbicara Anak Usia Dini (Studi

Eksperimen Kuasi Pada Anak Taman Kanak-Kanak Laboratorium Universitas

Page 118: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

101

Muhammadiyah Pontianak). Tesis. Pendidikan dasar. Universitas Pendidikan Indonesia.

Bandung. (Online). (http://repository.upi.edu/tesisview.php?no_tesis=6. Diakses 9 Juli

2013).

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sudono, Anggani. 1995. Alat Permainan dan Sumber Belajar TK. Jakarta: Depdikbud Dikjen

Dikti.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

________. (2010). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Suhartono. (2005). Pengembangan Keterampilan Bicara Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas.

Sujiono, Nurani Yuliani dan Bambang Sujiono. (2010). Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan

Jamak. Jakarta: PT Indeks.

Sukestiyarno & Wardono. (2009). Statistika. Semarang: UNNES Press.

Suyadi. (2011). Manajemen PAUD. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suyanto, Slamet. (2003). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Universitas

Negeri Yogyakarta.

Syakir, Azhim Abdul. (2002). Membimbing Anak Terampil Berbahasa. Jakarta: Gema Insani.

Syaodih, Ernawulan. (2005). Perilaku Sosial Anak. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Tedjasaputra, Mayke.S. (1995). Bermain, Mainan, dan Permainan. Jakarta: Depdikbud Dirjen

Dikti.

Wulansari, Lilis. (2012). Implementasi Metode Pembelajaran Bermain Peran (Role Playing)

Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Standar Kompetensi Komunikasi Menggunakan

Telepon Siswa Kelas Xi Ap Smk Negeri 2 Semarang. Skripsi. Unnes.

Yus, Anita. (2011). Penilaian Perkembangan Belajar Anak Taman Kanak-kanak. Jakarta:

Kencana.

Page 119: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

102

Lampiran 1

Instrumen Penelitian Uji Coba Keterampilan Berbicara

No. Item Pengamatan S SR J TP

1 Anak dapat menyebutkan namanya sendiri.

2 Anak dapat menyebutkan jenis kelaminnya.

3 Anak dapat menyebutkan nama orangtua.

4 Anak dapat menyebutkan nama teman.

5 Anak dapat mengucapkan kata berdasarkan suku kata dengan

benar.

6 Anak mengalami kesulitan menyebutkan kata yang memiliki

awalan suku kata yang sama, seperti: Ka-ki dengan Ka-yu.

7 Anak berkomunikasi dengan teman.

8 Anak berkomunikasi dengan guru.

9 Kurangnya kosakata yang dimiliki anak dalam kehidupan sehari-

hari, ditemui dalam kehidupan sehari-hari, seperti: Krayon,

Spidol, Rautan.

10 Menggunakan kata ganti “Saya”.

11 Menggunakan kata ganti “Kamu”.

12 Menggunakan kata ganti “Kalian”.

13 Menggunakan kata ganti “Kita”

14 Menggunakan kata “Baik”, “Bagus”.

15 Menggunakan kata “Buruk”, “Jelek”, “Nakal”.

16 Menggunakan kata “Jujur”, “Bohong”.

17 Menggunakan kata “Rumah”, “Sekolah”, “Kamar”.

18 Menggunakan kata “Alat tulis" untuk menunjuk kata Buku”,

“Pensil”, “Meja”, “Kursi”, “Almari”.

19 Menggunakan kata “Pagi”, “Siang”.

20 Menggunakan kata "Gelap" untuk mengganti waktu “Malam”.

21 Menggunakan kata “dan”, “dengan”.

22 Menggunakan kata “lalu”, “kemudian”.

23 Menggunakan kata "Tetapi" pada kalimat pertentangan.

24 Menggunakan kata “Tidur”

25 Menggunakan kata “Duduk” untuk mengganti kata "Jongkok".

26 Menggunakan kata “Berjalan”, “Berlari”.

Page 120: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

103

27 Anak dapat mengucapkan kalimat dengan panjang kalimat terdiri

lebih dari 6 kata perkalimat.

28 Anak dapat menyusun kalimat sederhana dengan struktur

kalimat (subjek-predikat-objek-keterangan), Seperti: Aku makan

roti di kelas.

29 Anak dapat menyusun kalimat dengan struktur kalimat yang

tidak membutuhkan objek kalimat. Seperti: Aku tidur, Aku

duduk, aku berlari.

30 Anak menggunakan kata tanya “Apa”.

31 Anak menggunakan kata tanya “Siapa”.

32 Anak menggunakan kata tanya “Kapan”.

33 Anak dapat melanjutkan cerita dengan meniru kalimat guru.

34 Anak dapat melanjutkan cerita sesuai dengan tema.

35 Anak berbicara mengenai diri sendiri.

36 Anak memandang sesuatu hanya dari sudut pandang sendiri.

37 Anak memandang situasi dari sudut pandang orang lain.

38 Mampu berkomunikasi.

39 Anak diam ketika diminta untuk bertukar ide.

40 Anak berani mengajukan pertanyaan pada teman.

41 Anak berani mengajukan pertanyaan pada guru.

42 Anak lebih memilih diam ketika menginginkan

sesuatu.mengungkapkan keinginannya.

43 Anak lebih memilih diam ketika menginginkan sesuatu.

44 Anak berani memilih salah satu pihak.

45 Anak dapat mempertahankan pendapatnya.

46 Anak lancar dalam berbicara.

47 Anak dapat mengucapkan kalimat sederhana.

48 Anak lancar dalam berkomunikasi dua arah.

49 Anak dapat memberikan informasi mengenai pengalaman

mainnya.

50 Anak dapat memberikan informasi mengenai pengalaman sehari-

hari.

51 Anak dapat menunjukkan ekspresi senang.

52 Ekspresi anak datar ketika terjadi sesuatu yang mengagetkan.

53 Anak bercerita mengenai pengalamannya tanpa ekspresi.

54 Anak bercerita dengan menggunakan kalimat yang terdiri dari 3-6

kata.

Keterangan:

S : Selalu Muncul J : Jarang Muncul

SR : Sering Muncul TP : Tidak Pernah Muncul

Page 121: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

104

Lampiran 2

DAFTAR NAMA ANAK KELAS B1

TK NEGERI CEMPAKA

DAFTAR NAMA ANAK KELAS

B1 TK BATIK BUARAN

NO. NAMA

1 Akfi Maulana

2 Ah. Dinar Al Madani

3 Addo Prawira Ramadika

4 Ady Maulana Azhar A.H

5 Arina Sabilannajah

6 Alifa Naura Ahmad

7 Bayyinatun Nabila

8 Farah Fatia nabila

9 Fitria Tahta Alfina S.

10 Hana Hilda Yati

11 Irfan Hakim

12 Khasinatul Maula

13 Laili Arofah

14 M. Imam Ali

15 M. Valiant Fahmi Al. H

16 M. Rasya Izza Ahlana

17 M. Abdullah Fawwas

18 M. Alfan Az zaka

19 M. Chafa Zadittaqi

20 M. Najiyullah

21 M. Kevin

22 Mahatir Muhammad

23 Monica Sabrina

24 Riskhatul Husna

25 Silviani ayyu Octavia

26 Shakira Amadhita R.

27 Vanya Aurellia Putri

28 Zahra Maulida

29 Zainal Arifin

30 Zahwa Maulida

NO. NAMA

1 Aditya Eka Putra Wahyono

2 Andika Haydar Zakny

3 Andika Pradana Ristanto

4 Aprilia Sahqty Hananto

5 Ardelia Nadya Tama

6 Auryn Nadhif talitha

7 Dinda Sahara Yasmin

8 Dwi Kurniawan

9 Eduardo Rizqi Al Firdaus

10 Fajar ajie Rasyid

11 Farhan Nadhif

12 Fatikhah

13 Fifi Nasilati Izzi

14 Ilham Maulana Abdillah

15 Kanta Sheila Dwi Saputri

16

Kesya Putri Andiani Dewi

Ningrum

17 Kholfu Shidqi

18 M. Dimas Naufal Maulana

19 M. Fadhil Pratama

20 M. Hanif Ramadhan

21 M. Ibad Nasyrul Ghiffar

22 M. Mirza Danish

23 Malika Sabina

24 Melly Febriana

25 Najwa Albab

26 Nasywa Shofaa Utomo

27 Naura Nova Aurelia

28 Rafina Aufa

29 Safina Rizqi Apriliani

30 Selvi Nor anggraini

Page 122: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

105

Data Hasil Uji Coba Instrumen Keterampilan

Berbicara

Subyek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

1 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 1 2 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 2 4

2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4

3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 2 3 4 3 3 4 4 4 2 3 3 3 4 4 4 4

4 4 4 3 3 4 2 3 3 4 4 3 1 2 3 3 3 4 4 4 3 3 2 3 4 3 3 3

5 4 4 4 2 4 1 3 3 3 3 3 2 2 4 3 2 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3

6 4 4 3 2 4 2 3 2 3 4 3 1 2 2 3 3 4 3 4 2 2 3 2 4 3 3 2

7 4 4 3 3 4 3 2 2 3 4 3 1 2 2 2 2 4 3 4 2 2 2 2 4 3 3 2

8 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 2 4 4 2 4 4 4 3 3 3 2 4 4 4 4

9 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 2 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4

10 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 2 1 1 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4

11 4 4 3 3 4 2 3 3 4 4 4 2 2 3 2 3 4 4 4 2 2 2 2 4 3 3 3

12 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 1 2 3 3 2 4 4 4 4 4 3 2 4 3 3 4

13 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 2 2 3 4 2 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4

14 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4

15 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 2 3 3 4 3 4 2 2 3 3 4 4 4 3

16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 2 3 3 2 4 4 4 4 4 3 2 4 3 3 4

17 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4

18 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 2 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4

19 4 4 3 3 4 2 3 2 4 4 4 2 3 2 2 3 4 4 4 2 3 2 3 4 4 4 3

20 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 2 4 3 2 4 4 4 4 3 2 3 4 4 4 4

21 4 4 4 2 4 2 4 3 3 3 4 2 2 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4

22 4 4 3 4 4 2 4 3 4 4 4 1 2 3 3 3 4 4 4 3 3 2 3 4 4 3 4

23 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 3 2 2 3 4 2 4 4 4 3 3 2 2 4 4 4 4

24 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 2 4 4 3 4

25 4 4 4 3 4 2 3 3 3 3 3 1 3 2 3 2 2 4 4 4 3 2 1 2 3 3 3

26 4 4 4 3 4 3 4 2 3 3 2 2 3 4 3 2 3 3 4 3 3 3 1 2 3 3 3

27 4 3 3 3 3 2 4 4 3 3 4 1 4 3 2 3 4 3 4 3 3 3 2 3 3 3 4

28 4 3 3 3 4 2 4 3 3 3 4 2 4 3 2 2 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3

Page 123: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

106

29 4 4 3 4 3 2 4 4 3 3 4 1 4 3 2 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3

30 4 3 3 3 4 2 4 3 3 3 4 3 4 3 2 2 4 4 4 2 2 3 2 3 3 3 4

Page 124: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

107

28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54

4 4 4 4 4 4 4 3 4 1 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4

4 3 4 4 4 3 4 4 4 1 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 2 4 4

4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 2 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4

4 3 4 4 4 3 4 3 3 1 4 2 2 4 4 3 2 3 4 4 3 4 2 2 2 4 3

4 4 4 3 4 3 3 3 4 1 3 2 3 3 3 2 3 2 4 4 3 4 3 3 2 3 4

3 4 3 3 4 2 4 2 2 1 3 2 2 3 3 2 2 2 4 3 3 4 2 4 2 2 3

3 4 3 3 4 4 4 2 2 1 3 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 4 3 4 3 2 3

3 3 4 4 4 3 3 3 3 1 4 3 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 3 4 3 4 4

4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 3 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4

4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 3 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4

4 3 4 3 4 2 4 3 3 1 4 2 2 4 4 2 2 3 4 4 2 4 2 4 1 4 2

4 3 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 3 4 4 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4

4 4 4 4 4 4 4 3 4 1 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4 4 4 4 4 4 4 3 4 1 4 4 4 4 4 3 2 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4

4 3 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4

4 4 4 4 4 4 4 3 4 1 4 4 4 4 4 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4

3 4 3 3 4 4 4 2 3 1 4 4 4 3 3 2 2 1 4 3 2 4 2 4 4 3 2

4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 2 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 3 2 4 4

4 3 4 4 4 4 4 3 3 1 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4 3 4 4 4 3 4 3 4 1 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4

4 3 4 4 4 4 4 3 4 1 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4

4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 3 2 4 4 3 4 3 2 4 4 4 4 2 3 2 3 3

4 4 4 4 3 3 3 3 3 1 2 3 2 4 3 3 2 3 2 4 4 4 3 3 3 2 4

4 3 4 3 4 4 3 3 4 1 3 2 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4

3 3 4 4 3 4 3 3 4 2 3 3 3 3 3 2 3 2 4 4 3 4 3 2 3 4 4

4 3 4 3 4 4 3 3 4 1 3 2 4 3 3 3 3 2 4 4 3 3 3 3 2 4 4

4 3 3 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 4 4 3 4 3 2 2 4 4

Page 125: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

108

Lampiran 4

Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Keterampilan Berbicara

Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in

the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.929 54

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

VAR00001 4.00 .000 30

VAR00002 3.90 .305 30

VAR00003 3.63 .490 30

VAR00004 3.47 .681 30

VAR00005 3.93 .254 30

VAR00006 2.53 .730 30

VAR00007 3.70 .535 30

VAR00008 3.40 .770 30

VAR00009 3.53 .507 30

VAR00010 3.60 .498 30

VAR00011 3.67 .547 30

Page 126: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

109

VAR00012 1.80 .610 30

VAR00013 2.60 .770 30

VAR00014 3.10 .803 30

VAR00015 3.00 .695 30

VAR00016 2.63 .556 30

VAR00017 3.83 .461 30

VAR00018 3.73 .450 30

VAR00019 4.00 .000 30

VAR00020 2.97 .718 30

VAR00021 3.03 .615 30

VAR00022 2.77 .504 30

VAR00023 2.60 .724 30

VAR00024 3.63 .615 30

VAR00025 3.47 .507 30

VAR00026 3.30 .535 30

VAR00027 3.57 .626 30

VAR00028 3.83 .379 30

VAR00029 3.53 .507 30

VAR00030 3.87 .346 30

VAR00031 3.73 .450 30

VAR00032 3.93 .254 30

VAR00033 3.67 .606 30

VAR00034 3.77 .430 30

VAR00035 3.27 .640 30

VAR00036 3.63 .615 30

VAR00037 1.20 .484 30

VAR00038 3.53 .629 30

VAR00039 3.00 .830 30

VAR00040 3.57 .774 30

VAR00041 3.57 .568 30

VAR00042 3.67 .479 30

VAR00043 2.83 .747 30

VAR00044 3.13 .776 30

VAR00045 2.60 .621 30

Page 127: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

110

VAR00046 3.87 .507 30

VAR00047 3.90 .305 30

VAR00048 3.53 .681 30

VAR00049 3.90 .305 30

VAR00050 3.23 .728 30

VAR00051 3.53 .730 30

VAR00052 3.03 .928 30

VAR00053 3.67 .661 30

VAR00054 3.73 .583 30

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

VAR00001 178.13 210.947 .000 .929

VAR00002 178.23 208.737 .240 .929

VAR00003 178.50 202.052 .621 .926

VAR00004 178.67 196.782 .717 .925

VAR00005 178.20 209.545 .182 .929

VAR00006 179.60 202.041 .403 .928

VAR00007 178.43 200.875 .645 .926

VAR00008 178.73 195.030 .712 .925

VAR00009 178.60 204.179 .449 .927

VAR00010 178.53 208.602 .146 .929

VAR00011 178.47 203.775 .440 .928

VAR00012 180.33 205.678 .280 .929

VAR00013 179.53 214.257 -.173 .933

VAR00014 179.03 203.068 .316 .929

VAR00015 179.13 199.706 .548 .927

VAR00016 179.50 208.121 .157 .929

VAR00017 178.30 207.803 .220 .929

VAR00018 178.40 204.731 .467 .927

VAR00019 178.13 210.947 .000 .929

VAR00020 179.17 200.833 .471 .927

Page 128: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

111

VAR00021 179.10 201.403 .525 .927

VAR00022 179.37 206.309 .303 .928

VAR00023 179.53 201.154 .451 .927

VAR00024 178.50 205.776 .272 .929

VAR00025 178.67 203.402 .503 .927

VAR00026 178.83 205.316 .349 .928

VAR00027 178.57 195.702 .848 .924

VAR00028 178.30 205.597 .479 .928

VAR00029 178.60 211.766 -.073 .931

VAR00030 178.27 204.961 .593 .927

VAR00031 178.40 201.352 .736 .926

VAR00032 178.20 208.993 .258 .929

VAR00033 178.47 203.361 .417 .928

VAR00034 178.37 206.240 .366 .928

VAR00035 178.87 199.085 .634 .926

VAR00036 178.50 198.672 .686 .926

VAR00037 180.93 209.375 .095 .930

VAR00038 178.60 202.800 .433 .928

VAR00039 179.13 196.947 .571 .926

VAR00040 178.57 193.771 .769 .924

VAR00041 178.57 206.806 .234 .929

VAR00042 178.47 199.706 .813 .925

VAR00043 179.30 204.838 .260 .929

VAR00044 179.00 195.448 .686 .925

VAR00045 179.53 203.568 .394 .928

VAR00046 178.27 204.547 .423 .928

VAR00047 178.23 205.840 .573 .927

VAR00048 178.60 199.834 .553 .927

VAR00049 178.23 210.599 .029 .929

VAR00050 178.90 195.886 .713 .925

VAR00051 178.60 204.041 .305 .929

VAR00052 179.10 198.024 .462 .928

VAR00053 178.47 198.189 .662 .926

VAR00054 178.40 200.869 .589 .926

Page 129: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

112

Keterangan:

S : Selalu Muncul

SR : Sering Muncul

J : Jarang Muncul

TP : Tidak Pernah Muncul

Instrumen Penelitian Keterampilan Berbicara

Page 130: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

113

No. Item Pengamatan S SR J TP

1 Anak dapat menyebutkan nama orangtua.

2 Anak dapat menyebutkan nama teman.

3 Anak mengalami kesulitan menyebutkan kata yang memiliki

awalan suku kata yang sama, seperti: Ka-ki dengan Ka-yu.

4 Anak dapat mengucapkan suku kata yang terdiri dari

gabungan huruf mati yang sulit. Seperti: “St” pada kata

“Stiker”, “Kr” pada kata “Es Krim”, “Kring”, dan “Kreatif”.

5 Anak berkomunikasi dengan teman.

6 Anak berkomunikasi dengan guru.

7 Kurangnya kosakata yang dimiliki anak dalam kehidupan

sehari-hari, seperti: Krayon, Spidol, Rautan.

8 Menggunakan kata ganti “Kamu”.

9 Anak menyebutkan nama orang ketiga sebagai kata ganti orang

ketiga.

10 Menggunakan kata “Buruk”, “Jelek”, “Nakal”.

11 Menggunakan kata ”Pintar”, “rajin”.

12 Menggunakan kata “Rapi”, “Indah”.

13 Menggunakan kata “Alat tulis" untuk menunjuk kata "Buku”,

“Pensil”, “Meja”, “Kursi”, “Almari”.

14 Menggunakan kata "Mainan" untuk menunjuk kata “Boneka”,

“Mobil-mobilan”, “Stetoskop”.

15 Menggunakan kata “Makanan”, “Minuman”, “Kado”.

16 Menggunakan kata gelap untuk menyebut waktu “Malam”.

17 Menggunakan kata “Kemarin”, “Hari ini”, “Sekarang”.

18 Menggunakan kata “Besok” untuk menyebut waktu “Lusa”.

19 Menggunakan kata “dan”, “dengan”.

20 Anak hanya menggunakan kata “Tetapi" pada kalimat

pertentangan.

21 Kesalahan penggunaan kata "Duduk" untuk mengganti kata

kerja "Jongkok".

22 Menggunakan kata “Mandi”, “Berdoa”.

Page 131: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

114

23 Anak dapat mengucapkan kalimat dengan panjang kalimat

terdiri lebih dari 6 kata perkalimat.

24 Anak dapat menggunakan kalimat yang menunjukkan tingkat

perbandingan yang terdiri kurang dari 6 kata perkalimat.

Contoh anak menggunakan kata “daripada” pada kalimat:

“Sepatuku lebih bagus daripada sepatumu.”

25 Anak dapat menyusun kalimat sederhana dengan struktur

kalimat (subjek-predikat-objek-keterangan), seperti: Aku

makan roti di kelas.

26 Anak acuh terhadap kalimat rumpang yang diucapkan guru.

27 Anak menggunakan kata tanya “Apa”.

28 Anak menggunakan kata tanya “Siapa”.

29 Anak dapat melanjutkan cerita dengan meniru kalimat guru.

30 Anak dapat melanjutkan cerita sesuai dengan tema.

31 Anak berbicara mengenai diri sendiri.

32 Anak memandang sesuatu hanya dari sudut pandang sendiri.

33 Mampu berkomunikasi.

34 Anak diam ketika diminta untuk bertukar ide.

35 Anak berani mengajukan pertanyaan pada teman.

36 Anak memiliki rasa ingin tahu yang kurang terhadap kegiatan

pembelajaran.

37 Anak lebih memilih diam ketika menginginkan sesuatu.

38 Anak berani mengungkapkan pendapatnya. Seperti anak

mengungkapkan pendapatnya mengenai mainan kesukaannya.

39 Anak berani memilih salah satu pihak.

40 Anak membiarkan temannya yang salah.

41 Anak lancar dalam berbicara.

42 Anak dapat mengucapkan kalimat sederhana.

43 Komunikasi yang terjadi pada anak merupakan komunikasi

satu arah.

44 Anak dapat memberikan informasi mengenai pengalaman

sehari-hari.

Page 132: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

115

45 Anak dapat memberikan informasi mengenai anggota

keluarganya.

46 Ekspresi anak datar ketika terjadi sesuatu yang mengagetkan.

47 Anak dapat menunjukkan ekspresi marah.

48 Anak bercerita mengenai pengalamannya tanpa ekspresi.

49 Anak bercerita dengan menggunakan kalimat yang terdiri dari

3-6 kata.

Page 133: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

116

Instrumen Bermain Peran Makro

No.

Variabel Tema

Permainan

Judul Permainan Tujuan Alat-alat yang digunakan Uraian Kegiatan

1.

2.

3.

Bermain

Peran

Makro

Keluarga

Penjual dan

Pembeli

Profesi

Playing House

Restoran

Pergi ke dokter

a) Bicara lancar dengan kalimat

sederhana.

b) Anak dapat menyebutkan

namanya sendiri, nama

orangtua dan anggota

keluarga yang lain.

c) Mengembangkan

keterampilan sosial anak.

d) Memberikan pengalaman

nyata pada anak tentang

kehidupan sehari-hari.

a) Membantu memahami peran

sebagai penjual dan pembeli.

b) Anak berani

mengungkapkan

keinginannya.

c) Melatih keterampilan sosial

anak.

a) Membantu anak untuk

mengungkapkan apa yang

dirasakannya.

Meja, Kursi, Tempat

tidur, peralatan

memasak, boneka, botol

minum bayi, almari

pakaian, pakaian,

gantungan baju, koran.

Alat-alat makan, meja,

kursi, Buku menu,

celemek, Topi koki,

Uang Koin, Kalkulator,

Pensil, kertas, makanan

ringan.

Jarum suntik mainan,

Seragam dokter,

seragam perawat,

Stetoskop mainan,

Anak memainkan

peran sebagai ayah,

ibu, kakak, adik,

nenek, dan kakek.

Kegiatan yang

dilakukan:

a) Pergi ke kantor,

b) Pergi

berbelanja,

c) Memasak,

d) Mencuci

pakaian,

e) Menyiram

tanaman,

f) Membaca

Koran.

Anak memainkan

peran sebagai:

a) Koki,

b) Pelayan,

c) Pelanggan,

d) Penerima tamu.

Page 134: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

117

4.

5.

6.

Profesi

Bermain

peran tokoh

legendaris.

Bermain

peran tokoh

legendaris.

Pemadam

Kebakaran

“Bawang merah

Bawang putih”

“Si Unyil”

(Bekerja sama

yuk!)

b) Membantu anak memahami

peran profesi dokter dan

perawat.

c) Membantu anak dalam

menggunakan kata kerja

dasar.

d) Membantu anak dalam

menyusun kalimat Tanya.

e) Melatih keterampilan sosial

anak.

a) Melatih kerja sama anak

dalam menyelesaikan

masalah.

b) Melatih keterampilan sosial

anak.

c) Melatih kecakapan anak.

d) Melatih kemampuan

komunikasi anak.

a) Mengembangkan daya

khayal anak.

b) Melatih anak menyusun

kalimat sederhana dalam

struktur lengkap.

c) Melatih anak berbicara

lancar.

d) Mengembangkan

keterampilan sosial anak.

Kertas, Pensil.

Seragam pemadam

kebakaran,

perlengkapan pemadam

kebakaran (helm), alat

pemadam kebakaran

(selang air).

Selendang merah dan

selendang putih.

Piring, mangkuk, sapu,

Anak memainkan

peran sebagai:

a) Dokter,

b) Pasien,

c) Perawat,

d) Teman pasien,

e) Ibu pasien.

Anak memainkan

peran sebagai

pemadam kebakaran.

Anak memainkan

peran sebagai

Bawang merah dan

Bawang putih.

Page 135: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

118

7.

8. 6

Pesta

Kebersamaa

n

Pesta Ulang

Tahun

Bermain

Bersama

a) Mengembangkan daya khayal

anak.

b) Melatih anak menyusun

kalimat sederhana dan

struktur lengkap.

c) Melatih anak berbicara

lancar.

d) Mengembangkan

keterampilan sosial anak.

a) Melatih anak berbicara

lancar.

b) Mengembangkan

keterampilan sosial anak.

c) Membantu anak

menyelesaikan masalah.

d) Menumbuhkan rasa saying

pada teman.

a) Mengembangkan

keterampilan sosial anak.

b) Melatih hidup rukun dengan

teman.

c) Membantu anak

menyelesaikan masalah.

d) Melatih anak menyusun

kalimat sederhana.

e) Melatih anak mengucapkan

kata “Maaf”.

kemoceng, pakaian,

ember, gayung.

Balon, Kue Tart

Mainan, Topi Ulang

tahun.

Mainan, balok.

Anak memainkan

peran sebagai:

a) Si Unyil

b) Pak Ogah

c) Teman-teman

Si Unyil

Anak memainkan

peran merayakan

ulang tahun teman.

Anak bermain

bersama kemudian

berebut mainan.

Page 136: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

119

Instrumen Bermain Peran Mikro

No.

Variabel Tema

Permainan

Judul Permainan Tujuan Alat-alat yang digunakan Uraian Kegiatan

1

1. 1

2.

3.

4. .

5. 4

6.

Bermain

Peran

Mikro

Keluarga

Rumah-

rumahan

Penjual dan

Pembeli

Keluarga

Mengasuh Bayi

Fun Cooking

Kedai Es Krim

Aktivitasku

e) Bicara lancar dengan

kalimat sederhana.

f) Anak dapat menyebutkan

namanya sendiri, nama

orangtua dan anggota

keluarga yang lain.

g) Membantu anak

memahami peran sebagai

ibu.

d) Membantu anak dalam

mengungkapkan ide.

e) Anak dapat menceritakan

pengalaman main.

f) Memabantu

perkembangan motorik

pada anak.

f) Membantu anak

memahami peran sebagai

penjual dan pembeli.

g) Anak berani

mengungkapkan

keinginan maupun

idenya.

Boneka bayi, pakaian

boneka bayi, botol susu.

Alat-alat memasak mainan,

bahan memasak mainan

(replika sayur-sayuran,

buah-buahan), celemek,

wayang koki.

Gambar es krim, media

wayang.

Mainan orang-orangan,

mainan perabot rumah.

Anak memainkan

peran sebagai ibu

yang mengasuh

anaknya.

Anak bermain masak-

masakan melalui

boneka.

Anak memainkan

peran sebagai penjual

dan pembeli melalui

media wayang.

Page 137: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

120

7.

8.

Bermain

peran tokoh

animasi

Transportasi

Profesi

“Tentara”

Bermain

peran tokoh

animasi

“Barbie”

“Pesawatku”

“Bermain perang-

perangan”

“Robot”

a) Membantu anak

menceritakan

pengalamannya.

b) Membantu anak dalam

menggunakan kata kerja

dasar.

e) Mengembangkan daya

khayal anak.

f) Melatih anak menyusun

kalimat sederhana dalam

struktur lengkap.

g) Melatih anak berbicara

lancar.

a) Mengembangkan daya

khayal anak.

b) Melatih anak menyusun

kalimat sederhana dalam

struktur lengkap.

c) Melatih anak berbicara

lancar.

a) Melatih keberanian anak.

b) Menumbuhkan jiwa

nasionalisme pada anak.

h) Mengembangkan daya

khayal anak.

a) Mengembangkan daya

khayal anak.

Boneka Barbie,

perlengkapan boneka

Barbie.

Pesawat mainan.

Pistol mainan, media

wayang.

Mainan robot-robotan.

Anak melakukan

aktivitas sehari-

harinya melalui media

orang-orangan.

Anak memainkan

peran melalui

boneka Barbie.

Anak memainkan

pesawat.

Anak bermain

perang-perangan

melalui media

wayang.

Page 138: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

121

b) Mengembangkan jiwa

pahlawan pada anak.

d) Melatih anak berbicara

lancar.

Anak memainkan

peran melalui mainan

robot.

Page 139: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

122

Naskah Bermain Peran Makro

1. Playing House “Rumahku Banjir”

Bermain peran dengan judul permainan “Rumahku

Banjir” ini membutuhkan 6 anak, dengan jalan cerita sebagai

berikut:

Jam telah menunjukkan pukul 5 pagi. Andi bangun, tak lama

kemudian Nita juga bangun. Ayah, ibu, nenek, kakek, Andi, dan Nita

sholat subuh berjama’ah. Secara bergantian, mereka mandi. Ibu

membuatkan makanan untuk sarapan. Setelah makanan siap

dihidangkan, mereka sarapan bersama.

Setelah selesai sarapan, Andi dan Nita berpamitan dengan

ayah dan ibu. Ayah berangkat kantor bersama Andi dan Nita. Tak

lama kemudian, Ibu pergi berbelanja di pasar. Nenek menyiram

tanaman di halaman rumah. Sedangkan kakek minum kopi sambil

membaca Koran di teras rumah.

Sepulang dari pasar, ibu mencuci pakaian, kemudian

memasak untuk menu makan siang nanti. Hari telah siang, Andi dan

Nita pulang dari sekolah sambil membawa jajan. Mereka membuang

bungkus jajan di selokan di depan rumah. Setelah mereka masuk

rumah, mereka makan siang, setelah itu mereka tidur siang. Tiba-tiba

hujan turun dengan deras. Hujan tak berhenti hingga malam hari.

Ayah melihat ternyata di luar rumah banjir. Tak lama

kemudian, air memasuki rumah. Mereka bekerja sama untuk

membuang air dari dalam rumah. Setelah air surut, mereka bersama-

sama membrsihkan rumah.

2. Restoran

Bermain peran dengan judul permainan “Restoran” ini

membutuhkan 10 anak, dengan jalan cerita sebagai berikut:

Page 140: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

123

Di sekolah anak membuka restoran yang mereka beri nama

“Restoran kelas B1”. 2 anak berperan sebagai koki, 2 anak berperan

sebagai pelayan, 1 anak berperan sebagai penerima tamu, 1 anak

berperan sebagai petugas kasir, serta 4 anak berperan sebagai

pelanggan. Yayuk, Ardi, Reza, dan Via berencana untuk makan

bersama di restoran tsb. Saat jam istirahat, mereka keluar kelas

menuju restoran. Kedatangan mereka disambut oleh penerima tamu

yang berada di pintu restoran. Setelah mereka duduk, seorang

pelayan datang mengantarkan buku menu yang ada di restoran

tersebut. Mereka memesan menu makanan yang berbeda satu sama

lain. Sambil menunggu koki memasak makanan yang mereka pesan,

mereka membaca buku cerita.

Tak lama kemudian seorang pelayan mengantarkan makanan

mereka. Dengan lahap mereka menyantap makanan lezat buatan koki

restoran. Setelah selesai makan, mereka menuju kasir. Saat Via akan

membayar, dia lupa membawa uang. Petugas kasir akan melaporkan

Via ke polisi jika dia tidak membayarnya. Ardi pun menolong Via

dengan membayarkan makanan Via. Via senang sekali karena ada

teman yang mau membantunya. Via pun mengucapkan terima kasih

atas pertolongan Ardi.

3. Pergi ke dokter

Bermain peran dengan judul permainan “Pergi ke dokter” ini

membutuhkan 7 anak, dengan jalan cerita sebagai berikut:

Saat pulang sekolah, Marta kehujanan. Sesampainya di

rumah, dia diminta ibunya untuk mandi agar tidak pusing. Namun

marta tidak mau menuruti nasehat ibu. Malam harinya, Marta

merasa pusing dan badannya panas. Pada saat itu juga, ibu

menyarankan agar Marta pergi ke dokter untuk periksa. Namun,

Marta tidak menuruti apa yang dikatakan ibunya. Karena Marta

merasakan suhu badannya semakin panas, keesokan harinya, baru

Page 141: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

124

Marta mau dibawa ke dokter. Setelah memeriksa Marta, Dokter

menyarankan agar dia dirawat di rumah sakit.

Di rumah Tutik, seorang ibu mondar-mandir menunggu anak

perempuannya pulang dari sekolah.

- Seorang anak perempuan datang dari sekolah (Tutik).

- Tutik : “Selamat siang Bu!”

- Ibu Tutik : “Selamat siang Tutik!”

- Tutik : Bu, Marta sudah lama tidak masuk sekolah. Marta

dirawat di rumah sakit.

- Ibu Tutik : “Kasihan, Marta sakit apa?”

- Tutik : “Sakit panas!” “Bu, nanti Tutik akan menjenguk

Marta bersama teman-teman”.

- Ibu Tutik : “Boleh, nanti akan ibu bawakan buah-buahan”.

(Ibu Tutik meningggalkan tempat kemudian disusul Tutik).

- Tutik sedang merapikan taplak meja.

- Dari luar terdengar ketukan pintu.

- “Selamat sore!”, kata Rita (Suara dari luar)

- “Selamat sore!”, kata Tutik (sambil menuju ke arah pintu).

- Rita : “Mari kita berangkat ke rumah sakit!”

- Tutik : “Ayo! Saya membawa buah-buahan untuk Marta”.

(Tutik dan Rita meningggalkan ruangan).

Suasana di rumah sakit:

- Dokter dan perawat sedang memeriksa Marta.

- Ibu Marta sedang menunggu Marta.

- Dokter : “Bagaimana Marta apa badan kamu masih panas?”

- Marta : “Sudah lumayan turun panasnya Dok”.

- Dokter : “Baik, saya periksa dahulu. Tolong jarum

suntiknya!”, kata Dokter pada Perawat.

- Perawat : “Baik Dok”.

Page 142: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

125

- Tidak lama kemudian datanglah Rita dan Tutik.

- Tutik dan Rita : “Selamat sore, Marta!”

- Marta : “Selamat sore!”

- Tutik : “Saya membawa oleh-oleh untukmu, mudah-mudahan

kamu cepat sembuh”.

- Ibu Marta : “Terima kasih anak-anak”.

Doakan Marta cepat sembuh, dan bersekolah lagi.

4. Pemadam Kebakaran

Bermain peran dengan judul permainan “Pemadam

Kebakaran” ini membutuhkan 10 anak, dengan jalan cerita sebagai

berikut:

Pada suatu malam Tono dan Tini ditinggal orangtuanya

membeli makan di warung yang terletak cukup jauh dari rumah.

Tono dan Tini sedang belajar di ruang keluarga. Tiba-tiba lampu

mati. Kemudian Tini mencari lilin dan korek api. Lalu Tono mencoba

menyalakan lilin. Tono berhasil menyalakan lilin. Mereka

melanjutkan belajarnya hingga mereka tertidur.

Tak lama kemudian, Tini merasakan panas. Saat membuka

mata, Tini melihat kobaran api di dekatnya yang disebabkan karena

lilin jatuh mengenai buku mereka. Tini segera membangunkan

kakaknya. Dari luar terdengar suara jeritan ibu memanggil mereka

berdua. Tono menelfon petugas pemadam kebakaran, lalu mereka

segera lari ke luar rumah. Dengan cepat petugas pemadam kebakaran

menuju rumah Tono dan Tini. Sesampainya di rumah mereka,

petugas pemadam kebakaran berjuang memadamkan api. Hingga

akhirnya si jago merah dapat ditaklukkan oleh petugas pemadam

kebakaran.

5. Bawang Merah Bawang Putih

Bermain peran dengan judul permainan “Bawang

Merah Bawang Putih” memiliki jalan cerita sebagai berikut:

Page 143: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

126

Seorang ibu memiliki dua anak perempuan yang ia beri nama

Bawang merah dan Bawang putih. Bawang merah adalah anak yang

memiliki sifat tidak baik yaitu tidak pernah mau menuruti nasehat

ibunya. Sedangkan Bawang putih adalah anak yang baik hati. Karena

Bawang putih adalah anak yang baik, ibunya sangat menyanyangi

dia. Ibu mereka lebih menyayangi Bawang mputih daripada Bawang

merah. Oleh karena itu, Bawang merah iri terhadap Bawang putih

karena dia lebih disayang ibunya. Karena kebenciannya, Bawang

merah selalu bersikap tidak baik terhadap Bawang putih. Namun,

suatu waktu, Bawang merah jatuh sakit. Dan dengan penuh kasih

saying. Bawang putih merawat Bawang merah. Sejak saat itu,

Bawang merah menyayangi Bawang putih dan menjadi anak yang

baik.

6. Si Unyil

Bermain peran dengan judul permainan “Si Unyil” ini

memiliki jalan cerita sebagai berikut:

Pak Ogah saat mengunjungi rumah Si Unyil, terkejut karena

melihat rumah Si Unyil kotor dan berantakan.

Pak Ogah : “Assalamualaikum…..Unyil….dimana kamu? Kenapa

rumah ini kotor sekali?

Si Unyil : “Waalaikum salam pak….ya pak, karena Unyil belum

sempat membereskan rumah. Untuk membereskan rumah sebesar ini

sendirian, aku tidak sanggup pak.

Pak Ogah : “Kita harus bekerjasama untuk membersihkan rumah

ini,” ajak Pak Ogah. Panggil teman-temanmu untuk membantu

membersihkan rumah ini.

Si Unyil : “Baik pak”

Setelah teman-teman Si Unyil berkumpul, mereka bersama-

sama membersihkan rumah. Hingga rumah Si Unyil kembali bersih.

7. Pesta Ulang Tahun

Page 144: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

127

Pada suatu pagi yang cerah, ibu membangunkan Cempaka.

Setelah membuka mata, Cempaka membaca doa bangun tidur.

Ternyata hari ini adalah hari ulang tahun Cempaka. Dia bersyukur

pada Allah karena Allah memberikan umur yang panjang hingga

pada hari ini dia genap berusia 5 tahun.

Pada hari itu, tak da satupun teman Cempaka yang ingat

bahwa hari itu adalah hari ulang tahun dia. Dia duduk di sungai

dengan wajah yang sedih. Datanglah seorang nenek dan bertanya

kenapa dia terlihat sedih. Kemudian Cemapak diajak ke rumah

nenek itu. Tak lama kemudian nenek mengucapkan selamat ulang

tahun pada Cempaka. Dengan senang hati, Cempaka pulang ke

rumah. Sesampainya di rumah, ternyata teman-teman Cempaka

memberikan kejutan pada Cempaka. Cemapak sangat senang. Dan

Mereka merayakan ulang tahun Cempaka bersama-sama.

8. Bermain Bersama

Di depan sebuah rumah, terlihat Shinta dan santi sedang asyik

bermain bersama. Santi menyusun balok menjadi istana yang megah.

Saat Santi akan meletakkan balok yang terakhir, tiba-tiba Shinta

merebutnya.

Mereka berdua berebut mainannya hingga tanpa disengaja

Shinta merobohkan susunan balok yang sudah disusun oleh Santi.

Santi pun marah pada Shinta. Kemudian karena terdengar keributan

di luar, kakak Santi ke luar rumah dan berkata:

Kakak: Ada apa ini kok kalian ribut?

Santi: Ini kak, Shinta merebut mainanku dan merusak istanaku.

Shinta: Tapi kan aku tidak sengaja kak.

Kakak: Sudah sudah kalian jangan bertengakar. Kita harus

menyayangi teman kita. Shinta ayo minta maaf sama Santi!

Page 145: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

128

Shinta: Baik kak. Maafin aku ya Santi.

Kakak: Kamu juga Santi, kamu harus memaafkan Shinta.

Santi: Ya kak. Ya, aku mau memaafkan kamu Shinta.

Setelah mereka berdua saling memaafkan, Mereka kembali

bermain bersama.

Page 146: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

129

Lampiran 6

Daftar Nama Anak Kelas B1 TK N

Pembina Kec. Pekalongan Barat

No. Nama

1 Abimanyu Yoga Ataullah

2 Andi Salma Karima

3 Aura Najwa Aprilia

4 Axcel Raska Atryaaranda

5 Balqis Adelia Putri

6 Brian Rajendra Rafid S.

7 Devan Syauqi Fathi

8 Farrel akmal Rabani

9

Gusti Ayu Bulan

adhistanaya

10 M. Sultan Andrew

11 M. Khairul Fadli

12 M. Budi Utomo

13 M. Dhaniyal Alattas

14 Nabila Mutiara Putri M.

15 Nimas Hanestining Putri

16

Nisa Fadilah Adi

Caesaria

17

Rashel Andra

Rahmadhanti

18 Salwa Mitha Az-zahwa

19 Sekar Arum Maharani

20

Talitha Anindya

Rahmanda

21 Narindra Ardhana PS

22

Ashvanadya Fasya

Shabrina

23 Dibni Fathlun Jaya Muda

24 M. Rifqi Sultan

25 Olivia Putri

26 Zayan Arrafi Mahdhi S.

27

Shinji (Hideaki Hayyi

Shinji)

28 Muhammad Ibad

29 Diva Calista

30 Nirmala Betari

Daftar Nama Anak Kelas B1 TK N

Pembina Kec. Pekalongan Utara

No. Nama

1 Achmad Zhifan Risqi Pratama

2 Adila Putri Yuliani

3 Agmel Ayu Sintiyas

4 Agustian Tri Setyawan

5 Arif Fakhriyanto

6 Arista Aurellia

7 As'ad Zainil Wafa

8 Aviva Rosyaima Angelniyaf

9 Dani Kurniawan

10 Datto Farhan Bennani

11 Dini Sabrina

12 Dwi Priyo Utomo

13 Fadhilatul Zakya

14 Farrisa Hakim

15 Febriand Dwi Pramudya

16 Fitry Larasati

17 Gading Satria Jati

18 Hilmi Satria Wibowo

19 Maulana Raffael Virgiawan

20 Mochammad Rizky Rahman

21 Nadia Puji Lestari

22 Naufal Nabih

23 Nikeisha Shifa Farras

24 Nilla Saroya

25 Nova Dina Fitriyani

26 Nurul Khoirina

27 Riang Imelda Zulfa

28 Rizky Perdana

29 Rizqy Sanjaya Putra

30 Surya Ardhi Alfianto

Page 147: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

130

Lampiran 7

Jadwal Penelitian

Tanggal Hari Perlakuan

ke-

Perlakuan yang dilakukan Tempat

13 Mei 2013 Senin Pretest kelompok

kontrol.

Kelas

14 Mei 2013 Selasa Pretest kelompok

kontrol.

Kelas

15 Mei 2013 Rabu 1

2

Bermain peran “Robot”.

Bermain peran “Barbie”.

Kelas

16 Mei 2013 Kamis 3

4

Bermain peran

“Mengasuh bayi”.

Bermain peran

“Aktivitasku”.

Kelas

17 Mei 2013 Jumat 5

6

Bermain peran “Fun

Cooking”.

Bermain peran

“Tentara”.

Kelas

18 Mei 2013 Sabtu 7

8

Bermain peran “Kedai

Es Krim”.

Bermain peran

“Pesawatku”.

Kelas

20 Mei 2013 Senin 9

10

Bermain peran “Robot”.

Bermain peran “Barbie”.

Kelas

21 Mei 2013 Selasa 11

12

Bermain peran

“Mengasuh bayi”.

Bermain peran

“Aktivitasku”.

Kelas

23 Mei 2013 Kamis Posttest kelompok Kelas

Page 148: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

131

J

a

d

w

a

l

P

e

n

e

l

i

t

i

a

n

kontrol.

24 Mei 2013 Jumat Posttest kelompok

kontrol.

Kelas

27 Mei 2013 Senin Pretest kelompok

eksperimen.

Kelas

28 Mei 2013 Selasa 1 Bermain peran

“Restoran”.

Kelas

29 Mei 2013 Rabu 2 Bermain peran “Pergi ke

Dokter”.

Kelas

30 Mei 2013 Kamis 3 Bermain peran

“Restoran”.

Kelas

31 Mei 2013 Jumat 4 Bermain peran

“Pemadam Kebakaran”.

Luar

Kelas

01 Juni 2013 Sabtu 5 Bermain peran “Pergi ke

Dokter”.

Kelas

03 Juni 2013 Senin 6 Bermain peran “Bawang

merah dan bawang

putih”.

Kelas

04 Juni 2013 Selasa 7 Bermain peran

“Bermain bersama”.

Kelas

07 Juni 2013 Jumat 8

9

Bermain peran

“Rumahku Banjir”.

Bermain peran “Si

Unyil”.

Kelas

08 Juni 2013 Sabtu 10 Bermain peran “Pesta

Ulang Tahun”.

Kelas

10 Juni 2013 Senin 11

12

Bermain peran

“Rumahku Banjir”.

Bermain peran “Si

Unyil”.

Kelas

11 Juni 2013 Selasa Posttest kelompok

eksperimen.

Kelas

Page 149: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

132

Lampiran 8

Data Hasil Pretest Kelompok Eksperimen

Subyek Item

1 Item

2 Item 3 Item

4 Item 5 Item 6 Item 7 Item 8 Item

9 Item 10

Item 11

Item 12 Item 13 Item 14

Item 15 Item 16 Item 17 Item 18

1 2 3 2 2 3 3 3 3 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2

2 1 3 2 2 3 4 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 4

3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

4 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2

5 1 2 1 2 2 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2

6 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2

7 2 3 3 4 3 3 3 3 2 4 2 2 3 4 3 2 2 2

8 2 2 1 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2

9 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

10 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

11 2 3 2 2 3 3 3 2 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2

12 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 2 3 2 2 2

13 2 3 2 3 3 3 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2

14 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 2 1 2 1 2 2

15 2 2 4 2 3 2 2 3 2 1 1 2 3 2 3 3 2 2

16 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 2 2 3 2 1

17 2 3 2 3 2 2 3 2 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2

18 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3

19 1 2 2 3 3 3 3 2 2 4 2 1 2 3 3 2 2 2

20 2 3 1 2 3 2 2 2 2 1 2 2 3 2 2 3 2 3

21 2 3 2 3 2 3 2 1 3 2 2 2 2 3 1 2 2 3

22 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

23 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

24 1 2 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2

25 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 1 2 3 2 3 3

Page 150: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

133

26 2 3 2 3 2 3 4 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2

27 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2

28 2 2 3 2 2 2 1 2 1 2 2 3 1 2 1 2 2 1

29 2 3 2 3 2 3 2 2 3 1 2 2 2 2 2 3 3 2

30 2 3 2 3 1 2 2 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 2

Page 151: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

134

Item 19 Item 20 Item 21

Item 22 Item 23 Item 24 Item 25 Item 26 Item 27 Item 28 Item 29 Item 30 Item 31 Item 32 Item 33

Item 34

3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

3 1 2 2 3 1 2 2 2 2 2 2 3 3 2 1

2 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

3 2 2 2 3 1 2 2 2 2 2 1 2 2 3 2

2 1 1 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2

3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 3 2

3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2

2 4 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 4 3 3 2

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1

2 1 2 2 3 1 2 2 1 1 2 2 2 1 2 2

3 2 2 2 3 2 3 2 1 2 3 2 3 2 3 2

1 3 1 3 4 2 2 2 2 2 1 2 3 3 3 2

2 2 3 2 3 2 1 3 2 3 1 3 2 2 3 1

2 3 2 1 2 2 1 2 2 3 2 1 2 3 1 2

2 2 2 2 2 2 4 1 1 4 2 2 2 2 2 2

3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3

3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 2

2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2

2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3

3 4 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 3 2

2 1 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2

3 4 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2

3 2 3 3 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 3

2 1 2 3 1 2 2 2 1 2 2 2 3 1 2 1

Page 152: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

135

3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2

3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 2

Page 153: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

136

Item 35 Item 36 Item 37 Item 38 Item 39 Item 40 Item 41 Item 42 Item 43

Item 44

Item 45 Item 46

Item 47

Item 48 Item 49 Total

2 2 3 2 1 1 3 2 3 2 2 1 1 2 2 103

2 2 3 1 1 1 2 2 3 2 2 2 1 2 3 105

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 100

2 1 3 2 1 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 98

2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 96

2 2 2 2 2 4 3 3 3 3 3 2 2 2 2 116

2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 1 2 3 124

2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 4 3 3 124

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 97

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 98

2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 106

2 2 2 1 2 2 3 2 3 1 2 1 1 2 2 94

2 2 3 3 2 4 3 2 2 2 2 1 1 2 2 109

2 1 1 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2 3 1 104

3 2 2 2 3 3 1 2 2 2 2 3 2 2 3 110

2 3 1 2 3 2 2 1 2 2 2 2 2 3 2 98

3 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 1 1 2 2 105

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 137

3 2 3 3 2 1 2 3 3 3 3 2 2 3 2 120

2 3 2 2 3 2 1 2 3 2 2 4 2 2 3 109

3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 3 110

2 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 114

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 98

2 3 3 2 1 2 2 2 3 2 2 1 1 2 3 111

2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 108

2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 112

2 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 123

2 2 3 1 2 3 1 2 1 2 1 2 2 3 2 91

Page 154: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

137

3 3 2 3 3 1 3 2 2 3 2 3 2 3 3 120

3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 1 120

Page 155: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

138

Data Hasil Posttest Kelompok Eksperimen

Subyek Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5 Item 6 Item 7 Item 8 Item 9

Item

10

Item

11 Item 12

Item

13

Item

14 Item 15

Item

16

Item

17

Item

18

1 2 3 2 4 3 2 4 2 4 4 3 2 4 3 4 4 3 3

2 4 3 4 3 4 3 4 4 2 3 4 3 3 2 4 3 2 3

3 4 4 3 3 2 4 2 3 2 4 3 2 3 4 2 3 3 4

4 4 3 2 3 3 4 3 3 2 3 4 3 2 3 4 2 3 3

5 2 4 2 3 4 3 2 3 4 3 4 3 4 3 3 4 2 4

6 4 3 2 3 4 3 2 4 3 2 3 4 3 3 3 4 3 4

7 2 3 4 3 4 3 4 2 3 4 3 2 3 4 4 3 4 2

8 2 3 2 4 2 3 2 4 3 2 2 4 3 2 2 4 3 4

9 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 2

10 2 3 2 2 2 4 2 3 3 4 2 2 3 3 3 4 2 3

11 3 4 2 2 3 4 3 3 2 3 4 3 4 2 4 2 4 3

12 2 3 2 4 3 3 2 4 2 4 3 3 2 2 4 4 3 3

13 2 3 3 2 4 2 4 2 3 2 3 4 4 3 4 2 4 3

14 2 3 2 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 2 4 3 3

15 3 3 2 3 2 3 4 2 4 3 3 4 3 2 4 4 4 2

16 2 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 2 2 4 4

17 2 3 3 4 2 4 2 3 3 4 2 4 2 3 3 2 4 3

18 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

19 3 2 3 4 3 4 2 2 3 3 2 3 2 4 2 3 2 3

20 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 4 2 3 2 3 4

21 2 3 3 3 4 3 3 4 2 3 3 4 2 3 3 3 3 4

22 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3

23 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3

24 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 3 3 4 3

25 3 4 3 4 4 3 4 3 2 2 4 3 2 4 3 3 3 4

26 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4

27 2 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4

28 2 3 2 3 2 3 2 3 2 4 3 2 3 3 4 4 4 3

29 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 2 4

30 2 3 2 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3

Page 156: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

139

Item 19

Item 20

Item 21

Item 22

Item 23

Item 24

Item 25

Item 26

Item 27

Item 28

Item 29

Item 30

Item 31

Item 32

Item 33

Item 34

Item 35

Item 36

4 3 4 4 3 2 3 3 3 3 4 3 3 4 3 2 3 3

4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3

3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3

4 3 3 4 3 2 3 4 3 2 4 2 3 2 4 2 4 2

3 4 4 3 3 3 3 2 3 4 3 2 3 2 3 3 2 3

2 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 2 2 4 3 4 2 3

4 4 3 4 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3

2 3 4 3 4 3 4 2 2 4 2 3 2 2 3 3 2 2

3 3 2 3 3 2 3 3 4 2 3 2 3 2 3 3 4 2

2 3 2 4 2 3 2 4 3 4 3 4 3 3 2 3 2 3

3 4 3 4 4 2 3 3 2 3 3 4 3 4 4 2 3 4

2 2 4 3 2 3 4 2 4 4 2 4 3 2 3 2 2 3

2 2 2 3 3 3 2 4 4 2 3 4 2 4 4 2 4 2

4 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 4 2 2 3 4 2 2

3 4 3 4 4 2 3 2 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3

2 2 4 2 4 2 4 2 3 3 3 3 2 3 3 4 4 3

4 3 2 4 3 2 3 4 2 3 2 3 3 3 3 3 4 3

3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 2 4 3 3 3 2 3 4

3 3 3 3 3 4 2 3 2 3 2 3 4 3 2 4 3 2

2 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3

3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 2 4 3 3 2 4 3

4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 2 3 3 2 4 4 4

3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3

4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3

3 3 3 4 3 4 4 4 2 4 4 2 3 3 3 3 4 3

3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3

3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 4 2 3 3 3 3 4 4

3 3 3 3 2 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3

3 3 2 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 2 3 3 4 3

3 4 3 4 3 2 4 4 3 3 2 2 3 3 2 4 3 3

Page 157: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

140

Data Hasil Pretest Kelompok Kontrol

Item 37

Item 38

Item 39

Item 40

Item 41

Item 42

Item 43

Item 44

Item 45

Item 46

Item 47

Item 48

Item 49 Total

4 3 3 2 3 3 3 4 2 4 4 2 3 153

3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 161

2 3 4 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 151

3 4 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 144

3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 146

4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 2 4 4 160

2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 2 136

3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 133

2 4 3 4 2 4 2 4 3 4 3 4 3 143

2 3 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 133

2 3 2 3 2 3 3 2 4 2 2 2 3 146

3 2 4 2 2 4 2 4 4 2 2 4 3 142

2 2 4 2 4 2 4 2 4 3 2 4 2 143

4 2 2 3 2 3 3 2 3 2 4 2 3 141

3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 153

3 2 2 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 151

2 3 3 3 3 4 4 4 3 3 2 4 2 147

3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 149

3 2 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 142

4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 153

3 3 3 4 3 2 4 3 4 4 3 4 3 152

3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 162

4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 150

3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 167

3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 161

3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 151

3 2 3 4 2 4 4 3 4 2 3 3 3 152

3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 155

4 2 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 157

4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 153

Subyek Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item

5 Item 6 Item 7 Item 8 Item

9 Item 10 Item 11 Item 12 Item 13

Item 14 Item 15

Item 16

Item 17

Item 18

1 2 2 3 2 3 3 3 3 3 1 2 1 3 3 3 2 2 1

2 2 1 2 2 3 2 3 3 2 3 1 1 2 2 2 1 1 1

Page 158: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

141

3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 1 1 2 2 2 1 1 1

4 1 2 1 2 2 4 3 4 2 2 1 1 2 2 2 1 1 1

3 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 2 1 2 2 2 1 1 1

6 1 2 1 3 3 4 2 2 1 2 1 1 2 4 2 1 2 1

7 1 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2

8 1 3 2 2 3 2 3 3 3 2 1 1 2 2 3 2 2 2

9 1 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 1 3 3 3 3 2 1

10 1 2 2 2 3 3 2 2 2 1 1 1 2 2 2 1 1 1

11 1 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2

12 1 2 3 2 4 4 3 4 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3

13 1 2 1 2 3 3 3 3 3 2 1 2 3 2 4 3 2 3

14 1 2 2 4 4 4 3 4 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3

15 1 3 2 3 4 3 3 4 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2

16 1 3 2 3 4 4 4 4 3 3 2 1 3 3 3 2 2 2

17 1 3 1 2 3 3 2 3 2 4 3 2 3 3 2 3 3 2

18 1 3 2 2 3 3 2 2 3 2 2 1 3 2 3 2 2 2

19 1 2 1 2 2 3 2 3 2 2 1 1 2 2 3 1 1 1

20 1 2 1 2 2 3 2 2 3 2 1 1 2 2 3 2 1 2

21 1 3 2 3 4 4 3 3 2 2 2 1 2 3 2 3 2 3

22 2 1 2 3 2 2 2 3 2 2 1 1 3 2 1 1 1 2

23 1 3 2 1 2 3 3 2 3 2 2 1 3 3 3 2 2 2

24 1 2 1 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1

25 2 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2

26 1 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 1 2 3 2 2 2 2

27 1 2 2 3 3 3 4 2 2 3 2 1 3 2 3 1 1 1

28 1 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2

29 1 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 2 1 2

30 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2

Page 159: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

142

Item 19 Item 20 Item 21 Item 22 Item 23 Item 24 Item 25 Item 26 Item 27 Item 28 Item 29 Item 30

Item 31 Item 32 Item 33

Item 34 Item 35

Item 36

2 1 2 3 3 1 2 3 1 2 3 3 3 2 3 1 2 2

2 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2

2 1 3 2 3 2 3 2 2 1 2 1 2 2 2 1 3 2

2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 2 4 2 3

2 1 2 4 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 1

2 1 2 3 4 2 1 4 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1

2 1 2 3 3 1 2 2 1 2 2 1 2 2 2 1 2 1

2 1 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2

2 1 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2

2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 3 3 2 1 2 1

2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2

3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2

2 1 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2

3 1 2 4 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2

3 3 3 4 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3

3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 4 2 3 3

3 3 4 4 3 2 3 3 2 3 3 3 4 3 4 3 3 3

4 2 3 3 3 2 2 4 3 3 3 22 2 2 2 1 3 2

2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3

2 1 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 4 3 4 3 2 3

3 4 4 3 4 2 2 4 2 3 2 2 3 2 4 4 2 3

2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 1 3 3 3 2 2 1 2

2 2 3 3 2 2 3 4 3 3 3 2 4 4 4 3 2 3

2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2

2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3

2 2 3 3 3 1 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2

2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 1 3 2

2 1 2 3 4 2 3 2 2 2 3 2 3 2 3 3 2 1

2 1 2 3 3 2 3 3 3 3 4 2 3 3 3 2 2 2

2 1 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2

Page 160: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

143

Item 37 Item 38 Item 39 Item 40 Item 41 Item 42 Item 43 Item 44 Item 45 Item 46 Item 47 Item 48 Item 49 Total

3 3 2 1 3 2 2 2 1 2 1 3 4 111

2 1 1 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 96

3 3 2 3 2 2 2 2 4 1 2 1 2 98

3 2 1 2 1 2 2 4 4 1 1 1 2 93

2 1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 3 80

4 2 2 1 2 3 3 4 4 1 2 2 4 108

3 2 2 1 3 2 2 2 1 2 1 2 4 94

3 3 2 1 2 2 3 2 2 1 1 2 2 106

3 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 4 3 116

2 1 2 2 3 2 2 3 2 1 2 3 3 92

2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 4 118

3 2 1 3 2 3 3 3 2 3 1 4 2 130

2 3 3 2 2 3 3 3 4 1 2 4 3 121

4 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2 4 3 128

4 3 2 2 2 3 3 4 3 2 1 4 2 135

4 3 3 2 3 3 4 3 2 2 1 4 3 135

2 3 1 2 3 2 3 2 3 2 1 3 2 130

2 3 2 1 3 2 3 2 2 2 1 2 3 134

2 2 1 1 2 2 3 2 2 2 1 2 3 102

2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 3 105

3 2 2 2 4 2 3 3 3 2 2 3 4 133

2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 104

3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 3 4 126

1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 60

3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 127

3 3 1 1 2 3 2 3 2 1 1 2 3 109

3 2 1 2 3 3 3 3 3 2 1 2 3 111

Page 161: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

144

4 3 2 2 2 3 2 3 1 2 2 2 3 116

3 3 2 1 2 3 3 4 2 3 2 3 3 121

3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 111

Page 162: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

145

Data Hasil Posttest Keterampilan Berbicara

Subyek Item

1 Item

2 Item

3 Item

4 Item

5 Item

6 Item

7 Item

8 Item

9 Item 10

Item 11

Item 12

Item 13

Item 14

Item 15

Item 16

Item 17

Item 18

Item 19

Item 20

1 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2

2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 2

3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2

4 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 2

5 2 3 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2

6 3 4 2 3 3 4 3 3 2 2 3 3 3 4 4 2 2 3 4 2

7 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3 2

8 3 4 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 4 3 3 3 4 3 2

9 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3

10 3 4 2 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 2

11 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3

12 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 2

13 2 3 4 3 3 3 3 4 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2

14 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2

15 2 4 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2

16 3 4 2 3 4 3 4 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2

17 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 4 3

18 1 2 3 2 3 3 4 4 3 2 2 3 3 3 3 4 3 2 3 2

19 3 4 2 3 3 4 3 3 3 3 2 3 4 4 4 3 2 3 3 2

20 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 4 3 3 3 3 3

21 2 4 2 4 3 3 4 3 2 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 2

22 3 4 3 4 3 4 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2

23 2 3 3 4 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2

24 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1

25 3 3 2 4 4 4 4 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 2

26 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3

27 2 3 4 3 2 3 2 3 2 3 3 2 4 4 3 4 2 2 3 2

28 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 4 3 2

29 2 3 3 3 3 4 3 3 2 3 2 3 4 3 4 3 2 3 3 4

30 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 4

Page 163: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

146

Item 21

Item 22

Item 23

Item 24

Item 25

Item 26 Item 27

Item 28

Item 29

Item 30

Item 31

Item 32

Item 33

Item 34

Item 35

Item 36

Item 37

Item 38

Item 39

Item 40

3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 2 3 3 3 2

3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 2 2

3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 2 2

3 3 4 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 1

3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 1 1 3 2 2 1

3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 2 3 2 3 4 3 3

3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3

3 3 4 3 3 2 3 3 3 2 3 3 4 3 3 2 3 3 2 2

3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 1

3 4 4 3 2 3 4 3 4 3 4 3 3 2 3 2 4 3 3 4

3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 4 3 2 3 2 3 2 3

3 3 4 3 3 3 2 2 3 3 4 3 3 2 3 2 3 3 3 2

3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2

3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3

3 4 4 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3

3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 4 3 4 2 3 2 3 2 2 2

2 3 2 3 3 2 3 4 3 3 3 4 2 3 2 3 2 3 2 2

3 3 4 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 4 2 3

3 4 4 3 2 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 2 4 3 2 3

3 4 3 4 2 3 4 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3

3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 2 3 3 2 2

3 3 4 3 4 4 4 3 2 3 2 2 3 3 3 3 4 3 3 2

3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 2 3 3 3

2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2

3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2

3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3

3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 2 3 4 2 2

3 3 4 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4

4 4 4 3 4 3 2 3 3 4 3 2 3 4 3 1 2 3 3 2

Page 164: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

147

Item 41

Item 42

Item 43

Item 44

Item 45

Item 46

Item 47

Item 48

Item 49

3 3 4 4 3 2 2 3 3

3 3 3 3 3 3 3 3 4

3 3 3 3 4 3 3 3 3

3 3 3 3 3 2 1 2 3

3 2 3 2 2 2 1 2 3

4 3 4 4 3 2 2 3 4

3 2 3 3 2 3 1 2 3

3 3 4 4 2 2 2 4 4

3 3 3 3 3 3 2 3 3

4 3 4 4 4 3 2 3 4

3 3 3 3 3 3 2 3 3

3 2 3 2 3 2 3 3 4

3 3 3 3 3 2 2 3 3

3 3 3 3 3 2 1 3 4

3 4 3 3 3 2 3 3 4

3 3 3 3 3 2 2 3 4

3 3 3 4 4 2 2 4 3

3 3 3 3 3 2 2 3 3

4 3 4 4 3 3 3 3 4

3 3 3 3 3 2 2 2 3

3 3 3 4 3 2 2 3 3

3 3 4 2 3 2 2 3 3

2 3 3 3 3 2 2 3 3

2 2 2 2 2 3 2 2 2

3 3 3 3 3 3 2 3 3

2 3 3 3 3 2 1 3 3

3 3 2 3 3 3 4 3 2

3 3 4 3 3 2 2 3 4

3 3 3 4 3 2 1 2 3

4 3 4 3 4 2 2 3 4

Page 165: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

148

Data Keterampilan Berbicara (Pretest) antara Kelompok Eksperimen dan Kontrol

Eksperimen Kontrol

No Kode Nilai No Kode Nilai

1 E-01 103 1 K-01 111

2 E-02 105 2 K-02 96

3 E-03 100 3 K-03 98

4 E-04 98 4 K-04 93

5 E-05 96 5 K-05 80

6 E-06 116 6 K-06 108

7 E-07 124 7 K-07 94

8 E-08 124 8 K-08 106

9 E-09 97 9 K-09 116

10 E-10 98 10 K-10 92

11 E-11 106 11 K-11 118

12 E-12 94 12 K-12 130

13 E-13 109 13 K-13 121

14 E-14 104 14 K-14 128

15 E-15 110 15 K-15 135

16 E-16 98 16 K-16 135

17 E-17 105 17 K-17 130

18 E-18 137 18 K-18 134

19 E-19 120 19 K-19 102

20 E-20 109 20 K-20 105

21 E-21 110 21 K-21 133

22 E-22 114 22 K-22 104

23 E-23 98 23 K-23 126

24 E-24 111 24 K-24 60

25 E-25 108 25 K-25 127

26 E-26 112 26 K-26 109

27 E-27 123 27 K-27 111

28 E-28 91 28 K-28 116

29 E-29 120 29 K-29 121

30 E-30 120 30 K-30 111

∑ = 3260 ∑ = 3350

n1 = 30 n2 = 30

x1 = 108.67

x2 = 111.67

s12 = 117.5402 s2

2 = 312.9885

s1 = 10.842 s2 = 17.691

Page 166: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

149

Data Keterampilan Berbicara (Postest) antara Kelompok Eksperimen dan Kontrol

Eksperimen Kontrol

No Kode Nilai No Kode Nilai

1 E-01 153 1 K-01 141

2 E-02 161 2 K-02 140

3 E-03 151 3 K-03 147

4 E-04 144 4 K-04 126

5 E-05 146 5 K-05 112

6 E-06 160 6 K-06 153

7 E-07 136 7 K-07 127

8 E-08 133 8 K-08 144

9 E-09 143 9 K-09 127

10 E-10 133 10 K-10 158

11 E-11 146 11 K-11 134

12 E-12 142 12 K-12 131

13 E-13 143 13 K-13 129

14 E-14 141 14 K-14 135

15 E-15 153 15 K-15 139

16 E-16 151 16 K-16 138

17 E-17 147 17 K-17 137

18 E-18 149 18 K-18 135

19 E-19 142 19 K-19 156

20 E-20 153 20 K-20 138

21 E-21 152 21 K-21 149

22 E-22 162 22 K-22 145

23 E-23 150 23 K-23 138

24 E-24 167 24 K-24 95

25 E-25 161 25 K-25 140

26 E-26 151 26 K-26 130

27 E-27 152 27 K-27 141

28 E-28 155 28 K-28 146

29 E-29 157 29 K-29 149

30 E-30 153 30 K-30 151

∑ = 4487.00 ∑ = 4131.00

n1 = 30 n2 = 30

x1 = 149.57

x2 = 137.70

s12 = 70.6678 s2

2 = 163.9414

s1 = 8.406 s2 = 12.804

Page 167: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

150

Lampiran 9

Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Pretest

NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

kelompok

eksperimen

kelompok

kontrol

N 30 30

Normal Parametersa Mean 108.67 111.67

Std. Deviation 10.842 17.691

Most Extreme

Differences

Absolute .104 .094

Positive .104 .094

Negative -.085 -.091

Kolmogorov-Smirnov Z .570 .513

Asymp. Sig. (2-tailed) .901 .955

a. Test distribution is Normal.

Page 168: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

151

Lampiran 10

UJI KESAMAAN DUA VARIANS DATA KETERAMPILAN BERBICARA (PRE TEST) ANTARA KELOMPOK EKSPERIMEN DAN KONTROL

Hipotesis

Ho : 12 = 2

2

Ha : 12

=

22

Uji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:

Ho diterima apabila F < F 1/2 (nb-1):(nk-1)

F 1/2 (nb-1):(nk-1)

Dari data diperoleh:

Sumber variasi Kelompok Eksperimen

Kelompok Kontrol

Jumlah 3260 3350

n

30 30 x 108.67 111.67 Varians (s

2) 117.5402 312.9885

Standart deviasi (s) 10.84 17.69

Berdasarkan rumus di atas diperoleh:

F =

312.99 = 2.6628

117.54

Pada = 5% dengan:

terkecilVarians

terbesarVarians F

Page 169: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

152

dk pembilang = nb - 1 = 30 - 1 = 29 dk penyebut = nk -1 = 30 - 1 = 29 F (0.025)(29:29) = 1.86

1.86

2.663

Karena F berada pada daerah penolakan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok mempunyai varians yang berbeda.

Page 170: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

153

Lampiran 11

Hasil Perhitungan Uji T-test Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol

T-Test

Group Statistics

keterampilan

berbicara N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Nilai tes 1 30 108.67 10.842 1.979

2 30 111.67 17.691 3.230

Independent Samples Test

Levene's Test

for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std.

Error

Differenc

e

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Nilai

tes

Equal variances

assumed 5.102 .028 -.792 58 .432 -3.000 3.788 -10.583 4.583

Equal variances

not assumed

-.792 48.089 .432 -3.000 3.788 -10.616 4.616

Page 171: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

154

Hasil Perhitungan Uji T-test Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol

T-Test

Group Statistics

Jenis N Mean Std. Deviation

Std. Error

Mean

Skor 1 30 1.4957E2 8.40642 1.53479

2 30 1.3770E2 12.80396 2.33767

Independent Samples Test

Levene's Test

for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t Df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Sko

r

Equal

variances

assumed

1.541 .219 4.243 58 .000 11.86667 2.79648 6.26890 17.46443

Equal

variances not

assumed

4.243 50.084 .000 11.86667 2.79648 6.25000 17.48333

Page 172: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

155

Lampiran 12

Profil Lembaga

1. Nama TK : TK Negeri Pembina Pekalongan Barat

Telepon/ Hp : (0285) 7928360

Alamat Jalan : Merapi No.2

Kelurahan : Bendan

Kecamatan : Pekalongan Barat

Kota : Pekalongan

Visi : Membentuk peserta didik menjadi anak yang beriman kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berkepribadian mulia, mandiri, kreatif,

serta sehat jasmani dan rohani.

Misi :

1) Menanamkan nilai-nilai agama dan moral Pancasila dalam kehidupan sehari-

hari melalui keteladanan dan pembiasaan agar terbentuk pribadi yang beriman,

bertaqwa, dan berkepribadian mulia.

2) Memberikan tugas-tugas yang mengarah pada terbentuknya pribadi yang

mandiri.

3) Memberi dasar pengetahuan agar anak bisa merespon terhadap perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi.

4) Mempersiapkan anak agar dapat berkomunikasi dan berinteraksi dengan

teman-teman sebaya dan lingkungan.

5) Menumbuh kembangkan kreatifitas anak dalam seni, budaya, dan olahraga

melalui pembelajaran dan bimbingan secara efektif dan optimal.

Page 173: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

156

2. Nama TK : TK Negeri Pembina Pekalongan Utara

Telepon/ Hp : (0285) 430046

Alamat Jalan : Apolo

Kelurahan : Kandang Panjang

Kecamatan : Pekalongan Utara

Kota : Pekalongan

Visi : Terciptanya peserta didik yang beriman dan bertaqwa kepada

Allah SWT, cerdas, kreatif, mandiri, serta sehat jasmani dan

rohani.

Misi :

1) Menanamkan nilai-nilai agama dan moral Pancasila sehingga tercapainya pribadi

peserta didik yang beriman dan bertaqwa.

2) Memberikan pendidikan ketrampilan agar peserta didik memiliki prestasi dalam

bidang seni maupun olahraga.

3) Memberikan tugas-tugas yang mengarah terciptanya pribadi peserta didik yang

mandiri.

4) Memberikan dasar-dasar pengetahuan agar peserta didik bertambah kembang sesuai

dengan tahapan perkembangan.

Page 174: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

157

Lampiran 13

Gb. Pretest Kelompok Eksperimen

Peneliti sedang melakukan pretest pada responden dari

kelompok eksperimen.

Gb. Bermain Peran “Bawang Merah Bawang Putih”

Hanes berperan sebagai bawang merah dengan mengenakan selendang berwarna merah,

sedangkan Rashel berperan sebagai bawang putih dengan mengenakan selendang

berwarna putih.

Page 175: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

158

Gb. Bermain peran “Pesta Ulang Tahun”

Bulan (tengah) sedang meniup kue ulang tahun. Salma (kanan) berperan

sebagai ibunya Bulan. Fadli (kiri) berperan sebagai ayahnya Bulan.

Gb. Bermain Peran “Bermain Bersama”

Abi, Devan, Dibni, Brian sedang bermain balok bersama. Devan berperan sebagai kakak

dari Abi yang melerai saat Abi, Dibni, dan Brian saling berebut balok.

Page 176: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

159

Gb. Bermain Peran “Si Unyil”

Bulan, Salma, Dhana, Oliv, dan abim sedang bermain peran bekerjasama

membersihkan halaman sekolah.

Gb. Bermain Peran “Pemadam Kebakaran”

Shinji, Dhana, Budi, Devan, Sekar, Hanes bersama-sama memainkan peran seorang

pemadam kebakaran yang sedang memadamkan api.

Page 177: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

160

Gb. Bermain Peran “Pergi ke Dokter”

Dhaniyal yang berperan sebagai dokter sedang memeriksa Salma sebagai pasien.

Najwa yang berperan sebagai perawat membantu dokter membawakan jarum suntik

dan kapas.

Gb. Bermain Peran “Playing House”

Abim, Mitha, dan Yayang sedang membersihkan rumah akibat banjir dengan membuang

air banjir yang masuk ke dalam rumah.

Page 178: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

161

Gb. Bermain Peran “Restoran”

Dhana berperan sebagai pelayan sedang mengantarkan makanan pada pembeli (Brian,

Nadia, dan Hanes).

Gb. Posttest Kelompok Eksperimen

Peneliti melakukan posttest pada responden dari kelompok eksperimen.

Page 179: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

162

Gb. Pretest Kelompok Kontrol

Peneliti melakukan pretest pada responden dari kelompok

kontrol.

Gb. Bermain Peran “Fun Cooking”

Rina sedang memainkan wayang koki yang sedang memasak beras dengan

menggunakan magic com.

Page 180: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

163

Gb. Bermain Peran Mengsuh Bayi

Surya sedang memberi minum pada bayi yang sedang

berbaring di atas tempat tidur.

Gb. Bermain Peran Perang-perangan

Ano sedang memainkan wayang tentara yang sedang

membawa senjata saat perang.

Page 181: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

164

Gb. Bermain Peran “Barbie”

Keisha sedang memakaikan sepatu pada boneka Barbie.

Gb. Bermain Peran Pesawat

Naufal sedang bermain menerbangkan pesawat.

Page 182: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

165

Gb. Bermain Peran Kedai Es Krim

Rina sedang memainkan wayang tukang es krim yang sedang

melakukan transaksi jual beli.

Gb. Posttest Kelompok Kontrol

Peneliti melakukan posttest pada responden dari kelompok kontrol

Page 183: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

166

Lampiran 14

Page 184: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

167

Page 185: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

168

Page 186: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

169

Page 187: TINGKAT KETERAMPILAN BERBICARA DITINJAU DARI …berkomunikasi dengan baik. Peningkatan kemampuan komunikasi pada anak tersebut dapat dilakukan melalui metode bermain peran yang terdiri

170