View
7
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
tindakan
Citation preview
Tindakan Terhadap Keluarga
Penatalaksanaan pasien ini memerlukan partisipasi peran seluruh anggota
keluarga dalam mengatasi masalah yang dihadapinya terutama istri pasien. Sehingga
dapat mencegah terjadinya serangan asthma dan mengurangi tekanan darah, kadar
kolesterol, dan asam urat.
Tindakan awal pada keluarga adalah menjelaskan masalah yang dihadapi
keluarga pasien terutama pasien tersebut (kepala keluarga). Masalah pada keluarga ini
adalah sulit untuk mengatur pola makan dan pola hidup, terdapat ketergantungan
finansial pada kepala keluarga ( perekonomian masih dibilang cukup), pekerjaan yang
berhubungan dengan resiko penyakit pasien, dan tinggal di padat hunian.
Pelaku rawat (istri pasien) yang merupakan pasien 2 dan pasien 1 diberikan
edukasi dari sisi medis mengenai pentingnya gizi yang sesuai dengan resiko penyakit
pasien dan istri dan kami menjelaskan kepada pasien 1 dan pasien 2 tentang penyakit
asthma dari mulai definisi, proses perjalanan penyakit (patofisiologi), penyebab dan
faktor resiko, hingga pengobatan yang tepat menurut ilmu medis, hingga komplikasi
yang dapat ditimbulkan dari asthma dan apa saja yang dapat mencegah timbulnya
serangan asthma pasien dengan media pendekatan. Dan juga memberi edukasi
mengenai hal- hal apa saja yang menyebabkan kolesterol dan asam urat meningkat
dan apa saja yang dapat mengurangi serta dampak yang akan terjadi apabila terjadi
peningkatan diatas normal.
Tindakan tersebut kami lakukan dengan harapan keluarga pasien dan pasien
dapat memahami keadaan pasien yang sebenarnya sehingga mampu lebih bijaksana
untuk memantau dan mengingatkan pasien dengan baik. Selain itu, kami pun
memberikan motivasi secara personal kepada pasien 1 dan pasien 2 untuk selalu rutin
dan teratur dalam merubah pola hidup sehari- hari.
Untuk meningkatkan pemahaman pasien dan keluarga tentang penyakit yang di
alaminya yaitu asthma, hipertensi dan meningkatnya kolesterol, asam urat maka
dilakukan intervensi pada pasien.
Memberikan intervensi terhadap pasien dengan cara penyuluhan tentang
penyakit pasien yaitu asthma, hipertensi dan meningkatnya kolesterol, asam
urat melalui media pendekatan. Dimana isi dari penyuluhan tersebut mulai
dari pengertian asthma, hipertensi dan meningkatnya kolesterol, asam urat,
etiologi, factor risiko, patofisiologi, komplikasi, dan penatalaksanaan.
Memotivasi pasien agar mencegah hal yang dapat mencetuskan kambuhnya
asthma dan meminum obat apabila terjadi eksaserbasi akut.
Memotivasi pasien agar rajin minum obat hipertensi.
Edukasi mengenai daftar makanan dan minuman apa saja yang diperbolehkan
dan yang harus dihindari supaya dapat mengontrol tekanan darah dan kadar
kolesterol.
Memberitahukan kepada istri pasien supaya mengganti garam yang
sebelumnya digunakan dengan garam rendah natrium dengan tujuan untuk
mengontrol tekanan darah pasien.
Memberikan makanan pendukung lainnya seperti oat meal, buah (jeruk dan
pisang) untuk memberi beberapa contoh secara langsung mengenai makanan
yang dapat dikonsumsi.
Memotivasi pasien supaya rutin melakukan olahraga ringan seperti jalan santai
di pagi hari selama ± ½ jam.
Melakukan test yang lain yaitu test glukosa, asam urat dan kolesterol pada
pasien dan istri untuk mengetahui ada atau tidaknya penyakit maupun faktor
risiko lain yang menyertai.
Dilakukan penilaian terhadap penguasaan masalah dan kemampuan
beradaptasi yang dapat dilihat pada Tabel 1. Penilaian kemampuan mengatasi masalah
secara keseluruhan dan kemampuan adaptasi dengan skala:
5 : dapat diselesaikan sepenuhnya oleh pasien dan keluarganya
4 : penyelesaian hampir seluruhnya oleh keluarga dengan sedikit petunjuk
dari orang lain / dokter / pelayanan kesehatan
3 : ada keinginan untuk penyelesaian, terdapat sumber namun perlu
penggalian yang belum dimanfaatkan, hanya sedikit atas partisipasi
keluarga dan sebagian besar masih dilakukan provider.
2 : partisipasi keluarga hanya berupa keinginan saja karena tidak mampu,
tidak ada sumber, penyelesaian sepenuhnya dilakukan oleh orang
lain/dokter/pelayanan kesehatan
1 : tidak ada partisipasi, menolak, tidak ada penyelesaian walaupun sarana
tersedia
99 : tidak dapat dinilai.
Tabel 1 Penilaian Kemampuan Mengatasi Masalah (Koping Keluarga)
No Masalah Rencana Intervensi Hasil
Nilai Koping
Awal Akhir
1 Hipertensi dan tidak
pernah untuk
mengkonsumsi obat
hipertensi
Asthma yang kambuh
apabila cuaca buruk
Memotivasi pasien
supaya rajin minum
obat antihipertensi
setiap hari dengan
cara memberikan
edukasi mengenai
hipertensi.
melakukan cek
tekanan darah dan
diharapkan pasien
menjadi semakin
rajin untuk kontrol ke
puskesmas.
Memotivasi pasien
untuk mencegah
terjadinya
eksaserbasi apabila
sedang berada di
lingkungan cuaca
yang buruk misal
memakai masker
apabila dilingkungan
yang tidak baik
1. Pada saat kunjungan
pertama tekanan
darah pasien 150/110
2. Pada saat kunjungan
kedua tekanan darah
pasien 150/100
3. Pada saat kunjungan
ketiga tekanan darah
pasien 150/90
Asthma pasien sudah jarang
kambuh dan asthma sudah
terkontrol
3
4
4
5
2 Pengetahuan pelaku
rawat (istri pasien)
akan kondisi Bpk.S
cukup baik, namun
pengetahuan Bpk.S
mengenai komplikasi
hipertensi, asthma,
dan kolesterol , asam
Edukasi mengenai
hipertensi, asthma,
dan kolesterol, asam
urat yang tinggi yang
terdiri dari definisi,
etiologi, faktor risiko,
patofisiologi, tanda
dan gejala,
Istri pasien dan pasien sendiri
mulai memahami hal – hal
mengenai hipertensi, asthma,
dan kolesterol, asam urat yang
tinggi dan bahaya dari
komplikasi sehingga pasien
lebih termotivasi dan istri
pasien bisa lebih mengontrol
4 5
urat yang meningkat
masih kurang.
komplikasi. Bpk.S
3 Pola makan: pasien
makan teratur
waktunya, namun
terkadang pasien
mengkonsumsi
makanan yang
seharusnya dihindari.
Istri pasien sudah
memahami mengenai
daftar makanan apa
saja yang
diperbolehkan untuk
dikonsumsi dan yang
harus dihindari.
Edukasi mengenai
daftar makanan yang
diperbolehkan untuk
dikonsumsi dan yang
harus dihindari.
Memberikan dan
menjelaskan
beberapa makanan
yang dapat
dikonsumsi pasien
seperti garam rendah
natrium, sayuran, oat
meal, pisang, dan
jeruk.
Pasien memahami daftar
makanan apa saja yg
diperbolehkan untuk
dikonsumsi dan yang harus
dihindari sehingga pasien
dapat lebih berhati-hati untuk
mengkonsumsi makanan
sehari-hari.
Sebelum dilakukan edukasi
mengenai daftar makanan
yang diperbolehkan untuk
dikonsumsi dan yang harus
dihindari untuk pasien
hipertensi dan kolesterol dan
asam urat yang tinggi, istri
pasien sudah memahami hal
tersebut dan sudah
memberikan beberapa
makanan yang diperbolehkan.
Dengan dilakukan edukasi ini
dapat menambah pengetahuan
istri pasien mengenai menu –
menu makanan yang
diperbolehkan sehingga pola
makan dapat terus terkontrol
Istri pasien memahami
bagaimana cara penggunaan
daram dapur rendah natrium
dan cara memberikan
makanan yang baik kepada
Bpk.S.
3
3
4
4
4
5
4 Pasien maksimal
seminggu sekali
Memberikan
motivasi kepada
pasien untuk tetap
Pasien dan istri pasien rutin
melakukan olahraga seminggu
3x pagi hari seperti jalan
4 5
olahraga
Kegiatan sehari-
harinya adalah
kegiatan rumahan dan
kadang mengikuti
acara di mesjid.
melakukan kegiatan
sosial, melakukan
pekerjaan rumah dan
rutin olahraga untuk
mengisi waktu
sehari-hari
santai, dan juga aktif dalam
kegiatan sosial seperti arisan
dan pengajian RT.
5 Pasien memiliki
kebiasaan tidur hingga
diatas pukul sebelas
malam
Memberikan edukasi
kepada pasien
mengenai kebutuhan
istirahat yang cukup
sangat baik untuk
mengurangi stress.
Pasien mulai mengatur pola
tidurnya
3 4
6 Pasien memiliki gaya
hidup yang kurang
baik sebelumnya,
merokok sudah
puluhan tahun dan
merokok ± 24
batang/hari, minum
kopi. Dan sekarang 12
batang/ hari
Edukasi mengenai
bahaya merokok dan
konsumsi kopi
terhadap hipertensi
supaya memotivasi
pasien agar tetap
memiliki pola hidup
sehat.
Pasien sudah memahami
mengenai bahaya merokok
dan mengkonsumsi kopi tidak
baik untuk kesehatan
sehingga pasien sudah
mengurangi kebiasaan
tersebut kembali.
3 4
Total koping 31/9 = 3,4 40/9= 4,4
Kesan dari kemampuan penyelesaian masalah awal dalam keluarga adalah 3
yaitu keluarga cukup mampu menyelesaikan sedikit masalahnya dan masih
memerlukan petunjuk penyelesaian masalah dari orang lain/dokter/provider
kesehatan. Pada akhir studi dilakukan penilaian kembali kemampuan keluarga
menyelesaikan masalahnya. Nilai akhir koping keluarga yang didapat adalah 4,
dimana keluarga mampu menyelesaikan masalahnya namun tidak sepenuhnya dan
masih tergantung arahan dan upaya dari provider petugas pelayan kesehatan.
Hasil Intervensi
1. Telah dilakukan edukasi mengenai hipertensi dan pasien beserta keluarga
sudah cukup mengerti tentang hipertensi dan komplikasi dari penyakit itu
sendiri serta sudah cukup termotivasi untuk mengubah pola makan dan pola
hidup.
2. Istri pasien berupaya mengontrol asupan makanan dan minuman Bpk. T
dengan mengurangi konsumsi makanan berminyak, bersantan, dan makanan
dengan diet rendah garam.
3. Istri pasien sudah mulai melakukan apa yang disarankan dari hal – hal yang
telah diedukasikan. Diharapkan hal tersebut dapat meningkatkan kesadaran
pasien untuk lebih mengontrol pola hidup.
4. Istri pasien bersedia untuk mengawasi pola makan, pola hidup sehari-hari serta
mengingatkan untuk lebih teratur mengkonsumsi obat antihipertensi.
5. Pasien lebih menyadari mengenai penyakitnya dan mulai rutin mengkonsumsi
obat serta mengontrol pola makan dan pola hidupnya.
Pembahasan
Dalam penanganan kasus ini dilakukan pendekatan kedokteran keluarga untuk
memberikan pelayanan kesehatan yang holistik, komprehensif, berkesinambungan,
terpadu dan paripurna, dengan memandang pasien sebagai bagian dari dirinya sendiri,
keluarga dan lingkungannya.
Pasien Bpk.T didiagnosis hipertensi. Berdasarkan hasil wawancara pada
Bpk.T dan Ibu.S, diketahui bahwa Bpk.T mengalami peningkatan tekanan darah sejak
2-3 tahun yang lalu. Dari hasil pemeriksaan tekanan darah yang kami lakukan pada
hari pertama kunjungan adalah 190/110 mmHg, pada kunjungan hari kedua adalah
180/100, dan pada kunjungan hari ketiga adalah 170/100. Dari pemeriksaan
sebelumnya yang dilakukan oleh dokter di puskesmas, diketahui bahwa tekanan darah
Bpk.T tidak pernah kurang dari 160/90 mmHg. Dari pemeriksaan tekanan darah yang
kami lakukan, tekanan darah Bpk.T termasuk dalam kategori hipertensi grade 3
menurut JNC 2007. Dari hasil wawancara dengan istri Bpk.T juga diketahui bahwa
Bpk.T sudah mulai menghindari makanan yang tidak diperbolehkan untuk dikonsumsi
penderita hipertensi, namun yang menjadi kendala adalah kejenuhan Bpk.T dalam
mengkonsumsi obat antihipertensi sehingga Bpk.T hanya melakukan kontrol ke
puskesmas saat keluhan – keluhan yang diakibatkan dari hipertensinya kembali
dirasakan dan pola tidur dari Bpk.T juga masih kurang teratur.
Faktor resiko hipertensi meliputi faktor usia dengan bertambahnya umur maka
semakin tinggi mendapat resiko hipertensi. Insiden hipertensi makin meningkat
dengan meningkatnya usia. Hal ini sering disebabkan oleh perubahan alamiah di
dalam tubuh yang mempengaruhi jantung, pembuluh darah dan hormone (Herke,
2006). Disamping itu, stressor, habit, aktivitas yang dilakukan sehari-hari, pola makan
dan pola istirahat juga berpengaruh terhadap hipertensi (Astawan, 2002). Dari faktor
usia, Bpk.T sudah memasuki usia lanjut, yaitu usia 60 tahun. Pada usia ini, Bpk.T
sudah tidak lagi bekerja sehingga aktivitas sehari-hari yang dilakukan hanya kegiatan
rumahan dan kegiatan sosial seperti pengajian dan arisan dengan warga setempat. Hal
ini dapat memicu kejenuhan dari aktivitas sehari-hari yang dialami oleh Bpk.T.
Didapatkan pula dari riwayat habit terdahulu bahwa Bpk.T memiliki kebiasaan
merokok sejak berusia 15 tahun dengan jumlah rokok ± 24 batang/hari dan juga
kebiasaan mengkonsumsi kopi.
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Pada populasi
lanjut usia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan
diastolik 90 mmHg.
Apabila hipertensi ini tidak dapat terkontrol, akibatnya dapat menimbulkan
komplikasi yang serius. Komplikasi yang dapat ditimbulkan dari hipertensi adalah
stroke, infark miokard, gagal ginjal, gagal jantung, dan ensefalopati. Pada Bpk.T
belum ditemukan adanya tanda-tanda komplikasi dari hipertensi, namun tetap
diperlukan kewaspadaan diri untuk mencegah timbulnya komplikasi dengan cara
menumbuhkan kesadaran dari pasien itu sendiri untuk rutin mengonsumsi obat
antihipertensi dan dukungan dari istri pasien untuk memotivasi supaya tekanan darah
pasien tetap terkontrol.
Pada awal kunjungan keluarga, Bpk.T masih belum mengetahui beberapa
penjelasan mengenai hipertensi dan juga masih belum muncul kesadaran untuk rutin
dalam mengkonsumsi obat antihipertensi. Setelah dilakukan pemberian edukasi
tentang hipertensi dan mengenai gizi seimbang untuk pasien hipertensi, Bpk.T dan
juga istri dapat memahami lebih baik mengenai hipertensi, terutama komplikasi yang
dapat ditimbulkan dari hipertensi apabila tekanan darah terus-menerus tidak
terkontrol. Pada kunjungan ketiga sudah dapat terlihat penurunan tekanan darah dari
Bpk.T dibandingkan dengan kunjungan pertama dan kedua dan juga sudah ada
kesadaran yang dimiliki oleh Bpk.T dalam mengkonsumsi obat antihipertensi secara
rutin. Dari hasil pemeriksaan kolesterol dan gula darah sewaktu yang dilakukan pada
kunjungan kedua dan ketiga didapatkan hasil yang normal.
Modifikasi diet atau pengaturan diet sangat penting pada pasien hipertensi,
tujuan utama dari pengaturan diet hipertensi adalah mengatur tentang makanan sehat
yang dapat mengontrol tekanan darah tinggi dan mengurangi penyakiit
kardiovaskuler. Secara garis besar, ada empat macam diet untuk menanggulangi atau
minimal mempertahankan keadaan tekana darah , yakni : diet rendah garam , diet
rendah kolestrol, lemak terbatas serta tinggi serat, dan rendah kalori bila kelebihan
berat badan (Astawan,2002). Dilakukan juga edukasi mengenai makanan yang harus
dihindari dan makanan yang baik untuk dikonsumsi pada pasien hipertensi. Dengan
demikian, perawatan serta pengobatan Bpk.T selain dari terapi juga dapat didukung
dari pemberian zat gizi yang seimbang dan baik.
Makanan-makanan yang dianjurkan untuk pasien hipertensi seperti makanan
yang mengandung serat seperti serat kasar ( Crude fiber ) yang banyak terdapat pada
sayuran dan buah – buahan,dan juga serat makanan terdapat pada makanan
karbohidrat yaitu : kentang, beras, singkong dan kacang hijau. Serat kasar dapat
berfungsi mencegah penyakit tekanan darah tinggi karena serat kasar mampu
mengikat kolestrol maupun asam empedu dan selanjutnya membuang bersama
kotoran. Keadaan ini dapat dicapai jika makanan yang dikonsumsi mengandung serat
kasar yang cukup tinggi (Astawan,2002).