13
Tindakan Terhadap Keluarga Penatalaksanaan pasien ini memerlukan partisipasi peran seluruh anggota keluarga dalam mengatasi masalah yang dihadapinya terutama istri pasien. Sehingga dapat mencegah terjadinya serangan asthma dan mengurangi tekanan darah, kadar kolesterol, dan asam urat. Tindakan awal pada keluarga adalah menjelaskan masalah yang dihadapi keluarga pasien terutama pasien tersebut (kepala keluarga). Masalah pada keluarga ini adalah sulit untuk mengatur pola makan dan pola hidup, terdapat ketergantungan finansial pada kepala keluarga ( perekonomian masih dibilang cukup), pekerjaan yang berhubungan dengan resiko penyakit pasien, dan tinggal di padat hunian. Pelaku rawat (istri pasien) yang merupakan pasien 2 dan pasien 1 diberikan edukasi dari sisi medis mengenai pentingnya gizi yang sesuai dengan resiko penyakit pasien dan istri dan kami menjelaskan kepada pasien 1 dan pasien 2 tentang penyakit asthma dari mulai definisi, proses perjalanan penyakit (patofisiologi), penyebab dan faktor resiko, hingga pengobatan yang tepat menurut ilmu medis, hingga komplikasi yang dapat ditimbulkan dari asthma dan apa saja yang dapat mencegah timbulnya serangan asthma pasien dengan media pendekatan. Dan juga memberi edukasi mengenai hal- hal apa saja yang menyebabkan kolesterol dan asam urat meningkat dan apa saja yang dapat

Tindakan Terhadap Keluarga

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tindakan

Citation preview

Page 1: Tindakan Terhadap Keluarga

Tindakan Terhadap Keluarga

Penatalaksanaan pasien ini memerlukan partisipasi peran seluruh anggota

keluarga dalam mengatasi masalah yang dihadapinya terutama istri pasien. Sehingga

dapat mencegah terjadinya serangan asthma dan mengurangi tekanan darah, kadar

kolesterol, dan asam urat.

Tindakan awal pada keluarga adalah menjelaskan masalah yang dihadapi

keluarga pasien terutama pasien tersebut (kepala keluarga). Masalah pada keluarga ini

adalah sulit untuk mengatur pola makan dan pola hidup, terdapat ketergantungan

finansial pada kepala keluarga ( perekonomian masih dibilang cukup), pekerjaan yang

berhubungan dengan resiko penyakit pasien, dan tinggal di padat hunian.

Pelaku rawat (istri pasien) yang merupakan pasien 2 dan pasien 1 diberikan

edukasi dari sisi medis mengenai pentingnya gizi yang sesuai dengan resiko penyakit

pasien dan istri dan kami menjelaskan kepada pasien 1 dan pasien 2 tentang penyakit

asthma dari mulai definisi, proses perjalanan penyakit (patofisiologi), penyebab dan

faktor resiko, hingga pengobatan yang tepat menurut ilmu medis, hingga komplikasi

yang dapat ditimbulkan dari asthma dan apa saja yang dapat mencegah timbulnya

serangan asthma pasien dengan media pendekatan. Dan juga memberi edukasi

mengenai hal- hal apa saja yang menyebabkan kolesterol dan asam urat meningkat

dan apa saja yang dapat mengurangi serta dampak yang akan terjadi apabila terjadi

peningkatan diatas normal.

Tindakan tersebut kami lakukan dengan harapan keluarga pasien dan pasien

dapat memahami keadaan pasien yang sebenarnya sehingga mampu lebih bijaksana

untuk memantau dan mengingatkan pasien dengan baik. Selain itu, kami pun

memberikan motivasi secara personal kepada pasien 1 dan pasien 2 untuk selalu rutin

dan teratur dalam merubah pola hidup sehari- hari.

Untuk meningkatkan pemahaman pasien dan keluarga tentang penyakit yang di

alaminya yaitu asthma, hipertensi dan meningkatnya kolesterol, asam urat maka

dilakukan intervensi pada pasien.

Memberikan intervensi terhadap pasien dengan cara penyuluhan tentang

penyakit pasien yaitu asthma, hipertensi dan meningkatnya kolesterol, asam

urat melalui media pendekatan. Dimana isi dari penyuluhan tersebut mulai

Page 2: Tindakan Terhadap Keluarga

dari pengertian asthma, hipertensi dan meningkatnya kolesterol, asam urat,

etiologi, factor risiko, patofisiologi, komplikasi, dan penatalaksanaan.

Memotivasi pasien agar mencegah hal yang dapat mencetuskan kambuhnya

asthma dan meminum obat apabila terjadi eksaserbasi akut.

Memotivasi pasien agar rajin minum obat hipertensi.

Edukasi mengenai daftar makanan dan minuman apa saja yang diperbolehkan

dan yang harus dihindari supaya dapat mengontrol tekanan darah dan kadar

kolesterol.

Memberitahukan kepada istri pasien supaya mengganti garam yang

sebelumnya digunakan dengan garam rendah natrium dengan tujuan untuk

mengontrol tekanan darah pasien.

Memberikan makanan pendukung lainnya seperti oat meal, buah (jeruk dan

pisang) untuk memberi beberapa contoh secara langsung mengenai makanan

yang dapat dikonsumsi.

Memotivasi pasien supaya rutin melakukan olahraga ringan seperti jalan santai

di pagi hari selama ± ½ jam.

Melakukan test yang lain yaitu test glukosa, asam urat dan kolesterol pada

pasien dan istri untuk mengetahui ada atau tidaknya penyakit maupun faktor

risiko lain yang menyertai.

Dilakukan penilaian terhadap penguasaan masalah dan kemampuan

beradaptasi yang dapat dilihat pada Tabel 1. Penilaian kemampuan mengatasi masalah

secara keseluruhan dan kemampuan adaptasi dengan skala:

5 : dapat diselesaikan sepenuhnya oleh pasien dan keluarganya

4 : penyelesaian hampir seluruhnya oleh keluarga dengan sedikit petunjuk

dari orang lain / dokter / pelayanan kesehatan

3 : ada keinginan untuk penyelesaian, terdapat sumber namun perlu

penggalian yang belum dimanfaatkan, hanya sedikit atas partisipasi

keluarga dan sebagian besar masih dilakukan provider.

2 : partisipasi keluarga hanya berupa keinginan saja karena tidak mampu,

tidak ada sumber, penyelesaian sepenuhnya dilakukan oleh orang

lain/dokter/pelayanan kesehatan

1 : tidak ada partisipasi, menolak, tidak ada penyelesaian walaupun sarana

tersedia

Page 3: Tindakan Terhadap Keluarga

99 : tidak dapat dinilai.

Tabel 1 Penilaian Kemampuan Mengatasi Masalah (Koping Keluarga)

No Masalah Rencana Intervensi Hasil

Nilai Koping

Awal Akhir

1 Hipertensi dan tidak

pernah untuk

mengkonsumsi obat

hipertensi

Asthma yang kambuh

apabila cuaca buruk

Memotivasi pasien

supaya rajin minum

obat antihipertensi

setiap hari dengan

cara memberikan

edukasi mengenai

hipertensi.

melakukan cek

tekanan darah dan

diharapkan pasien

menjadi semakin

rajin untuk kontrol ke

puskesmas.

Memotivasi pasien

untuk mencegah

terjadinya

eksaserbasi apabila

sedang berada di

lingkungan cuaca

yang buruk misal

memakai masker

apabila dilingkungan

yang tidak baik

1. Pada saat kunjungan

pertama tekanan

darah pasien 150/110

2. Pada saat kunjungan

kedua tekanan darah

pasien 150/100

3. Pada saat kunjungan

ketiga tekanan darah

pasien 150/90

Asthma pasien sudah jarang

kambuh dan asthma sudah

terkontrol

3

4

4

5

2 Pengetahuan pelaku

rawat (istri pasien)

akan kondisi Bpk.S

cukup baik, namun

pengetahuan Bpk.S

mengenai komplikasi

hipertensi, asthma,

dan kolesterol , asam

Edukasi mengenai

hipertensi, asthma,

dan kolesterol, asam

urat yang tinggi yang

terdiri dari definisi,

etiologi, faktor risiko,

patofisiologi, tanda

dan gejala,

Istri pasien dan pasien sendiri

mulai memahami hal – hal

mengenai hipertensi, asthma,

dan kolesterol, asam urat yang

tinggi dan bahaya dari

komplikasi sehingga pasien

lebih termotivasi dan istri

pasien bisa lebih mengontrol

4 5

Page 4: Tindakan Terhadap Keluarga

urat yang meningkat

masih kurang.

komplikasi. Bpk.S

Page 5: Tindakan Terhadap Keluarga

3 Pola makan: pasien

makan teratur

waktunya, namun

terkadang pasien

mengkonsumsi

makanan yang

seharusnya dihindari.

Istri pasien sudah

memahami mengenai

daftar makanan apa

saja yang

diperbolehkan untuk

dikonsumsi dan yang

harus dihindari.

Edukasi mengenai

daftar makanan yang

diperbolehkan untuk

dikonsumsi dan yang

harus dihindari.

Memberikan dan

menjelaskan

beberapa makanan

yang dapat

dikonsumsi pasien

seperti garam rendah

natrium, sayuran, oat

meal, pisang, dan

jeruk.

Pasien memahami daftar

makanan apa saja yg

diperbolehkan untuk

dikonsumsi dan yang harus

dihindari sehingga pasien

dapat lebih berhati-hati untuk

mengkonsumsi makanan

sehari-hari.

Sebelum dilakukan edukasi

mengenai daftar makanan

yang diperbolehkan untuk

dikonsumsi dan yang harus

dihindari untuk pasien

hipertensi dan kolesterol dan

asam urat yang tinggi, istri

pasien sudah memahami hal

tersebut dan sudah

memberikan beberapa

makanan yang diperbolehkan.

Dengan dilakukan edukasi ini

dapat menambah pengetahuan

istri pasien mengenai menu –

menu makanan yang

diperbolehkan sehingga pola

makan dapat terus terkontrol

Istri pasien memahami

bagaimana cara penggunaan

daram dapur rendah natrium

dan cara memberikan

makanan yang baik kepada

Bpk.S.

3

3

4

4

4

5

4 Pasien maksimal

seminggu sekali

Memberikan

motivasi kepada

pasien untuk tetap

Pasien dan istri pasien rutin

melakukan olahraga seminggu

3x pagi hari seperti jalan

4 5

Page 6: Tindakan Terhadap Keluarga

olahraga

Kegiatan sehari-

harinya adalah

kegiatan rumahan dan

kadang mengikuti

acara di mesjid.

melakukan kegiatan

sosial, melakukan

pekerjaan rumah dan

rutin olahraga untuk

mengisi waktu

sehari-hari

santai, dan juga aktif dalam

kegiatan sosial seperti arisan

dan pengajian RT.

5 Pasien memiliki

kebiasaan tidur hingga

diatas pukul sebelas

malam

Memberikan edukasi

kepada pasien

mengenai kebutuhan

istirahat yang cukup

sangat baik untuk

mengurangi stress.

Pasien mulai mengatur pola

tidurnya

3 4

6 Pasien memiliki gaya

hidup yang kurang

baik sebelumnya,

merokok sudah

puluhan tahun dan

merokok ± 24

batang/hari, minum

kopi. Dan sekarang 12

batang/ hari

Edukasi mengenai

bahaya merokok dan

konsumsi kopi

terhadap hipertensi

supaya memotivasi

pasien agar tetap

memiliki pola hidup

sehat.

Pasien sudah memahami

mengenai bahaya merokok

dan mengkonsumsi kopi tidak

baik untuk kesehatan

sehingga pasien sudah

mengurangi kebiasaan

tersebut kembali.

3 4

Total koping 31/9 = 3,4 40/9= 4,4

Kesan dari kemampuan penyelesaian masalah awal dalam keluarga adalah 3

yaitu keluarga cukup mampu menyelesaikan sedikit masalahnya dan masih

memerlukan petunjuk penyelesaian masalah dari orang lain/dokter/provider

kesehatan. Pada akhir studi dilakukan penilaian kembali kemampuan keluarga

menyelesaikan masalahnya. Nilai akhir koping keluarga yang didapat adalah 4,

dimana keluarga mampu menyelesaikan masalahnya namun tidak sepenuhnya dan

masih tergantung arahan dan upaya dari provider petugas pelayan kesehatan.

Hasil Intervensi

Page 7: Tindakan Terhadap Keluarga

1. Telah dilakukan edukasi mengenai hipertensi dan pasien beserta keluarga

sudah cukup mengerti tentang hipertensi dan komplikasi dari penyakit itu

sendiri serta sudah cukup termotivasi untuk mengubah pola makan dan pola

hidup.

2. Istri pasien berupaya mengontrol asupan makanan dan minuman Bpk. T

dengan mengurangi konsumsi makanan berminyak, bersantan, dan makanan

dengan diet rendah garam.

3. Istri pasien sudah mulai melakukan apa yang disarankan dari hal – hal yang

telah diedukasikan. Diharapkan hal tersebut dapat meningkatkan kesadaran

pasien untuk lebih mengontrol pola hidup.

4. Istri pasien bersedia untuk mengawasi pola makan, pola hidup sehari-hari serta

mengingatkan untuk lebih teratur mengkonsumsi obat antihipertensi.

5. Pasien lebih menyadari mengenai penyakitnya dan mulai rutin mengkonsumsi

obat serta mengontrol pola makan dan pola hidupnya.

Pembahasan

Dalam penanganan kasus ini dilakukan pendekatan kedokteran keluarga untuk

memberikan pelayanan kesehatan yang holistik, komprehensif, berkesinambungan,

terpadu dan paripurna, dengan memandang pasien sebagai bagian dari dirinya sendiri,

keluarga dan lingkungannya.

Pasien Bpk.T didiagnosis hipertensi. Berdasarkan hasil wawancara pada

Bpk.T dan Ibu.S, diketahui bahwa Bpk.T mengalami peningkatan tekanan darah sejak

2-3 tahun yang lalu. Dari hasil pemeriksaan tekanan darah yang kami lakukan pada

hari pertama kunjungan adalah 190/110 mmHg, pada kunjungan hari kedua adalah

180/100, dan pada kunjungan hari ketiga adalah 170/100. Dari pemeriksaan

sebelumnya yang dilakukan oleh dokter di puskesmas, diketahui bahwa tekanan darah

Bpk.T tidak pernah kurang dari 160/90 mmHg. Dari pemeriksaan tekanan darah yang

kami lakukan, tekanan darah Bpk.T termasuk dalam kategori hipertensi grade 3

menurut JNC 2007. Dari hasil wawancara dengan istri Bpk.T juga diketahui bahwa

Bpk.T sudah mulai menghindari makanan yang tidak diperbolehkan untuk dikonsumsi

penderita hipertensi, namun yang menjadi kendala adalah kejenuhan Bpk.T dalam

mengkonsumsi obat antihipertensi sehingga Bpk.T hanya melakukan kontrol ke

puskesmas saat keluhan – keluhan yang diakibatkan dari hipertensinya kembali

dirasakan dan pola tidur dari Bpk.T juga masih kurang teratur.

Page 8: Tindakan Terhadap Keluarga

Faktor resiko hipertensi meliputi faktor usia dengan bertambahnya umur maka

semakin tinggi mendapat resiko hipertensi. Insiden hipertensi makin meningkat

dengan meningkatnya usia. Hal ini sering disebabkan oleh perubahan alamiah di

dalam tubuh yang mempengaruhi jantung, pembuluh darah dan hormone (Herke,

2006). Disamping itu, stressor, habit, aktivitas yang dilakukan sehari-hari, pola makan

dan pola istirahat juga berpengaruh terhadap hipertensi (Astawan, 2002). Dari faktor

usia, Bpk.T sudah memasuki usia lanjut, yaitu usia 60 tahun. Pada usia ini, Bpk.T

sudah tidak lagi bekerja sehingga aktivitas sehari-hari yang dilakukan hanya kegiatan

rumahan dan kegiatan sosial seperti pengajian dan arisan dengan warga setempat. Hal

ini dapat memicu kejenuhan dari aktivitas sehari-hari yang dialami oleh Bpk.T.

Didapatkan pula dari riwayat habit terdahulu bahwa Bpk.T memiliki kebiasaan

merokok sejak berusia 15 tahun dengan jumlah rokok ± 24 batang/hari dan juga

kebiasaan mengkonsumsi kopi.

Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan

sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Pada populasi

lanjut usia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan

diastolik 90 mmHg.

Apabila hipertensi ini tidak dapat terkontrol, akibatnya dapat menimbulkan

komplikasi yang serius. Komplikasi yang dapat ditimbulkan dari hipertensi adalah

stroke, infark miokard, gagal ginjal, gagal jantung, dan ensefalopati. Pada Bpk.T

belum ditemukan adanya tanda-tanda komplikasi dari hipertensi, namun tetap

diperlukan kewaspadaan diri untuk mencegah timbulnya komplikasi dengan cara

menumbuhkan kesadaran dari pasien itu sendiri untuk rutin mengonsumsi obat

antihipertensi dan dukungan dari istri pasien untuk memotivasi supaya tekanan darah

pasien tetap terkontrol.

Pada awal kunjungan keluarga, Bpk.T masih belum mengetahui beberapa

penjelasan mengenai hipertensi dan juga masih belum muncul kesadaran untuk rutin

dalam mengkonsumsi obat antihipertensi. Setelah dilakukan pemberian edukasi

tentang hipertensi dan mengenai gizi seimbang untuk pasien hipertensi, Bpk.T dan

juga istri dapat memahami lebih baik mengenai hipertensi, terutama komplikasi yang

dapat ditimbulkan dari hipertensi apabila tekanan darah terus-menerus tidak

terkontrol. Pada kunjungan ketiga sudah dapat terlihat penurunan tekanan darah dari

Bpk.T dibandingkan dengan kunjungan pertama dan kedua dan juga sudah ada

kesadaran yang dimiliki oleh Bpk.T dalam mengkonsumsi obat antihipertensi secara

Page 9: Tindakan Terhadap Keluarga

rutin. Dari hasil pemeriksaan kolesterol dan gula darah sewaktu yang dilakukan pada

kunjungan kedua dan ketiga didapatkan hasil yang normal.

Modifikasi diet atau pengaturan diet sangat penting pada pasien hipertensi,

tujuan utama dari pengaturan diet hipertensi adalah mengatur tentang makanan sehat

yang dapat mengontrol tekanan darah tinggi dan mengurangi penyakiit

kardiovaskuler. Secara garis besar, ada empat macam diet untuk menanggulangi atau

minimal mempertahankan keadaan tekana darah , yakni : diet rendah garam , diet

rendah kolestrol, lemak terbatas serta tinggi serat, dan rendah kalori bila kelebihan

berat badan (Astawan,2002). Dilakukan juga edukasi mengenai makanan yang harus

dihindari dan makanan yang baik untuk dikonsumsi pada pasien hipertensi. Dengan

demikian, perawatan serta pengobatan Bpk.T selain dari terapi juga dapat didukung

dari pemberian zat gizi yang seimbang dan baik.

Makanan-makanan yang dianjurkan untuk pasien hipertensi seperti makanan

yang mengandung serat seperti serat kasar ( Crude fiber ) yang banyak terdapat pada

sayuran dan buah – buahan,dan juga serat makanan terdapat pada makanan

karbohidrat yaitu : kentang, beras, singkong dan kacang hijau. Serat kasar dapat

berfungsi mencegah penyakit tekanan darah tinggi karena serat kasar mampu

mengikat kolestrol maupun asam empedu dan selanjutnya membuang bersama

kotoran. Keadaan ini dapat dicapai jika makanan yang dikonsumsi mengandung serat

kasar yang cukup tinggi (Astawan,2002).