180
PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK PESERTA DIDIK DI MTs AL-HIDAYAH LEMOA KECAMATAN BONTOLEMPANGAN KABUPATEN GOWA THE EFFECT OF FAMILY HARMONIC TO STUDENT’S MORALS AT ISLAMIC SCHOOL AL-HIDAYAH LEMOA IN BONTOLEMPANGAN OF SUBDISTRICT REGENCY GOWA TESIS Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Magister Manajemen Pendidikan Agama Islam Pada Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh: SAHARA 01.14.370.2013 PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2017

PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK PESERTA DIDIK DI MTs AL-HIDAYAH LEMOA

KECAMATAN BONTOLEMPANGAN KABUPATEN GOWA

THE EFFECT OF FAMILY HARMONIC TO STUDENT’S MORALS AT ISLAMIC SCHOOL AL-HIDAYAH LEMOA IN

BONTOLEMPANGAN OF SUBDISTRICT REGENCY GOWA

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Magister Manajemen Pendidikan Agama Islam Pada Program

Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh:

SAHARA 01.14.370.2013

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2017

Page 2: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

i

JUDUL

PENGARUH TINGKAT KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP KARAKTER PESERTA DIDIK DI MTs AL-HIDAYAH LEMOA KECAMATAN BONTOLEMPANGAN KABUPATEN GOWA

TESIS

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Magister

Program Studi

Magister Manajemen

Disusun dan Diajukan oleh

SAHARA Nomor Induk Siswa : 01.14.370.2013

Kepada

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2016

Page 3: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

Scanned by CamScanner

Page 4: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

Scanned by CamScanner

Page 5: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

Scanned by CamScanner

Page 6: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

v

ABSTRAK

SAHARA (2016). Pengaruh Keharmonisan Keluarga terhadap Akhlak Peserta Didik di MTs Al-Hidayah Lemoa Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa, dibimbing oleh: H. Muhammad Basri dan Hj. Misykat Malik Ibrahim.

Latar belakang masalah ini adalah tempat utama anak

mendapat pendidikan adalah keluarga, bagi anak keluarga adalah lingkungan sosial pertama dan utama yang dimasukinya, dalam kehidupan keharmonisan sangatlah berpengaruh terhadap keluarga terutama dalam lingkungan pendidikan anak. Akhlak merupakan keutuhan kehendak dan perbuatan yang melekat pada seseorang, yang akan tampak pada perilakunya sehari-hari terutama pada akhlak anak. Gambaran keharmonisan keluarga peserta didik “kurang harmonis”, gambaran kualitas akhlak peserta didik yaitu “kurang baik”, dan keharmonisan keluarga berpengaruh terhadap akhlak peserta didik.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh keharmonisan

keluarga terhadap akhlak peserta didik di MTs Al-Hidayah Lemoa Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif asosiatif dengan mengkaji fakta-fakta yang telah terjadi serta data dan informasi yang menyangkut 2 variabel yaitu tingkat keharmonisan keluarga dan akhlak peserta didik, dalam penelitian ini diperoleh dari responden dalam bentuk angka-angka kemudian dianalisis dengan program SPSS.

Hasil penelitian membuktikan bahwa hasil uji hipotesis pengaruh keharmonisan keluarga terhadap akhlak peserta didik di MTs Al-Hidayah Lemoa Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa, koefisien pengaruh keharmonisan keluarga terhadap akhlak peserta didik sebesar rxy= 0,463 dengan nilai p = 0,000 < 0,05, dalam kategori “sedang” ini menunjukkan bahwa keharmonisan keluarga berpengaruh positif signifikan terhadap akhlak peserta didik. “diterima”

Kata Kunci: Keharmonisan Keluarga, Akhlak

Page 7: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdu lillahi wahdah, shadaqah wahdah, wa nashara’ abdah,

wa azza jundahu wahazamal ahzaaba wahdah. Wash shaalatu was

salaamu alaa rasulillaah, syaidina wa qurrati a’yuninaa Muhammanibni

Abdillah. Wa’alaa aalihi wa shahbihi wa man walaah. Laa haula wa laa

quwwata illa billah, ammaa ba’du.

Segala puji hanyalah milik Allah Ta’ala, Rabb semesta alam.

Penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Pengaruh

Keharmonisan Keluarga terhadap Akhlak Peserta Didik di MTs Al-

Hidayah Lemoa Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa”.

Tesis ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat ujian

guna memperoleh gelar Magister Manajemen Pendidikan Islam pada

Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah (UNISMUH)

Makassar. Dalam kesempatan ini penulis akan menyampaikan terima

kasih yang tulus kepada yang terhormat :

Dr. H. Muhammad Basri, M.Si. Pembimbing I tesis ini, yang telah

banyak meluangkan waktunya dan memberikan berbagai saran dan

kritik yang membangun guna menyempurnakan tesis ini hingga

selesai. serta Dr. Hj. Misykat Malik Ibrahim. M.Si, Pembimbing II yang

Page 8: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

ix

telah berkenan mengoreksi dan memberikan saran dan masukan

dalam perbaikan tesis ini.

Kedua orang tua Ayah Abd. Hamid dan Ibunda Tarring (orang tua

kandung), Ayah H. Nawa dan Ibunda Hj. Aminah (orang tua asuh),

tercinta yang telah mengantarkan atau membimbing dan memberikan

dorongan, baik moral maupun materi sejak kecil hingga penulis

mampu menyelesaikan tesis ini, semoga Allah Swt senantiasa

mengasihi dan melindungi mereka sebagaimana mereka menyayangi

penulis sejak kecil hingga sekarang ini.

Dr. H. Abd. Rahman Rahim, S.E., M.M. Rektor UNISMUH Makassar

yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

melanjutkan studi di perguruan tinggi di Universitas Muhammadiyah

Makassar.

Prof. Dr. H. M. Ide Said, D.M., M.Pd, Direktur Program Pascasarjana

UNISMUH Makassar.

Para dosen yang telah mentransfer ilmu pengetahuan kepada penulis

yang penuh manfaat dan berkah, semoga amal jariahnya selalu

mengalir.

Semua karyawan dan Tata Usaha Pascasarjana UNISMUH Makassar

yang telah melayani penulis dengan ikhlas, penulis ucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya.

Terima kasih pula kepada semua pihak yang telah membantu dan

memberikan masukan kepada penulis, teman-teman dan seluruh

Page 9: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

x

elemen yang belum sempat penulis ucapkan namanya satu persatu

dalam penulisan ini yang telah membantu dan menyelesaikan tesis ini.

Terima kasih pula kepada kakanda tercinta Muh. Kamil yang selalu

menemaniku dalam setiap langkahku sampai terselesaikannya

penulisan tesis ini.

Semoga amal baik mereka diterima sebagai bentuk amal ibadah dari

Allah Swt. serta bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi

pembaca pada umumnya.

Gowa, 26 Desember 2016

SAHARA

Page 10: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................. i HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. ii HALAMAN PENERIMAAN PENGUJI ................................................. iii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TESIS ................................. iv ABSTRAK ........................................................................................... v ABSTRACT ......................................................................................... vi ABSTRAK (BAHASA ARAB) ............................................................. vii KATA PENGANTAR ........................................................................... viii DAFTAR ISI ......................................................................................... xi DAFTAR TABEL ................................................................................. xiv DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xv DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xvi DAFTAR ISTILAH ............................................................................... xvii DAFTAR TRANSLITERASI ................................................................. xxi BAB I . PENDAHULUAN..................................................................... 1

A. Latar Belakang ..................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................... 11

C. Tujuan Penelitian ................................................................. 11

D. Manfaat Penelitian ............................................................. .. 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................. 13

A. Keharmonisan Keluarga.. .................................................... 13

1. Pengertian Keharmonisan Keluarga ............................... 13

2. Prinsip-prinsip Keluarga Harmonis ................................. 37

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keharmonisan ......... 43

4. Peranan Agama terhadap Keharmonisan ...................... 46

B. Akhlak ................................................................................. 49

1. Pengertian Akhlak ......................................................... 49

2. Nilai-nilai Akhlak yang Dikembangkan ............................ 65

Page 11: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

xii

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Akhlak ..................... 67

4. Tahapan Pengembangan Akhlak .................................. 76

C. Hubungan Antara Keharmonisan Keluarga terhadap

Akhlak Peserta Didik .......................................................... 82

D. Kajian Penelitian yang Relevan ……………………………... 87

E. Kerangka Pikir...................................................................... 88

F. Hipotesis .............................................................................. 92 BAB III . METODE PENELITIAN ......................................................... 93

A. Desain dan Jenis Penelitian ................................................. 93

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................... 93

C. Populasi dan Sampel ......................................................... 94

D. Metode Pengumpulan Data ................................................ 95

1. Jenis Data....................................................................... 95

2. Sumber Data .................................................................. 95

3. Teknik Pengumpulan Data ............................................. 95

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian . 97

F. Teknik Analisis Data ............................................................ 98

BAB IV . HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................ 101

A. Hasil Penelitian .................................................................... 101

1. Deskripsi Lokasi dan Objek Penelitian ........................... 101

2. Deskripsi Penelitian ........................................................ 109

3. Deskripsi Kondisi Keharmonisan Keluarga .................... 112

4. Deskripsi Kondisi Akhlak ............................................... . 113

5. Hasil Uji Instrumen ........................................................ . 114

6. Analisis Regresi dan Pengujian Hipotesis ..................... 119

7. Pengujian Hipotesis ....................................................... 102

B. Pembahasan ....................................................................... 103 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................. 128

A. Kesimpulan ......................................................................... 128

B. Saran .................................................................................. 129

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 130

Page 12: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

xiii

RIWAYAT HIDUP ............................................................................... 133

LAMPIRAN........................................................................................... 134 1. INSTRUMEN PENELITIAN ...................................................... 135 2. IZIN PENELITIAN .................................................................... 149 3. OLAHAN DATA ....................................................................... 152

Page 13: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Teks Halaman

Tabel 1. Populasi Penelitian MTs Al-Hidayah Lemoa Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa ............................... 94 Tabel 2. Daftar Guru dan Kepala Sekolah MTs Al-Hidayah Lemoa Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa ........... 102 Tabel 3. Keadaan Luas Tanah MTs Al-Hidayah Lemoa Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa ............................... 103 Tabel 4. Keadaan Penggunaan Tanah MTs Al-Hidayah Lemoa Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa ........... 104 Tabel 5. Keadaan Jumlah dan Kondisi Bangunan MTs Al-Hidayah Lemoa Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa ......................................................................................... 105 Tabel 6. Keadaan Sarana dan Prasarana MTs Al-Hidayah Lemoa Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa ............ 106 Tabel 7. Keadaan Sarana dan Prasarana MTs Al-Hidayah Lemoa Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa ............ 108 Tabel 8. 4.1. Jenis Kelamin .............................................................110 Tabel 9. 4.2. Tingkatan Kelas ........................................................ 110 Tabel 10.4.3. Pekerjaan Orang Tua ............................................... 111 Tabel 11.4.4. Penghasilan Orang Tua ........................................... 112 Tabel 12.4.5. Distribusi Frekuensi Keharmonisan Keluarga ....... 115

Tabel 13.4.6. Distribusi Frekuensi Akhlak Peserta Didik .............. 117 Tabel 14.4.7. Hasil Uji Normalitas Akhlak Peserta Didik .............. 119

Tabel 15.4.8. Hasil Uji Analisis Regresi ........................................ 120

Page 14: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Teks Halaman

Gambar 1. Skema Kerangka Pikir ............................................ 92

Gambar 2. Papan Nama MTs Lemoa ....................................... 157

Gambar 3. Bagian Depan MTs Lemoa ..................................... 137

Gambar 4. Aktivitas Guru MTs Lemoa ..................................... 138

Gambar 5. Proses Belajar Mengajar MTs Lemoa..................... 139

Gambar 6. Aktivitas Guru MTs Lemoa ..................................... 140

Gambar 7.Keadaan Peserta Didik MTs Lemoa ........................ 141

Gambar 8. Keadaan Peserta Didik MTs Lemoa ....................... 142

Gambar 9. Keadaan Peserta Didik MTs Lemoa ....................... 143

Page 15: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

xviii

DAFTAR ISTILAH

SES : Socio Economics Status Acting : Pelaksanaan Habit : Kebiasaan Interpersonal : Terikat Kualitas :Mutu, tingkat baik buruknya atau taraf, derajat sesuatu. Optimal : Kondisi tertinggi yang mungkin untuk dilakukan seseorang. Generasi : Pergantian, penerus, generasi penerus bangsa. Biologis : Ilmu yang memepelajari aspek kehidupan Inspirasi :Ilham, tujuan yang lebih mulia dan besar. Harmonis : Keselarasan, keserasian Fasilitas : Sarana untuk melancarkan fungsi, kemudahan Rujukan :Sesuatu yang digunakan pemberi informasi (pembicara) Transformasi :Perubahan rupa, bentuk, sifat, dan fungsi. Orientasi :Peninjauan untuk menentukan, arah, tempat yang tepat Yahudi : Wujudnya tuhan yang maha esa Majusi :Kepercayaan yang mengagungkan api sebagai tuhan Nasrani : Pengikut orang Nazaret (Nabi Isa as) Luhur :Tinggi, mulia, memuliakan, menghormati. Positif : Cara berpikir secara logis Komunikasi : Proses dalam mana seseorang menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain. Broken :Kurangnya perhatian dari keluarga atau kurangnya kasih sayang, rumah tangga yang tidak normal Konstribusi : Bentuk bantuan yang dikeluarkan oleh individu/kelompok Fundamental : Kebenaran umum atau dasar realitas Psikologis : Sebuah bidang ilmu pengetahuan dan ilmu terapan yang mempelajari mengenai perilaku dan fungsi mental manusia secara ilmiah. Terminologi : Peristilahan, istilah dan penggunaannya, gabungan kata yang digunakan dalam konteks tertentu. Selaras :Kesesuaian, kesamaan antar semua unsur pendukung agar menghasilkan keterpaduan yang utuh. Loyalitas : Mutu dari sikap setia (loyal), tindakan memberi atau menunjukkan dukungan dan kepatuhan yang teguh dan konstan kepada seseorang. Mawaddah : Rasa cinta yang timbul akibat melihat fisik ataupun materi. Miniatur : Tiruan sesuatu dalam skala yang diperkecil atau sesuatu yang kecil.

Page 16: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

xviii

Universal :Umum, berlaku untuk semua orang atau untuk seluruh dunia. Peradaban : Suatu kumpulan identitas terluas Potensi : Kemampuan yang bisa dikembangkan dalam hal kekayaan alam, kesanggupan. Kodrati : Teologi yang mengakui bahwa manusia sanggup mengenal Allah dengan akal budinya. Signifikan :Penting, berarti, sesuatu yang sangat berarti dan tidak bisa dilepas oleh hal lain. Strategis : Pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas waktu tertentu. Pedagogi : Ilmu atau seni dalam menjadi seorang guru. Filosofis :Studi mengenai kebijaksanaan, dasar-dasar pengetahuan, dan proses yang digunakan untuk mengembangkan dan dan merancang pandangan mengenai suatu kehidupan. Kompetensi : Kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, sikap, reaksi seseorang. Murabbi :Guru, orang yang mendidik manusia sedemikian rupa, dengan ilmu dan akhlak, agar menjadi lebih berilmu, lebih berakhlak, dan lebih berdaya. Qudwah : Panutan, suri tauladan, contoh, teladan. Behaviorisme:Yang dapat diamati, atau tidak konkret. Naturalisme : Terlalu mendewa-dewakan faktor keturunan. Afeksi : Rasa kasih sayang, perasaan dan emosi yang lunak. Wadah : Tempat, tertutup baik, isinya terlindungi. Adolesent : Masa perkembangan transisi antara masa anak-anak dan masa remaja hingga dewasa. Komitmen : Janji pada diri kita sendiri atau kepada orang lain, sesuatu yang membuat seseorang membulatkan hati dan tekad demi mencapai sebuah tujuan. Ritual :Serangkaian kegiatan yang dilaksanakan terutama untuk tujuan simbolis. Rileks : Cara membiasakan diri Anda untuk tenang dan santai. Antisipasi : Persepsi, perhitungan tentang hal-hal yang akan belum terjadi, bayangan, ramalan, peristiwa mental terhadap peristiwa yang akan terjadi. Kongkrit :Nyata, benar-benar ada, berwujud, dapat dilihat, diraba. Personalitas : Topeng atau kodok, yaitu tutup muka, yaitu tutup muka yang sering dipakai oleh pemain-pemain panggung, yang

Page 17: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

xviii

maksudnya untuk menggambarkan perilaku, watak, atau pribadi seseorang. Tabiat : Pembawaan dasar manusia. Tabiat sering pula disebut watak. Internal : menyangkut bagian dalam tubuh atau diri. Toleransi : membiarkan orang lain berpendapat lain, melakukan hal yang tidak sependapat dengan kita, tanpa kita ganggu ataupun intimidasi. Sistem :Tujuan, masukan, proses, keluaran, batas, mekanisme. Etos : Sikap, kepribadian, watak, karakter serta keyakinan. Referensi : Sumber acuan, rujukan, petunjuk, buku-buku yang dianjur- kan oleh dosen kepada mahasiswanya untuk dibaca. Amanah : Menjaga dengan baik sesuatu yang dititipkan, mengerjakan dengan baik sesuatu yang ditugaskan, menyampaikan sesuatu kepada yang berhak menerima. Fatonah : Cerdik, pandai. Tablig : Menyampaikan Sidik : Benar, jujur Moderasi :Sesuatu yang memiliki ujung yang ukurannya sama. Khalwat : Berduaan di tempat umum Organis :Berkenaan dengan organ atau alat-alat. Manifestasi : Perwujudan sebagai suatu pernyataan perasaan atau pendapat sebagian orang menganggap bahwa tingginya angka pengangguran merupakan manifestasi dari rendah- nya kemampuan berwirausaha. Kualitatif :Berdasarkan mutu. Kuantitatif : Sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Superego :Internalisasi kebutuhan-kebutuhan masyarakat yang bersifat konsumtif, kedirian yang super. Proporsi :Perbandingan. Sekunder : Berada pada tingkatan kedua selain kebutuhan primer. Ambivalensi :Bercabang dua yang saling bertentangan. Pubertas :Masa aqil balik, masa remaja. Dominasi :Penguasaan oleh pihak yang lebih kuat terhadap yang lebih lemah, menguasai, mengatasi.

Page 18: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

xviii

Kapasitas :Ruang yang tersedia, daya tampung, daya serap. Habit : Kebiasaan Acting : Pelaksanaan Logika : kaidah berpikir yang tepat dan masuk akal logika seseorang dapat kita pahami berdasarkan kata-kata yang dia sampaikan secara lisan ada tulisan. Komponen :Bagian dari keseluruhan, unsur. Indoktrinasi : Pemberian ajaran secara mendalam tanpa kritik. Kognitif : Berhubungan dengan atau melibatkan kognisi. Knowing :Pandai, ahli, mengandung rahasia. Feeling : Perasaan, merasa. Depresi : Gangguan mental yang ditandai oleh perubahan perilaku seperti muram, sedih, dan tertekan sehingga memerlukan tindakan medis orang yang depresi biasanya mengalami perubahan perilaku. Korelasi :Hubungan sebab akibat atau timbal balik. Identifikasi : Mengenali keberadaannya. Imitasi :Tiruan, bukan asli. Internalisasi :Penghayatan, doktron atau nilai sehingga merupakan keyakinan dan kesadaran akan kebenaran doktrin. Etos : Pandangan hidup yang khas dari suatu golongan sosial, kebudayaan sifat, nilai dan adat istiadat. Assosiatif : Hubungan antara peristiwa-peristiwa yang terjadi. Relatif : Diukur melalui perbandingan sesuatu terhadap yang lain. Paradigma :Model dalam teori ilmu pengetahuan, kerangka pikir. Populatif : Keseluruhan Humanitas : Bersifat kemanusiaan, perikemanusiaan warga yang baik. Universal : Menyangkut semua orang, suatu hal yang umum. Eksploitasi : Pengusahaan, pendayagunaan. Qudwah : Teladan Probabilitas : Kemungkinan, tingkat terjadinya peristiwa itu rendah. Parsial : Sebagian dari semua hal untuk memecahkan persoalan. Simultan : Terjadi atau berlaku pada waktu yang bersamaan.

Page 19: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Teks Halaman

1. Kuesioner ................................................................ 135

2. Dokumentasi ........................................................... 150

3. Observasi ................................................................ 151

4. Frekuensi Variabel X1 ............................................. 115

5. Frekuensi Variabel Y.. ............................................. 117

6. Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian .................. 115

7. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ............. 115

8. Hasil Uji Normalitas Penelitian ................................ 119

9. Hasil Pengujian Analisis Regresi ............................ 120

10. Hasil Pengujian Hipotesis ....................................... 121

Page 20: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hidup berkeluarga dihayati oleh hampir seluruh umat

manusia, bahkan orang yang hidup sebatang kara pun pernah

mengalami suasana hidup dalam keluarga. Maka sudah selayaknya

jika hidup dalam sebuah keluarga memberikan warna atau konstribusi

tersendiri dalam pembentukan akhlak seseorang. Hidup dalam

keluarga tidak hanya dilihat sebagai urusan pribadi maupun urusan

kemasyarakatan, akan tetapi hidup dalam keluarga sebagai cara

hidup yang sesuai dengan rencana dan kehendak Allah Swt.

Pandangan semacam ini akan mempunyai arti/dampak positif

pada penghayatan hidup berkeluarga. Seluruh anggota keluarga tidak

hanya pada penghayatan hidup berkeluarga, seluruh anggota

keluarga tidak hanya dipandang sebagai partner hidup namun mereka

juga amanat dari Allah Swt yang harus dijaga. Dalam penjagaannya

tentu harus sesuai dengan kaidah yang telah diberikan dari sang

pemberi amanat tersebut.

Keyakinan akan mendorong kepada seseorang untuk lebih

menjaga dan menjalankan amanat tersebut secara serius hati-hati dan

tidak sembarangan, sebab mereka sadar akan amanat tersebut dan

kelak akan dimintai pertanggung jawaban. Keluarga mempunyai

Page 21: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

2

peranan yang penting dalam pembentukan akhlak atau kepribadian

anak sesuai di dalam ayat Al-Qur’an surat At-Tahrim ayat 6 sebagai

berikut:

Artinya :”Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”.

Dari keterangan ayat di atas jelaslah bahwa jagalah

keluargamu dari api neraka. Menjadikan anak-anak kita beragamakan

Yahudi, Nasrani atau Majusi adalah tergantung dari cara orang tua

mendidik anaknya dan memberikan pemahaman agar kelak menjadi

anak yang bermamfaat.

Sedangkan di dalam hadits, Rasulullah menekankan bahwa

pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting bagi anak,

karena pendidikan itulah yang menentukan arah dan tujuan bagi anak-

anak, sebagaimana hadits Rasulullah :

نھ اویمجثا نھ ا ینصر و ا نھ ا د یھو ه ا بو ا نما فا ه لفطر ا عل لد یو لا ا لود مو من ما

) م مسل ه ا و ر(

Artinya: “Tidaklah seorang anak itu dilahirkan, kecuali dalam keadaan fitrah (kesucian agama yang sesuai dengan naluri),

Page 22: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

3

sesungguhnya yang kedua orang tuanyalah yang menjadikan dia beragama Yahudi, Nasrani, atau Majusi”. (HR. Muslim). (Rafi’udin, 2002: 12)

Maksud dari hadist di atas adalah bahwasanya Rasulullah

bersabda setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah lalu kedua

orang tuanyalah yang menjadikannya sebagai seorang yahudi,

nasrani dan majusi. Apabila kedua orang tuanya muslim, maka

anaknya pun akan menjadi muslim.

Charles, 2008 berpendapat bahwa:

“Keluarga akan harmonis bila para anggota keluarga di dalamnya bisa berhubungan secara serasi dan seimbang. Saling memuaskan kebutuhan satu sama lainnya serta memperoleh pemuasan atas kebutuhannya. Keluarga harmonis ditandai dengan adanya relasi yang sehat antar setiap anggota keluarga sehingga dapat menjadi sumber hiburan, inspirasi, dorongan yang menguatkan dan perlindungan bagi setiap anggotanya”.

Dalam Islam keberhasilan mendidik anak merupakan puncak

kebahagiaan bagi setiap orang tua, dalam hal ini untuk menjadikan

anak yang saleh akan memberikan pertolongan, ketentraman dan

kebahagiaan sampai diakhirat nanti. Anak-anak adalah masa depan

orang tua, anak-anak merupakan salah satu tantangan bagi orang tua

untuk menjadi sukses atau hebat. Orang tua tidak bisa mengaku

sukses dan hebat sebelum mereka bisa sukses mendidik anak

mereka menjadi orang-orang yang hebat. Banyak orang tua berfikir

bahwa kewajiban mereka bagi anak-anak adalah menyediakan atau

memenuhi fasilitas dan kebutuhan material-fisik mereka saja,

Page 23: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

4

sehingga banyak diantara mereka yang lebih memilih mengurusi

karier dan pekerjaan daripada mendidik anak dengan benar.

Orang tua yang saleh merupakan suri teladan yang baik bagi

anak. Berperilaku dan berakhlak baik, taat kepada Allah Swt serta

memiliki jiwa sosial. Anak-anak akan taat dan mengikuti apa yang

telah dicontohkan orang tuanya dalam perilaku sehari-hari, mereka

sebagai rujukan moral dan sumber informasi, kedua hal ini harus

disadari oleh orang tua. Sebagai rujukan moral atau keteladanan,

orang tua dituntut berperilaku yang positif, baik bicara maupun

perilakunya. Sebagai rujukan informasi bukan semata-mata datang

dari pribadi orang tua, tetapi kedua orang tua bersedia menyiapkan

media atau memberi pengarahan agar anak mudah memperoleh

informasi yang berguna bagi masa depannya.

Selain itu orang tua juga dapat berperan sebagai penasehat

dengan memberikan pndangan-pandangan apabila anak sedang

menghadapi masalah dalam hidupnya. Bukan orang tua tidak

memberikan materi yang cukup kepada mereka, bukan permintaan

anak tidak dituruti, tetapi karena si anak berjalan di rel yang salah

sejak ia dibesarkan. Sebaliknya anak-anak yang terlahir dari keluarga

yang kekurangan secara material, yang harus merasakan bagaimana

rasanya berjuang demi masa depan dengan serba keterbatasan,

tetapi memperoleh pendidikan dan pengasuhan yang hebat dari orang

Page 24: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

5

tua mereka, bisa sukses dan mengalami transformasi yang brilliant

ketika mereka dewasa. Bagaimana hal ini bisa terjadi?

Anak merupakan aset yang menentukan kelangsungan

hidup, kualitas dan kejayaan suatu bangsa di masa mendatang. Oleh

karena itu anak dapat dikondisikan agar dapat tumbuh dan

berkembang secara optimal dan dididik sebaik mungkin agar di masa

depan dapat menjadi generasi penerus yang berakhlak serta

berkepribadian baik.

Mendidik anak merupakan kewajiban setiap orang tua, baik

dan buruknya akhlak anak, tergantung pada budi pekerti yang

ditanamkan oleh orang tua. Anak adalah amanat bagi kedua orang

tua, dan hatinya yang suci merupakan potensi dasar bagi

perkembangan akhlak yang baik. Berhubungan dengan hal tersebut di

atas, orang Jawa sering menyebutnya dengan istilah. “kacang ora

ninggal lanjaran” (perilaku atau pendidikan yang diberikan/apa yang

dicontohkan oleh orang tua kepada anak, itulah yang akan

dipelajarinya). Pepatah ini ada benarnya, namun tidak benar secara

keseluruhan. (Sutrisna Sumadi,2007: 11).

Bagian dari faktor pendidikan yaitu sama dengan faktor

lingkungan, salah satu yang memengaruhi perilaku atau pendidikan

anak, tidak benar karena anak mempunyai faktor bawaan

(bakat/kemampuan dasar). Apabila ia dididik dan dibiasakan pada

Page 25: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

6

kebaikan, maka ia akan tumbuh dengan kebaikan itu dan Insya Allah

akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Sebaliknya bila

dibiasakan untuk berbuat kejahatan serta dibiarkan tanpa ada

pengawasan, pendidikan dan pengarahan dari orang tua maka ia

akan berperangai dan berperilaku buruk.

Dalam Islam, anak merupakan amanah Allah Swt yang harus

diberi pendidikan yang didasarkan pada kasih sayang. Pendidikan

yang diselenggarakan oleh orang tua adalah pendidikan yang

berusaha menanamkan tata nilai sosial agama di lingkungan keluarga

agar anak terhindar dari perbuatan dosa.

Dalam kehidupan sering atau bahkan selalu menginginkan

adanya suatu harmonisasi, baik dalam keluarga ataupun aktivitas.

Keluarga yang harmonis adalah tujuan dan keinginan setiap keluarga,

keluarga merupakan satu organisasi sosial yang paling penting dalam

kelompok sosial dan keluarga, merupakan lembaga di dalam

masyarakat yang paling utama bertanggung jawab untuk menjamin

kesejahteraan sosial dan kelestarian biologis anak manusia.

Dalam hal ini, anak mampu mencapai kesuksesan sebab

pendidikan yang dilakukan oleh orang tua. Pendidikan dan

pengasuhan orang tua kepada anak bukan melalui soal uang dan

aspek material belaka, bukan pula soal menuruti keinginan dan

memberi apa yang diminta, tetapi sebuah pendidikan dan pengasuhan

Page 26: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

7

yang berorientasi pada apa-apa yang dibutuhkan untuk menjadi orang

hebat ketika dewasa. Dalam undang-undang No 2/1989, pasal 10

dibahas tentang pendidikan keluarga sebagai bagian dari jalur

pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan dalam keluarga yang

memberikan keyakinan agama, nilai moral dan keterampilan.

Hal ini berarti bahwa pendidikan keluarga sebagai bagian

terpadu dari sistem pendidikan nasional. Jadi tujuan pendidikan

keluarga tidak dapat dipisahkan dari tujuan pendidikan nasional itu

sendiri yaitu mengembangkan manusia yang beriman dan bertaqwa

terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki

pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,

kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab

kemasyarakatan dan kebangsaan. (Sumadi Sutrisna, 27 : 2002).

Tujuan ini hanya dapat dicapai kalau diadakan pembinaan

anak dengan pola yang tepat. Membina anak berarti membangun

anak melalui prosedur tertentu dalam mendidik dan membimbingnya.

Membimbing anak berarti mencegahnya dari pengaruh negatif,

memelihara dalam kondisi yang baik, mengembangkan kearah yang

lebih baik dan memperbaiki (mengoreksi) pribadi anak yang kurang

atau pun tidak baik. Pengembangan ke arah kebaikan dan

pengoreksian pribadinya, akan menjadikan anak selalu dalam

kebaikan atau paling tidak bertahan dalam jati dirinya sebagai

manusia Indonesia.

Page 27: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

8

Gejala ini akan terjadi karena yang dijadikan tolak ukur

kebaikan di Indonesia ialah nilai dan norma moral religius budaya

yang dijunjung tinggi oleh bangsa Indonesia, seperti yang tercantum

dalam butir-butir pengamalan pancasila. Berpegang teguh pada nilai-

nilai ini, maka kita dapat selamat mengarungi arus dan gelombang,

globalisasi dari seluruh penjuru dunia. Nilai dan norma ini juga akan

menjadi filter dalam menerima pengaruh positif dan menolak

pengaruh yang membahayakan kesatuan dan persatuan bangsa

Indonesia.

Jadi pendidikan baik untuk anak maupun keluarga merupakan

suatu sistem pendidikan yang mencakup seluruh aspek kehidupan

yang dibutuhkan oleh anak dan keluarga dalam rangka meningkatkan

penghayatan dan pengalaman pendidikan dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Pendidikan anak dan

keluarga sebagai usaha membina dan mengembangkan pribadi

manusia dari aspek-aspek kehidupan jasmani dan rohani yang

berlangsung secara bertahap.

Pendidikan terhadap anak dan keluarga adalah bimbingan

jasmani dan rohani terhadap anak-anak agar kelak terbentuk

kepribadian yang baik terhadap keluarganya. Anak dan keluarga

diharapkan dapat menciptakan persahabatan, kecintaan, rasa aman

antar pribadi sehingga terbentuk hubungan antara anak dan keluarga

yang harmonis.

Page 28: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

9

Kecenderungan menaati nasehat orang tua pada dasarnya

dipengaruhi banyak faktor yang sangat terkait, baik yang berasal dari

diri sendiri misalnya kejiwaan anak, sifat anak, karakter anak,

kepribadian anak, dan pemahaman anak terhadap agama. Faktor dari

keluarga misalnya keharmonisan keluarga, sifat orang tua, hubungan

antara ayah dan ibu, hubungan orang tua dengan anak, hubungan

anak dengan anak, keteladanan orang tua, karakter orang tua, peran

setiap anggota keluarga dan pemahaman terhadap nilai-nilai agama.

Di bawah ini akan dipaparkan beberapa pengertian tentang

keharmonisan keluarga menurut para ahli yaitu:

Martin H. Manser mengatakan:

“Keharmonisan adalah persetujuan dan kerjasama sedangkan keluarga ialah suatu unit terkecil dari suatu masyarakat yang terdiri dari suami, istri dan anak-anak. Jadi keharmonisan keluarga berarti keselarasan, keserasian, atau persetujuan dan kerjasama antara hubungan antara suami, istri dan anak-anak sehingga tercipta keadaan yang aman, tentram, bahagia dan sejahtera”. (Ahmadi Abu, 2007: 12).

Menurut Moch Sochib, keluarga harmonis ialah: “keluarga

yang ditandai oleh keharmonisan hubungan antara ayah dan ibu, ayah

dengan anak, serta ibu dengan anak”. Dalam keluarga ini orang tua

bertanggung jawab dan dapat dipercaya, semua anggota saling

menghormati dan saling memberi tanpa harus diminta, saling

mendengarkan jika bicara bersama. Pendidikan kepada anak

dilaksanakan dengan teladan dan dengan dorongan orang tua, setiap

Page 29: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

10

masalah yang dihadapi dan diupayakan untuk dipecahkan bersama.

Hal senada juga dikatakan oleh Lubis Salam bahwa: ”keluarga

harmonis ialah keluarga yang tenang damai, saling mencintai dan

menyayangi antara suami, istri dan anak” (Sutrisna Sumadi, 2002: 18).

Keharmonisan berasal dari kata harmonis yang berarti hal

(keadaan) serasi, selaras. Keharmonisan adalah keadaan selaras

atau serasi, keharmonisan bertujuan untuk mencapai keselarasan dan

keserasian, dalam kehidupan rumah tangga perlu menjaga kedua hal

tersebut untuk mencapai keharmonisan rumah tangga. Keluarga

harmonis hanya akan tercipta apabila salah satu anggota berkaitan

dengan kebahagiaan anggota-anggota keluarga lainnya. Secara

psikologis dapat berarti dua hal: 1). Tercapainya keinginan-keinginan,

cita-cita dan harapan dari semua anggota keluarga, 2). Sedikit

mungkin terjadi konflik dalam pribadi masing-masing maupun antar

pribadi.

Keluarga harmonis merupakan keluarga yang penuh dengan

ketenangan, ketentraman, kasih sayang, keturunan dan kelangsungan

generasi masyarakat, belas kasih dan pengorbanan, saling

melengkapi dan menyempurnakan serta saling membantu dan

bekerjasama. Keluarga yang harmonis atau keluarga bahagia adalah

apabila kedua pasangan tersebut saling menghormati, saling

menerima, saling menghargai, saling mempercayai dan saling

mencintai.

Page 30: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

11

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis akan

membahas tentang hal yang berkaitan dengan, “ Pengaruh

Keharmonisan Keluarga Terhadap akhlak Peserta Didik di MTs Al-

Hidayah Lemoa Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa”.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang dipaparkan di atas, penulis

dapat merumuskan masalah yang dapat dijadikan objek kajian dalam

tesis kami. Sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran tingkat keharmonisan keluarga peserta

didik di MTs. Al-Hidayah Lemoa Kecamatan Bontolempangan

Kabupaten Gowa?

2. Bagaimana gambaran kualitas akhlak peserta didik di MTs. Al-

Hidayah Lemoa Kecamatan Bontolempangan Kabupaten

Gowa?

3. Apakah terdapat pengaruh antara keharmonisan keluarga dan

akhlak peserta didik di MTs. Al-Hidayah Lemoa Kecamatan

Bontolempangan Kabupaten Gowa?

C. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah di atas, maka penulis dapat

memaparkan tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini antara lain:

Page 31: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

12

1. Untuk mengetahui gambaran keharmonisan keluarga

peserta didik di MTs. Al-Hidayah Lemoa Kecamatan

Bontolempangan Kabupaten Gowa.

2. Untuk mengetahui gambaran akhlak peserta didik di MTs.

Al-Hidayah Lemoa Kecamatan Bontolempangan

Kabupaten Gowa.

3. Untuk menganalisis/menguji pengaruh keharmonisan

keluarga terhadap akhlak peserta didik di MTs. Al-Hidayah

Lemoa Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa”.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini dapat dilihat dari beberapa

segi, yaitu:

1. Ilmu pengetahuan, diharapkan penelitian ini dapat menambah

pengetahuan baru pada para pembaca dan peneliti

selanjutnya.

2. Akademis, diharapkan penelitian ini dapat memberikan

sumbangan pemikiran yang dapat dijadikan bahan acuan

tentang pengaruh keharmonisan keluarga terhadap akhlak bagi

universitas dan khususnya jurusan pendidikan Islam.

3. Masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi

masyarakat, khususnya pada orang tua mengenai pengaruh

keharmonisan keluarga terhadap akhlak.

Page 32: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

13

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Keharmonisan Keluarga 1. Pengertian Keharmonisan Keluarga

Keharmonisan keluarga merupakan dambaan setiap

pasangan suami istri karena dalam keharmonisan itu terbentuk

hubungan yang hangat antar anggota keluarga juga merupakan

tempat yang menyenangkan serta positif untuk hidup. Keluarga

harmonis adalah sebuah anggota yang penuh cinta kasih, saling

menghargai dan mensyukuri, sehingga keributan dan ketegangan

antara anggota keluarga yang menyebabkan ketidak harmonisan

dapat dihindari.

Secara terminologi keharmonisan berasal dari kata harmonis

yang berarti serasi, selaras. Titik berat dari keharmonisan adalah

keadaan selaras atau serasi. Keharmonisan bertujuan untuk

mencapai keselarasan dan keserasian, dalam kehidupan rumah

tangga perlu menjaga kedua hal tersebut untuk mencapai rumah

tangga.

Menurut Daradjat, 1994 bahwa: keluarga harmonis adalah

keluarga di mana setiap anggotanya menjalankan hak dan

kewajibannya masing-masing. Terjalin kasih sayang, saling

Page 33: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

14

pengertian, komunikasi dan kerjasama yang baik antara anggota

keluarga.

Menurut Nick, 2002 bahwa: keluarga harmonis merupakan

tempat yang menyenangkan dan positif untuk hidup, karena

anggotanya telah belajar beberapa cara untuk saling memperlakukan

dengan baik. Anggota keluarga dapat saling mendapatkan dukungan,

kasih sayang dan loyalitas. Mereka dapat berbicara satu sama lain,

mereka saling menghargai dan menikmati keberadaan bersama.

Kehidupan rumah tangga yang penuh kemesraan dan

kebahagiaan, penuh ketentraman jasmani dan rohani, dan penuh

dengan keimanan tentu merupakan dambaan semua orang. Namun

kenyataan yang terjadi betapa banyak orang yang kehilangan

kebahagiaan ini. Bahkan yang lebih parah, betapa banyak kehidupan

rumah tangga yang harus berakhir dengan permusuhan di antara dua

pasangan.

Sebagian rumah tangga bisa berjalan tanpa perpisahan,

namun tidak ada aroma kemesraan, tidak ada kasih sayang, tidak ada

canda, dan tidak ada tawa. Kehidupan ini terasa begitu kaku.

Bukankah rumah tangga adalah sarana yang sangat memungkinkan

meraih kebahagiaan diantara dua pasangan yang menjadi

pertanyaan, kenapa sering didapati rumah tangga yang kosong dari

kemesraan dan yang ada hanya kelakuan, yang lebih aneh lagi

Page 34: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

15

terkadang didapati kondisi seperti ini pada dua pasang sejoli yang

dikenal berpegang dengan sunnah-sunnah Rasul.

Tentu sebab-sebab timbulnya hal ini banyak, namun sebab

utama yang biasa terjadi adalah kedua pasangan atau salah satunya

tidak menunaikan tugas-tugas rumah tangga dengan baik sesuai

dengan syari’at Islam. Jika sang istri benar-benar menjadi istri

shalehah yang sejati menunaikan tugasnya dengan baik, tidak

diragukan lagi tentang janji Allah bahwa kebahagiaan dan kemesraan

akan diperoleh dalam pernikahan.

Kehidupan keluarga yang penuh cinta kasih tersebut dalam

Islam disebut mawaddah-warahmah, yaitu keluarga yang tetap

menjaga perasaan cinta; cinta terhadap suami-istri, cinta terhadap

anak, juga cinta pekerjaan. Perpaduan cinta suami istri ini akan

menjadi landasan utama dalam berkeluarga. Islam mengajarkan agar

suami memerankan tokoh utama dan istri memerankan peran lawan

yaitu menyeimbangkan karakter suami. Allah berfirman dalam (Q.S

Ar-Rum : 21), yaitu

Artinya :“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untukmu isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan

Page 35: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

16

dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”. (Marzuki, 2015: 46).

Maksud dari ayat di atas adalah setiap tanda-tanda

kekuasaannya ialah Dia menciptakan untukmu istri supaya kamu

cenderung merasa tentram kepadanya dan dijadikannya diantaramu

rasa kasih dan sayang, Allah ialah nama zat yang Maha suci, yang

berhak disembah dengan sebenar-benarnya, yang tidak

membutuhkan makhluk-Nya, tapi makhluk yang membutuhkan-Nya.

Ar-Rahmaan (Maha Pemurah): salah satu nama Allah yang memberi

pengertian bahwa Allah melimpahkan karunia-Nya kepada makhluk-

Nya, sedang Ar-Rahiim (Maha Penyayang) memberi pengertian

bahwa Allah senantiasa bersifat rahmah yang menyebabkan dia

selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada makhluk-Nya.Bagian ini akan

mengkaji satu aspek kehidupan manusia yang sangat penting dan

mendasar, yaitu kehidupan dalam keluarga. Perlu ditegaskan bahwa

keluarga adalah miniatur Negara yang menjadi bagian penting dan

tumpuan kemajuan atau bahkan kemunduran suatu Negara.

Keluarga yang kuat dan harmonis menjadi modal yang sangat

berharga untuk memajukan dan memperkuat suatu Negara.

Sebaliknya, hancurnya suatu Negara bisa dimulai dari hancurnya

keluarga, di sinilah pentingnya membangun keluarga yang kuat dan

harmonis, untuk membangun keluarga seperti itu dibutuhkan kekuatan

Page 36: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

17

dan aturan yang benar sehingga mengikat para anggota keluarga

untuk mematuhi dan melaksanakannya.

Sebagai agama yang lengkap, Islam sudah pasti memiliki

aturan tentang pembinaan keluarga, mulai dari bagaimana orang

memulai untuk membangun keluarga dan bagaimana membangun

relasi antar semua anggota dalam keluarga. Suami (laki-laki), sebagai

pemimpin keluarga, harus mampu mengendalikan keluarga sehingga

seluruh komponennya mematuhi seluruh aturan dalam keluarga.

Kesejahteraan dan kebahagiaan hidup rumah tangga atau

keluarga selalu menjadi tujuan dan tumpuan harapan setiap insan

khususnya kaum Muslim. Di mana kesejahteraan dan kebahagiaan

hidup berumah tangga ini mempunyai pengertian terpenuhinya

kebutuhan hidup rumah tangga lahir dan batin, jasmaniah, dan

rohaniah, serta mendapat ridha Allah Swt.

Hidup sejahtera adalah suatu kehidupan yang mendapat

limpahan nikmat Allah yang bersifat material bagi limpahan kebutuhan

jasmaniah. Sedangkan hidup bahagia adalah suatu kehidupan yang

mendapatlimpahan rahmat dan ridha Allah Swt yang dapat

memberikan suatu ketentraman dan dan ketenangan terhadap seluruh

ekspresi kejiwaan manusia. Semuanya itu merupakan suatu karunia

Allah Yang Maha Besar dan tidak ada tolak bandingannya, sehingga

Page 37: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

18

tidak ada seorang pelukispun yang sanggup menggambarkannya, dan

tidak ada seorang pengarangpun yang sanggup menulisnya.

Pelaksanaan utama dari rumah tangga kuncinya terletak

ditangan orang tua terutama ibu. Ibu mempunyai kedudukan yang

strategis dalam lingkungan keluarga sehingga menjadi penggerak

dalam proses pembinaan kesejahteraan keluarga pada umumnya,

menciptakan keharmonisan dan kebahagiaan bersama.

Keharmonisan tersebut dapat terwujud keseimbangan dan

kesesuaian alam pikiran, persamaan dan perbuatan masing-masing

individu anggota keluarga sehingga tidak terjadi hal-hal yang

menegangkan secara berlebih-lebihan. Sedangkan kebahagiaan

keluarga ditentukan antara lain oleh kedewasaan jiwa suami istri

dengan adanya rasa tanggung jawab terhadap diri sendiri, terhadap

masyarakat dan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, memiliki sikap

terbuka tanpa prasangka, memiliki rasa sosial, tidak lekas putus asa,

sanggup menciptakan keseimbangan antara kepuasan lahiriah dan

kepuasan batiniah.

Oleh karena itu rumah tangga merupakan institusi penting

dalam proses perkembangan manusia seutuhnya, maka pemegang

peran utamanya yaitu ibu, yang secara biologis dan psikologis lebih

dekat dengan anak-anaknya dituntuk untuk memiliki kesadaran yang

tinggi dalam merealisir rumah tangga tersebut. Setiap anggota

Page 38: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

19

keluarga dalam rumah tangga berkewajiban untuk membangun rumah

tangganya sehingga menjadi rumah tangga atau keluarga yang

sejahtera dan bahagia lahir bathin, di mana suasana dan ketentraman

hidup tercipta di dalamnya. Pembangunan rumah tangga atau

keluarga yang sejahtera ini merupakan kewajiban kedua setelah

pembinaan diri pribadi. Pembangunan rumah tangga ini merupakan

langkah pertama dalam melaksanakan hubungan pergaulan sosial

(kemasyarakatan), atau hablun minannas.

Membangun keluarga yang sejahtera dan bahagia berarti

mempertahankan terwujudnya kehidupan masyarakat dan negara

yang sejahtera, adil dan makmur, maka harus diperhatikan oleh setiap

Muslim. Oleh karena itu, dengan membangun atau mewujudkan satu

pembinaan terhadap terwujudnya kesejahteraan keluarga itu, berarti

turut meletakkan satu landasan yang fundamental terhadap usaha

pembangunan satu masyarakat dan negara sebagaimana yang

ditentukan oleh Dienul Islam. (Getteng, 1997: 72).

Untuk membangun keluarga yang harmonis dibutuhkan aturan

yang benar dan memiliki kekuatan untuik dipatuhi, Islam menawarkan

aturan untuk hal tersebut. Alquran dan hadist Nabi, sebagai dua

sumber pokok ajaran Islam, sudah menggariskan aturan-aturan untuk

berbagai hubungan dalam keluarga tersebut, meskipun tidak secara

detail yang kemudian diperjelas oleh pendapat ulama (fiqh). Akhlak

merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang universal meliputi seluruh

Page 39: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

20

aktivitas manusia baik dalam rangka berhubungan dengan Tuhan, diri

sendiri, sesama manusia, maupun lingkungan yang terwujud dalam

pikiran, sikap, perasaan, perkataan dan perbuatan berdasarkan

norma-norma Agama, hukum, tata krama, budaya dan adat istiadat.

Dari konsep akhlak ini, muncul konsep pendidikan akhlak,

Ahmad Amin (1995: 62) bahwa: menjadikan kehendak (niat) sebagai

awal terjadinya akhlak (karakter) pada diri seseorang jika kehendak itu

diwujudkan dalam bentuk pembiasaan sikap dan perilaku. Keluarga

adalah satu-satunya sistem sosial yang diterima oleh semua

masyarakat, baik yang agamis maupun nonagamis. Keluarga memiliki

peran, posisi, dan kedudukan bermacam-macam di tengah-tengah

masyarakat, keluarga juga memiliki peran yang sangat penting dan

cukup luas.

Dari keluarga ini pula tumbuh masyarakat yang maju,

peradaban modern, dan perkembangan-perkembangan lainnya,

termasuk karakter manusia. Bagi anak, keluarga merupakan

lingkungan pertama tumbuh dan berkembang, baik fisik maupun

psikis. Oleh karena itu keluarga memiliki peran yang sangat penting

bagi anak untuk membangun fondasi pendidikan yang amat

menentukan baginya dalam mengikuti proses-proses pendidikan

selanjutnya.

Page 40: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

21

Diakui bahwa keluarga merupakan unsur terpenting dalam

pembentukan kepribadian anak pada pase perkembangan. Berbeda

dengan fase-fase berikutnya, fase perkembangan ini memiliki peran

yang besar dalam penentuan kecenderungan-kecenderungan anak.

Pada fase perkembangan anak mampu mengenal dirinya dan

membentuk kepribadiannya melalui proses perkenalan dan interaksi

antara dirinya dengan anggota keluarga yang ada disekitarnya. Pola

pikir anggota keluarga sangat memengaruhi perkembangan anak.

Oleh karena itu pada fase pertama perkembangan anak, keluarga

(kedua orangtua) berperan sebagai pembentuk akhlak sosial yang

pertama bagi anak. Pembentukan akhlak ini dilakukan dengan

mengarahkan, membimbing, dan mendidik anak sehingga mengetahui

berbagai nilai, perilaku, serta kecenderungan yang dilarang dan

diperintahkan. (Mustafa, 2003: 42)

Keluarga juga bertanggungjawab untuk mempersiapkan anak

siap berbaur dengan masyarakat, peran keluarga yang lain adalah

mengajarkan kepada anak tentang peradaban dan berbagai hal yang

ada di dalamnya, seperti nilai-nilai sosial, tradisi, prinsip, keterampilan

dan pola perilaku dalam segala aspeknya, dalam hal ini keluarga

harus benar-benar berperan sebagai sarana pendidik dan pemberi

nilai-nilai budaya yang mendasar dalam kehidupan anak, untuk itu

keluarga (kedua orang tua) harus membekali anak dengan

Page 41: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

22

pengetahuan bahasa dan agama, mengajarinya berbagai pemikiran,

kecenderungan dan nilai-nilai akhlak yang baik. (Mustafa, 2003: 43)

Anak menjadi komponen yang sangat penting dalam keluarga

karena kelangsungan keluarga pada masa-masa berikutnya berada

dipundaknya. Oleh karena itu, anak harus menjadi perhatian utama

orang tua agar ia dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dengan

segala potensi yang dimilikinya, para ahli pendidikan telah

menyepakati pentingnya periode kanak-kanak dalam kehidupan

manusia. Pada masa-masa awal kehidupan, anak memiliki

kesempatan yang paling tepat, mengingat pada masa-masa ini

kepribadian anak mulai terbentuk dan kecenderungannya semakin

tampak. Masa-masa awal ini juga sangat tepat untuk memulai

pendidikan Agama sehingga anak dapat mengetahui mana yang

diperintahkan (wajib) dan mana yang dilarang (haram). Pada masa-

masa ini pula proses pembentukan akhlak anak harus diperhatikan

dengan baik. Lingkungan di sekitar anak harus benar-benar

diperhatikan sebab anak dapat merespon berbagai pengaruh

lingkungan dengan cepat. Anak akan merespon apa saja yang ada di

sekitarnya tanpa mendiskusikannya terlebih dahulu.

Seperti halnya sekolah, keluarga memiliki arti penting bagi

pendidikan sekaligus perkembangan karakter anak. Namun, corak

dan ragam keluarga memiliki kekhasan dalam melakukan pendidikan

yang berbeda dengan corak pendidikan yang dilakukan di sekolah,

Page 42: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

23

dalam keluarga, pendidikan berjalan bukan atas dasar tatanan

ketentuan yang diformalkan, melainkan tumbuh dari kesadaran moral

antara orangtua dan anaknya.

Oleh karena itu, pendidikan akhlak dalam keluarga dilakukan

bukan atas dasar rasional semata, melainkan karena kesadaran

emosional kodrati yang tidak lain karena adanya kewajiban dan

tanggung jawab bagi orang tua terhadap anaknya, di sinilah

perbedaan yang mencolok dalam pendidikan akhlak di sekolah yang

dilakukan oleh guru terhadap para peserta didiknya dengan

pendidikan akhlak dalam keluarga yang dilakukan oleh orang tua

terhadap anak-anaknya.

Sebagai lingkungan yang paling dekat dengan kehidupan

anak, keluarga memiliki peran strategis dalam pembinaan akhlak

anak. Ikatan emosional yang kuat antara orang tua dan anak menjadi

modal yang cukup signifikan untuk pembinaan akhlak dalam keluarga.

Inilah keunggulan pendidikan akhlak dalam keluarga jika dibandingkan

dengan pendidikan akhlak di sekolah. Nilai-nilai akhlak seperti

kejujuran, kasih sayang, kedisiplinan, kesabaran, ketaatan, tanggung

jawab, hormat kepada orang lain, dan kerelegiusan sejak dini sudah

diajarkan dan dibiasakan orang tua kepada anak-anaknya dalam

keluarga. Cara-cara alami pembinaan akhlak seperti sapaan, teguran,

pertanyaan, pujian atau sikap diam dan mungkin juga hukuman orang

Page 43: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

24

tua terhadap anak-anaknya merupakan pendidikan akhlak yang

kondusif dan efektif bagi anak dalam keluarga.

Sebagaimana dipahami bahwa keluarga mempunyai

pengaruh terhadap perilaku dan akhlak anak, maka keharmonisan

keluarga sangat menentukan dan berpengaruh terhadap baik

buruknya perilaku anak. Keluarga yang harmonis yaitu di mana dalam

keluarga terdapat adanya permanensi yaitu lamanya perkawinan yang

berada dalam suasana bahagia dan sejahtera bagi suami istri, adanya

penyesuaian dalam kehidupan seksual dan penyesuaian terhadap

sikap kepribadian masing-masing, adanya keselarasan dan

perpaduan yang tercermin dalam cara dan usaha merencanakan

mendidik anak, minat dan tujuan hidup serta adanya keakraban

diantara anggota keluarga.

Dengan keluarga yang harmonis seperti ini akan memberikan

pengaruh terhadap pembinaan pribadi anak yang tenang, terbuka dan

mudah dididik karena ia mendapat kesempatan yang cukup dan baik

untuk tumbuh dan berkembang. Sehingga akhlak anak akan mudah

dididik dan dipengaruhi oleh suasana keluarga yang harmonis, tapi

hubungan orang tua yang tidak serasi banyak perselisihan dan

percekcokan akan membawa anak kepada pertumbuhan pribadi yang

sukar dan tidak mudah dibentuk karena ia tidak mendapatkan

suasana yang baik untuk berkembang sebab selalu terganggu oleh

suasana orang tuanya.

Page 44: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

25

Keharmonisan keluarga menjadi kunci suksesnya pendidikan

akhlak pada anak. Keluarga yang harmonis menjadi lingkungan yang

sangat kondunsip bagi anak dalam tumbuh-kembang fisik dan mental,

sikap, serta perilaku sehari-hari. Anak-anak nakal yang melakukan

tindakan kriminal di masyarakat juga banyak yang disebabkan oleh

keluarga mereka yang tidak harmonis. Kenakalan ini muncul karena

tidak adanya figur teladan di keluarga yang menjadi panutan (model)

bagi anak dalam bersikap dan berperilaku. Sebaliknya, banyak juga

bukti bahwa kesuksesan anak dalam pendidikan bahkan sampai

sukses berkarier karena ditopang oleh keharmonisan keluarganya,

meskipun keluarga ini tidak berlebih dalam hal ekonomi (tidak kaya).

Dalam pendidikan akhlak keluarga merupakan pembentukan

akhlak utama bagi anak, dilihat dari beberapa pengertian ilmu akhlak

dan unsur-unsur yang terdapat di dalamnya, ilmu akhlak sebagai ilmu

yang tidak berdiri sendiri karena berkaitan dengan tingkah laku

manusia, dan ilmu akhlak sebagai ilmu yang memiliki akhlak yang

sama dengan cabang ilmu lainnya dalam ilmu-ilmu sosial dilihat dari

berbagai pendekatan yang digunakan untuk mengetahui gejala jiwa

manusia dengan mengacu pada segala sesuatu yang konkret untuk

mengetahui segala yang abstrak, atau perbuatan sebagai gambaran

isi hati manusia.

Ya’qub (1993: 12), menjelaskan bahwa secara terminologis

ilmu akhlak adalah ilmu yang menentukan batas antara yang baik dan

Page 45: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

26

buruk, antara yang terpuji dan yang tercela tentang perkataan atau

perbuatan manusia lahir dan batin. (Hamid. Ilmu Akhlak. 2010).

Dalam keluarga orang tualah yang menjadi tempat pertama

pembentukan akhlak anak, di keluarga inilah anak-anak pertama kali

mendapatkan pendidikian di samping juga mendapatkan sosialisasi

berbagai hal yang tumbuh dan berkembang dalam keluarga, dalam

keluarga anak banyak melakukan proses pendidikan nilai dari orang

tuanya, seperti cara bertutur kata, berfikir dan bertindak. Orang tualah

yang menjadi model utama dan pertama dalam hal pendidikan akhlak.

Untuk menjadi orang tua, hanya prasyarat biologis yang

diperlukan sedangkan untuk menjadi pendidik dibutuhkan

pengalaman, keahlian dan pemahaman tentang ilmu pendidikan

(pedagogi). Doni Koesoema akhirnya menyimpulkan, visi pendidikan

dan keyakinan filosofis serta pengalaman pribadi orangtua tentang

pendidikan anak inilah yang menentukian berhasil tidaknya orangtua

menjadi pendidik nilai dan akhlak bagi anak-anaknya (Koesoema,

2007: 181).

Kenyataannya, tidak semua orang tua memiliki kompetensi

yang memadai untuk menjadi pendidik, meskipun mereka memiliki hak

istimewa untuk menjadi pendidik dalam masa-masa awal

pertumbuhan anak. Tidak sedikit anak yang mendapatkan pendidikan

yang kurang baik dalam keluarganya sehingga proses penanaman

Page 46: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

27

nilai dan pembentukan karakter anak tidak terjadi dengan baik. Ketika

anak semakin tumbuh dewasa dan membutuhkan tambahan

pengetahuan dan ilmu, ternyata orang tua tidak dapat memenuhinya.

Orang tua memiliki keterbatasan dalam hal kompetensi, metode, dan

sarana yang dapat membantu anak menambah pengetahuan dan

ilmunya. Oleh karena itu, yang terjadi sekarang adalah hadirnya

lembaga-lembaga pendidikan yang membantu agar anak potensi

dalam dirinya berkembang lebih baik.

Inilah alasan mengapa pendidikan akhlak menjadi perhatian

penting pada masyarakat, terutama pemerintah. Karena banyaknya

orang tua yang tidak dapat memberikan pendidikan akhlak dengan

baik dalam keluarga, maka pemerintah merasa ikut bertanggungjawab

untuk menyediakan pendidikan akhlak yang baik di sekolah untuk

menutup kekurangan fungsi orangtua dalam pembentukan akhlak

anak-anaknya.Jadi, masyarakat dan Negara harus ikut

bertanggungjawab dalam kelanjutan proses pendidikan anak setelah

ia memperolehnya dalam keluarga.

Persoalan utama yang muncul adalah relasi antara orang tua,

sekolah, dan masyarakat yang tidak selamanya sejalan. Tidak jarang

sistem nilai yang ditawarkan oleh masyarakat (juga Negara) tidak

sesuai dengan sistem nilai yang diinginkan oleh sekolah dengan

sistem nilai yang sudah dibiasakan dalam keluarga dan yang

Page 47: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

28

berkembang di Masyarakat, inilah yang menjadi salah satu faktor

kegagalan pendidikan akhlak.

Keberadaan anak dalam suatu keluarga menjadikan keluarga

itu terasa hidup, harmonis, dan menyenangkan. Sebaliknya, ketiadaan

anak dalam keluarga terasa hampa dan gersang karena kehilangan

salah satu ruh yang dapat menggerakkan keluarga itu, di mata

seorang ayah anak akan menjadi penolong, penunjang, pemberi

semangat, dan penambah kekuatan, di mata seorang ibu anak

menjadi harapan hidup, penyejuk jiwa, penghibur hati, kebahagiaan

hidup, dan tumpuan di masa depan (Al-Hasyimy, 1997: 199).

Atas dasar kenyataan di atas adalah alqur’an

menggambarkan anak sebagai perhiasan dunia sebagaimana harta.

Allah berfirman dalam (QS. Al-Khahfi (18): 46) yaitu:

Artinya: “ Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia.” (Marzuki,2015:71).

Keberadaan anak seperti itu dapat terwujud jika dipersiapkan

sejak dini oleh orang tuanya. Pendidikan dan pembentukan

kepribadian akhlak anak harus diperhatikan dengan sebaik-baiknya.

Jika tidak, anak justru akan menjadi yang sebaliknya, yaitu menjadi

bencana (fitnah) dalam keluarga dan akan menjadi gangguan bagi

masyarakat dan umat manusia secara keseluruhan.

Page 48: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

29

Menurut Ibnu Qayyim, tanggung jawab terhadap anak,

terutama dalam hal pendidikannya, berada dipundak orang tua dan

pendidik (murabbi), apalagi jika anak tersebut masih berada pada

awal masa pertumbuhannya. Pada awal pertumbuhannya, anak kecil

sangat membutuhkan pembimbing yang selalu mengarahkan akhlak

dan perilakunya karena anak belum mampu membina dan menata

akhlaknya sendiri. Anak sangat membutuhkan pembina dan qudwah

(teladan)yang bisa dijadikan panutan baginya (Al-Hijazy, 2001: 80).

Jadi pndidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam

pembinaan akhlak anak.

Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang menjadikan

pelatihan dan pembiasaan sebagai sarana dan metode untuk

menanamkan karakter mulia dalam jiwa anak. Mewujudkan anak yang

lebih baik dan berkualitas adalah tanggungjawab yang harus dipikul

oleh orangtuanya. Anak merupakan amanah yang diberikan oleh Allah

kepada orangtuanya yang harus dipertanggungjawabkannya nanti di

akhirat. Oleh karena itu orangtua wajib menjaga, membesarkan,

merawat, menyantuni,dan mendidik anak-anaknya dengan penuh

tanggung jawab dan kasih sayang.

Tanggung jawab orang tua terhadap anak-anaknya

merupakan tanggung jawab yang berat. Orang tua harus menjaga

anak dan seluruh anggota keluarganya agar selamat dari siksa api

neraka, dengan tanggung jawab seperti itu, Islam menjadikian orang

Page 49: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

30

tua khususnya ibu, bertanggung jawab penuh penuh pada pendidikan

agama Islam secara detail bagi anak-anaknya. Islam mengharuskan

orang tua untuk mendidik anak-anaknya beribadah kepada Allah sejak

usia mereka masih dini.

Secara praktis kedua orang tua (keluarga) memiliki peran

dalam berbagai hal yang berkaitan dengan apa yang didengar dan

disaksikan anak melalui berbagai sarana atau media audio visual

yang berkembang sangat cepat sekarang ini, seperti televisi dan

internet. Keluarga yang baik tentu ikut berperan dalam menentukan

hal-hal yang pantas didengar dan dilihat oleh anak, dengan demikian,

keluarga harus memperhatikan bahasa, penyampaian, dan bentuk

materi yang hendak didengarkan dan diperlihatkan kepada anak.

Keluarga harus melarang anak menyaksikan berbagai pertunjukan

yang dapat merusak berbagai pemahamannya tentang nilai-nilai dan

norma-norma sosial.

Berbagai gambar, film, atau tayangan yang mengakibatkan

kegelisahan dan ketakutan serta mengacaukan kemampuan

berkhayal anak harus dijauhkan ini semua akan mengakibatkan

berbagai khayalan yang irasional di benak anak. Terkait dengan

pendidikan anak, Al-Ghazali mengingkari teori hereditas (naturalisme)

yang terlalu mendewa-dewakan faktor keturunan.

Page 50: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

31

Menurut Al-Ghazali, anak dilahirkan tanpa dipengaruhi oleh

sifat-sifat herediter, kecuali hanya sedikit. Faktor pendidikan,

lingkungan, dan masyarakat, menurut Al-Ghazali, merupakan faktor

yang paling kuat dalam memengaruhi sifat anak dalam teori

pendidikan modern, pendapat Al-Ghazali ini sejalan dengan pendapat

para ahlibehaviorisme (empirisme) yang dianut oleh sebagian besar

ahli pendidikan dan masyarakat sekarang.(Al-Jumbulati dan At-

Tuwanisi, 2002: 147).

Al-Ghazali memandang bahwa anak adalah amanah Allah

bagi orang tuanya, hatinya bersih dan suci bagaikan mutiara yang

bersinar dan jauh dari goresan dan gambaran-gambaran. Anak akan

menerima apa saja dan cenderung kepada apa saja (Al-Jumbulati dan

At-Tuwaanisi, 2002: 147). Dalam mengomentari pendapat Al-Ghazali,

Al-Jumbulati menambahkan, bahwa anak terlahir dalam keadaan fitrah

yang netral dan orang tuanyalah yang akan membentuk Agamanya.

Hal ini dapat dibuktikan bahwa anak berwatak buruk karena

belajar dari cara-cara bergaul dan kebiasaan-kebiasaan yang berlaku

dilingkungan tempat tinggalnya. Begitu juga halnya tubuh atau fisik

anak yang waktu lahir dalam keadaan kurang sempurna kemudian

menjadi sempurna dan kuat melalui pertumbuhan, pendidikan, serta

makanan. (Al-Jumbulati dan At-Tuwaanisi, 2002: 148).

Page 51: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

32

Dalam rangka pembinaan akhlak, orang tua (juga para

pendidik) harus melakukan pembiasaan-pembiasaan, seperti disiplin

pada waktu makan, berpakaian, dan tidur. Tujuannya adalah

menguatkan jasmani anak sehingga mampu menanggung kesulitan

hidup. Terkait hal ini, Al-Ghazali mengatakan:

“Hendaknya anak jangan dibiarkan tidur pada siang hari,

karena akan membuatnya malas, dan tidak melarang tiur waktu

malam, tetapi tidak boleh memakai alas tidur yang yang enak (seperti

kasur) agar anggota tubuhnya menjadi keras, dan jangan membuat

badannya gemuk, jangan membiarkannya enak-enak, akan tetapi

mendisiplinkan dengan tempat tidur, pakaian, dan makanan, serta

membiasakan pada waktu siang berjalan-jalan, bergerak, dan latihan

jasmaniah agar ia tidak berwatak malas”. (Al-Jumbulati dan At-

Tuwaanisi, 2002: 149).

Rasa kekeluargaan terikat erat antara orang tua dengan anak,

dan kakak dengan adik terjalin jika pengertian keluarga harmonis

terbina. Keharmonisan keluarga merupakan dambaan setiap orang

yang ingin membentuk keluarga atau yang telah memiliki keluarga,

namun masih banyak yang kesulitan dalam membangun

keharmonisan keluarga, dalam membangun keharmonisan keluarga

sangat dipengruhi oleh tiga kecerdasan dasar manusia yaitu

kecerdasan spiritual, kecerdasan emosional, kecerdasan intelektual.

Oleh sebab itu sangatlah penting bagi setiap individu atau setiap

Page 52: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

33

orang yang ingin membangun sebuah rumah tangga. Ketiga pondasi

atau dasar-dasar kecerdasan tersebut harus lebih dimatangkan agar

lebih siap lahir bathin dalam berkeluarga nantinya.

Hidup berkeluarga adalah fitrah setiap manusia, Islam dengan

kesempurnaan ajarannya mengatur tentang konsep keluarga yang

dibangun di atas dasar perkawinan. Melalui perkawinan dapat diatur

hubungan laki-laki dan wanita yang secara fitrahnya saling tertarik

dengan aturan yang khusus, dari hasil pertemuan ini juga akan

berkembang jenis keturunan sebagai salah satu tujuan dari

perkawinan tersebut, dari perkawinan itu pulalah terbentuk keluarga

yang di atasnya didirikan peraturan hidup khusus sebagai

konsekuensi dari sebuah perkawinan.

Dalam mengarungi samudera kehidupan rumah tangga

tidaklah semudah apa yang kita bayangkan, tidak jarang sebuah

rumah tangga terhempas gelombang badai yang akhirnya berdampak

bagi keharmonisan keluarga, tidak sedikit keluarga yang akhirnya

bercerai berai tak tentu arah akibat hempasan gelombang badai,

namun tidak sedikit juga keluarga yang tetap kokoh melayani

samudera kehidupan rumah tangga karena mampu menjaga

keharmonisan keluarga.

Dalam upacara pernikahan kita sering mendengar harapan

agar kebahagiaan suami istri berlanjut hingga mereka mencapai usia

Page 53: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

34

kaken-kaken dan ninen-ninen. Harapan ini tentunya baik tetapi yang

lebih baik adalah yang diajarkan agama, yakni agar pasangan suami

istri hidup kekal langgeng, hidup bersama secara harmonis hingga

masuk ke surga kelak.

Harapan ini dapat diwujudkan dengan bantuan Allah disertai

dengan upaya manusia menjalin hubungan ruhani dengan

pasangannya. Memang kebersamaan dan keharmonisan hubungan

yang langgeng tidak dapat tercapai tanpa hubungan ruh dan ruh.

Kebersamaan dan keharmonisan hubungan adalah kebersamaan dan

keharmonisan ruh, ruh itulah yang mengantar menuju keabadian

sehingga menciptakan ketentraman karena ketenangan dan

ketentraman tidak mungkin lahir di tengah gejolak perubahan.

Perkawinan yang dihendaki oleh ajaran agama menuntut

pasangan suami istri untuk menancapkan tekad dalam benak dan

lubuk jiwa mereka yang terdalam sejak awal langkah mereka menuju

gerbang perkawinan bahwa akad (ikatan) yang akan mereka jalin itu

bersifat langgeng. Bukan sementara atau coba-coba karena itu Rasul

Saw memerintahkan kepada calon pasangan untuk melihat

pasangannya terlebih dahulu sebelum melangsungkan perkawinan.

Tekad untuk hidup bersama secara langgeng merupakan faktor

terpenting dalam menciptakan sakinah, ketenangan batin, dan

kebahagiaan ruhani. Ini disebabkan karena tekad bersumber dari

lubuk hati yang terdalam serta jiwa yang suci, dan seperti kita semua

Page 54: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

35

tahu manusia kendati badannya berubah bahkan punah namun

jiwanya tidak demikian.

Badan manusia sekedar alat yang digunakan jiwa memenuhi

kehendaknya, meski badan rusak/mati tetapi jiwa tetap wujud.

Keadaan jiwa dan badan hanyalah bagaikan penulis dengan pena

atau petani dengan cangkul, jika pena rusak atau cangkul patah maka

si penulis dan petani masih tetap ada. Karena itu dinyatakan bahwa

jiwa manusia kekal sesuai dengan kekekalan ruh dan karena itu pula

sebagaimana dinyatakan oleh al-Qur’an, kelanggengan hidup

bersama sebagai pasangan suami istri berlanjut hingga hari

kemudian. Tentu saja selama kehidupan rumah tangga mereka dijalin

dan dibangun oleh nilai-nilai Ilahi. Allah berfirman:

Artinya: “Mereka dan isteri mereka berada dalam tempat yang teduh, bertelekan di atas dipan-dipan”. (QS. Yasin (36): 56). (Shihab, Pengantin Al-Qur’an, 2007).

Perkawinan yang didasari oleh penyatuan jiwa tidak akan

pernah punah atau layu dalam kehidupan dunia ini, ia tidak lekang

oleh panas tidak juga lapuk oleh hujan, memang ada permulaannya

tetapi tidak ada akhirnya ia tidak statis tetapi berkembang dari waktu

ke waktu, serta berbuah dan melahirkan yang baru dan yang baru itu

tidak dapat dipisahkan dari asalnya. Karena perkawinan yang didasari

oleh cinta yang suci demikian itu halnya maka pasangan suami istri

Page 55: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

36

tidak akan pernah merasa jemu, tidak juga merasakannya sebagai

rutinitas yang membosankan dalam hidup. Karena manusia tidak

pernah jemu bercinta hingga akhir hayatnya bahkan manusia memiliki

potensi untuk melahirkan hal-hal baru, terutama jika dia hidup

bersama orang yang dikasihinya, begitulah perkawinan yang

dikehendaki agama, untuk mewujudkan hal tersebut agama

membekali manusia dengan potensi dalam dirinya, di samping

ketetapan hukum yang tidak berubah, serta tuntunan yang diindahkan

maka Insya Allah dampaknya adalah surga di dunia dan di akhirat.

Keharmonisan keluarga merupakan syarat penting dalam

mengarungi kehidupan rumah tangga agar mereka mampu

menghadapi berbagai goncangan dan hempasan badai dalam rumah

tangga. Oleh karena itu, pemahaman terhadap konsep keharmonisan

keluarga sangat diperlukan karena kebanyakan keluarga yang gagal

adalah keluarga yang tidak memahami akan pentingnya

keharmonisan keluarga. Keharmonisan merupakan dambaan setiap

orang yang ingin membentuk keluarga yang telah memiliki keluarga

namun masih banyak kesulitan dalam membangun keharmonisan

keluarga.

Mereka akan saling membantu dan bahu membahu dalam

menghadapi masalah, bagaikan keterhubungan anggota tubuh yang

saling melengkapi menurut fungsinya masing-masing. Bagi keluarga

harmonis, keluarga adalah tempat mereka berkonsultasi dan solusi

Page 56: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

37

jika menemukan permasalahan, karena setiap anggota keluarga

merasa tentram, disiplin, bertanggung jawab serta terhindar dari

pergaulan bebas.

Dari beberapa yang dikemukakan oleh para ahli di atas, dapat

disimpulkan bahwa keharmonisan keluarga adalah suatu situasi atau

kondisi keluarga di mana terjalinnya kasih sayang, anggota keluarga

merasa bahagia, saling pengertian, dukungan, mempunyai waktu

bersama keluarga, adanya kerjasama dalam keluarga, komunikasi

dan setiap anggota keluarga dapat mengaktualisasikan diri dengan

baik serta minimnya komflik, ketegangan dan kekecewaan.

2. Prinsi-prinsip Keluarga Harmonis

Keluarga adalah tempat mereka berkonsultasi dan solusi jika

menemukan permasalahan, karena setiap anggota keluarga merasa

tentram, disiplin, bertanggung jawab serta terhindar dari pergaulan

bebas. Keluarga adalah amanah, Tuhan memerintahkan agar orang

tua menjaga keluarga terhindar dari siksa neraka. Dapat diartikan

bahwa sebagai orang tua harus memberikan bekal pendidikan dan

pengetahuan kepada seluruh anggota keluarga.

Secara umum dapat didefinisikan keluarga merupakan

kelompok sosial kecil yang umumnya terdiri dari ayah, ibu, dan anak.

Hubungan yang terjadi dalam keluarga didasari atas dasar ikatan

darah, perkawinan atau adopsi. Hubungan dalam keluarga juga

Page 57: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

38

didominasi oleh suasana afeksi dan rasa tanggung jawab. Keluarga

memiliki peran dalam pendidikan anak dan berpengaruh terhadap

kepribadian anak. Adiwikarta (1988: 69) mengatakan pengaruh

keluarga terhadap kepribadian anak itu besar, meskipun dalam ukuran

yang relatif, telah diterima secara luas di kalangan masyarakat.

Di bawah ini disampaikan tentang pengertian keluarga dari

para ahli :

Menurut Vembrianto, 1990 bahwa:

Keluarga merupakan kelompok kecil yang anggota-anggotanya berinteraksi face-to-face secara tetap. Dalam kelompok yang demikian perkembangan anak dapat diikuti dengan teliti oleh orang tuanya dan penyesuaian secara pribadi dalam hubungan sosial lebih muda terjadi.

Duval dan Logan, 1986 bahwa:

“Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional serta sosial dari tiap anggota keluarga”.

Keluarga adalah wadah yang sangat penting di antara individu

dan group, dan merupakan kelompok sosial yang pertama di mana

anak-anak menjadi anggotanya. Keluargalah sudah barang tentu yang

pertama-tama pula menjadi tempat untuk mengadakan sosialisasi

kehidupan anak-anak. Ibu, ayah dan saudara-saudaranya serta

keluarga-keluarga yang lain adalah orang-orang yang pertama di

Page 58: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

39

mana anak-anak mengadakan kontak dan yang pertama pula untuk

mengajar pada anak-anak itu sebagaimana dia hidup dengan orang

lain. Sampai anak-anak memasuki sekolah, mereka itu menghabiskan

seluruh waktunya di dalam unit keluarga. Hingga sampai masa

adolesent mereka itu ditaksir menghabiskan ½ waktunya dalam

keluarga.

Keluarga adalah salah satu kelompok atau kumpulan manusia

yang hidup bersama sebagai suatu kesatuan atau unit masyarakat

terkecil dan biasanya selalu ada hubungan darah, ikatan perkawinan

atau ikatan lainnya, tinggal bersama dalam satu rumah yang dipimpin

oleh seorang kepala keluarga dan makan dalam satu periuk.

Suatu keluarga setidaknya memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Terdiri dari orang-orang yang memiliki ikatan darah atau

adopsi.

2. Anggota suatu keluarga biasanya hidup bersama-sama

dalam satu rumah dan mereka membentuk satu rumah

tangga.

3. Memiliki satu kesatuan orang-orang yang berinteraksi dan

saling berkomunikasi, yang memainkan peran suami dan

istri, bapak dan ibu, anak dan saudara.

Page 59: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

40

4. Mempertahankan suatu kebudayaan bersama yang

sebagian besar berasal dari kebudayaan umum yang lebih

luas. (Inna Mawaddah,2013: 25).

Dari beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa

keluarga sangat berperan penting dalam kehidupan dan pendidikan

anak. Sehingga anak tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter baik

apabila ia hidup dalam lingkungan sosial yang berakhlak dan

memerlukan kesadaran dari seluruh pihak yang mempengaruhi

kehidupan anak.

Agar terbentuk keluarga yang diinginkan, di bawah ini akan

dijelaskan tentang prinsip-prinsip keluarga harmonis, yaitu:

a. Prinsip pertama(tumbuhkan komitmen).Jika kebahagiaan

kita pahami sebagai sebuah pilihan, maka modal pertama untuk

mendapatkannya tentulah kemauan untuk bahagia. Tanpa komitmen

kesulitan dan persoalan mudah sekali menghancurkan keluarga.

b. Prinsip kedua (memberi apresiasi). Setelah membangun

komitmen bersama kearah kebahagiaan, modal berikutnya adalah

kemampuan untuk menyatukan kekuatan dari masing-masing pihak.

Untuk itu mulailah melihat sisi positif masing-masing pihak. Tanpa

kesediaan melihat hal-hal positif pada pasangan kita, maka tidak ada

sinergi yang tulus kearah kebahagiaan. Sikap positif pada pasangan

dapat ditunjukkan dan ditumbuhkan sehari-hari. Mulai kebiasaan

memberikan pujian dan apresiasi yang tulus pada pasangan.

Page 60: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

41

c. Prinsip ketiga(pelihara kebersamaan). Setelah komitmen

dan sikap positif pada pasangan, pondasi selanjutnya adalah

kebersamaan. Luangkan waktu untuk bersama, bermain bersama.

Kebersamaan adalah momen saling membagi, ia akan menumbuhkan

perasaan saling membutuhkan dan saling melengkapi.Sebuah

hubungan yang didasarkan pada perasaan saling membutuhkan

secara positif akan menjadi awal yang baik bagi sebuah kebahagiaan

bersama.

d. Prinsip keempat(berkomunikasi). Komunikasi adalah

sebuah proses pertukaran makna guna melahirkan pengertian

bersama. Komunikasi akan melahirkan pertautan perasaan atau

emosi yang kuat antara mereka yang terlibat. Karena itu, guna meraih

kebahagiaan keluarga, sebaiknya komunikasikan berbagai peristiwa

penting yang dialami agar masing-masing pihak semakin mengenal

dunia masing-masing dan merasa dilibatkan dalam dunia satu sama

lain.

e. Prinsip kelima (agama atau falsafah hidup). Meyakini

falsafah hidup yang sama semakin memperkuat tali batin keluarga.

Menjalani bersama ritual agama membuat harmoni keluarga terjalin

lebih hangat dan dalam. Misalnya saja melaksanakan sholat

berjamaah, dengan kegiatan seperti itu akan membantu menyadari

hal-hal yang lebih mendasar dalam hidup. Sebuah kecerdasan

Page 61: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

42

spiritual yang jelas sangat berpengaruh pada kesanggupan orang

untuk bahagia.

f. Prinsip keenam(bermain dan humor). Bermain adalah ciri

khas manusia, sediakan waktu untuk bermain, bersantai, rileks dan

humor. Melalui permainan kita membagi perasaan yang kita miliki

dengan sesama anggota keluarga. Permainan melahirkan tawa

canda, hal sederhana namun teramat penting untuk kebahagiaan.

g. Prinsip ketujuh (berbagi tanggungjawab). Fleksibel dalam

berbagai peran dan tanggungjawab. Kadang suami yang menemani

anak kadang istri yang sibuk di luar, berbagai peran dan

tanggungjawab membuat masing-masing pihak semakin merasa

sebagai satu kesatuan. Banyak masalah dalam keluarga timbul hanya

karena enggan berbagai tugas. Suami merasa tidak perlu menangani

pekerjaan dapur dan anak, sementara beban sang istri banyak.

h. Prinsip kedelapan (miliki kepentingan dan kegemaran

bersama). Untuk memperkuat fondasi bagi kebersamaan keluarga

sebaiknya carilah kegemaran dan kepentingan yang sama antar

setiap anggota keluarga. Lalu rencanakan untuk menjalani kegemaran

bersama itu. Merencanakan, menjalankan, dan mengevaluasi

kegiatan itu secara bersama semakin menguatkan kesatuan keluarga.

i. Prinsip kesembilan (melayani orang lain). Secara bersama

melayani dan menolong orang lain yang kurang mampu atau tertimpa

bencana akan memberi pengaruh positif. Pengalaman itu akan

Page 62: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

43

membantu masing-masing pihak semakin bersyukur berada dalam

kondisi yang lebih baik, secara bersama menolong orang lain,

membuat kebersamaan itu semakin bermakna.

j. Prinsip kesepuluh(tahan dengan problem). Tidak ada

satupun keluarga yang terbebas dari problem. Jika kesulitan itu

datang dan anda merasa tidak mampu mengatasinya sendiri, jangan

ragu meminta bantuan dari pihak yang lebih ahli. Kekuatan dan

kemampuan anda menghadapi hidup tidak akan dikurangi sedikitpun

kalo anda meminta bantuan pihak orang lain.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keharmonisan

Ada beberapa pembahasan yang mengemukakan tentang

faktor-faktor yang mempengaruhi keharmonisan keluarga. Di bawah

ini akan dikemukakan beberapa faktor yang mempengaruhi

keharmonisan keluarga, keluarga harmonis atau sejahtera merupakan

tujuan penting, oleh karena itu untuk menciptakan keharmonisan perlu

diperhatikan faktor-faktor berikut:

1. Perhatian yaitu, menaruh hati pada seluruh anggota keluarga

sebagai dasar utama hubungan yang baik antar anggota keluarga,

baik pada perkembangan keluarga dengan memperhatikan

peristiwa dalam keluarga dan mencari sebab akibat permasalahan,

juga terdapat perubahan pada setiap anggotanya.

2. Pengetahuan yaitu, perlunya menambah pengetahuan tanpa henti-

hentinya untuk memperluas wawasan sangat dibutuhkan dalam

Page 63: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

44

menjalani kehidupan keluarga. Sangat perlu untuk mengetahui

anggota keluarganya, yaitu setiap perubahan dalam anggota

keluarganya agar kejadian yang kurang diinginkan kelak dapat

diantisipasi.

3. Pengenalan terhadap semua anggota keluarga. Hal ini berarti

pengenalan terhadap diri sendiri dan pengenalan diri sendiri yang

baik penting untuk memupuk pengertian.

4. Bila pengenalan diri sendiri telah tercapai maka akan lebih mudah

menyoroti semua kejadian atau peristiwa yang terjadi dalam

keluarga. Masalah akan lebih mudah diatasi, karena banyaknya

latar belakang lebih cepat terungkap dan teratasi, pengertian yang

berkembang akibat pengetahuan tadi akan mengurangi kemelut

dalam keluarga.

5. Sikap menerima. Langkah lanjutan dari sikap pengertian adalah

sikap menerima yang berarti dengan segala kelemahan,

kekurangan, dan kelebihannya, ia seharusnya tetap mendapatkan

tempat dalam keluarga. Sikap ini akan menghasilkan suasana

positif dan berkembangnya kehangatan yang melandasi tumbuh

suburnya potensi dan minat dari anggota keluarga.

6. Peningkatan usaha. Setelah menerima keluarga apa adanya maka

perlu meningkatkan usaha yaitu dengan mengembangkan setiap

dari aspek keluarganya secara optimal, hal ini disesuaikan dengan

Page 64: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

45

setiap kemampuan masing-masing, tujuannya yaitu agar tercipta

perubahan-perubahan. Dan menghilangkan keadaan bosan.

7. Penyesuaian harus perlu mengikuti setiap perubahan baik dari fisik

orangtua maupun anak. (Mahmud Ilham Ikhwan, 2012 : 56).

Kunci utama keharmonisan sebenarnya terletak pada

kesepahaman hidup suami dan istri. Karena kecilnya kesepahaman

dan usaha untuk saling memahami ini akan membuat keluarga

menjadi rapuh. Makin banyak perbedaan antara kedua pihak maka

makin besar tuntutan pengerbanan dari ke dua belah pihak. Jika salah

satunya tidak mau berkorban maka pihak satunya harus mau

berkorban, jika pengorbanan tersebut melampaui batas atau

kerelaannya maka keluarga tersebut terancam, maka pahamilah

keadaan pasangan baik kelebihan maupun kekurangannya yang kecil

hingga yang terbesar untuk mengerti sebagai landasan dalam

menjalani kehidupan berkeluarga.

Rencana kehidupan yang dilakukan kedua belah pihak

merupakan faktor yang sangat berpengaruh karena dengan

perencanaan ini keluarga bisa mengantisipasi hal akan datang dan

terjadi saling membantu untuk misi keluarga. Pembentukan keluarga

harmonis hendaknya diniatkan untuk menyelenggarakan kehidupan

keluarga yang penuh dengan semangat Mawaddah Wa Rahmah

dengan selalu mendekatkan diri kepada Allah Swt dan mendambakan

keridhaanNya, limpahan hidayah dan taufiknya. Kehidupan keluarga

Page 65: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

46

yang didasari oleh niat dan semangat beribadah kepada Allah Swt

insya Allah keluarga yang demikian akan selalu mendapatkan

perlindungan dalam mendapatkan tujuannya yang penuh dengan

keluhuran.

Kasih sayang yang tertanam dalam hati dan menjadi

kelembutan dalam sikap, tindakan dan ucapan akan memberikan

hamba tersebut ketenangan kalbu. Pasangan yang tingkah lakunya

lembut akan mendapatkan banyak kebahagiaan dalam kehidupannya.

Cinta yang berakar pada tempramen yang lembut pada siapapun

yang dicintai, begitupula dengan keluarga terhadap masyarakat, maka

suasana akan terasa nyaman, keluarga menjadi harmonis, punya

banyak teman, disukai dan dihormati oleh masyarakat.

4. Peranan Agama Terhadap Keharmonisan

Dalam upaya membentuk keluarga bahagia, sehat, sejahtera

dan kekal, peranan agama menjadi sangat penting. Ajaran agama

tidak cukup hanya diketahui dan dipahami saja, akan tetapi harus

diamalkan oleh setiap anggota keluarga sehingga kehidupan dalam

keluarga benar-benar dapat mencerminkan suatu kehidupan yang

penuh dengan ketentraman, keamanan dan kedamaian, yang dijiwai

oleh ajaran dan tuntunan agama.

Agama sebagai salah satu jenis ikatan primordial, selain

mengajarkan tata nilai dan norma-norma ketentraman hidup, juga

berusaha menanamkan keyakinan (kebenaran mutlak) atau ajaran

Page 66: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

47

yang dibawanya kepada pemeluknya masing-masing. Pandangan

setiap agama tersebut, jika dilihat dari kepentingan eksistensi masing-

masing agama sendiri memang sudah semestinya mengingat agama

mampu mempertahankan kemurnian ajaran dan identitasnya.

Setiap anggota keluarga, terutama orangtua dituntut untuk

senantiasa bersikap dan berbuat sesuai dengan agama, sehingga

dengan demikian setiap anggota keluarga memiliki sifat dan budi

pekerti yang sangat diperlukan baik dalam kehidupan berkeluarga

maupun dalam bermasyarakat. Untuk itu orangtua sangat perlu

menyadari betapa pentingnya pendidikan agama bagi setiap anggota

keluarga dan khususnya bagi anak-anak, karena hal itu sangat

berpengaruh positif terhadap pertumbuhan dan perkembangan budi

pekerti dan kepribadian mereka.

Oleh sebab itu pendidikan agama perlu ditanamkan sediri

mungkin terhadap anak-anak. Dalam hal ini orang tua berkewajiban

memberikan bimbingan dan contoh-contoh kongkrit, sebagai suri

teladan dalam pelaksanaan dan pengamalan ajaran agama, sehingga

mereka (anak-anak) benar-benar dapat diharapkan menjadi orang

yang beragama, dapat hidup tentram dan bahagia yang dilandasi

dengan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Bagi orang tua (suami dan istri), agama merupakan benteng

yang amat kokoh terhadap berbagai ancaman, yang dapat

merapuhkan dan meruntuhkan kehidupan keluarga. Bagi mereka,

Page 67: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

48

agama berperan sebagai sumber pendorong dan tempat untuk

memecahkan masalah. Oleh karena itu bagi suami istri agar betul-

betul berpegang kepada ajaran agama dan tempat memecahkan

masalah. Oleh karena itu, bagi suami istri agar betul-betul berpegang

kepada ajaran agama dan mengamalkan dengan sebaik-baiknya,

dalam arti mampu dan mau melaksanakan ajaran agama tersebut,

baik dalam kehidupan berkeluarga maupun dalam bermasyarakat,

baik dalam keadaan suka maupun dalam keadaan duka upaya kearah

itu sangat perlu diwujudkan untuk kelangsungan keutuhan dan

kekekalan keluarga serta dijauhkan dari segala bentuk pertentangan

dan perceraian.

Sebagaimana fase usia perkembangan pada anak,

keyakinannya terhadap agama juga mengalami perkembangan.

Seseorang dapat meyakini sesuatu harus melalui proses, yaitu

memandang, memahami, menganalisa dan menyimpulkan untuk

kemudian meyakininya. Dalam proses tersebut tentunya seseorang

harus mempunyai kemampuan untuk berpikir sehingga dapat

menganalisa dan mengambil kesimpulan sampai akhirnya dapat

meyakini.

Dari uraian di atas, jelas bahwa stabilnya keluarga maupun

pengaruhnya terhadap akhlak anak dalam menghadapi

perkembangannya sangatlah berpengaruh mulai dari masa konsepsi,

Page 68: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

49

masa bayi, masa kanak-kanak, masa anak, masa remaja, sampai

masa dewasa.

B. Akhlak

1. Pengertian Akhlak

Istilah akhlak sudah sangat akrab di tengah kehidupan kita,

mungkin hampir semua orang mengetahui arti kata “akhlak” karena

perkataan akhlak selalu dikaitkan dengan tingkah laku manusia. Akan

tetapi, agar lebih jelas dan meyakinkan kata akhlak masih perlu untuk

diartikan secara bahasa maupun istilah, dengan demikian

pemahaman terhadap kata akhlak tidak sebatas kebiasaan praktis

yang setiap hari kita dengar, tetapi sekaligus dipahami secara filosofis

terutama makna subtansinya.

Kata akhlak berasal dari bahasa Arab, yaitu jama’ dari kata

khuluqun yang secara linguistik diartikan dengan budi pekerti,

perangai, tingkah laku atau tabiat, tata krama, sopan santun, adab

dan tindakan. Kata akhlak juga berasal dari kata khalaqa atau

khalqun, artinya kejadian serta erat hubungannya dengan khaliq

artinya menciptakan, tindakan atau perbuatan, sebagaimana terdapat

kata al-khaliq artinya pencipta dan makhluq artinya yang diciptakan.

Dalam Al-Qur’an (QS. Al-Ahzab : 21) Allah berfirman :

Page 69: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

50

Artinya: “Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”. (Wahyudin, 2004:34).

Sebenarnya, ada dua pendekatan yang dapat digunakan

untuk mendefinisikan kata akhlaq yaitu pendekatan linguistik

(kebahasaan) dan pendekatan terminologik (peristilahan). Dari sudut

kebahasaan akhlak berasal dari bahasa Arab yaitu isim masdar dari

kata al-akhlaqa- yukhliqu- ikhlaqan, sesuai dengan timbangan (wazan)

tsulasi majid af’ala-yuf’ilu-if’alan, berarti as-sajiyah (perangai), ath-

thabi’ah (kelakuan, tabiat, watak dasar), al-adat (kebiasaan,

kelaziman), al-maru’ah (peradaban yang baik), dan ad-din (agama).

Kata akhlak juga isim masdar dari kata akhlaqa yaitu ikhlaq.

Berkenaan dengan ini timbullah pendapat bahwa secara

linguistik, akhlak merupakan isim jamid atau isim ghair mustaq, yaitu

isim yang tidak memiliki akar kata. Kata akhlaq secara etimologis

berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata khalaqa kata asalnya adalah

khuliqun berarti adat, perangai atau tabaiat. Secara terminologis dapat

dikatakan bahwa akhlak merupakan pranata perilaku manusia dalam

segala aspek kehidupan, dalam pengertian umum akhlak dapat

dipadankan dengan etika atau nilai moral.

Page 70: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

51

Ibn Miskawaih (421 H/1030 M), yang dikenal sebagai pakar

bidang akhlak terkemuka mengatakan bahwa akhlak adalah sifat yang

tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan

tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Sementara itu, Imam

Al-Ghazali (1015-1111 M), dikenal sebagai hujjatul Islam (pembela

Islam) karena kepiawaiannya dalam membela Islam dari berbagai

paham yang dianggap menyesatkan, dengan agak lebih luas daripada

Ibn Miskawaih mengatakan bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam

dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan

gamblang dan mudah tanpa memerlukan pemikiran dan

pertimbangan.

Berbicara soal akhlak, maka perlu disimak apa yang ada

dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

pada Pasal 3, yang menyebutkan: “ Pendidikan Nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk akhlak serta

peradaban bangsa yang bernartabat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa”. Dalam UU ini secara jelas ada “akhlak”, kendati

tidak ada penjelasan lebih lanjut tentang apa yang dimaksudkan

dengan akhlak, sehingga menimbulkan berbagai tafsir tentang

maksud dari kata tersebut.

Sementara menurut istilah (terminologis) terdapat beberapa

pengertian tentang akhlak, sebagaimana telah dikemukakan oleh

beberapa ahli, diantaranya adalah sebagai berikut:

Page 71: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

52

Simon Philips, 2008 mengatakan:

“Akhlak adalah kumpulan tata nilai yang menuju pada suatu sistem, yang melandasi pemikiran, sikap, dan perilaku yang ditampilkan.”

Hermawan Kartajaya, 2010 mengatakan:

“Akhlak adalah ciri khas yang dimiliki oleh suatu benda atau individu (manusia). Ciri khas tersebut adalah asli, dan mengakar kepada kepribadian benda atau individu tersebut dan merupakan mesin pendorong bagaimana seseorang bertindak, bersikap, berujar, serta nerespon sesuatu.”

Ahli pendidikan nilai Darmiyati Zuchdi (2008:39), memaknai

watak sebagai seperangkat sifat-sifat yang selalu dikagumi sebagai

tanda-tanda kebaikan, kebijakan, dan kematangan moral seseorang.

Lebih lanjut dikatakan bahwa tujuan pendidikan watak adalah

mengajarkan nilai-nilai tradisional tertentu, nilai-nilai yang diterima

secara luas sebagai landasan perilaku yang baik dan bertanggung

jawab.

Hal tersebut dimaksudkan untuk menumbuhkan rasa hormat,

tanggung jawab, rasa kasihan, disiplin, loyalitas, keberanian, toleransi,

keterbukaan, etos kerja dan kecintaan pada Tuhan dalam diri

seseorang. Dilihat dari tujuan pendidikan watak, yaitu penanaman

seperangkat nilai-nilai maka pendidikan watak dan pendidikan nilai

pada dasarnya sama. Jadi, pendidikan watak pada dasarnya adalah

pendidikan nilai, yaitu penanaman nilai-nilai agar menjadi sifat pada

Page 72: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

53

diri seseorang dan karenanya mewarnai kepribadian atau watak

seseorang.

Individu yang berakhlak baik atau unggul adalah seseorang

yang berusaha melakukan hal-hal yang terbaik kepada Tuhan Yang

Maha Esa, dirinya, sesama, lingkungan, Bangsa dan Negara serta

Dunia Internasional pada umumnya dengan mengoptimalkan potensi

(pengetahuan) dirinya dan disertai dengan kesadaran, emosi dan

motivasinya. (Depdiknas, 2010).

Akhlak yang baik terdiri dari mengetahui hal yang baik,

menginginkan hal yang baik, dan melakukan hal yang baik, kebiasaan

dalam cara berfikir, kebiasaan dalam hati, dan kebiasaan dalam

tindakan. Ketiga hal ini diperlukan untuk mengarahkan suatu

kehidupan moral, ketiganya ini membentuk kedewasaan moral. Ketika

kita berfikir tentang jenis karakter yang kita inginkan bagi anak-anak

kita, sudah jelas bahwa kita menginginkan anak-anak kita untuk

mampu menilai apa yang benar, dan kemudian melakukan apa yang

mereka yakini itu benar, meskipun berhadapan dengan godaan dari

dalam dan tekanan dari luar.

Akhlak berasal dari nilai tentang sesuatu, suatu nilai yang

diwujudkan dalam bentuk perilaku anak itulah yang disebut akhlak.

Jadi suatu akhlak melekat dengan nilai dari perilaku tersebut,

karenanya tidak ada perilaku anak yang tidak bebas dari nilai. Sejauh

mana kita memahami nilai-nilai yang terkandung di dalam perilaku

Page 73: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

54

seorang anak atau sekolompok anak memungkinkan berada dalam

kondisi tidak jelas. Dalam arti bahwa apa nilai dari suatu perilaku amat

sulit dipahami oleh orang lain daripada oleh dirinya sendiri. Dalam

kehidupan manusia, begitu banyak nilai yang ada di dunia ini, sejak

dahulu sampai saat ini.

Beberapa nilai dapat kita identifikasi sebagai nilai yang penting

bagi kehidupan anak baik saat ini maupun di masa yang akan datang,

baik untuk dirinya maupun untuk kebaikan lingkungan hidup di mana

anak hidup saat ini dan masa yang akan datang. Dalam referensi

Islam, nilai yang sangat terkenal dan melekat yang mencerminkan

akhlak/perilaku yang luar biasa tercermin pada Nabi Muhammad Saw,

yaitu: (1). Sidik, (2). Amanah, (3).Fatonah, (4). Tablig. Tentu dipahami

bahwa empat nilai ini merupakan esensi, bukan seluruhnya. Karena

Nabi Muhammad Saw. Juga terkenal dengan akhlak kesabarannya,

ketangguhannya, dan berbagai akhlak lain.

Sidik yang berarti benar, mencerminkan bahwa Rasulullah

berkomitmen pada kebenaran, selalu berkata dan berbuat benar, dan

berjuang untuk menegakkan kebenaran. Amanah yang berarti jujur

atau terpercaya, mencerminkan bahwa apa yang dilakukan Rasulullah

dapat dipercaya oleh siapa pun, baik oleh kaum Muslimin maupun

Nonmuslim. Fatonah yang berarti cerdas/pandai, arif, luas wawasan,

terampil dan profesional. Artinya, perilaku Rasulullah dapat

dipertanggungjawabkan kehandalannya dalam memecahkan

Page 74: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

55

masalah. Tablig yang bermakna komunikatif mencerminkan bahwa

siapa pun yang menjadi lawan bicara Rasulullah, maka orang tersebut

akan mudah memahami apa yang dibicarakan/dimaksudkan oleh

Rasulullah.

Banyak nilai yang dapat menjadi perilaku/karakter dari

berbagai pihak. Di bawah ini berbagai nilai yang dapat kita identifikasi

sebagai nilai-nilai yang ada dikehidupan saat ini. Nilai-nilai yang

dianggap penting dalam kehidupan manusia saat ini yang terkait

dengan diri sendiri seperti jujur, kerja keras, tegas, sabar,ulet, disiplin,

mandiri, pemberani, tanggung jawab, teguh dan terbuka. Nilai yang

terkait dengan orang/makhluk lain seperti senang membantu,

toleransi, murah senyum, pemurah, kooperatif/mampu bekerjasama,

amar ma’ruf, nahi munkar, peduli (manusia dan alam), dan adil. Nilai

yng terkait dengan ketuhanan seperti ikhlas, iman, takwa dan

sebagainya.

Nilai yang dikembangkan oleh Arry Ginanjar dalam 7 budi

utama yaitu: Jujur, Tanggung jawab, Visioner (mampu pemimpin

dengan baik), Disiplin, Kerja sama, Adil, Peduli. Berdasarkan apa

yang dirumuskan oleh Arry Ginanjar di atas merupakan hasil refleksi

terhadap perjalanan bangsa ini dari waktu ke waktu. Secara umum,

kondisi bangsa yang dirasakan saat ini berbeda dengan apa yang

menjadi akhlak bangsa.

Arry Ginanjar (2008: iv-v) mengemukakan:

Page 75: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

56

“Kini yang utama bukanlah “budi”. Karena itu bangsa Indonesia mengalami krisis yang luar biasa karena yang utama pada bangsa ini adalah kekuasaan, harta, dan jabatan. Sementara itu budi, moral, etika, akhlak, tidak lagi dinomorsatukan”.

Adanya kesamaan diantara akhlak dan watak (kepribadin)

memang karena kedua-duanya adalah merupakan sifat dasar asli

yang ada dalam diri individu seseorang. Hal yang sangat abstrak

dalam diri seseorang di mana seseorang sering menyebutnya tabiat

atau perangai. Akhlak memang merupakan sifat batin manusia yang

mempengaruhi segenap pemikiran dan perbuatannya. Akhlak dapat

ditemukan dalam sikap-sikap seseorang terhadap dirinya, terhadap

orang lain, terhadap tugas-tugas yang dipercayakan kepadanya dan

situasi atau keadaan yang lainnya.

Seorang Filsuf Yunani bernama Aristoteles mendefinisikan

akhlak yang baik sebagai kehidupan dengan melakukan tindakan-

tindakan yang benar sehubungan dengan diri seseorang dan orang

lain. Aristoteles mengingatkan kepada kita tentang apa yang

cenderung kita lupakan di masa sekarang ini. Kehidupan yang berbudi

luhur termasuk kehidupan yang berorientasi pada diri sendiri (seperti

kontrol diri dan moderasi) sebagaimana halnya dengan kebaikan yang

berorientasi pada hal lainnya seperti kemurahan hati dan belas

kasihan, dan kedua jenis kebaikan ini berhubungan. Kita perlu untuk

mengendalikan diri kita sendiri, keinginan kita, hasrat kita untuk

melakukan hal yang baik bagi orang lain.

Page 76: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

57

akhlak merupakan perilaku manusia yang berhubungan

dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia,

lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap,

perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma

Agama, hukum, tata krama, budaya dan adat istiadat. Orang yang

perilakunya sesuai dengan norma-norma disebut berakhlak mulia.

Akhlak mulia berarti individu memiliki pengetahuan tentang poteni

dirinya, yang ditandai dengan nilai-nilai seperti reflektif, percaya diri,

rasional, logis, kritis, analitis, kreatif dan inovatif, mandiri, hidup sehat,

bertanggung jawab, cinta ilmu, dan bersabar.

Individu juga memiliki kesadaran untuk berbuat baik atau

unggul, dan individu juga mampu bertindak sesuai potensi dan

kesadarannya tersebut.Watak seseorang dapat dibentuk, dapat

dikembangkan dengan pendidikan nilai. Pendidikan nilai akan

membawa pada pengetahuan nilai, pengetahuan nilai akan membawa

pada proses internalisasi nilai, dan proses internalisasi nilai akan

mendorong seseorang untuk mewujudkannya dalam tingkah laku

yang sama akan menghasilkan watak seseorang.

Secara singkat prinsip-prinsip akhlak atau karakter Islam

dalam rangka melakukan hubungan antar manusia (hablun minannas)

dalam keluarga bisa dikelompokkan menjadi beberapa bagian yaitu,

berhubungan dengan orang tua, berhubungan dengan orang yang

Page 77: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

58

lebih tua, berhubungan dengan orang yang lebih muda, berhubungan

dengan teman sebaya, dan berhubungan dengan lawan jenis.

Dari pengertian-pengertian di atas dapat dipahami bahwa kata

akhlak sebenarnya jamak dari kata khuluqun artinya tindakan. Kata

khuluqun sepadan dengan kata khalqun artinya kejadian dan kata

khaliqun artinya pencipta dan kata makhluqun artinya yang diciptakan,

dengan demikian rumusan terminologis dari akhlak merupakan

hubungan erat antara Khaliq dengan makhluk serta antara makhluk

dengan makhluk. (Hamzah Ya’Qub, 1993: 11)

a). Membina Akhlak dengan Orang tua

Perlu ditegaskan di sini yang dimaksud dengan orang tua

adalah orang yang melahirkan anak-anaknya, yaitu ayah dan ibu.

Bergaul dengan orangtua tidak sama seperti bergaul dengan orang

lain atau teman sebaya. Orangtua memiliki kedudukan yang sangat

istimewa di hadapan anak-anaknya sehingga mereka harus

menghormatinya dan mematuhi perintah-perintahnya.

Agar hubungan dengan kedua orang tua berjalan dengan

baik, terutama bagi anak, ada beberapa tata cara yang harus

diperhatikan dan menjadi akhlak atau karakter mulia yakni, mengikuti

keinginan dan saran kedua orang tua dalam berbagai aspek

kehidupan selama tidak bertentangan dengan ajaran Islam,

menghormati dan memuliakan kedua orang tua serta berterima kasih

atas kasih sayang dan jasa-jasa mereka, membantu kedua orangtua

Page 78: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

59

secara fisik dan material, selalu mendoakan kedua orang tua agar

selalu mendapatkan ampunan, rahmat, dan karunia dari Allah.

Jika kedua orang tua meninggal hal-hal yang harus dilakukan

oleh anak adalah mengurus jenazahnya dengan baik, melunasi utang-

utangnya, melaksanakan wasiatnya, meneruskan silaturrahim yang

dibina orangtua pada waktu hidupnya, memuliakan sahabat-

sahabatnya dan mendoakannya. Berbakti kepada orangtua (biir al-

walidain) merupakan kewajiban yang harus dipenuhi setiap muslim

kapanpun, di manapun, dan bagaimanapun kondisinya. Oleh karena

itu, Alquran melarang melontarkan kata-kata yang dapat menyinggung

hati orang tua, meskipun terdengar sepele seperti kata AH.

Dalam (QS. Al-Isra’ (17): 23)

Artinya: “Dan Tuhanmu Telah memerintahkan supaya kamu jangan

menyembah selain dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia”. (Marzuki, Pendidikan Karakter Islam, 2015).

Islam mengajarkan agar seseorang berbakti, serta mentaati

ibu bapak tidak menyuruh untuk menyekutukan Allah. Setelah kita

Page 79: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

60

menunaikan kewajiban terhadap Allah maka kewajiban berikutnya

adalah berbakti kepada ibu bapak, hadits Nabi mengatakan:

) مثلم ه ا و ر( صحبتھما حسن فا یك لد ا و ل ا خع ر فا Artinya: “Pulanglah kepada ibu bapakmu , pasti nanti anak-anakmu

akan berbuat baik kepadamu.” (Wahyudin, 2004: 53)

b). Membina Akhlak dengan Orang yang Lebih Tua

Orang yang lebih tua adalah orang yang memiliki usia yang

lebih tua dari usia seseorang, baik sedikit terpautnya maupun banyak.

Orang ini bisa saja masih saudaranya, seperti kakak, paman, bibi, dan

kerabatnya yang lain, atau bukan saudaranya. Terhadap orang yang

lebih tua ini yang harus dilakukan tidak jauh berbeda dengan apa

yang dilakukan terhadap kedua orangtua, selama orang yang lebih tua

itu patut diperlakukan seperti itu.

Islam mengajarkan agar seorang muslim menghormati

seseorang dan tidak memandang rendah dan hina kepadanya,

apalagi jika ia pantas mendapatkan penghormatan itu. Menghormati

orang yang lebih tua dinilai sebagai salah satu sikap dasar yang

paling penting yang menjadi identitas Islam dalam masyarakat

sehingga pembentukan akhlak dengan yang lebih tua semakin

meningkat dan sesuai yang diinginkan.

Dalam rangka pembinaan hubungan baik (berakhlak) antara

kita dan orang-orang yang lebih tua, ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan diantaranya: 1). Jika orang yang lebih tua itu adalah

Page 80: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

61

saudara kita, kita harus memberikan penghormatan yang sebaik-

baiknya, apalagi jika mereka adalah saudara dari ayah atau ibu kita.

Ketika kedua orangtua kita sudah meninggal, mereka dapat

mengganti kedudukan kedua orangtua kita. Oleh karena itu, kita harus

memperlakukan mereka sebagaimana mereka kedua orangtua kita,

2). Jika orang-orang yang lebih tua itu bukan saudara kita maka kita

tetap harus menghormati mereka, selama mereka layak untuk

dihormati. Jika mereka tidak layak dihormati, mungkin karena perilku

mereka yang tidak baik, kita tidak perlu menghormati mereka dengan

berlebihan.

Pada zaman modern seperti sekarang ini terkadang batasan

umur tidak lagi diperhatikan sehingga pergaulan terjadi tanpa

memandang siapa yang diajak bergaul dan rambu-rambu diabaikan

begitu saja. Seorang muslim sudah selayaknya memerhatikan semua

sikap dan perilakunya karena Islam sudah mengatur segala aspek

kehidupan manusia, termasuk dalam pergaulan antarmanusia.

Meskipun kebanyakan orang mengabaikan aturan ini, setiap

muslim harus berusaha agar umat Islam menjadi teladan bagi umat

lainnya dalam hal pergaulan sehari-hari. Generasi muda yang baik,

tidak semata-mata karena kehebatan prestasinya dibidang akademik

atau kariernya, tetapi bagaimana generasi muda juga bisa

menghormati orang lain, terutama yang lebih tua. Inilah salah satu

nilai karakter penting yang harus ditumbuhkan sejak dini.

Page 81: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

62

c). Membina Akhlak dengan Orang yang Lebih Muda

Maksud orang yang lebih muda di sini adalah orang yang

memiliki usia yang lebih muda daripada seseorang, termasuk adiknya.

Berikut ini hal-hal yang harus dilakukan dalam rangka berhubungan

dengan orang-orang yang lebih muda yaitu: 1). Jika mereka itu

saudara kita, kita harus memberikan kasih sayang sepenuhnya

dengan ikut merawat, membimbing, mendidik dan membantu, 2). Jika

mereka bukan saudara kita, kita harus tetap menyayangi mereka

dengan menunjukkan kasih sayang kita. Jangan sekali-kali menyakiti

mereka dan melakukan sesuatu yang mengganggu pertumbuhan dan

perkembangan mereka, baik dari segi fisik maupun mental.

Menghormati orang yang lebih muda merupakan cerminan

keluhuran hati dan kesantunan seseorang. Meskipun di atas sudah

ditegakan bahwa orang yang muda harus menghormati orang yang

lebih tua, bukan berarti orang yang tua tidak harus menghormati yang

lebih muda. Jika semua orang dapat melakukan hubungan yang

paling hormat tanpa memerhatikan usia, akan terbinalah pergaulan

hidup sehari-hari harmonis yang dipenuhi dengan nilai-nilai akhlak

mulia.

d). Membina Akhlak dengan Teman Sebaya

Teman sebaya adalah orang-orang yang memiliki usia yang

hampir sama dengan usia seseorang dan menjadi teman atau

sahabatnya. Kepada mereka ini ia harus dapat bergaul dengan

Page 82: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

63

sebaik-baiknya, apalagi mereka itu adalah saudaranya. Mereka ini

adalah orang-orang yang sehari-harinya bergaul dengannya dan

menemaninya, baik dikala suka maupun duka.

Hal-hal yang dapat dilakukan dalam rangka berhubungan

dengan teman sebaya adalah 1). Saling memberi salam setiap

bertemu dan berpisah dengan mereka dan dilanjutkan saling berjabat

tangan, kecuali lawan jenis, 2). Saling menyambung tali silaturrahim

dengan mempererat persahabatan dengan mereka, 3). Saling

memahami kelebihan dan kekurangan serta kekuatan dan kelemahan

masing-masing sehingga segala macam bentuk kesalahpahaman

dapat dihindari, 4). Saling menolong, 5). Bersikap rendah hati dan

tidak bersikap sombong, 6). Saling mengasihi, 7). Memberi perhatian

kepada mereka, 8). Selalu membantu mereka, apalagi jika mereka

memintanya, 9). Ikut menjaga mereka dalam gangguan orang lain,

10). Saling memberi nasihat dengan kebaikan dan kesabaran, 11).

Mendamaikan mereka apabila berselisisih, dan saling mendoakan

(Marzuki, 2009).

e). Membina Akhlak dengan Lawan Jenis

Maksud lawan jenis di sini adalah orang-orang yang memiliki

jenis kelamin yang berbeda dengan seseorang. Terhadap orang-

orang yang menjadi lawan jenisnya, Iskam memberikan aturan khusus

yang harus dijadikan pegangan. Orangtua harus memberikan

pemahaman yang cukup kepada anaknya tentang tata aturan

Page 83: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

64

pergaulan dengan lawan jenis agar ia tidak melakukan kesalahan

secara hukum dan norma Islam.

Berikut ini akhlak yang harus dibangun dalam rangka

berhubungan dengan orang-orang yang menjadi lawan jenis. Seperti:

a). Tidak berkhalwat, yaitu berdua-duaan antara seorang laki-laki dan

seorang perempuan yang tidak mempunyai hubungan suami istri dan

tidak pula mahram (saudara dekat) tanpa ada orang ketiga. Termasuk

dalam pengertian khalwat adalah berdua-duaan di tempat umum yang

di antara mereka tidak saling mengenal, atau saling mengenal, tetapi

tidak kepedulian atau tidak mempunyai kontak komunikasi sama skali,

meskipun berada pada tempat yang sama, seperti di pantai, pasar,

restoran, atau bioskop, b). Mengurangi pandangan mata, kecuali yang

memang benar-benar perlu, c). Tidak boleh menampakkan aurat di

hadapan lawan jenisnya dan juga tidak boleh saling melihat aurat satu

sama lain, d). Tidak melakukan hal-hal yang menjurus perzinaan,

seperti bergandengan tangan, berciuman, dan berpelukan apalagi

sampai melakukan perzinaan.

Berdasarkan pada beberapa pengertian tersebut di atas,

dapat dimaknai bahwa akhlak adalah keadaan asli yang ada dalam

diri individu seseorang yang membedakan antara dirinya dengan

orang lain. Pengertian akhlak, watak dan kepribadian memang sering

ditukar-tukar dalam penggunaannya. Oleh karena itu, tidak heran jika

dalam penggunaan seseorang terkadang tertukar menyebutkan

Page 84: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

65

akhlak, watak atau kepribadian. Hal ini karena ketiga istilah ini

memang memiliki kesamaan yakni sesuatu asli yang ada dalam diri

individu seseorang yang cenderung menetap secara permanen.

2. Nilai-nilai Akhlak yang Dikembangkan

Apa yang dimaksud dengan nilai? Untuk menjawab

pertanyaan ini, penulis merujuk pada pendapat Djahiri (1978:107)

yang mengatakan bahwa nilai adalah suatu jenis kepercayaan, yang

letaknya berpusat pada sistem kepercayaan seseorang, tentang

bagaimana seseorang sepatutnya, atau tidak dalam sepatutnya

melakukan sesuatu tentang apa yang berharga dan tidak berharga

untuk dicapai. Goldon Alfort seorang ahli psikologi kepribadian

sebagaimana dikutip oleh Mulyana (2004:9) nilai adalah keyakinan

yang membuat seseorang bertindak atas dasar pilihannya. Alfort

menempatkan keyakinan pada posisi yang lebih tinggi, ketimbang

hasrat, motif, sikap, keinginan, keinginan dan kebutuhan.

Selanjutnya, Sumantri (1993:3) menyebutkan bahwa nilai

adalah hal yang terkandung dalam diri hati nurani manusia yang lebih

memberi dasar pada prinsip akhlak yang merupakan standar dari

keindahan dan efisiensi atau keutuhan kata hati. Kejujuran

dinyatakan sebagai sebuah nilai yang positif, karena perilaku ini

menguntungkan baik bagi yang melakukan maupun bagi orang lain

yang terkena akibatnya. Sama halnya dengan keadilan, tanggung

Page 85: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

66

jawab, hormat, kasih sayang, peduli,keramahan, toleransi dan yang

lainnya. Nilai-nilai ini walaupun diberikan kepada orang lain, maka

persediaan perbendaharaan bagi yang melakukannya pun masih

banyak, dan semakin banyak orang memberikannya kepada yang

lain, maka akan semakin banyak pula dia menerima dari orang lain itu.

Kemuliaan agama dengan ketaatan beragama dalam

pandangannya, ketaatan beragama terbatas pada peribadatan,

sedangkan kemuliaan agama sama sekali tidak terbatas. Aturan-

aturan yang berlaku bagi ketaatan beragama adalah kewajiban

(fardhu) untuk memilih untuk mencapai keutamaan dengan

melaksanakan keadilan, manusia diperbolehkan melakukan kewajiban

yang menjadi prasyarat utama. Hubungan yang erat antara aktivitas

agama dan akhlak. Hubungan keduanya menurutnya sangat organis

(perkembangan). Baginya, ibadah merupakan prasyarat bagi

terwujudnya akhlak mulia. Tujuan utama manusia diciptakan oleh

Allah adalah untuk mengabdi (beribadah) kepada-Nya. Allah berfirman

dalam (QS.Adz-Dzariyat (51): 56).

Artinya: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”.(Marzuki, 2015: 58).

Maksud daripada ayat tersebut di atas adalah pengabdian ini

berupa ketundukan manusia kepada Allah dan berperilaku sesuai

Page 86: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

67

dengan perintah dan larangan-Nya. Pada prinsipnya, manusia

diharuskan untuk mewujudkan humanitasnya seluas mungkin asalkan

dilakukan sesuai dengan hukum syariah melalui ibadah dan

melakukan perbuatan-perbuatan yang ikhlas semata-mata

mendekatkan diri kepada Allah.

Richard Eye and Linda (1995) menyebutkan bahwa nilai yang

benar dan diterima secara universal adalah nilai yang menghasilkan

suatu perilaku dan perilaku itu berdampak positif, baik bagi yang

menjalankan maupun bagi orang lain. Selanjutnya Richard

menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan nilai adalah, suatu

kualitas yang dibedakan menurut kemampuannya untuk berlipat

ganda atau bertambah, meskipun sering diberikan kepada orang lain

dan kenyataan bahwa makin banyak nilai yang diberikan kepada

orang lain makin banyak pula nilai serupa yang diterima atau

dikembalikan dari orang lain. (Heri Gunawan,2014:31).

Dari beberapa pengertian tentang nilai di atas, dapat

disimpulkan bahwa nilai adalah rujukan untuk bertindak. Nilai

merupakan standar untuk mempertimbangkan dan meraih perilaku

tentang baik atau tidak baik dilakukan.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Akhlak Peserta Didik

Keharmonisan keluarga sering kali menjadi satu masalah yang

cukup sulit. Keretakan rumah tangga sering dialami oleh pasangan

Page 87: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

68

suami istri yang mulai tidak bisa mengerti satu sama lain. Banyak

faktor yang memicu berbagai masalah dalam rumah tangga mulai dari

faktor ekonomi, faktor sosial, faktor pendidikan dan lingkungan, faktor

ini yang sering menjadi pemicu pertengkaran. Ketika kedua belah

pihak tidak bisa mengendalikan masing-masing emosi dalam

menghadapi segala permasalahan yang ada, tidak jarang hubungan

rumah tangga berakhir dengan perceraian.

Agar terbentuk keluarga yang harmonis, di bawah ini akan

dijelaskan tentang faktor yang mempengaruhi keharmonisan keluarga

terhadap karakter anak, yaitu faktor ekonomi, faktor sosial, faktor

pendidikan dan lingkungan.

a). Faktor Ekonomi

Faktor yang sangat urgen ini merupakan faktor yang paling

sering memicu rusaknya keharmonisan rumah tangga. Ketika

kebutuhan keuangan dalam rumah tangga tidak terpenuhi, sering kali

memicu amarah. Bagaimana tidak dalam kondisi terhimpit oleh

kebutuhan ekonomi, secara manusiawi akan menyebabkan seseorang

akan merasa bingung dan tertekan. Belum lagi tuntutan untuk

memenuhi kebutuhan istri dan anak yang pastinya akan semakin

memperberat beban ekonomi yang ditanggung. Jika seseorang dalam

kondisi seperti ini tidak bisa mengatur emosinya, maka bisa memicu

Page 88: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

69

pertengkaran yang sangat hebat bahkan mungkin sampai hilang

kendali.

Dalam hubungan ekonomi keluarga perlu mengkomsumsi

sandang dan pangan, papan untuk bertahan hidup. Oleh sebab itu

seorang ayah atau seorang kepala rumah tangga perlu bekerja untuk

memenuhi kebutuhan tersebut. Kita tahu bahwa dalam keluarga itu

terdiri dari ayah, ibu dan anak, itu biasanya disebut dengan keluarga

kecil dan kalau keluarga itu terdiri dari ayah, ibu, anak, nenek dan

kakek itu biasanya disebut dengan keluarga besar.

Anggota tersebut sebenarnya membutuhkan makan sehingga

sebagai kepala keluarga yang baik berkewajiban untuk memenuhi

kebutuhannya, di samping itu, kadang-kadang banyak kepala

keluarga yang belum bisa mencukupi kebutuhan keluarga tadi

sehingga istripun rela untuk membantu sang suami untuk bekerja

demi memenuhi kebutuhan keluarga untuk hidup.

b). Faktor Interaksi Sosial

Manusia dalam hidup bermasyarakat, akan saling

berhubungan dan saling membutuhkan satu sama lain. Kebutuhan

itulah yang dapat menimbulkan suatu proses interaksi sosial. Di

bawah ini akan disampaikan tentang pengertian interaksi sosial

menurut para ahli:

Page 89: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

70

Maryati dan Suryawati (2003) menyatakan bahwa:

“Interaksi sosial adalah kontak atau hubungan timbal balik atau interstimulasi dan respon antar individu, antar kelompok atau antar individu dan kelompok”.

Pendapat lain dikemukakan oleh Murdiyatmoko dan

Handayani (2004) bahwa :

“Interaksi sosial adalah hubungan antar manusia yang menghasilkan suatu proses pengaruh mempengaruhi yang menghasilkan hubungan tetap dan pada akhirnya memungkinkan pembentukan struktur sosial”.

Kita harus mengakui bahwa manusia merupakan mahluk

sosial karena manusia tidak bisa hidup tanpa berhubungan dengan

manusia yang lain bahkan untuk urusan sekecil apapun kita tetap

membutuhkan orang lain untuk membantu. Dalam kenyataan

kehidupan sehari-hari tidak semua keluarga dapat memenuhi

gambaran keluarga yang ideal tersebut. Perubahan sosial, ekonomi

dan pendidikan masyarakat dewasa ini akan sangat berpengaruh

pada kehidupan sebuah keluarga. Orang tua yang sibuk dengan

pekerjaan di kantor smpai larut malam tanpa memikirkan anak akan

mempengaruhi psikis seorang anak. Kondisi yang demikian ini akan

menyebabkan komunikasi dan interaksi antara sesama anggota

menjadi kurang intens ( hebat,sangat kuat ).

Hubungan kekeluargaan yang semula kuat dan erat,

cenderung rapuh dan longgar. Ambisi karier dan materi yang tidak

Page 90: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

71

terkendali, telah mengganggu hubungan interpersonal ( terikat )

dalam keluarga. Keluarga yang berfungsi dalam sosialisasi, yaitu bagi

individu pada saat ia tumbuh menjadi dewasa memerlukan suatu

sistem nilai sebagai macamtuntunan untuk mengarahkan aktivitasnya

dalam masyarakat, da berfungsi sebagai tujuan akhir pengembangan

dan kepribadiannya.

Berdasarkan definisi di atas maka, dapat disimpulkan bahwa

interaksi sosial adalah suatu hubungan antar sesama manusia yang

saling memengaruhi satu sama lain baik itu dalam hubungan antar

individu, antar kelompok maupun antar individu.

c). Faktor Pendidikan dan Lingkungan

1. Faktor Pendidikan

Pendidikan dalam keluarga adalah tanggungjawab orang tua,

dengan peran Ibu lebih banyak. Karena, Ayah biasanya pergi bekerja

dan kurang ada di rumah, maka hubungan Ibu dan anak lebih

menonjol. Meskipun peran Ayah juga amat penting, terutama sebagai

tauladan dan pemberi pedoman. Ketika anak sudah mendekat

dewasa, peran Ayah sebagai penasehat juga penting, karena dapat

memberikan aspek berbeda dari yang diberikan ibu.

Ahmad Tafsir (2004;6) menyatakan:

“Pendidikan adalah usaha meningkatkan diri dalam segala aspeknya, pendidikan mempunyai pengaruh yang sangat

Page 91: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

72

besar dalam pembentukan akhlak, dan etika seseorang sehingga baik dan buruknya akhlak seseorang sangat tergantung pada pendidikan. Pendidikan ikut mematangkan kepribadian manusia sehingga tingkah lakunya sesuai dengan pendidikan yang telah diterima oleh seseorang baik pendidikan formal, informal maupun nonformal.”

Betapa pentingnya faktor pendidikan itu, karena naluri yang

terdapat pada seseorang dapat dibangun dengan baik dan terarah.

Oleh karena itu, pendidikan agama perlu dimanifestasikan melalui

berbagai media baik pendidikan formal sekolah, pendidikan informal di

lingkungan keluarga dan pendidikan non formal yang ada pada

masyarakat.

Terkadang orang tua tidak menyadari apa yang dilakukan oleh

anak-anak mereka ketika dewasa adalah akibat dari pola asuh yang

mereka berikan kepada anak-anaknya diwaktu kecil. Seorang anak

yang lahir ibarat kertas putih yang masih kosong, polos, tanpa tulisan

apapun. Tinggal bagaimana para orang tua menggoreskan, memberi

warna pada kertas itu, apakah baik atau buruk. Menjadi orang tua

tidaklah mudah, eorang anak hanya bisa belajar dengan melihat apa

yang orang tua mereka lakukan tanpa diajarkan, tanpa diminta untuk

mendengarkan perkataan orang tua, tanpa melalui komunikasi.

Apa yang mereka lihat, mereka belajar dan merekamnya

dalam memori mereka. Perkembangan seorang anak dipengaruhi

oleh lingkungan di mana anak itu dibesarkan, keluarga, sekolah dan

lingkungan tempat tinggal mereka. Dan keluarga adalah lingkungan

Page 92: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

73

yang paling berperan penting dalam pembentukan akhlak seorang

anak. Karena keluarga adalah tempat yang paling pertama di mana

seorang anak berinteraksi.

Keluarga merupakan lingkungan yang terdekat untuk

membesarkan, mendewasakan dan di dalamnya anak mendapat

pendidikan yang pertama. Oleh karena itu, keluarga memiliki peranan

yang penting dalam perkembangan anak, keluarga yang baik akan

berpengaruh positif terhadap perkembangan anak sedangkan

keluarga yang kurang baik akan berpengaruh negatif. Bimbingan

dalam pengarahan orang tua menjadi faktor yang utama dalam

mengembangkan akhlak anak, karena tiada orang lain selain orang

tua (keluarga) yang berhak mengatur dan memimpin seseorang anak

dengan ketentuan bahwa semua arahan itu dalam hal kebaikan.

Pendidikan memainkan peranan penting dalam mengasah

keterampilan seorang individu yang membuat dia sebagai orang yang

siap untuk mencari dan memperoleh pekerjaan, serta kualifikasi

khusus yang mengelompokkan orang dengan SES (Socio Economics

Status) yang tertinggi dan SES terendah. Annette Lareau berbicara

pada gagasan budi daya terpadu, di mana orang tua kelas menengah

mengambil peran aktif dalam pendidikan dan pengembangan anak-

anak mereka dengan menggunakan kendali mengorganisir kegiatan

dan mendorong rasa hak melalui diskusi.

Page 93: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

74

2. Faktor Lingkungan

Lingkungan adalah suatu yang melingkungi suatu tubuh yang

hidup, seperti tumbuh-tumbuhan, keadaan tanah, udara, dan

pergaulan manusia hidup selalu berhubungan dengan manusia harus

bergaul dan dalam pergaulan itu saling mempengaruhi pikiran, sifat

dan tingkah laku.

Adapun lingkungan dibagi ke dalam dua bagian yaitu:

1). Lingkungan yang bersifat kebendaan. Alam yang

melingkungi manusia merupakan faktor yang

mempengaruhi dan menentukan tingkah laku manusia.

Lingkungan alam ini dapat mematahkan atau

mematangkan pertumbuhan bakat yang dibawa

seseorang.

2). Lingkungan pergaulan yang bersifat kerohanian.

Seseorang yang hidup dalam lingkungan yang baik secara

langsung atau tidak langsung dapat membentuk

kepribadiannya menjadi baik, begitu pula sebaiknya

seseorang yang hidup dalam lingkungan kurang

mendukung dan dalam pembentukan akhlaknya maka

setidaknya dia akan terpengaruh ke lingkungan

tersebut.(Heri Gunawan, 2014: 22).

Page 94: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

75

Dari beberapa penjelasan di atas, jelaslah bahwa lingkungan

yang bersifat kebendaan dan lingkungan yang bersifat kerohanian

sangat penting dan berpengaruh terhadap akhlak anak. Begitupun

dengan lingkungan keluarga, merupakan lingkungan pendidikan yang

paling pertama dan utama bagi anak.

Di bawah ini akan disampaikan tentang konsep lingkungan

keluarga menurut para ahli:

Menurut Gunarsa (2009 : 5) bahwa:

“lingkungan keluarga merupakan lingkungan pertama yang mula-mula memberikan pengaruh yang mendalam bagi anak. Dari anggota-anggota keluarganya (Ayah, Ibu, dan saudara-saudaranya) anak memperoleh segala kemampuan dasar, baik intelektual maupun sosial. Setiap sikap, pandangan, dan pendapat orang tua atau anggota keluarga lainnya akan dijadikan contoh oleh anak dalam berperilaku. Dalam hal ini berarti lingkungan keluarga sebagai lingkungan pendidikan yang pertama ini sangat penting dalam membentuk pola kepribadian anak. Karena di dalam keluarga anak pertama kali mendapat pengetahuan tentang nilai dan norma”.

Menurut Hasbullah (2003 : 32) bahwa:

“lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan pertama dan utama bagi anak, karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapat didikan dan bimbingan. Dikatakan sebagai lingkungan yang utama karena sebagian besar dari kehidupan anak adalah di dalam keluarga”.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

faktor pendidikan baik dalam lingkungan maupun keluarga,

merupakan lembaga pendidikan pertama dan utama tempat anak

Page 95: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

76

didik menerima pendidikan dan bimbingan dari orang tuanya atau

anggota keluarganya yang lain. Di dalam keluarga inilah tempat

meletakkan dasar-dasar kepribadian anak didik, keyakinan agama,

nilai budaya, nilai moral dan keterampilan-keterampilan, sehingga

sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan siswa dalam

belajar.

4. Tahapan Pengembangan Akhlak

Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan yang

sistematis, progresif, dan berkesinambungan dalam diri individu sejak

lahir hingga akhir hayatnya atau dapat diartikan juga sebagai

perubahan-perubahan yang dialami individu menuju kedewasaan dan

kematangan. Perkembangan secara sistematis adalah perubahan

dalam perkembangan yang bersifat saling ketergantungan atau saling

mempengaruhi satu bagian dengan bagian lainnya, baik fisik maupun

psikis dan merupakan satu kesatuan yang harmonis. Perkembangan

yang bersifat agresif berarti perubahan yang terjadi bersifat maju,

meningkat dan meluas, baik secara kuantitatif (fisik) maupun kualitatif

(psikis).

Salah satu objek penelitian yang perlu dikaji dan dipahami yang

bersumber dari manusia adalah masalah perkembangan, dari

persoalan ini npara ahli psikologi menemukan berbagai macam

persoalan dan pokok bahasan, diantaranya adalah usia anak-anak.

Page 96: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

77

E.B.Hurlock menitik beratkan bahwa hubungan sosial pada masa ini

sebahagian akan menentukan perkembangan sosial pada

perkembangan berikutnya. (Sutrisna Sumadi, 2002: 40).

Perkembangan sosial anak di samping dipengaruhi oleh

pendidikan, lingkungan, serta paktor heriditas juga dipengaruhi oleh

perkembangan agamanya. Sebagaimana dikemukakan oleh Sigmun

Freud, bahwa secara psikologis perilaku manusia merupakan

manifestasi dan kepribadian yang dikendalikan oleh tiga dasar sistem

kepribadian yaitu ego dan superego. Kepribadian manusia di dalam

mengaktualisasikan ego dan superego mempunyai tiga wadah

sementara yaitu alam tak sadar, alam prasadar dan alam sadar, yang

pada akhirnya terwujud dalam perilaku manusia. (Sutrisna Sumadi,

2002: 40)

Hal ini adalah karena perilaku manusia dipengaruhi oleh

berbagai macam motivasi, baik itu dari dalam maupun dari luar

kepribadian manusia, dan salah satu motivasi dari dalam adalah

perkembangan agamanya. Sehingga dalam bab ini dibahas mengenai

pola kehidupan anak dan perkembangannya.

Dilihat dari tahapan perkembangan anak usia sekolah

menengah (SMP) berada pada tahap perkembangan pubertas (10-14

tahun), terdapat sejumlah akhlak yang menonjol pada anak usia SMP

ini, yaitu:

Page 97: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

78

1. Terjadinya ketidakseimbangan proporsi tinggi dan berat

badan.

2. Mulai timbulnya ciri-ciri seks sekunder.

3. Kecenderungan ambivalensi, antara keinginan menyendiri

dengan keinginan bergaul, serta keinginan untuk bebas dari

dominasi dengan kebutuhan bimbingan dan bantuan dari

orangtua.

4. Senang membandingkan kaedah-kaedah, nilai-nilai etika

atau norma dengan kenyataan yang terjadi dalam

kehidupan orang dewasa.

5. Reaksi dan ekspresi emosi masih labil.

6. Mulai mengembangkan standar dan harapan terhadap

perilaku diri sendiri yang sesuai dengan dunia sosial.

7. Kecenderungan minat dan pilihan karir relatif sudah lebih

jelas. (Nana Chan, 2013: 12).

Pengembangan atau pembentukan akhlak diyakini pelu dan

penting untuk dilakukan di sekolah dan stakeholdernya untuk menjadi

pijakan dalam penyelenggaraan pendidikan akhlak di sekolah. Tujuan

pendidikan akhlak pada dasarnya adalah mendorong lahirnya anak-

anak yang baik (insan kamil). Tumbuh dan berkembangnya akhlak

yang baik akan mendorong peserta didik tumbuh dengan kapasitas

dan komitmennya untuk melakukan berbagai hal yang terbaik dan

melakukan segalanya dengan benar dan memiliki tujuan hidup.

Page 98: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

79

Masyarakat juga berperan membentuk akhlak anak melalui orangtua

dan lingkungannya.

Akhlak dikembangkan melalui tahap pengetahuan

pelaksanaan (acting), dan kebiasaan (habit). Akhlak tidak terbatas

pada pengetahuan saja. Seseorang yang memiliki pengetahuan

kebaikan belum tentu mampu bertindak sesuai dengan

pengetahuannya, jika tidak terlatih menjadi kebiasaan untuk

melakukan kebaikan tersebut. Karakter juga menjangkau wilayah

emosi dan kebiasaan diri. Dengan demikian diperlukan tiga komponen

akhlak yang baik yaitu, 1). Pengetahuan tentang moral, 2). Perasaan

tentang moral, 3). Perbuatan bermoral. Hal ini diperlukan agar peserta

didik atau warga sekolah lain yang terlibat dalam sistem pendidikan

tersebut sekaligus dapat memahami, merasakan, menghayati, dan

mengamalkan (mengerjakan) nilai-nilai kebajikan (moral).

(Marsuki,2015: 57).

Dimensi-dimensi yang termasuk dalam moral yang akan

mengisi ranah kognitif adalah kesadaran moral pengetahuan tentang

nilai-nilai moral, penentuan sudut pandang, logika moral, keberanian

mengambil sikap, dan pengenalan diri. Moral feeling merupakan

penguatan aspek emosi peserta didik untuk menjadi manusia yang

berakhlak.

Page 99: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

80

Penguatan ini berkaitan dengan bentuk-bentuk sikap yang

harus dirasakan oleh peserta didik, yaitu kesadaran akan jati diri,

percaya diri, kepekaan terhadap orang lain, cinta kebenaran,

pengendalian diri, kerendahan hati. Moral action merupakan

perbuatan atau tindakan moral yang merupakan hasil dari dua

komponen akhlak lainnya.

Pengembangan akhlak dalam suatu sistem pendidikan adalah

berkaitan antara komponen-komponen akhlak yang mengandung

nilai-nilai perilaku, yang dapat dilakukan atau bertindak secara

bertahap dan saling berhubungan antara pengetahuan nilai-nilai

perilaku dengan sikap atau emosi yang kuat untuk melaksanakannya,

baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dirinya, sesama, lingkungan,

bangsa dan Negara serta dunia Internasional.

Kebiasaan berbuat baik tidak selalu menjamin bahwa manusia

yang telah terbiasa tersebut secara sadar menghargai pentingnya nilai

karakter. Mungkin saja perbuatannya tersebut dilandasi oleh rasa

takut untuk berbuat salah, bukan karena tingginya penghargaan akan

nilai itu, misalnya ketika seseorang berbuat jujur hal itu dilakukan

karena dinilai oleh orang lain, bukan karena keinginannya yang tulus

untuk menghargai nilai kejujuran itu sendiri.

Oleh karena itu, dalam pendidikan akhlak diperlukan juga

aspek perasaan. Komponen ini dalam pendidikan akhlak dengan

Page 100: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

81

“desiring the good” atau keinginan untuk berbuat kebaikan.

Pendidikan akhlak yang baik dengan demikian harus melibatkan

bukan saja aspek moral tetapi juga keinginan berbuat baik, tanpa itu

semua manusia akan sama seperti robot yang terindoktrinasi oleh

sesuatu paham.

Pengembangan akhlak sementara ini direalisasikan dalam

pelajaran agama, pelajaran kewarganegaraan, atau pelajaran lainnya,

yang program utamanya cenderung pada pengenalan nilai-nilai

secara kognitif, dan dan mendalam sampai ke penghayatan nilai

secara afektif. Menurut Mochtar Buchori (2007), pengembangan

akhlak seharusnya membawa anak kepengenalan nilai secara nyata.

Untuk sampai ke praksis, ada satu peristiwa batin yang amat penting

yang harus terjadi dalam diri anak, yaitu munculnya keinginan yang

sangat kuat untuk mengamalkan nilai.

Dengan demikian jelas bahwa akhlak dikembangkan oleh tiga

langkah yakni mengembangkan moral knowing, kemudian moral

feeling, dan moralaction, dengan kata lain makin lengkap komponen

moral dimiliki manusia, maka akan makin membentuk akhlak yang

baik atau unggul/tangguh.

C. Hubungan Antara Keharmonisan Keluarga Terhadap Akhlak

Peserta Didik

Page 101: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

82

Lingkungan keluarga menjadi faktor penting dalam

menanamkan pendidikan akhlak peserta didik, di luar faktor

pendidikan di sekolah serta lingkungan sosial, lingkungan keluarga ini,

bisa dimulai situasi dalam keluarga dan pola pendidikan yang

dilakukan. Jika pola pendidikan karakter di tengah keluarga sudah

terbangun dengan baik, dengan sendirinya anak akan lebih mudah

untuk menerima pendidikan akhlak di sekolah. Demikian pula saat

anak harus bersinggungan dengan lingkungan sosial, sebab

persoalan yang sekarang terjadi saat ini banyak orangtua yang stres

dan depresi akibat persoalan hidup yang kompleks.

Pada situasi ini bagaimana mungkin orangtua mampu

memberikan pendidikan akhlak yang dibutuhkan, untuk menanamkan

pendidikan akhlak yang baik dari keluarga perlu dilihat dulu kondisi

orangtua. Paling penting, membuang depresi kedua orangtua di

tengah persoalan hidup yang kian kompleks. Sekarang ini orangtua

sering mengabaikan dan menyerahkan pendidikan akhlak anak

kepada sekolah, persoalan baru pun muncul saat para pengajar (guru)

yang harusnya bisa memberikan pendidikan akhlak ini juga sudah

membawa stres dari rumahnya, ditambah dengan lingkungan sosial si

anak yang kurang mendukung jadilah masalah pendidikan akhlak ini

mandeg. Kalau sudah kompleks tidak ada yang mau disalahkan

dalam kegagalan menanamkan pendidikan akhlak ini.

Page 102: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

83

Dalam keluarga orang tualah yang menjadi tempat pertama

pembentukan akhlak peserta didik. Di keluarga inilah anak-anak

pertama kali mendapatkan pendidikan akhlak di samping juga

mendapatkan sosialisasi berbagai hal yang tumbuh dan berkembang

dalam keluarga, dalam keluarga anak banyak melakukan proses

pendidikan nilai dari orang tuanya, seperti tentang cara bertutur kata

berpikir dan bertindak. Orang tualah yang menjadi model utama dan

pertama dalam hal pendidikan akhlak.

Doni Koesoema juga menambahkan bahwa peran orangtua

dalam keluarga bukan serta-merta memberikan keberhasilan

pendidikan akhlak bagi anak. Menurutnya, meskipun orangtua

memiliki posisi yang sangat strategis sebagai tempat investasi

emosional pertama sang anak dalam masa-masa pertumbuhannya,

posisi istimewa orangtua ini juga bisa menjadi titik lemah bagi

pembentukan akhlak peserta didik. Menurutnya, tidak ada korelasi

antara kemampuan untuk melahirkan anak dan kemampuan diri dari

orangtua untuk menjadi pendidik. (Marzuki, 2015: 69).

Dalam masyarakat sering ada anggapan bahwa tugas

seorang ayah bekerja mencari nafkah untuk menghidupi keluarga dan

tugas seorang ibu membimbing dan mendidik anak serta mengurusi

pekerjaan rumah tangga. Anggapan seperti itupun mengalami

perkembangan dua arah. Arah yang pertama, ada seorang ayah yang

mempertahankan anggapan itu sehingga tidak mau tahu urusan

Page 103: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

84

perawatan anak. Dalam pandangan ini ayah tidak mau menggendong,

memandikan, mengganti pakaian, menghibur anak dan tidak

menyediakan waktu untuk membantu pekerjaan urusan dapur dalam

suasana keluarga repot sekali pun. Arah yang kedua, seorang ayah

yang toleransi terhadap tugas ibu rumah tangga dengan rasa senang

bersedia merawat, berkomunikasi dengan anak dan mau membantu

mencuci pakaian keluarga.

Keberadaan anak dalam suatu keluarga menjadikan keluarga

itu terasa hidup, harmonis, dan menyenangkan. Sebaliknya, ketiadaan

anak dalam keluarga menjadikan keluarga terasa hampa dan gersang

karena kehilangan salah satu ruh yang dapat menggerakkan keluarga

itu. Di mata seorang ayah, anak akan menjadi penolong penunjang,

pemberi semangat dan penambah kekuatan. Di mata seorang ibu,

anak menjadi harapan hidup, penyejuk jiwa, penghibur hati,

kebahagiaan hidup, dan tumpuan di masa depan (Al-Hasyimy,

1997:199).

Atas dasar kenyataan di atas, Alqur’an menggambarkan anak

sebagai perhiasan dunia sebagaimana harta. Allah berfirman dalam

(QS. Al-Kahfi (18): 46):

Artinya: “Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia”. (QS. Al-Kahfi (18): 46).

Page 104: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

85

Keberadaan anak seperti itu dapat terwujud jika dipersiapkan

sejak dini oleh orang tuanya. Pendidikan dan pembentukan

kepribadian akhlak anak harus diperhatikan dengan sebaik-baiknya.

Jika tidak, anak justru akan menjadi yang sebaliknya yaitu menjadi

bencana (fitnah) dalam keluarga dan akan menjadi gangguan bagi

masyarakat dan umat manusia secara keseluruhan.

Untuk menjaga keutuhan keluarga, arah yang ke dua di atas

cenderung untuk berkembang. Tentu hal ini sangat berhubungan

dengan pendidikan, wawasan dan sikap seorang laki-laki / ayah.

Pendidikan yang dimiliki seharusnya dapat mengantarkan wawasan

bahwa ayah merupakan pemandu, pendidik, pemimpin, dan pelindung

keluarga. Anak merupakan bagian dari keluarga. Oleh karenanya

secara alami peran ayah terhadap anak tak bisa dilimpahkan begitu

saja kepada ibu. Sikap ayah akan berpengaruh terhadap pribadi anak,

kehadiran ayah di depan anak mempunyai konstribusi yang signifikan

terhadap sikap dan watak seorang anak.

Anak merupakan karunia Allah Swt yang diberikan kepada

pasangan suami istri, anak pulalah sebagai buah hati suami istri yang

mendambakannya. Di tengah anak masa depan bergantung. Maka

tidak keliru apabila anak diposisikan sebagai aset masa depan,

dengan demikian anak mempunyai hak hidup yang layak untuk masa

depan sebagaimana seorang ibu dan ayahnya, dari sinilah timbul

Page 105: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

86

tanggung jawab orang tua terhadap anaknya untuk mempersiapkan

masa depan anak. Termasuk di dalamnya yang terpenting adalah

pembentukan pribadi anak melalui pendidikan berakhlak.

Menyadari hal ini mengingatkan ayah untuk tidak sekedar

menanamkan benih kepada istri melainkan tugas mendidik dan

membesarkan anak merupakan tanggung jawab ayah yang tak

terhindarkan membentuk anak agar mempunyai kepribadian yang baik

sesuai dengan norma-norma yang berlaku tidaklah semudah

membalikkan telapak tangan. Prosesnya cukup panjang dan

membutuhkan wawasan pendidikan serta strategi yang tidak asal

jalan, tugas ini tidaklah enteng sehingga apabila semuanya

dilimpahkan kepada seorang ibu akan merupakan beban berat

baginya, tugas berat itulah yang disebut proses mendidik anak.

Pendidikan untuk anak harus kita lakukan, proses ini bertujuan

untuk membimbing anak ke arah kedewasaan supaya anak dapat

memperoleh keseimbangan antara perasaan dan akal budaya serta

dapat mewujudkan keseimbangan dalam perbuatannya kelak. Anak

yang kita didik dengan rasa senang, ikhlas, insya Allah anak kita

menjadi anak saleh, anak yang dibanggakan setiap orang muslim.

D. Kajian Penelitian yang Relevan

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Siti Qamariyah

2010, yang berjudul “Pengaruh Keharmonisan Keluarga Terdapat

Akhlak Remaja Desa Glawan Kecamatan Pabelan”.

Page 106: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

87

Dari hasil penelitian oleh Siti Qamariyah, adapun analis yang

digunakan adalah: (1). Analisis berdasarkan skor, (2). Analisis

berdasarkan angket, (3). Analisis korelasi. Hasil dari penelitian ini

yaitu, berdasarkan analisis statistik diperoleh koefisien korelasi antara

keharmonisan keluarga dan akhlak remaja rxy= 0,578, selanjutnya

hasil tersebut dikonsultasikan dengan r tabel product moment dengan

n= 26 dan taraf signifikan 5% yaitu 0,388 serta 1% yaitu 0,496,

terbukti bahwa hasil tersebut lebih besar daripada r tabel maka dapat

dikatakan bahwa penelitian ini signifikan dalam arti hipotesis yang

menyatakan ada pengaruh positif antara keharmonisan keluarga

dengan akhlak remaja Desa Glawan Kecamatan Pabelan Kabupaten

Semarang “diterima”.

Peneliti selanjutnya oleh Winarti 2011, yang berjudul “

Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Pembentukan Akhlak

Anak di Ketapang Tangerang”.

Dari hasil penelitian oleh Winarti, adapun analisis yang

digunakan adalah (1). Uji regresi linear sederhana, (2). Uji koefisien

determinasi, (3). Uji koefisien regresi sederhana. Hasil dari penelitian

ini yaitu, pengaruh antara pola asuh orang tua berpengaruh posiitif

terhadap pembentukan akhlak anak, hal ini diperkuat dengan hasil uji t

(parsial) nilai signifikansinya : 0.000, korelasi parsial pola asuh orang

tua terhadap pembentukan akhlak anak adalah sebesar 0,621. Dari

Page 107: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

88

hasil perhitungan tersebut bahwa nilai t hitung lebih besar dari t tabel

di mana nilai signifikansinya 0,000 < 0,01.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sibli 2011, yang berjudul

“Pengaruh Persepsi Keharmonisan Keluarga Terhadap Kenakalan

Remaja di Desa Pontolo Kecamatan Kwandang Kabupaten

Gorongtalo”.

Dari hasil penelitian oleh Sibli, adapun analisis yang digunakan

adalah (1). Statistik deskriptif, (2). Analisis inferensial. Hasil dari

penelitian ini adalah adanya hubungan atau ikatan yang erat antar

anggota keluarga, terutama hubungan antara orang tua dengan orang

tua dan anak dengan orang tua.

Berdasarkan dari beberapa uraian hasil penelitian di atas maka

peneliti memberikan suatu pandangan bahwa hasil penelitian tersebut

hampir memiliki persamaan dengan hasil penelitian yang penulis

susun. Persamaannya ada pada pengaruh keharmonisan keluarga.

E. Kerangka Pikir

Keharmonisan keluarga bersumber dari kerukunan hidup di

dalam keluarga. Cita-citanya sesama anggota keluarga terhadap

hubungan yang nyata, teratur dan baik, terutama antara hubungan

antara anak dan orang tua. Jadi keharmonisan keluarga merupakan

sarana pembentuk karakter dan kepribadian anak.

Page 108: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

89

Oleh sebab itu keluarga yang memiliki latar belakang yang baik

akan mampu membimbing dan mengarahkan anaknya ke arah yang

mereka cita-citakan.demikian pula yang sebaliknya keluarga yang

tidak baik atau tidak harmonis akan sulit untuk membimbing anak

mereka menjadi yang terbaik bagi masa depannya.

Anak merupakan perluasan biologis dan sosial orang tuanya,

motivasi yang kuat ini melahirkan hubungan emosional antara orang

tua dengan anak. Pengaruh keluarga terhadap anak tersebut memang

dapat dimengerti dan wajar adanya. Hubungan seorang anak dengan

orang tuanya yang berlangsung bertahun-tahun, dari seorang bayi,

memungkinkan adanya identifikasi, imitasi, dan internalisasi

kebiasaan, tindakan dan perilaku. Bertahun tahun terjadi interaksi

dalam keluarga, disadari atau tidak, terjadi pola-pola khusus yang

terjadi dalam satu keluarga yang berbeda dengan keluarga lainnya.

Berbicara soal akhlak, maka perlu disimak apa yang ada dalam

UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada

Pasal 3, yang menyebutkan: “Pendidikan Nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk akhlak serta

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa”. Dalam UU ini secara jelas ada kata “akhlak”

kendati tidak ada penjelasan lebih lanjut tentang apa yang

dimaksudkan dengan akhlak, sehingga menimbulkan berbagai tafsir

tentang maksud dari kata tersebut.

Page 109: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

90

Ada berbagai pendapat tentang apa itu akhlak atau watak.

Watak atau akhlak berasal dari kata Yunani “charassein”, yang berarti

barang atau alat untuk menggores, yang dikemudian hari dipahami

sebagai stempel/cap. Jadi, watak itu sebuah stempel atau cap, sifat-

sifat yang melekat pada seseorang. (S.M.Dumadi,1955:11). Watak

sebagai sifat seseorang dapat dibentuk, artinya watak seseorang

dapat berubah, kendati watak mengandung unsur bawaan (potensi

internal), yang setiap orang berbeda. Namun watak amat dipengaruhi

oleh faktor eksternal, yaitu keluarga, sekolah, masyarakat, lingkungan

pergaulan, dan lain-lain.

Darmiyati Zuchdi (2008: 39) mengatakan: akhlak (karakter)

sebagai seperangkat sifat-sifat yang selalu dikagumi sebagai tanda-

tanda kebaikan, kebijakan, dan kematangan moral seseorang. Lebih

lanjut dikatakan bahwa tujuan pendidikan watak adalah mengajarkan

nilai-nilai tradisional tertentu, nilai-nilai yang diterima secara luas

sebagai landasan perilaku yang baik dan bertanggung jawab. Hal

tersebut dimaksudkan untuk menumbuhkan rasa hormat, tanggung

jawab, rasa kasihan, disiplin, loyalitas, keberanian, toleransi,

keterbukaan, etos kerja dan kecintaan pada Tuhan dalam diri

seseorang.

Akhlak atau karakter itu amat penting, dapat disimak dari hasil

penelitian di Amerika Serikat (Ali Ibrahim Akbar,2000) bahwa:

kesuksesan hidup seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh

Page 110: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

91

pengetahuan dan kemampuan tekhnis yang diperoleh lewat

pendidikan, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri yang di

dalamnya termasuk akhlak dan orang lain.

Salah satu upaya untuk mewujudkan pendidikan yang

menghasilkan manusia yang bermartabat (berakhlak mulia), para

peserta didik harus dibekali dengan pendidikan khusus yang

membawa misi pokok dalam pembinaan akhlak mereka. Pendidikan

seperti ini dapat memberi arah kepada arah peserta didik setelah

menerima berbagai ilmu maupun pengetahuan dalam bidang studi

(mata pelajaran) masing-masing, sehingga mereka dapat

mengamalkannya di tengah-tengah masyarakat dengan tetap

berpatokan pada nilai-nilai kebenaran dan kebaikan yang universal.

Sebagai bentuk keprofesionalan dan kemampuan keluarga

dalam mengantar anak menjadi anak yang berakhlak dan

berpendidikan. Hal ini berdasar pada Undang-undang RI Nomor

11/2012 tentang sistem pendidikan anak.

Page 111: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

92

Gambar 2.1. Bagan Kerangka Pikir

F. Hipotesis

Berdasarkan kajian pustaka dan landasan teori yang telah

penulis paparkan maka penulis menyimpulkan bahwa:

1. Gambaran keharmonisan keluarga peserta didik di MTs.

Al-Hidayah Lemoa Kec. Bontolempangan Kab. Gowa

“kurang harmonis” antara orang tua dengan anak.

2. Gambaran akhlak peserta didik di MTs. Al-Hidayah Lemoa

Kec. Bontolempangan Kab. Gowa yaitu “kurang baik”.

3. Keharmonisan keluarga berpengaruh terhadap akhlak

peserta didik di MTs. Al-Hidayah Lemoa Kec.

Bontolempangan Kab. Gowa.

Keharmonisan Keluarga Akhlak Peserta Didik

Prinsip keluarga harmonis: 1. Tumbuhkan komitmen 2. Memberi apresiasi 3. Pelihara kebersamaan 4. Berkomunikasi 5. Agama atau falsafah

hidup 6. Bermain dan humor 7. Berbagi

tanggungjawab 8. Memiliki kepentingan

dan kegemaran bersama

9. Melayani orang lain 10. Tahan dengan

problem

Ciri akhlak peserta didik yang Baik:

1. Bersikap sopan terhadap guru.

2. Memperhatikan pelajaran yang diberikan oleh guru.

3. Mengerjakan tugas dengan baik.

Page 112: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

93

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain dan Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif assosiatif yaitu

jenis penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh ataupun

juga hubungan atara dua variabel atau lebih, dalam hal ini untuk

mengungkapkan subyek penelitian tentang pengaruh keharmonisan

keluarga terhadap akhlak peserta didik di MTs Al-Hidayah Lemoa

Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa. Bentuk desainnya

adalah seperti berikut:

Desain variabel penelitian:

Gambar 3.1. Desain Penelitian Keterangan : X= Keharmonisan Keluarga Y= Akhlak Peserta Didik = Pengaruh

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Adapun lokasi penelitian ini adalah MTs. Al-Hidayah Lemoa

Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa. Lokasi ini dipilih

berdasarkan pertimbangan peneliti, dalam hal pemamfaatan waktu

penelitian.

X Y

Page 113: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

94

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dimulai pada tanggal 30 November 2015

sampai dengan 30 Januari 2016.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Dalam hal ini yang menjadi populasi penelitian adalah seluruh

peserta didik di MTs Al-Hidayah Lemoa sebanyak 62 orang, untuk

lebih jelasnya mengenai populasi dalam penelitian ini, peneliti

memberikan penjelasan melalui tabel berikut ini:

Tabel I Populasi Penelitian MTs Al-Hidayah Lemoa

No Siswa Laki-laki Perempuan Jumlah 1 Kls VII 7 12 19 2 Kls VIII 8 9 17 3 Kls IX 14 12 26 Jumlah 29 33 62

Sumber Data:MTs Al-hidayah Lemoa.Kec.Bontolempangan.Kab.Gowa 2015

2. Sampel

Setelah melihat populasi dalam penelitian ini, maka langkah

berikutnya adalah menentukan sampel. Penentuan sampel

merupakan sebagian kecil yang diambil dari sebuah populasi

penelitian. Jadi dalam penentuan penelitian tidak selamanya perlu

meneliti secara keseluruhan populasi, karena hal tersebut

membutuhkan dana, biaya dan anggaran yang relatif banyak, memiliki

waktu yang agak lama serta pertimbangan keterbatasan yang dimiliki

Page 114: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

95

oleh peneliti. Adapun populasi penelitian ini adalah peserta didik di

MTs Al-Hidayah Lemoa dengan jumlah peserta hanya 42 orang.

D. Metode Pengumpulan Data

1. Jenis Data

Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah jenis data

kuantitatif. Dengan mengeksploitasi data di lapangan dengan metode

analisis yang bertujuan memberikan gambaran secara cepat tepat

tentang Pengaruh Keharmonisan Keluarga Terhadap Akhlak Peserta

Didik di MTs Al-Hidayah Lemoa Kecamatan Bontolempangan

Kabupaten Gowa.

2. Sumber Data

Adapun sumber data diambil dari peserta didik , dan tata

usaha MTs Al-Hidayah Lemoa Kecamatan Bontolempangan

Kabupaten Gowa.

3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teknik

dan metode untuk mengumpulkan data yaitu metode angket,

dokumentasi dan observasi.

a. Kuesioner (Angket) merupakan teknik pengumpulan data

yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat

pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden

untuk diisi oleh responden sesuai dengan tema penelitian

yang banyak dinilai masuk dataran persoalan sangat

Page 115: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

96

individu, maka angket yang digunakan dalam penelitian ini

berupa nagket tertutup yaitu angket yang disajikan

sedemikian rupa sehingga responden tinggal memberikan

tanda pada tempat atau kolom yang sesuai.

b. Dokumentasi merupakan teknik atau metode

pengumpulan data dengan mencari data yang berupa

buku atau catatan dan sebagainya. Metode dokumentasi

ini digunakan untuk mendapatkan data-data statistic,

misalnya pelajar dan mahasiswa, petani dan pegawai, pria

dan wanita dan seterusnya.

c. Observasi (pengamatan) yaitu cara pengumpulan data

yang dilakukan dengan mengamati baik langsung maupun

tidak langsung yang hasil pengamatan tersebut dicatat

secara sistematis. Hermawan Warsito (1992: 236). Peneliti

menggunakan metode ini untuk mengumpulkan data serta

mengetahui gambaran mengenai masyarakat yang ada di

Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa, dengan

teknik atau metode observasi ini peneliti melakukan

pengamatan dengan teliti dan mencatat hasil atau datanya

dan diharapkan memperoleh gambaran yang mewakili

populasi yang benar.

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian

1. Defenisi Operasional Variabel

Page 116: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

97

Variabel Indikator-indikator

1. Keharmonisan Keluarga (Variabel X)

1. Tumbuhkan komitmen. 2. Memberi apresiasi. 3. Pelihara kebersamaan. 4. Berkomunikasi. 5. Agama atau falsafah hidup. 6. Bermain dan humor. 7. Berbagi tanggungjawab. 8. Memiliki kepentingan dan

kegemaran bersama. 9. Melayani orang lain. 10. Tahan dengan problem.

2. Akhlak Peserta Didik (Variabel Y)

1. Bersikap sopan terhadap guru.

2. Memperhatikan pelajaran yang diberikan oleh guru.

3. Mengerjakan tugas dengan baik.

2. Pengukuran Variabel Penelitian

Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner yang akan diuji

validitas dan reabilitas. Untuk masing-masing responden mempunyai

5 alternatif jawaban yaitu:

a. Sangat setuju b. Setuju c. Cukup setuju d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju

F. Teknik Analisis Data

Penelitian ini merupakan deskriptif dengan menggunakan

kuantitatif assosiatif, lalu dianalisis oleh beberapa metode teknik

analisis data yaitu:

Page 117: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

98

1. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif merupakan analisis statistik yang tingkat

pekerjaannya mengcakup cara-cara menghimpun, menyusun atau

mengatur, mengolah, menyajikan dan menganalisis angka agar dapat

memberikan gambar yang teratur, ringkas, dan jelas mengenai suatu

gejala, periatiwa, atau keadaan. Dengan kata lain, statistik deskriptif

merupakan statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan

cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah

terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuang

kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

2. Analisis Statistik Inferensial

Statistik inferensial yaitu, statistik yang digunakan untuk

menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi.

Sugiyono, (2014:23) mengatakan:

“Statistik inferensial adalah bagian dari statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel, dan hasilnya akan digeneralisasikan (diinferensialkan) untuk populasi di mana sampel diambil”.

a. Uji Prasyarat

1. Uji Normalitas

Uji normalitas data dimaksudkan apakah data-data yang

digunakan berdistribusi normal atau tidak. Untuk pengujian tersebut

Page 118: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

99

digunakan rumus Chi-kuadrat. Bentuk rumusnya sebagai berikut (

Sugiyono, 2013:155) :

풙ퟐ풉풊풕풖풏품 =(풇ퟎ − 풇풉)ퟐ

풇풉

keterangan : 풙ퟐ = Nilai Chi-Kuadrat hitung 풇ퟎ = Frekuensi hasil pengamatan 풇풉 = Frekuensi harapan

2. Uji Linearitas

Uji linearitas adalah uji yang akan memastikan apakah data

yang kita miliki sesuai dengan garis linear atau tidak. Uji linearitas

digunakan untuk mengkomfirmasikan apakah sifat linear antara dua

variabel yang diidentifikasikan secara teori sesuai atau tidak dengan

hasil observasi yang ada. Bentuk rumusnya sebagai berikut (

Sugiyono, 2013:158) :

Y = a + βX Keterangan: Y = Akhlak Pesrta Didik X = Keharmonisan Rumah Tangga a = Konstanta β = Koefisien

b. Uji Hipotesis

Dengan menentukan dan mengukur pola hubungan antara

variabel dan tingkat signifikansi koefisien korelasi tersebut, selanjutnya

dari hasil perhitungan analisis tersebut dilakukan analisa Uji t. Uji t

digunakan untuk menguji keyakinan atau koefisien regresi secara

Page 119: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

100

parsial dengan cara membandingkan t hitung dengan t tabel pada

tingkat kepercayaan sebesar α = 0,05. Bila t hitung > t tabel maka hipotesis “diterima”.

Page 120: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

101

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Lokasi dan Objek Penelitian

Madrasah Tsanawiyah Al-Hidayah Lemoa merupakan

madrasah organisasi keagamaan, dalam hal ini Al-Hidayah yang

berada di jalan Pendidikan desa Bontolempangan Kecamatan

Bungaya Kabupaten Gowa. Madrasah ini didirikan pada tanggal 12

april 1981 berdasarkan nomor SK pendiriandengan nomor SK izin

operasional Kd.21/1/PP.00/405.6.2009. Data umum MTs. Al-Hidayah

Bontolempangan adalah sebagai berikut:

a. NSM : 212730607018

b. Nama Madrasah : MTs. Al-Hidayah Lemoa

c. Status Madrasah : Swasta

d. Waktu Belajar : Pagi

e. NPWP : 02.975.313.4.807.000

Mengenai keadaan guru di MTs Al-Hidayah Lemoa memiliki

cukup tenaga pengajar, baik yang berstatus pegawai negeri sipil

(PNS) maupun honorer. Adapun data-data mengenai keadaan kepala

MTs beserta para guru MTs Al-Hidayah Lemoa adalah sebagai

berikut:

84

Page 121: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

102

Tabel 2 Daftar Guru dan Kepala MTs Al-Hidayah Lemoa Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa

No.

Nama Guru dan Staf

Status

Jabatan

1.

Hj. Nur Ummi

Guru Tetap

Kepala

2.

H. Ahmad, S.Pd.I

Sertifikasi

Wakamad

3.

Sudarmin, S.Pd.I

Guru Tetap/Honorer

Guru

4.

Hardiana, S.Pd.I

Sertifikasi

Guru

5.

Iskandar, S.Pd

Guru Tetap/PNS

Guru

6.

Sohati, S.Pd

Guru Tetap/Honorer

Guru

7.

Kahar, S.Pd

Honorer

Guru

8.

Murhadi, S.Pd

Guru Tetap/Honorer

Guru

9.

Salmiyah, S.FIL

Guru Tetap/Honorer

Guru

10.

Hasmawati, S.Pd

Guru Tetap/Honorer

Guru

11.

Subaedah, S.Pd.I

Guru Tetap/Honorer

Guru

Sumber: Hasil Olah Data, Tanggal 5 Januari 2016.

Data tersebut di atas menunjukkan bahwa jumlah kepala dan

guru MTs Al-Hidayah Lemoa Kecamatan Bontolempangan Kabupaten

Gowa adalah sebanyak 11 orang dengan jumlah PNS 1 orang dan

pegawai honorer 8 orang dan sertifikasi 2 orang. Dalam kesempatan

ini penulis mendapatkan beberapa arsip serta dokumen-dokumen

yang sangat penting dan dibutuhkan dalam kelengkapan penulisan

karya ilmiah ini. Bahkan dengan masalah tenaga pendidik atau guru

merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kegiatan proses

Page 122: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

103

pendidikan. Tanpa adanya guru maka kegiatan proses belajar

mengajar tidak akan terlaksana atau berhasil. Adapun gambar-

gambar mengenai aktivitas guru yang ada di MTs Al-Hidayah Lemoa

Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa dapat dilihat pada

gambar di bawah ini:

Selain itu mengenai keadaan sarana dan prasarana MTs Al-

Hidayah Lemoa memiliki sarana dan prasarana yang cukup lengkap,

adapun sarana dan prasarana yang dimaksud antara lain:

a. Luas Tanah Tabel 3

Keadaan Luas Tanah MTs. Al-Hidayah Lemoa No. Kepemilikan Luas Tanah

Sudah sertifikat Belum sertifikat Total

1. Milik sendiri 1498 1498 2. Sewa

Sumber: Hasil Olah Data, Tanggal 5 Januari 2016.

Data tersebut di atas menunjukkan bahwa keadaan luas MTs

Al-Hidayah Lemoa Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa

adalah sebesar 1498 yang sudah bersertifikat. Dengan demikian MTs

tersebut memiliki tanah sendiri yang berhak mereka gunakan dan

mereka kelola sesuai dengan fungsi dan tujuan madrasah tersebut.

Berkaitan dengan kepemilikan tanah suatu lembaga, khususnya

lembaga pendidikan sangatlah penting. Hal ini dikarenakan suatu

lembaga yang tidak memiliki tanah sendiri dapat menjadi bahan

cebiran serta ketidak jelasan status suatu lembaga pendidikan. Dalam

Page 123: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

104

kondisi tersebut dapat menjadikan reputasi madrasah akan turun serta

mengganggu konsentrasi proses belajar mengajar.

b. Penggunaan Tanah

Tabel 4 Keadaan Penggunaan Tanah MTs. Al-Hidayah Lemoa

No. Penggunaan Luas Tanah Sudah Sertifikat Belum

Sertifikat Total

1. Bangunan 261 261 2. Lapangan

Olahraga

3. Taman 4. Halaman 899 899 5. Belum digunakan

Sumber: Hasil Olah Data, Tanggal 5 Januari 2016.

Data tersebut di atas menunjukkan bahwa penggunaan tanah

di MTs Al-Hidayah Lemoa Kecamatan Bontolempangan Kabupaten

Gowa adalah cukup tepat, di mana sebesar 261. Digunakan sebagai

bangunan serta sisanya 899 digunakan untuk halaman madrasah.

Dengan demikian madrasah tersebut memiliki ruangan bangunan

yang cukup luas yang dapat memberikan kenyamanan serta

kemudahan dalam proses belajar mengajar. Selain itu madrasah

tersebut juga memiliki halaman yang cukup untukkegiatan upacara

serta tempat bermain para siswa. Hal ini membuktikan bahwa MTs Al-

Hidayah Lemoa Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa

benar-benar memamfaatkan luas tanah yang ada sehingga tidak ada

ruang kosong yang tidak bermamfaat. Untuk itulah madrasah

mengharapkan bantuan dari pemerintah dan masyarakat agar mau

Page 124: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

105

bekerjasama dengan pihak madrasah guna mencapai tujuan yang

diharapkan bersama.

c. Jumlah dan Kondisi Bangunan

Tabel 5 Keadaan Jumlah dan Kondisi Bangunan MTs. Al-Hidayah

Lemoa No. Jenis Bangunan Jumlah Ruang Menurut

Kondisi Baik Rusak

Ringan Rusak Berat

1. Ruang Kelas 2 1 2. Ruang Guru 1 3. Laboratorium Computer 1 4. Ruang Perpustakaan 1 5. Ruang Kesenian 1 6. Lab Bahasa 7. Lab IPA 8. Toilet Guru 1 9. Toilet Siswa 1 1 10. Ruang Bimbingan Konseling 11. Ruang Osis 12. Ruang Pramuka 13. Mushallah 1 14. Rumah Dinas Guru 15. Ruang Olahraga 16. Pos Satpam 17. Kantin

Sumber: Hasil Olah Data, Tanggal 5 Januari 2016.

Data tersebut di atas menunjukkan bahwa jumlah bangunan

yang ada di MTs. Al-Hidayah Lemoa Kecamatan Bontolempangan

Kabupaten Gowa masih terbatas, dengan jumlah ruang kelas

sebanyak 3 ruangan, kemudian ruang guru, serta laboratorium

Page 125: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

106

computer 1 ruangan. Selanjutnya terdapat pula ruang perpustakaan

kemudian toilet peserta didik sebanyak 2 toilet serta toilet guru

sebanyak 1 ruangan. Diantara beberapa ruangan tersebut ada yang

dalam kondisi baik, dan rusak ringan. Adapun ruang kelas 3 dalam

kondisi rusak ringan, kemudian ruang guru dan toilet guru dalam

kondisi baik. Selanjutnya pada ruangan perpustakaan dalam kondisi

rusak ringan, toilet peserta didik 1 yang dalam kondisi rusak ringan 1

dalam kondisi rusak berat. Hal ini tentu saja cukup memprihatinkan,

untuk itu diperlukan kerjasama serta bantuan dari pihak pemerintah

maupun masyarakat dalam mengembangkan dan memperbaiki

sarana dan prasarana tersebut di atas guna kelancaran proses

pembelajaran di madrasah.

d. Sarana dan Prasarana

Tabel 6 Keadaan Sarana dan Prasarana Pendukung Pembelajaran

MTs Al-Hidayah Lemoa No Jumlah Sarana dan

Prasarana Menurut Kondisi Jumlah Ideal Baik Rusak

1. Kursi Siswa 46 2. Meja Siswa 46 3. Kursi Guru dalam Kelas 3 4. Meja Guru dalam Kelas 3 5. Papan Tulis 2 1 4 6. Lemari dalam Kelas 3 7. Bola Sepak 1 8. Bola Volly 1 9. Meja Pimpong 1

10. Lapangan Sepak Bola 2 11. Lapangan Basket 12. Lapangan Bulutangkis

Page 126: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

107

13. Lapangan Bola Volli 1 14. Alat Peraga Biologi 2 4

Sumber: Hasil Olah Data, Tanggal 5 Januari 2016.

Data tersebut di atas menunjukkan bahwa keadaan sarana dan

prasarana pendukung yang ada di MTs Al-Hidayah Lemoa Kecamatan

Bontolempangan Kabupaten Gowa masih terbatas, dengan jumlah

kursi siswa sebanyak 46 buah dalam kondisi baik, kemudian meja

siswa sebanyak 46 dalam kondisi baik, kemudian kursi guru dalam

kelas sebanyak 3 buah dalam kondisi baik, serta jumlah meja guru

dalam kelas sebanyak 3 buah. Selanjutnya papan tulis ada 2 buah

dalam kondisi baik dan 1 buah dalam kondisi rusak dengan jumlah

idealnya sebanyak 4 buah, kemudian lemari dalam kelas tidak ada

dengan jumlah idealnya sebanyak 3 buah. Adapun bola volli dan bola

sepak masing-masing 1 buah dalam kondisi baik sedangkan meja

pimpong sebanyak 1 buah yang dalam kondisi baik. Kemudian

lapangan sepak bola tidak ada dengan jumlah idealnya sebanyak 2

lapangan, dan alat peraga biologi 2 buah dalam kondisi baik dengan

jumlah ideal yang seharusnya ada sebanyak 4 buah. Untuk itu

diperlukan kerjasama dari pihak pemerintah maupun masyarakat

dalam mengembangkan dan memperbaiki sarana dan prasarana demi

sukses dan lancarnya proses pembelajaran di madrasah.

Page 127: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

108

e. Sarana dan Prasarana Pendukung Lainnya.

Tabel 7 Keadaan Sarana dan Prasarana Pendukung Lainnya

MTs. Al-Hidayah Lemoa No. Jenis Sarana dan

Prasarana Jumlah Sarpars Menurut Kondisi

Baik Rusak 1. Laptop 8 2. Porsenel Komputer 24 3 3. Printer 2 4 4. Televisi 5. Mesin Fotocopy 2 1 6. Mesin Fax 7. Mesin Scanner 1 8. LCD Proyektor 1 9. Layar (Screen) 1 10. Lemari Arsip 2 1 11. Kotak Obat P3K 12. Brankas 13. Pengeras Suara 6 2 14. Operasional Motor 1 15. Operasional Mobil 16. Mobil Ambulance

Sumber: Hasil Olah Data, Tanggal 5 Januari 2016.

Data tersebut di atas menunjukkan bahwa keadaan sarana dan

prasarana pendukung lainnya yang ada di MTs Al-Hidayah Lemoa

Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa dalam kendisi yang

wajar serta cukup baik. Adapun personel komputer sebanyak 24 yang

baik dan 3 unit yang rusak. Sedangkan printer 2 dalam kondisi baik

dan 4 diantaranya yang rusak, kemudian mesin fotocopy 2 dalam

keadaan baik dan 1 yang rusak. LCD proyektor 1 dalam kondisi yang

baik, dan layar screen dalam kondisi yang baik pula, sedangkan

Page 128: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

109

lemari arsip 2 dalam kondisi yang baik dan 1 rusak, kemudian

pengeras suara 6 dalam keadaan baik dan 2 dalam kondisi rusak,

serta kendaraan operasional masing-masing 1 unit yang dalam

kondisi baik. Dengan ini dapat disimpulkan bahwa sarana dan

prasarana pendukung lainnya cukup wajar dan masih dalam kondisi

yang normal. Akan tetapi ada beberapa alat yang perlu perbaikan dan

perbaikan dan penambahan demi kelancaran tugas-tugas di

madrasah.

Adapun jumlah peserta didik yang ada di MTs. Al-Hidayah

Lemoa Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa secara

keseluruan mulai dari kelas VII sampai IX berjumlah 62 orang yang

terdiri atas peserta didik perempuan dan laki-laki.

2. Deskripsi Penelitian

a. Data Responden

Subyek penelitian ini memiliki data umum yakni seluruh peserta

didik MTs Al-Hidayah Lemoa Kecamatan Bontolempangan Kabupaten

Gowa yang berjumlah 42 orang. Namun dari data umum yang dimiliki

responden, terdapat pula data khusus yang secara terinci berbeda

dari setiap responden, di samping itu data responden dibutuhkan

dalam suatu penelitian untuk melengkapi analisis data penelitian agar

kesimpulan yang dikemukakan sesuai dengan realitasnya.

Secara singkat data responden dapat diuraikan sebagai berikut:

Page 129: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

110

b. Jenis Kelamin

Berdasarkan data yang diperoleh dari 42 responden

diperoleh informasi bahwa terdapat adanya responden dengan jenis

kelamin yang selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Hasil Olahan Data Primer, 2016

Dari data yang ada pada Tabel 4.1 tersebut, dapat

diidentifikasikan bahwa terdapat 21 orang atau 50% responden

berjenis kelamin laki-laki dan perempuan sebanyak 21 orang atau

50%.

c. Tingkatan Kelas

Berdasarkan data yang diperoleh dari 42 responden

diperoleh informasi bahwa terdapat adanya responden dengan

tingkatan kelas yang selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Tingkatan Kelas

Sumber: Hasil Olahan Data Primer, 2016

No Jenis Kelamin Frekuensi (f) Persentase (%) 1 Laki-Laki 21 50 2 Perempuan 21 50

Jumlah 42 100

No Tingkatan Kelas Frekuensi (f) Persentase (%) 1 Kelas VII 18 42,85 2 Kelas VIII 11 26,20 3 Kelas IX 13 30,95

Jumlah 42 100

Page 130: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

111

Dari data yang ada pada Tabel 4.2 tersebut, dapat

diidentifikasikan bahwa terdapat 18 orang atau 42,85% responden

berada pada kelas VII, 11 orang atau 26,20% responden berada pada

kelas VIII, dan 13 orang atau 30,95% responden berada pada kelas

IX.

d. Pekerjaan Orang Tua

Berdasarkan data yang diperoleh dari 42 responden

diperoleh informasi bahwa terdapat adanya responden dengan

pekerjaan orang tua yang selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3. Pekerjaan Orang Tua

Sumber: Hasil Olahan Data Primer, 2016

Dari data yang ada pada Tabel 4.3 tersebut, dapat

diidentifikasikan bahwa terdapat 30 orang atau 71,42% responden

dengan pekerjaan orang tua sebagai petani, 2 orang atau 4,76%

responden dengan pekerjaan orang tua sebagai pedagang, dan 10

orang atau 23,82% dengan pekerjaan orang tua sebagai PNS.

e. Penghasilan Orang Tua

Berdasarkan data yang diperoleh dari 42 responden

diperoleh informasi bahwa terdapat adanya responden dengan

No Pekerjaan Ortu Frekuensi (f) Persentase (%) 1 Petani 30 71,42 2 Pedagang/Wirasasta 2 4,76 3 PNS 10 23,82

Jumlah 42 100

Page 131: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

112

penghasilan orang tua yang selengkapnya dapat dilihat pada Tabel

4.4.

Sumber: Hasil Olahan Data Primer, 2016

Dari data yang ada pada Tabel 4.4 tersebut, dapat

diidentifikasikan bahwa terdapat 20 orang atau 47,63% responden

dengan penghasilan orang tua < 1 Juta Rupia, 12 orang atau 28,57%

responden dengan penghasilan orang tua 1 – 3 Juta Rupiah, dan 10

orang atau 23,82% dengan penghasilan orang tua > 3 Juta Rupiah.

3. Deskripsi Kondisi Keharmonisan Keluarga Peserta Didik.

Data variabel keharmonisan keluarga diperoleh dengan

menggunakan kuesioner. Kuesioner tersebut terdiri dari 46 item

pertanyaan, setelah di uji validitas dan reliabilitas dari 46 item

pertanyaan semua yang valid memenuhi kriteria dan diikutkan pada

pengujian.

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa dari 42

responden yang keharmonisan keluarga pada akhlak MTs Al-Hidayah

Lemoa Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa berada pada

kategori baik dengan indikator yaitu tumbuhkan komitmen, memberi

apresiasi, pelihara kebersamaan, berkomunikasi, agama atau falsafah

hidup, bermain dan humor, berbagi tanggungjawab, memiliki

No Penghasilan Ortu Frekuensi (f) Persentase (%) 1 < 1 Juta 20 47,63 2 1 – 3 Juta 12 28,57 3 > 3 Juta 10 23,80

Jumlah 42 100

Page 132: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

113

kepentingan dan kegemaran bersama, melayani orang lain, dan tahan

dengan problem.

Keharmonisan keluarga itu akan terwujud apabila masing-

masing unsur dalam keluarga itu dapat berfungsi dan berperan

sebagaimana mestinya dan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai

agama kita, maka interaksi sosial yang harmonis antar unsur dalam

keluarga itu akan dapat diciptakan, dalam keluarga harmonis terdapat

situasi hubungan keluarga yang saling mengerti dan menyayangi di

mana setiap anggota keluarga menjalankan hak dan kewajibannya

serta berperan sebagai mestinya.

4. Deskripsi Kondisi Akhlak Peserta Didik.

Data variabel akhlak peserta didik diperoleh dengan

menggunakan kuesioner. Kuesioner tersebut terdiri dari 39 item

pertanyaan, setelah di uji validitas dan reliabilitas dari 39 item

pertanyaan semua yang valid memenuhi kriteria dan diikutkan pada

pengujian.

Kondisi akhlak pada peserta didik MTs Al-Hidayah Lemoa

Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa berada pada kategori

baik. Peserta didik sebagai individu dan subjek belajar memiliki akhlak

atau ciri-ciri sendiri. Kondisi atau keadaan yang terdapat pada masing-

masing peserta didik dapat mempengaruhi bagaimana proses belajar

peserta didik tersebut dengan kondisi peserta yang mendukung maka

pembelajaran tentu dapat dilakukan dengan lebih baik, sebaliknya pula

Page 133: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

114

dengan peserta didik yang lemah maka dapat menjadi hambatan

dalam proses belajar mengajar.

Keadaan peserta didik bukan hanya berpengaruh pada

bagaimana belajar masing-masing peserta didik, namun dari proses

belajar masing-masing peserta didik dapat mempengaruhi

pembelajaran secara keseluruhan serta juga mempengaruhi

bagaimana proses belajar peserta didik lainnya, jika pengaruh positif

maka akan memberikan efek yang baik bagi proses pembelajaran

namun tentu saja juga terdapat akhlak atau keadaan dari peserta didik

yang buruk dan memberikan pengaruh negatif bagi pembelajaran.

5. Hasil Uji Instrumen

a. Uji Validitas

Uji validitas tujuannya untuk mengetahui tingkat kevalidan dari

instrumen yang digunakan dalam penelitian. Melalui uji validitas akan

dapat diketahui apakah item-item pertanyaan yang tersaji dalam

kuesioner benar-benar mampu mengungkap dengan pasti tentang

masalah yang diteliti. Teknik yang dapat dipergunakan untuk uji

validitas adalah dengan analisa item, dimana setiap nilai yang ada

pada setiap butir pertanyaan dalam kuesioner dikorelasikan dengan

nilai total seluruh butir pertanyaan untuk suatu variabel, dengan

mengunakan formula Product Moment.

Page 134: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

115

Cara menguji validitas dengan menggunakan formula Product

Moment dengan taraf signifikansi 0,05. Validitas dapat juga diketahui

dari signifikansi hasil korelasi, jika nilai p hasil korelasi lebih kecil 0,05,

maka butir tersebut merupakan butir dari konstruk yang kuat atau

valid.

b. Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana

suatu alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan. Suatu alat ukur baru

dapat dipercaya dan diandalkan bila selalu didapatkan hasil yang

konsisten dari gejala pengukuran yang tidak berubah yang dilakukan

pada waktu yang berbeda-beda. Untuk melakukan uji reliabilitas dapat

dipergunakan teknik Alpha Cronbach, dimana suatu instrumen

penelitian dikatakan reliabel apabila memiliki koefisien keandalan atau

alpha sebesar 0,6 atau lebih. Berdasarkan data yang diperoleh dalam

penelitian, maka hasil pengujian validitas instrumen penelitian adalah

sebagai berikut:

Tabel. 4.6. Rekapitulasi Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Keharmonisan Keluarga (X1)

Variabel Item R Nilai.p Keterangan Reliabilitas Ket

. Keharmonisan Keluarga (X1)

X1.1 0.561 <0.001 Valid

0.677 Reliabel

X1.2 0.505 <0.001 Valid X1.3 0.491 <0.001 Valid X1.4 0.540 <0.001 Valid X1.5 0.569 <0.001 Valid X1.6 0.596 <0.001 Valid X1.7 0.571 <0.001 Valid

Page 135: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

116

X1.8 0.545 <0.001 Valid X1.9 0.633 <0.001 Valid

X1.10 0.536 <0.001 Valid X1.11 0.315 0.042 Valid X1.12 0.558 <0.001 Valid X1.13 0.558 <0.001 Valid X1.14 0.463 <0.001 Valid X1.15 0.558 <0.001 Valid X1.16 0.234 0.135 Tidak Valid X1.17 0.417 0.417 Tidak Valid X1.18 0.231 0.140 Valid X1.19 0.397 0.397 Tidak Valid X1.20 0.456 0.002 Valid X1.21 0.343 0.026 Valid X1.22 0.578 <0.001 Valid

X1.23 0.543 <0.001 Valid

X1.24 0.384 0.012 Valid X1.25 0.567 <0.001 Valid X1.26 0.525 <0.001 Valid X1.27 0.545 <0.001 Valid X1.28 0.541 <0.001 Valid X1.29 0.528 <0.001 Valid X1.30 0.573 <0.001 Valid X1.31 0.537 <0.001 Valid X1.32 0.588 <0.001 Valid X1.33 0.422 0.005 Valid X1.34 0.549 <0.001 Valid X1.35 0.554 <0.001 Valid X1.36 0.381 0.013 Valid X1.37 0.416 0.006 Valid X1.39 0.315 0.042 Valid X1.40 0.413 <0.001 Valid X1.41 0.202 0.199 Tidak Valid X1.42 0.594 <0.001 Valid X1.43 0.347 0.024 Valid X1.44 0.328 0.034 Valid X1.45 0.200 0.204 Tidak Valid X1.46 0.394 0.394 Tidak Valid

Sumber : lampiran hasil uji validitas dan reliabilitas.

Tabel. 4.7. Rekapitulasi Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Akhlak Peserta Dididk (Y)

Page 136: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

117

Variabel Item R Nilai.p Keteranga

n Reliabilita

s Ket.

Akhlak

Peserta Didik (Y)

Y1.1 0.524 <0.001 Valid

0.652 Reliabel

Y1.2 0.599 <0.001 Valid Y1.3 0.504 <0.001 Valid Y1.4 0.651* <0.001 Valid Y1.5 0.547 <0.001 Valid Y1.6 0.584 <0.001 Valid Y1.7 0.476 <0.001 Valid Y1.8 0.392 0.010 Valid Y1.9 0.543 <0.001 Valid

Y1.10 0.531** <0.001 Valid Y1.11 0.515 <0.001 Valid Y1.12 0.316** 0.041 Valid Y1.13 0.586** <0.001 Valid Y1.14 0.494 <0.001 Valid Y1.15 0.528 <0.001 Valid Y1.16 0.697** <0.001 Valid Y1.17 0.183 0.246 Tidak Valid Y1.18 0.226 0.150 Tidak Valid Y1.19 0.542 <0.001 Valid Y1.20 0.680** <0.001 Valid Y1.21 0.603 <0.001 Valid Y1.22 0.246* 0.117 Valid

Y1.23 0.308 0.047 Valid

Y1.24 0.532** <0.001 Valid Y1.25 0.550 <0.001 Valid Y1.26 0.522 <0.001 Valid Y1.27 0.591 <0.001 Valid Y1.28 0.512 <0.001 Valid Y1.29 0.512 <0.001 Valid Y1.30 0.613 <0.001 Valid Y1.31 0.534 <0.001 Valid Y1.32 0.378 0.014 Valid Y1.33 0.503 <0.001 Valid Y1.34 0.522 <0.001 Valid Y1.35 0.249 0.112 Tidak Valid Y1.36 0.498 <0.001 Valid Y1.37 0.245 0.118 Tidak Valid Y1.38 0.519 <0.001 Valid Y1.39 0.596 <0.001 Valid

Sumber : lampiran hasil uji validitas dan reliabilitas.

Page 137: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

118

Hasil pengujian reliabilitas instrumen penelitian, seperti yang

ada pada Tabel 4.7 maka hasil pengujian menunjukkan bahwa dari 46

item terdapat 40 yang valid dan 6 tidak valid, sedangkan pada tabel

4.8 dari 39 item pertanyaan terdapat 4 yang tidak valid dan 35 yang

valid. Hal ini dapat diketahui bahwa semua variabel penelitian ini

mempunyai koefisien keandalan/alpha lebih besar dari 0,6. Bila hasil

uji reliabilitas ini dikaitkan dengan kriteria indeks koefesien reliabilitas

menurut Arikunto (1998), menunjukkan bahwa keandalan/alpha

instrumen penelitian adalah tinggi, dengan demikian data penelitian

bersifat valid dan layak digunakan untuk pengujian hipotesis

penelitian.

c. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mendeteksi apakah distribusi

data variabel bebas dan variabel terikatnya adalah normal. Model

regresi yang baik adalah mempunyai distribusi data normal atau

mendekati normal. Untuk menguji normalitas ini diketahui dari

tampilan normal probability plot. Jika data menyebar di sekitar garis

diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi

memenuhi asumsi normalitas. Jika data menyebar jauh dari garis

diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model

regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Berdasarkan grafik normal probability plot dibawah terlihat

bahwa titik-titik menyebar disekitar garis diagonal, serta

Page 138: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

119

penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Sehingga model

regresi layak dipakai untuk prediksi hasil belajar berdasarkan

masukan variabel bebasnya:

Gambar 4.8. Grafik Normal Probability Plot Hasil Uji Normalitas

6. Analisis Regresi dan Pengujian Hipotesis

a. Analisis Regresi

Analisis regresi dilakukan untuk membuktikan hipotesis yang

diajukan dalam penelitian ini, yakni untuk menganalisis pengaruh

antara variabel bebas terhadap variabel terikat, secara parsial serta

untuk menguji hipotesis penelitian yang telah dikemukakan

sebelumnya.

Dasar pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan

nilai probabilitas baik untuk uji secara parsial maupun simultan.

Secara umum hipotesis yang dikemukan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Page 139: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

120

Ho: Tidak terdapat pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel

terikat

Ha: Terdapat pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat

Dasar pengambilan keputusannya adalah:

P < 0,05, maka Ho ditolak

P ≥ 0,05, maka Ho diterima

Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan teknik analisis statistik

regresi sederhana yang distandarisir, dari hasil olahan komputer sub

program SPSS for Windows yang akan dipaparkan melalui tabel-tabel

signifikansi, berikut penjelasan sesuai dengan hipotesis yang telah

dirumuskan. Hasil analisis regresi sederhana terdapat pada tabel 4.9.

Tabel 4.9 Hasil Analisis Regresi

Variabel Penelitian Koefisien t-hitung Prob.(Sig.) Constanta ( C ) 54.871 3.310 0.002 Keharmonisan (X1) 0.463 4.533 0.000 F-hitung 20.550 Prob. F-hitung 0.004 R 0.583 Standar Error 8.08 R-Square 0.339 N 42 Adjusted R-Squared 0.323

Keterangan Tabel 4.9:

Angka R sebesar 0.583 menunjukkan bahwa korelasi nilai

pengamatan dan nilai prediksi cukup kuat.

Page 140: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

121

Angka R square atau koefisien determinasi adalah 0.339. Hal ini

berarti bahwa model mempunyai daya ramal 33,9% variasi Y

dijelaskan oleh model.

Adjusted R Square yaitu 0.323. Hal ini berarti 32,3% variasi dari

variabel terikat bisa dijelaskan oleh variasi dari variabel bebas,

sedangkan sisanya 67,7% dijelaskan oleh variabel lain di luar

model.

Standard Error of Estimate (SEE) adalah 8.08 Makin kecil SEE

akan membuat model regresi semakin tepat memprediksi variabel

terikat.

Hasil persamaan regresi yang diperoleh sebagai berikut:

Y = 54.871 + 0.463X1 + e

b. Pengujian Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian

ini dapat dilakukan pengujian terhadap hipotesis yang diajukan

dengan analisis regresi sederhana. Tabel 4.9 merupakan pengujian

hipotesis dengan melihat nilai p value, jika nilai p value lebih kecil dari

0.05 maka pengaruh antara variabel signifikan.

Hasil pengujian hipotesis sebagai berikut: “ Berdasarkan

analisis regresi pada tabel 4.9, diperoleh koefisien pengaruh

keharmonisan keluarga terhadap akhlak peserta didik sebesar rxy =

0,463 dengan nilai p = 0,000 < 0,05. Ini menunjukkan bahwa

Page 141: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

122

keharmonisan keluarga berpengaruh positif signifikan terhadap akhlak

peserta didik. Hal ini diartikan bahwa semakin baik kondisi

keharmonisan keluarga, maka akhlak peserta didik akan semakin

tinggi/meningkat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis

penelitian ketigayang berbunyi “Keharmonisan keluarga berpengaruh

terhadap akhlak anak di MTs. Al-Hidayah Lemoa Kec.

Bontolempangan Kab. Gowa.” diterima.

B. Pembahasan

Berdasarkan analisis regresi pada tabel 4.9, diperoleh koefisien

pengaruh keharmonisan keluarga terhadap akhlak peserta didik

sebesar rxy = 0,463 dengan nilai p = 0,000 < 0,05. Ini menunjukkan

bahwa keharmonisan keluarga berpengaruh positif signifikan terhadap

akhlak peserta didik. Hal ini diartikan bahwa semakin baik kondisi

keharmonisan keluarga, maka akhlak peserta didik akan semakin

tinggi/meningkat. Berdasarkan hipotesis yang ketiga mengatakan

bahwa pengaruh keharmonisan keluarga terhadak akhlak peserta

didik yaitu “diterima”.

Banyak penelitian yang dilakukan para ahli, menemukan bahwa

remaja yang berasal dari keluarga yang penuh perhatian, hangat, dan

harmonis mempunyai kemampuan dalam menyesuaikan diri dan

sosialisasi yang baik dengan lingkungan disekitarnya. Anak yang

mempunyai penyesuaian diri yang baik di sekolah biasanya memiliki

Page 142: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

123

latar belakang keluarga yang harmonis, menghargai pendapat anak,

dan hangat. Hal ini disebabkan karena anak yang berasal dari

keluarga yang harmonis akan menpersepsi rumah mereka sebagai

suatu tempat yang membahagiakan karena semakin sedikit masalah

antara orang tua, maka semakin sedikit masalah yang dihadapi anak

dan begitu juga sebaliknya.

Keharmonisan dalam hubungan keluarga sangat dibutuhkan

dan berepengaruh positif pada perkembangan akhlak sikap dan

perilaku anak mendukung dan menciptakan keharmonisan hubungan

antar kedua orang tua, keharmonisan antar orang tua dan anak

maupun keharmonisan antar anak dan anak. Selain itu harus mampu

membangun rasa kasih sayang antar anggota keluarga, saling

pengertian, saling memperhatikan, saling membantu, saling

menghargai atau saling menghormati antar anggota keluarga dan

mempunyai komunikasi yang baik antar anggota keluarga serta

kualitas dan kuantitas konflik yang minim di dalam rumah.

Kebersamaan dan keharmonisan dalam keluarga, secara

langsung mengajarkan anak bagaimana memahami perasaan orang

lain, dengan adanya situasi dan kondisi keluarga harmonis yang di

dalamnya tercipta kehidupan yang saling menghargai dan diwarnai

rasa kasih sayang dapat memungkinkan peserta didik untuk tumbuh

dan berkembang secara seimbang.

Page 143: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

124

Dengan dukungan kondisi keluarga yang harmonis juga dapat

menstimulus peserta didik untuk meningkatkan aktifitasnya dalam

belajar agar prestasi belajarnya di sekolah akan tercapai dengan baik.

Namun jika kondisi keluarganya tidak harmonis dan kurang mendapat

dukungan dari keluarga bisa saja mengakibatkan peserta didik

kurang dalam kegiatan belajar dan akan mempengaruhi prestasi

belajarnya, dengan demikian kondisi keharmonis keluarga mempunyai

peranan penting dalam menunjang peserta didik untuk mencapai

prestasi belajarnya dengan baik.

Sebagian orang tua banyak yang beranggapan bahwa keadaan

di dalam rumah dan kondisi keluarga tidak mempunyai peranan yang

begitu besar terhadap proses belajar anak dan hasil belajar anaknya

di sekolah. Mereka menganggap bahwa setelah anak mendapatkan

pendidikan di sekolah maka lepaslah hak dan kewajiban keluarga atau

orangtua untuk memberikan pendidikan kepada anaknya. Semua

tanggung jawab dari keluarga telah beralih ke pihak sekolah, berhasil

atau tidaknya anak dalam belajar, tinggi atau rendah prestasi

belajarnya sudah menjadi tanggung jawab sekolah.

Faktor-faktor yang mempengaruhi keharmonisan keluarga

adalah terciptanya suasana yang penuh keakraban saling pengertian,

persahabatan, toleransi, saling menghargai satu sama lainnya yang

menimbulkan perasaan amandan rasa puas bagi masing-masing

anggota keluarga, dengan suasana yang menyenangkan membuat

Page 144: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

125

perasaan remaja menjadi tenang dan damai, merasa betah dirumah,

karena rumah merupakan tempat bagi remaja untuk memperoleh

kebutuhannya dari orang tua seperti kasih sayang,diperhatikan,

diakui dan dihargai.

Dengan demikian, keluarga yang harmonis membentuk sakinah

mawaddah dan rahmah merupakan suatu kondisi yang hendaknya

diciptakan oleh pasangan suami istri di dalam rumah tangganya, dan

ini memerlukan suatu upaya sistematis dankonstruktif dari kedua

belah pihak.

Dari beberapa pembahasan tentang keharmonisan maka

penulis akan membahas tentang akhlak. Dilihat dari beberapa

pengertian ilmu akhlak dan unsur-unsur yang terdapat di dalamnya,

ilmu akhlak sebagai ilmu yang tidak berdiri sendiri karena berkaitan

dengan tingkah laku manusia dan ilmu akhlak sebagai ilmu yang

memiliki akhlak yang sama dengan cabang ilmu lainnya, dalam ilmu-

ilmu sosial dilihat dari berbagai pendekatan yang digunakan untuk

mengetahui gejala jiwa manusia dengan mengacu pada segala

sesuatu yang konkret untuk mengetahui segala yang abstrak atau

perbuatan sebagai gambaran isi hati manusia.

Dalam ilmu akhlak perbuatan manusia berasal dari isi hatinya,

tetapi yang berhak menilai isi hati hanya diri manusia itu sendiri,

sedangkan yang paling mengetahui isi hati adalah Allah Swt. Oleh

karena itu, ilmu akhlak membahas objek penting pada diri manusia,

Page 145: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

126

yaitu pengkajian tentang hati sebagai kekuatan jiwa manusia dalam

bertindak yang menjadi latar belakang diterima atau ditolaknya suatu

perbuatan oleh Allah Swt.

Allah Swt berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Alaq ayat 1-5:

Artinya: “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, bacalah, dan Tuhanmulah yang Mahamulia, yang mengajar manusia dengan pena, Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.”

Berdasarkan ayat di atas dapat diambil suatu pemahaman

bahwa kata khalaq, artinya telah berbuat, telah menciptakan atau

telah mengambil keputusan untuk bertindak. Secara terminologis

akhlak adalah tindakan yang tercermin pada akhlak Allah Swt, yang

salah satunya dinyatakan sebagai pencipta manusia dari segumpal

darah, sebagai sumber pengetahuan yang melahirkan kecerdasan

manusia pembebasan dari kebodohan serta peletak dasar yang paling

utama dalam pendidikan.

Konsep akhlak dalam Al-Qur’an salah satunya dapat diambil

dari pemahaman terhadap surat Al-Alaq ayat 1-5 yang secara tekstual

menyatakan perbuatan Allah Swt, dalam menciptakan manusia

sekaligus membebaskan manusia dari kebodohan. Ayat pertama surat

Al-Alaq tersebut merupakan penentu perjalanan akhlak manusia

Page 146: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

127

karena ayat tersebut menyatakan agar setiap tindakan harus dimulai

dengan keyakinan yang kuat kepada Allah Swt. Sebagai pencipta

semua tindakan atau yang memberi kekuatan untuk berakhlak.

Keharmonisan keluarga sangat dipengaruhi oleh banyak faktor

salah satunya adalah keterbukaan antara anggota keluarga,

pengertian antara anggota keluarga, saling memberikan motivasi

antara anggota keluarga, dan saling tolong menolong antara keluarga,

sehingga peranan keluarga untuk menuju keharmonisan dapat di

pertanggung jawabkan oleh keluarga karena keluarga merupakan

satu bagian yang tidak dapat dipisahkan antara ayah, ibu dan anak-

anak yang merupakan bagian penerus keluarga.

Page 147: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

128

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Adapun yang menjadi bagian dari simpulan hasil penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Keharmonisan keluarga pada peserta didik MTs Al-Hidayah Lemoa

Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa berada pada

kategori “baik”, maka hipotesis pertama yang mengatakan bahwa

gambaran keharmonisan keluarga peserta didik MTs Al-Hidayah

Lemoa Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa “kurang

harmonis” antara orang tua dengan anak. ditolak

2. Kondisi akhlak peserta didik MTs Al-Hidayah Lemoa Kecamatan

Bontolempangan Kabupaten Gowa berada pada kategori “baik”

maka hipotesis kedua yang mengatakan bahwa gambaran akhlak

peserta didik Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa berada

pada kategori “kurang baik”. ditolak

3. Koefisien pengaruh keharmonisan keluarga terhadap akhlak peserta

didik sebesar rxy = 0,463 dengan nilai p = 0,000 < 0,05 dalam

kategori “sedang”, ini menunjukkan bahwa keharmonisan keluarga

berpengaruh positif signifikan terhadap akhlak peserta didik. Hal ini

diartikan bahwa semakin baik kondisi keharmonisan keluarga, maka

akhlak peserta didik akan semakin tinggi/meningkat. Sehingga

Page 148: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

129

dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian yang berbunyi

“Keharmonisan keluarga berpengaruh terhadap akhlak peserta didik

di MTs. Al-Hidayah Lemoa Kecamatan Bontolempangan Kabupaten

Gowa.”diterima.

B. Saran

Adapun masukan dan saran dari penulis berkaitan dengan hasil

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pada orang tua peserta didik hendaknya anak selalu dimotivasi

untuk berbuat baik dan berakhlak mulia, orang tua juga harus

mendidik akal kecerdasannya. Nilai akhlak yang sederhana harus

sejak dini ditanamkan oleh orang tua kepada anak-anaknya

sehingga di kehidupan dewasanya anak akan benar-benar bersikap

dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai akhlak.

2. Pada peneliti selanjutnya, dalam penelitian ini hanya mengambil

dua variabel, yakni keharmonisan keluarga dan kualitas akhlak.

Penulis menyadari bahwa masih ada beberapa tipe keharmonisan

keluarga dan kualitas akhlak yang belum penulis teliti, untuk itu

pada peneliti lain yang ingin meneliti dengan judul yang sama

diharapkan lebih mengembangkan konsep yang ada.

Page 149: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

130

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Ambo. Enre. 2006. Pendekatan Psikologi Pendidikan Anak. Pustaka Timur. Yogyakarta.

Abdurrahman, Muhammad. 2016. Akhlak Menjadi Seorang Muslim. Ed. 1, Cet. I; Rajawali. Jakarta.

Adisusilo, S. J. R. 2013. Pembelajaran Nilai Karakter. Ed. 1, Cet. II; Rajawali, Jakarta.

Adiwikarta. 1988. Pembelajaran Nilai Karakter. Rajawali. Jakarta.

Ahmadi, H. Abu. 2007. Sosiologi Pendidikan. Cet II; PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Al-Hakim, Imad. 2007. Menjadi Istri Penuh Pesona. Cet XI; PT. Aqwam Media Profetika. Solo.

Al-Hasyimi. 1997. Akhlak Menjadi Seorang Muslim. Rajawali. Jakarta.

Al-Hijazy. 2001. Akhlak Menjadi Seorang Muslim. Rajawali. Jakarta.

Andirja, Abidin Firanda. 2012. Kiat-kiat Membahagiakan Istri.

Naashirusunnah. Madinah.

Anwar, Rosihon. 2008. Aqidah Akhlak. Cet. II; Pustaka Setia. Bandung.

Amin, Ahmad. 1995. Ilmu Akhlak. Cet II; Pustaka Setia. Bandung. 2010.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Belajar Penelitian (Pendekatan Praktik). Rineka Cipta. Jakarta.

At-Tuwanisi dan Al-Jumbulati. 2002. Akhlak dan Adab Islam. PT. Bhuana Ilmu Populer. Jakarta.

Beni, Ahmad Saebani. 2010. Ilmu Akhlak. Cv Pustaka Setia. Bandung.

Buchori, Mochtar. 2007. Model Pendidikan Karakter. Cet I; Perpustakaan Nasional. Yogyakarta.

130

Page 150: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

131

Daradjat, Sakiah. 1994. Model Pendidikan Karakter. Cet I; Banguntapan. Yogykarta.

Duval dan Logan. 1986. Pembelajaran Nilai Karakter. Cet II; Rajawali. Jakarta.

Chan, Nana. 2013. Pendidikan Karakter. Cet III; Alfabeta. Bandung.

Faizi, Mastur. 2012. Mendidik Anak Ala Pendidikan Orang Hebat. Cet I; Flass Books. Yogyakarta.

Getteng, Abd. Rahman. 1997. Pendidikan Islam dan Pembangunan. Yayasan Al-Ahkam. Ujung Pandang.

Ginanjar, Arry. 2008. Pendidikan Karakter. Cet III; Alfabeta. Bandung.

Gunarsa. 2009. Model Pendidikan Karakter. Cet I; Perpustakaan Nasional. Yogyakarta.

Gunawan, Heri. 2014. Pendidikan Karakter. Cet III; Alfabeta. Bandung.

Hamid, Abdul. 2010. Ilmu Akhlak. Cet II; Pustaka Setia. Bandung.

Hasbullah. 2003. Model Pendidikan Karakter. Cet I; Perpustakaan Nasional. Yogyakarta.

Kartajaya, Hermawan. 2010. Pembelajaran Nilai Karakter. PT. Rajagrafindo Persada. Jakarta.

Mawaddah, Inna. 2013. Akhlak dan Adab Islami. PT Buana Ilmu. Jakarta.

Margono, 1997. Metodologi Penelitian Pendidikan. Cet I: Rineka Cipta. Jakarta.

Marimba, Ahmad. D. 1998. Ilmu Pendidikan Islam. Cet II, h.9. CV Pustaka Setia. Bandung.

Marsuki. 2015. Pendidikan Karakter Anak. Ed.1, Cet I; Amzah. Jakarta.

Muhsinatun, Siasah Masruri. 2013. Model Pendidikan Karakter. Cet I; Perpustakaan Nasional. Yogyakarta.

Mustafa. 2003. Akhlak Menjadi Seorang Muslim. Cet I; Rajagrafindo Persada. Jakarta.

Nick. 2002. Perkembangan Peserta Didik. Rajagrapindo. Jakarta.

Page 151: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

132

Philips, Simon. 2008. Ilmu Akhlak. Pustaka Setia. Bandung.

Purwanto, M. Ngalim. 1990. Psikologi Pendidikan. Cet V; PT. Remaja Rosdayakarya. Bandung

Rafi’ Udhin, 2007. Ketenangan dan Kebahagiaan dalam Keluarga. Bulan Bintang. Jakarta.

Sahertian, Piet A. 1994. Propil Pendidikan Profesional. Cet I; PT. Andi Offset. Yogyakarta.

Sardiman, 1992. Prinsip-prinsip Dasar dan Konsepsi Pendidikan Islam. Kalam Mulia. Jakarta.

Shihab, Quraish. 2007. Pengantin Al-Qur’an. Lentera Hati. Jakarta.

Sudjana, Nana. 2000. Dasar-dasar Proses Belajar. Cet IV; PT. Sinar Baru Algesindo. Bandung.

Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif, dan R D. Cet 18; Alfabeta. Bandung.

Sumadi, Sutrisna. 2007.Pendekatan Psikologis bagi Anak. Cet I; PT. Mutiara Sumber Widya. Jakarta.

Sumantri, 1993. Pendidikan Nilai dan Karakter. PT. Raja Gravindo Persada. Jakarta.

Suryabrata, Sumadi. 2002. Psikologi Pendidikan. Ed I, Cet II; PT. Raja Grarindo Persada. Jakarta.

Syah, Muhibbin. 1999. Psikologi Belajar. Cet I; Bandung.

Syamsu, Yusuf L.N dan Sugandi M. Nani. 2013. Perkembangan Peserta Didik. Cet IV, Ed 1; PT. Raja Grapindo Persada. Jakarta.

Tafsir, Ahmad. 2004. Sosiologi Pendidikan. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Triatna, Cepi Permana Johar. 2011. Pendidikan Karakter. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Vembrianto. 1990. Ayo Mengenal Allah. PT. Mutiara Sumber Widya. Jakarta.

Wahyudin. 2004. Ilmu Akhlak. Pustaka Setia. 2010.

Page 152: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

133

Ya’Qub, Hamzah. 1993. Model Pendidikan Karakter. Cet I; Perpustakaan

Nasional. Yogyakarta.

Zuchdi, Darmiyati. 2008. Model Pendidikan Karakter. Cet I; Perpustakaan Nasional. Yogyakarta.

http: //keharmonisan keluarga.com/29.htm (Diakses tanggal 26 Oktober 2016)

http. //pendidikan akhlak.com/goodreads/gom/author/quotes/376115.htm (Diakses tanggal 12 September 2016)

Page 153: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

134

RIWAYAT HIDUP

Sahara, lahir di Gowa pada tanggal 02 Januari

1988, merupakan anak kedua dari dua bersaudara.

Penulis lahir dari pasangan suami istri bapak Abd.

Hamid dan ibu Tarring. Penulis sekarang bertempat tinggal di RT 001 RW

001 Desa Bontolempangan Kecamatan Bontolempangan Kabupaten

Gowa.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Lemoa lulus pada

tahun 2001, lalu melanjutkan sekolah menengah pertama di MTS Al-

Hidayah Lemoa dan lulus pada tahun 2004, kemudian melanjutkan

jenjang pendidikan ke MA Al-Hidayah Lemoa Kecamatan

Bontolempangan lulus pada tahun 2007, kemudian melanjutkan jenjang

pendidikan ke STAI DDI-MANGKOSO pada tahun 2007 (semester 1-6)

pindah studi ke Universitas Muhammadiyah Makassar (UNISMUH) lulus

pada tahun 2012. Pada tahun 2013 penulis mencoba melanjutkan

pendidikan pada Program Pascasarjana UNISMUH Makassar Jurusan

Magister Manajemen Pendidikan Islam.

Page 154: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

135

134

Page 155: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

136

ANGKET TENTANG PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK PESERTA DIDIK DI MTS ALHIDAYAH LEMOA

KECAMATAN BONTOLEMPANGAN KABUPATEN GOWA TAHUN PELAJARAN 2016

I. Identitas Responden

1. Nama Siswa:........................................................................

2. Jenis Kelamin: ......................................................................

3. Umur :...................................................................................

4. Kelas : ...................................................................................

5. Pekerjaan Orang Tua: .........................................................

6. Banyaknya Bersaudara: .....................................................

7. Penghasilan Orang Tua/Bulan: ..........................................

II. Petunjuk Pengisian Kuesioner

1. Isilah setiap daftar pernyataan yang diajukan dengan jawaban

yang saudara anggap paling sesuai.

2. Memberikan tanda silang (X) pada pembobotan yang disediakan

sesuai dengan jawaban yang anda anggap benar, yang terdiri

dari lima pilihan yaitu:

A. Tingkat Keharmonisan Keluarga (X1)

1. Kami sekeluarga memiliki waktu khusus untuk berkumpul

bersama.

a. Sangat Sering d. Tidak Sering

b. Sering e. Sangat Tidak Sering

c. Ragu-ragu

2. Mengungkapkan perasaan sayang pada anggota keluarga

merupakan hal yang sudah semestinya.

Page 156: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

137

a. Sangat Sering d. Tidak Sering

b. Sering e. Sangat Tidak Sering

c. Ragu-ragu

3. Kami sekeluarga bergotong royong membersihkan rumah

pada hari libur.

a. Sangat Sering d. Tidak Sering

b. Sering e. Sangat Tidak Sering

c. Ragu-ragu

4. Jika ada pertengkaran yang terjadi di rumah, saya memilih

untuk tidak mengeluarkan pendapat.

a. Sangat Sering d. Tidak Sering

b. Sering e. Sangat Tidak Sering

c. Ragu-ragu

5. Kami sekeluarga percaya bahwa tuhan akan memberikan

petunjuk dalam kehidupan kami.

a. Sangat Sering d. Tidak Sering

b. Sering e. Sangat Tidak Sering

c. Ragu-ragu

6. Jika ada perlakuan kakak/abang/adik saya yang tidak saya

sukai, maka saya akan membicarakannya secara baik-

baik.

a. Sangat Sering d. Tidak Sering

b. Sering e. Sangat Tidak Sering

c. Ragu-ragu

7. Orang tua saya tidak peduli dengan masalah anak-

anaknya.

a. Sangat Sering d. Tidak Sering

b. Sering e. Sangat Tidak Sering

c. Ragu-ragu

Page 157: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

138

8. Dalam memutuskan sesuatu hal yang menyangkut diri

saya, orang tua mengajak saya untuk mendiskusikannya

dengan mengambil keputusan bersama-sama.

a. Sangat Sering d. Tidak Sering

b. Sering e. Sangat Tidak Sering

c. Ragu-ragu

9. Ketika saya melakukan kesalahan orang tua akan

mengajak saya berbicara untuk mencari tahu alasan

mengapa kesalahan itu saya lakukan.

a. Sangat Sering d. Tidak Sering

b. Sering e. Sangat Tidak Sering

c. Ragu-ragu

10. Mendahulukan membantu orang tua adalah hal yang lebih

utama daripada keluar bersama teman-teman.

a. Sangat Sering d. Tidak Sering

b. Sering e. Sangat Tidak Sering

c. Ragu-ragu

11. Kami berperilaku sesuai dengan nilai-nilai agama dalam

kehidupan kami sehari-hari.

a. Sangat Sering d. Tidak Sering

b. Sering e. Sangat Tidak Sering

c. Ragu-ragu

12. Kesibukan yang dimiliki orang tua tidak mengurangi

perhatian mereka dalam memantau kebutuhan kami.

a. Sangat Sering d. Tidak Sering

b. Sering e. Sangat Tidak Sering

c. Ragu-ragu

13. Kesibukan yang dimiliki oleh orangtua tidak membuat

mereka lupa untuk berkumpul bersama anak-anaknya

pada hari libur.

a. Sangat Sering d. Tidak Sering

Page 158: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

139

b. Sering e. Sangat Tidak Sering

c. Ragu-ragu

14. Saya senang mendengarkan orangtua saya jika sedang

bersama mereka.

a. Sangat Sering d. Tidak Sering

b. Sering e. Sangat Tidak Sering

c. Ragu-ragu

15. Saya melaksanakan ibadah tanpa harus disuruh oleh

orangtua saya.

a. Sangat Sering d. Tidak Sering

b. Sering e. Sangat Tidak Sering

c. Ragu-ragu

16. Tanpa alasan yang jelas terkadang ayah memarahi ibu di

depan anak-anaknya.

a. Sangat Sering d. Tidak Sering

b. Sering e. Sangat Tidak Sering

c. Ragu-ragu

17. Saya tidak peduli dengan masalah yang terjadi di rumah.

a. Sangat Sering d. Tidak Sering

b. Sering e. Sangat Tidak Sering

c. Ragu-ragu

18. Orangtua saya menyediakan waktunya untuk

mendengarkan keluhan anak-anaknya.

a. Sangat Sering d. Tidak Sering

b. Sering e. Sangat Tidak Sering

c. Ragu-ragu

19. Kami sekeluarga tidak memiliki waktu khusus untuk

berkumpul bersama.

a. Sangat Sering d. Tidak Sering

b. Sering e. Sangat Tidak Sering

c. Ragu-ragu

Page 159: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

140

20. Betapapun sibuknya, orangtua saya akan akan berusaha

pulang sebelum waktu makan malam.

a. Sangat sering d. Tidak Sering

b. Sering e. Sangat Tidak Sering

c. Ragu-ragu

21. Jika saya bertengkar dengan saudara saudara, orangtua

saya dapat mengatasinya.

a. Sangat Sering d. Tidak Sering

b. Sering e. Sangat Tidak Sering

c. Ragu-ragu

22. Jika ada perlakuan kakak/abang/adik saya yang tidak saya

sukai maka saya akan membicarakannya secara baik-baik.

a. Sangat Sering d. Tidak Sering

b. Sering e. Sangat Tidak Sering

c. Ragu-ragu

23. Berbagi cerita dengan anggota keluarga sehari-hari adalah

hal yang menyenangkan.

a. Sangat Sering d. Tidak Sering

b. Sering e. Sangat Tidak Sering

c. Ragu-ragu

24. Abang/kakak/adik saya tidak keberatan meminjamkan

barang miliknya pada saya.

a. Sangat Sering d. Tidak Sering

b. Sering e. Sangat Tidak Sering

c. Ragu-ragu

25. Orangtua memberikan masukan pada anak-anaknya

tentang cara bergaul yang baik.

a. Sangat Sering d. Tidak Sering

b. Sering e. Sangat Tidak Sering

c. Ragu-ragu

Page 160: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

141

26. Saya akan mengambil alih pekerjaan orangtua di rumah

ketika mereka terlihat lelah.

a. Sangat Sering d. Tidak Sering

b. Sering e. Sangat Tidak Sering

c. Ragu-ragu

27. Orangtua lebih mengutamakan pekerjaannya

dibandingkan keluarga.

a. Sangat Sering d. Tidak Sering

b. Sering e. Sangat Tidak Sering

c. Ragu-ragu

28. Mengisi waktu senggang dengan dengan ayah/ibu

merupakan hal yang membosankan.

a. Sangat Sering d. Tidak Sering

b. Sering e. Sangat Tidak Sering

c. Ragu-ragu

29. Saya tidak merasa bermasalah ketika meninggalkan

ibadah yang seharusnya saya kerjakan.

a. Sangat Sering d. Tidak Sering

b. Sering e. Sangat Tidak Sering

c. Ragu-ragu

30. Kami sekeluarga tetap memiliki waktu makan bersama

walaupun tiap anggota keluarga memiliki kesibukan

masing-masing.

a. Sangat Sering d. Tidak Sering

b. Sering e. Sangat Tidak Sering

c. Ragu-ragu

31. Orangtua saya tidak menegur saya walaupun saya tidak

melaksanakan ibadah.

a. Sangat Sering d. Tidak Sering

b. Sering e. Sangat Tidak Sering

c. Ragu-ragu

Page 161: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

142

32. Saudara saya mau mengungkapkan kesedihannya pada

saya.

a. Sangat Sering d. Tidak Sering

b. Sering e. Sangat Tidak Sering

c. Ragu-ragu

33. Saya biasa membicarakan permasalahan yang saya alami

pada orangtua.

a. Sangat Sering d. Tidak Sering

b. Sering e. Sangat Tidak Sering

c. Ragu-ragu

34. Kami sekeluarga menyempatkan waktu untuk berkumpul

setiap harinya walau hanya sebentar.

a. Sangat Sering d. Tidak Sering

b. Sering e. Sangat Tidak Sering

c. Ragu-ragu

35. Saya biasanya pergi keluar rumah tanpa berpamitan.

a. Sangat Sering d. Tidak Sering

b. Sering e. Sangat Tidak Sering

c. Ragu-ragu

36. Ketika terjadi krisis keuangan dalam keluarga maka

orangtua akan mengajak kami berdiskusi untuk mencari

solusi dari permasalahan yang sedang terjadi.

a. Sangat Sering d. Tidak Sering

b. Sering e. Sangat Tidak Sering

c. Ragu-ragu

37. Saya akan menceritakan keluh kesah saya pada orangtua

saya ketika saya memiliki masalah.

a. Sangat Sering d. Tidak Sering

b. Sering e. Sangat Tidak Sering

c. Ragu-ragu

Page 162: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

143

38. Terkadang tanpa alasan yang jelas ayah marah-marah

kepada kami.

a. Sangat Sering d. Tidak Sering

b. Sering e. Sangat Tidak Sering

c. Ragu-ragu

39. Tiap anggota sibuk dengan urusan masing-masing

sehingga tidak memiliki waktu untuk kumpul bersama

walau hanya sebentar.

a. Sangat Sering d. Tidak Sering

b. Sering e. Sangat Tidak Sering

c. Ragu-ragu

40. Orangtua saya mengajarkan saya untuk mensyukuri

semua hal yang saya peroleh.

a. Sangat Sering d. Tidak Sering

b. Sering e. Sangat Tidak Sering

c. Ragu-ragu

41. Anggota keluarga saya adalah orang-orang yang bisa saya

andalkan untuk memberi solusi terhadap masalah yang

sedang saya hadapi.

a. Sangat Sering d. Tidak Sering

b. Sering e. Sangat Tidak Sering

c. Ragu-ragu

42. Saya merasa tidak nyaman jika sedang berkumpul

bersama anggota keluarga.

a. Sangat Sering d. Tidak Sering

b. Sering e. Sangat Tidak Sering

c. Ragu-ragu

43. Saya perduli dengan masalah yang terjadi dalam keluarga

saya.

a. Sangat Sering d. Tidak Sering

b. Sering e. Sangat Tidak Sering

Page 163: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

144

c. Ragu-ragu

44. Kesulitan yang dialami orangtua diceritakan kepada kami

anak-anaknya.

a. Sangat Sering d. Tidak Sering

b. Sering e. Sangat Tidak Sering

c. Ragu-ragu

45. Orangtua saya mau mendengarkan pendapat anak-

anaknya.

a. Sangat Sering d. Tidak Sering

b. Sering e. Sangat Tidak Sering

c. Ragu-ragu

46. Ayah tetap tenang ketika menghadapi masalah dalam

keluarga.

a. Sangat Sering d. Tidak Sering

b. Sering e. Sangat Tidak Sering

c. Ragu-ragu

B. Akhlak Peserta Didik (X2) 1. Saya selalu meminta doa kepada orangtua sebelum

berangkat belajar ke sekolah.

a. Sangat Sering

b. Sering d. Tidak Sering

c. Ragu-ragu e. Sangat Tidak Sering

2. Saya selalu berpamitan kepada orangtua sebelum

berangkat ke sekolah.

a. Sangat Sering

b. Sering d. Tidak Sering

c. Ragu-ragu e. Sangat Tidak Sering

3. Saya berdoa sebelum belajar.

Page 164: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

145

a. Sangat Sering d. Tidak Sering

b. Sering e. Sangat Tidak Sering

c. Ragu-ragu

4. Saya bangga dengan hasil yang saya peroleh sendiri.

a. Sangat Sering d. Tidak Sering

b. Sering e. Sangat Tidak Sering

c. Ragu-ragu

5. Saya berdoa setelah selesai belajar.

a. Sangat Sering d. Tidak Sering

b. Sering e. Sangat Tidak Sering

c. Ragu-ragu

6. Mencontek adalah sikap membohongi diri sendiri.

a. Sangat Sering d. Tidak Sering

b. Sering e. Sangat Tidak Sering

c. Ragu-ragu

7. Apa yang saya lakukan itulah yang terjadi sebenarnya.

a. Sangat Sering d. Tidak Sering

b. Sering e. Sangat Tidak Sering

c. Ragu-ragu

8. Saya memperhatikan penjelasan teman ketika mereka

presentasi.

a. Sangat Sering d. Tidak Sering

b. Sering e. Sangat Tidak Sering

c. Ragu-ragu

9. Saya mengerjakan tugas kelompok dengan sebaik-

baiknya.

a. Sangat Sering d. Tidak Sering

b. Sering e. Sangat Tidak Sering

c. Ragu-ragu

10. Saya melaksanakan ibadah tidak tepat pada waktunya.

a. Sangat Sering d. Tidak Sering

Page 165: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

146

b. Sering e. Sangat Tidak Sering

c. Ragu-ragu

11. Berdoa sebelum belajar tidak penting.

a. Sangat Sering d. Tidak Sering

b. Sering e. Sangat Tidak Sering

c. Ragu-ragu

12. Berteman tidak harus membeda-bedakan status atau

agama.

a. Sangat Sering d. Tidak Sering

b. Sering e. Sangat Tidak Sering

c. Ragu-ragu

13. Saya akan mengerjakan tugas kelompok sesuai

keinginan saya saja.

a. Sangat Sering d. Tidak Sering

b. Sering e. Sangat Tidak Sering

c. Ragu-ragu

14. Saya membuat cara tersendiri untuk memahami materi.

a. Sangat Sering d. Tidak Sering

b. Sering e. Sangat Tidak Sering

c. Ragu-ragu

15. Saya bangga dengan hasil belajar saya yang bagus

walaupun dengan mencontek.

a. Sangat Sering d. Tidak Sering

b. Sering e. Sangat Tidak Sering

c. Ragu-ragu

16. Berdoa setelah belajar itu tidak penting untuk dilakukan.

a. Sangat Sering d. Tidak Sering

b. Sering e. Sangat Tidak Sering

c. Ragu-ragu

17. Saya selalu masuk sekolah tepat waktu.

a. Sangat Sering d. Tidak Sering

Page 166: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

147

b. Sering e. Sangat Tidak Sering

c. Ragu-ragu

18. Saya mengenakan seragam sekolah sesuai aturan yang

berlaku.

a. Sangat Sering d. Tidak Sering

b. Sering e. Sangat Tidak Sering

c. Ragu-ragu

19. Saya mengerjakan tugas dari guru dengan menyalin

jawaban dari teman.

a. Sangat Sering d. Tidak Sering

b. Sering e. Sangat Tidak Sering

c. Ragu-ragu

20. Lebih baik bertindak daripada banyak bicara.

a. Sangat Sering d. Tidak Sering

b. Sering e. Sangat Tidak Sering

c. Ragu-ragu

21. Jawaban saya harus sama persis dengan jawaban guru.

a. Sangat Sering d. Tidak Sering

b. Sering e. Sangat Tidak Sering

c. Ragu-ragu

22. Saya mengerjakan PR sendiri di rumah.

a. Sangat Sering d. Tidak Sering

b. Sering e. Sangat Tidak Sering

c. Ragu-ragu

23. Bercerita tidak sesuai fakta agar teman tertawa

mendengar cerita kita.

a. Sangat Sering d. Tidak Sering

b. Sering e. Sangat Tidak Sering

c. Ragu-ragu

24. Pendapat saya adalah pendapat yang paling benar.

a. Sangat Sering d. Tidak Sering

Page 167: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

148

b. Sering e. Sangat Tidak Sering

c. Ragu-ragu

25. Memakai seragam sesuai aturan tidak sesuai dengan

mode.

a. Sangat Sering d. Tidak Sering

b. Sering e. Sangat Tidak Sering

c. Ragu-ragu

26. Membolos adalah suatu kebanggan.

a. Sangat Sering d. Tidak Sering

b. Sering e. Sangat Tidak Sering

c. Ragu-ragu

27. Saya mau berpendapat tetapi tidak mau mengerjakan.

a. Sangat Sering d. Tidak Sering

b. Sering e. Sangat Tidak Sering

c. Ragu-ragu

28. Saya melaksanakan praktikum sesuai langkah kerja.

a. Sangat Sering d. Tidak Sering

b. Sering e. Sangat Tidak Sering

c. Ragu-ragu

29. Berteman hanya dengan orang yang mampu mentraktir

saya saja.

a. Sangat Sering d. Tidak Sering

b. Sering e. Sangat Tidak Sering

c. Ragu-ragu

30. Saya menjawab pertanyaan dari teman dengan sebaik-

baiknya dalam diskusi.

a. Sangat Sering d. Tidak Sering

b. Sering e. Sangat Tidak Sering

c. Ragu-ragu

31. Saya sering ketiduran di dalam kelas saat pelajaran

berlangsung.

Page 168: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

149

a. Sangat Sering d. Tidak Sering

b. Sering e. Sangat Tidak Sering

c. Ragu-ragu

32. Saya sering mengerjakan PR di sekolah atau saat

pelajaran berlangsung.

a. Sangat Sering d. Tidak Sering

b. Sering e. Sangat Tidak Sering

c. Ragu-ragu

33. Jawaban saya harus sama persis dengan jawaban

teman.

a. Sangat Sering d. Tidak Sering

b. Sering e. Sangat Tidak Sering

c. Ragu-ragu

34. Saya menjawab pertanyaan teman dalam diskusi dengan

jawaban sekenanya.

a. Sangat Sering d. Tidak Sering

b. Sering e. Sangat Tidak Sering

c. Ragu-ragu

35. Jawaban saya tidak harus sama dengan teman.

a. Sangat Sering d. Tidak Sering

b. Sering e. Sangat Tidak Sering

c. Ragu-ragu

36. Saya mengerjakan tugas dari guru dengan panduan LKS.

a. Sangat Sering d. Tidak Sering

b. Sering e. Sangat Tidak Sering

c. Ragu-ragu

37. Saya selalu mengerjakan piket sesuai jadwal.

a. Sangat Sering d. Tidak Sering

b. Sering e. Sangat Tidak Sering

c. Ragu-ragu

Page 169: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

150

38. Saya bertanya kepada guru atau teman ketika kurang

paham dengan materi yang dipelajari.

a. Sangat Sering d. Tidak Sering

b. Sering e. Sangat Tidak Sering

c. Ragu-ragu

39. Saya mengumpulkan tugas tepat waktu.

a. Sangat Sering d. Tidak Sering

b. Sering e. Sangat Tidak Sering

c. Ragu-ragu

Page 170: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

151

DOKUMENTASI

1. Menuliskan sejarah dan profil MTs. Al-Hidayah Lemoa Kecamatan

Bontolempangan Kabupaten Gowa.

2. Menuliskan keadaan guru MTs. Al-Hidayah Lemoa Kecamatan

Bontolempangan Kabupaten Gowa.

3. Menuliskan keadaan peserta didik MTs. Al-Hidayah Lemoa

Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa.

4. Menampilkan gambar-gambar kegiatan/aktivitas MTs. Al-Hidayah

Lemoa Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa.

5. Menampilkan keadaan sarana dan prasarana MTs. Al-Hidayah

Lemoa Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa.

Page 171: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

152

LEMBAR OBSERVASI

A. Tingkat Keharmonisan Keluarga

1. Mengamati tingkat keharmonisan keluarga di MTs Al-Hidayah

Lemoa Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa.

2. Mengamati keadaan keharmonisan keluarga di MTs Al-Hidayah

Lemoa Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa.

B. Akhlak Peserta Didik

1. Mengamati akhlak peserta didik di MTs Al-Hidayah Lemoa

Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa.

2. Mengamati kegiatan atau aktivitas peserta didik pada saat

pembelajaran berlangsung di MTs Al-Hidayah Lemoa

Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa.

Page 172: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

153

Tabel 4.1. Jenis Kelamin

Hasil Olahan Data Primer, 2016

Tabel 4.2 Tingkatan Kelas

Sumber: Hasil Olahan Data Primer, 2016

Tabel 4.3. Pekerjaan Orang Tua

Sumber: Hasil Olahan Data Primer, 2016

Tabel 4.4. Penghasilan Orang Tua

No Jenis Kelamin Frekuensi (f) Persentase (%) 1 Laki-Laki 21 50 2 Perempuan 21 50

Jumlah 42 100

No Tingkatan Kelas Frekuensi (f) Persentase (%) 1 Kelas VII 18 42,85

2 Kelas VIII 11 26,20 3 Kelas IX 13 30,95

Jumlah 42 100

No Pekerjaan Ortu Frekuensi (f) Persentase (%) 1 Petani 30 71,42 2 Pedagang/Wirasasta 2 4,76 3 PNS 10 23,82

Jumlah 42 100

No Penghasilan Ortu Frekuensi (f) Persentase (%) 1 < 1 Juta 20 47,63 2 1 – 3 Juta 12 28,57

Page 173: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

154

Sumber: Hasil Olahan Data Primer, 2016

Item Skor Jawaban

Mean 1 2 3 4 5

f (%) f (%) f (%) f (%) f (%) X1.1 0 0 0 0 0 0 12 28.6 30 71.4 4.71 X1.2 0 0 0 0 1 2.4 23 54.8 18 42.9 4.40 X1.3 0 0 4 9.5 9 21.4 19 45.2 10 23.8 3.83 X1.4 1 2.4 12 28.6 14 33.3 12 28.6 3 7.1 3.09 X1.5 0 0 0 0 4 9.5 9 21.4 29 69.0 4.59 X1.6 0 0 5 11.9 5 11.9 20 47.6 12 28.6 3.92 X1.7 23 54.8 9 21.4 9 21.4 3 7.1 3 7.1 1.90 X1.8 3 7.1 4 9.5 6 14.3 21 50.0 8 19.0 3.64 X1.9 4 9.5 4 9.5 4 9.5 20 47.6 10 23.8 3.66 X1.10 0 0 0 0 1 2.4 12 28.6 29 69.0 4.66 X1.11 0 0 1 2.4 2 4.8 20 47.6 19 45.2 4.35 X1.12 2 4.8 2 4.8 7 16.7 16 38.1 15 35.7 3.95 X1.13 0 0 8 19.0 8 19.0 11 26.2 15 35.7 3.78 X1.14 0 0 6 14.3 3 7.1 23 54.8 10 23.8 3.88 X1.15 0 0 0 0 2 4.8 15 35.7 25 59.5 4.54 X1.16 18 42.9 13 31.0 4 9.5 3 7.1 4 9.5 2.09 X1.17 14 33.3 18 42.9 5 11.9 2 4.8 3 7.1 2.09 X1.18 2 4.8 4 9.5 4 9.5 19 45.2 13 31.0 3.88 X1.19 8 19.0 21 50.0 3 7.1 5 11.9 5 11.9 2.47 X1.20 0 0 5 11.9 2 4.8 20 47.6 15 35.7 4.07 X1.21 3 7.1 4 9.5 2 4.8 17 40.5 16 38.1 3.92 X1.22 1 2.4 5 11.9 6 14.3 16 38.1 14 33.3 3.88 X1.23 1 2.4 2 4.8 2 4.8 22 52.4 15 35.7 4.14 X1.24 0 0 2 4.8 6 14.3 23 54.8 11 26.2 4.02 X1.25 1 2.4 2 4.8 0 0 18 42.9 21 50.0 4.33 X1.26 1 2.4 3 7.1 1 2.4 1 2.4 24 57.1 4.33 X1.27 2 4.8 4 9.5 2 4.8 16 38.1 18 42.9 4.04

3 > 3 Juta 10 23,80 Jumlah 42 100

Page 174: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

155

X1.28 2 4.8 2 4.8 5 11.9 14 33.3 19 45.2 4.09 X1.29 17 40.5 17 40.5 1 2.4 1 2.4 6 14.3 2.09 X1.30 16 38.1 16 38.1 16 38.1 16 38.1 2 4.8 2.09 X1.31 21 50.0 11 26.2 5 11.9 5 11.9 0 0 1.85 X1.32 0 0 5 11.9 7 16.7 19 45.2 11 26.2 3.85 X1.33 19 45.2 10 23.8 1 2.4 5 11.9 7 16.7 2.30 X1.34 5 11.9 5 11.9 7 16.7 21 50.0 4 9.5 3.33 X1.35 2 4.8 6 14.3 9 21.4 16 38.1 9 21.4 3.57 X1.36 1 2.4 3 7.1 10 23.8 17 40.5 11 26.2 3.80 X1.37 12 28.6 11 26.2 7 16.7 8 19.0 4 9.5 2.54 X1.38 2 4.8 7 16.7 5 11.9 19 45.2 9 21.4 3.61 X1.39 5 11.9 4 9.5 10 23.8 15 35.7 8 19.0 3.40 X1.40 8 19.0 15 35.7 5 11.9 6 14.3 8 19.0 2.78 X1.41 10 23.8 18 42.9 4 9.5 5 11.9 5 11.9 2.45 X1.42 3 7.1 6 14.3 4 9.5 13 31.0 16 38.1 3.78 X1.43 2 4.8 1 2.4 9 21.4 18 42.9 12 28.6 3.88 X1.44 10 23.8 16 38.1 4 9.5 8 19.0 4 9.5 2.52 X1.45 1 2.4 6 14.3 3 7.1 17 40.5 17 40.5 3.92 X1.46 0 0 4 9.5 8 19.0 8 19.0 7 16.7 3.78

Rata-Rata 3.85 Sumber: Data Primer Diolah 2016

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi item Akhlak Peserta Didik(Y)

Item Skor Jawaban

Mean 1 2 3 4 5

f (%) f (%) f (%) f (%) f (%)

Y1.1 0 0 2 4.8 3 7.1 14 33.3 23 54.

8 4.38

Y1.2 0 0 0 0 2 4.8 19 45.2 21 50.

0 4.45

Y1.3 0 0 0 0 1 2.4 15 35.7 26 61.

9 4.59

Y1.4 0 0 0 0 5 11.9 11 26.2 26 61.

9 4.500

Y1.5 2 4.8 2 4.8 4 9.5 26 61.9 8 19.

0 3.85

Y1.6 9 21.

4 8 19.0 3 7.1 12 28.6 10 23.

8 3.14

Y1.7 4 9.5 2 4.8 1

7 40.5 16 38.1 3 7.1 3.28

Y1.8 0 0 3 7.1 6 14.3 21 50.0 21 50.

0 4.00

Page 175: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

156

Y1.9 0 0 0 0 4 9.5 18 42.9 20 47.

6 4.38

Y1.10 6 14.

3 16

38.1 5 11.9 11 26.2 4 9.5 2.78

Y1.11 23 54.

8 15

35.7 1 2.4 0 0 3 7.1 1.69

Y1.12 3 7.1 4 9.5 4 9.5 10 23.8 21 50.

0 4.00

Y1.13 7 16.

7 19

45.2 3 7.1 10 23.8 3 7.1 2.59

Y1.14 0 0 9 21.4 6 14.3 20 47.6 7 16.

7 3.59

Y1.15 22 52.

4 9 21.4 3 7.1 3 7.1 1 2.4 1.95

Y1.16 16 38.

1 17

40.5 3 7.1 3 7.1 3 7.1 2.04

Y1.17 1 2.4 4 9.5 7 16.7 14 33.3 16 38.

1 3.95

Y1.18 0 0 2 4.8 2 4.8 14 33.3 23 54.

8 4.38

Y1.19 7 16.

7 21

50.0 5 11.9 5 11.9 4 9.5 2.47

Y1.20 1 2.4 7 16.7 3 7.1 16 38.1 15 35.

7 3.88

Y1.21 2 4.8 9 21.4 1

0 23.8 12 28.6 9 21.

4 3.40

Y1.22 2 4.8 1 2.4 4 9.5 19 45.2 16 38.

1 4.09

Y1.23 5 11.

9 13

31.0 7 16.7 14 33.3 3 7.1 2.92

Y1.24 3 7.1 1

6 38.1 1

3 31.0 7 16.7 3 7.1 2.78

Y1.25 7 16.

7 18

42.9 8 19.0 6 14.3 3 7.1 2.52

Y1.26 24 57.

1 11

26.2 4 9.5 2 4.8 1 2.4 1.69

Y1.27 9 21.

4 18

42.9 7 16.7 6 14.3 2 4.8 2.38

Y1.28 6 14.

3 10

23.8 9 21.4 12 28.6 5 11.9

3.00

Y1.29 10 23.

8 11

26.2 5 11.9 12 28.6 4 9.5 2.73

Y1.30 7 16.

7 12

28.6 1 2.4 13 31.0 9 21.4

3.11

Y1.31 15 35.

7 15

35.7 6 14.3 6 14.3 1 2.4 2.09

Y1.32 8 19.

0 20

47.6 4 9.5 4 9.5 3 7.1 2.45

Y1.33 3 7.1 2

3 54.8 2

3 54.8 6 14.3 1 2.4 2.50

Y1.34 1 2.4 1 2.4 9 21.4 21 50.0 4 9.5 3.47

Y1.35 0 0 0 0 5 11.9 5 11.9 13 31.

0 4.19

Page 176: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

157

Y1.36 2 4.8 3 7.1 5 11.9 19 45.2 13 31.

0 3.90

Y1.37 0 0 1 2.4 2 4.8 21 50.0 18 42.

9 4.33

Y1.38 0 0 2 4.8 5 11.9 23 54.8 12 28.

6 4.07

Y1.39 1 2.4 3 7.1 5 11.9 12 28.6 21 50.

0 4.16

Rata-Rata 3,32 Sumber: Data Primer Diolah 2016

Gambar 4.1. Grafik Normal Probability Plot Hasil Uji Normalitas

Tabel 4.9 Hasil Analisis Regresi

Variabel Penelitian Koefisien t-hitung Prob.(Sig.) Constanta ( C ) 54.871 3.310 0.002 Keharmonisan (X1) 0.463 4.533 0.000 F-hitung 20.550 Prob. F-hitung 0.004 R 0.583 Standar Error 8.08 R-Square 0.339 N 42 Adjusted R-Squared 0.323

Page 177: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

42

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Ambo. Enre. 2006. Pendekatan Psikologi Pendidikan Anak. Pustaka Timur. Yogyakarta.

Abdurrahman, Muhammad. 2016. Akhlak Menjadi Seorang Muslim. Ed. 1, Cet. I; Rajawali. Jakarta.

Adisusilo, S. J. R. 2013. Pembelajaran Nilai Karakter. Ed. 1, Cet. II; Rajawali, Jakarta.

Adiwikarta. 1988. Pembelajaran Nilai Karakter. Rajawali. Jakarta.

Ahmadi, H. Abu. 2007. Sosiologi Pendidikan. Cet II; PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Al-Hakim, Imad. 2007. Menjadi Istri Penuh Pesona. Cet XI; PT. Aqwam Media Profetika. Solo.

Al-Hasyimi. 1997. Akhlak Menjadi Seorang Muslim. Rajawali. Jakarta.

Al-Hijazy. 2001. Akhlak Menjadi Seorang Muslim. Rajawali. Jakarta.

Andirja, Abidin Firanda. 2012. Kiat-kiat Membahagiakan Istri.

Naashirusunnah. Madinah.

Anwar, Rosihon. 2008. Aqidah Akhlak. Cet. II; Pustaka Setia. Bandung.

Amin, Ahmad. 1995. Ilmu Akhlak. Cet II; Pustaka Setia. Bandung. 2010.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Belajar Penelitian (Pendekatan Praktik). Rineka Cipta. Jakarta.

At-Tuwanisi dan Al-Jumbulati. 2002. Akhlak dan Adab Islam. PT. Bhuana Ilmu Populer. Jakarta.

Beni, Ahmad Saebani. 2010. Ilmu Akhlak. Cv Pustaka Setia. Bandung.

Buchori, Mochtar. 2007. Model Pendidikan Karakter. Cet I; Perpustakaan Nasional. Yogyakarta.

Page 178: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

42

Daradjat, Sakiah. 1994. Model Pendidikan Karakter. Cet I; Banguntapan. Yogykarta.

Duval dan Logan. 1986. Pembelajaran Nilai Karakter. Cet II; Rajawali. Jakarta.

Chan, Nana. 2013. Pendidikan Karakter. Cet III; Alfabeta. Bandung.

Faizi, Mastur. 2012. Mendidik Anak Ala Pendidikan Orang Hebat. Cet I; Flass Books. Yogyakarta.

Getteng, Abd. Rahman. 1997. Pendidikan Islam dan Pembangunan. Yayasan Al-Ahkam. Ujung Pandang.

Ginanjar, Arry. 2008. Pendidikan Karakter. Cet III; Alfabeta. Bandung.

Gunarsa. 2009. Model Pendidikan Karakter. Cet I; Perpustakaan Nasional. Yogyakarta.

Gunawan, Heri. 2014. Pendidikan Karakter. Cet III; Alfabeta. Bandung.

Hamid, Abdul. 2010. Ilmu Akhlak. Cet II; Pustaka Setia. Bandung.

Hasbullah. 2003. Model Pendidikan Karakter. Cet I; Perpustakaan Nasional. Yogyakarta.

Kartajaya, Hermawan. 2010. Pembelajaran Nilai Karakter. PT. Rajagrafindo Persada. Jakarta.

Mawaddah, Inna. 2013. Akhlak dan Adab Islami. PT Buana Ilmu. Jakarta.

Margono, 1997. Metodologi Penelitian Pendidikan. Cet I: Rineka Cipta. Jakarta.

Marimba, Ahmad. D. 1998. Ilmu Pendidikan Islam. Cet II, h.9. CV Pustaka Setia. Bandung.

Marsuki. 2015. Pendidikan Karakter Anak. Ed.1, Cet I; Amzah. Jakarta.

Muhsinatun, Siasah Masruri. 2013. Model Pendidikan Karakter. Cet I; Perpustakaan Nasional. Yogyakarta.

Mustafa. 2003. Akhlak Menjadi Seorang Muslim. Cet I; Rajagrafindo Persada. Jakarta.

Nick. 2002. Perkembangan Peserta Didik. Rajagrapindo. Jakarta.

Page 179: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

42

Philips, Simon. 2008. Ilmu Akhlak. Pustaka Setia. Bandung.

Purwanto, M. Ngalim. 1990. Psikologi Pendidikan. Cet V; PT. Remaja Rosdayakarya. Bandung

Rafi’ Udhin, 2007. Ketenangan dan Kebahagiaan dalam Keluarga. Bulan Bintang. Jakarta.

Sahertian, Piet A. 1994. Propil Pendidikan Profesional. Cet I; PT. Andi Offset. Yogyakarta.

Sardiman, 1992. Prinsip-prinsip Dasar dan Konsepsi Pendidikan Islam. Kalam Mulia. Jakarta.

Shihab, Quraish. 2007. Pengantin Al-Qur’an. Lentera Hati. Jakarta.

Sudjana, Nana. 2000. Dasar-dasar Proses Belajar. Cet IV; PT. Sinar Baru Algesindo. Bandung.

Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif, dan R D. Cet 18; Alfabeta. Bandung.

Sumadi, Sutrisna. 2007.Pendekatan Psikologis bagi Anak. Cet I; PT. Mutiara Sumber Widya. Jakarta.

Sumantri, 1993. Pendidikan Nilai dan Karakter. PT. Raja Gravindo Persada. Jakarta.

Suryabrata, Sumadi. 2002. Psikologi Pendidikan. Ed I, Cet II; PT. Raja Grarindo Persada. Jakarta.

Syah, Muhibbin. 1999. Psikologi Belajar. Cet I; Bandung.

Syamsu, Yusuf L.N dan Sugandi M. Nani. 2013. Perkembangan Peserta Didik. Cet IV, Ed 1; PT. Raja Grapindo Persada. Jakarta.

Tafsir, Ahmad. 2004. Sosiologi Pendidikan. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Triatna, Cepi Permana Johar. 2011. Pendidikan Karakter. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Vembrianto. 1990. Ayo Mengenal Allah. PT. Mutiara Sumber Widya. Jakarta.

Wahyudin. 2004. Ilmu Akhlak. Pustaka Setia. 2010.

Page 180: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK …

42

Ya’Qub, Hamzah. 1993. Model Pendidikan Karakter. Cet I; Perpustakaan

Nasional. Yogyakarta.

Zuchdi, Darmiyati. 2008. Model Pendidikan Karakter. Cet I; Perpustakaan Nasional. Yogyakarta.

http: //keharmonisan keluarga.com/29.htm (Diakses tanggal 26 Oktober 2016)

http. //pendidikan akhlak.com/goodreads/gom/author/quotes/376115.htm (Diakses tanggal 12 September 2016)