140
PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X SMU NEGERI 4 MAKASSAR Tesis Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Magister Program Studi Sosiologi ANDI ILHAM MUCHTAR P1600210004 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2012

PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

  • Upload
    others

  • View
    16

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

i

PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN

LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR

SOSIOLOGI

SISWA KELAS X SMU NEGERI 4 MAKASSAR

Tesis

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Magister

Program Studi

Sosiologi

ANDI ILHAM MUCHTAR

P1600210004

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2012

Page 2: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

ii

TESIS

PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN

LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR

SOSIOLOGI SISWA KELAS X SMU NEGERI 4 MAKASSAR

Disusun oleh

ANDI ILHAM MUCHTAR

Nomor Pokok P1600210004

Telah diperiksa dan disetujui oleh komisi penasehat

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Menyetujui

Komisi Penasehat,

Dr. H.M.Darwis, MA.,DPS Dr. Rahmat

Muhammad, M. Si

Ketua Anggota

Mengetahui

Ketua Program Studi Sosiologi,

Dr. Syaifullah Cangara, M.Si

Page 3: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

iii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis seberapa besar pengaruh

keharmonisan keluarga dan lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar bidang studi sosiologi,

penelitian ini dilaksanakan di smu negeri 4 kota Makassar. Penelitian ini menggunakan pendekatan

penelitian kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Keharmonisan keluarga berpengaruh

positif terhadap prestasi belajar bidang studi sosiologi. hal ini menunjukkan bahwa Apabila

keharmonisan keluarga meningkat, maka prestasi belajar siswa juga akan meningkat dengan koefisien

regresi sebesar 0.225 Lingkungan sekolah juga berpengaruh positif terhadap prestasi belajar bidang

studi sosiologi. Hal ini menunjukkan bahwa variabel lingkungan sekolah berubah maka prestasi

belajar juga akan berubah. Tanda positif menunjukkan perubahan yang searah. Apabila lingkungan

sekolah meningkat, maka prestasi belajar siswa juga akan meningkat dengan koefisien regresi sebesar

0.293. Berdasarkan tabel model summery koefisen determinasi berganda (R2) atau R squared = 25.4%

berarti keharmonisan keluarga dan lingkungan sekolah mempengaruhi perubahan variabel prestasi

belajar siswa dengan kata lain pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat sebesar 25.4%.

Sedangkan sisanya yaitu 74.6% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak masuk dalam kerangka

konsep dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para guru, kepala

sekolah dan orang tua.

Kata kunci : Keharmonisan Keluarga, Lingkungan Sekolah dan prestasi belajar sosiologi

ABSTRACT

This study aims to identify and analyze how much influence family harmony and the school

environment for learning achievements fields of sociology, the study was carried out in high school 4

of Makassar. This study uses a quantitative research approach. The results showed that the harmony

of the family a positive effect on learning achievement sociological field of study. If this suggests that

increased family harmony, then student achievement will increase with the regression coefficients of

0.225. The school environment is also a positive effect on learning achievement sociological field of

study. This indicates that the school environment variables change the learning achievement will also

change. Positive sign indicates a change of direction. If the school environment increases, student

achievement will increase with the regression coefficient of 0.293. Summery table models based on the

coefficient of multiple determination (R2) or R squared = 25.4%, means the harmony of family and

school environment variables affect changes in student achievement in other words the influence of

independent variables on the dependent variable by 25.4%. While the remaining 74.6% is influenced

by other variables not included in the conceptual framework in this study. The results of this study is

expected to be useful for teachers, principals and parents. For parents would be able to maintain

family harmony through interaction and establish open communication between family members so

that the house be conducive atmosphere to enable children to learn so as to improve the academic

achievement especially the field of sociology, and particularly government schools would be able to

complete the facility, facilities and infrastructure schools are both material and non material that

could create a comfortable environment so that schools can improve learning achievement.

Keywords: Family Harmony, Environmental Education and learning achievement of sociology

Page 4: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

iv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PRAKATA ABSTRAK ABSTRACT DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .............................................................................. 10 C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 11 D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Keharmonisan Keluarga ................................. ......................................... 13 1. Defenisi Keluarga .......................................................................... 13 2. Fungsi-Fungsi Keluarga ............................................................... 14 3. Definisi Keharmonisan Keluarga ................................................. 20 4. Aspek-Aspek Keharmonisan Keluarga ......................................... 22

B. Lingkungan Sekolah ................................................................................ 26 1. Pengertian Lingkungan Sekolah ........................................................ 26 2. Unsur-Unsur Lingkungan Sekolah ...................................................... 28 3. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Lingkungan Sekolah ............... 29

C. Prestasi Belajar ....................................................................................... 34 1. Pengertia Prestasi Belajar ................................................................. 34 2. Bidang Studi Sosiologi ....................................................................... 36

D. Pendekatan Teoritis ................................................................................ 40 1. Teori Struktural Fungsional ................................................................ 40 2. Sekolah Sebagai Sistem Interaksi ..................................................... 42

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian .................................................................................. 46 B. Populasi dan Sampel ............................................................................ 47 C. Metode Pengumpulan Data .................................................................. 51 D. Definisi Operasional Variabel ................................................................. 52 E. Teknik Analisis Data ............................................................................. 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil SMA Negeri 4 Makassar ................................................................ 61

Page 5: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

v

B. Deskripsi Responden dan Kuisioner Penelitian ....................................... 61 C. Analisis Data ........................................................................................... 63

1. Statistik Desksriptif ............................................................................. 63 2. Uji Kualitas Data ................................................................................ 100 3. Uji Asumsi Klasik ............................................................................... 105 4. Model Regresi dan Pengujian Hipotesis ............................................ 107

D. Pembahasan ........................................................................................... 110 1. Pengaruh Keharmonisan Keluarga Terhadap Prestasi Belajar

Sosiologi 2. Pengaruh Lingkungan Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Sosiologi

............................................................................................................ 114 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .............................................................................................. 117 B. Saran ....................................................................................................... 118

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

Page 6: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

vi

Page 7: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses

pembangunan disegala bidang demi tercapainya tujuan bangsa, oleh karena

itu pendidikan seharusnya mendapatkan prioritas utama untuk diperhatikan

oleh semua kalangan. Di Indonesia penyelenggaraan pendidikan diatur dalam

UUD 1945 BAB XIII pasal 31 ayat (1) dan (2) yaitu, ayat (1) berbunyi : “Tiap-

tiap warga negara berhak mendapat pengajaran” dan ayat (2) berbunyi :

“Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran

nasional yang diatur dengan undang-undang”.

Pendidikan nasional di Indonesia berakar pada akar kebudayaan

bangsa dan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Tujuan pendidikan

nasional bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan

meningkatkan kualitas sumber daya manusia sehingga warga masyarakat

yang maju serta memiliki kemampuan untuk mengembangkan potensi yang

dimiliki. Secara lengkap tujuan pendidikan nasional tercantum dalam

Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional seperti yang dikutip dalam bukunya Hasbullah (2005:310) yang

berbunyi:

Page 8: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

2

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia

yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk

memberikan pengetahuan, wawasan, keterampilan dan keahlian tertentu

pada individu-individu guna mengembangkan dirinya sehinggga mampu

menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Banyak faktor penyebab dari

munculnya permasalahan pembelajaran terhadap prestasi belajar. Faktor

tersebut meliputi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah

faktor yang muncul dari dalam diri siswa itu sendiri, seperti tingkat intelegensi

dan kepribadian. Sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang muncul

dari luar diri siswa, seperti faktor Keharmonisan keluarga, dan lingkungan

sekolah.

Dalam hal ini pendidikan tidak hanya dapat dilakukan di lingkungan

sekolah yang sekaligus merupakan lembaga pendidikan formal, tetapi

pendidikan juga dapat dilakukan di lingkungan keluarga. Pendidikan dalam

keluarga merupakan basis pendidikan yang pertama dan utama. Situasi

keluarga yang harmonis dan bahagia akan melahirkan anak atau generasi-

generasi penerus yang baik dan bertanggung jawab. Peran orang tua yang

Page 9: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

3

seharusnya adalah sebagai orang pertama dalam meletakkan dasar-dasar

pendidikan terhadap anak-anaknya. Orang tua juga harus bisa menciptakan

situasi pengaruh perhatian orang tua dengan menanamkan norma-norma

untuk di kembangkan dengan penuh keserasian, sehingga tercipta iklim atau

suasana keakraban antara orang tua dan anak.

Berdasarkan Undang-Undang nomor 10 tahun 1992 tentang

Perkembangan Penduduk dan Pembangunan Keluarga Sejahtera, BAB I

Pasal 1 (dalam buku Peraturan tentang Kependudukan dan Keluarga

Sejahtera, 2006, h. 6) dinyatakan bahwa : Keluarga adalah unit terkecil dalam

masyarakat yang terdiri dari suami, istri, atau suami-istri dan anak, atau ayah

dan anaknya,ibu dan anaknya.

Berdasarkan dimensi hubungan sosial, keluarga dapat didefinisikan

sebagai sekumpulan orang yang hidup dalam tempat tinggal yang sama dan

masing-masing anggota merasakan adanya pertautan batin, sehingga

tercipta suasana saling mempengaruhi, saling memperhatikan, dan saling

menyerahkan diri (Shochib, 2000,h.17).

Perilaku orang tua merupakan kunci bagi kesuksesan mereka dalam

mendidik anak -anaknya. Secara tidak langsung, apa yang orang tua katakan

dan lakukan akan menjadi contoh bagi anaknya. Apabila dalam lingkungan

keluarga harmonis orang tua memiliki emosi yang stabil dalam membesarkan

anaknya maka orang tua tersebut akan mampu membesarkan anaknya

dengan baik, maka anak tersebut akan memiliki rasa percaya diri,

Page 10: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

4

kepribadian yang menyenangkan, ramah dan mampu menyesuaikan diri

dengan yang lingkungan disekitarnya. Namun jika keluarga yang kurang

harmonis orang tua memiliki emosi yang tidak stabil dalam membesarkan

anaknya seperti selalu berperilaku kasar, senang menghukum, selalu

bertengkar terhadap satu sama lainnnya, maka secara tidak langsung

perilaku orang tua yang seperti itu akan membentuk perilaku anak yang

pemurung, pembenci dan selalu bermusuhan. Maka dari itu, akan membawa

dampak yang kurang baik bagi anaknya, hal ini akan membuat anak memiliki

harga diri yang rendah sehingga dapat mempengaruhi prestasi belajarnya.

Namun orang tua yang bijaksana yang selalu memberi perintah yang jelas

dengan cara yang baik akan membentuk anak dengan rasa percaya diri yang

tinggi sehingga dalam belajar pun tidak akan terganggu. Serta bilamana anak

itu sendiri mau berusaha menumbuhkan rasa percaya diri maka harapan

untuk meraih prestasi belajar pun ada kemungkinan tidak akan mengalami

suatu kesulitan.

. Selain itu, latar belakang orang tua siswa SMA Negeri 4 Makassar

yang heterogen akan mempengaruhi bentuk perhatian dan cara mendidik

orang tua yang diterapkan pada anaknya. Ada orang tua yang dalam

mendidik anak lebih bersikap memberi kebebasan pada anaknya untuk

berprilaku dan berpendapat. Sebaliknya ada orang tua yang lebih bersikap

mengatur dan memaksa anaknya untuk bersikap dan bertingkah laku sesuai

dengan keinginan orang tua. Dan ada orang tua yang dalam mendidik anak

Page 11: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

5

lebih bersikap demokratis yaitu memberi kebebasan pada anak untuk

bersikap dan berprilaku tetapi kebebasan tersebut dibatasi dengan adanya

pengendalian dari orang tua.

Tapi pada kenyataannya belum tentu dengan sikap terbuka maupun

demokratis, anak bisa mendapat prestasi yang baik. Karena ada anak

dengan perhatian yang bersifat terbuka prestasinya jelek. Sebaliknya dengan

perhatian tertutup dan bebas ada anak yang bisa mencapai prestasi yang

baik. Di samping itu, motivasi belajar belajar juga harus dimiliki anak didik

untuk meningkatkan prestasi belajar mereka yang diwujudkan di lingkungan

sekolah.

Keluarga merupakan lembaga sosial pertama yang dikenal oleh anak

dan dalam keluarga ini dapat ditanamkan sikap-sikap yang dapat

mempengaruhi perkembangan anak selanjutnya. Keluarga bertanggung

jawab menyediakan dana untuk kebutuhan pendidikan anak. Keluarga (orang

tua) yang keadaan sosial ekonominya tinggi tidaknya akan banyak

mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sekolah anak, berbeda

dengan orang tua yang keadaan sosial ekonominya rendah. Contohnya: anak

dalam belajar akan sangat memerlukan sarana penunjang belajarnya, yang

kadang-kadang harganya mahal. Bila kebutuhannya tidak terpenuhi maka ini

akan menjadi penghambat bagi anak dalam pembelajaran.

Lingkungan pendidikan dijadikan sarana kegiatan dalam suatu

proses belajar, disini dukungan keluarga berperan sangat penting dan

Page 12: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

6

tanggung jawab yang utama tindakan orang tua untuk mendorong anak serta

menyekolahkannya kelembaga pendidikan dengan harapan nantinya lebih

mampu untuk mengembangkan minat guna meningkatkan prestasi belajar.

Nana Saodah (2007: 2-3) “Keluarga merupakan lingkungan pertama dan

utama dalam pendidikan, memberikan landasan dasar bagi proses belajar

pada pihak sekolah dan masyarakat”. Demi keberhasilan anak, berbagai

kebutuhan belajar anak diperhatikan dan dipenuhi meskipun dalam bentuk

dan jenis yang berbeda. Hal ini sependapat pula denga Imam Barnadib

(2002: 207) “Walaupun anak sudah masuk sekolah, tetapi harapan masih

digantungkan kepada keluarga untuk memberikan pendidikan dan suasana

sejuk dan menyenangkan bagi belajar anak dalam belajar di rumah. Sistem

kekerabatan yang baik merupakan jalinan sosial yang menyenangkan bagi

anak.

Lingkungan sekolah yang mencakup Metode yang digunakan oleh

guru dalam mengajar harus diusahakan yang tepat, efisien dan efektif

mungkin, sehingga dapat membantu meningkatkan kegiatan belajar

mengajar. Sebaliknya metode mengajar guru yang kurang baik akan

mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. Peraturan, hukum, atau

norma yang berlaku di sekolah yang biasa disebut tata tertib sekolah juga

sering diabaikan oleh para siswa. Hal itu dapat berpengaruh terhadap

menurunnya prestasi belajar siswa. Upaya peningkatan kualitas siswa

dilakukan guru dengan berbagai strategi pembelajaran agar siswa dapat

Page 13: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

7

mencapai prestasi belajar dengan baik. Namun tidak hanya guru saja yang

dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa, karena masih ada faktor-faktor

yang lainnya., seperti faktor keadaan keluarga yang Harmonis dan faktor

lingkungan sekolah.

Sekolah Menengah Umurn (SMU) merupakan sekolah yang bersifat

umum yang siswanya tidak dibekali keahlian khusus seperti halnya SMK.

Siswa yang duduk di bangku SMU dapat melanjutkan ke perguruan tinggi

atau dapat bekerja sesuai dengan kemampuannya. SMU Negeri 4 Makassar

merupakan salah satu SMU yang terletak dipinggiran Kota, namun hal itu

tidak menjadikan SMU Negeri 4 Makassar patah semangat Berdasarkan

informasi dan kepala sekolah yang bersangkutan, bahwa sekolah tersebut

pernah meraih berbagai penghargaan dalam kejuaraan-kejuaraan tingkat

kota Makassar maupun tingkat Sulawesi Selatan.

Dengan berbagai penghargaan yang diraihnya menjadikan SMU

Negeri 4 Makassar mulai diperhitungkan sebagai sekolah negeri yang banyak

diminati para orang tua yang ingin memasukkan anaknya sekolah. Hal ini

dibuktikan dengan semakin meningkatnya jumlah pendaftar dari tahun ke

tahun. Pendaftar pada tahun ajaran 2009/2010 berjumlah 483 siswa yang

terdiri dari 428 siswa dari dalam kota dan 55 siswa dari luar kota. Dan sekian

banyak pendaftar, SMU Negeri 4 Makassar hanya mampu menampung

sebanyak 360 siswa yang dibagi dalam 8 kelas untuk tahun ajaran

2009/2010. Sedangkan pada tahun ajaran 2010/2011 pendaftar berjumlah

Page 14: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

8

588 siswa yang terdiri dari 556 siswa dan dalam kota dan 32 siswa dari luar

kota. Dari jumlah tersebut hanya mampu menampung sebanyak 360 siswa

yang dibagi dalam 9 kelas. Dan siswa yang terbagi dalam beberapa kelas

tersebut, tentunya terdapat pula perbedaan karakteristik siswa dalam

berbagai hal terutama dalam hal prestasi belajar. Prestasi belajar siswa dapat

tinggi dapat pula rendah. Hal ini dapat dilihat dan rata-rata nilai raport pada

Bidang Studi sosiologi siswa semester ganjil tahun pelajaran 2010/2011 yang

rata-rata 7,45 dan masih dibawah 8,23.

Sesuai dengan kenyataan yang ada di SMA Negeri 4 Makassar nilai

rata-rata Bidang Studi Sosiologi kelas X semester I Tahun Ajaran 2011/2012

adalah sebagai berikut:

Tabel I Tabel Nilai Rata-Rata Bidang Studi Sosiologi Kelas X

Tahun ajaran 2011/2012 Semester 1

Kelas Nilai Rata-rata Bidang studi Sosiologi Kriteria

X.1 70,24 Lulus cukup

X 2 70,31 Lulus cukup

X 3 70,32 Lulus cukup

X 4 71,65 Lulus cukup

X 5 70,26 Lulus cukup

X 6 70,24 Lulus cukup

X 7 70,54 Lulus cukup

X 8 70,14 Lulus cukup

X 9 71,23 Lulus cukup

Sumber : Guru Bidang Studi Sosiologi SMU Negeri 4 Makassar

Page 15: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

9

Pengajaran sosiologi mempunyai peranan yang sangat besar dalam

pendidikan nasional, juga pengembangan identitas diri atau karakter bangsa.

Karena dengan belajar sosiologi manusia akan menemukan kesadaran

identitas dirinya, terutama dalam kehidupan berkelompok sebagai suatu

wadah yang disebut masyarakat; karena sebagai mahluk sosial, seseorang

dituntut untuk belajar mengikuti aturan yang berlaku dalam lingkungan.

Pranata sosial, norma masyarakat, aturan dan hukum yang berlaku dalam

masyarakat, salah satu tujuan dan fungsinya untuk mengatur dan menata

kehidupan bermasyarakat. Ketika orang berbuat sesuatu, dibatasi oleh aturan

yang ada sehingga perbuatan itu tidak merugikan orang lain dan dirinya.

Demikian juga dengan peraturan sekolah, membatasi siswa berbuat sesuatu

yang dapat merugikan pihak orang lain.

Agar tujuan pendidikan sosiologi dapat tercapai sebagaimana

disebutkan diatas, perlu didukung oleh berbagai komponen-komponen dalam

prestasi belajar siswa, yang meliputi keharmonisan keluarga dan lingkungan

sekolah. Disinilah perlu dioptimalkan bagaimana tindak lanjut dalam

meningkatkan prestasi belajar sosiologi melalui keharmonisan keluarga dan

lingkungan sekolah yang sangat berpengaruh dan diharapkan mampu

meningkatkan kualitas pendidikan. Karena sebagian besar waktu yang

dimiliki siswa banyak di rumah, maka peran orang tua tidak dapat diabaikan,

sehingga peran orang tua dalam memantau dan memberikan perhatian

terhadap pendidikan putra-putrinya sangat penting. Disamping itu pihak

Page 16: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

10

sekolah juga harus menanamkan sikap kedisiplinan pada seluruh komponen

yang ada di sekolah baik kepala sekolah, guru, murid dan lainnya. Sekolah

juga harus menyediakan fasilitas belajar yang lengkap serta memadai. Dan

tidak kalah penting, tata tertib sekolah harus dilaksanakan secara

bertanggung jawab oleh semua warga sekolah.

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa secara umum

keharmonisan keluarga dan lingkungan sekolah yang kondusif berpengaruh

terhadap prestasi belajar siswa khususnya mata pelajaran soisologi. Hal ini

diperkuat dengan hasil temuan berdasarkan hasil olah data angket yang

menunjukkan bahwa 25.4% keharmonisan keluarga dan lingkungan sekolah

berpengaruh terhadap prestasi belajar sosiologi siswa SMA Negeri 4

Makassar. Dalam penelitian ini peneliti memfokuskan kajian dalam judul

Pengaruh Keharmonisan Keluarga Dan Lingkungan Sekolah Terhadap

Prestasi Belajar Bidang Studi Sosiologi Pada Siswa Kelas X SMU Negeri 4

Makassar.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka perlu adanya

pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini

adalah Peneliti hanya meneliti siswa kelas X SMA Negeri 4 Makassar pada

bidang studi Sosiologi dan Objek Peneliti hanya membatasi tentang masalah

Page 17: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

11

yang berkaitan dengan Keharmonisan Keluarga terhadap putra-putri mereka

dan Lingkungan Sekolah serta prestasi siswa dalam bidang studi Sosiologi

pada siswa kelas X SMA Negeri 4 Makassar. Ada pun rumusan masalah

dalam penelitian ini secara spesifik dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh keharmonisan keluarga terhadap prestasi belajar

Bidang Studi sosiologi siswa kelas X?

2. Apakah ada pengaruh lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar

Bidang Studi sosiologi siswa kelas X?

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk menganalisis pengaruh keharmonisan keluarga terhadap prestasi

belajar sosiologi siswa kelas X.

2. Untuk menganalisis pengaruh lingkungan sekolah terhadap prestasi

belajar sosiologi siswa kelas X.

D. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah dan mengembangkan

wawasan ilmu sosiologi pendidikan , sosiologi keluarga dan sosiologi

Page 18: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

12

lingkungan khususnya dalam mengkaji dan menganalisa pengaruh

keharmonisan keluarga dan lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar

sosiologi siswa.

2. Manfaat Praktis

Bagi sekolah, sebagai masukan dalam usahanya meningkatkan mutu

pendidikan sehubungan dengan faktor yang mempengaruhi belajar dan

Bagi guru sebagai bahan masukan dalam menentukan strategi belajar

mengajar serta Bagi orang tua, sebagai bahan masukan untuk terus

dapat mempertahankan keharmonisan keluarganya demi perkembangan

terbaik bagi anak-anaknya, dan memberikan motivasi serta wawasan

perhatian kehidupan sekolah anaknya serta menciptakan suasana belajar

yang kondusif sedangkan bagi siswa, sebagai bahan masukan mengenai

pentingnya lingkungan yang positif karena dapat meningkatkan prestas

belajarnya khususnya di bidang studi sosiologi.

Page 19: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KEHARMONISAN KELUARGA

1. Definisi Keluarga

Terdapat beragam istilah yang bisa dipergunakn untuk menyebut

“Keluarga”. Keluarga bisa berarti ibu, bapak, anak-anaknya atau seisi rumah.

Bisa juga disebut batih yaitu seisi rumah yang menjadi tanggungan dan dapat

pula berarti kaum, yaitu sanak saudara serta kaum kerabat. Definisi lainnya

keluarga adalah suatu kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang

direkat oleh ikatan darah,perkawinan, atau adopsi serta tinggal bersama

(Hendi Suhendi, 2001).

Keluarga juga merupakan satu organisasi sosial yang paling penting

dalam kelompok sosial dan keluarga merupakan lembaga di dalam

masyarakat yang paling utama bertanggung jawab untuk menjamin

kesejahteraan sosial dan kelestarian biologis anak manusia (Kartono, 1977).

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas Kepala

Keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat

dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Depkes RI, 1998)

Anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah

adaptasi atau perkawinan (WHO, 1969).Keluarga adalah sekelompok

Page 20: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

14

manusia yang tinggal dalam suatu rumah tangga dalam kedekatan yang

konsisten dan hubungan yang erat (Helvie, 1981).

Beberapa pengertian keluarga di atas secara sosiologis menunjukkan

bahwa dalam keluarga itu terjalin suatu hubungan yang sangat mendalam

dan kuat, bahkan hubungan tersebut bisa disebut dengan hubungan lahir

bathin.Adanya hubungan ikatan darah menunjukkan kuatnya hubungan yang

dimaksud.Dengan demikian, jelaslah bahwa dalam keluarga terdapat

hubungan fungsional di antara anggotanya.

2. Fungsi-fungsi Keluarga

Setelah keluarga terbentuk,anggota keluarga yang ada didalamnya

memiliki tugas masing – masing. Suatu pekerjaan yang harus dilakukan

dalam kehidupan .keluarga inilah yang disebut fungsi.Jadi fungsi disini

mengacu pada peran individu dalam mengetahui,yang pada akhirnya

mewujudkan hak dan kewajibannya.Mengetahui fungsi keluarga sangat

penting sebab dari sinilah terukur dan terbaca sosok keluarga yang ideal dan

harmonis.

Hendi Suhendi (2001:44) menyatakan sebagai berikut. Fungsi

keluarga secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu :

a. Fungsi-fungsi pokok, yakni fungsi yang tidak dapat diubah atau

digantikan oleh orang lain. Fungsi ini meliputi: Fungsi Biologis,Fungsi

Afeksi dan Fungsi Sosialisasi

Page 21: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

15

b. Fungsi-fungsi lain, yakni fungsi yang relatif lebih mudah diubah atau

mengalami perubahan. Fungsi ini meliputi: Fungsi Ekonomi, Fungsi

Perlindungan, Fungsi Pendidikan, Fungsi Rekreasi, Fungsi Agama dan

Fungsi Penentuan Status.

Dari fungsi-fungsi keluarga yang dikemukakan di atas dapat diuraikan

sebagai berikut:

1. Fungsi Biologis

Fungsi biologis berkaitan erat dengan pemenuhan

kebutuhan seksual suami istri.Keluarga terjadi karena adanya

ikatan darah atau atas dasar perkawinan. Keluarga yang dibangun

atas dasar perkawinan menjadikan suami isteri sebagai dasar

untuk melanjutkan keturunan yang berarti melahirkan anggota-

anggota baru.

Kelangsungan sebuah keluarga,banyak ditentukan oleh

keberhasilan dalam menjalani fungsi biologis ini.Apabila salah satu

pasangan kemudian tidak berhasil menjalankan fungsi

biologisnya,dimungkinkan terjadinya disharmonisasi didalam

keluarga yang biasanya berujung pada perceraian dan poligami.

2. Fungsi Afeksi

Salah satu kebutuhan dasar manusia ialah kebutuhan

kasih sayang atau rasa dicinta.Dalam keluarga terjadi hubungan

sosial yang penuh dengan kemesraan dengan kemesraan antar

Page 22: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

16

anggotanya. Hal ini dapat terlihat dari cara orang tua dalam

memelihara dan mendidik anak-anaknya dengan rasa penuh kasih

sayang. Dan hal ini menjadikan anak selalu menggantungkan diri

dan mencurahkan isi hati sepenuhnya kepada orang tua.

3. Fungsi Sosialisasi

Fungsi sosialisasi menunjuk pada peranan keluarga dalam

membentuk kepribadian anak.Keluarga merupakan kelompok

sosial pertama dalam kehidupan manusia, oleh sebab itu

disamping tugasnya mengantarkan perkembangan individu

tersebut menjadi anggota masyarakat yang baik. Anggota

masyarakat yang baik yaitu apabila individu tersebut. dapat

menyatakan dirinya sebagai manusia atau kelompok lain dalam

lingkungannya. Hal tersebut akan sangat banyak dipengaruhi oleh

kualitas pengalaman dan pendidikan yang diterimanya.

Fukuyama selanjutnya menyatakan bahwa Keluarga

merupakan landasan unit kerjasama sosial dengan melibatkan

orangtua, ayah dan ibu, untuk bekerja bersama dalam berkreasi,

melakukan sosialisasi, dan mendidik anak-anaknya. Merujuk pada

Coleman dan Fukuyama (2000), maka modal sosial yang berguna

bagi keluarga Indonesia adalah sumberdaya sosial seperti nilai-

nilail norma gotong royong, saling menghargai (tepo seliro), dan

nilai-nilai kepemimpinan (Ing ngarso sung tulodo, ing rnadya

Page 23: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

17

mbanggun karso, tut wuri handayani), jangan mentang-mentang

(ojo dumeh) dan menghormati orangtua (berbakti pada orangtua).

4. Fungsi Ekonomi

Keluarga juga berfungsi sebagai unit ekonomi, terutama

dalam hal pemenuhan kebutuhan pangan, sandang dan kebutuhan

material lainnya. Keadaan ekonomi keluarga yang baik juga turut

mendukung dan berperan dalam perkembangan anak, sebab

dengan kondisi tersebut anak akan berada dalam keadaan material

yang lebih luas sehingga banyak mendapat kesempatan untuk

mengembangkan berbagai kecakapan yang dimilikinya. Dengan

demikian kondisi ekonomi keluarga yang baik akan membantu

anak dalam mencapai prestasi yang maksimal dalam belajarnya.

Seiring dengan perubahan waktu dan pertumbuhan

perusahaan serta mesin-mesin canggih, peran keluarga yang dulu

sebagai lembaga ekonomi secara perlahan-lahan hilang. Bahkan

Keluarga yang ada pada mulanya disatukan dengan pekerjaan

bertani, sekarang tidak lagi merupakan satu unit yang mampu

memenuhi kebutuhan sendiri dalam rumah tangganya. Kebutuhan

Keluarga sudah tersedia toko-toko, pasar, dan pabrik. Kebutuhan

Keluarga sudah tidak disatukan oleh tugas bersama, karena

keluarga sudah tidak lagi disatukan oleh tugas bersama,karena

anggota keluarga sudah bekerja secara terpisah. Demos mencatat

Page 24: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

18

bahwa Keluarga adalah unit primer yang memproduksi kebutuhan

ekonomi (Hendi Suhendi 2001: 51 ).

5. Fungsi Perlindungan

Keluarga merupakan tempat tempat yang nyaman bagi

para anggotanya. Fungsi ini bertujuan agar para anggota keluarga

dapat terhindar dari hal – hal yang negatif.Keluarga selain sebagai

unit masyarakat kecil yang berfungsi melanjutkan keturunan,

secara universal juga sebagai penanggung jawab dalam

perlindungan, pemeliharaan dan pengasuhan terhadap anak-

anaknya.

6. Fungsi Pendidikan

Keluarga merupakan guru pertama dalam mendidik

manusia. Orang tua secara kodrati atau alami mempunyai peranan

sebagai pendidik bagi anak-anaknya sejak anak tersebut dalam

kandungan. Selain pendidikan kepribadian orang tua juga

memberikan kecakapankecakapan lain terhadap anak-anaknya

sebagai bekal untuk mengikuti pendidikan berikutnya. Tanggung

jawab keluarga untuk mendidik anak-anaknya sebagian besar atau

bahkan mungkin seluruhnya telah diambil oleh pendidikan formal

maupun nonFormal.

7. Fungsi Rekreasi

Page 25: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

19

Keluarga selain sebagai lembaga pendidikan informal juga

merupakan tempat rekreasi. Keluarga sebagai tempat rekreasi

perlu ditata agar dapat menciptakan suasana yang menyenangkan.

Misalnya situasi rumah dibuat bersih, rapi, tenang dan sejuk yang

menimbulkan rasa segar sehingga dapat menghilangkan rasa

capek dan kepenatan dari kesibukan sehari-hari. Situasi rumah

yang demikian itu juga dapat digunakan untuk belajar, menyusun

dan menata kembali program kegiatan selanjutnya sehingga dapat

berjalan lancar. Dan konsentrasi belajar anak juga turut terbantu

sehingga memudahkan mereka dalam mencapai prestasi belajar

yang maksimal.

8. Fungsi Agama

Dalam masyarakat Indonesia dewasa ini fungsi keluarga

semakin berkembang,diantaranya fungsi keagamaan yang

mendorong dikembangkannya keluarga dan seluruh anggotanya

menjadi insan-insan agama yang penuh keimanan dan ketakwaan

kepada Tuhan Yang Maha Esa. Keluarga yang menyadari arti

penting dan manfaat agama bagi perkembangan jiwa anak dan

kehidupan manusia pada umumnya akan berperan dalam

meletakkan dasar-dasar pengenalan agama. Hal ini sangat penting

untuk pembinaan perkembangan mental anak selanjutnya dalam

Page 26: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

20

memasuki kehidupan bermasyarakat. Pengenalan ini dapat dimulai

dari orang tua mengajak anak ke tempat ibadah.

9. Fungsi Penentuan Status

Dalam sebuah Keluarga, seseorang menerima serangkaian

status berdasarkan umur, urutan kelahiran, dan sebagainya.

Status/Kedudukan adalah Peringkat atau Posisi seseorang dalam

suatu kelompok atau posisi Kelompok dalam hubungannya dengan

kelompok lainnya. Status tidak bisa dipisahkan dari peran. Peran

adalah perilaku yang diharapkan dari seseorang yang mempunyai

status.

Keluarga diharapkan mampu menetukan status bagi anak-

anaknya. Yang dapat dijalankan dari fungsi status ini ialah

menetukan status berdasarkan jenis kelaminnya. Status dan peran

terdidri atas dua macam,yaitu status dan peran yang ditentukan

oleh masyarakat dan status dan peran yang diperjuangkan oleh

usaha-usaha manusia.

3. Definisi Keharmonisan Keluarga

Dalam kehidupan berkeluarga antara suami istri dituntut adanya

hubungan yang baik dalam arti diperlukan suasana yang harmonis yaitu

dengan menciptakan saling pengertian, saling terbuka, saling menjaga, saling

menghargai dan saling memenuhi kebutuhan (Anonim, 1985). Oleh sebab itu

Page 27: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

21

setiap orangtua bertanggung jawab memikirkan dan mengusahakan agar

senantiasa terciptakan dan terpelihara suatu hubungan antara orangtua

dengan anak yang baik, efektif dan menambah kebaikan dan keharmonisan

hidup dalam keluarga, sebab telah menjadi bahan kesadaran para orangtua

bahwa hanya dengan hubungan yang baik kegiatan pendidikan dapat

dilaksanakan dengan efektif dan dapat menunjang terciptanya kehidupan

keluarga yang harmonis.

Menurut Hawari (1997) keharmonisan keluarga itu akan terwujud

apabila masing-masing unsur dalam keluarga itu dapat berfungsi dan

berperan sebagimana mestinya dan tetap berpegang teguh pada nilai- nilai

agama kita, maka interaksi sosial yang harmonis antar unsur dalam keluarga

itu akan dapat diciptakan. Selanjutnya Hurlock (1973) menyatakan bahwa

anak yang hubungan perkawinan orangtuanya bahagia akan

mempersepsikan rumah mereka sebagai tempat yang membahagiakan untuk

hidup karena makin sedikit masalah antar orangtua, semakin sedikit masalah

yang dihadapi anak, dan sebaliknya hubungan keluarga yang buruk akan

berpengaruh kepada seluruh anggota keluarga. Suasana keluarga yang

tercipta adalah tidak menyenangkan, sehingga anak ingin keluar dari rumah

sesering mungkin karena secara emosional suasana tersebut akan

mempengaruhi masing-masing anggota keluarga untuk bertengkar dengan

lainnya.

Page 28: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

22

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan keharmonisan

keluarga adalah situasi dan kondisi dalam keluarga dimana di dalamnya

tercipta kehidupan beragama yang kuat, suasana yang hangat, saling

menghargai, saling pengertian, saling terbuka, saling menjaga dan diwarnai

kasih sayang dan rasa saling percaya sehingga memungkinkan anak untuk

tumbuh dan berkembang secara seimbang.

4. Aspek-Aspek Keharmonisan Keluarga

Hawari (dalam Murni, 2004) mengemukakan enam aspek sebagai

suatu pegangan hubungan perkawinan bahagia adalah:

a. Menciptakan kehidupan beragama dalam keluarga.

Sebuah keluarga yang harmonis ditandai dengan terciptanya

kehidupan beragama dalam rumah tersebut. Hal ini penting karena dalam

agama terdapat nilai-nilai moral dan etika kehidupan. Berdasarkan

beberapa penelitian ditemukan bahwa keluarga yang tidak religius yang

penanaman komitmennya rendah atau tanpa nilai agama sama sekali

cenderung terjadi pertentangan konflik dan percekcokan dalam keluarga,

dengan suasana yang seperti ini, maka anak akan merasa tidak betah di

rumah dan kemungkinan besar anak akan mencari lingkungan lain yang

dapat menerimanya sehingga dapat mempengaruhi prestasi belajarnya.

Dalam masyarakat Indonesia fungsi keluarga ini semakin

berkembang, diantaranya fungsi keagamaan yang mendorong

Page 29: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

23

dikembangkannya keluarga dan seluruh anggotanya menjadi insan-insan

agama yang penuh keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha

Esa. Fungsi religius dalam keluarga merupakansalah satu indikator

keluarga yang harmonis.

Model pendidikan agama dalam keluarga dapat dilakukan dengan

berbagai cara, yaitu:

1. Cara hidup yang sungguh-sungguh dengan menampilkan

penghayatan dan perilaku keagaamaan dalam keluarga.

2. Menampilkan aspek fisik berupa sarana ibadah dalam keluarga.

3. Aspek sosial berupa hubungan sosial antara anggota Keluaraga

dan Lembaga-Lembaga Keagamaan.

b. Mempunyai waktu bersama keluarga

Keluarga yang harmonis selalu menyediakan waktu untuk bersama

keluarganya, baik itu hanya sekedar berkumpul, makan bersama,

menemani anak bermain dan mendengarkan masalah dan keluhan-

keluhan anak, dalam kebersamaan ini anak akan merasa dirinya

dibutuhkan dan diperhatikan oleh orangtuanya, sehingga anak akan

betah tinggal di rumah.

c. Mempunyai komunikasi yang baik antar anggota keluarga

Komunikasi merupakan dasar bagi terciptanya keharmonisan dalam

keluarga. Meichati (dalam Murni, 2004) mengatakan bahwa remaja akan

merasa aman apabila orangtuanya tampak rukun, karena kerukunan

Page 30: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

24

tersebut akan memberikan rasa aman dan ketenangan bagi anak,

komunikasi yang baik dalam keluarga juga akan dapat membantu remaja

untuk memecahkan permasalahan yang dihadapinya di luar rumah, dalam

hal ini selain berperan sebagai orangtua, ibu dan ayah juga harus

berperan sebagai teman, agar anak lebih leluasa dan terbuka dalam

menyampaikan semua permasalahannya.

Selain itu, Komunikasi juga adalah cara yang ideal untuk

mempererat hubungan antara anggota keluarga. Dengan memanfaatkan

waktu secara efektif dan efisien untuk berkomunikasi dapat diketahui

keinginan dari masing-masing pihak dan setiap permasalahan dapat

terselesaikan dengan baik. Permasalahan yang dibicarakanpun beragam

misalnya membicarakan masalah pergaulan sehari -hari dengan teman,

masalah kesulitan-kesulitan disekolah seperti masalah dengan guru,

pekerjaan rumah dan sebagainya.

d. Saling menghargai dan pengertian antar sesama anggota keluarga

Furhmann (dalam Murni, 2004) mengatakan bahwa keluarga yang

harmonis adalah keluarga yang memberikan tempat bagi setiap anggota

keluarga menghargai perubahan yang terjadi dan mengajarkan

ketrampilan berinteraksi sedini mungkin pada anak dengan lingkungan

yang lebih luas. Selain menghargai, pada umumnya para remaja sangat

mengharapkan pengertian dari orangtuanya. Dengan adanya saling

Page 31: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

25

pengertian maka tidak akan terjadi pertengkaran-pertengkaran antar

sesama anggota keluarga.

Selain hal tersebut Sikap orangtua juga berpengaruh terhadap

keharmonisan keluarga terutama hubungan orangtua dengan anak-

anaknya. Orangtua dengan sikap yang otoriter akan membuat suasana

dalam keluarga menjadi tegang dan anak merasa tertekan, anak tidak

diberi kebebasan untuk mengeluarkan pendapatnya, semua keputusan

ada ditangan orangtuanya sehingga membuat remaja itu merasa tidak

mempunyai peran dan merasa kurang dihargai dan kurang kasih sayang

serta memandang orangtuanya tidak bijaksana.

e. Kualitas dan kuantitas konflik yang minim.

Faktor lain yang tidak kalah pentingnya dalam menciptakan

keharmonisan keluarga adalah kualitas dan kuantitas konflik yang minim,

jika dalam keluarga sering terjadi perselisihan dan pertengkaran maka

suasana dalam keluarga tidak lagi menyenangkan. Dalam keluarga

harmonis setiap anggota keluarga berusaha menyelesaikan masalah

dengan kepala dingin dan mencari penyelesaian terbaik dari setiap

permasalahan.

f. Adanya hubungan atau ikatan yang erat antar anggota keluarga.

Hubungan yang erat antar anggota keluarga juga menentukan

harmonisnya sebuah keluarga, apabila dalam suatu keluarga tidak

memiliki hubungan yang erat maka antar anggota keluarga tidak ada lagi

Page 32: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

26

rasa saling memiliki dan rasa kebersamaan akan kurang. Hubungan yang

erat antar anggota keluarga ini dapat diwujudkan dengan adanya

kebersamaan, komunikasi yang baik antar anggota keluarga dan saling

menghargai.

Keenam aspek tersebut mempunyai hubungan yang erat satu

dengan yang lainnya. Proses tumbuh kembang anak sangat ditentukan

dari berfungsi tidaknya keenam aspek di atas, untuk menciptakan

keluarga harmonis peran dan fungsi orangtua sangat menentukan, akan

mengakibatkan persentase anak menjadi prestasi belajar yang baik

(Hawari, 1997).

B. LINGKUNGAN SEKOLAH

1. Pengertian Lingkungan Sekolah

Menurut Imam Supardi (2003:2) menyatakan “lingkungan adalah

jumlah semua benda hidup dan mati serta seluruh kondisi yang ada di dalam

ruang yang kita tempati”. Sekolah memiliki dua pengertian pertama,

Lingkungan fisik dengan berbagai perlengkapan yang merupakan tempat

penyelenggaraan proses pendidikan untuk usia dan kriteria tertentu. Kedua,

Proses kegiatan belajar mengajar.

Menurut Syamsu Yusuf (2001:54) yang menyatakan bahwa sekolah

merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematis

Page 33: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

27

melaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam rangka

membantu siswa agar mampu mengembangkan potensinya, baik yang

menyangkut aspek moral, spiritual, intelektual, emosional, maupun sosial.

Ketika kita mendengar kata sekolah,yang pertama kali terbersit dalam

pikiran adalah sebuah dengan arsitektur tertentu. Hal ini lebih diperkuat lagi

oleh arsitektur bangunan sekolah di Indonesia yang seragam beserta

perlengkapan yang ada di dalamnya. Philip Robinson (1981) menyebut

sekolah sebagai organisasi, yakni unit sosial yang secara sengaja dibentuk

untuk tujuan-tujuan tertentu. Sekolah sengaja diciptakan tujuan tertentu, yaitu

memudahkan pengajaran sejumlah pengetahuan.

Tulus Tu’u (2004:11) menyatakan Lingkungan sekolah dipahami

sebagai lembaga pendidikan formal, dimana di tempat inilah kegiatan belajar

mengajar berlangsung, ilmu pengetahuan diajarkan dan dikembangkan

kepada anak didik. Sedangkan menurut Gerakan Disiplin Nasional (GDN)

lingkungan sekolah diartikan sebagai lingkungan dimana para siswa

dibiasakan dengan nilai-nilai tata tertib sekolah dan nilai-nilai kegiatan

pembelajaran berbagai bidang studi yang dapat meresap ke dalam

kesadaran hati nuraninya .

Berdasarkan definisi tentang lingkungan sekolah tersebut di atas

dapat disimpulkan bahwa lingkungan sekolah adalah jumlah semua benda

hidup dan mati serta seluruh kondisi yang ada di dalam lembaga pendidikan

formal yang secara sistematis melaksanakan program pendidikan dan

Page 34: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

28

membantu siswa mengembangkan potensinya dimana kegiatan belajar

mengajar berlangsung yang para siswanya dibiasakan dengan nilai-nilai tata

tertib sekolah dan nilai-nilai kegiatan pembelajaran berbagai bidang studi.

Lingkungan Sekolah merupakan lingkungan pendidikan yang secara

sengaja dirancang dan dilaksanakan dengan aturan-aturan yang ketat,seperti

harus berjenjang dan berkesinambungan, sehingga disebut pendidikan

Formal. Karena sekolah merupakan lembaga pendidikan yang sengaja

didirikan atau dibangun Khusus untuk tempat pendidikan maka sekolah

merupakan tempat pendidikan kedua, setelah keluarga yang memiliki fungsi

sebagai kelanjutan pendidikan dalam lingkungan keluarga dengan guru

sebagai pendidiknya. Penyelenggaraan pendidikan di sekolah dilakukan oleh

petugas khusus yakni guru dengan mempergunakan cara-cara tertentu

menurut norma yang berlaku untuk mencapai tujuan pendidikan. Pendiddikan

di sekolah merupakan proses pembelajaran yang dirangkaikan dengan

kegiatan yang memungkinkan perubahan struktur atau pola tingkah laku

seseorang dalam kemampuan kognitif, afektif dan keterampilan yang selaras,

seimbang dan bersama-sama terut serta meningkatkan kesejahteraan sosial.

2. Unsur-unsur Lingkungan Sekolah

Sebagaimana halnya dengan keluarga dan institusi sosial lainnya,

sekolah merupakan salah satu institusi sosial yang mempengaruhi proses

sosialisasi dan berfungsi mewariskan kebudayaan masyarakat kepada anak.

Page 35: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

29

Sekolah merupakan suatu sistem sosial yang mempunyai organisasi yang

unik dan pola relasi sosial diantara para anggotanya yang bersifat unik pula.

Ini kita sebut kebudayaan sekolah. Menurut Abu Ahmadi (1991:187)

menyatakan sebagai berikut. Kebudayaan sekolah itu mempunyai beberapa

unsur penting, yaitu:

1. Letak lingkungan dan prasarana fisik sekolah (gedung sekolah,

meubelier, perlengkapan yang lain).

2. Kurikulum sekolah yang memuat gagasan-gagasan maupun fakta-

fakta yang menjadi keseluruhan program pendidikan.

3. Pribadi-pribadi yang merupakan warga sekolah yang terdiri atas

siswa, guru, non teaching specialist dan tenaga administrasi.

4. Nilai-nilai norma, sistem peraturan, dan iklim kehidupan sekolah.

3. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Lingkungan Sekolah

Slameto (2003:64) menyatakan “faktor-faktor Lingkungan sekolah

yang mempengaruhi Prestasi belajar siswa mencakup metode mengajar,

kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin

sekolah, Fasilitas Sekolah, Untuk lebih lanjut akan diuraikan sebagai berikut :

a. Metode Mengajar

Metode mengajar itu mempengaruhi belajar. Metode mengajar guru

yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula.

Metode mengajar yang kurang baik itu dapat terjadi misalnya karena guru

Page 36: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

30

kurang persiapan dan kurang menguasai bahan pelajaran sehingga guru

tersebut menyajikannya tidak jelas atau sikap guru terhadap siswa dan

atau terhadap mata pelajaran itu sendiri tidak baik, sehingga siswa

kurang senang terhadap pelajaran atau gurunya. Akibatnya siswa malas

untuk belajar. Diharapkan guru jangan terlalu banyak memberi tugas

yang harus dikerjakan di rumah, sehingga anak tidak mempunyai waktu

lagi untuk kegiatan yang lain.

b. Kurikulum

Diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa.

Kegiatan itu sebagian besar adalah menyajikan bahan pelajaran agar

siswa menerima, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran itu.

Jelaslah bahan pelajaran itu mempengaruhi belajar siswa. Begitu pula

mengenai pengaturan waktu sekolah dan standar pelajaran yang harus

ditetapkan secara jelas dan tepat.

Jika terjadi siswa terpaksa masuk sekolah di sore hari, sebenarnya

kurang dapat dipertanggungjawabkan. Di mana siswa harus beristirahat,

tetapi terpaksa masuk sekolah, hingga mereka mendengarkan pelajaran

sambil mengantuk dan sebagainya. Sebaliknya siswa belajar di pagi hari,

pikiran masih segar, jasmani dalam kondisi yang baik. Jika siswa

bersekolah pada waktu kondisi badannya sudah lelah/lemah, misalnya

pada siang hari, akan mengalami kesulitan di dalam menerima pelajaran.

Kesulitan itu disebabkan karena siswa sukar berkonsentrasi dan perpikir

Page 37: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

31

pada kondisi badan yang lemah tadi. Jadi memilih waktu sekolah yang

tepat akan memberi pengaruh yang positif terhadap belajar.

c. Relasi Guru dengan Siswa

Dalam pengertian sederhana, guru adalah orang yang memberikan

pengetahuan kepada anak didik. Sementara anak didik adalah setiap

orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang

yang menjalankan kegiatan pendi-dikan. Keduanya merupakan unsur

paling vital di dalam proses belajar-mengajar. Sebab seluruh proses,

aktivitas orientasi serta relasi-relasi lain yang terjalin untuk

menyelenggarakan pendidikan selalu melibatkan keberadaan pendidik

dan peserta didik sebagai aktor pelaksana.

Hal demikian sudah menjadi syarat mutlak atas terselenggaranya

suatu kegiatan pendidikan. Dengan mendasarkan pada pengertian bahwa

pendidikan berarti usaha sadar dari pendidik yang bertujuan untuk

mengembangkan kualitas peserta didik, terkandung suatu makna bahwa

proses yang dinamakan pendidikan itu tidak akan pernah berlangsung

apabila tidak hadir pendidik dan peserta didik dalam rangkaian kegiatan

belajar mengajar. Sehingga bisa dikatakan bahwa pendidik dan peserta

didik merupakan pilar utama terselenggaranya aktivitas pendidikan.

Selain itu proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan siswa.

Proses tersebut juga dipengaruhi oleh relasi yang ada dalam proses itu

sendiri. Jadi cara belajar siswa juga dipengaruhi oleh relasinya dengan

Page 38: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

32

gurunya. Di dalam relasi guru dengan siswa yang baik, siswa akan

menyukai gurunya, juga akan menyukai mata pelajaran yang diberikannya

sehingga siswa berusaha mempelajari sebaik-baiknya. Hal tersebut juga

terjadi sebaliknya, jika siswa membenci gurunya. Maka, ia segan

mempelajari mata pelajaran yang diberikannya, akibatnya pelajarannya

tidak maju.

d. Relasi Siswa dengan Siswa

Siswa yang mempunyai sifat-sifat atau tingkah laku yang kurang

menyenangkan teman lain, mempunyai rasa rendah diri atau sedang

mengalami tekanan-tekanan batin, akan diasingkan dari kelompok.

Akibatnya makin parah masalahnya dan akan mengganggu belajarnya.

Lebih-lebih lagi ia menjadi malas untuk masuk sekolah dengan alasan

yang tidak-tidak karena di sekolah mengalami perlakuan yang kurang

menyenangkan dari teman-temannya. Jika hal ini terjadi, segeralah siswa

diberi layanan bimbingan dan penyuluhan agar ia dapat diterima kembali

ke dalam kelompoknya.

e. Disiplin Sekolah

Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan siswa

dalam sekolah dan juga dalam belajar. Kedisiplinan sekolah mencakup

kedisiplinan guru dalam mengajar dengan melaksanakan tata tertib,

kedisiplinan pegawai/karyawan dalam pekerjaan administrasi dan

kebersihan/keteraturan kelas, gedung sekolah, halaman dan lain-lain,

Page 39: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

33

kedisiplinan Kepala Sekolah dalam mengelola seluruh staf beserta siswa-

siswanya, dan kedisiplinan tim BP dalam pelayanannya kepada siswa.

Dengan demikian agar siswa belajar lebih maju, siswa harus disiplin di

dalam belajar baik di sekolah, di rumah dan diperpustakaan. Agar siswa

disiplin haruslah guru beserta staf yang lain disiplin juga.

f. Fasilitas sekolah

Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa, karena

alat pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar dipakai pula

oleh siswa untuk menerima bahan yang diajarkan itu. Alat pelajaran yang

lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang

diberikan kepada siswa. Jika siswa mudah menerima pelajaran dan

menguasainya, maka belajarnya akan menjadi lebih giat dan lebih maju.

Kenyataan saat ini dengan banyaknya tuntutan yang masuk

sekolah, maka memerlukan alat-alat yang membantu lancarnya belajar

siswa dalam jumlah yang besar pula, seperti buku-buku di perpustakaan,

laboratorium atau media-media lain. Kebanyakan sekolah masih kurang

memiliki media dalam jumlah maupun kualitasnya. Mengusahakan alat

pelajaran yang baik dan lengkap adalah perlu agar guru dapat mengajar

dengan baik sehingga siswa dapat menerima pelajaran dengan baik serta

dapat belajar dengan baik pula. Fasilitas-fasilitas olahraga juga diperlukan

untuk menampung bakat siswa, ruang UKS, koperasi sekolah, kantin,

tempat parkir , mushola, kamar mandi / WC, dan lain-lain.

Page 40: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

34

Dari penjelasan diatas jelas sudah, bahwa lingkungan sekolah sangat

besar peranannya di dalam menentukan dan meningkatkan prestasi belajar

siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa indikator-indikator

lingkungan sekolah meliputi:

a. Metode mengajar

b. Kurikulum

c. Relasi guru dengan siswa

d. Relasi siswa dengan siswa

e. Disiplin / aturan sekolah

f. Fasilitas sekolah

C. PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI

1. Pengertian Prestasi Belajar

Salah satu tugas dari guru adalah mengadakan suatu proses

evaluasi. Evaluasi bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa, salah

satunya adalah prestasi belajar siswa. Informasi ini sangat berguna untuk

memperjelas sasaran dalam pembelajaran. Prestasi berasal dari bahasa

Inggris prestise yang artinya hasil kerja yang dicapai oleh seseorang atau

kinerja seseorang. Sedangkan menurut Khasan A.Q. (1992), prestasi apa

yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati

yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja.

Page 41: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

35

Muhibbin Syah (2003: 141) mengemukakan bahwa “prestasi adalah

tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam

sebuah program”. Prestasi merupakan kemampuan nyata seseorang sebagai

hasil dari melakukan atau usaha kegiatan tertentu dan dapat diukur hasilnya.

Prestasi belajar tidak dapat dipisahkan dari berbuatan belajar, karena belajar

merupakan suatu proses, sedangkan prestasi belajar adalah hasil dari proses

pembelajaran tersebut.

Bagi seorang siswa belajar merupakan suatu kewajiban. Berhasil

atau tidaknya seorang siswa dalam pendidikan tergantung pada proses

belajar yang dialami oleh siswa tersebut.Di dalam belajar, siswa mengalami

sendiri proses dari tidak tahu menjadi tahu, karena itu menurut Cronbach

(Sumadi Suryabrata,1998:231) :

“Belajar yang sebaik-baiknya adalah dengan mengalami dan dalam mengalami itu pelajar mempergunakan pancainderanya. Pancaindera tidak terbatas hanya indera pengelihatan saja, tetapi juga berlaku bagi indera yang lain.”

Sejalan dengan hal itu C.T. Margan (dalam Soetoe, 1973:102),

belajar adalah sebagai suatu perubahan yang relatif menetap dalam tingkah

laku sebagai akibat dari pengalaman. Sedangkan Lawalata M.P (1970:47)

belajar adalah suatu perubahan pada kepribadian yang ternyata adanya pola

sambutan baru yang dapat merubah suatu sikap, suatu kebiasaan, aktivitas

atau sumber pengalaman. Sedangkan Cronbach (1974:47) bahwa learning is

known by change in behavior as result of experience. (Belajar adalah suatu

Page 42: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

36

bentuk perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman). Maka

prestasi belajar dapat diartikan sebagai sesuatu hasil (achievement) yang

nyata dari pada perubahan-perubahan dalam diri seseorang yang melakukan

perbuatan belajar.

Wood Word S.R and Marquis G.D, 1962:58) menjelaskan:

Achievement is actual ability, and can be measured directly by the use of test

(Prestasi belajar adalah hasil yang nyata dari suatu kegiatan belajar, dan

dapat diukur dengan suatu alat test. Selanjutnya Mappa (1977:2)

menyatakan Prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai murid di dalam

budang study tertentu dengan menggunakan test standard sebagai alat

mengukur keberhasilan belajar seorang murid. Kemudian Sidney L.

(1979:426) menyatakan Achievement has been defined as status or level of a

person’s learning and his ability to apply what he has learned (Prestasi

belajar adalah suatu keberhasilan belajar seseorang dan dapat menunjukkan

kecakapan apa yang telah dipelajari).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka prestasi belajar

sosiologi dapat peneliti simpulkan adalah suatu kecakapan nyata yang

diperoleh setelah belajar dan dapat diukur langsung dengan menggunakan

alat test.

2. Bidang Studi Sosiologi

a. Definisi Sosiologi

Page 43: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

37

Secara etimologi istilah sosiologi berasal dari dua kata, yakni

socius (latin) yang berarti teman atau kawan (dapat juga diartikan

sebagai pergaulan hidup manusia atau masyarakat) dan logos

(yunani) yang berarti ilmu . Dari kedua kata ini, kemudian muncul

berbagai istilah yang sering kita dengar, seperti sosial, sosialistis,

sosiolisme, sosialisasi, dan sosiologi itu sendiri. Namun semuanya

saling berkaitan dengan hal yang sama yaitu kehdupan sosial manusia

atau masyarakat.

Sosiologi merupakan ilmu sosial bukan merupakan ilmu

pengetahuan alam atau ilmu–pengetahuan kerohanian yang

membedakan bukan metodenya tetapi isinya. Jadi, diambil kesimpulan

sosiologi adalah ilmu yang mempelajari mengenai masyarakat.

Sosiologi pada dasarnya mempunyai dua pengertian dasar yaitu

sosiologi sebagai ilmu dan sosiologi sebagai metode. Sebagai ilmu,

sosiologi merupakan kumpulan pengetahuan tentang masyarakat yang

disusun secara sistematis berdasarkan analisa berpikir logis. Sebagai

metode, sosiologi adalah sebuah cara berpikir untuk mengungkapkan

realitas sosial yang ada dalam masyarakat dengan prosedur dan teori

yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah (Depdiknas,

2001:9).

Sosiologi bermaksud untuk mengkaji kejadian-kejadian dalam

masyarakat, yaitu persekutuan manusia yang selanjutnya berusaha

Page 44: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

38

untuk mendatangkan perbaikan dalam kehidupan bersama. Istilah

sosiologi pertama kali digunakan Auguste Comte untuk mempelajari

keadaan masyarakat Eropa pada saat itu. Sosiologi sebagai ilmu mulai

dikenal sejak abad ke-19 dengan melepaskan diri dari filsafat. Seiring

dengan perkembangan sosiologi, berikut ini pengertian sosiologi

menurut pendapat para ahli dari sudut pandang masing-masing.

Auguste Comte Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari manusia

sebagai makhluk yang mempunyai naluri untuk senantiasa hidup

bersama dengan sesamanya.

Menurut Hasan Shadily, 1989. Sosiologi adalah ilmu

masyarakat atau ilmu kemasyarakatan yang mempelajari manusia

sebagai anggota golongan atau masyarakatnya (tidak sebagai individu

yang terlepas dari golongan atau masyarakatnya) dengan ikatan-

ikatan adat, kebiasaan, kepercayaan atau agamanya, tingkah laku

serta keseniannya atau yang disebut kebudayaan yang meliputi segala

segi kehidupannya.Talcott Parsons berpendapat bahwa Sosiologi

adalah merupakan suatu studi tentang struktur-struktur sosial sebagai

unit-unit yang terbentuk atas bagian-bagian yang saling tergantung.

b. Fungsi dan Tujuan Bidang Studi Sosiologi

Bidang Studi sosiologi di Sekolah Menengah Umum berfungsi

untuk:

1. Meningkatkan kemampuan berfikir

Page 45: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

39

2. Meningkatkan kemampuan berperilaku, dan

3. Meningkatkan kemampuan berinteraksi dalam keragaman

realitas sosial dan budaya berdasarkan etika.

Tujuan Bidang Studi sosiologi Sekolah Menengah umum pada

dasarnya mencakup dua sasaran yang bersifat kognitif dan dan

bersifat praktis. Secara kognitif pengajaran sosiologi dimaksudkan

untuk memberikan ilmu pengetahuan dasar sosiologi agar siswa

mampu memahami dan menelaah secara rasional komponen-

komponen dari individu, kebudayaan dan masyarakat sebagai suatu

sistem. Sementara itu sasaran yang bersifat praktis dimaksudkan

untuk mengembangkan ketrampilan sikap dan perilaku siswa yang

rasional dan kritis dalam menghadapi kemajemukan masyarakat,

kebudayaan, situasi sosial serta berbagai masalah sosial yang

ditemukan dalam kehidupan sehari-hari (Depdiknas, 2001:9).

c. Kompetensi Bidang Studi Sosiologi

Kompetensi standar yang hendak diwujudkan melalui Bidang

Studi sosiologi adalah sebagai berikut:

1. Memahami realitas sosial dan keanekaragaman budaya dan

masyarakat yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari.

2. Memahami struktur sosial dan dinamika sosial, serta mampu

mengetahui arti penting sosiologi dalam kehidupan

masyarakat di Indonesia.

Page 46: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

40

3. Menerapkan pengetahuan dasar sosiologi dalam kehidupan

bermasyarakat, dengan ditunjukkan oleh kemampuan

berorganisasi/manajemen kelompok dan memberikan

alternatif pemecahan masalah sosial.

4. Menganalisis secara kritis dan menentukan sikap dalam

situasi sosial yang dihadapi dengan ditunjukkan oleh

kemampuan menghargai perbedaan yang ada dalam

masyarakat.

5. Melangsungkan komunikasi sosial dengan berbagai

pandangan dan pendirian yang dijumpai dalam kehidupan

sosial (Depdiknas, 2001:11).

B. PENDEKATAN TEORITIS

1. Teori Struktural Fungsional

Pendekatan struktural-fungsional adalah pendekatan teori

sosiologi yang diterapkan dalam institusi keluarga. Keluarga sebagai

sebuah institusi dalam masyarakat mempunyai prinsip-prinsip serupa

yang terdapat dalam kehidupan sosial masyarakat. Pendekatan

ini mempunyai warna yang jelas, yaitu mengakui adanya segala keragaman

dalam kehidupan sosial. Keragaman ini merupakan sumber utama dari

adanya struktur masyarakat, sesuai dengan posisi seseorang dalam struktur

Page 47: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

41

sebuah system.Teori yang dikembangkan oleh Parsons (1964) dan Parsons

dan Bales (1956) adalah teori yang paling dominan sampai akhir tahun 1960-

an dalam menganalisis institusi keluarga. Penerapan teori struktural-

fungsional pada keluarga oleh Parsons adalah sebagai reaksi dari

pemikiran-pemikiran tentang meluntumya atau barkurangnya fungsi keluarga

karena adanya modemisasi, bahkan menurut Parsons, fungsi keluarga pada

zaman modem, terutama dalam hal sosialisasi anak dan tension

management untuk masing-masing anggota keluarga, justru akan semakin

terasa panting.

Keluarga dapat dilihat sebagai salah satu dari berbagai subsistem

dalam masyarakat. Keluarga dalam subsistem masyarakat juga tidak akan

lepas dari interaksinya dengan subsistem-subsistem lainnya yang ada dalam

masyarakat, misalnya sistem ekonomi, politik, pendidikan, dan agama.

Dengan interaksinya dengan subsistem-subsistem tersebut, keluarga

berfungsi untuk memelihara keseimbangan sosial dalam masyarakat

(equilibrium state). Seperti halnya organisme hidup, keluarga menurut

Parsonian diibaratkan sebuah hewan berdarah panas yang dapat

memelihara temperatur tubuhnya agar tetap konstan walaupun kondisi

lingkungan berubah. Parsonian tidak menganggap keluarga adalah statis

atau tidak dapat berubah. Menurutnya keluarga selalu beradaptasi secara

mulus menghadapi perubahan lingkungan. Kondisi ini disebut "keseimbangan

dinamis".

Page 48: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

42

Teori Fungsional diperkenalkan oleh Comte, Spencer dan E.

Durkheim. Spencer dalam teorinya menyatakan bahawa masyarakat adalah

satu. Disamping itu, ia juga mengkategorikan keluarga sebagai satu. Baik

masyarakat maupun keluarga memerlukan kemudahan seperti tempat

tinggal, tempat ibadah dan sebagainya. Ringkasnya teori ini mengikut

Spencer dimana masyarakat terdiri dari dua kumpulan yaitu masyarakat

berfungsi dan tidak berfungsi.

Robert .K. Merton yang merupakan seorang ahli fungsionalisme

menyatakan bahwa terdapat perbedaan terhadap fungsi dan disfungsi.

Perubahan dalam sebuah masyarakat, jika memberikan hasil positif,

dikatakan fungsional (fungsi). Jika perubahan sosial dalam sesuatu

masyarakat membuahkan hasil negatif maka dianggap Disfungsional.

Kesimpulannya, hal-hal yang mempertahankan status quo disebut

Fungsional, sedangkan yang tidak mempertahankan status quo disebut

disfungsional.

Struktural-fungsional berpegang bahwa sebuah struktur keluarga

membentuk kemampuannya untuk berfungsi secara efektif, dan bahwa

sebuah keluarga inti tersusun dari seorang laki-Iaki pencari nafkah dan

wanita ibu rumah tangga adalah yang paling cocok untuk memenuhi

kebutuhan anggota dan ekonomi industri baru (Parsons & Bales, 1955).

2. Sekolah sebagai sistem interaksi

Page 49: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

43

Talcott Parsons Menyatakan sekolah sebagai sistem yang di

dalamnya terdiri atas berbagai subsistem, subsistem yang ada di dalamnya

sekolah berkaitan antara satu sistem dengan sistem lainnya.Subsistem

tersebut berbagai fungsi untuk kelangsungan eksistensi.

Di dalam sekolah tedapat beragam aktifitas. Ada yang susah payah

belajar,Ada yang Mengajar. Ada yang Membersihkan Sebagai sebuah

sistem, Sekolah mempunyai keterkaitan dengan sistem lainnya di luar

sekolah. Sistem luar meliputi orang tua siswa, Masyarakat sekitar sekolah,

Dinas-dinas, Kepolisian, Lembaga Keagamaan, dan lain-lain

(Sudardja,1988). Hubungan anatara sekolah dengan sistem lain bersifat

hubungan timbal-balik yang saling mengisi. Sementara itu, Interaksi dalam

sekolah berlangsung antara empat kategori manusia dan antara orang-orang

dala setiap kategori. Keempat kategori itu meliputi Pimpinan Sekolah , Guru,

Pelajar , Karyawan Nonguru (Sudardja,1988).

Selain itu Teori fungsionalisme struktural menekankan pada

keteraturan (order) dan mengabaikan konflik dan perubahan-perubahan

dalam masyarakat. Konsep utamanya adalah fungsi, disfungsi, fungsi latent,

fungsi manifest dan keseimbangan(equilibrium). Menurut teori ini masyarakat

merupakan suatu sistem sosial yang teridri atas bagian-bagian atau elemen

yang saling berkaitan dan saling menyatu dalam keseimbangan. Perubahan

yang terjadi menyatu dalam keseimbangan. Perubahan yang terjadi pada

satu bagian akan membawa perubahan pula terhadap bagian yang lain.

Page 50: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

44

Asumsi dasarnya adalah bahwa setiap struktur dalam sistem sosial,

fungsional terhadap yang lain. Sebaliknya kalau tidak fungsional maka

struktur itu tidak akan ada atau akan hilang dengan sendirinya.

Penganut teori ini cenderung untuk melihat hanya kepada

sumbangan satu sistem atau peristiwa terhadap sistem yang lain dan karena

itu mengabaikan kemungkinan bahwa suatu peristiwa atau suatu sistem

dapat beroperasi menentang fungsi-fungsi lainnya dalam suatu sistem sosial.

Secara ekstrim penganut teori ini beranggapan bahwa semua peristiwa dan

semua struktur adalah fungsional bagi suatu masyarakat.

Perubahan dapat terjadi secara perlahan-lahan (evolusi) dalam

masyarakat. Kalau terjadi konflik, penganut teori fungsionalisme struktural

memusatkan perhatiannya kepada masalah bagaimana cara

menyelesaikannya sehingga masyarakat tetap dalam keseimbangan. Objek

analisa sosiologi paradigma fakta sosial ini, seperti peranan sosial, pola-pola

institusional (lembaga sosial), proses sosial, organisasi kelompok,

pengendalian sosial dan sebagainya. Hampir semua penganut teori ini

cenderung memusatkan perhatiannya kepada fungsi dari suatu fakta sosial

terhadap fakta sosial yang lain.

Materi dan kompetensi dasar pendidikan sosiologi di SMU yang bisa

dianalisa dengan teori ini antara lain:

1. Mendiskripsikan fakta sosial tentang nilai dan norma yang berlaku

dalam masyarakat dan lingkungan Sekolah.

Page 51: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

45

2. Mendiskripsikan proses interaksi sosial sebagai dasar pengembangan

pola keteraturan dan dinamika sosial (kelas X, semester 1)

Berdasarkan penjelasan diatas maka hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ha: Keharmonisan keluarga dan lingkungan sekolah berpengaruh terhadap

prestasi belajar sosiologi

H0: Lingkungan sekolah tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar

sosiologi.

Berdasarkan pemaparan pendekatan teoritis dan hipotesis penelitian

sebelumnya maka dapat dikatakan bahwa keberhasilan seorang siswa yang

diukur dengan prestasi belajarnya disekolah dapat dipengaruhi oleh

keharmonisan keluarga dan kondusifitas lingkungan sekolah. Karena itu

skema pendekatan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Page 52: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

46

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

SISWA SMU NEGERI 4 MAKASSAR

KELAS X

LINGKUNGAN SEKOLAH (X2)

FAKTOR-FAKTOR LINGKUNGAN SEKOLAH

1. Metode mengajar

2. Kurikulum

3. Relasi guru dan siswa

4. Relasi siswa dan siswa

5. Disiplin/ aturan sekolah

6. Fasilitas sekolah

KEHARMONISAN KELUARGA (X1)

ASPEK-ASPEK KEHARMONISAN

KELUARGA

1. Menciptakan kehidupan beragam dalam keluarga

2. Mempunyai waktu bersama keluarga

3. Mempunyai komunikasi yang baik antara anggota keluarga

4. Saling menghargai dan pengertian antar keluarga

5. Kualitas dan kuantitas konflik yang minim

6. Adanya hubungan atau ikatan yang erat antar anggota keluarga

PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI (Y)

Bidang Studi

Sosiologi

Page 53: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

47

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah cara atau jalan yang ditempuh dalam

melaksanakan penelitian. Untuk mendapatkan hasil yang optimal maka

penelitian harus berdasarkan pada metode yang dapat di pertanggung

jawabkan kebenarannya.

A. DESAIN PENELITIAN

Jenis penelitian ini merupakan penelitian diskriptitf kuantitatif yaitu

penelitian tentang data yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk

angka-angka. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka. Data

kuantitatif yang diangkakan misalnya terdapat dalam skala pengukuran. Jenis

skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala interval

dengan model skala pengukuran menggunakan skala likert. Skala likert

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau

sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Suatu pernyataan-

pertanyaan yang memerlukan alternatif jawaban, dimana jawaban selalu

diberi angka 5, sering 4, kadang-kadang 3, pernah 2, dan tidak pernah 1.

Berdasarkan Sukmadinata (2006: 95), penggunaan metode kuantitatif

dikarenakan penelitian ini mengambil jarak antara peneliti dengan objek yang

diteliti. Penelitian ini juga menggunakan instrumen-instrumen formal, standar

Page 54: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

48

dan bersifat mengukur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

antara variabel bebas dengan variabel terikat. Variabel bebas dalam

penelitian ini terdiri dari dua variable bebas (X) yaitu keharmonisan keluarga

(X1) dan lingkungan sekolah (X2), sedangkan variabel terikatnya (Y) prestasi

belajar bidang studi sosiologi.

Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di SMA Negeri 4 Makassar.

Aktivitas penelitian ini secara keseluruhan dilaksanakan kurang lebih selama

dua bulan, yakni bulan Maret sampai dengan bulan Mei 2012.

B. POPULASI DAN SAMPEL

Dalam penelitian selalu dihadapkan pada sumber data yang disebut

populasi dan sampel. Namun dalam menentukan sumber data tergantung

pada permasalahan yang diajukan oleh penelitian serta hipotesa yang

hendak diuji kebenarannya.

Populasi didefinisikan sebagai jumlah keseluruhan dari unit analisa

yang ciri-cirinya akan diteliti (Syaifullah Canggara, 2009: 5). Populasi adalah

totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung maupun pengukuran

kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua

anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya,

apabila hanya sebagian yang diambil dari populasi disebut penelitian sampel

(Sudjana, 2002: 6)

Page 55: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

49

Dari pengertian dan penjelasan tentang populasi dan sampel tersebut,

maka yang dimaksud dengan populasi dalam penelitian ini adalah siswa

kelas X SMU Negeri 4 Makassar Tahun Ajaran 2011/2012. Dimana berjumlah

9 kelas dengan masing-masing kelas berjumlah 40 siswa, sehingga total

siswa keseluruhan 360 siswa.

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Dalam

penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah Proportional Random

Sampling. Proporsional maksudnya bahwa pengambilan sampel tiap kelas

ditentukan seimbang atau sebanding dengan banyaknya subjek dari setiap

kelas. Random artinya menganggap semua subjek memiliki hak yang sama

memperoleh kesempatan untuk dipilih sebagai sampel. Oleh karena itu hak

setiap subyek sama, maka peneliti terlepas dari perasaan ingin

mengistimewakan satu atau beberapa subyek untuk dijadikan sampel. Cara

pengambilan sampel yang digunakan untuk propotional random sampling

adalah cara undian. Dalam penelitian ini menggunakan teknik undian dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

1. Membuat daftar subyek yang tergabung dalam populasi.

2. Membuat kode-kode yang berupa angka untuk setiap subyek.

3. Menulis kode-kode tersebut ke dalam kertas kecil, digulung dan

dimasukkan ke dalam gelas.

4. Mengocok golongan kertas yang ada di dalam gelas sehingga menjadi

campur.

Page 56: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

50

5. Setelah dikocok gulungan kertas diambil satu persatu sampai

mendapatkan jumlah sampel yang dikehendaki.

Dalam penelitian ini diketahui jumlah siswa kelas X SMU Negeri 4

Makassar tahun ajaran 2011/2012 adalah 360 siswa. Dalam pengambilan

sampel diambil sebanyak 15% dari populasi, alasannya karena kemampuan

peneliti dilihat dari segi, waktu, tenaga, biaya, serta besar kecilnya resiko

yang ditanggung peneliti (Arikunto S, 2002:112).Tehnik pengambilan sampel

menggunakan rumus dari Taro Yamena atau Slovin sebagai berikut :

Dibulatkan menjadi 40 responden

Keterangan:

n = jumlah sampel N = populasi d = presesi (ditetapkankan 15% dengan tingkat kepercayaan 95%)

Dari jumlah sampel sebanyak 40 Responden tersebut, kemudian ditentukan

jumlah masing-masing sampel menurut jumlah siswa yang berada di masing-

masing kelas dengan rumus sebagai berikut:

.444

Dibulatkan menjadi 4 responden dari masing-masing kelas

Page 57: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

51

Keterangan: ni = jumlah sampel per kelas Ni = jumlah siswa per kelas N = populasi secara keseluruhan n = jumlah sampel

Setiap kelas memiliki jumlah siswa yang sama yaitu 40 siswa, maka

jumlah sampel yang diambil dari tiap kelas juga sama yaitu sebanyak 4

siswa. Sehingga, jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

sebanyak 36 siswa yaitu jumlah sampel per kelas dikalikan dengan jumlah

kelas dalam populasi. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel sebagai

berikut.

Tabel 3.1 Jumlah Sampel Penelitian Berdasarkan

Teknik Proposional Sampling

Kelas Jumlah Siswa Jumlah sampel

X1 40 4

X2 40 4

X3 40 4

X4 40 4

X5 40 4

X6 40 4

X7 40 4

X8 40 4

X9 40 4

Total 360 36

Sumber: Olah data

Page 58: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

52

C. METODE PENGUMPULAN DATA

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Dokumentasi

Analisis dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data yang

bersumber dari arsip dan dokumen baik yang berada di sekolah

ataupun yang berada di luar sekolah, yang ada hubungannya dengan

penelitian tersebut. Guba dan Lincloln (dalam Moloeng, 2007: 216)

mengemukakan dokumen adalah setiap bahan tertulis ataupun film.

Dokumentasi dalam penelitian digunakan untuk mengumpulkan data

tentang Prestasi belajar Sosiologi siswa SMA Negeri 4 Makassar.

2. Kuesioner atau angket

Metode kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang

digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti

laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang diketahui (Arikunto S,

2002:200). Metode angket ini untuk mengungkap data dari variabel

Keharmonisan Keluarga dan Lingkungan Sekolah. Angket ini ditujukan

kepada siswa kelas X SMU Negeri 4 Makassar . Dan angket yang

digunakan adalah angket tertutup dan dikirim langsung kepada

responden.

Dalam angket ini sudah tersedia struktur pertanyaan yang telah

disediakan jawabannya dan responden tinggal memilih jawaban yang

Page 59: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

53

sesuai, pilihan jawaban yang disediakan mempunyai rentang skor 1

sampai 5 yaitu 1 berarti tidak pernah, 2 berarti pernah, 3 kadang-

kadang, 4 berarti sering dan 5 berarti sering sekali.

3. Metode Observasi Langsung

Metode ini digunakan untuk megetahui situasi dan kondisi siswa

di sekolah dan keadaan sekolah secara fisik, serta seluruh kondisi yang

ada di lingkungan sekolah. Dan mengetahui situasi dan kondisi di

lingkungan keluarga melalui siswa berdasarkan jumlah sampel.

D. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL

Menurut Umar (2003:63) Variabel independen (bebas) adalah variabel

yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang lain, sedangkan

variabel dependen (tergantung) adalah variabel yang dijelaskan atau yang

dipengaruhi variabel independen. Variabel yang mempengaruhi disebut

variabel penyebab, variabel bebas atau independent variabel (X), sedangkan

variabel akibat disebut variabel tidak bebas atau variabel tergantung, variabel

terikat atau dependent variabel (Y). Variabel bebas penelitian ini adalah

Keharmonisan Keluarga (X1) dan Lingkungan Sekolah (X2), sedangkan

variabel tak bebas penelitian ini adalah Prestasi belajar Sosiologi (Y1).

Definisi Operasional variabel penelitian ini keharmonisan keluarga

adalah adalah situasi dan kondisi dalam keluarga dimana di dalamnya

Page 60: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

54

tercipta kehidupan beragama yang kuat, suasana yang hangat, saling

menghargai, saling pengertian, saling terbuka, saling menjaga dan diwarnai

kasih sayang dan rasa saling percaya sehingga memungkinkan anak untuk

tumbuh dan berkembang secara seimbang. Lingkungan Sekolah adalah

jumlah semua benda hidup dan mati serta seluruh kondisi yang ada di dalam

lembaga pendidikan formal yang secara sistematis melaksanakan program

pendidikan dan membantu siswa untuk dapat mengembangkan potensinya

serta kondisi yang terjadi dalam interaksi siswa dengan siswa lain dan atau

dengan guru. Sedangkan Prestasi belajar Sosiologi adalah hasil belajar dari

suatu aktivitas belajar yang dilakukan berdasarkan pengukuran dan penilaian

terhadap hasil kegiatan belajar khususnya dalam bidang studi Sosiologi yang

diwujudkan berupa angka-angka dalam raport. Pada penelitian ini

menggunakan nilai raport kelas x semester 1.

Page 61: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

55

Tabel 3.2 Daftar Variabel Penelitian dan Indikatornya

No Variabel Dimensi Indikator

1. Keharmonisan

Keluarga

Aspek-aspek

Keharmonisan

Keluarga.

1. Menciptakan kehidupan beragama dalam keluarga.

2. Mempunyai Waktu bersama keluarga

3. Mempunyai Komunikasi yang baik antara anggota keluarga

4. Saling Menghargai dan pengertian antar keluarga

5. Kualitas dan kuantitas konflik yang minim.

6. Adanya hubungan ikatan yang erat.

2. Lingkungan

Sekolah

Faktor-faktor

Lingkungan

Sekolah

1. Metode mengajar Guru 2. Kurikulum 3. Relasi guru dan siswa 4. Relasi siswa dan siswa 5. Tata tertib / aturan Sekolah 6. Fasilitas Sekolah

3. Prestasi

Belajar Bidang

Studi Sosiologi

1. Raport Siswa Semester 1

E. TEKNIK ANALISIS DATA

Data yang telah terkumpul dilakukan analisis regresi berganda

dengan bantuan program SPSS 16.0 for windows. Hasil analisis berupa

statistik deskriptif, uji kualitas data, uji asumsi klasik, analisis regresi

berganda dan uji hipotesis. Data hasil penelitian dianalisis dengan alat

statistik yang terdiri dari.

Page 62: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

56

1. Statistik deskriptif

Statistik deskriptif merupakan statistik yang menggambarkan

fenomena atau karakteristik data. Karakteristik data yang digambarkan

dalam penelitian ini adalah karakteristik distribusinya, yang terdiri dari

nilai frekuensi, pengukuran tendensi pusat, dan dispersi data. Nilai

frekuensi dilihat dari demografi responden (umur, jenis kelamin,

pendidikan, tingkat penghasilan); pengukuran tendensi pusat meliputi

mean, median, dan mode; dan dispersi data meliputi range, standard

deviation, dan variances (Jogiyanto, 2004).

2. Uji kualitas data

Untuk menguji kualitas data dilakukan dengan uji validitas dan

uji reliabilitas. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid

tidaknya suatu item dalam kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid

jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu

yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Model pengujian

menggunakan pendekatan korelasi item-total dikoreksi (corrected

item-total correlation) untuk menguji validitas internal setiap item

pernyataan kuesioner yang disusun dalam bentuk skala. Untuk

menentukan apakah sebuah item dinyatakan valid atau tidak maka para

ahli menetapkan patokan besaran koefisien korelasi item total dikoreksi

sebesar 0,25 atau 0,30 sebagai batas minimal valid tidaknya sebuah

Page 63: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

57

ítem. Artinya, sama atau lebih besar dari 0,25 atau 0,30

mengindikasikan item tersebut memiliki validitas yang memadai

(Kusnendi, 2008:96)

Sedangkan uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur

konsistensi suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau

konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban

seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu

ke waktu. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika

memberikan nilai Cronbach Alpha ≥ 0.60 (Ghozali, 2009).

3. Uji asumsi klasik

Sebelum melakukan pengujian menggunakan uji regresi berganda,

terlebih dahulu data penelitian harus memenuhi syarat asumsi klasik,

yang meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, dan

heteroskedastisitas.

a. Uji normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi

normal atau tidak. Model regresi yang baik memiliki distribusi data

normal atau mendekati normal. Menurut Ghozali (2009) normalitas

dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada

sumbu diagonal dari grafik normal P-P Plot. Dasar pengambilan

keputusannya adalah:

Page 64: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

58

1) jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti

arah garis diagonal, atau grafik histogramnya menunjukkan

pola distribusi normal, maka regresi memenuhi asumsi

normalitas.

2) jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak

mengikuti arah garis diagonal, atau grafik histogram tidak

menunjukkan pola distribusi normal, maka model regrasi

tidak memenuhi asumsi normalitas.

b. Uji multikolinearitas

Uji multikolineritas dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya

hubungan linier atau korelasi antar variabel independen dalam

model regresi. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

korelasi diantara variabel independen. Pengujian ada tidaknya

gejala multikolinearitas dilakukan dengan memperhatikan nilai

matriks korelasi yang dihasilkan pada saat pengolahan data serta

nilai VIF (Variance Inflation Factor) dan tolerance-nya. Jika nilai

tolerance value dibawah 0.10 atau variance inflation factor diatas

10 maka terjadi multikolinearitas.

c. Uji heteroskedastisitas

Uji heteroskedatisitas bertujuan untuk menguji apakah

dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual

satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk menguji ada

Page 65: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

59

tidaknya gejala heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan

melihat pola pada grafik scatterplot.

Jika pada grafik scatterplot ada pola tertentu, seperti titik-

titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur

(bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka

mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Sebaliknya, jika

pada grafik scatterplot tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik

menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak

terjadi heteroskedastisitas.

4. Model Regresi dan Pengujian Hipotesis

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

regresi berganda yaitu melihat pengaruh keharmonisan keluarga dan

lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar sosiologi. Model regresi

yang digunakan dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1 Model Penelitian

Keharmonisan Keluarga (X1)

Lingkungan Sekolah (X2)

Prestasi Belajar Sosiologi (Y)

Page 66: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

60

Berdasarkan model penelitian di atas, maka dapat dirumuskan

persamaan sebagai berikut:

Y1 = α + β1X1 + β2X2 + ε (1)

Keterangan:

Y1 = Prestasi bekajar α = bilangan konstanta β1…βn = koefisien arah regresi X1 = Keharmonisan Keluarga X2 = Lingkungan sekolah ε = kesalahan pengganggu (error term)

Pengujian hipotesis digunakan untuk mengukur kekuatan

hubungan antara dua variabel atau lebih dan untuk menunjukkan arah

hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen.

Variabel dependen diasumsikan random atau stokastik, yang berarti

mempunyai distribusi probabilistik. Variabel independen diasumsikan

memiliki nilai tetap (dalam pengambilan sampel yang berulang).

Presesi (Ketepatan) fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai

aktual dapat diukur dari nilai goodness of fit-nya. Secara statistik,

setidaknya ini dapat diukur dari nilai statistik F, nilai statistik t, dan nilai

koefisien determinasi. Uji Statistik F digunakan menunjukkan apakah

semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai

pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Nilai

satistik F disebut signifikan apabila F-hitung < 0.05, atau apabila nilai F-

hitung > F-tabel.

Page 67: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

61

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh

pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual

menerangkan variasi variabel dependen. Perhitungan nilai statistik t

disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada

dalam daerah kritis (daerah dimana H0 ditolak), dan disebut tidak

signifikan apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah di mana H0

diterima. Atau dengan membandingkan tingkat signifikansi t dengan

0.05 (α = 5%) atau membandingkan antara t-hitung dengan t-tabel.

Apabila tingkat signifikansi t-hitung < 0.05, atau apabila nilai t-hitung > t-

tabel, maka hipotesis diterima.

Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai

koefisien determinasi antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti

kemampuan variabel-variabel bebas dalam menjelaskan variasi variabel

terikat amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel

bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variabel terikat. Namun, besar kecilnya R2 tidak dapat

dijadikan alasan bahwa model tersebut “baik”, sebab besar kecilnya nilai

R2 tergantung pada jumlah variabel bebas yang digunakan. Semakin

banyak variabel bebas, maka R2 semakin besar.

Page 68: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

62

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. PROFIL SMA NEGERI 4 MAKASSAR

SMA Negeri (SMAN) 4 Makassar, merupakan salah satu Sekolah

Menengah Atas Negeri yang ada di Jl. Cakalang No. 3 Provinsi Sulawesi

Selatan, Indonesia. Sama dengan SMA pada umumnya di Indonesia masa

pendidikan sekolah di SMAN 4 Makassar ditempuh dalam waktu tiga tahun

pelajaran, mulai dari Kelas X sampai Kelas XII. Didirikan pada tahun 1964.

Pada tahun 2007, sekolah ini menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan sebelumnya dengan KBK.

Dengan berbagai penghargaan yang diraihnya menjadikan SMU

Negeri 4 Makassar mulai diperhitungkan sebagai sekolah negeri yang banyak

diminati para orang tua yang ingin memasukkan anaknya sekolah. Hal ini

dibuktikan dengan semakin meningkatnya jumlah pendaftar dari tahun ke

tahun.

B. DESKRIPSI RESPONDEN DAN KUISIONER PENELITIAN

Responden dalam penelitian ini adalah siswa/siswi di SMU 4 Kota

Makassar , untuk mengetahui gambaran umum dari responden tersebut

dapat dilihat pada table berikut:

Page 69: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

63

Tabel 4.2 Rekapitulasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

NO KELAS X Jenis Kelamin

Total Laki-Laki Perempuan

1 X.1 1 3 4

2 X.2 1 3 4

3 X.3 2 2 4

4 X.4 1 3 4

5 X.5 1 3 4

6 X.6 - 4 4

7 X.7 2 2 4

8 X.8 2 2 4

9 X.9 3 1 4

JUMLAH 13 23 36

Sumber: Hasil Olah Data

Berdasarkan tabel di atas, ternyata diketahui bahwa responden

perempuan lebih besar dengan jumlah 23 siswa, dengan responden

laki-laki dengan jumlah 13 siswa, Dengan demikian secara

keseluruhan jumlah Responden di SMU 4 Makassar kelas X sebanyak

36 siswa.

Tabel 4.2 Daftar Penyebaran Kuisioner

Kuisioner yang disebarkan 36

Kuisioner yang tidak dikembalikan ( 0 )

Kuisioner yang tidak dapat diolah ( 0 )

Total kuisioner yang diolah 36

Sumber: Hasil Olah Data

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa semua kuisioner

yang disebarkan dikembalikan oleh responden dan semua kuisioner

dapat diolah. Sehingga, jumlah kuisioner yang diolah dalam penelitian

Page 70: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

64

ini adalah tetap sama dengan jumlah kuisioner yang disebarkan yaitu

sebanyak 36 rangkap.

C. ANALISIS DATA

1. Statistik Deskriptif

a. Keharmonisan Keluarga

Dalam kehidupan berkeluarga antara suami istri dituntut adanya

hubungan yang baik dalam arti diperlukan suasana yang harmonis yaitu

dengan menciptakan saling pengertian, saling terbuka, saling menjaga,

saling menghargai dan saling memenuhi kebutuhan (Anonim,

1985),Oleh sebab itu setiap orangtua bertanggung jawab memikirkan

dan mengusahakan agar senantiasa terciptakan dan terpelihara suatu

hubungan antara orangtua dengan anak yang baik, efektif dan

menambah kebaikan dan keharmonisan hidup dalam keluarga, sebab

telah menjadi bahan kesadaran para orangtua bahwa hanya dengan

hubungan yang baik kegiatan pendidikan dapat dilaksanakan dengan

efektif dan dapat menunjang terciptanya kehidupan keluarga yang

harmonis. Dengan demikian maka perlu diperhatikan beberapa aspek-

aspek keharmonisan keluarga yang berpengaruh terhadap prestasi

belajar siswa khususnya pelajaran sosiologi antara lain:

Page 71: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

65

1) Menciptakan kehidupan beragama dalam keluarga

Sebuah keluarga yang harmonis ditandai dengan

terciptanya kehidupan beragama dalam rumah tersebut. Hal ini

penting karena dalam agama terdapat nilai-nilai moral dan etika

kehidupan. Berdasarkan beberapa penelitian ditemukan bahwa

keluarga yang tidak religius yang penanaman nilai agamanya

rendah atau tanpa nilai agama sama sekali cenderung terjadi

pertentangan dan percekcokan dalam keluarga, Dengan

suasana yang seperti ini maka anak akan merasa tidak betah di

rumah dan kemungkinan besar anak akan mencari lingkungan

lain yang dapat menerimanya sehingga dapat mempengaruhi

prestasi belajarnya. Untuk mengetahui realitas penanaman

nilai-nilai agama dari keluarga responden dapat dilihat dalam

tabel sebagai berikut:

Page 72: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

66

Tabel 4.3 Presentase Pernyataan Indikator 1

Menciptakan Kehidupan Beragama dalam Keluarga

No Pernyataan Persentase

N TP P KK SR SS

1 Orang tua selalu mengingatkan untuk menjalankan ajaran agama

- - 2

(5.56%) 8

(22.22)% 26

(72.22%) 36

(100%)

2 Orang tua jarang beribadah 24 (66.67%)

3 (8.33%)

4 (11.11%)

1 (2.78%)

4 (11.11%)

36 (100%)

3 Orang tua mengajarkan beribadah sejak kecil

2 (5.56%)

8 (22.22%)

15 (41.66%)

5 (13.88%)

6 (16.67%)

36 (100%)

4 Orang tua tidak masalah dengan pakaian kami yang terbuka

2 (5.56%)

4 (11.11%)

9 (25%)

10 (27.77%)

11 (30.45%)

36 (100%)

5 Keluarga berdiskusi tentang masalah-masalah agama

- 2

(5.56%) 5

(13.88%) 23

(63.88%) 6

(16.67%) 36

(100%)

6 Kami termasuk keluarga yang aktif dalam kegiatan keagamaan

2 (5.56%)

3 (8.33%)

7 (19.44%)

6 (16.66%)

18 (50%)

36 (100%)

Sumber : Pengolahan Data Angket

Dari tabel di atas, menjelaskan bahwa pada pernyataan

pertama yakni orang tua selalu mengingatkan untuk

menjalankan ajaran agama tidak ada responden yang

mengatakan tidak pernah diingatkan oleh orang tua, kemudian

tidak ada responden juga yang mengatakan pernah diingatkan

oleh orang tuanya,sedangkan 5.56% responden mengatakan

kadang-kadang diingatkan oleh orang tua,serta ada 22.22%

responden yang mengatakan sering diingatkan oleh orang

tua,dan 72.22% responden yang mengatakan sering sekali

diingatkan oleh orang tua untuk menjalankan ajaran agama.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa keharmonisan

Page 73: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

67

keluarga terkait dengan kebiasaan orang tua yang selalu

mengingatkan untuk menjalankan ajaran agama sangat

berpengaruh terhadap prestasi belajar sosiologi.

Pada pernyataan kedua yakni orang tua jarang

beribadah ada 66.67% responden yang mengatakan tidak

pernah melihat orang tuanya jarang beribadah,kemudian ada

8.33% responden mengatakan pernah melihat orang tuanya

jarang beribadah,ada pula 11.11% responden yang

mengatakan kadang-kadang melihat orang tuanya jarang

beribadah, serta 2.78% responden yang mengatakan sering

melihat orang tuanya jarang beribadah. Dengan demikian

keharmonisan keluarga terkait dengan pernyataan bahwa orang

tua jarang beribadah sangat berpengaruh terhadap prestasi

belajar sosiologi.

Pada pernyataan ketiga yakni orang tua mengajarkan

beribadah sejak kecil ada 5.56% responden yang mengatakan

bahwa tidak pernah orang tua mengajarkan beribadah sejak

kecil,kemudian ada 22.22% Responden yang mengatakan

bahwa pernah orang tua mengajarkan beribadah sejak

kecil,ada pula 41.66% responden mengatakan bahwa kadang-

kadang orang tua mengajarkan beribadah, serta ada 13.88%

responden mengatakan bahwa sering orang tua mengajarkan

Page 74: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

68

beribadah, dan 16.67% Responden mengatakan bahwa selalu

orang tua mengajarkan beribadah. Dengan demikian

keharmonisan keluarga terkait dengan pernyataan bahwa orang

tua mengajarkan beribadah sejak kecil sangat berpengaruh

terhadap prestasi belajar sosiologi.

Pada pernyataan keempat yakni orang tua tidak masalah

dengan pakaian kami yang terbuka ada 5.56% responden yang

mengatakan bahwa Tidak Pernah, 11.11% responden yang

mengatakan bahwa pernah, 25% responden yang mengatakan

kadang-kadang, 27.77% Responden yang mengatakan

sering,dan 30.45% responden yang mengatakan bahwa selalu

Orang tua tidak masalah dengan pakaian kami yang terbuka .

Dengan demikian keharmonisan keluarga terkait dengan

pernyataan bahwa orang tua tidak masalah dengan pakaian

kami yang terbuka sangat berpengaruh terhadap prestasi

belajar sosiologi.

Pada Pernyataan kelima yakni Keluarga berdiskusi

tentang masalah-masalah agama tidak ada responden yang

mengatakan bahwa keluarga tidak pernah berdiskusi tentang

masalah-masalah agama, 5.56% responden yang mengatakan

bahwa pernah, 13.88% responden yang mengatakan kadang-

kadang,serta 63.88% responden yang mengatakan sering ,dan

Page 75: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

69

16.67% responden mengatakan bahwa selalu keluarga

berdiskusi tentang masalah-masalah agama. Dengan demikian

keharmonisan keluarga terkait dengan pernyataan bahwa

Keluarga berdiskusi tentang masalah-masalah agama sangat

berpengaruh terhadap prestasi belajar sosiologi.

Pada pernyataan keenam yakni kami termasuk keluarga

yang aktif dalam kegiatan keagamaan ada 5.56% responden

yang mengatakan bahwa tidak pernah keluarga aktif dalam

keagamaan, 8.33% Responden mengatakan bahwa pernah

keluarga aktif dalam keagamaan, 19.44% responden yang

mengatakan bahwa kadang-kadang keluarga aktif dalam

kegiatan keagamaan,serta 16.66% responden yang

mengatakan bahwa keluaraga sering aktif dalam kegiatan

keagamaan,dan 50% responden mengatakan bahwa selalu

keluarga aktif dalam kegiatan keagamaan. Dengan demikian

keharmonisan keluarga terkait dengan pernyataan bahwa kami

termasuk keluarga yang aktif dalam kegiatan keagamaan

sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar sosiologi.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa sebagian besar orang

tua responden selalu aktif dalam kegiatan keagamaan.

Page 76: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

70

2) Mempunyai waktu bersama keluarga

Keluarga yang harmonis selalu menyediakan waktu

untuk bersama keluarganya, baik itu hanya sekedar berkumpul,

makan bersama, menemani anak bermain dan mendengarkan

masalah dan keluhan-keluhan anak, dalam kebersamaan ini

anak akan merasa dirinya dibutuhkan dan diperhatikan oleh

orangtuanya, sehingga anak akan betah tinggal di rumah. Untuk

mengetahui keluarga yang harmonis terkait dalam hal waktu

bersama keluarga maka dapat dilihat dalam tabel sebagai

berikut:

Tabel 4.4 Presentase Pernyataan Indikator 2

Mempunyai Waktu Bersama Keluarga

Sumber : Pengolahan Data Angket

Dari tabel di atas menjelaskan bahwa pada pernyataan

pertama yakni orang tua menyediakan waktu berkumpul

bersama anak-anaknya walaupun sedang sibuk ada 8.33%

responden yang mengatakan bahwa tidak pernah, 13.88%

responden mengatakan bahwa pernah, 30.55% responden

No Pernyataan Persentase N

TP P KK SR SL

1 Orang tua menyediakan waktu berkumpul bersama anak-anaknya walaupun sedang sibuk

3 (8.33%)

5 (13.88%)

11 (30.55%)

10 (27.77%)

7 (19.44%)

36 (100%)

2 Orang tua sibuk sehingga jarang berkumpul bersama

14 (38.8%)

12 (33.33%)

8 (22.22%)

- 2

(5.56%) 36

(100%)

Page 77: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

71

mengatakan bahwa kadang-kadang,serta 27.77% responden

mengatakan bahwa sering,dan 19.44% responden mengatakan

bahwa selalu orang tua menyediakan waktu berkumpul

bersama anak-anaknya walaupun sedang sibuk. Dengan

demikian keharmonisan keluarga terkait dengan pernyataan

bahwa Orang tua menyediakan waktu berkumpul bersama

anak-anaknya walaupun sedang sibuk sangat berpengaruh

terhadap prestasi belajar sosiologi.

Sedangkan pada pernyataan yang ke dua yakni orang

tua sibuk sehingga jarang berkumpul bersama ada 38.8%

responden mengatakan bahwa Tidak pernah, 33.33%

responden mengatakan bahwa pernah, 22.22% responden

mengatakan bahwa kadang-kadang,serta tidak ada responden

yang mengatakan sering dan ada 5.56% responden yang

mengatakan bahwa selalu orang tua sibuk sehingga jarang

berkumpul bersama. Dengan demikian keharmonisan keluarga

terkait dengan pernyataan bahwa orang tua sibuk sehingga

jarang berkumpul bersama sangat berpengaruh terhadap

prestasi belajar sosiologi.

3) Mempunyai komunikasi yang baik antar anggota keluarga

Komunikasi merupakan dasar bagi terciptanya

keharmonisan dalam keluarga. Meichati (dalam Murni, 2004)

Page 78: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

72

mengatakan bahwa remaja akan merasa aman apabila

orangtuanya tampak rukun, karena kerukunan tersebut akan

memberikan rasa aman dan ketenangan bagi anak, komunikasi

yang baik dalam keluarga juga akan dapat membantu remaja

untuk memecahkan permasalahan yang dihadapinya di luar

rumah, dalam hal ini selain berperan sebagai orangtua, ibu dan

ayah juga harus berperan sebagai teman, agar anak lebih

leluasa dan terbuka dalam menyampaikan semua

permasalahannya. Untuk mengetahui keluarga yang harmonis

terkait dalam komunikasi yang baik antar anggota keluarga

maka dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.5

Presentase Pernyataan Indikator 3 Mempunyai Komunikasi Yang Baik antara Anggota Keluarga

No Pernyataan Persentase N

TP P KK SR SL

1 Sayamenceritakan masalah

kepada orang tua 8

(22.22%) 2

(5.56%) 15

(41.66%) 5

(13.88%) 6

(16.67%)

36 (100%)

2 Saya dan saudara bertukar

pikiran dalam setiap

masalah

5 (13.88)%

8 (22.22%)

9 (25%)

5 (13.88%)

9 (25%)

36 (100%)

3 Orang tua terbuka kepada

anak-anaknya 3

(8.33%) -

12 (33.66%)

4 (11.11%)

17 (47.2%)

36 (100%)

4 Orang tua mengajak kami

untuk berdiskusi 6

(16.67%) 5

(13.88%) 9

(25%) 3

(8.33%) 4

(11.11%)

36 (100%)

Sumber : Pengolahan Data Angket

Dari tabel di atas menjelaskan bahwa pada pernyataan

pertama yakni saya menceritakan masalah kepada orang tua

Page 79: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

73

ada 22.22% responden yang mengatakan bahwa tidak pernah,

5.56% responden mengatakan bahwa pernah, 41.66%

responden mengatakan bahwa kadang-kadang,serta 13.88%

responden mengatakan bahwa sering dan 16.67% responden

mengatakan bahwa saya selalu menceritakan masalah kepada

orang tua. Dengan demikian keharmonisan keluarga terkait

dengan pernyataan bahwa saya menceritakan masalah kepada

orang tua sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar

sosiologi.

Pada pernyataan kedua yakni Saya dan saudara

bertukar pikiran dalam setiap masalah ada 13.88% responden

yang mengatakan bahwa tidak pernah, 22.22% responden

mengatakan bahwa pernah, 25% responden mengatakan

bahwa kadang-kadang,serta 13.88% responden mengatakan

bahwa sering,dan 25% responden mengatakan bahwa Saya

dan saudara selalu bertukar pikiran dalam setiap masalah.

Dengan demikian keharmonisan keluarga terkait dengan

pernyataan bahwa Saya dan saudara bertukar pikiran dalam

setiap masalah sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar

sosiologi.

Pada pernyataan ketiga yakni orang tua terbuka kepada

anak-anaknya ada 8.33% responden yang mengatakan bahwa

Page 80: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

74

tidak pernah, serta tidak ada responden mengatakan bahwa

pernah, 33.66% responden mengatakan bahwa kadang-

kadang, serta 11.11% responden mengatakan bahwa

sering,dan 47.2% responden mengatakan bahwa selalu orang

tua terbuka kepada anak-anaknya. Dengan demikian

keharmonisan keluarga terkait dengan pernyataan bahwa orang

tua terbuka kepada anak-anaknya sangat berpengaruh

terhadap prestasi belajar sosiologi.

Pada pernyataan keempat yakni Orang tua mengajak

kami untuk berdiskusi ada 16.67% responden yang

mengatakan bahwa tidak pernah, serta 13.88% responden

mengatakan bahwa pernah, 25% responden mengatakan

bahwa kadang-kadang,serta 8.33% responden mengatakan

bahwa sering,dan 11.11% responden mengatakan bahwa

selalu orang tua mengajak kami untuk berdiskusi. Dengan

demikian keharmonisan keluarga terkait dengan pernyataan

bahwa Orang tua mengajak kami untuk berdiskusi sangat

berpengaruh terhadap prestasi belajar sosiologi.

4) Saling menghargai antar sesama anggota keluarga

Furhmann (dalam Murni, 2004) mengatakan bahwa

keluarga yang harmonis adalah keluarga yang memberikan

tempat bagi setiap anggota keluarga menghargai perubahan

Page 81: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

75

yang terjadi dan mengajarkan ketrampilan berinteraksi sedini

mungkin pada anak dengan lingkungan yang lebih luas. Untuk

mengetahui keluarga yang harmonis terkait Saling menghargai

antar sesama anggota keluarga maka dapat dilihat dalam tabel

sebagai berikut:

Tabel 4.6 Presentase Pernyataan Indikator 4

Saling Menghargai dan Saling Pengertian Antar Keluarga

No Pernyataan Persentase N

TP P KK SR SL

1 Kedua orang tua saya saling terbuka dalam segala hal

2 (5.56%)

2 (5.56%)

10 (27.77%)

11 (30.56%)

11 (30.56%)

36 (100%)

2 Saya dan saudara saling menghargai.

- 2

(5.56%) 9

(25%) 8

(22.22%) 17

(47.22%) 36

(100%)

3 Saya menghargai orangtua walaupun mereka berbeda pendapat

- - 2

(5.56%) 10

(27.77%) 24

(66.67%) 36

(100%)

4 Orangtua merasa benar dengan semua pendapatnya.

7 (19.44%)

9 (25%)

9 (25%)

6 (16.66%)

5 (13.88%)

36 (100%)

5 Saya menuruti kata-kata orangtua

- 2

(5.56%) 5

(13.88%) 4

(11.11%) 25

(69.44%) 36

(100%)

6 Orangtua menghargai pendapat anak-anaknya

10 (27.77%)

6 (16.67%)

15 (41.67%)

4 (11.11%)

1 (2.78%)

36 (100%)

Sumber: Pengolahan Data Angket

Dari tabel di atas menjelaskan bahwa pada pernyataan

pertama yakni Kedua orang tua saya saling terbuka dalam

segala hal ada 5.56% responden yang mengatakan bahwa

tidak pernah, 5.56% responden mengatakan bahwa pernah,

27.77% responden mengatakan bahwa kadang-kadang,serta

30.56% responden mengatakan bahwa sering dan 30.56%

responden mengatakan bahwa selalu Kedua orang tua saya

Page 82: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

76

saling terbuka dalam segala hal. Dengan demikian

keharmonisan keluarga terkait dengan pernyataan bahwa

Kedua orang tua saya saling terbuka dalam segala hal sangat

berpengaruh terhadap prestasi belajar sosiologi.

Pada pernyataan kedua yakni Saya dan saudara saling

menghargai tidak ada responden yang mengatakan bahwa

tidak pernah, 5.56% responden mengatakan bahwa pernah,

25% responden mengatakan bahwa kadang-kadang,serta

22.22% responden mengatakan bahwa sering dan 47.22%

responden mengatakan bahwa selalu Saya dan dan saudara

saling menghargai. Dengan demikian keharmonisan keluarga

terkait dengan pernyataan bahwa Saya dan saudara saling

menghargai sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar

sosiologi.

Pada pernyataan ketiga yakni Saya menghargai orang

tua walaupun mereka berbeda pendapat tidak ada responden

yang mengatakan bahwa tidak pernah, tidak ada responden

mengatakan bahwa pernah, 5.56% responden mengatakan

bahwa kadang-kadang,serta 27.77% responden mengatakan

bahwa sering,dan 66.67% responden mengatakan bahwa Saya

selalu menghargai orang tua walaupun mereka berbeda

pendapat. Dengan demikian keharmonisan keluarga terkait

Page 83: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

77

dengan pernyataan bahwa Saya menghargai orang tua

walaupun mereka berbeda pendapat. sangat berpengaruh

terhadap prestasi belajar sosiologi.

Pada pernyataan keempat yakni orang tua merasa benar

dengan semua pendapatnya ada 19.44% responden yang

mengatakan bahwa tidak pernah, serta ada 25% responden

mengatakan bahwa pernah, 25% responden mengatakan

bahwa kadang-kadang,serta 16.66% responden mengatakan

bahwa sering dan 13.88% responden mengatakan bahwa

selalu orang tua merasa benar dengan semua pendapatnya.

Dengan demikian keharmonisan keluarga terkait dengan

pernyataan bahwa orang tua merasa benar dengan semua

pendapatnya sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar

sosiologi.

Pada pernyataan kelima yakni Saya menuruti kata-kata

orangtua tidak ada responden yang mengatakan bahwa tidak

pernah, serta ada 5.56% responden mengatakan bahwa

pernah, 16.67% responden mengatakan bahwa kadang-

kadang,serta 11.11% responden mengatakan bahwa sering,dan

69.44% responden mengatakan bahwa selalu orang tua merasa

benar dengan semua pendapatnya. Dengan demikian

keharmonisan keluarga terkait dengan pernyataan bahwa Saya

Page 84: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

78

menuruti kata-kata orangtua sangat berpengaruh terhadap

prestasi belajar sosiologi.

Pada pernyataan keenam yakni Orangtua menghargai

pendapat anak-anaknya ada 27.77% responden yang

mengatakan bahwa tidak pernah, serta ada 16.67% responden

mengatakan bahwa pernah, 41.67% responden mengatakan

bahwa kadang-kadang,serta 11.11% responden mengatakan

bahwa sering dan 27.8% responden mengatakan bahwa selalu

orangtua menghargai pendapat anak-anaknya. Dengan

demikian keharmonisan keluarga terkait dengan pernyataan

bahwa Orangtua menghargai pendapat anak-anaknya sangat

berpengaruh terhadap prestasi belajar sosiologi.

5) Kualitas dan kuantitas konflik yang minim

Faktor lain yang tidak kalah pentingnya dalam

menciptakan keharmonisan keluarga adalah kualitas dan

kuantitas konflik yang minim, jika dalam keluarga sering terjadi

perselisihan dan pertengkaran maka suasana dalam keluarga

tidak lagi menyenangkan. Dalam keluarga harmonis setiap

anggota keluarga berusaha menyelesaikan masalah dengan

kepala dingin dan mencari penyelesaian terbaik dari setiap

permasalahan.

Page 85: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

79

Tabel 4.7 Presentase Pernyataan Indikator 5

Kualitas dan kuantitas konflik yang minim.

No Pernyataan Persentase N

TP P KK SR SL

1 Ibu sabar menghadapi masalah.

3 (8.33%)

- 8

(22.22%) 6

(16.66%) 19

(52.78%) 36

(100%)

2 Ibu marah jika saya terlambat pulang sekolah.

- 2

(5.56%) 5

(13.88%) 11

(30.56%) 18

(50%) 36

(100%)

3 Ayah terlihat tenang dalam menghadapi masalah

8 (22.22%)

6 (16.66%)

8 (22.22%)

9 (25%)

5 (13.88%)

36 (100%)

4 Saya melihat dan mendengar ayah dan ibu bertengkar..

23 (63.89%)

6 (16.66%)

7 (19.44%)

- - 36

(100%)

5 Hubungan kedua orangtua tidak harmonis

21 (58.33%)

6 (16.66%)

5 (13.88%)

2 (5.56%)

2 (5.56%)

36 (100%)

Sumber: Pengolahan Data Angket

Dari tabel di atas menjelaskan bahwa pada pernyataan

pertama yakni Ibu sabar menghadapi masalah ada 8.33%

responden yang mengatakan bahwa tidak pernah, tidak ada

responden mengatakan bahwa pernah, 22.22% responden

mengatakan bahwa kadang-kadang,serta 16.66% responden

mengatakan bahwa sering,dan 52.78% responden mengatakan

bahwa Ibu selalu sabar menghadapi masalah Dengan demikian

keharmonisan keluarga terkait dengan pernyataan bahwa Ibu

selalu sabar menghadapi masalah berpengaruh terhadap

prestasi belajar sosiologi.

Pada pernyataan kedua yakni Ibu marah jika saya

terlambat pulang sekolah tidak ada responden yang

Page 86: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

80

mengatakan bahwa tidak pernah, 5.56% responden

mengatakan bahwa pernah, 13.88% responden mengatakan

bahwa kadang-kadang,serta 30.56% responden mengatakan

bahwa sering,dan 50% responden mengatakan bahwa selalu

Ibu marah jika saya terlambat pulang sekolah. Dengan demikian

keharmonisan keluarga terkait dengan pernyataan bahwa Ibu

marah jika saya terlambat pulang sekolah sangat berpengaruh

terhadap prestasi belajar sosiologi.

Pada pernyataan ketiga yakni ayah terlihat tenang

menghadapi masalah ada 22.22% responden yang mengatakan

bahwa tidak pernah, ada 16.66% responden mengatakan

bahwa pernah, 22.22% responden mengatakan bahwa kadang-

kadang,serta 25% responden mengatakan bahwa sering,dan

13.88% responden mengatakan bahwa selalu ayah terlihat

tenang menghadapi masalah. Dengan demikian keharmonisan

keluarga terkait dengan pernyataan bahwa ayah terlihat tenang

menghadapi masalah sangat berpengaruh terhadap prestasi

belajar sosiologi.

Pada pernyataan keempat yakni saya melihat dan

mendengar ayah dan ibu bertengkar ada 63.89% responden

yang mengatakan bahwa tidak pernah, serta ada 16.66%

responden mengatakan bahwa pernah, 19.44% responden

Page 87: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

81

mengatakan bahwa kadang-kadang,serta tidak ada responden

mengatakan bahwa sering, dan tidak ada responden

mengatakan bahwa selalu saya melihat dan mendengar ayah

dan ibu bertengkar. Dengan demikian keharmonisan keluarga

terkait dengan pernyataan bahwa saya melihat dan mendengar

ayah dan ibu bertengkar sangat berpengaruh terhadap prestasi

belajar sosiologi.

Pada pernyataan kelima yakni Hubungan kedua orang

tua tidak harmonis ada 58.33% responden yang mengatakan

bahwa tidak pernah, serta ada 16.66% responden mengatakan

bahwa pernah, 13.88% responden mengatakan bahwa kadang-

kadang,serta 5.56% responden mengatakan bahwa sering,dan

5.56% responden mengatakan bahwa selalu Hubungan kedua

orangtua tidak harmonis. Dengan demikian keharmonisan

keluarga terkait dengan pernyataan bahwa Hubungan kedua

orang tua tidak harmonis sangat berpengaruh terhadap prestasi

belajar sosiologi.

6) Adanya hubungan atau ikatan yang erat antar anggota

keluarga

Hubungan yang erat antar anggota keluarga juga

menentukan harmonisnya sebuah keluarga, apabila dalam

suatu keluarga tidak memiliki hubungan yang erat maka antar

Page 88: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

82

anggota keluarga tidak ada lagi rasa saling memiliki dan rasa

kebersamaan akan kurang. Hubungan yang erat antar anggota

keluarga ini dapat diwujudkan dengan adanya kebersamaan,

komunikasi yang baik antar anggota keluarga dan saling

menghargai.

Tabel 4.8 Presentase Pernyataan Indikator 6 Adanya hubungan ikatan yang erat

No Pernyataan Persentase N

TP P KK SR SL

1 Saya merasa dekat dengan orang tua.

- 3

(8.33%) 4

(11.11%) 8

(22.22%) 21

(58.33%) 36

(100%)

2 Orang tua kaku sehingga saya tidak dekat

17 (47.22%)

11 (30.56%)

5 (13.88%)

3 (8.33%)

- 36

(100%)

Sumber: Pengolahan Data Angket

Dari tabel di atas menjelaskan bahwa pada pernyataan

pertama yakni saya merasa dekat dengan orang tua ,tidak ada

responden yang mengatakan bahwa tidak pernah, ada 8.33%

responden mengatakan bahwa pernah, 11.11% responden

mengatakan bahwa kadang-kadang,serta 22.22% responden

mengatakan bahwa sering,dan 58.33% responden mengatakan

bahwa selalu saya merasa dekat dengan orang tua. Dengan

demikian keharmonisan keluarga terkait dengan pernyataan

bahwa saya merasa dekat dengan orang tua berpengaruh

terhadap prestasi belajar sosiologi.

Page 89: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

83

Pada pernyataan kedua yakni Orang tua kaku sehingga

saya tidak dekat ada 47.22% responden yang mengatakan

bahwa tidak pernah, ada 30.56% responden mengatakan

bahwa pernah, 13.88% responden mengatakan bahwa kadang-

kadang, serta 8.33% responden mengatakan bahwa sering,dan

tidak ada responden mengatakan bahwa selalu orang tua kaku

sehingga saya tidak dekat. Dengan demikian keharmonisan

keluarga terkait dengan pernyataan bahwa Ibu marah jika saya

terlambat pulang sekolah sangat berpengaruh terhadap prestasi

belajar sosiologi.

b. Lingkungan Sekolah

Lingkungan Sekolah merupakan lingkungan pendidikan yang

secara sengaja dirancang dan dilaksanakan dengan aturan-aturan yang

ketat,seperti harus berjenjang dan berkesinambungan, sehingga disebut

pendidikan Formal. Karena sekolah merupakan lembaga pendidikan

yang sengaja didirikan atau dibangun Khusus untuk tempat

pendidikan.maka sekolah merupakan tempat pendidikan kedua, setelah

keluarga yang memiliki fungsi sebagai kelanjutan pendidikan dalam

lingkungan keluarga dengan guru sebagai pendidiknya.

Penyelenggaraan pendidikan di sekolah dilakukan oleh petugas

khusus yakni guru dengan mempergunakan cara-cara tertentu menurut

norma yang berlaku untuk mencapai tujuan pendidikan. Pendiddikan di

Page 90: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

84

sekolah merupakan proses pembelajaran yang rangkaikan dengan

kegiatan yang memungkinkan perubahan struktur atau pola tingkah laku

seseorang dalam kemampuan kognitif, afektif dan keterampilan yang

selaras, seimbang dan bersama-sama terut serta meningkatkan

Kesejahteraan sosial.

Menurut Imam Supardi (2003:2) menyatakan “lingkungan adalah

jumlah semua benda hidup dan mati serta seluruh kondisi yang ada di

dalam ruang yang kita tempati.”

Sekolah memiliki dua pengertian.pertama,Lingkungan fisik

dengan berbagai perlengkapan yang merupakan tempat

penyelenggaraan proses pendidikan untuk usia dan kriteria tertentu.

Kedua, Proses kegiatan belajar mengajar. Menurut Syamsu Yusuf

(2001:54) menyatakan sebagai berikut.

“Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematis melaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam rangka membantu siswa agar mampu mengembangkan potensinya, baik yang menyangkut aspek moral, spiritual, intelektual, emosional, maupun sosial”.

Berdasarkan definisi tentang lingkungan sekolah tersebut di atas

dapat disimpulkan bahwa lingkungan sekolah adalah jumlah semua

benda hidup dan mati serta seluruh kondisi yang ada di dalam lembaga

pendidikan formal yang secara sistematis melaksanakan program

pendidikan dan membantu siswa mengembangkan potensinya dimana

kegiatan belajar mengajar berlangsung yang para siswanya dibiasakan

Page 91: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

85

dengan nilai-nilai tata tertib sekolah dan nilai-nilai kegiatan

pembelajaran berbagai bidang studi. Dengan demikian maka perlu

diperhatikan beberapa faktor-faktor lingkungan sekolah yang

berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa khususnya pelajaran

sosiologi antara lain:

1) Metode Mengajar

Metode mengajar itu mempengaruhi belajar. Metode

mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar

siswa yang tidak baik pula. Metode mengajar yang kurang baik

itu dapat terjadi misalnya karena guru kurang persiapan dan

kurang menguasai bahan pelajaran sehingga guru tersebut

menyajikannya tidak jelas atau sikap guru terhadap siswa dan

atau terhadap mata pelajaran itu sendiri tidak baik, sehingga

siswa kurang senang terhadap pelajaran atau gurunya.

Akibatnya siswa malas untuk belajar. Untuk mengetahui

seberapa besar pengaruh lingkungan sekolah terkait dalam

metode mengajar maka dapat dilihat dalam tabel sebagai

berikut:

Page 92: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

86

Tabel 4.9 Presentase Pernyataan Indikator 1

Metode Mengajar

No Pernyataan Persentase N

TP P KK SR SL

1 Guru menggunakan metode yang bervariasi dalam melaksanakan pembelajarn mata pelajaran sosiologi.

- 2

(5.56%) 10

(27.78%) 11

(30.56%) 13

(36,11%)

36

(100%)

2 Guru membentuk kelompok diskusi kecil untuk membahas materi dalam mata pelajaran sosiologi.

5 (13.88%)

3 (8.33%)

7 (19.44%)

9 (25%)

11 (30.56%)

36

(100%)

3 Guru menggunakan media yang baik dan lengkap sehingga siswa dapat menerima pelajaran dengan baik

- 9

(25%) 5

(13.88%) 9

(25%) 13

(36.11%)

36

(100%)

4 Jika guru berhalangan hadir dalam pembelajaran,saya membaca buku pelajaran meskipun tidak diperintah oleh guru

- - 3

(8.33%) 9

(25%) 24

(66.67%) 36

(100%)

Sumber: Pengolahan Data Angket

Dari tabel di atas menjelaskan bahwa pada pernyataan

pertama yakni Guru menggunakan metode yang bervariasi

dalam melaksanakan pembelajaran mata pelajaran sosiologi

tidak ada responden yang mengatakan bahwa tidak pernah,

ada (5.56%) responden mengatakan bahwa pernah, (27.78%)

responden mengatakan bahwa kadang-kadang,serta (30.56%)

responden mengatakan bahwa sering,dan (36,11%) responden

mengatakan bahwa selalu guru menggunakan metode yang

bervariasi dalam melaksanakan pembelajaran mata pelajaran

sosiologi Dengan demikian lingkungan sekolah terkait dengan

Page 93: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

87

pernyataan bahwa guru menggunakan metode yang bervariasi

dalam melaksanakan pembelajarn mata pelajaran sosiologi

berpengaruh terhadap prestasi belajar sosiologi.

Pada pernyataan kedua yakni guru membentuk kelompok

diskusi kecil untuk membahas materi dalam mata pelajaran

sosiologi ada (13.88%) responden yang mengatakan bahwa tidak

pernah, (8.33%) responden mengatakan bahwa pernah, (19.44%)

responden mengatakan bahwa kadang-kadang,serta (25%)

responden mengatakan bahwa sering,dan (30.56%) responden

mengatakan bahwa selalu guru membentuk kelompok diskusi

kecil untuk membahas materi dalam mata pelajaran sosiologi.

Dengan demikian lingkungan sekolah terkait dengan pernyataan

bahwa guru membentuk kelompok diskusi kecil untuk

membahas materi dalam mata pelajaran sosiologi sangat

berpengaruh terhadap prestasi belajar sosiologi.

Pada pernyataan ketiga yakni guru menggunakan media

yang baik dan lengkap sehingga siswa dapat menerima

pelajaran dengan baik tidak ada responden yang mengatakan

bahwa tidak pernah, ada (25%) responden mengatakan bahwa

pernah, (13.88%) responden mengatakan bahwa kadang-

kadang,serta (25%) responden mengatakan bahwa sering,dan

(36.11%) responden mengatakan bahwa selalu guru

Page 94: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

88

menggunakan media yang baik dan lengkap sehingga siswa

dapat menerima pelajaran dengan baik. Dengan demikian

lingkungan sekolah terkait dengan pernyataan bahwa guru

menggunakan media yang baik dan lengkap sehingga siswa

dapat menerima pelajaran dengan baik sangat berpengaruh

terhadap prestasi belajar sosiologi.

Pada pernyataan keempat yakni Jika guru berhalangan

hadir dalam pembelajaran,saya membaca buku pelajaran

meskipun tidak diperintah oleh guru, tidak ada responden yang

mengatakan bahwa tidak pernah, juga tidak ada responden

mengatakan bahwa pernah, (8.33%) responden mengatakan

bahwa kadang-kadang,serta ada (25%) responden mengatakan

bahwa sering, dan ada (66.67%) responden mengatakan

bahwa selalu Jika guru berhalangan hadir dalam

pembelajaran,saya membaca buku pelajaran meskipun tidak

diperintah oleh guru. Dengan demikian lingkungan sekolah

terkait dengan pernyataan bahwa Jika guru berhalangan hadir

dalam pembelajaran,saya membaca buku pelajaran meskipun

tidak diperintah oleh guru sangat berpengaruh terhadap prestasi

belajar sosiologi.

Page 95: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

89

2) Kurikulum

Diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan

kepada siswa. Kegiatan itu sebagian besar adalah menyajikan

bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai dan

mengembangkan bahan pelajaran itu. Jelaslah bahan pelajaran

itu mempengaruhi belajar siswa. Begitu pula mengenai

pengaturan waktu sekolah dan standar pelajaran yang harus

ditetapkan secara jelas dan tepat.

Jika terjadi siswa terpaksa masuk sekolah di sore hari,

sebenarnya kurang dapat dipertanggungjawabkan. Di mana

siswa harus beristirahat, tetapi terpaksa masuk sekolah, hingga

mereka mendengarkan pelajaran sambil mengantuk dan

sebagainya. Sebaliknya siswa belajar di pagi hari, pikiran masih

segar, jasmani dalam kondisi yang baik. Jika siswa bersekolah

pada waktu kondisi badannya sudah lelah / lemah, misalnya

pada siang hari, akan mengalami kesulitan di dalam menerima

pelajaran. Kesulitan itu disebabkan karena siswa sukar

berkonsentrasi dan perpikir pada kondisi badan yang lemah

tadi. Jadi memilih waktu sekolah yang tepat akan memberi

pengaruh yang positif terhadap belajar. Untuk mengetahui

seberapa besar pengaruh lingkungan sekolah terkait dalam

kurikulum maka dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

Page 96: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

90

Tabel 4.10 Presentase Pernyataan Indikator 2

Kurikulum

No Pernyataan Persentase N

TP P KK SR SL

1 Guru menggunakan buku

paket dan LKS sosiologi

dalam mengajar mata

pelajaran sosiologi

- - 3

(8.33%) 9

(25%) 24

(66.67%)

36

(100%)

Sumber: Pengolahan Data Angket

Dari tabel diatas menjelaskan yakni guru menggunakan

buku paket dan LKS sosiologi dalam mengajar mata pelajaran

sosiologi tidak ada responden yang mengatakan bahwa tidak

pernah, juga tidak ada responden mengatakan bahwa pernah,

(8.33%) responden mengatakan bahwa kadang-kadang,serta

ada 25% responden mengatakan bahwa sering, dan ada

(66.67%) responden mengatakan bahwa selalu guru

menggunakan buku paket dan LKS sosiologi dalam mengajar

mata pelajaran sosiologi. Dengan demikian lingkungan sekolah

terkait dengan pernyataan bahwa guru menggunakan buku

paket dan LKS sosiologi dalam mengajar mata pelajaran

sosiologi sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar

sosiologi.

3) Relasi Guru dengan Siswa

Dalam pengertian sederhana, guru adalah orang yang

memberikan pengetahuan kepada anak didik. Sementara anak

Page 97: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

91

didik adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari

seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan

pendidikan. Keduanya merupakan unsur paling vital di dalam

proses belajar-mengajar. Sebab seluruh proses, aktivitas

orientasi serta relasi-relasi lain yang terjalin untuk

menyelenggarakan pendidikan selalu melibatkan keberadaan

pendidik dan peserta didik sebagai aktor pelaksana.

Selain itu proses belajar mengajar terjadi antara guru

dengan siswa. Proses tersebut juga dipengaruhi oleh relasi

yang ada dalam proses itu sendiri. Jadi cara belajar siswa juga

dipengaruhi oleh relasinya dengan gurunya. Di dalam relasi

guru dengan siswa yang baik, siswa akan menyukai gurunya,

juga akan menyukai mata pelajaran yang diberikannya

sehingga siswa berusaha mempelajari sebaik-baiknya. Hal

tersebut juga terjadi sebaliknya, jika siswa membenci

gurunya.Maka, ia segan mempelajari mata pelajaran yang

diberikannya, akibatnya pelajarannya tidak maju. Untuk

mengetahui seberapa besar pengaruh lingkungan sekolah

terkait relasi guru dengan siswa maka dapat dilihat dalam tabel

sebagai berikut:

Page 98: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

92

Tabel 4.11 Presentase Pernyataan Indikator 3

Metode Mengajar

No Pernyataan Persentase N

TP P KK SR SL

1 Saya memahami materi yang disampaikan guru dalam mata pelajaran sosiologi.

5 (13.88%)

2 (5.56%)

16 (44.44%)

7 (19.44%)

6 (16.66%)

36 (100%)

2 Jika guru memberikan pertanyaan, saya berusaha menjawab sendiri apa yang ditanyakan oleh guru sosiologi.

- 3

(8.33%) 4

(11.11%) 11

(30.56%) 18

(50%) 36

(100%)

3 Saya bertanya jika belum memahami materi tentang sosiologi

- - - 6

(16.66%) 30

(83.33%) 36

(100%)

Sumber: Pengolahan Data Angket

Dari tabel di atas menjelaskan bahwa pada pernyataan

pertama yakni saya memahami materi yang disampaikan guru

dalam mata pelajaran sosiologi, ada (13.88%) responden yang

mengatakan bahwa tidak pernah, ada (5.56%) responden

mengatakan bahwa pernah, (44.44%) responden mengatakan

bahwa kadang-kadang,serta (19.44%) responden mengatakan

bahwa sering,dan (16.66%) responden mengatakan bahwa

sering sekali saya memahami materi yang disampaikan guru

dalam mata pelajaran sosiologi. Dengan demikian lingkungan

sekolah terkait dengan pernyataan bahwa saya memahami

materi yang disampaikan guru dalam mata pelajaran sosiologi

berpengaruh terhadap prestasi belajar sosiologi.

Page 99: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

93

Pada pernyataan kedua yakni Jika guru memberikan

pertanyaan, saya berusaha menjawab sendiri apa yang

ditanyakan oleh guru sosiologi, tidak ada responden yang

mengatakan bahwa tidak pernah, (8.33%) responden

mengatakan bahwa pernah, (11.11%) responden mengatakan

bahwa kadang-kadang,serta (30.56%) responden mengatakan

bahwa sering,dan 50% responden mengatakan bahwa Sering

sekali Jika guru memberikan pertanyaan, saya berusaha

menjawab sendiri apa yang ditanyakan oleh guru sosiologi..

Dengan demikian lingkungan sekolah terkait dengan pernyataan

bahwa Jika guru memberikan pertanyaan, saya berusaha

menjawab sendiri apa yang ditanyakan oleh guru

sosiologi.sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar

sosiologi.

Pada pernyataan ketiga yakni Saya bertanya jika belum

memahami materi tentang sosiologi tidak ada responden yang

mengatakan bahwa tidak pernah, tidak ada responden

mengatakan bahwa pernah, tidak ada responden mengatakan

bahwa kadang-kadang, serta (16.66%) responden mengatakan

bahwa sering,dan (83.33%) responden mengatakan bahwa

sering sekali Saya bertanya jika belum memahami materi

tentang sosiologi. Dengan demikian lingkungan sekolah terkait

Page 100: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

94

dengan pernyataan bahwa Saya bertanya jika belum

memahami materi tentang sosiologi sangat berpengaruh

terhadap prestasi belajar sosiologi.

4) Relasi Siswa dengan Siswa

Siswa yang mempunyai sifat-sifat atau tingkah laku yang

kurang menyenangkan teman lain, mempunyai rasa rendah diri

atau sedang mengalami tekanan-tekanan batin, akan

diasingkan dari kelompok. Akibatnya makin parah masalahnya

dan akan mengganggu belajarnya. Lebih-lebih lagi ia menjadi

malas untuk masuk sekolah dengan alasan yang tidak-tidak

karena di sekolah mengalami perlakuan yang kurang

menyenangkan dari teman-temannya. Jika hal ini terjadi,

segeralah siswa diberi layanan bimbingan dan penyuluhan agar

ia dapat diterima kembali ke dalam kelompoknya. Untuk

mengetahui seberapa besar pengaruh lingkungan sekolah

terkait relasi guru dengan siswa maka dapat dilihat dalam tabel

sebagai berikut:

Page 101: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

95

Tabel 4.12 Presentase Pernyataan Indikator 4

Relasi Siswa dengan Siswa

No Pernyataan Persentase N

TP P KK SR SL

1 Ketika membahas soal atau masalah secara kelompok,saya ikut aktif berdiskusi bersama teman-teman yang lain dalam memecahkan soal atau masalah tersebut

- - 1

(2.78%) 4

(11.11%) 31

(86.11%) 36

(100%)

2 Saya mengadakan diskusi kecil dengan teman setelah mengikuti mata pelajaran sosiologi

- - - 14

(38.89%) 25

(69.44%) 36

(100%)

Sumber: Pengolahan Data Angket

Dari tabel di atas menjelaskan bahwa pada pernyataan

pertama yakni ketika membahas soal atau masalah secara

kelompok,saya ikut aktif berdiskusi bersama teman-teman yang

lain dalam memecahkan soal atau masalah tersebut tidak ada

responden yang mengatakan bahwa tidak pernah, tidak ada

responden mengatakan bahwa pernah, 2.78% responden

mengatakan bahwa kadang-kadang, serta 11.11% responden

mengatakan bahwa sering, dan 86.11% responden mengatakan

bahwa sering sekali Ketika membahas soal atau masalah

secara kelompok,saya ikut aktif berdiskusi bersama teman-

teman yang lain dalam memecahkan soal atau masalah

tersebut .Dengan demikian lingkungan sekolah terkait dengan

pernyataan bahwa Ketika membahas soal atau masalah secara

Page 102: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

96

kelompok,saya ikut aktif berdiskusi bersama teman-teman yang

lain dalam memecahkan soal atau masalah tersebut

berpengaruh terhadap prestasi belajar sosiologi.

Pada pernyataan kedua yakni saya mengadakan diskusi

kecil dengan teman setelah mengikuti mata pelajaran sosiologi

tidak ada responden yang mengatakan bahwa tidak pernah,

tidak ada responden mengatakan bahwa pernah, tidak ada

responden mengatakan bahwa kadang-kadang,serta 38.89%

responden mengatakan bahwa sering,dan 69.44% responden

mengatakan bahwa Sering sekali guru membentuk kelompok

diskusi kecil untuk membahas materi dalam mata pelajaran

sosiologi. Dengan demikian lingkungan sekolah terkait dengan

pernyataan bahwa Saya mengadakan diskusi kecil dengan

teman setelah mengikuti mata pelajaran sosiologi sangat

berpengaruh terhadap prestasi belajar sosiologi.

5) Disiplin Sekolah

Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan

siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar. Kedisiplinan

sekolah mencakup kedisiplinan guru dalam mengajar dengan

melaksanakan tata tertib, kedisiplinan pegawai/karyawan dalam

pekerjaan administrasi dan kebersihan/keteraturan kelas,

gedung sekolah, halaman dan lain-lain, kedisiplinan Kepala

Page 103: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

97

Sekolah dalam mengelola seluruh staf beserta siswa-siswanya,

dan kedisiplinan tim BP dalam pelayanannya kepada siswa.

Dengan demikian agar siswa belajar lebih maju, siswa harus

disiplin di dalam belajar baik di sekolah, di rumah dan

diperpustakaan. Agar siswa disiplin haruslah guru beserta staf

yang lain disiplin juga. Untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh lingkungan sekolah terkait disiplin sekolah maka

dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.13 Presentase Pernyataan Indikator 5

Disiplin sekolah

No Pernyataan Persentase N

TP P KK SR SL

1 Guru hadir setiap pertemuan mata pelajaran sosiologi

- - 4

(11.11%) 7

(19.44%) 25

(69.44%) 36

(100%)

2 Saya tepat waktu dalam mengikuti pelajaran sosiologi

- - 6

(16.66%) 7

(19.44%) 23

(63.89%) 36

(100%)

3 Saya tepat waktu dalam mengumpulkan tugas pada mata pelajaran sosiologi

- - 2

(5.56%) 3

(8.33%) 31

(86.11%) 36

(100%)

Sumber: Pengolahan Data Angket

Dari tabel di atas menjelaskan bahwa pada pernyataan

pertama yakni guru hadir setiap pertemuan mata pelajaran,

tidak ada responden yang mengatakan bahwa tidak pernah,

tidak ada responden mengatakan bahwa pernah, ada 11.11%

responden mengatakan bahwa kadang-kadang, serta ada

19.44% responden mengatakan bahwa sering, dan 69.44%

responden mengatakan bahwa sering sekali guru hadir setiap

Page 104: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

98

pertemuan mata pelajaran. Dengan demikian lingkungan

sekolah terkait dengan pernyataan bahwa guru hadir setiap

pertemuan mata pelajaran berpengaruh terhadap prestasi

belajar sosiologi.

Pada pernyataan kedua yakni Saya tepat waktu dalam

mengikuti pelajaran sosiologi, tidak ada responden yang

mengatakan bahwa tidak pernah, tidak ada responden

mengatakan bahwa pernah, 16.66% responden mengatakan

bahwa kadang-kadang, serta 19.44% responden mengatakan

bahwa sering,dan 63.89% responden mengatakan bahwa

Sering sekali Saya tepat waktu dalam mengikuti pelajaran

sosiologi. Dengan demikian lingkungan sekolah terkait dengan

pernyataan bahwa Saya tepat waktu dalam mengikuti pelajaran

sosiologi sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar

sosiologi.

Pada pernyataan ketiga yakni Saya tepat waktu dalam

mengumpulkan tugas pada mata pelajaran sosiologi, tidak ada

responden yang mengatakan bahwa tidak pernah, tidak ada

responden mengatakan bahwa pernah, ada 5.56% responden

mengatakan bahwa kadang-kadang, serta 8.33% responden

mengatakan bahwa sering dan 86.11% responden mengatakan

bahwa Saya tepat waktu dalam mengumpulkan tugas pada

Page 105: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

99

mata pelajaran sosiologi. Dengan demikian lingkungan sekolah

terkait dengan pernyataan bahwa Saya tepat waktu dalam

mengumpulkan tugas pada mata pelajaran sosiologi sangat

berpengaruh terhadap prestasi belajar sosiologi.

6) Fasilitas sekolah

Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar

siswa, karena alat pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu

mengajar dipakai pula oleh siswa untuk menerima bahan yang

diajarkan itu. Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan

memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan

kepada siswa. Jika siswa mudah menerima pelajaran dan

menguasainya, maka belajarnya akan menjadi lebih giat dan

lebih maju.

Kenyataan saat ini dengan banyaknya tuntutan yang

masuk sekolah, maka memerlukan alat-alat yang membantu

lancarnya belajar siswa dalam jumlah yang besar pula, seperti

buku-buku di perpustakaan, laboratorium atau media-media

lain. Kebanyakan sekolah masih kurang memiliki media dalam

jumlah maupun kualitasnya. Mengusahakan alat pelajaran yang

baik dan lengkap adalah perlu agar guru dapat mengajar

dengan baik sehingga siswa dapat menerima pelajaran dengan

baik serta dapat belajar dengan baik pula. Fasilitas-fasilitas

Page 106: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

100

olahraga juga diperlukan untuk menampung bakat siswa, ruang

UKS, koperasi sekolah, kantin, tempat parkir, mushola, kamar

mandi / WC, dan lain-lain. Untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh lingkungan sekolah terkait disiplin sekolah maka

dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.14 Presentase Pernyataan Indikator 6

Fasilitas Sekolah

No Pernyataan Persentase

N TP P KK SR SL

1 Guru menggunakan buku paket dan LKS sosiologi dalam mengajar mata pelajaran sosiologi

- 1

(2.78%) 4

(11.11%) 14

(38.89%) 17

(47.22%) 36

(100%)

Sumber: Pengolahan Data Angket

Dari tabel di atas menjelaskan bahwa pada pernyataan

pertama yakni Suasana kelas bersih dan rapi sehingga saya

dapat berkonsentrasi dalam mengikuti mata pelajaran sosiologi,

tidak ada responden yang mengatakan bahwa tidak pernah,

ada 2.78% responden mengatakan bahwa pernah, ada 11.11%

responden mengatakan bahwa kadang-kadang, serta ada

38.89% responden mengatakan bahwa sering, dan 47.22%

responden mengatakan bahwa sering sekali Suasana kelas

bersih dan rapi sehingga saya dapat berkonsentrasi dalam

mengikuti mata pelajaran sosiologi. Dengan demikian

lingkungan sekolah terkait dengan pernyataan bahwa Suasana

Page 107: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

101

kelas bersih dan rapi sehingga saya dapat berkonsentrasi

dalam mengikuti mata pelajaran sosiologi berpengaruh

terhadap prestasi belajar sosiologi.

2. Uji Kualitas Data

Model pengujian untung mengukur validitas dalam penelitian ini

menggunakan pendekatan korelasi item-total dikoreksi (corrected

item-total correlation) untuk menguji validitas internal setiap item

pernyataan kuesioner yang disusun dalam bentuk skala. Untuk

menentukan apakah sebuah item dinyatakan valid atau tidak maka para

ahli menetapkan patokan besaran koefisien korelasi item total dikoreksi

sebesar 0,25 atau 0,30 sebagai batas minimal valid tidaknya sebuah

ítem. Artinya, sama atau lebih besar dari 0,25 atau 0,30

mengindikasikan item tersebut memiliki validitas yang memadai

(Kusnendi, 2008:96).

Page 108: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

102

a. Variabel Keharmonisan Keluarga (X1)

Tabel 4.15

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

KK1 153.3889 114.016 .350 .806

KK2 154.3889 112.587 .270 .808

KK3 154.4444 112.654 .275 .808

KK4 154.2222 107.092 .514 .798

KK5 153.5556 111.740 .415 .804

KK6 153.7778 107.378 .579 .797

KK7 154.4722 117.056 .054 .815

KK8 154.3889 118.073 .014 .815

KK9 154.6667 112.914 .288 .807

KK10 154.2222 114.463 .237 .809

KK11 153.3611 114.809 .225 .809

KK12 154.6389 113.609 .261 .808

KK13 154.7222 105.863 .424 .802

KK14 154.0000 105.371 .542 .797

KK15 153.7222 112.206 .372 .805

KK16 153.7778 111.206 .363 .805

KK17 154.3611 118.752 -.037 .818

KK18 154.1111 115.873 .306 .808

KK19 154.5556 115.454 .223 .809

KK20 154.2500 116.193 .178 .810

KK21 154.3889 108.187 .573 .798

KK22 153.6389 109.666 .475 .801

KK23 154.1111 107.873 .381 .804

Page 109: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

103

KK24 153.4444 115.111 .254 .809

KK25 153.5556 111.454 .496 .802

KK26 153.9444 112.683 .294 .807

KK27 154.2222 114.406 .240 .809

KK28 154.5278 116.542 .104 .813

KK29 154.0556 117.540 .068 .813

KK30 154.1667 112.829 .508 .803

KK31 153.8333 111.971 .364 .805

KK32 153.9167 113.793 .363 .806

KK33 154.0278 112.542 .341 .806

KK34 154.2222 123.892 -.363 .825

KK35 153.6389 110.923 .422 .803

KK36 153.5278 114.713 .221 .809

KK37 154.4167 113.507 .386 .805

KK38 154.5833 120.079 -.123 .818

KK39 154.5556 114.540 .232 .809

KK40 154.3611 117.323 .053 .814

Sumber: Hasil olah data SPSS

Berdasarkan tabel hasil olah data di atas, diketahui bahwa 14

dari 40 item pernyataan yang digunakan untuk mengukur variabel

keharmonisan keluarga (KK) dinyatakan tidak valid. KK8, KK10, KK11,

KK17, KK19, KK20, KK27, KK28, KK29, KK34, KK36, KK38, KK39, dan

KK40 dinyatakan tidak valid karena berada di bawah batas minimal

validitas sebuah item pernyataan dalam penelitian ini. Dimana besaran

nilai corrected item-total correlation item pernyataan tersebut berada di

bawah atau lebih kecil dari 0.25, 0.30 (corrected item-total correlation <

0.25, 0.30). Sedangkan 26 pernyataan lainnya dinyatakan valid dengan

Page 110: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

104

nilai corrected item-total correlation lebih besar dari > 0.25, 0.30

(corrected item-total correlation > 0.25, 0.30).

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of

Items

.812 40

Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan

nilai Cronbach Alpha > 0.60 (Ghozali, 2009). Berdasarkan tabel

reliability statistics di atas, kuesioner penelitian yang digunakan untuk

mengukur variabel keharmonisan keluarga (X1) dikatakan reliabel atau

handal karena Cronbach Alpha yang diperoleh adalah sebesar 0.812

yang berarti lebih besar dari 0.60 (0.812 > 0.60).

b. Variabel Lingkungan Sekolah (X2)

Tabel 4.16

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

LS1 80.4167 30.479 .437 .674

LS2 80.3056 31.133 .372 .681

LS3 80.4444 30.997 .394 .679

LS4 80.1667 30.657 .634 .661

LS5 80.4722 36.371 -.114 .727

LS6 79.8056 33.190 .306 .690

LS7 80.7500 34.079 .106 .710

LS8 80.7222 33.921 .146 .704

Page 111: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

105

LS9 80.1667 31.286 .344 .685

LS10 79.5556 33.854 .433 .688

LS11 79.6667 34.229 .276 .694

LS12 79.5556 33.397 .446 .685

LS13 79.7778 34.178 .256 .695

LS14 79.8056 32.104 .423 .680

LS15 79.9167 31.107 .486 .672

LS16 79.6111 32.587 .490 .679

LS17 80.5278 35.228 -.002 .719

LS18 80.4444 34.597 .018 .725

LS19 81.1944 32.847 .186 .704

LS20 80.0833 31.907 .380 .682

Sumber: Hasil olah data SPSS

Berdasarkan tabel hasil olah data di atas, diketahui bahwa 6 dari

20 item pernyataan yang digunakan untuk mengukur variabel

lingkungan sekolah (LS) dinyatakan tidak valid. LS5, LS7, LS8, LS17,

LS18 dan LS19 dinyatakan tidak valid karena berada di bawah batas

minimal validitas sebuah item pernyataan dalam penelitian ini. Dimana

besaran nilai corrected item-total correlation item pernyataan tersebut

berada di bawah atau lebih kecil dari 0.25, 0.30 (corrected item-total

correlation < 0.25, 0.30). Sedangkan 14 pernyataan lainnya dinyatakan

valid dengan nilai corrected item-total correlation lebih besar dari > 0.25,

0.30 (corrected item-total correlation > 0.25, 0.30).

Page 112: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

106

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of

Items

.703 20

Berdasarkan tabel reliability statistics di atas, kuesioner penelitian

yang digunakan untuk mengukur variabel lingkungan sekolah (X2)

dikatakan reliabel atau handal karena Cronbach Alpha yang diperoleh

adalah sebesar 0.703 yang berarti lebih besar dari 0.60 (0.703 > 0.60).

3. Uji Asumsi Klasik

a. Uji normalitas

Uji normalitas model dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data

(titik) pada sumbu diagonal dari grafik normal P-P Plot (Ghozali, 2009).

Page 113: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

107

Berdasarkan grafik normal P-P Plot hasil olah data, maka model

regresi dalam penelitian ini memenuhi asumsi normalitas dilihat dari

data yang menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal, atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi

normal.

b. Uji multikolinearitas

Jika nilai tolerance value dibawah 0.10 atau variance inflation

factor diatas 10 maka terjadi multikolinearitas. Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.

Berdasarkan tabel coefficients (lihat lampiran 3), model regresi dalam

penelitian ini cukup baik dengan nilai tolerance value sebesar 0.990

yang berarti berada di atas 0.10 atau nilai variance inflation factor

sebesar 1.010 yang berarti berada di bawah 10 yang mengindikasikan

tidak terjadinya korelasi diantara variabel independen.

c. Uji heteroskedastisitas

Berdasarkan grafik scatterplot hasil olah data (lihat lampiran 3),

maka dapat dikatakan bahwa model regresi yang dikemukakan dalam

penelitian ini tidak mangalami heteroskedastisitas atau ketidaksamaan

varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Ini

terlihat pada grafik scatterplot tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik

menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y.

Page 114: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

108

4. Model Regresi dan Pengujian Hipotesis

Berdasarkan tabel coefficients hasil olah data (lihat lampiran 2), maka

model regresi yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur

pengaruh keharmonisan keluarga dan lingkungan sekolah terhadap

prestasi belajar siswa dapat dianalisa berdasarkan koefesien-

koefesiennya sebagai berikut.

Y1 = 26.929 + 0.225X1 + 0.293X2

Dari fungsi regresi di atas, maka dapat dijelaskan:

a. Jika variabel keharmonisan keluarga (X1) berubah maka prestasi

belajar (Y) juga akan berubah. Tanda positif menunjukkan

perubahan yang searah. Apabila keharmonisan keluarga meningkat,

maka prestasi belajar siswa juga akan meningkat dengan koefisien

regresi sebesar 0.225. Dan sebaliknya, jika keharmonisan keluarga

menurun, maka prestasi belajar juga akan menurun dengan

koefisien regresi sebesar 0.225.

b. Jika variabel lingkungan sekolah (X2) berubah maka prestasi belajar

(Y) juga akan berubah. Tanda positif menunjukkan perubahan yang

searah. Apabila lingkungan sekolah meningkat, maka prestasi

belajar siswa juga akan meningkat dengan koefisien regresi sebesar

0.293. Dan sebaliknya, jika lingkungan sekolah menurun, maka

Page 115: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

109

prestasi belajar juga akan menurun dengan koefisien regresi

sebesar 0.293.

c. Nilai konstanta sebesar 26.929 menunjukkan bahwa, jika semua

variabel konstan maka perestasi belajar masih bersifat positif.

Berdasarkan nilai beta dapat diketahui bahwa variabel yang

berpengaruh dominan terhadap prestasi belajar siswa (Y) adalah

variabel lingkungan sekolah (X2) karena mempunyai nilai beta yang

lebih besar yaitu 0.293 dibandingkan variabel keharmonisan keluarga

(X1) yaitu sebesar 0.225.

Untuk menguji kebenaran hipotesis dalam penelitian ini,

dilakukan uji F. Untuk mengetahui bahwa ada pengaruh dapat

diketahui dengan melihat dari level of significant α = 0,05. Jika nilai

signifikansi lebih kecil dari 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Berdasarkan hasil olah data pada tabel ANOVA (lihat lampiran 3),

maka diketahui nilai Fhitung yang diperoleh sebesar 5.607 dengan

tingkat signifikan 0.008 (F < 0.05) yang berarti bahwa variabel

keharmonisan keluarga (X1) dan lingkungan sekolah (X2) secara

bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

prestasi belajar siswa (Y). Dari hasil tersebut berarti bahwa model

regresi dapat digunakan untuk memprediksi prestasi belajar siswa

dalam mata pelajaran sosiologi.

Page 116: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

110

Uji statistik t untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

variabel penjelas/independen secara individual menerangkan variasi

variabel dependen berdasarkan tabel coefficients hasil olah data

SPSS (lihat lampiran 3), maka diketahui bahwa:

a. Nilai t hitung variabel keharmonisan keluarga sebesar 2.069

dengan tingkat signifikansi 0.046 (p < 0.05). Berarti ada pengaruh

yang signifikan antara variabel keharmonisan keluarga (X1)

terhadap prestasi belajar siswa (Y).

b. Nilai t hitung variabel lingkungan sekolah sebesar 2.409 dengan

tingkat signifikansi 0.022 (p < 0.05). Berarti ada pengaruh yang

signifikan antara variabel lingkungan sekolah (X2) terhadap

prestasi belajar siswa (Y).

Berdasarkan nilai signifikansi di atas bahwa nilai probabilitas untuk

variabel X1 dan X2 berada di bawah 0.05 dilhat dari nilai thitung > nilai

ttabel atau untuk X1 dengan nilai 2.069 > 1.670 dan untuk X2 dengan

nilai 2.409 > 1.670. Artinya, secara otomatis H1 diterima dan H0

ditolak yang menjelaskan bahwa koefisien regresi signifikan atau

variabel keharmonisan keluarga (X1) dan variabel lingkungan sekolah

(X2) benar-benar berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi

belajar mata pelajaran sosiologi (Y).

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa

jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel

Page 117: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

111

dependen. Berdasarkan tabel model summery (lihat lampiran 2)

koefisen determinasi berganda (R2) atau R squared = 0.254, berarti

secara bersama-sama 25.4% perubahan variabel prestasi belajar

siswa (Y) dapat dijelaskan oleh variabel keharmonisan keluarga (X1)

dan variabel lingkungan sekolah (X2), atau dengan kata lain pengaruh

variabel bebas terhadap variabel terikat sebesar 25.4%. Sedangkan

sisanya yaitu 74.6% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak masuk

dalam kerangka konsep dalam penelitian ini.

D. PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengujian yang telah diuraikan, maka terbukti

bahwa keharmonisan keluarga dan lingkungan sekolah berpengaruh secara

signifikan terhadap prestasi belajar bidang studi sosiologi. Uraian

selengkapnya sebagai berikut

1. Pengaruh Keharmonisan Keluarga terhadap Prestasi Belajar

Sosiologi

Hasil pertama yang ditemukan dalam penelitian ini adalah

keharmonisan keluarga berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar

sosiologi dengan nilai probabilitas untuk variabel X1 berada di bawah 0.05

dilhat dari nilai thitung > nilai ttabel dengan nilai 2.069 > 1.670. Hasil ini sejalan

Page 118: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

112

dengan temuan Kartini (2006) yang menemukan bahwa salah satu faktor

ekstenal yang berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa di sekolah adalah

keharmonisan keluarga. Keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama

dan utama, dengan keadaan seluruh anggota keluarga mendukung dalam

kegiatan belajar siswa maka tidak menutup kemungkinan siswa akan

semangat dalam belajar dan tentunya dapat meningkatkan prestasi belajar

siswa.

Hasil yang sama dikemukakan oleh Slameto (2003) yang

berpendapat bahwa harmonis tidaknya sebuah keluarga tergantung pada

lingkungan keluarga itu sendiri. Lingkungan keluarga adalah lingkungan yang

utama menentukan keberhasilan siswa dalam belajar. Lingkungan keluarga

merupakan lingkungan yang pertama dan utama bagi anak didik dan

dibesarkan dalam keluarga dimana peran keluarga dimungkinkan sangat

besar dalam hal bahasa, pembentukan dan pembinaan nilai dan ajaran

agama yang diikuti, sikap, kebiasaan dan perkembangan ketrampilan.

Lingkungan keluarga meliputi cara orang tua mendidik, relasi antaranggota

keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua

dan latar belakang kebudayaan. Cara orang tua mendidik anaknya besar

pengaruhnya terhadap belajar anaknya.

Secara umum, keharmonisan keluarga dipengaruhi oleh lingkungan

keluarga yang lebih berfokus pada bimbingan orang tua, relasi antaranggota

keluarga dan suasana rumah yang dapat mempengaruhi psikologi anak

Page 119: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

113

dalam proses belajarnya. Bimbingan dan penyuluhan dari orang tua

memegang peranan yang penting. Anak atau siswa yang mengalami

kesukaran-kesukaran dalam proses pembelajaran dapat ditolong dengan

memberikan bimbingan belajar yang sebaik-baiknya, yang tentu saja

keterlibatan orang tua akan sangat mempengaruhi keberhasilan bimbingan

tersebut.

Relasi antar anggota keluarga yang terpenting adalah relasi orang

tua dengan anaknya. Selain itu relasi anak dengan saudaranya atau dengan

anggota keluarga yang lain pun turut mempengaruhi belajar anak. Wujud

relasi itu misalnya apakah hubungan itu penuh dengan kasih sayang dan

pengertian, ataukah diliputi oleh kebencian, sikap yang terlalu keras, ataukah

sikap yang acuh tak acuh dan sebagainya. Hubungan yang baik

antaranggota keluarga dapat memberikan semangat bagi siswa untuk belajar

karena anak tidak akan merasa tertekan ketika belajar sehingga anak merasa

mendapat dukungan dan seluruh anggota keluarga. Dengan demikian anak

lebih semangat untuk berprestasi.

Suasana rumah juga merupakan faktor yang penting yang tidak

termasuk faktor yang disengaja. Suasana rumah yang gaduh atau ramai dan

semrawut dengan konflik yang ada dalam rumah tidak akan memberi

ketenangan pada anak yang belajar. Demi kelancaran belajar serta

keberhasilan anak, perlu diusahakan relasi yang baik di dalam keluarga anak

tersebut. Hubungan yang baik adalah hubungan yang penuh pengertian dan

Page 120: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

114

kasih sayang, disertai dengan bimbingan dan bila perlu hukuman-hukuman

untuk mensukseskan belajar anak sendiri.

Demikian juga dikemukakan oleh Talcoot Parsons (1955) yang

berpendapat bahwa Keluarga dapat dilihat sebagai salah satu dari berbagai

subsistem dalam masyarakat. Keluarga dalam subsistem masyarakat juga

tidak akan lepas dari interaksinya dengan subsistem-subsistem lainnya yang

ada dalam masyarakat, misalnya sistem ekonomi, politik, pendidikan, dan

agama. Dengan interaksinya dengan subsistem-subsistem tersebut, keluarga

berfungsi untuk memelihara keseimbangan sosial dalam masyarakat

(equilibrium state). Parsonian tidak menganggap keluarga adalah statis atau

tidak dapat berubah. Menurutnya keluarga selalu beradaptasi secara mulus

menghadapi perubahan lingkungan. Kondisi ini disebut "keseimbangan

dinamis".

Dengan demikian, terbukti bahwa, keharmonisan keluarga dan

lingkungan sekolah adalah aspek-aspek dan faktor-faktor yang berfungsi

mempengaruhi prestasi belajar sosiologi. Untuk kepentingan pendekatan

dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa keharmonisan keluarga

suatu perwujudan khususnya siswa agar dapat meningkatkan prestasi belajar

sosiologi.

Berdasarkan hasil penelitian pada SMU Negeri 4 Makassar diperoleh

kesimpulan bahwa cukup baiknya keharmonisan keluarga yang dimiliki oleh

Page 121: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

115

para siswa akan lebih mewujudkan siswa-siswa yang berprestasi di bidang

studi sosiologi sesuai yang diharapkan.

2. Pengaruh Lingkungan Keluarga terhadap Prestasi Belajar

Sosiologi

Hasil yang kedua dalam penelitian ini menemukan bahwa lingkungan

sekolah berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar sosiologi dengan

nilai probabilitas untuk variabel X2 berada di bawah 0.05 dilhat dari nilai thitung

> nilai ttabel dengan nilai 2.409 > 1.670. Temuan ini sejalan dengan Atifah

(2006) yang menemukan keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran

yang ditandai dengan prestasi siswa perlu didukung oleh berbagai

komponen-komponen dalam pengajarannya. Komponen-komponen tersebut

meliputi materi, metode, guru, media, siswa dan lingkungannya.

Kartini (2006) menemukan hasil yang sama bahwa lingkungan

sekolah yang mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan

siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah pelajaran dan waktu

sekolah, standar pelajaran berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.

Metode yang digunakan oleh guru dalam mengajar harus diusahakan yang

tepat, efisien dan efektif mungkin, sehingga dapat membantu meningkatkan

kegiatan belajar mengajar. Sebaliknya metode mengajar guru yang kurang

baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. Kurikulum

diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa. Kegiatan

Page 122: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

116

itu sebagian besar adalah menyajikan bahan pelajaran agar siswa menerima,

menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran itu. Jelaslah bahan

pelajaran itu mempengaruhi belajar siswa. Kurikulum yang kurang baik

berpengaruh tidak baik terhadap belajar.

Relasi (guru dengan siswa) yang baik, siswa akan menyukai gurunya

dan juga akan menyukai mata pelajaran yang diberikannya sehingga siswa

berusaha mempelajari sebaik-baiknya. Hal tersebut juga sebaliknya, jika

siswa membenci gurunya, ia akan segan mempelajari mata pelajaran yang

diberikannya, akibatnya pelajarannya tidak maju. Menciptakan relasi yang

baik antarsiswa adalah perlu agar dapat memberikan pengaruh yang positif

terhadap belajar siswa. Selanjutnya, adalah kedisiplinan sekolah erat

kaitannya dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar.

Seluruh staf sekolah yang mengikuti tata tertib dan bekerja dengan disiplin

membuat siswa menjadi disiplin pula, selain itu juga memberi pengaruh yang

positif terhadap belajarnya. Sekolah yang dalam pelaksanaan disiplin kurang,

sehingga mempengaruhi sikap siswa dalam belajar, kurang bertanggung

jawab.

Talcott Parsons Menyatakan sekolah sebagai sistem yang di

dalamnya terdiri atas berbagai subsistem,subsistem yang ada di dalamnya

sekolah berkaitan antara satu sistem dengan sistem lainnya.Subsistem

tersebut berbagai fungsi untuk kelangsungan eksistensi.

Page 123: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

117

Di dalam sekolah tedapat beragam aktifitas. Ada yang susah payah

belajar,Ada yang Mengajar. Ada yang Membersihkan Sebagai sebuah

sistem, Sekolah mempunyai keterkaitan dengan sistem lainnya di luar

sekolah. Sistem luar meliputi orang tua siswa, Masyarakat sekitar sekolah,

Dinas-dinas, Kepolisian, Lembaga Keagamaan, dan lain-lain

(Sudardja,1988). Hubungan anatara sekolah dengan sistem lain bersifat

hubungan timbal-balik yang saling mengisi. Sementara itu, Interaksi dalam

sekolah berlangsung antara empat kategori manusia dan antara orang-orang

dala setiap kategori. Keempat kategori itu meliputi Pimpinan Sekolah , Guru,

Pelajar, Karyawan Nonguru (Sudardja,1988).

Demikian juga dikemukakan oleh Talcoot Parsons (1955)

Menyatakan sekolah sebagai sistem yang di dalamnya terdiri atas berbagai

subsistem,subsistem yang ada di dalamnya sekolah berkaitan antara satu

sistem dengan sistem lainnya.Subsistem tersebut berbagai fungsi untuk

kelangsungan eksistensi.

Page 124: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

118

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan tentang pengaruh keharmonisan keluarga

dan lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar bidang studi sosiologi maka

dapat di simpulkan sebagai berikut:

1. Keharmonisan keluarga berpengaruh positif terhadap prestasi belajar

bidang studi sosiologi. Hal ini menunjukkan bahwa apabila

keharmonisan keluarga meningkat, maka prestasi belajar siswa juga

akan meningkat dengan koefisien regresi sebesar 0.225. Sebaliknya,

jika keharmonisan keluarga menurun, maka prestasi belajar juga akan

menurun dengan koefisien regresi sebesar 0.225.

2. Lingkungan sekolah berpengaruh positif terhadap prestasi belajar

bidang studi sosiologi. Hal ini menunjukkan bahwa variabel

lingkungan sekolah (X2) berubah maka prestasi belajar (Y) juga akan

berubah. Tanda positif menunjukkan perubahan yang searah. apabila

lingkungan sekolah meningkat, maka prestasi belajar siswa juga akan

meningkat dengan koefisien regresi sebesar 0.293. Dan sebaliknya,

jika lingkungan sekolah menurun, maka prestasi belajar juga akan

menurun dengan koefisien regresi sebesar 0.293.

Page 125: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

119

3. Variabel keharmonisan keluarga (X1), lingkungan sekolah (X2)

secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

prestasi belajar siswa (Y). Dari hasil tersebut berarti bahwa hipotesis

yang diajukan dalam penelitian ini diterima. Berdasarkan nilai beta

dapat diketahui bahwa variabel yang berpengaruh dominan terhadap

prestasi belajar siswa (Y) adalah keharmonisan keluarga (X1) karena

mempunyai nilai beta yang lebih besar dibandingkan variabel

lingkungan sekolah (X2). dengan kata lain pengaruh variabel bebas

terhadap variabel terikat sebesar 25,4%. Sedangkan sisanya yaitu

74.6% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak masuk dalam

kerangka konsep dalam penelitian ini.

B. SARAN-SARAN

Bardasarkan kesimpulan di atas, maka saran yang akan penulis

sampaikan adalah sebagai berikut:

1. Bagi orang tua kiranya dapat menjaga keharmonisan keluarga melalui

membangun interaksi dan komunikasi yang terbuka antar anggota

keluarga agar suasana rumah menjadi kondusif sehingga

memungkinkan bagi anak untuk mendapatkan suasana yang baik

dalam belajar sehingga dapat meningkatkan prestasi belajarnya

disekolah

Page 126: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

120

2. Bagi pemerintah khususnya sekolah kiranya dapat melengkapi

fasilitas, sarana dan prasarana sekolah baik bersifat materiil maupun

immateriil yang dapat menciptakan lingkungan sekolah yang nyaman

sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Page 127: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

121

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1997. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup 1997. Ujung Pandang: Bapedal Wilayah III.

Abdulsyani, 1994. Sosiologi Skematika, Teori dan Terapan. Jakarta: Bumi Aksara.

Anonim. 1985. Modul Keluarga Bahagia Sejahtera: Departemen Agama R.I

Ahmadi, Abu. 1991. Sosiologi Pendidikan. Jakarta : PT Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: aksara.

Basri, H. 1999. Keluarga Sakinah Tinjauan Psikologi dan Agama. (edisi empat). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Barnadib Iman .2002 . Pengantar Sosioogi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). 1992. Undangundang Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). 1994. UndangUndang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 1994 Tentang Delapan Fungsi Keluarga. Jakarta: BKKBN. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (www.bkkbn.go.id).

Cangara Syaifullah. 2009. Pengantar Statistik Sosial. Makassar Universitas Hasanuddin

Depdikbud. 2003. Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendiikan Nasional. Semarang: Aneka Ilmu.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1993, Kurikulum SMU, Garis-garis Besar Program Pembelajaran Jakarta

Depdikbud. 1989. Undang-Undang No 2 Tahun 1989 Tentang Pendidikan Nasional. Solo: Aneka Ilmu.

Eyree, RL. 1995. 3 Langkah Menuju Keluarga yang Harmonis : Teaching Your Children Values. PT Gramedia Pustaka Umum. Jakarta.

Page 128: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

122

Ekowati. (2006). Kontribusi intelegensi dan kemandirian belajar terhadap hasil belajar pendidikan kewarganegaraan dan sejarah. Samarinda, Kalimantan Timur. http://www.geocities.com/guruvalah/ hasil-belajar.pdf

Fukuyama, F. 1999. The Great Disruption Human Nature and the Reconstitution ofSocial Order, New York: A

Hawari, D. 1997. Alquran Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Mental. Jakarta: Dana Bhakti Yasa.

Hurlock, E.B. 1973. Adolescent Development (4th ed). Tokyo: McGraw-Hill Kogakusha

Hasbullah. 2005 Pengantar Sosiologi Pendidikan . Bandung : Sinar Baru Algensindo.

Gunarsa, S. 1983. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Penerbit BPK Gunung Mulia. Jakarta.

Moch, Nazir. (1988). Metodologi Penelitian.Cetakan 3. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Murni, A. 2004. Huhungan Persepsi Terhadap Keharmonisan Keluarga Dan Pemantauan Diri pada Dengan Kecenderungan Perilaku Delinkuen Pada Remaja Tesis. (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.

Nazir, Moh. 1999. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia

Nasution, S. 1994. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Robinson, Philip.1981. Perspectives on the sosiology of education: And Introduction.Routledge and Kegen Paul Ltd.

Sudardja. 1988. Sosiologi Pendidikan: Isu dan Hipotesis tentang Hubungan pendidikan dengan Masyarakat.Jakarta : Depdiknas

Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1992 Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera. Jakarta: BKKBN.

Soejono Soekanto. 1990. Sosiologi: Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Press.

Page 129: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

123

Shochib, Mohammad, Pola Asuh Orang Tua dalam membantu Disiplin diri,Jakarta: PT Rieneka Cipta, Cet. I,1998.

Sujana, Nana dan Ibrahim. 2002. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Supardi, Imam. 2003. Lingkungan Hidup dan Kelestariannya. Bandung: PT Alumni

Setia Tunggal, Hadi. 2003. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003. Jakarta:

Harvarindo

Suharsimi Arikunto, 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Suhendi Hendi. 2001. Pengantar Studi sosiologi Keluarga. Bandung: CV Pustaka Setia

Sugiyono. 2002. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Kelima. Bandung: Alfa Beta.

Sarwono, Wirawan. S. 1992. Psikologi Lingkungan. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Soekanto, S. 1983. Teori Sosiologi tentang Pribadi dalam Masyarakat Indonesia. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Tu’u, Tulus. 2004. “Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa”. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Yusuf, Syamsu. 2001. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Page 130: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

124

Page 131: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

Lampiran 3

CORRELATIONS

/VARIABLES=X1 X2 Y

/PRINT=ONETAIL NOSIG

/MISSING=PAIRWISE.

[DataSet1] C:\Users\COMPAQ\Documents\output spss\Data Variabel Lg.sav

Correlations

Keharmonisan Keluarga

Lingkungan Sekolah

Prestasi Belajar Sosiologi

Keharmonisan Keluarga Pearson Correlation 1 .102 .350*

Sig. (1-tailed) .277 .018

N 36 36 36

Lingkungan Sekolah Pearson Correlation .102 1 .396**

Sig. (1-tailed) .277 .008

N 36 36 36

Prestasi Belajar Sosiologi Pearson Correlation .350* .396

** 1

Sig. (1-tailed) .018 .008

N 36 36 36

*. Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

Page 132: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

Lampiran 3

REGRESSION

/MISSING LISTWISE

/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA COLLIN TOL CHANGE

/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)

/NOORIGIN

/DEPENDENT Y

/METHOD=ENTER X1 X2

/SCATTERPLOT=(Y ,*ZPRED)

/RESIDUALS DURBIN.

Regression

[DataSet2]

Variables Entered/Removedb

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 Lingkungan

Sekolah ,

Keharmonisan

Keluargaa

. Enter

a. All requested variables entered.

Page 133: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

Lampiran 3

Variables Entered/Removedb

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 Lingkungan

Sekolah ,

Keharmonisan

Keluargaa

. Enter

b. Dependent Variable: Prestasi Belajar Sosiologi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Change Statistics

Durbin-Watson R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change

1 .504a .254 .208 6.65463 .254 5.607 2 33 .008 1.333

a. Predictors: (Constant), Lingkungan Sekolah , Keharmonisan Keluarga

b. Dependent Variable: Prestasi Belajar Sosiologi

Page 134: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

Lampiran 3

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 496.625 2 248.313 5.607 .008a

Residual 1461.375 33 44.284

Total 1958.000 35

a. Predictors: (Constant), Lingkungan Sekolah , Keharmonisan Keluarga

b. Dependent Variable: Prestasi Belajar Sosiologi

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 26.929 16.638 1.619 .115

Keharmonisan Keluarga .225 .109 .313 2.069 .046 .990 1.010

Lingkungan Sekolah .293 .122 .364 2.409 .022 .990 1.010

Page 135: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

Lampiran 3

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 26.929 16.638 1.619 .115

Keharmonisan Keluarga .225 .109 .313 2.069 .046 .990 1.010

Lingkungan Sekolah .293 .122 .364 2.409 .022 .990 1.010

a. Dependent Variable: Prestasi Belajar Sosiologi

Page 136: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

Lampiran 3

Page 137: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

Lampiran 1

Pernyataan Variabel Keharmonisan Keluarga (X1)

Keterangan skor pernyataan:

1 : Tidak Pernah 2 : Pernah 3 : Kadang-kadang 4 : Sering 5 : Selalu

Pernyataan Skor

Menciptakan Kehidupan Beragama Dalam Keluarga 1 2 3 4 5

1. Orangtua selalu mengingatkan untuk perintah ajaran agama.

2. Orang tua jarang beribadah

3. Orang tua mengajarkan beribadah sejak kecil

4. Orangtua tidak masalah dengan pakaian kami yang terbuka

5. Keluarga tidak pernah berdiskusi tentang masalah-masalah agama

6. Kami termasuk keluarga yang agamis

Mempunyai Waktu Bersama Keluarga

7. Orangtua menyediakan waktu untuk berkumpul bersama anak-anaknya walaupun sedang sibuk

8. Orang tua lebih sering keluar rumah daripada di rumah.

9. Orangtua sibuk sehingga jarang berkumpul bersama.

10. Orangtua masih sempat memperhatikan kami disela-sela kesibukannya.

11. Setiap ada waktu luang orangtua mengajak kami untuk berjalan-jalan bersama.

Mempunyai Komunikasi Yang Baik Antar Anggota Keluarga

12. Saya menceritakan masalah kepada orangtua.

13. Saya dan saudara selalu bertukar pikiran dalam setiap masalah

14. Orangtua mengajak berdiskusi masalah-masalah tentang agama

15. Orangtua terbuka kepada anak-anaknya.

16. Orangtua jarang mengajak kami untuk berdiskusi.

17. Saya tidak berani cerita tentang masalah saya kepada orangtua.

18. Kedua orangtua saling terbuka dalam segala hal.

19. Kedua orangtua saya jarang berdiskusi.

Page 138: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

Lampiran 1

Saling Menghargai Dan Pengertian Antar Keluarga

20. Orangtua menghargai pendapat anak-anaknya.

21. Saya dan saudara saling menghargai.

22. Saya menghargai orangtua walaupun mereka berbeda pendapat.

23. Orangtua merasa benar dengan semua pendapatnya.

24. Saya menuruti kata-kata orangtua.

25. Orangtua kurang bisa menghargai pendapat anak-anaknya karena masih dianggap anak kecil.

Kualitas Dan Kuantitas Konflik Yang Minim

26. Ibu selalu sabar menghadapi masalah.

27. Keluarga kami selalu makan malam bersama.

28. Saya dan saudara sering bertengkar dengan masalah yang sepele

29. Orangtua bertengkar tanpa alasan yang jelas.

30. Ibu sering marah-marah terhadap anak-anaknya.

31. Ayah terlihat tenang dalam menghadapi masalah.

32. Kedua orangtua jarang bertengkar.

33. Hubungan kedua orangtua tidak harmonis

34. Keluarga saling membantu satu sama lain apabila ada masalah

Adanya Hubungan Atau Ikatan Yang Erat Antar Anggota Keluarga

35. Saya merasa dekat dengan orangtua.

36. Saya dan saudara akrab.

37. Orangtua kaku sehingga saya tidak dekat.

38. Hubungan kedua orangtua harmonis.

39. Saya dan saudara tidak akrab.

40. Kami selalu melakukan kegiatan sendiri-sendiri.

Page 139: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

Lampiran 1

Pernyataan Variabel Lingkungan Sekolah (X2)

Keterangan skor pernyataan:

1 : Tidak Pernah 2 : Pernah 3 : Kadang-kadang 4 : Sering 5 : Selalu

Pernyataan Skor

Metode Mengajar 1 2 3 4 5

1. Jika guru sosiologi berhalangan hadir dalam pembelajaran, saya membaca buku pelajaran meskipun tidak diperintah oleh guru.

2. Guru menggunakan metode yang bervariasi dalam melaksanakan pembelajaran mata pelajaran sosiologi.

3. Guru menggunakan buku paket dan LKS sosiologi dalam mengajar mata pelajaran sosiologi.

4. Guru menggunakan media yang baik dan lengkap sehingga siswa dapat menerima pelajaran dengan baik.

5. Guru membentuk kelompok diskusi kecil untuk membahas materi dalam mata pelajaran sosiologi.

Kurikulum

6. Guru memberikan materi sosiologi sesuai dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD).

7. Guru menggunakan buku paket dan LKS sosiologi dalam mengajar mata pelajaran sosiologi

8. Saya melakukan observasi dengan hal-hal yang berkaitan dengan mata pelajaran sosiologi.

Relasi Guru dan Siswa

9. Guru melakukan tanya jawab dalam mengajar mata pelajaran sosiologi

10. Saya memahami materi yang disampaikan guru dalam mata pelajaran sosiologi

11. Jika guru sosiologi member pertanyaan, saya berusaha menjawab sendiri apa yang ditanyakan guru sosiologi

12. Saya bertanya jika belum memahami materi tentang sosiologi

Relasi Siswa dan Siswa

Page 140: PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

Lampiran 1

13. Ketika membahas soal atau masalah secara kelompok, saya ikut aktif berdiskusi dalam memecahkan soal atau masalah tersebut

14. Saya mengadakan diskusi kecil dengan teman setelah mengikuti mata pelajaran sosiologi.

Disiplin/Aturan Sekolah

15. Guru hadir setiap pertemuan mata pelajaran sosiologi.

16. Saya tepat waktu dalam mengikuti pelajaran sosiologi.

17. Saya tepat waktu dalam mengumpulkan tugas pada mata pelajaran sosiologi.

18. Saya mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru sosiologi

Fasilitas Sekolah

19. Saya memiliki buku yang mendukung mata pelajaran sosiologi selain buku wajib di sekolah.

20. Suasana kelas bersih dan rapi sehingga saya dapat berkonsentrasi dalam mengikuti mata pelajaran sosiologi.