60
TIN IN D PR SEKOLA NGKAT P NFEKSI L Diajukan Un P ROGRAM AH TINGG PENGETA LUKA PER GEMOL KARYA ntuk Memen Pendidikan D Di F NI M STUDI D GI ILMU SUR i AHUAN IB RINEUM LONG SR A TULIS IL nuhi Salah Sa Diploma III susun Oleh FIDIYANTI IM : B10.02 DIPLOMA KESEHA RAKART 2013 BU NIFAS DI RSU A RAGEN LMIAH atu Syarat T Kebidanan : I 1 A III KEB ATAN KU TA S TENTAN ASSALAM ugas Akhir BIDANAN USUMA HU NG M N USADA

TI NGKAT PENGET AHUAN I BU NIFA S TENTA NG INFEKSI … · Seorang bidan harus memiliki kompetensi yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan perilaku dalam melakukan praktik bidan

  • Upload
    lamnga

  • View
    218

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: TI NGKAT PENGET AHUAN I BU NIFA S TENTA NG INFEKSI … · Seorang bidan harus memiliki kompetensi yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan perilaku dalam melakukan praktik bidan

TIN

IN

D

PR

SEKOLA

NGKAT P

NFEKSI L

Diajukan Un

P

ROGRAM

AH TINGG

PENGETA

LUKA PER

GEMOL

KARYA

ntuk Memen

Pendidikan D

Di

F

NI

M STUDI D

GI ILMU

SUR

i

AHUAN IB

RINEUM

LONG SR

A TULIS IL

nuhi Salah Sa

Diploma III

susun Oleh

FIDIYANTI

IM : B10.02

DIPLOMA

KESEHA

RAKART

2013

BU NIFAS

DI RSU A

RAGEN

LMIAH

atu Syarat T

Kebidanan

:

I

1

A III KEB

ATAN KU

TA

S TENTAN

ASSALAM

ugas Akhir

BIDANAN

USUMA HU

NG

M

N

USADA

Page 2: TI NGKAT PENGET AHUAN I BU NIFA S TENTA NG INFEKSI … · Seorang bidan harus memiliki kompetensi yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan perilaku dalam melakukan praktik bidan
Page 3: TI NGKAT PENGET AHUAN I BU NIFA S TENTA NG INFEKSI … · Seorang bidan harus memiliki kompetensi yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan perilaku dalam melakukan praktik bidan
Page 4: TI NGKAT PENGET AHUAN I BU NIFA S TENTA NG INFEKSI … · Seorang bidan harus memiliki kompetensi yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan perilaku dalam melakukan praktik bidan

iv

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah – Nya sehingga penulis

dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul ‘’Tingkat Pengetahuan Ibu

Nifas tentang Infeksi Luka Perineum di RSUD Assalam Gemolong Sragen.’’

Karya tulis ilmiah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat ujian

akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat bimbingan

dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis

menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Ibu Dra.Agnes Sri Harti, M.Si selaku ketua STIKes Kusuma Husada

Surakarta.

2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT selaku ketua Prodi Diploma III Kebidanan

STIKes Kusuma Husada Surakarta.

3. Ibu Siti Nurjanah, SST selaku pembimbing yang telah memberikan

bimbingan teori dan metode penelitian dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah

ini.

4. Ibu dr. Wiwiek Irawati, M.Kes selaku Direktur Rumah Sakit Umum Assalam

Gemolong Sragen yang telah memberikan izin dalam pengambilan data awal.

5. Seluruh Dosen Prodi Diploma III Kebidanan STIKes Kusuma Husada

Surakarta yang telah memberikan masukan dan saran dalam penyusunan

Karya Tulis Ilmiah ini.

Page 5: TI NGKAT PENGET AHUAN I BU NIFA S TENTA NG INFEKSI … · Seorang bidan harus memiliki kompetensi yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan perilaku dalam melakukan praktik bidan

v

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan

Karya Tulis Ilmiah ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan masukan-

masukan dari semua pihak yang berupa masukan dan saran yang bersifat

membangun demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Surakarta, Juni 2013

Penulis

Page 6: TI NGKAT PENGET AHUAN I BU NIFA S TENTA NG INFEKSI … · Seorang bidan harus memiliki kompetensi yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan perilaku dalam melakukan praktik bidan

vi

Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Karya Tulis Ilmiah, Juli 2013

FIDIYANTI

B10 021

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG INFEKSI

LUKA PERINEUM DI RSU ASSALAM

GEMOLONG SRAGEN

(xv + 43 halaman + 6 tabel + 2 gambar + 16 lampiran)

ABSTRAK

Latar Belakang : Infeksi pada ibu nifas disebabkan oleh beberapa factor antara

lain adanya robekan pada perineum sebagai akibat rupture spontan dan

episiotomi. Apabila pengetahuan ibu nifas tentang perawatan luka perineum

rendah akan memungkinkan terjadinya infeksi. Karena perawatan perineum yang

tidak benar dapat mengakibatkan kondisi perineum yang lembab akan sangat

menunjang perkembangbiakan bakteri yang dapat menyebabkan infeksi pada

perineum. Berdasarkan studi pendahuluan di RSU Assalam Gemolong Sragen

dengan menggunakan 5 pertanyaan diperoleh data dari 10 ibu nifas, 3 ibu nifas

mengetahui tentang infeksi masa nifas dan 7 ibu nifas kurang mengetahui tentang

infeksi masa nifas luka perineum.

Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang

infeksi luka perineum di RSU Assalam Gemolong Sragen 2013.

Metode Penelitian : Jenis penelitian adalah deskriftif kuantitatif. Penelitian ini

dilaksanakan di RSU Assalam Gemolong Sragen pada bulan Desember 2012 –

Januari 2013 dengan sampel ibu nifas normal sebanyak 30 orang menggunakan

teknik pengambilan sampel dengan teknik total Sampling. Instrument yang

digunakan yaitu kuesioner tertutup sedangkan teknik analisa data univariat.

Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan tingkat

pengetahuan ibu nifas tentang infeksi luka perineum di RSU Assalam Gemolong

Sragen 2013 dapat dikatagorikan pengetahuan cukup 25 responden (83,33),

pengetahuan baik 3 responden (10,00%) dan pengetahuan kurang 2 responden

(6,67%).

Kesimpulan : Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang infeksi luka perineum di

RSU Assalam Gemolong Sragen 2013 adalah cukup.

Kata kunci : Pengetahuan Nifas, Infeksi Perineum.

Kepustakaan : 22 literatur (2004-2012)

Page 7: TI NGKAT PENGET AHUAN I BU NIFA S TENTA NG INFEKSI … · Seorang bidan harus memiliki kompetensi yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan perilaku dalam melakukan praktik bidan

vii

MOTTO

Sesungguhnya, sholatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk

Allah SWT, Tuhan semesta alam. (Q.S. Al.An’aam : 162)

Siapa yang bersungguh – sungguh dalam proses pencarian, maka ia akan

menemukan apa yang akan dicarinya. (Thomas Aquinas)

Banyak orang gagal karena tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan

sukses ketika menyerah. (Thomas Alpha Edison)

Man jadda wajada, siapa yang bersungguh – sungguh pasti akan berhasil.

Dengan do’a dan usaha yakinlah tangan Tuhan akan merubah angan jadi

nyata. (Usman Hawali)

Hidup tanpa ilmu itu buta dan hidup tanpa agama itu binasa.

Esok bisa berlalu, maka bangunlah dari harapan kosongmu yang tak berguna.

(Fatkur rozaq A)

PERSEMBAHAN

1. Allah SWT yang senantiasa melindungi dan

selalu memberikan kemudahan dalam setiap

langkah ku.

2. Bapak dan Ibu ku tersayang yang selalu

mencukupi kebutuhanku dengan usaha yang tak

pernah mengenal kata lelah dan kasih sayang,

cinta kasihnya selama ini serta senantiasa

mendo’akan ku dalam setiap sujudnya. Dan

kedua adik tercintaku Abdul Azis dan Bait

Cahya Maulana, kalian adalah penyemangat

hidupku. Serta terima kasih pada pacarku

Usman Hawali yang selalu mendukung dan

setia menemaniku dalam suka dan duka selama

ini.

Page 8: TI NGKAT PENGET AHUAN I BU NIFA S TENTA NG INFEKSI … · Seorang bidan harus memiliki kompetensi yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan perilaku dalam melakukan praktik bidan

viii

3. Seluruh dosen dan staf STIKes KUSUMA

HUSADA SURAKARTA, terutama dosen

akbid terima kasih dan ibu Siti Nurjanah, SST

terima kasih atas bimbingannya selama ini.

4. Teman-teman kost Wisma Husada (Novel,

Ririn, Upic, Purwanti) serta teman - teman

jelajah dan kelas 3A seper-juanganku yang

selalu berjalan bersama di STIKes Kusuma

Husada Surakarta.

5. Serta saya ucapkan terimakasih banyak kepada

saudari saya Ahsun Inayati dan fitriani mu’in

yang selalu menemaniku dan menuntunku untuk

tetap selalu istiqomah dijalan-Nya. Jazakillah

ukhti.

Page 9: TI NGKAT PENGET AHUAN I BU NIFA S TENTA NG INFEKSI … · Seorang bidan harus memiliki kompetensi yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan perilaku dalam melakukan praktik bidan
Page 10: TI NGKAT PENGET AHUAN I BU NIFA S TENTA NG INFEKSI … · Seorang bidan harus memiliki kompetensi yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan perilaku dalam melakukan praktik bidan

x

DAFTAR ISI

halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii

KATA PENGANTAR .................................................................................... iv

ABSTRAK ..................................................................................................... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ vii

CURICULUM VITAE .................................................................................. ix

DAFTAR ISI ................................................................................................... x

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ............................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian ................................................................. 4

E. Keaslian Penelitian ................................................................. 5

F. Sistematika Penulisan ............................................................ 6

Page 11: TI NGKAT PENGET AHUAN I BU NIFA S TENTA NG INFEKSI … · Seorang bidan harus memiliki kompetensi yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan perilaku dalam melakukan praktik bidan

xi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori ........................................................................ 8

1. Pengetahuan .................................................................... 8

2. Nifas ................................................................................ 13

3. Infeksi Perineum ............................................................. 19

B. Kerangka Teori....................................................................... 25

C. Kerangka Konsep ................................................................... 26

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ............................................. 27

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................. 27

C. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ............................... 28

D. Instrumen Penelitian .............................................................. 29

E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 32

F. Variabel Penelitian ................................................................. 33

G. Definisi Operasional .............................................................. 33

H. Metode Pengolahan dan Analisis Data .................................. 34

I. Etika Penelitian ...................................................................... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ..................................... 38

B. Hasil Penelitian ...................................................................... 39

C. Pembahasan ............................................................................ 40

D. Keterbatasan Penelitian .......................................................... 41

Page 12: TI NGKAT PENGET AHUAN I BU NIFA S TENTA NG INFEKSI … · Seorang bidan harus memiliki kompetensi yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan perilaku dalam melakukan praktik bidan

xii

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ................................................................................ 42

B. Saran ....................................................................................... 43

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 13: TI NGKAT PENGET AHUAN I BU NIFA S TENTA NG INFEKSI … · Seorang bidan harus memiliki kompetensi yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan perilaku dalam melakukan praktik bidan

xiii

DAFTAR TABEL

halaman

Tabel 2.1 Perubahan Tinggi dan Berat Uterus Masa Nifas ........................... 15

Tabel 3.1 Kisi – Kisi Kuesioner .................................................................... 30

Tabel 3.2 Validitas Kuisioner ....................................................................... 31

Tabel 3.3 Definisi Operasional ..................................................................... 34

Tabel 4.1 Nilai Mean dan Standar Deviasi ................................................... 39

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat

Pengetahuan .................................................................................. 40

Page 14: TI NGKAT PENGET AHUAN I BU NIFA S TENTA NG INFEKSI … · Seorang bidan harus memiliki kompetensi yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan perilaku dalam melakukan praktik bidan

xiv

DAFTAR GAMBAR

halaman

Gambar 2.1 Kerangka Teori........................................................................... 25

Gambar 2.2 Kerangka Konsep ....................................................................... 26

Page 15: TI NGKAT PENGET AHUAN I BU NIFA S TENTA NG INFEKSI … · Seorang bidan harus memiliki kompetensi yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan perilaku dalam melakukan praktik bidan

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penelitian

Lampiran 2. Surat Permohonan Studi Pendahuluan

Lampiran 3. Surat Balasan Studi Pendahuluan

Lampiran 4. Surat Permohonan Responden

Lampiran 5. Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 6. Lembar Kuesioner dan lembar jawaban

Lampiran 7. Surat ijin uji validitas

Lampiran 8. Surat balasan ijin uji validitas

Lampiran 9. Hasil uji validitas

Lampiran 10. Hasil uji reliabilitas

Lampiran 11. Permohonan ijin penggunaan lahan

Lampiran 12. Pemberian ijin penelitian

Lampiran 13. Data tabulasi kuisioner

Lampiran 14. Data Perhitungan manual

Lampiran 15. Tabel r Product Moment

Lampiran 16. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

Page 16: TI NGKAT PENGET AHUAN I BU NIFA S TENTA NG INFEKSI … · Seorang bidan harus memiliki kompetensi yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan perilaku dalam melakukan praktik bidan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2010

menyatakan bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia mencapai 125

per 100.000 kelahiran hidup, sebagai angka tertinggi di ASEAN

(Dinkes, 2010). Penyebab langsung kematian ibu di Indonesia adalah

komplikasi pada kehamilan, persalinan dan nifas yang tidak tertangani

dengan baik dan tepat waktu. Hal ini menempatkan upaya penurunan angka

kematian ibu sebagai program prioritas pemerintah (Maulana, 2010).

Kelahiran adalah sebuah momen yang dapat membentuk suatu ikatan

antara ibu dan bayinya. Saat bayi dilahirkan adalah saat yang sangat

menakjubkan bagi seorang ibu karena ibu dapat melihat, memegang dan

memberikan ASI pada bayinya untuk pertama kali (Muslihatun, 2011).

Persalinan sering kali menyebabkan perlukaan jalan lahir. Luka yang

terjadi ringan tetapi sering kali juga terjadi luka yang berbahaya. Robekan

perineum terjadi pada hampir semua persalinan pertama dan tidak jarang juga

persalinan berikutnya (Sumarah, 2009).

Masa nifas dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika organ-organ

reproduksi pulih seperti keadaan sebelum hamil. Infeksi nifas adalah infeksi

pada traktus genitalis setelah persalinan (Saifuddin, 2010).

Page 17: TI NGKAT PENGET AHUAN I BU NIFA S TENTA NG INFEKSI … · Seorang bidan harus memiliki kompetensi yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan perilaku dalam melakukan praktik bidan

2

Kasus infeksi dapat terjadi pada kehamilan, persalinan dan nifas. Infeksi

pada ibu nifas disebabkan oleh beberapa faktor antara lain adanya robekan

pada perineum sebagai akibat ruptur spontan dan episiotomi

(Manuaba, 2008).

Fase penyembuhan akan tergantung pada beberapa faktor termasuk

ukuran dan tempat luka, kondisi fisiologis umum pasien dan cara perawatan

luka perineum yang tepat. Laserasi atau episiotomi yang terinfeksi akan

tampak kemerahan dan bengkak (Weeler, 2004).

Menurut Notoatmodjo dalam Wawan dan Dewi (2010), pengetahuan

merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan

seseorang (overt behavior), sehingga apabila pengetahuan ibu nifas tentang

perawatan luka perineum rendah kemungkinan terjadinya infeksi akan lebih

besar karena kesalahan dalam perawatan luka perineum.

Perawatan perineum yang tidak benar dapat mengakibatkan kondisi

perineum yang lembab akan sangat menunjang perkembangbiakan bakteri

yang dapat menyebabkan timbulnya infeksi pada perineum

(Sujiyatini, dkk 2010).

Seorang bidan harus memiliki kompetensi yang meliputi pengetahuan,

keterampilan, dan perilaku dalam melakukan praktik bidan secara aman dan

bertanggung jawab dalam berbagai tatanan pelayanan kesehatan, sehingga

dalam hal ini bidan berhak menangani perawatan luka perineum

(Ariyanti, 2009).

Page 18: TI NGKAT PENGET AHUAN I BU NIFA S TENTA NG INFEKSI … · Seorang bidan harus memiliki kompetensi yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan perilaku dalam melakukan praktik bidan

3

Menurut data yang diperoleh dari Rekam Medik di RSU Assalam

Gemolong Sragen data ibu nifas selama bulan Januari sampai bulan Oktober

2012 terdapat 360 ibu nifas dengan persalinan spontan, ibu nifas yang

melahirkan dengan tindakan operasi caesar sebanyak 482 ibu nifas.

Sedangkan rata-rata jumlah ibu nifas dengan persalinan spontan tiap bulannya

sekitar 30 ibu nifas. Dan infeksi luka perineum ibu nifas sebanyak 10 ibu

nifas.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di RSU Assalam

Gemolong Sragen dengan menggunakan 5 pertanyaan diperoleh data yaitu

dari 10 ibu nifas, 3 ibu nifas mengetahui tentang infeksi masa nifas luka

perineum dan 7 ibu nifas kurang mengetahui tentang infeksi masa nifas luka

perineum.

Berdasarkan data tersebut penulis tertarik untuk mengambil judul tentang

“Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Infeksi Luka Perineum di RSU

Assalam Gemolong Sragen”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka

penulis merumuskan masalah sebagai berikut “Bagaimana Tingkat

Pengetahuan Ibu Nifas tentang Infeksi Luka Perineum di RSU Assalam

Gemolong Sragen?”.

Page 19: TI NGKAT PENGET AHUAN I BU NIFA S TENTA NG INFEKSI … · Seorang bidan harus memiliki kompetensi yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan perilaku dalam melakukan praktik bidan

4

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang infeksi luka

perineum di RSU Assalam Gemolong Sragen.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang infeksi luka

perineum pada tingkat baik di RSU Assalam Gemolong Sragen.

b. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang infeksi luka

perineum pada tingkat cukup baik di RSU Assalam Gemolong

Sragen.

c. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang infeksi luka

perineum pada tingkat kurang baik di RSU Assalam Gemolong

Sragen.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Ilmu Pengetahuan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan

dan pengetahuan tentang infeksi luka perineum.

2. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan dan

pengetahuan lebih lanjut mengenai tingkat pengetahuan ibu nifas tentang

infeksi luka perineum.

Page 20: TI NGKAT PENGET AHUAN I BU NIFA S TENTA NG INFEKSI … · Seorang bidan harus memiliki kompetensi yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan perilaku dalam melakukan praktik bidan

5

3. Bagi Institusi

a. Rumah Sakit

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pengetahuan dan masukan untuk peningkatan kualitas mengenai ibu

nifas tentang infeksi luka perineum di RSU Assalam Gemolong

Sragen.

b. Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi

tambahan dan informasi bagi peneliti selanjutnya khususnya pada

ibu nifas tentang infeksi luka perineum.

4. Bagi Ibu

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan ibu nifas

mengenai infeksi luka perineum.

E. Keaslian Penelitian

Dari penelusuran pustaka, peneliti menemukan penelitian yang serupa dengan

penelitian yang akan dilakukan diantaranya:

1. Dwi Rahayu (2006) dengan judul “Pengetahuan Ibu Nifas tentang Infeksi

Luka Jahitan Perineum di UPTD RSD Kota Surakarta”. Penelitian ini

menggunakan metode diskriptif kuantitatif menggunakan pendekatan

cross sectional. Hasil penelitian dalam kategori baik sejumlah 56%,

kategori cukup 32,35% dan kategori kurang baik sejumlah 11,77%.

Page 21: TI NGKAT PENGET AHUAN I BU NIFA S TENTA NG INFEKSI … · Seorang bidan harus memiliki kompetensi yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan perilaku dalam melakukan praktik bidan

6

2. Tri Makarti (2006) dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang

Tanda Bahaya Ibu Nifas”. Penelitian ini menggunakan sampling jenuh.

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu nifas di RSUD Surakarta.

Teknik pengumpulan data dengan wawancara. Hasil penelitian

menunjukkan pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya ibu nifas

mayoritas kategori baik sejumlah 51 %, kategori cukup 32%, kategori

kurang baik 12%.

Persamaan keaslian penelitian di atas dengan penelitian ini terletak pada

jenis metode penelitian, sedangkan perbedaannya terletak pada tempat,

waktu, sampel dan hasil penelitian.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah ini terdiri atas lima bab yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini menguraikan gambaran tentang Karya Tulis Ilmiah,

latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, keaslian penelitian, sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi tinjauan teori yang meliputi: Pengetahuan

mencangkup pengertian, fungsi, sumber, faktor yang

mempengaruhi, proses adopsi perilaku, cara memperoleh; Nifas

yang mencangkup pengertian, tujuan asuhan masa nifas, perubahan

fisiologis pada ibu nifas, tahap masa nifas; luka robekan perineum

Page 22: TI NGKAT PENGET AHUAN I BU NIFA S TENTA NG INFEKSI … · Seorang bidan harus memiliki kompetensi yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan perilaku dalam melakukan praktik bidan

7

yang mencangkup robekan perineum, derajad robekan perineum,

penanganan, perawatan luka perineum; infeksi perineum yang

mencangkup pengertian, cara terjadinya infeksi, penyebab infeksi,

tanda dan gejala, faktor yang mempengaruhi; Pengobatan luka

perineum yang mencangkup cara pengobatan luka perineum;

Kerangka Teori dan Kerangka Konsep.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menjelaskan metodologi yang akan digunakan dalam

penelitian, jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi,

sampel dan teknik pengambilan sampel, alat atau instrumen

penelitian – penelitian, teknik atau metode pengumpilan data,

variabel penelitian, definisi operasional, pengolahan dan analisis

data dan etika penelitian serta jadwal penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini berisi gambaran umum tempat penelitian, hasil

penelitian, pembahasan, dan keterbatasan.

BAB V PENUTUP

Dalam bab ini berisi kesimpulan dan saran.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 23: TI NGKAT PENGET AHUAN I BU NIFA S TENTA NG INFEKSI … · Seorang bidan harus memiliki kompetensi yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan perilaku dalam melakukan praktik bidan

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Pengetahuan

a. Pengertian

Menurut Notoatmodjo dalam Wawan dan Dewi (2010),

pengetahuan merupakan hasil tahu dan hal ini terjadi setelah orang

mengadakan penginderaan terhadap sesuatu objek tertentu.

Penginderaan terhadap objek terjadi melalui panca indra manusia

yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, peraba, dan perasa

dengan sendiri. Pada waktu pengindraan sampai menghasilkan

pengetahuan manusia diperoleh intensitas perhatian persepsi terhadap

objek. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata

dan telinga.

b. Tingkat Pengetahuan di dalam domain kognitif

Menurut Notoatmodjo (2010), dalam domain kognitif dengan

pengetahuan yang bersifat intelektual (cara berfikir, berinteraksi,

analisa, memecahkan masalah dan lain – lain). Yang berjenjang

sebagai berikut :

1) Tahu (Knowledge)

Menunjukan keberhasilan mengumpulkan keterang apa adanya.

Termasuk dalam katagori ini adalah kemampuan mengenali atau

Page 24: TI NGKAT PENGET AHUAN I BU NIFA S TENTA NG INFEKSI … · Seorang bidan harus memiliki kompetensi yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan perilaku dalam melakukan praktik bidan

9

mengingat kembali hal – hal atau keterangan yang pernah

berhasil di himpun atau dikenali (recall of facts).

2) Memahami (Comprehention)

Pemahaman di artikan dicapainya pengertian (understanding)

tentang hal yang sudah kita kenali. Karena sudah memahami hal

yang bersangkutan maka juga sudah mampu mengenali hal tadi

meskipun diberi bentuk lain. Termasuk dalam jenjang kognitif ini

misalnya kemampuan menterjemahkan, menginterprestasikan,

menafsirkan, meramalkan dan mengeksplorasikan.

3) Menerapkan (Aplication)

Penerapan diartikan sebagai kemampuan menerapkan hal yang

sudah dipahami ke dalam situasi dan kondisi yang sesuai.

4) Analisa (Analysis)

Analisis adalah kemampuan untuk menguraikan hal tadi menjadi

rincian yang terdiri unsur –unsur atau komponen – komponen

yang berhubungan antara yang satu dengan lainnya dalam suatu

bentuk susunan berarti.

5) Sintesis (Syntesis)

Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun kembali

bagian – bagian atau unsur-unsur tadi menjadi suatu keseluruhan

yang mengandung arti tertentu.

Page 25: TI NGKAT PENGET AHUAN I BU NIFA S TENTA NG INFEKSI … · Seorang bidan harus memiliki kompetensi yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan perilaku dalam melakukan praktik bidan

10

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk membandingkan

hal yang bersangkutan dengan hal-hal serupa atau setara lainnya,

sehingga diperoleh kesan yang lengkap dan menyeluruh tentang

hal yang sedang dinilainya (Notoatmodjo, 2010)

c. Fungsi Pengetahuan

Mendorong manusia ingin tahu, untuk mencari penalaran, dan

untuk mengorganisasikan pengalamannya. Adanya unsur

pengalaman yang semula tidak konsisten dengan apa yang diketahui

oleh individu akan disusun, ditata, atau diubah sedemikian rupa,

sehingga tercapai suatu konsisten (Azwar, 2007).

d. Pengukuran pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan cara

wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang

ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman

pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita

sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas (Notoatmodjo,2007).

e. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Wawan dan Dewi (2011), faktor yang mempengaruhi

pengetahuan seseorang yaitu :

1) Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan

kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan

Page 26: TI NGKAT PENGET AHUAN I BU NIFA S TENTA NG INFEKSI … · Seorang bidan harus memiliki kompetensi yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan perilaku dalam melakukan praktik bidan

11

berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses

belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang

tersebut untuk menerima informasi.

2) Pekerjaan

Pekerjaan berhubungan dengan sosial ekonomi seseorang dan

sosial ekonomi seseorang berpengaruh kepada pengetahuan.

3) Informasi/media masa

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun

non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek

(immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau

peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia

bermacam – macam media masa yang dapat mempengaruhi

pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana

komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio,

surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar

terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang.

4) Usia

Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat

dilahirkan sampai berulang tahun. Usia mempengaruhi terhadap

daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia

akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya,

sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.

Page 27: TI NGKAT PENGET AHUAN I BU NIFA S TENTA NG INFEKSI … · Seorang bidan harus memiliki kompetensi yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan perilaku dalam melakukan praktik bidan

12

5) Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu,

baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan

berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan kedalam

individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi

kerena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan

direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.

6) Sosial Budaya

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa

melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk.

Dengan demikian seorang akan bertambah pengetahuannya

walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan

menentukan tersediannya suatu fasilitas yang diperlukan untuk

kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan

mempengaruhi pengetahuan seseorang.

f. Kategori Pengetahuan

Menurut Riwidikdo (2009), untuk mengetahui tingkat

pengetahuan ibu nifas tentang infeksi luka perineum maka digunakan

perhitungan sebagai berikut:

1) Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1

SD

2) Cukup : Bila nilai responden mean – 1 SD x mean + 1

SD

Page 28: TI NGKAT PENGET AHUAN I BU NIFA S TENTA NG INFEKSI … · Seorang bidan harus memiliki kompetensi yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan perilaku dalam melakukan praktik bidan

13

3) Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1

SD

2. Nifas

a. Pengertian Nifas

1) Nifas adalah periode setelah melahirkan sampai pulihnya organ

reproduksi seperti keadaan normal sebelum hamil, yang lamanya

6-8 minggu (Kurniawan dan Mirzanie, 2009).

2) Nifas yaitu dimulai setelah setelah partus selesai, dan berakhir

setelah kira-kira 6 minggu. Akan tetapi, seluruh alat genital baru

pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 3

bulan (Wiknjosastro, 2008).

b. Tujuan Asuhan Masa Nifas

Semua kegiatan mempunyai tujuan agar kegiatan tersebut

terarah dan diadakan evaluasi dan penelitian. Tujuan dari perawatan

nifas ini adalah :

1) Memulihkan kesehatan umum penderita, dengan :

a) Menyediakan makanan sesuai kebutuhan.

b) Mengatasi anemia.

c) Mencegah infeksi dengan memperhatikan kebersihan dan

sterilisasi.

d) Mengembalikan kesehatan umum dengan pergerakan otot

untuk memperlancar peredaran darah.

Page 29: TI NGKAT PENGET AHUAN I BU NIFA S TENTA NG INFEKSI … · Seorang bidan harus memiliki kompetensi yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan perilaku dalam melakukan praktik bidan

14

2) Mempertahankan kesehatan psikologis.

3) Mencegah komplikasi dan infeksi.

4) Memperlancar pembentukan air susu ibu ( ASI ).

5) Mengajarkan ibu untuk melaksanakan perawatan mandiri sampai

masa nifas selesai dan memelihara bayi dengan baik.

( Bahiyatun, 2009).

c. Tahap Masa Nifas

Menurut Suherni dkk (2009), tahapan masa nifas dibagi 3 tahap yaitu :

1) Puerpurium dini yaitu masa kepulihan, yakni saat-saat ibu

diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.

2) Puerpurium intermedial yaitu masa kepulihan menyeluruh dari

organ-organ genetalia, kira-kira antara 6-8 minggu.

3) Remote puerpurium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih

dan sehat sempurna terutama apabila ibu selama hamil atau

persalinan mempunyai komplikasi.

Waktu untuk sehat sempurna bisa cepat bila kondisi sehat prima,

atau bisa juga berminggu-minggu, bulan, bahkan tahunan, bila ada

gangguan-gangguan kesehatan lainnya.

d. Perubahan Fisiologi pada Ibu Nifas

1) Involusio

Dalam masa nifas, alat-alat genetalia interna maupun

eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan

Page 30: TI NGKAT PENGET AHUAN I BU NIFA S TENTA NG INFEKSI … · Seorang bidan harus memiliki kompetensi yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan perilaku dalam melakukan praktik bidan

15

sebelum hamil. Perubahan-perubahan alat genetalia ini dalam

keseluruhannya involusio (Wiknjosastro, 2008).

Tabel 2.1.

Perubahan tinggi dan berat uterus masa nifas.

Involusi

Uteri

Tinggi Fundus

Uteri

Berat

Uterus

Diameter

Uterus

Plasenta

lahir

Setinggi pusat 1000

gram

12,5 cm

7 hari

(minggu 1)

Pertengahan pusat

dan simpisis

500

gram

7,5 cm

14 hari

(minggu 2)

Tidak teraba 350

gram

5 cm

6 minggu Normal 60

gram

2,5 cm

Sumber : Ambarwati dan Wulandari (2008)

2) Involusio tempat plasenta

Setelah persalinan, tempat plasenta merupakan tempat

dengan permukaan kasar, tidak rata dan kira-kira sebesar telapak

tangan. Dengan cepat luka ini mengecil, pada akhir minggu ke-2

hanya sebesar 3-4 cm dan pada akhir nifas 1-2 cm. Regenerasi

endometrium terjadi di tempat implantasi plasenta sekitar 6

minggu (Sujiyatini dkk, 2010).

3) Rasa nyeri atau mules-mules (after pains)

Disebabkan kontraksi rahim, biasanya berlangsung 2-4 hari

pasca persalinan. Perasaan mules ini lebih terasa bila sedang

menyusui. Perasaan sakit bila masih terdapat sisa-sisa selaput

ketuban, sisa-sisa plasenta, atau gumpalan darah didalam kavum

uteri (Wiknjosastro, 2008).

Page 31: TI NGKAT PENGET AHUAN I BU NIFA S TENTA NG INFEKSI … · Seorang bidan harus memiliki kompetensi yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan perilaku dalam melakukan praktik bidan

16

4) Lochea

Lochea adalah ekskresi cairan rahim selama nifas. Lochea

mengalami perubahan karena proses involusio. Lochea

mempunyai reaksi basa/alkalis yang dapat membuat organisme

berkembang lebih cepat daripada kondisi asam pada vagina

normal, baunya amis (anyir), meskipun tidak terlalu menyengat

dan volumenya berbeda-beda pada setiap wanita

(Pusdiknakes, 2003).

Menurut Sujiyatini dkk (2010), jenis Lochea, yaitu :

a) Lochea Rubra (Cruenta)

Keluar pada hari pertama sampai hari ketiga, berwarna

merah kehitaman. Terdiri dari darah segar bercampur sisa-

sisa selaput ketuban, vernik caseosa, rambut lanugo dan

meconeum.

b) Lochea Sanguinolenta

Terjadi pada hari ketiga sampai hari ketujuh, berwarna

merah kuning. Sisa darah bercampur lendir.

c) Lochea Serosa

Terjadi pada hari ketujuh sampai hari keempat belas,

berwarna kekuningan/kecoklatan. Lebih sedikit darah dan

lebih banyak serum, juga terdiri dari leukosit dan robekan

laserasi plasenta.

Page 32: TI NGKAT PENGET AHUAN I BU NIFA S TENTA NG INFEKSI … · Seorang bidan harus memiliki kompetensi yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan perilaku dalam melakukan praktik bidan

17

d) Lochea Alba

Terjadi pada hari keempat belas ke atas, berwarna

putih. Mengandung leukosit, selaput lendir serviks, dan

serabut mati.

Sedangkan lochea patologi ada 2, yaitu :

a) Lochea purulenta

Terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau.

b) Lochiostasis

Lokia tidak lancar keluarnya.

5) Serviks

Bentuk serviks agak menganga seperti corong, disebabkan

oleh karena korpus uteri yang dapat mengadakan kontraksi

sedangkan serviks tidak berkontraksi, sehingga seolah-olah pada

perbatasan antara korpus dan serviks uteri terbentuk seperti

cincin. Warna serviks sendiri menjadi merah kehitam-hitaman

karena penuh pembuluh darah (Wiknjosastro, 2008).

6) Endometrium

Tempat implantasi plasenta akan timbul thrombosis,

degenerasi, dan nekrosis. Pada hari pertama endometrium yang

kira-kira setebal 2-5 cm itu mempunyai permukaan yang kasar

akibat pelepasan desidua dan selaput janin, setelah 3 hari

permukaan endometrium akan rata akibat lepasnya sel-sel dari

bagian yang mengalami degenerasi (Wiknjosastro, 2008).

Page 33: TI NGKAT PENGET AHUAN I BU NIFA S TENTA NG INFEKSI … · Seorang bidan harus memiliki kompetensi yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan perilaku dalam melakukan praktik bidan

18

7) Ligamen – Ligamen

Ligamen – Ligamen dan diafragma pelvis serta fasia yang

meragang sewaktu kehamilan dan partus, setelah janin lahir,

berangsur-angsur menciut kembali seperti sediakala. Tidak

jarang ligamentum rotundum menjadi kendor yang

mengakibatkan letak uterus menjadi retroflexi. Tidak jarang

pula wanita mengeluh ‘’kandungannya turun’’ setelah

melahirkan oleh karena ligament, fasia, jaringan penunjang alat

genetalia menjadi agak kendor (Sujiyatini dkk, 2010).

8) Perubahan pada vulva, vagina dan perineum.

Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan

yang sangat besar selama proses melahirkan bayi, dan dalam

beberapa hari pertama sesudah proses tersebut, kedua organ ini

tetap berada dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu vulva dan

vagina kembali pada keadaan tidak hamil dan rugea dalam

vagina secara berangsur-angsur akan muncul kembali sementara

labia menjadi lebih menonjol.

Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena

sebelumnya teregang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak

maju. Pada post natal hari ke-5 perineum sudah mendapatkan

kembali sebagian besar tonusnya sekalipun tetap lebih kendur

daripada keadaan sebelum melahirkan (Sujiyatini dkk, 2010).

Page 34: TI NGKAT PENGET AHUAN I BU NIFA S TENTA NG INFEKSI … · Seorang bidan harus memiliki kompetensi yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan perilaku dalam melakukan praktik bidan

19

3. Infeksi Perineum

a. Pengertian

Infeksi nifas adalah infeksi pada traktus genitalis setelah persalinan

(Saifuddin, 2002).

Infeksi luka perineum adalah infeksi yang disertai dengan

pembengkakan dan perubahan warna pada luka perineum

(Sujiyatini dkk, 2010).

b. Cara Terjadinya Infeksi

Menurut Wiknjosastro (2008), cara terjadinya infeksi melalui:

1) Tangan pemeriksa atau penolong yang tertutup sarung tangan

pada pemeriksa dalam atau operasi membawa bakteri yang

sudah ada dalam vagina ke dalam uterus.

2) Droplet Infection yaitu sarung tangan atau alat – alat terkena

kontaminasi bakteri yang berasal dari hidung atau tenggorokan

dokter atau pembantu – pembantumya.

3) Dalam rumah sakit biasanya banyak kuman – kuman pathogen

berasal dari penderita – penderita dengan berbagai jenis infeksi.

4) Koitus pada akhir kehamilan tidak merupakan sebab infeksi

penting, kecuali apabila mengakibatkan pecahnya ketuban.

5) Infeksi Intrapartum gejala – gejala dapat terlihat pada waktu

berlangsungnya persalinan, biasanya terjadi pada partus lama,

air ketuban sudah pecah, beberapa kali dilakukan pemeriksa.

Page 35: TI NGKAT PENGET AHUAN I BU NIFA S TENTA NG INFEKSI … · Seorang bidan harus memiliki kompetensi yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan perilaku dalam melakukan praktik bidan

20

c. Penyebab infeksi karena bakteri

1) Streptococcus haemoliticus aerobicus

Merupakan penyebab infeksi yang berat, khususnya golongan A.

Infeksi ini biasanya eksogen atau berasal dari penderita lain, alat

atau kain yang tidak steril, infeksi tenggorokan orang lain.

2) Staphylococcus aureus

Kuman ini biasanya menyebabkan infeksi terbatas, walaupun

kadang-kadang menjadi sebab infeksi umum. Stafilokokus

banyak ditemukan di rumah sakit dan dalam tenggorokan orang-

orang yang nampaknya sehat.

3) Esherichia coli

Kuman ini umumnya berasal dari kandung kencing atau rectum

dan dapat menyebabkan infeksi terbatas pada perineum, vulva,

dan endometrium. Kuman ini merupakan sebab penting dari

infeksi traktus urinarius.

4) Clostridium welchii

Infeksi dengan kuman ini, yang bersifat anerobik jarang

ditemukan, akan tetapi sangat berbahaya. Infeksi lebih sering

terjadi pada abortus kriminalis (Wiknjosastro, 2008).

d. Tanda dan gejala infeksi perineum

Menurut (Sujiyatini dkk, 2010), tanda dan gejala infeksi perineum

adalah:

Page 36: TI NGKAT PENGET AHUAN I BU NIFA S TENTA NG INFEKSI … · Seorang bidan harus memiliki kompetensi yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan perilaku dalam melakukan praktik bidan

21

1) Infeksi lokal

a) Pembengkakan luka perineum.

b) Terjadi pernanahan.

c) Perubahan warna lokal.

d) Pengeluaran lokea bercampur nanah.

e) Mobilisasi terbatas karena nyeri.

f) Temperature badan dapat meningkat.

2) Infeksi general

a) Tampak sakit dan lemah

b) Temperature meningkat diatas 39 C

c) Tekanan darah dapat menurun dan nadi meningkat.

d) Pernafasan dapat meningkat dan terasa sesak.

e) Kesadaran gelisah sampai menurun dan koma.

f) Terjadi gangguan involusio uterus.

g) Lokea berbau, bernanah dan kotor.

e. Faktor-faktor yang mempengarui penyembuhan luka perineum

Menurut Suwiyoga (2004), faktor-faktor yang mempengarui

penyembuhan luka perineum yakni:

1) Gizi

Faktor gizi terutama protein akan sangat mempengarui

terhadap proses penyembuhan luka pada perineum karena

penggantian jaringan sangat membutuhkan protein.

Page 37: TI NGKAT PENGET AHUAN I BU NIFA S TENTA NG INFEKSI … · Seorang bidan harus memiliki kompetensi yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan perilaku dalam melakukan praktik bidan

22

2) Keturunan

Sifat genetik seseorang akan mempengaruhi kemampuan

dirinya dalam penyembuhan luka. Salah satu sifat genetik yang

mempengaruhi adalah kemampuan dalam sekresi insulin dapat

dihambat, sehingga menyebabkan glukosa darah meningkat.

Dapat terjadi penipisan protein - kalori.

3) Sarana prasarana

Kemampuan ibu dalam menyediakan sarana dan prasarana

dalam perawatan perineum akan sangat mempengaruhi

penyembuhan perineum, misalnya kemampuan ibu dalam

menyediakan antiseptik.

4) Budaya dan Keyakinan

Budaya dan keyakinan akan mempengaruhi penyembuhan

perineum, misalnya kebiasaan makan telur, ikan dan daging

ayam, akan mempengaruhi asupan gizi ibu yang akan sangat

mempengarui penyembuhan luka.

f. Cara Perawatan Luka Perineum

Pengamatan dan perawatan khusus diperlukan untuk menjamin

agar daerah tersebut sembuh dengan cepat dan mudah. Pencucian

daerah perineum memberikan kesempatan untuk melakukan inspeksi

secara seksama pada daerah tersebut dan mengurangi sakitnya

(Farrer, 2009). Waktu perawatan menurut (Farrer, 2009) adalah

sebagai berikut:

Page 38: TI NGKAT PENGET AHUAN I BU NIFA S TENTA NG INFEKSI … · Seorang bidan harus memiliki kompetensi yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan perilaku dalam melakukan praktik bidan

23

1) Saat mandi, pada saat mandi ibu post partum pasti melepas

pembalut setelah terbuka maka kemungkinan terjadi kontaminasi

bakteri pada cairan yang tertampung pada pembalut untuk itu

maka perlu dilakukan penggantian pembalut demikian pula pada

perineum ibu untuk itu perlu dilakukan pembersihan perineum.

2) Setelah BAK (Buang Air Kecil), pada saat buang air kecil

kemungkinan besar bisa terjadi kontaminasi air seni pada rectum

akibatnya dapat memicu pertumbuhan bakteri pada perineum

untuk itu diperlukan pembersihan perineum.

3) Setelah BAB ( Buang Air Besar), pada saat buang air besar

diperlukan pembersihan sisa-sisa kotoran disekitar anus untuk

mencegah terjadinya kontaminasi bakteri dari anus ke perinium

yang letaknya bersebelahan maka diperlukan proses pembersihan

anus dan perineum secara keseluruhan.

Perawatan perineum sebaiknya dilakukan di kamar mandi dengan

posisi ibu jongkok jika ibu telah mampu atau berdiri dengan posisi

kaki terbuka (Nurhayati, 2009)

g. Pengobatan perineum menurut (Saifuddin, 2010) yaitu:

1) Jika terdapat pus atau cairan buka dan diraih luka tersebut

2) Angkat kulit nekrotik dan jahitan subkutis dan lakukan

debridement, jangan angkat jahitan fasia.

3) Jika infeksi hanya superficial dan tidak meliputi jaringan dalam,

pantau akan timbulnya abses dan berikan antibiotika.

Page 39: TI NGKAT PENGET AHUAN I BU NIFA S TENTA NG INFEKSI … · Seorang bidan harus memiliki kompetensi yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan perilaku dalam melakukan praktik bidan

24

a) Ampisilin 500 mg per oral 4 kali sehari selama 5 hari.

b) Ditambah metronidazol 400 mg per oral sehari selama 5 hari.

4) Kompres luka dan minta pasien untuk kompres sendiri.

5) Minta ibu untuk mengganti baju, pembalut dan menjaga hygiene.

h. Cara perawatan perineum

Perawatan perineum yang baik dapat menghindarkan hal berikut ini:

1) Infeksi

Kondisi perineum yang terkena lochea dan lembab akan sangaat

menunjang perkembangan bakteri yang dapat menyebabkan

timbulnya infeksi pada perineum.

2) Komplikasi

Munculnya infeksi pada perineum dapat merambat pada saluran

kandung kemih atau pun pada jalan lahir yang dapat berakibat

pada munculnya komlikasi infeksi kandung kemih maupun infeksi

pada jalan lahir.

Page 40: TI NGKAT PENGET AHUAN I BU NIFA S TENTA NG INFEKSI … · Seorang bidan harus memiliki kompetensi yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan perilaku dalam melakukan praktik bidan

25

B. Kerangka Teori

Kerangka teori adalah kesimpulan dari tinjauan pustaka yang berisi

tentang konsep – konsep teori yang dipergunakan atau berhubungan dengan

penelitian yang akan dilakukan (Silalahi, 2003).

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Sumber : Wawan dan Dewi (2011)

Faktor-faktor yang

mempengaruhi

pengetahuan yaitu :

a. Pendidikan

b. Pekerjaan

c. Infromasi/ media

d. Usia

e. Lingkungan

f. Sosial Budaya

Tingkat pengetahuan

1. Tahu

2. Memahami

3. Menerapkan

4. Analisa

5. Sintesis

6. Evaluasi

Pengetahuan

Infeksi Luka Perineum

1. Pengertian

2. Cara terjadinya

infeksi

3. Penyebabi nfeksi

karena bakteri

4. Tanda dan gejala

infeksi perineum

5. Faktor – faktor yang

mempengaruhi

penyembuhan luka

perineum

6. Cara perawatan luka

perineum

7. Pengobatan

perineum

Page 41: TI NGKAT PENGET AHUAN I BU NIFA S TENTA NG INFEKSI … · Seorang bidan harus memiliki kompetensi yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan perilaku dalam melakukan praktik bidan

26

C. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep

yang ingin diamati atau di ukur melalui penelitian yang akan dilakukan

(Notoatmodjo, 2002).

Variabel Penelitian

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

Keterangan

= Variabel yang diteliti

= Variabel yang tidak diteliti

Tingkat pengetahuan ibu nifas

tentang infeksi luka perineum

Baik

Cukup

Kurang

Faktor-faktor yang

mempengaruhi pengetahuan

yaitu :

a. Pendidikan

b. Pekerjaan

c. Informasi/ media

d. Usia

e. Lingkungan

f. Sosial Budaya

Page 42: TI NGKAT PENGET AHUAN I BU NIFA S TENTA NG INFEKSI … · Seorang bidan harus memiliki kompetensi yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan perilaku dalam melakukan praktik bidan

27

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Deskriptif

adalah penelitian yang menggambarkan fenomena yang ditemukan dan hasil

penelitian disajikan apa adanya (Sugiyono, 2010). Penelitian deskiriptif

kuantitatif adalah penelitian yang bertujuan menggambarkan suatu fenomena

dengan berbentuk angka-angka (Hidayat, 2007).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi

Lokasi adalah tempat yang digunakan untuk pengambilan data

selama kasus berlangsung (Budiarto, 2003). Penelitian ini dilakukan di

Rumah Sakit Assalam Gemolong Sragen.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah jangka waktu yang di butuhkan penulis

untuk memperoleh data studi penelitian yang dilaksanakan

(Budiarto, 2003). Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 31

Desember 2012 – 31 Januari 2013.

Page 43: TI NGKAT PENGET AHUAN I BU NIFA S TENTA NG INFEKSI … · Seorang bidan harus memiliki kompetensi yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan perilaku dalam melakukan praktik bidan

28

C. Populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau

subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2010).

Populasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah ibu nifas normal

dengan persalinan spontan di Rumah Sakit Assalam Gemolong Sragen

bulan Januari sampai Oktober 2012 terdapat 360, Rata – rata jumlah ibu

nifas dengan persalinan spontan tiap bulannya sekitar 30 ibu nifas.

2. Sampel

Sampel adalah bagian yang diambil dari keseluruhan objek yang

diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010).

Menurut Arikunto (2006), apabila jumlah populasi atau subjeknya besar,

maka dapat di ambil 10-15% atau 20-30% tergantung pada kemampuan

peneliti. Jika populasi kecil (<100) maka semua anggota populasi

menjadi sampel. Karena populasi 30 responden, maka populasi dijadikan

sampel.

3. Teknik pengambilan sampel

Teknik sampling adalah suatu proses seleksi sampel yang digunakan

dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan

mewakili keseluruhan populasi yang ada (Hidayat, 2007).

Page 44: TI NGKAT PENGET AHUAN I BU NIFA S TENTA NG INFEKSI … · Seorang bidan harus memiliki kompetensi yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan perilaku dalam melakukan praktik bidan

29

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan

teknik total Sampling yaitu jika jumlah populasi dijadikan sampel dalam

penelitian (Arikunto, 2010).

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini adalah lembar kuesioner tertutup yang diisi oleh

responden. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan

untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang hal-

hal yang ia ketahui dan sudah disediakan jawabannya (Arikunto, 2010).

Kuesioner dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup, yang berbentuk

pernyataan dimana dalam pernyataan tersebut disediakan pilihan jawaban

“benar” atau “salah” dan responden diminta memilih salah satu jawaban

tersebut. Pernyataan positif (favorable) bila responden menjawab benar

nilainya 1 dan menjawab salah nilainya 0. Pernyataan negatif (unfavorable)

bila responden menjawab benar nilainya 0 dan menjawab salah nilainya 1.

Adapun pengisian kuesioner ini dengan cara memberikan tanda centang ( )

pada lembar kuesioner yang sudah disediakan. Untuk memudahkan dalam

menyusun instrumen, maka diperlukan kisi-kisi. Berikut Kisi-kisi dari

instrumen dalam penelitian ini:

Page 45: TI NGKAT PENGET AHUAN I BU NIFA S TENTA NG INFEKSI … · Seorang bidan harus memiliki kompetensi yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan perilaku dalam melakukan praktik bidan

30

Tabel 3.1

Kisi-kisi Kuesioner

Variabel

Penelitian Indikator

No Item Jumlah item

Favorable Unfavorable

Pengetahuan ibu

tentang infeksi

luka perineum

a. Infeksi nifas

b. Infeksi

perineum

c. Cara terjadinya

infeksi

d. Penyebab

infeksi

e. Tanda gejala

infeksi

f. Faktor yang

mempengaruhi

kesembuhan

luka

g. Tujuan

perawatan luka

1

3

27

7

6, 8, 12, 14, 29

17, 30

19, 20, 22, 24

2

5, 9, 26

4

10, 11, 13, 15

16, 18, 28

21, 23, 25

2

1

4

2

9

5

7

Jumlah Item 15 15 30

Agar diperoleh data yang valid dan reliabel, maka kuesioner diujikan terlebih

dahulu dengan uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas di lakukan di RSUD

Surakarta kepada 30 ibu nifas normal dengan 30 pernyataan.

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang dapat menunjukkan tingkat

kevalidan atau kesahihan sesuatu instrument (Arikunto, 2010). Sebuah

instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang

seharusnya hendak diukur. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan

komputerisasi menggunakan program SPSS for windows versi 21, dengan

rumus product moment dari Pearson yaitu:

Page 46: TI NGKAT PENGET AHUAN I BU NIFA S TENTA NG INFEKSI … · Seorang bidan harus memiliki kompetensi yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan perilaku dalam melakukan praktik bidan

31

Keterangan:

N : Jumlah responden

rxy : Koefisien korelasi product moment

x : Skor pertanyaan

y : Skor total

xy : Skor pertanyaan dikalikan skor total

Untuk melihat apakah suatu item pernyataan valid, maka angka

korelasi harus dibandingkan dengan angka kritik tabel. Suatu pernyataan

dinyatakan valid jika nilai rhitung > rtabel dimana r tabel adalah 0,361,

dengan taraf signifikan 0,05. Uji validitas telah dilakukan di RSUD

Surakarta kepada 30 ibu nifas normal didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 3.2

Validitas Kuesioner

Valid Tidak Valid No. soal yang tidak valid Nilai r Hitung

28 2 22

24

0,278

0,250

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah suatu indeks yang menunjukkan sejauh

mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan

(Notoatmodjo, 2005).

Page 47: TI NGKAT PENGET AHUAN I BU NIFA S TENTA NG INFEKSI … · Seorang bidan harus memiliki kompetensi yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan perilaku dalam melakukan praktik bidan

32

Reliabilitas internal menunjukan keadaan instrument yang diperoleh

berdasarkan uji coba data dan instrument tersebut. Dalam penelitian

terhadap gambaran tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan luka

perineum hanya dilakukan uji coba reliabilitas internal dalam satu kali

pengetesan terhadap responden. Menurut Arikunto (2012), teknik

perhitunganya dengan rumus Alpha Chronbach adalah sebagai berikut:

Keterangan:

r11 : Reliabilitas Instrumen

k : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

b² : Jumlah varians butir

t² : Varians total

Dengan menggunakan Alfha Cronbach, kuesioner dikatakan

reliabel apabila nilai reliabilitas instrumen > 0,75 (Riwidikdo, 2010).

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan program SPSS for

windows versi 21 diperoleh nilai alfa sebesar 0,899. Oleh karena itu nilai

alpha > 0,75 maka disimpulkan bahwa instrumen tersebut reliabel.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan kegiatan penelitian untuk

mengumpulkan data (Hidayat, 2007).

Pengumpulan data pada penelitian ini adalah melalui pengumpulan:

Page 48: TI NGKAT PENGET AHUAN I BU NIFA S TENTA NG INFEKSI … · Seorang bidan harus memiliki kompetensi yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan perilaku dalam melakukan praktik bidan

33

1. Data primer

Data primer diperoleh secara langsung dari sumbernya atau objek

penelitian oleh peneliti perorangan atau organisasi (Riwidikdo, 2006).

Dalam penelitian ini data primer didapatkan dari pengisian kuesioner

pengetahuan ibu nifas tentang infeksi luka perineum.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari

objek penelitian (Riwidikdo, 2006). Data sekunder pada penelitian ini

yaitu data ibu nifas normal yang didapatkan dari rekam medis Rumah

Sakit Assalam Gemolong Sragen 2013 meliputi jumlah, nama, dan umur

yang didapat dari data Rekam Medik.

F. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang

hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2007). Variabel dalam

penelitian ini menggunakan variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan ibu

nifas tentang infeksi luka perineum.

G. Definisi Opersional

Definisi operasional merupakan definisi yang membatasi ruang

lingkup atau pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti

(Notoatmodjo, 2010)

Page 49: TI NGKAT PENGET AHUAN I BU NIFA S TENTA NG INFEKSI … · Seorang bidan harus memiliki kompetensi yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan perilaku dalam melakukan praktik bidan

34

Tabel 3.3

Definisi operasional

Variabel Definisi Operasional Alat ukur Skala Kategori

Pengetahuan

ibu nifas

tentang

infeksi luka

perineum

Segala sesuatu yang

diketahui ibu nifas

tentang infeksi luka

perineum yaitu

infeksi nifas, infeksi

perineum, cara

terjadinya infeksi,

penyebab infeksi,

tanda dan gejala

infeksi, faktor yang

mempengaruhi

kesembuhan luka,

tujuan perawatan

luka perineum.

Kuesioner Ordinal Baik

(x) > mean + 1 SD

Cukup

Mean – 1SD <x <

mean + 1SD

Kurang

(x) < mean – 1SD

(Riwidikdo, 2010)

H. Metode Pengolahan dan Analisa Data

1. Pengolahan Data

Setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan

beikutnya adalah pengolahan data. Proses pengolahan data menurut

(Arikunto, 2010) adalah:

a. Editing

Kegiatan ini dilakukan dengan cara memeriksa data hasil

jawaban dari kuesioner yang telah diberikan kepada responden dan

kemudian dilakukan koreksi apakah telah terjawab dengan lengkap.

Editing dilakukan di lapangan sehingga bila terjadi kekurangan atau

tidak sesuai segera dilengkapi.

Page 50: TI NGKAT PENGET AHUAN I BU NIFA S TENTA NG INFEKSI … · Seorang bidan harus memiliki kompetensi yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan perilaku dalam melakukan praktik bidan

35

b. Coding

Kegiatan ini memberi kode angka pada kuesioner terhadap

tahap-tahap dari jawaban responden agar lebih mudah dalam

pengolahan data selanjutnya.

c. Tabulating

Kegiatan ini dilakukan dengan cara menghitung data dari

jawaban kuesioner responden yang sudah diberi kode, kemudian

dimasukkan ke dalam tabel.

2. Analisis Data

Analisis univariat yaitu menganalisa terhadap tiap variabel dari hasil

tiap penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase

dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010).

Menurut (Riwidikdo, 2010), untuk mengetahui tingkat pengetahuan

ibu nifas tentang infeksi luka perineum maka digunakan perhitungan

sebagai berikut:

4) Baik : Nilai responden yang diperroleh (x) > mean + 1 SD

5) Cukup : Nilaai responden mean – 1 SD x + 1 SD

6) Kurang : Nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD

Page 51: TI NGKAT PENGET AHUAN I BU NIFA S TENTA NG INFEKSI … · Seorang bidan harus memiliki kompetensi yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan perilaku dalam melakukan praktik bidan

36

Menurut (Riwidikdo, 2009), rumus mean yaitu:

Keterangan:

X : Rata-rata (mean)

x : Jumlah seluruh jawaban responden

n : Jumlah responden

Sedangkan untuk memperoleh simpangan baku (standar deviation)

adalah ukuran yang dapat dipakai untuk mengetahui tingkat penyebaran

nilai – nilai (data) terhadap rata – ratanya. Dengan rumus menurut

(Riwidikdo, 2010)

Keterangan :

SD : Simpangan baku

x : nilai responden

n : jumlah responden

Rumus prosentase untuk ibu nifas tentang tingkat pengetahuan ibu nifas

tentang infeksi luka perineum menurut tingkat pengetahuan.

Page 52: TI NGKAT PENGET AHUAN I BU NIFA S TENTA NG INFEKSI … · Seorang bidan harus memiliki kompetensi yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan perilaku dalam melakukan praktik bidan

37

I. Etika Penelitian

Setelah mendapatkan persetujuan, peneliti mulai melakukan penelitian

dengan memperhatikan masalah etika menurut (Hidayat, 2007), meliputi:

1. Informed Consent (lembar persetujuan menjadi responden)

Sebelum lembar persetujuan diberikan pada subjek penelitian

peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian yang akan dilakukan

serta manfaat yang dilakukannya penelitian. Setelah diberikan

penjelasan, lembar persetujuan diberikan kepada subyek penelitian. Jika

subyek penelitian bersedia diteliti maka mereka harus menandatangani

lembar persetujuan, namun jika subjek penelitian menolak untuk diteliti

maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati haknya.

2. Anonimity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan subjek penelitian, peneliti tidak

mencantumkan namanya pada lembar pengumpulan data, cukup dengan

inisial dan memberi nomor pada masing-masing lembar tersebut.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Kerahasian semua informasi yang diperoleh oleh subjek penelitian

dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu saja yang akan

disajikan atau dilaporkan pada hasil penelitian.

Page 53: TI NGKAT PENGET AHUAN I BU NIFA S TENTA NG INFEKSI … · Seorang bidan harus memiliki kompetensi yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan perilaku dalam melakukan praktik bidan

38

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum

Penelitian ini dilakukan di RSU Assalam Gemolong Sragen. Rumah

sakit RSU Assalam Gemolong Sragen berdiri pada tahun 2003 dengan nama

Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Assalam yang beralamat di DesaNgembat

Padas Gemolong Sragen Jawa Tengah.

RSU Assalam Gemolong dalam upaya memberikan pelayanan

kesehatan berkualitas kepada masyarakat, maka RSIA Assalam padaakhir

tahun 2008 berbenah untuk mengembangkan statusnya menjadi Rumah Sakit

Umum (RSU). Pada tanggal 15 juni 2011 status badan hukum RSU Assalam

berpindah dari KOPINKES ASSALAM menjadi PT. Wahyu Isma Putra

untuk menyelenggarakan Rumah Sakit Umum (RSU) Assalam selama 5

tahun.

RSU Assalam melaksanakan pelayanan yaitu pelayanan Medik

Rawat Jalan, Pelayanan Medik Rawat Inap terdiri dari bangsal umum / Anak

terdiri dari kamar VIP kelas I, II, III dan Ruang Isolasi. Bangsal Kebidanan

dan Kandungan, kamar bayi (Perinatologi), kamar bersalin dan kamar

operasi. Pelayanan medik terdiri dari Laboratorium, Radiologi, Instalasi

Farmasi (Apotik) dan Pemeriksaan EKG.

Page 54: TI NGKAT PENGET AHUAN I BU NIFA S TENTA NG INFEKSI … · Seorang bidan harus memiliki kompetensi yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan perilaku dalam melakukan praktik bidan

39

B. Hasil Penelitian

Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang infeksi luka perineum di RSU

Assalam Gemolong SragenTahun 2013.

Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang infeksi luka perineum di RSU

Assalam Gemolong. Sragen dengan metode deskriftif kuantitatif. Dan jumlah

responden 30 ibu nifas normal dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.1

Nilai Mean dan Standar Deviasi

Variabel Mean Standar Deviasi

Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang

infeksi luka perineum di RSU Assalam

Gemolong Sragen

22,57 1,81

Sumber : Data Primer Diolah, 2013

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Ibu

Nifas tentang infeksi luka perineum di RSU Assalam Gemolong Sragen.

No Tingkat Pengetahuan Frekuensi Prosentase (%)

1

2

3

Baik

Cukup

Kurang

3

25

2

10,00

83,33

6,67

Total 30 100,00

Berdasarkan tingkat pengetahuan ibu nifas tentang infeksi luka

perineum di RSU Assalam Gemolong Sragen dapat dikategorikan

pengetahuan cukup sebanyak 25 responden (83,33%), pengetahuan baik

sebanyak 3 responden (10,00%), dan pengetahuan kurang sebanyak 2

responden (6,67%).

Page 55: TI NGKAT PENGET AHUAN I BU NIFA S TENTA NG INFEKSI … · Seorang bidan harus memiliki kompetensi yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan perilaku dalam melakukan praktik bidan

40

C. Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu nifas

tentang infeksi luka perineum di RSU Assalam Gemolong Sragen

kebanyakan pada tingkat pengetahuan cukup yaitu sebanyak 25 responden

(83,33%).

Tingkat pengetahuan yang baik pada responden mungkin

dipengaruhi oleh pengalaman dan informasi yang lebih banyak serta

pendidikan yang tinggi. Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang infeksi luka

perineum pada tingkatan baik yaitu sebanyak 3 responden (10,00%). Pada

tingkat baik ini responden mampu menjawab hampir semua soal dengan baik

terutama soal mengenai infeksi luka perineum.

Tingkat pengetahuan responden yang kurang baik kemungkinan

dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya adalah kurangnya konsentrasi

responden dalam menerima informasi dan pengalaman. Responden dengan

pengetahuan kurang baik sebanyak 2 responden (6,67%) yang tidak mampu

menjawab pertanyaan dengan baik soal – soal tentang infeksi luka perineum.

Menurut Notoatmodjo (2007), faktor – faktor yang mempengaruhi

pengetahuan salah satunya faktor pendidikan dan faktor umur, makin tinggi

tingkat pendidikan seseorang, maka makin mudah menerima informasi

sehingga makin banyak pula pengetahuan yang di milikinya. Sebaliknya

pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang

terhadap nilai – nilai baru yang di perkenalkan.

Page 56: TI NGKAT PENGET AHUAN I BU NIFA S TENTA NG INFEKSI … · Seorang bidan harus memiliki kompetensi yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan perilaku dalam melakukan praktik bidan

41

Menurut Notoatmodjo (2003), bahwa umur mempengaruhi tingkat

penerimaan informasi yakni semakin tua umur seseorang maka ingatannya

semakin berkurang, sehingga sulit menerima informasi yang diberikan,

sebaliknya semakin muda umur akan mudah menerima informasi yang di

dapat dan akan lebih tertarik untuk mengetahui sesuatu hal.

D. Keterbatasan Penelitian

1. Kendala

Tempat penelitian letaknya cukup jauh dari kampus ataupun tempat

tinggal peneliti, sehingga peneliti tidak bisa melakukan penelitian setiap

hari.

2. Keterbatasan

a. Kuesioner

Kuesioner yang digunakan kuesioner tertutup sehingga responden

hanya menjawab benar atau salah dan jawaban mereka belum bisa

mengukur pengetahuan secara mendalam.

b. Variabel

Variabel penelitian ini merupakan variabel tunggal sehingga hasil

penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan saja.

Page 57: TI NGKAT PENGET AHUAN I BU NIFA S TENTA NG INFEKSI … · Seorang bidan harus memiliki kompetensi yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan perilaku dalam melakukan praktik bidan

42

42

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Responden dalam penelitian ini adalah ibu nifas tentang infeksi luka

perineum di RSU Assalam Gemolong Sragen yang berjumlah 30 responden.

Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan :

1. Tingkat pengetahuan baik tentang infeksi luka perineum di RSU Assalam

Gemolong Sragen sebanyak 3 responden (10,00%).

2. Tingkat pengetahuan cukup tentang infeksi luka perineum di RSU

Assalam Gemolong Sragen sebanyak 25 responden (83,33%).

3. Tingkat pengetahuan kurang tentang infeksi luka perineum di RSU

Assalam Gemolong Sragen sebanyak 2 responden (6,67%).

B. Saran

1. Bagi RSU Assalam Gemolong Sragen

Diharapkan pihak RSU dapat meningkatkan pemberian pendidikan

kesehatan pada ibu nifas tentang infeksi luka perineum.

2. Bagi Ibu Nifas

Diharapkan untuk lebih aktif mengikuti penyuluhan dan lebih

banyak mencari informasi tentang infeksi luka perineum melalui media

massa, sehingga dapat memperoleh pengetahuan yang baik tentang infeksi

luka perineum.

Page 58: TI NGKAT PENGET AHUAN I BU NIFA S TENTA NG INFEKSI … · Seorang bidan harus memiliki kompetensi yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan perilaku dalam melakukan praktik bidan

43

3. Bagi Peneliti

Bagi peneliti selanjutnya perlu diadakan penelitian dengan variabel

yang lebih luas, sehingga diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih

bervariasi.

Page 59: TI NGKAT PENGET AHUAN I BU NIFA S TENTA NG INFEKSI … · Seorang bidan harus memiliki kompetensi yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan perilaku dalam melakukan praktik bidan

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi

V. Jakarta : Rineka Cipta.

Azwar, S. 2007. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian. Jakarta : Rineka

Cipta.

Bahiyatun, dkk. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta : EGC.

Budiarto, E. 2003. Metodologi Penelitian Kedokteran. Jakarta : EGC.

Dewi, M dan Wawan, T. 2011. Teori dan Pengukuran Pengetahuan , Sikap, dan

Perilaku Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika.

Farrer, H. 2009. Perawatan Maternitas. Jakarta : ECG.

Hidayat, A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisa Data. Jakarta :

Salemba Medika.

Kurniawan, M. 2009. Obgynacea. Yogyakarta : TOSCA Enterprise.

Makarti, T. 2006. Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Tanda Bahaya Ibu

Nifas di RSUD Kota Surakarta. Surakarta. STiKes Kusuma Husada.

Karya Tulis.

Manuaba, IBG. 2008. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga

Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.

Muslihatun, W.N. 2011. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta :

Fitramaya.

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Nurhayati. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta : Salemba.

Rahayu, D. 2006. Pengetahuan Ibu Nifas tentang Infeksi Luka Jahitan Perineum

di UPTD RSD Surakarta. Surakarta. STiKes Kusuma Husada. Karya

Tulis Ilmiah.

Riwidikdo, H. 2009. Statistik Kesehatan. Yogyakarta : Mitra Cendekia Press.

Saifuddin, AB. 2010. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan

Neonatal . Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.

Page 60: TI NGKAT PENGET AHUAN I BU NIFA S TENTA NG INFEKSI … · Seorang bidan harus memiliki kompetensi yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan perilaku dalam melakukan praktik bidan

Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung : CV Alfabeta.

Suherni, dkk. 2009. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta : Fitramaya.

Sujiyatini, dkk. 2010. Asuhan Ibu Nifas Askeb III. Yogyakarta : Cyrillius

Publisher.

Sumarah. 2010. Perawatan Ibu Bersalin. Yogyakarta : Vitra Maya.

Weeler, L. 2004. Asuhan Prenatal dan Pascapartum. Jakarta : EGC.

Wiknjosastro, H. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo.