26
0 APLIKASI MODEL KONSEPTUAL ADAPTASI ROY PADA ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN NY.DJ DENGAN DENGAN STATUS OBSTETRIK G4P3A0 PADA KEHAMILAN 36-37 MINGGU DENGAN SERVIKS INKOMPETENSIA DI POLIKLINIK KEBIDANAN DAN KANDUNGAN RS…………………. Diajukan sebagai salah satu tugas pada ……………………………. Pembimbing: ……………………………. …………………………………… Disusun Oleh : Diyan Indriyani PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER 2011 Lampiran 7

Tgs 2 Residensi Ujian Antenatal Baru

  • Upload
    ru-dawn

  • View
    23

  • Download
    2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

WIGI

Citation preview

Page 1: Tgs 2 Residensi Ujian Antenatal Baru

0

APLIKASI MODEL KONSEPTUAL ADAPTASI ROY PADA

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN NY.DJ DENGAN DENGAN STATUS

OBSTETRIK G4P3A0 PADA KEHAMILAN 36-37 MINGGU

DENGAN SERVIKS INKOMPETENSIA

DI POLIKLINIK KEBIDANAN DAN KANDUNGAN

RS………………….

Diajukan sebagai salah satu tugas pada

…………………………….

Pembimbing:

…………………………….

……………………………………

Disusun Oleh :

Diyan Indriyani

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

2011

Lampiran 7

Page 2: Tgs 2 Residensi Ujian Antenatal Baru

1

APLIKASI MODEL KONSEPTUAL ADAPTASI ROY PADA

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN NY.DJ DENGAN STATUS OBSTETRIK

G4P3A0 PADA KEHAMILAN 36-37 MINGGU

DENGAN SERVIKS INKOMPETENSIA

DI POLIKLINIK KEBIDANAN DAN KANDUNGAN

RS……..

I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Untuk mengidentifikasi kehamilan seseorang, maka diperlukan pemeriksaan

terhadap tanda pasti kehamilan. Mungkin seseorang mengeluh amenorrhea,

mual, ngidam, payudara tegang, sering miksi dan lain-lain. Tanda tidak pasti

kehamilan yang ditemukan berupa rahim membesar, pemeriksaan urine

terhadap kadar HCG (mungkin juga palsu). Sehingga pada akhirnya tanda

pasti kehamilan berupa gerakan janin dalam rahim dan denyut jantung janin

harus ditemukan (Mochtar, 2000)

Pada saat kehamilan terjadi klien akan mengalami kondisi perubahan, baik

pada saat trimester I, II, maupun III, dimana hal ini akan juga dipengaruhi oleh

status primigravida, multigravida, kehamilan berisiko, juga riwayat penyakit

masa lalu (Mochtar, 2000).

Ny. Dj dengan status obstetric G4P3A0, melahirkan dengan kondisi premature

dengan 2 anak meninggal dan 1 anak hidup berusia 4 tahun. Kelahiran

premature yang dialami Ny. Dj tersebut dapat terjadi karena adanya serviks

inkompetensia, sehingga kehamilan ketiga juga yang keempat ini pada serviks

dilakukan pengikatan (shirodkar). Ny Dj memasuki kehamilan 36-37 minggu

(trimester III), maka dia juga mengalami perubahan dari keadaan sebelum

hamil baik perubahan biologis maupun psikologis.

Kehamilan sendiri sudah merupakan suatu stressor (krisis maturasi), apalgi

bila kehamilan tersebut termasuk kehamilan yang berisiko (dengan serviks

inkompetensia). Serviks Inkompetensia merupakan keadaan obstetric dimana

ditandai dengan adanya dilatasi serviks tanpa rasa sakit pada kehamilan

trimester kedua atau permulaan trimester ketiga, dengan menonjolnya selaput

anin melalui serviks yang membentuk balon selaput janin dalam vagina. Hal

Page 3: Tgs 2 Residensi Ujian Antenatal Baru

2

tersebut akan disusul dengan pecahnya selaput janin, ekspulsi, janin immature

yang kemungkinan besar akan meninggal (Pritchart, MacDonald, Gant, 1991 ;

Bobak, 2005).

Ny. Dj mengalami perubahan, sehingga klien akan berusaha beradaptasi pada

tingkat regulator/kognator untuk menggunakan model adaptasi mulai

fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependensi. Tetapi karena

kehamilan meruapakan kondisi yang perlu dipertahankan dalam jangka waktu

lama (38-40 minggu), apalagi bila kehamilan terseut berisiko untuk terjadi

kalahiran immatur atau premature, maka perilaku klien yang dapat

mempengaruhi kehamilan yang sehat sangat perlu diperhatikan (Roy, 1991).

Penulis merasa tertarik untuk mengambil kasus Ny. Dj tersebut, karena Ny. Dj

memiliki pengalaman obstetric yang tidak semua klien mengalami. Dengan

kondisi tersebut penulis ingin mengidentifikasi lebih lajut bagaiman klien

menghadapi stressor dan perubahan tersebut. Berdasarkan hal tersebut penulis

menggunakan pendekatan model konsep adaptasi Roy untuk memberikan

asuhan keperawatan pada Ny. Dj dengan kehamilan 36-37 minggu dengan

serviks inkompetensia.

B. PERUMUSAN MASALAH

Serviks Inkompetensia merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan adanya

dilatasi serviks tanpa ada rasa sakit pada kehamilan trimester kedua atau

permulaan trimester ketiga, dimana keadaan ini sangat berisiko untuk terjadi

abortus atau kelahiran premature pada suatu kehamilan. Ny Dj dengan

G4P3A0 dengan 1 orang anak hidup, merupakan kondisi kehamilan yang

masuk dalam kelompok risiko tinggi. Sehingga hal ini memerlukan suatu

perhatian dan penatalaksanaan yang khusus pada klien dalam melalui

kehamilan dan kelahiran dengan aman.

C. TUJUAN PENULISAN

1. Tujuan Umum

Mempelajari aplikasi Model Konsep Keperawatan Adaptasi Roy pada

kasus klien Ny Dj dengan status obtetrik G4P3A0 pada kehamilan 36-37

Page 4: Tgs 2 Residensi Ujian Antenatal Baru

3

dengan serviks inkompetensia dalam bentuk Asuhan Keperawatan di

Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUP Fatmawati Jakarta.

2. Tujuan Khusus

a. Menguraikan alasan ketertarikan dalam pengambilan kasus kehamilan

dengan serviks inkompetensia pada klien Ny Dj

b. Melakukan penerapan model konsep keperawatan Adaptasi Roy pada

kasus kehamilan dengan serviks inkompetensia pada klien Ny Dj.

c. Melakukan pengelolaan pada kasus kehamilan dengan serviks

inkompetensia pada klien dengan menggunakan pendekatan model

konsep keperawatan tersebut.

d. Melakukan pembahasan terhadap kasus yang telah dikelola.

e. Menarik kesimpulan dari proses penerapan model konsep tersebut pada

kehamilan dengan serviks inkompetensia.

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP DASAR SERVIKS INKOMPETEN

Serviks Inkompetensia merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan adanya

dilatasi serviks tanpa ada rasa sakit pada kehamilan trimester kedua atau

permulaan trimester ketiga, dengan menonjolnya selaput janin melalui serviks

yang membentuk balon selaput janin dalam vagina, disusul dengan pecahnya

selaput janin dan kemudian ekspulsi, janin immature dan kemungkinan besar

akan meninggal (Pritchart, MacDonald, Gant, 1991).

Biasanya dugaan diagnosis bila wanita mengalami pecah selaput ketuban dan

pembukaan serviks, tanpa ada rasa nyeri seperti yang lazim terjadi pada

persalinan. Penyebab pasti kasus ini tidak jelas, tetapi ada beberapa factor pada

beberapa kasus seperti bekas trauma serviks, terutama karena dilatasi dan

kuretage, konisasi, kauterisasi. Pada keadaan lain kelainan pertumbuhan

serviks termasuk setelah pemberian stilbestrol in utero (Pritchart, MacDonald,

Gant, 1991).

Perawatan karena serviks inkompetensia adalah pembedahan. Terapi

pembedahan dengan cara memperkuat serviks yang lemah dengan semacam

Page 5: Tgs 2 Residensi Ujian Antenatal Baru

4

jahitan kantung uang (purse string).Bila mungkin jahitan dilakukan setelah

trimester pertama, tetapi sebelum tercapai dilatasi serviks 4 cm. Adanya

perdarahan dan kontraksi uterus merupakan kontraindikasi untuk pembedahan

tersebut (Pritchart, MacDonald, Gant, 1991).

Terdapat 2 tipe operasi utama yang digunakan pada waktu hamil, cara

sederhana adalah dengan cara Mc Donald, dan yang lainnya operasi Shirodkar

yang lebih sulit. Sesudah operasi spirodkar, jahitan operasi dapat ditinggal bila

tetap tertutup mukosa, dan dilakukan SC menjelang aterm. Bila tidak, jahitan

shirodkar dilepas dan dilakukan persalinan pervaginam. Jika selaput ketuban

pecah tanpa terjadi persalinan, dan bila jahitan dibiarkan insitu serta kelahiran

ditunda, kemungkinan terjadi infeksi berat pada janin meningkat (Pritchart,

MacDonald, Gant, 1991).

B. KONSEP DASAR MODEL ADAPTASI ROY

Dalam asuhan keperawatan menurut Roy (1984) sebagai penerima asuhan

adalah individu, keluarga, kelompok, masyarakat yang dipandang sebagai

“Holistic adaptif system” dalam segala aspek yang merupakan satu kesatuan.

System adalah suatu kesatuan yang dihubungkan karena fungsinya sebagai

kesatuan untuk beberapa tujuan dan adanya saling ketergantungan dari setiap

bagian-bagiannya. System terdiri dari proses input, output, kontrol dan umpan

balik (Roy, 1991). Adapun yang dimaksuk dengan tahapan tersebut adalah :

a. Input

Roy mengidentifikasi bahwa input sebagai stimulus, merupakan kesatuan

informasi, bahan-bahan atau energi dari lingkungan yang dapat

menimbulkan respon, diman dibagi menjadi tiga tingkatan yaitu stimulus

fokal,stimulus kontekstual dan stimulus residual.

1) Stimulus Fokal yaitu stimulus yang langsung berhadapan dengan

seseorang dan efeknya segera.

2) Stimulus Kontekstual yaitu semua stimulus lain yang dialami

seseorang baik internal maupun eksternal yang mempengaruhi situasi

dan dapat diobservasi, diukur dan secara subyektif dilaporkan.

Page 6: Tgs 2 Residensi Ujian Antenatal Baru

5

Rangsangan ini muncul secara bersamaan dimana dapat

menimbulkan respon negatif pada stimulus fokal .

3) Stimulus Residual yaitu ciri-ciri tambahan yang ada dan relevan

dengan situasi yang ada tetapi sukar untuk diobservasi meliputi

kepercayaan, sikap, sifat individu berkembang sesuai pengalaman

yang lalu, hal ini memberi proses belajaar untuk toleransi.

b. Kontrol

Proses kontrol seseorang menurut Roy adalah bentuk mekanisme koping

yang digunakan. Mekanisme kontrol ini dibagi menjadi regulator dan

kognator yang merupakan subsistem.

1) Subsistem Kognator

Stimulus untuk subsistem kognator dapat ekternal maupun internal.

Perilaku output dari subsistem regulator dapat menjadi stimulus umpan

balik untuk subsistem kognator. Kognator kontrol proses berhubungan

dengan fungsi otak dalam memproses informasi, penilaian dan emosi.

Persepsi atau proses informasi berhubungan dengan proses internal

dalam memilih atensi, mencatat dan mengingat. Belajar berkorelasi

dengan proses imitasi, reinforcement dan insight (pengertian yang

mendalam). Penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan adalah

proses internal yang berhubungan dengan penilaian atau analisa. Emosi

adalah proses pertahanan untuk mencari keringanan, mempergunakan

penilaian dan kasih sayang.

2) Subsistem Regulator

Subsistem regulator mempunyai komponen-komponen : input, proses

dan output. Input sebagai stimulus dapat berupa internal atau eksternal.

Transmitter subsistem regulator adalah kimia, neural atau endokrin.

Refleks otonom adalah respon neural barain sistem dan spinal cord

yang diteruskan sebagai perilaku output dari subsistem regulator.

Banyak proses fisiologis yang dapat dinilai sebagai perilaku susbsistem

regulator.

c. Output

Output dari suatu sistem adalah perilaku yang dapat diamati, diukur, atau

secara subyektif dapat dilaporkan baik berasal dari dalam maupun luar.

Perilaku ini merupakan umpan balik untuk sistem. Roy mengkategorikan

Page 7: Tgs 2 Residensi Ujian Antenatal Baru

6

output sistem sebagai respon yang adaptif atau respon yang maladaptif.

Respon yang adaptif dapat meningkatkan integritas seseorang yang secara

keseluruhan dapat terlihat bila seseorang tersebut mampu melaksanakan

tujuan yang berkenaan dengan kelangsungan hidup, perkembangan,

reproduksi dan keunggulan. Sedangkan respon maladaptif merupakan

perilaku yang tidak mendukung tujuan ini.

Roy telah menggunakan bentuk mekanisme koping untuk menjelaskan proses

kontrol seseorang sebagai adaptif sistem. Dalam memelihara integritas

seseorang, regulator dan kognator subsistem diperkirakan sering bekerja sama.

Tingkat adaptasi seseorang sebagai sistem adaptasi dipengaruhi oleh

perkembangan individu itu sendiri dan penggunaan mekanisme koping.

Penggunaan mekanisme koping yang maksimal mengembangkan tingkat

adaptasi seseorang dan meningkatkan rentang stimulus agar dapat berespon

secara positif. Selanjutnya Roy mengembangkan proses internal seseorang

sebagai sistem adaptasi dengan menetapkan sistem efektor yaitu 4 mode

adaptasi meliputi fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependensi.

Page 8: Tgs 2 Residensi Ujian Antenatal Baru

7

Skema. Keterkaitan model konsep dan teori keperawatan adaptasi Roy

Pada kasus inkompetensi serviks

Tanda-tanda kehamilan

Amenorrhea, mual,ngidam,payudara tegang,sering miksi dll

Tanda tidak pasti kehamilan :

Rahim membesar pemeriksaan urine HCG (+) (kadang palsu)

Tanda pasti kehamilan :

gerakan janin, DJJ (+)

perubahan pada fase kehamilan Faktor yang berpengaruh

secara umum :

primigravida,

multigravida,

grandemulti, rwayat

penyakit masa lalu,

kelainan obstetric :

inkompeten serviks

trimester I trimester II trimester III

Stimulus menurut Roy :

Fokal (stressor), kontekstual (eksternal), residula (internal)

Tingkat adaptasi :

1. Regulator

2. Cagnator

Model adaptasi :

Fisiologis, konsep diri, fungsi peran, interdependensi

Adaptasi :

Positif/adaptif

Negative/maladaptive

Sumber : Pritchard, dkk, (1991); Mochtar, R.,(2000); Roy, (1991).

Page 9: Tgs 2 Residensi Ujian Antenatal Baru

8

III. APLIKASI MODEL KONSEP ADAPTASI ROY PADA STUDI KASUS

A. PENGKAJIAN

1. Riwayat Pasien

a. Identitas

Ny DJ, 27 tahun, Islam, pendidikan SLTA, pekerjaan ibu rumah

tangga, suku Jawa, Kawin dengan suami Tn I 31 tahun, Islam,

pekerjaan swasta, suku Jawa, Reg 717418 (pengkajian tanggal 9

Oktober 2006).

b. Keluhan Utama

Klien dating untuk priksa hamil dengan keluhan kadang-kadang perut

terasa kenceng-kenceng, apakah itu tanda-tanda mau melahirkan,

apakah yang harus saya ketahui bila ternyata saya akan melahirkan,

karena pada kelahiran yang lalu tidak sampai terjadi mules-mules.

c. Riwayat Obstetrik

1) Riwayat Menstruasi

Menarche 17 tahun, teratur, siklus haid 30 hari, lamanya 5 hari,

jumlah darah menstruasi banyak terutama hari pertama dan kedua

menstruasi. Haid terakhir pertengahan Januari 2006 (sekitar 15

Januari 2006).

2) Riwayat Perkawinan

Ny DJ menikah 1 kali yaitu dengan Tn I pada usia 19 tahun.

3) Riwayat Kehamilan dan Persalinan

G4P3A0, hamil 36-37 minggu dengan anak hidup 1. Riwayat :

Anak pertam lahir di RS, ditolong dokter, premature (6 bulan),

spontan pada tahun 1998 dan meninggal. Anak kedua lahir di RS

ditolong dokter, premature (7 bulan), spontan pada tahun 1999,

bayi meninggal. Anak ketiga lahir di RS ditolong dokter pada usia

kehamilan 8 bulan, spontan tahun 2002, BB 1600 gram, laki-laki

dan anak sampai sekarang sehat. Sekarang hamil yang keempat.

4) Riwayat kelainan Obstetrik

Klien pernah mengalami kelahiran premature 2 kali dan bayi

meninggal. Hasil riwayat pemeriksaan medis klien mengalami

Page 10: Tgs 2 Residensi Ujian Antenatal Baru

9

serviks inkompetensia dan kehamilan ke 3 dan ke 4 ini dilakukan

shirodkar.

5) Riwayat Pengunaan Kontrasepsi

Klien pernah menggunakan kontrasepsi pil.

d. Riwayat Ginekologi

Klien mengatakan tidak pernah mengalami keluhan yang berkaitan

dengan penyakit-penyakit gynekologi.

e. Riwayat penyakit Sekarang

Klien dating dengan keinginan periksa hamil, mengatakan kehamilan

keempat, tetapi anak pertama dan kedua meninggal (premature) dan

anak ketiga hidup. Klien mengatakan kalau mulut kandungannya

diikat, karena risiko melahirkan premature.

f. Riwayat penyakit Dahulu

Klien mengatakan tidak memiliki penyakit atau keluhan yang berkaitan

dengan penyakit seperti jantung, DM, hipertensi, asma dan lain-lain.

Riwayat spirodkar cerviks pada kehamilan ketiga.

g. Riwayat Penyakit Keluarga

Klien mengatakan keluarganya tidak ada yang memiliki penyakit

seperti keluhan kasus jantung, DM, hipertensi dan lain-lain.

h. Status Perkembangan

Merupakan keluarga inti, dengan 1 naka, klien menikah saat berusia 19

tahun. Ny DJ pernah hamil 4 kali dengan 3 kali melahirkan, tetapi anak

yang hidup hanya 1, dan sekarang sedang hamil 36-37 minggu.

i. Riwayat Psikososial

Ny DJ beragama Islam, suku Jawa, Tn I beragama Islam, suku Jawa.

Pernikahan dengan Tn I dikaruniai 1 anak hidup, 2 anak premature dan

meninggal, sekarang sedang hamil 36-37 minggu. Ny DJ dan suaminya

sangat mengharapkan anak pada kehamilannya yang sekarang, suami

sangat mendukung, termasuk keluarga dari Ny DJ maupun suaminya.

Hubungan dengan keluarga baik, termasuk dengan lingkungan di

sekitarnya.

Page 11: Tgs 2 Residensi Ujian Antenatal Baru

10

j. Status Sibling

Klien mengatakan bahwa keberadaan sibling terhadap calon anak yang

akan dilahirkannya tidak ada masalah. Sibling selalu diorientasikan

oleh Ny DJ bahwa akan lahir adik, sibling diajak mengelus perut

ibunya dan dikatakan bahwa di dalam perut ada adik. Klien

mengatakan bahwa sibling sangat senang denag akan hadirnya adik

diwaktu mendatang.

k. Pola Seksualitas

Klien mengatakan selama hamil tidak melakukan hubungan seksual

dengan suaminya, karena takut mencederai janin dan berisiko bayi

lahir premature. Bahkan suami sangat serius untuk menjaga kehamilan

istrinya dengan rela dan tidak mempermasalahkan tidak melakukan

hubungan seksual selama istrinya hamil. Hal ini termasuk pada

kehamilan anak ketiga juga melakukan hal yang sama, tetapi ternyata

menurut klien tetap melahirkan pada kehamilan 8 bulan. Klien dan

suami mengatakan tidak masalah, dan biasa saja dengan situasi ini,

karena yang terutama bagi mereka berdua adalah sudah merupakan

konsekuensi dengan harapan ingin memiliki anak lagi. Jadi selama ini

klien bercumbu tetapi tidak sampai melakukan penetrasi.

3. Aplikasi Teori Adaptasi Roy

a. Pengkajian Tahap Pertama

1) Physiological Mode

a) Oksigenasi

Pernapasan 20 kali/menit, nadi 88 kali/menit, tekanan darah

100/70 mmHg, Capipilary refill time 3 detik, konjungtiva tidak

anemis, ekspansi dada maksimal, pernapasan regular.

b) Nutrisi

Status nutrisi klien normal, TB 158 cm, BB sebelum hamil 48

kg, BB saat sekarang 62,5 kg, klien memiliki nafsu makan yang

baik, hanya akhir-akhir ini sedikit menurun karena mudah

merasa kenyang. Klien tidak melakukan pantang makanan.

c) Eliminasi

Page 12: Tgs 2 Residensi Ujian Antenatal Baru

11

BAB dan BAK tidak ada keluhan, hanya frekuensi BAK

sekarang sedikit meningkat dibandingkan sebelumnya.

d) Aktifitas dan Istirahat

Aktifitas klien sejak hamil sengaja dikurangi, supaya tidak

berisiko terhadap kehamilannya yang dilakukan

spirodkar.Istirahat tidak ada masalah, tidur siang dilakukan ± 2

jam dan tidur malam sekitar 6-7 jam.

e) Proteksi

Kulit klien utuh, spirodkar pada cerviks, hiperpigmentasi areola

mammae.

f) Senses

Kadang kenceng-kenceng pada perut, punggung kadang terasa

pegal-pegal. Tidak ada gangguan dan keluhan terhadap sense

yang ada.

g) Cairan dan Elektrolit

Pola minum tidak ada keluhan, dalam sehari minum ± 10 gelas,

kadang lebih. Turgor kulit baik, tekstur kulit baik.

h) Fungsi Neurology

Kesadaran compos mentis, daya ingat baik, fungsi kognitif

baik, tidak ada gangguan neurology.

i) Fungsi Endokrin

Tidak ada masalah pada gangguan hormonal, kelenjar thyroid

normal.

2) Self Concept Mode

a) Physical Self

Klien mengatakan badanyya memang berubah, perutnya buncit,

tetapi dia dapat menerima keadaan itu karena memang kondisi

hamil, klien tetap yakin dan memiliki konsep diri yang positip

terhadap perubahan bentuk tubuhnya, dan suaminya tidak

mempermasahkan hal tersebut karena itu sesuatu yang wajar.

Kegiatan seksual memang tidak dilakukan oleh klien dan

suaminya sejak awal kehamilan keempat, hal ini juga terjadi

Page 13: Tgs 2 Residensi Ujian Antenatal Baru

12

saat kehamilan ketiga, dengan tujuan semata-mata untuk

menjaga kehamilan agar tidak lahir sebelum waktunya.

b) Personal Self

Harga diri klien positip, apalagi harapan ingin memiliki anak

lagi sekarang tercapai. Klien sangat berharap kehamilan yang

sekarang cukup bulan dan sekarang usia kehamilan sudah

memasuki minggu ke 36-37, jadi klien dan suaminya senang

sekali. Klien bertanya apakah bayinya baik-baik saja, kepala

bayi apa sudah di bawah. Saat periksa hamil klien juga

memiliki koping yang positip. Pada setiap menghadapi

masalah, klien melakukan hal seperti bicara dengan pasangan,

mencari bantuan, belajar, dan bertanya.

3) Role Function Mode

Klien mengatakan sudah siap untuk menjadi ibu bagi kedua

anaknya kelak, bahkan kehadiran bayi dalam kandungannya juga

diorientasikan pada sibling. Kehamilan ini adalah kehamilan yang

sangat diharapkan, apalagi klien merasa memiliki kelainian pada

mulut rahim yang berisiko untuk terjadi premature pada setiap

kehamilannya. Sehingga klien sangat berhati-hati untuk

menjaganya.

4) Interdependensi Mode

Hubungan dengan anggota keluarga baik, hubungan dengan suami

baik, klien mengatakan suaminya sangat pengertian dan dialah

orang utama tempat klien berkeluh kesah. Suami klien selalu

mengantar klien kemana saja bila klien memiliki keperluan,

terutama juga saat klien melakukan pemeriksaan kehamilan. Bila

ada masalah klien seslalu membicarakan dengan anggota

keluarganya, terutama suami.

Page 14: Tgs 2 Residensi Ujian Antenatal Baru

13

b. Pengkajian Tahap Kedua

1) Faktor Fokal

Klien datang ke poli kebidanan dan kandungan untuk periksa

hamil, dengan keluhan perut kadang-kadang terasa kenceng-

kenceng, punggung pegal-pegal, juga klien menanyakan bagaimana

tanda-tanda yang benar untuk orang yang akan melahirkan. Klien

selalu menyelesaikan masalahnya terutama dengan membicarakan

dengan suaminya. Koping klien cukup adaptif dalam menghadapi

persoalan.

2) Faktor Kontekstual

Klien hamil 36-37 minggu, klien sangat menjaga kehamilannya

karena ada kelainan pada mulut rahim, sehingga sangat

membutuhkan informasi yang berkaitan dengan kehamilan dan

rencana persalinannnya kelak pada kehamilan yang keempat ini.

Suami sangat mendukung, dan terutama juga untuk kehamilannya

sekarang. Klien dan suaminya sama-sama menjaga, karena iningin

memiliki bayi yang dilahirkan dengan cukup bulan.

3) Faktor Residual

Klien mengatakan pernah memiliki riwayat melahirkan premature

pada anak pertama dan kedua, serta keduanya meninggal. Anak

ketiga juga lahir belum cukup bulan (8 bulan) dengan BB 1600

gram dan sekarang sudah berusia 4 tahun dengan keadaan cukup

sehat. Kehamilan ketiga dilakukan spirodkar pada serviks,

termasuk kehamilannya yang sekaran. Klien belum pernah merasa

mules-mules atau belum merasakan bagaimana sebenarnya tanda-

tanda orang akan melahirkan, karena pada persalinan terdahulu

mengalami premature dan klien tidak mengalami tanda-tanda

seperti yang ibu-ibu lain ceritakan bila akan melahirkan, jadi

informasi itu sangat diperlukan untuk persiapan persalinannya

kelak.

4. Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum baik, tanda-tanda vital tekanan darah 110/70 mmHg, nadi

88 kali/menit, suhu 36,4oC, pernapasan 20 kali/menit, BB 62,5 Kg, TB 158

Page 15: Tgs 2 Residensi Ujian Antenatal Baru

14

cm, kesadaran compos mentis, secara umum penampilan klien bersih.

Kepala : rambut bersih, sedikit rontok, mata konjungtiva tidak anemis,

sclera tidak ikterik, palpebra tidak edema, tidak ada keluhan pandangan,

muka : tidak sembab, tidak berjerawat. Telinga : bersih, tidak ada

peradangan, tidak ada keluhan, Hidung bersih, leher tidak ada pembesaran

tonsil, tenggorokan tidak meradang. Mulut bersih, gigi ada karies, tidak

ada kesulitan menelan. Dada : simetris, suara nafas normal vesikuler, tidak

ada ronkhi baik sebelah kiri atau kanan, tidak ada wheezing, bunyi jantung

I dan II normal. Payudara : membesar, areola mammae hiperpigmentasi,

putting susu menonjol, kolostrum ada. Abdomen : perut membuncit, striae

gravidarum ada, tidak ada jejas. Leopold I bagian fundus teraba bokong,

TFU 30 cm, Leopold II punggung kanan, Leopold III presentasi kepala,

sudah masuk PAP tapi masih bias digoyang sedikit, Leopold IV kepala

sudah masuk PAP 2/5, auskultasi DJF 145 kali/menit, teratur, kuat.

Vulva/Vagina : (tidak dilakukan pemeriksaan), klien mengatakan tidak

ada keputihan, tidak ada darah yang keluar pervaginam. Rektum : klien

mengatakan tidak ada haemorroid. Ektremitas : tidak ada edema, tdak ada

varises, pergerakan bebas tidak ada keluhan, refleks patella +/+.

5. Analisa Data

a. Analisa 1

Data Subyektif :

Klien mengatakan kalau perutnya kadang-kadang kenceng-kenceng,

punggung kadang pegal-pegal, apakah itu tanda-tanda mau melahirkan,

“apakah yang harus saya ketahui bila saya terdapat tanda-tanda mau

melahirkan, karena pada kelahiran yang lalu tidak sampai merasakan

mules-mules seperti yang diceritakan ibu-ibu lain selama ini, anak saya

lahir premature “ (3 anak dengan lahir pada usia 6 bulan, dan 7 bulan

meninggal, anak ketiga lahir usia kehamilan 8 bulan hidup). Klien

mengatakan belum mendapat penjelasan dari petugas kesehatan tentang

tanda-tanda akan melahirkan, hanya dari ibu-ibu lain yang pernah

punya pengalaman melahirkan. Rencana melahirkan di RSUP

Fatmawati, klien tahu ada shirodkar di cerviks.

Data Obyektif :

Page 16: Tgs 2 Residensi Ujian Antenatal Baru

15

G4P3A0 prematur 3, anak hidup 1, usia kehamilan 36-37 inggu, TFU

30 cm, fundus teraba bokong, punggung kanan, presentasi kepala,

sudah masuk PAP tetapi masih bias sedikit digoyang, kepala masuk

pAP 2/5, DJF 145 kali/menit, teratur, kuat, tafsiran persalinan 22

oktober 2006.

Masalah : Perilaku positip dalam mencari bantuan persalinan.

Kemungkinan penyebab : -

b. Analisa 2

Data Subyektif :

Ny DJ dan suaminya sangat mengharapkan anak pada kehamilannya

yang keempat ni. Klien mengatakan pernah mengalami melahirkan

premature 3 kali dan hanya 1 anak yaitu yang ketiga yang hidup,

mengatakan mulut rahimnya diikat agar tidak melahirkan premature,

“ibu-ibu lain hamper tidak ada yang memiliki kelainan seperti saya,

saya berharap anak ini lahir cukup bulan, dan alhamdulillah sekarang

sudah 36-37 minggu, saya dan suami sangat menjaga kehamilan ini”.

Bila memiliki masalah selalu membicarkan dengan keluarga terutama

suami, klien mengatakan suaminya sangat perhatian dan dialah orang

utama tempat berkeluh kesah. Suami mengantar klien kemana saja bila

ada keperluan, termasuk periksa hamil. Pada setiap ada masalah, klien

akan mengambil langkah bicara dengan pasangan, mencari bantuan,

belajar dan bertanya.

Data Obyektif :

Klien menikah usia 19 tahun dan suami 23 tahun. Ekpresi wajah rileks

dan santai saat bercerita tentang keluarga, suami mengantar klien

periksa hamil dan duduk di ruang tunggu, sibling juga mengantarkan.

Masalah :

(Wellness) Mekanisme koping efektif

Kemungkinan penyebab :

Support social yang optimal.

Page 17: Tgs 2 Residensi Ujian Antenatal Baru

16

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Perilaku positip dalam mencari bantuan persalinan

2. Mekanisme koping efektif yang berhubungan dengan support social yang

optimal.

C. RENCANA TINDAKAN

1. Diagnosa Keperawatan (1)

a. Tujuan

Klien tetap mempertahankan perilaku positipnya dalam mencari

bantuan persalinan sampai dengan waktu persalinan tiba.

b. Kriteria Hasil

Klien mampu menjelaskan kembali tentang : hal-hal yang harus

dilakukan berkaitan dengan persiapan dan waktu persalinan, kapan

mencari bantuan kesehatan, fasilitas kesehatan tempat mencari bantuan

persalinan.

c. Intervensi

1). Jalin hubungan saling kenal dan percaya untuk memasuki tahapan

belajar. Rasional : Hubungan saling percaya dapat memudahkan

proses dalam pemberian informasi dan penyuluh dapat memberikan

bimbingan dan meningkatkan tanggung jawab individu terhadap

kesehatan.

2). Kaji persiapan, tingkat pengetahuan dan harapan klien. Rasional :

membantu menentukan kebutuhan akan informasi/belajar.

3). Klarifikasi kesalahpahaman. Rasional : Ketakutan biasanya timbul

dari kesalahan informasi dan dapat mengganggu pembelajaran

selanjutnya.

4). Tentukan derajat motivasi untuk belajar. Rasional : Klien dapat

mengalami kesulitan dalam menerima informasi (belajar) kecuali

kebutuhan untuk belajar tersebut jelas.

5). Pertahankan sikap terbuka terhadap keyakinan klien/pasangan.

Rasional : Penerimaan penting untuk mengembangkan dan

mempertahankan hubungan.

6). Berikan bimbingan dan informasi serta diskusikan hal-hal yang

berkaitan dengan persiapan dan waktu persalinan. Rasional :

Page 18: Tgs 2 Residensi Ujian Antenatal Baru

17

Informasi yang diperlukan oleh klien akan dapat mengkondisikan

klien mempertahankan perilaku positipnya.

7). Diskusikan dengan klien waktu yang tepat dalam mencari bantuan

kesehatan, dan menentukan tempat persalinan yang telah

direncanakan. Rasional : Waktu mencari bantuan yang tepat dan

sekaligus tempat persalinan yang memadai memungkinkan klien

mendapat bantuan persalinana yang optimal.

8). Beri reinforcement positip tentan perilaku klien yang positip.

Rasional : Memberikan penguatan dalam mempertahankan sikap

positip klien.

2. Diagnosa Keperawatan (2)

a. Tujuan

Mekanisme koping klien tetap efektif sampai proses persalinan klien

berlangsung.

b. Kriteria Hasil

Klien mampu mengungkapkan tentang :

Penggunaan koping selama ini, penggunaan koping berkaitan dengan

kehamilannya yang sekarang, support social yang penting bagi klien,

hubungan dengan pasangan, koping yang adaptif dan tidak adaptif.

c. Intervensi

1). Gali kemampuan dan penggunaan koping yang dimiliki klien

selama ini. Rasional : Mengidentifikasi lebih lanjut koping yang

dimiliki klien.

2). Gali penggunaan koping yang dilakukan selama kehamilan.

Rasional : Mengidentifikasi kemampuan koping klien terhadap

masalah.

3). Disskusikan efektifitas koping yang selama ini digunakan dalam

menghadapi masalah. Rasional : Penggunaan koping yang efektif

dapat mengkondisikan klien beradaptasi secara adaptif.

4). Diskusikan dengan klien tentang bagaimana bila penggunaan

koping yang ada kadang belum efektif untuk mengatasi masalah

yang dihadapi. Rasional : Mengidentifikasi kemapuan klien dalam

memilih alternative koping.

Page 19: Tgs 2 Residensi Ujian Antenatal Baru

18

5). Perkuat diskusi perasaan diantara pasangan. Rasional : Pasangan

merupakan orang terdekat yang dapat mendorong kemampuan

koping klien dalam menghadapi masalah.

6). Gali cara untuk memberi kesempatan bagi pasangan yang terlibat

dalam kehamilan persalinan bayi. Rasional : Hubungan yang

harmonis dengan pasangan dapat meningkatkan kemampuan

koping klien.

7). Perkuat pelibatan anak yang lain (sibling) dalam perencanaan.

Rasional : Anak dapat merupakan dorongan bagi klien dalam

meningkatkan kemampuan koping.

8). Diskusikan dengan klien tentang support social yang penting bagi

klien selama ini. Rasional : Support social yang dapat diterima

klien dapat membantu klien dalam meningkatkan kemampuan

koping.

9). Diskusikan dengan klien tentang jenis-jenis koping yang adaptif

dan kurang adaptif. Rasional : Pengetahuan klien dalam

mengidentifikasi koping dapat meningkatkan kemampuan klien

dalam memilih koping yang tepat.

D. IMPLEMENTASI

1. Diagnosa Keperawatan (1)

a. Berkenalan dengan klien dan menjalin hubungan saling percaya.

Respon : Klien terbuka dan kooperatif dalam berinteraksi selama

dalam proses asuhan.

b. Menggali tingkat pengetahuan dan persiapan serta harapan klien dalam

menerima informasi yang diharapkan. Respon : Klien mengatakan

ingin tahu secara benar tentang tanda-tanda persalinan, dan selama ini

hanya mendengar dari orang lain (pengalaman melahirkan orang lain),

tapi penjelasan dari petugas kesehatan belum pernah diterima.

c. Melakukan klarifikasi bila ada kesalahpahaman dari informasi selama

ini yang telah diterima klien. Respon : Klien mendengar bahwa bila

perut kenceng-kenceng akan melahirkan, dan akhir-akhir ini perutnya

kadang-kadang terasa kenceng, apakah ini tanda akan melahirkan.

Page 20: Tgs 2 Residensi Ujian Antenatal Baru

19

d. Menggali motivasi klien tentang kebutuhannya akan informasi tentang

hal yang berkaitan dengan proses persalinannya kelak. Respon : Klien

mengatkan ingin sekali mengetahui secara benar.

e. Mempertahankan sikap terbuka selama proses diskusi. Respon : Klien

cukup terbuka selama terjadinya diskusi sesuai dengan harapan

petugas.

f. Berdiskusi dengan klien tentang tanda-tanda awalpersalinan terutama

yang berkaitan dengan kasus inkompeten serviks dengan pemakaian

shirodkar, bahwa penekanannya adalah klien dating ke RS sesuai

tanggal rencana persalinan dengan SC, tetapi sewaktu-waktu bila

belum jatuh pada tanggal yang direncanakan, tetapiklie sudah ada

tanda-tanda inpartu seperti terdapat lender darah, diikuti/tidak adanya

mules, maka diharapkan segera mendatangi RS yang akan dimintai

bantuan persalinan. Respon : Mendengarkan dan terjadi diskusi secara

aktif.

g. Bila memungkinkan menyarankan untuk tinggal di rumah yang

mendekati RS (missal rumah saudara), sebagai antisipasi kondisi

emergency bila sudah mendekati rencana tanggal persalinan.

h. Berdiskusi dengan klien tentang waktu yang tepat mencari bantuan dan

tempat persalinan yaitu saat ada tanda-tanda inpartu dan klien

diinformasikan harus melahirkan di RS, karena ada shirodkar pada

cerviks. Respon : Klien mengatakan mengerti dengan informasi

tersebut.

i. Memberikan reinforcement positip pada jawaban-jawaban klien yang

cenderung positip. Respon : Klien tersenyum dan mengucapkan

terimakasih.

2. Diagnosa Keperawatan (2)

a. Menggali koping yang dimiliki klien selama ini, dan juga selama klien

menghadapi kehamilan yang keempat sekarang. Respon : Klien

mengatakan kalau memiliki masalah selama ini dan juga selama hamil

selalu membicarakan dengan keluarga terutama suami.

b. Berdiskusi dengan klien tentang efektifitas koping yang selama ini

digunakan. Respon : Klien mengatakan selama ini masalah yang

Page 21: Tgs 2 Residensi Ujian Antenatal Baru

20

dihadapi dapat diselesaikan karena saling adanya dukungan dari suami

maupun keluarga.

c. Berdiskusi dengan klien tentang support social yang penting dalam

kehidupan klien. Respon : Suami terutama, dan juga anak serta

keluarga merupakan orang penting yang mendorong klien untuk

menyelesaikan masalah dengan baik.

d. Menggali perasaan klien untuk saling memperkuat hubungan dengan

pasangan, termasuk menggali cara klien memberi kesempatan pada

pasangan untuk terlibat dalam kehamilan klien. Respon : klien

mengatakan selama ini mereka berdua telah memiliki komitmen

bersama untuk saling menjaga kehamilan yang berisiko ini, dank lien

selalu melibatkan suami dalam pengambilan keputusan berkaitan

dengan kehamilannya.

e. Berdiskusi dengan klien tentang jenis-jenis koping yang adaptif dan

maladaptive, seperti ntuk koping adaptif antara lain terbuka, mencari

bantuan, bertukar pikiran dan lain-lain; sedang koping yang

maladaptive antara lain menutup diri, merusak, menyalhkan/proyeksi,

menyakiti diri sendiri dan lain-lain. Respon : Klien mendengarkan

secara aktif dan ikut berdiskusi secara aktif, terutama tentang

pengalamannya selama ini. Bila dinilai dari apa yang dipaparkan klien,

dapat diartikan bahwa koping klien cukup efektif.

f. Memberi reinforcement positif pada pencapaian kemampuan klien

selam proses diskusi,terutama karena koping yang dimiliki cukup

efektif.

E. EVALUASI

1. Diagnosa Keperawatan (1)

Subyektif :

Klien dapat menyebutkan kembali tentang tanda-tanda : permulaan

persalinan, tanda-tanda inpartu yang mungkin terjadi pada dirinya, waktu

yang tepat dalam mencari bantuan, dan mengatakan akan melahirkan di

RSUP Fatmawati, ada keluhan Braxton hicks.

Obyektif :

Page 22: Tgs 2 Residensi Ujian Antenatal Baru

21

G4P3A0 kehamilan 36-37 minggu, keadaan janin normal, tafsiran

persalinan 22 Oktober 2006, belum ada tanda-tanda memasuki fase

inpartu.

Analysa :

Perilaku positip klien dalam mencari bantuan persalinan tetap dapat

dipertahankan, hal ini dinilai dari apa yang disampaikan klien selama

proses diskusi.

Planning :

Pertahankan kompetensi klien dari hasil diskusi tersebut, beri catatan agar

klien bias membaca dan mengulangnya kembali saat pulang ke rumah

tentang tanda-tanda persalinan yang mungkin terjadi dan waktu serta

tempat mencari bantuan persalinan.

2. Diagnosa Keperawatan (2)

Subyektif :

Koping klien selam ini bias menghadapi masalah adalah dengan

membicarakan dengan keluarga terutama suami, masalah selam ini dapat

diselesaikan dengan baik berkat dukungan dari suami dan keluarga. Orang

penting dalam hidupnya adalah suami, anak juga keluarga. Klien dapat

menyebutkan kembali tentang jenis-jenis koping yang adaptif dan

maladaptive.

Obyektif :

Ekpresi wajah klien rileks saat diskusi, klien cukup terbuka saat diskusi.

Analysa :

Mekanisme koping yang dimiliki klien cukup efektif

Planning :

Menganjurkan mempertahankan hubungan saling menguatkan dengan

pasangan, juga anggota keluarga, menganjurkan penggunaan koping yang

selama ini cukup efektif, serta alternative bila koping tersebut kurang

efektif untuk masalah tertentu, maka klien bisa memilih koping yang lain.

Selanjutnya menganjurkan klien untuk mengevaluasinya kembali.

Page 23: Tgs 2 Residensi Ujian Antenatal Baru

22

IV. PEMBAHASAN

Perubahan yang terjadi saat fase kehamilan trimester III (36-37 minggu) dengan

serviks inkompeten membutuhkan adaptasi dari Ny Dj untuk mencapai

keseimbangan. Perawat dapat melakukan asuhan keperawatan dengan

menggunakan pendekatan model adaptasi Roy untuk mengoptimalkan koping dan

potensi yang dimiliki klien untuk beradaptasi.

Riwayat obstetric yang terjadi pada Ny Dj cukup berat yaitu pengalaman 3 kali

melahirkan dengan premature dengan 2 anak premature meninggal. Hal ini terjadi

karena klien mengalami serviks inkompeten, sehingga klien memiliki

kecenderungan untuk terjadi abortus atau kehamilan yang premature bila tidak ada

tindakan medis (pengikatan serviks) dan upaya menjaga kehamilan dengan baik.

Kondisi klien tersebut di atas, ternyata tidak membuat klien putus asa atau harga

diri rendah. Karena Ny Dj memiliki support social yang cukup optimal, sehingga

hal ini dapat menguatkan mekanisme koping Ny Dj dalam menghadapi kenyataan

berat dalam hidupnya ataupun kehamilannya sekarang yang juga berisiko.

Sehingga dari hasil pengkajian tersebut di atas dapat dipersepsikan bahwa

mekanisme koping klien cukup efektif. Suami klien dapat menerima keadaan Ny

Dj, dank lien serta suaminya tetap berupaya optimal dalam menjaga kehamilan

klien agar tidak lahir premature. Salah satu upaya mereka adalah dengan

dilakukannya tindakan medis Shirodkar dank lien berencana melahirkan di RSUP

Fatmawati. Hal ini menunjukkan bahwa koping klien cukup efektif dengan

dukungan suami sebagai support social yang penting bagi Ny Dj.

Selain hal tersebut Ny Dj yang tidak pernah mengalami kehamilan sampai aterm,

juga mengatakan bahwa selama ini klien belum memiliki pengalaman tentang

tanda-tanda melahirkan (seperti perut kenceng-kenceng dan lain-lain) seperti

informasi yang didengarkan dari ibu-ibu lain yang memiliki pengalaman bersalin.

Hal ini menyebabkan klien sangat ingin mengerti dengan benar apa tanda-tanda

yang akan terjadi pada dirinya, karena klien mengalami inkompeten serviks

dengan pemasangan shirodkar. Klien cukup kooperatif dan dapat menerima

informasi dengan baik selama proses pemberian informasi dan diskusi.

Page 24: Tgs 2 Residensi Ujian Antenatal Baru

23

Terdapat 2 masalah keperawatan yang muncul pada Ny Dj yaitu perilaku positip

dalam mencari bantuan persalinan dan mekanisme koping efektif. Selama proses

implementasi, termasuk saat proses pemberian informasi klien cukup kooperatif

dan dapat menerima informasi dengan baik. Sehingga pada hasil evaluasi

didapatkan kondisi bahwa perilaku klien yang positip dalam mencari bantuan

persalinan dapat dipertahankan dan mekanisme koping klien tetap efektif.

Pemberian reinforcement positif sangat diperlukan pada klien ini, karena banyak

ditemukan perilaku klien yang positif berkaitan dengan masalah yang dihadapi.

Berdasarkan hal yang telah dipaparkan tersebut di atas, maka dapat dikatakan

bahwa pendekatan adaptasi Roy dalam pemberian asuhan keperawatan Ny Dj

dengan G4P3A0 hamil 36-37 minggu dengan serviks inkompeten dengan anak

hidup 1 orang dapat diterapkan sebagai landasan pemberian asuhan.

V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Model adaptasi Roy dapat digunakan untuk mengidentifikasi adaptasi terhadap

perubahan kehamilan berisiko dengan serviks inkompeten, sehingga dapat

diketahui apakah adaptasi yang dilakukan klien Ny Dj adaptif atau

maladaptive.

Selain dukungan petugas kesehatan terhadap masalah kesehatan yang dihadapi

klien, support social dari ornag terdekat klien seperti suami sangatlah

dibutuhkan untuk menguatkan koping klien, sehingga klien dapat melalui

proses adaptasi secara optimal.

Pemberian informasi yang berkaitan dengan rencana persalinan dan fasilitas

melahirkan yang harus disiapkan pada kasus kehamilan dengan serviks

inkompeten pada kasus Ny Dj sangatlah penting, sehinga klien dapat melalui

tahapan akhir kehamilan dan persalinan dengan baik.

Page 25: Tgs 2 Residensi Ujian Antenatal Baru

24

B. Saran

Kasus kehamilan dengan serviks inkompeten yang memiliki riwayat obstetric

kelahiran premature berulang dapat dilakukan asuhan keperawatan dengan

menggunakan pendekatan model konsep adaptasi Roy.

Berkaitan dengan pengkajian yang masih belum bisa diadopsi melalui

pendekatan adaptasi Roy, maka perawat dapat memodifikasi dengan

menggunakan pendekatan meodel konsep yang lain untuk melengkapi.

Page 26: Tgs 2 Residensi Ujian Antenatal Baru

25

DAFTAR PUSTAKA

Alligod, M.R. & Marriner-Tomey,A. (2002). Nursing Theory Utilization &

Application. St. Louis : Mosby Company.

Bobak, LM., Lowdermilk, D.L., & Jensen, M.D., (2005). (Alih Bahasa * Wijayarini,

M.A.), Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Edisi 4, Jakarta: EGC.

Craven, R. (1991). Maternal, Neonatal & Women’s Health Nursing. Pensylivinia :

Spring House Corporation

Craven & Hirnle. (2000). Fundamental of Nursing, Human Health and Function. 3rd

ed. New York : Lippincott.

Hamilton, P.M., (1995). Alih Bahasa Yasmin Asih. Dasar-Dasar Keperawatan

Maternitas. Jakarta : EGC.

Pritchard, Mac Donald, Gant (1991). Obstetri Williams. (Edisi ke tujuh belas).

Surabaya : Airlangga University Press.

Roy, S.C & Andrews, H.A., (1991). The Roy Adaptation Model, The Definitive

Statement. California : Appleton & Lange

Stolte, K.M., (1996). Wellness Nursing Diagnosis For Health Promotion. USA :

Lippincot-Raven.

Wiknjosastro, H., dkk., (1999). Ilmu Kebidanan. Edisi Ketiga. Cetakan kelima. Jakarta

: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, FK UI.