43
ASKEP ANAK DENGAN TETRALOGI FALLOT I. Pengertian Tetralogi fallot (TF) adalah kelainan jantung dengan gangguan sianosis yang ditandai dengan kombinasi 4 hal yang abnormal meliputi defek septum ventrikel, stenosis pulmonal, overriding aorta, dan hipertrofi ventrikel kanan. Komponen yang paling penting dalam menentukan derajat beratnya penyakit adalah stenosis pulmonal dari sangat ringan sampai berat. Stenosis pulmonal bersifat progresif , makin lama makin berat. II. Etiologi Pada sebagian besar kasus, penyebab penyakit jantung bawaa tidak diketahui secara pasti. diduga karena adanya faktor endogen dan eksogen. Faktor –faktor tersebut antara lain : Faktor endogen Berbagai jenis penyakit genetik : kelainan kromosom Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan Adanya penyakit tertentu dalam keluarga seperti diabetes melitus, hipertensi, penyakit jantung atau kelainan bawaan Faktor eksogen Riwayat kehamilan ibu : sebelumnya ikut program KB oral atau suntik,minum obat-obatan tanpa resep dokter, (thalidmide,dextroamphetamine.aminopterin,amethopterin, jamu) Ibu menderita penyakit infeksi : rubella Pajanan terhadap sinar -X Para ahli berpendapat bahwa penyebab endogen dan eksogen tersebut jarang terpisah menyebabkan penyakit jantung bawaan. Diperkirakan lebih dari 90% kasus penyebab adaah multifaktor. Apapun sebabnya, pajanan terhadap faktor penyebab harus ada sebelum akhir bulan kedua kehamilan , oleh karena pada minggu ke delapan kehamilan pembentukan jantung janin sudah selesai.

tetralogi fallot

  • Upload
    vindi

  • View
    5

  • Download
    1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kesehatan

Citation preview

Page 1: tetralogi fallot

ASKEP ANAK DENGAN TETRALOGI FALLOT

I. Pengertian Tetralogi fallot (TF) adalah kelainan jantung dengan gangguan sianosis yang ditandai dengan kombinasi 4 hal yang abnormal meliputi defek septum ventrikel, stenosis pulmonal, overriding aorta, dan hipertrofi ventrikel kanan.Komponen yang paling penting dalam menentukan derajat beratnya penyakit adalah stenosis pulmonal dari sangat ringan sampai berat. Stenosis pulmonal bersifat progresif , makin lama makin berat.

II. EtiologiPada sebagian besar kasus, penyebab penyakit jantung bawaa tidak diketahui secara pasti. diduga karena adanya faktor endogen dan eksogen. Faktor –faktor tersebut antara lain :Faktor endogen

Berbagai jenis penyakit genetik : kelainan kromosom Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan Adanya penyakit tertentu dalam keluarga seperti diabetes melitus, hipertensi, penyakit

jantung atau kelainan bawaan

Faktor eksogen

Riwayat kehamilan ibu : sebelumnya ikut program KB oral atau suntik,minum obat-obatan tanpa resep dokter, (thalidmide,dextroamphetamine.aminopterin,amethopterin, jamu)

Ibu menderita penyakit infeksi : rubella Pajanan terhadap sinar -X

Para ahli berpendapat bahwa penyebab endogen dan eksogen tersebut jarang terpisah menyebabkan penyakit jantung bawaan. Diperkirakan lebih dari 90% kasus penyebab adaah multifaktor. Apapun sebabnya, pajanan terhadap faktor penyebab harus ada sebelum akhir bulan kedua kehamilan , oleh karena pada minggu ke delapan kehamilan pembentukan jantung janin sudah selesai.

III. Pemeriksaan diagnostika. Pemeriksaan laboratoriumDitemukan adanya peningkatan hemoglobin dan hematokrit (Ht) akibat saturasi oksigen yang rendah. Pada umumnya hemoglobin dipertahankan 16-18 gr/dl dan hematokrit antara 50-65 %. Nilai BGA menunjukkan peningkatan tekanan partial karbondioksida (PCO2), penurunan tekanan parsial oksigen (PO2) dan penurunan PH.pasien dengan Hn dan Ht normal atau rendah mungkin menderita defisiensi besi.b. RadiologisSinar X pada thoraks menunjukkan penurunan aliran darah pulmonal, tidak ada pembesaran jantung . gambaran khas jantung tampak apeks jantung terangkat sehingga seperti sepatu.

Page 2: tetralogi fallot

c. ElektrokardiogramPada EKG sumbu QRS hampir selalu berdeviasi ke kanan. Tampak pula hipertrofi ventrikel kanan. Pada anak besar dijumpai P pulmonald. EkokardiografiMemperlihatkan dilatasi aorta, overriding aorta dengan dilatasi ventrikel kanan,penurunan ukuran arteri pulmonalis & penurunan aliran darah ke paru-parue. Kateterisasi Diperlukan sebelum tindakan pembedahan untuk mengetahui defek septum ventrikel multiple, mendeteksi kelainan arteri koronari dan mendeteksi stenosis pulmonal perifer. Mendeteksi adanya penurunan saturasi oksigen, peningkatan tekanan ventrikel kanan, dengan tekanan pulmonalis normal atau rendah.

IV. PATHWAY TETRALOGI FALLOT

Page 3: tetralogi fallot

 V. Komplikasi a. Trombosis pulmonalb. CVA trombosisc. Abses otakd. Perdarahane. Anemia relatif

VI. Proses keperawatana. Pengkajian keperawatan1. Riwayat kehamilan

Ditanyakan sesuai dengan yang terdapat pada etiologi (faktor endogen dan eksogen yang mempengaruhi).2. Riwayat tumbuh Biasanya anak cendrung mengalami keterlambatan pertumbuhan karena fatiq selama makan dan peningkatan kebutuhan kalori sebagai akibat dari kondisi penyakit.3. Riwayat psikososial/ perkembangan3.1 Kemungkinan mengalami masalah perkembangan3.2 Mekanisme koping anak/ keluarga3.3 Pengalaman hospitalisasi sebelumnya4. Pemeriksaan fisik

Pada awal bayi baru lahir biasanya belum ditemukan sianotik,bayi tampak biru setelah tumbuh.

Clubbing finger tampak setelah usia 6 bulan. Serang sianotik mendadak (blue spells/cyanotic spells/paroxysmal hiperpnea,hypoxic

spells) ditandai dengan dyspnea, napas cepat dan dalam,lemas,kejang,sinkop bahkan sampai koma dan kematian.

Anak akan sering Squatting (jongkok) setelah anak dapat berjalan, setelah berjalan beberapa lama anak akan berjongkok dalam beberapa waktu sebelum ia berjalan kembali.

Pada auskultasi terdengar bising sistolik yang keras didaerah pulmonal yang semakin melemah dengan bertambahnya derajat obstruksi

Bunyi jantung I normal. Sedang bunyi jantung II tunggal dan keras. Bentuk dada bayi masih normal, namun pada anak yang lebih besar tampak menonjol

akibat pelebaran ventrikel kanan  Ginggiva hipertrofi, gigi sianotik

5. Pengetahuan anak dan keluarga :

Pemahaman tentang diagnosis. Pengetahuan/penerimaan terhadap prognosis Regimen pengobatan Rencana perawatan ke depan Kesiapan dan kemauan untuk belajar

Page 4: tetralogi fallot

Tatalaksana pasien tetralogi fallotPada penderita yang mengalami serangan sianosis maka terapi ditujukan untuk memutus patofisiologi serangan tersebut, antara lain dengan cara :

1. Posisi lutut ke dada agar aliran darah ke paru bertambah2. Morphine sulfat 0,1-0,2 mg/kg SC, IM atau Iv untuk menekan pusat pernafasan dan

mengatasi takipneu.3. Bikarbonas natrikus 1 Meq/kg BB IV untuk mengatasi asidosis4. Oksigen dapat diberikan, walaupun pemberian disini tidak begitu tepat karena

permasalahan bukan karena kekuranganoksigen, tetapi karena aliran darah ke paru menurun. Dengan usaha diatas diharapkan anak tidak lagi takipnea, sianosis berkurang dan anak menjadi tenang. Bila hal ini tidak terjadi dapat dilanjutkan dengan pemberian :

Propanol  0,01-0,25 mg/kg IV perlahan-lahan untuk menurunkan denyut jantung sehingga seranga dapat diatasi. Dosis total dilarutkan dengan 10 ml cairan dalam spuit, dosis awal/bolus diberikan separohnya, bila serangan belum teratasi sisanya diberikan perlahan dalam 5-10 menit berikutnya.

Ketamin 1-3 mg/kg (rata-rata 2,2 mg/kg) IV perlahan. Obat ini bekerja meningkatkan resistensi vaskuler sistemik dan juga sedatif

Penambahan volume cairan tubuh dengan infus cairan dapat efektif dalam penganan serangan sianotik. Penambahan volume darah juga dapat meningkatkan curah jantung, sehingga aliran darah ke paru bertambah dan aliran darah sistemik membawa oksigen ke seluruh tubuh juga meningkat.

Lakukan selanjutnya 1. Propanolol oral 2-4 mg/kg/hari dapat digunakan untuk serangan sianotik2. Bila ada defisiensi zat besi segera diatasi 3. Hindari dehidrasi

b. Diagnosa keperawatan Setelah pengumpulan data, menganalisa data dan menentukan diagnosa keperawatan yang tepat sesuai dengan data yang ditemukan, kemudian direncanakan membuat prioritas diagnosa keperawatan, membuat kriteria hasil, dan intervensi keperawatan.

1. Gangguan pertukaran gas b.d penurunan alian darah ke pulmonal2. Penurunan kardiak output b.d sirkulasi yang tidak efektif sekunder dengan adanya

malformasi jantung3. Gangguan perfusi jaringan b.d penurunan sirkulasi (anoxia kronis , serangan

sianotik akut)4. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d fatiq selama makan dan

peningkatan kebutuhan kalori,penurunan nafsu makan

Page 5: tetralogi fallot

5. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b.d tidak adekuatnya suplai oksigen dan zat nutrisi ke jaringan

6. Intoleransi aktifitas b.d ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen7. Koping keluarga tidak efektif b.d kurang pengetahuan klg tentang

diagnosis/prognosis penyakit anak8. Risti gangguan perfusi jaringan serebral b.d peningkatan tekanan intrakranial

sekunder abses otak, CVA trombosis

Contoh rencana keperawatan1. Penurunan kardiac output b.d sirkulasi yang tidak efektif sekunder dengan adanya malformasi jantungTujuan Anak dapat mempertahankan kardiak output yang adekuat. Kriteria hasilTanda-tanda vital normal sesuai umurTidak ada : dyspnea, napas cepat dan dalam,sianosis, gelisah/letargi , takikardi,mur-murPasien komposmentisAkral hangatPulsasi perifer kuat dan sama pada kedua ekstremitasCapilary refill time < 3 detik Urin output 1-2 ml/kgBB/jam

 Intervensi

1. Monitor tanda vital,pulsasi perifer,kapilari refill dengan membandingkan pengukuran pada kedua ekstremitas dengan posisi berdiri, duduk dan tiduran jika memungkinkan

2. Kaji dan catat denyut apikal selama 1 menit penuh3. Observasi adanya serangan sianotik4. Berikan posisi knee-chest pada anak5. Observasi adanya tanda-tanda penurunan sensori : letargi,bingung dan disorientasi6. Monitor intake dan output secara adekuat7. Sediakan waktu istirahat yang cukup bagi anak dan dampingi anak pada saat melakukan

aktivitas8. Sajikan makanan yang mudah di cerna dan kurangi konsumsi kafeine.9. Kolaborasi dalam: pemeriksaan serial ECG, foto thorax, pemberian obat-obatan anti

disritmia10. Kolaborasi pemberian oksigen11. Kolaborasi pemberian cairan tubuh melalui infus

 2. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigenTujuanAnak menunjukan peningkatan kemampuan dalam melakukan aktivitas (tekanan darah, nadi, irama dalam batas normal) tidak adanya angina.Kriteria hasil :

Tanda vital normal sesuai umur

Page 6: tetralogi fallot

Anak mau berpartisipasi dalam setiap kegiatan yang dijadwalkan Anak mencapai peningkatan toleransi aktivitas sesuai umur Fatique dan kelemahan berkurang Anak dapat tidur dengan lelap

 Intervensi

1. Catat irama jantung, tekanan darah dan nadi sebelum, selama dan sesudah melakukan aktivitas.

2. Anjurkan pada pasien agar lebih banyak beristirahat terlebih dahulu.3. Anjurkan pada pasien agar tidak “ngeden” pada saat buang air besar.4. Jelaskan pada pasien tentang tahap- tahap aktivitas yang boleh dilakukan oleh pasien.5. Tunjukan pada pasien tentang tanda-tanda fisik bahwa aktivitas melebihi batas6. Bantu anak dalam memenuhi kebutuhan ADL dan dukung kearah kemandirian anak sesui

dengan indikasi 7. Jadwalkan aktivitas sesuai dengan usia, kondisi dan kemampuan anak.

 3. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d fatiq selama makan dan peningkatan kebutuhan kalori,penurunan nafsu makan

Tujuananak dapat makan secara adekuat dan cairan dapat dipertahankan sesuai dengan berat badan normal dan pertumbuhan normal.Kriteria hasil :

Anak menunjukkan penambahan BB sesuai dengan umur Peningkatan toleransi makan. Anak dapat menghabiskan porsi makan yang disediakan Hasil lab tidak menunjukkan tanda malnutrisi. Albumin,Hb Mual muntah tidak ada Anemia tidak ada.

 Intervensi :

1. Timbang berat badan anak setiap pagi tanpa diaper pada alat ukur yang sama, pada waktu yang sama dan dokumentasikan.

2. Catat intake dan output secara akurat3. Berikan makan sedikit tapi sering untuk mengurangi kelemahan disesuaikan dengan

aktivitas selama makan ( menggunakan terapi bermain)4. Berikan perawatan mulut untuk meningktakan nafsu makan anak5. Berikan posisi jongkok bila terjadi sianosis pada saat makan 

Page 7: tetralogi fallot

6. Gunakan dot yang lembut bagi bayi dan berikan waktu istirahat di sela makan dan sendawakan

7. Gunakan aliran oksigen untuk menurunkan distress pernafasan yang dapat disebabkan karena tersedak

8. Berikan formula yang mangandung kalori tinggi yang sesuaikan dengan kebutuhan9. Batasi pemberian sodium jika memungkinkan10. Bila ditemukan tanda anemia kolaborasi pemeriksaan laboratorium

  VII. PenutupTepatnya penganan dan pemberian asuhan keperawatan pada anak dengan kelainan jantung bawaan sianotik : tetralogi fallot sangat menentukan untuk kelansungan hidup anak mengingat masalah yang komplit yang dapat terjadi pada anak TF bahkan dapat menimbulkan kematian yang diakibatkan karena hipoksia , syok maupun gagal. Oleh karena itu perawat harus memiliki keterampilan dan pengetahuan konsep dasar perjalanan penyakit TF yang baik agar dapat menentukan diagnosa yang tepat bagi anak yang mengalami tetralogi fallot sehingga angka kesakitan dan kematian dapat ditekan.  VIII.Daftar Pustaka1. A.H Markum,1991,Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak,jilid 1,Jakarta,Fakultas kedokteran UI2. Bambang M,Sri endah R,Rubian S,2005,Penanganan Penyakit Jantung pada Bayi dan Anak3. Carpenito J.Lynda,2001,Diagnosa Keperawatan,edisi 8,Jakarta,EGC4. Colombro Geraldin C,1998,Pediatric Core Content At-A- Glance,Lippincott-Philladelphia,New York5. Doengoes, Marylin E. (2000). Rencana Asuhan Dan Dokumentasi Keperawatan. Edisi 3 EGC. Jakarta6. Ngastiah.1997.Perawatan Anak Sakit, Jakarta,EGC7. Nelson, 1992. Ilmu Kesehatan anak,Jakarta, EGC8. Sacharin,Rosa M, 1996. Prinsip Keperawatan Pediatrik Edisi II, Jakarta,EGC9. Samik Wahab, 1996. Kardiologi anak Nadas, Gadjah Mada Ununiversity Press, yogyakarta,Indonesia 10.Sudigdo & Bambang.1994,Buku Ajar kardiologi Anak,Jakarta,IDAI11.Sharon,Ennis Axton (1993), Pediatric care plans,Cumming Publishig Company,California12.Whaley and Wong, 1995, Essential of Pediatric Nursing,Cv.Mosby Company,Toronto

http://worldhealth-bokepzz.blogspot.com/2012/03/asuhan-keperawatan-anak-dengan_21.html

ASKEP Tetralogy of Fallot (ToF)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Page 8: tetralogi fallot

Tetralogi of Fallot (TOF) merupakan penyakit jantung sianotik yang paling banyak

ditemukan, dimana Tetralogi of Fallot menempati urutan keempat penyakit jantung bawaan pada

anak setelah defek septum ventrikel,defek septum atrium dan duktus arteriosus persisten, atau

lebih kurang 10-15 % dari seluruh penyakit jantung bawaan, diantara penyakit jantung bawaan

sianotik Tetralogi of Fallot merupakan 2/3 nya. Tetralogi of Fallot merupakan penyakit jantung

bawaan yang paling sering ditemukan yang ditandai dengan sianosis sentral akibat adanya pirau

kanan ke kiri.

Di RSU Dr. Soetomo sebagian besar pasien Tetralogi of Fallot didapat diatas 5 tahun dan

prevalensi menurun setelah berumur 10 tahun. Dari banyaknya kasus kelainan jantung serta

kegawatan yang ditimbulkan akibat kelainan jantung bawaan ini, maka sebagai seorang perawat

dituntut untuk mampu mengenali tanda kegawatan dan mampu memberikan asuhan

keperawatan yang tepat.

B. Pengertian

Tetralogi of Fallot (TOF) adalah kelainan jantung dengan gangguan sianosis yang

ditandai dengan kombinasi 4 hal yang abnormal meliputi defek septum ventrikel, stenosis

pulmonal, overriding aorta, dan hipertrofi ventrikel kanan.

Komponen yang paling penting dalam menentukan derajat beratnya penyakit adalah

stenosis pulmonal dari sangat ringan sampai berat. Stenosis pulmonal bersifat progresif , makin

lama makin berat.

C. Etiologi

Pada sebagian besar kasus, penyebab penyakit jantung bawaan tidak diketahui secara pasti

diduga karena adanya faktor endogen dan eksogen. Faktor –faktor tersebut antara lain :

1. Faktor endogen

a. Berbagai jenis penyakit genetik : kelainan kromosom

b. Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan

c. Adanya penyakit tertentu dalam keluarga seperti diabetes melitus, hipertensi, penyakit

jantung atau kelainan bawaan

2. Faktor eksogen

a. Riwayat kehamilan ibu : sebelumnya ikut program KB oral atau suntik,minum obat-obatan tanpa

resep dokter, (thalidmide, dextroamphetamine, aminopterin, amethopterin, jamu)

b. Ibu menderita penyakit infeksi : rubella

Page 9: tetralogi fallot

c. Pajanan terhadap sinar -X

Para ahli berpendapat bahwa penyebab endogen dan eksogen tersebut jarang terpisah

menyebabkan penyakit jantung bawaan. Diperkirakan lebih dari 90% kasus penyebab

adalah multifaktor. Apapun sebabnya, pajanan terhadap faktor penyebab harus ada sebelum akhir

bulan kedua kehamilan , oleh karena pada minggu ke delapan kehamilan pembentukan jantung

janin sudah selesai.

D. Pemeriksaan diagnostik

1. Pemeriksaan laboratorium

Ditemukan adanya peningkatan hemoglobin dan hematokrit (Ht) akibat saturasi oksigen yang

rendah. Pada umumnya hemoglobin dipertahankan 16-18 gr/dl dan hematokrit antara 50-65 %.

Nilai BGA menunjukkan peningkatan tekanan parsial karbondioksida (PCO2), penurunan

tekanan parsial oksigen (PO2) dan penurunan pH. Pasien dengan Hn dan Ht normal atau

rendah mungkin menderita defisiensi besi.

2. Radiologis

Sinar X pada thoraks menunjukkan penurunan aliran darah pulmonal, tidak ada pembesaran

jantung . gambaran khas jantung tampak apeks jantung terangkat sehingga seperti sepatu.

3. Elektrokardiogram

Pada EKG sumbu QRS hampir selalu berdeviasi ke kanan. Tampak pula hipertrofi ventrikel

kanan. Pada anak besar dijumpai P pulmonal

4. Ekokardiografi

Memperlihatkan dilatasi aorta, overriding aorta dengan dilatasi ventrikel kanan, penurunan

ukuran arteri pulmonalis & penurunan aliran darah ke paru-paru

5. Kateterisasi

Diperlukan sebelum tindakan pembedahan untuk mengetahui defek septum ventrikel multiple,

mendeteksi kelainan arteri koronari dan mendeteksi stenosis pulmonal perifer. Mendeteksi

adanya penurunan saturasi oksigen, peningkatan tekanan ventrikel kanan, dengan tekanan

pulmonalis normal atau rendah.

Page 10: tetralogi fallot

E.Komplikasi

1. Trombosis pulmonal

2. CVA trombosis

3. Abses otak

4. Anemia

5. Perdarahan relative

BAB II

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

A.    PENGKAJIAN

a.       Identitas Klien     

b.      Riwayat Penyakit 

1.      Riwayat kesehatan

2.      Riwayat kesehatan masa lalu

3.      Riwayat keluarga

4.      Riwayat kehamilan

Ditanyakan sesuai dengan yang terdapat pada etiologi (faktor endogen dan eksogen yang

mempengaruhi).

5.      Riwayat tumbuh

Biasanya anak cendrung mengalami keterlambatan pertumbuhan karena fatiq selama makan dan

peningkatan kebutuhan kalori sebagai akibat dari kondisi penyakit.

6.      Riwayat psikososial/ perkembangan

a)      Kemungkinan mengalami masalah perkembangan

b)      Mekanisme koping anak/ keluarga

c)      Pengalaman hospitalisasi sebelumnya

c.       Pola kebiasaan

d.      Pemeriksaan fisik

a)      Pada awal bayi baru lahir biasanya belum ditemukan sianotik,bayi tampak biru setelah tumbuh.

b)      Clubbing finger tampak setelah usia 6 bulan.

Page 11: tetralogi fallot

c)      Serang sianotik mendadak (blue spells/cyanotic spells/paroxysmal hiperpnea,hypoxic spells)

ditandai dengan dyspnea, napas cepat dan dalam,lemas,kejang,sinkop bahkan sampai koma dan

kematian.

d)     Anak akan sering Squatting (jongkok) setelah anak dapat berjalan, setelah berjalan beberapa

lama anak akan berjongkok dalam beberapa waktu sebelum ia berjalan kembali.

e)      Pada auskultasi terdengar bising sistolik yang keras didaerah pulmonal yang semakin melemah

dengan bertambahnya derajat obstruksi

f)       Bunyi jantung I normal. Sedang bunyi jantung II tunggal dan keras.

g)      Bentuk dada bayi masih normal, namun pada anak yang lebih besar tampak menonjol akibat

pelebaran ventrikel kanan

h)      Ginggiva hipertrofi,gigi sianotik

e.       Pengetahuan anak dan keluarga :

         Pemahaman tentang diagnosis.

         Pengetahuan/penerimaan terhadap prognosis

         Regimen pengobatan

         Rencana perawatan ke depan

         Kesiapan dan kemauan untuk belajar

B.     DIAGNOSA KEPERAWATAN

Setelah pengumpulan data, menganalisa data dan menentukan diagnosa keperawatan yang

tepat sesuai dengan data yang ditemukan, kemudian direncanakan membuat prioritas diagnosa

keperawatan, membuat kriteria hasil, dan intervensi keperawatan.

1.      Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan penurunan alian darah ke pulmonal.

2.      Penurunan kardiak output berhubungan dengan sirkulasi yang tidak efektif sekunder dengan

adanya malformasi jantung.

3.      Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan sirkulasi (anoxia kronis , serangan

sianotik akut).

4.      Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan fatiq selama makan dan

peningkatan kebutuhan kalori,penurunan nafsu makan.

5.      Gangguan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan tidak adekuatnya suplai

oksigen dan zat nutrisi ke jaringan.

Page 12: tetralogi fallot

6.      Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen.

7.       Koping keluarga tidak efektif berhubungan dengan kurang pengetahuan klg tentang

diagnosis/prognosis penyakit anak.

8.      Risti gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial

sekunder abses otak, CVA thrombosis.

C.     Perencanaan Keperawatan

NO Diagnosa

Keperawatan

Rencana Tujuan dan

Kriteria Hasil

Rencana Tindakan Rasional

1 Penurunan kardiac

output

berhubungan

dengan sirkulasi

yang tidak efektif

sekunder dengan

adanya malformasi

jantung

Tujuan :

Anak dapat

mempertahankan

kardiak output yang

adekuat.

Kriteria hasil :

       Tanda-tanda vital

dalam batas normal

sesuai umur pasien

       Tidak ada : dyspnea,

napas cepat dan

dalam,sianosis,

gelisah/letargi ,

takikardi,mur-mur

       Pasien komposmentis

       Akral hangat

       Pulsasi perifer kuat dan

sama pada kedua

ekstremitas

       Capilary refill time < 3

detik

Mandiri:

1.      Monitor tanda vital, pulsasi

perifer, kapilari refill dengan

membandingkan pengukuran

pada kedua ekstremitas

dengan posisi berdiri, duduk

dan tiduran jika

memungkinkan

2.      Kaji dan catat denyut

apikal selama 1 menit penuh

3.      Observasi adanya serangan

sianotik.

4.      Observasi adanya tanda-

tanda penurunan sensori :

letargi, bingung dan

disorientasi.

Mandiri:

1.      Untuk mengetahui perkembangan

keadaan umum, tanda vital, pulsasi

perifer, dan kapileri refill

2.      Kenaikan denyut nadi apical

secara tiba-tiba akan

memungkinkan terjadinya syok

yang berakhir pada kematian sel.

3.      Mengetahui aliran darah tidak

lancar.

4.      Tanda-tanda sensori pada sistem

saraf pusat, thalamus dan korteks

serebri mempengaruhi

keseimbangan dan tingkat

Page 13: tetralogi fallot

       Urin output 1-2

ml/kgBB/jam

5.      Monitor intake dan output

secara adekuat.

6.      Sediakan waktu istirahat

yang cukup bagi anak dan

dampingi anak pada saat

melakukan aktivitas.

7.      Sajikan makanan yang

mudah di cerna dan kurangi

konsumsi kafeine.

8.      Kolaborasi dalam:

pemeriksaan serial ECG, foto

thorax, pemberian obat-

obatan anti disritmia.

9.      Kolaborasi pemberian

oksigen.

10.  Kolaborasi pemberian cairan

tubuh melalui infus

kesadaran.

5.      Intake output adekuat

keseimbangan asam basa

terpenuhi.

6.      Otot-otot relaksasi dan

vasodilatasi akibat peningkatan

saraf parasimpatis.

7.      Kafein meningkatkan produksi

asam lambung dan mempercepat

aging proses.

8.      Pemberian obat anti disritmia

untuk menormalkan denyut nadi.

9.      Oksigen memenuhi kebutuhan

nutrisi dalam darah. Mencegah

timbulnya sesak nafas.

10.  Balance cairan dalam tubuh

mencegah komplikasi lain.

Balance cairan akan

mempengaruhi kadar

keseimbangan asam basa.

2. Intoleransi

aktivitas

berhubungan

dengan

ketidakseimbangan

antara suplai dan

kebutuhan oksigen

Tujuan :

Anak menunjukan

peningkatan

kemampuan dalam

melakukan aktivitas

(tekanan darah, nadi,

irama dalam batas

Mandiri

1.      Catat irama jantung, tekanan

darah dan nadi sebelum,

selama dan sesudah

melakukan aktivitas.

2.      Anjurkan pada pasien agar

Mandiri

1.      Untuk mengetahui tekanan darah

dan nadi sebelum, selama dan

sesudah melakukan aktivitas.

2.      Untuk memulihkan metabolisme

Page 14: tetralogi fallot

normal) tidak adanya

angina.

Kriteria hasil :

       Tanda vital normal

sesuai umur.

       Anak mau

berpartisipasi dalam

setiap kegiatan yang

dijadwalkan.

       Anak mencapai

peningkatan toleransi

aktivitas sesuai umur.

       Fatiq dan kelemahan

berkurang.

       Anak dapat tidur

dengan lelap

lebih banyak beristirahat

terlebih dahulu.

3.      Anjurkan pada pasien agar

tidak “ngeden” pada saat

buang air besar.

4.      Jelaskan pada pasien tentang

tahap- tahap aktivitas yang

boleh dilakukan oleh pasien.

5.      Tunjukan pada pasien

tentang tanda-tanda fisik

bahwa aktivitas melebihi

batas.

6.      Bantu anak dalam memenuhi

kebutuhan ADL dan dukung

kearah kemandirian anak

sesuai dengan indikasi.

7.      Jadwalkan aktivitas sesuai

dengan usia, kondisi dan

kemampuan anak.

dalam tubuh.

3.      Karena  jika ngeden saat buang air

besar dapat mengakibatkan

pecahnya pembuluh darah di anus.

Jika pembuluh darah dianus pecah

bisa terjadi perdarahan hebat.

4.      Aktivitas yang dilakukan sesuai

tahapan.

5.      Menunjukkan untuk melakukan

aktivitas yang tidak berat dan

melebihi.

6.      Anak dapat melakukan aktivitas

secara mandiri dan tidak

bergantung kepada orang lain.

7.      Dapat melakukan aktivitas sesuai

usia dan kemampuan anak.

3. Gangguan nutrisi

kurang dari

kebutuhan tubuh

berhubungan

dengan fatiq

selama makan dan

peningkatan

kebutuhan

Tujuan :

anak dapat makan

secara adekuat dan

cairan dapat

dipertahankan sesuai

dengan berat badan

normal dan

pertumbuhan normal.

Mandiri

1.      Timbang berat badan anak

setiap pagi tanpa diaper pada

alat ukur yang sama, pada

waktu yang sama dan

dokumentasikan.

2.      Catat intake dan output

Mandiri

1.      Untuk mengetahui standar berat

badan normal sesuai dengan usia

anak.

Page 15: tetralogi fallot

kalori,penurunan

nafsu makan

Kreteria hasil :

       Anak menunjukkan

penambahan BB sesuai

dengan umur.

       Peningkatan toleransi

makan.

       Anak dapat

menghabiskan porsi

makan yang disediakan.

       Hasil lab tidak

menunjukkan tanda

malnutrisi.

Albumin,Hb.

       Mual muntah tidak

ada.

       Anemia tidak ada.

secara akurat.

3.      Berikan makan sedikit tapi

sering untuk mengurangi

kelemahan disesuaikan

dengan aktivitas selama

makan (menggunakan terapi

bermain).

4.      Berikan perawatan  mulut

untuk meningktakan nafsu

makan anak.

5.      Berikan posisi jongkok bila

terjadi sianosis pada saat

makan.

6.      gunakan dot yang lembut

bagi bayi dan berikan waktu

istirahat di sela makan dan

sendawakan.

7.      gunakan aliran oksigen untuk

menurunkan distress

pernafasan yang dapat

disebabkan karena tersedak.

8.      berikan formula yang

mangandung kalori tinggi

yang disesuaikan dengan

kebutuhan.

9.      Batasi pemberian sodium

jika memungkinkan.

10.  Bila ditemukan tanda anemia

kolaborasi pemeriksaan

laboratorium

2.      Mengetahui keseimbangan cairan

dalam tubuh.

3.      Untuk memenuhi nutrisi anak

guna mendukung

pertumbuhannya.

4.      Untuk meningkatkan nafsu makan

pada anak.

5.      Agar sirkulasi darah dapat

mengalir ke seluruh tubuh.

6.      Untuk memudahkan pemasukan

nutrisi dan tidak mengiritasi mulut.

7.      Membersihkan jalan napas untuk

mencegah terjadinya sesak napas.

8.      Menggantikan asupan nutrisi yang

telah hilang sehingga menjadi

seimbang untuk memenuhi

kebutuhan tubuh.

9.      Agar tidak  meningkatkan tekanan

darah dan menjaga sirkulasi darah.

10.  Anemia menunjukkan nutrisi

Page 16: tetralogi fallot

kurang karena sedikitnya darah

yang mengerdakan nutrisi ke

seluruh tubuh.

Page 17: tetralogi fallot

D.    IMPLEMENTASI

            Merupakan langkah keempat dalam tahap proses keperawatan dengan melaksanakan

berbagai strategi keperawatan (tindakan keperawatan) yang telah direncanakan dalam rencanan

tindakan keperawatan. (Aziz Alimul, 2009)

E.     EVALUASI

1. Intake dan output adekuat.

2. Ibu pasien tahu tanda-tanda aktivitas fisik yang melebihi batas.

3. Nafsu makan anak meningkat setelah dilakukan perawatan mulut.

Page 18: tetralogi fallot

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TK DENGAN TETRALOGI OF FALLOT

(TOF)

DIRUANG RATNA RS. SANGGLAH DENPASAR

TANGGAL 6 – 10 APRIL 2012

1) Pengkajian Keperawatan

Pengkajian diambil : 6 April 2012 jam : 10.00

Tgl. MRS                 : 5 April 2012

Ruangan/kelas          : Ratna/I

No. kamar                : 2B

Data Dasar               :

A. Identitas Pasien

Nama Pasien                  : TK

Jenis Kelamin                 : Perempuan

Usia                                : 18 Bulan

Status Perkawinan         : Belum

Agama                            : Hindu

Suku Bangsa                  : Indonesia

Pendidikan                     : Belum

Pekerjaan                        : -

Alamat                           : Jl. PB. Sudirman, no. 21 X

Diagnose medis              : Tetralogi of Fallot

B. Data Penanggung jawab

Nama Penanggungjawab           : K.T

Jenis Kelamin                             : Laki - laki

Usia                                            : 27 tahun

Status Perkawinan                     : Kawin

Agama                                        : Hindu

Suku Bangsa                              : Indonesia

Page 19: tetralogi fallot

Pendidikan                                 : S1

Pekerjaan                                    : PNS

Alamat                                       : Jl. PB. Sudirman, no. 21 X

C. Riwayat Kesehatan

1. Riwayat kesehatan sekarang

Keluhan utama : sianosis ( kulit Nampak kebiruan ), napas dangkal, mudah kelelahan,

2. Riwayat kesehatan masa lalu

Ibu klien mengatakan, klien sebelumnya belum pernah mengalami penyakit seperti ini.

3. Riwayat keluarga

Adanya penyakit tertentu dalam keluarga, yaitu ibu klien menderita hipertensi dan saat hamil

sering mengkonsumsi obat – obatan tanpa resep dokter.

D. Data Bio Psiko Sosial Spiritual

a. Bernafas

Ibu klien mengatakan bahwa, klien mengalami kesulitan bernafas. Klien mengalami dispnea dan

kadang-kadang mengalami apnea.

b. Makan dan Minum

- Makan

Sebelum masuk rumah sakit ibu klien mengatakan, klien tidak nafsu makan, yang biasanya 1

porsi anak – anak penuh tiga kali sehari menjadi ¼ porsi tiga kali sehari.

- Minum

Klien biasanya minum ± 5 – 6 gelas/hari masing – masing 100 cc. Sekarang klien hanya bisa

minum ± 3 gelas dan akan segera mual setelah minum minuman yang agak dingin.

c. Eleminasi BAB/BAK

Keluarga mengatakan, BAB klien di rumah maupun di Rumah Sakit satu kali, sedangkan BAK

klien normal, tidak ada gangguan.

d. Aktivitas

Ibu klien mengatakan, aktivitas klien berkurang, karena klien sering mengalami kelelahan dan

sering mengalami sesak dalam bernafas.

e. Rekreasi

Ibu klien juga mengatakan, saat diajak jalan – jalan bersama keluarga setelah berjalan 20-50

meter, klien akan berjongkok dalam beberapa waktu, sebelum klien berjalan kembali.

Page 20: tetralogi fallot

f. Istirahat tidur

Klien terbiasa tidur ± 2 – 3 jam pada siang hari dan di malam hari tidur jam 20.30 – 6.00. Pasien

sering terbangun di malam hari karena mengalami kesulitan dalam bernafas.

g. Kebersihan diri

Saat pengkajian kondisi klien bersih karena selalu dibantu ibunya untuk mandi dan klien sudah

bisa berpakaian dan gosok gigi sendiri.

h. Suhu tubuh

Menurut ibu klien suhu tubuh klien setelah sakit tidak menentu, sebelum dibawa ke rumah sakit

suhu tubuh normal, tapi saat pengkajian ibu klien mengeluh suhu tubuh klien panas.

i. Rasa nyaman

Klien merasa kurang nyaman, ketika merasakan susah bernafas.

j. Rasa aman

Klien selalu merasa tenang saat bersama dan jika selalu dekat dengan kedua orang tuanya.

k. Belajar

Keluarga klien mengatakan, belum bisa belajar secara efektif karena masih kecil, apalagi belajar

tentang penyakit yang sedang dialami.

l. Prestasi

Klien belum bersekolah, dan belum mempunyai prestasi dibidang akademik.

m. Interaksi sosial

Hubungan sosial klien dengan orang tuanya sangat baik dan menurut ibumya hubungan klien

dengan teman sebayanya, klien juga tidak rewel dengan perawat.

n. Ibadah

Keluarga sering mengajak klien beribadah ke wihara dan khususnya pada hari raya keagamaan.

E. Pengkajian Pisik

a. Kesadaran Umum

1.      Kesadaran : CM ( Compos Mentis )

2.      Kebersihan : cukup bersih

3.      Pergerakan : agak terbatas karena, terpasang infuse pada extrimitas kanan atas

4.      Postur : tegak agak kurus

5.      Status gizi : baik

Page 21: tetralogi fallot

Sistem penglihatan           : bentuk mata normal, pergerakan mata normal, pupil dilatasi, konjung tipa merah muda, sclera

putih, visus 6/6.

Sistem pendengaran         : bentuk normal, keadaan bersih, pendengaran normal, serumen tidak ada, kelainan tidak ada.

Sistem wicara                   : mulut bersih, mukosa bibir merah muda, stomatitis tidak ada, caries tidak ada, tonsil T1 T0

hypertemi negative.

 Warna kulit        : sawo mateng

f. Suara waktu menangis cukup melengking dan agak keras

g. Tonus otot         : normal

h. Turgor kulit       : normal

Kepala                : bentuk normal, UUB tertutup, ketombe dan rambut rontok tidak  ada.

Hidung               : bentuk normal, secret tidak ada, gerakan cuping hidung tidak ada, kelainan tidak ada.

 Leher                 : bentuk normal, kaku kuduk tidak ada, pembesaran kelenjar limfa di leher positif.

l. Persyarafan        : normal

m. Alat kelamin     : kebersihan cukup, bentuk normal, kelainan tidk ada.

n. Anus                  : bentuk normal, kebersihan cukup, haemoroid tidak ada.

o. Gejala cardinal  : - suhu = 36oC

- nadi = 80 x / menit

- respirasi = 40 x / menit

- Tekanan darah = 100 x/ 75menit

p. Antropometri :     - BB = 10 kg

- TB = 75 cm

- LD = 26 cm

- LK = 25 cm

- LL = 10 cm

F. Analisis data

ANALISIS DATA PASIEN TK DENGAN TETRALOGI OF FALLOT

DIRUANG RATNA RS. SANGGLAH DENPASAR

TANGGAL 6 – 11 APRIL 2012

Page 22: tetralogi fallot

No. Hari,

Tanggal,

Jam

Data subjektif dan data

Objektif

Standar normal Masalah

Keperawatan

1.

2.

3.

Senin,

6/4/2012,

jam :

8.00

Senin,

6/4/2012,

jam :

8.00

Senin,

6/4/2012,

jam :

8.00

DS : ibu klien mengatakan, klien

sulit bernafas.

DO : - saat pengkajian, klien

Nampak tersengal – sengal saat

bernafas dan saat di cek, nafas

klien 40 x/menit.

- Saturasi O2 dalam darah rendah.

- kulit klien Nampak biru (sianosis)

karena suplai oksigen ke

jaringan berkurang

DS : - ibu klien mengatakan bahwa,

klien tidak banyak berativitas.

DO : - denyut nadi klien lemah

- Klien mengalami sianosis pada

tubuhnya.

- Klien terlihat pucat.

- Klien terlihat lemah.

DS : ibu klien mengatakan nafsu

makan klien berkurang.

DO : - berat badan kurang dari

normal sesuai dengan umr

- Klien terlihat lemah

- Toleransi makan Klien

menurun dengan tidak

menghabiskan porsi makan

- Klien tidak terlihat tersengal

– sengal saat bernafas dan

dalam batas normal yaitu

25 – 32 x/mnt.

- Saturasi O2 normal.

- Klien tidak mengalami

sianosis

- Denyut jantung klien

kembali normal

- Klien tidak mengalami

sianosis.

- Klien tidak pucat

- Klien tidak terlihat lemah

- Berat badan klien berada

pada batas normal.

- Klien terlihat lebih segar

Gangguan

pertukaran

gas

Penurunan

kardiac

output

Gangguan

nutrisi kurang

dari

kebutuhan

Page 23: tetralogi fallot

4. Senin,

6/4/2012,

jam :

8.00

klien saat dirumah sakit.

DS : orang tua klien mengaku tidak

tahu cara mengangani penyakit

anaknya.

DO : - orang tua klien Nampak cemas

saat diadakannya pengkajian.

- Orang tua klien menjadi

tenang dan tidak cemas.

tubuh

Koping

keluarga

tidak efektif.

G. Analisis Masalah

1. P = Gangguan pertukaran gas

   E = ketidakseimbangan perfusi ventrikel

           S = klien terlihat tersengal – sengal, saturasi O2 manurun dan sianosis

    Proses : Gangguan pertukaran gas ini disebabkan karena penurunan aliran darah ke pulmonal. Pada

klien dengan tetralogi of fallot akan mengalami stenosis arteri pulmonal sehingga aliran darah ke

pulmonal tidak bisa mengalir sepenuhnya sehingga hanya sedikit darah yang mengalir ke paru-

paru dan mengalami pertukaran gas.

    Akibat :  jika hal ini tidak diatasi, maka biru-biru pada tubuh klien akan semakin banyak

                dan suplai oksigen ke jaringan akan terganggu

2.   P = Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

            E = Fatiq selama makan dan peningkatan kebutuhan kalori karena nafsu makan berkurang

            S = berat badan kurang dari normal

             Proses : Karena klien mengalami fatiq saat makan, maka sedikit mendapat asupan makanan. Jika hal

tersebut terus terjadi, nafsu makannya menjadi berkurang dan asupan energi tidak terpenuhi.

Page 24: tetralogi fallot

             Akibat : jika tidak di tangann, klien akan mengalami malnutrisi

2) Diagnosis Keperawatan

1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan perfusi ventrikel yang

ditandai dengan klien terlihat tersengal – sengal, saturasi O2 manurun dan sianosis.

2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan fatiq selama makan dan

peningkatan kebutuhan kalori, penurunan nafsu makan yang ditandai dengan berat badan kurang

dari normal.

Page 25: tetralogi fallot

3) INTERVENSI

RENCANA KEPERAWATAN PADA PASIEN T. K DENGAN TETRALOGI OF FALLOT

DI RUANG RATNA RS. SANGGLAH DENPASAR

TANGGAL 11 APRIL 2012

No.Hari/tgl/pukul

Diagnosa

Keperawatan

Rencana Tujuan

dan Kriteria HasilRencana Tindakan Rasional

1. Rabu, 11

April 2012

Pukul 08.00

Gangguan

pertukaran gas

berhubungan

dengan

ketidakseimbanga

n perfusi ventrikel

yang ditandai

dengan klien

terlihat tersengal –

sengal, saturasi O2

manurun dan

sianosis.

Tujuan :

Setelah diberi

asuhan

keperawatan 2 x 24

jam diharapkan

gangguan

pertukaran gas

dalam tubuh klien

dapat diatasi

Kriteria hasil :

-    Tanda-tanda vital

normal : RR:23-35

x/menit

-   Saturasi O2

kembali normal

-   Warna kebiruan

yang timbul pada

tubuh dapat

berkurang

Mandiri

1.    Observasi terhadap tanda – tanda

vital klien seperti RR.

2.    Observasi warna kulit,

membrane mukosa, dan kuku,

catat adanya sianosis perifer atau

sianosis sentral.

3.    Berikan posisi knee – chest pada

klien.

4.    Berikan informasi kepada

keluarga tentang pentingnya

waktu istirahat yang cukup bagi

1.   Dari data tanda –

tanda vital yang di

padat dari pasien

melalui observasi

dapat sebagai acuan

untuk menentukan

tindakan yang dapat

diberikan kepada

pasien.

2.   Untuk menentukan

tindakan lebih lanjut

jika sianosis

berkurang atau malah

bertambah parah.

3.   Dari tindakan

tersebut diharapkan

dapat mempermudah

aliran darah.

4.   Agar keluarga atau

orang tua pasien

mengetahui

pentingnya waktu

Page 26: tetralogi fallot

anak dan pentingnya dampingan

keluarga atau orang tua pada saat

anak melakukan aktivitas.

Kolaborasi

5.    Kolaborasi pemberian terapi

oksigen dengan benar. Missal,

dengan masal, masker atau

masker venture.

istirahat yang cukup

bagi anak dan

pentingnya

dampingan keluarga

atau orang tua pada

saat anak melakukan

aktivitas

5.   Tujuan terapi oksigen

adalah kebutuhan

oksige klien

terpenuhi dan

mengurangi

kekurangan oksigen

pada klien. Oksigen

diberikan dengan

metode yang sesuai

dengan keadaan

klien.

2. Rabu, 11

April 2012

Pukul 08.00

Gangguan nutrisi

kurang dari

kebutuhan tubuh

berhubungan

dengan fatiq

selama makan dan

peningkatan

kebutuhan kalori,

penurunan nafsu

makan yang

ditandai dengan

berat badan kurang

Setelah diberikan

asuhan

keperawatan

selama 2 x 24 jam,

diharapkan

gangguan nutrisi

kurang dari

kebutuhan tubuh

dapat diatasi,

dengan

 Kriteria Hasil :

-  Berat badan klien

Mandiri

1.  Observasi berat badan  pasien

dan buat tujuan berat badan

minimum dan kebutuhan nutrisi

harian.

2.   Buat ketententuan berat badan

minimum dan kebutuhan nutrisi

harian.

1.   Untuk mengetahui

berat badan pasien

dan menentukan

asupan makanan

sesuai kebutuhan

nutrisi

2.   Memberi catatan

lanjut penurunan dan

atau peningkatan

berat berat badan

yang akurat. Juga

Page 27: tetralogi fallot

dari normal. ada pada batas

normal sesuai

dengan umur

-   klien terlihat segar

dan tidak lemah

- Toleransi makan

Klien menurun

dengan tidak

menghabiskan

porsi makan klien

saat dirumah sakit.

3.   Timbang berat badan anak setiap

pagi tanpa diaper pada alat ukur

yang sama, pada waktu yang

sama dan dokumentasikan.

4.   Catat intake dan output secara

akurat

5.   Berikan makan sedikit tapi

sering.

6.   Ajarkan pasien memilih

makanan yang mengandung

kalori.

7.   Kolaborasi dengan merujuk

pasien ke ahli gizi dalam

pemberian diet nutrisi.

untuk menurunkan

obsesi tentang

peningkatan dan atau

penurunan.

3.   Berat badan

menunjukkan kondisi

nutrisi anak.

4.   Untuk mencegah

kelebihan dan

kekurangan nutrisi

anak.

5.   Memaksimalkan

masukan kalori dalam

pemenuhan nutrisi

agar terpenuhi.

6.   Agar pasien

memahami dan

mengerti pentingnya

pemilihan makanan

yang mengandung

kalori dalam

pemenuhan

kebutuhan nutrisi.

7.   Pemberian terapi

nutrisi oleh ahli gizi

dapat meningkatkan

asupan setiap harinya

dalam pemenuhan

kebutuhan nutrisi.

Page 28: tetralogi fallot

4) IMPLEMENTASI

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN PADA PASIEN T. K DENGAN TETRALOGI OF

FALLOT

DI RUANG RATNA RS. SANGGLAH DENPASAR

TANGGAL 11 APRIL 2012

No Hari/tgl/

pukul

No.Diagnosa

Keperawatan

Pelaksanaan Evaluasi Respon

1 Rabu, 11

April 2012

Pukul

08.15 wita

08.45 wita

09.15 wita

10.45 wita

12.15

12.20

12.30

1

1

2

2

1

1

1

1.      Mengobservasi terhadap tanda – tanda vital

klien seperti RR.

2.      Mengobservasi warna kulit, membrane

mukosa, dan kuku, catat adanya sianosis

periferatau sianosis sentral.

3.      Mengobservasi berat badan pasien.

4.      Menganjurkan keluarga pasien untuk

memilih makanan yang mengandung kalori

untuk pasien.

5.      Memberikan posisi knee – chest pada klien.

6.      Memberikan informasi kepada keluarga

tentang pentingnya waktu istirahat yang

cukup bagi anak dan pentingnya dampingan

keluarga atau orang tua pada saat anak

melakukan aktivitas.

7.      Kolaborasi pemberian terapi oksigen

dengan benar. Missal, dengan masal,

masker atau masker venture

1.      Hasil pemeriksaan TTV berupa RR: 40

x/menit.

2.      Warna kulit pasien sawo matang,

membran mukosa lembap, kuku pasien

berwarna merah muda dan tidak

terdapat sianosis.

3.      BB pasien 10 kg

4.      Ibu pasien mengatakan mengerti dan

mau melakukannya.

5.      Pasien terlihat nyaman.

6.      Orang tua pasien tampak mendampingi

anaknya saat beraktifitas.

7.      Kebutuhan oksigen pasien terpenuhi.

Page 29: tetralogi fallot

5) EVALUASI KEPERAWATAN

EVALUASI KEPERAWATAN PASIEN TK DENGAN TETRALOGI OF FALLOT

DIRUANG RATNA RS. SANGGLAH DENPASAR

TANGGAL 12 April 2012

No.

diagnosa

kep.

Hari, tanggal,

pukul,

Evaluasi Paraf

I

II

Kamis,

12/4/2012,

jam : 08.00

Kamis,

12/4/2012,

    Ibu lkien mengatakan bahwa, saat bernafas klien sudah terasa

lebih lega atau tidak susah lagi dalam bernafas.

O :   klien terlihat bernafas dengan normal dan tidak terlihat

tersengal – sengal yaitu 30x/mnt, Saturasi O2 klien ada pada

batas normal, Warna kebiruan yang timbul pada tubuh mulai

berkurang

: tujuan 1,2, dan 3 tercapai. Masalah  gangguan pertukaran gas

teratasi (tujuan tercapai sepenuhnya).

   hentikan pengobatan. Pertahankan kondisi pasien.

    ibu klien mengatakan, nafsu makan klien mulai kembali

Page 30: tetralogi fallot

jam : 08.00 bertambah.

O :    Berat badan klien bertambah, Klien terlihat lebih

segar,Toleransi makan klien bertambah

:   tujuan 1,2, dan 3 tercapai, masalah gangguan pemenuhan

nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh teratasi (tujuan tercapai

sepenuhnya).

:   hentikan tindakan keperawatan. Pertahankan kondisi pasien.

Page 31: tetralogi fallot

 A.H Markum,1991,Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak,jilid 1, Jakarta, Fakultas kedokteran UI

Bambang M,Sri endah R,Rubian S,2005,Penanganan Penyakit Jantung pada Bayi dan Anak

Carpenito J.Lynda,2001,Diagnosa Keperawatan,edisi 8,Jakarta,EGC

Colombro Geraldin C,1998,Pediatric Core Content At-A- Glance, Lippincott- Philladelphia,New York

Doengoes, Marylin E. (2000). Rencana Asuhan Dan Dokumentasi Keperawatan. Edisi 3 EGC. Jakarta

Ngastiah.1997.Perawatan Anak Sakit, Jakarta,EGC

Nelson, 1992. Ilmu Kesehatan anak,Jakarta, EGC

Sacharin,Rosa M, 1996. Prinsip Keperawatan Pediatrik Edisi II, Jakarta,EGC

Samik Wahab, 1996. Kardiologi anak Nadas, Gadjah Mada Ununiversity Press, yogyakarta,Indonesia

Sudigdo & Bambang.1994,Buku Ajar kardiologi Anak,Jakarta,IDAI

Sharon,Ennis Axton (1993), Pediatric care plans,Cumming Publishig Company,California

Whaley and Wong, 1995, Essential of Pediatric Nursing,Cv.Mosby Company

http://udarajunior.blogspot.com/2012/04/askep-tetralogy-of-fallot-tof.html