Upload
vindi
View
5
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
kesehatan
Citation preview
ASKEP ANAK DENGAN TETRALOGI FALLOT
I. Pengertian Tetralogi fallot (TF) adalah kelainan jantung dengan gangguan sianosis yang ditandai dengan kombinasi 4 hal yang abnormal meliputi defek septum ventrikel, stenosis pulmonal, overriding aorta, dan hipertrofi ventrikel kanan.Komponen yang paling penting dalam menentukan derajat beratnya penyakit adalah stenosis pulmonal dari sangat ringan sampai berat. Stenosis pulmonal bersifat progresif , makin lama makin berat.
II. EtiologiPada sebagian besar kasus, penyebab penyakit jantung bawaa tidak diketahui secara pasti. diduga karena adanya faktor endogen dan eksogen. Faktor –faktor tersebut antara lain :Faktor endogen
Berbagai jenis penyakit genetik : kelainan kromosom Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan Adanya penyakit tertentu dalam keluarga seperti diabetes melitus, hipertensi, penyakit
jantung atau kelainan bawaan
Faktor eksogen
Riwayat kehamilan ibu : sebelumnya ikut program KB oral atau suntik,minum obat-obatan tanpa resep dokter, (thalidmide,dextroamphetamine.aminopterin,amethopterin, jamu)
Ibu menderita penyakit infeksi : rubella Pajanan terhadap sinar -X
Para ahli berpendapat bahwa penyebab endogen dan eksogen tersebut jarang terpisah menyebabkan penyakit jantung bawaan. Diperkirakan lebih dari 90% kasus penyebab adaah multifaktor. Apapun sebabnya, pajanan terhadap faktor penyebab harus ada sebelum akhir bulan kedua kehamilan , oleh karena pada minggu ke delapan kehamilan pembentukan jantung janin sudah selesai.
III. Pemeriksaan diagnostika. Pemeriksaan laboratoriumDitemukan adanya peningkatan hemoglobin dan hematokrit (Ht) akibat saturasi oksigen yang rendah. Pada umumnya hemoglobin dipertahankan 16-18 gr/dl dan hematokrit antara 50-65 %. Nilai BGA menunjukkan peningkatan tekanan partial karbondioksida (PCO2), penurunan tekanan parsial oksigen (PO2) dan penurunan PH.pasien dengan Hn dan Ht normal atau rendah mungkin menderita defisiensi besi.b. RadiologisSinar X pada thoraks menunjukkan penurunan aliran darah pulmonal, tidak ada pembesaran jantung . gambaran khas jantung tampak apeks jantung terangkat sehingga seperti sepatu.
c. ElektrokardiogramPada EKG sumbu QRS hampir selalu berdeviasi ke kanan. Tampak pula hipertrofi ventrikel kanan. Pada anak besar dijumpai P pulmonald. EkokardiografiMemperlihatkan dilatasi aorta, overriding aorta dengan dilatasi ventrikel kanan,penurunan ukuran arteri pulmonalis & penurunan aliran darah ke paru-parue. Kateterisasi Diperlukan sebelum tindakan pembedahan untuk mengetahui defek septum ventrikel multiple, mendeteksi kelainan arteri koronari dan mendeteksi stenosis pulmonal perifer. Mendeteksi adanya penurunan saturasi oksigen, peningkatan tekanan ventrikel kanan, dengan tekanan pulmonalis normal atau rendah.
IV. PATHWAY TETRALOGI FALLOT
V. Komplikasi a. Trombosis pulmonalb. CVA trombosisc. Abses otakd. Perdarahane. Anemia relatif
VI. Proses keperawatana. Pengkajian keperawatan1. Riwayat kehamilan
Ditanyakan sesuai dengan yang terdapat pada etiologi (faktor endogen dan eksogen yang mempengaruhi).2. Riwayat tumbuh Biasanya anak cendrung mengalami keterlambatan pertumbuhan karena fatiq selama makan dan peningkatan kebutuhan kalori sebagai akibat dari kondisi penyakit.3. Riwayat psikososial/ perkembangan3.1 Kemungkinan mengalami masalah perkembangan3.2 Mekanisme koping anak/ keluarga3.3 Pengalaman hospitalisasi sebelumnya4. Pemeriksaan fisik
Pada awal bayi baru lahir biasanya belum ditemukan sianotik,bayi tampak biru setelah tumbuh.
Clubbing finger tampak setelah usia 6 bulan. Serang sianotik mendadak (blue spells/cyanotic spells/paroxysmal hiperpnea,hypoxic
spells) ditandai dengan dyspnea, napas cepat dan dalam,lemas,kejang,sinkop bahkan sampai koma dan kematian.
Anak akan sering Squatting (jongkok) setelah anak dapat berjalan, setelah berjalan beberapa lama anak akan berjongkok dalam beberapa waktu sebelum ia berjalan kembali.
Pada auskultasi terdengar bising sistolik yang keras didaerah pulmonal yang semakin melemah dengan bertambahnya derajat obstruksi
Bunyi jantung I normal. Sedang bunyi jantung II tunggal dan keras. Bentuk dada bayi masih normal, namun pada anak yang lebih besar tampak menonjol
akibat pelebaran ventrikel kanan Ginggiva hipertrofi, gigi sianotik
5. Pengetahuan anak dan keluarga :
Pemahaman tentang diagnosis. Pengetahuan/penerimaan terhadap prognosis Regimen pengobatan Rencana perawatan ke depan Kesiapan dan kemauan untuk belajar
Tatalaksana pasien tetralogi fallotPada penderita yang mengalami serangan sianosis maka terapi ditujukan untuk memutus patofisiologi serangan tersebut, antara lain dengan cara :
1. Posisi lutut ke dada agar aliran darah ke paru bertambah2. Morphine sulfat 0,1-0,2 mg/kg SC, IM atau Iv untuk menekan pusat pernafasan dan
mengatasi takipneu.3. Bikarbonas natrikus 1 Meq/kg BB IV untuk mengatasi asidosis4. Oksigen dapat diberikan, walaupun pemberian disini tidak begitu tepat karena
permasalahan bukan karena kekuranganoksigen, tetapi karena aliran darah ke paru menurun. Dengan usaha diatas diharapkan anak tidak lagi takipnea, sianosis berkurang dan anak menjadi tenang. Bila hal ini tidak terjadi dapat dilanjutkan dengan pemberian :
Propanol 0,01-0,25 mg/kg IV perlahan-lahan untuk menurunkan denyut jantung sehingga seranga dapat diatasi. Dosis total dilarutkan dengan 10 ml cairan dalam spuit, dosis awal/bolus diberikan separohnya, bila serangan belum teratasi sisanya diberikan perlahan dalam 5-10 menit berikutnya.
Ketamin 1-3 mg/kg (rata-rata 2,2 mg/kg) IV perlahan. Obat ini bekerja meningkatkan resistensi vaskuler sistemik dan juga sedatif
Penambahan volume cairan tubuh dengan infus cairan dapat efektif dalam penganan serangan sianotik. Penambahan volume darah juga dapat meningkatkan curah jantung, sehingga aliran darah ke paru bertambah dan aliran darah sistemik membawa oksigen ke seluruh tubuh juga meningkat.
Lakukan selanjutnya 1. Propanolol oral 2-4 mg/kg/hari dapat digunakan untuk serangan sianotik2. Bila ada defisiensi zat besi segera diatasi 3. Hindari dehidrasi
b. Diagnosa keperawatan Setelah pengumpulan data, menganalisa data dan menentukan diagnosa keperawatan yang tepat sesuai dengan data yang ditemukan, kemudian direncanakan membuat prioritas diagnosa keperawatan, membuat kriteria hasil, dan intervensi keperawatan.
1. Gangguan pertukaran gas b.d penurunan alian darah ke pulmonal2. Penurunan kardiak output b.d sirkulasi yang tidak efektif sekunder dengan adanya
malformasi jantung3. Gangguan perfusi jaringan b.d penurunan sirkulasi (anoxia kronis , serangan
sianotik akut)4. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d fatiq selama makan dan
peningkatan kebutuhan kalori,penurunan nafsu makan
5. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b.d tidak adekuatnya suplai oksigen dan zat nutrisi ke jaringan
6. Intoleransi aktifitas b.d ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen7. Koping keluarga tidak efektif b.d kurang pengetahuan klg tentang
diagnosis/prognosis penyakit anak8. Risti gangguan perfusi jaringan serebral b.d peningkatan tekanan intrakranial
sekunder abses otak, CVA trombosis
Contoh rencana keperawatan1. Penurunan kardiac output b.d sirkulasi yang tidak efektif sekunder dengan adanya malformasi jantungTujuan Anak dapat mempertahankan kardiak output yang adekuat. Kriteria hasilTanda-tanda vital normal sesuai umurTidak ada : dyspnea, napas cepat dan dalam,sianosis, gelisah/letargi , takikardi,mur-murPasien komposmentisAkral hangatPulsasi perifer kuat dan sama pada kedua ekstremitasCapilary refill time < 3 detik Urin output 1-2 ml/kgBB/jam
Intervensi
1. Monitor tanda vital,pulsasi perifer,kapilari refill dengan membandingkan pengukuran pada kedua ekstremitas dengan posisi berdiri, duduk dan tiduran jika memungkinkan
2. Kaji dan catat denyut apikal selama 1 menit penuh3. Observasi adanya serangan sianotik4. Berikan posisi knee-chest pada anak5. Observasi adanya tanda-tanda penurunan sensori : letargi,bingung dan disorientasi6. Monitor intake dan output secara adekuat7. Sediakan waktu istirahat yang cukup bagi anak dan dampingi anak pada saat melakukan
aktivitas8. Sajikan makanan yang mudah di cerna dan kurangi konsumsi kafeine.9. Kolaborasi dalam: pemeriksaan serial ECG, foto thorax, pemberian obat-obatan anti
disritmia10. Kolaborasi pemberian oksigen11. Kolaborasi pemberian cairan tubuh melalui infus
2. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigenTujuanAnak menunjukan peningkatan kemampuan dalam melakukan aktivitas (tekanan darah, nadi, irama dalam batas normal) tidak adanya angina.Kriteria hasil :
Tanda vital normal sesuai umur
Anak mau berpartisipasi dalam setiap kegiatan yang dijadwalkan Anak mencapai peningkatan toleransi aktivitas sesuai umur Fatique dan kelemahan berkurang Anak dapat tidur dengan lelap
Intervensi
1. Catat irama jantung, tekanan darah dan nadi sebelum, selama dan sesudah melakukan aktivitas.
2. Anjurkan pada pasien agar lebih banyak beristirahat terlebih dahulu.3. Anjurkan pada pasien agar tidak “ngeden” pada saat buang air besar.4. Jelaskan pada pasien tentang tahap- tahap aktivitas yang boleh dilakukan oleh pasien.5. Tunjukan pada pasien tentang tanda-tanda fisik bahwa aktivitas melebihi batas6. Bantu anak dalam memenuhi kebutuhan ADL dan dukung kearah kemandirian anak sesui
dengan indikasi 7. Jadwalkan aktivitas sesuai dengan usia, kondisi dan kemampuan anak.
3. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d fatiq selama makan dan peningkatan kebutuhan kalori,penurunan nafsu makan
Tujuananak dapat makan secara adekuat dan cairan dapat dipertahankan sesuai dengan berat badan normal dan pertumbuhan normal.Kriteria hasil :
Anak menunjukkan penambahan BB sesuai dengan umur Peningkatan toleransi makan. Anak dapat menghabiskan porsi makan yang disediakan Hasil lab tidak menunjukkan tanda malnutrisi. Albumin,Hb Mual muntah tidak ada Anemia tidak ada.
Intervensi :
1. Timbang berat badan anak setiap pagi tanpa diaper pada alat ukur yang sama, pada waktu yang sama dan dokumentasikan.
2. Catat intake dan output secara akurat3. Berikan makan sedikit tapi sering untuk mengurangi kelemahan disesuaikan dengan
aktivitas selama makan ( menggunakan terapi bermain)4. Berikan perawatan mulut untuk meningktakan nafsu makan anak5. Berikan posisi jongkok bila terjadi sianosis pada saat makan
6. Gunakan dot yang lembut bagi bayi dan berikan waktu istirahat di sela makan dan sendawakan
7. Gunakan aliran oksigen untuk menurunkan distress pernafasan yang dapat disebabkan karena tersedak
8. Berikan formula yang mangandung kalori tinggi yang sesuaikan dengan kebutuhan9. Batasi pemberian sodium jika memungkinkan10. Bila ditemukan tanda anemia kolaborasi pemeriksaan laboratorium
VII. PenutupTepatnya penganan dan pemberian asuhan keperawatan pada anak dengan kelainan jantung bawaan sianotik : tetralogi fallot sangat menentukan untuk kelansungan hidup anak mengingat masalah yang komplit yang dapat terjadi pada anak TF bahkan dapat menimbulkan kematian yang diakibatkan karena hipoksia , syok maupun gagal. Oleh karena itu perawat harus memiliki keterampilan dan pengetahuan konsep dasar perjalanan penyakit TF yang baik agar dapat menentukan diagnosa yang tepat bagi anak yang mengalami tetralogi fallot sehingga angka kesakitan dan kematian dapat ditekan. VIII.Daftar Pustaka1. A.H Markum,1991,Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak,jilid 1,Jakarta,Fakultas kedokteran UI2. Bambang M,Sri endah R,Rubian S,2005,Penanganan Penyakit Jantung pada Bayi dan Anak3. Carpenito J.Lynda,2001,Diagnosa Keperawatan,edisi 8,Jakarta,EGC4. Colombro Geraldin C,1998,Pediatric Core Content At-A- Glance,Lippincott-Philladelphia,New York5. Doengoes, Marylin E. (2000). Rencana Asuhan Dan Dokumentasi Keperawatan. Edisi 3 EGC. Jakarta6. Ngastiah.1997.Perawatan Anak Sakit, Jakarta,EGC7. Nelson, 1992. Ilmu Kesehatan anak,Jakarta, EGC8. Sacharin,Rosa M, 1996. Prinsip Keperawatan Pediatrik Edisi II, Jakarta,EGC9. Samik Wahab, 1996. Kardiologi anak Nadas, Gadjah Mada Ununiversity Press, yogyakarta,Indonesia 10.Sudigdo & Bambang.1994,Buku Ajar kardiologi Anak,Jakarta,IDAI11.Sharon,Ennis Axton (1993), Pediatric care plans,Cumming Publishig Company,California12.Whaley and Wong, 1995, Essential of Pediatric Nursing,Cv.Mosby Company,Toronto
http://worldhealth-bokepzz.blogspot.com/2012/03/asuhan-keperawatan-anak-dengan_21.html
ASKEP Tetralogy of Fallot (ToF)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tetralogi of Fallot (TOF) merupakan penyakit jantung sianotik yang paling banyak
ditemukan, dimana Tetralogi of Fallot menempati urutan keempat penyakit jantung bawaan pada
anak setelah defek septum ventrikel,defek septum atrium dan duktus arteriosus persisten, atau
lebih kurang 10-15 % dari seluruh penyakit jantung bawaan, diantara penyakit jantung bawaan
sianotik Tetralogi of Fallot merupakan 2/3 nya. Tetralogi of Fallot merupakan penyakit jantung
bawaan yang paling sering ditemukan yang ditandai dengan sianosis sentral akibat adanya pirau
kanan ke kiri.
Di RSU Dr. Soetomo sebagian besar pasien Tetralogi of Fallot didapat diatas 5 tahun dan
prevalensi menurun setelah berumur 10 tahun. Dari banyaknya kasus kelainan jantung serta
kegawatan yang ditimbulkan akibat kelainan jantung bawaan ini, maka sebagai seorang perawat
dituntut untuk mampu mengenali tanda kegawatan dan mampu memberikan asuhan
keperawatan yang tepat.
B. Pengertian
Tetralogi of Fallot (TOF) adalah kelainan jantung dengan gangguan sianosis yang
ditandai dengan kombinasi 4 hal yang abnormal meliputi defek septum ventrikel, stenosis
pulmonal, overriding aorta, dan hipertrofi ventrikel kanan.
Komponen yang paling penting dalam menentukan derajat beratnya penyakit adalah
stenosis pulmonal dari sangat ringan sampai berat. Stenosis pulmonal bersifat progresif , makin
lama makin berat.
C. Etiologi
Pada sebagian besar kasus, penyebab penyakit jantung bawaan tidak diketahui secara pasti
diduga karena adanya faktor endogen dan eksogen. Faktor –faktor tersebut antara lain :
1. Faktor endogen
a. Berbagai jenis penyakit genetik : kelainan kromosom
b. Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan
c. Adanya penyakit tertentu dalam keluarga seperti diabetes melitus, hipertensi, penyakit
jantung atau kelainan bawaan
2. Faktor eksogen
a. Riwayat kehamilan ibu : sebelumnya ikut program KB oral atau suntik,minum obat-obatan tanpa
resep dokter, (thalidmide, dextroamphetamine, aminopterin, amethopterin, jamu)
b. Ibu menderita penyakit infeksi : rubella
c. Pajanan terhadap sinar -X
Para ahli berpendapat bahwa penyebab endogen dan eksogen tersebut jarang terpisah
menyebabkan penyakit jantung bawaan. Diperkirakan lebih dari 90% kasus penyebab
adalah multifaktor. Apapun sebabnya, pajanan terhadap faktor penyebab harus ada sebelum akhir
bulan kedua kehamilan , oleh karena pada minggu ke delapan kehamilan pembentukan jantung
janin sudah selesai.
D. Pemeriksaan diagnostik
1. Pemeriksaan laboratorium
Ditemukan adanya peningkatan hemoglobin dan hematokrit (Ht) akibat saturasi oksigen yang
rendah. Pada umumnya hemoglobin dipertahankan 16-18 gr/dl dan hematokrit antara 50-65 %.
Nilai BGA menunjukkan peningkatan tekanan parsial karbondioksida (PCO2), penurunan
tekanan parsial oksigen (PO2) dan penurunan pH. Pasien dengan Hn dan Ht normal atau
rendah mungkin menderita defisiensi besi.
2. Radiologis
Sinar X pada thoraks menunjukkan penurunan aliran darah pulmonal, tidak ada pembesaran
jantung . gambaran khas jantung tampak apeks jantung terangkat sehingga seperti sepatu.
3. Elektrokardiogram
Pada EKG sumbu QRS hampir selalu berdeviasi ke kanan. Tampak pula hipertrofi ventrikel
kanan. Pada anak besar dijumpai P pulmonal
4. Ekokardiografi
Memperlihatkan dilatasi aorta, overriding aorta dengan dilatasi ventrikel kanan, penurunan
ukuran arteri pulmonalis & penurunan aliran darah ke paru-paru
5. Kateterisasi
Diperlukan sebelum tindakan pembedahan untuk mengetahui defek septum ventrikel multiple,
mendeteksi kelainan arteri koronari dan mendeteksi stenosis pulmonal perifer. Mendeteksi
adanya penurunan saturasi oksigen, peningkatan tekanan ventrikel kanan, dengan tekanan
pulmonalis normal atau rendah.
E.Komplikasi
1. Trombosis pulmonal
2. CVA trombosis
3. Abses otak
4. Anemia
5. Perdarahan relative
BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS
A. PENGKAJIAN
a. Identitas Klien
b. Riwayat Penyakit
1. Riwayat kesehatan
2. Riwayat kesehatan masa lalu
3. Riwayat keluarga
4. Riwayat kehamilan
Ditanyakan sesuai dengan yang terdapat pada etiologi (faktor endogen dan eksogen yang
mempengaruhi).
5. Riwayat tumbuh
Biasanya anak cendrung mengalami keterlambatan pertumbuhan karena fatiq selama makan dan
peningkatan kebutuhan kalori sebagai akibat dari kondisi penyakit.
6. Riwayat psikososial/ perkembangan
a) Kemungkinan mengalami masalah perkembangan
b) Mekanisme koping anak/ keluarga
c) Pengalaman hospitalisasi sebelumnya
c. Pola kebiasaan
d. Pemeriksaan fisik
a) Pada awal bayi baru lahir biasanya belum ditemukan sianotik,bayi tampak biru setelah tumbuh.
b) Clubbing finger tampak setelah usia 6 bulan.
c) Serang sianotik mendadak (blue spells/cyanotic spells/paroxysmal hiperpnea,hypoxic spells)
ditandai dengan dyspnea, napas cepat dan dalam,lemas,kejang,sinkop bahkan sampai koma dan
kematian.
d) Anak akan sering Squatting (jongkok) setelah anak dapat berjalan, setelah berjalan beberapa
lama anak akan berjongkok dalam beberapa waktu sebelum ia berjalan kembali.
e) Pada auskultasi terdengar bising sistolik yang keras didaerah pulmonal yang semakin melemah
dengan bertambahnya derajat obstruksi
f) Bunyi jantung I normal. Sedang bunyi jantung II tunggal dan keras.
g) Bentuk dada bayi masih normal, namun pada anak yang lebih besar tampak menonjol akibat
pelebaran ventrikel kanan
h) Ginggiva hipertrofi,gigi sianotik
e. Pengetahuan anak dan keluarga :
Pemahaman tentang diagnosis.
Pengetahuan/penerimaan terhadap prognosis
Regimen pengobatan
Rencana perawatan ke depan
Kesiapan dan kemauan untuk belajar
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Setelah pengumpulan data, menganalisa data dan menentukan diagnosa keperawatan yang
tepat sesuai dengan data yang ditemukan, kemudian direncanakan membuat prioritas diagnosa
keperawatan, membuat kriteria hasil, dan intervensi keperawatan.
1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan penurunan alian darah ke pulmonal.
2. Penurunan kardiak output berhubungan dengan sirkulasi yang tidak efektif sekunder dengan
adanya malformasi jantung.
3. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan sirkulasi (anoxia kronis , serangan
sianotik akut).
4. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan fatiq selama makan dan
peningkatan kebutuhan kalori,penurunan nafsu makan.
5. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan tidak adekuatnya suplai
oksigen dan zat nutrisi ke jaringan.
6. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen.
7. Koping keluarga tidak efektif berhubungan dengan kurang pengetahuan klg tentang
diagnosis/prognosis penyakit anak.
8. Risti gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial
sekunder abses otak, CVA thrombosis.
C. Perencanaan Keperawatan
NO Diagnosa
Keperawatan
Rencana Tujuan dan
Kriteria Hasil
Rencana Tindakan Rasional
1 Penurunan kardiac
output
berhubungan
dengan sirkulasi
yang tidak efektif
sekunder dengan
adanya malformasi
jantung
Tujuan :
Anak dapat
mempertahankan
kardiak output yang
adekuat.
Kriteria hasil :
Tanda-tanda vital
dalam batas normal
sesuai umur pasien
Tidak ada : dyspnea,
napas cepat dan
dalam,sianosis,
gelisah/letargi ,
takikardi,mur-mur
Pasien komposmentis
Akral hangat
Pulsasi perifer kuat dan
sama pada kedua
ekstremitas
Capilary refill time < 3
detik
Mandiri:
1. Monitor tanda vital, pulsasi
perifer, kapilari refill dengan
membandingkan pengukuran
pada kedua ekstremitas
dengan posisi berdiri, duduk
dan tiduran jika
memungkinkan
2. Kaji dan catat denyut
apikal selama 1 menit penuh
3. Observasi adanya serangan
sianotik.
4. Observasi adanya tanda-
tanda penurunan sensori :
letargi, bingung dan
disorientasi.
Mandiri:
1. Untuk mengetahui perkembangan
keadaan umum, tanda vital, pulsasi
perifer, dan kapileri refill
2. Kenaikan denyut nadi apical
secara tiba-tiba akan
memungkinkan terjadinya syok
yang berakhir pada kematian sel.
3. Mengetahui aliran darah tidak
lancar.
4. Tanda-tanda sensori pada sistem
saraf pusat, thalamus dan korteks
serebri mempengaruhi
keseimbangan dan tingkat
Urin output 1-2
ml/kgBB/jam
5. Monitor intake dan output
secara adekuat.
6. Sediakan waktu istirahat
yang cukup bagi anak dan
dampingi anak pada saat
melakukan aktivitas.
7. Sajikan makanan yang
mudah di cerna dan kurangi
konsumsi kafeine.
8. Kolaborasi dalam:
pemeriksaan serial ECG, foto
thorax, pemberian obat-
obatan anti disritmia.
9. Kolaborasi pemberian
oksigen.
10. Kolaborasi pemberian cairan
tubuh melalui infus
kesadaran.
5. Intake output adekuat
keseimbangan asam basa
terpenuhi.
6. Otot-otot relaksasi dan
vasodilatasi akibat peningkatan
saraf parasimpatis.
7. Kafein meningkatkan produksi
asam lambung dan mempercepat
aging proses.
8. Pemberian obat anti disritmia
untuk menormalkan denyut nadi.
9. Oksigen memenuhi kebutuhan
nutrisi dalam darah. Mencegah
timbulnya sesak nafas.
10. Balance cairan dalam tubuh
mencegah komplikasi lain.
Balance cairan akan
mempengaruhi kadar
keseimbangan asam basa.
2. Intoleransi
aktivitas
berhubungan
dengan
ketidakseimbangan
antara suplai dan
kebutuhan oksigen
Tujuan :
Anak menunjukan
peningkatan
kemampuan dalam
melakukan aktivitas
(tekanan darah, nadi,
irama dalam batas
Mandiri
1. Catat irama jantung, tekanan
darah dan nadi sebelum,
selama dan sesudah
melakukan aktivitas.
2. Anjurkan pada pasien agar
Mandiri
1. Untuk mengetahui tekanan darah
dan nadi sebelum, selama dan
sesudah melakukan aktivitas.
2. Untuk memulihkan metabolisme
normal) tidak adanya
angina.
Kriteria hasil :
Tanda vital normal
sesuai umur.
Anak mau
berpartisipasi dalam
setiap kegiatan yang
dijadwalkan.
Anak mencapai
peningkatan toleransi
aktivitas sesuai umur.
Fatiq dan kelemahan
berkurang.
Anak dapat tidur
dengan lelap
lebih banyak beristirahat
terlebih dahulu.
3. Anjurkan pada pasien agar
tidak “ngeden” pada saat
buang air besar.
4. Jelaskan pada pasien tentang
tahap- tahap aktivitas yang
boleh dilakukan oleh pasien.
5. Tunjukan pada pasien
tentang tanda-tanda fisik
bahwa aktivitas melebihi
batas.
6. Bantu anak dalam memenuhi
kebutuhan ADL dan dukung
kearah kemandirian anak
sesuai dengan indikasi.
7. Jadwalkan aktivitas sesuai
dengan usia, kondisi dan
kemampuan anak.
dalam tubuh.
3. Karena jika ngeden saat buang air
besar dapat mengakibatkan
pecahnya pembuluh darah di anus.
Jika pembuluh darah dianus pecah
bisa terjadi perdarahan hebat.
4. Aktivitas yang dilakukan sesuai
tahapan.
5. Menunjukkan untuk melakukan
aktivitas yang tidak berat dan
melebihi.
6. Anak dapat melakukan aktivitas
secara mandiri dan tidak
bergantung kepada orang lain.
7. Dapat melakukan aktivitas sesuai
usia dan kemampuan anak.
3. Gangguan nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh
berhubungan
dengan fatiq
selama makan dan
peningkatan
kebutuhan
Tujuan :
anak dapat makan
secara adekuat dan
cairan dapat
dipertahankan sesuai
dengan berat badan
normal dan
pertumbuhan normal.
Mandiri
1. Timbang berat badan anak
setiap pagi tanpa diaper pada
alat ukur yang sama, pada
waktu yang sama dan
dokumentasikan.
2. Catat intake dan output
Mandiri
1. Untuk mengetahui standar berat
badan normal sesuai dengan usia
anak.
kalori,penurunan
nafsu makan
Kreteria hasil :
Anak menunjukkan
penambahan BB sesuai
dengan umur.
Peningkatan toleransi
makan.
Anak dapat
menghabiskan porsi
makan yang disediakan.
Hasil lab tidak
menunjukkan tanda
malnutrisi.
Albumin,Hb.
Mual muntah tidak
ada.
Anemia tidak ada.
secara akurat.
3. Berikan makan sedikit tapi
sering untuk mengurangi
kelemahan disesuaikan
dengan aktivitas selama
makan (menggunakan terapi
bermain).
4. Berikan perawatan mulut
untuk meningktakan nafsu
makan anak.
5. Berikan posisi jongkok bila
terjadi sianosis pada saat
makan.
6. gunakan dot yang lembut
bagi bayi dan berikan waktu
istirahat di sela makan dan
sendawakan.
7. gunakan aliran oksigen untuk
menurunkan distress
pernafasan yang dapat
disebabkan karena tersedak.
8. berikan formula yang
mangandung kalori tinggi
yang disesuaikan dengan
kebutuhan.
9. Batasi pemberian sodium
jika memungkinkan.
10. Bila ditemukan tanda anemia
kolaborasi pemeriksaan
laboratorium
2. Mengetahui keseimbangan cairan
dalam tubuh.
3. Untuk memenuhi nutrisi anak
guna mendukung
pertumbuhannya.
4. Untuk meningkatkan nafsu makan
pada anak.
5. Agar sirkulasi darah dapat
mengalir ke seluruh tubuh.
6. Untuk memudahkan pemasukan
nutrisi dan tidak mengiritasi mulut.
7. Membersihkan jalan napas untuk
mencegah terjadinya sesak napas.
8. Menggantikan asupan nutrisi yang
telah hilang sehingga menjadi
seimbang untuk memenuhi
kebutuhan tubuh.
9. Agar tidak meningkatkan tekanan
darah dan menjaga sirkulasi darah.
10. Anemia menunjukkan nutrisi
kurang karena sedikitnya darah
yang mengerdakan nutrisi ke
seluruh tubuh.
D. IMPLEMENTASI
Merupakan langkah keempat dalam tahap proses keperawatan dengan melaksanakan
berbagai strategi keperawatan (tindakan keperawatan) yang telah direncanakan dalam rencanan
tindakan keperawatan. (Aziz Alimul, 2009)
E. EVALUASI
1. Intake dan output adekuat.
2. Ibu pasien tahu tanda-tanda aktivitas fisik yang melebihi batas.
3. Nafsu makan anak meningkat setelah dilakukan perawatan mulut.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TK DENGAN TETRALOGI OF FALLOT
(TOF)
DIRUANG RATNA RS. SANGGLAH DENPASAR
TANGGAL 6 – 10 APRIL 2012
1) Pengkajian Keperawatan
Pengkajian diambil : 6 April 2012 jam : 10.00
Tgl. MRS : 5 April 2012
Ruangan/kelas : Ratna/I
No. kamar : 2B
Data Dasar :
A. Identitas Pasien
Nama Pasien : TK
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 18 Bulan
Status Perkawinan : Belum
Agama : Hindu
Suku Bangsa : Indonesia
Pendidikan : Belum
Pekerjaan : -
Alamat : Jl. PB. Sudirman, no. 21 X
Diagnose medis : Tetralogi of Fallot
B. Data Penanggung jawab
Nama Penanggungjawab : K.T
Jenis Kelamin : Laki - laki
Usia : 27 tahun
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Hindu
Suku Bangsa : Indonesia
Pendidikan : S1
Pekerjaan : PNS
Alamat : Jl. PB. Sudirman, no. 21 X
C. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan utama : sianosis ( kulit Nampak kebiruan ), napas dangkal, mudah kelelahan,
2. Riwayat kesehatan masa lalu
Ibu klien mengatakan, klien sebelumnya belum pernah mengalami penyakit seperti ini.
3. Riwayat keluarga
Adanya penyakit tertentu dalam keluarga, yaitu ibu klien menderita hipertensi dan saat hamil
sering mengkonsumsi obat – obatan tanpa resep dokter.
D. Data Bio Psiko Sosial Spiritual
a. Bernafas
Ibu klien mengatakan bahwa, klien mengalami kesulitan bernafas. Klien mengalami dispnea dan
kadang-kadang mengalami apnea.
b. Makan dan Minum
- Makan
Sebelum masuk rumah sakit ibu klien mengatakan, klien tidak nafsu makan, yang biasanya 1
porsi anak – anak penuh tiga kali sehari menjadi ¼ porsi tiga kali sehari.
- Minum
Klien biasanya minum ± 5 – 6 gelas/hari masing – masing 100 cc. Sekarang klien hanya bisa
minum ± 3 gelas dan akan segera mual setelah minum minuman yang agak dingin.
c. Eleminasi BAB/BAK
Keluarga mengatakan, BAB klien di rumah maupun di Rumah Sakit satu kali, sedangkan BAK
klien normal, tidak ada gangguan.
d. Aktivitas
Ibu klien mengatakan, aktivitas klien berkurang, karena klien sering mengalami kelelahan dan
sering mengalami sesak dalam bernafas.
e. Rekreasi
Ibu klien juga mengatakan, saat diajak jalan – jalan bersama keluarga setelah berjalan 20-50
meter, klien akan berjongkok dalam beberapa waktu, sebelum klien berjalan kembali.
f. Istirahat tidur
Klien terbiasa tidur ± 2 – 3 jam pada siang hari dan di malam hari tidur jam 20.30 – 6.00. Pasien
sering terbangun di malam hari karena mengalami kesulitan dalam bernafas.
g. Kebersihan diri
Saat pengkajian kondisi klien bersih karena selalu dibantu ibunya untuk mandi dan klien sudah
bisa berpakaian dan gosok gigi sendiri.
h. Suhu tubuh
Menurut ibu klien suhu tubuh klien setelah sakit tidak menentu, sebelum dibawa ke rumah sakit
suhu tubuh normal, tapi saat pengkajian ibu klien mengeluh suhu tubuh klien panas.
i. Rasa nyaman
Klien merasa kurang nyaman, ketika merasakan susah bernafas.
j. Rasa aman
Klien selalu merasa tenang saat bersama dan jika selalu dekat dengan kedua orang tuanya.
k. Belajar
Keluarga klien mengatakan, belum bisa belajar secara efektif karena masih kecil, apalagi belajar
tentang penyakit yang sedang dialami.
l. Prestasi
Klien belum bersekolah, dan belum mempunyai prestasi dibidang akademik.
m. Interaksi sosial
Hubungan sosial klien dengan orang tuanya sangat baik dan menurut ibumya hubungan klien
dengan teman sebayanya, klien juga tidak rewel dengan perawat.
n. Ibadah
Keluarga sering mengajak klien beribadah ke wihara dan khususnya pada hari raya keagamaan.
E. Pengkajian Pisik
a. Kesadaran Umum
1. Kesadaran : CM ( Compos Mentis )
2. Kebersihan : cukup bersih
3. Pergerakan : agak terbatas karena, terpasang infuse pada extrimitas kanan atas
4. Postur : tegak agak kurus
5. Status gizi : baik
Sistem penglihatan : bentuk mata normal, pergerakan mata normal, pupil dilatasi, konjung tipa merah muda, sclera
putih, visus 6/6.
Sistem pendengaran : bentuk normal, keadaan bersih, pendengaran normal, serumen tidak ada, kelainan tidak ada.
Sistem wicara : mulut bersih, mukosa bibir merah muda, stomatitis tidak ada, caries tidak ada, tonsil T1 T0
hypertemi negative.
Warna kulit : sawo mateng
f. Suara waktu menangis cukup melengking dan agak keras
g. Tonus otot : normal
h. Turgor kulit : normal
Kepala : bentuk normal, UUB tertutup, ketombe dan rambut rontok tidak ada.
Hidung : bentuk normal, secret tidak ada, gerakan cuping hidung tidak ada, kelainan tidak ada.
Leher : bentuk normal, kaku kuduk tidak ada, pembesaran kelenjar limfa di leher positif.
l. Persyarafan : normal
m. Alat kelamin : kebersihan cukup, bentuk normal, kelainan tidk ada.
n. Anus : bentuk normal, kebersihan cukup, haemoroid tidak ada.
o. Gejala cardinal : - suhu = 36oC
- nadi = 80 x / menit
- respirasi = 40 x / menit
- Tekanan darah = 100 x/ 75menit
p. Antropometri : - BB = 10 kg
- TB = 75 cm
- LD = 26 cm
- LK = 25 cm
- LL = 10 cm
F. Analisis data
ANALISIS DATA PASIEN TK DENGAN TETRALOGI OF FALLOT
DIRUANG RATNA RS. SANGGLAH DENPASAR
TANGGAL 6 – 11 APRIL 2012
No. Hari,
Tanggal,
Jam
Data subjektif dan data
Objektif
Standar normal Masalah
Keperawatan
1.
2.
3.
Senin,
6/4/2012,
jam :
8.00
Senin,
6/4/2012,
jam :
8.00
Senin,
6/4/2012,
jam :
8.00
DS : ibu klien mengatakan, klien
sulit bernafas.
DO : - saat pengkajian, klien
Nampak tersengal – sengal saat
bernafas dan saat di cek, nafas
klien 40 x/menit.
- Saturasi O2 dalam darah rendah.
- kulit klien Nampak biru (sianosis)
karena suplai oksigen ke
jaringan berkurang
DS : - ibu klien mengatakan bahwa,
klien tidak banyak berativitas.
DO : - denyut nadi klien lemah
- Klien mengalami sianosis pada
tubuhnya.
- Klien terlihat pucat.
- Klien terlihat lemah.
DS : ibu klien mengatakan nafsu
makan klien berkurang.
DO : - berat badan kurang dari
normal sesuai dengan umr
- Klien terlihat lemah
- Toleransi makan Klien
menurun dengan tidak
menghabiskan porsi makan
- Klien tidak terlihat tersengal
– sengal saat bernafas dan
dalam batas normal yaitu
25 – 32 x/mnt.
- Saturasi O2 normal.
- Klien tidak mengalami
sianosis
- Denyut jantung klien
kembali normal
- Klien tidak mengalami
sianosis.
- Klien tidak pucat
- Klien tidak terlihat lemah
- Berat badan klien berada
pada batas normal.
- Klien terlihat lebih segar
Gangguan
pertukaran
gas
Penurunan
kardiac
output
Gangguan
nutrisi kurang
dari
kebutuhan
4. Senin,
6/4/2012,
jam :
8.00
klien saat dirumah sakit.
DS : orang tua klien mengaku tidak
tahu cara mengangani penyakit
anaknya.
DO : - orang tua klien Nampak cemas
saat diadakannya pengkajian.
- Orang tua klien menjadi
tenang dan tidak cemas.
tubuh
Koping
keluarga
tidak efektif.
G. Analisis Masalah
1. P = Gangguan pertukaran gas
E = ketidakseimbangan perfusi ventrikel
S = klien terlihat tersengal – sengal, saturasi O2 manurun dan sianosis
Proses : Gangguan pertukaran gas ini disebabkan karena penurunan aliran darah ke pulmonal. Pada
klien dengan tetralogi of fallot akan mengalami stenosis arteri pulmonal sehingga aliran darah ke
pulmonal tidak bisa mengalir sepenuhnya sehingga hanya sedikit darah yang mengalir ke paru-
paru dan mengalami pertukaran gas.
Akibat : jika hal ini tidak diatasi, maka biru-biru pada tubuh klien akan semakin banyak
dan suplai oksigen ke jaringan akan terganggu
2. P = Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
E = Fatiq selama makan dan peningkatan kebutuhan kalori karena nafsu makan berkurang
S = berat badan kurang dari normal
Proses : Karena klien mengalami fatiq saat makan, maka sedikit mendapat asupan makanan. Jika hal
tersebut terus terjadi, nafsu makannya menjadi berkurang dan asupan energi tidak terpenuhi.
Akibat : jika tidak di tangann, klien akan mengalami malnutrisi
2) Diagnosis Keperawatan
1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan perfusi ventrikel yang
ditandai dengan klien terlihat tersengal – sengal, saturasi O2 manurun dan sianosis.
2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan fatiq selama makan dan
peningkatan kebutuhan kalori, penurunan nafsu makan yang ditandai dengan berat badan kurang
dari normal.
3) INTERVENSI
RENCANA KEPERAWATAN PADA PASIEN T. K DENGAN TETRALOGI OF FALLOT
DI RUANG RATNA RS. SANGGLAH DENPASAR
TANGGAL 11 APRIL 2012
No.Hari/tgl/pukul
Diagnosa
Keperawatan
Rencana Tujuan
dan Kriteria HasilRencana Tindakan Rasional
1. Rabu, 11
April 2012
Pukul 08.00
Gangguan
pertukaran gas
berhubungan
dengan
ketidakseimbanga
n perfusi ventrikel
yang ditandai
dengan klien
terlihat tersengal –
sengal, saturasi O2
manurun dan
sianosis.
Tujuan :
Setelah diberi
asuhan
keperawatan 2 x 24
jam diharapkan
gangguan
pertukaran gas
dalam tubuh klien
dapat diatasi
Kriteria hasil :
- Tanda-tanda vital
normal : RR:23-35
x/menit
- Saturasi O2
kembali normal
- Warna kebiruan
yang timbul pada
tubuh dapat
berkurang
Mandiri
1. Observasi terhadap tanda – tanda
vital klien seperti RR.
2. Observasi warna kulit,
membrane mukosa, dan kuku,
catat adanya sianosis perifer atau
sianosis sentral.
3. Berikan posisi knee – chest pada
klien.
4. Berikan informasi kepada
keluarga tentang pentingnya
waktu istirahat yang cukup bagi
1. Dari data tanda –
tanda vital yang di
padat dari pasien
melalui observasi
dapat sebagai acuan
untuk menentukan
tindakan yang dapat
diberikan kepada
pasien.
2. Untuk menentukan
tindakan lebih lanjut
jika sianosis
berkurang atau malah
bertambah parah.
3. Dari tindakan
tersebut diharapkan
dapat mempermudah
aliran darah.
4. Agar keluarga atau
orang tua pasien
mengetahui
pentingnya waktu
anak dan pentingnya dampingan
keluarga atau orang tua pada saat
anak melakukan aktivitas.
Kolaborasi
5. Kolaborasi pemberian terapi
oksigen dengan benar. Missal,
dengan masal, masker atau
masker venture.
istirahat yang cukup
bagi anak dan
pentingnya
dampingan keluarga
atau orang tua pada
saat anak melakukan
aktivitas
5. Tujuan terapi oksigen
adalah kebutuhan
oksige klien
terpenuhi dan
mengurangi
kekurangan oksigen
pada klien. Oksigen
diberikan dengan
metode yang sesuai
dengan keadaan
klien.
2. Rabu, 11
April 2012
Pukul 08.00
Gangguan nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh
berhubungan
dengan fatiq
selama makan dan
peningkatan
kebutuhan kalori,
penurunan nafsu
makan yang
ditandai dengan
berat badan kurang
Setelah diberikan
asuhan
keperawatan
selama 2 x 24 jam,
diharapkan
gangguan nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh
dapat diatasi,
dengan
Kriteria Hasil :
- Berat badan klien
Mandiri
1. Observasi berat badan pasien
dan buat tujuan berat badan
minimum dan kebutuhan nutrisi
harian.
2. Buat ketententuan berat badan
minimum dan kebutuhan nutrisi
harian.
1. Untuk mengetahui
berat badan pasien
dan menentukan
asupan makanan
sesuai kebutuhan
nutrisi
2. Memberi catatan
lanjut penurunan dan
atau peningkatan
berat berat badan
yang akurat. Juga
dari normal. ada pada batas
normal sesuai
dengan umur
- klien terlihat segar
dan tidak lemah
- Toleransi makan
Klien menurun
dengan tidak
menghabiskan
porsi makan klien
saat dirumah sakit.
3. Timbang berat badan anak setiap
pagi tanpa diaper pada alat ukur
yang sama, pada waktu yang
sama dan dokumentasikan.
4. Catat intake dan output secara
akurat
5. Berikan makan sedikit tapi
sering.
6. Ajarkan pasien memilih
makanan yang mengandung
kalori.
7. Kolaborasi dengan merujuk
pasien ke ahli gizi dalam
pemberian diet nutrisi.
untuk menurunkan
obsesi tentang
peningkatan dan atau
penurunan.
3. Berat badan
menunjukkan kondisi
nutrisi anak.
4. Untuk mencegah
kelebihan dan
kekurangan nutrisi
anak.
5. Memaksimalkan
masukan kalori dalam
pemenuhan nutrisi
agar terpenuhi.
6. Agar pasien
memahami dan
mengerti pentingnya
pemilihan makanan
yang mengandung
kalori dalam
pemenuhan
kebutuhan nutrisi.
7. Pemberian terapi
nutrisi oleh ahli gizi
dapat meningkatkan
asupan setiap harinya
dalam pemenuhan
kebutuhan nutrisi.
4) IMPLEMENTASI
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN PADA PASIEN T. K DENGAN TETRALOGI OF
FALLOT
DI RUANG RATNA RS. SANGGLAH DENPASAR
TANGGAL 11 APRIL 2012
No Hari/tgl/
pukul
No.Diagnosa
Keperawatan
Pelaksanaan Evaluasi Respon
1 Rabu, 11
April 2012
Pukul
08.15 wita
08.45 wita
09.15 wita
10.45 wita
12.15
12.20
12.30
1
1
2
2
1
1
1
1. Mengobservasi terhadap tanda – tanda vital
klien seperti RR.
2. Mengobservasi warna kulit, membrane
mukosa, dan kuku, catat adanya sianosis
periferatau sianosis sentral.
3. Mengobservasi berat badan pasien.
4. Menganjurkan keluarga pasien untuk
memilih makanan yang mengandung kalori
untuk pasien.
5. Memberikan posisi knee – chest pada klien.
6. Memberikan informasi kepada keluarga
tentang pentingnya waktu istirahat yang
cukup bagi anak dan pentingnya dampingan
keluarga atau orang tua pada saat anak
melakukan aktivitas.
7. Kolaborasi pemberian terapi oksigen
dengan benar. Missal, dengan masal,
masker atau masker venture
1. Hasil pemeriksaan TTV berupa RR: 40
x/menit.
2. Warna kulit pasien sawo matang,
membran mukosa lembap, kuku pasien
berwarna merah muda dan tidak
terdapat sianosis.
3. BB pasien 10 kg
4. Ibu pasien mengatakan mengerti dan
mau melakukannya.
5. Pasien terlihat nyaman.
6. Orang tua pasien tampak mendampingi
anaknya saat beraktifitas.
7. Kebutuhan oksigen pasien terpenuhi.
5) EVALUASI KEPERAWATAN
EVALUASI KEPERAWATAN PASIEN TK DENGAN TETRALOGI OF FALLOT
DIRUANG RATNA RS. SANGGLAH DENPASAR
TANGGAL 12 April 2012
No.
diagnosa
kep.
Hari, tanggal,
pukul,
Evaluasi Paraf
I
II
Kamis,
12/4/2012,
jam : 08.00
Kamis,
12/4/2012,
Ibu lkien mengatakan bahwa, saat bernafas klien sudah terasa
lebih lega atau tidak susah lagi dalam bernafas.
O : klien terlihat bernafas dengan normal dan tidak terlihat
tersengal – sengal yaitu 30x/mnt, Saturasi O2 klien ada pada
batas normal, Warna kebiruan yang timbul pada tubuh mulai
berkurang
: tujuan 1,2, dan 3 tercapai. Masalah gangguan pertukaran gas
teratasi (tujuan tercapai sepenuhnya).
hentikan pengobatan. Pertahankan kondisi pasien.
ibu klien mengatakan, nafsu makan klien mulai kembali
jam : 08.00 bertambah.
O : Berat badan klien bertambah, Klien terlihat lebih
segar,Toleransi makan klien bertambah
: tujuan 1,2, dan 3 tercapai, masalah gangguan pemenuhan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh teratasi (tujuan tercapai
sepenuhnya).
: hentikan tindakan keperawatan. Pertahankan kondisi pasien.
A.H Markum,1991,Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak,jilid 1, Jakarta, Fakultas kedokteran UI
Bambang M,Sri endah R,Rubian S,2005,Penanganan Penyakit Jantung pada Bayi dan Anak
Carpenito J.Lynda,2001,Diagnosa Keperawatan,edisi 8,Jakarta,EGC
Colombro Geraldin C,1998,Pediatric Core Content At-A- Glance, Lippincott- Philladelphia,New York
Doengoes, Marylin E. (2000). Rencana Asuhan Dan Dokumentasi Keperawatan. Edisi 3 EGC. Jakarta
Ngastiah.1997.Perawatan Anak Sakit, Jakarta,EGC
Nelson, 1992. Ilmu Kesehatan anak,Jakarta, EGC
Sacharin,Rosa M, 1996. Prinsip Keperawatan Pediatrik Edisi II, Jakarta,EGC
Samik Wahab, 1996. Kardiologi anak Nadas, Gadjah Mada Ununiversity Press, yogyakarta,Indonesia
Sudigdo & Bambang.1994,Buku Ajar kardiologi Anak,Jakarta,IDAI
Sharon,Ennis Axton (1993), Pediatric care plans,Cumming Publishig Company,California
Whaley and Wong, 1995, Essential of Pediatric Nursing,Cv.Mosby Company
http://udarajunior.blogspot.com/2012/04/askep-tetralogy-of-fallot-tof.html