128
  1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Manajemen merupakan hal yang sangat penting dalam semua bidang kehidupan. Dengan manajemen, kinerja sebuah organisasi dapat berjalan secara maksimal. Dengan manajemen yang baik, maka sebuah institusi pendidikan akan dapat berkembang secara optimal sebagaimana diharapkan. Manajemen pendidikan di Indonesia merupakan titik sentral dalam mewujudkan tujuan pembangunan Sumber Daya Manusia. Dalam pengamatannya, manajemen pendidikan di Indonesia masih belum menampakkan kemampuan profesional sebagaimana yang diinginkan, masalah manajemen pendidikan merupakan salah satu masalah pokok yang menimbulkan krisis dalam dunia pendidikan Indonesia. Kondisi ini disebabkan karena tidak adanya tenaga-tenaga administrator pendidikan yang profesional. Oleh karena itu, hal penting yang harus dipertimbangkan bagi sebuah institusi pendidikan adalah adanya tenaga administrator pendidikan yang profesional. Dalam pengelolaan administrasi pendidikan, diperlukan kualitas personil yang memadai, dalam arti penempatan orang yang tepat sesuai dengan kompetensi yang diperlukan untuk kinerja yang efektif dan efisien. Stoner dalam Wahjosumidjo (2007: 95), mengatakan bahwa seorang manajer atau seorang kepala sekolah pada hakikatnya adalah seorang perencana, organisator, pemimpin, dan seorang pengendali. Menurut Stoner

Tesis Wis Mpung 01

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 1/128

 

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Manajemen merupakan hal yang sangat penting dalam semua bidang

kehidupan. Dengan manajemen, kinerja sebuah organisasi dapat berjalan

secara maksimal. Dengan manajemen yang baik, maka sebuah institusi

pendidikan akan dapat berkembang secara optimal sebagaimana

diharapkan. Manajemen pendidikan di Indonesia merupakan titik sentral

dalam mewujudkan tujuan pembangunan Sumber Daya Manusia. Dalam

pengamatannya, manajemen pendidikan di Indonesia masih belum

menampakkan kemampuan profesional sebagaimana yang diinginkan,

masalah manajemen pendidikan merupakan salah satu masalah pokok yang

menimbulkan krisis dalam dunia pendidikan Indonesia. Kondisi ini

disebabkan karena tidak adanya tenaga-tenaga administrator pendidikan

yang profesional.

Oleh karena itu, hal penting yang harus dipertimbangkan bagi sebuah

institusi pendidikan adalah adanya tenaga administrator pendidikan yang

profesional. Dalam pengelolaan administrasi pendidikan, diperlukan kualitas

personil yang memadai, dalam arti penempatan orang yang tepat sesuai

dengan kompetensi yang diperlukan untuk kinerja yang efektif dan efisien.

Stoner dalam Wahjosumidjo (2007: 95), mengatakan bahwa seorang

manajer atau seorang kepala sekolah pada hakikatnya adalah seorang

perencana, organisator, pemimpin, dan seorang pengendali. Menurut Stoner

Page 2: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 2/128

 

2

ada delapan macam fungsi seorang manajer yang perlu dilaksanakan dalam

suatu organisasi, yaitu bahwa para manajer:

(a). Bekerja dengan, dan melalui orang lain;

(b). Bertanggungjawab dan mempertanggungjawabkan;

(c). Dengan waktu dan sumber yang terbatas mampu menghadapi berbagai

persoalan;

(d). Berpikir secara realistik dan konseptual;

(e). Adalah juru penengah;

(f). Adalah seorang politisi;

(g). Adalah seorang diplomat; dan

(h). Pengambil keputusan yang sulit.

Kedelapan fungsi manajer yang dikemukakan oleh Stoner tersebut

tentu saja berlaku pada setiap manajer dari organisasi apapun termasuk

kepala sekolah, sehingga kepala sekolah yang berperan mengelola kegiatan

sekolah harus mampu mewujudkan kedelapan fungsi dalam perilaku sehari-

hari. Walaupun pada pelaksanaannya sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor

sumber daya manusia seperti para guru, staf, siswa, orang tua siswa, dana,

sarana, suasana, dan faktor lingkungan di mana sekolah itu berada.

Sagala (2007: 88), menyatakan bahwa kepala sekolah adalah orang

yang diberi tugas dan tanggung jawab mengelola sekolah, menghimpun,

memanfaatkan, dan menggerakkan seluruh potensi sekolah secara optimal

untuk mencapai tujuan. Keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan dan

pengajaran di sekolah tidak terlepas dari peranan kepala sekolah dalam

meningkatkan produktifitas dan prestasi guru . Kepala sekolah sebagai

manajer diharapkan memiliki kemampuan merencanakan,

Page 3: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 3/128

 

3

mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan usaha anggota

organisasi, serta mendayagunakan seluruh sumber daya organisasi dalam

rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Yukl (2007: 232), menyatakan bahwa dalam rangka pelaksanaan

tugas-tugas manajerial paling tidak dibutuhkan tiga hal keterampilan, yaitu:

technical skill, human skill, and conceptual skill . Menurut Yukl (2007: 232),

keterampilan teknikal merupakan kecakapan dan keahlian yang harus dimiliki

oleh manajer meliputi pengetahuan tentang metode, proses, dan

perlengkapan untuk melakukan aktifitas khusus dari unit organisatoris

manajer itu. Keterampilan teknis juga meliputi pengetahuan faktual tentang

organisasi (peraturan, struktur, sistem manajemen, dan karakteristik

karyawan), pengetahuan tentang produk, dan jasa organisasi (spesifikasi

teknis, kekuatan, dan keterbatasan). Keterampilan hubungan manusia

meliputi pengetahuan mengenai perilaku manusia, proses kelompok,

kemampuan untuk mengerti perasaan, sikap, dan motivasi dari orang lain,

serta kemampuan untuk mengkomunikasikan dengan jelas dan persuasif.

Keterampilan hubungan manusia seperti empati, wawasan sosial, daya tarik,

kebijaksanaan, diplomasi, sifat persuasif, dan kemampuan komunikasi lisan

penting untuk mengembangkan dan mempertahankan hubungan kerja sama

dengan para bawahan, atasan, rekan sejawat, dan orang luar. Keterampilan

konseptual meliputi kemampuan analitis, berpikir logis, membentuk konsep,

pemikiran yang induktif, dan pemikiran deduktif. Dalam arti umumnya,

keterampilan konseptual termasuk penilaian yang baik, dapat melihat ke

depan, intuisi, kreativitas, kemampuan untuk menemukan arti dan

keteraturan dalam peristiwa yang tidak pasti, serta ambigu.

Page 4: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 4/128

 

4

Manajemen merupakan hal yang sangat penting dalam semua bidang

kehidupan. Dengan manajemen, kinerja sebuah organisasi dapat berjalan

secara maksimal. Demikian juga dengan lembaga pendidikan. Dengan

manajemen yang baik, maka sebuah institusi pendidikan akan dapat

berkembang secara optimal sebagaimana diharapkan. Manajemen

pendidikan di Indonesia merupakan titik sentral dalam mewujudkan tujuan

pembangunan Sumber Daya Manusia. Dalam pengamatannya, manajemen

pendidikan di Indonesia masih belum menampakkan kemampuan profesional

sebagaimana yang diinginkan, masalah manajemen pendidikan merupakan

salah satu masalah pokok yang menimbulkan krisis dalam dunia pendidikan

Indonesia. Kondisi ini disebabkan karena tidak adanya tenaga-tenaga

administrator pendidikan yang profesional. Oleh karena itu, hal penting yang

harus dipertimbangkan bagi sebuah institusi pendidikan adalah adanya

tenaga administrator pendidikan yang profesional. Dalam pengelolaan

administrasi pendidikan, diperlukan kualitas personil yang memadai, dalam

arti penempatan orang yang tepat sesuai dengan kompetensi yang

diperlukan untuk kinerja yang efektif dan efisien. Faktor manajemen

merupakan salah satu faktor yang dapat memberikan efek terhadap prestasi

belajar siswa.

Seiring dengan diberlakukannya otonomi daerah, maka telah terjadi

perubahan paradigma dalam pengelolaan pendidikan yang antara lain telah

memunculkan suatu model dalam manajemen pendidikan, yaitu school 

based   management. Model manajemen ini pada dasarnya memberikan

peluang yang sangat besar (otonomi) kepada sekolah untuk mengelola

dirinya sesuai dengan kondisi yang ada serta memberikan kesempatan

Page 5: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 5/128

 

5

kepada masyarakat (stakeholders ) untuk ikut berpartisipasi aktif dalam

penyelenggaraan pendidikan. Konsekuensi dari pelaksanaan manajemen

berbasis sekolah dalam setiap satuan, jenis, dan jenjang pendidikan antara

lain sangat diperlukan adanya kemampuan manajerial yang cukup memadai

dari kepala sekolah dan didukung oleh adanya kinerja guru yang profesional.

Mulyasa, (2004:4) rendahnya kualitas sumber daya manusia

merupakan masalah mendasar yang dapat menghambat pembangunan dan

perkembangan ekonomi nasional. Penataan sumber daya manusia perlu

diupayakan secara bertahap dan berkesinambungan melalui sistem

pendidikan yang berkualitas baik pada jalur pendidikan formal, informal,

maupun non formal, mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi.

Dikatakan lebih lanjut oleh Mulyasa tentang pentingnya pengembangan

sistem pendidikan yang berkualitas perlu lebih ditekankan, karena berbagai

indikator menunjukkan bahwa pendidikan yang ada belum mampu

menghasilkan sumber daya sesuai dengan perkembangan masyarakat dan

kebutuhan pembangunan.

Keberhasilan pendidikan di sekolah sangat ditentukan oleh

keberhasilan kepala sekolah dalam mengelola tenaga kependidikan yang

tersedia di sekolah. Kepala sekolah merupakan salah satu komponen

pendidikan yang berpengaruh dalam meningkatkan kinerja guru. Kepala

sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan,

administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya, dan

pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana. Hal tersebut

menjadi lebih penting sejalan dengan semakin kompleksnya tuntutan tugas

Page 6: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 6/128

 

6

kepala sekolah, yang menghendaki dukungan kinerja yang semakin efektif

dan efisien.

Kepala sekolah sebagai pimpinan tertinggi yang sangat berpengaruh

dan menentukan kemajuan sekolah harus memiliki kemampuan administrasi,

memiliki komitmen tinggi, dan luwes dalam melaksanakan tugasnya.

Kepemimpinan kepala sekolah yang baik harus dapat mengupayakan

peningkatan kinerja guru melalui program pembinaan kemampuan tenaga

kependidikan. Oleh karena itu kepala sekolah harus mempunyai kepribadian

atau sifat-sifat dan kemampuan serta keterampilan-keterampilan untuk

memimpin sebuah lembaga pendidikan. Dalam perannya sebagai seorang

pemimpin, kepala sekolah harus dapat memperhatikan kebutuhan dan

perasaan orang-orang yang bekerja sehingga kinerja guru selalu terjaga.

Sardiman (2005:125) mengemukakan bahwa guru adalah salah satu

komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar, yang ikut berperan

dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang

pembangunan. Oleh karena itu, guru yang merupakan salah satu unsur di

bidang kependidikan harus berperan secara aktif dan menempatkan

kedudukannya sebagai tenaga profesional, sesuai dengan tuntutan

masyarakat yang semakin berkembang. Dalam hal ini guru tidak semata-

mata sebagai pengajar yang melakukan transfer ilmu pengetahuan, tetapi

 juga sebagai pendidik yang melakukan transfer nilai-nilai sekaligus sebagai

pembimbing yang memberikan pengarahkan dan menuntun siswa dalam

belajar.

Dengan kemampuan profesional manajemen pendidikan, kepala

sekolah diharapkan dapat menyusun program sekolah yang efektif,

Page 7: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 7/128

 

7

menciptakan iklim sekolah yang kondusif dan membangun unjuk kerja

personel sekolah serta dapat membimbing guru melaksanakan proses

pembelajaran. Di sekolah, kepala sekolah senantiasa berinteraksi dengan

guru bawahannya, memonitor dan menilai kegiatan mereka sehari-hari.

Rendahnya kinerja guru akan berpengaruh terhadap pelaksanaan tugas

yang pada gilirannya akan berpengaruh pula terhadap pencapaian tujuan

pendidikan. Rendahnya kinerja guru harus diidentifikasi penyebabnya.

Kinerja Guru akan menjadi optimal, bilamana diintegrasikan dengan

komponen sekolah baik kepala sekolah, iklim sekolah, guru, karyawan,

maupun anak didik. Pidarta dalam Saerozi (2005: 2) mengemukakan ada

beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja guru dalam

melaksanakan tugasnya yaitu : (1) Kepemimpinan kepala sekolah; (2) Iklim

sekolah; (3) Harapan-harapan, dan (4) Kepercayaan personalia sekolah.

Dengan demikian nampaklah bahwa kepemimpinan kepala sekolah

dan iklim sekolah akan ikut menentukan baik buruknya kinerja guru. Pada

kondisi semacam ini, kepala sekolah memegang peranan penting, karena

dapat memberikan iklim yang memungkinkan bagi guru berkarya dengan

penuh semangat. Dengan keterampilan manajerial yang dimiliki, kepala

sekolah membangun dan mempertahankan kinerja guru yang positif.

Dalam pelaksanaan tugasnya mendidik, guru memiliki sifat dan

perilaku yang berbeda, ada yang bersemangat dan penuh tanggung jawab,

 juga ada guru yang dalam melakukan pekerjaan itu tanpa dilandasi rasa

tanggung jawab, selain itu juga ada guru yang sering membolos, datang tidak

tepat pada waktunya dan tidak mematuhi perintah. Kondisi guru seperti itulah

yang menjadi permasalahan di setiap lembaga pendidikan formal. Dengan

Page 8: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 8/128

 

8

adanya guru yang mempunyai kinerja rendah, sekolah akan sulit untuk

mencapai hasil seperti yang diharapkan.

Dalam organisasi, termasuk organisasi sebuah sekolah terdapat

faktor-faktor yang dapat menimbulkan ketidakefektifan kinerja guru.

Castetter dalam Sedarmayanti (2001:53-54) menyatakan bahwa beberapa

organisasi untuk mengetahui tingkat kinerja (personil yang tidak efektif dan

sumber utama kinerja yang tidak efektif adalah dengan

memperhatikan/menilai beberapa faktor, diantaranya seperti tabel 1 berikut:

Tabel 1.1

Beberapa Faktor Untuk Mengetahui Tingkat Kinerja

Faktor Organisasi Faktor Individu Faktor Sosial

A. SELAMA BEKERJA- Keterlambatan- Kehadiran- Pelatihan

- Penurunan produktivitas- Perombakan rencan /jadwal- Peningkatan tanggung jawab kepengawasan- Kekeliruan dan ketidakefisienanB. DI LUAR PEKERJAAN- Kehilangan Investasi- Semangat- Rekruitmen- Seleksi dan penempatan- Kekurangan biaya- Perombakan rencana /jadwal

- Kompensasi sebenarnya

Pengaruh karier

Pengaruh kemampuan

Pengaruh sosial

Pengaruh keluarga

Pengaruh psikologis

- Ketidakpuasan klien

- Hubungan masyarakat

- Kredibilitas & abilitas

sistem untukmemberikanpelayanan

- Kekurangan dalam halmutu pelayananpendidikan

- Hasil gagal diperolehsesuai dengan standar

Sumber: Sedarmayanti, Sumber Daya Manusia Dan Produktivitas Kerja, Bandung: Mandar 

Maju, 2001

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kinerja

atau prestasi kerja guru adalah keberhasilan guru dalam melaksanakan

kegiatan belajar mengajar yang bermutu. Tugas mengajar merupakan tugas

utama guru dalam sehari-hari di sekolah. Kita tidak bisa menyamakan kinerja

Page 9: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 9/128

 

9

guru dengan kinerja pegawai/karyawan, walaupun sama-sama

berkedudukan sebagai pegawai negeri sipil.

Berdasarkan kajian teoretis sebagaimana terdeskripsi diatas, ada

beberapa alasan yang mendorong penulis untuk melakukan penelitian ini.

Pertama, kemajuan dibidang pendidikan membutuhkan administrator

pendidikan yang mampu mengelola satuan pendidikan dan mampu

meningkatkan kinerja guru dalam mencapai tujuan pendidikan. Kedua,

persepsi masyarakat selama ini memposisikan guru sebagai kunci utama

keberhasilan atau kegagalan pendidikan. Padahal, seorang guru hanyalah

salah satu komponen dalam satuan pendidikan di sekolah. Di samping guru,

kepala sekolah adalah pihak yang memegang peranan tidak kalah penting.

Ketiga, kajian empiris dengan tema ini menarik untuk dilakukan mengingat

perkembangan ilmu dan teori manajemen, khususnya manajemen

pendidikan, yang berjalan dengan pesat.

Berdasarkan uraian di atas peneliti akan meneliti pengaruh

keterampilan manajerial kepala sekolah terhadap kinerja guru SMP Negeri di

Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang. Dimana ada tiga aspek

keterampilan manajerial yang menjadi fokus , yaitu keterampilan konseptual,

keterampilan hubungan manusia dan keterampilan teknis.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada uraian latar belakang penelitian serta hasil

identifikasi masalah di atas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut:

(1). Apakah ada pengaruh yang signifikan keterampilan konseptual kepala

sekolah , terhadap kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Gringsing

Kabupaten Batang?

Page 10: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 10/128

 

10

(2). Apakah ada pengaruh yang signifikan , keterampilan hubungan manusia

kepala sekolah terhadap kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan

Gringsing Kabupaten Batang?

(3). Apakah ada pengaruh yang signifikan keterampilan teknis kepala

sekolah terhadap kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Gringsing

Kabupaten Batang?

(4). Apakah ada pengaruh keterampilan konseptual, keterampilan hubungan

manusia, dan keterampilan teknis secara bersama-sama terhadap

kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penelitian itu, tujuan yang hendak

dicapai melalui penelitian ini adalah :

(1). Untuk menganalisis pengaruh keterampilan konseptual kepala sekolah ,

terhadap kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Gringsing Kabupaten

Batang.

(2). Untuk menganalisis pengaruh keterampilan hubungan manusia kepala

sekolah , terhadap kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Gringsing

Kabupaten Batang.

(3). Untuk menganalisis pengaruh keterampilan teknis kepala sekolah

terhadap kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Gringsing Kabupaten

Batang.

(4). Untuk menganalisis pengaruh keterampilan konseptual, keterampilan

hubungan manusia, dan keterampilan teknis secara bersama-sama

terhadap kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Gringsing Kabupaten

Batang.

Page 11: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 11/128

 

11

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang bisa dihasilkan dalam penelitian ini adalah:

1.4.1. Manfaat Teoritis

(a). Bagi perkembangan ilmu pengetahuan, dapat menambah

khasanah pengembangan ilmu administrasi pendidikan,

khususnya tentang keterampilan manajerial kepala sekolah dan

kinerja guru; dan

(b). Membantu mengembangkan pengetahuan tentang kinerja guru

yang ada di SMP Negeri Kecamatan Gringsing Kabupaten

Batang.

1.4.2. Manfaat Praktis

(a). Bagi Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga

Kabupaten Batang, dapat menjadi bahan pertimbangan dalam

pembinaan kepala sekolah dan guru di SMP Negeri

Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang; dan

(a). Bagi kepala sekolah dan guru, dapat menambah wawasan

dalam rangka meningkatkan keterampilan manajerial kepala

sekolah dan kinerja guru.

Page 12: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 12/128

 

12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Peneliti menemukan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan

penelitian ini setelah mengadakan studi kepustakaan, di antaranya penelitian

yang dilakukan oleh :

Indiyono (2003), Hubungan Keterampilan Manajerial Kepala Sekolah

dengan Guru Pembimbing pada SMA Negeri di Kabupaten Kendal. Penelitian

ini menyimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara keterampilan

manajerial kepala sekolah dengan kinerja guru pembimbing. Di dalam temuan

tersebut keterampilan hubungan manusia paling banyak kontribusinya dalam

meningkatkan kinerja guru dibandingkan keterampilan konseptual dan

keterampilan teknikal.

Wiharjadi (2000), Hubungan Pembinaan oleh Kepala Sekolah dengan

Kinerja Guru Pembimbing, Studi Deskriptif-Analitik pada Sekolah Menengah

Kejuruan Negeri se Jawa Barat. Penelitian ini menemukan bahwa kinerja guru

sangat bergantung dari pembinaan yang dilakukan kepala sekolah. Dapat pula

dikatakan bahwa semakin baik pembinaan yang dilakukan kepala sekolah

kepada guru SMK, kecenderungannya akan semakin baik pula kinerja yang

ditunjukkan guru.

Setiadi (2002), Hubungan Antara Supervisi Kepala Sekolah dan

Keterampilan Manajerial Kepala Sekolah dengan  Kinerja Guru pembimbing

pada SMU Negeri di Kabupaten Pati. Dari hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa keterampilan manajerial kepala sekolah (keterampilan konseptual,

Page 13: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 13/128

 

13

keterampilan hubungan manusia, dan keterampilan teknikal) memiliki

hubungan yang signifikan terhadap kinerja guru.

Presthus (2006),  A Successful School and its’ Principal Enabling 

Leadership within the Organization. Penelitian ini menemukan bahwa

kemampuan kepala sekolah adalah pondasi dasar untuk keberhasilan sekolah.

Stokking (2003), Developing Performance Standarts of Teacher 

Assessment by policy Capturing . Penelitian ini mengungkapkan bahwa untuk

meningkatkan kinerja guru diperlukan dukungan dari beberapa faktor seperti

kepemimpinan kepala sekolah, kebijakan dinas terkait, serta faktor pendukung

lainnya.

Hasil-hasil penelitian tersebut relevan dengan penelitian ini, akan tetapi

penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya. Hal ini

dikarenakan dalam penelitian ini lebih menekankan pengaruh keterampilan

manajerial kepala sekolah terhadap kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan

Gringsing Kabupaten Batang.

Page 14: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 14/128

 

14

2.2 Pemetaan Hasil Penelitian Terdahulu 

Tabel 2.1

Pemetaan Hasil Penelitian Terdahulu 

No Peneliti Judul Tahun Kesimpulan

1 Wiharjadi

Hubungan Pembinaanoleh Kepala Sekolahdengan Kinerja GuruPembimbing, Studi

Deskriptif-Analitik padaSekolah MenengahKejuruan Negeri seJawa Barat.

2000

Penelitian ini menemukanbahwa kinerja guru sangatbergantung dari pembinaanyang dilakukan kepalasekolah. Dapat pula dikatakanbahwa semakin baik

pembinaan yang dilakukankepala sekolah kepada guruSMK, kecenderungannya akansemakin baik pula kinerja yangditunjukkan guru.

2 Setiadi

Hubungan AntaraSupervisi KepalaSekolah danKeterampilan ManajerialKepala Sekolah dengan Kinerja Gurupembimbing pada SMUNegeri di KabupatenPati..

2002

Dari hasil penelitian inimenunjukkan bahwaketerampilan manajerialkepala sekolah (keterampilankonseptual, keterampilanhubungan manusia, danketerampilan teknikal) memiliki

hubungan yang signifikanterhadap kinerja guru

3 Indiyono 

Hubungan KeterampilanManajerial KepalaSekolah dengan GuruPembimbing pada SMANegeri di Kabupaten Kendal  

2003 

Di dalam temuan tersebutketerampilan hubunganmanusia paling banyakkontribusinya dalammeningkatkan kinerja gurudibandingkan keterampilankonseptual dan keterampilanteknikal 

4 Stokking

Developing Performance 

Standarts of Teacher Assessment by policy Capturing .

2003

Penelitian ini mengungkapkanbahwa untuk meningkatkankinerja guru diperlukan

dukungan dari beberapa faktorseperti kepemimpinan kepalasekolah, kebijakan dinasterkait, serta faktor pendukunglainnya.

5 Presthus

A Successful School and its’ Principal Enabling Leadership within the Organization.

2006

Penelitian ini menemukanbahwa kemampuan kepalasekolah adalah pondasi dasaruntuk keberhasilan sekolah.

Page 15: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 15/128

 

15

2.3. Kerangka Dasar Teoritik

2.3.1 Kepala Sekolah 

Kepala sekolah berasal dari dua kata yaitu “Kepala” dan “Sekolah” kata

kepala dapat diartikan ketua atau pemimpin dalam suatu organisasi atau

sebuah lembaga. Sedang sekolah adalah sebuah lembaga di mana menjadi

tempat menerima dan memberi pelajaran. Jadi secara umum kepala sekolah

dapat diartikan pemimpin sekolah atau suatu lembaga di mana temapat

menerima dan memberi pelajaran. Wahjosumidjo (2007:83) mengartikan

bahwa: “Kepala sekolah adalah seorang tenaga fungsional guru yang diberi

tugas untuk memimpin suatu sekolah di mana diselenggarakan proses belajar

mengajar, atau tempat di mana terjadi interaksi antara guru yang memberi

pelajaran dan murid yang menerima pelajaran. Sementara Rahman dkk

(2006:106) mengungkapkan bahwa “Kepala sekolah adalah seorang guru

(jabatan fungsional) yang diangkat untuk menduduki jabatan struktural (kepala

sekolah) di sekolah”. 

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 28 Tahun 2010

BAB I pasal 1 menyatakan bahwa :

Kepala sekolah/madrasah adalah guru yang diberi tugas tambahan

untuk memimpin Taman Kanak-Kanak/Raudhotul Athfal (TK/RA), Taman

Kanak-Kanak Luar Biasa (TKLB), Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI),

Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah

Tsanawiyah (SMP/MTs), Sekolah Menengah Pertama Luar biasa (SMPLB),

sekolah menengah atas/madrasah aliyah (SMA/MA), Sekolah Menengah

Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK), atau Sekolah Menengah

Page 16: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 16/128

 

16

atas Luar Biasa (SMALB) yang bukan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI)

atau yang tidak dikembangkan menjadi Sekolah Bertaraf Internasional (SBI).

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

kepala sekolah adalah sorang guru yang mempunyai kemampuan untuk

memimpin segala sumber daya yang ada pada suatu sekolah sehingga dapat

didayagunakan secara maksimal untuk mencapai tujuan bersama.

Jadi profesionalisme kepemimpinan kepala sekolah berarti suatu

bentuk komitmen para anggota suatu profesi untuk selalu meningkatkan dan

mengembangkan kompetensinya yang bertujuan agar kualitas

keprofesionalannya dalam menjalankan dan memimpin segala sumber daya

yang ada pada suatu sekolah untuk mau bekerja sama dalam mencapai tujuan

bersama.

Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling

berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Untuk itu kepala sekolah

harus mengetahui tugas-tugas yang harus ia laksankan. Adapun tugas-tugas

dari kepala sekolah seperti yang dikemukakan Wahjosumidjo (2007:97)

adalah:

(1). Kepala sekolah bekerja dengan dan melalui orang lain. 

Kepala sekolah berperilaku sebagai saluran komunikasi di lingkungan sekolah.

(2). Kepala sekolah bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan. Kepala

sekola bertindak dan bertanggungjawab atas segala tindakan yang dilakukan

oleh bawahan. Perbuatan yang dilakukan oleh para guru, siswa, staf, dan

orang tua siswa tidak dapat dilepaskan dari tanggung jawab kepala sekolah

(3). Dengan waktu dan sumber yang terbatas seorang kepala sekolah harus

mampu menghadapi berbagai persoalan. Dengan segala keterbatasan,

Page 17: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 17/128

 

17

seorang kepala sekolah harus dapat mengatur pemberian tugas secara cepat

serta dapat memprioritaskan bila terjadi konflik antara kepentingan bawahan

dengan kepentingan sekolah.

(4). Kepala sekolah harus berfikir secara analitik dan konsepsional. Kepala sekolah

harus dapat memecahkan persoalan melalui satu analisis, kemudian

menyelesaikan persoalan dengan satu solusi yang feasible. Serta harus dapat

melihat setiap tugas sebagai satu keseluruhan yang saling berkaitan.

(5). Kepala sekolah adalah seorang mediator atau juru penengah. Dalam

lingkungan sekolah sebagai suatu organisasi di dalamnya terdiri dari manusia

yang mempunyai latar belakang yang berbeda-beda yang bisa menimbulkan

konflik untuk itu kepala sekolah harus jadi penengah dalam konflik tersebut.

(6). Kepala sekolah adalah seorang politisi. Kepala sekolah harus dapat

membangun hubungan kerja sama melalui pendekatan persuasi dan

kesepakatan (compromise ). Peran politis kepala sekolah dapat berkembang

secara efektif, apabila: (1) dapat dikembangkan prinsip jaringan saling

pengertian terhadap kewajiban masing-masing, (2) terbentuknya aliasi atau

koalisi, seperti organisasi profesi, OSIS, Komite Sekolah , dan sebagainya; (3)

terciptanya kerjasama (cooperation) dengan berbagai pihak, sehingga aneka

macam aktivitas dapat dilaksanakan.

(7). Kepala sekolah adalah seorang diplomat. Dalam berbagai macam pertemuan

kepala sekolah adalah wakil resmi sekolah yang dipimpinnya.

(8). Kepala sekolah mengambil keputusan-keputusan sulit. Tidak ada satu

organisasi pun yang berjalan mulus tanpa problem. Demikian pula sekolah

sebagai suatu organisasi tidak luput dari persoalan dan kesulitan-kesulitan.

Page 18: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 18/128

 

18

Dan apabila terjadi kesulitan-kesulitan kepala sekolah diharapkan berperan

sebagai orang yang dapat menyelesaikan persoalan yang sulit tersebut.

2.3.2. Keterampilan Manajerial Kepala Sekolah

Berbicara mengenai kualitas sumber daya manusia, pendidikan

memegang peran yang sangat penting dalam proses peningkatan kualitas

sumber daya manusia. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan proses

yang terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia

itu sendiri, agar mutu tetap terjaga dan agar proses peningkatan kualitas tetap

terkontrol, maka harus ada standar yang diatur dan disepakati secara nasional

untuk dijadikan indikator evaluasi keberhasilan. Pemikiran ini mendorong

munculnya pendekatan baru, yaitu pengelolaan peningkatan mutu pendidikan

masa mendatang harus berbasis sekolah sebagai institusi paling depan dalam

kegiatan pendidikan atau sering disebut school based management .

Manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah merupakan alternatif baru

dalam pengelolaan pendidikan yang lebih menekankan kepada kemandirian

dan kreatifitas sekolah yang dipimpin oleh manajer yang disebut kepala

sekolah.

Seorang manajer dituntut mempunyai keterampilan agar dapat

meyakinkan fungsi-fungsi manajemen yang diperlukan untuk mencapai tujuan

organisasi. Menurut Yukl (2007: 8), kepemimpinan manajerial dapat

didefinisikan sebagai suatu proses untuk mempengaruhi orang lain untuk

memahami dan setuju dengan apa yang perlu dilakukan, dan bagaimana tugas

itu dilakukan secara efektif, serta proses untuk memfasilitasi upaya individu

dan kolektif untuk mencapai tujuan bersama.

Page 19: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 19/128

 

19

Kepemimpinan merupakan bagian penting dari manajemen, tetapi tidak

sama dengan manajemen. Kepemimpinan merupakan kemampuan yang

dimiliki seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar bekerja untuk

mencapai tujuan yang diharapkan. Dalam memimpin kelompoknya seorang

pemimpin mempunyai kewajiban menolong kelompok itu dengan sepenuh

kemampuannya dalam mencapai tujuan secara efektif. Pemimpin dalam hal ini

bukan hanya berada di belakang kelompoknya tetapi harus mampu

mendorong dan memberi semangat untuk membangkitkan gairah kerja dalam

mencapai tujuan. Pemimpin di depan harus mampu mempermudah mencapai

tujuan organisasi.

Menurut Hersey dalam Wahjosumidjo (2007: 101), agar seorang kepala

sekolah secara efektif dapat melaksanakan fungsinya sebagai manajer, kepala

sekolah harus memahami dan mampu mewujudkan nilai-nilai yang terkandung

dalam keterampilan manajerial ke dalam tindakan atau perilakunya, yaitu:

(1) Technical Skills 

(a). Menguasai pengetahuan tentang metode, proses, prosedur, dan teknik

untuk melaksanakan kegiatan khusus; dan

(b). Kemampuan untuk memanfaatkan serta mendayagunakan sarana dan

peralatan yang diperlukan dalam mendukung kegiatan yang bersifat

khusus tersebut.

(2) Human Skills  

(a) Kemampuan untuk memahami perilaku manusia dan proses kerja sama;

(b) Kemampuan untuk memahami isi hati, sikap, dan motif orang lain,

mengapa mereka berkata dan berperilaku;

(c) Kemampuan untuk berkomunikasi secara jelas dan efektif;

Page 20: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 20/128

 

20

(d) Kemampuan menciptakan kerja sama yang efektif, kooperatif, praktis, dan

diplomatis; serta

(e) Mampu berperilaku yang dapat diterima.

(3) Conceptual Skills  

(a) Kemampuan analisis;

(b) Kemampuan berpikir rasional;

(c) Ahli atau cakap dalam berbagai macam konsepsi;

(d) Mampu menganalisis berbagai kejadian serta mampu memahami

berbagai kecenderungan;

(e) Mampu mengantisipasikan perintah; dan

(f) Mampu mengenali macam-macam kesempatan dan problem-problem

sosial.

Wahjosumidjo (2007: 100), menyatakan bahwa setiap organisasi pada

umumnya terdapat tiga tingkatan dalam manajemen, yaitu manajemen tingkat

atas (top management ), manajemen tingkat menengah (middle management ),

dan manajemen tingkat bawah (low management ). Untuk manajer tingkat

bawah dituntut adanya penguasaan keterampilan teknis yang dominan

sedangkan pada tingkatan yang semakin tinggi pemimpin makin banyak

memerlukan keterampilan konseptualnya. Walaupun begitu seorang pemimpin

harus mempunyai keterampilan dalam hubungannya dengan manusia lain

(human skills ). Keadaan tersebut digambarkan dalam bentuk sebagai berikut:

Page 21: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 21/128

 

21

Gambar 2. 1.

Tiga keterampilan manajerial sesuai dengan tingkat kedudukan manajer dalamorganisasi (Wahjosumidjo, 2007: 100)

ConceptualSkills  

Human Skills  

Technical Skills  

Pendapat lain yang dikemukakan oleh Winardi (2000: 39), ketiga

keterampilan diperlukan di dalam manajemen. Keterampilan teknis sangat

penting artinya pada tingkatan manajemen lebih rendah, tetapi hal tersebut

makin berkurang artinya sewaktu kita bergerak ke atas pada peringkat-

peringkat manajemen yang lebih tinggi. Keterampilan konseptual lebih penting

sewaktu orang meningkat pada peringkat manajemen. Makin tinggi orang

dalam hierarki, makin terlibat orang dalam keputusan-keputusan jangka

panjang, yang dapat mempengaruhi bagian terbesar dari organisasi yang

bersangkutan atau seluruh organisasi. Keterampilan hubungan manusia

secara sama diperlukan untuk semua tingkatan. Manajer puncak, manajer

menengah, dan manajer tingkat bawah berhadapan dan bekerjasama dengan

manusia dalam mencapai tujuan. Maka penghargaan terhadap manusia

penting untuk semua tingkatan.

Keterampilan manajerial kepala sekolah dalam organisasi sekolah

berarti kemampuan kepala sekolah dalam melaksanakan tugas berdasarkan

kompetensi pekerjaan dengan mendorong, mempengaruhi, membimbing,

mengarahkan, menggerakkan orang lain yang ada hubungannya dengan

pelaksanaan dan pengembangan pendidikan, serta pengajaran. Sedangkan

Top Manager 

 Middle Manager 

 Low Manager 

Page 22: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 22/128

 

22

kepala sekolah yang kompeten berarti menguasai kecakapan kerja atau

keahlian sesuai dengan bidang kerja yang bersangkutan.

(a) Keterampilan Konseptual

Keterampilan konseptual dalam organisasi pendidikan adalah

kemampuan yang dimiliki oleh administrator sekolah untuk melihat

lingkungan sekolah dan program sekolah sebagai suatu keseluruhan,

kemampuan menjalankan secara efektif setiap komponen sekolah, program

pendidikan sebagai suatu sistem pengajaran dan berfungsi

mengorganisasikan manusia. Yukl (2007: 233), mengatakan bahwa

keterampilan konseptual meliputi kemampuan analitis, berpikir logis,

membentuk konsep, pemikiran yang induktif, dan pemikiran deduktif.

Pendapat lain dikemukakan oleh Winardi (2000: 39), bahwa

keterampilan konseptual adalah kemampuan untuk memahami dan

merangkum semua aktivitas dan kepentingan-kepentingan organisasi yang

bersangkutan.

Keterampilan konseptual dalam bidang pendidikan adalah

kemampuan yang dimiliki sekolah untuk melihat kemampuan yang dimiliki

oleh administrator sekolah meliputi kemampuan mendiagnosa

permasalahan sekolah, memecahkan masalah, merencanakan perilaku,

mengkoordinasi kegiatan sekolah, mengevaluasi kegiatan,

mengembangkan kurikulum, dan mengembangkan staf untuk mencapai

tujuan sekolah.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

keterampilan konseptual merupakan keterampilan untuk merencanakan,

menentukan strategi, mendiagnosa permasalahan sekolah, mengkoordinasi

Page 23: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 23/128

 

23

kegiatan, mengevaluasi kegiatan, mengembangkan kurikulum, dan

mengembangkan staf untuk mencapai tujuan sekolah yang semuanya itu

harus menguatkan fungsi pengorganisasian.

Pengorganisasian di lembaga pendidikan, kepala sekolah yang

harus bertanggungjawab untuk mengorganisasikan stafnya, tugas-tugas,

dan memberi bantuan dalam menentukan cara yang akan memudahkan

pencapaian tujuan sekolah, termasuk pengorganisasian program yang ada

di sekolah. Untuk mengetahui sejauh mana pengorganisasian oleh kepala

sekolah dapat dilaksanakan atau tujuan dapat dicapai maka kepala sekolah

secara periode tertentu hendaknya mengadakan evaluasi.

(b) Keterampilan Hubungan Manusia

Keterampilan hubungan manusia diperlukan pada semua tingkatan

manajer dalam organisasi, baik manajer perusahaan maupun administrator

pendidikan. Winardi (2000: 39), mengartikan keterampilan hubungan

manusia sebagai kemampuan untuk bekerja dengan dan memahami orang-

orang. Untuk dapat memanajemen orang-orang secara efektif, maka para

manajer perlu berpartisipasi secara efektif dengan pihak lain. Pendapat lain

dikemukakan oleh Yukl (2007: 235), bahwa kecerdasan antar pribadi

meliputi pengetahuan mengenai perilaku manusia dan proses kelompok,

kemampuan untuk mengerti perasaan, sikap, dan motivasi dari orang lain,

serta kemampuan untuk mengkomunikasikan dengan jelas dan persuasif.

Yukl (2007: 62) mengemukakan profil perilaku kepemimpinan antara

lain: (1) pertimbangan dan (2) struktur memprakarsai.

(1) Pertimbangan. Pemimpin bertindak dalam cara yang bersahabat dan

mendukung, memperlihatkan perhatian terhadap bawahan, dan

Page 24: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 24/128

 

24

memperhatikan kesejahteraan mereka. Contohnya meliputi melakukan

kebaikan kepada bawahan, meluangkan waktu untuk mendengarkan

permasalahan bawahan, mendukung atau berjuang bagi bawahan,

berkonsultasi dengan bawahan mengenai hal penting sebelum

dilaksanakan, bersedia menerima saran dari bawahan, dan

memperlakukan bawahan sebagai sesamanya; dan

(2) Strutur memprakarsai (initiating structure ). Pemimpin menentukan dan

membuat struktur perannya sendiri dan peran bawahan ke arah

pencapaian tujuan formal. Contohnya meliputi mengkritik pekerjaan

yang buruk, menekankan pentingnya memenuhi tepat waktu,

menugaskan bawahan, mempertahankan standar kinerja tertentu,

meminta bawahan untuk mengikuti prosedur standar, dan

menawarkan pendekatan baru terhadap masalah, dan

mengkoordinasikan aktivitas para bawahan yang berbeda-beda.

Kesimpulan yang dapat diambil dari jabaran di atas bahwa

keterampilan hubungan manusia merupakan kemampuan untuk

memahami manusia secara individu dan kelompok, kemampuan

bekerja sama, berkomunikasi, memberikan inovasi kepada bawahan,

serta membangun keputusan agar dapat meningkatkan kinerja dalam

upaya mencapai tujuan organisasi. Kaitannya dengan dunia pendidikan

dapat disimpulkan bahwa keterampilan hubungan manusia dalam

bidang pendidikan adalah kemampuan administrator sekolah untuk

menciptakan komunikasi yang harmonis dengan personil sekolah,

memotivasi, mengembangkan sikap, moral dan menyelesaikan konflik,

mengetahui kebutuhan manusia, serta mengembangkan sumber daya

Page 25: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 25/128

 

25

manusia agar dapat meningkatkan unjuk kerja guru untuk mencapai

tujuan sekolah.

Perilaku hubungan manusia yang dilakukan oleh kepala sekolah

berdasarkan pendapat di atas meliputi: (1) Menjalin hubungan kerja

sama dengan para guru agar tujuan sekolah dicapai dengan mudah; (2)

Membangun semangat atau memotivasi kerja guru agar dapat berhasil

dalam menyelesaikan tugas; (3) Menjalin komunikasi dengan para

guru, agar program sekolah dipahami secara baik oleh guru; (4)

Menciptakan kerja sama yang efektif dan kooperatif dengan para guru

sebagai upaya untuk memperlancar pelaksanan tugas guru; (5)

Mengikutsertakan para guru dalam merumuskan pengambilan

keputusan; (6) Menyelesaikan konflik di sekolah; (7) Memberikan

bimbingan dan bantuan dalam menyelesaikan tugas guru, sebagai

upaya untuk memperlancar pelaksanaan tugas guru dalam proses

belajar mengajar; dan (8) Memperhatikan kesejahteraan guru.

(c) Keterampilan Teknis

Yukl (2007: 232), menyatakan bahwa keterampilan teknis

meliputi pengetahuan tentang metode, proses, dan perlengkapan untuk

melakukan aktivitas khusus dari unit organisatoris manajer itu.

Keterampilan teknis juga meliputi pengetahuan faktual tentang

organisasi (peraturan, struktur, sistem manajemen, dan karakteristik

karyawan), pengetahuan tentang produk, dan jasa organisasi

(spesifikasi teknis, kekuatan, dan keterbatasan). Menurut Winardi

(2000: 39), keterampilan teknis merupakan kemampuan untuk

Page 26: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 26/128

 

26

menggunakan alat-alat, prosedur-prosedur, atau teknik-teknik bidang

khusus yang terspesialisasi.

Teknik ini pada garis besarnya dapat digolongkan menjadi dua

yaitu teknik yang berkaitan dengan proses belajar mengajar dan teknik

yang berkaitan dengan teknik ketatausahaan.

2.3.3 Kinerja Guru

2.3.3.1 Pengertian Kinerja Guru

Orang bekerja pada hakikatnya untuk memenuhi kebutuhan atas

dorongan tertentu. Kebutuhan manusia dipandang sebagai penggerak

atau pembangkit perilaku, sedangkan tujuan berfungsi mengarahkan

perilaku. Kegiatan bekerja seseorang dalam sebuah institusi kemudian

terwujud ke dalam sebuah rumusan yang disebut kinerja. Termasuk

dalam pengertian ini adalah kinerja guru di satuan pendidikan.

Ada berbagai definisi kinerja yang telah diuraikan oleh beberapa

pakar. Sebagai contoh Laeham dan Wexley dalam Mulyasa (2007: 135),

mendefinisikan kinerja sebagai berikut “performance appraisals are 

crucial to the efectivity management of an organization’s human

resources, and the proper management of human resources is a critical 

variable affecting an organization’s productivity”. 

Pendapat lain dikemukakan oleh Smith dalam Mulyasa (2007:

136), bahwa kinerja adalah ”…output drive from processes, human or 

otherwise ”. Jadi kinerja merupakan hasil atau keluaran dari suatu proses.

Keterkaitan psikologis akan tampak jelas dari dan di dalam kesungguhan

kerja serta tanggung jawab yang tinggi terhadap pelaksanaan pekerjaan

Page 27: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 27/128

 

27

yang dipercayakan. Hal ini juga tidak lepas dengan persoalan kinerja

guru.

Menurut Prabu , (2000:67) Istilah kinerja guru berasal dari

kata job performance/actual permance (prestasi kerja atau prestasi

sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Jadi menurut bahasa

kinerja bisa diartikan sebagai prestasi yang nampak sebagai bentuk

keberhasilan kerja pada diri seseorang. Keberhasilan kinerja juga

ditentukan dengan pekerjaan serta kemampuan seseorang pada bidang

tersebut. Keberhasilan kerja juga berkaitan dengan kepuasan

Kinerja guru akan tercapai dengan baik jika guru tersebut

memiliki kompetensi sebagai seorang guru. Kompetensi dasar guru

dilihat dari kinerja dalam kegiatan belajar mengajar, ini mengandung

makna keterkaitan psikologis dari seseorang terhadap pekerjaannya

yang menjadi tanggungjawabnya.

Sebagaimana yang telah disebutkan dalam pengertian kinerja

bahwa kinerja guru adalah hasil kerja yang terlihat dari serangkaian

kemampuan yang dimiliki oleh seorang yang berprofesi guru.

Kemampuan yang harus dimiliki guru telah disebutkan dalam Undang-

Undang Guru dan Dosen Nmor 14 Tahun 2005 dinyatakan bahwa 

kompetensi guru meliputi kepribadian, pedagogik, professional dan 

social.

Sarimaya dalam Martinis (2010:15) menjelaskan keempat jenis

kompetensi guru beserta sub-kompetensi dan indicator esensi, sebagai

berikut :

Page 28: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 28/128

 

28

(a) Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian merupakan kemampan personal yang

mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan

berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak ulia. Secara

rinci sub-kompetensi tersebut dapt dijabarkan sebagai berkut :

(1) Sub-kompetensi kepribadian yang mantap dan stabil memiliki indikator 

esensial; bertindak sesuai dengan nor hokum; bertindak sesuai dengan

norma social; bangga sebagai guru; dan memliki konsistensi dalam

bertindak sesuai dengan norma.

(2) Sub – kompetensi kepribadian yang dewasa memiliki indikator esensial;  

menampilakan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidikan dan

memiliki etos kerja sebagai guru

(3) Sub  – kompetnsi kepribadian yang arif memiliki indikator esensial;  

menampilkan tindakan yang didasarkan pada pemanfaatan peserta

didik, sekolah dan masyarakat serta menunjukan keterbukaan dalam

berfikir dan bertindak.

(4) Sub-kompetensi keprbadian yang berwibawa memiliki indikator esensial;  

memiliki perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik dan

memiliki perilaku yang disegani.

(5) Sub-kompetensi akhlak mulia dan dapat menjadi teladan memiliki

indikator esensial;  bertindak sesuai dengan norma religious (iman dan

taqwa, jujur dan ikhlas, suka menolong) dan memilii perilaku yang

diteladani peserta didik.

Page 29: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 29/128

 

29

(6) Sub-kompetensi evaluasi diri dan pengembangan diri memiliki indikator 

esensial;  memiliki kemampuan untuk berintrospeksi, dan mampu

mengembangkan potensi diri secara optimal.

(b) Kompetensi Paedagogik

Kompetensi paedagogik meliputi pemahaman terhadap peserta didik,

perencanaan dan pelaksanan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan

pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi

yang dimilikinya. Secara rinci setiap Sub-kompetensi dijabarkan menjadi

indicator esensial; sebagai berikut:

(1) Sub-kompetensi memahami peserta didik secara mendalam memiliki

indicator esensial;  memahami peserta didik dengan memanfaatkan

prinsip-prinsip perkembangan kognitif; memahami peserta didik dengan

memanfaatkan prinsip-prinsp kepribadian; dan mengidentifikasi bekal

ajar awal peserta didik.

(2) Merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidikan

untuk kepentingan pembelajaran. Sub-kompetensi ini memiliki indicator 

esensial; memahami landasan kependidikan; menerapkan teori belajar

dan pembelajaran; menentukan strategi pembelajaran berdasarkan

karakteristik peserta didik, kompetensi yang ingin dicapai, dan materi

ajar; serta menyusun rangcangan pembelajaran berdasarkan strategi

yang dipilih.

(3) Sub-kompetensi melaksanakan pembelajaran memiliki indicator 

esensial;  menara latar (setting ) pembelajaran; dan melaksanakan

pembelajaran yang kondusif.

Page 30: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 30/128

 

30

(4) Sub-kompetensi merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran

memiliki indicator esensial;  merancang dan melaksanakan evaluasi

(assessment ) proses dan hasil belajar secara berkesinambungan

dengan berbagai metode; menganalisis hasil evaluasi proses dan hasil

belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar (mastery learning );

dan memanfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk perbaikan

kualitas program pembelajaran secara umum.

(5) Sub-kompetensi mengembangkan peserta didik untuk

mengaktualisasikan berbagai potensinya memiliki indicator esensial;  

memfasilitasi peserta didik untuk pengembangan berbagai potensi

akademik; dan memfasilitasi pesera didik untuk mengembangan

berbagai potensi non akademik.

(c) Kompetensi professional

Kompetensi professional merupakan penguasaan materi pembelajaran

secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi

kurikulum atau pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang

menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan

methodology keilmuan. Setiap Sub-kompetensi tersebuat memliki

indicator esensial sebagai berikut:

(1) Sub-kompetensi menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan

bidang studi memiliki indicator esensial; memahami materi ajar yang

ada dalam kurikulum sekolah; memahami struktur, konsep, dan

metode keilmuan yang menaungi atau koheren dengan materi ajar;

memahami hubungan konsep antar mata pelajaran terkait; dan

menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari.

Page 31: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 31/128

 

31

(2)Sub-kompetensi meguasai struktur dan metode keilmuan memiliki

indkator esensial; menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian

kritis untuk memperdalam pegetahuan / materi bidang studi

profesional dalam konteks global.

(d) Kompetensi social

Kompetensi social merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan

bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga

kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.

Kompetensi ini memiliki Sub-kompetensi dengan indicator esensial sebagai

berikut:

(1) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik.

Sub-kompetensi ini memiliki indicator esensial;  berkomunikasi secara

efektif dengan peserta didik.

(2) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efetif dengan sesama

pendidik dan tenaga kependidikan.

(3) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua/wali

peserta didik dan masyarakat sekitar.

Empat kompetensi tersebut kemudian dijabarkan dalam Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional No. 16 Tahun 2007 Tentang Standar

Kompetensi Akademik dan Kompetensi Guru. Standar kompetensi guru

mata pelajaran terdiri dari kompetensi inti guru dan kompetensi guru

mata pelajaran. Pada penelitian ini hanya menjelaskan tentang

kompetensi profesional guru mata pelajaran.

Jadi yang dimaksud kompetensi profesional guru dalam

penelitian ini adalah kemampuan dan wewenang guru dalam

Page 32: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 32/128

 

32

melaksanakan profesinya sebagai guru mata pelajaran. Secara rinci

kompetensi profesional guru mata pelajaran dapat dijelaskan pada

tabel berikut :

Tabel 2. 2

Kompetensi Profesional Guru

No  ASPEK  SUB ASPEK 1  Menguasai materi, struktur,

konsep dan pola pikir yangmendukung mata pelajaranyang diampu 

1.1 Menguasai materi 1.2 Memahami struktur 

1.3 Memahami konsep 1.4 Memahami pola pikir yang mendukungmata pelajaran 

2  Menguasai StandarKompetensi dasar matapelajaran yang diampu 

2.1 Menguasai standar kompetensi matapelajaran yang diampu 

2.2 Memahami kompetensi dasar matapelajaran yang diampu 

2.3 Memahami tujuan pembelajaran matapelajaran yang diampu 

3  Mengembangkan materipelajaran yang diampusecara kreatif 

3.1 Memilih materi mata pelajaran yangdiampu sesuai dengan tingkatperkembangan peserta didik 

3.2 Mengolah materi mata pelajaran yangdiampu secara kreatif sesuai dengantingkat perkembangan peserta didik 

4  Mengembangkankeprofesionalan secaraberkelanjutan denganmelakukan tindakan reflektif 

4.1 Melakukan refleksi terhadap kinerjasendiri secara terus menerus 

4.2 Memanfaatkan hasil refleksi dalamrangka peningkatan keprofesionalan 

4.3 Melakukan penelitian tindakan kelasuntuk meningkatkan keprofesionalan 

4.4 Mengikuti kemajuan zaman denganbelajar dari berbagai sumber 

5  Memanfaatkan teknologiinformasi dan komunikasiuntuk pengembangan diri

5.1 Memanfaatkan teknologi informasidan komunikasi dalam berkomunikasi 5.2 Memanfaatkan teknologi informasi

dan komunikasi untuk pengembangandiri

Menurut Permen 22 tahun 2006 tentang Standar Isi dalam Pedoman

Administrasi Pendidikan (SMP/SMA/SMK), guru bertanggungjawab kepada

kepala sekolah dan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan proses belajar

Page 33: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 33/128

 

33

mengajar secara efektif dan efisien. Guru merupakan satu komponen manusia

dalam proses belajar mengajar, sangat berperan dalam usaha mentransfer ilmu

pengetahuan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang

berkualitas. Guru juga merupakan salah satu unsur di bidang pendidikan yang

berperan aktif dan dapat menempatkan kedudukannya secara proporsional

sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang. Khususnya

setiap guru memikul tanggung jawab membawa siswanya menuju kedewasaan

pada taraf tertentu.

Guru juga harus mempunyai jiwa pengabdian, dituntut untuk bersifat

programatis dan filosofis, memiliki pandangan yang mendasar, mematuhi norma

dan nilai-nilai yang berlaku, serta memiliki semangat membangun. Selain syarat

tersebut di atas seorang guru harus memiliki badan yang sehat, tidak

mempunyai penyakit menular, dan tidak cacat tubuh yang mengganggu

pekerjaannya. Selain itu guru juga harus memiliki kemampuan profesional,

memiliki kepribadian kapasitas intelektual, dan memiliki sifat edukatif sosial.

2.3.3.2. Penilaian Kinerja Guru

Penilaian kinerja merupakan proses organisasi dalam

mengevaluasi kerja dari suatu tugas yang telah dikerjakan. Menilai bukan

untuk mencari yang pandai dan yang bodoh, melainkan bersifat sebagai

evaluasi dari keseluruhan proses kerja. Penilaian kinerja yang baik

mengutamakan pada hubungan kerjasama pimpinan dan bawahan,

menjelaskan apa yang telah dikerjakan dan menghargai prestasi kerjanya.

Salah satu tujuan pegukuran atau penilaian adalah memberikan informasi

pokok tentang evaluasi hasil kerja, yang selanjutnya akan bermanfaat bagi

perkembangan organisasi. Menurut Timpe (2002: 234), penilaian kinerja

Page 34: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 34/128

 

34

harus dilakukan secara adil, tidak memihak, dan harus menggambarkan

kinerja kerja aktual yang akurat. Karena itu untuk memastikan penilaian

yang adil dan akurat, harus ada kepastian bahwa penyebab-penyebab

kinerja sebenarnya dapat dikenali.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penilaian

dapat berguna bagi kepala sekolah dan guru. Bagi kepala sekolah dapat

digunakan untuk mengambil keputusan dan menindaklanjuti hasil

penilaian, menjalin kerja sama dengan guru dalam rangka meninjau

perilaku yang berkaitan dengan guru, kinerja guru, dan menyusun suatu

rencana untuk memperbaiki setiap deviasi agar sesuai dengan patokan

atau standar yang ditetapkan.

Penilaian kinerja yang telah dicapai dapat dijadikan motivasi

dalam meningkatkan kinerja di waktu mendatang sekaligus memperbaiki

kekurangan. Penilaian kinerja guru pada umumnya dilakukan oleh atasan

dalam hal ini kepala sekolah terhadap bawahannya yaitu guru. Dalam

pelaksanaan penilaian tentunya kepala sekolah tidak bisa mengadakan

penilaian menurut keinginannya sendiri, tetapi proses penilaian harus

mengacu pada unsur-unsur yang dinilai dan ditentukan sebelumnya.

Salah satu bentuk yang digunakan yaitu mengukur atau mengadakan

penilaian terhadap perilaku guru, tugas, dan tanggung jawab guru,

sehingga para guru tentunya sudah memahami tugas, tanggung jawab

apa yang harus diselesaikan, dan mengetahui ukuran keberhasilannya.

Artinya guru juga bisa mengukur kinerjanya berdasarkan tugas dan

tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Page 35: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 35/128

 

35

Dale Yoder dalam Hasibuan (2005:25) mendefinisikan

penilaian kinerja sebagai prosedur yang formal dilakukan di dalam

organisasi untuk mengevaluasi pegawai dan sumbangan serta

kepentingan bagi pegawai (Has. Sedangkan menurut Siswanto (2003:

231) penilaian kinerja adalah suatu kegiatan yang dilakukan manajemen

atau penyelia. Penilai untuk menilai kinerja tenaga kerja dengan cara

membandingkan kinerja atas kinerja dengan uraian atau deskripsi

pekerjaan dalam suatu periode tertentu biasanya setiap akhir tahun.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No 74 tahun 2008 pasal 52

menyatakan bahwa beban kerja guru mencakup kegiatan pokok: (a.)

merencanakan pembelajaran; (b.) melaksanakan pembelajaran; (c)

menilai hasil pembelajaran; (d) membimbing dan melatih peserta didik;

dan (e) melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan

kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja guru.

Menurut Danim, (2002) kinerja guru sangat penting untuk

diperhatikan dan dievaluasi karena guru mengemban tugas profesional

artinya tugas-tugas hanya dapat dikerjakan dengan kompetensi khusus

yang diperoleh melalui program pendidikan. Guru memiliki tanggung

 jawab yang secara garis besar dapat dikelompokkan yaitu: (1). Guru

sebagai pengajar, (2). Guru sebagai pembimbing dan (3). Guru sebagai

administrator kelas.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan indikator kinerja guru antara lain :

(a) Kemampuan membuat perencanaan dan persiapan mengajar.

(b) Penguasaan materi yang akan diajarkan kepada siswa

(c) Penguasaan metode dan strategi mengajar

Page 36: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 36/128

 

36

(d) Pemberian tugas-tugas kepada siswa

(e) Kemampuan mengelola kelas

(f) Kemampuan melakukan penilaian dan evaluasi.

(g) Membimbing dan melatih peserta didik

(h) Melaksanakan tugas tambahan

Tujuan Penilaian kinerja sangat bermanfaat bagi dinamika

pertumbuhan organisasi secara keseluruhan. Melalui penilaian tersebut,

maka dapat diketahui bagaimana kondisi riil pegawai dilihat dari kinerja

dan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan

keputusan.

2.3.3.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru

Menurut Prabu (2004:67) faktor yang mempengaruhi kinerja guru

adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivision).

(a) Faktor kemampuan

Secara psikologi, kemampuan guru terdiri dari kemampuan potensi

IQ) dan keampuan reality (knowledge + skill). Artinya seorang

guru yang memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi dan sesuai

dengan bidangnya serta terampil dalam mengerjakan pekerjaan

sehari-hari, maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja yang

diharapkan.

Oleh karena itu, pegawai perlu ditetapkan pada pekerjaan yang

sesuai dengan keahliannya. Dengan penempatan guru yang sesuai

dengan bidangnya akan dapat membantu dalam efetivitas suatu

pembelajaran.

Page 37: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 37/128

 

37

(b) Faktor motivasi

Motivasi terbentuk dari sikap seorang guru dalam

menghadapi situsi kerja. Motivasi merupakan kondisi yang

menggerakkan seseorang yang terarah untuk mencapai tujuan

pendidikan.

C. Meclelland dalam Anwar Prabu (2000:68) berpendapat

bahwa .ada hubungan yang fositif antara motif berprestasi

dengan pencapaian kinerja..

Guru sebagai pendidik memiliki tugas dan tanggung

 jawab yang berat. Guru harus menyadari bahwa ia harus

mengerjakan tugasnya tersebut dengan sungguh-sungguh,

bertanggung jawab, ikhlas dan tidak asal-asalan, sehingga

siswa dapat dengan mudah menerima apa saja yang

disampaikan oleh gurunya. Jika ini tercapainya maka guru akan

memiiki tingkat kinerja yang tinggi.

Selanjutnya MeClelland mengemukakan 6 krakteristik

dari guru yang memiliki motif berprestasi tinggi Yaitu:

(1) Memiliki tanggung jawab pribadi tinggi

(2) Berani mengambil resiko

(3) Memiliki tujuan yang realistis

(4) Memanfaatkan rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang

untuk merealisasi tujuannya.

(5) Memanfaatkan umpan balik yang kongkret dalam seluruh

kegiatan kerja yang dilakukannya.

Page 38: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 38/128

 

38

(6) Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang

telah diprogramkan.

2.4. Kerangka Pemikiran

2.4.1 Pengaruh Keterampilan Manajerial Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru

Keterampilan manajerial kepala sekolah adalah kemampuan dan

keahlian yang dimiliki kepala sekolah dalam tugas-tugasnya di sekolah meliputi

keterampilan konseptual, keterampilan hubungan manusia, dan keterampilan

teknis. Dalam organisasi sekolah keterampilan manajerial kepala sekolah

berarti kemampuan kepala sekolah dalam melaksanakan tugas berdasarkan

kompetensi pekerjaan dengan mendorong, mempengaruhi, membimbing,

mengarahkan, menggerakkan orang lain yang ada hubungannya dengan

pelaksanaan dan pengembangan pendidikan, serta pengajaran, sedangkan

kepala sekolah yang kompeten berarti menguasai kecakapan kerja atau

keahlian sesuai dengan bidang kerja yang bersangkutan. Keterampilan

managerial ini diharapkan memiliki pengaruh yang besar terhadap kinerja guru

2.4.2 Pengaruh Keterampilan Konseptual Kepala Sekolah terhadap kinerja

guru

Dalam organisasi pendidikan keterampilan konseptual adalah

kemampuan yang dimiliki oleh administrator sekolah untuk melihat lingkungan

sekolah dan program sekolah sebagai suatu keseluruhan, kemampuan

menjalankan secara efektif setiap komponen sekolah, program pendidikan

sebagai suatu sistem pengajaran, dan berfungsi mengorganisasikan manusia.

Keterampilan konseptual ini diharapkan dapat mempengaruhi kinerja guru,

Page 39: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 39/128

 

39

2.4.3. Pengaruh Keterampilan Hubungan Manusia Kepala Sekolah terhadap

Kinerja Guru

Keterampilan hubungan manusia dalam bidang pendidikan adalah

kemampuan administrator sekolah untuk menciptakan komunikasi yang

harmonis dengan personil sekolah, memotivasi, mengembangkan sikap,

moral dan menyelesaikan konflik, mengetahui kebutuhan manusia, serta

mengembangkan sumber daya manusia agar dapat meningkatkan unjuk

kerja guru untuk mencapai tujuan sekolah.

2.4.4. Pengaruh Keterampilan Teknis Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru

Keterampilan teknis adalah kemampuan kepala sekolah dalam

memahami serta cakap dalam menggunakan metode, proses, prosedur, dan

teknik dalam bidang pendidikan. Sebagai kepala sekolah tentunya

berkewajiban membina dan membimbing para guru agar mampu

melaksanakan proses belajar mengajar dengan baik. Kemudian kepala

sekolah berkewajiban mengontrol cara mengajar yang dilakukan oleh para

guru.

2.4.5. Pengaruh Keterampilan Managerial Kepala Sekolah terhadap Kinerja

guru

Keterampilan manajerial kepala sekolah dalam organisasi sekolah

berarti kemampuan kepala sekolah dalam melaksanakan tugas berdasarkan

kompetensi pekerjaan dengan mendorong, mempengaruhi, membimbing,

mengarahkan, menggerakkan orang lain yang ada hubungannya dengan

pelaksanaan dan pengembangan pendidikan, serta pengajaran. Sedangkan

Page 40: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 40/128

 

40

kepala sekolah yang kompeten berarti menguasai kecakapan kerja atau

keahlian sesuai dengan bidang kerja yang bersangkutan.

Kinerja guru adalah perilaku nyata guru SMP Negeri di Kecamatan

Gringsing Kabupaten Batang yang dapat diamati tugas-tugasnya dalam

melaksanakan tugas profesionalnya sehingga dapat meningkatkan prestasi

kerja dan produktifitas kerja yang lebih baik secara efektif dan efisien.

Indikator kinerja guru meliputi :

Keterkaitan antara keterampilan manajerial kepala sekolah sebagai

variabel bebas (X) yang meliputi keterampilan konseptual (X1), keterampilan

hubungan manusia (X2), dan keterampilan teknis (X3), sedangkan kinerja

guru (Y) sebagai variabel terikat. Adapun hubungan variabel penelitian

digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.2Skema Kerangka Pemikiran 

H1

H2 H4 4

H3

Keterampilan

Konseptual KS (X1)

Kinerja Guru

(Y)

Keterampilan Hub.

Manusia KS (X2)

Keterampilan Teknis

KS (X3)

Page 41: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 41/128

 

41

2.5 Hipotesis Penelitian

H 1 : Ho : Ada pengaruh positif keterampilan konseptual Kepala Sekolah

terhadap kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Gringsng

Kabupaten Batang

Ha : Tidak ada pengaruh

H2 : Ho : Ada pengaruh positif keterampilan hubungan manusia kepala

sekolah terhadap kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Gringsng

Kabupaten Batang ;

Ha : Tidak ada pengaruh

H3 : Ho : Ada pengaruh positif keterampilan teknis kepala sekolah terhadap

kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Gringsng Kabupaten Batang

Ha : Tidak ada pengaruh

H4 : Ho : Ada pengaruh positf keterampilan konseptual kepala sekolah ,

keterampilan hubungan manusia kepala sekolah , dan keterampilan

teknis kepala sekolah secara bersama-sama terhadap kinerja guru

SMP Negeri di Kecamatan Gringsng Kabupaten Batang

Ha : Tidak ada pengaruh

Page 42: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 42/128

 

42

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian dapat digolongkan ke dalam 3 (tiga) jenis atau tipe, yaitu

penelitian penjajakan (eksploratif ), penelitian penjelasan (eksplanatori ) dan

penelitian deskripsi ( Singarimbun dan Efendi, 2001: 44).

Penelitian ini dapat dikategorikan ke dalam jenis penelitian eksplanatori

yaitu penelitian yang bertujuan menjelaskan hubungan kausalitas ( sebab

akibat) antara dua variabel atau lebih.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Tata pikir dalam

penelitian ini adalah aksiomatis kausalitas , tiada akibat tanpa sebab dan tiada

sebab tanpa akibat, dalam pelaksanaannya peneliti melakukan manipulasi

terhadap variabel-variabel yang ada. Penelitian termasuk jenis expost facto  

yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui peristiwa yang telah terjadi

dan kemudian menarik ke belakang melalui data untuk menentukan faktor-faktor

yang mendahului atau menemukan sebab-sebab.

Desain penelitian ini ingin menjawab pernyataan melalui analisis terhadap

hubungan antar variabel , faktor-faktor apakah yang secara sistematis

berhubungan dengan kejadian , kondisi atau bentuk-bentuk tingkah laku

tertentu. Kondisi yang dimaksud adalah kinerja guru, sedangkan tingkah laku

yang dimaksud adalah keterampilan managerial kepala sekolah.

Penelitian ini termasuk penelitian survey, karena subjek yang diteliti

berkaitan dengan sikap atau pendapat seseorang atau sekelompok orang

Page 43: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 43/128

 

43

dalam merespon suatu peristiwa atau keadaan yang sedang atau telah

berlangsung, melalui sampel dari populasi yang telah ditentukan.

Pendekatan ini dipilih karena penelitian ini ingin mengumpulkan

informasi yang berbentuk opini dari sejumlah besar orang terhadap topik

tertentu, yaitu mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh keterampilan

manajerial kepala sekolah terhadap kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan

Gringsing Kabupaten Batang.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri Kecamatan Gringsing

Kabupaten Batang. Alasan utama dilaksanakannya penelitian ini di

Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang adalah: pertama, kinerja guru

SMP Negeri di Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang . Kedua, kepala

sekolah SMP Negeri di Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang memiliki

keterampilan yang cukup beragam, baik keterampilan konseptual,

keterampilan hubungan manusia, maupun keterampilan teknis. Oleh

karena itu lokasi ini menarik untuk dilakukan penelitian.

Penelitian ini dilaksanakan dalam rentan waktu tiga bulan.

Penelitian diawali dari bulan Juli dan berakhir bulan September tahun

2011. Dua bulan pertama digunakan untuk menyusun proposal penelitian

beserta pengumpulan data, sedang satu bulan terakhir digunakan untuk

analisis data serta penyusunan laporan penelitian.

Page 44: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 44/128

 

44

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Sugiyono (2010: 117), berpendapat bahwa populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi penelitian ini adalah seluruh

guru yang berjumlah 120 orang dan tersebar di 4 SMP Negeri di

Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang yang didasarkan pada data

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Batang tahun

2011.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2010: 118). Dengan menggunakan rumus

Taro Yamane seperti saduran dari Rahmat dan Ridwan (2000:65) apabila

populasi penelitian sudah diketahui, maka dasar penentuan jumlah

sampel dilakukan dengan menggunakan rumus berikut :

 

Keterangan :

n : Jumlah Sampel

N : Jumlah Populasi

: Presisi yang ditetapkan

Tehnik pengambilan sampel menggunakan metode convenience 

sampling  atau kemudahan, yaitu elmen populasi (orang atau kejadian)

yang datanya mudah dperoleh peneliti dengan tidak terbatas, sehingga

Page 45: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 45/128

 

45

peneliti memiliki kebebasan untuk memlih sampel yang paling cepat dan

murah (Indriantoro 2002:130). Besarnya populasi diketahui sebanyak 120.

Jadi besarnya sampel yang digunakan adalah:

 

 

 

n = 54,5

Berdasarkan perhitungan diatas, maka jumlah sampel yang diambil dalam

penelitan ini adalah guru SMP Negeri di Kecamatan Gringsing

Kabupaten Batang sebenarnya 54,5 tetapi dibulatkan menjadi 55 orang.

Penetapan sampel dengan cara proporsional random sampling atau

sampling acakan yang sederhana ( Nasution, 2002:92) seperti terlihat

pada tabel berikut.

Tabel 3.1

Penentuan jumlah Sampel

No  Sekolah  Populasi  Uraian Penghitungan 

Sampel 

1  SMP Negeri 1 Gringsng  35  36/120x55 = 16,0  162  SMP Negeri 2 Gringsing  26  26/120x55 = 11,9  123  SMP Negeri 3 Gringsing  35  35/120x55 = 16,0  16 4  SMP Negeri 4 Grngsing  24  24/120x55= 11  11 

Jumlah  120  55Keterangan : - angka dua digit di belakang koma ≤ 0,49 dibulatkan ke

bawah ≥ 0,50 dibulatkan ke atas.- Kepala sekolah walaupun guru tidak termasuk dalam sampel

Page 46: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 46/128

 

46

3.4 Jenis Data dan Tehnik Pengumulan Data

3.4.1 Jenis Data

Ada dua (2) data dalam penelitian ini yaitu data primer dan data

sekunder.

3.4.1.1 Data Primer

Dalam penelitian ini sebagai sumber data primer adalah para

responden atau masyarakat yang menjadi bagian/warga sekolah (Kepala

Sekolah dan para guru) yang memberikan persepsi tentang kinerja guru di

SMP yang menjadi obyek-obyek sekolah dalam penelitian.

3.4.1.2 Data Sekunder

Yang dimaksud dengan sumber data sekunder adalah sumber di

mana data tersebut diambil secara tidak langsung. Untuk memperoleh data

sekunder akan diambil dari buku-buku, data guru yang mengikuti

penataran, data guru yang telah bersertifikasi, catatan supervisi guru dari

Kepala SMP Negeri di Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang.

Penelitian ini bersifat non eksperimental dengan menggunakan

metode survei berdasarkan pada metode penelitian kuantitatif

(Sukmadinata, 2005: 53). Penelitian survei dimaksud merupakan upaya

pengumpulan informasi dari sebagian populasi yang dianggap dapat

mewakili populasi tertentu. Dalam penelitian ini survei digunakan untuk

meneliti pengaruh keterampilan manajerial kepala sekolah terhadap

kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang.

Page 47: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 47/128

 

47

3.4.2 Metode Pengumpulan Data

3.4.2.1 Teknik Interview ( wawancara)

Sugiyono ( 2010:194) Wawancara digunakan sebagai teknik

pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan

untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila

peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam

dan jumlah respondennya sedkit/kecil. Sutrisno dalam Sugoyono

(2010:194) mengemukakan bahwa anggapan yang perlu dipegang oleh

peneliti dalam menggunakan metode interview dan juga kuesioner

(angket) adalah sebagai berkut :

(1) Bahwa subyek (responden) adalah orang yang paling tahu tentang

dirinya sendiri.

(2) Bahwa apa yang dinyatakan oleh subyek kepada peneliti adalah

benar dan dapat dipercaya.

(3) Bahwa interpretasi subyek tentang pertanyaan-pertanyaan yang

diajukan peneliti kepadanya adalah sama dengan apa yang

dimaksudkan oleh peneliti.

Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak

terstruktur dan dapat dilakukan melalui tatap muka (tace to face)

maupun dengan menggunakan telepon.

4.4.2.2.Teknik Kuesioner ( Angket)

Menurut Sugiyono ( 2010:199) Kuesioner merupakan teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat

pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

dijawabnya. Kuesioner dapat berupa pertanyaan-pertanyaan tertutup

Page 48: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 48/128

 

48

atau terbuka dapat diberikan kepada responden secara langsung atau

dikirim melalui pos, atau internet.

Menurut Sekarang dalam Sugiyono ( 2010:200)

mengemukakan beberapa prinsip dalam penulisan angket sebagai

teknik pengumpulan data yaitu : prinsip penulisan, pengukuran dan

penampilan fisik.

(1) Prinsip penulisan angket

Faktor-faktor yang menyangkut mengenai prinsip penulisan

angket yaitu : isi dan tujuan pertanyaan, bahasa yang digunakan

mudah , pertanyaan tertutup-negatif positif, pertanyaan tidak

mendua, tidak menanyakan yang sudah lupa, pertanyaan tidak

mengarahkan, panjang pertanyaan dan urutan pertanyaan.

(2) Prinsip pengukuran

Angket yang diberikan kepada responden adalah merupakan

instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur variable

yang akan diteliti. Oleh sebab itu instrumen angket tersebut harus

dapat digunakan untuk mendapatkan data yang valid dan reliable

tentang varibel yang diukur.

(3) Prinsip penampilan fisik angket

Angket sebagai alat pengumpul data akan mempengaruhi

responden atau keseriusan responden dalam mengisi angket.

Angket yang dibuat dikertas buram, akan mendapat respon kurang

menarik bagi responden, dibandingkan angket yang dicetak dalam

kertas yang bagus dan berwarna.

Page 49: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 49/128

 

49

3.5 Variabel Penelitian

Penelitian ini menempatkan keterampilan konseptual (X1),

keterampilan hubungan manusia (X2), dan keterampilan teknis (X3)

sebagai variabel bebas, sedangkan kinerja guru (Y) sebagai variabel

terikat.

3.6. Definisi operasional variabel

Definisi operasional variabel bertujuan untuk menjelaskan makna variabel

yang sedang diteliti. Singarimbun (2004: 46-47) memberikan pengertian

tentang definisi operasional adalah unsur penelitian yang

memberitahukan bagaimana cara mengukur suatu variabel, dengan kata

lain definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan

bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Defininisi operasional

adalah suatu informasi ilmiah yang amat membantu peneliti lain yang

ingin menggunakan variabel yang sama. Lebih lanjut beliau mengatakan :

“dari informasi tersebut akan mengetahui bagaimana caranya pengukuran

atas variabel itu dilakukan”. Dengan demikian peneliti dapat menentukan

apakah prosedur pengukuran yang sama akan dilakukan (diperlukan)

prosedur pengukuran baru. Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa definisi operasional itu harus bisa diukur dan spesifik

serta bisa dipahami oleh orang lain, adapun definisi operasional adalah

sebagai berikut :

Page 50: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 50/128

 

50

3.6.1 Variabel Independen.

Variabel independen dalam penelitian ini ada tiga (3) yakni

Keterampilan konseptual Kepala Sekolah( X1) Keterampilan Hubungan

Manusia Kepala Sekolah (X2) dan Keterampilan Teknis Kepala sekolah

(X3)

3.6.1.1 Keterampilan Konseptual

Keterampilan konseptual adalah kemampuan yang dimiliki oleh

administrator sekolah untuk melihat lingkungan sekolah dan program

sekolah sebagai suatu keseluruhan, kemampuan menjalankan secara

efektif setiap komponen sekolah, program pendidikan sebagai suatu

sistem pengajaran, dan berfungsi mengorganisasikan manusia.

Indikator keterampilan konseptual meliputi: (a) Kemampuan

mendiagnosis permasalahan sekolah; (b) Memecahkan permasalahan

sekolah; (c) Merencanakan perilaku; (d) Mengkoordinasi kegiatan

sekolah; (e) Mengevaluasi kegiatan; (f) Mengembangkan kurikulum, dan

(g) Mengembangkan staf untuk mencapai tujuan sekolah.

3.6.1.2. Keterampilan Hubungan Manusia

Keterampilan hubungan manusia dalam bidang pendidikan

adalah kemampuan administrator sekolah untuk menciptakan

komunikasi yang harmonis dengan personil sekolah, memotivasi,

mengembangkan sikap, moral dan menyelesaikan konflik, mengetahui

kebutuhan manusia, serta mengembangkan sumber daya manusia agar

dapat meningkatkan unjuk kerja guru untuk mencapai tujuan sekolah.

Indikator keterampilan hubungan manusia meliputi: (a) Menjalin

hubungan kerja sama dengan para guru agar tujuan sekolah dicapai

Page 51: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 51/128

 

51

dengan mudah; (b) Membangun semangat atau memotivasi kerja guru

agar dapat berhasil dalam menyelesaikan tugas; (c) Menjalin

komunikasi dengan para guru, agar program sekolah dipahami secara

baik oleh guru; (d) Menciptakan kerja sama yang efektif dan kooperatif

dengan para guru sebagai upaya untuk memperlancar pelaksanaan

tugas guru; (e) Mengikutsertakan para guru dalam merumuskan

pengambilan keputusan; (f) Menyelesaikan konflik di sekolah; (g)

Memberikan bimbingan dan bantuan dalam menyelesaikan tugas guru,

sebagai upaya untuk memperlancar pelaksanaan tugas guru dalam

proses belajar mengajar; dan (h) Memperhatikan kesejahteraan guru.

3.6.1.3 Keterampilan Teknis

Keterampilan teknis adalah kemampuan kepala sekolah dalam

memahami serta cakap dalam menggunakan metode, proses, prosedur,

dan teknik dalam bidang pendidikan.

Indikator keterampilan teknis meliputi: (a) Membimbing guru

dalam melaksanakan tugas proses belajar mengajar; (b) Membimbing

guru dalam proses bimbingan ; dan (c) Pelaksanaan administrasi

sekolah dan pengajaran.

3.6.2. Variabel Dependen

Yang disebut variabel dependen dalam penelitian ini adalah

kinerja guru (Y).

Kinerja Guru adalah kemampuan dan usaha guru untuk melaksanakan

tugas pembelajaran sebaik-baiknya dalam perencanaan program

pengajaran, pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan evaluasi hasil

pembelajaran.

Page 52: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 52/128

 

52

Kinerja guru adalah perilaku nyata guru SMP Negeri di Kecamatan

Gringsing Kabupaten Batang yang dapat diamati tugas-tugasnya

dalam melaksanakan tugas profesionalnya sehingga dapat

meningkatkan prestasi kerja dan produktifitas kerja yang lebih baik

secara efektif dan efisien. Indikator kinerja guru meliputi :

(a) Kemampuan membuat perencanaan dan persiapan mengajar; (b)

Penguasaan materi yang akan diajarkan kepada siswa; (c)

Penguasaan metode dan strategi mengajar ; (d) Pemberian tugas-

tugas kepada siswa; (e) Kemampuan mengelola kelas; (f) Kemampuan

melakukan penilaian dan evaluasi; ( g) Membimbing dan melatih

peserta didik; (h) Melaksanakan tugas tambahan

Untuk menyamakan persepsi dan kesamaan konsep dalam

mengartikan istilah, maka perlu ditegaskan beberapa istilah sebagai

berikut: 

4.7. Skala Pengukuran

Dalam penelitian ini menggunakan skala pengukuran rating scale  

yaitu data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan

dalam pengertian kualitatif (Sugiyono, 2010: 141).

Dalam hal ini responden diberikan alternatif pilihan dalam kategori

 jawaban:

5 = sangat baik

4 = baik

3 = netral

2 = tidak baik

1 = sangat tidak baik

Page 53: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 53/128

 

53

4.8. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

4.8.1. Uji Validitas Instrumen 

Menurut Ghozali (2007:45), uji validitas (uji kesahihan) adalah

suatu alat yang digunakan untuk mengukur sah/ valid tidaknya suatu

kuesioner. Kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner

mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner.

Untuk mengukur validitas dalam penelitian ini melakukan korelasi antar

skor butir pertanyaan dengan total skor konstruk atau variabel. Uji

validitas yang dilihat dari output SPSS. Kriteria pengambilan keputusan

untuk validitas adalah ditentukan apabila jika r hitung> r tabel dan nilai

positif, maka butir atau pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan

valid. Dalam penelitian ini dibantu dengan program SPSS, dimana nilai r

hitung ditunjukkan dengan nilai Corrected Item Total Correlation 

(Ghozali, 2007).

Sedangkan nilai r tabel dinyatakan dengan rumus df = n – k – 1 .

Tabel 3.2.

Hasil Uji Validitas Keteramplan Konseptual Kepala Sekolah (X1)

Item No r-hitung r-tabel KesimpulanSoal 1 0.427 0,266 Valid Soal 2 0.333 0,266 Valid 

Soal 3 0.275 0,266 Valid Soal 4 0.480 0,266 ValidSoal 5 0.539 0,266 ValidSoal 6 0.288 0,266 Valid Soal 7 0.716 0,266 Valid Soal 8 0.700 0,266 Valid Soal 9 0.815 0,266 Valid Soal 10 0.765 0,266 Valid Soal 11 0.717 0,266 Valid Soal 12 0.651 0,266 Valid 

Sumber: data primer yang diolah, tahun 2011

Page 54: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 54/128

 

54

Untuk mengetahui soal valid dan tidak valid dapat dilihat

nilai rhitung dibandingkan dengan tabel corelation produk moment  

untuk dk (Derajat Kebebasan) = n-1 = 55 -1 = 54 untuk alfa 5%

adalah 0,266. Jika rhitung > rtabel maka soal tesebut valid dan

sebaliknya. Pada tabel di atas dapat dilihat nilai pada kolom

Corrected Item-Total Correlation  dibandingkan dengan rtabel. 

Sehingga soal instrumen dinyatakan valid.

Tabel 3.3.

Hasil Uji Validitas Keteramplan Hubungan Manusia Kepala Sekolah (X2)

Item No r-hitung r-tabel KesimpulanSoal 1 0.587 0,266 Valid Soal 2 0.406 0,266 Valid Soal 3 0.517 0,266 Valid Soal 4 0.755 0,266 Valid Soal 5 0.640 0,266 Valid 

Soal 6 0.507 0,266 Valid Soal 7 0.412 0,266 Valid Soal 8 0.445 0,266 Valid Soal 9 0.395 0,266 Valid Soal 10 0.408 0,266 Valid Soal 11 0.333 0,266 Valid Soal 12 0.541 0,266 Valid Soal 13  0.666 0,266 ValidSoal 14  0.467 0,266 Valid

Sumber: data primer yang diolah, tahun 2011

Untuk mengetahui soal valid dan tidak valid dapat dilihat nilai rhitung 

dibandingkan dengan tabel corelation produk moment  untuk dk

(Derajat Kebebasan) = n-1 = 55 -1 = 54 untuk alfa 5% adalah

0,244. Jika rhitung > rtabel maka soal tesebut valid dan sebaliknya.

Page 55: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 55/128

 

55

Pada tabel di atas dapat dilihat nilai pada kolom Corrected Item- 

Total Correlation dibandingkan dengan rtabel. Sehingga semua soal

instrumen dinyatakan valid.

bel 3.4.

Hasil Uji Validitas Keteramplan Teknik Kepala Sekolah (X3)

Item No r-hitung r-tabel KesimpulanSoal 1 0.430 0,266 Valid Soal 2 0.362 0,266 Valid 

Soal 3 0.471 0,266 Valid Soal 4 0.569 0,266 Valid Soal 5 0.439 0,266 Valid Soal 6 0.421 0,266 Valid Soal 7 0.462 0,266 Valid Soal 8 0.277 0,266 Valid 

Sumber: data primer yang diolah, tahun 2011

Untuk mengetahui soal valid dan tidak valid dapat dilihat nilai rhitung 

dibandingkan dengan tabel corelation produk moment  untuk dk

(Derajat Kebebasan) = n-1 = 55 -1 = 54 untuk alfa 5% adalah

0,244. Jika rhitung > rtabel maka soal tesebut valid dan sebaliknya.

Pada tabel di atas dapat dilihat nilai pada kolom Corrected Item- 

Total Correlation dibandingkan dengan rtabel. Sehingga semua soal

instrumen dinyatakan valid.

Page 56: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 56/128

 

56

Tabel 3.5.

Hasil Uji Validitas Kinerja Guru (Y)

Item No r-hitung r-tabel KesimpulanSoal 1 0.499 0,266 Valid Soal 2 0.529 0,266 Valid Soal 3 0.645 0,266 Valid Soal 4 0.550 0,266 Valid Soal 5 0.540 0,266 Valid Soal 6 0.354 0,266 Valid Soal 7 0.458 0,266 Valid Soal 8 0.480 0,266 Valid 

Soal 9 0.506 0,266 Valid Soal 10 0.763 0,266 ValidSoal 11 0.640 0,266 ValidSoal 12 0.434 0,266 ValidSoal 13 0.428 0,266 Valid Soal 14 0.490 0,266 Valid Soal 15 0.456 0,266 Valid Soal 16 0.727 0,266 Valid Soal 17 0.797 0,266 Valid Soal 18 0.743 0,266 Valid Soal 19 0.649 0,266 Valid Soal 20 0.625 0,266 Valid 

Soal 21 0.570 0,266 Valid Soal 22 0.759 0,266 Valid Soal 23 0.744 0,266 Valid Soal 24 0.637 0,266 Valid 

Sumber: data primer yang diolah, tahun 2011

Untuk mengetahui soal valid dan tidak valid dapat dilihat

nilai rhitung dibandingkan dengan tabel corelation produk moment  

untuk dk (Derajat Kebebasan) = n-1 = 55 -1 = 54 untuk alfa 5%

adalah 0,266. Jika rhitung > rtabel maka soal tesebut valid dan

sebaliknya. Pada tabel di atas dapat dilihat nilai pada kolom

Corrected Item-Total Correlation  dibandingkan dengan rtabel. 

Sehingga semua soal instrumen dinyatakan valid.

Page 57: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 57/128

 

57

4.8.2. Uji Reliabilitas

Uji relibilitas adalah alat uji untuk mengukur kuesione yang merupakan

indikator dari variabel (Ghozali, 2007). Reliabilitas sebenarnya adalah alat

untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel

atau konstruk (Ghozali, 2007: 42). Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau

handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten

atau stabil dari waktu ke waktu. Peneliti melakukan pengujian reliabilitas

untuk mengetahui konsistensi hasil pengukuran variabel. Pengukuran

yang reliabel menunjukkan instrumen sudah dipercaya. Sehingga akan

menghasilkan data yang dapat dipercaya pula. Cara menghitung tingkat

reliabilitas suatu data yaitu dengan menggunakan uji statistik Cronbach 

Alpha  (a). (Ghozali, 2007: 42). Suatu konstruk atau variabel dikatakan

reliabel apabila nilai r Cronbach alpha  >0,60 (Ghozali, 2007). Adapun

perhitungan reliabilitas menggunakan bantuan komputer program SPSS.

Tabel 3.6.Hasil Uji Reliabilitas 

No Variabel KoefisienReliabilitas

Alpha

r-Nunnaly Status

123

4

Keterampilan KonseptualKeterampilan Hubungan ManusiaKeterampilan Teknik

Kinerja Guru

0,8650,8450,724

0,933

0,600,600,60

0,60

ReliabelReliabelReliabel

ReliabelSumber: Jawaban Pertanyaan Variabel diolah, Tahun 2011

Dari tabel 3.6 tersebut dapat disimpulkan bahwa seluruh pertanyaan untuk

variabel penelitian adalah reliabel untuk digunakan sebagai instrumen penelitian,

karena semua r-Alpha lebih besar dari r-Nunnaly (batasan nilai Cronbach Alpha ).

Page 58: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 58/128

 

58

4.9. Uji Asumsi Klasik

4.9.1. Uji Normalitas

Pengujian normalitas data dimaksudkan untuk mengetahui normal

tidaknya distribusi data penelitian. Uji normalitas data penelitian ini

menggunakan uji normalitas “Goodness of Fit ” dari Kolmogorov-Smirnof .

Suatu model regresi memiliki distribusi data normal apabila nilai Asym. Sig 

(2-tailed) lebih besar dari 0,05.

4.9.2. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah kondisi di mana sebaran atau varian

faktor gangguan (disturbance ) tidak konstan sepanjang observasi. Jika

harga X makin besar maka sebaran Y makin lebar atau makin sempit.

Menurut Hanke dan Ritsch dalam Kuncoro (2007: 96), heteroskedastisitas

muncul apabila kesalahan atau residu dari model yang diamati tidak

memiliki varian yang konstan dari satu observasi ke observasi lain.

Permasalahan heteroskedastisitas menyebabkan bias pada variasi dari

standar error , hal ini akan mengakibatkan uji t menjadi bias (tidak dapat

dipercaya), sehingga penaksiran regresi tidak dapat dipakai untuk

mengambil keputusan.

4.9.3. Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah hubungan antar data pada suatu waktu dengan

data pada waktu sebelumnya. Istilah autokorelasi dapat didefinisikan

sebagai korelasi antara serangkaian observasi yang diurutkan waktu (data

deretan waktu) atau ruang (cross- sectional data ) (Setiaji, 2006: 51). Untuk

menghitung ada tidaknya autokorelasi dalam suatu model regresi

digunakan uji Durbin Watson. 

Page 59: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 59/128

 

59

4.9.4. Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas adalah korelasi linier yang perfect  (100 %) atau

eksak di antara variabel penjelas yang dimasukkan ke dalam model

(Setiaji, 2006: 61). Jika di antara variabel penjelas ada yang memiliki

korelasi tinggi maka hal ini mengindikasikan adanya problem

multikolinieritas. Dalam uji multikolinieritas melalui print   out  komputer,

terlihat adanya hasil collinierity   diagnosis  dan coefficient   correlation .

Apabila nilai koefisien korelasi variabel bebas mendekati angka 1,

menunjukkan adanya multikolinieritas. Demikian juga nilai toleransi

mendekati nol, atau nilai inflasi variance (VIF) cenderung besar/mendekati

10.

4.10 Metode Analisis Data

4.10.1. Regresi Linear Berganda

Teknik analisis penelitian menggunakan analisis regresi linear

berganda (multiple regression analysis ). Berdasarkan permasalahan

dan hipotesis yang telah dikemukakan, maka penelitian ini diarahkan

untuk mengetahui pengaruh dari beberapa variabel independen

terhadap variabel dependen. Dengan demikian model analisis dalam

penelitian ini dapat diformulasikan sebagai berikut:

Y = α + ß1X1 + ß2X2 + ß3X3 + e

(Setiaji, 2006: 8)

Page 60: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 60/128

 

60

Keterangan:

α = Konstanta

ß1 ß2 ß3 = Koefisien Regresi

Y = Kinerja Guru

X1 = Keterampilan Konseptual Kepala Sekolah

X2 = Keterampilan Hubungan Manusia Kepala Sekolah

X3 = Keterampilan Teknis Kepala Sekolah

e = disturbance error  

Berdasarkan model regresi tersebut dapat dilakukan beberapa

pengujian statistik, yaitu:

4.10.2 Uji t

Uji t digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh dari

variabel penjelas secara individual dalam menerangkan variasi variabel

terikat (Kuncoro, 2007: 81). Dalam penelitian ini Uji t statistik digunakan

untuk menguji apakah keterampilan konseptual Kepala Sekolah (X1),

keterampilan hubungan manusia Kepala Sekolah (X2), dan keterampilan

teknis Kepala Sekolah (X3) secara parsial berpengaruh terhadap

variabel dependen kinerja guru (Y). Pengujian ini dilakukan dengan

asumsi bahwa variabel-variabel lain adalah nol. Perhitungan nilai t

dengan rumus sebagai berikut:

Sb

bt   

b  = koefisien regresi

Sb = standar error

Page 61: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 61/128

 

61

4.10.3 Koefisien Determinasi (R2)

Menurut Kuncoro (2007: 84), koefisien determinasi pada intinya

mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi

variabel terikat, dalam menentukan besarnya sumbangan prediktor

terhadap kriterium atau peran variabel bebas terhadap variabel terikat.

R2 adalah perbandingan antara variasi dependen (terikat) yang dijelaskan

oleh variasi independen (bebas). Semua variabel di luar model diwadahi

dalam e, jika variabel dalam model hanya menjelaskan 0,2 maka berarti

sebesar 0,8 ditentukan oleh variabel di luar model. Semakin besar ukuran

sampel maka nilai R2 cenderung makin kecil (Setiaji, 2006: 28).

Rumus R2 :

 

  

 

2

2

2

Y Y 

Y Y 

 R  

4.10.4 Sumbangan Prediktor

Sumbangan prediktor digunakan untuk mengetahui berapa

sumbangan (peran) masing-masing variabel bebas. Ada dua jenis

sumbangan, yaitu sumbangan efektif dan sumbangan relatif. Jumlah

sumbangan efektif untuk semua variabel sama dengan koefisien

determinasi, sedangkan jumlah sumbangan relatif untuk semua variabel

bebasnya sama dengan 1 atau 100% (Budiono, 2004: 293). Sumbangan

efektif disajikan dengan SE, dan sumbangan relatif disajikan SR,

terhadap terjadinya regresi linear disajikan dalam bentuk formula sebagai

berikut:

Page 62: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 62/128

 

62

SE (X)% = βx1..n ∙ r yx1…n 

SR (X)% = 2%

 R X SE   

Keterangan:

βx1..n = standar koefisien beta;

ryx1…n = koefisien korelasi antara kriterium dengan prediktor;

R2 = nilai R square.

4.10.5 Uji F

Uji F adalah untuk menguji ketepatan model regresi (Setiaji, 2006:

31). Menurut Kuncoro (2007: 82), Uji F statistik digunakan untuk

mengetahui apakah variabel bebas yang dimasukkan dalam model

mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat.

Dalam penelitian ini variabel bebas yaitu keterampilan konseptual Kepala

Sekolah (X1), dan keterampilan hubungan manusia Kepala Sekolah (X2),

dan keterampilan teknis Kepala Sekolah (X3) secara simultan 

berpengaruh terhadap variabel dependen kinerja guru (Y).

Rumus Uji F yang digunakan seperti yang dikemukakan oleh

Setiaji (2006: 31) sebagai berikut:

k n Rl

lk  RF reg

 / 

2

2

 

k = konstanta.

Jika F hitung sudah lebih besar dari 4, maka model di atas sudah

tepat (fit ) (Setiaji, 2006: 32).

Page 63: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 63/128

 

63

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian

4.1.1 Profil Disdikpora Kabupaten Batang

Dinas Pendidikan Kabupaten Batang merupakan salah satu perangkat

pemerintah Kabupaten Batang yang memiliki tugas pokok dalam

melaksanakan urusan rumah tangga daerah dan tugas pembantuan yang

diberikan Pemerintah Pusat atau Pemerintah Provinsi Jawa Tengah di

bidang pendidikan. Namun sejak awal tahun 2009, tugas pokok dan

pembantuan tersebut tidak hanya pada bidang pendidikan saja namun juga

pada bidang pemuda dan olahraga. Hal ini ditandai dengan peningkatan

beban kerja dan perubahan nama Dinas Pendidikan menjadi Dinas

Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Batang

berdasarkan pada Peraturan Daerah Kabupaten Batang Nomor 3 Tahun

2008 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas

Daerah Kabupaten Batang (Lembaran Daerah Kabupaten Batang Nomor 3

Seri : D No: 2) serta Peraturan Bupati Batang Nomor 26 Tahun 2008 tentang

Tugas Pokok, Fungsi, Uraian Tugas dan Tata Kerja Dinas Pendidikan,

Pemuda dan Olahraga Kabupaten Batang (Berita Daerah Kabupaten Batang

Tahun 2008 Nomor : 26 Seri D No: 5).

4.1.2. Dasar dan Kedudukan

(a) Dasar Pembentukan

Dasar pembentukan kelembagaan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga

Kabupaten Batang adalah:

Page 64: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 64/128

 

64

(1) Undang-undang Nomor 9 Tahun 1965 tentang Pembentukan Daerah

Tingkat II Batang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965

Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

2757);

(2) Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (

Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 60,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3839 );

(3) Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1988 tentang Perubahan

Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Pekalongan, Kabupaten

Daerah Tingkat II Pekalongan dan Kabupaten Daerah Tingkat II

Batang ( Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3381 );

(4) Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan

Pemerintah dan Kewenangan Provinsi Sebagai Daerah Otonomi;

(5) Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2000 tentang Pedoman

Organisasi Perangkat Daerah;

(6) Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknik

Penyusunan Peraturan Perundang-undangan dan Bentuk Rancangan

Peraturan Pemerintah dan Rancangan Keputusan Presiden (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 70);

(7) Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Nomor 50

Tahun 2000 tentang Pedoman Susunan Organisasi dan Tata Kerja

Perangkat Daerah Kabupaten/Kota;

(8) Peraturan Daerah Kabupaten Batang Nomor 1 Tahun 2008 tentang

Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Pemerintah Daerah

Page 65: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 65/128

 

65

Kabupaten Batang (Lembaran Daerah Kabupaten Batang Tahun 2008

Nomor 1 Seri : E Nomor:1);

(9) Peraturan Daerah Kabupaten Batang Nomor 3 Tahun 2008 tentang

Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah

Kabupaten Batang (Lembaran Daerah Kabupaten Batang Nomor 3

Seri : D Nomor: 2);

(10) Peraturan Bupati Batang Nomor 26 Tahun 2008 tentang Tugas Pokok,

Fungsi, Uraian Tugas dan Tata Kerja Dinas Pendidikan Pemuda dan

Olahraga Kabupaten Batang (Berita Daerah Kabupaten Batang Tahun

2008 Nomor : 26 Seri D Nomor :5);

(b) Kedudukan

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Batang

mempunyai kedudukan sebagai Unsur Pelaksana Pemerintah Daerah di

bidang pendidikan, pemuda dan olahraga yang dipimpin oleh seorang

Kepala yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan

bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Dalam

menjalankan tugas pokok dan pembantuan tersebut, Disdikpora Kabupaten

Batang memiliki program kerja sebagai rangkaian kegiatan untuk

mewujudkan langkah-langkah pokok organisasi yang bertanggungjawab,

sesuai urutan waktu dalam setiap kegiatan yang diperlukan untuk mengukur

capaian kinerja serta mengetahui permasalahan-permasalahan yang dapat

dipakai untuk perencanaan selanjutnya dan menentukan tindakan-tindakan

korektif dalam pelaksanaanya.

Page 66: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 66/128

 

66

4.1..3. Tugas Pokok Dan Fungsi Disdikpora

(a) Tugas Pokok

Tugas pokok dari Dinas Pendidikan Kabupaten Batang adalah

melaksanakan urusan rumah tangga Daerah dan tugas pembantuan yang

diberikan Pemerintah Pusat atau Provinsi Jawa Tengah dibidang Pendidikan

sesuai dengan kebijakan Bupati

(b) Fungsi

Dinas Pendidikan Kabupaten Batang mempunyai fungsi :

(1) Perumusan kebijakan teknis, pemberian bimbingan dan pembinaan

dibidang pendidikan sesuai dengan

ketentuan perundang-undangan yang berlaku ;

(2) Perencanaan teknis operasional dan pengembangan unsur-unsur

pendidikan yang menjadi tanggung jawabnya

sesuai dengan kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh Bupati

Batang berdasarkan Peraturan perundang-undangan yang berlaku ;

(3) Pemberian perijinan sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh

Bupati berdasarkan peraturan Perundang-undangan yang berlaku ;

(4) Pengawasan dan pengendalian teknis atas pelaksanaan tugas

pokoknya sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Bupati

berdasarkan peraturan perundang - undangan yang berlaku ;

(5) Menyusun rencana daya tampung TK, SD, SLB, SMP, SMA dan SMK

berdasarkan proyeksi data persekolahan dan rencana kebutuhan

guru serta tenaga kependidikan lainnya dan sarana pendidikan ;

Page 67: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 67/128

 

67

(6) Menyusun rencana kegiatan pembinaan dan pengembangan

pendidikan masyarakat, pembinaan generasi muda dan

keolahragaan dan kebudayaan berdasarkan data dan informasi ;

(7) Pengurusan Tata Usaha Dinas Pendidikan.

4.1.4. Visi Dan Misi Disdikpora Kaupaten Batang

Visi

Terwujudnya Masyarakat Batang Yang Terdidik, Berbudaya, Berkualitas,

Beriman Dan Berakhlak Mulia

Misi

1. Meningkatkan kemampuan akademik, memberdayakan lembaga

pendidikan sekolah dan luar sekolah;

2. Meningkatkan kreatifitas kepemudaan, keolahragaan dan

pengembangan budaya daerah;

3. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang produktif,mandiri,

berdaya saing, berwawasan lingkungan

4.1.5. Struktur Organisasi

Lembaga-lembaga pendidikan yang menjadi kajian penelitian ini berada di

wilayah UPTD Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Batang. Secara

kelembagaan sistem kerja UPTD Dikpora Kabupaten Batang mengacu pada

fungsi bidang masing-masing seperti pada struktur organisasi berikut ini :

Page 68: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 68/128

 

68

Gambar 4.1STRUKTUR ORGANISASI DIKPORA KABUPATEN BATANG

TAHUN 2010/2011

Sumber : Disdikpora Kabupaten Batang Tahun 2011

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Batang dalam

penyelenggaraan operasionalnya mengacu regulasi dari Dinas Pendidikan

Provinsi Jawa Tengah sedangkan di bawah Dikpora salah satunya terdapat UPT

SMP, SMA, SMK yang berfungsi sebagai tangan panjang Dikpora Kabupaten

dalam bidang pelayanan teknis pendidikan di tingkat Sekolah Menengah yang

dipimpin oleh seorang Kepala Sekolah dengan tenaga teknis dilaksanakan oleh

para Pengawas Sekolah yang langsung terjun ke Sekolah Mengenah sebagai

pendamping, pembina sekaligus sebagai supervisor kinerja Sekolah yang

tentunya dengan melibatkan komite sekolah sebagai mitra dalam

penyelenggaraan operasional sekolah agar tujuan dapat tercapai, sedangkan

bidang yang menangani yakni bidang SMP/Dikmen.

(1) Tugas Bidang SMP/Dikmen ( SMP / Pendidikan Menengah )

Mengelola kegiatan pemberian fasilitas bagi SMP, SMA dan SMK untuk

menunjang kelancaran proses pembelajaran secara optimal;

Page 69: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 69/128

 

69

Mengelola kegiatan pengembangan Kurikulum, Kesiswaan, Sarana dan

Prasarana pendidikan, pengendalian tugas-tugas kepengawasan, pemberian

ijin operasional sekolah dan membimbing lembaga pengelola sekolah

swasta, serta melaksanakan evaluasi dan monitoring untuk memperlancar

proses pembelajaran di lingkungan SMP, SMA dan SMK sebagai upaya

peningkatan mutu pendidikan.

(2) Tanggungjawab :

Menyusun program kerja tahunan Subdin;

Menyiapkan bahan untuk pengembangan bidang Kurikulum, Kesiswaan dan

Sarana Prasarana SMP, SMA dan SMK;

Menyiapkan bahan utnuk pelaksanaan dan pelayanan administrasi SMP,

SMA dan SMK di bidang Kurikulum, Kesiswaan dan Sarana Prasarana;

Menyiapkan bahan petunjuk teknis operasional penyelenggaraan SMP, SMA

dan SMK di bidang Kurikulum, Kesiswaan dan Sarana Prasarana;

Penyediaan bahan pengendalian, pembimbingan dan evaluasi kerja SMP,

SMA dan SMK tentang pelaksanaan Kurikulum, Kesiswaan dan Sarana

Prasarana;

Mengkoordinasikan, membimbing dan mengendalikan tugas-tugas

kepengawasan bagi Pengawas SMP, SMA dan SMK;

Menyiapkan bahan dan petunjuk operasional pelaksanaan evaluasi

pembelajaran SMP, SMA dan SMK;

Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan Kurikulum, Pembinaan

Kesiswaan dan pengelolaan Sarana Prasarana;

Menyiapkan bahan dan petunjuk teknis operasional Penerimaan Peserta

Didik;

Page 70: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 70/128

 

70

Menyiapkan bahan pemberian ijin operasional, pendirian dan penutupan

SMP, SMA dan SMK;

Menyusun laporan dan melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.

Kepala Bidang SMP/Dikmen ( SMP / Pendidikan Menengah ) membawahi :

(a) Seksi Kurikulum SMP / Dikmen

(1) Menyusun program kerja tahunan seksi;

(2) Menyusun dan melaksanakan program pengembangan Kurikulum

SMP, SMA dan SMK;

(3) Mengendalikan pelaksanaan dan pelayanan administrasi SMP,

SMA dan SMK dibidang Kurikulum;

(4) Memberikan petunjuk teknis operasional penyelenggaraan SMP,

SMA dan SMK dibidang Kurikulum;

(5) Melaksanakan pengendalian, bimbingan dan evaluasi kinerja SMP,

SMA dan SMK tentang pelaksanaan Kurikulum;

(6) Mengkoordinasi tugas-tugas kepengawasan bagi pengawas SMP,

SMA dan SMK tentang pelaksanaan Kurikulum;

(7) Memberikan petunjuk teknis operasional pelaksanaan evaluasi

pembelajaran SMP, SMA dan SMK;

(8) Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kurikulum;

(9) Menyusun laporan kegiatan seksi;

(10) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

(b) Seksi Kesiswaan SMP / Dikmen

(1) Menyususn program kerja tahunan seksi;

(2) Menyusun dan melaksanakan program pengembangan pembinaan

Kesiswaan SMP, SMA dan SMK;

Page 71: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 71/128

 

71

(3) Mengendalikan pelaksanaan dan pelayanan administrasi

Kesiswaan SMP, SMA dan SMK;

(4) Memeberikan petunjuk teknis operasional penyelenggaraan

pembinaan Kesiswaan SMP, SMA dan SMK;

(5) Melaksanakan pengendalian bimbingan dan evaluasi kinerja SMP,

SMA dan SMK tentang pelaksanaan pembinaan Kesiswaan;

(5) Mengkoordinasi tugas-tugas pembinaan Kesiswaan dengan

lembaga terkait;

(6) Memberikan petunjuk teknis operasional tentang pelaksanaan

penerimaan peserta didik;

(7) Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pembinaan

Kesiswaan;

(8) Menyusun laporan kegiatan seksi;

(9) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

(c) Seksi Sarana dan Prasarana SMP / Dikmen

(1) Menyusun program kerja tahunan Seksi;

(2) Menyusun dan melaksanakan program pengembangan pengelolaan

sarana dan prasarana pendidikan SMP, SMA dan SMK;

(3) Mengendalikan pelaksanaan dan pelayanan administrasi

pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan SMP, SMA dan

SMK;

(4) Memberikan petunjuk teknis operasional pengelolaan sarana dan

prasarana pendidikan SMP, SMA dan SMK;

Page 72: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 72/128

 

72

(5) Melaksanakan pengendalian, bimbingan dan evaluasi kinerja SMP,

SMA dan SMK tentang pelaksanaan pengelolaan sarana dan

prasarana pendidikan;

(6) Mengkoordinasi tugas-tugas pengelolaan sarana dan prasarana

pendidikan dengan lembaga terkait;

(7) Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan dan prasarana

pendidikan;

(8) Menyusun laporan kegiatan seksi;

4.1.6. Kondisi wilayah UPT SMP di Kecamatan Gringsing.

Secara geografis UPT SMP di Kecamatan Gringsing terletak di daerah

pegunungan, daratan pantai pantai yang berbatasan dengan Kabupaten Kendal .

Dari 4 SMP Negeri masing-masing memiliki ciri khas, SMP Negeri 1 Gringsing

berada di Kota Kecamatan Gringsing terletak dekat dengan Kecamatan Weleri

Kabupaten Kendal, siswanya sebagian dari wilayah Weleri, SMP Negeri 2

Gringsing di atas gunung sering di sebut SMP Alas Roban karena terletak di

tengah hutan jati di pegunungan Kecamatan Gringsing, siswanya dari sekitar

Alas Roban, SMP Negeri 3 Gringsing dan SMP Negeri 4 Gringsing terletak

kurang lebih 5 km dari pantai utara Pulau Jawa sehingga banyak siswa-siswinya

berasal dari pesisir pantai Utara

4.1.7. Keadaan Jumlah Guru

Sekolah yang dinamis dan efektif sangat ditentukan pada keseimbangan

 jumlah guru yang mengajar . Banyaknya jumlah guru yang memadai di kelas

sangat menunjang keberhasilan proses pembelajaran aktif di sekolah . dan guru

adalah salah satu komponen yang sangat penting dalam kegiatan belajar

Page 73: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 73/128

 

73

mengajar di kelas. Jumlah guru di Kecamatan Gringsing yang terdiri dari 4 SMP

Negeri sejumah 124 orang.

Tabel 4.1

Rekapitulasi jumlah guru UPT SMP Negeri Kecamatan Gringsing Tahun

2011

NO  NAMA SEKOLAH JUMLAHROMBEL 

KEPALASEKOLAH 

GURU JUMLAH

1  SMP N 1 Gringsing  20  1  35  36

2  SMP N 2 Gringsing  12  1  26  273  SMP N 3 Gringsing  18  1  35  364  SMP N 4 Gringsing  12  1  24  25

JUMLAH  62  4  120  124Sumber Data : UPT SMP Negeri Kecamatan Gringsing Tahun 2011

4.1.8. Kualifikasi Pendidikan Guru

Dari 124 orang guru SMP Negeri di Kecamatan Gringsing Kabupaten

Batang , masih terdapat guru yang berpendidikan Diploma berjumlah 5 orang

atau 4 %. Guru yang berpendidikan S1, berjumlah 117 atau 94,4 % dan

berpendidikan S2 berjumlah 2 orang atau 1,6 %. Berikut ini data tingkat

pendidikan guru SMP Negeri Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang

Tabel 4.2

Tingkat Pendidikan Guru SMP Negeri Kecamatan Gringsing Tahun 2011

Pendidikan 

SMA  D1/D3  D4/S1  S2  Jumlah 

-  5  117  2  124 Sumber Data : UPT SMP Negeri Kecamatan Gringsing Tahun 2011

Dari data tersebut di atas bahwa mayoritas guru SMP di wilayah UPTD

Gringsing berpendidikan S1 dan saat ini ada sebagian yang masih

berpendidikan Diploma akan melanjutkan studi S1 dan S2 baik di perguruan

tinggi negeri maupun swasta.

Page 74: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 74/128

 

74

4.1.9. Sertifikasi Guru

Guru SMP Negeri Kecamatan Gringsing yang telah bersertifikat pendidik

sebanyak 51 orang guru atau 41,1 %. Sertifikat pendidik diperoleh melalui

penilaian portofolio dan PLPG. Para guru yang belum bersertifikat pendidik

karena belum memiliki kualifikasi pendidikan S1 atau belum berusia 50 tahun.

Berikut ini data guru sertifikasi di UPT SMP Negeri Kecamatan Gringsing Tahun

2011.

Tabel 4.3

Data Guru Sertifikasi di UPTD Dikpora Kecamatan GringsingTahun 2011

JumlahGuru 

Sertifikasi  JumlahGuru

Sertifikasi Tahun2006 

Tahun2007 

Tahun2008 

Tahun2009 

Tahun2010 

124 orang  2 orang  4 orang  17 orang  5 orang  23 orang  51 orang Sumber Data : UPT SMP Negeri Kecamatan Gringsing Tahun 2011

4.2. Deskripsi Variabel Penelitian

4.2.1 Deskripsi Data Variabel Keterampilan Konseptual Kepala Sekolah

Dari tanggapan 55 responden terhadap 12 item pertanyaan tentang variabel

Keterampilan Konseptual Kepala Sekolah yang terbagi menjadi tujuh indikator

dengan alternatif lima pilihan jawaban yang meliputi: 5 (sangat baik), 4 (baik), 3

(netral), 2 (tidak baik), dan 1 (sangat tidak baik), didapat hasil sebagai berikut.

1. Kemampuan mendiagnosis permasalahan sekolah;

Berikut ini adalah pandangan responden terhadap keterampilan konseptual

kepala sekolah mengenai kemampuan mendiagnosis permasalahan

sekolah yang dibagi menjadi enam item :

Page 75: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 75/128

 

75

a. Mampu membuat gagasan yang dapat diterima untuk kemajuan sekolah

Tabel 4.4 

Mampu membuat gagasan yang dapat diterima untuk kemajuan

sekolah

Kategori  Frekuensi  Persen  Kumulatif 

Sangat Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Netral  4  7.3 % 7.3 % 

Baik  31  56.4 %  63.6 % 

Sangat Baik  20  36.4 %  100.0 % 

Total  55  100.0 % 

Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 1

Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu 31

responden atau 56,4 % menyatakan baik , sehingga dapat digambarkan

bahwa responden secara umum menyatakan baik bahwa kepala sekolah

mampu membuat gagasan yang dapat diterima untuk kemajuan sekolah

b. Gagasan dan ide-idenya diterima oleh pejabat di tingkat atas

Tabel 4.5 Gagasan dan ide-idenya selalu diterima oleh pejabat di tingkat atas 

Kategori  Frekuensi  Persen  Kumulatif 

Sangat Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Netral  5  9.1 %  9.1 % 

Baik  35  63.6 %  72.7 % 

Sangat Baik  15  27.3 %  100.0 % 

Total  55  100.0 % 

Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 2 

Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu

35 responden atau 63,6 % menyatakan baik , sehingga dapat

digambarkan bahwa responden secara umum menyatakan baik bahwa

gagasan dan ide-idenya bisa diterima oleh pejabat di tingkat atas

Page 76: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 76/128

 

76

c. Senang mencoba konsep-konsep dan prosedur yang baru 

Tabel 4.6 

Senang mencoba konsep-konsep dan prosedur yang baru Kategori  Frekuensi  Persen  Kumulatif 

Sangat Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Netral  3  5.5 %  5.5 % 

Baik  41  74.5 %  80.0 % 

Sangat Baik  11  20.0 %  100.0 % 

Total  55  100.0 % 

Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 3 

Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu

41 responden atau 74,5 % menyatakan baik , sehingga dapat

digambarkan bahwa responden secara umum menyatakan baik hal ini

berarti kepala sekolah sangat senang mencoba konsep-konsep dan

prosedur yang baru

d. Gagasan dan ide-idenya kreatif dan inovatif 

Tabel 4.7 Gagasan dan ide-idenya kreatif dan inovatif 

Kategori  Frekuensi  Persen  Kumulatif 

Sangat Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Netral  9  16.4 %  16.4 % 

Baik  40  72.7 %  89.1 % 

Sangat Baik  6  10.9 %  100.0 % 

Total  55  100.0 % 

Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 4 

Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu 40

responden atau 72,7 % menyatakan baik , sehingga dapat digambarkan

bahwa responden secara umum menyatakan baik hal ini berarti kepala

sekolah memiliki gagasan dan ide-idenya kreatif dan inovatif

Page 77: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 77/128

 

77

e. Mempunyai pengaruh terhadap pembuatan keputusan ditingkat atas

Tabel 4.8 Mempunyai pengaruh terhadap pembuatan keputusan di tingkat atas 

Kategori  Frekuensi  Persen  Kumulatif 

Sangat Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Netral  14  25.5 %  25.5 % 

Baik  36  65.5 %  90.9 % 

Sangat Baik  5  9.1 %  100.0 % 

Total  55  100.0 % 

Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 5 

Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu 36

responden atau 65,5 % menyatakan baik , sehingga dapat digambarkan

bahwa responden secara umum menyatakan baik hal ini berarti kepala

sekolah mempunyai pengaruh terhadap pembuatan keputusan di tingkat

atas

f. Mempunyai pengaruh terhadap orang yang lebih tinggi tingkatnya di

kantor 

Tabel 4.9 Mempunyai pengaruh terhadap orang yang lebih tinggi tingkatnya di kantor 

Kategori  Frekuensi  Persen  Kumulatif 

Sangat Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Netral  6  10.9 %  10.9 % 

Baik  28  50.9 %  61.8 % 

Sangat Baik  21  38.2 %  100.0 % 

Total  55  100.0 % 

Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 6 

Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu 28

responden atau 50,9 % menyatakan baik , sehingga dapat digambarkan

bahwa responden secara umum menyatakan baik hal ini berarti kepala

Page 78: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 78/128

 

78

sekolah mempunyai pengaruh terhadap orang yang lebih tinggi tingkatnya

di kantor

2. Memecahkan permasalahan sekolah;

Berikut ini adalah pandangan responden terhadap keterampilan konseptual

kepala sekolah mengenai memecahkan permasalahan sekolah yang

dibagi menjadi satu item :

a.  Mampu memecahkan masalah dengan cara yang kreatif dan cerdik 

Tabel 4.10 Mampu memecahkan masalah dengan cara yang kreatif dan cerdik 

Kategori  Frekuensi  Persen  Kumulatif 

Sangat Tidak Baik  0  0.0 %  0,0 % 

Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Netral  0  0,0 %  0,0 % 

Baik  23  41.8 %  41.8 % 

Sangat Baik  32  58.2 %  100.0 % 

Total  55  100.0 % 

Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 7 

Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu 32

responden atau 58,2 % menyatakan sangat baik , sehingga dapat

digambarkan bahwa responden secara umum menyatakan sangat baik

hal ini berarti kepala sekolah memiliki kemampuan memecahkan

masalah dengan cara yang kreatif dan cerdik

3.  Merencanakan perilaku 

Berikut ini adalah pandangan responden terhadap keterampilan

konseptual kepala sekolah mengenai merencanakan perilaku yang dibagi

menjadi satu item :

a.  Mampu mengendalikan program sehingga selesai tepat pada

waktunya 

Page 79: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 79/128

 

79

Tabel 4.11 

Mampu mengendalikan program sehingga selesai tepat pada waktunya 

Kategori  Frekuensi  Persen  Kumulatif 

Sangat Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Tidak Baik  1  1.8 %  1.8 % 

Netral  1  1.8 %  3.6 % 

Baik  27  49.1 %  52.7 % 

Sangat Baik  26  47.3 %  100.0 % 

Total  55  100.0 % 

Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 8 

Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu 27

responden atau 49,1 % menyatakan baik , sehingga dapat digambarkan

bahwa responden secara umum menyatakan baik hal ini berarti kepala

sekolah mampu mengendalikan program sehingga selesai tepat pada

waktunya

4. Mengkoordinasi kegiatan sekolah 

Berikut ini adalah pandangan responden terhadap keterampilan konseptual

kepala sekolah tentang mengkoordinasi kegiatan sekolah  yang dibagi

menjadi satu item :

a. Selalu mengkoordinasikan dan melibatkan pegawai dalam pelaksanaanevaluasi 

Tabel 4.12 Selalu mengkoordinasikan dan melibatkan pegawai dalam pelaksanaan

evaluasi Kategori  Frekuensi  Persen  Kumulatif 

Sangat Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Netral  0  0,0 %  0,0 % 

Baik  30  54.5 %  54.5 % 

Sangat Baik  25  45.5 %  100.0 % 

Total  55  100.0 % 

Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 9 

Page 80: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 80/128

 

80

Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu 30

responden atau 54,5 % menyatakan baik dan baik , sehingga dapat

digambarkan bahwa responden secara umum menyatakan baik dan

sangat baik hal ini berarti kepala sekolah selalu mengkoordinasikan dan

melibatkan pegawai dalam pelaksanaan evaluasi

5. Mengevaluasi kegiatan 

Berikut ini adalah pandangan responden terhadap keterampilan

konseptual kepala sekolah tentang mengevaluasi kegiatan sekolah yang

dibagi menjadi satu item :

a. Mengevaluasi kegiatan dan mempengaruhi optimisme pegawaidalam menghadapai masa-masa mendatang

Tabel 4.13 

Mengevaluasi kegiatan dan mempengaruhi optimisme pegawai dalam

menghadapai masa-masa mendatang 

Kategori  Frekuensi  Persen  Kumulatif 

Sangat Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Netral  0  0,0 %  0,0 % 

Baik  33  60.0 %  60.0 % 

Sangat Baik  22  40.0 %  100.0 % 

Total  55  100.0 % 

Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 10 

Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu 33

responden atau 60,0 % menyatakan baik , sehingga dapat digambarkan

bahwa responden secara umum menyatakan baik hal ini berarti kepala

sekolah mampu mengevaluasi kegiatan dan mempengaruhi optimisme

pegawai dalam menghadapai masa-masa mendatang

Page 81: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 81/128

 

81

6.  Mengembangkan kurikulum 

Berikut ini adalah pandangan responden terhadap keterampilan

konseptual kepala sekolah tentang mengembangkan kurikulum sekolah 

yang dibagi menjadi satu item :

a. Berinovasi dan melakukan perbaikan-perbaikan yang potensial untuk

mengembangkan kurikulum 

Tabel 4.14Berinovasi dan melakukan perbaikan-perbaikan yang potensial untuk

mengembangkan kurikulumKategori  Frekuensi  Persen  Kumulatif 

Sangat Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Netral  6  10.9 %  10.9 % 

Baik  33  60.0 %  70.9 % 

Sangat Baik  16  29.1 %  100.0 % 

Total  55  100.0 % 

Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 11

Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu 33

responden atau 60,0 % menyatakan baik , sehingga dapat digambarkan

bahwa responden secara umum menyatakan baik hal ini berarti kepala

sekolah suka berinovasi dan melakukan perbaikan-perbaikan yang

potensial untuk mengembangkan kurikulum

7.  Mengembangkan staf untuk mencapai tujuan sekolah 

Berikut ini adalah pandangan responden terhadap keterampilan

konseptual kepala sekolah tentang mengembangkan staf untuk

mencapai tujuan sekolah yang dibagi menjadi satu item :

a.  Mampu untuk menumbuhkembangkan kreatifitas dan inisiatif pegawai 

Page 82: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 82/128

 

82

Tabel 4.15 

Mampu untuk menumbuhkembangkan kreatifitas dan inisiatif pegawai 

Kategori  Frekuensi  Persen  Kumulatif 

Sangat Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Tidak Baik  3  5.5 %  5.5 % 

Netral  10  18.2 %  23.6 % 

Baik  25  45.5 %  69.1 % 

Sangat Baik  17  30.9 %  100.0 % 

Total  55  100.0 % 

Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 12 

a.  Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar

yaitu 25 responden atau 45,5 % menyatakan baik , sehingga dapat

digambarkan bahwa responden secara umum menyatakan baik hal

ini berarti kepala sekolah mampu untuk menumbuhkembangkan

kreatifitas dan inisiatif pegawai 

4.2.2. Deskripsi Data Variabel Keterampilan Hubungan Manusia Kepala

Sekolah

Dari tanggapan 55 responden terhadap 14 item pertanyaan tentang variabel

Keterampilan Hubungan Manusia Kepala Sekolah yang terbagi menjadi delapan

indikator dengan alternatif lima pilihan jawaban yang meliputi: 5 (sangat baik), 4

(baik), 3 (netral), 2 (tidak baik), dan 1 (sangat tidak baik), didapat hasil sebagai

berikut.

1. Menjalin hubungan kerja sama dengan para guru agar tujuan sekolah

dicapai dengan mudah;

Berikut ini adalah pandangan responden terhadap keterampilan

hubungan manusia kepala sekolah tentang menjalin hubungan kerja

sama dengan para guru agar tujuan sekolah dicapai dengan mudah yang

dibagi menjadi tiga item :

Page 83: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 83/128

 

83

a. Mampu menciptakan kerja sama yang baik dengan guru

Tabel 4.16 Mampu menciptakan kerja sama yang baik dengan guru

Kategori  Frekuensi  Persen  Kumulatif 

Sangat Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Netral  4  7.3 %  7.3 % 

Baik  18  32.7 %  40.0 % 

Sangat Baik  33  60.0 %  100.0 % 

Total  55  100.0 % 

Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 13 

Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar

yaitu 33 responden atau 60,0 % menyatakan sangat baik , sehingga

dapat digambarkan bahwa responden secara umum menyatakan

sangat baik hal ini berarti kepala sekolah mampu menciptakan kerja

sama yang baik dengan guru

b. Kerja sama dengan guru berjalan lancar

Tabel 4.17 

Kerja sama dengan guru berjalan lancar 

Kategori  Frekuensi  Persen  Kumulatif 

Sangat Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Netral  0  0,0 %  0,0 % 

Baik  26  47.3 %  47.3 % 

Sangat Baik  29  52.7 %  100.0 % Total  55  100.0 % 

Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 14 

Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu

29 responden atau 52,7 % menyatakan sangat baik , sehingga dapat

digambarkan bahwa responden secara umum menyatakan sangat baik

hal ini berarti kepala sekolah bekerja sama dengan guru berjalan

lancar

Page 84: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 84/128

 

84

c. Mampu untuk menjadi sumber inspirasi bagi orang lain

Tabel 4.18Mampu untuk menjadi sumber inspirasi bagi orang lain 

Kategori  Frekuensi  Persen  Kumulatif 

Sangat Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Netral  3  5.5 %  5.5 % 

Baik  29  52.7 %  58.2% 

Sangat Baik  23  41.8 %  100.0 % 

Total  55  100.0 % 

Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 15 

Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu 29

responden atau 52,7 % menyatakan baik , sehingga dapat digambarkan

bahwa responden secara umum menyatakan baik hal ini berarti kepala

sekolah mampu untuk menjadi sumber inspirasi bagi orang lain

2. Membangun semangat atau memotivasi kerja guru agar dapat berhasil

dalam menyelesaikan tugas

Berikut ini adalah pandangan responden terhadap keterampilan

hubungan manusia kepala sekolah tentang membangun semangat atau

memotivasi kerja guru agar dapat berhasil dalam menyelesaikan tugas

yang dibagi menjadi satu item :

a. Mampu memotivasi guru agar lebih berprestasi

Tabel 4.19Mampu memotivasi guru agar lebih berprestasi 

Kategori  Frekuensi  Persen  Kumulatif 

Sangat Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Netral  3  5.5 5  5.5 % 

Baik  25  45.5 %  50.9 % 

Sangat Baik  27  49.1 %  100.0 % 

Total  55  100.0 % 

Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 16 

Page 85: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 85/128

 

85

Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu 27

responden atau 49,1 % menyatakan sangat baik , sehingga dapat

digambarkan bahwa responden secara umum menyatakan sangat baik

hal ini berarti kepala sekolah mampu memotivasi guru agar lebih

berprestasi

3. Menjalin komunikasi dengan para guru, agar program sekolah dipahami

secara baik oleh guru

Berikut ini adalah pandangan responden terhadap keterampilan

hubungan manusia kepala sekolah tentang menjalin komunikasi dengan

para guru, agar program sekolah dipahami secara baik oleh guru

yang dibagi menjadi dua item :

a. Selalu berkomunikasi dengan guru mengenai kegiatan sekolah

Tabel 4.20 Selalu berkomunikasi dengan guru mengenai kegiatan sekolah 

Kategori  Frekuensi  Persen  Kumulatif 

Sangat Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Netral  3  5.5 %  5.5 % 

Baik  21  38.2 %  43.6 % 

Sangat Baik  31  56.4 %  100.0 % 

Total  55  100.0 % 

Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 17 

Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu 31

responden atau 56,4 % menyatakan sangat baik , sehingga dapat

digambarkan bahwa responden secara umum menyatakan sangat baik

hal ini berarti kepala sekolah mampu selalu berkomunikasi dengan guru

mengenai kegiatan sekolah

Page 86: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 86/128

 

86

b.  Mempunyai kemampuan meyakinkan pegawai dan mampu mengatasi

segala keadaan 

Tabel 4.21 

Mempunyai kemampuan meyakinkan pegawai dan mampu

mengatasi segala keadaan 

Kategori  Frekuensi  Persen  Kumulatif 

Sangat Tidak Baik  3  5.5 %  5.5 % 

Tidak Baik  3  5.5 %  10.9 % 

Netral  22  40.0 %  50.9 % 

Baik  22  40.0 %  90.9 % 

Sangat Baik  5  9.1 %  100.0 % 

Total  55  100.0 % 

Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 18 

Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar

yaitu 22 responden atau 40,0 % menyatakan netral dan 22 responden

 juga atau 40,0 % menyatakan baik , sehingga dapat digambarkan

bahwa responden secara umum menyatakan netral dan baik hal ini

berarti kepala sekolah masih mempunyai kemampuan meyakinkan

pegawai dan mampu mengatasi segala keadaan 

4.  Menciptakan kerja sama yang efektif dan kooperatif dengan para guru

sebagai upaya untuk memperlancar pelaksanaan tugas guru 

Berikut ini adalah pandangan responden terhadap keterampilan

hubungan manusia kepala sekolah tentang menciptakan kerja sama

yang efektif dan kooperatif dengan para guru sebagai upaya untuk

memperlancar pelaksanaan tugas guru yang dibagi menjadi dua item : 

a.  Mampu menciptakan kerja sama yang kooperatif dengan staf guru 

Page 87: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 87/128

 

87

Tabel 4.22 Mampu menciptakan kerja sama yang kooperatif dengan staf guru 

Kategori  Frekuensi  Persen  Kumulatif Sangat Tidak Baik  1  1.8 %  1.8 % 

Tidak Baik  5  9.1 %  10.9 % 

Netral  13  23.6 %  34.5 % 

Baik  27  49.1 %  83.6 % 

Sangat Baik  9  16.4 %  100.0 % 

Total  55  100.0 % 

Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 19 

Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu 27

responden atau 49,1 % menyatakan baik , sehingga dapat digambarkan

bahwa responden secara umum menyatakan baik hal ini berarti kepala

sekolah mampu menciptakan kerja sama yang kooperatif dengan staf

guru

b.  Mampu menciptakan kerja sama yang efektif dengan staf guru 

Tabel 4.23 Mampu menciptakan kerja sama yang efektif dengan staf guru 

Kategori  Frekuensi  Persen  Kumulatif 

Sangat Tidak Baik  2  3.6 %  3.6 % 

Tidak Baik  2  3.6 %  7.3 % 

Netral  11  20.0 %  27.3 % 

Baik  26  47.3 %  74.5 % 

Sangat Baik  14  25.5 %  100.0 % 

Total  55  100.0 % 

Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 20 

Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu 26

responden atau 47,3 % menyatakan baik dan 14 responden atau 25,5 %

menyatakan sangat baik , sehingga dapat digambarkan bahwa responden

secara umum menyatakan baik dan sangat baik hal ini berarti kepala

sekolah mampu menciptakan kerja sama yang efektif dengan staf guru

Page 88: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 88/128

 

88

5.  Mengikutsertakan para guru dalam merumuskan pengambilan keputusan 

Berikut ini adalah pandangan responden terhadap keterampilan

hubungan manusia kepala sekolah tentang mengikutsertakan para guru

dalam merumuskan pengambilan keputusan  yang dibagi menjadi satu

item : 

a.  Mengikutsertakan guru dalam merumuskan pengambilan keputusan 

Tabel 4.24 Mengikutsertakan guru dalam merumuskan pengambilan keputusan 

Kategori  Frekuensi  Persen  Kumulatif 

Sangat Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Netral  3  5.5 %  5.5 % 

Baik  37  67.3 %  72.7 % 

Sangat Baik  15  27.3 %  100.0 % 

Total  55  100.0 % 

Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 21

Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu 38

responden atau 66,7 % menyatakan baik , sehingga dapat digambarkan

bahwa responden secara umum menyatakan baik hal ini berarti kepala

sekolah mengikutsertakan guru dalam merumuskan pengambilan

keputusan

6.  Menyelesaikan konflik di sekolah 

Berikut ini adalah pandangan responden terhadap keterampilan

hubungan manusia kepala sekolah tentang menyelesaikan konflik di

sekolah 

yang dibagi menjadi dua item :

a.  Mampu menciptakan suasana kerja yang kondusif dan sehat 

Page 89: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 89/128

 

89

Tabel 4. 25 Mampu menciptakan suasana kerja yang kondusif dan sehat 

Kategori  Frekuensi  Persen  Kumulatif Sangat Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Netral  1  1.8 %  1.8 % 

Baik  37  67.3 %  69.1 % 

Sangat Baik  17  30.9 %  100.0 % 

Total  55  100.0 % 

Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 22 

Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu 37

responden atau 67,3 % menyatakan baik , sehingga dapat digambarkan

bahwa responden secara umum menyatakan baik hal ini berarti kepala

sekolah mampu menciptakan suasana kerja yang kondusif dan sehat 

b.  Mampu mengatasi permasalahan yang timbul antar pegawai 

Tabel 4.26 Mampu mengatasi permasalahan yang timbul antar pegawai 

Kategori  Frekuensi  Persen  Kumulatif Sangat Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Netral 4  7.3 %  7.3 % 

Baik  31  56.4 %  63.6 % 

Sangat Baik  20  36.4 %  100.0 % 

Total  55  100.0 % 

Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 23 

Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu 31

responden atau 56,4 % menyatakan sangat baik , sehingga dapat

digambarkan bahwa responden secara umum menyatakan sangat baik

hal ini berarti kepala sekolah sangat mampu mengatasi permasalahan

yang timbul antar pegawai 

Page 90: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 90/128

 

90

7.  Memberikan bimbingan dan bantuan dalam menyelesaikan tugas guru,

sebagai upaya untuk memperlancar pelaksanaan tugas guru dalam

proses belajar mengajar 

Berikut ini adalah pandangan responden terhadap keterampilan

hubungan manusia kepala sekolah tentang memberikan bimbingan dan

bantuan dalam menyelesaikan tugas guru, sebagai upaya untuk

memperlancar pelaksanaan tugas guru dalam proses belajar mengajar 

yang dibagi menjadi satu item : 

a. Memberi hadiah kepada para pegawai yang berprestasi 

Tabel 4.27 Memberi hadiah kepada para pegawai yang berprestasi 

Kategori  Frekuensi  Persen  Kumulatif 

Sangat Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Netral  4  7.3 %  7.3 % 

Baik  42  76.4 %  83.6 % Sangat Baik  9  16.4 %  100.0 % 

Total  55  100.0 % 

Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 24 

Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu 42

responden atau 76,4 % menyatakan baik , sehingga dapat digambarkan

bahwa responden secara umum menyatakan baik hal ini berarti kepala

sekolah akan memberikan hadiah kepada para pegawai yang berprestasi

8. Memperhatikan kesejahteraan guru.

Berikut ini adalah padangan responden terhadap keterampilan hubungan

manusia kepala sekolah tentang memperhatikan kesejahteraan guru

yang dibagi menjadi dua item :

Page 91: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 91/128

 

91

a.  Mampu untuk memperjuangkan kesejahteraan pegawai 

Tabel 4.28 Mampu untuk memperjuangkan kesejahteraan pegawai 

Kategori  Frekuensi  Persen  Kumulatif 

Sangat Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Netral  4  7.3 %  7.3 % 

Baik  35  63.6 %  70.9 % 

Sangat Baik  16  29.1 %  100.0 % 

Total  55  100.0 % 

Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 25 

Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu 35

responden atau 63,6 % menyatakan baik , sehingga dapat digambarkan

bahwa responden secara umum menyatakan baik hal ini berarti kepala

sekolah memiliki kemampuan untuk memperjuangkan kesejahteraan

pegawai 

b.  Mampu untuk selalu memperhatikan kesejahteraan pegawai 

Tabel 4.29 Mampu untuk selalu memperhatikan kesejahteraan pegawai 

Kategori  Frekuensi  Persen  Kumulatif 

Sangat Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Netral  3  5.5 %  5.5 % 

Baik  31  56.4 %  61.8 % 

Sangat Baik  21  38.2 %  100.0 % 

Total  55  100.0 % Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 26 

Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu 31

responden atau 56,4 % menyatakan baik , sehingga dapat digambarkan

bahwa responden secara umum menyatakan baik hal ini berarti kepala

sekolah mampu untuk selalu memperhatikan kesejahteraan pegawai

Page 92: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 92/128

 

92

4.2.3. Deskripsi Data Variabel Keterampilan Teknik Kepala Sekolah

Dari tanggapan 55 responden terhadap 8 item pertanyaan tentang variabel

Keterampilan Teknik Kepala Sekolah yang terbagi menjadi tiga indikator

dengan alternatif lima pilihan jawaban yang meliputi: 5 (sangat baik), 4

(baik), 3 (netral), 2 (tidak baik), dan 1 (sangat tidak baik), didapat hasil

sebagai berikut:

1. Membimbing guru dalam melaksanakan tugas proses belajar

mengajar 

Berikut ini adalah pandangan responden terhadap keterampilan teknik

kepala sekolah tentang memperhatikan kesejahteraan guru yang

dibagi menjadi tiga item :

a.  Selalu membimbing guru dalam perencanaan program sekolah 

Tabel 4.30 

Selalu membimbing guru dalam perencanaan program sekolahKategori  Frekuensi  Persen  Kumulatif 

Sangat Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Netral  0  0,0 %  0,0 % 

Baik  44  80.0 %  80.0 % 

Sangat Baik  11  20.0 %  100.0 % 

Total  55  100.0 % 

Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 27 

Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu

44 responden atau 80,0 % menyatakan baik , sehingga dapat

digambarkan bahwa responden secara umum menyatakan baik hal

ini berarti kepala sekolah selalu membimbing guru dalam

perencanaan program sekolah

Page 93: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 93/128

 

93

b.  Selalu membimbing guru dalam pelaksanaan program sekolah 

Tabel 4.31 Selalu membimbing guru dalam pelaksanaan program sekolah 

Kategori  Frekuensi  Persen  Kumulatif 

Sangat Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Netral  4  7.3 %  7.3 % 

Baik  35  63.6 %  70.9 % 

Sangat Baik  16  29.1 %  100.0 % 

Total  55  100.0 % 

Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 28 

Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar

yaitu 35 responden atau 63,6 % menyatakan baik , sehingga dapat

digambarkan bahwa responden secara umum menyatakan baik hal

ini berarti kepala sekolah selalu membimbing guru dalam

pelaksanaan program sekolah

c.  Selalu membimbing guru dalam evaluasi program sekolah 

Tabel 4.32 

Selalu membimbing guru dalam evaluasi program sekolah 

Kategori  Frekuensi  Persen  Kumulatif 

Sangat Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Netral  7  12.7 %  12.7 % 

Baik  34  61.8 %  74.5 % 

Sangat Baik  14  25.5 %  100.0 % Total  55  100.0 % 

Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 29 

Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar

yaitu 34 responden atau 61,8 % menyatakan baik , sehingga dapat

digambarkan bahwa responden secara umum menyatakan baik hal

ini berarti kepala sekolah selalu membimbing guru dalam evaluasi

program sekolah 

Page 94: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 94/128

 

94

2. Membimbing guru dalam merencanakan program 

Berikut ini adalah pandangan responden terhadap keterampilan teknik

kepala sekolah tentang membimbing guru dalam merencanakan

program yang dibagi menjadi tiga item :

a. Selalu membantu guru dalam perencanaan program sekolah 

Tabel 4.33 

Selalu membantu guru dalam perencanaan program sekolah 

Kategori  Frekuensi  Persen  Kumulatif 

Sangat Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Netral  0  0,0 %  0,0 % 

Baik  33  60.0 %  60.0 % 

Sangat Baik  22  40.0 %  100.0 % 

Total  55  100.0 % 

Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 30 

Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu

33 responden atau 60,0 % menyatakan baik , sehingga dapat

digambarkan bahwa responden secara umum menyatakan baik hal

ini berarti kepala sekolah selalu membantu guru dalam perencanaan

program sekolah 

b. Selalu membantu guru dalam pelaksanaan program sekolah 

Tabel 4.34 

Selalu membantu guru dalam pelaksanaan program sekolahKategori  Frekuensi  Persen  Kumulatif 

Sangat Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Tidak Baik  1  1.8 %  1.8 % 

Netral  4  7.3 %  9.1 % 

Baik  25  45.5 %  54.5 % 

Sangat Baik  25  45.5 %  100.0 % 

Total  55  100.0 % 

Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 31

Page 95: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 95/128

 

95

Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar

yaitu 25 responden atau 45,5 % menyatakan baik dan 25

menyatakan sangat baik 45,5 % , sehingga dapat digambarkan

bahwa responden secara umum menyatakan baik dan sangat baik

hal ini berarti kepala sekolah selalu membantu guru dalam

pelaksanaan program sekolah 

c. Selalu membantu guru dalam evaluasi program sekolah 

Tabel 4.35 

Selalu membantu guru dalam evaluasi program sekolah

Kategori  Frekuensi  Persen  Kumulatif 

Sangat Tidak Baik  1  1.8 %  1.8 % 

Tidak Baik  1  1.8 %  3.6 % 

Netral  10  18.2 %  21.8 % 

Baik  28  50.9 %  72.7 % 

Sangat Baik  15  27.3 %  100.0 % 

Total  55  100.0 % 

Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 32 

Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu

28 responden atau 50,9 % menyatakan baik , sehingga dapat

digambarkan bahwa responden secara umum menyatakan baik hal ini

berarti kepala sekolah selalu membantu guru dalam evaluasi program

sekolah 

3. Pelaksanaan administrasi sekolah dan pengajaran. 

Berikut ini adalah pandangan responden terhadap keterampilan teknik

kepala sekolah tentang pelaksanaan administrasi sekolah dan

pengajaran yang dibagi menjadi dua item :

a.  Selalu membimbing guru dalam pelaksanaan administrasi sekolah 

Page 96: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 96/128

 

96

Tabel 4.36 

Selalu membimbing guru dalam pelaksanaan administrasi sekolah 

Kategori  Frekuensi  Persen  Kumulatif 

Sangat Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Tidak Baik  2  3.6 %  3.6 % 

Netral  16  29.1 %  32.7 % 

Baik  27  49.1 %  81.8 % 

Sangat Baik  10  18.2 %  100.0 % 

Total  55  100.0 % 

Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 33 

Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu

27 responden atau 49,1 % menyatakan baik , sehingga dapat

digambarkan bahwa responden secara umum menyatakan baik hal

ini berarti kepala sekolah selalu membimbing guru dalam pelaksanaan

administrasi sekolah 

b.  Selalu membantu guru dalam evaluasi administrasi sekolah 

Tabel 4.37 

Selalu membantu guru dalam evaluasi administrasi sekolah 

Kategori  Frekuensi  Persen  Kumulatif 

Sangat Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Netral  5  9.1 %  9.1 % 

Baik  35  63.6 %  72.7 % 

Sangat Baik  15  27.3 %  100.0 % 

Total  55  100.0 % 

Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 34 

Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu 35

responden atau 63,6 % menyatakan baik , sehingga dapat digambarkan

bahwa responden secara umum menyatakan baik hal ini berarti kepala

sekolah selalu membantu guru dalam evaluasi administrasi sekolah

Page 97: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 97/128

 

97

4.2.4. Deskripsi Data Variabel Kinerja Guru

Dari tanggapan 55 responden terhadap 24 item pertanyaan tentang

variabel Kinerja Guru yang terbagi menjadi delapan indikator dengan

alternatif lima pilihan jawaban yang meliputi: 5 (sangat baik), 4 (baik), 3

(netral), 2 (tidak baik), dan 1 (sangat tidak baik), didapat hasil sebagai

berikut:

1. Kemampuan membuat perencanaan dan persiapan mengajar 

Berikut ini adalah pandangan responden terhadap kinerja guru

tentang kemampuan membuat perencanaan dan persiapan mengajar 

yang dibagi menjadi empat item :

a. Guru menyusun silabus dalam program pengajaran

Tabel 4.38 

Guru menyusun silabus dalam program pengajaran

Kategori  Frekuensi  Persen  Kumulatif 

Sangat Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Netral  2  3.6 %  3.6 % 

Baik  47  85.5 %  89.1 % 

Sangat Baik  6  10.9 %  100.0 % 

Total  55  100.0 % 

Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 35 

Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar

yaitu 47 responden atau 85,5 % menyatakan baik , sehingga dapat

digambarkan bahwa responden secara umum menyatakan baik hal

ini berarti bahwa guru sebelum melaksanakan proses belajar

mengajar terlebih dahulu menyusun silabus dalam program

pengajaran.

Page 98: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 98/128

 

98

b. Guru menyusun program semester

Tabel 4.39 Guru menyusun program semester

Kategori  Frekuensi  Persen  Kumulatif 

Sangat Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Netral  0  0,0 %  0,0 % 

Baik  33 60.0 60.0

Sangat Baik  22 40.0 100.0

Total  55 100.0

Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 36 

Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar

yaitu 33 responden atau 60,0 % menyatakan baik , sehingga dapat

digambarkan bahwa responden secara umum menyatakan baik hal

ini berarti bahwa guru sebelum melaksanakan proses belajar selalu

menyusun program semester

c. Guru menyusun program tahunan 

Tabel 4.40 

Guru menyusun program tahunan,

Kategori  Frekuensi  Persen  Kumulatif 

Sangat Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Tidak Baik  1  1.8 %  1.8 % 

Netral  1  1.8 %  3.6 % 

Baik  35  63.6 %  67.3 % 

Sangat Baik  18  32.7 %  100.0 % Total  55  100.0 % 

Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 37 

Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar

yaitu 35 responden atau 63,6 % menyatakan baik , sehingga dapat

digambarkan bahwa responden secara umum menyatakan baik hal

ini berarti bahwa guru sebelum melaksanakan proses belajar selalu

menyusun program tahunan

Page 99: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 99/128

 

99

d. Guru menyusun RPP sebelum melaksanakan proses belajar

mengajar

Tabel 4.41 

Guru menyusun RPP sebelum melaksanakan proses belajar mengajar 

Kategori  Frekuensi  Persen  Kumulatif 

Sangat Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Tidak Baik  1  1.8 %  1.8 % 

Netral  1  1.8 %  3.6 % 

Baik  38  69.1 %  72.7 % 

Sangat Baik  15  27.3 %  100.0 % 

Total  55  100.0 % 

Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 38 

Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu

38 responden atau 69,1 % menyatakan baik , sehingga dapat

digambarkan bahwa responden secara umum menyatakan baik hal ini

berarti bahwa guru selalu menyusun RPP sebelum melaksanakan

proses belajar mengajar

2. Penguasaan materi yang akan diajarkan kepada siswa

Berikut ini adalah pandangan responden terhadap kinerja guru

tentang penguasaan materi yang akan diajarkan kepada siswa yang

dibagi menjadi tiga item :

a. Guru aktif memberi catatan dalam agenda mengajar

Tabel 4.42 

Guru aktif memberi catatan dalam agenda mengajar 

Kategori  Frekuensi  Persen  Kumulatif 

Sangat Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Netral  1  1.8 %  1.8 % 

Baik  41  74.5 %  76.4 % 

Sangat Baik  13  23.6 %  100.0 % 

Total  55  100.0 % 

Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 39 

Page 100: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 100/128

 

100

Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu

41 responden atau 74,5 % menyatakan baik , sehingga dapat

digambarkan bahwa responden secara umum menyatakan baik hal ini

berarti bahwa guru sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran

sesuai dengan program pengajaran

b. Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan program

pengajaran

Tabel 4.43 

Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan program

pengajaran 

Kategori  Frekuensi  Persen  Kumulatif 

Sangat Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Netral  5  9.1 %  9.1 % 

Baik  45  81.8 %  90.9 % 

Sangat Baik  5  9.1 %  100.0 % 

Total  55  100.0 % 

Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 40 

Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu

45 responden atau 81,8 % menyatakan baik , sehingga dapat

digambarkan bahwa responden secara umum menyatakan baik hal ini

berarti bahwa guru sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran

sesuai dengan program pengajaran

c. Guru mempersiapkan materi sebelum melakanakan proses belajar

mengajar

Page 101: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 101/128

 

101

Tabel 4.44 

Guru mempersiapkan materi sebelum melakanakan proses belajar

mengajar 

Kategori  Frekuensi  Persen  Kumulatif 

Sangat Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Netral  3  5.5 %  5.5 % 

Baik  39  70.9 %  76.4 % 

Sangat Baik  13  23.6 %  100.0 % 

Total  55  100.0 % 

Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 41

Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar

yaitu 39 responden atau 70,9 % menyatakan baik , sehingga dapat

digambarkan bahwa responden secara umum menyatakan baik

hal ini berarti bahwa guru sudah mempersiapkan materi sebelum

melakanakan proses belajar mengajar

3. Penguasaan metode dan strategi mengajar

Berikut ini adalah pandangan responden terhadap kinerja guru

tentang penguasaan metode dan strategi mengajar yang dibagi

menjadi tiga item :

a. Guru menggunakan metode dan strategi pembelajaan dalam

melaksanakan kegiatan belajar mengajar

Tabel 4.45 Guru menggunakan metode dan strategi pembelajaan dalam 

melaksanakan kegiatan belajar mengajar 

Kategori  Frekuensi  Persen  Kumulatif 

Sangat Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Netral  1  1.8 %  1.8 % 

Baik  32  58.2 %  60.0 % 

Sangat Baik  22  40.0 %  100.0 % 

Total  55  100.0 % 

Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 42 

Page 102: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 102/128

 

102

Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu

32 responden atau 58,2 % menyatakan baik , sehingga dapat

digambarkan bahwa responden secara umum menyatakan baik hal ini

berarti bahwa guru sebagian sudah menggunakan metode dan strategi

pembelajaan dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar

b. Guru membuat alat peraga dalam melaksanakan kegiatan belajar

mengajar

Tabel 4.46 

Guru membuat alat peraga dalam melaksanakan kegiatan belajar

mengajar 

Kategori  Frekuensi  Persen  Kumulatif 

Sangat Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Netral  0  0,0 %  0,0 % 

Baik  34  61.8 %  61.8 % 

Sangat Baik  21  38.2 %  100.0 % 

Total  55  100.0 % 

Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 43 

Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu

34 responden atau 61,8 % menyatakan baik , sehingga dapat

digambarkan bahwa responden secara umum menyatakan baik hal ini

berarti bahwa sebagian guru membuat alat peraga dalam

melaksanakan kegiatan belajar mengajar

c. Guru menggunakan media dalam melaksanakan proses belajar

mengajar

Page 103: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 103/128

 

103

Tabel 4. 47 

Guru menggunakan media dalam melaksanakan proses belajar mengajar 

Kategori  Frekuensi  Persen  Kumulatif 

Sangat Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Netral  0  0,0 %  0,0 % 

Baik  31  56.4 %  56.4 % 

Sangat Baik  24  43.6 %  100.0 % 

Total  55  100.0 % 

Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 44 

Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu

31 responden atau 56,4 % menyatakan baik , sehingga dapat

digambarkan bahwa responden secara umum menyatakan baik hal ini

berarti bahwa sebagian besar guru sudah menggunakan media dalam

melaksanakan proses belajar mengajar

4. Pemberian tugas-tugas kepada siswa

Berikut ini adalah pandangan responden terhadap kinerja guru

tentang pemberian tugas-tugas kepada siswa yang dibagi menjadi

dua item :

a. Guru memberikan tugas kepada peserta didik

Tabel 4.48 

Guru memberikan tugas kepada peserta didik

Kategori  Frekuensi  Persen  Kumulatif 

Sangat Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Netral  0  0,0 %  0,0 % 

Baik  36  65.5 %  65,5 % 

Sangat Baik  19  34.5 %  100.0 % 

Total  55  100.0 % 

Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 45 

Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu 36

responden atau 65,5 % menyatakan baik , sehingga dapat digambarkan

Page 104: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 104/128

 

104

bahwa responden secara umum menyatakan baik hal ini berarti bahwa

sebagian besar guru selalu memberikan tugas setelah proses

belajar mengajar berakhir

b. Guru selalu datang tepat waktu 

Tabel 4.49 

Guru selalu datang tepat waktu

Kategori  Frekuensi  Persen  Kumulatif 

Sangat Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % Netral  2  3.6 %  3.6 % 

Baik  37  67.3 %  70.9 % 

Sangat Baik  16  29.1 %  100.0 % 

Total  55  100.0 % 

Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 46 

Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu 37

responden atau 67,3 % menyatakan baik , sehingga dapat digambarkan

bahwa responden secara umum menyatakan baik hal ini berarti bahwa

sebagian guru selalu datang tepat waktu dalam proses belajar mengajar

5. Kemampuan pngelolaan kelas

Berikut ini adalah pandangan responden terhadap kinerja guru

tentang kemampuan pengelolaan kelas yang dibagi menjadi satu

item :

a. Guru selalu mengisi dan meneliti daftar hadir peserta didik sebelum

memulai pelajaran

Page 105: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 105/128

 

105

Tabel 4.50

Guru selalu mengisi dan meneliti daftar hadir peserta didik sebelum memulai pelajaran

Kategori  Frekuensi  Persen  Kumulatif 

Sangat Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Netral  0  0,0 %  0,0 % 

Baik  28  50.9 %  50,9 % 

Sangat Baik  27  49.1 %  100.0 % 

Total  55  100.0 % 

Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 47 

Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu 28

responden atau 50,9 % menyatakan baik , sehingga dapat digambarkan

bahwa responden secara umum menyatakan baik hal ini berarti bahwa 

sebagian besar guru selalu mengisi dan meneliti daftar hadir peserta didik

sebelum memulai pelajaran

6. Kemampuan melakukan penilaian dan evaluasi

Berikut ini adalah pandangan responden terhadap kinerja guru tentang

kemampuan melakukan penilaian dan evaluasi yang dibagi menjadi enam

item :

a. Guru melakukan post tes sebeum memulai proses belajar mengajar

Tabel 4.51 

Guru melakukan post tes sebelum memulai proses belajar mengajar 

Kategori  Frekuensi  Persen  Kumulatif 

Sangat Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Netral  0  0,0 %  0,0 % 

Baik  30  54.5 %  54,5 % 

Sangat Baik  25  45.5 %  100.0 % 

Total  55  100.0 % 

Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 48 

Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu 30

responden atau 54,5 % menyatakan baik , sehingga dapat digambarkan

Page 106: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 106/128

 

106

bahwa responden secara umum menyatakan baik hal ini berarti bahwa

sebagian besar guru sudah melakukan post tes sebeum memulai proses

belajar mengajar 

b. Guru melaksanakan kegatan penilaian : ulangan harian, mid semester,

ulangan semester dan ujian akhir

Tabel 4.52 

Guru melaksanakan kegatan penilaian : ulangan harian, mid semester,

ulangan semester dan ujian akhir 

Kategori  Frekuensi  Persen  Kumulatif Sangat Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Netral  0  0,0 %  0,0 % 

Baik  39  70.9 %  70.9 % 

Sangat Baik  16  29.1 %  100.0 % 

Total  55  100.0 % 

Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 49 

Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu 39

responden atau 70,9 % menyatakan baik , sehingga dapat digambarkan

bahwa responden secara umum menyatakan baik hal ini berarti bahwa

semua guru telah melaksanakan kegatan penilaian : ulangan harian, mid

semester, ulangan semester dan ujian akhir

c. Guru melaksanakan analisis hasil ulangan harian

Tabel 4.53 Guru melaksanakan analisis hasil ulangan harian 

Kategori  Frekuensi  Persen  Kumulatif 

Sangat Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Netral  0  0,0 %  0,0 % 

Baik  23  41.8 %  41,8 % 

Sangat Baik  32  58.2 %  100.0 % 

Total  55  100.0 % 

Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 50 

Page 107: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 107/128

 

107

Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu 32

responden atau 58,2 % menyatakan baik , sehingga dapat digambarkan

bahwa responden secara umum menyatakan baik hal ini berarti bahwa

sebagian besar Guru sudah melaksanakan analisis hasil ulangan harian

d. Guru melaksanakan program perbaikan dan pengayaan

Tabel 4.54 

Guru melaksanakan program perbaikan dan pengayaan

Kategori  Frekuensi  Persen  Kumulatif 

Sangat Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Tidak Baik  1  1.8 %  1.8 % 

Netral  1  1.8 %  3.6 % 

Baik  27  49.1 %  52.7 % 

Sangat Baik  26  47.3 %  100.0 % 

Total  55  100.0 % 

Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 51

Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu 27

responden atau 49,1 % menyatakan baik , sehingga dapat digambarkan

bahwa responden secara umum menyatakan baik hal ini berarti bahwa

sebagian besar guru sudah melaksanakan program perbaikan dan

pengayaan

e. Guru selalu mendokumentasikan progam perbakan dan pengayaanyang telah dievaluasi

Tabel 4.55 

Guru selalu mendokumentasikan progam perbakan dan 

pengayaan yang telah dievaluasi 

Kategori  Frekuensi  Persen  Kumulatif 

Sangat Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Netral  0  0,0 %  0,0 % 

Baik  30  54.5 %  54,5 % 

Sangat Baik  25  45.5 %  100.0 % 

Total  55  100.0 % 

Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 52 

Page 108: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 108/128

 

108

Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu 30

responden atau 54,5 % menyatakan baik , sehingga dapat digambarkan

bahwa responden secara umum menyatakan baik hal ini berarti bahwa

sebagian besar guru sudah mendokumentasikan progam perbakan dan

pengayaan yang telah dievaluasi

f. Guru selalu melaporkan program perbaikn an pengayaan yang telah

dievaluasi

Tabel 4.56 Guru selalu melaporkan program perbaikn an pengayaan yang telah

dievaluasi 

Kategori  Frekuensi  Persen  Kumulatif 

Sangat Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Netral  0  0,0 %  0,0 % 

Baik  33  60.0 %  60,0 % 

Sangat Baik  22  40.0 %  100.0 % 

Total  55  100.0 % 

Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 53 

Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar

yaitu 33 responden atau 60,0 % menyatakan baik , sehingga dapat

digambarkan bahwa responden secara umum menyatakan baik hal

ini berarti bahwa sebagain guru selalau melaporkan program

perbaikan dan pengayaan yang telah dievaluasi

Page 109: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 109/128

 

109

7. Membimbing dan melatih peserta didik

Berikut ini adalah pandangan responden terhadap kinerja guru tentang

membimbing dan melatih peserta didik yang dibagi menjadi dua item :

a. Guru membimbing peserta didik dalam kegiatan ekstrakurikuler

Tabel 4.57 

Guru membimbing peserta didik dalam kegiatan ekstrakurikuler 

Kategori  Frekuensi  Persen  Kumulatif 

Sangat Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % Netral  6  10.9 %  10.9 % 

Baik  33  60.0 %  70.9 % 

Sangat Baik  16  29.1 %  100.0 % 

Total  55  100.0 % 

Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 54 

Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu 33

responden atau 60,0 % menyatakan baik , sehingga dapat digambarkan

bahwa responden secara umum menyatakan baik hal ini berarti bahwa

sebagain guru membimbing peserta didik dalam kegiatan ekstrakurikuler

b. Guru membimbing peserta didik dalam kegiatan lomba Mapel

Tabel 4.58 

Guru membimbing peserta didik dalam kegiatan lomba Mapel 

Kategori  Frekuensi  Persen  Kumulatif 

Sangat Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % Netral  9  16.4 %  16.4 % 

Baik  28  50.9 %  67.3 % 

Sangat Baik  18  32.7 %  100.0 % 

Total  55  100.0 % 

Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 55 

Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu 28

responden atau 50,9 % menyatakan baik , sehingga dapat digambarkan

bahwa responden secara umum menyatakan baik hal ini berarti bahwa

Page 110: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 110/128

 

110

sebagian besar guru membimbing peserta didik dalam kegiatan lomba

Mapel

8. Melaksanakan tugas tambahan 

Berikut ini adalah pandangan responden terhadap kinerja guru tentang

melaksanakan tugas tambahan yang dibagi menjadi tiga item :

a. Guru selalu aktif dalam kegiatan MGMP

Tabel 4.59 Guru selalu aktif dalam kegiatan MGMP 

Kategori  Frekuensi  Persen  Kumulatif 

Sangat Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Netral  0  0,0 %  0,0 % 

Baik  29  52.7 %  52.7 % 

Sangat Baik  26  47.3 %  100.0 % 

Total  55  100.0 % 

Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 56 

Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu 29

responden atau 52,7 % menyatakan baik , sehingga dapat digambarkan

bahwa responden secara umum menyatakan baik hal ini berarti bahwa

semua guru aktif mengkuti kegiatan MGMP

b. Guru membantu tugas kepala sekolah yang relevan dengan tugas guru

Tabel 4.60 

Guru membantu tugas kepala sekolah yang relevan dengan tugas guru Kategori  Frekuensi  Persen  Kumulatif 

Sangat Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Netral  11  20.0 %  20.0 % 

Baik  29  52.7 %  72.7 % 

Sangat Baik  15  27.3 %  100.0 % 

Total  55  100.0 % 

Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 57 

Page 111: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 111/128

 

111

Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu 29

responden atau 52,7 % menyatakan baik , sehingga dapat digambarkan

bahwa responden secara umum menyatakan baik hal ini berarti bahwa

sebagian Guru membantu tugas kepala sekolah yang relevan dengan

tugas guru 

c. Guru berdiskusi dengan kepala sekolah dalam mengatasi

permasalahan yang ada

Tabel 4.61 Guru berdiskusi dengan kepala sekolah dalam mengatasi

permasalahan yang ada 

Kategori  Frekuensi  Persen  Kumulatif 

Sangat Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Tidak Baik  0  0,0 %  0,0 % 

Netral  11  20.0 %  20.0 % 

Baik  27  49.1 %  69.1 % 

Sangat Baik  17  30.9 %  100.0 % 

Total  55  100.0 % 

Sumber : Data primer yang diolah dari pertanyaan nomor 58 

Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebagian besar yaitu 27

responden atau 49,1 % menyatakan baik , sehingga dapat digambarkan

bahwa responden secara umum menyatakan baik hal ini berarti bahwa

sebagian besar guru telah berdiskusi dengan kepala sekolah dalam

mengatasi permasalahan yang ada

Page 112: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 112/128

 

112

4.3. Uji Asumsi Klasik

4.3.2. Uji Normalitas

Uji normalitas menguji apakah dalam model regresi, variabel independen dan

variabel dependen, keduanya terdistribusikan secara normal atau tidak.

Normalitas data dalam penelitian dilihat dengan cara memperhatikan penyebaran

data (titik) pada Normal P-Plot of Regression Standardized Residual dari variabel

terikat. Persyaratan dari uji normalitas data adalah jika data menyebar di sekitar

garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi

asumsi norrnalitas. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan/atau tidak

mengikikuti garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi

normalitas.

Gambar 4.3

Output Hasil Uji Normalitas dengan Normal P-Plot

Page 113: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 113/128

 

113

Berdasarkan hasil pengolahan data maka didapatkan hasil bahwa semua

data berdistribusi secara normal dan tidak terjadi penyimpangan, sehingga data

yang dikumpulkan dapat diproses dengan metode-metode selanjutnya. Hal ini

dapat dibuktikan dengan memperhatikan sebaran data yang menyebar disekitar

garis diagonal pada Normal P-Plot of Regresion Standardized Residual  sesuai

gambar di atas.

4.3.2. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas adalah menguji apakah dalam sebuah model

regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari suatu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari suatu pengamatan ke

pengamatan yang lain tetap, maka disebut Homoskedasitas. Dan jika varians

berbeda, disebut Heteroskedasitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi

heteroskedasitas.

Gambar 4.3. Sebaran Data Varian Residual

Page 114: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 114/128

 

114

Dari grafik di atas, terlihat titik-titik menyebar secara acak, tidak

membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik di atas maupiun

di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi Heteroskedasitas

pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk prediksi

Pendapatan berdasar masukan variable independennya.

4.3.3. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas (Ghozali, 2002). Berikut

dapat dilihat hasil pengujian multikolinieritas.

Tabel 4.62

Uji MultikolinieritasCoefficients

Model

UnstandardizedCoefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

BStd.Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 14.738 5.685 2.592 .012

KeterampilanKonseptual KepalaSekolah

1.165 .168 .649 6.931 .000 .370 2.705

KeterampilanHubungan ManusiaKepala Sekolah

.485 .132 .322 3.664 .001 .420 2.379

Keterampilan TeknikKepala Sekolah

.028 .258 .010 .108 .914 .361 2.771

a. Dependent Variable: Kinerja Guru

Dari tabel di atas dapat dilihat nilai tolerance dan nilai VIF dari masing

masing variabel, dimana Keterampilan Konseptual Kepala Sekolah tolerance =

0,370 dan VIF = 2,705. Keterampilan Hubungan Manusia Kepala Sekolah

toleransi : 0,420 dan VIF : 2.379 dan Keterampilan Teknik Kepala Sekolah

toleransi : 0,361 dan VIF : 2.771

Page 115: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 115/128

 

115

Pada bagian coeficient  terlihat untuk kedua variabel independen, angka

VIF ada di bawah angka 10 (misal 2,705). Demikian juga nilai tolerance dibawah

angka 1 (seperti untuk variabel X1 adalah 0,370). Dengan demikian dapat

disimpulkan tidak ada korelasi sempurna antar variabel bebas.

Hal ini berarti antara ketiga variabel tidak terjadi multikolinieritas. Dengan

demikian model regresi dalam penelitian ini dinyatakan layak untuk digunakan.

4.3.4. Analisis Regresi Berganda

Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel-

variabel bebas yaitu keterampilan konseptual kepala sekolah, keterampilan

hubungan manusia kepala sekolah dan keterampilan teknik kepala sekolah

terhadap variabel terikat yaitu kinerja guru.

Untuk mengetahui tingkat pengaruh dan arah hubungan variabel bebas

terhadap variabel terikat dilakukan analisis regresi berganda. Dari hasil

perhitungan SPSS diperoleh hasil sebagaimana pada tabel berikut.

Tabel 4.63Hasil Perhitungan Regresi

Coefficientsa

Model

UnstandardizedCoefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

BStd.Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 14.738 5.685 2.592 .012

KeterampilanKonseptual KepalaSekolah

1.165 .168 .649 6.931 .000 .370 2.705

KeterampilanHubungan ManusiaKepala Sekolah

.485 .132 .322 3.664 .001 .420 2.379

Keterampilan TeknikKepala Sekolah

.028 .258 .010 .108 .914 .361 2.771

a. Dependent Variable: Kinerja Guru

Page 116: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 116/128

 

116

Besarnya pengaruh variabel bebas dengan variabel terikat secara bersama-

sama dapat dihitung melalui suatu persamaan regresi berganda. Berdasarkan

perhitungan di atas maka secara matematis persamaan hasil regresi dalam

penelitian ini adalah : Y = 14.738+ 1.165X1 + 0.485X2. + 0.028X3 

Berdasarkan persamaan regresi di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Keterampilan Konseptual Kepala Sekolah mempunyai pengaruh positif

terhadap kinerja guru. Hal ini dapat diartikan jika Keterampilan Konseptual

Kepala sekolah meningkat atau ditingkatkan sebesar 1 maka kinerja guru

akan mengalami peningkatan sebesar 1.165. Hal ini menunjukkan bahwa

Keterampilan Konseptual Kepala sekolah yang meliputi kemampuan

mendiagnosis permasalahan sekolah, memecahkan permasalahan sekolah,

merencanakan perilaku, mengkoordinasi kegiatan sekolah, mengevaluasi

kegiatan , mengembangkan kurikulum, mengembangkan staf untuk

mencapai tujuan sekolah. merencanakan pembelajaran, melaksanakan

pembelajaran, mengevaluasi pembelajaran, menganalisis hasil

pembelajaran, dan bantuan mengelola kelas mempengaruhi kinerja guru.

2. Keterampilan Hubungan Manusia kepala sekolah mempunyai pengaruh

positif terhadap kinerja guru. Hal ini dapat diartikan jika keterampilan

Hubungan Manusia kepala sekolah meningkat atau ditingkatkan sebesar 1

maka kinerja guru akan mengalami peningkatan sebesar 0,485. Hal ini

menunjukkan bahwa keterampilan Hubungan Manusia kepala sekolah yang

meliputi menjalin hubungan kerja sama dengan para guru agar tujuan

sekolah dicapai dengan mudah, membangun semangat atau memotivasi

kerja guru agar dapat berhasil dalam menyelesaikan tugas, menjalin

komunikasi dengan para guru, agar program sekolah dipahami secara baik

Page 117: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 117/128

 

117

oleh guru, menciptakan kerja sama yang efektif dan kooperatif dengan para

guru sebagai upaya untuk memperlancar pelaksanaan tugas guru,

mengikutsertakan para guru dalam merumuskan pengambilan keputusan,

menyelesaikan konflik di sekolah, memberikan bimbingan dan bantuan

dalam menyelesaikan tugas guru, sebagai upaya untuk memperlancar

pelaksanaan tugas guru dalam proses belajar mengajar; dan

memperhatikan kesejahteraan guru mempengaruhi kinerja guru.

3. Keterampilan Teknik kepala sekolah mempunyai pengaruh positif terhadap

kinerja guru. Hal ini dapat diartikan jika keterampilan teknik meningkat atau

ditingkatkan sebesar 1 maka kinerja guru akan mengalami peningkatan

sebesar 0,028. Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan teknik kepala

sekolah yang meliputi membimbing guru dalam melaksanakan tugas proses

belajar mengajar, membimbing guru dalam merencanakan program,

pelaksanaan administrasi sekolah dan pengajaran memberikan pengaruh

terhadap kinerja guru.

4.3.5. Pengujian Hipotesis

4.3.5.1 Uji Pengaruh Keterampilan Konseptual Kepala Sekolah Terhadap

Kinerja Guru

Untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara variabel keterampilan

konseptual kepala sekolah terhadap kinerja guru secara individual. Berdasarkan

dari hasil perhitungan (pada tabel 4.63) diperoleh t hitung X1 (keterampilan

konseptual) sebesar 6.931 dan t tabel sebesar 1.673, jadi t hitung lebih besar

dari t tabel, dan jatuh atau terletak di daerah penolakan Ho dan penerimaan Ha

sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel keterampilan konseptual pengaruh

positif terhadap kinerja guru.

Page 118: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 118/128

 

118

4.3.5.2. Uji Pengaruh Keterampilan Hubungan Manusia KepalaSekolah

terhadap Kinerja Guru

Untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara variabel keterampilan

hubungan manusia kepala sekolah terhadap kinerja guru secara individual.

Berdasarkan dari hasil perhitungan (pada tabel 4.63) diperoleh t hitung X2

(keterampilan hubungan manusia kepala sekolah) sebesar 3.664  dan t tabel

sebesar 1.673, jadi t hitung lebih besar dari t tabel, dan jatuh atau terletak di

daerah penolakan Ho dan penerimaan Ha sehingga dapat disimpulkan bahwa

variabel keterampilan hubungan manusia kepala sekolah  memiliki pengaruh

positif terhadap kinerja guru.

4.3.5.3. Uji Pengaruh Keterampilan Teknik Kepala Sekolah terhadap

Kinerja Guru

Untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara variabel keterampilan

teknik kepala sekolah terhadap kinerja guru secara individual. Berdasarkan dari

hasil perhitungan (pada tabel 4.49) diperoleh t hitung X2 (keterampilan teknik

kepala sekolah) sebesar 0.108 dan t tabel sebesar 1.673, jadi t hitung lebih kecil

dari t tabel, dan jatuh atau terletak di daerah penerimaan Ho dan penolakan Ha

sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel keterampilan teknik kepala sekolah

memiliki pengaruh negatif terhadap kinerja guru

4.3.5.4. Uji Pengaruh Keterampilan Konseptual, Ketrampilan Hubungan

Manusia dan Keterampilan Teknik Kepala sekolah terhadapa

Kinerja Guru

Untuk mengetahui apakah variabel bebas (Keterampilan Konseptual,

Ketrampilan Hubungan Manusia dan Keerampilan Teknik kepala sekolah) secara

simultan (bersama-sama) mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel

Page 119: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 119/128

 

119

terikat (kinerja guru). Hasil perhitungan Uji F melalui program SPSS

selengkapnya nampak pada tabel 4.64.

Tabel 4.64

Hasil Perhitungan Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 2937.459 3 979.153 85.953 .000a 

Residual 580.978 51 11.392

Total 3518.436 54

a. Predictors: (Constant), Keterampilan Teknik Kepala Sekolah, Keterampilan Hubungan ManusiaKepala Sekolah, Keterampilan Konseptual Kepala Sekolah

b. Dependent Variable: Kinerja Guru

Hasil perhitungan diperoleh F hitung sebesar 85.953 dan F tabel sebesar

3,16. Berdasarkan pengujian di atas, terlihat F hitung > F tabel dan siginifikansi F

0,000 lebih kecil dari 0,05. Ini berarti secara bersama-sama terdapat pengaruh

signifikan antara variabel Keterampilan Konseptual, Ketrampilan Hubungan

Manusia dan Keerampilan Teknik kepala sekolah terhadap Y (kinerja guru).

Sehingga hipotesis yang menyatakan ada pengaruh variabel bebas secara

bersama-sama terhadap variabel terikat adalah terbukti.

4.3.6. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui persentase nilai Y yang

dapat dijelaskan oleh garis regresi atau seberapa besar persentase perubahan

kinerja guru yang dapat dipengaruhi oleh variabel Keterampilan Konseptual,

Ketrampilan Hubungan Manusia dan Keerampilan Teknik kepala sekolah.

Page 120: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 120/128

 

120

Tabel 4.65

Hasil Perhitungan Uji Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

SquareStd. Error ofthe Estimate

Change Statistics

R SquareChange F Change df1 df2

Sig. FChange

1 .914a

.835 .825 3.37516 .835 85.953 3 51 .000

a. Predictors: (Constant), Keterampilan Teknik Kepala Sekolah, Keterampilan Hubungan ManusiaKepala Sekolah, Keterampilan Konseptual Kepala Sekolah

b. Dependent Variable: Kinerja Guru

Hasil perhitungan program SPSS diperoleh nilai koefisien determinasi (R

Square = 0,835) berarti sebesar 83,5 % koefisien variabel kinerja guru

dipengaruhi variabel bebas yaitu keterampilan konseptual, keterampilan

hubungan manusia dan keterampilan teknik kepala sekolah, sedang sisanya

16,5 % dipengaruhi variabel lain diluar penelitian atau diluar kedua variabel

bebas (keterampilan konseptual, keterampilan hubungan manusia dan

keterampilan teknik kepala sekolah).

4.4. Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis dapat dijelaskan bahwa variabel keterampilan

konseptual kepala sekolah secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap kinerja guru yang ditunjukkan dengan nilai t hitung > t tabel (6.931 >

1,673). Hal ini dapat dijelaskan bahwa kinerja guru dipengaruhi keterampilan

konseptual kepala sekolah yang meliputi kemampuan mendiagnosis

permasalahan sekolah, memecahkan permasalahan sekolah, merencanakan

perilaku, mengkoordinasi kegiatan sekolah, mengevaluasi kegiatan,

mengembangkan kurikulum, mengembangkan staf untuk mencapai tujuan

sekolah. merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran,

Page 121: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 121/128

 

121

mengevaluasi pembelajaran, menganalisis hasil pembelajaran, dan bantuan

mengelola kelas. Hasil pengujian hipotesis 1 konsisten dengan pendapat (Benton

dalam Wahyudi, 2009: 69). Keterampilan konseptual kepala sekolah diartikan

sebagai kemampuan yang berkaitan dengan menggunakan gagasan dan

menjabarkannya untuk mendapatkan pendekatan baru dalam menjalankan

departemen-departemen atau perusahaan Keterampilan konseptual merupakan

kemampuan mengembangkan gagasan untuk merencanakan, mengkoordinasi,

melakukan pengawasan dan memecahkan masalah (Wahyudi, 2009: 70). Dalam

organisasi pendidikan keterampilan konseptual adalah kemampuan kepala

sekolah untuk melihat sekolah sebagai suatu keseluruhan, merencanakan

perubahan, merancang tujuan sekolah, membuat penilaian secara tepat tentang

efektivitas kegiatan sekolah dan mengkoordinasikan program secara harmonis

(Sanderr dalam Wahyudi, 2009: 70). Dari pendapat tersebut dapat dijelaskan

bahwa pentingnya keterampilan konseptual bagi kepala sekolah sebagai manajer

pendidikan dalam melaksanakan tanggung jawab manajerialnya terutama dalam

perencanaan, pengorganisasian, menentukan kebijaksanaan, pemecahan

masalah dan dalam pengembangan program secara efektif.

Berdasarkan hasil analisis dapat dijelaskan bahwa variabel keterampilan

hubungan manusia kepala sekolah secara parsial mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap kinerja guru yang ditunjukkan dengan nilai t hitung > t tabel

(3.664  > 1,673), Dengan demikian dapat dikatakan bahwa keterampilan

hubungan manusia kepala sekolah yang diterima oleh para guru akan mampu

mendorong kinerjanya, khususnya dalam melaksanakan kegiatan belajar

mengajar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa keterampilan hubungn manusia

kepala sekolah yang baik akan mampu meningkatkan kinerja guru. Keterampilan

Page 122: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 122/128

 

122

hubungan manusia harus dimiliki oleh seorang kepala sekolah karena aktivitas

sekolah merupakan aktivitas antar manusia (kepala sekolah dengan guru, kepala

sekolah dengan siswa, guru dengan guru, guru dengan murid dan murid dengan

murid) untuk mencapai tujuan pendidikan kelembagaan. Keterampilan hubungan

manusia merupakan kemampuan untuk bekerjasama, berkomunikasi, dan

memahami orang.orang dalam organisasi (Winardi dalam Wahyudi: 2009, 72).

Lebih lanjut Winardi menjelaskan bahwa kemampuan ini harus dikuasai karena

dengan komunikasi dan hubungan secara baik dapat memotivasi kerja bawahan.

Keterampilan hubungan manusia di sekolah adalah kemampuan kepala sekolah

untuk membangun komunikasi dua arah antar personel sekolah dan anggota

masyarakat lainnya untuk menciptakan kepercayaan pada sekolah dan

meningkatkan kinerja guru. Perilaku hubungan manusia yang dilakukan kepala

sekolah meliputi : (1) menjalin hubungan kerjasama dengan guru; (2) menjalin

komunikasi dengan guru; (3) memberikan bimbingan dan bantuan dalam

menyelesaikan tugas guru; (4) membangun semangat/ moral kerja guru; (5)

memberikan penghargaan kepada guru yang berprestasi ; (6) menyelesaikan

segala permasalahan di sekolah; (7) mengikut sertakan guru dalam merumuskan

pengambilan keputusan; (8) menyelesaikan konflik disekolah; (9) menghormati

peraturan sekolah dan (10) menciptakan iklim kompetitif yang sehat antar guru.

Untuk variabel keterampilan teknik kepala sekolah dari hasil penelitian

menunjukkan bahwa variabel keterampilan teknik kepala sekolah secara parsial

tidak mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja guru yang ditunjukkan

dengan diperoleh t hitung 0,108  < t tabel sebesar 1,673. Keterampilan teknik

kepala sekolah yang dilakukan pada guru SMP Negeri Gringsing bertujuan untuk

mengetahui kondisi yang terjadi dan mengetahui kesulitan-kesulitannya sehingga

Page 123: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 123/128

 

123

dapat dicari jalan pemecahannya serta antisipasi terhadap kesalahan berikutnya.

Seharusnya dengan adanya manajerial keteramplan kepala sekolah ada

peningkatan positif terhadap kinerja guru. Tetapi hasil analisis data dalam

penelitian ini menunjukkan ada pengaruh negatif keterampilan teknik kepala

sekolah terhadap kinerja guru. Oleh sebab itu manajerial keterampila teknik

kepala sekolah yang meliputi membimbing guru dalam melaksanakan tugas

proses belajar mengajar, membimbing guru dalam merencanakan program,

pelaksanaan administrasi sekolah dan pengajaran baik struktural maupun

fungsional hendaknya dilaksanakan secara kontinyu dan memperhatikan nilai –

nilai yang terkandung dalam keterampilan teknik yang baik dan benar. Jika nilai-

nlai keterampila teknik diabaikan atau tidak dipenuhi bisa mengakibatkan kinerja

guru tidak berjalan semestinya dan tujuan manajerial kepala sekolah tidak

tercapai.

Secara simultan dapat diketahui bahwa variable keterampaln konseptual,

keterampilan hubungan manusia dan keteramplan teknik kepala sekolah

mempunyai pengaruh yang sangat signifikan terhadap kierja guru hal ini dilihat

dari nilai F hitung > F tabel yaitu 85.953 > 3,16, hal ini dapat dijelaskan bahwa

keterampaln konseptual, keterampilan hubungan manusia dan keteramplan

teknik kepala sekolah secara bersama-sama memberikan pengaruh positif yang

cukup signifikan. Hal ini sesuai dengan Sergiovanni (1987) mengatakan bahwa

sekolah yang efektif dapat mempengaruhi kepuasan kerja yang secara eksplisit

muncul sebagai performansi dan kinerja kepala kepala serta personal sekolah

lainnya dalam bentuk kehadiran, kehadiran fisik, dan kesehatan mental.

Penilaian kinerja kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidkan dilihat dari

kemampuannya menggunakan sumber daya seminimal mungkin untuk mencapai

Page 124: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 124/128

 

124

tujuan yang maksimal dan mampu menentukan pilihan pekerjaan yang tepat

untuk dilaksanakan.

Sedangkan berdasarkan koefisien determinan menunjukkan bahwa 83,5

% koefisien kinerja guru dipengaruhi variabel bebas yaitu keterampilan

konseptual, keterampilan hubungan manusia dan keteramplan teknik kepala

sekolah, sedangkan 16,5 % dipengaruhi variabel lain diluar penelitian atau diluar

ketiga variabel bebas (keterampaln konseptual, keterampilan hubungan manusia

dan keteramplan teknik kepala sekolah ).

4.5. Keterbatasan Penelitian

1). Penelitian ini hanya meneliti masalah pengaruh keterampaln

konseptual, keterampilan hubungan manusia dan keteramplan

teknik kepala sekolah terhadap kinerja guru. Meskipun penelitian ini

menunjukkan hasil yang baik, namun tidak berarti bahwa kinerja guru

hanya dipengaruhi oleh ke tiga faktor tersebut saja, namun masih

banyak faktor lain yang mempengaruhinya. Baik faktor internal, maupun

ekternal, dan faktor lain.

2). Instrumen penelitian ini berupa kuesioner atau angket, dan responden

dalam memberikan jawaban hanya berdasarkan beberapa altematif yang

disediakan peneliti saja. Hal tersebut akan berdampak pada kebebasan

responden dalam memberikan tanggapannya terhadap hal-hal yang

mungkin tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya terjadi atau yang

dialami responden di lingkungan kerjanya.

3). Pengambilan data menggunakan angket dengan tenggang waktu

cukup lama memungkinkan responden untuk memikirkannya lebih

Page 125: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 125/128

 

125

cermat, hal ini dapat berdampak negatif, sebab adanya tenggang waktu

yang cukup lama membuat responden bersikap hati-hati dan ada

kecenderungan memilih alternatif jawaban yang baik-baik saja atau

 jawaban yang tidak beresiko, tidak spontan sesuai dengan keadaan

sebenarnya atau sebaliknya.

Page 126: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 126/128

 

126

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:

1) Terdapat pengaruh positif keterampilan konseptual kepala sekolah

terhadap kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Gringsing Kabupaten

Batang.

2) Terdapat pengaruh positif keterampilan hubungan manusia kepala

sekolah terhadap kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Gringsing

Kabupaten Batang

3) Tidak terdapat pengaruh positif keterampilan teknik kepala sekolah

terhadap kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Gringsing Kabupaten

Batang.

4) Terdapat pengaruh signifikan antara variabel keterampilan konseptual,

keterampilan hubungan manusia dan keterampilan teknik kepala sekolah

secara bersama-sama (simultan) terhadap kinerja guru SMP Negeri di

Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang.

5) Berdasarkan koefisien determinasi disimpulkan bahwa sebesar 83,5 %

koefisien variabel kinerja sekolah dipengaruhi variabel bebas yaitu

keterampilan konseptual, keterampilan hubungan manusia dan

keterampilan teknik kepala sekolah , sedang sisanya 16,5 % dipengaruhi

variabel lain diluar penelitian atau diluar ketiga variabel bebas

(keterampilan konseptual, keterampilan hubungan manusia dan

keterampilan teknik kepala sekolah ). Variabel lain diluar penelitian yang

Page 127: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 127/128

 

127

ikut mempengaruhi kinerja guru antara lain sarana dan prasarana yang

memadai, media pembelajaran, kelengkapan buku penunjang

pembelajaran, keterlibatan pemerintah dalam meningkatkan kemajuan

sekolah.

5.2. Saran

Sejalan dengan simpulan-simpulan yang telah diambil dari hasil

penelitian ini, selanjutnya dapat disusun beberapa saran yang mungkin dapat

dilaksanakan untuk meningkatkan kinerja guru adalah sebagai berikut:

1. Kepada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga terkait hasil penelitian

ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pembinaan

kepala sekolah dan guru , dalam rangka peningkatan keterampilan

manajerial kepala sekolah dan kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan

Gringsing Kabupaten Batang;

2. Kepada kepala SMP Negeri di Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang

diharapkan dapat mempertahankan keterampilan konseptual dan

keterampilan hubungan manusia serta lebih meningkatkan keterampilan

tekniknya ;

3. Kepada guru SMP Negeri di Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang

hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pendukung dan

referensi dalam rangka pencapaian kinerja guru yang profesional dan;

4. Selain ketiga keterampilan manajerial kepala sekolah, suasana kerja,

seperti ruangan guru, lingkungan sekolah yang berupa tempat parkir,

taman, selasar sekolah perlu diperhatikan kebersihannya, kerjasama

antar guru dan kerukunan guru perlu diperhatikan agar guru merasa

nyaman berada di tempat kerja.

Page 128: Tesis Wis Mpung 01

5/16/2018 Tesis Wis Mpung 01 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tesis-wis-mpung-01 128/128

 

128