30
Dosen Prof.Dr.Diana Nomida Musnir,M.Pd Dr.Khaerudin, M.Pd. PASCASARJANA TEKNOLOGI PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2015 Teori, Konsep, Sistem Pendidikan &Teknologi Pendidikan Jamridafrizal Rinawaty Sri Rahayu S. Thomas Sutana Dwiana A.A

Teori,Konsep,Sisitem Pendidikan Dan Teknologi Pendidikan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Dalam makalah ini kami mengetengahkan teori dan konsep pendidikan yang cukup beragam. Belajar dari teori dan konsep pendidikan dari John Locke di Eropa sampai John Dewey di Amerika.Lalu menggali kekayaan buah pemikiran dari tanah pertiwi oleh Sang Bapak Pendidikan Indonesia Ki Hajar Dewantara serta ditutup dengan teori dan konsep pendidikan Islam

Citation preview

Page 1: Teori,Konsep,Sisitem Pendidikan Dan Teknologi Pendidikan

DosenProf.Dr.Diana Nomida Musnir,M.PdDr.Khaerudin, M.Pd.

PASCASARJANA TEKNOLOGI PENDIDIKANUNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2015

Teori, Konsep, Sistem Pendidikan &Teknologi Pendidikan

JamridafrizalRinawatySri Rahayu S.Thomas SutanaDwiana A.A

Page 2: Teori,Konsep,Sisitem Pendidikan Dan Teknologi Pendidikan

0

DAFTAR ISI

Judul Makalah ““Teori Dan Konsep Pendidikan Dan Kaitannya Dengan

Teknologi Pendidikan”

Pendahuluan

Daftara Isi

Dalam Pandangan John Locke............................................................2

Dalam Pandangan John Dewey..........................................................6

Dalam Pandangan Ki Hajar Dewantara ..............................................12

Dalam Pandangan Ikhwanu Al Shafa (Pendidikan Islam )..................17

Referensi ............................................................................................27

Page 3: Teori,Konsep,Sisitem Pendidikan Dan Teknologi Pendidikan

1

PENDAHULUAN

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya

dan masyarakat. Melalui pendidikan manusia menyadari hakikat dan martabatnya di

dalam relasinya yang tak terpisahkan dengan alam lingkungannya dan sesamanya.Itu

berarti, pendidikan sebenarnya mengarahkan manusia menjadi insan yang sadar diri

dan sadar lingkungan.Dari kesadarannya itu mampu memperbarui diri dan

lingkungannya tanpa kehilangan kepribadian dan tidak tercerabut dari akar

tradisinya.

Dalam makalah ini kami mengetengahkan teori dan konsep pendidikan yang

cukup beragam. Belajar dari teori dan konsep pendidikan dari John Locke di Eropa

sampai John Dewey di Amerika.Lalu menggali kekayaan buah pemikiran dari tanah

pertiwi oleh Sang Bapak Pendidikan Indonesia Ki Hajar Dewantara serta ditutup

dengan teori dan konsep pendidikan Islam.

Teori dan konsep yang dikemukakan dikemas dalam kaitannya dengan

teknologi pendidikan.Besar harapannya, pemaparan yang sederhana ini dapat

dilengkapi dan diperkaya dengan masukan-masukan yang bermanfaat.

Page 4: Teori,Konsep,Sisitem Pendidikan Dan Teknologi Pendidikan

2

TEORI DAN KONSEP PENDIDIKAN DAN KAITANNYA DENGAN TEKNOLOGIPENDIDIKAN

1. JOHN LOCKE (1632 – 1704)

1.1. Pokok Pikiran Filosofis John Locke

Pemikiran filosofis John Locke menampilkan perhatiannya yang begitu besarbagi kondisi natural alam dan manusia.Maksudnya John Locke menampilkan sistempemikiran filosofis yang berbasis pada kondisi natural.Pemikiran Locke tentang alamdan manusia ditempatkannya dalam konteks pengalaman sebagai dasar dariperkembangan hidup manusia.

Locke menegaskan bahwa tak ada realitas lain yang lebih tinggi dari padadunia empiris. Dunia itu berisi kualitas-kualitas primer yang menjadi dasar danpembentuk manusia.Tanpa sustratum material yang ada dalam alam, manusia takdapat membayangkan adanya kualitas-kualitas sekunder yang ditangkap olehpancaindra dan yang direfleksikan oleh akal budi. Tak ada realitas lain yang lebihtinggi dari pada dunia indrawi. Hal ini berarti, alam menjadi sumber pengalaman danpengetahuan manusia.Semua pengetahuan manusia dapat tergantung padapenglihatan aktualnya dan pengalaman indrawinya dengan obyek-obyekmaterial.Dalam kontak tersebut, pancaindra menangkap obyek-obyek itu, dandengan bantuan akal budinya, obyek-obyek itu dianalisa dan direfleksikan.Olehsebab itu, bagi John Locke sendiri, menolak adanya faktifisasi obyek meterial, identikdengan menyangkan eksistensi pengetahuan.

Pandangan Locke tentang manusia berangkat dari penolakannya terhadapteori innatisme[1] yang mengakui adanya ide-ide bawaan dari diri manusia. Iaberpendapat bahwa manusia tidak dapat menghasilkan pengetahuannya dari dirinyasendiri.Ketika lahir, manusia bagaikan kertas putih yang baru dan belum terisi.

Dalam dirinya tidak ada ide yang diwariskan oleh Allah, tak ada ide tentangkebenaran moral dan kebaikan,[2] bahkan kecenderungan atau kebiasaan-kebiasaanbawaan. Akal budi masih kosong. Namun dalam situasi yang kosong itu, manusiasadar bahwa ia tidak bisa menghasilkan sesuatu yang berguna bagi eksistensinya.Dalam usaha untuk mewujudkan eksistensinya tersebut, manusia mulai membangun

Page 5: Teori,Konsep,Sisitem Pendidikan Dan Teknologi Pendidikan

3

kontak dengan lingkungan sekitarnya dan membentuk dalam dirinya pengalaman-pengalaman akan setiap obyek yang dihadapinya. Konsekuensinya, akal budimanusia mulai terisi dan ia menjadi person yang rasional.

Penolakan Locke atas ide bawaan mendukung usaha individu dalamkebutuhannya untuk mendapatkan pengetahuan dari pengalaman.Menurutnya,seorang dapat menjadi budak atau bebas ditentukan oleh hak-hak kodrati sepertihak hidup, kebebasan dan hak milik. Dengan demikian, Locke menampilkan karakterdasar manusia sebagai makhluk rasional dan moral.[3] Menurut Locke, secarakodrati manusia itu baik dan tanpa cela. Dalam kondisi alamiahnya itu, ia menjadiperson yang bebas untuk menentukan dirinya dan menggunakan hak miliknya tanpatergantung pada kehendak orang lain. Namun dalam kebebasannya tersebut,manusia harus tinggal dan membentuk satu masyarakat politis, di mana seluruhanggotanya memiliki hak dan kebebasan yang sama. Serentak juga ia sadar bahwasemua manusia sama. Dalam kebersamaan tersebut, mereka mempercayakankekuasaan kepada penguasa dengan syarat bahwa hak-hak kodrati itu dihormatioleh penguasa-penguasa tersebut dengan tujuan untuk mencapai kebahagiaanhidup.

1.2. Pandangan John Locke Tentang Pendidikan

A. Tujuan Pendidikan

Dalam pandangannya tentang filsafat ilmu pengetahuan, Lockemengemukakan tentang beberapa tujuan dari pendidikan, yakni pertama,pendidikan bertujuan untuk mencapai kesejahteraan dan kemakmuran setiapmanusia (bangsa). Oleh sebab itu, sebagai bagian akhir dari pendidikan,pengetahuan hendaknya membantu menusia untuk memperoleh kebenaran,keutamaan dan kebijaksanaan hidup.[4] Kedua, pendidikan juga bertujuan untukmencapai kecerdasan setiap individu dalam menguasai ilmu pengetahuan sesuaidengan tingkatannya. Dalam konteks itu, Locke melihat pengetahuan sebagai usahauntuk memberantas kebodohan dalam hidup masyarakat.Setiap manusia diarahkanpada usaha untuk mengembangkan potensi-potensi yang ada dalam dirinya.Ketiga,pendidikan juga menyediakan karakter dasar dari kebutuhan manusia untuk menjadipribadi yang dewasa dan bertanggungjawab.Dalam arti ini, pengetahuan dilihat oleh

Page 6: Teori,Konsep,Sisitem Pendidikan Dan Teknologi Pendidikan

4

John Locke sebagai sarana untuk membentuk manusia menjadi pribadi yangbermoral.Seluruh tingkah laku diarahkan pada usaha untuk membentuk pribadimanusia yang baik, sesuai dengan karakter dasar sendiri sejak diciptakan.Keempat,pendidikan menjadi sarana dan usaha untuk memelihara dan membaharui sistempemerintahan yang ada.

B. Hakekat Pendidikan

Menurut Locke, seluruh pengetahuan pada hakekatnya berasal daripengalaman. Apa yang kita ketahui melalui pengalaman itu bukanlah obyek ataubenda yang hendak kita ketahui itu sendiri, melainkan hanya kesan-kesan padapancaindra kita. Dalam bukunya An Essay Concerning Human Understanding, Lockeberpendapat bahwa ide datang dari dua sumber pengalaman, yaitu pengalamanlahiria (sensation) dan pengalaman badaniah (reflektion).Kedua pengalaman inisaling menjalin.Locke melukiskan bahwa pikiran sebagai sesuatu lembaran kosongyang menerima segala sesuatu dari pengalaman.Materi-materi diperoleh secarapasif melalui pancaindra dan dengan aktivitas pikiran materi-materi itu disusunmenjadi suatu jaringan pengetahuan yang disebutnya sebagai reflection.Materi-materi yang berada di luar kita menimbulkan di dalam diri kita gagasan-gagasan daripengalaman lahiriah. Oleh Locke, gagasan-gagasan ini diberdakan atas gagasan-gagasan tunggal (simple ideas) dan gagasan-gagasan majemuk (complex ideas).Gagasan-gagasan tunggal muncul kepada kita melalui pengalaman, tanpapengolahan secara logis sedangkan gagasan-gagasan majemuk timbul dariperpaduan gagasan-gagasan tunggal.

C. Metode PendidikanPada dasarnya Locke menolak metode pangajaran yang biasa disertai dengan

hukuman.Baginya, tata krama dipelajari melalui teladan dan bahasa dipelajarimelalui kecakapan.Dengan demikian metode yang ditawarkan Locke adalahpelajaran melalui praktek.Metode harus membawa para murid kepada praktekaktivitas-aktivitas kesopanan yang ideal sampai mereka menjadi terbiasa. Anak-anakpertama-tama belajar melalui aktivitas-aktivitas yang dilakukan, baru kemudian tibapada pengertian atau pengetahuan atas apa yang ia lakukan.

Page 7: Teori,Konsep,Sisitem Pendidikan Dan Teknologi Pendidikan

5

D. Kurikulum Inti

John Locke menegaskan kurikulum harus diarahkan demi kecerdasanindividual, kemampuan dan keistimewaan anak-anak dalam menguasaipengetahuan dan bukan pada pengetahuan yang biasa diajarkan dengan hukumanyang sewenang-wenang. Kurikulum bagi kaum miskin hendaknya difokuskan padaibadat yang teratur demi memperbaiki kehidupan religius dan moral, pada kerajinantangan dan ketrampilan pertanian, pada pendidikan kesenian, dengan suatu maksudbahwa para murid harus belajar membaca, menulis dan mengerjakan ilmu pasti.

Menurut Locke perkembangan kepribadian yang baik terdiri dari tiga bagian:kebajikan, kebijaksanaan dan pendidikan. Pendidikan ini mencakup membaca,menulis dan ilmu menghitung, bahasa dan kesusastraan, pengetahuan alam,pengetahuan sosial dan kesenian.Ia juga menekankan studi geografi, aritmatika,astronomi, geometri, sejarah, etika, dan hukum sipil.

1.3 Kaitannya dengan Teknologi Pendidikan

John Locke menekankan pendidikan harus praktis, berguna, berarti,menyenangkan, anak harus dihormati, “diperlakukan seperti orang dewasa”,dibiarkan untuk mengeluarkan pendapatnya, belajar dari pengalaman, danmemperoleh berbagai kemampuan yang akan berguna baginya.

Ide John Locke ini memberi jalan bagi Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif,Efektif, dan Menyenangkan (PAIKEM). Dalam hal ini Guru diharapkan menghindarimemakai metode ceramah, satu arah semata-mata. Guru dapat memanfaatkanmedia/multimedia yang dikenal oleh siswanya. Guru dapat membawa pesertadidiknya untuk belajar di luar ruangan kelas dan menyisipkan permainan untukmemperkuat ide pembelajaran.

Tentu saja sebagaimana disampaikan Scott D Richman, kesenangan (dalamfun teaching) itu bukan tujuan pada dirinya sendiri, melainkan agar murid bisamenikmati pendidikan sehingga mendongkrak prestasi belajar mereka .[5]

Catatan:

[1] Innatisme merupakan paham yang mengatakan bahwa konsep-konsepmerupakan bawaan lahir.

Page 8: Teori,Konsep,Sisitem Pendidikan Dan Teknologi Pendidikan

6

2. JOHN DEWEY (1859-1952)

2.1 Biografi Singkat John Dewey (1859-1952)

John Dewey lahir di Burlington, Vermont tanggal 20 Oktober 1859. Karirnya

diawali pada bidang filosofi setelah lulus tahun 1879. Tahun 1884 Dewey mendapat

gelar doctor dari John Hopkins University dengan disertasi tentang filsafat

Kant.Sebagian besar kehidupannya dihabiskan dalam dunia pendidikan dan diterima

mengajar di University of Michigan (1884-1894).Tahun 1899, Dewey menulis buku

tentang berjudul The School and Society, yang memformulasikan metode dan

kurikulum sekolah yang membahas tentang pertumbuhan anak dan membantu

mendirikan sekolah baru bagi Social Research di New York.Tahun 1894 Dewey

berpindah tugas ke University of Chicago dan menjadi kepala jurusan filsafat,

psikologi dan pendidikan. Di sini, Dewey mengembangkan aliran Pragmatisme

bersama dengan Charles Sanders Peirce dan William James, di universitas ini pulalah

Dewey memperoleh gelar Profesor of Philosophy pada tahun yang sama. Tahun

1904 Dewey berpindah ke Columbia University di Department of Philosophy hingga

purna tugas.

Gagasan filosofis Dewey yang terutama adalah problem pendidikan yang

kongkrit, baik yang bersifat teori maupun praktek.Reputasinya terletak pada

sumbangan pemikirannya dalam filsafat pendidikan progresif di Amerika.Dewey

akhirnya meninggal dunia tanggal 1 Juni 1952.Sepanjang hidup dan karirnya, Dewey

telah banyak menulis buku maupun artikel mengenai teori pengetahuan dan

metafisika, serta pendidikan. Buku yang paling penting adalah How We Think (1910)

dan Democracy and Education (1916) merupakan karya yang fenomenal, Freedom

and Cultural, art and Eksperience, The Quest of Certainty Human Nature and

Conduct (1922), Experience and Nature (1925) (http://www.iep.utm.edu).

Page 9: Teori,Konsep,Sisitem Pendidikan Dan Teknologi Pendidikan

7

2.2 Pemikiran Dewey Tentang Pendidikan

Pemikirannya banyak dipengaruhi oleh teori evolusi dari Charles Darwin.

Yang mengajarkan bahwa hidup adalah suatu proses, dimulai dari tingkatan yang

terendah berkembang, maju dan meningkat. Hidup tidak statis melainkan dinamis.

Menurutnya dunia ini penciptaannya belum selesai, segala sesuatunya akan

mengalami perubahan, tumbuh dan berkembang tiada batas dan tidak ada finalnya.

John Dewey adalah salah satu pendiri aliran pragmatisme yang menganggap

kegiatan belajar adalah kegiatan yang aktif. Aliran pragmatisme disebut juga

instrumentalisme atau eksperimentalisme untuk membedakan dengan tokoh

penganut aliran yang sama. Instrumentalisme karena menganggap bahwa dalam

hidup ini tidak dikenal tujuan akhir, melainkan hanya tujuan antara dan sementara

yang merupakan alat untuk mencapai tujuan berikutnya dan eksperimentalisme

karena menggunakan metode eksperimen dan berdasarkan atas pengalaman dalam

menentukan kebenarannya.

Pengalaman adalah salah satu kunci filsafat instrumentalism. Pengalaman

merupakan keseluruhan aktivitas manusia yang mencakup segala proses yang saling

mempengruhi antara organisme hidup dalam lingkungan fisik dan sosial. Filsafat

instrumentalisme Dewey dibangun berdasarkan asumsi bahwa pengetahuan

berpangkal dari pengalaman-pengalaman yang bergerak dan bergerak kembali

menuju pengalaman, untuk menyusun kembali pengalaman-pengalaman tersebut

diperlukan pendidikan yang merupakan transformasi yang terawasi dari keadaan

yang tidak menentu kearah keadaan tertentu.

Aliran Pragmatisme Dewey yakin bahwa akal manusia aktif selalu ingin

meneliti, tidak pasif dan tidak begitu saja menerima pandangan tertentu sebelum

dibuktikan kebenarannya secara empiris.Pikiran tidak bertentangan dan tidak

Page 10: Teori,Konsep,Sisitem Pendidikan Dan Teknologi Pendidikan

8

terpisah dari dunia, melainkan merupakan bagian dari dunia.Pengetahuan sebagai

transaksi antara manusia dan lingkungannya dan kebenaran merupakan bagian dari

pengetahuan. Manusia dalam kehidupannya memerlukan alat untuk memecahkan

masalah-masalah tersebut yang selalu akan muncul karena pengalaman pada

dasarnya selalu berubah.

Dalam dunia pendidikan utamanya pendidikan yang berlangsung disekolah,

Dewey berpendapat bahwa sekolah tidak perlu ditempuh dalam waktu yang lama

dan ketat.Idenya siswa datang ke sekolah untuk melakukan kegiatan, untuk

mendapatkan sesuatu yang berguna bagi hidup di masyarakat.Apa yang diberikan di

sekolah haruslah sesuatu yang nyata yang nantinya dapat dipraktekkan dalam

kehidupan bermasyarakat. Sebagai contohnya, pelajaran matematika dapat

disampaikan dengan cara yang menyenangkan seperti dilakukan dengan memasak

atau berbelanja di pasar atau toko (http://wilderdom.com).

Penyampaian materi dengan praktek langsung di sekolah menurut Dewey

akan lebih mudah dipahami oleh pebelajar. Hal ini sejalan dengan yang dikatakannya

yaitu “Education is life itself”. Pendapat Dewey juga bahwa pendidikan merupakan

proses sosial dimana anggota masyarakat yang belum matang (terutama anak-anak)

diajak ikut berpartisipasi dalam masyarakat. Tujuan pendidikan adalah memberikan

kontribusi dalam perkembangan pribadi dan sosial seseorang melalui pengalaman

dan pemecahan masalah yang berlangsung secara reflektif (Reflective

Thinking).Dewey dan Peirce memiliki pemikiran bahwa suatu ide itu benar apabila

berakibat memberi kepuasan jika diuji secara objektif dan ilmiah.Untuk

memecahkan masalah-masalah sosial dan perorangan yang paling penting,

diharapkan menerapkan logika sains pada pengalaman yang problematis. John

Dewey dalam menerapkan konsep pragmatisme secara eksperimental dalam

memecahkan masalah dengan 5 langkah utama yaitu:

Page 11: Teori,Konsep,Sisitem Pendidikan Dan Teknologi Pendidikan

9

1.Adanya suatu kesulitan yang dirasakan. Pada langkah ini pebelajar

mempunyai pengalaman langsung dari keterlibatannya artinya dalam tahap ini,

pebelajar merasakan adanya permasalahan setelah mengalami langsung situasi

belajar.

2.Menentukan letak dan batas kesulitan. Langkah ini menuntun pebelajar

untuk berfikir kritis yang terkendali dan pemikiran yang tidak terkendali.Berdasarkan

pengalaman pada langkah pertama tersebut pebelajar mempunyai masalah khusus

yang merangsang pikirannya, dalam langkah ini pebelajar mencermati permasalahan

dan timbul upaya mempertajam masalah sampai pada menentukan faktor-faktor

yang diduga menyebabkan timbulnya masalah.

3.Saran pemecahan yang mungkin. Pebelajar mempunyai atau mencari

informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah tersebut, dalam langkah ini

pebelajar memikirkan dan merumuskan penyelesaian masalah dengan

mengumpulkan data-data pendukung.

4.Pengembangan melalui penalaran dari langkah ketiga. Pada langkah ini

pebelajar mengembangkan berbagai kemungkinan dan solusi tentatif untuk

memecahkan masalah, pebelajar berusaha untuk mengadakan penyelesaian

masalah dengan memunculkan hipotesis penyelesaian masalah.Melakukan

pengamatan dan percobaan lebih lanjut.

5.Pada langkah kelima mengarahkan pada penerimaan atau penolakan

kesimpulan mengenai keyakinan atau kesangsian. Artinya pebelajar menguji

kemungkinan dengan jalan menerapkannya untuk memecahkan masalah sehingga

pebelajar menemukan sendiri keabsahan temuannya, pebelajar mencoba

menyelesaikan permasalahan dengan menguji hipotesis yang sudah disusunnya dan

kemudian menarik kesimpulan.(Yusufhadi, 2005).

Page 12: Teori,Konsep,Sisitem Pendidikan Dan Teknologi Pendidikan

10

Dari langkah di atas, Dewey berusaha menyusun suatu teori yang logis dan

tepat berdasarkan konsep, pertimbangan, penyimpulan dalam bentuknya yang

beraneka ragam, dalam arti alternatif. Menurutnya apa yang dikatakan benar adalah

apa yang pada akhirnya disetujui oleh semua orang yang menyelidikinya. Jadi

menurut Dewey, kesimpulan penelitian yang dihasilkan haruslah berlaku secara

umum tidak hanya untuk kasus tertentu saja. Kegiatan berpikir timbul karena

adanya gangguan terhadap situasi yang menimbulkan masalah bagi manusia

(langkah 1,2) untuk memecahkannya disusun hipotesis sebagai bimbingan bagi

tindakan berikutnya. Dewey menegaskan bahwa berpikir ilmiah merupakan alat

untuk memecahkan masalah, yang kemudian disebut metode ilmiah.Metode ilmiah

tersebut oleh Dewey disebut dengan reflective thinking.

2.3 Aplikasi Dalam Teknologi Pendidikan

Project-Based Learning

Project-based learning adalah metode pedagogis dimana para siswa bekerja

sebagai tim kemudian diberikan pertanyaan untuk dijawab, kemudian diarahkan

untuk membuat sebuah artefak untuk menyajikan pengetahuan yang merekaperoleh. (e-book: Instructional Technology Philosophy). Artefak mungkin termasuk

berbagai media seperti tulisan, gambar, representasi tiga dimensi, video, fotografi,

atau presentasi berbasis teknologi.Dasar dari project-based learning terletak pada

keaslian atau kehidupan nyata aplikasi penelitian dan dianggap alternatif daripembelajaran yang berbasis kertas, menghafal, serta pembelajaran dalam ruang

kelas yang dibimbing oleh guru.

Para pendukung project-based learning menyebutkan banyak manfaat dari

strategi ini, misalnya siswa dapat memahami lebih mendalam mengenai konsep,basis pengetahuan yang lebih luas, meningkatkan komunikasi dan keterampilan

Page 13: Teori,Konsep,Sisitem Pendidikan Dan Teknologi Pendidikan

11

interpersonal/sosial, meningkatkan keterampilan kepemimpinan, kreativitas, dan

keterampilan menulis.John Dewey awalnya mempromosikan ide "learning by doing."Ide ini telah

mendasari project-based learning yang berkembang dewasa ini. Meskipun banyak

kelebihan project-based learning ini namun kelemahan yang ada apabila terdapatkemalasan sosial yaitu adanya anggota tim yang tidak berkontribusi maksimal di

dalam kerja tim akan dapat menurunkan standar kinerja yang akan dicapai.

Elemen: Ide inti project-based learning adalah bahwa masalah di dunia nyata

menarik minat siswa dan meningkatkan pemikiran yang lebih mendalam akankeinginan siswa untuk memperoleh dan menerapkan pengetahuan baru dalam

konteks pemecahan masalah. Guru memainkan peran fasilitator, bekerja sama

dengan siswa untuk menyusun pertanyaan penting, penataan tugas bermakna,pembinaan pengembangan pengetahuan dan keterampilan sosial, dan menilai

dengan cermat apa saja yang telah siswa pelajari dari pengalaman selama

mengerjakan proyek. Proyek yang khas menyajikan masalah untuk dipecahkan,misalnya apa cara terbaik untuk mengurangi polusi di kolam sekolah, atau fenomena

untuk diselidiki misalnya apa yang menyebabkan hujan.

Contoh: Di tingkat SMA, kegiatan kelas mungkin termasuk membuat sistempemurnian air, membuat pupuk kompos, meneliti statistik sampah,

mendokumentasikan sejarah lokal melalui wawancara, atau menulis esai tentang

pemulung. Kelas ini dirancang untuk membantu siswa berpikir kritis dan

mempersiapkan diri untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi.

(http:www.boundless.com)

Pemikiran Dewey telah memberi sumbangan yang besar dalam

pembaharuan dunia pendidikan, utamanya pada proses pembelajaran di kelas yang

disarankannya tidak terfokus pada guru melainkan pada siswa, karena siswamempunyai kekuatan-kekuatan yang luar biasa yang dapat digali dengan menarik

minat dan keinginannya untuk mendapatkan pengetahuannya sendiri dan guru

hanya bertindak sebagai fasilitator.

Page 14: Teori,Konsep,Sisitem Pendidikan Dan Teknologi Pendidikan

12

PEMIKIRAN KI HAJAR DEWANTARA TENTANG PENDIDIKAN

Pada jaman kemajuan teknologi sekarang ini sebagian besar perilaku

manusia dipengaruhi oleh pesatnya perkembangan dan kecanggihan teknologi.

Banyak orang terbuai dengan teknologi yang canggih, sehingga melupakan aspek-

aspek lain dalam kehidupannya seprti pentingnya membangun relasi dengan orang

lain, perlunya melakukan aktivitas sosial di dalam masyarakat, pentingnya

menghargai sesama lebih dari apa yang telah berhasil dibuatnya dan lain-lain.

Seringkali teknologi yang dibuat manusia untuk membantu manusia tidak lagi

dikuasai oleh manusia tetapi sebaliknya manusia yang dikuasai oleh kemajuan

teknologi.Manusia tidak lagi bebas menumbuhkembangkan dirinya menjadi manusia

seutuhnya dengan segala aspeknya. Keberadaan manusia pada jaman ini seringkali

dinilai dari to have ( apa saja materi yang dimilikinya ) dan to do ( apa saja yang telah

berhasil / tidaka berhasil dilakukannya ) daripada keberadaan pribadi yang

bersngkutan ( to be ). Dalam pendidikan perlu ditanamkan sejak dini bahwa

keberadaan seorang pribadi, jauh lebih penting dan tentu tidak persis sama dengan

apa yang menjadi miliknya dan apa yang telah dilakukannya. Sebab manusia tidak

sekedar pemilik kekayaan dan juga menjalankan suatu fungsi tertentu. Pendidikan

yang humanis menekankan pentingnya pelestarian eksistensi manusia, dalam arti

membantu manusia lebih manusiawi, lebih berbudaya sebagai manusia yang utuh

berkembang ( menurut ki Hajar Dewantara menyangkut daya cipta ( kognitif ), daya

rasa ( afektif ) dan data karsa ( konatif )). Pendek katam educate the head, the heart

and the hand.

Di tengah-tengah maraknya globalisasi komunikasi dan teknologi, manusia

makin bersikap individualis.Mereka gandrung teknologi, asyik dan terpesona dengan

penemuan-penemuan / barang-barang baru dalam bidang iptek yang serba canggih

Page 15: Teori,Konsep,Sisitem Pendidikan Dan Teknologi Pendidikan

13

sehingga cenderung melupakan kesejahteraan dirinya sendiri sebagai pribadi

manusia dan semakin melupakan aspek sosialitas dirinya.Oleh karena itu,

pendidikan dan pembelajaran hendaknya diperbaiki sehingga memberikan

keseimbangan pada aspek individualitas ke aspek sosialitas atau kehidupan bersama

sebagai masyarakat manusia.Pendidikan dan pembelajaran hendaknya juga

dikembalikan kepada aspek-aspek kemanusia yang perlu ditumbuhkembangkan

pada diri peserta didik.

Ki Hajar Dewantara, pendidik asli Indonesia, melihat manusia lebih pada sisi

kehidupan psikologinya. Menurutnya manusia memiliki daya jiwa, yaitu : cipta, karsa

dan karya. Pengembangan manusia seutuhnya menuntut pengembangan semua

daya secara seimbang. Pengembangan yang terlalu menitikberatkan pada satu daya

saja akan menghasilkan ketidakutuhan perkembangan sebagai manusia. Beliau

mengatakan bahwa pendidikan yang menekankan pada aspek intelektual belaka

hanya akan menjauhkan peserta didik dari masyarakatnya. Dan ternyata pendidikan

sampai sekarang ini hanya menekankan pada pengembangan daya cipta dan kurang

memperhatikan pengembangan olah rasa dan karsa. Jika berlanjut terus akan

menjadikan manusia kurang humanis atau manusiawi.

Dari titik pandang sosio-antropologis, kekhasan manusia yang membedakan

dengan makhluk lain adalah bahwa manusia itu berbudaya, sedangkan makhluk

lainnya tidak berbudaya. Maka salah satu cara yang efektif untuk menjadikan

manusia lebih manusiawi adalah dengan mengembangkan kebudayaanya.

Persoalnnya budaya dalam masyarakat itu berbeda-beda. Dalam masalah

kebudayaan berlaku pepatath : lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya.

Manusia akan benar-benar menjadi manusia kalau ia hidup dalam budayanya

sendiri. Manusia yang utuh antara lain dimengerti sebagai manusia itu sendiri

ditambah dengan budaya masyarakat yang melingkupinya.

Page 16: Teori,Konsep,Sisitem Pendidikan Dan Teknologi Pendidikan

14

Ki Hajar Dewantaraaa sendiri dengan menubah namanya ingin menunjukkan

perubahan sikapnya dalam melaksanakan pendidikan, yaitu dari satria pinadhita ke

pinadhita satria, yaitu dari pahlawan yang berwatak guru spiritual ke guru spiritual

yang berjiwa ksatria, yang mempersiapkan diri dan peserta didik untuk melindungi

bangsa dan negara. Bagi Ki Hajar Dewantara, para guru hendaknya menjadi pribadi

yang bermutu dalam kepribadian dan kerohaniaan, baru kemudian menyediakan diri

untuk menjadi pahalawan dan juga menyiapkan para peserta didik untuk menjadi

pembela nusa dan bangsa. Dengan kata lain, yang diutamakan sebagai pendidik

pertama-tama adalah fungsinya sebagai model atau figur keteladanan, baru

kemudian sebagai fasilitator atau pengajar. Oleh karena itu, nama Hajar Dewantara

sendiri memiliki makna sebagai guru yang mengajarkan kebaikan, keluhuran,

keutamaan. Pendidik atau sang Hajar adalah seorang yang memilki kelebihan di

bidang keagamaan dan keimanan sekaligus masalah sosial kemasyarakatan.

Modelnya adalah Kyai Semar ( menjadi perantara antara Tuhan dan manusia,

mewujudkan kehendak Tuhan di dunia ini ). Sebagai pendidik yang merupakan

perantara Tuhan, maka guru sejati sebenarnya adalah berwatak pandita juga, yaitu

mampu menyampaikan kehendak Tuhan dan pembawa keselamatan.

Manusia merdeka adalah tujuan pendidikan Taman Siswa.Merdeka baik

secara fisik, mental dan kerohanian.Namun kemerdekaan pribadi ini dibatasi oleh

tertib damainya kehidupan bersama dan ini mendukung sikap-sikap seperti

keselarasan, kekeluargaan, musyawarah, toleransi, kebersama, demokrasi,

tanggungjawan dan disiplin.Sedangkan maksud pendirian Taman Siswa adalah

membangun budayanya sendiri, jalani hidup sendiri dengan mengembangkan rasa

merdeka dalam hati setiap orang melalui media pendidikan yang berlandaskan pada

aspek aspek nasional.Landasan filosofisnya adalah nasionalistik dan

universalistik.Nasionalistik maksudnya adalaha budaya nasional, bangsa yang

Page 17: Teori,Konsep,Sisitem Pendidikan Dan Teknologi Pendidikan

15

merdeka dan independen baik secara politis, ekonomis maupun spiritual.Universal

artinya berdasarkan pada hukum alam, segala sesuatu merupakan perwujudan dari

kehendak Tuhan.Prinsip dasarnnya adalah kemerdekaan, merdeka dari segala

hambatan.Cinta, kebahagiaan, keadilan dan kedamain tumbuh dalam diri

manusia.Suasana yang dibutuhkan dalam dunia pendidikan adalah suasana yang

berprinsip pada kekeluargaan, kebaikan hati, empati, cinta kasih dan penghargaan

terhadap masing-masing anggotanya. Maka, hak setiap individu hendaknya

dihormati ; pendidikan hendaknya membantu peserta didik untuk menjadi merdaka

dan independen secara fisik mental dan spiritual ; pendidikan hendaknya tidak

hanya mengembangkan aspek intelektual sebab akan memisahkan dari orang

kebanyakan; pendidikan hendaknya memperkaya setiap individu tetapi perbedaan

antara masing-masing pribadi harus tetap dipertimbangkan; pendidikan hendaknya

memperkuat rasa percaya diri, mengembangkan harga diri; setiap orang harus hidup

sederhana dan guru hendaknya rela mengorbankan kepentingan-kepentingan

pribadinya demi kebahagiaan peserta didiknya. Peserta didik yang dihasilkan adalha

peserta didik yang berkepribadian merdaka, sehat fisik, sehat mental, cerdas,

menjadi anggota masyarakat yang berguna dan bertanggungjawab atas kebahagiaan

dirinya dan kesejahteraan orang lain. Metode yang sesuai dengan sistem pendidikan

ini adalah sistem among, yaitu : metode pengajaran dan pendidikan yang

mendasarkan pada asih, asah dan asuh. Yang dimaksud dengan manusia merdeka

adalah seorang yang mampu berkembang secara uth dan selaras dari segala aspek

kemanusiaanya dan yang mampu menghargai dan menghormati kemanusiaan setiap

orang. Oleh karena itu, bagi Ki Hajar Dewantara pepatah in sangat tepat, yaitu “

educate the head, the heart and the hand “

Guru yang efektif memiliki keunggulan dalam mengajar; dalam hubungannya

dengan peserta didik dan anggota komunitas sekolah; dan juga relasa dan

Page 18: Teori,Konsep,Sisitem Pendidikan Dan Teknologi Pendidikan

16

komunikasinya dengan pihak lain; segi administrasi sebagai guru dan sikap

profesionalitasnya. Sikap-sikap profesional itu meliputi antara lain : keinginan untuk

memperbaiki diri dan keingina untuk mengikuti perkembangan zaman. Maka,

penting pula membangun suatu etos kerja yang positif, yaitu menjunjung tinggi

pekerjaan, menjaga harga diri dalam melaksanakan pekerja dan keinginan untuk

melayani masyarakat.Dalam kaitan ini penting juga penampilan seorang profesional

secara fisik, intelektual, relasi sosial, kepribadian, nilai-nilai dan kerohanian serta

mampu menjadi motivator.Singkatnya perlu adanya peningkatan mutu kinerja yang

profesional, produktif dan klaboratif demi pemanusiaan secara utuh setiap peserta

didik.

Akhirnya, kita perlu menyadari bahwa tujuan pendidikan adalah

memanusiakan manusia muda.Pendidikan hendaknya menghasilkan pribadi-pribadi

yang lebih manusia, berguna dan berpengaruh di masyarakatnya, yang

bertanggungjawab atas hidupnya sendiri dan orang lain, yang berwatak luhur dan

berkeahlian.

Page 19: Teori,Konsep,Sisitem Pendidikan Dan Teknologi Pendidikan

17

Teori Dan Konsep Pendidikan Ikhwanu Al Shafa (Pendidikan Islam )

Kaitannya Dengan Teknologi Pendidikan

A. Pendahuluan

Ikhwanu Al Shafa adalah sebuah perkumulan politik bahwa tanah yangberpusat di kota Bashrah dalam masa pertengahan kedua abad 4 hijrah (abad 10M).Mereka membahas berbagai cabang ilmu, termasuk pendidikan dan pengajaran.Dengan kegiatan pendidikan mereka maksudnya untuk membina generasi mudayang cakap, berilmu, berakhlak mulia, memiliki pandangan luas dan tajam sehinggamampu bekerja dan bertanggung jawab di dalam suatu negara yang akan dibangunnanti. Pendidikan Islam merupakan sebuah pendidikan yang harus dilakukan secarasadar untuk mencapai tujuan yang jelas melalui syariat Islam. Pendidikan Islamadalah universal dan hendaknya diarahkan untuk menyadarkan manusia bahwa dirimereka adalah hamba tuhan yang berfungsi mengahambakan diri kepadanya

B.Sumber Ajaran Islam

1).Al-quran,Firman Allah yang disampaikan kepada Nabi Muhammad Melaluimalaikat Jibril

2) sunnah adalah perkataan, perbuatan, dan takrir nabi

C.Dasar Pendidikan

Dasar pendidikan adalah Islam yang dijabarkan dalam pengenalan tentang(1) Allah, alam dan manusia, (2) Akhlak manusia dan ilmu, (3) masyarakat yangmakmur dan pemerintah yang adil. Allah telan menciptakan alam semesta bukanlahtanpa tujuan.Dan manusia, secara khusus, dimuliakan-Nya dan dibebani-Nya tugasuntuk menjadi khalifahnya di muka bumi dan bertugas memakmurkannya sertamemanfaatkan alam semesta seoptimal mungkin tanpa melupakan Allah.Kemakmuran tersebut tidak mungkin akan tercapai tanpa akhlak mulia dan ilmupengetahuan. Yang pertama akan tercapai dengan mengamalkan ajaran Allah danRasul-Nya mengenai akhlak mulia. Sedang yang kedua diperoleh melalui sumberajaran Allah, pengenalan dengan indra dan penalaran dengan akal. Semuanya

Page 20: Teori,Konsep,Sisitem Pendidikan Dan Teknologi Pendidikan

18

diarahkan kepada pencapaian cita – cita mendirikan suatu pemerintahan yang adildan bewibawa berdasarkan nilai keutamaan Islam

D.Tujuan Pendidikan

Ikhwanu Al Shafa menjabarkan tujuan pendidikan sebagai berikut :

1)Mengenal Allah dan Ke-Esaan-Nya. Tujuan ini adalah yang terpenting.Semua tujuan lain dari kagiatan pendidikan adalah sekedar wasilah (jalan) untukmencapai tujuan utama itu.

2)Mengenal dan mendidik diri. Pengenalan akan Allah tidak akan tercapaioleh manusia kecuali apabila ia telah mengenal dengan baik dirinya. Pengenalanyang benar tentang hakikat diri akan membimbing ke arah iman kepada hariberbangkit di akhirat, pahala dan siksaan yang pada gilirannya, akan menumbuhkangairah untuk berakidah benar, beramal saleh, berakhlak mulia dan tabahmenghadapi segala kemelut hidup.

3)Membesarkan ruh dari jasad dan mengutamakan nikmat akhirat. Tugashakiki manusia di dunia adalah meningkatkan dirinya untuk mencapai insan kamil(manusia seuntuhnya) dan dengan ilmunya berhasil mencapai bashirah (penalarantinggi). Dengan begitu ia akan dapat terbebas dari alam jasad dan kekelamankebodohan (dalam masa hidupnya) dan menerobos alam angkasa (alam langit) sertamenerawang ke alam abadi, alam sorgawi.

4)meningkatkan kesejahteraan manusia di dunia. Ilmu harus diaplikasikandalam rangka mencapai kesejahteraan hidup.Manusia yang layak mendapatpenghormatan adalah yang dapat menerapkan ilmunya ke dalam realitas kehidupanyang sebenarnya.

E.Asas – asas PendidikanIkhwanu al Shafa mengemukakan asas pendidikan sebagai berikut :1)Asas perbedaaan individu (individual differences)Pengajar harus menyesuaikan materi pelajaran dengan kondisi pribadi atau

potensi intelejensi anak – anak, karena mereka berbeda antara satu dengan yanglainnya, baik perbedaan itu karena berlainan fisis, psikis dan intelejensi maupun

Page 21: Teori,Konsep,Sisitem Pendidikan Dan Teknologi Pendidikan

19

karena keberagaman faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Perbedaantersebut tidak hanya dalam kalangan individu melainkan juga dalam kalangankelompok sosial dan antar bangsa dan termanifestasi yang atau terkonfigurasi dalamberbagai prilaku kehidupan sosial, misalnya tingkah laku, watak, cara berpikir,bahasa dan sebagainya yang bermura kepada nuansa – nuansa penampilan diri danciri karakteristik individual yang sukar diukur secara tepat.

2)Asas Umum dan Khusus

Ke dalam asas umum termasuk anak – anak, wanita, anak terbelakang(retarded chidren), banci, cacat tubuh (physically retarded) dan yang semacamnya.Ke dalam asas khusus terkategori para ulama, ilmuwan, cedekiawan, filosof danyang semacamnya.Ilmu pengetahuan yang dimiliki Ikhwanu al Shafa tidak akandiberi kecuali kepada kelompok khusus saja. Oleh karena itu, maka yang dapatbergabung ke dalam kelompok mereka adalah dari kalangan khusus dan terseleksiserta telah berhasil menempuh tingatan – tingkatan ilmu, sesuai dengan jenjang –jenjang yang mereka tentukan.

3)Asas Menolak taqlid

Setiap orang harus berpegang teguh kepada dirinya dlam berusahamenemukan hakikat dan tidak boleh menjadi pengikut setia (taqlid) saja kepadapendapat orang lain. Masing - masing harus berusaha menemukan sendiri sesuatuilmu dan jika mungkin mencari sendiri proposisi – proposisi penunjangnya.Kelompok yang terbebas dari keharusan itu hanyalah anak – anak, wanita danmereka yang lemah akal (feeable minded). Oleh karena itu, setiap peserta didikharus diarahkan kepada berpikir dan menemukan sendiri natijah logik daripadakegiatan berpikirnya.

4)Asas Ilmu Inherent pada Amal

Pengajaran tidak hanya sekedar mengisi otak anak dengan berbagai ilmupengetahuan, tetapi lebih dari itu, ilmu tersebut harus termanifestasi danterealisasikan dalam amal perbuatan nyata. Selanjutnya, orang – orang yangberamal (berbuat) tanpa ilmu pengetahuan pasti akan sesat dan malah mungkinsekali berakibat tidak baik terhadap dirinya. Oleh karena itu, pendidikan adaah

Page 22: Teori,Konsep,Sisitem Pendidikan Dan Teknologi Pendidikan

20

membimbing anak kearah menuntut ilmu dengan tujuan untukdiwujudkan/diamalka.Ilmu yang diperoleh anak seharusnya membimbingnya kearah peningkatan kemamuan konseptualisasi konsepsi, kemampuanoperasionalisasi, aplikasi dan keterampilan yang akurat.

5)Asas bakat dan kecenderungan

Perbedaan bakat menyatakan keinginan dan kecederungan berlainan, baikdalam hal ilmu maupun profesi atau pekerjaan.Ada manusia yang berbakat dagang,pertukangan atau lainnya dan ada yang berbakat ilmiah, tetapi berlainan ilmu yangmenduduki pusat minatnya, di samping berbeda pula kemampuan intelejensi (IQ)dan kesempatan memperolehnya. Anak harus terlebih dahulu mengerti atau kenalakan berbagai ilmu yang akan dipelajarinya sehingga ia dapat menentukan altenarifpemilihan ilmu yang sesuai dengan bakat dan minatnya atau mana di antara ilmu –ilmu itu yang terkategori pokok baginya sehingga ia merasa wajib mendalaminya.Hal ini perlu karena ilmu telah berkembang sedemikian banyaknya sehingga tidakmungkin semuanya dipelajari secara mendalam oleh setiap orang.

F.Sistem Belajar

Sesuai dengan sifat perkumpulannya yang rahasia, maka belajar tidakdilakukan secara klasikal. Mereka tidak mendaftarkan Peserta didik dalam jumlahdan absen tertentu tetapi berusaha memilih orang – orang yang setelah dengan cararahasia diberi informasi tertentu, diperkirakan akan bersedia bergabung kedalamjamaah mereka. Setelah calon baru diperoleh mulailah mereka mendidik dengancara-cara sebagai berikut :

1)Membina kegairahan ilmiah

Kepada calon dijelaskan tentang keutamaan dan kebajikan melaluipembacaan beberapa bagian dari Risalah Ikhwanu al Shafa. Masalah – masalah yangterasa sulit oleh calon, tidak diberikan jawaban yang memuaskan sehingga ia merasabergairah untuk mempelajarinya lebih jauh. Di samping itu, kepada calon diajukanbeberapa topik yang digambarkan sebagai sangat penting, tetapi pembahasan danpenyelesaiannya akan diperoleh hanya melalui penelahan mendalam Risalah –Risalah Ikhwanu al Shafa, terutama dengan menemui ahlinya (baca : pemimpinnya).

Page 23: Teori,Konsep,Sisitem Pendidikan Dan Teknologi Pendidikan

21

Itulah sebabnya, mengapa kepada calon hanya diajarkan ilmu yang sifatnya hanyapendahuluan atau pengantar.

2)Latihan Jiwa

Jika calon siswa sudah terlihat senang akan dan gairah kepada ilmu, makaPengajar (Ikhwanu al Shafa) harus bersikap sebagai dokter yang benar – benarlembut dan bahkan berbuat sebagai perawat pasien yang baik. Ia harus menghadapicalon dengan sopan serta menghajarnya secara berangsur sesuai dengan tingkatkemampuannya. Jika setelah belajar terlihat tanda – tanda jiwa calon sudah suci danakhlaknya sudah baik, maka Pengajar sudah dapat memuali latiah – latihanintelejensinya dengan mengajarkan ilmu – ilmu pasti alam, mencoba dengan ujian –ujian mentalitas dan loyalitas sebelum mengajarnya ilmu – ilmu hikmat yang sifatnyarahasia. Pengajar dilarang membuka rahasia dan ilmu dan hikmat sebelum mengenalcalon dengan amat baik, terutama loyalitasnya.Ia akan mendapat hukumanmeskipun tidak pernah dilakukan jika melanggar ketentuan itu. Setelah latihan danujian itu selesai maka calon akan diajar dalam majlis – majlis khusus.

3)Membaca dan Mendiskusikan isi Risalah

Risalah – rislah Ikhwanu al Shafa yang berjumlah 51 buah itu, dijadikan bukupegangan dalam semua majlis pengajaran mereka.Untuk lebih menolong parapenggemar mereka telah menyusun daftar isi dari semua Risalah secaraberurutan.Dengan penyusunan itu mereka maksudkan tidak saja untukmemudahkan menemukan masalah melainkan juga menolong bagi mempelajarinyasecara bertingkat.

Peserta didik – Peserta didik yang sudah dapat menyelesaikan pendalamansemua Risalah berarti sudah meningkat menjadi ilmuwan muttaqin.Ia dibenarkanmelanjutkan studynya ketingkat lebih tinggi, yakni mendalami kitab – kitabterhormat yang dipelihara secaha khusus dan dirahasiakan yang amat dalam didalam Risalah Al Jami’ah (Risalah tertinggi) dan rahasia – rahasia (asrar) lainnya yangdiketahui hanya oleh mereka. Orang yang sudah memahami rahasia – rahasia ituberarti sudah cukup tinggi ilmunya sehingga sudah dapat bergabung denganmereka.

Page 24: Teori,Konsep,Sisitem Pendidikan Dan Teknologi Pendidikan

22

4)Menyebarkan Risalah dan Da’i

Risalah dan Da’i (Pengajar) disebarkan oleh mereka kewilayah – wilayah yangjauh. Para Da’i mengajarkan Risalah dengan cara memulai dari membina mentalcinta ilmu dan, secara berangsur, menggiring ke arah menanyakan masalah –masalah yang sukar di dalamnya. Mereka lantar membisikan bahwa Risalahmengandung isi tersurat dan tersirat serta hikmah penting yang sangat perludidalami darn karenanya, perlu menemui ahlinya.

5)Mengajar secara Berangsur-angsur

Setiap Pengajar (da’i) harus mengajarkan isi Risalah secara berangsur, mulaidari yang mahsus (concrete) menuju yang ma’qul (abstract). Dengan lebih dahulumengajarkan yang mahsus berarti mempersiapkan Peserta didik untuk mempelajariilmu yang ma’qul.

G.Asas umum Metode Mengajar

Ikhwanu Al Shafa merumuskan metode mengajar atas asas - asas sebagaiberikut :

1)Asas CintaSemua ilmu harus dicintai. Asas ini akan mendorong Peserta didik untuk

mempelajari dan mengajarkan ilmu.2)Asas TerampilIlmu yang sudah dimiliki harus dengan terampil diaplikasikan (diamalkan)

dalam realitas kehidupan.

3)Asas TerbukaSeorang ilmuwan tidak boleh fanatik kepada satu atau beberapa ilmu saja,

apalagi taqlid buta kepada sesuatu madzhab ilmiah.

4)Asas reformatif dan InovatifSetiap Peserta didik harus dirangsang untuk belajar secara kritis, analisis dan

berinisitatif (berijtihad) guna menemukan ilmu pengetahuan baru

5)Asas Isyarat dan Hikayat.

Page 25: Teori,Konsep,Sisitem Pendidikan Dan Teknologi Pendidikan

23

Pelajaran dapat diberikan teknik isyarat melalui ceritera – ceritera burungatau hewan – hewan lainya, misalnya : hewan – hewan bertengkar dalam halmengadukan kepada jin tentang kejahatan manusia. Cara ini, menurut mereka, lebihberkesan ke dalam hati anak dan tidak membosankan.

6)Asas JelasBahan pelajaran harus jelas, tidak sukar atau membingungkan.Pengajaran

harus dimulai dari yang mudah dan secara berangsur beranjak kepada yang sukar.7)Asa Keberhasilan.Keberhasilan belajar menumbuhkan kesan positif dalam diri anak. Dengan

rasa berhasil itu anak akan terdorong menambah ilmunya. Pengajar diharuskanberusaha sekuatnya untuk membuat anak merasa berhasil dalam kegiatanbelajarnya.

H.Pemikiran Tentang Peserta didik dan Pengajar1)Persyaratan Peserta didik

Pemilihan Peserta didik terlihat ditetapkan berdasarkan test kepribadian(personality test) yang melalui hasilnya calon Peserta didik diperkirakan dapatditerima atau ditolak. Test kepribadian tersebut dilakukan secara berhati – hati olehPengajarnya yang akan memilih Peserta didiknya. Di samping itu ada beberapasyarat yang menentukan bagi diterimanya calon Peserta didik, yaitu : (1)berkelakuan baik, (2) berkebiasaan terpuji, (3) bersikap jujur, (4) amanah terhadapkawan dan lawan, (5) benar terhadap diri dan Tuhan, (6) mencintai tetangga dankarib kerabat, (7) ikhlas dalam mencintai orang, (8) tidak tamak akan harta dunia, (9)menginginkan untuk orang lain apa yang ia inginkan untuk dirinya, (10) tidak fanatikkepada hanya satu madzhab, (11) tidak muda tergod dengan masalah duniawi.

2)Persyaratan Pengajar

Setiap manusia tidak bebas daripada kewajiban belajar kepada Pengajar.Ayah dan ibu adalah sekedar saja bagi lahirnya anak kedalam dunia. DenganberPengajar anak akan menjadi manusia yang baik dan dapat diharapkan akanmampu mencapai tingkat insan kamil. Oleh karena itu, setiap Pengajar harusmemiliki persyaratan (1) menjadi teladan yang baik, tidak hanya dalam hal agama

Page 26: Teori,Konsep,Sisitem Pendidikan Dan Teknologi Pendidikan

24

dan ilmu saja melainkan jug adalam penampilan (performance), pakaian dan sikap,(2) menghargai serta bersikap serta bersikap rendah hati kepada Peserta didik, tidakboleh memungut upah atas jerih payahnya, apalagi menjangkit – jangkit jasanyaberkenaan dengan ilmu yang diajarkannya, (3) bersikap kasih sayang dan sabar,tidak boleh marah, apalagi menggertak Peserta didik, misalnya : karena bodoh ataulambat memahami pelajaran, (4) membina hubungan batin melalui kasih sayangyang intim antaranya dengan Peserta didik-Peserta didiknya sedangkan merekamengenal dan mencitainya.

Setiap Pengajar Ikhwanu al Shafa wajib menghindarkan diri dari sifat tercela,seperti : (1) takabur, angkuh, (2) senang mujadalah (mempertengkarkan) berbagaimasalah ilmiah dan selalu ingin menang, (3) mencampuri banyak masa lalunya danmemandang hal – hal syubhat (diragukan halal atau haramnya) dan sukameninggalkan yang wajib – wajib, (4) cinta dunia dan senang menimbun hartakekayaan.

I.Kaitan dengan Teknologi Pendidikan

Untuk membahas Makalah ini penulis menggunakan defenisi tahun 2004,Defenisi tahun 1994 Teknologi Pendidikan adalah studi dan praktek etis dalammemudahkan orang dalam belajar dan meperbaiki kinerja dengan menciptakan,menggunakan, dan mengelola proses dan sumber teknologi yang tepat guna.(AECT,2004)

Dasar Pendidikan adalah Islam dijabarkan dalam pengenalan pada Allah,alam dan manusia, (2) Akhlak manusia dan ilmu, (3) masyarakat yang makmur danpemerintah yang adil, bila kita perhatikan dasar ini menjadi pondasi buat pendidikdalam melakukan aktivits yang etis. Etis tidak hanya berdasarkan pada perasaanmanusia, tapi harus didasarkan pada prinsip yang diajarkan oleh Tuhan.TujuanPendidikan memandu setiap aktivitas fokus pada tujuan, jika tujan dari TP adalahmemudahkan dan meningkatkan kinerja,maka dengan adanya tujuan Pendidikanini pengajar dan peserta didik akan dimudahkan oleh Allah yang memiliki danpengatur segala urusan dan dengan mengenal dan mendidik diri akan denganmudah mengenal kharakter peserta didik.Dengan membesarkan ruh dari pada jasaddan mengutamakan nikmat akhirat, pengajar dan peserta didik dapat mengikuti

Page 27: Teori,Konsep,Sisitem Pendidikan Dan Teknologi Pendidikan

25

proses pembelajara dengan hati yang tulus, semangat yang tinggi dan menjadi nilaiibadah.

Lebih lanjut kaitan dengan asas-asas pendidikan.Asas perbedaaan individu(Pengajar harus menyesuaikan materi pelajaran dengan kondisi pribadi atau potensiintelejensi anak – anak, karena mereka berbeda antara satu dengan yang lainnya,baik perbedaan itu karena berlainan fisis, psikis dan intelejensi maupun karenakeberagaman faktor lingkungan yang mempengaruhinya, ini memenuhi fasilitatinglearning. Asas Umum dan Khusus, asas umum anak – anak, wanita, anak terbelakang(retarded chidren), banci, cacat tubuh (physically retarded) dan yangsemacamnya.Ke dalam asas khusus terkategori para ulama, ilmuwan, cedekiawan,filosof dan yang semacamnya. Pembedaan ini memudahkan Pengajar dalammenentukan tujuan instruksional dan mendesain pembelajaran, sehingga siswamendapat perlakuan yang cocok dengan kondisi mereka dengan demikian merekamudah untuk belajar , Asas Menolak taqlid (tidak menerima sesuatu tanpa ilmutentangnya),ini dimaksudkan agar orang memperbaiki kinerja pikirannya, sehiggaakan memperbaiki amal sholeh,ibadahnya dan ketaqwaan kepada Allah ( Allahmengangkat derajat orang yang beriman dan berilmu beberapa derajat). Asas IlmuInherent pada Amal yaitu ilmu harus diamalkan, ilmu tanpa amal ibaratkan pohonyang tidak berbuah, azas ini berkaitan erat dengan teknologi pendidikan bahwakinerja tidak akan berubah atau tidak terlihat, bila ilmu hanya disimpan,tapidiamalkan sehingga dapat membantu orang lain atau pemiliki ilmu itu sendiri untukmemperbaiki kinerja hidup pelakuknya atau orang lain, bisa juga dalam kontekmengajarkan sesuatu kepada anak didik sehingga anak lebih meningkatpengetahuan, ketrampilan dan aklaknya. Asas bakat dan kecenderungan, azas inimemberikan ruangan kepada anak untuk mendapatkan pengajaran yang sesuaidengan bakat,minat dan kemampuannya. Dengan demikian anak akan mudah untukmenyerap pengetahun dan ketrampilan yang diajarkan kepadanya, tidaklah etis bilakita mamaksa anak mempelajari sesuatu yang tidak disenangi dan tidakdiminatinya,hal ini juga akan memicu prustasi mereka dalam belajar,bukan prestasi.

Pada Point Sistem Belajar. Bila kita lihat Prinsip Belajar, ketika seorangPengajar hendak memulai suatu pembelajaran dalam kelas, Pengajar terlebih dahulumenjelaskan manfaat apa yang akan didapatkan ketika selesai mengikuti suatupokok bahasan (Membina kegairahan ilmiah). Latihan jiwa memberikan gambaran

Page 28: Teori,Konsep,Sisitem Pendidikan Dan Teknologi Pendidikan

26

bahwa adanya pembinaan yang bertahap terhadap anak dalam belajar.mula-mulaanak didekati dengan sangat lembut, dibina hatinya. Dengan demikian anak akanmudah berkosentrasi dan mengikuti pelajaran sebab hati dan pikirannya sudah satu(flow). Membaca dan Mendiskusikan isi Risalah. Dalam TP kita mengenal katamenggunakan, sumber dan lingkungan teknologi tepat guna, dengan demikiankegiatan membaca dan mendiskusikan isi risalah ini adalah termasuk kategori ini.Menyebarkan Risalah dan Da’i, merupakan praktek yang sangat etis karena aktivitasini dapat memudahkan (facilitating ) orang mempelajari islam, mengetahui islamsecara benar, sehingga tidak memahami islam itu dari sumber yang benar. Mengajarsecara Berangsur. Pengajar harus mengajarkan isi Risalah secara berangsur, mulaidari yang mahsus (concrete) menuju yang ma’qul (abstract), dengan demikian anakdidik dengan mudah menangkap isi ajaran islam.

Asas umum Metode Mengajar, dalam TP dalam pembelejaran akan dapatberlangsung dengan baik dan menyenangkan jika Pengajar mencintai Peserta didikseperti anaknya sendiri (Asas Cinta), Siswa mesti mempraktekkan pengetahuan atauketerampilan yang sudah didapatkannya (Asas Terampil), Asas Terbuka (tidak mestihanya mempelajari satu cabang pengetahuan atau satu orang Pengajar saja), Asasreformatif dan Inovatif, hal sangat ditekan dapal TP, ketika seseorang berbicaramengenai TP maka yang ditanya mana inovasinya. Asas Isyarat dan Hikayat(memberikan dengan contoh yang menaraik sehingga anak memberikan perhatianpada pelajaran) , Asas Jelas (penjelasan Pengajar harus jelas, tidak samar danbertele-tele), Asas Keberhasilan (Pengajar harus berupaya dengan sungguh-sungguhsehingga anak didik berhasil menguasai pelajaran yang diajarkan kepadanya)

Dalam desain instruksional ketika kita hendak menentukan tujuaninstruksioanl umum, kita harus dipertimbangkan karakteristik awal siswa.Persyaratan calon Peserta didik sebanyak 11 macam dapat diasosiasikan dengankarakteristik awal siswa sebagaimana dapat dilihat pada halaman sebelumnya

Demikian pula halnya dengan Persyaratan Pengajar dapat dijadikan sebagaiacuan bahwa seorang pendidik harus memiliki karakter yang baik, karena anak akanmeniru apa yang diperbuat oleh Pengajarnya,itulah sebabnya dalam islam untukmenjadi seorang Pengajar berat sekali, sebagaimana dapat dilihat pada halaman diatas

Page 29: Teori,Konsep,Sisitem Pendidikan Dan Teknologi Pendidikan

27

REFERENSI

Adi Sasono, Solusi Islam atas problematika umat: ekonomi, pendidikan, dandakwah, Jakarta:Gema Insani Press, 1999

Umar Al Dasuqi, Ikhwanu Al Shafa, Mesir, Daru Ihya’I Al Kutubi Al ‘Arabiyyah,‘Isa Al Babi Al Halabi wa Syarkahu, tt.

B. Lewis, V.L. Menage, Ch. Pellat, eds. The Ensyclopedia of Islam , Vol. III,Leiden, E.J. Brill London, Luzac & Co., 1971

Barbara B Seels dan Rita C Richey. Teknologi Pembelajaran:defenisi dankawasannya,1994

Barnadib, Imam. Filsafat Pendidikan, Sistem dan Metode, Andi Offset,Yogyakarta, 2001

Darsiti Soeratman, Ki Hajar Dewantara, Depdikbud, Jakarta, 1989

Harun Hadiwijoyono, Sari Filsafat Barat. Yogyakarta: Kanisius, 1980.

Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, Raja Grafinfo Persada, Jakarta:2009

Iwan Setiawan, Pendidikan Humanistik, Kompas ( 19 April 2007)

W. Yolton, John Locke and The Way of Ideas. Oxford: The OxfordUniversity Press, 1968

James Gordon Clapp, “Locke, John”, The Encyclopedia of Philosophy, edited

by Paul Edwards (ed.),Volume III and IV. New York: Simon and Schuster and Prencite Hall International,1996.

M.Atwi Suparman,Desain Instruksional Modern.panduan para pengajar danInnovator Pendidikan,Jakarta: Erlangga,2014

Nadiyah jamalu al din, Falsafatu al-tarbiyah ‘inda ikhwani al-shafa, samir AbuDaud, al Markazu al ‘Arabi li Al Shahafah, Beirut: dar Al-fikir, 1983

Scott, Richman. Successful Teaching,New York: Rowman & LittlefieldPublishers, 2013.

Page 30: Teori,Konsep,Sisitem Pendidikan Dan Teknologi Pendidikan

28

Syed Ameer Ali, The Spirit of Islam , Idarah I Adabyati Delli, Reprint 1978

Tengku Ramly,Refleksi Motivasi Pendidikan Ki Hajar Dewantara

(http://www.antaranews.com )

Thomas Hidya, Mencari Orientasi Pendidikan, Cahaya, Jakarta, 2004

Yusufhadi Miarso, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, Jakarta :Kencana,2005.

http://wilderdom.com diakses pada 16 April 2015

http://www.iep.utm.edu diakses pada 16 April 2015

https://www.boundless.com diakses pada 16 April 2015