2
Demam adalah suatu bagian penting dari mekanisme pertahanan tubuh melawan infeksi. Kebanyakan bakteri dan virus yang menyebabkan infeksi pada manusia hidup subur pada suhu 37 derajat C. Meningkatnya suhu tubuh beberapa derajat dapat membantu tubuh melawan infeksi. Demam akan mengaktifkan sistem kekebalan tubuh untuk membuat lebih banyak sel darah putih, membuat lebih banyak antibodi dan membuat lebih banyak zat-zat lain untuk melawan infeksi (Wibowo, S., 2006). Suhu badan diatur oleh keseimbangan antara produksi dan hilangnya panas. Alat penghatur suhu tubuh berada di hipotalamus. Pada keadaan demam keseimbangan ini terganggu tetapi dapat dikembalikan ke keadaan normal oleh obat mirip aspirin. Peningkatan suhu tubuh pada keadaan patologik diawali pengelepasan suatu zat piroge n endogen atau sitokin misalnya interleukin1 (IL1) yang memacu pengelepasan prostaglandin yang berlebihan di daerah preoptik hipotalamus. Obat mirip aspirin menekan efek zat pirogen endogen dengan menghambat sintesis prostaglandin. Demam yang timbul akibat pemberian prostaglandin tidak dipengaruhi, demikian pula peningkatan suhu tubuh sebab lain misalnya latihan fisik (Wilmana, 2011). Dalam tubuh panas dihasilkan oleh gerakan otot, simulasi makanan, dan oleh semua proses vital yang berperan dalam tingkat metabolisme basal. Panas dikeluarkan oleh tubuh melalui radiasi, konduksi (hantaran) dan penguapan air disaluran nafas dan ku lit. Sejumlah kecil panas juga dikeluarkan melalui urin dan feses. Keseimbangan antara pembentukan dan pengeluaran panas menentukan suhu tubuh. Karena kecepatan reaksi reaksi kimia bervariasi sesuai dengan suhu dan karena sistem enzim dalam tubuh memiliki rentang suhu normal yang sempit agar berfungsi optimal, fungsi tubuh norma l bergantung pada suhu yang relatif konstan (Ganong, 1997). Pengaturan suhu tubuh memerlukan keseimbangan yang akurat antara pembentukan dan hilangnya panas, hipotalamus mengatur set point sehingga suhu tubuh dipertahank an. Saat demam set point ini meningkat dan NSAID mendorongnya kembali ke keadaan normal. Obat ini tidak mempengaruhi suhu tubuh jika suhu tubuh naik oleh faktor sep erti olahraga atau meningkatnya suhu lingkungan (Goodman, 2007). Fungsi pengaturan adalah untuk memelihara temperature pusat (suhu dalam bagian tubuh dan dalam kepala) tetap pada nilai ambang ratarata 37 0 C walaupun terjadi kerja simpangan pembentukan panas, penerimaan dan pengeluaran panas (Mutschler, 1999). Nilai sebenarnya dicatat oleh reseptor suhu dalam hipotalamus dan disampaikan ke pusatpusat termoregulasi (pusat panas) yang juga terletak dalam hipotalamus. Ini selanjutnya menerima implusimplus dari reseptor dingin dan reseptor panas dari kuli t

teori umum

Embed Size (px)

DESCRIPTION

TEORI

Citation preview

Page 1: teori umum

Demam adalah suatu bagian penting dari mekanisme pertahanan tubuh melawan infeksi.

Kebanyakan bakteri dan virus yang menyebabkan infeksi pada manusia hidup subur pada

suhu 37 derajat C. Meningkatnya suhu tubuh beberapa derajat dapat membantu tubuh

melawan infeksi. Demam akan mengaktifkan sistem kekebalan tubuh untuk membuat lebih

banyak sel darah putih, membuat lebih banyak antibodi dan membuat lebih banyak zat-zat

lain untuk melawan infeksi (Wibowo, S., 2006).

Suhu badan diatur oleh keseimbangan antara produksi dan hilangnya panas. Alatpenghatur suhu tubuh berada di hipotalamus. Pada keadaan demam keseimbangan initerganggu tetapi dapat dikembalikan ke keadaan normal oleh obat mirip aspirin.Peningkatan suhu tubuh pada keadaan patologik diawali pengelepasan suatu zat pirogenendogen atau sitokin misalnya interleukin1 (IL1) yang memacu pengelepasanprostaglandin yang berlebihan di daerah preoptik hipotalamus. Obat mirip aspirinmenekan efek zat pirogen endogen dengan menghambat sintesis prostaglandin. Demamyang timbul akibat pemberian prostaglandin tidak dipengaruhi, demikian pulapeningkatan suhu tubuh sebab lain misalnya latihan fisik (Wilmana, 2011).

Dalam tubuh panas dihasilkan oleh gerakan otot, simulasi makanan, dan oleh semuaproses vital yang berperan dalam tingkat metabolisme basal. Panas dikeluarkan olehtubuh melalui radiasi, konduksi (hantaran) dan penguapan air disaluran nafas dan kulit.Sejumlah kecil panas juga dikeluarkan melalui urin dan feses. Keseimbangan antarapembentukan dan pengeluaran panas menentukan suhu tubuh. Karena kecepatan reaksireaksi kimia bervariasi sesuai dengan suhu dan karena sistem enzim dalam tubuhmemiliki rentang suhu normal yang sempit agar berfungsi optimal, fungsi tubuh normalbergantung pada suhu yang relatif konstan (Ganong, 1997).

Pengaturan suhu tubuh memerlukan keseimbangan yang akurat antara pembentukandan hilangnya panas, hipotalamus mengatur set point sehingga suhu tubuh dipertahankan.Saat demam set point ini meningkat dan NSAID mendorongnya kembali ke keadaannormal. Obat ini tidak mempengaruhi suhu tubuh jika suhu tubuh naik oleh faktor sepertiolahraga atau meningkatnya suhu lingkungan (Goodman, 2007).

Fungsi pengaturan adalah untuk memelihara temperature pusat (suhu dalam bagiantubuh dan dalam kepala) tetap pada nilai ambang ratarata 370

C walaupun terjadi kerjasimpangan pembentukan panas, penerimaan dan pengeluaran panas (Mutschler, 1999).Nilai sebenarnya dicatat oleh reseptor suhu dalam hipotalamus dan disampaikan kepusatpusat termoregulasi (pusat panas) yang juga terletak dalam hipotalamus. Iniselanjutnya menerima implusimplus dari reseptor dingin dan reseptor panas dari kulitdan dengan demikian dalam kondisi untuk bereaksi dengan cepat terhadap beban panasdan dingin. Pada keadaan beban panas (misalnya pada kerja jasmani), banyak panasdikeluarkan melalui peningkatan pembentukan keringat dan melalui peningkatan alirandarah kulit. Pada keadaan beban dingin, tidak hanya pembebasan panas ditekan (terutamamelalui vasokonstriksi perifer), tapi juga produksi panas ditingkatkan (Mutschler, 1999).

Daya kerja antipiretik bertentangan dengan efek analgetik danantipiretik, dikembalikan pada penghambatan mekanisme sentral. Bilapusat panas yang terletak dihipotalamus dianggap sebagai termostat,maka zat-zat yang menimbulkan demam (pirogen) bekerja meninggikannilai ambang melalui stimulasi sintesis prostagladin. Penurunannya dandengan demikian penurunan suhu tubuh dapat diharapkan dari zat zatinhibiton prostagladin-sintetase yang dapat mempermeasi dengan baikke dalam SSP (Schunack, W., 1990).