14
Komunikasi interpersonal komunikasi interpersonal adalah Komunikasi yang terjadi antara antara dua orang dan saling bertatap muka (langsung). UNDERSTANDING THE DIALOGUE. The self & message 1. Interaksi Simbolik George Herbert Mead adalah yang pertama-tama mendefinisikan teori symbolic interactionism. Mead mengutarakan tentang tiga prinsip utama interaksionisme simbolik, yaitu tentang pemaknaan (meaning), bahasa (language), dan pikiran (thought). Premis ini nantinya mengantarkan kepada konsep ‘diri’ seseorang dan sosialisasinya kepada ‘komunitas’ yang lebih besar, masyarakat. Blumer mengajukan premis pertama, bahwa human act toward people or things on the basis of the meanings they assign to those people or things. Maksudnya, manusia bertindak atau bersikap terhadap manusia yang lainnya pada dasarnya dilandasi atas pemaknaan yang mereka kenakan kepada pihak lain tersebut. Sebagai contoh, dalam film Kabayan, tokoh Kabayan sebenarnya akan memiliki makna yang berbeda-beda berpulang kepada siapa atau bagaimana memandang tokoh tersebut. Ketika Kabayan pergi ke kota besar, maka masyakat kota besar tersebut mungkin akan memaknai Kabayan sebagai orang kampung, yang kesannya adalah norak, kampungan. Nah, interaksi antara orang kota dengan Kabayan dilandasi pikiran seperti ini. Padahal jika di desa tempat dia tinggal, masyakarat di sana memperlakukan Kabayan dengan cara yang berbeda, dengan perlakuan lebih yang ramah. Interaksi ini dilandasi pemikiran bahwa Kabayan bukanlah sosok orang kampung yang norak. Once people define a situation as real, its very real in its consequences. Pemaknaan tentang apa yang nyata bagi kita pada hakikatnya berasal dari apa yang kita yakini sebagai kenyataan itu sendiri. Karena kita yakin bahwa hal tersebut nyata, maka kita mempercayainya sebagai kenyataan. Dalam contoh yang sama, ketika kita memaknai Kabayan sebagai orang yang kampungan, maka kita menganggap pada kenyataannya Kabayan memang adalah orang yang kampungan. Begitu pula sebaliknya. Premis kedua Mead adalah meaning arises out of the social interaction that people have with each other. Pemaknaan muncul dari interaksi sosial yang dipertukarkan di antara mereka. Makna bukan muncul atau melekat pada sesuatu atau suatu objek secara alamiah. Makna tidak bisa muncul ‘dari sananya’. Makna berasal dari hasil proses negosiasi melalui penggunaan bahasa (language)—dalam perspektif interaksionisme simbolik. Di sini, Mead menegaskan tentang pentingnya penamaan dalam proses pemaknaan. Sementara itu Mead juga meyakini bahwa penamaan simbolik ini adalah dasar bagi masyarakat manusiawi (human society). Contoh : Ketika kita menyebut Kabayan tadi dengan bahasa kampungan, konsekuensinya adalah kita menarik pemaknaan dari penggunaan bahasa ‘kampungan’

Teori Komunikasi Interpersonal

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Teori Komunikasi Interpersonal

Komunikasi interpersonal komunikasi interpersonal adalah Komunikasi yang terjadi antara antara dua orang dan saling bertatap muka (langsung).

UNDERSTANDING THE DIALOGUE.

The self & message1. Interaksi SimbolikGeorge Herbert Mead adalah yang pertama-tama mendefinisikan teori symbolic interactionism.

Mead mengutarakan tentang tiga prinsip utama interaksionisme simbolik, yaitu tentang pemaknaan (meaning), bahasa (language), dan pikiran (thought). Premis ini nantinya mengantarkan kepada konsep ‘diri’ seseorang dan sosialisasinya kepada ‘komunitas’ yang lebih besar, masyarakat.

Blumer mengajukan premis pertama, bahwa human act toward people or things on the basis of the meanings they assign to those people or things. Maksudnya, manusia bertindak atau bersikap terhadap manusia yang lainnya pada dasarnya dilandasi atas pemaknaan yang mereka kenakan kepada pihak lain tersebut.

Sebagai contoh, dalam film Kabayan, tokoh Kabayan sebenarnya akan memiliki makna yang berbeda-beda berpulang kepada siapa atau bagaimana memandang tokoh tersebut. Ketika Kabayan pergi ke kota besar, maka masyakat kota besar tersebut mungkin akan memaknai Kabayan sebagai orang kampung, yang kesannya adalah norak, kampungan. Nah, interaksi antara orang kota dengan Kabayan dilandasi pikiran seperti ini. Padahal jika di desa tempat dia tinggal, masyakarat di sana memperlakukan Kabayan dengan cara yang berbeda, dengan perlakuan lebih yang ramah. Interaksi ini dilandasi pemikiran bahwa Kabayan bukanlah sosok orang kampung yang norak.

Once people define a situation as real, its very real in its consequences. Pemaknaan tentang apa yang nyata bagi kita pada hakikatnya berasal dari apa yang kita yakini sebagai kenyataan itu sendiri. Karena kita yakin bahwa hal tersebut nyata, maka kita mempercayainya sebagai kenyataan.

Dalam contoh yang sama, ketika kita memaknai Kabayan sebagai orang yang kampungan, maka kita menganggap pada kenyataannya Kabayan memang adalah orang yang kampungan. Begitu pula sebaliknya.

Premis kedua Mead adalah meaning arises out of the social interaction that people have with each other. Pemaknaan muncul dari interaksi sosial yang dipertukarkan di antara mereka. Makna bukan muncul atau melekat pada sesuatu atau suatu objek secara alamiah. Makna tidak bisa muncul ‘dari sananya’. Makna berasal dari hasil proses negosiasi melalui penggunaan bahasa (language)—dalam perspektif interaksionisme simbolik.

Di sini, Mead menegaskan tentang pentingnya penamaan dalam proses pemaknaan. Sementara itu Mead juga meyakini bahwa penamaan simbolik ini adalah dasar bagi masyarakat manusiawi (human society).

Contoh : Ketika kita menyebut Kabayan tadi dengan bahasa kampungan, konsekuensinya adalah kita menarik pemaknaan dari penggunaan bahasa ‘kampungan’ tadi. Kita memperoleh pemaknaan dari proses negosiasi bahasa tentang kata ‘kampungan’. Makna dari kata ‘kampungan’ tidaklah memiliki arti sebelum dia mengalami negosiasi di dalam masyarakat sosial di mana simbolisasi bahasa tersebut hidup. Makna kata kampungan tidak muncul secara sendiri, tidak muncul secara alamiah. Pemaknaan dari suatu bahasa pada hakikatnya terkonstruksi secara sosial.

Premis ketiga Mead adalah an individual’s interpretation of symbols is modified by his or her own thought process. Interaksionisme simbolik menggambarkan proses berpikir sebagai perbincangan dengan diri sendiri. Proses berpikir ini sendiri bersifat refleksif. Nah, masalahnya menurut Mead adalah sebelum manusia bisa berpikir, kita butuh bahasa. Kita perlu untuk dapat berkomunikasi secara simbolik. Bahasa pada dasarnya ibarat software yang dapat menggerakkan pikiran kita.

Cara bagaimana manusia berpikir banyak ditentukan oleh praktek bahasa. Bahasa sebenarnya bukan sekedar dilihat sebagai ‘alat pertukaran pesan’ semata, tapi interaksionisme simbolik melihat posisi bahasa lebih sebagai seperangkat ide yang dipertukarkan kepada pihak lain secara simbolik. Komunikasi secara simbolik.

Perbedaan penggunaan bahasa pada akhirnya juga menentukan perbedaan cara berpikir manusia tersebut. Contoh sederhana adalah cara pikir orang yang berbahasa indonesia tentunya berbeda dengan cara pikir orang yang berbahasa jawa. Begitu pula orang yang berbahasa sunda akan berbeda cara berpikirnya dengan orang yang berbahasa inggris, jerman, atau arab.

Page 2: Teori Komunikasi Interpersonal

Akan tetapi walaupun pemaknaan suatu bahasa banyak ditentukan oleh konteks atau konstruksi sosial, seringkali interpretasi individu sangat berperan di dalam modifikasi simbol yang kita tangkap dalam proses berpikir. Simbolisasi dalam proses interaksi tersebut tidak secara mentah-mentah kita terima dari dunia sosial, karena kita pada dasarnya mencernanya kembali dalam proses berpikir sesuai dengan preferensi diri kita masing-masing.

Walaupun secara sosial kita berbagi simbol dan bahasa yang sama dalam kontek Kabayan dan kata kampungan tadi, belum tentu dalam proses berpikir kita sama-sama menafsirkan kata Kabayan dan kampungan dengan cara atau maksud yang sama dengan orang yang lainnya. Semuanya sedikit banyak dipengaruhi oleh interpretasi individu dalam penafsiran simbolisasi itu sendiri.

Pemaknaan merujuk kepada bahasa. Proses berpikir merujuk kepada bahasa. Bahasa menentukan bagaimana proses pemaknaan dan proses berpikir. Jadi, ketiganya saling terkait secara erat. Interaksi ketiganya adalah yang menjadi kajian utama dalam perspektif interaksionisme simbolik.

Dalam tataran konsep komunikasi, maka secara sederhana dapat dilihat bahwa komunikasi hakikatnya adalah suatu proses interaksi simbolik antara pelaku komunikasi. Terjadi pertukaran pesan (yang pada dasarnya terdiri dari simbolisasi-simbolisasi tertentu) kepada pihak lain yang diajak berkomunikasi tersebut. Pertukaran pesan ini tidak hanya dilihat dalam rangka transmisi pesan, tapi juga dilihat pertukaran cara pikir, dan lebih dari itu demi tercapainya suatu proses pemaknaan.

Setelah kita paham tentang konsep meaning, language, dan thought saling terkait, maka kita dapat memahami konsep Mead tentang ‘diri’ (self). Konsep diri menurut Mead sebenarnya kita melihat diri kita lebih kepada bagaimana orang lain melihat diri kita (imagining how we look to another person). Kaum interaksionisme simbolik melihat gambaran mental ini sebagai the looking-glass self dan bahwa hal tersebut dikonstruksikan secara sosial.

Dalam konsepsi interaksionisme simbolik dikatakan bahwa kita cenderung menafsirkan diri kita lebih kepada bagaimana orang-orang melihat atau menafsirkan diri kita. Kita cenderung untuk menunggu, untuk melihat bagaimana orang lain akan memaknai diri kita, bagaimana ekspektasi orang terhadap diri kita. Oleh karenanya konsep diri kita terutama kita bentuk sebagai upaya pemenuhan terhadap harapan atau tafsiran orang lain tersebut kepada diri kita.

Kita acap kali mencoba memposisikan diri ke dalam orang lain, dan mencoba melihat bagaimanakah perspektif orang tersebut ketika memandang diri kita. Kita semacam meminjam kaca mata orang lain tersebut untuk dan dalam melihat diri kita.

Konsep diri adalah fungsi secara bahasa. Tanpa pembicaraan maka tidak akan ada konsep diri. Nah, konsep diri ini sendiri pada nantinya terbentuk atau dikonstruksikan melalui konsep pembicaraan itu sendiri, melalui bahasa (language).

Sebagai contoh adalah bagaimana proses komunikasi dan permainan bahasa yang terjadi dalam hubungan antara dua orang, terutama pria dengan wanita. Ketika mereka berkomunikasi dengan menggunakan simbolisasi bahasa SAYA dan ANDA, maka konsep diri yang terbentuk adalah “dia ingin diri saya dalam status yang formal”. Atu misalkan simbolisasi bahasa yang dipakai adalah ELO dan GUE maka konsep diri yang terbentuk adalah “dia ingin menganggap saya sebagai teman atau kawan semata”. Dan tentunya akan sangat berbeda jika simbolisasi yang digunakan adalah kata AKU dan KAMU, maka konsep diri yang lebih mungkin adalah “dia ingin saya dalam status yang lebih personal, yang lebih akrab” atau lebih merujuk kepada konsep diri bahwa “kita sudah jadian atau pacaran”. Misalkan. Jadi, dalam suatu proses komunikasi, simbolisasi bahasa yang digunakan akan sangat berpengaruh kepada bagaimana konsepdiri yang nantinya akan terbentuk.

Lebih luas lagi pada dasarnya pola komunikasi ataupun pola interaksi manusia memang bersifat demikian. Artinya, lebih kepada proses negosiasi dan transaksional baik itu antar dua individu yang terlibat dalam proses komunikasi maupun lebih luas lagi bagaimana konstruksi sosial mempengaruhi proses komunikasi itu sendiri. Teori interaksionisme simbolik mendeskripsikan hal ini secara gamblang.2. Teori Pelanggaran Harapan (Expectancy Violations Theory) JUDEE BURGOON

Teori Pelanggaran Harapan (Expectancy Violations Theory) menyatakan bahwa orang memiliki harapan mengenai perilaku nonverbal orang lain. Burgoon berargumen bahwa perubahan tak terduga yang terjadi dalam jarak perbincangan antara para komunikator dapat menimbulkan suatu perasaan tidak nyaman atau bahkan rasa marah dan seringkali ambigu.

Hubungan RuangRuang personal ialah sebuah ruang tidak kelihatan dan dapat berubah-ubah yang melingkupi seseorang, yang menunjukkan jarak yang dipilih untuk diambil oleh seseorang terhadap orang lain.Dalam usahanya menggunakan ruang, terdapat empat zona proksemik, yaitu:

Page 3: Teori Komunikasi Interpersonal

• Jarak intim merupakan zona yang mencakup perilaku yang ada pada jarak 0-18 inci. Dapat terjadi pada dua individu yang memiliki hubungan kedekatan antara yang satu dengan yang lain. Contoh; hubungan antara suami-istri, mereka sering sekali menciptakan zona keintiman melalui sentuhan hingga mengamati wajah pasangannya.

• Jarak personal merupakan zona yang mencakup perilaku yang terdapat pada area yang berkisar antara 46cm hingga 1,2 meter. bahwa perilaku dalam jarak personal seperti bergandengan tangan hingga menjaga jarak dengan seseorang sejauh panjang lengan. Jarak personal ini dapat kita temui dalam kehidupan bersama keluarga dan teman-teman.

• Jarak sosial merupakan zona spasial yang berkisar antara 1,2 meter sampai 3,6 meter. Dalam kategori ini menggambarkan banyak percakapan dalam budaya Amerika Serikat, misalnya percakapan yang terjadi antar teman sekantor.

• Jarak publik adalah sebuah zona spasial yang berjarak 3,7 meter. Titik terdekat dari jarak publik misalnya biasa digunakan untuk sebuah diskusi formal antara guru dan siswa. Dalam jarak publik ini kita akan sulit untuk membaca ekspresi wajah orang lain.

Kewilayahan

Terdapat elemen tambahan yaitu Kewilayahan (territoriality) atau kepemilikan seseorang terhadap suatu area atau benda. Dan terdapat 3 jenis wilayah :

-Wilayah Primer (primary territories) merupakan wilayah ekslusif seseorang, contoh; ruang kerja seseorang

-Wilayah Sekunder (secondary territories), tidak ekslusif kepada satu orang saja, tetapi orang tersebut merasakan hubungan khusus dengan wialayah itu. Contoh; mahasiswa merasa perpustakaan kampus adalah wilayah sekunder mereka.

-Wilayah publik (public territories) menandai tempat-tempat terbuka untuk semua orang termasuk pantai dan taman.

Asumsi Teori Pelanggaran Harapan

Teori Pelanggaran harapan berakar pada bagaimana pesan-pesan ditampilkan pada orang lain dan jenis-jenis perilaku yang dipilih orang lain dalam sebuah percakapan. Selain itu terdapat tiga asumsi yang menuntun teori ini :

-Harapan mendorong terjadinya interaksi antar manusia

-Harapan terhadap perilaku manusia dipelajari

-Orang membuat prediksi mengenai perilaku nonverbal.

ArousalBorgoon juga merasa bahwa penyimpangan harapan memiliki konsekuensi. Maksudnya ketika harapan seseorang dilanggar, minat atau perhatian orang tersebut akan dirangsang sehingga ia akan menggunakan mekanisme tertentu untuk menghadapi pelanggaran yang terjadi. Rangsangan (arousal) yaitu minat atau perhatian yang meningkat ketika penyimpangan harapan terjadi. Seseorang dapat terangsang secara :

• Rangsangan Kognitif (kognitif arousal) adalah kesiagaan atau orientasi terhadap pelanggaran. Ketika kita terangsang secara kognitif, indera intuitif kita meningkat.

• Rangsangan Fisik (physical arousal) merupakan perubahan dalam tubuh sebagai akibat dari penyimpangan harapan.

Batas AncamanBegitu rangsangan timbul, ancaman akan timbul. Batas ancaman adalah jarak dimana orang yang berinteraksi mengalami ketidaknyamanan fisik dan fisiologis dengan kehadiran orang lain. Dalam kata lain, batas ancaman adalah toleransi bagi pelanggar jarak. Burgoon menyatakan “ketika jarak disamakan dengan ancaman, jarak yang lebih dekat dilihat sebagai lebih mengancam dari jarak yang lebih jauh lebih aman”.

Valensi Pelanggaran Dalam teori ini, ditekankan bahwa ketika orang berbicara pada orang lain, mereka memiliki harapan. Singkatnya, para komunikator berusaha untuk menginterpretasikan makna dari sebuah pelanggaran dan memutuskan apakah mereka menyukainya atau tidak. Sedangkan apabila pelanggaran tersebut bersifat ambigu atau tidak kentara secara jelas maka lebih baik menggunakan valensi penghargaan komunikator dalam memandang pelanggaran tersebut.

3. RELATIONSHIP DEVELOPMENT : Uncertainty Reduction Theory (Charles Berger and Richard Calabrese)

Pengertian

Page 4: Teori Komunikasi Interpersonal

Teori ini diciptakan oleh Charles Berger dan Richard Calabrese pada tahun 1975. Tujuan mereka dalam mengkonstruksikan teori ini adalah untuk menjelaskan bagaimana komunikasi digunakan untuk mengurangi ketidakpastianantara orang asing yang terikat dalam percakapan mereka bersama.

Prediksi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk forecast pilihan perilaku yang mungkin bisa dipilih dari kemungkinan pilihan yang tersedia bagi diri sendiri atau bagi partner relasi. Explanation (keterangan) digunakan untuk menafsirkan makna dari perbuatan masa lalu dari sebuah hubungan. Prediksi dan explanation merupakan dua konsep awal dari subproses utama pengurangan ketidakpastian (uncertainty reduction).

Versi umum dari teori ini menyatakan bahwa ada dua tipe dari ketidakpastian dalam perjumpaan pertama yaitu: Cognitive dan behavioral.-Cognitive uncertainty merupakan tingkatan ketidakpastian yang diasosiasikan dengan keyakinan dan sikap.-Behavioral uncertainty, dilain pihak berkenaan dengan luasnya perilaku yang dapat diprediksikan dalam situasi yang diberikan.

Contoh kasus : Suatu hari Christian menunggu waktu kuliah di kampus. Di sebelahnya duduk seorang wanita yang tidak dikenalnya, yang merupakan mahasiswi kampus Undana juga. Setelah 5 menit berlalu, mereka merasa saling tidak nyaman dengan suasana tegang karena mereka tidak saling mengenal dan terus berdiam diri. Ada rasa ketidakpastian apakah orang di sebelahnya merasa tidak nyaman atau berpikir bahwa orang di sebelahnya itu sombong karena tidak menyapa dan tidak mengajak berkenalan. Akhirnya Christian menyapa wanita itu dan mengajaknya berkenalan, belum lama mereka mengobrol akhirnya mereka masuk ke kelas masing – masing. Christian mengalami ketidakpastian kembali dengan berpikir, apakah wanita itu menganggapnya “sok kenal”? tapi Christian memiliki keinginan untuk mengurangi ketidakpastian tersebut dengan mengajak wnaita itu berkenalan, oleh karena itu dia mungkin lebih mengerti lebih baik tentang kemungkinan tingkah laku dari orang itu.

Assumption of Uncertainty Reduction TheorySeperti yang sudah disebutkan di bagian sebelumnya, Uncertainty Reduction Theory tidak ada pengecualian. Teori ini meliputi 7 asumsi:1. orang – orang tidak berpengalamn dalam mengatur interpersonal2. ketidak pastian adalah keengganan, dari pengamatan menghasilkan stress3. ketika bertemu orang asing, pertama mengenai pengurangan ketidakpastian atau menambah kemampuan

memprediksikan4. komunikasi interpersonal adalah proses perkembangan yang terus terjadi 5. komunikasi interpersonal, pertama bermakna pengurangan ketidakpastian6. Kuantitas dan sifat informasi yang dibagi oleh orang berubah seiring berjalannya waktu.-Asumsi pertama menjelaskan, dalam mengatur interpersonal orang merasakan ketidakpastian karena adanya perbedaan harapan,memunculkan interpersonal,itu alasan untuk mengakhiri ketidakpastian atau setiap kegelisahan bertemu dengan orang lain.-Asumsi yang kedua mengusulkan bahwa ketidakpastian adalh sebuah tingkatan keengganan. Dengan kata lain, itu membawa persetujuan yang baik dari emosi dan energi psikologi untuk ketidakpastian. Orang-orang yang dalam kerja barunya mengalami stress dengan sekitarnya.-Asumsi ketiga ini menjelaskan kemajuan usul ketika bertemu dengan orang lain. Meningkatkan prediktabilitas dengan mencari informasi yang dilakukan dengan mengajukan pertanyaan – pertanyaan.-Asumsi yang keempat mengusulkan bahwa proses perkembangan yang terjadi melalui tahapan – tahapan. Fase awal (awal interaksi di anntara orang asing) Fase personal (tahapan ketika orng mulai berkomunikasi dengan lebih spontan dan membuka banyak informasi personal) Fase Akhir (memutuskan apakah hubungan tersebut akan diteruskan atau dihentikan).-Asumsi ke-5 dari komunikasi interpersonal yang pertama adalah makna dari pengurangan ketidakpastian, Komunikasi interpesornal mensyartakan beberapa kondisi, yaitu kemampuan untuk mendengar, tanda respon non-verbal, dan bahasa yang sama. Tantangan seperti ini mempengaruhi proses pengurangan ketidakpastian dan pengembangan hubungan.-Asumsi keenam ini fokus pada fakta Komunikasi interpersonal adalah perkembangan, yang diawali oleh interaksi awal sebagai elemen kunci keberhasilannya.

Axioms of Reduction TheoryUncertainty Reduction Theory adalah teori yang dianggap paling benar. Berger dan Calabrese memulai pengertian dengan pengambilan dari suatu kebenaran (axiom)atau kebenaran mutlak menarik dari penelitian masa lalu dan pengertian yang biasa. Axiom ini atau beberapa peneliti membuat pernyataan, bahwa tidak memerlukan lebih lanjut bukti-bukti daripada pernyataan itu sendiri. Berger dan Calabrese memperhitungkan pemikiran axiomatic ini dari peneliti yang pertama (Blalock,1969) yang diakhiri dengan sebab-musabab hubungan persahabatan pada keadaan seharusnyadibentuk dari Axiom.

Page 5: Teori Komunikasi Interpersonal

Axiom merupakan jantung dari sebuah teori. Mereka diterima benar karena mereka membangun blok atau penghalang untuk segala sesuatu yang lainnya dalam teori. Tiap Axiom atau kebenaran menunjukan hubungan persahabatan diantaara keraguan (pusat dari konsep teori) dan satu konsep lainnya. URT bermula pada tujuh kedudukan axiom.

Axiom 1

Menyampaikan tingkat tinggi dari memberikan keraguan/Uncertainty pada serangan fase awal sebagai jumlah dari komunikasi verbal diantara pertambahan orang baru level dari Uncertainty untuk setiap interaksi yang ada dalam pengurangan hubungan persahabatan. Lebih lanjtu akan dikurangi jumlah dari kenaikan komunikasi verbal. Ini menyatakan kebalikan atau hubungan negative diantara uncertainty dengan komunikasi verbal.

Keadaan Malcolm dan Edies dengan adanya referensiuntuk axiom itu, Teori itu memeliharanya jika mereka berbicara banyak ke yang lainnya, mereka akan lebih pasti kepada yang lainnya.. Lebih lanjut mereka menjadi tahu kebaikan lainnya , mereka akan bicara banyak kepada yang lainnya.

Axiom 2

Seperti pertambahan nonverbal affiliative expressiveness, pengurangan tingkat keraguan merupakan awal pada keadaan interaksi. Penambahan, pengurangan dalam tingkat keraguan akan menyebabkan pertambahan dalam nonverbal affiliative expressiveness. Itu merupakan hubungan negative lainnya.

Axiom 3

Tingkat axiom dari keraguan menyebabkan pertambahan dalam mencari informasi tingkah laku. Tingkat Uncertaity menurun, Mengurangi informasi tingkah laku. Axiom ini meletakkan 4 positivehubungan diantara dua konsep.

Yang mana Axiom ini akaan kita bicarakan belakangan, satu dari banyak kesimpulan dihubungkan dengan URT. Itu memberi kesan Edie akan bertanya dan mencari cara lain menggunakan information-seking seperti dia merasa keraguan tentang Malcolm. Lebih yakin lagi dia merasa kekurangan information-seeking maka dia akan melakukannya. Hal yang sama akan dilakukan kepada malcolm

Axiom 4

Tingkat level dari uncertainty di dalam hubungan menyebabkan pengurangan dalam tingkat keakraban dari communication content. Tingkat rendah dari Uncertainty menghasilkan tingkat kekaraban yang tinggi. Axiom ini mengambil sikap hubungan negative diantara keraguan dan level dari keakraban.

Karena uncertainty relatif tinggi diantara Edie danMalcolm, mereka menjanjikan dalam pembicaraan kecil dengan tidak penyingkapan sendiri. Keakraban dari komunikasi mereka itu rendah dan tingkat keraguannya tinggi. Axiom keempat ini menyatakan bahwa jika mereka melanjutkan untuk mengurangi keraguan dalam hubungan persahabatan mereka.lalu komunikasi mereka akan terdiri dari tingkat keraban yang tinggi. Catatan Berger, bagaimanapun selama proses self-discloser, interaksi harus membebani kejujuran dari penyingkapan. Apa memungkinkan bahwa individu menurunkan dugaan informasi, Berakhir positif atau berakir negatif? Sungguh tambahan beban mungkin menjadi permasalahan untuk kedua orang dalam sebuah pertemuan.

Axiom 5

Tingkat Uncertainty menghasilkan laju tinggi dari hubungan timbal balik. Tingkatrendah dari uncertainty menghasilkan tingkat rendah dari hubungan timbal balik. Hubungan persahabatan positie diutamakan disini.

Sesuai URT, seperti Edie dan Mlacolm tetap tidak yakin tentang yang lainnya, mereka akan cenderung bercermin kepada tingkah laku yang lainnya. Reciprocity/hubungan timbal balik memberi kesan bahwa jika satu memberikan rincian kecil perorangan, yang lainnya mungkin baik. Sesudah Edie membagi bahwa dia menghilangkan di dalam kelasnya dandia adalah seorang insinyur dewasa, Malcolm mengungkapkan itu kedewasaan baginyadan bahwa dia mungkin akan memiliki kendala dalam kelas insinyur. Langsung membalas budi orang adalah tanda awal dari pertemuan. Banyak orang berbicara kepada yang lainnya dan membangun hubungan mereka, Banyak dari mereka percaya bahwa hubungan timbal balik akan membentuk beberapa poin. Jika saya tidak memberitahukan suatu benda dari cerminan komunikasimu hari ini. Saya mungkin akan melakukannya lain waktu. Bagian itu dalam pikiran, Pertukaran sempurna menggantikan keseluruhan dari hubungan timbal balik dari suatu hubungan persahabatan.

Axiom 6

Page 6: Teori Komunikasi Interpersonal

Persamaan diantara orang yang mengurangi uncertainty, dengan perbedaan menambahkan uncertainty. Axiom ini menyatakan hubungan persahabatan negative.

Karena Edie dan Malcolm, keduanya merupakanmurid di Urban University, mereka mungkin mempunyai persamaan untuk mengurangi beberapa uncertainty mereka tentang yang lainnya.Meraka punya perbedaan ji\enis kelamin dan punya perbedaaan kedewasan yang mungkin menyebabkan tingkatuncertainty mereka.

Axiom 7

Kenaikan dalam tingkat Uncertainty menghasilkan pengurangan dalam kegemaran mengurangi uncertainty menghasilkan kegemaran. Hubungan negative lainnya diletakkan dalam axiom ini.

Seperti Adie dan Malcolm yang mengurangi uncertaity mereka, tipe mereka akan menaikkan kegemaran mereka kepada yang lainnya. Jika mereka melanjutkan rasa uncertainty yang tinggi kepada yang lain, permasalahan mereka tidak akan seperti yang lainnya.

Axiom ini didapat dari beberapa indirect empirical support. Dalam pembelajaran menguji hubungan persahabatan di antara communication satisfaction dan uncertainty production, James Neulip dan Erika Grohskop menemukan bahwa partisipan pewawancara dalam peran permainan organisasi pekerjaan peminta.

Seperti pada ke tujuh axiom, kamu dapat merasakan sifat dari URT. Berdasarkan axiom ini, Berger dan Calabrese memberikan nomor dari Theorems (generalisasi yang dibuktikan untuk memperoleh pembenaran), atau pernyataan teoritikal. Teori Axiom menggabungkan sepasang Axiom untuk mengahsilkan theorem. Mengikuti proses logika deduktif: Jika A diceritakan pada B dan B diceritakanpada C, kemudian A diceritakan oleh C

Berger dan Calabrese menggabungkan tujuh axiom dalam setiap kemungkinan pasangan untuk mendapat 21 theorems. Pada tingkat pertama, jika jumlah dari komunikasi verbal mengurangi uncertainty dan dikuranginya Uncertainty menambah tingkat keakraban dari self-disclosure, kemudian ditambah komunikasi verbal dan menambah tingkat keakraban hubungan positif. Kamu dapat menghasilkan 20 teorema lainnya dengan menggabungkan axiom-axiom menggunakan formula deduktif. Dalam menambahkan, kamu membutuhkan untuk memakai prinsip dari multiplication dengan memperbanyak positif dan negatif.

Sebagai contoh, jika dua variabel mempunyai hubungan positif dengan ketiganya, merekadiharapkan memiliki hubungan yang positiv juga dengan yang lainnya. Jika satu variabel mempunyai hubungan positif dengan ketiga padahal yang lainnya memiliki hubungan yang negatif dengan ketiganya, mereka akan memiliki hubungan negative kepada yang lainnya. Akhirnya, jika dua variabel masing-masingnya memilki hubungan negative dengan ketigannya, mereka akan memiliki hubungan positiv dengan yang lain. Proses ini memperbolehkan URT untuk menjadi Comprehensive Theory.

Expansions of Uncertainty Reduction Theory

Berger dan beberapa kerabatnya, melanjutkan untuk menyaring dan memperluaskan teori tersebut. URT telah diperluas dan dimodifikasi dalam area yang terbatas. Area-area tersebut meliputi penambahan axioms (sesuatu yang dapat dibuktikan kebenarannya tanpa pembuktian), kondisi yang sebenarnya, strategi-strategi, hubungan yang dibangun, dan konteks.

Additional Axioms

Berdasarkan pada penelitian yang lebih jauh lagi, Berger dan Gudykunst (1991) menambahkan axiom yang kedelapan, yang nantinya mendukung 7 teorema yang baru.

“Axiom ke-8: Uncertainty is negatively realated to interaction with social networks. The more people interact with the friends and family members of their relational partner, the less uncertainty they experienced.”

Penelitian menunjukkan bahwa axiom tersebut berdasarkan pada hubungan yang melebihi pada saat kita memasuki sebuah panggung; Berger dan Gudykunst kadang mempertimbangkan hubungan yang romantis.

James Neuliep dan Erica Grohskop (2000) mengusulkan axiom yang ke-9 berdasarkan pada pekerjaan mereka dalam mengkorelasikan uncertainty/ketidakpastian dan kepuasan dalam berkomunikasi.

“Axiom ke-9: There is an inverse, or negative, relationship between uncertainty and communication satisfaction.”

Page 7: Teori Komunikasi Interpersonal

James Neuliep dan Erica mendefinisikan kepuasan dalam berkomunikasi sama seperti apa yang dikatakan oleh Hecht yaitu bahwa suatu respon yang dapat mempengaruhi prestasi komunikasi, adalah goals dan expectations (harapan). Setelah menggabungkan dua studi tersebut, Neuliep dan Grohskopf menemukan bahwa selama awal interaksi mempengaruhi, sebagai individu-individu yang mengurangi uncertainty (ketidakpastian), mereka mengalami kepuasan berkomunikasi yang lebih banyak daripada dalam situasi di mana ketidakpastian tetap tinggi. Neuliep dan Groshskopf mengamati ketidakpastian dengan suatu komunikasi outcome variable yang spesifik.

Antecedent Condition

Berger (1979) telah mengusulkan bahwa 3 antecedent (prior) conditions atau kondisi yang sebelumnya terjadi ketika adanya pengurangan uncertainty. Kondisi yang pertama terjadi ketika oranglain mempunyai potensial untuk memberi reward atau punishment. Antecedent condition yang kedua terjadi ketika orang lain berperilaku contrary (berlawanan) terhadap harapan. Sedangkan kondisi yang ketiga terjadi ketika seseorang mengharapkan untuk berinteraksi dengan orang lain di masa yang akan datang.

Stategies

Berger (1995) mengatakan bahwa orang-orang menggunakan 3 kategori strategis dalam mencoba mengurangi ketidakpastian, yaitu pasif, aktif, dan interaktif. Passive strategies yaitu mengurangi ketidakpastian dengan pengamatan yang rendah hati. Sedangkan active strategies terjadiketika seorang pengamat terikat dalam beberapa tipe dari usaha oranglain daripada berhubungan langsung dalam mencari informasi tentang orang lain. Yang terakhir, interactive strategies, terjadi ketika si pengamat dan orang lain terikat dalam hubungan langsung atau berinteraksi secara face-to-face. Percakapan tersebut ada kemungkinan mencakup self-disclosures, direct questioning, dan informasi yang lain.

Developed Realtionship: Beyond the Initial Encounter

Ketika Berger dan Calabrese meyakinkan teorimereka, mereka tertarik dalam mendeskripsikan awal perjumpaan seseorang dengan orang asing. Mereka telah membagi pandangan teori mereka dengan jelas dan sempit.

Ketidakpastian dalam membangun relationship mungkin berbeda dengan ketidakpastian dalam initial ecounters. Hal tersebut dapat berfungsi secara dialectical dalam suatu relationship, yaitu bahwa terdapat kemungkjinan menjadi suatu ketegangan dalammengurangi dan meningkatkan ketidakpastian dalam membangun relationship (Baxter dan Wilmot, 1985). Sementara pengurangan uncertainty dapat menjadi reward, kemampuan untuk memprediksi perilaku orang secara lengkap dapat emmbawa kebosanan (boredom). Boredom dalam suatu hubungan interpersonal mungkin lebih termasuk cost daripada reward.

Gerald R. Miller dan Mark Steinberg (1975) nencatat bahwa orang mempunyai keinginan besar terhadap ketidakpastian ketika mereka merasa aman daripada apa yang mereka lakukan ketika mereka merasa tidak aman.

Beberapa peneliti yang tertarik mengenai bagaimana URT digunakan untuk membangun relationship, mengusulkan bahwa adanya realitional uncertainty, yaitu hilangnya kepastian mengenai masa yang akan dating dan status suatu relationship. Relational uncertainty ditemukan untuk dibedakan dari individual uncertainty karena Realtional Uncertainty terjadi pada level yang lebih tinggi dari abstraction.

Marianne Dainton dan Brooks Aylor (2001) menjelaskan bagaimana relational uncertainty digunakan dalam tiga tipe relationship yang berbeda-beda, yaitu long-distance relationship tanpa interaksi face-to-face, long distance relationship dengan beberapa interaksi face-to-face, dan geographically close relationships. Para peneliti tertarik untuk melihat bagaimana relational uncertainty, jealousy, maintenance, dan trust interested berada dalam tiga tipe dari suatu hubungan. Para peneliti tersebut juga melakukan suatu investigasi bahwa 25-40% para mahasiswa menjalani romantic relationship dalam jarak jauh.

Context

URT lebih mengalami penambahan ke konteks yang lain. Sebagian besar dari hasil kerja telah diselesaikan dalam intercultural konteks. Berger (1987) menunjukkan bahwa uncertainty varies menyebrangi budaya, dan beberapa penelitian memberi gambaran cultural applicability dari URT.

Gudykunst dan Tsukasa Nishida (1986a) menemukan perbedaan dalam low-context cultures dan high-context cultures. Berdasarkan Edward T. Hall (1977), low-context merupakan budaya, seperti yang terdapat di US, Jerman, dan Swiss, di mana sebagian besar pemaknaan berada dalam kode atau pesan. Sedangkan high-context cultures merupakan budaya-

Page 8: Teori Komunikasi Interpersonal

budaya, seperti yang terdapat di Jepang, Korea, dan China, di mana pemaknaan berasal dari suatu pesan yang berada dalam konteks atau internalized dalam listeners.

Dengan memperhatikan penelitian low- dan high-context cultures, Gudykunst dan Nishida menemukan frekuensi komunikasi dapat memprediksikan pengurangan uncertainty dalam low-context cultures tetapi tidak dalam high-context cultures. Para peneliti juga menemukan bahwa orang menggunakan komunikasi langsung (dengan bertanya) untuk mengurangi ketidakpastian dalam individualistic cultures. Dalam collectivistic cultures,komunikasi tidak langsung lebih banyak digunakan dengan individu yang tidak diidentifikasikan sebagai anggota dari cultural in group. Bedasarkan teori, kemudian orang yang berasal dari budaya yang berbeda tersebut terikat dalam jenis komunikasi yang berbeda pula guna mengurangi ketidakpastian mereka.

Suatu konsep yang sama seperti pengurangan ketidakpastian yaitu uncertainty avoidance, yang mana merupakan suatu usaha untuk menghindari/mencegah situasi yang ambigu. Dengan kata lain, uncertainty avoidance digunakan untuk toleransi seseorang demi ketidakpastian.

Geert Hofstede percaya bahwa ap ayang menjadi prespektif dari orang-orang yang baerada dalam high uncertainty cultures adalah, “perbedaan merupakan suatu bahaya”, jadi perbedaan itu dianggap sebagai sesuatau yang membahayakan dan perlu dihindari., sedangkan orang-orang yang berada dalam low-uncertainty avoidance cultures mengatakan bahwa perbedaan itu justru menambah rasa keingintahuan kita; perbedaan dijadikan untuk menambah ilmu pengetahuan. Gudykunst dan Yuko Matsumoto menunjuk bahwa perbedaan-perbedaan yang ada dalam setiap budaya dapat membantu kita untuk memahami perilaku negara-negara lain dalam berkomunikasi.

Contoh dalam Kehidupan Sehari-hari

Contoh URT. Ani dan Dewi bersahabat. Pada suatu malam, Dewi mengirimkan sms kepada Ani. Setelah membalas sms tersebut, Ani tidak mendapat balesan balik padahal pesannya mengandung pertanyaan. Ani berpikir kalau Dewi marah kepadanya karena Ani sempat menceritakan bahwa dia kemarin bertemu dengan mantan kekasihnya Dewi yang sempat bermasalah dengan Dewi.

Malam itu, Ani benar-benar takut kalau Dewi marah dengannya. Besoknya, Ani bertemu dengan Dewi. Namun, Dewi malah tersenyum kepadanya dan tidak ada tanda-tanda bahwa Dewi marah kepadanya. Ani sedikit optimis kalu Dewi tidak marah kepadanya. Di akhir kelas, Dewi mengahmpiri Ani dan berkata: “Hai, maaf kemarin aku tidak sadar kalau pulsaku ternyata sudah habis. Pati kamu menyangka kalau akumarah sama kamu, ya?” Ani tertawa lalu mengiyakan perkataan Dewi. Mereka berdua pun tertawa. Adanya ketidakpastian apakah Dewi marah terhadap Ani atau tidak. Namun, dari senyuman Dewi, Ani mempunyai petunjuk kalau Dewi tidak marah kepadanya. Selain itu, sebelum Ani memastikan dengan bertanya langsung kepada Dewi, sahabatnya itu sudah memberitahu duluan bahwa dia memang tidak marah kepadanya.

Contoh salah satu aspek (strategi) dalam expansion of URT. Ria bersahabat dengan Amel dan mereka berdua berada dalam satu kelas, secara nampak mereka berdua saling mengamati satu sama lain dan hal tersebutmasuk dalam passive strategies. Ketika Ria mengamati bagaimana Amel bereaksi terhadap lelucon yang diberikan oleh dosennya saat mengajar, dia (Ria) menggunakan passive strategies yang disebut reactivity searching atau mengamati Amel yang melakukan sesuatu. Selain itu, adanya disinhibition searching, yaitu suatu passive strategi yang dilakukan denganmengamati perilaku natural seseorang atau perilaku uninhibited dalam lingkungan yang nonformal. Misalnya, Ria ingin mengamati Amel dalam setting yang lebih nonformal, yaitu di luar kelas. Ria ingin melihat bagaiman Amel bersikap ketika inhibition-nya menurun.

Jika tidak ada satu pun yang mengikat teman untuk mencari tahu informasi tentang orang lain, orang tersebut akan menggunakan active strategy. Ketika mereka mengobrol setelah kelas berakhir, mereka menggunakan interactive strategy untuk saling mencari tahu dan untuk mengurangi ketidakpastian.

Evaluasi TeoriSetelah menyelesaikan teori dari publikasi, Berger (1987) menjelaskan bahwa Uncertainty Reduction, yang berisi beberapa usul dan saran daei kebenaran yang meragukan. Para penulis yang lain juga berpedapat yang sama. Walaupun URT telah mendorongperjainjian yang besar dari diskusi dan penyelidikan, ini juga telah dikupas tuntas. Pada dasarnya, kritik ini mencari kekurangan sekaligus pengaruhnya dari kegunaan teori tersebut.

Utility

Beberapa sumber percaya bahwa asumsi teori dari mata kuliah ini ada yang salah. Michael Sunnafrank (1986) berpendapat bahwa terjadi ketidaktentuan yang menurun terhadap diri seseorang dan juga orang lain pada saat pertama

Page 9: Teori Komunikasi Interpersonal

kali bertemu, akan tetapi hal tersebut tidak terlalu menjadi hal yang pokok bagi seseorang. Namun Sunnafrank berpendapat bahwa banyak terdapat tujuan yang yang maksimal justru dari orang yang diusir dari masyarakat ataupun dari keluarga sendiri.

Sunnafrank menyebut pada “reformulation” dari URT tersebut mengambil info yang menganggap berbagai sesuatau yang penting sudah diramalkan pada waktu pertama kali berinteraksi. Dari hal tersebut kita menjadi tahu teori tersebut sebagai Predicted Outcome Value (POV).

Untuk menggambarkan pada awal di bab ini, Sunnafrank berpendapat bahwa Malcolm akan menjadi lebih khawatir dengan memberi reward yang lebih di dalam kesanggupan dalam hubungan bersama Edi dibanding memikirkan apa yang sedang dilakukan oleh perempuan tersebut dan mengapa perempuan itu melakukan hal tersebut.

Sebenarnya, Sunnafrank menebak bahwa URT mungkin akan terjadi sesudah Malcolm memutuskan dari hasil apa yang telah diprediksikan dari pembicaraan dengan Edi. Berge (1986) menanggapi Sunnafrank bahwa sebuah hasil tidak dapat diprediksikan tanpa adanya pengetahuan dan ketidaktentuan yang diturunkan pada diri seseorang, satu pasangan, dan dalam sebuah hubungan. Ini adalah anggapan dari Berger bahwa pengurangan yang tidak tentu tersebut dari kemandirian yang seperlunya untuk diprediksikan. Nyatanya dia percaya bahwa jika tetap memiliki rasa ragu- ragu yang tinggi, itu akan tidak ada prediksi untuk hasil terakhir.

Jadi Berger menyimpulkan bahwa Sunnafrank memiliki jangkauan yang luas dari ORT daripada sumbangan yang alternative. Bidang yang kedua dari kritik URT yang telah dilakukan dngan kebenaran. Penarikan kembali bahwa terdapat beberapa masalah kebenaran, namun dia belum mau untuk menyerah pada teori tersebut.

Kathy kellermann dan Rodney Reynolds (1990) point pada axiom ke tiga, yang menyarankan bahwa penyebab ketidaktentuan informasi pada tingkat yang tinggi tersebut, yang melihat tingkah laku sebagai masalah. Kellerman dan Reynolds menjelaskan bahwa banyak waktu yang mungkin kita menjadi ragu- ragu tentang hal lain tetapi karena kita tidak tertarik pada hal yang lain, kita tidak memotivasi untuk mengurangi informasi dari segi penglihatan.

Heorism, Parsimony, Logika, Cosistency and Test of Time

Di samping kelemahannya, Uncertainty reduction theory tetap hanya sebagai teori komunikasi yang khususnya menguji interaksi awal. Selanjutnya, refleksi di dalam criteria, kita mengevaluasi teori dari bab tiga. Pertama : Teori ini sangat bermaksud menyelidiki sendiri. Contoh URT ini telah mengintregasi pencarian ke dalam penyelidikan di dalam kelompok kecil. ( Booth, butterfield dan Koester, 1988 ) seperti yang diselidiki di dalam komunikasi massa ( Dimmick, Sikand dan Pattersun,1994) dan komunikasi media computer (Walther dan Burgoon 1992).

Akhirnya, URT seperti teori pemikiran, dapat dipertimbangkan menjadi sementara di dalam teori yang asli, dan disana menjadi gagasan relevant yang lain.

Daftar Pustaka:

Griffin, Emory A., A First Look at Communication Theory, 5th edition, New York: McGraw-Hill, 2003