37
TEORI ILMU SOSIAL Prof. Dr. Drs. H. I Nyoman Sumaryadi, M.Si

Teori ilmu sosial s3 6-15 (prof nyoman)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Teori ilmu sosial s3 6-15 (prof nyoman)

TEORI ILMU SOSIAL Prof. Dr. Drs. H. I Nyoman Sumaryadi, M.Si

Page 2: Teori ilmu sosial s3 6-15 (prof nyoman)

Dunia semakin terspesialisasi dengan penajaman pada profesionalitas

Fungsi Substansi Secara holistik o Struktur Ilmu

Struktur Substantifnyao Generalis serta ingin tahu terhadap bidang-bidang ilmu

Page 3: Teori ilmu sosial s3 6-15 (prof nyoman)

ILMU SOSIAL Dr. H. Dadang Suparman, M.pd – kajian wilayah Ilmu Sosial : (Sejarah dan disiplin ilmunya) (kelompok ilmu sosial) :Sosiologi, Antropologi, Geografis dan Ilmu Politik. (Sosiologi dan Antropologi disiplin utama dalam ilmu

sosial Sedangkan yang lain masih debatableGeografi, sejarah, ekonomi, psikologi dan ilmu politik berbeda pendapat tentang disiplin-disiplin tersebut

Contoh : geografi ilmu sosial atau ilmu alamiah? Sejarah ilmu humaniora atau ilmu sosial?Ekonomi disiplin dalam behuvior socience atau

berdiri sendiri?

Page 4: Teori ilmu sosial s3 6-15 (prof nyoman)

Psikologi sebagai behaviour sain socience atau ilmu sosial

Politik sebagai behaviour sain socience atau ilmu sosial

o Pemerintahan ilmu sosial, beharion socience atau berdiri sendiri.

(Belumpernah terjadi kesepakatan bulat dari para pakar ilmu sosial tentang pengelompokantersebut)o Contoh para ahli ilmu pendidikan dalam banyak pertemuan

menempatkan ilmu pendidikan bukan praksis pendidikan sebagai disiplin dalam wilayah ilmu sosial

o Para pakar pada umumnya berpegang pada pandangan filosofi yang dipercayainya!!!

Page 5: Teori ilmu sosial s3 6-15 (prof nyoman)

Kemampuan yang terbatas, waktu yang terbatas, dan hal-hal lain diluar kontrol dirinya

2007 (menurut Prof. Dr. Hamid hasan. MA)

Catatan : kajian terhadap ilmu-ilmu sosial Memerlukan orang dengan kemampuan berpikir abstrak

yang tinggiMemiliki kemampuan untuk mengkaji berbagai alternatif

yang tidak linier,Berpandangan luas dan kedepan, serta Mampu menerapkannya dalam mengkaji berbagai masalah

ilmu sosial yang rumit, multi makna, multi kepentingan dan tidak mekanismetis.

Page 6: Teori ilmu sosial s3 6-15 (prof nyoman)

Komentar : Prof. Dr. H. Endang Sumantri, M.Ed Disatusisi dunia semakin terspesialisasi dengan penajaman

pada profesionalitas. Disisi lain dalam pandangan beberapa ahli ilmu sosial

lebih dekat pada generalis (yang ingin tahu banyak tentang berbagai disiplin ilmu lainya).

Struktur ilmu dapat dilihat dari :1) Fungsi substansi secara holistik 2) Struktur substantifnya

Statemant : Prof. Dr. H. Suwarna Al-Muctar, SH.• Kuliah “prerekuisit” untuk makalah ilmu-ilmu sosial pada studi Doktor Ilmu Pemerintahan. (Matrikulasi)?

• Struktur Ilmu : meliputi fakta, konsep, generalisasi dan teori.• Struktur suatu disiplin (ilmu) meliputi dua bagian :

Page 7: Teori ilmu sosial s3 6-15 (prof nyoman)

1. Subtantive Conceptual Structure 2. Syintactical Structure

Ad. 1. konsep-konsep yang menjadi kerangka berfikir (frame of reference) dalam meneliti sesuatu akan menghubungkan dan mengarahkan penelitian melalui serangkaian pertanyaan mendasar yang menyangkut substansi :

Ad. 2. berhubungan dengan inquiry atau penelitian yang dilakukan oleh disiplin itu yang menyangkut metodologis.

Catatan : awali dalam pembelajaran-pembelajaran pahami : Mengkaji dan mengidentifikasi mana fakta, konsep,

generalisasi maupun teori? Mana pengetahuan dan apa bedanya dengan ilmu. Masuk kebagian akhir, tentang pengertian ilmu sosial,

metode ilmiah dan kebenaran ilmiah.

Page 8: Teori ilmu sosial s3 6-15 (prof nyoman)

Pengertian ilmu :Seorang filsuf (Oxfard University Contemporer : Jerome R. Ravert dalam karianya :

“The Philosophy Of Science” Sampai saat ini mengakui bahwa ilmu merupakan sebuah kisah sukses luar biasa. Ilmu telah begitu berjasa dalam membentuk dunia yang kita huni sekarang dan sekaligus menentukan cara pandang kita tentang dunia ini.

Kemenangan-kemenangan ilmu melambangkan suatu proses kumulatif peningkatan pengetahuan dan rangkaian kemenangan terhadap kebodohan dan tahayul; dan dari ilmulah kemudian mengalir arus penemuan yang berguna untuk kemajuan hidup manusia (Revertz, 2000 : 3).

Page 9: Teori ilmu sosial s3 6-15 (prof nyoman)

Jika meminjam istilah Andrewgre Gory dalam Eureka! The Birth Of Science : jika dengan tehnologi orang mengetahui bagaimana melakukan sesuatu, maka dengan ilmu seseorang memiliki sebuah teori dari suatu penjelasan mengenai, “mengapa” sesuatu harus terjadi” (Gregory ; 2002 ; 6).

Di Indonesia menurut The Liang Gie (1999 ; 85 – 86) Ilmu atau Secience merupakan perkataan yang bermakna jamak ; sebagai berikut ;

1) Ilmu merupakan sebuah istilah umum untuk menunjuk pada segenap pengetahuan ilmiah yang mengacu kepada ilmu umum (science in general)

2) Pengertian ilmu menunjuk pada salah satu bidang pengetahuan ilmiah tertentu seperti ;

Page 10: Teori ilmu sosial s3 6-15 (prof nyoman)

biologi, antropologi, psikologi, geografi, sejarah, ekonomi dan sebagainya. Sebenarnya ilmu dalam pengertian yang kedua inilah yang lebih tepat digunakan khususnya dilingkup akademis.

Sciene terjemahannya sains mengalami pergeseran makna.

Sains diartikan sebagai ilmu khusus yang menunjuk pada ilmu-ilmu kealaman atau natural science sebagai pengetahuan sistematis mengenai dunia fisis atau material atau systematic knowledge of the physical or material world. (Benhart, 1958 ; 1086) (timbul sains dan teknologi).

Terminologi ilmu terjemahan dari science (Inggris) – yang berasal dari bahasa latin scientia yang berarti pengetahuan. Sedangkan scientia berasal dari kata “scire” yang artinya mempelajari ataupun mengetahui (Soeprapto, 2003 : 127).

Page 11: Teori ilmu sosial s3 6-15 (prof nyoman)

The Liang Gie (1999 : 88 – 130) Ilmu dipandang sebagai kumpulan pengetahuan sistimatik, metode penelitian dan aktivitas penelitian.

Ilmu sebagai kumpulan pengetahuan sistematik. Joames Mark Maldwin (1957 ; 499) mengemukakan bahwa

ilmu sebagai knowledge ; in particular, knowledge in the eminent scase as the antcome of the systematic and trustwarty fanction ing of the sagnitire processes.

(pengetahuan ilmunya pengetahuan dalam arti luhur sebagai hasil dari pelaksanaan proses-proses kognitif yang terpercaya dan sistematis

Soekamto (1986 : 5) Ilmu pengetahuan (science) adalah pengetahuan (knowledge) adalah susun sistematis dengan menggumakan kekuatan pemikiran, pengetahuan selalu dapat diperiksa dan ditelaah (dikontrol) dengan kritis oleh setiap orang lain yang ingin mengetahuinya.

Page 12: Teori ilmu sosial s3 6-15 (prof nyoman)

Dan seterusnya – Harris dan Levey (1975 – 245) – Henry W. Johnstone dalam the Liang Gie

(1999 : 86)– Sedon J. lachman (1969 : 13)

Kesimpulan – tidak semua pengetahuan itu ilmu. Ilmu – sistematis!!

“ ilmu sebagai metode penelitian”.“ Wiliam J. Goode dan Paul “K. Hatt” (1952 : 7) dalam bukunya Methods Of Social Reseand Of Aproach to The Entire Unprirical World. 1.E, to the world which is susceptible of experience by man.

(Ilmu adalah suatu metode pendekatan terhadap seluruh dunia pengelaman yakni dunia yang dapat terkena pengalaman oleh manusia)

Page 13: Teori ilmu sosial s3 6-15 (prof nyoman)

Sejalan : sejalan dengan pendapat filsuf sejarah Carraghan dan Delanglez (1957 : 39) dalam bukunya “A Guide to hinstorical meuthad“

Mengemukakan : Science is Fundamentally a Method of Dealing With Problems.

(Ilmu pada dasarnya adalah suatu metode untuk mengenai masalah-masalah)

Horold H. Titus (1964 : 527) dalam bukunya Living Issues in Philosophy : “An Introduetory Textbook, mengemukakan bahwa banyak orang telah mempergunakan istilah ilmu untuk menyebut a method of abtaining knowledge that is objective and verifiable.

(suatu metode untuk memperoleh pengetahuan yang objektif dan dapat diperiksa kebenarannya).

Page 14: Teori ilmu sosial s3 6-15 (prof nyoman)

Ilmu sebagai metode penyelidikan, khususnya terhadap dunia empirik.

Ilmu sebagai aktivitas penelitian – Bertitik tolak dari fakta-fakta keseharian dan berakhir pada

suatu teori yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah

– Penelitian-penelitian pengetahuan sebagai bentuk aktivitas (serangkaian aktivitas merupakan suatu proses secara sadar oleh manusia

– Charles Singer yang dikutip Marx Black dalam bukunya Critical Thingking – mengemukakan : Science is The Procese Which Makes Knowledge ditulis the Liang Gie (1999 : 87)

(Ilmu adalah proses membuat pengetahuan;)

Page 15: Teori ilmu sosial s3 6-15 (prof nyoman)

– Yang lain John Warfield (1976 :42) – Filsuf Belgia Jean Ladricre (1975 : 19) – Dan seterusnya

Catatan : The Bady of Knowledge (Batang tubuh)

Pengertian Sosial Bagaimana kehidupan manusia jika tidak dalam masyarakat

(sosial) Individu tidak dapat hidup dalam keterpencilan selamanya. Membutuhkan satu sama lain Kesaling ketergantungan bentuk masyarakat tertentu sebagai

suatu keniscayaan

Fakta Konsep Generalisasi teori

Ilmu

Page 16: Teori ilmu sosial s3 6-15 (prof nyoman)

Dengan demikian manusia adalah mahluk sosial Apa persisnya masyarakat itu atau manusia itu?

– ada sosiologi ilmu tentang masyarakat – secara keilmuan terdapat banyak teori tentang masyarakat

maupun sosial. Aristotels filsuf yunani kuno yang menggunakan pendekatan

biologis : bahwa manusia adalah seekor binatang dengan unsur-unsur tertentu yang khas ; khususnya Ratio dan Tuturan, untuk memberi kemampuan akan penyesuaian diri dengan standar-standar etis (cambell 1994 : 7)

Sebelum lahirnya teori-teori sosial raksasa :o Thomas Habbes teori individualisme intrumental dengan

diktumnya Homo Homini Lupers

o Adam Sumith teori sistem sosial dengan invisible hand nya tentang sistem yang terintegrasi

Page 17: Teori ilmu sosial s3 6-15 (prof nyoman)

Karl Max teori konflik dan kekuasaan Durkheim teori stucture dan fungsi Max Waber teori tindakan sosial dan birokrasi rational Alfred Schutz pendekatan fenomenologis nya (campbell,

1994 : 61-231) Semua memberi pemahaman tentang manusia dan masyarat manusia

Sosial dalam ilmu sosial istilah sosial menunjuk pada obyeknya yaitu masyarakat.

Sosialisme adalah suatu ideologi yang pokok pada prinsip pemikiran umum atas alat-alat produkdi dan jasa-jasa dalam bidang ekonomi

Lapangan/bidang ilmu sosial kegiatan-kegiatan yang ditujukan untuk mengatasi persoalan-persoalan yang dihadapi manusia dalam bidang kesejahteraan (tuna karya, susila, wisma Jompo, yatim piatu dll).

Page 18: Teori ilmu sosial s3 6-15 (prof nyoman)

Max iver dan Pajge (1961 : 5)Masyarakat ialah suatu sistem dari kebiasaan dan tatacara dari wewenang dan kerjasama antara berbagai kelompok dan penggolongan dari pengawasan tingkah laku, serta kebebasan-kebebasan manusia. (jalinan sosial yang selalu berubah).

Ralph Lintan (1984 : 118) – dalam bukunya the study of man mengemukakan :

Masyarakat merupakan setiap kelompok manusia yang telah hidup dan bekerja bersama cukup lama, sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas-batas yang dirumuskan dengan jelas (Linten 1984 : 118)

Soekamto (1986 : 20) masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan

Page 19: Teori ilmu sosial s3 6-15 (prof nyoman)

PENGERTIAN, RUANGLINGKUP DAN PENGEMBANGAN ILMU-ILMU SOSIAL

Peran Tiga wajah ilmu sosial (menurut Bung Hata dalam abdullah, 2006 : 6 – 26) :

I. Sebagai critical discourse (wacana kritis) artinya membahas tentang apa adanya yang keabsahannya tergantung pada kesitiaan pada prasarat sistem rationalitas yang kritis dan pada konvensi akademis yang berlaku. Mencari subyek mater : dengan pertanyaan – apa, bagaimana dan mengapa

II. sebagai academic interprice, artinya – “bagaimana mestinya” III. Sebagai Applied Socience artinya dalam ilmu sosial itu

diperlukan untuk mendapatkan atau mencapai hal-hal yang praktis dan berguna entah untuk mewujudkan sesuatu yang dicita-citakan misalnya kemakmuran, kemiskinan (yang tak diinginkan)

Page 20: Teori ilmu sosial s3 6-15 (prof nyoman)

Contohnya ada fenomena begal, penculikan anak, sodomi dan seterusnya, penyakit masyarakat.

Ruang Lingkup Ilmu Sosial (belum ada kepastian bulat) Menurut Wallersteim (1997 :22) mengelompokkan beberapa disipin ilmu yang dikategorikan sebagai ilmu sosial :• Sosiologi, Antropologi, Geografi, Hukum dan Ilmu Politik • Brown (1972) – Bukunya :

“Explemantion in Sosial Sciences” yang termasuk paket ilmu sosial meliputi :

Sosiologi, Antropologi, Ekonomi, Sejarah, Demografi, Ilmu Politik dan Psikologi.

Persamaan pandangan dari para ahli (diantara perbedaan yang belum bulat adalah : bahwa ilmu sosial adalah ilmu yang mempelajari prilaku dan aktifitas sosial dalam kehidupan bersama

Page 21: Teori ilmu sosial s3 6-15 (prof nyoman)

Selanjutnya terjadi perkembangan mengarah pada spesialisasi disiplin ilmu sosial yang tumbuh seperti ilmu komunikasi, studi gender, ilmu perbandingan Agama dan lain-lain (sairin, 2006 : 33)

Yang tumpah tindih : sejarah dan antropologi budaya dikategorikan sebagai ilmu humaniora dan ilmu sosial dan ilmu-ilmu lainnya perlu didalami masing-masing

Setelah yunani dan dan romawi negara-negara dan aktivis-aktifitas ilmu sosial : Inggris, Prancis, Jerman, Italia dan Amerika Serikat (Wallerstain, 1997 : 21)

Page 22: Teori ilmu sosial s3 6-15 (prof nyoman)

Metode ilmiah :

The Liang Gie, (1999 : 111) – Cakupan Metode Ilmiah :1. Menganalisis 2. Mendiskripsikan 3. mengklarifikasikan 4. Mengadakan pengukuran 5. Memperbandingkan 6. Melakukan survey

Page 23: Teori ilmu sosial s3 6-15 (prof nyoman)

LANGKAH-LANGKAH DARI METODE ILMIAH :

“Menurut Sheldon J. Lachman” 1. Perumusan hipotesis spesifik atau pertanyaan spesifik

untuk penyelidikan 2. Perancangan penyelidikan 3. Pengumpulan data 4. Penggolongan data 5. Pengembangan generasisasi-generalisasi 6. Pemeriksaan kebenaran terhadap hasil-hasil yaitu

terhadap data-data generalisasi

Page 24: Teori ilmu sosial s3 6-15 (prof nyoman)

KEBENARAN ILMIAH :

Kebenaran memiliki rentang yang sangat luas tergantung dari perspektif mana melihatnya

Julianne Ford dalam Paradigms and Fairy Tales (1975) bahwa istilah kebenaran memiliki 4 arti yang berbeda yang ia simbolkan dengan T(1) T(2), T(3), T(4)

1. Kenbenaran pertama (T1) adalah kebenaran metafisik kebenaran yang paling mendasar dan puncak dari seluruh kebenaran atau basik, ultimate truth (Supriadi, 1998 : 5) (taken for granted – sebagai suatu yang diterima apa adanya) given kebenaran iman dan doktrin-doktrin absolut agama

Page 25: Teori ilmu sosial s3 6-15 (prof nyoman)

2. Kebenaran kedua (T2) adalah kebenaran etik (perangkat standar moral-moral dan profesional kode etik (code of conduct) T2 bisa berasal dari T1 (kebenaran ada yang mutlak dan ada yang relatif), memenuhi setandar etika universal.

3. Kebenaran tiga (T3) adalah kebenaran logis, secara logis dan matematik konsisten dan kohena dengan apa yang telah diakui sebagai suatu yang benar (menurut (T1)

Contoh : atau 2 + 2 = 4

– Peranan ratio dan logika dominan dalam T3– Termasuk T2 – konsensus orang-orang yang terlibat

didalamnya – Termasuk 2 + 2 = 4 – kesepakatan ketiga sama sisi

mengapa tidak 3000° (mengapa 60 x 3 = 180%)

60%

60% 60%

Page 26: Teori ilmu sosial s3 6-15 (prof nyoman)

4. Kebenaran keempat (T4) : adalah kebenaran empirik – landasan ilmuan untuk lakukan penelitian

Sesuatu kepercayaan, asumsi, dalil, kapatesis dan proporisi dianggap benar apabila konsisten dengan kenyataan alam, dalam arti diverifikasi, dijustifikasi dan tahan terhadap falsifikasi atau kritik.Kebenaran (T4) disebut kebenaran ilmiah (T2 dan T3 terkait).

Dalam kontek kebenaran ilmiah yang melibatkan subyek (manusia, knowr dan abserver) dengan obyek (fakta, realitas dan knowr) terapat tiga teori utama tentang kebenaran yaitu : o kebenaran korespodensio kebanaran koheransi o kebenaran pragmatisme

Page 27: Teori ilmu sosial s3 6-15 (prof nyoman)

1. Toeri korespondensi (Correspondance Theory),Sebuah pernyataan itu benar jika apa yang diunkapkannya itu merupakan fakta. (adanya suatu kenyataan yang interaksional antara teori dan realita (kattsoff, 1996 : 183) Moto teori ini adalah “Truth is fidelity to objective atau tunduk pada realitas objektif (Supriadi, 1998 : 7) (mirip dengan T4) – (Jakarta – Indonesia)

2. Teori koherensi (coherence theory) sesuatu dianggap benar jika terdapat kaherensi atau konsistensi, dalam arti tidak terjadi kontradiktif pada saat bersamaan antara dua atau lebih logika : (contoh orang yang sederhana, kecil kemungkinannya untuk berperilaku serakah maupun materialistis)

3. Teori pragmatisme (pragmatisme theory) kebenaran itu tersimpul pada aspek fungsional secara parktis (Kattsoff 1996 :130 – 131)

Page 28: Teori ilmu sosial s3 6-15 (prof nyoman)

Segala sesuatu yang benar apabila memiliki asas manfaat (utilitarian) jadi, kebenaran itu menaruh perhatian dalam praktek, hidup manusia itu sebagai suatu perjuangan yang terus menerus, yan didalamnya terdapat konsekuensi dan bersifat praktis. Di Amerika Serikat kebenaran – dinamis sambil berjalan kita berbuat kebenaran baru. Masalah-masalah yan gkita hadapi – nisbi. Bagi kita (kattsaff 1996 : 131)

“TEORI”

Rangkaian fakta-fakta dan konsep-konsep serta generalisasi-generalisasi

Perkiraan tentang implikasi (akibat) dari rangkaian fakta-fakta konsep-konsep dan generalisasi-genarilasi tersebut yang satu sama lainnya sangat berhubungan

Merupakan satu kesatuan sejumlah generalisasi atas dasar fakta-fakta yan gdiketahui

Page 29: Teori ilmu sosial s3 6-15 (prof nyoman)

Teori teramat penting dalam ilmu pengetahuan karena tanpa teori ilmu tidak dapat membuat prediksi ilmiah dan tanpa kemampuan memprediksi, kita tidak dapat melakukan pengendalian.

5 (LIMA) FUNGSI TEORI :1. Berguna sebagai kerangka kerja untuk melakukan

penelitian 2. Memberikan suatu kerangka kerja bagi pengorganisian

butir-butir informasi tertentu 3. Mengungkapkan kompleksitas peristiwa-peristiwa yang

tampaknya sederhana. 4. Mengorganisasikan kembali pengalaman-pengalaman

sebelumnya 5. Berfungsi untuk melakukan prediksi dan kontrol.

Page 30: Teori ilmu sosial s3 6-15 (prof nyoman)

TEORI ILMU-ILMU SOSIAL

Ilmu-ilmu sosial masyarakat kehidupan bersama

o belum memiliki kaidah-kaidah dan dalil-dalil tetap (masih muda)

o Masyarakat (manusia) yang selalu berubah-ubah (sifat) belum diterima oleh masyarakat luas.

o Belum dapat diselidiki/analisis hubungan antara unsur-unsur didalam masyarakat secara lebih mendalam.

o Baru pada tahap analisis dinamika, artinya baru pada analisis-analisis tentang masyarakat manusia dalam keadaan bergerak.

Sebagai obyek yang

dipelajari

Page 31: Teori ilmu sosial s3 6-15 (prof nyoman)

Istilah sosial (social) dalam ilmu-ilmu sosial memiliki arti atau dimaknai berbeda-beda,

Misalnya : - Sosial pada ilmu sosial menunjuk pada obyek yaitu masyarakat

- Sosialisme adalah suatu idiologi yang berpokok pada prinsip pemilikan umum (atas alat-alat produksi dan jasa dalam bidang ekonomi).

- Sosial pada Departemen/kementerian sosial menjelaskan kegiatan-kegiatan dilapangan sosial (untuk mengatasi persoalan-persoalan yang dihadapi oleh masyarakat dalam bidang kesejahteraan : tunakarya, tunasusila, orang jompo, yatim piatu dst.nya ; yang ruang lingkupnya adalah pekerjaan ataupun kesejahteraan sosial

Page 32: Teori ilmu sosial s3 6-15 (prof nyoman)

Masyarakat yang menjadi obyek ilmu-ilmu sosial dapat dilihat sebagai suatu yang terdiri dari berbagai segi :Segi ekonomi (produksi, distribusi dan penggunaan barang-

barang dan jasa.Segi kehidupan politik (penggunaan kekuasaan dalam

masyarakat dan lain-lain segi kehidupan).Masyarakat segi statisnya (struktur masyarakat)

segi dinamisnya (fungsi masyarakat) kelompoki-kelompok sosial kebudayaan,

lebaga sosial, stratifikasi dan kekuasaan, yang semuanya itu mempunyai dinamika tertentu yang menyebabkan pola-pola prilaku yang berbeda tergantung dari masing-masing situasi yang dihadapi.

Strukturalnya(statis)

Page 33: Teori ilmu sosial s3 6-15 (prof nyoman)

- Hubungan satu dengan yang lainnya baik perorangan maupun kelompok sosial.

- Vide nilai-nilai sosial budaya dalam proses sosial

Proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dilihat apabila orang perorangan dan kelompok sosial saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk-bentuk hubungan tersebut dan apa yang akan terjadi apabila terjadi perubahan yang menyebabkan goyahnya pola-pola kehidupan yang telah ada.

Interaksi sosial adalah dasar proses sosial (hubungan-hubungan sosial yang dinamis) faktor utama dalam kehidupan sosial.

Syarat interaksi sosial : adanya kontak sosial (social – contact) dan adanya komunikasi.

Fungsionalnya (Dinamika)

Page 34: Teori ilmu sosial s3 6-15 (prof nyoman)

Gillin dan Gillin, 1954 : 489 “Cultural sociology, a Revision of an intraduction to sosiology, the macmillan campany, new york, 1954” hal 501

Dua macam proses sosial yang timbul sebagai akibat adanya interaksi sosial yaitu :

1. Proses yang asosiatif (Proses Of Assosiation) yang terbagi dalam tiga bentuk khusus : akomodasi, asimilasi dan akulturasi.

2. Proses yang disosiatif (Processes dissociation) yang tercakup : persaingan, dan persaingan yang kontroversi serta pertentangan atau pertikaian.

Sistematika yang lain pernah pula dikemukakan oleh Kimball Young dan Raymond W. Mark (1959 : 137) “a study of society and culture, hal 138” menyatakan bahwa : Bentuk-bentuk proses sosial adalah :

Page 35: Teori ilmu sosial s3 6-15 (prof nyoman)

1. Oposisi (opposition) yang mencangkup persaingan (competition) dan pertentangan atau pertikaian (conflict).

2. Kerjasama (co – operation) yang menghasilkan akomodasi (accomodation)

3. Deferensiasi (deffrerntiation) yang merupakan suatu proses dimana orang perorangan didalam masyarakat memperoleh hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang berbeda dengan orang-orang lain dalam masyarakat atas dasar perbedaan usia, seks, dan pekerjaan. Defreniasi tersebut menghasilkan sistem berlapis-lapis dalam masyarakat.

Tamotsu shibutani (1986 : 5) “Social processes, an introduction to sociology, berkle university of california press”Mengedepankan pula beberapa pola interaksi :4. Akomodasi dalam situasi-situasi rutin 5. Ekspresi pertemuan dan anjuran 6. Interaksi strategis dalam pertentangan-pertentangan 7. Pengembangan perilaku masa

Page 36: Teori ilmu sosial s3 6-15 (prof nyoman)

Proses-proses interaksi yang pokok adalah :o Proses-proses yang asosiatif,

– kerjasama (cooperation) di indonesia bentuk kerjasama tradisional adalah gotong royong.

Dalam teori sosiologi beberapa bentuk kerjasama(cooperation) Directed cooperation (kerjasama lansung) – hasil perintah

penguasa Spontaneous cooperation (kerjasama spontan) –

(sertamerta) Contracteral cooperation (kerjasama kontrak) – atas dasar

tertentu Traditional cooperation (kerjasama traditional) sebagai

bagian dari unsur sistem sosial.

Page 37: Teori ilmu sosial s3 6-15 (prof nyoman)

Catatan dibedakan pula :

(gugurgunung) gotong royong dengan (sambat-sinambat) tolong menolong keduanya merupakan unsur kerukunan.

cek kreartivikasi dan salingketergantungan, plus/minusnya.

Dalam pelaksanaannya kerjasama ada 5 bentuk kerjasama :

1. Kerukunan yang mencakup gotong royong dan tolong menolong.

2. Bergaining – perjanjian tentang pertukaran barang-barang/jasa

3. ko – optasi (co – optation) – penerimaan unsur-unsur baru agar tidak terjadi kegoncangan.

4. Kondisi (coalition) adalah kombinasi antara dua organisasi atau lebih (sifatnya cooperatif)

5. Joint – venture, yaitu kerjasama dalam pengusahaan proyek-proyek tertentu (minyak, perhotelan, perfilman, batubara dst.nya