Upload
hamdan-wahyulhadi
View
13
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
ya gitu lah
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Asuransi merupakan lembaga keuangan bukan bank yang kegiatannya
menghimpun dana dalam bentuk premi dari nasabah. Asuransi menjadi salah satu
sarana pengendalian risiko secara finansial oleh nasabah (pelaku bisnis/individu)
dengan mengalihkan atau mentransfer risiko yang bersifat insurable ke perusahaan
asuransi.
Asuransi merupakan suatu bentuk usaha dimana terdapat 5 aspek penting
dalam pendefinisiannya, yaitu aspek ekonomi, hukum, sosial, dan bisnis. Dari aspek
ekonomi, asuransi merupakan suatu alternatif solusi untuk mengurangi risiko yang
mungkin timbul dengan jalan memindahkan dan mengkombinasikan ketidakpastian
akan adanya kerugian keuangan (finansial). Dari aspek hukum, asuransi merupakan
suatu kontrak (perjanjian) pertanggungan risiko antara tertanggung dengan
penanggung. Penanggung berjanji akan membayar atau menjamin kerugian yang
mungkin akan dialami oleh tertanggung. Sedangkan tertanggung berjanji akan
membayar premi secara periodik kepada penanggung.. Dari aspek sosial, asuransi
didefinisikan sebagai organisasi sosial yang menerima pemindahan risiko dan
mengumpulkan dana dari anggota-anggotanya guna membayar kerugian yang
mungkin terjadi pada masing-masing anggota tersebut. Karena kerugian tidak pasti
akan terjadi pada setiap anggota, maka anggota yang tidak mengalami kerugian dari
merupakan penyumbang terhadap organisasi. Sedangkan dalam pandangan bisnis,
asuransi adalah perusahaan yang menerima/menjual jasa, pemindahan risiko dari
pihak lain, dan memperoleh keuntungan dengan berbagi risiko (sharing of risk)
diantara sejumlah besar nasabahnya.
Kebutuhan terhadap perlindungan atau jaminan asuransi bersumber
dari keinginan untuk mengatasi ketidakpastian baik sebagai pribadi individu maupun
sebagai pelaku bisnis. Ketidakpastian tersebut melahirkan kebutuhan untuk mengatasi
1
risiko kerugian yang mungkin timbul. Risiko yang timbul dapat bersumber dari
kecelakaan, penyakit, bencana alam dan berbagai sebab-sebab lain yang tidak dapat
diduga.
B. PERUMUSAN MASALAH
1. Pengertian asuransi
2. Manfaat asuransi
3. Resiko dalam industri asuransi
4. Cara menanggulangi resiko
5. Prinsip-prinsip asuransi
6. Polis asuransi
7. Jenis usaha pengasuransian
C. TUJUAN PEMBAHASAN
1. Mengetahui pengertian asuransi
2. Mengetahui manfaat asuransi
3. Mengetahui resiko dalam industri asuransi
4. Mengetahui cara menanggulangi resiko
5. Mengetahui prinsip-prinsip dalam asuransi
6. Mengetahui polis asuransi
7. Mengetahui jenis usaha pengasuransian
D. MANFAAT PEMBAHASAN
Penyusun berharap isi dari makalah ini dapat memberikan manfaat kepada
pembaca dalam menambah wawasan mengenai asuransi, sehingga pembaca dapat
lebih mengetahui manfaat dari asuransi, resiko-resiko yang mungkin akan dialami
dalam industri asuransi dan cara menanggulanginya. Diharapkan pembaca juga dapat
2
mengetahui prinsip-prinsip dalam asuransi, mengetahui polis asuransi dan dapat
mengetahui jenis-jenis usaha asuransi.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. LANDASAN TEORI
1. PENGERTIAN ASURANSI
Pada era modern seperti saat ini mobilitas kegiatan perekonomian dan sosial
sangat tinggi. Untuk itu jasa asuransi sangat dibutuhkan baik oleh pribadi individu
maupun dunia usaha untuk menanggulangi kemungkinan resiko/kerugian yang akan
dialami. Kemungkinan resiko yang mungkin akan dihadapi oleh rumah tangga antara
lain resiko kecelakaan, resiko kematian maupun resiko atas kehilangan harta benda
yang dimiliki. Bagi dunia usaha, beberapa kemungkinan resiko yang akan dihadapi
antara lain resiko kebakaran gedung pabrik, hilangnya barang yang dikirim, kerugian
operasional usaha, dan resiko-resiko lain yang mengganggu kelangsungan hidup
perusahaan.
Asuransi berasal dari bahasa belanda (assurantie/verzekering) dan bahasa
inggris (assurance). Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) pasal
246, asuransi adalah :
“Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian antara dua pihak atau lebih
dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan
menerima suatu premi untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu
kerugian, kerusakan, kehilangan keuntungan yang diharapkan , yang mungkin terjadi
karena suatu peristiwa tak tentu”.
Asuransi menurut Undang-Undang No.2 tahun 1992 tentang usaha
perasuransian :
“Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih,
dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan
menerima premi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena
kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau
4
tanggungjawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung,
yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti , atau untuk memberikan suatu
pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang
dipertanggungkan”.
penanggung asuransi yang dimaksud dalam UU no.2/1991 adalah suatu badan
usaha asuransi yang harus memenuhi ketentuan-ketentuan dalam UU no.2/1991.
pasal 21 UU no.2/1991 menjelaskan tentang bisnis atau bidang usaha
perasuransian sebagai berikut :
“Usaha asuransi yaitu usaha jasa keuangan yang dengan menghimpun dana
masyarakat melalui pengumpulan premi asuransi, memberikan perlindungan kepada
anggota masyarakat pemakai jasa asuransi terhadap kemungkinan timbulnya
kerugian karena suatu peristiwa yang tidak pasti atau terhadap hidup atau
meninggalnya seseorang”.
Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu :
1. Badan usaha asuransi sebagai penanggung asuransi berhak menerima premi
dan memiliki kewajiban untuk memberikan ganti rugi apabila pihak
tertanggung mengalami suatu kejadian yang menyebabkan kerugian secara
finansial.
2. Pihak tertanggung (individu, lembaga, perusahaan) memiliki kewajiban untuk
membayar premi selama periode tertentu dan berhak menerima ganti rugi
apabila pihak tertanggung mengalami suatu kejadian yang menyebabkan
kerugian secara finansial
3. Kegiatan usaha asuransi meliputi kegiatan penghimpunan dana dari
masyarakat berupa premi dan menginvestasikan dana tersebut pada berbagai
perusahaan atau lembaga keuangan lain untuk memperoleh pendapatan
4. Tujuan dari usaha asuransi adalah untuk memberikan proteksi atas kerugian
finansial yang ditimbulkan oleh peristiwa yang tidak diduga sebelumnya.
5
2. MANFAAT ASURANSI
2.1. manfaat yang dapat diterima oleh nasabah (individu,
lembaga,perusahaan) :
1. Perlindungan dan rasa aman
Nasabah mendapatkan perlindungan dan keamanan dari jasa
asuransi atas kerugian yang mungkin terjadi dikemudian hari.
2. Pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil
Besarnya premi yang dipertanggungkan diperhitungkan secara
akurat dan adil dengan mempertimbangkan berbagai faktor yang
mempengaruhinya. Besaran premi yang harus dibayar oleh
tertanggung dipengaruhi pula oleh besar kecilnya nilai objek yang
dipertanggungkan.
3. Polis asuransi dapat dijadikan sebagai instrument pendukung
dalam pengajuan kredit
Dalam hal pengajuan kredit ke lembaga keuangan bank dengan
plafon tinggi, diperlukan agunan atau jaminan (berupa rumah,
gedung, kendaraan). Apabila agunan tersebut diasuransikan, maka
pihak bank akan lebih yakin dalam memberikan kredit karena
merasa aman apabila suatu saat peminjam tidak dapat membayar.
4. Berfungsi sebagai tabungan dan sumber pendapatan
Premi yang dibayarkan oleh tertanggung merupakan tabungan
berjangka yang dapat memberikan pendapatan berupa bunga dan
bonus sesuai perjanjian.
2.2. Manfaat yang dapat diterima oleh pemerintah :
1. Mendorong peningkatan investasi di berbagai bidang usaha
Premi yang dihimpun dari masyarakat merupakan sumber modal
yang dapat digunakan untuk melakukan investasi di berbagai
bidang usaha.
6
2. Mendorong peningkatan kesempatan kerja
Kesempatan kerja akan semakin meningkat seiring dengan
peningkatan lapangan kerja dalam bidang usaha asuransi.
3. Meningkatkan penerimaan pajak
Peningkatan usaha asuransi akan memberikan dampak langsung
bagi penambahan pendapatan pemerintah melalui penerimaan
pajak.
3. RISIKO DALAM INDUSTRI ASURANSI
Risiko adalah bahaya, akibat atau konsekuensi yang dapat terjadi akibat
sebuah proses yang sedang berlangsung atau kejadian yang akan datang. Dalam
bidang asuransi,risiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan ketidakpastian, di mana
jika terjadi suatu keadaan yang tidak dikehendaki dapat menimbulkan suatu kerugian.
Jenis-jenis risiko yang umum di kenal dalam usaha asuransi antara lain
meliputi :
3.1. Risiko murni atau pure risk
Yaitu ketidakpastian terjadinya suatu kerugian atau dengan kata lain
hanya ada suatu peluang merugi dan bukan suatu peluang keuntungan.
Risiko murni adalah suatu risiko yang bilamana terjadi akan memberikan
kerugian dan apabila tidak terjadi maka tidak menimbulkan kerugIan namun
juga tidak menimbulkan keuntungan. Risiko ini akibatnya hanya ada 2
macam: rugi atau break event, contohnya adalah pencurian, kecelakaan atau
kebakaran.
3.2. Risiko spekulatif atau speculative risk
Risiko yang berkaitan dengan terjadinya dua kemungkinan, yaitu
peluang mengalami kerugian financial atau memperoleh keuntungan. Risiko
ini akibatnya ada 3 macam: rugi, untung atau break event, contohnya adalah
investasi saham di bursa efek, membeli undian dan sebagainya.
7
3.3. Risiko individu atau individual risk
Kemungkinan-kemungkinan yang terjadi pada kehidupan sehari-hari.
Misalnya risiko yang akan timbul bila kita memiliki rumah, mobil,
melakukan investasi usaha, atau menyewa apartemen.
Risiko ini di bagi ke dalam tiga macam risiko, yaitu:
3.3.1. Risiko pribadi atau personal risk
Risiko pribadi atau personal risk adalah risiko yang mempengaruhi
kapasitas atau kemampuan seseorang dalam memperoleh keuntungan,
cotohnya adalah mati muda, uzur, cacat fisik, dan kehilangan pekerjaan.
3.3.2. Risiko harta atau property risk
Risiko harta atau property risk adalah risiko terjadinya kerugian
keuangan apabila kita memiliki suatu benda atau harta. Yaitu adanya
peluang harta tersebut untuk hilang, di curi, atau rusak. Kehilangan
suatu harta dapat di bedakan menjadi dua jenis:
a. Kerugian langsung atau direct losses terjadi apabila harta kita
hilang atau rusak. Kerugian finansial terjadi karena kita
kehilangan nilai dari harta tersebut, uang yang kita investasikan di
dalamnya dan biaya yang di gunakan untuk menggantikannya
b. Kerugian tidak langsung atau indirect losses (consequential)
adalah setiap kerugian yang terjadi akibat kerugian asal (original
losses). Contoh dari kerugian ini adalah kehancuran rumah karena
bencana alam sehingga kita harus mengeluarkan biaya untuk
tempat tinggal sementara dan renovasi rumah.
3.3.3. Risiko tanggung gugat atau liability risk
Risiko tanggung gugat atau liability risk adalah risiko yang mungkin
kita alami atau derita sebagai tanggung jawab akibat kerugian atau
8
lukanya pihak lain. Jika kita mennggung kerugian seseorang, maka kita
harus membayarnya, sehingga kerugian pihak lain menyebabkan kita
mengalami kerugian finansial. Contohnya adalah memberi ganti rugi
kepada orang akibat anda menabraknya.
4. CARA MENANGGULANGI RESIKO
Dalam menanggulangi berbagai resiko yang dihadapi tersebut, minimal ada 5
cara yang dapat dilakukan, antara lain:
4.1. Menghindari risiko (risk ivoidance)
Jangan melakukan kegiatan yang kemungkinan memberikan peluang
terjadinya kerugian. Contoh : tidak membeli tanah yang masih dalam
sengketa.
4.2. Mengurangi risiko (risk reductions)
Yaitu kegiatan ang dilakukakan untuk mengurangi kemungkinan
terjadinya kerugian. Contoh : dalam pabrik dipasang alarm kebakaran dan
penyemprot pemadam kebakaran yang otomatis.
4.3. Menahan risiko (risk retentions)
Berarti kita tidak melakukan apa-apa terhadap risiko tersebut dimana
risiko itu tetap ada atau kita akan menahannya. Misalnya risiko hilangnya
sandal atau tgopi dalam perjalanan.
4.4. Membagi risiko (risk sharing)
Melibatkan pihak lain dlam menghadapi resiko. Misalanya tiga orang
melakukan investasi dalam suatu kegiatan bisnis yang beresiko tinggi.
4.5. Mentransfer risiko (risk transfer)
Berarti memindahkan risiko kerugian kepada pihak lain dan biasanya
kepada perusahaan asuransi yang bersedia serta mampu memikul beban
tersebut. Misalnya pabrik diasuransikan kepada Perusahaan Asuransi
Kebakaran, sehingga jika sewaktu-waktu pabrik mengalami kebakaran
akan mendapat ganti rugi dari pihak asuransi.
9
5. PRINSIP-PRINSIP ASURANSI
Prinsip asuransi merupakan dasar yang harus diperhatikan dalam kontrak
asuransi. Apabila terjadi masalah dalam kontrak asuransi, maka dilakukan analisis
apakah kontrak yang dilakukan oleh penanggung dan tertanggung memenuhi prinsip-
dasar atau belum. Prinsi-prinsip asuransi tersebut adalah sebagai berikut:
5.1. Insurable Interest
Insurable interest merupakan hak berdasarkan hukum untuk
mempertanggungkan suatu risiko yang berkaitan dengan keuangan yang diakui
secara sah antara tertanggung dan sesuatu yang dipertanggungkan. Unsur-unsur
yang terkandung dalam insurable interest:
a. Harus ada sesuatu harta, hak, kepentingan, jiwa atau tanggung gugat
b. Keadaan pada butir (a) harus merupakan sesuatu yang dapat dipertanggungkan
c. Tertanggung harus memiliki hubungan hukum dengan sesuatu yang dapat
dipertanggungkan
d. Antara pihak tertanggung dan sesuatu yang dipertanggungkan harus memiliki
hubungan sah menurut hokum
5.2. Utmost Good Faith
Utmost good faith atau itikad baik, artinya dalam menetapkan kontrak harus
dilakukan dengan itikad baik pihak penanggung dan tertanggung tidak boleh
menyembunyikan sesuatu fakta yang dapat menimbulkan kerugian pihak lain.
Pihak penanggung perlu menjelaskan secara lengkap hak dan kewajibannya
selama masa asuransi.
Faktor-faktor yang melanggar prinsip utmost good faith adalahsebagai
berikut:
a. Non disclosure. Adanya data penting yang tidak diungkapkan sehingga
menyalahi utmost good faith
10
b. Concealment. Secara sengaja melakukan kebohongan dan tidak
mengungkapkan fakta yang penting
c. Fradulent mirepretation. Memberikan gambaran yang tidak cocok dengan
keadaan sebenarnya
d. Inocent misrepresentation. Secara tidak sengaja memberi gambaran yang
salah yang memiliki pengaruh besar dalam peroses asuransi
5.3. Indemnity
Indemnity berarti suatu mekanisme di mana penanggung membrikan ganti
rugi atau kompensasi finansial kepada tertanggung yang dimaksudkan untuk
mengembalikan posisi finansial tertanggung sama seperti sebelum terjadinya
kerugian. Dengan demikian, indemnity merupakan prinsip ganti rugi oleh
penanggng terhadap terrtanggung.
5.4. Proximate Cause
Proximate cause adalah suatu sebab aktif, efisen yang mengakibatkan
terjadinya suatu peristiwa secara berantai atau berurutan tanpa intervensi suatu
kekuatan lain, diawali dan bekerja dengan aktif dari suatu sumber baru dan
independen.
5.5. Subrogation
Subrogation (subrogasi) pada dasarnya merupakan hak penanggung yang
telah memberikan ganti rugi kepada tertanggung untuk menuntut pihak lain yang
mengakibatkan kepentingan asuransinya mengalami suatu peristiwa kerugian.
6. CONTRIBUTION
Contribution atau kontribusi merupakan salah satu akibat wajar dari prinsip
indemnity. Menurut prinsip kontribusi, penanggung berhak mengajak penanggung-
penanggung yang lain yang memiliki kepentingan sama untuk ikut membayar ganti
11
rugi kepada seorang terrtanggung meskipun jumlah tanggungan masing-masing
belum tentu sama besar. Hal ini terjadi apabila tertanggung dalam waktu yang
bersamaan mempertanggungkan suatu bea atas suatu risiko yang sama kepada
beberapa penanggung.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya kontribusi, yaitu:
a. Adanya dua atau lebih polis indemnity
b. Polis penutup kepentingan yang sama
c. Masing-masing polis harus bertanggungjawab atas kerugian
7. POLIS ASURANSI
Pasal 255 KUHD menyatakan bahwa setiap pertanggungan harus dibuat
secara tertulis dalam suatu akta yang dinamakan polis. Dengan demikian polis
asuransi merupakan bukti tertulis atau surat perjanjian antara pihak-pihak yang
mengadakan kontrak asuransi. Polis memegang peranan penting guna menjaga
konsistensi pertanggungjawaban baik pihak penanggung maupun tertanggung.
Dengan adanya polis asuransi, perjanjian antara kedua belah pihak mendapatkan
kekuatan secara hukum. Dengan memiliki polis asuransi tersebut maka pihak
tertanggung memiliki jaminan bahwa pihak penanggung akan mengganti kerugian
yang mungkin dialami oleh tertanggung akibat peristiwa yang tidak terduga. Polis
asuransi memuat hal-hal sebagai berikut:
1. Nomor polis
2. Nama dan alamat tertanggung
3. Uraian risiko
4. Jumlah pertanggungan
5. Jangka waktu pertanggungan
6. Besar premi, bea materai, dan lain-lain
7. Bahaya-bahaya yang dijaminkan
12
Kontrak asuransi (polis) mempunyai beberapa sifat, yaitu:
7.1. Future contract
Dikatakan future contract karena faedah asuransi baru tampak di masa
mendatang ketika terjadi pembayaran kerugian. Walaupun demikian ada faedah
yang tidak tampak yang dapat dinikmati oleh pihak tertanggung yaitu sembuh dari
kemasygulan, bebas dari kecemasan akan menderita kerugian, dan sebagainya.
7.2. Contingent contract
Disebut contingent contract karena bersifat kebetulan. Kerugian belum pasti
akan terjadi dan terjadinya hanya berdasarkan kebetulan. Motto asuransi selalu
menekankan pada sifat kebetulan tersebut.
7.3. Service contract
Dikatakan service contract karena asuransi memberikan sejumlah jasa.
Asuransi menjadi suatu produk yang unik karena pemegang polis memerlukan
bantuan dalam memahami faedah yang bermacam-macam. Itulah sebabnya
mengapa dalam memasarkan asuransi sering diperlukan personal service dari
suatu agen perusahaan asuransi untuk menjelaskan isi kontrak.
7.4. Risk contract
Risiko kerugian finansial merupakan karakteristik terakhir yang membedakan
asuransi dari produk atau jasa lain. Dasar dari kontrak asuransi adalah
ketidakpastian berkenaan dengan peristiwa yang mungkin terjadi dan meyebabkan
kerugian. Asuransi memindahkan risiko kerugian tersebut kepada pihak
perusahaan asuransi sebagai penanggung risiko profesional.
8. KEGIATAN INVESTASI PERUSAHAAN ASURANSI
Usaha asuransi merupakan jasa keuangan yang kegiatannya menghimpun
dana dari masyarakat berupa premi dan memberikan perlindungan kepada anggota
13
masyarakat pemakai jasa asuransi terhadap kemungkinan timbulnya kerugian karena
suatu peristiwa yang tidak pasti atau terhadap hidup atau meningggalnya seseorang.
Dana yang dihimpun dari masyarakat dalam bentuk premi tersebut sebagian
disimpan di perusahaan dalam bentuk kas untuk memberikan ganti kerugian kepada
tertanggung yang mengalami kerugian dan sebagian lagi diinvestasikan untuk
memperoleh pendapatan. Kegiatan investasi perusahaan asuransi dapat dilakukan
dalam berbagai bentuk yang terdiri dari:
1. Deposito berjangka
2. Sertifikat deposito
3. Saham
4. Obligasi
5. Sertifikat Bank Indonesia
6. Surat berharga pasar uang
7. Pinjaman hipotek
8. Pernyetaan langsung
9. Bangunan atau tanah
9. JENIS USAHA ASURANSI
9.1. Usaha asuransi
Menurut UU No. 2 tahun 1992 tentang usaha perasuransian jenis usaha
perasuransian dibagi menjadi beberapa jenis :
9.1.1. Asuransi kerugian
Yaitu usaha yang memberikan jasa-jasa dalam penanggulangan risiko
atas kerugian, kehilangan manfaat dn tanggung jawab hukum kepada pihak
ketiga yang timbul dari peristiwa yag tidak pasti. Usaha asuransi kerugian ini
dapat dipilah sebagai berikut:
14
a) Asuransi kebakaran adalah asuransi yang menutup risiko kebakaran.
b) Asuransi pengangkutan adalah asuransi pengangkutan penanggung
atau perusahaan asuransi akan menjamin kerugian yang dialami
tertanggung akibat terjadinya kehilangan atau kerusakan saat
pelayaran.
c) Asuransi aneka adalah jenis asuransi kerugian yang tidak dapat
digolongkan kedala kedua asuransi diatas, missal : asuransi
kendaraan bermotor, asuransi kecelakaan diri, dan lain sebagainya.
9.1.2. Asuransi jiwa (life insurance)
Adalah suatu jasa yang diberikan oleh perusahaan asuransi dalam
penanggulangan risiko yang dikaitkan dengan jiwa atau meninggalnya
seseorang yang dipertanggungkan. Asuransi jiwa memberikan:
a) Dukungan bagi pihak yang selamat dari suatu kecelakaan.
b) Santunan bagi tertanggung yang meninggal
c) Bantuan untuk menghindari kerugian yang disebabkan oleh
meninggalnya orang kunci
d) Penghimpunan dana untuk persiapan pension
Ruang lingkup usaha asuransi jiwa dapat digolongkan menjadi 3, yaitu :
a) Asuransi jiwa biasa (ordinary life insurance)
Biasanya polis asuransi jiwa ini diterbitkan dalam suatu nilai tertentu
dengan premi yang dibayar secara periodik (bulanan, triwulanan,
semesteran, dan tahunan).
b) Asuransi jiwa kelompok (group life insurance)
Asuransi jiwa ini biasanya dikeluarkan tanpa ada pemeriksaan medis
atas suatu kelompok orang di bawah satu polis induk di mana
masing-masing anggota kelompok menerima sertifikat partisipasi.
c) Asuransi jiwa industrial (industrial life insurance)
15
Dalam jenis asuransi ini dibuat dengan jumlah nominal tertentu.
Premi umumnya dibayar mingguan yang dibayarkan di rumah
pemilik polis kepada agen yang disebut debit agent.
9.1.3. Reasuransi (reinsurance)
Adalah pertanggungan ulang atau pertanggungan yang
dipertanggungkan atau asuransi dari asuransi. Reasuransi adalah suatu system
penyebaran risiko dimana penanggung menyebarkan seluruh atau sebagian
dari pertanggungan yang ditutupnya kepada penanggung yang lain.
Penyebaran risiko tersebut dapat dilakukan dengan dua mekanisme, yaitu
koasuransi dan reasuransi. Koasuransi adalah pertanggungan yang dilakukan
secara bersama atas suatu objek asuransi. Sedangkan reasuransi adalah proses
untuk untuk mengasuransikan kembali pertanggung jawaban pada pihak
tertanggung. Fungsi reasuransi adalah :
a) Meningkatkan kapasitas akseptasi.
b) Alat penyebaran risiko.
c) Meningkatkan stabilitas usaha.
d) Meningkatkan kepercayaan.
Mekanisme untuk reasuransi antara lain:
a) Treaty dan facultative reinsurance
Dalam model ini, reasuradur memberikan sejumlah pertanggungan
yang diinginkan dengan perjanjian kontrak dan reasuradur harus
menerima jumlah yang ditawarkan.
b) Reasuransi proporsional
Pembagian risiko antara ceding company dengan reasuradur
dilakukan secara proporsional berdasarkan jumlah retensi yang telah
ditetapkan. Retensi adalah jumlah maksimum risiko yang ditahan
atau ditanggung oleh ceding company.
16
c) Reasuransi nonproporsional
Bentuk ini memberikan kemungkinan bagi reasuradur untuk tidak
membayar klaim atau membayar klaim terbatas jumlah yang ada di
treaty. Treaty dalam mekanisme reasuransi adalah pertanggungan
yang dilakukan berdasarkan ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat
yang dituangkan dalam suatu perjanjian antara ceding company dan
reasuradur yang mana reasuradur mengikatkan diri untuk menerima
setiap penutupan yang diberikan oleh ceding company.
9.2. Usaha Penunjang
1) Pialang asuransi adalah usaha yang memberikan jasa keperantaraan
dalam penutupan asuransi dan penanganan penyelesaian ganti rugi
asuransi dengan bertindak untuk kepentingan tertanggung.
2) Pialang reasuransi adalah usaha yang memberikan jasa keperantaraan
dalam penetapan reasuransi dan penanganan ganti rugi reasuransi dewan
bertindak untuk kepentingan perusahaan asuransi.
3) Penilai kerugian asuransi adalah usaha yang memberikan jasa penilaian
terhadap kerugian pada objek asuransi yang dipertanggungkan.
4) Konsultan aktuaria adalah usaha yang memberikan jasa konsultan
aktuaria.
5) Agen asuransi adalah pihak yang memberikan jasa keperantaraan dalam
rangka pemasaran jasa asuransi untuk dan atas nama penanggung.
17
B. STUDI KASUS
1. KASUS ASURANSI PT. PRUDENTIAL LIFE INSURANCE
Kasus asuransi yang menimpa Ahmad Dhani menjadi berita banyak di media
Indonesia. Hal ini berkaitan klaim asuransi atas putra bungsu nya dari musisi tersebut
sebesar 500 juta tidak cair. Anak Ahmad Dhani yang dipanggil akrab dengan DUL
terluka parah dan juga menewaskan 7 orang meninggal dunia. Hal yang mengejutkan
terjadi karena klaim tersebut ditolak oleh Prudential karena melanggar hokum.
Menurut mereka setiap produk asuransi memiliki perjanjian yang di tanda tangani
oleh kedua belah pihak. Jika syarat telah dipenuhi maka seluruh klaim akan dibayar,
begitu pernyataan nini suhandoyo yang merupakan Corporate Marketing &
Communication Director PT. Prudential Life Insurance. Ini merupakan studi kasus
asuransi kecelakaan. Ahmad Dhani menganggap tidak sepantasnya pihak Prudential
langsung menuduh kasus melanggar hukum. Benar tidak nya melanggar hukum
pengadilan yang memutuskan, bukan pihak asuransi. Contoh kasus asuransi
bermasalah ini terus bergulir dan belum tampak penyelesaian kasus asuransi tersenut,
dan menimbulkan banyak pro dan kontra terutama di media dan jejaring social.
Ahmad dhani akan melanjutkan persoalan ini melalui jalur hukum. Kredibilitas
Prudential benar-benar dipertaruhkan. Bahkan pihak OJK (Otoritas Jasa Keuangan)
akan memanggil pihak manajemen PT. Prudential untuk menjelaskan lebih detail
alasan pihak Prudential tidak membayar Klaim Ahmad Dhani tersebut.
penjelasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)."Kesalahan bisa datang dari dua-
duanya tapi pada umumnya terjadi karena perusahaan asuransi tidak bisa membayar
karena salah urus," ungkap Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad kepada
detik Finance, seperti dikutip Rabu (6/11/2013saat ini masih banyak perusahaan
asuransi yang tidak mampu membayarkan klaim asuransi karena memang kondisi
keuangan perusahaan yang 'tidak bagus'. Banyak perusahaan asuransi yang tidak
mampu membayarkan karena memang kondisi keuangannya rusak karena salah urus
dan dicuri oleh orang-orang penguru, hal tersebut tidak boleh terjadi sebab itu sangat
18
menentukan kemampuan membayar perusahaan asuransi di masa depan. Untuk itu
perlu edukasi masyarakat soal asuransi sehingga masyarakat tidak mudah terlena oleh
iming-iming yang menggiurkan. Kalau itu bisa dibereskan ditambah edukasi
masyarakatnya jangan mudah diiming-imingi jadi nanti keputusan apa pun sudah
disadari betul oleh pemegang polis.
Memasuki babak akhir, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan jika kasus
ini sudah menemukan titik terang seiring ditetapkannya Abdul Qodir Jaelani
(AQJ/Dul) sebagai tersangka. dalam polis sudah ditentukan bahwa sebuah klaim tidak
ditanggung apabila melanggar perundang-undangan, berdasarkan dari isi polis
asuransi disebutkan bahwa klim tidak wajib dibayarkan apabila si pemegang polis
melakukan hal-hal yang melangar hukum seperti yang dilakukan AQJ.
Dengan adanya kasus sengketa asuransi seperti ini membuat asuransi juga
beresiko, artinya resiko klaim tidak dibayar. Nasabah sering tidak membaca secara
detail setiap perjanjian dan pihak agen asuransi juga tidak menjelaskan secara
terperinci ketika nasabah akan memasuki asuransi tersebut, apalagi kebanyakan agen
tersebut selalu melebih lebihkan produk yang mereka jual. Suatu hal kita acungkan
jempol buat Ahmad Dhani masih sadar melindung anak-anaknya dengan asuransi.
2. KASUS ASURANSI JIWA BUMI ASIH JAYA LIFE
Kabar kurang sedap menimpa Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya (BAJ Life). Ada
dugaan, perusahaan asuransi jiwa lokal ini bermasalah dengan keuangan. Akibatnya,
banyak nasabah yang khawatir dengan polis mereka, sehingga memilih mencairkan
sebelum jatuh tempo. Pengakuan seorang nasabah BAJ Life, terpaksa menarik
kembali polisnya karena mendapat info dari mantan kepala cabang asuransi itu bahwa
perusahaan sedang bermasalah. Kabarnya, manajemen wajib menyetor dana Rp 600
miliar ke kementerian keuangan untuk penyehatan. Makanya "Daripada uang hangus
semua, polis harus ditarik secepatnya," kata nasabah menirukan saran mantan kepala
cabang itu. Nasabah ini memiliki polis asuransi jiwa di BAJ Life sejak enam tahun
19
lalu melalui kantor cabang Depok. Ia membayar polis Rp 3 juta per tahun. Hitung
punya hitung, pencairan polis hanya menghasilkan dana kembalian Rp 6 juta.
"Mereka sanggup mengembalikan, tapi membutuhkan waktu sekitar tiga bulan,"
tambahnya. Usut punya usut, masalah di BAJ Life sudah ramai sejak lama. Surat
kabar di Surabaya pernah memberitakan kesulitan nasabah di Sidoarjo, Jawa Timur
pada Juni 2011. Kemudian, Wahyu, warga Ponorogo, Jawa Timur juga kesulitan
mencairkan klaim asuransi jiwa milik almarhum ibunya yang meninggal pada
September 2011."Nilai klaim Rp 10 juta, tapi sampai saat ini belum turun juga," kata
Wahyu.Ia dan keluarga pun memilih mengikhlaskan klaim tersebut karena berlarut-
larut.
Terkena pembatasan Boyke Panahiatan, Direktur Keuangan BAJ Life, mengaku
perusahaannya sedang terlilit masalah. Sejak tahun 2009, mereka terkena Pembatasan
Kegiatan Usaha (PKU) oleh Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
(Bapepam-LK). Namun, ia enggan merinci penyebab PKU itu. Sesuai regulasi,
penyebab PKU karena perusahaan asuransi tidak bisa memenuhi modal minimal.
PKU menjadikan perusahaan tidak boleh mencari nasabah baru. Namun, perusahaan
harus tetap melayani nasabah yang ingin mencairkan klaim atau menarik polisnya.
"Masalah penarikan ada, tapi kalau ada yang kesulitan, informasikan saja namanya,
akan kami bantu agar cepat selesai," kata Boyke. Menurut Boyke, manajemen sangat
terbuka dengan kondisi perusahaan. Ia juga siap membantu menyelesaikan
permasalahan nasabah. "Kami tidak ingin masalah ini semakin runyam, karena malah
bisa dimanfaatkan pihak lain atau merugikan industri asuransi," terang Boyke. Isa
Rachmatarwata, Kepala Biro Perasuransian Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) membantah info pencabutan izin itu. Sayang, Isa
juga enggan berbicara banyak. Ia juga menolak mengomentari soal setoran dana Rp
600 miliar. Dari situsnya, BAJ Life berdiri sejak 10 Juni 1967.Perusahaan ini
memiliki jaringan pemasaran di 12 kantor cabang, 142 kantor distrik dan 131 kantor
sektor. Per akhir 2007, total aset mencapai Rp 717,4 miliar dan pendapatan premi Rp
20
432,49 miliar. Komentar : seharusnya perusahaan Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya
(BAJ Life) menjelaskan tentang permasalahan yang terjadi di dalam perusahaan itu
dan meyakinkan para nasabah untuk tetap percaya kepada BAJ Life bahwa masalah
yg terjadi di dalam perusahaan tidak menggagu kegiatan atau kinerja perusahaan.
21
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Usaha asuransi yaitu usaha jasa keuangan yang dengan menghimpun dana
masyarakat melalui pengumpulan premi asuransi, memberikan perlindungan kepada
anggota masyarakat pemakai jasa asuransi terhadap kemungkinan timbulnya kerugian
karena suatu peristiwa yang tidak pasti atau terhadap hidup atau meninggalnya
seseorang.
Jasa asuransi memberikan manfaat kepada nasabah dalam hal perlindungan
dan rasa aman terhadap objek yang diasuransikan, pendistribusian biaya dan manfaat
yang lebih adil, polis asuransi dapat dijadikan sebagai instrument pendukung dalam
pengajuan kredit, berfungsi sebagai tabungan dan sumber pendapatan.
Jenis kegiatan asuransi dibedakan kedalam 3 kelompok, yaitu asuransi
kerugian, asuransi jiwa dan reasuransi.
B. SARAN
Penggunaan asuransi sangat penting bagi dunia usaha maupun individu
pribadi masyarakat. Akan tetapi tetap harus dipertimbangkan jenis asuransi dan badan
usaha pemberi jasa asuransi yang akan dipilih. Tidak semua asuransi yang ditawarkan
memberikan kemudahan dan manfaat yang baik bagi nasabah. Jenis asuransi harus
disesuaikan dengan kebutuhan mendasar yang dibutuhkan nasabah. Oleh karena itu,
harus dipertimbangkan dengan baik faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan
asuransi yang akan dipakai, semisalnya jenis usaha yang dijalankan, besar-kecilnya
usaha, kemungkinan resiko yang akan dialami, dan pertimbangan -pertimbangan
lainnya.
22
DAFTAR PUSTAKA
http://permasalahandansolusikasusasuransi.blogspot.in/2014/11/permasalahan-
dan-solusi-kasus-asuransi.html
http://m.detik.com/finance/read/2013/11/19/144325/2417262/5/ini-kabar-terbaru-sengketa-asuransi-ahmad-dhani-dan-prudential
23