Template Modul 1. Karakteristik Bahasa Indonesia(1)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Template Modul 1. Karakteristik Bahasa Indonesia(1)

Citation preview

  • MODUL PERKULIAHAN

    BAHASAINDONESIAKarakteristikBahasa Indonesia

    Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun OlehEKONOMI MANAJEMEN 01 DRS. SRI SATATA, MM

    Abstract KompetensiSetelah mempelajari materi pada babini diharapkan mahasiswa dapatmemahami dan menggunakan paragrafserta latar belakang, fungsi, aspek-aspek, dan konsep bahasa Indonesiayang baik dan benar.

    (1) Mahasiswa mampu memahamilatar belakang mata kuliahbahasa Indonesia.

    (2) Mahasiswa mampu memahamifungsi bahasa sebagai alatkomunikasi.

    (3) Mahasiswa mampu memahamiaspek-aspek keterampilanberbahasa.

    (4) Mahasiswa mampu memahamikonsep bahasa Indonesia yangbaik dan bahasa Indonesia yangbenar.

  • BAB IPENDAHULUAN

    1.1 Standar KompetensiSetelah mempelajari materi pada bab ini, diharapkan mahasiswa dapatmemahami perbedaan bahasa Indonesia yang baik dan bahasa Indonesiayang benar.

    1.2 Kompetensi Dasar :(1) Mahasiswa mampu memahami latar belakang mata kuliah bahasa

    Indonesia.(2) Mahasiswa mampu memahami fungsi bahasa sebagai alat komunikasi.(3) Mahasiswa mampu memahami aspek-aspek keterampilan berbahasa.(4) Mahasiswa mampu memahami konsep bahasa Indonesia yang baik dan

    bahasa Indonesia yang benar.

    1.3 Indikator :(1) Mampu menjelaskan latar belakang mata kuliah bahasa Indonesia.(2) Mampu menjelaskan bahasa sebagai alat komunikasi.(3) Mampu menjelaskan aspek-aspek keterampilan berbahasa.(4) Mampu menjelaskan bahasa Indonesia yang baik dan bahasa Indonesia

    yang benar.

    1.4 Latar Belakang Mata Kuliah Bahasa IndonesiaMata kuliah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata kuliah yang wajibdiberikan di semua perguruan tinggi. Dalam Surat Keputusan DirekturJenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Nomor43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-Rambu Pelaksanaan Kelompok MataKuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi, Bahasa Indonesiatermasuk salah satu Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian, selainPendidikan Agama, dan Pendidikan Kewarganegaraan.1Di dalam Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi DepartemenPendidikan Nasional Nomor 43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-Rambu

    1 Direktorat Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, Rambu-RambuPelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi, Jakarta,2006, 1.

  • Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian diPerguruan Tinggi, disampaikan bahwa:2

    (1) Visi Mata Kuliah Pengembang Kepribadian:Visi kelompok MPK di perguruan tinggi merupakan sumber nilaidan pedoman dalam pengembangan dan penyelenggaraan programstudi guna mengantarkan mahasiswa memantapkan kepribadiannyasebagai manusia Indonesia seutuhnya.

    (2) Misi Mata Kuliah Pengembang Kepribadian:Misi kelompok MPK di perguruan tinggi membantu mahasiswamemantapkan kepribadiannya agar secara konsisten mampumewujudkan nilai-nilai dasar keagamaan dan kebudayaan, rasakebangsaan dan cinta tanah air sepanjang hayat dalam menguasai,menerapkan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi,dan seni yang dimilikinya dengan rasa tanggung jawab.

    (3) Kompetensi Mata Kuliah Pengembang Kepribadian:Standar kompetensi kelompok MPK yang wajib dikuasai mahasiswameliputi pengetahuan nilai-nilai agama, budaya, dankewarganegaraan dan mampu menerapkan nilai-nilai tersebut dalamkehidupan sehari-hari; memiliki kepribadian yang mantap; berpikirkritis; bersikap rasional, etis, estetis, dan dinamis; berpandanganluas; dan bersikap demokratis yang berkeadaban.

    (4) Kompetensi Mata Kuliah Bahasa Indonesia:Menjadi mahasiswa ilmuwan dan profesional yang memilikipengetahuan dan sikap positif terhadap bahasa Indonesia sebagaibahasa negara dan bahasa nasional dan mampu menggunakannyasecara baik dan benar untuk mengungkapkan pemahaman, rasakebangsaan dan cinta tanah air, dan untuk berbagai keperluan dalambidang ilmu, teknologi dan seni, serta profesinya masing-masing.

    (5) Substansi Kajian Mata Kuliah Bahasa Indonesia: Mata kuliah Bahasa Indonesia sebagai MPK menekankan

    keterampilan menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasanegara dan bahasa nasional secara baik dan benar untukmenguasai, menerapkan, dan mengembangkan ilmu

    2 Direktorat Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, Rambu-Rambu, 2.

  • pengetahuan, teknologi, dan seni sebagai perwujudankecintaan dan kebanggaan terhadap bahasa Indonesia.

    Substansi kajian yang disebut pada butir (c) di bawah inihendaknya dipadukan ke dalam kegiatan penggunaan bahasaIndonesia melalui keterampilan berbahasa menyimak,berbicara, membaca, dan menulis dengan keterampilanmenulis akademik sebagai fokus.

    Substansi kajian Matakuliah Bahasa Indonesia difokuskanpada menulis akademik. Secara umum struktur kajian terdiriatas:Kedudukan Bahasa Indonesia:(a) Sejarah Bahasa Indonesia(b) Bahasa Negara(c) Bahasa Persatuan(d) Bahasa Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni(e) Fungsi dan Peran Bahasa Indonesia dalam Pembangunan

    BangsaMenulis:(a) Makalah(b) Rangkuman/ ringkasan buku atau bab(c) Resensi bukuMembaca untuk Menulis:(a) Membaca tulisan/ artikel ilmiah(b) Membaca tulisan populer(c) Mengakses informasi melalui internetBerbicara Untuk Keperluan Akademik:(a) Presentasi(b) Seminar(c) Pidato dalam situasi formal

    1.5 Bahasa Sebagai Alat KomunikasiSebagai makhluk sosial, manusia selalu berhubungan dan

    berkomunikasi dengan manusia lain. Media komunikasi paling efektif yangdipakainya adalah bahasa. Dengan menggunakan bahasa, mereka bisamenyatakan maksud, ide, pikiran, dan gagasannya. Di sisi lain, maksud, ide,

  • pikiran, dan gagasan tersebut agar terpahami dengan tepat makna olehmanusia lain.

    Dengan media bahasa kita bisa berkomunikasi dengan seluruhmanusia dari berbagai penjuru dunia yang berbeda. Dengan media bahasakita bisa menyampaikan maksud, pikiran, dan gagasan yang akan bisadipahami oleh generasi ratusan tahun mendatang.

    Di sisi lain kita bisa melihat betapa pentingnya bahasa sebagai alatkomunikasi. Dalam kehidupannya satu hari dua puluh empat jam, manusiatidak pernah terlepas dari penggunaan bahasa. Dari kita bangun tidur,beraktifitas sehari penuh, sampai tidur kembali, kita senantiasamenggunakan bahasa. Bahkan dalam tidur pun kita masih menggunakanbahasa dalam bermimpi.

    Bila kita cermati lebih jauh, kita bisa menemukan bahwa tidak adasatu profesi pun dalam kehidupan manusia ini yang tidak membutuhkanbahasa sebagai alat komunikasi. Mulai dari tukang sapu jalanan, karyawan,pegawai negeri sipil, direktur perusahaan, para politisi, para menteri, danpresiden pun sangat membutuhkan bahasa sebagai sarana komunikasi yangefektif.

    Sebagai pemimpin kita dituntut untuk menggunakan bahasa yanglebih efektif, lebih santun, lebih motivatif, dan lebih kreatif. Bagaimanaseorang pemimpin membangun simpati orang lain, memberikan empatipada orang lain, membangkitkan motivasi para bawahannya, semua itumemerlukan keterampilan berbahasa yang tersendiri.

    Berkomunikasi adalah membangun pesan yang ditujukan kepadaseseorang untuk mendapatkan respons. Agar respons sesuai denganharapan, bahasa harus disusun secara efektif dan komunikatif.3

    Di sisi lain berkomunikasi adalah juga hubungan manusiawi, makakita harus menjaga perasaan serta memperhatikan lawan bicara. Sebagaikomunikator kita harus memilih bahasa yang tepat untuk disampaikankepada komunikan. Setiap komunikan yang berbeda perlu pilihan kata dansikap bahasa yang berbeda pula. Sikap berbahasa kepada teman sebaya tidakboleh dipergunakan juga kepada orang tua, guru, dosen, atau para pejabat,demikian juga sebaliknya.4

    Selain itu kita harus memperhatikan tempat, situasi, dan kondisiberbahasa. Berkomunikasi dengan bahasa di pasar tentu saja tidak sama

    3 Minto Rahayu, Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi: Mata Kuliah PengembanganKepribadian, Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2009, 6.

    4 Minto Rahayu, Bahasa Indonesia.

  • dengan di lingkungan formal seperti di sekolah, atau di lembagapemerintahan.5

    1.6 Aspek-aspek Keterampilan BerbahasaAspek-aspek Keterampilan BerbahasaKeterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu:1. Keterampilan membaca2. Keterampilan menulis3. Keterampilan berbicara4. Keterampilan menyimakTiap-tiap keterampilan itu erat sekali hubungannya dengan tigaketerampilan lainnya dengan cara yang beraneka ragam. Dalammemperoleh keterampilan berbahasa, kita biasanya melalui suatu hubunganurutan yang teratur. Mula-mula pada masa kecil kita belajar menyimakbahasa kemudian berbicara, sesudah itu kita belajar membaca dan menulis.Menyimak dan berbicara kita pelajari sebelum memasuki sekolah. Keempatketerampilan tersebut pada dasarnya merupakan suatu kesatuan, merupakancatur-tunggal. Selanjutnya, setiap keterampilan itu erat pula berhubungandengan proses-proses yang mendasari bahasa. Bahasa seseorangmencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakincerah pula dan jelas pula jalan pikirannya. Keterampilan hanya dapatdiperoleh dan dikuasai dengan jalan praktik dan banyak pelatihan. Melatihketerampilan berbahasa pula melatih keterampilan berpikir.6Berikut ini adalah hubungan antar keempat aspek keterampilan berbahasa:

    1.6.1 Hubungan antara Berbicara dan Menyimak:(a) Ujaran biasanya dipelajari melalui menyimak dan meniru (imitasi).

    Oleh karena itu, contoh atau model yang disimak serta direkam olehanak sangat penting dalam penguasaan kecakapan berbicara.

    (b) Kata-kata yang akan dipakai serta dipelajari oleh anak biasanyaditentukan oleh perangsang (stimuli) yang mereka temui (misalnyakehidupan desa >< kota) dan kata-kata yang paling banyak memberibantuan atau pelayanan dalam menyampaikan ide-ide mereka.

    5 Minto Rahayu, Bahasa Indonesia.6 Henry Guntur Tarigan, Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa, Bandung: Angkasa,

    1986, 1.

  • (c) Ujaran anak mencerminkan pemakaian bahasa di rumah dan dalammasyarakat tempatnya hidup, misalnya: ucapan, intonasi, kosa kata,penggunaan kata-kata, dan pola-pola kalimat.

    (d) Anak yang lebih muda lebih dapat memahami kalimat-kalimat yangjauh lebih panjang dan rumit daripada kalimat-kalimat yang dapatdiucapkannya.

    (e) Meningkatkan keterampilan menyimak berarti membantumeningkatkan kualitas berbicara seseorang.

    (f) Bunyi atau suara merupakan suatu faktor penting dalam peningkatancara pemakaian kata-kata anak. Oleh karena itu, anak akan tertolongkalau mereka mendengarkan/menyimak ujaran-ujaran yang baikdari para guru, rekaman-rekaman yang bermutu, cerita-cerita yangbernilai tinggi.

    (g) Berbicara dengan bantuan alat-alat peraga (visual aids) akanmenghasilakan penangkapan informasi yang lebih baik padapihakpenyimak. Umumnya, anak mempergunakan bahasa yangdidengarnya.7

    1.6.2 Hubungan antara Menyimak dan Membaca:(a) Pengajaran serta petunjuk-petunjuk dalam membaca diberikan oleh

    guru melalui bahasa lisan, dan kemampuan anak untuk menyimakdengan pemahaman penting sekali.

    (b) Menyimak merupakan cara atau mode utama bagi pelajaran lisanselama tahun-tahun permulaan dis sekolah. Perlu dicatat misalnyabahwa anak yang cacat dalam membaca haruslah meneruskanpelajarannya di kelas yang lebih tinggi dengan lebih banyak melaluimenyimak daripada melalui membaca.

    (c) Walaupun menyimak pemahaman lebih unggul daripada membacapemahaman, anak-anak sering gagal untuk memahaminya dan tetapmenyimpan/memakai/menguasai sejumlah fakta yang merekadengar.

    (d) Kosa kata menyimak yang sangat terbatas mempunyai kaitandengan kesukaran-kesukaran dalam belajar membaca secara baik.

    (e) Bagi para pelajar yang lebih besar atau tinggi kelasny, korelasiantara kosa kata baca dan kosa kata simak sangat tinggi, mungkin80% atau lebih.

    (f) Pembeda-bedaan atau diskriminasi pendengaran yang jelek acapkalidihubungkan dengan membaca yang tidak efektif dan mungkin

    7 Henry Guntur Tarigan, Teknik Pengajaran,2.

  • merupakan suatu faktor pendukung atau faktor tambahan dalamketidakmampuan dalam membaca.

    (g) Menyimak lebih membantu anak untuk menangkap ide utama yangdiajukan oleh pembicara, bagi pelajar yang lebih tinggi kelasnya,membaca lebih unggul daripada menyimak sesuatu yang mendadakdan pemahaman informasi yang terperinci.8

    1.6.3 Hubungan antara Berbicara dan Membaca:(a) Penampilan membaca berbeda sekali dengan kecakapan bahasa

    lisan.(b) Pola-pola pelajaran ujaran orang yang tuna aksara atau buta huruf

    mungkin mengganggu pelajaran membaca pada anak-anak.(c) Kalau pada tahun-tahun permulaan sekolah ujaran membentu suatu

    pelajaran bagi pelajaran membaca, membaca bagi anak-anak kelasyang lebih tinggi turut membantu meningkatkan bahasa lisanmereka

    (d) Kosa kata khusus mengenai bahan bacaan haruslah diajarkan secaralangsung. Andaikan muncul kata-kata baru dalam buku bacaan/bukupegangan murid, guru hendaknya mendiskusikannya dengan muridsehingga mereka memahami maknanya sebelum mereka mulaimembacanya.9

    1.6.4 Hubungan antara Ekspresi Lisan dan Ekspresi Tulis(a) Seorang anak belajar berbicara jauh sebelum dia dapat menulis dan

    kosa kata, pola-pola kalimat, serta organisasi ide-ide yang membericiri kepada ujarannya merupakan dasar bagi ekspresi tulisberikutnya.

    (b) Seorang anak yang telah dapat menulis dengan lancar biasanya dapatpula menuliskan pengalaman-penglaman pertamanya serta tepattanpa diskusi lisan dahulu,tetapi dia masih perlu membicarakan ide-ide yang rumit yang dia peroleh dari tangan kedua. Bila seoranganak harus menulis suatu uraian, menjelaskan suatu proses atau punmelaporkan suatu kejadian sejarah (yang secara pribadi belumpernah dialaminya), dia mengambil pelajaran dari diskusi kelompokpendahuluan. Dengan demikian, dia dapat mempercerah pikirannya,mengisi kekosongan-kekosongan, memperbaiki impresi atau kesan-

    8 Henry Guntur Tarigan, Teknik Pengajaran, 3.9 Henry Guntur Tarigan, Teknik Pengajaran, 4.

  • kesan yang salah serta mengatur ide-idenya sebelum dia mulaimenulis sesuatu.

    (c) Ekspresi lisan cenderung ke arah kurang berstruktur, lebih seringberubah-ubah, tidak tetap, tetapi biasanya lebih kacau sertamembingungkan daripada komunikasi tulis. Kebanyakan, pidatoatau pembicaraan bersifat informal dan acapkali kalimat-kalimatorang yang berpidato atau berbicara itu tidak ada hubungannya satusama lain. Si pembicara memikirkan ide-idenya sambil berbicaradan acapkali dia lupa bagaimana terjadinya suatu kalimat lamasebelum dia menyelaikannya. Karena adanya masalah-masalahseperti ini dalam ekspresi lisan, pengajaran mengenai keterampilanberbicara dan menyimak perlu mendapat perhatian. Pengalamantelah menunjukkan bahwa meningkatkan ekspresi lisan paraindividu berarti turut pula meningkatkan daya piker mereka.Sebaliknya, komunikasi tulis cenderung lebih unggul, baik dalam isipikiran maupun struktur kalimat, lebih formal dalam gaya bahasadan jauh lebih teratur dalam pengertian ide-ide.

    (d) Membuat catatan serta membuat bagan atau rangka ide-ide yangakan disampaikan pada suatu pembicaraan akan menolong muriduntuk mengutarakan ide-ide tersebut kepada para pendengar.Biasanya, bagan atau rangka yang dipakai sebagai pedoman dalamberbicara sudahlah cukup memadai, kecuali dalam kasus laporanformal dan terperinci yang memerlukan penulisan naskah yanglengkap sebelumnya.

    Menyimak dan membaca erat berhubungan karena keduanyamerupakan alat untuk menerima komunikasi. Berbicara dan menuliserat berhubungan dalam hal bahwa keduanya merupakan cara untukmengekspresikan makna atau arti. Dalam penggunaannya, keempatketerampilan tersebut sering berhubungan satu sama lain.10

    1.6.5 Macam-macam Aspek Keterampilan Berbahasa.(1) Keterampilan Membaca

    Mengawali pembahasan ini menarik untuk mengutip sebuah pepatah lamayang mengatakan, Buku adalah Gudang Ilmu. Untukmengakses/memasuki gudang ilmu itu kita memerlukan sebuah kunci.

    10 Henry Guntur Tarigan, Teknik Pengajaran.

  • Membaca inilah yang merupakan kunci untuk membuka gudang ilmupengetahuan yang akan kita serap.11Hakekat kegiatan membaca adalah pemahaman. Teknik apapun yangdianjurkan oleh para pakar linguis, pada akhirnya kiat sebagai pelakukegiatan membaca dituntut untuk bisa memahami isi bacaan yang kita baca.Membaca tanpa pemahaman adalah sia-sia.Keterampilan membaca adalah keterampilan memahami lambang-lambangtulisan yang diungkapkan penulis melalui sebuah bacaan.

    Keterampilan membaca ada dua tingkatan, yaitu:(a) Membaca Tingkat Dasar

    Kemampuan menyuarakan lambang-lambang tulisan yangdisampaikan penulisnya.

    (b) Membaca Tingkat LanjutKemampuan memahami lambang-lambang tulisan yangdiungkapkan penulisnya melalui sebuah bacaan.12

    Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan olehpembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan penulismelalui media kata-kata/bahasa tulis. Suatu proses yang menuntut agarkelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatupandangan sekilas dan makna kata-kata secara individual akan dapatdiketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, pesan yang tersurat dan yangtersirat tidak akan tertangkap dan dipahami., dan proses membaca itu tidakterlaksana dengan baik.Dari segi linguistik, membaca adalah suatu proses penyandian kembali danpembacaan sandi berlainan dengan berbicara dan menulis yang justrumelibatkan penyandian (encoding). Sebuah aspek pembacaan sandi(decoding) adalah menghubungakn kata-kata tulis (written word) denganmakna bahasa lisan (oral language meaning) yang mencakup pengubahantulisan/cetakan menjadi bunyi yang bermaknaDi samping pengertian atau batasan yang telah diutarakan di atas, membacapun dapat pula diartikan sebagai suatu metode yang kita pergunakan untukberkomunikasi dengan diri kita sendiri dan kadang-kadang dengan orang

    11 Sri Satata, Modul Bahasa Indonesia Universitas Mercu Buana,http://pksm.mercubuana.ac.id

    12 Sri Satata, Modul Bahasa.

  • lain yaitu mengomunikasikan makna yang terkandung atau tersirat padalambang-lambang tertulis. Membaca dapat pula dianggap sebagai prosesuntuk memahami yang tersirat dalam yang tersurat, melihat pikiran yangterkandung di dalam kata-kata yang tertulis. Tingkatan hubungan antaramakna yang hendak dikemukakan oleh penulis dan penafsiran atauinterpretasi pembaca turut menentukan ketepatan membaca. Makna bacaantidak terletak pada halaman tertulis, tetapi berada pada pikiran pembaca.Demikianlah, makna itu akan berubah karena setiap pembaca memilikipengalaman yang berbeda-beda yang dia pergunakan sebagai alat untukmenginterpretasikan kata-kata tersebut.13Secara singkat, dapat dikatakan bahwa reading adalah bringing meaning toand getting meaning from printed or written material, memetik sertamemahami arti atau makna yang terkandung di dalam bahan tertulis.Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperolehinformasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. Makna, arti, erat sekaliberhubungan dengan maksud tujuan, atau intensif kita dalam membaca.14Seorang guru bahasa haruslah menyadari serta memahami benar bahwamembaca adalah suatu keterampilan yang kompleks, yang rumit, yangmencakup atau melibatkan serangkaian keterampilan-keterampilan yanglebih kecil. Dengan perkataan lain, keterampilan membaca mencakup tigakomponen, yaitu:

    (a) Pengenalan terhadap aksara serta tanda-tanda baca.(b) Korelasi aksara beserta tanda-tanda baca dengan unsur-unsur

    linguistik yang formal(c) Hubungan lebih lanjut dari A dan B dengan makna atau meaning.15

    (2) Keterampilan MenulisKeterampilan menulis adalah kemampuan mengekspresikan pikiran melaluilambang-lambang tulisan. Keterampilan menulis ini termasuk ke dalamjenis keterampilan aktif, karena penulis aktif mengolah pesan (informasi)yang ingin disampaikan kepada pembaca. Keterampilan ini relative sulit

    13 Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Aspek Keterampilan Berbahasa,Bandung: Angkasa, 1993, 8.

    14 Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai, 9.15 Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai, 10.

  • karena melibatkan olah pikir, pilihan kata, susunan bahasa, gayakepenulisan sehingga tidak terjadi mis komunikasi antara penulis danpembacanya.16

    Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yangmenggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehinggaorang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalaumereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu. Menulis merupakansuatu representasi bagian dari kesatuan-kesatuan ekspresi bahasa. Dapatdikatakan, bahwa menyalin/mengkopi huruf-huruf ataupun menyusunmenset suatu naskah dalam huruf-huruf tertentu untuk dicetak bukanlahmenulis kalau orang-orang tersebut tidak memahami bahasa tersebut besertarepresentasinya.17

    Pada prinsipnya fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunitasyang tidak langsung. Menulis sangat penting bagi pendidikan karenamemudahkan para pelajar berpikir. Juga dapat menolong kita berpikirsecara kritis. Juga dapat memudahkan kita merasakan dan menikmatihubungan-hubungan, memperdalam daya tanggap atau persepsi kita,memecahkan masalah-masalah yang kita hadapi, menyusun urutaan bagipengalaman. Tulisan dapat membantu kita menjelaskan pikiran-pikiran kita.Tidak jarang, kita menemui apa yang sebenarnya kita pikirkan dan rasakanmengenai orang-orang, gagasan-gagasan, masalah-masalah, dan kejadian-kejadian hanya dalam proses menulis yang aktual. Menulis adalah suatubentuk berpikir, tetapi justru berpikir bagi membaca tertentu dan bagi waktutertentu. Salah satu dari tugas-tugas terpenting penulis sebagai penulisadalah menguasai prinsip-prinsip menulis dan berpikir, yang akan dapatmenolongnya mencapai maksud dan tujuannya. Yang paling penting diantara prinsip-prinsip yang dimaksudkan itu adalah penemuan, susunan, dangaya. Secara singkat: belajar menulis adalah belajar berpikir dalam/dengancara tertentu.Penulis yang ulung adalah penulis yang dapat memanfaatkan situasi dengantepat. Situasi yang harus diperhatikan dan dimanfaatkan itu adalah:

    (a) Maksud dan tujuan sang penulis (perubahan yang diharapkannyaakan terjadi pada diri pembaca),

    16 Sri Satata, Modul Bahasa, 24.17 Henry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, Bandung:

    Angkasa, 1990, 20.

  • (b) Pembaca atau pemirsa (apakah pembaca itu orang tua, kenalan, atauteman sang penulis),

    (c) Waktu atau kesempatan (keadaan-keadaan yang melibatkanberlangsungnya suatu kejadian tertentu, waktu, tempat, dan situasiyang menuntut perhatian langsung, masalah yang memerluaknpemecahan, pertanyaan yang menuntut jawaban, dan sebagainya).18

    Setiap jenis tulisan mengandung beberapa tujuan, tetapi karena tujuan itusangat beraneka ragam, bagi penulis yang belum berpengalaman adabaiknya memperhatiakn kategori di bawah ini:a. Memberitahukan atau mengajarb. Meyakinkan atau mendesakc. Menghibur atau menyenangkand. Mengutarakan/mengekspresikan perasaan dan emosi yang berapi-api.19

    Yang dimaksud dengan maksud atau tujuan penulis (the writers intention)adalah responsi atau jawaban yang diharapkan oleh penulis akandiperolehnya dari pembaca.Berdasarkan batasan ini, dapatlah dikataknbahwa:

    (a) Tulisan yang bertujuan untuk memberitahukan atau mengajardisebut wacana informatif (informative discourse).

    (b) Tulisan yang bertujuan untuk meyakinkan atau mendesak disebutwacana persuasif ( persuasive discourse).

    (c) Tulisan yang bertujuan untuk menghibur atau menyenangkan atauyang mengandung tujuan estetik disebut tulisan literer (wacanakesastraan atau literary discourse).

    (d) Tulisan yang mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat atauberapi-api disebut wacana ekspresif (expressive discourse).20

    (3) Keterampilan BerbicaraKeterampilan berbicara adalah kemampuan mengekspresikan pikiran/idemelalui lambang-lambang bunyi. Seorang pembicara yang handal danterlatih mampu memilih kata-kata yang efektif dan gaya yang tepat sehingga

    18 Henry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, 23.19 Henry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, 24.20 Henry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, 25.

  • muda dipahami dan bahkan memukau pendengarnya. Seorang ahli pidato(orator) adalah contoh dari pembicara yang handal.21Berbicara dilakukan sebagai kebiasaan dalam komunikasi tentang berbagaihal dalam kehidupan sehari-hari dan merupakan unsur penting dalam semuabidang kehidupan. Oleh sebab itu, banyak pihak yang merasa tidak perlumembuat persiapan. Namun, berbicara tentang hal yang berhubungandengan hasil penelitian atau pembicaraan suatu bisnis, tidak dilakukansecara spontan.Berbicara untuk menyampaikan temuan penelitian harus terencana karenapembicara yang piawai bagaikan seorang pelukis yang handal. Iamenggunakan kata sebagai cat, teknik berbicara sebagai kuas, dan angandalam benak sebagai kanvas. Apabila sang pelukis mampu menggoreskankuas dengan cat dalam komposisi warna yang indah dan menarik di ataskanvas, maka jadilah sebuah lukisan yang mengesankan yang memilikidaya pikat dan nilai jual yang tinggi.Untuk dapat berbicara di depan umum, diperlukan wawasan, teknik danperencanaan yang matang. Apabila kita belum cukup berpengalamanberbicara formal di depan umum, apalagi dalam bentu kelompok, kita perlubelajar mengarahkan kesan dengan menyesuaikan gaya berbicara danpenampilan sehingga tidak canggung. Kita dapat menerapkan proses yangdilakukan dalam komunikasi tertulis (laporan) ke dalam komunikasi lisan.Sebelum berbicara, pikirkan dulu sesuatu yang menjadi tujuan, pokokpikiran yang ingin disampaikan, dan siapa yang menjadi pendengar/hadirin(audiens).22

    Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi baik buruknya berbicara anataralain:1. Gaya Berbicara:

    (a) Gaya ekspresif, gaya bicara ekspresif ditandai dengan spontanitas,lugas, gaya ini digunakan saat mengungkapkan perasaan, bergurau,mengeluh, atau bersosialisasi.

    (b) Gaya perintah, gaya ini menunjukkan kewenangan dan bernadamemberikan keputusan.

    21 Sri Satata, Modul Bahasa. 38.22 Minto Rahayu, Bahasa Indonesia, 217.

  • (c) Gaya pemecahan masalah, gaya ini bernada rasional, tanpa prasangka,dan lemah lembut.23

    2. Metode Penyampaian(a) Penyampaian mendadak.(b) Penyampaian tanpa persiapan.(c) Penyampaian dari naskah.(d) Penyampaian dari ingatan.24Kesuksesan yang diperoleh seorang pembicara, bukan hanya ditentukanoleh materi dan cara berbicara yang menarik, melainkan juga oleh situasiyang memungkinkan pendengar memberikan apresiasi atau tidak terhadappembicara. Untuk itu, pembicara harus menciptakan kesan yang positifsebelum mulai berbicara. Hal-hal yang dapat menciptakan kesan positifantara lain:

    (a) Pakaian yang rapi dan serasi.(b) Sikap tubuh yang mengesankan.(c) Ekspresi wajah yang menyenangkan.(d) Tata krama yang baik

    Adapun tujuan berbicara antara lain:(a) Berbicara untuk melaporkan(b) Berbicara secara kekeluargaan(c) Berbicara untuk meyakinkan(d) Berbicara untuk merundingkan.25

    (4) Keterampilan MenyimakKeterampilan menyimak adalah kemampuan memahami pesan-pesan yangdiungkapkan pembicara melalui lambang-lambang bunyi. Dalamketerampilan ini yang palin berfungsi adalah indera pendengaran dankonsentrasi. Kadang-kadang kita sering kesulitan memahami pembicaraan

    23 Minto Rahayu, Bahasa Indonesia, 16.24 Minto Rahayu, Bahasa Indonesia, 17.25 Minto Rahayu, Bahasa Indonesia, 219.

  • orang lain, karena memang pembicaraan orang tersebut terkesanngelantur, tidak efektif dan tidak fokus.26

    Menyimak merupakan salah satu keterampilan berbahasa di antara empatketerampilan bahasa lain seperti menulis, membaca, dan berbicara.Kegiatan menyimak berperan penting dalam pengembangan kemampuanberbahasa seseorang terutama para siswa. Namun, pembelajaran menyimakbukan semata-mata penyajian materi dengan mendengarkan segala sesuatuinformasi, melainkan ada proses pemahaman yang harus dikembangkan.

    Proses menyimak memerlukan perhatian serius dari siswa. Ia berbedadengan mendengar atau mendengarkan. Pada kegiatan mendengarmungkin si pendengar tidak memahami apa yang didengar. Pada kegiatanmendengarkan sudah ada unsur kesengajaan, tetapi belum diikuti unsurpemahaman karena itu belum menjadi tujuan. Kegiatan menyimakmencakup mendengar, mendengarkan, dan disertai usaha untuk memahamibahan simakan. Oleh karena itu dalam kegiatan menyimak ada unsurkesengajaan, perhatian dan pemahaman, yang merupakan unsur utamadalam setiap peristiwa menyimak. Penilaiannya pun selalu terdapat dalamperistiwa menyimak, bahkan melebihi unsur perhatian.27 Komponen/faktor-fantor penting dalam menyimak adalah sebagai berikut.

    (a) Membedakan antar bunyi fonemis.(b) Mengingat kembali kata-kata.(c) Mengidentifikasi tata bahasa dari sekelompok kata.(d) Mengidentifikasi bagian-bagian pragmatik, eskpresi, dan

    seperangkat penggunaan yang berfungsi sebagai unit sementaramencari arti/makna.

    (e) Menghubungkan tanda-tanda linguistik ke tanda-tanda paralinguistik (intonasi) dan ke nonlinguistik (situasi yang sesuai denganobjek supaya terbangun makna, menggunakan pengetahuan awal(yang kita tahu tentang isi dan bentuk dan konteks yang telah siapdikatakan untuk memperkirakan dan kemudian menjelaskan makna.

    (f) Mengulang kata-kata penting dan ide-ide penting.28

    26 Sri Satata, Modul Bahasa Indonesia, 42.27 Henry Guntur Tarigan, Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, Bandung:

    Angkasa, 1986, 36.28 Henry Guntur Tarigan, Menyimak Sebagai 62.

  • 1.7 RingkasanMata kuliah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata kuliah

    dalam kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian. Payung hukumuntuk pelaksanaannya adalah Surat Keputusan Direktur JenderalPendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Nomor43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-Rambu Pelaksanaan Kelompok MataKuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi, Bahasa Indonesiatermasuk salah satu Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian, selainPendidikan Agama, dan Pendidikan Kewarganegaraan.29

    Sebagai makhluk sosial, manusia selalu berhubungan danberkomunikasi dengan manusia lain. Media komunikasi paling efektif yangdipakainya adalah bahasa. Dengan menggunakan bahasa, mereka bisamenyatakan maksud, ide, pikiran, dan gagasannya. Di sisi lain, maksud, ide,pikiran, dan gagasan tersebut agar terpahami dengan tepat makna olehmanusia lain.

    Sebagai pemimpin kita dituntut untuk menggunakan bahasa yanglebih efektif, lebih santun, lebih motivatif, dan lebih kreatif. Bagaimanaseorang pemimpin membangun simpati orang lain, memberikan empatipada orang lain, membangkitkan motivasi para bawahannya, semua itumemerlukan keterampilan berbahasa yang tersendiri.

    Di sisi lain berkomunikasi adalah juga hubungan manusiawi, makakita harus menjaga perasaan serta memperhatikan lawan bicara. Sebagaikomunikator kita harus memilih bahasa yang tepat untuk disampaikankepada komunikan. Setiap komunikan yang berbeda perlu pilihan kata dansikap bahasa yang berbeda pula. Sikap berbahasa kepada teman sebaya tidakboleh dipergunakan juga kepada orang tua, guru, dosen, atau para pejabat,demikian juga sebaliknya.30Aspek-aspek Keterampilan BerbahasaKeterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu:1. Keterampilan membaca2. Keterampilan menulis3. Keterampilan berbicara4. Keterampilan menyimakTiap-tiap keterampilan itu erat sekali hubungannya dengan tigaketerampilan lainnya dengan cara yang beraneka ragam. Dalam29 Direktorat Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, Rambu-Rambu.30 Direktorat Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, Rambu-Rambu.

  • memperoleh keterampilan berbahasa, kita biasanya melalui suatu hubunganurutan yang teratur. Mula-mula pada masa kecil kita belajar menyimakbahasa kemudian berbicara, sesudah itu kita belajar membaca dan menulis.Menyimak dan berbicara kita pelajari sebelum memasuki sekolah. Keempatketerampilan tersebut pada dasarnya merupakan suatu kesatuan, merupakancatur-tunggal. Selanjutnya, setiap keterampilan itu erat pula berhubungandengan proses-proses yang mendasari bahasa. Bahasa seseorangmencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakincerah pula dan jelas pula jalan pikirannya. Keterampilan hanya dapatdiperoleh dan dikuasai dengan jalan praktik dan banyak pelatihan. Melatihketerampilan berbahasa pula melatih keterampilan berpikir.31

    1.8 Latihan dan TugasA. LatihanPerintah:Pasangkan pernyataan-pernyataan dalam kolom A dengan pernyataan-pernyataan dalam kolom B, sehingga membuat pola pernyataan yangbenar!Kolom A Kolom B1. Pendidikan Agama, Bahasa Indonesia, dan

    Kewarganegaraan.2. Ringkasan buku.3. Ulasan/ penilaian atas kualitas sebuah

    buku.4. Lingua franca5. Bahasa yang mudah dipahami secara tepat

    makna.6. Kemampuan mengekspresikan pikiran

    melalui lambing-lambang tulisan.7. Kemampuan memahami pesan dalam

    lambang-lambang tulisan.8. Kemampuan memahami lambang-

    lambang lisan.9. Membaca puisi10. Bahasa yang sesuai dengan situasi

    pembicaraan

    A. MenulisB. ResensiC. Bahasa pergaulanD. MembacaE. MenyimakF. MendengarkanG. KomunikatifH. Membaca indahI. Mata kuliah

    PengembanganKepribadian

    J. Bahasa yang baikK. PresentasiL. Bahasa yang benarM.SenopsisN. Kalimat efektif

    B. Tugas1) Mengapa kita perlu terampil berbahasa Indonesia?

    31 Henry Guntur Tarigan, Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa, Bandung: Angkasa,1986, 1.

  • 2) Jelaskan perbedaan antara bahasa Indonesia yang baik dan bahasaIndonesia yang benar!

    3) Mengapa membaca dan menyimak lebih mudah daripada menulisdan berbicara?

    4) Mengapa para mahasiswa sering mengalami kesulitan dalammenulis akademis?

    5) Apa yang menyebabkan rendahnya motivasi membaca pada paramahasiswa?

    DAFTAR PUSTAKA

  • Direktorat Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Rambu-RambuPelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan

    Tinggi. Jakarta.Rahayu, Minto. 2009. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi: Mata Kuliah

    Pengembangan Kepribadian. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.Satata, Sri. 2007.Modul Bahasa Indonesia Universitas Mercu Buana.

    http://pksm.mercubuana.ac.idTarigan,Henry Guntur.1986.Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

    Bandung: Angkasa.---------------.1986. Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.---------------.1990.Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:

    Angkasa.---------------.1993.Membaca Sebagai Suatu Aspek Keterampilan Berbahasa.

    Bandung: Angkasa.