24
DISERTASI ANALISIS TEORETIS PEMANTULAN DAN PEMBIASAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK PADA BAHAN MAGNETIK NON LINEAR ORDE DUA THEORETICAL ANALYSIS OF REFLECTION AND TRANSMISSION OF ELECTROMAGNETIC WAVE ON SECOND ORDER NONLINEAR MAGNETIC MATERIAL RONIYUS MS 12333/I-4/0978/99 PROGRAM STUDI S3 ILMU FISIKA JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2002

Template Disertasi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Template Disertasi

DISERTASI

ANALISIS TEORETIS PEMANTULAN DAN PEMBIASAN GELOMBANGELEKTROMAGNETIK PADA BAHAN MAGNETIK NON LINEAR ORDE

DUA

THEORETICAL ANALYSIS OF REFLECTION AND TRANSMISSION OFELECTROMAGNETIC WAVE ON SECOND ORDER NONLINEAR

MAGNETIC MATERIAL

RONIYUS MS12333/I-4/0978/99

PROGRAM STUDI S3 ILMU FISIKAJURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2002

Page 2: Template Disertasi

ii

DISERTASI

ANALISIS TEORETIS PEMANTULAN DAN PEMBIASAN GELOMBANGELEKTROMAGNETIK PADA BAHAN MAGNETIK NON LINEAR ORDE

DUA

THEORETICAL ANALYSIS OF REFLECTION AND TRANSMISSION OFELECTROMAGNETIC WAVE ON SECOND ORDER NONLINEAR

MAGNETIC MATERIAL

Disertasi untuk memperoleh derajatDoktor dalam Ilmu Fisika pada

Universitas Gadjah Mada

RONIYUS MS12333/I-4/0978/99

PROGRAM STUDI S3 ILMU FISIKAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS GADJAH MADAYOGYAKARTA

2002

Page 3: Template Disertasi

HALAMAN PENGESAHAN

DISERTASI

ANALISIS TEORETIS PEMANTULAN DAN PEMBIASAN GELOMBANGELEKTROMAGNETIK PADA BAHAN MAGNETIK NON LINEAR ORDE

DUA

Telah dipersiapkan dan disusun olehRONIYUS MS

12333/I-4/0978/99

Dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Program Studi S3Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Gadjah MadaPada tanggal 4 Januari 2002

Tim Promotor

Prof. Muslim, Ph.DPromotor

Dr. Kamsul AbrahaKo-Promotor

Dr. Agung B.S. UtomoKo-Promotor

Dr. Arief HermantoKo-Promotor

Page 4: Template Disertasi

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Disertasi ini tidak terdapat karya yangpernah diajukan untuk memperoleh gelar Doktor di suatu Perguruan Tinggi, dan se-panjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atauditerbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dandisebutkan dalam daftar pustaka.

Yogyakarta, 4 Januari 2002

RONIYUS MS

iv

Page 5: Template Disertasi

Karya sederhana ini kupersembahkan

buat Bapak, Mama, Nenek,

dan Adik tercinta

v

Page 6: Template Disertasi

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya ma-

lam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-

orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berba-

ring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata) :

Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau,

maka peliharalah kami dari siksa neraka.

(Q.S. Ali Imran : 190 - 191)

Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan

sungguh-sungguh (urusan) yang lain.

(Q.S. Alam Nasyrah : 7)

vi

Page 7: Template Disertasi

PRAKATA

Segala puji dan syukur semata-mata hanya untuk Allah SWT, karena atas se-gala rahmat, hidayah dan bantuan-Nya jualah maka akhirnya Disertasi dengan judulAnalisis Teoretis Pemantulan dan Pembiasan Gelombang Elektromagnet Pada BahanMagnetik Non Linear Orde Dua ini telah selesai penulis susun.

Telah banyak bantuan yang penulis peroleh selama dalam penulisan Disertasiini , untuk itu tak lupa penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak dan Mama yang selama ini telah sabar membimbing dan mendoakanpenulis tanpa kenal untuk selama-lamanya,

2. Prof. Drs. H. Muslim, Ph. D, selaku Pembimbing Utama, yang telah mem-berikan ilmunya kepada penulis serta dengan penuh kesabaran membimbingpenulis,

3. Drs. Kamsul Abraha, Ph. D, selaku Pembimbing Pendamping yang telah mem-berikan inspirasi kepada penulis,

4. Dr. Pekik Nurwantoro dan Dr. rer. nat. M. Farchani Rasyid yang telah mem-perkenalkan sistem operasi LINUX dan LATEX kepada penulis serta memberikanbimbingan penggunaan LATEX tersebut dengan sabar,

5. Segenap staf dan karyawan di jurusan Fisika FMIPA UGM, yang telah banyakbekerjasama dengan penulis selama belajar di FMIPA UGM,

6. Sahabat saya M. Rizal Ginanjar, yang selalu bersedia membantu penulis ketikamenyelesaikan masalah-masalah komputer.

Disertasi ini tentunya tidak lepas dari segala kekurangan dan kelemahan, un-tuk itu segala kritikan dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan Di-sertasi ini sangat diharapkan. Semoga disertasi ini dapat bermanfaat bagi kita semuadan lebih khusus lagi bagi pengembagan ilmu fisika.

Yogyakarta, 12 Mei 1994

Penulis

vii

Page 8: Template Disertasi

DAFTAR ISI

Halaman Judul ii

Halaman Pengesahan iii

Halaman Pernyataan iv

Halaman Persembahan v

Halaman Motto vi

PRAKATA vii

INTISARI xi

ABSTRACT xii

I PENDAHULUAN 11.1 Latar Belakang Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 11.2 Perumusan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 31.3 Tujuan Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 31.4 Manfaat Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 41.5 Keaslian Tesis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4

II DASAR TEORI 52.1 Ungkapan Gelombang Magnet Di Dalam Bahan Magnet . . . . . . . 5

2.1.1 Bahan Magnet Isotrop Linear . . . . . . . . . . . . . . . . . 5

A UNGKAPAN GELOMBANG MAGNET DI DALAM BAHAN MAGNETNON LINEAR ORDE DUA 10

viii

Page 9: Template Disertasi

DAFTAR TABEL

ix

Page 10: Template Disertasi

DAFTAR GAMBAR

2.1 Perambatan gelombang elektromagnet di dalam bahan magnet isotroplinear . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7

x

Page 11: Template Disertasi

INTISARI

ANALISIS TEORETIS PEMANTULAN DAN PEMBIASANGELOMBANG ELEKTROMAGNETIK PADA BAHAN

MAGNETIK NON LINEAR ORDE DUA

Oleh

RONIYUS MS12333/I-4/0978/99

Telah dilakukan telaah teoretis mengenai proses pemantulan dan pembiasangelombang elektromagnet dalam tinjauan klasik, termasuk pembahasan tentang pem-bangkitan frekuensi harmonik kedua pada bahan magnetik semi-infinite. Telaah inisebagai kelanjutan dari telaah sebelumnya tentang perambatan gelombang elektro-magnet yang terjadi karena respon non linear di dalam sebuah bahan magnetik infini-te. Gelombang elektromagnet harmonic kedua (SHEM) yang terpantul dan terbias inisangat dipengaruhi oleh gelombang elektromagnet harmonik pertama yang terpantuldan terbias yang dibangkitkan oleh gelombang datang. Prosentase dari pemantul-an dan pembiasan gelombang SHEM ini lebih kecil daripada gelombang harmonikpertama. Dari telaah teoretis ini juga didapatkan informasi dari bahan FeF2 yang me-rupakan salah satu dari jenis bahan antiferromagnet uniaksial, bahwa perbandingan

antara R(2)

T(2)1

dan T(2)2

T(2)1

denganR(2), T (2)1 dan T (2)

2 berturut-turut adalah reflektansi gelom-

bang SHEM, transmitansi gelombang SHEM yang terbias pertama dan transmitansigelombang SHEM yang terbias kedua, memiliki sifat resiprokal terhadap perubahantandaH0 (medan magnet konstan dari luar) atau perubahan tanda φ (sudut gelombangdatang terhadap garis normal), tetapi sifat-sifat ini tidak dijumpai pada konfigurasiFaraday polarisasi p. Diharapkan telaah ini dapat dilanjutkan pada penelitian beri-kutnya yang mengarah pada pemanfaatan lebih lanjut gejala non linear dalam bahanmagnetik tersebut.

Kata-kata kunci : bahan magnet, non linear orde dua, optika.

xi

Page 12: Template Disertasi

ABSTRACT

THEORETICAL ANALYSIS OF REFLECTION ANDTRANSMISSION OF ELECTROMAGNETIC WAVE ON

SECOND ORDER NONLINEAR MAGNETIC MATERIAL

By

RONIYUS MS12333/I-4/0978/99

A theoretical investigation of classical electromagnetic wave reflection andtransmission process involving second harmonic frequency generation by a semi-infinite magnetic material has been carried out. This investigation is the continuationof a previous investigation on nonlinear propagation of electromagnetic wave insidean infinite magnetic medium. The reflected and transmitted of second harmonic elec-tromagnetic (SHEM) wave is strongly influenced by reflected and transmitted of firstharmonic electromagnetic wave generated by the incoming wave. The percentage ofthe reflected and transmitted of the SHEM wave is much smaller than those of thefirst harmonics. From the theoretical analysis it is found that the for uniaxial antifer-

romagnet materials such as FeF2, the ratio R(2)

T(2)1

and T(2)2

T(2)1

where R(2), T (2)1 and T (2)

2 are

reflectance of the SHEM wave, first wave transmittance of SHEM wave and secondwave transmittance of SHEM wave, succesfully, have resiprocal properties when thesign of H0 (constant external magnetic field) or φ (angle of incidence wave) is chang-ing. This does not occur in Faraday’s configuration p polarization. It is expected thatthis investigation can be extended into a further investigation involving applicationsof nonlinear effects in magnetic materials.

Keywords : magnetic material, second order nonlinear, optics.

xii

Page 13: Template Disertasi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dewasa ini, telaah optika linear maupun non linear orde dua pada bahan listrikdan dalam tinjauan medan listriknya telah dilakukan secara lengkap. Telaah tersebutmelingkupi telaah klasik dan kuantum mengenai kerentanan listrik non linear ordedua [Arkundato, 1995], perhitungan intensitas gelombang elektromagnet berfrekuen-si sudut 2ω yang dihasilkan oleh sebuah bahan dielektrik non linear orde dua yangdikenai gelombang elektromagnet dari luar [Arkundato, 1995], tinjauan teoretis ten-tang gejala pemantulan dan pembiasan gelombang elektromagnet berfrekuensi sudut2ω [Bloembergen dan Pershan, 1962], hukum-hukum kekekalan yang menyertai geja-la optika non linear orde dua [Bloembergen, 1980], percobaan pengukuran intensitasgelombang elektromagnet berfrekuensi sudut 2ω [Arkundato, 1995], percobaan pem-biasan optika non linear [Matlin dkk, 1997] dan penggunaan bahan dielektrik nonlinear untuk memproses informasi secara digital dengan kelajuan tinggi [Cotter dkk,1999].

Sejauh pengetahuan penulis, telaah serupa belum begitu lengkap dilakukanpada bahan magnetik dan dalam tinjauan medan magnetiknya. Hingga kini telaahyang telah dilakukan antara lain adalah telaah klasik mengenai kerentanan magnetiklinear dalam bahan magnetik yang terdiri dari dua sub-kisi dengan sumbu mudah ke-magnetannya memiliki sudut sebarang terhadap medan magnet konstan dari luar −→H 0

[Abraha dkk, 1994]. Yang dimaksud dengan sub-kisi adalah bentuk susunan atom-atom dalam sebuah kisi yang dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok ke-cil, sedangkan sumbu mudah (easy axis) adalah arah yang disukai oleh magnetisasikristal. Telaah lain yang dilakukan adalah mengenai kerentanan magnetik non line-ar orde dua yang terdiri dari dua sub-kisi dengan sumbu mudahnya tegak lurus padamedan magnet konstan dari luar −→H 0 [Marjunus, 1999].

Keistimewaan bahan yang terdiri dari dua sub-kisi ini adalah karena bahanmagnet jenis seperti ini sudah terbukti secara eksperimental dapat memberikan res-pon optika linear sehingga diharapkan bahan jenis ini pun dapat memberikan responoptika non linear orde dua [Abraha dkk, 1994]. Contoh bahan magnetik yang te-lah diselidiki respon linearnya adalah antiferromagnet uniaksial FeF2 [Abraha dkk,

1

Page 14: Template Disertasi

2

1994]. Telaah lain yang telah dilakukan adalah perhitungan intensitas gelombangelektromagnet (dalam tinjauan medan magnetnya) berfrekuensi sudut 2ω pada bah-an magnetik non linear orde dua [Marjunus, 1999]. Kemudian, telah pula ditelaahpercobaan pemantulan dan pembiasan pada bahan magnetik dengan menggunakankonfigurasi Voigt dan Faraday [Abraha, 1995]. Konfigurasi Voigt adalah konfigura-si dengan suatu medan magnet konstan homogen dari luar −→H 0 dipasang tegak lurusterhadap bidang datang (plane of incidence) yang berbeda dari konfigurasi Faraday,yaitu suatu konfigurasi dengan medan magnet luar −→H 0 yang konstan dan homogendipasang sejajar terhadap bidang datang. Selain itu juga telah dilakukan telaah teo-retis rotasi optika non linear pada bahan magnetik semikonduktor Cd0.75Mn0.25Tedengan menggunakan tinjauan medan listrik [?].

Optika merupakan suatu gejala interaksi antara gelombang elektromagnet yangterdiri dari gelombang listrik dan gelombang magnet yang saling terkait dengan bahanyang dilewatinya dimana panjang gelombang elektromagnet tersebut terbentang dari10−16 m sampai dengan 108 m [Halliday dan Resnick, 1986]. Jadi gelombang elektro-magnet tersebut tidak hanya mencakup gelombang elektromagnet dengan frekuensiberada pada daerah spektrum cahaya tampak (seperti yang dikenal dalam kehidupansehari-hari dengan λ-nya dari 10 nm sampai dengan 0,1 mm), tetapi juga gelombangelektromagnet yang berada di sekitarnya yang tidak termasuk cahaya tampak, misal-nya sinar infra merah dan ultra ungu. Bahan yang ada di alam juga dapat berupa bahanyang lebih bersifat listrik atau lebih bersifat magnet. Menurut persamaan Maxwell,gelombang elektromagnet terdiri dari gelombang listrik dan gelombang magnet yangsaling terkait, jadi tidak pernah dijumpai adanya gelombang listrik yang dapat ber-diri sendiri dan begitu pula halnya pada gelombang magnet. Jika suatu gelombangelektromagnet mengenai bahan listrik, maka gelombang listriknya akan berpengaruhlebih besar dalam menginduksi bahan tersebut, sehingga energi gelombang listriknyaakan berkurang dari semula karena telah mengalami suatu proses induksi di dalambahan, demikian pula halnya jika gelombang elektromagnet mengenai bahan makagelombang magnetnya akan lebih berperan daripada gelombang listriknya.

Dengan demikian telaah yang lengkap secara teoretis maupun secara eksperi-men dalam bidang optika magnetik sangat diperlukan, seperti yang telah dilakukanselama ini pada bahan listrik. Hal ini diperlukan agar telaah sifat optik bahan secarafisis menjadi lengkap, yaitu mencakup tinjauan listrik maupun magnetnya.

Page 15: Template Disertasi

3

1.2 Perumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah yang"up to date" untuk penulisan tesis ini. Masalah-masalah tersebut berada dalam ruanglingkup gejala optika non linear orde dua sebagai kelanjutan yang telah dilakukansebelumnya oleh penulis pada bahan magnetik [Marjunus, 1999], sedangkan sistemsatuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sistem Internasional (SI). Secaraterperinci masalah-masalah yang dimaksud mencakup hal-hal sebagai berikut:

1. Sebelum membahas gejala pemantulan dan pembiasan gelombang elektromag-net berfrekuensi sudut 2ω pada bahan magnetik non linear orde dua sebagaitopik utama, terlebih dahulu akan dibahas gejala pemutaran arah polarisasi ge-lombang elektromagnet di dalam bahan magnet linear maupun non linear ordedua, isotrop maupun anisotrop dengan telaah dilakukan pada komponen mag-netiknya; dan

2. Gejala pemantulan dan pembiasan gelombang elektromagnet berfrekuensi su-dut 2ω pada bahan magnetik yang bergeometri semi-infinite yang diberi atautanpa tambahan −→H 0. Penggunaan bahan bergeometri semi-infinite dikarenakanpenelitian ini hanya membahas perilaku gelombang elektromagnet di bidangbatas.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah-masalah di atas maka cakupan tujuan penelitian ini se-cara rinci dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Telaah mengenai pemutaran arah polarisasi gelombang elektromagnet pada bah-an magnetik bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai per-ilaku gelombang elektromagnet dalam bahan magnet; dan

2. Telaah mengenai gejala pemantulan dan pembiasan gelombang elektromagnetberfrekuensi sudut 2ω oleh permukaan bahan magnetik non linear orde dua ber-tujuan untuk menghitung reflektansi serta transmitansi permukaan bahan mag-net tersebut dengan atau tanpa medan magnet tambahan −→H 0 yang statis danhomogen.

Page 16: Template Disertasi

4

1.4 Manfaat Penelitian

Dengan mengacu pada tujuan penelitian di atas, maka manfaat penelitian me-liputi hal-hal sebagai berikut:

1. Telaah ini dapat menjadi salah satu acuan dalam merumuskan proses pemantul-an dan pembiasan gelombang elektromagnet berfrekuensi sudut 2ω pada bahanmagnetik non linear orde dua yang bergeometri semi-infinite; dan

2. Selain itu telaah ini juga dapat menjadi salah satu acuan teoretik dalam meran-cang percobaan mengenai pemantulan dan pembiasan gelombang elektromag-net berfrekuensi sudut 2ω pada bahan magnetik non linear orde dua.

1.5 Keaslian Tesis

Berdasarkan pelacakan literatur dan internet yang ada ternyata permasalahanyang dikaji dalam tesis ini belum pernah diteliti.

Page 17: Template Disertasi

BAB II

DASAR TEORI

Sebelum memasuki perhitungan yang lebih jauh, perlu diketahui bahwa didalam tesis ini digunakan kesepakatan Einstein yang memungkinkan peniadaan pe-nulisan lambang Σ secara eksplisit apabila terdapat indeks yang muncul berulang duakali, jadi munculnya indeks berulang tersebut selalu berarti adanya perintah penjum-lahan terhadap bentuk yang memuatnya meliputi seluruh jangkauan indeks kecualikalau dinyatakan lain, misalnya indeksnya ditulis sebagai (a) (dengan kurung).

2.1 Ungkapan Gelombang Magnet Di Dalam Bahan Magnet

Persamaan-persamaan Maxwell dalam satuan SI untuk bahan, tanpa rapat mu-atan dan rapat arus listrik dengan tetapan permitivitas (ε) mutlak berbentuk skalarWangsness [1979] adalah

(a) ∇ · −→D(~r, t) = 0; (c)∇ · −→B (~r, t) = 0;

(b)∇×−→E (~r, t) = −∂−→B (~r, t)

∂t, (d)∇×−→H (~r, t) =

∂−→D(~r, t)

∂t(2.1)

dan

(a) −→D(~r, t) = ε−→E (~r, t), (b) −→B (~r, t) = µ0

((−→H (~r, t) +

−→M(~r, t)

). (2.2)

Disini µ0 = 4π · 10−7 H/m adalah permeabilitas mutlak ruang hampa.

2.1.1 Bahan Magnet Isotrop Linear

Magnetisasi linear untuk bahan magnet dengan parameter kerentanan magne-tik linear χ(1) berbentuk

−→M

(L)(~r, t) = −→χ (1)−→H (~r, t). (2.3)

Jika observabel gelombang magnetnya merambat sebagai gelombang datar harmonikberfrekuensi sudut ω, vektor gelombangnya adalah ~k, serta dalam penyajian kom-

5

Page 18: Template Disertasi

6

pleks, maka−→M

(L)(~r, t) =

−→M

(L)

0 (~r, t) exp[i(~k · ~r − ωt)

](2.4)

dan−→H (~r, t) =

−→H 0(~r, t) exp

[i(~k · ~r − ωt)

]. (2.5)

Substitusi pers.(2.4) dan pers.(2.5) ke pers.(2.3) menghasilkan

M(L)0i = χ

(1)ij H0j; i = x, y dan z. (2.6)

Untuk bahan magnet isotrop linear, χ(1)ij = 0 kecuali

χ(1)xx = χ(1)

yy = χ(1)zz = χ(1), (2.7)

sehingga pers.(2.3) dapat dituliskan kembali menjadi

−→M

(L)(~r, t) = χ(1)−→H (~r, t). (2.8)

Substitusi pers.(2.3) ke pers.(2.2.b) menghasilkan bentuk

−→B (~r, t) = µ

−→H (~r, t), (2.9)

dengan permeabilitas mutlakµ = µ0µr, (2.10)

µr adalah permeabilitas relatif bahan yang berbentuk

µr = 1 + χ(1). (2.11)

Substitusi pers.(2.2.a) dan pers.(2.9) ke pers.(2.1) memberikan persamaan Ma-xwell untuk gelombang elektromagnet yang merambat dalam bahan magnet yang li-near dan isotrop, yaitu

(a) ∇ · −→E (~r, t) = 0; (c)∇ · −→H (~r, t) = 0;

(b)∇×−→E (~r, t) = −µ∂−→H (~r, t)

∂t; (d) ∇×−→H (~r, t) = ε

∂−→E (~r, t)

∂t. (2.12)

Dari pers.(2.12.a) diperoleh informasi bahwa vektor amplitudo gelombang lis-trik −→E (~r, t) yang merambat dalam medium isotrop akan tegak lurus terhadap arah

Page 19: Template Disertasi

7

perambatan gelombang−→k . Misalkan untuk perambatan ke arah sumbu z, maka ben-

tuk gelombang listrik dengan pengutupan vektor amplitudonya ke arah u berbentuk

−→E (~r, t) = E0 exp

[i(kz − ωt)

]u, (2.13)

agar bentuk ini memenuhi pers.(2.12.a), maka harus dipenuhi u · z = 0, sehinggadapat diambil u = x. Demikian pula untuk gelombang −→H (~r, t) nya berbentuk

−→H (~r, t) = H0 exp

[i(kz − ωt)

]uH, (2.14)

agar bentuk ini memenuhi pers.(2.12.c), maka harus dipenuhi uH · z = 0. Selanjutnyamenurut pers.(2.12.b)

ikE0 exp[i(kz − ωt)

]y = −µ(−iω)H0 exp

[i(kz − ωt)

]uH (2.15)

Jadi diperoleh uH = y yang dapat memenuhi uH · z = y · z = 0. Selain itu daripers.(2.15) didapatkan pula

H0 =k

µωE0, (2.16)

sehingga jika digambarkan akan tampak seperti pada Gb.2.1, dengan −→S (~r, t) padaGb.2.1 adalah vektor Poynting sesaat [Wangsness, 1979] yang nilainya ditentukanoleh

−→S (~r, t) =

−→E (~r, t)×−→H (~r, t). (2.17)

Gambar 2.1: Perambatan gelombang elektromagnet di dalam bahan magnet isotroplinear

Pembuktian lain adalah dengan menggunakan pers.(2.12.b) yang dapat ditu-

Page 20: Template Disertasi

8

liskan kembali menjadi−→H (~r, t) =

1

µω~k ×−→E (~r, t). (2.18)

Demikian pula pers.(2.12.d) dapat dituliskan kembali sebagai

−→E (~r, t) = − 1

ωε~k ×−→H (~r, t). (2.19)

Page 21: Template Disertasi

DAFTAR PUSTAKA

Abraha, K., 1995, Ph. D. Thesis: Theory of Surface Polaritons and Far Infrared

Reflectivity of Antiferromagnets, Rare Earth Metals and Ferrimagnets, Universityof Essex, England, hal.35 - 79 dan 236 - 254.

Abraha, K., Brow, T. E., Dumelow, T., Parker, T. J. dan Tilley, D. R., 1994, Oblique-incidence Far Infrared Reflectivity Study Of The Uniaxial antiferromagnet FeF2,Physical Review B, Vol.50, No.10 September 1994, hal.6808 - 6816.

Arkundato, A., 1995, Skripsi S1: Aspek Klasik dan Kuantum Optika Non Linear,Jurusan Fisika FMIPA UGM Yogyakarta Indonesia, hal.2, 9 - 14, 58 - 60 dan 146.

Bloembergen, N. dan Pershan, P. S., 1962, Light Waves at The Boundary of NonlinearMedia, Physical Review, Vol.128, Number 2, hal.606 - 622.

Bloembergen, N., 1980, Conservation laws in nonlinear optics, Journal of Optical

Society of America, Vil.70, No.12 Desember 1980, hal.1429 - 1436.

Budker, D., Orlando, D. J. dan Yaschuk, V., 1999, Nonlinear laser spectroscopy andmagnet-optics, American Journal Physics, Vol.67, No.7 July 1999, hal.584 - 592.

Cotter, D., Maning, R. J., Blow, K. J., Ellis, A. D., Kelly, A. E., Nesset, D., Phillips, I.D., Poustie A. J. dan Rogers, D. C., 1999, Nonlinear Optics for High-Speed DigitalInformation Processing, SCIENCE, Vol.286, 19 November 1999, hal.1523 - 1528.

Halliday, D. dan Resnick, R., 1986, Fisika Edisi Ke-3 Jilid 2, diterjemahkan olehSilaban, P. dan Sucipto, E., Penerbit Erlangga, hal.537 - 568.

Jackson, J. D., 1999, Classical Electrodynamics, John Wiley and Sons, New York,USA, hal.278 - 282.

Marjunus, R., 1999, Skripsi S1: Analisis Teoretis Optika Non Linear Dalam Bahan

Megnetik, Jurusan Fisika FMIPA UGM Yogyakarta Indonesia, hal.1 - 76.

Matlin, M. D. dan McGee, D. J., 1997, Photorefractive nonlinear optics in the under-graduate physics laboratory, American Journal Physics, Vol.65, No.7 July 1997,hal.622 - 634.

Wangsness, R. K., 1979, Electromagnetic Fields, John Wiley and Sons, New York,USA, hal.457 - 475.

9

Page 22: Template Disertasi

LAMPIRAN A

UNGKAPAN GELOMBANG MAGNET DI DALAM BAHANMAGNET NON LINEAR ORDE DUA

Pembahasan pada lampiran ini dimulai dari bentuk gelombang magnet di da-lam bahan magnet anisotrop non linear orde dua seperti yang tercantum pada pers.(2.19)yaitu

−→H (~r, t) =

1

2

{−→H

(1)

0 exp[i(~k(1) · ~r − ωt)

]+−→H

(2)

0 exp[i(~k(2) · ~r − 2ωt)

]+ cc

},

sehingga diperoleh bentuk berikut ini

H0j(~r, t)H0k(~r, t) =1

4

{H

(1)0j H

(1)0k exp

[i(2~k(1) · ~r − 2ωt)

]+ 2H

(1)0j H

(1)∗0k

+2H(1)0j H

(2)0k exp

[i((~k(1) +~k(2)) ·~r−3ωt)

]+2H

(1)0j H

(2)∗0k exp

[i((~k(1)−~k(2)) ·~r+ωt)

]+H

(1)∗0j H

(1)∗0k exp

[− i(2~k(1) ·~r− 2ωt)

]+ 2H

(1)∗0j H

(2)0k exp

[− i((~k(1)−~k(2)) ·~r+ωt)

]+2H

(1)∗0j H

(2)∗0k exp

[− i((~k(1) + ~k(2)) · ~r − 3ωt)

]+H

(2)0j H

(2)0k exp

[i(2~k(2) · ~r − 4ωt)

]+2H

(2)0j H

(2)∗0k +H

(2)∗0j H

(2)∗0k exp

[− i(2~k(2) · ~r − 4ωt)

]}, (1.1)

yang mengakibatkan magnetisasi di dalam bahan berbentuk

Mi = M(L)i +M

(NL)i , (1.2)

dengan

M(L)i =

1

2

(1)ij (ω)H

(1)0j exp

[i(~k(1) · ~r − ωt)

]+ χ

(1)ij (2ω)H

(2)0j exp

[i(~k(2) · ~r − 2ωt)

]

+χ(1)ij (ω)H

(1)∗0j exp

[−i(~k(1)·~r−ωt)

]+χ

(1)ij (2ω)H

(2)∗0j exp

[−i(~k(2)·~r−2ωt)

]}(1.3)

M(NL)i = χ

(2)ijkH0j(~r, t)H0k(~r, t). (1.4)

10

Page 23: Template Disertasi

11

Selain itu dalam koordinat Cartesan

∇2Hi = −1

2

{(k(1))2H

(1)0i exp

[i(~k(1) · ~r − ωt)

]+ (k(2))2H

(2)0i exp

[i(~k(2) · ~r − 2ωt)

]

+(k(1))2H(1)∗0i exp

[i(~k(1) · ~r − ωt)

]+ (k(2))2H

(2)∗0i exp

[i(~k(2) · ~r − 2ωt)

]}; (1.5)

∂xi

∂H0p

∂xp

= −1

2

{k

(1)i k(1)

p H(1)0q exp

[i(~k(1) · ~r − ωt)

]

+k(2)i k(2)

p H(2)0q exp

[i(~k(2) · ~r − 2ωt)

]+ k

(1)i k(1)

p H(1)∗0q exp

[− i(~k(1) · ~r − ωt)

]+k

(2)i k(2)

p H(2)∗0q exp

[− i(~k(2) · ~r − 2ωt)

]}; (1.6)

∂2H0i

∂t2= −1

2ω2{H

(1)0i exp

[i(~k(1) · ~r − ωt)

]+ 4H

(2)0i exp

[i(~k(2) · ~r − 2ωt)

]

+H(1)∗0i exp

[i(~k(1) · ~r − ωt)

]+ 4H

(2)∗0i exp

[i(~k(2) · ~r − 2ωt)

]}; (1.7)

∂2M(L)i

∂t2= −1

2ω2{χ

(1)ij (ω)H

(1)0j exp

[i(~k(1)·~r−ωt)

]+4χ

(1)ij (2ω)H

(2)0j exp

[i(~k(2)·~r−2ωt)

]

+χ(1)ij (ω)H

(1)∗0j exp

[− i(~k(1) · ~r− ωt)

]+ 4χ

(1)ij (2ω)H

(2)∗0j exp

[− i(~k(2) · ~r− 2ωt)

]};

(1.8)

∂2M(NL)i

∂t2= −ω2

(2)ijk (2ω)H

(1)0j H

(1)0k exp

[i(2~k(1) · ~r − 2ωt)

]

+9

(2)ijk (3ω)H

(1)0j H

(2)0k exp

[i((~k(1) + ~k(2)) · ~r − 3ωt)

]+

1

(2)ijk (ω)H

(1)0j H

(2)∗0k exp

[i((~k(1) − ~k(2)) · ~r + ωt)

]+χ

(2)ijk (2ω)H

(1)∗0j H

(1)∗0k exp

[− i(2~k(1) · ~r − 2ωt)

]+

1

(2)ijk (ω)H

(1)∗0j H

(2)0k exp

[− i((~k(1) − ~k(2)) · ~r + ωt)

]+

9

(2)ijk (3ω)H

(1)∗0j H

(2)∗0k exp

[− i((~k(1) + ~k(2)) · ~r − 3ωt)

]

Page 24: Template Disertasi

12

+4χ(2)ijk (4ω)H

(2)0j H

(2)0k exp

[i(2~k(2) · ~r − 4ωt)

]+4χ

(2)ijk (4ω)H

(2)∗0j H

(2)∗0k exp

[− i(2~k(2) · ~r − 4ωt)

]}; (1.9)

Kemudian, pers.(1.1 - 1.9) disubstitusikan ke persamaan gelombang magnetpers.(2.16), hasilnya

∇2Hi(~r, t)−∂

∂xi

∂Hp(~r, t)

∂xp

− εµ0∂2Hi(~r, t)

∂t2= εµ0

∂2M(L)i

∂t2+ εµ0

∂2M(NL)i

∂t2

karena yang diamati hanya ungkapan gelombang magnet di bidang batas bahan sajamaka ~r = 0, sehingga yang tertinggal adalah bentuk-bentuk eksponensialnya yangmengandung (iωt).

−(k(1))2H(1)0i + k

(1)i k(1)

p H(1)0p + εµ0ω

2H(1)0i

= −εµ0ω2χ

(1)ij (ω)H

(1)0j − εµ0ω

2χ(2)ijk (ω)H

(1)0j H

(2)0k ; (1.10)

−(k(2))2H(2)0i + k

(2)i k(2)

p H(2)0p + 4εµ0ω

2H(2)0i

= −4εµ0ω2χ

(1)ij (2ω)H

(2)0j − 2εµ0ω

2χ(2)ijk (2ω)H

(1)0j H

(1)0k ; (1.11)

χ(2)ijk (3ω)H

(1)0j H

(2)0k = 0; (1.12)

χ(2)ijk (4ω)H

(2)0j H

(2)0k = 0; (1.13)

Pers.(1.10 - 1.13) inilah yang akan digunakan untuk mencari ungkapan gelom-bang magnet berfrekuensi sudut ω maupun ungkapan gelombang magnet berfrekuensisudut 2ω di dalam bahan magnetik non linear orde dua.