Embed Size (px)
Citation preview
Definisi: bagian tanaman di atas tanah atau pucuknya yang tersisa setelah dipanen atau diambil hasil utamanya.
Contoh: Jerami – padi, (batang) jagung, (batang) sorghum,
kacang tanah (rendeng), kedelai (titen), kacang panjang.
Daun ketela pohon. Daun ketela rambat. Pucuk tebu.
Berjuta-juta ton jerami, khususnya jerami padi, dihasilkan secara musiman di beberapa negara, termasuk Indonesia.
Indonesia (1991) 39 juta ton BK jerami padi.
Sumber BO atau mineral (pupuk) Pakan Bedding (alas tidur) ternak Membuat kertas Bahan bakar Media pertumbuhan jamur Produksi protein dari hasil hidrolisisnya
Jerami
dibakar
BO hilang, termasuk N
Sumber mineral tanah
perlakuan Pakan
Feses Pupuk N, P, K, & mineral lain
Kualitas naik
LAHAN PERTANIAN
Sumber unsur hara & mineral tanah
Ternak
• Daging • Anak • Susu • Tenaga
1 ha 4 ton jerami padi (BK). Protein kasar 4% N = 0,64%. Dihasilkan = 25,6 kg N ~ 57 kg urea. Dibakar BO hilang, termasuk N.
Palatabilitas: Varietas Musim Pengelolaan tanaman
Bentuk fisik (wujud): Utuh Dicincang (chopped) Digiling pelet
Macam perlakuan: Biologi Kimia
Suplementasi: Sumber energi Sumber protein Mineral
Laju kecernaan
tipe, level
Fibrous residue Cell content
Cell wall
Cellulose Hemi-cellulose
Lignin Silica
Rice straw 21 79 33 26 7 13
Barley straw 19 81 44 27 7 3
Wheat straw 20 80 39 36 10 6
Oat straw 27 73 41 16 11 3
Sorghum straw 26 74 31 30 11 3
Baggase 18 82 40 29 13 2
Source: Jackson (1977)
Kecernaan rendah. Nutrien rendah. Melimpah saat panen. Mudah rusak.
Perlakuan teknologi pakan
Teknologi & Fabrikasi Pakan
Fakultas Peternakan, Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta
Fisik: direndam, digiling, dipelet, direbus, diradiasi sinar gamma.
Kimia: NaOH, Ca(OH)2, KOH, NH3 gas, NH3 cair, urea.
Fisik-kimia: NaOH & dipelet, urea & dipelet, chopped & urea atau NaOH.
Biologi: enzim, jamur.
1. Direndam pengembangan sel. 2. Dimasak dengan uap bertekanan menggunakan
‘autoklaf’; tekanan 8 kg/cm2, temperatur 170C serat jerami mengembang, penetrasi enzim lebih baik kecernaan naik.
3. Direbus efek sama. 4. Diradiasi sinar gamma terjadi perubahan
struktur kecernaan naik. Radiasi dilakukan dengan dosis (1 – 2,5) × 108 rad.
Source: micro.magnet.fsu.edu
Source: http://www.sigmaaldrich.com
5. Dicincang / chopping Belum berpengaruh
pada kecernaan. Ukuran chopping: 2,5 –
5,0 cm.
Source: www.ukagriculture.com
6. Penggilingan Pengurangan ukuran partikel tergantung
ukuran partikel. Makin kecil laju pakan dalam rumen semakin cepat kecernaan turun.
Padahal dengan penggilingan diharapkan: Mengurangi waktu untuk ruminasi Luas permukaan bertambah Tingkat kepadatan naik Konsumsi naik
Tujuan: Membebaskan ikatan selulosa dengan lignin
kecernaan naik. Menaikkan nilai gizi kecernaan naik.
Biasanya menggunakan alkali (NaOH, KOH, Ca(OH)2, NH3) atau asam.
Dilakukan pertama kali tahun 1895, tetapi baru tahun 1919 Beckmann mempraktekkan menggunakan NaOH, Ca(OH)2, dan NH4OH.
Yang paling efektif NaOH.
Dapat menaikkan kecernaan 100% atau 2× dari 30 – 40% menjadi 70 – 80%
Sebab: Terjadi pembengkakan (swelling)
lignoselulosa. Lignoselulosa terpecah, ikatan silang (cross
link) merenggang. Pemisahan silika. Sedikit penurunan lignin.
Dapat membahayakan pekerja. Mungkin tidak ekonomis. Mencari NaOH relatif sulit. Mengakibatkan polusi bagi lahan
pertanian. Tidak terjadi kenaikan zat gizi.
1. Cara basah Jerami direndam dalam larutan NaOH
(kaustik soda) selama 24 jam. 50 kg jerami dalam 400 L air dengan
konsentrasi 2 – 3%. Setelah 24 jam direndam jerami diambil
dan dicuci: dikeringkan diberikan pada ternak. atau diberikan langsung.
Fakultas Peternakan, Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta
Keuntungan: NaOH tercuci, atau tinggal sedikit.
Kerugian: Zat gizi yang mudah larut (tersedia) ikut
tercuci.
2. Setengah basah Larutan NaOH 50 g dalam 2,5 L air untuk
setiap 1 kg jerami. Disiramkan pada jerami dan diaduk sampai
rata. Didiamkan 24 – 48 jam, baru diberikan pada
ternak.
3. Setengah kering Air dikurangi, NaOH ditambah konsentrasi
tinggi.
Keuntungan 2 dan 3: Tidak dicuci zat gizi mudah larut
tidak tercuci / hilang. Tidak menggunakan air banyak.
Kerugian 2 dan 3: Ternak mengkonsumsi NaOH. Polusi tanaman pangan.
Source: Fingerling et al. (1923) cited by Homb (1984)
Source: Rexen (1979)
Efektivitasnya di bawah NaOH, karena merupakan basa lemah.
KOH tidak banyak dilaporkan. Ca(OH)2 karena kelarutannya lebih rendah dan
basa lemah. Untuk menghasilkan kenaikan yang sama dengan
perlakuan NaOH dibutuhkan waktu yang lebih lama pada dosis yang sama.
Pada pemeraman 3 bulan kenaikan kecernaan baru 2×nya.
Pada pemeraman 5 bulan hasilnya baru menyamai keefektifan NaOH.
Ca(OH)2 mudah diperoleh.
Dapat sekaligus sebagai pengawetan (5 bulan).
Penambahan Ca.
Waktu relatif lama. Dapat terjadi polusi
Ca. Tidak terjadi
kenaikan zat gizi.
Fakultas Peternakan, Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta
Sampai ketemu minggu depan...
