21996056 Pemanfaatan Ethanol Dari Ketela

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pemanfaatan ethanol

Citation preview

  • 5/20/2018 21996056 Pemanfaatan Ethanol Dari Ketela

    1/36

    PEMANFAATAN ETHANOL DARI KETELA UNTUK BAHAN BAKARMOTOR OS MAX 15 LA-S PADA PESAWAT MODEL WING DRAGON

    Oleh :

    Mohammad Ardi Cahyono, ST, MT(Sekolah Tinggi Teknologi Adisutj ipto)

    Dibiayai melalui DIPA Kopertis Wilayah V

    Nomor: 0169.0/023-04.2/XIV/2009 Tahun Anggaran 2009

    DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

    KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA WLAYAH V

    DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

  • 5/20/2018 21996056 Pemanfaatan Ethanol Dari Ketela

    2/36

    HALAMAN PENGESAHAN

    1. Judul Penelitian : PEMANFAATAN ETHANOL DARIKETELA UNTUK BAHAN BAKARMOTOR OS MAX 15 LA-S PADA

    PESAWAT MODEL WING DRAGON2. Jenis Penelitian : Teknologi3. Ketua Peneliti

    a. Nama Lengkap dan Gelar : Mohammad Ardi Cahyono, ST, MTb. Jenis Kelamin : Laki-lakic. NIDN : 0418037201d. Pangkat / golongan : -e. Jabatan Fungsional : Asisten Ahlif. Perguruan Tinggi : Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjiptog. Program Studi : Teknik Penerbanganh. Status Dosen : Dosen Tetap Yayasan

    4. Pembimbinga. Nama Lengkap dan Gelar :b. Jabatan Fungsional :c. Unit Kerja / PT : Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto

    5. Jumlah Tim Peneliti : 1 orang6. Lokasi Penelitian : Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto7. Jumlah biaya

    a. dari Kopertis Wilayah V : Rp 1.500.000,-(satu juta lima ratus ribu rupiah)

    b. dari PT, lainnya : -

    Yogyakarta, 1 Agustus 2009Dosen Pembimbing Peneliti

    Gunawan, ST, MT Mohammad Ardi Cahyono, ST, MTNIPY 090265 NIDN 0418037201

    Mengetahui / Menyetujui:

    a.n. Koordinator Ketua STTASekretaris Pelaksana

    Bambang Haryadi, SH Ir. Suyitmadi, MTNIP 131597936 NIPY 050543

  • 5/20/2018 21996056 Pemanfaatan Ethanol Dari Ketela

    3/36

    SURAT KETERANGAN KARYA ILMIAH

    Yang bertanda tangan di bawah ini:

    1. Nama & Gelar : Gunawan, ST, MT

    NIDN : 0520117002Pangkat/Golongan : -Jabatan Fungsional : Lektor (200 AK)Bidang Ilmu : Teknik PenerbanganUnit Kerja / PT : Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto

    2. Nama & Gelar : Yasrin Zabidi, ST, MTNIDN : 0526017601Pangkat/Golongan : -Jabatan Fungsional : Lektor (200 AK)Bidang Ilmu : Teknik IndustriUnit Kerja / PT : Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto

    Memberikan rekomendasi untuk Karya Ilmiah dengan judul:

    PEMANFAATAN ETHANOL DARI KETELA UNTUK BAHAN BAKARMOTOR OS MAX 15 LA-S PADA PESAWAT MODEL WING DRAGON

    a.n. saudara tersebut di bawah ini:

    Nama & Gelar : Mohammad Ardi Cahyono, ST, MTNIDN : 0418037201

    Pangkat/Golongan : -Jabatan Fungsional : Asisten Ahli (150 AK)Bidang Ilmu : Teknik PenerbanganUnit Kerja / PT : Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto

    Isi rekomendasi Karya Ilmiah itu sebagai berikut:a. Mutu : Amat Baik / Baik / Cukupb. Softifikasi : Amat Baik / Baik / Cukupc. Kemutakhiran : Amat Baik / Baik / Cukup

    Demikian untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

    Yogyakarta, 1 Agustus 2009Yang memberi rekomendari

    Gunawan, ST, MT Yasrin Zabidi , ST, MTNIDN 0520117002 NIDN 0526017601

  • 5/20/2018 21996056 Pemanfaatan Ethanol Dari Ketela

    4/36

    SURAT KETERANGAN DARI PERPUSTAKAAN

    Yang bertanda tangan di bawah ini:

    Nama & Gelar : Dra. Susi Herawati

    NIPY : 021018Pangkat/Golongan : -Jabatan Fungsional : Kepala UPT PerpustakaanPerguruan Tinggi : Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto

    Menyatakan bahwa naskah Karya Ilmiah dengan judul:

    PEMANFAATAN ETHANOL DARI KETELA UNTUK BAHAN BAKARMOTOR OS MAX 15 LA-S PADA PESAWAT MODEL WING DRAGON

    a.n. saudara tersebut di bawah ini:

    Nama & Gelar : Mohammad Ardi Cahyono, ST, MTNIDN : 0418037201Pangkat/Golongan : -Jabatan Fungsional : Asisten Ahli (150 AK)Bidang Ilmu : Teknik PenerbanganUnit Kerja / PT : Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto

    Telah didokumentasikan di Perpustakaan Sekolah Tinggi TeknologiAdisutjipto.

    Demikian untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

    Yogyakarta, 1 Agustus 2009Yang membuat pernyataan

    Dra. Susi Herawati

    NIPY 021018

  • 5/20/2018 21996056 Pemanfaatan Ethanol Dari Ketela

    5/36

    PEMANFAATAN ETHANOL DARI KETELA UNTUK BAHAN BAKARMOTOR OS MAX 15 LA-S PADA PESAWAT MODEL WING DRAGON

    Mohammad Ardi CahyonoTeknik Penerbangan STTA, Jl. Janti Blok R lanud Adisutjipto Yogyakarta

    Telp. (0274) 451262, 451263 fax. (0274) 451265e-mail: [email protected]

    Abstraksi

    Saat ini bahan bakar minyak atau energi yang berasal dari fosil (fossil energy)semakin langka. Kenyataan ini mengharuskan manusia untuk selalu berusahamendapatkan sumber-sumber bahan bakar alternatif. Energi terbarukan daritumbuh-tumbuhan sangat mungkin dikembangkan di Indonesia antara lainbiodiesel dari tanaman jarak pagar, kelapa sawit, kedelai atau methanol dan

    ethanol dari biomassa, tebu, jagung, ketela, dan lain-lain. Keuntungan laindari pemanfaatan ethanol dari tumbuh-tumbuhan adalah bersifat ramahlingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk membuat ethanol dari ketela.Kemudian menguji komposisi terbaik campuran bahan bakar dengan ethanolpada motor O.S. 15CV-A pada pesawat model Wing Dragon sehinggakinerja propulsi pesawat tersebut tetap tinggi atau mungkin bisa lebih baikdaripada menggunakan bahan bakar aslinya.

    Pesawat Wing Dragon adalah jenis pesawat model terkendali dengan radio(R/C Model Airplane) dengan panjang badan pesawat: 900 mm, bentang

    sayap: 1080 mm, chord: 215 mm, servo: 9g x 5, dan transmitter: 4CH.Sedangkan spesifikasi motor adalah O.S. Engine 15CV-A, kapasitas 2,49 ccdan power: 0,5 HP pada 18000 rpm. Baling-baling yang dipergunakan adalahAPC 7 x 4.

    Pengujian dilakukan di darat dengan variasi bahan bakar murni (nitromethan35 % coolpower), E5, E10, E15, dan E20, dimana E5 artinya adalahcampuran bahan bakar tersebut mengandung ethanol sebanyak 5 %. Outputyang dianalisis adalah gaya dorong (thrust) dan kecepatan putar baling-baling(propeller) yang divariasikan terhadap bukaan throttle antara lain: idle, 25 %,50 %, 75 %, dan 100 %. Setelah dilakukan pengujian dan analisis diperoleh

    komposisi E15 adalah yang terbaik karena untuk variasi bukaan throttleberapapun menghasilkan output yang lebih baik daripada komposisi murnimaupun komposisi yang lain. Adapun persamannya adalah sebagai berikut:

    4,841561,1970869,1

    9172,11747,0001,0

    2

    2

    2

    1

    ++=

    ++=

    xxy

    xxy

    Dimana, yB1Badalah thrust, y B2Badalah RPM, x adalah bukaan throttle.

    Kata kunci: bahan bakar alternatif, ethanol, wing dragon, thrust, RPM,propulsi.

  • 5/20/2018 21996056 Pemanfaatan Ethanol Dari Ketela

    6/36

    A. Pendahuluan

    Saat ini bahan bakar minyak atau energi yang berasal dari fosil (fossil

    energy)semakin langka. Hal ini memberikan implikasi sangat luas di berbagai

    sektor kehidupan. Kenyataan ini seharusnya menyadarkan kita bahwa jumlah

    cadangan minyak yang ada di bumi semakin menipis. Diperkirakan pada tahun

    2010 cadangan minyak dunia mulai menyusut dan pada tahun 2050 cadangan

    minyak dunia semakin habis (Dagget, 2006) seperti ditunjukkan pada gambar

    di bawah ini:

    Gambar 1: Perkiraan Cadangan BBM Dunia

    Minyak bumi adalah bahan bakar yang tidak bisa diperbarui maka kita

    harus mulai mencari bahan bakar alternatif. Sebenarnya di Indonesia terdapat

    berbagai sumber energi terbarukan yang melimpah, seperti biodiesel dari

    tanaman jarak pagar, kelapa sawit maupun kedelai. Atau methanol dan

    ethanol dari biomassa, tebu, jagung, dan lain-lain yang bisa dipergunakan

    sebagai pengganti bensin.

    Pembakaran menggunakan bahan bakar fosil dapat menyebabkan

    polusi udara dan pemanasan global sebab sisa-sisa pembakaran

    menghasilkan CO2. Gas CO2 lama kelamaan menumpuk di atmosfer dan

    membentuk semacam lapisan yang dapat menghalangi pantulan panas

    matahari dari bumi sehingga suhu bumi semakin panas. Sedangkan bahan

    bakar alternatif lebih ramah lingkungan sehingga sangat menjanjikan.

    Gambaran siklus di bawah ini menunjukkan bahwa pemanfaatan ethanol untuk

  • 5/20/2018 21996056 Pemanfaatan Ethanol Dari Ketela

    7/36

    bahan bakar alternatif bersifat ramah lingkungan.

    Gambar 2: Siklus Perputaran Bahan Bakar Bio-Ethanol

    yang Ramah Lingkungan

    Bio-ethanol dikenal sebagai bahan bakar yang ramah lingkungan,

    karena bersih dari emisi bahan pencemar. Bio-ethanol dapat dibuat dari bahan

    baku tanaman yang mengandung pati seperti ubi kayu, ubi jalar, jagung, sagu,

    dan tetes. Bioethanol selain untuk bahan baku kimia juga dapat dipergunakan

    sebagai bahan bakar kendaraan pengganti bensin atau premium. Denganproduksi ethanol di daerah, maka diharapkan daerah dapat mengganti atau

    mengurangi konsumsi premium yang untuk sebagian besar wilayah di

    Indonesia didatangkan dari daerah lain.

    Secara umum, semua wilayah di Indonesia dapat ditanami ubi kayu,

    walaupun Pulau Sumatra dan Jawa mempunyai perkembangan produksi ubi

    kayu yang sangat baik. Mengingat semua wilayah Indonesia dapat ditanami

    ubi kayu, sehingga bio-ethanol plant yang berbahan baku ubi kayu berpotensi

    untuk dikembangkan di Indonesia. Besarnya perkiraan potensi ketersediaan

    bio-ethanol per wilayah di Indonesia dari tahun 1998 s.d 2002 ditunjukkan

    pada Gambar 3 di bawah ini.

  • 5/20/2018 21996056 Pemanfaatan Ethanol Dari Ketela

    8/36

    Dari gambar tersebut terlihat bahwa produksi ubi kayu yang dapat

    dipergunakan sebagai bahan baku ethanol yang terbesar adalah di pulau

    Jawa (BPPT, 2005).

    B. Perumusan Masalah

    Perumusan masalah adalah sebagai berikut:

    1. Krisis energi harus segera diatasi dengan mencoba menemukan sumber-

    sumber bahan bakar alternatif salah satunya adalah ethanol dari ketela.

    2. Ketela mudah didapat di Indonesia sehingga sangat mungkin

    dikembangkan.

    3. Bahan bakar ethanol termasuk energi terbarukan yang ramah lingkungan

    sehingga perlu dikembangkan untuk mengurangi dampak efek rumah

    kaca.

    4. Pemanfaatan bio-ethanol dari ketela pada motor OS MAX 15 LA-S

    pesawat model Wing Dragon untuk mengetahui kinerja engine dengan

    menggunakan bahan bakar ini.

    C. Tinjauan Pustaka

    C.1. Proses Pembuatan Ethanol dari Ketela

    Sebagai bahan baku Bahan Bakar Nabati (BBN), singkong diolah

    menjadi bioethanol pengganti premium. Singkong merupakan salah satu

    sumber pati. Pati merupakan senyawa karbohidrat yang komplek. Sebelum

    difermentasi pati diubah menjadi glukosa, karbohidrat yang lebih sederhana.

    Dalam penguraian pati memerlukan bantuan cendawan Aspergillus sp.

  • 5/20/2018 21996056 Pemanfaatan Ethanol Dari Ketela

    9/36

    Cendawan ini akan menghasilkan enzim alfaamilase dan glikoamilase yang

    akan berperan dalam mengurai pati menjadi glukosa atau gula sederhana.

    Setelah menjadi gula baru difermentasi menjadi ethanol. TProsesTkonversi pati

    menjadi bioethanol adalah sebagai berikut:

    1. Konversi Karbohidrat menjadi gula (glukosa) larut air

    Dilakukan dengan penambahan air dan enzyme sehingga diperoleh

    glukosa dan air. Reaksi kimia yang terjadi adalah sebagai berikut:

    ( )( ) ( )glukosa

    OHnC

    pati

    OHC 6126seglukoamiladanamilaseenzym

    n5106

    2. Konversi Glukosa menjadi Bioethanol

    TProsesTkonversi glukosa menjadi ethanol dilakukan dengan penambahan

    ragi (yeast) biasanya digunakan Saccaromyces Cereviceae. Reaksi kimia

    yang terjadi adalah sebagai berikut:

    ( )( ) ( )sidakarbondiokoltane

    CO2OHHC2

    glukosa

    OHC 252yeast

    n6126

    +

    +

    Langkah langkah dalam pembuatan bioethanol berbahan dasar

    singkong adalah sebagai berikut:

    1. Mengupas singkong segar, semua jenis dapat dimanfaatkan, kemudian

    membersihkan dan mencacah berukuran kecil.

    Gambar 4: Singkong Segar Dikupas

    2. Mengeringkan singkong yang telah dicacah hingga kadar air maksimal

    16% sama dengan singkong yang dibuat gaplek. Tujuan pengeringan ini

    untuk pengawetan sehingga produsen dapat menyimpan sebagai

    cadangan bahan baku.

  • 5/20/2018 21996056 Pemanfaatan Ethanol Dari Ketela

    10/36

    Gambar 5: Singkong Dijemur

    3. Memasukkan 25 kg gaplek ke dalam tangki berkapasitas 120 liter,

    kemudian menambahkan air hingga mencapai volume 100 liter dan

    memanaskan gaplek hingga suhu 100 C sambil diaduk selama 30 menit

    sampai mengental menjadi bubur.

    Gambar 6: Bubur Ketela

    4. Memasukkan bubur gaplek ke dalam tangki skarifikasi. Skarifikasi

    merupakan proses penguraian pati menjadi glukosa. Setelah dingin

    memasukkan cendawan Aspergilus sp yang akan menguraikan pati

    menjadi glukosa. Untuk menguraikan 100 liter bubur pati singkong

    memerlukan 10 liter larutan cendawan Aspergillus atau 10% dari total

    bubur. Konsentrasi cendawan mencapai 100 juta sel/ml. Sebelum

    digunakan cendawan dibenamkan ke dalam bubur gaplek yang telah

    dimasak agar adaptif dengan sifat kimia bubur gaplek. Cendawan

    berkembang biak dan bekerja mengurai pati.

    Gambar 7: Skarifikasi

  • 5/20/2018 21996056 Pemanfaatan Ethanol Dari Ketela

    11/36

    5. Setelah dua jam bubur gaplek akan berubah menjadi 2 lapisan yaitu air

    dan endapan gula. Mengaduk kembali pati yang sudah berubah menjadi

    gula kemudian memasukkannya ke dalam tangki fermentasi. Sebelum

    difermentasi kadar gula maksimum larutan pati adalah 17 18% karena

    itu merupakan kadar gula yang cocok untuk hidup bakteri Saccaromyces

    dan bekerja untuk mengurai gula menjadi alkohol. Penambahan air

    dilakukan bila kadar gula terlalu tinggi dan sebaliknya jika kadar gula

    terlalu rendah perlu penambahan gula.

    Gambar 8: Fermentasi

    6. Menutup rapat tangki fermentasi untuk mencegah kontaminasi dan

    menjaga Saccharomyces agar bekerja lebih optimal. Fermentasi

    berlangsung anaerob atau tidak membutuhkan oksigen pada suhu 28-

    32C.

    Gambar 9: Fermentasi secara anaerob

    7. Setelah 2 3 hari larutan pati berubah menjadi 3 lapisan yaitu lapisan

    terbawah berupa endapan protein, lapisan tengah air dan lapisan teratas

    ethanol. Hasil fermentasi disebut bir yang mengandung 6 12 % ethanol.

  • 5/20/2018 21996056 Pemanfaatan Ethanol Dari Ketela

    12/36

    Gambar 10: Bir

    8. Menyedot larutan ethanol dengan selang plastik melalui kertas saring

    berukuran 1 mikron untuk menyaring endapan protein.

    Gambar 11: Pemisahan Bir

    9. Melakukan destilasi atau penyulingan untuk memisahkan ethanol dari air

    dengan cara memanaskan pada suhu 78 C atau setara titik didih ethanol

    sehingga ethanol akan menguap dan mengalirkannya melalui pipa yang

    terendam air sehingga terkondensasi dan kembali menjadi ethanol cair.

    Gambar 12: Destilasi

    10. Hasil penyulingan berupa 95% ethanol dan tidak dapat larut dalam bensin.

    Agar larut diperlukan ethanol dengan kadar 99% atau disebut ethanol

    kering sehingga memerlukan destilasi absorbent. Destilasi absorbent

    dilakukan dengan cara ethanol 95% dipanaskan dengan suhu 100 C

    sehingga ethanol dan air akan menguap. Uap tersebut dilewatkan pipa

  • 5/20/2018 21996056 Pemanfaatan Ethanol Dari Ketela

    13/36

    yang dindingnya berlapis zeolit atau pati. Zeolit akan menyerap kadar air

    tersisa hingga diperoleh ethanol dengan kadar 99 %. Sepuluh liter ethanol

    99% membutuhkan 120 130 liter bir yang dihasilkan dari 25 kg gaplek.

    Gambar 13: Peningkatan kadar ethanol

    C.2. Motor Piston

    Ada beberapa hal yang mempengaruhi unjuk kerja motor piston, antara

    lain besarnya perbandingan kompresi, tingkat homogenitas campuran bahan

    bakar dengan udara, angka oktan bensin sebagai bahan bakar, tekanan udara

    masuk ruang bakar. Semakin besar perbandingan udara mesin akan semakin

    efisien, akan tetapi semakin besar perbandingan kompresi akan menimbulkan

    knocking pada mesin tinggi. Angka oktan pada bahan bakar mesin Otto

    menunjukkan kemampuannya menghindari terbakarnya campuran udarabahan bakar sebelum waktunya (self ignition) yang menimbulkan knocking

    tadi. Untuk memperbaiki kualitas campuran bahan bakar dengan udara maka

    aliran udara dibuat turbulen, sehingga diharapkan tingkat homogenitas

    campuran akan lebih baik.

    Perlu diketahui bahwa torak adalah bagian mesin yang sangat kritis.

    Selain dikenai gas bertekanan dan bertemperatur tinggi, torak bergerak

    translasi dengan kecepatan tinggi pula. Torak meneruskan gaya gaspembakaran kepada poros engkol dan bersama-sama cincin torak ia

    menyekat ruang bakar supaya gas pembuangan tidak masuk ke dalam ruang

    engkol. Maka torak harus mampu menahan temperatur yang mencapai

    25000C, selain itu torak harus ringan.

    Bagian-bagian utama dari piston engine ditunukkan pada gambar di

    bawah ini:

  • 5/20/2018 21996056 Pemanfaatan Ethanol Dari Ketela

    14/36

    Gambar 14. Bagan Piston Engine

    Keterangan :

    (E) Exhaust camshaft (I) Intake camshaft

    (S) Spark plug (V) Valves

    (P) Piston (R) Connecting rod

    (C) Crankshaft (W) Water jacket for coolant flow

    Motor bakar 4 langkah menggunakan siklus Otto. Siklus 4 langkah

    sudah dipergunakan sejak tahun 1876, yaitu pada waktu Dr. N.A. Otto

    berhasil membuat motor bakar torak dengan siklus kerja 4 langkah yang

    pertama. Motor diesel juga dapat mempergunakan siklus 4 langkah, akan

    tetapi oleh karena sistem penyalaannya berbeda, motor diesel tidak termasuk

    golongan motor Otto.

    Motor piston empat langkah menjalani satu siklus tersusun atas empat

    tahapan/langkah. Langkah-langkah tersebut dapat dilihat pada gambar berikut

    ini.

    Gambar 15: Siklus Otto Ideal

    http://en.wikipedia.org/wiki/Camshafthttp://en.wikipedia.org/wiki/Spark_plughttp://en.wikipedia.org/wiki/Poppet_valvehttp://en.wikipedia.org/wiki/Connecting_rodhttp://en.wikipedia.org/wiki/Crankshafthttp://en.wikipedia.org/wiki/Crankshafthttp://en.wikipedia.org/wiki/Connecting_rodhttp://en.wikipedia.org/wiki/Poppet_valvehttp://en.wikipedia.org/wiki/Spark_plughttp://en.wikipedia.org/wiki/Camshaft
  • 5/20/2018 21996056 Pemanfaatan Ethanol Dari Ketela

    15/36

    Prinsip kerja 4 stroke piston engine adalah sebagai berikut:

    a. Langkah Isap (Induction Stroke)

    Piston bergerak dari Titik Mati Atas (TMA) ke Titik Mati Bawah (TMB),

    mengakibatkan terjadinya pengurangan tekanan dan pertambahan volume

    di dalam silinder. Intake valve membuka dan exhaust valve menutup.

    Campuran bahan bakar udara masuk ke dalam silinder. Langkah 1-2.

    b. Langkah Kompresi (Compression Stroke)

    Piston bergerak dari TMB ke TMA, mengakibatkan terjadinya

    pengurangan volume dan pertambahan tekanan di dalam silinder, kedua

    valve menutup. Pada akhir langkah terjadi ignation atau penyalaan oleh

    spark plug. Langkah 2-3-4.

    c. Langkah Kerja (Power Stroke)

    Piston bergerak dari TMA ke TMB, sebagai akibat adanya expantionhasil

    pembakaran, kedua valve menutup. Langkah ini menghasilkan power.

    Langkah 4-5-6.

    d. Langkah Buang (Exhaust Stroke)

    Piston bergerak dari TMB ke TMA, mendorong gas sisa pembakaran

    keluar, intake valve manutup dan exhaust valve membuka. Langkah 6-1.

    C.3. Motor OS MAX 15 LA-S

    Pada penelitian ini engine yang digunakan adalah engine OS MAX 15

    LA-S. Dimana spesifikasinya adalah sebagai berikut :

    a. Displacement : 2,49 cc (0,1517 cu.in)

    b. Bore : 15,2 mm (0,598 in)

    c. Stroke : 13,7 mm (0,539 in)

    d. Practical RPM : 2500-18000 RPM

    e. Power Output : 0,41 BHP (17000 RPM)

    f. Weight : 135 g (4,87 oz)

  • 5/20/2018 21996056 Pemanfaatan Ethanol Dari Ketela

    16/36

    Gambar 16. Engine OS Max 15LA-S

    C.4. Propeller APC 7x4

    Propelleratau biasa dinamakan baling-baling adalah suatu perangkat

    yang menghasilkan gaya dorong dengan cara menghasilkan akselerasi udara

    ke belakang. Untuk dapat menghasilkan gaya dorong ini, propeller

    dipasangkan pada piston engine atau turboprop.

    Gambar 17. Jenis PropellerAPC 7x4

    C.5. Karakteristik Bahan Bakar Ethanol

    Salah satu bahan bakar yang dapat digunakan untuk menggantikan

    bahan bakar adalah ethanol. Ethanol yang sering juga disebut etil alkohol

    rumus kimianya adalah C2H5OHbersifat cair pada temperatur kamar. Ethanol

    dapat dibuat dari proses pemasakan, fermentasi, dan distilasi beberapa jenis

    tanaman seperti tebu, jagung, singkong atau tanaman lain yang kandungan

    karbohidatnya tinggi. Bahkan dalam beberapa penelitian ternyata ethanol juga

    dapat dibuat dari selulosa atau limbah hasil pertanian (biomassa). Sehingga

  • 5/20/2018 21996056 Pemanfaatan Ethanol Dari Ketela

    17/36

    ethanol memiliki potensi cukup cerah sebagai pengganti bahan bakar.

    Bebarapa karakteristik bahan bakar yang mempengaruhi kerja motor piston

    adalah :

    Bilangan Oktan

    Ethanol memiliki angka oktan yang lebih tinggi daripada bensin. Angka oktan

    pada bahan bakar mesin Otto menunjukkan kemampuannya menghindari

    terbakarnya campuran udara bahan bakar sebelum waktunya. Jika campuran

    udara bahan bakar terbakar sebelum waktunya akan menimbulkan fenomena

    knocking yang berpotensi menurunkan daya mesin, bahkan bisa menimbulkan

    kerusakan serius pada komponen mesin.

    Nilai Kalor

    Nilai kalor suatu bahan bakar menunjukkan seberapa besar energi yang

    terkandung di dalamnya. Nilai kalor ethanol sekitar 67% nilai kalor bensin, hal

    ini karena adanya oksigen dalam struktur ethanol. Berarti untuk mendapatkan

    energi yang sama jumlah ethanol yang diperlukan akan lebih besar. Adanya

    oksigen dalam ethanol juga mengakibatkan campuran menjadi lebih

    miskin/lean jika dibandingkan dengan bensin, sehingga campuran harus

    dibuat lebih kaya untuk mendapatkan unjuk kerja yang diinginkan.

    Volatility

    Volatility suatu bahan bakar menunjukkan kemampuannya untuk menguap.

    Sifat ini penting, kerena jika bahan bakar tidak cepat menguap maka bahan

    bakar akan sulit tercampur dengan udara pada saat terjadi pembakaran. Zat

    yang sulit menguap tidak dapat digunakan sebagai bahan bakar motor piston

    meskipun memiliki nilai kalor yang besar. Namun demikian bahan bakar yang

    terlalu mudah menguap juga berbahaya karena mudah terbakar.

    Panas Laten Penguapan

    Ethanol memiliki panas penguapan (heat of vaporization) yang tinggi. Ini

    berarti ketika menguap ethanol akan memerlukan panas yang lebih besar,

    dimana panas ini akan diserap dari silinder sehingga dikhawatirkan

    temperaturnya puncak akan rendah. Padahal agar pembakaran terjadi secara

    efisien maka temperatur mesin tidak boleh terlalu rendah. Pada kenyataannya

    karena pembakaran berlangsung sangat cepat, panas tersebut tidak akan

    sempat terserap, sehingga dengan bahan bakar ethanol penurunan

    temperatur hanya berkisar antara 20-40oF.

  • 5/20/2018 21996056 Pemanfaatan Ethanol Dari Ketela

    18/36

    Emisi Gas Buang

    Ethanol memiliki satu molekul OH dalam susunan molekulnya. Oksigen yang

    inheren di dalam molekul ethanol tersebut membantu penyempurnaan

    pembakaran antara campuran udara bahan bakar dalam silinder. Semakin

    sempurna pembakaran maka emisi UHCnya akan semakin rendah. Ditambah

    dengan rentang keterbakaran (flammability) yang lebar yakni 4,3-19 vol

    dibandingkan dengan gasoline yang memiliki rentang keterbakaran 1,4 7,6

    vol, pembakaran campuran udara-ethanol menjadi lebih baik. Hal inilah yang

    dipercaya sebagai faktor penyebab relatif rendahnya emisi CO dibandingkan

    dengan pembakaran udara-gasolin. Karena temperatur puncak dalam silinder

    lebih rendah dibanding dengan pembakaran bensin, maka emisi NO, yang

    dalam kondisi atmosfer akan membentuk NO2yang bersifat racun, juga akan

    turun. Selain itu pendeknya rantai karbon pada ethanol menyebabkan emisi

    UHC pada pembakaran ethanol relative lebih rendah dibandingkan dengan

    bensin yakni berselisih hingga 130 ppm (Yuksel dkk, 2004)

    D. Tujuan Kegiatan

    Penelitian ini bertujuan antara lain:

    1. Pembuatan bio-ethanol dari ketela.

    2. Pengujian bio-ethanol pada engine OS MAX 15 LA-S pesawat Wing

    Dragon untuk mengetahui kinerja engine tersebut.

    E. Kontr ibusi Penelitian

    Kontribusi penelitian ini antara lain:

    1. Dapat membuat bio-ethanol dari ketela.

    2. Bio-ethanol dari ketela dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar

    alternatif.

    3. Mendapatkan komposisi yang paling optimal campuran bahan bakar

    bio-ethanol pada engine OS MAX 15 LA-S pesawat Wing Dragon.

    F. Metode Penelitian

    Pengujian bio-ethanol pada engine OS MAX 15 LA-S pesawat Wing Dragon

    dengan cara sebagai berikut:

    1. Engine dijalankan dengan bahan bakar asli, yaitu methanol.

  • 5/20/2018 21996056 Pemanfaatan Ethanol Dari Ketela

    19/36

    2. Mengukur kecepatan putar engine dengan menggunakan RPMmeter.

    3. Kemudian mengukur gaya dorong (thrust)dengan cara pesawat model

    dengan engine sedang running digantung pada timbangan buah dan

    langsung dapat ditimbang besarnya thrust dari nilai yang terbaca pada

    timbangan tersebut.

    4. Langkah 2 dan 3 diulang-ulang dengan variasi campuran bahan bakar

    methanol-ethanol sampai dengan bahan bakar methanol murni.

    5. Dari beberapa pengujian dilakukan analisis kinerja engine tersebut

    dengan menggunakan variasi campuran bahan bakar.

    F.1. Pembuatan Ethanol

    1) Alat dan Bahan, antara lain:

    Ketela, ragi tape, air, alat distilasi, kompor dan tangki, zeolit atau

    gamping, dan termometer

    2) Cara Kerja

    Sebagai bahan baku Bahan Bakar Nabati (BBN) singkong diolah

    menjadi bioethanol pengganti bahan bakar dari fosil. Singkong

    merupakan salah satu sumber pati. Pati merupakan senyawa

    karbohidrat yang komplek. Sebelum difermentasi pati diubah menjadi

    glukosa atau karbohidrat yang lebih sederhana. Dalam penguraian pati

    memerlukan bantuan cendawan Aspergillus sp. Cendawan ini akan

    menghasilkan enzim alfaamilasedan glikoamilaseyang akan berperan

    dalam mengurai pati menjadi glukosa atau gula sederhana. Setelah

    menjadi gula baru difermentasi menjadi ethanol. TProsesTkonversi pati

    menjadi bioethanol adalah sebagai berikut:

    a. Konversi Karbohidrat menjadi gula (glukosa) larut air

    Dilakukan dengan penambahan air dan enzyme sehingga

    diperoleh glukosa dan air. Reaksi kimia yang terjadi adalah sebagai

    berikut:

    b. Konversi Glukosa menjadi Bioethanol

    ( )( ) ( )glukosa

    OHnC

    pati

    OHCseglukoamiladanamilaseenzym

    n 61265106

  • 5/20/2018 21996056 Pemanfaatan Ethanol Dari Ketela

    20/36

    TProsesT konversi glukosa menjadi ethanol dilakukan dengan

    penambahan ragi (yeast) biasanya digunakan Saccaromyces

    Cereviceae. Reaksi kimia yang terjadi adalah sebagai berikut:

    Secara teoritis langkah langkah dalam pembuatan bioethanol

    berbahan dasar singkong adalah sebagai berikut:

    1. Mengupas singkong segar, semua jenis dapat dimanfaatkan, kemudian

    membersihkan dan mencacah sampai berukuran kecil.

    Gambar 18. Singkong Segar Dikupas

    2. Mengeringkan singkong yang telah dicacah hingga kadar air maksimal

    16% atau sama dengan singkong yang dibuat gaplek. Tujuan pengeringan

    ini untuk pengawetan sehingga produsen dapat menyimpan sebagai

    cadangan bahan baku.

    Gambar 19. Singkong Dijemur

    3. Memasukkan 25 kg gaplek ke dalam tangki berkapasitas 120 liter,

    kemudian menambahkan air hingga mencapai volume 100 liter dan

    memanaskan gaplek hingga suhu 100 C sambil diaduk selama 30 menit

    sampai mengental menjadi bubur.

    ( )( ) ( )sidakarbondiokoleCOOHHC

    glukosaOHC yeast

    n

    +

    +

    tan22 2526126

  • 5/20/2018 21996056 Pemanfaatan Ethanol Dari Ketela

    21/36

    Gambar 20. Bubur Ketela

    4. Memasukkan bubur gaplek kemudian memasukkan ke dalam tangki

    skarifikasi. Skarifikasi merupakan proses penguraian pati menjadi glukosa.

    Setelah dingin memasukkan cendawan Aspergilus sp yang akan

    menguraikan pati menjadi glukosa. Untuk menguraikan 100 liter bubur patisingkong memerlukan 10 liter larutan cendawan Aspergillusatau 10% dari

    total bubur. Konsentrasi cendawan mencapai 100 juta sel/ml. Sebelum

    digunakan cendawan dibenamkan ke dalam bubur gaplek yang telah

    dimasak agar adaptif dengan sifat kimia bubur gaplek. Cendawan

    berkembang biak dan bekerja mengurai pati.

    Gambar 21. Skarifikasi

    5. Setelah dua jam bubur gaplek akan berubah menjadi 2 lapisan yaitu air

    dan endapan gula. Mengaduk kembali pati yang sudah berubah menjadi

    gula kemudian memasukkannya ke dalam tangki fermentasi. Sebelum

    difermentasi kadar gula maksimum larutan pati adalah 17 18% karena

    itu merupakan kadar gula yang cocok untuk hidup bakteri Saccaromyces

    dan bekerja untuk mengurai gula menjadi alcohol. Penambahan air

    dilakukan bila kadar gula terlalu tinggi dan sebaliknya jika kadar gula

    terlalu rendah perlu penambahan gula.

  • 5/20/2018 21996056 Pemanfaatan Ethanol Dari Ketela

    22/36

    Gambar 22. Fermentasi

    6. Menutup rapat tangki fermentasi untuk mencegah kontaminasi dan

    menjaga Saccharomyces agar bekerja lebih optimal. Fermentasi

    berlangsung anaerob atau tidak membutuhkan oksigen pada suhu 28-

    32C.

    Gambar 23. Fermentasi secara anaerob

    7. Setelah 2 3 hari larutan pati berubah menjadi 3 lapisan yaitu lapisan

    terbawah berupa endapan protein, lapisan tengah air dan lapisan teratas

    ethanol. Hasil fermentasi disebut bir yang mengandung 6 12 % ethanol.

    Gambar 24. Bir

    8. Menyedot larutan ethanol dengan selang plastik melalui kertas saring

    berukuran 1 mikron untuk menyaring endapan protein.

  • 5/20/2018 21996056 Pemanfaatan Ethanol Dari Ketela

    23/36

    Gambar 25. Pemisahan Bir

    9. Melakukan destilasi atau penyulingan untuk memisahkan ethanol dari air

    dengan cara memanaskan pada suhu 78 C atau setara titik didih ethanol

    sehingga ethanol akan menguap dan mengalirkannya melalui pipa yang

    terendam air sehingga terkondensasi dan kembali menjadi ethanol cair.

    Gambar 26. Destilasi

    10. Hasil penyulingan berupa 95% ethanol dan tidak dapat larut dalam

    bensin. Agar larut diperlukan ethanol dengan kadar 99% atau disebut

    ethanol kering sehingga memerlukan destilasi absorbent. Destilasi

    absorbent dilakukan dengan cara ethanol 95% dipanaskan dengan suhu

    100C sehingga ethanol dan air akan menguap. Uap tersebut dilewatkan

    pipa yang dindingnya berlapis zeolit atau pati. Zeolit akan menyerap

    kadar air tersisa hingga diperoleh ethanol dengan kadar 99%. Sepuluh

    liter ethanol 99% membutuhkan 120 130 liter bir yang dihasilkan dari

    25 kg gaplek.

    Gambar 27. Peningkatan kadar ethanol

  • 5/20/2018 21996056 Pemanfaatan Ethanol Dari Ketela

    24/36

    F.2. Percobaan Pada Engine

    1) Alat dan Bahan

    Adapun bahan yang digunakan untuk penelitian adalah sebagai

    berikut:

    a. Bahan Bakar Nitromethan 35% Coolpower (Methanol Pure)

    Bahan bakar ini merupakan bahan bakar asli pesawat model Wing

    Dragon dengan engine OS Max 15LA-S.

    Gambar 28. Nitromethan 35% Coolpower (Methanol Pure)

    b. Engine OS Max 15LA-S

    Engine OS Max 15LA-S adalah alt penghasil daya pada pesawat

    model Wing Dragon.

    Gambar 29. Engine OS Max 15LA-S

  • 5/20/2018 21996056 Pemanfaatan Ethanol Dari Ketela

    25/36

    c. Propeller APC 7x4

    Untuk menghasilkan gaya dorong (thrust) dipergunakan Propeller APC 7x4.

    Gambar 30. Propeller APC 7x4

    d. Timbangan Digital

    Untuk mengukur nilai thrust pada pesawat model Wing Dragon

    dipergunakan timbangan digital yang biasa dipergunakan oleh pedagang

    buah.

    Gambar 31. Timbangan Digital

    e. RPM Meter

    Untuk mengukur kecepatan putar engine pada pesawat model Wing

    Dragon dipergunakan RPM meter.

    Gambar 32. RPM meter

    f. Glow Plug

    Glow Plug berfungsi untuk membantu starting engine pada pesawat

    model Wing Dragon.

  • 5/20/2018 21996056 Pemanfaatan Ethanol Dari Ketela

    26/36

    Gambar 33. Glow Plug

    g. Remote Contol (RC)

    Remote Contol berfungsi untuk mengatur jumlah konsumsi bahan

    bakar ke dalam engine pad gon.a pesawat model Wing Dra

    Gambar 34. Remote contol (RC)

    . Fuel Tank

    nk berfungsi untuk menampung bahan bakar pada pesawat

    model

    h

    Fuel ta

    Wing Dragon.

    Gambar 35. Fuel tank

    Tali (kawat) dan Batang Baja

    dalah asesoris tambahan untuk membantu

    proses

    i.

    Tali dan batang baja a

    pengukuran thrust.

  • 5/20/2018 21996056 Pemanfaatan Ethanol Dari Ketela

    27/36

    Gambar 36. Tali (kawat) dan Batang Baja

    j. Gelas Ukur

    Gelas Ukur dipergunakan untuk mengukur volume bahan bakar

    pesawat model Wing Dragon.

    Gambar 37. Gelas Ukur

    2) Cara Kerja

    Langkah-langkah yang dilakukan saat pengujian bahan bakar

    ethanol pada engine OS MAX 15LA-S adalah sebagai berikut :

    a. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan seperti

    engine, propeller, fuel tank, badan pesawat, serta alat-alat

    bantu lainnya seperti: gunting, isolasi, selang berukuran

    kecil, dan lain-lain.

    b. Membuat rangkaian alat uji coba menjadi seperti gambar di

    bawah, dengan sayap pesawat dilepas dari bodi utama guna

    menghindari terjadinya gaya angkat akibat putaran propeller.

  • 5/20/2018 21996056 Pemanfaatan Ethanol Dari Ketela

    28/36

    Gambar 38. Rangkaian Alat Uji Engine

    c. Mempersiapkan peralatan pengukur RPM dan thrust, dimana

    alat ukur thrust menggunakan timbangan gantung atau yang

    sering digunakan oleh pedagang buah untuk mengukur berat

    buah. Alat pengukur thrust disusun seperti gambar di bawah

    ini. Sebelum mengukur thrust timbangan buah diikat pada

    sebuah penyangga kayu atau besi yang kuat untuk menahan

    beban. Untuk mengukur RPM alat pengukur RPM didekatkan

    pada propeller pada saat engine menyala.

    Gambar 39. Rangkaian Alat Ukur Thrust

    d. Mempersiapkan bahan bakar yaitu bahan bakar ethanol dan

    methanol. Methanol yang dipakai adalah Nitromethan 35%

    Coolpower. Bahan bakar dicampur mulai dari methanol

  • 5/20/2018 21996056 Pemanfaatan Ethanol Dari Ketela

    29/36

    murni (bahan bakar aslinya tanpa campuran ethanol) sampai

    dengan campuran yang diinginkan. Sebagai contoh

    campuran adalah E10 yaitu campuran 10% ethanol.

    e. Engine pesawat dinyalakan dengan bahan bakar yang sudah

    disiapkan. Kemudian secara perlahan tuas radio-kontrol

    ditekan naik pada kondisi: posisi throttle idel; posisi throttle

    25%; posisi throttle 50%; posisi throttle 75%; dan posisi

    throttle penuh. Setelah itu dilakukan pengukuran RPM dan

    thrust dengan menggunakan alat ukur.

    f. Untuk mengetahui nilai thrust timbanglah engine dalam

    keadaan menyala (running) pada saat campuran bahan

    bakar yang diinginkan, kemudian lihatlah alat ukur dan tulis

    nilai yang tertera pada alat ukur tersebut. Dimana nilai thrust

    yang dihasilkan harus dikurangi berat pesawat sebelum

    engine dinyalakan. Saat engine digantungkan posisinya

    dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

    Gambar 40. Pengujian Thrust Pesawat Model Wing Dragon

  • 5/20/2018 21996056 Pemanfaatan Ethanol Dari Ketela

    30/36

    g. Mengetahui nilai RPM (Revolution Per Minute) yaitu dengan

    alat ukur tachometer yang didekatkan pada propeller pada

    saat engine manyala. Untuk posisi pengambilan data dapat

    dilihat pada gambar di bawah ini.

    Gambar 41. Pengujian RPM

    h. Lakukan percobaan berkali-kali dari no a-g untuk setiap

    campuran bahan bakar yang diinginkan.

    G. Pengolahan dan Analisis Data

    Pada penelitian ini diperoleh data-data sebagai berikut:

    Tabel 1: Data Hasil Pengujian

    Murni E5 E10Bukaan

    Throttle Thrust [N] RPM Thrust [N] RPM Thrust [N] RPM

    Idle 1,28 5820 1,77 8740 0,98 5670

    25% 3,43 13200 3,04 11850 2,65 1209050% 5,5 14430 3,83 13580 5,3 14920

    75% 8,14 16070 4,71 15330 6,77 15140

    100% 8,44 16620 9,52 17490 8,04 16920

  • 5/20/2018 21996056 Pemanfaatan Ethanol Dari Ketela

    31/36

    Lanjutan tabel 1

    E15 E20Bukaan

    Throttle Thrust [N] RPM Thrust [N] RPM

    Idle 1,67 8490 1,18 498025% 6,28 12450 3,53 13410

    50% 7,75 15810 5,7 14130

    75% 9,22 17040 7,75 16710

    100% 9,42 17310 9,61 17560

    Kemudian dibuat grafik thrust v.s bukaan throttle sebagai berikut:

    Grafik Thrust v.s. Bukaan Throttle

    0,6

    1,6

    2,6

    3,6

    4,6

    5,6

    6,6

    7,6

    8,6

    9,6

    10,6

    0 20 40 60 80 100

    Bukaan Throttle [%]

    Thrust[N]

    Murni

    E5

    E10

    E15

    E20

    Poly. (Murni)

    Poly. (E5)

    Poly. (E10)

    Poly. (E15)

    Poly. (E20)

    Gambar 42: Grafik Thrust versus Bukaan Throttle

    Grafik RPM v.s bukaan throttle adalah sebagai berikut:

  • 5/20/2018 21996056 Pemanfaatan Ethanol Dari Ketela

    32/36

    Grafik RPM v.s. Bukaan Throttle

    4000

    6000

    8000

    10000

    12000

    14000

    16000

    18000

    0 20 40 60 80 100

    Bukaan Throttle [%]

    RPM

    MurniE5

    E10

    E15

    E20

    Poly. (Murni)

    Poly. (E5)

    Poly. (E10)

    Poly. (E15)

    Poly. (E20)

    Gambar 43: Grafik RPM versus Bukaan Throttle

    H. Kesimpulan

    Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini antara lain:

    1. Dari grafik yang ditunjukkan pada gambar 42 dan 43 dapat ditarik

    kesimpulan bahwa komposisi E15 adalah yang terbaik karena untuk

    variasi bukaan throttle berapapun menghasilkan output yang lebih baik

    daripada komposisi murni maupun komposisi yang lain. Adapun model

    matematika engine OS Max 15LA-S dengan bahan bakar E15 adalah

    sebagai berikut:

    4,841561,1970869,1

    9172,11747,0001,0

    22

    2

    1

    ++=

    ++=

    xxy

    xxy

    Dimana, yB1Badalah thrust, yB2Badalah RPM, x adalah bukaan throttle.

    2. Diperlukan alat kontrol temperatur pada destilator sehingga temperatur

    tabung destilasi lebih konstan sehingga diharapkan akan diperoleh hasil

    yang diperoleh lebih baik.

    3. Perlu mengukur temperatur engine di dalam ruang bakar sehingga dapat

    dihitung efisiensi thermal engine OS Max 15LA-S dengan memanfaatkan

  • 5/20/2018 21996056 Pemanfaatan Ethanol Dari Ketela

    33/36

    biethanol. Dengan pengukuran ini maka kinerja engine dapat diamati dan

    dipelajari dengan lebih baik.

    I. Jadual Pelaksanaan

    Bulan ke-No. Jenis Kegiatan

    1 2 3 4 5 6

    1. Membuat Ethanol V V

    2. Pengujian pada engine OS MAX 15 LA-S V V V

    3. Analisis dan Kesimpulan V

    4. Pembuatan Laporan V

    J. Personalia Peneliti

    1. Nama Lengkap dan Gelar : Mohammad Ardi Cahyono, ST, MT

    2. NIDN : 0418037201

    3. Golongan / Pangkat : -

    4. Jabatan Fungsional : Asisten Ahli

    5. Jabatan Struktural : -

    6. Program Studi : Teknik Penerbangan

    7. Perguruan Tinggi : Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto

    8. Bidang Keahlian : Aeronautika (Teknik Penerbangan)

    9. Waktu untuk Kegiatan ini : 6 bulan

    K. Biaya Penelit ian

    Biaya penelitian ini adalah sebesar Rp.1.500.000,- (satu juta lima ratus

    ribu rupiah)dengan perincian sebagai berikut:

    No Kebutuhan Biaya

    1. Pembuatan Ethanol Rp. 500.000,-

    2. Pengujian pada Engine OS MAX

    15LA-S

    Rp. 900.000,-

    3. Pembuatan Laporan Rp. 100.000,-

    Total Biaya Kegiatan Rp. 1.500.000,-

  • 5/20/2018 21996056 Pemanfaatan Ethanol Dari Ketela

    34/36

    L. Daftar Pustaka

    1. Arismunandar, Wiranto, 2000, Penggerak Mula: Motor Bakar Torak,

    Penerbit ITB, Edisi kelima, cetakan kesatu, Bandung.

    2. Arends, BPM., dan Barendschot. H, 2000, Motor Bensin, Penerbit

    Erlangga, Jakarta

    3. BPPT, Kajian Lengkap Prospek Pemanfaatan Biodiesel dan Bioethanol

    pada Sektor Transportasi di Indonesia, 2005

    4. Cengel, Yunus A., dan Boles, Michael A, 1994, Thermodynamic: An

    Engineering Approach. Mc. Graw-Hill Inc., United State of America

    5. Daggett, Dave, Alternate Fuelled Aircraft, Boeing Product Development

    Commercial Airplanes, Seattle, 2006

    6. Indartono, Yuli: Bio-ethanol Alternatif Energi Terbarukan: Kajian

    Prestasi Mesin dan Implementasi di Lapangan,

    http:/www.energi.lipi.go.id

  • 5/20/2018 21996056 Pemanfaatan Ethanol Dari Ketela

    35/36

    RIWAYAT HIDUP KETUA PENELITI

    1. Nama Lengkap dan Gelar : Mohammad Ardi Cahyono, ST, MT

    2. NIDN : 0418037201

    3. Jenis Kelamin : Laki-laki

    4. Golongan / Pangkat : -

    5. Pendidikan : Sarjana Strata 2

    6. Bidang Keahlian : Aeronautika (Teknik Penerbangan)

    7. Jabatan Fungsional : Asisten Ahli

    8. Jabatan Struktural : -

    9. Fakultas/Jurusan : Teknik Penerbangan

    10. Instansi : Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto

    (STTA)

    11. Alamat :

    a. Alamat Kantor/Telp/Fax : Jl. Janti Blok R Lanud Adisutjipto,

    Yogyakarta

    Telp. (0274) 451262 Fax : (0274) 451265

    b. Alamat Rumah/Telp/Fax : Jl. Parangtritis, Salakan, no.140 RT 04

    Salakan, Bangunharjo, Sewon, Bantul

    Telp. 08170230343

    Pengalaman Meneliti :

    1. Perancangan Sistem Kendali Analog Proporsional pada Model

    Temperatur Ruangan, tahun 2006, didanai Kopertis DIY

    2. Perancangan Sistem Kendali Adaptif Model Following pada in-Flight

    Simulator N250 PA1 dengan menerapkan Teori Linier Kuadratik,

    Seminar Nasional Teknoin Universitas Islam Indonesia, tahun 2006

    (sertifikat)

    3. Pengembangan Aerowisata di Yogyakarta menggunakan Pesawat

    Ringan, Seminar Nasional Universitas Teknologi Yogyakarta, tahun

    2006 (sertifikat).

    4. Solusi Numerik Persamaan Blasius dengan Matlab Simulink,

    Seminar Nasional di Universitas Tarumanagara, tahun 2007

    (sertifikat)

  • 5/20/2018 21996056 Pemanfaatan Ethanol Dari Ketela

    36/36

    5. Solusi Numerik Persamaan Blasius dengan menerapkan Metode

    Runge-Kutta order keempat, Seminar Nasional di Universitar

    Sanata Dharma, 2007 (sertifikat)

    6. Pemodelan Sistem Hidrolik Penggerak Flap Pada pesawat KT1-B,

    Seminar Nasional Teknoin Universitas Islam Indonesia, tahun 2007

    (sertifikat)

    Lain-lain :

    Pernah bekerja di PT. Dirgantara Indonesia pada tahun 1998 sampai dengan

    2003 pada bidang Flight Simulation pada bagian Simulator Design &

    Integration. Buku yang pernah ditulis adalah Dasar-Dasar Mesin Turboprop.