17
Manajemen Perguruan Tinggi untuk Menghasilkan SDM Berkualitas Menghadapi Abad XXI Supardi Pendahuluan Pelaksanaan pembangunan nasional Indonesia ternyata telah mengha silkan kemajuan yang menggem- birakan. Keberhasilan ini ditandai oleh meningkatnya kesejahteraan umum, semakin cerdasnya kehidupan bangsa dan tetap terlindunginya segenap bangsa, serta kemampuan Indonesia dalam melaksana- kan penciptaan kondisi ketertiban dunia. Disisi lain, pelaksanaan pembangunan nasional sangat tergantung pada patlisipasi seluruh rakyat serta sikap mental, tekad dan semangat, ketaatan dan disiplin para penyelenggara. Hal inl berkalt dengan per- nyataan dan tekad bangsa Indonesia da lam mendudukan pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila, termasuk tekad dan semangat untuk melaksanakan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Dibalik berbagai keberhasilan pemba ngunan nasional harus diakui masih terda- pat permasalahan yang menghambat, mengganggu, dan bahkan mengancam ke- langsungan perkembangan pembangunan nasional di masa mendatang. Seperti ke- senjangan, kurang tingginya daya saing UNISIA NO. 33/XVIII/I/1997 bangsa, kemudian ekonomi biaya tinggi, sumber daya manusia. Dari berbagai kasus penyimpangan dalam penyelenggaraan pembangunan serta akibat yang ditimbul- kannya, lebih banyak disebabkan oleh ada- nya sikap mental dan perilaku individu manusianya dibanding sebagai akibat ka- rena sistem yang ada dan yang telah dise- pakati bersama. Oleh karena itu masalah pembinaan dan pengembangan sumber da ya manusia merupakan faktor yang sangat menentukan. Pengembangan sumber daya manusia (SDM) baik sebagai manusia individu mau- pun masyarakat dewasa ini merupakan tun- tutan yang tidak dapat dihindari. Arah pem bangunan jangka panjang kedua jelas me- rumuskan bahwa pertumbuhan ekonomi harus didukung oleh peningkatan produkti- vitas dan efisiensi serta SDM yang ber kualitas. Kualitas SDM harus disiapkan un tuk menghadapi berbagai tantangan, ken- dala dan sekaligus memanfaatkan peluang yang sedang dan akan terjadi pada era globalisasi dan memasuki abad ke XXI yang akan datang. Apalagi pada era globalisasi yang di- dorong oleh adanya kemajuan pesat di bi- 87

Supardi - Universitas Islam Indonesia

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Supardi - Universitas Islam Indonesia

Manajemen Perguruan Tinggi untukMenghasilkan SDM Berkualitas

Menghadapi Abad XXI

Supardi

Pendahuluan

Pelaksanaan pembangunan nasionalIndonesia ternyata telah menghasilkan kemajuan yang menggem-birakan. Keberhasilan ini ditandai

oleh meningkatnya kesejahteraan umum,semakin cerdasnya kehidupan bangsa dantetap terlindunginya segenap bangsa, sertakemampuan Indonesia dalam melaksana-kan penciptaan kondisi ketertiban dunia.

Di sisi lain, pelaksanaan pembangunannasional sangat tergantung pada patlisipasiseluruh rakyat serta sikap mental, tekaddan semangat, ketaatan dan disiplin parapenyelenggara. Hal inl berkalt dengan per-nyataan dan tekad bangsa Indonesia dalam mendudukan pembangunan nasionalsebagai pengamalan Pancasila, termasuktekad dan semangat untuk melaksanakanUUD 1945 secara murni dan konsekuen.

Di balik berbagai keberhasilan pembangunan nasional harus diakui masih terda-pat permasalahan yang menghambat,mengganggu, dan bahkan mengancam ke-langsungan perkembangan pembangunannasional di masa mendatang. Seperti ke-senjangan, kurang tingginya daya saing

UNISIA NO. 33/XVIII/I/1997

bangsa, kemudian ekonomi biaya tinggi,sumber daya manusia. Dari berbagai kasuspenyimpangan dalam penyelenggaraanpembangunan serta akibat yang ditimbul-kannya, lebih banyak disebabkan oleh ada-nya sikap mental dan perilaku individumanusianya dibanding sebagai akibat ka-rena sistem yang ada dan yang telah dise-pakati bersama. Oleh karena itu masalahpembinaan dan pengembangan sumber daya manusia merupakan faktor yang sangatmenentukan.

Pengembangan sumber daya manusia(SDM) baik sebagai manusia individu mau-pun masyarakat dewasa ini merupakan tun-tutan yang tidak dapat dihindari. Arah pembangunan jangka panjang kedua jelas me-rumuskan bahwa pertumbuhan ekonomiharus didukung oleh peningkatan produkti-vitas dan efisiensi serta SDM yang berkualitas. Kualitas SDM harus disiapkan untuk menghadapi berbagai tantangan, ken-dala dan sekaligus memanfaatkan peluangyang sedang dan akan terjadi pada eraglobalisasi dan memasuki abad ke XXIyang akan datang.

Apalagi pada era globalisasi yang di-dorong oleh adanya kemajuan pesat di bi-

87

Page 2: Supardi - Universitas Islam Indonesia

Topik: Manajemen Perguruan Tinggi untuk Menghasilkan SDM, Supardi

dang teknologi, terutama teknologi teleko-munikasi menyebabkan semakin derasnyaarus Informasi dengan segala dampaknya,baik berupa tantangan maupun peluangyang akan dihadapi dalam pelaksanaanpembangunan nasional. Era globalisasiakan dapat mempengaruhi stabilitas pembangunan, manakala SDM dan masyarakatIndonesia tidak mempersiapkan secara diniuntuk menghadapi dan memanfaatkan peluang yang terjadi/tersedia.

Kedudukan Perguruan tinggi sebagaisub sistem pendidikan nasional memilikitanggung jawab dan kewajiban yang besardan strategis dalam upaya mewujudkanSDM berkualitas yang memiliki wawasankebangsaan. Eksistensi dan peranan perguruan tinggi harus ditingkatkan sejalan dengan upaya peningkatan manusia dan ma-syarakatnya agar memiliki pendidikan danintegritas kebangsaan yang tinggi. Pendidikan telah mampu menghasilkan SDM,walaupun kesenjangan antara lulusan dengan dunia luar harus diakui masih terjadiapalagi menghadapi tantangan era globalisasi.

Sementara itu dari aspek wawasan kebangsaan secara umum perguruan tinggimasih menemukan kesenjangan antarayang diharapkan dengan realitas yangterjadi. Lulusan perguruan tinggi masih memiliki wawasan kebangsaan yang masihtipis atau rendah. Terbukti kasus-kasus danperistiwa yang terjadi di dalam kampus,antar kampus, maupun mahasiswa kampusdengan masyarakat.

Dari gambaran di atas, maka masalahyang dihadapi adalah manajamen perguruan tinggi yang bagaimana yang dapatmeiaksanakan tugas utama untuk dapatmengembangkan SDM berkualitas yangberwawasan kebangsaan. Perguruan tinggisebagai lembaga pendidikan dituntut memiliki kemampuan meiaksanakan tugas dengan suatu kebijaksanan dan strategi yang

88

dapat disusun, sehlngga secara optimaldapat mengembangkan SDM.

Kendala dan Peluang

Dalam pembinaan dan pengembangan-nya perguruan tinggi menghadapi berbagaikendala dan peluang sebagai akibat lang-sung maupun tidak langsung dari era globalisasi. Globalisasi yang memberikangambaran "kabur" terhadap batas-bataskewilayahan suatu negara, arus informasidan komunikasi yang sangat terbuka akanmemberikan dampak bagi pembinaan SDMbaik dari segi ideologi, politik, ekonomi.sosial budaya, pertahanan dan keamanan.

Adapun kendala yang dihadapi olehPerguruan Tinggi diantarannya:

Kendala

(a). Luasnya Wilayah Indonesia dan sifat-nya yang heterogen serta terdapatnyakesenjangan-kesenjangan di bidangpembangunan ekonomi, sosial, budaya, dan potensl sumber daya manu-sianya, dan juga kesenjangan kesem-patan dan pemerataan pendidikantinggi.

(b). Perguruan Tinggi belum memiliki stan-dar Internasional, juga kinerjanya sebagai pusat pengembangan Iptekmasih rendah. Perguruan tinggi belummampu dan siap menghadapi pasarglobal dan regional. Ini antara lain di-sebabkan oleh pendanaan (anggaran)pendidikan di Indonesia yang masihterbatas.

(c). Manajemen Perguruan Tinggi belumprofesional, sehingga masalah efisien-si perguruan tinggi belum tercapai dandianggap biayanya masih sangatmahal.

(d). Rendahnya kemampuan dan kewe-nangan akademiknya, akan mempe-

UNISIA NO. 33/XVni/I/1997

Page 3: Supardi - Universitas Islam Indonesia

Topik: Manajemen Perguruan Tinggi untuk Menghasilkan SDM, Supardi

ngaruhi peranan dan daya saing perguruan tinggi dalam era globalisasi kedepan.

(e). Pendapatan per kapita penduduk yangbelum mampu menjangkau peman-faatan pendidikan tinggi sebagai ciriefislensi pengelolaan perguruan tinggi.

Peluang

(a). Adanya otonomi dalam pengelolaanperguruan tinggi akan lebih fleksibeldalam menciptakan manajemen modern dan profesional.

(b). Persaingan memperoleh material input terbuka, balk input mahasiswadalam maupun mahasiswa luar negeri.

(c). Kemudahan mendapatkan tenaga pe-ngajar dari luar negeri yang bermutu.

(d). Pembuatan program studi, balk jalurprofesional maupun akademik lebih terbuka, sesuai kebutuhan pembangunandan dunia bisnis.

(e). Kesempatan menciptakan keunggulankompetitif lebih luas, baik dari sudut("performance") perguruan tinggimaupun lulusannya

(f). Masyarakat yang mengglobal semakinsadar akan pentlngnya pendidikantinggi dan mutunya, sehingga bukanpersoalan sebab yang penting mutupendidikan, pelayanan dan mutu lulusannya.

SDM Berkualitas yang diharapkan

Lulusan perguruan tinggi dewasa inisecara kuantitatif tinggi, mengingat setiaptahun mampu menghasilkan lulusansebesar 250.000 an dari PTN ,PTS dan inibelum termasuk PTA dan PTK.

Sementara dari sisi kualitas belum

dapat dikatakan memenuhi kualifikasi kebutuhan "user", baik dunia bisnis, kebutuhan wirausaha, maupun unit-unit organi-

UNISIA NO. 33/XVIII/J/1997

sasi pemakai lainnya.Data Biro Pusat Statistik menunjukkan

lulusan perguruan tinggi pada jenjang pendidikan Strata-1 (S-1) pada program studitertentu jumlah lulusan melebihi kebutuhanpara "user" dengan rata-rata kelebihan 43%.

Menaker Abdul Latif mengakui bahwatahun 1994 lulusan sarjana mencapai217.180 orang dan hanyaterserap ke pasarkerja sebanyak 75.470 sehingga tingkatpengangguran sarjana hasil lulusan perguruan tinggi sangat besar. Dirjen DiktiDepdikbud, menyatakan bahwa tingkat pengangguran lulusan perguruan tinggi adalahsebesar 10,98% untuk lulusan diploma dan13,51% untuk lulusan 8-1 atau rata-rata12,36% (data Supas 1995).

Kesenjangan tersebut tidak mutlakmenjadi tanggung jawab perguruan tinggi,namun tanggung jawab semua pihakter-utamajuga dunia usaha, birokrasi, manusiaterdidik sendiri serta masyarakat dalam artiluas. Rendahnya kualitas lulusan di sam-ping kurang sempurnanya lembaga pendidikan dan manusia, faktor-faktor lain yangdisebutkan di antaranya: (1) pemilihan program studi yang tidak tepat, (2) penguasa-an akademik dan ketrampllan yang tidaksepadan dengan lapangan pekerjaan, (3)kurikulum yang kurang dapat mengantlsi-pasi kebutuhan masyarakat, (4) kualitasdosen dan mahasiswa, serta (5) prosesbelajar mengajar ataupun faktor (6) kualitasperguruan tinggi asal lulusan yang ber-sangkutan.

Dari sisi wawasan kebangsaan ini "per-tanda" masih labildan rentannya wawasankebangsaan pada diri mahasiswa yangberarti juga lulusan perguruan tinggi. Be-berapa contoh kasus yang dapat disebutkan di antaranya: (1) terjadinya heroikdan patriotik "sempit" dikalangan mahasiswa dengan membela daerah ataupunkampus dalam berbagai even yang menim-bulkan perkelahian; (2) perkelahian antar

89

Page 4: Supardi - Universitas Islam Indonesia

Topik: Manajemen Perguruan Tinggi untuk Menghasilkan SDM, Supardi

mahasiswa baik antar kampus maupunantar fakultas dalam kampus; (3) merekayang menyalurkan aspirasinya melalui lem-baga diluar kampus yang cenderung "ber-benturan" dengan sistem yang ada dan da-pat menimbulkan "keresahan" masyarakat.

SDM Berkualitas Berwawasan

Kebangsaan

SDM berkualitas yang berwawasankebangsaan adalah manusia lulusan perguruan tinggi yang memillkl kemampuan aka-demik dan/atau profesional dan memllikiwawasan kebangsaan yaitu wawasan nu-santara.

.Sesuai dengan amanah dalam GBHN1993 dan Kebljakan PELITA VI mengenaltujuan pendidikan serta Peraturan Pemerln-tah No. 30 Tahun 1990 mengenal tujuanpendidikan tinggi kiranya dapat dirumuskanmanusia berkualitas berwawasan kebangsaan adalah manusia Indonesia yang memlliki kualitas nonfisik sebagal berlkut:

a. " Merhiliki kualitas spiritual, yaitu kualitas keim'anan dan ketaqwaah kepadaTuhan Yang Maha Esa. Kualitas Inl

• leblh pada menyangkut hubungan an-tara manusia dengan Penclptanyayaitu Tuhan yang Maha Esa.

b. -'Memlliki kualitas pribadi yang ber-hubungan dengan potensi dirinya. yaitu: kemampuan akademlk (kecer-dasan), kemampuan keprlbadian, ke-tangguhan, kemandlrian, tanggung ]a-

" wab dan keterampllan.0. Memllikl kualltas kebangsaan. Pendi

dikan nasional juga harus menumbuh-kan jlwa patriotik dan mempertebalrasa cinta tanah air, menlngkatkan se-mangat kebangsaan dan kesetlaka-wanan soslal serta kesadaran padasejarah bangsa dan sikap mengargaljasa para pahlawan, serta berorientasi

90

masa depan. Mereka rela dan amatmenyukai panggilan sebagal volunterisuntuk bekerja di pedalaman, demimemberl nilai tambah kesarjanaannyabagi bangsa dan negara. Merekamampu menyebarkan virus idiom global dalam setiap komunitasnya, agarproses "transformasi kultural", meski-pun dalam Intensitas yang sederhana,sudah dapat dimulai, seperti misalnya:mendorong hilangnya rasa kesukuanyang sempit, menampllkan model-model tim kerja dl llngkungannya dengan sistem rekrutmen anggota timdari berbagai suku/etnis sehlnggamemberikan dasar "persatuan dankesatuan" secara leblh dinl.

d. Memlliki kualitas kekaryaan. Kualitaskekaryaan dapat dilihat dari sislkemampuan disiplin, beretos kerja,profesional, produktif, mampu mene-rapkan dan merigembangkan sertamenclptakan IPTEK, mampu mengem-bangkan dan menyebarluaskanIPTEK, mampu menjadi "operator" bagi proses transformasi masyarakat,memillkl kebutuhan aktualisasi yangtinggi, membentuk masyarakat hausbelajar.

Manajemen Perguruan Tinggi yangdiharapkan

Komponen Pendidikan

a. Dosen

Mengajar bukan semata-mata datanguntuk ceramah di kelas, namun harus ber-peranan leblh besar dengan memperslap-kan bahan pengajaran, menggunakan tek-nologi pengajaran, dan yang leblh pentingadalah pembawa misi perubahan berslfatpeningkatan llmu pengetahuan dan tek-nologi (aspek kognltif), perubahan slkap-

UNISIA NO. 33/XVI1I/I/1997

Page 5: Supardi - Universitas Islam Indonesia

Topik: Manajemen Perguruan Tinggi untuk Menghasilkan SDM, Supardi

sikap (aspek afektif) dan perubahan ber-sifat perilaku (aspek sptkomotorik). Maha-siswa harus berubah menjadi manusia "ba-ru yang lebih" yang dapat dilihat dalamkapasitas kemampuan menghadapi tan-tangan dan tuntutan pembangunan dalamera globalisasi dan liberalisasi perdaganganini.

Kemampuan akademik dosen denganwujud jenjang pendidikan formal (S-2 danS-3) harus ditingkatkan. Kemampuan iniakan memberikan kuaiitas proses pendidikan, penelitian, dan program pengabdianpada masyarakat iebih tepat sasaran.

Kewenangan akademik (jabatan akademik) dosen harus tinggi agar dapat me-nunjukkan kuaiitas daiam kegiatan pendidi- •kan, penelitian dan karya iimiah serta kegiatan pengabdian kepada masyarakat.Kuaiitas yang demikian akan mampu menghasilkan manusia terdidik yang berkuaiitas.

Kemampuan metode pendidikan danpengajaran harus ditingkatkan. Metodik-de-daktik ini sangat diperiukan agar dosenmengerti tentang psikoiogi mengajar, metode pengajaran, penyiapan bahan pengajaran, metode evaiuasi hasii beiajar, tek-nologipengajaran dan sebagainya. Kemampuan Ini akan meningkatkan kuaiitas prosesbeiajar mengajar.

Dosen sebagai pendldik memiiiki peranmembawa misi pembangunan nasional dansosiaiisasi serta impiementasi wawasankebangsaan dikalangan perguruan tinggi(mahasiswa). Ini sangat penting untuk me-numbuhkan dan meningkatkan peran sertamasyarakat dalam pembangunan denganlandasan konseptuai wawasan kebangsaanyaitu wawasan nusantara. sehingga kera-wanan sosial, kesenjangan "ipoleksos-budhankam" dapat diperkecii.

Pemberdayaan peranan dosen mende-sak untuk dioptimalkan yaitu dengan memberikan deskripsi tugas dan peranan yanglebih dapat diimplementasikan. Dosen se-

UNISIA NO. 33/XVI1I/I/1997

cara penuh harus bekerja pada fungsi dantugasnya untuk mendidik/mengajar, meneiitiuntuk pengembangan iimu pengetahuan danteknoiogi dan pengabdian pada masyarakat.

b. Mahasiswa

Setiap perguruan tinggi dapat meningkatkan daya tampung mahasiswa tanpaharus menurunkan kuaiitas pendidikan dengan rambu-rambu, rasio dosen denganmahasiswa yang ditetapkan. Peningkatandaya tampung ini akan diteruskan sehinggaangka partisipasi kasar pada pendidikantinggi mencapai 25% pada akhir pembangunan jangka panjang ke ii.

Daiam rekruitmen mahasiswa (baru)perguruan tinggi dapat melakukan denganberbagai cara baik melalui test obyektf (sa-ringan masuk atau ujian masuk). programPeneiusuran Minat dan Kemampuan(PMDK), program pengembangan potensibakat dan prestasi caion mahasiswa, danyang iebih penting adaiah bagaimana men-jaring bibit daerah agar nuansa keindone-siaan memperoleh perhatian setiap perguruan tinggi. Sebagai saiah satu aiat men-ciptakan persatuan dan kesatuan sertapemerataan kesempatan pendidikan tinggi,maka peneiusuran potensi daerah sangatdiperiukan.

Jika periu diiakukan dengan perjanjiandan kerjasama dengan instansi terkalt agarprogram peneiusuran potensi daerah ini dapat diiakukan. Kerjasama sinergis antaraPT dengan Pemerintah Daerah dan ataudengan PT daerah akan menciptakan rasapersatuan dan kesatuan yang lebih mening-kat. Program ini di PIN sudah dapat ber-jaian, waiaupun beium secara terbuka. Pada perguruan tinggi swasta dapat disebut-kan misalnya UMI Ujung Pandang dan UilYogyakarta (menurut sepengetahuan pe-nuiis)

91

Page 6: Supardi - Universitas Islam Indonesia

Topik: Manajemen Perguruan Tinggi untuk Menghasilkan SDM, Supardi

Kepedulian dan disiplin mahasiswamengikuti program kurikuler dan ko kuri-kuler dapat ditingkatkan, agar penyerapanilmu pengetahuan dan teknologi, aspekafektif dan spikomotoris dalam proses be-lajar mengajar dapat dicapai atau diperolehsecara maksimal.

c. Kurikulum

Kurikulum nasional dewasa ini sedangdalam implementasi di perguruan tinggi.Namun demiklan implementasi kurikulumsegera memperoleh tindakan lanjutan yaituberupa penetapan sllabus perkullahan, agarstandard baku bahan pengajaran dapatdicapai. Keterlambatan masalah sllabus ini.juga akan menyebabkan tujuan pengem-bangan kurikulum nasional tidak tercapalsecara optimal, apalagi menuju standardpendidikan secara nasional.

Kurikulum yang telah ditetapkan bukanberarti ketetapan final, mengingat padaumumnya selama 5 tahunan akan dilaku-kan peninjauan kembali untuk melihat tan-tangan dan kebutuhan masyarakat danpembangunan. Oleh karena itu kurikulumyang akan datang diharapkan lebih mampumemberikan kualifikasi lulusan yang lebihtegas tentang aspek-aspek integritas wawa-san kebangsaan dengan wawasan nusan-tara dan ketahanan nasional dalam pembangunan nasional yang berkelanjutan, aspekkeilmuan sesuai dengan disiplin ilmu (program studi) dan pemenuhan kebutuhan masyarakat (pemakai) dalam pembangunanterutama masyarakat industrialis (duniausaha).

Integritas kebangsaan menjadi stra-tegis dalam menghadapi era globalisasidengan keterbukaan pada semua aspekkehidupan bangsa. Dengan tiada lag! ba-tas-batas wilayah secara nyata, akan sa-ling pengaruh mempengaruhi atau terkon-taminasi semua aspek kehidupan bangsa

92

baik poiitik, ekonomi, sosial budaya mau-pun pertahanan dan keamanan.

Sebuah ilustrasi misalnya, seorangpegawai pemerintah atau dosen ditugaskanbelajar di luar negeri, setelah selesai danmemperoleh gelar, mereka tidak mau be-kerja di pemerintahan akan tetapi di perusa-haan asing atau lebih parah lagi ia tidakkembali ke Indonesia tapi bekerja di luarnegeri dan devisa tidak masuk ke Indonesia. Inilah gambaran manusia Indonesia"yang memiliki integritas kebangsaan yangrendah.

Sisi lain juga dapat dilihat dari aspekhubungan antar kelompok masyarakat baiksecara etnis kedaerahan, suku, atau warnakulit dan sebagainya. Manakala para pe-serta didik tidak dibekali rasa kebangsaandalam bentuk wawasan nasional dan dok-

trin ketahanan nasional dikhawatirkan per-soalan kesenjangan, kedaerahan dan sebagainya dapat memicu perpecahan.

Selain itu kurikulum program studi baikmuatan nasional maupun muatan lokalharus mengacu pada relevasinya dengankebutuhan pasar tenaga kerja. Proporsi60% dan 40% antara kurikulum nasional

dengan kurkulum lokal dapat dipertahankandengan asumsi bahwa dalairi'-kurikulumnasional sudah termasuk drdalamnya kurikulum untuk aspek peningkatan integritaskebangsaan.

Pada sisi lain perlu dipertegas perbe-daan antara program pendidikan akademikdan program profesional. Selama ini masihnampak rancu, dan belum jelas arah pe-ngembangannya, sehingga kurikulumnya-pun belum mampu diwadahi. Seberapaprosentase kandungan praktis dan kan-dungan teoritiknya bagi program akademikdan berapa prosentase kandungan praktisdan teoritisnya pada program pendidikanprofesional. Belum lagi prosentase porsikurikulum nasionalnya dan kurikulum lokalpada program pendidikan profesional. Me-

UNISIA NO. 33/XVIII/I/1997

Page 7: Supardi - Universitas Islam Indonesia

Topik: Manajemen Perguruan Tinggi untuk Menghasilkan SDM, Supardi

nurut pendapat penulis, pada program pen-didikan profesiona! diharapkan 40% kan-dungan teoritiknya dan kandungan aspekintegritas kebangsaan dari total jumlahkurikulum yang ditetapkan. Sebesar 40%tersebut, semuanya merupakan kewe-nangan pusat atau merupakan kurikulumnasional, sedang sisanya merupakan kurikulum lokal dan bersifat praktek. Daripendidikan profesional ini lulusan perguruantinggi yang dapat diandalkan untuk "siappakai". Sementara program pendidikanakademik, merupakan lulusan perguruantinggi yang "siap dikembangkan" untukmenduduki tingkatan manajeria! menengahke atas dan atau studi lanjut. r.

Kurikulum yang mengandung muatanuntuk memenuhi tuntutan dan kebutuhan

era liberalisasi ekonomi dan perdaganganmenjadi sangat penting. Sebab diperlukandaya saing dan keunggulan kompetitifdalam industri dan perdagangan. Untukmemperoleh daya saing dan keunggulankompetitif, salah satu faktor adalah diperlukan sumber daya manusia yang memilikikemampuan kerja yang tinggi, profesionaldan sikap kewiraswastaan yang tinggi.Pengetahuan kewiraswastaan, etos kerjadan profesional, serta pengenalan duniakerja menjadi sebuah kebutuhan.

Peningkatan keglatan kemahasiswayang mendukung pencapaian tujuan pendidikan tinggi harus ditingkatkan. Berbagaiaktivitas yang tidak dapat dilakukan dandisusun dalam kurikulum maupun silabuspengajaran, dapat dilaksananakan melalulkeglatan atau pembinaan kemahasiswaan.

Kegiatan pengembangan dalam aspekpenalaran, pengembangan berfikir ilmiahmaupun ketrampilan dan kemampuan dalam melakukan kegiatan penelitian, menjadisangat penting. Usaha ini diharapkanmemberikan bekal berharga bagi ma-hasiswa terdidik di masa depan untukmampu mengelola sumber daya alam

UNISIA NO. 33/XVII1/I/1997

maupun sumber daya secara inovatif dankreatif serta dapat dipertanggungjawabkanyang sangat bermanfaat dalam. pembangu-nan.

Perguruan tinggi harus dikembangkandan diarahkan untuk mendidik mahasiswa

agar mampu meningkatkan daya penalaran,menguasai ilmu pengetahuan dan tek-nologi, berjiwa penuh pengabdian sertamemiliki rasa tanggungjawab yang besarte.rhadap masa depan bangsa dan negara.Sejalan dengan itu pengembangan ilmupengetahuan dan teknologi di llngkunganperguruan tinggi ditingkatkan melaliii penelitian sesuai dengan kebutuhan pemba-ngunan masa sekarang dan masa depan.

Perguruan tinggi dalam hal ini perlumenyediakan tenaga-tenaga pembimbingdan pembina kegiatan penelitian yang me-madai jumlah maupun kualitasnya, balkuntuk penelitian pemecahan masalah pem-bangunan maupun penelitian dalam rangkapenulisan tugas akhir (skripsi).

Kelengkapan laboratorium pendidikantinggi ditingkatkan dan kegiatan seminardan diskusi current issue dilakukan se

cara rutin. Bagi mahasiswa kegiatan sema-cam ini dapat memberi bekal yang kuatbagi pengembangan wawasan ke depansecara bertanggungjawab.

Sarana dan Prasarana

Setiap pendidikan tinggi dituntut mampu menyediakan sebuah kampus yanglengkap dengan gedung untuk kepentinganpendidikan, penelitian dan pengabdian ma-syarakat. Gedung administrasi dan pela-yanan masyarakat, perpustakaan, laboratorium yang lengkap, "student center", per-parkiran, prasarana dan sarana olah ragaserta perumahan para pegawai dan asramamahasiswa. Tuntutan kampus ini bukanhanya jumlah gedung dan lahan akan tetapilebih dari itu sebuah kampus yang lengkap

93

Page 8: Supardi - Universitas Islam Indonesia

Topik: Manajemen Perguruan Tinggi untuk Menghasilkan SDM, Supardi

dan berkembang secara terpadu. -ig,Di samping itu sarana dan prasarana~

pendidikan dapat dikembangkan dengarpmelengkapi dan meningkatkan alat-alatteknologi pendidikan/ pengajaran, teknologiinformasi dan komunlkasi global. Dengankelengkapan sarana dan prasarana terse-but maka kualitas pendidikan dapat diting-katkan, serta komunikasi iimiah di perguruan tinggi,dapat dikembangkan secaralebih maksimal.

Komponen Proses Pendidikan

a. Proses Beiajar Mengajar

Evaiuasi hasll studi mahasiswa selama

ini telah berjaian sebagaimana mestinya.baik evaiuasi akhir program studi maupunevaiuasi setiap semester dan pada jenjangsemester tertentu. Namun yang masihharus memperoieh perhatian adalah evaiuasi hasil studi. Ini mengingat bahwa evaiuasi hasil studi terutama evaiuasi hasil

studi pada setiap akhir semester, lebihbanyak ditentukan oieh hasii ujian tengahsemester maupun hasil ujian akhir semester. Evaiuasi belum banyak yang mem-berikan bobot tertentu terhadap aktivitasmahasiswa di dalam proses beiajar mengT*^ajar dan atau tugas-tugas yang diberikan-kepada mahasiswa, sehingga belum meng-ukur kemampuan mahasiswa yang se-benarnya.

Evaiuasi hasii studi ditingkatkan derngan memberlkanstandarisasi alat evaiuasiidan pembobotan terhadap hasii karya mahasiswa secara keseluruhan. Standarisasiditentukan berdasar muatan bahan kuiiah

bersifat kognitif, afektif maupun spikomo-torik serta pembobotan terhadap aktivitasyang diiakukan mahasiswa pada kurikuiumsetiap mate kuiiah.

Di samping ituyang harus memperoiehperhatian setiap perguruan tinggi adaiah

94

evaiuasi terhadap proses pendidikan danevaiuasi seteiah proses pendidikan diiak-sanakan. Masih sedikit perguruan tinggi(kaiau tidak dikatakan belum ada) yangimenyeienggarakan aktivitas evaiuasi pen-djdjkan ini dalam program kerja ataupunkeiembagaan. Evaiuasi ini untuk mengukurdan mengevaiuasi apakah proses beiajarmengajar telah berjaian dengan sempurnabaik pencapaian target kurikuium maupunsilabus perkuiiahan atau kualitas prosesbeiajar mengajar. Di samping itu jugaevaiuasi seteiah proses beiajar mengajardiseiesaikan apakah iuiusan (hasil pendidikan) telah terserap di dunia kerja secaracepat dan terserah secara relevan denganprogram studi iuiusan yang bersangkutan.

Hasil evaiuasi ini sangat berharga bagiperguruan tinggi sebagai upaya umpan ba-iik terhadap kebijaksanaan, strategi danprogram perguruan tinggi, agar perguruantinggi benar-benar mampu menghasilkanmanusia terdidik yang berwawasan ke-bangsaan yang terserap secara relevan dengan kebutuhan dan tantangan pemba-ngunan ke depan.

b. Penelltlan

Sebagai sebuah perguruan tinggi mem-punyai tugas memeiihara; mengembangkandan menemukan iimu pengetahuan dan teknologi. Tugas ini akan dapat teriaksanadengan baik manakala civitas akademi-kanya meiakukan suatu pengkajian danpeneiitian dengan baik. Perguruan tinggiharus mampu meiakukan peneiitian untukmemecahkan permasaiahan praktis maupun pengembangan iimu dalam upaya me-menuhi kebutuhan dan tuntutan pemba-ngunan. Hasii dari kegiatan ini secara si-muitan merupakan bahan yang sangatberharga bagi sebuah perguruan tinggi yaitudalam rangka mendukung pengembanganlebih ianjut pada peiaksanaan darma pen-

UNISIA NO. 33/XVIII/I/1997

Page 9: Supardi - Universitas Islam Indonesia

Topik: Manajemen Perguruan Tinggii'untuk Menghasilkan SDM, Supardi

didikan maupun darma pengabdian padamasyarakat.

Sejalan dengan hal itu perguruan tinggiharus mampu menghasilkan karya pene-litian untuk pengembangan IPTEK maupununtuk memecahkan masalah-masalah

yang dihadapi masyarakatnya dalam^pe-laksanaan pembangunan nasional. Usahaini dapat dllakukan dengan meningkatkankemampuan dan ketrampiian teriaga pe-neliti (dosen), penyediaan waktu dan danayang memadai dan yang lebih penting ada-lah pengembangan perilaku menjadi peri-laku akademik, Inovatif dan kreatif, sertasikap llmiah (skeptis, kritis dan analitis)pada seorang dosen dalam setiap kesem-patan.

Untuk memperoieh sinergi dalam ke-glatan penelitian pada kerja sama antarInstitusI penelitian dan pengembanganmaupun pengkajian sangat diperlukan.Efektivitas dan efistensi kegiatan penelitianharus ditingkatkan, dengan melakukan per-tukaran dan pengembangan informasi penelitian di kalangan lembaga pendidikandengan lembaga penelitian dan pengembangan setiap departemen maupun nondepartemen. Dunia usaha dapat beker-jasama dengan saiing menguntungkan dengan perguruan tinggi agar diperoleh hasilpenelitian dan pengembangan produk danjasa dengan investasi yang lebih murahdan efisien serta tercapai sinergis antaralembaga pendidikan tinggi dengan duniausaha dapat tercipta dengan saiing mendu-kung kebutuhannya masing-maslng.

Koordinasi, kerjasama dan sinkronisasinasional terhadap kelembagaan dan kegiatan penelitian perlu dilakukan agar dalamaplikasi program dapat saiing memilikisa-saran dan spesialisasi serta kedalamandalam pengkajian lebih dapat dioptimalkandengan saiing memberi dan menerima antara lembaga penelitian dan pengembanganyang ada, baik yang berada dl perguruan

VNISIA NO. 33/XV111/I/1997

tinggi maupun di departemen, non departemen dan dunia usaha. Dengan demikian'hasildapat maksimal dengan inventasi danpembiayan yang dapat ditekan.

c. Pengabdian pada Masyarakat

Disini peran Civitas akademika (dosen,mahasiswa) harus menjadi pionirdan peng-gerak pembangunan masyarakat sekitar-nya, baik melalui program pelatihan, pe-mecahan masalah pembangunan, inovasi-inovasi untuk kemajuan, memberikan motl-vasi berswadaya dalam pembangunan, program Kuliah Kerja Nyata, dan lain sebagai-nya.

Program pengabdian pada masyarakathendaknya dilakukan bukan saja berman-faat bagi masyarakat akan tetapl jugabermanfaat bagi pergufuan tingginya, sertalebih-lebih bagi mahasiswadan dosen yangbersangkutan. Bagi mahasiswa dan dosenakan lebih tertanam pengertian dan pe-mahaman terhadap art! pembangunan nasional, integritas kebangsaan, kesetia-kawanan sosialdan nilai-nilai budaya bang-sa, sehingga akan tercipta Sumber DayaManusia yang memiliki wawasan kebangsaan yang dalam.

Program KKN hendaknya diperluasmenuju sasaran wilayah antar propinsi danjikalau perlu mendampingi program inpresdesa tertinggal. Wawasan nasional bagi dosen dan mahasiswa harus lebih ditanamkanyang bertujuan pada peningkatan rasapersatuan dan kesatuan bangsa.

Program lain yang dapat dikembang-kan dalam rangka pemblnaan civitas akademikaadalah program peninjauan obyekpenting dan strategis (POPS). Program inisangat mendukung upaya peningkatanpengetahuan, pengertian dan pemahamanarti pembangunan tersebut dalam kaitanjuga pemantapan integritas kebangsaancivitas akademika.

9S

Page 10: Supardi - Universitas Islam Indonesia

Topik: Manajemen Perguruan Tinggi untuk Menghasilkan SDM, Supardi

Kelembagaan

Perguruan tinggi harus mampu dikelolasecara "profesional tanpa komerslal". Artl-nya manajemen modern dapat diaplikasiagar memperoieh pelayanan dan keglatantri darma perguruan tinggi yang efektif danefisien. JadI sasarannya bukan keuntunganmaksimum akan tetapi pelayanan dan kuali-tas pendidikan yang maksimum. Dengansarana dan prasarana teknologi yang lebihmodern akan diperoleh proses manajemenyang lebih cepat, tepal, bermutu dan dapatdipertanggungjawabkan.

Organisasi perguruan tinggi tetap dapatmengacu pada PP 301990 tentang Pergu-

•an Tinggi yang disesuaikan dengan ke-Dutuhan perguruan tingginya. Yang diper-iukan dalam pengembangan perguruantinggi secara manajerial dan organisatorisadalah otonomi pengeioiaan perguruantinggi.

Secara lebih khusus pembinaanterhadap PIS, diperlukan standarisasi hu-bungan dan mekanisme organisasi antarayayasan penyeienggara/pendiri denganbadan pelaksana harian (BPH) yayasanserta dengan pimpinan PIS sangat diperlukan. Untuk menghadapi "persaingan"pengeioiaan PIS ke depan akan sangatterganggu kaiau masalah ini tidak diseie-saikan, sehingga perguruan tingi yang diha-rapkan iebih memiklrkan pengeioiaan danpeiaksanaan tri darma secara lebih ber-kualitas dan diharapkan tidak tergangguoieh persoaian-persoaian kiasik yaltu ber-benturan dengan yayasan penyelenggaradengan pimpinan PTS.

Hal lain yang tidak kaiah pentingnyadengan pengembangan dan pembinaanPTS adaiah mengenai sumber dana.

Kebijaksanaan dan Strategi

Daiam rangka peningkatan perananperguruan tinggi dalam pengembangan

96

SDM berwawasan kebangsaan, makadiperlukan kebijaksanaan dan strategi yangdapat diiakukan atau diambii balk oieh danpada tingkat pemerintah (supra struktur),yayasan penyelenggara perguruan tinggi,maupun pimpinan perguruan tinggi (sebagalinfra struktur) sesuai dengan kewenangan,fungsi dan tanggung jawab seperti modelsistem penyeienggaraan pendidikan tinggiyang dikeiuarkan Dirjen Dikti Depdikbud.

Pemerintah daiam hai ini adalah Depar-temen Pendidikan dan Kebudayaan c/q Di-rektorat Jederai Pendidikan selaku pembi-na dan sekaiigus penyelenggara perguruantinggi dan Departemen yang lain yang ter-kait dan terutama sebagai penyelenggaraperguruan tinggi. Sementara itu yayasanpenyelenggara perguruan tinggi dan pimpinan perguruan tinggi dapat menetapkankebijaksanaan dan strategi peningkatanperanan perguruan tingginya.

Kebijaksanaan

Daiam rangka peningkatan manajemenperguruan tinggi agar lebih mampu dalammengembangkan SDM berkuaiitas berwawasan kenbangsaan terutama dalammenghadapi abad XXi, diperlukan kebijak-saan utama yaitu: penataan dan pember-dayaan

a. Penataan

Kebijaksanaan ini untuk menciptakankondisi perguruan tinggi yang dapat mem-berikan suasanayang mampu memberikanpeningkatan kinerja penyeienggaraan pendidikan tinggi. Di samping kebijaksanaanberkaitan erat dengan peningkatan kualltas,kuantitas, efisiensi dan produktivitas kom-ponen pendidikan, proses pendidikan'dankelembagaan.

UNISIA NO. 33/XVIII/I/1997

Page 11: Supardi - Universitas Islam Indonesia

Topik; Manajemen Perguruan Tinggi untuk Menghasilkan SDM, Supardi

b. Pemberdayaan

Pemberdayaan dimaksudkan untuk pe-ningkatan kualltas dan kuantitas serta pe-manfaatan komponen pendldlkan, prosespendidikan dan kelembagaan agar diperolehefisiensi dan produktivitas perguruan tinggi.

' Dengan kedua kebijaksanaan tersebutdiharapkan perguruan tinggi mampu menghasilkan SDM berkualitas berwawasan

kebangsaan secara optimal.

Strategi dan Upaya

Untuk mewujudkan kedua kebijaksanaan tersebut beberapa strategi dan upayayang dapat dilakukan di antaranya sebagalberikut.

a). Peningkatan Peranan Dosen

(1). Reorientasi peranan dosen ini sebuahtuntutan yang mendesak agar pendidikan dan hasii pendidikan di Indonesia tidak ketinggaian dengan negaralain. Disadari bahwa kemampuandosen dilihat darl sisi kemampuan aka-demik maupun kewenangan akademikmasih rendah. Keadaan ini "diperparah"lagi oleh kenyataan bahwa para dosenyang memiiiki kemampuan dan/ataukewenangan akademik yang cukuptinggi banyak "dikaryakan" pada biro-krasi maupun pada institusi bisnis.Dengan demikian kesempatan atauwaktu untuk mengajar dan meneiiti sa-ngat rendah dan akhirnya peranannyadigantikan oleh dosen yunior lagi.

(2). Kewenangan akademik dan kemampuan akademik harus diklarifikasi po-sisinya dalam mengukur mutu dosen.Harus jelas dan yang lebih pentingatau prioritas yang mana antara ja-batan akademik dengan tingkatanstrata pendidikan (geiar). Pengem-bangan dosen, baik dari sisi kewe

UNISIA NO. 33/XVI11/I/J997

nangan maupun kemampuan akademikharus ditingkatkan.

(3). Peningkatan mutu dosen, tentu sajaharus simuitan dengan peningkatan ke-sejahteraannya, karena bagaimanapunjuga jika dosen masih hidup "marjinai"maka dosen akan "terganggu". Merekaakan dapat meninggaikan tugas utama(paling tidak mengurangi intensitas)akan mencari aiternatif pekerjaan Iain

. di iuar/di instansi iainnya. Pendapatandan kesejahteraan dosen ditingkatkanagar mencapai biaya hidup layak bagidosen yang memiiiki kewenangan dan/atau kemampuan akademik tertentu.

(4). Pemberian penghargaan baik yangbersifat matenai maupun non materialbagi dosen yang sangat berprestasidalam meiaksanakan tri darma perguruan tinggi, dan terutama yang mampumenghasilkan karya ilmu pengetahuandan teknologi yang bermanfaat bagipembangunan nasional.

(5). Debirokratisasi mekanisme dan pro-sedur perolehan jabatan akademik se-bagai tingkat kewenangan akademikseseorang dosen dapat segera ter-wujud. Kelancaran mekanisme danprosedur akan memberikan dorongankuat bagi dosen untuk mengurus ataumengajukan perolehan dan atau peningkatan jabatan akademik.

(6). Disediakan anggaran penelitian yangmemadai agar dosen mau, senang dantermotivasi melakukan kegiatan penelitian baik dalam rangka pengembang-an. penemuan ilmu pengetahuan danteknologi baru maupun penelitian dalam rangka pemecahan masalah prak-tis yang diperlukan masyarakat danpembangunan nasional.

b). Kurlkuium

(1), Kurlkuium hendaknya selaiu ditinjausecara perlodik dalam kurun waktu

97

Page 12: Supardi - Universitas Islam Indonesia

Topik; Manajemen Perguruan Tinggi untuk Menghasilkan SDM, Supardi

maksimal 5 tahun. Inl dimaksudkan

agar pendidikan tinggi mampu fleksibelmenjawab kebutuhan jaman, temtamadi bidang ekonomi dan bisnis dengankecepatan perkembangan yang sangattinggi.

(2). Kurikulum disusun berdasar kebutuhanmuatan integritas kebangsaan danmuatan keilmuan program studi yangditetapkan secara nasional dan muatan kebutuhan giobalisasi diserahkanpada otonomi perguruan tinggi.

(3). Penataan dan pemilihan kurikulumpendidikan Akademik dan pendidikanProfesiona! harus segera ditetapkanagar jelas perbedaan dalam penyeleng-garaan pendidikan akademik dan pendidikan profesiona!.

(4). Penyusunan kurikulum melibatkan un-sur-unsur dari PTN, PTS, Depnakerdan KADIN.

(5). Khusus" bagi PTS, maka mata ujiannegara bagi PTS ditetapkan secaranasional, mata kuiiah (oka! tidak periudiujikan dalam ujian negara, agar flek-sibiiitas penyusunan KURLOK dapatdirasakan manfaatnya.

(6). Proporsi muatan teoritik dan muatanpraktek (laboratorium, ketrampiiandsbnya) bagi program akademik harusjelas 70% teoritik dan 30 praktek,misalnya. Sementara itu pada programprofesiona! ditetapkan 40% teori dan60% praktek.

(7).' Mata kuiiah dasar umum perlu diting-• katkan jumlah dan intensitas pendi

dikan. Ditinjau dan dikembangkan mata kuiiah MKDU yaitu Agama, Panca-sila, Kewiraan, IBD, IAD menjadi Agama, Pancasila, Wawasan Nusantara/

Bela Negara dan Ketahanan Nasional.

c). Mahasiswa

(1). Daya tampung perguruan tinggi harusditingkatkan balk di PTN maupun

98

PTS, agarpemerataan perguruan tinggi dapat diwujudkan. Angka partisipasikasar (APK) dapat ditingkatkan dansasaran APK 25% pada akhir PJP IIdapat tercapai.

(2). Rekrutmen mahasiswa di perguruantinggi harus memperhatikan dan mem-berikan kesempatan bagi calon pesertadidik yang berprestasi ,yang berasaldari keluarga yang kurahg mampu,penyandang cacat, bertempat tinggaldi daerah (kesempatan bagi wawasankelndonesiaan) dan dalam rangkapemblnaan atiet nasional sesuai dengan amanah GBHN 1993.

(3). Peningkatan mutu aktivitas kemaha-siswaan, baik bersifat kurikuler dan

maupun co-kurikuler harus mampumengembangkan dan meningkatkanwawasan kebangsaan, kegiatan peneli-tian dan pengabdian masyarakat untukmeningkatkan integritas pendidikandan wawasan kebangsaannya.

(4). Program "transmigrasi mahasiswa"atau dengan bahasa lebih halus adalahpertukaran mahasiswa antar perguruantinggi terutama perguruan tinggi antarpulau.

(5). Pola beasiswa dapat ditingkatkan dandiberikan ketetapannya kepada anakdidik di SMA kelas III yang berprestasi, strategi ini dipergunakan agaranak didik yang akan iulus SMA dapatmemastikan dlri dapat membiayai untuk studi di perguruan tinggi denganjaminan adanya beasiswa (terutamabeasiswa dari pemerintah dan Super-semar atau GN, OTA). Pemberian beasiswa juga berlaku bagi calon pesertadidik dari daerah untuk studi di daerah

lain.

(6). Pemberian muatan wawasan kebangsaan kepada mahasiswa dilakukanpada awal mahasiswa mengikuti kuiiah, dipertengahan masa studi maha-

UNISIA NO. 33/XVIII/I/1997

Page 13: Supardi - Universitas Islam Indonesia

Topik: Manajemen Perguruan Tinggi untuk Menghasilkan SDM, Supardi

siswa dan pemanfaatannya di masaterakhir mahaslswa akan menyelesai-kan studi di perguruan tinggi.

(7). Pengembangan peneiitlan dan pe-nulisan karya iimiah serta ketrampilanpraktis ditingkatkan dengan mening-katkan peranan dosen seiaku pem-bimbing akademik mahaslswa.

d). Sarana dan Prasarana

(1). Pengadaan sarana dan prasarana pen-didikan (laboratorium, perpustakaan,pusat bahasa dsbnya) harus dilakukanagar mampu mendukung proses be-lajar yang mampu menghasilkan lu-lusan berkualitas terutama berkaitan

dengan aspek spikomotorik dan peng-alaman praktik kerja. Sarana dan prasarana praktek kerja ini sangat diperlu-kan untuk mengantisipasi kebutuhanSDM pada era industriaiisasi dan iibe-ralisasi perdagangan.

(2) Pengadaan sarana pendidikan denganteknologi "canggih" sesuai dengan per-kembangan dan kemajuan teknologiinformasi dan komunikasi dewasa ini.

Di masa depan metode pendidikan dengan teknologi "canggih" menjadi"trend" persaingan penyelenggaraanpendidikan tinggi, misalnya pendidikanjarak jauh baik menggunakan barangcetakan maupun internet, "teieconfer-ence" dan sebagainya.

(3). Pemberian ruang dan waktu mahaslswa untuk berkreasi, berinovasi sesuai dengan minat dan bakat sertakemampuan manajerial lainnya.

e). Proses Belajar Mengajar (PBM)

(1). Peningkatan kualitas PBM harus terusdilakukan, baik tatap muka dosen mahaslswa, tugas mandiri, pencapalan

UNISIA NO. 33/XVIII/I/1997

silabus kurikulum, praktek laborat serta evaluasi studi mahaslswa.

(2). Mengembangkan teknologi pengajaranyang efektif dan efisien. Alat peraga,pembahasan kasus sesuai dengandisiplin keiimuan masingrmasing program studi, penggunaan dan peman-faatan teknologi informasi dan komunikasi menjadi sangat penting danmendesak. Pemerlntah harus mem-

• berikan apresiasi terhadap masalahini, mengingattuntutan dan tantanganke depan harus diantisipasi secarakritis.

(3). Dalam rangka penyiapan SDM berkualitas pada abad XXI, suka dan tidaksuka kita harus mampu "bersaing" dengan SDM dari negaria lain! SDM ne-gara lain telah banyak menyiapkan dirisejak dinidengan kemarhpuan penge-tahuan, ketrampilan dan pen'guasaanbahasa asing (Inggris misalnya) sertaadaptasi dengan lingku'ngan kerja.Perguruan tinggi dan pemerlntah harusmengapresiasi usaha-usaha mencipta-kan unggulan pendidikan tinggi baikmelalui kuliah berbahasa asing, kuliahpraktek kerja maupun bentuk kelasinternasional.

(4). Budaya baca dan peningkatan kemampuan berbahasa Indonesia danasing dikembangkan dan ditingkatkansecara makslmal dan jikalau mungkindiwajibkan.

(5). Pengadaan dan pemanfaatan saranadan prasarana pendidikan (laboratorium, perpustakaan, pusat bahasa dansebagainya) dilakukan secara optimal,sehingga aspek-aspek kognitif, afektifdan psikomotorik dalam pendidikan da-pat diperoleh mahasiswa secara makslmal.

(6). Kehadiran dosen dan mahasiswa dalam kuliah dilaksanakan dengan pemanfaatan disiplin absensi, dengan

99

Page 14: Supardi - Universitas Islam Indonesia

Topik: Manajemen Perguruan Tinggi untuk Menghasilkan SDM, Supardi

masing-masing memiliki konsekuensibaik bagi dosen maupun bagi maha-siswa.

(7). Peningkatan pemanfaatan sarana danprasarana pendidikan {laboratorium/pu-sat bahasa dan fasilitas lainya) untukmenyelenggarakan penataran/ kursusdan sejenisnya untuk meningkatkan

' kognisi, afektif dan spikomotorik maha-^siswa dan masyarakat.

- Penelltian dan Pengabdianpada Masyarakat

(1). kegiatan dananggaran penelitian dan•" •pengabdian di tingkatkari dan menga-

jak peran serta dunia usaha daiam• program riset bersama dan riset ung-

gulan untuk menentukan konsep, pe-- laksanaan, dan alat evaluasi.

(2)". Pusat Ihformasi has!! Riset dan Pe-ngembangan Nasional perlu diwujud-kan sebagai upaya koordinasi, sinkro-nisasi dan transformasi serta mobili-

sasi IPTEK.

(3). Perlaksanaan KKN dan KKU ditingkat-kan dengan bekerja sama denganDunia Usaha dan lapangan pekerjaanlainnya.

(4). Pembinaan metodologi dan kegiatanpenelitian bagi mahasiswa dan dosendilakukan secara terus menerus dan

berjenjang.(5). Dilaksanakan standarisasi hasil karya

dosen daiam penelitian dan karya 11-miah, misal bahwa selama 1 tahunseorang dosen harus meneliti dan me-nulis di jurnai llmiah minimal sekianpeneiitian/jurnal.

(6). Pengabdian masyarakat dilaksanakanbaik mengacu kebutuhan pembangun-an misalnya bentuk KKN, dan kebutuhan wawasan dunia kerja dengankerja praktek atau magang dan bilamemungkinkan diselenggarakan penin-

100

jauan obyek penting.(7). Program pembinaan generasi muda

(pemuda) yang tidak mampu ataudapat memasuki dunia perguruan tinggi sangat strategis baik bagi pelak-sanaan pembangunan maupun meng-hlndari kesenjangan diantara generasimuda (mahasiswa dan pemuda). Dengan demikian program penataran generasi muda di kampus menjadi sangat penting.

(8). Kesempatan generasi muda masukkampus daiam bentuk berbagai penataran dan atau kursus sesuai de

ngan kebutuhan generasi muda yangbelum mengenyam pendidikan di perguruan tinggi.

Kelembagaan

(1). Pembinaan perguruan tinggi perlu koordinasi secara sinergis antara Dep-dikbud dengan Dapnaker daiam bentukantara lain; penataan jenis pendidikandan latihan yang memungkinkan terjadipembinaan tunggal dan efisiensi in-vestasi daiam pendidikan. Pendidikanprofesional daiam bentuk latihan kerjadan kursus yang selama ini dibina olehDepnaker dapat dibina oleh Depdikbuddengan program Diploma dan atauPoliteknik.

(2). Otonomi pengelolaan perguruan tinggisegera diimplemantasikan agar efisiensi penyelenggaraan pendidikan tinggidapat lebih meningkat. Otonomi tidaksaja perlu hanya di bidang akademik,akan tetapi juga pengelolaan dana dansumber daya lainnya. Dehgan otonomiperguruan tinggi akan mengurangi anggaran pemerintah yang dapat dipergu-nakan untuk program iptek yang lainnya, dan peran serta masyarakat dandunia usaha dapat ditingkatkan daiampeningkatan peranan perguruan tinggi.

UNISIA NO. 33/XVI1I/I/1997

Page 15: Supardi - Universitas Islam Indonesia

Topik: Manajemen Perguruan Tinggi untuk Menghasilkan SDM, Supardi

(3). Badan Akreditasi Nasional diperluasruang lirigkup kerjanya, menambahpersonalia anggota dan staf adminis-"jsI maupun Satgas-satgas dan Pok-

; i-pokjanya untuk menjangkau akreditasi semua perguruan tinggi baik

- PTN,PTA,PTK maupun PTS.(4). Agar diperoleh manajemen dan pe-

layanan pendidikan tinggi secara pro-fesional, maka rekruitmen pimpinanperguruan tinggi tidak.saja mendasar-kan pada kewenangan dan atau ke-mampuan akademik dosen akan te-tapi diperlukan persyaratan manajerial.Kemampuan manajerial ini dapat diperoleh dari pengalaman memimpindan atau dilakukan pendidikan atausekolah yang diselenggarakan untukitu, baik oleh pemerintah maupun perguruan tingginya masing-maslng.

(5). Secara khusus bagi penyelenggaraanPTS, maka beberapa strategi danupaya yang perlu dilakukan dalamrangka penataan kelembagaan dian-taranya: (a) pengembangan programpenggalian dana (fund raising) denganmemberikan kesempatan YayasanPenyelenggara PTS (YP-PTS) dapatmelakukan investasi bisnis langsungdan oleh karena itu perlu adanya Un-dang-Undang tentang Yayasan ter-utama yang mengatur tentang YP-PTStersebut; (b) perlu adanya keluwesanbagI PTS untuk dapat membentukstruktur organisasi yang lebih efektif,efisien dan sinergis yang kesemua-nya tidak harus seperti yang tercantumdalam PP/30 Tahun 1990; (3) hu-bungan antara YP-PTS, BP-PTS danPimpinan PTS harus dilakukan stan-darisasi agar energi masing-masingkelembagaan tersebut dapat dipergu-nakan untuk menentukan kebijakansesual dengan kedudukan, fungsi dantugasnya masing-masing, sehingga

UNISIA NO. 33/XVII1/I/1997

terjauhkan dari adanya miss-management.

(6). Secara bersama-sama dibicarakan antara Depnaker dan Depdikbud. Penataan Perguruan Tinggi ini baik me-nyangkut perijinan dan fasilitas latihanyang ada di Depnaker dapat digunakanoleh Depdikbud untuk mendukung program diploma di politeknik.

Keslmpulan

a. Pada unsur-unsur pokok penyelenggaraan (manajemen) perguruan tinggiyaitu dosen, mahaslswa, kurikulum,proses belajar mengajar, penelitian danpengabdian pada masyarakat sertakelembagaan perguruan tinggi masihharus ditingkatkan dapat mewujudkanSDM berkualitas berwawasan kebang-saan secara optimal. Hal ini dapat di-lihat dari kuantitas dan kualitas lulusan

perguruan tinggi, kaitannya denganlapangan pekerjaan sikap dan tata lakuyang diamati kaitannya dengan ma-nusia dan masyarakat yang diharap-kan.

b. SDM berkualitas yang berwawasan ke-bangsaan yang diharapkan menjadi ke-luaran perguruan tinggi adalah memllikikualifikasi minimal. Kualifikasi tersebut

adalah kualitas spiritual, kualitas^pri-badi, kualitas kebangsaan dan kualitaskekaryaan.

c. Dengan memperhatikan kebutuhankualifikasi SDM pada era abad XXI,maka kebijaksanaan dalam rangka pe-ningkatan manajemen perguruan tinggiyang dapat dilakukan adalah penataandan pemberdayaan. Penataan danpemberdayaan melalui peningkatanperanan dosen, mahaslswa, kurikulum, sarana dan prasarana, prosesbelajar mengajar, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat serta ke-

101

Page 16: Supardi - Universitas Islam Indonesia

Topik: Manajemen Perguruan Tinggi untuk Menghasilkan SDM, Supardi

(embagaan sebagai wahana utamapenyelenggaraan pendldikan tinggi.

d. Kebijaksanaan dan strategi yang sa-ngat menentukan peranan perguruantinggi dan menjadi prioritas adalah manajemen dan pembinaan perguruantinggi, peranan dosen, mahasiswa dankurikulum. •

Daftar Pustaka

Adjiwan, 1995, Reran Tradisi dan Disiplinuntuk mengakar Nilai-Nilai WawasanNusantara, TASKAP KSA-V, Lem-hannas Jakarta.

Bambang Soehendro, 1966, KerangkaPengembangan Pendidikan TinggiJangka Panjang: 1996-2005, Dirjen.Diktl.Dikbud., Jakarta.

B.P.7 Pusat, 1994, Bahan Penataran P-4dan Garis-Garis Besar Haluan Ne-

gara, Jakarta.B.P.7 Pusat, 1995, Undang-Undang Dasar,

Pedoman Penghayatan dan Peng-alaman Pancasila, Garis-Garis Besar Haluan Negara, Jakarta.

Departemen Pendidikan dan KebudayaanRl, 1990, Peraturan Pemerintah RlNo, 30/1990 tentang PendidikanTinggi Depdikbud, Jakarta.

Departemen Pendidikan dan KebudayaanRl, 1996, Informasi DIrektur PTS,Rapim PTN - Kopertis Seluruh Indonesia, tanggal 24 - 25 Mel 1996,Dirjen DIktl Depdikbud, Jakarta.

H.A.R. Tilaar, 1966, Pendidikan Tinggi diIndonesia Dewasa ini Menghadapitantangan AbadXXI, Seminar Mem-persiapkan Mutu Pendidikan TinggiMenjua Kualltas Gkcbal, UniversitasMerdeka Malang.

Joetata Hadlhardaja, 1996, Profesionalismedalam Pengelolaan PTS, DIrekturPerguruan Tinggi Swasta, Dirjen.

102

Dikti, Depdikbud, Jakarta.Kopertis Wllayah V DIY, 1997, Laporan

Tengah Tahunan Kopertis V Tahun1996/1997, Yogyakarta., Himpunan Keputusan Menteri tentang Kurikulum Nasional ProgramSarjana, Yogyakarta.

Lembaga Ketahanan Nasional 1991, Pedoman Penyusunan Taskap, Jakarta.

Lembaga Ketahanan Nasional 1997,Bahan-bahan SUSPIM PTSI-I

LEMHANNAS, Jakarta.Moetojib, 1994, "Sistem Manajemen Pen

didikan dan Latihan dalam rangkaMemperoieh Sumber Daya Manusiayang profesional', Majalah Komuni-kasi dan Informasi Ketahanan Nasio

nal, No. 60, Lemhanas, Jakarta.PT. Kreasi Jaya Utama, 1989, Undang-

Undang Sistem Pendidikan Nasional,Jakarta.

Syahrir. 1995, Peran Generasi Muda dalamMengimplementasikan WawasanNusantara, TASKAP KRA-XXVIII,Lemhannas, Jakarta.

Rachmad Wahab, 1996, Kualltas Pendidikan Persekolahan: Harapan Ke-nyataan dan Tantangan, SeminarIKIP, Yogyakarta.

Tim Lembaga Penelitian, 1996, KondisiPerguruan Tinggi Indonesia Me-nyongsong Globalisasi: BeberapaTemuan Penelitian, Seminar Mem-perslapkan Mutu Pendidikan TinggiMenjua Kualltas Global, UniversitasMerdeka Malang.

Tim Penyusun, 1995, Sistem PendidikanTinggi di Indonesia: Bahan Penataran P-4, Yayasan Swadaya, Jakarta.

Tim Penyusun, 1988, Kamus Besar BahasaIndonesia, Dikbud dan Balai Pustaka, Jakarta.

Wahyutomo, 1995, Manajemen Perguruan

UNISIA NO. 33/XV1II/I/1997

Page 17: Supardi - Universitas Islam Indonesia

Toplk: Manajemen Perguruan Tinggi untuk Menghasilkan SDM, Supardi

Tinggi pada Era Global: Suatu Ga-gasan Menuju Efislensi, UniversitasMerdeka Malang bekerja sama de-ngan PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.

WP. Napitupulu, 1996, Kondisi MutuPendidikan Tinggi di Negara-NegaraAsia Paslfik, Seminar Mempersiap-kan Mutu Pendidikan Tinggi MenjuaKualitas Globai, Universitas MerdekaMalang.

Yudo Swasono, 1996, Kualitas AlumniPerguruan Tinggi dan KemampuanDaya Serapnya di Dunia Kerja,Seminar Memperslapkan Mutu Pendidikan Tinggi Menjua Kualitas Gio-bai, Universitas Merdeka Maiang.

Zarkaslh Nur, 1994, 'Aktuaiisasi SistemPendidikan Nasional untuk Mewujud-"kan Kemandirlan', Majalah Komuni-kasi dan Informasi Ketahanan Nasio

nal No. 61, Lemhannas, Jakarta.

• • •

UNISIA NO. 33/XVIII/1/1997 103