13
AKTUAUTAS PILSAFATILMU SEBA€AIDASAIt DANAIIAH PENGEMBANGAN ILMU AKUNTANSI Kumala HaHi"' Abstrak > - Fihafat itmu merupdkan salah satu cabang filsafat yang telah banyak digurutkan bleh . pakar ekonomi dan akufitansi untuk mengembangkan, baik teori ekonomi maupun akuntahsi. Pada awalnya pengembangan teori akuntansi didasarkan pada praktek. Seiring dengan perkembangan tuntutan bisnis terhadap akuntansi, selanjutnya teori akuntansi dikembangkan dengan pendekatan novmative desaipdve. Perrdekatan terakhir tersebut banyak dinilai tidak ilmiah, kemudian teori akuntanji dikembangkan dengan mendasarkan diri pada positivisme. Aliran positivisme ini telah banyak mendapat kritik, diantaranya positivisme telah "menyebabkan timu berkembang dengan pesdt sampai melupakan induk filsafatnya serta aliran positivisme dianggap banyak memaksakan kehendak peneliti, dengan rnerekay^ data agar normal. Mulailah berkembang paham critical yang lebih menekankan pada kebebasan me- todologi dan sejarah Mncwk mendapatkan teori yang holistik, tetapi hams diakui bahwa . positivisme telah terbukti mampu mengembangkan ilmu dan tekhnologi seperti yang ada saat ini. Dengan demikian paham critical tepat sebagai pembanding dan pelengkap paham positivisme. PENGANTAR ^ " Filsafat ilmu adalah cabang dart filsafat yang banyak diguna- kan sebagai pijakan untuk mengembangkan ilmu yang merupakan bagian dari epistimologi (filsafat-pengetahuan) yang secara spesifik mengkaji hakekat ilmu (pengetahuan ilmiah) (Sumantri,1998). Lebih lanjut filsafat ilmu tentu saja juga untuk mengembangkan ilmu-ilmu sosial dan ilmu-ilmu alam. Dalam hal ini filsafat ilmu merupakan jaringan cabang ilmu satu dengan lainnya sehingga ilmu pengetahuan dapat ditelusuri sampai ke induk filsafatnya. Filsafat ilmu menurut Sumantri (1998) dapat dikelompokkan menjadi ontologi, epistimologi dan aksiologi. Secara lebih terperinci, ontologi mempertanyakan hakekat ilmu atau mempertanyakan apa yang dikaji oleh pengetahuan itu. Epistimologi mempertanyakan cara mendapatkan pengetahuan, sehingga dalam epistimologi akan di- bahas sarana untuk memperoleh pengetahuan, dan penggunaan tata cara sampaidengan diperolehnya pengetahuan. Sedangkan aksiologi mempertanyakan untuk apa pengetahuan dimaksud dipergunakan. Dalam mengembangkan ilmu, telah banyak aliran filsafat ilmu yang telah berkembang. Suatu aliran lahir untuk mengoreksi Penulis adalah Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia, saat ini sedang menyelesaikan studi pada program S3 UGM, Yogyakarta JAAIV0LUME3N0.1. JUN11999 91

PENGANTAR - Universitas Islam Indonesia

  • Upload
    others

  • View
    16

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGANTAR - Universitas Islam Indonesia

AKTUAUTAS PILSAFATILMU

SEBA€AIDASAIt DANAIIAH PENGEMBANGAN ILMU AKUNTANSI

Kumala HaHi"'

Abstrak > -

Fihafat itmu merupdkan salahsatu cabang filsafat yang telah banyak digurutkan bleh. pakarekonomi danakufitansi untuk mengembangkan, baik teori ekonomi maupun akuntahsi.

Pada awalnya pengembangan teori akuntansi didasarkan pada praktek. Seiring denganperkembangan tuntutan bisnis terhadap akuntansi, selanjutnya teori akuntansi dikembangkandengan pendekatan novmative desaipdve. Perrdekatan terakhir tersebut banyak dinilai tidakilmiah, kemudian teori akuntanji dikembangkan dengan mendasarkan diri pada positivisme.Aliran positivisme ini telah banyak mendapat kritik, diantaranya positivisme telah

"menyebabkan timu berkembang dengan pesdt sampai melupakan induk filsafatnya serta aliranpositivisme dianggap banyak memaksakan kehendak peneliti, dengan rnerekay^ data agarnormal. Mulailah berkembang paham critical yang lebih menekankan pada kebebasan me-

• todologi dan sejarah Mncwk mendapatkan teori yang holistik, tetapi hams diakui bahwa.positivisme telah terbukti mampu mengembangkan ilmu dan tekhnologi seperti yang ada saatini. Dengan demikian paham critical tepat sebagai pembanding dan pelengkap pahampositivisme.

PENGANTAR ^ "

Filsafat ilmu adalah cabang dart filsafat yang banyak diguna-kan sebagai pijakan untuk mengembangkan ilmu yang merupakanbagian dari epistimologi (filsafat-pengetahuan) yang secara spesifikmengkaji hakekat ilmu (pengetahuan ilmiah) (Sumantri,1998). Lebihlanjut filsafat ilmu tentu saja juga untuk mengembangkan ilmu-ilmusosial dan ilmu-ilmu alam. Dalam hal ini filsafat ilmu merupakanjaringan cabang ilmu satu dengan lainnya sehingga ilmu pengetahuandapat ditelusuri sampai ke induk filsafatnya.

Filsafat ilmu menurut Sumantri (1998) dapat dikelompokkanmenjadi ontologi, epistimologi dan aksiologi. Secara lebih terperinci,ontologi mempertanyakan hakekat ilmu atau mempertanyakan apayang dikajioleh pengetahuan itu. Epistimologi mempertanyakan caramendapatkan pengetahuan, sehingga dalam epistimologi akan di-bahas sarana untuk memperoleh pengetahuan, dan penggunaan tatacara sampai dengan diperolehnya pengetahuan. Sedangkan aksiologimempertanyakan untuk apa pengetahuan dimaksud dipergunakan.

Dalam mengembangkan ilmu, telah banyak aliran filsafatilmu yang telah berkembang. Suatu aliran lahir untuk mengoreksi

Penulis adalah Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas IslamIndonesia, saat ini sedang menyelesaikan studi pada program S3 UGM,Yogyakarta

JAAIV0LUME3N0.1. JUN11999 91

Page 2: PENGANTAR - Universitas Islam Indonesia

Kumala Hadl. Aktualrtas Filsafat Hmu SebagaJDasardan Arah Pengembangen l/mu... ISSN: 1410-2420

aliran yang lain. Sejak munculnya aliran rasionalisme, crirismep05itjVisme sampai aliran poperian dan penyanggahan terhadap aliranpoperian oleh Thomas Kuhn dan aliran critical. Dalam paper inipenekanan akan diberikan pada upaya pengembangan ilmu-ilmuekonomi dan akuntansi dengan mengaktualisasikan filsafat ilmu.Dalam hal ini ilmu ekonomi dan akuntansi dikembangkan denganpendekatan positivismt dan kritiknya dengan metode critical.

PENGEMBANGAN ILMU EKONOMI DAN AKUNTANSI

Gaffikin (1989), dalam studinya menekankan pada metodologiuntuk pengembangan akuntansi. Hal ini didasarkan pada semakinmeningkatnya penelitian di bidang akuntansi, sehingga Gaffikinmenganggap banyak peneliti hanya menggunakan dogma metodologiyang membabi buta. Mestinya penggunaan metodologi yang baikharus berlandaskan pada dasar^dasar filsafat. Dengan demikianpenekanan metodologi diberikan pada argumen filsafatnya dan bukanargumen tekniknya.

Sedangkan Chambers (1977), dalam mengembangkan akuntansi lebih menekankan pada gabungan posinVisme dan normativisme.Gaffikin (1989) juga menggunakan analisis sejarah yang merupakankerangka metodologi yang lebih menarik dan menekankan padapersepsi metodologi konvensional, yaitu model konvensional darirasionalitas secara umum. Anggapan yang digunakan Gaffikin adalah:pertama, diperlukannya investigasi terhadap epistimologi akuntansi.Hal ini diperlukan untuk mengembangkan dasar teoritis yang baik.Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan investigasi terhadapkarya teoritisi yang nyata. Kedua, kepercayaan terhadap prinsip-prinsip yang dinyatakan oleh Laudan (1977) yaitu "tidak adapenilaian rasional yang pantas dapat dibuat tanpa pengetahuan yangkaya mengenai pengembangan sejarah." Untuk itu diperlukaninvestigasi bagaimana science benar-benar dipraktekkan agar dapatmenentukan metodologi penelitian scientific yang tepat. Hal ini sesuaidengan karya-karya para filosof keilmuan seperti Kuhn (1977),Feyerabend (1975) dan Lakatos (1970). Dengan demikian jelas bahwa,studi ini menggunakan analisis sejarah dan merupakan analisisterhadap karya teoritisi tertentu.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangatmengesankan tersebut kadang-kadang berpengaruh pada adanyakecenderungan berpikir bahwa semua masalah dapat dipecahkandengan metode scientific. Namun berpikir seperti itu tentu sangatnaif. Kepercayaan yangnaif tersebutjuga ditemukanpada para teoritisiakuntansi. Dengan demikian studi ini menjawab pertanyaan mengenaiapa yang dimaksud dengan metode scientific dan apakah metodescientific tersebut diperuntukkan untuk diaplikasikanpada akuntansi.

92 JAAIV0LUME3N0.1.JUNI1999

Page 3: PENGANTAR - Universitas Islam Indonesia

ISSN': 1410 - 2420 Kumala Hadi, AktualHas Filsafat llmu ^bagal DasardanArah Pangembangan llmu...

Pembahasan metodologi akan dikaitkan dengan f^afat. Fungsifilsafat adalah untuk menguji metode yang digunakan untukmeiighasilkan pengetahuan yang valid. Sedangkan metodologi me'nentukan prosedur yang digunakan baik dalam penciptaan maupunpengujian proposisi untuk mendapatkan pengetahuan yang valid.Prosedur yang dijustihkasi dengan argumen filosofi, didasarkan padapengetahuan yang diperoleh dari filsafat, sedangkan pengetahuanfilsafat tersebut dihasilkan dari epistimologi dan ontologi. Epistimologiadalah suatu teori yang didasarkan pada pengetahuan. Pengetahuantersebut disusun dalam istilah perbedaan dan kesesuaian antara duabidang pengetahuan dan filsafat. Perbedaan berisi proposisi, konsepkepercayaan dan ide. Sedangkan kesesuaian disusun dalam istilahobyek real, fenomena, pengalaman dan data pengertian. Dengandemikian epistimologi menetapkan kriteria untuk meridapatkanpengetahuan yang sesungguhnya mengenai sesuatu yang riel dengankesesuaian antara pengetahuan riel dengan konsep. Epistimologi jugamenggunakan kejelian dalam operasi aktivitas scientific melalui upayauntuk mengatasi rintangan-rintangan yang tidak efektif yangmengganggu produksi pengetahuan.

Ontologi adalah konsep mengenai subsistem keberadaan yaituapa yang ada itu ! Ontologi adalah ilmu intisari sesuatu hal.Metodologi yang diturunkan dari ontologi berhubungan denganhakikat "ada" yang menjadi obyek investigasi, sehingga menjawabpertanyaan "apa". Anggapan epistimologi dan ontologi adalah menjadipenentu metodologi. Belief bahwa suatu realitas itu tetap menungguditemukan dan tidak ditemukan merupakan asumsi ontologiyang menggunakan prinsip-prinsip metodologi tertentu, sedangkanbeliefbahwa pengetahuan hanya didapat dari pengalaman merupakanproposisi epistimologi dari metodologi empiris.

Dicontohkan secara kongkrit bila Watts and Zimmerman(1986) menyatakan bahwa "proposisi positive berhubungan denganbagaimana dunia bekerja" merupakan asumsi ontologi, sedangkanpernyataan anggapan bahwa "teori merupakan penyederhanaanrealitas" merupakan anggapan epistimologi dalam membangun teoripositive.

Bentuk umum kerangka analisis yang diresepkan dalampenelitian akuntansi pada umumnya disusun dengan urutan,(a) pernyataan masalah, (b) metodologi penelitian yang digunakan,(c) survai literatur, (d) analisis data, (e) kesimpulan. Studi lain dapattidak menggunakan pola tersebut, karena studi lain tersebut di-arahkan pada pengujian cntical mengenai asumsi yang mendasarirerangka studi yang lazim.

Metodologi yang digunakan merujuk pada kebiasaan yanglonggar dan tidak disiplin, sehingga pada studi ini tidak ada uji statis'tik atau paket penelitian lainnya yang dianggap Gafikin (1989) se*

JAA1V0LUME3N0.1.JUNI1999 93

Page 4: PENGANTAR - Universitas Islam Indonesia

Kumala Hadi, Aktualifas FHsafat llmu Sebagai Dasar dan Arah Pengembangan Itmu... ISSN: 1410-2420

bagai fantasi saja. Penekanan diberikan pada ekspose teoritiknya,yaitu sifatnya historis dan deskriptif yang berkemampuan analitik.Di samping itu metodologi yang digunakan adalah metodologi yangdidukung oleh literatur filsafat, ekonomi dan akuntansi dan di-arahkan pada literatur yang dihasilkan oleh teoritisi akuntansi.

Dalam memberikan jawaban terhadap metode yang scientific,Gaffikin (1989) mengkaitkannya dengan filsafat ilmu; yaitu teoriscientific adalah sarana pengetahuan scientific, namun demikian analisisstruktur teori scientific merupakan salah satu masalah dalam filsafatilmu. Sejauh ilmu dipertahankan sebagai pernyataan pengetahuanakhir maka disiplin ilmu yang lain tentu menginginkan meng-gunakan metode scientific.

Pengertian filsafat merupakan salah satu disiplin yang otonomberbeda dan berada dalam jWgment berdasarkan agama dan ilmu.Namun demikian filsafat telah diakui sebagai penyedia metodepengetahuan. Dengan demikian dasar filsafat ilmu adalah teoripengetahuan. Pengetahuan scientific (yang lain) hanya valid jika se-suai dengan prosedur tertentu yang tidak dapat divalidasi dari dalam(dari pengetahuan scientific itu sendiri). Selanjutnya tugas episti-mologi untuk menjustifikasi pengetahuan scientific dengan menilaiatribut utamanya yaitu rasionalitas khusus, dengan menggunakanmetode inquiry.

Dengan demikian ilmu yang dipertahankan sebagai pernyataan semua pengetahuan yang terakhir harus mempertahankanrasional khusus. Selanjutnya berbagai metodologi scientific telah lahirdari filsafat ilmu. Versi metode scientific yang telah diterima sebagianbesar filosof abad ini disebut pandangan yang diterima (received view),sebagaimana ditunjukkan oleh Mc Closkey ( 1985) yaitu campuranlogical positivisme, behaviourisme, operatioTialisme dan model hypothetico-deductive. Namun demikian, pandangan yang diterima tersebut telahmendapat banyak kritik terutama oleh paham alternatif yaitupandangan subyektif (subjective view).

Pembuatan hubungan antara filsafat, ilmu ekonomi danakuntansi didasarkan pada masalah yang sering dihadapi dalampengembangan teori akuntansi yaitu berbagai konsep atau pengertianlain yang diambil dari mainstream teori ekonomi, sementara banyakteoritisi akuntansi pada awalnya memiliki pengetahuan ilmu ekonomi, seperti Devine (1961) dan Chambers (1977). Sedangkan Wattsand Zimmerman (1986) menyatakan bahwa dasar pendekatan teoriakuntansi berasal dari ilmu ekonomi. Sementara itu Ball and Foster

(1982) juga menyatakan bahwa ilmu ekonomi merupakan salah satudisiplin dasar yang digunakan untuk mengembangkan teori akuntansi.

Selanjutnya diperlukan penelusuran pengembangan metodologiilmu ekonomi untuk penentuan signifikansinya terhadap teori ekonomi

94 JAAIVOLUME 3 NO. 1. JUNi 1999

Page 5: PENGANTAR - Universitas Islam Indonesia

ISSN : 1410-2420 K\ima\a Hadl. Aktualitas Fllsafat llmu SebagaiDasar dan Arati Pengembangai) llmu...

yang digunakan untuk mengembangkan teori akuntansi. Namundengan terbatasnya pembahasan analisis sejarah ilmu ekonomi makapembahasannya diawali sejak adanya maimtream-cradisi abad sembilanbelas yaitu jamannya Mill sampai Keynes dengan memasukkankelompok hiscoris yang dihubungkan dengan metodologi ekonomiabad 20. Menguji pengembangan ilmu ekonomi melalui penelusuransumber utama para ahli ilmu ekonomi. Abad 19 merupakan pekerjaanyang sangat sulit. Analisis menunjukkan bahwa ahli ekonomi telahmenyandarkan pada dasar Rlsafat ilmu yang tidak mantap dalampengembangan teori terutama tema utamanya adalah upaya untukmembangun ilmu ekonomi yang scientific. Dengan demikian terdapatkecenderungan untuk menggunakan metodologi monism yaitumenggunakan prinsip-prinsip yang sama yang digunakan oleh ilmualam (murni) dan kecenderungan metodologi dtialisme (pluralisme),yaitu usaha untuk mengembangkan metodologi pengembangan ilmuekonomi tersendiri.

Kesimpulan yang mengejutkan adalah akuntan kurangmenghargai disiplin ilmu ekonomi. Hal ini didasarkan pada kenyataanbahwa pondasi teori ekonomi jauh dari baik dan tidak lebih majudari akuntansi, sehingga ada yang menyatakan bahwa ilmu ekonomidalam keadaan krisis (economics is in crisis) (Gaffikin 1989). Jadi inilahalasan mengapa karya akuntansi berbeda dengan teori ekonomi.

Lebih menarik lagi dalam menjawab pertanyaan, apakah terdapat metodologi akuntansi. Hal ini didasarkan pada perdebatanapakah akuntansi secara scientific sebagai "seni" atau sebagai "ilmu".Debat ini di samping tidak berujung tetapi juga menunjukkan bahwaakuntansi sebagai disiplin intelektual yang belum dewasa, karenaakuntansi sebagai suatu disiplin yang tidak pasti.

Jika Watts and Zimmerman (1986) dianggap mewakili pan-dangan yang bisa diterima dalam akuntansi kontemporer, makamereka tentu pro akuntansi sebagai ilmu dan mendesak agar akuntansi sebagai ilmu. Tetapi mereka sama sekali tidak menguji sejarahmetodologi akuntansi sebagaimana yang dilakukan oleh Mattessich(1978).

Dalam mengembangkan ilmu akuntansi, Chambers (1977)mendukung metodologi Monisme yaitu kepercayaan bahwa hanyaterdapat satu metodologi yang umum pada ilmu dan ilmu sosial.Akibatnya metode dan prosedur penelitian dari penelitian yangscientific menggambarkan standar mendapatkan pengetahuan dunia.Sedangkan banyak kekurangan dalam literatur-literatur akuntansiseperti lemahnya argumen dan kurangnya logika. Meskipun demikiansaat ini ahli ilmu ekonomi telah mampu mencapai standar metodologiyang lebih baik, sehingga dapat diterapkan di bidang akuntansi,dalam hal ini Chamber (1977) menggunakan pengertian-pengertiandari ilmu ekonomi dan filsafat ilmu untuk mengembangkan metodologi

JAAIV0LUME3N0.1,JUNi1999 95

Page 6: PENGANTAR - Universitas Islam Indonesia

Kumala Hadi, Aktualitas Filsafytllmu SebagaiDasardanArahPengembangan llmu... ISSN; 1410 - 2420

yang teliti dan baik yang sesuai untuk pengembangan teori akuntansiyang efektif.

Masalah'inasalah yang dihadapi oleh ilmu modern adalahkemungkinan salah dari ilmu sebagai ungkapan pengetahuan akhir.Kekeliruan ilmu merupakan hasil dari gugurnya filsafat ilmu tra-disional. Jika ilmu tidak dapat menyediakan solusi pada masalah fisikmaka metode ilmu akan kehilangan kredibilitasnya. Penjelasan alter-natif harus ditemukan jika ilmu digunakan untuk memelihara statustradisionalnya. Di nilai ilmu saat ini tidak bisa memberikan solusipada masalah fisik.

Pencatian solusi alternatif telah mengarahkan pada persepsimetodologi yang sangat berbeda dengan metodologi yang tradisional.Solusi alternatif tersebut berusaha menyediakanpenjelasan berdasarkanpengetahuan scientific yang dikumpulkan melalui karya teoritisi yangsebenarnya. Hasilnya sangat mengejutkan, karena berbeda dengantradisional (received view) yaitu kritik terhadap pandangan ilmusebagai penyedia basis pencapaian pengetahuan yang sempurna.Alasan kritik tersebut terdiri atas dua kelompok; yaitu hasil dariruntuhnya filsafat ilmu tradisional dan dari adanya alternatif postsitradisional, akibatnya received viewdari metode scientific jadi meragukan.

Hilangnya kredibilitas ilmu mengakibatkan meningkatnyakesadaran akan perlunya mempertimbangkan perilaku manusia untukmengembangkan metodologi yang berbeda dari yang digunakandalam upaya untuk menyediakan penjelasan fenomena fisik yangsebenarnya. Ilmu sosial harus menyediakan metodologinya sendiri.Sayangnya dalam filsafat ilmu sosial menghadapi masalah yang samadengan filsafat ilmu, yaitu tidak ada kesepakatan satu pendekatan.Banyak tema yang diuji dengan harapan tema tersebut dapatmenghasilkan dasar yang memuaskan untuk pengembangan metodologi akuntansi dan penilaian.

Gaffikin (1989) menyatakan ketidakpuasannya dengan pendekatan scientific didasarkan pada analisis bahwa:

(1) metodologi menghasilkan prosedur yang digunakan untuk men-ciptakan dan menguji proposisi dengan harapan untuk mendapatkanpengetahuan yang valid. Dalam hal ini metodologi sangat tergantungpada anggapan epistimologi yang merupakan fungsi anggapan-anggapan ontologi, (2) terdapat kepercayaan yang meluas bahwa metodologi ilmu menyediakan standar metodologi untuk pencarianpengetahuan yang teliti. Secara implisit dalam kepercayaan ini secaraumum dipertahankan pandangan bahwa filsafat ilmu menyediakanrekonstruksi metodologi ilmu. Hal ini meletakkan pada pandanganyang merupakan metodologi ilmu yang tepat, yaitu pandangan inimerupakan metodologi empiris yang disebut received view. Tetapireceived view ini saat ini menjadi subyek kritik yang terus menerus,

96 JAAlV0LUME3N0.1.JUN1199g

Page 7: PENGANTAR - Universitas Islam Indonesia

ISSN : 1410 - 2420 KumalaHadi, AktualitBSFilsafaHlmuSebagaiDasardanAiBhPengembanganllmu...

(3) ilmu ekonomi telah menjadi dasar banyak teori akuntansi yangdiusulkan. Dalam hal ini secara luas telah dipertahankan pandanganbahwa metodologi ilmu tepat untuk membangun teori ekonomi yangreliable. Metodologi tersebut didukung oleh banyak ahli ekonomiyang telah mengikuti pandangan yang merupakan metodologi ilmu,(4) Chambers telah mengembangkan teori akuntansi dan dalampengembangan teori akuntansi telah menggunakan anggapan-anggapan metodologis dari filsafat ilmu dan ilmu ekonomi.Anggapan-anggapan metodologis yang digunakan oleh Chamberstelah menjadi pengertian para penganut konvensional yang membentukbagian dari received view, (5) filsafat ilmu kontemporer telahmengarahkan perhatian pada sosiologipengetahuan.

Pandangan yang dipertahankan dalam sosiologi pengetahuansecara signifikan telah dipengaruhi oleh idea-idea filosof ilmu kontemporer dan beberapa kelompok filsafat orang-orang Eropa yangsaat ini diabaikan oleh katya-karya yang berbahasa Inggris yang telahdiupayakan untuk menentukan rerangka yang tepat untuk studi metodologi. Dengan demikian pandangan yang menonjol dalamsosiologi pengetahuan mengarah penolakan kepercayaan metodologiMonisme. Dalam ilmu ekonomi, arah debat metodologi kontemporertelah diarahkan pada penolakan metodologi Monisme dan menerimabanyak prinsip sosiologi pengetahuan. Walaupun beberapa diantaranya(sosiologi pengetahuan) telah diterapkan dalam akuntansi, tetapibanyak teoritisi akuntansi lebih menyukai anggapan-anggapanekonomi tradisional. Selanjutnya penerimaan sosiologi pengetahuansemakin meningkat yang dapat menyediakan wawasan yang palingbesar dalam metodologi, khususnya disiplin-disiplin dengan implikasisosial langsung, akibatnya mengarah pada kesimpulan yang tegasdalam hal teori akuntansi harus dikembangkan dengan ajaransosiologi pengetahuan.

Dalam mengaktualisasi filsafat ilmu Chambers (1977) menggunakan proposisi positive dan hipotesis yaitu diawali dengan observasiselanjutnya melalui proses induksi dihasilkan proposisi positive.Selanjutnya proposisi positive tersebut bersama-sama dengan anggapan apriori dilakukanproses deduksi untuk menghasilkan proposisihipotesis. Selanjutnya hipotesis tersebut diuji untuk menghasilkanteori yang dapat digunakan sebagai dasar untuk membuat aturan,prosedur dan sebagainya untuk praktek. Agar lebih jelas berikut inidigambarkan metodologi konstruksi teori oleh Chambers.

JAAIV0LUME3N0.1. JUNI1&99 97

Page 8: PENGANTAR - Universitas Islam Indonesia

Kutnala Hadi, Aktualitas FUsafatllmu Sebagai Dasar dsn Arab Pengemtangan llmu... ISSN; 1410 - 2420

Observasi

IInduksi

Proposisi positive.

Anggapan

Apriori

Deduksi —M ProposisiIhii.hipotesis

i—WAturan, prosedur dsb.I<

Teori-

tluntuk praktek

Pengujian

Dalam pengembangan construct akuntansi menyatakan bahwaakuntansi keuangan menghasilkan laporan yang dinyatakan dalamnilai moneter akibat dari transaksi perusahaan. Bersama dengananggapan pembantu; yaitu going concern dapat digunakan sebagaidasar bertindaksecara adaptive selanjutnya diiakukanproses deduksi.

Bila hal-hal dan peristiwa yang dapat diobservasi dijadikananggapan-anggapan, maka perusahaan harus secara terus menerusberadaptasi dengan pasar, karena laporan keuangan ditentukan olehharga barang dan jasa yang terjadi di pasar. Semua pilihan orangtergantung pada informasi dan harapan. Untuk itu diperlukan in-formasi yang bisa menunjukkan harapan-harapan yang nyata. Hasilanggapan dan deduksi tersebut adalah mendukung konsep continouslycontemporary Accounting atau CoCoA yang sama dengan current costaccounting atau CCA.

CRITICAL THEORY

98

Cn'tical theory didasarkan pada anggapan bahwa cela filsafataliran positive adalah membuat bidang filsafat kehilangan hubungankritis dengan ilmu. Artinya ilmu bisa berkembang sendiri meninggal-kan filsafat. Habermas (1974) menyebut pencampuran epistimologidengan metodologi ilmu adalah scientisme. Penggantian epistimologidengan metodologi menurut Habermas mengesampingkanpertanyaan-pertanyaan dasar yang mendasari aturan-aturan inquiry.Melalui prinsip verifikasi penganut empirism mengklaim dapatmenghasilkan temuan bebas nilai. Tetapi pernyataan dasar yangdigunakan untuk menyajikan fakta tidak obyektif tetapi merupakanorganisasi apriori mengenai pengalaman untuk tujuan prediksi.Dengan demikian setiap realitas merupakan subyek kepentingan

JAAl VOLUMES NO. 1, JUN11999

Page 9: PENGANTAR - Universitas Islam Indonesia

ISSN; 1410-2420 Kumaia Hadl, Aktualitas Filsafat lima Sebagal Dasar dan Arah Pengembangan llmu...

(melalui pengendalian teknis terhadap proses pengobyektifan).Menghadapi masalah ini Habermas melontarkan kritik melalui Her-meneutics, yaitu sebagai ganti verifikasi empiris terhadap hipotesisadalah dengan menetapkan tujuan untuk interpretasi text karenaverifikasi hipotesis menghasilkan ilusi bagi penganut paham obyektifdari teori murni.

Tujuan kritik Habermas terhadap pendekatan positive bukaningin menggantinya dengan meta teori yang lain tetapi memasukkankritik'kritik tersebut agar terdapat penelitian yang cermat mengenairefleksi diri yang radikal.

Critical theory muncul tahun 1920-an dari Frankfrut InstituteforSocial Research. Tujuannya adalah untuk mengikat teori sosial padakepentingan untuk kebebasan manusia, tetapi jika orang-orang tidakbisa bebas karena mereka mengabaikan atau belum sadar, makakebebasan atau partisipasi tergantung pada pengakuan adanyakesengajaan memenjarakan pikiran manusia.Feature dari critical theory adalah :1. Critical theory memiliki kedudukan khusus sebagai pedoman

tindakan manusia, dalam hal:a. Pedoman tersebut ditujukan untuk menghasilkan pence-

rahan agent yang menggunakannya untuk menentukankepentingannya yang sebenarnya.

b. Pedoman tersebut adalah kebebasan, tidak ada jenis pemak-saan yang ditentukan sendiri yang mengakibatkan frustrasidiri karena kesadaran adanya tindakan manusia.

2. Critical theory memiliki kandungan cognitive yaitu teori yangmembentuk pengetahuan.

3. Critical theory secara epistimologi berbeda dengan teori-teoridalam ilmu pasti, yaitu ilmu pasti adalah pengobyekan, sedang-kan teori critica! adalah reflective.

Di samping itu critical theory juga berisi tiga unsur, yaitu :1. Bagian yang menunjukkan bahwa transisi dari masyarakat yang

ada sekarang (keadaan awal dari proses kebebasan) ke keadaanakhir yang diusulkan secara obyektif dan secara teoritis adalahmungkin.

2. Bagian yang menunjukkan bahwa transisi dari keadaan saat inike keadaan akhir yang diusulkan secara praktik adalah diperlu-kan.

3. Bagian yang menyatakan bahwa transisi keadaan sekarang kekeadaan yang diusulkan dapat terjadi hanya jika para agentmenggunakan teori critical sebagai kesadaran diri dan menggu*nakannya.

JAAIV0LUME3N0.1.JUNM999 99

Page 10: PENGANTAR - Universitas Islam Indonesia

Kumala Hail AktualitasFilsefatHmuSebagaiDasar dan ArahPengembangan lima... ISSN: 1410-2420

Bagian 1 merupakan pengendalian praktis atas critical theoryuntuk mencegah proses kemunduran ke dalam utopianisme. Bagian 1tersebut berisi suatu penilaian bahwa kondisi positivism serta di-pahami bahwa kadang-kadang ilmu berkembang pesat meninggalkaninduknya yaitu filsafat ilmu dan filsafat. Dan akhirnya pembaca me-mahami metodologi yang digunakan Chambers cenderung mencam-purkan positivism dan normativism. Tentu semua itu dapat dipahamikarena pengaruh latar belakang kehidupan dan lingkungan Chambers pada saat ia merekonstruksi metodologi untuk mengembangkanCoCoA.

Namun demikian harus diakui bahwa positivism yang jugatermasuk dalam aliran poperian dengan /ulsi/ication-nya telah memicuperkembangan ilmu dan teknologi yang sangat pesat sampai saat ini.Hal ini karena terlepas dari kurang komprehensifnya hasil positivism.Aliran poperian tersebut mampu mengkonfirmasi hipotesis yangapriori dengan fakta, sehingga temuan-temuan menjadi produktif(David Miller 1985). Namun juga perlu dikoreksi dalam pemahamanmetode scientific oleh Gafikin, bahwa positivism tidak mengenal ke-benaran mutlak. Semua teori sifatnya tentatif menunggu difalsifica-tion. Hanya dengan pemahaman inilah positivisms sebenarnyamempertahankan diri dari banyak kritikan apalagi dikatakan olehChristenson (1983) bahwa di tahun 1960an aliran positive sebenarnyasudah mati. Tetapi metodologi positivisms tersebut ternyata masihmampu bertahan sampai saat ini. Metodologi yang konsistenmestinya diawali dengan pengkajian tehadap teori-teori dan constructbaru dirumuskan hipotesis dan selanjutnya diverifikasi dengan dataempiris. Dari metodologi ini dapat dihasilkan teori yang mampumenjelaskan dan memprediksi. Memang menjelaskan dan memprediksimerupakan masalah yang berbeda. Tetapi bukannya tidak mungkindengan perlakuan yang berbeda dapat menghasilkan kemampuanmenjelaskan dan prediksi yang sama.

Chambers memiliki latar belakang yang sama dengan Wattsand Zimmerman (1986), sehingga karya Chambers mirip dengankarya Watts and Zimmerman. Menurut Watt &. Zimmerman (1986)cakupan teori akuntansi lebih luas daripada pemahaman cakupanteori para penulis lain. Teori akuntansi memiliki keterkaitan denganmetodologi penelitian akuntansi yang berbasis pada ilmu ekonomi.Dengan demikian teori akuntansi diharapkan dapat menjelaskan danmemprediksi praktek akuntansi. Praktek akuntansi tersebut memilikipengertian yang luas, karena mencakup auditing. Oleh karenabanyak pihak dalam membuat keputusan berkepentingan terhadapakuntansi, maka teori akuntansi menjadi penting. Sebagai contoh,keinginan user untuk mengetahui hubungan prosedur akuntansidengan welfare. Mencari penjelasan perbedaan penggunaan FIFOdibandingkan LIFO. Dengan demikian diperlukan teori untuk

100 JAAl VOLUME 3 NO. 1, JUN11999

Page 11: PENGANTAR - Universitas Islam Indonesia

ISSN : 1410-2420 KumalaHatH,AkiualitasFilsafatllmuSebagalDasardanArahPengembanganllmu...

menjelaskan hubungan tersebut, sehingga user mampu membuat in-terpretasi kausalitas antara variabel-variabel yang diteliti.

Akuntansi dalam perkembangannya menurut Watt &. Zimmerman (1986), semula (akhir abad 19 dan awal abad 20) ahli akuntansi lebih menekankan pada praktek akuntansi dan klasifikasi akuntansi. Saat itu tak ada usaha untuk menyusun struktur prinsip-prinsip yang menjelaskan praktek akuntansi secara umum. Pascatahun 1933 dan 1934 atas desakan SEC, baru ahli akuntansi berusahamembuat rumusan perusahaan melaporkan keuangannya. Pemikirandan perdebatan lebih ditujukan pengembangan akuntansi yangnormatif. Sehingga kurang ada usaha untuk menguji validitas empirishipotesis yang diajukan dalam rumusan laporan keuangan yangnormatif. Perkembangan teori akuntansi berikutnya didasarkan darihasil pengembangan manajemen keuangan yang banyak meng-gunakan konsep-konsep dalam ilmu ekonomi, sampai akhirnya lahirteori efficient market hypothesis dalam manajemen keuangan. Perkembangan ini mempengaruhi penelitian dan pengembangan teori akuntansi (berkembang berdasarkan teori manajemen keuangan).

Proposisi dalam pengembangan teori akuntansi terbagi menjadi2, yaitu untuk memperkuat teori, dikembangkan teori dengan proposisi positive agar teori akuntansi mampu menjelaskan dan membuatprediksi, sedahgkan untuk problem solving menggunakan proposisinormative. Lebih rinci metodologi pengembangan teori akuntansiterbagi menjadi : (1) asumsi, definisi dan logika untuk membuatorganisasi, analisis dan memahami fenomena empiris. (2) hipotesisyang merupakan prediksi dari analisis. Harus disadari bahwa tidakada teori yang sempurna yang mampu menjelaskan dan memprediksisegala fenomena bidang tertentu (akuntansi). Hal ini disebabkanteori merupakan hasil penyederhanaan realitas dunia yang kompleksdan terus berubah. Hal senada dinyatakan oleh Belkoui (1981) bahwamenghadapi dunia yang kompleks dan terus berubah, akuntansirnemiliki lebih dari satu paradigma, yaitu: (1) paradigma antropologi(praktek akuntansi), (2) paradigma perilaku pasar dalam pasar dalampasar modal, (3) paradigma ekonomi, (4) paradigma proses pengambilankeputusan, (5) paradigma pendapatan yang ideal untuk pengukurankinerja, (6) paradigma informasi ekonomi untuk menilai informasidan (7) paradigma perilakupemakai informasi. Ini menunjukkan bahwaketidaksempurnaan teori penting untuk diinvestigasi dan mengarahpada teori baru yang lebih baik dan dapat diterima. Namundemikian pengembangan teori harus dilandasi oleh bukti-bukti yangcukup banyak agar menghasilkan pengujian yang konsisten. Seringdipertanyakan teori yang baik itu seperti apa ? Untuk menjawabpertanyaan tersebut Zimmerman menetapkan kriteria yang palingpenting adalah kegunaan teori tersebut bagi user. Kegunaan teoribagi user tersebut ditentukan oleh cost of prediction error to user dan

JAAIV0LUME3N0.1. JUNI1999 iOl

Page 12: PENGANTAR - Universitas Islam Indonesia

Kumala Hadi, AktualHas Filsafat llmu SebagaiDasardanArab Pengembangan llmu... ISSN: 1410-2420

cost of using model dibandingkan manfaat kegunaannya. Dalampengembangan teori selalu dijumpai banyak hipotesis yang semuabarangkali terdukung oleh data empiris. Dalam pengujian hipotesissangat pentihg untuk membandingkan hipotesis-hipotesis tersebutagar dapat diinvestigasi pengaruh variabel-variabel selain yangdisarankan oleh teori untuk diuji.

Sedangkan metode critical nampaknya lebih cocok untukmenggali sejarah, dan investigasi mengapa seseorang atau suatukonsep dikembangkan. Apapun metode critical ada gunanya, tetapidalam pengembangan akuntansi nampaknya positivisma masihmenjanjikan untuk memberikan basil teori yang produktif.

KESIMPULAN

Filsafat ilmu telah banyak digunakan oleh ahli ekonomi danakuntansi untuk mengembangkan baik ilmu ekonomi maupun ilmuakuntansi. Pada awalnya pengembangan teori akuntansi didasarkanpada praktek. Seiring dengan perkembangan tuntutan bisnis ter-hadap akuntansi, selanjutnya teori akuntansi dikembangkan denganpendekatan normative descriptive. Pendekatan terakhir tersebut banyakdinilai tidak ilmiah, selanjutnya teori akuntansi dikembangkandengan mendasarkan diri pada positivisme. Pada akhirnya saat inibanyak kritik terhadap paham positivisme dan mulai berkembangpaham critical, tetapi harus diakui bahwa positivisme telah terbuktimampu mengembangkan ilmu dan teknologi seperti yang ada saatini. Dengan demikian paham critical tepat sebagai pembanding danpelengkap paham positivisme.

DAFTARPUSTAKA

Ball, Ray and Foster, George.,"Corporate Financial Reporting: AMethodological Review of Empirical Research." Journal ofaccounting Research. Vol. 20, Suppl. 1982.

Chambers, R.J."Current Value Accounting-CoCoA or REPCO".The Singapore Accountant, 1977.

Christenson, Charles.,"The Methodology of Positive accounting."The accounting Review. Vol. 58, 1983.

Devine, Carl.,"Essays in Accounting". American Accounting Association. Vol. 1, 1985.

Feyerabend, Paul K., "Against Method: Outline of an AnarchisticTheory of knowledge". New Left Books, 1975.

Gaffikin, M.J.R., Accounting Methodology and The Work of R.J. Cham'bers. New York: Garland Publishing Company, 1989.

102 JAA1V0LUME3N0.1. JUNI1999

Page 13: PENGANTAR - Universitas Islam Indonesia

ISSN: 1410 - 2420 Kumala Hadl, Aktualitas Filsafat llmu Sebagai DasardanArah Pengembangan llmu...

Habermas, Jurgen., "Theory and Practice." (trans John Viertal),Heineman, 1974, dalam Gaffikin, M.J.R., Accounting Metho-dology and The Work of R.]. Chambers. New York: GarlandPublishing Company, 1989.

Koento Wibisono Siswomihardjo, Arri Perkembangan Menurut Filsafat' PositivismeAugusce Comte. Yogyakarta: Gadjah Mada Univer

sity Press, 1996.Kuhn, Thomas S.," The Structure of Scientific Revolutions". Second

Edition. University of Chicago Press, 1977Lakatos, Imre.,"Falsification and methodology of Scientific Research

Programms". In Lakatos and Musgrav (1970)Laudan, Larry, "Progress and Its Problems: Towards a Theory of

Scientific Growth. University of California Press, 1977.Mattessich, Richard.,"Instrumental Reasoning and Systems Metho

dology - An Epistimologicy of Applied and Social Research."D. Reidel, 1978.

Mc Closkey, Donald N.,"Sartorial Epistimology in Tatters: A Replyto Martin Hollis". Economics and Philosophy. Vol. 1, 1985.

Miller, David.,Popper Selections. New Jersey: Princeton UniversityPress, 1985

Sumantri, Jujun S. Suria, "Filsafat llmu Sebuah Pengantar Populer".Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1998.

Watts, Ross L. and Zimmerman, Jerold L., Positive Accounting Theory.New Jersey: Prentice Hall, 1986.

JAAIV0LUME3N0.1. JUN11d99 103