Upload
truongthuan
View
237
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Suku Bunga dan Inflasi
Pengertian Suku Bunga
Harga dari uang Bunga dalam konteks perbankan dapat diartikan
sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank yang berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang “membeli” atau “menjual” uang
Harga yang harus dibayar kepada nasabah (yang memiliki simpanan) dengan yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank (nasabah yang memperoleh pinjaman)
Bunga dan Perbankan
Ada dua macam bunga dalam perbankan:1. Bunga simpanan
Bunga yang diberikan sebagai rangsangan atau balas jasa bagi nasabah yang menyimpan uangnya di bank
Dari sisi nasabah adalah pendapat, dari sisi bank adalah biaya
2. Bunga pinjaman Bunga yang diberikan kepada para peminjam atau harga
yang harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada bank Dari sisi nasabah adalah biaya, dari sisi ban adalah
pendapatan
Faktor-faktor yang mempengaruhi suku bunga dalam kaitannya dengan Bank
1. Kebutuhan Dana2. Persaingan3. Kebijakan pemerintah4. Target laba yang diinginkan5. Jangka waktu6. Kualitas jaminan7. Reputasi perusahaan8. Produk yang kompetitif9. Hubungan baik10.Jaminan pihak ketiga
Suku Bunga dan Bank Sentral
Melalui kebijakan moneter dalam bentuk politik diskonto Untuk mempengaruhi jumlah uang beredar dan tingkat
inflasiMempengaruhi likuiditas perbankan
Suku Bunga Acuan
Ditentukan oleh Bank Sentral Dipergunakan sebagai acuan bagi suku bunga
PerbankanMulai tanggal 19 Agustus 2016 suku bunga acuan atau
kebijakan akan berubah dari BI Rate menjadi BI 7-day Repo Rate
Pada saat implementasi, Bank Indonesia akan menjagakoridor suku bunga yang simetris dan lebih sempit, yaitubatas bawah koridor (deposit facility rate/DF rate) danbatas atas koridor (lending facility rate/LF rate) beradamasing-masing 75 bps di bawah dan di atas BI 7-day (Reverse) Repo Rate.
Komponen dalam Menentukan Bunga Kredit
1. Total biaya dana (cost of fund)Biaya yang dikeluarkan bank untuk mendapatkan
dana2. Biaya operasi3. Cadangan risiko kredit macet4. Laba yang diinginkan 5. Pajak
Jenis-jenis pembebanan suku bunga kredit Dibedakan menurut jenis kreditnya1. Sliding rate
Pembebanan bunga setiap bulan dihitung dari sisa pinjamannya
2. Flat rate Pembebanan bunga setiap bulan tetap dari jumlah
pinjamannya3. Floating rate
Membebankan bunga dikaitkan dengan bunga yang ada di pasar uang sehingga bunga yang dibaya setiap bulan dapat berfluktuasi.
Inflasi
Secara sederhana inflasi diartikan sebagaimeningkatnya harga-harga secara umum dan terusmenerus.
Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidakdapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas(atau mengakibatkan kenaikan harga) pada baranglainnya.
Kebalikan dari inflasi disebut deflasi.
Indikator Inflasi
Indikator yang sering digunakan untuk mengukur tingkatinflasi adalah Indeks Harga Konsumen (IHK).
Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkanpergerakan harga dari paket barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat.
Sejak Juli 2008, paket barang dan jasa dalam keranjang IHK telah dilakukan atas dasar Survei Biaya Hidup (SBH) Tahun2007 yang dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Kemudian, BPS akan memonitor perkembangan harga daribarang dan jasa tersebut secara bulanan di beberapa kota, di pasar tradisional dan modern terhadap beberapa jenisbarang/jasa di setiap kota.
Indikator inflasi lainnyaberdasarkan international best practice
1. Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB). HargaPerdagangan Besar dari suatu komoditas ialah hargatransaksi yang terjadi antara penjual/pedagang besarpertama dengan pembeli/pedagang besar berikutnyadalam jumlah besar pada pasar pertama atas suatukomoditas.
2. Deflator Produk Domestik Bruto (PDB) menggambarkanpengukuran level harga barang akhir (final goods) dan jasayang diproduksi di dalam suatu ekonomi (negeri). Deflator PDB dihasilkan dengan membagi PDB atas dasar harganominal dengan PDB atas dasar harga konstan.
Pengelompokan Inflasi
Inflasi yang diukur dengan IHK di Indonesia dikelompokan ke dalam7 kelompok pengeluaran (berdasarkan the Classification of individual consumption by purpose - COICOP), yaitu :1. Kelompok Bahan Makanan2. Kelompok Makanan Jadi, Minuman, dan Tembakau3. Kelompok Perumahan4. Kelompok Sandang5. Kelompok Kesehatan6. Kelompok Pendidikan dan Olah Raga7. Kelompok Transportasi dan Komunikasi.
Pengelompokanm Inflasi1. Inflasi Inti, yaitu komponen inflasi yang cenderung menetap atau persisten
(persistent component) di dalam pergerakan inflasi dan dipengaruhi oleh faktor fundamental, seperti: Interaksi permintaan-penawaran
Lingkungan eksternal: nilai tukar, harga komoditi internasional, inflasi mitra dagang
Ekspektasi Inflasi dari pedagang dan konsumen
Inflasi non Inti, yaitu komponen inflasi yang cenderung tinggi volatilitasnyakarena dipengaruhi oleh selain faktor fundamental. Komponen inflasi non inti terdiri dari :
Inflasi Komponen Bergejolak (Volatile Food) :Inflasi yang dominan dipengaruhi oleh shocks (kejutan) dalam kelompok bahanmakanan seperti panen, gangguan alam, atau faktor perkembangan hargakomoditas pangan domestik maupun perkembangan harga komoditaspangan internasional. Inflasi Komponen Harga yang diatur Pemerintah (Administered Prices) :
Inflasi yang dominan dipengaruhi oleh shocks (kejutan) berupa kebijakan hargaPemerintah, seperti harga BBM bersubsidi, tarif listrik, tarif angkutan, dll.
Determinan Inflasi
Inflasi timbul karena adanya tekanan dari sisi supply (cost push inflation), dari sisi permintaan (demand pull inflation), dan dari ekspektasi inflasi.
Faktor-faktor terjadinya cost push inflation dapat disebabkanoleh depresiasi nilai tukar, dampak inflasi luar negeri terutamanegara-negara partner dagang, peningkatan harga-hargakomoditi yang diatur pemerintah (administered price), danterjadi negative supply shocks akibat bencana alam danterganggunya distribusi.
Pentingnya Kestabilan Harga Kestabilan inflasi merupakan prasyarat bagi pertumbuhan ekonomi yang
berkesinambungan yang pada akhirnya memberikan manfaat bagipeningkatan kesejahteraan masyarakat. Pentingnya pengendalian inflasididasarkan pada pertimbangan bahwa inflasi yang tinggi dan tidak stabilmemberikan dampak negatif kepada kondisi sosial ekonomi masyarakat.
1. Inflasi yang tinggi akan menyebabkan pendapatan riil masyarakat akan terusturun sehingga standar hidup dari masyarakat turun dan akhirnyamenjadikan semua orang, terutama orang miskin, bertambah miskin.
2. Inflasi yang tidak stabil akan menciptakan ketidakpastian (uncertainty) bagipelaku ekonomi dalam mengambil keputusan. Pengalaman empirismenunjukkan bahwa inflasi yang tidak stabil akan menyulitkan keputusanmasyarakat dalam melakukan konsumsi, investasi, dan produksi, yang padaakhirnya akan menurunkan pertumbuhan ekonomi.
3. Tingkat inflasi domestik yang lebih tinggi dibanding dengan tingkat inflasi di negara tetangga menjadikan tingkat bunga domestik riil menjadi tidakkompetitif sehingga dapat memberikan tekanan pada nilai rupiah.