Upload
vanmien
View
225
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
STUDI PENGETAHUAN IBU POST PARTUM TENTANG PENTINGNYA PERAWATAN PAYUDARA
DIRUANG NIFAS PUSKESMAS POASIA TAHUN 2016
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Studi Diploma III Jurusan Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Kendari
Disusun Oleh :
SRI AYU WULANDARI NIM.P00324013065
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN DII KEBIDANAN 2016
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
1. Nama : Sri Ayu Wulandari
2. Tempat dan Tanggal Lahir : Lampeapi, 07 Februari 1994
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Suku/Kebangsaan : Wawonii/Indonesia
6. Alamat : Desa Lampeapi Kec. Wawonii Tengah
B. Pendidikan
1. MISDDI 1 Lampeapi Tamat Tahun 2007
2. SMP Negeri 2 Lampeapi Tamat Tahun 2010
3. SMA Negeri 2 Lampeapi Tamat Tahun 2013
4. Terdaftar Sebagai Mahasiswa Poltekkes Kendari Jurusan
Kebidanan Tahun 2013 Sampai Sekarang
SURAT PERYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Sri Ayu Wulandari
NIM : P00324013065
Program Studi : Diploma III Jurusan Kebidanan
Judul KTI :Studi Pengetahuan Ibu Post Partum tentang
Pentingnya Perawatan Payudara DI Ruang nifas
Puskesmas Poasia Tahun 2016
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini
benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan
tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran
saya sendiri. Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa tugas akhir
ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas
perbuatan tersebut.
Kendari, 14 Juli 2016
Yang membuat pernyataan,
Sri Ayu Wulandari
NIM.P00324013065
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan Rahmat dan Hidayah serta Berkat Karunia – Nya
penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Studi
Pengetahuan Ibu Post Partum tentang Pentingnya Perawatan Payudara
DI Ruang nifas Puskesmas Poasia Tahun 2016.” sebagai salah satu
syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada program studi Diploma III
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Kendari.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini
tidak terlepas dari peran serta dan bantuan dari berbagai pihak, baik
bantuan moril maupun materiil. Maka dari itu perkenankanlah penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Petrus, SKM, M. Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kendari yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk
mengikuti pendidikan sampai selesainya penulisan Karya Tulis Ilmiah
ini.
2. Ibu Wahida, S.Si.T.M. Keb, Elyasari, SST, M. Keb, Farming, SST, M.
Keb, Hasmia Naningsih, SST,M.Keb dan Andi Malahayati N,
S.Si.T,M.Kes selaku tim penguji Karya Tulis Ilmiah.
3. Ibu Halijah, SKM. M. Kes selaku ketua jurusan kebidanan.
4. Dosen-dosen Politeknik Kesehatan Kendari Jurusan Kebidanan yang
telah memberi bekal ilmu pengetahuan kepada penulis selama
dibangku kuliah dan seluruh staf tata usaha yang memberikan
pelayanan kepada penulis dalam menyelesaikan karya Tulis Ilmiah ini.
5. Bapak Kepala Puskesmas Poasia yang telah memberi izin untuk
melakukan penelitian di Puskesmas Poasia.
6. Teristimewa kepada kedua orang tuaku ayahanda Hasnawin dan
ibundaku Hajesa, serta saudara-saudaraku yang telah memberikan
kasih sayang, dorongan dan doa restu serta pengorbanan baik moril
maupun materi yang tiada henti-hentinya selama penulis menempuh
pendidikan sampai saat ini.
7. Sahabat-sahabatku (Vidha, Dila, Cimenk, Otien, Eli, Suri, Sri Anya,
Rini, Ainul, Listi, yuki dan masih banyak lagi yang belum sempat
disebutkan namanya). Serta rekan-rekan seperjuangan dikelas III B
Kebidanan dan mahasiswi angkatan 2013 yang telah memberikan
support dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
8. Keluarga besarku dan anak-anak Wawonii serta pihak-pihak lain yang
telah memberikan bantuan doa dan dukungan selama proses
pendidikan sekaligus permohonan maaf karena penulis tidak bisa
mencantumkan semua pihak-pihak tersebut satu persatu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Karya
Tulis Ilmiah ini masih banyak kekeliruan, kesalahan, dan kekurangan.
Oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan saran, pendapat dan kritikan
dari semua pihak demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
Kendari, Februari 2016
Penulis
ABSTRAK
Sri Ayu Wulandari (P00324013065) Studi Pengetahuan Ibu Post
Partum tentang Pentingnya Perawatan Payudara DI Ruang nifas Puskesmas Poasia Tahun 2016. Di bawah bimbingan Ibu Hasmia Naningsi dan Ibu Andi Malahayati N.
Latar Belakang : Menurut data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2007, angka kematian ibu di Indonesia sebesar 228/100.000 kelahiran hidup sedangkan target yang ingin dicapai sesuai tujuan pada tahun 2015 angka kematian ibu turun menjadi 102 kematian/100.000 kelahiran hidup, namun kenyataanya pada tahun 2012 berdasarkan SDKI 2012, rata-rata angka kematian ibu (AKI) tercatat mencapai 359 per 100 ribu kelahiran hidup. Tujuan : Untuk mengetahui pengetahuan ibu Post Partum tentang
pentingnya perawatan payudara diruang Nifas Puskesmas Poasia Tahun 2016. Metode Penelitian : Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian ini telah dilakukan di Ruang Nifas Puskesmas Poasia tahun 2016 yang dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2016. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu nifas di ruang nifas Puskesmas Poasia sebanyak 30 orang. Dengan jumlah sampel 30 responden yang ditetapkan dengan pengambilan sampel yang dilakukan secara kebetulan, dimana orang yang ditemui berkunjung secara kebetulan ditetapkan sebagai sampel. Hasil Penelitian : Dari 30 responden sebagian besar responden memiliki pengetahuan dalam kategori cukup, yakni sebanyak 15 orang (50%), pengetahuan dalam kategori baik sebanyak 8 orang (26,6%) dan pengetahuan dalam kategori kurang sebanyak 7 orang (23,4%). Kesimpulan : Diketahui bahwa pengetahuan ibu tentang pentingnya perawatan payudara di puskesmas poasia berdasarkan umur terbanyak dalam kategori umur 36-45 tahun yakni 8 responden (26,7%), pendidikan terbanyak dalam kategori pendidikan SMA/SMK yakni 7 responden (23,3%), dan pekerjan terbanyak dalam kategori pekerjaan IRT yakni 15 responden (50 %). Saran : Bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian yang serupa dengan penelitian ini agar menambah jumlah variabel penelitian sehingga mendapatkan hasil yang maksimal. DAFTAR PUSTAKA : 13 (2003-2016) KATA KUNCI : Pengetahuan, Perawatan Payudara
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ........................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................ iv
SURAT PERYATAAN KEASLIAN TULISAN ...................................... v
KATA PENGANTAR ........................................................................... vi
ABSTRAK ........................................................................................... viii
DAFTAR ISI ......................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xiii
BAB I PEDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian .................................................................... 6
E. Keaslian Penelitian .................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori .......................................................................... 8
1. Pengetahuan........................................................................ 8
a.) Pengertian ...................................................................... 8
b.) Cara Memperoleh Pengetahuan ..................................... 10
c.) Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan ........... 12
2. Konsep Dasar Perawatan Payudara .................................... 15
a.) Pengertian ...................................................................... 15
b.) Tujuan Perawatan payudara........................................... 16
c.) Manfaat Perawatan Payudara ........................................ 17
d.) Langkah-Langkah Perawatan Payudara ........................ 17
e.) Teknik Pengurutan Payudara ......................................... 18
B. Landasan Teori ......................................................................... 20
C. Kerangka Konsep ...................................................................... 23
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ......................................................................... 24
B. Tempat Penelitian ..................................................................... 24
C. Waktu Penelitian ....................................................................... 24
D. Populsi dan Sampel .................................................................. 24
E. Variabel Penelitian .................................................................... 25
F. Definisi Operasional .................................................................. 25
G. Instrumen Penelitian.................................................................. 27
H. Prosedur Pengumpulan Data .................................................... 28
I. Pengolahan Data....................................................................... 28
J. Penyajian Data .......................................................................... 30
K. Analisa Data .............................................................................. 30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian.......................................................................... 31
B. Pembahasan ............................................................................. 40
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................ 47
B. Saran ......................................................................................... 47
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Distribusi Responden Menurut Umur Ibu Post Partum Tentang Perawatan Payudara di Ruang Nifas Puskesmas Poasia tahun 2016 ............................................................................................. 31
Tabel 2. Distribusi Responden Menurut Pendidikan Ibu Post Partum
Tentang Perawatan Payudara di Ruang Nifas Puskesmas Poasia tahun 2016 ...................................................................... 32
Tabel 3. Distribusi Responden Menurut Pekerjaan Ibu Post Partum
Tentang Perawatan Payudara di Ruang Nifas Puskesmas Poasia tahun 2016 ....................................................................... 33
Tabel 4. Distribusi Responden Menurut Pengetahuan Ibu Post Partum
Tentang Perawatan Payudara di Ruang Nifas Puskesmas Poasia tahun 2016 ....................................................................... 33
Tabel 5. Distribusi Responden Menurut Pengetahuan Ibu Post Partum
Tentang Perawatan Payudara berdasarkan Umur di Ruang Nifas Puskesmas Poasia tahun 2016 .......................................... 34
Tabel 6 Distribusi Responden Menurut Pengetahuan Ibu Post Partum
Tentang Perawatan Payudara Berdasarkan Pendidikan di Ruang Nifas Puskesmas Poasia tahun 2016 ............................... 35
Tabel 7. Distribusi Responden Menurut Pengetahuan Ibu Post Partum Tentang Perawatan Payudara Berdasarkan Pekerjaan di Ruang Nifas Puskesmas Poasia tahun 2016 .......................................... 36
DAFTAR GAMBAR
Kerangka Konsep ................................................................................ 22
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuosioner Penelitian
Lampiran 2. Master Tabel Penelitian
Lampiran 3. Surat Izin Pengambilan Data Awal
Lampiran 4. Surat Izin Penelitian dari Politeknik Kesehatan Kendari
Lampiran 5. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
World health organization (WHO) dan United nations of
children’s fund (UNICEF) berpendapat bahwa diantara faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi pemulaian dan penetapan menyusui,
pelayanan kesehatan khususnya yang berhubungan dengan
perawatan payudara ibu,merupakan hal penting yang dapat
menyebabkan meningkatnya jumlah dan lamanya menyusui. Oleh
karena itu World healteh organization (WHO) dan United nations of
children’s fund (UNICEF) mendorong agar dilakukan sesuatu
pengenalan mengenai bagaimana pelayanan kesehatan dapat
meningkat khususnya tentang perawatan payudara sehubungan
dengan proses menyusui. Dengan demikian kebijakan pelaksanaan
dan kebiasaan untuk meningkatkan usaha dimulainya secara dini dan
dimantapkan perawatan payudara sehubungan dengan proses
menyusui dapat ditegakkan hal-hal yang mengganggu dapat diubah
(Creasoft, 2008).
Menurut data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun
2007, angka kematian ibu di Indonesia sebesar 228/100.000 kelahiran
hidup sedangkan target yang ingin dicapai sesuai tujuan pada tahun
2015 angka kematian ibu turun menjadi 102 kematian/100.000
kelahiran hidup, namun kenyataanya pada tahun 2012 berdasarkan
1
SDKI 2012, rata-rata angka kematian ibu (AKI) tercatat mencapai 359
per 100 ribu kelahiran hidup. Rata-rata kematian ini jauh melonjak
dibanding hasil SDKI 2007 yang mencapai 228 per 100 ribu.
(Kemenkes RI, 2013).
Tiga penyebab utama Angka Kematian Ibu di Indonesia dalam
bidang obstetri adalah perdarahan (42%), infeksi (10%) dan pre
eklampsia (13%) (DepKes RI, 2012). Menurut data kesehatan Provinsi
Sulawesi Tenggara terakhir pada tahun 2013 Angka Kematian Ibu
sebesar 60 per 1000 kelahiran hidup dan tiga penyebab Angka
Kematian Ibu di Provinsi Sulawesi Tenggara yaitu perdarahan
(34,62%), pre eklampsia (14,01%) dan infeksi (3,02%) (DinKes Sultra,
2013). Jika ditinjau dari penyebab kematian para ibu, salah satu
penyebab langsung kematian maternal terbesar selain perdarahan,
eklamsia, dan kompilkasi masa nifas adalah infeksi, sedangkan
penyebab secara tidak langsung lainnya seperti terlambat mengenali
tanda bahaya karena tidak mengetahui tanda kehamilan dalam resiko
tinggi, terlambat mencapai fasilitas untuk persalinan dan terlambat
untuk mendapatkan pelayanan (Depkes RI, 2008).
Dari data di atas infeksi termasuk salah satu penyebab Angka
Kematian Ibu, meski hanya 10% namun apabila tidak ditangani dengan
baik, maka akan mengakibatkan pada peningkatan jumlah Angka
Kematian Ibu karena infeksi tersebut.
Diantara infeksi pada masa nifas adalah terjadi infeksi yang
terjadi pada payudara. Infeksi pada payudara dapat terjadi karena
kurangnya pemeliharaan kebersihan payudara dan teknik perawatan
payudara yang kurang tepat yang disebabkan oleh kurangnya
informasi tentang perawatan payudara pada masa nifas yang benar.
Perawatan payudara dilakukan dikarenakan mempunyai beberapa
manfaat diantaranya memelihara kebersihan payudara agar terhindar
dari infeksi, meningkatkan produksi ASI dengan merangsang kelenjar-
kelenjar air susu melalui pemijatan, mencegah bendungan ASI atau
pembengkakan payudara, melenturkan dan menguatkan putting,
mengetahui secara dini kelainan putting susu dan melakukan usaha
untuk mengatasinya, persiapan psikis ibu menyusui (Saryono dan
Roischa, 2009).
Menurut Saryono dan Roischa (2009) akibat dari perawatan
payudara yang tidak benar dapat mengakibatkan obstructed duct yaitu
keadaan dimana terjadi sumbatan pada satu atau lebih saluran
susu/duktus laktiferus yang dapat disebabkan oleh beberapa hal,
misalnya tekanan jari pada payudara waktu melakukan perawatan
payudara dan menyusui, pemakaian BH yang terlalu ketat, dan
komplikasi pada payudara bengkak, nyeri, memerah/mastitis. Bila
mastitis berlanjut, dapat terjadi abses payudara yaitu ibu tampak sakit
lebih parah, payudara lebih mengkilap, benjolan tidak lagi sekeras
pada mastitis, tetapi mengandung cairan atau pus. Jika sudah terjadi
abses maka payudara yang sakit tidak boleh disusukan, mungkin juga
perlu tindakan bedah (Taufan Nugroho, 2011).
Menurut Taufan Nugroho (2011) untuk menghindari infeksi
payudara perlu dilakukan perawatan payudara. Indikasi perawatan
payudara ini dilakukan pada payudara yang tidak mengalami kelainan
dan yang mengalami kelainan seperti bengkak, lecet, dan putting
inverted (puting tidak menonjol/masuk ke dalam). Perawatan payudara
pada ibu menyusui dilakukan 2 kali sehari pagi dan sore sejak hari
kedua pasca persalinan (Saryono dan Roischa, 2009).
Oleh karena itu penting untuk memberikan informasi dan
mengajarkan cara melakukan perawatan payudara sedini mungkin
pada ibu tentang pentingnya melakukan perawatan payudara dalam
rangka persiapan ibu untuk menyusui pada masa menyusui agar tidak
terjadi masalah seperti ASI sulit keluar, putting susu lecet, putting susu
nyeri, payudara bengkak, mastitis atau abses payudara, dll.
Berdasarkan pengambilan data awal yang telah dilakukan di
Puskesmas Poasia tanggal 23 Januari 2016 didapatkan jumlah ibu
nifas dipuskesmas poasia bulan Januari sampai Desember 2015
totalnya sebanyak 557 dan rata-rata tiap bulannya sebanyak 46 ibu
nifas (8,25%), kemudian setelah dilakukan wawancara dengan
pertanyaan meliputi tentang perawatan payudara,kepada 5 ibu nifas
hanya 1 orang yang bisa menjawab pertanyaan tentang perawatan
payudara, dan 4 ibu tidak menjawab pertanyaan tentang perawatan
payudara. Dari hasil wawancara tersebut menunjukan bahwa lebih
banyak ibu nifas yang belum mengetahui tentang pentingnya
perawatan payudara.
Berdasarkan latar belakang masalah yang menyebutkan bahwa
masih banyak ibu nifas yang kurang memiliki pengetahuan tentang
pentingnya perawatan payudara, dari survey awal yang dilakukan,
sehingga peneliti dapat menggambarkan secara umum bahwa masih
rendahnya studi pengetahuan ibu post partum tentang pentingnya
perawatan payudara di Puskesmas Poasia Kota Kendari Tahun 2015
maka penulis tertarik untuk meneliti “Bagaimana Tingkat Pengetahuan
ibu tentang pentingnya perawatan payudara Di puskesmas Poasia
tahun 2016?”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah “ Bagaimanakah pengetahuan ibu post
partum tentang perawatan payudara diruang nifas Puskesmas Poasia
tahun 2016 ? “
C. Tujuan Penelitian
1) Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengetahuan ibu Post Partum tentang
pentingnya perawatan payudara diruang Nifas Puskesmas Poasia
Tahun 2016.
2) Tujuan Khusus
a) Untuk mengetahui pengetahuan ibu post partum tentang
pentingnya perawatan payudara berdasarkan pendidikan
diruang nifas Puskesmas Poasia Tahun 2016.
b) Untuk mengetahui pengetahuan ibu post partum tentang
pentingnya perawatan payudara berdasarkan faktor pekerjaan
Di Puskesmas Poasia Tahun 2016
c) Untuk mengetahui pengetahuan ibu post partum tentang
pentingnya perawatan payudara berdasarkan faktor umur Di
Puskesmas Poasia Tahun 2016
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan peneliti tentang Studi
pengetahuan ibu post partum tentang pentingnya perawatan
payudara
2. Bagi Ibu Nifas
Menambah wawasan dan pengetahuan ibu nifas khususnya
tentang pentingnya perawatan payudara
3. Bagi Tempat Penelitian
Sebagai bahan masukan bagi bidan dalam meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan khususnya tentang Studi pengetahuan ibu
post partum tentang pentingnya perawatan payudara.
4. Bagi Pendidikan
Dapat dijadikan sebagai referensi atau sumber informasi untuk
melakukan penelitian selanjutnya dan bahan bacaan bagi
mahasiswa.
E. Keaslian Penelitian
1. Ika Ayuning Tyas (2010) dengan judul “Gambaran Pengetahuan
Ibu Nifas tentang Perawatan Payudara di BPS kamilah Purwosari
Surakarta”. Metode penelitian deskriptif dengan pendekatan cross
sectonal . populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
seluruh ibu nifas yang ada di BPS Kamilah Purwosari pada bulan
Juni 2010 sejumlah 34 responden dengan menggunakan tehnik
total sampling. Alat pengumpulan data menggunakan format
kuesioner.
2. Eka Pratiwi (2009), dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas
tentang Tehnik Perawatan Payudara di RB Prasasti Mojolaban”.
Metode penelitian deskriptif. Populasi yang digunakan seluruh ibu
nifas pada bulan April-Mei 2009 berjumlah 20 responden dengan
menggunakan tehnik purposive sampling. Alat ukur yang digunakan
Kuesioner.
Perbedaan dari penelitian yang penulis lakukan dengan
penelitian sebelumnya adalah Judul, populasi, sampel. Sedangkan
persamaannya yaitu metode yang digunakan deskriptif kuantitatif.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Pengetahuan
a. Pengertian
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” pengindraan
manusia terhadap suatu obyek tertentu. Proses pengindraan
terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra pengeliatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan melalui kulit. Pengetahuan
atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang (over behavior) (Notoatmodjo,
2012).
Penegetahuan diperoleh melalui belajar yang merupakan
suatu proses mencari tau yang tadinya tidak tahu menjadi tahu,
konsep mencari tahu mencakup berbagai metode dari konsep,
baik melalui proses pendidikan maupun pengalaman.
Pengetahuan adalah sebagai ingatan atas bahan-bahan yang
telah dipelajari, mengingat kembali sekumpulan bahan yang
luas ari hal-hal yang terperinci untuk teori tetapi apa yang
diberikan telah menggunakan ingatan akan terancam
keterangan yang sesuai.
Menurut Notoatmodjo (2012), Pengetahuan yang dicakup
di dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu:
1) Tahu (Knowledge)
Menunjukkan keberhasilan mengumpulkan
keterangan apa adanya. Termasuk dalam kategori ini adalah
kemampuan mengenali atau mengingat kembali hal-hal atau
keterangan yang pernah berhasil di himpun atau dikenali
(recall of facts).
2) Memahami (Comprehension)
Pemahaman di artikan di capainya pengertian
(understanding) tentang hal yang sudah kita kenali. Karena
sudah memahami hal yang bersangkutan maka juga sudah
mampu mengenali hal tadi meskipun diberi bentuk lain.
Termasuk dalam jenjang kognitif ini misalnya kemampuan
menterjemahkan, menginterpretasikan, menafsirkan,
meramalkan dan mengeksplorasikan.
3) Menerapkan (Aplication)
Penerapan diartikan sebagai kemampuan
menerapkan hal yang sudah dipahami ke dalam situasi dan
kondisi yang sesuai.
4) Analisa (Analysis)
Analisis adalah kemampuan untuk menguraikan hal
tadi menjadi rincian yang terdiri unsur - unsur atau
komponen - komponen yang berhubungan antara yang satu
dengan lainnya dalam suatu bentuk susunan berarti.
5) Sintesis (Syntesis)
Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun
kembali bagian - bagian atau unsur-unsur tadi menjadi suatu
keseluruhan yang mengandung arti tertentu.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk
membandingkan hal yang bersangkutan dengan hal-hal
serupa atau setara lainnya, sehingga diperoleh kesan yang
lengkap dan menyeluruh tentang hal yang sedang dinilainya.
b. Cara Memperoleh Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2012) ada beberapa cara untuk
memperoleh pengetahuan, yaitu:
1) Cara Coba-Salah (Trial and Error)
Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan
kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila
kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan
yang lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal pula, maka
dicoba dengan kemungkinan ketiga, dan apabila
kemungkinan ketiga gagal dicoba kemungkinan keempat
dan seterusnya, sampai masalah tersebut dapat dipecahkan.
Itulah sebabnya maka cara ini disebut metode trial (coba)
and error (gagal atau salah) atau metode coba-salah coba-
coba.
2) Cara Kekuasaan atau Otoritas
Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali
kebiasaan-kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh
orang, tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan
tersebut baik atau tidak. Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya
diwariskan turun temurun dari generasi ke generasi
berikutnya, dengan kata lain pengetahuan tersebut diperoleh
berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan, baik tradisi,
otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli-
ahli ilmu pengetahuan. Prinsip ini adalah, orang lain
menerima pendapat yang dikemukakan oleh orang yang
mempunyai otoritas, tanpa terlebih dulu menguji atau
membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan fakta empiris
ataupun berdasarkan penalaran sendiri.
Hal ini disebabkan karena orang yang menerima
pendapat tersebut menganggap bahwa yang di
kemukakannya adalah benar.
3) Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Pengalaman adalah guru yang baik, demikian
bunyi pepatah, pepatah ini mengandung maksud bahwa
pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan, atau
pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh
pengetahuan.
4) Melalui Jalan Pikiran
Sejalan dengan perkembangan umat manusia, cara
berpikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia
telah mampu menggunakan penalarannya dalam
memperoleh pengetahuannya.
Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran
pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikirannya,
baik melalui induksi maupun deduksi.
5) Cara Moderen dalam Memperoleh Pengetahuan
Cara baru dalam memperoleh pengetahuan pada
dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut
“metode penelitian ilmiah”, atau lebih popular disebut
metodologi penelitian (research methodology).
c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2012), faktor-faktor yang
mempengaruhi pengetahuan adalah :
1) Pendidikan
Pendidikan adalah proses tumbuh kembang seluruh
kemampuan dan perilaku manusia melalui pengajaran,
sehingga dalam penelitian ini perlu dipertimbangkan umur
dan proses belajar. Tingkat pendidikan juga merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang
yang lebih menerima ide-ide dan teknologi yang baru.
pendidikan adalah proses seseorang
mengembangkan kemampuan, sikap, dan bentuk-bentuk
tingkah laku lainnya di dalam masyarakat tempat ia hidup,
proses sosial yakni orang dihadapkan pada pengaruh
lingkungan yang terpilih dan terkontrol (khususnya yang
datang dari sekolah), sehingga dia dapat memperoleh atau
mengalami perkembangan kemampuan sosial dan
kemampuan individu yang optimal. Pendidikan orang tua
merupakan salah satu faktor yang penting dalam tumbuh
kembang anak, karena dengan pendidikan yang baik orang
tua dapat menerima segala informasi dari luar terutama
tentang cara pengasuhan anak yang baik, bagaimana
menjaga kesehatan anaknya, pendidikannya dan
sebagainya (Soetjiningsih, 2005).
Tingkat pendidikan juga merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi persepsi seorang untuk lebih mudah
menerima ide dan teknologi baru semakin meningkat
pendidikan seorang maka akan bertambah pengalaman
yang mempengaruhi wawasan dan pengetahuan
(Notoadmodjo, 2012). Makin tinggi tingkat pendidikan
seseorang, maka makin mudah menerima informasi
sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki.
Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat
perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai baru
yang diperkenalkan. Kemahiran menyerap pengetahuan
akan meningkat sesuai dengan meningkatnya pendidikan
seseorang dan kemampuan ini berhubungan erat dengan
sikap seseorang terhadap pengetahuan yang diserapnya.
2) Pekerjaan
Pekerjaan adalah aktivitas yang dilakukan sehari-hari,
dimana seluruh bidang pekerjaan umumnya diperlukan
adanya hubungan sosial dan hubungan dengan orang.
Setiap orang harus dapat bergaul dengan orang lain, dengan
teman sejawat maupun berhubungan dengan atasan.
Pekerjaan dapat menggambarkan tingkat kehidupan
seseorang karena dapat mempengaruhi sebagian aspek
kehidupan seseorang termasuk pemeliharaan kesehatan.
Jenis pekerjaan dapat berperan dalam pengetahuan.
Ibu yang bekerja mempunyai waktu kerja sama
seperti dengan pekerja lainnya. Adapun waktu kerja bagi
pekerja yang dipekerjakan yaitu waktu siang tujuh jam satu
hari dan 40 jam satu minggu untuk enam hari kerja dalam
satu minggu, atau dengan delapan jam satu hari dan 40 jam
satu minggu untuk lima hari kerja dalam satu minggu. Sisa
waktu 16-18 jam digunakan untuk kehidupan dalam
keluarga, masyarakat, tidur, dan lain-lain (Sastrohadiwiryo,
2006).
Bagi pekerja wanita, bagaimanapun juga mereka
adalah ibu rumah tangga yang sulit lepas begitu saja dari
lingkungan keluarga. Wanita mempunyai beban dan
hambatan lebih berat dibandingkan rekan prianya. Dalam arti
wanita harus lebih dulu mengatasi urusan keluarga, suami,
anak dan hal-hal yang menyangkut tetek bengek rumah
tangganya (Anoraga, 2008).
3) Umur
Umur adalah suatu variabel yang sudah diperhatikan
dalam penyelidikan epidemiologi, yaitu pada angka kesakitan
ayaupun kematian. Hampir semua keadaan menunjukkan
pada keadaan umur seseorang. Umur merupakan salah satu
hal yang penting dalam mempengaruhi pengetahuan
seseorang. Hal ini sesuai dengan pendapat Hurlock dalam
Notoatmodjo (2012) bahwa semakin tinggi umur seseorang
semakin tinggi pula tingkat pengetahuannya dan ini diperoleh
dari pengalamannya, dan ini akan berpengaruh terhadap apa
yang akan dilakukan oleh seseorang.
2. Konsep Dasar Perawatan Payudara
1. Pengertian
Perawatan payudara pada masa nifas adalah suatu
kebutuhan bagi ibu yang baru saja melahirkan.masa nifas
sendiri adalah selama enam minggu atau 40 hari setelah
persalinan.pada masa nifas perawatan payudara merupakan
suatu tindakan yang sangat penting untuk merawat payudara
terutama untuk memperlancar pengeluaran air susu ibu (ASI).
Hal ini terjadi karna pada masa ini ibu mengalami perubahan
fisik dan alat reproduksi yang kembali ke keadaan sebelum
hamil,masa laktasi maupun perubahan psikologis untuk
mendapatkan keturunan baru.
Dengan melakukan perawatan payudara yang tepat yang
biasanya berupa pengurutan dan pemijatan menggunakan
beberapa bahan dan alat-alat yang alami,diharapkan ibu
merasa lebih nyaman menyusui bayinya.Dengan melakukan
perawatan payudara saat nifas diharapkan ibu dapat
meningkatkan produksi ASI dengan merangsang kelenjar air
susu. Payudara adalah satu-satunya penghasil ASI. jika hal itu
sudah terjadi maka dapat berdampak pada bayi.Selain
itu,payudara ibu juga beresiko menjadi kendur setelah menyusui
jika tidak langsung dirawat saat masa nifas.(Taufan Nugroho,
2014)
2. Tujuan Perawatan Payudara
Perawatan payudara pasca persalinan merupukan
kelanjutan perawatan payudara semasa hamil,yang mempunyai
tujuan sebagai berikut:
1) Untuk menjaga kebersihan payudara sehingga terhindar dari
infeksi
2) Untuk mengenyalkan putting susu,supaya tidak mudah lecet
3) Untuk menonjolkan putting susu.
4) Menjaga bentuk buah dada tetap bagus
5) Untuk mencegah terjadinya penyumbatan
6) Untuk memperbanyak produksi ASI
7) Untuk mengetahui adanya kelainan(Yetti Anggraini, 2010)
3. Manfaat perawatan payudara
Perawatan payudara adalah suatu tindakan untuk
merawat payudara terutama pada masa nifas untuk
memperlancar ASI. Perawatan payudara dapat dilakukan dua
kali sehari saat mandi paid an sore.Berikut adalah manfat
perawatan payudara:
1. Memelihara kebersihan payudara sehingga bayi mudah
menyusu pada ibunya
2. Melenturkan dan menguatkan putting susu sehingga bayi
mudah menyusu
3. Mengurangi resiko luka saat bayi menyusu
4. Merangsang kelanjar air susu sehingga produksi ASI
menjadi lancer
5. Untuk persiapan psikis ibu menyusui dan menjaga bentuk
payudara
6. Mencegah penyumbatan pada payudara
4. Langkah-langkah perawatan payudara
a. Persiapan ibu :
1) Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
2) Buka pakaian
3) Persiapan alat :
a) Handuk
b) Kapas yang dibentuk bulat
c) Minyak kelapa atau baby oil
d) Waslap atau handuk kecil untuk kompres
e) Dua baskom masing-masing berisi air hangat dan air
dingin
b. Pelaksanaan Perawatan Payudara
1) Buka pakaian ibu
2) Letakkan handuk di atas pangkuan ibu tutuplah payudara
dengan handuk
3) Buka handuk pada daerah payudara dan taruh di pundak
4) Kompres putting susu dengan menggunakan kapas
minyak selama 3-5 menit agar epitel yang lepas tidak
menumpuk lalu bersihkan kerak-kerak pada putting susu
5) Bersihkan dan tariklah putting susu keluar terutama untuk
putting susu yang data
6) Ketuk-ketuk sekeliling putting susu dengan ujung-ujung
jari.
5. Teknik Pengurutan Payudara
Sesudah melahirkan, payudara perlu dirawat dengan
cara diurut. Tindakan ini bisa memelihara kebersihan payudara,
melancarkan keluarnya ASI, mencegah bendungan pada
payudara. Pengurutan sebaiknya dilakukan sejak hari kedua
setelah melahirkan sebanyak dua kali sehari. Agar hasilnya
baik, lakukan pengurutan secara sistematis dan teratur, disertai
perawatan tubuh secara umum seperti mengkonsumsi
makanan bergizi, menjaga hygiene, cukup istirahat dan
sebagainya
langkah-langkah pengurutan sebagai berikut :
a) Pengurutan I
1) Licinkan kedua tangan dengan beby oil
2) Menyokong payudara kiri dengan tangan kiri, lakukan
gerakan kecil dengan 2 atau 3 jari tangan tangan mulai
dari pangkal payudara dengan gerakan memutar
berakhir pada daerah putting (dilakukan 20-30 kali)
b) Pengurutan II
Membuat gerakan memutar sambil menekan dari pangkal
payudara dan berakhir pada putting susu (dilakukan 20-
30 kali) pada kedua payuada
c) Pengurutan III
Meletakkan kedua tangan diantara payudara,mengurut
dari tengah ke atas sambil mengangkat kedua payudara
dan lepaskan keduanya perlahan.
d) Pengurutan VI
Mengurut payudara dengan sisi kelingking dari arah
pangkal kearah putting susu. Payudara dikompres
dengan air hangat lalu air dingin secara bergantian
selama 5 menit. Bersihkan puting susu dan sekitarnya
dengan handuk yang kering dan bersih.Janganlah
menggunakan BH yang menekan payudara, tapi gunakan
BH yang menopang dan menyangga payudara.
Akibat yang timbul jika tidak melakukan perawatan payudara
1. Anak susah menyusu karena payudara yang kotor
2. Putting susu tenggelem sehingga bayi susah menyusu
3. ASI menjadi lama keluar berdampak pada bayi
4. Produksi ASI terbatas karena kurang dirangsang melalui
pemijatan dan pengurutan
5. Terjadi pembekeken, peradangan pada bayudara dan
kulit payudara terutama pada bagian putting mudah lecet
(Taufan Nugroho, 2014)
B. Landasan Teori
Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah
lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan
(Pusdiknakes, 2010). Masa nifas mulai setelah partus selesai dan
berakhir setelah kira-kira 6 minggu, akan tetapi seluruh alat
genetalia baru pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam
waktu 3 bulan (Sarwono, 2012)
Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi
setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek
tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia yakni:
indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba.
Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
telinga (Notoatmojo,2012)
Pengetahuan diperoleh melalui belajar yang merupakan
suatu proses mencari tahu yang tadinya tidak tahu menjadi tahu,
konsep mencari tahu mencakup berbagai metode dari konsep, baik
melalui proses pendidikan maupun pengalaman. Pengetahuan
adalah sebagai ingatan atas bahan-bahan yang telah dipelajari,
mengingat kembali sekumpulan bahan yang luas ari hal-hal yang
terperinci untuk teori tetapi apa yang diberikan telah menggunakan
ingatan akan terancam keterangan yang sesuai.
pendidikan adalah proses seseorang mengembangkan
kemampuan, sikap, dan bentuk-bentuk tingkah laku lainnya di
dalam masyarakat tempat ia hidup, proses sosial yakni orang
dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol
(khususnya yang datang dari sekolah), sehingga dia dapat
memperoleh atau mengalami perkembangan kemampuan sosial
dan kemampuan individu yang optimal. Pendidikan orang tua
merupakan salah satu faktor yang penting dalam tumbuh kembang
anak, karena dengan pendidikan yang baik orang tua dapat
menerima segala informasi dari luar terutama tentang cara
pengasuhan anak yang baik, bagaimana menjaga kesehatan
anaknya, pendidikannya dan sebagainya (Soetjiningsih, 2005).
Pekerjaan adalah aktivitas yang dilakukan sehari-sehari
dimana seluruh bidang pekerjaan umumnya diperlukan adanya
hubungan sosial dan hubungan dengan orang.Setiap orang harus
dapat bergaul dengan orang lain,dengan teman sejawat maupun
berhubungan dengan atasan. Pekerjaan dapat menggabarkan
tingkat kehidupan seseorang karena dapat mempengaruhi
sebagian aspek kehidupan seseorang termaksud pemeliharaan
kesehatan. Jenis pekerjaan dapat berperan dalam
pengetahuan.(Sastrohadiwiryo, 2006)
Umur merupakan salah satu hal yang penting dalam
mempengaruhi pengetahuan seseorang. Hal ini sesuai dengan
pendapat Hurlock dalam Notoatmodjo (2012) bahwa semakin tinggi
umur seseorang semakin tinggi pula tingkat pengetahuannya dan
ini diperoleh dari pengalamannya, dan ini akan berpengaruh
terhadap apa yang akan dilakukan oleh seseorang.
C. Kerangka Konsep
F.
Gambar 2.2 Kerangka Konsep penelitian
Keterangan :
Variabel independen : Pendidikan, pekerjaan, umur
Variabel dependen : Pengetahuan tentang perawatan payudara
Pengetahuan tentang
perawatan payudara
Pendidikan
Pekerjaan
Umur
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif
yang dimaksud untuk mendeskripsikan atau menguraikan suatu
keadaan secara objektif dalam hal ini menggambarkan pengetahuan
ibu tentang perawatan payudara
B. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan diruang nifas Puskesmas Poasia
Kendari tahun 2016.
C. Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret - April 2016.
D. Populasi dan sampel penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu nifas yang
dirawat diruang nifas Puskesmas Poasia kendari pada bulan
Januari tahun 2016 yang berjumlah 30 orang.
2. Sampel
Sampel merupakan sebagian dari populasi yang diambil dari
keseluruhan objek penelitian yang dijadikan bahan penelitian
dimana bagian tersebut mewakili dari seluruh populasi
(Notoatmodjo , 2010). Populasi kurang dari 100 diambil semua,
sedangkan populasi lebih dari 100 dapat diambil 10-15 % atau 20-
25% (Arikunto, 2010). Sampel yang diambil yakni 30 ibu nifas
(accidental sampling), yaitu suatu tehnik penetapan sampel yang
dilakukan secara kebetulan, dimana orang yang ditemui berkunjung
secara kebetulan diterapkan sebagai sampel.
E. Variabel Penelitian
Variabel adalah konsep dari berbagai level abstrak yang di
devenisikan sebagai suatu fasilitas untuk pengukuran dan atau
manipulasi suatu penelitian. Konsep yang di tujuh dalam suatu
penelitian bersifat konkret dan secara langsung bisa di ukur. Konkret
tersebut bisa di artikan sebagai suatu variabel dalam penelitian
(Nursalam, 2008).
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu:
1. Variabel independen atau variabel bebas dalam penelitian ini yaitu
umur ibu, pendidikan ibu, dan pekerjaan ibu.
2. Variabel dependen atau variabel terikat dalam penelitian ini yaitu
pengetahuan ibu nifas tentang pentingnya perawatan payudara
F. Definisi Operasional
1. Pengetahuan ibu tentang perawatan payudara
Pengetahuan adalah apa yang mampu diketahui responden
tentang perawatan payudara pada masa nifas diruang nifas.
Puskesmas Poasia
Kriteria objektif :
Baik : Bila skor yang diperoleh 76-100%
Cukup : Bila skor yang diperoleh 56-75%
Kurang : Bila skor yang diperoleh 0-55% (Notoatmodjo, 2012)
2. Umur
Umur adalah usia responden saat penelitian dilakukan,
dengan kategori :
a. Masa remaja akhir : 17 – 25 tahun
b. Masa dewasa awal : 26 – 35 tahun
c. Masa dewasa akhir : 36 – 45 tahun (Depkes RI, 2009).
3. Pendidikan
Pendidikan adalah jenis pendidikan formal yang terakhir yang
disielesaikan oleh responden, dengan kategori:
a. SD
b. SMP
c. SMA/SMK
d. Pendidikan tinggi (Depkes RI, 2009).
4. Pekerjaan
Pekerjaan adalah sesuatu yang dikerjakan untuk
mendapatkan penghasialan.
Kriteria Objektif :
Bekerja
a. PNS
b. Wiraswasta
c. Petani
Tidak bekerja
a. Ibu rumah tangga (Notoatmodjo, 2012)
G. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan
untuk pengumpulan data (Notoatmodjo, 2012). Instrumen penelitian
yang digunakan untuk pengambilan data adalah kuesioner. Kuesioner
merupakan tekhnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawab .
Untuk Pengetahuan ibu post partum tentang penting perawatan
payudara, kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup dimana
sudah terdapat jawabannya, sehingga responden tinggal memilih
jawaban “benar” atau “salah”. Sistem penilaian pertanyaan dengan
kriteria positif (favourable) yaitu jawaban bila menjawab “benar”
nilainya 1 jika menjawab salah nilainya 0 dan kriteria negatif
(unfauvorable) bila menjawab salah nilainya 1 dan jika menjawab
benar nilainya 0. Pengisian kuesioner tersebut dengan memberi tanda
centang (√) pada jawaban yang benar (Hidayat,2014)
H. Prosedur Pengumpulan Data
Menurut Riwidikdo (2013), cara memperoleh data dibagi
menjadi 2 yaitu data primer dan data sekunder.
1. Data Primer adalah data yang secara langsung diambil dari
subjek/objek penelitian oleh peneliti perorang maupun organisasi
(Riwidikdo, 2013). Data primer dalam penelitian ini diperoleh secara
langsung dari sumbernya dan diperoleh jawaban dari pertanyaan
yang disediakan dari kuesioner.
2. Data sekunder adalah data yang didapat secara langsung dari
objek penelitian. Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang
dikumpulkan oleh pihak dengan berbagai cara metode baik secara
komersial maupun non komersial (Riwidikdo, 2013). Dalam
penelitian ini data sekunder berupa data sejumlah ibu hamil didapat
dari rekam medic dari bidan di puskesmas Poasia Khususnya
ruang nifas.
I. Pengolahan Data
Pengolahan data pada dasarnya merupakan suatu proses untuk
memperoleh data atau data ringkasan berdasarkan suatu kelompok
data mentah dengan menggunakan rumus tertentu sehingga
menghasilkan informasi yang diperlukan. Pengolahan data dilakukan
dengan cara:
1. Pengeditan (editing)
Editing dimaksudkan untuk meneliti tiap daftar pertanyaan
yang diisi agar lengkap untuk mengoreksi data yang meliputi
kelengkapan pengisian atau jawaban yang tidak jelas, sehingga jika
terjadi kesalahan atau kekurangan data dapat dengan mudah
terlihat dan segera dilakukan perbaikan. Proses editing dalam
penelitian ini dilakukan dengan cara mengecek kelengkapan
kuesioner yang telah diisi oleh responden untuk memastikan bahwa
seluruh pertanyaan dalam kuesioner telah diisi sesuai dengan
petunjuk sebelum menyerahkan kuesioner.
2. Pengkodean (coding)
Setelah data terkumpul dan selesai diedit di lapangan, tahap
berikutnya adalah mengkode data, yaitu melakukan pemberian kode
untuk setiap pertanyaan dan jawaban dari responden untuk
memudahkan dalam pengolahan data. Pengkodean yang dilakukan
oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu dengan memberi nomor yang
mewakili dan berurutan pada tiap kuesioner sebagai kode yang
mewakili identitas responden dan memberikan kode pada setiap
jawaban responden.
3. Pemberian skor (scoring)
Skoring adalah memberikan penilaian terhadap item-item yang
perlu diberi penilaian atau skor.
4. Pemasukan data (entry)
Entry data adalah proses memasukkan data-data dalam tabel
berdasarkan variabel penelitian.
5. Tabulasi (tabulating)
Tabulating dilakukan dengan memasukkan data ke dalam tabel
yang tersedia kemudian melakukan pengukuran masing-masing
variabel (Sugiyono, 2008).
J. Penyajian Data
Data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi disertaii
penjelasan Dalam bentuk narasi.
K. Analisis Data
Analisa data dilakukan secara manual dengan menggunakan
kalkulator, kemudian hasilnya disajikan dalam bentuk tabel frekuensi
disertai penjelasan-penjelasan. Sedangkan dalam pengolahan data
maka digunakan rumus:
𝑃 =𝑓
𝑛𝑥 100%
Keterangan:
f : Frekuensi yang sedang dicari persentasenya
n : Number Of Cases (jumlah frekuensi atau banyaknya individu)
P : Angka persentase (Sugiyono, 2008).
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
a. Keadaan Geografis
Puskesmas Poasia terletak di Kelurahan Rahandouna
Kecamatan Poasia Kota Kendari dengan wilayah kerja terdiri
dari empat kelurahan meliputi Kelurahan Anduonohu, Kelurahan
Rahandouna, Kelurahan Anggoeya dan Kelurahan Matabubu.
Wilayah kerja Puskesmas Poasia sebagian besar merupakan
dataran rendah dan perbukitan. Bagian utara sebagian besar
berupa hamparan empang dan bagian barat merupakan daerah
daratan yang ideal untuk pemukiman, sehingga sebagian besar
penduduk bermukim di bagian barat. Bagian timur merupakan
daerah perbukitan. Jarak dari puskesmas Poasia dengan ibu
kota Provinsi Kota Kendari ± 9 km dengan batas-batas wilayah
sebagai berikut :
1) Sebelah Utara berbatasan dengan Teluk Kendari
2) Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Abeli
3) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Moramo
4) Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Kambu
Luas wilayah kerja Puskesmas Poasia sekitar 4.175 Ha
atau 44.75 km2 atau 15,12% dari luas daratan Kota Kendari
30
terdiri dari Kelurahan Anduonohu luas 1.200 Ha, Rahandouna
luas 1.275 Ha, Anggoeya luas 1.40 Ha dan Matabubu luas 300
Ha. Terdiri dari 82 RW/RK dengan jumlah penduduk 25.474 jiwa
serta tingkat kepadatan penduduk 49 orang/m2 atau 490
orang/km2.
b. Distribusi Penduduk
Jumlah penduduk di Wilayah kerja Puskesmas Poasia
pada tahun 2015 berjumlah 27.058 jiwa yang tersebar di 4
wilayah kelurahan, yaitu :
1) Kelurahan Anduonohu, Pria sebanyak 5.045 orang Wanita
sebanyak 4.955 orang, total sebanyak 10.000 orang.
2) Kelurahan Rahandouna, Pria sebanyak 5.579 orang, Wanita
sebanyak 5.273 orang, total sebanyak 10.852 orang.
3) Kelurahan Anggoeya, Pria sebanyak 2.532 orang, Wanita
sebanyak 2.413 orang, total sebanyak 4.945 orang.
4) Kelurahan Mata Bubu, Pria sebanyak 645 orang, Wanita
sebanyak 616 orang, total sebanyak 1.261 orang.
c. Sarana Sosial
Penduduk di wilayah Kecamatan Poasia sebagian besar
adalah suku Muna dengan penganut agama Islam (59,7%),
Kristen Protestan (24%), Kristen Katholik (5%), Hindu (1%).
Sarana Ibadah berupa Masjid 19 unit dan Gereja 2 unit. Bahasa
pengantar sehari-hari menggunakan Bahasa Indonesia.
Seluruh Kelurahan dalam wilayah Kecamatan Poasia
dapat dijangkau dengan kendaraan roda empat kecuali
beberapa dusun yang agak terpencil yang hanya bias dijangkau
dengan kendaraan roda dua. Wilayah Kerja Puskesmas Poasia
merupakan daerah pengembangan yang ditandai dengan
pesatnya pertambahan pemukiman ataupun perumahan.
Perkembangan ini diikuti dengan pertambahan sarana dan
prasarana social kemasyarakatan.
d. Saran Puskesmas
Puskesmas Poasia dalam pelaksanaan kegiatan baik
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative ditunjang oleh :
1) puskesmas Pembantu 2 unit (Pustu Anggoeya dan Pustu
Batumarupa).
2) Pondok bidan kelurahan terdiri dari 4 buah, terdapat di
kelurahan Anduonohu dan Kelurahan Matabubu.
3) Kendaraan roda empat sebanyak 2 unit
4) Kendaraan roda dua sebanyak 14 unit
5) Posyandu aktif sebanyak 17 unit
6) Posyandu usia lanjut sebanyak 4 unit
7) Dukun terlatih sebanyak 4 orang
8) Kader posyandu sebanyak 75 orang
9) Took obat berizin sebanyak 4 buah
10) Apotek
Puskesmas Poasia merupakan Puskesmas Perawatan
dengan kapasitas tempat tidur 17 buah, terdiri dari perawatan
persalinan (2) dan perawatan umum dengan kapasitas (15).
e. Keterangan
1) Dokter Umum : 5 orang
2) Dokter Gigi : 3 orang
3) S1 Keperawatan : 4 orang
4) Kesehatan Masyarakat : 13 orang
5) Perawat : 43 orang
6) Perawatan Gigi : 1 orang
7) Bidan : 20 orang
8) Tenaga Gizi : 7 orang
9) Sanitarian : 5 orang
10) SMA : 2 orang
11) SPPM : 1 orang
12) Apoteker : 4 orang
13) Laboran : 2 orang
14) Asisten Apoteker : 3 orang
15) Gizi : 6 orang
f. Fasilitas Pelayanan dan Ruangan
1) UGD
2) Ruang Kebidanan
3) Ruang Rawat Inap (Keperawatan)
4) Poli KIA/KB
5) Poli Gizi
6) Poli Umum
7) Poli MTBS
8) Poli Gigi
9) Poli Psikologi
10) Apotek
11) Ruang Kartu
12) Ruang Registrasi
13) Ruang Jamkesmas
14) Ruang Perlengkapan
15) Ruang Medical Record/ arsip
16) Ruang Kepegawaian
17) Ruang Tata Usaha
18) Ruang Keuangan
19) Ruang Kepala Puskesmas
20) Ruang Pantry
21) Ruang P2M (Kesehatan Lingkungan)
22) Mushollah
g. Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Poasia
1) Kelurahan Matabubu (2) :
a) Posyandu Lamasa
b) Posyandu Matabubu
2) Kelurahan Anduonohu (6) :
a) Posyandu Manunggal
b) Posyandu Delima
c) Posyandu Bangun Praja
d) Multigraha
e) Akasia
f) Posyandu Ranooha
3) Posyandu Anggoeya (4) :
a) Posyandu Melati
b) Posyandu Kamboja
c) Posyandu Beringin
d) Posyandu Mawar
4) Posyandu Rahandouna (5) :
a) Posyandu Lempareng
b) Posyandu Batu Marupa
c) Posyandu Mekar Jaya
d) Posyandu Mawar Putih
e) Posyandu MKGR
2. Karakteristik Responden
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil
sebagai berikut:
a. Umur Responden
Tabel 1. Distribusi Responden Menurut Umur Ibu Post Partum
Di Puskesmas Poasia
Umur (Tahun) Frekuensi (n) Persentase (%)
17 – 25 3 10 26 – 35 14 46,7 36 – 45 13 43,3
Total 30 100,0
Sumber: Data Primer, 2016.
Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 30 responden sebagian
besar responden berumur 26 – 35 tahun, yakni sebanyak 14
orang (46,7%), dan umur 17 – 25 tahun sebanyak 3 orang
(10%)
b. Pendidikan Responden
Tabel 2. Distribusi Responden Menurut Pendidikan Ibu Post Partum Di Puskesmas Poasia
Pendidikan Frekuensi (n) Persentase (%)
SD 8 26,7 SMP 4 13,3 SMA/SMK 10 33,3 Perguruan Tinggi 8 26,7
Total 30 100,0
Sumber: Data Primer, 2016.
Tabel 2 menunjukkan bahwa dari 30 responden sebagian
besar responden memiliki pendidikan SMA/SMK, yakni
sebanyak 10 orang (33,3%), dan jumlah terendah pada
pendidikan SMP sebanyak 4 orang (13,3%)
c. Pekerjaan Responden
Tabel 3. Distribusi Responden Menurut Pekerjaan Ibu Post
Partum Di Puskesmas Poasia
Pekerjaan Frekuensi
(n) Persentase
(%)
Bekerja 4 13,3 Tidak Bekerja 26 86,7
Total 30 100,0
Sumber: Data Primer, 2016.
Tabel 3 menunjukkan bahwa dari 30 responden sebagian
besar responden memiliki pekerjaan sebagai Ibu Rumah
Tangga, yakni sebanyak 26 orang (86,7%).
3. Analisis Variabel Penelitian
a. Pengetahuan Responden
Tabel 4. Distribusi Responden Menurut Pengetahuan Ibu Post
Partum Tentang Perawatan Payudara Di Ruang Nifas Puskesmas Poasia Tahun 2016
Pengetahuan Frekuensi (n) Persentase (%)
Baik 9 30% Cukup 16 53,3 % Kurang 5 16,7%
Total 30 100,00
Sumber: Data Primer, 2016.
Tabel 4 menunjukkan bahwa dari 30 responden sebagian
besar responden memiliki pengetahuan dalam kategori cukup,
yakni sebanyak 16 orang (53,3%), dan pengetahuan dalam
kategori kurang sebanyak 5 orang (16,7%).
b. Pengetahuan Ibu Berdasarkan Umur
Tabel 5. Distribusi Responden Menurut Pengetahuan Ibu Post
Partum Tentang Perawatan Payudara Berdasarkan Umur Di Ruang Nifas Puskesmas Poasia Tahun 2016
Umur
(Tahun)
Pengetahuan Jumlah
Baik Cukup Kurang
F % f % f % n %
17 – 25 0 0,0 1 3,3 2 6,7 3 10 26 – 35 5 16,7 7 23,3 2 6,7 14 46,7 36 – 45 4 13,3 8 26,7 1 3,3 13 43,3
Total 9 30 16 53,3 5 16,7 30 100,0
Sumber: Data Primer, 2016.
Tabel 5 menunjukkan bahwa dari 30 responden,
pengetahuan terbanyak yaitu pada kelompok umur 36-45 tahun
pada kategori cukup yakni 8 responden (26,7%).
d. Pengetahuan Ibu Berdasarkan Pendidikan
Tabel 6. Distribusi Responden Menurut Pengetahuan Ibu Post
Partum Tentang Pentingnya Perawatan Payudara Berdasarkan Pendidikan di Ruang Nifas Puskesmas Poasia Tahun 2016
Pendidikan
Pengetahuan Jumlah
Baik Cukup Kurang
F % f % f % n %
SD 3 10 3 10 2 6,7 8 26,7 SMP 1 3,3 3 10 0 0,0 4 13,3 SMA/SMK 2 6,7 7 23,3 1 3,3 10 33,3 PT 3 10 3 10 2 6,7 8 26,7
Total 9 30 16 53,3 5 16,7 30 100,0
Sumber: Data Primer, 2016.
Tabel 6 menunjukkan bahwa dari 30 responden, 10
responden (33,3%) yang terbanyak pada kategori cukup
pendidikan SMA/SMK, terdapat 7 responden (23,3%)
d. Pengetahuan Ibu Berdasarkan Pekerjaan
Tabel 7. Distribusi Responden Menurut Pengetahuan Ibu
Post artum Pentingnya Perawatan Payudara Berdasarkan Pekerjaan di Ruang Nifas Puskesmas Poasia Tahun 2016
Pekerjaan
Pengetahuan Jumlah
Baik Cukup Kurang
F % f % f % n %
Bekerja 2 6,7 1 3,3 1 3,3 4 13,3 Tidak bekerja 7 23,3 15 50 4 13,3 26 86,7
Total 9 30 16 53,3 5 16,7 30 100,0
Sumber: Data Primer, 2016.
Tabel 7 menunjukkan bahwa dari 30 responden, 26
responden (86,7%) yang terbanyak pada kategori cukup yakni
ibu yang memiliki pekerjaan sebagai Ibu Rumah Tangga yaitu
sebanyak 15 responden (50%).
B. Pembahasan
Perawatan payudara pada masa nifas adalah suatu kebutuhan bagi
ibu yang baru saja melahirkan.masa nifas sendiri adalah selama enam
minggu atau 40 hari setelah persalinan.pada masa nifas perawatan
payudara merupakan suatu tindakan yang sangat penting untuk
merawat payudara terutama untuk memperlancar pengeluaran air susu
ibu (ASI). Hal ini terjadi karna pada masa ini ibu mengalami perubahan
fisik dan alat reproduksi yang kembali ke keadaan sebelum hamil,masa
laktasi maupun perubahan psikologis untuk mendapatkan keturunan
baru.
Dengan melakukan perawatan payudara yang tepat yang biasanya
berupa pengurutan dan pemijatan menggunakan beberapa bahan dan
alat-alat yang alami,diharapkan ibu merasa lebih nyaman menyusui
bayinya.Dengan melakukan perawatan payudara saat nifas diharapkan
ibu dapat meningkatkan produksi ASI dengan merangsang kelenjar air
susu. Selain itu,payudara ibu juga beresiko menjadi kendur setelah
menyusui jika tidak langsung dirawat saat masa nifas. (Taufan
Nugroho, 2014).
Pengetahuan merupakan hasil tahu, yang terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, pengetahuan
hasil dominan yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang. Dengan pengetahuan akan membuat seseorang lebih
melihat cara dan kesempatan untuk meningkatkan derajat hidup dan
pengetahuan akan mempengaruhi sikap dan perbuatan seseorang
untuk berperilaku atau hidup sehat. Dengan demikian seseorang akan
mampu melakukan sesuatu yang dianggap baik bila memiliki
pengetahuan cukup (Notoatmodjo, 2012).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 30 responden
sebagian besar responden memiliki pengetahuan dalam kategori
cukup, yakni sebanyak 16 orang (53,3%), pengetahuan dalam kategori
kurang sebanyak 5 orang (16,7%) dan pengetahuan dalam kategori
baik sebanyak 9 orang (30%). Hal ini dapat disimpulkan bahwa pada
umumnya tingkat pengetahuan ibu Post Partum tentang posyandu di
Kelurahan Anduonohu Kecamatan Poasia dalam kategori cukup.
Menurut Rogers (Notoatmodjo, 2012) suatu penerimaan ide
baru akan melalui lima tahap mulai dari mengetahui (awareness)
hingga penerimaan (adoption) sangat ditentukan oleh halAhal yang
ada dalam diri individu misalnya sikap, motivasi dan faktor luar individu
yaitu lingkungan termasuk efektivitas program dan pengalaman
terhadap pelayanan dimasa lalu. Bila terdapat hal-hal yang kurang
mendukung, perilaku yang telah terwujud dapat saja berubah.
Semakin tinggi pengetahuan ibu, kecenderungan untuk
membentuk sikap positif akan lebih besar. Sehingga akan membentuk
perubahan sikap ibu yang merupakan dorongan terjadinya perubahan
perilaku.
1. Pengetahuan Ibu Tentang Pentingnya Perawatan Payudara
Berdasarkan Umur
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari sebagian besar ibu
Post Partum di Ruang Nifas yang mempunyai pengetahuan tentang
Perawatan Payudara dalam kategori cukup yaitu pada kelompok
umur 26-35 tahun. Hal ini menggambarkan bahwa sebagian besar
ibu Post partum di Ruang Nifas Puskesmas Poasia khususnya
yang berumur 26-35 tahun telah memiliki pengetahuan yang baik
tentang perawatan payudara sehingga diharapkan nantinya ibu
dapat dengan mudah menemukan, menggali dan memecahkan
masalah khususnya tentang perawatan payudara.
Keadaan tersebut ditunjang oleh pengetahuan ibu yang
sebagian besar mudah mendapatkan informasi yang lengkap
sehubungan dengan perkembangan kesehatan payudara pada
masa nifas, khususnya melalui penyuluhan yang dilakukan oleh
bidan di Puskesmas.
Umur merupakan salah satu hal yang penting dalam
mempengaruhi pengetahuan seseorang. Hal ini sesuai dengan
pendapat Hurlock dalam Notoatmodjo (2012) bahwa semakin tinggi
umur seseorang semakin tinggi pula tingkat pengetahuannya dan
ini diperoleh dari pengalamannya, dan ini akan berpengaruh
terhadap apa yang akan dilakukan oleh seseorang.
Umur mempunyai kaitan dengan mudah sulitnya seseorang
memahami dan menerima serta melaksanakan sesuatu yang
diinformasikan, baik berupa saran, penyampaian, pengumuman,
maupun penyuluhan. Biasanya orang yang dikategorikan dewasa
lebih mudah menerima dan memahami informasi-informasi yang
disampaikan dari sumber apapun, dimana proses daya tangkap
yang mereka miliki masih tinggi. Faktor umur dapat dikatakan
berkaitan dengan tingkat pengetahuan seorang ibu, dalam hal ini
adalah muda dan tuanya seseorang. Pada dasarnya, umur melatar
belakangi penentuan pengetahuan, sikap dan perilaku seseorang.
Usia 26-35 tahun merupakan kurun waktu reproduksi sehat,
dimana ibu-ibu dengan usia tersebut diharapkan sudah dapat
menentukan apa yang terbaik dalam kehidupannya, sehingga
ditemukan bahwa ternyata umur juga tidak selamanya
mempengaruhi pengetahuan seseorang tentang posyandu.
2. Pengetahuan Ibu Post Partum Tentang Pentingnya Perawatan
Payudara Berdasarkan Pendidikan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu yang
tingkat pendidikannya SMA/SMK dan Perguruan tinggi memiliki
pengetahuan dalam kategori baik dan cukup. Sebagaimana yang
dikemukakan Jonni Purba dalam Paini (2010) bahwa pendidikan
penting untuk menilai kemampuan seseorang terhadap
intelegensinya, karena diharapkan makin tinggi tingkat pendidikan
akan makin mudah mempelajari, menerima program serta mampu
melaksanakannya. Dalam hal ini semakin tinggi tingkat pendidikan,
maka seseorang menjadi semakin lebih memahami banyak hal
sehingga mereka tahu memanfaatkan posyandu sebagai tempat
pemantauan pertumbuhan serta mengetahui kesehatan bayinya.
Menurut Notoatmodjo (2012), pendidikan merupakan salah
satu cara yang dapat mengubah perilaku seseorang, selain itu
merupakan sarana yang mempercepat pengambilan keputusan,
dalam upaya memperbaiki perilaku agar masyarakat dapat
meneruskan perubahan-perubahan dalam hal posyandu.
Pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor yang
penting dalam menjaga kesehatan payudara pada masa nifas,
karena dengan pendidikan yang baik orang tua dapat menerima
segala informasi dari luar terutama tentang perawatan payudara,
pendidikannya dan sebagainya (Soetjiningsih, 2005).
Tingkat pendidikan juga merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi persepsi seorang untuk lebih mudah menerima ide
dan teknologi baru semakin meningkat pendidikan seorang maka
akan bertambah pengalaman yang mempengaruhi wawasan dan
pengetahuan (Notoadmodjo, 2012). Makin tinggi tingkat pendidikan
seseorang, maka makin mudah menerima informasi sehingga
makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya
pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap
seseorang terhadap nilai-nilai baru yang diperkenalkan. Kemahiran
menyerap pengetahuan akan meningkat sesuai dengan
meningkatnya pendidikan seseorang dan kemampuan ini
berhubungan erat dengan sikap seseorang terhadap pengetahuan
yang diserapnya.
Tingkat pendidikan formal merupakan modal dasar untuk
seseorang dapat memahami dan berinteraksi di masyarakat.
Dengan maksimal menikmati pendidikan formal maka seseorang
dapat menjadi cerdas dan pandai. Dengan tingkat pendidikan yang
lebih tinggi akan memudahkan seseorang khususnya ibu dalam
menerima suatu perubahan. Selain itu ibu yang memiliki pendidikan
tinggi juga lebih memiliki kemudahan dalam mendapatkan atau
mengakses informasi-informasi sehingga meningkatkan
pengetahuannya (Notoatmodjo, 2012).
Semakin tinggi tingkat pendidikan ibu diharapkan cara berpikir
akan menjadi lebih rasional sehingga ibu akan semakin terarah
dalam mengikuti atau berpartisipasi dalam program pemantauan,
penyuluhan dan pelatihan itu sendiri.
3. Pengetahuan Ibu Post Partum Tentang Pentingnya Perawatan
Payudara Berdasarkan Pekerjaan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar Ibu yang
memiliki pekerjaan sebagai Ibu Rumah Tangga di ruang nifas
puskesmas Poasia memiliki pengetahuan yang cukup tentang
perawatan payudara. Bagi pekerja wanita, bagaimanapun juga
mereka adalah ibu rumah tangga yang sulit lepas begitu saja dari
lingkungan keluarga. Wanita mempunyai beban dan hambatan
lebih berat dibandingkan rekan prianya. Dalam arti wanita harus
lebih dulu mengatasi urusan keluarga, suami, anak dan hal-hal
yang menyangkut urusan rumah tangganya (Anoraga, 2008).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah
dikemukakan di atas, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Pengetahuan ibu tentang Pentingnya Perawatan Payudara
terbanyak yaitu pada kategori umur 36-45 tahun yg
berpengetahuan cukup 8 orang (26,7%)
2. Pengetahuan ibu tentang Pentingnya Perawatan Payudara
terbanyak yaitu pada kategori cukup tingkat pendidikan SMA/SMK
yang berjumlah 7 orang (23,3%),
3. Pengetahuan ibu tentang Pentingnya Perawatan payudara
terbanyak yaitu pada kategori pekerjaan sebagai Ibu Rumah
Tangga yang berjumlah 26 orang (86,7%).
B. Saran
1. Bagi pemerintah setempat khususnya dinas kesehatan kota kendari
dan penyuluh kesehatan di lingkup Puskesmas Poasia diharapkan
dapat memberikan informasi berupa kegiatan penyuluhan kepada
masyarakat khususnya kepada ibu-ibu post partum tentang
pentingnya perawatan payudara.
47
2. Bagi masyarakat, khususnya ibu – ibu agar berperan aktif dalam
meningkatkan pengetahuannya tentang pentingnya perawatan
payudara sehingga dapat merubah perilaku kesehatan, utamanya
aktif mengikuti penyuluhan-penyuluhan yang diselenggarakan oleh
petugas kesehatan. Karena informasi tentang pentingnya
perawatan payudara dapat diperoleh melalui media
cetak/elektronik, petugas kesehatan, penyuluhan, teman, kerabat
dan sumber informasi lainnya.
3. Bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian yang
serupa dengan penelitian ini agar menambah jumlah variabel
penelitian sehingga mendapatkan hasil yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, P. 2008. Psikologi Kerja. Jakarta : Rineka Cipta
Anggraini, Yetti. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta:
Pustaka Rihama. Rineka Cipta.
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.
Creasoft. 2008. Perawatan Payudara. http://www.majalah syahriah.com
Depkes RI. 2001. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dalam Konteks
Keluarga. Jakarta; Rineka Cipta.
Hanifa, W. 2008. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.
Hidayat, A. 2014. Metode Penelitian Kebidanan dan Tehnik Analisis Data.
Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika.
Notoatmodjo, S. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan.
Jakarta : Rineka Cipta.
Nursalam. 2008. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Nugroho, T, dkk. 2014. Buku ajaran asuhan kebidanan (3)
Nifas/Yogyakarta:Nuha Medika.
Riwidikdo, H. 2013. Statistik Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Pustaka
Rihama.
Soetjiningsih. 2005. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EKG.
Sastrohadiwiryo, S. 2006. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia. Jakarta:
Bumi Aksara.
Saeful, A. 2003. Perawatan Payudara. http://www.majalah syahriah.com
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian. Bandung: CV. Alfa Beta.
KUESIONER PENGUMPULAN DATA DAN PENGETAHUAN IBU POST
PARTUM TENTANG PERAWATAN PAYUDARA DI RUANG NIFAS
PUSKESMAS POASIA TAHUN 2016
Biodata Responden
Nama : .................................
Umur : .................................
Pendidikan : .................................
Pekerjaan : .................................
Petunjuk :
Jawablah pertanyaan di bawah ini serta beri tanda chek list ( √ ) Pada
salah dan benar pada jawaban yang telah disediakan.
Tingkat Pengetahuan
No. Pertanyaan Benar Salah
1. Perawatan payudara masa nifas adalah suatu
kebutuhan bagi ibu yang baru saja melahirkan
2. perawatan payudara adalah cara untuk
menghasilkan produksi ASI yang baik
3. Dengan melakukan perawatan payudara yang tepat
tidak meningkatkan produksi ASI
4. Ukuran payudara setiap individu sama
5. Tujuan perawatan payudara yaitu antara lain agar
memperbanyak atau memperlancar pengeluaran
ASI
6. Perawatan payudara dapat dilakukan 2 kali sehari
yaitu saat mandi pagi hari dan mandi sore hari
7. Manfaat perawatan payudara antara lain
memelihara kebersihan payudara sehingga bayi
mudah menyusu
8. Terjadinya pembengkakan, peradangan pada
payudara dan kulit payudara terutama pada bagian
putting mudah lecet merupakan akibat yang timbul
jika ibu tidak melakukan perawatan payudara
9. Payudara adalah satu-satunya penghasil ASI
10. Hal-hal yang akan terjadi pada ibu jika melakukan
perawatan payudara adalah Puting susu tidak
menonjol sehingga bayi sulit untuk menghisap
11 Jika perawatan payudara dilakukan setelah
melahirkan sering dijumpai Produksi ASI sedikit
12. Pada saat melakukan perawatan payudara
menempelkan kapas yang sudah diberi minyak
kelapa atau baby oil selama ± 5 menit, kemudian
puting susu dibersihkan
13. Mengurangi resiko luka saat bayi menyusu bukan
merupakan manfaat dari perawatan payudara
14. Produksi ASI terbatas karena kurang dirangsang
melalui pemijatan dan pengurutan akibat melakukan
perawatan payudara
15. Pada saat melakukan perawatan payudara
meletakkan kedua tangan diantara payudara
Mengurut payudara dimulai kearah atas,
kesamping, lalu kearah bawah. Melakukan
pengurutan kebawah, kesamping selanjutnya
melintang, lalu telapak tangan mengurut kedepan
kemudian kedua tangan dilepaskan dari
payudara,ulangi gerakan 20-30 kali
16. Pada saat melakukan perawatan payudara
menggunakan pengompresan dengan air hangat
dan dingin secara bergantiian sekitar 5 menit,
keringkan payudara dengan handuk bersih
kemudian gunakan BH yang bersih dan menopang
17. Pada saat melakukan perawatan payudara Puting
susu yang datar atau tidak menonjol maka di
lakukan memuntir dan menarik puting susu
18. Perubahan pada payudara di sebabkan oleh Air
Susu Ibu (ASI)
19. Perubahan payudara yang dirasakan ibu. Lebih
penuh, keras dan daerah puting susu menjadi lebih
gelap
20. Perubahan payudara yang terjadi pada ibu
merupakan hal yang Fisiologis (Normal)