70
KTI PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI UMUR 0-6 BULAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI UMUR 0-6 BULAN DI PUSKESMAS GRAJAGAN KECAMATAN PURWOHARJO BANYUWANGI BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bila setiap orang tua mampu menyadari akan pentingnya ASI eksklusif bagi bayi yang dilahirkan, maka masa depan generasi mendatang akan lebih baik dan berguna bagi orang tua, bangsa dan negera. Salah satunya untuk mewujudkan hal itu adalah dengan memberikan ASI eksklusif sejak dini. ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja tanpa tambahan cairan lain, dan tanpa tambahan makanan lain yang diberikan pada bayi sampai umur 6 bulan (Dinkes, 2008). ASI mengandung semua zat gizi yang

Kti Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi Umur 0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kti Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi Umur 0

KTI PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI UMUR 0-6 BULAN

PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI UMUR 0-6 BULAN DI PUSKESMAS GRAJAGAN

KECAMATAN PURWOHARJO BANYUWANGI

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bila setiap orang tua mampu menyadari akan pentingnya ASI eksklusif bagi bayi

yang dilahirkan, maka masa depan generasi mendatang akan lebih baik dan berguna

bagi orang tua, bangsa dan negera. Salah satunya untuk mewujudkan hal itu adalah

dengan memberikan ASI eksklusif sejak dini. ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI

saja tanpa tambahan cairan lain, dan tanpa tambahan makanan lain yang diberikan

pada bayi sampai umur 6 bulan (Dinkes, 2008). ASI mengandung semua zat gizi yang

diperlukan bayi dan di produksi khusus oleh tubuh ibu untuk bayinya. Agar ASI cepat

keluar maka dianjurkan bayi disusui dalam 30 menit pertama setelah dilahirkan.

Komposisi ASI yang sesuai untuk kebutuhan bayi dan mengandung Zat pelindung

dengan kandungan terbanyak ada pada kolustrum. Kolustrum adalah ASI yang

berwarna kekuningan yang dihasilkan tiga hari pertama setelah bayi lahir.

Page 2: Kti Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi Umur 0

Banyak penelitian yang membuktikan bahwa Air Susu Ibu (ASI) merupakan

makanan terbaik dan utama bagi bayi, karena didalam ASI terkandung antibodi yang

diperlukan bayi untuk melawan penyakit-penyakit yang menyerangnya. Pada dasarnya

ASI adalah imunisasi pertama karena ASI mengandung berbagai zat kekebalan antara

lain imunoglobin. Bayi yang tidak mendapat ASI beresiko terhadap infeksi saluran

pernafasan (seperti batuk, pilek) diare dan alergi (Soekirman, 2006: 48-51). Namun

saat ini pemberian ASI eksklusif semakin menurun, penyebab menurunnya pemberian

ASI eksklusif adalah kurangnya pengetahuan ibu tentang pentingya pemberian ASI

eksklusif, pemasaran susu formula, faktor sosial, ekonomi. Selain itu juga masih banyak

masyarakat yang suka memberi MP-ASI terlalu dini (Agnes, 2007).

Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatana Indonesia (SDKI) tahun 2007-

2008 pemberian ASI eksklusif pada bayi berumur 2 bulan hanya 64%. Prosentase ini

menurun dengan jelas menjadi 45% pada bayi berumur 2-3 bulan dan 14% pada bayi

berumur 4-5 bulan. Hanya 40% bayi mendapatkan ASI dalam satu jam kelahiran

sedangkan pemberian ASI eksklusif di kota Surabaya dari 15.983 bayi berusia 6 bulan,

hanya 3.302 bayi diantaranya yang mendapat ASI. Baru sekitar 20,66% bayi mendapat

ASI secara eksklusif (Ririn Nur Febriani, 2009).

Dari data Dinas Kesehatan Banyuwangi bagian Kesehatan Keluarga didapatkan

data cakupan ASI eksklusif sebesar 61,93%, dan Puskesmas Grajagan terdapat 50

bayi yang berumur 0-6 bulan hingga saat ini ibu yang menerapkan ASI eksklusif hanya

40% dari target yang sudah ditentukan.

Page 3: Kti Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi Umur 0

Pada dasarnya saat ini banyak ibu yang memberikan pengganti ASI sebelum

bayi berumur 6 bulan. Seharusnya pemberian ASI paling baik diberikan sampai umur 6

bulan tanpa tambahan makanan apapun. Jika dipaksa untuk mengonsumsi selain ASI

tidak menutup kemungkinan bayi bisa sakit. Hal ini dikarenakan dapat mengakibatkan

kekebalan bayi menurun. Padahal pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama

terbukti menurunkan angka kematian bayi (AKB) dan angka kematian ibu (AKI) yang

merupakan indikator kesehatan (Kompas, 2007).

Untuk mengatasi masalah tersebut, pemerintah membuat program-program yang

dapat mendukung penggunaan ASI eksklusif antara lain melalui pemberian pendidikan

kesehatan tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif pada masyarakat. Penelitian-

penelitian yang dapat menunjang program pemberian ASI eksklusif seperti tentang

komposisi ASI juga terus dilakukan. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang ”Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi Umur

0-6 bulan di Puskesmas Grajagan Kecamatan Purwoharjo Kabupaten Banyuwangi”.

B. Pembatasan Dan Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas banyak sekali faktor yang mempengaruhi

pengetahuan ibu, maka dari itu peneliti membatasi pada tingkat tahu.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimanakah pengetahuan ibu

tentang pemberian ASI eksklusif pada bayi umur 0-6 bulan di Puskesmas Grajagan

Kecamatan Purwoharjo Kabupaten Banyuwangi?

C. Tujuan Penelitian

Page 4: Kti Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi Umur 0

Dari uraian pembatasan dan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian adalah

untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang pemberian ASI eksklusif pada bayi umur 0-

6 bulan di Puskesmas Grajagan Kecamatan Purwoharjo Kabupaten Banyuwangi.

D. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

Penelitian ini sangat bermanfaat untuk mengetahui secara spesifik mengenai

pengetahuan ibu tentang pemberian ASI eksklusif.

2. Secara Praktis

Meningkatkan kualitas pengetahuan kesehatan khususnya tentang pemberian

ASI eksklusif.

3. Bagi Peneliti

Penelitian ini sebagai sarana untuk belajar menerapkan teori yang telah

diperoleh dalam bentuk nyata dan meningkatkan daya berpikir dalam

menganalisa suatu masalah.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

Page 5: Kti Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi Umur 0

1. Konsep Dasar Pengetahuan

a. Arti Pengetahuan

1) Pengetahuan adalah hasil atau dan dini terjadi setelah orang melakukan

pengindraan terhadap satu obyek tertentu. Pengindraan terjadi melalui

panca indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba

sehingga sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata

dan telinga. Jadi pengetahuan merupakan hasil pengindraan kita.

(Notoadmojo, 2003 : 127-128)

2) Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia yang sekedar menjawab

pertanyaan “what” misalnya : apa air, apa manusia, apa alam, dan

sebagainya.(Notoadmojo, 2005 : 3).

Pengetahuan mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku

baru didalam diri orang tersebut terjadi proses sebagai berikut:

1) Awareness (Kesadaran) dimana orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulasi (Obyek)

2) Interest (Merasa tertarik) terhadap stimulasi atau obyek tersebut disini sikap

obyek mulai timbul

3) Evaluation (Menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulasi

tersebut bagi dirinya, hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.

Page 6: Kti Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi Umur 0

4) Trial, dimana subyek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan

apa yang di kehendaki.

5) Adaption, dimana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan

pengetahuan, kesadaran dan sikap terhadap stimulasi.

Namun demikian dari penelitian selanjutnya Rogers menyimpulkan bahwa

perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap diatas. (Notoadmojo,

2003:128)

b. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan yang di cakup dalam demain kognitif menurut Soekijo

Notoadmojo (2003) mempunyai 6 tingkatan yaitu :

1) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah di pelajari

sebelumnya, pada tingkatan ini reccal (mengingat kembali) terhadap

sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsang

yang diterima. Oleh sebab itu tingkatan ini adalah yang paling rendah.

2) Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang di ketahui dan dapat menginter

Page 7: Kti Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi Umur 0

prestasikan materi tersebut secara benar tentang objek yang dilakukan

dengan menjelaskan, menyebutkan contoh dan lain-lain.

3) Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi riil (sebenarnya).

Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-

hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam kontak atau

situasi yang lain.

4) Analisis (Analysis)

Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan suatu materi atau

objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih didalam suatu struktur

organisasi tersebut dan masih ada kaitan satu sama lain, kemampuan

analisis ini dapa dilihat dari penggunaan kata kerja dapat

menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan

sebagainya.

5) Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan

atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru. Dengan kata lain sintesis ini suatu kemampuan untuk

Page 8: Kti Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi Umur 0

menyusun, dapat merencanakan, meringkas, menyesuaikan terhadap

suatu teori atau rumusan yang telah ada.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

penilaian terhadap suatu materi atau objek penilaian-penilaian itu

berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan

kriteria-kriteria yang telah ada.

c. Cara Memperoleh Pengetahuan

Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari pengalaman yang

berasal dari berbagai macam sumber, misalnya : media massa, media

elektrotik, buku petunjuk, petugas kesehatan, media poster, kerabat dekat

dan sebagainya

Menurut Notoadmojo (2002) dari berbagai macam cara yang telah di

gunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah,

dapat dikelompokkan menjadi dua yakni : cara tradisional atau non ilmiah

dan cara modern atau yang disebut dengan cara ilmiah

1) Cara Tradisional Atau Non Ilmiah

Cara tradisional terdiri dari empat cara yaitu :

a) Trial and Error

Page 9: Kti Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi Umur 0

Cara ini dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan

mungkin sebelum adanya peradaban. Pada waktu itu bila seseorang

menghadapi persoalan atau masalah, upaya yang dilakukan hanya

dengan mencoba-coba saja. Cara coba-coba ini dilakukan dengan

menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan

apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil maka di coba

kemungkinan yang lain sampai berhasil. Oleh karena itu cara ini

disebut dengan metode Trial (coba) dan Error (gagal atau salah atau

metode coba salah adalah coba-coba).

b) Kekuasaaan Atau Otoritas

Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan

dan tradisi yang dilakukan oleh orang, penalaran, dan tradisi-tradisi

yang dilakukan itu baik atau tidak. Kebiasaan ini tidak hanya terjadi

pada masyarakat tradisional saja, melainkan juga terjadi pada

masyakat modern. Kebiasaan-kebiasaan ini seolah-olah diterima dari

sumbernya berbagai kebenaran yang mutlak. Sumber pengetahuan

ini dapat berupa pemimpin-pemimpin masyarakat baik formal

maupun informal, ahli agama, pemegang pemerintahan dan

sebagainya.

c) Berdasarkan Pengalaman Pribadi

Page 10: Kti Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi Umur 0

Adapun pepatah mengatakan “Pengalaman adalah guru

terbaik“. Pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu

merupakan sumber pengetahuan atau pengalaman itu merupakan

suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan.

d) Jalan Pikiran

Sejalan perkembangan kebudayaan umat kebudayaan umat

manusia cara berpikir umat manuasiapun ikut berkembang. Dari sini

manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam

memperoleh pengetahuan. Dengan kata lain, dalam memperoleh

kebenaran pengetahuan manusia telah menjalankan jalan

pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi. Induksi dan

deduksi pada dasarnya adalah cara melahirkan pemikiran secara

tidak langsung melalui pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan.

2) Cara Modern Atau Cara Ilmiah

Cara baru memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih

sistematis, logis dan ilmiah yang disebut metode ilmiah. Kemudian

metode berfikir induktif bahwa dalam memperoleh kesimpulan dilakukan

dengan mengadakan observasi langsung, membuat catatan terhadap

semua fakta sehubungan dengan objek yang diamati.

(Notoatmodjo, 2002: 11-18).

Page 11: Kti Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi Umur 0

d. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Pengetahuan ini dapat membentuk keyakinan sehingga seorang

berperilaku sesuai tertentu keyakinan tersebut.

Ada 3 faktor yang mempengaruhi kehidupan ibu :

1) Faktor predisposisi

a) Umur

Umur adalah usia individu yang terhitung mulai saaat dilahirkan

sampai berulang tahun, semakin cukup umur, tingkat kematangan

dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan

bekerja.

b) Pendidikan

Semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah menerima

Informasi, sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki.

Sebaiknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan

sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang di perkenalkan.

c) Pengalaman

Pengalaman merupakan guru yang terbaik. Pepatah tersebut dapat

diartikan bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan, atau

pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran

Page 12: Kti Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi Umur 0

pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadipun dapat

digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan.

d) Pekerjaan

Menurut Markum (1991) bekerja umumnya merupakan kegiatan yang

menyita waktu, bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh

terhadap kehidupan keluarga.

2) Faktor Pendukung

a) Informasi

Informasi adalah penerangan, pemberitahuan, kabar atau berita

tentang suatu keseluruhan makna yang menunjang amanat. Informasi

memberikan pengaruh kepada seseorang meskipun orang tersebut

mempunyai tingkat pendidikan rendah tetapi jika ia mendapatkan

Informasi yang baik dari berbagai media, maka hal ini dapat

meningkatkan pengetahuan orang tersebut.

b) Lingkungan

Lingkungan adalah Seluruh kondisi yang ada di sekitar manusia dan

pengaruhnya dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang

atau kelompok. Menurut Ann Manner (1998) lingkungan memberikan

pengaruh sosial pertama bagi seseorang dimana seseorang dapat

Page 13: Kti Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi Umur 0

mempelajari hal-hal yang baik dan juga hal-hal yang buruk tergantung

pada sifat kelompok dalam lingkungan alam.(Nursalam, 2001: 133)

3) Faktor Pendorong

a) Sikap Petugas

Tatalaksana yang menunjang keberhasilan menyusui harus di

laksanakan seperti :

(a) Bayi baru lahir segera di berikan pada ibu untuk segera disusui

(b) Merawat bayi bersama ibunya

(c) Mengajarkan teknik menyusui yang benar

(d) Mengajarkan cara pengeluaran ASI secara manual

(e) Jangan menjadualkan pemberian ASI

(f) Jangan memberikan kempeng atau dot pada bayi

b) Dari Keluarga

Keluarga (suami, nenek, bibik dan sebagainya) perlu di Informasikan

bahwa seorang ibu perlu dukungan dan bantuan keluarga agar ibu

berhasil menyusui misalnya dengan menggantikan sementaratugas

rumah tangga ibu (seperti memasak, mencuci, membersihkan rumah)

ibu dan bayi membutuhkan waktu berkenalan.

Page 14: Kti Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi Umur 0

e. Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

kuesioner yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek

penelitian atau responden. (Notoadmodjo, 2003 : 130)

Skala ini menggunakan data kuantitatif yang berbentuk angka-angka

yang menggunakan alternatif jawaban serta menggunakan peningkatan yaitu

kolom menunjukkan letak ini maka sebagai konsekuensinya setiap

centangan pada kolom jawaban menunjukkan nilai tertentu. Dengan

demikian analisa data dilakukan dengan mencermati banyaknya centangan

dalam setiap kolom yang berbeda nilainya lalu mengalihkan frekuensi pada

masing-masing kolom yang bersangkutan. Disini peneliti hanya

menggunakan 2 pilihan yaitu :

1) “Benar” (B)

2) “Salah” (S)

Prosedur berskala atau (scaling) yaitu penentu pemberian angka atau

skor yang harus diberikan pada setiap kategori respon perskalaan.

Untuk mengukur pengetahuan menggunakan rumus :

Keterangan :

P : Prosentase

Page 15: Kti Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi Umur 0

f : Jumlah jawaban yang benar

h : Jumlah skor maksimal jika semua pertanyaan di jawab benar

Berdasarkan hasil perhitungan, kemudian hasilnya di interprestasikan

dalam beberapa kategori yaitu:

Baik : 76 - 100%

Cukup baik : 56 - 75%

Kurang baik : 40 - 55%

Tidak baik : <40%

(Arikunto, 2006:246)

2. Konsep Dasar Bayi

ASI merupakan makanan bayi yang paling sempurna karena di dalamnya

mengandung semua nutrien yang di perlukan bayi serta dalam komposisi

(Perbandingan) yang ideal. Bayi adalah seorang anak yang belum dapat

berjalan sehingga sangat perlu diberikan ASI eksklusif. Di harapkan bahwa

pertumbuhan maupun perkembangan bayi akan berlangsung lebih baik. Hal itu

meliputi pertumbuhan jasmani, perkembangan kecerdasan serta perkembangan

psikologis yakni kasih sayang timbal balik antara bayi dan ibu yang

mencerminkan akhlak yang luhur.

Page 16: Kti Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi Umur 0

Manfaat Gizi bagi bayi

Pada umumnya bayi dilahirkan setelah dikandung selama kurang lebih 40

minggu, dengan berat badan sekitar 3 kg dan panjang badan 50 cm. Pada

minggu pertama berat badan akan menurun, kemudian naik terus-menerus

sesuai bertambahnya umur, kecepatan kenaikan berat badan pada setiap

triwulan tidak sama, demikian juga pertambahan panjang badan. Faktor utama

yang mempengaruhi tumbuh kembang bayi normal adalah masukan makanan

yang kualitas maupun kuantitasnya baik, manfaat masukan makanan atau gizi

yang berkualitas maupun kuantitasnya baik selain untuk tumbuh kembang bayi

adalah untuk menjaga kesehatan bayi atau mencegah timbulnya berbagai

penyakit.(Erna Francin Paath, 2005:102-104)

Apa yang dimakan bayi sejak usia dini merupakan pondasi penting bagi

kesehatan dan kesejahteraannya di masa depan. Keadaan gizi ibu pada

kehamilan merupakan penentu utama bagi kelangsungan hidup anaknya

menurunnya pertumbuhan pada bayi usia 4 bulan merupakan tanda terjadinya

keadaan gizi yang tidak baik. Kejadian ini bisa disebabkan oleh dua hal yaitu

karena asupan makanan yang salah atau tidak memenuhi gizi seimbang karena

penyakit infeksi dan yang kedua penyebab langsung kurang gizi. (Soekirman,

2006: 62)

3. Konsep Dasar ASI Eksklusif

a. ASI

Page 17: Kti Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi Umur 0

ASI adalah satu-satunya makanan dan minuman yang dibutuhkan

bayi hingga enam bulan. ASI adalah makanan bernutrisi dan berenergi tinggi,

yang mudah untuk di cerna. (Bunda, 2008)

b. ASI Eksklusif

ASI eksklusif atau lebih tepat pemberian ASI secara eksklusif adalah

Bayi hanya diberikan air susu tanpa makanan tambahan lain dianjurkan

sampai enam bulan dan di susui sedini mungkin. (Siswono, 2005)

ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja tanpa tambahan

cairan lain, dan tanpa tambahan makanan lain yang diberikan pada bayi

berumur 0 - 6 bulan (Dinkes, 2008)

Riset media mengatakan bahwa ASI eksklusif membuat bayi

berkembang dengan baik pada enam bulan pertama bahkan pada usia lebih

dari enam bulan.

c. Manfaat Pemberian ASI

1) Bagi Bayi

a) ASI sebagai nutrisi

Air susu seorang ibu juga secara khusus disesuaikan untuk

bayinya sendiri, misalnya ASI dari seorang ibu yang melahirkan bayi

prematur komposisinya akan berbeda dengan ibu yang melahirkan

Page 18: Kti Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi Umur 0

bayi cukup bulan. ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal

dengan komposisi yang seimbang dan disesuaikan dengan

pertumbuhan kebutuhan bayi yang paling sempurna baik kualitas

maupun kuantitasnya.

b) ASI meningkatkan daya tahan tubuh bayi

Bayi yang baru lahir secara alamiah mendapat imunoglobulin

(zat kekebalan tubuh) dari ibunya melalui ari-ari. Namun kadar zat ini

akan cepat sekali menurun segera setelah bayi lahir. Badan bayi

sendiri baru membuat zat kekebalan cukup banyak sehingga

mencapai kadar propektif pada waktu berusia 9 sampai 12 bulan.

c) ASI eksklusif meningkatkan kecerdasan

Dengan memberikan ASI secara eksklusif sampai bayi berusia

enam bulan akan menjamin tercapainya perkembangan potensi

kecerdasan anak secara optimal. Hal ini karena selain sebagai nutren

yang lokal dengan komposisi yang tepat, serta disesuaikan dengan

kebutuhan bayi. ASI juga mengandung nutren-nutren khusus yang

diperlukan otak agar tumbuh optimal.

d) ASI eksklusif meningkatkan jalinan kasih sayang

Bayi yang sering berada dalam dekapan ibu karena menyusui

akan merasakan kasih sayang ibunya. Ia juga akan merasa aman

Page 19: Kti Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi Umur 0

tentram terutama karena masih dapat mendengar detak jantung ibunya

yang sudah ia kenal sejak dalam kandungan.

2) Bagi Ibu

a) Menjarangkan kehamilan

Menyusui merupakan cara kontrasepsi yang aman murah dan cukup

berhasil

b) Lebih ekonomis / murah

Dengan memberikan ASI berarti menghemat untuk pengeluaran susu

formula perlengkapan menyusui dan persiapan pembuatan minum

susu formula.

c) Tidak merepotkan dan hemat waktu

ASI dapat segera diberikan pada bayi tanpa harus menyiapkan atau

memasak air, juga tanpa harus mencuci botol dan tanpa menunggu

d) Halal

e) Mudah di cerna dan lain-lain.

f) Mencegah Perdarahan Post Partum

Hisapan bayi menghasilkan hormon progesteron yang merangsang

kontraksi rahim untuk mencegah perdarahan

Page 20: Kti Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi Umur 0

g) Mengecilkan rahim

Dengan meningkatnya hormon oksitosin, membantu rahim kembali

keukuran semula.

h) Mengurangi terjadinya anemia

Resiko anemia karena kekurangan zat besi dapat dihindari dengan

penundaan kembalinya masa haid dan pengurangan perdarahan.

i) Lebih cepat langsing kembali

Di perlukan energi untuk menyusui dan pembentukan ASI diambil dari

cadangan lemak yang tertimbun.

j) Menimbulkan ikatan batin yang kuat antara ibu dan anak

k) Mengurangi kemungkinan kanker payudara, rahim dan ovarium

l) Mengurangi kemungkinan oesteoporosis dan rematik

Resiko terkena oesteoporosis 4 kali lebih kecil dibandingkan dengan

wanita yang tidak menyusui.

m) Portabel dan praktis

Mudah dibawa, kapan dan dimana saja, siap minum dengan suhu yang

selalu tepat.

Page 21: Kti Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi Umur 0

d. Tanda ASI cukup pada bayi

1) Bayi buang air kecil 5-6 x sehari

2) Bayi buang air besar 2x atau lebh sehari

3) Mengakhiri menyusu sendiri

4) Bayi rileks dan puas setelah minum

5) Bayi bertambah berat badan sekitra 750 gram – 1 kilogram setiap

bulannya. (March, 2007)

e. Komposisi yang terkandung dalam ASI

1) Protein

Protein dalam ASI mencapai kadar yang lebih dari cukup untuk

pertumbuhan optimal, sementara ASI juga mengandung muatan yang

mudah larut yang sesuai untuk ginjal bayi yang belum matang.

2) Lemak

Seperti halnya substansi protein dalam ASI dapat membantu absorsi

lemak. Fungsi kolesterol dengan kadar tinggi dalam ASI tidak sepenuhnya

dipahami tetapi di perkirakan bahwa kadar awal ini dapat mempengaruhi

tubuh dalam menangani suatu substansi di kemudian hari.

3) Karbohidrat – Laktosa

Page 22: Kti Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi Umur 0

Perkembangan sistem saraf pusat merupakan bagian dari fungsi

laktosa dalam ASI; laktosa juga memberi sekitar 40% kebutuhan energi

bayi. Asupan laktosa yang berlebihan kadang-kadang dicurigai terjadi

pada bayi yang mendapat ASI, yang bersifat mudah marah, gelisah dan

konsistensi feces encer.

4) Vitamin

ASI memberi vitamin yang cukup bagi bayi, walaupun kadarnya

bervariasi sesuai dengan alat maternal. Penting bagi bayi untuk

mendapatkan kolustrum dan kemudian susu awal untuk memastikan

bahwa vitamin yang larut diperoleh bayi pemancaran sinar matahari

selama 30 menit setiap minggu ke kepala dan tangan menghasilkan

vitamin D yang cukup.

5) Mineral

Zat besi di dalam ASI berikatan dengan protein yang tidak terkait jika

terdapat kadar seng dan tembaga. Penting bagi bidan untuk

memperhatikan manfaat ASI dalam diet dan istilah anti infeksi.(Christine

Henderson, 2006 : 443-445)

f. Tiga bentuk ASI dengan karakteristik dan Komposisi berbeda diantaranya :

1) Kolustrum

a) Pengertian

Page 23: Kti Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi Umur 0

Kolostrum adalah cairan yang dihasilkan oleh kelenjar payudara

setelah melahirkan (4-7 hari) yang berbeda karakteristik fisik dan

komposisinya dengan ASI matang dengan volume 150-300 ml/hari

- Berwarna kuning jernih dengan protein berkadar tinggi

- Mengandung : imunoglobin, laktoferin, ion-ion (Na, Ca, K, Zn, Fe),

vitamin (A,D,E,K) lemak dan rendah laktosa.

- Pengeluaran kolustrum berlansung sekitar dua tiga hari dan diikuti ASI

yang mulai berwarna putih.

b) Manfaat

- Kolustrum mengadung zat kekebalan terutama IGA untuk melindungi

bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama diare.

- Jumlah kolustrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari hisapan

bayi pada hari-hari pertama kelahiran. Walaupun sedikit namun

cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi. Oleh karena itu

kolustrum diberikan pada bayi.

- Kolustrum mengandung protein, vitamin A yang tinggi dan mengadung

karbohidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan

gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran.

Page 24: Kti Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi Umur 0

- Membantu mengeluarkan mekonium yaitu kotoran bayi yang pertama

berwarna hitam kehijauan.

2) ASI Transisi (peralihan/antara)

a) Pengertian

ASI transisi adalah ASI yang dihasilkan setelah kolustrum (8-20

hari) dimana kadar lemak dan laktosa lebih tinggi dan kadar protein,

mineral lebih rendah. ASI antara, mulai berwarna bening dengan

susunan yang disesuaikan kebutuhan bayi dan kemampuan mencerna

usus bayi.

b) Komposisi

- Kadar protein rendah sedangkan kadar lemak dan karbohidrat tinggi

- Volume juga meningkat

3) ASI sempurna (ASI matang)

ASI sempurna adalah ASI yang dihasilkan 21 hari setelah

melahirkan dengan volume bervariasi yaitu 300-850 ml/hari tergantung

pada besarnya stimulasi saat laktasi.

Pengeluaran ASI penuh sesuai dengan perkembangan usus bayi,

sehingga dapat menerima susunan ASI sempurna

Page 25: Kti Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi Umur 0

g. Faktor-Faktor yang mempengaruhih produksi ASI :

1) Frekuensi penyusuan

Pada studi 32 ibu dengan bayi prematur disimpulkan bawa produksi

ASI akan optimal dengan pemompaan ASI lebih dari 5 kali per hari selama

bulan pertama setelah melahirkan. Pemompaan dilakukan karena bayi

prematur belum dapat menyusu.

Studi lain yang dilakukan pada ibu dengan bayi cukup bulan

menunjukkan bahwa frekuensi penyusuan 10 ± 3 kali per hari selama 2

minggu pertama setelah melahirkan beruhubungan dengan produksi ASI

yang cukup. Berdasarkan hal ini direkomendasikan penyusuan paling

sedikit 8 kali perhari pada periode awal setelah melahirkan. Frekuensi

penyusuan ini berkaitan dengan kemampuan stimulasi hormon dalam

kelenjar payudara.

2) Berat lahir

Prentice (1984) mengamati hubungan berat lahir bayi dengan

volume ASI. Hal ini berkaitan dengan kekuatan untuk menghisap,

frekuensi, dan lama penyusuan dibanding bayi yang lebih besar. Berat

bayi pada hari ke dua dan usia satu bulan sangat erat berhubungan

dengan kekuatan menghisap yang mengakibatkan perbedaan yang besar

dibanding bayi yang mendapat formula. De Carvalho (1982) menemukan

hubungan positif berat lahir bayi dengan frekuensi dan lama menyusui

Page 26: Kti Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi Umur 0

selama 14 hari pertama setelah melahirkan. Bayi berat lahir rendah

(BBLR) mempunyai kemampuan menghisap ASI yang lebih rendah

dibanding dengan bayi yang berat lahir normal ( > 2500 gr). Kemampuan

menghisap bayi lebih rendah ini meliputi frekuensi dan lama penyusuan

yang lebih rendah dibanding bayi berat lahir normal yang akan

mempengaruhi stimulasi hormon prolaktif dan oksitosin dalam

memproduksi ASI.

3) Umur kehamilan saat melahirkan

Umur kehamilan dan berat lahir mempengaruhi ASI. Hal ini

disebabkan bayi yang lahir prematur (umur kehamilan kurang dari 34

minggu) sangat lemah dan tidak mampu menghisap secara efektif

sehingga produksi ASI lebih rendah daripada bayi yang lahir tidak

prematur. Lemahnya kemampuan menghisap pada bayi prematur dapat

disebabkan berat badan yang rendah dan belum sempurnanya fungsi

organ.

4) Umur dan parintas

Umur parintas tidak berhubungan atau kecil hubungannya dengan

produksi ASI yang diukur sebagai intik bayi terhadap ASI. Lipsman et al

(1985) dalam ACC/SCN (1991) menemukan bahwa pada ibu menyusui

usia remaja dengan gizi baik, intik ASI mencukupi berdasarkan

pengukuran pertumbuhan 22 bayi dari 15 bayi. Pada ibu yang melahirkan

Page 27: Kti Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi Umur 0

lebih dari satu kali, produksi ASI pada hari keempat setelah melahirkan

lebih tinggi dibanding ibu yang melahirkan pertama kali.

5) Stres dan penyakit akut

Ibu yang cemas dan stres dapat mengganggu laktasi sehingga

mengganggu produksi ASI karena menghambat pengeluaran ASI akan

berlangsung baik pada ibu yang merasa rileks dan nyaman. Studi lebih

lanjut diperlukan untuk mengkaji dampak dari berbagai tipe stres ibu

khususnya kecemasan dan tekanan darah terhadap produksi ASI.

6) Konsumsi rokok

Merokok dapat mengurangi volume ASI karena akan mengganggu

horman prolaktin dan oksitosin untuk produksi ASI. Merokok akan

mentsimulasi pelepasan adrenalin dimana adrenalin akan menghambat

pelepasan oksitosin. Studi Lyon (1983); Matheson, (1989) menunjukkan

adanya hubungan antara merokok dan penyapihan dini meskipun volume

ASI tidak diukur secara langsung. Meskipun demikian pada studi ini

dilaporkan bahwa prevalensi ibu perokok yang masih menyusui 0-6

minggu setelah melahirkan lebih sedikit daripada ibu yang tidak perokok

dari kelompok sosial ekonomi sama, dan bayi dari ibu perokok mempunyai

insiden sakit perut yang lebih tinggi. Anderson et at (1982)

mengemukakan bahwa ibu yang merokok lebih dari 15 batang rokok per

Page 28: Kti Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi Umur 0

hari mempunyai prolaktin 30 – 50% lebih rendah pada hari pertama dan

hari ke 21 setelah melahirkan dibanding dengan yang tidak merokok.

7) Konsumsi alkohol

Meskipun minuman alkohol dosis rendah di satu sisi dapat membuat

ibu merasa lebih rileks sehingga membantu proses pengeluaran ASI

namun di sisi lain etanol dapat menghambat produksi oksitosin. Kontraksi

rahim saat penyusuan merupakan indikator produksi oksitosin.

8) Pil kontrasepsi

Penggunaan pil kontrasepsi kombinasi estrogen dan progestin

berkaitan dengan penurunan volume dan durasi ASI (Koetsawang, 1987

dan Lonerdal, 1986), sebaiknya bila pihal hanya mengandung progestin

maka tidak ada dampak terhadap volume ASI (WHO : 1988). Berdasarkan

hal ini WHO merekomendasikan pil progestin untuk ibu menyusui yang

menggunakan pil kontrasepsi. (Suhariyono, 2008)

h. Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan ASI

1) Perubahan sosial budaya

a) Ibu-ibu bekerja atau kesibukan sosial lainnya

b) Meniru teman, tetangga atau orang terkemuka yang memberikan susu

botol.

Page 29: Kti Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi Umur 0

c) Merasa ketinggalan jaman jika menyusui bayinya

2) Faktor psikologis

a) Takut kehilangan daya tarik sebagi seorang wanita

b) Tekanan batin

3) Faktor Fisik Ibu

4) Faktor kurangnya Informasi dari petugas kesehatan di masyarakat kurang

mendapat penerangan tentang manfaat pemberian ASI.

i. Tujuh Langkah Keberhasilan ASI Eksklusif

1) Mempersiapkan payudara ibu jika diperlukan

2) Mempelajari ASI dan tata laksana menyusui

3) Menciptakan dukungan keluarga, teman dan sebagainya

4) Memilih tempat melahirkan yang “sayang bayi” seperti “Rumah sakit sayang

bayi “ atau “ Rumah bersalin yang sayang bayi”.

5) Memilih tenaga kesehatan yang mendukung pemberian ASI secara

eksklusif

6) Mencari ahli persoalan menyusui seperti klinik laktasi atau konsultasi untuk

persiapan apabila kita menemui kesukaran

Page 30: Kti Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi Umur 0

7) Menciptakan suatu sikap yang positif tentang ASI dan menyusui.

j. Faktor-faktor pendukukung keberhasilan pemberian ASI

1) Ibu harus yakin bahwa mampu menyusui bayinya.

2) Ibu cukup minum (8-12 gelas/hari)

3) Ibu dalam keadaan pikiran tenang dan damai

4) Perhatian cara meletakkan bayi dan cara meletakkan puting pada mulut

bayi dan benar

5) Makin sering payudara dihisap bayi, makin banyak produksi susu untuk

bayi.

6) Pengertian dan dukungan keluarga, terutama dari suami sangat penting.

(Siregar Arifin, 2004)

B. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Page 31: Kti Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi Umur 0

Gambar 2.1 : Kerangka Konseptual, pengetahuan ibu tentang pemberian ASI eksklusif pada bayi umur 0-6 bulan di Puskesmas Grajagan.

Keterangan :

: diteliti

: tidak diteliti

(Sumber Arikunto, 2006)

Berdasarkan pengetahuan dari kerangka konsep di atas dapat dijelaskan

bahwa pengetahuan ibu dapat dipengaruhi oleh faktor dari umur pendidikan,

pengalaman, pekerjaan. Faktor-faktor tersebut semuanya tidak diteliti, sedangkan

pada tingkat pengetahuan yang diteliti sebatas tahu saja tentang pengertian ASI

eksklusif, manfaat pemberian ASI pada bayi, manfaat pemberian ASI pada ibu.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancang Bangun Penelitian

Desain yang digunakan penulis adalah deskriptif yaitu metode penelitian yang

dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang

suatu keadaan secara obyektif (Notoatmodjo, 2005:138). Sedangkan jenis penelitian

ini adalah kuantitatif yaitu berbentuk angka-angka hasil perhitungan atau

pengukuran (Arikunto, 2006 : 246)

Page 32: Kti Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi Umur 0

B. Variabel

1. Jenis Variabel

Variabel dalam penelitian ini menggunakan variabel tunggal yaitu

pengetahuan ibu tentang pemberian ASI eksklusif pada bayi umur 0-6 bulan

2. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah pembatasan ruang lingkup atau pengertian

variabel – variabel yang diamati atau diteliti (Notoadmojo : 2002)

Tabel 3.1 Definisi operasional variabel pengetahuan ibu tentang pemberian ASI ekslusif pada

bayi umur 0-6 bulan di Puskesmas Grajagan.

VariabelDefinisi

OperasionalKriterian Skala

Pengetahuan ibu tentang pemberian ASI eksklusif pada bayi umur 0-6 bulan

Hasil tahu, atau pemahaman ibu tentang pemberian ASI eksklusif pada bayi umur 0-6 bulan meliputi:

- pengertian ASI eksklusif

- manfaat pemberian ASI pada bayi

- manfaat pemberian ASI bagi ibu

Jawaban

Benar : 1

Salah : 0

Pernyataan:

Baik :

76 - 100%

Cukup baik :

56 - 75%

Kurang baik :

Ordinal

Page 33: Kti Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi Umur 0

40 - 55%

Tidak baik : <40%

Arikunto, 2006:246

C. Populasi

Populasi adalah kesuluruhan obyek penelitian atau obyek penelitian yang diteliti

(Notoadmojo, 2005:79). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang

mempunyai bayi 0-6 bulan yang berada di Puskesmas Grajagan yang berjumlah 30

responden.

D. Sampel

1. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.

(Arikunto,2006: 131)

Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah semua ibu yang mempunyai bayi

umur 0-6 bulan yang memberikan ASI eksklusif di Puskesmas Grajagan. Cara

pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan total sampling yaitu cara

pegambilan sampel dengan mengambil seluruh anggota popuasi menjadi sampel

(Alimul Aziz, 2003)

Besar sampel yang diambil sebanyak 30 responden.

Page 34: Kti Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi Umur 0

2. Kriteria Sampel

a. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteriktis yang dapat di masukkan atau layak untuk diketahui

yaitu :

1) Ibu yang mempunyai bayi umur 0-6 bulan dan bersedia dilakukan

penelitian.

2) Ibu yang mempunyai bayi umur 0-6 bulan dapat membaca dan menulis.

b. Kriteria eksklusi

Kriteria eksklusi adalah ibu yang tidak layak untuk di teliti menjadi responden yaitu :

1) Ibu yang tidak bersedia menjadi responden.

2) Ibu yang buta huruf.

(Nursalam, 2003:96-97)

E . Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi yang digunakan untuk penelitian adalah Puskesmas Grajagan. Pemilihan

daerah tersebut didasarkan pada jumlah bayi yang diberi ASI eksklusif masih

rendah.

2. Waktu Penelitian

Page 35: Kti Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi Umur 0

Penelitian dilaksanakan mulai bulan 21 Juli sampai 5 Agustus 2009.

F. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

1. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dengan menggunakan data primer yaitu setelah

lembar kuesioner dibagikan kepada responden lembar tersebut akan diambil

pada hari itu juga untuk kemudian diolah.

2. Instrumen pengumpulan data

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar kuesioner

dan lembar persetujuan (informed consent) sebelum membagikan kuesioner

terlebih dahulu peneliti memberikan/membagikan lembar persetujuan menjadi

responden yang diisi langsung oleh responden, setelah responden

bersedia/setuju kemudian lembar kuesioner dibagikan.

G. Teknik Analisa Data

1. Editing

Peneliti mengumpulkan dan memeriksa kembali pembenaran yang telah

diperoleh dari responden. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah

menjumlah dan melakukan korelasi.

2. Coding

Page 36: Kti Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi Umur 0

Merupakan tahap kedua setelah editing dimana peneliti memberikan setiap

kuesioner yang disebarkan untuk memudahkan dalam pengolahan data.

3. Scoring

Peneliti memberikan skor untuk tiap-tiap pertanyaan nilai 1 untuk jawaban

benar dan nilai 0 untuk jawaban salah.

4. Tabulating

Tabulasi adalah pengorganisasian data sedemikain rupa agar dengan

mudah dapat dijumlahkan, disusun dan ditata untuk disajikan dan dianalisis.

Dimana peneliti memasukkan data yang telah terkumpul ke dalam tabel distribusi

frekuensi.

Untuk mengukur pengetahuan ibu tentang pemberian ASI

eksklusif, menggunakan rumus :

Keterangan :

P : Prosentase

f : Jumlah jawaban yang benar

h : Skor maksimal jika semua pertanyaan dijawab benar

Berdasarkan hasil perhitungan, kemudian hasilnya di interprestasikan dalam beberapa

kategori yaitu :

Page 37: Kti Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi Umur 0

Baik : 76 - 100% (10-12 jawaban yang benar)

Cukup baik : 56 - 75% (7-9 jawaban yang benar)

Kurang baik : 40 - 55% (4-6 jawaban yang benar)

Tidak baik : <40% (1-13 jawaban yang benar)

(Arikunto, 2006:246)

H. Etika Penelitian

Penelitian yang menggunakan manusia sebagai subyek tidak boleh

bertentangan dengan etika. Tujuan penelitian ini harus etis dalam arti hak-hak

responden harus dilindungi. (Nursalam, 2003)

Sebelum mengadakan penelitian, peneliti mengadakan observasi dan

kemudian mengajukan ijin permohonan melalui surat ijin dari Politeknik Kesehatan

Majapahit Mojokerto mengadakan penelitian dengan etika :

1. Lembar persetujuan menjadi responden/Informed consent

Diberikan kepada responden dengan pemberian penjelasan mengenai tujuan

penelitian dan proses pengambilan data.

2. Anominity

Page 38: Kti Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi Umur 0

Subyek tidak perlu mencantumkan nama dalam kuesioner untuk menjaga

privasi, untuk mengetahui keikutsertaan responden menulis nama (inisial) pada

masing-masing lembar pengumpulan data.

3. Confidentiality

Kerahasiaan Informasi yang telah dikumpulkan dijamin oleh peneliti

I. Keterbatasan Penelitian

Instrumen pengumpulan data menggunakan kuesioner yang peneliti buat

sendiri dan belum pernah diujicobakan sehingga reabilitas dan validitasnya perlu

disempurnakan.

BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran lokasi tempat pnelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Grajagan Kecamatan

Purwoharjo Kabupaten Banyuwangi pada tanggal 21 Juli – 5 Agustus 2009

dengan jumlah sampel 30 responden.

Page 39: Kti Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi Umur 0

Luas wilayah Puskesmas Grajagan adalah 1.000 Ha yang berjarak 1 km

dari pasar Curahjati. Disebelah utara perbatasan dengan Desa Galagahagung,

sebelah timur berbatasan dengan Desa Sumberasri, sebelah barat berbatasan

dengan Desa Bangorejo. Di Puskesmas Grjaagan dipimpin oleh 1 orang Kepala

Desa yaitu Dokter, terdapat 11 bidan, 9 perawat, 1 dokter gigi dan 3 staff.

2. Data Umum

a. Karakteristik Umur Responden

Umur responden disajikan dalam bentuk tabel berikut:

Tabel 4.1 : Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur di Puskesmas Grajagan Kecamatan Purwoharjo Kabupaten Banyuwangi tanggal 21 Juli – 5 Agustus 2009.

Umur Frekuensi Prosentase

<> 3 10%

> 30 Tahun 19 63,3%

> 30 tahun 8 26,7%

Jumlah 30 100%

Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa dari 30 responden sebagian

besar 19 orang (63,3%) dalam umur 20 – 30 tahun dan sebagian kecil 3

orang (10%) memiliki umur <>

b. Karakteristik Pendidikan Responden

Pendidikan responden disajikan dalam bentuk tabel berikut:

Page 40: Kti Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi Umur 0

Tabel 4.2 : Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan di Puskesmas Grajagan Kecamatan Purwoharjo Kabupaten Banyuwangi tanggal 21 Juli – 5 Agustus 2009.

Pendidikan Frekuensi ProsentaseSD 12 40%

SMP 14 46,7%SMA 4 13,3%PT - -

Jumlah 30 100%

Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa dari 30 responden sebagian

besar 14 orang (46,7%) berpendidikan SMP dan sebagian kecil 4 orang

(13,3%) berpendidikan SMA.

c. Karakteristik Pekerjaan Responden

Pekerjaan responden disajikan dalam bentuk tabel berikut:

Tabel 4.3 : Distribusi frekuensi responden menurut pekerjaan di Puskesmas Grajagan Kecamatan Purwoharjo Kabupaten Banyuwangi tanggal 21 Juli – 5 Agustus 2009.

PendidikanFrekuensi

h Prosentase (%)IRT 16 53,3%Tani 14 46,7%PNS - -

Jumlah 30 100%

Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa dari 30 responden sebagian

besar 16 orang (53,3%) IRT dan sebagian kecil 14 orang (46,7%) tani.

d. Karakteristik Jumlah Anak Responden/Paritas

Paritas responden disajikan dalam bentuk tabel berikut:

Page 41: Kti Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi Umur 0

Tabel 4.4 : Distribusi frekuensi responden menurut paritas/jumlah anak di Puskesmas Grajagan Kecamatan Purwoharjo Kabupaten Banyuwangi tanggal 21 Juli – 5 Agustus 2009.

Jumlah AnakFrekuensi

h Prosentase (%)1 orang 16 53,3%2 orang 11 36,7%3 orang 2 6,7%

> 3 orang 1 3,3%Jumlah 30 100%

Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa dari 30 responden sebagian

besar 16 orang (53,3%) mempunyai 1 anak dan sebagian kecil 1 orang

(3,3%) mempunyai anak lebih dari 3 anak.

3. Data Khusus

a. Pengetahuan Ibu Tentang Pengertian ASI Eksklusif

Pengetahuan ibu tentang pengertian ASI eksklusif disajikan dalam

bentuk tabel berikut:

Tabel 4.5 : Distribusi frekuensi pengetahuan ibu tentang pengertian ASI di Puskesmas Grajagan Kecamatan Purwoharjo Kabupaten Banyuwangi tanggal 21 Juli – 5 Agustus 2009.

Pengertian ASI Eksklusif

Frekuensih Prosentase (%)

Baik 6 20%Cukup baik 12 40%Kurang baik 10 33,3%Tidak baik 2 6,7%

Jumlah 30 100%

Page 42: Kti Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi Umur 0

Berdasarkan tabel di atas dari 30 responden sebagian besar memiliki

pengetahuan cukup baik tentang pengertian ASI eksklusif yaitu sebanyak 12

orang (40%) dan sebagia kecil memiliki pengetahuan tidak baik tentang

pengertian ASI eksklusif yaitu sebanyak 2 orang (6,7%).

b. Pengetahuan Ibu Tentang Manfaat ASI pada Bayi

Pengetahuan ibu tentang manfaat ASI pada bayi ibu disajikan dalam

bentuk tabel berikut:

Tabel 4.6 : Distribusi frekuensi pengetahuan ibu tentang manfaat ASI eksklusif pada bayi di Puskesmas Grajagan Kecamatan Purwoharjo Kabupaten Banyuwangi tanggal 21 Juli – 5 Agustus 2009.

Manfaat ASI Pada Bayi

Frekuensi

h Prosentase (%)

Baik 12 40%

Cukup baik 15 50%

Kurang baik 3 10%

Tidak baik - -

Jumlah 30 100%

Berdasarkan tabel di aas dari 30 responden sebagian besar memiliki

pengetahuan cukup baik tentang manfaat ASI pada bayi yaitu sebanyak 15

orang (50%) dan sebagian kecil memiliki pengetahuan kurang baik tentang

manfaat ASI pada bayi yaitu sebanyak 3 orang (10%).

c. Pengetahuan Ibu Tentang Manfaat ASI pada Ibu

Pengetahuan ibu tentang manfaat ASI pada bayi ibu disajikan dalam

bentuk tabel berikut:

Page 43: Kti Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi Umur 0

Tabel 4.7 : Distribusi frekuensi pengetahuan ibu tentang manfaat ASI pada ibu di Puskesmas Grajagan Kecamatan Purwoharjo Kabupaten Banyuwangi tanggal 21 Juli – 5 Agustus 2009.

Manfaat ASI Pada Ibu

Frekuensi

h Prosentase (%)

Baik 6 20%

Cukup baik 10 33,3%

Kurang baik 13 43,4%

Tidak baik 1 3,3%

Jumlah 30 100%

Berdasarkan tabel di aas dari 30 responden sebagian besar memiliki

pengetahuan kurang baik tentang manfaat ASI pada ibu yaitu sebanyak 13

orang (43,4%) dan sebagian kecil memiliki pengetahuan tidak baik tentang

manfaat ASI pada ibu yaitu sebanyak 1 orang (3,3%).

d. Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Grajagan

Kecamatan Purwoharjo.

Tabel 4.8 : Distribusi frekuensi pengetahuan ibu tentang pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Grajagan Kecamatan Purwoharjo Kabupaten Banyuwangi tanggal 21 Juli – 5 Agustus 2009.

Pengetahuan Ibu Frekuensi Prosentase (%)

Baik 11 36,7%

Cukup baik 15 50%

Kurang baik 4 13,3%

Tidak baik - -

Jumlah 30 100%

Page 44: Kti Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi Umur 0

Berdasarkan tabel di atas dijelaskan bahwa 30 responden sebagian

besar 15 orang (50%) mempunyai pengetahuan cukup baik, dan sebagian

kecil 4 orang (13,3%) mempunyai pengetahuan kurang baik.

B. Pembahasan

1. Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Grajagan

Kecamatan Purwoharjo.

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dari 30 responden yang ada

di Puskesmas Grajagan sebagian besar 19 orang (63,3%) dalam umur 20 – 30

tahun dan sebagian kecil 3 orang (10%) memiliki umur <>

Berdasarkan tabulasi silang antara umur dengan pengetahuan dapat

diketahui bahwa responden yang memiliki umur 20 – 30 tahun sebanyak 19

orang, dimana 47,4% berpengetahuan baik, 52,6% berpengetahuan cukup baik.

Sedangkan responden yang memiliki umur <>

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa dari 30 responden yang ada

di Puskesmas Grajagan sebagian besar 14 orang (46,7%) memiliki tingkat

pendidikan SMP dan sebagian kecil 4 orang (13,3%) berpendidikan SMA).

Berdasarkan tabulasi silang antara pendidkan dengan pengetahuan dapat

diketahui bahwa responden yang memiliki tingkat pendidikan SMP sebanyak 14

orang, dimana 35,17% berpengetahuan baik, 57,1% berpengetahuan cukup

baik, 7,2% berpengetahuan kurang baik. Sedangkan responden yang memiliki

Page 45: Kti Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi Umur 0

tingkat pendidikan SD sebanyak 12 orang dimana 41,7% berpengetahuan baik

dan 41,7% berpengetahuan cukup baik, 16,7% berpengetahuan kurang baik,

seperti yang telah dijelaskan oleh Koencoroningrat (1997) menyatakan bahwa

semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka maskin mudah menerima

informasi sehingga makin banyak pengetahuan yang dimiliki, sebaliknya

pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang

terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan (Nursalam dan Siti Pariani, 2001).

Hal ini juga diungkapkan oleh YB. Mantra yang dikutip oleh Notoatmodjo

(1997( bahwa pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga

perilaku seseorang dalam pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap

berperan serta dalam pembangunan kesehatan. Makin tinggi tingkat pendidikan

seseorang makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula

pengetahuan yang dimiliki. Agar seseorang dapat melakukan sesuatu prosedur

dengan baik maka seseorang harus sudah ada pada tingkat pengetahuan

aplikasi (Bloom dalam Notoatmodjo. 1996:129). Aplikasi diartikan sebagai

kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau

kondisi sebenarnya.

Berdasarkan uraian di atas, semakin banyatinggi tingkat pendidikan

seseorang maka semkain baik pula dalam mengaplikasikan materi, ibu yang

berpendidikan tinggi akan lebih baik dibandingkan dengan ibu yang

berpendidikan rendah dalam merawat bayinya terutama dalam pemberian ASI

eksklusif. Di Puskesmas Grajagan sudah memiliki pendidikan cukup baik yaitu

SMP.

Page 46: Kti Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi Umur 0

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa dari 20 responden yang ada

di Puskesmas Grajagan sebagian besar 16 orang (35,3%) bekerja sebagai IRT

dan sebagian kecil 14 orang (46,7%) bekerja sebagai tani.

Berdasarkan tabulasi silang antara pekerjaan dengan pengetahuan dapat

diketahui bahwa responden yang bekerja sebagai IRT sebanyak 16 orang

dimana 31,3% berpengetahuan baik, 56,2% berpengetahuan cukup baik, 12,5%

berpengetahuan kurang baik sedangkan responden yang bekerja sebagai tani

sebanyak 14 orang dimana 42,9% berpengetahuan baik, 42,9% berpengetahuan

cukup baik, 14,2% berpengetahuan kurang baik. Seperti yang telah dijelaskan

oleh Markum (1991) bahwa bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita

waktu, bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan

keluarga yang pada kenyataannya bahwa rutinitas dan aktivitas pekerjaan

secara umm memang lebih banyak menyita waktu, pikiran, dan tenaga

(Nursalam dan Siti Pariani, 2001:133) ibu-ibu yang ada di Puskesmas Grajagan

53,3% adalah ibu yang bekerja sebagai IRT sehingga sebagian besar waktunya

digunakan untuk mendapatkan informasi tentang gizi terutama dalam pemberian

ASI eksklusif bisa melalui media massa atau media elektronik. Meskipun

demikian ada sebagian dari responden yang memiliki pengetahuan kurang

tentang pemberian ASI eksklusif secara tepat.

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa dari 30 responden yang ada

di Puskesmas Grajagan sebagian memiliki jumlah anak 1 orang yaitu sebanyak

Page 47: Kti Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi Umur 0

16 orang (53,3%) dan sebagian kecil responden yang memiliki jumlah anak > 3

yaitu sebanyak 1 orang (3,3%).

Berdasarkan tabulasi silang antara jumlah anak dengan pengetahuan

dapat diketahui bahwa responden yang memiliki jumlah anak 1 orang sebanyak

16 orang, dimana 50% mempunyai pengetahuan baik, 43,7% mempunyai

pengetahuan cukup baik, 6,3% mempunyai pengetahuan kurang baik.

Sedangkan responden yang memiliki jumlah anak 2 orang sebanyak 11 orang,

dimana 18,2% mempunyai pengetahuan baik, 63,6% mempunyai pengetahua

cukup baik, 18,2% mempunyai pengetahuan kurang baik. Seperti yang telah

dijelaskan oleh Notoatmodjo (2003) bahwa pengalaman merupakan sumber

pengetahuan atau pengalaman ini merupakan suatu cara untuk memperoleh

kebenaran pengetahuan. Dimana pengetahuan ini akan mendasari perilaku

seseorang dari pengetahuan yang didapat oleh ibu tersebut tentang pemberian

ASI eksklusif maka akan mempengaruhi sikap dalam penerapan secara

langsung.

2. Pengetahuan ibu tentang pengertian ASI ekslusif

Berdasarkan analisa dan interprestasi data yang didapat bahwa kurang

dari 50% berpengetahuan cukup yaitu 30 responden (40%) berpengetahuan

kurang yaitu 10 responden (33,3%) berpengetahuan baik yaitu 6 responden

(20%). Hal ini dapat dilihat dari jawaban yang ebnar pada kuisioner tentang

pengertian ASI ekslusif. Hal ini dapat dilihat lagi dari latar belakang pendidikan

mereka yaitu SMP.

Page 48: Kti Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi Umur 0

Meskipun latar belakang pendidikan mereka hanya SMP namun mereka

pernah mendapat informasi dari media atau penyuluhan dan mempunyai

pengalaman tentang pemberian ASI ekslusif. Hal ini disebabkan oleh informasi

yang didapat menurut Notoatmodjo (2005) mengatakan pengalaman merupakan

guru yang baik, yang bermakna bahwa pengalaman itu merupakan sumber

pengetahuan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, dan pengalaman

pribadipun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan.

Disamping itu juga mereka pernah mendapatkan infromasi dan pengalaman. Hal

ini dapat diperkuat oleh Notoatmodjo (2005) bahwa penalaman merupakan

sumber pengetahuan.

Kurang dari 50% responden memiliki pengetahuan kurang 3 responden

(5,5%). Hal ini dapat dilatarbelakangi pendidikan SD dan SMP disamping itu juga

tidak pernah mendapatkan informasi dan tidak memiliki pengalaman sama sekali

dalam pemberian ASI ekslusif. Hal ini dapat diperkuat oleh Notoatmodjo (2005)

bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan.

Pendidikan berhubungan dengan transmisi pengetahuan, sikap,

kepercayaan, ketrampilan dan aspek kelakukan yang lain, dan merupakan

proses belajar dan mengajar. Pola kelakuan manusia menurut apa yang

diharapkan (Notoatmodjo, 2003).

3. Pengetahuan ibu tentang manfaat pemberian ASI ekslusif pada bayi

Page 49: Kti Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi Umur 0

Berdasarkan analisa dan interpretasi data yang didapat diketahui bahwa

dari 30 responden kurang dari 50% berpengetahuan cukup yaitu 15 responden

(50%), kurang dari 50% berpengetahuan baik yaitu 12 responden (40%),

berpengetahuan kurang yaitu 3 responden (10%),

Sebagian besar responden menjawab pada item soal yang benar tentang

manfaat pemberian ASI ekslusif pada bayi yaitu bayi yang sering disusui oleh

ibunya akan lebih meningkatkan jalinan kasih sayang antar ibu dan bayi. Hal ini

dapat dilihat dari latar belajar pendidikan yang cukup yaitu SMP.

Pengetahuann cukup di atas mungkin disebabkan pendidikan responden

yang cukup dan pernah mendapat informasi tentang manfaat pemberian ASI

pada bayi dan adanya pengalaman dalam pemberian ASI ekslusif. Pendapat

Notoatmodjo (2003) bahwa pengetahuan dapat dipengaruhi oleh pengalaman,

fasilitas, dan sosial budaya. Disamping itu juga responden yang tidak bekerja

yaitu 16 responden (53,3%) sehingga mempunyai banyak waktu luang untuk

memperoleh informasi tentang pemberian ASI ekslusif. Hal ini dimungkinkan

karena bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu.

Kurang dari 50% berpengetahun baik yaitu 12 responden (40%). Hal ini

dapat dilihat dari jawaban yang benar tentang manfaat pemberian ASI pada

bayi. Pada item yaitu meningkatkan daya tahan tubuh bayi. Hal ini dapat dilatar

belakangi pendidikan yang cukup pernah mendapatkan informasi tentang

pemberian ASI. Hal ini diperkuat oleh Notoatmodjo (2005) bahwa pengalaman

merupakan sumber pengetahuan.

Page 50: Kti Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi Umur 0

4. Pengetahuan ibu tentang manfaat pemberian ASI ekslusif pada ibu

Berdasarkan analisa dan interpretasi data dapat diketahui bahwa

sebagian besar berpengetahuan kurang yaitu 13 responden (43,4%), kurang

dari 50% berpengetahuan cukup yaitu 10 responden (33,3%), berpengetahuan

baik yaitu 6 respoden (20%) dan berpengetahuan tidak baik yaitu 1 responden

(3,3%).

Sebagian besar responden berpengetahuan kurang yaitu 13 responden

(43,4%). Hal ini dilihat dari jawaban yang salah pada item soal, ibu yang lebih

sering menyusui bayinya akan terkena kanker payudara. Hal dapat dilihat dari

latar belakang pendidikan yang cukup disamping mereka pernah mendapatkan

informasi tentang manfaat pemberian ASI pada ibu dan mempunyai

pengalaman.

Kurang dari 50% responden memiliki pengetahuan cukup yaitu 10

responden (33,3%). Hal ini dapat dilihat dari jawaban item soal yang benar dan

dapat diperkuat dengan jawaban responden tentang pemberian ASI pada bayi

dapat menimbulkan ikatan batin yang kuat antara ibu dan anak. Responden

pernah mendapatkan informasi dari media dan penyuluhan, dan sebagian besar

responden berpendidikan cukup yaitu SMP.

Kurang dari 50% berpengetahuan baik yaitu 6 responden (20%). Hal ini

dilihat dari item soal tentang menfaat pemberian ASI pada ibu. Pencapaian

pengetahuan baik hal ini disebabkan pendidikan yang cukup, mempunyai

Page 51: Kti Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi Umur 0

pengalaman dan pernah mendapatkan informasi. Hal ini diperkuat oleh

Notoatmodjo (2003) bahwa pengalaman merupakan guru yang baik untuk

memperoleh pengetahuan.

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di Puskesmas Grajagan

Kecamatan Purwoharjo Kabupaten Banyuwangi pada tanggal 21 Juli – 5 Agustus

2009 yang telah ditabulasi dan dibahas maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pengetahuan ibu tentang pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Grajagan

Kecamatan Purwoharjo Kabupaten Banyuwangi dalam kategori cukup yaitu

sebanyak 15 orang (50%).

B. Saran

1. Bagi Masyarakat

Dengan adanya penelitian ini diharapkan masyarakat khususnya ibu-ibu

yang mempunyai bayi dapat memberikan ASI ekslusif dan mengerti tentang

pentingnya ASI eksklusif.

2. Bagi peneliti

Page 52: Kti Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi Umur 0

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan hasil penelitian ini dapat

dikembangkan lagi.

3. Bagi Petugas Kesehatan

Dari data yang diperoleh di Puskesmas Grajagan, hendaknya tenaga kesehatan

pada khususnya bidan lebih sering memberikan penyuluhan tentang pemberian

ASI eksklusif dengan media dan bahasa yang mudah diterima masyarakat

melalui leaflet, poster, dan stiker.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian, Rineka Cipta: Jakarta.

Bunda. (2008). ”Pentingnya ASI Eksklsif”. ( http://www.kelymom.com/new man/risk of formula ) , di akses 25 Mei 2008.

Depkes-Bonbol. (2008). ”ASI Eksklsif Modal Pembangunan”.

(http://www.kelyman.com), diakses 3 Juni 2008.

Depkes RI. (2003). ”Buku Panduan Manajemen Laktasi”. Suara Merdeka (www.Mc spotlinght.org), diakses 23 Agustus 2003.

Henderson, Christine, (2001). Konsep Kebidanan, EGC: Jakarta.

March. (2007). ”Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia”. (www.aimi-asi.org), diakses 27 Oktober 2007.

Moedjianto, Sarmini, (2009). Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah. Poltekes Majapahit: Mojokerto.

Notoadmojo, Soekidjo, (2005). Ilmu Kesehatan Masyarakat, Rineka Cipta: Jakarta.

Notoadmojo, Soekidjo, (2003). Metodologi Penelitan Kesehatan. Rineka Cipta: Jakarta.

Page 53: Kti Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi Umur 0

Notoadmojo, Soekidjo, (2002). Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineke Cipta: Jakarta.

Nursalam, (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Salemba Medika: Jakarta.

Paath, Erna Francin, (2004). Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi, EGC: Jakarta.

Siswono. (2005). ”hidup ASI Eksklusif” (On line).

( http:\\www.republika.co.id ), diakses 28 Maret 2005.

Suhariyono. (2008). ”Manajemen Laktasi”. Majalah Nirmala (http://www.dinkesjatim.go.id), diakses 8 Mei 2008.

Soekirman, (2006). Hidup Sehat. Primamedia Pustaka: Jakarta.