35

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT · PDF fileKlasifikasi nyeri ada dua, yaitu nyeri akut dan nyeri kronis. ... abdomen: inspeksi: tidak ada jejas dan tidak ada benjolan, auskultasi:

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT · PDF fileKlasifikasi nyeri ada dua, yaitu nyeri akut dan nyeri kronis. ... abdomen: inspeksi: tidak ada jejas dan tidak ada benjolan, auskultasi:

STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA TN. E DENGAN POST

OPERASI OPEN REDUCTION INTERNAL FIXATION (ORIF) ATAS

INDIKASI FRAKTUR CLAVICULA SINISTRA DI RUANG

CEMPAKA RUMAH SAKIT PANTI WALUYO

SURAKARTA

Disusun Oleh :

Veronica Bekti Handayani

NIM. P.09110

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2013

Page 2: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT · PDF fileKlasifikasi nyeri ada dua, yaitu nyeri akut dan nyeri kronis. ... abdomen: inspeksi: tidak ada jejas dan tidak ada benjolan, auskultasi:

STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA TN. E DENGAN POST

OPERASI OPEN REDUCTION INTERNAL FIXATION (ORIF) ATAS

INDIKASI FRAKTUR CLAVICULA SINISTRA DI RUANG

CEMPAKA RUMAH SAKIT PANTI WALUYO

SURAKARTA

Karya Tulis Ilmiah

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan

DISUSUN OLEH :

Veronica Bekti Handayani

NIM. P.09110

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2013

Page 3: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT · PDF fileKlasifikasi nyeri ada dua, yaitu nyeri akut dan nyeri kronis. ... abdomen: inspeksi: tidak ada jejas dan tidak ada benjolan, auskultasi:
Page 4: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT · PDF fileKlasifikasi nyeri ada dua, yaitu nyeri akut dan nyeri kronis. ... abdomen: inspeksi: tidak ada jejas dan tidak ada benjolan, auskultasi:
Page 5: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT · PDF fileKlasifikasi nyeri ada dua, yaitu nyeri akut dan nyeri kronis. ... abdomen: inspeksi: tidak ada jejas dan tidak ada benjolan, auskultasi:
Page 6: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT · PDF fileKlasifikasi nyeri ada dua, yaitu nyeri akut dan nyeri kronis. ... abdomen: inspeksi: tidak ada jejas dan tidak ada benjolan, auskultasi:

KATA PENGANTAR

Puji syukur penguji panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah dengan judul �Asuhan Keperawatan Pemenuhan Rasa Nyaman

: Nyeri Akut Pada Tn. E Dengan Post Operasi Orif Atas Indikasi Fraktur

Clavicula Sinistra di Ruang Cempaka Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta�.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya

kepada yang terhormat:

1. Setiyawan, S.Kep.,Ns, selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan yang

telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di STIKes Kusuma

Husada Surakarta.

2. Erlina Windyastuti, S.Kep.,Ns, selaku dosen pembimbing dan penguji I yang

telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi,

perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya

studi kasus ini.

3. Setiyawan, S.Kep.,Ns, selaku dosen penguji II yang telah membimbing

dengan cermat, memberikan masukan- masukan, inspirasi, perasaan nyaman

dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.

4. Tyas Ardi Suminarsis, S.,Kep.,Ns, selaku dosen penguji III yang telah

membimbing dengan cermat, memberikan masukan- masukan, inspirasi,

Page 7: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT · PDF fileKlasifikasi nyeri ada dua, yaitu nyeri akut dan nyeri kronis. ... abdomen: inspeksi: tidak ada jejas dan tidak ada benjolan, auskultasi:

perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya

studi kasus ini.

5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada

Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya

serta ilmu yang bermanfaat.

6. Orang tua, suami dan anak yang selalu mendampingi dan mendukung saya

dalam menyelesaikan pendidikan.

7. Teman-teman Mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma

Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-

persatu, yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual.

Penulis menyadari laporan ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu

penulis membuka saran demi penelitian selanjutnya. Semoga Laporan Studi Kasus

ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu keperawatan dan kesehatan. Amin.

Surakarta, Juni 2013

Penulis

Page 8: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT · PDF fileKlasifikasi nyeri ada dua, yaitu nyeri akut dan nyeri kronis. ... abdomen: inspeksi: tidak ada jejas dan tidak ada benjolan, auskultasi:

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iv

KATA PENGANTAR ................................................................................. v

DAFTAR ISI ............................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

B. Tujuan Penulisan ...................................................................... 3

C. Manfaat Penulisan .................................................................... 4

BAB II LAPORAN KASUS

A. Identitas Klien .......................................................................... 6

B. Pengkajian ............................................................................... 6

C. Perumusan Masalah ................................................................. 9

D. Perencanaan ............................................................................ 10

E. Implementasi ........................................................................... 11

F. Evaluasi ................................................................................... 13

BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

A. Pembahasan ............................................................................. 15

B. Simpulan dan Saran ................................................................. 21

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 9: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT · PDF fileKlasifikasi nyeri ada dua, yaitu nyeri akut dan nyeri kronis. ... abdomen: inspeksi: tidak ada jejas dan tidak ada benjolan, auskultasi:

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Keterangan Selesai Pengambilan Data

Lampiran 2. Log Book

Lampiran 3. Format Pendelegasian Pasien

Lampiran 4. Asuhan Keperawatan

Lampiran 5. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 6. Daftar Riwayat Hidup

Page 10: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT · PDF fileKlasifikasi nyeri ada dua, yaitu nyeri akut dan nyeri kronis. ... abdomen: inspeksi: tidak ada jejas dan tidak ada benjolan, auskultasi:

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kecelakaan lalu lintas banyak terjadi di negara- negara berkembang,

menurut World Health Organization (WHO, 2004) dalam penelitian Nasution

(2010) cidera akibat kecelakaan lalu lintas tertinggi dijumpai beberapa

Negara Amerika Latin (41,7%), Korea Selatan (21,9%), Thailand (21%).

Menurut data Direktorat Keselamatan Transformasi Darat Departemen

Perhubungan (2005) jumlah korban kecelakaan lalu lintas tahun 2005 terdapat

33.827 orang. Data Kepolisian RI tahun 2009 terdapat 57.726 kasus

kecelakaan di jalan raya, maka dalam setiap 9,1 menit sekali terjadi satu

kasus kecelakaan. WHO mencatat, hingga saat ini sebanyak 50 juta orang

lainnya menderita luka berat. Kecelakaan lalu lintas merupakan penyebab

fraktur (patah tulang) terbanyak (Departemen Perhubungan, 2010).

Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang

yang umumnya disebabkan oleh tekanan atau ruda paksa. Pada pasien fraktur

akan timbul nyeri dimana hal ini dapat menyebabkan kecemasan pada pasien

(Pierce & Neil, 2006). Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang

dan tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh cidera, trauma yang

menyebabkan fraktur dapat berupa trauma langsung atau tidak langsung

(Elizabeth, 2009).

Page 11: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT · PDF fileKlasifikasi nyeri ada dua, yaitu nyeri akut dan nyeri kronis. ... abdomen: inspeksi: tidak ada jejas dan tidak ada benjolan, auskultasi:

Fraktur dapat terjadi di beberapa titik di sepanjang tulang, termasuk

regio sepertiga tengah, sepertiga distal, sepertiga medial. Salah satunya

fraktur klavikula yang terbagi menjadi beberapa tipe, tipe I terjadi dibagian

lateral ligamentum koraklavikula dan hanya bergeser sedikit, tipe II terjadi

bila fragmen proksimal lepas dari ligamentum CC, sehingga membuatnya

tidak stabil dan tipe III membentang ke sendi akromioklavikular. Penanganan

pada fraktur klavikula salah satunya dengan cara pembedahan atau operasi

(Greenberg, 2007).

Operasi adalah tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif

dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani.

Prosedur pembedahan yang dilakukan pada pasien fraktur meliputi reduksi

terbuka dengan fiksasi iterna (Open Reduction and Internal Fixation/ ORIF)

(Greenberg, 2007). Masalah yang muncul setelah pasien operasi, pasien telah

sadar dan berada di ruang perawatan dengan edema / bengkak, keterbatasan

lingkup gerak sendi, penurunan kekuatan otot, penurunan kemampuan untuk

ambulasi berjalan karena luka bekas operasi dan luka bekas trauma, serta

nyeri (Brunner & Suddart, 2003).

Nyeri merupakan mekanisme fisiologis bertujuan untuk melindungi diri

dan disebabkan oleh stimulus tertentu (Saryono, 2005). Klasifikasi nyeri ada

dua, yaitu nyeri akut dan nyeri kronis. Nyeri akut adalah pengalaman sensorik

dan emosional yang tidak menyenangkan dan muncul akibat kerusakan

jaringan aktual atau potensial, terjadi secara tiba-tiba atau lambat dari

intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau

diprediksi dan berlangsung kurang dari enam bulan, sedangkan nyeri kronis

Page 12: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT · PDF fileKlasifikasi nyeri ada dua, yaitu nyeri akut dan nyeri kronis. ... abdomen: inspeksi: tidak ada jejas dan tidak ada benjolan, auskultasi:

adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan dan

muncul akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, terjadi secara tiba-

tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat, terjadi secara konstan

atau berulang tanpa akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi dan

berlangsung lebih dari enam bulan (Nanda, 2009).

Hasil observasi penulis pada tanggal 22 April 2013 ditemukan data

bahwa Tn. E mengeluh nyeri, nyeri yang dirasakan seperti linu- linu dengan

skala 5, apabila nyeri tidak segera diatasi atau dilakukan tindakan

keperawatan, maka akan menyebabkan mobilisasi terganggu dan defisit

perawatan diri (Judha, dkk, 2012).

Melihat latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk mengambil

studi kasus dengan judul �Asuhan Keperawatan Pemenuhan Rasa Nyaman :

Nyeri Akut pada Tn. E dengan post Operasi ORIF Atas Indikasi Fraktur

Clavicula Sinistra di Ruang Cempaka Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta�

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Melaporkan kasus nyeri akut pada Tn. E dengan post operasi ORIF atas

indikasi fraktur clavicula sinistra di Ruang Cempaka RS. Panti Waluyo

Surakarta.

2. Tujuan Khusus

a. Penulis mampu melakukan pengkajian nyeri akut pada Tn. E dengan

post operasi ORIF atas indikasi fraktur clavicula sinistra.

Page 13: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT · PDF fileKlasifikasi nyeri ada dua, yaitu nyeri akut dan nyeri kronis. ... abdomen: inspeksi: tidak ada jejas dan tidak ada benjolan, auskultasi:

b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan dengan masalah

nyeri akut pada Tn. E dengan post operasi ORIF atas indikasi fraktur

clavicula sinistra.

c. Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada Tn. E

dengan nyeri akut post operasi ORIF atas indikasi fraktur clavicula

sinistra.

d. Penulis mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada Tn. E dengan

nyeri akut post operasi ORIF atas indikasi fraktur clavicula sinistra.

e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada Tn. E dengan nyeri akut post

operasi ORIF atas indikasi fraktur clavicula sinistra.

f. Penulis mampu menganalisa kondisi nyeri yang terjadi pada Tn. E

dengan nyeri akut post operasi ORIF atas indikasi fraktur clavicula

sinistra.

C. Manfaat Penulisan

Karya tulis ilmiah ini dibuat dengan harapan dapat memberikan manfaat bagi:

1. Institusi rumah sakit

Memberikan referensi tentang asuhan keperawatan pada klien

dengan nyeri post operasi ORIF atas indikasi fraktur clavicula sinistra

agar dapat digunakan sebagai masukan dalam melaksanakan asuhan

keperawatan.

Page 14: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT · PDF fileKlasifikasi nyeri ada dua, yaitu nyeri akut dan nyeri kronis. ... abdomen: inspeksi: tidak ada jejas dan tidak ada benjolan, auskultasi:

2. Institusi pendidikan keperawatan

Memberikan referensi tentang asuhan keperawatan pada klien

dengan nyeri post operasi ORIF atas indikasi fraktur clavicula sinistra

serta dapat digunakan sebagai pengetahuan dan wacana tentang

perkembangan ilmu keperawatan.

3. Penulis

Bagi penulis dengan penyusunan KTI ini diharapkan dapat

menambah pengetahuan, pemahaman, dan pendalaman tentang asuhan

keperawatan pada pasien dengan nyeri post operasi ORIF atas indikasi

fraktur clavicula sinistra.

4. Pembaca

Sebagai sumber infomasi bagi pembaca tentang manajemen nyeri

pada pasien post operasi ORIF atas indikasi fraktur clavicula sinistra.

Page 15: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT · PDF fileKlasifikasi nyeri ada dua, yaitu nyeri akut dan nyeri kronis. ... abdomen: inspeksi: tidak ada jejas dan tidak ada benjolan, auskultasi:

BAB II

LAPORAN KASUS

A. Identitas klien

Dari hasil pengkajian pada tanggal 22 April 2013 jam 11.00 WIB,

didapatkan hasil identitas klien bernama Tn. E, usia 43 tahun, agama Islam,

pendidikan Diploma 3, pekerjaan guru, alamat Sragen, diagnosa medis post

operasi ORIF, nomer register 155XXX, dokter T, Identitas penanggung jawab

adalah Ny. H usia 40 tahun, pendidikan SMK, seorang ibu rumah tangga,

alamat Sragen, hubungan dengan klien adalah istri.

B. Pengkajian

Pengkajian dilakukan pada tanggal 22 April 2013 jam 11.00 WIB

dengan metode allo-anamnesa dan auto-anamnesa. Keluhan utama yang

dirasakan Tn. E adalah mengeluh nyeri pada bahu kiri dengan riwayat

kesehatan sekarang adalah sebagai berikut, pada tanggal 19 April 2013 pasien

mengalami kecelakaan lalu lintas, pada saat kejadian pasien tidak sadarkan

diri, setelah sadar pasien merasakan bahu kiri tidak dapat digerakkan dan

terasa sakit. Pada tanggal 20 April 2013 oleh keluarga dibawa ke IGD RS.

Panti Waluyo Surakarta jam 05.15 WIB, saat di IGD klien diperiksa dan

didapatkan hasil bahwa klien mengalami fraktur clavicula sinistra dan harus

segera dilakukan operasi ORIF, di IGD klien mendapat terapi berupa infuse

RL 20 tetes per menit, ranitidin 50 mg, ketorolak 30 mg, cefotaxim 1gr.

Page 16: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT · PDF fileKlasifikasi nyeri ada dua, yaitu nyeri akut dan nyeri kronis. ... abdomen: inspeksi: tidak ada jejas dan tidak ada benjolan, auskultasi:

Kemudian dokter menyarankan klien untuk dirawat inap, dihari yang sama

pasien dipindah ke ruang Cempaka agar mendapat perawatan lebih lanjut.

Pada tanggal 21 April 2013 dilakukan operasi ORIF atas indikasi fraktur

clavicula sinistra. Saat dilakukan pengkajian tanggal 22 April 2013 post

operasi hari pertama pasien mengeluh nyeri pada luka post operasi, nyeri

dirasakan klien seperti linu-linu, klien tampak meringis menahan sakit. Klien

mengatakan mempunyai riwayat penyakit keturunan yaitu Diabetes Militus

(DM) tetapi klien mengatakan tidak mempunyai riwayat alergi terhadap

makanan atau obat.

Pada pengkajian kesehatan fungsional menurut gordon, ditemukan data

pola kognitif perceptual, sebelum sakit klien mengatakan tidak merasakan

sakit apapun dan bisa beraktivitas seperti biasa. Selama sakit klien mengeluh

nyeri pada luka post operasi, nyeri dirasakan klien seperti linu-linu, dengan

skala nyeri 5, nyeri yang dirasakan hilang timbul. Sebelum sakit klien

mengatakan tidak mengalami gangguan pada panca indranya. Selama sakit

klien mengatakan tidak mengalami gangguan pada panca indranya seperti

penglihatan , pendengaran, perabaan dan penciuman dalam keadaan baik.

Pada pola aktivitas dan latihan, sebelum sakit klien mengatakan dapat

melakukan kegiatan sehari-hari dengan mandiri / tanpa bantuan orang lain

(nilainya = 0). Selama sakit, klien mengatakan hari pertama post operasi

ORIF hanya dapat berbaring di tempat tidur dan dibantu keluarga dalam

makan / minum, berpakaian, mobilitas di tempat tidur, berpindah, ambulasi /

ROM (nilainya = 2).

Page 17: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT · PDF fileKlasifikasi nyeri ada dua, yaitu nyeri akut dan nyeri kronis. ... abdomen: inspeksi: tidak ada jejas dan tidak ada benjolan, auskultasi:

Pada pola istirahat tidurnya, sebelum sakit klien mengatakan tidur

sehari kurang lebih 8 jam perhari dan tidak pernah memakai obat tidur.

Selama sakit klien mengatakan dapat tidur kurang lebih 6 jam perhari tetapi

sering bangun bila luka bekas operasi terasa nyeri

Pemeriksaan umum didapatkan hasil keadaan umum lemah, kesadaran

composmentis dengan GCS eyes 4, motorik 6, verbal 5. Hasil pemeriksaan

tanda-tanda vital didapat: tekanan darah 110/70 mmHg, suhu 36,5 derajat

celcius, nadi 80 kali per menit, pernafasan 20 kali per menit.

Hasil pemeriksaan fisik didapatkan: kepala bersih, mesocepal. Rambut

hitam dan berminyak. Mata simetris, konjungtiva tidak anemis, penglihatan

normal. Hidung simetris, tidak ada polip. Telinga simetris, ada sedikit

serumen. Leher tidak ada pembesaran kelenjar tyroid.

Hasil pemeriksaan pada clavicula didapatkan hasil inspeksi : luka bekas

operasi tertutup kassa dan tidak ada rembesan. Hasil pemeriksaan paru

didapatkan hasil: inspeksi: pengembangan dada kanan sama dengan kiri;

palpasi: vocal fremitus kanan sama dengan kiri; perkusi: sonor; auskultasi:

vesicular. Hasil pemeriksaan jantung didapatkan hasil; inspeksi: ictus cordis

tidak tampak; palpasi: ictus cordis teraba di SIC V; perkusi: bunyi pekak,

auskultasi: BJ 1-2 murni, tidak ada suara tambahan. Hasil pemeriksaan

abdomen: inspeksi: tidak ada jejas dan tidak ada benjolan, auskultasi:

peristaltic usus 20x/menit, palpasi: tidak ada pembesaran hepar, tidak ada

nyeri tekan, perkusi: tympani.

Page 18: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT · PDF fileKlasifikasi nyeri ada dua, yaitu nyeri akut dan nyeri kronis. ... abdomen: inspeksi: tidak ada jejas dan tidak ada benjolan, auskultasi:

Hasil pemeriksaan ekstermitas: tangan kanan terpasang infus RL 20

tpm, bahu kiri sudah dilakukan tindakan post operasi ORIF sehingga

pergerakan terbatas, tidak ada oedem, pada kaki tidak terdapat luka sehingga

pergerakan bebas.

Pemeriksaan penunjang yang dilakukan tanggal 20 April 2013,

pemeriksaan laboratorium dengan hasil HB: 13.4 g/dl ( N: 14-18 g/dl ),

Hematokrit: 37.4 %, Eritrosit: 6.28 juta/mm^3

( N: 4,5-5,5 juta/mm^3

) ,

Leukosit: 21.100 /mm3

( N: 4,5-11,0 /mm3 ), Trombosit: 288.000 u/l (N: 150-

390 u/l ), MCH: 21 Pg ( N: 28-33 Pg ), MCV: 60 fl ( N: 80-96 fl ), MCHC :

36 % ( N: 32-36 % ). Hasil pemeriksaan rontgen post pinning clavicula distal

kiri, tampak juga fraktur scapula kiri.

Terapi medik yang diberikan tanggal 22-24 April 2013 yaitu infuse RL

20tpm, Metformin 1x850mg untuk obat gula, Cloracef 2x500mg untuk

infeksi kulit, Ketesse 2x25mg untuk mengurangi nyeri post operasi, Calplex

2x500mg untuk suplemen patah tulang.

C. Perumusan Masalah Keperawatan

Dari hasil pengkajian dan observasi di atas, penulis melakukan analisa

data kemudian memutuskan prioritas diagnosa keperawatan sesuai dengan

kegawatan yang dialami klien atau yang harus segera mendapatkan

penanganan karena apabila tidak segera diatasi akan menimbulkan masalah

yang lain. Prioritas diagnosa keperawatan yang penulis angkat yaitu nyeri

akut berhubungan dengan agen cidera fisik (post operasi ORIF).

Page 19: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT · PDF fileKlasifikasi nyeri ada dua, yaitu nyeri akut dan nyeri kronis. ... abdomen: inspeksi: tidak ada jejas dan tidak ada benjolan, auskultasi:

Dengan data subjektif Tn. E mengatakan nyeri pada luka bekas operasi,

provocate = nyeri akibat post operasi, quality = nyeri yang dirasakan seperti

linu-linu, region= bahu kiri, scale = skala 5, time = hilang timbul dan data

objektif post operasi hari pertama klien tampak meringis menahan sakit.

Setelah merumuskan atau memutuskan satu diagnosa keperawatan prioritas,

kemudian dilanjutkan untuk penyusunan rencana asuhan keperawatan.

D. Perencanaan

Tujuan dari perencanaan atau tindakan yang akan dilakukan yaitu

setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam, diharapkan nyeri

klien dapat terkontrol dengan kriteria hasil, skala nyeri berkurang menjadi 1,

klien tampak rileks. Dengan intervensi keperawatan, observasi keadaan

umum klien dengan rasional berguna untuk mengetahui keadaan atau respon

klien. Kaji ulang tingkat nyeri klien meliputi provocate/faktor pencetus nyeri,

quality/kualitas nyeri, regio/tempat terjadinya nyeri, skala nyeri, dan

time/waktu terjadinya nyeri (PQRST), dengan rasional berguna untuk

pengawasan keefektifan obat dan kemajuan penyembuhan. Monitor tanda-

tanda vital, dengan rasional berguna untuk mengetahui kemunduran dan

kemajuan keadaan klien. Anjurkan pada klien untuk melakukan teknik

relaksasi distraksi, dengan rasional meningkatkan relaksasi dan meningkatkan

kemampuan koping. Kolaborasi dengan tim medis lain untuk pemberian

analgesik, dengan rasional mengontrol atau menurunkan tingkat nyeri dengan

farmakologi.

Page 20: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT · PDF fileKlasifikasi nyeri ada dua, yaitu nyeri akut dan nyeri kronis. ... abdomen: inspeksi: tidak ada jejas dan tidak ada benjolan, auskultasi:

E. Implementasi

Implementasi atau tindakan keperawatan yang sudah dilakukan tanggal

22 April 2013 pada jam 11.15 WIB mengobservasi keadaan umum klien,

dengan respon subjektif klien mengatakan badan terasa lemah, dan respon

objektif klien post operasi hari pertama, klien tampak hanya tiduran. Pada jam

11.20 WIB mengkaji ulang tingkat nyeri klien (PQRST), dengan respon

subjektif klien mengatakan nyeri pada bekas operasi, provocate = nyeri akibat

post operasi, quality = nyeri yang dirasakan seperti linu-linu, region= bahu

kiri, scale = skala 5, time = hilang timbul dan respon objektif post op hari

pertama klien tampak meringis menahan sakit. Pada jam 11.30 WIB

memonitor tanda-tanda vital, dengan respon subjektif klien mengatakan

bersedia untuk dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital dan respon objektif

tekanan darah 110/60 mmHg, nadi 80 kali per menit, pernafasan 20 kali per

menit, suhu 36,5 derajat celsius. Pada jam 12.30 WIB mengajarkan pada klien

tentang teknik relaksasi, dengan respon subjektif klien mengatakan bersedia

mengalihkan nyeri dengan nafas dalam dan respon objektif klien tampak

lebih rileks.

Implementasi yang telah dilakukan tanggal 23 April 2013 jam 08.00

WIB mengobservasi keadaan umum klien, dengan respon subjektif klien

mengatakan keadaanya baik dan respon objektif post operasi hari kedua

klien tampak sudah duduk dan berjalan. Pada jam 08.15 WIB mengkaji ulang

tingkat nyeri klien (PQRST), dengan respon subjektif klien mengatakan

masih merasa nyeri pada lukanya, provocate = nyeri akibat post operasi,

Page 21: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT · PDF fileKlasifikasi nyeri ada dua, yaitu nyeri akut dan nyeri kronis. ... abdomen: inspeksi: tidak ada jejas dan tidak ada benjolan, auskultasi:

quality = nyeri yang dirasakan seperti linu-linu, region= bahu kiri, scale =

skala nyeri 5, time = hilang timbul dan respon objektif post operasi hari

kedua klien tampak menahan sakitnya. Pada jam 08.30 WIB memonitor

tanda-tanda vital, dengan respon subjektif klien mengatakan bersedia untuk

dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital dan respon objektif tekanan darah

120/60 mmHg, nadi 84 kali per menit, pernafasan 20 kali per menit, suhu 36

derajat celsius. Pada jam 11.30 WIB mengajarkan tehnik relaksasi nafas

dalam, dengan respon subjektif klien mengatakan masih ingat cara relaksasi

nafas dalam dan respon objektif tampak pasien melakukan tehnik relaksasi

nafas dalam. Pada jam 14.00 WIB memberikan terapi analgesik ketesse

25mg, dengan respon subjektif klien mengatakan bersedia minum obat dan

respon objektif tampak obat masuk melalui oral.

Implementasi yang telah dilakukan pada tanggal 24 April 2013 jam

08.00WIB mengobservasi keadaan umum klien, dengan respon subjektif

klien mengatakan keadaannya baik badan tidak terasa lemas dan dan respon

objektif post operasi hari ketiga klien tampak sudah duduk dan berjalan. Pada

jam 08.20 WIB mengkaji ulang tingkat nyeri klien (PQRST), dengan respon

subjektif klien mengatakan nyeri yang dirasakan sudah berkurang, provocate

= nyeri akibat post operasi, quality = nyeri yang dirasakan seperti linu-linu,

region= bahu kiri, scale = skala nyeri 3, time = hilang timbul dan respon

objektif post operasi hari ketiga klien tampak lebih rileks. Pada jam 08.30

WIB memonitor tanda-tanda vital, dengan respon subjektif klien mengatakan

bersedia untuk dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital dan respon objektif

Page 22: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT · PDF fileKlasifikasi nyeri ada dua, yaitu nyeri akut dan nyeri kronis. ... abdomen: inspeksi: tidak ada jejas dan tidak ada benjolan, auskultasi:

tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 80 kali per menit, pernafasan 20 kali per

menit, suhu 36,5 derajat celsius. Pada jam 10.00 WIB menganjurkan

melakukan tehnik relaksasi bila teasa nyeri, dengan respon subjektif klien

bersedia melakukan tehnik relasasi bila terasa nyeri dan respon objektif

tampak pasien mau melakukan relaksasi saat terasa nyeri. Pada jam 14.00

WIB memberikan terapi analgesik ketesse 25mg, dengan respon subjektif

klien mengatakan bersedia minum obat dan respon objektif tampak obat

masuk melalui oral.

F. Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi pada tanggal 22 April 2013 jam 12.45

WIB didapatkan hasil evaluasi dengan data subjektif klien mengatakan nyeri

pada bekas operasi, provocate = nyeri akibat post operasi, quality = nyeri

yang dirasakan seperti linu-linu, region= bahu kiri, scale = skala 5, time =

hilang timbul dan hasil observasi post operasi hari pertama klien tampak

meringis menahan sakit, dari data diatas dapat disimpulkan bahwa masalah

keperawatan nyeri belum teratasi sehingga intervensi dilanjutkan yaitu

observasi keadaan umum klien, kaji ulang tingkat nyeri klien (PQRST),

monitor tanda-tanda vital, anjurkan teknik relaksasi dan lanjutkan program

terapi sesuai advis dokter.

Setelah dilakukan implementasi pada tanggal 23 April 2013 jam 14.00

WIB didapatkan hasil evaluasi dengan data subjektif klien mengatakan masih

merasa nyeri pada lukanya, provocate = nyeri akibat post operasi, quality =

Page 23: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT · PDF fileKlasifikasi nyeri ada dua, yaitu nyeri akut dan nyeri kronis. ... abdomen: inspeksi: tidak ada jejas dan tidak ada benjolan, auskultasi:

nyeri yang dirasakan seperti linu-linu, region= bahu kiri, scale = skala 5, time

= hilang timbul dan respon objektif post operasi hari kedua klien tampak

menahan sakitnya. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa masalah

keperawatan nyeri belum teratasi, sehingga intervensi dilanjutkan yaitu

observasi keadaan umum klien, kaji tingkat nyeri klien (PQRST), monitor

tanda-tanda vital, anjurkan tehmik relaksasi dan lanjutkan program terapi

sesuai advis dokter.

Setelah dilakukan implementasi pada tanggal 24 April 2013 jam 14.00

WIB didapatkan hasil evaluasi dengan data subjektif klien mengatakan nyeri

yang dirasakan sudah berkurang, provocate = nyeri akibat post operasi,

quality = nyeri yang dirasakan seperti linu-linu, region = bahu kiri, scale =

skala 3, time = hilang timbul dan respon objektif post operasi hari ketiga

klien tampak lebih rileks. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa masalah

keperawatan nyeri tidak teratasi (skala nyeri sudah berkurang dan klien sudah

tampak rileks) sehingga intervensi dilanjutkan yaitu observasi keadaan umum

klien, kaji ulang tingkat nyeri klien (PQRST) dan anjurkan klien rutin minum

obat sesuai advis dokter.

Page 24: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT · PDF fileKlasifikasi nyeri ada dua, yaitu nyeri akut dan nyeri kronis. ... abdomen: inspeksi: tidak ada jejas dan tidak ada benjolan, auskultasi:

BAB III

PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

Dalam BAB ini penulis akan membahas studi kasus asuhan keperawatan

yang dilakukan pada tanggal 22 sampai 24 April 2013 di Ruang Cempaka RS.

Panti Waluyo Surakarta. Prinsip pembahasan ini akan memfokuskan kebutuhan

dasar manusia di dalam asuhan keperawatan yaitu pemenuhan kebutuhan rasa

nyaman pada Tn. E dengan post operasi ORIF atas indikasi fraktur clavicula

sinistra.

A. Pembahasan

1. Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan dalam proses

keperawatan, untuk itu diperlukan kecermatan dan ketelitian dalam

menangani masalah- masalah klien sehingga dapat menentukan tindakan

keperawatan yang tepat (Muttaqin, 2008).

Keluhan utama yang dirasakan Tn. E adalah mengeluh nyeri pada

bahu kiri, pada pengkajian kesehatan fungsional menurut gordon,

ditemukan data pola kognitif perceptual, bahwa klien mengeluh nyeri

pada luka post operasi, nyeri dirasakan klien seperti linu-linu, dengan

skala 5, nyeri yang dirasakan hilang timbul, pemeriksaan pada clavicula

didapatkan hasil inspeksi : luka bekas operasi tertutup kassa dan tidak ada

rembesan.

Page 25: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT · PDF fileKlasifikasi nyeri ada dua, yaitu nyeri akut dan nyeri kronis. ... abdomen: inspeksi: tidak ada jejas dan tidak ada benjolan, auskultasi:

Dari tindakan operasi ORIF tersebut dapat menimbulkan

ketidaknyamanan, salah satunya adalah nyeri (Barbara, 2006). Teori

tersebut sesuai dengan hasil pengkajian pada Tn. E setelah dilakukan

operasi ORIF, klien mengeluh nyeri pada luka post operasi, nyeri yang

dirasakan seperti linu- linu, dengan skala 5, nyeri yang dirasakan hilang

timbul dan dari hasil observasi, klien tampak meringis menahan sakit.

Nyeri didefinisikan sebagai suatu sensori subyektif dan

pengalaman emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan

kerusakan jaringan aktual atau potensial atau yang dirasakan dalam

kejadian- kejadian dimana terjadi kerusakan (Potter & Perry, 2005). Nyeri

adalah suatu sensori persepsi yang tidak menyenangkan yang berkaitan

dengan kerusakan jaringan karena proses penyakit, pemeriksaan

diagnostik atau prosedur invasif (Judha, 2012). Dari hasil wawancara Tn.

E mengeluh nyeri pada luka bekas operasi dan hasil observasi terdapat

luka bekas operasi pada bahu kiri klien.

Tingkat nyeri dimulai dari 0-10 adalah sebagai berikut: skala angka

0-1: tidak nyeri, 2-3: nyeri ringan, 4-6: nyeri sedang, 7-8: nyeri berat, 9-

10: nyeri hebat (Judha, dkk, 2012). Dari hasil wawancara klien

mengatakan nyeri yang dirasakan linu- linu dengan skala nyeri 5 dan hasil

observasi klien tampak meringis menahan sakitnya. Menurut Judha skala

nyeri pasien tergolong nyeri sedang.

Nyeri dapat digambarkan dengan 3 fase perilaku yaitu antisipasi,

sensasi, dan fase pasca nyeri fase antisipasi memungkinkan individu untuk

Page 26: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT · PDF fileKlasifikasi nyeri ada dua, yaitu nyeri akut dan nyeri kronis. ... abdomen: inspeksi: tidak ada jejas dan tidak ada benjolan, auskultasi:

memahami nyeri, untuk belajar, dan mendapatkan gambaran tentang nyeri

itu sendiri. Pada fase sensasi, saat terjadi nyeri banyak perilaku yang dapat

diungkapkan oleh seorang klien yang mengalami nyeri seperti meringis,

merungkukkan badan, menjerit bahkan mungkin menangis. Pada fase

pasca nyeri, klien mungkin mengalami trauma psikologis, takut, dan

depresi. Berdasarkan teori di atas, Tn. E termasuk dalam fase sensasi.

Dimana dari hasil wawancara Tn. E mengeluh nyeri pada luka post

operasi, nyeri seperti linu- linu, dengan skala 5, nyeri yang dirasakan

hilang timbul dan hasil observasi, klien tampak meringis menahan sakit.

Perilaku klien dalam merespon nyeri dapat dipengaruhi oleh kemampuan

tubuh untuk menoleransi dan juga oleh berat ringannya sensasi nyeri itu

sendiri.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis mengenai respon

individu, keluarga, atau masyarakat terhadap masalah kesehatan yang

aktual maupun potensial (NANDA, 2009).

Karakteristik nyeri yang dirasakan oleh Tn. E dengan post operasi

ORIF hari pertama yaitu termasuk nyeri akut, batasan karakteristik pada

nyeri akut antara lain adalah perubahan selera makan, perubahan tekanan

darah, perubahan frekuensi jantung dan pernafasan, mengekspresikan

perilaku meringis dan gelisah (Nanda,2009). Hal ini sesuai dengan teori

menurut Nanda bahwa pada kasus Tn. E ditemukan data subjektif Tn. E

mengatakan nyeri pada luka bekas operasi, provocate = nyeri akibat post

Page 27: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT · PDF fileKlasifikasi nyeri ada dua, yaitu nyeri akut dan nyeri kronis. ... abdomen: inspeksi: tidak ada jejas dan tidak ada benjolan, auskultasi:

operasi, quality = nyeri yang dirasakan seperti linu-linu, region= bahu kiri,

scale = skala 5, time = hilang timbul dan data objektif post operasi hari

pertama klien tampak meringis menahan sakit. Sehingga dapat

dirumuskan diagnosa keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen

cidera fisik : post operasi ORIF atas indikasi fraktur clavicula sinistra.

3. Intervensi

Intervensi adalah rencana keperawatan yang akan penulis

rencanakan kepada klien sesuai dengan diagnose yang ditegakkan

sehingga kebutuhan klien terpenuhi (Wilkinson, 2006). Dalam teori

intervensi dituliskan sesuai dengan rencana dan kriteria hasil berdasarkan

NIC (Nursing Intervension Clasification) dan NOC (Nursing Outcome

Clasification). Intervensi keperawatan disesuaikan dengan kondisi pasien

dan fasilitas yang ada, sehingga rencana tindakan dapat diselesaikan

dengan Spesifik (jelas atau khusus), Measurable (dapat diukur),

Achievable (dapat diterima), Rasional dan Time (ada criteria waktu).

Selanjutnya akan diuraikan rencana keperawatan dari diagnosa yang

ditegakkan (Nursalam, 2008).

Tujuan yang dibuat penulis adalah setelah dilakukan tindakan

keperawatan 3x24 jam diharapkan nyeri dapat terkontrol dengan kriteria

hasil: ekspresi wajah rileks, skala nyeri menjadi 1.

Penulis merencanakan tindakan yang akan dilakukan terhadap Tn.

E antara lain: observasi keadaan umum klien dengan rasional berguna

untuk mengetahui keadaan atau respon klien. Kaji ulang tingkat nyeri klien

Page 28: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT · PDF fileKlasifikasi nyeri ada dua, yaitu nyeri akut dan nyeri kronis. ... abdomen: inspeksi: tidak ada jejas dan tidak ada benjolan, auskultasi:

meliputi provocate/faktor pencetus nyeri, quality/kualitas nyeri,

regio/tempat terjadinya nyeri, skala nyeri, dan time/waktu terjadinya nyeri

(PQRST), dengan rasional berguna untuk pengawasan keefektifan obat

dan kemajuan penyembuhan. Monitor tanda-tanda vital, dengan rasional

berguna untuk mengetahui kemunduran dan kemajuan keadaan klien.

Anjurkan pada klien untuk melakukan teknik relaksasi, dengan rasional

meningkatkan relaksasi dan meningkatkan kemampuan koping. Kolaborasi

dengan tim medis lain untuk pemberian analgesik, dengan rasional

mengontrol atau menurunkan tingkat nyeri dengan farmakologis.

4. Implementasi

Implementasi merupakan komponen dari proses keperawatan, yaitu

kategori dari perilaku keperawatan dimana tindakan yang diperlukan untuk

mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan

yang dilakukan dan diselesaikan. Dalam teori implementasi dari rencana

asuhan keperawatan mengikuti komponen perencanaan dari proses

keperawatan (Potter & Perry, 2005).

Mengkaji ulang tingkat nyeri meliputi provocate/faktor pencetus

nyeri, quality/kualitas nyeri, regio/tempat terjadinya nyeri, skala nyeri, dan

time/waktu terjadinya nyeri (PQRST) untuk mengetahui karakteristik nyeri

(Judha, dkk, 2012). Pada Tn. E didapatkan hasil dengan respon subjektif

klien mengatakan nyeri pada bekas operasi, provocate = nyeri akibat post

operasi, quality = nyeri yang dirasakan seperti linu-linu, region= bahu kiri,

Page 29: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT · PDF fileKlasifikasi nyeri ada dua, yaitu nyeri akut dan nyeri kronis. ... abdomen: inspeksi: tidak ada jejas dan tidak ada benjolan, auskultasi:

scale = skala 5, time = hilang timbul dan respon objektif post op hari

pertama klien tampak meringis menahan sakit.

Memonitor tanda vital merupakan suatu cara untuk mengetahui

adanya perubahan sistem tubuh pasien. Tanda vital meliputi tekanan darah,

denyut nadi, frekuensi pernafasan, dan suhu (Hidayat, 2005). Pada Tn. E

didapatkan hasil pengukuran tekanan darah 110/60 mmHg, nadi 80 kali

per menit, pernafasan 20 kali per menit, suhu 36,5 derajat celsius.

Metode penanganan nyeri yang cukup praktis dan tidak

menimbulkan efek samping yaitu dengan metode anti nyeri non

farmakologis yaitu dengan teknik relaksasi (Majid, 2011). Teknik relaksasi

sangat efektif digunakan untuk mengalihkan rasa nyeri pada Tn. E dengan

cara tarik nafas dalam dan terbukti membuat Tn. E mampu menahan

nyerinya.

Memberikan terapi analgesik ketesse pada Tn. E, untuk

mengurangi nyeri. Terapi Analgetik memblok lintasan nyeri sehingga

nyeri berkurang (Mutaqqin, 2008).

5. Evaluasi

Evaluasi adalah proses keperawatan mengukur respon klien

terhadap tindakan keperawatan dan kemajuan klien kearah pencapaian

tujuan (Potter & Perry, 2005). Pada evaluasi penulis sudah sesuai teori

yang ada yaitu sesuai SOAP (Subjektif (S), Objektif (O), Assesment (A),

Planning (P)

Page 30: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT · PDF fileKlasifikasi nyeri ada dua, yaitu nyeri akut dan nyeri kronis. ... abdomen: inspeksi: tidak ada jejas dan tidak ada benjolan, auskultasi:

Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan oleh penulis pada Tn.

E, sudah sesuai dengan intervensi/perencaaan yang disusun dan hasil

evaluasi pada Tn. E tanggal 22 April 2013 masalah nyeri belum teratasi

dapat ditunjukkan dengan data subjektif klien mengatakan nyeri pada

bekas operasi, provocate = nyeri akibat post operasi, quality = nyeri yang

dirasakan seperti linu-linu, region= bahu kiri, scale = skala 5, time =

hilang timbul dan hasil observasi post operasi hari pertama klien tampak

meringis menahan sakit. Intervensi dipertahankan yaitu observasi keadaan

umum klien, kaji ulang tingkat nyeri klien (PQRST), monitor tanda-tanda

vital, anjurkan teknik relaksasi dan lanjutkan program terapi sesuai advis

dokter.

Hasil evaluasi tanggal 23 April 2013 masalah nyeri belum teratasi

dapat ditunjukkan dengan data subjektif klien mengatakan masih merasa

nyeri pada lukanya, provocate = nyeri akibat post operasi, quality = nyeri

yang dirasakan seperti linu-linu, region= bahu kiri, scale = skala 5, time =

hilang timbul dan respon objektif post operasi hari kedua klien tampak

menahan sakitnya. Intervensi dipertahankan yaitu observasi keadaan

umum klien, kaji tingkat nyeri klien (PQRST), monitor tanda-tanda vital,

anjurkan tehmik relaksasi dan lanjutkan program terapi sesuai advis

dokter.

Hasil evaluasi tanggal 24 April 2013 masalah nyeri tidak teratasi

dapatkan ditunjukkan dengan data subjektif klien mengatakan nyeri yang

dirasakan sudah berkurang, provocate = nyeri akibat post operasi, quality

Page 31: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT · PDF fileKlasifikasi nyeri ada dua, yaitu nyeri akut dan nyeri kronis. ... abdomen: inspeksi: tidak ada jejas dan tidak ada benjolan, auskultasi:

= nyeri yang dirasakan seperti linu-linu, region= bahu kiri, scale = skala 3,

time = hilang timbul dan respon objektif post operasi hari ketiga klien

tampak lebih rileks. Intervensi yang dipertahankan yaitu kaji ulang tingkat

nyeri klien dan anjurkan klien untuk rutin minum obat sesuai advis dokter.

Berdasarkan evaluasi di atas tujuan atau kriteria hasil pada Tn. E

tidak dapat dicapai selama tiga hari, dikarenakan ditemukan hasil

observasi bahwa Tn. E masih mengeluh nyeri pada luka post operasi dan

skala nyeri masih 3.

B. Simpulan Dan Saran

1. Kesimpulan

a. Hasil pengkajian pada Tn. E dengan pemenuhan kebutuhan rasa

nyaman nyeri post operasi ORIF hari pertama adalah data subjektif Tn.

E mengatakan nyeri pada luka bekas operasi, provocate = nyeri akibat

post operasi, quality = nyeri yang dirasakan seperti linu-linu, region=

bahu kiri, scale = skala 5, time = hilang timbul dan data objektif post

operasi hari pertama klien tampak meringis menahan sakit.

b. Diagnosa keperawatan pada Tn. E yaitu nyeri akut berhubungan

dengan agen cidera fisik : post operasi ORIF.

c. Rencana Asuhan Keperawatan yang dilakukan pada Tn. E dengan nyeri

akut post operasi ORIF atas indikasi fraktur clavicula sinistra. Tujuan

dari perencanaan atau tindakan yang akan dilakukan yaitu setelah

dilakukan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam, diharapkan nyeri

Page 32: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT · PDF fileKlasifikasi nyeri ada dua, yaitu nyeri akut dan nyeri kronis. ... abdomen: inspeksi: tidak ada jejas dan tidak ada benjolan, auskultasi:

klien dapat terkontrol dengan kriteria hasil, skala nyeri berkurang

menjadi 1, klien tampak rileks. Dengan intervensi observasi keadaan

umum klien, kaji tingkat nyeri klien (P,Q,R,S,T), monitor tanda-tanda

vital, ajarkan pada klien teknik relaksasi, dan kolaborasi dengan tim

medis lain untuk pemberian analgesik. Tindakan keperawatan yang

dilakukan pada Tn. E dengan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman post

operasi ORIF atas indikasi fraktur clavicula sinistra sudah sesuai

dengan rencana keperawatan/intervensi.

d. Implementasi pada Tn. E pada tanggal 22- 24 April 2013 adalah

mengobservasi keadaan umum klien, mengkaji ulang tingkat nyeri klien

(PQRST), memonitor tanda-tanda vital, memberikan terapi analgesik

ketesse 25mg.

e. Evaluasi yang dilakukan pada Tn. E dengan S: Klien mengatakan nyeri

yang dirasakan sudah berkurang, provocate = nyeri akibat post operasi,

quality = nyeri yang dirasakan seperti linu-linu, region= bahu kiri, scale

= skala 3, time = hilang timbul. O: Post operasi hari ketiga klien

tampak lebih rileks. A: Masalah keperawatan nyeri belum teratasi. P:

intervensi dilanjutkan yaitu observasi keadaan umum klien, kaji tingkat

nyeri klien (PQRST), monitor tanda-tanda vital.

f. Analisa kondisi pada Tn. E setelah dilakukan perawatan dari tanggaal

22-24 April 2013, klien masih mengeluh nyeri pada luka post operasi,

dengan skala nyeri 3 dan nyeri yang dirasakan hilang timbul.

Page 33: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT · PDF fileKlasifikasi nyeri ada dua, yaitu nyeri akut dan nyeri kronis. ... abdomen: inspeksi: tidak ada jejas dan tidak ada benjolan, auskultasi:

2. Saran

a. Bagi Institusi Rumah Sakit.

Diharapkan bisa lebih meningkatkan pelayanan kesehatan dan

mempertahankan kerjasama baik antar tim kesehatan maupun dengan

klien sehingga asuhan keperawatan yang diberikan dapat mendukung

kesembuhan klien.

b. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan.

Diharapkan bisa lebih meningkatkan pelayanan pedidikan yang

lebih berkualitas dan professional sehingga dapat tercipta perawat yang

terampil, inovatif, dan professional yang mampu memberikan asuhan

keperawatan sesuai dengan kode etik keperawatan.

c. Bagi Pembaca

Diharapkan bisa memberikan tindakan pengelolaan selanjutnya

pada pasien dengan pemenuhan rasa nyaman khususnya pada pasien

post operasi ORIF atas indikasi fraktur clavicula sinistra.

Page 34: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT · PDF fileKlasifikasi nyeri ada dua, yaitu nyeri akut dan nyeri kronis. ... abdomen: inspeksi: tidak ada jejas dan tidak ada benjolan, auskultasi:

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddart, 2003, Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah, Alih Bahasa

Rini, M.A, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Barbara, J, Gruendemann Billie Fernsebner, 2005, Buku Ajar Keperawatan

Perioperatif, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Corwin, Elizabeth, J, 2009, Buku Saku Patofisiologi, Edisi 3, Alih Bahasa Nike

Budhi, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Departemen Perhubungan. (2010). Epidemologi kecelakaan lalu lintas. http://itd.idaho.gov/ohs/2009Data/2010/02/a21.jpg. skripsi dari PSIK-UR.

Grace, Pierce, A & Borley, Neil, R, 2007, Surgery at a Glance, Edisi 3, Penerbit

Erlangga, Semarang

Greenberg�s, 2007, Teks-Atlas Kedokteran Kedaruratan, jilid 2, Penerbit Erlangga

Hartati, T, 2008, Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Intensitas Nyeri pada

Anak Usia Sekolah, Jurnal Kebidanan dan Keperawatan.

http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/42088796.pdf. Diakses pada tanggal

26 April 2013 jam 11.30 WIB.

Hidayat, A. Aziz, Alimul, 2004, Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar

Manusia, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Judha, Mohamad, Sudarti, Fauziah, Afroh, 2012, Teori Pengukuran Nyeri dan Nyeri Persalinan, Penerbit Nuha Medika, Yogyakarta.

Saryono, Anggriyana, Tri, Widianti, 2005, Kebutuhan Dasar Manusia (KDM),

Penerbit Nuha Medika, Yogyakarta.

Kusmarjathi, N.K, 2009, Tingkat Kecemasan Pasien Pra Operasi ORIF Dalam Jurnal Ilmiah Keperawatan. http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/ jurnal/

21097276.pdf. Diakses pada tanggal 20 April 2012 jam 12.05 WIB.

Muttaqin, Arif, 2008. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem

Muskuloskeletal. EGC, Jakarta

Majid, A, 2011, Pengantar kebutuhan dasar manusia: Aplikasi dan proses

keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Nanda, 2009, Diagnosis Keperawatan, Penerbit Buku Kedokteran EGC

Page 35: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT · PDF fileKlasifikasi nyeri ada dua, yaitu nyeri akut dan nyeri kronis. ... abdomen: inspeksi: tidak ada jejas dan tidak ada benjolan, auskultasi:

Potter, Patricia, A & Perry, Anne, Griffin, 2005, Buku Ajar Fundamental

Keperawatan, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Tamsuri, A, 2006, Konsep Dan Penatalaksanaan Nyeri, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Wilkinson, Judith M., 2006, Nursing Diagnosis Handbook with NIC Interventions

and NOC Outcomes, 7th Ed, Penerjemah Widyawati, S.Kep., M. Kes.,

dkk, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta