131

Strategi Sanitasi Kota Tegal

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Strategi Sanitasi Kota Tegal atau SSK merupakan arah, kebijakan, dan strategi pembangunan sanitasi Kota Tegal jangka menengah. Strategi ini mencakup aspek teknis dan peningkatan kualitas pelayanan, kelembagaan, pendanaan, partisipasi masyarakat, dunia usaha, peraturan, dsb.

Citation preview

Page 1: Strategi Sanitasi Kota Tegal

 

Page 2: Strategi Sanitasi Kota Tegal

 

SAMBUTAN WALIKOTA

Assalamu’alaikum Wr. Wbr.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

dan karunia-Nya Buku Strategi Sanitasi Kota (SSK) Kota Tegal telah disusun oleh

Kelompok Kerja (Pokja) Sanitasi Kota Tegal bekerja sama dengan Tim ISSDP

Pusat, dan PF Provinsi Jawa Tengah dan ISSDP Kota Tegal sesuai dengan

jadwal yang telah direncanakan dalam rangka pelaksanaan program

pengembangan pembangunan sektor sanitasi.

Buku SSK Kota Tegal ini merupakan dokumen rencana strategis sanitasi

yang dibuat khusus sebagai percepatan pembangunan sektor sanitasi Kota Tegal

berjangka menengah 5 (lima) tahun kedepan (2010 – 2014). Strategi ini untuk

mensinergikan upaya-upaya yang akan dilakukan pemerintah (pusat, provinsi,

kota), sektor swasta, lembaga swadaya masyarakat maupun kelompok

masyarakat sehingga program “Tegal Sehat 2010” dapat terwujud. Buku ini

disusun berdasarkan Buku Putih Sanitasi yang telah disusun sebelumnya serta

telah dikonsultasi publik guna saran dan masukan dari seluruh para pemangku

kepentingan (stakeholders) terkait.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada konsultan ISSDP Pusat, PF

ISSDP Provinsi Jawa Tengah dan ISSDP Kota Tegal yang telah banyak

membantu dan mendampingi dalam penyusunan SSK Kota Tegal ini. Ucapan

terimakasih juga kami sampaikan kepada Pokja Sanitasi Kota Tegal dalam

penyusunan SSK Kota Tegal, SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Tegal dan

pihak-pihak yang telah membantu penyusunan buku ini.

Akhirnya, semoga buku SSK Kota Tegal ini dapat bermanfaat bagi semua

pihak, khususnya bagi pembangunan daerah dan peningkatan kesejahteraan

masyarakat Kota Tegal. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan petunjuk

dan hidayah sehingga pengelolaan sanitasi Kota Tegal dapat terselenggara

secara baik dengan dukungan masyarakat sesuai dengan slogan “Gerbang Mas

Kota Bahari (Gerakan Pembangunan Masyarakat Kota Bahari)”. Amin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wbr.

Tegal, Januari 2010

Page 3: Strategi Sanitasi Kota Tegal

 

ii 

KATA PENGANTAR

Tantangan yang dihadapi Kota Tegal terkait dengan masalah sanitasi

masih sangat besar. Permasalahan sanitasi yang dihadapi antara lain

terbatasnya sarana infrastruktur pengelolaan air limbah rumah tangga dan

kerusakan IPLT; lahan TPA terbatas untuk menampung timbulan sampah yang

meningkat dari waktu ke waktu; masih terdapatnya genangan sebagai akibat

kurang optimalnya fungsi drainase kota; masih tercampurnya grey water dan

saluran drainase difungsikan sebagai tempat pembuangan sampah praktis;

meningkatnya kebutuhan air bersih masyarakat tidak sebanding dengan debit

suplai air bersih; serta masih rendahnya kesadaran masyarakat mempraktikkan

perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

Strategi Sanitasi Kota (SSK) Kota Tegal merupakan dokumen rencana

strategis sanitasi yang dibuat khusus sebagai percepatan pembangunan sektor

sanitasi Kota Tegal berjangka menengah 5 (lima) tahun kedepan (2010-2014).

Strategi ini untuk mensinergikan upaya-upaya yang akan dilakukan pemerintah

(pusat, provinsi, kota), sektor swasta, lembaga swadaya masyarakat maupun

kelompok masyarakat sehingga program “Tegal Sehat 2010” dapat terwujud.

SSK Kota Tegal disusun sebagai rencana pembangunan sektor sanitasi

dan dijadikan sebagai pedoman pembangunan sanitasi Kota Tegal mulai Tahun

2010 hingga Tahun 2014.

Gambaran rinci SSK adalah sebagai berikut;

‐ Bab 1 mengenai pendahuluan.

‐ Bab 2 memberikan penjelasan tentang arah pengembangan sektor sanitasi

kota, menjelaskan visi dan misi, kebijakan umum, tujuan dan sasaran

pembangunan sektor sanitasi kota.

‐ Bab 3 menjelaskan tentang isu strategi dan tantangan dalam sektor sanitasi

baik untuk semua sub sektor, sektor air bersih dan aspek pendukung

layanan sanitasi.

‐ Bab 4 memaparkan tentang tujuan, sasaran, tahapan pencapaian dan

strategi setiap sub sektor sanitasi, sektor air bersih dan strategi aspek

pendukung layanan sanitasi.

‐ Bab 5 menjelaskan tentang program dan kegiatan yang akan dilakukan

secara terintegrasi antar sub sektor dan aspek pendukung layanan sanitasi.

‐ Bab 6 menjelaskan tentang strategi monitoring dan evaluasi program

sanitasi kota.

‐ Bab 7 sebagai penutup.

Page 4: Strategi Sanitasi Kota Tegal

 

iii 

Dengan tersusunnya SSK Kota Tegal diharapkan dapat mendukung

program “Tegal Sehat 2010” dan menjadi dokumen perencanaan legal untuk

perbaikan pembangunan sanitasi Kota Tegal.

Tim Pokja Sanitasi Kota Tegal mengucapkan terima kasih kepada ISSDP

Pusat, PF ISSDP Provinsi Jawa Tengah, CF ISSDP Kota Tegal, Satuan Kerja

Perangkat Daerah, Sub Klinik Desa dan semua pihak serta komponen

masyarakat yang telah membantu baik dalam pikiran, tenaga dan waktu untuk

proses penyusunan dan penyempurnaan dokumen SSK Kota Tegal.

Tegal, Januari 2010

Penyusun,

Tim Pelaksana Pokja Sanitasi Kota Tegal

Page 5: Strategi Sanitasi Kota Tegal

 

iv 

DAFTAR ISI

SAMBUTAN WALIKOTA .............................................................................. i

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................. iv

DAFTAR TABEL ........................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... vii

I. PENDAHULUAN ................................................................................ I-1

1.1 Latar Belakang .................................................................................... I-1

1.2 Maksud dan Tujuan Penyusunan SSK ............................................... I-2

1.3 Landasan Hukum ................................................................................ I-3

1.4 Metode Penyusunan ........................................................................... I-5

1.5 Sistematika Dokumen ......................................................................... I-6

II ARAH PENGEMBANGAN SEKTOR SANITASI KOTA ..................... II-1

2.1 Gambaran Umum Situasi Sanitasi Kota .............................................. II-1

2.1.1 Kondisi Geografis ...................................................................... II-1

2.1.2 Demografi ................................................................................. II-8

2.1.3 Kondisi Topografi ....................................................................... II-12

2.1.4 Gambaran Umum Situasi Sanitasi Kota ................................... II-12

2.2 Visi Misi Sanitasi Kota Tegal ............................................................... II-22

2.3 Kebijakan Umum dan Arah Strategi Sanitasi Kota Tahun 2010-2014 . II-23

2.3.1 Kebijakan Umum Terkait Pembangunan Sektor Sanitasi .......... II-23

2.3.2 Arah Strategi Terkait Pembangun Sektor Sanitasi .................... II-25

2.3.2 Tujuan, Sasaran Sanitasi dan Arahan Pentahapan

Sektor Sanitasi .......................................................................... II-25

III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA . III-1 3.1 Aspek Non Teknis ............................................................................... III-1

3.1.1 Kebijakan Daerah dan Kelembagaan ........................................ III-1

3.1.2 Keuangan ................................................................................... III-3

3.1.3 Komunikasi ................................................................................ III-3

3.1.4 Keterlibatan Pelaku Bisnis ......................................................... III-4

3.1.5 Pemberdayaan Masyarakat, Aspek Jender dan Kemiskinan .... III-4

3.1.6 Aspek Monitoring dan Evaluasi .................................................. III-5

Page 6: Strategi Sanitasi Kota Tegal

 

3.2 Aspek Teknis dan PHBS ..................................................................... III-6

3.2.1 Sub Sektor Air Limbah Domestik ............................................. III-6

3.2.2 Sub Sektor Persampahan ....................................................... III-9

3.2.3 Sub Sektor Drainase Lingkungan ............................................ III-11

3.2.4 Sektor Air Bersih/Minum .......................................................... III-12

3.2.5 Aspek PHBS ............................................................................ III-14

IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI ....... IV-1

4.1 Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian ....................................... IV-1

4.1.1 Sub Sektor Air Limbah Domestik ............................................. IV-1

4.1.2 Sub Sektor Persampahan ....................................................... IV-1

4.1.3 Sub Sektor Drainase ............................................................... IV-2

4.1.4 Sektor Air Bersih/Minum .......................................................... IV-2

4.1.5 Aspek PHBS ............................................................................ IV-2

4.2 Strategi Aspek Teknis dan PHBS ....................................................... IV-3

4.2.1 Sub Sektor Air Limbah Domestik ............................................. IV-3

4.2.2 Sub Sektor Persampahan ....................................................... IV-4

4.2.3 Sub Sektor Drainase Lingkungan ............................................ IV-5

4.2.4 Sektor Air Bersih/Minum .......................................................... IV-5

4.2.5 Aspek PHBS ............................................................................ IV-6

4.3 Strategi Aspek Non Teknis .................................................................. IV-7

4.3.1 Aspek Kebijakan Daerah dan Kelembagaan ........................... IV-7

4.3.2 Aspek Keuangan ..................................................................... IV-8

4.3.3 Aspek Komunikasi ................................................................... IV-10

4.3.4 Keterlibatan Pelaku Bisnis ....................................................... IV-13

4.3.5 Pemberdayaan masyarakat, Aspek Jender, dan

Kemiskinan .............................................................................. IV-14

V PROGRAM DAN KEGIATAN SANITASI ........................................... V-1

5.1 Program dan Kegiatan Aspek Teknis dan PHBS ................................ V-1

5.1.1 Sub Sektor Air Limbah Domestik ............................................. V-1

5.1.2 Sub Sektor Persampahan ....................................................... V-6

5.1.3 Sub Sektor Drainase Lingkungan ............................................ V-10

5.1.4 Sektor Air Bersih/Minum .......................................................... V-12

5.1.5 Aspek PHBS ............................................................................ V-16

5.2 Program dan Kegiatan Aspek Non Teknis .......................................... V-19

5.2.1 Kebijakan Daerah dan Kelembagaan ...................................... V-19

Page 7: Strategi Sanitasi Kota Tegal

 

vi 

5.2.2 Keuangan ................................................................................ V-26

5.2.3 Komunikasi .............................................................................. V-27

5.2.4 Keterlibatan Pelaku Bisnis ....................................................... V-29

5.2.5 Pemberdayaan masyarakat, Aspek Jender,

dan Kemiskinan ....................................................................... V-30

VI MONITORING DAN EVALUASI SANITASI ....................................... VI-1

6.1 Gambaran Umum Struktur Monitoring dan Evaluasi Sanitasi ............. VI-1

6.2 Pemantauan Strategi Sanitasi ............................................................. VI-2

6.3 Pendokumentasian ............................................................................. VI-10

6.4 Evaluasi Strategi Sanitasi Kota ........................................................... VI-11

6.5 Pelaporan ............................................................................................ VI-11

VII PENUTUP ........................................................................................... VII-1

7.1 Kesimpulan ......................................................................................... VII-1

7.2 Harapan .............................................................................................. VII-1

DAFTAR RUJUKAN LAMPIRAN

Page 8: Strategi Sanitasi Kota Tegal

 

vii 

DAFTAR LAMPIRAN

1. Glosarry Sanitasi .............................................................................. 1

2. Tabel Penentuan Zona Sanitasi....................................................... 2

3. Tabel Usulan Program dan Kegiatan ............................................... 3

4. SK Pokja Tahun 2009 ....................................................................... 4

DAFTAR TABEL

2.1 Pembagian Wilayah Administrasi Kota Tegal ................................... II-2

2.2 Luas daerah, Kepadatan, Jumlah Penduduk dan Rumah Tangga

Menurut Kecamatan/Kelurahan di Kota Tegal 2008 ......................... II-8

2.3 Proyeksi Jumlah Penduduk Kota Tegal Tahun 2010 – 2014 ............ II-10

2.4 Jumlah Kegiatan Per tahun .............................................................. VI-3

2.5 Sasaran subsektor sanitasi, sektor air bersih dan PHBS Kota

Tegal tahun 2010 – 2014. ……………………………………………… VI-4

DAFTAR GAMBAR

2.1 Peta Administrasi Kota Tegal............................................................ II-12

2.2 Peta Citra Satelit Kota Tegal............................................................. II-13

2.3 Foto Kondisi Pengelolaan Air Limbah di Kota Tegal ......................... II-15

2.4 Pengelolaan Persampahan di Kota Tegal ........................................ II-18

2.5 Kondisi Drainase di Kota Tegal......................................................... II-19

2.6 Peta Wilayah Prioritas Pengembangan Pengelolaan Air Limbah

Kota Tegal Berdasarkan Data Penduduk Tahun 2008 ..................... II-27

2.7 Peta Wilayah Prioritas Pengembangan Persampahan

Kota Tegal Berdasarkan Data Penduduk Tahun 2008 ..................... II-29

2.8 Peta Wilayah Prioritas Pengembangan Pengelolaan Drainase

Lingkungan Kota Tegal Berdasarkan Data Penduduk Tahun 2008 .. II-30

2.9 Peta Wilayah Prioritas Pengembangan Air BersihKota Tegal

Berdasarkan Data Penduduk Tahun 2008 ........................................ II-32

Page 9: Strategi Sanitasi Kota Tegal

 

Strategi Sanitasi Kota Tegal I - 1

 

BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Strategi sanitasi kota (SSK) Kota Tegal adalah suatu dokumen

perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi secara

komprehensif pada tingkat kota yang dimaksudkan untuk memberikan arah yang

jelas, tegas dan menyeluruh bagi pembangunan sanitasi Kota Tegal dengan

tujuan agar pembangunan sanitasi dapat berlangsung secara sistematis,

terintegrasi, dan berkelanjutan.

Guna menghasilkan strategi sanitasi kota sebagaimana tersebut di atas,

maka diperlukan suatu kerangka kerja yang menjadi dasar dan acuan bagi

penyusunan strategi sanitasi kota dengan tujuan agar strategi sanitasi tersebut

memiliki dasar hukum yang jelas dan dapat diimplementasikan. Kerangka kerja

strategi sanitasi Kota Tegal merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

Strategi Sanitasi Kota Tegal. Kerangka kerja sanitasi ini merupakan salah satu

produk yang dihasilkan oleh kelompok kerja sanitasi.

Pengembangan layanan sanitasi kota harus didasari oleh suatu rencana

pembangunan sanitasi jangka menengah (3 sampai 5 tahunan) yang

kompehensif dan bersifat strategis. Rencana jangka menengah yang juga

disebut Strategi Sanitasi Kota (SSK) itu memang dibutuhkan mengingat kota-

kota Indonesia akan memerlukan waktu bertahun-tahun (multi years) untuk

memiliki layanan sanitasi yang memenuhi prinsip layanan Sanitasi menyeluruh.

Strategi Sanitasi Kota juga dibutuhkan sebagai pengikat Satuan Kerja Perangkat

Daerah (SKPD-SKPD) dan para pelaku pembangunan sanitasi lainnya untuk

dapat terus bersinergi mengembangkan layanan sanitasi kotanya. Setelah

disepakati, Strategi Sanitasi Kota akan diterjemahkan ke dalam rencana tindak

tahunan (annual action plan). Isinya, informasi lebih rinci dari berbagai usulan

kegiatan (program atau proyek) pengembangan layanan sanitasi kota yang

disusun sesuai tahun rencana pelaksanaannya.

Strategi Sanitasi Kota (SSK) Kota Tegal berisi visi, misi, dan tujuan

pembangunan sanitasi kota Tegal berikut strategi-strategi pencapaiaannya. Tiap-

tiap strategi kemudian diterjemahkan menjadi berbagai usulan kegiatan berikut

komponen-komponen kegiatan indikatifnya. Cakupan suatu Strategi Sanitasi

Kota (SSK) akan meliputi :

Page 10: Strategi Sanitasi Kota Tegal

 

Strategi Sanitasi Kota Tegal I - 2

 

Aspek Teknis; mencakup strategi dan usullan kegiatan pengembangan

sektor sanitasi yang terdiri dari (a) layanan sub sektor air limbah domestik,

(b) layanan sub sektor persampahan, dan (c) sub sektor drainase

lingkungan, serta sektor air bersih dan aspek Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat (PHBS). Aspek Pendukung; mencakup strategi dan usulan kegiatan

pengembangan komponen (a) Kebijakan Daerah dan Kelembagaan, (b)

Keuangan (c) Komunikasi, (d) Keterlibatan Pelaku Bisnis, (e)

Pemberdayaan Masyarakat, aspek Jender dan Kemiskinan, (f) Monitoring

dan evaluasi

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN STRATEGI SANITASI KOTA

Maksud penyusunan Strategi Sanitasi Kota (SSK) adalah tersusunnya

dokumen perencanaan strategis sanitasi Kota yang dapat dijadikan rujukan

perencanaan pembangunan sanitasi Kota Tegal dalam jangka menengah (5

tahunan).

Tujuan dari penyusunan dokumen kerangka kerja strategi sanitasi kota

(SSK) ini adalah:

a. Tujuan Umum Kerangka kerja strategi sanitasi kota (SSK) ini disusun sebagai rencana

pembangunan sektor sanitasi dan dijadikan sebagai pedoman

pembangunan sanitasi Kota Tegal mulai Tahun 2010 hingga Tahun 2014.

b. Tujuan Khusus 1) Kerangka kerja strategi sanitasi kota (SSK) ini dapat memberikan

gambaran tentang arah kebijakan pembangunan Sanitasi Kota Tegal

selama 5 tahun yaitu Tahun 2010 sampai dengan Tahun 2014.

2) Dipergunakan sebagai dasar penyusunan strategi dan langkah-

langkah pelaksanaan kebijakan, serta penyusunan program jangka

menengah dan tahunan sektor sanitasi.

3) Dipergunakan sebagai dasar dan pedoman bagi semua pihak

(instansi, masyarakat dan pihak swasta) yang akan melibatkan diri

untuk mendukung dan berpartisipasi dalam pembangunan sanitasi

Kota Tegal.

Page 11: Strategi Sanitasi Kota Tegal

 

Strategi Sanitasi Kota Tegal I - 3

 

1.3. LANDASAN HUKUM

Landasan hukum dalam penyusunan strategi sanitasi kota (SSK) Kota

Tegal adalah:

a. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945

b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang

Keuangan Negara.

c. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.

d. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah

e. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan

Daerah

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1982

Tentang Pengaturan Air.

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1990

Tentang Pengendalian Pencemaran Air

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1991

Tentang Sungai.

4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1999

Tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.

5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001

Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

Peraturan Presiden Republik Indonesia

1. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2005 Tentang

Rencana Pembangunan Jangka Panang Menengah Nasional (RPJM)

Tahun 2004-2009

Keputusan Presiden Republik Indonesia

1. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2000

Tentang Badan Pengendalian Dampak Lingkungan.

Page 12: Strategi Sanitasi Kota Tegal

 

Strategi Sanitasi Kota Tegal I - 4

 

2. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2001

Tentang Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air.

3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 83 Tahun 2002

Tentang Perubahan atas Keputusan Presiden Republik Indonesia

Nomor 123 Tahun 2001 Tentang Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber

Daya Air

Keputusan Menteri

1. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor

35/MENLH/7/1995 tentang Program Kali Bersih.

2. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 17

Tahun 2001 tentang Jenis Usaha dan atau kegiatan yang wajib

dilengkapi degan AMDAL

3. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 112

Tahun 2003 tentang Baku Mutu air Limbah Domestik.

4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1205/Menkes/Per/X/2004 tentang Pedoman Persyaratan Kesehatan

Pelayanan Sehat Pakai Air (SPA).

Perda Kota Tegal

1. Pemerintah Kotamadya Daerah Tingkat II Tegal Peraturan Daerah

Kotamadya Daerah Tingkat II Tegal Nomor 6 Tahun 1995 tentang

Perubahan Kedua Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II

Tegal Nomor 26 Tahun 1981 Tentang Penyelenggaraan-Kebersihan

Kota Dan Pengumpulan Serta Pembuangan Sampah

sampah/Kotoran-kotoran.

2. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Tegal Nomor 10

Tahun 1991 Tentang Perubahan Pertama Peraturan Daerah

Kotamadya daerah Tingkat II Tegal Nomor 26 Tahun 1981 tentang

Penyelenggaraan Kebersihan Kota Dan Pengumpulan Serta

Pembuangan Sampah-sampah/Kotoran-kotoran.

3. Peraturan Daerah Kota Tegal Nomor 4 Tahun 2005 Tentang

Pembentukan, Kedudukan, Tugas, Fungsi Dan Susunan Organisasi

Sekretariat Daerah Dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Kota Tegal.

Page 13: Strategi Sanitasi Kota Tegal

 

Strategi Sanitasi Kota Tegal I - 5

 

4. Peraturan Daerah Kota Tegal Nomor 7 Tahun 2003 Tentang

Restribusi Penyedotan Kakus.

1.4. METODE PENYUSUNAN

Strategi Sanitasi Kota Tegal ini disusun oleh Pokja Sanitasi Kota secara

partisipatif dan terintegrasi lewat diskusi, lokakarya dan pembekalan baik yang

dilalukan oleh Tim Pokja sendiri maupun dengan dukungan fasilitasi dari Tim

Konsultan ISSDP. Metode yang digunakan dalam penyusunan SSK ini

menggunakan beberapa pendekatan dan alat bantu yang secara bertahap untuk

menghasilkan dokumen perencanaan yang lengkap. Serangkaian kegiatan dan

metoda dilakukan bersama pokja baik lokakarya dan pelatihan, diskusi dan

pembekalan.

Metode penyusunan SSK ini, terdiri dari tahapan berikut:

1. Melakukan penilaian dan pemetaan kondisi sanitasi kota saat ini (dari

Buku Putih Sanitasi), untuk belajar dari fakta sanitasi guna

menetapkan kondisi sanitasi yang tidak diinginkan. Pada tahap ini

Pokja mengkaji kembali Buku Putih Sanitasi Kota untuk memastikan

kondisi yang ada saat ini khususnya kondisi yang tidak diinginkan

atau permasalahan-permasalahan yang ada dalam pengelolaan

sanitasi Kota. Kondisi semua sub sektor layanan sanitasi yang terdiri;

sub sektor air limbah, sub sektor persampahan, sub sektor drainase

lingkungan dan sektor air bersih serta aspek pendukung. Metoda

yang digunakan adalah kajian data sekunder dan kunjungan lapangan

untuk melakukan verifikasi informasi.

2. Menetapkan kondisi sanitasi yang diinginkan ke depan yang

dituangkan kedalam visi, misi sanitasi kota, dan tujuan serta sasaran

pembangunan sanitasi kota. Dalam perumusan bagian ini tetap

mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD) dan dokumen perencanaan lainnya yang ada di kota.

3. Menilai kesenjangan antara kondisi saat ini dengan kondisi yang

diinginkan. Analisis kesenjangan digunakan untuk mendiskripsikan

issue strategis dan kendala yang mungkin akan dihapadapi dalam

mencapai tujuan.

4. Merumuskan strategi sanitasi kota yang menjadi basis penyusunan

program dan kegiatan pembangunan sanitasi kota jangka menengah

Page 14: Strategi Sanitasi Kota Tegal

 

Strategi Sanitasi Kota Tegal I - 6

 

(5 tahunan). Dengan alat analisis SWOT mengkaji kekuatan,

kelemahan, kesempatan dan ancaman dan Diagram Sistem Sanitasi.

1.5. SISTEMATIKA DOKUMEN

Pembahasan Strategi Sanitasi Kota dalam dokumen ini terdiri dari tujuh

(7) bab. Bab 1, 2 dan 3 dari Dokumen SSK ini merupakan Arah Pembangunan

Sanitasi Kota atau sering juga disebut sebagai Kerangka Kerja Sanitasi yang

memberikan arahan jangka panjang (20 tahunan), dan jangka menengah (5

tahunan) untuk pembangunan sanitasi kota secara komprehensif, yang dapat

digunakan sebagai alat untuk mengadvokasi para pengambil keputusan di tingkat

kota, propinsi dan pusat. Sedangkan Bab 3, 4, 5, 6 dan 7 memberikan gambaran

rinci tentang substansi upaya-upaya strategis yang akan dilakukan.

‐ Bab 1 mengenai pendahuluan.

‐ Bab 2 memberikan penjelasan tentang arah pengembangan sektor

sanitasi kota, menjelaskan visi dan misi, kebijakan umum, tujuan dan

sasaran pembangunan sektor sanitasi kota.

‐ Bab 3 menjelaskan tentang isu strategi dan tantangan dalam sector

sanitasi baik untuk semua sub sektor, sektor air bersih dan aspek

pendukung layanan sanitasi.

‐ Bab 4 memaparkan tentang tujuan, sasaran, tahapan pencapaian dan

strategi setiap sub sektor sanitasi, sektor air bersih dan strategi aspek

pendukung layanan sanitasi.

‐ Bab 5 menjelaskan tentang program dan kegiatan yang akan dilakukan

secara terintegrasi antar sub sektor dan aspek pendukung layanan

sanitasi.

‐ Bab 6 menjelaskan tentang strategi monitoring dan evaluasi program

sanitasi kota.

‐ Bab 7 sebagai penutup.

Page 15: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal II - 1 

BAB II ARAH PENGEMBANGAN SEKTOR SANITASI KOTA

Bagian ini akan menjelaskan secara singkat tentang gambaran umum

situasi sanitasi Kota Tegal saat ini, Visi dan Misi Sanitasi Kota yang akan

memberikan arahan tentang pembangunan sanitasi kota lima tahun kedepan,

Kebijakan umum sanitasi kota saat ini dan arah ke depan serta tujuan dan

sasaran pembangunan sektor sanitasi.

2.1. GAMBARAN UMUM KOTA TEGAL

2.1.1. KONDISI GEOGRAFIS Letak Kota Tegal berbatasan langsung dengan Kabupaten Brebes dan

Kabupaten Tegal. Secara geografis Kota Tegal terletak pada posisi 1090 08’-1090

10’ Bujur Timur dan 060 50’-060 53’ Lintang Selatan dengan luas wilayah sebesar

39,68 Km2, setelah tukar guling dengan Kabupaten Brebes. Batas wilayah Kota

Tegal secara administratif diuraikan sebagai berikut :

Sebelah Utara : Laut Jawa

Sebelah Selatan : Kabupaten Tegal

Sebelah Timur : Kabupaten Tegal

Sebelah Barat : Kabupaten Brebes

Kota Tegal terbagi menjadi 4 kecamatan yaitu: Kecamatan Tegal Barat,

Kecamatan Tegal Timur, Kecamatan Tegal Selatan dan Kecamatan Margadana.

Dengan jumlah kelurahan adalah 27 kelurahan.

Page 16: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal II - 2 

Tabel 2.1. Pembagian Wilayah Administrasi Kota Tegal

Kecamatan Kelurahan Luas (Km2) RW RT Kecamatan Kelurahan Luas

(Km2) RW RT

Tegal Selatan

Kalinyamat Wetan 0.89 4 17 Tegal Barat Pesurungan

Kidul 0.72 2 14 Bandung 0.59 5 21 Debong Lor 0.56 3 15 Debong Kidul 0.35 4 20 Kemandungan 0.56 3 13 Tunon 0.75 4 21 Pekauman 0.96 8 50 Keturen 0.62 3 17 Kraton 1.23 8 65 Debong Kulon 0.74 3 13 Tegalsari 2.19 14 106 Debong Tengah 1.11 6 35 Muarareja 7.73 3 14 Randugunting 1.38 12 89 Margadana Kaligangsa 2.52 6 35 Tegal Timur Kejambon 0.86 6 43 Krandon 1.20 4 22 Slerok 1.39 4 43 Cabawan 1.28 4 17 Panggung 2.23 13 128 Margadana 2.41 11 49

Mangkukusuman 0.47 4 43 Kalinyamat Kulon 1.52 4 27

Mintaragen 1.41 11 90 Sumurpanggang 1.00 2 18 Pesurungan Lor 1.82 3 21

Sumber : Profil Daerah Kota Tegal Tahun 2007

A. KEBIJAKAN KAWASAN STRATEGIS BREGAS DALAM RTRW PROPINSI JAWA TENGAH

Sistem pelayanan perkotaan di Propinsi Jawa Tengah didasarkan pada 2

aspek yaitu potensi dan permasalahan yang berkembang di lapangan

mencerminkan kondisi riil orientasi kawasan, serta arahan kebijakan yang

tertuang dalam RTRWN. Berdasarkan kriteria dan kondisi lapangan lingkup

Kawasan Strategis Bregas dapat dikategorikan sebagai berikut:

• Kota Pusat Pelayanan Kegiatan Wilayah (KPPKW): adalah Kota Tegal

• Kota Pusat Pelayanan Kegiatan Lokal (KPPKL): adalah Brebes dan Slawi

A.1 STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN BREGAS

a. Hirarki Kota

Dengan melihat hirarki kota di wilayah ini strategi pengembangan kota

diarahkan untuk lebih memantapkan dan memperjelas hirarki yang sudah ada

untuk menghindari ke-primacy-an kota yang berperan sebagai pusat

pertumbuhan wilayah. Hal ini dapat dicapai dengan mengembangkan kota kecil

dan menengah dan mempunyai potensi untuk berkembang, terutama yang

berlokasi di dekat pusat pertumbuhan wilayah sebagai contoh Margadana, Slawi,

Bumiayu.

Page 17: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal II - 3 

b. Konstelasi Kota

Untuk lebih dapat meratakan pembangunan di Jawa Tengah, maka

alternatif pembangunan pertumbuhan dialokasikan pada daerah-daerah yang

tingkat perkembangan pembangunannya tinggi. Kota Tegal merupakan

generator untuk percepatan pertumbuhan, yang secara fungsional mempunyai

akses ke kota-kota orde dibawahnya. Diterapkan pusat pertumbuhan diharapkan

agar supaya tidak terjadi tumpang tindih fungsi pelayanan masing-masing kota

yang mungkin menyebabkan kurang berfungsinya kegiatan kota secara optimal

dan terjadi integrasi spasial skala lokal diantara kota-kota tersebut.

A.2 KEBIJAKAN PENATAAN RUANG KOTA TEGAL

a. Struktur Ruang Kota Tegal Kawasan Perkotaan Tegal mengalami perkembangan yang pesat pada

pusat kota, namun juga mempunyai faktor pembatas, sehingga perlu mendorong

pemanfaatan ruang secara proporsional sesuai dengan pusat pelayanan secara

hirarkis.

Kebijakan struktur ruang kota ini adalah:

• Meningkatkan fungsi dan peran pusat kegiatan utama kota melalui kualitas

lingkungan kawasan pusat kota yang diharapkan lebih berperan menjadi

pusat wilayah regional.

• Mendorong terciptanya sub pusat kegiatan yang sudah berkembang maupun

yang akan dikembangkan pada beberapa bagian wilayah guna memacu

desentralisasi pusat-pusat pelayanan kota. Pengembangan sub-sub pusat

sebagai pusat Bagian Wilayah Kota (BWK) sesuai dengan sistem pelayanan

yang akan dikembangkan secara hirarkis.

• Pengembangan sistem pusat pelayanan didukung dengan mengembangkan

sistem jaringan yang berfungsi kolektor yang menghubungkan antar pusat-

pusat pelayanan. Pengembangan sistem jaringan dengan memperhatikan

jaringan arteri primer yang merupakan bagian dari sistem regional – nasional,

b. Kebijakan Pola Ruang Kota Tegal

Pengembangan pola ruang kota diarahkan untuk mendorong

pemanfaatan ruang sesuai dengan kapasitas optimalnya serta membatasi

daerah-daerah yang mempunyai faktor pembatas pemanfaatan ruang. Pola

ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi

Page 18: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal II - 4 

peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budi

daya. Pokok-pokok arahan kebijakan pola ruang ini adalah:

• Membatasi perkembangan pemanfaatan ruang pada wilayah pesisir, karena

ketinggian peil lahan yang rendah dan kemungkinan adanya abrasi, dan

membatasi intensitas pemanfaatan pada lahan dengan potensi genangan/

banjir.

• Meningkatkan kualitas lingkungan perkotaan melalui penyediaan ruang

terbuka hijau dan ruang terbuka non hijau pada pusat-pusat pelayanan.

Pengembangan ruang terbuka non hijau dapat diintegrasikan pada

pengembangan fungsi komersial, sebagai ruang sosial yang sekaligus

berfungsi komersial.

• Mengembangkan pemanfaatan ruang pada kawasan sub pusat wilayah guna

mendorong desentralisasi pemanfaatan ruang secara lebih merata

melaluipemanfaatan bagi kegiatan perdagangan, jasa dan fasilitas pelayanan.

c. Kebijakan Pola Ruang Kota Tegal

Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang,

pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. Dalam

merealisasikan rumusan kebijakan tersebut, dilakukan strategi sebagai berikut:

1. Strategi Pengembangan Struktur Ruang Pembagian BWK di Kota Tegal adalah sebagai berikut:

- BWK I (Pusat Kota), meliputi:

- Kelurahan Pekauman - Kelurahan Debong Kulon

- Kelurahan Randugunting - Kelurahan Kemandungan

- Kelurahan Debong Lor - Kelurahan Pesurungan Kidul

- BWK II (Selatan), meliputi:

- Kelurahan Debong Tengah - Kelurahan Kalinyamat Wetan

- Kelurahan Debong Kidul - Kelurahan Kalinyamat Kulon

- Kelurahan Bandung - Kelurahan Tunon

- Kelurahan Keturen - Kelurahan Sumur Panggang

- BWK III (Utara), meliputi:

- Kelurahan Tegalsari - Kelurahan Muarareja

- Kelurahan Kraton - Kelurahan Mintaragen

- Kelurahan Pesurungan Lor

Page 19: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal II - 5 

- Wilayah Bokong Semar di sebelah utara rencana jalan lingkar utara

di Kecamatan Muarareja

- BWK IV (Timur), meliputi:

- Kelurahan Panggung - Kelurahan Mangkukusuman

- Kelurahan Slerok - Kelurahan Kejambon

- BWK V (Barat), meliputi:

- Kelurahan Cabawan - Kelurahan Krandon

- Kelurahan Kaligangsa

- Wilayah Bokong Semar di sebelah selatan rencana jalan lingkar

utara di Kecamatan Muarareja

2. Strategi pengembangan sistem pusat pelayanan Pembangunan fasilitas pelayanan pada kawasan pusat kota sebagai

penunjang Kota Tegal menjadi pusat bagi wilayah di sekitarnya (Kota

Tegal sebagai kota PKW), sub pusat kota (pada tiap-tiap BWK), dan

pusat-pusat sub BWK.

Peningkatan prasarana dengan fungsi regional, yaitu prasarana

transportasi, perdagangan, jasa dan pelayanan umum lainnya.

Peningkatan fungsi sub pusat pelayanan dengan membangun ruang

terbuka hijau dan ruang terbuka non hijau, serta fasilitas perdagangan

dan jasa pada tiap-tiap sub pusat pelayanan.

Peningkatan jumlah fasilitas pelayanan yaitu dengan pembangunan

sarana perkotaan meliputi: sarana pendidikan, kesehatan, peribadatan.

Penambahan dan penempatan fasilitas dan utilitas dengan menempatkan

pada daerah strategis dan memiliki daya jangkau yang optimal.

3. Strategi pengembangan sistem jaringan Jaringan prasarana transportasi.

- Pembangunan jalan dan peningkatan fungsi jaringan jalan yang

berfungsi arteri, yaitu jalan lingkar utara dan jalan lingkar selatan Kota

Tegal.

- Peningkatan jalan lokal menjadi jalan kolektor, yaitu:

Jalan yang sejajar Jalan Dr Cipto Mangunkusumo di sebelah utara.

Jalan lokal yang menghubungkan kepada pusat pelayanan di

wilayah Tegal Timur, Tegal Selatan dan Tegal Barat.

Page 20: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal II - 6 

- Pengembangan daerah pelabuhan dan penyediaan sarana dan

prasarana pendukung transportasi laut.

Jaringan listrik yaitu dengan peningkatan kualitas dan kuantitas

(pembangunan jaringan) pelayan listrik.

Jaringan telekomunikasi yaitu dengan peningkatan kualitas dan kuantitas

(pembangunan BTS) pelayanan telekomunikasi.

Jaringan drainase yaitu dengan pembangunan jaringan drainase primer

dan sekunder serta dengan peningkatan kualitas dan pengelolaan

jaringan yang sudah ada.

Jaringan persampahan

- Pembangunan Tempat Pengolahan Sampah dan TPS.

- Penambahan sarana persampahan (container, gerobak).

Jaringan air bersih

- Pembangunan sistem perpipaan guna perluasan pelayanan jaringan

air bersih.

- Pengelolaan sistem perpipaan yang sudah ada guna mengurangi

tingkat kebocoran.

- Perlindungan terhadap sumber mata air.

Jaringan limbah

- Peningkatan kualitas dan fungsi IPLT.

- Penambahan sarana pengangkutan limbah.

4. Strategi Pengembangan Pola Ruang

a. Strategi pengembangan kawasan lindung

Penetapan kawasan lindung yaitu kawasan perlindungan setempat, dan

kawasan lindung berhutan bakau.

Pelestarian kawasan lindung sebagai lahan non terbangun dan

memfungsikannya sebagai hutan kota.

b. Strategi pengembangan kawasan budidaya

Pemanfaatan lahan eksisting dengan sejauh tidak menyimpang dari dasar

pengembangan struktur kegiatannya, maka lahan eksisting ini tetap

dipertahankan dengan pengaturan penataan lebih lanjut yang pada

prinsipnya meningkatkan daya manfaat lahan secara optimal.

- Penetapan kawasan perikanan darat (tambak) dan perikanan laut dan

penyediaan fasilitas pendukung untuk kawasan perikanan.

Page 21: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal II - 7 

- Penetapan kawasan pertanian sebagai lahan non terbangun dan

penyediaan fasilitas pendukung untuk kawasan pertanian serta

pelestarian sistem irigasi untuk lahan sawah.

- Penetapan kawasan untuk RTH sebagai lahan non terbangun dengan

penyediaan RTH disetiap sub pelayanan (kecamatan atau BWK) dan

peningkatan kualitas RTH yang sudah ada.

- Penetapan kawasan untuk RTNH sebagai lahan non terbangun

dengan penyediaan RTNH disetiap sub pelayanan (kecamatan atau

BWK), peningkatan kualitas RTNH yang sudah ada, dan penambahan

RTNH yaitu ruang pejalan kaki dan makam.

Potensi daya dukung lahan terutama untuk lahan-lahan kosong yang

belum dimanfaatkan dikembangkan secara optimal untuk tata guna lahan

baru yang lebih produktif.

Mengurangi kepadatan di daerah permukiman di Kecamatan Tegal Timur,

serta meningkatkan kualitas lingkungan di daerah permukiman padat

tersebut, yaitu dengan:

- Pembangunan permukiman dan fasilitas pendukungnya.

- Pengembangan permukiman dengan pemerataan kepadatan

permukiman.

Melaksanakan pengembangan tata ruang ke dalam (internal) dengan

mengupayakan penggunaan sistem zoning (pembagian daerah) yaitu

dengan mempertimbangkan kebutuhan dan kecenderungan pertumbuhan

kota, yaitu:

- Penyediaan fasilitas perkantoran di setiap sub pusat Kecamatan atau

Bagian Wilayah Kota (BWK).

- Pengalokasian kegiatan dan penyediaan fasilitas perdagangan dan

jasa dan peningkatan kualitas fasilitas yang ada.

- Pengalokasian dan pembangunan kawasan industri terpadu serta

peningkatan fasilitas pendukung kawasan industri.

- Pengembangan kawasan pariwisata dengan peningkatan penyediaan

fasilitas pendukungnya.

- Menjaga kelestariannya dengan menetapkan sebgai kawasan cagar

budaya dan peningkatan penyediaan fasilitas pendukungnya.

- Peningkatan kualitas kawasan pelabuhan dengan penyediaan fasilitas

dan penyediaan sarana transportasi serta peningkatan kegiatan

didalamnya sehingga mendukung kondisi fisik pelabuhan.

Page 22: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal II - 8 

Mengupayakan pengembangan fisik kawasan perkotaan dengan tetap

mempertahankan lahan-lahan persawahan yang produktif.

Meningkatkan pengawasan terhadap eksploitasi berbagai sumber daya

alam untuk mencapai sistem pembangunan yang berkelanjutan

(sustainable development).

2.1.2 DEMOGRAFI A.1 KEPENDUDUKAN

A.1.1 Persebaran dan Kepadatan Penduduk

Tabel 2.2. Luas daerah, Kepadatan, Jumlah Penduduk dan Rumah Tangga Menurut Kecamatan/ Kelurahan di Kota Tegal Tahun 2008

Kecamatan/Kelurahan

Luas Daerah (km2)

Jumlah Penduduk

Kepadatan Penduduk

(per km2)

Rumah Tangga

Tegal Selatan 6,43 57.770 8.984 14.461

Kalinyamat wetan 0,89 4.389 4.877 1.266

Bandung 0,59 5.227 9.012 1.300

Debong kidul 0,35 4.713 13.466 1.196

Tunon 0,75 5.443 7.257 1.580

Keturen 0,62 4.138 6.755 1.142

Debong kulon 0,74 4.004 5.411 1.051

Debong tengah 1,11 9.719 10.750 2.532

Randugunting 1,38 17.873 12.951 4.394

Tegal Timur 6,36 74.623 11.733 17.742

Kejambon 0,86 12.071 14.036 3.017

Slerok 1,39 15.126 10.882 3.623

Panggung 2,23 26.873 12.051 5.606

Mangkukusuman 0,47 5.176 11.013 1.292

Mintaragen 1,41 15.377 10.096 4.204

Page 23: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal II - 9 

Kecamatan/Kelurahan

Luas Daerah (km2)

Jumlah Penduduk

Kepadatan Penduduk

(per km2)

Rumah Tangga

Tegal Barat 15,13 64.449 4.236 15.154

Pesurungan kidul 0,72 4.958 6.886 1.247

Debong lor 0,56 3.274 5.846 885

Kemandungan 0,56 3.681 6.573 954

Pekauman 0,96 7.912 8.242 1.877

Kraton 1,23 14.911 12.123 3.137

Tegalsari 2,19 23.507 10.734 5.456

Muarareja 7,73 6.256 702 1.598

Margadana 11,76 51.830 4.411 14.156

Kaligangsa 2,53 10.493 4.147 2.724

Krandon 1,20 6.521 5.434 1.990

Cabawan 1,28 5.991 4.680 1.413

Margadana 2,41 12.844 5.329 3.535

Kalinyamat kulon 1,52 5.341 3.514 1.538

Sumurpanggang 1,00 6.027 6.027 1.741

Pesurungan lor 1,82 4.613 2.535 1.215

2008 39,68 248.722 8.756 61.513

2007 39,68 247.076 6.227 58.831

2006 39,68 245.324 6.183 58.047

2005 39,68 245.234 6.180 58.277

2004 39,68 243.634 6.140 58.299

Sumber : Kota Tegal Dalam Angka 2008

Page 24: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal II - 10 

A.1.2 Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Kota Tegal Tahun 2010-2014

No Kecamatan / Kelurahan

Pend. (jiwa)

Poryeksi Penduduk (tahun)

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

1 Tegal Selatan 57.644 57.852 58.060 58.269 58.479 58.689 58.900 59.112

4.371 4.387 4.403 4.418 4.434 4.450 4.466 4.482 5.236 5.255 5.274 5.293 5.312 5.331 5.350 5.369 4.685 4.702 4.719 4.736 4.753 4.770 4.787 4.804 5.432 5.452 5.471 5.491 5.511 5.530 5.550 5.570 4.205 4.220 4.235 4.251 4.266 4.281 4.297 4.312 3.944 3.958 3.972 3.987 4.001 4.016 4.030 4.044 12.009 12.052 12.096 12.139 12.183 12.227 12.271 12.315 17.762 17.862 17.890 17.955 18.019 18.084 18.149 18.214 2 Tegal Timur 73.610 73.906 74.172 74.439 74.707 74.976 75.246 75.517 12.001 12.044 12.088 12.131 12.175 12.219 12.263 12.307 15.051 15.105 15.160 15.214 15.269 15.324 15.379 15.434 26.418 26.513 26.609 26.704 26.800 26.897 26.994 27.091 5.161 5.180 5.198 5.217 5.236 5.255 5.273 5.292 15.010 15.064 15.118 15.173 15.227 15.282 15.337 15.392 3 Tegal Barat 63.962 64.192 64.423 64.655 64.888 65.122 65.356 65.591 4.954 4.972 4.990 5.008 5.026 5.044 5.062 5.080 3.208 3.220 3.231 3.243 3.254 3.266 3.278 3.290 3.606 3.619 3.632 3.645 3.658 3.671 3.685 3.698 7.903 7.936 7.965 7.994 8.022 8.051 8.080 8.109 14.859 14.912 14.966 15.020 15.074 15.128 15.183 15.238 23.225 23.309 23.393 23.477 23.561 23.646 23.731 23.817 6.202 6.224 6.247 6.269 6.292 6.314 6.337 6.360 4 Margadana 51.828 52.015 52.202 52.390 52.578 52.768 52.958 53.148 10.464 10.502 10.539 10.577 10.615 10.654 10.692 10.731 6.570 6.594 6.617 6.641 6.665 6.689 6.713 6.737 6.030 6.052 6.073 6.095 6.117 6.139 6.161 6.184 12.890 12.936 12.983 13.030 13.077 13.124 13.171 13.218 5.212 5.231 5.250 5.268 5.287 5.306 5.326 5.345 6.036 6.058 6.080 6.101 6.123 6.145 6.168 6.190 4.626 4.643 4.659 4.676 4.693 4.710 4.727 4.744

Jumlah 256.115Sumber: Kota Tegal dalam Angka 2007 dan hasil analisis

Tabel 2.3. Proyeksi Jumlah Penduduk Kota Tegal Tahun 2010-2014

Dalam upaya mendukung perencanaan strategi sanitasi Kota Tegal juga

diperlukan informasi tentang sebaran penduduk berdasarkan tingkat kepadatan

dengan klasifikasi sebagaimana tersaji dalam tabel dan gambar berikut ini:

Page 25: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal II - 11 

Perencanaan Sanitasi Kota TegalDimana penduduk tinggal? 

Klasifikasi Urban, didasarkan ‘kepadatan penduduk’Rural : < 25 org/haPeri-urban : 25 – 100 org/haUrban low : 100 – 175 org/haUrban medium : 175 – 250 org/haUrban high : > 250 org/ha

Catatan:- kepadatan penduduk saat ini di tingkat kelurahan, sbg: org/ha (BPS)- tanpa memperhitungkan penduduk di luar kota yang bekerja di kota dan pddk yg tak terdaftar

Kepadatan Klasifikasi Warna %Luas % Penduduk 

< 25 Pedesaan 20% 2%25 ‐ 100 Peri‐urban 47% 38%100 ‐ 175 perkotaan rendah (urban low) 33% 59%175 ‐ 250 perkotaan menengah (urban medium) 0% 0% > 250 Perkotaan tinggi (urban high) 0% 0%

Persentase atas Total

ISSDP - INDONESIA SANITATION SECTOR DEVELOPMENT PROGRAM

Perencanaan Sanitasi Kota TegalDimana penduduk tinggal? 

ISSDP - INDONESIA SANITATION SECTOR DEVELOPMENT PROGRAM

Page 26: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal II - 12 

2.1.3 KONDISI TOPOGRAFI Ditinjau dari segi topografinya Kota Tegal terbagi dalam 2 bagian yaitu

daerah pantai dan daerah dataran rendah. Sebelah utara merupakan daerah

pantai yang relatif datar dan di sebelah selatan merupakan daerah dataran

rendah.

Rata-rata elevasi ketinggian di wilayah Kota sekitar 0-7 meter dari

permukaan laut dan dengan kemiringan sungai-sungai yang rata-rata dibawah 0-

2%.

2.1.4 GAMBARAN UMUM SITUASI SANITASI KOTA

Paparan tentang gambaran umum situasi sanitasi kota merupakan

ringkasan dari Buku Putih Sanitasi Kota Tegal yang menggambarkan tentang

kondisi sanitasi kota saat ini. Terdiri dari gambaran umum sub sektor air limbah

domestik, sub sektor persampahan, sub sektor drainase lingkungan dan sektor

air bersih.

Peta Kota Tegal

Gambar 2.1. Peta Administrasi Kota Tegal

Gambar 2.1. Peta Adminstratif Kota Tegal

RENCANA PELABUHAN PENDARATAN IKAN (PPI)

RENCANA PENGEMBANGANPELABUHAN

D TK

JL. YOS SODARSO JL. MARTOLOYO

Ke PEMALANG

JL. SUDIRMAN

JL. RAYA KOL. SOGIONO

JL. RAYA KOL.

SOGIONO

JL. RAYA DR. WAHIDIN

JL. RAYA KALI GANGSA

JL. RAYA CABAWAN

JL. M

T . H

ARYO

NO

JL. G

AJA

H M

ADA

JL. RAYA DR.CIPTO

JL. KS. TUBUN

JL. K

APTE

N S

UD

IBY

O

JL. P

EM

UD A

JL. P

AN

GG

UN

G T

IMU

RJL

. VET

ER

AN

JL. A

. YA

NI

JL. D

IPO

NE

GO

RO

JL. A

R. H

AK

IM

JL. S

ULT

AN

AG

UN

GJL

. AR

. HA

KIM

JL. LET.JEN S. PARMAN

JL. KAPTEN TENDEAN

JL. BLANAK

JL. BRAWIJAYA

JL. M

ATAR

AM I

Ke BREBES

JL. WERKUDORO

ALUN-ALUN

JL. PANCASILA

JL. SLAMET RIYADI

JL. Dr. SETIA BUDI

JL.SERAYU

JL. P

ERIN

TIS

KEM

ERD

EKAA

N

JL. P

ER

I NTI

S K

EM

ER

DEK

AAN

JL. S

UM

BO

DR

O

JL. A

RJU

NO

JL. R.A. KARTINIJL. MENTERI SUPENO

JL. K

OL.

SU

GIA

RTO

JL.S

EM

ER

U

JL.K

I GED

E S

EBA

YU

JL.T

ENTA

RA

PEL

AJAR

JL.K

.H. A

HM

AD D

AHLA

NJL

.K.H

. AH

MAD

DA

HLA

N

JL. WARU

JL. CEMARA

JL. F

LOR

ES

JL.WISANGGENI I

JL. PROKLAMASI

JL. D.I PANJAITAN

JL. H.O.S. COKROAMINOTO

JL. LETJEND. SUPRAPTO

JL. HANG TUAH

JL. HANG TUAH

JL. D

r. SU

TOM

O

JL. K

A PT.

ISM

AIL

JL. K

AP

T. IS

MA

IL

J L. B

RI G

J EN

D. K

ATA

MSO

JL. YOS SUDARSO II

JL. DURIAN

JL. S

EPAT

JL. M

ER

PATI

JL.JALAK BALI

JL. KOMPOL SUPRAPTO

JL. T

E UKU

UM

A R

J L. T

EUK

U U

MA

R

JL. TEUKU CIK DI TIRO

JL. SULTAN HASANUDIN

JL. K

I HA

JAR

DEW

AN

TAR

A

JL. M

ATAR

AM

II

JL.M

E LAT

I

JL. PANCASILA

Kali G

angs

a

Sung

ai K

emiri

Sungai Sibelis Kal

i Gun

g

Sun

gai K

etiw

on

KELURAHAN MUARA REJA

DESA PESURUNGAN LOR

KOTA TEGAL

KELURAHANPESURUNGAN KIDUL

KELURAHAN MINTARAGEN

KELURAHAN TEGALSARI

KEL. KEJAMBON

KEL. SLEROK

KEL. PANGGUNG

KELURAHANDEBONG KULON

KELURAHANKAUMAN

KELURAHAN KALIGANGSA

KELURAHAN KRANDON

KELURAHAN CABAWAN

KELURAHAN MARGADANA

KELURAHANRANDU GUNTING

KELURAHANBANDUNG

KELURAHANKALI NYAMAT WETAN

KELURAHANTUNONKELURAHAN

KALI NYAMAT KULON

KELURAHANDEBONG KIDUL

KELURAHANKETUREN

KELURAHANDEBONG TENGAH

KELURAHANSUMUR PANGGANG

KELURAHANMANGKUKUSUMAN

KELURAHANKRATON

KELURAHANKEMANDUNGAN

KAB. BREBES

KAB. TEGAL

KAB. TEGAL

L A U T J A W A

KECAMATAN TEGAL TIMUR

KECAMATAN TEGAL SELATANKECAMATAN MARGADANA

KECAMATAN TEGAL BARAT

Page 27: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal II - 13 

Berikut adalah Potret citra satelit Kota Tegal

Gambar 2.2. Peta Citra Satelit Kota Tegal

A. Sub Sektor Air Limbah Rumah Domestik Gambaran Umum: Lembaga utama yang menangani sub sektor Air Limbah Rumah Tangga

adalah Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kota Tegal dan UPTD Pengolahan

Limbah Tinja pada Diskimtaru Kota Tegal.

Pelibatan masyarakat dan swasta dalam pengelolaan air limbah domestik

sudah ada.

Pengelolaan grey water (air buangan rumah tangga seperti air bekas

cucian, air bekas mandi, dan lain-lain) dilakukan oleh masyarakat dan

Kantor Lingkungan Hidup Kota (KLH) Tegal, namun kondisinya belum

optimal. Sarana IPAL komunal sudah mulai didirikan di beberapa lokasi

percontohan. Pengelolaan IPAL dilakukan oleh masyarakat dengan

bimbingan Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kota Tegal.

Pengelolaan black water (limbah tinja) dilakukan oleh masyarakat,

perusahaan swasta jasa penyedotan kakus, dan UPTD Pengolahan

LImbah Tinja (Diskimtaru).

Page 28: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal II - 14 

Gambaran Fungsi Pengelolan Air Limbah Domestik : Fungsi pengelolaan air limbah domestic baik untuk jenis grey water

maupun black water yang belum ditangani oleh seluruh pihak adalah:

1. Penyediaan sarana daur ulang air limbah domestik

2. Pengelolaan daur ulang air limbah domestik.

3. Monitoring dan evaluasi kapasitas infrastruktur pengelolaan air limbah

domestik.

Gambaran Kebijakan Pengelolaan Air Limbah Domestik: 1. Saat ini belum ada kebijakan Pemerintah Kota Tegal yang diarahkan untuk

mewajibkan masyarakat di lingkungan pemukiman rumah tangga/individu

untuk melakukan pengelolaan air limbah domestic (baik untuk grey water

maupun black water) yang sesuai dengan kaidah pengelolaan lingkungan

hidup.

2. Kebijakan yang ada baru sebatas :

• Perda No. 11 tahun 1987 tentang Bangunan yang mewajibkan

penyediaan sarana pengolahan air limbah domestic bagi setiap

bangunan termasuk rumah tinggal.

• Perda No. 7 tahun 2003 tentang Retribusi Penyedotan Kakus.

3. Kondisi penegakkan hukum / aturan masih belum optimal.

Gambaran Kapasitas Layanan Pengelolaan Air Limbah Domestik Cakupan Layanan UPTD Pengolahan Limbah Tinja saat ini baru sebesar

0,122% atau baru melayani 60 KK dari total masyarakat Kota Tegal dan 3

perusahaan swasta penyedia jasa layanan sedot tinja. Saat ini UPTD masih

kesulitan untuk :

• Memperbanyak pelanggan,

• Menilai potensi pelanggan serta kebutuhan pelanggan yang dapat

diorganisir untuk dapat memanfaatkan jasa penyedotan kakus

• Memiliki sarana dan prasarana IPLT yang mendukung pengolahan limbah

tinja secara optimal.

Gambaran Koordinasi dalam Pengelolaan Air Limbah Domestik 1. Koordinasi dalam tahap perencanaan, implementasi maupun monev belum

optimal dan masih menemui beberapa kendala.

2. Masalah utama:

Page 29: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal II - 15 

• Belum efektifnya pola sosialisasi pedoman pengelolaan air limbah

domestic di lingkungan SKPD maupun masyarakat, sehingga masih

terdapat perbedaan persepsi antar SKPD tentang cara pengelolaan air

limbah domestic, dan belum terbangunnya pengetahuan dan kesadaran

masyarakat secara optimal.

• Masih terdapat kelemahan yang dirasakan oleh personil-personil KLH

dan Diskimtaru untuk dapat melakukan advokasi tentang cara yang

benar dan arti penting pengelolaan air limbah domestic pada berbagai

pihak.

Permasalahan air limbah rumah domestik di Kota Tegal adalah sebagai berikut : 1. Terbatasnya sarana infrastruktur pengelolaan air limbah rumah tangga, di

beberapa wilayah banyak dijumpai sarana pembuangan air limbah tidak

tertata atau dikelola dengan benar.

2. Kerusakan IPLT (Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja) yang terletak di

Kelurahan Muarareja Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal.

Gambar 2.3. Foto kondisi pengelolaan air Limbah di Kota Tegal

B. Sub Sektor Persampahan Gambaran Umum: Lembaga utama yang menangani sub-sektor persampahan adalah Seksi

Persampahan dan UPTD Pengelolaan Sampah pada Diskimtaru Kota

Tegal.

Pelibatan masyarakat dan swasta dalam pengelolaan sampah belum

optimal.

Gambaran Fungsi Pengelolan Sub-sektor Persampahan : Fungsi pengelolaan persampahan yang belum ditangani oleh seluruh

pihak adalah:

Page 30: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal II - 16 

1. Penyediaan sarana daur ulang sampah

2. Pengelolaan daur ulang sampah

3. Monitoring dan evaluasi terhadap dampak praktik pengelolaan sampah

yang berjalan di Kota Tegal.

Gambaran Kebijakan Pengelolaan Sampah:

• Kebijakan Pemerintah Kota Tegal yang diarahkan untuk pengelolaan

sampah adalah Perda No. 26 tahun 1981 tentang Penyelenggaraan

Kebersihan Kota dan Pengumpulan serta Pembuangan Sampah-Sampah /

Kotoran-Kotoran, yang telah diubah terakhir kali melalui Perda No. 6 tahun

1995. Perda Penyelenggaraan Kebersihan yang berlaku saat ini sudah

memuat sejumlah point positif yang memungkinkan terjadinya kerjasama

yang efektif antara Dinas Permukiman dan Tata Ruang (Diskimtaru)

sebagai lembaga penanggungjawab layanan persampahan dengan

Kelurahan. Namun demikian pola pengelolaan sampah yang tertuang di

dalamnya belum selaras dengan ketentuan pengelolaan sampah yang

diatur dalam UU No. 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.

• Saat ini sudah terdapat kebijakan lain yang mewajibkan penyediaan sarana

penampungan dan pengelolaan sampah di rumah tinggal, yaitu Perda No.

11 tahun 1987 tentang Bangunan yang mewajibkan penyediaan sarana

pengolahan sampah di setiap bangunan termasuk rumah tinggal.

• Kondisi penegakkan hukum / aturan masih belum optimal.

Gambaran Kapasitas Layanan Pengelolaan Persampahan Cakupan Layanan UPTD Pengolahan Sampah saat ini baru sebesar 60%

atau baru melayani 147.836 jiwa penduduk Kota Tegal. Saat ini Diskimtaru

dan UPTD Pengolahan Sampah masih menghadapi masalah terkait :

• Sarana dan prasarana pengolahan sampah yang sudah dalam kondisi

tidak memadai, terutama TPA.

• Belum efektifnya pola pemungutan retribusi sampah yang berjalan selama

ini.

Gambaran Koordinasi dalam Pengelolaan Sampah 1. Koordinasi antar SKPD, dan juga antara SKPD dengan masyarakat dan

swasta dalam tahap perencanaan, implementasi maupun monev

Page 31: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal II - 17 

pengelolaan sampah belum optimal dan masih menemui beberapa

kendala.

2. Masalah utama:

• Belum terbentuknya pemahaman yang baik tentang potensi masalah

lingkungan yang besar bagi Kota Tegal sebagai akibat dari over

kapasitas TPA Muarareja dan habisnya masa sewa TPA pada tahun

2010.

• Belum optimalnya sosialisasi tentang hasil monitoring dan evaluasi

terhadap praktik pengelolaan lingkungan di Kota Tegal terkait hal

pengelolaan sampah yang sudah dijalankan selama ini.

• Kesadaran masyarakat masih belum terbangun secara optimal untuk

turut serta mengusulkan rencana program pengelolaan sampah dalam

daftar usulan kegiatan prioritas yang dihasilkan pada proses

musrenbang kelurahan dan kecamatan.

Permasalahan persampahan di tingkat masyarakat 1. Kesadaran masyarakat untuk hidup bersih dan sehat masih kurang

2. Prilaku masyarakat Kota Tegal membuang sampah di sungai atau badan

saluran masih banyak terlihat

3. Kesadaran masyarakat untuk membayar retribusi kebersihan masih rendah

4. Terdapat beberapa masyarakat yang belum terjangkau oleh layanan

persampahan

5. Pada saat ini rumah tangga yang berasal dari permukiman yang berada

diluar jalan protokol belum ditangani secara baik, dan masih ditangani

secara individual.

Permasalahan persampahan di tingkat pemerintah 1. Minimnya sistem perencanaan persampahan termasuk data base

persampahan

2. Pihak Pemerintah Kota Tegal melalui Dinas Permukiman dan Tata Ruang

Kota Tegal mengalami kesulitan menempatkan TPS (baik permanen

maupun kontainer)

3. Status lahan TPA yang masih sewa dengan masa akhir pemakaian Tahun

2010

4. Pemerintah Kota Tegal belum memiliki TPA sanitary landfil

Page 32: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal II - 18 

Permasalahan persampahan ditingkat swasta Peran swasta masih terbatas pada pemanfaatan sampah yang masih dapat

dijual kembali bukan secara langsung mendaur ulang sampah tersebut.

Gambar 2.4. Pengelolaan Persampahan di Kota Tegal

C. Sub Sektor Drainase Lingkungan Gambaran Umum: Lembaga utama yang menangani sub-sektor drainase lingkungan adalah

Seksi Penataan dan Pengembangan Lingkungan (Dinas Pekerjaan Umum

Kota Tegal).

Pelibatan masyarakat dan swasta dalam pengelolaan drainase lingkungan

belum optimal.

Belum adanya Perda yang mengatur pengelolaan drainase lingkungan

Gambaran Fungsi Pengelolan Sub-sektor Drainase Lingkungan : Fungsi pengelolaan drainase lingkungan yang belum ditangani oleh

seluruh pihak adalah:

1. Monitoring dan evaluasi integrasi system drainase lingkungan

2. Monitoring dan evaluasi terhadap dampak dari praktik pengelolaan

drainase lingkungan yang berjalan di Kota Tegal.

Gambaran Kebijakan Pengelolaan Drainase Lingkungan:

• Saat ini belum ada kebijakan Pemerintah Kota Tegal yang diarahkan untuk

menegaskan kewajiban masyarakat dalam hal pengelolaan drainase

lingkungan.

• Saat ini sudah terdapat kebijakan lain yang mewajibkan masyarakat pemilik

bangunan termasuk rumah tinggal untuk menyediakan saluran drainase di

pekarangan sebagai media untuk menyalurkan air hujan, yaitu Perda No.

Page 33: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal II - 19 

11 tahun 1987 tentang Bangunan Kotamadya Tegal pasal 191. (Cat: perlu

revisi Perda Bangunan)

• Kondisi penegakkan hukum / aturan masih belum optimal.

Permasalahan drainase lingkungan Kota Tegal adalah sebagai berikut : 1. Berdasarkan data dari DPU Kota Tegal Tahun 2007 baru hampir seluruh

penduduk Kota Tegal sudah dilayani oleh sarana drainase lingkungan

tetapi sebagian besar sudah rusak dan belum berfungsi secara optimal.

2. Terjadinya genangan pada saat musim penghujan potensi di Kota Tegal

mencapai 646 ha dan Kecamatan Margadana menempati posisi tertinggi

dalam luas genangan mencapai 440 ha, karena wilayahnya berada di

bawah tanggul.

Tabel 2.6 Lokasi Potensi Genangan

No Lokasi genangan Tinggi Luas (Ha)

Lama genangan/

Tahun

Frekuensi genangan/

tahun 1 Kec. Tegal Timur 0,2 – 0,4 66 48 5 2 Kec. Tegal Barat 0,2 – 0,6 90 72 5 3 Kec. Tegal Selatan 0,2 – 0,5 50 48 5 4 Kec. Margadana 0,2 – 1,5 440 72 5

Sumber : RPIJM Kota Tegal tahun 2008

3. Di alur drainase lingkungan Kota Tegal terjadi sedimentasi oleh lumpur

4. Di beberapa saluran (drainase lingkungan) di Kota Tegal difungsikan

sebagai tempat pembuangan sampah sehingga akan menghambat laju alir

air (debit air)

5. Pemeliharaan saluran/drainase lingkungan yang terbatas

6. Beberapa bangunan sipil talud saluran (drainase lingkungan) di Kota Tegal

mengalami kerusakan (longsor)

7. Dimensi saluran/drainase lingkungan yang kurang sesuai dengan kondisi

lapangan

8. Masih mempergunakan saluran irigasi sebagai drainase lingkungan kota.

Gambar 2.5. Kondisi Drainase Lingkungan di Kota Tegal

Page 34: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal II - 20 

D. Sektor Air Bersih.

Gambaran Umum: Lembaga utama yang menangani sektor air bersih adalah PDAM Kota Tegal

dan Bidang Cipta Karya pada Dinas Pekerjaan Umum bertanggungjawab

untuk memberikan fasilitasi penyediaan air bersih bagi masyarakat miskin dan

daerah rawan air.

Permasalahan air bersih Kota Tegal di tingkat masyarakat 1. Besarnya angka pertumbuhan penduduk Kota Tegal mengakibatkan harus

mencari alternatif baru sumber air baku.

2. Beberapa masyarakat di Kota Tegal yang belum terakses oleh layanan air

bersih, contohnya Kecamatan Margadana dan Kecamatan Tegal Timur

belum seluruhnya terlayani jaringan perpipaan Perusahaan Daerah Air

Minum (PDAM).

3. Faktor ekonomi masyarakat yang rendah/terbatas menjadi alasan

masyarakat tersebut untuk tidak melakukan pemasangan jaringan air

bersih dari PDAM.

4. Banyak masyarakat berpendapat bahwa kualitas air PDAM kurang bagus,

sehingga masyarakat lebih mengandalkan sumber sumur dalam untuk

memperoleh sumber air bersih.

Permasalahan air bersih ditingkat PDAM 1. Debit air dari suplay PDAM sangat kecil, sehingga tidak mencukupi

kebutuhan air bersih masyarakat di Kota Tegal

2. Kehilangan air sebesar 43% yang dikarenakan adanya sambungan

liar/pencurian air, water meter rusak/tidak berfungsi, pencatatan meter air

yang tidak akurat.

3. Kurangnya jam kerja operasional, hal ini disebabkan oleh kurangnya

tekanan air pada sistem transmisi dan distribusi

4. Kinerja dan umur sistem distribusi kurang efesien.

Usulan dan prioritas program Sektor Air Bersih adalah sebagai berikut: 1. Optimalisasi sistem prasarana dan sarana air bersih, yang meliputi

optimalisasi jaringan pipa transmisi, produksi dan distribusi serta

bangunan-bangunan penunjang seperti reservoir dan lain-lain.

Page 35: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal II - 21 

2. Mengurangi kebocoran/kehilangan air menuju ke tingkat 35%.

3. Menambah kapasitas/supply air baku dengan melakukan studi tentang air

bawah tanah maupun air permukaan.

4. Mengembangkan cakupan pelayanan dengan menambah sarana dan

prasarana air bersih.

5. Pemberdayaan masyarakat melalui program penyediaan air bersih

berbasis masyarakat

6. Progam penguatan manajemen PDAM untuk mencari beberapa alternatif

pemecahan masalah yang terjadi di dalam PDAM baik aspek Teknis,

Keuangan, administrasi dan Manajemen.

2.2 VISI DAN MISI SANITASI KOTA TEGAL

Visi misi sanitasi telah dirumuskan untuk memberi arahan bagi

pengembangan sanitasi Kota Tegal dalam rangka mencapai visi misi kota.

Sandingan visi, misi Kota dan visi misi sanitasi dapat dilihat dalam table berikut.

Visi misi Kota Tegal Visi misi Sanitasi Visi

Terwujudnya masyarakat yang bermoral, berbudaya, dan berdaya saing untuk memperkuat Kota Tegal sebagai pusat perdagangan, jasa, industry dan maritime menuju masyarakat yang partisipatif dan sejahtera.

Misi 1. Meningkatkan sisitem manajemen pendidikan yang

berorientasi pada peningkatan mutu, kreatif, inovatif yang bertumpu pada nilai-nilai agama serta budaya sebagai sumber inspirasi dan motivasi.

2. Meningkatakan derajat kesehatan masyarakat, pelayanan kesehatan yang berkualitas, merata dan terjangkauoleh segenap lapisan masyarakat.

3. Meningkatkan kualitas dan integritas SDM aparatur dalam mewujudkan kepemerintahan yang baik (good governance).

4. Meningkatkan ketentraman, ketertiban, dan menegakkan supremasi hukum.

5. Meningkatkan peran aktif dan menggalang semangat kebersamaan serta harmoniasasi seluruh komponen pelaku pembangunan.

6. Meningkatkan komitmen pemerintah dan masyarakat terhadap pengurangan kemiskinan dan pengangguran.

7. Meningkatkan percepatan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan penciptaan iklim yang kondusif bagi investasi dan penciptaan peluang usaha guna mendorong tumbuhnya usaha baru.

8. Meningkatkan kapasitas manajemen dan akses permodalan bagi pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan koperasi.

9. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana umum daerah serta mengembangkan citra kota yang berwawasan lingkungan.

VisiTerwujudnya Lingkungan Sehat Kota Tegal Melalui Pembangunan Sanitasi Yang Partisipatif Menuju Masyarakat Sejahtera.

Misi 1. Meningkatkan kualitas lingkungan melalui

pembangunan sarana prasarana air bersih, air limbah, drainase dan persampahan

2. Meningkatkan partisipasi masyarakat melalui penjaringan aspirasi, pemberdayaan, kesetaraan gender dan kebersamaan dalam pembangunan sanitasi

3. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui peningkatan kualitas pelayanan publik sektor sanitasi dan membudayakan prilaku hidup bersih dan sehat.

Page 36: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal II - 22 

Visi misi Kota Tegal Visi misi Sanitasi 10. Meningkatkan infrastruktur jasa pelayanan perikanan

kelautan sesuai kewenangan pemerintah kota serta mengoptimalkan pemanfaatan potensi bahari (maritime) dalam mendukung perkembangan perekonomian daerah. 2.3 KEBIJAKAN UMUM DAN ARAH STRATEGI SANITASI KOTA TAHUN

2010-2014.

Mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD) Kota Tegal Tahun 2010-2014 maka arah kebijakan umum dan strategi

pembangunan sektor sanitasi mengacu kepada arah kebijakan umum dan

strategi pembangunan kota Tegal sebagai berikut:

2.3.1 Kebijakan Umum terkait pembangunan sektor sanitasi

a. Bidang Sosial Budaya 1. Kebijakan dalam urusan pendidikan diarahkan pada meningkatkan

penyediaan sarana dan prasarana pendidikan sanitasi

2. Kebijakan dalam urusan kesehatan diarahkan pada meningkatkan upaya

lingkungan yang sehat dan perilaku hidup bersih dan sehat,

3. Kebijakan dalam urusan kesehatan diarahkan pada meningkatkan

kapasitas sistem, organisasi dan individu dalam meningkatkan kesehatan

masyarakat Kota Tegal

4. Kebijakan dalam urusan kesehatan diarahkan pada meningkatkan kualitas

pelayanan kesehatan kepada masyarakat

5. Kebijakan dalam urusan kesehatan diarahkan pada meningkatkan

partisipasi masyarakat dalam pembiayaan kesehatan, sehingga

masyarakat mampu dapat mensubsidi masyarakat yang kurang mampu

6. Kebijakan dalam urusan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak

diarahkan pada meningkatkan pengarusutamaan gender (PUG) dalam

pembangunan sanitasi

7. Kebijakan dalam urusan pemberdayaan masyarakat desa/kelurahan

diarahkan pada memfasilitasi pengembangan masyarakat dan lembaga

kelurahan dalam melaksanakan pembangunan sanitasi

Page 37: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal II - 23 

b. Bidang Ekonomi 1. Kebijakan dalam urusan penanaman modal diarahkan pada meningkatkan

dukungan dari sisi SDM maupun infrastruktur sanitasi

2. Kebijakan dalam urusan penanaman modal diarahkan pada meningkatkan

promosi potensi dan peluang investasi di sektor sanitasi

c. Bidang Tata Ruang, Sarana dan Prasarana 1. Kebijakan dalam urusan penataan ruang diarahkan pada meningkatkan

keterlibatan para pelaksana pembangunan dalam rencana pemanfaatan

tata ruang sebagai dasar pelaksanaan pembangunan sanitasi

d. Bidang Perumahan 1. Kebijakan dalam urusan perumahan diarahkan pada meningkatkan

penataan lingkungan kawasan kumuh perumahan Kota Tegal

e. Bidang Pekerjaan Umum 1. Kebijakan dalam urusan pekerjaan umum diarahkan pada mewujudkan

keterpaduan perencanaan pembangunan saluran drainase kota dengan

perencanaan penataan ruang kota

2. Kebijakan dalam urusan pekerjaan umum diarahkan pada meningkatkan

dan memperhatikan relevansi kondisi kontur dalam perencanaan saluran

drainase/gorong yang masih kurang diperhatikan

3. Kebijakan dalam urusan pekerjaan umum diarahkan pada meningkatkan

kapasitas dan kualitas pelayanan saluran drainase/gorong-gorong

perkotaan dengan meningkatkan ketegasan sanksi dalam mengoptimalkan

fungsi saluran drainase

4. Kebijakan dalam urusan pekerjaan umum diarahkan pada meningkatkan

kualitas dan kuantitas saluran drainase perkotaan di wilayah Kota Tegal

5. Kebijakan dalam urusan pekerjaan umum diarahkan pada mewujudkan

sistem jaringan dan manajemen pengolahan air baku secara terpadu

6. Kebijakan dalam urusan pekerjaan umum diarahkan pada meningkatkan

keterlibatan masyarakat dalam pembangunan prasarana air minum

7. Kebijakan dalam urusan pekerjaan umum diarahkan pada meningkatkan

kuantitas dan kualitas sarana sanitasi kota melalui rencana induk sistem

sanitasi Kota Tegal

Page 38: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal II - 24 

8. Kebijakan dalam urusan pekerjaan umum diarahkan pada meningkatkan

keterlibatan masyarakat dalam pembangunan sarana pengelolaan air

limbah dalam skala komunitas

9. Kebijakan dalam urusan pekerjaan umum diarahkan pada meningkatkan

kapasitas air minum.

f. Bidang Komunikasi dan Informatika

1. Kebijakan dalam urusan komunikasi dan informatika diarahkan pada

meningkatkan kerjasama pemerintah daerah dengan mass media dalam

rangka penyebarluasan informasi pembangunan sanitasi.

2.3.2 Arah Strategi terkait pembangunan sektor sanitasi

a. Strategi Bidang Sosial Budaya 1. Meningkatkan mutu pelayanan sanitasi dan pemberdayaan masyarakat

2. Memanfaatkan peluang pendanaan anggaran sanitasi dari Pemerintah

Pusat dan Provinsi maupun dari banyak pihak yang peduli

3. Membebaskan biaya pelayanan sanitasi bagi masyarakat tidak

mampu/miskin

b. Strategi Ekonomi 1. Memfasilitasi iklim kondusif untuk investasi sektor sanitasi

c. Strategi Sarana dan Prasarana 1. Memelihara kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pelayanan

publik

2. Mengoptimalkan potensi hubungan kerjasama antar daerah dalam

memanfaatkan sumber daya alam untuk peningkatan pelayanan publik.

2.3.3 Tujuan, Sasaran Sanitasi dan Arahan Pentahapan Pencapaian Sektor Sanitasi.

Tujuan umum pembangunan sektor sanitasi Kota Tegal tahun 2009 –

2014 adalah untuk mendukung pencapaian Visi dan Misi Sanitasi Kota yang juga

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan arah dan tujuan

pembangunan Kota Tegal sebagaimana tertuang dalam dokumen RPJMD Kota

tegal.

Page 39: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal II - 25 

a. Tujuan Sektor Sanitasi 1. Meningkatkan lingkungan yang sehat dan bersih di Kota Tegal melalui

pengelolaan sanitasi kota yang berwawasan lingkungan.

2. Meningkatkan cakupan dan kualitas layanan air bersih untuk mendukung

pengelolaan sanitasi kota yang berwawasan lingkungan.

3. Mengefektifkan pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.

b. Sasaran Sektor Sanitasi 1. Tersedianya perencanaan pengelolaan sektor sanitasi skala kota yang

terintegrasi dan berkelanjutan.

2. Meningkatnya cakupan layanan sektor sanitasi melalui peningkatan

sarana prasarana sanitasi yang memadai.

3. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sektor sanitasi

yang mandiri dan berkelanjutan.

4. Meningkatnya akses masyarakat terhadap layanan air bersih melalui

peningkatan suplai dan sarana prasarana air bersih.

5. Meningkatnya peran serta masyarakat dan pemangku kepentingan kota

dalam peningkatan efektivitas pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat.

6. Terciptanya situasi yang kondusif untuk koordinasi dan integrasi kegiatan

pembangunan sanitasi di Kota Tegal.

c. Arahan pentahapan pencapaian sektor sanitasi Arahan pentahapan pencapaian pembangunan sektor sanitasi disusun

berdasarkan pilihan sistem dan penetapan zona sanitasi dengan

mempertimbangkan:

I. Arah pengembangan kota yang merupakan perwujudan dari visi dan

misi Kota Tegal dalam jangka panjang

II. Kepadatan penduduk Kota Tegal

III. Kawasan beresiko sanitasi

IV. Kondisi fisik wilayah (topografi dan struktur tanah)

Page 40: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal II - 26 

1. Sub sektor Air limbah Domestik

Seiring berkembangnya Kota Tegal menjadi kota Pusat Kegiatan

Wilayah (PKW) dalam Rencana Tata Ruang Wilayah di Provinsi Jawa Tengah

dan pertumbuhan jumlah penduduk yang semakin pesat, berakibat pada

meningkatnya volume pencemar khususnya yang berasal dari buangan

domestik, baik air limbah cucian dan kamar madi (grey water) dan limbah WC

(black water). Sehingga baik dalam jangka pendek atau menengah maupun

jangka panjang diperlukan suatu pengelolaan air limbah yang terpadu dalam

mendukung pembangunan sanitasi di Kota Tegal.

Di dalam SSK ini telah dilakukan penentuan wilayah prioritas

pengembangan sistem pengelolaan air limbah (apakah on site maupun off site)

secara umum. Beberapa kriteria telah digunakan dalam penentuan prioritas

tersebut, yaitu: kepadatan penduduk, klasifikasi wilayah (perkotaan atau

perdesaan), karakteristik tata guna lahan/Center of Business Development

(CBD) (komersial atau rumah tangga), serta resiko kesehatan lingkungan.

Berdasarkan kriteria tersebut dihasilkan suatu peta yang

menggambarkan kebutuhan sistem pengelolaan air limbah untuk perencanaan

pengembangan sistem. Peta tersebut terbagi dalam beberapa zonasi, dimana

zona tersebut sekaligus merupakan dasar bagi kota dalam merencanakan

pengembangan jangka panjang pengelolaan air limbah Kota Tegal, yang

ujungnya adalah pengelolaan air limbah terpusat (off site system).

Rencana pengembangan tersebut diilustrasikan sebagai berikut:

• Zona 1, merupakan area dengan tingkat resiko yang relative kecil yang

dapat diatasi dalam jangka pendek dengan pilihan system setempat (on site)

dengan skala rumah tangga (household based). Tahapan penanganannya

dengan kegiatan utama untuk perubahan perilaku dan pemicuan. Zona ini

mencakup 18 Kelurahan yang tersebar hampir diseluruh Kecataman di Kota

Tegal. Dalam peta diberi warna biru muda.

• Zona 2, merupakan area dengan tingkat resiko menengah yang dapat

diatasi dalam jangka pendek dengan perubahan perilaku dan oleh karena

merupakan daerah pada penduduk maka pemilihan system nya adalah

system setempat dengan pendekatan komunal (tidak berbasis rumah

tangga). Zona ini mencakup 4 kelurahan; Debong Tengah, Slerok,

Panggung dan Randu Gunting. Dalam peta diberi warna biru tua.

Page 41: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal II - 27 

• Zona 3, merupakan area dengan tingkat resiko relatif tinggi karena

merupakan kawasan padat dan kawasan bisnis (Central Business

District/CBD) yang harus diatasi dengan pilihan system terpusat (off site)

dalam jangka menengah. Zona ini mencakup 4 kelurahan; Pekauman,

Tegalsari, Mangkukusuman, Kraton. Dalam peta diberi warna merah hati.

• Zona 4, merupakan area dengan tingkat resiko sangat tinggi karena

merupakan kawasan padat, CBD serta kondisi topografi kurang

menguntungkan. Dalam jangka panjang harus diatasi dengan pilihan system

terpusat (off site). Zona ini mencakup Kelurahan Mintaragen. Dalam peta

diberi warna kuning.

Gambar 2.7. Peta Wilayah Prioritas Pengembangan Pengelolaan Air

Limbah Kota Tegal berdasarkan Data Penduduk tahun 2008

Page 42: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal II - 28 

2. Sub sektor Persampahan

Berdasarkan kriteria yang ada dalam Standar Pelayanan Minimun

(SPM), wilayah pengembangan pelayanan persampahan dapat diidentifikasi.

Terdapat 2 (dua) kriteria utama dalam penetapan prioritas penanganan

persampahan saat ini yaitu tata guna lahan/klasifikasi wilayah (komersial/CBD,

permukiman, fasilitas umum, terminal, dsb) dan kepadatan penduduk. Hasil dari

penentuan wilayah dan kebutuhan pelayanan persampahan Kota Tegal terdapat

3 (tiga) zona yang dapat diilustrasikan sebagai berikut:

• Zona 1, merupakan area yang harus terlayani dengan system tidak langsung

yakni dari rumah tangga ke Tempat Pengumpulan Sementara (TPS) baru ke

Tempat Pengolahan Akhir (TPA). Minimal 70% cakupan layanan harus

diatasi dalam jangka menengah (5 tahun) ke depan. Terdapat 15 kelurahan

dalam zona ini. Dalam peta diberi warna biru muda.

• Zona 2, merupakan area yang harus terlayani penuh 100% (full coverage)

dalam jangka waktu menengah dengan system layanan langsung dari

sumber ke TPA. Terdapat 3 (tiga) kelurahan dalam zona ini; Debong

Tengah, Debong Kidul dan Kejambon. Dalam peta diberi warna biru tua.

• Zona 3, merupakan area padat dan kawasan bisnis (Central Business

District/CBD) yang harus diatasi dengan pilihan system langsung ke TPA

dalam jangka waktu pendek. Zona ini mencakup 9 kelurahan; Pekauman,

Bandung, Tegalsari, Mintaragen, Slerok, Mangkukusuman, Panggung,

Kraton, Randugunting. Dalam peta diberi warna merah hati.

Page 43: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal II - 29 

Gambar 2.8 Peta Wilayah Prioritas Pengembangan Pengelolaan Persampahan Kota Tegal berdasarkan Data Penduduk Tahun 2008

3. Sub sektor Drainase Lingkungan Dalam menentukan wilayah pengembangan saluran drainase yang

sesuai dengan kebutuhan masing-masing wilayah di tingkat kelurahan, maka

disusun prioritas pengembangan sistem drainase. Penentuan daerah prioritas ini

disusun berdasarkan 5 (lima) kriteria seleksi yang mengacu ke SPM, yaitu

kepadatan penduduk, tata guna lahan (perdagangan, jasa, maupun

permukiman), daerah genangan air hujan, serta tingkat resiko kesehatan.

Page 44: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal II - 30 

Perencanaan penanganan ke depan dapat diilustrasikan sebagai berikut:

• Zona 1, merupakan area dengan tingkat resiko yang relative kecil yang

dapat diatasi dalam jangka panjang mencakup 15 kelurahan yang tersebar

hampir diseluruh Kecataman di Kota Tegal. Dalam peta diberi warna kuning

muda.

• Zona 2, merupakan area dengan tingkat resiko menengah yang dapat

diatasi dalam jangka menengah dan panjang mencakup 2 kelurahan;

Debong Kidul dan Kejambon. Dalam peta diberi warna biru hijau.

• Zona 3, merupakan area dengan tingkat resiko relatif tinggi karena

merupakan kawasan padat dan kawasan bisnis (Central Business

District/CBD) yang harus diatasi dalam jangka menengah, mencakup 4

kelurahan; Debong Tengah, Slerok, Panggung, Randugunting. Dalam peta

diberi warna biru.

• Zona 4, merupakan area dengan tingkat resiko sangat tinggi karena

merupakan kawasan padat, CBD serta kondisi topografi kurang

menguntungkan. Dalam jangka pendek harus diatasi. Zona ini mencakup 6

kelurahan; Muarareja, Pekauman, Tegalsari, Mintaragen, Mangkukusuman,

Kraton. Dalam peta diberi warna merah.

Gambar 2.9 Peta Wilayah Prioritas Pengembangan Pengelolaan Drainase Lingkungan Kota Tegal berdasarkan Data Penduduk Tahun 2008

Page 45: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal II - 31 

4. Sektor Air Bersih

Pengembangan infrastruktur air bersih di Kota Tegal dilakukan oleh

PDAM Kota Tegal sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), yang dituntut

meningkatkan pelayanan air bersih untuk masyarakat. Cakupan layanan PDAM

hingga saat ini baru mencapai 30%. Dalam jangka panjang direncanakan seluruh

masyarakat kota Tegal akan mendapatkan pelayanan PDAM baik dari aspek

kualitas, kuantitas, dan kontinuitas air yang lebih baik.

Sumber air bersih yang dominan lainnya di Kota Tegal adalah dengan

memanfaatkan sumur dalam (ABT) yang saat ini berjumlah 19 sumur dalam yang

dikelola oleh kelompok swadaya masyarakat.

Untuk mencapai sasaran tersebut PDAM Kota Tegal tengah berupaya

menambah sumber air baku dimana lokasi sumber air berada di Kabupeten

Tegal. Selanjutnya wilayah prioritas pengembangan air bersih disusun

berdasarkan beberapa kriteria, diantaranya tata guna lahan, kepadatan

penduduk, kualitas air dan kemampuan membayar masyarakat. Hasil

penyusunan prioritas ini dapat diilustrasikan sebagai berikut:

• Zona 1, merupakan area yang perlu penanganan jangka pendek dan

segera, mencakup 7 kelurahan; Muarareja, Pesurungan Lor, Pekauman,

Tegalsari, Mintaragen, Mangkukusuman, Kraton. Dalam peta diberi warna

merah.

• Zona 2, merupakan area yang perlu penanganan jangka menengah dan

panjang, meliputi 20 kelurahan. Dalam peta diberi warna biru.

Page 46: Strategi Sanitasi Kota Tegal

 

Strategi Sanitasi Kota Tegal II - 32 

Gambar 2.10 Peta Wilayah Prioritas Pengembangan Air Bersih Kota Tegal berdasarkan Data Penduduk Tahun 2008

Page 47: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal III - 1 

BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA

Strategi layanan sanitasi pada dasarnya adalah untuk mewujudkan

Tujuan dan Sasaran pembangunan sanitasi yang bermuara pada pencapaian

Visi dan Misi Sanitasi kota. Kota Tegal merumuskan strategi layanan sanitas

didasarkan pada isu-isu utama/strategis yang dihadapi pada saat ini. Paparan isu

strategis dan tantangan layanan sanitasi kota ini mencakup isu strategis aspek

non teknis yang terdiri dari aspek; kebijakan daerah dan kelembagaan,

keuangan, komunikasi, keterlibatan pelaku bisnis, pemberdayaan masyarakat,

aspek jender dan kemiskinan, serta aspek monitoring dan evaluasi. Sedangkan

paparan isu strategis aspek teknis terdiri dari; sub sektor air limbah domestik, sub

sektor persampahan, sub sektor drainase lingkungan, sektor air bersih dan aspek

perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

3.1 Isu Strategis Aspek Non Teknis Isu strategis aspek non teknis yang dimaksudkan dalam bagian ini

merupakan isu strategis pada tataran sektor sanitasi, sedangkan isu strategis

aspek non teknis yang terkait langsung dengan setiap sub sektor sanitasi akan

dipaparkan dalam sub bab isu strategis aspek teknis.

3.1.1 Kebijakan Daerah dan Kelembagaan

Dalam aspek kebijakan daerah dan kelembagaan, isu strategis yang

menjadi dasar pertimbangan adalah:

1. Tingkat Sistem Adanya substansi Perda No. 11 tahun 1987 tentang Bangunan yang

mendukung penyediaan sarana dan prasarana sanitasi yang baik dan

sehat secara mandiri oleh masyarakat Kota Tegal.

Adanya rintisan program koordinatif penyediaan sarana dan prasarana

sanitasi yang pro-poor dengan adanya pencanangan program Tegal Sehat

mulai 2010 dalam GERBANGMAS Kota Bahari.

Adanya dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD), dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang sudah memuat

kebijakan Pemerintah Kota Tegal dalam pembangunan sanitasi.

Page 48: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal III - 2 

Pemerintah Kota telah mulai memisahkan fungsi regulator dan operator

untuk pengelolaan sanitasi, yang ditujukan untuk mengoptimalkan layanan

sanitasi bagi masyarakat Kota Tegal.

Saat ini Pemerintah Kota belum memiliki kebijakan dasar yang memuat

substansi yang tegas untuk mengarahkan pola tindak seluruh pihak baik

Pemerintah, masyarakat maupun swasta dalam pembangunan dan

pengelolaan sanitasi di Kota Tegal.

Sistem penegakan aturan yang terkait dengan pengelolaan sanitasi, air

bersih dan pengembangan prilaku hidup bersih dan sehat yang dijalankan

saat ini masih kurang optimal.

Saat ini Pemerintah Kota belum memiliki desain pola kerjasama yang

spesifik akan dijalankan dengan Pemerintah Kota / Kabupaten lain dan

Pihak Ketiga dalam pengelolaan layanan sanitasi di Kota Tegal.

2. Tingkat Organisasi Keberadaan organisasi Kelompok Kerja (Pokja) Sanitasi Kota Tegal dapat

dijadikan sebagai motor penggerak untuk membantu SKPD-SKPD

Pemerintah Kota dalam mendorong kinerja pengelolaan sanitasi, air bersih

dan pengembangan prilaku hidup bersih dan sehat di Kota Tegal.

Keberadaan Pokja AMPL Provinsi Jawa Tengah, Tim Teknis

Pembangunan Sanitasi, dan Pokja AMPL Pusat yang mendukung upaya

pembangunan sanitasi, air bersih, dan pengembangan prilaku hidup bersih

dan sehat di Kota Tegal.

Keterbatasan eselon KLH telah menjadi kendala untuk menjalankan proses

strategis pengkoordinasian kegiatan pengelolaan sanitasi yang memenuhi

kaidah pengelolaan lingkungan secara lebih efektif dan efisien.

Pendistribusian tugas terkait sanitasi pada organisasi operator saat ini

masih kurang jelas.

Mekanisme dan prosedur layanan sanitasi yang diterapkan oleh masing-

masing SKPD penanggungjawab layanan sanitasi di Kota Tegal saat ini

belum berada dalam kondisi yang optimal untuk mendukung penyediaan

layanan sanitasi yang efektif dan efisien.

3. Tingkat Individu SKPD-SKPD penanggungjawab layanan pengelolaan sanitasi di Kota

Tegal saat ini masih berhadapan dengan masalah keterbatasan personil

yang memiliki pengetahuan, dan keterampilan teknis yang mendukung

optimalitas pengelolaan sarana dan prasarana serta layanan.

Page 49: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal III - 3 

Kelompok Kerja (Pokja) Sanitasi Kota Tegal saat ini masih berhadapan

dengan masalah keterbatasan pengetahuan dan keterampilan tentang

teknik pengelolaan sanitasi. Hal ini menjadi kendala bagi Pokja untuk dapat

menjalankan tugas dan fungsi koordinasi yang terkait dengan hal teknis

pengelolaan sanitasi.

3.1.2 Keuangan Ada peluang pendanaan dari APBN berupa DAK sanitasi, belanja instansi

vertikal (K/L), dan APBD Propinsi berupa dana bantuan keuangan dan

dana vertikal/ satker propinsi untuk pembangunan sanitasi.

Kemampuan APBD kota dalam membiayai pembangunan sanitasi belum

optimal dan belum efektif.

Kurangnya pemahaman tentang aspek sanitasi dari anggota Tim

Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) dan Panitia Anggaran DPRD.

Belum masuknya aspek sanitasi kedalam dokumen perencanaan kota

(KUA, PPAS, RKA).

3.1.3 Komunikasi

Ada peluang untuk memanfaatkan lebih banyak ragam media untuk

sosialisasi pentingnya Sanitasi.

Adanya media massa milik Pemda (Sebayu FM) dan majalah (Warta

Bahari) yang bisa digunakan untuk promosi.

Advokasi isu sanitasi harus terintegrasi dan tidak dilakukan secara

parsial/sektoral dan tidak terpadu untuk suatu target keluaran (output) yang

terukur dalam perencanaan jangka waktu tertentu oleh komunikator (pelaku

komunikasi).

Kejelasan mekanisme untuk kualitas pengemasan pesan kunci, materi dan

perangkat (tools) yang dibutuhkan untuk kelompok sasaran advokasi

(DPRD, SKPD, Panitia Anggaran, Program/Donor) belum optimal.

Belum optimalnya perluasan jaringan, aliansi dan kemitraan dari berbagai

kelompok sasaran (media massa, sekolah, universitas, jaringan

keagamaan, posyandu) bagi percepatan pembangunan sanitasi skala kota.

Belum disadarinya posisi penting Pokja Sanitasi Kota Tegal oleh berbagai

program, proyek, donor, institusi bahwa Pokja merupakan payung

perencanaan dan koordinasi pembangunan sanitasi.

Belum terbangun sistem informasi sanitasi kota untuk pemangku

kepentingan (stakeholders) seperti pertemuan berkala bagi lembaga-

Page 50: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal III - 4 

lembaga dan stakeholders penting yang berpotensi sebagai pemicu dan

focal point dalam mendukung percepatan pembangunan sanitasi.

Berbagai saluran dan sumber dana untuk kegiatan komunikasi selama ini

masih berjalan secara sektoral dan belum terintegrasi dalam pesan sanitasi

yang efektif dan akurat.

Ketrampilan personil yang belum optimal dalam menjaga kualitas

pengemasan isu dalam materi-materi dan perangkat komunikasi kreatif.

3.1.4 Keterlibatan Pelaku Bisnis

Dalam aspek keterlibatan pelaku bisnis, isu strategis yang menjadi

dasar pertimbangan adalah:

Sudah ada beberapa pelaku bisnis yang terlibat dalam layanan sanitasi di

Kota seperti para pengepul dan pengolah sampah, pengusaha daur ulang

sampah, dan usaha sedot kakus/wc. Hal ini merupakan peluang yang bisa

dikembangkan lebih lanjut baik dalam bentuk kemitraan antara pemerintah

dan swsata maupun yang dikelola penuh oleh pihak swasta.

Sudah ada inisiatif usaha masyarakat untuk pemasaran hasil daur ulang

sampah walaupun masih terbatas. Khususnya pemasaran hasil composting

masih dalam skala lokal dan belum dapat dipasarkan secara masal. Inisiatif

beberapa usaha kecil sudah ada dan perlu penguatan untuk

pengembangan ke depan.

Adanya keterbatasan lahan dalam promosi investasi investasi dalam sektor

sanitasi yang bisa dikalola secara bisnis (full cost recovery) sehingga masih

diperlukan penguatan kemitraan untuk meraih peluang investasi swasta di

bidang sanitasi.

Sudah ada program Corporate Social Responsibility (CSR) dari beberapa

perusahaan di Kota Tegal namun belum terkoordinasi dengan baik

khususnya dalam sektor sanitasi.

3.1.5 Pemberdayaan Masyarakat, Aspek Jender dan Kemiskinan Dalam aspek pemberdayaan masyarakat, aspek jender dan kemiskinan,

isu strategis yang menjadi dasar pertimbangan adalah:

Dukungan lembaga formal dan informal di masyarakat (PKK, Kelurahan,

kecamatan, Posyandu, Puskesmas, RT/RW, Pengajian/Yassinan), Tokoh

Masyarakat, Tokoh Agama, sudah ada sebagai sarana sosialisasi program

dan pengelolaan sanitasi.

Page 51: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal III - 5 

Masyarakat sudah berkontribusi/swadaya dalam bentuk In-kind dan In-cash

dalam pembangunan dan pengelolaan sanitasi (air limbah, persampahan,

drainase lingkungan).

Perempuan diberi kesempatan untuk menyampaikan usulan dan

mengambil keputusan dalam pengadaan sarana sanitasi di rumah tangga.

Sudah ada pembagian tugas dan tukar peran antara laki-laki dan

perempuan untuk berbagai jenis kegiatan rumah tangga.

Dukungan SKPD terkait sanitasi cukup tinggi terhadap pembangunan

sanitasi kota dalam bentuk dana operasional, program, perangkat kerja, dll

Sosialisasi pada masyarakat tentang pengelolaan sarana sanitasi belum

memadai

Belum efektifnya lembaga lokal dalam pengelolaan sarana sanitasi.

3.1.6. Aspek Monitoring dan Evaluasi

Belum ada mekanisme pemantauan berkala dan evaluasi untuk mengukur

keberhasilan kegiatan komunikasi sanitasi di tingkat individu dan

masyarakat.

Kualitas individu dalam penyelenggaraan sekaligus pemantauan indikator

keberhasilan upaya advokasi bagi setiap isu/permasalahan sub sektor

serta berbagai aspek pendukung pembangunan sanitasi perlu peningkatan.

Belum adanya kebijakan yang menegaskan hak dan kewajiban, peran

dalam monitoring dan evaluasi program-program sanitasi secara terpadu

dan terintegrasi.

3.2 Aspek Teknis dan PHBS

Seperti sudah dijelaskan di atas, bahwa isu strategis aspek teknis ini tidak

hanya memuat tentang isu teknis saja tetapi juga memaparkan tentang aspek

non teknis yang melekat dan terkait langsung dengan setiap sub sektor sanitasi

dan sektor air bersih.

3.2.1. Sub Sektor Air Limbah Domestik Isu-isu utama/strategis yang teridentifikasi dalam pengelolaan sub-

sektor Air Limbah di Kota Tegal terdiri dari isu teknis operasional maupun non

teknis. Masalah teknis operasional berkaitan dengan layanan pengelolaan air

limbah dan ketersediaan sarana prasarananya, sedangkan isu non teknis adalah

masalah operasional yang muncul yang terkait dengan dukungan aspek-aspek

Page 52: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal III - 6 

lain dalam pengelolaan air limbah. Adapun isu-isu strategis dalam pengelolaan

air limbah di Kota Tegal adalah sebagai berikut:

1) Isu teknis operasional layanan pengelolaan air limbah domestik

Masyarakat Kota Tegal sebagian besar menggunakan tangki septik untuk

mengolah air limbah rumah tangga, namun sebagian besar fasilitas tangki

septiknya masih belum memenuhi standar teknis yang ditetapkan.

Disamping itu, permintaan warga dalam pelayanan sedot tinja untuk

melakukan pengurasan tangki septik juga masih rendah. Padahal tangki

septik memerlukan pengurasan paling tidak sekali dalam 5 tahun.

Sebagian masyarakat Kota Tegal telah memperoleh layanan MCK Umum

maupun MCK plus (Sanimas) yang berbasis komunal, namun operasional

dan pemeliharaannya belum berjalan optimal.

Di daerah yang padat penduduk di wilayah Tegal Timur dan sebagian

Tegal Barat, jarak antar rumah/bangunan berdekatan, sehingga

menyulitkan masyarakat dalam mengatur jarak antara bidang resap

buangan efluen dari tangki septik dengan sumur gali sesuai standar teknis.

Selain itu kondisi muka air tanah yang tinggi akibat genangan dan rob juga

menyulitkan dalam pembangunan tangki septik dan pembuangan

efluennya.

Masih rendahnya permintaan masyarakat atas jasa layanan pengurasan

limbah tinja dan pengolahan limbah industri perikanan menyebabkan

pemanfaatan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) Muarareja dan

Instalasi Pengolahan Limbah (IPAL) Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP)

tidak berjalan optimal, disamping masih kurang perhatiannya Pemerintah

Kota terhadap pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas tersebut.

Masih banyak masyarakat yang membuang black water dan grey water

secara langsung maupun terselubung ke saluran drainase dan badan air

tanpa mengalami pengolahan terlebih dahulu. Hal ini berarti pencemaran

akibat pembuangan air limbah yang tidak terkontrol telah menyebabkan

pencemaran air di badan air.

2) Isu kebijakan daerah dan kelembagaan

Adanya program bantuan penyediaan sarana pengolahan air limbah

domestik bagi kalangan masyarakat berpenghasilan rendah (pro poor),

seperti terlihat dalam program pengadaan jamban keluarga bagi

masyarakat miskin.

Page 53: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal III - 7 

Sudah adanya lembaga pelaksana teknis (operator) yaitu UPTD

Pengolahan Limbah Tinja di Diskimtaru, yang bertanggung jawab secara

khusus untuk memberikan layanan pengolahan limbah tinja di IPLT

Margadana.

Tersedianya Perda pendukung bagi penyediaan sarana dan kegiatan

pengelolaan air limbah domestik yaitu Perda No. 11 tahun 1987 tentang

Bangunan dan Perda No. 7 tahun 2003 tentang retribusi penyedotan

kakus. Namun substansinya belum menegaskan hak dan kewajiban serta

pola tindak yang perlu dilakukan oleh berbagai pihak dalam pengelolaan air

limbah domestik yang memenuhi kaidah pengelolaan lingkungan secara

baik. Selain itu penegakkan aturan tersebut masih belum optimal.

Organisasi/lembaga pengelola layanan air limbah masih lemah dalam

melaksanakan fungsi operasi dan pemeliharaan karena keterbatasan

sumber daya manusia, anggaran serta sistem pengelolaan air limbah

domestik di Kota Tegal yang masih belum terintegrasi.

Sistem layanan pengelolaan air limbah belum dirancang untuk terintegrasi

antar SKPD, dan juga belum menetapkan dengan tegas pola kerjasama

dengan swasta yang akan dijalankan oleh Pemerintah Kota Tegal dalam

pengelolaan air limbah domestik skala kota.

3) Isu keuangan

Komitmen Pemkot Tegal terhadap pembangunan sub sektor air limbah

domestik makin meningkat dengan indikasi belanja publik dan trend alokasi

anggaran sub sektor air limbah meningkat dari tahun ke tahun.

Pendapatan kota Tegal (termasuk dari retribusi sedot kakus) meningkat

rata-rata 2,5% tiap tahun.

Pendapatan dari retribusi sanitasi persampahan dan sedot tinja masih bisa

dikembangkan, mengingat potensinya jauh melebihi realisasi yang ada

saat ini.

Tersedia sumber-sumber potensial pendanaan sanitasi alternatif

(pendanaan berbasis masyarakat), seperti misalnya BKK dan BKM/KSM

yang berpotensi memfasilitasi dalam mengakses pendanaan dan bahkan

menyediakan pendaanaan kepada masyarakat terkait pembangunan

sarana air limbah domestik sederhana.

Page 54: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal III - 8 

4) Isu komunikasi

Sudah ada hasil Media Mapping yang handal dan mutakhir yang dapat

digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan program dan kegiatan

komuniasi terkait pembangunan sub sektor air limbah.

Rendahnya prioritas pembahasan regulasi pengelolaan air limbah domestik

di kalangan DPRD, SKPD dan Panitia Anggaran.

Lemahnya keterlibatan jaringan dan aliansi kemitraan yang telah terbina

selama ini dalam sosialisasi bersama akan akibat dari pencemaran limbah

cair.

Kurangnya keterlibatan dan kerjasama antar sesama lembaga dan

program yang terkait dalam pengelolaan air limbah domestik.

Lemahnya pengetahuan dan kesadaran akan bahaya pencemaran air

limbah domestik.

Sosialisasi kurang efektif karena tidak menjangkau seluruh pemangku

kepentingan kunci (key stakeholder).

5) Isu keterlibatan pelaku bisnis

Telah tersedianya truk sedot dan angkut lumpur tinja oleh Pemkot dan

Swasta yang bisa dikembangkan lagi karena potensi pasar (pemakai tangki

septik yang aman) masih dapat dikembangkan.

Masih ada pihak swasta usaha sedot kakus yang membuang lumpur tinja

ke sungai dan mencemari lingkungan sehingga diperlukan pengaturan

yang jelas dan tegas.

6) Isu peran serta masyarakat

Operasional dan Maintenance MCK Umum dan MCK Plus (Sanimas)

belum optimal.

Masyarakat belum terbiasa untuk menjalankan pemeliharaan sarana

pengolahan air limbah domestik yang telah dibangun, ketergantungan

kepada pemerintah masih tinggi.

Masih ada 7,2% penduduk yang Buang Air Besar Sembarangan (hasil studi

EHRA)

Pemanfaatan saluran drainase dan badan air untuk buangan air limbah

secara langsung maupun secara terselubung

Page 55: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal III - 9 

3.2.2. Sub Sektor Persampahan Isu-isu utama/strategis yang teridentifikasi dalam pengelolaan sub-

sektor Persampahan di Kota Tegal terdiri dari isu teknis operasional maupun non

teknis. Masalah teknis operasional berkaitan dengan layanan pengelolaan

persampahan dan ketersediaan sarana prasarananya, sedangkan isu non teknis

adalah masalah operasional yang muncul yang terkait dengan dukungan aspek-

aspek lain dalam pengelolaan persampahan. Adapun isu-isu strategis dalam

pengelolaan persampahan di Kota Tegal adalah sebagai berikut:

1) Isu teknis operasional layanan pengelolaan persampahan

Terbatasnya fasilitas pengumpulan sampah (TPS, Kontainer dan Transfer

depo) di lokasi-lokasi strategis akibat keterbatasan lahan penempatan

fasilitas tersebut. Hal tersebut juga disebabkan oleh adanya penolakan

dari warga masyarakat dalam penempatan fasilitas pengumpulan

sampah.

Keterbatasan armada pengangkutan serta lemahnya manajemen

pengangkutan sampah menyebabkan tertumpuknya sampah di TPS dan

kontainer yang menimbulkan polusi bau dan lingkungan di sekitar TPS

dan kontainer.

Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Muarareja belum layak secara teknis,

karena masih menggunakan sistem open dumping. Selain itu, masa

pakai/sewa lahan TPA akan segera berakhir pada tahun 2010, sehingga

Pemerintah Kota Tegal harus segera mencari lokasi alternatif

penempatan TPA skala kota maupun regional sebelum masa pakai/sewa

TPA Muarareja berakhir.

Partisipasi masyarakat dalam pengumpulan sampah dari rumah tangga

ke TPS/kontainer sudah berjalan di beberapa kelurahan di wilayah Tegal

Timur, Tegal Barat dan sebagian Margadana. Program reduksi sampah

oleh masyarakat melalui komposting skala rumah tangga juga telah

dilakukan di beberapa kelurahan di wilayah Tegal Timur, Tegal Barat dan

sebagian Margadana melalui stimulan komposter (pilot project).

Belum dioperasikannya komposting skala kota di TPA Muarareja

menyebabkan program reduksi sampah melalui program 3R belum

berjalan optimal.

Page 56: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal III - 10 

2) Isu kebijakan daerah dan kelembagaan

Telah mulai dilakukannya program pemicuan pengolahan kompos skala

rumah tangga di beberapa wilayah percontohan dalam rangka memicu

minat untuk mengurangi sampah di lingkungan rumah tangga (reducing).

Sudah adanya lembaga pelaksana teknis (operator) yaitu UPTD

Pengolahan Sampah di Diskimtaru, yang bertanggung jawab secara

khusus untuk memberikan layanan pengolahan sampah di TPA

Muarareja.

Perda No. 26 tahun 1981 jo Perda No. 6 tahun 1995 tentang

Penyelenggaraan Kebersihan Kota dan Pengumpulan serta Pembuangan

Sampah-Sampah / Kotoran-Kotoran belum sepenuhnya sejalan dengan

upaya Pemerintah Kota Tegal untuk mendorong pengelolaan sampah

dengan prinsip 3R di Kota Tegal. Perda ini pun belum sepenuhnya

sejalan dengan arah pola pengelolaan sampah yang diatur dalam UU No.

18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.

Saat ini Pemerintah Kota Tegal masih mengalami kesulitan untuk

menemukan skema kelembagaan pengelolaan sampah regional yang

tepat dan realistis guna pemecahan masalah sampah Kota Tegal karena

habisnya masa kontrak TPA Muarareja.

3) Isu keuangan

Keterbatasan kemampuan pendanaan APBD kota Tegal mengakibatkan

anggaran yang dialokasiakan untuk pengelolaan persampahan terbatas

sehingga dalam penganggaran menganut sistem prioritas

Keterbatasan pendanaan disebabkan belum tercantumnya aspek sanitasi

belum sepenuhnya menjadi program prioritas dalam dokumen – dokumen

perencanaan kota yang ada

4) Isu komunikasi

Media yang digunakan untuk sosialisasi dan promosi persampahan

kurang menarik

5) Isu keterlibatan pelaku bisnis

Sudah ada beberapa usaha pengepul dan pengolah sampah yang cukup

potensial dalam mendukung program Reduce, Re-use dan Recycle (3 R)

yang diperkenalkan Pemerintah.

Page 57: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal III - 11 

6) Isu peran serta masyarakat

Partisipasi warga dalam pengangkutan sampah dari rumah ke TPS sudah

cukup tinggi dan dilakukan secara swadaya.

Adanya upaya oleh masyarakat untuk mereduksi sampah skala rumah

tangga dengan cara komposting memalui pilot project (Tegal Timur dan

Tegal Barat)

3.2.3. Sub Sektor Drainase Lingkungan

Isu-isu utama/strategis yang teridentifikasi dalam pengelolaan sub-sektor

Drainase Lingkungan di Kota Tegal terdiri dari isu teknis operasional maupun non

teknis. Masalah teknis operasional berkaitan dengan layanan pengelolaan

drainase lingkungan dan ketersediaan sarana prasarananya, sedangkan isu non

teknis adalah masalah operasional yang muncul yang terkait dengan dukungan

aspek-aspek lain dalam pengelolaan drainase lingkungan. Adapun isu-isu

strategis dalam pengelolaan drainase lingkungan di Kota Tegal adalah sebagai

berikut:

1) Isu teknis operasional layanan pengelolaan drainase lingkungan

Sistem drainase kota sebagian besar telah terbangun dengan

memanfaatkan sistem drainase makro Sungai Gung, Sungai Sibelis,

Sungai Kemiri dan Sungai Gangsa, namun belum melalui

perencanaan sistem drainase yang terintegrasi. Hal ini terbukti

dengan belum adanya Master Plan drainase Kota Tegal.

Kondisi topografi yang cenderung datar dan posisi Kota Tegal yang

berada di wilayah hilir memiliki resiko genangan dan banjir yang

tinggi.

Pembangunan dan Pemeliharaan sarana prasarana darinase

lingkungan belum berjalan optimal.

Frekuensi terjadinya rob yang tinggi yang berdampak pada

timbulnya genangan di area permukiman di wilayah utara Kota

Tegal belum mendapatkan penanganan yang komprehensif.

Pengembangan sistem polder di wilayah Margadana untuk

meminimalisir terjadinya banjir di wilayah Margadana dan Tegal

Barat. Sistem ini juga berpotensi untuk direplikasi dalam penangan

banjir/genangan akibat rob.

Page 58: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal III - 12 

2) Isu kebijakan daerah dan kelembagaan

Adanya Program Stimulan Pembangunan Desa (PSPD) yang

merupakan program bantuan Pemerintah Kota bagi masyarakat di

wilayah miskin untuk memastikan ketersediaan sarana drainase

lingkungan dengan dimensi ± 0,4m yang dilaksanakan oleh Dinas

Pekerjaan Umum.

Saat ini belum ada kebijakan Pemerintah Kota yang menegaskan

tentang kewajiban masyarakat untuk membangun dan memelihara

sarana drainase lingkungan secara mandiri, dan memastikan integrasi

drainase lingkungan dengan drainase primer dan sekunder di Kota

Tegal.

3) Isu keuangan

Keterbatasan anggaran untuk sub sektor drainase sebagai akibat dari

sulitnya mengusulkan kegiatan dalam pembangunan dan pengelolaan

drainase lingkungan.

Kegiatan pembangunan drainase belum dikaitkan dengan kegiatan

lain sebagai suatu kesatuan dari kegiatan pembangunan jalan, dan

belum dikaitkan dengan aspek makro ekonomi. Dimana apabila

drainase kota baik akan membantu meningkatkan roda perekonomian

(biaya akibat banjir ditekan).

4) Isu komunikasi

Kurangnya kegiatan sosialisasi dan informasi tentang fungsi drainase

5) Isu peran serta masyarakat

Rendahnya kesadaran dan pemahaman masyarakat dalam

pemeliharaan saluran drainase.

3.3.4. Sektor Air Bersih

Isu-isu utama/strategis yang teridentifikasi dalam pengelolaan Sektor Air

Bersih di Kota Tegal terdiri dari isu teknis operasional maupun non teknis.

Masalah teknis operasional berkaitan dengan layanan pengelolaan air bersih dan

ketersediaan sarana prasarananya, sedangkan masalah non teknis adalah isu

operasional yang muncul yang terkait dengan dukungan aspek-aspek lain dalam

pengelolaan air bersih. Adapun isu-isu strategis dalam pengelolaan air bersih di

Kota Tegal adalah sebagai berikut:

Page 59: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal III - 13 

1) Isu teknis operasional layanan pengelolaan air bersih

• PDAM Kota Tegal telah dinilai sebagai perusahaan yang sehat.

• Kota Tegal terdapat 19 sumber air bersih dari sumur artetis yang bisa

dimanfaatkan (PU: 10 sumur, Bappermas: 9 sumur).

• Sudah ada kerjasama PDAM dan Dinkes tentang pengujian kualitas

air.

• Kondisi topografi kota Tegal memungkinkan pembangunan jaringan

perpipaan dengan sistem gravitasi.

• Suplai air baku untuk air bersih dengan debit sangat rendah sehingga

tidak menjangkau seluruh kawasan (cakupan layanan rendah).

• Terjadinya intrusi air laut dan penurunan kualitas air sumur dangkal.

• Sebagian besar sarana pengolahan air bersih sudah usang sehingga

terjadinya kebocoran air yang cukup tinggi.

• Belum efektifnya program/himbauan untuk hemat air.

• Kontrol untuk penggunaan/eksploitasi Air Bawah Tanah (ABT) belum

ada.

2) Isu kebijakan daerah dan kelembagaan

• Komitmen Pemda yang tinggi untuk penyediaan air bersih yang

ditunjukkan dari adanya program penyediaan air bersih untuk

masyarakat miskin di wilayah rawan air, dan upaya untuk memperkuat

kerjasama daerah dalam rangka pemastian penyediaan air baku.

Program bantuan penyediaan air bersih bagi masyarakat miskin di

wilayah rawan air saat ini telah berjalan cukup baik di Kota Tegal.

Program ini ditangani oleh Dinas Pekerjaan Umum dan dikelola oleh

organisasi kemasyarakatan air minum sederhana (OM-AMS) di

tingkat RW.

• Pola pembinaan antar SKPD (Dinas Pekerjaan Umum – PDAM –

Bappermas) terhadap Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) atau

OM-AMS telah dijalankan secara terintegrasi.

• Saat ini telah ada beberapa OM-AMS yang telah mampu mengelola

layanan penyediaan air bersih di tingkat masyarakat secara baik di

Kota Tegal.

• Pemerintah Kota Tegal masih mengalami kesulitan untuk menemukan

skema kelembagaan kerjasama regional yang tepat dan realistis

dalam proses pembahasan kerja sama guna pemecahan masalah

Page 60: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal III - 14 

keterbatasan sumber air baku. Proses pembahasan kerja sama

tersebut saat ini masih sedang berlangsung.

3) Isu keuangan

• Rendahnya sektor pembiayaan sehingga tidak mampu melakukan

terobosan untuk meningkatkan cakupan pelayanan, misalnya

partisipasi pemda/penyertaan modal pemda, dll.

• Tarif air bersih PDAM Kota Tegal saat ini yang telah mendukung

biaya operasional layanan air minum dapat menjadi kekuatan

pendorong bagi optimalisasi layanan air bersih di Kota Tegal.

• Belum digali sumber pendanaan selain dari arus kas perusahaan dan

dari penyertaan modal pemda, misalnya hibah baik dari donor

maupun pemerintah pusat.

4) Isu keterlibatan pelaku bisnis

• Sudah ada beberapa usaha penjual air bersih baik penjual air keliling,

dan terminal air, namun belum terpantau dan terkoordinir.

5) Isu peran serta masyarakat

• Adanya kelembagaan swadaya di tingkat masyarakat untuk dilibatkan

dalam pengelolaan air bersih.

• Tingkat kemauan masyarakat untuk membayar air bersih cukup tinggi

dan sudah menjadi barang ekonomis.

• Masyarakat masih menganggap bahwa kualitas dan debit air PDAM

rendah.

• Kesadaran masyarakat rendah tentang perlunya penghematan

pengunaan air.

3.2.5. Aspek PHBS

Isu-isu utama/strategis yang teridentifikasi dalam pengelolaan Aspek

PHBS di Kota Tegal terdiri dari isu teknis operasional maupun non teknis.

Masalah teknis operasional berkaitan dengan layanan pengelolaan PHBS dan

ketersediaan sarana prasarananya, sedangkan isu non teknis adalah masalah

operasional yang muncul yang terkait dengan dukungan aspek-aspek lain dalam

PHBS. Adapun isu-isu strategis dalam pengelolaan PHBS di Kota Tegal adalah

sebagai berikut:

Page 61: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal III - 15 

1) Isu teknis operasional layanan pengelolaan PHBS

• Adanya program upaya kesehatan berbasis masyarakat/UKBM

(kelurahan siaga, posyandu) yang didukung oleh kader PHBS aktif.

• Kerjasama dengan ormas dalam peningkatan PHBS sudah mulai

dijalankan.

• Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai PHBS di Kota

Tegal (puskesmas, pustu) dan Media Informasi yang dikelola oleh

Pemkot.

• Upaya kaderisasi kader PHBS belum optimal.

• Komuter berpotensi mempengaruhi pola PHBS ke warga masyarakat

kota Tegal.

2) Isu kebijakan daerah dan kelembagaan

• Sudah ada Pokja Sanitasi Kota dan Tim Koordinasi Kota Sehat yang

dapat mendorong upaya pengembangan prilaku hidup bersih dan

sehat di Kota Tegal .

• Pemerintah Kota Tegal saat ini telah memiliki berbagai program

pemicuan guna mendorong prilaku hidup bersih dan sehat yang dapat

terus dioptimalkan keberlanjutannya.

• Berbagai program dan upaya untuk mendorong prilaku hidup bersih

dan sehat yang ada di Kota Tegal saat ini belum terdukung dengan

pola monitoring dan evaluasi yang dapat menjamin integrasi dan

sinkronisasi pelaksanaan program-program tersebut oleh berbagai

pihak.

3) Isu keuangan

• Adanya dukungan dana dari APBD kota kepada Dians Kesehatan dan

Bapermas dalam upaya sosialisasi dan implementasi program dan

kegiatan PHBS.

• Adanya pendanaan alternatif untuk sosialisasi kesehatan dari dana

bagi hasil cukai tembakau.

• Sudah ada alokasi anggaran untuk pendataan PHBS walaupun masih

belum otimal untuk mendata semua indikator PHBS terkait sanitasi.

• Belum digunakannya dana dekonsentrasi untuk membiayai kegiatan

PHBS.

Page 62: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal III - 16 

4) Isu komunikasi

• Adanya forum media yang dapat mendorong PHBS yaitu Forum

siaran bersama; radio; forum komunikasi wartawan.

• Media pengembangan promosi kesehatan untuk PHBS masih sangat

kurang dan belum dikemas secara menarik.

5) Isu keterlibatan pelaku bisnis

6) Isu peran serta masyarakat

• Adanya partisipasi aktif dari lembaga formal, informal dan masyarakat

dalam mendukung program PHBS.

• Belum adanya pelibatan laki-laki secara seimbang dalam promosi

PHBS

• Kesadaran masyarakat untuk indikator sanitasi sangat sulit dicapai

(seperti: membuang sampah sembarangan,BABS, CTPS, dll)

• Kebiasaan masyarakat yang tinggal di bantaran sungai, membuang

sampah dan BAB di sungai

Page 63: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal  IV‐1 

BAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA

Bab ini merupakan inti dari Strategi Sanitasi Kota Tegal tahun 2010-2014 yang

akan memaparkan tentang tujuan, sasaran dan tahapan pencapaian serta strategi utama

setiap sub sektor sanitasi, sektor air bersih dan strategi aspek pendukung layanan sanitasi.

4.1 TUJUAN, SASARAN, DAN TAHAPAN PENCAPAIAN 4.1.1 Sub Sektor Air Limbah Tujuan:

Meningkatkan lingkungan yang sehat dan bersih di Kota Tegal melalui pengelolaan

air limbah domestik dan industri rumah tangga yang berwawasan lingkungan.

Sasaran: 1. Tersedianya perencanaan pengelolaan air limbah domestik dan industri rumah

tangga skala perkotaan pada akhir tahun 2014

2. Meningkatkan cakupan kepemilikan jamban keluarga dengan penggunaan

tangki septik dari 85% menjadi 90% pada akhir tahun 2014.

3. Meningkatnya jumlah dan cakupan layanan pengelolaan air limbah secara

komunal dari 5 unit menjadi 10 unit di wilayah padat kumuh miskin perkotaan di

akhir tahun 2014. 

4. Tersedianya dan berfungsinya IPAL Komunal untuk industri rumah tangga dari

3 unit menjadi 5 unit pada akhir tahun 2014.

5. Meningkatnya efektivitas layanan pengelolaan Air Limbah Domestik skala kota

dari 60 KK/bulan menjadi 100 KK/bulan pada akhir tahun 2014.

4.1.2 Sub Sektor Persampahan Tujuan:

Mewujudkan lingkungan yang sehat dan bersih di Kota Tegal melalui peningkatan

kualitas dan kuantitas pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan untuk

seluruh kota di atas Standar Pelayanan Minimum/SPM.

Sasaran: 1. Meningkatnya efektivitas layanan pengelolaan persampahan dari 67% menjadi

80% pada akhir tahun 2014.

2. Mengurangi timbulan sampah post collection hingga 50 m3/hari pada tahun

2014.

Page 64: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal  IV‐2 

3. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah dengan

sistem 3R (reduce, reuse dan recycle) skala rumah tangga dari 1% menjadi 5%

pada tahun 2014. 

4.1.3 Sub Sektor Drainase Lingkungan Tujuan: Meningkatkan Iingkungan yang sehat dan bersih di Kota Tegal melalui penyediaan

sarana dan prasarana drainase.

Sasaran:

1. Tersedianya dokumen perencanaan sistem drainase kota yang terintegrasi di

akhir tahun 2011

2. Berkurangnya luas genangan di Kota Tegal dari 646 Ha (data tahun 2008 –

RPIJM Cipta Karya) menjadi 300 Ha dengan memprioritaskan penanganan di

wilayah permukiman di akhir Tahun 2014

4.1.4 Sektor Air Bersih Tujuan: Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Kota Tegal melalui peningkatan

cakupan layanan air bersih.

Sasaran: 1. Meningkatkan cakupan pelayanan air bersih Kota Tegal dari 30% menjadi 45

% pada tahun 2015

2. Terjaganya supply air secara kualitas dan kuantitas dari sumber secara terus

menerus.

3. Menurunkan kehilangan air dari 43% menjadi 35% pada tahun 2014

4. Meningkatkan kepedulian akan pentingnya air bersih.

4.1.5 Aspek PHBS Tujuan: Mewujudkan Kota Tegal yang sehat dengan membudayakan Perilaku Hidup Bersih

dan Sehat.

Sasaran: 1. Meningkatnya cakupan PHBS strata utama dan paripurna dari 60 % pada

Tahun 2009 menjadi 85 % pada Tahun 2014.

2. Meningkatnya peran media dalam promosi PHBS.

Page 65: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal  IV‐3 

3. Meningkatnya jumlah dukungan sektor swasta (CSR) dalam promosi PHBS

sampai tahun 2014 .

4.2 STRATEGI ASPEK TEKNIS DAN PHBS

4.2.1 Sub Sektor Air Limbah Domestik Berdasarkan pertimbangan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang

melekat dalam berbagai aspek maka strategi teknis yang diarahkan untuk mencapai

sasaran pembangunan sub sektor air limbah tersebut adalah:

1. Tersedianya perencanaan pengelolaan air limbah domestik dan industri rumah

tangga skala perkotaan pada akhir tahun 2014, adalah:

Melakukan kajian kelayakan pengelolaan air limbah domestik dan industri rumah

tangga sesuai dengan ketentuan peraturan lingkungan hidup.

Mengembangkan perencanaan pengelolaan air limbah dengan sistem terpusat

(offsite system) pada kawasan potensial (CBD) dan padat penduduk.

Meningkatkan pemahaman, kemitraan dan komitmen pengelolaan air limbah

domestik dan industri rumah tangga dengan off site system pada wilayah CBD

dan wilayah padat.

2. Meningkatkan cakupan kepemilikan jamban keluarga dengan penggunaan tangki

septik dari 85% menjadi 90% pada akhir tahun 2014, adalah:

Mengoptimalkan dan inovasi program stimulus kepemilikan jamban keluarga

untuk rumah tangga miskin.

Meningkatkan koordinasi antar SKPD untuk mensosialisasikan pentingnya

jamban dengan tangki septik.

Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan stakeholder tentang pengelolaan

jamban keluarga sehat.

Meningkatkan kebutuhan pengadaan jamban keluarga sesuai standar

kesehatan.

3. Meningkatnya jumlah dan cakupan layanan pengelolaan air limbah secara komunal

dari 5 unit menjadi 10 unit di wilayah padat kumuh miskin perkotaan di akhir tahun

2014, adalah:

Mengoptimalkan operasi dan pemeliharaan MCK dan IPAL komunal melalui

pengorganisasian masyarakat dalam kelompok.

Page 66: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal  IV‐4 

Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan stakeholder pengelolaan IPAL

komunal yang ramah lingkungan.

Melakukan replikasi Sanimas pada wilayah padat penduduk, kumuh dan miskin

perkotaan.

4. Tersedianya dan berfungsinya IPAL Komunal untuk industri kecil dari 3 unit menjadi

5 unit pada akhir tahun 2014, adalah:

• Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan stakeholder pengelolaan IPAL

komunal industri rumah tangga yang ramah lingkungan.

• Mengoptimalkan operasi dan pemeliharaan IPAL komunal IRT melalui

pengorganisasian pelaku industri.

Membangun sarana IPAL komunal industri rumah tangga di wilayah baru.

5. Meningkatnya efektivitas layanan pengelolaan Air Limbah Domestik skala kota dari

60 KK/bulan menjadi 100 KK/bulan, adalah:

Menyediakan sarana & prasarana pengolahan air limbah domestic skala kota.

Meningkatkan kinerja operator layanan air limbah domestik skala kota.

Mengoptimalkan daya dukung kebijakan pengelolaan air limbah domestic.

Meningkatkan pemahaman, kemitraan dan komitmen untuk efektivitas layanan

pengelolaan Air Limbah Domestik skala kota.

Mendorong minat swasta dalam layanan pengelolaan air limbah domestic.

4.2.2 Sub Sektor Persampahan 1. Meningkatnya efektivitas layanan pengelolaan persampahan dari 67% menjadi 80%

pada akhir tahun 2014, adalah:

Mengoptimalkan pemanfaatan sarana & prasarana persampahan.

Meningkatkan cakupan pelayan untuk MBR.

Menyediakan sarana & prasarana pengelolaan persampahan skala kota.

Meningkatkan kinerja operator layanan persampahan skala kota.

Mengoptimalkan daya dukung kebijakan pengelolaan persampahan.

Mendorong minat swasta dalam layanan pengelolaan persampahan.

Menyiapkan pengelolaan TPA regional.

2. Mengurangi timbulan sampah post collection hingga 50 m3/hari pada tahun 2014,

adalah:

Mengoptimalkan kondisi pengelolaan TPA Muarareja.

Mengoptimalkan kondisi pengelolaan komposting skala kota di Muarareja.

Page 67: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal  IV‐5 

3. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah dengan sistem

3R (reduce, reuse dan recycle) skala rumah tangga dari 1% menjadi 5% pada

tahun 2014, adalah:

Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan stakeholder pengelolaan sampah

dengan konsep 3 R.

Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang konsep 3 R.

Mendorong partisipasi masyarakat mereplikasikan komposter rumah tangga.

Mendorong pengelolaan sampah berbasis masyarakat menggunakan

komposting komunal di 16 TPS secara bertahap.

Mengoptimalkan dan memperluas program stimulus komposter rumah tangga.

4.2.3 Sub Sektor Drainase Lingkungan 1. Tersedianya dokumen perencanaan sistem drainase Kota yang terintegrasi di akhir

tahun 2011, adalah:

Mengembangkan perencanaan sistem drainase kota yang terintegrasi    dan

komprehensif.

2. Berkurangnya luas genangan di Kota Tegal dari 646 Ha menjadi 300 Ha dengan

memprioritaskan penanganan di wilayah permukiman di akhir Tahun 2014, adalah:

Meningkatkan pemahaman, kemitraan dan komitmen pengelolaan drainase

lingkungan.

Mengoptimalkan fungsi sistem drainase lingkungan yang sudah ada.

Mengoptimalkan daya dukung kebijakan pengelolaan drainase lingkungan.

Mengembangkan penanganan pengurangan genangan di permukiman dengan

system Polder di wilayah Kecamatan Margadana.

Mengembangkan penanganan pengurangan genangan di permukiman dengan

system Polder dan Long Storage di wilayah utara Kota Tegal.

4.2.4 Sektor Air Bersih 1. Meningkatkan cakupan pelayanan air bersih Kota Tegal dari 30% menjadi 45 %

pada tahun 2015, adalah:

Mengoptimalkan sistem sarana dan prasarana air bersih.

Meningkatkan suplai air di daerah rawan air.

Mengoptimalkan operasi dan pemeliharaan serta penyaluran air bersih melalui

pengorganisasian kelompok masyarakat pengguna air di daerah rawan air.

Meningkatkan kualitas pelayanan secara konsisten dan bertahap.

Page 68: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal  IV‐6 

Mencari alternative sumber air baku.

2. Terjaganya supply air secara kualitas dan kuantitas dari sumber secara terus

menerus, adalah:

Mengoptimalkan sistem sarana dan prasarana air bersih

Meningkatkan upaya konservasi wilayah tangkapan air dan perlindungan air

baku dari pencemaran

Membatasi eksploitasi Air Bawah Tanah (ABT)

3. Menurunkan kehilangan air dari 43% menjadi 35% pada tahun 2014, adalah:

Melakukan zoning jaringan pipa distribusi.

Memperbaiki sistem jaringan air bersih.

Memperbaiki water meter.

4. Meningkatkan kepedulian akan pentingnya air bersih adalah:

Meningkatkan pemahaman, kemitraan dan komitmen dalam penyediaan dan

pemeliharaan layanan air bersih.

4.2.5 Aspek PHBS

1. Meningkatnya cakupan PHBS strata utama dan paripurna dari 60 % pada Tahun

2009 menjadi 85 % pada Tahun 2014, adalah:

Mengoptimalkan program Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM)

untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam PHBS.

Meningkatkan kuantitas dan kualitas kader kesehatan lingkungan dalam

promosi PHBS.

Mengoptimalkan peran instansi pemerintah dan sekolah dalam pemicuan dan

penerapan PHBS.

Meningkatkan komitmen penentu kebijakan anggaran untuk PHBS.

2. Meningkatnya peran media dalam promosi PHBS, adalah:

Mengembangkan program promosi PHBS yang menarik dan menjangkau semua

lapisan masyarakat.

Meningkatkan pemahaman tentang PHBS melalui saluran-saluran (media)

informasi yang sudah ada.

Menciptakan iklim investasi untuk promosi PHBS.

Page 69: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal  IV‐7 

3. Meningkatnya jumlah dukungan sektor swasta (CSR) dalam promosi PHBS sampai

tahun 2014, adalah:

Meningkatkan kerjasama dengan pihak swasta dalam bidang promosi PHBS. 

Mengotimalkan pendanaan dari swasta – CSR untuk promosi PHBS.

4.3. STRATEGI ASPEK NON TEKNIS 4.3.1 Aspek Kebijakan Daerah dan Kelembagaan Dengan mempertimbangkan tujuan pembangunan sanitasi Kota Tegal tahun 2014, dan

berbagai isu strategis serta tantangan yang dihadapi kota saat ini, maka dirumuskan

serangkaian strategi dalam aspek kebijakan daerah dan kelembagaan yang diarahkan pada

tingkatan system, organisasi dan individu.

Tingkatan Sistem Strategi pada tingkatan sistem adalah sebagai berikut:

1. Melakukan penguatan kebijakan sanitasi dan penegakkannya di Kota Tegal

2. Mengembangkan kerjasama Pemerintah Kota dengan masyarakat dan swasta di

Kota Tegal, serta dengan Pemerintah Daerah lainnya dalam pembangunan dan

pengelolaan sanitasi.

3. Mengkondisikan integrasi antara system perencanaan, implementasi dan monitoring

dan evaluasi dalam pembangunan sanitasi di Kota Tegal.

4. Mengembangkan sistem pendukung penyediaan layanan sanitasi yang terintegrasi.

5. Mempertahankan dan mengoptimalkan program stimulus penyediaan sarana dan

pra-sarana sanitasi yang bersifat memberdayakan masyarakat miskin (poor

insclusive).

Tingkatan Organisasi Strategi pada tingkatan organisasi adalah sebagai berikut:

1. Memperkuat kapasitas organisasi regulator dan operator layanan sanitasi untuk

dapat menyelenggarakan pelayanan sanitasi secara efektif dan efisien.

2. Mempertahankan dan meningkatkan efektivitas pelaksanaan peran Kelompok Kerja

(Pokja) Sanitasi Kota Tegal dalam mengawal proses implementasi SSK secara

terintegrasi.

3. Mengoptimalkan pengorganisasian kelompok swadaya masyarakat (KSM) pengelola

sanitasi guna meningkatkan efektivitas kegiatan operasi dan pemeliharaan sarana

sanitasi di tingkat masyarakat.

Page 70: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal  IV‐8 

Tingkatan Individu Strategi pada tingkatan individu adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan kapabilitas personil-personil SKPD penyelenggara layanan sanitasi.

2. Meningkatkan kapabilitas personil anggota Pokja.

4.3.2 Aspek Keuangan Strategi penguatan aspek keuangan yang diarahkan untuk mencapai tujuan dan

sasaran pembangunan sub sektor sanitasi adalah sebagai berikut:

1. Strategi untuk meningkatkan (sasaran) sub sektor air limbah adalah:

Menyiapkan perencanaan kebijakan dan penganggaran dalam berbagai

dokumen perencanaan kota, agar aspek sanitasi masuk dalam program prioritas

pembangunan kota, dan dapat memanfaatkan berbagai sumber pendanaan

(APBN, APBD propinsi, dan APBD kota, serta partisipasi masyarakat).

Menyiapkan perencanaan dan penganggaran program dan kegiatan sanitasi

khususnya dalam mengakses DAK sanitasi untuk pembiayan program dan

kegiatan air limbah.

Menyiapkan perencanan anggaran dari beberapa SKPD terkait agar aspek

sanitasi masuk dalam RKA SKPD dinas terkait, untuk mengimplementasikan

baik kegiatan non fisik dan kegiatan fisik program kegiatan air limbah.

Membuat perencanaan tentang pilihan teknologi, lokasi, anggaran, untuk sarana

fisik air limbah dengan memanfaatkan pendanan dari sumber APBD kota dan

pendanaan dari sumber DAK sanitasi.

Membuat perencanaan pendanaan menggunakan sumber pendanaan

perbankan komersial untuk saran dan prasarana sanitasi yang besar biaya

investasinya.

Jangka Pendek: Melakukan advokasi kepada semua pihak terkait dengan tujuan menjadikan

sanitasi sebagai salah satu aspek prioritas pembangunan kota.

Memastikan bahwa aspek sanitasi tercantum dalam RPJMD kota Tegal yang

baru.

Menjadikan SSK sebagai salah satu refernsi utama dalam penyusunan dokumen

perencanaan kebijana dan anggaran kota Tegal.

Menjalankan program dan kegiatan yang sudah berjalan saat ini dengan alokasi

anggaran yang ditingkatkan (dalam APBD – P 2010).

Page 71: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal  IV‐9 

Jangka Menengah: Memastikan bahwa program kegiatan sanitasi ada dalam berbagai tingkatan

dokumen perencanaan ( dari dokumen hasil musrenbang hingga dokumen

perencanaan kota seperti KUA dan PPAS, tercantum dalam dokumen RKA

SKPD terkait).

Membuat program dan kegiatan PHBS yang terintegrasi antar SKPD dan

melibatkan pihak lain (LSM. KSM) dalam meningkatkan kesadaran masyarakat

untuk memiliki jamban dan tanki septic yang naik dan benar.

Menyiapkan usulan program kegiatan yang akan dibiayai dengan DAK sanitasi

untuk membiayai IPAL komunal atau sanimas kepada menteri teknis dengan

referensi utamanya dari SSK.

Jangka Panjang: Melakukan advokasi dan “mengawal” program dan kegiatan yang akan

diusulkan agar tercantum dalam setiap dokumen perencanaan kota.

Menyiapkan program kegiatan yang terintegrasi antara yang ada dalam SSK dan

RPIJM untuk dibiayai dari berbagai sumber dengan focus pada pembiayaan

sarana fisik dengan investasi besar (IPAL dan IPLT).

Melakukan revisi terhadap kebijakan yang mendukung pembangunan sanitasi

baik secara langsung maupun tidak langsung (perda sanitasi, pajak daerah

dikaitkan dengan sanitasi, dll.

2. Strategi untuk meningkatkan (sasaran) sub sektor persampahan adalah:

Mendorong terwujudnya TPA regional Bregas melalui komitmen antar daerah

dan instansi vertikal untuk pembiayaan dan regulasinya

Mengkaji dan mengidentifikasi sistem pembayaran retribusi persampahan yang

tepat untuk Kota Tegal, agar kontribusinya terhadap PAD meningkat.

Membuat perencanaan terintegrasi dalam memanfaatkan DAK sanitasi dan dana

dari APBD untuk membiayai pembangunan air limbah dan pengelolaan

persampahan. Dimana pembiayaan akan focus pada sarana yang berjenjang

(3R hingga TPA)

Memanfaatkan DAK sanitasi untuk pengelolaan sampah sesuai kebutuhan pada

semua jenjang (rumah tangga - TPST - TPA)

Mengakses dana dari berbagai sumber dan swadaya masyarakat dalam

pengelolaan sampah.

Page 72: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal  IV‐10 

3. Strategi untuk meningkatkan (sasaran) sub sektor drainase adalah:

Melakukan persiapan Sharing dana Pemkot untuk memanfaatkan DAK sanitasi.

Memanfaatkan DAK sanitasi untuk pengelolaan drainase lingkungan.

Meningkatkan kapasitas pembiayaan pembangunan sarana prasarana drainase

dari berbagai sumber pendanaan.

4. Strategi penguatan aspek keuangan yang diarahkan untuk mencapai tujuan dan

sasaran pembangunan sektor air minum adalah sebagai berikut:

Menggali sumber dana alternatif untuk Mengoptimalkan produksi dan distribusi

air bersih (APBN/APBD I, Swasta/Donor).

Mendorong PDAM agar mampu meyakinkan pemda untuk melakukan tambahan

setoran modal/ penyertaan modal ; Sedangakan untuk daerah yang tidak

terjangkau layanan PDAM, maka kota dapat mengakses dana dari donor

WSSLIC III, propinsi, dll,).

5. Strategi penguatan aspek keuangan yang diarahkan untuk mencapai tujuan dan

dan sasaran pembangunan aspek PHBS adalah sebagai berikut:

Memprioritaskan pencanangan tegal sehat 2010 dengan peningkatan alokasi

APBD II dengan menjadikan PHBS menjadi salah satu program prioritas dalam

KUA dan PPAS, dan selanjutnya dalam RKA.

Meningkatkan komitmen penentu kebijakan anggaran untuk PHBS.

Memanfaatkan dana APBN dan APBD I untuk pengelolaan PHBS.

4.3.3 Aspek Komunikasi Strategi penguatan aspek komunikasi yang diarahkan untuk mencapai tujuan dan

dan sasaran pembangunan sektor sanitasi secara keseluruhan dan setiap sub sektor

sanitasi adalah sebagai berikut:

Strategi komunikasi pembangunan sektor sanitasi sebagai berikut:

• Memperkuat posisi strategis Pokja (para SKPD) Sanitasi Kota oleh berbagai

program, proyek, donor ataupun insitusi dan para pemangku kepentingan lainnya.

• Mengoptimalkan perangkat, saluran dan sarana komunikasi setiap SKPD, serta

keberadaan simpul aliansi dan kemitraan dengan berbagai pihak (lembaga-lembaga

dan individu potensial) guna menunjang percepatan pembangunan sanitasi berskala

kota.

Page 73: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal  IV‐11 

• Mengoptimalkan saluran komunikasi terpadu dan berskala kota dengan

meningkatkan intensitas koordinasi dan keterlibatan tokoh kunci, lembaga, kelompok

masyarakat, berbagai aliansi dan kemitraan serta para pemangku kepentingan

(stakeholders) dalam menunjang pembangunan sanitasi kota.

• Membangun Pusat Pengolahan dan Pengelolaan Informasi & Data (knowledge

management), serta profil / potret, perencanaan, implementasi serta pemantuan

pembangunan sanitasi berskala kota.

• Meningkatkan ketrampilan pelaku kunci, khususnya komunikator pembangunan

sanitasi dalam menjaga kualitas pengemasan isu, saluran, perangkat dan materi

komunikasi kreatif untuk meningkatkan pemahaman, komitmen, dukungan,

kemitraan atau aliansi, serta menjaga dan menciptakan perubahan perilaku.

• Meningkatkan intervensi aspek komunikasi, khususnya melalui pendekatan advokasi

dan mobilisasi sosial secara vertikal, yakni pemerintah provinsi dan pusat, dalam

mewujudkan kerja sama antar kota / kabupaten tetangga demi percepatan

pembangunan sanitasi kota Bukittinggi yang membutuhkan kerja sama regional (TPA

dan IPAL ataupun dukungan regulasi, kesepakatan dan komitmen secara regional

lainnya).

• Menetapkan mekanisme pemantuan berkala dan evaluasi untuk mengukur

keberhasilan program dan kegiatan komunikasi pembangunan sanitasi di tingkat

individu dan masyarakat dalam skala kota.

Sedangkan strategi masing-masing sub sektor adalah sebagai berikut:

1. Strategi untuk meningkatkan (sasaran) sub sektor air limbah adalah:

Meningkatkan sinergi antara pihak-pihak pelaku pembangunan sanitasi untuk

mengembangkan kampanye dan promosi.

Memanfaatkan media mapping dalam perencanaan air limbah untuk sosialisasi

kepada masyarakat.

Melakukan advokasi yang berkesinambungan kepada stakeholder kunci (SKPD,

panitia anggaran, walikota, DPRD, Departemen Teknis, Pemerintah Pusat),

menyusun materi sosialisasi tentang sanitasi kota yang terintegrasi antar SKPD.

Mengefektifkan sosialisasi tentang kepemilikan jamban dengan tangki septic.

Memanfaatkan beragam media untuk meningkatkan pemahaman masyarakat

mengenai sanitasi.

Meningkatkan sosialisasi pengelolaan sanitasi kepada masyarakat sehingga

menjangkau seluruh key stakeholder.

Page 74: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal  IV‐12 

2. Strategi untuk meningkatkan (sasaran) sub sektor persampahan adalah:

Meningkatkan sinergi antara pihak-pihak pelaku pembangunan sanitasi

(pemerintah dan masyarakat) untuk mengembangkan kampanye dan promosi

pengelolaan persampahan.

Melakukan advokasi yang berkesinambungan kepada stakeholder kunci (SKPD,

panitia anggaran, walikota, DPRD, Departemen Teknis, Pemerintah Pusat),

menyusun materi sosialisasi tentang sanitasi kota yang terintegrasi antar SKPD.

Memanfaatkan beragam media untuk meningkatkan pemahaman masyarakat

mengenai pengelolaan dan pengolahan sampah yang sesuai dengan program

pemerintah.

Meningkatkan sosialisasi pengelolaan sampah kepada masyarakat sehingga

menjangkau seluruh key stakeholder.

3. Strategi untuk meningkatkan (sasaran) sub sektor drainase adalah:

Melakukan advokasi yang berkesinambungan kepada stakeholder kunci (SKPD,

panitia anggaran, walikota, DPRD, Departemen Teknis, Pemerintah Pusat),

dengan menyusun materi sosialisasi tentang sanitasi kota yang terintegrasi antar

SKPD.

Memanfaatkan beragam media untuk meningkatkan pemahaman masyarakat

mengenai pengelolaan drainase lingkungan.

Meningkatkan sosialisasi pengelolaan drainase lingkungan kepada masyarakat

sehingga masyarakat menyadari arti penting pembangunan sanitasi bagi

kemajuan roda perekonomian, dan diusahakan dapat menjangkau seluruh key

stakeholder.

Meningkatkan sinergi antara pihak-pihak pelaku pembangunan sanitasi untuk

mengembangkan kampanye dan promosi pemeliharaan dan pembangunan

drainase lingkungan.

4. Strategi penguatan aspek komunikasi yang diarahkan untuk mencapai tujuan dan

sasaran pembangunan sektor air minum adalah sebagai berikut:

Mengoptimalkan advokasi ke stakeholder kunci (SKPD, panitia anggaran,

walikota, DPRD).

Meningkatkan kampanye penggunaan air secara bijaksana melalui berbagai

media.

Page 75: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal  IV‐13 

5. Strategi penguatan aspek komunikasi yang diarahkan untuk mencapai tujuan dan

sasaran pembangunan aspek PHBS adalah sebagai berikut:

Melibatkan pihak media dan swasta untuk mewujudkan Tegal sehat 2010.

Mengembangkan program promosi PHBS yang menarik dan menjangkau semua

lapisan masyarakat.

Memanfaatkan media informasi yang menarik untuk meningkatkan peran serta

masyarakat dalam PHBS.

4.3.4 Keterlibatan Pelaku Bisnis Strategi pelibatan sektor swasta dan pelaku bisnis dalam pembangunan

sanitasi terpadu dan berskala kota dibagi dalam dua kelompok strategi, yaitu (1)

strategi untuk sanitasi kota Tegal secara umum yang juga menunjang sasaran dan

strategi aspek-aspek lainnya seperti kelembagaan, keuangan dan PMJK, dan (2)

strategi yang lebih spesifik terintegrasi dalam tujuan dan sasaran yang ditetapkan

setiap sub-sektor air limbah, persampahan, drainase lingkungan, dan aspek PHBS

untuk percepatan pembangunan sanitasi kota Tegal.

Strategi penguatan aspek pelibatan sektor swasta dan pelaku bisnis yang diarahkan

untuk mencapai tujuan dan dan sasaran pembangunan sanitasi kota adalah

sebagai berikut:

• Mengoptimalkan pelibatan sektor swasta dalam hal dukungan teknis,

pendanaan dan kebijakan

• Menciptakan iklim pendanaan yang memungkinkan dan menarik dunia usaha

untuk ikut membiayai penyediaan sarana dan prasarana pengelolaan sanitasi

• Penyusunan Regulasi CSR (Corporate Social Responsibility) dan pelibatan

pelaku bisnis dalam pembangunan sektor sanitasi

• Menciptakan jaringan kemitraan pihak swasta dan pelaku bisnis untuk

mendukung percepatan pembanguan sanitasi berskala kota

Strategi penguatan aspek pelibatan sektor swasta dan pelaku bisnis yang diarahkan

untuk mencapai tujuan dan dan sasaran pembangunan setiap sub-sektor

sanitasi kota Tegal adalah sebagai berikut:

1. Strategi penguatan aspek pelibatan sektor swasta dan pelaku bisnis yang

diarahkan untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan sektor air limbah

adalah sebagai berikut:

• Mendorong minat swasta dalam layanan pengelolaan air limbah domestik

Page 76: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal  IV‐14 

2. Strategi penguatan aspek pelibatan sektor swasta dan pelaku bisnis yang

diarahkan untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan sektor

persampahan adalah sebagai berikut:

• Mendorong minat swasta dalam layanan pengelolaan persampahan

3. Strategi penguatan aspek pelibatan sektor swasta dan pelaku bisnis yang

diarahkan untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan aspek PHBS

adalah sebagai berikut:

• Meningkatkan kerjasama dengan pihak swasta dan media dalam promosi

PHBS

• Mengotimalkan pendanaan dari swasta – CSR untuk promosi PHBS

• Melibatkan pihak swasta dan media dalam promosi PHBS

.

4.3.5 Pemberdayaan Masyarakat, Aspek Jender, dan Kemiskinan Strategi pemberdayaan masyarakat, jender dan kemiskinan (PMJK) dalam

pembangunan sanitasi terpadu dan berskala kota dibagi dalam dua kelompok

strategi, yaitu (1) strategi untuk sanitasi kota Tegal secara umum yang juga

menunjang sasaran dan strategi aspek-aspek lainnya seperti kelembagaan,

keuangan dan komunikasi, dan (2) strategi yang lebih spesifik terintegrasi dalam

tujuan dan sasaran yang ditetapkan setiap sub-sektor air limbah, persampahan,

drainase lingkungan, dan aspek PHBS untuk percepatan pembangunan sanitasi kota

Tegal

Strategi penguatan aspek pemberdayaan masyarakat, jender dan kemiskinan

(PMJK) yang diarahkan untuk mencapai tujuan dan dan sasaran pembangunan

sanitasi kota Tegal adalah sebagai berikut:

• Mengembangkan pola pembinaan yang partisipatif dalam upaya optimalisasi

peran pemerintah kota, lembaga lokal, organisasi masyarakat dan tokoh

masyarakat dalam pengelolaan air limbah

• Meningkatkan kapasitas dan pengetahuan masyarakat, laki-laki dan perempuan,

kaya dan miskin dalam pengelolaan sanitasi

Mengoptimalkan kesetaraan peran perempuan & laki-laki, kaya & miskin dalam

promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat

Page 77: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal  IV‐15 

• Mengupayakan pengorganisasian masyarakat dalam kelompok untuk

pengelolaan sanitasi

Mengoptimalkan dan mengembangkan media Komunikasi, Informasi dan

Edukasi (KIE) terkait sanitasi yang berorientas jender dan kemiskinan, sesuai

kebutuhan masyarakat dengan jangkauan yang luas

• Mengefektifkan peran dan fungsi lembaga formal dan informal dengan media

massa dalam pengelolaan sanitasi yang berorientasi jender dan kemiskinan

Mengakomodasi perencanaan partisipatif yang berorientasi pada jender dan

masyarakat miskin dalam pembangunan sarana sanitasi

Mengupayakan pemberdayaan masyarakat melalui ”Survey Mawas Diri” dan

kerjasama dengan lembaga lokal

Strategi penguatan aspek pemberdayaan masyarakat, jender dan kemiskinan

(PMJK) yang diarahkan untuk mencapai tujuan dan dan sasaran pembangunan

setiap sub-sektor sanitasi kota Tegal adalah sebagai berikut:

1. Strategi penguatan aspek pemberdayaan masyarakat, jender dan kemiskinan

yang diarahkan untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan sektor air

limbah adalah sebagai berikut:

• Mengoptimalkan program stimulus kepemilikan jamban keluarga untuk rumah

tangga miskin

• Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan stakeholder tentang

pengelolaan jamban keluarga sehat

• Meningkatkan kebutuhan pengadaan jamban keluarga sesuai standar

kesehatan

• Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan stakeholder pengelolaan IPAL

komunal yang ramah lingkungan

• Mengoptimalkan operasi dan pemeliharaan MCK komunal melalui

pengorganisasian masyarakat dalam kelompok

• Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan stakeholder pengelolaan IPAL

komunal industry rumah tangga yang ramah lingkungan

• Mengoptimalkan operasi dan pemeliharaan IPAL komunal IRT melalui

pengorganisasian pelaku industri

2. Strategi penguatan aspek pemberdayaan masyarakat, jender dan kemiskinan

yang diarahkan untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan sektor

persampahan adalah sebagai berikut:

Page 78: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal  IV‐16 

• Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang konsep 3 R

• Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan stakeholder pengelolaan

sampah dengan konsep 3 R

• Mendorong partisipasi masyarakat mereplikasikan komposter rumah tangga

3. Strategi penguatan aspek pemberdayaan masyarakat, jender dan kemiskinan

yang diarahkan untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan aspek PHBS

adalah sebagai berikut:

• Mengoptimalkan program UKBM untuk meningkatkan peran serta

masyarakat dalam PHBS (program media informasi yang menarik

• Meningkatkan kuantitas dan kualitas kader kesehatan lingkungan dalam

promosi PHBS

• Mengembangkan program promosi PHBS yang menarik dan menjangkau

semua lapisan masyarakat

Page 79: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal V - 1 

BAB V PROGRAM DAN KEGIATAN

Bagian ini memuat daftar program dan kegiatan yang menjadi prioritas

pembangunan sanitasi Kota Tegal Tahun 2010 – 2014 ini disusun sesuai dengan

strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran dari masing-masing sub sektor

sanitasi, sektor air bersih dan aspek higine/PHBS. Untuk mendapatkan

gambaran yang rinci dan lengkap terkait daftar program, kegiatan, keluaran,

lokasi, waktu pelaksanaan dan anggaran dapat dilihat dalam lampiran 3, yang

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan bab ini.

5.1. PROGRAM DAN KEGIATAN ASPEK TEKNIS DAN HIGIENE 5.1.1. Sub sector Air Limbah Domestik

No Strategi Program Kegiatan Sasaran I: Tersedianya perencanaan pengelolaan air limbah domestik dan industri rumah tangga skala perkotaan pada akhir tahun 2014 1 Kajian kelayakan pengelolaan air

limbah domestic dan industri rumah tangga sesuai dengan ketentuan peraturan lingkungan hidup.

Program Pengembangan Data dan Informasi.

1. Survei dan inventarisasi pengelolaan ALD tingkat rumah tangga.

2. Survei dan inventarisasi pengelolaan ALD tingkat industri rumah tangga.

Program Pengendalian pencemaran dan perusakan LH

Pengkajian dampak lingkungan.

Peningkatan kualitas akses informasi SDA dan LH

1. Penyusunan Status Lingkungan Hidup Daerah (Sub Pengelolaan Air Limbah Domestik dan Industri Rumah Tangga)

2. Penyusunan materi komunikasi hasil SLHD & kajian dampak LH

2 Mengembangkan perencanaan pengelolaan air limbah dengan sistem terpusat (offsite system) pada kawasan potensial (CBD) dan padat penduduk.

Program Perencanaan pengembangan kota-kota menengah dan besar

1. Studi kelayakan (feasibility study) pengembangan sistem pengolahan air limbah terpusat (offsite system) pada kawasan terbatas.

2. Penyusunan Master Plan air limbah domestik sistem terpusat (offsite system) skala kota.

3. Penyusunan DED pengolahan air limbah domestik sistem terpusat (offsite system).

Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan

1. Kajian Penyiapan Kebijakan Stimulus Pemasangan Sambungan Rumah (SR) Penyaluran Air Limbah Domestik.

Page 80: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal V - 2 

No Strategi Program Kegiatan 2. Penyusunan Kebijakan

Stimulus Pemasangan Sambungan Rumah (SR) Penyaluran Air Limbah Domestik.

3 Meningkatkan pemahaman, kemitraan dan komitmen pengelolaan air limbah domestik dan industry rumah tangga dengan off site system pada wilayah CBD dan wilayah padat

Program Diseminasi informasi survey & kajian air limbah domestic.

1. Publikasi info melalui berbagai saluran komunikasi

2. Forum/seminar pembahasan pesan kunci kondisi LH

Program Advokasi & mobilisasi bagi stakeholder.

1. Talk show radio & televisi. 2. Produksi materi komunikasi

untuk advokasi. Program Perencanaan pengembangan kota-kota menengah dan besar.

Koordinasi penanggulangan limbah rumah tangga dan industri rumah tangga.

Sasaran II: Meningkatnya cakupan kepemilikan jamban keluarga dengan penggunaan tangki septik dari 85% menjadi 90% untuk rumah tangga miskin pada akhir tahun 2014.

1 Mengoptimalkan dan inovasi program stimulus kepemilikan jamban keluarga.

Program Lingkungan sehat perumahan.

Replikasi program jamban keluarga untuk rumah tangga (keluarga miskin) 

Program Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa. 

Replikasi  kegiatan Rehab Rumah Tidak Layak Huni

Pemberdayaan komunitas perumahan 

Fasilitasi pemberian kredit mikro pembangunan dan perbaikan perumahan (arisan jamban non‐keluarga miskin) 

2 Meningkatkan koordinasi antar SKPD untuk mensosialisasikan pentingnya jamban dengan tangki septik.

Program Perumusan kerangka acuan kegiatan sosialisasi jamban keluarga.

Focus Group Discussion (FGD)

Program Diseminasi informasi air limbah domestic yang terintegrasi dengan upaya advokasi dan mobilisasi bagi masyarakat miskin.

1. Talk show di radio & televisi. 2. Produksi materi komunikasi

untuk advokasi. 3. Koordinasi penanggulangan

limbah rumah tangga dan industri rumah tangga (isu tentang arti penting jamban dengan tangki septic).

3 Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan stakeholder tentang pengelolaan jamban keluarga.

Program Pendidikan Kedinasan.

Pelatihan tentang pembangunan dan pemeliharaan tangki septik sesuai standart kesehatan.

Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat.

Pembinaan Teknis Pengelolaan Jamban keluarga kepada masyarakat.

4 Menumbuhkan permintaan kebutuhan jamban keluarga sesuai standar kesehatan

Program Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan Pengelolaan Air Limbah Domestik

1. Pelatihan tentang pembangunan dan pemeliharaan tangki septic kepada kader kesehatan, tukang bangunan, dan perusahaan swasta penyedia jasa penyedotan

Page 81: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal V - 3 

No Strategi Program Kegiatan tinja.

2. Pelatihan pembuatan dan pemasaran toilet leher angsa bagi Karang Taruna dan Tukang Bangunan.

3. Sosialisasi kepada masyarakat tentang Unit Layanan Pengolahan Limbah Tinja UPTD Pengolahan Limbah Tinja Diskimtaru.

Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan (Sosialisasi Arti Penting Jamban Sehat

1. Publikasi success story pembangunan dan pemeliharaan jamban keluarga.

2. Sosialisasi tentang standar tangki septic (SNI 03-2398-2002) kepada PKK, Lurah, Camat dan Pers.

3. Fasilitasi Sosialisasi Perda No. 6 Tahun 11 tahun 1987 tentang Bangunan, dan Perda No. 7 tahun 2003 tentang Retribusi Penyedotan Kakus

Sasaran III: Meningkatnya jumlah dan cakupan layanan pengelolaan air limbah secara komunal dari 5 unit menjadi 10 unit di wilayah padat kumuh miskin perkotaan di akhir tahun 2014.

1 Mengoptimalkan operasi dan pemeliharaan MCK dan IPAL/Septiktank komunal melalui pengorganisasian masyarakat dalam kelompok

Program Peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun Desa

1. Pembinaan KSM Pengelola MCK dan IPAL/Septic tank komunal.

2. Pelatihan Teknik dan Sosialisasi Pengelolaan MCK dan IPAL/Septik tank Komunal.

Program Monitoring dan Evaluasi Perkembangan KSM

Monitoring dan evaluasi KSM

2 Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan stakeholder pengelolaan IPAL/Septiktank komunal yang ramah lingkungan

Program Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan Pengelolaan IPAL Sehat

Pembinaan Teknis Pengelolaan MCK dan IPAL/Septic tank Komunal untuk KSM

3 Replikasi Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Limbah domestic berbasis komunal pada wilayah padat penduduk, kumuh dan miskin perkotaan

Program Pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah

1. Pembangunan MCK komunal (Sanimas)

2. Pembangunan IPAL/Septic tank komunal

Sasaran IV: Tersedianya dan berfungsinaya IPAL Komunal untuk industri rumah tangga dari 3 unit menjadi 5 unit pada akhir tahun 2014

1 Membangun sarana IPAL komunal industri rumah tangga di wilayah baru

Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

1. Pembebasan Lahan 2. Kajian kelayakan dan

Pembuatan DED IPAL Industri Rumah Tangga Pengolahan Ikan (Filet)

3. Pembangunan IPAL Industri Rumah Tangga Pengolah Ikan (Filet)

2 Optimalisasi fungsi Sarana dan Prasarana pengolah air limbah industri rumah tangga yang ada

Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

1. Pengadaan peralatan pendukung operasional IPAL Industri Pengolah

Page 82: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal V - 4 

No Strategi Program Kegiatan Ikan di Blok A dan Blok J PPP Tegalsari

2. Pembentukan KSM Pengelola IPAL Industri Rumah Tangga Pengolah Ikan di Blok A dan Blok J PPP Tegalsari.

3. Bimbingan Teknis Pengelolaan IPAL Industri Rumah Tangga bagi KSM

4. Penyusunan Standar Operasional Procedure (SOP) pengelolaan IPAL Industri Rumah Tangga

5. Bimbingan Teknis Penerapan produksi bersih bagi pelaku industri rumah tangga

3 Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan stakeholder pengelolaan IPAL komunal industri rumah tangga yang ramah lingkungan

Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil dan Menengah.

1. Pembuatan modul pilihan teknologi sederhana pengelolaan air limbah industri rumah tangga.

2. Sosialisasi dan pelatihan pola pengelolaan limbah Industri Rumah Tangga dalam menjaga kelestarian kawasan Usaha Mikro Kecil dan Menengah.

Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha bagi Usaha Mikro Kecil Menengah

Pembentukan Kelompok Industri Rumah Tangga (IRT) dalam bentuk Koperasi.

Program Pengembangan Industri Kecildan Menengah.

1. Pembinaan Manajemen Kelompok Industri Rumah Tangga.

2. Pengembangan dan pembinaan Kelompok IRT dalam memperkuat jaringan klaster bisnis

3. Monitoring dan evaluasi Kelompok Industri Rumah Tangga.

Program Pembinaan Pedagang Kaki Lima dan Asongan

Pembinaan Organisasi Pedagang Kaki Lima dan Asongan tentang Pengelolan Grey Water

Program Pengawasan dan pengendalian kesehatan makanan.

Pengawasan dan pembinaan pedagang kaki lima tentang kesehatan makanan hasil industry dan hasil produksi rumah tangga

Program Pengembangan lingkungan sehat.

Monitoring dan evaluasi Pengelolaan Grey Water Kelompok Pedagang Kaki Lima

Sasaran V: Meningkatnya efektivitas layanan pengelolaan Air Limbah Domestik skala kota dari 60 KK/bulan menjadi 100 KK/bulan. 1 Menyediakan sarana & prasarana

pengolahan air limbah domestic skala kota

Program Pengembangan Pengelolaan Sanitasi

1. Kajian Fungsi (optimalisasi) IPLT Muarareja (existing)

2. Penyusunan DED Pembangunan IPLT Muarareja

Page 83: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal V - 5 

No Strategi Program Kegiatan 3. Pembangunan

(rekonstruksi) IPLT Muarareja.

4. Pengadaan Mobil sedot tinja.

2 Meningkatkan kinerja operator layanan air limbah domestik skala kota

Program Peningkatan Efektivitas Organisasi Pemerintah Daerah.

1. Kajian Analisis Beban Kerja dan Analisis Tupoksi pada KLH, dan Dinas PU (Pasca PP No. 41 tahun 2007)

2. Pembentukan Unit Pengaduan Masalah Pengelolaan Air Limbah Domestik

Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi.

Pembangunan Sistem Informasi Sarana Pengelolaan Air Limbah Domestik yang terintegrasi (BP2T – Dinas PU – Diskimtaru – UPT Pengolahan Limbah Tinja – Puskesmas

Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur.

1. Analisis Jabatan (pada unit KLH, Diskimtaru, dan UPT Pengolahan Limbah Tinja)

2. Pendidikan dan Pelatihan Teknis Tugas dan Fungsi bagi PNS Daerah tentang Pengelolaan Air Limbah Domestik (KLH, Diskimtaru, dan UPT Pengolahan Limbah Tinja)

Peningkatan Kerjasama Pelayanan Publik 

1. Sosialisasi dan Pembinaan tentang Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Skala Kota kepada RT, RW, Lurah, Camat, PKK, Kader Kesehatan, dan Perusahaan Swasta Penyediaan Jasa Penyedotan Kakus.

2. Kerjasama Layanan Pengolahan Air Limbah Domestik dengan Perusahaan Swasa

3. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Layanan Perusahaan Swasta Penyedotan Kakus

3 Mengoptimalkan daya dukung kebijakan pengelolaan air limbah domestik

Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan

1. Revisi Perda Retribusi sedot tinja/kakus.

2. Perbaikan Peraturan Walikota tentang Prosedur Pengajuan IMB.

3. Pengubahan model pengawasan utilitas bangunan.

4. Koordinasi Kerjasama Permasalahan Aturan Pengolahan Air Limbah Domestik.

5. Penyusunan Perda Pengolahan Limbah

Page 84: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal V - 6 

No Strategi Program Kegiatan (Pengolahan Air Limbah Domestik menjadi sub bagian di dalamnya.

6. Fasilitasi Sosialisasi Perda Pengolahan Limbah (Pengolahan Air Limbah Domestik menjadi sub bagian di dalamnya).

4 Mendorong minat swasta dalam layanan pengelolaan air limbah domestik

Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi

1. Pameran dan temu bisnis sanitasi.

2. Temu bisnis (gathering). 3. Event bersama 4. Informasi tentang

sosialisasi. 5. Penyusunan proposal

Program Peningkatan iklim investasi dan realisasi investasi

1. Peningkatan intensitas koordinasi antara Pemkot dengan pelaku bisnis.

2. Penyusunan pedoman (Juklak dan Juknis) tentang keterlibatan pelaku bisnis dalam pembangunan sanitasi.

3. Penyediaan Pusat Informasi tentang sanitasi oleh pelaku bisnis dan pemerintah

4. Pemberian penghargaan (Sanitation Award) bagi pelaku bisnis yang peduli sanitasi

5.1.2. Sub sector Persampahan

No Strategi Program Kegiatan Sasaran I: Meningkatnya efektifitas layanan pengelolaan persampahan dari 67% menjadi 80% pada akhir tahun 2014. 1 Mengoptimalkan pemanfaatan

sarana & prasarana persampahan

Program Pengembangan kinerja pengelolaan persampahan

1. Menyusun pedoman manajemen asset persampahan.

2. Mengevaluasi kinerja sarpras.

3. O&P sarpras. 2 Meningkatkan ketersediaan

sarana & prasarana pengelolaan persampahan skala kota

Program Pengembangan kinerja pengelolaan persampahan

1. Pengadaan dumptruck. 2. Pengadaan TPS u/ setiap

kelurahan. 3. Pengadaan container 4. Pengadaan Armroll truck 5. Pengadaan Transfer depo

3 Optimalisasi pemanfaatan TPA Muarareja

Program Pengembangan kinerja pengelolaan persampahan

1. Perpanjangan sewa lahan TPA Muarareja hingga tahun 2012.

2. Pembangunan TPA skala kota (transfer station) Muarareja

Page 85: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal V - 7 

No Strategi Program Kegiatan 4 Meningkatkan kinerja operator

layanan persampahan skala kota.

Program Peningkatan Efektivitas Organisasi Pemerintah Daerah.

1. Kajian Analisis Beban Kerja dan Analisis Tupoksi pada KLH, dan Diskimtaru – UPT Pengolahan Sampah (Pasca PP No. 41 tahun 2007).

2. Pembentukan Unit Pengaduan Masalah Pengelolaan Sampah.

Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

1. Analisis Jabatan (pada unit KLH, Diskimtaru, dan UPT Pengolahan Sampah).

2. Pendidikan dan Pelatihan Teknis Tugas dan Fungsi bagi PNS Daerah tentang Pengelolaan Sampah (KLH, Diskimtaru, dan UPT Pengolahan Sampah)

Peningkatan Kerjasama Pelayanan Publik

1. Sosialisasi dan Pembinaan tentang Sistem Pengelolaan Sampah Skala Kota kepada RT, RW, Lurah, Camat, PKK, Kader Kesehatan, dan Organisasi Masyarakat.

2. Kerjasama Layanan Pengolahan Sampah dengan Organisasi Masyarakat.

3. Pembenahan Kerjasama Pemungutan Retribusi Kebersihan.

4. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Layanan.

5 Mengoptimalkan daya dukung kebijakan pengelolaan persampahan

Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan

1. Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Sampah (Revisi Perda No. 6 tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kebersihan Kota).

2. Sosialisasi Kebijakan Pengelolaan Persampahan.

3. Koordinasi Kerjasama Permasalahan Aturan Pengolahan Sampah

6 Mendorong minat swasta dalam layanan pengelolaan persampahan

Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi

1. Pameran dan temu bisnis sanitas.

2. Temu bisnis (gathering). 3. Event bersama 4. Informasi tentang

sosialisasi. 5. Penyusunan proposal

Program Peningkatan iklim investasi dan realisasi investasi

1. Peningkatan intensitas koordinasi antara Pemkot dengan pelaku bisnis.

2. Penyusunan pedoman (Juklak dan Juknis) tentang keterlibatan pelaku bisnis dalam

Page 86: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal V - 8 

No Strategi Program Kegiatan pembangunan sanitasi.

3. Penyediaan Pusat Informasi tentang sanitasi oleh pelaku bisnis dan pemerintah

4. Pemberian penghargaan (Sanitation Award) bagi pelaku bisnis yang peduli sanitasi

7 Menyiapkan pengelolaan TPA regional

Advokasi Kerjasama Pengelolaan Sampah Regional

1. Advokasi kerjasama pengelolaan sampah antar daerah kepada DPRD.

2. Advokasi kerjasama pengelolaan sampah antar daerah kepada Pemprov Jateng, dan Departemen PU.

3. Advokasi kerjasama pengelolaan sampah antar daerah kepada Pemerintah Kab / Kota calon mitra.

Program Kajian Pengelolaan Sampah Regional

1. Kajian manfaat dan biaya pengelolaan sampah regional.

2. Kajian kelembagaan pengelolaan sampah regional

Program Perencanaan Pembangunan Daerah

Penyusunan Rancangan RKPD (Pencantuman rencana kerja sama pengelolaan sampah regional ke dalam prioritas RKPD Kota Tegal).

Program Fasilitasi Kerjasama Antar Daerah dalam Penyediaan Pelayanan Publik

1. Pembentukan Tim Koordinasi Kerja Sama Daerah (TKKSD).

2. Penyusunan dokumen rencana kerjasama.

3. Pengajuan Surat Penawaran Kerjasama Pengelolaan Sampah Regional yang ditujukan Bupati / Walikota mitra dengan tembusan kepada Gubernur Jateng, Menteri Dalam Negeri, Departemen PU, Kementerian LH, dan DPRD Kota Tega

Program Penyiapan Kesepakatan Kerjasama Pengelolaan Sampah

1. Pembahasan rencana kerjasama daerah.

2. Drafting naskah kesepakatan / Perjanjian Kerjasama.

3. Penandatangan naskah kesepakatan / perjanjian kerjasama

Page 87: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal V - 9 

No Strategi Program Kegiatan Sasaran II: Berkurangnya timbulan sampah post collection hingga 50 m3/hari pada tahun 2014melalui composting skala kota 1 Optimalisasi pengelolaan

composting skala kota di TPA Muarareja

Pengembangan kinerja pengelolaan persampahan

1. Pengadaan komposter & mesin pencacah u/ komposting skala kota.

2. Pengadaan incinerator Sasaran III: Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah dengan sistem 3R skala rumah tangga dari 1% menjadi 5% pada tahun 2014 1 Meningkatkan pengetahuan dan

ketrampilan stakeholder dalam pengelolaan sampah dengan konsep 3 R

Program Peningkatan kapasitas aparatur pemerintahan desa .

Pelatihan tentang pengelolaan sampah dengan konsep 3 R

Program Peningkatan kapasitas kelembagaan perencanaan pembangunan daerah

Peningkatan kemampuan teknis aparat perencana pengelolaan sampah

Penguatan rencana sosialisasi dan kerangka acuan untuk meningkatkan pemahaman, kimitraan daan komitmen dalam melaksanakan 3 R.

1. Pertemuan rutin SKPD dan para stekholders (Focus Group Discussion -FGD) terkait implementasi 3 R.

2. Publikasi website dan jaringan media massa Pemkot; iklan layanan masyarakat; rubrik Tanya Jawab di media massa dan talk show radio & televisi; oleh para pengambil kebijakan / tokoh kunci

Program Pemberdayaan komunitas perumahan.

1. Penyuluhan tentang kualitas lingkungan sehat perumahan .

2. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pelestarian lingkungan perumahan.

Program Peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun desa

1. Pelatihan tentang pengelolaan sampah dengan konsep 3 R untuk kader, karang taruna dan tokoh masyarakat.

2. Fasilitasi jaringan kerjasama dalam pengelolaan 3 R

Program Peningkatan peran perempuan di perdesaan

Pelatihan ketrampilan usaha pertanian bagi perempuan

2 Mendorong pengelolaan sampah berbasis masyarakat menggunakan komposting komunal di 16 TPS secara bertahap

Program composting komunal.

Proyek percontohan (pilot project) pengelolaan sampah melalui komposting komunal di 16 TPS

3 Optimalisasi dan perluasan program stimulus Komposter skala rumah tangga

Peningkatan pemahaman manfaat pelaksanaan 3 R, dan memperkuat kemitraan dan komitmen mendukungnya.

1. Publikasi berbagai hasil praktek terbaik dan kisah sukses dari para stekeholders (individu dan kelompok masyarakat) dalam menjalankan 3 R.

2. Pemberian Stimulan komposter rumah tangga

Page 88: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal V - 10 

No Strategi Program Kegiatan (pemberian komposter tingkat rumah tangga)

Program Pengembangan lembaga ekonomi perdesaan.

1. Peningkatan peran aktif masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga.

2. Pertemuan stekeholders untuk optimalisasi ketrampilan, aliansi dan kemitraan untuk pemasaran produk 3 R

Program Peningkatan peran perempuan di perdesaan

Pelatihan ketrampilan usaha pertanian bagi perempuan

5.1.3. Sub sector Drainase Lingkungan

No Strategi Program Kegiatan Sasaran I: Tersedianya dokumen perencanaan sistem drainase kota yang terintegrasi di akhir tahun 2011

1 Mengembangkan perencanaan sistem drainase kota yang terintegrasi dan komprehensif

Perencanaan pengembangan kota-kota menengah dan besar.

1. Studi kelayakan pengembangan sistem drainase kota.

2. Penyusunan Master Plan Drainase.

3. Penyusunan DED jaringan drainase.

Pengembangan Data / Informasi

1. Pengumpulan, updating, dan analisis data drainase lingkungan per kelurahan (memuat data panjang drainase lingkungan, kondisi layanan, serta kondisi integrasi system).

2. Penyusunan Profil Daerah (sub kondisi drainase lingkungan).

Sasaran II: Berkurangnya luas genangan di Kota Tegal dari 646 Ha menjadi 300 Ha dengan memprioritaskan penanganan di wilayah permukiman di akhir Tahun 2014 1 Meningkatkan pemahaman,

kemitraan dan komitmen pengelolaan drainase lingkungan

Sosialisasi publik dan advokasi untuk para pengambil kebijakan serta penguatan aliansi bagi para pemangku kepentingan stakeholder.

1. Penyusunan kerangka acuan, pesan kunci dan produksi materi komunikasi pendukung advokasi dan sosialiasi pembangunan dan pemiliharaan drainase lingkungan berskala kota.

2. Pertemuan stakeholders / aliansi dan kemitraan yang terkait dengan pembangunan dan pemiliharaan (keindahan) drainase kota.

3. Publikasi website dan jaringan media massa serta saluran komunikasi Pemkot; iklan layanan masyarakat; rubrik Tanya Jawab di media massa dan talk show radio &

Page 89: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal V - 11 

No Strategi Program Kegiatan televisi; oleh para pengambil kebijakan / tokoh kunci.

Perencanaan pengembangan kota-kota menengah dan besar

Koordinasi perencanaan drainase perkotaan

2 Mengoptimalkan Fungsi Sistem Drainase Lingkungan Yang Sudah Ada

Penataan Lingkungan Permukiman Penduduk Perkotaan

1. Perbaikan sarana drainase lingkungan yang rusak.

2. Fasilitasi Pembersihan Drainase Lingkungan (Fasilitasi Pemicuan Kegiatan Gotong Royong / Kerja Bakti, dll).

3. Fasilitasi pembangunan saluran drainase lingkungan di daerah permukiman miskin.

4. Monitoring integrasi jaringan drainase lingkungan dengan jaringan drainase sekunder dan primer

Program Pengembangan Lingkungan Sehat

Lomba Lingkungan Sehat (termasuk drainase lingkungan)

3 Mengoptimalkan Daya Dukung Kebijakan Pengelolaan Drainase Lingkungan

Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan

1. Penyusunan Perda Pengelolaan Drainase.

2. Perbaikan Peraturan Walikota tentang Prosedur Pengurusan Advis Planning.

3. Pengubahan model pengawasan utilitas bangunan.

4. Fasilitasi Sosialisasi Perda Pengelolaan Drainase

4 Mengembangkan penanganan pengurangan genangan di permukiman dengan system Polder di wilayah Kecamatan Margadana.

Program Pengendalian Banjir 1. Pembangunan Polder Kaligangsa (lanjutan).

2. Sosialisasi tentang Sistem Polder, Aspek Pengelolaan dan Pembiayaan.

5 Mengembangkan penanganan pengurangan genangan di permukiman dengan system Polder dan Long Storage di wilayah utara Kota Tegal.

Program Pengendalian Banjir 1. Studi Kelayakan Pembangunan Polder di wilayah utara Kota Pekalongan.

2. Pembebasan lahan 3. Penyusunan DED

Polder/Long Storage Pasurungan Lor.

4. Pembangunan Polder Pasurungan Lor.

Page 90: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal V - 12 

5.1.4. Sektor Air Bersih/Minum

No Strategi Program Kegiatan Sasaran I: : Meningkatkan cakupan pelayanan air bersih Kota Tegal dari 30% menjadi 45% pada tahun 2015

1 Mengoptimalkan sistem sarana dan prasarana air bersih

Penambahan Debit Air Baku Sungai Kaligung 250 L/detik.

1. Pembangunan Unit Produksi IPA Kapasitas 250 L/detik.

2. Pembangunan Perpipaan JDU PVC S12, 5 dimater 500 mm.

3. Crossing Rel Kereta Api. 4. Perlintasan Sungai Pipa

diamater 500 mm L = 20 m.

5. Pembangunan JDB / JDL : • PVC S 12,5 diameter

150 mm • PVC S 12,5 diameter

100 mm • PVC S 12,5 diameter

75 mm • PVC S 12,5 diameter

50 mm   Penyiapan Program Ekspansi 1. Penyusunan Studi

Kelayakan • Sungai Ketiwon • Mata Air Kelle

Bumijawa 2. Pembuatan DED:

• Sungai Ketiwon • DED Jaringan

Distribusi Utama (JDU)

• DED Jaringan Distribusi Layanan/ Bagi (JDL/JDB) Tegal Selatan

• DED Jaringan Distribusi Layanan / Bagi (JDL/JDB) Margadana.

  Pemerataan Air Ke Wilayah Prioritas (saat ini Margadana

1. Pembuatan Ground reservoir di PPIB + Asesories.

2. Pengadaan Konsultan Pengawasan Bak di PPIB.

3. Resetting jaringan untuk wilayah Margadana : • Penggantian pipa

ACP menjadi PVC diameter 150 (sebelah utara jalan dari WM zone 11 s/d Kali Kemiri sepanjang 1200 m

• Pemasangan pipa PVC diameter 150

Page 91: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal V - 13 

No Strategi Program Kegiatan (sebelah selatan jalan) dari WM Zone 11 s/d Pasar Sumur panggang sepanjang 2.000 m

• Pengaktifan pelanggan pasif sejumlah 286 SR

2 Meningkatkan suplai air di daerah rawan air

Penambahan terminal air di wilayah kelurahan (yang diusulkan oleh masing-masing RT)

1. Pembuatan unit/lokasi terminal air.

2. Pengadaan mobil tangki air

3 Mengoptimalkan operasi dan pemeliharaan serta penyaluran air bersih melalui pengorganisasian kelompok masyarakat pengguna air di daerah rawan air

Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum

1. Sosialisasi Cerita Keberhasilan Organisasi Kemasyarakatan Air Minum Sederhana (OM-AMS) dalam Pengelolaan Air Minum di Daerah Rawan Air.

2. Pembentukan OM-AMS di wilayah prioritas pengembangan air minum sederhana.

3. Fasilitasi Pembinaan Teknik Pengolahan Air Bersih.

4. Pembinaan Manajemen KSM.

5. Monitoring dan evaluasi OM-AMS

4 Meningkatkan kualitas pelayanan secara konsisten dan bertahap

Peningkatan Fasilitasi Pelayanan Pelanggan

1. Rehab Loket untuk Pembayaran Penagihan dan Gangguan.

2. Pengadaan perlengkapan: • AC • Kursi Pelanggan • Meja Pelayanan

• Televisi Flat 29”  Monitoring Kepuasan

Pelangan 1. Pembuatan Forum

Pelanggan. 2. Real Survey Demmand

(RSD).  Peningkatan Efektivitas

Penagihan Pengadaan alat pencatat water meter digital

Penyempurnaan Prosedur Operasional Kerja

1. Penyusunan SOP Lanjutan (Teknik dan Hub. Lang).

2. Penyusunan SOP Pengadaan Barang dan Jasa.

3. Pembuatan Peraturan Kepegawaian

Peningkatan Efektivitas Sistem Manajemen, Akuntansi dan Penertiban Inventarisasi

1. Pembuatan Program Billing Air, Billing Non Air, SIA (Sistem Informasi Akuntansi).

2. Pembuatan Sistem Pengarsipan (pelatihan , dll)

Page 92: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal V - 14 

No Strategi Program Kegiatan Peningkatan Efektivitas kerja

dan optimalisasi Pelayanan 1. Pengadaan Komputer 2. Pengadaan Printer 3. Pengadaan Laptop 4. Pengadaan Kursi Meja 5. Pengadaan Meja Kursi

Tamu 6. Pengadaan Almari Arsip 7. Pengadaan rak barang

persediaan 8. Pengadaan sarana

pengaduan dan gangguan (telpon)

9. Pengadaan Motor 10. Pengadaan Roll Meter 11. Pengadaan Kendaraan

Operasional

5 Mencari alternative sumber air baku

Advokasi Kerjasama Pemanfaatan Air Baku

1. Advokasi kerjasama pemanfaatan air baku antar daerah kepada DPRD Kota Tegal

2. Advokasi kerjasama pemanfaatan air baku antar daerah kepada Pokja AMPL Provinsi Jateng, PDAB Provinsi Jateng.

3. Advokasi kerjasama pemanfaatan air baku antar daerah kepada Pemerintah Kab / Kota calon mitra. 

Program Kajian Kerjasama

Pemanfaatan Air Baku Kajian manfaat dan biaya kerjasama pemanfaatan air baku

Program Perencanaan Pembangunan Daerah

Penyusunan Rancangan RKPD (Pencantuman rencana kerja sama pemanfaatan air baku ke dalam prioritas RKPD Kota Tegal)

Program Fasilitasi Kerjasama Antar Daerah dalam Penyediaan Pelayanan Publik

1. Pembentukan Tim Koordinasi Kerja Sama Daerah (TKKSD).

2. Penyusunan dokumen rencana kerjasama.

3. Pengajuan Surat Penawaran Kerjasama Pemanfaatan Air Baku yang ditujukan Bupati / Walikota mitra dengan tembusan kepada Gubernur Jateng, Direktur PDAB Jateng, Menteri Dalam Negeri, Departemen PU, Kementerian LH, dan DPRD Kota Tegal

Program Penyiapan Kesepakatan Kerjasama Pemanfaatan Air Baku

1. Pembahasan rencana kerjasama daerah.

2. Drafting naskah kesepakatan / Perjanjian Kerjasama.

3. Penandatangan naskah

Page 93: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal V - 15 

No Strategi Program Kegiatan kesepakatan / perjanjian kerjasama 

Sasaran II: Terjaganya supply air secara kualitas dan kuantitas dari sumber secara terus menerus 1 Mengoptimalkan Sistem Sarana

dan Prasarana Air Bersih Penanganan Kondisi Tanah yang Labil atau Tanah yang Longsor

Pembuatan Talud (tahap awal di Bawah BPT VII (Ds. Cangkring).

2 Meningkatkan Upaya Konservasi Wilayah Tangkapan Air dan Perlindungan Air Baku dari Pencemaran

Pengamanan / Pelestarian Sumber Air

1. Penanaman pohon / penghijauan.

2. Pengamanan pohon dari penebangan liar.

3. Advokasi kepada daerah pemilik sumber air baku

3 Membatasi Eksploitasi Air Bawah Tanah (ABT)

Pewajiban Pembangunan Teknologi Sumur Resapan Pada Setiap Bangunan

Perubahan Perda IMB (mensyaratkan adanya sumur resapan di dalam IMB)

Pengembangan Informasi Ketersediaan Kualitas Sumber Air Kota Tegal

Penyediaan data base mengenai intrusi air laut, air permukaan dan air bawah tanah

Sasaran III: Menurunkan kehilangan air dari 43% menjadi 35% pada tahun 2014  1 Melakukan Zoning Jaringan Pipa

Distribusi Optimalisasi Zoning yang Ada

1. Studi zoning. 2. Model jaringan pipa

dengan software khusus.

  Instalasi Meter Induk, Zoning dan Meter Sambungan Rumah

1. Penggantian water meter prioritas pada kondisi air baik.

2. Pendeteksian kebocoran secara sistematis (dengan mata, step tes, alat teknologi terkini)

2 Perbaikan Sistem Jaringan Air Bersih

Program Penyehatan PDAM 1. Penyambungan pipa distribusi GI ke PVC : • Jl. Cokroaminoto

dengan Jl. Gajah Mada (Barat Jalan)

• Jl. Sutoyo dengan • Jl. Gajah Mada

(selatan) 2. Penggantian pipa D GI

dengan PVC : • Jl. Veteran (Barat

Jalan) diameter 100 (18 SR)

• Jl. Letjend. Suprapto diamater 100 (57 SR)

• Jl. Kapt. Sudibyo (Jl. Jalak Barat s/d Kompol B Suprapto) C 100 (40 SR).

3 Perbaikan Water Meter Program Penyehatan PDAM 1. Penggantian WM pelanggan.

2. Penggantian WM induk diameter 250 di pipa Output Ground Reservoar Saimbang. 

Sasaran IV: Meningkatkan kepedulian stakeholder akan pentingnya air

1 Meningkatkan pemahaman, kemitraan dan komitmen dalam

Sosialiasi untuk diseminasi informasi hasil kondisi air

1. Penyusunan kerangka acuan, pesan kunci dan

Page 94: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal V - 16 

No Strategi Program Kegiatan penyediaan dan pemeliharaan layanan air bersih

baku, pemetaan zonasi pejaringan pipa serta manfaat dan manual/standar pengeloaan air bersih.

materi pendukung advokasi dan sosialiasi pentingnya air bersih.

2. Publikasi melalui website Pemkot dan media massa serta berbagai saluran komunikasi yang ada.

Penguatan komitmen dan kemitraan dalam pelaksanaan kebijakan dan penyediaan layanan air bersih

1. Pertemuan stakeholders / aliansi dan kemitraan yang terkait dengan isu dan ruang lingkup pengelolaan air bersih.

2. Publikasi website dan jaringan media massa Pemkot; iklan layanan masyarakat; rubrik Tanya Jawab di media massa dan talk show radio & televisi; oleh para pengambil kebijakan / tokoh kunci.

3. Mengadakan kampanye HEMAT AIR : a. Pembuatan Bulletin b. Pembuatan Spanduk /

Baliho Sosialisasi Kemasyarakatan:

a. Festival Sumber Air b. Pembuatan hadiah

kepada pelanggan terbaik

c. Lomba-lomba (tema AIR)

5.1.5. Aspek PHBS

No Strategi Program Kegiatan

Sasaran I : Meningkatknya cakupan PHBS strata utama dan paripurna dari 60 % menjadi 85 % pada Tahun 2014,.

1 Mengoptimalkan program UKBM untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam PHBS (program media informasi yang menarik

Program Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat

Pembuatan media promosi dan informasi sadar hidup sehat, seperti banner, stiker, dll.

Program Kerjasama informasi dengan mass media

Sosialisasi/Penyuluhan masyarakat tentang PHBS

Program Pemberdayaan komunitas perumahan

Peningkatan peran serta masyarakat dalam pelestarian lingkungan sehat

Program Peningkatan peran serta dan kesetaraan jender dalam pembangunan

Peningkatan peran serta dan kesetaraan jender tentang PHBS

2 Meningkatkan kuantitas dan kualitas kader kesehatan lingkungan dalam promosi PHBS

Program Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat

Lokalatih dan penyegaran kader kesehatan lingkungan, kader Posyandu, SKD tentang PHBS dan teknik komunikasi

Page 95: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal V - 17 

No Strategi Program Kegiatan Program Peningkatan

keberdayaan masyarakat perdesaan

1. Pembinaan dan pendampingan kader kesehatan lingkungan, kader Posyandu, SKD

2. Pertemuan rutin dalam memicu kreatifitas dan aktivitas kader kesehatan lingkungan

Program Pengembangan Lingkungan Sehat

Lomba Kader Kesehatan Lingkungan

Program Peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun desa

Stimulan untuk Kader Kesehatan dan Posyandu

Program Upaya Kesehatan Masyarakat

Pendataan PHBS tatanan rumah tangga kepada seluruh keluarga di Kota Tegal

3 Mengoptimalkan peran instansi pemerintah dan sekolah dalam penerapan PHBS

Program Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat

1. Penerbitan surat edaran walikota tentang PHBS

2. Sosialisasi PHBS di instansi pemerintah dan sekolah

Program Upaya Kesehatan Masyarakat

Penyediaan sarana sanitasi dan CTPS dengan memisahkan toilet pria dan wanita di sekolah dan kantor

Program Peningkatan kapasitas kelembagaan perencanaan pembangunan daerah

1. Koordinasi intensif antar SKPD terkait dalam penerapan PHBS

2. Studi banding ke daerah lain yang sudah berhasil dalam pelaksanaan program PHBS

4 Meningkatkan komitmen penentu kebijakan anggaran untuk PHBS

Program Peningkatan kapasitas kelembagaan perencanaan pembangunan daerah

1. Membuat perencanaan tahunan yang jelas dan mudah dimengerti

2. Loby ke Dewan dan panitia anggaran

Program Upaya Kesehatan Masyarakat

Advokasi pada para pengambil kebijakan tentang alokasi anggaran untuk PHBS

Sasaran II: Meningkatnya peran media dalam promosi PHBS 1 Mengembangkan program

promosi PHBS yang menarik dan menjangkau semua lapisan masyarakat

Program Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat

1. Lomba PHBS di tingkat Kelurahan, Kecamatan dan Kota

2. Lomba PHBS untuk tingkat sekolah, kantor (pemerintah dan swasta)

Program Penguatan kelembagaan pengarusutamaan jender dan anak

Pengembangan materi dan pelaksanaan KIE tentang PHBS yang sensitive jender

Peningkatan aliansi dan kemitraan dalam pengemasan pesan kunci dan kerangka acuan untuk promosi bersama stakeholders terkait PHBS

Kegiatan bersama secara berkala dan produksi materi komunikasi secara terpadu oleh seluruh stakeholders yang terkait promosi PHBS

Page 96: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal V - 18 

No Strategi Program Kegiatan

2 Meningkatkan pemahaman tentang PHBS melalui saluran-saluran (media) informasi yang sudah ada

Program Kerjasama informasi dan media massa

1. Pemasangan spanduk dalam moment tertentu oleh pihak swasta

2. Penyebar luasan informasi tentang PHBS melalui media cetak dan media elektronik

Program Pengembangan komunikasi, informasi dan media massa

Pembinaan dan pengembangan jejaring komunikasi dan informasi

Program Fasilitasi peningkatan SDM bidang komunikasi dan informasi

Pelatihan untuk kader karang taruna, tokoh masyarakat tentang teknik komunikasi

Kunjungan lapangan bersama jurnalis / media massa, pihak swasta, anggota DPRD.

Publikasi website dan jaringan media massa Pemkot; iklan layanan masyarakat; rubrik Tanya Jawab di media massa dan talk show radio & televisi; oleh para pengambil kebijakan / tokoh kunci.

3 Menciptakan iklim investasi untuk promosi PHBS

Program Peningkatan iklim investasi dan realisasi investasi

1. Advokasi kepada para pemangku kebijakan untuk meraih dana APBD I, APBN dan swasta

2. Promosi bersama (co-branding) secara berkala dan produksi materi komunikasi secara terpadu oleh seluruh stakeholders yang terkait promosi PHBS

Sasaran III: Meningkatnya jumlah dukungan sektor swasta (CSR) dalam promosi PHBS sampai tahun 2014

1 Meningkatkan kerjasama dengan pihak swasta dan media dalam promosi PHBS

Program Peningkatan promosi dan kerjasama investasi

1. Sosialisasi dan advokasi bersama Walikota dengan swasta

2. Koordinasi dan sinkronisasi program CSR

3. Pendataan CSR 4. Penyelengaraan

pameran investasi 2 Mengotimalkan pendanaan dari

swasta – CSR untuk promosi PHBS

Program Regulasi investasi di tingkat kota

Mengembangkan model insentif untuk pihak swasta yang peduli akan sanitasi Penyusunan kebijakan investasi bagi pembangunan fasilitas sanitasi

Page 97: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal V - 19 

5.2. PROGRAM DAN KEGIATAN ASPEK NON TEKNIS

5.2.1. Kebijakan Daerah dan Kelembagaan

No Strategi Program Kegiatan 1 Melakukan penguatan kebijakan

sanitasi dan penegakkannya di Kota Tegal

Penataan Peraturan Perundang-Undangan

1. Koordinasi kerjasama permasalahan peraturan perundang-undangan (Koordinasi tentang penegakkan: a. Perda No. 11 tahun

1987 tentang Bangunan

b. Perda No. 7 tahun 2003 tentang Retribusi Penyedotan Kakus

c. Perda No. 6 tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kebersihan Kota

d. Peraturan Kerjasama daerah dalam pelayanan publik)

2. Penyusunan rencana kerja rancangan peraturan perundang-undangan (Terdiri dari: a. Penyusunan Perda

Pengelolaan Air Limbah Domestik, Perda Pengelolaan Drainase, dan Perda Retribusi Kebersihan

b. Perubahan Perda IMB, Perda Penyedotan Kakus, Perda Penyelenggaran Kebersihan, Perda Kerjasama Daerah Kota Tegal, dan Peraturan Walikota tentang Prosedur Pengurusan IMB dan advis planning)

3. Kajian Peraturan Perundang-undangan daerah terhadap peraturan perundang-undangan yang baru, lebih tinggi dan keserasian antar peraturan perundangan-undangan daerah (Review: a. Perda No. 11 tahun

1987 tentang Bangunan

Page 98: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal V - 20 

No Strategi Program Kegiatan b. Perda No. 7 tahun

2003 tentang Retribusi Penyedotan Kakus

c. Perda No. 6 tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kebersihan Kota

d. Peraturan Kerjasama daerah dalam pelayanan publik)

4. Legislasi Rancangan Peraturan Perundang-undangan (mencakup semua Perda yang dirubah dan dibentuk)

5. Fasilitasi sosialisasi peraturan perundang-undangan (untuk seluruh kegiatan sosialisasi aturan pengelolaan air limbah domestic, sampah, drainase lingkungan, air bersih dan PHBS, serta kerjasama daerah).

6. Publikasi peraturan perundang-undangan (untuk seluruh kegiatan sosialisasi aturan pengelolaan air limbah domestic, sampah, drainase lingkungan, air bersih dan PHBS, serta kerjasama daerah)

2 Mengembangkan kerjasama Pemerintah Kota dengan masyarakat dan swasta di Kota Tegal, serta dengan Pemerintah Daerah lainnya dalam pembangunan dan pengelolaan sanitasi

Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah / Wakil Kepala Daerah

1. Dialog / audiensi Walikota / Wakil Walikota dengan tokoh masyarakat, pimpinan / anggota organisasi social dan kemasyarakat tentang masalah sanitasi, air minum dan PHBS.

2. Rapat koordinasi pejabat pemerintahan daerah terkait masalah sanitasi, air minum dan PHBS

3. Kunjungan kerja kepala daerah / wakil kepala daerah dalam rangka penguatan pembangunan sanitasi, air bersih dan pengembangan PHBS di Kota Tegal

4. Koordinasi dengan pemerintah pusat dan pemerintah daerah lainnya terkait masalah dan pembangunan sanitasi, air minum dan

Page 99: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal V - 21 

No Strategi Program Kegiatan pengembangan PHBS di Kota Tegal

Program Peningkatan Kerjasama Antar Pemerintah Daerah

Fasilitasi kerjasama antar daerah dalam penyediaan pelayanan sampah dan air bersih Kota Tegal (yang meliputi kegiatan:

a. Advokasi kerjasama b. Pembentukan Tim

Koordinasi Kerja Sama Daerah (TKKSD)

c. Pengajuan Surat Penawaran Kerjasama

d. Penyusunan dokumen rencana kerjasama

e. Pembahasan rencana kerjasama daerah

f. Drafting naskah kesepakatan / Perjanjian Kerjasama

g. Penandatanganan naskah perjanjian kesepakatan kerjasama)

Program Kerjasama Pembangunan

1. Koordinasi kerjasama pembangunan antar daerah untuk pengelolaan sampah dan air bersih

2. Fasilitasi kerjasama dengan dunia usaha (kajian dan penyiapan kerjasama Pemerintah Kota dengan swasta dalam layanan penyedotan kakus)

3. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kerjasama (meliputi: a. Kerjasama

pengelolaan sampah dan air bersih dengan daerah lain

b. Kerjasama layanan penyedotan kakus dengan perusahaan swasta jasa penyedotan kakus

4. Kajian Model Kerjasama Daerah dalam

Page 100: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal V - 22 

No Strategi Program Kegiatan pengelolaan sampah dan air bersih, yang meliputi: a. Kajian manfaat dan

biaya b. Kajian model

kelembagaan Program Perencanaan

Pembangunan Daerah Penyusunan Rancangan RKPD (Pencantuman rencana kerja sama pengelolaan sampah regional, pemanfaatan air baku, pengelolaan air limbah, drainase lingkungan, dan pengembangan PHBS) ke dalam prioritas RKPD Kota Tegal

Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Desa

Penyusunan Kajian Kelembagaan dan Pembiayaan Polder Berbasis Masyarakat

3 Mengkondisikan integrasi antara system perencanaan, implementasi dan monitoring dan evaluasi dalam pembangunan sanitasi di Kota Tegal

Program Perencanaan Pembangunan Daerah

1. Perbaikan protap musrenbang Kota tegal (untuk mencantumkan keterlibatan Pokja Sanitasi Kota Tegal dalam proses musrenbang)

2. Community Action Plan (CAP)

3. Pembangunan system monitoring dan evaluasi pengelolaan sanitasi, air bersih, dan pengembangan PHBS di Kota Tegal

4. Monitoring dan Evaluasi Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Perkotaan (PPSP)

5. Penyusunan Dokumen Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Keciptakaryaan tahun 2015 – 2019.

Program Perencanaan Pengembangan Kota-Kota Menengah dan Besar

1. Koordinasi perencanaan air minum, drainase dan sanitasi perkotaan

2. Koordinasi penanggulangan limbah rumah tangga dan industry perkotaan

4 Mengembangkan sistem pendukung penyediaan layanan sanitasi yang terintegrasi

Pengembangan Data / Informasi

1. Pengumpulan, updating, dan analisis data sanitasi, air bersih, dan PHBS per kelurahan

2. Penyusunan Profil Daerah (Kelurahan, Kecamatan dan Kota) yang telah memuat data

Page 101: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal V - 23 

No Strategi Program Kegiatan dasar sanitasi, air bersih, dan kondisi PHBS di Kota Tegal

Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi

Pembangunan Sistem Informasi Sarana Pengelolaan Air Limbah Domestik, dan drainase lingkungan yang terintegrasi (BP2T – Dinas PU – Diskimtaru – UPT Pengolahan Limbah Tinja – Puskesmas)

5 Mempertahankan dan mengoptimalkan program stimulus penyediaan sarana dan pra-sarana sanitasi yang bersifat memberdayakan masyarakat miskin (poor insclusive)

Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Desa

1. Pemberian stimulan pembangunan desa untuk: a. Program jamban

keluarga b. Program arisan

jamban c. PSPD untuk

pengelolaan drainase lingkungan

2. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan program s.d.a

6 Memperkuat kapasitas organisasi regulator dan operator layanan sanitasi untuk dapat menyelenggarakan pelayanan sanitasi secara efektif dan efisien

Program Penataan Kelembagaan Daerah (Program Penataan Daerah Otonom Baru)

1. Kajian Analisis Beban Kerja dan Analisis Tupoksi di lingkungan Pemerintah Kota Tegal (Pasca PP No. 41 tahun 2007), ditujukan untuk mengidentifikasikan gap kapasitas organisasi penanggungjawab pengelolaan sanitasi dalam pelaksanaan tugasnya

2. Pembentukan Unit Pengaduan Masalah Pengelolaan Sanitasi dan Air Bersih (atau penambahan tugas penampungan pengaduan pada unit pengelola saat ini: UPTD Pengolahan Limbah Tinja, UPTD Pengolahan Sampah, Dinas PU, dan PDAM)

3. Penyempurnaan prosedur layanan penyedotan kakus, pengangkutan dan pengolahan sampah, cek utilitas bangunan, penerbitan ijin IMB

4. Penyempurnaan Tupoksi SKPD / Unit penanggungjawab pengelolaan sanitasi (indikasi: UPTD

Page 102: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal V - 24 

No Strategi Program Kegiatan Pengolahan Limbah Tinja, UPTD Pengolahan Sampah, KLH)

7

Mempertahankan dan meningkatkan efektivitas pelaksanaan peran Kelompok Kerja (Pokja) Sanitasi Kota Tegal dalam mengawal proses implementasi SSK secara terintegrasi

Pembangunan Kerangka Organisasi Pokja

1. Revisi dan Penerbitan SK Pokja Sanitasi Kota Tegal

2. Pembuatan Buku Pedoman Organisasi Pokja

3. Pembuatan Buku Pedoman Tata Kerja Pokja

4. Pembuatan Rencana Kerja Pokja

Monitoring dan evaluasi Kapasitas Organisasi Pokja

1. Penyusunan instrument monitoring dan evaluasi kapasitas organisasi Pokja

2. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi kapasitas organisasi Pokja

3. Koordinasi penanganan masalah Pokja

Pembangunan Sekretariat Pokja

Pengadaan perangkat kantor pendukung kerja Pokja

7 Mengoptimalkan pengorganisasian kelompok swadaya masyarakat (KSM) pengelola sanitasi guna meningkatkan efektivitas kegiatan operasi dan pemeliharaan sarana sanitasi di tingkat masyarakat

Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Desa

1. Pembentukan KSM Sanitasi dan atau Organisasi Kemasyarakatan Air Minum Sederhana (OM-AMS). KSM Sanitasi diarahkan untuk menangani operasi dan pemeliharaan sarana pengelolaan air limbah domestic, drainase lingkungan, dan sampah di tingkat masyarakat.

2. Pembinaan KSM Sanitasi dan atau Organisasi Kemasyarakatan Air Minum Sederhana (OM-AMS)

3. Monitoring dan evaluasi KSM Sanitasi dan atau Organisasi Kemasyarakatan Air Minum Sederhana (OM-AMS).

8 Meningkatkan kapabilitas personil-personil SKPD penyelenggara layanan sanitasi

Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur

1. Penilaian kebutuhan pelatihan bagi PNS daerah (dalam hal ini ditujukan bagi personil SKPD penanggungjawab pengelolaan sanitasi, air bersih dan pengembangan PHBS)

2. Pendidikan dan pelatihan teknis tugas dan fungsi

Page 103: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal V - 25 

No Strategi Program Kegiatan bagi PNS daerah (dalam hal ini ditujukan bagi personil SKPD penanggungjawab pengelolaan sanitasi, air bersih dan pengembangan PHBS)

Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur

1. Pelaksanaan analisis jabatan di lingkungan Pemerintah Kota Tegal yang ditujukan untuk mengidentifikasikan gap kapasitas personil penanggungjawab layanan pengelolaan sanitasi dalam pelaksanaan tugasnya

2. Studi Banding 3. Magang

9 Meningkatkan kapabilitas personil anggota Pokja

Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan Pembangunan Daerah

1. Penilaian kebutuhan pelatihan bagi PNS daerah (dalam hal ini ditujukan bagi personil SKPD penanggungjawab pengelolaan sanitasi, air bersih dan pengembangan PHBS)

2. Pelatihan kemampuan teknis anggota Pokja sesuai hasil penilaian kebutuhan pelatihan Pokja

3. Studi Banding 4. Penyelenggaraan City

Summit 5. Pelaksanaan koordinasi

dengan Pokja AMPL Provinsi, TTPS, dan Pokja AMPL Pusat dalam rangka sinkronisasi pengawalan pembangunan sanitasi

6. Keterlibatan dalam agenda kegiatan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) yang diselenggarakan oleh Pokja Provinsi, TTPS dan AKOPSI

Page 104: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal V - 26 

5.2.2 Keuangan

No Strategi Program Kegiatan 1 Integrasi SSK kedalam dokumen

– dokumen perencanaan kota. Penguatan kapasitas aparat SKPD dalam perencanaan pembangunan kota

1. Rapat koordinasi antara pokja dengan masing – masing kepala SKPD membahas integrasi SSK kedala dokumen perencanaan.

2. Rapat koordinasi antar SKPD membahas integrasi SSK dengan RKPD, KUA,PPAS dan RKA

3. Audiensi dengan walikota dan TAPD membahas hal yang sama

4. Audiensi dengan Panitia Anggaran

2 Peningkatan alokasi anggaran sanitasi dari sumber APBN (DAK, dana vertical PU, Depkes,dll)

1.Pemetaan daerah/ lokasi calon penerima

2.Penyusunan usulan/proposal

1. Rakor untuk mengaitkan hasil musrenbang desa – kota dengan kebutuhan pendanaannya

2. Penyusunan anggaran sanitasi dengan referensi dari SSK dan RPIJM

3. Penyusunan bujet masing-masing lokasi disesuaikan dengan kebutuhan dan sumber daya yang ada

3 Peningkatan alokasi anggaran sanitasi dari sumber APBD Propinsi (dana satjer, dana bantuan keuangan,dana bagi hasil)

1. Penyusunan dan sinkronisasi program kegiatan kota dg propinsi

2. Pemetaan peluang pembiayaan bersama antara kota dg propinsi

1. Penjabaran usulan kota kepada propinsi

2. Rakor dg propinsi untuk sinkronisasi program kegiatan

3. Pembuatan usulan program kegiatan yang akan diajukan kepada propinsi

4. Rakor dengan TAPD dan Panggar DPRD

5. Penjabaran perencanaan pembangunan sanitasi regional

4 Peningkatan alokasi anggaransanitasi dari sumber APBD Propinsi (dana satjer, dana bantuan keuangan,dana bagi hasil)

1. Koordinasi dengan TAPD (dan Panitia Anggaran DPRD)

1. Rapat koordinasi, audiensi dengan walikota atau TAPD mengenai kebutuhan pendanaan sanitasi kedalam perencanaan alokasi pendanaan pembangunan kota

2. Pembekalan TAPD dalam penyusunan dokumen perencanaan tahunan (agar SSK menjadi referensi utama)

5 Harmonisasi pemanfaatan DAK sanitasi

1. Koordinasi antar SKPD dlm penggunaan DAK sanitasi

2. Peningkatan kapasitas

aparat dalam optimalisasi DAK sanitasi

1. Workshop Penyusunan bersama kegiatan yang akan dibiayai oleh DAK sanitasi

2. Penyusunan usulan (perencanaan dan alokasi anggaran) kegiatan sanitasi di beberapa lokasi

1. Workshop aspek perencanaan, pengajuan, dan mekanisme

Page 105: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal V - 27 

No Strategi Program Kegiatan pemanfaatan DAK sanitasi (arus dana, pengadaan, dll.)

6 Peningkatan alokasi pendanaan sanitasi di tingkat SKPD

1. Penjabaran masing – masing SKPD atas pembangunan sanitasi di SKPDnya

2. Penjabaran kegiatan yang

dibiayai APBD kota dan sumbernya (belanja modal, barang dan jasa, penyertaan pemda, SILPA, dana cadangan , dll)

1. Evaluasi kegiatan san itasi (oleh SKPD didampingi pokja san)2 tahun sebelumnya dan pembuatan skala prioritas kegiatan sanitasi

2. Penyususnan RKA sanitasi (sesuai permendagri 13/2006) dengan pendampingan oleh pokja san

3. Pegadaan kegiatan sanitasi fisik dan non fisik (air limbah, persampahan, drainase, PHBS, dan air minum)

1. Penyusunan bujet dan implementasi berupa pengadaan kegiatan dari sumber dana terpilih)

2. Pengadaan Materi Buku/booklet/leaflet/dll. Berisi Pemahaman Aspek sanitasi versi popular dengan target audience TAPD dan Panggar DPRD

3. Konsultasi dan atau Audiensi dengan TAPD dan Panggar atas usulan kegiatan terpilih dalam forum rapat koordinasi/workshop atau lainnya.

5.2.3 Komunikasi Adapun rincian program dan kegiatan aspek komunikasi telah dirangkum dalam

berbagai sasaran dan strategi sub-sektor yang relevan pada bab ini. Dengan

demikian dukungan komunikasi dilakukan secara terintegrasi dan sesuai dengan

tahapan percepatan pembangunan setiap sanitasi dan sub-sektornya dalam

skala kota.

No Strategi Program Kegiatan Sasaran I: Percepatan dan terciptanya komitmen politik dan komitmen sosial bagi landasan kebijakan dan regulasi pendukung serta ketetapan anggaran untuk pembangunan sektor sanitasi, melalui upaya advokasi 1 Perencanaan terpadu untuk

skenario / jadwal bersama, target yang ingin dicapai dan penanggung jawab teknis pelaksanaan rangkaian kegiatan advokasi.

Penyusunan kerangka acuan kegiatan advokasi kebijakan dan anggaran untuk sanitasi.

Assesmen / studi komunikasi khusus untuk keperluan advokasi.

Page 106: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal V - 28 

No Strategi Program Kegiatan Peningkatan kualitas dan

kelengkapan materi advokasi. Produksi dan penyusunan pesan kunci yang sesuai untuk setiap alat / saluran dan sasaran advokasi

2 Mengkondisikan integrasi pesan dalam setiap kegiatan SKPD yang terkait dengan sanitasi dan setiap sub-sektor sanitasi serta aspek pendukungnya.

Penguatan dukungan jurnalis dan media massa khusus untuk upaya advokasi.

Talk show, rubrik surat pembaca dan tanya jawab di berbagai media massa oleh tokoh kunci dan pelaku advokasi.

Peningkatan intensitas tatap

muka dan penciptaan peluang bagi mementum advokasi.

Lobi khusus; dengar pendapat ; audiensi; konsultasi publik; dan forum seminar / city sanitation summit .

3 Meningkatkan kapasitas

organisasi dan individu dalam teknis dan pelaksanaan kegiatan advokasi untuk mencapai hasil, keluaran serta pemantauan hasil dan dampak yang ditargetkan.

Pelatihan perencanaan, implementasi dan pemantauan kegiatan komunikasi bagi tokoh kunci dalam advokasi.

1. Pameran, festival, karnaval, konser, perayaan / hari jadi dan event publik lainnya.

2. Pemantuan dan evaluasi berbagai kegiatan advokasi.

Strategi II: Penguatan dan terbangunnya kemitraan dan aliansi untuk implementasi dan keberlanjutan pesan dan program sanitasi, melalui mobilisasi sosial. 1 Menghidupkan simpul jaringan

dan kemitraan serta peretmuan berkala yang dari berbagai kelompok masyarakat, sekolah dan berbagai institusi, asosiasi dan aliansi lainnya.

Penyusunan kerangka acuan rangkaian setiap kegiatan dan taktik implemantasi Mobilisasi sosial.

Assesmen dan pemetaan stakeholders yang terkait untuk dukungan, aliansi dan kemitraan.

Penyusunan berbagai pesan kunci, disain, materi, presentasi untuk implementasi mobiliasi sosial.

Website, konferensi dan siaran pers, pemasangan iklan baliho, stiker, poster, spanduk (co-branding) .

2 Mendorong kerja sama dan dan jadwal bersama dalam implementasi kegiatan oleh aliansi dan kemitraan berbagai kelompok masyarakat, beberapa program / lembaga swasta, media massa, dan lembaga donor dan institusi di bidang sanitasi.

Pembelajaran (lessons learned) serta replikasi praktik terbaik dalam pembangunan sanitasi antar stakeholders dan pelaku pembangunan sanitasi.

Pelatihan dan lokakarya sanitasi.

Pelatihan, ramah tamah, kerja sama (co-branding) dengan media massa dan swasta/bisnis

Kunjungan lapangan (jaringan media massa, swasta, politisi dan tokoh masyarakat) ke lokasi percontohan.

3 Menciptakan pola komunikasi

antar stekeholders sanitasi kota. Peningkatan kerja sama dalam berbagai penyelenggaraan event publik.

Pertemuan / kontak / surat / kartu dan sebaran informasi secara berkala

Penjajakan minat untuk kemitraan dan aliansi, kesediaan dalam keterlibatan program dan pertemuan rutin.

Pameran, karnaval, konser, perayaan hari besar/ultah, keagamaan / adat, gerak jalan, sepeda santai, pertunjukan dan iklan bersama di media.

Strategi III: Peningkatan dan terjaganya perilaku hidup bersih dan sehat, terutama dalam optimalisasi akses atas sanitasi yang lebih baik, melelalui komunikasi berbagai program yang terintegrasi.

1 Peningkatan sumber daya dalam pengelolaan dan penyebaran Informasi dan Data Sanitasi kepada publik yang beragam

Penyusunan kerangka acuan rangkaian setiap kegiatan dan taktik implemantasi komunikasi program.

Assesmen dan studi komunikasi berskala kota

Page 107: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal V - 29 

No Strategi Program Kegiatan 2 Peningaktan kualitas dan akurasi

materi komunikasi yang terintegrasi oleh SKPD terkait.

Penyusunan / produksi berbagai pesan kunci, disain, materi, presentasi untuk implementasi komunikasi program.

Produksi dan penyusunan pesan kunci, disain, berbagai materi yang cocok untuk khalayak sesuai dengan keragamannya.

3 Optimalisasi anggaran, saluran

dan perangkat yang dimiliki SKPD untuk memperkuat penyampaian pesan isu sanitasi.

Desiminasi informasi / selebaran secara langsung ke alamat, area publik, jalanan, keramaian.

1. Penyuluhan, seminar dan temu muka dan diskusi terfokus.

2. Peluncuran, terbitan dan publikasi berjangka.

3. Website, siaran, pemasangan iklan baliho, stiker, poster, spanduk

4 Penetapan sistem pemantauan dan evaluasi untuk setiap indikator keberhasilan capaian hasil dan serta dampak secara berkala.

Peningkatan kualitas dan kuantitas kampanye, event publik dan penyadaran baik secara massal maupun terbatas melalui berbagai tingkat dan keragaman saluran komunikasi yang cocok untuk setiap kelompok sasaran.

Pameran, karnaval, konser, perayaan hari besar/ultah, keagamaan / pertunjukan, radio komunitas dan media rakyat.

5.2.4 Keterlibatan Pelaku Bisnis

No Strategi Program Kegiatan 1 Mengoptimalkan pelibatan sektor

swasta dalam hal dukungan teknis, pendanaan dan kebijakan

Program Peningkatan promosi dan kerjasama investasi

1. Peningkatan intensitas koordinasi antara Pemkot dengan pelaku bisnis.

2. Penyusunan pedoman (Juklak dan Juknis) tentang keterlibatan pelaku bisnis dalam pembangunan sanitasi.

3. Pengembangan MIS (Manajemen Informasi Sistem) tentang penanganan dan pengelolaan sanitasi kota.

4. Pelaksanaan pembangunan sanitasi dengan memanfaatkan dana CSR/pelaku bisnis

2 Menciptakan iklim pendanaan yang memungkinkan dan menarik dunia usaha untuk ikut membiayai penyediaan sarana dan prasarana pengelolaan

Program Peningkatan iklim investasi dan realisasi investasi

Promosi bersama (co-branding) secara berkala dan produksi materi komunikasi secara terpadu oleh seluruh stakeholders yang terkait

Program Peningkatan promosi dan kerjasama investasi

1. Sosialisasi dan advokasi bersama Walikota dengan swasta.

2. Penyelengaraan pameran investasi

Program Regulasi investasi di tingkat kota

Mengembangkan model insentif untuk pihak swasta yang peduli akan sanitasi

3 Menciptakan jaringan kemitraan pihak swasta dan pelaku bisnis untuk mendukung percepatan pembanguan sanitasi berskala kota

Peningkatan aliansi dan kemitraan dalam pengemasan pesan kunci dan kerangka acuan untuk promosi bersama stakeholders terkait

Kegiatan bersama secara berkala dan produksi materi komunikasi secara terpadu oleh seluruh stakeholders yang terkait

Page 108: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal V - 30 

No Strategi Program Kegiatan Program Kerjasama informasi

dan media massa

Pemasangan spanduk dalam moment tertentu oleh pihak swasta

Program Pengembangan komunikasi, informasi dan media massa

Pembinaan dan pengembangan jejaring komunikasi dan informasi

4 Penyusunan Regulasi CSR (Corporate Social Responsibility) dan pelibatan pelaku bisnis dalam pembangunan sektor sanitasi

Program Regulasi investasi di tingkat kota

1. Pendataan CSR 2. Koordinasi dan sinkronisasi

program CSR 3. Penyusunan draft Perda

CSR dan pelibatan pelaku bisnis. Dengar pendapat draft Perda (Raperda) CSR dan pelaku bisnis

4. Pengesahan Perda CSR dan pelibatan pelaku bisnis

5. Penyusunan kebijakan investasi bagi pembangunan fasilitas sanitasi

5.2.5 Pemberdayaan Masyarakat, Aspek Jender, dan Kemiskinan

No Strategi Program Kegiatan 1 Mengembangkan pola pembinaan

yang partisipatif dalam upaya optimalisasi peran pemerintah kota, lembaga lokal, organisasi masyarakat dan tokoh masyarakat dalam pengelolaan sanitasi

Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan

Pemberdayaan lembaga dan ORMAS

Program Peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun desa

1. Pembinaan kelompok masyarakat dalam pembangunan desa/kota

2. Pelaksanaan musyawarah/pertemuan rutin masyarakat

Program Peningkatan kapasitas aparatur pemerintah desa

Pelatihan kader/kelompok masyarakat tentang pengelolaan keuangan kelompok

Program Peningkatan peran perempuan di pedesaan

Pelatihan perempuan dalam bidang usaha ekonomi produktif

2 Meningkatkan kapasitas dan pengetahuan masyarakat, laki-laki dan perempuan, kaya dan miskin dalam pengelolaan sanitasi

Peningkatan peran serta/kesetaraan jender dalam pembangunan

1. Pembinaan organisasi perempuan

2. Pendidikan & pelatihan peningkatan peran serta dan kesetaraan jender

3. Pelatihan partisipatif untuk peniliaian kebutuhan masyarakat

Penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender (PUG) dan anak

Peningkatan kapasitas dan jaringan kelembagaan pemberdayaan perempuan &

Page 109: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal V - 31 

No Strategi Program Kegiatan anak

3 Mengoptimalkan kesetaraan peran perempuan & laki-laki, kaya & miskin dalam promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat

Program Keserasian kebijakan peningkatan kualitas anak dan perempuan

Sosialisasi terkait dengan kesetaraan jender, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak

Peningkatan peran serta/kesetaraan jender dalam pembangunan

1. Pelatihan bagi perempuan tentang keorganisasian

2. Perekrutan tenaga kerja perempuan dalam pengelolaan sanitasi

4 Mengupayakan pengorganisasian masyarakat dalam kelompok untuk pengelolaan sanitasi

Program Peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun desa

1. Stimulasi pembentukan kelompok masyarakat peduli

2. Pembinaan kelompok masyarakat dalam pembangunan desa/kota

5 Mengoptimalkan dan mengembangkan media Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) terkait sanitasi yang berorientas jender dan kemiskinan, sesuai kebutuhan masyarakat dengan jangkauan yang luas

Program Penguatan kelembagaan pengarusutamaan jender dan anak

1. Pengembangan sistem informasi jender dan anak

2. Pengembangan materi dan pelaksanaan KIE tentang kesetaraan jender dan keadilan jender

6 Mengefektifkan peran dan fungsi lembaga formal dan informal dengan media massa dalam pengelolaan sanitasi yang berorientasi jender dan kemiskinan

Program Penguatan kelembagaan pengarusutamaan jender dan anak

Peningkatan kapasitas dan jaringan kelembagaan pemberdayaan perempuan & anak.

7 Mengakomodasi perencanaan partisipatif yang berorientasi pada jender dan masyarakat miskin dalam pembangunan sarana sanitasi

Peningkatan peran serta/kesetaraan jender dalam pembangunan

Pelatihan partisipatif untuk peniliaian kebutuhan masyarakat yang berwawasan jender

8 Mengupayakan pemberdayaan masyarakat melalui ”Survey Mawas Diri” dan kerjasama dengan lembaga lokal

Program Promosi Kesehatan dan pemberdayaan masyarakat

Survey Mawas Diri dan pendataan kondisi sanitasi rumah tangga

Page 110: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal VI - 1

BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI

Paparan bab ini tidak menjelaskan tentang kegiatan pemantauan dan

evaluasi sanitasi tetapi hanya memuat tentang strategi untuk melakukan

pemantauan dan evaluasi dengan fokus kepada pemantauan dan evaluasi

Strategi Sanitasi Kota (SSK) yang telah ditetapkan dalam bab-bab sebelumnya.

6.1 GAMBARAN UMUM PEMANTAUAN DAN EVALUASI SANITASI

Tujuan pembangunan sanitasi tingkat kota telah ditetapkan oleh

pemerintah kota dan dinyatakan dalam sebuah dokumen Strategi Sanitasi Kota

(SSK). Dokumen SSK juga mencantumkam target-target pembangunan sanitasi

subsektor (air bersih, air limbah, persampahan dan drainase) serta target aspek

perilaku hidup bersih dan sehat. Strategi, kebijakan dan daftar panjang program

dan kegiatan telah disiapkan dalam dokumen ini guna mendukung tercapainya

tujuan pembangunan sanitasi kota.

Dalam pelaksanaannya nanti, perlu dilakukan pemantauan dan evaluasi

untuk proses pelaksanaan SSK serta hasilnya guna melihat ketepatan

penggunaan sumber daya baik keuangan maupun manusia. Pemantauan dan

evaluasi terhadap pelaksanaan SSK juga perlu dilakukan untuk mengetahui

hambatan/masalah dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan untuk

meningkatkan kualitas proses di kemudian hari. Pemantauan dan evaluasi SSK

akan dilakukan untuk menilai capaian-capaian subsektor sanitasi dan aspek

perilaku hidup bersih dan sehat seperti tercantum di bab 2 dan 4 dokumen SSK.

Pemantauan atau juga dikenal sebagai monitoring bertujuan untuk:

1. Memverifikasi tingkat efektifitas dan efisiensi proses pelaksanaan

kegiatan.

2. Mengidentifikasi capaian dan kelemahannya.

3. Menetapkan rekomendasi langkah perbaikan untuk mengoptimalkan

pencapaian.

Sedangkan evaluasi bertujuan untuk menilai konsep, desain,

pelaksanaan, dan manfaat kegiatan dan program pembangunan sanitasi.

Hasil pemantauan dan evaluasi sangat penting sebagai umpan balik

bagi pengambil keputusan berkaitan:

Page 111: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal VI - 2

1. Kemajuan relatif capaian strategis pembangunan sanitasi dengan

dilaksanakannya kegiatan-kegiatan pembangunan dalam kerangka

kebijakan dan strategi yang disepakati.

2. Bentuk usaha peningkatkan kinerja dan akuntabilitas institusi dalam usaha

pencapaian visi pembangunan sanitasi.

3. Kelembagaan untuk Pemantauan dan Evaluasi Sanitasi

Pemantauan dan evaluasi mulai dilakukan di bulan Februari 2010 atau

setelah SSK diresmikan sebagai acuan bagi pemerintah kota dalam membangun

sanitasi. Pemantauan dilakukan setiap empat bulan yaitu di bulan April, Agustus

dan Desember. Kerangka waktu ini dipilih untuk menyelaraskan proses

pemantauan dan evaluasi dengan alur perencanaan dan penganggaran daerah.

Pihak yang terlibat dalam pemantauan dan evaluasi adalah sebagai

berikut:

Penanggungjawab Utama: 1. Ketua: Kepala Bappeda.

2. Wakil Ketua: Kabid Praswil dan Prasbangwil.

Pengumpul Data dan Dokumentasi: 1. Kasubid Praswil dan staff Bappeda

Pengolah data/Pemantau: 1. Ka. UPTD Diskimtaru

2. Ka. Seksi Pengkajian Dampak dan Lab KLH

3. Kabid Cipta karya DPU / Kasi Pembangunan Pengairan DPU

4. PDAM / Kabid Cipta Karya DPU

5. Kasi Penyehatan Lingkungan Dinkes

6. Kasubid Dokumen dan Publikasi Bagian Humas dan Protokol

7. Kabid Promosi BPPT

8. Kabid Pemberdayaan Masyarakat dan Ka. Pangan Bapermas

6.2 Pemantauan Strategi Sanitasi Kota 1. Pemantauan Capaian Pelaksanaan kegiatan adalah untuk menilai tingkat

investasi dan keluaran dari pelaksanaan kegiatan berkaitan sanitasi oleh

pemerintah kota. Kegiatan-kegiatan ini mengacu kepada usulan kegiatan

(rencana tindak) SSK maupun kegiatan-kegiatan diluar usulan SSK yang

dilaksanakan oleh SKPD. Jumlah kegiatan usulan SSK menurut tahun dan

sub sektornya adalah sebagai berikut:

Page 112: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal VI - 3

Tabel 6.1 Jumlah kegiatan pertahun Sektor/sub sektor/aspek

TAHUN

2010 2011 2012 2013 2014Sub Sektor Air Limbah Domestik 18 23 31 20 32 Sub Sektor Persampahan 11 31 32 29 27 Sub Sektor Darinase Lingkungan 6 10 13 12 11 Sektor Air Bersih 3 5 6 - - Aspek PHBS 12 31 29 32 29

Sumber: Data yang diolah. Keterangan: Masih merupakan daftar panjang usulan (long list). 2. Pemantauan Capaian Strategis adalah untuk menilai tingkat capaian tujuan

dan sasaran pembangunan subsektor sanitasi dengan melihat indikator-

indikator yang telah ditetapkan pada bab 4.1 Tujuan, Sasaran, serta Tahapan

Pencapaian Subsektor Sanitasi. Adapun sasarannya adalah sebagai berikut:

Tabel 6.2 Sasaran subsektor sanitasi, sektor air bersih dan PHBSKota Tegal tahun 2010 – 2014.

Page 113: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal VI - 4

Tabel Capaian Strategis A. Subsektor Air Limbah

A.1 Tujuan Meningkatkan lingkungan yang sehat dan bersih di Kota Tegal melalui pengelolaan air limbah domestik dan industri rumah tangga yang berwawasan lingkungan.

A.1.1 Sasaran Indikator

Data Dasar Target 2010 2011 2012 2013 2014

Nilai Sumber & Tahun Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi

1 2 3 4 5 6 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Tersedianya perencanaan pengelolaan air limbah domestik dan industri skala rumah tangga perkotaan pada akhir tahun 2014

Adanya Master Plan Air Limbah Domestik termasuk Industri rumaht tangga.

0 2009 1 1

A.1.2 Sasaran Indikator

Data Dasar Target 2010 2011 2012 2013 2014

Nilai Sumber & Tahun Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi

1 2 3 4 5 6 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Meningkatkan cakupan kepemilikan jamban keluarga dengan penggunaan tangki septik dari 85,73% menjadi 90% pada akhir tahun 2014

cukup jelas 85.73% Dokumen RPIJM Cipata Karya 2009

90% 86% 87% 88% 89% 90%

A.1.3 Sasaran Indikator

Data Dasar Target 2010 2011 2012 2013 2014

Nilai Sumber & Tahun Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi

1 2 3 4 5 6 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Meningkatnya jumlah dan cakupan layanan pengelolaan air limbah secara komunal dari 5 unit menjadi 10 unit di wilayah padat kumuh miskin perkotaan di akhir tahun 2014

Cukup jelas 5 unit KLH 2009 10 unit 2 1 1 1

Page 114: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal VI - 5

A.1.4 Sasaran Indikator

Data Dasar Target 2010 2011 2012 2013 2014

Nilai Sumber & Tahun Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi

1 2 3 4 5 6 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

kecil dari 3 unit menjadi 5 unit pada akhir Tersedianya dan berfungsinya IPAL komunal untuk industri tahun 2014

Cukup jelas 3 unit KLH 2009 5 unit 1 1 1 1 1

A.1.5 Sasaran Indikator

Data Dasar Target 2010 2011 2012 2013 2014

Nilai Sumber & Tahun Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi

1 2 3 4 5 6 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Meningkatnya efektivitas layanan pengelolaan Air Limbah Domestik skala kota dari 60 KK/bulan menjadi 100 KK/bulan.

Cukup jelas 60 KIMTARU 100 60 70 80 90 100

Page 115: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal VI - 6

B. Subsektor Persampahan B.1 Tujuan

Mewujudkan lingkungan yang sehat dan bersih di Kota Tegal melalui peningkatan kualitas dan kuantitas pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan untuk seluruh kota di atas Standar Pelayanan Minimum/SPM.

B.1.1 Sasaran Indikator

Data Dasar Target 2010 2011 2012 2013 2014

Nilai Sumber & Tahun Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi

1 2 3 4 5 6 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Meningkatnya cakupan layanan pengelolaan sampah dari 67% menjadi 80% pada akhir tahun 2014.

Cukup jelas 67% KIMTARU 2009 80% 70% 72% 75% 77% 80%

B.1.2 Sasaran Indikator

Data Dasar Target 2010 2011 2012 2013 2014

Nilai Sumber & Tahun Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi

1 2 3 4 5 6 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Berkurangnya timbulan sampah post collection hingga 50 m3/hari pada tahun 2014 melalui composting skala kota

Cukup jelas 0 KIMTARU 2009 50 m3 10 20 30 40 50

B.1.3 Sasaran Indikator

Data Dasar Target 2010 2011 2012 2013 2014

Nilai Sumber & Tahun Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi

1 2 3 4 5 6 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah dengan sistem 3R skala rumah tangga dari 1% menjadi 5% pada tahun 2014

Cukup jelas 1% KHL 2009 5% 1% 2% 3% 4% 5%

Page 116: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal VI - 7

C. Subsektor Drainase C.1 Tujuan

Meningkatkan lingkungan yang sehat dan bersih di kota Tegal melalui penyediaan sarana dan prasarana drainase

C.1.1 Sasaran Indikator

Data Dasar Target 2010 2011 2012 2013 2014

Nilai Sumber & Tahun Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi

1 2 3 4 5 6 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Tersedianya dokumen perencanaan sistem drainase kota yang terintegrasi di akhir tahun 2011.

Cukup jelas 0 DPU 2009 1 1

C.1.2 Sasaran Indikator

Data Dasar Target 2010 2011 2012 2013 2014

Nilai Sumber & Tahun Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi

1 2 3 4 5 6 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Berkurangnya luas genangan di kota Tegal dari 646 Ha (data tahun 2008 - RPIJM Cipta Karya) menjadi 300 Ha dengan memprioritaskan penanganan di wilayah permukiman di akhir tahun 2014.

Cukup jelas 646 Ha area tergenan

RPIJM Cipta Karya, 2008.

300 Ha area tergena ng

600 Ha 500 Ha 450 Ha 400 Ha 300 Ha

Page 117: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal VI - 8

D. Subsektor Air Bersih D.1 Tujuan

Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di kota Tegal melalui peningkatan cakupan layanan air bersih

D.1.1 Sasaran Indikator

Data Dasar Target 2010 2011 2012 2013 2014

Nilai Sumber & Tahun Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi

1 2 3 4 5 6 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Meningkatkan cakupan pelayanan air bersih kota Tegal dari 30% menjadi 45% pada tahun 2015

Cukup jelas 30% 45% 32% 35% 37% 42% 45%

D.1.2 Sasaran Indikator

Data Dasar Target 2010 2011 2012 2013 2014

Nilai Sumber & Tahun Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi

1 2 3 4 5 6 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Terjaganya supply air secara kualitas dan kuantitas dari sumber secara terus menerus.

Mempertahankan supply yang ada. Debit supply yang tersedia …..M3/hari Kualitas Standar Baku Mutu air …..?

PDAM

D.1.3 Sasaran Indikator

Data Dasar Target 2010 2011 2012 2013 2014

Nilai Sumber & Tahun Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi

1 2 3 4 5 6 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Menurunkan kehilangan air dari 43% menjadi 35% pada tahun 2014

Turunnya kehilangan air dari 43% menjadi 35%

43% PDAM 35% 41% 39% 37% 36% 35%

D.1.4 Sasaran Indikator

Data Dasar Target 2010 2011 2012 2013 2014

Nilai Sumber & Tahun Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi

1 2 3 4 5 6 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Meningkatkan kepedulian stakeholder akan pentingnya air bersih

Terjaganya luas area konservasi disekitar sumber air. Jumlah laporan dari masyarakat tentang kebocoran

2 Ha

5

PDAM 2 Ha

15

2 Ha

7

2 Ha

9

2 Ha

11

2 Ha

12

2 Ha

15

Page 118: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal VI - 9

E. Subsektor PHBS E.1 Tujuan

Mewujudkan kota Tegal yang sehat dengan membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat

E.1.1 Sasaran Indikator

Data Dasar Target 2010 2011 2012 2013 2014

Nilai Sumber & Tahun Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi

1 2 3 4 5 6 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Meningkatnya cakupan PHBS strata utama dan paripurna dari 60% pada tahun 2009 menjadi 85% pada tahun 2014.

Cukup jelas 60% Dinkes 85% 65% 70% 75% 80% 85%

E.1.2 Sasaran Indikator

Data Dasar Target 2010 2011 2012 2013 2014

Nilai Sumber & Tahun Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi

1 2 3 4 5 6 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Mengoptimalkan peran sektor swasta (CSR) dalam promosi PHBS sampai tahun 2014

Keterlibatan 5 sektor swasta yang diorganisir oleh Pokja dan SKPD

1 Bappeda 5 2 2 3 4 5

E.1.3 Sasaran Indikator

Data Dasar Target 2010 2011 2012 2013 2014

Nilai Sumber & Tahun Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi

1 2 3 4 5 6 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Mengoptimalkan peran media dalam promosi PHBS yang menarik minat dan partisipasi masyarakat mulai tahun 2010.

Promosi PHBS yang dilakukan media dikendalikan dan terpantau oleh Humas dan Pokja ( 8 Media )

4 Bappeda/Humas

8 6 8 8 8 8

Page 119: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal VI - 10

3. Pemantauan Perencanaan dan Pengambilan Keputusan adalah untuk menilai tingkat

kepedulian pengambil keputusan terhadap rekomendasi program dan kegiatan usulan

SSK. Hal ini dilakukan salah satunya adalah dengan melihat jumlah usulan kegiatan

SSK yang diakomodasi sebagai kegiatan SKPD dalam tahun perencanaan SSK.

6.3. Pendokumentasian. Data-data yang akan digunakan untuk menentukan data dasar atau baseline indikator

tujuan dan sasaran subsektor adalah data-data yang ada di SKPD masing-masing berupa;

laporan realisasi fisik dan keuangan (RFK), data hasil survey dan studi yang dilakukan di

SKPD masing-masing. Pokja akan mendokumentasi semua data dan informasi yang

masuk sebagai upaya untuk mengembangkan data base terkait sanitasi.

Pendekatan untuk dokumentasi data dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:

Pembagian peran dan tanggungjawab dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi

disesuaikan dengan kedudukan setiap institusi formal dan informal. Institusi formal adalah

SKPD Pemerintah Kota Tegal yang mempunyai tugas pokok dan fungsi melaksanakan

monitoring dan evaluasi kegiatan masing-masing SKPD. Sedangkan institusi informal

adalah institusi yang melaksanakan tugas monitoring dan evaluasi di luar SKPD dalam hal

ini Pokja Sanitasi Kota Tegal yang bertanggung jawab atas koordinasi kegiatan monitoring

dan evaluasi kemajuan sanitasi.

Tugas khusus Pokja Sanitasi yang terkait monev adalah:

Koordinasi semua kegiatan yang terkait dengan pemantauan capaian kegiatan, capaian

strategis dan perencanaan dan pengambilan keputusan. Koordinasi untuk memastikan

bahwa semua kegiatan yang diusulkan dalam SSK dapat diimplementasikan dan dipantau

dengan menggunakan instrumen yang tepat untuk memantau pencapaian sasaran, visi dan

tujuan.

Tugas ini memerlukan dua kegiatan penting monitoring, yakni pemantauan proses

perencanaan, untuk memastikan bahwa proses perencanaan sanitasi sudah berjalan efektif

dalam mencapai sasaran. Yang kedua adalah pemantauan pelaksanaan kegiatan dan

keluaran yang dihasilkan serta aspek capaian sasaran stretegismya. Dengan memakai

indikator sanitasi yang didefinisikan dengan jelas, untuk mengukur kecenderungan jangka

panjang dan perubahan serta memberikan panduan untuk penyesuaian yang diperlukan.

Page 120: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal VI - 11

6.4. Evaluasi Strategi Sanitasi Kota Evaluasi dilakukan untuk menemukan penyebab munculnya deviasi antara

rencana tercantum dalam SSK dengan realisasi capaian. Untuk evaluasi pelaksanaan

kegiatan, deviasi dapat dilihat dari jumlah kegiatan yang diusulkan dalam SSK dengan

jumlah kegiatan yang diakomodasi SKPD. Disamping itu dapat dilihat pula dari

perbandingan jumlah investasi dan keluaran kegiatan.

Evaluasi capaian strategis dapat dilihat dari deviasi target dengan capaian sasaran

subsektor sanitasi. Kegiatan evaluasi capaian strategis menggunakan data yang disarikan

dari kegiatan pemantauan pelaksanaan kegiatan dan pemantauan capaian strategis

pemerintah kota. Meskipun begitu, evaluasi ini perlu memperhatikan kontributor diluar

pemerintah kota yaitu swasta dan masyarakat. Oleh karena itu, survei sanitasi seluruh kota

perlu dilakukan untuk menilai capaian beberapa indikator. Survei ini hendaknya dilakukan

minimal setiap dua tahun sekali dan menggunakan metode yang sama. Evaluasi berkaitan

dengan dampak dari dilaksanakannya kegiatan perlu dilakukan tersendiri dalam jangka

waktu yang lebih panjang (5 tahunan).

6.5. Pelaporan Pelaporan hasil pemantauan dan evaluasi menyampaian tiga hal yaitu deviasi

capaian pelaksanaan SSK terhadap rencananya, potensi penyebab deviasi dan

rekomendasi. Pelaporan hasil pemantauan dan evaluasi akan disampaikan kepada elemen

pemerintah kota yaitu walikota, tim pengawas, tim pengarah/kepala SKPD, dan juga ketua

DPRD. Pelaporan juga disampaikan kepada pihak swasta yaitu BUMN/BUMD dan pelaku

bisnis. Pelaporan kepada masyarakat disampaikan kepada ulama, forum kota, perguruan

tinggi/universitas maupun masyarakat langsung. Pelaporan diberikan dalam bentuk

audiensi dan forum selain laporan tertulis. Media yang digunakan untuk pelaporan adalah

presentasi dan sosialiasi melalui media cetak dan elektronik.

Pelaporan berkaitan dengan hasil pemantauan pelaksanaan kegiatan serta

perencanaan dan pengambilan keputusan wajib disampaikan kepada ketua tim pengarah

dan walikota saat kegiatan pemantauan pelaksanaan kegiatan telah selesai dilaksanakan di

bulan April, Agustus, dan Desember.

Pelaporan berkaitan dengan hasil pemantauan capaian strategis dilaksanakan

setiap tahun di bulan Januari/Februari setelah dilaksanakannya usulan kegiatan dalam

SSK. Pelaporan capaian strategis tahunan ini hanya melaporkan tingkat kontribusi program

dan kegiatan pemerintah kota dalam mewujudkan tercapainya target strategis atau yang

berkaitan dengan tujuan dan sasaran subsektor sanitasi. Hasil survei tingkat kota juga perlu

disampaikan dalam pelaporan pemantauan capaian strategis.

Page 121: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal  VII - 1

BAB VII PENUTUP

Penyusunan Strategi Sanitasi Kota Tegal tahun 2010 – 2014 ini

merupakan proses yang pertama bagi Pemerintah Kota Tegal khususnya oleh

semua jajaran Pokja Sanitasi Kota Tegal, oleh karena itu masih belum lengkap

dan sempurna sebagaimana layaknya suatu Strategi Sanitasi Skala Kota yang

terintegrasi dan menyeluruh. Namun demikian terkandung banyak harapan dan

semangat untuk menjadikan Strategi Sanitasi Kota ini sebagai suatu dokumen

perencanaan di tingkat Kota Tegal. Berikut ini adalah beberapa butir kesimpulan

dan harapan.

7.1 Kesimpulan

1. Strategi Sanitasi Kota Tegal dimaksudkan sebagai arah dan pedoman

umum pembangunan dan pengelolaan sektor sanitasi beserta aspek

pendukungnya selama kurun waktu lima tahun dimulai sejak

disusunnya dokumen ini.

2. Untuk dapat mewujudkan Visi strategis sanitasi dibutuhkan rumusan

Misi yang terdiri dari beberapa kondisi sebagai parameter pencapaian

target dan sasaran yang telah ditetapkan.

3. Penetapan strategi pencapaian yang terdiri dari sasaran, program dan

kegiatan merupakan rangkaian langkah strategis untuk menyikapi isu

strategis menuju perwujudan Visi dan Misi yang pada dasarnya adalah

langkah awal menuju pencapaian tujuan dan arah pembangunan

jangka menengah Kota Tegal.

7.2 Harapan

1. Substansi yang terkandung dalam Dokumen Strategi Sanitasi Kota

Tegal tahun 2010 – 2014 ini diharapkan dapat mengikuti tuntutan

perkembangan situasi sehingga diperlukan proses evaluasi secara

berkelanjutan.

Page 122: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi Sanitasi Kota Tegal  VII - 2

2. Realisasi Strategi Sanitasi Kota Tegal tahun 2010 - 2014 wajib

didukung oleh segenap elemen stakeholders terkait.

3. Sebagai dokumen perencanaan yang dihasilkan secara partisipatif

melalui serangkaian lokakarya dan diskusi mendalam sudah tentu

dalam realisasinya juga dilakukan pendekatan partisipatif sehingga

hasil yang diraih dapat lebih optimal.

Page 123: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Glossary Sanitasi

Air : Campuran gas-gas, terutama oksigen dan nitrogen, yang mengelilingi bumi dan membentuk atmosfir (Jica Expert-DPU.2000.”Glossary Wastewater Treatment System”.Jakarta)

Air Limbah : Kotoran dari masyarakat dan rumah tangga dan juga yang berasal dari industri, air tanah, air permukaan serta buangan lainnya. (Sugiharto.2005.Dasar-Dasar Pengolahan Air Limbah.Jakarta).

Air limbah Domestik : Air yang telah dipergunakan yang berasal dari rumah tangga atau pemukiman termasuk didalamnya adalah yang berasal dari kamar mandi tempat cuci, WC, serta tempat memasak. (Sugiharto.2005.Dasar-Dasar Pengolahan Air Limbah.Jakarta).

Cubluk : Disebut juga dengan Soakage/leaching pit, merupakan suatu lubang yang digunakan untuk menampung tinja manusia dari jamban, berfungsi sebagai tempat pengendapan tinja dan juga sebagai media peresapan dari cairan yang masuk. Cairan yang masuk baik dari tinja, air seni maupun air pembilas dari jamban akan meresap ke dalam tanah dan sisa padatan akan teruarai. (Ir. Martin Dharmasetiawan, Msc.2006.”Perencanaan Sarana Sanitasi Perkotaan”.Jakarta).

Drainase : Prasarana yang berfungsi mengalirkan air permukaan ke badan air dan atau ke bangunan resapan buatan (Balitbang PU)

Drainase Lingkungan : Atau disebut juga Ecodrain adalah Rangkaian usaha sejak dari sumber (hulu) sampai ke muara (hilir) untuk membuang/mengalirkan hujan kelebihan melalui saluran drainase dan atau sungai ke badan air (pantai/laut, dana, situ, waduk, dan bozem) dengan waktu seoptimal mungkin sehingga tidak menyebabkan terjadinya masalah kesehatan dan banjir di dataran banjir yang dilalui oleh saluran dan atau sungai tersebut (akibat kenaikan debit puncak dan pemendekan waktu mencapai debit puncak).(DPU.2007)

Drainase Perkotaan : Drainase di wilayah kota yang berfungsi mengendalikan kelebihan air permukaan sehingga tidak mengganggu masyarakat dan dapat memberikan manfaat bagi kegiatan kehidupan manusia (Balitbang PU)

Higiene : Berasal dari bahasa yunani yang artinya perawatan dan pemeliharaan kesehatan (Petra Widmer.2005.”pangan, papan, dan kebun berguna”.Yogyakarta).

IPAL : Merupakan Instalasi Pengolahan Air Limbah yang mana pada umumnya tingkatan proses pengolahan air limbah didasarkan pada kondisi karakteristik kualitas influen yang masuk ke dalam IPAL serta persyaratan kualitas influent yang ditetapkan.

Tahapan pengolahan IPAL: 1. Pengolahan pendahuluan (pre-treatment) 2. Pengolahan primer (primary treatment) 3. Pengolahan sekunder (secondary treatment) 4. Pengolahan tersier (tertiary treatment) (Ir. Martin Dharmasetiawan, Msc.2006.”Perencanaan Sarana Sanitasi Perkotaan”.Jakarta).

Page 124: Strategi Sanitasi Kota Tegal

IPLT : Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja dengan tujuan untuk menurunkan kandungan zat organik dari lumpur tinja tersebut yang dapat mencemari lingkungan dan untuk menurunkan bakteri-bakteri patogen (organisme penyebab penyakit)

Jamban Sehat : Fasilitas pembuangan tinja yang efektif untuk memutus mata rantai penularan penyakit (Departemen Kesehatan RI.2008.Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat.Jakarta).

ODF : Open Defecation Free adalah kondisi ketika setiap individu dalam komunitas tidak buang air besar sembarangan (Departemen Kesehatan RI.2008.Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat.Jakarta).

On Site System : Suatu sistem pengeloan air limbah yang berada di dalam persil (batas tanah yang dimiliki) atau dengan kata lain pada titik dimana limbah tersebut timbul, contoh: cubluk, tangki septik. (Robert J. Kodoatie, Ph.D. & Roestam Sjarief, Ph.D. 2008. “Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu”. Yogyakarta).

Off Site System : Sistem sanitasi secara terpusat adalah suatu sistem yang menggunakan sarana tertentu untuk membawa air limbah keluar dari persil, dan mengolahnya ke lokasi tertentu. Air limbah rumah tangga yang diolah secara terpusat di Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) tersebut adalah berasal dari kamar mandi, toilet dan dapur.

Suatu sistem pembuangan air limbah yang mengalirkan air limbah dari sumbernya ke saluran air limbah kota. Kemudian saluran air limbah kota akan mengumpulkan dan mengalirkan air limbah menuju Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) untuk di olah, sebelum dibuang ke Badan Air Penerima (BAP) dan/atau dimanfaatkan untuk kepentingan lain.

(Ir. Martin Dharmasetiawan, Msc.2006.”Perencanaan Sarana Sanitasi Perkotaan”.Jakarta).

Pencemaran Air : Masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya. (DPU.2007).

Pengelolaan Sampah : Kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah (Undang-Undang RI Nomor 18 Tahun 2008).

Penghasil Sampah : Setiap orang dan/atau akibat proses alam yang menghasilkan timbulan sampah (Undang-Undang RI Nomor 18 Tahun 2008).

Peran Masyarakat : Keterlibatan masyarakat secara sukarela di dalam proses perumusan kebijakan dan pelaksanaan keputusan dan/atau kebijakan yang berdampak langsung terhadap kehidupan masyarakat pada setiap tahap kegiatan pembangunan (perencanaan, desain, implementasi, dan evaluasi). (DPU.2007).

Produksi Bersih : Strategi pencegahan dampak lingkungan terpadu yang diterapkan secara terus menerus pada proses, produk, jasa untuk meningkatkan efisiensi secara keseluruhan dan mengurangi resiko terhadap manusia maupun lingkungan (UNEP.1994).

Page 125: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Strategi pengelolaan lingkungan yang bersifat preventif, terpadu dan diterapkan secara terus-menerus pada setiap kegiatan mulai dari hulu ke hilir yang terkait dengan proses produksi, produk dan jasa untuk meningkatkan efisiensi penggunaan sumberdaya alam, mencegah terjadinya pencemaran lingkungan dan mengurangi terbentuknya limbah pada sumbernya sehingga dapat meminimalisasi resiko terhadap kesehatan dan keselamatan manusia serta kerusakan lingkungan (KLH.2003).

3R : Upaya pengelolaan sampah dengan mencegah (reduce), memanfaatkan/memakai kembali (reuse), dan mendaur ulang (recycle). (Tim Penulis PS.2008.”Penanganan & Pengolahan Sampah”.Jakarta).

Reduce (Cegah) : Upaya pengelolaan sampah yang diterapkan dengan meminimalisir jumlah barang yang digunakan. Pengurangan dilakukan tidak hanya berupa jumlah saja, tetapi juga mencegah penggunaan barang-barang yang mengandung kimia berbahaya dan tidak mudah terdekomposisi. (Tim Penulis PS.2008.”Penanganan & Pengolahan Sampah”.Jakarta).

Reuse (Pakai Ulang) : Upaya pengelolaan sampah dengan memperpanjang usia penggunaan barang melalui perawatan dan pemanfaatan kembali barang secara langsung, diusahakan dipakai berulang-ulang. (Tim Penulis PS.2008.”Penanganan & Pengolahan Sampah”.Jakarta).

Recycle (Daur Ulang) : Upaya pengelolaan sampah dengan mengolah barang yang tidak terpakai menjadi barang baru. Upaya ini memerlukan campur tangan produsen pada praktiknya. Namun, beberapa sampah dapat didaur ulang secara langsung oleh masyarakat, seperti pengomposan, pembuatan batako dan briket. (Tim Penulis PS.2008.”Penanganan & Pengolahan Sampah”.Jakarta).

Sampah : Sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat (Undang-Undang RI Nomor 18 Tahun 2008).

Sampah Anorganik : Sampah yang tidak dapat terurai (undegradable), seperti karet, plastik, kaleng, dan logam. (Tim Penulis PS.2008.”Penanganan & Pengolahan Sampah”.Jakarta).

Sampah Organik : Sampah yang berasal dari makhluk hidup, seperti dedaunan dan sampah dapur dan dapat terurai secara alami (degradable). (Tim Penulis PS.2008.”Penanganan & Pengolahan Sampah”.Jakarta).

Sanitasi : Terdiri dari tiga unsur, yaitu: 1) air limbah domestik; 2) sampah; 3) drainase (Pusteklim.2008.”Manual Teknologi Tepat Guna Pengolahan Air Limbah”.Yogyakarta).

Sanitasi Dasar : Sarana sanitasi rumah tangga yang meliputi sarana buang air besar, sarana pengelolaan sampah dan limbah rumah tangga (Departemen Kesehatan RI.2008.Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat.Jakarta).

Sanitasi Total : Kondisi ketika suatu komunitas: 1) tidak buang air besar (BAB) sembarangan; 2) Mencuci tangan pakai sabun; 3) Mengelola air minum dan makanan yang aman; 4) Mengelola sampah dengan benar; 5) Mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman (Departemen Kesehatan RI.2008.Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat.Jakarta).

Page 126: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Sewerage : Suatu sistem pembuangan air limbah yang mengalirkan air limbah dari sumbernya ke saluran air limbah kota, yang selanjutnya akan diteruskan ke IPAL untuk diolah.

(Ir. Martin Dharmasetiawan, Msc.2006.”Perencanaan Sarana Sanitasi Perkotaan”.Jakarta).

Separate/Konvensional System: Pengaliran air limbah yang dipisahkan dengan air hujan, pengaliran air limbah dengan sistem ini biasanya digunakan perpipaan air limbah yang terpisah (sewerage) dari saluran drainase, kemudian dialirkan ke Instalasi Pengolahaan Air Limbah (IPAL), baru kemudian hasil olahan dialirkan ke badan air penerima (sungai/ laut)

Combine System: pengaliran air limbah yang dicampurkan dengan air hujan, pengaliran air limbah secara bersama-sama dengan saluran drainase, kemudian dialirkan ke Instalasi Pengolahaan Air Limbah (IPAL), sebelum dialirkan ke badan air penerima (sungai/laut).

Sistem IPAL : Sistem Instalasi Pengolahan air limbah merupakan sistem yang diterapakan untuk menurunkan kadar polutan yang ada dalam air (berlebih) agar berkurang sampai batas yang diperbolehkan. Ada beberapa macam cara pengolahan limbah cair, tergantung dari sifat atau karakteristik dan kandungan parameter pencemar yang ada.

Spesifik Sampah : Sampah yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau volumnya memerlukan pengelolaan khusus (Undang-Undang RI Nomor 18 Tahun 2008).

STBM : Sanitasi Total Berbasis Masyarakat adalah pendekatan untuk merubah perilaku higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan (Departemen Kesehatan RI.2008.Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat.Jakarta).

Sumber Sampah : Asal Timbulan Sampah (Undang-Undang RI Nomor 18 Tahun 2008).

Tangki Septik : Merupakan sarana pembuangan air limbah yang sangat umum digunakan terutama di perkotaan Indonesia. Prinsip utamanya adalah mengendapkan bahan padatan yang terkandung air limbah dan diuraikan secara anaerobic (tanpa oksigen) di dalam tangki sedangkan bagian cairnya dialirkan ke bidang peresapan. (Ir. Martin Dharmasetiawan, Msc.2006.”Perencanaan Sarana Sanitasi Perkotaan”.Jakarta).

Tata Ruang : Wujud struktural dan pola pemanfaatan ruang, baik direncanakan maupun yang tidak direncanakan (terbentuk secara alamiah seperti wilayah aliran sungai, danau, suaka alam, gua, gunung, dan sejenisnya).

Wujud struktural pemanfaatan ruang adalah susunan unsur-unsur pembentukan rona lingkungan alam, lingkungan sosial, dan lingkungan buatan yang secara hirarkis dan struktural berhubungan satu dengan lainnya membentuk tata ruang (Seperti pusat kota, pusat lingkungan, pusat pemerintahan; prasarana jalan seperti jalan arteri, jalan kolektor, dan jalan lokal; rancang bangun kota seperti ketinggian bangunan, garis langit, dan sebagainya).

Pola pemanfaatan ruang adalah bentuk pemanfaatan ruang yang menggambarkan ukuran, fungsi, serta karakter kegiatan manusia dan atau kegiatan alam (pola lokasi,

Page 127: Strategi Sanitasi Kota Tegal

sebaran permukiman, tempat kerja, industri, dan pertanian, serta pola penggunaan tanah perdesaan dan perkotaan).

(Parfi Khadiyanto.2005.”Tata Ruang Berbasis Pada Kesesuaian Lahan”.Semarang).

TPS : Tempat Penampungan Sementara adalah tempat sebelum sampah diangkut ke tempat pendauran ulang, pengolahan, dan/atau tempat pengolahan sampah terpadu (Undang-Undang RI Nomor 18 Tahun 2008).

TPA : Tempat Pembuangan Akhir adalah Tempat untuk memproses dan mengembalikan sampah ke media lingkungan secara aman bagi manusia dan lingkungan (Undang-Undang RI Nomor 18 Tahun 2008).

 

Page 128: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Analisis Zona Air Bersih Kota Tegal

Tahun 2007

Kelurahan Kecamatan Population Luas

(Ha) Density (pop/ha)

Density (pop/ha)

2014 Classification Initial scoring

Water supply Male Female Total 2014-RPIJM

Pop density<25p/ha

Extreme soil

condition

Pop density > 175 pop/ha

Public places, CBD,

markets, etc

Pop density>100p/ha

Ground water poor

quality

Ability to pay - high

Yang telah

dilayani PDAM

System Choice

Muarareja Kec. Tegal Barat 5,798

6,360 773

8

8 peri-urban 0 1 0 0 0 1 1 Short-term action

Pasurungan Lor Kec. Margadana 4,880

4,744 182

27

26 peri-urban 0 0 0 0 0 0 1 Short-term action

Kalinyamat Kulon Kec. Margadana 5,258

5,345 152

35

35 peri-urban 0 0 0 0 0 0 1 Medium-term action

Kaligangsa Kec. Margadana 10,520

10,731 253

42

42 peri-urban 0 0 0 0 0 0 1 Medium-term action

Cabawan Kec. Margadana 6,045

6,184 128

47

48 peri-urban 0 0 0 0 0 0 1 Medium-term action

Kalinyamat Wetan Kec. Tegal Selatan 4,357

4,482 89

49

50 peri-urban 0 0 0 0 0 0 1 Medium-term action

Debong Kulon Kec. Tegal Selatan 3,668

4,044 74

50

55 peri-urban 0 0 0 0 0 0 1 Medium-term action

Krandon Kec. Margadana 6,406

6,737 120

53

56 peri-urban 0 0 0 0 0 0 1 Medium-term action

Margadana Kec. Margadana 12,985

13,218 241

54

55 peri-urban 0 0 0 0 0 0 1 Medium-term action

Debong Lor Kec. Tegal Barat 3,200

3,290 56

57

59 peri-urban 0 0 0 0 0 0 1 Medium-term action

Sumurpanggang Kec. Margadana 6,075

6,190 100

61

62 peri-urban 0 0 0 0 0 0 1 Medium-term action

Kemandungan Kec. Tegal Barat 3,585

3,698 56

64

66 peri-urban 0 0 0 0 0 0 1 Medium-term action

Keturen Kec. Tegal Selatan 4,252

4,312 62

69

70 peri-urban 0 0 0 0 0 0 1 Medium-term action

Pasurungan Kidul Kec. Tegal Barat 4,970

5,097 72

69

71 peri-urban 0 0 0 0 0 0 1 Medium-term action

Tunon Kec. Tegal Selatan 5,417

5,570 75

72

74 peri-urban 0 0 0 0 0 0 1 Medium-term action

Pekauman Kec. Tegal Barat 8,000

8,109 96

83

84 peri-urban 0 0 0 1 0 0 1 Short-term action

Bandung Kec. Tegal Selatan 5,259

5,369 59

89

91 peri-urban 0 0 0 0 0 0 1 Medium-term action

Tegalsari Kec. Tegal Barat 23,254

23,817 219

106

109 urban low 0 1 0 1 1 1 1 Short-term action

Mintaragen Kec. Tegal Timur 15,147

15,392 141

107

109 urban low 0 1 0 1 1 1 1 Short-term action

Debong Tengah Kec. Tegal Selatan 12,059

12,315 111

109

111 urban low 0 0 0 0 1 0 1 Medium-term action

Slerok Kec. Tegal Timur 15,131

15,434 139

109

111 urban low 0 0 0 0 1 0 1 Medium-term action

Mangkukusuman Kec. Tegal Timur 5,262

5,292 47

112

113 urban low 0 0 0 1 1 0 1 Short-term action

Panggung Kec. Tegal Timur 26,312

27,091 223

118

121 urban low 0 0 0 0 1 0 1 Medium-term action

Kraton Kec. Tegal Barat 14,952

15,238 123

122

124 urban low 0 0 0 1 1 0 1 Short-term action

Randugunting Kec. Tegal Selatan 17,768

18,214 138

129

132 urban low 0 0 0 0 1 0 1 Medium-term action

Debong Kidul Kec. Tegal Selatan 4,720

4,804 35

135

137 urban low 0 0 0 0 1 0 1 Medium-term action

Kejambon Kec. Tegal Timur 11,801

12,307 86

137

143 urban low 0 0 0 0 1 0 1 Medium-term action

Page 129: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Analisis Zona Air Limbah Tegal

Tahun 2014

Kelurahan Population

Luas (Ha) Density (pop/ha)

2007

Density (pop/ha)

2014 Classification Initial scoring Domestic liquid waste

Male Female Total 2014-RPIJM

Pop. Density > 25 pop/ha

Extreme soil

condition

business district - current

business district - future

Pop density > 100 pop/ha

Pop density >

250 pop/ha

Pop density >

175 pop/ha

Health risk

(4 or 3)

Sub-soil condition

unsuitable

Poor HH System Choise

Muarareja Kec. Tegal Barat 5,798

6,360 773

8

8 peri-urban 1 1 0 0 0 0 0 0 1

Aab - On site, household based

Pasurungan Lor Kec. Margadana 4,880

4,744 182

27

26 peri-urban 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 (2)

Aab - On site, household based

Kalinyamat Kulon Kec. Margadana 5,258

5,345 152

35

35 peri-urban 1 0 0 0 0 0 0 1 (4) 0 1 (7)

Aab - On site, household based

Kaligangsa Kec. Margadana 10,520

10,731 253

42

42 peri-urban 1 0 0 0 0 0 0 0 0

Aab - On site, household based

Cabawan Kec. Margadana 6,045

6,184 128

47

48 peri-urban 1 0 0 0 0 0 0 0 0

Aab - On site, household based

Kalinyamat Wetan Kec. Tegal Selatan 4,357

4,482 89

49

50 peri-urban 1 0 0 0 0 0 0 1 (4) 0 1 (3)

Aab - On site, household based

Debong Kulon Kec. Tegal Selatan 3,668

4,044 74

50

55 peri-urban 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 (8)

Aab - On site, household based

Krandon Kec. Margadana 6,406

6,737 120

53

56 peri-urban 1 0 0 0 0 0 0 1 (3) 0

Aab - On site, household based

Margadana Kec. Margadana 12,985

13,218 241

54

55 peri-urban 1 0 0 0 0 0 0 1 (3) 0

Aab - On site, household based

Debong Lor Kec. Tegal Barat 3,200

3,290 56

57

59 peri-urban 1 0 0 0 0 0 0 1 (3) 0 1 (1)

Aab - On site, household based

Sumurpanggang Kec. Margadana 6,075

6,190 100

61

62 peri-urban 1 0 0 0 0 0 0 1 (4) 0 1 (6)

Aab - On site, household based

Kemandungan Kec. Tegal Barat 3,585

3,698 56

64

66 peri-urban 1 0 0 0 0 0 0 0 0

Aab - On site, household based

Keturen Kec. Tegal Selatan 4,252

4,312 62

69

70 peri-urban 1 0 0 0 0 0 0 0 0

Aab - On site, household based

Pasurungan Kidul Kec. Tegal Barat 4,970

5,097 72

69

71 peri-urban 1 0 0 0 0 0 0 1 (3) 0 1 (9)

Aab - On site, household based

Tunon Kec. Tegal Selatan 5,417

5,570 75

72

74 peri-urban 1 0 0 0 0 0 0 1 (4) 0 1 (10)

Aab - On site, household based

Pekauman Kec. Tegal Barat 8,000

8,109 96

83

84 peri-urban 1 0 1 0 0 0 0 0 0

Bba - Off site medium term

Bandung Kec. Tegal Selatan 5,259

5,369 59

89

91 peri-urban 1 0 0 0 0 0 0 1 (4) 0 1 (4)

Aab - On site, household based

Tegalsari Kec. Tegal Barat 23,254

23,817 219

106

109 urban low 1 0 1 0 1 0 0 1 (4) 0

Bba - Off site medium term

Mintaragen Kec. Tegal Timur 15,147

15,392 141

107

109 urban low 1 0 0 1 1 0 0 1 (3) 0 Baa - Off site, long term

Debong Tengah Kec. Tegal Selatan 12,059

12,315 111

109

111 urban low 1 0 0 0 1 0 0 1 (3) 0 1 (12)

Abb - On site, household and/or community based

Slerok Kec. Tegal Timur 15,131

15,434 139

109

111 urban low 1 0 0 0 1 0 0 1 (3) 0

Abb - On site, household and/or community based

Mangkukusuman Kec. Tegal Timur 5,262

5,292 47

112

113 urban low 1 0 1 0 1 0 0 1 (3) 0 1 (11)

Bba - Off site medium term

Panggung Kec. Tegal Timur 26,312

27,091 223

118

121 urban low 1 0 0 0 1 0 0 1 (3) 0

Abb - On site, household and/or community based

Kraton Kec. Tegal Barat 14,952

15,238 123

122

124 urban low 1 0 1 0 1 0 0 0 0

Bba - Off site medium term

Randugunting Kec. Tegal Selatan 17,768

18,214 138

129

132 urban low 1 0 0 0 1 0 0 1 (3) 0

Abb - On site, household and/or community based

Debong Kidul Kec. Tegal Selatan 4,720

4,804 35

135

137 urban low 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 (5)

Aab - On site, household based

Kejambon Kec. Tegal Timur 11,801

12,307 86

137

143 urban low 1 0 0 0 1 0 0 0 0

Aab - On site, household based

Page 130: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Analisis Zona Darinase Kota Tegal

Tahun 2007

Kelurahan Kecamatan Population Luas

(Ha) Density (pop/ha)

Density (pop/ha)

2014 Classification

Initial scoring

Male Female Total 2014-RPIJM Tertiary drainage

Pop

density<25p/ha

rob Public places, CBD, markets,

etc

Pop density > 175 pop/ha

annual inundation

>30cm >2hours

Pop density>1

00p/ha

Health risk (4 or 3)

mka tanah tinggi

System Choice

Muarareja Kec. Tegal Barat 5,798

6,360 773

8

8 peri-urban 1 1 0 0 0 0 Short term action

Pasurungan Lor Kec. Margadana 4,880

4,744 182

27

26 peri-urban 1 0 0 0 1 0 0 Long-term action

Kalinyamat Kulon Kec. Margadana 5,258

5,345 152

35

35 peri-urban 0 0 0 0 1 0 1 (4) Long-term action

Kaligangsa Kec. Margadana 10,520

10,731 253

42

42 peri-urban 0 0 0 0 1 0 0 Long-term action

Cabawan Kec. Margadana 6,045

6,184 128

47

48 peri-urban 0 0 0 0 1 0 0 Long-term action

Kalinyamat Wetan Kec. Tegal Selatan 4,357

4,482 89

49

50 peri-urban 0 0 0 0 1 0 1 (4) Long-term action

Debong Kulon Kec. Tegal Selatan 3,668

4,044 74

50

55 peri-urban 0 0 0 0 0 0 Long-term action

Krandon Kec. Margadana 6,406

6,737 120

53

56 peri-urban 0 0 0 0 1 0 1 (3) Long-term action

Margadana Kec. Margadana 12,985

13,218 241

54

55 peri-urban 0 0 0 0 1 0 1 (3) Long-term action

Debong Lor Kec. Tegal Barat 3,200

3,290 56

57

59 peri-urban 0 0 0 0 0 1 (3) Long-term action

Sumurpanggang Kec. Margadana 6,075

6,190 100

61

62 peri-urban 0 0 0 0 1 0 1 (4) Long-term action

Kemandungan Kec. Tegal Barat 3,585

3,698 56

64

66 peri-urban 0 0 0 0 0 0 Long-term action

Keturen Kec. Tegal Selatan 4,252

4,312 62

69

70 peri-urban 0 0 0 0 0 0 Long-term action

Pasurungan Kidul Kec. Tegal Barat 4,970

5,097 72

69

71 peri-urban 0 0 0 0 0 1 (3) Long-term action

Tunon Kec. Tegal Selatan 5,417

5,570 75

72

74 peri-urban 0 0 0 0 1 0 1 (4) Short term action

Pekauman Kec. Tegal Barat 8,000

8,109 96

83

84 peri-urban 0 0 1 0 0 0 Long-term action

Bandung Kec. Tegal Selatan 5,259

5,369 59

89

91 peri-urban 0 0 0 0 1 0 1 (4) Short term action

Tegalsari Kec. Tegal Barat 23,254

23,817 219

106

109 urban low 0 1 1 0 1 1 (4) Short term action

Mintaragen Kec. Tegal Timur 15,147

15,392 141

107

109 urban low 0 1 1 0 1 1 (3) Medium-term action

Debong Tengah Kec. Tegal Selatan 12,059

12,315 111

109

111 urban low 0 0 0 0 1 1 1 (3) Medium-term action

Slerok Kec. Tegal Timur 15,131

15,434 139

109

111 urban low 0 0 0 0 1 1 (3) Short term action

Mangkukusuman Kec. Tegal Timur 5,262

5,292 47

112

113 urban low 0 0 1 0 1 1 (3) Medium-term action

Panggung Kec. Tegal Timur 26,312

27,091 223

118

121 urban low 0 0 0 0 1 1 1 (3) Short term action

Kraton Kec. Tegal Barat 14,952

15,238 123

122

124 urban low 0 0 1 0 1 1 0 Medium-term action

Randugunting Kec. Tegal Selatan 17,768

18,214 138

129

132 urban low 0 0 0 0 1 1 (3) Medium to long term action

Debong Kidul Kec. Tegal Selatan 4,720

4,804 35

135

137 urban low 0 0 0 0 1 0 Medium to long term action

Kejambon Kec. Tegal Timur 11,801

12,307 86

137

143 urban low 0 0 0 0 1 0

Page 131: Strategi Sanitasi Kota Tegal

Analisis Zona Persampahan Tegal

Tahun 2007

Kelurahan Kecamatan Population Luas

(Ha) Density (pop/ha)

2007

Density (pop/ha)

2014 Classification

Initial scoring

Male Female Total 2014-RPIJM Domestic waste

Public places, CBD, markets,

etc

Pop density>100p/ha

Pop density>25p/ha System Choice

Muarareja Kec. Tegal Barat 5,798

6,360 773

8

8 peri-urban 0 0 1 Coverage 70%, medium-term action; in direct

Pasurungan Lor Kec. Margadana 4,880

4,744 182

27

26 peri-urban 0 0 1 Coverage 70%, medium-term action; in direct

Kalinyamat Kulon Kec. Margadana 5,258

5,345 152

35

35 peri-urban 0 0 1 Coverage 70%, medium-term action; in direct

Kaligangsa Kec. Margadana 10,520

10,731 253

42

42 peri-urban 0 0 1 Coverage 70%, medium-term action; in direct

Cabawan Kec. Margadana 6,045

6,184 128

47

48 peri-urban 0 0 1 Coverage 70%, medium-term action; in direct

Kalinyamat Wetan Kec. Tegal Selatan 4,357

4,482 89

49

50 peri-urban 0 0 1 Coverage 70%, medium-term action; in direct

Debong Kulon Kec. Tegal Selatan 3,668

4,044 74

50

55 peri-urban 0 0 1 Coverage 70%, medium-term action; in direct

Krandon Kec. Margadana 6,406

6,737 120

53

56 peri-urban 0 0 1 Coverage 70%, medium-term action; in direct

Margadana Kec. Margadana 12,985

13,218 241

54

55 peri-urban 0 0 1 Coverage 70%, medium-term action; in direct

Debong Lor Kec. Tegal Barat 3,200

3,290 56

57

59 peri-urban 0 0 1 Coverage 70%, medium-term action; in direct

Sumurpanggang Kec. Margadana 6,075

6,190 100

61

62 peri-urban 0 0 1 Coverage 70%, medium-term action; in direct

Kemandungan Kec. Tegal Barat 3,585

3,698 56

64

66 peri-urban 0 0 1 Coverage 70%, medium-term action; in direct

Keturen Kec. Tegal Selatan 4,252

4,312 62

69

70 peri-urban 0 0 1 Coverage 70%, medium-term action; in direct

Pasurungan Kidul Kec. Tegal Barat 4,970

5,097 72

69

71 peri-urban 0 0 1 Coverage 70%, medium-term action; in direct

Tunon Kec. Tegal Selatan 5,417

5,570 75

72

74 peri-urban 0 0 1 Coverage 70%, medium-term action; in direct

Pekauman Kec. Tegal Barat 8,000

8,109 96

83

84 peri-urban 1 0 1 Full coverage, including street sweeping - short-term action

Bandung Kec. Tegal Selatan 5,259

5,369 59

89

91 peri-urban 1 0 1 Full coverage, short-term action incl. street sweeping(in-direct)

Tegalsari Kec. Tegal Barat 23,254

23,817 219

106

109 urban low 1 1 1 Full coverage, short-term action incl. street sweeping(in-direct)

Mintaragen Kec. Tegal Timur 15,147

15,392 141

107

109 urban low 1 1 1 Full coverage, short-term action incl. street sweeping(in-direct)

Debong Tengah Kec. Tegal Selatan 12,059

12,315 111

109

111 urban low 0 1 1 Full coverage, medium-term action

Slerok Kec. Tegal Timur 15,131

15,434 139

109

111 urban low 1 1 1 Full coverage, short-term action incl. street sweeping(in-direct)

Mangkukusuman Kec. Tegal Timur 5,262

5,292 47

112

113 urban low 1 1 1 Full coverage, including street sweeping - short-term action

Panggung Kec. Tegal Timur 26,312

27,091 223

118

121 urban low 1 1 1 Full coverage, short-term action incl. street sweeping(in-direct)

Kraton Kec. Tegal Barat 14,952

15,238 123

122

124 urban low 1 1 1 Full coverage, including street sweeping - short-term action

Randugunting Kec. Tegal Selatan 17,768

18,214 138

129

132 urban low 1 1 1 Full coverage, short-term action incl. street sweeping(in-direct)

Debong Kidul Kec. Tegal Selatan 4,720

4,804 35

135

137 urban low 0 1 1 Full coverage, medium-term action

Kejambon Kec. Tegal Timur 11,801

12,307 86

137

143 urban low 0 1 1 Full coverage, medium-term action