83
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Program Studi Agribisnis Oleh : Maria Steffani H 0808123 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA …/Strategi... · KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA …/Strategi... · KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI

SKRIPSI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian

di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Program Studi Agribisnis

Oleh :

Maria Steffani H 0808123

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA …/Strategi... · KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI

Oleh :

Maria Steffani

H 0808123

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

pada tanggal 26 Juli 2012

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Dewan Penguji

Ketua Anggota I Anggota II

Prof. Dr. Ir. Totok Mardikanto, MS NIP. 19470713 198103 1 001

Umi Barokah, SP, MP NIP. 19730129 200604 2 001

Dr. Ir. Sri Marwanti, MS NIP. 19590709 198303 2 001

Surakarta,

Mengetahui,

Universitas Sebelas Maret

Fakultas Pertanian

Dekan

Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, MS NIP. 19560225 198601 1 001

Page 3: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA …/Strategi... · KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan

berkat, kasih dan anugerah-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan skripsi dengan judul “Strategi Peningkatan Produktivitas Tenaga

Kerja Sektor Pertanian di Kabupaten Wonogiri” ini sebagai salah satu syarat

dalam memperoleh gelar sarjana pertanian di Fakultas Pertanian Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

Skripsi ini tidak dapat terwujud tanpa adanya bantuan serta dukungan dari

berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih

kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan

penyusunan skripsi ini, antara lain:

1. Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, MS selaku Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Dr. Ir. Mohd. Harisudin, M.Si selaku Ketua Program Studi Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ibu Nuning Setyowati, SP, M.Sc selaku Ketua Komisi Sarjana Program Studi

Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Bapak Prof. Dr. Ir. Totok Mardikanto, M.S selaku Dosen Pembimbing Utama

skripsi sekaligus Dosen Pembimbing Akademik yang selalu memberikan

semangat, bimbingan, arahan, dan masukan.

5. Ibu Umi Barokah, SP, MP selaku Dosen Pembimbing Pendamping yang selalu

memberikan saran, bimbingan dan arahan.

6. Ibu Dr. Ir. Sri Marwanti, MS selaku Dosen Penguji Tamu yang berkenan

memberikan saran guna perbaikan bagi penelitian ini.

7. Bapak/Ibu Dosen serta seluruh staff/karyawan Fakultas Pertanian Universitas

Sebelas Maret Surakarta atas ilmu yang telah diberikan dan bantuannya

selama menempuh perkuliahan di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

Page 4: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA …/Strategi... · KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

8. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Wonogiri, Kepala Dinas Peternakan dan

Perikanan Kabupaten Wonogiri, Kepala Dinas Perkebunan dan Kehutanan

Kabupaten Wonogiri, Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Wonogiri

beserta jajaran staff yang telah memberikan bantuan untuk memperoleh data-

data serta informasi yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini.

9. Seluruh responden penelitian di Kecamatan Ngadirojo, Kecamatan Sidoharjo,

Kecamatan Girimarto, Kecamatan Eromoko dan Kecamatan Wonogiri yang

telah membantu penulis dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan oleh

penulis.

10. Mama dan Papa tercinta, yang selalu sabar berada di setiap keadaan dan selalu

setia memberi semangat serta mendoakan penulis di setiap langkah penulis.

11. For my beloved Lukas and Lionel, both of you are my spirit, my expectation

and my future.

12. Bobo, Ce Sevi, Ce Dina dan Adikku Daniel yang selalu mendukung dan

mendoakan penulis.

13. Sahabat sejatiku sejak SMP Vania, Meme, Ike n Sally, makasih buat

dukungan kalian walaupun jarak memisahkan qta. Thank’s for all.

14. 7P Family (Nike, Phebz, X-ty, Abang, Yurz, Tante), makasih buat doa,

keceriaan, kebersamaan, pengertian dan dukungan kalian. I will really miss all

of you, guys.

15. Sahabat-sahabatku Puri “Uce”, Reni “Encong”, Tisya “Gendut”, Anggun

“Nenek”, Rezty “Reres”, Suryani “Cucul”, Ocha yang telah menemani hari-

hariku, memberikan semangat dan doa untuk penulis.

16. Bunda Retna yang selalu membantu, sabar menghadapi penulis dan selalu

memberikan semangat bagi penulis. Thank you very much, Bunda.

17. Teman-teman Agribisnis 2008 yang tidak bisa disebutkan satu persatu, untuk

semua pengalaman, kesenangan, masalah dan solusi serta segala macam

bantuan, semoga kebahagiaan selalu kita rasakan.

18. Teman-teman Strategic Club Agribisnis 2008 (Nike, Tami, Chrizty, Eriska,

Nandika, Riana, Tata dll). SEMANGATTTT!!!!!

19. Teman-teman PMK Fakultas Pertanian, makasih untuk semangat dan doanya.

Page 5: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA …/Strategi... · KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

20. Teman-teman KAMAGRISTA, makasih untuk pengalaman yang telah

diberikan bagi penulis.

21. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam mengembangkan diri dan

membantu penulisan skripsi ini baik moril maupun materiil.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini

baik dari segi penyajian maupun pembahasannya. Oleh karena itu, penulis sangat

mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan skripsi ini.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi yang jauh dari sempurna ini dapat

memberikan manfaat sekaligus menambah pengetahuan bagi penulis sendiri

khususnya dan pembaca pada umumnya. Amin.

Surakarta, Juli 2012

Penulis

Page 6: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA …/Strategi... · KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... ii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ............................................................................................. viii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... x

RINGKASAN .................................................................................................... xi

SUMMARY ....................................................................................................... xii

I. PENDAHULUAN........................................................................................ 1 A. Latar Belakang ......................................................................................... 1 B. Perumusan Masalah .................................................................................. 3 C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5 D. Kegunaan Penelitian ................................................................................. 5

II. LANDASAN TEORI................................................................................... 6 A. Tinjauan Pustaka ..................................................................................... 6

1. Teori Dasar ........................................................................................ 6 2. Teori Pendukung ............................................................................... 7 3. Tinjauan Empiris ............................................................................... 9 4. Penelitian Terdahulu ......................................................................... 12

B. Kerangka Teori Pendekatan Masalah/Kerangka Berpikir ...................... 13 C. Pembatasan Masalah ............................................................................... 15 D. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ...................................... 15

III. METODE PENELITIAN ........................................................................... 17 A. Metode Dasar Penelitian ......................................................................... 17 B. Lokasi Penelitian ..................................................................................... 17 C. Teknik Penentuan Sampel ....................................................................... 17

1. Penentuan Faktor-Faktor Kunci Strategis ........................................ 17 2. Penentuan Bobot dan Nilai Daya Tarik dalam Matriks QSP ........... 18

D. Jenis dan Sumber Data ............................................................................ 18 1. Data Primer ...................................................................................... 18 2. Data Sekunder .................................................................................. 19

E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 20 1. Observasi .......................................................................................... 20 2. Wawancara ....................................................................................... 20

Page 7: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA …/Strategi... · KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

3. Pencatatan ........................................................................................ 21 F. Metode Analisis Data .............................................................................. 21

1. Analisis Faktor Internal dan Eksternal .............................................. 21 2. Alternatif Strategi ............................................................................. 21 3. Prioritas Strategi ................................................................................ 23

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN ........................................... 25 A. Keadaan Geografi ................................................................................... 25 B. Keadaan Penduduk .................................................................................. 27 C. Keadaan Pertanian ................................................................................... 32 D. Kondisi Perekonomian ............................................................................ 37

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................................... 40 A. Hasil Penelitian ....................................................................................... 40

1. Identitas Responden ............................................................................ 40 2. Produktivitas Tenaga Kerja Sektor Pertanian ..................................... 41

B. Perumusan Strategi Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja Sektor Pertanian.................................................................................................. 42 1. Analisis Faktor Internal dan Eksternal ................................................ 42 2. Identifikasi Faktor Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman .... 49 3. Alternatif Strategi ................................................................................ 59 4. Prioritas Strategi .................................................................................. 63

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 69 A. Kesimpulan ............................................................................................. 69 B. Saran........................................................................................................ 70

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 71

LAMPIRAN ....................................................................................................... 73

Page 8: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA …/Strategi... · KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1 Jenis dan Sumber Data yang Dibutuhkan ...........................................................20 2 Matrik SWOT ................................................................................................22 3 Matrik QSP ................................................................................................ 24 4 Ketinggian Tempat per Kecamatan di Kabupaten Wonogiri

Tahun 2010 ................................................................................................ 26 5 Jumlah Curah Hujan dan Hari Hujan di Kabupaten Wonogiri

Tahun 2010 ................................................................................................ 27 6 Keadaan Penduduk Kabupaten Wonogiri Menurut Kelompok

Umur Tahun 2010 ...............................................................................................28 7 Keadaan Penduduk Kabupaten Wonogiri Menurut Jenis

Kelamin Tahun 2010 ...........................................................................................28 8 Komposisi Penduduk Kabupaten Wonogiri Menurut Tingkat

Pendidikan Tahun 2010 ................................................................ 29 9 Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja

Berdasarkan Lapangan Pekerjaan Utama Tahun 2010 ................................30 10 Data Penduduk Boro di Kabupaten Wonogiri Tahun 2008 ................................31 11 Tata Guna Lahan di Kabupaten Wonogiri Tahun 2010 ................................32 12 Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Bahan Makanan di

Kabupaten Wonogiri Tahun 2010 ................................................................33 13 Jumlah Ternak dan Unggas di Kabupaten Wonogiri Tahun

2006-2010 ................................................................................................ 34 14 Volume Tanaman Kayu-kayuan di Areal Hutan Rakyat di

Kabupaten Wonogiri Tahun 2006-2010 .............................................................35 15 Luas Areal dan Produksi Perkebunan Rakyat di Kabupaten

Wonogiri Tahun 2010 .........................................................................................36 16 Produksi Ikan Hasil Pemeliharaan Perikanan Darat di

Kabupaten Wonogiri Tahun 2006-2010 .............................................................37 17 Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha

Atas Dasar Harga Berlaku, Kabupaten Wonogiri Tahun 2009-2010 (Jutaan Rupiah). .........................................................................................38

18 Sarana Perekonomian di Kabupaten Wonogiri Tahun 2010 ...............................39 19 Identitas Responden di Kabupaten Wonogiri ................................ 40 20 Identifikasi Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman

dalam Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja Sektor Pertanian di Kabupaten Wonogiri ................................................................49

21 Alternatif Strategi Matriks SWOT Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja Sektor Pertanian di Kabupaten Wonogiri ................................60

22 Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja Sektor Pertanian di Kabupaten Wonogiri ................................................................................................ 64

Page 9: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA …/Strategi... · KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman 1 Skema Model Proses Manajemen Penyusunan Strategi yang

Komprehensif................................................................................................7 2 Kerangka Pemikiran Strategi Peningkatan Produktivitas

Tenaga Kerja Sektor Pertanian di Kabupaten Wonogiri ................................14

Page 10: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA …/Strategi... · KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Halaman 1 Surat Izin Penelitian 74 2 Panduan Wawancara Penelitian 75 3 Quisioner Penelitian 79 4 Tabulasi Identitas Responden 84 5 Alternatif Strategi 87 6 Tabulasi QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) 96 7 Foto Kegiatan Penelitian 97 8 Peta Kabupaten Wonogiri 99

Page 11: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA …/Strategi... · KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI

Maria Steffani

H0808123

RINGKASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produktivitas tenaga kerja sektor pertanian di Kabupaten Wonogiri, merumuskan alternatif strategi dan menentukan prioritas strategi yang dapat diterapkan dalam meningkatkan produktivitas tenga kerja sektor pertanian di Kabupaten Wonogiri.

Metode dasar yang digunakan deskriptif analitis. Lokasi penelitian dipilih secara sengaja (purposive) yaitu di Kabupaten Wonogiri. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.

Metode analisis data yang digunakan adalah (1) analisis SWOT untuk mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam peningkatan produktivitas, (2) matrik SWOT untuk merumuskan alternatif strategi peningkatan produktivitas, dan (3) matriks QSP untuk menentukan prioritas strategi peningkatan produktivitas.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa (1) Produktivitas tenaga kerja di Kabupaten Wonogiri sebesar 874.747 rupiah/jiwa dalam satu bulannya. (2) Kekuatan dalam peningkatan produktivitas tenaga kerja sektor pertanian adalah petani aktif penyuluhan, pengalaman petani, pertemuan rutin kelompok tani, komoditas bervariasi, kualitas hasil pertanian. Kelemahannya adalah pendidikan tergolong rendah, pengelolaan keuangan usahatani kurang baik, berorientasi non profit, terbatasnya modal, tidak ada harga dasar, penawaran tengkulak rendah. Peluangnya adalah peningkatan pendapatan masyarakat, penyuluhan dan pengawasan rutin penyuluh, program pemerintah, bantuan modal dari pemerintah, perkembangan informasi dan teknologi usahatani. Ancamannya adalah penguasaan pasar, konsumen masih lokal, iklim ekstrim, adanya kebijakan impor hasil pertanian, fluktuasi harga hasil pertanian, harga sarana produksi semakin mahal, ketergantungan penggunaan bahan kimia sintetis. (3) Alternatif strateginya adalah peningkatan permodalan usahatani, pengembangan pemasaran produk hasil pertanian, memanfaatkan penyuluhan dan pelatihan PPL, efisiensi sarana produksi, pemotivasian petani, membuka usaha baru di luar sektor pertanian, penganekaragaman produk olahan hasil pertanian, pertahankan kerjasama antara kelompok tani dengan pihak terkait, penundaan investasi usahatani. (4) Prioritas strategi yang dapat diterapkan dalam meningkatkan produktivitas tenaga kerja sektor pertanian di Kabupaten Wonogiri adalah membuka usaha baru di luar sektor pertanian. Saran yang dapat diberikan adalah: (1) Tenaga kerja sektor pertanian diharapkan mampu meningkatkan kemampuan dan ketrampilan; (2) Pemerintah Kabupaten Wonogiri diharapkan mampu mengayomi petani.

Page 12: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA …/Strategi... · KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

ENHANCEMENT STRATEGY OF LABOUR PRODUCTIVITY IN AGRICULTURAL SECTOR IN WONOGIRI REGENCY

Maria Steffani

H0808123

SUMMARY

The objectives of this research are to know the labour productivity in agricultural sector in Wonogiri Regency, to formulate strategy alternative and to determine strategy priority which is able to be applied in enhancement of labour productivity in agricultural sector in Wonogiri Regency.

The basic method used in this research is descriptive method. The method to determine research area is done purposively, that is Wonogiri Regency. Kinds of data used in this research are primary data and secondary data.

Data analysis methods used in this research are (1) SWOT analysis to identify internal and external factor which become strengths, weaknesses, opportunities, and threats in enhancement of productivity , (2) SWOT matrix to formulate strategy alternative of enhancement of productivity, and (3) QSP matrix to determine strategy priority of enhancement of productivity.

The result of analysis show that (1) labour productivity in Wonogiri Regency is Rp. 874.747,- per person for one month. (2) the main strength in enhancement of labour productivity in agricultural sector is farmer active to follow counselling, experience of farmer, routine meeting of farmer group, variation of commodity, quality of agricultural produce. While the main weakness is lower of education, financial management of poor farming, non-profit oriented, limited capital, no base price, wholesaler offering is low. The external opportunity is increase people’s income, counselling and observation of extension agent routine, government’s program, government capital support, development of technology and information of farm. While external threat is market control, local customers, extreme climate, the policy of import product, fluctuation of agricultural product’s price, increasingly price product fasilities, dependence on the use of synthetic chemicals. (3) Strategy alternative which is increase in farm capital, development of agricultural product marketing, utilize counseling and training of PPL, efficiency of production facilities, motivating farmers, opening a new business outside the agricultural sector, diversification of processed agricultural products, maintain cooperation between farmer groups with stakeholders, adjournment of farm investment. (4) Priority of strategy which is able to be applied in enhancement of labour productivity in agricultural sector in Wonogiri Regency is opening a new business outside the agricultural sector. Suggestion which can be given are: (1) Agricultural labor is expected to increase abilities and skills; (2) Goverment of Wonogiri Regency expected to protect farmers.

Page 13: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA …/Strategi... · KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI

SKRIPSI

Program Studi Agribisnis

Oleh :

Maria Steffani H 0808123

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 14: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA …/Strategi... · KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan nasional suatu bangsa yang dititik-beratkan pada bidang

ekonomi akan dapat berlangsung dalam jangka panjang dan makin maju, jika

dipenuhi sejumlah syarat pokok, diantaranya ada dua hal penting. Pertama, ada

sumberdaya manusia yang cukup banyak dan mempunyai kemampuan dan

semangat kerja yang cukup besar, yang menggerakkan secara terpadu dan

serasi semua kegiatan, guna mengolah dan memanfaatkan sumberdaya lain

dalam proses pembangunan. Kedua, ada pasar yang cukup besar untuk menjual

barang dan jasa yang dihasilkan dalam pembangunan (Maulana et al, 2005).

Pembangunan ekonomi yang ditempuh oleh negara-negara sedang

berkembang bertujuan antara lain tercapainya kemakmuran dan kesejahteraan

bagi seluruh masyarakatnya. Untuk mencapai kesejahteraan masyarakat

tersebut, masalah utama yang dihadapi oleh setiap negara yang membangun

termasuk Indonesia adalah pengangguran, ketimpangan distribusi pendapatan

dan kemiskinan (Priyarsono,et al, 2006). Adanya masalah pengangguran, maka

perlu suatu pemecahan masalah melalui pembangunan yang ditujukan untuk

mencapai pertumbuhan ekonomi dan sosial melalui penciptaan kesempatan

kerja dan penggunaan tenaga kerja secara tepat dan memadai. Tepat dalam arti

sesuai antara jenis pekerjaan dengan kemampuan tenaga kerja. Sedangkan

memadai berarti cukup menyerap tenaga kerja yang ada. Pertumbuhan

penduduk harus diimbangi dengan pertumbuhan kesempatan kerja untuk

menyerap tenaga kerja sehingga pertumbuhan penduduk tidak menjadi kendala

dalam perkembangan ekonomi.

Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang membutuhkan

banyak tenaga kerja. Sektor pertanian berperan penting dalam pembangunan

ekonomi nasional. Paling tidak, ada lima peran penting yaitu: berperan secara

langsung dalam menyediakan kebutuhan pangan masyarakat, berperan dalam

pembentukan Pendapatan Domestik Bruto (PDB), menyerap tenaga kerja di

pedesaan, berperan dalam menghasilkan devisa dan atau penghematan devisa,

1

Page 15: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA …/Strategi... · KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

dan berfungsi dalam pengendalian inflasi. Dengan demikian sektor pertanian

secara tidak langsung berperan dalam menciptakan iklim yang kondusif bagi

pembangunan sektor ekonomi lainnya. Keberhasilan pembangunan di suatu

wilayah dapat dilihat dari banyaknya tenaga kerja yang terserap di wilayah

tersebut (Widodo, 2006). Besarnya penyerapan tenaga kerja dapat

meningkatkan pendapatan perkapita penduduk, yang akhirnya akan

meningkatkan kesejahteraan penduduk.

Makna produktivitas secara filosofi adalah perubahan sikap mental

yang selalu memegang prinsip bahwa mutu kehidupan harus lebih baik dari

sebelumnya. Oleh karena itu, peningkatan pengetahuan dan ketrampilan tenaga

kerja tidak akan ada gunanya tanpa diikuti sikap dan perilaku yang baik dan

disiplin. Produktivitas juga dapat diartikan sebagai rasio dari apa yang

dihasilkan (output) terhadap seluruh apa yang digunakan (input) untuk

memperoleh hasil tersebut. Dalam hal ini, produktivitas menyangkut dua

substansi, yakni daya guna (efisiensi) dan hasil guna (efektivitas) (Umar,2001).

Peningkatan produktivitas adalah kata kunci untuk dapat mengejar

ketertinggalan dari negara lain misal dari segi teknologi sehingga mampu

bersaing bukan hanya di kawasan regional dan nasional, tapi juga secara

global. Dalam menghadapi persaingan global, sumber daya manusia dituntut

untuk memiliki keunggulan komparatif untuk menciptakan nilai tambah suatu

produk sehingga kesempatan kerja dan berusaha semakin terbuka.

Kabupaten Wonogiri merupakan salah satu dari 35 kabupaten/kota yang

ada di Provinsi Jawa Tengah. Sektor perekonomian di Kabupaten Wonogiri

salah satunya ditunjang oleh sektor pertanian. Keadaan alam di Kabupaten

Wonogiri sebagian besar terdiri dari pegunungan yang berbatu gamping

terutama di bagian Selatan, termasuk jajaran Pegunungan Seribu yang

merupakan mata air dari Bengawan Solo. Kondisi alam di Kabupaten Wonogiri

kurang mendukung untuk bidang pertanian karena lahannya yang berbatu dan

termasuk kering sehingga memerlukan perlakuan intensif untuk pengelolaan

bidang pertanian. Sektor pertanian Kabupaten Wonogiri masih tetap

memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

Page 16: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA …/Strategi... · KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Hal ini dikarenakan sebagian besar petani di Kabupaten Wonogiri melakukan

pengolahan lahan secara intensif sehingga lahan dapat digunakan untuk sektor

pertanian.

Berdasarkan data Produk Domestik Regional Bruto Tahun 2009-2010,

sektor pertanian memberikan kontribusi terbesar dalam Produk Domestik

Regional Bruto yaitu 50,45% (2009) dan 50,64% (2010). Sektor pertanian juga

mengalami peningkatan dari tahun 2009 ke tahun 2010 walaupun tidak begitu

tinggi. Peningkatan kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB menunjukkan

bahwa sektor pertanian merupakan sektor yang masih bisa dikembangkan di

Kabupaten Wonogiri.

Kabupaten Wonogiri merupakan salah satu Kabupaten/Kota di Jawa

Tengah yang mempunyai banyak tenaga kerja yang melakukan mobilitas

(boro) ke luar daerah. Sehingga tenaga kerja di Kabupaten Wonogiri berkurang

khususnya untuk tenaga kerja di bidang pertanian.

Kabupaten Wonogiri mempunyai luas wilayah sebesar 182236,02

hektar dengan prosentase luas tanah sawah sebesar 17,52% dan luas tanah

kering sebesar 82,48% (BPS Kabupaten Wonogiri, 2010). Lahan kering

dipakai untuk tegal/kebun sebesar 36,36% atau sebesar 66.264 Ha,

bangunan/pekarangan sebesar 13,45% atau sebesar 24.513 Ha, Hutan Negara

sebesar 9,56% atau sebesar 17.411 Ha, Hutan Rakyat 7,28% atau sebesar

13.270 Ha dan lain-lain sebesar 15,83% atau sebesar 28.853 Ha.

B. Perumusan masalah

Potensi wilayah dan tenaga kerja di Kabupaten Wonogiri menunjukkan

bahwa sektor pertanian mampu memberikan kontribusi terbesar terhadap

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Wonogiri. Menurut data

PDRB, pada tahun 2010, sektor pertanian (50,64%) memberikan kontribusi

terhadap PDRB Kabupaten Wonogiri di urutan pertama. Kontribusi yang besar

terhadap perekonomian belum tentu memiliki tenaga kerja yang memiliki

produktivitas yang tinggi. Melihat dari keadaan alam Kabupaten Wonogiri

yang kering dibutuhkan produktivitas tenaga kerja pertanian yang tinggi untuk

mengelola lahan untuk pertanian. Selain itu, tenaga kerja Kabupaten Wonogiri

Page 17: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA …/Strategi... · KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

banyak yang melakukan mobilitas (boro) ke luar daerah sehingga tenaga kerja

sektor pertanian sebagian besar sudah lanjut usia. Tenaga kerja di Kabupaten

Wonogiri banyak yang melakukan boro karena dianggap bahwa bekerja di

sektor pertanian itu hanya musiman dan berpenghasilan kecil sehingga banyak

penduduk yang lebih memilih untuk bekerja di sektor non pertanian di luar

daerah. Selain itu kondisi lahan pertanian yang kurang subur juga termasuk

faktor mendorong mereka untuk merantau walaupun hal ini bukan menjadi

faktor utama. Secara tidak langsung, kondisi tersebut dapat menjelaskan

permasalahan yang dihadapi oleh tenaga kerja asal Wonogiri. Boro dilakukan

terutama dilakukan ke kota-kota besar yang dianggap memberikan harapan

pendapatan yang lebih baik.

Berdasarkan hal tersebut, maka perlu diketahui tentang strategi apa saja

yang diterapkan dalam meningkatkan produktivitas tenaga kerja sektor

pertanian sehingga sektor pertanian dapat dikembangkan. Hal ini supaya

kedepannya sektor pertanian Kabupaten Wonogiri dapat memberikan

kontribusi yang lebih bagi perekonomian wilayah Kabupaten Wonogiri.

Dengan mengetahui strategi peningkatan produktivitas tenaga kerja sektor

pertanian diharapkan sektor pertanian nantinya dapat memberikan kontribusi

yang lebih besar bagi perekonomian wilayah. Untuk mengetahui bagaimana

merumuskan strategi untuk peningkatan produktivitas tenaga kerja sektor

pertanian di Kabupaten Wonogiri dengan menggunakan analisis SWOT.

Dengan demikian diharapkan dapat dirumuskan strategi-strategi yang dapat

dilakukan untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja sektor pertanian di

Kabupaten Wonogiri.

Dari uraian di atas, dapat dirumuskan beberapa permasalahan dalam

penelitian ini, antara lain :

1. Berapa besarnya produktivitas tenaga kerja sektor pertanian di Kabupaten

Wonogiri?

2. Apa saja faktor internal dan eksternal yang dapat menjadi kekuatan dan

kelemahan serta peluang dan ancaman untuk meningkatkan produktivitas

tenaga kerja sektor pertanian di Kabupaten Wonogiri?

Page 18: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA …/Strategi... · KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

3. Apa saja alternatif strategi yang dapat diterapkan dalam meningkatkan

produktivitas tenaga kerja sektor pertanian di Kabupaten Wonogiri?

4. Prioritas strategi apa yang dapat diterapkan dalam meningkatkan

produktivitas tenaga kerja sektor pertanian di Kabupaten Wonogiri?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui besarnya produktivitas tenaga kerja sektor pertanian di

Kabupaten Wonogiri.

2. Mengkaji faktor internal dan eksternal yang dapat menjadi kekuatan dan

kelemahan serta peluang dan ancaman untuk meningkatkan produktivitas

tenaga kerja sektor pertanian di Kabupaten Wonogiri.

3. Mengetahui alternatif strategi yang dapat diterapkan dalam meningkatkan

produktivitas tenaga kerja di Kabupaten Wonogiri.

4. Mengetahui prioritas strategi yang dapat diterapkan dalam meningkatkan

produktivitas tenaga kerja sektor pertanian di Kabupaten Wonogiri.

D. Kegunaan Penelitian

1. Bagi penulis, guna menambah wawasan berkaitan dengan strategi

peningkatan produktivitas tenaga kerja pertanian di Kabupaten Wonogiri,

serta merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

dari Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bagi pemerintah daerah Kabupaten Wonogiri, sebagai sumbangan

pemikiran dan bahan pertimbangan pengambilan kebijakan pembangunan

daerah, khususnya peningkatan produktivitas tenaga kerja pertanian di

Kabupaten Wonogiri.

3. Bagi pembaca, sebagai bahan informasi dan referensi dalam penelitian

selanjutnya yang berhubungan dengan peningkatan produktivitas tenaga

kerja pertanian.

Page 19: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA …/Strategi... · KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

1. Teori Dasar

a. Manajemen Sumber Daya Manusia

Menurut Handoko (2001) Manajemen Sumber Daya Manusia

adalah penarikan, seleksi, pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan

sumber daya manusia untuk mencapai baik tujuan-tujuan individu

maupun organisasi.

Menurut Handoko (2001) Perencanaan sumber daya manusia

memungkinkan organisasi untuk:

1) Memperbaiki penggunaan sumber daya manusia

2) Memadukan kegiatan-kegiatan personalia dan tujuan-tujuan organisasi

di waktu yang akan datang secara efisien

3) Melakukan pengadaan karyawan-karyawan baru secara ekonomis

4) Mengembangkan informasi dasar manajemen personalia untuk

membantu kegiatan-kegiatan personalia dan unit-unit organisasi

lainnya

5) Membantu program penarikan dari pasar tenaga kerja secara sukses

6) Mengkoordinasikan program-program manajemen personalia yang

berbeda-beda.

Menurut Tohardi (2002) Permasalahan yang disoroti dalam

Manajemen Sumber Daya Manusia dapat dikelompokkan menjadi dua

yaitu kuantitas dan kualitas. Kuantitas SDM menyangkut jumlah SDM

dalam kontribusinya terhadap organisasi. Sedangkan kualitas SDM

terbagi menjadi dua, yaitu kualitas fisik meliputi kesehatan dan gizi dan

kualitas non fisik seperti kecerdasan, mental, kemampuan dalam kinerja

dan lain-lain.

b. Manajemen Strategi

Menurut David (2004) Manajemen strategis adalah seni dan ilmu

pengetahuan untuk merumuskan, mengimplementasikan dan

6

Page 20: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA …/Strategi... · KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

mengevaluasi keputusan lintas fungsional yang membuat organisasi

mampu mencapai tujuan obyektifnya. Adapun skema penyusunan

strategis seperti digambarkan pada Gambar 1.

Gambar 1. Skema Model Proses Manajemen Penyusunan Strategi yang Komprehensif

2. Teori Pendukung

a. Analisis Situasi/SWOT

Menurut Rangkuti (2001) Analisis SWOT adalah identifikasi

berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan.

Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan

(Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat

meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Proses

pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan

misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian

Melakukan Audit

Eksternal

Membuat Pernyataan

Visi dan Misi

Menetapkan Tujuan Jangka Panjang

Membuat, Mengevaluasi dan memilih

strategi

Melaksana-kan

Strategi, isu-isu

Melaksanakan strategi, isu-

isu Pemasaran, Keuangan, Akuntansi,

Litbang, SIM

Mengukur dan

mengeva-luasi

Kinerja

Melakukan Audit

Internal

Perumusan Strategi

Pelaksanaan Strategi Evaluasi Strategi

Page 21: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA …/Strategi... · KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

perencana strategis (strategic planner) harus menganalisis faktor-faktor

strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang, ancaman) dalam

kondisi yang ada saat ini.

Menurut Wahyudi (1996) Analisis SWOT digunakan untuk

mengetahui kinerja perusahaan atau reaksi perusahaan terhadap faktor

internal dan eksternal serta mendapatkan alternatif strategi pemasaran.

Tidak ada cara terbaik untuk melakukan analisis SWOT. Yang paling

utama adalah membawa berbagai macam pandangan/perspektif bersama-

sama sehingga akan terlihat keterkaitan baru dan implikasi dari hubungan

tersebut. Jika analisis bersifat menyeluruh maka menentukan tujuan,

sasaran dan strategi akan mudah untuk dilakukan. Banyak strategi yang

dapat dihasilkan dan dikembangkan dari hasil analisis SWOT karena para

perencana dibekali dengan kerangka kerja yag luas dan lebih terstruktur.

Menurut Hunger dan Wheelen (2001) Analisis situasi merupakan

awal proses perumusan strategi. Selain itu, analisis situasi mengharuskan

para manajer strategis untuk menemukan kesesuaian strategis antara

peluang-peluang eksternal dan kekuatan-kekuatan internal, disamping

memperhatikan ancaman-ancaman eksternal dan kelemahan-kelemahan

internal. Mengingat bahwa SWOT adalah akronim untuk Strengths,

Weaknesses, Opportunities, dan Threats dari organisasi, yang semuanya

merupakan faktor-faktor strategis. Jadi, analisis SWOT harus

mengidentifikasi kompetensi langka (distinctive competence) perusahaan

yaitu keahlian tertentu dan sumber-sumber yang dimiliki oleh sebuah

perusahaan dan cara unggul yang mereka gunakan.

b. Matrik SWOT

Menurut Tripomo (2005) Analisis dengan matrik SWOT

(Strengths – Weaknesses – Opportunities – Threats), bertujuan untuk

mengidentifikasikan alternatif-alternatif strategi yang secara intuitif

dirasakan feasible dan sesuai untuk dilaksanakan.

Menurut Rangkuti (2001) Matrik SWOT adalah alat yang dipakai

untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan. Matrik ini dapat

Page 22: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA …/Strategi... · KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal

yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan

kelemahan yang dimiliki. Matrik SWOT ini dapat menghasilkan empat

sel kemungkinan alternatif strategi. Strategi S-O menuntut perusahaan

mampu memanfaatkan peluang melalui kekuatan internalnya. Strategi

W-O menuntut perusahaan untuk meminimalkan kelemahan dalam

memanfaatkan peluang. Strategi S-T merupakan pengoptimalan kekuatan

dalam menghindari ancaman dan W-T menitikberatkan pada upaya

meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman.

c. QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix)

Menurut Umar (2001) QSPM adalah alat yang direkomendasikan

bagi para ahli strategi untuk melakukan evaluasi pilihan strategi alternatif

secara objektif, berdasarkan key success factors internal – eksternal yang

telah diidentifikasikan sebelumnya. Tujuan QSPM adalah untuk

menetapkan kemenarikan relatif (relative attractiveness) dari strategi-

strategi yang bervariasi yang telah dipilih, untuk menentukan strategi

mana yang dianggap paling baik untuk diimplementasikan.

Menurut David (2004) Matriks QSP digunakan untuk

mengevaluasi dan memilih strategi terbaik yang paling cocok dengan

lingkungan eksternal dan internal. Alternatif strategi yang memiliki nilai

total terbesar pada matriks QSP merupakan strategi yang paling baik.

3. Tinjauan Empiris

a. Tenaga Kerja Pertanian

Menurut Elfindri (2004) Tenaga kerja merupakan salah satu

faktor produksi yang sangat penting di samping sumber alam, model, dan

teknologi. Ditinjau dari segi umum pengertian tenaga kerja menyangkut

manusia yang mampu bekerja untuk menghasilkan barang dan jasa dan

mempunyai nilai ekonomi yang dapat berguna bagi kebutuhan

masyarakat, secara fisik kemampuan bekerja diukur dengan usia.

Menurut Setiawan (2006) Sumber daya manusia adalah tenaga

kerja yang mampu bekerja dan melakukan kegiatan untuk menghasilkan

Page 23: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA …/Strategi... · KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

barang dan jasa yang mempunyai nilai ekonomis dalam rangka

memenuhi kebutuhan masyarakat, sedangkan tenaga kerja adalah

penduduk dalam usia kerja. Kondisi SDM dalam bidang pertanian atau

petani di Indonesia masih sangat rendah.

Menurut Sitohang (2007) Tenaga kerja dalam pertanian di

Indonesia harus dibedakan ke dalam persoalan tenaga kerja dalam usaha

tani kecil-kecilan (usahatani pertanian rakyat) dan persoalan tenaga kerja

dalam perusahaan pertanian yang besar-besar yaitu perkebunan,

kehutanan, peternakan, dan sebagainya. Pembedaan ini penting karena

apa yang dikenal sebagai tenaga kerja dalam usahatani tidaklah sama

pengertiannya secara ekonomis dengan pengertian tenaga kerja dalam

perusahaan-perusahaan dalam perkebunan.

Menurut Firman (2007) Terkait dengan penyediaan lapangan

kerja, sampai saat ini sektor pertanian masih merupakan sektor yang

menyerap tenaga kerja yang cukup besar, yaitu kurang lebih 40% tenaga

kerja bisa terserap di sektor ini. Hal ini membuktikan bahwa Indonesia

masih tergolong sebagai negara agraris yang menjadikan sektor pertanian

sebagai basis pekerjaan sebagian besar penduduk Indonesia.

b. Produktivitas Tenaga Kerja

Menurut Brookfield (1996) Sebagai definisi umum, produktivitas

adalah hubungan antara barang dan jasa yang dihasilkan dan sumber-

sumber masukan (input) yang digunakan, biasanya dinyatakan sebagai

rasio besarnya keluaran (output) terhadap masukan. Rasio produktivitas

total memperhitungkan seluruh masukan dan keluaran, tetapi sampai saat

ini sangat sedikit organisasi yang telah menerapkan pengukuran seperti

itu. Kerumitan menilai dan membuat daftar petunjuk angka-angka dari

keluaran dan masukan serta mempertahankan validitas statistik di antara

organisasi-organisasi sampai waktu tertentu telah mengakibatkan

digunakannya pengukuran produktivitas secara parsial.

Menurut Atmosoeprapto (2000) Pengertian produktivitas

sebenarnya menyangkut aspek yang luas, yaitu modal (termasuk lahan),

Page 24: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA …/Strategi... · KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

biaya, tenaga kerja, energi, alat, dan teknologi. Secara umum,

produktivitas merupakan perbandingan antara keluaran (output) yang

dicapai dengan masukan (input) yang diberikan. Produktivitas juga

merupakan hasil dari efisiensi pengelolaan masukan dan efektivitas

pencapaian sasaran. Efektivitas dan efisiensi yang tinggi akan

menghasilkan produktivitas yang tinggi.

Rumus dasar bagi pengukuran produktivitas adalah keluaran

dibagi masukan. Rumus ini banyak digunakan dalam pengukuran

physical labor productivity. Ravianto (1985) menuliskan rumus yang

sering digunakan dalam pengukuran physical labor productivity sebagai

berikut :

Menurut Sinungan (1987) Pengukuran produktivitas dapat

dilakukan melalui dua metode. Metode pertama adalah metode

pengukuran produktivitas secara kuantitatif, misalnya ukuran, panjang,

banyaknya unit, berat, waktu, dan banyaknya tenaga kerja. Produktivitas

yang diukur dengan menggunakan metode ini dinamakan produktivitas

fisik (Physical Productivity). Metode kedua yaitu metode pengukuran

produktivitas dengan menggunakan nilai yang dinyatakan dalam mata

uang dan dinamakan produktivitas nilai (Value Productivity).

Menurut Ravianto (1985) Produktivitas tenaga kerja dipengaruhi

oleh berbagai faktor baik yang berhubungan dengan tenaga kerja itu

sendiri maupun faktor-faktor lainnya, seperti: pendidikan, ketrampilan,

disiplin, sikap dan etika kerja, motivasi, gizi dan kesehatan, tingkat

penghasilan, jaminan sosial, lingkungan dan iklim kerja, hubungan

industrial, teknologi, sarana produksi, manajemen, kesempatan kerja dan

kesempatan berprestasi.

Menurut Simanjuntak (1985) Peningkatan produktivitas kerja

dilakukan melalui beberapa cara : (1) peningkatan pendidikan dan

latihan, (2) perbaikan penghasilan dan sistem pengubahan yang dapat

Page 25: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA …/Strategi... · KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

menjamin perbaikan gizi dan kesehatan, (3) pemilihan teknologi dan

sarana-sarana pelengkap untuk berproduksi, (4) peningkatan kemampuan

manajerial pimpinan, dan (5) pemberian kesempatan, baik untuk bekerja

dalam pekerjaan yang sesuai dengan pendidikan dan keterampilan

seseorang, maupun kesempatan untuk dapat mengembangkan

kemampuan melalui jabatan-jabatan baru.

Menurut Tohardi (2002) Banyak cara untuk meningkatkan

produktivitas di antaranya :

1) Dengan meningkatkan keluaran dan mempertahankan masukan

2) Meningkatkan keluaran dengan proporsi yang lebih besar daripada

pertambahan masukan

3) Meningkatkan keluaran dan menurunkan masukan

4) Mempertahankan keluaran dan menurunkan masukan

5) Menurunkan keluaran dan menurunkan masukan dengan

proporsionalitas yang lebih besar.

Menurut Murniningtyas (2006) Rendahnya produktivitas tenaga

kerja di sektor pertanian dipengaruhi oleh berbagai faktor. Dari sisi

tenaga kerja, dipengaruhi oleh rendahnya tingkat pendidikan dan kualitas

manajemen usahatani. Rendahnya tingkat inovasi dan penerapan

teknologi telah mengakibatkan produktivitas lahan sangat terbatas

peningkatannya atau bahkan cenderung turun pada beberapa komoditas.

Kurangnya dukungan terhadap pemberdayaan petani dirasakan turut

mempengaruhi tingkat produktivitas petani.

4. Penelitian Terdahulu

Penelitian Supriyati et al., (2001) yang berjudul Dinamika

Ketenagakerjaan dan Penyerapan Tenaga Kerja di Pedesaan Jawa (Kasus

di Propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur), beberapa kebijakan

publik yang dapat mendorong peningkatan produktivitas dan tingkat upah

antara lain : (1) Pembangunan prasarana jalan dan sarana transportasi yang

akan meningkatkan keterkaitan desa (pertanian) - kota (tujuan pasar),

sehingga mobilitas tenaga kerja meningkat; (2) Penyediaan fasilitas pasca

Page 26: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA …/Strategi... · KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

panen, industri pengolahan dan infrastruktur pemasaran di tingkat desa,

sehingga kesempatan kerja dan nilai tambah dari kegiatan tersebut dapat

dinikmatu oleh masyarakat pertanian di pedesaan; dan (3) Penyediaan pusat

pelayanan informasi khususnya informasi pasar (haga, tujuan-tujuan pasar,

daya serap pasar dan lain-lain)

Penelitian Supriyati (2010) yang berjudul Dinamika Ekonomi

Ketenagakerjaan Pertanian : Permasalahan dan Kebijakan Strategis

Pengembangan, menyimpulkan beberapa strategi kebijakan dalam

memecahkan permasalahan pokok ketenagakerjaan antara lain adalah : (1)

Memperkuat politik pertanian baik melalui jalur birokrasi, legislatif, pelaku

usaha (asosiasi-asosiasi agribisnis), maupun organisasi-organisasi petani

(HKTI); (2) Mempercepat proses transformasi melalui transisi

pengembangan agroindustri berbasis komoditas unggulan di perdesaan; (3)

Meningkatkan pendidikan formal dan nonformal, yang berfungsi memberi

pencerahan kepada angkatan kerja sehingga menumbuhkan keberdayaan

melalui peningkatan kapasitas dan kompetensi SDM; dan (4) Merubah

pandangan generasi muda tentang stigma pertanian terbelakang melalui

pembentukan karakter pemuda yang tangguh dan cinta pertanian melalui

berbagai sistem insentif, mendorong masuknya investasi, pembangunan

infrastruktur pertanian di perdesaan, meningkatkan inovasi teknologi,

pengembangan industri perdesaan berbasis komoditas unggulan, dan

penguatan kelembagaan agribisnis.

B. Kerangka Teori Pendekatan Masalah/Kerangka Berpikir

Pembangunan daerah yang dilakukan di Kabupaten Wonogiri (baik

pembangunan ekonomi maupun pembangunan non ekonomi) bertujuan untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk dapat membangun daerah

dengan baik, maka pemerintah daerah perlu mengetahui sektor-sektor apa saja

yang menjadi prioritas di daerah tersebut untuk dapat dikembangkan. Dalam

pembangunan ekonomi di Kabupaten Wonogiri terdiri dari pembangunan

sektor pertanian dan non pertanian dimana masing-masing pembangunan

sektor tersebut memberikan kontribusi dan peranan yang berbeda bagi

Page 27: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA …/Strategi... · KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

pendapatan daerah dan kesejahteraan penduduk. Dalam rangka untuk

pembangunan daerah, pemerintah harus meningkatkan mulai dari pelaku dari

sektor pertanian terlebih dahulu yaitu tenaga kerja di sektor pertanian. Tenaga

kerja merupakan faktor terpenting dalam meningkatkan pembangunan daerah

dalam sektor pertanian sehingga produktivitas dari tenaga kerja harus terus

ditingkatkan secara efektif dan efisien.

Untuk mengetahui strategi dalam peningkatan produktivitas tenaga

kerja perlu menentukan faktor internal dan faktor eksternal yang

mempengaruhi. Setelah melakukan analisis terhadap faktor internal dan faktor

eksternal maka dilakukan analisis kembali untuk memperoleh beberapa

alternatif strategi. Alat analisis yang digunakan adalah SWOT. Beberapa

alternatif strategi yang sebelumnya sudah dihasilkan dengan analisis SWOT,

maka dengan melakukan analisis lanjutan dapat diperoleh strategi peningkatan

terbaik dengan menggunakan analisis Quantitative Strategic Planning Matrix

(QSPM).

Gambar 2. Kerangka Pemikiran Strategi Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja Sektor Pertanian di Kabupaten Wonogiri.

Analisis Lingkungan

Strategi Program dan Kegiatan

Faktor Internal dipengaruhi oleh : 1. SDM 2. Organisasi 3. Kondisi Keuangan 4. Produksi 5. Pemasaran

Lingkungan Luar Usahatani : 1. Pesaing 2. Pemasok 3. Pelanggan

Faktor Eksternal

Lingkungan Internasional: 1. Kebijakan Pemerintah 2. Kondisi Ekonomi 3. Aspek Sosial Budaya 4. Aspek Teknologi

Page 28: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA …/Strategi... · KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

C. Pembatasan Masalah

1. Tenaga kerja yang dimaksud adalah petani tanaman bahan makanan, petani

kehutanan, petani perkebunan, petani perikanan dan peternak di Kabupaten

Wonogiri.

2. Alat analisis yang digunakan untuk menentukan alternatif strategi dalam

peningkatan produktivitas tenaga kerja pertanian adalah SWOT dan QSPM.

Keunggulan dari alat-alat tersebut adalah dapat menentukan alternatif

strategi serta merumuskan prioritas strategi yang dapat diterapkan

berdasarkan key success factor internal dan eksternal.

D. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

1. Lingkungan Internal adalah faktor-faktor dari dalam tenaga kerja sektor

pertanian yang dapat mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan

produktivitas tenaga kerja sektor pertanian.

a. Sumber Daya Manusia atau SDM adalah potensi yang terkandung dalam

diri manusia untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang

adaptif dan transformatif yang mampu mengelola dirinya sendiri serta

seluruh potensi yang terkandung di alam menuju tercapainya

kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan

berkelanjutan.

b. Organisasi adalah suatu kelompok orang dalam suatu wadah untuk tujuan

bersama.

c. Kondisi Keuangan adalah keadaan dimana seseorang hanya memiliki

cukup uang untuk menutup pengeluaran bulanan minimum untuk 2-24

bulan.

d. Produksi adalah suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai

guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih

bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan.

e. Pemasaran adalah salah satu kegiatan dalam perekonomian yang

membantu dalam menciptakan nilai ekonomi.

Page 29: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA …/Strategi... · KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

2. Lingkungan Eksternal adalah faktor-faktor dari luar tenaga kerja sektor

pertanian yang dapat mengidentifikasi peluang dan ancaman produktivitas

tenaga kerja sektor pertanian.

a. Lingkungan Luar Usahatani meliputi pesaing, pemasok dan pelanggan.

b. Lingkungan Internasional

1) Kebijakan Pemerintah adalah kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh

pemerintah sebagai pembuat kebijakan untuk mencapai tujuan-tujuan

tertentu di masyarakat.

2) Kondisi Ekonomi adalah keadaan keuangan suatu organisasi

perusahaan.

3) Aspek Sosial Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan

dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari

generasi ke generasi.

4) Aspek Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan

barang-barang yg diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan

hidup manusia.

3. Strategi adalah suatu tindakan yang dilakukan sebagai respon terhadap

kekuatan dan kelemahan dari faktor internal serta peluang dan ancaman dari

faktor eksternal yang dapat mempengaruhi peningkatan produktivitas

tenaga kerja sektor pertanian.

Page 30: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA …/Strategi... · KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Dasar Penelitian

Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif analitis. Metode deskriptif analitis yaitu suatu penelitian yang

bertujuan untuk membuat gambaran (deskripsi) tentang suatu fenomena sosial

kemudian dicari saling hubungannya. Teknik penelitian yang digunakan adalah

penelitian survey, yaitu metode pengumpulan data primer dengan

memperolehnya secara langsung dari sumber lapangan penelitian.

Pengumpulan data dengan menggunakan alat bantu kuisioner dan wawancara.

B. Lokasi Penelitian

Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja atau purposive.

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Wonogiri dengan pertimbangan bahwa

pertanian masih menjadi penyumbang PDRB terbesar namun tingkat boro juga

tinggi. Oleh karena itu, besar tidaknya produktivitas tenaga kerja pertanian di

Kabupaten Wonogiri belum diketahui. Peningkatan produktivitas tenaga kerja

pertanian di Kabupaten Wonogiri cocok untuk dilakukan karena lahan

pertanian berpotensi untuk diolah dan dikembangkan. Berdasarkan

pertimbangan tersebut maka Kabupaten Wonogiri menarik untuk dipilih

sebagai lokasi penelitian.

C. Teknik Penentuan Sampel

1. Penentuan Faktor-Faktor Kunci Strategis

Penelitian kualitatif bertolak dari asumsi tentang realitas atau

fenomena sosial yang bersifat unik dan kompleks. Didalamnya terdapat

regularitas atau pola tertentu, namun penuh dengan variasi atau keragaman.

Data atau informasi harus ditelusuri seluas-luasnya dan sedalam mungkin

sesuai dengan variasi yang ada. Maka, dalam prosedur sampling yang

terpenting adalah bagaimana menentukan informan kunci (key informan)

yang sarat informasi sesuai dengan fokus penelitian. Untuk memilih

informan kunci lebih tepat dilakukan secara sengaja (purposive sampling).

17

Page 31: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA …/Strategi... · KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Informan kunci (key informan) merupakan subyek yang telah cukup

lama dan intensif menyatu dengan kegiatan yang menjadi informasi,

menghayati secara sungguh-sungguh lingkungan atau kegiatan yang

bersangkutan, serta masih terlibat secara penuh/aktif pada kegiatan yang

menjadi perhatian peneliti. Dengan wawancara secara mendalam (indepth

interview) kepada informan kunci diperoleh informasi mengenai faktor-

faktor internal dan eksternal yang dapat diidentifikasikan menjadi kekuatan,

kelemahan, peluang dan ancaman dalam meningkatkan produktivitas tenaga

kerja sektor pertanian di Kabupaten Wonogiri.

2. Penentuan Bobot dan Nilai Daya Tarik dalam Matriks QSP

Penentuan bobot dan AS dilakukan dengan terlebih dahulu

menyusun kuisioner yang berisi faktor-faktor internal (kekuatan dan

kelemahan) dan ekternal (peluang dan ancaman) serta alternatif strategi

yang akan dipertimbangkan untuk menjadi prioritas strategi dalam

meningkatkan produktivitas tenaga kerja sektor pertanian di Kabupaten

Wonogiri. Pengambilan responden dilakukan secara purposive sampling

(sengaja) yaitu orang-orang yang telah cukup lama dan masih terlibat secara

penuh/aktif pada kegiatan yang menjadi perhatian peneliti. Responden

tersebut dapat membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan

oleh peneliti dalam penelitian yang sedang dilakukan. Responden yang

digunakan dalam penentuan bobot dan AS sebanyak 5 responden.

Responden tersebut adalah Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan

Hortikultura Kabupaten Wonogiri, Kepala Dinas Kehutanan dan

Perkebunan Kabupaten Wonogiri serta Kepala Dinas Peternakan, Perikanan

dan Kelautan Kabupaten Wonogiri.

D. Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Data Primer

Data primer adalah data yang langsung dan segera diperoleh dari

sumber data oleh penyidik untuk tujuan khusus (penyelidikan). Data primer

dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara mendalam dengan

Page 32: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA …/Strategi... · KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

responden yaitu sebanyak 60 responden yang terdiri dari 14 penyuluh

lapang dan 46 tenaga kerja pertanian pada 5 kecamatan. Kecamatan yang

dipilih adalah Kecamatan Ngadirojo untuk subsektor tanaman bahan

makanan, Kecamatan Girimarto untuk subsektor perkebunan, Kecamatan

Eromoko untuk subsektor peternakan, Kecamatan Sidoharjo untuk

subsektor kehutanan dan Kecamatan Wonogiri untuk subsektor perikanan.

2. Data Sekunder

Data Sekunder adalah data yang telah lebih dahulu dikumpulkan dan

dilaporkan oleh orang di luar diri penyelidik sendiri. Data dicatat secara

sistematis dan dikutip secara langsung dari instansi pemerintah atau

lembaga-lembaga yang terkait dengan penelitian ini. Data sekunder

diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS), Dinas Pertanian, Tanaman

Pangan dan Hortikultura, Dinas Kehutanan dan Perkebunan, Dinas

Peternakan, Perikanan dan Kelautan, serta lembaga-lembaga lain yang

terkait di dalamnya.

Secara lebih detail jenis data yang dibutuhkan baik data pokok maupun

data pendukung dalam penelitian ini dapat dijabarkan beserta kategori jenis

data dan sumber perolehan data yang meliputi, antara lain:

Page 33: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA …/Strategi... · KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Tabel 1. Jenis dan Sumber Data yang Dibutuhkan Data Jenis data Sumber data

Pr Sk Kn Kl Data pokok 1. Identitas responden 2. Faktor Internal

a. SDM b. Organisasi c. Kondisi Keuangan d. Produksi e. Pemasaran

3. Faktor Eksternal a. Lingkungan Perusahaan

1) Pesaing 2) Pemasok 3) Pelanggan

b. Lingkungan Internasional 1) Kebijakan Pemerintah 2) Kondisi ekonomi 3) Aspek Sosial Budaya 4) Aspek Teknologi

Data pendukung 1. Kondisi Umum Wilayah 2. PDRB 3. Jumlah Tenaga Kerja

x

x x x x x

x x x

x x x x

x x x

x x x

x

x x x x x

x x x

x x x x

Responden

Responden Responden Responden Responden Responden

Responden Responden Responden

Responden Responden Responden Responden

BPS BPS BPS

Keterangan : Pr = Primer Kn = Kuantitatif Sk = Sekunder Kl = Kualitatif

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Pengamatan (observasi) adalah metode pengumpulan data dimana

peneliti mencatat informasi sebagaimana yang mereka saksikan selama

penelitian. Teknik ini dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung

terhadap obyek yang diteliti, sehingga didapatkan gambaran yang jelas

mengenai kondisi obyek yang diteliti.

2. Wawancara

Wawancara atau interview adalah suatu bentuk komunikasi verbal

semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi. Teknik

wawancara yang digunakan untuk mengumpulkan data primer dengan

melakukan wawancara secara langsung kepada responden berdasarkan

panduan wawancara dan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan

sebelumnya. Terdapat dua jenis teknik wawancara, yaitu: wawancara

Page 34: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA …/Strategi... · KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

mendalam (Indept Interview) dan wawancara (Interview). Dalam penelitian

ini digunakan wawancara mendalam untuk memperoleh informasi dan data

yang lebih akurat.

3. Pencatatan

Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data dengan melakukan

pencatatan data primer (hasil wawancara) dan data sekunder dari instansi

atau lembaga yang berkaitan dengan penelitian peningkatan produktivitas

tenaga kerja pertanian.

F. Metode Analisis Data

1. Analisis Faktor Internal dan Eksternal

Analisis faktor internal bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-

faktor internal kunci yang menjadi kekuatan dan kelemahan di dalam

peningkatan produktivitas tenaga kerja sektor pertanian. Sedangkan analisis

faktor eksternal bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor eksternal

kunci yang menjadi peluang dan ancaman bagi peningkatan produktivitas

tenaga kerja sektor pertanian.

Untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dari faktor internal

serta peluang dan ancaman dari faktor eksternal dalam peningkatan

produktivitas tenaga kerja sector pertanian di Kabupaten Wonogiri

digunakan analisis SWOT. Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai

faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi peningkatan

produktivitas tenaga kerja sektor pertanian.

2. Alternatif Strategi

Untuk merumuskan alternatif strategi peningkatan produktivitas

tenaga kerja sektor pertanian di Kabupaten Wonogiri digunakan analisis

Matriks SWOT. Matriks SWOT dapat menggambarkan secara jelas

bagaimana peluang dan ancaman dari faktor eksternal yang dihadapi dapat

disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Analisis SWOT

digambarkan ke dalam matriks SWOT dengan 4 kemungkinan alternatif

strategi, yaitu strategi kekuatan – peluang (S-O), strategi kelemahan –

Page 35: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA …/Strategi... · KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

peluang (W-O), strategi kekuatan – ancaman (S-T), strategi kelemahan –

ancaman (W-T)

Tabel 2. Matrik SWOT

Internal Eksternal

Strenght (S) Tentukan 5-10 faktor-

faktor kekuatan internal

Weakness (W) Tentukan 5-10 faktor-

faktor kelemahan internal

Opportunities (O) Tentukan 5-10 faktor-

faktor peluang eksternal

Strategi S-O Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan

untuk memanfaatkan peluang

Strategi W-O Ciptakan strategi yang

meminimalkan kelemahan untuk

memanfaatkan peluang Threats (T)

Tentukan 5-10 faktor-faktor ancaman

eksternal

Strategi S-T Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan

untuk mengatasi ancaman

Strategi W-T Ciptakan strategi yang

meminimalkan kelemahan dan

menghindari ancaman

Sumber : Rangkuti, 2001

Delapan tahapan dalam penentuan alternatif strategi yang dibangun

melalui matriks SWOT adalah sebagai berikut :

a. Menuliskan peluang faktor eksternal kunci dalam tenaga kerja sektor

pertanian.

b. Menuliskan ancaman faktor eksternal kunci dalam tenaga kerja sektor

pertanian.

c. Menuliskan kekuatan faktor internal kunci dalam tenaga kerja sektor

pertanian.

d. Menuliskan kelemahan faktor internal kunci dalam tenaga kerja sektor

pertanian.

e. Mencocokkan kekuataan faktor internal dengan peluang faktor eksternal

dan mencatat Strategi S-O dalam sel yang sudah ditentukan.

f. Mencocokkan kelemahan faktor internal dengan peluang faktor eksternal

dan mencatat Strategi W-O dalam sel yang sudah ditentukan.

g. Mencocokkan kekuatan faktor internal dengan ancaman faktor eksternal

dan mencatat Strategi S-T dalam sel yang sudah ditentukan.

Page 36: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA …/Strategi... · KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

h. Mencocokkan kelemahan faktor internal dengan ancaman faktor

eksternal dan mencatat Strategi W-T dalam sel yang sudah ditentukan.

3. Prioritas Strategi

Untuk menentukan prioritas strategi dalam peningkatan

produktivitas tenaga kerja sektor pertanian di Kabupaten Wonogiri

digunakan analisis Matriks QSP. Menurut David (2004) bahwa matriks QSP

digunakan untuk mengevaluasi dan memilih strategi terbaik yang paling

cocok dengan lingkungan eksternal dan internal. Alternatif strategi yang

memiliki nilai total terbesar pada matriks QSP merupakan strategi yang

paling baik.

Enam tahapan dalam pembuatan matriks QSP yang harus dilakukan

adalah sebagai berikut :

a. Membuat daftar peluang/ancaman dari faktor eksternal dan

kekuatan/kelemahan faktor internal.

b. Memberi bobot pada setiap faktor dari 0,0 (tidak penting) sampai 1,0

(amat penting). Bobot menunjukkan kepentingan relatif dari faktor

tersebut. Pertimbangan pemberian bobot untuk membandingkan besarnya

tingkat yang mempengaruhi pengembangan usaha. Jumlah seluruh bobot

yang diberikan harus sama dengan 1,0.

c. Memeriksa matriks SWOT dan mengenali strategi-strategi alternatif yang

harus dipertimbangkan untuk diterapkan.

d. Menentukan Nilai Daya Tarik / Alternatif Skor (AS) yang didefinisikan

sebagai angka yang menunjukkan daya tarik relatif masing-masing

strategi pada suatu rangkaian alternatif tertentu. Nilai Daya Tarik

ditentukan dengan memeriksa masing-masing faktor eksternal atau faktor

internal, satu per satu, sambil mengajukan pertanyaan kepada responden,

“Apakah faktor ini mempengaruhi pilihan strategi yang dibuat?” Jika

jawaban atas pertanyaan tersebut adalah ya, maka strategi tersebut harus

dibandingkan secara relatif dengan faktor kunci. Khususnya, Nilai Daya

Tarik harus diberikan pada masing-masing strategi untuk menunjukkan

daya tarik relatif suatu strategi terhadap yang lain, dengan

Page 37: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA …/Strategi... · KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

mempertimbangkan faktor tertentu. Cakupan Nilai Daya Tarik adalah : 1

= tidak menarik, 2 = agak menarik, 3 = wajar menarik; dan 4 = sangat

menarik. Jika jawaban atas pertanyaan tersebut adalah tidak, hal tersebut

menunjukkan bahwa masing-masing faktor kunci tidak mempunyai

pengaruh atas pilihan khusus yang dibuat. Oleh karena itu, jangan beri

Nilai Daya Tarik pada strategi-strategi dalam rangkaian tersebut.

e. Menghitung Total Nilai Daya Tarik / TAS (Total Alternatif Skor). Total

Nilai Daya Tarik didefinisikan sebagai hasil mengalikan bobot (langkah

b) dengan Nilai Daya Tarik di masing-masing baris (langkah d). Total

Nilai Daya Tarik menunjukkan daya tarik relatif dari masing-masing

strategi alternatif, dengan hanya mempertimbangkan dampak dari faktor

keberhasilan krisis eksternal atau internal yang berdekatan. Semakin

tinggi Nilai Total Daya Tarik, semakin menarik strategi alternatif

tersebut.

f. Menghitung Jumlah Total Nilai Daya Tarik / Jumlah Total Alternatif

Skor (JTAS) mengungkapkan strategi yang paling menarik dalam

rangkaian alternatif. Semakin tinggi nilainya menunjukkan semakin

menarik strategi tersebut. Besarnya perbedaan di antara Jumlah Total

Nilai Daya Tarik dalam suatu rangkaian strategi-strategi alternatif

menunjukkan tingkat relatif dikehendakinya suatu strategi daripada yang

lain.

Tabel 3. Matriks QSP (Quantitative Strategic Planning)

Faktor-Faktor Kunci

Bobot Alternatif Strategi Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 AS TAS AS TAS AS TAS

Faktor-Faktor Kunci Internal

Total Bobot Faktor-Faktor Kunci Eksternal

Total Bobot Jumlah Total Nilai Daya Tarik

Sumber : David, 2004

Page 38: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA …/Strategi... · KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

A. Keadaan Geografi

1. Letak dan Batas Wilayah

Kabupaten Wonogiri dengan luas daerah 182.236,02 ha yang berada

32 km di sebelah selatan Kota Solo, sementara jarak ke ibukota propinsi

(Kota Semarang) sejauh 133 km. Dengan wilayah dataran, pegunungan

maupun pantai. Wilayah pegunungan memanjang dari sisi selatan sampai ke

timur yang juga merupakan wilayah yang berbatasan dengan Provinsi Jawa

Timur. Disamping itu, sisi selatan juga memiliki wilayah pantai Samudera

Indonesia.

Kabupaten Wonogiri terletak pada garis lintang 7º 32’ - 8º 15’

Lintang Selatan dan garis bujur 110º 41’ - 111º 18’ Bujur Timur. Keadaan

alamnya sebagian besar terdiri dari pegunungan yang berbatu gamping,

terutama di bagian Selatan, termasuk jajaran Pegunungan Seribu yang

merupakan mata air dari Bengawan Solo.

Adapun batas-batas wilayah Kabupaten Wonogiri adalah sebagai

berikut :

Sebelah Selatan : Kabupaten Pacitan dan Samudera Indonesia

Sebelah Utara : Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar

Sebelah Timur : Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Ponorogo

Sebelah Barat : Daerah Istimewa Yogyakarta

2. Topografi Daerah

Wilayah Kabupaten Wonogiri terletak pada ketinggian mulai dari

101 meter diatas permukaan laut sampai dengan ketinggian 601 meter di

atas permukaan laut. Perincian pembagian wilayah di Kabupaten Wonogiri

menurut ketinggian tempat dapat dilihat pada Tabel 4.

25

Page 39: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA …/Strategi... · KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Tabel 4. Ketinggian Tempat per Kecamatan di Kabupaten Wonogiri Tahun 2010

No. Kecamatan Tinggi dari Permukaan Air Laut 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25.

Selogiri Wonogiri Nguntoronadi Baturetno Wuryantoro Eromoko Giriwoyo Tirtomoyo Giritontro Paranggupito Bulukerto Manyaran Ngadirojo Jatipurno Puhpelem Pracimantoro Batuwarno Purwantoro Sidoharjo Kismantoro Jatisrono Slogohimo Girimarto Jatiroto Karangtengah

106 141 146 154 165 166 169 171 195 195 235 238 243 245 245 250 274 296 348 348 411 470 497 536 600

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Wonogiri Tahun 2010

Berdasarkan data tersebut, mayoritas wilayah Kabupaten Wonogiri

terletak pada ketinggian antara 101 – 200 mdpl yang meliputi 11 kecamatan

di Kabupaten Wonogiri. Jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Wonogiri

ada beberapa macam, mulai dari litosol, regosol sampai dengan grumusol

beserta asosiasi perubahannya. Macam tanah di Kabupaten Wonogiri juga

berasal dari bahan induk yang beranekaragam baik dari endapan, batuan

maupun volkan. Kondisi tanah yang demikian mengakibatkan

penganekaragaman penggunaan tanah yang berbeda pula.

3. Keadaan Iklim dan Curah Hujan

Kabupaten Wonogiri memiliki iklim tropis, dengan dua musim yaitu

musim kemarau dan musim penghujan. Temperatur di Kabupaten Wonogiri

Page 40: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA …/Strategi... · KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

berkisar antara 24ºC - 32ºC. Berdasarkan data tahun 2010, suhu udara rata-

rata di Kabupaten Wonogiri sebesar 27,69ºC dengan kelembaban udara rata-

rata sebesar 90,25ºC. Data mengenai jumlah curah hujan dan jumlah hari

hujan di Kabupaten Wonogiri tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 5

dibawah ini :

Tabel 5. Jumlah Curah Hujan dan Hari Hujan di Kabupaten Wonogiri Tahun 2010

No. Bulan Curah Hujan (mm) Hari Hujan (hari) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

358,76 280,35 412,68 215,63 300,32 123,53 75,89

80 300,11 255,42 261,74 465,83

19 13 15 11 14 6 5 4 12 10 12 19

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Wonogiri Tahun 2010

Tabel 5 menunjukkan bahwa curah hujan tahunan rata-rata yang

tertinggi di Kabupaten Wonogiri pada tahun 2010 adalah pada bulan

Desember yaitu 465,83 mm dengan 19 hari hujan. Curah hujan tahunan rata-

rata terendah di Kabupaten Wonogiri pada tahun 2010 terjadi pada bulan

Juli yaitu 75,89 mm dengan 5 hari hujan.

B. Keadaan Penduduk

1. Menurut Kelompok Umur

Komposisi penduduk menurut kelompok umur di suatu wilayah akan

mempengaruhi peningkatan pendapatan daerah di wilayah tersebut.

Penduduk berdasarkan kelompok umur dapat dibedakan menjadi 2

kelompok yaitu penduduk usia non produktif dan penduduk usia produktif.

Penduduk usia non produktif yaitu penduduk yang berusia 0-14 tahun dan

penduduk yang berusia lebih dari 65 tahun, sedangkan penduduk usia

produktif yaitu penduduk yang berusia 15-64 tahun. Penduduk dengan

Page 41: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA …/Strategi... · KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

jumlah usia non produktif yang banyak akan menghambat potensi penduduk

usia produktif, karena dengan banyaknya penduduk non produktif yang

harus ditanggung sehingga pendapatan yang seharusnya bisa digunakan

untuk kebutuhan yang lain harus digunakan untuk membiayai penduduk

usia non produktif.

Tabel 6. Keadaan Penduduk Kabupaten Wonogiri Menurut Kelompok Umur Tahun 2010

No. Umur (tahun) Jumlah (jiwa) Persentase (%) ABT 1. 2. 3.

0-14 15-64 ≥ 65

234.579 864.148 147.196

18,83 69,36 11,81

44,18

Jumlah 1.245.923 100,00

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Wonogiri Tahun 2010

Tabel 6 menunjukkan bahwa Angka Beban Tanggungan (ABT) di

Kabupaten Wonogiri yang diperoleh, yairu sebesar 44,18. Artinya bahwa

setiap 100 orang penduduk usia produktif di Kabupaten Wonogiri harus

menanggung atau memberi penghidupan kepada 44 orang penduduk usia

non produktif.

2. Menurut Jenis Kelamin

Komposisi penduduk menurut jenis kelamin dapat mempengaruhi

besarnya tenaga yang dibutuhkan dalam pembangunan. Keadaan penduduk

menurut jenis kelamin di Kabupaten Wonogiri dapat dilihat pada tabel

berikut :

Tabel 7. Keadaan Penduduk Kabupaten Wonogiri Menurut Jenis Kelamin Tahun 2010

Tahun Laki – laki Perempuan Total 2010 625.901 620.022 1.245.923

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Wonogiri Tahun 2010

Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat bahwa di Kabupaten Wonogiri

mempunyai jumlah penduduk laki-laki dan perempuan yang hampir sama

jumlahnya. Angka Sex Ratio di Kabupaten Wonogiri dapat diketahui dengan

rumus sebagai berikut :

Page 42: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA …/Strategi... · KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

= 100,95 = 101

Angka Sex Ratio menunjukkan perbandingan antara jumlah

penduduk laki-laki dengan perempuan di suatu wilayah pada suatu waktu.

Nilai sex ratio Kabupaten Wonogiri sebesar 101%, artinya jika di

Kabupaten tersebut terdapat 100 orang penduduk perempuan maka terdapat

101 penduduk laki-laki.

3. Menurut Tingkat Pendidikan

Pendidikan merupakan faktor penting dalam menentukan kemajuan

suatu masyarakat. Tingkat pendidikan yang ditempuh oleh penduduk suatu

wilayah akan menentukan kualitas dari tenaga kerja yang ada di wilayah

tersebut. Penduduk yang memiliki pendidikan tinggi akan lebih dalam

berpikir dan lebih terbuka menerima informasi dan inovasi baru.

Komposisi penduduk menurut tingkat pendidikan di Kabupaten

Wonogiri dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Komposisi Penduduk Kabupaten Wonogiri Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2010

No. Pendidikan Kabupaten Wonogiri

Jumlah (jiwa) % 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Tidak/Belum Sekolah Tidak/Belum Tamat SD Tamat SD/MI Tamat SLTP Tamat SLTA Tamat Akademi/PT

86.042 169.760 458.913 193.096 158.605 32.747

7,83 15,44 41,75 17,57 14,43 2,98

JUMLAH 1.099.163 100

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Wonogiri Tahun 2010

Tabel 8 menunjukkan jenjang pendidikan di Kabupaten Wonogiri.

Sebagian besar penduduk di Kabupaten Wonogiri berpendidikan tamat

Sekolah Dasar (SD)/sederajat, yaitu sebesar 458.913 jiwa atau 41,75% dari

jumlah seluruh penduduk di Kabupaten Wonogiri. Walaupun demikian,

Page 43: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA …/Strategi... · KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

dapat dikatakan tingkat pendidikan di Kabupaten Wonogiri cukup baik

karena sebagian besar penduduk telah mendapatkan pendidikan.

Tinggi rendahnya tingkat pendidikan seseorang dapat mempengaruhi

pola pikir orang tersebut sehingga memiliki pandangan dan pengetahuan

yang lebih luas. Petani di Kabupaten Wonogiri sebagian besar hanya

berpendidikan sampai pada tingkat SD atau SLTP saja, walaupun tingkat

pendidikan yang rendah, namun pertanian di Kabupaten Wonogiri masih

terus dapat berkembang karena didukung dengan keuletan dan pengalaman

yang dimiliki oleh petani.

4. Menurut Lapangan Pekerjaan Utama

Keadaan penduduk berdasarkan lapangan pekerjaan utama dapat

menggambarkan kesejahteraan penduduk suatu daerah. Lapangan pekerjaan

penduduk di suatu daerah dipengaruhi oleh keadaan alam dan sumber daya

yang ada, serta keadaan sosial ekonomi masyarakat seperti keterampilan,

tingkat pendidikan, lapangan pekerjaan dan modal yang tersedia. Penduduk

berumur 15 tahun ke atas yang bekerja berdasarkan lapangan pekerjaan

utama di Kabupaten Wonogiri ditunjukkan pada Tabel 9 berikut ini :

Tabel 9. Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Berdasarkan Lapangan Pekerjaan Utama Tahun 2010

No. Mata Pencaharian Jumlah (jiwa) Persentase (%) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Pertanian Pertambangan dan Galian, Listrik, Gas dan Air Bersih Industri Kontruksi Perdagangan Komunikasi Keuangan Jasa

310.895 8.011

32.913 28.863 60.046 12.202 2.367

39.998

62,77 1,62

6,64 5,83

12,12 2,46 0,48 8,08

JUMLAH 495.295 100

Sumber : Jawa Tengah Dalam Angka Tahun 2010

Berdasarkan Tabel 9 dapat diketahui bahwa lapangan pekerjaan

utama di Kabupaten Wonogiri terbesar adalah pertanian, yaitu sejumlah

310.895 jiwa atau 62,77% dari seluruh jumlah penduduk Kabupaten

Wonogiri yang berumur 15 tahun ke atas dan sudah bekerja. Hal tersebut

Page 44: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA …/Strategi... · KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

menunjukkan bahwa pertanian memegang peranan penting dalam

perekonomian daerah Kabupaten Wonogiri terutama dalam penyerapan

tenaga kerja.

5. Penduduk Boro Menurut Jenis Kelamin

Kabupaten Wonogiri merupakan salah satu Kabupaten di Jawa

Tengah yang memiliki tingkat boro yang tinggi. Tingginya boro

berpengaruh pada banyaknya penduduk yang bekerja di Kabupaten

Wonogiri. Banyaknya penduduk boro menurut jenis kelamin di Kabupaten

Wonogiri ditunjukkan pada Tabel 10 berikut ini :

Tabel 10. Data Penduduk Boro di Kabupaten Wonogiri Tahun 2008.

No. Kecamatan

Penduduk Boro L P L + P

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25.

Pracimantoro Paranggupito Giritontro Giriwoyo Batuwarno Karangtengah Tirtomoyo Nguntoronadi Baturetno Eromoko Wuryantoro Manyaran Selogiri Wonogiri Ngadirojo Sidoharjo Jatiroto Kismantoro Purwantoro Bulukerto Puhpelem Slogohimo Jatisrono Jatipurno Girimarto

2.889 1.812 1.624 4.255 1.031

297 2.897 2.997 2.463 3.625

880 1.052 3.132 1.096 5.553 4.976

467 876

1.698 1.251

318 3.451 3.750 3.968 4.879

2.426 1.623 1.931 3.012

920 276

2.551 6.764 2.453 4.160

791 1.155 3.446

982 4.125 4.274

368 759

1.577 834 281

3.328 3.010 3.995 4.486

5.315 3.435 3.555 7.267 1.951

573 5.448 9.761 4.916 7.785 1.671 2.207 6.578 2.078 9.678 9.250

835 1.635 3.275 2.085

599 6.779 6.760 7.963 9.365

Jumlah 61.237 59.527 120.764

Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Wonogiri

Page 45: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA …/Strategi... · KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Berdasarkan Tabel 10 dapat diketahui bahwa penduduk yang

melakukan boro cukup banyak. Apabila dibandingkan dengan jumlah

penduduk Kabupaten Wonogiri 1.234.880 jiwa maka hampir 10% dari total

jumlah penduduk Kabupaten Wonogiri. Penduduk yang melakukan boro ini

adalah penduduk yang berumur 10 tahun ke atas atau yang termasuk dalam

kriteria angkatan kerja.

C. Keadaan Pertanian

1. Luas Daerah dan Tata Guna Lahan

Luas daerah dan tata guna lahan di Kabupaten Wonogiri dapat

dilihat dalam Tabel 11 berikut ini :

Tabel 11. Tata Guna Lahan di Kabupaten Wonogiri Tahun 2010

No. Tata Guna Lahan Kabupaten Wonogiri

Luas (Ha) % 1. 2.

Lahan Sawah a. Irigasi Teknis b. Irigasi ½ Teknis c. Irigasi Sederhana d. Irigasi Desa/Non PU e. Tadah Hujan f. Pasang Surut Lahan Kering a. Pekarangan/Bangunan b. Tegal/Kebun dan Ladang c. Padang Rumput d. Kolam/Rawa e. Sementara Tidak Diusahakan f. Hutan Rakyat g. Hutan Negara h. Perkebunan i. Lain-lain

32.231 6.174 6.735 8.710

833 8.421 1.358

150.003 26.723 65.863

184 506 85

10.479 17.338

424 28.401

17,69 3,39 3,70 4,78 0,46 4,62 0,74

82,31 14,66 36,14 0,11 0,28 0,05 5,75 9,51 0,23

15,58 JUMLAH 182.234 100

Sumber : Wonogiri Dalam Angka Tahun 2011

Tabel 10 menunjukkan bahwa penggunaan lahan terluas di

Kabupaten Wonogiri berupa lahan tegal/kebun yang mencapai 65.863 Ha

atau sebesar 36,14 %. Penggunaan lahan sawah di Kabupaten Wonogiri

mencapai 32.231 Ha atau sebesar 17,69 %.

Page 46: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA …/Strategi... · KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

2. Produksi Tanaman Pangan

Kabupaten Wonogiri merupakan daerah yang memiliki potensi

tinggi di bidang pertanian dilihat dari penduduknya, penduduk daerah ini

masih mengandalkan sektor pertanian dengan mata pencahariannya sebagai

petani maupun buruh tani. Luasnya lahan yang digunakan pada sektor

pertanian dan mampu memproduksi bahan makanan hasil pertanian dalam

jumlah yang cukup besar. Hal tersebut dapat dilihat pada luas panen, rata-

rata produksi dan produksi bahan makanan di Kabupaten Wonogiri yang

dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Bahan Makanan di Kabupaten Wonogiri Tahun 2010

No Jenis Komoditi Luas Panen

(Ha) Produktivitas

(kw/Ha) Produksi

(kw) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Padi Sawah Padi Gogo Jagung Ubi Kayu Kacang Tanah Kedelai Kacang Hijau Sorghum Ketela Rambat

49.876 13.299 66.742 62.269 44.021 27.439

260 889 201

58,19 44,13 57,56

193,14 12,44 12,49 9,07

30,89 183,11

2.902.305 586.892

3.841.721 12.026.738

547.677 342.750

2.429 22.384 36.738

Sumber : Wonogiri Dalam Angka Tahun 2011

Dari data tersebut dapat diketahui bahwa ubi kayu memiliki produksi

tertinggi. Hal ini dikarenakan ubi kayu ditanam hampir pada semua lahan di

Kabupaten Wonogiri, tidak hanya pada lahan tegalan, tetapi juga pada lahan

pekarangan yang tidak terpakai, dimanfaatkan oleh petani dengan ditanami

ubi kayu. Produksi jagung di Kabupaten Wonogiri juga cukup besar. Hal ini

dikarenakan keadaan tanah dan lingkungan sangat mendukung untuk

pertumbuhan jagung, sehingga tanaman jagung dapat berproduksi dalam

jumlah yang cukup besar. Hal ini menunjukkan bahwa Kabupaten Wonogiri

merupakan daerah penghasil jagung yang cukup potensial.

3. Produksi Peternakan

Kabupaten Wonogiri juga menghasilkan ternak maupun unggas yang

cukup berpotensi di daerah tersebut. Jumlah populasi ternak dan unggas di

Page 47: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA …/Strategi... · KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Kabupaten Wonogiri terus meningkat tiap tahunnya. Hal tersebut dapat

dilihat pada jumlah ternak dan unggas di Kabupaten Wonogiri yang dapat

dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Jumlah Ternak dan Unggas di Kabupaten Wonogiri Tahun 2006-2010

No. Jenis Ternak/Unggas

2006 2007 2008 2009 2010

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Sapi Potong Kerbau Domba Kambing Babi Ayam Buras Ayam Ras (potong) Itik Ayam Ras (petelur)

148.817 1.462

112.670 471.000

5.085 2.104.941

191.000 40.210 10.500

147.516 1.487

113.594 479.576

5.259 2.119.935

194.155 40.894 10.714

154.300 1.464

116.854 488.980

5.358 2.182.150

197.956 40.162 10.912

155.505 1.438

117.890 489.546

8.350 2.172.185

241.848 44.634 11.089

157.056 1.357

118.834 494.250

8.418 2.201.200 1.900.896

46.758 11.150

Sumber : Wonogiri Dalam Angka Tahun 2011

Dari data tersebut dapat diketahui bahwa jumlah populasi ternak

meningkat, peningkatan populasi ternak terjadi pada ternak sapi potong,

domba, kambing dan babi. Sedangkan untuk unggas mengalami

peningkatan pada ayam buras, ayam ras potong, itik dan ayam ras petelur.

Hal ini menunjukkan bahwa sub sektor peternakan di Kabupaten Wonogiri

dapat ditingkatkan produksinya.

4. Produksi Kehutanan

Kabupaten Wonogiri memiliki lahan kering yang lebih besar

dibandingkan dengan lahan basah. Hal tersebut mengakibatkan lahan kritis

di daerah tersebut cukup tinggi. Lahan kritis di Kabupaten Wonogiri

sebagian besar digunakan sebagai hutan rakyat yang ditanami berbagai

macam kayu-kayuan. Volume tanaman kayu-kayuan pada areal hutan rakyat

di Kabupaten Wonogiri dapat dilihat pada Tabel 14.

Page 48: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA …/Strategi... · KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Tabel 14. Volume Tanaman Kayu-kayuan di Areal Hutan Rakyat di Kabupaten Wonogiri Tahun 2006-2010

No. Tahun Luas Areal (Ha) Jumlah Tanaman 1. 2. 3. 4. 5.

2006 2007 2008 2009 2010

29.043 35.293 36.293 36.953 36.293

13.615.800 16.265.800 16.265.800 17.118.900 12.288.640

Sumber : Wonogiri Dalam Angka Tahun 2011

Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa luas areal dan

jumlah tanaman pada hutan rakyat pada tahun 2006-2009 mengalami

peningkatan. Namun, pada tahun 2010 mengalami penurunan. Hal ini

dikarenakan adanya alih fungsi lahan untuk pembangunan yang lain seperti

perumahan dan lain sebagainya.

5. Produksi Perkebunan

Lahan kritis di Kabupaten Wonogiri selain digunakan untuk hutan,

juga dimanfaatkan untuk perkebunan rakyat. Produksi yang dihasilkan oleh

perkebunan rakyat lebih beraneka ragam jenisnya yang tersebar di 25

kecamatan di Kabupaten Wonogiri. Luas areal dan produksi perkebunan

rakyat di Kabupaten Wonogiri dapat dilihat pada Tabel 15.

Page 49: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA …/Strategi... · KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Tabel 15. Luas Areal dan Produksi Perkebunan Rakyat di Kabupaten Wonogiri Tahun 2010

No. Jenis Komoditi Jumlah Luas Areal

(Ha) Produksi

(ton) Produktivitas

(Kg/Ha) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23.

Kelapa Dalam Kelapa Deres Cengkeh Jambu Mete Kapok Kopi Arabica Kopi Robusta Tebu Kapas Kakao Panili Janggelan Lada Melinjo Wijen Cabe Jamu Jahe Lengkuas Kencur Kunyit Jarak Pagar Nilam Tembakau

15.673 154

4.648 12.903 1.177

120 145 938 300

1.064 15

1.348 84

1.695 23

361,50 399 615

397,5 982 516 43

465

7.860 325 966

7.145 49

35,25 22,50 3.580 59,50 352,2 1,30

5.323 29,60

866 9

455 1.213 1.817

248 1.075 24,50

100 218

700 2.617

285 553 119 379 247

3.845 198 465 417

3.949 448 642 391

1.297 3.191 3.106

646 1.113

114 2.475

-

Sumber : Wonogiri Dalam Angka Tahun 2011

Berdasarkan data tersebut, diketahui bahwa produksi tanaman

perkebunan tertinggi adalah kelapa dalam. Hal ini dikarenakan lahan kritis

di Kabupaten Wonogiri cocok untuk membudidayakan tanaman kelapa

dalam tersebut. Sedangkan komoditas perkebunan yang memiliki produksi

tanaman terendah adalah panili.

6. Produksi Perikanan

Masyarakat di Kabupaten Wonogiri cukup banyak yang

menghasilkan produksi dari sub sektor perikanan. Perikanan di Kabupaten

Wonogiri juga mengalami peningkatan produksi tiap tahunnya. Produksi

ikan hasil pemeliharaan perikanan darat di Kabupaten Wonogiri dapat

dilihat pada Tabel 16.

Page 50: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA …/Strategi... · KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Tabel 16. Produksi Ikan Hasil Pemeliharaan Perikanan Darat di Kabupaten Wonogiri Tahun 2006-2010

No Tahun Luas (Ha) Benih (ekor) Produksi (kg) 1. 2. 3. 4. 5.

2006 2007 2008 2009 2010

95,73 89,23 96,03 45,13 49,39

4.605.915 4.628.940 4.927.260 5.311.118 5.819.785

1.045.997 1.051.224 1.157.479 1.226.320 3.399.413

Sumber : Wonogiri Dalam Angka Tahun 2011

Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa walaupun luas

pemeliharaan ikan menurun drastis pada tahun 2009, produksi ikan tetap

meningkat. Hal ini dikarenakan masyarakat yang mengusahakan ikan

mampu memelihara ikan lebih banyak daripada tahun sebelumnya sesuai

dengan kemampuan masyarakat tersebut. Sedangkan pada tahun 2010 luas

pemeliharaan meningkat sehingga sangat berpengaruh besar terhadap

produksi ikan di Kabupaten Wonogiri yang semakin meningkat.

D. Kondisi Perekonomian

1. Sektor Perekonomian

PDRB didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan

oleh seluruh unit usaha dalam suatu wilayah, atau merupakan jumlah

seluruh nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit

ekonomi di suatu wilayah. PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan

nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada setiap

tahun, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai

tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun

tertentu sebagai dasar, dimana dalam penghitungan ini digunakan harga

tahun 2000.

Page 51: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA …/Strategi... · KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Tabel 17. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku, Kabupaten Wonogiri Tahun 2009-2010 (Jutaan Rupiah).

No. Lapangan Usaha Tahun 2009 2010

1. Pertanian 2.893.087,60 (50,45) 3.263.454,80 (50,64) 2. Pertambangan dan Penggalian 32.248,34 (0,56) 35.498,28 (0,55) 3. Industri Pengolahan 312.100,07 (5,44) 354.104,68 (5,49) 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 47.428,55 (0,83) 53.907,49 (0,84) 5. Bangunan 189.432,12 (3,30) 224.252,08 (3,48) 6. Perdagangan, Hotel dan

Restoran 740.952,01 (12,92) 838.151,01 (13,00)

7. Pengangkutan dan Komunikasi 516.068,57 (9,00) 535.109,25 (8,31) 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa

Perusahaan 221.106,33 (3,86) 250.369,41 (3,88)

9. Jasa-jasa 782.024,52 (13,64) 889.738,27 (13,81) Jumlah 5.734.448,11 (100) 6.444.585,27 (100)

Keterangan : ( ) dalam satuan % Sumber : BPS Kabupaten Wonogiri Tahun 2011

Tabel 17 menunjukkan bahwa sektor pertanian memberikan

kontribusi terbesar dalam Produk Domestik Regional Bruto yaitu 50,45%

(2009) dan 50,64% (2010). Sektor pertanian mengalami peningkatan dari

tahun 2009 ke tahun 2010. Peningkatan kontribusi sektor pertanian terhadap

PDRB menunjukkan bahwa sektor pertanian mampu bertahan dalam

memberikan kontribusi di antara lapangan usaha lainnya yang juga terus

mengalami peningkatan tiap tahunnya. Oleh sebab itu, sektor pertanian

membutuhkan perhatian lebih untuk dapat meningkatkan kontribusinya

terhadap Kabupaten Wonogiri serta mampu bersaing dengan lapangan usaha

lainnya.

2. Sarana Perekonomian

Jumlah sarana perekonomian yang ada di Kabupaten Wonogiri dapat

dilihat pada Tabel 18.

Page 52: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA …/Strategi... · KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Tabel 18. Sarana Perekonomian di Kabupaten Wonogiri Tahun 2010

No. Jenis Sarana Jumlah 1. 2. 3. 4.

KUD (Koperasi Unit Desa) Bank Umum BPR (Bank Perkreditan Rakyat) Pasar a. Umum b. Desa c. Hewan

25 12 13

28 68 9

Sumber : Wonogiri Dalam Angka Tahun 2011

Sarana perekonomian yang tersedia, berhubungan dengan

kemudahan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan ekonominya.

Berdasarkan Tabel 18 dapat diketahui bahwa sarana perekonomian yang

paling banyak terdapat di Kabupaten Wonogiri adalah pasar. Di Kabupaten

Wonogiri terdapat 28 pasar umum, 68 pasar desa dan 9 pasar hewan. Pasar

merupakan salah satu sarana perekonomian yang paling penting, terutama

bagi petani karena pasar merupakan tempat terjadinya transaksi jual-beli

hasil pertanian.

Koperasi Unit Desa (KUD) berperan dalam menyediakan saprodi

maupun kebutuhan lain terutama yang berkaitan dengan kegiatan pertanian.

Selain itu, KUD juga berperan sebagai tempat jual beli hasil pertanian bagi

petani di daerah setempat. KUD di Kabupaten Wonogiri sampai saat ini

berjumlah 25 unit. Sarana perekonomian lain yang tidak kalah penting

adalah lembaga perkreditan, dalam hal ini bank. Bank yang dimaksud

adalah Bank Umum dan Bank Perkreditan, memiliki peranan yang sangat

penting bagi masyarakat. Kurangnya modal petani sering menjadi kendala

dalam mengelola usahataninya. Oleh karena itu, dengan tersedianya bank di

wilayah kabupaten dan kecamatan, akan sangat membantu terutama sebagai

penyedia kredit bagi masyarakat.

Page 53: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA …/Strategi... · KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Identitas Responden

Identitas responden merupakan gambaran secara umum tentang

keadaan responden yang meliputi umur dan lama pendidikan formal.

Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah petani dalam 5

subsektor pertanian, yaitu petani tanaman bahan makanan, petani

perkebunan, petani peternakan, petani kehutanan serta petani perikanan

yang masing-masing subsektor berjumlah 12 responden. Adapun identitas

responden pada sektor pertanian di Kabupaten Wonogiri dapat dilihat pada

Tabel 19.

Tabel 19. Identitas Responden di Kabupaten Wonogiri

No. Responden Umur (tahun)

Pendidikan Formal (tahun)

Luas Lahan (Ha)

1. 2. 3. 4. 5.

Tanaman bahan makanan Perkebunan Peternakan Kehutanan Perikanan

44 52 56 48 39

12 12 12 9 12

1,51 0,53 0,18 0,55 0,03

Sumber : Diadopsi dan diolah dari Lampiran 1

Umur dan lama pendidikan formal akan mempengaruhi pola pikir,

kemampuan, produktivitas dan tingkat adopsi petani terhadap teknologi dan

informasi baru serta berpengaruh pula dalam pengambilan keputusan dalam

usahatani. Dari hasil penelitian rata-rata umur responden dari kelima

subsektor dapat dinyatakan bahwa petani masih tergolong usia produktif.

Namun, dari kelima subsektor tersebut, responden pada subsektor perikanan

memiliki rata-rata umur yang lebih muda dibandingkan subsektor lainnya.

Meskipun sebenarnya dapat dikatakan sudah tua namun semangat dan

kemauan mereka untuk tetap berusahatani masih tinggi. Rata-rata

pendidikan formal petani responden dari kelima subsektor adalah subsektor

tanaman bahan makanan, subsektor perkebunan, subsektor peternakan dan

40

Page 54: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA …/Strategi... · KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

subsektor perikanan 12 tahun atau setara dengan lulusan SMA sedangkan

untuk subsektor kehutanan 9 tahun atau setara dengan lulusan SMP. Hal ini

berarti tingkat pendidikan formal yang dimiliki petani responden masih

tergolong rendah sehingga tingkat adopsi teknologi dan informasinya

kurang cepat.

Luas lahan yang dimiliki oleh petani merupakan salah satu faktor

penunjang dalam keberhasilan berusahatani. Petani yang memiliki lahan

yang lebih luas diharapkan dapat menghasilkan produk yang lebih banyak

pula. Berdasarkan rata-rata luas lahan masing-masing subsektor dapat

diketahui bahwa luas lahan yang dimiliki petani yang paling luas adalah

pada subsektor tanaman bahan makanan sebesar 1,51 Ha. Hal ini

dikarenakan tanaman bahan makanan memerlukan lahan yang luas untuk

mendapatkan hasil produksi yang optimal. Sedangkan luas lahan tersempit

adalah subsektor perikanan yaitu sebesar 0,03 Ha. Hal ini dikarenakan

keterbatasan dari petani serta komoditas perikanan tidak memerlukan lahan

pembudidayaan yang terlalu luas untuk mendapatkan hasil yang optimal

karena bagi petani yang terpenting adalah kontinyuitas usahatani tersebut.

2. Produktivitas Tenaga Kerja Sektor Pertanian

Tinggi rendahnya produktivitas tenaga kerja dipengaruhi oleh

kondisi dari dalam dan dari luar diri pekerja. Kondisi tersebut akan

mempengaruhi besarnya hasil yang akan didapatkan oleh tenaga kerja sektor

pertanian. Selain itu, besarnya produktivitas juga dipengaruhi oleh produk

domestik regional bruto sebagai output yang dihasilkan dari sektor pertanian

dan tenaga kerja sektor pertanian sebagai input yang digunakan dari sektor

pertanian. Adapun besarnya produktivitas tenaga kerja sektor pertanian di

Kabupaten Wonogiri sebagai berikut :

Produktivitas Tenaga Kerja Sektor Pertanian

= 10,49697 juta rupiah/jiwa/tahun

Page 55: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA …/Strategi... · KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat diketahui bahwa nilai dari

produktivitas tenaga kerja pertanian dari segi produksi yang dihasilkan oleh

unit ekonomi pada suatu wilayah dalam satu tahun sebesar 10,49697 juta

rupiah/jiwa/tahun atau 874.747 rupiah/jiwa/bulan. Jumlah seluruh nilai yang

dihasilkan oleh sektor pertanian yang dihasilkan per tenaga kerja sektor

pertanian dapat dikatakan rendah. Hal ini dikarenakan jumlah nilai yang

dihasilkan oleh petani berasal dari 5 subsektor pertanian yaitu subsektor

tanaman bahan makanan, subsektor perkebunan, subsektor kehutanan,

subsektor peternakan dan subsektor perikanan sehingga hasil itu termasuk

rendah apabila berasal dari sektor pertanian secara keseluruhan. Namun,

peningkatan produktivitas tidak selalu diakibatkan oleh peningkatan hasil,

karena bisa terjadi dimana hasil meningkat tetapi produktivitasnya menurun.

B. Perumusan Strategi Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja Sektor

Pertanian

Strategi peningkatan produktivitas tenaga kerja menekankan pada

peningkatan produktivitas tenaga kerja, mutu produk hasil pertanian serta

ketrampilan/kemampuan tenaga kerja dalam mengolah usaha taninya di

Kabupaten Wonogiri. Sektor pertanian di Kabupaten Wonogiri merupakan

sektor unggulan yang diharapkan mampu menyumbang kontribusi terbesar di

Kabupaten Wonogiri. Namun, seiring berjalannya waktu, sektor pertanian tidak

diminati dan mulai ditinggalkan tenaga kerja untuk bekerja pada sektor non

pertanian. Strategi peningkatan produktivitas tenaga kerja sektor pertanian

diharapkan mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas dari sektor pertanian

di Kabupaten Wonogiri.

1. Analisis Faktor Internal dan Eksternal

Perumusan strategi dimulai dengan menganalisis faktor internal dan

eksternal usahatani untuk mengidentifikasi faktor-faktor strategis yang

menjadi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman dalam

meningkatkan produktivitas tenaga kerja sektor pertanian di Kabupaten

Wonogiri.

Page 56: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA …/Strategi... · KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

a. Analisis Faktor Internal

Analisis faktor internal dilakukan untuk mengidentifikasi

kekuatan dan kelemahan yang ada sebagai bahan masukan dan

pertimbangan dalam penentuan strategi peningkatan produktivitas tenaga

kerja sektor pertanian.

1) Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia yang dimaksud adalah tenaga kerja

yang melakukan usahatani di sektor pertanian dan penyuluh pertanian.

Dari segi tenaga kerja pertanian, pengelolaan usahatani pada dasarnya

terdiri dari pemilihan antara berbagai alternatif penggunaan

sumberdaya yang terbatas yang terdiri dari lahan, kerja, modal, waktu

dan pengelolaannya. Hal ini dilakukan agar tenaga kerja pertanian

dapat mencapai tujuan sebaik mungkin dalam lingkungan yang cukup

sukar dalam melaksanakan usahataninya.

Berdasarkan jumlah penduduk pada Tabel 7, sumber daya

manusia di Kabupaten Wonogiri masih tersedia karena penduduknya

yang padat. Namun sebagian besar penduduk di Kabupaten Wonogiri

lebih memilih bekerja di luar sektor pertanian dibandingkan bekerja di

sektor pertanian. Oleh karena itu, sebagian besar sumber daya

manusia pada sektor pertanian di Kabupaten Wonogiri sudah

tergolong tua dan berpendidikan rendah namun memiliki banyak

pengalaman dalam mengelola usahatani. Selain itu, sumber daya

manusia di Kabupaten Wonogiri mulai mengenal dan menggunakan

teknologi baru dengan bimbingan dari penyuluh pertanian serta Dinas-

dinas terkait.

2) Organisasi

Sebagian besar petani tergabung menjadi anggota kelompok

tani sehingga aktif dalam organisasi petani. Kelompok tani sebagai

media penyerapan informasi dan sarana bertemunya stakeholder

pertanian. Kelompok tani yang telah terbentuk di Kabupaten Wonogiri

berjumlah 2.356 kelompok tani yang aktif dalam kegiatan-kegiatan

Page 57: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA …/Strategi... · KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

pelatihan, seminar dan lain-lain yang berfungsi untuk mendapatkan

pengalaman dan meningkatkan pengetahuan tenaga kerja pertanian

dalam mengembangkan usahataninya. Kelompok tani di masing-

masing daerah di Kabupaten Wonogiri berbeda-beda karena ada

kelompok tani yang mencakup lebih dari 1 subsektor namun

anggotanya sama namun ada juga yang tiap-tiap subsektor memiliki

kelompok tani dan anggota yang berbeda.

3) Kondisi Keuangan

Usahatani mampu memberikan keuntungan bagi para tenaga

kerja pertanian yang mau mengusahakannya. Tidak dapat dipungkiri

lagi bahwa tujuan akhir dari budidaya komoditas pertanian adalah laba

atau keuntungan. Tingkat laba/keuntungan sering dijadikan sebagai

tolok ukur keberhasilan petani dalam mengusahakan usahataninya.

Dengan laba yang diperoleh, petani akan mampu untuk melakukan

penyempurnaan mutu, pengembangan teknologi serta perluasan lahan

produksinya.

Modal adalah komponen yang cukup pokok dalam

menjalankan usahatani di Kabupaten Wonogiri. Sebagian besar petani

memiliki modal yang terbatas untuk menjalankan usahataninya. Petani

sering mengalami kesulitan dalam hal keuangan sehingga petani

terkadang harus meminjam di Koperasi maupun perbankan yang

sudah memiliki kerjasama dengan pemerintah misalnya seperti BPD

Eromoko yang memberikan pinjaman modal dengan bunga ringan.

4) Produksi

Petani merupakan orang yang paling mengetahui sistem

usahatani dan paling berkepentingan dengan permasalahan usahatani

yang dihadapi. Para petani secara tidak langsung belajar secara terus-

menerus tentang usahatani yang digeluti dan ekosistemnya. Sebagian

besar petani di Kabupaten Wonogiri sudah lama melakukan

usahataninya. Hal ini berarti mereka telah benar-benar mengetahui

Page 58: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA …/Strategi... · KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

dan menguasai kondisi di lapang dan dapat mengambil keputusan

yang tepat terhadap setiap masalah usahatani yang dihadapi.

Budidaya hasil pertanian di Kabupaten Wonogiri sebagian

besar masih menggunakan peralatan yang sederhana dan banyak

dilakukan dengan tenaga manusia sendiri. Kelemahan dari petani

sendiri adalah kurangnya kesadaran petani terhadap inovasi baru yang

dikenalkan. Petani harus melihat buktinya dahulu sebelum petani

menerapkan pada usahataninya. Untuk budidaya sendiri petani

mengikuti aturan yang diberikan oleh penyuluh namun juga terkadang

menyesuaikan dengan keadaan riilnya.

5) Pemasaran

Petani yang serba terbatas berada pada posisi yang lemah

dalam penawaran dan persaingan terutama yang menyangkut

penjualan hasil. Kondisi pemasaran akan menentukan tinggi

rendahnya penerimaan sedangkan penerimaan merupakan salah satu

variabel penentu besarnya pendapatan. Berbagai permasalahan

variabel yang berpengaruh terhadap pemasaran harus selalu

diperhatikan guna menghasilkan penerimaan yang optimal.

Pemasaran usahatani di Kabupaten Wonogiri bergantung pada

tengkulak/pedagang besar. Petani sering dirugikan oleh tengkulak

yaitu taksiran jumlah hasil pertanian lebih kecil dari kenyataan dan

taksiran harga lebih rendah dari kenyataan maka petani mengalami

kerugian dan tengkulak akan mendapatkan keuntungan. Hal ini

dikarenakan sebagian besar petani tidak mengetahui informasi pasar

termasuk harga hasil pertanian.

b. Analisis Faktor Eksternal

Analisis faktor eksternal bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-

faktor kunci yang menjadi peluang dan ancaman dalam peningkatan

produktivitas tenaga kerja sektor pertanian.

Page 59: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA …/Strategi... · KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

1) Pemasok

Ketersediaan sarana produksi pertanian baik dalam jumlah,

kualitas dan ketepatan waktu akan berpengaruh pada keberhasilan

usahatani. Sarana produksi tersebut meliputi bibit/benih, pupuk, dan

pestisida. Sarana produksi yang dibutuhkan para petani tersedia dalam

jumlah yang cukup dan memadai. Pemasok di Kabupaten Wonogiri

untuk masing-masing subsektor berbeda-beda. Pemasok dari luar

daerah Kabupaten Wonogiri memiliki banyak peluang untuk

menjual/memasok sarana produksi pertanian di Kabupaten Wonogiri

karena pengetahuan petani di Kabupaten Wonogiri juga terbatas untuk

membuat bibit/benih sendiri. Namun, pemasok dari luar Kabupaten

Wonogiri juga merupakan ancaman bagi produsen pembuat

bibit/benih yang ada karena kualitas bibit/benih yang bisa dibuat oleh

produsen di Kabupaten Wonogiri lebih rendah dibandingkan yang

berasal dari luar Kabupaten Wonogiri sehingga petani cenderung

memilih bibit/benih yang memiliki kualitas lebih baik.

2) Pelanggan

Pelanggan dalam hal ini adalah konsumen yang biasanya

membeli produk hasil pertanian untuk memenuhi kebutuhannya.

Petani ada yang memiliki pelanggan masing-masing selain dari

mengandalkan tengkulak. Terkadang ada pelanggan yang langsung

datang ke petani untuk membeli hasil pertanian. Namun, pelanggan

hasil pertanian di Kabupaten Wonogiri masih secara lokal.

3) Kondisi Alam

Wilayah Kabupaten Wonogiri mempunyai potensi sumber

daya alam yang baik untuk mengembangkan usahatani. Namun harus

dengan penanganan khusus pada lahannya karena sebagian besar

lahan di Kabupaten Wonogiri merupakan lahan kering sehingga

memerlukan pengolahan yang intensif. Cuaca ekstrim juga sangat

berpengaruh pada perkembangan dan hasil komoditas pertanian.

Petani harus pintar dalam menentukan waktu untuk menanam sampai

Page 60: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA …/Strategi... · KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

panen sehingga petani tidak rugi nantinya karena kondisi alam yang

tidak menentu. Subsektor yang paling dipengaruhi dengan cuaca

ekstrim adalah subsektor perikanan karena ketika peralihan cuaca dari

iklim kemarau ke penghujan pH air akan meningkat sehingga banyak

ikan yang mati. Oleh karena itu, memerlukan penanganan khusus agar

tidak banyak ikan yang mati. Sedangkan untuk subsektor lainnya tidak

begitu berpengaruh karena lahan di Kabupaten Wonogiri sebagian

besar merupakan lahan kering sehingga memerlukan cukup banyak

air.

4) Kebijakan Pemerintah

Pemerintah pusat, pemerintah daerah, pemerintah tingkat

kecamatan dan kelurahan menjadi salah satu komponen penting dalam

menjalankan usahatani, karena dengan keberadaan pemerintah

tersebut dapat memberikan kontribusi dalam menyokong kegiatan

usahatani. Pemerintah memberikan beberapa bantuan kepada petani

dengan pada tiap subsektor yang berbeda-beda. Program yang

dilakukan pemerintah pada subsektor kehutanan adalah GERHAN

(Gerakan Hutan Rakyat) yang memberikan bantuan bibit kayu jati

kepada petani, subsektor perkebunan adalah bantuan bibit kakao yang

bertujuan untuk menjadikan Kabupaten Wonogiri sebagai sentra

kakao, subsektor peternakan adalah program inseminasi buatan pada

ternak sapi, subsektor perikanan adalah pembuatan berbagai macam

olahan berbahan dasar ikan nila merah untuk meningkatkan nilai

tambah dari produk perikanan sedangkan untuk subsektor tanaman

bahan makanan adalah meningkatkan produk unggulan dari

Kabupaten Wonogiri yaitu padi gogo, jagung, kedelai dan ubi kayu.

5) Kondisi Ekonomi

Kondisi ekonomi membawa pengaruh yang berarti terhadap

jalannya usahatani terutama terhadap pendapatan yang akan diperoleh.

Seperti kenaikan harga-harga berpengaruh terhadap harga sarana

produksi misalnya pupuk sedangkan harga jual produk menjadi turun

Page 61: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA …/Strategi... · KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

karena berkurangnya permintaan. Kondisi ekonomi sangat

mempengaruhi daya beli masyarakat terhadap hasil pertanian.

Kenaikan harga-harga sarana produksi sangat mempengaruhi tinggi

rendahnya pendapatan dari petani. Sekarang ini, kondisi ekonomi

secara global yang berubah-ubah tak menentu juga sangat

berpengaruh terhadap pendapatan yang akan diperoleh petani dari

usahataninya.

6) Sosial Budaya

Perubahan sosial dan budaya yang terjadi di masyarakat

berdampak sangat besar terhadap produksi hasil pertanian. Petani

mulai menyadari semakin majunya teknologi pertanian sehingga

petani harus bisa mengikutinya untuk mengembangkan usahataninya.

Pandangan masyarakat terhadap pertanian, ketidakpercayaan atas

keuntungan usahatani sangat mempengaruhi kondisi pertanian

sekarang ini. Kemajuan pandangan petani dari segi sosial budaya yaitu

mulai mau mengadopsi inovasi-inovasi teknologi baru untuk

meningkatkan hasil usahataninya. Hal ini membuka peluang untuk

para investor yang ingin menanamkan modal pada sektor pertanian di

Kabupaten Wonogiri karena petani mulai membuka diri untuk

mengikuti kemajuan teknologi yang lebih canggih untuk

meningkatkan pendapatan dari usahatani.

7) Teknologi

Teknologi yang digunakan pada usahatani di Kabupaten

Wonogiri masih sederhana. Sebagian besar petani sudah mulai

menerapkan teknologi seperti pengaturan jarak tanam, aplikasi pupuk,

aplikasi pakan dan lain sebagainya. Sedangkan untuk peralatan yang

sudah menggunakan mesin ada pada subsektor perkebunan khususnya

untuk tanaman kakao, sudah ada mesin yang digunakan untuk

memecah kulit, menyortir biji kakao dari ukuran kecil sampai yang

besar untuk grading. Namun, alat tersebut belum digunakan oleh

petani kakao karena kurangnya pengetahuan dari petani. Sedangkan

Page 62: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA …/Strategi... · KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

untuk subsektor kehutanan dan perikanan masih secara tradisional

penanganannya atau belum menggunakan mesin-mesin untuk

mengolah hasil produksinya. Teknologi akan sangat berpengaruh pada

hasil produksi yang akan diperoleh nantinya oleh petani.

2. Identifikasi Faktor Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman

Berdasarkan hasil analisis faktor internal dan eksternal maka dapat

diidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang berpengaruh

terhadap peningkatan produktivitas tenaga kerja sektor pertanian di

Kabupaten Wonogiri. Adapun faktor-faktor tersebut antara lain :

Tabel 20. Identifikasi Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman dalam Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja Sektor Pertanian di Kabupaten Wonogiri

Faktor Internal Kekuatan Kelemahan Sumber Daya Manusia - Petani aktif mengikuti

penyuluhan - Pengalaman petani

- Pendidikan tergolong rendah - Pengelolaan keuangan

usahatani kurang baik - Berorientasi non profit

Organisasi - Pertemuan rutin kelompok tani

Kondisi Keuangan - Terbatasnya modal Produksi - Komoditas bervariasi Pemasaran - Kualitas hasil pertanian - Tidak ada harga dasar

- Penawaran tengkulak rendah Faktor Eksternal Peluang Ancaman

Pemasok - Penguasaan pasar Pelanggan - Peningkatan pendapatan

masyarakat - Konsumen masih lokal

Kondisi Alam - Iklim ekstrim Kebijakan Pemerintah - Penyuluhan dan

pengawasan rutin penyuluh

- Program pemerintah - Bantuan modal dari

pemerintah

- Adanya kebijakan impor hasil pertanian

Kondisi Ekonomi - Fluktuasi harga hasil pertanian

- Harga sarana produksi semakin mahal

Sosial Budaya - Ketergantungan penggunaan bahan kimia sintetis

Teknologi - Perkembangan informasi dan teknologi usahatani

Sumber : Analisis Data Primer

Page 63: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA …/Strategi... · KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

a. Identifikasi Faktor Kekuatan

1) Petani aktif mengikuti penyuluhan

Sebagian besar petani di Kabupaten Wonogiri aktif dalam

mengikuti kegiatan penyuluhan. Kegiatan penyuluhan yang dilakukan

oleh penyuluh biasanya mengenai informasi-informasi baru dalam

mengelola usahatani untuk meningkatkan produksi hasil pertanian di

Kabupaten Wonogiri. Banyak manfaat yang dirasakan oleh petani

dengan aktif mengikuti kegiatan penyuluhan, diantaranya petani bisa

mengenal dan mengetahui teknologi baru dalam menjalankan

usahataninya mulai dari pengolahan hingga pasca panennya.

Teknologi yang sedang dikenalkan pada petani untuk usahatani

berbeda-beda pada masing-masing subsektor. Pada subsektor tanaman

bahan makanan sedang dikenalkan sistem tanam jajar legowo untuk

meningkatkan hasil produksi padi gogo, subsektor perkebunan

dikenalkan mesin pemisah kulit kakao dan untuk sortasi biji kakao,

subsektor peternakan sedang digalakkan inseminasi buatan untuk

ternak sapi, subsektor kehutanan menjalankan program Gerakan

Hutan Rakyat yang hasilnya nanti menjadi hak milik petani yang

memiliki lahan untuk penanaman hutan, sedangkan untuk komoditas

perikanan sedang diusahakan pengolahan ikan nila serta pembuatan

pelet atau makanan ikan secara mandiri.

2) Pengalaman petani

Petani di Kabupaten Wonogiri rata-rata sudah berpengalaman

untuk usahatani selama 20 tahun lebih. Berbagai seluk beluk dalam

usahatani telah mereka alami dalam kurun waktu yang cukup lama

tersebut. Sebagian besar usahatani yang mereka jalankan tersebut

merupakan usaha turun temurun yang diwariskan oleh orang tua

mereka sehingga semakin melengkapi pengetahuan dan wawasan

petani tentang usahatani tersebut. Pengalaman usahatani tersebut

mampu menumbuhkan kemampuan dan kecakapan petani dalam

memecahkan berbagai permasalahan dan kendala dalam usahatani

Page 64: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA …/Strategi... · KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

mereka sehingga petani mampu mengambil keputusan terbaik dengan

keterbatasan-keterbatasan mereka. Pengalaman petani yang paling

lama adalah pada subsektor tanaman bahan makanan, sedangkan

untuk subsektor lainnya pengalamannya masih tergolong dalam petani

pemula karena beberapa subsektor merupakan program pemerintah

untuk meningkatkan pendapatan petani.

3) Pertemuan rutin kelompok tani

Kelompok tani merupakan suatu bentuk organisasi di bidang

usahatani. Sebagian besar petani pasti merupakan anggota dari salah

satu kelompok tani yang ada di daerah mereka. Kelompok tani di

Kabupaten Wonogiri berjumlah 2.356 kelompok tani yang biasanya

mengadakan pertemuan tiap 35 hari sekali. Kegiatan yang dilakukan

dalam kelompok tani adalah arisan dan musyawarah bersama.

Kelompok tani memberikan banyak manfaat bagi petani karena

dengan adanya kelompok tani, petani bisa memecahkan masalah

dalam usahatani yang sedang dihadapi dengan membicarakannya

dalam forum pertemuan rutin tersebut. Masalah yang terjadi dalam

usahatani dapat diselesaikan secara bersama-sama dengan petani yang

lain. Selain dari forum pertemuan rutin, terkadang penyuluh juga

mengunjungi petani perorangan sewaktu-waktu.

4) Komoditas bervariasi

Komoditas hasil pertanian yang dihasilkan oleh petani di

Kabupaten Wonogiri sangat bervariasi jenisnya. Dari subsektor

tanaman bahan makanan yang menjadi komoditas unggul adalah padi

gogo, ubi kayu, jagung dan kedelai. Subsektor perkebunan yang

paling unggul dan sedang ditingkatkan adalah kakao. Subsektor

peternakan yang sedang dikembangkan adalah sapi potong. Subsektor

perikanan yang sedang naik daun adalah nila merah yang sebagian

besar berada disekitar Waduk Gajah Mungkur. Sedangkan untuk

subsektor kehutanan adalah kayu jati yang mulai dikembangkan untuk

pembuatan hutan rakyat di Kabupaten Wonogiri. Komoditas hasil

Page 65: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA …/Strategi... · KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

pertanian yang sangat bervariasi ini diharapkan mampu menambah

penghasilan dari petani di Kabupaten Wonogiri dalam memenuhi

kebutuhannya.

5) Kualitas hasil pertanian

Hasil pertanian di Kabupaten Wonogiri memiliki kualitas yang

baik. Karena dalam pengelolaan usahataninya, petani sangat

memperhatikan keadaan dari komoditas hasil pertanian dan menjaga

lingkungan tempat budidaya. Pada subsektor tanaman bahan makanan,

petani sudah menerapkan go organic atau kembali menggunakan

pupuk organik untuk mengembalikan kondisi tanah yang sudah mulai

jenuh akibat bahan-bahan kimia. Subsektor perkebunan terutama

tanaman kakao sudah menerapkan teknologi pada pembudidayaannya

untuk menjaga kualitas kakao, seperti pembuatan rorak yang berfungsi

untuk mengumpulkan daun-daun dari tanaman yang bisa digunakan

untuk pupuk organik secara tidak langsung. Subsektor perikanan,

petani juga mengaplikasikan takaran pakan untuk menjaga kualitas.

Subsektor peternakan, petani memberikan pakan pada ternak sesuai

takaran dan juga menjaga kesehatan ternak dengan membersihkan

kandang secara teratur dan memberikan konsentrat pada ternak.

Sedangkan pada subsektor kehutanan, petani tidak begitu rutin dalam

pemeliharaannya karena tanaman kayu dapat bertahan hidup tanpa

pemeliharaan setelah berumur 1 tahun ke atas namun terkadang petani

juga memberi pestisida apabila tanaman terserang hama untuk

menjaga kualitas dari kayu.

b. Identifikasi Faktor Kelemahan

1) Pendidikan tergolong rendah

Berdasarkan pada komposisi penduduk menurut tingkat

pendidikan, sebagian besar petani di Kabupaten Wonogiri masih

tergolong berpendidikan rendah karena sebagian besar penduduk

hanya tamatan SD yaitu 41,75% dari penduduk di Kabupaten

Wonogiri. Tingkat pendidikan petani sangat berpengaruh pada tingkat

Page 66: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA …/Strategi... · KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

adopsi teknologi oleh petani untuk menjalankan usahataninya.

Pendidikan yang rendah akan berakibat petani sukar dalam

mengadopsi inovasi teknologi yang baru pada usahataninya.

2) Pengelolaan keuangan usahatani kurang baik

Terbatasnya modal membuat para petani di Kabupaten

Wonogiri belum bisa mengelola keuangan dengan baik. Petani

sebenarnya sangat membutuhkan hal tersebut, karena dengan adanya

pengelolaan keuangan usahatani maka petani dapat mengetahui

besarnya keuntungan maupun kerugian dari usahatani yang dilakukan.

Bahkan dalam mengendalikan keuangan mereka untuk budidaya juga

sering tercampur untuk kebutuhan rumah tangga sehingga saat untuk

memenuhi kebutuhan untuk usahatani terkadang menjadi kesulitan

sendiri.

3) Berorientasi non profit

Kegiatan usahatani di Kabupaten Wonogiri biasanya tujuan

utamanya untuk memenuhi kebutuhan keluarganya terlebih dahulu.

Sehingga hasil pertanian tidak seluruhnya dijual namun sebagian

dijual dan sebagian digunakan untuk memenuhi kebutuhan

keluarganya. Sehingga apabila dilihat dari segi keuntungan yang

didapatkan oleh petani kelihatan sedikit karena tidak seluruh hasil

pertanian dijual untuk mendapatkan keuntungan.

4) Terbatasnya modal

Modal merupakan hal utama yang diperlukan petani untuk

menjalankan usahatani. Modal yang kurang dalam menjalankan

usahatani dapat membuat usahatani terganggu bahkan dapat

menghentikan usahatani. Namun petani sekarang sudah cukup mudah

untuk mendapatkan bantuan modal usahatani dengan melakukan

pinjaman dengan bunga ringan dari lembaga keuangan seperti BPD

Eromoko.

Page 67: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA …/Strategi... · KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

5) Tidak ada harga dasar

Harga dari hasil pertanian merupakan hal yang paling penting

untuk petani karena harga itulah yang dapat menentukan besar

kecilnya keuntungan yang didapatkan oleh petani. Namun sayangnya,

petani tidak pernah mengetahui informasi pasar mengenai harga hasil

pertanian sehingga petani hanya mengikuti harga yang diberikan oleh

tengkulak yang dapat merugikan petani. Apabila ada harga dasar tiap

masing-masing harga hasil pertanian maka petani mampu untuk

menjual hasil pertanian tanpa mengandalkan tengkulak karena

tengkulak dapat merugikan petani dari segi harga yang diberikan pada

petani berbeda dengan harga sebenarnya sehingga tengkulak

mendapatkan keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan

petani.

6) Penawaran tengkulak rendah

Harga penawaran pembelian yang ditawarkan oleh tengkulak

untuk hasil pertanian dari petani rendah. Hal ini membuat petani

dirugikan karena petani hanya sebagai penerima harga dan tidak

mengetahui mengenai informasi harga hasil pertanian di pasaran

sedangkan tengkulak mendapatkan keuntungan yang lebih besar.

Namun, dikarenakan keterbatasan transportasi untuk pemasaran

sehingga petani tetap mengandalkan tengkulak untuk memasarkan

hasil pertaniannya.

c. Identifikasi Faktor Peluang

1) Peningkatan pendapatan masyarakat

Sektor pertanian masih memegang peranan penting sebagai

penyumbang kontribusi terbesar di Kabupaten Wonogiri. Sektor

pertanian merupakan sebagai salah satu kebutuhan pokok dari

masyarakat. Pendapatan masyarakat yang meningkat akan sangat

mempengaruhi daya beli masyarakat terhadap hasil pertanian.

Peningkatan daya beli masyarakat pun akan berpengaruh terhadap

meningkatnya pendapatan petani di Kabupaten Wonogiri.

Page 68: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA …/Strategi... · KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

2) Penyuluhan dan pengawasan rutin dari penyuluh

Kegiatan penyuluhan di Kabupaten Wonogiri sebenarnya rutin

namun masih ada beberapa subsektor pertanian yang belum rutin

melakukan kegiatan penyuluhan. Dari kelima subsektor pertanian

yang paling rutin mengadakan penyuluhan adalah subsektor tanaman

bahan makanan karena penyuluh dari subsektor tanaman bahan

makanan ada di masing-masing desa di Kabupaten Wonogiri.

Sedangkan untuk subsektor lainnya hanya apabila ada program atau

masalah di sektor tersebut. Sebenarnya dengan adanya penyuluhan

dan pengawasan, penyuluh dapat melihat secara nyata perkembangan

dari usahatani di Kabupaten Wonogiri sehingga penyuluh dan

pemerintah mampu membantu petani dalam menjalankan

usahataninya.

3) Program pemerintah

Beberapa tahun ini di Kabupaten Wonogiri mulai membuat

dan menjalankan program-program yang bertujuan untuk memajukan

sektor pertanian. Petani masih banyak yang memiliki lahan pertanian

yang dapat diusahakan untuk komoditas pertanian yang beragam.

Program pemerintah yang sudah berjalan di Kabupaten Wonogiri di

masing-masing subsektor pertanian adalah Gerakan Hutan Rakyat

untuk subsektor kehutanan yang sudah dimulai sejak 2003 hingga saat

ini yang bertujuan untuk mensejahterakan petani dan mencegah erosi

secara tidak langsung, adanya bantuan bibit kakao untuk subsektor

perkebunan yang bertujuan untuk mengembangkan Kabupaten

Wonogiri sebagai sentra kakao, pengolahan hasil perikanan seperti

pembuatan keripik ikan untuk meningkatkan nilai tambah dari

komoditas perikanan, bantuan inseminasi untuk subsektor peternakan

untuk meningkatkan produksi ternak khususnya ternak sapi.

Pemerintah Kabupaten Wonogiri sedang menggalakkan program-

program untuk memajukan sektor pertanian dan meningkatkan

pendapatan petani.

Page 69: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA …/Strategi... · KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

4) Bantuan modal dari pemerintah

Sebagian besar petani banyak yang memiliki kelemahan pada

segi modal untuk menjalankan usahataninya. Hal ini menyebabkan

terkadang petani harus meminjam modal dari sanak saudara maupun

lembaga keuangan. Petani membutuhkan perhatian dari pemerintah

untuk mendukung dalam berjalannya usahatani di Kabupaten

Wonogiri. Setidaknya pemerintah dapat memberikan modal maupun

pinjaman kepada petani dengan bunga sangat ringan dan dapat

meringankan beban dari petani. Bantuan modal yang diberikan

pemerintah pada petani tidak hanya dalam bentuk materi. Bantuan

untuk subsektor perkebunan berupa bibit tanaman kakao, subsektor

kehutanan berupa bibit tanaman jati, subsektor perikanan berupa benih

ikan nila merah, subsektor peternakan berupa bantuan ternak dari

pemerintah atau dinas peternakan Kabupaten Wonogiri sedangkan

untuk subsektor tanaman bahan makanan terkadang juga mendapat

bantuan bibit/benih tanaman bahan makanan dari pemerintah seperti

tanaman jagung.

5) Perkembangan informasi dan teknologi usahatani

Teknologi yang diterapkan dalam usahatani di Kabupaten

Wonogiri masih secara manual atau masih tradisional. Petani masih

mengelola usahataninya dengan peralatan yang sederhana dan masih

memerlukan tenaga manusia seluruhnya. Penerapan teknologi untuk

usahatani harus memperhatikan kecepatan transfer dan adopsi

teknologi dari para petani. Namun kebanyakan para petani cenderung

menunggu ada petani lain yang mampu membuktikan manfaat suatu

teknologi. Mereka cenderung tidak mau mengambil resiko kerugian.

Selain itu, jenis teknologi yang sesuai dengan kebutuhan petani dan

kondisi lingkungan hendaknya diprioritaskan. Perkembangan

teknologi usahatani dapat memberikan pengaruh positif terhadap

perkembangan hasil pertanian di Kabupaten Wonogiri. Adanya

perkembangan teknologi akan berpengaruh pada hasil pertanian yang

Page 70: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA …/Strategi... · KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

meningkat dan dapat dilakukan oleh petani dengan lebih mudah

dibandingkan usahatani secara manual/tradisional.

d. Identifikasi Faktor Ancaman

1) Penguasaan pasar

Bibit/benih dari beberapa komoditas pertanian ada yang

berasal dari luar daerah Kabupaten Wonogiri. Hal ini dapat

menyebabkan penguasaan pasar dari segi pemasok karena Kabupaten

Wonogiri belum bisa menyediakan bibit/benih yang memiliki kualitas

yang lebih baik dibandingkan dari pemasok daerah lain sehingga

pemasok memegang kendali dalam persediaan bibit/benih komoditas

pertanian di Kabupaten Wonogiri. Misalnya pada subsektor perikanan,

petani perikanan di Kabupaten Wonogiri lebih memilih untuk

membeli benih ikan di Janti, Kabupaten Klaten dibandingkan dengan

membeli benih di Balai Benih Kabupaten Wonogiri. Hal ini

dikarenakan benih di Janti memiliki kualitas yang lebih baik

dibandingkan dengan benih di Balai Benih Kabupaten Wonogiri. Oleh

karena itu, pasar untuk benih perikanan dikuasai oleh Janti, Kabupaten

Klaten

2) Konsumen masih lokal

Konsumen hasil pertanian masih tergolong lokal di Kabupaten

Wonogiri karena biasanya hasilnya disalurkan dari tengkulak ke pasar

daerah dan belum bisa dijual ke luar daerah Wonogiri. Namun untuk

hasil dari subsektor kehutanan, hasilnya sudah ada yang dipasarkan ke

luar daerah Wonogiri seperti ke daerah Kudus untuk meubel.

3) Iklim ekstrim

Iklim ekstrim yang terjadi akhir-akhir ini sangat

mempengaruhi kualitas hasil pertanian. Semakin ekstrim iklim maka

kualitas hasil pertanian akan semakin menurun. Hal ini dapat

menyebabkan kerugian bagi petani karena secara tidak langsung

pendapatan petani akan berkurang. Subsektor pertanian yang paling

dipengaruhi oleh iklim ekstrim adalah subsektor perikanan karena

Page 71: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA …/Strategi... · KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

perubahan iklim yang tidak menentu dapat menyebabkan kandungan

pH air berubah-ubah yang dapat menyebabkan kematian pada ikan,

sehingga dibutuhkan penanganan yang khusus untuk komoditas

perikanan khususnya pada saat peralihan iklim dari kemarau ke

penghujan. Sedangkan untuk subsektor tanaman bahan makanan,

perkebunan dan kehutanan tidak begitu berpengaruh karena lahan

pertanian di Kabupaten Wonogiri sebagian besar merupakan lahan

kering sehingga membutuhkan air untuk usahataninya.

4) Adanya kebijakan impor hasil pertanian

Pemerintah menetapkan kebijakan impor hasil pertanian dari

luar negeri. Hal ini dapat menyebabkan terancamnya hasil produk

pertanian lokal karena biasanya produk impor memiliki tampilan yang

lebih menarik dibandingkan dengan produk pertanian lokal. Selain itu,

harga produk impor juga hampir setara dibandingkan dengan produk

lokal sehingga konsumen akan lebih tertarik pada produk impor

dibanding produk lokal. Kebijakan impor ini merupakan ancaman

bagi keberlangsungan usahatani di Kabupaten Wonogiri. Kebijakan

impor hasil pertanian yang mengancam untuk komoditas lokal di

Kabupaten Wonogiri adalah impor kedelai karena kualitas kedelai

impor lebih baik dibandingkan dengan produk lokal. Komoditas

ternak khususnya sapi, kualitas impor juga lebih baik dan memiliki

harga yang lebih rendah dibandingkan dengan sapi lokal.

5) Fluktuasi harga hasil pertanian

Adanya pengaruh perubahan ekonomi global yang sedang

terjadi sekarang ini sangat mempengaruhi naik turunnya harga hasil

pertanian. Fluktuasi harga hasil pertanian sangat mempengaruhi

pendapatan dari petani karena dengan berubah-ubahnya harga hasil

pertanian maka petani juga akan dirugikan apabila harga hasil

pertanian turun sedangkan harga saprodi tetap. Hal ini menjadi

ancaman bagi petani sehingga dibutuhkan adanya harga dasar hasil

pertanian agar harga hasil tidak mengalami fluktuasi terus menerus.

Page 72: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA …/Strategi... · KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

6) Harga sarana produksi semakin mahal

Semakin modern teknologi maka semakin tinggi pula harga

sarana produksi tersebut. Sebagian besar petani sudah mulai mengenal

teknologi modern dan mulai menggunakannya dalam usahatani. Harga

sarana produksi yang semakin tinggi maka pengeluaran yang

dikeluarkan petani akan semakin tinggi dan dapat menurunkan

pendapatan petani dari usahataninya. Sehingga petani harus pandai

dalam menentukan pengeluaran yang akan digunakan pada

usahataninya.

7) Ketergantungan penggunaan bahan kimia sintetis

Ketergantungan petani pada bahan kimia dalam menjalankan

usahataninya cukup sulit untuk dihilangkan walaupun mulai

digerakkan back to nature untuk pertanian. Hal ini dapat menjadi

suatu ancaman karena produksi yang dihasilkan apabila menggunakan

bahan kimia dapat lebih meningkat sedangkan apabila menggunakan

bahan organik terkadang hasilnya belum bisa setara dengan

menggunakan bahan kimia. Selain itu, untuk pemberantasan hama

maupun penyakit pada sektor pertanian juga masih bergantung pada

bahan kimia sintetis karena hasilnya lebih akurat. Misalnya saja pada

subsektor tanaman bahan makanan, untuk pemupukan sudah mulai

menggunakan bahan organik namun untuk pemberantasan hama,

petani masih mengandalkan pestisida bahan kimia karena hasilnya

lebih baik dalam memberantas hama dibandingkan dengan

menggunakan yang organik.

3. Alternatif Strategi

Untuk merumuskan alternatif strategi yang diperlukan dalam

meningkatkan produktivitas tenaga kerja sektor pertanian di Kabupaten

Wonogiri digunakan analisis Matriks SWOT. Matriks SWOT

menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal

dapat dipadukan dengan kekuatan dan kelemahan internal sehingga

dihasilkan rumusan strategi peningkatan produktivitas tenaga kerja. Matriks

Page 73: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA …/Strategi... · KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

ini menghasilkan empat sel kemungkinan alternatif strategi, yaitu strategi S-

O, strategi W-O, strategi W-T, dan strategi S-T. Berikut matriks SWOT

yang dihasilkan :

Tabel 21. Alternatif Strategi Matriks SWOT Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja Sektor Pertanian di Kabupaten Wonogiri

Kekuatan-S 1. Petani aktif mengikuti

penyuluhan 2. Pengalaman petani 3. Pertemuan rutin kelompok tani 4. Komoditas bervariasi 5. Kualitas hasil pertanian

Kelemahan-W 1. Pendidikan tergolong rendah 2. Pengelolaan keuangan

usahatani kurang baik 3. Berorientasi non profit 4. Terbatasnya modal 5. Tidak ada harga dasar 6. Penawaran tengkulak rendah

Peluang-O 1. Peningkatan pendapatan

masyarakat 2. Penyuluhan dan

pengawasan rutin penyuluh

3. Program pemerintah 4. Bantuan modal dari

pemerintah 5. Perkembangan teknologi

usahatani

Strategi S-O 1. Peningkatan permodalan

usahatani (S1,S3,O3,O4,O5) 2. Pengembangan pemasaran

produk hasil pertanian (S4,S5,O5)

Strategi W-O 1. Memanfaatkan penyuluhan dan

pelatihan PPL (W2,W4,O2,O5) 2. Efisiensi sarana produksi

(W4,O1,O5) 3. Pemotivasian petani (W1,W3,W4,O2,O3,O4)

Ancaman-T 1. Monopoli pasar 2. Konsumen masih lokal 3. Iklim ekstrim 4. Adanya kebijakan impor

hasil pertanian 5. Fluktuasi harga hasil

pertanian 6. Harga sarana produksi

semakin mahal 7. Ketergantungan

penggunaan bahan kimia sintetis

Strategi S-T 1. Membuka usaha baru di luar

sektor pertanian (S2,T4,T5,T6) 2. Penganekaragaman produk

olahan hasil pertanian (S4,S5,T1,T2,T3,T7)

Strategi W-T 1. Pertahankan kerjasama antara

kelompok tani dengan pihak terkait (W4,W5,W6,T1,T4,T5,T6)

2. Penundaan investasi usahatani (W4,W5,T1,T4)

Sumber : Analisis hasil penelitian

Setelah mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang

menjadi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman dalam

meningkatkan produktivitas tenaga kerja sektor pertanian di Kabupaten

Wonogiri, maka diperoleh beberapa alternatif strategi yang nampak pada

matriks SWOT yang dapat dipertimbangkan, diantaranya sebagai berikut :

Page 74: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA …/Strategi... · KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

a. Strategi S-O

Strategi S-O (Strength-Opportunity) atau strategi kekuatan-peluang

adalah strategi yang menggunakan kekuatan internal untuk

memanfaatkan peluang eksternal. Alternatif strategi S-O yang dapat

dirumuskan adalah :

1) Peningkatan permodalan usahatani (S1,S3,O3,O4,O5)

Peningkatan permodalan bertujuan agar petani dapat menjalankan

usahataninya secara keberlanjutan. Sampai saat ini, petani masih

memiliki modal yang terbatas untuk menjalankan usahataninya.

Sehingga dengan adanya bantuan permodalan dari pihak-pihak terkait

mampu membantu petani untuk menjalankan usahataninya.

2) Pengembangan pemasaran produk hasil pertanian (S4,S5,O5)

Pengembangan pemasaran produk hasil pertanian bertujuan untuk

membuka peluang pasar yang ada di luar Kabupaten Wonogiri.

Meluasnya pemasaran akan meningkatkan pendapatan petani. Selain

itu, produk hasil pertanian Kabupaten Wonogiri akan dikenal oleh

masyarakat secara luas.

b. Strategi W-O

Strategi W-O (Weakness-Opportunity) atau strategi kelemahan-peluang

adalah strategi untuk meminimalkan kelemahan yang ada untuk

memanfaatkan peluang eksternal. Alternatif strategi W-O yang

dirumuskan adalah :

1) Memanfaatkan penyuluhan dan pelatihan PPL (W2,W4,O2,O5)

Memanfaatkan penyuluhan dan pelatihan PPL bertujuan untuk

meningkatkan kemampuan penguasaan teknologi, pengaksesan pasar

dan pengelolaan keuangan yang baik. Meningkatnya kemampuan

petani diharapkan mampu untuk meningkatkan produksi hasil

pertanian di Kabupaten Wonogiri.

2) Efisiensi sarana produksi (W4,O1,O5)

Efisiensi sarana produksi bertujuan agar penggunaan sarana produksi

untuk usahatani dapat diminimalkan penggunaan. Hal ini dikarenakan

Page 75: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA …/Strategi... · KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

harga sarana produksi yang semakin mahal. Petani diharapkan dapat

menggunakan sarana produksi sesuai anjuran sehingga hasilnya dapat

efektif dan pengeluaran seefisien mungkin.

3) Pemotivasian petani (W1,W3,W4,O2,O3,O4)

Pemotivasian petani bertujuan untuk mendorong petani agar mampu

melakukan inovasi teknologi dalam menjalankan usahataninya. Petani

memerlukan motivasi yang kuat untuk meningkatkan kualitas dan

kuantitas produksi hasil pertanian.

c. Strategi S-T

Strategi S-T (Strength-Threat) atau strategi kekuatan-ancaman adalah

strategi untuk mengoptimalkan kekuatan internal yang dimiliki dalam

menghindari ancaman. Alternatif strategi S-T yang dapat dirumuskan

adalah :

1) Membuka usaha baru di luar sektor pertanian (S2,T4,T5,T6)

Membuka usaha baru di luar sektor pertanian ini bertujuan agar petani

tidak hanya bergantung pada usahataninya saja. Hal ini mengharapkan

agar petani dapat berkembang untuk dapat meningkatkan

pendapatannya karena pendapatan dari usahatani tergolong sedikit

sehingga terbatas untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

2) Penganekaragaman produk olahan hasil pertanian

(S4,S5,T1,T2,T3,T7)

Penganekaragaman olahan hasil pertanian bertujuan untuk

mengembangkan produk yang dapat menambah nilai jual produk hasil

pertanian. Selain itu, pengolahan dapat memperpanjang daya tahan

dari hasil pertanian yang memiliki kelemahan tidak tahan lama.

d. Strategi W-T

Strategi W-T (Weakness-Threat) atau strategi kelemahan-ancaman

adalah strategi defensif untuk meminimalkan kelemahan internal dan

menghindari ancaman eksternal. Alternatif strategi yang dirumuskan

adalah :

Page 76: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA …/Strategi... · KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

1) Pertahankan kerjasama antara kelompok tani dengan pihak terkait

(W4,W5,W6,T1,T4,T5,T6)

Pertahankan kerjasama antara kelompok tani dengan pihak terkait

bertujuan untuk tetap menjalin relasi yang baik dengan pihak terkait

sehingga usahatani dapat berjalan secara kontinyu.

2) Penundaan investasi usahatani (W4,W5,T1,T4)

Penundaan investasi usahatani ini bertujuan untuk tetap survive pada

keadaan yang cukup sulit bagi petani sehingga diharapkan petani

dapat tetap menjalankan usahataninya secara normal dan tidak

mengancam kontinuitas dari usahatani.

4. Prioritas Strategi

Setelah mengetahui alternatif-alternatif strategi yang dapat

diterapkan bagi peningkatan produktivitas tenaga kerja sektor pertanian di

Kabupaten Wonogiri, maka perlu dirumuskan prioritas strategi yang sesuai

dengan kondisi saat ini. Prioritas strategi inilah yang nantinya dijadikan

acuan dalam meningkatkan produktivitas tenaga kerja sektor pertanian.

Program-program kerja yang nantinya akan direalisasikan oleh pemerintah

khususnya dinas-dinas terkait di Kabupaten Wonogiri dan bersinergi dengan

petani akan merujuk pada strategi yang paling sesuai. Berdasarkan 8

alternatif strategi yang telah dirumuskan pada analisis SWOT, maka

dipilihlah 3 prioritas strategi yang dihitung dengan menggunakan matrik

QSP. Berdasarkan hasil pengamatan, wawancara dan perhitungan dengan

matrik QSP, dipilihlah 3 (tiga) strategi yang memiliki nilai teratas pada

perhitungan bobot dan rating pada penelitian. Pemilihan prioritas strategi ini

didasarkan atas petani untuk meningkatkan produktivitasnya yang masih

mengalami kendala dalam hal pengetahuan teknologi, pemasaran dan

permodalan. Berikut tabel perhitungan tiga prioritas strategi berurutan

berdasarkan nilai tertinggi hasil analisis :

Page 77: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA …/Strategi... · KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Tabel 22. Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja Sektor Pertanian di Kabupaten Wonogiri

Alternatif Strategi 1 2 3

Faktor-Faktor Strategis BOBOT AS TAS AS TAS AS TAS Faktor Kunci Internal 1. Petani aktif mengikuti penyuluhan 0,10 4 0,39 3 0,30 3 0,30 2. Pengalaman petani 0,08 3 0,25 3 0,25 3 0,25 3. Kelompok tani rutin 0,11 3 0,32 3 0,32 3 0,32 4. Komoditas bervariasi 0,11 4 0,45 3 0,34 3 0,34 5. Kualitas hasil pertanian 0,08 3 0,25 3 0,25 3 0,25 6. Pendidikan tergolong rendah 0,09 3 0,27 2 0,18 2 0,18 7. Belum ada pencatatan/pembukuan usahatani 0,08 3 0,23 2 0,15 2 0,15 8. Berorientasi untuk memenuhi kebutuhan 0,11 3 0,32 3 0,32 3 0,32 9. Terbatasnya modal 0,09 3 0,27 3 0,27 3 0,27 10. Tidak ada harga dasar 0,07 3 0,20 2 0,14 3 0,20 11. Tergantung pada tengkulak 0,08 2 0,17 2 0,17 2 0,17 Total Bobot 1,00 Faktor Kunci Eksternal 1. Peningkatan pendapatan masyarakat 0,09 4 0,35 3 0,09 3 0,26 2. Penyuluhan dan pengawasan rutin penyuluh 0,09 4 0,37 3 0,09 3 0,28 3. Program pemerintah 0,09 4 0,37 3 0,09 3 0,28 4. Bantuan bibit/benih 0,10 4 0,40 3 0,10 3 0,30 5. Perkembangan informasi dan teknologi usahatani 0,07 4 0,30 3 0,07 2 0,15 6. Monopoli pasar 0,07 3 0,20 3 0,20 3 0,20 7. Pelanggan masih lokal 0,07 2 0,14 3 0,20 2 0,14 8. Iklim ekstrim 0,08 3 0,24 3 0,24 3 0,24 9. Adanya kebijakan impor hasil pertanian 0,07 3 0,22 2 0,15 3 0,22 10. Fluktuasi harga hasil pertanian 0,10 3 0,30 3 0,30 3 0,30 11. Harga sarana produksi semakin mahal 0,10 3 0,30 3 0,30 3 0,30 12. Pelaksanaan usahatani masih tradisional 0,07 2 0,14 3 0,20 2 0,14 Total Bobot 1,00 Total nilai daya tarik 6,44 5,61 5,54

Sumber : Hasil Analisis Data

Page 78: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA …/Strategi... · KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Keterangan :

Bobot : Tingkat kepentingan relatif dari masing-masing faktor internal dan

eksternal

AS (Attractiveness Score) : Angka yang menunjukkan tingkat ketertarikan

relatif untuk masing-masing strategi yang dipilih.

TAS (Total Attractiveness Score) : Mengalikan nilai rating dengan AS

(Attractiveness Score).

1. Membuka usaha baru di luar sektor pertanian (6,44)

Sektor pertanian di Kabupaten Wonogiri merupakan lapangan

usaha yang banyak diusahakan oleh masyarakat. Namun, sampai saat ini,

sektor pertanian belum mampu mengangkat taraf hidup dari petani.

Usaha baru di luar sektor pertanian diharapkan mampu menambah

pendapatan masyarakat sehingga mampu memenuhi kebutuhan dari

masyarakat di Kabupaten Wonogiri khususnya tenaga kerja sektor

pertanian. Apabila petani memiliki usaha diluar pertanian maka petani

dapat mengisi waktu luang ketika tidak melakukan pengelolaan

usahatani. Usaha baru di luar sektor pertanian dapat dilakukan seperti

pada bidang perdagangan, petani dapat membuka usaha perdagangan

misalnya sebagai pedagang di pasar atau pedagang keliling.

Meningkatnya pendapatan yang berasal dari luar sektor pertanian

diharapkan dapat membantu petani menambah modal untuk menjalankan

usahatani, karena modal usahatani yang dimiliki oleh petani terbatas

apabila hanya mengandalkan hasil dari usahatani.

2. Memanfaatkan penyuluhan dan pelatihan PPL (5,61)

Pemerintah dapat lebih berperan dalam peningkatan produktivitas

tenaga kerja sektor pertanian dengan melakukan pelatihan, bimbingan,

dan pengawasan atau pendampingan yang dilakukan oleh PPL (Petugas

Penyuluh Lapangan) kepada petani. Program untuk mengembangkan

petani yang dapat dilakukan oleh Petugas Penyuluh Lapangan adalah

merutinkan pertemuan kelompok tani dan melibatkan petani dalam

perlombaan maupun pelatihan-pelatihan. Kegiatan penyuluhan yang

Page 79: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA …/Strategi... · KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

dapat dilakukan oleh penyuluh misalnya mengenai penguasaan teknologi,

pengaksesan pasar dan pengelolaan keuangan yang baik. Penyuluhan

pertanian merupakan hal yang sangat mempengaruhi peningkatan

pengetahuan dari petani. Dengan adanya penyuluhan maka petani akan

dapat dengan mudah mengetahui perkembangan inovasi teknologi baru

yang belum pernah dikenal oleh petani. Selain itu, dengan adanya

penyuluhan, petani dapat saling bermusyawarah untuk menyelesaikan

masalah yang sedang dialami oleh petani seperti masalah hama dan

lainnya yang berhubungan dengan usahataninya. Apabila masalah dalam

usahatani dapat diatasi maka secara tidak langsung hasil pertanian akan

meningkat dan kualitasnya juga akan menjadi lebih baik. Penyuluhan

juga dapat membantu petani untuk mengetahui pengaksesan pasar

sehingga pemasaran hasil pertanian dapat semakin luas. Pemerintah juga

harus melakukan pembinaan dalam mengelola manajemen yang baik

kepada petani agar dapat mengembangkan usahataninya terutama dalam

pengelolaan manajemen keuangan sehingga petani dapat mengetahui

secara jelas penerimaan dan pengeluaran usahatani dan petani dapat

mengetahui keuntungan maupun kerugian yang diperoleh dari usahatani

yang dijalankannya.

3. Penganekaragaman produk olahan hasil pertanian (5,54)

Kemampuan petani dalam mengembangkan usahataninya

memerlukan inovasi yang baru dalam pengelolaan hasilnya. Pengolahan

hasil pertanian dapat menguntungkan bagi petani dari segi ekonominya

karena dapat menambah pendapatan petani. Adanya pengolahan hasil

pertanian akan membuat penganekaragaman jenis makanan olahan yang

berasal dari hasil pertanian. Sebagai contoh, Kabupaten Wonogiri

terkenal dengan Waduk Gajah Mungkurnya yang sekarang ini digunakan

untuk Karamba Jaring Apung untuk memelihara ikan nila. Ikan nila itu

dapat diolah menjadi berbagai macam makanan seperti keripik ikan, abon

ikan dan lain sebagainya. Hal ini dapat dikembangkan dan dapat menjadi

suatu peluang bagi petani di Kabupaten Wonogiri untuk meningkatkan

Page 80: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA …/Strategi... · KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

produktivitasnya. Selain dari sub sektor perikanan, Kabupaten Wonogiri

juga memiliki banyak peluang untuk mengolah hasil pertanian untuk

mendapatkan nilai tambah dari suatu komoditas pertanian. Selain itu,

dengan adanya pengolahan hasil pertanian dapat menambah daya tahan

penyimpanan dari hasil pertanian tersebut.

Berdasarkan hasil analisis menggunakan matriks QSP strategi

peningkatan terbaik yang dapat diterapkan dalam meningkatkan

produktivitas tenaga kerja sektor pertanian di Kabupaten Wonogiri adalah

membuka usaha baru di luar sektor pertanian yang akan sangat berpengaruh

dalam peningkatan kemampuan petani dalam bidang usaha selain pertanian,

hal tersebut secara tidak langsung akan meningkatkan pendapatan petani.

Nilai TAS (Total Attractive Score) dari alternatif strategi tersebut adalah

6,44 sekaligus nilai TAS tertinggi diantara nilai TAS alternatif strategi yang

lain. Pelaksanaan alternatif strategi pengembangan berdasarkan nilai TAS

pada matriks QSP dilaksanakan dari nilai TAS strategi yang tertinggi,

kemudian tertinggi kedua, dan diikuti strategi urutan berikutnya sampai nilai

TAS strategi yang terkecil.

Melalui penerapan strategi secara efektif yang dihasilkan dari

analisis matriks QSP diharapkan mampu meningkatkan produktivitas tenaga

kerja sektor pertanian di Kabupaten Wonogiri. Adanya peningkatan

produktivitas tenaga kerja sektor pertanian maka akan berpengaruh pada

peningkatan pendapatan dari petani sendiri dan juga peningkatan sektor

pertanian yang masih merupakan salah satu sektor yang masih sangat

potensial untuk diusahakan di Kabupaten Wonogiri. Sehingga strategi

tersebut dapat menunjang ketercapaian tujuan dari petani yaitu untuk dapat

meningkatkan pendapatan dari petani. Dalam pelaksanaan strategi tersebut

diperlukan adanya koordinasi yang lebih baik antara petani, penyuluh serta

pemerintah Dinas terkait sehingga hasil yang dicapai lebih efektif.

Membuka usaha baru di luar sektor pertanian bertujuan untuk

meningkatkan pendapatan petani yang berasal dari luar sektor pertanian

sehingga diharapkan petani mampu meningkatkan taraf hidup. Selain itu,

Page 81: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA …/Strategi... · KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

dengan meningkatnya pendapatan petani juga dapat dimanfaatkan untuk

menjalankan usahataninya karena modal untuk menjalankan usahatani

bertambah. Secara menyeluruh, dengan membuka usaha baru di luar sektor

pertanian, akan mampu menambah pendapatan petani dan menjadi sumber

pendapatan tambahan khususnya bagi tenaga kerja sektor pertanian di

Kabupaten Wonogiri.

Page 82: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA …/Strategi... · KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi peningkatan

produktivitas tenaga kerja sektor pertanian di Kabupaten Wonogiri, dapat

disimpulkan sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa produktivitas tenaga kerja

sektor pertanian di Kabupaten Wonogiri dalam satu tahun sebesar 10,49697

juta rupiah/jiwa atau 874.747 rupiah/jiwa dalam satu bulannya. Jumlah

seluruh nilai yang dihasilkan oleh sektor pertanian yang dihasilkan per

tenaga kerja sektor pertanian dapat dikatakan rendah. Hal ini dikarenakan

jumlah nilai yang dihasilkan oleh petani berasal dari 5 subsektor pertanian

yaitu subsektor tanaman bahan makanan, subsektor perkebunan, subsektor

kehutanan, subsektor peternakan dan subsektor perikanan sehingga hasil itu

termasuk rendah apabila berasal dari sektor pertanian secara keseluruhan.

2. Faktor internal dan eksternal yang dapat menjadi kekuatan dan kelemahan

serta peluang dan ancaman dalam peningkatan produktivitas tenaga kerja

sektor pertanian di Kabupaten Wonogiri meliputi :

a. Kekuatan : petani aktif mengikuti penyuluhan, pengalaman petani,

pertemuan rutin kelompok tani, komoditas bervariasi, kualitas hasil

pertanian.

b. Kelemahan : pendidikan tergolong rendah, pengelolaan keuangan

usahatani kurang baik, berorientasi non profit, terbatasnya modal, tidak

ada harga dasar, penawaran tengkulak rendah.

c. Peluang : peningkatan pendapatan masyarakat, penyuluhan dan

pengawasan rutin penyuluh, program pemerintah, bantuan modal dari

pemerintah, perkembangan informasi dan teknologi usahatani.

d. Ancaman : penguasaan pasar, konsumen masih lokal, iklim ekstrim,

adanya kebijakan impor hasil pertanian, fluktuasi harga hasil pertanian,

harga sarana produksi semakin mahal, ketergantungan penggunaan bahan

kimia sintetis.

69

Page 83: STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA …/Strategi... · KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

3. Alternatif strategi yang dapat diterapkan dalam meningkatkan produktivitas

tenaga kerja sektor pertanian di Kabupaten Wonogiri yaitu :

a. Strategi S-O (Strength-Opportunity)

1) Peningkatan permodalan usahatani

2) Pengembangan pemasaran produk hasil pertanian

b. Strategi W-O (Weakness-Opportunity)

1) Memanfaatkan penyuluhan dan pelatihan PPL

2) Efisiensi sarana produksi

3) Pemotivasian petani

c. Strategi S-T (Strength-Threat)

1) Membuka usaha baru di luar sektor pertanian

2) Penganekaragaman produk olahan hasil pertanian

d. Strategi W-T (Weakness-Threat)

1) Pertahankan kerjasama antara kelompok tani dengan pihak terkait

2) Penundaan investasi usahatani

4. Berdasarkan analisis matriks QSP, menunjukkan bahwa prioritas strategi

yang dapat diterapkan dalam meningkatkan produktivitas tenaga kerja

sektor pertanian di Kabupaten Wonogiri adalah dengan membuka usaha

baru di luar sektor pertanian agar petani dapat meningkatkan pendapatan.

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini dapat diberikan saran

kepada pihak-pihak sebagai berikut :

1. Tenaga kerja sektor pertanian/petani diharapkan dapat meningkatkan

kemampuan dan ketrampilan baik secara teknis maupun non teknis dengan

melibatkan diri secara aktif dalam pemberdayaan maupun pelatihan yang

dilaksanakan oleh penyuluh maupun pihak lainnya.

2. Pemerintah Kabupaten Wonogiri diharapkan mampu mengayomi petani

untuk meningkatkan produktivitas serta peningkatan hasil pertanian dalam

menjalankan usahataninya serta memberikan bantuan-bantuan pada petani

untuk mendukung kontinuitas sektor pertani.