148
i STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 MATARAM TAHUN PELAJARAN 2017/2018 Oleh FAIRUS SAFIRA NIM. 151.149.145 FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM MATARAM 2018

STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

i

STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 MATARAM TAHUN PELAJARAN 2017/2018

Oleh

FAIRUS SAFIRA NIM. 151.149.145

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM MATARAM

2018

Page 2: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

ii

STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 MATARAM TAHUN PELAJARAN 2017/2018

Skripsi

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram

Untuk melengkapi persyaratan mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

FAIRUS SAFIRA NIM. 151.149.154

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM MATARAM

2018

Page 3: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

iii

Page 4: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

iv

Page 5: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

vi

Page 6: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

vii

MOTTO

ها يأ و ي ا نيهم ٱذل ن كوىوا خي

ءانيوا ل يسخر قوم نو قوم عس أ

ىفسكم ول ول تلهزوا أ ا نيهوذل ن كوذل خي

ول نساء نو نساء عس أ

ياازوا ولئك ٱ ي و بعد فسوو م ٱ ائس ٱ

ونو ذلم يت فأ

لذل لهون هم

Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.1

1 Tarjamah Al-Qur’an Al-Karim, PT. Alma’arif,Bandung,1987, Al-hujurat ayat 11

Page 7: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

viii

PERSEMBAHAN

Aku persembahkan skripsi ini teruntuk : Abi ku ( Usman Jawas ) dan Umi ku ( Mustika ) tercinta terima kasih atas kasih

sayang yang tidak henti-hentinya memberikan do’a dalam setiap langkahku serta

tetesan keringat perjuangan, mendidik dengan penuh cinta tanpa mengenal lelah.

Kakakku ( Salwa Rizkilillah dan Abdulhaq Berlian Jawas ) dan Adikku Habib

Muhammad Riziq Jawas ) yang selalu menyayangiku dan mendoakan aku.

Sahabat terbaikku yang selalu ada untukku Raudhatul Jannah ( Odah ), Siti

Sumayya ( Mayya ), Miftahussa’adah ( Adah), Dewi Kartika, Aljinan Rahmah

dan sahabat seperjuangan Kelas D angakatan 2014 telah menjadi salah satu yang

mewarnai perjalanan hidupku serta menemaniku saat bimbingan dalam

memperoleh gelar sarjana.

Page 8: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

ix

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb

Pujisyukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan

rahmat dan hidayah-Nya, Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada

junjungan alam baginda nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat-sahabatdan

para pengikutnya yang setia mengikuti beliau sampai akhir zaman.

Dengan selesainya skripsi penelitian tidak lepas dari dukungan serta

bimbingan dari banyak pihak yang telah yang dengan sabar membimbing peneliti.

Terima kasih ini peneliti sampaikan kepada.

1. Bapak Dr. Moh Iwan Fitriani, M.Pd selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu

Jumrah,M.Pd selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak memberikan

pengarahan dan bimbingan, sehingga skripsi ini selesai.

2. Bapak Dr. Ahmad Sulhan, M. Pd.I selaku Ketua Jurusan PGMI yang selalu

mendukung mahasiswanya sampai selesai.

3. Ibu Dr.Hj.Lubna, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN

Mataram

4. Bapak Prof. Dr. H. Mutawali, M.Ag selaku Rektor UIN Mataram yang telah

member tempat bagi penulis untuk menuntut ilmu dan member bimbingan

serta do’a untuk semua mahasiswa di UIN Mataram.

5. Bapak H.Marzuki, S.Pd selaku Kepala MIN 1 Mataram dan segenap guru

beserta staf dan siswa-siswi MIN 1 Mataram yang menjadi tempat meneliti

Page 9: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

x

selama ini dan memberikan sambutan hangat kepada penulis selama meneliti

di MIN 1 Mataram.

6. Seluruh dosen di UIN Mataram selaku guru yang tak pernah henti

memberikan pelajaran kepada mahasiswanya

7. Kepada keluarga tercinta tanpa terkecuali yang telah menjadi motivasi

terbesar dalam menyelesaikan skripsi ini

8. Kepada teman- teman seperjuangan kelas D PGMI angkatan 2014

9. Kepada Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang

telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini jauh dari

kesempurnaan, maka saran dan kritik yang konstruktif dari semua pihahak sangat

diharapkan demi penyempurnaan selanjutnya

Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita kembalikan semua urusan dan

semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi penulis dan

para pembaca pada umunya semoga Allah SWT meridhoi dan mencatat sebagai

ibadah disisinya. Amin

Mataram, 6 Juli 2018

Penulis

Page 10: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

xi

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL ............................................................................................. i HALAMAN JUDUL ................................................................................................ ii PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................................... iii NOTA DINAS PEMBIMBING ............................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................................................. v PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ..................................................................... vi HALAMAN MOTTO .............................................................................................. vii HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................. viii KATA PENGANTAR .............................................................................................. ix DAFTAR ISI ............................................................................................................. x DAFTAR TABEL .................................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xiii ABSTRAK ................................................................................................................ xiv BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1 B. Rumusan Masalah............................................................................. 6 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................................... 6 D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian ............................................. 7 E. Telaah Pustaka .................................................................................. 8 F. Kerangka Teori ................................................................................. 11 G. Metode Penelitian ............................................................................. 37 H. Sistematika Pembahasan................................................................... 47

BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN .................................................... 49 A. Deskripsi Lokasi Penelitian .............................................................. 49 B. Deskripsi Subjek Penelitian .............................................................. 58 C. Bentuk-bentuk Bullying di MIN 1 Mataram ..................................... 59 D. Latar Belakang Terjadinya Bullying di MIN 1 Mataram ................. 63 E. Upaya Guru dalam Mengatasi Bullying di MIN 1 Mataram ............ 68

BAB III PEMBAHASAN .................................................................................... 74 A. Bentuk- bentuk bullying yang terjadi di MIN 1 Mataram ................ 74 B. Latar belakang terjadinya bullying di MIN 1 Mataram .................... 76 C. Upaya guru dalam mengatasi bullying di MIN 1 Mataram .............. 79

Page 11: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

xii

BAB IV PENUTUP .......................................................................................... 82 A. Kesimpulan ....................................................................................... 82 B. Saran .......................................................................................... 83

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 84 LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 12: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Keadaan Sarana dan Prasarana MIN 1 Mataram, 54 Tabel 2 Data siswa dan wali kelas min 1 kota Mataram, 57

Page 13: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Komponen dalam Analisis Data ( Interaktive model ), 43

Page 14: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

xv

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lembar observasi

Lampiran 2 Catatan lapangan penelitian

Lampiran 3 Pedoman wawancara

Lampiran 4 Transkrip wawancara guru

Lampiran 5 Transkrip wawancara kepala sekolah

Lampiran 6 Transkrip wawancara bidang kesiswaan

Lampiran 7 Transkrip wawancara orang tua siswa

Lampiran 8 Transkrip wawancara siswa

Lampiran 9 Foto dokumentasi

Page 15: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

xvi

STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 MATARAM TAHUN PELAJARAN 2017/2018

Oleh :

Fairus Safira Nim 151.149.145

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk- bentuk bullying di MIN 1 Mataram, penyebab terjadinya bullying di MIN 1 Mataram, dan upaya guru dalam mengatasi bullying di MIN 1 Mataram. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif jenis studi kasus dengan subjek penelitian adalah kepala sekolah ( H. Marzuki ), guru bidang kesiswaan ( Ahmad Azazi ), guru kelas III ( Kherun Nisak, guru kelas V ( Anik Sulistyowati ), siswa kelas III ( AP dan DP ) dan siswa kelas V ( G dan I ) . Tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : observasi partisipatif, wawancara terstruktur dan dokumentasi. Tehnik analisis dalam penelitian ini menggunakan model Miles & Huberman yang meliputi reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan atau verifikasi. Uji keabsahan data yang digunakan adalah perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dan trianggulasi sumber dan tehnik. Berdasarkan hasil penelitian, bullying yang terjadi di MIN 1 Mataram meliputi bullying fisik ( memukul, mendorong dan berkelahi ) dan bullying verbal ( mengejek, menggertak dan mengejek nama panggilan orang tua ), sementara itu penyebab siswa melakukan bullying di MIN 1 Mataram adalah karena faktor dari keluarga, faktor dari lingkungan pergaulan dan faktor dari tayangan televisi. Kemudian upaya yang digunakan guru di MIN 1 Mataram untuk mengatasi bullying adalah (1) memberikan hukuman, (2) memberikan himbauan/ nasehat, (3) melakukan pengawasan, (4) memberikan penghargaan dan (5) bekerjasama dengan orang tua atau memanggil orang tua ke madrasah.

Kata kunci : Strategi guru, Bullying

Page 16: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.23 Tahun 2006

yang menyatakan bahwa “Pendidikan dasar memiliki tujuan untuk meletakkan

dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan

untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut “.1 Berdasarkan

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.23 Tahun 2006 tersebut, menegaskan

bahwa pendidikan dasar dijadikan sebagai pondasi bagi jenjang pendidikan

selanjutnya. Pendidikan dasar di Indonesia merupakan pondasi untuk pendidikan

selanjutnya yang berperan dalam membentuk pondasi yang kokoh berkaitan

dengan kepribadian ataupun watak peserta didik, apabila pondasi dalam

meletakkan dasar-dasar pendidikan yang berdampak pada pembentukan

kepribadian serta watak anak tidak kuat, maka anak akan mudah terpengaruh

dengan hal-hal negatif.

Lingkungan pendidikan adalah tempat berlangsungnya proses pendidikan.

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang dijadikan tempat untuk

melaksanakan semua proses pembelajaran secara optimal dan bermutu untuk

melahirkan siswa yang berkualitas. Pembelajaran di sekolah bertujuan untuk

1 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.23 Tahun 2006, hlm. 343

1

Page 17: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

2

membantu siswa agar dapat belajar dengan baik dengan diarahkan oleh para

pendidik yang ada di sekolah. Pendidikan formal juga menjanjikan keamanan

dalam mendapatkan pendidikan, akan tetapi kenyataan yang ada memperlihatkan

tempat-tempat pendidikan formal juga merupakan tempat yang paling harus

diwaspadai dan diperhatikan, karena beberapa instansi pendidikan terkadang

terjadi kekerasan dan penindasan..

Akhir-akhir ini, berita mengenai kekerasan anak di sekolah semakin

meningkat. Media massa seperti televisi, radio, dan koran ramai membicarakan

masalah kekerasan anak di sekolah. Mulai dari tawuran antar pelajar,

perpeloncoan, genk antar siswa, bahkan kasus kekerasan fisik antar siswa dalam

satu sekolah. Penyebab kekerasan anak di sekolah kebanyakan datang dari teman

sebaya atau kakak tingkat yang melakukan intimidasi terhadap pihak yang lebih

lemah. Intimidasi yang dilakukan oleh pihak yang kuat terhadap pihak yang

lemah inilah yang disebut sebagai bullying.

Beberapa kasus bullying yang telah terjadi di Indonesia seperti yang

dikutip dari liputan 6.com, beredarnya rekaman video yang menjadi viral di media

sosial, dalam rekaman tersebut terjadi aksi brutal dimana sekelompok remaja

memukuli seorang siswa berseragam putih-putih, aksi tersebut juga menjadi

tontonan siswa lainnya. Pelaku bullying menjambak rambut korban, pelaku

lainnya memukul kepala dan bahu korban, setelah dianiaya korban dipaksa

Page 18: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

3

mencium tangan dan kaki pelaku. Pelaku bullying tersebut adalah dua orang siswa

SD dan seorang siswi SMP, peristiwa tersebut terjadi pada bulan juli 2017.2

Kasus bullying lainnya yang dikutip dari tempo.co, salah satu siswa kelas

lima SDN Pakunden kota Kediri diduga mengalami infeksi otak dan sakit pada

kemaluannya setelah dianiaya tujuh temannya di halaman sekolah. Peristiwa

tersebut terjadi pada 18 Januari 2018, pada saat itu korban bersama teman-

temannya sedang bertanding sepak bola saat jam istirahat, secara tidak sengaja

korban melakukan gol bunuh diri yang memicu kemarahan teman-temannya dan

diluar dugaan mereka menghajar korban secara keroyokan dan beberapa kali

kemaluan korban ditendang dan diinjak.3

Bullying merupakan aksi negatif yang sering kali agresif dan manipulatif

di lakukan satu orang bahkan lebih terhadap orang lain selama kurun waktu

tertentu yang bermuatan fisik dan nonfisik. Hubungan pelaku dan korban bullying

biasanya merupakan hubungan sejawat atau teman sebaya, misalnya teman kelas,

antara kakak kelas dan adik kelas, antara senior dan junior. Bullying dapat

berbentuk fisik seperti pukulan, tendangan, tamparan, dorongan, serta serangan

fisik lainnya. Yang berbentuk nonfisik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu verbal

dan nonverbal. Ejekan, panggilan dengan sebutan tertentu, ancaman, penyebaran

berita rahasia korban, perkataan yang memalukan tergolong aksi verbal. Ekspresi

2 Andy Haryanto, “Pelajar Pelaku Bullying di Thamrin City di Keluarkan dari Sekolah”, dalam http://www.google.co.id/amp/s/m.liputan6.com/amp/3026316/pelajar-pelaku-bullying-di-thamrin-city-dikeluarkan-dari-sekolah, diakses tanggal 22 Februari 2018, pukul 09.54

3 Tempo.co,“Siswa SD di Kediri Jadi Korban Bullying Alami Infeksi Otak”, dalam http://www.google.co.id/amp/s/nasional.tempo.co/amp/1055133/siswa-sd-di-kediri-jadi-korban-bullying-alami-infeksi-otak, diakses tanggal 22 Februari 2018, pukul 10.06

Page 19: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

4

wajah yang tidak menyenangkan dan bahasa tubuh yang mengancam merupakan

aksi nonverbal.4

Bullying adalah sebuah isu yang tidak semestinya dipandang sebelah

mata dan diremehkan, bahkan disangkal keberadaannya. Siswa-siswi yang

menjadi korban dari bullying akan mengahabiskan banyak waktu untuk

memikirkan berbagai cara untuk menghindari gangguan di sekolah sehingga

mereka hanya memiliki sedikit energi untuk belajar. Pelaku bullying juga akan

mengalami kesulitan dalam melakukan relasi sosial dan apabila prilaku ini terjadi

hingga mereka dewasa tentu saja akan menimbulkan dampak yang lebih luas.

Siswa-siswa yang menjadi penonton juga berpotensi untuk menjadi pelaku

bullying. Pemutusan rantai kekerasan membutuhkan kerja sama dari berbagai

elemen pendidikan yang meliputi guru, siswa, keluarga, sehingga bullying tidak

disikapi sebagai suatu tindakan wajar dan merupakan olok-olok biasa dan bukan

penyiksaan dengan dalih sebagai bagian dari proses tumbuh dewasa anak dan

bukannya agresi yang menimbulkan korban.5

Berdasarkan hasil observasi awal peneliti di MIN 1 Mataram pada tanggal

14 Februari 2018, terdapat berbagai kasus yang berkaitan dengan bullying di MIN

1 Mataram, diantaranya siswa mengganggu dan mengambil barang ( bola ) milik

temannya hingga membuat temannya menangis. Peneliti juga menemukan bentuk

4 Sucipto, “Bullying dan Upaya Meminimalisasikannya”, Psikopedagogia , Vol. 1, Nomor 1,

Desember 2012, hlm. 1 5 Novan Ardy Wiyani,Save Our Children From School Bullying,(Yogyakarta:AR-RUZZ

MEDIA,2012),hlm.63

Page 20: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

5

bullying secara verbal, seperti antara siswa saling mengejek satu sama lain dengan

memberi panggilan ejekan ( contohnya gendut, cengeng ). Hasil observasi peneliti

juga di perkuat dengan pernyataan dari salah satu guru yaitu ibu Khaerun Nisak

yang menyatakan bahwa :

Ada beberapa siswa yang sering mengganggu temannya, beberapa siswa yang rumahnya dekat dari sekolah, mereka mengganggu siswa yang berasal dari daerah lain, mereka melakukan hal tersebut, karena mereka merasa berani, karena sekolah dekat dengan rumahnya, sehingga mereka merasa berkuasa dan mengganggu siswa yang lain.6

Bullying bukanlah masalah yang harus di sepelekan, karena bullying akan

memberikan dampak untuk siswa yang menjadi korban bullying, seperti korban

menjadi depresi karena mengalami penindasan, menurunnya minat untuk untuk

mengerjakan tugas-tugas sekolah hingga korban akan memiliki rasa cemas

apabila berada di sekolah. Setiap sekolah harus mampu memberikan keamanan

bagi siswa maupun siswinya, peneliti juga menekankan perlu adanya strategi dari

guru-guru untuk mencegah terjadinya bullying di sekolah.

Berangkat dari latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk

mengadakan penelitian tentang “ Strategi guru dalam mengatasi bullying di MIN

1 Mataram”. Apabila bullying terjadi secara terus menerus dan tidak segera

diselesaikan maka akan menimbulkan masalah bagi dunia pendidikan, tujuan

pendidikan tidak akan tercapai karena anak mengalami hambatan dalam

mengaktualisasikan dirinya.

6 Hasil Observasi Awal peniliti pada tanggal 14 Februari 2018

Page 21: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

6

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah bentuk-bentuk bullying yang terjadi di MIN 1 Mataram ?

2. Apa yang melatarbelakangi terjadinya bullying di MIN 1 Mataram ?

3. Bagaimanakah upaya guru dalam mengatasi bullying di MIN 1 Mataram ?

C. Tujuan dan Manfaat

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan dari penelitian ini

adalah untuk :

a) Mengetahui berbagai bentuk bullying yang terjadi di MIN 1 Mataram

b) Mengetahui penyebab terjadinya perilaku bullying di MIN 1 Mataram

c) Mengetahui upaya guru dalam mengatasi prilaku bullying di MIN 1

Mataram.

2. Manfaat penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian tersebut, maka penelitian ini

bermanfaat:

a) Secara Teoretis

Secara teoritis manfaat dari penelitian ini adalah untuk

memperkaya dan menambah pengetahuan mengenai bullying serta

strategi-strategi yang dilakukan untuk mengatasi perilaku bullying.

b) Secara Praktis

1) Bagi Sekolah

Page 22: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

7

a. Memberi gambaran mengenai perilaku bullying yang terjadi

pada siswa sekolah dasar sehingga pihak sekolah dapat

memberikan penanganan yang tepat.

b. Memberi masukan kepada sekolah dalam menciptakan

hubungan sosial yang dinamis serta harmonis di sekolah.

2) Bagi Guru

Dapat dipakai sebagai acuan guna menyusun cara- cara

penanganan serta pendekatan dalam kasus perilaku bullying agar

penanganan dan pendekatan dapat dilakukan secara terintegritasi

sesuai kenyataan di sekolah tersebut.

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian

1. Ruang Lingkup

Melihat luasnya permasalahan yang terkait penyimpangan perilaku

pada siswa sekolah dasar, maka penelitian ini di fokuskan pada strategi guru

dalam mengatasi perilaku bullying.

2. Setting Penelitian

Lokasi penelitian diambil adalah MIN 1 Mataram, yang terletak di

lingkungan Karang Kateng, Jalan Airlangga Mataram.

Page 23: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

8

E. Telaah Pustaka

Setelah peneliti melakukan kajian pustaka terhadap skripsi yang

berhubungan dengan judul pada proposal peneliti, ternyata terdapat beberapa

skripsi yang mempunyai kemiripan dengan proposal peneliti :

1. Monicka Putri Kusuma ( 10108241059 ) “Prilaku School Bullying pada

Sekolah Dasar Negeri Delegan 2, Dinginan, Sumberharjo, Prambanan,

Sleman, Yogyakarta. Hasil penelitiannya bentuk bullying yang terjadi di SDN

Delegan 2 meliputi bullying fisik, lisan da psikologis, pelaku bullying

merupakan siswa yang memiliki kekuatan fisik ataupun sosial yang yang lebih

dibandingkan teman yang lain. Keluarga pelaku bullying menerapkan pola

asuh otoriter dan permisif, tayangan yang sering dinikmati oleh pelaku

didalamnya bnayak mengandung unsur-unsur kekerasan. Dan iklim sekolah

yang negatif, pihak sekolah mengabaikan bullying.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan peneliti lakukan

adalah mengkaji tentang perilaku bullying. Persamaan metodelogi penelitian

juga terdapat dalam teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara,

dan dokumentasi.

Perbedaan dalam penelitian ini dengan penelitian yang akan peneliti

lakukan terletak pada lokasi dan bidang kajiannya. Lokasi dalam penelitian ini

adalah di Kota Yogyakarta, sedangkan lokasi penelitian yana akan di lakukan

peneliti berada di kota Mataram, NTB. Perbedaan yang lain adalah dilihat dari

bidang kajiannya, jika penelitian yang sudah ada untuk mengetahui penyebab

Page 24: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

9

munculnya perilaku bullying, sedangkan peneliti akan meneliti tentang

strategi guru dalam mengatasi perilaku bullying.

2. Bibit Darmalina ( 10108244121 ) “ Prilaku School Bullying di SDN Grindang,

Hargomulyo, Kokap, Kulon Progo, Yogyakarta. Hasil penelitiannya terdapat

beberapa temuan yaitu bentuk school bullying yang paling sering muncul

adalah pengucilan, mengancam, memarahi, memerintah, mengejek,

membentak, menunjuk-nunjuk dengan jari ke wajah, menyoraki, memaksa,

mendorong, memukul dengan tangan dan gagang sapu. Penyebab dari school

bullying adalah ketidakhadiran guru di dalam kelas, cara berfikir korban yang

lamban, kesulitan berbicara dan mendengar yang dialami korban, fisik korban

yang lemah, kurangnya kemampuan korban dalam bersosialisasi, minder,

perbedaan usia antara korban dan pelaku dan kebiasaan pelaku berbicara kasar

di rumah.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan peneliti lakukan

adalah mengkaji tentang perilaku bullying. Perbedaan dalam penelitian ini

dengan penelitian yang akan peneliti lakukan terletak pada lokasi dan bidang

kajiannya. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kota Yogyakarta, sedangkan

lokasi penelitian yana akan di lakukan peneliti berada di kota Mataram, NTB.

Perbedaan yang lain adalah dilihat dari bidang kajiannya, jika penelitian yang

sudah ada untuk mengidentifikasi prilaku school bullying, sedangkan peneliti

akan meneliti tentang strategi guru dalam mengatasi perilaku bullying.

Perbedaan yang lain juga dapat dilihat dari tehnik pengumpulan data, peneliti

Page 25: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

10

hanya menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi, sedangkan

penelitian terdahulu selain menggunaka observasi, wawancara, dokumentasi

juga menggunakan catatan lapangan dalam pengumpulan datanya.

3. Ricca novalia ( 12250012 ) “ Dampak Bullying Terhadap Kondisi Psikososial

Anak di Perkampungan Sosial Pingit, Yogyakarta. Hasil penelitiannya,

kondisi psikologis anak korban bullying akan mengalami trauma, rasa trauma

tersebut yang menyebabkan si anak korban bullying tidak ingin bertemu

dengan temannya yang telah membully dirinya, jika depresi berkepanjangan

maka mentalnya menjadi menurun dan rasa percaya dirinya akan hilang.

Dilihat dari dampak sosial korban bully menjadi tidak percaya diri dan

menutup diri dari lingkungan sosialnya.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan peneliti lakukan

adalah mengkaji tentang perilaku bullying. Dan persamaannya juga terdapat

pada tehnik pengumpulan data, yaitu sama-sama menggunakan observasi,

wawancara dan dokumentasi.

Perbedaan dalam penelitian ini dengan penelitian yang akan peneliti

lakukan terletak pada lokasi dan bidang kajiannya. Lokasi dalam penelitian ini

adalah di perkampungan Pingit, Yogyakarta, sedangkan lokasi penelitian yana

akan di lakukan peneliti berada di kota salah satu Madrasah di Mataram,

NTB. Perbedaan yang lain adalah dilihat dari bidang kajiannya, jika penelitian

yang sudah ada untuk mengetahui dampak bullying terhadap kondisi

Page 26: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

11

psikososial anak, sedangkan peneliti akan meneliti tentang strategi guru dalam

mengatasi perilaku bullying.

F. Kerangka teori

1. Prilaku Bullying

a. Pengertian Bullying

Kekerasan merupakan suatu hal yang paling banyak ditakuti oleh

manusia. Baik kekerasan langsung maupun tidak langsung, baik kekerasan

verbal maupun non verbal. Bentuk kekerasan yang paling sering terjadi di

sekolah adalah bullying.

Kata bullying berasal dari bahasa Inggris, yaitu dari kata bull yang

berarti banteng yang senang menyeruduk kesana kemari. Berbeda dengan

Negara lain seperti Nowegia, Finlandia, dan Denmark yang menyebut

Bullying dengan istilah mobbing atau mobbning. Istilah aslinya berasal

dari bahasa Inggris, yaitu mob yang menekankan bahwa biasanya mob

adalah kelompok orang yang anonym dan berjumlah banyak serta terlibat

kekerasan. Dalam bahasa Indonesia, secara etimologi kata bully berarti

penggertak, orang yang mengganggu orang lemah. Sedangkan secara

terminology menurut Tattum dalam Wiyani, bullying adalah “…the

willful, conscious desire to hurt another and put him/her under stress”.

Berdasarkan definisi tersebut, Tattum mengatakan bahwa dalam bullying

terdapat keinginan untuk menyakiti yang lain dan menempatkan seseorang

dibawah tekanan. Menurut Olweus dalam Wiyani mengatakan hal yang

Page 27: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

12

serupa bahwa bullying adalah prilaku negatif yang mengakibatkan

seseorang dalam keadaan tidak nyaman/terluka dan biasanya terjadi

berulang-ulang.7

Bullying itu tindakan yang disengaja oleh si pelaku pada

korbannya, bukan sebuah kelalaian, memang betul-betul disengaja.

Tindakan itu terjadi berulang-ulang. Bullying tidak pernah dilakukan

secara acak atau cuma sekali saja. 8 Bullying dapat didefinisikan sebagai

sebuah tindakan atau prilaku agresif yang disengaja, yang dilakukan oleh

sekelompok orang atau seseorang secara berulang-ulang dan dari waktu ke

waktu terhadap seorang korban yang tidak dapat mempertahankan dirinya

dengan mudah.9

Selanjutnya menurut Ken Rigby dalam Lestari, Bullying adalah

sebuah hasrat untuk menyakiti orang lain. Aksi ini dilakukan secara

langsung oleh seseorang atau kelompok yang lebih kuat, tidak

bertanggung jawab, biasanya berulang, dan dilakukan dengan senang.10

Dan selanjutnya menurut Sucipto, bullying merupakan serangkaian aksi

negatif yang sering kali agresif dan manipulative yang dilakukan oleh satu

atau lebih orang terhadap orang lain atau beberapa orang selama kurun

7Ibid., hlm.11-12. 8 Andri Priyatna,Let’s End Bullying : Memahami, Mencegah, dan Mengatasi Bullying,(Jakarts

: PT Elex Media Komputindo,2010), hlm. 2 9 Kathryn Geldard, Konseling Remaja Intervensi Praktis Bagi Remaja Berisiko,(Yogyakarta :

PUSTAKA BELAJAR,2012),hlm.171 10 Windy Sartika Lestari, “ Analisis Faktor-Faktor Penyebab Bullying di Kalangan Peserta

Didik”, Sosio Didaktika , Vol. 3, Nomor, 2, 2016, hlm. 2

Page 28: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

13

waktu tertentu bermuatan kekerasan dan melibatkan kesempatan membuat

orang lain merasa tidak nyaman atau terganggu, sedangkan korban

biasanya juga menyadari bahwa aksi ini akan berulang menimpanya.11

Jadi dari beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

Bullying merupakan suatu prilaku agresif yang bersifat negatif pada

seseorang atau sekelompok orang yang dilakukan secara berulang-ulang

dan dengan sengaja untuk menyakiti orang lain baik secara fisik ataupun

mental karena adanya penyalahgunaan ketidakseimbangan kekuatan.

b. Bentuk-bentuk Bullying

Dalam konteks kekerasan di sekolah, Riauskina, Djuwita, dan

Soesetio dalam Wiyani, mendefinisikan bullying sebagai prilaku agresif

yang dilakukan berulang-ulang oleh seseorang atau sekelompok sisa yang

memilki kekuasaan terhadap siswa-siswa lain yang lebih lemah, dengan

tujuan menyakiti orang tersebut. Mereka kemudian mengelompokkan

prilaku bullying kedalam lima kategori sebagai berikut :

1.) Kontak fisik langsung ( memukul, mendorong, menggigit,

menjambak, menendang, menmgunci seseorang dalam ruangan,

mencubit, mencakar, memeras, dan merusak barang-barang milik

orang lain).

11 Sucipto, “Bullying dan Upaya Meminimalisasikannya”, Psikopedagogia , Vol. 1, Nomor 1,

Desember 2012, hlm. 4

Page 29: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

14

2.) Kontak verbal langsung ( mengancam, mempermalukan,

merendahkan, mengganggu, member panggilan [ name calling ],

sarkasme, merendahkan [ pudowns ], mencela / mengejek,

mengintimidasi, mamaki, dan menyebarkan gossip ).

3.) Prilaku nonverbal langsung ( melihat dengan sinis, menjulurkan lidah,

menampilkan ekspresi muka yang meremdahkan, mengejek, atau

mengancam biasanya disertai oleh fisik atau verbal ).

4.) Prilaku nonverbal tidak langsung ( mendiamkan seseorang,

memanipulasi persahabatan hingga retak, sengaja mengucilkan atau

mengabaikan, mengirim surat kaleng ).

5.) Pelecehan seksual ( kadang di kategorikan prilaku agresif fisik atau

verbal ).12

Bentuk-bentuk Bullying lain yang dilakukan oleh seorang atau

kelompok meliputi :

1.) Fisikal, seperti : memukul, menendang, mendorong, merusak benda-

benda milik korban termasuk tindakan pencurian, dan lain-lain.

2.) Verbal, seperti : mengolok-olok nama panggilan, melecehkan

penampilan, mengancam, menakut-nakuti, dan lain-lain.

12 Novan Ardy Wiyani,Save Our Children From School Bullying,(Yogyakarta:AR-RUZZ

MEDIA,2012),hlm.27

Page 30: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

15

3.) Sosial, seperti : menyebar gosip, rumor, mempermalukan di depan

umum, dikucilkan dari pergaulan, atau menjebak seseorang sehingga

dia yang dituduh melakukan tindakan tersebut.

4.) Cyber atau elektronik, seperti : memperlakukan orang dengan

menyebar gossip di jejaring sosial internet ( misal, facebook atau

friendster ), menyebar foto pribadi tanpa izin pemiliknya di internet,

atau membongkar rahasia orang lain lewat internet atau SMS.13

Menurut yayasan Sejiwa dalam Lestari, bentuk-bentuk Bullying

dapat dikelompokkan dalam tiga kategori, yaitu :

1.) Bullying fisik, meliputi tindakan : menampar, menimpuk, menginjak

kaki, menjegal, meludahi, memalak, melempar dengan barang, serta

menghukum dengan berlari keliling lapangan atau push up.

2.) Bullying verbal, terdeteksi karena tertangkap oleh indera pendengaran,

seperti memaki, menghina, menjuluki, meneriaki, memalukan di

depan umum, menuduh, menyebar gossip dan menyebar fitnah.

3.) Bullying mental atau psikologis, merupakan jenis bullying paling

berbahaya karena bullying bentuk ini langsung menyerang mental atau

psikologis korban, tidak tertangkap mata atau pendengaran, seperti

13 Andri Priyatna,Let’s End Bullying : Memahami, Mencegah, dan Mengatasi

Bullying,(Jakarta : PT Elex Media Komputindo,2010), hlm. 3

Page 31: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

16

memandang sinis, meneror lewat pesan atau sms, mempermalukan,

dan mencibir.14

Berdasarkan beberapa pendapat tentang bentuk-bentuk bullying

tersebut, maka disimpulkan bentuk-bentuk bullying terdiri dari, bullying

fisik,bullying secara verbal, bullying sosial, cyberbullying, dan bullying

mental atau psikologis.

c. Unsur-unsur Bullying

Prilaku bullying melibatkan tiga komponen yang saling

mempengaruhi yaitu pelaku, korban dan penonton, ketiganya memberi

andil dalam terwujudnya prilaku bullying.

1.) Bullies ( pelaku Bullying )

Menurut Rigby dalam Kustanti, menjelaskan ciri-ciri pelaku

bullying, pelaku umumnya memiliki kekuasaan diantara teman-

temannya sehingga korban tidak berani untuk melawan atau

menghindar, kebanyakan pelaku adalah korban bullying atau

kekerasan di rumah. Pola prilaku melakukan modeling terhadap yang

dilakukan orang tua yang diterimanya. Pelaku bullying memiliki

kepedulian yang rendah terhadap teman-temannya, sehingga tidak

peka dengan penderitaan yang dialami korban. Pelaku bullying

14Windy Sartika Lestari, “ Analisis Faktor-Faktor Penyebab Bullying di Kalangan Peserta Didik”, Sosio Didaktika , Vol. 3, Nomor. 2, Tahun 2016, hlm. 2

Page 32: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

17

kelihatan pandai meskipun sebenarnya memiliki hambatan dalam

permasalahan akademik. Hal ini dilakukan untuk menutupi self-esteem

nya yang buruk untuk dapat diakui oleh orang lain.15

Menurut Stephenson dan Smith dalam Zakiyah, tipe pelaku

bullying antara lain :

a.) Tipe percaya diri, secara fisik kuat, menikmati agresifitas, merasa

aman dan biasanya populer.

b.) Tipe pencemas, secara akademik lemah, lemah dalam

berkonsentrasi, kurang popular dan kurang merasa aman.

c.) Pada situasi tertentu pelaku bullying biasa menjadi korban

bullying.

Menurut Astuti dalam Zakiyah pelaku bullying biasanya

agresif baik secara verbal maupun fisikal, ingin popular, sering

membuat onar, mencari-cari kesalahan orang lain, pendendam iri hati,

hidup berkelompok dan menguasai kehidupan sosial di sekolahnya.

Selain itu pelaku bullying juga menempatkan diri ditempat tertentu di

sekolah atau di sekitarnya, merupakan tokoh popular di sekolahnya,

gerak geriknya sering kali dapat ditandai dengan sering berjalan di

15 Erin Ratna Kustanti, “Gambaran Bullying Pada Pelajar Di Kota Semarang “, Jurnal

Psikologi Undip , Vol. 14, Nomor.1, April 2015,hlm.30

Page 33: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

18

depan, sengaja menambrak, berkata kasar, dan menyepelekan /

melecehkan.16

2.) Victim ( Korban Bullying )

Korban bullying atau victim adalah seseorang yang berulang

kali mendapatkan perlakuan agresi dari kelompok sebaya naik dalam

bentuk serangan fisik, atau serangan verbal, atau bahkan kekerasan

psikologis. Biasanya yang menjadi korban bullying pada kelompok

laki-laki adalah mereka yang lemah secara fisik dibandingkan dengan

kelompok sebayanya. Mereka yang menjadi korban bullying, menurut

penelitian adalah kebanyakan dari keluarga atau sekolah yang sangat

over protektif sehingga anak atau siswa tidak mengembangkan secara

maksimal kemampuan memecahkan masalah sendiri.17

Korban bullying yaitu murid yang sering menjadi target dari

prilaku agresif, tindakan yang menyakitkan dan hanya memperlihatkan

sedikit pertahan melawan penyerangnya. Menurut Rigby dalam

Kustanti, korban Bullying memilki karakteristik sebagai berikut :

a.) Korban umumnya secara fisik maupun sosial berada pada posisi

lemah. Hal ini menyebabkan korban tidak dapat melakukan

perlawanan atau mengindari perlakuan yang diterima.

16 Ela Zain Zakiyah,dkk, “ Faktor Yang Mempengaruhi Remaja Dalam Melakukan Bullying“, Jurnal Penelitian Undip , Vol.4, Nomor.2, Juli 2017, hlm.326

17 Sucipto, “Bullying dan Upaya Meminimalisasikannya”, Psikopedagogia , Vol. 1, Nomor 1, Desember 2012, hlm. 9

Page 34: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

19

Ketidakmampuan korban untuk melawan atau menghindar menjadi

penguat bagi pelaku unuk terus dilakukan aksinya.

b.) Korban memiliki tingkat asertivitas yang rendah. Korban tidak

berani mengungkapkan ketidaksenangan atas tindakan yang telah

diterimanya dan cenderung menuruti semua keinginan pelaku.

c.) Korban mengalami penurunan prestasi di sekolah secara drastis.

Hal ini disebabkan korban tidak dapat berkonsentrasi dalam belajar

karena dibayangi ketakutan akan tindakan yang akan diterimanya.

d.) Korban mengalami depresi bahkan pada tingkat yang akut

terdorong untuk melakukan bunuh diri.

e.) Korban biasanya akan menderita keluhan-keluhan fisik seperti

sakit perut, sulit tidur dan terlihat lesu.

f.) Korban akan menunjukkan sikap agresif ketika di rumah.

Ketidakmampuan mengekspresikan kemauannya di sekolah akan

ditumpahkan di rumah.18

Sedangkan menurut Coloroso dalam Zakiyah, menyatakan

korban bullying biasanya merupakan anak baru di suatu lingkungan,

anak termuda di sekolah, biasanya yang lebih kecil, terkadang

ketakutan, mungkin tidak terlindung, anak yang pernah mengalami

18 Erin Ratna Kustanti, “Gambaran Bullying Pada Pelajar Di Kota Semarang “, Jurnal

Psikologi Undip, Vol. 14, Nomor.1, April 2015,hlm.31

Page 35: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

20

trauma atau pernah disakiti sebelumnya dan biasanya sangat peka,

menghindari teman sebaya untuk menghindari kesakitan yang lebih

parah, dan merasa sulit untuk meminta pertolongan. Selain itu juga

anak penurut, anak yang merasa cemas, kurang percaya diri, mudah

dipimpin dan anak yang melakukan hal-hal untuk menyenangkan atau

meredam kemarahan orang lain, anak yang perilakunya dianggap

mengganggu orang lain, anak yang tidak mau berkelahi, lebih suka

menyelesaikan konflik tanpa kekerasan, anak yang pemalu,

menyembunyikan perasaannya, pendiam atau tidak mau menarik

perhatian orang lain, penggugup dan peka. 19

3.) Penonton

Selain pelaku dan korban, menurut Rigby dalam Kustanti,

menjelaskan ciri-ciri saksi atau penonton dalam prilaku bullying:

a.) Penonton kurang memiliki asertivitas dan keberanian sehingga

tidak mau menghentikan perilaku bullying atau melapor pada

orang yang lebih dewasa. Penonton takut turut menjadi korban jika

menghentikan atau melapor. Penonton yang melaporkan akan

mendapatkan julukan sebagai informan pihak sekolah.

19 Ela Zain Zakiyah,dkk, “ Faktor Yang Mempengaruhi Remaja Dalam Melakukan Bullying“,

Jurnal Penelitian & PPM, Vol.4, Nomor.2, Juli 2017, hlm.326

Page 36: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

21

b.) Penonton juga dibayangi oleh perasaan takut jika tindakan bullying

itu akan menimpa dirinya di waktu lain. Hal ini juga berdampak

menurunnya minat untuk belajar.

c.) Penonton justru menjadi pendukung perilaku bullying terjadi.20

d. Penyebab Bullying

Menurut Andri Priyatna, tidak ada penyebab tunggal dari

Bullying. Banyak faktor yang terlibat dalam hal ini, baik itu faktor

pribadi anak itu sendiri, keluarga, lingkungan, bahkan sekolah, semua

turut mengambil peran. Semua faktor tersebut, baik yang bersifat

individu maupun kolektif, memberi kontribusi kepada seorang anak

sehingga akhirnya dia melakukan tindakan bullying.

1.) Faktor resiko dari keluarga untuk bullying :

a.) Kurangnya kehangatan dan tingkat kepedulian orang tua yang

rendah terhadap anaknya.

b.) Pola asuh orang tua yang terlalu permisif sehingga anak pun

bebas melakukan tindakan apa pun yang dia mau atau

sebaliknya.

c.) Pola asuh orang tua yang terlalu keras sehingga anak menjadi

akrab dengan suasana yang mengancam.

d.) Kurangnya pengawasan dari orang tua.

20 Erin Ratna Kustanti, “Gambaran…, hlm.31

Page 37: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

22

e.) Sikap orang tua yang suka member contoh prilaku bullying,

baik disengaja ataupun tidak.

f.) Pengaruh dari prilaku-prilaku saudara-saudara kandung di

rumah.

2.) Faktor resiko dari pergaulan :

a.) Suka bergaul dengan anak yang biasa melakukan bullying.

b.) Bergaul dengan anak yang suka dengan tindak kekerasan.

c.) Anak agresi yang berasal dari status sosial tinggi dapat saja

menjadi pelaku bullying demi mendapatkan pengahargaan dari

kawan-kawan sepergaulannya, atau sebaliknya.

d.) Anak yang berasal dari status sosial yang rendah pun dapat saja

menjadi pelaku tindakan bullying demi mendapatkan

penghargaan dari kawan-kawan di lingkungannya.

3.) Faktor lain :

a.) Bullying akan tumbuh subur di sekolah, jika pihak sekolah

tidak menaruh perhatian pada tindakan tersebut.

b.) Banyaknya contoh prilaku bullying dari beragam media yang

biasa dikonsumsi anak seperti : televisi, film, ataupun video

game.

c.) Ikatan pergaulan antara anak yang salah arah sehingga mereka

menganggap bahwa anak lain yang mempunyai karakteristik

berbeda dari kelompoknya dianggap musuh yang mengancam.

Page 38: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

23

d.) Pada sebagian anak remaja putri, agresi sosial terkadang

dijadikan alat untuk menghibur diri, terkadang juga digunakan

sebagai alat untuk mencari perhatian dari kawan-kawan yang

dianggap sebagai saingannya.21

Menurut Andrew Mellor, Rama Djuwita, dan Komarudin dalam

Lestari, mengatakan bullying terjadi akibat faktor lingkungan keluarga,

sekolah, media massa, budaya dan peer group.

1.) Faktor keluarga

Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap orang

tua yang terlalu berlebihan dalam melindungi anaknya, membuat

mereka rentan terkena bullying. Pola hidup orang tua yang

berantakan, terjadinya perceraian orang tua, orang tua yang tidak

stabil perasaan dan pikirannya, orang tua yang saling mencaci

maki, menghina, bertengkar dihadapan anak-anaknya. Seorang

remaja yang tumbuh dalam keluarga yang menerapkan pola

komunikasi negatif seperti sarcasm ( sindiran tajam ) akan

cenderung meniru kebiasaan tersebut dalam kesehariannya.22

2.) Faktor sekolah

21 Andri Priyatna,Let’s End Bullying : Memahami, Mencegah, dan Mengatasi

Bullying,(Jakarta : PT Elex Media Komputindo,2010), hlm. 6-7 22 Windy Sartika Lestari, “ Analisis Faktor-Faktor Penyebab Bullying di Kalangan Peserta

Didik”, Sosio didaktika, Vol. 3, Nomor, 2, Tahun 2016, hlm. 150

Page 39: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

24

Menurut setiawati dalam Lestari, kecendrungan pihak

sekolah yang sering mengabaikan keberadaan bullying menjadikan

siswa yang menjadi pelaku bullying, semakin mendapat penguatan

terhadap prilaku tersebut. Selain itu, bullying dapat terjadi di

sekolah jika pengawasan dan bimbingan etika dari para guru

rendah, sekolah dengan kedisiplinan yang sangat kaku, bimbingan

yang tidak layak dan peraturan yang tidak konsisten. Dalam

penelitian oleh Adair, 79 % kasus bullying di sekolah tidak di

laporkan ke guru atau orang tua. Siswa cenderung untuk menutup-

nutupi hal ini dan menyelesaikannya dengan teman sepermainnya

di sekolah untuk mencerminkan kemandirian.23

3.) Media Massa

Saripah mengutip sebuah survey yang dilakukan Kompas

dalam Lestari, yang memperlihatkan bahwa 56,9 % anak meniru

adegan- adegan film yang di tontonnya, umumnya mereka meniru

gerakannya ( 64 % ) dan kata-katanya ( 43 % ). Hal ini dapat

menciptakan prilaku anak yang keras dan kasar yang selanjutnya

memicu terjadi bullying yanh dilakukan oleh anak-anak terhadap

teman-temannya di sekolah.

23 Ibid., hlm.150

Page 40: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

25

4.) Faktor Budaya

Faktor kriminal budaya menjadi salah satu penyebab

munculnya prilaku bullying. Suasana politik yang kacau,

perekonomian yang tidak menentu, prasangka dan kriminisasi,

konflik dalam masyarakat, dan ethnosentrisme, hal ini dapat

mendorong anak-anak dan remaja menjadi seorang depresi, stress,

arogan dan kasar.

5.) Faktor Teman Sebaya

Menurut Benites dan Justica dalam Lestari, kelompok

teman sebaya ( genk ) yang memiliki masalah di sekolah akan

memberikan dampak yang buruk bagi teman-teman lainnya seperti

berperilaku dan berkata kasar terhadap guru atau sesama teman

dan membolos. Anak-anak ketika berinteraksi dalam sekolah dan

dengan teman di sekitar rumah, kadang kala terdong untuk

melakukan bullying. Beberapa anak melakukan bullying hanya

untuk membuktikan kepada teman sebayanya agar di terima dalam

kelompok tersebut, walaupun sebenarnya mereka tidak nyaman

melakukan hal tersebut.24

24 Windy Sartika Lestari, “ Analisis Faktor-Faktor Penyebab Bullying di Kalangan Peserta

Didik”, Sosio didaktika, Vol. 3, Nomor, 2, Tahun 2016, hlm. 150

Page 41: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

26

Berdasarkan beberapa pendapat ahli diatas, maka disimpulkan

penyebab terjadinya bullying adalah berasal dari faktor keluarga,

pergaulan anak, faktor sekolah, media massa,dan faktor budaya.

2. Strategi Guru dalam mengatasi perilaku Bullying

Menurut Hamdani, “strategi dapat diartikan sebagai upaya

yang dilakukan oleh seseorang atau organisasi untuk sampai pada

tujuan”.25 Peranan guru di sekolah adalah sebagai pegawai dalam

hubungan kedinasan, sebagai bawahan terhadap atasannya, sebagai

pendidik dalam hubungannya dengan siswa, sebagai pengatur disiplin,

dan sebagai pengganti orangtua. Seorang guru difungsikan untuk

mengendalikan, memimpin dan mengarahkan event ( waktu )

pengajaran. Guru disebut sebagai subyek ( pelaku, pemegang peranan

utama ) pengajaran. Oleh sebab itu ia menjadi pihak yang memiliki

tugas, tanggung jawab, dan inisiatif dalam pengajaran kondusif.

Sedangkan siswa sebagai yang terlibat langsung, sehingga dituntut

keaktifannya dalam proses pengajaran. Siswa disebut obyek

pengajaran kedua, karena pengajaran itu tercipta setelah ada beberapa

arahan dan masukan dari obyek pertama ( guru ) selain kesediaan dan

25 Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, ( Bandung : CV. PUSTAKA SETIA, 2011 ), hlm. 18

Page 42: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

27

kesiapan siswa itu sendiri sangat diperlukan untuk terciptanya proses

pengajaran.26

Bullying akan senantiasa terjadi dan sering tidak mendapatkan

perhatian dari pada guru karena peristiwa ini dianggap hal biasa dan

wajar, namun jika diperhatikan lebih lanjut sebenarnya bullying sangat

banyak memberikan dampak negatif pada diri korban. Peran guru dan

pembimbing di sekolah sangat penting untuk meminimalisirnya agar

siswa-siswa di sekolah dapat berkembang dengan wajar dalam suasana

gembira tidak dengan ketakutan.

Menurut Cohn, Canter dan Limber dalam Santrock ada

beberapa upaya untuk mengurangi bullying di sekolah, diantaranya :

a) Menunjuk sebaya yang lebih tua sebagai pemantau dan melerai

ketika mereka melihat hal tersebut terjadi.

b) Menetapkan aturan dan sanksi sekolah terhadap bullying dan

mengumumkannya di seluruh lingkungan sekolah.

c) Membentuk kelompok persahabatan bagi remaja yang sering

mengalami bullying oleh sebaya.

d) Memasukkan pesan program anti bullying ke dalam tempat

ibadah, sekolah, dan konteks lainnya dimana remaja terlibat

dalam kegiatan masyarakat.

26 Felinda Arini Putri dan Totok Suyanto, “ Strategi Guru Dalam Mengatasi Perilaku Bullying

Di SMP Negeri 1 Mojokerto”, Kajian Moral dan Kewarganegaraan, Vol. 1, Nomor. 4, 2016, hlm. 3

Page 43: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

28

e) Mendorong orang tua untuk menguatkan perilaku positif anak

mereka dan meneladankan interaksi interpersonal yang

semestinya.

f) Mengidentifikasi bully dan korban sejak dini dan

menggunakan pelatihan keterampilan sosial untuk

memperbaiki perilaku mereka.27

Menurut Felinda Arini Putri dan Totok Suyanto dalam

penelitian yang dilakukan, berikut beberapa upaya guru dalam

mengatasi perilaku bullying :

a) Mengatahui akar permasalahan terjadinya bullying

Dalam mengatasi perilaku bullying, guru mencari akar

permasalahan dengan cara bertanya seputar alasan siswa

melakukan bullying. Langkah ini dilakukan agar guru dapat

mengetahui alasan apa melatarbelakangi siswa melakukan

bullying ketemannya, serta mengetahui mengapa siswa yang

menjadi korban bullying terus menerus di bully oleh temannya,

dan mengetahui bentuk bullying seperti apa yang dilakukan

guna menentukan langkah apa yang selanjutnya dilakukan oleh

guru dalam mengatasi perilaku bullying yang terjadi.

b) Memberikan hukuman ( punishment )

27 John W.Santrock, Perkembangan Anak, ( Jakarta : Erlangga, 2007 ), hlm. 214

Page 44: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

29

Hukuman ( punishment ) merupakan salah satu cara

yang dilakukan oleh guru dalam mengatasi prilaku bullying.

Bentuk hukuman diberikan kepada anak disesuai dengan

bentuk perilaku bullying yang dilakukan. Hukuman atau

punishment sebagai upaya peningkatan kedisiplinan diri,

memotivasi belajar dan perbaikan prilaku. Pemberian

punishment tidak sebatas pada menjatuhkan hukuman pada

siswa karena suatu kesalahan, perlawanan atau pelanggaran,

melainkan juga untuk peningkatan kedisiplinan siswa,

memotivasi belajar dan perbaikan perilaku ( moralitas ) siswa.

Hukuman ( punishment ) yang diberikan juga bertujuan agar

pelaku bullying merasa jera sehingga dia tidak melakukan

perilaku bullying secara terus menerus.

Hukuman ( punishment ) yang di terapkan diantaranya

pengurangan di penilaian sikap, guru memerintahkan kepada

siswa pelaku bullying untuk membuat surat pernyataan ditulis

dan berjanji untuk tidak melakukan perilaku bullying lagi, jika

pada saat jam pelajaran terdapat siswa yang melakukan

bullying maka guru tidak di memperbolehkan siswa tersebut

mengikuti pelajaran, memberikan konsekuensi berupa surat

peringatan kedua setelah diberikannya surat peringatan

Page 45: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

30

pertama, dan memberikan poin dengan menyesuaikan jumlah

perilaku bullying yang dilakukan.

c) Membuat kelompok Belajar

Kelompok belajar merupakan salah satu strategi belajar

dengan cara berkelompok-kelompok untuk menyelesaikan

suatu tugas yang dirasa perlu di kerjakan secara bersama-sama.

Metode ini juga digunakan oleh guru untuk mengurangi

bullying dan mengatasi perilaku bullying yang dilakukan oleh

siswa.

Kelompok belajar bertujuan untuk melatih dan

membentuk suatu kepribadian siswa serta menjalin

kebersamaan antara teman, karena dengan cara seperti ini

siswa yang menjadi pelaku bullying di kelas dan siswa yang

sering mendapat perlakuan bullying di kelas dijadikan satu

kelompok belajar agar dapat saling bertukar-tukar pengetahuan

serta dapat menjalin hubungan yang baik antar teman. Bagi

siswa yang sudah terlibat bullying, maka sesuai proses

penyelesaian perlu dilakukan dengan penyaluran minat dan

bakat dengan tepat ke dalam berbagai kegiatan-kegiatan di

kelas maupun di luar kelas. Penyesuain diri siswa dengan

lingkungan sosial serta pengembangan diri dalam

mengembangkan potensi positifnya melalui pembentukan

Page 46: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

31

kelompok belajar perlu di lakukan dalam langkah pengentasan

masalah bullying.

d) Memberikan himbuan kepada siswa yang melakukan bullying

dan siswa lainnya yang berpotensi menjadi pelaku bullying

Memberikan himbauan/nasehat kepada siswa yang

melakukan bullying serta siswa lainnya yang berpotensi

sebagai pelaku bullying merupakan strategi untuk

menghindarkan siswa dari perilaku bullying. Strategi ini

dilakukan guna memberikan informasi yang mendalam tentang

bullying. Dengan demikian memberikan pemahaman serta

himbauan untuk menghindari perilaku bullying, diharapkan

intensitas perilaku bullyingnya akan berkurang. Melalui

sosialisasi ini juga dijelaskan terkait dengan aturan dan sanksi

yang diberikan kepada setiap siswa yang melakukan bullying.

Himbauan yang diberikan kepada siswa bertujuan

untuk menyadarkan semua siswa di sekolah bahwa tindakan

bullying dalam bentuk apapun harus dihindari guna

menciptakan suasana aman dan nyaman di sekolah serta

menciptakan suasana yang kondusif pada saat jam pelajaran

berlangsung.28

28 Felinda Arini Putri dan Totok Suyanto, “ Strategi…, hlm. 3-6

Page 47: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

32

Berdasarkan beberapa pernyataan Felinda Arini Putri

dan Totok Suyanto tersebut dapat disimpulkan, seorang guru

terlebih dahulu harus mengetahui akar dari permasalahan

terjadinya bullying agar guru dapat menentukan tindakan yang

akan dilakukan dalam mengatasi bullying. Hukuman yang

diberikan kepada siswa yang melakukan bullying pun bukan

hanya sebatas diberikan karena melakukan kesalahan, akan

tetapi dengan tujuan untuk meningkatkan kedisiplinan,

motivasi belajar dan perbaikan perilaku siswa tersebut.

Membentuk kelompok belajar dan memberikan himbauan atau

nasihat tentang bullying juga di percaya dapat mengurangi

intensitas terjadinya bullying.

Selanjutnya strategi yang dapat di lakukan oleh guru

dalam mengatasi bullying dalam penelitian yang di lakukan

oleh Felinda Arini Putri dan Totok Suyanto, sebagai berikut :

e) Memberikan beberapa layanan dari BK kepada siswa korban

bullying dan pelaku bullying.

Dalam rangka menanggulangi bullying di sekolah,

perlu ada upaya-upaya bimbingan konseling yang terintegritas.

Pelaksanaan pemberian bimbingan konseling kepada siswa

sebagai pelaku dan korban bullying. Guru-guru dan staf

sekolah juga bias memberikan konseling individual yang

Page 48: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

33

diberikan kepada individu ( siswa ), sebagai upaya dalam

mengubah sikap dan perilaku siswa melalui penyajian

informasi yang teliti, atau menekankan dorongan untuk

berfungsinya kemampuan-kemampuan kognitif.

f) Memberikan penghargaan ( Rewarding )

Pemberian reward kepada siswa pelaku bullying

merupakan bentuk penghargaan guru untuk siswa pelaku

bullying karena siswa tersebut mampu merubah sikapnya dari

siswa yang sering membully teman hingga berubah menjadi

siswa yang dapat mengahargai kekurangan temannya.

Penghargaan yang diberikan bentuknya macam-macam

diantaranya yaitu menaikkan nilai sikap maupun nilai

pelajarannya, memberikan apresiasi, dan memberikan barang.

Guru semata-mata tidak langsung memberikan penghargaan,

tetapi terlebih dahulu memantau begaimana perilaku siswa.

g) Memberikan program “ Stop Bullying “

Salah satu program untuk mencegah maupun menekan

terjadinya bullying yakni program stop bullying. Dengan

membuaat program stop bullying stop bullying yang bertujuan

untuk menyadarkan ke semua orang di sekolah bahwa tindakan

bullying dalam bentuk apapun tidak dapat di tolerir. Program

Page 49: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

34

ini bentuknya yaitu guru menyisipkan materi tentang stop

bullying pada setiap pertemuan orang tua siswa baik pada saat

rapat atau pada saat pengambilan rapot siswa. Materi yang

disisipkan pada saat pertemuan orang tua yakni mengurangi

untuk menonton siaran televisi, karena acara dan penampilan

yang disiarkan di televisi ikut membentuk pribadi masyarakat

terutama siswa yang mengaksesnya.

Program “stop bullying “ di gagas untuk memberi

pengetahuan kepada semua elemen sekolah baik kepala

sekolah, guru, siswa maupun wali siswa. Semua guru

mempunyai cara dalam menjalankan program tersebut, terlebih

lagi dilakukan kerjasama yang serius antara guru, wali siswa,

dan semua siswa. Kerjasama yang baik tujuannya untuk

menyadarkan siswa akan bahaya bullying.

h) Melakukan Pengawasan ( Monitoring )

Pengawasan ( monitoring ) dilakukan oleh guru untuk

memperhatikan setiap perilaku yang dilakukan oleh siswa baik

yang pernah menjadi pelaku bullying maupun siswa lainnya.

Pengawasan ( monitoring ) di berlakukan oleh guru secara

terus menerus agar dapat memantau perilaku siswa dengan

maksimal supaya setiap siswa dapat terhindar dari

kemungkinan melakukan bully atau sebagai korban bully.

Page 50: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

35

Dengan adanya pengawasan ( monitoring ) yang dilakukan di

dalam sekolah kepada siswa pelaku bullying bekerja sama

dengan semua komponen sekolah yang bertujuan agar

kekerasan ( bullying ) dalam bentuk apapun dan sekecil apapun

dapat diselesaikan secara tuntas.29

Selanjutnya menurut sucipto di dalam jurnalnya,

mengemukakan beberapa strategi untuk menghadapi bullying

di sekolah, diantaranya :

a) Ajarkan siswa untuk menyembunyikan kemarahan atau

kesedihannya. Bila ia tampak bereaksi si bullying akan

senang.

b) Ajarkan anak berani memandang mata si bullying.

c) Ajarkan anak berdiri tegak, kepala ditegakkan dalam

menghadapi bullying.

d) Tidak berjalan sendirian.

e) Tetap tenang dalam situasi apapun.

f) Bila dalam bahaya segera menyingkir.30

Adapun upaya preventif dan kuratif yang dapat di lakukan oleh guru

agar bullying tidak terjadi adalah sebagai berikut :

29 Ibid., hlm. 6-9 30 Sucipto, “Bullying dan Upaya Meminimalisasikannya”, Psikopedagogia, Vol. 1, Nomor 1,

Desember 2012, hlm. 11

Page 51: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

36

1. Upaya Preventif

a. Guru kelas harus mengenal dan memahami karakteristik setiap peserta

didik berdasarkan usia, jenis kelamin, latar belakang keluarga, serta

pola perilaku siswa selama belajar di sekolah, sehingga ketika ada

peserta didik yang mengalami masalah, guru dapat memberikan

penanganan yang tepat yang sesuai dengan karakter peserta didiknya.

b. Guru harus memberlakukan peserta didik secara adil, tidak

membedakan antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya

sehingga guru tidak akan dianggap memihak pada siapa pun.

c. Guru harus memberikan keteladanan kepada peserta didik, karena

seorang guru merupakan contoh teladan dari peserta didiknya yang

diguguh dan ditiru. Contoh teladan yang bisa di berikan seperti tidak

berkata kasar, disiplin, berkata jujur dan ketika guru menangani

masalah antar siswa, guru harus berusaha untuk tidak menggunakan

kekerasan, tetapi guru harus menjalin komunikasi bersama siswa,

dengan cara tersebut dapat merubah cara berfikir dan pola perilaku

siswa.31

2. Upaya Kuratif

a. Guru mendekatkan diri dengan peserta didik, hal ini dimaksudkan agar

guru lebih mengetahui tentang peserta didiknya, seperti kebiasaan

31 Arina Mufrihah, “ Perundungan Reaktif di Sekolah Dasar dan Intervensi Berbasis Nuansa

Sekolah”, Jurnal Psikologi, Vol 43, Nomor 2, 2016, hlm. 147-148

Page 52: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

37

siswa ketika berada di rumah, latar belakang keluarga siswa, dan

perilaku orang tua siswa ketika di rumah.

b. Guru harus menjalin kerja sama dengan orang tua siswa untuk

membentuk prilaku yang baik dari peserta didik. Guru membicarakan

setiap masalah yang di hadapi siswa pada orang tuanya, karena

pengawasan guru hanya terbatas di lingkungan sekolah saja dan hanya

melihat perkembangan siswa ketika berada di sekolah selebihnya

kembali pada perhatian orang tua terhadap anaknya di lingkungan

keluarga, karena orang tua berperan dan bertanggung jawab dalam

mengawasi setiap perkembangan anaknya. 32

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif,

pendekatan ini dipilih karena penelitian ini digunakan untuk mengungkapkan

fakta kejadian dengan penjelasan yang sebenarnya. Menurut Bogdan dan

Taylor dalam Ahmadi, menyatakan pendekatan kualitatif adalah prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif : ucapan atau tulisan dan

perilaku yang dapat diamati dari orang-orang (subjek) itu sendiri. Pendekatan

ini langsung menunjukkan latar dan individu-individu dalam latar itu secara

keseluruhan; subjek penyelidikan, baik berupa organisasi ataupun individu,

32 Ibid., hlm. 149

Page 53: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

38

tidak dipersempit menjadi variabel yang terpisah atau menjadi hipotesis, tetapi

di pandang sebagai bagian dari suatu keseluruhan.33

Sementara itu jenis penelitian pada penelitian ini, peneliti

menggunakan jenis penelitian studi kasus, menurut Bogdan & Biklen dalam

Ahmadi menyatakan studi kasus adalah suatu kajian yang rinci tentang suatu

latar, atau subjek tunggal, atau satu penyimpanan dokumen, atau suatu

peristiwa tertentu.34 Alasan peneliti memilih studi kasus karena studi kasus

memberikan deskripsi yang padat yang penting bagi evaluasi ( penelitian )

naturalistik.

2. Kehadiran peneliti

Kehadiran peneliti di lapangan merupakan hal yang sangat penting

dilakukan oleh peneliti, karena peneliti berperan sebagai instrumen kunci dan

sekaligus sebagai pengumpul data dari subjek yang diteliti juga menambah

pengetahuan dan wawasan penulis terhadap apa yang dibahas dan untuk

memperoleh dari objek penelitian tersebut. Oleh karena itu peneliti di dalam

mengadakan penelitian terjun ke lapangan atau bertemu langsung dengan

subjek, jawaban-jawaban atau informasi yang didapatkan selanjutnya dicatat

sebagai bahan dan isi dalam penulisan skripsi ini, kehadiran peneliti semata-

mata untuk mendapatkan data yang akurat dan sewajarnya. Bentuk

33 Rulam Ahmadi,Metodologi Penelitian Kualitatif,( Yogyakarta : AR-RUZZ MEDIA,2014 ),

hlm. 15 34 Ibid.,hlm. 69

Page 54: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

39

keterlibatan langsung karena peneliti adalah instrumen kunci. Selama hadir

sebagai peneliti di lapangan, peneliti berusaha mencari data sebanyak-

banyaknya sesuai dengan data yang diperlukan dengan menggunakan metode

yang telah dipersiapkan, seperti metode observasi, interview, dan

dokumentasi. Peneliti sebagai instrumen kunci disini mempunyai peran yang

sangat penting.

Dengan kehadiran peneliti dan keterlibatannya langsung dilokasi

penelitian, maka peneliti mengetahui kejadian-kejadian yang ada di tempat

tersebut.

3. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian diambil adalah MIN 1 Mataram, yang terletak di

lingkungan Karang Kateng, Jalan Airlangga Mataram. Adapun alasan peneliti

melakukan penelitian di MIN 1 Mataram adalah peneliti tertarik terhadap

strategi yang gunaka oleh guru dalam mengatasi bullying, karena pada saat

peneliti melakukan observasi awal, peneliti melihat salah seorang guru sedang

mengatasi bullying, untuk itu peneliti tertarik meneliti lebih lanjut tentang

Strategi Guru dalam Mengatasi Bullying di MIN 1 Mataram.

4. Sumber data

Sumber data dalam penelitian ini adalah subjek penelitian atau

informan, atau subjek dari mana data di peroleh. Untuk memperoleh data

Page 55: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

40

sehubungan dengan masalah yang akan penulis teliti. Perlunya sumber data

yang akan memberikan informasi diantaranya :

a) Guru di MIN 1 Mataram, yang merupakan subjek utama. Dalam penelitian

ini guru adalah orang yang dianggap mengetahui perilaku siswanya di

dalam sekolah. Peneliti melakukan wawancara kepada guru tentang

bentuk-bentuk perilaku bullying yang terjadi di sekolah serta wawancara

tentang strategi-strategi guru dalam mengatasi perilaku bullying di MIN 1

Mataram.

b) Siswa di MIN 1 Mataram, peneliti melakukan observasi pada siswa-siswa

yang dianggap menjadi pelaku, korban maupun penonton dan kemudian

melakukan wawancara kepada siswa yang bersangkutan.

5. Prosedur Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data merupakan bagian yang terpenting dalam

suatu peneltian karena suatu kaharusan bagi seorang peneliti untuk

memperoleh data yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan tekhnik atau metode pengumpulan data yang sesuai dengan

pendekatan penelitian yaitu pendekatan kualitatif. Adapun metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a) Observasi

Observasi adalah pengamatan terhadap suatu objek yang diteliti

baik secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data yang

Page 56: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

41

harus dikumpulkan dalam penelitian.35 Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan observasi partisipatif. Observasi partisipatif merupakaan

seperangkat strategi untuk mendapatkan satu keakraban yang dekat dan

mendalam dengan satu kelompok individu dan prilaku mereka melalui

satu keterlibatan yang intensif dengan orang di lingkungan alamiah

mereka36. Peneliti menggunakan pedoman observasi untuk

menggumpulkan data mengenai bentuk-bentuk bullying dan strategi guru

dalam mengatasi bullying, adapun pedoman observasi tertera pada

lampiran.

b) Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.

Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara ( interviewer

) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara ( interviewee ) yang

memberikan jawaban atas pertanyaan itu. 37

Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data untuk

mendapatkan informasi yang digali dari sumber data langsung melalui

percakapan atau tanya jawab. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan

wawancara terstruktur. Wawancara terstruktur digunakan sebagai tehnik

pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui 35 Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, ( bandung : ALFABETA, 2014 ), hlm. 105

36 Ibid,. hlm. 117 37 Lexy J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, (Bandung : PT. REMAJA

ROSDAKARYA, 2014 ), hlm.186

Page 57: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

42

dengan pasti tentang informasi yang akan diperoleh.38 Wawancara dalam

penelitian kualitatif sifatnya mendalam karena ingin mengeksplorasi

informasi secara holistic dan jelas dari informan.39

Dalam penelitian ini peneliti mewawancarai guru-guru dan siswa

yang menjadi pelaku bullying. Berikut pedoman wawancara yang peneliti

akan gunakan pada saat penelitian. Adapun kisi-kisi dan instrument

wawancara tertera pada lampiran.

c) Dokumentasi

Studi dokumen dalam penelitian kualtitatif merupakan pelengkap

dari penggunaan metode observasi dan wawancara. Studi dokumentasi

yaitu mengumpulkan dokumen dan data-data yang diperlukan dalam

permasalahan penelitian lalu ditelaah secara intens sehingga dapat

mendukung dan menambah kepercayaan dan pembuktian suatu kejadian.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan foto maupun video.

38 Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, ( bandung : ALFABETA, 2014 ), hlm. 133 39Ibid., hlm. 130

Page 58: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

43

6. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan teknik analisis yaitu model interaktif

Miles dan Huberman.

Gambar 1. Komponen dalam analisis data ( Interaktive model )40

a) Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggumpulkan data menggunakan

tiga cara, yaitu melakukan observasi partisipatif, wawancara terstruktur

dan studi dokumentasi.

b) Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan

40 Sugiyono, Metode Penelitian ( Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif da R&D ), ( Bandung :

ALFABETA, 2008 ), hlm. 431

Page 59: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

44

membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi

akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti

untuk melakukan pengumpulan data selanjtunya, dan mencarinya bila di

perlukan.41

c) Penyajian Data

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data biasa di lakukan dalam

bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flawchart dan

sejenisnya. Dalam hal ini, Miles and Huberman dalam Sugiyono

menyatakan yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam

penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.

d) Penarikan dan Pengujian Kesimpulan

Menurut Miles dan Huberman dalam Sugiyono mengatakan

kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan

berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat dan mendukung pada

tahap pengumpulan data berikutnya. Kesimpulan dalam penelitian

kualitatif yang diharapkan adalah merupakan temuan baru yang

sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap

41 Ibid.,

Page 60: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

45

sehingga di teliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau

interaktif, hipotesis atau teori.42

7. Pengecekan Keabsahan Data

Untuk meyakinkan bahwa data hasil penelitian yang di peroleh

dilokasi penelitian benar-benar dapat dipercaya maka penelitian ini

menggunakan beberapa tehnik pemeriksaan data sehingga data diperoleh lebih

terjamin dan dapat dipercaya.

a. Perpanjangan pengamatan

Peneliti mesti memperpanjang pengamatan karena kalau hanya

datang sekali sulit untuk memperoleh link dan chemistry dengan

informan. Perpanjangan pengamatan memungkinkan terjadinya hubungan

antara peneliti dengan narasumber menjadi akrab ( tidak ada jarak lagi ),

semakin terbuka, saling mempercayai sehingga tidak ada informasi yang

disembunyikan lagi dan peneliti dapat memperoleh data secara lengkap.43

Peneliti mengadakan perpanjangan waktu dilokasi penelitian dan

mengadakan observasi lebih giat dan mendalam terhadap obyek yang ada.

Kaitannya dengan peningkatan keabsahan data adalah dengan

perpanjangan waktu dilokasi sehingga dapat menguji kebenaran informasi

42 Ibid., hlm. 438 43 Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, ( bandung :

ALFABETA, 2014 ), hlm. 169

Page 61: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

46

yang telah diperkenalkan dengan baik yang berasal dari diri sendiri

maupun dari responden.

b. Peningkatan ketekunan/ kegigihan

Ketekunan pengamatan tentu menjadi keharusan dalam penelitian

ini, dengan meningkatakan ketekunan/ kegigihan berarti melakukan

pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara

tersebut maka akan diperoleh kepastian data dan urutan peristiwa secara

pasti dan sistematis. Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-

ciri yang sangat relavan dengan persoalan atau isi yang dicari dan

kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.44

c. Triangulasi

Karena yang dicari adalah kata-kata, maka tidak mustahil ada kata-

kata yang keliru yang tidak sesuai antara yang dibicarakan dengan

kenyataan sesungguhnya. Hal ini bisa di pengaruhi oleh kredibilitas

informannya, waktu pengungkapan, kondisi yang dialami dan sebagainya.

Maka peneliti perlu melakukan triangulasi yaitu pengecekan data dari

berbagai sumber dengan berbagai cara dan waktu. 45

44 Ibid., 45 Ibid., hlm. 170

Page 62: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

47

1) Triangulasi Sumber

Cara meningkatkan kepercayaan penelitian adalah dengan

mencari data dari sumber yang beragam yang masih terkait satu sama

lain. Peneliti perlu melakukan eksplorasi untuk mengecek kebenaran

data dari beragam sumber.46

2) Triangulasi Tehnik

Triangulasi tehnik adalah penggunaan beragam tehnik

pengungkapan data yang dilakukan kepada sumber data. Menguji

kredibilitas data triangulasi tehnik yaitu mengecek data kepada sumber

yang sama dengan tehnik yang berbeda.47

H. Sistematika Pembahasan

Untuk mempermudah dalam pemahaman skripsi nantinya, maka peneliti

membuat sistematika pembahasan sebagai berikut :

BAB I : Bab ini berisi tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah,

Tujuan dan Manfaat Penelitian, Ruang Lingkup dan Setting Penelitian,

Kerangka Teori dan Metode Penelitian.

BAB II : Bab ini berisi tentang paparan data dari hasil penelitian yang telah

dilakukan oleh peneliti.

46 Ibid., 47 Ibid., hlm. 171

Page 63: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

48

BAB III : Bab ini berisi tentang pembahasan yang berkaitan dengan rumusan

masalah sebagai hasil dari analisis yang dilakukan oleh peneliti.

BAB IV : Bab ini berisi tentang Kesimpulan dan Saran.

Page 64: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

49

BAB II

PAPARAN DATA DAN TEMUAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini di lakukan di MIN 1 Mataram, dimana yang diteliti tentang

Strategi Guru dalam Mengatasi Bullying, oleh karena itu untuk mendapatkan

gambaran yang jelas tentang obyek penelitian, peneliti akan mendeskripsikan

tentang data-data yang peneliti dapatkan dilapangan.

1. Profil Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Mataram

Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Punia Mataram adalah lembaga

pendidikan Agama Islam setingkat SD yang berada dibawah naungan

Kementerian Agama. Pada tanggal 1 Agustus 1981 MIN Punia Mataram

adalah merupakan lembaga pendidikan yang dibangun dengan swadaya

masyarakat Punia Karang Kateng Kelurahan Mataram Barat Kecamatan

Mataram yang diberi nama Madrasah Diniyah “Darul Arqom”. Kemudian

pada tahun pelajaran 1993/1994 Madrasah Ibtidaiyah “ Darul Arqam ”. Punia

Karang Kateng diubah statusnya dari swasta menjadi negeri dengan nama

Madrasah Ibtidaiyah Negeri Punia Mataram, yaitu pada tanggal 24 April

1993.

Berdasarkan Keputusan Kementerian Agama Republik Indonesia

Nomor : 668 Tahun 2016 tentang Perubahan nama Madrasah Aliyah Negeri,

49

Page 65: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

50

Tsanawiyah Negeri dan Madrasah Ibtidaiyah Negeri, Maka MIN Punia

Mataram diubah namanya menjadi MIN 1 Kota Mataram. MIN 1 Mataram

memiliki luas bangunan 544,5 m2 dan luas tanah 455,5 m2 jadi total

keseluruhan 1000 m2 .

a. Kepala sekolah

Kepala sekolah bertugas dan berkewajiban sebagai pendidik,

manager, pengelola, admistrasi, pengayom, pembimbing, penyusun

rencana pelajaran dan program skolah serta membina dan melaksanakan

kerjasama/hubungan dengan masyarakat.

b. Wakil sekolah

Komponen ini bertugas membantu kepala sekolah dalam hal

pengelolaan dan melaksanakan kurikulun di MIN 1 Mataram. Wakil kepala

sekolah bertugas dalam urusan sarana dan prasarana yang bertugas

membantu kepala sekolah dalam mengelolah sekolah yang berhubungan

dengan sarana dan prasarana. Selain itu juga wakil kepala sekolah

mengurus masalah kesiswaan yang membantu kepala untuk melaksanakan

tugasnya menyangkut masalah-masalah kelancaranpelaksanaan pendidikan.

c. Guru dan tenaga pendidikan

Adapun menjadi tugas guru sebagai pendidik adalah : mendidik,

mengajar, membimbing siswa, yaitu mengarahkan siswa bagaimana

menjadi siswa baik dan bertanggung jawab.

Page 66: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

51

d. Kepala tata usaha

Kepala tata usaha melaksanakan dalam bidang admistrasi sekolah

yang di bantu oleh stafnya.48

2. Letak Geografis Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Mataram

Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Mataram terletak di jantung kota

Mataram, tepatnya di Jalan Airlangga Mataram dengan batas wilayah sebagai

berikut :

a. Sebelah timur di batasi oleh kebun.

b. Sebelah barat di batasi oleh perumahan penduduk.

c. Sebelah utara di batasi oleh jalan dan peumahan penduduk.

d. Sebelah selatan di batasi oleh PKBM “ Gumi Paer”

Hasil observasi ternyata MIN Punia Mataram ini merupakan salah

satu Madrasah yang letaknya berada di sebuah kampung padat penduduk dan

dekat dengan keramaian seperti pasar, sepermarket dan tempat-tempat lain.49

48 Profil MIN 1 Mataram, Dokumentasi, Mataram, 5 Juni 2018. 49 Letak Geografis MIN 1 Mataram, Observasi, MIN 1 Mataram, 23 Mei 2018

Page 67: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

52

3. Visi dan Misi Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 mataram

a. Visi

Terwujudnya anak didik yang berkualitas, beriman dan berbudaya.

b. Misi

1) Menumbuh kembangkan semangat belajar dan keinginan untuk

mencapai prestasi yang tinggi dengan menciptakan proses

pembelajaran yang bermutu diimbangii dengan pasilitas yang

memadai.

2) Menumbuh kembangkan lingkungan dan perilaku religius sehingga

siswa dapat mengamalkan dan menghayati agama secara nyata.

3) Memotivasi dan membimbing siswa untuk lebih mengenal dan

mengetahui potensi dirinya sehingga dapat berkembang secara optimal

memiliki keterampilan dan budaya yang tinggi.

4. Tujuan Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Mataram

a. Tujuan Umum

1). Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan teknis (fungsional)

tenaga pendidik dan kependidikan, sehingga mampu meningkatkan

kinerja/profesionalisme dalam memberikan pelayanan kepada

siswa-siswi .

2). Mengembangkan Sistem Informasi Ketenagaan berbasis tehnologi,

sehingga Informasi ketenagaan dapat diakses semua pihak.

Page 68: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

53

3). Menambah fasilitas bangunan fisik dan fasilitas pendukung,

sehingga dapat berfungsi lebih maksimal.

b. Tujuan Khusus

1). Meningkatkan SDM/Mutu Tenaga Pendidik dan Kependidikan

melalui Program Study lanjutan dan diklat dalam upaya

memberikan pelayanan terhadap program yang dikembangkan.

2). Menambah fasilitas bangunan fisik dan alat peraga yang

dibutuhkan dalam membantu proses kegiatan belajar-mengajar.

5. Sarana dan Prasarana Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Mataram

Disamping faktor Pegawai, guru dan murid, faktor sarana dan

prasarana juga tidak kalah pentingnya dalam menunjang proses kegiatan

belajar mengajar, sebab sarana merupakan wadah untuk dilaksanakan proses

belajar mengajar dan alat pelajaran juga merupakan faktor penunjang dalam

membantu pelaksanaan proses belajar mengajar. Tanpa sarana dan prasarana

yang memadai, proses belajar mengajar tidak akan dapat berjalan secara

maksimal. Maka dalam hal ini di butuhkan media atau alat pembelajaran yang

cukup.

Mengenai sarana berupa gedung MIN Punia Mataram ini dibangun

diatas tanah seluas 10 are (1.000) M2 yang terdiri dari :

Page 69: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

54

Tabel 1 Keadaan Sarana dan Prasarana MIN 1 Mataram50

No Gedung / Barang Jumlah Keterangan

1 Bangunan : Ruang Kepala Madrasah Ruang Tata Usaha Ruang Guru Ruang Perpustakaan Ruang Belajar Kantin Madrasah Mushalla Kamar Mandi/WC Ruang Dokter Kecil

1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 8 buah 1 buah 1 buah 7 buah 1 buah

2 Alat-alat Peraga : Globe Peta Indonesia Peta Dunia Rangka Manusia Mini Lain – lain

4 buah 1 buah 2 buah 3 buah 14 buah

3 Alat – alat Olah Raga : Bola Volly Bola Kaki Pimpong Lain – lain

1 buah 1 buah 2 buah 6 buah

4 Keadaan Meabelair : Meja siswa Kursi siswa Meja Kursi Guru Papan Tulis Almari Rak Buku Papan Absen Kursi Tamu Lain – lain

170 buah 339 buah 22 stel 9 buah 7 buah 4 buah 6 buah 1 stel

2 s

Sumber : data sarana dan prasarana, dokumentasi MIN 1 Mataram

50 Data sarana dan prasarana, Dokumentasi, MIN 1 Mataram, 5 Juni 2018.

Page 70: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

55

6. Keadaan Pegawai (Tenaga Tata Usaha) Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1

Mataram

Pegawai adalah orang yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan

administrasi dan Ketata Usahaan di MIN 1 Mataram. Pegawai / TU

bertanggung jawab untuk melaksanakan pembayaran gaji hingga honor para

guru, baik guru Negeri maupun guru honorer yang bertugas di MIN Punia

Mataram . MIN 1 Mataram terdapat 1 orang bendahara rutin, 3 orang staf TU,

1 orang satpam dan 1 orang penjaga madrasah.

7. Keadaan Guru (Tenaga Pengajar) Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1

Mataram.

Guru adalah orang yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan proses

belajar mengajar. Guru berkewajiban untuk mendidik, mengajar materi

pelajaran serta mengarahkan siswa kearah pencapaian tujuan pengajaran yang

telah dicanangkan. guru yang ada di MIN Punia Mataram masih dianggap

atau dikatakan pada ukuran Ideal / Rasio, 1 (satu) guru berbanding 20 (dua

puluh) siswa ( 1:20 ). Yang dibina sementara di MIN 1 Mataram, jumlah

gurunya 17 orang dan siswa 339 orang dan masing-masing guru mengajar

mata pelajaran sesuai dengan disiplin ilmunya, walau ada beberapa guru yang

memegang mata pelajaran yang bukan bidangnaya. Maka kepala Madrasah

memberikan kesempatan untuk mengikuti pelatihan-pelatihan dan penataran

yang menunjang peroses kegiatan belajar mengajar.

Page 71: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

56

8. Keadaan Siswa Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Mataram

Dalam proses belajar mengajar siswa menduduki peranan yang sangat

penting karena siswa merupakan salah satu tolak ukur atau tegaknya proses

belajar mengajar. bahwa minat masyarakat untuk memasukkan putra putrinya

ke MIN 1 Mataram, setiap tahun meningkat, begitu juga dengan siswa-siswi

motivasinya cukup besar untuk masuk ke Madrasah ini. Mengenai prestasi

belajar anak sesudah masuk di MIN 1 Mataram kadang-kadang berprestasi

naik, kadang turun, setiap tahun tidak sama peningkatan prestasi yang

dimiliki oleh anak didik hal ini disebabkan karena faktor siswa, seperti: cara

belajar, kesehatan dan lain-lain. Disamping proses belajar mengajar yang

dilaksanakan setiap hari dari hari Senin s/d Sabtu di MIN 1 Mataram juga

mengadakan Program Pengembangan Diri atau kegiatan Ekstra Kurikuler

(Ekskul) yang kegiatannya di laksanakan 1 (satu) kali dalam seminggu.

Page 72: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

57

Tabel 2 Data Siswa Dan Wali Kelas Min 1 Kota Mataram

Tahun Pelajaran 2017/201851

NO KELAS WALI KELAS

MURID L/P JML JML TOTAL

L JML P

1

1/A Muhabah, S.Pd L 15 P 21 36

108 1/B Asiah, S.Pd L 16 P 20 36

1/C Baiq Muaini, S.Pd.I L 16 P 20 36

1

2/A Zakiatun Patni, S.Pd.I L 18 P 19 37

110 2/B Ernawati S.Pd.I L 16 P 21 37

2/C Maknun, S.Pd L 18 P 18 36

3

3/A Wahdiah, S.Pd.I L 18 P 16 34

102 3/B Khaerun Nisak, S.Pd.I L 15 P 19 34

3/C Darsono, S.Pd L 16 P 18 34

4

4/A Muksanah, S.Pd L 15 P 19 34

99 4/B Mizra'ah, S.Pd.I L 14 P 20 34

4/C Lalu Haeruman, S.Pd.I L 17 P 14 31

5 5/A Anik Sulistyowati, S.Pd L 20 P 20 40

81 5/B H. Ahmad Azazi, S.Pd L 21 P 20 41

6 6/A Hj. Saenah, S.Pd.I L 13 P 10 23

47 6/B H. M. Irwan Ali Wardaini, M

M.Pd L 16 P 8 24

264 283 547 547

51 Data siswa dan wali kelas, Dokumentasi, MIN 1 Mataram, 5 Juni 2018

Page 73: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

58

B. Deskripsi Subjek Penelitian

1. Guru Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Mataram

Subjek penelitian ini adalah guru kelas III dan guru kelas V, kepala

madrasah dan guru bidang kesiswaan. Guru kelas III bernama ibu Khaerun

Nisak lahir pada 15 April 1984, mulai bertugas di MIN 1 Mataram pada tahun

2017 dan berstatus pegawai negeri. Subjek selanjutnya adalah guru kelas V

bernama ibu Anik Sulistyowati lahir pada 07 November 1971, mulai bertugas

pada tahun 2006 dan berstatus pegawai negeri.

Selanjutnya adalah kepala madrasah bernama bapak H. Marzuki, lahir

pada 31 Desember 1968, mulai menjabat sebagai kepala madrasah sejak 16

September 2013 sampai sekarang dan berstatus pegawai negeri. Subjek

terakhir adalah guru bidang kesiswaan yang bernama bapak Ahmad Azazi,

lahir pada 23 Januari 1970, mulai bertugas pada tahun 2005 dan berstatus

pegawai negeri.

2. Siswa Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Mataram

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III dan kelas V. Siswa kelas

III yang menjadi subjek penelitian adalah siswa berinisial AP dan DP yang

menjadi pelaku bullying. AP lahir pada 23 april 2009, berdasarkan pernyataan

wali kelas AP pernah tinggal di kelas II, secara akademis, dia tertinggal

dengan teman-temannya yang lain karena dia sering tidak memperhatikan

bahkan sering mengganggu temannya ketika mengikuti pembelajaran, tidak

Page 74: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

59

heran banyak materi pelajaran yang tidak dikuasainya. Selanjutnya siswa

berinisial DP lahir pada 5 juli 2010, menurut wali kelasnya DP sering kali

mengganggu dan menakut-nakuti temannya pada saat pembelajaran, sampai

saat ini DP masih belum bisa membaca padahal sudah duduk di kelas III.

Subjek selanjutnya siswa kelas V yang berinisial G dan I . G lahir pada

16 maret 2008, G sering mengganggu dan mengejek teman perempuannya,

dia melakukan hal tersebut dengan merasa senang. Selanjutnya siswa yang

berinisial I berjenis kelamin perempuan lahir pada 19 september 2008, postur

tubuh I lebih besar dibandingkan dengan teman-temannya yang lain, di sering

menggertak temannya karena dia merasa lebih besar dibandingkan dengan

temannya yang lain.

C. Bentuk –bentuk bullying fisik dan bullying verbal di MIN 1 Mataram

Pada saat peniliti melakukan observasi dikelas III C peneliti melihat ada

siswa yang sering mengganggu temannya pada saat jam istirahat, tidak jarang

ada yang saling memukul. Dalam kelas III C ada dua orang siswa sebagai pelaku

bullying, dua orang siswa tersebut beriinisial AP dan DP. Dari hasil observasi

yang peneliti lakukan AP sering kali datang terlambat ke sekolah, di dalam kelas

AP duduk di bagian paling belakang, dan pada saat pembelajaran berlangsung

siswa tersebut terus mengganggu temannya dan tidak fokus pada guru yang

mengajar di depan kelas, tidak jarang pada saat guru bertanya AP tidak bisa

Page 75: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

60

menjawab. Saat jam istirahat pun AP bermain dengan kelas VI yang juga

memiliki prilaku buruk . 52

Kemudian selanjutnya peneliti melakukan observasi pada pelaku bullying

yang berinisial DP. Saat guru mengajar didepan kelas, DP tidak memperhatikan

penjelasan gurunya dan terus mengganggu teman sebangkunya, terkadang DP

membuat kapal-kapalan dari kertas kemudian melemparkannya ke teman-

temannya, apabila DP merasa jengkel dengan temannya dia langsung memukul

temannya.53 Pada saat peneliti melakukan wawancara kepada DP mengakui

ketika DP jengkel dengan temannya maka DP akan memukulnya.

Hasil observasi yang peneliti lakukan di dukung dengan pernyataan dari

wali kelas III C yaitu ibu Kherun Nisak. Menurut ibu Kherun Nisak perilaku

bully yang di lakukan oleh AP dan DP dianggap terlalu berlebihan, seperti

pernyataan yang diberikan pada saat peneliti melakukan wawancara dengan ibu

Khaerun Nisak, sebagai berikut :

Pernah terjadi bully didalam kelas yang saya anggap yang dilakukan terlalu keras, mungkin yang lain menganggap sesuatu yang wajar, tapi menurut saya bully yang di lakukan terlalu berlebihan. Ada dua anak yang melakukan bully yaitu DP dan AP.54

Selanjutnya peneliti melakukan observasi di kelas VA, dalam kelas VA

ada salah satu siswa yang berinisial G yang menjadi pelaku bullying. Pada saat

pembelajaran berlangsung G memperhatikan guru yang mengajar di depan kelas,

52 Bentuk-bentuk bullying, Observasi, MIN 1 Mataram, 12 Mei 2018 53 Bentuk-bentuk bullying, Observasi, MIN 1 Mataram, 12 Mei 2018 54 Khaerun Nisak, Wawancara, Ruang Guru MIN 1 Mataram, Jum’at, 11 Mei 2018

Page 76: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

61

akan tetapi pada saat guru meninggalkan kelas G suka menganggu teman

kelasnya, dan tidak jarang G kedapatan oleh guru kelas pada saat menganggu

temannya dan pada saat jam istirahat pun G pernah kedapatan sedang memukul

teman ataupun menganggu adik kelasnya.55

Hasil observasi peneliti diperkuat dengan pernyataan dari wali kelas VA

ibu Anik Sulistyowati pada saat peneliti melakukan wawancara dan

menanyakan tentang bullying fisik yang sering terjadi di sekolah dan di dalam

kelas, ibu Anik mengatakan : “berkelahi dan memukul, biasanya dalam kelas

saling memukul tangan”.56

Adapun pernyataan yang diberikan oleh bapak kepala sekolah tentang

bullying fisik yang sering terjadi di sekolah adalah sebagai berikut : “Ada

semacam perlakuan dari kelompok anak yang merasa dirinya lebih besar,

kadang-kadang sering menyakiti kepada adik-adik kelasnya. Bullying fisik yang

sering terjadi seperti memukul atau berkelahi.” 57

Selanjutnya siswa kelas III yang berinisial AP suka mengejek temannya,

seperti mengatakan “bodoh” kepada teman-temannya, begitupun dengan DP ia

sangat senang menakut-nakuti teman kelasnya menggunakan mainan ular atau

laba-laba yang terbuat dari karet.58 Pada saat peneliti melakukan wawancara

55 Bentuk-bentuk bullying, Observasi, MIN 1 Mataram, Rabu, 30 Mei 2018 56 Anik Sulistyowati, Wawancara, Ruang kelas V MIN 1 Mataram, Senin 28 Mei 2018 57 Marzuki, Wawancara, Ruang Kepala Sekolah MIN 1 Matarm, Senin, 7 Mei 2018 58 Bentuk-bentuk bullying, Observasi, MIN 1 Mataram, Senin, 7 Mei 2018

Page 77: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

62

dengan AP , menanyakan tentang apabila ada temannya yang berpenampilan

aneh AP mengatakan “ iya saya ejek “.59

Berdasarkan wawancara dengan wali kelas III C, ibu Khaerun Nisak pada

saat peneliti menanyakan tentang apakah ada siswa yang menunjukkan gerakan-

gerakan tubuh yang bersifat mengintimidasi siswa lain seperti mengancam atau

menakut-nakuti temannya ibu Kherun Nisak mengatakan “kalau mengancam

tidak ada, hanya menakut-nakuti saja.”60

Kemudian peneliti melakukan observasi di kelas VA, peneliti melihat ada

beberapa siswa yang suka mengejek nama orangtua temannya, salah satunya

adalah G. Siswa yang berinisial G ini sangat senang mengejek teman

perempuannya, G melakukan hal tersebut dengan rasa senang.61 Selanjutnya

peneliti melakukan observasi pada pelaku bullying yang berinisial I, I memiliki

tubuh yang besar jika dibandingkan dengan teman-teman perempuannya, I

memiliki watak yang keras, I tidak segan-segan untuk membentak teman-

temannya apabila tidak sependapat dengan I.62 Hasil observasi peneliti diperkuat

dengan pernyataan dari wali kelas VA ibu Anik Sulistyowati, pada saat peneliti

menanyakan apakah ada siswa yang mengejek temannya, ibu Anik Sulistyowati

mengatakan “iya ada, biasanya saling mengejek memanggil nama orangtua.”63

59 AP, Wawancara, Ruang kelas III MIN 1 Mataram, Sabtu 12 Mei 2018 60 Khaerun Nisak, Wawancara, Ruang Guru MIN 1 Mataram, Jum’at 11 mei 2018 61 Bentuk-bentuk bullying, Observasi, MIN 1 Mataram, Rabu 9 Mei 2018 62 Bentuk-bentuk bullying, Observasi, MIN 1 Mataram, Rabu 9 Mei 2018 63 Anik Sulistyowati, Wawancara, Ruang Kelas V MIN 1 Mataram, Senin 28 Mei 2018

Page 78: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

63

Kemudian peneliti melakukan wawancara dengan bapak kepala sekolah,

peneliti menanyakan apakah pernah mendengar ada siswa yang mengejek

temannya, kemudian bapak kepala sekolah menjawab “ iya ada semacam

gertakan-gertakan”.64 Pernyataan dari bapak kepala sekolah juga di perkuat

dengan pernyataan dari bapak Ahmad Azazi selaku guru bidang kesiswaan, saat

peneliti menanyakan apakah ada siswa yang suka mengejek temannya atau suka

menakut-nakuti sampai mengancam temannya, kemudian bapak Ahmad Azazi

menjawab “ kalau saling ejek satu sama lain kadang-kadang terjadi, menakut-

nakuti juga ada, tapi tidak sampai mengancam temannya.”65

Jadi berdasarkan hasil penelitian, bentuk-bentuk bullying fisik yang

sering terjadi di MIN 1 Mataram adalah memukul, mendorong dan berkelahi,

sedangkan bullying verbal yang terjadi di MIN 1 Mataram adalah mengejek,

menggertak dan mengejek nama panggilan orang tua.

D. Latar Belakang Terjadinya Bullying di MIN 1 Mataram

Peneliti melakukan observasi ke lingkungan tempat tinggal siswa-siswi

MIN 1 Mataram, terutama siswa- siswi yang menjadi pelaku bullying. AP

memiliki rumah yang dekat dengan lokasi MIN 1 Mataram, setelah pulang

sekolah AP mengganti seragam sekolah dan kemudian bermain bersama teman-

temannya, AP bermain dengan teman sebayanya akan tetapi AP juga bermain

dengan kakak kelasnya yang juga bersekolah di MIN 1 Mataram. Pada saat AP

64 Marzuki, Wawancara, Ruang Kepala sekolah MIN 1 Mataram, Senin 7 Mei 2018 65 Ahmad Azazi, Wawancara, Ruang Guru MIN 1 Mataram, Rabu 9 Mei 2018

Page 79: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

64

bermain bersama teman-temannya, AP suka mendorong-dorong kepala temannya,

AP melakukan hal tersebut berulang-ulang kali.66

Kemudian peneliti melakukan wawancara dengan orang tua AP untuk

mengetahui kegiatan sehari-hari AP setelah pulang sekolah. Peneliti menanyakan

apakah pernah membantu atau menamani AP saat mengerjakan PR, jawaban dari

orang tua AP adalah sebagai berikut : “iya kadang-kadang, soalnya AP punya

adik yang masih kecil jadi saya lebih banyak mengurus adik kecilnya”. 67

Kemudian peneliti menanyakan pada saat AP melakukan kesalahan, apa

yang dilakukan, kemudian orang tua AP menjawab “langsung saya marahi,

supaya dia tahu apa salahnya”. 68 Selanjutnya peneliti menanyakan apa film yang

suka ditonton AP saat di rumah, orang tua AP menjawab “biasanya dia suka

nonton film yang di SCTV itu, Anak Langit”.69

Pernyataan dari orang tua AP didukung dengan pernyataan dari AP, pada

saat peneliti menanyakan ketika AP tidak melakukan perintah dari orang tua, apa

yang di lakukan orang tua AP, kemudian AP menjawab “di marahi dan

dipukul”.70 Kemudian peneliti menanyakan apa film yang suka di tonton ketika di

rumah, kemudian AP menjawab “film anak langit, soalnya si Al jago berantem”.71

66 Bentuk-bentuk bullying, Observasi, Punia, Sabtu 21 Juli 2018 67 Orang tua AP, Wawancara, Punia, Sabtu 21 Juli 2018 68 Orang tua AP, Wawancara, Punia, Sabtu 21 Juli 2018 69 Orang Tua AP, Wawancara, Punia, Sabtu 21 Juli 2018 70 AP, Wawancara, Ruang kelas III MIN 1 Mataram, Sabtu 12 Mei 2018 71 Ap, Wawancara, Ruang kelas III MIN 1 Mataram, Sabtu 12 Mei 2018

Page 80: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

65

Kemudian peneliti melakukan observasi ke lingkungan tempat tinggal DP

yaitu di kekalek, rumah DP berada jauh dari sekolah, ketika pulang sekolah DP

berjalan kaki menuju rumah. Setelah pulang sekolah DP langsung bermain

dengan teman-teman lingkungan sekitarnya, salah satu teman DP adalah anak

SMP yang usianya jauh lebih tua dibandingkan dengan usia DP.72 Kemudian

peneliti melakukan wawancara dengan orang tua DP. Peneliti menanyakan

apakah sering melakukan makan bersama ketika di rumah, dan orang tua DP

menjawab “jarang bisa makan bersama, soalnya saya biasa kerja sampai malam,

jadi jarang bisa makan bersama”.73 Kemudian peneliti menanyakan apakah sering

membantu atau menemani DP saat mengerjakan PR, lalu orang tua DP menjawab

“iya kadang-kadang”.74Selanjutnya peneliti menanyakan tayangan televisi yang

suka di tonton oleh DP kemudian, orang tua DP menjawab “biasanya di suka

nonton Upin Ipin, film-film anak kecil itu, sama film Anak Langit dia suka

tonton”.75

Hasil observasi dan pernyataan dari orang tua DP didukung dengan

pernyataan dari DP pada saat peneliti melakukan wawancara dan menanyakan,

pada saat di rumah biasa bermain dengan siapa, lalu DP menjawab “dengan anak

SMP”.76 Kemudian peneliti menanyakan tayangan televisi yang suka ditonton

ketika dirumah, dan DP menjawab “ Upin Ipin dan Anak Langit “, lalu peneliti

72 Latar belakang terjadi bullying, Observasi, Kekalek, Senin, 23 Juli 2018 73Orang tua DP, Wawancara, Kekalek, Senin 23 Juli 2018 74 Orang tua DP, Wawancara, Kekalek, Senin 23 Juli 2018 75 Orang tua DP, Wawancara, Kekalek, Senin 23 Juli 2018 76 DP, Wawancara, Ruang kelas III MIN 1 Mataram, Sabtu 12 Mei 2018

Page 81: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

66

melanjutkan wawancara dan menanyakan apakah DP suka meniru adegan dari

tayangan televisi yang di tonton, kemudian DP menjawab “ Iya”.77

Kemudian hari berikutnya peneliti melakukan observasi ke lingkungan

tempat tinggal salah satu siswa yaitu siswa berinisial G, lokasi rumah G jauh dari

sekolah , G tinggal di labu api, dan G selalu di antar jemput menuju ke sekolah

oleh orang tua G. Setelah pulang sekolah G tidak langsung bermain dengan

teman-temannya, ketika sore hari G biasa bermain dengan teman-teman sekitar

rumah dan bermain bersama adiknya. G terlihat lebih pendiam ketika berada

dirumah. Kemudian peneliti melakukan wawancara dengan orang tua G dan

menanyakan apakah sering membantu atau menemani G saat mengerjakan PR

ketika di rumah, lalu orang tua G menjawab “ kalau kita tidak sibuk, kita berusaha

mendampingi “.78 Selanjutnya peneliti menanyakan pada saat G melakukan

kesalahan, apa yang orang tua G lakukan, kemudian orang tua G menjawab

“dimarahi, kalau kesalahan yang dibuat sangat keterlaluan biasanya dipukuli,

karena anak tidak boleh dimanja-manja, kita lakukan hal tersebut agar dia tau

kesalahan yang dilakukan dan tidak mengulanginya kembali “. 79 Kemudian

peneliti menanyakan tayangan televisi yang disukai oleh G, dan orang tua G

menjawab, “film Anak Langit biasanya kita nonton bersama dirumah”.80

77 DP, Wawancara, Ruang kelas III MIN 1 Mataram, Sabtu 12 Mei 2018 78 Orang tua G, Wawancara, Labuapi, Selasa 24 Mei 2018 79 Orang tua G, Wawancara, Labuapi, Selasa 24 Mei 2018 80 Orang tua G, Wawancara, Labuapi, Selasa 24 Mei 2018

Page 82: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

67

Pernyataan dari orang tua G didukung oleh pernyataan dari G pada saat

peneliti melakukan wawancara dan menanyakan saat G tidak melakukan perintah

dari orang tua, apa yang di lakukan oleh orang tua G, lalu G menjawab “ biasanya

dipukul pakai rotan “.81 Kemudian peneliti melanjutkan wawancara dan

menanyakan tayangan televisi yang disukai oleh G, kemudian G menjawab “ anak

langit saya suka karena ada boy nya”.82

Penelitian berikutnya, peneliti melakukan observasi di lingkungan rumah

salah satu siswa yang berinisial I, lokasi rumah I berada di Karang Pule, ketika

berada di rumah I terlihat jarang bermain dengan teman-temannya. Kemudian

peneliti melakukan wawancara dengan orang tua I , dan menayakan pada saat I

melakukan kesalahan, apa yang orang tua I lakukan, kemudian I menjawab “iya

kita marahi”.83 Kemudian peneliti menanyakan apakah pernah mendengar I

berkata kasar ketika dirumah, lalu orang tua I menjawab “jarang saya dengar,

hanya sering marah-marah aja, marahin adiknya gitu “84 Pernyataan dari orang tua

I di dukung dengan pernyataan I pada saat peneliti melakukan wawancara dan

menanyakan, ketika I tidak melakukan perintah dari orang tua, apa yang

dilakukan oleh orang tua I, kemudia I menjawab “ di marahi, gak dikasih uang

jajan ke sekolah biasanya “.85 Kemudian peneliti menanyakan apakah pernah

81 G , Wawancara, Ruang kelas V MIN 1 Mataram, Selasa 29 Mei 2018 82 G , Wawancara, Ruang kelas V MIN 1 Mataram, Selasa 29 Mei 2018 83 Orang tua I, Wawancara, Karang Pule, Rabu 25 Juli 2018 84 Orang tua I, Wawancara, Karang Pule, Rabu 25 Juli 2018 85 I , Wawancara, Ruang kelas V MIN 1 Mataram, Selasa 29 Mei 2018

Page 83: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

68

melihat atau menyaksikan pertengkaran di rumah, kemudian I menjawab “ iya

sering lebih dari 3 kali “. 86

Jadi berdasarkan paparan data tersebut, latar belakang terjadinya bullying

di sekolah adalah faktor lingkungan keluarga, orang tua yang kurang

memperhatikan anaknya, anak sering mendapat perlakuaan kasar dari orang tua

dan anak terbiasa melihat terjadinya kekerasan atau perkelahian ketika berada di

rumah. Faktor selanjutnya adalah faktor lingkungan pergaulan, anak-anak

bermain dengan teman yang tidak sebaya, usia teman bermain jauh lebih tua

dibandingkan usia anak, dan pada saat bermain selalu berbuat kekerasan. Dan

faktor terakhir adalah faktor tayangan televisi dari hasil wawancara, pelaku

bullying senang menonton film Anak Langit yang mengandung unsur percintaan

dan kekerasan dan tidak sesuai untuk di tonton pada usia anak-anak.

E. Upaya guru dalam mengatasi bullying di MIN 1 Mataram

Strategi guru adalah bagaimana cara yang dilakukan oleh guru dalam

mengatasi bullying di madrasah. Strategi guru digunakan sebagai tolak ukur dari

keberhasilan guru dalam mengatasi bullying di MIN 1 Mataram. Peneliti

melakukan observasi mengenai strategi guru dalam mengatasi bullying, salah satu

nya adalah guru memberikan hukuman, ketika ada siswa yang memukul

temannya atau mengganggu teman-temannya pada saat proses belajar mengajar

maka guru akan memberikan hukuman kepada siswa tersebut. Selain itu peneliti

86 I , Wawancara, Ruang kelas V MIN 1 Mataram, Selasa 29 Mei 2018

Page 84: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

69

melihat guru-guru di MIN 1 Mataram selalu memberikan berupa nasehat-nasehat

kepada siswa- siswi setelah kegiatan membaca doa bersama di lapangan ataupun

masing-masing guru memberikan himbauan pada saat pembelajaran agar siswa-

siswi menghindari perbuatan buruk .87

Observasi peneliti didukung dengan pernyataan dari salah satu guru yaitu

ibu Anik, pada saat peneliti melakukan wawancara dan menanyakan apa yang ibu

lakukan ketika ada siswa yang melakukan bullying kepada teman-temannya,

kemudian ibu Anik mengatakan: “ Dari awal semester kita sudah membuat

perjanjian dalam kelas, apabila ada yang memukul temannya maka akan

menerima hukuman begitupun apabila ada yang mengolok-olok atau mengejek

temannya “.88

Begitu juga pernyataan dari guru bidang kesiswaan, pada saat peneliti

menanyakan bagaiamana upaya guru dalam mengatasi bullying, bapak Ahmad

Azazi menjawab “apabila ada siswa yang melakukan bully, maka kita memanggil

siswa tersebut, kita berikan hukuman. Kemudian menesehati dan menyadarkan

anak agar tidak melakukan bullying lagi.”89

Pada saat peneliti melakukan wawancara dengan G siswa kelas VA,

peneliti menanyakan pada saat G melanggar peraturan sekolah, apa yang guru

87 Strategi guru mengatasi bullying, Observasi, MIN 1 Matara, Selasa 22 Mei 2018 88 Anik Sulistyowati, Wawancara, Ruang kelas V MIN 1 Mataram, Senin 28 mei 2018 89 Ahmad Azazi, Wawancara, Ruang Guru MIN 1 Mataram, Rabu 9 Mei 2018

Page 85: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

70

lakukan, kemudian G menjawab “ dihukum, biasanya disuruh berdiri di pojokan

kelas “.90

Guru-guru di MIN 1 Mataram selalu memberikan himbauan atau nasehat

kepada siswa di MIN 1 Mataram untuk menghindari terjadinya bullying di

sekolah, berikut pemaparan dari ibu Khaerun Nisak wali kelas III C “biasanya

kita memberikan siraman-siraman rohani, dan menesehati anak-anak. kalau

himbauan atau nasehat kita selalu berikan dan mengarahkan untuk kembali

berperilaku baik.”91

Selanjutnya pemaparan yang diberikan oleh wali kelas VA ibu Anik,

selain menggunakan hukuman, biasanya ibu Anik menyelipkan tentang dampak

dan akibat apabila melakukan bullying pada saat pelajaran PKN atau budi pekerti,

seperti pernyataanya berikut ini :

Biasanya kita selipkan pada pelajaran PKN atau budi pekerti untuk memberitahukan untung dan rugi serta akibat apabila melakukan hal tersebut. Kita memberitahukan pada mereka, bahwa mereka saudara jadi mereka dalam kelas itu sama dengan saudaranya.92

Pengawasan tetap dilakukan oleh guru-guru di MIN 1 Mataram, untuk

melihat perkembangan setiap prilaku siswa baik itu yang menjadi pelaku

bulying ataupun tidak. Berikut pernyataan dari bidang kesiswaan pada saat

peneliti melakukan wawancara :

Untuk mengevaluasinya kita tetap melakukan pengawasan, apabila masih mengulang maka kami memanggil lagi siswa tersebut dan

90 G , Wawancara, Ruang kelas V MIN 1 Mataram, Selasa 29 Mei 2018 91 Khaerun Nisak, Wawancara, Ruang Guru MIN 1 Mataram, Jum’at 11 mei 2018 92 Anik Sulistyowati, Wawancara, Ruang kelas V MIN 1 Mataram, Senin, 28 Mei 2018

Page 86: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

71

menanyakan apa yang diinginkan oleh anak agar tidak melakukan bullying lagi.93

Selanjutnya pada saat peneliti melakukan wawancara dengan ibu

Kherun Nisak wali kelas III C, pada saat peneliti menanyakan tetap

melakukan pengawasan kepada siswa pelaku bullying, kemudian ibu Khaerun

Nisak menjawab “ Insyaallah tetap di awasi “.94

Kemudian peneliti melakukan wawancara dengan ibu Anik

Sulistyowati wali kelas VA, pada saat peneliti menanyakan pertanyaan yang

sama, ibu Anik sulistyowati, mengatakan “ Iya, kita tetap melakukan

pengawasan”. 95

Untuk mengapresiasi siswa yang mampu merubah sikapnya menjadi

lebih baik, maka guru-guru memberikan penghargaan, penghargaan yang

diberikan masih hanya sebatas pujian saja belum penghargaan yang berupa

barang, seperti yang dikatakan oleh ibu Khaerun Nisak, pada saat peneliti

menanyakan tentang apakah pernah memberikan penghargaan kepada siswa

yang bisa sikapnya menjadi lebih baik, kemudian ibu Khaerun Nisak

menjawab, “Pernah saya memberikan penghargaan pada salah satu siswa

yaitu “MS” karena bisa merubah sikapnya, tetapi penghargaannya hanya

memberikan pujian langsung di depan teman- temannya”. 96

93 Ahmad Azazi, Wawancara, Ruang Guru MIN 1 Mataram, Rabu, 9 mei 2018 94 Khaerun Nisak, Wawancara, Ruang Guru MIN 1 Mataram, Jum’at 11 Mei 2018 95 Anik Sulistyowati, Wawancara, Ruang kelas V MIN 1 Mataram, Senin, 28 Mei 2018 96 Khaerun Nisak, Wawancara, Ruang Guru MIN 1 Mataram, Jum’at 11 mei 2018

Page 87: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

72

Begitupun yang dikatakan oleh wali kelas VA, juga memberikan

penghargaan kepada siswanya, seperti yang dikatakan berikut ini, “Sejauh ini

penghargaan yang diberikan masih memberikan pujian saja, belum

memerikan hadiah yang nyata.97

Bekerjasama dengan orangtua siswa diperlukan untuk mencari solusi

atau jalan keluar dalam mengatasi masalah yang dihadapi oleh siswa, apabila

ada siswa yang melanggar peraturan dan melakukan tindakan bullying, maka

pihak sekolah akan memanggil orang tua siswa ke sekolah. Seperti pernyataan

yang diberikan oleh bapak kepala madrasah berikut ini :

Pada saat wali murid menyerahkan anaknya untuk bersekolah ke madrasah ini, kami sudah membuat surat perjanjian dan pernyataan bahwa akan patuh dan tunduk terhadap peraturan madrasah yang ada, jadi apabila ada yang melanggar peraturan maka kami akan memanggil orang tua siswa yang melanggar peraturan.98

Begitu pun pernyataan yang diberikan oleh ibu Anik Sulistyowati wali

kelas VA, pada saat peneliti menanyakan apa yang dilakukan apabila ada

siswa yang melakukan bullying, berikut pernyataan yang diberikan oleh Anik

Sulistyowati.

Untuk strateginya maka kita harus bekerjasama dengan orang tua, sayangnya kalau orang tua di panggil ke sekolah meraka sudah bernegatif thinking padahal sebenarnya kita saling sharing, saling cari solusi, mungkin orang tua merasa putra-putrinya sudah besar, sudah cukup di didik di rumah sehingga kalau ada panggilan dari sekolah sudah benegatif duluan, padahal anak-anak yang kelihatan diam di rumah kadang melampiskan ketika di sekolah. Mungkin untuk harapan

97 Anik Sulistyowati, Wawancara, Senin, 28 mei 2018 98 Marzuki, Wawancara, Ruang Kepala Sekolah MIN 1 Mataram, Senin, 7 Mei 2018

Page 88: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

73

kedepannya, orangtua bisa lebih terbuka untuk sharing dan mencari solusi.99

Jadi berdasarkan paparan data tersebut, upaya guru dalam mengatasi

bullying di MIN 1 mataram adalah dengan memberikan hukuman, guru-guru

selalu memberikan himbauan ataupun nasehat baik ketika setelah kegiatan

baca doa bersama ataupun pada saat pembelajaran didalam kelas. Untuk

mengevaluasi dari perkembangan perilaku anak guru tetap melakukan

pengawasan untuk melihat perubahan tingkah laku siswa. Kepada siswa yang

mampu merubah perilakunya dari buruk menjadi lebih baik, guru-guru

memberikan penghargaan berupa pujian-pujian kepada siswa. Selain itu guru

juga melibatkan orang tua siswa untuk bekerja sama dan mencari solusi

bersama untuk menangani masalah yang di hadapi siswa.

99 Anik Sulistyowati, Wawancara, Ruang kelas V MIN 1 Mataram, Senin, 28 Mei 2018

Page 89: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

74

BAB III

PEMBAHASAN

A. Bentuk- bentuk bullying di MIN 1 Mataram

Setiap lembaga pendidikan pasti pernah mengalami masalah-masalah

selama berada di lingkungan sekolah, salah satunya adalah masalah bullying.

Bullying merupakan masalah yang tidak harus disepelekan akan tetapi masih

banyak guru yang menganggap bahwa bullying merupakan sebuah tindakan yang

wajar dan merupakan sesuatu yang normal dalam perkembangan siswa.

Setiap perilaku agresif, apapun bentuknya pasti memiliki dampak buruk

bagi korbannya. Korban bullying akan mengalami berbagai macam gangguan

yang meliputi rasa tidak nyaman, takut, rendah diri, penyesuaian sosial yang

buruk di mana korban merasa takut ke sekolah bahkan tidak mau sekolah,

menarik diri dari pergaulan, prestasi akademik yang menurun karena mengalami

kesulitan untuk berkonstrasi dalam belajar.

Menurut Heddy Shri Ahimasa Putra dalam Wiyani, kekerasan yang paling

banyak dialami oleh anak adalah kekerasan fisik dalam banyak bentuk dan

variasinya. Lokasi kekerasan yang dialami anak sebagian besar di rumah,

kemudian di sekolah, dan di tempat umum.100

100 Novan Ardy Wiyani,Save Our Children From School Bullying,(Yogyakarta:AR-RUZZ

MEDIA,2012 ),hlm.17

74

Page 90: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

75

Begitu pula bentuk-bentuk bullying yang sering terjadi di MIN 1

Mataram. Berdasarkan hasil penelitian salah satu bullying yang sering terjadi

adalah bullying fisik yang merupakan jenis bullying yang kasat mata, siapa

pun bisa melihatnya karena terjadi sentuhan fisik antara pelaku bullying

terhadap korbannya. Bullying fisik yang sering terjadi di MIN 1 Mataram

berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti adalah memukul,

mendorong bahkan berkelahi, pelaku melakukan hal tersebut karena pelaku

merasa kesal kepada korban.

Selain bullying fisik ada juga bullying verbal, bullying verbal juga

jenis bullying yang terdeteksi karena bisa tertangkap oleh indra pendengaran

kita, menurut Amy Huneck dalam Wiyani mengungkapkan “bahwa 10-60%

siswa di Indonesia melaporkan mendapat ejekan, cemoohan, pengucilan,

pemukulan, tendangan ataupun dorongan sedikitnya sekali dalam

seminggu”.101 Bullying verbal yang terjadi di MIN 1 Mataram berdasarkan

penelitian adalah mengejek, menggertak dan mengejek nama panggilan orang

tua. Siswa melakukan bullying melakukan bullying verbal karena merasa

senang jika melakukan hal tersebut.

Jadi bentuk-bentuk bullying yang terjadi di MIN 1 Mataram adalah :

1. Bullying fisik ( memukul, mendorong dan berkelahi ) 2. Bullying verbal ( mengejek, menggertak dan mengejek nama

panggilan orang tua )

101 Ibid.,hlm. 18

Page 91: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

76

B. Latar Belakang Terjadinya bullying di MIN 1 Mataram

Tidak ada penyebab tunggal dari bullying diantara anak-anak. Banyak

faktor yang terlibat di dalamnya, seperti faktor individu, keluarga, teman-teman,

sekolah, dan lingkungan tempat tinggal, semua itu dapat menempatkan anak pada

resiko terlibat bullying baik menjadi pelaku maupun korban bullying.

Keluarga merupakan lingkungan yang terdekat untuk membesarkan dan

mendewasakan anak, di dalamnya anak mendapat pendidikan pertama kali, oleh

karena itu keluarga memiliki peranan yang penting dalam perkembangan anak,

keluarga yang baik akan berpengaruh positif bagi perkembangan anak, sedangkan

keluarga yang buruk akan berpengaruh negatif bagi perkembangan anak.

Menurut Andri Priyatna, anak-anak yang menjadi pelaku bullying

kebanyakan adalah anak-anak yang kurang mendapatkan kasih sayang dan rasa

nyaman dalam keluarganya, anak yang mendapat kekerasan yang ditunjukkan

oleh orang tua akan tercermin dalam perilaku agresif anak dan prilaku

menyimpang anak lainnya. Pelaku dan korban bullying adalah anak yang telah

biasa mengalami penganiayaan oleh salah satu atau kedua orang tua mereka di

rumah.102

Sangatlah penting bagi orang tua untuk selalu mencari yang terbaik dalam

pengasuhan anak, semua orang tua seharusnya melakukan pengasuhan yang

wajar, tidak terlalu ketat ataupun sebaliknya tidak terlalu longgar. Memperhatikan

102 Andri Priyatna,Let’s End Bullying : Memahami, Mencegah, dan Mengatasi

Bullying,(Jakarts : PT Elex Media Komputindo,2010), hlm. 101-103

Page 92: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

77

lingkungan bermain anak juga sangat penting, orang tua bertanggung jawab

dalam menyediakan lingkungan yang dapat membuat interaksi pertemanan yang

positif antara anak.

Latar belakang pelaku bullying di MIN 1 Mataram melakukan bullying

kepada teman-temannya adalah karena faktor keluarga Berdasarkan hasil

wawancara peneliti dengan para pelaku bullying, rata-rata siswa yang menjadi

pelaku bullying karena mendapat perlakuan kasar dari orang tua ketika berada di

rumah, kurang memperhatikan anaknya karena terlalu sibuk bekerja dan akibat

perceraian orang tua anak menjadi kurang perhatian, selanjutnya karena anak di

berlakukan secara tidak adil ketika berada di rumah, orang tua suka

membandingkan anak dengan saudara-saudaranya yang lain yang menyebabkan

anak merasa kesal sehingga melampiaskan kekesalannya ketika berada di sekolah.

Selain dari faktor keluarga, faktor pergaulan siswa juga dapat menjadi

salah satu penyebab siswa melakukan bullying. Anak-anak yang bergaul atau

berinteraksi dalam sekolah maupun dengan teman sekitar rumah kadang kala

terdorong untuk melakukan bullying. Apabila anak-anak berteman dengan

temannya yang memiliki sifat buruk, maka anak tersebut juga akan memiliki sifat

buruk. Dari hasil observasi dan wawancara, pelaku bullying di MIN 1 Mataram

memang senang bermain dengan kakak kelasnya yang juga memiliki sifat buruk

dan bahkan ada pelaku bullying yang ketika berada di rumah bermain dengan

anak SMP bukan dengan anak seusianya, hal tersebut akan berpengaruh pada

kepribadian anak yang akan menyebabkan anak akan berkembang tidak sesuai

Page 93: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

78

dengan usianya, maka intensitas untuk melakukan bullying sangat besar karena

menganggap dirinya lebih besar dibandingkan dengan temanya yang lain.

Mendampingi anak ketika menonton televisi juga sangat penting, memilih

tontonan yang sesuai dengan usia anak, karena anak cenderung meniru apa yang

dilihat. Tayangan televisi merupakan salah satu faktor anak melakukan bullying,

seperti yang diungkapkan oleh Abdul Rahman Assegaf dalam Wiyani berikut ini :

Kekerasan dalam pendidikan juga dipengaruhi oleh lingkungan masyarakat dan tayangan media massa, khususnya TV sebagai media massa berbasis audio visual yang mampu memberikan efek dramatisasi visual sangat kuat bagi pemirsanya.103

Tayangan televisi juga merupakan salah satu faktor yang dapat memicu

terjadi nya bullying di sekolah, karena pada usia anak-anak SD/MI lebih cendrung

untuk menirukan apa yang lihat atau yang di tonton. Tayangan televisi yang tidak

mendidik akan berpengaruh buruk pada kepribadian anak, untuk itu ketika berada

di rumah sebaiknya orangtua harus ikut mendampingi anak ketika menonton

televisi.

Dari hasil wawancara peneliti dengan siswa yang menjadi pelaku bullying

di MIN 1 Mataram sangat suka menonton televisi, rata-rata siswa menyukai film

“Anak Langit”, film yang tidak semestinya untuk ditonton pada usia anak SD/MI

karena film tersebut mengandung unsur percintaan dan kekerasan.

Jadi, beberapa faktor yang melatarbelakangi terjadinya bullying di MIN 1

Mataram adalah :

103 Novan Ardy Wiyani,Save Our Children From School Bullying,(Yogyakarta:AR-RUZZ MEDIA,2012 ),hlm.21

Page 94: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

79

1. Faktor resiko keluarga. 2. Faktor pergaulan. 3. Faktor tayangan televisi.

C. Upaya Guru Dalam Mengatasi Bullying di MIN 1 Mataram

Strategi yang dilakukan oleh guru tujuannya yaitu guna mencapai

pembelajaran yang kondusif dan merubah perilaku siswa kearah yang lebih baik

lagi dan dikehendaki. Beberapa strategi yang dilakukan guru dalam mengatasi

bullying harus dijalankan secara serius kepada siswa dan tentunya tepat sasaran.

Menurut Andri Priyatna, guru harus membuka diri untuk menerima

keluhan atau laporan dari semua siswanya seputar bullying, setelah itu guru harus

menindaklanjuti langkah-langkah apa yang akan diambil untuk

menyelesaikannya. Guru juga harus memberikan penghargaan kepada siswa yang

berjasa menolong kawan yang mengalami bullying, kemudian melibatkan orang

tua dalam proses pencegahan bullying agar orang tua mendapatkan jaminan

bahwa anak mereka memang terjammin keamanannya dan keselamatan dari

sekolahnya, sehingga mereka dapat belajar dengan nyaman dan optimal.104

Dari hasil observasi dan wawancara ada beberapa strategi yang di lakukan

oleh guru MIN 1 Mataram dalam mengatasi bullying, diantaranya yaitu :

1. Memberikan Hukuman

Memberikan hukuman kepada siswa pelaku bullying mampu

mendisiplinkan siswa pelaku bulling serta siswa pelaku bullying merasa jera,

104 Andri Priyatna, “Let’s End Bullyin…, hlm. 55-56

Page 95: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

80

untuk siswa lainnya yang berpotensi menjadi pelaku bullying dapat

menghindari bullying.

2. Memberikan himbauan/ nasehat

Strategi ini dilakukan guna memberikan informasi yang mendalam

tentang bullying, dengan memberikan pemahaman serta himbauan untuk

menghindari bullying, diharapkan intensitas bullying akan berkurang.

Himbauan/ nasehat biasanya dilakukan pada saat pembelajaran dalam kelas,

menyelipkan disela-sela pelajaran berlangsung memberitahukan dampak

apabila melakukan bullying.

3. Melakukan pengawasan

Guru-guru di MIN1 Mataram tetap melakukan pengawasan baik

kepada pelaku bullying maupun kepada siswa lainnya. Dengan melakukan

pengawasan maka bagi para siswa pelaku bullying idak akan melakukan

bullying lagi, sedangkan bagi para siswa lainnya sebagai aturan disiplin untuk

mencegah agar tidak melakukan perilaku yang demikian.

4. Memberikan penghargaan

Pemberian penghargaan kepada siswa pelaku bullying merupakan

bentuk penghargaan guru untuk siswa pelaku bullying karena mampu

merubah sikapnya dari siswa yang sering membully teman hingga berubah

menjadi siswa yang memiliki kepribadian positif. Pemberian penghargaan

Page 96: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

81

merupakan penguatan positif yang diberikan guru ke siswa dengan berbagai

bentuk.

5. Bekerjasama dengan orang tua atau memanggil orang tua ke madrasah

Bekerjasama dengan orang tua siswa dianggap sangat dibutuhkan

untuk menangani masalah bullying yang terjadi pada siswa, karena orang tua

sangat berperan dalam perkembangan kepribadian anak dan menjadi

pendidikan awal anak ketika berada di rumah. Guru dengan orang tua bekerja

sama untuk memecahkan masalah ataupun mencari solusi bersama untuk

menangani masalah yang dihadapi siswa.

Jadi, beberapa strategi guru dalam mengatasi bullying di MIN 1

Mataram adalah :

1. Memberikan hukuman 2. Memberikan himbauan / nasehat 3. Melakukan pengawasan 4. Memberikan penghargaan 5. Bekerjasama dengan orang tua atau memanggil orang tua siswa ke

madrasah.

Page 97: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

82

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya,

dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Bentuk- bentuk bullying yang terjadi meliputi bullying fisik ( memukul,

mendorong dan berkelahi) dan bullying verbal ( mengejek, menggertak

dan mengejek nama panggilan orang tua )

2. Penyebab terjadinya bullying sangat besar di pengaruhi oleh faktor

keluarga seperti korban perceraian orang tua ( broken home), orang tua

yang tidak berpendidikan, kurang mendapat perhatian orang tua, dan

sudah terbiasa mendapat perlakuan kasar dari orang tua. Penyebab lain

yang membuat siswa melakukan bullying adalah lingkungan pergaulan

yang buruk dan tayangan televisi yang tidak mendidik.

3. Upaya yang dilakukan oleh guru dalam mengatasi bullying diantaranya,

yaitu (a) memberikan hukuman, (b) memberikan himbauan / nasehat, (c)

melakukan pengawasan, (d) memberikan penghargaan, dan (e)

bekerjasama dengan orang tua atau memanggil orang tua siswa ke

madrasah.

82

Page 98: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

83

B. Saran

Dari hasil penelitian yang dilakukan, maka berikut akan diutarakan

beberapa pemikiran sebagai masukan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi

MIN 1 Mataram untuk mencegah terjadinya bullying.

1. Bagi sekolah dan guru

Pihak sekolah terutama guru kelas ada baiknya meningkatkan

pemahaman mengenai bullying sehingga dapat mengetahui. Mencegah

dan menangani bullying secara dini.

2. Bagi siswa

Siswa hendaknya lebih meningkatkan rasa kekeluargaan dan

menghargai dan menghormati kekurangan ataupun kelebihan yang

dimiliki oleh orang lain agar terhindar dari bullying.

3. Bagi orang tua

a. Disarankan untuk bekerja sama dengan pihak sekolah dalam mendidik

anaknya, untuk menghasilkan pendidikan yang lebih baik dan

bermutu.

b. Para orang tua hendaknya menjadi panutan yang bersifat positif bagi

anak serta menciptakan hubungan yang hangat antar anggota keluarga.

Page 99: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

84

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Rulam. Metodologi Penelitian kualitatif. Yogyakarta : AR-RUZ MEDIA,2016

Darmalina,Bibit. “ Perilaku School Bullying di SDN Grindang, Hargomulyo,

Kokap, Kulon Progo, Yogyakarta”. Skripsi, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, 2014

Geldard, Kathryn. Konseling Remaja Intervensi Praktis Bagi Remaja

Berisiko. Yogyakarta : PUSTAKA PELAJAR,2012 Hamdani. Startegi Belajar Mengajar. Bandung : CV.PUSTAKA SETIA,

2011 Kustanti, Erin Ratna. “ Gambaran Bullying Pada Pelajar di Kota Semarang”.

Jurnal Psikologi Undip, Vol. 14, Nomor 1, April 2015 Kusuma, Monicka Putri. “Prilaku School Bullying pada Sekolah Dasar Negeri

Delegan 2. Dinginan, Sumberharjo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta”. Skripsi , Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, 2014

Lestari, Windy Sartika. “ Analisis Faktor – Faktor Penyebab Bullying di

Kalangan Peserta Didik “. Sosio Didaktika, Vol. 3, Nomor 2, 2016 Moleong, Lexy J. Metodologi Peneltian Kualitatif. Bandung : PT. REMAJA

ROSDAKARYA, 2014

Mufrihah, Arina . “Perundungan Reaktif di Sekolah Dasar dan Intervensi

Berbasis Nuansa Sekolah”. Jurnal Psikologi, Vol 43, Nomor 2, 2016,

Novalia, Ricca. “ Dampak Bullying Terhadap Kondisi Psikososial Anak di Perkampungan Sosial Pingit”, Skripsi, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2016

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.23 Tahun 2006

Priyatna, Andri. Let’s End Bullying.Jakarta : PT. Elex Media Komputindo, 2010

Page 100: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

85

Putri, Felinda Arini dan Totok Suyanto. “ Strategi Guru Dalam Mengatasi Prilaku Bullying di SMP Negeri 1 Mojokerto”.Kajian Moral dan Kewarganegaraan, Vol. 1, Nomor 04, 2016

Santrock, John W. Perkembangan Anak.Jakarta : Erlangga,2007

Sucipto. “ Bullying dan Upaya Meminimalisasikannya”.Psikopedagogia, Vol. 1, Nomor. 1, Juni 2012

Satori, Djam’an dan Aan Komariah.Metodologi Penelitian Kualitatif.Bandung

: Alfabeta, 2014 Sugiyono. Metode Penelitian ( pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R& D).

Bandung: Alfabeta, 2008 Wiyani, Novan Ardy. Save Our Children From School Bullying .Yogyakarta :

AR-RUZZ MEDIA, 2012 Zakiyah, Ela Zain. Dkk. “Faktor yang Mempengaruhi Remaja dalam

Melakukan Bullying. Jurnal Penelitian & PPM, Vol. 4, Nomor. 2, Juli 2017

Haryanto, Andy. “Pelajar Pelaku Bullying di Thamrin City di Keluarkan dari Sekolah”, dalam http://www.google.co.id/amp/s/m.liputan6.com/amp/3026316/pelajar-pelaku-bullying-di-thamrin-city-dikeluarkan-dari-sekolah, diakses tanggal 22 Februari 2018, pukul 09.54

Tempo.co,“Siswa SD di Kediri Jadi Korban Bullying Alami Infeksi Otak”,

dalam http://www.google.co.id/amp/s/nasional.tempo.co/amp/1055133/siswa-sd-di-kediri-jadi-korban-bullying-alami-infeksi-otak, diakses tanggal 22 Februari 2018, pukul 10.06

Page 101: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

86

LAMPIRAN

Page 102: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

Lampiran 1. Lembar Observasi

No Rumusan

Masalah Indikator

Jawaban

Ya

Tidak

1.

Bentuk-

bentuk

bullying di

MIN 1

Mataram

1.Fisikal - Memukul

- Mendorong

- Menendang

- Merusak benda-

benda milik

korban

- Mencuri

2. Verbal - Mengancam

- Melecehkan

penampilan

- Mengolok-olok

nama panggilan

- Menakut-nakuti

3. Sosial - Menyebar gossip

dan rumor

- Mempermalukan

depan umum

Page 103: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

- Dikucilkan dari

pergaulan

4. Cyber atau

Elektronik

- Mempermalukan

orang dengan

menyebar gossip

di Internet

- Menyebar foto

pribadi tanpa izin

pemiliknya di

internet

- Membongkar

rahasia orang

lain lewat

internet atau

SMS.

2 Strategi

guru dalam

mengatasi

bullying

- Mengetahui akar permasalahan

terjadinya bullying

- Memberikan hukuman

- Membuat kelompok belajar

- Memberikan himbauan kepada

siswa yang melakukan bullying dan

Page 104: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

siswa lainnya yang berpotensi

menjadi pelaku bullying.

- Memberikan beberapa layanan dari

BK kepada siswa korban bullying

dan pelaku bullying.

- Memberikan penghargaan kepada

siswa yang mampu merubah

sikapnya dari sering membully

hingga dapat menghargai temannya.

- Melakukan pengawasan

- Memberikan program “stop

bullying “

Page 105: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

Lampiran 2. Catatan Lapangan Penelitian

No Hari/Tanggal

Kegiatan Deskripsi kegiatan

1. Kamis, 3 Mei 2018

Peneliti datang ke MIN 1 Mataram

untuk memasukkan surat izin penelitian

dan bertemu bapak H. Marzuki selaku

kepala sekolah.

2. Jum’at, 4 Mei 2018 Peneliti mendapat konfirmasi izin

penelitian dari MIN 1 Mataram.

3. Sabtu, 5 Mei 2018 Peneliti ke lapangan untuk melakukan

penelitian serta melakukan observasi.

4. Senin, 7 Mei 2018

Peneliti datang ke lapangan untuk

menemui informan yaitu bapak H.

Marzuki selaku kepala sekolah untuk

melakukan wawancara serta melakukan

observasi.

5. Rabu, 9 Mei 2018

Peneliti datang ke lapangan untuk

menemui bapak Ahmad Azazi selaku

kepala bidang kesiswaan untuk

melakukan wawancara.

Page 106: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

6. Jum’at, 11 Mei 2018

Peneliti datang kelapangan untuk

observasi, dan menemui ibu Khaerun

Nisak wali kelas III C untuk melakukan

wawancara.

7. Sabtu, 12 Mei 2018

Peneliti datang ke lapangan untuk

melakukan observasi dan wawancara

dengan siswa kelas III C.

8. Senin, 21 Mei 2018 Peneliti datang kelapangan untuk

melakukan observasi

9. Selasa, 22 Mei 2018 Peneliti datang kelapangan untuk

melakukan observasi

10. Rabu, 23 Mei 2018 Peneliti datang kelapangan untuk

melakukan observasi

11. Kamis, 24 Mei 2018 Peneliti datang kelapangan untuk

melakukan observasi

12. Jum’at, 25 Mei 2018 Peneliti datang kelapangan untuk

melakukan observasi

13. Sabtu, 26 Mei 2018 Peneliti datang kelapangan untuk

melakukan observasi

14. Senin, 28 Mei 2018 Peneliti ke lapangan untuk menemui

ibu Anik Sulistyowati wali kelas V A

Page 107: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

untuk melakukan wawancara.

15. Rabu, 30 Mei 2018

Peneliti ke lapangan untuk melakukan

observasi dan wawancara dengan siswa

kelas V.

16. Jum’at, 1 Juni 2018

Peneliti datang ke lapangan untuk

meminta dokumentasi berupa data

sekolah.

17. Selasa, 5 Juni 2018

Peneliti datang ke sekolah untuk

meminta surat keterangan telah

melakukan penelitian.

Page 108: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

Lampiran 3. Pedoman Wawancara

A. Wawancara dengan kepala sekolah

1. Bullying fisik seperti apa saja yang terjadi di sekolah ?

2. Apakah bapak pernah mendengar ada siswa yang mengejek temannya ?

3. Apakah bapak pernah mendengar ada siswa yang bergosip atau menyebar

gossip tentang temannya ?

4. Apakah bapak pernah melihat siswa melakukan cyberbullying kepada

temannya, seperti mempermalukan dan menyebar gossip di internet atau

media sosial ?

5. Apa yang bapak lakukan jika ada siswa yang melanggar peraturan sekolah

atau siswa yang yang melakukan bullying ?

6. Bagaimana bentuk kerjasama antara bapak kepala sekolah dengan wali kelas

dalam menangani bullying ?

7. Apakah di sekolah ini sudah menggunakan program stop bullying ?

B. Wawancara dengan guru bidang kesiswaan

1. Bullying fisik seperti apa yang sering terjadi di sekolah ?

2. Apakah ada siswa yang suka mengejek temannya, atau yang suka menakut-

nakuti sampai mengancam temannya?

3. Apakah bapak/ ibu pernah mendengar siswa bergosip atau menyebar gossip

temannya ?

Page 109: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

4. Apakah bapak/ ibu pernah melihat siswa melakukan cyberbullying kepada

temannya, seperti mempermalukan dan menyebar gossip di internet atau

media social ?

5. Bagaimana upaya bapak/ ibu dalam menangani kasus bullying ?

6. Selain menggunakan hukuman, apakah bapak/ibu menggunakan strategi lain

untuk menurunkan intensitas bullying ?

7. Apakah bapak/ ibu tetap melakukan pengawasan terhadap siswa yang

melakukan bullying ?

8. Apakah bapak/ ibu mengetahui dengan jelas mengapa siswa melakukan

bullying ?

9. Apakah sekolah ini sudah menggunakan program stop bullying ?

C. Wawancara dengan Guru

1. Bullying fisik seperti apa saja yang terjadi di sekolah ?

2. Pada saat bapak/ ibu melakukan pembelajaran dalam kelas, apakah ada siswa

yang mengganggu dan memukul temannya ?

3. Pada saat bapak/ ibu mengajar, apakah ada siswa yang mengejek temannya ?

4. Apakah siswa tersebut sering menunjukkan gerakan-gerakan tubuh yang

bersifat mengintimidasi siswa lain seperti mengancam atau menakut-nakuti

temannya ?

5. Pada saat di dalam kelas, apakah bapak/ibu pernah mendengar siswa bergosip

atau menyebar gossip tentang temannya?

Page 110: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

6. Apakah bapak/ ibu pernah mendengar atau melihat siswa mempermalukan

temannya di depan umum ?

7. Apakah bapak/ ibu pernah melihat siswa melakukan cyberbullying kepada

temannya, seperti mempermalukan dan menyebar gossip di internet atau

media sosial ?

8. Menurut sepengetahuan bapak/ Ibu, bagaimana latar belakang keluarga siswa

tersebut?

9. Bagaimana hubungan siswa tersebut dengan orang tuanya ?

10. Apakah disekolah siswa tersebut bermain dengan teman yang juga berprilaku

buruk ?

11. Apa yang bapak/ ibu lakukan jika siswa melanggar peraturan sekolah ?

12. Apakah kebanyakan siswa telah membawa handphone kesekolah ? pernahkah

bapak/ ibu melakukan razia handphone milik siswa ?

13. Apakah bapak/ ibu mengetahui dengan jelas apa yang terjadi dengan siswa

anda ?

14. Apa yang bapak/ibu lakukan ketika siswa melakukan perilaku bullying ?

15. Selain menggunakan hukuman, apakah bapak/ ibu menggunakan strategi lain

untuk menurunkan intensitas bullying di kelas ?

16. Apakah anda pernah melakukan himbauan/ nasehat kepada siswa di sekolah

khususnya tentang bullying ?

17. Bagaimana layanan yang diberikan oleh BK untuk kasus bullying ?

Page 111: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

18. Apakah bapak/ ibu pernah memberikan penghargaan kepada siswa yang bisa

merubah sikapnya menjadi lebih baik ?

19. Apakah bapak/ ibu melakukan pengawasan kepada siswa pelaku bullying?

20. Apakah di sekolah ini sudah menggunakan program stop bullying ?

D. Wawancara dengan siswa

1. Apabila kamu merasa jengkel dengan temanmu, apa yang kamu lakukan?

Apakah kamu memukul temanmu ?

2. Apabila ada temanmu yang berpenampilan aneh menurutmu, apakah kamu

mengejeknya atau kamu tidak menghiraukannya ?

3. Apakah kamu pernah menyebar gossip tentang temanmu ?

4. Apabila ada temanmu yang tidak sependapat denganmu, apakah kamu tidak

ingin bermain dengannya ?

5. Apakah kamu memiliki social media ? apakah kamu pernah menyebar foto

temanmu tanpa sepengetahuan temanmu ?

6. Pernahkah kamu menyaksikan pertengkaran atau kekerasan dirumahmu?

7. Pada saat kamu tidak melakukan perintah dari orang tua mu, apakah orang tua

mu melakukan kekerasan kepadamu ?

8. Dengan siapa biasanya kamu bermain di rumahmu ? apakah temanmu

bermain seumuran denganmu ?

9. Bagaimana perlakuan guru ketika kamu melanggar peraturan yang ada ?

10. Tayangan televisi apa yang sering kamu tonton ketika dirumah ?

Page 112: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

11. Apakah kamu sering menirukan/ memperagakan tindakan yang dilakukan

oleh tokoh pada tayangan televisi yang kamu tonton ?

E. Wawancara dengan Orang Tua

1. Apakah bapak/ibu sering melakukan makan bersama ketika dirumah ?

2. Apakah bapak/ibu sering mendampingi / membantu anak dalam mengerjakan

PR ?

3. Ketika anak anda melakukan kesalahan, apa yang secara spontan yang anda

lakukan ?

4. Apa yang biasa dilakukan anak sehabis pulang sekolah ?

5. Pernahkah anda pernah mendengar anak anda berkata kasar? Kalau pernah

apa yang anda lakukan ?

6. Apakah di rumah anak diberikan suatu tanggung jawab seperti membersihkan

tempat tidur sebelum sekolah ?

7. Acara televisi apa saja yang biasa anak anda tonton ?

8. Apakah anda memfasilitasi anak anda berupa handphone ?

9. Apakah anda mengetahui teman-teman bermain anak anda ketika dirumah?

Jika iya, biasanya bermain dengan siapa saja ?

10. Apa saja yang anak anda lakukan bersama teman-temannya ?

Page 113: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

Lampiran 4. Transkrip Wawancara Guru

Wawancara : ( W )

Nama : Khaerun Nisak ( KN )

Tempat : Ruang Guru

Hari/tanggal : Jum’at, 11 Mei 2018

1. Peneliti : Bullying fisik seperti apa saja yang terjadi di sekolah ? Informance : Bullying fisik yang sering terjadi biasanya saling memukul,

namanya juga anak-anak, berkelahinya masih tingkat anak-anak tidak berlebihan.

2. Peneliti : Pada saat bapak/ ibu melakukan pembelajaran dalam kelas, apakah ada siswa yang mengganggu dan memukul temannya ?

Informance : Biasanya dalam kelas hanya saling memukul tapi tidak berlebihan.

3. Peneliti : Pada saat bapak/ ibu mengajar, apakah ada siswa yang mengejek temannya ?

Informance : Tidak ada, bisa dibilang tidak ada kalau yang saling mengejek di dalam kelas

4. Peneliti : Apakah siswa tersebut sering menunjukkan gerakan-gerakan tubuh yang bersifat mengintimidasi siswa lain seperti mengancam atau menakut-nakuti temannya ?

Informance : kalau mengancam tidak ada, hanya menakut-nakuti saja. 5. Peneliti : Pada saat di dalam kelas, apakah bapak/ibu pernah

mendengar siswa bergosip atau menyebar gossip tentang temannya?

Informance : kalau saling gossip tidak ada, karena dari awal ibu masuk ke kelas III C, ibu menanamkan pada mereka, bahwa mereka adalah saudara satu dengan yang lainnya.

6. Peneliti :Apakah bapak/ ibu pernah mendengar atau melihat siswa mempermalukan temannya di depan umum ?

Informance : tidak pernah 7. Peneliti : Apakah bapak/ ibu pernah melihat siswa melakukan

cyberbullying kepada temannya, seperti mempermalukan dan menyebar gossip di internet atau media sosial ?

Informance : tidak pernah juga.

Page 114: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

8. Peneliti : Menurut sepengetahuan bapak/ Ibu, bagaimana latar belakang keluarga siswa tersebut?

Informance : rata-rata yang bermasalah disini latar belakang keluarganya a). broken home ( perceraian orang tua ) b). orang tua yang idak berpendidikan, ada juga yang orang

tuanya tidak berpendidikan tapi anaknya berakhlak baik c). orang tua yang berpendidikan tapi tidak perhatian dengan

anaknya. 9. Peneliti : Bagaimana hubungan siswa tersebut dengan orang tuanya ?

Informance : Ada siswa yang memiliki orangtua yang terlalu sibuk mencari nafkah, terlalu sibuk dengan pekerjaannya sampai melupakan dan tidak memperhatikan anaknya.

10. Peneliti : Apakah disekolah siswa tersebut bermain dengan teman

yang juga berprilaku buruk ?

Informance : Iya, karena anak-anak ini suka ikut-ikutan, kalau ada temannya main kelewatan, maka juga ikut main kelewatan

11. Peneliti : Apa yang bapak/ ibu lakukan jika siswa melanggar peraturan sekolah ?

Informance : Apabila ada siswa yang melanggar peraturan, kita mulai dengan memberikan peringatan, peringatan 1, 2 dan 3, seandainya masih melanggar kita melakukan tindak lanjut yaitu melibatkan bidang kesiswaan.

12. Peneliti : Apakah kebanyakan siswa telah membawa handphone kesekolah ? pernahkah bapak/ ibu melakukan razia handphone milik siswa ?

Informance : iya, akan tetapi mereka menggunakan Hp pada saat pulang sekolah untuk menelepon orang tuanya, tidak menggunakannya pada saat di dalam kelas.

13. Peneliti : Apakah bapak/ ibu mengetahui dengan jelas apa yang terjadi dengan siswa anda ?

Informance : Iya, ketika ada siswa yang bermasalah saya berusaha mencari tahu latar belakang dia melakukan hal tersebut. Pernah terjadi bully didalam kelas yang saya anggap yang dilakukan terlalu keras, mungkin yang lain menganggap sesuatu yang wajar, tapi menurut saya bully yang di lakukan terlalu berlebihan. Ada dua anak yang melakukan bully yaitu “DP” dan “AP”, mereka melakukan bully sangat keterlaluan balik lagi ke latar belakang keluarganya, mereka memiliki

Page 115: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

latar belakang keluarga yang sama, “AP” bapaknya terlalu sibuk kerja, dan memiliki banyak anak, sehingga ibunya juga karena terlalu banyak anak, jadi tidak bisa fokus pada “AP”. Begitupun dengan “DP” orang tuanya kurang perhatian kepada “DP” karena terlalu sibuk bekerja dan orangtuanya memiliki banyak anak.

14. Peneliti :Apa yang bapak/ibu lakukan ketika siswa melakukan perilaku bullying ?

Informance :Kalau kita tetap menggunakan peringatan-peringatan kemudian bekerja sama dengan bidang kesiswaan

15. Peneliti :Selain menggunakan hukuman, apakah bapak/ ibu menggunakan strategi lain untuk menurunkan intensitas bullying di kelas ?

Informance :Biasanya kita memberikan siraman-siraman rohani, dan menesehati anak-anak

16. Peneliti : Apakah anda pernah melakukan himbauan/ nasehat kepada siswa di sekolah khususnya tentang bullying ?

Informance :Iya kalau himbauan atau nasehat kita selalu berikan dan mengarahkan untuk kembali berprilaku baik.

17. Peneliti :Bagaimana layanan yang diberikan oleh BK untuk kasus bullying ?

Informance : biasanya kami bekerjasama dengan bidang kesiswaan untuk menindak lanjuti masalah yang dihadapi anak-anak dan bidang kesiswaan akan memanggil orang tua siswa ke sekolah untuk mencari solusi bersama

18. Peneliti : Apakah bapak/ ibu pernah memberikan penghargaan kepada siswa yang bisa merubah sikapnya menjadi lebih baik ?

Informance : iya pernah saya memberikan penghargaan pada salah satu siswa yaitu “MS” karena bisa merubah sikapnya, tetapi penghargaannya hanya memberikan pujian langsung di depan teman- temannya

19. Peneliti : Apakah bapak/ ibu melakukan pengawasan kepada siswa pelaku bullying?

Informance : iya insyaallah tetap di awasi.

20. Peneliti : Apakah di sekolah ini sudah menggunakan program stop bullying ?

Page 116: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

Informance : secara khusus belum, tapi lebih kepada nengajarkan anak-anak tentang adab atau perbaikan adab

Page 117: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

Transkrip wawancara dengan guru

Wawancara : ( W )

Nama : Anik Sulistyowati ( AS )

Tempat : Ruang kelas VA

Hari/tanggal : Senin, 28 Mei 2018

1. Peneliti : Bullying fisik seperti apa saja yang terjadi di sekolah ? Informance : berkelahi, memukul

2. Peneliti : Pada saat bapak/ ibu melakukan pembelajaran dalam kelas, apakah ada siswa yang mengganggu dan memukul temannya ?

Informance : saling memukul tangan biasanya 3. Peneliti : Pada saat bapak/ ibu mengajar, apakah ada siswa yang

mengejek temannya ? Informance : iya ada, biasanya saling mengejek memanggil nama orangtua

4. Peneliti : Apakah siswa tersebut sering menunjukkan gerakan-gerakan tubuh yang bersifat mengintimidasi siswa lain seperti mengancam atau menakut-nakuti temannya ?

Informance : ada beberapa siswa yang suka menaku-nakuti temannya 5. Peneliti : Pada saat di dalam kelas, apakah bapak/ibu pernah

mendengar siswa bergosip atau menyebar gossip tentang temannya?

Informance : tidak pernah 6. Peneliti : Apakah bapak/ ibu pernah mendengar atau melihat siswa

mempermalukan temannya di depan umum ? Informance :tidak pernah

7. Peneliti : Apakah bapak/ ibu pernah melihat siswa melakukan cyberbullying kepada temannya, seperti mempermalukan dan menyebar gossip di internet atau media sosial ?

Informance : tidak, karena kebetulan mereka tidak berteman dengan saya di sosial media

8. Peneliti : Menurut sepengetahuan bapak/ Ibu, bagaimana latar belakang keluarga siswa tersebut?

Informance : hampir 85 % saya mengetahui latar belakang keluarga siswa saya dan bermasalah biasanya tidak mendapat perhatian dari orang tuanya

Page 118: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

9. Peneliti : Bagaimana hubungan siswa tersebut dengan orang tuanya ? Informance : Orang tuanya terlalu sibuk bekerja dari siang sampai malam

sehingga kurang memperhatikan anaknya dan juga orangtuanya suka membanding-bandingkan antara si adek dan si kakak, atau dengan saudaranya yang lain yang berprestasi dibandingkan dia

10. Peneliti : Apakah disekolah siswa tersebut bermain dengan teman yang juga berprilaku buruk ?

Informance : iya kadang-kadang, tapi sebenarnya si anak kurang terbuka dengan teman- temannya

11. Peneliti : Apa yang bapak/ ibu lakukan jika siswa melanggar peraturan sekolah ?

Informance : dari awal semester kita sudah membuat perjanjian dalam kelas, apabila ada yang meumukul temannya maka akan menerima hukuman begitupun apabila ada yang mengolok-olok atau mengejek temannya.

12. Peneliti : Apakah kebanyakan siswa telah membawa handphone kesekolah ? pernahkah bapak/ ibu melakukan razia handphone milik siswa ?

Informance : iya, ada beberapa tapi mereka menggunakannya untuk menelpon orang tuanya ketika pulang.

13. Peneliti : Apakah bapak/ ibu mengetahui dengan jelas apa yang terjadi dengan siswa anda ?

Informance : iya mengetahui, karena saya selalu mencari tahu masalah siswa saya.

14. Peneliti : Apa yang bapak/ibu lakukan ketika siswa melakukan perilaku bullying ?

Informance : sebenarnya bully itu kalau saya lihat memang banyak berawal dari keadaan dirumah, jadi dirumah si anak ini merasa tidak puas atau mencari sesuatu yang tidak ada di rumah, maka meraka akan lampiaskan di sekolah. Untuk strateginya maka kita harus bekerjasama dengan orang tua, sayangnya kalau orang tua di panggil ke sekolah meraka sudah bernegatif thinking padahal sebenarnya kita saling sharing, saling cari solusi, mungkin orang tua merasa putra-putrinya sudah besar, sudah cukup di didik di rumah sehingga kalau ada panggilan dari sekolah sudah benegatif duluan, padahal anak-anak yang kelihatan diam dirumah kadang

Page 119: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

melampiskan ketika di sekolah. Mungkin untuk harapan kedepannya, orangtua bisa lebih terbuka untuk sharing dan mencari solusi. Dari bebrerapa wali murid yang saya panggil ke sekolah, ternyata orang tua dari si anak terlalu sibuk kerja dan kerja tanpa memperhatikan apa yang diinginkan oleh si anak. Dari beberapa kasus memang ada ketidakadilan di rumah, dibandingkan dengan adeknya yang lebih berprestasi, sehingga anak ini kelihatan dirumah pendiam, tapi setelah di sekolah dia suka berkelahi atau mengejek temannya yang lain sebagai ungkapan kekesalan dia dirumah. Tapi respon orang tua siswa yang satu ini sangat baik, orang tua menyadari bahwa ada ketidakadilan perlakuan terhadap anak. Alhamdulillah kurang lebih 3 minggu sudah ada perubahan, tapi si anak ini masih belum bisa terbuka, setealh kira-kira 3 bulan baru sianak ini bisa terbuka dan sikapnya lebih hangat keteman-temannya tidak lagi sinis.

15. Peneliti : Selain menggunakan hukuman, apakah bapak/ ibu menggunakan strategi lain untuk menurunkan intensitas bullying di kelas ?

Informance :biasanya kita selipkan pada pelajaran PKN atau budi pekerti untuk memberitahukan untung dan rugi serta akibat apabila melakukan hal tersebut.

16. Peneliti : Apakah anda pernah melakukan himbauan/ nasehat kepada siswa di sekolah khususnya tentang bullying ?

Informance :iya, kita memberitahukan pada mereka, bahwa mereka saudara jadi mereka dalam kelas itu sama dengan saudaranya

17. Peneliti : Bagaimana layanan yang diberikan oleh BK untuk kasus bullying ?

Informance : Biasa bidang kesiswaan akan membantu kita untuk menesehati anak-anak yang bermasalah, apabila masalah yang dihadapi terlalu berat maka akan memanggil orang tua siswa ke sekolah

18. Peneliti : Apakah bapak/ ibu pernah memberikan penghargaan kepada siswa yang bisa merubah sikapnya menjadi lebih baik ?

Informance : sejauh ini penghargaan yang diberikan masih memberikan pujian saja, belum memerikan hadiah yang nyata.

19. Peneliti : Apakah bapak/ ibu melakukan pengawasan kepada siswa pelaku bullying?

Page 120: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

Informance : iya, kita tetap melakukan pengawasan

20. Peneliti : Apakah di sekolah ini sudah menggunakan program stop bullying ?

Informance : belum, hanya memberitahukan dan menesehati anak-anak.

Page 121: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

Lampiran 5. Transkrip wawancara dengan Kepala Sekolah

Wawancara : ( W )

Nama : H. Marzuki ( M )

Tempat : Ruang Kepala Madrasah

Hari/tanggal :Senin, 7 Mei 2018

1. Peneliti : Bullying fisik seperti apa saja yang terjadi di sekolah ? Informance : saya yakin setiap lembaga pendidikan, bullying itu pasti

terjadi, karena anak-anak ini berangkat dari lingkungan yang berbeda-beda, ada yang lingkungannya sedikit keras, ataupun dari lingkungan yang biasa saja, biasanya bullying yang sering dirasakan oleh anak-anak, yaitu ada semacam perlakuan dari kelompok anak yang merasa dirinya lebih besar, kadang-kadang sering menyakiti kepada adik-adik kelasnya, tetapi kami dari pihak madrasah mengantisipasi dengan adanya aturan-aturan sehingga tindakan yang mengarah ke sesuatu yang tidak baik itu bisa kita tekan. Bullying fisik yang sering terjadi seperti memukul atau berkelahi.

2. Peneliti : Apakah bapak pernah mendengar ada siswa yang mengejek temannya ?

Informance : iya ada semacam ejekan-ejekan dan gertakan-gertakan. 3. Peneliti :Apakah bapak pernah mendengar ada siswa yang bergosip

atau menyebar gossip tentang temannya ? Informance : tidak pernah

4. Peneliti : Apakah bapak pernah melihat siswa melakukan cyberbullying kepada temannya, seperti mempermalukan dan menyebar gossip di internet atau media sosial ?

Informance : sama, saya juga tidak pernah melihat siswa melakukan hal tersebut

5. Peneliti : Apa yang bapak lakukan jika ada siswa yang melanggar peraturan sekolah atau siswa yang yang melakukan bullying ?

Informance : pada saat wali murid menyerahkan anaknya untuk bersekolah ke madrasah ini, kami sudah membuat surat perjanjian dan pernyataan bahwa akan patuh dan tunduk terhadap peraturan madrasah yang ada, jadi apabila ada yang melanggar peraturan

Page 122: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

maka kami akan memanggil orang tua siswa yang melanggar peraturan.

6. Peneliti : Bagaimana bentuk kerjasama antara bapak kepala sekolah dengan wali kelas dalam menangani bullying ?

Informance : kami dari pihak lembaga selalu menghimbau kepada wali kelas sebagai garda terdepan di masing-masing kelas binaannya, bahwa apapun laporan dari anak-anak sekecil apapun laporan itu harus tetap di tanggapi karena anak-anak merasa bahawa bapak/ibu guru disekolah merupakan orang tua kedua mereka selain orang tua mereka dirumah, jadi dengan adanya laporan-laporan tersebut maka bisa di tindak lanjuti, seperti wali kelas memanggil kedua belah ihak yang bermasalah untuk mendamaikannya.

7. Peneliti : Apakah di sekolah ini sudah menggunakan program stop bullying ?

Informance : secara aturan tertulis kami belum menggunakan program stop bully tapi secara aturan tidak tertulis kami sudah melakukannya.

Page 123: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

Lampiran 6. Transkrip wawancara dengan bidang kesiswaan

Wawancara : ( W )

Nama : H. Ahmad Azazi ( AA )

Tempat : Ruang Guru

Hari/tanggal :Rabu, 9 Mei 2018

1. Peneliti : bullying fisik seperti apa yang sering terjadi di sekolah ? Informance :biasanya anak-anak suka mengganggu dan memukul

temannya.

2. Peneliti : apakah ada siswa yang suka mengejek temannya, atau yang suka menakut-nakuti sampai mengancam temannya?

Informance : kalau saling ejek satu sama lain, ya kadang-kadang terjadi, menakut-nakuti juga ada, tapi tidak sampai mengancam temannya.

3. Peneliti : apakah bapak/ ibu pernah mendengar siswa bergosip atau menyebar gossip temannya ?

Informance : iya kadang-kadang saya pernah mendengar siswa yang bergosip

4. Peneliti : Apakah bapak/ ibu pernah melihat siswa melakukan cyberbullying kepada temannya, seperti mempermalukan dan menyebar gossip di internet atau media social ?

Informance : kebetulan saya tidak pernah melihat ada siswa yang melakukan hal tersebut.

5. Peneliti : bagaimana upaya bapak/ ibu dalam menangani kasus bullying ?.

Informance : apabila ada siswa yang melakukan bully, maka kita memanggil siswa tersebut, kita beri hukuman, kemudian menesehati dan menyadarkan anak agar tidak melakukan bullying lagi, kita beritahukan sesuai dengan pelajaran akidah akhlaq yang di pelajari, bagaimana seharusnya akhlak kepada sesama teman.

Page 124: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

6. Peneliti : Selain menggunakan hukuman, apakah bapak/ibu menggunakan strategi lain untuk menurunkan intensitas bullying ?

Informance : Selain dengan hukuman kita bisa menggunakan denda, denda maksudnya disini menggunakan denda yang positif, seperti menulis al-qur’an, membaca bacaan sholat atau menyuruh anak-anak menghafal ayat-ayat al-qur’an.

7. Peneliti : apakah bapak/ ibu tetap melakukan pengawasan terhadap siswa yang melakukan bullying ?

Informance : iya, untuk mengevaluasinya kita tetap melakukan pengawasan, apabila masih mengulang maka kami memanggil lagi siswa tersebut dan menanyakan apa yang diinginkan oleh anak agar tidak melakukan bullying lagi.

8. Peneliti : apakah bapak/ ibu mengetahui dengan jelas mengapa siswa melakukan bullying ?

Informance : iya, biasanya anak-anak membawa kebiasaan dari rumah dan lingkungan bermainnya, ada siswa yang lingkungannya baik maka dia juga akan baik, ada siswa yang lingkungannya buruk, dia sering bermain dengan anak-anak SMP maka prilakunya juga tidak sebagaiaman mestinya, perilakunya juga akan mengikuti akan SMP.

9. Peneliti : apakah sekolah ini sudah menggunakan program stop bullying ?

Informance : untuk secara langsung program stop bullying belum kita lakukan, tapi pada saat pembagian rapot atau acara undangan wali murid tetap di sampaikan oleh bapak kepala madrasah dan wali kelas masing-masing di dalam kelas untuk melakukan tindakan-tindakan yang menjurus ke arah tindakan bully

Page 125: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

Lampiran 7 : Transkrip Wawancara dengan Orang Tua

Nama : Orang tua DP

Hari / Tanggal : Senin, 23 Juli 2018

Tempat : Kekalek

1. Peneliti : Apakah bapak/ibu sering melakukan makan bersama ketika dirumah ?

Informance : jarang bisa makan bersama, soalnya saya biasa kerja sampai malam, jadi jarang bisa makan bersama

2. Peneliti :Apakah bapak/ibu sering mendampingi / membantu anak dalam mengerjakan PR ?

Informance : iya kadang-kadang

3. Peneliti : Ketika anak anda melakukan kesalahan, apa yang secara spontan yang anda lakukan ?

Informance : saya marah sambil saya ingatkan untuk tidak mengulang kesalahannya.

4. Peneliti : Apa yang biasa dilakukan anak sehabis pulang sekolah ? Informance :setelah pulang sekolah, biasanya dia makan lebih dulu

kemudian langsung pergi main sama teman-temannya.

5. Peneliti : Pernahkah anda pernah mendengar anak anda berkata kasar? Kalau pernah apa yang anda lakukan ?

Informance : iya pernah sih tapi langsung saya marahi.

6. Peneliti : Apakah di rumah anak diberikan suatu tanggung jawab seperti membersihkan tempat tidur sebelum sekolah ?

Informance : tidak

7. Peneliti : Acara televisi apa saja yang biasa anak anda tonton ? Informance : biasanya di suka nonton Upin Ipin, film-film anak kecil itu,

sama film Anak Langit dia suka tonton

8. Peneliti : Apakah anda memfasilitasi anak anda berupa handphone ? Informance : Tidak

9. Peneliti : Apakah anda mengetahui teman-teman bermain anak anda ketika dirumah? Jika iya, biasanya bermain dengan siapa saja ?

Informance :iya tahu, biasanya main sama anak-anak tetangga

Page 126: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

10. Peneliti : Apa saja yang anak anda lakukan bersama teman-temannya ? Informance : iya main-main saja, main-main stick

Page 127: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

Transkrip Wawancara dengan Orang Tua

Nama : Orang tua AP

Hari / Tanggal : Sabtu, 21 Juli 2018

Tempat : Punia

1. Peneliti : Apakah bapak/ibu sering melakukan makan bersama ketika dirumah ?

Informance : iya biasanya makan bersama 2. Peneliti : Apakah bapak/ibu sering mendampingi / membantu anak

dalam mengerjakan PR ? Informance : iya kadang-kadang, soalnya AP punya adik yang masih kecil

jadi saya lebih banyak mengurus adik kecilnya

3. Peneliti : Ketika anak anda melakukan kesalahan, apa yang secara spontan yang anda lakukan ?

Informance : langsung saya marahi, supaya dia tahu apa salahnya

4. Peneliti : Apa yang biasa dilakukan anak sehabis pulang sekolah ? Informance : saya menyuruhnya makan siang dulu, kemudian tidur siang,

tapi biasanya dia langsung main-main sama teman-temannya.

5. Peneliti :Pernahkah anda pernah mendengar anak anda berkata kasar? Kalau pernah apa yang anda lakukan ?

Informance : jarang ya kalo saya dengar, tapi seandainya saya mendengar dia berkata kasar pasti langsung saya marahi.

6. Peneliti :Apakah di rumah anak diberikan suatu tanggung jawab seperti membersihkan tempat tidur sebelum sekolah ?

Informance : kalau sekarang belum, nanti mungkin setelah kelas 5 atau 6 saya beri tanggung jawab seperti itu.

7. Peneliti : Acara televisi apa saja yang biasa anak anda tonton ? Informance : biasanya dia suka nonton film yang di SCTV itu, Anak

Langit.

8. Peneliti : Apakah anda memfasilitasi anak anda berupa handphone ? Informance : Tidak

Page 128: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

9. Peneliti : Apakah anda mengetahui teman-teman bermain anak anda ketika dirumah? Jika iya, biasanya bermain dengan siapa saja ?

Informance :iya tahu, biasanya ada sama teman satu sekolah juga kebetulan tetanggaan, tapi dia kelas 6

10. Peneliti : Apa aja yang anak anda lakukan bersama teman-temannya ? Informance : Main kelereng biasanya

Page 129: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

Transkrip Wawancara dengan Orang Tua

Nama : Orang tua G

Hari / Tanggal : Selasa, 24 Juli 2018

Tempat : Labuapi

1. Peneliti : Apakah bapak/ibu sering melakukan makan bersama ketika dirumah ?

Informance : iya 2. Peneliti :Apakah bapak/ibu sering mendampingi / membantu anak

dalam mengerjakan PR ? Informance : kalau kita tidak sibuk, kita berusaha untuk memdampingi

3. Peneliti : Ketika anak anda melakukan kesalahan, apa yang secara spontan yang anda lakukan ?

Informance : dimarahi, kalau kesalahan yang dibuat sangat keterlaluan biasanya dipukuli, karena anak tidak boleh dimanja-manja, kita lakukan hal tersebut agar dia tau kesalahan yang dilakukan dan tidak mengulanginya kembali.

4. Peneliti : Apa yang biasa dilakukan anak sehabis pulang sekolah ? Informance : biasanya setelah makan, dia langsung tidur siang.

5. Peneliti : Pernahkah anda pernah mendengar anak anda berkata kasar? Kalau pernah apa yang anda lakukan ?

Informance : tidak pernah

6. Peneliti : Apakah di rumah anak diberikan suatu tanggung jawab seperti membersihkan tempat tidur sebelum sekolah ?

Informance : iya dia harus membersihkan tempat tidurnya sebelum berangkat sekolah.

7. Peneliti : Acara televisi apa saja yang biasa anak anda tonton ? Informance : film Anak Langit biasanya kita nonton bersama dirumah

8. Peneliti : Apakah anda memfasilitasi anak anda berupa handphone ? Informance : Tidak

Page 130: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

9. Peneliti : Apakah anda mengetahui teman-teman bermain anak anda ketika dirumah? Jika iya, biasanya bermain dengan siapa saja ?

Informance :iya tahu, biasanya dia main sama adiknya, sama anak-anak tetangga

10. Peneliti : Apa saja yang anak anda lakukan bersama teman-temannya ? Informance : main-main

Page 131: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

Transkrip Wawancara dengan Orang Tua

Nama : Orang tua I

Hari / Tanggal : Rabu, 25 Juli 2018

Tempat : Karang Pule

1. Peneliti : Apakah bapak/ibu sering melakukan makan bersama ketika dirumah ?

Informance : iya kita selalu makan bersama 2. Peneliti :Apakah bapak/ibu sering mendampingi / membantu anak

dalam mengerjakan PR ? Informance : iya kadang-kadang kita bantu

3. Peneliti : Ketika anak anda melakukan kesalahan, apa yang secara spontan yang anda lakukan ?

Informance : iya kita marahi

4. Peneliti : Apa yang biasa dilakukan anak sehabis pulang sekolah ? Informance : kalau dia terlalu capek biasanya dia langsung tidur

5. Peneliti : Pernahkah anda pernah mendengar anak anda berkata kasar? Kalau pernah apa yang anda lakukan ?

Informance : jarang saya dengar, hanya sering marah-marah aja, marahin adiknya gitu

6. Peneliti : Apakah di rumah anak diberikan suatu tanggung jawab seperti membersihkan tempat tidur sebelum sekolah ?

Informance : iya kita beri tanggung jawab seperti itu, apalagi dia perempuan harus di biasakan dari sekarang.

7. Peneliti : Acara televisi apa saja yang biasa anak anda tonton ? Informance : biasanya dia suka nonton film Cinta yang hilang, kita nonton

sama-sama sih biasanya.

8. Peneliti : Apakah anda memfasilitasi anak anda berupa handphone ? Informance : Tidak

9. Peneliti : Apakah anda mengetahui teman-teman bermain anak anda ketika dirumah? Jika iya, biasanya bermain dengan siapa saja ?

Informance :iya tahu, tapi dia jarang keluar rumah sih

Page 132: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

10. Peneliti : Apa saja yang anak anda lakukan bersama teman-temannya ? Informance : main-main atau belajar bersama.

Page 133: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

Lampiran 8. Transkrip wawancara dengan siswa

Wawancara : ( W )

Nama : “AP” ( III C )

Tempat : Ruang kelas

Hari/tanggal : Sabtu, 12 Mei 2018

1. Peneliti : Apabila kamu merasa jengkel dengan temanmu, apa yang kamu lakukan? Apakah kamu memukul temanmu ?

Informance : Iya 2. Peneliti : Apabila ada temanmu yang berpenampilan aneh menurutmu,

apakah kamu mengejeknya atau kamu tidak menghiraukannya ?

Informance : Iya saya ejek 3. Peneliti : Apakah kamu pernah menyebar gossip tentang temanmu ? Informance : Tidak 4. Peneliti :Apabila ada temanmu yang tidak sependapat denganmu,

apakah kamu tidak ingin bermain dengannya ? Informance : Iya, tidak mau bermain lagi 5. Peneliti : Apakah kamu memiliki social media ? apakah kamu pernah

menyebar foto temanmu tanpa sepengetahuan temanmu ? Informance : tidak punya facebook

6. Peneliti : Pernahkah kamu menyaksikan pertengkaran atau kekerasan dirumahmu?

Informance : iya sering 7. Peneliti :Pada saat kamu tidak melakukan perintah dari orang tua mu,

apakah orang tua mu melakukan kekerasan kepadamu ? Informance :di marahi dan dipukul 8. Peneliti : Dengan siapa biasanya kamu bermain di rumahmu ? apakah

temanmu bermain seumuran denganmu ? Informance : sama kakak kelas 6, kita satu game mobile legend 9. Peneliti : Bagaimana perlakuan guru ketika kamu melanggar peraturan

yang ada ? Informance : di marahi, dijewer 10. Peneliti :Tayangan televisi apa yang sering kamu tonton ketika

dirumah ? Informance : film anak langit, soalnya si Al jago berantem

Page 134: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

11. Peneliti : Apakah kamu sering menirukan/ memperagakan tindakan yang dilakukan oleh tokoh pada tayangan televisi yang kamu tonton ?

Informnace : Iya

Page 135: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

Transkrip wawancara dengan siswa

Wawancara : ( W )

Nama : DP ( III C )

Tempat : Ruang Kelas

Hari/tanggal : Sabtu, 12 Mei 2018

1. Peneliti : Apabila kamu merasa jengkel dengan temanmu, apa yang kamu lakukan? Apakah kamu memukul temanmu ?

Informance : iya saya pukul 2. Peneliti : Apabila ada temanmu yang berpenampilan aneh menurutmu,

apakah kamu mengejeknya atau kamu tidak menghiraukannya ?

Informance : tidak 3. Peneliti : Apakah kamu pernah menyebar gossip tentang temanmu ? Informance : tidak 4. Peneliti :Apabila ada temanmu yang tidak sependapat denganmu,

apakah kamu tidak ingin bermain dengannya ? Informance : iya 5. Peneliti : Apakah kamu memiliki social media ? apakah kamu pernah

menyebar foto temanmu tanpa sepengetahuan temanmu ? Informance : tidak

6. Peneliti : Pernahkah kamu menyaksikan pertengkaran atau kekerasan dirumahmu?

Informance : iya pernah 7. Peneliti :Pada saat kamu tidak melakukan perintah dari orang tua mu,

apakah orang tua mu melakukan kekerasan kepadamu ? Informance :tidak 8. Peneliti : Dengan siapa biasanya kamu bermain di rumahmu ? apakah

temanmu bermain seumuran denganmu ? Informance : dengan anak SMP 9. Peneliti : Bagaimana perlakuan guru ketika kamu melanggar peraturan

yang ada ? Informance : iya dihukum 10. Peneliti :Tayangan televisi apa yang sering kamu tonton ketika

dirumah ? Informance : Upin Ipin dan Anak Langit

Page 136: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

11. Peneliti : Apakah kamu sering menirukan/ memperagakan tindakan yang dilakukan oleh tokoh pada tayangan televisi yang kamu tonton ?

Informnace : iya

Page 137: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

Transkrip wawancara dengan siswa

Wawancara : ( W )

Nama : G ( VA )

Tempat : ruang kelas

Hari/tanggal : Selasa, 29 Mei 2018

1. Peneliti : Apabila kamu merasa jengkel dengan temanmu, apa yang kamu lakukan? Apakah kamu memukul temanmu ?

Informance : Iya 2. Peneliti : Apabila ada temanmu yang berpenampilan aneh menurutmu,

apakah kamu mengejeknya atau kamu tidak menghiraukannya ?

Informance : Ejek 3. Peneliti : Apakah kamu pernah menyebar gossip tentang temanmu ? Informance : tidak 4. Peneliti :Apabila ada temanmu yang tidak sependapat denganmu,

apakah kamu tidak ingin bermain dengannya ? Informance : iya 5. Peneliti :Apakah kamu memiliki sosial media ? apakah kamu pernah

menyebar foto temanmu tanpa sepengetahuan temanmu ? Informance : punya facebook tapi tidak pernah sebar-sebar foto teman

6. Peneliti : Pernahkah kamu menyaksikan pertengkaran atau kekerasan dirumahmu?

Informance : iya, sering lihat orang tua berantem. 7. Peneliti :Pada saat kamu tidak melakukan perintah dari orang tua mu,

apakah orang tua mu melakukan kekerasan kepadamu ? Informance : biasanya dipukul pakai rotan 8. Peneliti : Dengan siapa biasanya kamu bermain di rumahmu ? apakah

temanmu bermain seumuran denganmu ? Informance : bermain dengan teman-teman seumuran. 9. Peneliti : Bagaimana perlakuan guru ketika kamu melanggar peraturan

yang ada ? Informance : dihukum, biasanya disuruh berdiri di pojokan kelas. 10. Peneliti :Tayangan televisi apa yang sering kamu tonton ketika

dirumah ? Informance : Anak langit saya suka karena ada boy nya

Page 138: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

11. Peneliti : Apakah kamu sering menirukan/ memperagakan tindakan yang dilakukan oleh tokoh pada tayangan televisi yang kamu tonton ?

Informnace : tidak

Page 139: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

Transkrip wawancara dengan siswa

Wawancara : ( W )

Nama : I ( V A )

Tempat : ruang kelas

Hari/tanggal : Selasa, 29 Mei 2018

1. Peneliti : Apabila kamu merasa jengkel dengan temanmu, apa yang kamu lakukan? Apakah kamu memukul temanmu ?

Informance : tidak 2. Peneliti : Apabila ada temanmu yang berpenampilan aneh menurutmu,

apakah kamu mengejeknya atau kamu tidak menghiraukannya ?

Informance : iya 3. Peneliti : Apakah kamu pernah menyebar gossip tentang temanmu ? Informance : iya 4. Peneliti :Apabila ada temanmu yang tidak sependapat denganmu,

apakah kamu tidak ingin bermain dengannya ? Informance : iya 5. Peneliti : Apakah kamu memiliki social media ? apakah kamu pernah

menyebar foto temanmu tanpa sepengetahuan temanmu ? Informance : punya facebook dan instagram, tapi gak pernah sebar foto-

foto 6. Peneliti : Pernahkah kamu menyaksikan pertengkaran atau kekerasan

dirumahmu? Informance : iya sering, lebih dari 3 kali lah 7. Peneliti :Pada saat kamu tidak melakukan perintah dari orang tua mu,

apakah orang tua mu melakukan kekerasan kepadamu ? Informance : di marahi, gak di kasih uang jajan untuk ke sekolah biasanya 8. Peneliti : Dengan siapa biasanya kamu bermain di rumahmu ? apakah

temanmu bermain seumuran denganmu ? Informance : tidak pernah main, dirumah saja 9. Peneliti : Bagaimana perlakuan guru ketika kamu melanggar peraturan

yang ada ? Informance : dihukum dan dimarah

Page 140: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

10. Peneliti :Tayangan televisi apa yang sering kamu tonton ketika dirumah ?

Informance :film cinta yang hilang 11. Peneliti : Apakah kamu sering menirukan/ memperagakan tindakan

yang dilakukan oleh tokoh pada tayangan televisi yang kamu tonton ?

Informnace : tidak

Page 141: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

Lampiran 9. Foto dokumentasi

Salah satu tindakan yang di lakukan oleh pelaku bullying

Salah satu korban bullying

Page 142: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

Wawancara dengan wali kelas III C

Wawancara dengan wali kelas VA

Page 143: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

Wawancara dengan bapak kepala Madrasah

Wawancara dengan siswa

Page 144: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

NAMA : FAIRUS SAPIRAH TEMPAT, TANGGAL LAHIR : TALIWANG, 06 DESEMBER 1995 ALAMAT : TALIWANG, KSB NIM : 151.149.145 NO.HP : 087863715472 STATUS : LAJANG JENIS KELAMIN : PEREMPUAN AGAMA : ISLAM KEWARGANEGARAAN : INDONESIA NO.TELP KELUARGA :

AYAH : 081909008441 IBU : 081909076469

STATUS KELUARGA : ANAK KANDUNG NAMA ORANG TUA :

AYAH : USMAN JAWAS IBU MUSTIKA

PEKERJAAN ORANG TUA : AYAH : PNS IBU : WIRASWASTA

TAHUN MASUK KULIAH : 2014 TAHUN LULUS/YUDISIUM : 2018 JUDUL SKRIPSI : STRATEGI GURU DALAM MENGATASI

BULLYING DI MIN 1 MATARAM TAHUN PELAJARAN 2017/2018

RIWAYAT PENDIDIKAN : 2001-2002 TK DHARMA WANITA TALIWANG 2002-2008 SDN 4 TALIWANG - TALIWANG 2008-2011 SMPN 1 TALIWANG - TALIWANG 2011-2014 SMAN 1 TALIWANG - IPA TALIWANG 2014-2018 UIN MATARAM - PGMI MATARAM

Page 145: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan
Page 146: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan
Page 147: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan
Page 148: STRATEGI GURU DALAM MENGATASI BULLYING DI MIN 1 …etheses.uinmataram.ac.id/1452/1/Fairus Safira 151149145.pdf · MOTTO. اʔَيُّ َ ʏ َِ ... jangan pula sekumpulan perempuan