136

STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA
Page 2: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

i

STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Page 3: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

ii

Page 4: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

iii

STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Penulis:

Ambok Pangiuk

Page 5: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

iv

STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Penulis

Ambok Pangiuk

Editor

AA. Miftah

Rafidah

As’ad Isma

Desain Cover & Penata Isi

Tim Penerbit FP. Aswaja

Cetakan Pertama: Maret 2021

Diterbitkan Oleh:

Forum Pemuda Aswaja

Jl. Kamp. Srigangga, Tiwugalih, Praya NTB.

Telp. : 08978110101

E-mail : [email protected]

ISBN: 978-623-6636-87-9

Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak

atau memindahkan sebagian atau seluruh isi buku ke dalam bentuk

apapun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk fotokopi,

merekam, atau dengan teknik perekaman lainnya, tanpa izin

tertulis dari Penerbit. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000

tentang Hak Cipta, Bab XII Ketentuan Pidana, Pasal 72, Ayat (1),

(2), dan (6).

Page 6: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

v

KATA PENGANTAR

Sudah tidak bisa dipungkiri bahwa keberadaan pasar

modern dewasa ini sudah menjadi tuntutan dan konsekuensi

dari gaya hidup modern yang berkembang di masyarakat.

Tidak hanya di kota metropolitan tetapi sudah merambah

sampai kota kecil di tanah air. Sangat mudah menjumpai

minimarket, supermarket bahkan hipermarket di perkotaan

maupun di pedesaan. Tempat-tempat tersebut menjanjikan

tempat belanja yang nyaman dengan harga menarik bagi

konsumen.

Kehadiran pasar modern yang memberikan banyak

kenyamanan membuat sebagian masyarakat enggan untuk

berbelanja ke pasar tradisional. Berbagai alasan mungkin akan

dilontarkan masyarakat, dari mulai kondisi pasar yang becek

dan bau, malas tawar menawar, faktor keamanan (copet, dsb),

resiko pengurangan timbangan pada barang yang dibeli, penuh

sesak, dan sejumlah alasan lainnya. Padahal pasar tradisional

juga masih memiliki beberapa kelebihan yang tidak dimiliki

pasar modern. Diantaranya adalah masih adanya kontak sosial

saat tawar menawar antara pedagang dan pembeli. Tidak

seperti pasar modern yang memaksa konsumen untuk

mematuhi harga yang sudah dipatok. Bagaimanapun juga

pasar tradisional lebih menggambarkan denyut nadi

perekonomian rakyat kebanyakan. Di pasar tradisional, masih

banyak masyarakat yang menggantungkan hidupnya, dari

mulai para pedagang kecil, kuli panggul, pedagang asongan,

hingga tukang becak.

Citra pasar tradisional yang kurang baik tersebut sudah

semestinya mendapat perhatian yang cukup besar karena

didalamnya terkait dengan hajat hidup orang banyak.

Pembenahan pasar tradisional menjadi tempat belanja yang

bercitra positif adalah suatu tantangan yang cukup berat dan

harus diupayakan sebagai rasa tanggung jawab kepada publik.

Page 7: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

vi

Pembenahan pasar tradisional tentu saja bukan hanya tugas

pemerintah tetapi juga masyarakat, pengelola pasar dan para

pedagang tradisional untuk bersinergi menghapus kesan

negatif tersebut sehingga pasar tradisional masih tetap eksis di

tengah persaingan yang semakin ketat.

Hal ini sebagai dasar dalam penyusunan buku

sederhana ini dengan tema besar “Strategi Daya Saing Pasar

Tradisional di Indonesia”. Secara umum strategi daya saing

sudah diulas panjang lebar di dalam buku ini sebagai acuan

dasar dalam memahami bagaimana konteks strategi pasar

tradisional dengan melihat perkembangan pasar modern dan

dalam mendongkrak perekonomian di Indonesia.

Semoga buku ini bisa bermanfaat bagi semua pihak, dan

terhadap kekurangan isi dan materi, saran dan masukan

sangat diharapkan untuk kemajuan selanjutnya.

Jambi, Maret 2021

Penulis

Page 8: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

vii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...................................................................... v

Daftar Isi .................................................................................. vii

BAB 1

RUANG LINGKUP ILMU EKONOMI

A. Konsep Ilmu Ekonomi ................................................................... 1

B. Problematika Ekonomi ................................................................. 9

C. Sistem Perekonomian .................................................................... 12

BAB 2

KONSEPSI DAYA SAING DALAM PEREKONOMIAN

A. Definisi Daya Saing.......................................................................... 23

B. Makna dan Nilai Daya Saing ....................................................... 28

C. Indonesia Harus Berdaya Saing ................................................ 32

BAB 3

KONSEPSI PASAR

A. Pengertian dan Fungsi Pasar Tradisional ........................... 39

B. Transformasi Pasar Tradisional Menuju Semi-Modern

dan Modern ........................................................................................ 44

C. Perbedaan Pasar Tradisional dan Pasar Modern ......... 50

BAB 4

PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA

A. Defenisi Pertumbuhan Ekonomi ............................................. 59

B. Teori Pertumbuhan Ekonomi .................................................... 64

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan

Ekonomi di Indonesia ................................................................... 71

Page 9: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

viii

BAB 5

STRATEGI DAYA SAING DALAM USAHA EKONOMI

A. Konsep Strategi Daya Saing Usaha Ekonomi ...................... 81

B. Daya Saing Dari Segi Promosi dan Pemasaran .................. 86

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Daya Saing............... 89

BAB 6

PERAN PASAR DALAM

PEREKONOMIAN INDONESIA

A. Fungsi Pasar dalam Perekonomian ....................................... 97

B. Peranan Pasar dalam Perekonomian ..................................... 103

C. Fungsi Pasar Tradisional ............................................................ 106

Daftar Pustaka ...................................................................................... 113

Biodata Penulis .................................................................................... 127

Page 10: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

1

BAB 1

RUANG LINGKUP ILMU EKONOMI

A. Konsep Ilmu Ekonomi

Saat ini, dibelahan dunia manapun, ekonomi dan

perekonomian seakan menjadi perbincangan yang hangat,

bukan saja para ahli, tetapi semua kalangan membincang

mengenai perekonomian Negara. Ekonomi berasal dari

bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata, yaitu oikos dan

nomos. Oikos berarti rumah tangga dan nomos berarti, tata,

aturan. Dengan demikian secara sederhana ekonomi dalam

pengertian bahasa berarti. Ekonomi atau tata aturan rumah

tangga. Ekonomi menurut kamus Bahasa Indonesia berarti

segala hal yang bersangkutan dengan penghasilan,

pembagian dan pemakaian barang-barang dan kekayaan

(keuangan). Ekonomi berkenaan dengan setiap tindakan

atau proses yang harus dilaksanakan untuk menciptakan

barang-barang dan jasa yang ditujukan untuk memenuhi

kebutuhan atau keinginan manusia.

Pengertian diatas, dapat dibayangkan bahwa yang

dimaksud dengan Okos dan Nomos yang kemudian berubah

menjadi Ekonomi, disaat itu tidak mencakup bidang yang

luas, hanya sekedar tata laksana rumah tangga yang pada

intinya berusaha mencukupi kebutuhan yang saat itu

menjadi masalah ekonomi yang utama. Karena hubungan

antar benua didunia masih belum terlalu intensif apalagi

adannya pola penaklukan oleh bangsa-bangsa besar.

Page 11: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

2

Sehingga ilmu ekonomi adalah sebuah bidang kajian

tentang pengurusan sumber daya material individu,

masyarakat, dan negara untuk meningkatkan kesejahteraan

hidup manusia. Karena ekonomi merupakan ilmu tentang

perilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya yang bervariasi dan berkembang dengan sumber

daya yang ada melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi,

konsumsi dan atau distribusi.

Dari definisi diatas masih berkisar tentang pengertian

Ekonomi secara biasa dan lebih bersifat umum, belum pada

wilayah yang lebih luas serta tinjauan metode pemahaman

yang universal, dalam hal ini Profesor Paul Anthony

Samuelson, seorang ahli ekonomi dari Massachusetts

Institute Of Technology (MIT), telah mengumpulkan

sekurang-kurangnya enam buah definisi dari berbagai ahli

lain. Keenam definisi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Ilmu Ekonomi atau ekonomi politik (Political economy),

adalah suatu studi tentang kegiatan-kegiatan tanpa

menggunakan uang, mencakup atau melibatkan

transaksi-transaksi pertukaran antar manusia

2. Ilmu ekonomi adalah suatu studi mengenai bagaimana

orang menjatuhkan pilihan yang tepat untuk

memanfaatkan sumber-sumber produktif (tanah, tenaga

kerja, barang-barang modal semisal mesin, dan

pengetahuan teknik), yang langka dan terbatas

jumlahnya, untuk menghasilkan berbagai barang

(misalnya gandum, daging, mantel, perahu layar, konser

musik, jalan raya, pesawat pembom) serta

mendistribusikan (membagikannya) kepada berbagai

anggota masyarakat untuk mereka gunakan/komsumsi

Page 12: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

3

3. Ilmu Ekonomi adalah studi tentang manusia dalam

kegiatan hidup mereka sehari-hari, untuk mendapat dan

menikmati kehidupan.

4. Ilmu ekonomi adalah studi tentang bagaimana manusia

bertingkah pekerti untuk mengorganisasi kegiatan-

kegiatan komsumsi dan produksinya

5. Ilmu ekonomi adalah suatu studi tentang kekayaan

6. Ilmu ekonomi adalah suatu studi tentang cara-cara

memperbaiki masyarakat.1

Ilmu ekonomi merupakan suatu bidang ilmu

pengetahuan yang sangat luas liputannya. Oleh sebab itu

sangatlah sukar untuk membuat definisi yang akan

memberikan gambaran yang tepat mengenai analisis-

analisis yang diliputi oleh ilmu ekonomi. Namun demikian

ini tidaklah berarti bahwa suatu definisi yang secara ringkas

menerangkan bidang studi ilmu ekonomi sama sekali tidak

dapat dilakukan. Dalam usaha untuk memberi gambaran

ringkas mengenai bidang studi ilmu ekonomi, definisi ilmu

tersebut selalu dihubungkan kepada keadaan

ketidakseimbangan di antara kemampuan faktor-faktor

produksi untuk menghasilkan barang dan jasa, dan

keinginan masyarakat untuk mendapatkan barang dan jasa.2

Samuelson, salah seorang ahli ekonomi yang

terkemuka di dunia, yang menerima hadiah Nobel untuk

ilmu ekonomi pada tahun 1970, memberikan definisi ilmu

ekonomi adalah “Ilmu ekonomi ialah suatu studi mengenai

individu-individu dan masyarakat membuat pilihan, dengan

atau tanpa menggunakan uang, dengan menggunkan

1Munandar dkk, Jakarta: Raja Grafindo Persada, h. 61-62. 2Sadono Sukirno, Mikro Ekonomi: Teori Pengantar, Ed. 3, cet. 26, (Jakarta:

Rajawali Pers, 2011), h. 8.

Page 13: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

4

sumber-sumber daya yang terbatas, tetapi dapat digunakan

dalam berbagi cara dalam menghasilkan berbagai jenis

barang dan jasa dan mendistribusikannya untuk kebutuhan

konsumsi, sekarang dan di masa datang, kepada berbagai

individu dan golongan masyarakat”.3

Ekonomi dalam kajian keilmuan dapat

dikelompokkan ke dalam ekonomi mikro dan ekonomi

makro. Ekonomi mikro mempelajari bagaimana perilaku

tiap-tiap individu dalam setiap unit ekonomi, yang dapat

berperan sebagai konsumen, pekerja, investor, pemiliki

tanah, ataupun perilaku dari sebuah industri. Ekonomi

mikro menjelaskan how adn why sebuah pengambilan

keputusan dalam tiap unit ekonomi. Contohnya, ekonomi

mikro menjelaskan bagaimana seorang konsumen membuat

keputusan dan pemilihan terhadap suatu produk ketika ada

perubahan pada harga atau pendapatan. Ekonomi mikro

juga dapat menjelaskan perilaku industri dalam menentukan

jumlah tenaga kerja, kuantitas, dan harga yang terbaik.

Permasalahan ekonomi mikro konvensional

didasarkan pada perilaku individu-individu yang secara

nyata terjadi di setiap unit ekonomi. Karena tidak adanya

batasan syariah yang digunakan, maka perilaku dari setiap

individu dalam unit ekonomi tersebut akan bertindak dan

berperilaku sesuai dengan norma dan aturan menurut

persepsinya masing-masing. Oleh karena itu, ekonomi mikro

konvensional memandang bahwa memasukkan tatanan

3Ibid., h. 9.

Page 14: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

5

norma tertentu dalam pembahasan perilaku dalam

memenuhi kebutuhan ekonominya menjadi tidak relevan.4

Dalam ekonomi konvensional, tidak akan pernah

menemukan bagaimana perilaku seorang konsumen apabila

ia memasukkan unsur pelarangan bunga dan kewajiban

untuk mengeluarkan zakat dalam setiap pengambilan

keputusan. Karena pelanggaran bunga dan kewajiban

membayar zakat adalah sumber bentuk tatanan syariah

yang tidak semua orang menganutnya, maka pembahasan

perilaku konsumsi dalam ekonomi konvensional hanya

memperhatikan perubahan-perubahan pada variabel

ekonomi, seperti harga dan pendapatan. Dalam kenyataan

banyak kondisi objekif yang terjadi tidak mampu dijelaskan

secara akurat dalam ekonomi konvensional dan karena

memang tidak dijelaskan.

Ekonomi mikro membahas banyak tentang ekonomi,

salah satunya adalah teori produksi. Kegiatan ekonomi

dalam suatu masyarakat modern adalah sangat kompleks.

Kegiatan tersebut meliputi berbagai jenis kegiatan produksi,

konsumsi, dan perdagangan. Masalah ekonomi timbul

sebagai akibat ketidakseimbangan di antara keinginan

manusia untuk mendapat barang dan jasa dengan

kemampuan faktor-faktor produksi menghasilkan barang

dan jasa untuk memenuhi keinginan tersebut. Keinginan

manusia jumlahnya adalah jauh melebihi kemampuan

faktor- faktor produksi yang tersedia untuk memenuhinya.

Oleh sebab itu, masyarakat harus membuat pilihan-pilihan

sehingga mereka dapat mencapai kesejahteraan yang paling

4 Revell, Jack (2000) “Perbankan” dalam Kuper, Adam, & Kuper,

Jesica, (ed) (2000) Ensiklopedi Ilmu-ilmu Sosial, Diterjemahkan Oleh Haris

Munandar dkk, Jakarta: Raja Grafindo Persada, h. 58-60.

Page 15: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

6

tinggi dalam menggunakan faktor-faktor produksi yang

tersedia.5

Adiwarman Azwar Karim mengatakan bahwa

berbeda dengan ekonomi konvensional, dalam pembahasan

ekonomi mikro Islam, faktor moral atau norma yang

terangkum dalam tatanan syariah akan ikut menjadi variabel

yang penting dan perlu dijadikan sebagai alat analisis.

Ekonomi mikro Islam menjelaskan bagaimana sebuah

keputusan diambil oleh setiap unit ekonomi dengan

memasukkan batasan-batasan syariah sebagai variabel yang

utama. Dalam ekonomi mikro Islam, kita menganggap

bahwa basic ekonomi (variabel-variabel ekonomi) hanya

memenuhi segi necessary condition, sedangkan moral dan

tatanan syariah akan memenuhi unsur sufficien condition

dalam ruang lingkup pembahasan ekonomi mikro.6

Penelaahan ekonomi berpangkal pada dua hal yang

berhadapan yaitu tidak terbatasnya jenis dan jumlah

kebutuhan manusia dan adanya kelangkaan alat-alat pemuas

kebutuhan (sumber-sumber produktif). Karena kebutuhan

manusia yang tidak terbatas, sedang sumberseumber yang

dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan terbatas dan

mempunyai penggunaan yang alternatif, manusia harus

melakukan tidakan ekonmi yaitu melakukan pemilihan dari

berbagai penggunaan sumber-sumber yang ada. Kenyataan

itulah yang akhirnya menimbulkan ilmu ekonomi.

Samoelson mengartikan ilmu ekonmomi sebagai ilmu

yang mempelajari tentang bagaimana manusia memilih

sumber-sumber produktif yang langka untuk menghasilkan

5Ibid., h. 51 6 Adiwarman Azwar Karim, Ekonomi Miko Islami, Ed. 3, cet. 3,

(Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h. 2.

Page 16: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

7

berbagai jenis barang dan mendistribusikan barang kepada

konsumen untuk dikonsumsi. 7 Dari pengertian ilmu

ekonomi itu tersirat empat prinsip dasar yang menyebabkan

manusia bertindak ekonomi. Keempat prinsip dasar tersebut

ialah:

1. Adanya kelangkaan sumber-sumber produksi

2. Berhadapan dengan kelangkaan sumber-sumber produksi

adalah kebutuhan manusia yang tidak terbatas

3. Adanya kelangkaan sumber produksi dan tidak

terbatasnya kebutuhan manusia menyebabkan manusia

memilih alternatif penggunaan sumber

4. Tidakan memilih tersebut dipedomani oleh prinsip

ekonomi yaitu dengan pengorbanan sekecil-kecilnya

untuk mendapatkan kepuasan tertentu.

Adanya kelangkaan sumber-sumber yang produktif

menimbulkan masalah pokok ekonomi. Setiap

masyarakat/bangsa dihadapkan pada tiga masalah pokok

ekonomi tersebut. Ketiga masalah pokok ekonomi itu

berkaitan dengan barang apa yang akan diproduksi dan

berapa banyaknya; Bagimana barang-barang itu diproduksi,

oleh siapa dan dengan sumbersumber serta teknologi yang

mana; kemudian utnuk siapa barang-barang itu diprosuksi.

Ketiga masalah pokok ekonomi itu akan selalau dihadapi

oleh bangsa yang hidup dalam sistem ekonomi yang

manapun dari masa ke masa. Walaupun setiap

bangsa/negara menghadapi masalah pokok ekonomi yang

sama, namun pemecahannya berbeda sesuai dengan sistem

ekonomi yang dianut. Masalah ekonomi itu tidak akan ada

seandainya sumber-sumber produksi adanya tidak terbatas.

7Samoelson, Ekonomi, Jakarta, 1985, h. 7.

Page 17: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

8

Konsep-konsep ilmu ekonomi barsama dengan

konsep ilmu sosial yang lain dapat digunakan menganalisis

dan memecahkan masalah sosial dengan baik. Prof. Lawlente

Senesh dari University of Colorado mengemukakan lima

konsep dasar ilmu ekonomi. Kelima konsep tersebut adalah:

1. Konsep inti ilmu ekonomi adalah konsep kelangkaan.

Setiap masyarakat atau bangsa dihadapkan pada konplik

antara tidak terbatasnya kebutuhan dengan sumber-

sumber produksi yang terbatas

2. Bertolak dari konsep kelangkaan kemudian muncul

konsep-konsep baru. Karena sumber-sumber produksi

yang langka, manusia mencoba mengembangkan teknik-

teknik produksi yang lebih efisien. Berbagai jenis

spesialisasi muncul untuk mengatasi konplik antara

kebutuhan yang tidak terbatas dengan sumbersumber

yang terbatas. Misalnya spesialisasi yang didasarkan pada

letak geografi, ketrampilan dan teknologi

3. Karena spesialisasi kita menjadi saling tergantung satu

dengan yang lain, saling ketergantungan memerlukan

sistem moneter dan sistem trasportasi. Kelompok konsep

yang keempat muncul dari konsep kelangkaan dan

konsep ketergantungan

4. Manusia harus menemukan suatu mekanisme alokasi

sumber. Mekanisme itu adalah pasar, dimana melalui

interaksi pembeli dan penjual terjadilah harga.

Selanjutnya harga akan menentukan pola produksi,

teknik produksi, pembagian pendapatan, tingkat

pengeluaran konsumsi dan tabungan. Semuanya itu akan

menentukan tingkat aktivitas ekonomi secara

keseluruhan

Page 18: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

9

5. Keputusan yang terjadi di pasar dipengaruhi oleh

kebijaksanaan pemerintah untuk menjamin tercapainya

kesejahteraan masyarakat. Ini berarti adanya

pertumbuhan ekonomi, adanya stabilitas ekonomi,

kebebasan ekonomi dan keadilan ekonomi.8

B. Problematika Ekonomi

Perekonomian merupakan aktivitas ekonomi yang

tidak bisa terlepas dari kehidupan manusia di belahan bumi

manapun. Dan dalam perkembangannya perekonomian

mengalami transformasi, modernisasi bahkan inovasi dalam

pengaplikasian penerapannya. Dan tentu saja bersumber

pada teori-teori atapun dasar-dasar ekonomi yang telah ada.

Namun, dalam praktiknya teori-teori ekonomi bersifat

fleksibel sesuai kebutuhan dari suatu negara ataupun

lingkup yang mengaplikasikannya.

Masalah ekonomi selalu menarik perhatian besar

individu, atau masyarakat, dan berbagai cara telah dilakukan

pemerintah untuk memecahkan masalah tersebut.

Realitasnya kesejahteraan masyarakat masih minim terjadi,

atau dengan kata lain tingkat kemiskinan terus bertambah.

Kemiskinan merupakan suatu masalah yang terjadi di

Negara kita, meskipun sudah memasuki era globalisasi

namun masalah tersebut selalu menjadi faktor penghambat

kemajuan Negara ini. Permasalahan kemiskinan ini tidak

hanya terdapat di Negara berkembang saja tetapi di Negara

maju juga mempunyai masalah dengan kemiskinan. Fakta

menunjukkan bahwa kemiskinan di Negara berkembang

8Fraenkel, Helping Students Trink and Value, Prectice Hall, Inc,

Jersay, 1973, h.79.

Page 19: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

10

jauh lebih besar dibandingkan dengan Negara maju,

sehingga masalah ini dianggap menjadi masalah rumit. Hal

ini disebabkan Negara berkembang pada umumnya masih

mengalami persoalan keterbelakangan hampir di berbagai

bidang, misalnya dalam hal teknologi, dan kurangnya akses-

akses ke sektor ekonomi.

Kemiskinan menjadi masalah yang kompleks dalam

kesejahteraan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang

saling berkaitan, antara lain tingkat pendapatan dari

masyarakat, tingkat pengangguran, kondisi kesehatan,

tingkat pendidikan, akses terhadap barang dan jasa, lokasi,

keadaan geografis, gender dan lokasi dari lingkungan.

Kemiskinan tidak dipahami hanya sebatas ketidakmampuan

dalam keadaan ekonomi dari suatu masyarakat, tetapi juga

merupakan suatu kegagalan memenuhi hak-hak dasar dan

perbedaan dari perlakuan bagi seseorang atau sekelompok

orang dalam menjalani kehidupannya secara bermartabat.

Secara umum hak- hak dasar yang diakui meliputi

kebutuhan pangan yang terpenuhi, kesehatan, pendidikan,

perumahan, mendapatkan air bersih, pertanahan, sumber

daya alam, lingkungan hidup, merasa aman dari perlakuan

atau ancaman tindak kekerasan dan hak dalam

berpartisipasi dalam kehidupan sosial politik.9

Disamping masalah kemiskinan tersebut, naiknya

harga BBM yang di karenakan adanya pengurangan subsidi

dari pemerintah mengakibatkan masyarakat semakin sulit

dalam memenuhi kebutuhan hidupannya, sehingga

mendorong pemerintah untuk mengadakan bantuan kepada

9Prima Sukmaraga, 2011. Analisis Pengaruh Indeks Pembangunan

Manusia, PDRB Per Kapita, dan jumlah penggangguran Terhadap Jumlah

Penduduk Miskin Di Provinsi Jawa Tengah, Universitas Diponegoro, h. 63

Page 20: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

11

masyarakat, di antaranya yaitu Bantuan Langsung

Sementara Masyarakat (BLSM). BLSM merupakan kebijakan

pemerintah untuk membantu rumah tangga miskin dan

rentan dalam memenuhi kebutuhan hidup rumah tangga,

pembelian obatobatan kesehatan, biaya pendidikan dan

keperluan-keperluan lainnya.

Kebijakan Pemerintah dengan menggulirkan Bantuan

Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) ini bertujuan

untuk memberikan fondasi atau dasar bagi masyarakat

miskin dalam menghadapi dampak kenaikan BBM. Kenaikan

BBM yang terjadi di tahun 2013 ini, setiap warga yang

dianggap miskin berhak mendapatkan uang senilai Rp.

150.000 setiap bulan selama 4 bulan. Namun dalam

prosesnya terdapat banyak kendala yang menjadi sebab

timbulnya konflik diantara masyarakat, kendala-kendala

yang ditimbulkan antara lain:

1. Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM)

dianggap bukan solusi yang tepat dalam menyelesaikan

dampak yang terjadi akibat dari kenaikan BBM, sehingga

hanya menjadi solusi sesaat bagi masyarakat

2. Proses penyaluran BLSM kepada masyarakat belum

memiliki petunjuk teknis dan mekanisme yang tepat,

sehingga mengakibatkan kebingungan pelaksana teknis

dilapangan

3. Kategori miskin yang dipakai sebagai acuan masyarakat

yang berhak mendapatkan dana BLSM masih

menggunakan data lama yang belum diperbarui

sepenuhnya sehingga bisa menimbilkan kerancuan

4. Isu-isu politik yang mengiringi turunya kebijakan BLSM

5. Munculnya fenomena yang mungkin terlewati oleh para

ahli, yaitu tata nilai, etika, budaya kemandirian dan

Page 21: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

12

patriotisme di tengah masyarakat yang menjadikan

kemiskinnnya sebagai suatu produk yang layak terjual.

Seseorang akan merasa terhina apabila dicela sebagai

orang miskin namun akan merasa murka apabila tidak

terdaftar sebagai warga yang berhak menerima BLSM.

Kedengarannya memang sangat ideal, tetapi Bantuan

Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) yang digulirkan

sebagai bentuk kompensasi dari kenaikan harga Bahan

Bakar Minyak (BBM) ini dinilai oleh sebagian pihak sebagai

kebijakan yang sensitif dan rentan menimbulkan konflik

mekanisme penyalurannya yang tidak tepat. Adanya indikasi

ketidaktepatan sasaran, muncullah protes, kisruh, bahkan

konflik saat penyaluran BLSM tersebut antar elemen

masyarakat, dimana masyarakat yang seharusnya berhak

menerima justru tidak mendapatkan, begitu pula sebaliknya.

C. Sistem Perekonomian

Istilah “sistem” berasal dari perkataan “systema”

(bahasa Yunani), yang dapat diartikan sebagai: keseluruhan

yang terdiri dari macam-macam bagian. Istilah “sistem”

berasal dari perkataan “systema” (bahasa Yunani), yang

dapat diartikan sebagai: keseluruhan yang terdiri dari

macam-macam bagian. Sistem tersusun dari seperangkat

komponen yang bekerja secara bersama-sama untuk

mencapai semua tujuan dari keseluruhan sistem tersebut.

Sebuah sistem dapat digambarkan sebagai sebuah kumpulan

dari komponen-komonen dimana beberapa dari komponen

tersebut saling berhubungan secara tetap dalam jangka

waktu tertentu.

Page 22: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

13

Sistem perekonomian adalah sistem yang digunakan

oleh suatu negara untuk mengatur dan mengalokasikan

sumber daya, layanan dan barang yang dimilikinya baik

kepada individu maupun organisasi di negara tersebut.10

Perbedaan mendasar antara sebuah sistem ekonomi dengan

sistem ekonomi lainnya adalah bagaimana cara sistem itu

mengatur faktor produksinya. Dalam beberapa sistem,

seorang individu boleh memiliki semua faktor produksi.

Sementara dalam sistem lainnya, semua faktor tersebut

dipegang oleh pemerintah. Kebanyakan sistem ekonomi di

dunia berada di antara dua sistem ekstrem tersebut.

Selain faktor produksi, sistem ekonomi juga dapat

dibedakan dari cara sistem tersebut mengatur produksi dan

alokasi. Sebuah perekonomian terencana (planned

economies) memberikan hak kepada pemerintah untuk

mengatur faktor-faktor produksi dan alokasi hasil produksi.

Sementara pada perekonomian pasar (market economic),

pasar lah yang mengatur faktor-faktor produksi dan alokasi

barang maupun jasa melalui penawaran dan permintaan.

Sistem ekonomi memiliki peran dan fungsi yang

sangat vital dalam menjalankan perekonomian suatu negara,

yaitu:

1. Mendorong perusahaan atau penyedia untuk berproduksi

2. Mengkoordinasikan semua kegiatan individu dalam

perekonomian

3. Mengatur dalam pembagian hasil produksi semua

anggota masyarakat supaya berjalan sesuai rencana

10Griffin R dan Ronald Elbert. 2006. Business. New Jersey: Pearson

Education.

Page 23: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

14

4. Menciptakan mekanisme tertentu supaya distribusi

barang dan jasa berjalan dengan baik.11

Berikut adalah macam macam sistem ekonomi yang

dipakai oleh banyak negara yang ada di dunia termasuk di

Indonesia:

1. Sistem ekonomi tradisional

Suatu sistem dalam organisasi kehidupan ekonomi

berdasarkan kebiasaan, tradisi masyarakat secara turun-

temurun yang mengandalkan faktor produksi apa adanya.

Kelebihan dari sistem ekonomi tradisional ini adalah

adanya semangat kekeluargaan dan kejujuran dari setiap

individu dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.12

Kelebihan dari sistem ekonomi tradisional antara

lain sebagai berikut:

a. Kegiatan perekonomian adalah berjalan atas dasar

kejujuran karena tujuannya untuk pemenuhan

kebutuhan hidup bukan untuk mencari keuntungan.

b. Hubungan antar individu di masyarakat masih sangat

kuat dan saling tolong-menolong.

c. Tidak terdapat kesenjangan ekonomi antara yang

miskin dan yang kaya karena pendapatan cenderung

merata.

d. Tidak terdapat inflasi, pengangguran, dan masalah lain

yang terdapat pada sistem lainnya.

e. Pemerintah berperan sebagai pengawas sehingga tidak

terjadi monopoli oleh pihak pemerintah.

11https: wikipedia Sistem perekonomian Sistem perekonomian adalah

system yang,maupun organisasi negara tersebut & Dalam beberapa sistem

seorang individu boleh memiliki semua factor produksi. 12 Apridar. 2009. Ekonomi Internasional : Sejarah, Teori, Konsep,

Permasalahan Dalam Aplikasinya. Yogyakarta : Graha Ilmu, h. 57

Page 24: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

15

Adapun kekurangan dari sistem ekonomi tradisional

antaranya sebagai berikut:

a. Tidak semua kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi

dengan baik karena mengandalkan hasil alam.

b. Belum ada nilai standar dalam transaksi tukar-

menukar suatu barang.

c. Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi sangat

lambat.

d. Kualitas barang cenderung rendah dan sulit

berkembang karena tingkat persaingan dalam pasar

sangat rendah.

e. Pola pikir masyarakat tidak dapat berkembang, karena

sebuah perubahan dianggap tabu.13

2. Sstem ekonomi komando

Sistem ekonomi terpusat adalah sistem di mana

pemerintah memiliki kekuasaan yang dominan pada

pengaturan kegiatan ekonomi. Penguasaan dilakukan

melalui pembatasan-pembatasan terhadap kegiatan

ekonomi yang dikerjakan oleh anggota masyarakat.

Negara yang menganut sistem terpusat antara lain: Rusia,

RRC, dan negara-negara Eropa Timur (bekas negara Uni

Soviet).14

Kelebihan sistem ekonomi komando ini adalah

sebagai berikut:

a. Dapat mengurangi pengangguran karena pemerintah

memegang kendali penuh terhadap semua faktor

produksi.

13Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian :Suatu Pendekatan

Praktik. Jakarta : Rineka Cipta, h. 41 14 Arsyad, Lincolin. 2007. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta :

Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, h. 32

Page 25: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

16

b. Tanggung jawab perekonomian pada pemerintah

sehingga pemerintah akan terus berinovasi agar

ekonomi negara tetap stabil.

c. Kebutuhan masyarakat terjamin, karena produk dan

jasa yang dihasilkan akan sesuai dengan apa yang

mereka butuhkan.

d. Mudah mengendalikan harga dan pemerataan.

e. Inflasi menjadi lebih mudah untuk dikendalikan.

f. Kondisi pasar dalam negeri akan berjalan dengan

lancer.15

Kekurangan sistem ekonomi komando ini adalah

sebagai berikut:

a. Mobilisasi yang cepat membuat sistem ini dapat

menyebabkan kurangnya kebutuhan masyarakat

karena produksi yang dihasilkan tidak selalu

didasarkan atas permintaan masyarakat.

b. Penjatahan sering menjadi kebutuhan dan solusi.

c. Ini akan menghambat inovasi dari masyarakat.

3. Sistem ekonomi liberal (kapitalis)

Sistem ekonomi berdasarkan kebebasan seluas-

luasnya bagi seluruh masyarakat dalam kegiatan

perekonomian tanpa adanya campur tangan daripada

pemerintah. Landasan dari sistem perekonomian ini

adalah bertujuan secara umum untuk mencari

keuntungan pribadi tanpa adanya pihak lain yang perlu

dipertimbangkan.

15 Bambang Kustianto dan Istikomah. 2007. Peranan Modal Asing

Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Bisnis

Indonesia, Vol (14) (2) : 25-36

Page 26: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

17

Kelebihan sistem ekonomi liberal ini adalah

sebagai berikut:

a. Setiap perorangan atau perusahaan memiliki

kebebasan dan mempunyai hak untuk memiliki

kekayaan dan sumber daya produksi pribadi atau tidak

dibatasi.

b. Dapat dikembangkannya kreativitas dan inisiatif

masyarakatnya.

c. Tindakan selalu berdasar pada prinsip ekonomi

sehingga efisiensi dan efektivitas tinggi.

d. Kebebasan dalam memproduksikan produk atau jasa

menyebabkan persaingan antar produsen

(perusahaan) untuk menghasilkan barang yang

bermutu.

Adapun kekurangan sistem ekonomi liberal ini

adalah sebagai berikut:

a. Kebebasan pasar menyebabkan persaingan untuk

merebut pasar. Hal ini menimbulkan terbentuknya

monopoli, kolusi usaha dan konglomerasi sehingga

mengancam pengusaha yang lemah.

b. Mendorong semakin terlihatnya kesenjangan antara

golongan ekonomi kuat dengan ekonomi yang lemah.

c. Perekonomian mudah menghadapi ketidakstabilan.

4. Sistem ekonomi campuran

Sistem ekonomi campuran adalah suatu sistem yang

di satu sisi pemerintah memberikan kebebasan kepada

masyarakat untuk berusaha melakukan kegiatan

ekonomi. Akan tetapi di sisi lain pemerintah memiliki

campur tangan dalam perekonomian dengan tujuan

Page 27: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

18

menghindari penguasaan secara penuh dari segolongan

masyarakat pada sumber daya ekonomi.16

Kelebihan sistem ekonomi campuran ini adalah

sebagai berikut:

a. Diakuinya setiap hak individu.

b. Penetapan harga dalam perekonomian akan terkendali.

c. Sektor ekonomi diarahkan untuk kepentingan

masyarakat.

d. Terdapat sebuah kebebasan dalam usaha.

e. Kestabilan ekonomi terjamin

Kekurangan sistem ekonomi campuran ini adalah

sebagai berikut:

a. Beban pemerintah akan lebih berat dibandingkan

dengan sektor swasta.

b. Pihak swasta kurang memaksimalkan keuntungan

yang seharusnya didapatkan.

c. Tidak ada kejelasan mengenai batasan pengaruh

pemerintah dalam kegiatan perekonomian.

d. Ketimpangan dalam persaingan bisnis dan tidak

tepatnya pengelolaan sumber daya alam dan

manusia.17

Sistem ekonomi Indonesia adalah sistem ekonomi

pancasila yaitu sistem ekonomi yang mengacu pada sila-sila

dalam Pancasila, yang terwujud dalam lima landasan

ekonomi yaitu ekonomi moralistik, ekonomi kemanusiaan,

nasionalisme, demokrasi ekonomi dan diarahkan untuk

16Ghozali, Imam. 2009. Ekonometrika : Teori, Konsep dan Aplikasi

dengan SPSS 17. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro, h. 53 17Dumairy. 1996. Perekonomian Indonesia. Jakarta : Erlangga, h. 7

Page 28: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

19

mencapai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.18

Subsistem dari sistem ekonomi pancasila tersebut adalah

perekonomian rakyat atau dapat disebut ekonomi

kerakyatan, dimana perekonomian ini lebih merujuk pada

obyek atau situasinya yaitu pada ekonomi sebagian besar

rakyat Indonesia, yang umumnya masih tergolong ekonomi

lemah, bercirikan subsisten (tradisional), dengan modal dan

tenaga kerja keluarga, serta teknologi sederhana.19

Dengan bersandar pada pengertian tersebut, maka

kita dapat melihat fakta bahwa ekonomi rakyat terus

berkembang dari waktu ke waktu. Namun

perkembangannya tidak sejalan dengan perkembangan

perekonomian secara keseluruhan. Dilihat dari sisi output-

nya perkembangan ekonomi rakyat lebih lamban dari

perekonomian modern dan skala besar, yang pelaku dan

kepemilikannya terbatas. Di era modern ini untuk

menjalankan sistem ekonomi kerakyatan dapat dilakukan

dengan berbagai cara, salah satunya melalui penegakkan

hukum dalam bentuk UU dan aturan lain. Hal ini

dipermudah dengan adanya sistem desentralisasi yaitu

penyerahan kewenangan dari pemerintah pusat kepada

pemerintah daerah untuk mengurusi urusan rumah

tangganya sendiri berdasarkan prakarsa dan aspirasi

rakyatnya dalam kerangka Negara Kesatuan Republik

Indonesia, dengan adanya desentralisasi maka muncullah

otonomi bagi suatu pemerintah daerah.

18 Edy Suandi Hamid, Ekonomi Indonesia dari Sentralisasi ke

Desentralisasi, Ctk. Pertama, UII Press, Yogyakarta, 2006, h. 29 19Ibid., h. 33

Page 29: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

20

Meski masing-masing daerah otonom memiliki

kewenangan untuk membentuk Peraturan Daerah, namun

pembentukan Peraturan Daerah tidak dapat dilakukan

sesuka hati daerah yang bersangkutan. Ada rambu-rambu

hukum tertentu dalam UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah yang harus dipenuhi dalam

pembentukan Peraturan Daerah yang jika rambu-rambu

tersebut dilanggar akan menyebabkan suatu Peraturan

Daerah bisa dibatalkan atau dimintakan pembatalan.20

UU Nomor 23 tahun 2014 telah ditetapkan untuk

mengganti UU Nomor 32 Tahun 2004 yang tidak sesuai lagi

dengan perkembangan keadaan, ketatanegaraan, dan

tuntutan penyelenggaraan pemerintahan daerah. Muatan UU

Pemerintahan Daerah tersebut membawa banyak

perubahan dalam penyelenggaraan pemerintahan. Salah

satunya adalah pembagian urusan pemerintahan daerah.

Berdasarkan UU Nomor 23 tahun 2014 klasifikasi urusan

pemerintahan terdiri dari 3 urusan yaitu urusan

pemerintahan absolut, urusan pemerintahan konkuren , dan

urusan pemerintahan umum. Urusan pemerintahan absolut

adalah urusan pemerintahan yang sepenuhnya menjadi

kewenangan Pemerintah Pusat, urusan pemerintahan

konkuren adalah urusan pemerintahan yang dibagi antara

Pemerintah Pusat dan Daerah Provinsi dan Daerah

Kabupaten/Kota, sedangkan urusan pemerintahan umum

adalah urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan

Presiden sebagai kepala pemerintahan.

20Anis Ibrahim, Legislasi dan Demokrasi, in-trans publishing, Malang,

2008, h. 124.

Page 30: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

21

Selain urusan-urusan tersebut, Pemeritah Daerah

diberi wewenang secara meluas untuk mengatur

pemerintahan di daerah dengan menggunakan dan

mengoptimalkan seluruh potensi sumber daya yang ada di

daerah baik yang sudah mampu digali maupun yang masih

berupa potensi termasuk juga pemanfaatan sumber daya

manusia daerah. Masing-masing wilayah tersebut

mempunyai kewenangan untuk mengatur urusannya sendiri

untuk memperkuat pertahanan dan keamanan dan

mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakatnya.

Kewenangan tersebut dituangkan dalam peraturan yang

disebut Peraturan Daerah (Perda). Dalam penyusunan Perda

yang ideal tentunya diperlukan partisipasi masyarakat yang

disampaikan melalui Badan Legislatif Daerah masing-

masing, supaya Perda tersebut dapat benar-benar

memberikan rasa keadilan bagi masyarakat pada umumnya.

Laju perkembangan suatu daerah biasanya

dipengaruhi oleh pertambahan penduduk sebagai akibat

daya tarik atau nilai jual daerah tersebut. Dewasa ini pusat

pembelanjaan dan toko modern tersebut banyak

bermunculan diseluruh Kabupaten Sleman, dari yang berdiri

di tepi jalan besar sampai masuk ke pemukiman warga. Tiga

tahun terakhir, pertumbuhan bisnis retail secara

keseluruhan mencapai rata-rata 43,364 pertahun, khusus

minimarket tumbuh ratarata 7,341 pertahun yang jaraknya

antar satu dengan yang lainnya tidak lebih dari 300 meter.21

21 Ali Hasan, Managemen Bisnis Syariah, Kaya didunia hormat di

akhirat, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2009, h. 143

Page 31: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

22

Waralaba merupakan salah satu bisnis yang populer

dikalangan masyarakat khususnya para pengusaha. Konsep

mengenai waralaba itu sendiri muncul dari hasrat para

pengusaha untuk mengembangkan usahanya hingga

menembus batas wialayah tertentu. Kosakata dari waralaba

itu sendiri berawal dari bahasa Prancis yaitu Franchise yang

berarti bebas atau bebas dari perhamaan atau perbudakan

(free from servitude). Menurut V. Winanto, “Waralaba

adalah hubungan kemitraan antara usahawan yang

usahanya sukses dengan usahawan yang relative baru atau

lemah dalam usaha tersebut dengan tujuan saling

menguntungkan khususnya dalam bidang usaha penyediaan

produk dan jasa langsung pada konsumen”.22

22 V. Winanto, “Pengembangan Waralaba (Franching) di Indonesia.

Aspek Hukum dan Non hukum”. Dalam buku Juazir Sumardi, Aspek-Aspek

Hukum Franchisee dan perusahaan Tran Nasional, PT. Citra Aditya Bakti,

Bnadung, 1995. h.1.

Page 32: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

23

BAB 2

KONSEPSI DAYA SAING

DALAM PEREKONOMIAN

A. Definisi Daya Saing

Daya saing merupakan kemampuan menghasilkan

produk barang dan jasa yang memenuhi pengujian

internasional, dan dalam saat bersamaan juga dapat

memelihara tingkat pendapatan yang tinggi dan

berkelanjutan, atau kemampuan daerah menghasilkan

tingkat pendpatan dan kesempatan kerja yang tinggi dengan

tetap terbuka terhadap persaingan eksternal. Menurut

porter daya saing nasional sebagai iuran dari kemampuan

suatu negara dalam rangka mencapai, atau

mempertahankan posisi yang menguntungkan dibandingkan

dengan negara lain dalam sejumlah sektorsektor kuncinya.

Daya saing adalah konsep perbandingan kemampuan

dan kinerja perusahaan, sub-sektor atau negara untuk

menjual dan memasok barang dan atau jasa yang diberikan

dalam pasar. Daya saing sebuah negara dapat dicapai dari

akumulasi daya saing strategis setiap perusahaan. Proses

penciptaan nilai tambah (value added creation) berada pada

lingkup perusahaan.23

23Mudrajad Kuncoro. ‚Ekonomika Industri Indonesia : Menuju Negara

Industri Baru 2030?‛. (Yogjakarta: Penerbit Andi, 2007), h. 82

Page 33: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

24

Menteri Pendidikan Nasional mendefinisikan daya

saing adalah kemampuan untuk menunjukkan hasil yang

lebih baik, lebih cepat atau lebih bermakna. Kemampuan

yang dimaksud adalah

1. Kemampuan memperkokoh pangsa pasarnya

2. Kemampuan menghubungkan dengan lingkungannya

3. Kemampuan meningkatkan kinerja tanpa henti

4. Kemampuan menegakkan posisi yang menguntungkan24

Word Economic Forum (WEF), suatu lembaga yang

secara rutin menerbitkan “Global Competitveness Report”

mendefinisikan daya saing sebagai kemampuan suatu

perekonomian nasional yang mencapai pertumbuhan

ekonomi yang tinggi yang berkelanjutan. Komponennya

meliputi kebijakan-kebijakan yang tepat, institusi yang

sesuai, karakter ekonomi yang lain yang mendukung,

terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan

berkelanjutan.

Perusahaan yang tidak mempunyai daya saing akan

ditinggalkan oleh pasar. Karena tidak memiliki daya saing

berarti tidak memiliki keunggulan, dan tidak unggul berarti

tidak ada alasan bagi suatu perusahaan untuk tetap survive

di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya saing

berhubungan dengan bagaimana efektivitas suatu organisasi

di pasar persaingan, dibandingkan dengan organisasi

lainnya yang menawarkan produk atau jasa-jasa yang sama

atau sejenis. Perusahaan-perusahaan yang mampu

menghasilkan produk atau jasa yang berkualitas baik adalah

perusahaan yang efektif dalam arti akan mampu bersaing.

24Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 41 Tahun 2007 tentang

Standar Proses.

Page 34: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

25

Persaingan adalah inti dari kesuksesan atau

kegagalan perusahaan. Terdapat dua sisi yang ditimbulkan

oleh persaingan, yaitu sisi kesuksesan karena mendorong

perusahaan-perusahaan untuk lebih dinamis dan bersaing

dalam menghasilkan produk serta memberikan layanan

terbaik bagi pasarnya, sehingga persaingan dianggapnya

sebagai peluang yang memotivasi. Sedangkan sisi lainnya

adalah kegagalan karena akan memperlemah perusahaan-

perusahaan yang bersifat statis, takut akan persaingan dan

tidak mampu menghasilkan produk-produk yang

berkualitas, sehingga persaingan merupakan ancaman bagi

perusahaannya.

Pengertian daya saing mengacu pada kemampuan

suatu negara untuk memasarkan produk yang dihasilkan

negara itu relatif terhadap kemampuan negara lain. Daya

saing dapat juga dikatakan sebagai kemampuan suatu

komoditi untuk memasuki pasar luar negeri dan

kemampuan untuk dapat bertahan dalam pasar tersebut,

dalam artian jika suatu produk mempunyai daya saing maka

produk tersebutlah yang banyak diminati oleh banyak

konsumen. Definisi daya saing adalah tingkat produktivitas

yang diartikan sebagai output yang dihasilkan oleh suatu

tenaga kerja.25 Sedangkan pengertian daya saing adalah

keunggulan pembeda dari yang lain yang terdiri dari

comparative advantage (faktor keunggulan komparatif) dan

competitive advantage (faktor keunggulan kompetitif).26

25Porter, M.E, 1990. The Competitive Advantage of Nations. New

York: The Free Press, h. 17. 26 Tambunan, T. 2001. Perdagangan Internasional Dan Neraca

Pembayaran: Teori dan Temuan Empiris. Jakarta: PT Pustaka LP3ES

Indonesia, h. 47.

Page 35: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

26

Martin menyatakan konsep definisi Daya saing suatu

negara atau daerah mencakup beberapa elemen utama

sebagai berikut:

1. Meningkatkan taraf hidup masyarakat

2. Mampu berkompetensi dengan daerah maupun negara

lain.

3. Mampu memenuhi kewajibannya baik dosmetik maupun

internasional

4. Dapat menyediakan lapangan kerja, dan

5. Pembangunan yang berkesinambungan dan tidak

membebabani generasi yang akan dating.27

Menurut Tambunan terdapat beberapa faktor yang

mendukung daya saing suatu industri, diantaranya adalah

keahlian atau tingkat pendidikan pekerja, keahlian

pengusaha, ketersediaan modal, sistem organisasi dan

manajemen yang baik (sesuai kebutuhan bisnis),

ketersediaan teknologi, ketersediaan informasi, dan

ketersediaan inputinput lainnya seperti energi, bahan baku,

dan lain-lain.28

Pada dasarnya secara umum daya saing didefinisikan

sebagai kemampuan dari suatu industri untuk menunjukkan

keunggulan dalam hal tertentu, dengan cara

memperlihatkan situasi dan kondisi yang paling

menguntungkan, hasil kerja yang lebih baik dibandingkan

dengan industri lainnya. Sehingga faktor yang harus

diperhatikan dalam persaingan adalah keunggulan.

27 Anonim, Profil dan pemetaan daya saing ekonomi daerah

kabupaten/kota di Indonesia. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), h.

18. 28Dian Anita Sari, ‘’Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Daya Saing

Umkm Di Kabupaten Rembang’’, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yppi

Rembang, h. 18.

Page 36: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

27

Menurut Ismail dan Syafitri untuk mengukur daya

saing ekonomi daerah, ada empat indikator yang harus

digunakan yaitu:

1. Struktur ekonomi yang meliputi kondisi ekonomi,

produktivitas, output dan nilai tambah, serta tingkat

investasi asing atau domestic

2. Potensi wilayah yang meliputi non tradeable seperti

lokasi, prasarana, sumber daya alam, serta citra daerah

3. Sumber daya manusia meliputi kualitas sumberdaya

manusia yang mendukung kegiatan ekonomi mulai dari

proses produksi, konsumsi, hingga distribusi

4. Kelembagaan meliputi konsistensi kebijakan pemerintah

dan perilaku masyarakat yang pro-pengembangan

ekonomi lokal, serta budaya yang mendukung

produktivitas.29

Porter membahas bahwa kemakmuran nasional

diciptakan bukan diwariskan. Porter menjelaskna bahwa

daya saing bangsa tergantung pada kapasitas industri untuk

berinovasi. Teori ini juga mencata bahwa tidak mungkin

suatu negara unggul disetiap jenis industri, namun suatu

negara dapat meraih sukses di industri tertentu. Porter

memperkenlakan model diamond of national advantage

untuk menjelaskan mengapa industri tertentu di suatu

negara berhasil.

Pandangan Steiner sejalan dengan Michael Barzelay

lewat kajian program STEP (Striving Toward Excellence in

Performance). Barzelay menemukan bahwa pergeseran

29 Rulyanti Susi Wardhani, Dkk, “ Analisis Faktor_Faktor Yang

Mempengaruhi Daya Saing Pada Sentra Industri Makanan Khas Bangka Di

Kota Pangkal Pinang ”, Jurnal, Fakultas Ekonomi, Universitas Bangka

Belitung, h. 74

Page 37: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

28

paradigma itu membawa perubahan terhadap hal-hal

sebagai berikut:

1. Kedekatan hubungan (antara birokrat pemerintah)

dengan kustomer (rakyat) memperbaiki pemahaman

(birokrat) terhadap kebutuhan kustomer (rakyat).

2. Meningkatkan partisispasi pekerja (birokrat) baik dalam

hal curah pengetahuan, pengembangan, kemampuan,

maupun komitmen seluruh penyelenggara negara.

3. Meningkatkan penyebaran (pendelegasian) otoritas dari

manajer sehingga pekerja (pegawai) memperoleh

akuntabilitas (yang semakin baik) dari bawah

(masyarakat)

4. Kebersamaan yang dilakukan secara sukarela

memungkinkan terjadinya tukar-menukar pengetahuan,

keahlian, maupun sumber-sumber yang ada.

Dari paparan tersebut dapat disimpulkan bahwa

peningkatan daya saing satu bangsa dimulai dengan

komitmen pemerintah untuk secara serius menciptakan

iklim persaingan diantara warga negara maupun antar

aparatur pemerintah. Pemerintah harus mengambil porsi

sesedikit mungkin dalam dinamika sosial tetapi efektif

melindungi kepentingan yang paling mendasar dari

masyarakat luas.30

B. Makna dan Nilai Daya Saing

Aset utama organisasi atau lembaga salah satunya

ditentukan oleh kualitas human resources management

(manajemen sumber daya manusia) yang tumbuh di

30 Riswandha Imawan, Peningkatan Daya Saing: pendekatan

paradigma-politis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Page 38: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

29

dalamnya sebagai penggerak suatu instansi. Penjelasan

fungsi manajemen sumber daya manusia meliputi fungsi

manajemen dan fungsi operatif. Barthos fungsi operatif

mencakup development (pengembangan), integration

(integrasi), maintenance (perawatan atau pemeliharaan),

separation (pemisahan), compensation (kompensasi) dan

procurement (pengadaan). Berbagai strategi diterapkan

dalam rangka meningkatkan kapasitas dan kapabilitas SDM

guna menciptakan lembaga yang lebih berdaya saing.31

Frasa daya saing sering dijelaskan sebagai suatu teori,

konsep multidimensional dan konsep relatif yang terkait

dengan mekanisme pasar. Daya saing juga merujuk pada

tingkat agregasi yang berbeda-beda, sebagaimana

perusahaan pada taraf individu, sektoral, industri, lokal,

regional, nasional dan bahkan supra nasional. Objek daya

saing pada akhirnya diarahkan pada entitas terbaik yang

mampu menghadapi persaingan pasar. Konsep lain seperti

produktivitas, inovasi dan ‘market share’ (pangsa pasar)

biasanya berkaitan dengan istilah ‘daya saing’ sehingga

seringkali digunakan secara bergantian.

Hidup merupakan kompetisi (life is competition)32

yang bermaksud hidup bukanlah suatu perlombaan dimana

kita harus selalu menang dengan cara apapun tetapi hidup

adalah bagaimana selalu meningkat dan belajar untuk

menjadi pribadi yang lebih baik dalam menghadapi masa

depan33 atau dalam bahasa al-Quran fastabiqul khoirot34.

31Barthos,Basir.2012.Manajemen Sumber Daya Manusia.Jakarta:Bumi

Aksara, h. 22 32 Three Idiots dalam menit 19:54. 33Wiryanto Dewobroto (2014), “Peran Kompetisi Dalam Pendidikan

Untuk Meluluskan Insinyur Yang Tangguh”, Conference Paper. Workshop

Page 39: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

30

Kompetisi tersebut bukan hanya terjadi di muka bumi

bahkan sampai luar angkasa, star war35. Bahkan seluruh

benda-benda alam semesta harus berkompetisi,

berkembang, meluas36 dengan terus bergerak dalam sebuah

gerakan yang sangat teratur (bertasbih) 37 baik hewan

maupun manusia.

Apabila kita dasari lebih mendalam sebetulnya

kehidupan adalah kompetisi itu sendiri38. Asal mula kejadian

manusia, berawal dari kompetisi milyaran sel sperma yang

berhasil membuahi indung telur betina39. Kompetisi yang

terjadi sudah ada sejak diturunkannya Adam as ke muka

bumi40 setelah diusir oleh Allah SWT dari surga karena

memakan buah terlarang (khuldi) disebabkan tergoda oleh

rayuan Iblis la’natullah alaihi41. Setelah Nabi Adam as

Peningkatan Daya Saing Dalam Kompetisi Internasional Teknik Sipil,

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya, Sabtu, 10 Mei

2014, Ruang Sidang Jurusan Sipil Gedung A Lantai 2, Malang, h. 1. 34QS: al-Baqarah (2):148. 35Star Wars/Perang Bintang adalah seri film epik, fiksi ilmiah, opera

antariksa Amerika Serikat yang disutradarai oleh George Lucas. Semenjak

dirilisnya serial ini, film ini telah menjadi sebuah fenomena budaya dan

menghasilkan banyak produksi film, buku, permainan video, serial televisi,

dan banyak produk lainnya yang dipasarkan. 36Teori alam semesta yang terus berkembang-meluas. QS: Az-Zariyat

(51):47. 37QS: al-Hadīd (57):1, QS: al-Isrā (17):77, QS: Al-Jumu’ah (62):1,

QS: Ash-Shaff (61):1, QS: al-Hasyr (59):1, QS: At-Taghābun (64):1. 38Wiryanto Dewobroto (2014), op.cit, hal. 2. 39QS: Ghāfir (40):67, QS: as-Sajdah (32):8, QS: al-Tharīq (86):5-7.

Asal-usul manusia adalah sesuatu yang disarikan dari cairan mani –pada

masa kini diketahui bahwa komponen aktif cairan mani yang merupakan

organisme sel tunggal yang disebut spermazoon– , Maurice Bucaille (2005),

What is Origin of Man? The Answers of Science and The Holy Scriptures.

Diterjemahkan oleh Rahmani Astuti (1992), Asal-Usul Manusia Menurut

Bibel, al-Qur’an dan Sains. Mizan, Bandung, hal. 20. 40QS: al-Baqarah (2):38. 41QS: Thāha (20):116-123.

Page 40: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

31

diturunkan dari surga, Allah SWT mengajarkan

kalimat/doa 42 “robbanā dholamnā anfusanā wa in lam

taghfirlanā watarhamnā lanā kūnannā minal khōsirīn”43, lalu

Allah SWT menerima taubat Nabi Adam as dengan kalimat

tersebut.

Setelah lama mengembara, akhirnya Nabi Adam as

bertemu dengan isterinya Siti Hawa ra di Jabal Rahmah

setelah mengembara berpuluh-puluh tahun sejak

diturunkan dari surga. Dari pertemuan Nabi Adam as dan

Siti Hawa ra tersebut lahirlah 4 anak pertama, pasangan

kembar putra-putri44. Anak Nabi Adam as banyak tetapi

yang sering disebut di antaranya ialah Qabil dan Iqlima serta

Habil dan Labuda. Saat keempat anaknya ini dewasa, Nabi

Adam as mendapat petunjuk dari Allah SWT untuk

menikahkan mereka secara bersilangan, yaitu Qabil dengan

Labuda dan Habil dengan Iqlima. Namun, Qabil menolak

karena Iqlima lebih rupawan dibandingkan Labuda45.

Dalam menerai pertikaian tersebut Allah SWT

memerintahkan kedua putra Nabi Adam as tersebut untuk

berqurban, berkompetisi untuk berbuat mana yang lebih

baik dan ikhlas dalam beramal. Dan siapa dari mereka yang

amalnya diterima, maka ialah yang berhak memilih

pasangannya. Qabil menqurbankan hasil kebun berupa

sekarung gandum yang berkualitas buruk, tetapi Habil

menqurbankan unta binatang kesayangannya. Maka Allah

42QS: al-Baqarah (2):37. 43QS: al-A'rāf (7):23. 44 Al-Imām ibn Kathīr Ad-Damishqi (700-774 H). Translated by

Muhammād Mustaphā Geme’ah, Al-Azhar (t.t), Stories of the Prophets.

Published by Darussalam, Riyadh, Saudi Arabia, h. 16. 45Al-Imām ibn Kathīr Ad-Damishqi (700-774 H), h. 16

Page 41: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

32

SWT menerima qurban Habil dan menolak qurban Qabil46.

Di sinilah spirit berkompetisi dalam kebaikan

dimulai/fastabiqul khoirot47.

Manusia yang harus pasrah dan ikhlas berbuat

kebaikan untuk kemaslahatan hidup dunia dan akhirat, serta

pasrah terhadap ketentuan dan ketetapan yang Maha Kuasa.

Sebagaimana Allah SWT mengabadikannya dalam al-Quran:

"Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putra Adam (Habil

dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya

mempersembahkan qurban. Maka, diterima dari salah

seorang dan mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari

yang lain (Qabil). la (Qabil) berkata, 'Aku pasti

membunuhmu!' Berkata Habil, 'Sesungguhnya, Allah hanya

menerima (qurban) dari orang-orang yang bertakwa"48.

C. Indonesia Harus Berdaya Saing

Indonesia sebagai negara berkembang saat ini

membutuhkan lebih dari 2% pelaku usaha dari total

penduduk masyarakat Indonesia. Hal tersebut di sampaikan

oleh kementerian koperasi dan usaha kecil menengah Syarif

Hasan. Indonesia membutuhkan sedikitnya 4,7 juta jiwa

untuk mencapai negara yang makmur dan sejahtera

(Kompas, 12 Desember 2014). Peningkatan ekonomi di

negara ini harus di dorong ke arah yang lebih produktif dan

kreatif yaitu dengan memunculkan pengusaha–pengusaha

baru. Dampak yang di munculkan oleh para pelaku usaha

akan berpengaruh terhadap meningkatnya pendapatan

daerah dan negara serta memangkas jumlah pengagguran di

46Al-Imām ibn Kathīr Ad-Damishqi (700-774 H), Ibid., h. 17. 47QS: al-Baqarah (2):148. 48QS: al-Mā’idah (5):27.

Page 42: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

33

Indonesia. Ditengah upaya pemerintah dalam meningkatkan

ekonomi negara terdapat kesempatan dengan adanya

masyarakat ekonomi ASEAN 2015 (MEA).

Salah satu MEA di bentuk bertujuan untuk

mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara, khususnya

di lingkup negara Asia Tenggara. Mengutip pernyataan

Kementerian Koordinator Perekonomian saat ini,

pemerintah sudah melakukan berbagai persiapan penting

dalam menghadapi persaingan usaha Masyarakat Ekonomi

ASEAN (MEA) 2015. Indonesia sudah meratifikasi 115

perjanjian, dari 138 perjanjian ekonomi ASEAN yang

meliputi bidang perdagangan barang dan jasa serta investasi

hingga Agustus 2014, penyelesaian cetak biru MEA

Indonesia di tingkat nasional telah mencapai 85,5%.

Sementara scorecard rata-rata ASEAN dalam pencapaian

MEA adalah 82.1 persen (Kompas, 16 Desember 2014 ).

Ancaman bagi para pelaku usaha yang minim akan

kreatifitas dan inovasi, akan menjadi permasalahan

tersendiri bagi keberlanjutan suatu industri tersebut.

Mengingat pasar bebas ASEAN pada akhir tahun 2015,

pelaku usaha dituntut untuk mengembangkan dan

berinovasi dari produk yang di hasilkan. Kurangnya daya

saing dengan negara–negara Asia Tenggara, yang tergolong

dari Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 ( MEA). Indonesia

akan terancam ketika produk dan jasa dari luar secara bebas

keluar masuk. Hal tersebut dapat di lihat dari indikator

produk domestik bruto (PDB), sumber daya manusia (SDM),

melemahnya eksport, meningkatnya import, kualitas produk

dan jasa serentak akan melemah ketika para pelaku usaha

tidak dapat bersaing dengan negara yang tergabung dalam

MEA 2015.

Page 43: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

34

Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 (MEA) merupakan

salah satu pangsa pasar terbesar se-Asia Tenggara,

perdagangan produk atau jasa international yang

melibatkan 10 negara di Asia Tenggara akan bebas keluar

masuk ke Indonesia. Namun pertanyaan yang akan muncul,

sudah siapkah negara Indonesia bersaing. Mengingat MEA di

mulai pada akhir tahun 2015, persiapan bagi bangsa

Indonesia khususnya bagi pelaku Industri Kecil Menengah

(IKM) belum bisa terukur akan kesiapan untuk menghadapi

pasar bebas Asia Tenggara. Didukung dengan kurangnya

sosialisasi dari pemerintah terkait MEA, sebagian pelaku

usaha belum begitu paham terkait adanya MEA. Kondisi

tersebut dapat diartikan bahwa para pelaku usaha industri

kreatif belum siap akan menghadapi Masyarakat Ekonomi

ASEAN.

Daya saing dari negara Indonesia dapat di perkuat

dengan adanya industri kreatif yang saat ini banyak di

perbincangkan oleh kalayak ramai. Industri kreatif saat ini

cukup berperan dalam pembangunan ekonomi nasional.

Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) kontribusi

industri kreatif pada tahun 2013 sebesar 9.109.129,4 miliar

rupiah, angka tersebut merupakan peningkatan atas PDB

pada tahun 2012 sebesar 8.241.864,3. Perbandingan kedua

PDB tersebut mengindikasikan pertumbuhan sebesar

10,52% (BPS, 21 Maret 2015).

Hanya saja pemerintah saat ini belum optimal dalam

mendukung industri kreatif tersebut. Indonesia mempunyai

ketetapan klasifikasi subsektor industri kreatif di antaranya

periklanan, arsitektur, pasar seni dan barang antik,

kerajinan, fesyen, multimedia (video, film dan fotografi),

permainan interaktif, seni pertunjukan, penerbit dan

Page 44: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

35

percetakan, layanan komputer dan piranti lunak, televisi dan

radio, riset dan pengembangan.

Sesuai dengan amanat Pembukaan UUD 1945,

“Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah

Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia

dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan

kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan

ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan

kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial” 49 .

Melihat amanat UUD di atas, bangsa Indonesia harus

memiliki kesadaran yang tinggi akan pentingnya

berkompetisi, dalam artian harus mampu untuk menjadi

negara yang mandiri, tidak bergantung kepada bantuan luar

negeri (hutang), dan mengemis kepada negara-negara lain

untuk mendapat bantuan.

Padahal apabila para petinggi negara bersifat

negarawan 50 tidak korupsi untuk kepentingan pribadi,

partai dan golongan51. Maka akan dapat melihat peluang

demografi bangsa ini yang sungguh amat luar biasa. Bangsa

ini bisa sangat berkopempetitif dan dapat bebas dari segala

permasalahan bangsa, di antaranya; bebas dari beban

hutang yang mana Institute for Development of Economics

and Finance (INDEF) pada tahun 2015 sudah memberikan

sinyal bahwa laju peningkatan. Utang Pemerintah ini

49 MPR RI (2011), Amandemen UUD 1945 Plus Atlas Berwarna.

Cetakan pertama, Penerbit Pustaka Yustisia, Slemen Yogyakarta, h. 6. 50Negarawan (seperti sukarno-hatta, agus salim, Habibie dan lain-lain,

bukan seperti pejabat – pejabat sekarang yang hanya politikus, haus

kekuasaan, penghianat negara, menjual negara marketing – untuk menjual

pulau pulau, tunduk kepada asing Cina-Amerika, Iran-Syiah dan Yahudi 51 Contoh dalam hal ini adalah kasus e-KTP yang tengah hangat,

merugikan negara sampai 2,3 trilyun rupiah, detik news. Kamis 09 Maret

2017, 06:48 WIB.

Page 45: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

36

semakin mengkhawatirkan dan saat ini sudah mencapai

Rp3.866,45 triliun pada September 201752,.

Apabila seluruh elemen bangsa berupa Sumber Daya

Manusia (SDM)/manpower yang lebih dari 200 juta orang

agar dikoordinir mengolah Sumber Daya Alam Indonesia

(SDA) berupa materil, dan juga kekayaan negara Indonesia

immaterial berupa kebudayaan dan termasuk di dalamnya

adalah pasar tradisional yang merupakan salah satu heritage

kekayaan Indonesia, dapat dipastikan Indonesia dapat

mandiri dan mampu berkompetisi dengan negara-negara

lain.

Peran pasar tradisional sangat besar dalam

perekonomian yang lebih menggambarkan denyut nadi

perekonomian rakyat Indonesia53. Pasar tradisional sebagai

pondasi dasar ekonomi kerakyatan, sekaligus sebagai

jantungnya ekonomi masyarakat. Kekuatan ekonomi makro

bangsa berasal dari kekuatan mikro yaitu dari masyarakat

tingkat bawah yang didominasi oleh pasar tradisional yang

merupakan tulang punggung perekonomian negara 54 .

Kekuatan mikro ini sangat efektif di dalam menghadapi

krisis ekonomi global. Ini terbukti ketika terjadi krisis

ekonomi tahun 1998, pasar tradisional dapat bertahan

52 Ari Mulianta Ginting (2017), “Paradigma Utang Pemerintah

Indonesia: Peluang atau Ancaman”, Majalah Info Singkat Ekonomi dan Kebijakan Publik. Edisi Khusus 2017, Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR

RI, ISSN 2088-2351, h. 14. 53Arief Daryanto (2007), “Peran Pasar Tradisional dan Modern Dalam

Pemasaran Unggas”, Majalah. MajalahTrobos, Analisis Agribisnis, Oktober

2007, h. 63. 54 Yudha Manggala P Putra (2016), “Pasar Tradisional Tulang

Punggung Perekonomian”, Republika. Ekonomi Republika, Sabtu 17

September 2016.

Page 46: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

37

menghadapi krisis tersebut karena tidak bersentuhan

langsung dengan dolar AS atau mata uang asing lainnya55.

Dasar dari perekonomian nasional adalah pasar

tradisional, dengan lumpuhnya ekonomi makro di beberapa

tempat tetapi kegiatan perekonomian rakyat berupa pasar

tradisional memberikan kontribusi yang sangat signifikan

terhadap pertumbuh makro ekonomi negara. Pertumbuhan

ekonomi yang dipegang oleh beberapa pengusaha kelas atas

saja merupakan pertumbuhan ekonomi yang imajiner.

Tetapi pertumbuhan ekonomi yang melibatkan masyarakat

bawah, merupakan pertumbuhan ekonomi yang real

(bottom up).

Dengan memanfaatkan seluruh potensi Sumber Daya

Alam (SDM), Sumber Daya Manusia (SDA) juga pasar

tradisional, yang didukung manajemen biokrasi yang bebas

korupsi, akan mendukung kemandirian bangsa Indonesia

yang berkompetitif handal di Mancanegara. Karena dengan

berkompetitif inilah negara bisa memiliki kemampuan untuk

mandiri tidak mengharapkan bantuan (hutang) kepada

55Ketahanan terhadap krisis moneter salah satunya disebabkan oleh

tidak bergantungnya atau bebas dengan faktor-faktor ekternal seperti

ketergantungan dengan dolar AS. Pasar tradisional jarang bersentuhan

dengan dolar AS, pembeli dan penjual langsung menggunakan sistem cash

and carry. Barang-barang banyak didatangkan langsung dari kebun atau pabrik lalu masuk langsung ke pasar tradisional. Hal tersebut sesuai dengan

penelitian dilakukan di Desa Gerbosari dan Desa Purwoharjo, kedua desa

tersebut tidak terkena dampak signifikan dari krisis moneter tahun 1997. Eny

Sulistyanigrum dan Elphiwin Adela (2001), “Implikasi Krisis Ekonomi

Terhadap Desa Idt Dan Desa Bukan Idt: Studi Komparatif Desa Purwoharjo

Dan Desa Gerbosari, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulonprogo, Diy”,

Jurnal. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 16, No. 1, 2001, 30 – 40,

Universitas Gadjah Mada, hal. 38.

Page 47: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

38

bangsa dan negara lain56. Kondisi itulah yang benar-benar

dapat membuat suatu bangsa menjadi merdeka, dan tidak

tergantung negara lain. Tdak ada kata terlambat meskipun

negara ini sudah berusia 73 tahun sejak merdeka dahulu.

Lebih baik dimulai untuk berkompetisi agar mandiri, ibarat

anak kecil yang fearness untuk mulai mandiri, tetapi apabila

masa fearness itu dapat ditanggulangi dengan baik, maka

sudah tentu anak itu akan memiliki kepribadian yang

mandiri tidak tergantung dengan orang tuanya lagi, tangguh

dapat tumbuh menjadi manusia yang bermanfaat bagi

dirinya serta lingkungan sekitar, dan apabila gagal dalam

masa menanggulagi fearness ini maka hasilnya akan

sebaliknya.

Oleh karenanya, Pemerintah memiliki peranan yang

sangat fundamental untuk memajukan pasar tradisional,

yang selama ini kurang disadari bahwasannya pasar

tradisional jauh memiliki peran lebih mendalam untuk

memajukan roda ekonomi negara. Dengan peran Pemerintah

di dalam Pasar Tradisional, menjadi sandaran kuat bagi

Pasar Tradisional untuk berkompetisi dengan ritel-ritel

modern dan juga globalisasi Masyarakat Ekonomi Asean

(MEA).

56 Negara-negara yang tidak memiliki hutang di antaranya: Brunei

Darussalam, Macau, British Virgin Island, Liechtenstein, dan Palau. Zulfi

Suhendra (2017), “Negara Bebas Hutang di Dunia”, Bisnis Ekonomi. Liputan

6, 09 Januari 2017.

Page 48: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

39

BAB 3

KONSEPSI PASAR

A. Pengertian dan Fungsi Pasar Tradisional

Secara sempit pasar dapat diartikan sebagai tempat

pertemuan penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi

jual beli barang atau jasa. Secara luas pasar merupakan

proses dimana penjual dan pembeli saling berinteraksi

untuk mendapatkan harga keseimbangan atau kesepakatan

atas tingkat harga berdasarkan permintaan dan penawaran.

Jika menggunakan pemahaman diatas, tidak perlu ada

pertemuan antara penjual dan pembeli secara langsung. Hal

ini dapat dilihat pada pasar saham.57

Pasar merupakan salah satu tempat ataupun media

untuk berjual beli, dimana penjual ingin menukar

barang/jasa dengan uang, dan pembeli yang ingin menukar

uang dengan barang/jasa. Sedangkan pengertian pasar

secara luas, yakni suatu proses dimana penjual dan pembeli

saling berinteraksi untuk menetapkan harga keseimbangan.

Pasar adalah tempat atau keadaan yang

mempertemukan antara permintaan (pembeli) dan

penawaran (penjual) untuk setiap jenis barang, jasa, atau

sumber daya. Pembeli meliputi konsumen yang

membutuhkan barang dan jasa, sedangkan bagi industri

membutuhkan tenaga kerja, modal dan barang baku

produksi baik untuk memproduksi barang maupun jasa.

57Alam S. Ekonomi untuk SMA dan MA Kelas X, (Jakarta: Erlangga,

2013) h, 126

Page 49: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

40

Penjual termasuk juga untuk industri menawarkan hasil

produk atau jasa yang diminta oleh pembeli. Pekerja

menjual tenaga dan keahlianya, pemilik lahan menjual atau

menyewakan asetnya, sedangkan pemilik modal

menawarkan pembagian keuntungan dari kegiatan bisnis

tertentu. Secara umum semua orang akan berperan ganda

yaitu sebagai penjual dan pembeli.58

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

pasar sekarang ini tidak hanya berupa tempat untuk berjual

beli tetapi keadaan dimana saja yang mempertemukan

permintaan (pembeli) atau penawaran (penjual) untuk

setiap jenis barang, jasa atau sumber daya.

Pasar secara fisik adalah tempat pemusatan beberapa

pedagang tetap dan tidak tetap yang terdapat pada suatu

ruangan terbuka atau tertutup atau sebagian terbuka atau

sebagian bahu jalan. Selanjutnya pengelompokan para

pedagang eceran tersebut menempati bangunan-bangunan

dengan kondisi bangunan temporer, semi permanen

ataupun permanen.59

Secara sosiologis dan kultural, makna filosofis sebuah

pasar tidak hanya merupakan arena jual beli barang dan

jasa, namun merupakan tempat pertemuan warga untuk

saling berinteraksi sosial atau melakukan diskusi infolmal

atas permasalahan kota. Dalam pandangan Islam pasar

merupakan wahana atau tempat transaksi ekonomi ideal,

tetapi memiliki berbagai kelemahan yang cukup memadai

percapaian tujuan ekonomi yang Islami. Secara teoritik

58Adiwarman Karim, Ekonomi Mikro Islam, Edisi Kelima, (Jakarta:

PT Raja Grafindo Persada, 2007), h. 6 59Rismayani, Manajemen Pemasaran, Cetakan Ke Enam (Bandung:

Mizzan, 1999), h, 61

Page 50: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

41

maupun praktikal pasar memiliki beberpa kelemahan,

misalnya mengabaikan distribusi pendapatan dan keadilan,

tidak selarasnya antara prioritas individu dengan sosial

antara berbagai kebutuhan, adanya kegagalan pasar,

ketidaksempurnaan persaingan, dan lain-lain. Islam sangat

menghargai perniagaan yang halal dan baik.

Telah dijelaskan di muka, bahwasannya pasar

tradisional merupakan merupakan heritage kebudayaan asli

bangsa Indonesia. Selain sebagai salah satu kekayaan

immaterialbangsa ini, kekuatan pasar tradisional juga dapat

memberikan dampak pertumbuhan ekonomi makro bagi

bangsa. Pasar merupakan tempat pertemuan antara penjual

dan pembeli60. Pengertian tentang pasar menurut Peraturan

Menteri Dalam Negeri adalah tempat bertemunya penjual

dan pembeli untuk melaksanakan transaksi, sarana interaksi

sosial budaya masyarakat, dan pengembangan ekonomi

masyarakat61.

Pasar pada dasarnya tidak bisa diartikan sebagai

sebuah tempat atau lokasi tertentu untuk melakukan

kegiatan jual beli. Hal ini dikarenakan pasar tidak memiliki

batas geografis yang jelas. Kemudahan dan kecanggihan

sistem komukasi masa kini bahkan mampu mengaburkan

batasan geografis, sehingga juga memungkinkan penjual dan

60Toti Indrawati dan Indri Yovita (2014), “Analisis Sumber Modal

Pedagang Pasar Tradisional di Kota Pekanbaru”, Jurnal. Jurnal Ekonomi,

Volume 22, Nomor 1 Maret 2014, Jurusan Ilmu Ekonomi Prodi Ekonomi

Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Riau Kampus Bina Widya Km

12,5 Simpang Baru, Pekanbaru, h. 1. 61Peraturan Menteri Dalam Negeri, No. 42, Tahun 2007.

Page 51: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

42

pembeli tanpa harus bertatap muka/bertemu terlebih

dahulu62.

Sedangkan pengertian pasar tradisional adalah

adalah tempat orang berjual beli yang berlangsung di suatu

tempat berdasarkan kebiasaan63, atau dengan pengertian

luas Pengertian pasar tradisional adalah pasar yang

dibangun dan dikelola oleh pemerintah, swasta, koperasi

atau swadaya masyarakat setempat dengan tempat usaha

berupa toko, kios, los dan tenda, atau nama lain sejenisnya,

yang dimiliki/dikelola oleh pedagang kecil menengah,

dengan skala usaha kecil dan modal kecil, dengan proses jual

beli melalui tawar menawar.64.

Berbagai macam barang tersedia di pasar rakyat.

Mulai dari kebutuhan sehari-hari, seperti bahan-bahan

makanan berupa ikan, sayuran, daging, buah-buahan dan

lain sebagainya. Sampai saat ini pasar rakyat masih menjadi

tempat yang disukai masyarakat untuk berbelanja

kebutuhan sehari-hari. Bahkan pasar rakyat tidak kalah

pamor dengan pasar-pasar modern. Hal ini dikarenakan

pasar rakyat memiliki tempat yang strategis dan luas,

kelengkapan barang yang dijual serta harga yang murah dan

bisa melakukan proses tawar menawar.

Kegiatan perekonomian yang terjadi di pasar pada

umumnya berdasarkan persaingan bebas antara pembeli

maupun penjual. Penjual atau produsen memiliki kebebasan

62Dengan kecanggihan tehnologi pedagangan dunia banyak dilakukan

dengan menggunakan e-Commerce/jual beli online. Contohnya

Amazon.com, Clickbank.com, TokoBagus.com, Traveloka.com,

Trivago.com, Bukalapak.com, dan lain-lain. 63Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Kamus Versi Online Dalam

Jaringan. 64Peraturan Menteri Dalam Negeri, op.cit, Tahun 2007.

Page 52: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

43

untuk memproduksi, menjual ataupun mendistribusikan

barang maupun jasa. Demikian halnya dengan pembeli yang

juga memiliki kebebasan untuk membeli atau memilih suatu

barang dan jasa sesuai dengan kemampuan daya belinya.

Beberapa fungsi pasar tradisional yang berhasil

penulis rangkum di antaranya65:

1. Sebagai perantara untuk menyampaikan barang dan jasa

kepada konsumen. Pasar merupakan salah satu wadah

vital untuk menampung kegiatan ekonomi masyarakat.

Kegiatan jual beli di pasar akan berjalan dengan baik bila

supplai barang dan jasa juga berjalan dengan lancar.

Keterlambatan akan suatu barang atau jasa akan

mengakibatkan kelangkaan akan suatu barang.

2. Distribusi hasil produksi. Pasar juga berperan sebagai

distributor untuk semua sumber daya. Untuk setiap

barang atau jasa, pasar akan menyalurkan pembayaran

kepada setaip pelaku pasar. Barang atau jasa dengan

produktifitas tinggi juga akan menerima pembayaran

yang paling banyak.

3. Mengorganisir produksi. Fungsi pasar yang ketiga adalah

pasar sebagai organisator untuk mendapatkan metode

produksi yang lebih efisien. Pengusaha selaku pelaku

ekonomi akan selalu mencari metode produksi yang tepat

sehingga menghasilkan produk yang maksimal. Kemudian

pasar sebagai distributor menjadi wadah untuk para

65Victor M. Manek Kiik (2006), Kajian Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Tidak Optimalnya Fungsi Pasar Tradisional Lolowa Dan

Pasar Tradisional Fatubenao Kecamatan Kota Atambua - Kabupaten Belu,

Tesis. Program Pasca Sarjana Magister Pembangunan Wilayah Dan Kota

Universitas Diponegoro Semarang, h. 58.

Page 53: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

44

pengusaha/produsen untuk mendistribusikan hasil

produksi kepada pembeli.

4. Mengadakan penjatahan. Pasar juga melakukan

penjatahan akan setiap barang dan jasa yang tersedia.

Pembeli akan mendapatkan jatah barang dan jasa sesuai

dengan kemampuan daya belinya. Sehingga, pembeli

dengan penghasilan lebih atau daya beli kuat akan

mendapatkan jatah barang dan jasa yang juga lebih

banyak.

5. Penyediaan barang/jasa untuk masa mendatang. Pasar

juga berfungsi sebagai penyedia barang dan jasa untuk

masa mendatang atau fungsi tabungan dan investasi.

Tabungan dan investasi berguna untuk pengadaan barang

dan jasa dimasa mendatang.

6. Pasar Tradisional mempunyai fungsi dan peranan yang

tidak hanya sebagai tempat berdagang tetapi lebih dari

itu sebagai peninggalan kebudayaan yang ada sejak

zaman dahulu (Heritage)66.

B. Transformasi Pasar Tradisional Menuju Semi-Modern

dan Modern

Sejarah peradaban manusia semua tidak lepas dari

air67. Timbulnya peradaban dikarenakan di sana terdapat

sumber air yang melimpah khususnya sungai sebagai wadah

munculnya peradaban umat manusia 68 . Sebagai contoh

66 Rahadi Wasi Bintoro (2010), “Aspek Hukum Zonasi Pasar

Tradisional dan Pasar Modern”, Jurnal. Jurnal Dinamika Hukum, Vol. 10,

No. 3, September 2010, h. 361. 67QS: al-Anbiyā’(21):30. 68 Nurlidiawati (2014), “Sungai Sebagai Wadah Awal Munculnya

Peradaban Umat Manusia”, Jurnal. Jurnal Rihlah Vol. 1. No. 2. 2014,

Fakultas Adab dan Humaniora UIN Alauddin Makassar, hal. 93.

Page 54: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

45

lembah Sungai Nil (Mesir tahun 4000 SM) Afrika, lembah

Sungai Eufrat dan Tigris (Mesopotamia-Irak 3000 SM) Asia

Barat, lembah Sungai Indus dan Sungai Gangga (India 3000

SM) Asia, lembah Sungai Huang Ho (Kuning) Cina Utara69. Di

tempat aliran-aliran sungai itu tumbuh pelabuhan-

pelabuhan dagang (pasar-pasar) dimana manusia

melakukan transaksi. Begitupun dengan pasar tradisional

Angso Duo Kota Jambi, pasar tradisional 16 Ilir Kota

Palembang dan pasar tradisional Kelapa Gading Kota Jakarta

Utara, yang cikal bakalnya berasal dari peradaban manusia

tepian sungai dan pelabuhan.

Dalam mentransformasikan pasar tradisional

menjadi pasar modern tanpa menghilangkan ciri khas dari

pasar tradisional itu sendiri 70 . Transformasi tersebut

haruslah dimulai dari pembangunan infrastruktur untuk

membangun keperluan asas manusia/masyarakat yaitu;

tersedianya air pdam yang melimpah, energy/listrik yang

murah dan fasilitas jalan sebagai urat nadi perekonomian71.

69Nurlidiawati (2014), Ibid., hal. 96-102.

70 Secara referensi memang belum disebutkan ciri-ciri khas pasar

tradisional; tetapi dapat kita dapati bahwasanya pasar tradisional memiliki

perbedaan yang mencolok dengan pasar modern yaitu di pasar tradisional

terdapat sisi-sisi perekat hubungan sosial-masyarakat, kekeluargaan seperti

adanya daya tawar menawar dalam proses jual beli, gotong-royong, saling

bekerja sama, pusat pertemuan, pusat pertukaran informasi, terdapatnya

aktivitas kesenian rakyat. Reza Sasanto, Muhammad Yusuf (2010),

“Identifikasi Karakteristik Pasar Tradisional Di Wilayah Jakarta Selatan (Studi Kasus: Pasar Cipulir, Pasar Kebayoran Lama, Pasar Bata Putih, Dan

Pasar Santa)”, Jurnal. Jurnal PLANESATM Vol. 1, No. 1, Mei 2010,

Jurusan Teknik Planologi – Universitas Esa Unggul, Jakarta, hal. 5. 71Hansen Rusliani (2014), “Muamalah Negara Terhadap Sumber Daya

Alam Dan Sumber Daya Manusia Menuju Negara Maju: Studi Kritis

Terhadap Kebijakan Pemerintah”, Jurnal. Jurnal Syari’ah, Vol. II, No. II,

Oktober 2014, Fakultas Ilmu Agama Islam, Universitas Islam Indragiri Hilir,

hal. 66.

Page 55: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

46

Dengan pembangunan infrastruktur yang dapat mencukupi

keperluan asas manusia, dengan otomatis suatu peradaban

akan berkembang pesat. Begitupun dengan pembangunan

infrastruktur pasar tradisional, yang sebelumnya terkesan

kumuh, kotor, becek, sanitasi air yang tidak lancar dan lain

sebagainya, kini imej tersebut akan berganti apabila

infrastruktur dibangun dalam memenuhi keperluan asas

yang terdapat di pasar tradisional tersebut.

Berdasarkan permasalahan yang sangat asas di atas,

maka diperlukan adanya pasar tradisional dengan penataan

modern khususnya di Pasar Angso Duo, Pasar 16 Ilir

Palembang dan Pasar Cipulir Jakarta Selatan, juga seluruh

pasar tradisional yang berada di seluruh Negara Kesatuan

Republik Indonesia (NKRI) sebagai pasar tradisional yang

dapat mengakomodir keamanan, kebersihan, dan

kenyamanan dalam bertransaksi, sehingga dapat

mewujudkan pasar tradisional yang aman, sehat juga

nyaman. Pasar tradisional dengan membawa konsep

modern ini juga diharapkan mampu menyediakan fasilitas-

fasilitas perdagangan demi kelancaran aktifitas perdagangan

di kota-kota tersebut.

Pasar tradisional dengan penataan modern ini bukan

berarti sama dengan supermarket atau swalayan, melainkan

masih tetap sama dengan pasar tradisional. Pasar Modern

ini akan menghasilkan pasar tradisional yang terkesan

bersih dan tidak berbau, tidak becek dan tidak kumuh

seperti halnya di pasar tradisional yang sering kita jumpai

saat ini. Pembeli dan penjual masih tetap dapat berjumpa

dan melakukan tawar-menawar ataupun bersilaturrahmi

karena kita juga pasti tau ikatan penjual di pasar tradisional

sangat erat dengan langganannya. Setelah kebutuhan asas

Page 56: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

47

terpenuhi, fasilitas pendukung lain pun harus dipenuhi

dalam rangka menaik-tarafkan pasar tradisional menjadi

pasar modern.

Untuk pengertian modern di sini adalah sistem yang

mengatur pasar agar teratur, tertib, bersih dan nyaman tidak

seperti imej negatif tentang pasar tradisional. Penataan

modern dimulai dengan keadaan pasar yang ramah

lingkungan di mana luas lahan yang tidak terbangun sebesar

2/3 sebagai open space/ruang terbuka yang mana di

dalamnya terdiri dari tempat parkir, jalan yang luas, taman

hijau, taman bermain anak-anak dan kafetaria. Sedangkan

penggunaan lahan bangunan efektif untuk pasar tradisional

adalah 1/3 dari luas dengan menyediakan ruang terbuka.

Pasar modern harus mampu mengatasi pasar tumpah

dengan disediakan tempat luas dibelakang bangunan utama

agar tidak mengganggu lalu lintas di Jalan Raya. Kejadian

yang terdapat di Pasar Tradisional Angso Duo adalah

keadaan pasar dimana puluhan pedagang menggunakan

fasilitas jalan umum untuk berjualan, bahkan bukan hanya

itu, jalan umum pun yang diberi nama jalan Sulthan Thaha

Saifuddin dijadikan tempat berjualan dan tempat parkir.

Keadaan ini mengakibatkan kemacetan setiap hari. Mungkin

pasar tumpah di Pulau Jawa hanya terjadi ketika menjelang

perayaan hari raya seperti hari raya Idul Fitri, hari raya Idul

Adha, perayaan tahun baru dan lain sebagainya. Tetapi di

Pasar Angso Duo setiap hari terjadi pasar tumpah

dikarenakan migrasinya para pedagang di dalam pasar ke

jalan umum akibat sering terjadi air pasang Sungai

Batanghari.

Page 57: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

48

Begitu juga dengan Pasar Tradisional 16 Ilir,

pemandangan pasar tumpah ruah dimana pedagang kaki

lima memenuhi badan, meskipun telah ditertibkan oleh

Polisi Pamong Praja. Pasar tumpah ini banyak mengambil

sebagian badan jalan terutama yang berada di depan pasar.

Penampakan sama juga ditemukan di Jalan Masjid Lama

yang tidak kalah semrawutnya menyebabkan lalu lintas

terganggu oleh pedangang kali lima yang menjajakan

jualannya di sepanjang jalan tersebut.

Berbeda dengan kondisi Pasar Tradisional Cipulir

yang terletak di Jalan Raya Cileduk, Kelurahan Cipulir,

Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Posisi pasar

berada langung di tepi jalan raya, bangunan pasar sudah

semi-modern. Pasar tumpah tidak terjadi di sini, tetapi

kemacetan kerap kali terjadi disebabkan drop barang atau

pun penumpang yang keluar masuk pasar. Selain dari itu, di

Pasar Cipulir menjadi kawasan langganan banjir kiriman

berasan dari kawasan Puncak Kabupaten Bogor melalui Kali

Pesanggrahan. Genangan air mencapai 50 centimeter yang

merembes melalui 30 titik rembesan di tepian kali tersebut.

Revitalisasi Pasar Tradisional Cipulir menjadi solusi terbaik.

Fasilitas lain yang harus dipenuhi adalah zona publik

yang terdiri dari lahan parkir yang luas, ruang bersantai,

ruang terbuka hijau, empat bermain anak-anak, dan food

court yang diletakkan pada zone yang udah dicapai dan

dekat dari jalan utama. Zona semi-publik merupakan daerah

sebagai ruang-ruang administrasi, maupun ruang

mengunggu diletakkan pada zona yang mempunyai tingkat

kebisingan sedang. Zona privat yang merupakan area

perkantoran diletakkan pada zona yang mempunyai tingkat

kebisingan rendah. Zona servis ditempatkan pada zona yang

Page 58: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

49

mudah diakses oleh kendaraan roda dua, empat atau lebih

sehingga mudah dalam proses maintenance.

Dalam menaikkan taraf pasar tradisional menjadi

semi modern dan modern haruslah memperhatikan sistem

utilitas bangunan di antaranya72:

1. Sistem fire protection atau disebut juga dengan sistem fire

alarm (Sistem Pengindra Api) adalah suatu sistem

terintegrasi yang didesain untuk mendeteksi adanya

gejala kebakaran, untuk kemudian memberi peringatan

(warning) dalam sistem evakuasi dan ditindaklanjuti

secara otomatis maupun manual dengan sistem instalasi

pemadam kebakaran.

2. Penggunaan dinding dari material kaca akan membantu

dalam memaksimalkan pemanfaatan cahaya matahari.

Adapun penggunaan material kaca yang digunakan yaitu

kaca stopsol yang memberikan perlindungan yang bagus

dari panas matahari dengan cara merefleksikan kembali

panas yang datang dari matahari sehingga tidak merusak

barang dagangan yang ada di dalam bangunan.

3. Pencahayaan buatan menggunakan lampu TL pada area

lapak-lapak dagangan dan areafood court. Sedangkan

untuk lampu LED digunakan pada area kantor pengelola,

administrasi dan lavatory.

4. Penghawaan alami yang digunakan dengan

memaksimalkan bukaan untuk aliran udara dari selatan

ke utara. Sementara untuk penghawaan bukaan

72 Wasilah, Aisyah Rahman Dan Muhammad Misbahuddin (2017),

“Pasar Tradisional Dengan Penataan Modern di Kota Makassar”, Jurnal.

Jurnal Nature, National Academic Journal Of Architecture, Volume 4,

Nomor 1, 2017, p-ISSN: 2302-6073, e-ISSN: 2579-4809, h. 8-9.

Page 59: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

50

digunakan AC Split pada area kantor pengelola dan

administrasi.

5. Jaringan air bersih berasal dari PDAM dan pembuatan

sumur bor yang dilengkapi pompa deep weel.

6. Untuk kotoran padat dan cair yang berasal dari lavatory

dialirkan pada saluran tertutup ke septicktank kemudian

ke bak peresapan. Pembuangan air bekas cucian, air

bekas pembersihan pada ruang penjualan disalurkan

melalui saluran semi terbuka yang mudah dibersihkan

dan selanjutnya ke roil kota.

7. Escalator digunakan untuk memperlancar aksebilitas

manusia dan barang di dalam bangunan.

8. Menerapkan pengelolaan sampah, yaitu adanya

pemisahan antara sampah organic dan anorganik yang

tersedia di setiap blok ruang pasar baik di dalam

bangunan atau di luar bangunan kemudian diangkut ke

TPS untuk diolah menjadi pupuk, barang daur ulang, dan

sisanya diangkut ke TPA.

C. Perbedaan Pasar Tradisional dan Pasar Modern

Perkembangan pasar di Indonesia sekarang ini dapat

dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu pasar modern dan

tradisional, dimana kedua pasar tersebut memilik

keunggulan dan kelemahan masing-masing. Disisi lain

masyarakat Indonesia memiliki selera belanja yang

multimode, yang artinya dalam sesaat berbelanja ke pasar

tradisional dan sesaat kemudian berbelanja di pasar

modern. Menurut Utami mengemukakan paradigma ritel

tradisional merupakan pandangan yang menekankan

pengelolaan ritel dengan menggunakan pendekatan

konvensional dan tradisional.

Page 60: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

51

Selain itu Utami mengemukakan juga paradigma ritel

modern merupakan pandangan yang menekankan

pengelolaan ritel dengan menggunakan pendekatan modern

di mana konsep pengelolaan peritel lebih ditekankan dari

sisi pandang pemenuhan kebutuhan konsumen yang

menjadi pasar sasarannya.73

Pasar tradisional memiliki keunggulan dan

kelemahan yang berbeda dengan pasar modern. Adapun

keunggulan yang dimiliki oleh pasar tradisional yaitu

memiliki area yang luas, harga yang rendah, sistem tawar

menawar harga barang antara penjual dan pembeli dimana

akan menimbulkan keakraban. Kelemahan yang dimiliki

oleh pasar tradisional yaitu tampilan pasar, atmosfir, tidak

adanya promosi dan iklan, jam operasional yang terbatas,

tata ruang dan tata letak pasar.74

Selain pasar tradisional, pasar modern juga memiliki

keunggulan yaitu faktor desain dan tampilan pasar yang

bersih dan bagus, atmosfir, tata ruang, tata letak yang rapi,

keragaman dan kualitas barang, promosi penjualan, jam

operasional pasar yang tidak terbatas. Selain itu kelemahan

yang dimiliki oleh pasar modern yaitu tidak adanya sistem

tawar menawar, harga yang lebih mahal dibandingkan

dengan pasar tradisional. Pada pasar modern juga

menawarkan teknologi dan pelayanan yang berbeda dengan

pasar tradisional dengan konsep one stop shopping dan

kemudahan dalam sistem pembayaran.75

73 Chistina Whidya Utami,2010.Manajemen Ritel: Strategi dan

Implementasi Ritel Modern,Jakarta: Salemba Empat, h. 8 74 Santoso, Slamet (2013). Stasistika Ekonomi plus Aplikasi SPSS,

Ponorogo : Umpo Press, h. 31 75Ibid, h. 32

Page 61: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

52

Terkait dengan keunggulan yang dimiliki oleh pasar

tradisional, maka dituntut adanya perlindungan bagi

pedagang pasar tradisional dalam menghadapi pesaingnya

yaitu pasar modern. Mengenai pasar tradisional pemerintah

telah memberikan kebijakan yaitu “pemerintah tahun ini

menganggarkan Rp 400 miliar untuk program revitalisasi

pasar yang tujuannya agar tidak kalah dengan menjalarnya

pasar modern. Saat ini sebanyak 85% pasar tradisional di

Indonesia kurang pemeliharaan dan perawatan” (IKAPPI,

2013). Tetapi menurut Aris mengatakan bahwa “nasib pasar

tradisional di Surabaya semakin hari semakin

memprihatinkan. Kebijakan investasi pembangunan kota

lebih berorientasi pada pembangunan investasi dengan pola

modernisasi pasar”.76

Selain itu ada kebijakan mengenai penggusuran pasar

tradisional yang dinilai bukan kebijakan yang tepat. Hal itu

dapat menyebabkan meningkatnya masyarakat miskin dan

jumlah pengangguran dan angka kemiskinan di Indonesia.

Untuk itu pasar tradisional diharapkan dapat mencerminkan

suatu nilai positif kepada konsumen agar image pasar

tradisional dapat bergeser paradigma menjadi pasar yang

bersih, bukan pasar yang “kumuh”. Menurut Pemerintahan

Daerah Kota Surabaya pada pasal 1 nomor 31 menyebutkan

bahwa “izin usaha pengelolaan pasar tradisional, izin usaha

pusat perbelanjaan dan izin usaha toko modern adalah izin

untuk melaksanakan usaha pengelolaan pasar tradisional,

pusat perbelanjaan dan toko modern yang diterbitkan oleh

pemerintah daerah setempat”.

76 Aris Mardiyono, 2010, Pengaruh Orientasi Pasar, Pembelajaran

Organisasi terhadap Keunggulan Bersaing dalam Meningkatkan Kinerja

Pemasraan, Serat Acitya-Jurnal Ilmiah Untag Semarang, h. 1

Page 62: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

53

Selain itu pada pasal 1 nomor 32/2010 menyebutkan

bahwa “pasar tradisional adalah pasar yang dibangun dan

dikelola oleh pemerintah, pemerintah daerah, swasta, Badan

Usaha Milik Daerah termasuk kerjasama dengan swasta

dengan tempat usaha berupa toko, kios, los dan tenda yang

dimiliki/dikelola oleh pedagang kecil, menengah, swadaya

masyarakat atau koperasi dengan usaha skala kecil, modal

kecil dan dengan proses jual beli barang dagangan melalui

tawar menawar”.

Perkembangan pasar modern semakin pesat

dikarenakan prospek yang lebih terjamin karena lebih

banyak konsumen yang berbelanja kebutuhannya pada

pasar modern. Pasar tradisional pun tidak berkembang pada

kota besar, namun pada kota kecil dan daerah yang terpencil

pasar tradisional tetap dijadikan tempat utama untuk

membeli kebutuhan konsumen. Hal ini dikarenakan selisih

harga yang cukup tinggi. Pengembangan pasar tersebut,

mempengaruhi perilaku belanja konsumen dan pemilihan

tempat untuk berbelanja. Perilaku konsumen dapat dilihat

dari kebiasaan, persepsi, suka, memenuhi kebutuhan sehari-

hari.

Pembeli di pasar tradisional yang biasanya kaum ibu

rumah tangga mempunyai perilaku yang senang

bertransaksi dengan berkomunikasi/berdialog dalam hal

penetapan harga, mencari kualitas barang, memesan barang

yang dia inginkan, dan perkembangan harga barang-barang

lainnya.77 Selain itu, pembeli di pasar modern biasanya para

ibu yang sibuk bekerja saat pagi hari sehingga tidak sempat

77Sinaga, E. 2008.Amomum cardamomum Willd.Pusat Penelitian dan

Pengembangan Tumbuhan Obat. UNAS. Jakarta, h. 47

Page 63: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

54

untuk berbelanja di pasar tradisional dan lebih memilih

berbelanja di pasar modern. Munculnya pasar-pasar modern

selain menguntungkan bagi konsumen juga menjadi

ancaman bagi keberadaan pasar-pasar tradisional.78

Menurut Sinaga yang telah mengumpulkan data,

menyebutkan bahwa negara-negara Asia Pasifik (kecuali

Jepang) pada tahun 1999-2004 rasio keinginan masyarakat

berbelanja di pasar tradisional sebesar 65% (1999), 63%

(2000), 52% (2002), 56% (2003), dan 53% (2004).

Sedangkan di pasar modern 35% (1999), 37% (2000), 40%

(2001), 43% (2002), 44% (2003), dan 47% (2004). Di pasar

tradisional menurun dengan tingkat kenaikan/penurunan

rata-rata 2% per tahun (Nielson, 2005 dalam Sinaga, 2008).

Terjadi pergeseran perilaku konsumen yang lebih suka

memilih belanja di Hypermart atau pasar modern lainnya di

bandingkan ke pasar tradidional. Hal tersebut disebabkan

karena konsumen lebih menyukai berbelanja di tempat yang

suasananya nyaman, bersih, rapi, ada pendingin udara (AC),

produk yang dijual dikelompokkan sehingga konsumen

mudah mencari barang yang dijual relatif lengkap dan

mempunyai persediaan yang banyak, dan informasi tentang

produk yang dicari dapat dilihat melalui computer.79

78 Ibid., h. 49 79Ibid., h. 50

Page 64: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

55

Dapat dilihat dari aspek perbedaan pada struktur dan

bagan pasar tradisional dan pasar modern sebagai berikut:

No Pasar Tradisional Pasar Modern

1. Peninggalan

kebudayaan sejak

zaman dulu (Heritage)

Berkembang baru saat ini

2. Perekat hubungan

sosial masyarakat

Kurang menjadi perekat

hubungan masyarakat,

mereka hanya berbelanja

saja

3.

Terdapat sisi hubungan

kekeluargaan seperti;

tawar-menawar

Tidak ada tawar menawar,

sudah dengan label harga

yang pasti

4. Terdapatnya aktivitas

kesenian

Tidak terdapatnya aktivitas

kesenian

5.

Sumber Usaha Mikro

Kecil Menengah

(UMKM)

Partai besar

6. Sokoguru

perekonomian Negara

Bukan sokoguru

perekonomian Negara

7. Lebih mendominasi

barang-barang lokal

Banyak terdapat barang

Impor dan local

8. Masih adanya sikap

gotong-royong

Tidak adanya sikap gotong-

royong

9.

Kualitas barang kurang

karena penyotiran yang

kurang ketat

Kualitas barang lebih baik

karena penyotiran lebih

ketat

10.

Dalam segi kuantitas

jumlah barang yang

disediakan banyak

Dalam segi kuantitas jumlah

barang eceran, lebih sedikit

dan swalayan (layan sendiri)

Page 65: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

56

11.

Rantai distribusi yang

panjang terdiri dari

produsen, distributor,

sub distributor,

pengecer dan

konsumen

Rantai distribusi lebih

pendek hanya dalam

beberapa tangan saja dari

produsen, distributor,

pengecer dan konsumen

12.

Memiliki kontribusi

yang lebih kepada

pendapatan daerah

melalui pasar yang

diambil setian hari

bahkan setiap bulan

salah satunya adalah

parkir, dan lain

sebagainya80

Kurang maksimal dalam

berkontribusi kepada

pendapatan daerah karena

berkontribusi melalui

perijinan sebelum

mendirikan pasar modern

melalui IMB (Izin

mendirikan bangunan) dan

HO (Izin gangguan). Dan

banyak pengusaha yang

menggunakan nama pribadi

sehingga kurang diketahui

besarnya kontribusi dari

pasar modern81

13.

Pembeli bertransaksi

secara langsung

Pembeli tidak bertransaksi

secara langsung, tetapi

melalui chasier dan

pramuniaga

80Dewi Azimah, Rina Martini, Dzunuwanus Ghulam Manar (2013),

“Kontribusi Pasar Tradisional Dan Pasar Modern Terhadap Pendapatan Asli

Daerah Kota Semarang Tahun 2011 (Studi Kasus Di Wilayah Kecamatan

Banyumanik)”, Jurnal. Jurnal Ilmu Pemerintahan, Volume 2, Nomor 2.

Jurusan Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedharto, Tembalang, Semarang, h. 1. 81Dewi Azimah, Rina Martini, Dzunuwanus Ghulam Manar (2013), h.

2.

Page 66: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

57

14.

Fasilitas dan

infrastruktur yang

kurang menyebabkan

terkesan kumuh, becek,

bau dan kurang nyaman

Fasilitas dan infrastruktur

memadai

dan disediakan pendingin

udara menyebabkan lebih

sejuk, suasana lebih nyaman,

dan bersih

15. Segi pelayanan agak

kurang memadai

Segi pelayanan lebih baik

Page 67: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

58

Page 68: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

59

BAB 4

PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA

A. Defenisi Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi suatu bangsa atau negara dapat

terlihat dengan pertumbuhan dan pendapatan negara

tersebut. Meskipun bukan merupakan satu-satunya ukuran

untuk menilai pertumbuhan ekonomi Output suatu bangsa.

Pendapatan bukan hanya berguna unutk menilai

perkembangan ekonomi suatu negara dari waktu ke waktu.

Tetapi juga membandingkan dengan negara lain. Disamping

itu, dari pendapatan nasional selanjutnya pula diperoleh

pertumbuhan ekonomi dan pendapatan negara.

Pertumbuhan ekonomi adalah bagian dari proses

pembangunan suatu negara. Pertumbuhan ekonomi yang

merupakan syarat keharusan (necessary condition) maupun

syarat kecukupan (sufficient condition) dalam mengurangi

kemiskinan. Menurut W. Arthur Lewis dalam teorinya model

dua sektor Lewis (Lewis two sector model) di negara sedang

berkembang terjadi transformasi struktur perekonomian

dari pola perekonomian pertanian subsisten tradisional ke

perekonomian yang lebih modern, lebih berorientasi ke

kehidupan perkotaan serta memiliki sektor industri

manufaktur yang lebih bervariasi dan sektor- sektor jasa

yang tangguh.82

82 Putri, 2014. Hubungan Efikasi Diri Dan Kecerdasan Emosional

Dengan Prestasi Belajar Mata Kuliah Statistika Ekonomi Mahasiswa

Angkatan 2013 Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Medan T.A.

2013/2014.

Page 69: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

60

Pertumbuhan ekonomi merupakan sebuah keadaan

ekonomi dalam suatu negara yang menjalankan suatu proses

untuk mencapai peningkatan pendapatan negara.

Pertumbuhan ekonomi telah memperkuat integrasi dan

solidaritas sosial, serta memperluas kemampuan dan akses

masyarakat terhadap pelayanan kesehatan, pendidikan,

tempat tinggal dan perlindungan sosial.83 Pentingnya suatu

sektor dalam ekonomi tidak hanya terkait dengan PDB dan

saham ketenagakerjaan, tetapi juga perannya dalam

mendorong pertumbuhan ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu

indikator keberhasilan pembangunan. Dengan demikian

makin tingginya pertumbuhan ekonomi makin tinggi pula

kesejahteraan masyarakat Menurut Undang-Undang No. 11

Tahun 2009, Kesejahteraan masyarakat adalah kondisi

terpenuhinya kebutuhan material, spiritual dan sosial warga

negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan

diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya. Untuk

melihat sejauh mana keberhasilan pembangunan dan

kesejahteraan masyarakat, United Nations Development

Programme (UNDP) telah menerbitkan suatu indikator yaitu

Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

Indeks Pembangunan Manusia adalah suatu tolak ukur

angka kesejahteraan suatu daerah ataunegara yang dilihat

berdasarkan tiga dimensi yaitu, angka harapan hidup pada

waktu lahir (life expectancy at birth), angka melek huruf

(literacy rate) dan rata-rata lama sekolah (mean years of

83Prastowo, 2002. Analisis Laporan Keuangan. Cetakan Kedua.AMP

YKPN: Yogjakarta, h. 73

Page 70: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

61

schooling), dan kemampuan daya beli (purchasing power

parity).

Teori Lewis diakui sebagai teori umum yang

membahas proses pembangunan di Negara-negara dunia

ketiga yang mengalami kelebihan penawaran tenaga kerja.84

Untuk dapat tumbuh secara cepat, suatu negara perlu

memilih satu atau lebih pusat-pusat pertumbuhan regional

yang memiliki potensi paling kuat.

Pertumbuhan ekonomi merupakan perkembangan

fiskal produksi barang dan jasa yang berlaku disuatu negara,

seperti pertambahan dan jumlah produksi barang industri,

perkembangan infrastruktur, pertambahan jumlah sekolah,

pertambahan produksi sektor jasa dan pertambahan

produksi barang modal. Namun sangat sulit untuk

menggambarkan pertumbuhan ekonomi yang dicapai suatu

negara, sehingga ukuran yang selalu digunakan adalah

tingkat pertumbuhan pendapatan nasional riil yang

dicapai.85

Segala sesuatu yang berkaitan dengan kehidupan

khususnya kehidupan manusia tentunya mengalami sebuah

perkembangan atau suatu perubahan. Disetiap daerah yang

memiliki masyarakat majemuk akan mengalami sebuah

perubahan baik secara lambat maupun secara cepat.

Perkembangan atau perubahan ini merupakan hal yang

wajar yang terjadi dikalangan kehidupan masyarakat, hal ini

disebabkan karena setiap individu dalam masyarakat

memiliki suatu keinginan yang tidak terbatas, sehingga

84 Todaro, Michael P. dan Stephen C. Smith. 2006. Pembangunan

Ekonomi (edisi kesembilan, jilid I). Jakarta : Erlangga, h. 23 85 Sadono Sukirno, Makro Ekonomi Modern (Jakarta : PT.Raja

Grafindo Persada, 2007) h. 423

Page 71: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

62

dengan adanya keinginan tersebut mendorong suatu

masyarakat tertentu untuk membuat perubahan-perubahan.

Perubahan yang dilakukan oleh suatu masyarakat semata-

mata hanya ingin membuat suatu daerah yang mereka

tempati agar lebih maju.

Perubahan yang terjadi dalam masyarakat sudah ada

sejak zaman dahulu kala, perubahan akan terjadi dengan

adanya usaha-usaha masyarakat setempat. Setiap

masyarakat dengan sendirinya mengalami perubahan,

perubahanperubahan yang terjadi dikalangan masyarakat

ini merupakan fenomena yang wajar dalam kehidupan

bermasyarakat. Karena manusia mempunyai suatu

kepentingan yang tak terbatas, sehingga untuk mencapainya

manusia mengalami perubahan-perubahan. Perubahan

dalam masyarakat telah dialami oleh masyarakat sejak

zaman dahulu kala, perubahan tersebut terjadi karena ada

usaha masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan

keperluan, keadaan, kondisi baru yang timbul sejalan

dengan pertumbuhan penduduk.

Penduduk merupakan unsur penting dalam kegiatan

ekonomi penduduk memegang peranan yang penting karena

ia menyediakan tenaga kerja, tenaga ahli, pimpinan

perusahaan dan tenaga keusahawan yang diperlukan untuk

menciptakan kegiatan ekonomi. Sebagai akibat dari

beberapa fungsinya ini maka penduduk bukan saja

merupakan salah satu faktor produksi, akan tetapi yang

lebih penting lagi penduduk merupakan unsur yang

menciptakan dan mengembangkan teknologi dan yang

mengorganisasi penggunaan berbagai faktor produksi. Sejak

lama telah disadari bahwa kemampuan sesuatu masyarakat

dalam mengembangkan teknologi dan menggunakan faktor-

Page 72: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

63

faktor produksi lainnya dengan efisien tergantung kepada

taraf kemahiran dan pengetahuan masyarakat tersebut.

Oleh sebab itu dalam menguraikan hal-hal yang

berkaitan dengan masalah dengan masalah penduduk bukan

saja harus ditelaah mengenai jumlahnya, tetapi perlu pula

dperhatikan mengenai kwalitasnya. Taraf pendidikan

masyarakat merupakan salah satu faktor penting yang

menentukan kemampuan penduduk disesuatu negara, oleh

sebab itu masalah pendidikan perlu diperhatikan dalam

analisis pembangunan.86

Pertumbuhan ekonomi sendiri merupakan konsep

yang menjelaskan mengenai faktor-faktor apa saja yang

menentukan kenaikan output dalam jangka panjang serta

penjelasan mengenai bagaimana faktor-faktor tersebut

berinteraksi satu sama lain.87 Output yang dimiliki suatu

wilayah yang nantinya digunakan dalam pengukuran

pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut dipengaruhi oleh

banyak faktor baik dari dalam maupun dari luar wilayah itu

sendiri.88

Meningkatkan pertumbuhan ekonomi mutlak

dilakukan oleh negara-negara berkembang untuk mengejar

ketinggalan di bidang ekonomi dari negara-negara maju,

seperti halnya dengan Indonesia sendiri, pertumbuhan

ekonomi di Indonesia pada hakikatnya bertujuan untuk

86Sadono Sukirno. 1985. Ekonomi Pembanguna proses, masalah, dan

dasar kebijaksanaan. Jakarta, Fakultas ekonomi UI dengan Bima Grafika, h.

174 87Boediono, Gideon. 2005. Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme

Corporate Governance dan Dampak Manajemen Laba dengan Menggunakan

Analisis Jalur. Simposium Nasional Akuntansi (SNA) VIII Solo 88Agus Saputra, 2011, Trik dan Solusi Jitu Pemrograman PHP, PT.

Elex Media Komputindo, Jakarta, h. 14

Page 73: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

64

meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat

secara adil. 89 Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan

berkelanjutan merupakan kondisi utama menunjukan

bahwa pembangunan ekonomi sedang berjalan. Pada

mulanya upaya pembangunan negara yang sedang

berkembang berkaitan dengan upaya peningkatan

pendapatan per kapita, atau biasa disebut dengan

pertumbuhan ekonomi.90

Semula banyak yang beranggapan bahwa untuk

membedakan antara negara yang sedang berkembang

dengan negara maju yakni dilihat dari pendapatan

masyarakatnya. Indikator berhasil atau tidaknya

pembangunan semata-mata dilihat dari meningkatnya

pendapatan nasional per kapita riil, dalam arti tingkat

pertumbuhan pendapatan nasional dalam harga konstan

(setelah dideflasi dengan indeks harga) harus lebih tinggi

dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan penduduk.91

B. Teori Pertumbuhan Ekonomi

Teori pertumbuhan secara umum terbagi dalam tiga

kelompok pendekatan yaitu pendekatan klasik yang

dipelopori oleh Adam Smith, David Ricardo, Thomas Robert

Malthus dan Jhon Stuart Mill, Neo Klasik (Solow-Swan,

89 lvandry Tandiawan, Amran Naukoko dan Patrick Wauran. 2013.

Pengaruh Investasi Swasta dan Belanja Pemerintah Terhadap Pertumbuhan

Ekonomi dan Dampaknya Terhadap Kesempatan Kerja di Kota Manado Tahun 2001-2012. Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Ekonomi

Pembangunan. Universitas Sam Ratulangi Manado, h.95 90Arsa, I Ketut, 2015.Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Alokasi

Belanja Modal Dan Pertumbuhan Ekonomi Pemerintah Kabupaten/ Kota

SeProvinsi Bali Tahun 2006 S.D. 2013.Tesis Fakultas Ekonomi dan Bisnis,

Universitas Udayana, Denpasar, h. 56 91Agustini, Hesti (2012). Studi Kualitas Pelayanan Kereta Api Tawang

Jaya Kelas Ekonomi DAOP IV Semarang. Artikel Administrasi Publik.

Page 74: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

65

Schumpeter dan Alfred Marshall) dan modern yang dianut

oleh Rostow, HarrodDomar, Kutznet dan teori

ketergantungan.

1. Teori Pertumbuhan Klasik.92

Adam Smith dalam bukunya “An Inquiry Into the

Nature and Causes of the Wealth of Nations”,

mengemukakan faktor-faktor yang menimbulkan

pembangunan ekonomi. Menurut pandangan Adam

Smith, kebijaksanaan Laissezfaire atau sistem mekanisme

pasar akan memaksimalkan tingkat pembangunan

ekonomi yang dapat dicapai oleh suatu masyarakat.

Penduduk yang bertambah akan memperluas pasar, dan

perluasan pasar akan mendorong tingkat spesialisasi.

Dengan adanya spesialisasi akan mempertinggi tingkat

kegiatan ekonomi atau mempercepat proses

pembangunan ekonomi, karena spesialisasi akan

mendorong produktivitas tenaga kerja dan mendorong

tingkat perkembangan teknologi. Mengenai corak dan

proses pertumbuhan ekonomi, Adam Smith

mengemukakan bahwa apabila pembangunan sudah

terjadi maka proses tersebut akan terus-menerus

berlangsung secara kumulatif. Pandangan Smith yang

optimis terhadap pola proses pembangunan di atas

sangat bertentangan dengan pendapat David Ricardo dan

Malthus, yang lebih pesimis terhadap proses

pembangunan dalam jangka panjang. Karena dalam

jangka panjang menurut mereka perekonomian akan

92Widodo, Tri. 2006. Perencanaan Pembangunan. Yogyakarta: UPP

STIM YKPN .

Page 75: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

66

mencapai “stationary state”, yaitu suatu keadaan di mana

perkembangan ekonomi tidak terjadi sama sekali.

Sedangkan perkembangan penduduk menurut

pendapat mereka, akan menurunkan kembali tingkat

pembangunan ke tahap yang rendah. Menurut David

Ricardo, pertumbuhan ekonomi merupakan proses tarik

menarik antara Law of Deminishing Return dengan

kemajuan teknologi. Sedangkan menurut Thomas Robert

Malthus, dalam pembangunan ekonomi diperlukan

pembangunan berimbang antar sektor pertanian dan

industri serta perlunya menaikkan permintaan efektif.

Dalam analisis selanjutnya, John Stuart Mill

mengemukakan bahwa dalam pembangunan ekonomi

diperlukan tabungan, tingkat laba, kemajuan teknologi,

distribusi yang adil, perluasan perdagangan luar negeri,

dan perubahan kelembagaan.

2. Teori Pertumbuhan Neo-Klasik.93

Teori pertumbuhan ekonomi Neo-Klasik

berkembang sejak tahun 1950-an. Teori ini berdasarkan

analisis-analisis mengenai pertumbuhan ekonomi

menurut pandangan ekonomi klasik. Ekonom yang

menjadi perintis pengembangan teori ini adalah Robert

Solow dan Trevor Swan yang memunculkan teori

pertumbuhan ekonomi Solow-Swan. Menurut teori ini,

pertumbuhan ekonomi tergantung kepada pertambahan

penyediaan faktor-faktor produksi (penduduk, tenaga

kerja dan akumulasi modal) dan tingkat kemajuan

teknologi.

93Widarjono, Agus. 2009. Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya.

Yogyakarta : Ekonisia, h. 62

Page 76: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

67

Ahli ekonomi Neo-Klasik yang terkenal yaitu Yoseph

Schumpeter dalam bukunya “The Theory of Economics

Development”, menekankan tentang peranan pengusaha

dalam pembangunan. Menurutnya pembangunan

ekonomi bukan merupakan proses yang harmonis atau

gradual, tetapi merupakan perubahan yang spontan dan

terputus-putus (discontinuous). Sebagai kunci dari teori

Schumpeter adalah bahwa untuk perkembangan

ekonomi, faktor yang terpenting adalah entrepreneur,

yaitu orang yang memiliki inisiatif untuk perkembangan

produk nasional. Tokoh Neo-Klasik lainnya adalah Alfred

Marshall, menyatakan bahwa dengan tidak mengurangi

pentingnya penemuan-penemuan, baik investasi maupun

penggunaan teknik baru merupakan proses yang gradual

dan terus menerus, serta merupakan suatu mata rantai

atau rentetan dari penemuan penemuan lain.

3. Teori Pertumbuhan Ekonomi Modern.94

a. Teori Pertumbuhan Rostow

Menurut Rostow, pembangunan ekonomi adalah

suatu transformasi masyarakat tradisional menjadi

masyarakat modern, melalui tahapan:

1) Masyarakat tradisional, yaitu suatu masyarakat

yang strukturnya berkembang di dalam fungsi

produksi yang terbatas yang didasarkan pada

teknologi dan ilmu pengetahuan dan sikap yang

masih primitif, dan berfikir irasional.

2) Prasyarat lepas landas, adalah suatu masa transisi di

mana suatu masyarakat mempersiapkan dirinya

94Todaro, Michael, P. dan Stephen C. Smith. 2003 . Pembangunan

Ekonomi di Dunia. Jakarta: Erlangga, h. 31

Page 77: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

68

atau dipersiapkan dari luar untuk mencapai

pertumbuhan yang mempunyai kekuatan untuk

terus berkembang (self-sustained growth).

3) Lepas landas, adalah suatu masa di mana

berlakunya perubahan yang sangat drastis dalam

masyarakat seperti revolusi politik, terciptanya

kemajuan yang pesat dalam inovasi, atau berupa

terbentuknya pasar baru

4) Tahap kematangan, adalah suatu masa di mana

suatu masyarakat secara efektif menggunakan

teknologi modern pada sebagian besar faktor-faktor

produksi dan kekayaan alam.

5) Tahap konsumsi tinggi, adalah suatu masyarakat di

mana perhatiannya lebih menekankan pada

masalah konsumsi dan kesejahteraan masyarakat,

bukan lagi pada masalah produksi.95

b. Teori Pertumbuhan Kuznet

Menurut Kuznets, pertumbuhan ekonomi adalah

kenaikan kapasitas dalam jangka panjang dari negara

yang bersangkutan untuk menyediakan berbagai

barang ekonomi kepada penduduknya. Kenaikan

kapasitas itu sendiri ditentukan atau dimungkinkan

oleh adanya kemajuan atau penyesuaian-penyesuaian

teknologi, institusional (kelembagaan) dan ideologis

terhadap berbagai tuntutan yang ada. Masing-masing

dari ketiga komponen pokok, yaitu:

95 Sumodiningrat, Gunawan.1994. Ekonomi Produksi. Yogyakarta :

Gajahmada University Press, h. 87

Page 78: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

69

1) Kenaikan output secara berkesinambungan adalah

manifestasi atau perwujudan dari apa yang disebut

sebagai pertumbuhan ekonomi, sedangkan

kemampuan menyediakan berbagai jenis barang itu

sendiri merupakan tanda kematangan ekonomi

(economic maturity) di suatu negara yang

bersangkutan.

2) Perkembangan teknologi merupakan dasar atau

prakondisi bagi berlangsungnya suatu pertumbuhan

ekonomi secara berkesinambungan, ini adalah suatu

kondisi yang sangat diperlukan, tetapi tidak cukup

itu saja (jadi, disamping perkembangan atau

kemajuan teknologi, masih dibutuhkan faktor-faktor

lain).

3) Guna mewujudkan potensi pertumbuhan yang

terkandung di dalam teknologi baru, maka perlu

diadakan serangkaian penyesuaian kelembagaan,

sikap, dan ideologi. Inovasi di bidang teknologi

tanpa dibarengi inovasi sosial berarti potensi ada,

akan tetapi tanpa input komplementernya maka hal

itu tidak bisa membuahkan hasil apapun.96

c. Teori Pertumbuhan Harrod-Domar

Harrod-Domar adalah ahli ekonomi yang

mengembangkan analisis Keynes yang menekankan

tentang perlunya penanaman modal dalam

menciptakan pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu

menurutnya setiap usaha ekonomi harus

menyelamatkan proporsi tertentu dari pendapatan

96Sukirno, Sadono. 2004. Makroekonomi: Teori Pengantar. Jakarta :

PT Raja Grafindo Pustaka, h. 65

Page 79: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

70

nasional yaitu untuk menambah stok modal yang akan

digunakan dalam investasi baru. Menurut Harrod-

Domar, ada hubungan ekonomi yang langsung antar

besarnya stok modal dan jumlah produksi nasional.97

d. Teori Ketergantungan

Teori ketergantungan ini pertama kali

dikembangkan di Amerika Latin pada tahun 1960-an.

Menurut para pengikut teori ini, keterbelakangan

(underdevelopment) negara-negara Amerika Latin

terjadi pada saat masyarakat prakapitalis tersebut

tergabung ke dalam sistem ekonomi dunia kapitalis.

Dengan demikian masyarakat tersebut kehilangan

otonominya dan menjadi daerah pinggiran dari

daerah-daerah metropolitan yang kapitalis. Dalam

teori ketergantungan ini ada dua aliran yaitu aliran

Marxis-Neo Marxis dan aliran NonMarxis.

Aliran yang pertama menggunakan kerangka

teori imperialisme yang tidak membedakan secara

tajam antara struktur internal dan eksternal, karena

kedua struktur tersebut dipandang sebagai faktor yang

berasal dari sistem kapitalis dunia itu sendiri. Selain

itu, aliran ini mengambil perspektif perjuangan

internasional antara pemilik modal dengan kaum

buruh. Oleh karena itu, menurut teori ini,

pembangunan ekonomi untuk daerah pinggiran adalah

dengan cara melakukan revolusi. Sedangkan aliran

kedua melihat masalah ketergantungan dari perspektif

nasional atau regional. Di mana aliran ini dengan tegas

97 Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : CV

ALFABETA, h. 13

Page 80: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

71

membedakan keadaan di dalam negeri dan luar negeri.

Menurut aliran ini, struktur dan kondisi internal dilihat

sebagai faktor yang berasal dari sistem itu sendiri

walaupun tetap dipengaruhi oleh faktor eksternal.

Sehingga yang perlu ditekankan untuk melakukan

pertumbuhan ekonomi adalah melakukan

pembaharuan yang diperlukan secara internal untuk

menentukan sikap terhadap faktor eksternal.98

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan

Ekonomi di Indonesia

Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan

kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang

dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah dan

kemakmuran masyarakat meningkat. Masalah pertumbuhan

ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makroekonomi

dalam jangka panjang. Dari satu periode ke periode lainnya

kemampuan suatu negara untuk menghasilkan barang dan

jasa akan meningkat. Kemampuan yang meningkat ini

disebabkan karena faktor-faktor produksi akan selalu

mengalami pertambahan dalam jumlah dan kualitasnya.

Investasi akan menambah jumlah barang modal. Teknologi

yang digunakan menjadi berkembang.

Disamping itu tenaga kerja bertambah sebagai akibat

perkembangan penduduk, dan pengalaman kerja dan

pendidikan menambah ketrampilan mereka. Perkembangan

kemampuan memproduksi barang dan jasa sebagai akibat

pertambahan faktor-faktor produksi pada umumnya tidak

98Samuelson, Paul A. Dan Nordhaus William D. 2004. Ilmu Makro

Ekonomi. Jakarta : PT Media Global Edukasi, h. 42

Page 81: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

72

selalu diikuti oleh pertambahan produksi barang dan jasa

yang sama besarnya. Pertambahan potensi memproduksi

kerap kali lebih besar dari pertambahan produksi yang

sebenarnya. Dengan demikian perkembangan ekonomi

adalah lebih lambat dari potensinya. Pertumbuhan ekonomi

mencerminkan kegiatan ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi sebagai suatu proses yang

mengukur keberadaan kegiatan ekonomi yang dilakukan

dalam menciptakan output. Hal ini mengandung makna

bahwa untuk menghasilkan suatu output dalam proses

produksi maka penggunaan faktor-faktor produksi akan

sangat menentukan. Tentunya dilakukan dengan bertitik

tolak kepada prinsip efisiensi sehingga memberikan hasil

yang lebih bagi kepentingan pertumbuhan ekonomi itu

sendiri. Demikian pula keberadaan faktor-faktor produksi

untuk memacu pertumbuhan ekonomi saling berkaitan

penggunaannya dalam memacu pertumbuhan ekonomi.99

1. Sumber daya manusia atau penduduk

Dalam proses pembangunan sebagaimana proses

produksi bahwa keberadaan penduduk adalah faktor

utama sebagai motivator (penggerak) dan keberadaannya

perlu mendapat perhatian yang serius dan dapat

membahayakan pembangunan itu sendiri dalam

perkembangannya. Penduduk yang terus mengalami

kenaikan sekaligus akan memperbesar perkembangan

jumlah tenaga kerja sehingga diperlukan upaya

menyediakan dan meningkatkan barang kebutuhan

penduduk itu sendiri. Kuantitas penduduk terus

99Syahrir Hakim Nasution, 2013. “Peran Kredit Usaha Rakyat (KUR)

Bagi Pengembangan UMKM Di Kota Medan : Studi Kasus Bank BRI”,

Jurnal Ekonomi dan Keuangan, Vol. 1, No. 3.

Page 82: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

73

menunjukkan peningkatan, tetapi bagaimana dengan

aspek kualitas penduduk itu sendiri. Tingkat pendidikan

dan keterampilan menjadi masalah utama sehingga

peningkatan kedua aspek ini tidak hanya akan

meningkatkan produktivitas, tetapi lebih jauh

mengakibatkan peningkatan produksi.

Masalah utama yang dihadapi berbagai negara

dalam perkembangannya dewasa ini tidak hanya

menyangkut bagaimana upaya yang perlu dilakukan

untuk memacu pertumbuhan ekonomi tetapi bagaimana

mengendalikan jumlah penduduk yang semakin

meningkat. Keberhasilan program keluarga berencana

dan peningkatan kualitas penduduk merupakan salah

satu jawaban yang tepat, namun masih menunggu waktu

dalam perjalanannya disebabkan oleh tekanan penduduk

yang terus meningkat.100

2. Sumber daya lahan dan kekayaan lainnya

Lahan dan kekayaan lainnya merupakan karunia

illahi yang perlu dijaga kelestariannya dalam proses

keberhasilan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.

Pemanfaatan lahan dan sumber daya lainnya perlu

dilakukan secara efektif disebabkan oleh keberadaannya

yang terbatas sehingga warisan leluhur ini dapat benar-

benar berguna bagi perkembangan penduduk sepanjang

masa. Kegagalan meningkatkan kesejahteraan penduduk

tidak hanya disebabkan oleh kenaikan penduduk yang

begitu cepat dibandingkan pertumbuhan ekonomi, tetapi

100 Kusmuljono, B.S. 2009. Menciptakan Kesempatan Rakyat

Berusaha. Bogor : IPB Press.

Page 83: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

74

dapat disebabkan oleh kegagalan memanfaatkan sumber

daya yang tersedia.

Pemanfaatan sumber daya lahan dan kekayaan

lainnya tidak hanya mampu meningkatkan produksi

nasional, tetapi lebih jauh dapat memberikan keuntungan

bagi pihak yang mengelolanya. Indonesia yang dikarunia

lahan dan sumber daya lainnya dalam perkembangannya

belum mampu meningkatkan kesejahteraan penduduk

yang berarti dibanding Belanda, Jepang dan Korea yang

tidak mempunyai kekayaan alam yang berarti. Dalam

kenyataannya sumber daya manusia yang tersedia

mampu memanfaatkan ketersediaan lahan dan sumber

daya lainnya di negara tersebut ternyata mampu untuk

meningkatkan kesejahteraan penduduk. Hal ini

mengungkapkan bagaimana keterkaitan diantara

penduduk sekaligus tenaga dengan sumber daya lahan

dan kekayaan lainnya dalam pembangunan ekonomi.101

3. Barang-barang modal dan teknologi

Barang modal memegang peranan penting dalam

memacu pertumbuhan ekonomi dalam rangka efisiensi

sehingga perannya sangat tinggi. Tanpa adanya teknologi

maka tidak akan mungkin menghasilkan kain, bercocok

tanam kurang menghasilkan buah dan sayur yang baik

dan lainnya sehingga pengertian barang-barang modal

menjadi lebih luas. Barang-barang modal dan teknologi

memegang peranan penting dalam mewujudkan

kemajuan ekonomi yang maju. Apabila penggunaan

101 Nursandy, Michell Rinda. 2013. Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Pendapatan Pengusaha Tape di Desa Sumber Tengah

Kecamatan Binakal Kabupaten Bondowoso. Jember: Universitas Jember, h.

13

Page 84: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

75

barang-barang modal meningkat dan tidak diikuti oleh

penggunaan teknologi yang maju maka kemajuan yang

akan dicapai tidak akan terwujud. Hal ini berarti bahwa

antara barang-barang modal dan teknologi akan berjalan

seiringan, tanpa penggunaan teknologi tinggi maka

produktivitas barang-barang modal tidak akan

mengalami perubahan. Kemajuan teknologi menimbulkan

efek positif dalam pertumbuhan ekonomi, dan oleh

karenanya pertumbuhan ekonomi menjadi lebih pesat.

Efek yang utama adalah:102

a. Kemajuan teknologi dapat mempertinggi keefisienan

kegiatan memproduksi sesuatu barang. Kemajuan

seperti itu akan menurunkan biaya produksi dan

meninggikan jumlah produksi.

b. Kemajuan teknologi menimbulkan penemuan barang-

barang baru yang belum pernah diproduksikan

sebelumnya. Kemajuan seperti itu menambah barang

dan jasa yang dapat digunakan masyarakat

c. Kemajuan teknologi dapat meninggikan mutu barang-

barang yang diproduksikan tanpa meningkatkan

harganya.

Pertumbuhan ekonomi dapat bernilai positif dan

dapat pula bernilai negatif. Jika pada suatu periode

perekonomian mengalami pertumbuhan positif, berarti

kegiatan ekonomi pada periode tersebut mengalami

peningkatan. Sedangkan jika pada suatu periode

perekonomian mengalami pertumbuhan negatif, berarti

kegiatan ekonomi pada periode tersebut mengalami

102Kasmir. 2004. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: PT Bumi Aksara

Page 85: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

76

penurunan. “Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah

ekonomi dalam jangka panjang”.103

Hal ini didasari oleh tiga alasan. Pertama, penduduk

selalu bertambah. Bertambahnya jumlah penduduk berarti

angkatan kerja juga selalu bertambah. Pertumbuhan

ekonomi akan mampu menyediakan lapangan kerja bagi

angkatan kerja. Jika pertumbuhan ekonomi yang mampu

diciptakan lebih kecil dari pada pertumbuhan angkatan

kerja, hal ini mendorong terjadinya pengangguran. Kedua,

selama keinginan dan kebutuhan selalu tidak terbatas,

perekonomian harus selalu mampu memproduksi lebih

banyak barang dan jasa untuk memenuhi keinginan dan

kebutuhan tersebut. Ketiga, usaha menciptakan kemerataan

ekonomi (economic stability) melalui retribusi pendapatan

(income redistribution) akan lebih mudah dicapai dalam

periode pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

Menurut Kuznet pertumbuhan ekonomi adalah

proses peningkatan kapasitas produksi dalam jangka

panjang dari suatu negara untuk menyediakan barang

ekonomi kepada penduduknya. Menurut Todaro

pertumbuhan ekonomi dapat dipengaruhi oleh beberapa

faktor, yaitu:104

1. Pertumbuhan penduduk dan angkatan kerja

Pertumbuhan penduduk sangat berkaitan dengan

jumlah angkatan kerja yang bekerja yang notabenya

merupakan salah satu faktor yang akan mempengaruhi

pertumbuhan ekonomi. Kemampuan pertumbuhan

103Sadono Sukirno, Teori Pengantar Makro Ekonomi, Edisi Ketiga,

Cetakan 15, Jakarta: Grafindo Persada, 2004, h. 421 104Kuznets, Simon. 1955. Economic Growth and Income Inequality.

The American Economic Review. Volume XLV, h. 95

Page 86: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

77

penduduk ini dipengaruhi seberapa besar perekonomian

dapat menyerap angkatan kerja yang bekerja produktif

2. Akumulasi modal

Akumulasi modal merupakan gabungan dari

investasi baru yang di dalamya mencakup lahan,

peralatan fiskal dan sumber daya manusia yang digabung

dengan pendapatan sekarang untuk dipergunakan

memperbesar output pada masa datang.

3. Kemajuan teknologi

Kemajuan teknologi menurut para ekonom

merupakan faktor terpenting dalam terjadinya

pertumbuhan ekonomi. Hal ini disebabkan karena

kemajuan teknologi memberikan dampak besar karena

dapat memberikan cara-cara baru dan menyempurnakan

cara lama dalam melakukan suatu pekerjaan.105

Menurut Sadono alat untuk mengukur keberhasilan

perekonomian suatu wilayah adalah pertumbuhan ekonomi

wilayah itu sendiri. Perekonomian wilayah akan mengalami

kenaikan dari tahun ketahun dikarenakan adanya

penambahan pada faktor produksi. Selain faktor produksi,

jumlah angkatan kerja yang bekerja juga akan meningkat

dari tahun ke tahun sehingga apabila dimanfaatkan dengan

maksimal maka akan meningkatkan pertumbuhan

ekonomi.106

Ada beberapa alat pengukur dalam pertumbuhan

ekonomi, yaitu:

105Todaro, M.P. dan Smith Stephen. C. 2003. Pembangunan Ekonomi

di Dunia Ketiga. Edisi kedelapan. Jilid 2. Jakarta: Erlangga, h. 54 106 Sukirno, Sadono, 2000. Makro Ekonomika Modern, PT. Rasa

Grafindo Persada : Jakarta, h. 31

Page 87: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

78

1. Produk domestik bruto (PDB)

Produk Domestik Bruto/Produk Domestik Regional

Bruto apabila ditingkat nasional adalah jumlah barang

dan jasa yang dihasilkan oleh suatu perekonomian dalam

satu tahun dan dinyatakan dalam harga pasar.

2. Produk domestik regional bruto per kapita

Produk domestik bruto per kapita dapat digunakan

sebagai alat ukur pertumbuhan yang lebih baik dalam

mencerminkan kesejahteraan penduduk dalam skala

daerah. Model pertumbuhan ekonomi neoklasik yang

dikemukakan oleh Solow menyatakan bahwa persediaan

modal dan angkatan yang bekerja dan asumsi bahwa

produksi memiliki pengembalian konstan merupakan hal-

hal yang mempengaruhi besaranya output. Model

pertumbuhan Solow juga dirancang untuk mengetahui

apakah tingkat tabungan, stok modal, tingkat populasi

dan kemajuan teknologi mempunyai dampak terhadap

pertumbuhan ekonomi.107

Pembangunan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi

merupakan dua aspek yang tidak dapat dipisahkan.

Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari pertumbuhan

Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) menurut

harga konstan. Pertumbuhan ekonomi di daerah dapat

dilihat menggunakan PDRB per kapita sehingga diketahui

apakah kesejahteraan masyarakat sudah tercapai atau

belum.

107Solow, Robert. 1956. A Contribution to The Theory of Economic

Growth. Quarterly Journal of Economics (The MIT Press), h. 65

Page 88: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

79

Menurut pandangan ahli ekonomi klasik, beberapa

faktor yang mempengaruhi dalam pertumbuhan ekonomi

antara lain Penduduk, Tenaga kerja, Kapital, Sumber Daya

Alam berupa tanah dan kekayaan alam dan Tekhnologi. Neo

klasikal Ekonom juga percaya bahwa untuk meningkatkan

perekonomian jangka panjang dalam laju pertumbuhan

ekonomi yaitu dengan cara peningkatan produktivitas

tenaga kerja dan modal.108

Faktor yang menunjang dalam peningkatan jumlah

modal dapat berasal dari lembaga keuangan seperti bank

yang berupa pinjaman atau kredit yang memiliki proksi

dengan modal. Kredit merupakan perjanjian-pinjaman yang

diberikan oleh pihak bank kepada debitur, dimana debitur

diberikan kewajiban untuk membayar dikemudian hari

dengan bunga dan pembagian keuntungan bersama. Kredit

sangat berguna untuk menambah jumlah produktivitas

modal fisik. Dengan pinjaman kredit maka akan bertambah

jumlah pengusaha yang sangat berperan dalam

pertumbuhan ekonomi. Fenomena yang terjadi dalam

perekonomian adalah kondisi kebutuhan dalam

perekonomian yang terus meningkat tanpa dibarengi

dengan pertambahan pendapatan.

Bertambahnya kebutuhan membuat manusia sebagai

makhluk ekonomi berupaya memenuhi segala

kebutuhannya yang semakin kompleks. Sejatinya kebutuhan

pokok tidak akan dapat di elakkan, jika kebutuhan ini tidak

dapat dipenuhi akan mengganggu kelangsungan hidup

seseorang. Kebutuhan yang terus bertambah agaknya tidak

108 Kerlinger, Fred. N. 2002. Asas-asas Penelitian Beharioral. Edisi

Ketiga (Penerjemah: Landung R. Simatupang). Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Page 89: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

80

diiringi dengan bertambahnya penghasilan yang dimiliki,

sehingga masyarakat terus berupaya untuk dapat memenuhi

kebutuhannya dengan beragam cara agar dapat

memaksimumkan kepuasannya salah satunya dengan

pinjaman/kredit. Hal ini berguna meningkatkan

kesejahteraan dalam kehidupannya di masa sekarang dan

masa yang akan datang.

Page 90: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

81

BAB 5

STRATEGI DAYA SAING DALAM

USAHA EKONOMI

A. Konsep Strategi Daya Saing Usaha Ekonomi

Seorang ahli strategi dari Amerika bernama Lewit

pada tahun 1960 mengemukakan teorinya mengenai siklus

hidup produk. Penekanan lewit adalah pada kebutuhan

konsumen dan diferesiansi produk untuk mendapatkan

posisi produk sesuai dengan keragaman faktor teknik,

komersial dan keuangan. Konsep klasik berorientasi pada

diverisifikasi yang melibatkan faktor ekonomi, bisnis,

teknologi dan keuangan. Dalam hal ini keuntungan strategi

adalah yang terkait dengan spesifikasi konsumen, biaya

rendah dan kombinasi keduanya melalui tahapan diagnostik,

posisi citra dan perumusan strategi.109

Sedangkan Konsep strategi modern dapat dibedakan

dalam kriteria sederhana yang berisi aspek marketing,

keuangan dan teknologi. Konsep strategi modern dengan

prinsip multikriteria, pada konsep ini ditekankan aspek

ekonomi industry dan analisis strategi sektoral dengan

luaran berupa strategi generik. Konsep modern berorientasi

pada strengths, weaknesses, oputunities, dan threats, yang

menghasilkan faktor pendorong, penghambat dan potensi.

Asumsi dasar yang melandasi adalah organisasi harus

109Musa Hubeis Dan Muhamad Najib, Managemen Strategi Dalam

Pengembangan Daya Saing Organisasi, (Jakarta: PT Elex Media

Komputindo, 2014), h. 13.

Page 91: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

82

menyelaraskan aktivitas internalnya dengan realitas

eksternal agar dapat mencapai tujuan yang ditetapkan.

Peluang tidak akan berarti manakala perusahaan tidak

mampu memanfaatkan peluang tersebut.110

Adapun konsep strategi alternatif dapat digunakan

organisasi untuk membangun daya saingnya, Hubeis

menkombinasikan konsep klasik dan modern dengan

merumuskan metode PRECOM (pre- Commercialuation)

metode PRECOM merupakan teknik pendekatan diagnosis

komprehensif terpadu dan dinamis dalam kontes

industrialisasi atau pendekatan produk (barang/jasa) yang

didukung oleh seperangkat analisis yang saling mendukung

dan melengkapi untuk mendapatkan beberapa perubahan

penting dari hal yang dikaji, metode PRECOM memiliki

kemampuan untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan

memberikan pemecahan dri suatu kegiatan tertentu

berdasarkan data primer dan sekunder.111

Dalam berkompetisi memerlukan strategi. Setiap

strategi memiliki keunikan. Tidak ada suatu strategi

kompetisi khususnya dalam usaha ekonomi yang paten dan

dapat menjadi rumusan yang unggul dan sesuai dengan

semua usaha ekonomi. Karena setiap usaha memiliki

kebutuhan, tujuan dan lingkungan yang berdeda. Oleh

karenanya setiap usaha memiliki strategi yang berbeda

dalam memenuhi keperluan sehari-hari. Perbedaan tersebut

dipengaruhi oleh beberapa faktor:

110Ibid., h. 15 111Ibid., h. 17

Page 92: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

83

1. Struktur segmentasi112, bagaimana cara membagi pasar

berdasarkan variable-variabel tertentu seperti geografi,

demografi, psikologi, perilaku, pasar persaingan

sempurna, pasar monopoli, pasar monopolistis, pasar

oligopoli dan akhirnya ke variaber terkecil yaitu individu.

2. Jenis usaha dan produk113, barang yang ditawarkan ke

pasar dan juga usaha haruslah yang baik. Perbedaan

usaha dan produk akan membedakan strategi yang

dipergunakan.

3. Intensitas kompetisi, menyebabkan kompetisi akan

berkembang sejalan dengan intensitas di lapangan secara

dinamis.

4. Posisi tempat114. Tempat sangat mempengaruhi di dalam

pemasaran produk. Tempat pasar sebagai market leader,

market follower, maupun market nicher sudah pasti akan

mempengaruhi strategi kompetisi yang akan diambil.

5. Adanya kompetitor utama 115 . Untuk merebut pasar,

perusahaan harus memiliki strategi dengan para

112Thorik Gunara dan Utus Hardiono Sudibyo (2007), Marketing Nabi

Muhammad SAW, Strategi Andal dan Jitu Praktik Bisnis Nabi Muhammad

SAW. MadaniA Prima, Imprint dari Salamadani Pustaka Semesta, PT Karya

Kita, Bandung-Indonesia, h. 12. 113 Abdullah Sahroni (2015), “Implementasi Strategi Pemasaran

Rasulullah Dalam Konteks Kontemporer (Analisis di Swalayan Pamella

Yogyakarta dan La Tansa Gontor Ponorogo)”, Jurnal. Jurnal Millah Vol. XV, No. 1, Agustus 2015, h. 122.

114Abdullah Sahroni (2015), Ibid., h. 123. 115Claudia Vanesha Pitoy, Altje Tumbel dan Maria Tielung (2013),

“Analisis Strategi Bersaing Dalam Persaingan Usaha Bisnis Document

Solution (Studi Kasus Pada PT. Astragraphia, Tbk Manado)”, Jurnal. Jurnal

Berkala Ilmiah Efisiensi Volume 16 No. 03 Tahun 2016, Jurusan

Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sam Ratulangi,

Manado 95115, Indonesia, h. 311.

Page 93: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

84

kompetitor, agar dapat mempermudah perusahaan

membuat langkah kebijakan strategis untuk maju.

6. Penetapan harga 116 sangat penting karena dalam

realitanya harga berpengaruh terhadap kepuasan dan

persepsi konsumen.

Strategi umum yang digunakan dalam berkompetisi

sebagaimana diadopsi dari strategi perang117, adalah;

1. Strategi bertahan. Strategi ini dipergunakan dalam

menghadapi serangan para persaingan dengan cara

berusaha meningkatkan penjualan melalui perluasan

jangkauan pemasaran. Dengan demikian menjadi

tantangan bagi perusahaan agar tetap semangat dalam

berkompetisi melangkah untuk dapat maju ke depan.

Salah satu langkahnya adalah dengan meluncurkan

produk baru.

2. Strategi menyerang. Cara ini sering dilakukan oleh

perusahaan besar yang sudah memiliki kekuatan untuk

116Mariza Shabastian dan Hatane Samuel (2013), Pengaruh Strategi

Harga dan Strategi Produk Terhadap Brand Loyalty di Tator Café Surabaya

Town Square”, Jurnal. Jurnal Manajemen Pemasaran Vol. 1, No. 1, (2013)

1-9, Manajemen Pemasaran, Universitas Kristen Petra. Jl. Siwalankerto 121-

131, Surabaya, h. 3. 117 Buku yang terkenal dalam strategi berperang secara efektif dan

efisien adalah “The Art of War” Yang ditulis oleh Sun Tzu, kebangsaan Cina.

Buku ini digunakan sebagai panduan dalam hidup secara umum, mulai dari

mengasah kemampuan personal, bergerak bersama orang-orang sekitar dalam

mencapai tujuan, hingga mencapai karir yang lebih tinggi lagi dalam pekerjaan. Pemikiran Sun Tzu yang tertuang di dalam buku ini awalnya

sangat terkenal dan berpengaruh pada militer Cina klasik, dan hingga saat ini

sangat berpengaruh pada segala aspek kehidupan, terutama di bidang

manajemen bisnis/pedagangan. Bukunya sudah diterjemahkan dalam ke

dalam bahasa Prancis, Inggris dan berbagai bahasa di dunia. Buku ini ditulis

dalam Bahasa Inggris yang diambil dari pemikiran Sun Tzu oleh, Robert

Green (2006), The 33 Strategies of War. Viking Published by the Peguin

Group (USA) Inc., 375 Hudson Street, New York 10014, U.S.A.

Page 94: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

85

melakukan penyerangan di pasar, dengan memiliki

market leader yang sudah menguasai pangsa pasar secara

solid.

3. Strategi serangan lambung. Strategi ini digunakan untuk

menyerang titik kelemahan lawan dengan memberikan

sebuah surprise. Berupa harga promosi yang rendah,

bentuk produk baru, memiliki ciri khas dalam kemasan

dan bonus-bonus/hadiah untuk para konsumen. Dengan

cara ini dapat meningkatkan keberhasilan dalam

berkompetisi.

4. Strategi gerilya. Merupakan strategi pemasaran yang

kreatif, berbiaya rendah, dan non-konvensional, yang

didesain untuk memberikan keunggulan bersaing

perusahaan kecil terhadap pesaing yang lebih besar, lebih

makmur, dan lebih kuat. Keberhasilan memasarkan suatu

produk tidak harus menghabiskan banyak uang

5. Strategi penyerangan udara. Strategi udara biasa

dipergunakan melalui media elektronik berupa iklan.

Strategi ini dilakukan oleh perusahaan yang memiliki

anggaran iklan yang bernilai besar. Dengan adanya iklan

ini, jangkauan pasar akan semakin besar dan nyata.

Strategi serangan udara memerlukan anggaran yang

besar, tetapi dengan pengelolaan yang baik akan tetap

bisa efisien.

6. Strategi serangan darat. Strategi serangan darat

mengandalkan kekuatan tenaga penjual dan promosi

penjualan. Promosi ini dapat dilakukan di level pedagang

atau langsung ke level konsumen. Promosi penjualan

yang dikomunikasikan secara baik akan menghasilkan

peluang yang mengawali gerakan penjualan yang

meningkat.

Page 95: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

86

B. Daya Saing Dari Segi Promosi dan Pemasaran

Strategi dari segi promosi adalah cara untuk

mensosialisasikan produk yang ditawarkan suatu

perusahaan melalui berbagai media dan cara. Dalam

mempromosikan suatu produk harus mengedepankan

kejujuran dan menjauhi unsur penipuan. Promotion mix

adalah kombinasi yang paling baik dari variabel-variabel

periklananan (advertising, pemasaran langsung (dirret

marketing), promosi penjualan (sales marketing), hubungan

masyarakat (public relation) dan penjualan perseorangan

personal selling yang semuanya direncanakan untuk

membantu pencapaian tujuan program penjualan

perusahaan.118 Dalam islam mempromosikan suatu barang

boleh saja, hanya saja dalam berpromosi tersebut seseorang

harus mengedepankan faktor kejujuran dan menjauhi faktor

penipuan, disamping itu faktor yang digunakan tidak

bertentangan dengan syariat islam.

Dalam kegiatan promosi terdapat keutamaan yang

menjadi fokus dalam mempromosikan suatu produk, antara

lain:

1. Jumlah dan promosi

2. Pembeli sasaran yang dituju

3. Personal selling

4. Mess selling

5. Promosi penjualan

6. Public relation

118 Musa Hubeis dan Muhamad Najib, Managemen Strategi Dalam

Pengembangan Daya Saing Organisasi, (Jakarta: PT Elex Media

Komputindo, 2014), h. 17

Page 96: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

87

Kotler dan Amstrong mendefinisikan bauran

pemasaran sebagai perangkat alat pemasaran Praktis yang

dapat dikendalian, yang dipadukan oleh perusahaan untuk

menghasilkan respon yang diinginkan dalam pasar sasaran.

Bauran pemasaran terdiri dari segala sesuatu yang dapat

mempengaruhi permintaan produk. Kemungkinan yang

banya itu dapat digolongkan menjadi empat kelompok

variabel yang dikenal sebagai “empat P”: Produk, price, place

and promotion. (produk, harga, distribusi, promosi). 119

Empat P dalam marketing mix yaitu:

1. Product (Produk)

Menurut Philip kotler produk adalah sesuatu yang

dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian

untuk dibeli, untuk digunakan, atau untuk dikonsumsi,

yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan. 120

Dalam strategi produk yang harus kita lakukan dalam

mengembangkan produk adalah:

a. Menentuan logo dan moto, logo merupakan ciri khas

suatu perusahaan sedangkan, moto merupakan

serangkaian visi misi

b. Menciptakan merek, karena jasa memiliki beraneka

ragam, maka setiap jasa harus memiliki nama.

Tujuannya agar mudah dikenal dan diingat

c. Menciptakan kemasan. Kemasan merupakan

pembungkus suatu produk. Dalam hal ini kemasan

lebih diartikan kepada pemberian pelayanan atau jasa

kepada para konsumen

119Tjiptono, Strategi Bauran Pemasaran, h. 25. 120 Kotler Dan Amstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran, ( Jakarta:

Erlangga, 2001), Jilid Led. CET 8. h. 346.

Page 97: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

88

Dalam strategi produk, perusahaan harus dapat

melihat produk apa yang lebih dibutuhkan dan diinginkan

oleh pembeli sehingga perusahaan dapat memperoleh

banyak konsumen. Selain itu kualitas dan keberadaan

produk juga harus diperhatikan sehingga tidak berpotensi

terjadi penipuan.

2. Price (Harga)

Harga adalah jumlah uang yang harus dibayar oleh

pelanggan untuk memperoleh suatu produk. Dalam

konsep islam, penentuan harga ditentukan oleh

mekanisme pasar, yakni bergantung pada kekuatan-

kekuatan permintaan dan penawaran. Dan pertemuan

antara permintaan dan penawaran itu harus berlangsung

secara sukarela. Ini berkmakna tidak ada yang

menganiaya dan menzalimi.

3. Place (Tempat Distribusi)

Distribusi termasuk aktivitas perusahaan untuk

membuat produk tersedia bagi konsumen sasaran. Setiap

perusahaan haruslah memiliki pandangan saluran

distribusi keseluruhan terhadap masalah distribusi dari

produknya ke pemakai akhir. Dalam usaha untuk

menapai tujuan sasaran dan sasaran perusahaan

melakuan kegiatan penyaluran. Penyaluran merupakan

kegiatan penyampaian produk sampai ke tangan si

pemakai atau konsumen pada waktu yang tepat.

4. Promotion (Promosi)

Secara garis besar ada tiga macam sarana promosi

yang dapat digunakan oleh perusahaan yaitu:121

121Asmir, Pemasaran Bank, (Jakarta, Kencana,2004), h. 176-177.

Page 98: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

89

a. Periklanan (advertising) merupakan promosi yang

dilakukan dalam bentuk tayangan atau gambar atau

kata-kata yang tertuang dalam spanduk, brosur, koran,

majalah, televisi atau radio

b. Publisitas (publicity), merupakan promosi yang

dilakukan untuk meningkatkan citra

c. Penjualan pribadi, merupakan promosi yang dilakukan

melalui pribadi-pribadi karyawan setempat yang

mempengaruhi nasabah.

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Daya Saing

Indonesia merupakan sebuah negara yang menganut

sistem perekonomian terbuka. Hal ini mengakibatkan arus

perdagangan antara Indonesia dan negara lainnya semakin

meningkat. Dasar suatu negara melakukan perdagangan

dengan negara lain dikarenakan tidak semua kebutuhan

dapat dipenuhi di dalam negeri. Masing-masing negara akan

memproduksi jenis produk yang berbeda karena adanya

perbedaan kondisi iklim, potensi lahan dan budaya satu

sama lain. Namun, tidak semua produk diperdagangkan

karena daya saing yang rendah atau bahkan tidak memiliki

daya saing. Kemajuan perekonomian suatu negara di pasar

internasional dapat diukurdari keberhasilannya

meningkatkan daya saingnya secara terus menerus. Daya

saing suatu negara akan meningkat seiring dengan

peningkatan ekspor dari negara tersebut.

Semakin terbukanya perdagangan dunia menuju

bebas hambatan menyebabkan ekspor menjadi perhatian

dalam memicu pertumbuhan ekonomi.

Page 99: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

90

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi daya saing

adalah sebagai berikut:122

1. Lokasi

Memperhatikan lokasi usaha sangat penting untuk

kemudahan konsumen dan menjadi faktor utama bagi

kelangsungan usaha. Menurut frans letak atau lokasi akan

menjadi sangat penting untuk memenuhi kebutuhan

pelanggan dalam berkunjung.

2. Harga

Menurut Sunarto harga adalah jumlah dari seluruh

nilai yang ditukar kemampuan atas manfaat-manfaat

memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut.

Harga menentukan apakah sebuah supermarket,

minimaret, atau swalayan banyak dikunjungi konsumen

atau tidak. Faktor harga juga mempengaruhi pada

seorang membeli untuk mengambil keputusan. Harga

juga berhubungan dengan diskon, pemberian kupon

berhadiah dan kebijaan penjualan.

3. Pelayanan

Program pelayanan seringkali menjadi pokok

pemikiran pertama seorang pengelola supermarket atau

minimarket. Pelayanan melalui produk berarti konsumen

dilayani sepenuhnya melalui persediaan produk yang ada,

Produk yang bermutu, Pelayanan melalui kemampuan

fisik lebih mengacu kepada kenyamanan peralatan,

tempat parkir yang nyaman, penerangan ruangan yang

baik, juga keramahan dari karyawan.

122Kasmir, Kcwirausahaan Edisi Revisi Cet Ke 10,(PT.RajaGrafindo

Persada, Jakarta, 2014), h. 42

Page 100: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

91

4. Mutu dan kualitas

Keyakinan untuk menenangkan persaingan pasar

akan sangat ditentukan oleh kualitas produk yang

dihasilkan perusahaan. Berkenaan dengan kualitas

produk, kualitas produk ditujukan oleh kesesuaian

spesifikasi desainnya. Jadi suatu perusahaan memiliki

daya saing apabila perusahaan itu menghasilkan produk

yang berkualitas dalam arti sesuai dengan kebutuhan

pasarnya.

5. Promosi

Semakin sering suatu supermarket atau swalayan

melakukan promosi, semakin banyak pengunjung dalam

memenuhi kebutuhannya. Promosi bisa dilakukan melalui

berbagai iklan baik media cetak, elektronik, maupun

media lain

Pada masa lalu strategi lebih ditekankan pada

persaingan dan meminimumkan pentingnya pelanggan.

Saat ini penekanan terhadap kedua hal tersebut

diseimbangkan strategi thinking menawarkan pandangan

yang lebih seimbang terhadap pelanggan dan pesaing

sebagai sumber keunggulan bersaing. Setiap perencanaan

berusaha mengidentifikasi arah persaingan di masa

mendatang, kebutuhan akan pelanggan, perilaku pesaing,

dan cara meraih keunggulan bersaing. Dengan demikian,

konsep keunggulan bersaing berlawanan dengan model

ekonomi persaingan sempurna.123

123Fandy Tjiptono, Prinsip Dan Dinamika Pemasaran,(J&J Learning,

2000), Edisi Pertama Et Pertama, h. 12

Page 101: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

92

1. Konsep daya saing

Li membagi subjek daya saing menjadi 3 tingkatan

yaitu mikro, meso dan makro yang selanjutnya

diaplikasikan menjadi daya saing perusahaan (mikro),

daya saing industri (meso), daya saing nasional (makro).

Dari mikro-meso perspektif, daya saing dibangun di

tingkat perusahaan atau industri. Menurut Krugman daya

saing dalam tingkat perusahaan individu adalah konsep

komparatif dari kemampuan dan kinerja perusahaan

untuk melihat dan memasok barang atau jasa dalam

sebuah pasar tertentu.124 Menurut Gal setidaknya ada dua

konsensus yang menjadi rujukan penelaahan daya saing

suatu perusahaan yaitu:

a. Daya saing perusahaan tidak dapat dipisahkan dengan

daya saing produk dan jasa yang dihasilkan, karena

keduanya dipengaruhi faktor harga dan non harga

b. Daya saing perusahaan merupakan kombinasi dari

sejumlah faktor yang membentuk daya saing yang

perlu dievaluasi dari waktu ke waktu berdasarkan

perubahan yang dinamis.125

World Economic Forum (WEF) menyebukan definisi

daya saing sebagai seperangkat institusi, kebijakan, dan

faktor-faktor yang menentukan tingkat produktivitas suatu

negara. Mann menganalisis tingkat daya saing UKM dengan

menggabungkan antara konsep daya saing dengan

124 Krugman, Paul, 1997, “Firesale FDI”, Working Paper,

Massachusets Institute Of Technology, h. 61 125Gal, H. & Linchevski L. (2010). To see or not to see: analyzing

difficulties in geometry from the perspective of visual perception. Educ Stud

Math, h. 163

Page 102: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

93

kewirausahaan. 126 Selanjutnya menurut Tambunan daya

saing perusahaan tercermin dari daya saing produk yang

dihasilkannya. 127 Beberapa literatur studi menyatakan

bahwa kemampuan IKM bersaing di era global tergantung

pada beberapa variabel karakteristik.

Nicolescu membagi variabel tersebut menjadi

variabel internal dan eksternal. Variabel internal

memasukkan faktor seperti besaran perusahaan,

stakeholder personality dan latar belakang pendidikan

(pemilik dan pekerja), serta budaya perusahaan. Sementara,

faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kinerja adalah

budaya nasional, sistem ekonomi suatu negara, integrasi

ekonomi regional, dan daya beli masyarakat.128

2. Konsep strategi bersaing

Strategi bersaing adalah pencarian akan posisi

bersaing yang menguntungkan di dalam suatu industri,

arena fundamental tempat persaingan yang

menguntungkan terjadi. Strategi bersaing bertujuan

menegakkan posisi yang menguntungkan dan dapat

dipertahankan terhadap kekuatankekuatan yang

menentukan persaingan industry. Porter Selanjutnya

mengemukakan bahwa strategi bersaing digunakan untuk

menemukan posisi unit usaha dalam industri sehingga

perusahaan dapat mempertahankan diri terhadap

126Mann, J. dan Truswell, A, S. 2002. Essentials of Human Nutrition .

Oxfod University Press. New York. 127Tambunan, Rudi M. 2008. Standard Operating Procedures (SOP).

Jakarta: Maiestas Publishing. 128Nicolescu, O., 2009. Main Features of SMEs Organisation System.

Review of International Comparative Management Volume 10.

Page 103: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

94

kekuatan kompetitif atau dapat mempengaruhinya. 129

Secara umum perusahaan memiliki keunggulan bersaing

ketika perusahaan tersebut mampu menciptakan nilai

ekonomi yang lebih dibandingkan perusahaan pesaing.

Nilai ekonomi yang akan menbedakan antara manfaat

yang diterima konsumen dari produk atau pelayanan

yang diberikan perusahaan dengan total biaya ekonomi

dari produk dan pelayanan tersebut. Selanjutnya Porter

menjelaskan bahwa keunggulan bersaing adalah

kemampuan suatu perusahaan untuk meraih keuntungan

ekonomis di atas laba yang mampu diraih oleh pesaing di

pasar dalam industri yang sama. Perusahaan yang

memiliki keunggulan kompetitif senantiasa memiliki

kemampuan dalam memahami perubahan struktur pasar

dan mampu memilih strategi pemasaran yang efektif.130

3. Konsep keunggulan kompetitif

David mengatakan bahwa keunggulan kompetitif

dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan

dengan sangat baik oleh sebuah perusahaan

dibandingkan dengan pesaingnya. 131 Keunggulan

kompetitif merupakan posisi yang terus berlaku untuk

lebih superior dari para pesaing, yaitu dalam konteks

lebih disukai oleh konsumen. Keunggulan kompetitif

tidak dapat dipahami hanya dengan melihat perusahaan

sebagai suatu bagian, tetapi juga harus dilihat dari segala

aktivitas perusahaan, yaitu dalam perencanaan, proses

129 Porter, Michael. 1980. Competitive Strategy, Techniques for

Analyzing Industries and Competitors. New York: The Free Press, h. 15 130Ibid., h. 21 131David, Fred R. 2006. Manajemen Strategis : Konsep. Edisi Sepuluh.

Jakarta : Salemba Empat

Page 104: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

95

produksi, pemasaran, dan kegiatan lain yang berperan

sebagai pendukung produknya. Aktivitas tersebutlah yang

memberikan peran bagi perusahaan dalam memperoleh

evisiensi dan diferensiasi dengan pesaingnya.132

132Porter, Michael, E. (1994). Keunggulan Bersaing (Binapura Aksara,

Penerjemah). Jakarta, Binapura Aksara, h. 12

Page 105: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

96

Page 106: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

97

BAB 6

PERAN PASAR DALAM

PEREKONOMIAN INDONESIA

A. Fungsi Pasar dalam Perekonomian

Pasar memegang peran penting dalam menggerakkan

ekonomi masyarakat Indonesia selain sebagai muara dari

produk-produk rakyat, pasar juga berfungsi sebagai tempat

untuk bekerja yang sangat berarti bagi masyarakat. Sejak

zaman penjajahan kegiatan pasar beserta para pedagangnya

berkembang secara ilmiah. Pasar sebagai pusat kegiatan

ekonomi, merupakan tempat bertemunya penjual dan

pembeli. Disini para penjual dan pembeli mengadakan

komunikasi dan interaksi yang bertujuan untuk mengadakan

transaksi pertukaran benda dan jasa ekonomi dan uang

berdasarkan sistem harga yang di sepakati bersama.133

Pasar juga memiliki peranan lain sebagai berikut:

Pasar berperan bagi produsen yaitu sebagai tempat untuk

mempromosikan barang, tempat untuk menjual hasil

produksi dan sabagai tempat untuk memperoleh bahan

produksi. Peranan pasar bagi konsumen yaitu pasar

berperan penting karena memudahkan mereka untuk

mendapatkan barang-barang yang dibutuhkan. Semakin

banyak jenis barang yang tersedia di pasar maka akan

semakin banyak konsumen yang datang, karena konsumen

133Kalli, Batu. 1990. Peranan Pasar Pada Masyarakat Pedesaan Daerah

Nusa Tenggara Timur. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Page 107: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

98

akan semakin mudah mencari barang-barang yang

dibutuhkan. Peranan pasar untuk sumber daya manusia

yaitu keberadaan pasar dapat membuka peluang untuk

masyarakat dalam memperoleh pekerjaan dan

berwiraswasta. Pasar yang ramai dikunjungi konsumen akan

dapat berkembang dan mampu menyerap tenaga kerja.

Dalam jumlah besar sehingga mampu membantu dalam

menekan angka pengangguran. Peranan Pasar untuk

pembangunan yaitu pasar yang berkembang akan membawa

dampak positif bagi kehidupan masyarakat. Masyarakat

akan semakin sejahtera. Kebutuhan akan pembangunan juga

diperoleh di pasar. Selain itu negara memperoleh

pemasukan dari aktifitas pasar melalui pajak dan retribusi.

Penerimaan tersebut dapat digunakan sebagai salah satu

sumber pembangunan daerah maupun nasional.

Saat ini pasar dikenal dengan adanya pasar

tradisional dan pasar modern. Pasar tradisional merupakan

tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai

dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung

dan biasanya ada proses tawar-menawar yang terjadi.

Kebanyakan menjual kebutuhan seharisehari seperti bahan-

bahan makanan berupa ikan, buah, sayur-sayuran, telur,

daging, kain, pakaian, barang elektronik, jasa dan lain-lain.

Selain itu, ada pula yang menjual kue-kue dan barang-

barang lainnya. Pasar seperti ini masih banyak ditemukan di

Indonesia dan umumnya terletak dekat kawasan perumahan

agar memudahkan pembeli untuk mencapai pasar. Sisi

negatif dari pasar tradisional adalah keadaannya yang

cenderung kotor dan kumuh sehingga banyak orang yang

segan berbelanja disana.

Page 108: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

99

Peranan pasar disuatu wilayah sangat dipengaruhi

oleh ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai

untuk menggerakkan aktivitas pasar, sedangkan sumber

dana sangat diperlukan untuk membangun sarana dan

prasarana pasar. Ditengah pembangunan bangsa Indonesia,

peran pasar tradisional yang semestinya bisa menjadi pilar

pembangunan ekonomi kerakyatan, justru terabaikan dan

tidak jarang manajemennya salah urus. Pengelolaan pasar

tradisional masih bermasalahan sehingga memberikan

persepsi negatif kepada masyarakat, persoalan utama adalah

pengelolaan yang bermasalah sehingga pasar tradisional

tidak berjalan optimal, contoh dari pengelolaan pasar yang

bermasalah adalah pasar yang memiliki dana pemeliharaan

pasar yang minim, sarana dan prasarana yang kurang

memadai, gang pasar sempit sehingga para masyarakat lebih

memilih belanja di pasar modern.

Pasar juga memiliki peranan yang sangat signifikan

untuk perekonomian suatu bangsa yang mana di dalamnya

menyangkut hajat hidup orang banyak. Hampir setiap orang

dalam masyarakat membutuhkan eksistensi pasar untuk

menunjang kebutuhan sehari-hari. Sedikitnya ada 10

peranan pasar dalam perekonomian Indonesia:

1. Menetapkan harga.

Dalam perekonomian, pasar merupakan tempat

penetapan harga jual. Ketiadaan pasar menyebabkan

suatu barang akan menjadi sangat mahal, murah atau

tidak berharga bahkan dapat menjadikan perekonomian

masyarakat menjadi bangkrut.

2. Mengorganisir suatu produk.

Dalam perkonomian, pasar dapat mengorganisiran

sebuah produk. Pasar dapat menentukan berbagai macam

Page 109: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

100

produk yang bisa masuk ke dalamnya dan juga

kuantitasnya. Tanpa melakukan seperti itu, kemungkinan

besar pasar akan kelebihan produk dan mengakibatkan

harga produk menjadi terlalu murah dan dapat

merugikan lain pihak.

3. Tempat aktifitas distribusi

Pasar dalam perekonomian merupakan tempat

berkumpulnya barang-barang kebutuhan masyarakat.

Setelah barang-barang itu terkumpul barulah

didistribusikan kepada masyarakat.

4. Tempat berbagi barang dan jasa.

Pasarlah yang mengatur tempat mana yang

mendapatkan barang dengan jumlah yang lebih banyak

dan mana yang tidak. Hal ini tentu saja dilakukan atas

dasar data, survei dan analisa yang dilakukan oleh pasar.

5. Menjaga stock barang

Pasar berperan dalam menjaga stock barang, agar

tidak terjadi kelangkaan barang untuk masa yang akan

datang. Kelangkaan barang dapat mengakibatkan harga

barang tidak terkendali.

6. Sarana promosi untuk produk baru

Pasar selain tempat bertemunya penjual dan

pembeli, ternyata berfungsi juga sebagai tempat

produsen memperkenalkan produk terbaru kepada

masyarakat. Tidak hanya dari produk lokal, produsen

mancanegara pun banyak masuk ke pasar Indonesia

mempromosikan produk-produk terbaru. Hal demikian

menciptakan hubungan perdagangan Internasional.

7. Tempat memenuhi keperluan hidup

Pasar merupakan tempat melakukan aktifitas jual

beli. Oleh karenanya banyak orang menggantungkan

Page 110: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

101

dalam memenuhi hidunya di pasar. Berbagai macam

produk dapat didapati di pasar baik lokal maupun

interlokal dan multilokal.

8. Membantu menunjang pembangunan

Selain membantu masyarakat dalam pemenuhan

kebutuhan hidupnya sehari-hari, ternyata pasar juga

dapat membantu penunjang program pembangunan yang

dilakukan oleh pemerintah dalam hal pengadaan bahan-

bahan keperluan pembangunan.

9. Tempat mendapatkan pekerjaan

Pasar merupakan tempat yang sangat efektif untuk

mendapatkan perkerjaan, khususnya dalam

berwirausaha. Karena di pasar merupakan tempat untuk

memenuhi keperluan hidup sehari-hari.

Kegiatan pasar merupakan salah satu jalur perantara

dalam penyampaian barang dan jasa kepada konsumen atau

dengan kata lain, pasar adalah wadah untuk segala aktivitas

ekonomi masyarakat. Pasar akan berjalan dengan baik

apabila distribusi barangdan jasa berjalan dengan baik pula,

keterlambatan distribusi akan berakibat terhadap

tersendatnya keberadaan barang dan jasa di pasar, yang

kemudian dapat mengakibatkan terhambatnya kegiatan

manusia untuk memenuhi kebutuhanya. Dalam usah

produksi, kedudukan produsen dan konsumen sama

pentingnya satu pihak menghasilkan, sedangkan pihak lain

membutuhkanya.

Untuk menyampaikan barang dan jasa pada

konsumen, banyak cara yang dilakukan salah satunya adalah

melalui pasar. Masyarakat datang ke pasar membeli

berbagai macam kebutuhan, terjadi transaksi, dan

mengakibatkan perputaran uang. Oleh karena itu, pasar

Page 111: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

102

menjadi penggerak ekonomi rakyat. Pasar juga memiliki

peranan lain sebagai berikut:

1. Peranan pasar untuk produsen

Peranan penting pasar bagi produsen anatara lain:

a. Sebagai tempat untuk memperkenalkan barang

b. Sebagai tempat untuk menjual hasil produksi

c. Sebagai tempat memperoleh bahan produksi atau

faktor produksi.

2. Peranan pasar untuk konsumen

Bagi konsumen, pasar berperan penting karena

memudahkan mereka untuk mendapatkan barang-barang

yang dibutuhkan. Semakin banyak jenis barang yang

tersedia di pasar, maka akan semakin banyak konsumen

yang datang, karena konsumen akan semakin mudah

mencari barang-barang yang dibutuhkan.

3. Peranan pasar untuk sumber daya manusia

Keberadaan pasar dapat membuka peluang untuk

masyarakat dalam memperoleh pekerjaan dan

berwiraswasta. Pasar yang ramai dikujungi konsumen

akan dapat berkembang dan mampu menyerap tenaga

kerja dalam jumlah besar sehingga mampu membantu

dalam menekan angka pengangguran.

4. Peran pasar untuk pembangunan

Pasar yang berkembang akan membawa dampak

positif bagi kehidupan masyarakat. Masyarakat akan

semakin sejahtera. Kebutuhan akan pembangunan juga

diperoleh di pasar, selain itu negara memperoleh

pemasukan dari aktifitas pasar melalui pajak dan

retribusi. Penerimaan tersebut dapat digunakan sebagai

salah satu sumber pembangunan daerah maupun

nasional. Menurut Prof. Simon Kuznets, ada beberapa

Page 112: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

103

indikator peningkatan perekonomian masyarakat yaitu,

terjadi laju pertumbuhan masyarakat dan produk, adanya

peningkatan produktifitas masyarakat, terjadi perubahan

struktural masyarakat serta terjadinya arus barang dan

modal.

B. Peranan Pasar dalam Perekonomian

Peran pasar dalam perekonomian merupakan bukti

bahwa pasar adalah sesuatu yang sangat vital atau penting

karena menyangkut hajat hidup orang banyak. Karena

hampir semua orang membutuhkan keberadaan pasar untuk

dapat memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Dan 9 peran

pasar dalam perekonomian tersebut adalah:

1. Menetapkan harga jual

Poin pertama dari 10 peran pasar dalam

perekonomian adalah sebagai penetap harga jual. Poin ini

sangat penting agar tidak ada ketimpangan atau

perbedaan harga jual sebuah produk yang selisihnya

terlalu jauh dari harga ditempat lainnya. Poin inilah yang

menjadi salah satu peran Indonesia di era globalisasi:

mentapkan harga barang ekspor yang dijual ke negara

lain. Tanpa adanya pasar, harga sebuah produk bisa

menjadi sangat mahal atau sangat murah bahkan tidak

berharga dan menjadikan perekonomian masyarakat

anjlok.

2. Menorganisir sebuah produk

Peran lain pasar dalam perkonomian adalah dalam

hal pengorganisiran sebuah produk. Maksud dari

pengorganisirian ini adalah pasar sebagai pihak yang

menentukan produk apa saja yang bisa masuk dan berapa

jumlahnya. Tanpa melakukan ini, bisa-bisa pasar akan

Page 113: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

104

kelebihan produk dan mengakibatkan harga produk

menjadi terlalu murah dan merugikan banyak pihaks.

3. Tempat aktifitas distribusi

Ketika pasar sudah mendapatkan produk untuk

dipasarkan, selanjutnya peran pasar dalam perekonomian

adalah mendistribusikannya kepada masyarakat. Sama

seperti poin sebelumnya, hal ini perlu dilakukan agar

produk-produk tersebut tidak terkumpul disatu tempat

dan menjadikan produk tersebut menjadi tidak habis

terjual atau bahkan tidak laku

4. Tempat aktifitas penjatahan

Masih menyangkut masalah distribusi, salah satu

dari 10 peran pasar dalam perekonomian adalah

penjatahan. Pasarlah yang mengatur ‘tempat mana yang

mendapatkan barang dengan jumlah yang lebih banyak

dan mana yang tidak’. Hal ini tentu saja dilakukan atas

dasar survei dan analisa yang dilakukan oleh pasar.

5. Menjaga stock barang untuk masa yang akan datang

Selain mendistribusikannya, pasar berperan dalam

menjaga stock produk agar produk tersebut tidak cepat

habis sehingga menjadikan produk tersebut menjadi

susah didapatkan dan memiliki harga yang mahal.

6. Sarana promosi atau memperkenalkan produk baru

Selain tempat bertemunya penjual dan pembeli,

ternyata pasar juga menjadi tempat produsen

memperkenalkan produk terbaru mereka kepada

masyarakat. Tidak hanya produsen produk lokal yang

melakukannya karena terkadang produsen dari negara

lain juga ikut mempromosikan produk terbaru mereka di

pasar Indonesia. Promosi produk terbaru sudah menjadi

Page 114: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

105

salah satu sarana hubungan internasional antar

negara dalam perdagangan internasional.

7. Tempat pemenuhan kebutuhan hidup

Pasar memang terkenal dengan ramainya aktifitas

jual beli disana. Inilah kenapa banyak orang

menggantungkan pemenuhan kebutuhan hidupnya

disana. Tidak hanya produk lokal yang bisa didapatkan.

Seperti contoh barang ekspor dan impor juga bisa

didapatkan disana.

8. Membantu menunjang pembangunan

Selain membantu masyarakat dalam pemenuhan

kebutuhan hidupnya sehari-hari, ternyata pasar juga

dapat membantu penunjang program pembangunan yang

dilakukan oleh pemerintah dalam hal pengadaan bahan-

bahan keperluan pembangunan.

9. Tempat mencari pekerjaan

Peran pasar dalam perekonomian adalah sebagai

tempat mendapatkan penghasilan. Seperti sudah

disinggung diawal, banyak pihak yang menggantungkan

hidupnya di pasar. Salah satunya adalah sebagai pekerja

dalam membantu aktifitas pedagang yang berdagang

disana.

Itulah 10 peran pasar dalam perekonomian yang bisa

dijadikan acuan bahwa pasar adalah sesuatu yang sangat

vital atau penting. Tidak hanya pasar dalam skala lokal

karena pasar skala internasional juga memiliki peran yang

tidak jauh berbeda. Tidak ada perbedaan ekspor dan

impor karena pada dasarnya perekonomian dunia bisa

tumbuh karena adanya pasar internasional.

Page 115: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

106

C. Fungsi Pasar Tradisional

Tujuan utama diberlakukannya Masyarakat Ekonomi

Asean yang lebih dikenal dengan MEA adalahuntuk

menjadikan ASEAN sebagai pasar tunggal dan basis

produksi, yang mana terjadi arus barang, jasa, investasi dan

tenaga terampil yang bebas serta aliran modal yang lebih

luas134. Dalam artian Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)

merupakan suatu upaya untuk membentuk pasar bebas

antara negara-negara Asia Tenggara yang mana bea masuk

barang dan jasa akan dihapus135. Ini akan berdampak

terhadap arus lalu lintas produk dari negara ASEAN,

termasuk dalam hal ini adalah persaingan barang-barang

dari ASEAN ke dalam negeri khususnya di pasar tradisional.

Berdasarkan Kamus Umum Bahasa Indonesia pasar

berarti tempat orang berjual beli sedangkan tradisional

dimaknai sikap dan cara berfikir serta bertindak yang selalu

berpegang kepada norma dan adat kebiasaan yang ada

secara turun temurun136. Berdasarkan arti di atas, maka

134 Kementerian Perdagangan Republik Indonesia (2015), Warta

Ekspor. “Peluang dan Tantangan Indonesia Pasar Bebas Asean, Masyarakat

Ekonomi Asean (MEA)”. Ditjen PEN/WRT/04/I/2015 edisi Januari, hal. 2. 135 M. Ari Sabilah Rahman (2015), “Daya Saing Tenaga Kerja

Indonesia Dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)”,

ejournal. eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik, Universitas Mulawarman, h. 118. 136 Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Kamus Versi Online

Dalam Jaringan.Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2007, menjelaskan definisi pasar dan pasar tradisional; pasar adalah area

tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu baik yang

disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan, mall, plasa,

pusat perdagangan maupun sebutan lainnya. Sedangkan pasar tradisional

adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah

Daerah, Swasta, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah

termasuk kerjasama dengan swasta dengan tempat usaha berupa toko, kios,

los dan tenda yang dimiliki/dikelola oleh pedagang kecil, menengah,

Page 116: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

107

pasar tradisional adalah tempat orang berjual beli yang

berlangsung di suatu tempat berdasarkan kebiasaan. Di

Indonesia, keberadaan pasar tradisional bukan semata

urusan ekonomi tetapi lebih jauh kepada norma, ranah

budaya, sekaligus peradaban yang berlangsung sejak lama di

berbagai wilayah Indonesia.137

Sebagai pusat kegiatan sosial ekonomi kerakyatan,

pola hubungan ekonomi yang terjadi di pasar tradisional

menghasilkan terjalinnya interaksi sosial yang akrab antara

pedagang-pembeli, pedagang-pedagang dan pedagang-

pemasok yang merupakan warisan sosial representasi

kebutuhan bersosialisasi antar-individu138 . Fungsi pasar

tradisional selanjutnya menjadi pusat pertemuan, pusat

pertukaran informasi, aktivitas kesenian rakyat, bahkan

menjadi paket wisata yang ditawarkan. Dalam pemikiran

tersebut, pasar tradisional merupakan aset ekonomi daerah

sekaligus perekat hubungan sosial dalam masyarakat.

Dengan demikian, pasar tradisional bukan hanya sekedar

ruang, akan tetapi sebagai lembaga sosial yang terbentuk

karena proses interaksi sosial dan kebutuhan

masyarakatnya139. Pasar tradisional mempunyai fungsi dan

peran yang tidak hanya sebagai tempat perdagangan tetapi

swadaya masyarakat atau koperasi dengan usaha skala kecil, modal kecil dan

dengan proses jual beli barang dagangan melalui tawar menawar. 137 Rahadi Wasi Bintoro (2010), “Aspek Hukum Zonasi Pasar

Tradisional dan Pasar Modern”, Jurnal. Jurnal Dinamika Hukum, Vol. 10,

No. 3, September 2010, Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman, h.

361. 138Rahadi Wasi Bintoro (2010), Ibid., h. 361. 139Rahadi Wasi Bintoro (2010), Ibid., h. 361.

Page 117: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

108

juga sebagai peninggalan kebudayaan yang telah ada sejak

zaman dahulu.140

Pasar tradisional merupakan pasar yang memiliki

keunggulan bersaing alamiah yang tidak dimiliki secara

langsung oleh derasnya pasar-pasar modern141. Dalam pasar

tradisional perputaran ekonomi masyarakat terjadi. Di pasar

tradisional uang beredar dibanyak tangan, tertuju dan

tersimpan dibanyak saku, rantai perpindahannya lebih

panjang sehingga kelipatan perputaran yang panjang itu

berdampak pada pergerakan perekonomian bagi kota dan

daerah. Sedangkan pasar modern, semua uang yang

dibelanjakan tersedot pada hanya segelintir penerima yang

disebut dengan kasir dan efeknya bagi perputaran ekonomi

lebih pendek, karena itu sesungguhnya tidak terlalu

membawa dampak pada perputaran sektor lain diluar

dirinya142. Berbeda dengan pasar tradisional yang banyak

terdapat usaha mikro atau UMKM, dimana usaha mikro ini

menjadi pilar utama ekonomi Indonesia dibandingkan

dengan skala usaha makro143.

Selain daripada itu pasar tradisional memiliki sisi

kekeluargaan, kegotong-royongan antara penjual dan

pembeli yang menjadi salah satu pemandangan yang indah

140Rahadi Wasi Bintoro (2010), Ibid., h. 361. 141 Tri Widodo dan Bertha Kusuma Wardani (2012), “Strategi

Equilibrium Pasar Tradisional Mensiasati Kepungan Pasar Modern”, Jurnal.Jurnal IlmiahAmong Makarti Vol.5 No.10, Desember 2012, Sekolah

Tinggi Ilmu Ekonomi "AMA" Salatiga, h. 8. 142Tri Widodo dan Bertha Kusuma Wardani (2012), Ibid., h. 2. 143 Supriyanto (2006), “Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan

Menengah (UMKM) Sebagai Salah Satu Upaya Penanggulangan

Kemiskinan”, Jurnal. Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Volume 3 Nomor 1,

April 2006, Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi, Universitas Negeri

Yogyakarta, h. 1.

Page 118: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

109

kala berada di pasar dan bahkan ada juga yang namanya

langsung dan itu bisa menjadi hubungan baik dan tak dapat

dipisahkan bagaikan persaudaraan yang erat sekali 144 .

Tetapi hal demikian akan terlibas apabila pasar tradisional

tidak memiliki strategi untuk bersaing dalam Masyarakat

Ekonomi Asean (MEA). Hal ini disebabkan menjamurnya

pasar-pasar modern di Indonesia yang memungkinkan pasar

tradisional semakin berkurang145. Sehingga, produk-produk

impor akan membanjiri pasar tradisional dan bersaing

dengan produk lokal. Apabila masyarakat Indonesia tidak

siap menghadapi pasar bebas ASEAN, khususnya pasar

tradisional, maka kita akan menjadi penonton kesuksesan

negara lain dalam hal perdagangan di negeri sendiri.

Berbenah atau hanya menjadi penonton saja jika tidak

memiliki strategi untuk bersaing dengan mereka146.

Melihat daya saing Indonesia dalam skala

mancanegara, merujuk pada survei Forum Ekonomi Dunia

(WEF) tahun 2012, Indonesia menduduki peringkat ke-50

dari 144 negara yang disurvei. Pada tahun 2011 Indonesia

mengalami penurunan indeks daya saing global, dari posisi

ke-46 menjadi ke-50 pada tahun 2012. Peringkat terbaik

Indonesia adalah pada tahun 2010 berada pada urutan ke-

144 Pemerintah Kab. Pati (2014), “Kelebihan Dan Kelemahan Pasar

Tradisional, Pasar Tradisional dan Pasar Modern” Situs Resmi. Pemerintah

Kabupaten Pati, Pati Bumi Mina Tani. Senin 10 Maret 2014. 145 Endi Sarwoko (2008), “Dampak Keberadaan Pasar Modern

Terhadap Kinerja Pedagang Pasar Tradisional di Wilayah Kabupaten

Malang”, Jurnal. Jurnal Ekonomi MODERNISASI, Volume 4, Nomor 2,

Juni 2008, Fakultas Ekonomi – Universitas Kanjuruhan Malang, h. 102. 146 Bank Indonesia (2012), “Masyarakat Ekonomi Asean (MEA),

Berbenah Atau Jadi Penonton”, Jurnal. Jurnal Gerai Info, Edisi 28, Juli 2012,

Newsletter Bank Indonesia, Humas Bank Indonesia, Jl. M. H. Thamrin 2 –

Jakarta, h. 1.

Page 119: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

110

44, yang meloncat dari posisi ke-54 dari tahun sebelumnya.

Jika diranking pada level ASEAN, Indonesia berada pada

peringkat ke-5. Indonesia masih kalah dari Singapura,

Malaysia, Brunei Darussalam dan Thailand. Sedangkan

Negara tetangga Timor-Leste menempati urutan terakhir ke-

136 dalam skala global147. Wakil Presiden Jusuf Kalla

mengakui, dalam menghadapi MEA ini, Indonesia masih

memiliki sejumlah kelemahan, antaranya daya saing yang

masih rendah, biokrasi yang belum efisien dan mahalnya

energy listrik148.

Memasuki pasar bebas yang sudah dimulai tahun

2015 lalu, namun, gejala-gejalanya sudah terlihat sejak

tahun 2007, salah satunya yaitu, penurunan kuantitas pasar

tradisional. Berdasarkan data dari Kementerian

Perindusrian (Kemenpeerin) pada tahun 2007 dan

Kementrian Perdagangan (Kemendag) pada tahun 2011

jumlah pasar tradisional di Indonesia mengalami penurunan

cukup drastis dari tahun 2007-2011. Pada tahun 2007,

jumlah pasar tradisional di Indonesia mencapai 13.450. Tapi

pada tahun 2011, jumlahnya tinggal 9.950149.

Menurut Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI)

Pasar tradisional berkurang lebih dari tiga ribu selama

periode 2007-2011. Pada waktu yang bersamaan, Asosiasi

147 Kementerian BAPPENAS (2012), Penurunan Peringkat Daya

Saing Indonesia Tahun 2012. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) Jalan

Taman Suropati No.2 Jakarta 10310, Telp. 021 3193 6207 Fax 021 3145 374. 148Marsela (2016), “Hadapi MEA, Siapkan UKM, Tingkatkan Daya

Saing”, Majalah. Marsela, Majalah Sekretariat Wakil Presiden, Volume

1/Tahun XI/2016, Medan Merdeka Selatan, Sekretariat Wakil Presiden Jl.

Kebon Sirih No. 14, Jakarta Pusat, h. 6. 149 Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (2014), “IKAPPI: UU

Perdagangan Lemahkan Pasar Tradisional”, Artikel. Harian Ekonomi Neraca.

Page 120: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

111

Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) juga merilis kenaikan

jumlah retail modern yang cukup signifikan tahun 2007-

2011. Kenaikannya hampir delapan ribu retail modern150.

Jadi, pasar tradisional mengalami penurunan lebih dari tiga

ribu, sedangkan pasar modern mengalami kenaikan sekitar

delapan ribu.

Sedangkan pada tahun 2013 data Badan Pusat

Statistik (BPS) menunjukan, pasar modern mengalami

peningkatan sebesar 31,4% sedangkan pasar tradisional

mengalami penurunan 81%151.

Jumlah Pasar Tradisional berdasarkan data Badan Pusat

Statistik

No Tahun Pasar Tradisional/Unit

1 2016 15.776

2 2017 15.003

3 2018 14.000

Bila di lihat trend di atas perkembangan pasar

tradisional dari tahun ke tahun selalu mengalami

kemunduran. Kurang lebih ada 1,625 juta pedagang pasar

tradisional terpaksa gulung tikar akibat menjamurnya pasar

modern, minimarket, dan supermarket152.Menurut Asosiasi

Franchise Indonesia, ada sekitar 400 waralaba asing atau

franchise dengan 15.000 gerai yang telah dan akan segera

150 Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (2014), Ibid., Harian Ekonomi

Neraca. 151Endi Sarwoko (2008), op.cit, h. 98. 152Nur Diyahfitriani (2015), “Strategi Hadapi MEA; Revitalisasi Pasar

Tradisional”, Artikel. Koran Muria, Koran Online Lokal-Berani Beda, Tak

Asal Bicara, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Selasa 26 Mei 2015.

Page 121: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

112

beroperasi di Indonesia153. Apabila problem itu dibiarkan

seiring berjalannya waktu pasar tradisional yang merupakan

warisan kebudayaan bangsa ini akan hilang “tertelan

zaman”.

Tetapi keberadaan Masyarakat Ekonomi ASEAN

menjadi sesuatu yang tidak bisa untuk dihindari, dan ianya

merupakan suatu keniscayaan. Oleh karena itu peran

Pemerintah sangat diperlukan dan juga Pasar Tradisional

yang harus bersama-sama bersinergi untuk dapat

memformulasikan suatu strategi agar pasar tradisional

dapat berdaya saing tinggi dan tetap eksis di bumi Indonesia

dalam kancang penguatan pasar tradisional di Indonesia.

153 Pandasurya Wijaya (2012), “8 Waralaba asing antre masuk

Indonesia”, Artikel. Merdeka.com, Selasa 4 September 2012.

Page 122: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

113

DAFTAR PUSTAKA

Adiwarman Azwar Karim, Ekonomi Miko Islami, Ed. 3, cet. 3,

Jakarta: Rajawali Pers, 2010

Adiwarman Karim, Ekonomi Mikro Islam, Edisi Kelima,

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007

Agus Saputra, 2011, Trik dan Solusi Jitu Pemrograman PHP,

PT. Elex Media Komputindo, Jakarta

Agustini, Hesti, 2012. Studi Kualitas Pelayanan Kereta Api

Tawang Jaya Kelas Ekonomi DAOP IV Semarang.

Artikel Administrasi Publik.

Alam S. Ekonomi untuk SMA dan MA Kelas X, Jakarta:

Erlangga, 2013

Ali Hasan, Managemen Bisnis Syariah, Kaya didunia hormat

di akhirat, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2009

Al-Imām ibn Kathīr Ad-Damishqi 700-774 H. Translated by

Muhammād Mustaphā Geme’ah, Al-Azhar (t.t), Stories

of the Prophets. Published by Darussalam, Riyadh,

Saudi Arabia

Anis Ibrahim, Legislasi dan Demokrasi, in-trans publishing,

Malang, 2008

Page 123: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

114

Anonim, Profil dan pemetaan daya saing ekonomi daerah

kabupaten/kota di Indonesia. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2008

Apridar. 2009. Ekonomi Internasional: Sejarah, Teori,

Konsep, Permasalahan Dalam Aplikasinya. Yogyakarta :

Graha Ilmu

Ari Mulianta Ginting, 2017, “Paradigma Utang Pemerintah

Indonesia: Peluang atau Ancaman”, Majalah Info

Singkat Ekonomi dan Kebijakan Publik. Edisi Khusus

2017, Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI, ISSN

2088-2351

Arief Daryanto, 2007, “Peran Pasar Tradisional dan Modern

Dalam Pemasaran Unggas”, Majalah. MajalahTrobos,

Analisis Agribisnis, Oktober 2007

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian :Suatu

Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Aris Mardiyono, 2010, Pengaruh Orientasi Pasar,

Pembelajaran Organisasi terhadap Keunggulan

Bersaing dalam Meningkatkan Kinerja Pemasraan,

Serat Acitya-Jurnal Ilmiah Untag Semarang

Arsa, I Ketut, 2015. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap

Alokasi Belanja Modal Dan Pertumbuhan Ekonomi

Pemerintah Kabupaten/Kota SeProvinsi Bali Tahun

2006 S.D. 2013.Tesis Fakultas Ekonomi dan Bisnis,

Universitas Udayana, Denpasar

Page 124: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

115

Arsyad, Lincolin. 2007. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta :

Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN

Asmir, Pemasaran Bank, Jakarta, Kencana,2004

Bambang Kustianto dan Istikomah. 2007. Peranan Modal

Asing Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia.

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol (14)

Barthos, Basir. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia.

Jakarta: Bumi Aksar

Boediono, Gideon. 2005. Kualitas Laba: Studi Pengaruh

Mekanisme Corporate Governance dan Dampak

Manajemen Laba dengan Menggunakan Analisis Jalur.

Simposium Nasional Akuntansi (SNA) VIII Solo

Chistina Whidya Utami,2010.Manajemen Ritel: Strategi dan

Implementasi Ritel Modern,Jakarta: Salemba Empat

Claudia Vanesha Pitoy, Altje Tumbel dan Maria Tielung

(2013), “Analisis Strategi Bersaing Dalam Persaingan

Usaha Bisnis Document Solution (Studi Kasus Pada PT.

Astragraphia, Tbk Manado)”, Jurnal. Jurnal Berkala

Ilmiah Efisiensi Volume 16 No. 03 Tahun 2016,

Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,

Universitas Sam Ratulangi, Manado 95115, Indonesia

David, Fred R. 2006. Manajemen Strategis : Konsep. Edisi

Sepuluh. Jakarta: Salemba Empat

Page 125: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

116

Dewi Azimah, Rina Martini, Dzunuwanus Ghulam Manar,

2013. “Kontribusi Pasar Tradisional Dan Pasar Modern

Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Semarang

Tahun 2011 (Studi Kasus Di Wilayah Kecamatan

Banyumanik)”, Jurnal. Jurnal Ilmu Pemerintahan,

Volume 2, Nomor 2. Jurusan Ilmu Pemerintahan,

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas

Diponegoro Jl. Prof. Soedharto, Tembalang, Semarang

Dewi Azimah, Rina Martini, Dzunuwanus Ghulam Manar

2013

Dian Anita Sari, ‘’Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Daya

Saing Umkm Di Kabupaten Rembang’’, Sekolah Tinggi

Ilmu Ekonomi Yppi Rembang

Dumairy. Perekonomian Indonesia. Jakarta: Erlangg, 1996.

Edy Suandi Hamid, Ekonomi Indonesia dari Sentralisasi ke

Desentralisasi, Ctk. Pertama, UII Press, Yogyakarta,

2006

Endi Sarwoko, 2008, “Dampak Keberadaan Pasar Modern

Terhadap Kinerja Pedagang Pasar Tradisional di

Wilayah Kabupaten Malang”, Jurnal. Jurnal Ekonomi

MODERNISASI, Volume 4, Nomor 2, Juni 2008, Fakultas

Ekonomi-Universitas Kanjuruhan Malang

Fandy Tjiptono, Prinsip Dan Dinamika Pemasaran, (J&J)

Learning, 2000 Edisi Pertama Et Pertama

Page 126: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

117

Fraenkel, Helping Students Trink and Value, Prectice Hall, Inc,

Jersay, 1973

Gal, H. & Linchevski L. 2010. To see or not to see: analyzing

difficulties in geometry from the perspective of visual

perception. Educ Stud Math

Ghozali, Imam. 2009. Ekonometrika: Teori, Konsep dan

Aplikasi dengan SPSS 17. Semarang: Badan Penerbit

Universitas Diponegoro

Griffin R dan Ronald Elbert. 2006. Business. New Jersey:

Pearson Education.

Hansen Rusliani, 2014, “Muamalah Negara Terhadap

Sumber Daya Alam Dan Sumber Daya Manusia Menuju

Negara Maju: Studi Kritis Terhadap Kebijakan

Pemerintah”, Jurnal. Jurnal Syari’ah, Vol. II, No. II,

Oktober 2014, Fakultas Ilmu Agama Islam, Universitas

Islam Indragiri Hilir

https: wikipedia Sistem perekonomian Sistem

perekonomian adalah system yang,maupun organisasi

negara tersebut & Dalam beberapa sistem seorang

individu boleh memiliki semua factor produksi.

Kalli, Batu. 1990. Peranan Pasar Pada Masyarakat Pedesaan

Daerah Nusa Tenggara Timur. Jakarta: Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Kamus Versi Online

Dalam Jaringan.

Page 127: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

118

Kasmir, Kcwirausahaan Edisi Revisi Cet Ke 10,

PT.RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2014

Kasmir. 2004. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: PT Bumi

Aksara

Kementerian BAPPENAS, 2012, Penurunan Peringkat Daya

Saing Indonesia Tahun 2012. Kementerian Perencanaan

Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan

Pembangunan Nasional (BAPPENAS) Jalan Taman

Suropati No.2 Jakarta 10310, Telp. 021 3193 6207 Fax

021 3145 374.

Kementerian Perdagangan Republik Indonesia (2015),

Warta Ekspor. “Peluang dan Tantangan Indonesia

Pasar Bebas Asean, Masyarakat Ekonomi Asean

(MEA)”. Ditjen PEN/WRT/04/I/2015 edisi Januari

Kerlinger, Fred. N. 2002. Asas-asas Penelitian Beharioral.

Edisi Ketiga (Penerjemah: Landung R. Simatupang).

Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Kotler Dan Amstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran, Jakarta:

Erlangga, 2001, Jilid Led. CET 8.

Krugman, Paul, 1997, “Firesale FDI”, Working Paper,

Massachusets Institute Of Technology

Kusmuljono, B.S. 2009. Menciptakan Kesempatan Rakyat

Berusaha. Bogor : IPB Press

Page 128: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

119

Kuznets, Simon. 1955. Economic Growth and Income

Inequality. The American Economic Review. Volume

XLV

lvandry Tandiawan, Amran Naukoko dan Patrick Wauran.

2013. Pengaruh Investasi Swasta dan Belanja

Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan

Dampaknya Terhadap Kesempatan Kerja di Kota

Manado Tahun 2001-2012. Jurnal Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Ekonomi Pembangunan. Universitas Sam

Ratulangi Manado

M. Ari Sabilah Rahman, 2015. “Daya Saing Tenaga Kerja

Indonesia Dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi

Asean (MEA)”, ejournal. eJournal Ilmu Hubungan

Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Universitas Mulawarman

Mann, J. dan Truswell, A, S. 2002. Essentials of Human

Nutrition. Oxfod University Press. New York.

Mariza Shabastian dan Hatane Samuel, 2013, Pengaruh

Strategi Harga dan Strategi Produk Terhadap Brand

Loyalty di Tator Café Surabaya Town Square”, Jurnal.

Jurnal Manajemen Pemasaran Vol. 1, No. 1, (2013) 1-9,

Manajemen Pemasaran, Universitas Kristen Petra. Jl.

Siwalankerto 121-131, Surabaya

Marsela, 2016, “Hadapi MEA, Siapkan UKM, Tingkatkan Daya

Saing”, Majalah. Marsela, Majalah Sekretariat Wakil

Presiden, Volume 1/Tahun XI/2016, Medan Merdeka

Page 129: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

120

Selatan, Sekretariat Wakil Presiden Jl. Kebon Sirih No.

14, Jakarta Pusat

Mudrajad Kuncoro. ‚Ekonomika Industri Indonesia : Menuju

Negara Industri Baru 2030. Yogjakarta: Penerbit Andi,

2007

Musa Hubeis Dan Muhamad Najib, Managemen Strategi

Dalam Pengembangan Daya Saing Organisasi, Jakarta:

PT Elex Media Komputindo, 2014

Musa Hubeis dan Muhamad Najib, Managemen Strategi

Dalam Pengembangan Daya Saing Organisasi, Jakarta:

PT Elex Media Komputindo, 2014

Nicolescu, O., 2009. Main Features of SMEs Organisation

System. Review of International Comparative

Management Volume 10

Nur Diyahfitriani, 2015, “Strategi Hadapi MEA; Revitalisasi

Pasar Tradisional”, Artikel. Koran Muria, Koran Online

Lokal-Berani Beda, Tak Asal Bicara, Kabupaten Kudus,

Jawa Tengah, Selasa 26 Mei 2015

Nurlidiawati, 2014, “Sungai Sebagai Wadah Awal Munculnya

Peradaban Umat Manusia”, Jurnal. Jurnal Rihlah Vol. 1.

No. 2. 2014, Fakultas Adab dan Humaniora UIN

Alauddin Makassar

Nursandy, Michell Rinda. 2013. Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Pendapatan Pengusaha Tape di Desa

Page 130: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

121

Sumber Tengah Kecamatan Binakal Kabupaten

Bondowoso. Jember: Universitas Jember

Pandasurya Wijaya, 2012. “8 Waralaba asing antre masuk

Indonesia”, Artikel. Merdeka.com, Selasa 4 September

2012.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 41 Tahun 2007

tentang standar proses

Porter, M.E, 1990. The Competitive Advantage of Nations.

New York: The Free Press

Porter, Michael, E. 1994. Keunggulan Bersaing (Binapura

Aksara, Penerjemah). Jakarta, Binapura Aksara

Porter, Michael. 1980. Competitive Strategy, Techniques for

Analyzing Industries and Competitors. New York: The

Free Press

Prastowo, 2002. Analisis Laporan Keuangan. Cetakan

Kedua.AMP YKPN: Yogjakarta

Prima Sukmaraga, 2011. Analisis Pengaruh Indeks

Pembangunan Manusia, PDRB Per Kapita, dan jumlah

penggangguran Terhadap Jumlah Penduduk Miskin Di

Provinsi Jawa Tengah, Universitas Diponegoro

Putri, 2014. Hubungan Efikasi Diri Dan Kecerdasan

Emosional Dengan Prestasi Belajar Mata Kuliah

Statistika Ekonomi Mahasiswa Angkatan 2013 Jurusan

Page 131: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

122

Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Medan T.A.

2013/2014.

Rahadi Wasi Bintoro, 2010. “Aspek Hukum Zonasi Pasar

Tradisional dan Pasar Modern”, Jurnal. Jurnal Dinamika

Hukum, Vol. 10, No. 3, September 2010

Rahadi Wasi Bintoro 2010., “Aspek Hukum Zonasi Pasar

Tradisional dan Pasar Modern”, Jurnal. Jurnal Dinamika

Hukum, Vol. 10, No. 3, September 2010, Fakultas

Hukum Universitas Jenderal Soedirman

Revell, Jack, 2000 “Perbankan” dalam Kuper, Adam, & Kuper,

Jesica, 2000. Ensiklopedi Ilmu-ilmu Sosial,

Diterjemahkan Oleh Haris Munandar dkk, Jakarta: Raja

Grafindo Persada

Rismayani, Manajemen Pemasaran, Cetakan Ke Enam.

Bandung: Mizzan, 1999

Riswandha Imawan, Peningkatan Daya Saing: pendekatan

paradigma-politis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Rulyanti Susi Wardhani, Dkk, “ Analisis Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Daya Saing Pada Sentra Industri

Makanan Khas Bangka Di Kota Pangkal Pinang ”, Jurnal,

Fakultas Ekonomi, Universitas Bangka Belitung

Sadono Sukirno, Makro Ekonomi Modern. Jakarta : PT.Raja

Grafindo Persada, 2007

Sadono Sukirno, Mikro Ekonomi: Teori Pengantar, Ed. 3, cet.

26, Jakarta: Rajawali Pers, 2011

Page 132: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

123

Sadono Sukirno, Teori Pengantar Makro Ekonomi, Edisi

Ketiga, Cetakan 15, Jakarta: Grafindo Persada, 2004

Sadono Sukirno. 1985. Ekonomi Pembanguna proses,

masalah, dan dasar kebijaksanaan. Jakarta, Fakultas

ekonomi UI dengan Bima Grafika

Samuelson, Paul A. Dan Nordhaus William D. 2004. Ilmu

Makro Ekonomi. Jakarta : PT Media Global Edukasi

Santoso, Slamet, 2013. Stasistika Ekonomi plus Aplikasi

SPSS, Ponorogo: Umpo Press

Sinaga, E. 2008.Amomum cardamomum Willd.Pusat

Penelitian dan Pengembangan Tumbuhan Obat. UNAS.

Jakarta

Solow, Robert. 1956. A Contribution to The Theory of

Economic Growth. Quarterly Journal of Economics

(The MIT Press)

Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : CV

ALFABETA

Sukirno, Sadono, 2000. Makro Ekonomika Modern, PT. Rasa

Grafindo Persada: Jakarta

Sukirno, Sadono. 2004. Makroekonomi: Teori Pengantar.

Jakarta: PT Raja Grafindo Pustaka

Sumodiningrat, Gunawan. 1994. Ekonomi Produksi.

Yogyakarta : Gajahmada University Press

Page 133: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

124

Supriyanto, 2006. “Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan

Menengah (UMKM) Sebagai Salah Satu Upaya

Penanggulangan Kemiskinan”, Jurnal. Jurnal Ekonomi

& Pendidikan, Volume 3 Nomor 1, April 2006, Fakultas

Ilmu Sosial dan Ekonomi, Universitas Negeri

Yogyakarta

Syahrir Hakim Nasution, 2013. “Peran Kredit Usaha Rakyat

(KUR) Bagi Pengembangan UMKM Di Kota Medan :

Studi Kasus Bank BRI”, Jurnal Ekonomi dan Keuangan,

Vol. 1, No. 3

Tambunan, Rudi M. 2008. Standard Operating Procedures

(SOP). Jakarta: Maiestas Publishing

Tambunan, T. 2001. Perdagangan Internasional Dan Neraca

Pembayaran: Teori dan Temuan Empiris. Jakarta: PT

Pustaka LP3ES Indonesia

Thorik Gunara dan Utus Hardiono Sudibyo (2007),

Marketing Nabi Muhammad SAW, Strategi Andal dan

Jitu Praktik Bisnis Nabi Muhammad SAW. MadaniA

Prima, Imprint dari Salamadani Pustaka Semesta, PT

Karya Kita, Bandung-Indonesia

Todaro, M.P. dan Smith Stephen. C. 2003. Pembangunan

Ekonomi di Dunia Ketiga. Edisi kedelapan. Jilid 2.

Jakarta: Erlangga

Todaro, Michael P. dan Stephen C. Smith. 2006.

Pembangunan Ekonomi (edisi kesembilan, jilid I).

Jakarta: Erlangga

Page 134: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

125

Todaro, Michael, P. dan Stephen C. Smith. 2003 .

Pembangunan Ekonomi di Dunia. Jakarta: Erlangga

Toti Indrawati dan Indri Yovita, 2014. “Analisis Sumber

Modal Pedagang Pasar Tradisional di Kota Pekanbaru”,

Jurnal. Jurnal Ekonomi, Volume 22, Nomor 1 Maret

2014, Jurusan Ilmu Ekonomi Prodi Ekonomi

Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Riau

Kampus Bina Widya Km 12,5 Simpang Baru,

Pekanbaru

Tri Widodo dan Bertha Kusuma Wardani, 2012. “Strategi

Equilibrium Pasar Tradisional Mensiasati Kepungan

Pasar Modern”, Jurnal.Jurnal IlmiahAmong Makarti

Vol.5 No.10, Desember 2012, Sekolah Tinggi Ilmu

Ekonomi "AMA" Salatiga

V. Winanto, “Pengembangan Waralaba (Franching) di

Indonesia. Aspek Hukum dan Non hukum”. Dalam buku

Juazir Sumardi, Aspek-Aspek Hukum Franchisee dan

perusahaan Tran Nasional, PT. Citra Aditya Bakti,

Bnadung, 1995.

Victor M. Manek Kiik, 2006. Kajian Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Tidak Optimalnya Fungsi Pasar

Tradisional Lolowa Dan Pasar Tradisional Fatubenao

Kecamatan Kota Atambua-Kabupaten Belu, Tesis.

Program Pasca Sarjana Magister Pembangunan

Wilayah Dan Kota Universitas Diponegoro Semarang

Wasilah, Aisyah Rahman Dan Muhammad Misbahuddin,

2017. “Pasar Tradisional Dengan Penataan Modern di

Page 135: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

126

Kota Makassar”, Jurnal. Jurnal Nature, National

Academic Journal Of Architecture, Volume 4, Nomor 1,

2017, p-ISSN: 2302-6073, e-ISSN: 2579-4809

Widarjono, Agus. 2009. Ekonometrika Pengantar dan

Aplikasinya. Yogyakarta: Ekonisia

Widodo, Tri, 2006. Perencanaan Pembangunan. Yogyakarta:

UPP STIM YKPN

Wiryanto Dewobroto, 2014. “Peran Kompetisi Dalam

Pendidikan Untuk Meluluskan Insinyur Yang Tangguh”,

Conference Paper. Workshop Peningkatan Daya Saing

Dalam Kompetisi Internasional Teknik Sipil, Jurusan

Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya,

Sabtu, 10 Mei 2014, Ruang Sidang Jurusan Sipil Gedung

A Lantai 2, Malang

Page 136: STRATEGI DAYA SAING PASAR TRADISIONAL DI INDONESIA

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si.

127

BIODATA PENULIS

Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si., Tamat

S1 dengan Jurusan Aqidah Filsafat

(1999) di IAIN Sunan Kalijaga,

kemudian S2 Jurusan Ekonomi Islam

pada Program Magister Studi Islam

tahun 2001.

Penulis merupakan Peneliti dan

Pemerhati tentang zakat, Usaha mikro

kecil dan menengah, Lembaga

Perbankan dan Keuangan Syariah. Selain disibukkan

sebagai pendidik, penulis juga aktif dalam melakukan

pengabdian dengan menjalankan Tri Dharma Perguruan

Tinggi, yakni sebagai penulis produktif. Banyak karya-

karyanya yang sudah dipublikasi dalam bentuk buku.