31
MAKALAH PASAR TRADISIONAL Vs PASAR MODERN Disusun guna memenuhi tugas Perekonomian Indonesia Disusun Oleh Kelompok 2 : Achmad Jaelani 5552110485 Dewi Mentari 5552110744 Josar Taka P 5552110966 Lulu Nurkholifah 5552111000 Maya Holidah 5552110897 Novarianto Sumbogo 5552110880 JURUSAN AKUNTANSI - FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

Pasar Tradisional VS Pasar Modern

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Citation preview

Page 1: Pasar Tradisional VS Pasar Modern

MAKALAH

PASAR TRADISIONAL Vs PASAR MODERN

Disusun guna memenuhi tugas Perekonomian Indonesia

Disusun Oleh Kelompok 2 :

Achmad Jaelani 5552110485

Dewi Mentari 5552110744

Josar Taka P 5552110966

Lulu Nurkholifah 5552111000

Maya Holidah 5552110897

Novarianto Sumbogo 5552110880

JURUSAN AKUNTANSI - FAKULTAS EKONOMIUNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

Page 2: Pasar Tradisional VS Pasar Modern

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah mengaruniakan

segalanya sehingga kami bisa menyelesaikan tugas ini dengan baik dan tepat. Kami

menulis tugas ini berdasarkan pokok bahasan yang telah diberikan oleh Dosen

Pembimbing Mata Kuliah Perekonomian Indonesia. Dengan maksud agar lebih

meningkatkan pengetahuan dasar mengenai kondisi pasar baik pasar modern dan

pasar tradisional di Indonesia. Tugas ini kami selesaikan dalam waktu yang dapat

dibilang singkat karena kami berusaha sekuat tenaga agar tugas yang lainnya tidak

menumpuk. Karena kami memiliki banyak kegiatan diluar jam kuliah. Sebelum

menyusun makalah ini, terlebih dahulu kami kajiberupa konsep naskah, selanjutnya

setelah beberapa kali dilakukan perubahan/perbaikan oleh kami akhirnya dicapai hasil

final berupa makalah ini.

Akhirnya, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

membantu kami dari pertama pengkajian berupa konsep naskah sampai pada

penyusunan Makalah ini terutama pada Dosen Pembimbing Mata Kuliah

Perekonomian Indonesia yang telah memberikan arahan dan dorongan sehingga

makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Kami menyadari bahwa makalah ini

masih terdapat kekurangan dan ketidaksempurnaan, oleh karena itu kami

mengharapkan kritik dan saran dari teman-teman dan Dosen Pembimbing Mata

Kuliah Perekonomian Indonesia yang bersifat membangun untuk perbaikan makalah

ini

Serang, Mei 2013

Penyusun,

Kelompok 2

ii

Page 3: Pasar Tradisional VS Pasar Modern

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ....................................................................................................... ii

Daftar Isi ................................................................................................................ iii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1

1.2 Madsud dan Tujuan....................................................................................... 2

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Definisi Pasar Tradisional dan Pasar Modern ……………......................... 3

2.2 Ciri – ciri Pasar Tradisional dan Pasar Modern ...................................... ………… 4

2.3 Keberadaan Pasar Tradisional dan Pasar Modern…………………………. 5

2.3.1 Sejarah Terbentuknya Pasar Tradisional………………………….. 5

2.3.2 Sejarah Terbentuknya Pasar Modern ……………………………... 5

2.4 Pengaruh Keberadaan Pasar Modern Terhadap Keberadaan Pasar

Tradisional............................................................................................ 7

2.5 Kebijakan Pemerintah Terhadap Keberadaan Pasar Modern dan Pasar

Tradisional .............................................................................................. 10

2.6 Kasus Pasar Tradisional dan Pasar Modern………………………………... 13

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan ...................................................................................

BAB I

Page 4: Pasar Tradisional VS Pasar Modern

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu di antara tujuan nasional sebagaimana tercantum di dalam

pembukaan undang-undang Dasar 1945 adalah memajukan kesejahteraan umum.

Dalam mewujudkan tujuan nasional tersebut bangsa Indonesia melakukan

serangkaian program pembangunan yang menyeluruh, terarah dan terpadu, yang

berlangsung secara terus menerus dan diwujudkan dalam dalam bentuk pola

umum pembangunan nasional jangka panjang, dengan menitik beratkan kepada

pembangunan dibidang ekonomi, yang pelaksanaannya telah dimulai sejak tahun

1969 melalui tahapan PELITA.

Pembangunan nampaknya telah menjadi jargon yang tidak asing kita

dengar. Ia anggap oleh para politisi, teknokrat, dan penguasa di banyak Negara

sebagai sesuatu yang tidak dapat dielakkan. Suatu keniscayaan. Ini sering

terungkap dari ungkapan-ungkapan retoris semacam ini: “Apa pun yang terjadi

kita harus tetap melanjutkan komitmen pembangunan”. Atau: “Seburuk-

buruknya pembangunan masih jauh lebih baik daripada tidak melaksanakannya

sama sekali.

Maka dari itu, pembangunan di bidang ekonomi, contoh yang sudah tidak

asing lagi adalah pembangunan pasar-pasar modern sangat jelas terlihat di sana

sini. Di kota-kota besar di Indonesia sudah menjamur dengan apa yang

dinamakan Mall, contohnya saja di Kota Bekasi. Tetapi pembangunan belum

begitu merata, karena di kota-kota atau kabupaten kecil yang berada di Indonesia

masih ada yang belum tersentuh pembangunan Mall. Mungkin bukan karena

terisolasi, dan tidak diperhatikan, tetapi lebih cocok dibangun pasar-pasar

tradisional, untuk mewadahi industri-industri kecil dan menengah, dan juga para

petani. Kondisinya pun juga sangat kontras, megahnya Mall (Pasar Modern)

sangat terlihat jelas, sedangkan Pasar tradisional masih jauh dari layak,

keamanan, kenyamanan, kebersihan, dan fasilitas yang ditawarkan.

Kita mungkin belum sepenuhnya tahu mengenai pasar tradisional dan

pasar modern. Tentang bagaimana pasar tradisional dan pasar modern itu sendiri,

Page 5: Pasar Tradisional VS Pasar Modern

peluang apa saja yang ada didalamnya, bagaimana pasar dikelola, siapa saja yang

terlibat di dalamnya, dan perbedaan pasar modern dengan pasar tradisional.

Atas dasar itu, dan melalui tugas Akademik dalam mata kuliah

Perekonomian Indonesia kami berusaha mempelajari lebih dalam tentang Pasar

Tradisional dan Pasar Modern. Hal ini sangat menarik untuk kami pelajari

sehingga kami berusaha menyelasaikan tugas makalah ini.

1.2 Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari tugas makalah yang berjudul Pasar Modern Vs Pasar tradisional

adalah:

1. Mengidentifikasi pasar tradisional

2. Mengidentifikasi pasar modern

3. Mengetahui dampak kehadiran pasar modern bagi pasar tradisional.

4. Mengetahui faktor-faktor penyebab pasar tradisional saat ini semakin

terkikis

Manfaat yang kami peroleh adalah :

1. mengetahui kondisi atau potret pasar modern dantradisional pasar

2. mengevaluasi dampak keberadaan pasar modern di tengah pasar

tradisional

3. Mengetahui dampak dari kemunculan pasar modern disekitar pasar

tradisional

4. Mengevaluasi kebijakan – kebijakan pemerintah dalam mengatur

hubungan antara pasar tradisional dan pasar modern

BAB II

PEMBAHASAN

Page 6: Pasar Tradisional VS Pasar Modern

2.1 Definisi Pasar Tradisional dan Pasar Modern

Pasar adalah tempat terjadinya transaksi jual beli (penjualan dan pembelian)

yang dilakukan oleh penjual dan pembeli yang terjadi pada waktu dan tempat

tertentu, Secara sederhana, definisi pasar selalu dibatasi oleh anggapan yang

menyatakan antara oembeli dan pejual harus bertemu secara langsung untuk

mengadakan interaksi jual beli. Namun, pengertian tersebut tidaklah

sepenuhnya benar karena seiring kemajuan teknologi, internet, atau malah

hanya dengan surat. Pembeli dan penjual tidak bertemu secara langsung, mereka

dapat saja berada di tempat yang berbeda atau berjauhan. Artinya, dalam proses

pembentukan pasar, hanya dibutuhkan adanya penjual, pembeli, dan barang

yang diperjualbelikan serta adanya kesepakatan antara penjual dan pembeli.

Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta

ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung dan biasanya

ada proses tawar-menawar yang terjadi. Kebanyakan menjual kebutuhan sehari-

hari seperti bahan-bahan makanan berupa ikan, buah, sayur-sayuran, telur,

daging, kain, pakaian, barang elektronik, jasa dan lain-lain. Selain itu, ada pula

yang menjual kue-kue dan barang-barang lainnya. Pasar seperti ini masih

banyak ditemukan di Indonesia, dan umumnya terletak dekat kawasan

perumahan dan perkampungan agar memudahkan pembeli untuk mencapai

pasar.

Pasar modern tidak banyak berbeda dari pasar tradisional, namun pasar jenis

ini penjual dan pembeli tidak bertransakasi secara langsung melainkan pembeli

melihat label harga yang tercantum dalam barang (barcode), berada dalam

bangunan dan pelayanannya dilakukan secara mandiri (swalayan) atau dilayani

oleh pramuniaga. Barang-barang yang dijual, selain bahan makanan makanan

seperti; buah, sayuran, daging; sebagian besar barang lainnya yang dijual adalah

barang yang dapat bertahan lama, seperti piring, gelas, pisau, kipas, dan lain-

lain. Berbeda dengan pasar tradisional yg identik dengan lingkungannya yang

kotor, pasar modern justru kebalikannya. Maka dari itu, masyarakat sekarang

Page 7: Pasar Tradisional VS Pasar Modern

cenderung memilih pasar modern sebagai tempat belanja guna memenuhi

kebutuhan sehari-hari. Contoh dari pasar modern adalah pasar swalayan,

hypermarket, supermarket, dan minimarket.

2.2 Ciri – ciri Pasar Tradisional dan Pasar Modern

Ada beberapa Ciri-ciri dari Pasar tradisional dan modern yaitu :

1. Pasar traisional :

Kotor dan tidak teratur

ciri pasar tradisioal yang selanjutnya yaitu pada sistem jual

belinya.,pada pasar tradisioal sistem tawar - menawar biasa

dilakukan. Pembeli boleh menawar harga barang yang di tentukan

oleh para penjual hingga terjadi suatu kesepakatan diantara

keduanya.

harga yang relatif lebih murah

Area yang terbuka dan tidak ber-AC

2. Pasar Modern

Pasar tradisional memiliki area yang lebih luas, bersih, rapi, dan

dilengkapi dengan pendingin ruangan

Tidak ada tawar menawar karena semua barang telah dipatok dengan

harga pas

Harga lebih mahal dari pasar tradisional

Pelayanannya dilakukan secara mandiri atau dilayani oleh

pramuniaga

2.3 Keberadaan Pasar Tradisional dan Pasar Modern

2.3.1 Sejarah Terbentuknya Pasar Tradisional

Sudah sejak zaman dahulu kota tidak akan pernah terlepas dari pusat

kegiatan komersil yang disebut dengan pasar. Sejarah pasar di awali pada

zaman pra sejarah, dimana didalam memenuhi kebutuhan manusia

melakukan sistim barter  yaitu suatu sistim yang diterapkan antara dua

individu dengan cara menukar barang yang satu dengan barang yanglainnya

dan akhirnya sistim barter ini berkembang secara luas. Proses penukaran

Page 8: Pasar Tradisional VS Pasar Modern

barang tersebut menimbulkan masalah akan tempat di mana tempat sendiri

berkaitan dengan jarak dan waktu tempuh. Semakin dekat jarak pertukaran

semakin memudahkan memindahkan barang-barang sehingga terbentuk

sebuah pertukaran barang-barang yang tidak jauh dari lingkungan kediaman

mereka. Tempat tukar menukar inilah disebut dengan pasar. Dan setelah

manusia mengenalmata uang sebagai alat tukar menukar yang menjadi dasar

perhitungan bagi seluruh proses pertukaran barang maka proses tersebut

disebut dengan proses jual beli. Dengan meningkatnya perkembangan

penduduk, kehidupan sosial, ekonomi dan juga kemajuan teknologi

khususnya dibidang perdagangan timbullah sekelompok individu baru

yang bergerak dalam bidang pedagang. Pedagang-pedagang inilah yang

membuat tempat-tempatyang lebih permanen untuk berdagang.

2.3.2 Sejarah Terbentuknya Pasar Modern

Supermarket adalah kata yang digunakan untuk menyebut sebuah

pasar modern yang membiarkan pembelinya memilih dan menimbang sendiri

barang-barang yang diperlukan. Biasanya supermarket memiliki ukuran yang

lebih besar daripada toko yang ada di pasar tradisional karena barang yang

dijual lebih beragam dan memiliki sistem self-service. Beberapa contoh

barang yang dijual adalah produk makanan, peralatan dapur, perlengkapan

alat tulis, barang elektronik dan pajangan rumah.

Pada awal perdagangan aceran, semua produk di letakan di belakang

meja panjang sehingga penjaga tokolah yang harus melakukan semuanya

baik dari menimbang, membungkus dan memilih karena pembeli tidak bisa

masuk. Sistem ini boleh dibilang kurang menguntungkan karena proses

belanja yang berjalan sangat lambat. Jumlah pelanggan yang bisa dilayani

pada satu waktu dibatasi oleh jumlah staf yang ada di toko. Sistem ini juga

memberatkan para staf.

Ide toko dengan menggunakan sistem “Self-Service” pertama kali

dikembangkan oleh pengusaha Clarence Saunders  yang menerapkannya

pada tokony , Piggly Wiggly. Toko Piggly Wiggly pertama kali dibuka pada

Page 9: Pasar Tradisional VS Pasar Modern

tahun 1916. Dikarenakan ide-ide baru yang diterapkannya, Clarence

Saunders dianugerahu sejumlah hak paten. Selain itu ide yang dicetuskan dan

diterapkannya berhasil membuat tokonya sukes secara finansial. Setelah

melihat kesuksesan tokonya, Sauncers mulai menawarkan waralaba.

Great Atlantic and Pacific Tea Company (A&P) merupakan contoh

lain jaringan toko kelontong yang sukses di Kanada dan Amerika Serikat

terutama di Amerika Utara pada tahun 1920. Kebiasanya dari sistem baru ini

adalah para staf akan mengisi persedian rak dengan barang dagangan

sehingga besok paginya, konsumer bisa memilih dan membawa barang

belanja mereka ke kasir. Resiko dari sistem ini adalah pencurian namun

biaya mencegah pencurian sebanding dengan pengurangan biaya tenaga kerja

karena dengan sistem ini, staf yang diperlukan lebih dikit.

Perkembangan Sistem Self-Service Supermarket

Pada awalnya toko – toko yang mengunakan sistem self-

service tidak menjual daging segar. Mereka hanya menjual daging-daging

beku dan sudah dikalengkan. Pada tahun 1920, pengkombinasian toko yang

menjual barang tahan lama serta segar dikembangkan. Menurut sejarah , ada

perdebatan antara King Kullen and Ralph’s of California mengenai siapa

yang mengembangkan toko pengkombinasian ini. Selain itu perdebatan ini

juga diramaikan oleh Weingarten’s Big Food Markets dan Henke & Pillot.

Dan menurut sejarah, supermarket pertama yang menggunakan

sistem self-service terbaru dan canggih adalah supermarket didirikan oleh

Michael J. Cullen pada tanggal 4 Agustus 1930 di Jamaica, Queens di New

York. Toko yang diberi nama “King Kullen” ini mulai beroperasi dengan

slogan “Timbun Sebanyak Munking. Jual Dengan Murah”. Pada saat

kematian Michael J. Cullen pada tahun 1936, sudah ada 17 toko King Kullen

yang beroperasi. Meskipun Clarence Saunders  yang telah mencetuskan

sistem self-service, toko yang menjual beragam kebutuhan serta cara

pemasaran nasional; Michael J. Cullen –lah yang berhasil menciptakan

Page 10: Pasar Tradisional VS Pasar Modern

supermarket sempurna dengan menambahkan ide baru seperti  segmen

makanan, diskon untuk produk makanan dan tempat parkir.

Pada tahun 1950, rantai toko kelontong yang sudah terkenal dan

didirikan pada tahun 1930-an seperti Kroger dan Safeway terpaksa harus

mengikuti ide Michael J. Cullen walaupun pertamanya mereka sudah

menolaknya. Hal ini disebabkan oleh perekonomian sedang mengalami

depresi yang besar. Kroger akhirnya membangun sebuah supermarket dengan

ke-4 sisinya dikelilingi oleh tempat parkir. Setelah perang dunia II,

supermarket sudah bisa ditemukan disetiap sudut kota Kanada dan Amerika

Serikat.

2.4 Pengaruh Keberadaan Pasar Modern Terhadap Keberadaan Pasar Tradisional

Menurut survei AC Nielsen pada tahun 2004 didapatkan data bahwa

pertumbuhan pasar modern 31,4% dan pasar tradisional bahkan minus 8,1%.

Hal ini menunjukkan adanya masalah yang dihadapi pasar tradisional sebagai

wadah utama penjualan produk-produk kebutuhan pokok yang dihasilkan oleh

para pelaku ekonomi skala menengah kecil. Namun demikian, pemerintah

tetap berupaya membangun pasar tradisional di seluruh daerah dan juga hasil

survei AC Nielsen, 29% konsumen tetap mengunjungi pasar tradisional

dengan alasan harga lebih murah, harga dapat ditawar, banyak pilihan

makanan dan produk segar, lokasi dekat dengan rumah, menyediakan segala

yang diperlukan dan lainnya.

Pengaruh datangnya pasar modern terhadap pasar tradisional

sangat kuat sehingga selalu terjadi pro-kontra antara para pelaku bisnis retail

modern. Tidak bisa dipungkiri bahwa ketika masuknya pasar modern dalam

suatu wilayah atau kota diharapkan akan mampu bisa menyerap banyak

tenaga kerja dalam hal ini adalah pemuda dan remaja yang baru lulus sekolah

tingkat atas yaitu SMA atau yang setara. 

Di dalam berbagai penelitian singkat di berbagai daerah industri

menunjukkan bahwa penggangguran memerlukan penanganan segera . Dalam

hal ini diharapkan bahwa masuknya pasar modern adalah dapat mampu

Page 11: Pasar Tradisional VS Pasar Modern

menyerap tenaga kerja yang lebih banyak akan tetapi di dalam bisnis-bisnis

retail bahwa manajemen lebih mementingkan tenaga kerja angkatan baru

yakni adalah para remaja yang baru lulus Sekolah Menengah Atas atau SMA

yang setara. Pada awalnya pusat perbelanjaan atau pasar modern ini berasal

dari pasar-pasar tradisional yang semakin berkembang. Ada kalanya gedung

yang digunakan sebagai pusat perbelanjaan ini dibangun di atas pasar-pasar

tradisional . Hal ini menimbulkan fenomena lain yaitu semakin tersisihnya

pedagang-pedagang yang berada di pasar tradisional.

Hal ini juga menyangkut individu bagi calon customer/pembeli itu

sendiri akan kemanakah mereka dalam membeli kebutuhan sehari-hari.

Akankah mereka membelanjakan uang mereka ke pasar modern ataukah pasar

tradisional? Pada prinsip-prinsip dasar yang dipakai setiap masyarakat untuk

memutuskan bagaimana cara terbaik untuk membelanjakannya, termasuk

gabungan antara kebutuhan publik dan pribadi, seharusnya berjalan dengan

baik asalkan keputusan tersebut hanya atau terutama mempengaruhi anggota-

anggota masyarakat yang berlaku.

Namun diharapkan masuknya pasar modern atau yang sejenisnya

tidak mengganggu pasar tradisional yang sudah dulu berdiri sejak belum

masuknya pasar modern. Dibukanya tempat-tempat perbelanjaan modern

menimbulkan kegamangan akan nasib pasar tradisional skala kecil dan

menengah di wilayah perkotaan. Hilangnya pasar yang telah berpuluh tahun

menjadi penghubung perekonomian pedesaan dengan perkotaan

dikhawatirkan akan akan mengakibatkan hilangnya lapangan pekerjaan. 

Dengan hadirnya pasar-pasar modern pemerintah harus tanggap dan

membuat peraturan-peraturan perundangan dan berharap mampu memberikan

solusi bagi permasalahan yang dihadapi pasar tradisional. Akan tetapi juga

tidak mematikan hadirnya pasar-pasar modern. Keberadaan pasar tradisional

dari satu sisi memang banyak memiliki kekurangan seperti lokasinya yang

kadang mengganggu lalu lintas, kumuh, kurang tertata, dan lain-lain. Akan

tetapi perlu diingat bahwa pasar tradisional memegang peran yang cukup

Page 12: Pasar Tradisional VS Pasar Modern

penting dalam perekonomian, mengingat bahwa sebagian besar masyarakat

masih mengandalkan perdagangan melalui pasar tradisional. Sehingga sudah

selayaknya pemerintah kota memperhatikan eksistensi pasar tersebut.

Pembenahan terhadap masalah yang muncul dari keberadaan dua

pasar tersebut haruslah segera mencari solusi yang tepat. Misalnya saja

dengan melarang pembangunan pasar-pasar modern yang letaknya dekat

dengan pasar tradisional. Selain itu pemerintah juga memberi tempat atau

merelokasi pasar, seperti pasar Klithikan. Penanganan pasar tradisional

tersebut haruslah terprogram oleh pemda untuk memberikan proteksi terhadap

pasar-pasar tersebut yang semakin tergerus oleh kehadiran pasar modern. 

Pembenahan pasar di atas tidak semata-mata untuk melindungi pasar

tradisional dengan masyarakat awamnya. Akan tetapi juga untuk menarik

minat wisatawan baik lokal maupun asing. Hal tersebut merupakan langkah

yang cukup bijak mengingat penataan tidak hanya bertujuan untuk menjaga

kelangsungan pasar tetapi juga untuk meningkatkan pemasukan

perekonomian. Sehingga kebijakan tersebut lebih menguntungkan banyak

pihak.

Akan tetapi untuk pembenahan pasar seperti pasar di atas tidak

semudah membalikkan telapak tangan. Karena menyangkut tingkat

pendidikan masyarakat lapis bawah yang cenderung rendah. Selain itu pola

kebiasaan masyarakat juga turut menjadi penghambat penataan pasar. Secara

normatif solusi yang tepat untuk mengatasi beberapa permasalahan tersebut

adalah dengan menyinergikan pasar tradisional dan tempat perbelanjaan

modern sebagai satu kesatuan fungsional. Kebijakan-kebijakan pemerintah

haruslah bersifat memberikan solusi kepada pasar-pasar tradisional. Karena

pasar tradisional merupakan merupakan salah satu pilar ekonomi yang cukup

potensial untuk meningkatkan perekonomian. Pasar tersebut mampu

memberikan kehidupan bagi perekonomian terutama masyarakat bawah.

Pemda juga diuntungkan dengan dijadikannya pasar-pasar tradisional menjadi

Page 13: Pasar Tradisional VS Pasar Modern

kawasan tujuan wisata. Pemda dapat meraup pajak lebih besar dari pasar-

pasar tersebut.

Sebagaimana ketika orang akan bertamu ke suatu tempat haruslah

mengerti norma atau aturan-aturan yang berlaku baik lisan maupun tulisan

karena dengan begitu tuan rumah bisa menyambut dengan ramah pula, begitu

pula jika suatu pasar modern akan datang dalam suatu wilayah atau kota

haruslah mematuhi peraturan perundangan yang berlaku. 

Tentunya ketika pasar modern akan datang haruslah melihat keadaan

di sekitarnya akankah berpengaruh baik atau malah sebaliknya, dan dengan

datangnya pasar modern dalam suatu wilayah atau kota haruslah dapat

mengubah perekonomian dalam suatu kota tanpa mengurangi eksistensi pasar

tradisional yang notabene sudah terdahulu berdiri sebelum masuknya pasar-

pasar modern.

2.5 Kebijakan Pemerintah Terhadap Keberadaan Pasar Modern dan Pasar

Tradisional

Pemerintah mencoba membuat peraturan dengan konsep bahwa

peraturan tersebut tidak merugikan pasar tradisional maupun pasar modern.

Peraturan yang ada harus mampu melindungi dan memerdayakan pasar

tradisional sekaligus melakukan penataan pasar modern. Sehingga

pemerbdayaaan pasar tradisional tidak menghalangi pertumbuhan pasar

modern dan sebaliknya, penataan pasar modern tidak mematikan eksistensi

pasar tradisional. Melalui Peraturan Presiden (Perpres) No 112 Tahun 2007

tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan, serta

Toko Modern (biasa disebut Perpres Pasar Modern yang ditandatangani oleh

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 27 Desember 2007 lalu

seharusnya mampu mengakomodir kepentingan pada pasar tradisional dan

modern. Dalam Perpres ini mengatur definisi, zonasi, kemitraan, perizinan,

syarat perdagangan (trading term), kelembagaan pengawas, dan sanksi.

Perpres ini intinya mengatur masalah zonasi, bagaimana perlindungan pasar

Page 14: Pasar Tradisional VS Pasar Modern

tradisional dan ekspansi. Juga, bagaimana supaya pengaturan lokasi pasar

tradisional dan ritel modern bisa menjadi lebih baik. Arah kebijakan Perpres

No 112 Tahun 2007 yaitu:

Pemberdayaan pasar tradisional agar dapat tumbuh dan berkembang

serasi, saling memerlukan, saling memperkuat serta saling

menguntungkan;

Memberikan pedoman bagi penyelenggaraan pasar tradisional, pusat

perbelanjaan dan toko modern;

Memberikan norma-norma keadilan, saling menguntungkan dan tanpa

tekanan dalam hubungan antara pemasok barang dengan toko modern;

Pengembangan kemitraan dengan UK, sehingga tercipta tertib persaingan

dan keseimbangan kepentingan produsen, pemasok, toko modern dan

konsumen. Perpres ini juga mengatur pemberian bantuan dana pada kredit

mikro dan perbaikan bangunan pasar tradisional. Program pemerintah

yang dikemas dalam menjalankan aturan tersebut adalah dengan

membangun Usaha Kecil Menengah dan Koperasi (UKMK) dengan

meningkatkan kredit terhadap usaha-usaha masyarakat dalam bentuk

usaha kecil seperti warung, kios dan usaha ternak.

Pada pasal 15 perpres ini menyebutkan bahwa pemerintah propinsi

berkewajiban melakukan pembinaan dan pengawasan sedangkan dalam

penentuan lokasi pembangunan pasar tetap berada ditangan pemerintah

daerah. Dalam Perpes ini pengaturan zonasi atau letak tata pasar tradisional

dan modern diatur oleh Pemerintah Daerah (Pemda). Pengaturan tata letak

merupakan hal yang sangat krusial dalam persaingan antara pasar tradisional

dan pasar modern dalam menarik konsumen. Pemerintah daerah seharusnya

mampu mengakomodir pedagang baik pada pasar tradisional maupun pasar

modern dan tidak melakukan keberpihakkan.

Ada beberapa hal yang harus menjadi perhatian pemerintah dalam

mengatur keseimbangan antara pasar tradisonal dan pasar modern, yaitu :

Page 15: Pasar Tradisional VS Pasar Modern

1. Perlu terciptanya koordinasi antara pemerintah pusat, propinsi dan daerah.

Hal itu dikarenakan ketiga elemen pemerintahan tersebut memiliki

perannya masing-masing dalam menjaga keseimbangan antara pasar

tradisional dan pasar modern. Pemerintah daerah kadang kesulitan

mengatur jumlah yang ideal pada pasar modern sehingga perlu adanya

aturan khusus yang dapat dijadikan acuan.

2. Di Indonesia seharusnya ada system pembatasan jenis barang yang dijual

seperti yang telah dianut di beberapa negara maju sebagai bentuk

perlindungan terhadap pasar tradisional.

3. Pemerintah lebih memberikan dukungan perbaikan infrastruktur serta

penguatan manajemen dan modal pedagang di pasar tradisional.

Dukungan infrasruktur dapat berupa perbaikan pada pasar misalnya

panataan pasar tradisional berdasarkan jenis barang penjualan, perbaikan

sarana umum seperti WC, tempat ibadah dan tempat parkir. Selain itu

pemerintah juga harus mampu menyediakan penambahan modal bagi

pedagang kecil baik berupa bantuan maupun pinjaman tanpa bunga.

4. Pengaturan zonasi yang jelas antara pasar tradisional dan pasar modern.

Pengaturan letak juga harus mampu mengakomodasi masyarakat untuk

mengakses pelayanan baik dari pasar tradisional maupun pasar modern.

Semua kebijakan pemerintah pada dasarnya memiliki tujuan yang baik

jika di terapkan dengan benar dan komitmen, bukan kebijakan yang dapat

berubah sewaktu-waktu dan tidak adanya konsistensi yang hanya mengejar

peningkatan Pendapatan Asli Daerah agar pemimpin daerah tersebut

mendapat citra baik dari publik dan bukan hanya menguntungkan orang-orang

tertentu tanpa memperdulikan padagang-pedagang kecil yang memiliki

karakter ekonomi menengah kebawah.

2.6 Kasus Pasar Tradisional dan Pasar Modern :

Page 16: Pasar Tradisional VS Pasar Modern

Ada beberapa peraturan tentang pasar tradisional dan pasar modern

seperti peraturan menteri perdagangan republik indonesia Nomor : 53/M-

DAG/PER/12/2008 tentang pedoman penataan dan pembinaan pasar

tradisional, pusat perbelanjaan dan toko modern serta peraturan presiden

Republik Indonesia nomor 112 tahun 2007 tentang penataan dan pembinaan

pasar tradisional, pusat perbelanjaan dan toko modern.

Peraturan Presiden Republik Indonesia  Nomor 112 Tahun 2007

Tentang Penataan Dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan

Dan Toko Modern, wajib :

a. Memperhitungkan kondisi sosial ekonomi masyarakat, keberadaan

Pasar Tradisional, Usaha Kecil dan Usaha Menengah yang ada di

wilayah yang bersangkutan;

b. Memperhatikan jarak antara Hypermarket dengan Pasar Tradisional

yang telah ada Sebelumnya

c. Menyediakan areal parkir paling sedikit seluas kebutuhan parkir 1

(satu) unit kendaraan roda empat untuk setiap 60 m2 (enam puluh

meter per segi) luas lantai penjualan Pusat Perbelanjaan dan/atau

Toko Modern; dan

d. Menyediakan fasilitas yang menjamin Pusat Perbelanjaan dan Toko

Modern yang bersih, sehat (hygienis), aman, tertib dan ruang publik

yang nyaman.

Hal ini sudah sangat jelas untuk dijadikan acuan DPRD dan Kepala

Daerah untuk merumuskan produk hukum berupa Perda Tentang Penataan

Dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan Dan Toko Modern.

Mengamati perkembangan dan sebaran pasar modern di daerah yang tidak

memenuhi kriteria atau syarat wajib terbitnya Izin Usaha Toko Modern

(IUTM) maka sudah seharusnya adanya penertiban dari pemerintah pusat

untuk menindak tegas Kepala Daerah yang nakal menimbang pengaruh

Page 17: Pasar Tradisional VS Pasar Modern

negatif keberadaan pasar modern terhadap penyelenggaraan pasar

tradisional dan UMKM dalam kondisi terancam.

Namun kenyataannya pemerintah tidak perpegang teguh pada

peraturan yang ada mereka hanya mementingkan peningkatan Pendapatan

Asli Daerah dan mengesampingkan kepentingan ekonomi para pedagang kecil

yang menggantungkan hidupnya dari hasil dagang di warung atau toko - toko

tersebut. Ada salah satu contoh kasus yaitu Pendirian Carrefour di kawasan

CBD Ciledug, Kota Tangerang, Banten, misalnya. Awalnya Carrefour

Ciledug ditolak keras oleh semua pedagang tradisional di sekelilingnya, tetapi

pada akhirnya bisa beroperasi dengan mulus persis menjelang Natal 2007.

Contoh lainnya yaitu dalam Pendirian Carrefour di kawasan CBD Ciledug,

Kota Tangerang, Banten. Awalnya Carrefour Ciledug ditolak keras oleh

semua pedagang tradisional di sekelilingnya, tetapi pada akhirnya bisa

beroperasi dengan mulus persis menjelang Natal 2007. Pengalihan

kewenangan mengeluarkan Izin Usaha Pasar Modern (IUPM) ke Pemda

menyebabkan pasar tradisional selalu dikorbankan dengan berbagai alasan.

Padahal Pemda diberi waktu tiga tahun untuk menyusun rencana umum tata

ruang wilayah (RUTRW) yang mengacu kepada Undang-Undang Tata Ruang

dalam pengaturan zonasi . Jarak antara pasar tradisional dan pasar modern

juga tentunya di atur tapi dalam hal ini pemerintah mengabaikan hal tersebut.

Harus di akui kondisi pasar tradisional kian terdesak keberadaanya oleh

kehadiran Pasar modern, pihak yang berwenang khususnya pemerintah baik

pusat maupun daerah yang semestinya memberikan proteksi agar invasi pasar

modern tidak terus meluas seakan tak berdaya dengan aliran keuntungan yang

banyak ditawarkan oleh bisnis pasar modern. Dominasi Pasar modern dari

berbagai kelas seperti hypermarket, Supermarket, Department store sehingga

Mini market semakin mengepung keberadaan pasar tradisional. Bahkan ribuan

outlet Alfamart , Alfamidi, dan Indomart tersebar di kawasan pemukiman

warga bertarung dengan warung-warung tradisional disekitar pemukiman

penduduk. Data Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) pada

Page 18: Pasar Tradisional VS Pasar Modern

tahun 2005 menyebutkan hypermarket telah menyebabkan gulung tikarnya

pasar tradisional dan kios pedagang kecil-menengah yaitu di Jakarta terdapat

delapan pasar tradisional dan 400 kios yang tutup setiap tahun karena kalah

bersaing dengan hypermarket. Para pengamat menilai bahwa para pedagang

kecil makin sulit berlabuh. Kalah oleh kompetisi dagang yang kian lama kian

ketat.

Meski telah banyak pasar tradisional yang direnovasi untuk

menghilangkan gambaran buruk dengan kekumuhan dan kotor, namun tetap

saja posisi pasar tradisional masih tersudutkan oleh pertumbuhan pesat pasar

modern.

Page 19: Pasar Tradisional VS Pasar Modern

BAB III

PENUTUP

Pasar adalah salah satu instrument penting dalam pembangunan perekonomian suatu

negara, kerena disanalah terjadi banyak transaksi yang memiliki manfaat banyak bagi

masyarakat di negara tersebut. Munculnya berbagai pasar modern memang

meningkatkan pendapatan daerah dan sedikit mengurangi jumlah pengangguran yang

memiliki keterampilan tetapi disisi lain kami melihat banyak pasar tradisional yang

tutup karena ketidakberdayaan persaingan. Padahal jika di tinjau pelaku-palaku pasar

tradisional adalah pedagang-pedagang yang notabane nya dalam golongan ekonomi

menengah kebawah.

Peraturan – peraturan dibuat mulai dari peraturan daerah itu sendiri hingga

peraturan presiden untuk mendapatkan keputusan yang baik dalam pengelolaan pasar,

namun kenyataan nya peraturan itu hanya ada diatas kertas, tanpa ada realisasi.

Pemerintah daerah seolah hanya mengejar peningkatan pendapatan daerah untuk

mendapat citra baik dari publik atau hanya mengutamakan kepentingan pribadi dan

mengabaikan masyarakat ekonomi kebawah yang seharusnya lebih pantas

diperjuangkan disbanding investor-investor besar yang tidak bertanggung jawab,

ketika pasar modern akan datang haruslah melihat keadaan di sekitarnya akankah

berpengaruh baik atau malah sebaliknya, dan dengan datangnya pasar modern dalam

suatu wilayah atau kota haruslah dapat mengubah perekonomian dalam suatu kota

tanpa mengurangi eksistensi pasar tradisional yang notabene sudah terdahulu berdiri

sebelum masuknya pasar-pasar modern.