Upload
meranggi-guhyathama
View
250
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
gg
Citation preview
Standar Perencanaan Geometrik (Bina Marga 1970)
1. Klasifikasi jalan : Kelas III
2. Klasifikasi medan : Datar
3. Kecepatan rencana (VR) : 40-60 km/jam
4. Lebar daerah pengawasan jalan minimum : 20 m
5. Lebar perkerasan : 2 x 3,00 m
6. Lebar bahu : 2,5 m
7. Lereng melintang bahu : 6%
8. Lereng melintang perkerasan : 4%
9. Jenis lapisan permukaan jalan : Paling tinggi pelaburan dengan
aspal
10. Miring tikungan maksimum (emax) : 10%
11. Jari-jari lengkung minimum (Rmin) : 112 m
12. Landai maksimum : 6%
13. Metode perhitungan : Bina Marga
Standar Perencanaan Alinyemen (Bina Marga 1970)
1. Kecepatan rencana : 60 km/jam
2. Jarak pandang henti : 75 m
3. Jarak pandang menyiap : 380 m
4. Jari-jari lengkung minimum dimana miring tikungan : 1000 m
tak perlu (m)
5. Jari-jari yang diharuskan menggunakan lengkung : 700 m
peralihan
6. Landai relatif maksimum antara tepi perkerasan : 1/160
Perhitungan Jarak
Jarak titik A-B (d1) = 900 m = 0,9 km
Jarak titik B-C (d2) = 900 m = 0,9 km
Jarak titik C-D (d3) = 900 m = 0,9 km
Perhitungan Sudut Tikungan
Sesuai dengan gambar, jadi sudut tikungan yang didapat adalah sebagai berikut:
- Sudut Tikungan I (β1 ) = 15º
- Sudut Tikungan II(β2 ) = 73º
a) Perhitungan/Perencanaan Tikungan I
Data-data tikungan :
- Kecepatan Rencana (VR) : 60 km/jam
- Sudut tikungan I (β1) : 15º
- emax : 10 %
- Lereng melintang (en) : 4%
- Lebar perkerasan : 2 x 3,00 m
Menghitung Rmin dan R
fmax untuk VR antara 40 - 60 km/jam
Nilai VR untuk medan jalan berupa perbukitan antara 40 – 60 Km/jam
(Saodang, 2004)
fmax = - 0,00125 . VR + 0,24
= - 0,00125 . (60) + 0,24
= 0,153 m
(Sesuai dengan Tabel 4.3 Konstruksi Jalan Raya, 2004)
- Rmin =
VR2
127 (emax+ f max )
=
602
127 (0 ,10+0 ,153 ) = 112,041 m
Berdasarkan Tabel 4.3 Konstruksi Jalan Raya, 2004 hal. 62 :
Rmin perhitungan = 112,041 m
Rmin desain = 112 m
Berdasarkan pertimbangan peningkatan jalan dikemudian hari sebaiknya
dihindarkan merencanakan alinyemen horizontal jalan dengan
mempergunakan radius minimum yang menghasilkan lengkung tertajam
tersebut. Disamping sukar menyesuaikan diri dengan peningkatan jalan
juga menimbulkan rasa tidak nyaman pada pengemudi yang bergerak
dengan kecepatan lebih tinggi dari kecepatan rencana. Harga Rmin
sebaiknya hanya merupakan harga batas sebagai petunjuk dalam memilih
radius untuk perencanaan saja. (Sukirman, 1999)
Rc > Rmin, maka :
Rc yang dipilih dalam perencanaan tikungan I ini adalah 350 m
Derajat Lengkung (D)
Derajat lengkung didefinisikan sebagai besar sudut lengkung yang
memberikan panjang busur 25,0 m. (Saodang, 2004)
Dmax =
1432 ,39R min
=
1432 ,39112 , 041
= 12,78o
D =
1432 ,39R
=1432 ,39350
=4 ,09 °
Menghitung distribusi nilai e dan f dengan menggunakan metode kelima
(Sukirman, 1999)
VR = 60 km/jam
Vrata – rata (Vj) = 90 % x 60 km/jam = 54 km/jam
Rmin =
(V rata−rata )2
127⋅emax
=542
127⋅0,1=229 ,606
m
Dp =
1432 ,39R min
=1432 ,39229 , 606
=6 , 24 °
Jika kendaraan bergerak dengan kecepatan rencana, maka:
h = f → emax+ f =
VR2
127 . Rmin
0,1 + f =
602
127 . (229 , 606 )
f = 0,123 – 0,1 = 0,024 m
tan α1 =
hDp
=0 , 0246 ,24
=0 ,00385 °
tan α2 =
f max −hD max−Dp
=0 ,153−0 ,02412 ,78−6 ,24
=0 ,01972°
Ordinat Mo pada lengkung
Mo =
Dp ( D max −Dp )( tan α 2− tan α1 )2 D max
=
6 ,24(12 ,78 −6 ,24 )(0 , 01972− 0 , 00385 )2 x12 ,78
= 0,02535
Karena D > Dp, maka : (Sukirman, 1999)
f1 = Mo ( D
Dp )2
+D tan α1
= 0,02535 ( 4 ,09
6 , 24 )2
+4 , 09 x0 ,00385 °
= 0,026 m
e + f1 =
VR2
127⋅R
e + 0,026 =
602
127⋅350
C adalah perubahan
percepatan m/det3,
yang bernilai antara
0,3 – 1,0 m/det3
e = 0,08 – 0,026
= 0,054 m
(Saodang, 2004)
Karena e < 1,5 en = 0,054 < 0,06 maka tipe lengkung yang digunakan
adalah Full Circle.
Menentukan Panjang Lengkung Peralihan (Ls)
1. Berdasarkan Landai Relatif (menurut Bina Marga)
(Saodang, 2004)
(e+en )B
Ls≤ 1
mmaksimum
Ls ≥ (e + en) B . mmaksimum
≥ (0,054+0,06) . 3,00 . 125 → m = 125
≥ 42,75 m
(Nilai m diperoleh dari tabel 4.7 Konstruksi Jalan Raya, 2004)
2. Berdasarkan Pencapaian 3 Detik (DEPARTEMEN PU, 1997 )
Ls =
V R
3,6T
=
603,6
. 3 = 50 m
3. Berdasarkan Antisipasi Gaya Sentrifugal
(DEPARTEMEN PU, 1997 )
Ls = 0 ,022
VR3
R⋅C−2 ,727 .
V R⋅e
C
= 0 ,022
603
350⋅0,4−2 , 727 .
60⋅0 ,0540,4
= 11,86 m
4. Berdasarkan tingkat pencapaian perubahan kelandaian
(Departemen PU, 1997)
Ls =
(em−en )V R
3,6⋅re
Ls =
(0,1−0 ,06 )V R
3,6⋅0 , 025
= 26,6 m
Jadi, nilai Ls yang digunakan adalah nilai Ls yang terbesar, yaitu nilai Ls
berdasarkan pencapaian 3 detik :
Ls = 50 m
Menentukan Bentuk Lengkung Horizontal Untuk Tikungan I
Dicoba dengan Full Circle ( F – C )
(Saodang, 2004)
1. Titik peralihan dari bentuk tangen ke bentuk busur lingkaran ( Tc )
Tc = Rc x tg
12
β1
= 350 x tg 12
15o
= 46 m
2. Ec
Ec = Tc x tg
14
β1
= 46 x tg
14
15o
= 3
3. Panjang Busur Lingkaran (Lc)
Lc =
π180
. β⋅Rc
=
π180
⋅15o⋅350
= 91,6 m
Data Hasil Perhitungan Untuk Tikungan I
VR = 80 km/ jam
β1 = 75˚
e = 9,3%
Rc = 286 m
Ls = 71 m
Θs = 7,11˚
Θc = 60,78˚
Lc = 303,39 m
Xs = 70,89 m
Ys = 2,94 m
P = 0,7384 m
k = 35,49 m
Es = 75,43 m
Ts = 255,51 m
L = 445,39 m
Data perhitungan tersebut kemudian dijadikan acuan dalam mendesain
tikungan I.
b) Perhitungan/Perencanaan Tikungan II
Data-data tikungan :
- Kecepatan Rencana (VR) : 60 km/jam
- Sudut tikungan I (β2) : 73º
- emax : 10 %
- Lereng melintang (en) : 4%
- Lebar perkerasan : 2 x 3,00 m
Menghitung Rmin dan R
fmax untuk VR antara 40 - 60 km/jam
Nilai VR untuk medan jalan berupa perbukitan antara 40 – 60 Km/jam
(Saodang, 2004)
fmax = - 0,00065 . VR + 0,192
= - 0,00065 . (60) + 0,192
= 0,153 m
(Sesuai dengan Tabel 4.3 Konstruksi Jalan Raya, 2004)
- Rmin =
VR2
127 (emax+ f max )
=
602
127 (0 ,10+0 ,153 ) = 112,041 m
Berdasarkan Tabel 4.3 Konstruksi Jalan Raya, 2004 hal. 62 :
Rmin perhitungan = 112,041 m
Rmin desain = 112 m
Berdasarkan pertimbangan peningkatan jalan dikemudian hari sebaiknya
dihindarkan merencanakan alinyemen horizontal jalan dengan
mempergunakan radius minimum yang menghasilkan lengkung tertajam
tersebut. Disamping sukar menyesuaikan diri dengan peningkatan jalan
juga menimbulkan rasa tidak nyaman pada pengemudi yang bergerak
dengan kecepatan lebih tinggi dari kecepatan rencana. Harga Rmin
sebaiknya hanya merupakan harga batas sebagai petunjuk dalam memilih
radius untuk perencanaan saja. (Sukirman, 1999)
Rc > Rmin, maka :
Rc yang dipilih dalam perencanaan tikungan I ini adalah 286 m
Derajat Lengkung (D)
Derajat lengkung didefinisikan sebagai besar sudut lengkung yang
memberikan panjang busur 25,0 m. (Saodang, 2004)
Dmax =
1432 ,39R min
=
1432 ,39112 , 041
= 12,78o
D =
1432 ,39R
=1432 ,39286
=5°
Menghitung distribusi nilai e dan f dengan menggunakan metode kelima
(Sukirman, 1999)
VR = 60 km/jam
Vrata – rata (Vj) = 90 % x 60 km/jam = 54 km/jam
Rmin =
(V rata−rata )2
127⋅emax
=542
127⋅0,1=229 ,606
m
Dp =
1432 ,39R min
=1432 ,39229 ,606
=6 ,24 °
Jika kendaraan bergerak dengan kecepatan rencana, maka:
h = f → emax+ f =
VR2
127 . Rmin
0,1 + f =
602
127 . (229 , 606 )
f = 0,123 – 0,1 = 0,024 m
tan α1 =
hDp
=0 ,0246 ,24
=0 ,00385 °
tan α2 =
f max −hD max−Dp
=0 ,153−0 , 02412 ,78−6 , 24
=0 ,01972°
Ordinat Mo pada lengkung
Mo =
Dp ( D max −Dp )( tan α 2− tan α1 )2 D max
=
6 ,24(12 ,78 −6 ,24 )(0 , 01972− 0 , 00385 )2 x12 ,78
= 0,02535
Karena D < Dp, maka : (Sukirman, 1999)
f1 = Mo ( D
Dp )2
+D tan α1
= 0,02535 ( 5
6 , 24 )2
+5 x0 , 00385 °
= 0,0355 m
e + f1 =
VR2
127⋅R
e + 0,035 =
602
127⋅286
e = 0,099 – 0,0355
= 0,064 m
(Saodang, 2004)
C adalah perubahan
percepatan m/det3,
yang bernilai antara
0,3 – 1,0 m/det3
Karena e < 1,5 en = 0,064 < 0,06 maka tipe lengkung yang digunakan
adalah S-C-S atau S-S.
Menentukan Panjang Lengkung Peralihan (Ls)
1. Berdasarkan Landai Relatif (menurut Bina Marga)
(Saodang, 2004)
(e+en )B
Ls≤ 1
mmaksimum
Ls ≥ (e + en) B . mmaksimum
≥ (0,064+0,06) . 3,00 . 125 → m = 125
≥ 46,5 m
(Nilai m diperoleh dari tabel 4.7 Konstruksi Jalan Raya, 2004)
2. Berdasarkan Pencapaian 3 Detik (DEPARTEMEN PU, 1997 )
Ls =
V R
3,6T
=
603,6
. 3 = 50 m
3. Berdasarkan Antisipasi Gaya Sentrifugal
(DEPARTEMEN PU, 1997 )
Ls = 0 ,022
VR3
R⋅C−2 ,727 .
V R⋅e
C
= 0 ,022
603
286⋅0,4−2, 727 .
60⋅0 ,0640,4
= 15,35 m
4. Berdasarkan tingkat pencapaian perubahan kelandaian
(Departemen PU, 1997)
Ls =
(em−en )V R
3,6⋅re
Ls =
(0,1−0 ,06 )V R
3,6⋅0 , 025
= 26,6 m
Jadi, nilai Ls yang digunakan adalah nilai Ls yang terbesar, yaitu nilai Ls
berdasarkan pencapaian 3 detik :
Ls = 50 m
Menentukan Bentuk Lengkung Horizontal Untuk Tikungan II
Dicoba dengan Spiral – Circle – Spiral ( S – C – S )
(Saodang, 2004)
1. Besar Sudut Spiral ( θs )
Θs =
90⋅Lsπ⋅Rc
=90 . 50π⋅286 = 5°
2. Sudut Pusat Busur Lingkaran
Θc =β 2−2 θs
= 73° – 2 (5˚)
= 63˚
3. Panjang Busur Lingkaran (Lc)
Lc =
π180
θc⋅Rc
=
π180
⋅63⋅286
= 314 m
Kontrol: Lc > 25 m , Tipe Lengkung S – C – S dapat digunakan
4. Xs = Ls (1− Ls2
40 Rc2 )
= 50 (1−502
40 . (286 )2 )
= 50 m
5. Ys =
Ls2
6⋅Rc
=502
6⋅286
= 1,4 m
6. P =
Ls2
6⋅Rc−Rc (1−cosθs )
=
502
6⋅286−286 (1−cos 5 ° )
= 0,3 m
Kontrol: P > 0,15 m , Tipe Lengkung S – C – S dapat digunakan
7. k = Ls− Ls3
40 Rc2−Rc sin θs
= 50−503
40⋅2862−286 sin 5 °
= 25 m
8. Es = Rc+ p
cos (12
xβ2)−Rc
=
286+0,3
cos (12
x73)−286
= 70,15 m
9. Ts = (Rc + P) tan12
β 2k
= (286 + 0,3) tan¿ . 73)+ 25
= 236,85 m
10. Panjang Busur Tikungan II ( L )
L = Lc + 2 Ls
= 314 + (2 x 50)
= 414 m
Data Hasil Perhitungan Untuk Tikungan II
VR = 60 km/ jam
β2 = 73˚
e = 6,4%
Rc = 286 m
Ls = 50 m
Θs = 5˚
Θc = 63˚
Lc = 314 m
Xs = 50 m
Ys = 1,4 m
P = 0,3 m
k = 25 m
Es = 70,15 m
Ts = 236,85 m
L = 414 m
Data perhitungan tersebut kemudian dijadikan acuan dalam mendesain
tikungan II