Upload
ariee-widya
View
317
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
7/23/2019 SOP Kebutuhan Dasar Pasien
1/27
(SOP) PEMERIKSAAN FISIK HEAD TO TOE
BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan :
1. Untuk mengumpulkan data dasar tentang kesehatan klien.
2. Untuk menambah, menginformasi, atau menyangkal data yang diperoleh dalam riwayat keperawatan.
3. Untuk menginformasi dan mengidentifikasi diagnose keperawatan
4. Untuk membuat penilaian klinis tentang perubahan status kesehatan
klien dan penatalaksanaannya.
. Untuk menge!aluasi hasil fisiologis dari asuhan.
"eralatan
#idi kapas
$ytobrush
%antalan sekali pakai &elimut
%agan mata 'mis. &nellen (hart) &enter dan lampu sorot
*ormulir 'mis. *isik, laboratorium)
+ands(hoon 'bersih atau steril)
&kort untuk klien
"elumas larut air
ftalmoskop
toskop
7/23/2019 SOP Kebutuhan Dasar Pasien
2/27
&lide untuk "apani(olaou smear
+anduk kertas
"alu perkusi
"enggaris
"in pengaman
&kala dengan meteran pengukur tinggi -adah spe(imen dan slide mikroskop &figmomanometer dan manset &tetoskop *orsep swab atau spon
"ita meteran
Thermometer
Tisu
&patel lidah
arpu tala
&pe(ulum !agina
' "otter / "erry,2002)
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Konsep Teori
Pemeriksaan fisik merupakan peninjauan dari ujung rambut sampai ujung kaki pada
setiap system tubuh yang memberikan informasi objektif tentang klien dan memungkinkan
perawat untuk mebuat penilaian klinis. Keakuratan pemeriksaan fisik mempengaruhi pemilihan
terapi yang diterima klien dan penetuan respon terhadap terapi tersebut.(Potter dan Perry, 2005)
Pemeriksaan fisik dalah pemeriksaan tubuh klien seara keseluruhan atau hanya bagian tertentu
yang dianggap perlu, untuk memperoleh data yang sistematif dan komprehensif,
memastikan!membuktikan hasil anamnesa, menentukan masalah dan merenanakan tindakan
keperawatan yang tepat bagi klien. ( "ewi #artika, 20$0)
%dapun teknik&teknik pemeriksaan fisik yang digunakan adalah'
1. Inspeksi
nspeksi adalah pemeriksaan dengan menggunakan indera penglihatan, pendengaran dan
peniuman. nspeksi umum dilakukan saat pertama kali bertemu pasien. #uatu gambaran atau
kesan umum mengenai keadaan kesehatan yang di bentuk. Pemeriksaan kemudian maju ke suatu
7/23/2019 SOP Kebutuhan Dasar Pasien
3/27
inspeksi loal yang berfokus pada suatu system tunggal atau bagian dan biasanya mengguankan
alat khusus seperto optalomoskop, otoskop, speulum dan lain&lain. (aura %.*albot dan +ary
+eyers, $-) nspeksi adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan ara melihat bagian tubuh
yang diperiksa melalui pengamatan (mata atau kaa pembesar). ("ewi #artika, 20$0)
okus inspeksi pada setiap bagian tubuh meliputi ' ukuran tubuh, warna, bentuk, posisi,
kesimetrisan, lesi, dan penonjolan!pembengkakan.setelah inspeksi perlu dibandingkan hasil
normal dan abnormal bagian tubuh satu dengan bagian tubuh lainnya.
2. P!psi
Palpasi adalah pemeriksaan dengan menggunakan indera peraba dengan meletakkan
tangan pada bagian tubuh yang dapat di jangkau tangan. aura %.*albot dan +ary +eyers, $-)
Palpasi adalah teknik pemeriksaan yang menggunakan indera peraba / tangan dan jari&jari, untuk
mendeterminasi iri2 jaringan atau organ seperti' temperatur, keelastisan, bentuk, ukuran,
kelembaban dan penonjolan.("ewi #artika,20$0)
al yang di deteksi adalah suhu, kelembaban, tekstur, gerakan, 1ibrasi, pertumbuhan atau massa,
edema, krepitasi dan sensasi.
". Perk#si
Perkusi adalah pemeriksaan yang meliputi pengetukan permukaan tubuh unutk
menghasilkan bunyi yang akan membantu dalam membantu penentuan densitas, lokasi, dan
posisi struktur di bawahnya.(aura %.*albot dan +ary +eyers, $-)
Perkusi adalah pemeriksaan dengan jalan mengetuk bagian permukaan tubuh tertentu untuk
membandingkan dengan bagian tubuh lainnya (kiri!kanan) dengan menghasilkan suara, yang
bertujuan untuk mengidentifikasi batas! lokasi dan konsistensi jaringan. "ewi #artika, 20$0)
$. A#sk#!%si
%uskultasi adalah tindakan mendengarkan bunyi yang ditimbulkan oleh bermaam&
maam organ dan jaringan tubuh.(aura %.*albot dan +ary +eyers, $-)
%uskultasi %dalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan ara mendengarkan suara yang
dihasilkan oleh tubuh. iasanya menggunakan alat yang disebut dengan stetoskop. al&hal yang
didengarkan adalah ' bunyi jantung, suara nafas, dan bising usus.("ewi #artika, 20$0)
7/23/2019 SOP Kebutuhan Dasar Pasien
4/27
"alam melakukan pemeriksaan fisik, ada prinsip&prinsip yang harus di perhatikan, yaitu sebagai
berikut'
. Kontrol infeksi
+eliputi menui tangan, memasang sarung tangan steril, memasang masker, dan membantu
klien mengenakan baju periksa jika ada.
&. Kontrol lingkungan
3aitu memastikan ruangan dalam keadaan nyaman, hangat, dan ukup penerangan untuk
melakukan pemeriksaan fisik baik bagi klien maupun bagi pemeriksa itu sendiri. +isalnya
menutup pintu!jendala atau skerem untuk menjaga pri1ay klien
$. Komunikasi (penjelasan prosedur)
2. Pri1ay dan kenyamanan klien
4. #istematis dan konsisten ( head to toe, dr eksternal ke internal, dr normal ke ab)
6. erada di sisi kanan klien
5. 7fisiensi
8. "okumentasi
2.2. T#'#n Peeriksn Fisik
#eara umum, pemeriksaan fisik yang dilakukan bertujuan'
$. 9ntuk mengumpulkan data dasar tentang kesehatan klien.
2. 9ntuk menambah, mengkonfirmasi, atau menyangkal data yang diperoleh dalam riwayat
keperawatan.
4. 9ntuk mengkonfirmasi dan mengidentifikasi diagnosa keperawatan.
6. 9ntuk membuat penilaian klinis tentang perubahan status kesehatan klien dan
penatalaksanaan.
5. 9ntuk menge1aluasi hasil fisiologis dari asuhan.
amun demikian, masing&masing pemeriksaan juga memiliki tujuan tertentu yang akan di
jelaskan nanti di setiap bagian tibug yang akan di lakukan pemeriksaan fisik.
7/23/2019 SOP Kebutuhan Dasar Pasien
5/27
2.". Mn% Peeriksn Fisik
Pemeriksaan fisik memiliki banyak manfaat, baik bagi perawat sendiri, maupun bagi
profesi kesehatan lain, diantaranya'
$. #ebagai data untuk membantu perawat dalam menegakkan diagnose keperawatan.
2. +engetahui masalah kesehatan yang di alami klien.
4. #ebagai dasar untuk memilih inter1ensi keperawatan yang tepat
6. #ebagai data untuk menge1aluasi hasil dari asuhan keperawatan
2.$. In*iksi
+utlak dilakukan pada setiap klien, tertama pada'
$. klien yang baru masuk ke tempat pelayanan kesehatan untuk di rawat.
2. #eara rutin pada klien yang sedang di rawat.
4. #ewaktu&waktu sesuai kebutuhan klien
2.+. Prose*#r peeriksn isik
Persipn
a. %lat
+eteran, *imbangan , Penlight, #teteskop, *ensimeter!spighnomanometer,
*hermometer, %rloji!stopwath, :efleks ammer, ;toskop, andshoon bersih ( jika perlu),
tissue, buku atatan perawat.
%lat diletakkan di dekat tempat tidur klien yang akan di periksa.
b. ingkungan
Pastikan ruangan dalam keadaan nyaman, hangat, dan ukup penerangan. +isalnyamenutup pintu!jendala atau skerem untuk menjaga pri1ay klien
. Klien (fisik dan fisiologis)
antu klien mengenakan baju periksa jika ada dan anjurkan klien untuk rileks.
A) Prose*#r Peeriksn
7/23/2019 SOP Kebutuhan Dasar Pasien
6/27
$. ,#-i %nn
2. /e!skn prose*#r
4. Lk#kn peeriksn *enn &er*iri *i se&e!0 knn k!ien *n psn0n*s-0oen &i! *i per!#kn
6. Peeriksn ## e!ip#%i penpi!n ## s%%#s en%! *n n#%risi.
Posisi klien ' duduk!berbaring
7/23/2019 SOP Kebutuhan Dasar Pasien
7/27
$4. "okumentasikan hasil pemeriksaan
B) Pen#k#rn %n* 3i%! (Di&0s ke!opok 2 !e&i0 *!)
Posisi klien ' duduk! berbaring
$. #uhu tubuh (ormal ' 48,5&4-,50)
2. *ekanan darah (ormal ' $20!?0 mmg)
4. adi
a) rekuensi @ ormal ' 80&$00A!menit / *akikardia' B$00 / radikardia' C8
b) Keteraturan@ ormal ' teratur
) Kekuatan@ 0' *idak ada denyutan/ $D'denyutan kurang teraba/ 2D' "enyutan
mudah teraba, tak mudah lenyap/ 4D' denyutan kuat dan mudah teraba
6. Pernafasana) rekuensi' ormal@ $5&20A !menit/ B20' *akipnea/ C$5 radipnea
b) Keteraturan@ ormal ' teratur
) Kedalaman' dalam!dangkal
d) Penggunaan otot bantu pernafasan' ormal ' tidak ada
setelah diadakan pemeriksaan tanda&tanda 1ital e1aluasi hasil yang di dapat dengan
membandikan dengan keadaan normal, dan dokumentasikan hasil pemeriksaan yang
didapat.
,) Peeriksn k#!i% *n k#k#
T#'#n
$) +engetahui kondisi kulit dan kuku
2) +engetahui perubahan oksigenasi, sirkulasi, kerusakan jaringan setempat, dan hidrasi.
Persipn
$) Posisi klien' duduk! berbaring
2) Penahayaan yang ukup!lampu
4) #arung tangan (utuk lesi basah dan berair)
Prose*#r Pe!ksnn
7/23/2019 SOP Kebutuhan Dasar Pasien
8/27
. Peeriksn k#!i%E
Inspeksi ' kebersihan, warna, pigmentasi,lesi!perlukaan, puat, sianosis, dan ikterik.
Normal: kulit tidak ada ikterik/pucat/sianosis.
P!psi ' kelembapan, suhu permukaan kulit, tekstur, ketebalan, turgor kulit, dan edema.
Normal: lembab, turgor baik/elastic, tidak ada edema.
setelah diadakan pemeriksaan kulit dan kuku e1aluasi hasil yang di dapat dengan membandikan
dengan keadaan normal, dan dokumentasikan hasil pemeriksaan yang didapat tersebut.
&. Peeriksn k#k#
Inspeksi' kebersihan, bentuk, dan warna kuku
Normal: bersih, bentuk normaltidak ada tanda-tanda jari tabuh (clubbing finger), tidak
ikterik/sianosis.
P!psi' ketebalan kuku dan apillary refile ( pengisian kapiler ).
Normal: aliran darah kuku akan kembali < 3 detik.
setelah diadakan pemeriksaan kuku e1aluasi hasil yang di dapat dengan membandikan dengan
keadaan normal, dan dokumentasikan hasil pemeriksaan yang didapat tersebut.
-. Peeriksn kep! 4'0 % %e!in 0i*#n #!#% *n !e0er
Posisi klien ' duduk , untuk pemeriksaan wajah sampai dengan leher perawat
berhadapan dengan klien
D) Peeriksn kep! 4'0 % %e!in 0i*#n #!#% *n !e0er
1. Peeriksn kep!
T#'#n
a) +engetahui bentuk dan fungsi kepala
b) +engetahui kelainan yang terdapat di kepala
Persipn !%
a) ampu b) #arung tangan (jika di duga terdapat lesi atau luka)
Prose*#r Pe!ksnn
Inspeksi ' ukuran lingkar kepala, bentuk, kesimetrisan, adanya lesi atau tidak, kebersihan
rambut dan kulit kepala, warna, rambut, jumlah dan distribusi rambut.
7/23/2019 SOP Kebutuhan Dasar Pasien
9/27
Normal: simetris, bersih, tidak ada lesi, tidak menunjukkan tanda-tanda kekurangan gii(rambut
jagung dan kering)
P!psi' adanya pembengkakan!penonjolan, dan tekstur rambut.
Normal: tidak ada penonjolan /pembengkakan, rambut lebat dan kuat/tidak rapuh.
setelah diadakan pemeriksaan kepala e1aluasi hasil yang di dapat dengan membandikan dengan
keadaan normal, dan dokumentasikan hasil pemeriksaan yang didapat.
2. Peeriksn 4'0
Inspeksi' warna kulit, pigmentasi, bentuk, dan kesimetrisan.
Normal: !arna sama dengan bagian tubuh lain, tidak pucat/ikterik, simetris.
P!psi' nyeri tekan dahi, dan edema, pipi, dan rahang
Normal: tidak ada n"eri tekan dan edema.
setelah diadakan pemeriksaan wajah e1aluasi hasil yang di dapat dengan membandikan dengan
keadaan normal, dan dokumentasikan hasil pemeriksaan yang didapat tersebut.
". Peeriksn %
T#'#n
a) +engetahui bentuk dan fungsi mata
b) +engetahui adanya kelainan pada mata.
Persipn !%
a) #enter Keil
b) #urat kabar atau majalah
) Kartu #nellen
d) Penutup +ata
e) #arung tangan
Prose*#r Pe!ksnn
Inspeksi bentuk, kesimestrisan, alis mata, bulu mata, kelopak mata, kesimestrisan, bola mata,
warna konjunti1a dan slera (anemis!ikterik), penggunaan kaamata ! lensa kontak, dan respon
terhadap ahaya.
7/23/2019 SOP Kebutuhan Dasar Pasien
10/27
Normal: simetris mata kika, simetris bola mata kika, !arna konjungti#a pink, dan sclera
ber!arna putih.
Tes Ke%'n Pen!i0%n
Ketajaman penglihatan seseorang mungkin berbeda dengan orang lain. *ajam penglihatan
tersebut merupakan derajad persepsi deteil dan kontour beda. Fisus tersebut dibagi dua yaitu'
1). 5is#s sen%r!is.
Fisus sentralis ini dibagi dua yaitu 1isus sentralis jauh dan 1isus sentralis dekat.
a. 1isus entralis jauh merupakan ketajaman penglihatan untuk melihat benda benda yang letaknya
jauh. Pada keadaan ini mata tidak melakukan akomodasi.($%. &utrisna, dkk, hal ').
b. 1irus entralis dekat yang merupakan ketajaman penglihatan untuk melihat benda benda dekat
misalnya membaa, menulis dan lain lain. Pada keadaan ini mata harus akomodasi supaya
bayangan benda tepat jatuh di retina.($%. &utrisna, dkk, hal ').
2). 5is#s perier
Pada 1isus ini menggambarkan luasnya medan penglihatan dan diperiksa dengan
perimeter. ungsi dari 1isus perifer adalah untuk mengenal tempat suatu benda terhadap
sekitarnya dan pertahanan tubuh dengan reaksi menghindar jika ada bahaya dari samping. "alam
klinis 1isus sentralis jauh tersebut diukur dengan menggunakan grafik huruf #nellen yang dilihat
pada jarak 20 feet atau sekitar 8 meter. =ika hasil pemeriksaan tersebut 1isusnya eG20!20 maka
tajam penglihatannya dikatakan normal dan jika Fisus C20!20 maka tajam penglihatanya
dikatakan kurang Penyebab penurunan tajam peglihatan seseorang bermaam maam, salah
satunya adalah refraksi anomaly!kelainan pembiasan.
prose*#r peeriksn 3is#s *enn en#nkn pe% sne!!en 6i%#
+emperkenalkan diri dan menjelaskan maksud tujuan pemeriksaan.
+eminta pasien duduk menghadap kartu #nellen dengan jarak 8 meter.
+emberikan penjelasan apa yang harus dilakukan (pasien diminta menguapkan apa
yang akan ditunjuk di kartu #nellen) dengan menutup salah satu mata dengan tangannya
tanpa ditekan (mata kiri ditutup dulu).
7/23/2019 SOP Kebutuhan Dasar Pasien
11/27
Pemeriksaan dilakukan dengan meminta pasien menyebutkan simbol di kartu #nellen dari
kiri ke kanan, atas ke bawah.
=ika pasien tidak bisa melihat satu simbol maka diulangi lagi dari barisan atas. =ika tetap
maka nilai 1isus ouli deAtra @ barisan atas!8.
=ika pasien dari awal tidak dapat membaa simbol di #nellen hart maka pasien diminta
untuk membaa hitungan jari dimulai jarak $ meter kemudian mundur. ilai 1isus ouli
deAtra @ jarak pasien masih bisa membaa hitungan!80.
=ika pasien juga tidak bisa membaa hitungan jari maka pasien diminta untuk melihat
adanya gerakan tangan pemeriksa pada jarak $ meter (ilai 1isus ouli deAtranya $!400).
=ika pasien juga tetap tidak bisa melihat adanya gerakan tangan, maka pasien diminta
untuk menunjukkan ada atau tidaknya sinar dan arah sinar (ilai 1isus ouli deAtra
$!tidak hingga). Pada keadaan tidak mengetahui ahaya nilai 1isus ouli deAtranya nol.
Pemeriksaan dilanjutkan dengan menilai 1isus ouli sinistra dengan ara yang sama.
+elaporkan hasil 1isus ouli sinistra dan deAtra. (Pada pasien 1os!1odnya HA!yG artinya
mata kanan pasien dapat melihat sejauh A meter, sedangkan orang normal dapat melihat
sejauh y meter.
Peeriksn Pererkn Bo! M%
Peeriksn pererk &o! % *i!k#kn *enn -r ,o3er7Un-o3er Tes% 8 Tes T#%#p7
B#k M%
T#'#nn6adalah untuk mengidentifikasi adanya eterophoria.
eterophoria berhubungan dengan kelainan posisi bola mata, dimana terdapat penyimpanganposisi bolamata yang disebabkan adanya gangguan keseimbangan otot&otot bolamata yang
sifatnya tersembunyi atau latent. ni berarti mata itu enderung untuk menyimpang atau juling,
namun tidak nyata terlihat.
Pada phoria, otot&otot ekstrinsik atau otot luar bola mata berusaha lebih tegang atau kuat untuk
menjaga posisi kedua mata tetap sejajar. #ehingga rangsangan untuk berfusi atau menyatu inilah
7/23/2019 SOP Kebutuhan Dasar Pasien
12/27
menjadi faktor utama yang membuat otot &otot tersebut berusaha eAtra atau lebih, yang pada
akhirnya menjadi beban bagi otot&otot tersebut, wal hasil akan timbul rasa kurang nyaman atau
%sthenopia.
Dsr peeriksn ,o3er7Un-o3er Tes% 8 Tes T#%#p7B#k M%'
Pada orang yang eterophoria maka apabila fusi kedua mata diganggu (menutup salah
satu matanya dengan penutup!oluder, atau dipasangkan suatu filter), maka de1iasi atau
peyimpangan laten atau tersembunyi akan terlihat.
Pemeriksa memberi perhatian kepada mata yang berada dibelakang penutup.
#ewaktu tutup di buka, bila terlihat adanya gerakan dari luar (temporal) kearah dalam
(nasal) pada mata yang baru saja di tutup, berarti terdapat kelainan E9OPHORIA.
#ewaktu tutup di buka, bila terlihat adanya gerakan dari dalam (nasal) luar kearah
(temporal)pada mata yang baru saja di tutup, berarti terdapat kelainan ESOPHORIA.
#ewaktu tutup di buka, bila terlihat adanya gerakan dari atas (superior) kearah bawah
(inferior) pada mata yang baru saja di tutup, berarti terdapat kelainan H:PERPHORIA.
#ewaktu tutup di buka, bila terlihat adanya gerakan dari bawah (inferior) kearah atas
(superior) pada mata yang baru saja di tutup, berarti terdapat kelainan H:PORPHORIA.
A!%8srn 6n *ipki
*itik!lampu untuk fiksasi
=arak pemeriksaan '
o =auh ' 20 feet (8 +eter)
o "ekat ' $6 nh (45
7/23/2019 SOP Kebutuhan Dasar Pasien
13/27
Prose*#r Peeriksn
$. +inta pasien untuk selalu melihat dan memperhatikan titik fiksasi, jika objek jauh kurang
jelas, maka gunakan kaamata koreksinya.
2. Pemeriksa menempatkan dirinya di depan pasien sedemikian rupa, sehingga apabila
terjadi gerakan dari mata yang barusa saja ditutup dapat di lihat dengan jelas atau di
deteksi dengan jelas.
4. Perhatian dan konsentrasi pemeriksa selalu pada mata yang ditutup.
6. #ewaktu tutup di buka, bila terlihat adanya gerakan dari luar (temporal) kearah dalam(nasal) pada mata yang baru saja di tutup, berarti terdapat kelainan E9OPHORIA.
7Aophoria dinyatakan dengan inisial @ 9 (gambar ")
5. #ewaktu tutup di buka, bila terlihat adanya gerakan dari dalam (nasal) luar kearah
(temporal)pada mata yang baru saja di tutup, berarti terdapat kelainan ESOPHORIA.
7sophoria dinyatakan dengan inisial @ E(gambar
7/23/2019 SOP Kebutuhan Dasar Pasien
14/27
$. Peeriksn %e!in
T#'#n
+engetahui keadaan telinga luar, saluran telinga, gendang telinga, dan fungsi pendengaran.
Persipn A!%
a) %rloji berjarum detik
b) >arpu tala
) #peulum telinga
d) ampu kepala
Prose*#r Pe!ksnn
Inspeksi ' bentuk dan ukuran telinga, kesimetrisan, integritas, posisi telinga, warna, liang
telinga (erumen!tanda&tanda infeksi), alat bantu dengar..
Normal: bentuk dan posisi simetris kika, integritas kulit bagus, !arna sama dengan kulit lain,
tidak ada tanda-tanda infeksi, dan alat bantu dengar.
P!psi ' nyeri tekan aurikuler, mastoid, dan tragus
Normal: tidak ada n"eri tekan.
setelah diadakan pemeriksaan telinga e1aluasi hasil yang di dapat dengan membandikan dengan
keadaan normal, dan dokumentasikan hasil pemeriksaan yang didapat tersebut.
Peeriksn Te!in Denn Men#nkn ;rp# T!
a. Pemeriksaan :inne
$. Pegang agrpu tala pada tangkainya dan pukulkan ke telapak atau buku jari tangan yang
berlawanan.
2. etakkan tangkai garpu tala pada prosesus mastoideus klien.
4. %njurkan klien untuk memberi tahu pemeriksa jika ia tidak merasakan getaran lagi.
6. %ngkat garpu tala dan dengan epat tempatkan di depan lubang telinga klien $&2 m dengan
posisi garpu tala parallel terhadap lubang telinga luar klien.
5. nstruksikan klien untuk member tahu apakah ia masih mendengarkan suara atau tidak.
8.
7/23/2019 SOP Kebutuhan Dasar Pasien
15/27
4. *anyakan pada klien apakah bunyi terdengar sama jelas pada kedua telinga atau lebih jelas pada
salah satu telinga.
6.
7/23/2019 SOP Kebutuhan Dasar Pasien
16/27
) #arung tangan bersih
d) Kasa
Prose*#r Pe!ksnn
Inspeksi *n p!psi s%r#k%#r !#r ' warna mukosa mulut dan bibir, tekstur , lesi, dan
stomatitis.
Normal: !arna mukosa mulut dan bibir pink, lembab, tidak ada lesi dan stomatitis
Inspeksi *n p!psi s%r#k#r *! ' gigi lengkap!penggunaan gigi palsu, perdarahan!
radang gusi, kesimetrisan, warna, posisi lidah, dan keadaan langit2.
Normal:gigi lengkap, tidak ada tanda-tanda gigi berlobang atau kerusakan gigi, tidak ada
perdarahan atau radang gusi, lidah simetris, !arna pink, langit' utuh dan tidak ada tanda
infeksi.
>igi lengkap pada orang dewasa berjumlah 48 buah, yang terdiri dari $8 buah di rahang atas dan
$8 buah di rahang bawah. Pada anak&anak gigi sudah mulai tumbuh pada usia enam bulan. >igi
pertama tumbuh dinamakan gigi susu di ikuti tumbuhnya gigi lain yang disebut gigi sulung.
%khirnya pada usia enam tahun hingga empat belas tahun, gigi tersebut mulai tanggal dan dig
anti gigi tetap.
Pada usia 8 bulan gigi berjumlah 2 buah (dirahang bawah), usia -&? bulan berjumlah -
buah(2 dirahang atas dan 6 dirahang bawah) , usia &$$ bulan berjumlah ? buah(6 dirahang atas
dan 6 dirahang bawah), usia $2&$5 bulan gigi berjumlah $2 buah (8 dirahang atas dan 8 dirahang
bawah), usia $8&$ bulan berjumlah $8 buah (? dirahang atas dan ? dirahang bawah), dan pada
usia 20&40 bulan berjumlah 20 buah ($0 dirahang atas dan $0 dirahang bawah)
setelah diadakan pemeriksaan mulut dan bibir e1aluasi hasil yang di dapat dengan membandikan
dengan keadaan normal, dan dokumentasikan hasil pemeriksaan yang didapat tersebut.
= Peeriksn !e0er
T#'#n
a) +enentukan struktur integritas leher
b) +engetahui bentuk leher serta organ yang berkaitan
) +emeriksa system limfatik
Persipn A!%
#tetoskop
Prose*#r Pe!ksnn
7/23/2019 SOP Kebutuhan Dasar Pasien
17/27
Inspeksi !e0erwarna integritas, bentuk simetris.
Normal: !arna sama dengan kulit lain, integritas kulit baik, bentuk simetris, tidak ada
pembesaran kelenjer gondok.
Inspeksi *n #sk#!%si r%eri kro%islokasi pulsasi
Normal:arteri karotis terdengar.
Inspeksi *n p!psi ke!en'er %iroi*(nodus!difus, pembesaran,batas, konsistensi, nyeri,
gerakan!perlengketan pada kulit), kelenjer limfe (letak, konsistensi, nyeri, pembesaran), kelenjer
parotis (letak, terlihat! teraba)
Normal: tidak teraba pembesaran kel.gondok, tidak ada n"eri, tidak ada pembesaran kel.limfe,
tidak ada n"eri.
A#sk#!%si bising pembuluh darah.
#etelah diadakan pemeriksaan leher e1aluasi hasil yang di dapat dengan membandikan dengan
keadaan normal, dan dokumentasikan hasil pemeriksaan yang didapat tersebut.
> Peeriksn **( ** *n p#n#n)
Posisi klien' berdiri, duduk dan berbaring
7/23/2019 SOP Kebutuhan Dasar Pasien
18/27
Normal: simetris, bentuk dan postur normal, tidak ada tanda-tanda distress pernapasan, !arna
kulit sama dengan !arna kulit lain, tidak ikterik/sianosis, tidak ada
pembengkakan/penonjolan/edema
P!psi' #imetris, pergerakan dada, massa dan lesi, nyeri, tratile fremitus.
(perawat berdiri dibelakang pasien, instruksikan pasien untuk menguapkan angka Htujuh&tujuhG
atau Henam&enamG sambil melakukan perabaan dengan kedua telapak tangan pada punggung
pasien.)
Normal: integritas kulit baik, tidak ada n"eri tekan/massa/tanda-tanda peradangan, ekspansi
simetris, taktil #remitus cendrung sebelah kanan lebih teraba jelas.
Perk#si' paru, eksrusi diafragma (konsistensi dan bandingkan satu sisi dengan satu sisi lain
pada tinggi yang sama dengan pola berjenjang sisi ke sisi)
Normal: resonan (dug dug dug*), jika bagian padat lebih daripada bagian udara+pekak
(bleg bleg bleg*), jika bagian udara lebih besar dari bagian padat+hiperesonan (deng deng
deng*), batas jantung+bun"i rensonan----hilangredup.
A#sk#!%si' suara nafas, trahea, bronhus, paru. (dengarkan dengan menggunakan stetoskop di
lapang paru kika, di :< $ dan 2, di atas manubrium dan di atas trahea)
Normal: bun"i napas #esikuler, broncho#esikuler, brochial, tracheal.
#etelah diadakan pemeriksaan dada e1aluasi hasil yang di dapat dengan membandikan dengan
keadaan normal, dan dokumentasikan hasil pemeriksaan yang didapat tersebut.
B) S6s%e kr*io3sk#!er
T#'#n
a) +engetahui ketifdak normalan denyut jantung
b) +engetahui ukuran dan bentuk jantug seara kasar
) +engetahui bunyi jantung normal dan abnormal
d) +endeteksi gangguan kardio1askulerPersipn !%
a) #tetoskop
b) #enter keil
Prose*#r pe!ksnn
Inspeksi +uka bibir, konjungti1a, 1ena jugularis, arteri karotis
7/23/2019 SOP Kebutuhan Dasar Pasien
19/27
P!psi denyutan
Normal untuk inspeksi dan palpasi: den"utan aorta teraba.
Perk#siukuran, bentuk, dan batas jantung (lakukan dari arah samping ke tengah dada, dan dari
atas ke bawah sampai bunyi redup)
Normal: batas jantung: tidak lebih dari ,, cm ke arah kiri dari garis mid sterna, pada 012
,,dan 4.
A#sk#!%sibunyi jantung, arteri karotis. (gunakan bagian diafragma dan bell dari stetoskop
untuk mendengarkan bunyi jantung.
Normal: terdengar bun"i jantung 1/& (lub) dan bun"i jantung 11/&' (dub), tidak ada bun"i
jantung tambahan (&3 atau &).
#etelah diadakan pemeriksaan system kardio1askuler e1aluasi hasil yang di dapat dengan
membandikan dengan keadaan normal, dan dokumentasikan hasil pemeriksaan yang didapat
tersebut.
? D* *n ksi!
T#'#n
a) +engetahui adanya masa atau ketidak teraturan dalam jaringan payudara
b) +endeteksi awal adanya kanker payudara
Persipn !%
a) #arung tangan sekali pakai (jika diperlukan)
Prose*#r pe!ksnn
Inspeksi p6#*r' ntegritas kulit
P!psi p6#*r' entuk, simetris, ukuran, aerola, putting, dan penyebaran 1ena
Inspeksi *n p!psi ksi! nyeri, perbesaran nodus limfe, konsistensi.
#etelah diadakan pemeriksaan dadadan aksila e1aluasi hasil yang di dapat dengan membandikan
dengan keadaan normal, dan dokumentasikan hasil pemeriksaan yang didapat tersebut.
1@ Peeriksn A&*oen (Per#%)
Posisi klien' erbaring
7/23/2019 SOP Kebutuhan Dasar Pasien
20/27
T#'#n
a) +engetahui betuk dan gerakan&gerakan perut
b) +endengarkan suara peristalti usus
) +eneliti tempat nyeri tekan, organ&organ dalam rongga perut benjolan dalam perut.
Persipn
a) Posisi klien' erbaring
b) #tetoskop
) Penggaris keil
d) Pensil gambar
e) ntal keil
f) Pita pengukur
Prose*#r pe!ksnn
Inspeksi' kuadran dan simetris, ontour, warna kulit, lesi, sar, ostomy, distensi,
tonjolan, pelebaran 1ena, kelainan umbilius, dan gerakan dinding perut.
Normal: simetris kika, !arna dengan !arna kulit lain, tidak ikterik tidak terdapat ostom",
distensi, tonjolan, pelebaran #ena, kelainan umbilicus.
A#sk#!%si' suara peristaltik (bising usus) di semua kuadran (bagian diafragma dari
stetoskop) dan suara pembuluh darah dan frition rub 'aorta, a.renalis, a. illiaka (bagian
bell).
Normal: suara peristaltic terdengar setiap -'5/dtk, terdengar den"utan arteri renalis, arteri
iliaka dan aorta.
Perk#si se# k#*rn ' mulai dari kuadran kanan atas bergerak searah jarum jam,
perhatikan jika klien merasa nyeri dan bagaiman kualitas bunyinya.
Perk#si 0epr' atas
Perk#si Li' ukuran dan batas
7/23/2019 SOP Kebutuhan Dasar Pasien
21/27
Perk#si in'!' nyeri
Normal: timpani, bila hepar dan limfa membesar+redup dan apabila ban"ak cairan +
hipertimpani
P!psi se# k#*rn (hepar, limfa, ginjal kiri dan kanan)' massa, karakteristik organ,
adanya asistes, nyeri irregular, lokasi, dan nyeri.dengan ara perawat menghangatkan
tangan terlebih dahulu
Normal: tidak teraba penonjolan tidak ada n"eri tekan, tidak ada massa dan
penumpukan cairan
#etelah diadakan pemeriksaan abdomen e1aluasi hasil yang di dapat dengan
membandikan dengan keadaan normal, dan dokumentasikan hasil pemeriksaan yang
didapat tersebut.
11 Peeriksn eks%eri%s %s (&0# sik# %nn)
T#'#n
$. +emperoleh data dasar tetang otot, tulang dan persendian
2. +engetahui adanya mobilitas, kekuatan atau adanya gangguan pada bagian&bagian
tertentu.
A!%
$. +eteran
Posisi klien' erdiri. duduk
Inspeksi s%r#k%#r #sk#!osk!e%! simetris dan pergerakan, ntegritas :;+, kekuatan
dan tonus otot.
7/23/2019 SOP Kebutuhan Dasar Pasien
22/27
Normal: simetris kika, integritas kulit baik, 06% aktif, kekuatan otot penuh.
P!psidenyutan a.brahialis dan a. radialis .
Normal: teraba jelas
Tes re!e 'tendon trisep, bisep, dan brahioradialis.
Normal: reflek bisep dan trisep positif
#etelah diadakan pemeriksaan ekstermitas atas e1aluasi hasil yang di dapat dengan
membandikan dengan keadaan normal, dan dokumentasikan hasil pemeriksaan yang didapat
tersebut.
12 Peeriksn eks%eri%s &40 (pn#! !#%#% pere!nn kki *n %e!pk
kki)
Inspeksi s%r#k%#r #sk#!osk!e%! simetris dan pergerakan, integritas kulit, posisi dan
letak, :;+, kekuatan dan tonus otot
Normal:simetris kika, integritas kulit baik, 06% aktif, kekuatan otot penuh
P!psi ' a. femoralis, a. poplitea, a. dorsalis pedis' denyutan
Normal: teraba jelas
Tes re!e 'tendon patella dan arhilles.
Normal: refle5 patella dan archiles positif
#etelah diadakan pemeriksaan ekstermitas bawah e1aluasi hasil yang di dapat dengan
membandingkan dengan keadaan normal, dan dokumentasikan hasil pemeriksaan yang
didapat tersebut.
1" Peeriksn eni%!i (!% eni%! n#s re-%#)
Posisi Klien ' Pria berdiri dan wanita litotomy
7/23/2019 SOP Kebutuhan Dasar Pasien
23/27
T#'#n
$. +elihat dan mengetahui organ&organ yang termasuk dalam genetalia.
2. +engetahui adanya abnormalitas pada genetalia, misalnya 1arises, edema, tumor!benjolan, infeksi, luka atau iritasi, pengeluaran airan atau darah.
4. +elakukan perawatan genetalia
6. +engetahui kemajuan proses persalinan pada ibu hamil atau persalinan.
A!%
$. ampu yang dapat diatur penahayaannya
2. #arung tangan
Peeriksn re-%#
T#'#n
$. +engetahui kondisi anus dan retum
2. +enentukan adanya masa atau bentuk tidak teratur dari dinding rektal
4. +engetahui intregritas spingter anal eksternal
6. +emeriksa kangker retal dll
A!%
$. #arung tangan sekali pakai
2. Jat pelumas
4. Penetangan untuk pemeriksaan
Prose*#r Pe!ksnn
7/23/2019 SOP Kebutuhan Dasar Pasien
24/27
$. ni%
Inspeksi eni%!i eks%ern!' mukosa kulit, integritas kulit, ontour simetris, edema,
pengeluaran.
Normal: bersih, mukosa lembab, integritas kulit baik, semetris tidak ada edema dan tanda-
tanda infeksi (pengeluaran pus /bau)
Inspeksi 3in *n ser3ik' integritas kulit, massa, pengeluaran
P!psi 3in #%er#s *n o3ri#' letak ukuran, konsistensi dan, massa
Peeriksn n#s *n re-%#' feses, nyeri, massa edema, haemoroid, fistula ani pengeluaran
dan perdarahan.
Normal: tidak ada n"eri, tidak terdapat edema / hemoroid/ polip/ tanda-tanda infeksi dan
pendarahan.
#etelah diadakan pemeriksaan di adakan pemeriksaan genitalia e1aluasi hasil yang di dapat
dengan membandikan dengan keadaan normal, dan dokumentasikan hasil pemeriksaan yang
didapat tersebut.
2. Pri
Inspeksi *n p!psi penis ntegritas kulit, massa dan pengeluaran
Normal: integritas kulit baik, tidak ada masa atau pembengkakan, tidak ada pengeluaran pus
atau darah
Inspeksi *n p!pssi skro%#integritas kulit, ukuran dan bentuk, turunan testes dan
mobilitas, massa, nyeri dan tonjolan
Peeriksn n#s *n re-%# feses, nyeri, massa, edema, hemoroid, fistula ani, pengeluaran
dan perdarahan.
Normal: tidak ada n"eri , tidak terdapat edema / hemoroid/ polip/ tanda-tanda infeksi dan
pendarahan.
#etelah diadakan pemeriksaan dadadan genitalia wanita e1aluasi hasil yang di dapat dengan
membandikan dengan keadaan normal, dan dokumentasikan hasil pemeriksaan yang didapat
tersebut.
2.
7/23/2019 SOP Kebutuhan Dasar Pasien
25/27
Perawat bertanggung jawab untuk asuhan keperawatan yang mereka berikan dengan
menge1aluasi hasil inter1ensi keperawatan. Keterampilan pengkajian fisik meningkatkan
e1aluasi tindakan keperawatan melalui pemantauan hasil asuhan fisiologis dan perilaku.
Keterampilan pengkajian fisik yang sama di gunakan untuk mengkaji kondisi dapat di gunakan
sebagai tindakan e1aluasi setelah asuhan diberikan.
Perawat membuat pengukuran yang akurat, terperini, dan objektif melalui pengkajian
fisik. Pengukuran tersebut menentukan terapainya atau tidak hasil asuhan yang di harapkan.
Perawat tidak bergantung sepenuhnya pada intuisi ketika pengkajian fisik dapat digunakan untuk
menge1aluasi keefektifan asuhan.
2.=. Dok#en%si
Perawat dapat memilih untuk menatat hasil dari pengkajian fisik pada pemeriksaan atau pada
akhir pemeriksaan. #ebagian besar institusi memiliki format khusus yang mempermudah
penatatan data pemeriksaan. Perawat meninjau semua hasil sebelum membantu klien
berpakaian, untuk berjaga&jaga seandainya perlu memeriksa kembali informasi atau
mendapatkan data tambahan. *emuan dari pengkajian fisik dimasukkan ke dalam renana
asuhan.
"ata di dokumentasikan berdasarkan format #;%P7, yang hamper sama dengan langkah&
langkah proses keperawatan.
ormat #;%P7, terdiri dari'
$. "ata (riwayat) #ubjektif, yaitu apa yang dilaporkan klien
2. "ata (fisik) ;bjektif, yaitu apa yang di obser1asi, inspeksi, palpasi, perkusi dan
auskultasi oleh perawat.
4. %ssessment (pengkajian) , yaitu diagnose keperawatan dan pernyataan tentang kemajuan
atau kemunduran klien
6. Plan (Perenanaan), yaitu renana perawatan klien
5. mplementation (pelaksanaan), yaitu inter1ensi keperawatan dilakukan berdasarkan
renana
7/23/2019 SOP Kebutuhan Dasar Pasien
26/27
8. 71aluation (e1aluasi), yaitu tinjauan hasil renana yang sudah di implementasikan.
BAB III
PENUTUP
".1. Kesip#!n
Pemeriksaan fisik dalah pemeriksaan tubuh klien seara keseluruhan atau hanya bagian
tertentu yang dianggap perlu, untuk memperoleh data yang sistematif dan komprehensif,
memastikan!membuktikan hasil anamnesa, menentukan masalah dan merenanakan tindakan
keperawatan yang tepat bagi klien.
Pemeriksaan fisik +utlak dilakukan pada setiap klien, tertama pada klien yang baru masuk ke
tempat pelayanan kesehatan untuk di rawat, seara rutin pada klien yang sedang di rawat,
sewaktu&waktu sesuai kebutuhan klien. =adi pemeriksaan fisik ini sangat penting dan harus di
lakukan pada kondisi tersebut, baik klien dalam keadaan sadar maupun tidak sadar.
7/23/2019 SOP Kebutuhan Dasar Pasien
27/27
Pemeriksaan fisik menjadi sangat penting karena sangat bermanfaat, baik untuk untuk
menegakkan diagnosa keperawatan . memilih inter1ensi yang tepat untuk proses keperawatan,
maupun untuk menge1aluasi hasil dari asuhan keperawatan.
".2. Srn
%gar pemeriksaan fisik dapat dilakukan dengan baik, maka perawat harus memahami
ilmu pemeriksaan fisik dengan sempurna dan pemeriksaan fisik ini harus dilakukan seara
berurutan, sistematis, dan dilakukan dengan prosedur yang benar