150
IMPLEMENTASI SISTEM PAKAR (EXPERT SYSTEM) DENGAN METODE FORWARD CHAINING PADA PENENTUAN CARA ATAU BENDA UNTUK MEDIA BERSUCI BERDASARKAN BUKU FIQH IMAM LIMA MAZHAB KARYA JAWAD AL-MUGNIYAH BERBASIS ANDROID Skripsi Oleh : Muhammad Saduddin NIM: 11140910000022 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019

Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

IMPLEMENTASI SISTEM PAKAR (EXPERT SYSTEM) DENGAN METODE

FORWARD CHAINING PADA PENENTUAN CARA ATAU BENDA UNTUK MEDIA

BERSUCI BERDASARKAN BUKU FIQH IMAM LIMA MAZHAB KARYA JAWAD

AL-MUGNIYAH BERBASIS ANDROID

Skripsi

Oleh :

Muhammad Saduddin

NIM: 11140910000022

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019

Page 2: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

i

HALAMAN JUDUL

IMPLEMENTASI SISTEM PAKAR (EXPERT SYSTEM) DENGAN METODE

FORWARD CHAINING PADA PENENTUAN CARA ATAU BENDA UNTUK MEDIA

BERSUCI BERDASARKAN BUKU FIQH IMAM LIMA MAZHAB KARYA JAWAD

AL-MUGNIYAH BERBASIS ANDROID

Skripsi

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar S1

Sarjana Komputer (S.Kom)

Oleh :

Muhammad Saduddin

NIM: 11140910000022

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019

Page 3: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

ii

LEMBAR PERSETUJUAN

Page 4: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Page 5: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

iv

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Page 6: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

Page 7: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta nikmat-

Nya sehingga penyusunan skripsi inidapat diselesaikan. Sholawat dan salam senantiasa

dihaturkan kepada junjungan kita baginda Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya, para

sahabatnya serta umatnya hingga akhir zaman. Penyusunan skripsi ini adalah salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kompuer (S.Kom) pada program Studi Teknik

Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Dalam proses penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, dukungan, saran dan

bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih

kepada:

1. DekanFst Uin Jakarta Prof. Dr. Lily Surraya Eka Putri, M.Env.Stud

2. Ketua Prodi Imam Marzuki Shofi, M.T.

3. Bapak Viktor Amrizal, M.Kom dan Bapak Hendra, . Selaku Dosen Pembimbing I dan

II yang telah memberikan bimbingan, bantuan, semangat dan motivasi kepada penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini

4. Orang tua tercinta yang selalu menyemangati dan memberikan dukungan penuh

kepada anaknya.

5. Poni, Rizki DP, dan kawan-kawan grup yang telah menemani, mendukung, memberi

semangat dalam penyelesaian skripsi

6. Juniko Dwi Putra yang terkhusus karena telah membantu sangat banyak dalam

pengerjaan Aplikasi

7. Teman-teman kelas TI A 2014 yang telah membantu memberikan banyak bantuan baik

moril maupun fisik

8. Seluruh Angkatan Himti 2014 yang juga mensupport dan memberikan berbagai

bantuan yang begitu banyak hingga tak dapat penulis tulis semuanya dalam kata

pengantar ini.

Page 8: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

vii

ABSTRAK

Penulis : Muhammad Saduddin

Program Studi : Teknik Informatika

Judul : Implementasi Sistem Pakar (Expert System) Dengan Metode Forward

Chaining Pada Penentuan Cara Atau Benda Untuk Media Bersuci Berdasarkan Buku

Fiqh Imam Lima Mazhab Karya Jawad Al-Mugniyah Berbasis Android

ABSTRAK

Thaharah adalah bagian hukum fiqh tentang kegiatan untuk menghilangkan najis atau hadats

yang terdapat pada seorang muslim sebelum dapat beribadah yang mensyaratkan untuk bebas

dari najis dan hadats. Karena hukum fiqh berbeda-beda dalam memutuskan suatu perkara

berdasarkan mazhab, maka cara ber Thaharah pun berbeda-beda dalam setiap mazhabnya.

Mazhab yang terkenal dalam islam adalah empat mazhab sunni mazhab yaitu Hanafi, Maliki,

Syafi’i dan Hambali dan Mazhab syi’ah Imamiyah. Salah satu buku yang membahas

perbedaan ini adalah buku Fiqh Imam Lima Mazhab karya Jawad Al-Mughniyah. Sistem

pakar merupakan bagian dari kecerdasan buatan yang mengimplementasikan pengetahuan

dari seorang pakar kedalamnya. Pada penelitian ini akan dibuat sebuah sistem pakar untuk

penentuan cara atau benda untuk media bersuci dalam lima mazhab berdasarkan buku Fiqh

Lima Mazhab karya Jawad Al-mughniyah. Metode forward chaining dipilih sebagai metode

inferensi dalam sistem. Sistem dibangun dengan Android Studio dan Firebase database. Pada

penelitian ini dihasilkan akurasi 100% pada kecocokan sistem dengan buku. Penelitian masih

terbatas dalam 1 buku dengan tampilan yang kasar sehingga diharapkan penelitian-penelitian

selanjutnya dapat menambahkanya.

Kata Kunci : Sistem Pakar, forward chaining, Fiqh, Thaharah, Mazhab

Daftar Pustaka : 12 Jurnal, 14 Buku, 2 Website

Jumlah Halaman : 149 Halaman

Page 9: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................................................. i

LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................................................iii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................................................. iv

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI............................................................. v

KATA PENGANTAR .......................................................................................................................... vi

ABSTRAK .......................................................................................................................................... vii

DAFTAR ISI ...................................................................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................................ xi

DAFTAR TABEL .............................................................................................................................. xiii

1 BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................. 4

1.3 Batasan Masalah ................................................................................................................... 5

1.4 Tujuan Penelitian .................................................................................................................. 5

1.5 Manfaat Penelitian ................................................................................................................ 5

1.5.1 Untuk Mahasiswa .......................................................................................................... 5

1.5.2 Untuk User .................................................................................................................... 6

1.5.3 Untuk Universitas.......................................................................................................... 6

1.6 Metode Penelitian ................................................................................................................. 6

1.6.1 Metode Pengumpulan Data ........................................................................................... 6

1.6.2 Metode Pengembangan Sistem ...................................................................................... 6

1.7 Sistematika Penulisan............................................................................................................ 6

2 BAB II LANDASAN TEORI ...................................................................................................... 8

2.1 Sistem Pakar ......................................................................................................................... 8

2.1.1 Pengertian ..................................................................................................................... 8

2.1.2 Tujuan ........................................................................................................................... 9

2.1.3 Ciri-ciri .......................................................................................................................... 9

2.1.4 Struktur ....................................................................................................................... 10

2.1.5 Kelebihan .................................................................................................................... 11

2.1.6 Kelemahan .................................................................................................................. 12

2.2 Forward Chaining ............................................................................................................... 12

2.3 Teknik Pencarian................................................................................................................. 14

Page 10: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

ix

2.3.1 Depth-First Search ...................................................................................................... 14

2.3.2 Breadth-First Search .................................................................................................... 16

2.4 RAD (Rapid Application Development) ............................................................................. 18

2.4.1 Pengertian RAD .......................................................................................................... 18

2.4.2 Tahap-tahap RAD ....................................................................................................... 19

2.4.3 Kelebihan RAD ........................................................................................................... 19

2.4.4 Kekurangan RAD ........................................................................................................ 20

2.5 UML (Unified Modelling Languange) ................................................................................ 20

2.5.1 Pengertian UML .......................................................................................................... 20

2.5.2 Diagram dalam UML .................................................................................................. 21

2.6 Android ............................................................................................................................... 29

2.7 Android Studio .................................................................................................................... 29

2.8 Firebase ............................................................................................................................... 29

2.9 Json ..................................................................................................................................... 29

2.10 Hukum Fiqh ........................................................................................................................ 33

2.11 Mazhab ............................................................................................................................... 33

2.11.1 Pengertian Mazhab ...................................................................................................... 33

2.11.2 Jumlah Mazhab ........................................................................................................... 33

2.12 Thaharah ............................................................................................................................. 34

2.13 Fiqh Lima Mazhab .............................................................................................................. 34

2.13.1 Pengertian ................................................................................................................... 34

2.13.2 Latar Belakang Fiqh Lima Mazhab ............................................................................. 34

2.13.3 Sejarah Lima Imam dalam Fiqh Lima Mazhab ........................................................... 35

2.13.4 Cara atau Benda untuk Bersuci dalam Fiqh Lima Mazhab .......................................... 40

2.13.5 Kondisi diperbolehkannya Tayamum dalam Fiqh Lima Mazhab ................................ 43

2.14 Investigasi ........................................................................................................................... 46

2.15 Kuisioner ............................................................................................................................. 46

2.16 Wawancara.......................................................................................................................... 46

2.17 Studi Literatur Sejenis ......................................................................................................... 46

3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................................................... 50

3.1 Metode Pengumpulan Data ................................................................................................. 50

3.1.1 Investigasi ................................................................................................................... 50

3.1.2 Kuesioner .................................................................................................................... 50

3.1.3 Wawancara .................................................................................................................. 50

Page 11: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

x

3.2 Metode Pengembangan Sistem ........................................................................................... 50

3.2.1 Fase Perencanaan Syarat ............................................................................................. 51

3.2.2 Fase Desain Workshop ................................................................................................ 51

3.2.3 Fase Implementasi ....................................................................................................... 51

3.3 Kerangka Berfikir ............................................................................................................... 52

4 BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ............................................................ 53

4.1 Fase Perencanaan Syarat ..................................................................................................... 53

4.1.1 Identifikasi Masalah .................................................................................................... 53

4.1.2 Analisa Solusi Masalah ............................................................................................... 53

4.1.3 Analisa Kebutuhan Sistem .......................................................................................... 53

4.2 Fase Desain Workshop ........................................................................................................ 54

4.2.1 Identifikasi Data .......................................................................................................... 54

4.2.2 Desain UML ................................................................................................................ 61

4.2.3 Desain Interface ........................................................................................................ 103

5 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................... 108

5.1 Fase Implementasi dan Hasil Uji Coba ............................................................................. 108

5.1.1 Pembuatan dan Hasil Interface .................................................................................. 108

5.1.2 Pengujian Interface .................................................................................................... 115

5.1.3 Pengujian Kesesuaian Sistem .................................................................................... 126

6 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................................. 131

6.1 Kesimpulan ....................................................................................................................... 131

6.2 Saran ................................................................................................................................. 131

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................... 132

LAMPIRAN ..................................................................................................................................... 135

Page 12: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1-1 tabel pemahaman Thaharah dalam penelitian Khairunnisa (2010) .................................. 1

Gambar 1-2 Grafik piring tingkat pemahaman Thaharah berdasarkan google form ............................ 2

Gambar 2-1 Konsep Dasar Sistem Pakar ............................................................................................... 8

Gambar 2-2 Forward Chaining ............................................................................................................ 13

Gambar 2-3 Pohon Biner .................................................................................................................... 15

Gambar 2-4 Stack ................................................................................................................................ 16

Gambar 2-5 Breadth First Search ........................................................................................................ 17

Gambar 2-6 Rapid Application Development...................................................................................... 18

Gambar 2-7 Object Json ...................................................................................................................... 30

Gambar 2-8 Larik Json ......................................................................................................................... 31

Gambar 2-9 Nilai Json ......................................................................................................................... 31

Gambar 2-10 String Json ..................................................................................................................... 32

Gambar 2-11 Angka Json .................................................................................................................... 32

Gambar 3-1 Kerangka Berpikir ............................................................................................................ 52

Gambar 4-1 Metode Inferensi ............................................................................................................ 57

Gambar 4-25 Use case Masyarakat..................................................................................................... 87

Gambar 4-3 Class Diagram .................................................................................................................. 89

Gambar 4-4 Sequence Login ............................................................................................................... 90

Gambar 4-5 Sequence Logout ............................................................................................................. 90

Gambar 4-6 Sequence Cara atau Benda ............................................................................................. 91

Gambar 4-7 Sequence Tambah Cara atau Benda................................................................................ 91

Gambar 4-8 Sequence Edit Cara atau Benda ...................................................................................... 92

Gambar 4-9 Sequence Hapus Cara atau Benda................................................................................... 92

Gambar 4-10Sequence Cari Cara atau Benda ..................................................................................... 93

Gambar 4-11 Sequence Kondisi .......................................................................................................... 93

Gambar 4-12 Sequence Tambah Kondisi ........................................................................................... 94

Gambar 4-13 Sequence Edit Kondisi .................................................................................................. 94

Gambar 4-14 Sequence Hapus Kondisi ............................................................................................... 95

Gambar 4-15 Sequence Cari Kondisi .................................................................................................. 95

Gambar 4-16 Sequence Aturan ........................................................................................................... 96

Gambar 4-17 Sequence Tambah Aturan ............................................................................................ 96

Gambar 4-18 Sequence Edit Aturan .................................................................................................... 97

Gambar 4-19 Sequence Hapus Aturan ............................................................................................... 97

Gambar 4-20 Sequence Cari Aturan ................................................................................................... 98

Gambar 4-21 Sequence Data User ..................................................................................................... 98

Gambar 4-22 Sequence Sign Up.......................................................................................................... 99

Gambar 4-23 Sequence Approve Data User ....................................................................................... 99

Gambar 4-24 Sequence Hapus Data User ........................................................................................ 100

Gambar 4-25 Sequence Cari Data User ............................................................................................. 100

Gambar 4-26 Sequence Konsultasi ................................................................................................... 101

Gambar 4-27 Mockup Login .............................................................................................................. 103

Gambar 4-28 Mockup Home Admin ................................................................................................. 103

Gambar 4-29 Mockup Home Pakar ................................................................................................... 103

Gambar 4-30 Mockup Kondisi .......................................................................................................... 103

Page 13: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

xii

Gambar 4-31 Mockup Kondisi ........................................................................................................... 104

Gambar 4-32 Mockup Detail Kondisi ................................................................................................ 104

Gambar 4-33 Mockup Cara atau Benda ............................................................................................ 104

Gambar 4-34 Mockup Tambah Cara atau Benda .............................................................................. 104

Gambar 4-35 Mockup Detail Cara atau Benda .................................................................................. 105

Gambar 4-36 Mockup Aturan ........................................................................................................... 105

Gambar 4-37Mockup Tambah Aturan .............................................................................................. 105

Gambar 4-38Mockup Detail Aturan .................................................................................................. 105

Gambar 4-39 Mockup User .............................................................................................................. 106

Gambar 4-40 Mockup Sign Up .......................................................................................................... 106

Gambar 4-41 Mockup Konsultasi ...................................................................................................... 106

Gambar 4-42 Mockup Isi Nama Konsultasi ....................................................................................... 106

Gambar 4-43 Mockup Kondisi Konsultasi ......................................................................................... 107

Gambar 4-44 Mockup Konsultasi Cetak ............................................................................................ 107

Gambar 4-45 Mockup Konsultasi Hasil ............................................................................................. 107

Gambar 5-1 Interface Login .............................................................................................................. 108

Gambar 5-2 Interface Home Admin .................................................................................................. 108

Gambar 5-3 Interface Home Pakar ................................................................................................... 109

Gambar 5-4 Interface Kondisi ........................................................................................................... 109

Gambar 5-5 Interface Tambah Kondisi ............................................................................................. 110

Gambar 5-6 Interface Detail Kondisi ................................................................................................. 110

Gambar 5-7 Interface Cara atau Benda Bersuci ................................................................................ 110

Gambar 5-8 Interface Tambah Cara atau Benda Bersuci .................................................................. 111

Gambar 5-9Interface Detail Cara atau Benda Bersuci ....................................................................... 111

Gambar 5-10 Interface Aturan .......................................................................................................... 111

Gambar 5-11 Interface Tambah Aturan ............................................................................................ 112

Gambar 5-12 Interface Detail Aturan................................................................................................ 112

Gambar 5-13 Interface User ............................................................................................................. 112

Gambar 5-14 Interface Sign Up ......................................................................................................... 113

Gambar 5-15 Interface Konsultasi .................................................................................................... 113

Gambar 5-16 Interface isi nama user Konsultasi ............................................................................... 114

Gambar 5-17 Interface Kondisi Konsultasi ........................................................................................ 114

Gambar 5-18 Interface Konsultasi Cetak........................................................................................... 115

Gambar 5-19 Interface Hasil Konsultasi ............................................................................................ 115

Page 14: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2-1 Class Diagram ...................................................................................................................... 25

Tabel 2-2 Diagram Sequence .............................................................................................................. 27

Tabel 2-3 Studi literatur Sejenis .......................................................................................................... 47

Tabel 4-1 Identifikasi Cara atau Benda ............................................................................................... 54

Tabel 4-2 Identifikasi Kondisi .............................................................................................................. 55

Tabel 4-3 Identifikasi Aturan ............................................................................................................... 58

Tabel 4-4 Identifikasi use case ............................................................................................................ 84

Tabel 5-1 Testing Interface Login ...................................................................................................... 115

Tabel 5-2 Testing Interface Home Admin ......................................................................................... 116

Tabel 5-3 Testing Interface Home Pakar ........................................................................................... 117

Tabel 5-4 Testing Interface Kondisi ................................................................................................... 118

Tabel 5-5 Testing Interface Tambah Kondisi ..................................................................................... 118

Tabel 5-6 Testing Interface Detail Kondisi ......................................................................................... 119

Tabel 5-7 Testing Interface Cara atau Benda Bersuci ........................................................................ 120

Tabel 5-8 Testing Interface Tambah Cara atau Benda Bersuci .......................................................... 120

Tabel 5-9 Testing Interface Detail Cara atau Benda Bersuci ............................................................. 121

Tabel 5-10 Testing Interface Aturan ................................................................................................. 121

Tabel 5-11Testing Interface Tambah Aturan..................................................................................... 122

Tabel 5-12 Testing Interface Detail Aturan ....................................................................................... 122

Tabel 5-13Testing Interface User ...................................................................................................... 123

Tabel 5-14Testing Interface Sign Up ................................................................................................. 123

Tabel 5-15Testing Interface Konsultasi ............................................................................................. 124

Tabel 5-16 Testing Interface Isi Nama User Konsultasi ..................................................................... 124

Tabel 5-17Testing Interface Kondisi Konsultasi................................................................................. 125

Tabel 5-18 Testing Interface Konsultasi Cetak .................................................................................. 125

Tabel 5-19 Testing Interface Hasil Konsultasi .................................................................................... 125

Tabel 5-20 Testing Kesesuaian Sistem .............................................................................................. 126

Page 15: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

1

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebersihan adalah salah satu hal yang paling harus diperhatikan dalam kehidupan umat

manusia. Dengan menjaga kebersihan, manusia dapat menghindari penyakit-penyakit yang

tidak diinginkan (Soemirat, 2014). Hanya dengan kebersihan pula manusia baru dapat

beribadah kepada tuhannya. Karena itulah, Islam sangat memperhatikan tata cara dalam

menjaga kebersihan atau bersuci (Thaharah).

Berdasarkan penelitian oleh Khairunnisa (2010), dalam survey tingkat pemahaman

masyarakat di desa Bukit Kemuning Lampung terdapat 52% penduduk dari 25 penduduk

yang mengaku kurang atau tidak paham akan ilmu Thaharah. Lalu berdasarkan survey

menggunakan google form secara umum, masih terdapat 31,1% yang masih menjawab

kurang atau tidak paham dengan ilmu Thaharah.

Gambar 1-1 tabel pemahaman Thaharah dalam penelitian Khairunnisa (2010)

Page 16: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

2

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 1-2 Grafik piring tingkat pemahaman Thaharah berdasarkan google form

Berdasarkan data diatas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa terdapat urgensi yang sangat

penting dalam pembelajaran Thaharah karena masih lebih dari seperempat jumlah

masyarakat yang tidak atau kurang memahami Thaharah padahal syarat dari ibadah-ibadah

utama dalam agama islam terutama sholat adalah Thaharah.

Ilmu Thaharah dalam islam dimasukkan di dalam hukum fiqh. Ilmu fiqh dalam agama

islam dalam perkembangannya mengalami percabangan-percabangan. Hal ini terjadi

diakibatkan oleh perdebatan-perdebatan para ulama setelah Nabi Muhammad SAW

meninggal. Percabangan tersebut antara lain adalah sunni, syi’ah, ibadi, ahmadiyyah, dan

sufisme dengan sunni merupakan cabang dengan jumlah penganut terbanyak

(worldatalas.com). Penetapan hukum-hukum islam dari setiap cabang-cabang ini juga

kemudian terbagi lagi. Cabang-cabang dalam penetapan hukum ini kemudian disebut dengan

mazhab.

Terdapat empat mazhab yang terkenal di kalangan islam sunni, Empat mazhab tersebut

adalah Mazhab Hanafi, Mazhab Maliki, Mazhab Syafi’i, dan Mazhab Hanbali. Menurut

Haidir (2004), empat mazhab ini terkenal karena faktor-faktor berupa murid-murid yang terus

mengajarkan dan menyebarkan mazhab tersebut, pemerintahan yang kala itu mendukung, dan

tempat-tempat awal penyebaran mazhab yang berupa kota-kota pusat dalam pendidikan.

Sementara di kalangan Syi’ah mazhab yang terbesar adalah mazhab Ja’fari atau disebut juga

Imamiyah.

Page 17: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

3

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Dalam perbedaan mazhab, terjadi pertentangan-pertentangan dan perpecahan antar umat

islam, terutama pada islam Sunni dan islam Syi’ah. Bahkan dalam islam sunni terdapat

pernyataan bahwa orang islam untuk melaksanakan ibadat dan mu’amalatnya secara yang sah

harus bertaklid kepada empat mazhab yang mahsyur, tidak termasuk mazhab Ja’fari.

Pernyataan tersebut lalu dibantah oleh syeikh Mahmud Syaltut dengan fatwanya yang

memperbolehkan setiap muslim memakai mazhab apapun dalam pengesahan ibadahnya.

Dikarenakan inilah maka setiap muslim seharusnya mempelajari setiap mazhab untuk

memperdalam ilmu agama. (Aceh, 1977)

Salah satu sumber yang dapat digunakan untuk menjadi pedoman untuk memahami fiqh

dalam lima mazhab adalah buku karya Jawad Al-Mughniyah yang berjudul Fiqh Imam Lima

Mazhab. Buku ini dipilih oleh penulis karena buku Fiqh Imam Lima Mazhab ini membagi

permasalahan fiqh Thaharah dengan penjelasan yang singkat dan dapat mudah dipahami,

serta terdapat perbandingan dengan mazhab-mazhab yang lain.

Dalam bersuci atau Thaharah, salah satu hal yang penting untuk diperhatikan adalah

bagaimana cara menentukan keharusan dalam pemakaian air saat bersuci. Permasalahan yang

ada adalah dalam kelima mazhab yang telah disebutkan berbeda-beda dalam menentukan

kondisi kapan seorang muslim harus memakai air dalam bersuci dan kapan boleh

menggantinya dengan tayamum atau dengan cara yang lain. Berdasarkan hal tersebut, maka

diperlukanlah suatu sistem yang berguna untuk membantu umat muslim dalam penyelesaian

masalah penentuan keharusan pemakaian air untuk bersuci menurut kelima mazhab yang ada.

Perkembangan teknologi yang pesat saat ini dapat membantu manusia bahkan di dalam

bidang-bidang di luar disiplin ilmu-ilmu yang berhubungan dengan teknologi sendiri,

termasuk di dalam bidang ilmu agama. Menurut Anik (2017), Sistem pakar adalah sebuah

sistem yang kinerjanya mengadopsi keahlian yang dimiliki seorang pakar dalam bidang

tertentu ke dalam sistem atau program komputer yang disajikan dengan tampilan yang dapat

digunakan oleh pengguna yang bukan seorang pakar sehingga dengan sistem tersebut

pengguna dapat membuat sebuah keputusan atau menentukan kebijakan layaknya seorang

pakar.

Metode forward chaining digunakan untuk menguji faktor-faktor yang dimasukkan

dengan aturan yang disimpan dalam sistem hingga dapat diambil kesimpulan . Dalam

penelitian sebelumnya, sistem pakar dengan metode forward chaining telah berhasil

Page 18: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

4

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

menyelesaikan permasalahan-permasalahan di dalam agama islam seperti dalam penelitian

yang berjudul Sistem Pakar Dengan Metode Forward Chaining Untuk Menentukan

Pembagian Warisan Menurut Hukum Islam Menggunakan Algoritma Best First Search

(Setiawan dkk, 2017) dengan kesimpulan bahwa sistem pakar ini dapat menyeleksi hutang

lebih besar dari harta warisan dan wasiat lebih besar dari sepertiga harta warisan, membantu

user untuk melakukan pembagian harta warisan yang biasanya rumit dilakukan dengan

manual, metode forward chaining dan algoritma best first search pada sistem pakar ini,

menghasilkan penelusuran bagian ahli waris dengan efisien.

Android merupakan salah satu sistem operasi yang marak digunakan saat ini. Android

merupakan sebuah nama dari sistem operasi pada suatu gadget seperti computer atau tablet,

smartphone, dan telpon seluler. Sistem operasi yang digunakan ialah berbasis linux. Sistem

Android ini dikembangkan oleh Google Inc. Android menyediakan platform terbuka bagi

para pengembang untuk menciptakan aplikasi mereka sendiri yang akan di gunakan oleh

bermacam perangkat seluler. Google mengatakan, 1,3 juta perangkat Android yang diaktifkan

setiap hari. Aplikasi yang tersedia di pasar Google Play Android sendiri berdasarkan situs

appbrain.com sudah mencapai sekitar 2.673.850 apps pada awal 2017. Android sudah sangat

jauh meninggalkan para pesaingnya, pada 2013 saja Android sudah menguasai 78% dari total

pasar smartphone. Menurut data International korporasi IDC, Android OS mendominasi

dengan 82,8% dari total pangsa pasar pada 2Q 2015 dari hal ini bisa dilihat bahwa android

menjadi salah satu sistem operasi yang paling banyak digunakan selama bertahun-tahun.

(Saputra dkk, 2018). Untuk itu, Android sangat tepat untuk menjadi tempat atau basis dalam

penerapan sistem pakar sebagai alat bantu umat muslim dalam penyelesaian masalah

penentuan keharusan pemakaian air untuk Thaharah.

Berdasarkan pemaparan yang telah diberikan sebelumnya, untuk membantu umat muslim

dalam penentuan keharusan pemakaian air untuk Thaharah maka penulis mengajukan skripsi

dengan judul IMPLEMENTASI SISTEM PAKAR (EXPERT SYSTEM) DENGAN METODE

FORWARD CHAINING PADA PENENTUAN CARA ATAU BENDA UNTUK MEDIA

BERSUCI BERDASARKAN BUKU FIQH IMAM LIMA MAZHAB KARYA JAWAD AL-

MUGNIYAH BERBASIS ANDROID.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dibuat, maka dapat diidentifikasikan masalah-

masalah sebagai berikut :

Page 19: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

5

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

1. Pentingnya bersuci dalam agama islam.

2. Perbedaan-perbedaan mazhab dalam penentuan cara penentuan keharusan pengunaan

air untuk bersuci.

3. Kebutuhan untuk alat atau teknologi yang membantu umat muslim dalam menentukan

keharusan penggunaan air untuk bersuci berdasarkan lima mazhab.

Dari identifikasi masalah di atas, maka dapat dirumuskan sebuah rumusan masalah berupa

: Bagaimana implementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward chaining

pada penentuan cara atau benda untuk media bersuci berdasarkan buku fiqh imam lima

mazhab karya jawad al-mugniyah berbasis android?

1.3 Batasan Masalah

Dengan perumusan masalah sebelumnya, maka dapat dibuat batasan-batasan masalah

sebagai berikut :

1. Aplikasi sistem pakar ini dibuat berbasis Android

2. Output berupa cara atau benda untuk digunakan sebagai media bersuci berdasarkan

buku Fiqh Imam lima Mazhab karya Jawad Mughniyah.

3. Pembuatan aplikasi sistem pakar ini menggunakan metode Forward Chaining dan

untuk metode pengembangan sistem menggunakan metode Rapid Application

Development (RAD)

4. Pengguna sistem pakar ini adalah masyarakat dan Pakar

5. Tools yang digunakan adalah android studio dan firebase

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian adalah:

Mendapatkan identifikasi najis yang tepat berdasarkan hukum fiqh dengan mazhab Syafi’i

dengan menggunakan sistem pakar.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Untuk Mahasiswa

1. Menjadi syarat kelulusan strata satu (S1) Teknik Informatika, Fakultas Sains dan

Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 20: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

6

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Memperdalam ilmu pengetahuan mengenai sistem pakar dan metode forward

chaining

1.5.2 Untuk User

Mendapatkan Infromasi Cara atau Benda untuk media Thaharah berdasarkan buku Fiqh

Imam Lima Mazhab karya Jawad Al-Mughniyah

1.5.3 Untuk Universitas

1. Mengukur tingkat kemampuan mahasiswa dalam pemahaman materi

2. Mendapatkan sumber referensi untuk diberikan kepada mahasiswa-mahasiswa lainnya

1.6 Metode Penelitian

1.6.1 Metode Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data, Penulis menggunakan 2 metode, yaitu:

1. Investigasi

Mengumpulkan data dan referensi melalui literatur, buku, e-jurnal, e-book, tentang

hukum keharusan penggunaan air untuk bersuci dalam setiap mazhab-mazhab

2. Kuesioner

Mengumpulkan data dari responden untuk memperkuat data untuk latar belakang

masalah pada penelitian

3. Wawancara

Mengumpulkan data dari wawancara terhadap pakar.

1.6.2 Metode Pengembangan Sistem

Dalam pengembangn sistem, penulis menggunakan metode Rapid Application Development

(RAD). Adapun tiga tahap dalam RAD adalah sebagai berikut: (Kendall, J.E. & Kendall,

K.E, 2012:238):

1. Fase Perencanaan Kebutuhan (Requirements Planning)

2. Fase Proses Desain (Workshop Design)

3. Fase Implementasi (Implementation System)

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika dalam penulisan ini memberikan gambaran umum tentang apa yang penulis

bahas dalam setiap bab dari laporan skripsi ini. Adapun sistematika penulisan skripsi ini

sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Page 21: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

7

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Pada bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini berisi berbagai landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini membahas mengenai metode penelitian yang digunakan

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Pada bab ini membahas mengenai hasil dari analisis, perancangan, implementsi sesuai

dengan metode yang digunakan dalam pembuatan aplikasi sistem pakar yang dibuat serta

dilakukan pengujian sistem

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini berisi hasil dan pembahasan yang didapat dari penelitian

BAB VI PENUTUP

Pada bab ini berisi kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan dan saran yang diusulkan

untuk pengembangan lebih lanjut dari penelitian ini agar mencapai hasil yang lebih baik.

Page 22: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

8

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

2 BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Pakar

2.1.1 Pengertian

Sistem pakar atau Expert System merupakan suatu aplikasi komputer yang bertujuan

untuk membantu pengambilan keputusan atau pencegahan persoalan dalam bidang yang

spesifik. Sistem bekerja menggunakan pengetahuan dan metode analisis yang telah

didefinisikan terlebih dahulu oleh pakar sesuai dengan bidang keahliannya. Sistem ini

disebut sistem pakar karena fungsi dan perannya sama seperti seorang ahli yang harus

memiliki pengetahuan, pengalaman dalam memecahkan suatu persoalan masalah (B.

Herawan Hayadi, 2016:1)

Menurut Erickson (2014), sistem pakar adalah sistem yang berusaha mengadopsi

pengetahuan manusia ke dalam komputer. Sistem pakar dikembangkan pada tahun 1960 dan

hanya berisi Knowledge, namun sekarang sistem pakar telah digunakan dalam berbagai

bidang yang memerlukan teknologi tersebut. Dengan menggunakan sistem pakar, orang

awam pun dapat menyelesaikan suatu masalah layaknya seorang pakar itu sendiri.

Sedangkan Menurut Andriani (2016:10) dalam konsep sistem pakar tersebut, user atau

pengguna menyampaikan fakta atau informasi ke dalam sistem pakar, yang selanjutnya

fakta dan informasi tersebut akan disimpan ke knowledge-base dan diolah oleh mesin

inferensi, sehingga sistem dapat memberikan timbal balik kepada user berupa keahlian atau

jawaban berdasarkan pengetahuan yang disampaikan sebelumnya.

Gambar 2-1 Konsep Dasar Sistem Pakar

Page 23: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

9

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

2.1.2 Tujuan

Menurut Toelle (2008), Tujuan sistem pakar adalah untuk memindahkan pengetahuan

dari seorang ahli atau sumber keahlian lain ke dalam komputer dan kemudian memindahkan

dari komputer kepada pengguna yang tidak ahli. Dalam proses pemindahannya dilakukan

hal sebagai berikut :

1. Akuisisi pengetahuan, pencarian dan pengumpulan pengetahuan dari para ahli atau

sumber pengetahuan yang lain.

2. Representasi pengetahuan, penyimpanan dan pengaturan pengetahuan yang telah

diperoleh ke dalam komputer.

3. Inferensi pengetahuan, pemrosesan pengetahuan dengan mesin inferensi yang ada

dalam sistem pakar berdasarkan pengetahuan yang sudah disimpan.

4. Pemindahan pengetahuan, pemindahan pengetahuan yang telah diproses dari

komputer kepada pengguna yang tidak ahli.

2.1.3 Ciri-ciri

Ciri-ciri sistem pakar yang membedakan dengan sistem informasi biasa adalah sebagai

berikut: Anik (2017:11)

1. Memiliki dan memberikan informasi yang andal.

2. Mudah untuk dimodifikasi.

3. Terbatas pada domain keahlian tertentu.

4. Dapat memberikan penalaran untuk data-data yang sifatnya tidak pasti.

5. Sistem berdasarkan pada kaidah/rule tertentu.

6. Memiliki kemampuan untuk belajar beradaptasi.

7. Keluarannya bersifat anjuran.

Selain itu menurut Hayadi dan Rukun (2016: 4) ciri-ciri lain sistem pakar, yaitu:

1. Dapat mengemukakan rangkaian alasan yang diberikannya dengan cara yang dapat

dipahami.

2. Dirancang untuk dikembangkan secara bertahap.

3. Pengetahuan dan mekanisme inferensi jelas terpisah.

4. Sistem dapat mengaktifkan kaidah secara searah yang sesuai yang dituntun oleh dialog

dengan pemakai.

Page 24: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

10

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

2.1.4 Struktur

Menurut Herawan (2016), sebuah program sistem pakar terdiri dari beberapa komponen

yang mutlak harus ada. Komponen itu adalah sebagai berikut :

1. Knowledge Base

Basis pengetahuan merupakan inti program sistem pakar karena basis pengetahuan ini

merupakan representasi pengetahuan (Knowledge representation) dari seorang pakar.

2. Basis Data

Basis data adalah bagian yang mengandung semua fakta, baik fakta awal pada saat

sistem mulai beroperasi maupun fakta yang didapatkan pada saat pengambilan

kesimpulan yang sedang dilaksanakan.

3. Inference Engine

Mesin inferensi adalah bagian yang mengandung mekanisme fungsi berfikir dan pola

penalaran sistem yang digunakan oleh seorang pakar. Mekanisme ini akan menganalisa

susatu masalah tertentu dan selanjutnya akan mencari jawaban atau kesimpulan yang

terbaik. Mesin inferensi memulai pelacakannya dengan mencocokkan kaidah dalam

basis pengetahuan dengan fakta yang ada dalam basis data.

Lalu menurut Adriani (2016), komponen-komponen lain sistem pakar adalah :

4. Basis Data

Basis data merupakan kumpulan data yang terdiri dari semua fakta yang diperlukan,

di mana fakta-fakta tersebut digunakan untuk memenuhi kondisi dari kaidah-kaidah

dalam sistem. Basis data yang akan digunakan untuk memperoleh pengetahuan sebagai

dasar dalam membuat sistem pakar harus menyimpan semua fakta, baik fakta awal pada

saat sistem mulai beroperasi, maupun fakta-fakta yang diperoleh pada saat proses

penarikan kesimpulan sedang dilaksanakan. Basis data digunakan untuk menyimpan

data hasil observasi dan data lain yang dibutuhkan selama pemrosesan.

5. User Interface

Antarmuka pemakai merupakan fasilitas yang dapat digunakan sebagai perantara

komunikasi antara pemakai dengan komputer dalam menggunakan sistem pakar.

Page 25: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

11

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Antarmuka ini memudahkan pengguna sistem pakar yang bukan merupakan seorang

pakar dapat bekerja dan bertindak atau membuat keputusan layaknya seorang pakar.

2.1.5 Kelebihan

Menurut Marimin, (2017), permasalahan-permasalahan yang ada pada waktu ini tidak

lagi sederhana yang bisa diselesaikan hanya dengan peralatan yang menyangkut satu

disiplin saja, tetapi memerlukan peralatan yang komprehensif, yang dapat mengidentifikasi

dan memahami berbagai aspek dari suatu permasalahan yang dapat mengarahkan

pencerahan dan dapat mengarahkan pemecahan secara menyeluruh.

Berdasarkan hal tersebut, maka kelebihan-kelebihan sistem pakar dapat menjadi solusi

sebagai alat penyelesaian masalah. Beberapa kelebihan dari sistem pakar adalah (B.

Herawan Hayadi, 2016:4):

1. Meningkakan produktivitas, karena sistem pakar bekerja lebih cepat dari manusia.

2. Membuat pekerjaan seorang awam menjadi seperti pakar.

3. Meningkatkan kualitas, dengan memberi nasehat yang konsisten dan mengurangi

kesalahan.

4. Mampu menangkap pengetahuan dan kepakaran seseorang.

5. Memudahkan akses pengetahuan seorang pakar.

6. Bisa digunakan sebagai media pelengkap dalam pelatihan. Pengguna pemula yang

bekerja dengan sistem pakar akan menjadi lebih berpengalaman karena adanya fasilitas

penyelaras yang berfungsi sebagai guru.

7. Meningkatkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah karena sistem pakar

mengambil sumber pengetahuan dari banyak pakar.

Selain itu kelebihan-kelebihan lain sistem pakar menurut Andriani (2017) adalah :

1. Memungkinkan pengguna yang bukan seorang pakar pada bidang tertentu dapat

mengerjakan tugas dari seorang pakar.

2. Bisa melakukan proses yang sama secara berulang.

3. Sistem pakar dapat menyimpan pengetahuan dan keahlian dari pakar.

4. Dengan adanya sistem pakar produktivitas dan output sistem dapat ditingkatkan.

5. Meningkatkan kualitas.

6. Mampu mengambil dan melestarikan keahlian pakar.

7. Mampu beroperasi dalam lingkungan yang berbahaya.

8. Memiliki kemampuan untuk mengakses pengetahuan.

Page 26: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

12

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

9. Memiliki rebilitas.

10. Meningkatkan kapabilitas sistem komputer.

11. Memiliki kemampuan untuk bekerja dengan informasi yang tidak lengkap dan

mengandung ketidakpastian.

12. Sebagai media pelengkap dalam pelatihan.

13. Meningkatkan kapabilitas dalam penyelesaian masalah.

14. Menghemat waktu untuk mengambil keputusan

2.1.6 Kelemahan

Menurut Herawan (2016), walau memiliki kelebihan yang banyak, sistem pakar juga

memiliki kekurangan-kekurangan, diantaranya :

1. Biaya yang sangat mahal dalam pembuatan dan pemeliharaan.

2. Sulitnya proses pengembangan karena keterbatasan keahlian dan pakar yang ada.

3. Tidak selalu bernilai benar.

Kelemahan-kelemahan sistem pakar lainnya diantaranya (Andriani, 2016:12):

1. Biaya yang diperlukan untuk membuat, memelihara, dan mengembangkan sistem

pakar sangat mahal.

2. Sulit dikembangkan, karena ketersediaan pakar dibidangnya dan kepakaran sulit

diekstrak dari manusia karena terkadang sulit bagi seorang pakar untuk menjelaskan

langkah mereka dalam menangani masalah.

3. Sistem pakar tidak 100% benar karena seseorang yang terlibat dalam pembuatan

sistem pakar tidak selalu benar. Oleh karena itu, setelah pembuatan sistem pakar

harus dilakukan pengujian terlebih dahulu secara teliti sebelum digunakan.

4. Pendekatan oleh setiap pakar untuk suatu situasi atau problem bisa berbeda-beda,

meskipun sama-sama benar.

5. Transfer pengetahuan dapat bersifat subjektif dan bias.

6. Kurangnya rasa percaya pengguna dapat menghalangi pemakaian sistem pakar.

2.2 Forward Chaining

Merupakan cara penalaran dalam mesin inferensi sistem pakar dengan memulai dari

fakta terlebih dahulu untuk menguji kebenaran hipotesis atau mencocokkan fakta atau

pernyataan dimulai dari bagian sebelah kiri dulu (IF dulu). Forward Chaining merupakan

grup dari multiple inferensi yang melakukan pencarian dari suatu masalah kepada solusinya.

Page 27: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

13

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Forward Chaining cocok digunakan untuk suatu aplikasi yang menghasilkan tree yang

lebar dan tidak dalam (Adriani, 2016).

Langkah-langkah dalam membuat sistem pakar dengan menggunakan metode Forward

Chaining yaitu (Yuwono, 2017) :

1. Pendefenisian masalah dimulai dengan pemilihan domain masalah dan akuisi

pengatahuan

2. Pendefenisian data input untuk memulai inferensi karena diperlukan oleh sistem

Forward Chaining.

3. Pendefenisian struktur pengendalian data untuk membantu mengendalikan

pengaktifan suatu aturan.

4. Penulisan kode awal dalam domain pengatahuan.

5. Pengujian sistem agar dapat mengatahui sejauh mana sistem berjalan.

6. Perancangan antarmuka dengan basis pengatahuan.

7. Pengembangan sistem.

8. Evaluasi sistem.

Menurut Ashari (2016), Forward Chaining adalah teknik pencarian yang dimulai dengan

fakta yang diketahui, kemudian mencocokkan fakta tersebut dengan bagian IF dari rules IF-

THEN. Bila ada fakta yang cocok dengan bagian IF, maka rule tersebut dieksekusi. Bila

sebuah rule dieksekusi, maka sebuah fakta baru (bagian THEN) ditambahkan ke dalam

database. Setiap kali pencocokan, dimulai dari rule teratas. Setiap rule hanya boleh

dieksekusi sekali saja. Proses pencocokan berhenti bila tidak ada lagi rule yang bisa

dieksekusi. Metode pencarian yang digunakan adalah Depth-First Search (DFS), Breadth-

First Search (BFS) atau Best First Search.

Gambar 2-2 Forward Chaining

Page 28: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

14

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Bilamana klausa premis sesuai dengan situasi (bernilai true), maka proses akan

mengassert konklusi. Forward Chaining juga digunakan jika suatu aplikasi menghasilkan

tree yang lebar dan tidak dalam (Ashari, 2016).

Contoh sederhana dari forward dan backward chaining seperti berikut ini: misalkan anda

sedang mengemudi dan tiba-tiba anda melihat mobil polisi dengan cahaya kelap-kelip dan

bunyi sirine. Dengan forward chaining mungkin anda akan berkesimpulan bahwa polisi

ingin anda atau seseorang untuk berhenti. Itu adalah fakta awal yang mendukung dua

kemungkinan konklusi. Jika mobil polisi membuntuti dibelakang anda atau polisi

melambaikan tangan memberhentikan anda, maka kesimpulan lebih lanjut adalah polisi

ingin anda yang berhenti. (Putra, 2013)

Dalam implementasinya, forward chaining sangat membantu developer aplikasi dalam

membangun sebuah sistem. Karena dengan penggunaan metode ini jika developer ingin

menambah beberapa kondisi dan aturan, developer tidak perlu membongkar lagi kode

program dari awal. (Putra, 2013)

2.3 Teknik Pencarian

2.3.1 Depth-First Search

DFS (Depth-First-Search) adalah salah satu algoritma penelusuran struktur graf / pohon

berdasarkan kedalaman. Simpul ditelusuri dari root kemudian ke salah satu simpul anaknya

misalnya prioritas penelusuran berdasarkan anak pertama (simpul sebelah kiri).

Maka penelusuran dilakukan terus melalui simpul anak pertama dari simpul anak

pertama level sebelumnya hingga mencapai level terdalam.

Setelah sampai di level terdalam, penelusuran akan kembali ke 1 level sebelumnya untuk

menelusuri simpul anak kedua pada pohon biner simpul sebelah kanan. Lalu kembali ke

langkah sebelumnya dengan menelusuri simpul anak pertama lagi sampai level terdalam

dan seterusnya.

Jadi, jika ada pohon biner seperti gambar di bawah ini :

Page 29: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

15

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 2-3 Pohon Biner

Maka, urutan penelusurannya adalah :

A – B – D – H – E – I – C – F – G – J – K – L

Dalam implementasinya DFS dapat diselesaikan dengan cara rekursif atau dengan

bantuan struktur data stack. Di mana akan membahas dengan cara yang menggunakan stack.

Stack yang digunakan adalah stack yang isi elemennya adalah simpul pohon / tree.

Berikut ini adalah urutan algoritmanya :

1. Masukkan simpul root ke dalam tumpukan dengan push .

2. Ambil dan simpan isi elemen (berupa simpul pohon) dari tumpukan teratas.

3. Hapus isi stack teratas dengan prosedur pop.

4. Periksa apakah simpul pohon yang disimpan tadi memiliki anak simpul.

5. Jika ya, push semua anak simpul yang dibangkitkan ke dalam stack.

6. Jika tumpukan kosong berhenti, tapi jika tidak kembali ke langkah dua.

Jadi, untuk gambar pohon biner di atas urutan langkah dan kondisi stack-nya setiap iterasi

adalah:

Page 30: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

16

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 2-4 Stack

Contoh diatas menggunakan prioritas untuk memasukkan anak simpul dari sebelah kanan

terlebih dahulu ke dalam stack.

Sehingga, pada iterasi 2 elemen A dihapus lalu memasukkan anak simpulnya yaitu C

dulu, baru B ke dalam stack. Selain itu bisa dilihat stack teratas (yang berwarna biru) pada

tiap iterasi memiliki urutan A – B – D –H – E – I – C – F – G – J – K – L. Pada iterasi ke 13

itu kondisi stack sudah kosong karena ketika simpul J dibangkitkan tidak ada anak simpul

yang dimasukkan ke stack.

2.3.2 Breadth-First Search

Metode Breadth First Search adalah suatu metode pencarian yang mencari pada setiap

pohon menuju akarnya sampai akar-akar pada setiap pohon itu habis, dengan kata lain tidak

memiliki akar lagi. Breadth First Search menggunakan teknik di mana langkah pertamanya

adalah root node diekspansi. Setelah itu dilanjutkan semua successor dari root node juga

diperluas. Hal ini terus dilakukan berulang-ulang hingga node pada level paling bawah yang

sudah tidak mempunyai successor lagi (Budiharto, 2014). Keuntungan dari metode ini yaitu

tidak menemui jalan buntu dalam pencarian, jika ada satu solusi maka Breadth First Search

akan menemukannya, dan jika ada lebih dari satu solusi, metode Breadth First Search akan

menemukan solusi minimum (Budiharto, 2014). Kekurangan metode ini memerlukan

memori yang cukup banyak dan membutuhkan waktu yang cukup lama karena metode ini

mencari dari node ke node atau dari pohon ke pohon (Budiharto, 2014).

Algoritma BFS menggunakan algoritma tunggal yang memanggil setiap node pada

pohon pencarian. Algoritma BFS melakukan looping dari setiap node ke node yang lain

sampai tidak menemukan titik yang belum di kunjungi (C.E. Leiserson and T.B. Schardl,

2010).

Page 31: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

17

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Berikut ini adalah contoh pencarian kesimpulan pada sistem pakar hardware komputer

dengan metode breadth first search. Proses pencarian dilakukan pada satu jenis masalah

“komputer mati total” dan user memilih gejala yang ditampilkan bedasarkan masalah

tersebut dengan penjelasan sebagai berikut:

Dilihat dari Gambar Pohon Masalah diambil contoh kasus, user memilih “M1” sebagai

masalah utama yang menjadi masalah pertama pada pohon masalah.

1. Ketika “M1” dipilih akan keluar “G1A” sebagai kepala pohon gejala, di sini user dapat

memilih “ya” atau “tidak”.

2. User memilih “ya” maka akan muncul “G2A”, di sini user dapat memilih lagi antara

“ya atau “tidak”.

3. User memilih “tidak” dan akan muncul “G1B” sebagai kepala pohon gejala yang

kedua.

4. Kemudian user memilih “ya” dan akan muncul “K2” yaitu kesimpulan dari “G1B”.

5. Karena user mendapat “K2” maka akan muncul juga “S1B”, “S2B”, dan “S3C” sebagai

solusi dari K2.

Penjelasan sebagai berikut:

1. M1, M2, M3, M4, dan M... adalah kepala masalah yang akan menampilkan kepala

pohon gejala.

2. G1A, G1B, G1C, dan G1... adalah kepala pohon gejala yang akan menampilkan akar

gejala dari kepala pohon gejala.

Gambar 2-5 Breadth First Search

Page 32: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

18

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

3. G2A, G3A, G2B, G3B, dan G... adalah akar dari kepala pohon gejala masing-masing.

4. K1, K2, K3, dan K... adalah kesimpulan yang diambil berdasarkan kepala gejala, dan

akar gejala yang dipilih.

5. S1A, S2A, S3A, S1B, S2B, dan S... adalah solusi dari setiap kesimpulan yang didapat.

2.4 RAD (Rapid Application Development)

2.4.1 Pengertian RAD

Rapid Application Development (RAD) adalah model pengembangan perangkat lunak

yang bersifat inkremental terutama untuk waktu pengerjaan yang pendek (A.S, Rosa dan

Shalahuddin, 2014). Proses RAD terdiri dari 3 tahap, yaitu: Fase Perencanaan Syarat-

Syarat, Fase Desain Sistem (Workshop Design) dan Fase Implementasi (K. E. Kendall,

2011).

Gambar 2-6 Rapid Application Development

Page 33: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

19

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

2.4.2 Tahap-tahap RAD

Berikut ini adalah tahap-tahap pengembangan aplikasi dari tiap-tiap fase pengembangan

aplikasi:

1. Tahap Perencanaan Syarat-Syarat (Requirements Planning)

Dalam fase ini, pengguna dan penganalisis bertemu untuk mengidentifikasikan

tujuan-tujuan aplikasi atau sistem serta untuk megidentifikasikan syarat-syarat

informasi yang ditimbulkan dari tujuan-tujuan tersebut. Orientasi dalam fase ini adalah

menyelesaikan masalah-masalah perusahaan. Meskipun teknologi informasi dan sistem

bisa mengarahkan sebagian dari sistem yang diajukan, fokusnya akan selalu tetap pada

upaya pencapaian tujuan-tujuan perusahaan.

2. Tahap Desain Workshop (Workshop Design)

Fase ini adalah fase untuk merancang dan memperbaiki yang bisa digambarkan

sebagai workshop. Penganalisis dan dan pemrogram dapat bekerja membangun dan

menunjukkan representasi visual desain dan pola kerja kepada pengguna. Desain

workshop ini dapat dilakukan selama beberapa hari tergantung dari ukuran aplikasi

yang akan dikembangkan. Selama workshop desain RAD, pengguna merespon

prototype yang ada dan penganalisis memperbaiki modul-modul yang dirancang

berdasarkan respon pengguna.

3. Tahap Implementasi (Implementation)

Pada fase implementasi ini, penganalisis bekerja dengan para pengguna secara intens

selama workshop dan merancang aspek-aspek bisnis dan nonteknis perusahaan. Segera

setelah aspek-aspek ini disetujui dan sistem-sistem dibangun dan disaring, sistem-

sistem baru atau bagian dari sistem diuji coba dan kemudian diperkenalkan kepada

organisasi.

2.4.3 Kelebihan RAD

Menurut Rosa dan Shalahuddin, (2014:34) kelebihan model RAD sebagai berikut:

1. Dimungkinkan dalam proses pembuatan membutuhkan waktu yang sangat singkat (60-

90 hari).

2. Menghemat biaya, karena penekanannya adalah penggunaan komponen-komponen

yang sudah ada.

Page 34: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

20

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

3. RAD menggunakan kembali komponen-komponen yang sudah ada, maka beberapa

komponen program sudah diuji sehingga kita dapat melakukan penghematan waktu

dalam uji coba.

2.4.4 Kekurangan RAD

Menurut Rosa dan Shalahuddin, (2018:36) model RAD memiliki kelemahan sebagai

berikut:

1. Untuk pembuatan sistem perangkat lunak dengan skala besar maka model RAD akan

memerlukan sumber daya manusia yang cukup besar untuk membentuk tim-tim yang

mengembangkan komponen-komponen.

2. Jika tidak ada persetujuan untuk mengembangkan perangkat lunak secara dengan cepat

(rapid) maka proyek model ini akan gagal karena hanya akan bingung mendefinisikan

kebutuhan pelanggan (customer) atau user.

3. Jika sistem perangkat lunak yang akan dibuat tidak bisa dimodulkan (dibagi-bagi

menjadi beberapa komponen) maka model RAD tidak dapat digunakan untuk membuat

sistem perangkat lunak karena terlalu banyak campur tangan antar tim.

4. Model RAD tidak cocok digunakan untuk sistem perangkat lunak yang memiliki resiko

teknis sangat tinggi, misalnya penggunaan teknologi baru yang belum banyak dikenal

dan dikuasai pengembang.

2.5 UML (Unified Modelling Languange)

2.5.1 Pengertian UML

Unified Modelling languange (UML) merupakan salah satu alat bantu pemodelan sistem

berorientasi objek untuk menggambarkan atau memodelkan sebuah sistem software

(Sugiarti, 2013). UML juga merupakan salah satu standar bahas yang digunakan di dunia

industri untuk mendefinisikan requirement, membuat analisis dan desain, serta

menggambaran arsitektur dalam pemrograman berorientasi objek. UML merupakan bahasa

visual untuk pemodelan dan komunikasi mengenai sebuah sistem dengan menggunakan

diagram dan teks-teks pendukung. Sedangkan menurut Suprapto (2018), UML adalah

bahasa pemodelan standar yang terdiri atas sekumpulan diagram.

Page 35: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

21

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

2.5.2 Diagram dalam UML

2.5.2.1 Activity Diagram

Menurut Rosa dan Shalahudin (2014:161), diagram aktivitas atau activity diagram

menggambarkan workflow (aliran kerja) atau aktivitas dari sebuah sebuah sistem atau proses

bisnis atau menu yang ada pada perangkat lunak. Yang perlu di perhatikan disini adalah

bahwa diagram aktivitas menggambarkan aktivitas sistem bukan apa yang dilakukan aktor,

jadi aktivitas yang dapat dilakukan oleh sistem. Sedangkan menurut Suprapto (2018),

Activity Diagram atau Diagram aktivitas adalah diagram yang menggambarkan urut-urutan

tiindakan, aktivitas, atau kejadian di suatu sistem sama halnya seperti flowchart atau

diagram aliran data.

Berikut adalah simbol-simbol yang ada pada diagram aktivitas :

Tabel 2-1 Activity Diagram

Simbol Deskripsi

Status awal aktivitas sistem, sebuah diagram

aktivitas memiliki sebuah status awal.

Aktivitas yang dilakukan sistem, aktivitas

biasanya diawali dengan kata

Kerja

Asosiasi percabangan dimana jika ada

pilihan aktivitas lebih dari satu.

Asosiasi penggabungan dimana lebih dari satu

aktivitas digabungkan menjadi satu.

Status akhir yang dilakukan oleh sistem, sebuah

diagram aktivitas memiliki sebuah status akhir.

Page 36: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

22

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Memisahkan organisasi bisnis yang

bertanggung jawab terhadap aktivitas

yang terjadi.

2.5.2.2 Use Case Diagram

Rosa dan Shalahudin (2014:155), use case atau diagram use case merupakan

pemodelan untuk kelakuan (behavior) sistem informasi yang akan dibuat. Use case

mendeskripsikan sebuah interaksi antara satu atau lebih aktor dengan sistem informasi yang

akan dibuat. Secara kasar, use case digunakan untuk mengetahui fungsi apa saja yang ada di

dalam sebuah sistem informasi dan siapa saja yang berhak menggunakan fungsi-fungsi itu.

Sedangkan menurut Suprapto (2018), Diagram use case adalah alat bantu yang dapat

diguakan untuk memodelkan interaksi antar pihak luar dengan sistem.

Berikut adalah simbol-simbol yang ada pada diagram use case:

Tabel 2-2 Use case

Simbol Deskripsi

Fungsionalitas yang disediakan sistem sebagai

unit-unit yang saling bertukar pesan antar unit

atau aktor, biasanya

dinyatakan dengan menggunakan kata kerja

diawal frase nama use case.

Orang, proses, atau sistem lain yang

berinteraksi dengan sistem informasi

yang akan dibuat di luar sistem informasi yang

akan dibuat itu sendiri, jadi walaupun simbol

dari aktor adalah gambar orang, tapi aktor belum

tentu merupakan orang, biasanya dinyatakan

menggunakan kata benda di awal frase nama

aktor.

Page 37: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

23

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Komunikasi antara aktor dan use case

yang berpartisilpasi pada use case atau

use case memiliki interaksi dengan aktor.

Relasi use case tambahan kesebuah use case

dimana use case yang ditambahkan dapat berdiri

sendiri walau tanpa use case tambahan itu, mirip

dengan prinsip inheritance pada pemrograman

berorientasi objek, biasanya use case tambahan

memiliki nama depan yang sama dengan use

case yang ditambahkan, misal

Arah panah mengarah pada use case yang

ditambahkan, biasanya use case yang menjadi

extend-nya merupakan jenis yang sama dengan

use case yang menjadi induknya

Hubungan generalisasi dan spesialisasi

(umum-khusus) antara dua buah use case dimana

fungsi yang satu adalah fungsi yang lebih umum

dari lainnya, misalnya :

Page 38: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

24

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

arah panah mengarah pada use case yang

menjadi generalisasinya (umum)

Relasi use case tambahan ke sebuah

use case dimana use case yang ditambahkan

memerlukan use case ini untuk menjalankan

fungsinya atau sebagai syarat dijalankan use

case ini Ada dua sudut pandang yang cukup

besar mengenai include di use case:

-Include berarti use case yang ditambahkan akan

selalu di panggil saat use case tambahan

dijalankan, misal pada kasus berikut :

-Include berarti use case yang tambahan akan

selalu melakukan pengecekan apakah use case

yang

di tambahkan telah dijalankan sebelum use case

tambahan di jalankan, misal pada kasus berikut :

Page 39: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

25

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Kedua interpretasi di atas dapat dianut

salah satu atau keduanya tergantung pada

pertimbangan dan interpretasi yang dibutuhkan.

2.5.2.3 Class Diagram

Menurut Rosa dan Shalahudin (2014:141), diagram kelas atau class diagram

menggambarkan struktur sistem dari segi pendefinisian kelas-kelas yang akan dibuat untuk

membangun sistem. Kelas memiliki apa yang disebut atribut dan method atau operasi.

Atribut merupakan variabel-variabel yang dimiliki oleh suatu kelas. Operasi atau method

adalah fungsi-fungsi yang dimiliki oleh suatu kelas. Sedangkan menurut Suprapto (2018),

class adalah suatu hal yang mewakili konsep yang membungkus (encapsulate) status

(attribute) dan perilaku (operasi//behaviour). Setiap atribut mengandung tipe, setiap operaasi

memiliki tanda tanda tertentu .

Berikut adalah simbol-simbol yang ada pada diagram kelas :

Tabel 2-1 Class Diagram

Simbol Deskripsi

Kelas pada struktur system

Sama dengan konsep interface dalam

pemrograman berorientasi objek

Relasi antar kelas dengan makna umum,

asosiasi biasanya juga disertai dengan

multiplicity

Relasi antar kelas dengan makna kelas yang

satu digunakan oleh kelas yang lain,

asosiasi biasanya juga disertai dengan

Page 40: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

26

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

multiplicity

Relasi antar kelas dengan makna

generalisasi-spesialisasi (umum-khusus)

Relasi antar kelas dengan makna

kebergantungan antar kelas

Relasi antar kelas dengan makna semua-

bagian (whole-part)

2.5.2.4 Sequence Diagram

Rosa dan Shalahudin (2014:165), diagram sekuen menggambarkan kelakuan objek pada

use case dengan mendeskripsikan waktu hidup objek dengan massage yang dikirimkan dan

diterima antar objek. Oleh karena itu untuk menggambarkan diagram sekuen maka harus

diketahui objek-objek yang terlibat dalam sebuah use case beserta metode-metode yang

dimiliki kelas yang di instansiasi menjadi objek itu. Membuat diagram sekuen juga

dibutuhkan untuk melihat skenario yang ada pada use case. Banyaknya diagram sekuen

yang harus digambar adalah minimal sebanyak pendefinisian use case yang memiliki proses

sendiri atau yang penting semua use case yang telah didefinisikan interaksi jalannya pesan

sudah dicakup dalam diagram sekuen sehingga semakin banyak use case yang didefinisikan

maka diagram sekuen yang harus dibuat juga semakin banyak. Sedangkan Menurut

Suprapto (2018), Diagram Sequence memodelkan aliran logika di dalam sistem secara

visual sehingga membantu kita mendokumentasikan dan melakukan validasi atas logika

yang sudah dibuat..

Berikut adalah simbol-simbol yang ada pada diagram sekuen :

Page 41: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

27

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 2-2 Diagram Sequence

Simbol Deskripsi

Orang, proses, atau sistem lain yang

berinteraksi dengan sistem informasi

yang akan dibuat di luar sistem informasi

yang akan dibuat itu sendiri, jadi

walaupun simbol dari aktor adalah

gambar orang, tapi aktor belum tentu

merupakan orang; biasanya dinyatakan

menggunakan kata benda di awal frase

nama aktor.

Menyatakan kehidupan suatu objek.

Menyatakan objek yang berinteraksi

pesan.

Menyatakan objek dalam keadaan aktif

dan berinteraksi, semuanya yang

terhubung dengan waktu aktif ini adalah

sebuah tahapan yang dilakukan di

dalamnya, misalnya

Maka cek Status Login() dan open()

dilakukan di dalam metode login().

Aktor tidak memiliki waktu aktif

Page 42: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

28

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Menyatakan suatu objek membuat objek

yang lain, arah panah mengarah pada

objek yang dibuat.

Menyatakan suatu objek memanggil

operasi/metode yang ada pada objek lain

atau dirinya sendiri

Arah panah mengarah pada objek yang

memiliki operasi/metode, karena ini

memanggil operasi/metode maka

operasi/metode yang dipanggil harus ada

pada diagram kelas sesuai dengan kelas

objek yang berinteraksi

Menyatakan bahwa suatu objek

mengirimkan data/masukan/ informasi ke

objek lainnya, arah panah mengarah pada

objek yang dikirim.

Menyatakan bahwa suatu objek yang

telah menjalankan suatu operasi atau

metode menghasilkan suatu kembalian ke

objek tertentu, arah panah mengarah pada

objek yang menerima kembalian.

Menyatakan suatu objek mengakhiri

hidup objek yang lain, arah panah

mengarah pada objek yang diakhiri,

sebaiknya jika ada create maka ada

destroy.

Page 43: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

29

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

2.6 Android

Android adalah OS berpengalaman yang telah menjadi salah satu dari pelaku terbesar

dalam teknologi komputer di masa kini. Android menggunakan teknologi yang tersedia

secara terbuka dan gratis seperti Linux dan Java, serta standar terbuka seperti XML, CSS,

MPEG, JPEG, PNG, MP3, WebM, WebP, OpenGL dan HTML5. Android menyatukan

semua sumber daya open source tersebut agar mereka dapat mengajak para pengembang

Android mengembangkan konten dan aplikasi secara gratis (Jackson, 2014).

2.7 Android Studio

Android studio merupakan integrated development environtment (IDE) atau dalam artian

lain adalah sebuah lunkungan pengembangan terintegrasi resmi yang memang dirancang

khusus untuk pengembangan sistem operasi Google Android. Aplikasi yang stu ini dibanun

di atas sebuah perangkat lunak yang dinamakan IntelliJ IDEA milik JetBrains. Bisa juga

dibilang bahwa Android Studio merupakan pengganti dari Esclipse Android Development

Tools atay ADT sebagai IDE utama dalam pengembangan Android yang asli.

2.8 Firebase

Firebase Database merupakan penyimpanan basis data non-SQL yang memungkinan

untuk menyimpan beberapa tipe data. Tipe data itu antara lain String, Long, dan Boolean.

Data pada Firebase Database disimpan sebagai objek JSON tree. Tidak seperti basis data

SQL, tidak ada tabel dan baris pada basis data non-SQL. Ketika ada penambahan data, data

tersebut akan menjadi node pada struktur JSON. Node merupakaan simpul yang berisi data

dan bisa memiliki cabang-cabang berupa node lainnya yang berisi data pula. Proses

pengisian suatu data ke Firebase Database dikenal dengan istilah push.

Selain Firebase Database, Firebase menyediakan beberapa layanan lainnya yang juga

dimanfaatkan dalam pengembangan aplikasi ini. Layanan tersebut antara lain Firebase

Authentication, Storage, dan Cloud Messaging. Pada pengembangan aplikasi, layanan

lainnya yang digunakan pada pengembangan aplikasi adalah Firebase Storage. Layaknya

sebuah penyimpanan awan, Firebase Storage memungkin pengembang untuk mengunggah

atau mengunduh sebuah berkas.

2.9 Json

Menurut website resmi JSON, JSON adalah format pertukaran data yang ringan, mudah

dibaca dan ditulis oleh manusia, serta mudah diterjemahkan dan dibuat (generate) oleh

Page 44: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

30

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

komputer. JSON merupakan format teks yang tidak bergantung pada bahasa pemprograman

apapun karena menggunakan gaya bahasa yang umum digunakan oleh programmer

keluarga C termasuk C, C++, C#, Java, JavaScript, Perl, Python dll. Oleh karena sifat-sifat

tersebut, menjadikan JSON ideal sebagai bahasa pertukaran-data.

Menurut website resmi JSON, JSON terdiri dari dua struktur :

1. Kumpulan pasangan nama/nilai. Pada beberapa bahasa, hal ini dinyatakan sebagai objek

(object), rekaman (record), struktur (struct), kamus (dictionary), tabel hash (hash table),

daftar berkunci (keyed list), atau associative array.

2. Daftar nilai terurutkan (an ordered list of values). Pada kebanyakan bahasa, hal ini

dinyatakan sebagai larik (array), vektor (vector), daftar (list), atau urutan (sequence).

Struktur-struktur data ini disebut sebagai struktur data universal. Pada dasarnya, semua

bahasa pemprograman modern mendukung struktur data ini dalam bentuk yang sama

maupun berlainan. Hal ini pantas disebut demikian karena format data mudah dipertukarkan

dengan bahasa-bahasa pemprograman yang juga berdasarkan pada struktur data ini.

Menurut website resmi JSON, JSON menggunakan bentuk sebagai berikut:

1. Objek

Objek adalah sepasang nama/nilai yang tidak terurutkan. Objek dimulai dengan { (kurung

kurawal buka) dan diakhiri dengan } (kurung kurawal tutup). Setiap nama diikuti dengan :

(titik dua) dan setiap pasangan nama/nilai dipisahkan oleh , (koma).

Gambar 2-7 Object Json

2. Larik

Larik adalah kumpulan nilai yang terurutkan. Larik dimulai dengan [ (kurung kotak

buka) dan diakhiri dengan ] (kurung kotak tutup). Setiap nilai dipisahkan oleh , (koma).

Page 45: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

31

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 2-8 Larik Json

3. Nilai

Nilai (value) dapat berupa sebuah string dalam tanda kutip ganda, atau angka, atau

true atau false atau null, atau sebuah objek atau sebuah larik. Struktur-struktur tersebut

dapat disusun bertingkat.

Gambar 2-9 Nilai Json

4. String

String adalah kumpulan dari nol atau lebih karakter Unicode, yang dibungkus dengan

tanda kutip ganda. Di dalam string dapat digunakan backslash escapes "\" untuk

membentuk karakter khusus. Sebuah karakter mewakili karakter tunggal pada string.

String sangat mirip dengan string C atau Java.

Page 46: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

32

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 2-10 String Json

5. Angka

Angka adalah sangat mirip dengan angka di C atau Java, kecuali format oktal dan

heksadesimal tidak digunakan.

Gambar 2-11 Angka Json

Page 47: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

33

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

2.10 Hukum Fiqh

Pengertian Ilmu fiqh menurut Ibnu Khaldun adalah ilmu yang dengannya diketahui

segala hukum Allah yang berhubungan dengan segala pekerjaan mukallaf baik yang wajib,

sunnah, makruh dan yang mubah yang diistinbathkan dari al-kitab dan as-sunah dan dalil-

dalil yang ditegaskan syara’. Apabila dikeluarkan hukum-hukum dengan jalan ijtihad dari

dalil-dalilnya, maka yang dikeluarkan itu dinamai fiqh. Hukum fiqh sendiri terbentuk karena

dalam penentuan aturan di dalam Qur’an atau Syar’i tidak terlalu spesifik dan hanya Nabi

Muhammad SAW lah yang dapat menjelaskannya secara terperinci. Ketika beliau

meninggal, ulama-ulama yang ada pada zaman itulah yang kemudian bertanggung jawab

dalam melanjutkan tugas Nabi untuk menerangkan hukum islam.

2.11 Mazhab

2.11.1 Pengertian Mazhab

Menurut Lubab (2015), Mazhab berasal dari sighot mashdar mimy (kata sifat) dan isim

makan (kata yang menunjukkan tempat) yang diambil dari fi‟il madhy “zahaba”, yazhabu,

zahaban, zuhuban, mazhaban, yang berarti pergi. Berarti juga al-ra‟yu (pendapat), view

(pandangan), kepercayaan, ideologi, doktrin, ajaran, paham, dan aliran. Sementara

pengertian mazhab menurut istilah adalah pokok pikiran atau dasar yang digunakan oleh

Imam Mujtahid dalam memecahkan masalah, atau mengistinbathkan hukum Islam.

2.11.2 Jumlah Mazhab

Berdasarkan konferensi yang dilakasanakan di Amman, yordania, terdapat 8 mazhab

yang diakui dalam islam (2005) :

Empat mazhab Ahlus Sunnah :

1. Mazhab Syafi’i

2. Mazhab Hanafi

3. Mazhab Maliki

4. Mazhab Hanbali

Dua mazhab dari Syiah :

1. Mazhab Ja’fari (sering disebut syiah 12 imam)

2. Mazhab Zaydi

Page 48: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

34

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Dua dari mazhab lainnya:

1. Mazhab Ibadi

2. Mazhab Zhahiri

2.12 Thaharah

Thaharah menurut bahasa berarti nazhafah (kebersihan) atau bersih dari kotoran, baik

yang bersifat hissiyah (nyata), seperti najis maupun yang bersifat maknawiyah, seperti aib

atau perbuatan-perbuatan maksiat. Adapun secara syar‟i, Thaharah adalah menghilangkan

hal-hal yang dapat menghalangi kotoran berupa hadas atau najis dengan menggunakan air

atau sejenisnya.

2.13 Fiqh Lima Mazhab

2.13.1 Pengertian

Adalah buku karangan Mughniyah yang membahas hukum fiqh dalam pandangan lima

mazhab yang terdiri dari empat mazhab ahlussunnah dan satu mazhab Syiah. Empat mazhab

antara lain, Mazhab Syafi’i, Mazhab Hanafi, Mazhab Maliki, dan Mazhab Hambali.

Mazhab Syiah yaitu Mazhab Ja’fari atau disebut juga Imamiyah.

Buku Fiqh Lima Mazhab juga membahas tentang latar belakang pemilihan lima mazhab,

Sejarah imam lima mazhab, berikut fiqh Thaharah berdasarkan lima mazhab.

2.13.2 Latar Belakang Fiqh Lima Mazhab

Berdasarkan bukunya Fiqh 5 mazhab, Mughniyah (1960) berpendapat kita hidup dalam

kemerdekaan dan kebebasan dalam mengungkapkan pendapat-pendapat dan pemikiran-

pemikiran kita, sebagaimana kita harus menjadi merdeka dan bebas dalam negeri kita

sendiri, dan sudah saatnya pula kita meninggalkan taklid pada satu mazhab dan pendapat-

pendapat tertentu. Kita bebas memilih semua bentuk-bentuk atau hasil ijtihad dari semua

mazhab yang sesuai dengan perkembangan hidup dan cocok dengan syariat. Bila tidak ada

pilihan dari berbagai mazhab sebagai ijtihad yang mutlak, maka sesungguhnya ijtihad itu

merupakan salah satu bentuk ijtihad.

Berdasarkan kerangka pemikiran sceperti itulah, saya menghimpun pemikiran seimua

ulama mazhab, lalu saya tuangkan dalam buku ini, yang sebenarnya merupakan ringkasan

dari pendapat-pendapat lima mazhab, yaitu: Ja'far, Hanafi, Maliki, Syafi'i, dan Hambali,

yang diambil dari sumber-sumbernya.

Page 49: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

35

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

2.13.3 Sejarah Lima Imam dalam Fiqh Lima Mazhab

2.13.3.1 Imam Ja’fari

Ja'far Ash-Shadiq adalah Ja'far bin Muhammad Al-Baqir bin Ali Zainal Abidin bin

Husein bin Ali bin Abi Thalib suami Fatimah Az-Zahra binti Rasulullah Muhammad saw.

Beliau dilahirkan pada tahun 80 Hijriah (699 M). Ibunya bernama Ummu Farwah binti Al-

Qasin bin Muhammad bin Abu Bakar As-Siddiq. Pada beliaulah terdapat perpaduan darah

Nabi saw dengan Abu Bakar As-Siddiq ra.

Beliau berguru langsung dengan ayahnya - Muhammad Al-Baqir di sekolah ayahnya,

yang banyak melahirkan tokoh-tokoh ulama besar Islam. Ja'far Ash-Shadiq adalah seorang

ulama besar dalam banyak bidang ilmu, seperti ilmu filsafat, tasauf, fiqh, kimia dan ilmu

kedokteran. Beliau adalah Imam yang keenam dari dua belas Imam dalam mazhab Syi'ah

imamiyah. Dikalangan kaum sufi beliau adalah guru dan syaikh yang besar dan di kalangan

ahli kimia beliau dianggap sebagai pelopor ilmu kimia. Di antaranya beliau menjadi guru

Jabir bin Hayyam - ahli kimia dan kedokteran Islam. Dalam mazhab Syi'ah, fiqih Ja‟farilah

sebagai fiqih mereka, karena sebelum Ja'far Ash-Shadiq dan pada masanya tidak ada

perselisihan. Perselisihan dan perbedaan pendapat baru muncul setelah masa beliau.

Ahli Sunnah berpendapat bahwa Ja'far Ash-Shadiq adalah seorang mujtahid dalam ilmu

fiqh, yang mana beliau sudah mencapai ketingkat ladunni, beliau dianggap sebagai sufi ahli

Sunnah di kalangan syaikh-syaikh mereka yang besar, serta padanyalah tempat puncak

pengetahuan dan darah Nabi saw yang suci.

Syahrastani mengatakan bahwa Ja'far Ash-Shadiq adalah seorang yang berpengetahuan

luas dalam agama, mempunyai budi pekerti yang sempurna serta sangat bijaksana, zahid

dari keduniaan, jauh segala hawa nafsu.

Imam Abu Hanifah berkata: "Saya tidak dapati orang yang lebih faqih dari Ja'far bin

Muhammad".

George Zaidan berkata: "Diantara muridnya adalah Abu Hanifalh (Wafat 150 H/767 M),

Malik bin Anas (Wafat 179 H/795 M) dan Wasil bin Ata' (Wafat 181 H/797 M)". Abu

Nuaim mengatakan bahwa di antara murid beliau juga ialah Muslim bin Al-Hajjaj, perawi

hadis sahih yang masyhur. Bahkan riwayat lain mengatakan bahwa di Kufah, sedikitnya ada

900 orang Syaikh belajar kepada beliau di masjid Kufah.

Abu Zuhrah berkata: "Beliau (Ja’far Ash-Shadiq) berpandukan Kitab Allah (Al-Qur'an),

pengetahuan serta pandangan beliau sangat jelas, beliau mengeluarkan hukum-hukum fiqh

Page 50: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

36

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

dari nash-nashnya, beliau berpandukan kepada sunnah, sesungguhnya beliau tidak

mengambil melainkan hadis riwayat Ahli Bait (Keluarga Nabi)".

2.13.3.2 Imam Abu Hanifah

Imam Abu Hanifah, pendiri mazhab Hanafi, adalah Abu Hanifah An-Nukman bin Tsabit

bin Zufi At-Tamimi. Beliau masih mempunyai pertalian hubungan kekeluargaan dèngan

Imam Ali bin Abi Thalib ra. Imam Ali bahkan pernah berdoa bagi Tsabit, yakni agar Allah

memberkahi keturunannya. Tak heran, jika kemudian dari keturunan Tsabit ini, muncul

seorang ulama besar seperti Abu Hanifah.

Dilahirkan di Kufah pada tahun 150 H/699 M, pada masa pemerintahan Al-Qalid bin

Abdul Malik, Abu Hanifah selanjutnya menghabiskan masa kecil dan tumbuh menjadi

dewasa di sana. Sejak masih kanak-kanak, beliau telah mengkaji dan menghafal Al-Qur'an.

Beliau dengan tekun senantiasa mengulang-ulang bacaannya, sehinga ayat-ayat suci

tersebut tetap terjaga dengan baik dalam ingatannya, sekaligus menjadikan beliau lebih

mendalami makna yang dikandung ayat-ayat tersebut. Dalam hal memperdalam

pengetahuannya tentang Al-Qur'an beliau sempat berguru kepada Imam Asin, seorang

ulama terkenal pada masa itu.

Selain memperdalam Al-Qur'an, beliau juga aktif mempelajari ilmu fiqh. Dalam hal ini

kalangan sahabat Rasul, diantaranya kepada Anas bin Malik, Abdullah bin Aufa dan Abu

Tufail Amir, dan lain sebagainya. Dari mereka, beliau juga mendalami ilmu hadis.

Keluarga Abu Hanifah sebenarnya adalah keluarga pedagang. Beliau sendiri sempat

terlibat dalam usaha perdagangan, namun hanya sebentar sebelum beliau memusatkan

perhatian pada soal-soal keilmuaan.

Beliau juga dikenal sebagai orang yang sangat tekun dalam mempelajari ilmu. Sebagai

gambaran, beliau pernah belajar fiqh kepada ulama yang paling terpandang pada masa itu,

yakni Humad bin Abu Sulaiman, tidak kurang dari 18 tahun lamanya. Setelah wafat

gurunya, Imam Hanifah kemudian mulai mengajar di banyak majlis ilmu di Kufah.

Sepuluh tahun sepeninggal gurunya, yakni pada tahun 130 H. Imam Abu Hanifah pergi

meninggalkan Kufah menuju Makkah. Beliau tinggal beberapa tahun lamanya di sana, dan

di tempat itu pula beliau bertemu dengan salah seorang murid Abdullalh bin Abbas ra.

Semasa hidupnya, Imam Abu Hanifah dikenal sebagai seorang yang sangat dalam

ilmunya, ahli zuhud, sangat tawadhu' dan sangat teguh memegang ajaran agama. Beliau

tidak tertarik kepada jabatan-jabatan resmi kenegaraan, sehingga beliau pernah menolak

Page 51: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

37

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

tawaran sebagai hakim (Qadhi) yang ditawarkan oleh Al-Mansur. Konon, karena

penolakannya itu beliau kemudian dipenjarakan hingga akhir hayatnya.

Imam Abu Hanifah wafat pada tahun 150 H/767 M, pada usia 70 tahun. Beliau

dimakamkan di pekuburan Khizra. Pada tahun 450 H/1066 M, didirikanlah sebuah sekolah

yang diberi nama Jami' Abu Hanifah.

Sepeninggal beliau, ajaran dan ilmunya tetap tersebar melalui murid-muridnya yang

cukup banyak. Di antara murid-murid Abu Hanifah yang terkenal adalah Abu Yusuf,

Abdullah bin Mubarak, Waki' bin Jarah Ibn Hasan Al-Syaibani, dan lain-lain. Sedang

diantara kitab-kitab Imam Abu Hanifah adalah: Al-Musuan (kitab hadis, dikumpulkan oleh

muridnya), Al-Makharij (buku ini dinisbahkan kepada Imam Abu Hanifah, diriwayatkan

oleh Abu Yusuf), dan fiqh Akbar (kitab fiqh yang lengkap).

2.13.3.3 Imam Malik bin Anas

Imam Malik bin Anas, pendiri mazhab Maliki, dilahirkan di Madinah, pada tahun 93 H.

Beliau berasal dari Kablah Yamniah. Sejak kecil beliau telah rajin menghadiri majlis-majlis

ilmu pengetahuan, sehingga sejak kecil itu pula beliau telah hafal Al-Qur'an. Tak kurang

dari itu, ibundanya sendiri yang mendorong Imam Malik untuk senantiasa giat menuntut

ilmu.

Pada mulanya beliau belajar dari Ribiah, seorang ulama yang sangat terkenal pada waktu

itu. Selain itu, beliau juga memperdalam hadis kepada Ibn Syihab, disamping juga

mempelajari ilmu fiqh dari para sahabat.

Karena ketekunan dan kecerdasannya, Imam Malik tumbuh sebagai seorang ulama yang

terkemuka, terutama dalam bidang ilmu hadis dan fiqh. Bukti atas hal itu, adalah ucapan Al-

Dahlami ketika dia berkata: "Malik adalah orang yang paling ahli dalam bidang hadis di

Madinah, yang paling mengetahui tentàng keputusan-keputusan Umar, yang paling

mengerti tentang pendapat-pendapat Abdullah bin Umar, Aisyah ra, dan sahabat-sahabat

mereka, atas dasar itulah dia memberi fatwa. Apabila diajukan kepada suatu masalah, dia

menjelaskan dan memberi fatwa".

Setelah mencapai tingkat yang tinggi dalam bidang ilmu itulah, Imam Malik mulai

mengajar, karena beliau merasa memiliki kewajiban untuk membagi pengetahuannya

kepada orang lain yang membutuhkan.

Meski begitu, beliau dikenal sangat berhati-hati dalam memberi fatwa. Beliau tak lupa

untuk terlebih dahulu meneliti hadis-hadis Rasulullah saw, dan bermusyawarah dengan

ulama lain, sebelum kemudian memberikan fatwa atas suatu masalah. Diriwayatkan, bahwa

Page 52: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

38

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

beliau mempunyai tujuh puluh orang yang biasa diajak bermusyawarah untuk mengeluarkan

suatu fatwa. Pernah, beliau mendengar tiga puluh satu hadis dari Ibn Syihab tanpa

menulisnya. Dan ketika kepadanya diminta mengulangi seluruh hadis tersebut, tak satu pun

dilupakannya. Imam Malik benar-benar mengasah ketajaman daya ingatannya, terlebih lagi

karena pada masa itu masih belum terdapat suatu kumpulan hadis secara tertulis. Karenanya

karunia tersebut sangat menunjang beliau dalam menuntut ilmu.

Selain itu, beliau dikenal sangat ikhlas di dalam melakukan sesuatu. Sifat inilah kiranya

yang memberi kemudahan kepada beliaudi dalam mengkaji ilmu pengetahuan. Beliau

sendiri pernah berkata: “Ilmu itu adalah cahaya; ia akan mudah dicapai dengan hati yang

takwa dan khusyu". Beliau juga menasehatkan untuk menghindari keraguan, ketika beliau

berkata: "Sebaik-baik pekerjaan adalah yang jelas. Jika engkau menghadapi dua hal, dan

salah satunya meragukan, maka kerjakanlah yang lebih meyakinkan menurutmu”.

Karena sifat ikhlasnya yang besar itulah, maka Imam Malik tampak enggan memberi

fatwa yang berhubungan dengan soal hukuman. Seorang muridnya, Ibnu Wahab, berkata:

"Saya Mendengar Imam Malik (jika ditanya mengenai hukuman), beliau berkata: “Ini

adalah urusan pemerintahan". Iman Syafi'i sendiri pernah berkata: "Ketika aku tiba di

Madinah, aku bertemu dengan Imam Malik. Ketika mendengar suaraku, beliau memandang

diriku beberapa saat, kemudian bertanya: Siapa namamu? Akupun menjawab: Muhammad!

Dia berkata lagi: Wahai Muhammad, bertaqwalah kepada Allah, jauhilah maksiat karena ia

akan membebanimu terus, hari demi hari”.

Tak pelak, Imam Malik adalah seorang ulama yang sangat terkemuka, terutama dalam

ilmu hadis dan fiqh. Beliau mencapai tingkat yang sangat tinggi dalam kedua cabang ilmu

tersebut. Imam Malik bahkan telah menulis kitab Al-Muwaththa' yang merupakan kitab

hadis dan fiqh.

Imam Malik meninggal dunia pada usia 86 tahun. Namun demikian, mazhab Maliki

tersebar luas dan dianut dibanyak bagian di seluruh penjuru dunia.

2.13.3.4 Imam Syafi’i

Imam Syafi'i, yang dikenal sebagai pendiri mazhab Syafi'i adalah: Muhammad bin Idris

Asy-Syafi'i Al-Quraisyi. Beliau dilahirkan di Ghazzah, pada tahun 150 H, bertepatan

dengan wafatnya Imam Abu Hanifah.

Meski dibesarkan dalam keadaan yatim dan dalam satu keluarga yang miskin, tidak

menjadikan beliau merasa rendah diri, apalagi malas. Sebaliknya, beliau bahkan giat

Page 53: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

39

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

mempelajari hadis dari ulama-ulama hadis yang banyak terdapat di Makkah. Pada usianya

yang masih kecil, beliau juga telah hafal Al-Qur'an.

Pada usianya yang ke-20, beliau meninggalkan Makkah mempelajari ilmu fiqh dari

Imam Malik. Merasa masih harus memperdalam pengetahuannya, beliau kemudian pergi ke

Iraq, sekali lagi mempelajari fiqh, dari murid Imam Abu Hanifah yang masih ada. Dalam

perantauannya tersebut, beliau juga sempat mengunjungi Persia, dan beberapa tempat lain.

Setelah wafat Imam Malik (179 H), beliau kemudian pergi ke Yaman, menetap dan

mengajarkan ilmu di sana, bersama Harun Al Rasyid, yang telah mendengar tentang

kehebatan beliau, kemudian meminta beliau untuk datang ke Baghdad. Imam Syafi'i

memenuhi undangan tersebut. Sejak saat itu beliau dikenal secara lebih luas, dan banyak

orang belajar kepadanya. Pada waktu itulah mazhab beliau mulai dikenal.

Tak lama setelah itu, Imam Syafi'i kembali ke Makkah dan mengajar rombongan jamaah

haji yang datang dari berbagai penjuru. Melalui mereka inilah, mazhab Syafi'i menjadi

tersebar luas ke penjuru dunia.

Pada tahun 198 H, beliau pergi ke negeri Mesir. Beliau mengajar di masjid Amru bin As.

Beliau juga menulis kitab Al-Um, Amali Kubra, kitab Risalah, Ushul Al-Fiqh, dan

memperkenalkan Waul Jadid sebagai mazhab baru. Adapun dalam hal menyusun kitab

Ushul Fiqh, imam Syafi’i dikenal sebagai orang pertama yang mempelopori penulisan

dalam bidang tersebut.

Di Mesir inilah akhirnya Imam Syafi'i wafat, setelah menyebarkan ilmu dan manfaat

kepada banyak orang. Kitab-kitab beliau hingga kini masih dibaca orang, dan makam beliau

di Mesir sampai detik ini masih ramai di ziarahi orang. Sedang murid-murid beliau terkenal,

diantaranya adalah: Muhammad bin Abdullah bin Al Hakam, Abu Ibrahim bin Ismail bin

Yahya Al-Muzani, Abu Ya'qub Yusuf bin Yahya Al-Buwaiti dan lain sebagainya

2.13.3.5 Imam Ahmad Hambali

Imam Ahmad Hambali adalah Abu Abdullah Ahmad bin Muhammad bin Hambal bin

Hilal Al-Syaibani. Beliau dilahirkan di Baghdad pada bulan Rabiul Awal tahun 164 H (780

M).

Ahmad bin Hambal dibesarkan dalam keadaan yatim oleh ibunya, karena ayahnya

meninggal ketika beliau masih bayi. Sejak kecil beliau telah menunjukkan sifat dan pribadi

yang mulia, sehingga menarik simpati banyak orang. Dan sejak kecil itu pula beliau telah

menunjukkan minat yang besar kepada ilmu pengetahuan, kebetulan pada saat itu Baghdad

merupakan kota pusat ilmu pengetahuan. Beliau memulai dengan belajar menghafal Al-

Page 54: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

40

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Qur'an, kemudian belajar bahasa Arab, Hadis, sejarah Nabi dan sejarah sahabat serta para

tabi'in.

Untuk memperdalam ilmu, beliau pergi ke Basrah untuk beberapa kali, di sanalah beliau

bertemu dengan Imam Syafi'i. Beliau juga pergi menuntut ilmu ke Yaman dan Mesir. Di

antaranya guru beliau yang lain adalah Yusuf Al-Hasan bin Ziad, Husyaim, Umair, Ibn

Humam dan Ibn Abbas. Imam Ahmad bin Hambal banyak mempelajari dan meriwayatkan

hadis, dan beliau tidak mengambil hadis, kecuali hadis-hadis yang sudah jelas sahihnya.

Oleh karena itu, akhirnya beliau berhasil mengarang kitab hadis, yang terkenal dengan

nama Musnad Ahmad Hambali. Beliau mulai mengajar ketika berusia empat puluh tahun.

Pada masa pemerintahan Al-Muktasim - Khalifah Abbasiyah beliau sempat dipenjara,

karena sependapat dengan opini yang mengatakan bahwa Al-Qur'an adalah makhluk. Beliau

dibebaskan pada masa Khalifah Al-Mutawakkil.

Imam Ahmad Hambali wafat di Baghdad pada usia 77 tahun, atau tepatnya pada tahun

241 H (855 M) pada masa pemerintahan Khalifah Al-Wathiq. Sepeninggal beliau, mazhab

Hambali berkembang luas dan menjadi salah satu mazhab yang memiliki banyak penganut.

2.13.4 Cara atau Benda untuk Bersuci dalam Fiqh Lima Mazhab

2.13.4.1 Najis

1. Air Muthlaq:

kesepakatan para ulama mazhab : Air suci dan menyucikan

2. Cairan selain air.

Hanafi : Sesuatu yang cair dan suci adalah yang berpisah dari benda yang diperasnya,

seperti cuka dan air mawar, maka air tersebut adalah menyucikan.

3. Tanah:

Imamiyah dan Hanafi : Dapat menyucikan telapak kaki dan sandal yang dipergunakan

berjalan di atas tanah, atau dapat dipergunakan untuk menggosok sesuatu yang melekat

di atas sandal, dengan syarat bahan najis itu dapat hilang.

4. Matahari. :

Imamiyah: Ia dapat menyucikan tanah dan sejenisnya yang berada (melekat) di atas

benda-benda yang tetap, seperti pohon-pohonan, daun-daunan, dan buah-buahan; juga

yang ada (melekat) ditumbuh-tumbuhan, bangunan-bangunan, dan pasak-pasak yang

Page 55: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

41

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

dipergunakan untuk menahan tegaknya kemah dan sebagainya juga tikar-tikar, bukan

berupa permadani dan tempat-tempat duduk, hanya Imamiyah mensyaratkan cara

pengeringan tikar tersebut semata-mata mempergunakan sinar matahari, bukan dengan

memakai hembusan angin.

Hanafi: Sesuatu yang kering itu dapat menyucikan tanah dan pohon-pohonan, baik

dikeringkan dengan sinar matahari atau kering dengan angin.

Syafi'i, Maliki dan Hambali : sepakat bahwa tanah itu tidak bisa menyucikan, baik

dengan sinar matahari atau dengan angin (udara) tetapi harus disiram dengan air, hanya

mereka berbeda pendapat cara menyucikannya,

5. Al-Istihalah, yakni: berubahnya hakekat sesuatu kepada hakekat sesuatu yang lain,

seperti berubahnya darah kijang menjadi minyak kasturi.

kesepakatan semua ulama mazhab : ia dapat menyucikan.

6. Air Liur.

Hanafi: Apabila puting payudara atau jari itu najis, maka cara menghilangkannya cukup

dengan menjilatnya. (Ibn Abidin Jilid I, halaman 215)

7. Api :

Hanafi : Membakar najis dengan api. Pembakaran tersebut dapat menyucikan, dengan

syarat bahan najis itu hilang, Hanafi memutuskan bahwa kalau menyucikan tanah yang

najis sampai ia menjadi debu (tembikar), dan kalau minyak sampai menjadi sabun.

Syafi’i dan Hambali : Api bukan sesuatu yang menyucikan, bahkan mereka

berpendapat bahwa abu najis, asapnya itu tetap najis

Maliki : Abunya suci, tetapi asapnya tetap najis

Imamiyah : Api tidak termasuk yang dapat menyucikan najis tetapi sucinya it karena

adanya (terjadinya) perubahan, seperti perubahannya kayu pada abu dan air yang najis

berubah menjadi asap. Maka perubahannya itulah yang menjadikannya suci, tetapi

Page 56: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

42

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

kalau perubahannya dari kayu menjadi arang dan tanah liat menjadi tembikar, maka

keduanya tetap najis, karena sebenarnya tidak ada perubahan.

8. Samak :

Hanafi : Samak itu dapat menyucikan kulit bangkai, dan setiap najis dapat disucikan

dengan samak kecuali kulit babi. Kalau kulit anjing,ia juga dapat disucikan dengan

disamak dan boleh dipergunakan untuk shalat. (Al-Fiqhu „ala Al-Madzahib Al-Arba‟ah.

Jilid I, dalam pembahasan izalatun najasah)

Syafi’i : Samak itu dapat menyucikan, kecuali kulit babi dan anjing. Dua kulit binatang

itu tidak dapaat disucikan dengan disamak..

Maliki, Hambali, dan Imamiyah : Tidak memasukkan samak ke dalam hal yang dapat

menyucikan, hanya Hambali yang tetap memperbolekan memakai sesuatu benda yang

najis yang telah disamak, selain benda cair yang sekiranya kalau dipakai najisnya tidak

mencair kemana-mana.

9. Busar (sesuatu yang terurai)

Hanafi : Kapas itu bisa suci kalau ia telah terbusar (terurai)

10. Dalam Proses :

Hanafi : Kalau sebagian gandum terkena najis, dan sampai pada proses untuk dimakan,

dihibahkan atau mau dijual pada gandum yang terkena najis itu, maka yang lain berarti

suci. (Ibnu Abidin, Jilid I, halaman 119).

11. (yang bisa) Digosok :

Hanafi : Mani itu bisa suci kalau bisa hilang dengan digosok, tanpa disiram dengan air

12. (yang bisa) Dihapus :

Hanafi : Kalau benda licin selicin besi, kuningan, dan kaca maka yang terkena najis itu

dapat suci dengan dihapus, tanpa disiran air.

Page 57: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

43

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Imamiyah : Menghilangkan najis dari tubuh binatang dengan apa saja yang dapat

menyucikannya. Kalau di bejana, pekaian dan tubuh manusia, maka harus disucikan

dengan air setelah bahan najisnya hilang.

13. Didihkan.

Hanafi: Apabila minyak, atau daging yang najis itu dididihkan dengan api, maka ia

telah suci.

Imamiyah: Jika anggur di didihkan maka ia najis, tapi bila dua-pertiganya lenyap

(menguap), maka sisanya menjadi suci.

2.13.4.2 Hadats

1. Wudhu

Wudhu' adalah sebuah ibadah ritual untuk mensucikan diri dari hadats kecil dengan

menggunakan media air. Yaitu dengan cara membasuh atau mengusap beberapa bagian

anggota tubuh menggunakan air sambil berniat di dalam hati dan dilakukan sebagai

sebuah ritual khas atau peribadatan.

2. Mandi

Mandi wajib adalah istilah yang sering digunakan oleh masyarakatkita. Nama

sebenarnya adalah mandi janabah. Mandi ini merupakan tatacara ritual yang bersifat

ta`abbudi dan bertujuan menghilangkan hadats besar.

3. Tayamum

Tayammum berfungsi sebagai pengganti wudhu` dan mandi janabah sekaligus. Dan

itu terjadi pada saat air tidak ditemukan atau pada kondisi-kondisi lainnya yang akan

kami sebutkan. Maka bila ada seseorang yang terkena janabah, tidak perlu bergulingan

di atas tanah, melainkan cukup baginya untuk bertayammum saja. Karena tayammum

bisa menggantikan dua hal sekaligus, yaitu hadats kecil dan hadats besar.

2.13.5 Kondisi diperbolehkannya Tayamum dalam Fiqh Lima Mazhab

1. Tidak adanya air

Menurut Mughniyah (1960), Ulama mazhab berbeda pendapat tentang orang yang

bukan musafir dan sehat (tidak sakit), tetapi ia tidak mendapatkan air apakah ia boleh

Page 58: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

44

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

bertayammum? Maksudnya, bila tidak ada air; apakah hanya orang yang berada dalam

perjalanan dan sakit sajalah yang dibolehkan bertayammum, atau justru dibolehkan

dalam keadaan apapun, sampai pada waktu sehat dan orang yang bukan berada dalam

perjalanannya?

Hanafi: Orang yang bukan berada dalam perjalanan dan ia sehat (tidak sakit), maka ia

tidak boleh bertayammum dan tidak pula sha-lat kalau tidak ada air. (Al-Bidayah wa

Al-Nihayah, Ibnu Rusyd, Jilid I, halaman 63, cetakan tahun 1935, dan juga Al-Mughni,

Ibn Qudamah, Jilid I, halaman 234, cetakan ketiga). Hanafi mengemukakan

pendapatnya itu berdasarkan ayat 8, Surat A1-Maidah: Bila kamu sakit atau berada

dalam perjalanan, atau salah seorang di antara kamu datang dari tempat buang air besar

(jamban) atau menyentuh perempuan (menyetubuhinya), lalu kamu tidak mendapatkan

air, maka bertayammumlah..."

Mazhab-mazhab yang lain : sepakat bahwa orang yang tidak mendapatkan air wajib

bertayammunt dan shalat, baik ia dalam keadaan musafir maupun bukan. Sakit rnaupun

sehat berdasarkan hadis yang mutawatir: tanah yang baik itu dapat sebagai penyuci

arang Islam, sekalipun tidak mendapatkan air selama sepuluh lahun." Mereka

menjelaskan bahwa dijelaskannya perjalanan (musafir dalam ayat tersebut karena

kebiasaan, sebab'biasanya orang-orang musafir tidak mendapatkan air. Kalau betul apa

yang dinyatakan Hanafi itu, maka tentu orang-orang musafir dan orang yang sehat,

yang keduanya tetap diwajibkan shalat, sedangkan orang yang bukan musafir dan sehat

tidak diwajibkan shalat;

2. Air tidak mencukupi

Syafi'i dan Hambali: Kalau mendapatkan air tapi tidak cukup un-tuk berwudhu

(menyucikan) secara sempurna, maka ia wajib mem-pergunakan air itu pada scbagian

anggota wudhu yang mudah, dan sebagian yang lain boleh bertayammum. Kalau ada

air hanya untuk wajah saja, maka cucilah wajahnya kemudian yang lain

ditayammtuninya.

Mazhab-mazhab yang lain: Adanya air yang tidak cukup itu sama dengan tidak adanya

air, maka bagi orang yang demikian tidak diwajibkannya selain bertayammum.

Page 59: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

45

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Kemudharatan Demi Kesehatan,

Semua ulama mazhab : sepakat bahwa di antara sebab-sebab dibolehkannya

bertayammum itu adanya mudharat untuk menjaga kesehatan bila mempergunakan air,

walau pun berdasarkan perkiraan saja. Maka, barangsiapa yang takut ditimpa suatu

penyakkit, atau penyakitnya bertambah atau memperlambat kesembuhannya, atau

justru mempersulit cara mendiagnosanya, maka ia boleh bersuci dengan menggunakan

debu.

4. Waktu yang tidak mencukupi

Ketika waktu sudah sempit untuk mempergunakan air sebagaimana kalau ia bangun

terlambat dan jika bersuci dengan air ia akan shalat di luar waktunya, tapi kalau ia

bertayamum ia bisa shalat pada waktunya

Maliki dan imamiyah : Ia harus bertayamum dan shalat, tapi kemudian mengulanginya

lagi.

Syafi’i: tidak boleh bertayammum kalau waktu itu ada air.

Hambali: Membedakan antara orang yang musafir dengan orang yang bukan musafir.

Kaalu keadaan seperti itu terjadi pada waktu musafir, ia harus bertayammum, lalu

shalat dan tidak perlu mengulanginya lagi. Tapi kalau terjadi pada orang yang bukan

musafir, maka ia tidak boleh bertayammum.

Hanafi: Pada keadaaan seperti itu, boleh bertayammum untuk shalat-shalat sunnah yang

memmpunyai waktu, seperti shalat sunnah setelah dzuhur dan Magrib. Sedangkan

shalat-shalat yang wajib maka tidak boleh bertayammum, karena pada waktu itu ada

air, sekalipun waktunya sangat smepit, tetapi harus berwudhu dan shalat qadha’

(menggantinya). Kalau ia bertayammum dan shalat pada waktu itu maka ia wajib

mengulanginya lagi

Page 60: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

46

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

2.14 Investigasi

Menurut Suprapto (2018), Inverstigasi adalah Aktivitas mencari dan menganalisis data.

Investigasi dapat dilakukan dengan cara :

1. Menganalisis dokumen kuantitatif. Dokumen-dokumen ini berupa laporan-laporan yang

digunakan untuk proses pengambilan keputusan, laporan kinerja, records, atau data

capture forms, contoh antara lain buku, jurnal, atau laporan penelitian lain.

2. Menganalisis dokumen kualitatif. Dokumen kualitatif adalah dokumen yang “kurang

terstruktur” tetapi tetap dapat memberikan iinformasi.. Contohnya antara lain halaman

web, memo, email, atau papan agenda.

2.15 Kuisioner

Kuisioner adalah memberikan pertanyaan dengan jawaban berupa skala. Skala ini

memungkinkan jawaban responden diolah secara kuantitatif. Skala pada jawaban dapat

berupa skala nominal atau interval. Skala nominal memberikan bobot pada suatu jawaban

sedangkan skala Interval memberikan rentang angka tertentu dan responden dapat memilih

jawaban pada rentang tersebut. (Suprapto, 2018)

2.16 Wawancara

Menurut Suprapto (2018), wawancara atau interview adalah teknik pengumpulan

informasi dengan langsung mewawancarai narasumber informasi. Informasi diperoleh

dengan caara mengajukan sejumlah pertanyaan kepada narasumber. Sebelum melakukan

interview, beberapa hal yang harus dipersiapkkan adalah :

1. Mempelajari latar belakang topik wawancara

2. Menentukan tujuan wawancara

3. Memilih narasumber

4. Mempersiapkan jadwal untuk wawancara

5. Memilih tipe dan struktur pertanyaan.

2.17 Studi Literatur Sejenis

Page 61: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

47

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 2-3 Studi literatur Sejenis

No Judul, Penulis, Tahun Metode Tools Kelebihan Kekurangan

1.

Implementasi Metode Certainty

Factor Dalam Sistem Pakar Penentu

Pasal Tindak Pidana Narkotika

Nurhalimah, 2019

Certainty Factor MySQL,

PHP,

Sistem pakar ini bisa

mengakomodasi

perkembangan

pengetahuan dengan

adanya fasilitas

update, add dan

delete pada basis

pengetahuannya

Tampilan Aplikasi agar

lebih menarik lagi

2.

Sistem Pakar Identifikasi Mustahik

Zakat Menggunakan Metode Certainty

Factor

Yulianti , 2019

Certainty Factor MySQL,

PHP,

Aplikasi ini

mampu

memfasilitasi

pemilihan mustahiq

karena keputusan

pembuat diberi

pilihan peringkat

atau urutan prioritas

mustahiq.

Masih berupa aplikasi

web yang dapat

dikembangkan ke

dalam Android

Page 62: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

48

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa

Kerusakan Komputer Dengan

Menggunakan Metode Forward

Chaining

Anif Farizi, 2014

Forward Chaining Visual Basic Penelitian ini menghasilkan suatu

program untuk

mendiagnosa

kerusakan komputer

dengan

menggunakan

aplikasi Visual Basic

2010 yang lebih

mudah dalam

penggunaannya.

Sistem pakar ini

diharapkan dapat

dikembangkan pada

bagian basis aturan

karena sistem ini hanya

bisa mendiagnosa

sesuai basis aturan.

4 Penerapan Metode Certainty Factor

dalam Sistem Pakar Pendeteksi Resiko

Osteoporosis dan Osteoarthritis

Stephanie Halim, Seng Hansun

2015

Certainty Factor

Mobile,

Android

aplikasi sistem pakar

mendeteksi resiko

penyakit

osteoporosis dan

osteoarthritis

berhasil

diimplementasikan.

Dengan presentasi

keakuratan 80%

Masih berupa

rancangan mock up

Page 63: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

49

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

5 Sistem Pakar Tindak Pidana Narkotika Menggunakan Metode Forward

Chaining

Cahya Dinarsyah

2017

Forward Chaining

PHP, MySQL

Terdapat halaman admin yang dapat

mempermudah

administrator dalam

megolah adanya

penambahan atau

amandemen

Undang-undang

yang berlaku

Menghitung

kepastiannya hanya

dengan mengajukan

sekali pertanyaan

dengan

membandingkan

jawaban ya atau tidak

Page 64: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

50

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

3 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Pengumpulan Data

Dalam melakukan penelitian ini terlebih dahulu melakukan pengumpulan data sehingga

memudahkan peneliti dalam melakukan proses penelitian ini. Pengumpulan data yang

dimaksud seperti dasar teori, metodologi penulisan, metodologi sistem, dan penelitian

sejenis. Adapun metode pengumpulan data yang dilakukan yaitu Investigasi dan kuesioner.

3.1.1 Investigasi

Penelitian kepustakaan dilaksanakan sebagai dasar pembahasan secara teoritis dengan

data yang diperoleh dari pandangan buku-buku, jurnal-jurnal, bahan kuliah, internet, dan

sumber-sumber lain pada karya ilmiah ini. Serta diperoleh dari mengevaluasi hasil

penelitian lapangan yang dilaksanakan.

3.1.2 Kuesioner

Penulis menyebarkan kuesioner secara online melalui google form. Kuesioner disebarkan

kepada 58 responden melalui media sosial dan juga secara langsung pada 26 Februari 2019.

Tujuan penulis menyebarkan kuesioner untuk mendapatkan persentase data responden

dalam pemahaman ilmu Thaharah yang penulis buat dalam penelitian ini. Data-data

tersebut sebagai data primer yang berguna untuk memperkuat latar belakang penelitian ini

3.1.3 Wawancara

Penulis melakukan wawancara kepada pakar Agama yaitu Bapak Zainul Ilmu, M.Ag,

selaku Kepala Balai Diklat Keagamaan Banjarmasin pada 19 September 2019 lewat

telepon, dari wawancara yang dilakukan bertujuan untuk mendapatkan informasi terkait

Thaharah dan mazhab-mazhab dalam islam

3.2 Metode Pengembangan Sistem

Di dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan pendekatan RAD (Rapid

Application Development). Alasan penulis memilih metode ini dikarenakan sistem

diharapkan dapat dikembangkan dengan mudah karena perancangan sistem saat ini masih

membutuhkan pengembangan lebih lanjut. Selain itu alasan lain pemilihan metode ini

adalah adanya batasan-batasan sistem yang dibutuhkan yang bertujuan agar sistem tidak

mengalami perubahan. Lalu, Rapid Application Development (RAD) dipilih juga

dikarenakan aplikasi yang akan dibangun merupakan aplikasi yang dibangun dalam jangka

waktu yang cukup singkat. Rapid Application Development (RAD) yang dipakai penulis

memiliki tahapan-tahapan berikut (Kendall & Kendall, 2011). Dalam proses pembuatannya,

Rapid Application Development (RAD) terbagi menjadi 3 fase yaitu:

Page 65: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

51

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

3.2.1 Fase Perencanaan Syarat

Tahap ini penulis melakukan analisis kebutuhan masalah dengan mengidentifikasi

permasalahan dan memberikan solusi dari masalah tersebut, dan selanjutnya menganalisis

kebutuhan sistem yang akan dibuat.

3.2.2 Fase Desain Workshop

Pada fase ini penulis melakukan tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. mengidentifikasi data yang digunakan dalam sistem.

2. melakukan perancangan proses terhadap sistem seperti menggunakan UML dengan

membuat use case diagram, activity diagram, class diagram, sequence diagram.

3. Membuat desain database

4. Perancangan tampilan aplikasi.

3.2.3 Fase Implementasi

Pada fase ini penulis melakukan tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Membuat aplikasi berdasarkan desain yang telah dirancang dengan menggunakan tools

IDE android studio dan Firebase database.

2. Melakukan Black box testing pada interface aplikasi

3. Melakukan Black box testing pada kesesuaian hasil aplikasi dengan buku

Page 66: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

52

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

3.3 Kerangka Berfikir

Gambar 3-1 Kerangka Berpikir

Page 67: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

53

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

4 BAB IV

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

4.1 Fase Perencanaan Syarat

Pada fase ini penulis melakukan perencanaan syarat-syarat melalui tahapan berikut :

4.1.1 Identifikasi Masalah

Dibuktikan dengan hasil kuesioner yang penulis buat melalui google form dengan

menyebarkannya ke 58 responden. Pengetahuan responden terkait hukum Thaharah hanya

terdapat 8,8% yang sangat paham, 60,3% cukup paham, 19% kurang paham, dan bahkan

12,1% tidak paham sama sekali dalam permasalahan Thaharah maka untuk itu penting agar

aplikasi ini dibuat.

4.1.2 Analisa Solusi Masalah

Selanjutnya dibutuhkan solusi untuk mengatasi permasalahan yang telah penulis

kemukakan di atas. Adapun solusi yang penulis berikan yaitu dengan membangun suatu

sistem yang dapat melakukan konsultasi secara gratis layaknya seperti seorang pakar yang

mampu mengidentifikasi permasalahan Thaharah dalam lima mazhab dan memberikan

pemahaman kepada masyarakat yang awam terkait hukum Thaharah. Sistem pakar ini

dibuat menggunakanmetode forward chaining dengan harapan dapat memberikan output

cara atau benda untuk berThaharah yang sesuai berdasarkan inputan pengguna pada

halaman konsultasi.

Sistem pakar ini berbasiskan android, karena berdasarkan data penggunaan android

sangatlah luas pada masyarakat pada umumnya

4.1.3 Analisa Kebutuhan Sistem

c Setelah melakukan identifikasi dan solusi masalah selanjutnya penulis melakukan

analisis kebutuhan sistem yang akan dibuat. Kebutuhan sistem terdiri dari data buku fikih

imam lima mazhab dan alat bantu dalam mengambangkan sistem.

Penulis mengambil data sebanyak 25 subbab dari buku yang membahas cara atau benda

yng dibutuhkan untuk bersuci.

Penulis menggunakan alat bantu berupa software dan hardware dalam mengembangkan

sistem ini sebagai berikut:

Perangkat Lunak :

1. Android Studio

2. Visual code studio

Page 68: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

54

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Google Chrome

4. OS Windows 10 64-bit

Perangkat Keras :

1. Prosessor : AMD A10 Radeon

2. RAM : Memory 8 GB

3. Hardisk : 1 TB

4.2 Fase Desain Workshop

4.2.1 Identifikasi Data

4.2.1.1 Identifikasi Cara atau Benda untuk Bersuci

Dalam bersuci menurut 5 mazhab dalam buku fiqih 5 mazhab, terdapat benda-benda

atau cara-cara yang dapat digunakan untuk bersuci. Benda-benda atau cara-cara tersebut

antara lain adalah :

Tabel 4-1 Identifikasi Cara atau Benda

No Id_Benda Benda

1 T01 Air mutlak, berdasarkan semua mazhab

2 T02 Istihalah, berdasarkan semua mazhab

3 T03 Samak, dalam mazhab Hanafi

4 T04 Samak, dalam mazhab Syafi’i

5 T05 Api, dalam mazhab Hanafi

6 T06 Api, dalam mazhab Maliki

7 T07 Tanah, dalam mazhab Imamiyah dan Hanafi

8 T08 Matahari, dalam mazhab imamiyah

9 T09 Matahari, dalam mazhab Hanafi

10 T10 Penghapusan, dalam mazhab Hanafi

11 T11 Pendidihan, dalam mazhab Hanafi

12 T12 Pendidihan, dalam mazhab Imamiyah

13 T13 Cairan, dalam mazhab Hanafi

14 T14 Pembusaran, dalam mazhab Hanafi

15 T15 Pemrosesan, dalam mazhab Hanafi

Page 69: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

55

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

16 T16 Penggosokan, dalam mazhab Hanafi

17 T17 Air liur, dalam mazhab Hanafi

18 T18 Tayamum karena tidak ada air, dalam mazhab Imamiyah,

Maliki, Syafi’i, dan Hambali

19 T19 Tayamum karena tidak ada air, dalam mazhab Hanafi

20 T20 Tayamum karena sakit, dalam semua mazhab

21 T21 Tayamum karena air tidak mencukupi, dalam mazhab

Syafi’i dan Hambali

22 T22 Tayamum karena air tidak mencukupi, dalam mazhab

Imamiyah, Hanafi, dan Maliki

23 T23 Tayamum karena waktu terlalu sempit untuk menggunakan

air, dalam mazhab Maliki dan Imamiyah

24 T24 Tayamum karena waktu terlalu sempit untuk menggunakan

air, dalam mazhab Hambali

25 T25 Tayamum karena waktu terlalu sempit untuk menggunakan

air, dalam mazhab Hanafi

4.2.1.2 Identifikasi Kondisi dalam Bersuci

Syarat diperbolehkannya seseorang yang ingin bersuci menggunakan benda-benda atau

cara-cara dalam bersuci menurut buku fiqih 5 mazhab adalah sebagai berikut :

Tabel 4-2 Identifikasi Kondisi

No Id_syarat Syarat atau Kondisi

1 UT01 Setiap muslim yang ingin bersuci

2 UT02 Bersuci dari Najis

3 UT03 Bersuci dari Hadats

4 UT04 Terdapat air mutlak

5 UT05 Terjadi perubahan dalam najis

6 UT06 Najis berupa kulit bangkai

7 UT07 Najis berupa kulit bangkai selain babi

8 UT08 Najis berupa kulit bangkai selain babi dan Anjing

9 UT09 Bahan yang najis hilang ketika terbakar oleh api

10 UT10 Benda yang terbakar menjadi suci

Page 70: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

56

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

11 UT11 Benda yang terbakar hanya asapnya yang menjadi suci

12 UT12 Najis terdapat pada telapak atau alas kaki

13 UT13 Najis menjadi suci hanya dikeringkan dengan sinar matahari

14 UT14 Najis menjadi suci ketika dikeringkan baik dengan sinar

matahari atau hembusan angin

15 UT15 Najis terdapat di permukaan yang licin seperti besi atau

kuningan

16 UT16 Najis berupa daging atau minyak

17 UT17 Najis berupa anggur yang dididihkan, dan dididihkan hingga

dua sepertiganya menguap

18 UT18 Cairan yang diperas dari bunga atau lainnya dapat

digunakan untuk mensucikan najis

19 UT19 Najis terdapat pada kapas

20 UT20 Najis terdapat pada sebagian gandum yang sedang diproses

21 UT21 Najis berupa air mani

22 UT22 Najis terdapat pada puting atau jari

23 UT23 Tidak adanya air, dalam mazhab Imamiyah, Maliki, Syafi’i,

dan Hambali

24 UT24 Tidak adanya air, dalam mazhab Hanafi

25 UT25 Sakit semakin parah jika terkena air

26 UT26 Tidak cukupnya air, dalam mazhab Syafi’i dan Hambali

27 UT27 Tidak cukupnya air, dalam mazhab Imamiyah, Hanafi, dan

Maliki

28 UT28 Waktu yang terlalu sempit untuk menggunakan air, dalam

mazhab Imamiyah dan Maliki

29 UT29 Waktu yang terlalu sempit untuk menggunakan air, dalam

mazhab Hambali

30 UT30 Waktu yang terlalu sempit untuk menggunakan air, dalam

mazhab Hanafi

Page 71: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

57

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

4.2.1.3 Identifikasi Metode Inferensi

Metode inferensi yang digunakan adalah forward chaining, yaitu penalaran akan dilakukan dari fakta-fakta yang ada oleh seseorang untuk

mendapatkan hasil kesimpulan (Hipotesa).

Gambar 4-1 Metode Inferensi

Page 72: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

58

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

4.2.1.4 Identifikasi Aturan

Pada sistem ini terdapat kaidah aturan penelusuran maju (Forward Chaining). Data yang

diinputkan berupa kondisi atau syarat dari bersuci dan outputnya akan mengidentifikasi

jenis cara atau benda yang dapat digunakan untuk bersuci. Berikut tabel aturan /rule :

Tabel 4-3 Identifikasi Aturan

No Aturan

1 IF Setiap muslim yang ingin bersuci (UT01) AND bersuci dari Najis

(UT02) AND Terdapat air mutlak (UT04) THEN Air mutlak, semua

mazhab (T01)

2 IF Setiap muslim yang ingin bersuci (UT01) AND bersuci dari Najis

(UT02) AND Terjadi perubahan pada najis (UT05) THEN Istihalah,

semua ulama (T02)

3 IF Setiap muslim yang ingin bersuci (UT01) AND bersuci dari Najis

(UT02) AND Najis berupa bangkai (UT06) AND Kulit bangkai selain

Babi (UT07) THEN Samak, dalam mazhab Hanafi (T03)

4 IF Setiap muslim yang ingin bersuci (UT01) AND bersuci dari Najis

(UT02) AND Najis berupa bangkai (UT06) AND Kulit bangkai selain

babi dan anjing (UT08) THEN Samak, dalam mazhab Syafi’i (T04)

5 IF Setiap muslim yang ingin bersuci (UT01) AND bersuci dari Najis

(UT02) AND Bahan yang najis hilang ketika terbakar oleh api (UT09)

AND Bahan yang terbakar menjadi suci (UT10) THEN Api, dalam

mazhab Hanafi (T05)

6 IF Setiap muslim yang ingin bersuci (UT01) AND bersuci dari Najis

(UT02) AND Benda yang terbakar hanya asapnya yang menjadi suci

(UT11) THEN Api, dalam mazhab Maliki (T06)

7 IF Setiap muslim yang ingin bersuci (UT01) AND bersuci dari Najis

(UT02) AND Najis terdapat pada telapak atau alas kaki (UT12) THEN

Tanah, mazhab Imamiyah dan Hanafi (T07)

8 IF Setiap muslim yang ingin bersuci (UT01) AND bersuci dari Najis

(UT02) AND Najis menjadi suci hanya dikeringkan dengan sinar

matahari (UT13) THEN Matahari, dalam mazhab Imamiyah (T08)

Page 73: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

59

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

9 IF Setiap muslim yang ingin bersuci (UT01) AND bersuci dari Najis

(UT02) AND Najis menjadi suci ketika dikeringkan baik dengan sinar

matahari atau hembusan angin (UT14) THEN Matahari dalam mazhab

Hanafi (T09)

10 IF Setiap muslim yang ingin bersuci (UT01) AND bersuci dari Najis

(UT02) AND Najis terdapat di permukaan yang licin seperti besi atau

kuningan (UT15) THEN penghapusan, dalam mazhab Hanafi (T10)

11 IF Setiap muslim yang ingin bersuci (UT01) AND bersuci dari Najis

(UT02) AND Najis berupa daging atau minyak (UT16) THEN

Pendidihan, dalam mazhab Hanafi (T11)

12 IF Setiap muslim yang ingin bersuci (UT01) AND bersuci dari Najis

(UT02) AND Najis berupa anggur yang dididihkan, dan dididihkan

hingga dua sepertiganya menguap (UT17) THEN Pendidihan, dalam

mazhab Imamiyah (T12)

13 IF Setiap muslim yang ingin bersuci (UT01) AND bersuci dari Najis

(UT02) AND Cairan yang diperas dari bunga atau lainnya dapat

digunakan untuk mensucikan najis (UT18) THEN Cairan, dalam mazhab

Hanafi (T13)

14 IF Setiap muslim yang ingin bersuci (UT01) AND bersuci dari Najis

(UT02) AND Najis terdapat pada kapas (UT19) THEN Pembusaran,

dalam mazhab Hanafi (T14)

15 IF Setiap muslim yang ingin bersuci (UT01) AND bersuci dari Najis

(UT02) AND Najis terdapat pada sebagian gandum yang sedang diproses

(UT20) THEN Pemrosesan, dalam mazhab Hanafi (T15)

16 IF Setiap muslim yang ingin bersuci (UT01) AND bersuci dari Najis

(UT02) AND Najis berupa air mani (UT21) THEN Penggosokan, dalam

mazhab Hanafi (T16)

17 IF Setiap muslim yang ingin bersuci (UT01) AND bersuci dari Najis

(UT02) AND Najis terdapat pada puting atau jari (UT22) THEN air liur,

dalam mazhab Hanafi (T17)

18 IF Setiap muslim yang ingin bersuci (UT01) AND bersuci dari Hadats

(UT03) AND Terdapat air mutlak (UT04) THEN Air mutlak, berdasarkan

semua mazhab (T01)

Page 74: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

60

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

19 IF Setiap muslim yang ingin bersuci (UT01) AND bersuci dari Hadats

(UT03) AND Tidak adanya air, dalam mazhab Imamiyah, Maliki, Syafi’i,

dan Hambali (UT23) THEN Tayamum karena tidak ada air, dalam

mazhab Imamiyah, Maliki, Syafi’i, dan Hambali (T18)

20 IF Setiap muslim yang ingin bersuci (UT01) AND bersuci dari Hadats

(UT03) AND Tidak adanya air, dalam mazhab Hanafi (UT24) THEN

Tayamum karena tidak ada air, dalam mazhab Hanafi (T19)

21 IF Setiap muslim yang ingin bersuci (UT01) AND bersuci dari Hadats

(UT03) AND Sakit semakin parah jika terkena air (UT25) THEN

Tayamum karena sakit, dalam semua mazhab (T20)

22 IF Setiap muslim yang ingin bersuci (UT01) AND bersuci dari Hadats

(UT03) AND Tidak cukupnya air, dalam mazhab Syafi’i dan Hambali

(UT26) THEN Tayamum karena air tidak mencukupi, dalam mazhab

Syafi’i dan Hambali (T21)

23 IF Setiap muslim yang ingin bersuci (UT01) AND bersuci dari Hadats

(UT03) AND Tidak cukupnya air, dalam mazhab Imamiyah, Hanafi, dan

Maliki (UT27) THEN Tayamum karena air tidak mencukupi, dalam

mazhab Imamiyah, Hanafi, dan Maliki (T22)

24 IF Setiap muslim yang ingin bersuci (UT01) AND bersuci dari Hadats

(UT03) AND Waktu yang terlalu sempit untuk menggunakan air, dalam

mazhab Imamiyah dan Maliki (UT28) THEN Tayamum karena waktu

terlalu sempit untuk menggunakan air, dalam mazhab Maliki dan

Imamiyah (T23)

25 IF Setiap muslim yang ingin bersuci (UT01) AND bersuci dari Hadats

(UT03) AND Waktu yang terlalu sempit untuk menggunakan air, dalam

mazhab Hambali (UT29) THEN Tayamum karena waktu terlalu sempit

untuk menggunakan air, dalam mazhab Hambali (T24)

26 IF Setiap muslim yang ingin bersuci (UT01) AND bersuci dari Hadats

(UT03) AND Waktu yang terlalu sempit untuk menggunakan air, dalam

mazhab Hanafi (UT30) THEN Tayamum karena waktu terlalu sempit

untuk menggunakan air, dalam mazhab Hanafi (T25)

Page 75: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

61

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

4.2.2 Desain UML

4.2.2.1 Activity Diagram

Activity Diagram merupakan gambaran alur aktivitas proses tahapan yang dilakukan oleh

pengguna ketika berinteraksi

1. Login

Gambar 4-2 Activity Login

Page 76: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

62

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Logout

Gambar 4-3 Activity Logout

Page 77: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

63

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Cara atau Benda

Gambar 4-4 Activity Cara atau Benda

Page 78: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

64

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

4. Tambah Cara atau Benda

Gambar 4-5 Activity Tambah Cara atau Benda

Page 79: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

65

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

5. Hapus Cara atau Benda

Gambar 4-6 Activity Hapus Cara atau Benda

Page 80: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

66

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

6. Edit Cara atau Benda

Gambar 4-7 Activity Edit Cara atau Benda

7. Cari Cara atau Benda

Page 81: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

67

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 4-8 Activity Cari Cara atau Benda

8. Kondisi

Page 82: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

68

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 4-9 Activity Kondisi

9. Tambah Kondisi

Page 83: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

69

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 4-10 Activity Tambah Kondisi

Page 84: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

70

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

10. Hapus Kondisi

Gambar 4-11 Activity Hapus Kondisi

Page 85: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

71

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

11. Edit Kondisi

Gambar 4-12Activity Edit Kondisi

Page 86: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

72

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

12. Cari Kondisi

Gambar 4-13 Activity Cari Kondisi

Page 87: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

73

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

13. Aturan

Gambar 4-14 Activity Aturan

Page 88: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

74

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

14. Tambah Aturan

Gambar 4-15 Activity Tambah Aturan

Page 89: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

75

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

15. Hapus Aturan

Gambar 4-16 Activity Hapus Aturan

Page 90: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

76

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

16. Edit Aturan

Gambar 4-17 Activity Edit Aturan

Page 91: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

77

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

17. Cari Aturan

,

Gambar 4-18 Activity Cari Aturan

Page 92: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

78

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

18. Data User

Gambar 4-19 Activity Data User

Page 93: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

79

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

19. Hapus Data User

Gambar 4-20 Activity Hapus User

Page 94: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

80

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

20. Approve Data User

Gambar 4-21 Activity Approve User

.

Page 95: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

81

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

21. Cari Data User

Gambar 4-22 Activity Cari User

Page 96: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

82

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

22. Konsultasi

Gambar 4-23 Activity Konsultasi

Page 97: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

83

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

23. Sign Up

Gambar 4-24 Activity Sign Up

Page 98: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

84

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

4.2.2.2 Use Case Diagram

Pada tahap ini penulis menetapkan pengguna yang dapat mengaplikasikan sistem aplikasi

ini beserta fungsi-fungsi apa saja yang dapat digunakan oleh setiap pengguna. Berikut

penjelasan lebih detail terkait dengan pembuatan use case diagram

4.2.2.2.1 Identifikasi Use Case

Tabel 4-4 Identifikasi use case

No Nama Usecase Deskripsi Pengguna

1 Login

Use case ini merupakan

tahapan bagi admin untuk

masuk kedalam pengelolaan

sistem dengan memasukkan

username dan password

Admin/Pakar

2 Logout

Use case ini merupakan

tahapan bagi admin untuk

keluar dari sistem

Admin/Pakar

3 Kondisi Use case ini merupakan

tahapan sistem untuk

menampilkan data terkait

Kondisi pada Aplikasi Android

Admin/Pakar

4 Tambah Kondisi

Use case ini merupakan

tahapan sistem untuk

menginput atau menambahkan

data kondisi pada Aplikasi

Android

Admin/Pakar

5 Edit Kondisi

Use case ini merupakan

tahapan sistem untuk mengedit Kondisi

pada Aplikasi Android

Admin/Pakar

6 Hapus Kondisi Use case ini merupakan

tahapan sistem untuk

menghapus data Kondisi pada

Aplikasi Android

Admin/Pakar

7 Cari Kondisi Use Case ini merupakan

tahapan sistem untuk mencari

data Kondisi pada Aplikasi

Android

Admin/Pakar

Page 99: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

85

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

8 Benda atau Cara

Bersuci

Use case ini merupakan tahapan

sistem untuk menampilkan

data Benda atau Cara Bersuci

pada Aplikasi Android

Admin/Pakar

9 Tambah Benda

atau Cara Bersuci

Use case ini merupakan

tahapan sistem untuk

menambahkan data Benda atau

Cara Bersuci pada Aplikasi

Android

Admin/Pakar

10 Edit Benda atau

Cara Bersuci

Use case ini merupakan

tahapan sistem untuk mengedit

data Benda atau Cara Bersuci

pada Aplikasi Android

Admin/Pakar

11 Hapus Benda

atau Cara Bersuci

Use case ini merupakan

tahapan sistem untuk

menghapus data Benda atau

Cara Bersuci pada Aplikasi

Android

Admin/Pakar

12 Cari Benda atau

Cara Bersuci

Use case ini merupakan

tahapan sistem untuk

melakukan pencarian terhadap

data Benda atau Cara Bersuci

pada Aplikasi Android

Admin/Pakar

13 Aturan

Use case ini merupakan

tahapan sistem untuk

menampilkan data rule/aturan

keterkaitan antara Benda atau

Cara Bersuci dan Kondisi

Admin/Pakar

14 Tambah Aturan

Use case ini merupakan

tahapan sistem untuk

menambahkan rule/aturan

Benda atau Cara Bersuci dan

Kondisi pada Aplikasi Android

Admin/Pakar

15 Edit Aturan

Use case ini merupakan

tahapan sistem untuk mengedit

rule/aturan antara Benda atau

Cara Bersuci dan Kondisi

Admin/Pakar

Page 100: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

86

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

16 Data User

Use Case ini merupakan tahapan sistem untuk

menampilkan data User

(Pakar)

Admin

17 Approve User Use Case ini merupakan tahapan sistem untuk

mengapprove data user (Pakar)

pada Aplikasi Android

Admin

18 Hapus User

Use Case ini merupakan

tahapan sistem untuk

menghapus data user (Pakar)

pada Aplikasi Android

Admin

19 Cari User

Use Case ini merupakan

tahapan sistem untuk mencari

data user (Pakar) pada Aplikasi

Android

Admin

20 Konsultasi

Use case ini merupakan

tahapan sistem untuk

melakukan konsultasi

identifikasi Cara atau Benda

untuk bersuci dalam lima

mazhab Aplikasi Android

Masyarakat

21 Sign Up Use Case ini merupakan

tahapan sistem untuk

menambahkan user (Pakar)

pada Aplikasi Android

Pakar

4.2.2.2.2 Diagram Use Case

Sistem aplikasi ini terdiri dari tiga pengguna yaitu masyarakat, Admin dan Pakar. Fitur-fitur

yang tersedia pada sistem ini sesuai dengan kebutuhan Berikut use case yang menggambarkan

kegiatan pengguna terhadap sistem aplikasi :

1. Usecase Masyarakat

Salah satu pengguna yang terlibat dalam sistem ini adalah masyarakat. Use case ini

menggambarkan fitur apa saja yang dapat diakses oleh masyarakat. Berikut tampilan use

case masyarakat:

Page 101: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

87

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 4-25 Use case Masyarakat

2. Usecase Pakar

Salah satu pengguna yang terlibat dalam sistem ini adalah pakar. Use case ini

menggambarkan fitur apa saja yang dapat diakses oleh Pakar. Berikut tampilan use case

pakar:

Gambar 4-26 Use case pakar

Page 102: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

88

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Usecase Admin

Salah satu pengguna yang terlibat dalam sistem ini adalah pakar. Use case ini

menggambarkan fitur apa saja yang dapat diakses oleh Pakar. Berikut tampilan use case

pakar:

Gambar 4-27 Use case admin

Page 103: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

89

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

4.2.2.3 Class Diagram

Gambar 4-3 Class Diagram

Page 104: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

90

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

4.2.2.4 Sequence

1. Login

Gambar 4-4 Sequence Login

2. Logout

Gambar 4-5 Sequence Logout

Page 105: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

91

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Cara

Gambar 4-6 Sequence Cara atau Benda

4. Tambah Cara

Gambar 4-7 Sequence Tambah Cara atau Benda

Page 106: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

92

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

5. Edit Cara

Gambar 4-8 Sequence Edit Cara atau Benda

6. Hapus Cara

Gambar 4-9 Sequence Hapus Cara atau Benda

Page 107: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

93

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

7. Cari Cara

Gambar 4-10Sequence Cari Cara atau Benda

8. Kondisi

Gambar 4-11 Sequence Kondisi

Page 108: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

94

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

9. Tambah Kondisi

Gambar 4-12 Sequence Tambah Kondisi

10. Edit Kondisi

Gambar 4-13 Sequence Edit Kondisi

Page 109: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

95

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

11. Hapus Kondisi

Gambar 4-14 Sequence Hapus Kondisi

12. Cari Kondisi

Gambar 4-15 Sequence Cari Kondisi

Page 110: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

96

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

13. Aturan

Gambar 4-16 Sequence Aturan

14. Tambah Aturan

Gambar 4-17 Sequence Tambah Aturan

Page 111: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

97

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

15. Edit Aturan

Gambar 4-18 Sequence Edit Aturan

16. Hapus Aturan

Gambar 4-19 Sequence Hapus Aturan

Page 112: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

98

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

17. Cari Aturan

Gambar 4-20 Sequence Cari Aturan

18. Data user

Gambar 4-21 Sequence Data User

Page 113: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

99

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

19. Sign Up

Gambar 4-22 Sequence Sign Up

20. Approve Data user

Gambar 4-23 Sequence Approve Data User

Page 114: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

100

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

21. Hapus Data user

Gambar 4-24 Sequence Hapus Data User

22. Cari Data user

Gambar 4-25 Sequence Cari Data User

Page 115: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

101

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

23. Konsultasi

Gambar 4-26 Sequence Konsultasi

Pada tahap ini melakukan perancangan database yang berfungsi sebagai media

penyimpanan data, penulis menggunakan MySQL database, strukturnya terdiri dari :

1. Tabel Data User

Field Tipe

Ukuran

Keterangan

Id Varchar 20 Primary Key

Username Varchar 10

Pass Varchar 10

Level Varchar 20

2. Tabel benda-benda atau cara-cara bersuci

Field

Tipe Ukuran Keterangan

Id_cara Varchar 20 Primary Key

Nama_cara Varchar 20

Mazhab Varchar 20

Halaman Int 10

Keterangan Text

3. Tabel Kondisi atau syarat

Field

Tipe Ukuran Keterangan

Id_kondisi Varchar 20 Primary Key

nama_kondisi Varchar 20

Bila_benar Varchar 20

Bila_salah Varchar 20

Start Varchar 20

Stop Varchar 20

Page 116: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

102

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

4. Tabel Aturan

Field

Tipe Ukuran Keterangan

Id_aturan Int 11 Primary Key

Id_cara Varchar 5 Foreign Key

Id_kondisi Varchar 5 Foreign Key

Page 117: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

103

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

4.2.3 Desain Interface

1. Login

Gambar 4-27 Mockup Login

2. Home Admin

Gambar 4-28 Mockup Home Admin

3. Home Pakar

Gambar 4-29 Mockup Home Pakar

4. Kondisi

Gambar 4-30 Mockup Kondisi

Page 118: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

104

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

5. Tambah Kondisi

Gambar 4-31 Mockup Kondisi

6. Detail Kondisi

Gambar 4-32 Mockup Detail Kondisi

7. Cara Atau Benda

Gambar 4-33 Mockup Cara atau Benda

8. Tambah Cara Atau Benda

Gambar 4-34 Mockup Tambah Cara atau

Benda

Page 119: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

105

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

9. Detail Cara Atau Benda

Gambar 4-35 Mockup Detail Cara atau

Benda

10. Aturan

Gambar 4-36 Mockup Aturan

11. Tambah aturan

Gambar 4-37Mockup Tambah Aturan

12. Detail Aturan

,

Gambar 4-38Mockup Detail Aturan

Page 120: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

106

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

13. User

Gambar 4-39 Mockup User

14. Sign Up

Gambar 4-40 Mockup Sign Up

15. Konsultasi

Gambar 4-41 Mockup Konsultasi

16. Isi nama konsultasi

Gambar 4-42 Mockup Isi Nama Konsultasi

Page 121: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

107

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

17. Kondisi Konsultasi

Gambar 4-43 Mockup Kondisi Konsultasi

18. Konsultasi Cetak

Gambar 4-44 Mockup Konsultasi Cetak

19. Konsultasi Hasil

.

Gambar 4-45 Mockup Konsultasi Hasil

Page 122: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

108

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

5 BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Fase Implementasi dan Hasil Uji Coba

5.1.1 Pembuatan dan Hasil Interface

1. Login

Halaman Login digunakan untuk

user Admin atau pakar masuk ke

halaman home admin atau home pakar.

Halaman Login juga terdapat tombol

sign up untuk calon pakar yang akan

mendaftar.

Gambar 5-1 Interface Login

2. Home Admin

Halaman Home Admin dapat

diakses setelah admin yang sudah

terdaftar sukses melakukan login di

halaman login. Halaman Home admin

menjadi penghubung admin untuk

mengakses data cara atau benda untuk

bersuci, Identifikasi kondisi untuk

bersuci, pengaturan rule, dan data user.

User admin dapat keluar dari home

admin dengan tombol Logout.

Gambar 5-2 Interface Home Admin

Page 123: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

109

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Home Pakar

Halaman Home pakar dapat diakses

setelah user pakar yang terdaftar

berhasil login di halaman login.

Halaman Home pakar menjadi

penghubung pakar untuk mengakses

data cara atau benda untuk bersuci,

Identifikasi kondisi untuk bersuci, dan

pengaturan rule. User pakar tidak dapat

mengakses jika belum di verified oleh

admin.

User pakar dapat keluar dari

halaman home pakar dengan tombol

logout

Gambar 5-3 Interface Home Pakar

4. Kondisi

Halaman kondisi adalah halaman

untuk menampilkan, menambah,

menghapus, mencari, dan mengedit

data kondisi yang dalam sistem

pakar.

Gambar 5-4 Interface Kondisi

Page 124: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

110

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

5. Tambah Kondisi

Halaman Tambah Kondisi adalah

halaman yang digunakan untuk mengisi

data-data kondisi yang dimasukkan ke

dalam sistem pakar.

Gambar 5-5 Interface Tambah

Kondisi

6. Detail Kondisi

Halaman Detail Kondisi adalah

halaman yang digunakan untuk

menampilkan detail kondisi yang ada

dan melakukan pengubahan/

pengeditan data.

Gambar 5-6 Interface Detail

Kondisi

7. Cara atau Benda Bersuci

. Halaman Cara atau Benda Bersuci

adalah halaman untuk menampilkan,

menambah, menghapus, mencari, dan

mengedit data Cara atau Benda Bersuci

yang dalam sistem pakar.

Gambar 5-7 Interface Cara atau

Benda Bersuci

Page 125: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

111

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

8. Tambah Cara atau Benda Bersuci

Halaman Tambah Cara atau Benda

Bersuci adalah halaman yang

digunakan untuk mengisi data-data

Cara atau Benda Bersuci yang

dimasukkan ke dalam sistem pakar.

Gambar 5-8 Interface Tambah

Cara atau Benda Bersuci

9. Detail Cara atau Benda Bersuci

Halaman Detail Cara atau Benda

Bersuci adalah halaman yang

digunakan untuk menampilkan detail

Cara atau Benda Bersuci yang ada dan

melakukan pengubahan/ pengeditan

data.

Gambar 5-9Interface Detail Cara

atau Benda Bersuci

10. Aturan

Halaman Aturan adalah halaman untuk menampilkan, menambah, menghapus,

mencari, dan mengedit data Aturan

yang dalam sistem pakar.

Gambar 5-10 Interface Aturan

Page 126: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

112

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

11. Tambah Aturan

Halaman Tambah Aturan adalah

halaman yang digunakan untuk mengisi

data-data Aturan yang dimasukkan ke

dalam sistem pakar.

.

Gambar 5-11 Interface Tambah

Aturan

12. Detail Aturan

Halaman Detail Aturan adalah halaman

yang digunakan untuk menampilkan

detail Aturan yang ada dan melakukan

pengubahan/ pengeditan data.

Gambar 5-12 Interface Detail

Aturan

13. User

Halaman User adalah halaman untuk

menampilkan, menghapus, mencari,

dan melakukan approve pada data user

yang ada dalam sistem pakar.

Gambar 5-13 Interface User

Page 127: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

113

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

14. Sign up

Halaman Sign up adalah halaman

yaang digunakan pakar untuk

mendaftarkan diri sebagai pakar yang

terdaftar di dalam sistem.

Gambar 5-14 Interface Sign Up

15. Konsultasi

Halaman Konsultasi adalah halaman

utama yang dipakai oleh user

masyarakat ketika menggunakan

aplikasi sistem pakar. Masyarakat dapat

langsung menggunakan sistem pakar

dengan menekan tombol konsultasi.

Gambar 5-15 Interface Konsultasi

Page 128: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

114

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

16. Isi nama user Konsultasi

Halaman isi nama user Konsultasi

adalah halaman yang digunakan oleh

user untuk menginput nama mereka

yang nanti akan dipakai sebagai hasil

output sistem pakar

Gambar 5-16 Interface isi nama

user Konsultasi

17. Kondisi Konsultasi Halaman Kondisi konsultasi adalah

halaman yang menampilkan kondisi-

kondisi kepada user masyarakat untuk

dipilih hingga mencapai ujung akhir

kondisi.

Gambar 5-17 Interface Kondisi

Konsultasi

Page 129: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

115

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

18. Konsultasi cetak

Halaman Konsultasi cetak adalah

halaman yang akan muncul ketika user

masyarakat telah mencapai akhir

kondisi. User Masyarakat dapat

mendapatkan detail hasil mereka

dengan menekan detail hasil.

Gambar 5-18 Interface Konsultasi

Cetak

19. Hasil Konsultasi

Halaman Hasil Konsultasi adalah

halaman yang menampilkan output

akhir dari hasil input user masyarakat.

Output berupa Nama user masyarakat,

Hasil, Mazhab, Halaman, dan

keterangan.

Gambar 5-19 Interface Hasil

Konsultasi

5.1.2 Pengujian Interface

Pengujian sistem ini bertujuan untuk mengetahui apakah interface yang telah dibuat

berfungsi sebagaimana dengan hasil yang diharapkan. Pengujian dilakukan oleh penguji

yaitu penulis, dan Bapak Zainul Ilmi. Cara pengujian dilakukan dengan blackbox testing

1. Login

Tabel 5-1 Testing Interface Login

No Skenario Hasil yang Diharapkan Hasil

1 Menampilkan

tampilan Login

Tampilan login

ditampilkan Sesuai

2 Login dengan

mengisi username

atau password yang

Login gagal, muncul

peringatan bahwa data

tidak ada

Sesuai

Page 130: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

116

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

tidak terdapat di database

3 Login dengan

mengisi username

tanpa mengisi

password

Login gagal, muncul

peringatan bahwa

password belum diisi.

sesuai

4 Login dengan

mengisi password

tanpa mengisi

username

Login gagal, muncul

peringatan username

belum diisi.

sesuai

5 Login dengan

mengisi username

dan password admin

yang sesuai dengan

yang sudah terdaftar

di database

Login berhasil, masuk ke

halaman Home admin sesuai

6 Login dengan

mengisi username

dan password pakar

yang sesuai dengan

yang sudah terdaftar

di database

Login berhasil, masuk ke

halaman Home pakar sesuai

7 Menekan tombol

Sign up

Masuk ke dalam halaman

sign up sesuai

8 Menekan tombol

kembali di Device

Aplikasi tertutup sesuai

2. Home Admin

Tabel 5-2 Testing Interface Home Admin

No Skenario Hasil yang Diharapkan Hasil

1 Menampilkan

halaman home

admin

Home admin ditampilkan sesuai

2 Menekan tombol

Logout

Kembali ke Halaman login sesuai

3 Menekan tombol

Identifikasi Kondisi

untuk bersuci

Masuk ke dalam Halaman

Identifikasi Kondisi untuk

bersuci

sesuai

4 Menekan tombol

cara atau benda

untuk bersuci

Masuk ke halaman Cara

atau Benda untuk bersuci sesuai

5 Menekan tombol

Pengaturan rule

Masuk ke halaman

pengaturan rule sesuai

6 Menekan tombol

data user

Masuk ke halaman data

user sesuai

7 Menekan tombol

kembali di roid

Aplikasi tertutup namun

user masih tetap kembali sesuai

Page 131: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

117

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

ke halaman home ketika dibuka kembali

3. Home Pakar

Tabel 5-3 Testing Interface Home Pakar

No Skenario Hasil yang Diharapkan Hasil

1 Menampilkan home

pakar

Home pakar ditampilkan sesuai

2 Verified status user :

False

Tidak dapat berinteraksi

dengan tombol cara atau

benda bersuci, Identifikasi

kondisi untuk bersuci, dan

pengaturan rule

sesuai

3 Verified status user :

True

Dapat berinteraksi dengan

tombol cara atau benda

bersuci, Identifikasi

kondisi untuk bersuci, dan

pengaturan rule

sesuai

4 Menekan tombol

Logout

Kembali ke Halaman login sesuai

5 Menekan tombol

Identifikasi Kondisi

untuk bersuci

Masuk ke dalam Halaman

Identifikasi Kondisi untuk

bersuci

sesuai

6 Menekan tombol

cara atau benda

untuk bersuci

Masuk ke halaman Cara

atau Benda untuk bersuci sesuai

7 Menekan tombol

Pengaturan rule

Masuk ke halaman

pengaturan rule sesuai

8 Menekan tombol

kembali di roid

Aplikasi tertutup namun

user masih tetap kembali

ke halaman home ketika

dibuka kembali

sesuai

Page 132: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

118

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

4. Kondisi

Tabel 5-4 Testing Interface Kondisi

No Skenario Hasil yang Diharapkan Hasil

1 Menampilkan

kondisi yang ada

Data kondisi ditampilkan sesuai

2 Menekan tombol

tambah kondisi

Masuk ke halaman tambah

kondisi sesuai

3 Menekan data

kondisi

Masuk ke halaman detail

kondisi sesuai

4 Menekan tombol

titik tiga vertikal

Menampilkan opsi delete

dan detail sesuai

5 Menekan tombol

delete

Menghapus data kondisi sesuai

6 Menekan tombol

detail

Masuk ke halaman detail

kondisi sesuai

7 Mengisi data di

pencarian

Data yang dicari muncul

sedangkan data lain

tersembunyi

sesuai

8 Menekan tombol

kembali pada Device

Kembali ke halaman home sesuai

5. Tambah Kondisi

Tabel 5-5 Testing Interface Tambah Kondisi

No Skenario Hasil yang Diharapkan Hasil

1 Menampilkan

halaman tambah

kondisi

Halaman tambah kondisi

ditampilkan sesuai

2 Menekan tombol

submit tanpa mengisi

data kondisi

Data tidak dapat di submit,

muncul peringatan data

perlu untuk diisi

sesuai

3 Mengisi data kondisi

dan menekan submit

Data tersimpan ke

database sesuai

4 Menekan bila benar Memunculkan pilihan

kondisi yang diinginkan

untuk terpilih jika kondisi

benar

sesuai

5 Menekan bila salah Memunculkan pilihan

kondisi yang diinginkan

untuk terpilih jika kondisi

salah

sesuai

6 Menekan Start Memunculkan pilihan ya

atau tidak untuk

menjadikan kondisi

sebagai kondisi awal

sistem pakar

sesuai

7 Menekan Stop Memunculkan pilihan ya sesuai

Page 133: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

119

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

atau tidak untuk menjadikan kondisi

sebagai kondisi akhir

sistem pakar

8 Menekan cancel Kembali ke halaman

identifikasi kondisi sesuai

9 Menekan tombol

kembali pada Device

Kembali ke halaman

identifikasi kondisi sesuai

6. Detail Kondisi

Tabel 5-6 Testing Interface Detail Kondisi

No Skenario Hasil yang Diharapkan Hasil

1 Menampilkan detail

kondisi

Detail kondisi ditampilkan sesuai

2 Menekan tombol edit Mengubah data menjadi

dapat di edit dan

menampilkan tombol

cancel dan save

sesuai

2 Menekan tombol

save tanpa mengisi

data kondisi

Data tidak dapat di save,

muncul peringatan data

perlu untuk diisi

sesuai

3 Mengisi data kondisi

dan menekan save

Data tersimpan ke

database sesuai

4 Menekan bila benar Memunculkan pilihan

kondisi yang diinginkan

untuk terpilih jika kondisi

benar

sesuai

5 Menekan bila salah Memunculkan pilihan

kondisi yang diinginkan

untuk terpilih jika kondisi

salah

sesuai

6 Menekan Start Memunculkan pilihan ya

atau tidak untuk

menjadikan kondisi sebagai kondisi awal

sistem pakar

sesuai

7 Menekan Stop Memunculkan pilihan ya

atau tidak untuk

menjadikan kondisi

sebagai kondisi akhir

sistem pakar

sesuai

8 Menekan cancel Membuat data menjadi

tidak dapat di edit dan

menampilkan tombol edit

sesuai

9 Menekan tombol

kembali pada Device

Kembali ke halaman

identifikasi kondisi sesuai

Page 134: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

120

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

7. Cara atau Benda Bersuci

Tabel 5-7 Testing Interface Cara atau Benda Bersuci

No Skenario Hasil yang Diharapkan Hasil

1 Menampilkan data

cara atau benda yang

ada

Data data cara atau benda

ditampilkan sesuai

2 Menekan tombol

tambah data cara

atau benda

Masuk ke halaman tambah

data cara atau benda sesuai

3 Menekan data data

cara atau benda

Masuk ke halaman detail

data cara atau benda sesuai

4 Menekan tombol

titik tiga vertikal

Menampilkan opsi delete

dan detail sesuai

5 Menekan tombol

delete

Menghapus data data cara

atau benda sesuai

6 Menekan tombol

detail

Masuk ke halaman detail

data cara atau benda sesuai

7 Mengisi data di

pencarian

Data yang dicari muncul

sedangkan data lain

tersembunyi

sesuai

8 Menekan tombol

kembali pada Device

Kembali ke halaman home sesuai

8. Tambah Benda atau Cara Bersuci

Tabel 5-8 Testing Interface Tambah Cara atau Benda Bersuci

No Skenario Hasil yang Diharapkan Hasil

1 Menekan tombol

submit tanpa mengisi

data

Muncul peringatan di

seluruh data yang tidak

diisi

sesuai

2 Mengisi Solusi tanpa

mengisi data lain lalu

menekan submit

Muncul peringatan di

seluruh data yang tidak

diisi

sesuai

3 Mengisi Mazhab

tanpa mengisi data

lain lalu menekan

submit

Muncul peringatan di

seluruh data yang tidak

diisi

sesuai

4 Mengisi sumber

tanpa mengisi data

lain lalu menekan

submit

Muncul peringatan di

seluruh data yang tidak

diisi

sesuai

5 Mengisi keterangan

tanpa mengisi data

lain lalu menekan

submit

Muncul peringatan di

seluruh data yang tidak

diisi

sesuai

6 Mengisi seluruh data Data tersimpan di database sesuai

Page 135: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

121

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

lalu menekan tombol submit

dan muncul di halaman Cara atau benda untuk

bersuci

7 Menekan tombol

cancel

Kembali ke halaman Cara

atau benda untuk bersuci sesuai

8 Menekan tombol

kembali pada Device

Kembali ke halaman cara

atau benda untuk bersuci sesuai

9. Detail Cara atau Benda Bersuci

Tabel 5-9 Testing Interface Detail Cara atau Benda Bersuci

No Skenario Hasil yang Diharapkan Hasil

1 Menampilkan detail

Cara atau Benda

Bersuci

Detail Cara atau Benda

bersuci ditampilkan sesuai

2 Menekan tombol edit Data Cara atau Benda

menjadi dapat di edit

Menampilkan tombol

cancel dan save

sesuai

3 Menekan tombol

save setelah

mengubah data

Data yang telah diubah

menjadi tersimpan ke

database

sesuai

4 Menekan tombol

cancel

Data kembali menjadi

tidak dapat di edit sesuai

5 Menekan tombol

cancel setelah

mengubah data

Data kembali menjadi

seperti sebelum diubah

dan data kembali tak dapat

diedit

sesuai

6 Menekan tombol

kembali pada device

Kembali ke halaman cara

atau benda untuk bersuci sesuai

10. Aturan

Tabel 5-10 Testing Interface Aturan

No Skenario Hasil yang Diharapkan Hasil

1 Menampilkan data

rule yang ada

Data data rule ditampilkan sesuai

2 Menekan tombol

tambah data rule

Masuk ke halaman tambah

data rule sesuai

3 Menekan data data

rule

Masuk ke halaman detail

data rule sesuai

4 Menekan tombol

titik tiga vertikal

Menampilkan opsi delete

dan detail sesuai

5 Menekan tombol

delete

Menghapus data data rule sesuai

6 Menekan tombol

detail

Masuk ke halaman detail

data rule sesuai

Page 136: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

122

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

7 Mengisi data di pencarian

Data yang dicari muncul sedangkan data lain

tersembunyi

sesuai

8 Menekan tombol

kembali pada Device

Kembali ke halaman home sesuai

11. Tambah Aturan

Tabel 5-11Testing Interface Tambah Aturan

No Skenario Hasil yang Diharapkan Hasil

1 Menekan tombol

kondisi

Memunculkan pilihan

kondisi yang diinginkan

untuk terpilih untuk Cara

atau Benda Bersuci yang

dipilih

sesuai

2 Menekan tombol

solusi

Memunculkan pilihan

Cara atau Benda bersuci

yang diinginkan untuk

terpilih untuk Kondisi

yang dipilih

sesuai

3 Menekan tombol

cancel

Kembali ke halaman Rule sesuai

4 Menekan tombol

submit

Menyimpan data rule yang

telah terpilih sesuai

5 Menekan tombol

kembali pada device

Kembali ke halaman rule sesuai

12. Detail Aturan

Tabel 5-12 Testing Interface Detail Aturan

No Skenario Hasil yang Diharapkan Hasil

1 Menampilkan detail

rule

Detail rule ditampilkan sesuai

2 Menekan tombol edit Data rule menjadi dapat di

edit

Menampilkan tombol

cancel dan save

sesuai

3 Menekan tombol

kondisi

Memunculkan pilihan

kondisi yang diinginkan

untuk terpilih untuk Cara

atau Benda Bersuci yang

dipilih

Sesuai

4 Menekan tombol

solusi

Memunculkan pilihan

Cara atau Benda bersuci

yang diinginkan untuk

terpilih untuk Kondisi

yang dipilih

Sesuai

5 Menekan tombol Data rule kembali menjadi Sesuai

Page 137: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

123

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

cancel tak dapat di edit

6 Menekan tombol

cancel setelah

mengubah data rule

Data rule kembali menjadi

tak dapat di edit dan data

kembali seperti sebelum di

edit

sesuai

7 Menekan tombol

save setelah

mengubah data

Data rule yang telah

diubah tersimpan ke

database

sesuai

8 Menekan tombol

kembali pada device

Kembali ke halaman rule sesuai

13. User

Tabel 5-13Testing Interface User

No Skenario Hasil yang Diharapkan Hasil

1 Menampilkan user User ditampilkan sesuai

2 Menekan tombol

titik tiga vertikal

Menampilkan opsi delete

dan approve sesuai

3 Menekan tombol

delete

Menghapus data user sesuai

4 Menekan tombol

approve

Mengubah status user

menjadi verified sesuai

5 Menekan tombol

kembali pada device

Kembali ke halaman home sesuai

14. Sign Up

Tabel 5-14Testing Interface Sign Up

No Skenario Hasil yang Diharapkan Hasil

1 Menampilkan

halaman sign up

Halaman sign up

ditampilkan sesuai

2 Menekan tombol

register tanpa

mengisi username,

password, dan

RePassword

Muncul peringatan data

yang perlu untuk diisi sesuai

3 Menekan tombol

register dengan

mengisi username

namun tanpa mengisi

password, dan

RePassword

Muncul peringatan data

yang perlu untuk diisi sesuai

4 Menekan tombol

register dengan

mengisi username ,

password, dan

RePassword

Data user tersimpan di

database sesuai

Page 138: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

124

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

5 Menekan tombol cancel

Kembali ke halaman login sesuai

6 Menekan tombol

kembali pada device

Kembali ke halaman login sesuai

15. Konsultasi

Tabel 5-15Testing Interface Konsultasi

No Skenario Hasil yang Diharapkan Hasil

1 Menampilkan

halaman konsultasi

Halaman konsultasi

ditampilkan sesuai

2 Menekan tombol

konsultasi

Masuk ke halaman Isi

nama user konsultasi sesuai

16. Isi Nama User Konsultasi

Tabel 5-16 Testing Interface Isi Nama User Konsultasi

No Skenario Hasil yang Diharapkan Hasil

1 Menampilkan

halaman isi nama

user konsultasi

Halaman isi nama user

konsultasi ditampilkan sesuai

2 Menekan tombol

next tanpa mengisi

nama user

Muncul peringatan data

yang perlu diisi sesuai

3 Menekan tombol

next setelah mengisi

nama user

Nama tersimpan dan

berpindah ke halaman

kondisi konsultasi dengan

start : ya

sesuai

Page 139: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

125

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

17. Kondisi Konsultasi

Tabel 5-17Testing Interface Kondisi Konsultasi

No Skenario Hasil yang Diharapkan Hasil

1 Menampilkan

halaman kondisi

konsultasi dengan

status start : iya

pertama kali pada

user

Halaman kondisi

konsultasi dengan status

start : iya pertama kali

pada user ditampilkan

sesuai

2 Menekan tombol

next tanpa mengisi

pilihan ya atau tidak

Muncul peringatan data

yang perlu diisi sesuai

3 Menekan tombol

next setelah mengisi

ya atau tidak

berpindah ke halaman

kondisi konsultasi dengan

kondisi yang telah diatur

di identifikasi kondisi

sesuai dengan pilihan user.

sesuai

4 Menekan tombol

kembali

Kembali ke halaman

sebelumnya sesuai

5 Menekan tombol

kembali pada device

Kembali ke halaman

sebelumnya sesuai

18. Konsultasi Cetak

Tabel 5-18 Testing Interface Konsultasi Cetak

No Skenario Hasil yang Diharapkan Hasil

1 User sampai pada

kondisi konsultasi

dengan status stop :

iya

Menampilkan halaman

Kondisi Cetak sesuai

2 Menekan tombol

Cetak hasil

Berpindah ke halaman

Cetak Solusi sesuai

3 Menekan tombol

kembali pada device

tidak terjadi perubahan sesuai

19. Hasil Konsultasi

Tabel 5-19 Testing Interface Hasil Konsultasi

No Skenario Hasil yang Diharapkan Hasil

1 Menampilkan output

hasil dari input user

Output hasil dari input

user ditampilkan sesuai

2 Menekan kembali

pada device

Berpindah ke halaman

konsultasi sesuai

Page 140: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

126

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

5.1.3 Pengujian Kesesuaian Sistem

Pengujian sistem ini bertujuan untuk mengetahui apakah input user yang diberikan

memberikan output hasil yang sesuai dengan data yang ada di buku. Pengujian dilakukan

oleh (null) penguji yaitu penulis dan Pakar Bapak Zainul Ilmi, M.Ag, Ketua Balai Diklat

Keagamaan Banjarmasin. Cara pengujian dilakukan dengan blackbox testing.

Tabel 5-20 Testing Kesesuaian Sistem

No Aturan Hasil

Berdasarkan

Buku

Hasil Sistem Kesusaian

1 Bersuci dari Najis

Terdapat air

mutlak

Air mutlak,

semua mazhab.

Air mutlak,

semua mazhab.

Sesuai

2 bersuci dari Najis

Terjadi perubahan

pada najis

Istihalah, semua

mazhab

Istihalah, semua

mazhab

Sesuai

3 bersuci dari Najis

Najis berupa

bangkai

Kulit bangkai

selain Babi

Samak, dalam

mazhab Hanafi

Samak, dalam

mazhab Hanafi

Sesuai

4 bersuci dari Najis

Najis berupa

bangkai

Kulit bangkai

selain babi dan

anjing

Samak, dalam

mazhab Syafi’i

Samak, dalam

mazhab Syafi’i

Sesuai

5 bersuci dari Najis

Bahan yang najis

hilang ketika

terbakar oleh api

Bahan yang

terbakar menjadi

Api, dalam

mazhab Hanafi

Api, dalam

mazhab Hanafi

Sesuai

Page 141: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

127

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

suci

6 bersuci dari Najis

Bahan yang najis

hilang ketika

terbakar oleh api

Benda yang

terbakar hanya

asapnya yang

menjadi suci

Api, dalam

mazhab Maliki

Api, dalam

mazhab Maliki

Sesuai

7 bersuci dari Najis

Najis terdapat pada

telapak atau alas

kaki

Tanah, mazhab

Imamiyah dan

Hanafi

Tanah, mazhab

Imamiyah dan

Hanafi

Sesuai

8 bersuci dari Najis

Najis menjadi suci

hanya dikeringkan

dengan sinar

matahari

Matahari, dalam

mazhab

Imamiyah

Matahari, dalam

mazhab

Imamiyah

Sesuai

9 bersuci dari Najis

Najis menjadi suci

ketika dikeringkan

baik dengan sinar

matahari atau

hembusan angin

Matahari dalam

mazhab Hanafi

Matahari dalam

mazhab Hanafi

Sesuai

10 bersuci dari Najis

Najis terdapat di

permukaan yang

licin seperti besi

atau kuningan

Penghapusan,

dalam mazhab

Hanafi

Penghapusan,

dalam mazhab

Hanafi

Sesuai

11 bersuci dari Najis Pendidihan,

dalam mazhab

Pendidihan,

dalam mazhab

Sesuai

Page 142: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

128

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Najis berupa

daging atau

minyak

Hanafi Hanafi

12 bersuci dari Najis

Najis berupa

anggur yang

dididihkan, dan

dididihkan hingga

dua sepertiganya

menguap

Pendidihan,

dalam mazhab

Imamiyah

Pendidihan,

dalam mazhab

Imamiyah

Sesuai

13 bersuci dari Najis

Cairan yang

diperas dari bunga

atau lainnya dapat

digunakan untuk

mensucikan najis

Cairan, dalam

mazhab Hanafi

Cairan, dalam

mazhab Hanafi

Sesuai

14 bersuci dari Najis

Najis terdapat pada

kapas

Pembusaran,

dalam mazhab

Hanafi

Pembusaran,

dalam mazhab

Hanafi

Sesuai

15 bersuci dari Najis

Najis terdapat pada

sebagian gandum

yang sedang

diproses

Pemrosesan,

dalam mazhab

Hanafi

Pemrosesan,

dalam mazhab

Hanafi

Sesuai

16 bersuci dari Najis

Najis berupa air

mani

Penggosokan,

dalam mazhab

Hanafi

Penggosokan,

dalam mazhab

Hanafi

Sesuai

17 bersuci dari Najis

Najis terdapat pada

puting atau jari

air liur, dalam

mazhab Hanafi

air liur, dalam

mazhab Hanafi

Sesuai

Page 143: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

129

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

18 bersuci dari Hadats

Terdapat air

mutlak

Air mutlak,

berdasarkan

semua mazhab

Air mutlak,

berdasarkan

semua mazhab

Sesuai

19 bersuci dari Hadats

Tidak adanya air,

dalam mazhab

Imamiyah, Maliki,

Syafi’i, dan

Hambali

Tayamum karena

tidak ada air,

dalam mazhab

Imamiyah,

Maliki, Syafi’i,

dan Hambali

Tayamum karena

tidak ada air,

dalam mazhab

Imamiyah,

Maliki, Syafi’i,

dan Hambali

Sesuai

20 bersuci dari Hadats

Tidak adanya air,

dalam mazhab

Hanafi

Tayamum karena

tidak ada air,

dalam mazhab

Hanafi

Tayamum karena

tidak ada air,

dalam mazhab

Hanafi

Sesuai

21 bersuci dari Hadats

Sakit semakin

parah jika terkena

air

Tayamum karena

sakit, dalam

semua mazhab

Tayamum karena

sakit, dalam

semua mazhab

Sesuai

22 bersuci dari Hadats

Tidak cukupnya

air, dalam mazhab

Syafi’i dan

Hambali

Tayamum karena

air tidak

mencukupi,

dalam mazhab

Syafi’i dan

Hambali

Tayamum karena

air tidak

mencukupi,

dalam mazhab

Syafi’i dan

Hambali

Sesuai

23 bersuci dari Hadats

Tidak cukupnya

air, dalam mazhab

Imamiyah, Hanafi,

dan Maliki

Tayamum karena

air tidak

mencukupi,

dalam mazhab

Imamiyah,

Hanafi, dan

Maliki

Tayamum karena

air tidak

mencukupi,

dalam mazhab

Imamiyah,

Hanafi, dan

Maliki

Sesuai

24 bersuci dari Hadats

Waktu yang terlalu

Tayamum karena

waktu terlalu

Tayamum karena

waktu terlalu

Sesuai

Page 144: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

130

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

sempit untuk

menggunakan air,

dalam mazhab

Imamiyah dan

Maliki

sempit untuk

menggunakan air,

dalam mazhab

Maliki dan

Imamiyah

sempit untuk

menggunakan air,

dalam mazhab

Maliki dan

Imamiyah

25 bersuci dari Hadats

Waktu yang terlalu

sempit untuk

menggunakan air,

dalam mazhab

Hambali

Tayamum karena

waktu terlalu

sempit untuk

menggunakan air,

dalam mazhab

Hambali

Tayamum karena

waktu terlalu

sempit untuk

menggunakan air,

dalam mazhab

Hambali

Sesuai

26 bersuci dari Hadats

Waktu yang terlalu

sempit untuk

menggunakan air,

dalam mazhab

Hanafi

Tayamum

karena waktu

terlalu sempit

untuk

menggunakan air,

dalam mazhab

Hanafi

Tayamum

karena waktu

terlalu sempit

untuk

menggunakan air,

dalam mazhab

Hanafi

Sesuai

Dari uji akurasi sistem ini diketahui dari 14 data yang diuji, 26 data uji sistem sesuai

dengan 26 data uji manual. Oleh karena itu hasil dari uji akurasi sistem adalah :

( )

Jadi tingkat akurasi sistem terhadap akurasi uji manual yaitu 100%.

Page 145: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

131

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

6 BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut:

1. Aplikasi sistem pakar Thaharah berbasis android yang dibuat dengan tools Android

studio dan Firebase berhasil berjalan dengan baik. Dari hasil pengetesan interface

aplikasi, seluruh interface aplikasi berjalan sesuai dengan hasil yang diharapkan.

2. Pemakaian metode forward chaining dalam pembangunan sistem pakar pun terbukti

berhasil dengan tingkat kesesuaian sistem dengan buku 100% berdasarkan hasil tes

yang didapatkan.

6.2 Saran

Hasil dari penelitian ini masih belum sempurna. Oleh karena itu masih banyak hal yang

dapat dikembangkan. Berikut merupakan saran dari penelitian ini, diantaranya adalah :

1. Sistem dapat diterapkan di beberapa platform Mobile lain, seperti iOS.

2. Pembuatan aplikasi dalam versi web.

3. Perubahan pada desain aplikasi agar lebih user friendly.

4. Penambahan data dari buku-buku lain

Page 146: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

132

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR PUSTAKA

A.S Rosa., dan M.Shalahuddin. 2018. Rekayasa Perangkat Lunak Struktur dan Berorientasi

Objek. Bandung : Informatika.

Aceh, Abubakar. 1977. Fikih 5 Mazhab. Jakarta : Gramedia

Aditya Luffi, 2017. Rancang Bangun Aplikasi Chat pada Platform Android dengan Media

Input berupa Canvas dan Shareable Canvas untuk Bekerja Dalam Satu Canvas secara

Online. Surabaya

Andriani, Anik. 2017. Pemrograman Sistem Pakar. Yogyakarta : Mediakom

Andriani, Anik. 2017. Pemrograman Sistem Pakar. Yogyakarta : Mediakom

Ashari,. 2016, penerapan sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit pencernaan dengan

pengobatan bahan alami. Makassar.

B. Herawan Hayadi, M.Kom., Prof. Dr. Kasaman Rukun, 2016. What Is Expert System.

Yogykarta.

Budiharto, W., dan Suhartono, D. 2014. Artificial Intelligence Konsep dan Penerapanya.

Yogyakarta : Andi Offset

Doddy Teguh Yuwono,. 2017, Penerapan metode Forward Chaining dan Certainty Factor

pada sistem pakar diagnosa hama anggrek coelogyne pandurate, Yogyakarta

Ericksan, Sianturi. 2014. Sistem Pakar Diagnosa Gejala Kecanduan Game Online dengan

Menggunakan Metode Certainty Factor. Medan.

Firly Nadia, 2018. Create Your Own Android Application. Elex Media Komputindo, Jakarta

Haidir, Abdullah. 2004. Mazhab Fiqh Kedudukan dan Cara Menyikapinya. Riyadh

Halim, Stephanie. dan Seng Hansun, 2015. Penerapan Metode Certainty Factor dalam

Sistem Pakar Pendeteksi Resiko Osteoporosis dan Osteoarthritis. Jurnal ULTIMA

Computing. Vol. VII, No. 2

Kusuma, Indra. 2019. Analisis Akurasi Kombinasi Proses Text Mining Dan Certainty

Factor Dalam Diagnosis Kerusakan Printer. Jakarta

Page 147: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

133

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Marimin, 2017. Sistem pendukung pengambilan keputusan dan sistem pakar. Bogor

Mughniyah, Jawad. 2006. Fiqh Lima Mazhab. Jakarta:Lentera Basritama

Nafiul Lubab, Novita Pancaningrum, 2015. Mazhab:Keterkungkungan Intelektual atau

Kerangka Metodologis. Kudus

Nurhalimah. 2019. Implementasi Metode Certainty Factor Dalam Sistem Pakar Penentu

Pasal Tindak Pidana Narkotika. Jakarta

Rahmah, Shifa. 2018. Rancang Bangun Aplikasi Mutaba‟ah Amal Yaumiah Menggunakan

Metode Scoring System Berbasis Android Terintegrasi Smart Sajadah. Jakarta

Saputra dkk, 2018. Implementasi Teknik Seleksi Fitur Pada Klasifikasi Malware Android

Menggunakan Support Vector Machine. Malang

Soemirat, Juli. 2014. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gramedia

Sumaji, Anis. 2008. 125 Masalah Thaharah. Solo :Gramedia

Sumaji, Anis. 2008. 125 Masalah Thaharah.Solo: Tiga Serangkai

Sundari, Siti Shinta. Yoga Handoko Agustin, dan Cahya Dinarsyah. 2017. Sistem Pakar

Tindak Pidana Narkotika Menggunakan Metode Forward Chaining.

Suprapto, Falahah. 2018. Rekayasa Perangkat Lunak. Bandung : Lentera Ilmu Cendekia.

Toelle, 2008. Pengantar Sistem Pakar. Surabaya

veil.unc.edu. Islamic Jurisprudence & Law [online] Tersedia:

https://veil.unc.edu/religions/islam/law/ [diakses 27 Februari 2019, 15.50 WIB]

Wibowo, Mukti. 2019. Implementasi Metode Naive Bayes Dan Certainty Factor

UntukDiagnosa Penyakit Kardiovaskular.Jakarta

worldatlas.com. The Major Branches of Islam [online] Tersedia:

https://www.worldatlas.com/articles/the-major-branches-of-islam.html [diakses 27

Februari 2019, 16.32 WIB]

Page 148: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

134

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Yogie Susdyastama Putra, M. Aziz Muslim dan Agus Naba,. 2013, game chicken roll

dengan menggunakan metode forward chaining. Malang

Page 149: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

135

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

LAMPIRAN

Lampiran I. Wawancara

Pewawancara : Muhammad Saduddin

Wawancara kepada : Bapak Zainul Ilmi, M.Ag.

Jabatan : Kepala BDK Banjarmasin

Hari/Tanggal : Kamis, 19 September 2019

Jam : 10.30 s/d selesai

Tempat : Kantor Balai Diklat Keagamaan Banjarmasin

1. Pertanyaan :

Apakah yang dimaksud dengan Thaharah?

Jawaban :. mensucikan diri

2. Pertanyaan :

Apakah tingkat pemahaman masyarakat dalam Thaharah sudah baik?

Jawaban : belum

3. Pertanyaan :

Mengikuti mazhab apakah masyarakat biasa dalam bersuci?

Jawaban : syafi 'i

4. Pertanyaan :

Bagaimana tingkat pemahaman masyarakat dalam Thaharah selain mazhab Syafi’i?

Jawaban : belum paham

5. Pertanyaan :

Apakah masyarakat sebaiknya tahu cara-cara bersuci dari mazhab-mazhab lain?

Jawaban : sebaiknya tahu

6. Pertanyaan :

Bagaimana pendapat anda dengan adanya aplikasi yang mempermudah untuk

mempelajari Thaharah bahkan dalam lingkup mazhab-mmazhab lain?

Jawaban : bagus sangat membantu

Page 150: Skripsi - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47730/1/MUHAMMAD SADUDDIN-FST.pdfimplementasi sistem pakar (expert system) dengan metode forward

136

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Banjarmasin, 19 September 2019

Zainul Ilmi, M.Ag.