19
PENGARUH LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, DAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL TERHADAP FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA 2018 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program Pendidikan Sarjana Program Studi Akuntansi Oleh : FILDZAH QISTHI AGIDA 2014310871

SKRIPSI - Perbanas

  • Upload
    others

  • View
    13

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SKRIPSI - Perbanas

PENGARUH LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN

INSTITUSIONAL, DAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL TERHADAP

FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

YANG TERDAFTAR DI BEI

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS

SURABAYA

2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian

Program Pendidikan Sarjana

Program Studi Akuntansi

Oleh :

FILDZAH QISTHI AGIDA

2014310871

Page 2: SKRIPSI - Perbanas

1

PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

Nama : Fildzah Qisthi Agida

Tempat, Tanggal Lahir : Surabaya, 29 Februari 1996

N.I.M : 2014310871

Program Studi : Akuntansi

Program Pendidikan : Sarjana

Konsentrasi : Keuangan

Judul : Pengaruh Leverage, Ukuran

Perusahaan, Kepemilikan Institusional

Dan Kepemilikan Manajerial

Terhadap Financial Distress Pada

Perusahaan Manufaktur Yang

Terdaftar Di BEI

Disetujui dan diterima baik oleh:

Dosen Pembimbing,

Tanggal :

Agustina Ratna Dwiati, SE., MSA

Ketua Program Studi Sarjana Akuntansi,

Tanggal :

(Dr.Luciana Spica Almilia., SE., M.Si., QIA., CPSAK)

Page 3: SKRIPSI - Perbanas

2

PENGARUH LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKANINSTITUSIONAL DAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL TERHADAP

FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANGTERDAFTAR DI BEI

Fildzah Qisthi AgidaSTIE Perbanas Surabaya

Email : [email protected]. Wonorejo Timur no 16 Surabaya

ABSTRACT

This study aims to determine and analyze the influence of leverage, companysize, institutional ownership, and managerial ownership on financial distress.Financial Distress as the dependent variable. The independent variables in thisstudy use leverage, firm size, institutional ownership, and managerial ownership.This study uses quantitative methods. The population in this study are all financialstatements of manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange.The sampling technique in this study uses purposive sampling with the criteriaspecified in the study. The type of data used is secondary data obtained from theIndonesia Stock Exchange for manufacturing companies in 2013-2017. The dataanalysis technique used was logistic regression analysis. The results showed thatthe leverage, size of the company did not affect financial distress while institutionalownership and managerial ownership had an effect on financial distress.

Keywords: financial distress, leverage, company size, institutional ownership, andmanagerial ownership.

PENDAHULUAN

Perusahaan-perusahaan diIndonesia semakin lama semakinberkembang dengan mengikutiperkembangan globalisasi yang terus maju.Seiring perkembangan globalisasi terdapatmasalah keuangan di suatu perusahaan.Beberapa perusahaan yang mengalamimasalah keuangan seperti tidak dapatmembayar hutang jangka panjang danmencoba mengatasi masalah tersebutdengan melakukan pinjaman danpenggabungan usaha atau sebaliknya adayang menutup usahanya. Masalah

keuangan yang dihadapi perusahaanapabila dibiarkan berlarut-larut dapatmengalami terjadinya kebangkrutan.Interest Coverage Ratio (ICR) merupakankemampuan perusahaan dalam melakukanpembayaran bunga yang dimilikinya. Rasioini mengukur seberapa jauh laba bisaberkurang tanpa menyulitkan perusahaandalam memenuhi kewajiban membayarbunga tahunan. Oleh karena itu, jika ICRkurаng dаri 1 (sаtu) diаnggаp mengalamimasalah kesulitan keuangan (financialdistress).

Page 4: SKRIPSI - Perbanas

3

Diketahui bahwa ada beberapaperusahaan yang telah resmi di delistingdari Bursa Efek Indonesia dari tahun 2012sampai dengan 2017. Pada tahun 2016diketahui tidak ada perusahaan yangdidelisting dari Bursa Efek Indonesia, tetapipada tahun 2017 meningkat sebesar 8perusahaan yang telah resmi didelisting dariBursa Efek Indonesia. Delisting merupakansaham yang tercatat di Bursa yangmengalami penurunan kriteria sehinggatidak dapat memenuhi persyaratanpencatatan, maka dari itu saham tersebutdapat dikeluarkan dari pencatatan di Bursa.Salah satu perusahaan yang telah didelisting tahun 2017 yaitu PT. Sorini AgroAsia Corporindo Tbk (SOBI) pada tanggal3 Juli 2017. SOBI, produsen sorbitol danbahan dasar untuk kosmetik hingga farmasiini tidak dapat memenuhi ketentuan bursamengenai jumlah minimum saham beredardi publik (free float) sebesar 7,5% darijumlah saham dalam modal yangditempatkan disetor, saat ini SOBI hanyamenyebar saham ke publik sebesar 1,32%sehingga PT SOBI dianggap tidak secaraaktif diperdagangkan di BEI dan relativetidak likuid (Inforex news, 2017). Adapunlaba dari PT. Sorini Agro Asia CorporindoTbk (SOBI) tahun 2013 sampai dengan2015. Laba pada PT. Sorini Agro AsiaCorporindo Tbk (SOBI) selama 3 tahunterakhir tidak selalu meningkat bahkanmengalami penurunan. Pada tahun 2015laba perusahaan mengalami negatif,sedangkan pada tahun 2016 tidakmendapatkan laba yang disebabkan masihdiberhentikan sementara (suspense) olehBursa Efek Indonesia (IDN financials,2017).

RERANGKA TEORITIS YANG DIPAKAIDAN HIPOTESIS

Penelitian ini menggunakan teoriagensi dimana antara agen dan prinsipalbekerja sama untuk membangun kinerjakeuangan dengan baik sehingga tidakterdapat masalah keuangan yang dapatmengakibatkan kebangkrutan. Dalampenelitian ini dapat dikaitkan antara

variabel-variabel dengan financial distress.Teori agensi adalah suatu konsep yangdimana terdapat hubungan kontrak antaraprinsipal dan agen. Penelitian inimenggunakan teori agensi karenashareholder atau principalmemperkerjakan agen untuk melaksanakantugas termasuk pengambilan keputusan,dalam lingkungan yang tidak pasti sepertiperusahaan dalam kondisi financialdistress. Agen yang bertugas menjadiseorang manajer yang akan mengambilkeputusan untuk mempertahankankelangsungan usaha perusahaan. Prinsipalyaitu bertanggungjawab apa yang telahdiamanahkan oleh pihak agen. Bilakeputusan manajeman merugikan bagipemilik perusahaan maka akan timbulmasalah keagenan (Ismiyanti dan Hanafi,2004:176).

Financial DistressFinancial distress adalah kondisi

dimana perusahaan mengalami kesulitankeuangan dan terancam mengalamikebangkrutan (Atmaja, 2008:258).Menurut Platt dan Platt (2002) financialdistress yaitu tahap dimana padaperusahaan mengalami penurunan sebelumterjadinya kebangkrutan. Kondisi ini jugadapat dilihat atas ketidakmampuan atautidak tersedianya dana untuk membayarkewajiban pada saat jatuh tempo. Salah satupenyebab financial distress ialahkurangnya upaya pengawasan terhadapkondisi keuangan sehingga penggunaandana perusahaan kurang sesuai dengan apayang dibutuhkan. Hal ini memberikankesimpulan bahwa tidak ada jaminanperusahaan besar dapat terhindar darimasalah ini, alasannya adalah karenafinancial distress berkaitan dengan kondisikeuangan perusahaan dimana setiapperusahaan pasti akan berurusan dengankeuangan untuk mencapai target laba dankelangsungan hidup perusahaan.

Leverage

Page 5: SKRIPSI - Perbanas

4

Leverage merupakan kemampuan suatuentitas untuk melunasi utang lancar maupunutang jangka panjang, atau rasio yangdigunakan untuk menilai sejauh mana suatuentitas dibiayai dengan menggunakan utang(Wiagustini, 2010:76). Semakin besarjumlah utang maka akan menyebabkansemakin besar kemungkinan perusahaantidak dapat membayar bunga dan jugapokok utangnya, Leverage merupakanjumlah utang yang digunakan untukmembiayai/membeli aset-aset perusahaan.Perusahaan yang memiliki utang lebihbesar dari ekuitas dikatakan sebagaiperusahaan dengan tingkat leverage yangtinggi, Fakhrudin (2008:109)..

Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan sesuatuyang dapat mengukur dan menentukan nilaidari besar atau kecilnya perusahaan.Perusahaan dengan ukuran yang lebih besarmemiliki akses yang lebih besar untukmendapat sumber pendanaan dari berbagaisumber. Besar kecilnya ukuran perusahaanakan berpengaruh terhadap struktur modaldengan didasarkan pada kenyataan bahwasemakin besar suatu perusahaanmempunyai tingkat pertumbuhan penjualanyang tinggi sehingga perusahaan lebihberani mengeluarkan saham baru danmenggunakan jumlah pinjaman yangsemakin besar pula. Skala pada perusahaanyaitu skala atau ukuran yang dipakai untukmencerminkan besar kecilnya perusahaanpada total aset perusahaan (Suwito danHerawaty, 2005)

Kepemilikan Institusional

Kepemilikan Institusional adalah proporsikepemilikan saham yang dimiliki olehpemilik institusi dan blockholders padaakhir tahun. Yang dimaksud institusi adalahperusahaan investasi, bank, asuransi,reksadana, leasing, dll. Kepemilikanperusahaan publik dulu dipandang tersebardiantara banyak pemegang saham sesuaimodel Berle and Means (1932:11).Kepemilikan institusional dapat diukur

dengan menggunakan indikator persentasejumlah saham yang dimiliki pihakinstitusional dari seluruh jumlah sahamperusahaan (Boediono, 2005).

Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan manajerial adalahkepemilikan oleh saham atau jumlah sahamyang dimiliki manajer atau direksi padamanajemen perusahaan. Diukur denganmembagi kepemilikan saham manajemendibagi total saham. Pemilik sahamperusahaan yang berasal dari manajemendan terkait dengan masalah keagenan yangikut serta dalam pengambilan keputusansuatu perusahaan. Besar kecilnya jumlahkepemilikan saham manajerial dalamperusahaan mengindikasikan adanyakesamaan kepentingan antara manajerdengan pemegang saham (Imanata danSatwiko, 2011:68). Kepemilikanmanajerial akan berpengaruh terhadapkinerja manajemen.

Pengaruh Leverage terhadap FinancialDistress

Rasio leverage ini menggambarkanhubungan antara utang perusahaan terhadapmodal. Rasio ini dapat melihat seberapajauh perusahaan dibiayai oleh utang ataupihak luar dengan kemampuan perusahaanyang digambarkan oleh modal/hutang.Perusahaan yang memiliki leverage yangtinggi akan berpengaruh terhadap krediturkarena tingkat bunga akan menjadi tinggi.Pinjaman yang diperoleh perusahaansemakin tinggi maka tingkat bunga jugaakan semakin tinggi dan semakin besar pulautang suatu perusahaan. Berdasarkandengan teori agency yang menjelaskanhubungan antara agen atau pemilikperusahaan dengan pihak prinsipal ataupihak institusi lain dimana semakin besarleverage pada perusahaan maka semakintinggi tingkat hutang kepada pihak prinsipalatau institusi lain sehingga kemampuanperusahaan sulit untuk melunasi hutang-hutangnya ketika jatuh tempo sehinggaperusahaan mengalami financial distress.

Page 6: SKRIPSI - Perbanas

5

Agen berkewajiban dalam menghasilkanlaba untuk melunasi biaya pendanaannya.Jika perusahaan memiliki tingkat leverageyang rendah maka perusahaan akan mudahmengembalikan biaya operasional danhutang pokok yang akan dilunasi padaprinsipal. Semakin besar modal/aset yangdimiliki perusahaan dibanding total hutangyang dimiliki maka semakin besar pulakemampuan perusahaan untuk melunasihutang-hutangnya ketika jatuh tempo.H1 : Pengaruh Leverage terhadap FinancialDistress

Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadapfinancial distressUkuran perusahaan berperan dalampenentuan dampak pengaruh financialdistress. Ukuran perusahaan menunjukkanseberapa besar aset dan modal yangdimiliki sebuah perusahaan untukdigunakan dalam membiayai aktivitasoperasionalnya. Perusahaan dapat dilihatdari ukuran perusahaannya yang cukupbesar akan besar pula keuntungannya.Ukuran perusahaan dihitung denganLogaritma natural dikali dengan totalasset..Berdasarkan teori agensi,agensebagai manajemen meminta prinsipalyaitu manajer untuk memaksimalkankinerja dalam meningkatkan ukuranperusahaan dengan meningkatkan laba,modal dan memiliki aset yang besar agardapat menimalisir terjadinya financialdistress. Semakin meningkatnyakemampuan dalam melunasi kewajibanperusahaan dimasa depan, sehinggaperusahaan dapat menghindaripermasalahan keuangan. Jadi semakintinggi ukuran perusahaan maka akansemakin tinggi perusahaan tidakmengalami kondisi financial distress. Halini disebabkan tingginya total aset yangdimiliki perusahaan sehingga perusahaandapat melunasi kewajiban dimasa depansehingga perusahaan tidak mengalamifinancial distress.H2 : Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadapFinancial Distress

Pengaruh kepemilikan institusionalterhadap financial distressKepemilikan institusional adalah proporsikepemilikan saham yang dimiliki olehpemilik institusi dan blockholders padaakhir tahun. Yang dimaksud institusi adalahperusahaan investasi, bank, asuransi,reksadana, leasing, dll. Kepemilikanperusahaan publik dulu dipandang tersebardiantara banyak pemegang saham sesuaimodel Berle and Means (1932:11).Kepemilikan institusional dapat diukurdengan menggunakan indikator persentasejumlah saham yang dimiliki pihakinstitusional dari seluruh jumlah sahamperusahaan (Boediono, 2005). Kepemilikaninstitusional berarti penting didalammemonitor manajemen dikarenakan adanyakepemilikan oleh institusional akanmendorong peningkatan pengawasan yanglebih optimal. Tingkat kepemilikaninstitusional yang tinggi akan menimbulkanpengawasan yang besar kepada pihakinvestor institusional. Dengan banyaknyainvestor institusi dalam kepemilikan sahamdiharapkan pengawasan akan lebih efektif.Berdasarkan teori agensi adalah bahwadengan adanya kepemilikan institusionalperusahaan memiliki profesionalismedalam menganalisis informasi didalamsuatu perusahaan sehingga dapat mengujikeandalan informasi tersebut. Denganadanya investor institusional, perusahaanmemiliki motivasi yang kuat untukmelakukan pengasawan yang lebih ketatatas aktivitas yang terjadi di perusahaan.Semakin besar kepemilikan institusional,maka pemanfaatan aktiva di dalamperusahaan semakin efisien. Oleh karna itu,proporsi kepemilikan institusionalbertindak sebagai pencegahan terhadappemborosan yang dilakukan manajemen.H3 : Pengaruh Kepemilikan Institusionalterhadap Financial Distress

Pengaruh kepemilikan manajerialterhadap financial ditressKepemilikan manajerial adalahkepemilikan oleh saham atau jumlah sahamyang dimiliki manajer atau direksi pada

Page 7: SKRIPSI - Perbanas

6

manajemen perusahaan. Diukur denganmembagi kepemilikan saham manajemendibagi total saham. Pemilik sahamperusahaan yang berasal dari manajemendan terkait dengan masalah keagenan yangikut serta dalam pengambilan keputusansuatu perusahaan. Besar kecilnya jumlahkepemilikan saham manajerial dalamperusahaan mengindikasikan adanyakesamaan kepentingan antara manajerdengan pemegang saham (Imanata danSatwiko, 2011:68). Kepemilikanmanajerial akan berpengaruh terhadapkinerja manajemen. Semakin besarkepemilikan manajerial, maka manajemenakan semakin berusaha memaksimalkankinerjanya, karena manajemen semakinmemiliki tanggung jawab untuk memenuhikeinginan manajemen, yang dalam hal initermasuk dirinya sendiri. Mereka akanlebih peduli untuk memperindah kinerjaperusahaan dan akan berusaha mengurangiresiko keuangan dengan cara menjagatingkat utang dan meningkatkan laba

bersih. Berdasarkan teori agensi adalahadanya suatu pemisah kepemilikan suatuperusahaan yang mengakibatkanmunculnya agency cost. Agency costmerupakan biaya yang berhubungandengan manajemen yang berfungsi untukmeyakinkan manajemen dalam bertindakkonsisten sesuai dengan perjanjiankontraktual perusahaan dengan parapemegang saham maupun dengan kreditor.Dengan meningkatkan kepemilikan sahamperusahaan yang dilakukan oleh manajerdapat mengurangi dari dampak yangditimbulkan agency cost. Kepemilikanperusahaan oleh manajer akan mendoronguntuk meningkatkan usaha menghasilkanlaba yang maksimal. Manajer akan lebihtanggung jawab dalam mengelolaperusahaan karena adanya memiliki rasaperusahaan, sehingga mempengaruhikinerja pihak manajemen.H4 : Pengaruh Kepemilikan Manajerialterhadap Financial Distress

Gambar 1Kerangka Pemikiran

METODE PENELITIANKualifikasi SampelPopulasi dalam penelitian ini adalah semualaporan keuangan perusahaan manufaktur

di Indonesia yang terdaftar di Bursa EfekIndonesia pada tahun 2013-2017. Datayang digunakan dalam penelitian ini adalahdata sekunder yang diambil dari laporankeuangan yang terdaftar di Bursa EfekIndonesia (BEI).

Page 8: SKRIPSI - Perbanas

7

Perusahaan yang dijadikan sampel adalah205 perusahaan. Metode pengambilansampel adalah purposive sampling.

Variabel PenelitianVariabel yang digunakan dalam penelitianini meliputi Variabel Dependen dalampenelitian ini adalah Financial Distress,Variabel Independen dalam penelitian iniadalah Leverage, Ukuran Perusahaan,Kepemilikan Institusional dan KepemilikanManajerial.

Definisi Operasional VariabelFinancial DistressFinancial distress dalam penelitian inidiproksikan dengan Interest CoverageRatio (ICR). Interest Coverage Ratio (ICR)merupakan kemampuan perusahaan dalammelakukan pembayaran bunga yangdimilikinya. ICR dihitung dengаnmembаndingkаn laba/rugi usaha dengаnbebаn bungа. Financial distress disajikandalam bentuk variabel dummy, yaitu nilainol (0) apabila perusahaan memiliki nilaiICR positif dan nilai satu (1) apabilaperusahaan memiliki nilai ICR negatif (NiLuh dan Ni Ketut, 2015). Interest CoverageRatio dapat dihitung menggunakan:

ICR = Laba Usaha / Bebаn Bungа

LeverageLeverage merupakan kemampuan suatuentitas untuk melunasi utang lancar maupunutang jangka panjang, atau rasio yangdigunakan untuk menilai sejauh mana suatuentitas dibiayai dengan menggunakan utang(Wiagustini, 2010:76). Leveragemerupakan jumlah utang yang digunakanuntuk membiayai/membeli aset-asetperusahaan. Perusahaan yang memilikiutang lebih besar dari ekuitas dikatakansebagai perusahaan dengan tingkatleverage yang tinggi, Fakhrudin(2008:109). Leverage dapat dihitungmenggunakan:

Debt ratio = Total debt / Totalasset

Kepemilikan Institusional

Kepemilikan Institusional adalahproporsi kepemilikan saham yang dimilikioleh pemilik institusi dan blockholderspada akhir tahun. Yang dimaksud institusiadalah perusahaan investasi, bank, asuransi,reksadana, leasing, dll. Kepemilikanperusahaan publik dulu dipandang tersebardiantara banyak pemegang saham sesuaimodel Berle and Means (1932:11).Kepemilikan institusional dapat diukurdengan menggunakan indikator persentasejumlah saham yang dimiliki pihakinstitusional dari seluruh jumlah sahamperusahaan (Boediono, 2005). Kepemilikaninstitusional dapat dihitung:

KI =Jumlah Saham Yang Dimiliki olehInstitusi

Jumlah Saham Beredar

Kepemilikan manajerial

Kepemilikan manajerial adalahkepemilikan oleh saham atau jumlah sahamyang dimiliki manajer atau direksi padamanajemen perusahaan. Diukur denganmembagi kepemilikan saham manajemendibagi total saham. Kepemilikan manajerialakan berpengaruh terhadap kinerjamanajemen. Kepemilikan manajerial dapatdihitung:

MOWN = Jumlah Saham Yang Dimilikioleh Manajerial yang Beredar

JumlahSaham Beredar

Alat AnalisisUntuk menguji hubungan antara leverage,ukuran perusahaan, kepemilikaninstitusional, kepemilikan manajerialterhadap financial distress menggunakananalisis regresi logistik. Model analisisregresi logistik digunakan pada penelitianini karena untuk menguji pengaruh variabelbebas terhadap satu variabel terikat.

Page 9: SKRIPSI - Perbanas

8

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANUji deskriptif

Analisis deskriptif denganmemberikan gambaran data tentang jumlahdata, minimum, maksimum, mean, danstandar deviasi. Analisis deskriptif dibagimenjadi 2 yaitu :

1. Analisis statistik deskriptive :analisis ini digunakan untukvariabel independen penelitianyaitu leverage, ukuran perusahaan,kepemilikan institusional dankepemilikan manajerial.

2. Analisis deskriptif frequencies :analisis ini digunakan untukvariabel dependen yaitu financialdistress karena variabel inimenggunakan variabel dummydengan kriteria :

1 (satu) = perusahaan yangmengalami financial distress0 (nol) = perusahaan yangmengalami non financial distress

Dari 205 data perusahaanmanufaktur yang mengalamifinancial distress sebanyak 56data perusahaan dengan nilaiminimum untuk variabel

dependen financial distress yangdihitung dengan ICR sebesar -203,212091, perusahaan yangmemiliki nilai ICR minimumyaitu perusahaan Inti KeramikAlam Asri Industri Tbk. (IKAI)pada tahun 2016. Nilai ICR kecildiakibatkan karena perusahaantersebut memiliki laba usahasenilai Rp -43.578.020 dari bebanbunga sebesar Rp 214.446.Sedangkan untuk nilai maksimumdari variabel dependen ICR yaitusebesar 0,9389453542 perusahaanyang memiliki nilai ICRmaksimum yaitu perusahaanMandom Indonesia Tbk (ALTO)pada tahun 2016. Nilai ICRmaksimum dikarenakanperusahaan memiliki laba usahayang mencapai Rp33.997.564.862 dari beban bungayang dimiliki yaitu sebesar Rp36.208.246.527. Nilai standardeviasi dari ICR sebesar27,27212924 sedangkan nilairata-rata (mean) sebesar -4,53090312

Tabel 1Hasil Analisis Deskriptif

Financial distress(skor=1)

Non FinancialDistress

(skor=0)Minimum -203,212091 1,013166818Maximum 0,9389453542 640,4098798Mean -4,53090312 19,75156100Standar

deviation27,27212924 69,09605043

Total sampel 56 149

Page 10: SKRIPSI - Perbanas

9

Tabel 2Hasil Analisis Deskriptif Independen

Financial distress(56 Perusahaan)

Non Financial Distress(149 Perusahaan)

MIN MAX MEAN Std.Dev

MIN MAX MEAN Std.dev

Leverage 0,0006159629

11,85106763

0,9698778130

1,659522955

0,0027613985

7,029569088

0,9213483439

1,117081146

Ukuranperusahaan

15,61443943

29,00375520

26,68466476

1,997466821

14,37478057

33,19881203

25,96996427

3,708591898

Kepemilikaninstitusional

0,196361111

514,2391304

10,92710146

69,01411357

0,196361111

345,4459821

2,915444949

28,25158704

Kepemilikanmanajerial

0,0000556133

158,8492754

3,368002501

21,43504575

0,0000460829

153,3617857

1,621959936

13,52256197

Dari 205 data perusahaan manufaktur yangmengalami financial distress sebanyak 56data perusahaan dengan nilai minimumuntuk variabel independen leverage sebesar0,0006159629, perusahaan yang memilikinilai leverage minimum yaitu perusahaanSunson Textile Manufactures Tbk. (SSTM)pada tahun 2015. Nilai leverage kecildiakibatkan karena perusahaan tersebutmemiliki total hutang senilai Rp444.641.000 dari total aset sebesar Rp721.863.265.285. Sedangkan untuk nilaimaksimum dari variabel independenleverage yaitu sebesar 11,85106763perusahaan yang memiliki nilai leveragemaksimum yaitu perusahaan MandomIndonesia Tbk (TCID) pada tahun 2012.Nilai leverage maksimum dikarenakanperusahaan memiliki total hutang yangmencapai Rp 1.261.572.952.461 dari totalmodal yang dimiliki yaitu sebesar Rp106.452.261.687. Nilai standar deviasi darileverage sebesar 1,659522955 sedangkannilai rata-rata (mean) sebesar0,9698778130.

Dari 205 data perusahaanmanufaktur yang mengalami financialdistress sebanyak 56 data perusahaandengan nilai minimum untuk variabelindependen ukuran perusahaan yaitusebesar 15,61443943, perusahaan yangmemiliki nilai ukuran perusahaan minimumyaitu perusahaan Steel Pipe Industry OfIndonesia Tbk (ISSP) pada tahun 2016.Nilai minimum ukuran perusahaan iniberasal dari total aset tahun 2017 sebesarRp 6.043.171. Nilai maksimum dari variabelindependen ukuran perusahaan yaitusebesar 29,00375520, perusahaan yangmemiliki nilai ukuran perusahaanmaksimum yaitu perusahaan Asahimas FlatGlass Tbk (AMFG) pada tahun 2014. Nilaistandar deviasi dari ukuran perusahaansebesar 1,997466821 sedangkan nilai rata-rata (mean) sebesar 26,68466476. Nilaistandar deviasi lebih kecil daripada nilairata-rata (mean), ini berarti data untukvariabel ukuran perusahaan homogen yangartinya penyebaran datanya baik dan tidak

Page 11: SKRIPSI - Perbanas

10

memiliki variasi data yang terlalu tinggiatau penyebaran merata.

Dari 205 data perusahaanmanufaktur yang mengalami financialdistress sebanyak 56 data perusahaandengan nilai minimum untuk variabelindependen kepemilikan institusionalminimum yaitu sebesar 0,196361111perusahaan yang memiliki nilaikepemilikan institusional minimum yaituperusahaan Beton Jaya Manunggal Tbk(BTON) pada tahun 2012. Nilai minimumkepemilikan institusional kecil diakibatkankarena perusahaan tersebut memiliki sahamkepemilikan institusional senilai353.450.000 dari saham yang beredarsebesar 18.000.000.000. Sedangkan untuknilai maksimum pada variabel kepemilikaninstitusional yaitu sebesar 514,2391304,perusahaan yang memiliki nilaikepemilikan institusional maksimum yaituperusahaan Berlina Tbk (BRNA) padatahun 2012. Nilai maksimum diakibatkankarena perusahaan tersebut memiliki sahamkepemilikan institusional sebesar17.741.250.000 dari saham yang beredarsebesar Rp 34.500.000. Nilai standardeviasi dari kepemilikan institusionalsebesar 69,01411357, dan nilai rata-rata(mean) yaitu sebesar 10,92710146.

Dari 205 data perusahaanmanufaktur yang mengalami financialdistress sebanyak 56 data perusahaandengan nilai minimum untuk variabelindependen kepemilikan manajerial yaitusebesar 0,0000556133, perusahaan yangmemiliki kepemilikan manajerial minimumyaitu perusahaan Langgeng MakmurIndustry Tbk (LMPI) pada tahun 2012.Nilai kepemilikan manajerial minimumdiakibatkan karena perusahaan tersebutmemiliki saham kepemilikan manajerialsenilai Rp 28.043.500 dari saham yangberedar sebesar Rp 504.258.834.500.Sedangkan untuk nilai maksimum padavariabel kepemilikan manajerial yaitusebesar 158,8492754, perusahaan yangmemiliki nilai kepemilikan manajerialmaksimum yaitu perusahaan Berlina Tbk

(BRNA) pada tahun 2012. Nilaikepemilikan manajerial maksimumdiakibatkan karena perusahaan tersebutmemiliki saham kepemilikan manajerialsenilai Rp 5.480.300.000 dari saham yangberedar sebesar Rp 34.500.000. Nilaistandar deviasi variabel kepemilikanmanajerial yaitu sebesar 21,43504575, dannilai rata-rata (mean) yaitu sebesar3,368002501.

Hasil Analisis dan Pembahasan

Tabel 3Hasil Uji Log Likelihood

Value Block 0

Iteration -2 LogLikelihood

Coefficients

Constant

Step 0 1 240,628 -0,907

2 240,419 -0,978

3 240,419 -0,979

4 240,419 -0,979

Tabel 4

Nilai -2 Log Likelihood padatabel 4.5 block 0 adalah sebesar 240,628sedangkan pada block 1 ditunjukkan padatabel 4.6 sebesar 235,546. Hasil

Page 12: SKRIPSI - Perbanas

11

menunjukkan bahwa model yangdihipotesiskan adalah fit karena nilai -2 LogLikelihood pada block 0 mengalamipenurunan pada block 1. Artinya modelyang dihipotesiskan fit dengan data dimanaleverage, ukuran perusahaan, kepemilikaninstitusional, dan kepemilikan manajerialdapat digunakan untuk memprediksikondisi financial distress.

Tabel 5

Nagelkerke’s R squaremerupakan modifikasi dari koefisien Coxand Snell untuk memastikan bahwa nilainyabervariasi dari nol (0) sampai 1 (satu). Nilainagelkerke’ R2 dapat diinterpretasikanseperti nilai nagelkerke’s R2 pada multipleregression. Pada output spss tabel 4.7 dapatdilihat bahwa nilai nagelkerke R2 sebesar0,084 yang berarti variabel dependen dapatdijelaskan oleh variabel independen sebesar8,4%.

Hasil outut SPSS menunjukkanbahwa besarnya nilai statistic hosmer andlemeshow goodness of fit sebesar 11,509dengan probabilitas signifikansi 0,175 yangnilainya diatas 0,05. Dari hasil ini dapatdisimpulkan bahwa model dapat diterima,serta dapat dikatakan bahwa H0 diterimakarena tingkat signifikansi > 0,05 yangartinya leverage, ukuran perusahaan,kepemilikan institusional dan kepemilikanmanajerial dapat digunakan dalammemprediksi kondisi financial distress.

Tabel 6

Matriks kualifikasi akan menunjukkankekuatan prediksi dari model regresi untukmemprediksi kemungkinan perusahaanyang mengalami financial distress. Daritabel 4.10 diatas menggambarkan bahwaperusahaan yang mengalami financialdistress dan non financial distress.Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwaperusahaan yang non financial distressterdiri dari 149 data. Sehinggamenghasilkan klasifikasi sebesar 100,0%dimana diperoleh dari 149/149. Setelah itu,jumlah perusahaan yang mengalamikondisi financial distress dari tabel 4.11terdiri dari 56 data, sedangkan hasil dariobservasi terdapat 54 data. Jadi ketepatanklasifikasi terhadap data perusahaanfinancial distress sebesar 3,6%, dimanaberasal dari 54/56.

Tabel 7

H1 : Leverage berpengaruh terhadapkondisi financial distress

Berdasarkan hasil penelitian, dapatdiperoleh bahwa rasio leverage memilikikoefisien regresi sebesar -0,019 dengantingkat signifikansi sebesar 0,902 > 0,05,sehingga rasio leverage tidak memilikipengaruh yang signifikan dalammemprediksi kondisi financial distress.Sehingga daapat disimpulkan H1 ditolak.

H2 : Ukuran perusahaan berpengaruhterhadap kondisi financial distress.

Berdasarkan hasil penelitian dapatdiperoleh bahwa ukuran perusahaanmemiliki koefisien regresi senilai 0,080dengan tingkat signifikansi senilai 0,136 >0,05, sehingga ukuran perusahaan tidak

Page 13: SKRIPSI - Perbanas

12

memiliki pengaruh yang signifikan dalammemprediksi kondisi financial distress.Sehingga dapat disimpulkan bahwa H2tidak dapat diterima atau ditolak.

H3 : kepemilikan institusionalberpengaruh terhadap kondisi financialdistress.

Berdasarkan hasil penelitian dapatdiperoleh bahwa kepemilikan institusionalmemiliki koefisiensi regresi senilai 0,691dengan tingkat signifikansi 0,037 < 0,05,sehingga kepemilikan institusionalmemiliki pengaruh yang signifikan dalammemprediksi kondisi financial distress.Sehingga dapat disimpulkan bahwa H3dapat diterima.

H4 : Kepemilikan Manajerialberpengaruh terhadap kondisi financialdistress.

Berdasarkan hasil penelitian dapatdiperoleh bahwa kepemilikan manajerialmemiliki koefisien regresi sebesar -1,576dengan tingkat signifikansi 0,038 < 0,05,sehingga kepemilikan manajerial memilikipengaruh yang signifikan dalammemprediksi financial distress. Sehinggadapat disimpulkan bahwa H4 dapatditerima.

Pengaruh leverage terhadap financialdistress

Rasio leverage inimenggambarkan hubungan antara utangperusahaan terhadap modal. Rasio ini dapatmelihat seberapa jauh perusahaan dibiayaioleh utang atau pihak luar dengankemampuan perusahaan yang digambarkanoleh modal/hutang. Perusahaan yangmemiliki leverage yang tinggi akanberpengaruh terhadap kreditur karenatingkat bunga akan menjadi tinggi.Pinjaman yang diperoleh perusahaansemakin tinggi maka tingkat bunga jugaakan semakin tinggi dan semakin besar pulautang suatu perusahaan. Berdasarkandengan teori agency yang menjelaskanhubungan antara agen atau pemilikperusahaan dengan pihak prinsipal atau

pihak institusi lain dimana semakin besarleverage pada perusahaan maka semakintinggi tingkat hutang kepada pihak prinsipalatau institusi lain sehingga kemampuanperusahaan sulit untuk melunasi hutang-hutangnya ketika jatuh tempo sehinggaperusahaan mengalami financial distress.Agen berkewajiban dalam menghasilkanlaba untuk melunasi biaya pendanaannya.Jika perusahaan memiliki tingkat leverageyang rendah maka perusahaan akan mudahmengembalikan biaya operasional danhutang pokok yang akan dilunasi padaprinsipal. Semakin besar modal/aset yangdimiliki perusahaan dibanding total hutangyang dimiliki maka semakin besar pulakemampuan perusahaan untuk melunasihutang-hutangnya ketika jatuh tempo.

Hasil dari analisi regresi logistikmenunjukkan bahwa leverage tidakberpengaruh terhadap financial distress.Hal ini disebabkan bahwa perusahaanmanufaktur lebih banyak membiayaikegiatan operasionalnya denganmenggunakan modal yang didapatkan daripihak ketiga dalam bentuk hutang. Sebuahperusahaan yang besar cenderungmengandalkan sebagian besar pembiayaandan pinjaman bank. Sehingga semakintinggi ratio leverage suatu perusahaan tidakberarti bahwa suatu perusahaan mengalamifinancial distress semakin tinggi. Hal inimenunjukkan besar kecilnya jumlah totalhutang yang digunakan untuk membiayaiaktiva tidak bisa menentukan perusahaanmengalami financial distress atau tidak.Hal tersebut terjadi jika perusahaan mampumenggunakan sumber daya yang berasaldari aktiva dengan baik dan juga disertaidengan pengelolaan manajemen yangefektif dan efisien.

Pengaruh ukuran perusahaan terhadapfinancial distress

Ukuran perusahaan berperandalam penentuan dampak pengaruhfinancial distress. Ukuran perusahaanmenunjukkan seberapa besar aset danmodal yang dimiliki sebuah perusahaanuntuk digunakan dalam membiayai

Page 14: SKRIPSI - Perbanas

13

aktivitas operasionalnya. Perusahaan dapatdilihat dari ukuran perusahaannya yangcukup besar akan besar pulakeuntungannya. Ukuran perusahaandihitung dengan Logaritma natural dikalidengan total asset..Berdasarkan teoriagensi,agen sebagai manajemen memintaprinsipal yaitu manajer untukmemaksimalkan kinerja dalammeningkatkan ukuran perusahaan denganmeningkatkan laba, modal dan memilikiaset yang besar agar dapat menimalisirterjadinya financial distress. Semakinmeningkatnya kemampuan dalam melunasikewajiban perusahaan dimasa depan,sehingga perusahaan dapat menghindaripermasalahan keuangan. Jadi semakintinggi ukuran perusahaan maka akansemakin tinggi perusahaan tidakmengalami kondisi financial distress. Halini disebabkan tingginya total aset yangdimiliki perusahaan sehingga perusahaandapat melunasi kewajiban dimasa depansehingga perusahaan tidak mengalamifinancial distress.

Hasil dari analisis regresi logistikmenunjukkan bahwa ukuran perusahaantidak berpengaruh terhadap financialdistress. Hal yang tidak signifikan inikemungkinan disebabkan bahwa padapenelitian ini tidak terjadi pemisahaanperusahaan manufaktur yang sudah matureatau besar dengan yang baru berkembang.Dimana perusahaan yang sudah maturemeskipun ukuran perusahaannya kecilnamun perusahaan tersebut telah memilikimitra kerja banyak, tingkat kepercayaandari lembaga keuangan terhadapperusahaan tinggi, serta rekomendasi darikonsumen maupun pihak eksternal. Namunukuran perusahaan tidak dapat dikatakantidak berpengaruh berdasarkan besarkecilnya tingkat ukuran perusahaanmelainkan dari hasil kinerja yang diperolehperusahaan tersebut apakah kinerjaperusahaan tersebut sudah layak dan dapatdipertanggung jawabkan untukmemprediksi dan mengukur suatuperusahaan dalam memperoleh laba yangdiharapkan. Perusahaan yang memiliki

kinerja yang maksimal akanmemperlihatkan penurunan tingkatkerugian sehingga dikatakan tidakberpengaruh dengan financial distress.Pengaruh kepemilikan institusionalterhadap financial distress

Kepemilikan institusional adalahproporsi kepemilikan saham yang dimilikioleh pemilik institusi dan blockholderspada akhir tahun. Yang dimaksud institusiadalah perusahaan investasi, bank, asuransi,reksadana, leasing, dll. Kepemilikanperusahaan publik dulu dipandang tersebardiantara banyak pemegang saham sesuaimodel Berle and Means (1932:11).Kepemilikan institusional dapat diukurdengan menggunakan indikator persentasejumlah saham yang dimiliki pihakinstitusional dari seluruh jumlah sahamperusahaan (Boediono, 2005). Kepemilikaninstitusional berarti penting didalammemonitor manajemen dikarenakan adanyakepemilikan oleh institusional akanmendorong peningkatan pengawasan yanglebih optimal. Tingkat kepemilikaninstitusional yang tinggi akan menimbulkanpengawasan yang besar kepada pihakinvestor institusional. Dengan banyaknyainvestor institusi dalam kepemilikan sahamdiharapkan pengawasan akan lebih efektif.Berdasarkan teori agensi adalah bahwadengan adanya kepemilikan institusionalperusahaan memiliki profesionalismedalam menganalisis informasi didalamsuatu perusahaan sehingga dapat mengujikeandalan informasi tersebut. Denganadanya investor institusional, perusahaanmemiliki motivasi yang kuat untukmelakukan pengasawan yang lebih ketatatas aktivitas yang terjadi di perusahaan.Semakin besar kepemilikan institusional,maka pemanfaatan aktiva di dalamperusahaan semakin efisien. Oleh karna itu,proporsi kepemilikan institusionalbertindak sebagai pencegahan terhadappemborosan yang dilakukan manajemen.

Hasil dari analisis regresi logistikmenunjukkan bahwa kepemilikaninstitusional berpengaruh signifikanterhadap memprediksi kondisi financial

Page 15: SKRIPSI - Perbanas

14

distress. Semakin besar kepemilikaninstitusional maka semakin efisienpemanfaatan aktiva perusahaan, sehinggapotensi kesulitan keuangan dapatdiminimalkan. Hal ini dikarenakan semakinbesar kepemilikan institusional akansemakin besar monitor yang dilakukanterhadap perusahaan yang pada akhirnyaakan mampu mendorong semakin kecilnyapotensi kesulitan keuangan yang terjadidalam perusahaan.

Pengaruh kepemilikan manajerialterhadap financial ditress

Kepemilikan manajerial adalahkepemilikan oleh saham atau jumlah sahamyang dimiliki manajer atau direksi padamanajemen perusahaan. Diukur denganmembagi kepemilikan saham manajemendibagi total saham. Pemilik sahamperusahaan yang berasal dari manajemendan terkait dengan masalah keagenan yangikut serta dalam pengambilan keputusansuatu perusahaan. Besar kecilnya jumlahkepemilikan saham manajerial dalamperusahaan mengindikasikan adanyakesamaan kepentingan antara manajerdengan pemegang saham (Imanata danSatwiko, 2011:68). Kepemilikanmanajerial akan berpengaruh terhadapkinerja manajemen. Semakin besarkepemilikan manajerial, maka manajemenakan semakin berusaha memaksimalkankinerjanya, karena manajemen semakinmemiliki tanggung jawab untuk memenuhikeinginan manajemen, yang dalam hal initermasuk dirinya sendiri. Mereka akanlebih peduli untuk memperindah kinerjaperusahaan dan akan berusaha mengurangiresiko keuangan dengan cara menjagatingkat utang dan meningkatkan lababersih. Berdasarkan teori agensi adalahadanya suatu pemisah kepemilikan suatuperusahaan yang mengakibatkanmunculnya agency cost. Agency costmerupakan biaya yang berhubungandengan manajemen yang berfungsi untukmeyakinkan manajemen dalam bertindakkonsisten sesuai dengan perjanjiankontraktual perusahaan dengan para

pemegang saham maupun dengan kreditor.Dengan meningkatkan kepemilikan sahamperusahaan yang dilakukan oleh manajerdapat mengurangi dari dampak yangditimbulkan agency cost. Kepemilikanperusahaan oleh manajer akan mendoronguntuk meningkatkan usaha menghasilkanlaba yang maksimal. Manajer akan lebihtanggung jawab dalam mengelolaperusahaan karena adanya memiliki rasaperusahaan, sehingga mempengaruhikinerja pihak manajemen.

Hasil dari analisis regresi logistikmenunjukkan bahwa kepemilikanmanajerial berpengaruh signifikan terhadapfinancial distress. Hal ini menunjukkanbahwa semakin besar kepemilikanmanajerial maka semakin kecilkemungkinan terjadi kondisi financialdistress pada perusahaan. Dengan adanyapeningkatan pada kepemilikan manajerialmaka akan mampu mendorong turunnyapotensi terjadinya kesulitan keuangan. Halini mampu menyatukan kepentingan antarapemegang saham dan manajer sehinggamampu menurunkan potensi terjadinyakesulitan keuangan.

KESIMPULAN, KETERBATASAN, DANSARAN

Berdasarkan pengujian analisisyang telah dilakukan dalam penelitian inidan disertai dengan penjelasan sertapembahasan mengenai analisis penelitianini, maka dapat disimpulkan bahwa :

a. Leverage tidak berpengaruh terhadapkondisi financial distress perusahaan(Ditolak).

Tidak adanya pengaruhdisebabkan bahwa perusahaanmanufaktur lebih banyak membiayaikegiatan operasionalnya denganmenggunakan modal yang didapatkandari pihak ketiga dalam bentuk hutang.Sebuah perusahaan yang besarcenderung mengandalkan sebagianbesar pembiayaan dan pinjaman bank..

Page 16: SKRIPSI - Perbanas

15

b. Ukuran perusahaan tidak berpengaruhterhadap kondisi financial distressperusahaan (Ditolak).

Tidak dapat dikatakan tidakberpengaruh dikarenakan berdasarkanbesar kecilnya tingkat ukuranperusahaan melainkan dari hasilkinerja yang diperoleh perusahaantersebut apakah kinerja perusahaantersebut sudah layak dan dapatdipertanggung jawabkan

Page 17: SKRIPSI - Perbanas

16

untuk memprediksi dan mengukur suatuperusahaan dalam memperoleh laba yangdiharapkan. Perusahaan yang memilikikinerja yang maksimal akanmemperlihatkan penurunan tingkatkerugian sehingga dikatakan tidakberpengaruh dengan financial distress.

c. Kepemilikan institusional berpengaruhterhadap kondisi financial distressperusahaan (Diterima).

Berpengaruh disebabkan olehSemakin besar kepemilikan institusionalmaka semakin efisien pemanfaatanaktiva perusahaan, sehingga potensikesulitan keuangan dapat diminimalkan.Hal ini dikarenakan semakin besarkepemilikan institusional akan semakinbesar monitor yang dilakukan terhadapperusahaan yang pada akhirnya akanmampu mendorong semakin kecilnyapotensi kesulitan keuangan yang terjadidalam perusahaan.

d. Kepemilikan manajerial berpengaruhterhadap kondisi financial distressperusahaan (Diterima).Berpengaruh dikarenakan semakin besarkepemilikan manajerial maka semakinkecil kemungkinan terjadi kondisifinancial distress pada perusahaan.Dengan adanya peningkatan padakepemilikan manajerial maka akanmampu mendorong turunnya potensiterjadinya kesulitan keuangan. Hal inimampu menyatukan kepentingan antarapemegang saham dan manajer sehinggamampu menurunkan potensi terjadinyakesulitan keuangan.

Terdapat keterbatasan dalampenelitian ini yang diuraikan sebagaiberikut :1. Peneliti memiliki keterbatasan yaitu

hanya mengukur financial ditressdari rasio keuangan dan strukturkepemilikan, tetapi belummemasukkan faktor-faktor diluarrasio keuangan seperti kondisi

ekonomi (tingkat pengangguran,pertumbuhan ekonomi, inflasi danlain-lain) serta parameter politikyang tidak dapat digunakan dalampenelitian ini karena kesulitanpengukurannya. Faktor-faktortersebut dapat diperoleh dan diukurdengan tepat dengan diperolehtingkat prediksi financial distresssuatu perusahaan yang lebih akurat.

2. Penelitian ini memiliki keterbatasandalam memilih sampel hanyamenggunakan mata uang rupiahsaja.

3. Penelitian ini hanya menggunakanperhitungan pada financial distressmenggunakan ICR

4. Penelitian ini memiliki keterbatasandalam memilih sampel hanyasampel yang berturut-turut

Beberapa saran yang dapatdikemukan dalam penelitian ini adalahsebagai berikut :1. Untuk penelitian selanjutnya

alangkah baiknya memasukkanfaktor-faktor lainnya untukmemprediksi financial distresssuatu perusahaan

2. Untuk penelitian selanjutnyaalangkah baiknya menggunakanmata uang dolar juga

3. Mengingat bahwa penelitian inihanya menggunakan satu indeksdalam penentuan pengelompokkankondisi financial distress, penelitianselanjutnya diharapakan agar dapatmenggunakan indeks yang lainseperti Springate ataupun EPSuntuk penentuan pengelompokkanperusahaan yang mengalamikondisi financial distress.

DAFTAR RUJUKAN

Abdillah, Willy dan Jogiyanto. 2015.Partial Least Square (PLS) AlternatifStructural Equation Modeling (SEM)

Page 18: SKRIPSI - Perbanas

17

dalam Penelitian Bisnis. Ed.1.Yogyakarta: ANDI

Ambar Teguh Sulistiyani, 2011,Memahami Good Governance DalamPerspektif Sumber Daya Manusia,Yogyakarta: Gava Media.

Andre, Orina, and Salma Taqwa."Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas,dan Leverage Dalam MemprediksiFinancial Distress (Studi EmpirisPada Perusahaan Aneka Industri yangTerdaftar di BEI Tahun 2006-2010)."Wahana Riset Akuntansi 2.1 (2014).

Atmaja, Lukas Setia.2008. Teori danPraktek Manajemen Keuangan.Yogyakarta:Penerbit Andi

Ayu, Adindha Sekar, Siti Ragil Handayani,and Topowijono Topowijono."Pengaruh Likuditas, Leverage,Profitabilitas, Dan UkuranPerusahaan Terhadap FinancialDistress Studi Pada PerusahaanManufaktur Sektor Industri Dasar DanKimia Yang Terdaftar Di Bursa EfekIndonesia Tahun 2012-2015." JurnalAdministrasi Bisnis 43.1 (2017): 138-147.

Berle A And MeansB. 1932. The ModernCorporation And Private Property

Boediono. 2005. Ekonomi Mikro.Yogyakarta: BPFE UGM.

Cinantya, I. Gusti Agung Ayu Pritha, andNi Ketut Lely Aryani Merkusiwati."Pengaruh Corporate Governance,Financial Indicators, Dan UkuranPerusahaan Pada Financial Distress."E-Jurnal Akuntansi (2015): 897-915.

Dea Imanta dan Rutji Satwiko.2011. Faktor-Faktor YangMempengaruhi KepemilikanManagerial . Jurnal Bisnis danAkuntansi Vol.13, No.1, April 2011,Hlm. 67-80.

Dewi, Tiara Trie Chandra, and MahfudzMahfudz.."Effect of Change in SurplusRatio, Incurred Loss Ratio, LiquidityRatio, Premium Growth Ratio, FirmSize and Risk Based Capital to PredictThe Posibilities of Financial Distress:The Case of Indonesian Non-LifeInsurance Listed in IndonesiaInsurance Dir".2016. DiponegoroJournal of ManagementVol. 5(3). 627-642.

Eko Supriyanto & Falikhatun. (2008).Pengaruh Tangibility, PertumbuhanPenjualan, dan Ukuran PerusahaanTerhadap Struktur Keuangan. JurnalBisnis dan Akuntansi,10(1), 13-22

Fakhruddin, Hendy M. 2008. Istilah PasarModal A-Z. Jakarta: Elex MediaKomputindo.

Fathonah, Andina Nur. "PengaruhPenerapan Good CorporateGovernance Terhadap FinancialDistress." Jurnal Ilmiah Akuntansi 1.2(2017).

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo,1999, Metodologi Penelitian Bisnisuntuk Akuntansi dan Manajemen.Edisi 1. Cetakan Pertama BPFE.Yogyakarta.

Ismiyanti, F. dan Hanafi, M. (2004).Struktur Kepemilikan, Risiko, danKebijakan Keuangan: AnalisisPersamaan Simultan. Jurnal Ekonomidan Bisnis indonesia. Vol. 19, No. 2,Pp. 176-196.

Jensen dan Meckling 1976, theory of thefirm : managerial behavior, agencycost and ownership structure, thejournal of financial economics

Jumingan. (2014). Analisis LaporanKeuangan. Jakarta: Bumi Aksara.

Kasmir, 2008, Analisis Laporan Keuangan,Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Page 19: SKRIPSI - Perbanas

18

Khaliq, Ahmad, et al., "IdentifyingFinancial Distress Firms”International Journal. 2014. Vol. 3(3)

Nanayakkara, K. G. M., & Azeez, A.2015.“Predicting corporate financialdistress in Sri Lanka: an extension toZ-score model”. International Journalof Business and Social Research, 5(3).41-56.

Noor, Juliansyah, 2011. Metode Penelitian.Jakarta: Kencana.

Oktadella, Dewanti. 2011. AnalisisCorporate Governance TerhadapIntegritas Laporan Keuangan. Skripsi.Semarang: Universitas Diponegoro

Platt Harlan D., Platt Marjorie B., (2002).“Predicting corporate financialdistress: reflection on choice-basedsample bias, Journal of Economics andFinance, 26(2), 184-197.

Putri, Ni Wayan Krisnayanti Arwinda, andNi Kt Lely A. Merkusiwati. "Pengaruhmekanisme corporate governance,likuiditas, leverage, dan ukuranperusahaan pada financial distress."E-Jurnal Akuntansi 7.1 (2014): 93-106.

S. Munawir,2007,Analisa LaporanKeuangan. Liberty, Yogyakarta

Siregar, Syofian. 2013. Stastitika DeskriptifUntuk Penelitian. Jakarta : RajawaliPersada

Sujianto. 2001. Dasar-dasar managementKeuangan. Yogyakarta: BPFE

Syamsuddin.2009. Manajemen KeuanganPerusahaan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Tri Gunarsih, 2003. “Riset Empiris DalamCorporate Governance”. SeminarSehari: Issue Application & ResearchIn Corporate Governance

Triwahyuningtias, Meilinda dan Muharam,Harjum. 2012. “ Analisis PengaruhStruktur Kepemilikan, Ukuran Dewan,Komisaris Independen, Likuiditas danLeverage Terhadap TerjadinyaKondisi Financial Distress PerusahaanManufaktur yang tedaftar di BEITahun 2008-2010”. Journal ofmanagement, Vol.1, No. 1, Hal 1-14.

Whitaker, Richard B. 1999. The EarlyStage of Financial Distress Journal ofEconomics and Finance. Vol 23, no.2,p.123-133

Wiagustini, Ni luh Putu. (2010). Dasar –Dasar Manajemen Keuangan.Denpasar: Udayana University Press.

Widaryanti. 2009. Analisis Perataan Labadan Faktor-Faktor YangMempengaruhi Pada PerusahaanManufaktur di Bursa Efek Indonesia.Jurnal Fokus Ekonomi. Vol.4. No. 2Desember 2009:60-77

Widhiari, Ni Luh Made Ayu, and Ni KetutLely Aryani Merkusiwati. "PengaruhRasio Likuiditas, Leverage, OperatingCapacity, dan Sales Growth terhadapFinancial Distress." E-JurnalAkuntansi 11.2 (2015): 456-469.

Yuli Soesetio. (2007). “KepemilikanManajerial Dan Institusional,Kebijakan Dividen, UkuranPerusahaan, Struktur Aktiva DanProfitabilitas Terhadap kebijakanhutang”. Jurnal Bisnis Dan AkuntansiVol 11 No. 3