114
SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN GANGGUAN PERNAPASAN PADA PEKERJA DI UPTD INDUSTRI KULIT (LIK) MAGETAN Disusun Oleh: SITI NUR AZIZAH 201503044 PEMINATAN KESEHATAN LINGKUNGAN PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2019

SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN

GANGGUAN PERNAPASAN PADA PEKERJA

DI UPTD INDUSTRI KULIT (LIK)

MAGETAN

Disusun Oleh:

SITI NUR AZIZAH

201503044

PEMINATAN KESEHATAN LINGKUNGAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

2019

Page 2: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

ii

SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN

GANGGUAN PERNAPASAN PADA PEKERJA

DI UPTD INDUSTRI KULIT (LIK)

MAGETAN

Diajukan untuk memenuhi

Salah satu persyaratan dalam mencapai gelar

Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.KM)

Disusun Oleh:

SITI NUR AZIZAH

201503044

PEMINATAN KESEHATAN LINGKUNGAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

2019

Page 3: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

iii

Page 4: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

iv

Page 5: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

v

PERSEMBAHAN

Puji Syukur Alhamdulillah atas nikmat dan shalawat pada Nabi Muhammad

SAW. Teriring do’a dan dzikir penuh Khauf dan Roja’ kepada Allah SWT,

sebagai penuntut ilmu atas seruan-Nya dan atas segala Ridho-Nya yang telah

memberiku kekuatan dan senantiasa mengiringi dalam setiap langkahku. Skripsi

ini saya persembahkan untuk :

1. Ibunda tersayang yang telah menorehkan segala kasih sayangnya dengan

penuh rasa ketulusan yang tidak kenal lelah dan batas waktu, yang selalu

mendukungku, memberiku motivasi dalam segala hal serta memberikan kasih

sayang yang teramat besar, juga selalu mengerti semua keluh kesahku.

2. Ibu Hanifah Ardiani, S.KM., M.KM, yang saya sayangi selaku dewan penguji

yang telah bersedia meluangkan waktu dan pikirannya untuk menguji skripsi

yang telah dibuat oleh penulis.

3. Ibu Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes dan Bapak Zaenal Abidin,

S.KM., M.Kes (Epid), yang saya sayangi selaku dosen pembimbing yang

senantiasa membimbing saya untuk menyusun skripsi ini sampai selesai.

4. Segenap dosen yang telah mengajar saya selama delapan semester di

Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima

kasih atas ilmu yang telah diberikan.

5. Teman-temanku yang sama-sama berjuang, memberi semangat dalam

terselesaikannya skripsi ini.

6. Semua pihak yang sudah membantu terselesaikannya skripsi ini, yang tidak

bisa saya sebutkan satu persatu.

7. Almamaterku tercinta STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun.

Page 6: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

vi

Page 7: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

vii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Siti Nur Azizah

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat dan Tanggal Lahir : Lamongan, 12 Agustus 1997

Agama : Islam

Alamat : Kumendung RT 02/RW 01

Putatkumpul turi

Kabupaten Lamongan

Jawa Timur

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan : SDN Putatkumpul 2 (2004-2009)

SMP NU 1 Karanggeneng Lamongan (2009-2012)

SMK NU 1 Karanggeneng Lamongan (2012-2015)

STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun (2015-2019)

Page 8: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

viii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat, taufik serta

hidayah-Nya skripsi ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu. Skripsi dengan

judul “Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Gangguan Pernapasan

Pada Pekerja di UPTD Industri Kulit LIK Magetan” ini disusun sebagai salah satu

persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat Program Studi

Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti Husada Mulia

Madiun.

Penulis menyadari bahwa di dalam penyusunan skripsi ini tidak akan

terlaksana sebagaimana mestinya tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak.

Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Ir.Wahyu Siswanto, MMT. Selaku kepala UPT Industri Kulit dan

Produk Kulit Magetan.

2. Bapak Zaenal Abidin, S.KM., M.Kes (Epid), selaku pembimbing I Ketua

STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun.

3. Ibu Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes, selaku Ketua Program Studi S1

Kesehatan Masyarakat STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun dan

Pembimbing II yang telah memberikan saran, masukan, tanggapan dan waktu

luang dalam penyusunan skripsi.

4. Ibu Hanifah Ardiani, S.KM, M.KM, selaku Dewan Penguji yang senantiasa

mendampingi dan membantu dalam sidang skripsi.

5. Seluruh keluarga dan teman-teman Prodi S1 Kesehatan Masyarakat Angkatan

2015 yang telah memberikan do’a, semangat dan dukungan kepada penulis

dalam penyusunan skripsi.

6. Serta semua pihak yang yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kata

sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua

pihak sangat diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini.

Page 9: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

ix

Penulis juga berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca pada

umumnya, bagi penulis dan orang-orang yang peduli dengan dunia kesehatan

masyarakat khususnya.

Madiun, 27 Agustus 2019

Penyusun

Siti Nur Azizah

NIM. 201503044

Page 10: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

x

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

2019

ABSTRAK

Siti Nur Azizah

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN

GANGGUAN PERNAPASAN PADA PEKERJA DI UPTD INDUSTRI

KULIT (LIK) MAGETAN

114 Halaman + 11 Tabel + 5 Gambar + 10 Lampiran

ISPA atau infeksi saluran pernapasan Akut merupakan penyakit saluran

pernapasan atas atau bawah, biasanya menular, yang dapat menimbulkan berbagai

spektrum penyakit yang berkisar dari penyakit tanpa gejala atau infeksi ringan

sampai penyakit yang parah dan mematikan, tergantung pada patogen

penyebabnya, faktor lingkungan dan faktor penjamu.Berdasarkan tabel observasi

survey pendahuluan didapat hasil bahwa sebagian besar pekerja masih belum

memakai APD sesuai dengan SOP yang ditentukan. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan keluhan gangguan

pernapasan pada pekerja di UPTD Industri kulit LIK Magetan.

Desain penelitian yang digunakan dengan pendekatan cross sectional.

Populasi dalam penelitian ini adalah pekerja di UPTD LIK Magetan yang

menderita keluhan gangguan pernapasan, teknik pengambilan sampel yang

digunakan total sampling dan diperoleh sampel sejumlah 30 responden.

Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan lembar observasi. Analisa data

menggunakan uji statistik Chi square.

Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara penggunaan APD

dengan keluhangangguan pernapsan dengan nilai p-value 0,008 dan nila OR 6.638

sedangkan untuk variabel masa kerja juga terdapat hubungan antara masa kerja

dengan keluhan gangguan pernapasan dengan nilai p-value 0,007 dengan nilai OR

7.333.

Kesimpulan penelitian ini adalah agar terhindar dari keluhan gangguan

pernapasan diharapkan pekerja dapat meningkatkan menggunakan APD.

Saran penelitian ini adalah Industri harusnya menyediakan APD berupa

masker dan para pekerja dapat mematuhi SOP yang ditentukan Industri

Kata Kunci: APD, Masa kerja, Ispa, Keluhan gangguan pernapasan

Page 11: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

xi

PROGRAM STUDY OF PUBLIC HEALT

STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

2019

ABSTRACT

Siti Nur Azizah

FACTORS RELATED TO THE COMPLAINT OF RESPIRATORY

DISORDERS ON WORKERS IN THE UPTD (LIK) MAGETAN

114 Pages + 11 Tables + 5 Pictures + 10 Attachments

ARI or acute respiratory infection is an upper or lower respiratory tract

disease, usually contagious, which can cause a variety of diseases ranging from

asymptomatic or mild infections to severe and deadly diseases, depending on the

causative pathogen, environmental and host factors. Based on the preliminary

survey observation table, the results show that most workers still do not use PPE

in accordance with the specified SOP. This study aims to determine the factors

associated with complaints of respiratory disorders in workers in the UPTD

Magetan leather industry.

The research design used was cross sectional approach. The population in

this study were workers at the UPTD LIK Magetan who suffered from complaints

of respiratory disorders, the sampling technique used was total sampling and a

sample of 30 respondents was obtained. Data collection using questionnaires and

observation sheets. Data analysis uses Chi square statistical test.

The results showed a relationship between the use of PPE with respiratory

disturbance with a p-value of 0.008 and an OR value of 6.638 while for the

working period variable there was also a relationship between working period

with complaints of respiratory distress with a p-value of 0.007 with an OR value

of 7,333.

The conclusion of this study is that in order to avoid complaints of

respiratory disorders workers are expected to be able to improve using PPE.

The suggestion of this research is that the industry should provide PPE in

the form of masks and workers can comply with the industry-determined SOP.

Keywords: APD, term of employment, ISPA, respiratory distress complaints

Page 12: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

xii

DAFTAR ISI

Sampul Depan .................................................................................................... i

Sampul Dalam .................................................................................................... ii

Lembar Persetujuan ............................................................................................ iii

Lembar Pengesahan ........................................................................................... iv

Persembahan ....................................................................................................... v

Halaman Pernyataan ........................................................................................... vi

Daftar Riwayat Hidup ........................................................................................ vii

Kata Pengantar ................................................................................................... viii

Abstrak ................................................................................................................ x

Abstract ............................................................................................................... xi

Daftar Isi ............................................................................................................. xii

Daftar Tabel ....................................................................................................... xiv

Daftar Gambar .................................................................................................... xv

Daftar Lampiran ................................................................................................. xvi

Daftar Singkatan ................................................................................................. xvii

Daftar Istilah........................................................................................................xviii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 6

1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................... 6

1.3.1 Tujuan Umum .................................................................. 6

1.3.2 Tujuan Khusus ................................................................. 6

1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................... 7

1.5 Penelitian Terdahulu ................................................................... 7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pernapasan ................................................................................... 9

2.1.1 Definisi Pernapasan ......................................................... 9

2.1.2 Sistem Pernapasan ........................................................... 9

2.2 Gangguan Pernapasan ................................................................. 12

2.2.1 Definisi Gangguan Pernapasan ........................................ 12

2.2.2 Macam-macam Gangguan Pernapasan ............................ 13

2.3 Cara Penularan ............................................................................. 14

2.3.1 Klasifikasi ISPA .............................................................. 15

2.3.2 Penyebab ISPA ................................................................ 20

2.3.3 Cara Penularan Penyakit ISPA ........................................ 21

2.3.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyakit ISPA ........ 22

2.4 Asma ............................................................................................ 31

2.4.1 Definisi Asma .................................................................. 31

2.4.2 Faktor Lingkungan Penyebab Asma ................................ 33

2.4.3 Gejala Asma .................................................................... 34

2.5 Bronkitis ...................................................................................... 35

2.5.1 Definisi Bronkitis ............................................................ 35

2.5.2 Gejala Penyakit Bronkitis Akut ....................................... 35

Page 13: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

xiii

2.6 Alat Pelindung Diri (APD) .......................................................... 36

2.6.1 Definisi Alat Pelindung Diri (APD) ................................ 36

2.7 Masa Kerja ................................................................................... 37

2.8 Kerangka Teori ............................................................................ 38

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Konseptual .................................................................. 39

3.2 Hipotesis Penelitian ..................................................................... 40

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian ......................................................................... 42

4.2 Populasi da n Sampel ................................................................... 43

4.2.1 Populasi ........................................................................... 43

4.2.2 Sampel ............................................................................. 43

4.2.3 Teknik Sampling .............................................................. 44

4.3 Kerangka Kerja Penelitian ........................................................... 44

4.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ............... 45

4.4.1 Variabel Penelitian........................................................... 45

4.4.2 Definisi Operasional Variabel ......................................... 46

4.5 Instrumen Penelitian .................................................................... 49

4.5.1 Uji Validitas ..................................................................... 49

4.5.2 Uji Reliabilitas ................................................................. 50

4.6 Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................... 50

4.6.1 Lokasi Penelitian ............................................................. 50

4.6.2 Waktu Penelitian .............................................................. 50

4.7 Prosedur Pengumpulan Data ....................................................... 51

4.7.1 Data Primer ...................................................................... 51

4.7.2 Data Sekunder .................................................................. 51

4.8 Teknik Pengolahan Data .............................................................. 51

4.9 Teknik Analisa Data .................................................................... 53

4.9.1 Analisa Univariat ............................................................. 53

4.9.2 Analisa Bivariat ............................................................... 53

4.10 Etika Penelitian ............................................................................ 55

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................... 58

5.2 Karakteristik Responden ............................................................. 59

5.3 Hasil Penelitian ........................................................................... 60

5.2.1 Analisis Univariat ........................................................... 61

5.2.2 Analisis Bivariat .............................................................. 62

5.4 Pembahasaan .............................................................................. 65

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan .................................................................................. 71

6.2 Saran ........................................................................................... 71

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 73

LAMPIRAN ........................................................................................................ 75

Page 14: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu ........................................................................ 7

Tabel 4.1 Definis Operasional Variabel ........................................................... 47

Tabel 4.2 Waktu Kegiatan Penelitian ............................................................... 50

Tabel 4.3 Coding Variabel Penelitian .............................................................. 52

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan umur pekerja UPTD Industri

LIK Magetan bulan juli 2019 ........................................................... 60

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan pekerja UPTD

Industri LIK Magetan bulan Juli 2019 ............................................. 60

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan penggunaan

APD pekerja UPTD Industri LIK Magetan...................................... 61

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Masa Kerja

UPTD LIK Magetan ......................................................................... 61

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Keluhan Gangguan

Pernapasan UPTD LIK Magetan...................................................... 62

Tabel 5.6 Tabulasi Silang Penggunaan Alat Pelindung Diri Terhadap

Keluhan Gangguan Pernapasan di UPTD LIK Magetan ................. 63

Tabel 5.7 Tabulasi Silang Masa Kerja Terhadap Kejadian Keluhan

Gangguan Pernapasan di UPTD LIK Magetan ................................ 64

Page 15: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori Buntarto 2015 .................................................... 38

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Gangguan Pernapasan .................................... 39

Gambar 4.1 Rancangan Penelitian .................................................................. 43

Gambar 4.2 Kerangka Kerja Penelitian ........................................................... 45

Gambar 5.1 Peta Lokasi UPT Industri Kulit dan Produk Kulit Magetan ........ 58

Page 16: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Pengambilan Data Awal ............................................. 75

Lampiran 2 Surat Permohonan Uji Validitas Dan Reliabilitas ....................... 76

Lampiran 3 Surat Izin Penelitian .................................................................... 77

Lampiran 4 Lembar Persetujuan (Inform Consent) ........................................ 80

Lampiran 5 Kuesioner Survei Awal Penelitian ............................................... 81

Lampiran 6 Observasi ..................................................................................... 82

Lampiran 7 Hasil Uji SPSS ............................................................................. 83

Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian ............................................................... 93

Lampiran 9 Kartu Bimbingan ......................................................................... 94

Lampiran 10 Lembar Perbaikan Skripsi ........................................................... 95

Page 17: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

xvii

DAFTAR SINGKATAN

APD = Alat Pelindung Diri

CO2 = Karbondioksida

Depkes = Departemen kesehatan

ILO = International Labour Organization

ISPA = Infeksi Saluran Pernapasan

KepPres = Keputusan Presiden

LIK = Lingkungan Industri Kulit

O2 = Oksigen

PPOK = Penyakit Paru Obstruktif Kronik

SOP = Standard Oprasional Prosedur

UPTD = Unit Pelaksanaan Teknis Daerah

WHO = World Health Organization

Page 18: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

xviii

DAFTAR ISTILAH

Cross = Silang

Engineering = Teknik Mesin

Health = Kesehatan

International = Internasional

Labour = Pekerja/Buruh

Organization = Organisasi

Sectional = Bagian

World = Dunia

Page 19: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah

atau barang setengah jadi menjadi barang jadi, barang jadi yang memiliki

nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau

asembling dan juga reparasi adalah bagian dari industri. Hasil industri

tidak hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa. Dalam

meningkatkan produktivitas diperlukan adanya suasana atau lingkungan

kerja yang aman, nyaman, dan sehat sehingga dapat mengurangi angka

kecelakaan.(UU RI no 5 Tahun 1984 tentang perindustrian)

Menurut Internasional Labour Organization (ILO) pada tahun 2017

terdapat 860.000 pekerja mengalami kecelakaan dan penyakit akibat kerja

di seluruh dunia setiap harinya. Pekerja meninggal setiap harinya karena

kecelakaan dan penyakit akibat kerja sebanyak 6.400 pekerja.

Berdasarkan data kementrian ketenagakerjaan (kemenaker) kasus

kecelakaan kerja sepanjang tahun 2017 mengalami penurunan dibanding

tahun 2016. Di tahun 2017, jumlah kecelakaan kerja tercatat sebanyak

80.393 kasus, turun sekitar 20.975 kasus. Dapat disimpulkan bahwa

meskipun angka kecelakaan kerja menurun tetapi penggunaan APD pada

tempat kerja tetap menjadi hal yang utama agar terhindar dari kecelakaan

kerja, dan wajib digunakan saat bekerja. (Reamer 1980 dalam Tulus

Winarsunu, 2008)

Page 20: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

2

Magetan merupakan penghasil kulit yang mempunyai pengaruh

signifikan terhadap dukungan bahan baku bagi pengembangan industri alas

kaki, tas, koper, dan kerajinan kulit lainya yang dapat melayani IKM 1.500

unit, bukan saja dipasarkan di Jawa Timur tetapi juga ke luar Propinsi

Jawa Timur. Lingkungan Industri Kulit magetan memiliki 45 unit

pengusaha penyamak kulit dan 33 pengusaha penempel kulit dengan

tenaga kerja 550 orang dan menghasilkan kulit 6.180.440 fit/ tahun.

Dengan hasil produksi kerajinan sepatu, sandal, tas,dan ikat

pinggang.(Profil Lingkungan Industri Kulit Magetan,2017)

Alat pelindung diri (APD) adalah seperangkat alat yang digunakan

oleh tenaga kerja untuk melindungi seluruh /sebagian tubuhnya terhadap

kemungkinan adanya potensi bahaya/kecelakaan kejadian penyakit akibat

kerja (PAK). APD dipakai sebagai upaya rekaya (engineering) dan

administrative tidak dapat dilakukan dengan baik atau tidak kuat. Namun

pemakaian APD bukanlah pengganti dari kedua usaha tersebut, namun

sebagai usaha akhir (Anita Dewi PS,2012).

Menurut permenakertrans Republik Indonesia Nomor

Per.08/Men/Vii/2010 tempat kerja adalah tiap ruangan atau lapangan

tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja atau

yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan

dimana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya, termasuk semua

ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya yang merupakan bagian

atau berhubungan dengan tempat kerja.

Page 21: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

3

PERMENAKERTRANS RI Nomor Per.08/Vii/2010 pasal 6 point 1

menyatakan bahwa perkerja/buruh dan orang lain yang memasuki tempat

kerja wajib memakai atau menggunakan APD sesuai dengan potensi

bahaya dan risiko. Belum ada tercatat kasus kecelakaan kerja di LIK

magetan. LIK magetan sudah menyediakan alat pelindung diri seperti

masker, sarung tangan, sepatu, namun hampir semua pekerja belum

mengunakan APD walaupun SOP yang ada menyebutkan pekerja harus

memakai alat pelindung diri ketika bekerja seperti menggunakan masker,

sarung tangan, dan sepatu yang telah disiapkan oleh pabrik.

Menurut perkiraan yang dikeluarkan oleh Organisasi Perubahan

Internasional (ILO) 2,78 juta pekerja meninggal setiap tahun karena

kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Sekitar 2,4 juta (876,3%) dari

kematian ini dikarenakan penyakit akibat kerja, sementara lebih dari

380.000 (13,7%) dikarenakan kecelakaan kerja. Setiap tahun, ada hampir

seribu kali lebih banyak kecelakaan kerja non-fatal dibandingkan

kecelakaan kerja fatal. Kecelakaan non-fatal diperkirakan dialami 374 juta

pekerja setiap tahun, dan banyak dari kecelakaan ini memiliki konsekuensi

yang serius terhadap kapisitas penghasilan para pekerja (hamalainen et al.,

2017).

Kelainan dan gangguan pada sistem pernapasan dapat disebabkan oleh

dua hal, yaitu terjadi gangguan pada proses pengikatan oksigen dan

kelainan pada saluran pernapasan sehingga mengganggu aliran udara.

Gangguan pada proses pengikatan oksigen terjadi karena adanya kompetisi

Page 22: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

4

antara oksigen dan zat lain yang dapat berikatan dengan hemoglobin.

Contohnya pada keracunan gas karbon monoksida. Karbon monoksida

lebih mudah berikatan dengan hemoglobin dibandingkan dengan oksigen.

Hal ini menyebabkan hemoglobin mengikat karbonmonoksida, bukan

oksigen. Jika sebagian besar darah berikatan dengan karbon monoksida,

jaringan dalam tubuh akan kekurangan oksigen. Salah satu gangguan

pernafasan adalah ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan) (Depkes, 2009).

ISPA atau infeksi saluran pernapasan Akut merupakan penyakit

saluran pernapasan atas atau bawah, biasanya menular, yang dapat

menimbulkan berbagai spektrum penyakit yang berkisar dari penyakit

tanpa gejala atau infeksi ringan sampai penyakit yang parah dan

mematikan, tergantung pada patogen penyebabnya, faktor lingkungan dan

faktor penjamu. Agent penyebab ISPA adalah virus, bakteri dan virus

influenza, virus parainfluenza, adenovirus, strptokukos, hemolitikus,

stafilokokus, pneumokokus dan sebaganya (WHO, 2014).

Angka ISPA di dunia yang paling banyak terjadi adalah di negara

berkembang seperti India (43 juta), China (21 juta), dan Pakistan (10 juta)

dan Bangladesh, Indonesia,Nigeria masing-masing 6 juta. Dari semua

kasus yang terjadi di masyarakat, 7-13% kasus berat dan memerlukan

perawatan rumah sakit. (Ruden et al Bulletin WHO, 2013).

ISPA di Indonesia berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan dan

keluhan penduduk tahun 2018 adalah 25,0%. Lima provinsi dengan ISPA

tertinggi adalah Nusa Tenggara Timur (41,7%), papua (31,1%), Aceh

Page 23: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

5

(30,0%), Nusa tenggara Barat (28,3%), dan Jawa Timur (28,3%).

(Riskesdas 2018) .

Masa kerja adalah waktu atau lamanya sesorang bekerja pada suatu

instansi, kantor, dan sebagainya (koesindratmono, 2011). Masa kerja juga

merupakan faktor yang berkaitan dengan lamanya seseorang bekerja di

suatu tempat (Andini 2015). Lama kerja adalah waktu yang dipergunakan

seseorang yang sudah bekerja untuk melakukan kegiatan atau usaha yang

menghasilkan nilai ekonomi di tempat kerja yang sudah diatur dalam

undang undang nomer 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan,khususnya

pasal 77 sampai dengan pasal 85.pasal 77 ayat 1,UU no 13/2003

mewajibkan setiap pengusaha untuk melaksanakan ketentuan jam kerja

(UU NO 13 2003,2014:32). Masa kerja juga merupakan jangka waktu

seseorang yang sudah bekerja dari pertama mulai masuk hingga bekerja.

Masa kerja dapat diartikan sebagai sepenggalan waktu yang agak lama

dimana seseorang tenaga kerja masuk dalam satu wilayah tempat usaha

sampai batas tertentu (Suma’mur,2009 dalam Nisak, 2014) Masa kerja

merupakan akumulasi aktivitas kerja seseorang yang dilakukan seseorang

dalam jangka waktu yang panjang. Di UPTD Industri kulit LIK magetan

sendiri para pekerjanya bekerja lebih dari 5 tahun hal ini sangat

mempengaruhi kualitas udara yang dihirup oleh para pekerja sehingga

mengakibatkan keluhan gangguan pernapasan.

APD atau Alat Pelindung Diri adalah seperangkat alat yang digunakan

oleh tenaga kerja untuk melindungi seluruh atau sabagian tubuhnya

Page 24: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

6

terhadap kemungkinan adanya potensi bahaya atau kecelakaan kejadian

penyakit akibat kerja (PAK). APD dipakai sebagai upaya rekaya

(enginering) dan administratif tidak dapat dilakukan dengan baik atau

tidak. Namun pemakaian APD bukanlah pengganti dari kedua usaha

tersebut, namun sebagai usaha akhir (Anita Dewi PS, 2012).

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti ingin meneliti tentang

keluhan gangguan pernafasan sebagai masalah di industri LIK, karena

bahaya apabila tidak menggunakan APD adalah yang senantiasa

menyangkut nyawa seseorag pekerja, ataupun timbul sebagai PAK

penyakit akibat kerja.

1.2 Rumusan Masalah

Apa saja ’Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan

Gangguan Pernapasan Pada Pekerja di UPTD Industri Kulit (LIK)

Magetan”.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan

Keluhan Gangguan Pernapasan Pada Pekerja Di UPTD Industri Kulit

(LIK) Magetan”.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Menganalisis adanya hubungan antara masa kerja dengan keluhan

gangguan pernapasan

Page 25: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

7

2. Menganalisis adanya hubungan antara penggunaan APD dengan

keluhan gangguan pernapasan

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Dari hasil penelitian diharapkan dapat digunakan Sebagai tambahan

pengalaman, pengetahuan serta wawasan dalam pengembangan ilmu

pengetahuan khususnya mengenai aspek kesehatan dengan kejadian

gangguan pernapasan ISPA di industri LIK kabupaten Magetan.

2. Bagi Industri

Dapat memberikan informasi dan pengetahuan mengenai gangguan

pernapasan atau ISPA bagi para pekerja LIK di kabupaten Magetan.

1.5 Penelitian Terdahulu

Berikut ini merupakan tabel dari penelitian-penelitian terdahulu tentang

gangguan pernapasan pada pabrik industri LIK antara lain:

Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul

penelitian

Desain

penelitian Variabel Hasil penelitian

1. Lestari Hubungan

antara

pemakaian

masker dengan

kejadian ISPA

pada karyawan

unit spinning II

bagoan Ring

Frame Shift C

PT APAC inti

corpora

semarang

Cross

sectional

Variabel

terikat:

Kejadian ISPA

Variabel

bebas:

Pemakaian alat

pelindung

pernapasan

(masker)

Ada hubungan

antara

pemakaian alat

pelindung

pernapasan

(masker) dengan

kejadian ISPA

di unit spinning

II bagian ring

frame shift C PT

APAC inti

corpora

semarang

Page 26: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

8

No Peneliti Judul

penelitian

Desain

penelitian Variabel Hasil penelitian

2. Septian

Rini

Rizki

Analisis faktor-

faktor risiko

kejadian

infeksi saluran

pernapasan

akut (ISPA)

pada pekerja di

bagian

produksi block

rubber PT.

Cross

sectional

Variabel

terikat:

Kejadian ISPA

Variabel

bebas:

Umu, jenis

pekerjaan,peril

aku merokok,

penggunaan

APD.

Ada hubungan

antara umur,

tingkat

pendidikan

kebiasaan

merokok,suhu

udara

lingkungan

kerja.

3. Wahyuni Hubungan

faktor

lingkungan dan

faktor perilaku

keluarga

dengan

kejadian ISPA

balita di

puskesmas

ambacabang

kec. Kuranji

padang

Cross

sectional

Variabel

terikat:

Kejadian ISPA

Variabel

bebas:

Faktor

lingkungan,

pengetahuan

Kejadian ISPA

ringan dengan

faktor

lingkungan dan

pengetahuan.

4. Candra Hubungan

kondisi

lingjkungan

fisik rumah

dengan

kejadian ISPA

pada balita

wilayah kerja

puskesmas

Gayamasari

kota Semarang.

Cross

sectional

Variabel

terikat:

Kejadian ISPA

Variabel

bebas:

Intensitas

pencahayaan

rumah dengan

intensitas

pencahayaan

kamar tidur.

Terdapat

hubungan yang

bermakna antara

luas ventilasi

rumah dengan

kepadatan

hunian kamar

tidur balita.

Perbedaan penelitian :

1. Variabel dalam penelitian kali ini menggunakan variable masa kerja.

2. Tempat penelitian yang akan diambil di LIK magetan pada tahun

2019.

3. Pada penelitian kali ini sasaran sampel yang akan diteliti adalah

pekerja di UPTD LIK Magetan.

Page 27: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pernapasan

2.1.1 Definisi Pernapasan

Pernapasan adalah proses ganda, yaitu terjadinya pertukaran gas

dalam jaringan atau pernafasan dalam dan yang terjadi di dalam paru-paru

yaitu pernapasan luar. Manusia membutuhkan suply oksigen secara terus-

menerus untuk proses respirasi sel, dan membuang kelebihan

karbondioksida sebagai limbah beracun produk dari proses tersebut.

Pertukaran gas antara oksigen dengan karbondioksida dilakukan agar

proses respirasi sel terus berlangsung. Oksigen yang dibutuhkan untuk

proses respirasi sel ini berasal dari atmosfer, yang menyediakan

kandungan gas oksigen sebanyak 21% dari seluruh gas yang ada. Oksigen

masuk kedalam tubuh melalui perantaraan alat pernapasan yang berada di

luar. Pada manusia, alveolus yang terdapat di paru-paru berfungsi sebagai

permukaan untuk tempat pertukaran gas.

Proses pembakaran zat makanan secara singkat ditunjukan pada baga

berikut:

Zat Makanan (gula) + Oksigen à kabon doiksida + uap air + energi

(WHO, 2007:12)

2.1.2 Sistem Pernapasan

Pernapasan (respirasi) adalah peristiwa menghirup udara dari luar

yang mengandung oksigen serta menghembuskan udara yang banyak

Page 28: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

10

mengandung karbondioksida sebagai sisa dari oksidasi keluar tubuh

(Syaifuddin, 2006: 192) Menurut Syaifuddin (2006), organ-organ

pernapasan yang berperan dalam pertukaran O2 dan CO2 adalah sebagai

berikut:

1. Hidung

Hidung atau naso atau nasal merupakan saluran udara yang

pertama, mempunyai dua lubang dipisahkan oleh sekat hidung. Di

dalamnya terdapat bulubulu yang berguna untuk menyaring udara,

debu dan kotoran yang masuk ke dalam lubang hidung. Bagian luar

dinding terdiri dari kulit, lapisan tengah terdiri dari otot-otot dan

tulang rawan, sedangkan lapisan dalam terdiri dari selaput lendir yang

berlipat-lipat yang dinamakan karang hidung yang berjumlah 3 buah.

Adapun fungsi hidung sebagai alat pernapasan diantaranya bekerja

sebagai saluran udara pernapasan, sebagai penyaring udara pernapasan

yang dilakukan oleh bulu-bulu hidung, dapat menghangatkan udara

pernapasan oleh mukosa, membunuh kuman yang masuk bersama

udara pernapasan oleh leukosit yang terdapat dalam selaput lendir

(mukosa) atau hidung.

2. Faring

Faring atau tekak merupakan tempat persimpangan antara jalan

pernapasan dan jalan makanan, terdapat di bawah dasar tengkorak, di

belakang rongga hidung dan mulut sebelah depan ruas tulang leher.

Page 29: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

11

Faring mempunyai fungsi meneruskan udara yang masuk menuju

pangkal tenggorok.

3. Laring

Laring atau pangkal tenggorok merupakan saluran udara dan

bertindak sebagai pembentuk suara. Laring terletak di depan bagain

faring sampai ketinggian vertebrata sevikalis dan masuk ke dalam

trakea di bawahnya. Laring berfungsi sebagai tempay melekatnya

selaput atau pita suara. Pada laring terdapat katup epligotis yang

otomatis tertutup saat menelan makanan hingga tidak masuk ke

saluran pernapasan.

4. Trakea

Trakea atau batang tenggorok merupakan lanjutan dari laring

yang dibentuk oleh 19 sampai 20 cincin yang terdiri dari tulang-tulang

rawan yang berbentuk seperti kuku kuda (huruf C). Panjang trakea 9-

11 cm dan dibelakang terdiri dari jaringan ikat yang dilapisi oleh otot

polos. Dinding bagian dalam trakea dilapisi oleh jaringan epitel

berambut (bersilia) yang berfungsi menahan dan mengeluarkan

kotoran yang terbawa oleh udara agar tidak masuk ke paru-paru dan

dikeluarkan melalui bersin.

5. Bronkus

Bronkus atau cabang tenggorok merupakan lanjutan dari trakea.

Ada dua buah yang terdapat pada ketinggian vertebrata torakolis IV

dan V, mempunyai struktur serupa dengan trakea dan dilapisi oleh

Page 30: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

12

jenis set yang sama. Bronkus berjalan ke bawah dan ke samping kea

rah tampuk paru-paru. Bronkus bercabangcabang dengan cabang yang

lebih kecil disebut bronkiolus. Pada bronkiolus tidak terdapat cincin

lagi dan pada ujung bronkiolus terdapat gelembung paru atau

gelembung alveoli. Bronkus memiliki fungsi utama membawa udara

menuju paruparu kiri dan kanan.

6. Paru-paru

Paru-paru merupakan bagian alat pernapasan yang terletak di

dalam rongga dada dan terdiri dari paru-paru kanan dan paru-paru kiri.

Pada paru-paru terdapat bronkus dan bronkiolus. Bronkiolus

mengalami percabangan yang diujungnya terdapat gelembung

alveolus. Alveolus adalah gelembung udara yang sangat kecil dan

banyak yang berfungsi sebagai alat pertukaran udara pernapasan O2

dengan CO2 di dalam paru-paru.

2.2 Gangguan Pernapasan

2.2.1 Definisi Gangguan Pernapasan

Kelainan dan gangguan pada sistem pernapasan dapat disebabkan oleh

dua hal, yaitu terjadi gangguan pada proses pengikatan oksigen dan

kelainan pada saluran pernapasan sehingga mengganggu aliran

udara.Gangguan pada proses pengikatan oksigen terjadi karena adanya

kompetisi antaraoksigen dan zat lain yang dapat berikatan dengan

hemoglobin. Contohnya pada keracunangas karbon monoksida. Karbon

monoksida lebih mudah berikatan dengan hemoglobin dibandingkan

Page 31: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

13

dengan oksigen. Hal ini menyebabkan hemoglobin mengikat

karbonmonoksida, bukan oksigen. Jika sebagian besar darah berikatan

dengan karbon monoksida, jaringan dalam tubuh akan kekurangan

oksigen. (Depkes, 2009).

Pada umumnya suatu penyakit saluran pernafasan dimulai dengan

keluhan keluhan dan gejala-gejala yang ringan. Dalam perjalanan penyakit

mungkin gejala gejala menjadi lebih berat dan bila semakin berat dapat

jatuh dalam keadaan kegagalan pernafasan dan mungkin meninggal. Bila

sudah dalam kegagalan pernafasan maka dibutuhkan penatalaksanaan yang

lebih rumit, meskipun demikian mortalitas masih tinggi, maka perlu

diusahakan agar yang ringan tidak menjadi lebih berat dan yang sudah

berat cepat-cepat ditolong dengan tepat agar tidak jatuh dalam kegagalan

pernafasan (Depkes, 2009).

2.2.2 Macam-Macam Gangguan Pernapasan

1. ISPA

ISPA adalah sebagai penyakit demam akut dengan tanda dan

dejala seperti batuk, pilek, sakit tenggorokan dan suara serak yang

mana merupakan alasan utama penyakit ISPA. Transmisi organisme

yang menyebabkan ISPA terjadi melalui aerosol, droplet, dan dari

tangan ke tangan yang telah terinfeksi (Rohilla, dkk, 2013).

2. ASMA

Asma merupakan penyakit inflamasi (peradangan) kronik saluran

nafas yang ditandai adanya mengi episodik, batuk dan rasa sesak di

Page 32: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

14

dada akibat penyumbatan saluran nafas, termasuk dalam kelompok

penyakit pernafasan kronik. Walaupun mempunyai tingkat fatalitas

yang rendah namun jumlah kasusnya cukup banyak ditemukan dalam

masyarakat. Badan Kesehatan (WHO) memperkirakan 100-150 juta

penduduk dunia menderita asma. Bahkan jumlah ini diperkirakan akan

terus bertambah hingga mencapai 180.000 orang setiap tahun

(Depkes, 2009).

3. Bronkitis

Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) merupakan penyakit

paru kronik yang disertai dengan hambatan aliran udara disaluran

napas yang tidak sepenuhnya reversible. Sumbatan aliran udara

tersebut pada umumnya bersifat progresif dan berhubungan pada

respon inflamasi abnormal paru-paru terhadap partikel maupun gas

berbahaya. PPOK ini bisa disebabkan oleh bronkitis kronik, emfisema

ataupun akibat dari keduanya (Abidin, Yunus, Wiyono, & Ratnawati,

2009).

2.3 Cara Penularan

Cara penularan utama sebagian besar ISPA adalah melalui droplet,

tapi penularan melalui kontak (termasuk kontaminasi tangan yang diikuti

oleh inokulasi tak sengaja) dan aerosol pernapasan infeksius berbagai

ukuran dan dalam jarak dekat bias juga terjadi untuk sebagian patogen

(WHO, 2007: 10).

Page 33: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

15

Penularan penyakit ISPA dapat terjadi melalui udara yang telah

tercemar, bibit penyakit masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan, oleh

karena itu maka ISPA termasuk golongan Air Borne Disease. Penularan

melalui udara dimaksudkan adalah cara penularan yang terjadi tanpa

kontak dengan penderita maupun dengan benda terkontaminasi. Sebagian

besar penularan melalui udara dapat pula menular melalui kontak

langusngm namun tidak jarang penyakit yang sebagian besar penularannya

adalah karena menghisap udara yang mengandung unsur penyebab atau

mikroorganisme penyebab (WHO, 2007:10).

2.3.1 Klasifikasi ISPA

Menurut Dirjen PPM dan PLP tahun 1998 klasifikasi ISPA dibagi

menjadi:

1. Klasifikasi berdasarkan lokasi anatomik

a. Infeksi saluran pernapasan akut bagian atas

Infeksi akut yang menyerang hidung sampai epligotis dengan

organ adneksanya misalnya: rhinitis akut, faringitis akut, sinusitis

akut dan sebagainya.

b. Infeksi saluran pernapasan akut bagian bawah

Dinamakan sesuai dengan organ saluran pernapasan mulai dari

bagian bawah epligotis sampai alveoli paru-paru, misalnya :

trakeitis, bronchitis akut, bronkiolitis, pneumonia dan lain-lain.

Page 34: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

16

Menurut Erlien, 2008, berdasarkan lokasi anatomik tersebut,

gangguan-gangguan pernapasan yang merupakan ISPA diantaranya:

a. Influenza

Influenza sering disebut flu merupakan penyakit yang

disebabkan oleh virus dan gejala-gejalanya yang ditimbulkan

mengakibatkan terganggunya sistem pernapasan. Influenza

disebabkan oleh tipe virus influenza yang ditularkan karena

adanya kontak langsung dengan penderita. Selain itu penularan

juga dapat terjadi jika menghirup benda-benda yang sudah

terkontaminasi virus. Beberapa tanda influenza sebagai berikut:

1) Demam kadang-kadang lebih dari 38ºC.

2) Gemetar dan berkeringat.

3) Sakit kepala dan sering bertambah parah jika berada di

tempat yang terang

4) Gangguan pada saluran pernapasan misalnya hidung

tersumbat, rasa gatal di tenggorokan, rasa panas di dada,

batuk kering dan hidung berair. Gangguan pernapasan ini

dapat lebih parah yaitu berupa batuk yang semakin parah

disertai dahak.

5) Nyeri dan sakit otot terutama pada daerah punggung, lengan

dan kaki.

6) Kelelahan dan merasa lemas.

7) Hilang nafsu makan.

Page 35: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

17

b. Sinusitis

Sinusitis merupakan salah satu peradangan pada daerah sinus

yang terjadi karena adanya komplikasi influenza maupun karena

alergi. Penyebab sinusitis adalah infeksi virus maupun bakteri.

Adapun tanda sinusitis yaitu:

1) Sakit kepala yang dirasakan pada waktu pagi hari.

2) Pembengkakan pada daerah sinus yang terinfeksi.

3) Nyeri tekan pada daerah sinus yang mengalami peradangan.

4) Merasa tidak enak badan.

5) Merasa demam.

6) Merasa letih dan lesu.

7) Batuk yang semakin lama semakin bertambah buruk pada

malam hari.

8) Hidung meler dan tersumbat.

9) Selaput lendir hidung tampak merah dan membengkak.

c. Faringitis

(Radang Tenggorokan) Faringitis merupakan munculnya

peradangan (infeksi) pada daerah tenggorokan yang disebabkan

virus dan bakteri. Adapun tanda-tanda dari faringitis adalah

sebagai berikut;

1) Nyeri tenggorokan.

2) Rasa nyeri ketika menelan.

Page 36: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

18

3) Munculnya selaput yang berwarna keputihan dan atau

mengeluarkan nanah pada daerah faring.

d. Laringitis

Laringitis merupakan peradangan pada daerah laring. Laring

terletak pada ujung saluran pernapasan yang menuju paru-paru

(trakea). Oleh karena itu laringitis juga kadang-kadang disebut

sebagai radang pita suara. Penyebab laringitis diantaranya

pengguanaan suara yang berlebihan, reaksi alergi, menghirup zat-

zat yang dapat mengiritasi seperi asap rokok.

Tanda-tanda laringitis diantaranya seperti demam, rasa tidak

enak badan, rasa gatal dan tidak nyaman pada daerah

tenggorokan.

e. Bronkitis

Bronkitis adalah peradangan yang terjadi pada daerah

bronkus. Bronkus merupakan saluran pada sistem pernapasan

yang menuju ke paru-paru. Berbagai penyebab bronitis adalah

virus, bakteri, berbagai jenis debu,asap rokok dan partikel yang

berasal dari polusi udara. Tanda terjadinya bronkitis yang dapat

dialami individu seperti batuk berdahak berwarna merah, sesak

napas, sakit kepala.

f. Pneumonia

Pneumonia adalah infeksi akut pada jaringan paru-paru

(alveoli). Pneumonia merupakan infeksi pada saluran pernapasan

Page 37: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

19

yang tergolong serius yang disebabkan oleh bakteri, virus dan lain

sebagainya. Adapun tanda pneumonia ini adalah:

1) Suhu badan tinggi dan berkeringat.

2) Bibir dan kuku lama-kelamaan membiru karena kekurangan

oksigen.

3) Denyut jantung meningkat cepat disertai sakit dada

4) Batuk kering dan sesak napas

5) Badan terasa letih dan lesu

2. Klasifikasi berdasarkan derajat keparahan penyakit

a. ISPA Ringan

Apabila terdapat satu atau lebih tanda dan gejala yang berupa

batuk, pilek, serak, dengan ataupun tanpa panas (demam),

keluarnya cairan dari telinga (congekan) yang lebih dari 2

minggu, tanpa rasa sakit pada telinga.

b. ISPA Sedang

Tanda dan gejala ISPA ringan ditambah dengan satu atau

lebih tanda dan gejala berupa pernapasan yang cepat (lebih dari

50 kali per menit), wheezing (nafas menciut-ciut), panas 39º C

atau lebih selain itu mengalami sakit telinga, keluarnya cairan dari

telinga (congekan) yang belum lebih dari 2 minggu.

c. ISPA Berat

Tanda dan gejala ISPA ringan atau sedang ditambah dengan

satu atau lebih tanda dan gejala berupa penarikan dada kedalam

Page 38: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

20

(ches indrowing), stridor (pernapasan ngorok), tak mampu atau

tak mau makan, selain itu disertai kulit kebiru-biruan (sianosis),

nafas cuping hidung (cuping hidung ikut bergerak kembang

kempis waktu bernapas), kejang, dehidrasi, kesadaran menurun,

terdapatnya membrane difteri.

2.3.2 Penyebab ISPA

Etiologi ISPA terdiri dari bakteri, virus, jamur dan lain sebagainya.

Dalam kelompok bakteri yang termasuk bakteri penyebab ISPA

diantaranya, Diplococcus 27 pneumonia, Pneumococcus, Streptococcus

pyogenes, Staphylococcus aeureus, Haemophilus influenza, dan lain

sebagainya. Sedangkan di kelompok virus terdapat influenza, adenovirus,

sitomegalovirus. Dikelompok jamur terdapat Aspergilus sp, Candida

albicans, Histoplasma, dan lainnya. Serta penyebab lainnya adalah

makanan, asap kendaraan bermotor, benda asing, dan sebagainya

(Widoyono, 2005: 156)

Terjadinya ISPA tertentu bervariasi menurut beberapa faktor.

Penyebaran dan dampak penyakit berkaitan dengan:

1. Kondisi lingkungan misalnya polutan udara, kepadatan anggoata

keluarga, kelembaban, kebersihan, musim, suhu.

2. Ketersediaan dan efektivitas pelayanan kesehatan dan langkah

pencegahan infeksi untuk mencegah penyebaran misalnya vaksin,

akses terhadap fasilitas pelayanan kesehatan, kapasitas ruang isolasi.

Page 39: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

21

3. Faktor penjamu seperti usia, kebiasaan merokok, kemampuan

penjamu menularkan infeksi, status gizi, infeksi sebelumnya atau

infeksi serentak yang disebabkan oleh pathogen lain, kondisi

kesehatan umum.

4. Karakteristik patogen seperti cara penularan, daya tular, faktor

virulensi misalnya gen, jumlah atau dosis mikroba (WHO, 2007:12)

2.3.3 Cara Penularan Penyakit ISPA

Cara penularan utama sebagian besar ISPA adalah melalui droplet,

tapi penularan melalui kontak (termasuk kontaminasi tangan yang diikuti

oleh inokulasi tak sengaja) dan aerosol pernapasan infeksius berbagai

ukuran dan dalam jarak dekat bias juga terjadi untuk sebagian patogen

(WHO, 2007: 10)

Penularan penyakit ISPA dapat terjadi melalui udara yang telah

tercemar, bibit penyakit masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan, oleh

karena itu maka ISPA termasuk golongan Air Borne Disease. Penularan

melalui udara dimaksudkan adalah cara penularan yang terjadi tanpa

kontak dengan penderita maupun dengan benda terkontaminasi. Sebagian

besar penularan melalui udara dapat pula menular melalui kontak

langusngm namun tidak jarang penyakit yang sebagian besar penularannya

adalah karena menghisap udara yang mengandung unsur penyebab atau

mikroorganisme penyebab (WHO, 2007:10).

Page 40: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

22

2.3.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyakit ISPA

Banyak faktor yang mempengaruhi penyakit saluran pernapasan

khususnya pada faktor individu dari suatu pekerjaan dan faktor

lingkungan. Penurunan fungsi pernapasan ini dapat terjadi secara bertahap

dan bersifat kronis sebagai frekuensi lama individu dari suatu pekerjaan

tertentu. Adapun faktor-faktornya sebagai berikut:

1. Faktor Individu

a. Umur

ISPA merupakan penyakit yang dapat menyerang segala jenis

umur. ISPA akan sangat berisiko pada bayi berumur kurang dari 1

tahun, kemudian risiko tersebut akan menurun pada kelompok

umur 15-24 tahun. Setelah itu, risiko ISPA akan terus meningkat

ketika berumur 24 tahun. Semakin tua umur seseorang maka

risiko untuk terkena ISPA juga akan semakin meningkat. Umur

merupakan salah satu karakteristik yang mempunyai risiko tinggi

terhadap gangguan paru-paru terutama yang berumur 40 tahun ke

atas, dimana 29 kualitas paru dapat memburuk dengan cepat.

Faktor umur berperan penting dengan kejadian penyakit dan

gangguan kesehatan. Berbagai macam perubahan biologis dapat

terjadi seiring bertambahnya usia seseorang dan juga akan

berpengaruh pada kemampuan seseorang dalam bekerja. Umur

seseorang berhubungan dengan potensi kemungkinan untuk

terpapar terhadap suatu sumber infeksi, tingkat imunitas dan

Page 41: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

23

aktivitas fisiologis berbagai jaringan yang mempengaruhi

perjaanan penyakit seseorang (Nelson dan Williams, 2014: 529).

b. Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil dari berbagai penelitian, dilaporkan bahwa

faktor risiko meningkatnya kejadian ISPA adalah dengan jenis

kelamin laki-laki. Pada anak laki-laki dan perempuan, ketika

berusia 15-24 tahun, memiliki risiko ISPA tidak terlalu jauh. Hal

ini berhubungan dengan kebutuhan oksigen dimana anak laki-laki

lebih membutuhkan oksigen lebih banyak dibandingkan dengan

anak perempuan. Akan tetapi, risiko tersebut akan menjadi dua

kali lipat pada laki-laki setelah berumur 25 tahun. Hal ini terkait

dengan aktivitas di luar rumah, perilaku merokok dan nikotin

(Nelson dan Williams, 2014: 529).

c. Riwayat Penyakit

Terdapat riwayat pekerjaan yang menghadapi debu akan

mengakibatkan pneumonokiosis dan salah satu pencegahnya

dapat dilakukan dengan menghindari diri dari debu dengan cara

memakai masker saat bekerja (Suma’mur, 1996: 98).

d. Kebiasaan Merokok

Komponen partikel rokok terdiri dari nikotin dan tar. Nikotin

adalah suatu bahan adiktif yaitu bahan yang dapat menyebabkan

orang ketagihan dan menimbulkan ketergantungan, sedangkan tar

mengandung bahan karsinogen (dapat menyebabkan kanker).

Page 42: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

24

Asap rokok yang dihisap disebut asap utama atau mainstream

smoke, sedangkan asap yang keluar dari ujung rokok yang

terbakar yang dihisap oleh orang sekitar perokok disebut asap

sampingan atau sidestream smoke (Sudarto, 2002: 297).

Efek merokok pada setiap orang berbeda-beda tergantung

pada usia kapan orang tersebut pertama kali merokok, kerentanan

seseorang terhadap bahan kimia dalam asap tembakau, jumlah

rokok yang dihasilkan dapat mempengaruhi sistem escalator

mukosiliar yang dapat mempermudah sampainya debu ke saluran

napas bawah sehingga dapat memperparah keadaan (Elizabeth J.

Corin, 2000: 417)

e. Jenis Pekerjaan

Tempat kerja merupakan kawasan (wilayah) bagian dari

kewenangan dan tanggung jawab manajemen perusahaan.

Kategori atau pembagian manajemen penyakit infeksi dapat

dikategorikan menjadi “penyakit infeksi” yang merupakan “akibat

kerja”, yakni dari jenis pekerjaannya atau penyakit infeksi yang

berhubungan dengan pekerjaannya (Umar Fahmi, 2005 : 115).

Berdasarkan KEPPRES RI No. 22 Tahun 1993, jenis-jenis

pekerjaan tertentu dapat menyebabkan terjadinya masalah

kesehatan khususnya gangguan saluran pernapasan (ISPA). Jenis

pekerjaan tersebut berasal dari pekerja yang bekerja di area debu,

debu organik, debu logam keras, debu kapas, vlas, henep dan sisa.

Page 43: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

25

f. Masa Kerja

Masa kerja adalah suatu kurun waktu atau lamanya tenaga

kerja bekerja di suatu tempat. Masa kerja dapat mempengaruhi

kinerja baik positif maupun negatif. Memberi pengaruh positif

pada kinerja bila dengan semakin lamanya masa kerja personal

semakin berpengalaman dalam melaksanakan tugasnya.

Sebaliknya akan memberikan pengaruh negatif apabila dengan

semakin lamanya masa kerja akan timbul kebiasaan pada tenaga

kerja. Masa kerja dikategorikan menjadi tiga, yakni; masa kerja

baru < 6 tahun; masa kerja sedang antara 6-10 tahun; dan masa

kerja lama > 10 tahun (M. A. Tulus, 1992: 121).

g. Cat adalah suatu cairan yang dipakai untuk melapisi permukaan

suatu bahan dengan tujuan memperindah, memperkuat, atau

melindungi bahan tersebut. Setelah dikenakan pada permukaan

dan mengering, cat akan membentuk lapisan tipis yang melekat

kuat pada permukaan tersebut. Pelekatan cat ke permukaan dapat

dilakukan dengan banyak cara : diusapkan, dilumurkan, dikuas,

diseprotkan, dsb. (Fajar Anugerah, 2009).

2. Faktor Lingkungan

a. Suhu

Persyaratan kesehatan untuk ruang kerja yang nyaman di

tempat kerja adalah suhu yang tidak dingin dan tidak

menimbulkan kepanasan bagi tenaga kerja berkisar antara 18º C

Page 44: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

26

sampai dengan 30º C dengan tinggi langit-langit dari lantai

minimal 2,5 m. Bila suhu udara > 30ºC perlu menggunakan alat

penata udara seperti air conditioner, kipas angin dan lain-lain.

Bila suhu 32 udara luar < 18º C perlu menggunakan alat pemanas

ruangan (Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor

1405/MENKES/SK/XI/2002).

b. Kelembaban

Kelembaban udara tergantung berapa banyak uap air (dalam

%) yang terkandung di udara. Saat udara dipenuhi uap air dapat

dikatakan bahwa udara berada dalam kondisi jenuh dalam arti

kelembaban tinggi dan segala sesuatu menjadi basah.

Kelembaban lingkungan kerja yang tidak memberikan pengaruh

kepada kesehatan pekerja berkisar antara 65% - 95%.

Kelembaban sangat erat kaitannya dengan suhu dan keduanya

merupakan pemicu pertumbuhan jamur dan bakteri. Bila

kelembaban udara ruang kerja > 95% perlu menggunakan alat

dehumifider dan bila kelembaban udara ruang kerja < 65% perlu

menggunakan humifider, misalnya mesin pembentuk aerosol

(Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor

1405/MENKES/SK/XI/2002).

Persyaratan kesehatan untuk kelembaban di rumah adalah

berkisar antara 40%-70% (Keputusan Menteri Kesehatan RI

Nomor 829/MENKES/SK/VII/1999).

Page 45: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

27

c. Ventilasi

Ventilasi sangat penting untuk suatu tempat tinggal karena

ventilasi mempunyai fungsi ganda. Fungsi pertama sebagai

lubang masuk dan keluar angin sekaligus udara dari luar ke dalam

dan sebaliknya. Dengan adanya jendela sebagai lubang ventilasi,

maka ruangan tidak akan terasa pengap asalkan jendela selalu

dibuka. Suatu ruangan yang tidak mempunyai sistem ventilasi

yang baik akan menimbulkan beberapa keadaan seperti 33

berkurangnya kadar oksigen, bertambahnya kadar karbon

dioksida, bau pengap, suhu dan kelembaban udara meningkat.

Keadaan yang demikian dapat merugikan kesehatan dan atau

kehidupan dari penghuninya, bukti yang nyata pada kesehatan

menunjukkan terjadinya penyakit pernapasan, alergi, iritasi

membrane mucus dan kanker paru. Sirkulasi udara dalam rumah

akan baik dan mendapatkan suhu yang optimum harus

mempunyai ventilasi minimal 15% dari luas lantai (KEMENKES

RI Nomor 1405/MENKES/SK/XI/2002).

Penularan penyakit saluran pernapasan lebih besar terjadi

karena jumlah/ konsentrasi kuman lebih banyak pada udara yang

tidak tertukar. Untuk itu dalam mengurangi terjadinya

pencemaran udara dalam rumah dan lingkungan luar adalah

dengan menciptakan ventilasi dan penggunaan jendela yang

memenuhi syarat kesehatan, yang menurut Kemenkes RI No.

Page 46: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

28

1405/Menkes/SK/XI/2002 yaitu berkisar 15% dari luas lantai.

Adapun rumah yang memiliki ventilasi yang buruk akan

menyebabkan terganggu pertukaran udara dari dalam dan luar

rumah dan dapat menyebabkan terjadinya 3 faktor yaitu;

kekurangan oksigen dalam udara, bertambahnya konsentrasi CO2,

dan adanya bahan-bahan racun organik yang ikut terhirup. Di

samping itu ruangan dengan ventilasi yang tidak baik dan sudah

dihuni oleh manusia akan mengalami kenaikan kelembaban yang

disebabkan oleh penguapan cairan tubuh dari kulit atau karena

uap pernapasan jika udara terlalu banyak mengandung uap air,

maka udara basah yang dihirup berlebihan akan mengganggu

fungsi paru-paru/ pernapasan (Juli Soemirat, 2000).

Ada dua macam ventilasi, yaitu:

1) Ventilasi Alamiah

Aliran udara di dalam ruangan tersebut terjadi secara alamiah

melalui jendela, pintu, lubang angin dan lubang-lubang pada

dinding.

2) Ventilasi Buatan

Untuk mengalirkan udara di dalam ruangan dengan

menggunakan alatalat khusus seperti kipas angin dan mesin

penghisap udara.

Page 47: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

29

d. Jenis dan Luas Lantai

Lantai yang baik seharusnya terbuat dari ubin atau semen,

tetapi hal ini tidak cocok untuk ekonomi pedesaan. Syarat yang

paling penting di sini adalah tidak berdebu pada musim kemarau

dan tidak basah pada musim hujan. Berdasarkan Keputusan

Menteri Kesehatan RI Nomor 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang

Persyaratan Kesehatan Perumahan, lantai rumah harus kedap air

dan mudah diberikan. Seperti diketahui bahwa lantai yang tidak

rapat air dan tidak didukung dengan ventilasi yang baik dapat

menimbulkan peningkatan kelembaban dan kepengapan yang

akan memudahkan penularan penyakit.

Luas lantai ruangan yang sehat harus cukup untuk penghuni

di dalamnya. Artinya, luas lantai ruangan tersebut harus

disesuaikan dengan jumlah penghuninya agar tidak menyebabkan

keberadaan penghuni rumah yang padat. Terlebih lagi keberadaan

barang-barang yang ada di dalam ruangan. Jika terlalu banyak

barang-barang di dalam ruangan memungkinkan terjadi 35

kepengapan akibat tidak ada sirkulasi udara yang baik di dalam

ruangan. Hal ini dapat menyebabkan kurangnya oksigen di dalam

ruangan sehingga memungkinkan terjadi masalah kesehatan.

e. Atap Rumah

Atap genting adalah jenis atap yang umum digunakan di

Indonesia, baik di daerah perkotaan maupun pedesaan. Akan

Page 48: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

30

tetapi, masih banyak masyarakat pedesaan yang tidak mampu

sehingga mereka menggunakan daun rumbai atau daun kelapa.

Selain itu, banyak juga masyarakat yang menggunakan jenis atap

seng atau asbes sehingga dapat menimbulkan suhu panas di dalam

rumah. Hal ini dapat mengakibatkan masalah kesehatan.

(Notoatmodjo, 1996).

f. Konsentrasi Debu di Lingkungan Kerja

Debu merupakan partikel-partikel yang disebabkan oleh

kekuatankekuatan alami atau mekanis seperti pengolahan,

penghancuran, pelembutan, pengepakan yang cepat, peledakan,

dan lain-lain dari bahan organik maupun anorganik. Debu

merupakan partikel yang sangat mudah terhirup oleh manusia,

khususnya di lingkungan kerja. Partikel yang berukuran besar

akan terdeposisi di hidung dan menimbulkan efek toksik. Partikel

yang lebih kecil akan terdeposisi pada saluran pernapasan atas

sampai ke bronki dan bronkiolus. Partikel terkecil, respirable

dust, dapat mencapai alveoli (Fatma, 2009:18). Berdasarkan

Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor

1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang persyaratan kesehatan

lingkungan kerja 36 perkantoran dan industri, kandungan debu

maksimal di dalam udara ruangan dalam pengukuran rata-rata 8

jam adalah 0,15 mg/m3.

Page 49: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

31

g. Kebersihan adalah salah satu tanda dari keadaan hygene yang

baik.Kebersihan badan meliputi kebersihan diri sendiri seperti

mandi, gosok gigi,mencuci tangan, dan memakai pakaian yang

bersih. Kebersihan lingkungan adalah kebersihan tempat tinggal,

tempat bekerja, dan tempat awam.Kebersihan tempat tinggal

dilakukan dengan cara mengelap tingkap dan perabot rumah,

menyapu dan mengepel lantai, mencuci peralatan masak dan

peralatan makan, membersihkan bilik mandi dan jamban, dan

membuang sampah. Kebersihan lingkungan dimulakan dengan

menjaga kebersihan halaman dan membersihkan jalan di depan

rumah daripada sampah (Sangian, 2011 : 3-4).

h. Virus penyebab terjadinya keluhan gangguan pernafasan adalah

seperti Virus Influenza, (Soemirat,2009)

i. Bakteri penyebab terjadinya keluhan gangguan pernapasan antara

lain adalah Mycobakterium tuberculosis, dan Diplococcus

pneumonia (Soemirat,2009).

2.4 Asma

2.4.1 Definisi Asma

Asma merupakan penyakit penyumbatan saluran pernafasan yang

disebabkan alergi terhadap rambut, bulu atau kotoran, debu, atau tekanan

psikologis.Asma bersifat menurun. Asma (dalam bahasa Yunani ἅσθµα,

ásthma, "terengah") merupakan peradangan kronis yang umum terjadi

pada saluran napas yang ditandai dengan gejala yang bervariasi dan

Page 50: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

32

berulang, penyumbatan saluran napas yang bersifat reversibel, dan spasme

bronkus. Gejala umum meliputi mengi, batuk, dada terasa berat, dan sesak

napas.

Asma pada awalnya diperkirakan disebabkan oleh kombinasi faktor

genetika dan lingkungan. Diagnosis biasanya didasarkan atas pola gejala,

respons terhadap terapi pada kurun waktu tertentu, dan spirometri.Asma

diklasifikasikan secara klinis berdasarkan seberapa sering gejala muncul,

volume ekspirasi paksa dalam satu detik (FEV1), dan puncak laju aliran

ekspirasi. Asma dapat pula diklasifikasikan sebagai atopik (ekstrinsik) atau

non-atopik (intrinsik) dimana atopi dikaitkan dengan predisposisi

perkembangan reaksi hipersensitivitas tipe 1.Terapi untuk gejala akut

biasanya dengan menghirup beta-2 agonist reaksi cepat (misalnya

salbutamol) dan kortikosteroid oral. Pada kasus yang sangat parah

mungkin diperlukan pemberian kortikosteroid intravena, magnesium sulfat

dan perawatan di rumah sakit. Gejala ini dapat dicegah dengan

menghindari pencetusnya, seperti misalnya alergen dan iritan, dan dengan

penggunaan kortikosteroid hirup.Beta agonist reaksi lambat (LABA) atau

leukotrien antagonis dapat ditambahkan, selain pemberian kortikosteroid

hirup bila gejala asma tidak dapat dikontrol. Prevalensi asma mengalami

peningkatan secara signifikan sejak tahun 1970an. Pada tahun 2011, 235–

300 juta orang terserang asma secara global, termasuk adanya 250.000

kematian. Penyakit ini menyebabkan penyempitan saluran pernapasan.

Penyakit ini dapat disebabkan oleh alergi.Asma merupakan inflamasi

Page 51: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

33

kronik saluran napas. Berbagai sel inflamasi berperan, terutama sel mast,

eosinofil, sel limfosit T, makrofag, netrofil dan sel epitel. Faktor

lingkungan dan berbagai faktor lain berperan sebagai penyebab atau

pencetus inflamasi saluran napas pada pasien asma. Inflamasi terdapat

pada berbagai derajat asma baik pada asma intermiten maupun asma

persisten.Inflamasi kronik menyebabkan peningkatan hiperesponsif

(hipereaktifitas) jalan napas yang menimbulkan gejala episodik berulang

berupa mengi, sesak napas, dada terasa berat dan batuk-batuk terutama

pada malam dan/atau dini hari. Episodik tersebut berkaitan dengan

sumbatan saluran napas yang luas, bervariasi dan seringkali bersifat

reversibel dengan atau tanpa pengobatan

Faktor lingkungan yang mempengaruhi individu dengan predisposisi

asma untuk berkembang menjadi asma adalah alergen di dalam maupun di

luar ruangan, seperti mite domestik, alergen binatang, alergen kecoa,

jamur, tepung sari bunga , sensitisasi (bahan) lingkungan kerja, asap

rokok, polusi udara di luar maupun di dalam ruangan, infeksi pernapasan

(virus), diet, status sosio ekonomi, besarnya keluarga, obesitas.

2.4.2 Faktor Lingkungan Penyebab Asma

Sedangkan faktor lingkungan yang menyebabkan eksaserbasi dan/atau

menyebabkan gejala asma menetap adalah :

1. alergen di dalam maupun di luar ruangan

2. polusi udara di luar maupun di dalam ruangan

3. infeksi pernapasan

Page 52: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

34

4. olah raga dan hiperventilasi

5. perubahan cuaca

6. makanan, additif (pengawet, penyedap, pewarna makanan)

7. obat-obatan, seperti asetil salisilat

8. ekspresi emosi yang berlebihan

9. asap rokok

10. iritan antara lain parfum, bau-bauan yang merangsang

2.4.3 Gejala Asma

Gejala asma bersifat episodik, seringkali reversibel dengan/atau tanpa

pengobatan.

Gejala awal berupa :

1. batuk terutama pada malam atau dini hari

2. sesak napas

3. napas berbunyi (mengi) yang terdengar jika pasien menghembuskan

napasnya

4. rasa berat di dada

5. dahak sulit keluar.

Gejala yang berat adalah keadaan gawat darurat yang mengancam

jiwa.Yang termasuk gejala yang berat adalah serangan batuk yang hebat

Sesak napas yang berat dan tersengal-sengal Sianosis (kulit kebiruan, yang

dimulai dari sekitar mulut) Sulit tidur dan posisi tidur yang nyaman adalah

dalam keadaan duduk Kesadaran menurun.

Page 53: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

35

2.5 Bronkitis

2.5.1 Definisi Bronkitis

Bronkitis adalah peradangan pada selaput lendir bronkus, saluran

udara yang membawa aliran udara dari trakea ke dalam paru-paru.

Bronkitis dapat diklasifikasikan kedalam dua kategori, akut dan kronis,

masing-masing memiliki etiologi yang unik,patologi,dan terapi. Bronkitis

akut ditandai oleh perkembangan batuk, dengan atau tanpa produksi

sputum,lendir yang ekspektorasi (batuk) dari saluran pernapasan. Bronkitis

akut sering terjadi selama penyakit virus akut seperti pilek atau influenza.

Virus menyebabkan sekitar 90% kasus bronkitis akut sementara bakteri

mencapai kurang dari 10%. Bronkitis kronis, jenis penyakit paru obstruktif

kronik, ditandai dengan adanya batuk produktif yang berlangsung selama

3 bulan atau lebih per tahun untuk minimal 2 tahun.Bronkitis kronis paling

sering berkembang karena cedera berulang pada saluran udara yang

disebabkan oleh iritasi dihirup. Merokok adalah penyebab paling umum,

diikuti oleh polusiudara dan pajanan iritasi, dan udara dingin.

2.5.2 Gejala penyakit bronkitis akut :

1. Demam ringan.

2. Nyeri dada ringan.

3. Kemacetan sinus.

4. Batuk berdahak .

5. Ada desahan suara saat bernapas.

6. Ada rasa tidak nyaman di bagian dada.

Page 54: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

36

7. Kelelahan.

8. Faringitis.

2.6 Alat Pelindung Diri (APD)

2.6.1 Definisi Alat Pelindung Diri (APD)

Alat pelindung diri atau APD adalah seperangkat alat yang digunakan

oleh tenaga kerja untuk melindungi seluruh/sebagian tubuhnya terhadap

kemungkinan adanya potensi bahaya/kecelakaan kerjadan penyakit akibat

kerja (PAK). APD dipakai sebagai upaya rekaya (engineering) dan

administrative tidak dapat dilakukan dengan baik atau tidak

adekuat.Namun pemakaian APD bukanlah pengganti dari kedua usaha

tersebut, namun sebagai usaha akhir (Anita Dewi PS, 2012), APD untuk

mencegah terjadinya ISPA Respirator khusus, masker. Paru-paru harus

dilindungi mana kala udara tercemar atau ada kemungkinan kekurangan

oksigen dalam udara.Pencemaran-pencemaran mungkin berbentuk gas,

uap logam, kabut, debu dan lainnya.Kekurangan oksigen mungkin terjadi

di tempat-tempat yang pengudaraannnya buruk seperti tangki atau gudang

bawah tanah. Pencemar-pencemar yang berbahaya mungkin beracun,

korosit, atau menjadi sebab rangsangan.Pengaruh lainnya termasuk dalam

upaya kesehatan kerja (Anizar, 2009). Penggunaan Respirator atau alat

pelindung pernapasan lainnya dapat mecegah terjadinya factor keluhan

gangguan pernapasan,sebagai salah satu langkah dalam melindungi diri

dari penyebab Penyakit Akibat Kerja (PAK) salah satu nya ISPA atau

keluhan gangguan pernapasan.

Page 55: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

37

2.7 Masa Kerja

Masa kerja adalah waktu atau lamanya sesorang bekerja pada suatu

instansi, kantor, dan sebagainya (koesindratmono, 2011). Masa kerja juga

merupakan faktor yang berkaitan dengan lamanya seseorang bekerja di

suatu tempat (Andini 2015). Masa kerja juga merupakan jangka waktu

seseorang yang sudah bekerja dari pertama mulai masuk hingga bekerja.

Masa kerja dapat diartikan sebagai sepenggalan waktu yang agak lama

dimana seseorang tenaga kerja masuk dalam satu wilayah tempat usaha

sampai batas tertentu (Suma’mur,2009 dalam Nisak,2014) Masa kerja

merupakan akumulasi aktivitas kerja seseorang yang dilakukan seseorang

dalam jangka waktu yang panjang.

Page 56: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

38

2.8 Kerangka Teori

Gambar 2.1 Kerangka Teori Buntarto 2015

Sumber: Modifikasi Teori Buntarto 2015

Suhu

Keberadaan Virus, bakteri

penyebab gangguan

pernapasan

Lingkungan

- Cat Semprot

- Kebiasaan

Merokok

Kualitas Udara

Menurun

Keluhan Gangguan

Pernapasan

Jenis Pekerjaan

Tidak Menggunakan APD (pelindung

pernapasan) Saat Bekerja

Kebersihan Kelembaban

Masa Kerja

Umur

Jenis Kelamin

Riwayat Penyakit

Page 57: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

39

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Konseptual

Kerangka konsep disajikan dalam bentuk bagan yang berisi suatu

rangkaian konstruk atau konsep, definisi dan proposisi yang saling

berhubungan yang menyajikan pandangan sistematis tentang suatu

fenomena dengan mencarikan hubungan antara variabel-variabel dengan

tujuan untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena tersebut.

Kerangka konsep adalah hubungan antara konsep-konsep yang ingin

diamati dan di ukur melalui penelitian. Kerangka konsep terdiri dari

variabel bebas dan variabel terikat. Kerangkan konsep dari peneliti ini

yang berjudul “Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan

Gangguan Pernapasan Pada Pekerja di UPTD Industri (LIK) Magetan”

sebagai berikut:

Variabel Independen (Bebas ) Variabel Dependen (Terkait)

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Gangguan Pernapasan

Keterangan:

: Diteliti

: Berhubungan

Penggunaan APD

Keluhan Gangguan

Pernapasan Masa Kerja

Page 58: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

40

3.2 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah suatu jawaban atas pertanyaan penelitian yang telah

dirumuskan dalam perencanaan penelitian, untuk mengarahkan pada hasil

penelitian maka dalam perencanaan penelitian perlu dirumuskan jawaban

sementara dari penelitian (Notoatmodjo, 2012). Jenis-jenis rumusan

hipotesis adalah sebagai berikut:

1. Hipotesis Kerja atau Hipotesis Alternatif

Hipotesis kerja adalah suatu rumusan dengan tujuan untuk

membuat ramalan tentang peristiwa yang terjadi apabila suatu gejala

muncul. Hipotesisi ini sering juga disebut dengan hipotesis

alternative, karena mempunyai rumusan dengan implikasi alternatif

didalamnya (Notoatmodjo, 2012).

2. Hipotesis Nol

Hipotesis nol yang bermula diperkenalkan oleh bapak statistika

Fisher, dirumuskan untuk ditolak sesudah pengujian. Dengan kata lain

hipotesis nol dibuat untuk menyatakan sesuatu kesamaan atau tidak

adanya suatu perbedaan yang bermakna antara kedua kelompok atau

lebih mengenai suatu hal yang dipermasalahkan (Notoatmodjo, 2012).

Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam

penelitian ini hipotesis yag diperoleh adalah

1. (Ha) : Ada hubungan antara penggunaan APD dengan keluhan

gangguan Pernapasan pada pekerja di UPTD LIK

Magetan.

Page 59: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

41

2. (Ha) : Ada hubungan antara masa kerja dengan keluhan

gangguan pernapasan pada pekerja di UPTD LIK

Magetan.

3. (H0) : Tidak ada hubungan antara penggunaan APD dengan

keluhan gangguan Pernapasan pada pekerja di UPTD

LIK Magetan.

4. (H0) : Tidak ada hubungan antara masa kerja dengan keluhan

gangguan pernapasan pada pekerja di UPTD LIK

Magetan.

Page 60: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

42

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran ilmu

pengetahuan dan pemecahan suatu masalah pada dasarnya menggunakan metode

ilmia. Pada metode penelitian akan menguraikan tentang desain penelitian,

populasi dan sampel, teknik sampling, kerangka kerja penelitian, identifikasi

variabel, definisi operasional, instrument penelitian, uji validitas dan uji

reliabilitas, lokasi dan waktu penelitian, analisis data dan etika penelitian

(Notoatmodjo, 2010).

4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan hasil akhir dari suatu tahap keputusan

yang dibuat oleh peneliti berhubungan dengan bagaimana suatu penelitian

bisa diterapkan (Nursalam, 2011). Desain penelitian yang akan digunakan

adalah metode penelitian analitik Cross Sectional. Yang dimaksud Cross

Sectional yaitu penelitian resiko dengan efek, dengan cara pendekatan,

observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point

timeapproach).

Pada penelitian ini peneliti ingin mengetahui faktor-faktor yang

berhubungan dengan keluhan gangguan pernapasan pada pekerja UPTD

industry kulit (LIK) Magetan.

Page 61: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

43

Gambar 4.1 Rancangan Penelitian

Sumber: Notoatmodjo, 2018

4.2 Populasidan Sampel

4.2.1 Populasi

Populasi adalah setiap subjek yang memenuhi kriteria yang telah

ditetapkan (Nursalam, 2011).Populasi dalam penelitian ini adalah 30

pekerja di industri UPTD LIK Magetan.

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang

akan diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Jika populasi terlalu

besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada

populasi, karena suatu keterbatasan, maka peneliti dapat menggunakan

sampel yang diambil dari populasi (Sugiyono, 2013). Populasi pada

penelitian ini adalah pekerja penyamakan kulit industry di Magetan yang

berjumlah 30 orang.

4.2.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diambil dengan

menggunakan cara tertentu untuk dipergunakan sebagai subjek penelitian.

Populasi sampel

Faktor resiko (+) Faktor resiko (-)

Faktor resiko (+) Faktor resiko (-) Faktor resiko (+) Faktor resiko (-)

Page 62: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

44

Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah pekerja di

penyamakan kulit Magetan yang berjumlah 30 responden.

4.2.3 Teknik Sampling

Teknik penentuan sampel (teknik sampling) adalah cara menentukan

sampel yang dijadikan sumber data sebelumnya, dengan memperhatikan

sifat-sifat penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representive.

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah total sampling

dimana penelitian menggunakan total populasi yang ada di UPTD LIK

Magetan, dimana jumlah populasi 30 responden. Sehingga total sampling

yang digunakan pada penelitian ini berjumlah 30 responden.

4.3 Kerangka Kerja Penelitian

Kerangka kerja penelitian merupakan kerangka pelaksanaan penelitian

mulai dari pengambilan data sampai menganalisa hasil penelitian,

kerangka kerja penelitian ini adalah sebagai berikut:

Page 63: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

45

Gambar 4.2 Kerangka Kerja Penelitian

4.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

4.4.1 Variabel Penelitian

Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran

yang memiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu konsep

pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2012).Variabel dalam penelitian ini

Hasil dan Kesimpulan

Sampel

30 sampel pekerja di sub bagian tertentu yang mempunyai kontak langsung

dengan faktor resiko

Teknik Sampling

Total sampling

Desain Penelitian

Cross sectional

Pengumpulam data primer dan sekunder dengan

melakukan wawancara,menyebar kuesioner dan table

observasi

Variable independent

Penggunaan APD

Masa kerja

Lama kerja

Keluhan Gangguan

Pernapasan

Variable dependent

Keluhan gangguan

pernapasan

Pengolahan Data

Editing,coding,scoring,tabulating

Analisis Data

Chi Square

Populasi Seluruh pekerja di UPTD LIK Magetan

Page 64: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

46

terdapat 2 variabel yaitu variabel independen (bebas) dan variabel

dependen (terikat).

1. Variabel Independen (Bebas)

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau

yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen

(terikat) (Sugiyono, 2013).Variabel independen yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Masa kerja,Lama kerja dan penggunaan APD.

2. Variabel Dependen (Terikat)

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat, karena adanya variabel independen (bebas)

(Sugiyono, 2013).Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian

ini adalah keluhan gangguan pernapasan pada pekerja di UPTD LIK

Magetan.

4.4.2 Definisi Operasional Variabel

Agar variabel dapat diukur dengan menggunakan instrument atau alat

ukur, maka variabel harus diberi batasan atau definisi yang operasional

atau “definisi operasional variabel”. Definisi operasional ini sangat penting

dan diperlukan agar pengukuran variabel atau pengumpulan data (variabel)

itu konsisten antara sumber data (responden) yang satu dengan responden

yang lain (Notoatmodjo, 2012). Definisi operasional dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

Page 65: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

47

Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel

No Variabel Definisi Operasional Parameter Alat Ukur Skala Kategori

Variabel Bebas (Independen)

1. Masa kerja Kurun waktu seseorang

bekerja terhitung sejak

pertama bekerja sampai

pada saat penelitian

dalam satuan tahun.

1. baru (≤5 tahun)

2. lama (>5 tahun)

(Tarwaka, 2010)

Wawancara

dengan

menggunakan

kuesioner

Nominal 0 = lama

1 = baru

2. Penggunaan

pelindung

(APD)

Penggunaan APD (Alat

Pelindung Diri) dapat

meminimalisir terjadinya

penyakit akibat kerja atau

(PAK)

Menurut

PERMENAKERTRANS

RI

NomorPer.08/vii/2010

pasal 6 poin 1

menyatakan bahwa

pekerja atau buruh dan

orang lain yang

memasuki kawasan kerja

wajib memakai atau

menggunakan APD (Alat

Pelindung Diri) sesuai

potensi bahaya dan

resiko di tempat kerja

tersebut

Wawancara

dengan

menggunakan

kuesioner/isian

dan tabel

observasi

Nominal 0 = tidak

menggunakan

1= menggunakan

Page 66: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

48

No Variabel Definisi Operasional Parameter Alat Ukur Skala Kategori

Variabel Terikat (Dependen)

3. Keluhan

Gangguan

Pernapasan

Kelainan dan gangguan pada

sistem pernapasan dapat

disebabkan oleh dua hal,

yaitu terjadi gangguan pada

proses pengikatan oksigen

dan kelainan pada saluran

pernapasan sehingga

mengganggu aliran udara.

1. Jika pekerja penyamakan

kulit mengalami keluhan

gangguan

pernapasan seperti batuk,

sesak nafas, flu, nyeri

dada, sakit tenggorokan.

Jika pekerja penyamakan

kulit tidak mengalami

keluahan gangguan

pernapasan seperti batuk,

sesak nafas, flu, nyeri

dada, sakit tenggorokan.

Wawancara

dengan

menggunakan

kuesioner

Nominal 0 = mengalami

keluhan

gangguan

pernapasan

1 = tidak

mengalami

keluhan

gangguan

pernapasan

Page 67: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

49

4.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan dalam pengumpulan

data penelitian, juga terkait dengan bahan penelitian (Supardi, Surahman,

2014). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara

dengan menggunakan kuesioner atau daftar pertanyaan dan observasi pada

pekerja di UPTD LIK Magetan .

1. Tabel kuesioner

2. Tabel observasi

3. Alat tulis beserta buku

4. Kamera hp sebagai alat dokumentasi

4.5.1 Uji Validitas

Salah satu hal yang penting dalam penelitian adalah bagaimana data

yang diperoleh objektif dan akurat. Objektifitas dan akurasi sangat penting

karena kesimpulan penelitian hanya akan dipercaya apabila didasarkan

pada informasi yang obyektif dan akurat. Validitas berasal dari kata

validity yang berarti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur

dalam mengukur suatu data (Isgiyanto, 2009).

Uji validitas dilakukan dengan cara membandingkan angka r-hitung

dan r-tabel. Jika r-hitung lebih besar dari r-tabel maka item dikatakan

valid, dan sebaliknya jika r-hitung lebih kecil dari r-tabel maka item

dikatakan tidak valid. sedangkan r-tabel dicari dengan cara melihat tabel r

dengan ketentuan r minimal adalah 0,312. (Sopiyudin, 2017). Uji validitas

pada penelitian ini dilakukan di PG Rejo Agung Madiun.

Page 68: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

50

4.5.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan sejauh mana hasil

pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan pengukuran dua kali atau

lebih terhadap gejala yang sama dengan alat pengukur yang sama pula.

Pengukuran dapat bervariasi dari kejadian yang satu ke kejadian lainnya

(Isgiyanto, 2009).

Uji reliabilitas dilakukan dengan cara membandingkan angka

cronbach alpha dengan ketentuan nilai cronbach alpha minimal. Artinya

jika nilai cronbach alpha yang didapatkan dari hasil perhitungan SPSS

lebih besar dari nilai cronbach alpha minimal maka disimpulkan kuesioner

reliabel, sebaliknya jika cronbach alpha lebih kecil dari nilai cronbach

alpha minimal maka disimpulkan tidak reliabel (Sopiyudin, 2017)

4.6 Lokasi dan Waktu Penelitian

4.6.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di UPTD LIK Magetan.

4.6.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dimulai pada bulan Februari sampai dengan Agustus 2019.

Tabel 4.2 Kegiatan Penelitian

No Kegiatan Pelaksanaan

1. Pengajuan Judul 1 Februari 2019

2. Penyusunan Proposal 2 April – 26 Juni 2019

3. Ujian Proposal 29 Juni 2019

4. Revisi Proposal 1 Juli – 15 Juli 2019

5. Pengambilan Sampel dan Penelitian 28 Juli – 4 Agustus 2019

6. Penyusunan Skripsi 4 Agustus

7. Seminar Hasil Skripsi 27 Agustus 2019

8. Revisi Seminar Hasil 28 Agustus – 04 September 2019

Page 69: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

51

4.7 Prosedur Pengumpulan Data

4.7.1 Data Primer

Pengumpulan data primer dilakukan dengan menggunakan metode

wawancara langsung dengan para pekerja di UPTD LIK Magetan,

penyebaran kuesioner dan tabel observasi.

4.7.2 Data Sekunder

Pengumpulan data sekunder seperti data keluhan gangguan

pernapasandi dunia didapat dari WHO. Data keluhan gangguan pernapasan

di Indonesia didapat dari data Depkes dan Kemenkes.

4.8 Teknik Pengolahan Data

Menurut (Notoatmodjo, 2012) langkah – langkah pengolahan data

secara manual pada umumnya adalah sebagai berikut :

1. Editing

Hasil wawancara, atau angket yang diperoleh atau dikumpulkan

melalui kuesioner perlu disunting terlebih dahulu. Apabila masih ada

data atau informasi yang tidak lengkap dan tidak mungkin dilakukan

wawancara ulang, maka kuesioner tersebut dikeluarkan (drop out).

2. Coding

Setelah sekian kuesioner diedit atau disunting, selanjutnya

dilakukan peng “kodean” atau “coding”, yakni mengubah data

berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan.

Pemberian kode pada data adalah menterjemahka data ke dalam

kode-kode yang biasanya dalam bentuk angka.

Page 70: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

52

Tabel 4.3 Coding Variabel Penelitian

No. Variabel Coding Kategori

1. Masa Kerja 0 Lama

1 Baru

2. Penggunaan Pelindung Diri (APD) 0 Tidak menggunakan

1 Menggunakan

3. Keluhan Gangguan Pernapasan 0 Iya

1 Tidak

3. Entry Data

Entry adalah jawaban-jawaban dari masing-masing responden

yang dalam bentuk “kode” (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam

program atau “software” komputer. Proses data dilakukan dengan

cara meng-entry data dari kuesioner ke perangkat komputer

(Notoatmodjo 2012).

4. Cleaning

Cleaning adalah apabila semua data dari setiap sumber data atau

responden selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat

kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode,

ketidaklengkapan, dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan

atau koresi.

5. Tabulating

Tabulating adalah pekerjaan membuat tabel. Semua jawaban yang

telah diberi kode kemudian dimasukkan ke dalam tabel. Untuk

selanjutnya data dibuat dalam bentuk tabel untuk mendeskripsikan

hasil perhitungan, setelah itu membuat interpretasi hasil pengolahan

tersebut dalam bentuk naratif sesuai hasil perhitungan data. (Ria

Puspita 2016).

Page 71: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

53

4.9 Teknik Analisis Data

Analisis Data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan

jenis responden, mentabulasikan data berdasarkan dari variabel seluruh

responden, menyajikan data tiap variabel yang di teliti, melakukan

perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diujikan (Sugiyono, 2009).

4.9.1 Analisa Univariat

Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini

hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari setiap

variabel.

Analisis ini digunakan untuk menggambarkan distribusi dan

presentase dari tiap-tiap variabel yaitu, Pengetahuan, Sikap dan perilaku.

4.9.2 Analisa Bivariat

Analisa bivariat dengan menggunakan uji untuk mengetahui hubungan

yang signifikan antar masing-masing variabel bebas dengan variabel

terikat. Pada analisis bivariat terdapat 2 uji yaitu parametrik dan non

parametrik (Saryono, 2013).

Syarat – syarat yang terdapat pada Uji Chi Square adalah sebagai

berikut :

a. Sampel dipilih secara acak

b. Setiap sel paling sedikit berisi frekuensi harapan sebesar 1. Sel – sel

dengan frekuensi harapan kurang dari 5 tidak melebihi 20% dari total

sel

Page 72: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

54

c. Besar sampel sebaiknya > 40

Syarat yang terdapat pada uji chi-square apabila tidak memenuhi

syarat digunakan uji alternatif yaitu uji fisher exact (Dahlan, 2017)

1. Untuk tabel 2x2 gunakan chi-square dengan korelasi Yates (Chi

Square with continuity correction).

2. Bila tabel 2x2, dan ada nilai sel dengan frekuensi harapan <5 maka uji

yang dipakai adalah Fisher’s Excat Test.

3. Bila tabelnya lebih dari 2x2 maka digunakan uji Pearson Chi Square.

Keputusan hasil uji statistik dengan membandingkan nilai p (p-value)

dan nilai α (0,05), ketentuan yang berlaku adalah sebagai berikut :

1) Jika p-value ≤ 0,05 berarti H0 ditolak H1 diterima sehinga antara

kedua variabel ada hubungan yang bermakna

2) Jika p-value > 0,05 berarti H0 diterima H1 ditolak,sehingga antara

kedua variabel tidak ada hubungan yang bermakna.

Jika dengan Uji Chi Square (x2) terbukti terdapat hubungan, untuk

menentukan kuatnya hubungan dapat dianalisis dengan pendekatan

Confisien contingency dan Ratio prevalens. Penulis menyarankan untuk

memakai pendekatan analisis Ratio prevalens (RP) karena kuatnya

hubungan dapat dilihat secara nyata. Ratio prevalens (RP) dihitung dengan

cara membagi prevalens efek pada kelompok dengan faktor risiko dengan

prevalen efek pada kelompok tanpa faktor risiko.

Cara memberi makna terhadap perhitungan nilai RP : Interpretasi nilai

RP harus disertai nilai interval kepercayaan (confidence interval) sesuai

Page 73: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

55

yang dikehendaki. Nilai interval kepercayaan (IK) menentukan apakah RP

bermakna atau tidak. Cara menghitung IK dapat dilihat dibuku – buku

statistika dan tersedia pada program computer, yang terpenting IK harus

dihitung dan diinterpretasikan dengan benar. Interpretasi hasil RP sebagai

berikut :

a) Apabila nilai RP (ratio prevalens) = 1, berarti variable yang diduga

sebagai faktor resiko tersebut tidak ada hubungannya dalam terjadinya

efek. Nilai 1 menunjukkan nilai netral.

b) Apabila nilai RP > 1 dan nilai IK (interval kepercayaan) tidak

mencakup angka 1, bermakna variabel tersebut merupakan faktor

risiko timbulnya penyakit.

c) Apabila nilai RP = 1 dan nilai IK tidak mencakup nilai 1, bermakna

faktor risiko yang diteliti justru merupakan faktor protektif

(mengurangi kejadian penyakit).

d) Apabila nilai interval kepercayaan (IK) mencakup angka 1, maka

faktor risiko yang dikaji tersebut belum dapat disimpulkan apakah

merupakan faktor risiko atau faktor protektif (Cholik, 2017).

4.10 Etika Penelitian

1. Etika Penelitian

Peneliti dalam melakukan penelitian hendaknya memegang teguh

sikap ilmiah (scientific attitude) serta berpegang teguh pada etika

penelitian, diantaranya yaitu :

Page 74: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

56

a. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human

dignity).

Peneliti perlu memeprtimbangkan hak-hak subjek penelitian

(responden) untuk mendapatkan informasi tentang tujuan peneliti

melakukan penelitian. Disamping itu, penelitian memberikan

kebebasan kepada subjek untuk memberikan informasi atau tidak

membrikan informasi. sebagai ungkapan, peneliti menghormati

harkat dan martabat subjek penelitian, peneliti seyogyanya

mempersiapkan formulir persetujuan subjek (inform consent).

1) Penjelasan manfaat penelitian.

2) Penjelasan kemungkinan resiko dan ketidak nyamanan yang

di timbulkan

3) Penjelasan manfaat yang di dapatkan.

4) Persetujuan peneliti dapat menjawab setiap pertanyaan yang

diajukan subjek penelitian berkaitan dengan prosedur

penelitian.

5) Pesetujuan subjek dapat mengundurkan diri sebagai objek

penelitian kapan saja .

6) Jaminan anonimitas dan kerahasiaan terhadap identitas dan

informasi yang diberikan oleh reponden.

Page 75: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

57

b. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian (respect

for privacy and confidentiality).

Setiap orang mempunyai hak-hak dasar individu termasuk

privasi dan kebebasan individu dalam memberikan informasi.

peneliti tidak boleh menampilkan informasi mengenai identitas

dan kerahasiaan identitas subjek. Peneliti cukup menggunakan

coding sebagai pengganti identitas responden.

c. Keadilan dan inklusivitas/keterbukaan (respect for justice and

inclusiveness).

Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan

kejujuran, keterbukaan dan kehati-hatian. Untuk itu, lingkungan

penelitian perlu dikondisikan sehingga memenuhi prinsip

keterbukaan, yakni dengan, menjelaskan prosedur penelitian.

Prinsip keadilan menjamin bahwa semua subjek penelitian

memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama, tanpa

membedakan gender, agama, etnis, dan sebagainya.

d. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan

(balancing harms and benefits).

Sebuah penelitian hendaknya memperoleh manfaat

semaksimal mungkin bagi masyarakat pada umumnya, dan subjek

penelitian pada khususnya. (Notoatmojdo, S., 2010).

Page 76: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

58

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Lingkungan Industri Kulit (LIK) merupakan sebuah tempat

berkumpulnya komunitas penyamak untuk melakukan aktifitas

penyamakan serta merupakan tempat berlangsungnya proses kemitraan

antara komunitas penyamak dengan UPT Industri kulit Magetan berlokasi

di Jl. Teuku umar No. 5 Magetan terletak di Dusun Tulung Desa

Ringinagung.

Secara geografis memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:

1. Sebelah Utara : Desa Candirejo Kecamatan Magetan

2. Sebelah selatan : Desa Sumber Dukun Kecamatan Ngariboyo

3. Sebelah Timur : Kelurahan Magetan Kecamatan Magetan

4. Sebelah Barat : Desa Sambirobyong Kecamatan Sidorejo

Gambar 5.1 Peta Lokasi UPT Industri Kulit dan Produk Kulit Magetan

Sumber :

https://www.google.com/maps/place/Balai+Pelayanan+Teknis+Industri+Kulit+Dan+Ling

kungan+Industri

Page 77: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

59

Unit pelayanan teknis industri kulit dan produk kulit magetan berdiri

sejak tahun 1981, luas tanah ± 4 Ha yang tediri dari :

1. 2 Ha dipergunakan sebagai :

a. 3 unit work shop penyamakan kulit

b. 1 gedung show room

c. 1 gedung mushola

d. 1 gedung diklat

e. 2 gedung gudang

f. 1 gedung bengkel

g. 2 instalasi pengolahan air limbah (IPAL)

h. 1 unit laboratorium

2. 2 Ha dipergunakan sebagai :

Dipergunaan atau dihuni oleh 78 unit pengusaha penyamakan

kulit mempunyai tenaga krja 550 orang dan menghasilkan kulit

6.180.440 ft/Tahun. Sedangkan diluar LIK tercatat sebanyak 55 unit

penyamakan kulit yang mempunyai tenaga kerja 206 orang dan

menghasilkan 2.130.000 ft/Tahun.

5.2 Karakteristik Responden

Dalam hal ini akan membahas tentang distribusi frekuensi karateristik

responden penelitian berdasarkan umur dan tingkat pendidikan pekerja

UPTD Industri LIK Magetan.

Page 78: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

60

1. Karakteristik Responden Berdasarkan umur pekerja UPTD Industri

LIK Magetan

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan umur pekerja UPTD

Industri LIK Magetan bulan juli 2019 No Umur Jumlah Presentase (%)

1 25-32 2 6,7

2 33-39 5 16,7

3 40-46 5 16,7

4 47-53 7 23,3

5 54-60 8 26,6

6 61-66 3 10

Total 30 100.0

Sumber : Data Primer dan Hasil Penelitian Bulan Juli 2019.

Berdasarkan tabel 5.1 diatas menunjukkan presentase terbesar

umur responden merupaan usia ≥54 tahun yaitu sebanyak 8 orang

(26,6%).

2. Karakteristik Responden berdasarkan pendidikan pekerja UPTD

Industri LIK Magetan

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan pekerja UPTD

Industri LIK Magetan bulan Juli 2019 No Pendidikan Jumlah Presentase (%)

1 SD 6 20.0

2 SMP 8 26.7

3 SMA 16 53.3

Total 30 100.0

Sumber : Data Primer dan Hasil Penelitian Bulan Juli 2019.

Berdasarkan tabel 5.2 Diatas menunjukan presentase terbesar dari

seluruh pendidikan responden terbanyak adalah SMA dengan

presentase (53.3%)

5.3 Hasil Penelitian

Analisis dalam penelitian ini dilakukan dengan analisis univariat dan

bivariat, untuk analisis univariat digunakan untuk mengetahui distribusi

frekuensi dari masing-masing variabel. Sedangkan untuk analisis bivariat

digunakan untuk mengetahui hubungan anatara variable independen

Page 79: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

61

dengan variable dependen yaitu faktor yang berhubungan dengan kejadian

ispa pada pekerja UPTD Industri LIK Magetan. Dalam penelitian ini

menggunakan uji statistic Chi-square. Berikut hasil analisis bivariat

penelitian dengan menggunakan aplikasi spss.

5.2.1 Analisis Univariat

1. Penggunaan APD

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh distribusi

frekuensi penggunaan APD sebagai berikut :

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan penggunaan

APD pekerja UPTD Industri LIK Magetan. No Penggunaan APD Jumlah Presentase (%)

1 Tidak Menggunakan 18 60.0

2 Menggunakan 12 40.0

Total 30 100,0

Sumber : Data Primer dan Hasil Penelitian Bulan Juli 2019.

Berdasarkan tabel 5.3 diatas diketahui responden pekerja UPTD

Industri LIK Magetan dengan Penggunaan APD yang tidak

Menggunakan berjumlah 18 pekerja (60.0%)

2. Masa Kerja

Bedasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh distribusi

frekuensi Masa Kerja sebagai berikut :

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Masa Kerja

UPTD LIK Magetan

No Masa Kerja Jumlah Presentase (%)

1 Lama 18 60.0

2 Baru 12 40.0

Total 30 100,0

Sumber : Data Primer dan Hasil Penelitian Bulan Juli 2019.

USER
Rectangle
USER
Typewriter
5.3.1
Page 80: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

62

Berdasarkan tabel 5.4 diatas diketahui responden pekerja UPTD

LIK Magetan yang bekerja >5 Tahun dengan kategori Lama yaitu 18

pekerja (60.0%).

3. Keluhan Gangguan Penapasan

Berdasarkan hasil penelitianyang dilakukan diperoleh distribusi

frekuensi Keluhan Gangguan Pernapasan sebagai berikut :

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Keluhan

Gangguan Pernapasan UPTD LIK Magetan

No Keluhan Gangguan Pernapasan Jumlah Presentase (%)

1 Mengalami 18 60.0

2 Tidak Mengalami 12 40.0

Total 30 100,0 Sumber : Data Primer dan Hasil Penelitian Bulan Juli 2019.

Berdasarkan tabel 5.5 diatas diketahui responden pekerja UPTD

LIK Magetan yang menderita Keluhan Gangguan Pernapasan

berjumlah 18 pekerja (60.0%).

5.2.2 Analisis Bivariat

Analisis bivariat merupakan lanjutan dari analisis univariat. Hasil

penelitian analisis bivariat ini digunakan untuk mengetahui hubungandan

besarnya Ratio Prevelen (RP) dan digunakan untuk mencari hubungan

antara variabel independent dan variabel dependent dengan uji statistik

yang digunakan adalah Chi-Square dan penentuan Ratio Prevalen (RP)

dengan taraf kepercayaan (CI) 95% dan tingkat kemaknaan 0,05.

USER
Rectangle
USER
Typewriter
5.3.2
Page 81: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

63

1. Penggunaan Alat Pelindung Diri dengan Keluhan Gangguan

Pernapasan Pada Pekerja UPTD LIK Magetan

Tabel 5.6 Tabulasi Silang Penggunaan Alat Pelindung Diri Terhadap

Keluhan Gangguan Pernapasan di UPTD LIK Magetan

APD

Keluhan gangguan pernapasan

p-value RP

95% CI Mengalami

Tidak

Mengalami Total

F % F % F %

Tidak

menggunakan 11 61.1 7 38.9 18 100,0 0,018 6,638

0,945-42,907 Menggunakan 1 8.3 11 91.7 12 100,0

Total 12 40,0 18 60.0 30 100,0

Berdasarkan tabel 5.6 hasil analisis hubungan antara penggunaan

APD dengan keluhan gangguan pernapasan diperoleh hasil bahwa ada

18 responden yang tidak menggunakan APD dan yang mengalami

gangguan pernapasan sebanyak 11 orang dengan persentase 61.1%.

Sedangkan ada 12 yang menggunakan APD dengan presentase 8,3%.

Hasil uji Chi Square dapat dikatakan bahwa ada resiko antara

penggunaan APD dengan keluhan gangguan pernapasan dengan nilai

p=0,018 kurang dari α = 0,05. Hasil perhitungan resiko didapatkan RP

= 6.638 (95% CI 0.945-42,907), atau RP >1 secara statistik dapat

disimpulkan bahwa terdapat resiko keluhan gangguan pernapasan

6.638 kali lebih besar pada responden yang menggunakan APD

dengan responden yang tidak menggunakanan APD untuk keluhan

gangguan pernapasan.

Page 82: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

64

2. Masa Kerja dengan Kejadian Keluhan Gangguan Pernapasan

Pada Pekerja UPTD LIK Magetan

Tabel 5.7 Tabulasi Silang Masa Kerja Terhadap Kejadian Keluhan

Gangguan Pernapasan di UPTD LIK Magetan.

Masa

Kerj

a

Keluhan gangguan pernapasan

p-value RP

95% CI Mengalami

Tidak

Mengalami Total

F % F % F %

Lama 11 61,1 7 38,9 18 100,0 0,007

7,333

1,811-49,640 Baru 1 8,3 11 91,7 12 100,0

Total 12 40,0 18 60,0 30 100,0

Berdasarkan tabel 5.6 hasil analisis hubungan antara penggunaan

APD dengan keluhan gangguan pernapasan diperoleh hasil bahwa ada

pekerja lama sebesar 18 orang dan 11 orang mengalami dengan

persentase 61,1%. Sedangkan ada 12 masa kerja baru yang

mengalami keluhan gangguan penapasan sebesar 1 dengan presentase

presentase 8,3%.

Hasil uji Chi Square dapat dikatakan bahwa ada resiko antara

penggunaan APD dengan keluhan gangguan pernapasan dengan nilai

p=0,007 kurang dari α = 0,05. Hasil perhitungan resiko didapatkan RP

= 7,333 (95% CI 1,083-49,640), atau RP >1 secara statistik dapat

disimpulkan bahwa terdapat resiko keluhan gangguan pernapasan

7,333 kali lebih besar pada responden pekerja lama dibanding dengan

responden pekerja baru.

Page 83: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

65

5.4 Pembahasan

5.4.1 Alat Pelindung Diri Pada Pekerja UPTD LIK Magetan

Berdasarkan hasil distribusi frekuensi didapat bahwa dari 30

responden sebagian besar APD responden yang tidak menggunakan

sebesar 18 responden dengan presentase 60,0%, sedangkan responden

dengan memakai APD sebesar 12 responden dengan presentase 40,0%.

Menurut Anita Dewi P.S, (2012) APD atau Alat Pelindung Diri adalah

seperangkat alat yang digunakanoleh tenaga kerja untuk melindungi

seluruh atau sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya potnsi

bahaya atau kecelakaan kejadian penyakit akibat kerja (PAK). APD

dipakai sebagai upaya rekaya (enginering) dan administratif tidak dapat

dilakukan dengan baik atau tidak. Namun pemakaian APD bukanlah

pengganti dari kedua usaha tersebut,namun sebagai usaha akhir.

Wawancara kuesioner yang telah dilakukan diketahui bahwa pekerja

di UPTD LIK Magetan tidak memakai APD dikarenakan pekerja merasa

tidak nyaman dan merasa bahwa masker menghambat aktivitas pekerja

pada saat pengecatan kulit, pekerja lebih mengutamakan kenyamanan saat

bekerja dan tidak mengutamakan keamanan.

5.4.2 Masa Kerja Pada Pekerja UPTD LIK Magetan

Berdasarkan hasil distribusi frekuensi didapat bahwa dari 30

responden sebagian besar Masa Kerja lama responden sebesar 18

responden dengan presentase 60,0%, sedangkan responden dengan Masa

Kerja Baru sebesar 12 responden dengan presentase 40,0%.

Page 84: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

66

Masa kerja adalah waktu atau lamanya seorang bekerja pada suatu

instansi, kantor, dan sebagainya (koesindratmono, 2011). Masa kerja juga

merupakan faktor yang berkaitan dengan lamanya seseorang bekerja

disuatu tempat (Andini, 2015). Masa kerja juga merupakan jangka waktu

seseorang yang sudah bekerja dari pertama mulai masuk hingga bekerja.

Masa kerja dapat diartikan sebagai sepenggalan waktu yang agak lama

dimana seseorang tenaga kerja masuk dalam satu wilayah tempat usaha

sampai batas tertentu (Suma’mur, 2009 dalam Nisak, 2014) Masa kerja

merupakan akumulasi aktivitas kerja seseorang yang dilakukan seseorang

dalam jangka waktu yang panjang.

Wawancara kuesioner yang telah dilakukan bahwa pekerja di UPTD

LIK Magetan dimana pekerja masuk dalam satu wilayah tempat usaha

sampai batas tertentu, pekerjanya sendiri bekerja lebih dari 5 tahun

sedangkan yang baru kurang dari 5 tahun.

5.4.3 Keluhan Gangguan Pernapasan Pada Pekerja UPTD LIK Magetan

Berdasarkan hasil distribusi frekuensi didapat bahwa dari 30

responden sebagian besar Keluhan Ganguan Pernapasan responden yang

tidak menggalami sebesar 12 responden dengan presentase 40,0%,

sedangkan responden yang mengalami keluhan gangguan pernapasan

sebesar 18 responden dengan presentase 60,0%.

Gangguan pada sistem pernapasan dapat disebabkan oleh dua hal,

yaitu terjadi gangguan pada proses pengikatan oksigen dan kelainan pada

saluran pernapasan sehingga mengganggu aliran udara.Gangguan pada

Page 85: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

67

proses pengikatan oksigen terjadi karena adanya kompetisi antaraoksigen

dan zat lain yang dapat berikatan dengan hemoglobin. Contohnya pada

keracunangas karbon monoksida. Karbon monoksida lebih mudah

berikatan dengan hemoglobin dibandingkan dengan oksigen. Hal ini

menyebabkan hemoglobin mengikat karbonmonoksida, bukan oksigen.

Jika sebagian besar darah berikatan dengan karbon monoksida, jaringan

dalam tubuh akan kekurangan oksigen. (Depkes, 2009).

Wawancara kuesioner yang telah dilakukan diketahui bahwa penderita

Keluhan Gangguan Pernapasan di pengaruhi oleh adanya tidak memakai

alat pelindung diri (APD) saat bekerja, apabila tingkat kesadaran pekerja

lebih rendah maka akan mendorong pekerja terkena keluhan gangguan

pernapasan.

5.4.4 Hubungan Antara Penggunaan APD dengan Kejadian Keluhan

Ganguan Pernapasan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, menunjukkan bahwa ada

hubungan penggunaan APD dengan kejadian keluhan gangguan

pernapasan dengan nilai p = 0,018 kurang dari a = 0,05. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa responden dengan tidak menggunakan dan terdapat

adanya tidak menggunakan alat pelindung diri sebesar 11 dengan

presentase 57,9%, responden dengan tidak menggunakan dan

menggunakan terdapat tidak menggunakan alat perlindung diri sebesar 8

dengan presentase 42,1%, responden dengan menggunakan alat pelindung

diri sebesar 1 dengan presentase 9,1%, responden dengan tidak memakai

dan memakai sebesar 10 dengan presentase 90,0%.

Page 86: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

68

Menurut Anita Dewi P.S, (2012) APD atau Alat Pelindung Diri adalah

seperangkat alat yang digunakanoleh tenaga kerja untuk melindungi

seluruh atau sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya potnsi

bahaya atau kecelakaan kejadian penyakit akibat kerja (PAK). APD

dipakai sebagai upaya rekaya (enginering) dan administratif tidak dapat

dilakukan dengan baik atau tidak. Namun pemakaian APD bukanlah

penggangti dari kedua usaha tersebut,namun sebagai usaha akhir.

Paru-paru harus dilindungi mana kala udara tercemar atau ada

kemungkinan kekurangan oksigen dalam udara.Pencemaran-pencemaran

mungkin berbentuk gas, uap logam, kabut, debu dan lainnya. Kekurangan

oksigen mungkin terjadi di tempat-tempat yang pengudaraannnya buruk

seperti tangki atau gudang bawah tanah. Pencemar-pencemar yang

berbahaya mungkin beracun, korosit, atau menjadi sebab

rangsangan.Pengaruh lainnya termasuk dalam upaya kesehatan kerja

(Anizar, 2009).

Hasil diatas sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fujianti

(2015), yang menyimpulka bahwa tidak ada hubungan yang signifikan

anatara pemakaian APD dengan timbulnya keluhan gangguan pernapasan.

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian khaerani (2009), yang

menunjukkan bahwa ada hubungan anatara penggunaan APD masker

dengan keluhan gangguan pernapasan.

Berdasarkan penelitian diketahui bahwa responden dengan tidak

menggunakan hal ini dikarenakan berdasarkan observasi dan wawancara

Page 87: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

69

kuesioner yang telah dilakukan diketahui bahwa pekerja di UPTD LIK

Magetan tidak memakai APD dikarenakan pekerja merasa tidak nyaman

dan menghambat aktivitas pekerja pada saat pengecatan kulit, pekerja

lebih mengutamakan kenyamanan saat bekerja dan tidak mengutamakan

keamanan.

5.4.5 Hubungan Antara Masa Kerja dengan Kejadian Keluhan Gangguan

Pernapasan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, menunjukkan bahwa ada

hubungan penggunaan masa kerja dengan kejadian keluhan gangguan

pernapasan dengan nilai p= 0,07 kurang dari a= 0,05. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa responden dengan lama kerja dan terdapat adanya

baru bekerja sebesar 11 dengan presentase 61,1%, responden dengan

pekerja lama dan baru terdapat lamanya sebesar 7 dengan presentase

38,9%, responden dengan pekerja baru sebesar 1 dengan presentase 9,1%,

responden dengan pekerja lama dan baru sebesar 11 dengan presentase

91,7%.

Masa kerja adalah waktu atau lamanya seorang bekerja pada suatu

instansi, kantor, dan sebagainya (koesindratmono, 2011). Masa kerja

jugamerupakan faktor yang berkaitan dengan lamanya seseorang bekerja

disuatu tempat (Andini, 2015). Masa kerja juga merupakan jangka waktu

seseorang yang sudah bekerja dari pertama mulai masuk hingga bekerja.

Masa kerja dapat diartikan sebagai sepenggalan waktu yang agak lama

dimana seseorang tenaga kerja masuk dalam satu wilayah tempat usaha

sampai batas tertentu (Suma’mur, 2009 dalam Nisak, 2014) Masa kerja

Page 88: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

70

merupakan akumulasi aktivitas kerja seseorang yang dilakukan seseorang

dalam jangka waktu yang panjang.

Masa kerja adalah suatu kurun waktu atau lamanya tenaga kerja

bekerja di suatu tempat. Masa kerja dapat mempengaruhi kinerja baik

positif maupun negatif. Memberi pengaruh positif pada kinerja bila dengan

semakin lamanya masa kerja personal semakin berpengalaman dalam

melaksanakan tugasnya. Sebaliknya akan memberikan pengaruh negatif

apabila dengan semakin lamanya masa kerja akan timbul kebiasaan pada

tenaga kerja. Masa kerja dikategorikan menjadi tiga, yakni; masa kerja

baru < 6 tahun; masa kerja sedang antara 6-10 tahun; dan masa kerja lama

> 10 tahun (M. A. Tulus, 1992: 121).

Hasil diatas sejalan dengan penelitian yang dilakukan mochtar dkk.,

(2013), yang menyimpulka bahwa ada hubungan anatara masa kerja

dengan timbulnya keluhan gangguan pernapasan. Hasil penelitian ini juga

sejalan dengan penelitian fitri (2013), yang menunjukkan bahwa ada

hubungan dengan keluhan gangguan pernapasan.

Berdasarkan penelitian diketahui bahwa responden yang masa

kerjanya paling lama, hal ini dapat terjadi karena karyawan dengan masa

kerja lebih lama cenderung mempunyai kemampuan dan pemahaman yang

lebih baik menganai pekerjaan nya dibandingkan dengan karyawan

mempunyai masa kerja pendek. Dikarenakan pengalaman yang dimiliki

oleh karyawan dengan masa kerja yang lebih lama mempunyai

pengalaman yang lebih banyak mengenai pekerjaan yang dilakukannya.

Page 89: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

71

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan,

maka dapat diambil kesimpulan dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Responden di UPTD LIK Magetan sebagian besar 60.0% yang sudah

memakai APD. Ada hubungan penggunaan APD dengan kejadian

keluhan gangguan pernapasan dengan nilai p = 0,018 dan nilai RP=

sebesar 6,637 sedang nilai CI = 0.945-42,907.

2. Responden di UPTD LIK Magetan sebagian besar 60.0% dengan masa

kerja baru. Ada hubungan penggunaan masa kerja dengan kejadian

keluhan gangguan pernapasan dengan nilai p = 0,007 dan nilai RP =

7,333 sedang nilai CI = 1,083-49,640.

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, disarankan sebagai berikut :

1. Bagi Industri LIK Magetan

Perusahaan sebaiknya menyediakan alat pelindung diri khususnya

masker dan harus melakukan pengawasan mengenai kepatuhan tenaga

kerja dalam pemakaian masker yang berkaitan dengan keluhan

gangguan pernapasan.

Page 90: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

72

2. Bagi Pekerja

Bagi tenaga kerja diharapkan selalu mematuhi SOP dari industri

tentang penggunaan APD agar menurunkan angka kejadian keluhan

gangguan pernapasan.

3. Bagi Peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang inigin melakukan penelitian tentang

keluhan gangguan pernapasan pada pekerja di UPTD LIK Magetan

dapat merubah atau mengganti variabel lain seperti lama kerja, atau

lama paparan dari sumber pemicu resiko gangguan pernpasan.Sehingga

akan didapat faktor-faktor yang berhubungan dengan keluhan gangguan

pernapasan yang lebih banyak.

Page 91: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

73

DAFTAR PUSTAKA

Abidin,Yunus, Wiyonodan Ratnawati. 2009. Tentang penyakit PPOK.

Buntarto.2015.Panduan keselamatan dan kesehatan kerja untuk

industry,ustakabaru pres,Jogjakarta.

Dewi, Anita. 2012. Dasar-dasar Keselamatan & Kesehatan Kerja. Jember

University Press :Jember.

Dylan Tromp, Manajer Proyek, Youth 4 OSH International Labour Organization

(ILO). 2017. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan Kaum Muda di

Indonesia. Di kutip dari http://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/---asia/--

-ro-bangkok/---ilo-jakarta/documents/presentation/wcms_552685.pdf diakses pada 29 Mei 2019.

Depkes RI. 2013.Tentang keluhan gangguan pernapasan dan infeksi saluran

pernapasa(ISPA).Dikutip dari

http://www.depkes.go.id/folder/view/ISPA_55478.pdf diakses pada tanggal

29 Mei 2019.

Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan. 2017. Profil Kesehatan Kabupaten

Magetan.

ILO. 2013. Keselamatan dan Kesehatan Kerja untuk Produktivitas. Jakarta:

International Labour Office.

KepPres RI No 22 Tahun 1993.Tentang Jenis-jenis Pekerjaan.

Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1405/MENKES/SK/Xi/2002,tentang

faktor lingkungan yang mempengaruhi gangguan pernapsan.

Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor

829/MENKES/SK/VII/1999.Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja

Perkantoran dan Industri.

Lestari.2008.Hubungan antara pemakaian masker dengan kejadian ISPA pada

karyawan unit spinning II bagian ring frame shift C PT APAC inti corpora

Semarang.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta :Rineka

Cipta.

Notoatmodjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta : PT Rineka Cipta.

Page 92: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

74

PERMENAKERTRANS Republik Indonesia. 2016. Alat Pelindung Diri. Di kutip

http://indorope.com/wpcontent/uploads/2016/05/permen_9_tahun_2016.pdf

diaksespada 29 Mei 2019.

Rini Rizky ,Septia. 2014.Analisis factor resiko kejadian infeksi saluran

pernapasan akut (ISPA) pada pekerja produksi block rubber ptsritrang

indonesia,Semarang.

Ruden et al Bulletin WHO. 2013.Angka ISPA di Indonesia.

Sugiyono. 2013. Metode penelitian kualitatif dan kuanitatif dan R & D. Bandung :

CV. Alfabeta.

Tarwaka. 2014. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3): Manajemen dan

Implementasi K3 di Tempat Kerja. Harapan Press : Surakarta.

Wahyuni.2013.Hubungan factor lingkungan dan perilaku keluarga dengan

kejadian ISPA pada balita di puskesmas ambacabang kec. Kuranji Padang.

Widoyono.2005.Sumber Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan (ISPA).

World Health Organization.2007.Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Saluran

Pernapasan Akut (ISPA) yang cenderung menjadi Epidemi dan Pendemi di

Fasilitas Pelayanan Kesehatan. WHO (online). Jurnal 2015.

http://apps.who.int/iris/bitstream//0665/69707/14/WHO_CDS_EPR_2007.

6-Ind.PDF. diakses 20 Januari 2019, pukul 20.15.

. 2014. Penularan ISPA. Jurnal 2010. http://apps.who.int/iris/

bitstream//0665/ 69707/14/WHO_CDS_EPR_2014.PDF. diakses 20 Januari

2019, pukul 20.18.

Page 93: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu
Page 94: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

75

Lampiran 1

SURAT IZIN PENGAMBILAN DATA AWAL

Page 95: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

76

Lampiran 2

SURAT PERMOHONAN UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS

Page 96: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

77

Lampiran 3

SURAT IZIN PENELITIAN

Page 97: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

78

Page 98: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

79

Page 99: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

80

Lampiran 4

LEMBAR PERSETUJUAN

(INFORMED CONSENT)

Setelah mendapatkan penjelasan serta mengetahui manfaat penelitian

dengan judul “Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Gangguan

Pernapasan Pada Pekerja Di UPTD Industry Kulit LIK Magetan”.Saya

menyatakan setuju diikutsertakan dalam penelitian ini dengan catatan bila

sewaktu-waktu dirugikan dalam bentuk apapun berhak membatalkan persetujuan.

Saya percayaapa yang saya buat dijamin kerahasiaannya.

Magetan, Juni 2019

Responden,

(…………………….)

Page 100: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

81

Lampiran 5

KUESIONER SURVEI AWAL PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN

GANGGUAN PERNAPASAN PADA PEKERJA DI UPTD INDUSTRI

KULIT (LIK) MAGETAN

Nama Responden :

Umur :

Pendidikan :

1. Apakah selama bekerja dan setelah bekerja pernah mengalami keluhan

gangguan pernapasan?

A.Ya B. Tidak

Jika “Ya”, gejala apa saja yang anda rasakan?

a. Batuk-batuk : Ya Tidak

b. Flu : Ya Tidak

c. Sesak napas : Ya Tidak

d. Nyeri dada : Ya Tidak

e. Sakit tenggorokan : Ya Tidak

2. Apakah bapak sudah lama merasakan keluhan gangguan pernapasan

tersebut?

A.Ya B. Tidak

3. Apakah pada industry LIK ini meneydiakan APD untuk pekerjanya?

A. Ya B. Tidak

4. Berapa lama bapak bekerja di LIK Magetan? …… tahun

Page 101: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

82

Lampiran 6

OBSERVASI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN

GANGGUAN PERNAPASAN PADA PEKERJA DI UPTD INDUSTRI

KULIT (LIK) MAGETAN

1. Tabel Observasi

No Pernyataan Ya Tidak

1. Pekerja memakai APD sesuai SOP

2. Pekerja memakai APD sesuai dengan

tupoksi pekerja

Page 102: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

83

Lampiran 7

HASIL UJI SPSS

FREKUENSI DATA RESPONDEN

Statistics

JENIS_KELAMIN UMUR MK APD KGP

N Valid 30 30 30 30 30

Missing 0 0 0 0 0

JENIS_KELAMIN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid L 30 100.0 100.0 100.0

UMUR

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid <45 10 33.3 33.3 33.3

>=45 20 66.7 66.7 100.0

Total 30 100.0 100.0

MK

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid TIDAK_MENGGUNAKAN 20 66.7 66.7 66.7

MENGGUNAKAN 10 33.3 33.3 100.0

Total 30 100.0 100.0

Page 103: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

84

APD

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid TIDAK_MENGGUNAKAN 17 56.7 56.7 56.7

MENGGUNAKAN 13 43.3 43.3 100.0

Total 30 100.0 100.0

KGP

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 19 63.3 63.3 63.3

1 11 36.7 36.7 100.0

Total 30 100.0 100.0

Page 104: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

85

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

MK * KGP 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%

APD * KGP 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%

ALAT PELINDUNG DIRI

Crosstab

KGP

Total 0 1

APD TIDAK_MENGGUNAKAN Count 16 1 17

% within APD 94.1% 5.9% 100.0%

MENGGUNAKAN Count 3 10 13

% within APD 23.1% 76.9% 100.0%

Total Count 19 11 30

% within APD 63.3% 36.7% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 16.010a 1 .000

Continuity Correctionb 13.097 1 .000

Likelihood Ratio 17.778 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 15.476 1 .000

N of Valid Casesb 30

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.77.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 105: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

86

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for APD (TIDAK_MENGGUNAKAN / MENGGUNAKAN)

53.333 4.852 586.212

For cohort KGP = 0 4.078 1.501 11.081

For cohort KGP = 1 .076 .011 .524

N of Valid Cases 30

MASA KERJA

Crosstab

KGP

Total 0 1

MK TIDAK_MENGGUNAKAN Count 19 1 20

% within MK 95.0% 5.0% 100.0%

MENGGUNAKAN Count 0 10 10

% within MK .0% 100.0% 100.0%

Total Count 19 11 30

% within MK 63.3% 36.7% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 25.909a 1 .000

Continuity Correctionb 21.980 1 .000

Likelihood Ratio 31.489 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 25.045 1 .000

N of Valid Casesb 30

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.67.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 106: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

87

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

For cohort KGP = 1 .050 .007 .338

N of Valid Cases 30

Page 107: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

88

Frequency

umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid <45 18 60.0 60.0 60.0

>=45 12 40.0 40.0 100.0

Total 30 100.0 100.0

pendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid SD 6 20.0 20.0 20.0

SMP 8 26.7 26.7 46.7

SMA 16 53.3 53.3 100.0

Total 30 100.0 100.0

APD

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid TIDAK MENGGUNAKAN 18 60.0 60.0 60.0

MENGGUNAKAN 12 40.0 40.0 100.0

Total 30 100.0 100.0

Masa_kerja

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid LAMA 18 60.0 60.0 60.0

BARU 12 40.0 40.0 100.0

Total 30 100.0 100.0

Page 108: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

89

Keluhan_gangguan_pernafasan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid TIDAK MENGALAMI 12 40.0 40.0 40.0

MENGALAMI 18 60.0 60.0 100.0

Total 30 100.0 100.0

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

APD *

Keluhan_gangguan_pernafasan 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%

Masa_kerja *

Keluhan_gangguan_pernafasan 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%

Masa_kerja * Keluhan_gangguan_pernafasan

Crosstab

Keluhan_gangguan_pernafasan

Total

TIDAK

MENGALAMI MENGALAMI

Masa_kerja LAMA Count 11 7 18

% within Masa_kerja 61.1% 38.9% 100.0%

BARU Count 1 11 12

% within Masa_kerja 8.3% 91.7% 100.0%

Total Count 12 18 30

% within Masa_kerja 40.0% 60.0% 100.0%

Page 109: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

90

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square 8.356a 1 .004

Continuity Correctionb 6.302 1 .012

Likelihood Ratio 9.440 1 .002

Fisher's Exact Test .007 .005

Linear-by-Linear Association 8.078 1 .004

N of Valid Casesb 30

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,80.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Masa_kerja

(LAMA / BARU) 17.286 1.811 164.958

For cohort

Keluhan_gangguan_pernafasan

= TIDAK MENGALAMI

7.333 1.083 49.640

For cohort

Keluhan_gangguan_pernafasan

= MENGALAMI

.424 .232 .776

N of Valid Cases 30

Page 110: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

91

APD * Keluhan_gangguan_pernafasan

Crosstab

Keluhan_gangguan_pernafasan

Total

TIDAK

MENGALAMI MENGALAMI

APD TIDAK MENGGUNAKAN Count 11 7 18

% within APD 57.9% 42.1% 100.0%

MENGGUNAKAN Count 1 11 11

% within APD 9.1% 90.9% 100.0%

Total Count 12 18 30

% within APD 40.0% 60.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square 6.914a 1 .009

Continuity Correctionb 5.030 1 .025

Likelihood Ratio 7.815 1 .005

Fisher's Exact Test .018 .010

Linear-by-Linear Association 6.683 1 .010

N of Valid Casesb 30

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,40.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 111: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

92

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for APD (TIDAK

MENGGUNAKAN /

MENGGUNAKAN)

13.750 1.452 130.239

For cohort

Keluhan_gangguan_pernafasan

= TIDAK MENGALAMI

6.368 .945 42.907

For cohort

Keluhan_gangguan_pernafasan

= MENGALAMI

.463 .265 .810

N of Valid Cases 30

Page 112: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

93

Lampiran 8

DOKUMENTASI PENELITIAN

Gambar 1 Gambar 2

Wawancara dengan Responden Wawancara dengan Responden

Gambar 3 Gambar 4

Wawancara dengan Responden Wawancara dengan Responden

di bagian Tabulasing di bagian Pengecatan

Page 113: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

94

Lampiran 9

Kartu Bimbingan

Page 114: SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …repository.stikes-bhm.ac.id/620/1/1.pdf · Kesehatan Masyarakat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu

95

Lampiran 10