103
Pengaruh Courage dan Justice terhadap Subjective Well- Being Karyawan Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memeperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi.) Disusun oleh: Anggita Putri Rambe 11150700000018 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019

Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

Pengaruh Courage dan Justice terhadap Subjective Well-

Being Karyawan

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Memeperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi.)

Disusun oleh:

Anggita Putri Rambe

11150700000018

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019

Page 2: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak
Page 3: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak
Page 4: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak
Page 5: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

v

MOTTO & PERSEMBAHAN

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah

selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.

Dan hanya kepada Tuhanmulah kamu hendaknya berharap”

Al-Syarh (94:6)

Persembahan:

Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak serta Adik dan orang-orang

yang sayang dan kucintai……

Page 6: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

vi

ABSTRAK

A) Fakultas Psikologi

B) Juli 2019

C) Anggita Putri Rambe

D) Pengaruh Courage dan Justice terhadap Subjective Well-Being

E) xv + halaman + lampiran

F) Subjective well-being merupakan penilain individu terhadap kehidupan yang

meliputi penilaian kognitif mengenai kepuasan hidup dan penilaian afektif

mengenai mood dan emosi (Diener & Lucas, 1999). Dalam meningkatkan

subjective well-being di lingkungan kerja diperlukan sebuah kondisi kerja yang

mendukung. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh courage dan

justice terhadap subjective well-being pada karyawan. Peneliti berasumsi

bahwa courage yaitu bravery, persistence, integrity dan vitality, dan variable

justice, yaitu, citizenship, fairness, dan leadership.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis regresi

berganda. Pengambilan sampel sebanyak 416 dari dua perusahaan BUMN

dimana 133 sampel dari Bank BJB dan 233 sampel dari PT. Adhi Karya.

Pengambilan sampel pada Bank BJB dilakukan menggunakan probability

sampling dengan metode simple random sampling dan pada PT. Adhi Karya

menggunakam probability sampling dengan metode systematic random

sampling. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur subjective well-being

pada penelitian ini adalah FS (Flourishing Scale) dan SPANE (Scale of Positive

and Negative Affect) yang dikembangkan oleh Diener & Diener (2009), alat

ukur yang digunakan untuk mengukur courage adalah VIA-IS (Values in

Action Inventory of Strengths) yang dikembangkan oleh Peterson & Seligman

(2004), dan alat ukur yang digunakan untuk mengukur justice adalah VIA-IS

(Values in Action Inventory of Strengths) yang dikembangkan oleh Peterson &

Seligman (2004).

Hasil penelitian menunjukan bahwa ada pengaruh courage dan justice terhadap

subjective well-being. Hasil penelitian juga menunjukan proporsi varians dari

subjective well-being yang dijelaskan oleh seluruh variable independen adalah

21,1%. Sedangkan sisanya 78,9% dipengaruhi oleh variable lain. Hasil uji

hipotesis minor menunjukan bahwa ada tiga koefisien regresi yang signifikan

mempengaruhi subjective well-being yaitu: bravery, integrity dan fairness.

G) Bahan bacaan: 6 buku + 22 jurnal + 2 website

Page 7: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

vii

ABSTRACT

A) Faculty of Psychology

B) July 2019

C) Anggita Putri Rambe

D) Effects of Courage and Justice on the Subjective Well-Being

E) xv + page + attachment

F) Subjective well-being is an individual assessment of life which includes

cognitive assessment of life satisfaction and affective assessment of moods and

emotions (Diener & Lucas, 1999). In improving subjective well-being in the

work environment, a supportive working condition is needed. This study was

conducted to determine the effect of courage and justice on subjective well-

being on employees. Researchers assume that courage is bravery, persistence,

integrity and vitality, and variable justice, namely, citizenship, fairness, and

leadership.

The population was selected from the employees of two BUMN’s companies.

The total number of sampling was 416 comprises of 2 BUMN’s companies i.e

133 samples came from BJB Bank and 233 samples came from PT. Adhi Karya.

The sampling method carried out in this research wase probability sampling

with the simple random method at BJB Bank and systematic random sampling

method at PT. Adhi Karya. The measuring systems used to evaluate the

employee’s well being were called FS (Flourishing Scale) and SPANE (Scale

of positive and Negative Affect), developed by Diener & Diener in 2009. The

measuring system used to evaluate courage was called VIA-IS (Values in Action

Inventiry of Strengths) developed by Peterson & Seligman 2004.

The results showed that there was an influence of courage and justice on

subjective well-being. The results also show the proportion of variance from

subjective well-being explained by all independent variables is 21.1%. While

the remaining 78.9% is influenced by other variables. The results of the minor

hypothesis test show that there are three regression coefficients that

significantly influence subjective well-being, namely: bravery, integrity, and

fairness.

G) Reading material: 6 books + 22 journals + 2 website

Page 8: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahim

Dengan menyebut nama Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang Maha Pengasih dan

Maha Penyayang, peneliti panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang

telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya kepada peneliti, sehingga

peneliti mampu menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Courage Dan

Justice Terhadap Subjective Well-Being Karyawan”

Penulis menyadari bahwa keberhasilan penyusunan skripsi ini tidak terlepas

dari bantuan berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung. Dalam kesempatan

ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Dr. Zahrotun Nihayah, M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, berserta seluruh jajarannya yang

telah memfasilitasi pendidikan mahasiswa dalam rangka menciptakan lulusan

berakhlak dan berkualitas.

2. Bapak Dr. Abdul Rahman Saleh, S.Ag, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi

dan seminar proposal yang telah memberikan bimbingan, nasehat, motivasi,

dukungan dan bantuan yang sangat besar kepada peneliti, sehingga skripsi ini

dapat terselesaikan dengan baik.

3. Ibu Desi Yustari Muchtar, M.Psi selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

telah membimbing peneliti sejak awal perkulihan, dan senantiasa, memberikan

motivasi kepada peneliti untuk menyelesaikan perkuliahan dengan baik.

Page 9: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

ix

4. Kepada seluruh Dosen Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

yang telah memberikan banyak sekali ilmu selama masa perkuliahan, serta jasa-

jasa yang telah diberikan merupakan nilai yang sangat berharga bagi peneliti.

5. Untuk Ayah (Bapak Rumberita) dan Mama (Ibu Dewi) yang selalu memberikan

doa yang tulus, dukungan, perhatian, dan kasih sayang kepada penulis. Orang

tua yang tak pernah berhenti mengingatkan agar selalu tegar, sabar dan optimis.

Terimakasih atas kesabaran Ayah dan Mama dalam menanti kelulusanku

selama ini. Kedua saudara penulis, Kakak (Ayunda) dan Adik (Hatami) yang

memberikan dukungan agar tetap semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Untuk sahabat-sahabatku yang baik hati Dina, Dita, Ridha, Farida, Ranja, Vivi,

Ipeh, Adul, Tisa, Syahra dan Arini terimakasih atas segala kebersamaan dan

ketulusan kalian selama ini, terimakaih telah menjadi tempat untuk berbagi,

baik suka maupun duka. Untuk seluruh teman-teman angkatan 2015, khususnya

kelas A, terima kasih sudah memberikan kebahagiaan bersama dan

memberikan kesan yang indah selama perkuliahan.

7. Seluruh pihak yang ikut terlibat dalam penyusunan skripsi ini yang tidak bisa

disebutkan satu per satu atas do’a, bantuan serta dukungan yang telah diberikan.

Terlepas dari itu semua, peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih banyak

sekali kekurangannya dalam penulisan maupun penyusunan karena keterbatasan

adanya keterbatasan pengalaman, pengetahuan, serta analisis. Maka dari itu dengan

sangat terbuka peneliti menerima adanya saran dan kritik dari pembaca sebagai

masukkan yang membangun untuk penysunan laporan penelitian dengan lebih baik

Page 10: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

x

lagi. Peneliti mengharapkan semoga laporan penelitian ini dapat bermanfaat bagi para

pembaca.

Jakarta, 29 Juli 2019

Penulis

Page 11: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING .......................................................... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS.......................................................................... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................................... iv

ABSTRAK ............................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ............................................................................................. vi

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL .................................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xiii

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1

1.2. Pembatasan dan Perumusan Masalah ..................................................... 6

1.2.1 Pembatasan Masalah .................................................................... 6

1.2.2 Perumusan Masalah ..................................................................... 6

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................................. 7

1.3.1. Tujuan Penelitian ........................................................................ 7

1.3.2. Manfaat Penelitian ...................................................................... 7

1.4. Sistematika Penulisan ............................................................................ 9

BAB 2. LANDASAN TEORI

2.1. Subjective well being ........................................................................... 9

2.1.1. Definisi Subjective well being ..................................................... 9

2.1.2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Subjective Well-being ..........10

2.1.3. Dimensi Subjective Well-Being .................................................12

2.1.4. Alat Ukur Subjective Well Being ................................................12

2.2. Courage ...............................................................................................13

2.2.1. Definisi Courage........................................................................13

2.2.2. Dimensi Courage .......................................................................14

2.2.3. Pengukuran Courage ..................................................................14

2.3. Justice ..................................................................................................15

2.3.1. Definisi Justice ..........................................................................15

2.3.2. Dimensi Justice ..........................................................................15

2.3.3. Pengukuran Justice ....................................................................16

2.4. Kerangka Berfikir ................................................................................16

2.5. Hipotesis Penelitian ..............................................................................20

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel .............................21

3.1.1 Populasi dan Sampel .....................................................................21

3.1.2 Teknik Pengambilan Sampel .........................................................22

Page 12: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

xii

3.2. Variabel Penelitian & Definisi Operasional Variabel ............................23

3.2.1 Identifikasi Variabel Penelitian .....................................................23

3.2.2 Definisi Operasional Variabel .......................................................23

3.2.3 Justice ..........................................................................................24

3.3. Instrumen Penelitian ............................................................................24

3.5.UJi Validitas Konstruk ..........................................................................29

3.5.1. Uji Validitas Skala Subjective Well-being ..................................30

3.5.2. Uji Validitas Skala Courage .......................................................32

3.5.2.1. Uji Validitas Konstruk Skala Bravery ..........................32

3.5.2.2. Uji Validitas Konstruk Skala Persistence .....................33

3.5.2.3. Uji Validitas Konstruk Skala Integrity ..........................34

3.5.2.4. Uji Validitas Konstruk Skala Vitality ...........................35

3.5.3. Uji Validitas Skala Justice ..........................................................37

3.5.3.1. Uji Validitas Konstruk Skala Citizenship .....................37

3.5.3.2. Uji Validitas Konstruk Skala Fairness ...........................38

3.5.3.3. Uji Validitas Konstruk Skala Leadership .......................39

3.6. Teknik Analisis Data ............................................................................40

BAB 4. HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian ....................................................40

4.2. Hasil Analisis Deskriptif ......................................................................40

4.3. Kategorisasi Skor Variabel Penelitian ...................................................42

4.3.1 Kategorisasi Tingkat Subjective Well-being .......................43

4.3.2 Kategorisasi Tingkat Bravery ............................................43

4.3.3 Kategorisasi Tingkat Persistence ........................................44

4.3.4 Kategorisasi Tingkat Integrity ............................................44

4.3.5 Kategorisasi Tingkat Vitality ..............................................45

4.3.6 Kategorisasi Tingkat Citizenship ........................................46

4.3.7 Kategorisasi Tingkat Fairness.............................................46

4.3.8 Kategorisasi Tingkat Leadership ........................................47

4.4. Hasil Uji Hipotesis Penelitian ...............................................................47

4.4.1 Analisis Regresi Variabel Penelitian ............................................47

4.2.2. Pengujian Proporsi Varians Pada Setiap Variabel Independent ...52

BAB 5. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

5.1.Kesimpulan ...........................................................................................51

5.2.Diskusi ..................................................................................................51

5.3. Saran ....................................................................................................56

5.3.1. Saran Metodologis .....................................................................56

5.3.2. Saran Praktis ..............................................................................56

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................58

LAMPIRAN

Page 13: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

xiii

Page 14: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Blue Print Skala Subjective Well-being ............................................ 25

Tabel 3.2 Blue Print Skala Courage ................................................................ 26

Tabel 3.3 Blue Print Skala Justice ................................................................... 28

Tabel 3.6.1 Uji Validitas Konstruk Skala Subjective Well-Being......................... 31

Tabel 3.6.2 Uji Validitas Konstruk Skala Bravery .............................................. 33

Tabel 3.6.3 Uji Validitas Konstruk Skala Persistence ......................................... 34

Tabel 3.6.4 Uji Validitas Konstruk Skala Integrity ............................................. 35

Tabel 3.6.5 Uji Validitas Konstruk Skala Vitality ............................................... 36

Tabel 3.6.6 Uji Validitas Konstruk Skala Citizenship ......................................... 37

Tabel 3.6.7 Uji Validitas Konstruk Skala Fairness ............................................. 38

Tabel 3.6.8 Uji Validitas Konstruk Skala Leadership ......................................... 40

Tabel 4.1 Karakteristik Sampel Penelitian ....................................................... 43

Tabel 4.2 Deskripsi Statistik Variabel Penelitian ............................................. 44

Tabel 4.3 Norma Kategorisasi Skor ................................................................. 45

Tabel 4.3.1 Kategorisasi Tingkat Subjective Well-Being ..................................... 46

Tabel 4.3.2 Kategorisasi Tingkat Courage.......................................................... 46

Tabel 4.3.3 Kategorisasi Tingkat Persistence ..................................................... 47

Tabel 4.3.4 Kategorisasi Tingkat Integrity .......................................................... 48

Tabel 4.3.5 Kategorisasi Tingkat Vitality ............................................................ 48

Tabel 4.3.6 Kategorisasi Tingkat Citizenship ..................................................... 49

Tabel 4.3.7 Kategorisasi Tingkat Fairness ......................................................... 49

Tabel 4.3.8 Kategorisasi Tingkat Leadership ..................................................... 50

Tabel 4.13 R-Square ......................................................................................... 51

Tabel 4.14 ANOVA ......................................................................................... 52

Tabel 4.15 Koefisien Regresi ............................................................................ 52

Tabel 4.16 Proporsi Varians IV ......................................................................... 58

Page 15: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir ...................................................................... 21

Page 16: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hidup sejahtera merupakan keinginan dan cita-cita setiap manusia, termasuk

karyawan-karyawan yang sedang berkerja. Perusahaan sangat membutuhkan sumber

daya manusia yang kompeten dan berkualitas, terutama di era globalisasi ini.

Kesejahteraan pekerja merupakan salah satu faktor yang tidak bisa lepas dari isu

penting dalam suatu perusahaan, karena kesejahteraan pekerja memiliki implikasi

langsung terhadap fisik, psikologis dan perilaku karyawan. Selain itu, kesejahteraan

juga memiliki hubungan dengan biaya yang berhubungan dengan penyakit dan

kesehatan pekerja, ketidakhadiran (absenteeism) dan produktiftas (Danna & Griffin,

1999). Kesejahteraan merupakan salah satu hal yang diinginkan oleh setiap manusia,

namun tidak semua manusia memiliki kesejahteraan yang baik dalam hidupnya.

Semua Industri dan Organisasi harus siap beradaptasi dan memperkuat diri agar

dapat bersaing sehingga mampu menjawab semua tantangan di masa sekarang dan di

masa yang akan datang. Sumber daya manusia dalam hal ini adalah karyawan yang

selalu berperan aktif dan dominan dalam setiap kegiatan organisasi agar terwujudnya

tujuan organisasi (Lagale, dkk., 2014)

Pada era zaman maju seperti sekarang kebutuhan ekonomi selalu meningkat,

sehingga partisipasi seseorang untuk berkerja terus meneurus meningkat untuk

mencapai tujuannya. Perusahaan adalah urat nadi perekonomian bangsa Indonesia

Page 17: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

2

2

karena dalam mencapai tujuannya untuk memenuhi aneka ragam kebutuhan yang

dibutuhkan. Perusahaan sebagi suatu organisasi yang menggunakan sumber-sumber

ekonomi untuk memproduksi barang dan jasa di dorong untuk meningkatkan

produktivitas usaha sehingga nantinya mampu memaksimalisasikan laba untuk

bertahan dalam jangka panjang (Kompasiana.com, 2015).

Subjective well-being sangat penting untuk karyawan yang berkerja untuk

memenuhi kebutuhan hidup karena stress yang meningkat, depresi dan kepuasan hidup

yang lebih rendah merupakan efek negative yang dapat mengakibatkan rendahnya

subjective well-being pada individu apabila subjective well-being pada karyawan

rendah akan berdampak pada kinerjanya (Adani, 2015) . Googins (1991) menyebutkan

dampak psikologis konflik sebagai karyawan yang kurangnya kualitas berkerja adalah

stres yang semakin meningkat, depresi dan kepuasan hidup yang lebih rendah (Grant-

Vallone dan Donaldson, 2001). Dari literatur-literatur di atas dapat disimpulkan bahwa

rata-rata karyawan masih merasa belum mampu untuk menghadapi pertentangan dalam

pencapaiannya (Courage).

Jewell & Siegell (1990) menyatakan bahwa karyawan yang puas lebih

menyukai situasi kerjanya dibanding yang tidak karena diyakini berkaitan dengan pola

perilaku tertentu (Radja, dkk., 2013). Berdasarkan hasil obervasi dan wawancara

singkat yang dilakukan oleh peneliti, peneliti menemukan masalah yang terjadi pada

pegawai BUMN yaitu PT. Adhi Karya dan Bank BJB di mana ada beberapa pegawai

yang tidak merasakan kesejahteraan di dalam perkerjaannya yang disebabkan

Page 18: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

3

3

kurangnya merasa kenyamanan pada perkerjaan nya itu sendiri, ini di karenakan

ketidakmampuan nya untuk menunjukan kualitas kerja nya ini disebabkan karena tidak

sesuainya passion pegawai pada suatau organisasi.

Situasi seperti ini membuat subjek merasa kurang nyaman sehingga

memunculkan rasa tidak dapat menyeimbangi perkerjaanya dan mengganggu kinerja

nya dan keluarga. Dan contoh kasus lain nya pegawai yang merasa kurangnya keadilan

terhadap atasannya karena ia merasa kualitas kerja yang ia berikan kepada perusahaan

tersebut tidak ada sehingga tidak ada penghargaan yang ia dapat, masalah ini membuat

pegawai tersebut tidak bersemangat dalam melakukan perkerjaannya (Putri & Djastuti,

2013)

Penelitian yang dilakukan Tortia (2007) mengatakan berdasarkan survei

terhadap 228 karyawan di Italia menunjukan bahwa kesejahteraan perkerja sangat

dipengaruhi oleh keprihatinan keadilan. Hal ini membuat subjek merasa bimbang

perasaan-perasaan tersebut menimbulkan rasa produktivitas kerja yang rendah dan

akhirnya memiliki kesejahteraan subjektif yang tidak baik.

Dengan kata lain, kepuasan dalam hidup yang subjek rasakan saat ini merasa

tidak sejahtera. Kesejahteraan adalah salah satu kunci bagi karyawan yang berkerja jika

karyawan memiliki kesejahteraan yang rendah maka akan mempengaruhi kualitas

kerjanya. Pada saat ini kita mengenal yang namanya kesejahteraan subjektif atau yang

sering dikenal dengan Subjective well-being.

Page 19: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

4

4

Menurut Ryan dan Decci (dalam Primasani, 2005) ada dua pendekatan

mengenai well-being, yaitu pendekatan eudaimonic dan hedonic. Pendekatan

Eudaimonic memandang well-being tidak hanya sebagai pencapaian kesenangan,

tetapi juga relasi potensi diri seorang individu dalam mencapai kesesuaian tujuannya

yang melibatkan pemenuhan dan pengidentifikasian diri individu yang sebenarnya.

Konsep yang dipakai dengan pandangan ini biasanya adalah konsep psychological

well-being (PWB). Pendekatan Hedonic memandang well-being tersusun atas

kebahagian subjektif dan berfokus pada pengalaman menyenangkan versus tidak

menyenangkan yang didapatkan dari penilian baik buruknya hal-hal yang ada dalam

kehidupan seseorang. Konsep yang dipakai pada penelitian ini adalah konsep

subjective well-being (SWB).

Subjective well-being adalah menilai bahwa kehidupan selalu positif dan selalu

merasa baik, merasa puas dengan kehidupanya dan merasakan bahagia (Diener, Suh,

& Oishi, 2018). Menurut Diener (2000), subjective well-being didefinisikan sebagai

evaluasi kognitif seseorang tentang kehidupannya. Evaluasi kognitif yang dilakukan

meliputi kepuasan hidup serta evaluasi reaksi emosional terhadap peristiwa seseorang

tentang perasaan menyenangkan (Efek positif) dan perasaan tidak meyenangkan (efek

negative). Subjective well-being dipengaruhi beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi yaitu Optimisme, harga diri positif, dukungan social, dan tingkat relasi

social yang positif (Diener 2000). Rendahnya Subjective well-being yang dialami

Page 20: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

5

5

karywan karena kurangnya penghargaan di perusahaan tersebut atau atasan yang tidak

adil.

Subjective well-being memiliki arti penting bagi setiap individu. Individu yang

memiliki subjective well-being tinggi merasa bahagia dengan teman dekat dan keluarga

dan dapat lebih baik mengontrol emosinya dalam menghadapi berbagai peristiwa

dalam hidup individu. Sedangkan individu dengan subjective well-being yang rendah,

akan memandang rendah hidupnya dan menganggap peristiwa yang terjadi dalam

hidupnya sebagai hal yang tidak menyenangkan dan akan muncul emosi yang membuat

individu menjadi tidak bahagia seperti kecemasan, depresi dan kemarahan.

Subjective well-being pada karyawan menjadi penting untuk diteliti karena

memiliki pengaruh terhadap kualitas kerja dan kepuasaan kerja. Russell (2008)

mengemukakan bahwa subjective well being memiliki pengaruh yang positif terhadap

kinerja (work performance) dan kepuasan kerja. Artinya semakin tinggi subjective well

being, maka semakin tinggi pula kinerja (work performance) dan kepuasan kerja.

Dengan kata lain, dapat diambil kesimpulan bahwa kesejahteraan karyawan

dapat membawa pengaruh yang positif terhadap performa seseorang, baik di tempat

kerjanya maupun dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilaksanakan oleh Peterson dan

Seligman (2004) terdapat faktor yang mempengaruhi subjective well-being yaitu

character strength and virtue dimana faktor ini merupakan faktor internal dari seorang

Page 21: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

6

6

individu. Character strength adalah unsur-unsur psikologis, proses atau mekanisme

yang menentukan kebajikan atau keuamaan. Dengan kata lain, character strength

adalah cara yang dapat digunakan untuk mencapai satu atau lebih kebajikan atau

keutamaan. Virtue diartikan sebagai karakteristik utama yang dihargai oleh filsuf, yang

terdiri dari Wisdom and Knowledge, Courage, Humanity, Justice, Temperence,

Transcendence (Peterson & Seligman, 2004). Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan dua dari virtues sebagai salah satu variabel yang mempengaruhi

subjective well-being yaitu Courage dan Justice.

Keteguhan hati (Courage) seorang karyawan sangat mempengaruhi prestasinya

di perusahaan, yang di mana hal inilah yang menjadi bahan pertimbangan seorang

atasan dalam memberikan penilaian. Keteguhan hati yang di maksud adalah di mana

seorang karyawan mampu melakukan proses kegiatan kerja, mampu menunjukan

kualtias kerja yang dimiliki dengan memberikan keberanian, ketekunan dan antusias

yang maksimal terhadap perusahaan tempat ia berkerja.

Kemampuan Courage dalam karyawan harus dimiliki oleh tiap individu yang

sedang berkerja untuk memenuhi kebutuhan. Courage merupakan kekuatan emosional

yang melibatkan keinginan untuk mencapai tujuan pribadi dalam menghadapi

pertenangan atau terdapat halangan yang bersifat internal maupun eksternal dalam

pencapaiannya. Courage memiliki empat aspek yaitu Bravery, Persistence, Integrity,

Vitality (Peterson & Seligman, 2004). Empat dimensi ini diperlukan karyawan agar

dapat membentuk kekuatan emosional atau Courage. Amos & Klimoski (2014) dalam

Page 22: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

7

7

penelitiannya menemukan hasil bahwa dalam kepemimpinan penting memberikan

pemahaman keberanian (Baravery) agar dapat bertindak dalam menghadapi situasi

yang beresiko.

Selain Courage yang dapat mempengaruhi Subjective well-being karyawan,

Variabel yang peneliti gunakan untuk mengukur subjective well-being adalah Justice.

Justice merupakan kekuatan pada masyarakat yang melandai timbulnya kehidupan

masyarakat yang sehat. Justice memiliki tiga aspek yaitu, Citizenship, Fairness,

Leadership. Roczniewska, Retowski & Higgins (2018) dalam penelitiannya

menemukan hasil bahwa ketika individu mempertahankan motivasi mereka,

melakukan apa yang seharusnya mereka lakukan dan dapat menciptakan atau

memilihara hubungan baik sehingga memiliki kecocokan antara karyawan dan

pemimpin individu akan meganggap tempat kerja mereka memiliki keadilan. Keadilan

(Justice) yang dirasakan dapat mempengaruhi Justice seseorang.

Peneliti selanjutnya oleh Tortia (2006) dalam penelitiannya dengan melibatkan

1958 karyawan menunjukan bahwa subjective well-being perkerja sangat dipengaruhi

oleh keprihatinan keadilan (fairness). Dalam jurnal Ellen, Ryan, Todd, Mathew, Leslie,

Nanette & Jesses (2017) dalam penelitiannya menemukan bahwa faktor kepemimpinan

mempengaruhi subjective well-being seseorang. Pemimpin menggunakan gaya

kepemimpinan transformasional cenderung memiliki karyawan dengan persepsi

Family Supportive Supervisor Behaviour karena dengan gaya kepemimpinan

transformasional cenderung melihat kedekatan karyawan dengan tingkat pegawasan

Page 23: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

8

8

keluarga yang lebih tinggi, yang merupakan sumber daya perkerjaan positif yang

meningkatkan subjective well-being.

Penelitian yang dilakukan oleh Heather K. Spence Laschinger & Roberta Fida

(2014) didalam penelitiannya mengatakan gaya kepemimpinan yang otentik dapat

membuat kelelahan dalam berkerja. Kepemimpinan terbukti menjadi sumber daya

organisasi yang penting untuk menghambat terjadinya kelelahan ditempat kerja.

Sumber daya Interpersonal juga berperan untuk melawan stress di tempat kerja.

Berdasarkan fenomena dan fakta yang didukung oleh beberapa literature

terkait, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berbeda dengan sampel

yang berbeda pula yaitu terhadap karyawan, dengan judul “Pengaruh Courage dan

Justice terhadap Subjective Well-being”.

1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah

1.2.1 Pembatasan Masalah

Agar fokus pembahasan lebih terarah, penelitian ini dibatasi mengenai

masalah pengaruh courage dan justice terhadap subjective well-being

karyawan.

1.2.1.1 Rumusan masalah pada penelitian ini adalah :

1. Apakah ada pengaruh yang signifikan dari Courage dan Justice

terhadap Subjective Well-being karyawan?

Page 24: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

9

9

2. Seberapa besar pengaruh dari Courage (bravery, persistence, integrity,

vitality) dan Justice (citizenship, fairness, leadership) terhadap

Subjective Well-being karyawan?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah menguji pengaruh courage dan justice terhadap subjective

well-being karywan. Serta mengetahui seberapa besar konstribusi yang diberikan oleh

masing-masing variable terhadap subjective well-being.

1.3.2 Manfaat Penelitian

1.3.2.1 Manfaat teoritis

Setelah melakukan penelitian ini diharapkan hasilnya mampu memberikan manfaat

dalam pengembangan bidang keilmuan psikologi, khusunya yang berkaitan dengan

psikologi positif. Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan untuk mengembangkan

pemahaman mengenai courage dan justice yang bias mempengaruhi subjective well-

being.

1.3.2.2 Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informs mengenai

pengaruh dari courage dan justice terhadap subjective well-being karywan untuk

meminimalisir dampak negative.

Page 25: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

9

BAB 2

KAJIAN TEORI

2. 1 Subjective Well-Being

2.1.1 Defenisi Subjective Well-being (SWB)

Menurut Diener (1984) defenisi subjective well-being dikelompokkan menjadi

tiga kategori. Pertama, Subjective well-being didefinisikan sebagai kriteria eksternal

seperti kebaikan (Virtue) atau kesucian (holiness). Subjective well-being bukanlah

sebuah pandangan yang subjektif melainkan keinginan yang ingin dimiliki setiap

individu.

Kedua, para ilmuan sosial fokus pada pertanyaan, “Apa yang menyebabkan

individu untuk mengevaluasi kehidupan mereka sebagai hal yang positif”. Defenisi

subjective well-being sebuah penilaian kepuasan hidup seseorang yang penilaiannya

bergantung pada krteria individu itu sendiri yang dapat menentukan apakah hidupnya

cukup baik atau sebaliknya.

Ketiga, definisi subjective well-being merupakan bagian dari happiness, yaitu

menunjukan pengaruh perasaan positif lebih besar daripada perasaan negatife. Dalam

penelitian ini lebih ditekankan pada kepuasan hidup yang penilaiannya bergantung

pada kriteria individu itu sendiri untuk menentukan apakah hidupnya cukup baik atau

sebaliknya.

Page 26: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

10

10

Menurut Keyes and Magyar (dalam Russel, 2008) subjective well-being adalah

penilaian yang mempertimbangkan berbagai aspek baik dari dalam diri individu

maupun dalam masyarakat. Subjective well-being yang tinggi jika individu dapat

menyeimbangkan kesejahteraan psikologis dan kesejahteraan socialnya.

Menurut Diener (2003) Subjektif Well-being adalah evaluasi emosi dan kognitif

seseorang terhadap kehidupan nya pada saat ini maupun yang akan datang. Subjective

Well-being seseorang terbentuk karena adanya kepuasan hidup mereka, pemenuhan

dan kepuasan dalam pernikahan atau perkerjaan. Subjeective well-being adalah

pandangan seseorang akan pengalaman hidupnya, yang terdiri dari evaluasi kognitif

terhadap hidup dan mereprsentasikan dalam kesejahteraan psikologis.

Menurut E. Diener (2016) dimana subjective well-being adalah kebahagian dan

kepuasan hidup individu dan individu merasakan bahwa kehidupannya sudah berjalan

dengan baik atau sebaliknya.

Adapun dalam penelitian ini teori yang digunakan untuk subjective well-being yaitu

teori E. Diener (2018) dimana subjective well-being adalah evaluasi kehidupan

seseorang dari perspektif individu yang mengacu pada sejauh mana seseorang merasa

kehidupan nya berjalan dengan baik atau sebaliknya.

2.1.1 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Subjective Well-being

Menurut Ed Diener (2016), ada beberapa faktor yang mempengaruhi subjective well-

being antara lain sebagai berikut:

Page 27: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

11

11

1. Penyebab Internal (Pengaruh Top-down)

a. Faktor genetika

Studi tentang kembar identik menunjukan bahwa gen dapat mempengaruhi

kebahagian individu. Kembar identik cenderung sama dalam tingkat

kesejahteraan subjetif mereka.

b. Kepribadian dan Temperamen

Kepribadian sebagian bawaan sejak lahir dan dapat dipelajar yang

mempengaruhi kebahagian kita. Misalnya, orang ekstrovert cenderung

memiliki perasaan yang positif sedangkan neurotic cenderung memiliki

perasaan negatif.

c. Pandangan

Seseorang dapat memperhatikan hal-hal yang baik dalam hidupnya dan

megartikan peristiwa dengan cara yang positif. Individu yang memandang

peristiwa dengan cara yang negative mengarah pada lebih banyak

ketidakbahagiaan.

d. Ketahanan

Seseorang yang dapat mengartikan peristiwa dengan cara positif cenderung

memiliki rasa senang yang dapat membangkitkan individu setelah

kehilangan atau mengalami peristiwa negative.

2. Penyebab Eksternal (Pengaruh dari bawah ke atas)

a. Sumber daya materi yang memadai

Page 28: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

12

12

Seseorang yang cukup memenuhi kebutuhan biologis dan psikologis

mereka.

b. Sumber daya sosial yang memadai

Setiap individu membutuhkan orang lain untuk mendukung dan dapat

dipercayai, seperti keluarga, teman, dan pasangan. Setiap individu

membuthkan seseorang untuk menjalani kehidupan yang baik.

c. Masyarakat yang diinginkan

Upaya dan keadaan kita sendiri mempengaruhi kebahagian kita, tetapi

demikian juga masyarakt tempat kita hidup. Contoh: Masyarakat yang

kelaparan, perang, konflik, dan korupsi jauh lebih tidak bahagia

dibandingkan dengan individu yang memiliki kepercayaan, dapat

berkerja sama yang tinggi, dan dapat saling membantu sesama.

Selain dua faktor tersebut, ada beberapa faktor yang diketahui mempengaruhi

kesejahteraan subjektif, adalah sebagai berikut:

3. Keteguhan Hati (Courage)

Courage pada individu mempengaruhi kesejahteraan nya dalam

lingkungannya. Dimana seorang individu mampu melakukan proses kegiatan

kerja, mampu menunjukan ketekunan, antusias dan memberikan keberanian

yang maksimal pada lingkungannya.

Page 29: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

13

13

4. Keadilan (Justice)

Justice mempengaruhi kesejahteraan pada karyawan yang dapat melandai

timbulnya untuk berkerja dengan baik dan sehat. Dalam penelitian yang

dilakukan Roczniewska, Retowski & Higgins (2018) dalam penelitiannya

menemukan hasil bahwa ketika individu mempertahankan motivasi mereka,

melakukan apa yang seharusnya mereka lakukan dan dapat menciptakan atau

memilihara hubungan baik sehingga memiliki kecocokan antara karyawan dan

peemimpin, sehingga individu akan menganggap tempat kerja mereka memiliki

keadilan.

4.1.2 Dimensi Subjective Well-being

Subjective well-being memiliki dua dimensi umum yaitu dimensi kognitif dan

afektif. Penilaian kognitif adalah penilaian terhadap kepuasan hidup dan dimensi

afektif dibagi menjadi dua: afek positif dan afek negative (Ed Diener, 2016)

1. Dimensi Kognitif

Kepuasan hidup seseorang yang penilaian kognitif seseorang mengenai

kehidupannya, di mana individu menilai kualitas hidupnya bergantung pada

krteria individu itu sendiri mengenai kehidupan yang dijalaninya berjalan

dengan baik atau sebaliknya.

2. Dimensi Afektif

Page 30: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

14

14

Dimensi afektif ini terdiri dari dua indicator yang mencakup afek positif yaitu

emosi positif (perasaan menyenangkan) Afek positif meliputi perasaan-

perasaan kecerian, kebahagian hidup, kepuasan. Dan afek negative (perasaan

tidak menyenangkan) merupakan kehadiran yang menyatakan bahwa hidup

tidak menyenangkan, kedua afek ini berdiri sendiri dan masing-masing

memiliki kriteria.

2.1. 3 Alat Ukur Subjective Well-being

1. Scale of Positive and Negative Experience (SPANE). Alat ukur yang

mengukur perasaan individu dengan skala pengalaman positif dan negative.

Ada 12 item dibagi menjadi enam untuk mengukur perasaan positif dan enam

untu mengukur perasaan negative.

2. Flourishing Scale (FS). Alat ukur yang digunakan untuk mengukur kepuasan

hidup individu yang ditinjau dari komponen kognitifnya. Skala ini terdiri dari

delapan item yang mengukur kepuasan individu terhadap hidupnya secara

umum dengan jumlah empat item, dan empat item yang lain mengukur

kepuasan hidup secara domain (Diener, 2009).

Pada penelitian ini penulis menggunakan Flourishing Scale (FS) dan Scale of

Positif and Negatif Experience (SPANE) yang dikembangkan oleh Diener et.al (2009)

karena kedua alat ukur tersebut relevan dengan apa yang hendak diteliti dan dapat

mengukur seluruh komponen dari subjective well-being.

Page 31: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

15

15

2.2 Courage

2.2.1 Definisi Courage

Courage adalah kekuatan emosional yang melibatkan keinginan yang kuat

untuk mencapai atau menyelesaikan tujuan pribadi walaupun menghadapi pertenangan

atau terdapat halangan yang bersifat internal maupun eksternal dalam pencapaiannya.

Bertindak atas dasar keyakinan yang dimiliki (Peterson and Seligman, 2004).

Menurut Prancis Comte-Sponville (2001), courage dapat mengalahkan

ketakutan dan tindakan untuk seseorang yang berbeda di dalam masyarakat dan

kemampuan untuk mengatasi rasa takut.

Karakteristik dalam Courage menurut D. Putman (dalam Peterson and

Seligman, 2004) ada tiga, yaitu:

1. Keberanian fisik yang terlibat dalam mengatasi rasa takut cedera fisik,

kematian dan untuk menyelamatkan orang lain atau diri sendiri.

2. Keberanian moral untuk mempertahankan nila-nilai atau etika sehingga tidak

memiliki resiko kehilangan teman dan perkerjaan.

3. Keberanian psikologis yang diperlukan untuk menghadapi peristiwa yang dapat

melemahkan atau situasi yang merusak.

2.2.2 Dimensi Courage

Dimensi Courage menurut Peterson and Seligman (2004) memiliki empat dimensi,

yaitu :

Page 32: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

16

16

1. Bravery

Individu tidak ada rasa ketakutan akan tantangan, ancaman, dan rasa sakit,

berani untuk mengatakan atau melakukan hal yang berbahaya.

2. Persistence

Persistence merupakan kecenderungan seseorang untuk menyelesaikan tugas

walaupun sulit tanpa banyak mengeluhan. Dan seseorang cenderung

menyelesaikan apa yang telah dimulai walaupun terdapat hambatan dan

kesulitan.

3. Integrity

Orang yang memiliki ketulusan dan rasa tanggung jawab terhadap perasaan dan

perilaku individu itu sendiri, sehingga berbicara dan bertindak berdasarkan

kejujuran dan tanpa berpura-pura walaupun dalam keadaan rumit.

4. Vitality

Melakukan pendekatan yang mengacu pada persaan penuh semangat, perasaan

hidup, dan menampilkan antusiasme. Mengerjakan sesuatu yang tidak

setengah-setengah dengan penuh gairah dan energi. Vitality berhubungan

secara langsung baik dengan faktor somatic maupun psikologis. Secara

somatic, vitality digambarkan orang-orang yang ceria, segar, kuat dan energi,

dimana kesehatan fisik dan tubuh optimal sehingga tidak mudah lelah. Secara

psikologis semangat yang dialami sebagai kehendak dan kemauan diri baik

interpersonal maupun intrapersonal.

Page 33: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

17

17

2.2.3 Alat Ukur Courage

Dalam penelitian ini penulis menggunakan Value in Action Inventory of

Strength (VIA- IS) sebagai alat ukur Courage. Alat ukur ini umumnya digunakan untuk

mengukur variable Character strength & virtue. Alat ukur ini dikembangkan dan diuji

oleh Dr. Christoper Peterson, dan terdiri dari 24 karakter dengan total item 120.

Namun, dalam penelitian ini penulis hanya menggunakan beberapa item dari kekuatan

karakter dan virtue courage. Total item yang digunakan untuk variabel ini adalah 20

item, dimana setiap item yang digunakan akan mengukur aspek dari courage itu

sendiri. Penulis menggunakan VIA-IS (Values in Action Inventory of Strenghts) karena

alat ukur tersebut relevan.

2.3 Justice

2.3. 1 Definisi Justice

Peterson and Seligman (2004) Justice atau keadilan merupakan kemampuan

interpersonal yang luas mengenai persepsi keadilan yang berhubungan dengan

interaksi yang optimal antara individu dan kelompok atau masyarakat.

Justice secara umum merujuk pada apa yang membuat hidup seseorang adil.

Secara umum, mungkin bagaimana individu itu mampu mensetaraankan orang. Maka

dari itu kita membutuhkan keadilan menurut Rawls (dalam Peterson & Seligman,

2004)

Jean Porter (2016) mengungkapkan justice adalah tindakan yang dapat

mewujudkan keadilan, kesetaraan dan dapat berkomitmen dengan stabil agar individu

Page 34: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

18

18

mampu untuk memilih jenis tindakan seperti apa jika terjadi peristiwa negatif. Dengan

seperti itu kehidupan seseorang sesuai dengan apa yang di cita-citakan. Selain itu,

justice juga dapat dikatakan sebagai kekuatan yang melandasi timbulnya kehidupan

didalam berorganisasi yang sehat misalnya keadilan, kepemimpinan dan tim kerja.

Pada penelitian ini, penulis menggunakan teori dari Peterson dan Seligman (2004)

karena teori tersebut sesuai dengan fenomena yang hendak diteliti.

2.3.2 Dimensi Justice

Peterson dan Seligman (2004) membagi beberapa karakter dalam justice sebagai

berikut:

1. Citizenship

Individu dengan karakter seperti ini dapat berbagi bersama dengan kelompok

tidak memikirkan diri sendiri tetapi berkerja dengan baik pada situasi kelompok

dan setia pada kelompok.

2. Fairness

Individu dengan karakter seperti ini mengacu pada perlakuan individu terhadap

orang secara adil, tidak membiarkan perasaan subjektif mempengaruhi

keputusan yang menyangkut orang lain dan memberi kesempatan yang sama

dan berkomitmen yang berlaku untuk semua orang. Fairness adalah produk dari

perkembangan moral (judgment moral) yaitu dimana individu menilai hal-hal

yang dianggap baik ataupun tidak baik secara moral dan apa yang dilarang

secara moral.

Page 35: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

19

19

3. Leadership

Leadership sebagai sebuah kualitas kepribadian yang dapat mengarahkan dan

memotivasi orang lain dalam mencapai tujuan, dapat membuat anggota

kelompok melakukan apa yang seharusnya mereka lakukan. Karakter

leadership memiliki peran yang penting dalam hubungan social dalam

kemampuannya mempengaruhi aktivitas orang dalam sistem yang terintegrasi.

2.3.3 Alat Ukur Justice

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Value in Action Inventory of

Strength (VIA- IS) sebagai alat ukur Justice. Alat ukur ini umumnya digunakan untuk

mengukur variable Character strength & virtue. Alat ukur ini dikembangkan dan diuji

oleh Dr. Christoper Peterson, dan terdiri dari 24 karakter dengan total item 120.

Namun, dalam penelitian ini penulis hanya menggunakan beberapa item dari kekuatan

karakter dan virtue justice. Total item yang digunakan untuk variabel ini adalah 15

item, dimana setiap item yang digunakan akan mengukur aspek dari justice itu sendiri.

Penulis mengunakan VIA- IS (Values in Action Inventory of Strenghts) karena alat ukur

tersebut relevan.

2.4 Kerangka Berpikir

Kepuasan dalam hidup yang dirasakan manusia tersebut merupakan salah satu

bagian dari Subjective well-being. Subjective well-being dapat merupakan hal penting

yang harus dimiliki seseorang untuk menjalani kehidupan dan bagaimana individu

Page 36: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

20

20

menilai kehidupannya secara keseluruhan, apakah sudah memuaskan atau belum.

Seseorang yang memiliki subjective well-being yang baik dapat berpengaruh positif

terhadap kehidupannya, tidak hanya terhadap diri individu tersebut tapi juga kepada

orang lain.

Di dalam dunia perkerjaan, karyawan dihadapkan pada berbagai tuntutan

perkerjaan di perusahaannya. Tuntutan ini terkadang terasa berat. Ditambah lagi

tuntutan atasan jika tidak dapat memberikan kualitas kerja yang baik.

Dalam hal ini peneliti tertarik untuk meneliti kesejahteraan hidup seorang

karyawan. Karyawan memiliki tanggung jawab terhadap perusahaannya tentunya

menghadapi tuntutan perkerjaan yang berat. Karyawan harus melibatkan dorongan

yang kuat untuk mencapai suatu tujuan nya dengan baik, dapat menyeimbangi tenaga,

dan pikiran mereka agar dapat berkerja dengan optimal.

Ketika mereka merasa bahwa mereka tidak dapat memenuhi tuntutan

perkerjaan dengan baik maka karywan tersebut mengalami kesejahteraan yang rendah,

seperti frustasi, konflik, tekanan, perubahan, dan pemaksaan diri yang mereka sering

hadapi akan menimbulkan rendah nya kesejahteraan.

Agar tetap bertahan dan beradaptasi dengan baik dalam menghadapi tuntutan

perkerjaan, karyawan membutuhkan faktor yang dapat melindungi seseorang dari efek-

efek negative yang ditimbulkan oleh peristiwa dan situasi yang menekan sehingga tidak

mengganggu kesejahteraan. Kesejahteraan yang dimaksud merupakan untuk

Page 37: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

21

21

kesejahteraan yang dinilai secara subjektif dari setiap karyawan, sehingga ukuran

kesejahteraan dinilai tidak sama antara karyawan yang satu dengan karywan yang lain,

melainkan setiap penilaian yang dilakukan yaitu kesejahteraan yang sesuai dengan

standar kesejahteraan dari masing-masing karyawan. Kesejahteraan yang didefenisikan

dalam ilmu psikologi adalah kesejahteraan subjektif (subjective well-being).

Subjective well-being dapat diartikan sebagai penilaian individu terhadap

kehidupannya yang meliputi penilaian kognitif mengenai kepuasan hidup dan penilaian

afektif mengenai mood dan emosi (Diener & Lucas, 1999). Subjective well-being

terdiri dari dua dimensi yaitu penilaian kognitif dan penilaian afekti. Penilaian kognitif

adalah evaluasi terhadap kepuasan hidup, sedangkan penilaia afektif adalah

merefleksikan peristiwa yang terjadi di dalam hidup individu.

Faktor penelitian ini ditinjau dari faktor-faktor internal yang berhubungan

dengan dirinya sendiri dan lingkungan sekitarnya. Faktor yang akan digunakan dalam

penelitian ini yaitu Courage dan Justice. Sebagaimana yang telah dikemukan oleh

Peterson & Seligman (2004), faktor ini merupakan bagian virtue yang termasuk dalam

character strengths dari enam virtue yang disebutkan dalam teori Peterson, et al

peneliti hanya menggunakan dua virtue tersebut yang dapat menahan, mencegah, dan

mengurangi rendahnya subjective well-being.

Bravery merupakan keberanian dalam diri individu dalam menghadapi

ancaman. Dan tidak ada rasa ketakutan akan tantangan,dan rasa sakit, berani untuk

mengatakan atau melakukan hal yang berbahaya. Bravery merupakan tindakan

Page 38: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

22

22

keberanian yang penting dimiliki oleh seorang karyawan. Keberanian yang dimaksud

mencakup segala hal yang dapat dilakukan karyawan, seperti berani mengemukakan

pendapat dan berani mengambil resiko. Artinya, karyawan menunjukan semangat

ketika berkerja serta dapat memberikan kemampuan terbaiknya untuk tercapainya

tujuan organisasi tidak terlepas karena karyawan memiliki kainginan yang kuat untuk

menghadapi segala kendala atau hambatan sebagi suatu tantangan yang harus dihadapi

sehingga mencapai tujuannya.

Persistence merupakan kecenderungan ketahanan seseorang dalam

mengahdapi peristiwa yang menekan. Individu yang memiliki ketahanan yang tinggi

tidak akan mudah putus asa ketika mengalami kegagalan. Karyawan yang memiliki

karakter ini akan menunjukan keterlibatan yang tinggi di dalam organisasi, maka

karyawan akan selalu menekuni perkerjaannya dengan sungguh-sungguh, bertanggung

jawab terhadap perkerjaannya dan melakukan perkerjaannya secara maksimal. Maka

dapat terlihat jika karyawan memiliki karakteristik persistence, mereka loyal terhadap

organisasi dan memenuhi kewajibannya.

Vitality melipui dua faktor yaitu, secara somatic, vitality yang berhubungan

dengan keseatan fisik dan fungsi tubuh yang baik sehingga tidak mudah lelah dan sakit.

Lalu, secara psiklogis yang menggambarkan kemauan secara interpersonal maupun

intrapersonal. Psikodinamika sepakat bahwa energy yang besar di dalam diri (Vitality)

dapat mengurangi stress dan konflik (Peterson & Seligman, 2004). Karakter ini

menggambarkan individu yang penuh semangat dalam menjalani aktivitasnya.

Page 39: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

23

23

Karyawan yang memiliki karakter ini akan senantiasa bersemangat dalam berkerja,

demi mencapai hasil terbaik yang mereka peroleh dari perkerjaan yang mereka

lakukan. Sehingga jika dikaitkan dengan subjective well-being ini, bahwa karyawan

bersemangat dalam berkerja akan merasa kesejahteraan yang tinggi.

Citizenship yang memiliki rasa bertanggung jawab sehingga dapat berkerja

dengan baik pada situasi kelompok, setia terhadap teman, dan dapat dipercaya.

Karywan yang memiliki karakter citizenship memiliki keterlibatan yang tinggi.

Karyawaan yang memiliki karakter senang berkerjasama dengan karyawan-karywan

lainnya, bertanggung jawab terhadap perkerjaannya berkerja secara maksimal. Dapat

berkerja dengan baik dalam situasi kelompok, setia, dan dapat dipercaya memiliki

dampak yang positif terhadap subjective well-being karyawan.

Fairness yang memperlakukan setiap orang dengan adil, dimana individu

menilai orang baik atau buruk secara moral. Karyawan yang memiliki karakter tersebut

akan memiliki pandangan yang positif terhadap orang lain, dengan kata lain individu

memiliki kesejahteraan dalam hidupnya dan dapat menghindari adanya perselisihan

antar karyawan

Leadership yang memiliki kriteria memotivasi atau mendorong orang dalam

kelompok untuk berkerja, menjaga hubungan baik dengan anggita kelompok. Dapat

mengarahkan orang lain dalam rangka mencapai tujuan bersama. Karyawan yang

mampu berkerja dengan baik pada kelompok, memiliki rasa tanggung jawab yang

tinggi, dapat menilai hal-hal yang baik dan buruk secara objectif, menghormati

Page 40: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

24

24

pendapat orang lain, sehingga hubungan antar kelompok menjadi baik dan hal ini akan

membuat individu sejahtera di dalam organisasi.

Secara ringkasi model penelitian ini dapat dilihat pada bagan kerangka berpikir berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

Persistence

Bravery

Integrity

Courage

Justice

Citizenship

Fairnes

Subjective Well-

being

Leadership

Vitality

Page 41: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

25

25

2.5 Hipotesis Penelitian

Hipotesis Mayor :

Ada pengaruh yang siginifikan Courage dan Justice terhadap subjective well-being

karyawan

Hipotesis Minor :

Ha1: Ada pengaruh yang signifikan Bravery pada Courage dan Justice terhadap

subjective well-being karyawan

Ha2: Ada pengaruh yang signifikan Persistence pada Courage dan Justice terhadap

subjective well-being karyawan

Ha3: Ada pengaruh yang signifikan Intergrity pada Courage dan Justice terhadap

subjective well-being karyawan

Ha4: Ada pengaruh yang signifikan Vitality pada Courage dan Justice terhadap

subjective well-being karyawan

Ha5: Ada pengaruh yang signifikan Citizenship pada Courage dan Justice terhadap

subjective well-being karyawan

Ha7: Ada pengaruh yang signifikan Fairness pada Courage dan Justice terhadap

subjective well-being karyawan

Page 42: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

26

26

Ha8: Ada pengaruh yang signifikan Leadership pada Courage dan Justice terhadap

subjective well-being karyawan

Page 43: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

21

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan dari dua perusahaan BUMN yaitu Bank

Jabar Banten (BJB) dan PT. Adhi Karya. Pada PT. Adhi Karya penelitian ini

menggunakan teknik probability sampling yang mana seluruh anggota populasi

diasumsikan memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi sampel penelitian.

Metode yang digunakan ialah metode systematic random sampling yaitu metode

pengambilan sampel acak sistematis menggunakan interval dalam memilih sampel

penelitian. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner yang

disebarkan pada 250 sampel dari 1665 melalui sekretaris dari divisi masing-masing.

Maka jumlah kelompok intervalnya 1665/250 = 7. Namun, kuesioner yang kembali

hanya sebanyak 233.

Kemudian, pada Bank BJB penelitian ini menggunakan teknik probability

sampling yang mana seluruh anggota populasi diasumsikan memiliki kesempatan yang

sama untuk terpilih menjadi sampel penelitian. Metode yang digunakan ialah simple

random sampling yaitu sampel diambil secara acak tanpa memperhatikan tingkatan

yang ada dalam populasi. Secara online dengan menggunakan google form.

Berdasarkan data yang diterima, didapatkan sebanyak 183 sampel. Maka total

keseluruhan sampel dari kedua perusahaan adalah 416 sampel.

Page 44: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

22

22

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah subjective well-being, sedangkan

courage dan justice merupakan variabel independen. Pada peembahasan selanjutnya

penulis akan menentukan definisi opeerasional dan variabel yang akan digunakan

dalam penelitian ini. Berikut adalah penjelasan dan definisi operasional mengenai

masing-masing variabel:

1. Subjective Well-being merupakan menilai bahwa kehidupan selalu positif dan

selalu merasa baik, merasa puas dengan kehidupanya dan merasakan bahagia

(Diener, Suh, & Oishi, 2002). Subjective Well-being pada penelitian ini

diukur menggunakan Scale of Positive and Negative Experience (SPANE)

yang mengukur perasaan individu dengan skala pengalaman positif dan

negative. Ada 12 item dibagi menjadi enam untuk mengukur perasaan positif

dan enam untu mengukur perasaan negative (Ed Diener, 2018)

2. Courage adalah kekuatan emosional yang melibatkan keinginan yang kuat

untuk mencapai atau menyelesaikan tujuan pribadi walaupun menghadapi

pertenangan atau terdapat halangan yang bersifat internal maupun eksternal

dalam pencapaiannya. Bertindak atas dasar keyakinan yang dimiliki

(Peterson and Seligman, 2004). Alat ukur dalam penelitian ini peneliti

menggunakan Value in Action Inventory of Strength (VIA- IS) sebagai alat

ukur Courage. Alat ukur ini dikembangkan dan diuji oleh Dr. Christoper

Page 45: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

23

23

Peterson terdiri dari enam virtues dan 24 karakter dengan total item 120.

Kemudian, Courage dalam penelitian ini mencakup empat dimensi, yaitu:

a. Bravery keberanian individu dalam menghadapi ancaman. Dan tidak ada

rasa ketakutan akan tantangan, dan rasa sakit, berani untuk mengatakan

atau melakukan hal yang berbahaya.

b. Persistence merupakan kecenderungan ketahanan seseorang dalam

menghadapi peristiwa yang menekan. Individu yang memiliki ketahanan

yang tinggi tidak akan muda putus asa ketika mengalami kegagalan.

c. Integrity individu yang memiliki ketulusan dan rasa tanggung jawab

terhadap perasaan dan perilaku individu, sehingga berbicara dan bertindak

berdasarkan kejujuran dan tanpa berpura-pura.

d. Vitality mengacu pada perasaan penuh semangat, perasaan hidup, dan

menampilkan antusiasme. Mengerjakan sesuatu yang tidak setengah-

setengah dengan penuh gairah dan energy.

3. Justice adalah kekuatan keadilan yang mendasari kehidupan masyarakat yang

sehat. Justice berhubungan dengan interaksi yang optimal antara individu dan

kelompok atau masyarakat (Peterson and Seligman, 2004). Alat ukur dalam

penelitian ini peneliti menggunakan Value in Action Inventory of Strength

(VIA- IS) sebagai alat ukur Courage. Alat ukur ini dikembangkan dan diuji

oleh Dr. Christoper Peterson terdiri dari enam virtues dan 24 karakter dengan

Page 46: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

24

24

total item 120. Pengukuran Justice dalam penelitian ini mencakup tiga

dimensi, yaitu:

a. Citizenship kemampuan berkerja dengan baik pada situasi kelompok, tidak

memikirkan diri sendiri, dan setia pada kelompok

b. Fairness proses dimana suatu individu mempunyai sudut pandang yang

akan menilai hal-hal yang baik dan buruk menurut moral dari individu

masing-masing.

c. Leadership merupakan suatu karakter yang dapat mendorong anggita

kelompok untuk berkerja, menjaga hubungan baik dengan anggita

kelompok, menyiapkan aktivitas kelompoj dan mengevaluasinya.

3.3 Instrumen Penelitian

Instrument pengumpulan data dalam penelitian ini berupa kuesioner dan google form.

Kuesioner yang digunakan berbentuk model skala Likert, yang terdiri dari empat skala,

yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS). Subjek

diminta untuk memilih salah satu dari pilihan jawaban yang tertera pada kuesioner

dengan masing-masing jawaban menunjukkan kesesuaian pernyataan yang diberikan

sesuai dengan keadaan yang sedang dirasakan oleh subjek. Model skala Likert ini

terdiri dari pernyataan positif (favorable) dan pernyataan negatif (unfavorable).

Perhitungan skor dari setiap pilihan jawaban yang dipilih adalah sebagai berikut:

Page 47: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

25

25

Pilihan Jawaban Skor

Favorable Unfavorable

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4

Tidak Setuju (TS) 2 3

Setuju (S) 3 2

Sangat Setuju (SS) 4 1

Penelitian ini menggunakan instrument berupa skala dan kuesioner yang terdiri dari:

1. Isian biodata subjek penelitian: Kuesioner ini berisi pertanyaan mengenai

biodata responden seperti nama/inisial, usia, penididikan, dan mempunyai anak

berapa.

2. Skala Subjective Well-being

Dalam penelitian ini, skala subjective well-being diperolehh dari alat ukur yang

disusun oleh Ed Diener. Adapun blue print, yaitu :

Tabel 3.1 Blue Print Subjective Well-Being

No Dimensi Indikator Favorable Unfav Jumlah

1 Kognitif Evaluasi kepuasan

secara global

1,2,3,4 4

Evaluasi kepuasan

hidup secara

domain

5,6,7,8 4

2 Afektif Afek positif 9,11,13,

15,18,20

6

Afek negative 10,12,14,

16,17,19

6

Jumlah 14 6 20

Page 48: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

26

26

3. Skala Virtue Courage

Untuk mengukur virtue courage peneliti menggunakan alat Value in Action

Inventory of Strength (VIA- IS) yang dikembangkan oleh Christopher Peterson

dan Martin E. Seligman (dalam Park, Peterson, dan Saligman 2004). Dalam

VIA-IS terdiri dari 24 karakter dengan total item 240, peneliti hanya

menggunakan 4 karakter dengan total 40 item.

Tabel 3.2 Blue Print Virtue Courage

No Dimensi Indikator Favorable Unfav-

orable

Jumlah

1 Bravery Tidak ada rasa

ketakutan akan

tantangan, ancaman,

dan rasa sakit, berani

untuk mengatakan atau

melakukan hal yang

berbahaya

1,2,3,4,5 5

2 Persistence Ketahanan seseorang

dalam menghadapi

peristiwa yang

menekan

6,7,8,9,10 5

3 Integrity Memiliki ketulusan

dan rasa tanggung

jawab terhadap

perasaan dan bertindak

beradasrkan kejujuran

dan tanpa berpura-pura

11,12,13,

14,15

5

4 Vitality Melakukan pendekatan

yang mengacu pada

perasaan penuh

semangat dan

menampilkan

antusiasme

16,17,18,

19,20

5

Jumlah

20

Page 49: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

27

27

4. Skala Virtue Justice

Untuk mengukur virtue justice peneliti menggunakan alat ukur Value in Action

Inventory of Strength (VIA- IS) yang dikembangkan oleh Christopher Peterson

dan Martin E. Seligman (dalam Park, Peterson, dan Saligman 2004). Dalam

VIA-IS terdiri dari 24 karakter dengan total item 240, peneliti hanya

menggunakan 3 karakter dengan total 30 item.

Tabel 3.3 Blue Print Virtue Justice

No Dimensi Indikator Favorable Unfovarable Jumlah

1 Citizenship Berkerja dengan

baik pada situasi

kelompok

1,2,3,4,5 5

2 Fairness Memperlakukan

setiap orang secara

adil

6,7,8,9,10 5

3 Leadership Mampu

mendorong

anggota kelompok

untuk berkerja

11,12,13,

14,15

5

Jumlah 15

3.5 Uji Validitas Konstruk

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan confirmatory factor analysis (CFA)

dengan bantuan software Lisrel 8. 70. Adapun langkah-langkah untuk mendapatkan

kriteria item yang baik pada CFA (Umar, 2013), yaitu :

1. Dilakukan uji CFA dengan model satu faktor dan dilihat nilai Chie-Square

yang dihasilakan. Jika nilai Chi-Square tidak signifikan (p>0.05) berarti

semua item hanya mengukur satu faktor saja. Namun jika nilai Chi-Square

Page 50: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

28

28

signifikan (p<0.05), maka perlu dilakukan modifikasi terhadap model

pengukuran yang diuji sesuai dengan langkah kedua berikut ini.

2. Jika nilai Chi-Square signifikan (p<0.05) maka dilakukan modifikasi model

pengukuran dengan cara membebaskan parameter berupa korelasi kesalahan

pengukuran. Ini terjadi ketika suatu item mengukur selain konstruk yang ingin

diukur atau item tersebut juga mengukur hal lain (mengukur lebih dari satu

konstruk atau multidimensional). Setelah beberapa kesalahan pengukuran

dibebaskan untuk saling berkorelasi, maka akan diperoleh model yang fit,

model terakhir inilah yang akan digunakan pada langkah selanjutnya.

3. Jika telah diperoleh model yang fit, maka dilakukan analisis item dengan

melihat apakah muatan faktor item tersebut signifikan dan mempunyai

koefisien positif.

4. Setelah dilakukan modifikasi terhadap model, maka dilakukan olah data untuk

mendapatkan faktor skornya. Selanjutnya melakukan pengolahan data dengan

tidak mengikutsertakan skor mentah dari item yang dieliminasi.

Terdapat kriteria item yang baik pada CFA (Umar, 2013) yaitu:

1. Menguji apakah item signifikan atau tidak mengukur apa yang hendak diukur

dengan menggunakan T-test. Melihat signifikan tidaknya item tersebut,

mengukur faktornya dengan melihat nilai t bagi koefisien muatan faktor item.

Pebandingannya adalah jika t>1.96 maka item tersebut tidak akan di drop dan

sebaliknya.

Page 51: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

29

29

2. Melihat koefisien muatan faktor dari item. Jika item tersebut sudah diskoring

dengan favourable, maka nilai koefisien muatan faktor harus bermuatan positif

atau sebaliknya. Apabila item favourable terdapat muatan faktor item bernilai

negatif maka item tersebut akan di drop dan sebaliknya.

3. Terakhir, apabila kesalahan pengukuran item terlalu banyak berkorelasi maka

item tersebut akan di drop. Sebab, item yang demikian selain mengukur yang

hendak diukur, ia juga mengukur hal yang lain (multidimensi).

3.5.1 Uji Validitas Konstruk Skala Subjective Well-being

Peneliti ingin menguji apakah item yang digunakan untuk mengukur variabel

subjective well-being bersifat unidimensional, artinya item-item tersebut benar-benar

hanya menguji subjective well-being. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan

model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan chi-square = 2059.47, df = 170, P-value =

0.00000, RMSEA = 0.188. Oleh karena itu, peneliti melakukan modifikasi terhadap

model, dimana kesalahan pengukuran pada item dibebaskan satu sama lain. Setelah

dilakukan modifikasi sebanyak 63 kali, maka diperoleh model fit dengan chi-square =

130.82, df = 109, P-value = 0.07580, RMSEA = 0.025. Artinya model satu faktor

(unidimensional) dapat diterima bahwa seluruh item hanya mengukur satu faktor saja

yaitu subjective well-being.

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan tidaknya item dalam mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan item manakah yang perlu di drop

atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien muatan

Page 52: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

30

30

faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut signifikan dan sebaliknya. Koefisien

muatan faktor untuk item pengukuran subjective well-being pada tabel 3.5 dibawah ini:

Table 3.5 Muatan faktor item konstruk Subjective well being

No Koefisien Standar

Error

T-Value Keterangan

item1 0.72 0.05 14.06 √

item2 0.75 0,05 15.34 √ item3 0.79 0.05 15.90 √

item4 0.60 0.05 11.47 √ item5 0.72 0.05 14.47 √

item6 0.71 0.05 14.16 √ item7 0.84 0.05 17.56 √

item8 0.58 0.05 10.98 √ item9 0.66 0.05 12.99 √

item10 0.02 0.06 0.30 ×

item11 0.63 0.05 12.01 √

item12 0.11 0.06 1.99 √ item13 0.47 0.05 8.80 √

item14 0.06 0.06 1.12 ×

item15 0.54 0.05 10.13 √

item16 -0.04 0.06 -0.79 ×

item17 -0.10 0.06 -1.83 ×

item18 0.44 0.06 7.98 √ item19 -0.10 0.06 -1.87 ×

item20 0.21 0.06 3.67 √

Keterangan : tanda √ =Signifikan (t>1.96); X = Tidak Signifikan

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa terdapat 17 item yang bermuatan

positif dan signifikan, sementara lima item nomor 10, 14, 16, 17, 19 memiliki nilai t <

1.96 dan tidak signifikan sehingga item tersebut harus di drop.

Page 53: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

31

31

3.5.2 Uji Validitas Konstruk Skala Courage

3.5.2.1 Uji Validitas Konstruk Skala Bravery

Dalam perhitungan data CFA model satu faktor dari konstruk bravery diperoleh

skor perhitungan awal Chi-Square=22.47, df=5, P-value=0.00038, RMSEA=0.106.

Dari hasil tersebut nilai P-value=0.00038<0.05 sehingga dikatakan bahwa model ini

belum fit. . Selanjutnya, penulis melakukan modifikasi terhadap model ini, yaitu

dengan membebaskan setiap item untuk berkorelasi. Setelah melakukan tiga kali

modifikasi, diperoleh nilai Chi-Square=3.21, df=2, P-Value=0.20097, skor

RMSEA=0.44, dengan P-Value >0.05 yang artinya, model ini sudah fit. Dengan

demikian item-item yang ada pada konstruk bravery ini hanya mengukur satu faktor

saja, yaitu bravery.

Setelah medapatkan model yang fit, penulis melihat muatan faktor dari

konstruk bravery dengan melakukan uji hipotesis nihil dari setiap item. Dalam

menentukan nilai koefisien muatan faktor item ini dilakukan dengan melihat T-value

dan melihat muatan positif atau negative dari data table muatan faktor pada table.

Table 3.6 Muatan faktor item konstruk Bravery

No Item Koefisien Standard Error T-Value Signifikansi

1 0.52 0.07 7.56 √

2 0.69 0.08 8.96 √

3 0.47 0.06 7.26 √

4 0.61 0.09 7.22 √

5 0.47 0.08 6.14 √

Keterangan: tanda √ = siginifikan (t>1.96)

Page 54: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

32

32

Dari data tabel mjatan faktor diperoleh gambaran hasil perhitungan koefisien dari lima

item konstruk bravery, dapat dilihat bahwa lima item memiliki T-value>1.96. dengan

demikian item-item tersebut tidak ada yang di-drop.

3.5.2.2 Uji Validitas Konstruk Skala Persistence

Dalam perhitungan data CFA model satu faktor dari konstruk dedikasi diperoleh skor

perhitungan awal Chi-square= 38.93, df=5, P-value=0.00000, skor RMSEA=0.147.

Dari hasil tersebut nilai P-Value=0.00000<0.05 sehingga dikatakan bahwa model ini

belum fit. Selanjutnya, penulis melakukan modifikasi terhadap model ini, yaitu dengan

membebaskan setiap item untuk berkorelasi. Setelah melakukan empat kali modifikasi,

diperoleh nilah Chi-square=0.89, df=1, P-value=0.34589, skor RMSEA=0.000, dengan

P-value >0.05 yang artinya, model ini sudah fit. Dengan demikian item-item yang ada

pada konstruk persistence ini hanya mengukur satu faktor saja, yaitu persistence.

Setelah mendapatkan model yang fit, penulis melihat muatan faktor dari

konstruk persistence dengan melakukan uji hipotesis nihil dari setiap item. Dalam

menentukan nilai koefisien muatan faktor item ini dilakukan dengan melihat T-value

daan melihat muatan positif atau negative dari data tabel muatan faktor pada tabel.

Tabel 3.7 Muatan faktor item konstruk Persistence

No Item Koefisien Standard Error T-Value Signifikansi

1 0.41 0.08 5.19 √

2 0.46 0.07 6.92 √

3 0.54 0.07 7.72 √

4 0.90 0.09 9.86 √

5 0.73 0.09 8.04 √

Keterangan: tanda √=signifikan (t>1.96), X= Tidak signifikan

Page 55: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

33

33

Dari data tabel muatan faktor diperoleh gambaran hasil perhitungan koefisien dari lima

item konstruk persistence, dapat dilihat bahwa lima item memiliki T-value>1.96.

Dengan demikian item-item tersebut tidak ada yang di-drop.

3.5.2.3 Uji Validitas Konstruk Skala Integrity

Dalam perhitungan data CFA model satu faktor dari konstruk dedikasi diperoleh skor

perhitungan awal Chi-square= 0.89, df=1, P-value=0.34589, skor RMSEA=0.000. Dari

hasil tersebut nilai P-Value=0.34589<0.05 sehingga dikatakan bahwa model ini belum

fit. Selanjutnya, penulis melakukan modifikasi terhadap model ini, yaitu dengan

membebaskan setiap item untuk berkorelasi. Setelah melakukan satu kali modifikasi,

diperoleh nilah Chi-square=4.33, df=4, P-value=0.36366, skor RMSEA=0.016, dengan

P-value >0.05 yang artinya, model ini sudah fit. Dengan demikian item-item yang ada

pada konstruk persistence ini hanya mengukur satu faktor saja, yaitu persistence.

Setelah mendapatkan model yang fit, penulis melihat muatan faktor dari

konstruk integrity dengan melakukan uji hipotesis nihil dari setiap item. Dalam

menentukan nilai koefisien muatan faktor item ini dilakukan dengan melihat T-value

daan melihat muatan positif atau negative dari data tabel muatan faktor pada tabel.

Tabel 3.7 Muatan faktor item konstruk Integrity

No Item Koefisien Standard Error T-value Signifikansi

1 0.40 0.06 6.41 √

2 0.52 0.06 8.66 √

3 0.81 0.06 13.67 √

4 0.65 0.06 11.02 √

5 0.50 0.06 8.28 √

Keterangan: tanda √= signifikan (t>1,96), X=Tidak signifikan

Page 56: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

34

34

Dari data tabel muatan faktor diperoleh gambaran hasil perhitungan koefisien dari lima

item konstruk integrity, dapat dilihat bahwa lima item memiliki T-value>1.96. Dengan

demikian item-item tersebut tidak ada yang di-drop.

3.5.2.4 Uji Validitas Konstruk Skala Vitality

Dalam perhitungan data CFA model satu faktor dari konstruk dedikasi

diperoleh skor perhitungan awal Chi-square= 15.63, df=5, P-value=0.00798, skor

RMSEA=0.082. Dari hasil tersebut nilai P-Value=0.00798<0.05 sehingga dikatakan

bahwa model ini belum fit. Selanjutnya, penulis melakukan modifikasi terhadap model

ini, yaitu dengan membebaskan setiap item untuk berkorelasi. Setelah melakukan dua

kali modifikasi, diperoleh nilah Chi-square=3.50, df=3, P-value=0.32115, skor

RMSEA=0.023, dengan P-value >0.05 yang artinya, model ini sudah fit. Dengan

demikian item-item yang ada pada konstruk vitality ini hanya mengukur satu faktor

saja, yaitu vitality.

Setelah mendapatkan model yang fit, penulis melihat muatan faktor dari

konstruk vitality dengan melakukan uji hipotesis nihil dari setiap item. Dalam

menentukan nilai koefisien muatan faktor item ini dilakukan dengan melihat T-value

daan melihat muatan positif atau negative dari data tabel muatan faktor pada tabel.

Page 57: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

35

35

Tabel 3.8 Muatan faktor item konstruk Vitality

No Item Koefisien Standard Error T-Value Signifikansi

1 0.64 0.06 10.55 √

2 0.60 0.06 9.87 √

3 0.78 0.06 12.47 √

4 0.39 0.06 6.28 √

5 0.47 0.08 6.07 √

Keterangan: tanda √= signifikan (t>1,96), X=Tidak signifikan

Dari data tabel muatan faktor diperoleh gambaran hasil perhitungan koefisien dari lima

item konstruk vitality, dapat dilihat bahwa lima item memiliki T-value>1.96. Dengan

demikian item-item tersebut tidak ada yang di-drop

3.5.3 Uji Validitas Konstruk Skala Justice

3.5.3.1 Uji Validitas Konstruk Skala Citizenship

Dalam perhitungan data CFA model satu faktor dari konstruk dedikasi diperoleh skor

perhitungan Chi-Square=8.17, df=5, P-Value=0.14698, RMSEA=0.045, dengan P-

value >0.05 yang artinya, model ini sudah fit. Dengan demikian item-item yang ada

pada konstruk citizenship ini hanya mengukur satu faktor saja, yaitu citizenship.

Setelah mendapatkan model yang fit, penulis melihat muatan faktor dari

konstruk citizenship dengan melakukan uji hipotesis nihil dari setiap item. Dalam

menentukan nilai koefisien muatan faktor item ini dilakukan dengan melihat T-value

daan melihat muatan positif atau negative dari data tabel muatan faktor pada tabel.

Page 58: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

36

36

Tabel 3.9 Muatan Faktor Item Skala Citizenship

No Koefisien Standar error T-Value Signifikan

Item 1 0.59 0.06 10.1 √ Item 2 0.46 0.06 7.46 √

Item 3 0.62 0.06 10.57 √ Item 4 0.71 0.06 12.28 √

Item 5 0.62 0.06 10.58 √

Keterangan: tanda √ = Signifikan (t>1.96); X = Tidak Signifikan)

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa semua item signifikan (t>1.96) dan semua

koefisien sudah bermuatan positif. Artinya semua koefisien muatan faktor dari item

sesuai dengan sifat item yang semuanya bersifat favourable. Dengan demikian item-

item tersebut tidak ada yang di-drop.

3.5.3.2 Uji Validitas Konstruk Skala Fairness

Dalam perhitungan data CFA model satu faktor dari konstruk dedikasi diperoleh skor

perhitungan dengan Chi-Square=6.81, df=5, P-Value=0.23493, RMSEA=0.034,

dengan P-value >0.05 yang artinya, model ini sudah fit. Dengan demikian item-item

yang ada pada konstruk fairness ini hanya mengukur satu faktor saja, yaitu fairness.

Setelah mendapatkan model yang fit, penulis melihat muatan faktor dari

konstruk fairness dengan melakukan uji hipotesis nihil dari setiap item. Dalam

menentukan nilai koefisien muatan faktor item ini dilakukan dengan melihat T-value

daan melihat muatan positif atau negative dari data tabel muatan faktor pada tabel

Page 59: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

37

37

Tabel 3.10 Muatan Faktor Item Skala Fairness

No Koefisien Standar error T-Value Signifikan

Item 1 0.71 0.05 13.18 √ Item 2 0.70 0.05 12.78 √

Item 3 0.80 0.05 15.26 √ Item 4 0.54 0.05 9.40 √

Item 5 0.53 0.05 9.16 √

Keterangan: tanda √ = Signifikan (t>1.96); X = Tidak Signifikan)

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa semua item signifikan (t>1.96) dan semua

koefisien sudah bermuatan positif. Artinya semua koefisien muatan faktor dari item

sesuai dengan sifat item yang semuanya bersifat favourable. Dengan demikian item-

item tersebut tidak ada yang di-drop.

3.5.3.4 Uji Validitas Konstruk Skala Leadership

Dalam perhitungan data CFA model satu faktor dari konstruk dedikasi diperoleh

skor perhitungan awal dengan Chi-Square=610.27, df=5, P-Value=0.06801,

RMSEA=0.058, dengan P-value >0.05 yang artinya, model ini belum fit. Selanjutnya,

penulis melakukan modifikasi terhadap model ini, yaitu dengan membebaskan setiap

item untuk berkorelasi. Setelah melakukan satu kali modifikasi, diperoleh nilai Chi-

Square=1.08, df=4, P-Value=0.89814, RMSEA=0.000, dengan p-value >0.05 yang

artinya model ini sudah fit. Dengan demikian item-item yang ada pada konstruk

leadership ini hanya mengukur satu faktor saja, yaitu leadership.

Page 60: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

38

38

Setelah mendapatkan model yang fit, penulis melihat muatan faktor dari

konstruk fairness dengan melakukan uji hipotesis nihil dari setiap item. Dalam

menentukan nilai koefisien muatan faktor item ini dilakukan dengan melihat T-value

daan melihat muatan positif atau negative dari data tabel muatan faktor pada tabel

Tabel 3.11 Muatan Faktor Item Skala Leadership

No Koefisien Standar error T-Value Signifikan

Item 1 0.70 0.06 12.30 √ Item 2 0.72 0.06 12.78 √

Item 3 0.65 0.06 11.38 √ Item 4 0.56 0.06 9.56 √

Item 5 0.49 0.06 8.20 √

Keterangan: tanda √ = Signifikan (t>1.96); X = Tidak Signifikan)

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa semua item signifikan (t>1.96) dan semua

koefisien sudah bermuatan positif. Artinya semua koefisien muatan faktor dari item

sesuai dengan sifat item yang semuanya bersifat favourable. Dengan demikian item-

item tersebut tidak ada yang di-drop.

3.6 Teknik Analisis Data

Dalam menguji hipotesis penelitian, peneliti menggunakan analisis regresi berganda.

Dalam hal ini yang dijadikan DV (variabel yang dianalisis variannya) yaitu Subjective

well-being, sedangkan yang dijadikan IV (prediktor) adalah courage dan justice.

Setelah melakukan analisis faktor dengan metode CFA (Confirmatory Factor

Analysis), maka akan didapat data variabel berupa true-score yang selanjutnya

dijadikan input untuk dianalisis dengan regresi berganda. Karena dalam penelitian ini

Page 61: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

39

39

akan dilakukan pegujian hipotesis dengan analisis statistik, maka hipotesis penelitian

yanga ada diubah menjadi hipotesis nihil. Hipotesis nihil inilah yang akan diuji dalam

analisis statistik nantinya. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan analisis regresi

berganda di mana terdapat lebid dari satu variabel bebas untuk memprediksi variabel

yang terikat.

Pada penelitian ini terdapat delapan independent variabel (variabel bebas) dan

satu dependent variabel (variabel terikat). Adapun persamaan regresi berganda untuk

penelitian ini sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + b7X7 + b8X8 + e

Keterangan:

Y = Nilai prediksi Y (Subjective well-being)

a = Intercept (konstan)

b = Koefisien regresi untuk masing-masing X

X1 = Bravery

X2 = Persistence

X3 = Integrity

X4 = Vitality

X5 = Citizenship

X6 = Fairness

X7 = Leadership

e = residu

Page 62: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

40

40

Untuk menilai apakah model regresi yang dihasilkan merupakan model

yang paling sesuai (error kecil), dibutuhkan beberapa pengujian dan analisis

berikut:

1. R2 (R-Square) untuk mengetahui berapa persen (%) sumbangan DV yang

dijelaskan oleh IV berpengaruh signifikan terhadap DV.

2. Dapat diketahui signifikan atau tidaknya koefisien regresi dari setiap IV.

Koefisien yang signifikan menunjukkan dampak yang signifikan dari IV

yang bersangkutan.

3. Dapat diketahui besarnya sumbangan pengaruh dari setiap IV terhadap

DV serta signifikansinya.

Page 63: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

40

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah 416 karyawan dari dua Perusahaan BUMN yaitu

PT. Adhi Karya dan PT. Bank Jawa Barat. Pada tabel 4.1 penulis akan memamparkan

beberapa karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, usia, dan status

pernikahan.

Tabel 4.1 Karakteristik Sample Penelitian

Deskripsi Jumlah Presentase

Usia

18 – 21 Tahun 12 2.89

22 – 40 Tahun

41 – 59 Tahun

289

115

69.47

27.64

Jenis Kelamin

Laki-Laki 227 54.57

Perempuan 189 45.43

Status Pernikahan

Menikah 175 42.07

Belum Menikah

Bercerai

241

3

57.93

0.72

Berdasarkan table 4.1 dapat diketahui bahwa sebagian besar sampel dalam

penelitian ini berada pada kategorisasi berusia pada 22-40 tahun, berjumlah 289

karyawan dengan persentase 69.47%. Dalam penelitian ini jumlah responden laki-laki

memiliki persentase lebih besar dibanding responden perempuan, yaitu 54.57% atau

227 karyawan. Jumlah status pernikahan menunjukkan bahwa karyawan yang belum

Page 64: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

41

41

menikah presentasenya lebih tinggi dibanding yang belum menikah yaitu 57.93%

dengan jumlah 241 karyawan.

Selanjutnya, penulis melakukan uji beda untuk mengetahui tingkat subjective

well-being berdasarkan karakteristik responden yang akan dijelaskan pada tabel

berikut:

Tabel 4.2 Uji Beda (T-test) Subjective Well-being Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin N Mean Sig.

Laki-laki 228 49.7197 .756

Perempuan 188 50.3999

Total 416 50.0000

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa responden dengan jenis kelamin

laki-laki memiliki mean sebesar 49.7197 atau 49%, sedangkan responden dengan jenis

kelamin perempuan memiliki mean sebesar 50.3999 atau 50% dengan signifikansi

0.756 (>0.05). Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan

subjektive well being pada jenis kelamin.

Tabel 4.3 Uji Beda (T-test) Subjective Well-being Berdasarkan Usia

Usia N Mean Sig.

18-21 12 51.5915 .524

22-39 289 50.8567

40-59 115 47.6809

Total 416 50.0000

Page 65: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

42

42

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa responden dengan usia 18-21

tahun memiliki mean sebesar 51.5915 atau 51%, responden dengan usia 22-39 tahun

memiliki mean sebesar 50.8567 atau 50% dan responden dengan usia 40-59 tahun

memiliki tingkat subjective well-being sebesar 47.6809 atau 47% dengan signifikansi

0.524 (>0.05). Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan

subjektive well being pada tingkat usia

Tabel 4.4 Uji Beda (T-test) Subjective Well-being Berdasarkan Status Pernikahan

Status Pernikahan N Mean Sig.

Belum Menikah 115 51.2690 .121

Menikah 298 49.4918

Bercerai 3 51.8373

Total 416 50.0000

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa responden dengan status belum

menikah memiliki mean sebesar 51.2690 atau 51%, responden dengan status menikah

memiliki mean sebesar 49.4918 atau 49% dan responden dengan status divorce atau

bercerai memiliki tingkat subjective well-being sebesar 51.8373 atau 51% dengan

signifikansi 0.756 (>0.05). Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang

signifikan subjektive well being pada status pernikahan.

4.2 Hasil Analisis Deskriptif

Berikut ini akan diuraikan secara detail mengenai hasil analisis deskriptif dari

subjective well-being, Courage, dan Justice. Skor yang digunakan dalam analisis

deskriptif ini adalah nilai murni (t-score) dan raw score yang dikonversi. Tujuannya

Page 66: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

43

43

adalah agar mempermudah peneliti dalam membandingkan skor hasil dar penelitian

masing-masing variable, sehingga semua raw score pada setiap variable harus

memiliki skala yang sama yang dihitung dengan menggunakan maximum likelihood,

skor ini disebut true score. Item-item yang dianalisis oleh maximum likelihood adalah

item yang bermatan positif dan signifikan. Adapun true score yang dihasilkan oleh

maximum likelihood bentuk satuannya adalah Z-score. Bilangan negative dari Z-score

dapat dihilangkan dengan cara mentranformasi semua skor ke skala T yang semuanya

positif dengan menetapkan nilai mean = 50 dan standart deviasi = 10. Langkah

selanjutnya adalah melakukan proses komputasi melalui formula yaitu:

T-score= 50 + 10.z.

untuk menjelaskan gambaran umum mengenai deskriptif statistic dari variable-variabel

dalam penelitian ini, yang menjadi patokan adalah nilai mean, standar deviasi (SD),

nilai maksimal dan minimal dari masing-masing variable. Nilai tersebut ditunjukan

dalam tabel berikut:

Tabel 4.2 Analisis Deskriptif

Descriptive Statistics

Variabel N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

SWB 416 4.34 66.30 50.0000 9.31621

Bravery 416 14.53 63.80 50.0000 7.92745

Persistence 416 18.80 64.52 50.0000 8.56232 Integrity 416 12.83 63.51 50.0000 7.74792

Vitality 416 15.34 64.00 50.0000 7.56383

Citizenship 416 16.14 64.00 50.0000 7.88166

Fairness 416 12.42 66.11 50.0000 8.02943 Leadership 416 16.37 63.77 50.0000 7.92137

Valid N

(listwise) 416

Page 67: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

44

44

Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa deskriptif statistic pada setiap variable di kolom

N menjelaskan bahwa sample pada setiap variable berjumlah 416. Pada kolom

minimum dan maximum menjelaskan mengenai nilai minimum dan maximum dari

setiap variable. Pada kolom minimum diketahui bahwa variable SWB memiliki nilai

yang paling renda

4.3 Kategorisasi Skor Variabel Penelitian

Kategorissi skor variable bertujuan untuk menempatkan subjek ke dalam kelompok-

kelompok yang terpisah berdasarkan skor pada variable yang diukur apakah subjek

tergolong kelompok dengan skor rendah atau skor tinggi. Sebelum

mengkategorisasikan skor masing-masing variable berdasarkan tingkat rendah atau

tinggi, peneliti menetapkan norma dari skor dengan menggunakan mean dan standar

deviasi (dalam tabel 4.2). Setelah itu akan didapatkan persentase pada masing-masing

kategori setiap variable.

Tabel 4.3 Pedoman Interpretasi Skor

Kategori Rumusan

Tinggi X ≥ M + SD

Rendah X < M ̶ SD

Setelah kategori tersebut didapatkan, maka akan diperoleh nilai presentasi kategori

masing-masing variable penelitian. Masing-masing variable akan dikategorikan

sebagai rendah, dan tinggi.

Page 68: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

45

45

4.3.1 Kategorisasi Tingkat Subjective Well-being

Pada tabel 4.4 menunjukan sebaran variable subjective well-being yang dibagi menjadi

dua kategori sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, yaitu rendah dan tinggi.

Tabel 4.4 Kategorisasi Tingkat Subjective Well-being

Kategori Jumlah Persentase

Rendah 228 54,8

Tinggi 188 45,2

Jumlah 416 100,0

Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa sebanyak 228 responden atau 54,8%

memiliki tingkat subjective well-being yang rendah. Sementara sebanyak 188

responden atau 45,2% memiliki tingkat subjective well-being tinggi

4.3.2 Kategorisasi Tingkat Bravery

Pada tabel 4.5 menunjukan sebaran variable Bravery yang dibagi menjadi dua kategori

sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, yaitu rendah dan tinggi.

Tabel 4.5 Kategorisasi Tingkat Bravery

Kategori Jumlah Persentase

Rendah 198 47,6

Tinggi 218 52,4

Jumlah 416 100,0

Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa sebanyak 198 responden atau 47,6%

memiliki tingkat bravery yang rendah. Sementara sebanyak 218 responden atau 52,4%

memiliki tingkat bravery tinggi.

Page 69: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

46

46

4.3.3 Kategorisasi Tingkat Persistence

Pada tabel 4.6 menunjukan sebaran variable persistence yang dibagi menjadi dua

kategori sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, yaitu rendah dan tinggi.

Tabel 4.6 Kategorisasi Tingkat Persistence

Kategori Jumlah Persentase

Rendah 222 53,4

Tinggi 194 46,6

Jumlah 416 100,0

Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa sebanyak 222 responden atau 53,4%

memiliki tingkat persistence yang rendah. Sementara sebanyak 194 responden atau

46,6% memiliki tingkat persistence tinggi.

4.3.4 Kategorisasi Tingkat Integrity

Pada tabel 4.7 menunjukan sebaran variable integrity yang dibagi menjadi dua kategori

sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, yaitu rendah dan tinggi.

Tabel 4.7 Kategorisasi Tingkat Integrity

Kategori Jumlah Persentase

Rendah 203 48,8

Tinggi 213 51,2

Jumlah 416 100,0

Berdasarkan tabel 4.7 diketahui bahwa sebanyak 203 responden atau 48,8%

memiliki tingkat integrity yang rendah. Sementara sebanyak 213 responden atau 51,2%

memiliki tingkat integrity tinggi.

Page 70: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

47

47

4.3.5 Kategorisasi Tingkat Vitality

Pada tabel 4.8 menunjukan sebaran variable vitality yang dibagi menjadi dua kategori

sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, yaitu rendah dan tinggi.

Tabel 4.8 Kategorisasi Tingkat Vitality

Kategori Jumlah Persentase

Rendah 201 48,3

Tinggi 215 51,7

Jumlah 416 100,0

Berdasarkan tabel 4.8 diketahui bahwa sebanyak 201 responden atau 48,3%

memiliki tingkat vitality yang rendah. Sementara sebanyak 215 responden atau 51,7%

memiliki tingkat vitality tinggi.

4.3.6 Kategorisasi Tingkat Citizenship

Pada tabel 4.9 menunjukan sebaran variable citizenship yang dibagi menjadi dua

kategori sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, yaitu rendah dan tinggi.

Tabel 4.9 Kategorisasi Tingkat Citizenship

Kategori Jumlah Persentase

Rendah 202 48,6

Tinggi 214 51,4

Jumlah 416 100,0

Berdasarkan tabel 4.9 diketahui bahwa sebanyak 202 responden atau 48,6%

memiliki tingkat citizenship yang rendah. Sementara sebanyak 214 responden atau

51,4% memiliki tingkat citizenship tinggi.

Page 71: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

48

48

4.3.7 Kategorisasi Tingkat Fairness

Pada tabel 4.10 menunjukan sebaran variable fairness yang dibagi menjadi dua

kategori sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, yaitu rendah dan tinggi.

Tabel 4.10 Kategorisasi Tingkat Fairness

Kategori Jumlah Persentase

Rendah 225 54,1

Tinggi 191 45,9

Jumlah 416 100,0

Berdasarkan tabel 4.10 diketahui bahwa sebanyak 225 responden atau 54,1%

memiliki tingkat fairness yang rendah. Sementara sebanyak 191 responden atau 45,9%

memiliki tingkat fairness tinggi.

4.3.8 Kategorisasi Tingkat Leadership

Pada tabel 4.11 menunjukan sebaran variable leadership yang dibagi menjadi dua

kategori sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, yaitu rendah dan tinggi.

Tabel 4.11 Kategorisasi Tingkat Leadership

Kategori Jumlah Persentase

Rendah 195 46,9

Tinggi 221 53,1

Jumlah 416 100,0

Berdasarkan tabel 4.11 diketahui bahwa sebanyak 195 responden atau 46,9%

memiliki tingkat leadership yang rendah. Sementara sebanyak 221 responden atau

53,1% memiliki tingkat leadership tinggi.

Page 72: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

49

49

4.4 Uji Hipotesis Penelitian

4.4.1 Analisis Regresi Variabel Penelitian

Pada tahap uji hipotesis penelitian, penulis menggunakan teknik analisis regresi dengan

softwear SPSS 20 seperti yang sudah dijelaskan pada bab 3. Dalam regresi ada tiga hal

yang dilihat, pertama melihat R Square untuk mengetahui presentase (%) varians

dependent variable yang dijelaskan oleh independent variable, kedua apakah

keseluruhan independent variable berpengaruh secara signifikan terhadap dependent

variable, kemudian terakhir melihat signifikan atau tidaknya koefisien regresi dari

masing-masing independent variable. Langkah pertama peneliti melihat R square

untuk mengetahui presentase (%) varians dependent variable yang dijelaskan oleh

independent variable. Selanjutnya untuk tabel R square, dapat dilihat pada tabel 4.12

berikut:

Tabel 4.12 R Square

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .459 .211 .197 8.34797

a. Predictors: (Constant), LEADERSHIP, PERSISTENCE, BRAVERY, VITALITY,

CITIZENSHIP, FAIRNESS, INTEGRITY

Berdasarkan tabel 4.12 dapat dilihat bahwa R Square sebesar 0,211 atau 21,2%.

Hal ini mengandung makna bahwa proporsi varian dari subjective well-being yang

dijelaskan oleh courage (bravery, persistence, integrity, vitality) dan justice

(citizenship, fairness, leadership) adalah sebesar 21,1% kemudian 78,9% sisanya

dipengaruhi oleh variable lain di luar penelitian ini. Selanjutnya, penelitian ingin

Page 73: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

50

50

melihat penaruh dari keseluruhan independent variable subjective well-being. Hal ini

dapat dilihat dalam hasil uji F pada Tabel 4.13

Tabel 4.13 Anova Signifikansi Pengaruh Seluruh Independent Variabel

Terhadap Dependt Variabel

Model Sum of

Squares

Df Mean

Square

F Sig.

1 Regression 7585.663 7 1083.666 15.550 .000b

Residual 28432.933 408 69.689

Total 36018.596 415

a. Dependent Variable: SWB

b. Predictors: (Constant), LEADERSHIP, PERSISTENCE, BRAVERY, VITALITY, CITIZENSHIP,

FAIRNESS, INTEGRITY

Berdasarkan uji F pada tabel 4.13, dapat dilihat bahwa nilai p (Sig.) pada kolom

paling kanan adalah p= 0.000 dengan nilai p<0.05. Jadi, dengan demikian hipotesis

nihil yang berbunyi “tidak ada pengaruh courage dan justice terhadap subjective well-

being” ditolak. Artinya, ada pengaruh yang signifikan courage (bravery, persistence,

integrity, vitality) dan justice (citizenship, fairness, leadership) terhadap subjective

well-being.

Langkah selanjutnya, peneliti melihat koefisien regresi dari masing-masing

independen variable. Jika sig <0,05 maka koefisien regresi tersebut signifikan yang

berarti variable independen tersebut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

subjective well-being. Adapun besarnya koefisien regresi dari masing-masing variable

independen terhadap subjective well-being dapat dilihat pada tabel 4.14

Page 74: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

51

51

Tabel 4.14 Koefiisien Regresi

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 22.654 3.193 7,094 .000 Bravery .204 .083 .173 2.464 .014

Persistence .041 .068 .037 .596 .551

Integrity .203 .092 .168 2.209 .028 Vitality -.099 .085 -.080 -1.167 .244

Citizenship -.112 .083 -.095 -1.360 .175

Fairness .319 .086 .275 3.728 .000 Leadership -.008 .074 -.007 -.107 .915

a. Dependent Variable: SWB

Berdasarkan koefisien regresi pada tabel 4.14 dapat disampaikan persamaan regresi

sebagai berikut:

Subjective well-being = 22.654 + 0.204bravery + 0.41persistence + 0.203integrity

- 0.99*vitality - 0.112*citizenship + 0.319fairness - 0.08*leadership

Dari persamaan regeresi tersebut, dapat diketahui bahwa terdapat satu variable

yang nilai koefisien regresinya signifikan, yaitu; (1) Bravery; (2) Integrity; (3)

Fairness. Sementara 4 variabel lain tidak signifikan. Penjelasan dari nilai koefisien

regresi yang diperoleh masing-masing independen variable adalah sebagai berikut:

1. Bravery pada variable courage memiliki koefisien regresi sebesar 0.204 dengan

nilai p=0.014 (p < 0.05). Hal ini mengandung arti bahwa bravery memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap subjective well-being. Arah positif dalam

besaran koefisien menunjukan bahwa jika semakin tinggi bravery maka

semakin tinggi subjective well-being.

Page 75: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

52

52

2. Persistence pada variable courage memiliki koefisien regresi sebesar

0.41dengan nilai p=0.551 (p < 0.05). hal ini mengandung arti bahwa persistence

memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap subjective well-being.

3. Integrity pada variable courage memiliki koefisien regresi sebesar 0.203

dengan nilai p=0.028 (p < 0.05). Hal ini mengandung arti bahwa integrity

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap subjective well-being. Arah positif

dalam besaran koefisien menunjukan bahwa jika semakin tinggi integrity maka

semakin tinggi subjective well-being.

4. Vitality pada variable courage memiliki koefisien regresi sebesar -0,99 dengan

nilai p=0.244 (p < 0.05). Hal ini mengandung arti bahwa vitality memiliki

pengaruh yang tidak signifikan terhadap subjective well-being.

5. Citizenship pada variable justice memiliki koefisien regresi sebesar -0,112

dengan nilai p=0.175 (p < 0.05). hal ini mengandung arti bahwa citizenship

memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap subjective well-being.

6. Fairness pada variable justice memiliki koefisien regresi sebesar 0.319 dengan

nilai p=0.000 (p < 0.05). Hal ini mengandung arti bahwa fairness memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap subjective well-being. Arah positif dalam

besaran koefisien menunjukan bahwa jika semakin tinggi fairness maka

semakin tinggi subjective well-being.

Page 76: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

53

53

7. Leadership pada variable justice memiliki koefisien regresi sebesar -0.08

dengan nilai p=0.915 (p < 0.05). Hal ini mengandung arti bahwa leadership

memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap subjective well-being.

4.2.2 Pengujian Proporsi Varians masing-masing Independent Variable

Selanjutnya penulis ingin mengetahui sumbangan proporsi varians dari masing-masing

independt variable terhadap subjective well-being. Maka dari itu, penulis melakukan

analisis regresi berganda dengan cara menambahkan satu independt variable setiap

melakukan regresi. Kemudian, penulis dapat melihat perubahan dari R2 (R Square

Change) setiap melakukan anlisis regresi dan dapat melihat signifikansi dari

penambahan R2 tersebut. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.15

Tabel 4.15 Model Summary Proporsi Varians Tiap-tiap Independt Variabel

terhadap Dependent Variabel

Model R R Square Change Statistics Sig. F

Change R Square

Change

F

Change

df1 df2

1 .393a .155 .155 75.721 1 414 .000

2 .397b .158 .003 1.613 1 413 .205 3 .426c .182 .024 12.055 1 412 .001

4 .427d .183 .001 .364 1 411 .547

5 .428e .184 .001 .476 1 410 .491 6 .459f .211 .027 14.021 1 409 .000

7 .459g .211 .000 .011 1 408 .915

Predictors:(constant),

bravery,persistence,integrity,vitality,citizenship,fairness,leadership

Page 77: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

54

54

Berdasarkan data yang terdapat dalam tabel 4.8, dapat diketahui bahwa:

1. Bravery memberikan sumbangan sebesar 15,5% terhadap varians Subjective

well-being. Sumbangan tersebut signifikan secara statistic dengan F = 75.721

(p>0,05)

2. Persistence memberikan sumbangan sebesar 0,3% terhadap varians subjective

well-being. Sumbangan tersebut signifikan secara statistic dengan F = 1.613

(p>0,05)

3. Integrity memberikan sumbangan sebesar 2,4% terhadap varians subjective

well-being. Sumbangan tersebut signifikan secara statistic dengan F = 12.055

(p>0,05)

4. Vitality memberikan sumbangan sebesar 0,1% terhadap varians subjective well-

being. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara statistic dengan F = 0,364

(p>0,05)

5. Citizenship memberikan sumbangan sebesar 0,1% terhadap varians subjective

well-being. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara statistic dengan F

=0,476 (p>0,05)

6. Fairness memberikan sumbangan sebesar 2,7% terhadap varians subjective

well-being. Sumbangan tersebut signifikan secara statistic dengan F = 14,021

(p>0,05)

Page 78: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

55

55

7. Leadership memberikan sumbangan sebesar 0% terhadap varians subjective

well-being. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara statistic dengan F =

0,011% (p>0,05)

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat tujuh variable

independent, yaitu bravery, persistence, integrity, vitality, citizenship, fariness,

leadership jika dilihat dari besarnya pertambahan R Square yang dihasilkan setiap

kali dilakukan penambahan variable independent (sumbangan proporsi varian yang

diberikan). Dari ketujuh variable independent tersebut yang memberikan

sumbangan paling besar terhadap variable dependent dilihat dari besarnya

pertambahan R Square yaitu variable bravery yang memberikan sumbangan

sebesar 15,5% terhadap subjective well-being.

Page 79: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

51

BAB 5

KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasrkan hasil uji hipotesis mayor didapatkan kesimpulan bahwa adanya pengaruh

yang signifikan antara bravery, persistence, integrity, vitality, citizenship, fairness,

leadership terhadap subjective well-being. Hal ini menyatakan bahwa semakin tinggi

courage dan justice yang dirasakan oleh karyawan, maka semakin tinggi pula

subjective well-being yang dirasakan. Pada dimensi courage hanya bravery, integrity

yang memberikan pengaruh signifikan, sedangkan persistence dan vitality tidak

memberikan pengaruh yang signifikan. Pada dimensi justice, yaitu fairness yang

memebrikan pengaruh signifikan, sedangkan citizenship dan leadership tidak

memberikan pengaruh yang signifikan.

5.2 Diskusi

Subjective well-being merupakan penilaian individu terhadap kehidupan yang meliputi

penilaian kognitif mengenai kepuasan hidup, dan penilaian afektif mengenai mood dan

emosi (Diener&Lucas, 1999). Pada saat seseorang memiliki subjective well-being yang

baik hal itu akan dapat mempengaruhi segala kegiatan yang dijalani nya, baik itu dalam

perkerjaan dan hubungan sosial.

Subjective well-being adalah kesejahteraan yang dinilai dari dua komponen,

yaitu komponen kognitif dan komponen afektif. Komponen kognitif adalah penilaian

seseorang terhadap kepuasan hidupnya yang sedang dijalani. Kepuasan lain yang

Page 80: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

52

52

dinilai dari komponen kognitif seperti kepuasan terhadap bidang perkerjaan, kepuasan

terhadap pernikahan, dan kepuasan hidup lain yang lebih spesifik dari setiap hidup

individu. Sedangkan komponen afektif yaitu emosi-emosi yang dialami oleh seorang

individu. Emosi tersebut terbagi menjadi dua, yaitu emosi positif dan emosi negative.

Emosi positif yaitu seberapa seringnya individu merasakan kebahagian dalam

hidupnya, mengahadapi berbagai permasalahan dalam perkerjaan dan kehidupan

pribadinya, merasa gembira dan puas. Sedangkan negative, yaitu seberapa sering

individu merasakan kesedihan, kecemasan, dan ketakutan dalam menghadapi

kehidupan nya sehari-hari.

Dalam hal ini fokus penelitian dari kesejahteraan karyawan ditinjau dari faktor-

faktor internal yang berhubungan dengan dirinya sendiri dan hubungannya dengan

lingkungan perkerjaannya. Hal ini didukung oleh referensi yang didapatkan yang

ditulis oleh Park, Peterson, & Seligman (2004) yang berjudul “Strengts of character

and well-being”. Character strengths yang dimaksud dalam hal ini adalah unsur-unsur

psikologis yang membentuk sebuah virtue, yang diartikan sebagai karakteristik utama

yang dihargai oleh para filsuf. Dari enam virtue peneliti hanya menggunakan dua virtue

yaitu, courage dan justice. Pemilihan virtue yang digunakan berdasarkan fenomena

yang peneliti temukan pada karyawan, serta pentingnya courage dan justice pada

seorang karyawan.

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan uji regresi secara bersama-sama,

kemudian mendapatkan hasil dalam variable courage yaitu bravery memiliki pengaruh

Page 81: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

53

53

yang signifikan terhadap subjective well-being. Hal ini sejalan dengan peneliti yang

dilakukan Sekerka & Bagozzi (2017) yang mengatakan memahami mengapa orang

bertindak atau tidak bertindak dengan cara yang berani diperlukan untuk memastikan

bagaimana lingkungan kerjanya dan pekerja harus memiliki keberanian dalam proses

kerja.

Selanjutnya variable courage yaitu persistence hasil dari penelitian ini

menunjukan bahwa nilai koefisien regresi dari persistence tidak memiliki pengaruh

signifikan terhadap subjective well-being. Hal tersebut bertolak belakang dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Schaufeli, Taris & Rhenen (2007) yang mangatakan

bahwa manajer yang tinggi dalam keterlibatan kerjanya mereka memiliki subjective

well-being positif mereka menikmati perkerjaannya.

Selain bravery, integrity memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

subjective well-being. Integrity ini merupakan mengacu pada kejujuran dan

kemampuan untuk menampilkan diri apa apa adanya, tanpa kepura-puraan. Dengan

kata lain, individu juga memiliki rasa tanggungjawab terhadp pikiran dan perasaan

orang lain atas perbuatan yang telah dilakukannya. Hasil ini sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Brockner, Senior & Welch (2014) menunjukan bahwa integrity

diri di tempat kerja memilik nilai yang positif dan menunjukan dapat berkomitmen

dalam berorganisasi. Integrity berhubungan dengan komitmen organisasi.

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Becker (2005) menunjukan

bahwa integrity pada karyawan akan meningkatkan potensi karir, kegiatan

Page 82: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

54

54

kepemimpinan, dan kinerja yang baik. Namun integrity tidak terkait dengan kualitas

hubungan interpersonal.

Hasil dari aspek vitality menunjukan bahwa tidak memiliki pengaruh signifikan

terhadap subjective well-being. Hal ini bertolak belakang dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Grimland & Vigoda (2013) menunjukan hasil yang berbeda penelitian

ini mendapatkan hasil bahwa vitality memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

subjective well-being dengan nilai r = .36 yang mengemukankan bahwa ia menekankan

pentingnya sumber daya dalam karyawan sebagai dorongan utama untuk vitality dalam

organisasi dan bahwa vitality sangat mendukung untuk kesuksesan karir.

Pengaruh antara aspek-aspek dalam variable courage

(bravery,persistence,integrity,vitality) dalam penelitian ini cenderung berbeda dengan

penelitian lain, hal tersebut disebabkan karena faktor dari jenis responden dan jumlah

yang berbeda-beda, faktor demografi serta kondisi dari responden yang diambil dalam

penelitian ini dengan masing-masing kecenderungan dari faktor internal yang dimiliki.

Hal tersebut jelas berpengaruh terhadap hasi dari penelitian ini.

Penulis berasumsi bahwa karakteristik di perusahaan PT. Adhi Karya dan Bank

BJB memiliki karyawan yang menunjukan keberanian dalam mengambil resiko,

menunjukan ketulusan dalam berkerja sehingga mencapai hasil yang terbaik, oleh

karena itu variabel courage seperti bravery dan integrity yang dimiliki karyawan

membuat karyawan menemukan kesejahteran didalam lingkungan perkerjaannya.

Karakteristik perkerjaan yang ada didua perusahaan menuntut karyawan untuk

Page 83: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

55

55

mencapai target perusahaan, sehingga membuat karyawan mengeluh karena terdapat

hambatan dan kesulitan. Sehingga membuat perasaan karyawan tidak penuh semangat

dalam menjalani perkerjaannya sehingga membuat kesehatan fisik tidak optimal dan

mudah lelah. Oleh karena itu aspek persistence dan vitality yang dimiliki karyawan

tidak membuat karyawan menemukan kesejahteraan didalam perkerjaannya.

Variable berikutnya dalam penelitian ini adalah justice yaitu terdiri dari tiga

aspek citizenship, fairness, dan leadership. Dari ketiga aspek tersebut hanya terdapat

satu aspek yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap subjective well-being,

yaitu fairness. Fairness memiliki nilai koefisien regresi sebesar0,27 atau 2,7%

terhadap subjective well-being. Nilai signifikan yang di dapatkan adalah 0.000, hal

tersebut memiliki arti bahwa fairness memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

subjective well-being. Fairness adalah kemampuan untuk memperlakukan semua

orang secara adil dan memberikan kesempatan yang sama pada setiap kelompok.

Fairness berkaitan dengan cara memperlakukan orang lain dengan sama tanpa adanya

perbedaan.

Dalam konteks berkerja, seorang karyawan akan merasa subjective well-being

tinggi ketika atasan mampu memperlakukan karyawan nya dengan baik tanpa

membeda-bedakan dan memiliki keadilan. Sejalan dengan penelitian yang dibuat oleh

Ermanno & Tortia (2006) berdasarkan penelitian nya terhadap 228 karyawan di Italia

menunjukan bahwa kesejahteraan pekerja sangat dipengaruhi oleh keprihatinan

keadilan. Dalam penelitian Roczniewska, Retowski & Higgins (2018) menemukan

Page 84: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

56

56

bahwa kinerja kerja yang dihasilkan dari kecocokan antara karyawan dan perusahaan

menghasilkan perusahaan yang adil sehingga subjective well-being karyawan tinggi.

Dari beberapa tinjauan literature yang digunakan dalam penelitian ini, memiliki

hasil yang bertolak belakang dengan penelitian sebelumnya. Namun, hal tersebut tidak

meragukan teori yang sudah ada sebelumnya. Banyak faktor-faktor lain yang menjadi

penyebab dari hasil penelitian yang tidak sesuai. Seperti adanya perbedaan latar

belakang dan perbedaan kondisi demografi pada setiap tempat yang diambil dalam

penelitian, perubahan serta perbedaan kondisi psikologis dari masing-masing

responden serta latarbelakang dari pendidikan dan pengetahuan yang dimiliki oleh

responden. Sehingga dalam penelitian ini tidak seluruhnya sesuai dengan hipotesis

yang diajukan karena ada faktor-faktor lain yang berpengaruh didalamnya.

5.3 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti menyadari bahwa masih banyak

kekurangan di dalamnya. Untuk itu, peneliti memberikan beberapa saran untuk

pertimbangan sebagai penyempurnaan penelitian selanjutnya, baik berupa saran

teoritis dan saran praktis.

5.3.1 Saran Teoritis

1. Berdasarkan nilai varians yang dihasilkan dari penelitian ini dengan tujuh

independent variable (IV) yang diteliti menyumbang 21,1%. Sedangkan

sisanya 78,9% dipengaruhi oleh variable lain diluar penelitian ini. Oleh

karena itu, peneliti menyarankan kepada peneliti selanjutnya agar dapat

Page 85: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

57

57

menambahkan variable lain yang memiliki pengaruh terhadap subjective

well-being, selain IV yang digunakan dalam penelitian ini dengan melihat

referensi dari jurnal-jurnal dan temuan-temuan dalam penelitian lain atau

menambahkan IV baru yang belum pernah diteliti sebelumnya.

2. Untuk penelitian selanjutnya, disarnkan menggunakan jumlah sample yang

berbeda dengan jumlah lebih banyak agar lebih bervariasi.

5.3.2 Saran Praktis

1. Dalam penelitian ini, subjective well-being dipengaruhi courage. Penelitian

ini dapat dijadikan bahan masukan yang positif bagi perusahaan/institusi

untuk memperhatikan aspek bravery, integrity, vitality dan persistence

dengan cara memberikan informasi mengenai cara kerja, keperluan kerja,

dapat menghargai pendapat orang, memberikan pengarahan dan metode

berkerja yang baik serta atasan memberikan instruksi yang baik kepada

karyawan khususnya pada aspek persistence dan vitality. Hal tersebut dapat

meningkatkan subjective well-being pada karyawan. Karena hal tersebut

merupakan faktor internal yang memiliki peran penting dalam perusahaan.

2. Dalam hal ini, subjective well-being dipengaruhi juga oleh justice.

Disarankan pihak perusahaan/instusi memperhatikan karyawan nya dengan

secara adil tanpa membeda-bedakan, memberikan karyawan penghargaan

saat sudah berkerja kerasa baik berupa pujian maupun dalam bentuk

perbuatan, seperti atasan memberi pujian secara langsung kepada karyawan

Page 86: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

58

58

mengenai hasil kerjanya yang baik dan memuaskan, membangun budaya

pembuka pikiran. Hal tersebut dapat meningkatkan subjective well-being

pada karyawan.

3. Perlu adanya pelatihan-pelatihan agar aspek citizenship dan leadership

tentang kepemimpinan dan manajerial karyawan yang ada di perusahaan

tersebut dapat menunjukan subjective well-being pada karyawan dapat di

tingkatkan lewat pelatihan.

Page 87: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

59

59

Daftar Pustaka

Adani, A. F. Pengaruh kondisi kerja dan dukungan sosial terhadap subjective well-

being (Bachelor's thesis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Fakultas Psikologi,

2015).

Baruch, Y., Grimland, S., & Vigoda-Gadot, E. (2014). Professional vitality and career

success: Mediation, age and outcomes. European Management Journal, 32(3),

518-527.

Danna, K., & Griffin, R. W. (1999). Health and well-being in the workplace: A review

and synthesis of the literature. Journal of management, 25(3), 357-384.

Diener, E, et all. New Measures of Well-Being. (2009). New measures of well-being.

In Assessing well-being (pp. 247-266). Springer, Dordrecht.

Diener, Ed, and Eunkook M. Suh, (Eds). (2003). Culture and subjective well-being.

MIT press.

Diener, Ed, Lucas, R. E., & Oishi, S. (2018). Advances and Open Questions in the

Science of Subjective Well-Being. Collabra. Psychology, 4(1). Hal 1-5.

Diener, Ed, Marissa D., & Carol D. (1995). Factors Predicting the Subjective Well-

Being of Nations. Vol. 69. No 5, 851-864.

Diener, Ed, Robert A. Emmons, Randy J., & Sharon G. The Satisfaction With Life

Scale. Jurnal of Personality Assessment.

Diener, Ed. (1984). Subjective Well-Being. Jurnal Psychological Bulletin. Vol. 95. No.

3,543v

Heslin, P. A., Latham, G. P., & VandeWalle, D. (2005). The effect of implicit person

theory on performance appraisals. Journal of Applied Psychology, 90(5), 842.

http://www.bps.go.id Happines Index Masyarakat Indonesia tahun 2017

https://www.kompasiana.com/cupen/552a0950f17e61654dd623bd/tantangan-sdm-

indonesia-di-era-globalisasi

Jannah, M., Yacob, F., & Julianto, J. (2017). Rentang Kehidupan Manusia (life span

development). 3 (1)

Page 88: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

60

60

K, Heather, Spence L., & Robert F. (2014). New Nurses Burnout and Workplace Well-

Being: The Influence of Authentic Leadership and Psychological Capital.

Kim, Minseo., & Terry A. B. (2018). Organization-Based Self-Esteem and Meaningful

Work Mediate Effects of Empowering Leadership on Employee Behaviors and

Well-Being. Jurnal of Leadership & Organizational Studies. Vol. 25 No 4, 385-

395.

Kossek, Ellen E, et all. (2017). Lasting Impression: Transformational Leadership and

Family Supportive Supervision as Resources for Well-Being and Performance.

Vol. 2 No 1, 24. USA: Springer

Lagale G Denis, Peggy A. M., & Jantjen L.S (2014). Displin Kerja dan Kualtias kerja

Terhadap Prestasi Kerja. Vol. 2

Linley, P. Alex., & Stephen Joseph. (2004). Postive Psychology in Pratice. Handbook,

Hal 433

Park, Nansook, Christopher P., & Martin E. P. (2004). Strengths Of Character and

Well-Being. Jurnal of Social and Clinical Psychology. Vol. 23. No 5, 603-619

Peterson, Christopher., & Martin E.P. Character Strengths and Virtues: A Handbook

and Classification.

Porter, J. (2016). Justice as a virtue: a Thomistic perspective. Wm. B. Eerdmans

Publishing.

Primasani, G. D. 2005. Subjective Well Being Relationship with Self-Confidence in

Women Early adulthood is Not Married. Gunadarma Univeristy Library Jurnal

Penelitian.

Putri, R. H., & Djastuti, I. (2013). Analisis pengaruh stres kerja dan konflik pekerjaan-

keluarga (work family conflict) terhadap kinerja karyawan melalui kepuasan

kerja sebagai variabel intervening (Studi pada PT. ARA Shoes

Indonesia)(Doctoral dissertation, Fakultas Ekonomika dan Bisnis).

Radja, Jusuf., Tawe, Amiruddin., Rijal, Syamsul., & Tiro, M. A. (2013). Effect Quality

of Work Life and Organizational Commitment towards Work Satisfaction in

Increasing Public Service Performance (A Study of License of Founding

Building Service in Makassar City). Public Policy and Administration

Research, 3(12), 38-45.

Page 89: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

61

61

Roczniewska, M., Retowski, S., & Higgins, E. T. (2018). How Person-Organization

Fit Impacts Employees' Perceptions of Justice and Well-Being. Frontiers in

psychology, 8, 2318.Russell, Joyce E. A. (2008). Promoting Subjective Well-

Being at Work. Jurnal of Career Assessment. Vol. 16. No 1, 117-131.

Santrock, H. (2012). Life Span Development. Perkembangan Masa Hidup. Jakarta:

Erlangga

Schaufeli W, B., Taris T, W., & Rhenen W.V (2007). Workaholism and Work

Engagement: Three of a Kind or Three Different Kinds of Employee Well-

being?

Sekerka L.E. & Bagozzi R.P (2007). Moral courage in the workplace:moving to and

from the desire and decision to act. Vol. 16

Snyder, C. R., & Lopez, S. J. (2002). The future of positive psychology. Handbook of

positive psychology, 751-767.

Tortia, E. C. (2008). Worker well-being and perceived fairness: Survey-based findings

from Italy. The Journal of Socio-Economics, 37(5), 2080-2094..

Wildani, I. (2014). Perbedaan Subjective Well-being Antara Wanita Karir dengan Ibu

Rumah Tangga (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Sultan Sarif

Kasim Riau).

Page 90: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

62

62

LAMPIRAN I

Page 91: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

63

63

Kuesioner Penelitian

Petunjuk Pengisian

Pengisian Kuesioner ini saudara/i diminta untuk menjawab pernyataan – pernyataan

yang telah disediakan yang sesuai dengan diri saudara/i pada kolom jawaban dengan

memberi tanda checklist (√ ). Adapun pilihan jawabannya sebagai berikut:

STS : Sangat Tidak Setuju

TS : Tidak Setuju

S : Setuju

SS : Sangat Setuju

Contoh

No. Pernyataan STS TS S SS

1 Saya menjalani hidup dengan terarah dan bermakna √

Page 92: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

64

64

Skala 1

No Item STS TS S SS

1 Saya menjalani hidup dengan terarah dan bermakna

2 Hubungan sosial saya mendukung dan bermanfaat

3 Saya terlibat dan tertarik pada kegiatan sehari-hari saya

4

Saya aktif berkontribusi pada kebahagiaan dan

kesejahteraan orang lain

5 Saya memiliki kompetensi dan kemampuan dalam

menjalani kegiatan yang penting bagi saya

6

Saya orang yang baik dan menjalani kehidupan yang

baik

7 Saya optimis tentang masa depan saya

8 Orang lain menghormati saya

9 Saya merasa hal-hal positif terjadi di hidup saya

10 Saya dipenuhi dengan pikiran-pikirn negatif

11

Saya mengharapkan hal baik akan terjadi dalam hidup

saya

12 Saya sering merasa hal buruk terjadi di hidup saya

13 Saya merasa nyaman dengan hidup saya saat ini

14

Selama sebulan terakhir, saya merasa tidak nyaman

dengan diri saya

15 Saya menjalani hidup dengan senang

16 Kondisi kehidupan saya menyedihkan

17 Saya takut menghadapi masa depan

18 Saya menjalani hari dengan riang setiap harinya

19 Saya mudah tersinggung

20 Saya merasa puas dengan kehidupan saya saat ini

Page 93: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

65

65

Skala 2

No Item STS TS S SS

1

Saya telah seringkali berdiri menghadapi lawan yang

kuat

2

Saya tidak pernah ragu untuk secara terbuka

menyatakan pendapat yang tidak populer

3

Saya harus mempertahankan apa yang saya percaya

bahkan jika menghasilkan sesuatu yang negatif

4 Saya selalu membela keyakinan saya

5 Saya orang yang berani

6

Saya tidak pernah berhenti dalam menyelesaikan tugas

sebelum selesai

7 Saya selalu menyelesaikan apa yang saya mulai

8 Saya menyelesaikan sesuatu meski banyak kendala

9 Saya tidak menyerah

10 Saya kukuh dengan apa pun keputusan saya

11 Saya selalu menepati janji saya

12 Saya percaya kejujuran adalah dasar bagi kepercayaan

13 Janjiku dapat dipercaya

14 Saya benar untuk nilai-nilai sendiri

15

Orang lain mempercayai saya untuk menjaga rahasia

mereka

16 Saya mencintai apa yang saya lakukan

17 Saya menunggu setiap hari yang baru

18 Saya memiliki banyak energi

19

Saya terbangun dengan perasaan senang tentang

kemungkinan baik yang akan terjadi

20

Orang menggambarkan saya sebagai pribadi penuh

semangat

Page 94: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

66

66

Skala 3

No Item STS TS S SS

1

Saya melakukan yang terbaik ketika saya menjadi

seorang anggota kelompok

2

Tanpa pengecualian, saya mendukung rekan satu tim

saya atau sesama anggota kelompok

3

Bahkan jika saya tidak setuju dengan mereka, saya

selalu menghormati para pemimpin kelompok saya

4

Penting bagi saya untuk menghormati keputusan yang

dibuat oleh kelompok saya

5 Saya dengan senang hati mengorbankan kepentingan

pribadi untuk kepentingan kelompok yang saya ikuti

6

Saya memperlakukan semua orang sama tanpa

memandang siapa mereka

7 Hak semua orang sama-sama penting bagi saya

8 Saya memberikan semua orang kesempatan

9

Bahkan jika saya tidak menyukai seseorang, saya tetap

memperlakukan dia dengan adil

10

Saya percaya bahwa mendengarkan pendapat semua

orang adalah hal yang layak

11

Sebagai seorang pemimpin, saya memperlakukan

semua orang sama baiknya terlepas dari pengalamannya

12

Salah satu kekuatan saya adalah membantu sekelompok

orang untuk berkerja sama dengan baik bahkan saat

mereka memiliki banyak perbedaan

13

Untuk menjadi pemimpin yang efektif, saya

memperlakukan semua orang sama

14

Teman-teman saya selalu bilang saya seorang

pemimpin yang kuat tapi adil

15

Sebagai seorang pemimpin, saya mencoba untuk

membuat semua anggota kelompok bahagia.

Page 95: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

67

67

Path Diagram Lisrel Subjective well-being

Page 96: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

68

68

Diagram Lisrel Bravery

Page 97: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

69

69

Path Diagram Lisrel Persistence

Page 98: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

70

70

Path Diagram Lisrel Integrity

Page 99: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

71

71

Path Diagram Lisrel Vitality

Page 100: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

72

72

Path Diagram Lisrel Citizenship

Page 101: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

73

73

Path Diagram Lisrel Fairness

Page 102: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

74

74

Path Diagram Lisrel Leadership

Page 103: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48712/1/ANGGIT… · Kupersembahkan skripsi ini untuk Ayah, Mama, Kakak

75

75