Upload
donguyet
View
224
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PENCAPAIAN
KONSEP TERHADAP KEMAMPUAN GENERALISASI
MATEMATIS SISWA
Eksperimen di salah satu SMP Negeri di Bekasi
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
Devi Yulianti
(1110017000081)
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
i
ABSTRAK
DEVI YULIANTI (1110017000081), “Pengaruh Model Pembelajaran
Pencapaian Konsep Terhadap Kemampuan Generalisasi Matematis Siswa”.
Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Juli 2017.
Penelitian ini dilakukan di salah satu SMP Negeri di Bekasi tahun ajaran
2016/2017, bertujuan untuk menganalisis pengaruh pembelajaran Pencapaian
Konsep terhadap kemampuan Generalisasi matematis siswa. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi experiment dengan desain
penelitian randomized posttest only control group design. Sampel penelitian
diperoleh sebanyak dua kelas dengan teknik Cluster Random Sampling yang
terdiri dari kelas eksperimen (Pembelajaran Pencapaian Konsep) sebanyak 40
siswa dan kelas kontrol (konvensional) sebanyak 40 siswa. Berdasarkan hasil
pengujian hipotesis dengan menggunakan Uji-t pada taraf nyata 5% diperoleh
nilai signifikansi 0,005 yang bernilai kurang dari α = 0,05. Hal ini menunjukkan,
bahwa kemampuan generalisasi matematis siswa yang diajar dengan pembelajaran
pencapaian konsep lebih tinggi dibandingkan kemampuan generalisasi matematis
siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan generalisasi matematis siswa
yang diterapkan pembelajaran dengan model pembelajaran pencapaian konsep
untuk seluruh indikator yang telah ditetapkan lebih tinggi daripada kemampuan
generalisasi matematis siswa yang diterapkan pembelajaran konvensional.
Kesimpulan hasil penelitian ini adalah penggunaan pembelajaran pencapaian
konsep pada materi bangun datar segiempat berpengaruh terhadap kemampuan
generalisasi matematis.
Kata kunci: Pembelajaran Pencapaian Konsep, Kemampuan Generalisasi
Matematis Siswa.
ii
ABSTRACT
DEVI YULIANTI (1110017000081), “The Effects of Concept Attainment
Model on the Student’ Mathematical Generalization Skills”. Paper of
Mathematics Education, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, Syarif
Hidayatullah State Islamic University of Jakarta. July 2017
This research was conducted in one of junior high school in Bekasi academic
year 2016/2017. Aimed to analyze the effect of concept attainment model on the
student’ mathematical generalization skills. The method used in this study was a
quasi experimental method with randomized posttest only control group design.
Samples were obtained as many as two classes by cluster random sampling
technique consisting of experimental class (Concept Attainment Model) as many
as 40 students and control class (convensional) as many as 40 students. Based on
result of hypothesis testing with the t-test at significance level of 5%, it was
obtained that significance 0,005 is less than α = 0,05. This show that students’
mathematical generalization skills who were taught by concept attainment model
was higher than the students’ mathematical generalization skills of those who
were taught by conventional model.
The result shows that students’ mathematical generalization skills which wear
taught by concept attainment model for overall indicators is higher than the other
students which were taught by using conventional model. The conclusion of this
research is mathematical generalization skills on the quadrilateral chapter using
concept attainment model having effect towards mathematical generalization
skills.
Keyword: concept attainment model, the students’ mathematical generalization
skills
iii
KATA PENGANTAR
بسماهللالرحمنالرحيم
Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT yang telah memberikan segala karunia, nikmat iman, nikmat islam,
dan nikmat kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
sebaik-baiknya. Shalawat serta salam tak lupa senantiasa tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW.
Selesainya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari
banyak pihak. Oleh sebab itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. Kadir, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dr. Abdul Muin, S.Si, M.Pd., Sekretaris Jurusan Pendidikan
Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
4. Ibu Dr. Gelar Dwirahayu, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu
Maifalinda Fatra M.Pd.,selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan
waktu, bimbingan, arahan, motivasi, dan semangat dalam membimbing
penulis selama ini. Terlepas dari segala perbaikan dan kebaikan yang
diberikan, semoga Bapak dan Ibu selalu berada dalam kemuliaanNya.
5. Ibu Dra. Afidah Mas’ud, selaku Dosen Penasehat Akademik yang dengan
penuh kesabaran telah memberikan bimbingan, arahan, waktu, nasihat, dan
semangat dalam membimbing penulis selama mengikuti perkuliahan.
6. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Matematika UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada
penulis selama mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang telah Bapak dan Ibu
berikan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.
iv
7. Staf Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dan Staf Jurusan Pendidikan
Matematika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu dalam
pembuatan surat-surat serta sertifikat.
8. Kepala SMP Negeri 24 Bekasi tempat penulis melakukan penelitian, yang
telah mengizinkan penulis melakukan penelitian di sekolah tersebut.
9. Bapak dan Ibu guru matematika di sekolah tempat penulis melakukan
penelitian, terimakasih arahan dan bimbingan Ibu dan Bapak selama penelitian
berlangsung.
10. Siswa dan siswi kelas VII tahun ajaran 2016/2017 di tempat penulis
melakukan penelitian khususnya kelas VII-D dan VII-E yang telah bersikap
kooperatif selama penulis mengadakan penelitian.
11. Kedua orang tuaku yaitu Bapak Mahar Kusnandar S.Pd dan Ibu Sukriyati
beserta adik-adikku Rizki Amrulloh dan Meisya Silvia Putri yang selalu
memberikan kasih sayang, doa, dukungan dan semangat kepada penulis.
12. Suamiku tercinta , Sarifudin yang telah memberikan dukungan, doa, dan
semangatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
13. Sahabat seperjuangan selama perkuliahan, Dedew, Fani, Ida, Fatur, Dije,
Zahra, Mae, Heni, Anis yang sudah memberi semangat, nasihat, dan bantuan
kepada penulis selama kuliah maupun selama penyusunan skripsi ini.
14. Sahabat tersayang, Asmi, Dinda, Lia, dan Ari yang sudah memberikan
semangat dan doanya selama penyusunan skripsi ini. Semoga Allah mudahkan
segala urusan kalian.
15. Teman-teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Matematika Angkatan ’10,
Sparta, Wasabi, dan terutama Cuspid. Terima kasih atas kebersamaan dan
bantuannya selama ini baik langsung maupun tidak langsung.
16. Kakak kelas angkatan ’09 maupun ’08, dan adik kelas angkatan ‘11 yang
sudah membantu penulis secara langsung maupun tidak langsung dalam
penyusunan skripsi ini.
Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada semua pihak yang namanya tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis hanya dapat berdoa mudah-mudahan
v
bantuan, bimbingan, dukungan, semangat, masukan, dan doa yang telah diberikan
menjadi pintu datangnya ridha dan kasih sayang Allah SWT di dunia dan akhirat.
Amin yaa robbal ‘alamin.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak terdapat
kekurangan dan masih belum mendekati sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun dari berbagai pihak sangat dibutuhkan demi
kesempurnaan penulis dimasa datang. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat
memberi manfaat yang sebesar-besarnya bagi penulis khusunya dan bagi pembaca
sekalian pada umumnya.
Jakarta, Juli 2017
Penulis
Devi Yulianti
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ......................................................................................................... i
ABSTRACT ........................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xi
DAFTAR BAGAN ............................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ......................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah ........................................................................ 6
D. Perumusan Masalah.......................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian.............................................................................. 6
F. Manfaat Penelitian............................................................................ 7
BAB II DESKRIPSI TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR DAN
HIPOTESIS PENELITIAN ................................................................ 8
A. Deskripsi Teoretis ............................................................................ 8
1. Kemampuan Penalaran Generalisasi Matematis ......................... 8
a. Pengertian Penalaran ............................................................. 8
b. Kemampuan Generalisasi Matematis .................................... 10
2. Model Pembelajaran Pencapaian Konsep ................................... 15
a. Pengertian Model Pembelajaran ........................................... 15
b. Pembelajaran Pencapaian Konsep ........................................ 16
c. Tahapan Pembelajaran Pencapaian Konsep ......................... 17
3. Model Pembelajaran Konvensional ............................................ 19
B. Hasil Penelitian yang Relevan ......................................................... 19
C. Kerangka Berpikir ............................................................................ 21
vii
D. Hipotesis Penelitian .......................................................................... 23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 24
A. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 24
B. Metode dan Desain Penelitian .......................................................... 24
C. Populasi dan Sampel ........................................................................ 25
D. Instrumen Penelitian ......................................................................... 25
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 27
F. Analisis Instrumen............................................................................ 28
1. Validitas Instrumen ..................................................................... 28
2. Uji Reliabilitas ............................................................................. 31
3. Uji Taraf Kesukaran .................................................................... 32
4. Uji Daya Pembeda ....................................................................... 33
G. Teknik Analisis Data ........................................................................ 34
1. Uji Prasyarat Analisis .................................................................. 34
a. Uji Normalitas Data ................................................................ 34
b. Uji Homogenitas ..................................................................... 36
2. Uji Hipotesis ................................................................................ 37
H. Hipotesis Statistik ........................................................................... 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 39
A. Hasil Penelitian ................................................................................ 39
1. Deskripsi Data ............................................................................. 39
a. Ringkasan Skor Kemampuan Generalisasi Matematis Siswa
Kelas Eksperimen dan Kontrol ............................................... 39
b. Perbandingan Kemampuan Generalisasi Matematis Siswa
Kelas Eksperimen dan Kontrol................................................ 41
2. Hasil Uji Prasyarat ....................................................................... 42
a. Uji Normalitas......................................................................... 43
b. Uji Homogenitas ....................................................................... 44
3. Hasil Uji Hipotesis ...................................................................... 44
B. Pembahasan ...................................................................................... 45
C. Keterbatasan Penelitian .................................................................... 57
viii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 59
A. Kesimpulan....................................................................................... 59
B. Saran ................................................................................................. 60
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 61
LAMPIRAN-LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tahapan Model Pencapaian Konsep ................................... 18
Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Generalisasi Matematis
Siswa.................................................................................... 26
Tabel 3.2 Nilai Minimum CVR ........................................................... 29
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Isi Instrumen Kemampuan Generalisasi
Matematis ............................................................................ 29
Tabel 3.4 Klarifikasi Koefisien Reliabilitas ........................................ 32
Tabel 4.1 Deskriptif Hasil Tes Kemampuan Generalisasi Matematis
Siswa.................................................................................... 40
Tabel 4.2 Perbandingan Skor Kemampuan Generalisasi Matematis
Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol ................................. 41
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas ............................................................ 43
Tabel 4.4 Hasil Uji Homogenitas ........................................................ 44
Tabel 4.5 Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-Rata .................................... 45
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Contoh Hasil Pekerjaan Siswa Tahap Penyajian Data ........ 46
Gambar 4.2 Contoh Hasil Pekerjaan Siswa Tahap Identifikasi Konsep . 47
Gambar 4.3 Contoh Hasil Pekerjaan Siswa Tahap Tes Pencapaian
Konsep ................................................................................. 48
Gambar 4.4 Contoh Hasil Pekerjaan Siswa Tahap Analisis Strategi
Berfikir ................................................................................ 49
Gambar 4.5 Contoh Jawaban Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol
Pada Indikator Perception of Generality ............................. 50
Gambar 4.6 Contoh Jawaban Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol
Pada Indikator Expression of Generality ............................. 52
Gambar 4.7 Contoh Jawaban Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol
Pada Indikator Symbolic of Generality ............................... 54
Gambar 4.8 Contoh Jawaban Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol
Pada Indikator Manipulation of Generality ......................... 56
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 RPP Kelas Eksperimen ........................................................ 63
Lampiran 2 RPP Kelas Kontrol .............................................................. 78
Lampiran 3 LKS Kelas Eksperimen ....................................................... 93
Lampiran 4 Kisi-Kisi Instrumen Tes Kemampuan Generalisasi
Matematis Sebelum Validitas .............................................. 128
Lampiran 5 Uji Validitas CVR ............................................................... 129
Lampiran 6 Rekapitulasi Hasil Validitas CVR ....................................... 138
Lampiran 7 Hasil Perhitungan Validitas CVR ........................................ 139
Lampiran 8 Kisi-kisi Instrumen Tes Kemampuan Generalisasi
Matematis Setelah Validitas CVR ....................................... 140
Lampiran 9 Instrumen Tes Kemampuan Generalisasi Matematis .......... 141
Lampiran 10 Kunci Jawaban Tes Kemampuan Generalisasi Matematis .. 144
Lampiran 11 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Generalisasi
Matematis ............................................................................ 148
Lampiran 12 Perhitungan Uji Validitas .................................................... 149
Lampiran 13 Uji Validitas Instrumen Tes ................................................. 151
Lampiran 14 Perhitungan Uji Reliabilitas ................................................ 153
Lampiran 15 Uji Reliabilitas Instrumen Tes ............................................. 154
Lampiran 16 Perhitungan Uji Taraf Kesukaran ........................................ 156
Lampiran 17 Uji Taraf Kesukaran Instrumen Tes...................................... 157
Lampiran 18 Perhitungan Uji Daya Pembeda........................................... 159
Lampiran 19 Uji Daya Pembeda Instrumen Tes........................................ 160
Lampiran 20 Hasil Tes Kemampuan Generalisasi Matematis Siswa
Kelas Eksperimen ................................................................ 162
Lampiran 21 Hasil Tes Kemampuan Generalisasi Matematis Siswa
Kelas Kontrol........................................................................ 164
Lampiran 22 Perhitungan Statistik Kelas Eksperimen dan Kontrol.......... 166
Lampiran 23 Tabel “r” Product Moment .................................................. 167
Lampiran 24 Tabel Uji Normalitas, Uji Homogenitas, Uji-t .................... 168
xii
Lembar Uji Referensi
Surat Bimbingan skripsi
Surat Permohonan Izin Penelitian
Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian
xiii
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Kerangka Berpikir ............................................................... 22
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Belajar adalah proses yang terjadi pada diri manusia sepanjang hidupnya.
Salah satu tanda seseorang telah belajar yaitu adanya perubahan, seperti
perubahan tingkat pengetahuan, peningkatan keterampilan dan perubahan
sikap ke arah yang lebih baik.
Pembelajaran pada hakikatnya adalah kegiatan guru dalam
membelajarkan siswa, ini berarti bahwa proses pembelajaran adalah membuat
atau menjadikan siswa dalam kondisi belajar. Dalam pembelajaran terjadi
interaksi edukatif antara guru dan siswa. Interaksi ini di arahkan untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah di tetapkan. Untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang baik maka diperlukan peran maksimal seorang guru baik
dalam penyampaian materi, penggunaan model pembelajaran, pengelolaan
kelas dan sebagainya.
Matematika adalah bidang yang berhubungan dengan ide, proses dan
penalaran.1 Dengan penalaran maka segala macam bentuk ide ataupun
gagasan yang diproses dapat dipertanggung jawabkan dengan alasan yang
logis. Jika siswa menggunakan penalarannya dengan baik, maka siswa bisa
dikatakan memiliki proses kerja yang benar. Sehingga dengan sendirinya
akan menghasilkan hasil kerja yang benar pula.
Pendapat mengenai pentingnya kemampuan penalaran matematik siswa
ditegaskan oleh Bahrul Hayat dan Suhendra Yusuf bahwa, satu kompetensi
yang paling utama dibutuhkan saat sekarang dan di masa depan dalam
pembelajaran matematika adalah kemampuan bernalar atau reasoning.2
Melihat hal-hal tersebut dapat disimpulkan bahwa penalaran merupakan
1 Suhendra, dkk, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, (Jakarta:
Universitas Terbuka, 2007),h.7.6 2 Bahrul Hayat & Suhendra Yusuf, Benchmark Internasional Mutu Pendidikan, (Jakarta:
PT Bumi Aksara, 2010), h.43
2
bagian yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan di dalam proses
pembelajaran matematika yang harus terus dilatih dan dikembangkan agar
pembelajaran matematika menjadi lebih bermakna dan mencapai tujuan
pembelajaran yang diharapkan.
Tujuan pembelajaran matematika yang dicantumkan dalam salah satu
kompetensi inti kurikulum 2013 menyebutkan bahwa peserta didik
diharapkan mampu mengolah, menyaji dan menalar dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, da membuat) dan ranah
abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang)
sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori3. Sedangkan pembelajaran matematika menurut
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) salah satunya bertujuan agar
peserta didik memiliki kemampuan menggunakan penalaran pada pola dan
sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi,
menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.4
Setelah siswa mendapatkan pembelajaran matematika, siswa diharapkan
memiliki kemampuan-kemampuan seperti yang tercantum dalam tujuan
pembelajaran matematika di atas. Melihat tujuan pembelajaran di atas
kemampuan penalaran merupakan kemampuan matematika yang perlu di
perhatikan. Hal ini senada dengan apa yang diungkapkan oleh depdiknas
yang menyatakan bahwa materi matematika dan penalaran matematika
merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Materi matematika dipahami
melalui penalaran dan penalaran dipahami dan dilatihkan melalui belajar
materi matematika.5
Secara garis besar penalaran di bagi menjadi dua yaitu penalaran
deduktif dan penalaran induktif. Penalaran deduktif adalah penarikan
kesimpulan berdasarkan aturan yang disepakati. Sedangkan penalaran
3 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Kurikulum 2013 Kompetensi Dasar Sekolah
Menengah Pertama (SMP) Madrasah Tsanawiyah (MTs),2013.h.6 4 Utari Sumarmo,Kumpulan Makalah Berpikir dan Disposisi Matematik serta
Pengembangannya,(Bandung : UPI,2013), h.434 5 Sri Wardhani.Analisis SI dan SKL Mata Pelajaran Matematika SMP/MTs untuk
Optimalisasi Tujuan Mata Pelajaran Matematika,(Yogyakarta:2008), h.11
3
induktif adalah penarikan kesimpuan yang bersifat umum atau khusus
berdasarkan data yang teramati. Dari apa yang telah di uraikan, dapat
diketahui bahwa penalaran deduktif maupun induktif keduanya merupakan
proses berfikir siswa dalam menarik kesimpulan. Dalam penggunannya,
penalaran deduktif dan induktif saling mengisi dan selalu berdampingan. Hal
ini terlihat dari pernyataan Depdiknas yang menyatakan bahwa ciri utama
matematika adalah penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep atau
pernyataan diperoleh akibat logis dari pernyataan sebelumnya. Sehingga
kaitan antar konsep dalam matematika bersifat konsisten. Namun demikian,
dalam pembelajaran pemahaman konsep sering di awali secara induktif
melalui pengalaman peristiwa nyata atau intuisi.6
Beberapa kegiatan yang termasuk dalam penalaran induktif adalah
transduktif, analogi, dan generalisasi. Transduktif adalah menarik kesimpulan
dari satu kasus atau sifat khusus yang satu diterapkan pada yang kasus khusus
lainnya, kemudian analogi adalah penarikan kesimpulan berdasarkan
keserupaan data atau proses sedangkan generalisasi adalah penarikan
kesimpulan umum berdasarkan sejumlah data yang teramati. Salah satu dari
kegiatan penalaran induktif tersebut yang penting untuk dimiliki adalah
generalisasi. Soekadijo menyatakan bahwa penalaran yang menyimpulkan
suatu konklusi yang bersifat umum dari premis-premis yang berupa proposisi
empirik itu disebut generalisasi.7 Generalisasi adalah salah satu kegiatan yang
diperlukan didalam pembelajaran matematika. Seperti yang dikatakan oleh
Nourooz Hashemi dkk bahwa “Generalization is one of the fundamental
activities in the learning of mathematics”.8 Pentingnya generalisasi dalam
matematika juga terlihat pada tujuan pembelajaran penalaran pada kelas 6
sampai kelas 8 dalam NCTM adalah agar siswa: 1) menguji pola dan struktur
6 Fadjhar Shadiq,Kemahiran Matematika,(Yogyakarta:Departemen Pendidikan
Nasional,2009),h.2 7 Soekadijo,Logika Dasar Tradisional,Simbolik, dan Induktif,(Jakarta:PT
Gramedia,1985),cet.2,h.134 8 Nourooz Hashemi, dkk.,Generalization in the Learning of
Mathematics,(Malaysia:Universiti Teknologi Malaysia,2013),p.208
4
untuk mendeteksi keteraturan, 2) merumuskan generalisasi dan konjektur,
dan 3) membuat dan mengevaluasi argument matematika.9 Uraian di atas
menunjukkan bahwa generalisasi adalah salah satu aspek yang penting di
dalam matematika.
Namun fakta dilapangan menunjukkan bahwa kemampuan penalaran
siswa Indonesia khususnya generalisasi masih belum baik. Hal itu dapat
dilihat dari data hasil studi Trends International Mathematics and Science
Study (TIMMS) yang menunjukkan bahwa rata-rata persentase yang paling
rendah yang dicapai oleh peserta didik Indonesia adalah pada domain
kognitif pada level penalaran (reasoning) yaitu hanya 17% 10
. Hal tersebut
menunjukkan bahwa kemampuan siswa Indonesia dalam membuat
generalisasi masih rendah. Selain itu menurut hasil penelitian yang dilakukan
oleh Priatna mengenai penalaran matematis menunjukkan bahwa kemampuan
generalisasi siswa masih rendah, karena kemampuan generalisasi untuk
peringkat sekolah kurang dan sedang hanya 43,52% dan 46,74%. Salah satu
kasus yang sering dijumpai yaitu pada saat pembelajaran matematika untuk
menemukan nilai phi dengan pengukuran kelilig dan diameter benda-benda
yang berbentuk lingkaran siswa belum bisa menyimpulkan hasil
perbandingan nilai keliling dan diameter tersebut.
Sementara itu berdasarkan hasil diskusi penulis dengan salah satu guru
matematika di SMPN 24 Bekasi, pembelajaran matematika yang terjadi di
sekolah hanya mengandalkan hafalan rumus, dan hanya mengikuti cara guru
menjawab soal dan bukan menganalisa suatu permasalahan dengan gagasan
yang dihasilkan dari hasil pemikiranya sendiri. Siswa lebih memilih langsung
menerima solusi dari suatu permasalahan tanpa menganalisis dan mencoba
aktif mencari solusinya sendiri. Guru juga terbiasa hanya memberikan soal
rutin kepada siswa sehingga ketika siswa mendapatkan soal yang berbeda
mereka merasa bingung. Keadaan seperti ini tidak seharusnya dibiarkan
9 NCTM,Principles And Standars For School Mathematics,(Reston:Virginia,2000),p.262
10 Rosnawati, Kemampuan Penalaran Matematika Siswa SMP Indonesia Pada TIMSS
2011, Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA , Fakultas MIPA,
Universitas Negeri Yogyakarta, 18 Mei 2013.
5
secara terus menerus karena dapat mengakibatkan rendahnya kemampuan
generalisasi matematis siswa.
Untuk meningkatkan kemampuan generalisasi matematis siswa di
perlukan pembelajaran yang melatih siswa untuk membuat kesimpulan dari
sejumlah pernyataan-pernyataan khusus, solusi yang di gunakan dalam
penelitian ini yaitu pembelajaran pencapaian konsep. Pembelajaran
pencapaian konsep adalah suatu pembelajaran yang menggunakan data untuk
mengajarkan konsep kepada siswa, dimana guru mengawali pengajaran
dengan menyajikan contoh dan noncontoh, kemudian siswa di minta
membandingkan contoh dan non contoh yang diberikan. Dalam rangka
merangsang proses berpikir siswa dan keberanian siswa dalam mengeluarkan
pendapatnya, diajukan pertanyaan yang mendorong siswa menemukan
konsep yang dipelajari. Di dalam pembelajaran pencapaian konsep siswa di
latih untuk berfikir secara induktif yaitu dengan cara mengamati karekteristik
dari contoh-contoh yang di berikan, setelah itu siswa menyimpulkan sendiri
sebuah konsep yang ada. Seperti yang dikatakan oleh Rusman bahwa model
pembelajaran pencapaian konsep di rancang terutama untuk mengembangkan
penalaran induktif, juga untuk perkembangan dan analisis konsep11
. Karena
generalisasi adalah salah satu yang termasuk ke dalam penalaran induktif
maka dengan demikian pembelajaran pencapaian konsep di duga dapat
berpengaruh terhadap kemampuan generalisasi matematis siswa.
Berdasakan latar belakang di atas penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Pencapaian
Konsep Terhadap Kemampuan Generalisasi Matematis Siswa”
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang yang di kemukakan di atas dapat di identifikasi
masalah sebagai berikut:
1.Siswa cenderung hanya menghafalkan rumus yang diberikan oleh guru.
2.Kemampuan generalisasi matematis siswa masih rendah.
11
Rusman, Model-model Pembelajaran,(Jakarta:Rajawali pers,2011), hlm.141
6
3.Kurangnya kesempatan yang diberikan guru kepada siswa untuk
menemukan solusi sendiri.
C. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari meluasnya permasalahan dalam penelitian ini, maka
permasalahan ini dibatasi pada pengaruh pembelajaran pencapaian konsep
terhadap kemampuan generalisasi matematis siswa SMP kelas 7 dengan 4
indikator yang digunakan yaitu mengidentifikasi pola, menggunakan hasil
identifikasi pola untuk menentukan suku berikutnya, membuat pola umum,
dan menggunakan pola umum untuk menyelesaikan masalah.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah di uraikan,
maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kemampuan generalisasi matematis siswa yang diajarkan
dengan model pembelajaran pencapaian konsep?
2. Bagaimana kemampuan generalisasi matematis siswa yang diajarkan
dengan pembelajaran konvensional?
3. Apakah kemampuan generalisasi matematis siswa yang di ajarkan dengan
pembelajaran pencapaian konsep lebih tinggi di bandingkan dengan
kemampuan generalisasi matematis siswa yang di ajarkan dengan
pembelajaran konvensional?
E. Tujuan Penelitian
1. Mengkaji dan menganalisis emampuan generalisasi matematis siswa yang
pembelajarannya menggunakan model pembelajaran pencapaian konsep.
2. Mengkaji dan menganalisis kemampuan generalisasi matematis siswa
yang pembelajarannya dilakukan secara konvensional.
7
3. Membandingkan kemampuan generalisasi matematis siswa yang
diajarkan menggunakan model pembelajaran pencapaian konsep dengan
siswa yang di ajarkan menggunakan pembelajaran konvensional.
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi siswa
Melatih kemampuan bernalar siswa yaitu pada kemampuan generalisasi
matematis.
2. Bagi guru
Memberikan alternatif pembelajaran yang baru agar tercapainya tujuan
pembelajaran.
3. Bagi sekolah
Model pembelajaran pencapaian konsep dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan untuk membuat kebijakan sekolah guna meningkatkan
kualitas pendidikan matematika di sekolah.
8
BAB II
DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN
HIPOTESIS PENELITIAN
A. Deskripsi Teoritis
1. Kemampuan Penalaran Generalisasi Matematis
a. Pengertian Penalaran
Penalaran adalah proses berpikir dalam menarik suatu kesimpulan.
Menurut Shadiq, penalaran adalah suatu kegiatan, proses, aktivitas berpikir
untuk menyimpulkan atau membuat pernyataan baru yang benar berdasarkan
pada beberapa pernyataan yang kebenarannya telah dibuktikan atau di
asumsikan sebelumnya.1Shadiq menjelaskan bahwa penalaran adalah proses
berfikir yang berusaha menghubung-hubungkan fakta-fakta atau evidensi-
evidensi yang diketahui menuju kepada suatu kesimpulan.2 Berdasarkan
pendapat diatas dapat di simpulkan bahwa penalaran adalah proses berpikir
untuk untuk menyimpulkan atau membuat pernyataan yang baru dengan
menghubung-hubungkan fakta yang diketahui.
Matematika dan penalaran adalah hal yang tidak dapat dipisahkan. Karena
matematika adalah kegiatan yang menggunakan penalaran.3 Dengan belajar
matematika berarti kemampuan penalaran siswa terus terlatih. Hal ini sejalan
dengan apa yang di nyatakan oleh Depdiknas (2002 : 6) bahwa materi
matematika dan penalaran matematika merupakan dua hal yang tidak dapat
1 Fajar Shadiq, Penalaran, Pemecahan Masalah dan Komunikasi dalam Pembelajaran
Matematika, (Yogyakarta: PPPG Matematika 2004), h. 2. 2 Fadjhar Shadiq,Kemahiran Matematika, (Yogyakarta:Departemen Pendidikan
Nasional,2009),h.3 3 Suhendra, dkk., Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, (Jakarta:
Universitas Terbuka, 2007), h.7.19
9
dipisahkan, yaitu materi matematika dipahami melalui penalaran dan penalaran
di pahami dan di latihkan melalui belajar materi matematika.4
Secara umum penalaran dibedakan menjadi dua, yaitu penalaran deduktif
dan penalaran induktif. Penalaran deduktif maupun induktif keduanya di
butuhkan di dalam matematika, sebagaimana dinyatakan Kurikulum 2004
(Depdiknas, 2003:1) berikut5:
Ciri utama matematika adalah penalaran deduktif, yaitu kebenaran
suatu konsep atau pernyataan diperoleh sebagai akibat logis dari
kebenaran sebelumnya. Sehingga kaitan antar konsep atau pernyataan
dalam matematika bersifat konsisten. Namun demikian, dalam
pembelajaran, pemahaman konsep sering di awali secara induktif
melalui pengalaman peristiwa nyata atau intuisi.
Berdasarkan pernyataan di atas deduktif maupun induktif keduanya adalah hal
yang penting di dalam matematika. Namun dalam pembahasan ini peneliti
memfokuskan kepada penalaran induktif.
Penalaran induktif diartikan sebagai penarikan kesimpulan yang bersifat
umum atau khusus berdasarkan data yang teramati.6 Menurut Sri Wardhani
penalaran induktif adalah proses berpikir yang berusaha menghubungkan fakta-
fakta atau kejadian khusus yang sudah diketahui menuju kepada suatu
kesimpulan yang bersifat umum.7sedangkan menurut Fadjar penalaran induktif
merupakan suatu kegiatan, suatu proses atau suatu aktivitas berpikir untuk
menarik suatu kesimpulan atau membuat suatu pernyataan baru yang bersifa
umum (general) berdasar pada beberapa pernyataan khusus yang diketahui
benar.8 Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa penalaran
induktif adalah penarikan kesimpulan yang bersifat umum berdasarkan pada
beberapa pernyataan khusus yang diketahui benar.
4 Fajar Shadiq, op. cit., h. 3.
5 Fadjar Shadiq,Kemahiran Matematika, op. cit., h. 2.
6 Utari Sumarmo, Berfikir dan Disposisi Matematik: “Apa, Mengapa, dan Bagaimana
dikembangkan pada peserta didik”, (FMIPA UPI, 2010), h. 5 7 Sri Wardhani.Analisis SI dan SKL Mata Pelajaran Matematika SMP/MTs untuk
Optimalisasi Tujuan Mata Pelajaran Matematika,(Yogyakarta:2008),h. 12 8 Fadjar Shadiq, Kemahiran Matematika, op. cit., h. 3
10
Beberapa kegiatan yang tergolong pada penalaran induktif diantaranya
adalah :9
a. Transduktif : menarik kesimpulan dari satu kasus atau sifat khusus yang
satu diterapkan pada yang kasus khusus lainnya.
b. Analogi : penarikan kesimpulan berdasarkan keserupaan data atau proses.
c. Generalisasi : penarikan kesimpulan umum berdasarkan sejumlah data
yang teramati.
d. Memperkirakan jawaban, solusi atau kecenderungan.
e. Memberi penjelasan terhadap model, fakta, sifat, hubungan, atau pola yang
ada.
f. Menggunakan pola hubungan untuk menganalisis situasi, dan menyusun
konjektur.
Berdasarkan beberapa kegiatan yang termasuk ke dalam penalaran
induktif di atas, maka dalam penelitian ini peneliti membatasi kepada
penalaran iduktif tipe generalisasi.
b. Kemampuan Generalisasi Matematis
Generalisasi adalah penarikan kesimpulan umum berdasarkan sejumlah
data yang teramati. Generalisasi merupakan salah satu kegiatan mendasar
dalam pembelajaran matematika.10
Itu berarti generalisasi merupakan aspek
penting yang harus dimiliki oleh siswa dalam belajar matematika. Adapun
menurut Soekadijo generalisasi adalah penalaran yang menyimpulkan suatu
konklusi yang bersifat umum dari premis-premis yang berupa proposisi
empiris.11
Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Samsul Maarif
9 Utari Sumarmo, op. cit., h. 6.
10Nourooz Hashemi, dkk.,Generalization in the Learning of
Mathematics,(Malaysia:Universiti Teknologi Malaysia,2013),p.208 11
Soekadijo,Logika Dasar Tradisional,Simbolik, dan Induktif,(Jakarta:PT
Gramedia,1985),cet.2,h.134.
11
bahwa proses penalaran dengan menarik kesimpulan dari kasus yang bersifat
khusus dinamakan generalisasi matematis.12
Generalisasi menurut Shurter dan Pierce (Sumarmo, 1987) adalah proses
penalaran berdasarkan pemeriksaan hal secukupnya, kemudian memperoleh
kesimpulan untuk semuanya atau sebagian besar hal-hal tadi.13
Hal ini pula
sejalan dengan pendapat Mundiri bahwa generalisasi adalah proses penalaran
yang bertolak dari sejumlah fenomena individual menuju kesimpulan umum
yang mengikat seluruh fenomena sejenis dengan fenomena individual yang
diselidiki.14
Selanjutnya menurut Ani generalisasi adalah proses penalaran
yang dihasilkan dari pengujian contoh secukupnya menuju sebuah kesimpulan
mengenai semua atau beberapa contoh.15
Berdasarkan uraian di atas dapat di
artikan secara sederhana bahwa kesimpulan umum yang di hasilkan dari proses
generalisasi di peroleh dari pengamatan atas fakta-fakta khusus yang diberikan,
dan selanjutnya kesimpulan umum tersebut dapat di gunakan untuk kasus-
kasus yang masih sejenis.
Generalisasi menurut Soekadijo harus memenuhi tiga syarat sebagai berikut:16
1. Generalisasi harus tidak terbatas secara numerik. Artinya, generalisasi tidak
boleh terikat kepada jumlah tertentu. Kalau dikatakan bahwa “semua A
adalah B”, maka proposisi itu harus benar, berapapun jumlah A. proposisi
itu berlaku untuk setiap dan semua subyek yang memenuhi kondisi A.
12
Risqi Rahman dan Samsul Maarif, Pengaruh Penggunaan Metode Discovery Terhadap
Kemampuan Analogi Matematis Siswa SMK Al-Ikhsan Pamarican Kabupaten Ciamis Jawa Barat,
Jurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol 3, 2014, h. 37 13
Anik Yuliani,Meningkatkan Kemampuan Generalisasi Matematis Siswa SMP dan Sikap
Siswa Terhadap Matematika Dengan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing,Prosiding Seminar
Nasional Pendidikan Matematika Program Pasca Sarjana STKIP Siliwangi Bandung, Vol. 1,
2014, h. 393 14
Mundiri.Logika,(Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada, 2008), h .145 15
Ani Sujatmikowati, Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan Generalisasi Siswa
dalam Matematika Melalui Pembelajaran dengan Pendekatan Open-Ended. Thesis Pascasarjana
UPI, Bandung,2010, h. 26. Tidak dipublikasikan. 16
Soekadijo. loc. cit.
12
2. Generalisasi harus tidak terbatas secara spasio-temporal, artinya tidak boleh
terbatas dalam ruang dan waktu. Jadi harus berlaku di mana saja dan kapan
saja.
3. Generalisasi harus dapat dijadikan dasar pengandaian. Yang dimaksud
dengan „dasar pengandaian‟ di sini ialah: dasar dari yang disebut „contrary-
to-facts conditionals‟ atau „unfulfilled conditionals‟. Contohnya yang jelas
sebagai berikut:
Faktanya : x, y, dan z itu masing-masing bukan B.
Ada generalisasi : semua A adalah B.
Pengandaiannya: andaikata x,y, dan z itu masing-masing memenuhi
kondisi A, maka pastilah x,y, dan Z itu sama dengan B.
Proses generalisasi matematika menurut Mason dalam Rahman terdiri dari 4
tahap, yaitu 17
:
a. Tahap Perception of Generality
Pada tahap ini siswa baru sampai pada tahap mengenal sebuah aturan/pola.
Pada tahap ini siswa juga telah mampu mempersepsi atau mengidentifikasi
pola. Siswa telah mengetahui bahwa masalah yang disajikan dapat
diselesaikan menggunakan aturan/pola.
b. Tahap Expression of Generality
Pada tahap ini siswa telah mampu menggunakan hasil identifikasi pola
untuk menentukan struktur/data/gambar/suku berikutnya. Pada tahap ini
siswa juga telah mampu menguraikan sebuah aturan/pola, baik secara
numerik maupun verbal.
c. Tahap Symbolic Expression of Generality
Pada tahap ini siswa telah mampu menghasilkan sebuah aturan dan pola
umum. Selain daripada itu siswa juga telah mampu memformulasikan
keumuman secara simbolis.
17
Harry Dwi Putra, “ Pembelajaran Geometri dengan Pendekatan Savi Berbantuan
Wingeom Untuk Meningkatkan Kemampuan Generalisasi Matematis Siswa SMP”, Prosiding
Seminar Nasional Matematika Dan Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol. 1,
2013, h. 419.
13
d. Tahap Manipulation of Generality
Pada tahap ini siswa telah mampu menggunakan hasil generalisasi untuk
menyelesaikan masalah, dan mampu menerapkan aturan/pola yang telah
mereka temukan pada berbagai persoalan.
Berdasarkan pemaparan di atas, dapat dirumuskan bahwa kemampuan
generalisasi matematis siswa dalam penelitian ini adalah proses menarik
kesimpulan secara umum yang dihasilkan dari pengamatan atas sejumlah data.
Kemudian untuk mengukur kemampuan generalisasi matematis di perlukan
indikator sebagai acuan penilaiannya. Berdasarkan tahapan generalisasi yang
diuraikan oleh mason di atas, peneliti menarik kesimpulan bahwa indikator
yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Mengidentifikasi pola
2. Menggunakan hasil identifikasi pola untuk menentukan suku berikutnya
3. Membuat pola umum
4. Menerapkan pola umum untuk menyelesaikan masalah
Dalam penelitian Nisa Permatasari keempat indikator tersebut diukur melalui
soal sebagai berikut18
:
1. Perception of Generality
Perhatikan gambar berikut ini.
pola ke-1 pola ke-2 pola ke-3
Luas persegi pada pola ke-1 adalah 4 cm2, kemudian luas persegi pada
pola ke-2 adalah 9 cm2,
dan luas persegi pada pola ke-3 adalah 16 cm2.
18
Nisa Permatasari,”Pengaruh Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif tipe Co-op
Co-op Dengan Pendekatan Pemecahan Masalah Terhadap Peningkatan Kemampuan Generalisasi
Matematis Siswa SMP”,Bandung Skripsi : UPI tidak diterbitkan.
14
a. Bertambah berapakah panjang sisi persegi dari satu pola ke pola
berikutnya ?
2. Expression of Generality
Perhatikan gambar berikut ini.
Pola ke-1 pola ke-2 pola ke-3
Ukuran persegi panjang pada pola ke-1 adalah panjang 5cm dan lebar
2cm. Kemudian ukuran panjang dan lebarnya bertambah 2cm pada
pola ke-2 dan seterusnya berdasarkan ukuran sebelumnya. Berapa
keliling persegi panjang pada pola ke-6?
3. Symbolic Expression of Generality
Perhatikan gambar berikut ini.
pola ke-1
Pola ke-2
Pola ke-3
Pola ke-4
. . . pola ke-n
15
pada pola ke-1, terdapat dua buah jajargenjag yang keduanya
memiliki alas dan tinggi yang sama yaitu alas 5cm dan tinggi 3cm.
Bagaimana pola umum untuk menentukan luas total jajargejag pada
pola ke-n (n bilangan asli) ?
4. Manipulation of Generality
Perhatikan gambar berikut ini !
pola ke-1 pola ke-2 pola ke-3
. . .
pola ke-4 pola ke-n
Pada pola ke-1, terdapat 2 buah persegi dengan panjang sisi 3 m.
Sehingga luas yang dihasilkan pada pola ke-1 adalah 9m2. Berapakah
luas persegi pada pola ke-12? (Carilah rumus umum terlebih dahulu, n
bilangan asli )
2. Model Pembelajaran Pencapaian Konsep
a. Pengertian Model Pembelajaran
Sebelum memulai pembelajaran hendaknya seorang guru mempersiapkan
model pembelajaran yang akan di terapkan di dalam kelas agar tujuan
pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai dengan baik. Model pembelajaran
16
itu juga harus disesuaikan dengan kondisi siswa, sifat materi bahan ajar, dan
fasilitas media yang tersedia.
Arends mengungkapkan bahwa “ Model pembelajaran mengacu pada
pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-
tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran dan pengolahan
kelas”.19
Sementara menurut Trianto model pembelajaran adalah suatu
perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial20
. Hal
ini juga senada dengan Joyce & Weil yang menyatakan bahwa model
pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk
membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang
bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang
lain21
. Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan bahwa model pembelajaran
adalah perencanaan pembelajaran yang di gunakan oleh guru yang tergambar
dari awal hingga akhir pembelajaran.
b. Pembelajaran Pencapaian Konsep
Pembelajaran pencapaian konsep adalah pembelajaran yang menggunakan
pendekatan pembelajaran pemrosesan informasi yang di kembangkan
berdasarkan karya Brunner, Goodnow, dkk.
Pencapaian konsep merupakan proses mencari dan mendaftar sifat-sifat
yang dapat di gunakan untuk membedakan contoh-contoh yang tepat dengan
contoh-contoh yang tidak tepat dari berbagai kategori22
. Dapat dikatakan
bahwa dalam proses pencapaian konsep siswa terlebih dahulu diberikan
contoh-contoh yang kemudian akan dicari perbedaan antara sifat-sifat dari
contoh yang benar dengan contoh yang salah. Model pembelajaran ini sangat
sesuai di gunakan untuk pembelajaran yang menekankan pada perolehan suatu
19
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h. 51. 20
Ibid. 21
Rusman, Model-model Pembelajaran,(Jakarta:Rajawali pers,2011),h. 133. 22
Bruce Joyce, Models of Teaching,(Yogyakarta:Pustaka Pelajar,2011)cet.2,h. 125
17
konsep baru atau untuk mengajar cara berfikir induktif kepada siswa.23
Model
pembelajaran pencapaian konsep di rancang terutama untuk mengembangkan
penalaran induktif, juga untuk perkembangan dan analisis konsep.24
Di dalam
model pembelajaran ini siswa di latih untuk membangun pengetahuannya
sendiri melalui proses mengamati contoh dan non contoh yang di berikan oleh
guru di awal pembelajaran. Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan
bahwa model pembelajaran pencapaian konsep adalah model pembelajaran
yang di awali dengan penyajian contoh dan non contoh yang nantinya akan
dibandingkan oleh siswa sifat atau karakteristiknya dan kemudian dibuat
kesimpulan umum dari konsep materi yang sedang dipelajari.
c. Tahapan Pembelajaran Pencapaian Konsep
Menurut Uno suatu konsep diperoleh melalui tiga tahap. Pertama adalah
tahap kategorisasi, yaitu upaya mengkategorikan sesuatu yang sama atau tidak
sesuai dengan konsep yang diperoleh. Kemudian masuk ke tahap selanjutnya
(kedua), kategori yang tidak sesuai disingkirkan, dan kategori yang sesuai
digabungkan sehingga membentuk suatu konsep (concept formation). Setelah
itu, suatu konsep tertentu baru dapat disimpulkan (tahap ketiga). Tahap terakhir
inilah yang dimaksud dengan perolehan konsep25
.
Lebih rinci lagi Uno memaparkan tiga tahapan mengajar dari model
pembelajaran pencapaian konsep yaitu pertama, guru menyajikan data kepada
siswa. Setiap data merupakan contoh dan bukan contoh yang terpisah, lalu
siswa diminta untuk menjelaskan definisi konsep berdasarkan ciri-cirinya.
Tahap kedua, siswa menguji perolehan konsep mereka. Pertama dengan cara
mengidentifikasi contoh tambahan lain yang mengacu pada konsep tersebut.
Atau kedua dengan memunculkan contoh mereka sendiri. Tahap ketiga,
mengajak siswa untuk menganalisis/ mendiskusikan strategi sampai mereka
23
Hamzah B.Uno, Model Pembelajaran,(Jakarta:PT. Bumi Aksara, 2009)cet.4,h. 11. 24
Rusman, loc. cit. 25
Uno, op. Cit., h. 11.
18
dapat memperoleh konsep tersebut26
. Sedangkan menurut Joyce dkk tahapan
model pencapaian konsep dibuat kedalam bentuk tabel sebagai berikut :27
Tabel 2.1
Tahapan Model Pencapaian Konsep
Tahap pertama :
Penyajian Data dan Identifikasi Konsep
Tahap Kedua :
Pengujian Pencapaian Konsep
1. Guru menyajikan contoh-contoh
yang telah dilabeli
2. Siswa membandingkan sifat-sifat /
ciri-ciri dalam contoh-contoh positif
dan contoh-contoh negatif
3. Siswa menjelaskan sebuah definisi
menurut sifat-sifat / ciri-ciri yang
paling esensial
1. Siswa mengidentifikasi contoh-contoh
tambahan yang tidak dilabeli dengan tanda
Ya dan Tidak
2. Guru menguji hipotesis , menamai konsep,
dan menyatakan kembali definisi-definisi
menurut sifat-sifat / ciri-ciri yang paling
esensial
3. Siswa membuat contoh-contoh
Tahap Ketiga :
Analisis Strategi-Strategi Berpikir
1. Siswa mendeskripsikan pemikiran-pemikiran
2. Siswa mendiskusikan peran sifat-sifat dan hipotesis-hipotesis
3. Siswa mendiskusikan jenis dan ragam hipotesis
Berdasarkan uraian di atas, maka tahapan model pencapaian konsep yang
digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 3 tahap yaitu tahap satu adalah
penyajian data dan identifikasi konsep, tahap dua pengujian pencapaian konsep
dan tahap tiga analisis strategi berfikir. Ketiga tahap tersebut disajikan dalam
bentuk LKS. Pada tahap satu peneliti menyajikan contoh-contoh dari segi empat
26
Ibid. 27
Joyce, op. cit., h. 136
19
dalam bentuk gambar yang akan di observasi oleh siswa. Selanjutnya pada tahap
kedua peneliti memberikan contoh tambahan lain yang akan diidentifikasi oleh
siswa dan dibuat kesimpulan umumnya. Terakhir pada tahap ketiga yaitu analisis
strategi berfikir, pada tahap ini peneliti lebih menerapkan konsep sifat, luas, dan
keliling segi empat untuk menyelesaikan soal cerita matematika.
3. Model Pembelajaran Konvensional
Model Pembelajaran Konvensional adalah pembelajaran yang biasa
digunakan pendidik dalam suatu pembelajaran untuk mendidik siswanya. Menurut
hasil wawancara peneliti dengan pihak sekolah terkait model pembelajaran yang
digunakan, pembelajaran konvensional atau pembelajaran yang biasa diterapkan
disekolah yaitu pembelajaran ekspositori. Dalam Model Pemrosesan Informasi,
Model Pembelajaran Berpikir Induktif memiliki bentuk pembelajaran yang
hampir sama pada Pembelajaran Ekspositori. Model Pembelajaran Berpikir
Induktif adalah model pembelajaran yang memproses informasi dalam
membentuk konsep dengan cara mengumpulkan dan mengolah informasi.
Sedangkan Pembelajaran Ekspositori adalah strategi pembelajaran yang
menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru
kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi
pelajaran secara optimal. Dalam Model Pembelajaran Berpikir Induktif, guru
membuat gerakan-gerakan pengajaran dalam bentuk tugas yang diberikan kepada
siswa untuk membuat siswa terlibat secara aktif. Guru harus terus menggerakan
hal tersebut dengan memunculkan pertanyaan-pertanyaan untuk membimbing
siswa dari tahap kegiatan satu ke tahap kegiatan selanjutnya. Pembelajaran seperti
itu juga ada dalam Strategi Pembelajaran Ekspositori yaitu guru bersifat aktif
karena mengelola bahan ajar sedangkan siswa hanya pasif dalam menerima
materi.
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
1. Saikh Kashefa Anjum (2014) dengan judul penelitian “A Study of Effect of
Concept Attainment Model on Achievement of Geometric Concepts of VIII
Standard of English Medium Students of Aurangabad City” . kesimpulan
20
dari penelitiannya adalah model pembelajaran pencapaian konsep lebih
unggul dan efektif dalam hal pemahaman konsep geometri siswa
dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional. Hal ini dapat
dilihat dari rata-rata hasil tes pemahaman konsep geometri pada kelas yang
diajarkan dengan model pembelajaran pencapaian konsep yaitu 22,91 dan
rata-rata hasil tes pemahaman konsep geometri yang diajarkan dengan
model konvensional yaitu 18,73. Dengan demikian model pembelajaran
pencapaian konsep memberikan pengaruh lebih efektif terhadap pemahaman
konsep geometri siswa dibandingkan dengan model pembelajaran
konvensional.28
2. Pawan Kumar Singh (2011) dengan judul penelitian “Effectiveness of
Concept Attainment Model on Mental Process and Science Ability”.
Kesimpulan dari penelitiannya adalah model pembelajaran pencapaian
konsep ditemukan efektif dalam mengembangkan kemampuan penalaran
siswa dan juga dapat meningkatkan kemampuan ilmu pengetahuan umum
siswa. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata hasil pre test dan post test pada
penilaian kemampuan penalaran yaitu dengan rata-rata hasil pre test yaitu
69,7 dan post test 60,5. Begitu juga dalam penilaian kemampuan ilmu
pengetahuan umum dapat dilihat rata-rata hasil pre test yaitu 58,16 dan post
test 77,83. Dengan demikian model pembelajaran pencapaian konsep
ditemukan efektif dalam mengembangkan kemampuan penalaran siswa dan
juga meningkatkan ilmu pengetahuan siswa.29
3. Penelitian Nourooz Hashemi yang berjudul “Generalization in the learning
of Mathematics”, dalam penelitiannya ia mengatakan bahwa generalisasi
merupakan aktifitas penting dalam mempelajari konsep matematika dan
perlu untuk diaplikasikan lebih lanjut dalam pembelajaran. Oleh karena itu
28
Saikh Kashefa Anjum, A Study of Concept Attainment Model on Achievment of
Geometric Concept of VIII Standard Student of English Medium Students of Aurangabad City,
Scholarly Research Journal for Interdisciplinary Studies, 2014. 29
Pawan Kumar Singh, Effectiveness of Concept Attainment Model on Mental Process and
Science Ability, Recent Research in Science and Technology, 2011.
21
keberhasilan siswa dalam mempelajari matematika, salah satunya
dipengaruhi oleh kemampuan generalisasi yang dimilikinya.30
4. Penelitian Harry Dwi Putra yang berjudul “Pembelajaran Geometri dengan
Pendekatan SAVI berbantuan WINGEOM untuk Meningkatkan
Kemampuan Generalisasi Matematis Siswa SMP”. Harry Dwi Putra dalam
penelitiannya mengatakan bahwa kemampuan penalaran memiliki peran
penting terhadap keberhasilan siswa dalam belajar matematika. Hal ini
dikarenakan matematika dan penalaran adalah dua hal yang tidak dapat
dipisahkan. Matematika dipahami melalui penalaran sedangkan penalaran
dipahami dan dilatih melalui belajar matematika. Salah satu penalaran yang
penting untuk dikuasai yaitu generalisasi.31
C. Kerangka Berpikir
Salah satu aspek matematika adalah penalaran. Penalaran adalah proses
berpikir dalam menarik suatu kesimpulan berdasarkan sejumlah info yang
tersedia. Secara umum penalaran terbagi dua yaitu penalaran deduktif dan
penalaran induktif. Salah satu yang termasuk kedalam penalaran induktif adalah
generalisasi. Generalisasi adalah proses menarik kesimpulan secara umum yang
dihasilkan dari pengamatan atas sejumlah data. Di dalam matematika kemampuan
generalisasi merupakan salah satu kemampuan yang harus di miliki oleh siswa.
Namun fakta dilapangan menunjukkan bahwa kemampuan penalaran siswa
Indonesia khususnya generalisasi masih belum baik. Hal itu dapat dilihat dari data
hasil studi Trends International Mathematics and Science Study (TIMMS) yang
menunjukkan bahwa rata-rata persentase yang paling rendah yang dicapai oleh
peserta didik Indonesia adalah pada domain kognitif pada level penalaran
(reasoning)yaitu hanya 17% yang di dalamnya memuat kemampuan menganalisis,
menggeneralisasi, sintesa, menilai, penyelesaian masalah non rutin. Oleh karena
30
Nourooz Hashemi,”Generalization in the Learning of Mathematics”, 2nd
International
Seminar on Quality and Affordable Education, Malaysia, 2013, h.208 31
Harry Dwi Putra, Pembelajaran Geometri dengan Pendekatan SAVI berbantuan
WINGEOM untuk Meningkatkan Kemampuan Generalisasi Matematis Siswa SMP, Prosiding
Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol. I,
2013, h.416
22
itu dibutuhkan model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan
tersebut. Model pembelajaran yang dapat digunakan yaitu model pembelajaran
Pencapaian Konsep. Pembelajaran Pencapaian Konsep adalah suatu model
pembelajaran yang menggunakan data untuk mengajarkan konsep kepada siswa
dengan tiga tahapan mengajar yaitu tahap penyajian data dan identifikasi konsep,
pengujian pencapaian konsep dan analisis strategi berfikir. Pada tahap pertama
siswa mengamati dan mengobservasi contoh-contoh segiempat yang di sajikan
oleh guru. Pada tahap kedua siswa mengidentifikasi contoh lain yang diberikan
oleh guru dan dibuat kesimpulannya. Tahap terakhir siswa lebih kepada
menerapkan kesimpulan yang sudah didapat pada tahap kedua. Dari uraian
tersebut maka di duga bahwa model pembelajaran pencapaian konsep dapat
meningkatkan kemampuan generalisasi matematis siswa.
Bagan 2.1
Kerangka Berpikir
Model
pembelajaran
konvensional
Kemampuan generalisasi matematis
Model Pembelajaran
Pencapaian Konsep
Tahap penyajian data dan
identifikasi konsep
Tahap pengujian pencapaian
konsep
Tahap analisis strategi berfikir
Indikator kemampuan
generalisasi matematis
mengidentifikasi pola
menggunakan hasil identifikasi
pola untuk menentukan suku
berikutnya
membuat pola umum
menerapkan pola umum untuk
menyelesaikan masalah
23
D. Hipotesis Penelitian
“Kemampuan generalisasi matematis siswa yang diajar dengan model
pembelajaran Pencapaian Konsep lebih tinggi dari pada kemampuan
generalisasi matematis siswa yang diajar dengan model pembelajaran
konvensional”.
24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 24 Bekasi. Pelaksanaan penelitian
disekolah tersebut dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2016/2017 di
kelas VII selama satu bulan dengan pokok bahasan Segi Empat dan Segitiga.
B. Metode dan Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan metode
quasi eksperimen atau eksperimen semu, yaitu suatu jenis eksperimen yang
mempunyai kelompok kontrol tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk
mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.1
Dalam penelitian ini kelompok sampel dibagi menjadi dua kelompok, yaitu
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian Randomized Post-test Only
Control Group Design. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang pemilihan
dan penempatannya dilakukan secara acak, yaitu kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Pada kelompok eksperimen diberikan treatment (perlakuan
khusus) berupa pembelajaran dengan menggunakan model pencapaian konsep,
sedangkan kelompok kontrol diberikan perlakuan dengan menggunakan
pembelajaran konvensional. Setelah tenggang waktu tertentu kedua kelompok
tersebut diamati, kemudian diberi post test untuk mengetahui perbedaan antara
kedua kelompok tersebut. Jika terdapat perbedaan antara kelompok eksperimen
dengan kelompok kontrol, maka disimpulkan bahwa perbedaan yang terjadi itu
disebabkan dari perlakuan yang diberikan.
1 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2008), h. 114.
25
Adapun skemanya2 sebagai berikut :
Dimana:
R1 = Kelompok eksperimen yang dipilih secara acak
R2 = Kelompok kontrol yang dipilih secara acak
X = Perlakuan saat pembelajaran dengan model pencapaian konsep
O3 = Post test kelompok eksperimen
O4 = Post test kelompok kontrol
C. Populasi dan sampel
Populasi target adalah seluruh siswa SMPN 24 Bekasi, sedangkan populasi
terjangkau adalah siswa kelas VII SMP Negeri 24 Bekasi yang terdaftar pada
semester genap tahun ajaran 2016/2017. Kelas VII disekolah ini terdiri dari 6
kelas dengan kemampuan siswa pada masing-masing kelas dikelompokkan secara
random.
Dalam penelitian ini sampel diambil dari populasi terjangkau dengan teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah Cluster Random Sampling, yaitu
pengambilan sampel secara berkelompok dengan cara merandom kelas VII yang
ada yang selanjutnya satu kelas akan dijadikan sebagai kelompok eksperimen dan
satu kelas lagi sebagai kelompok kontrol.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal tes untuk
mengukur kemampuan generalisasi matematis siswa berupa soal-soal uraian yang
diberikan dalam bentuk posttest. Instrumen tes ini diberikan pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol pada pokok bahasan segi empat, dimana tes yang
diberikan kepada kedua kelas tersebut adalah sama.
2 Ibid, h. 112.
R1 X O3
R2 O4
26
Untuk memperoleh data kemampuan generalisasi matematis siswa diperlukan
pedoman penskoran terhadap jawaban siswa untuk tiap butir soal. Pedoman
penskoran yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.1
PEDOMAN PENSKORAN TES
KEMAMPUAN GENERALISASI MATEMATIS SISWA
MATERI SEGI EMPAT DAN SEGITIGA KELAS VII
No Indikator yang
Diukur Respon Siswa terhadap Soal Skor
1 Perception of
generality
(kemampuan
melakukan proses
identifikasi pola)
Tidak menjawab soal yang diberikan 0
Menjawab soal yang diberikan kurang tepat 1
Menjawab soal yang diberikan benar tetapi tidak
menuliskan peyelesaiannya 2
Menjawab soal yang diberikan benar dan menuliskan
cara penyelesaiannya 3
2 Ekspression of
generality
(kemampuan
menggunakan
hasil identifikasi
pola untuk
menentukan
struktur atau data
atau suku
selanjutnya)
Tidak menjawab soal yang diberikan 0
Menjawab soal kurang tepat dan tanpa menggunakan
hasil identifikasi pola 1
Menjawab soal dengan benar tetapi tanpa
menggunakan hasil identifikasi pola 2
Menjawab soal dengan benar dan menggunakan hasil
identifikasi pola 3
3 Symbolic of
generality
(Kemampuan
menghasilkan
sebuah aturan /
pola umum)
Tidak menjawab soal yang diberikan 0
Memberikan pola umum, tetapi tidak menuliskan
penyelesaian nya. 1
Menuliskan penyelesaian, tetapi pola umum salah 2
Menuliskan penyelesaian dan pola umum benar 3
27
E. Teknik Pengumpulan Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah skor tes kemampuan
generalisasi matematis siswa dalam belajar matematika. Pengumpulan data
dilakukan dengan menggunakan teknik tes, yaitu tes kemampuan generalisasi
matematis. Tes kemampuan generalisasi matematis diberikan kepada kelas
eksperimen yaitu kelas VII E yang dalam proses pembelajarannya diterapkan
pembelajaran pencapaian konsep dan kelas kontrol yaitu kelas VII D yang
diterapkan model konvensional. Tes kemampuan generalisasi matematis yang
diberikan terdiri dari soal berbentuk uraian dengan pokok bahasan Segiempat dan
segitiga.
Adapun variabel dan sumber data dalam pengumpulan data tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Variabel yang diteliti
Variabel bebas: Pembelajaran pencapaian konsep
Variabel terikat: Kemampuan generalisasi matematis siswa
2. Sumber data
Sumber data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah sampel yang
terdiri dari siswa kelas eksperimen dan siswa kontrol.
4 Manipulation of
generality
(Kemampuan
menggunakan
hasil generalisasi
untuk
menyelesaikan
masalah)
Tidak menjawab soal yang diberikan 0
Menjawab soal , tetapi tidak menuliskan penyelesaian
nya. 1
Menjawab soal tetapi tidak menggunakan hasil
generalisasi yang benar 2
Menjawab soal menggunakan hasil generalisasi yang
benar 3
28
F. Analisis Instrumen
Instrumen terlebih dahulu di uji cobakan sebelum digunakan sehingga di
dapatkan instrumen yang baik. Uji coba ini dimaksudkan untuk memperoleh
validitas, reliabilitas instrumen, daya pembeda, dan tingkat kesukaran.
1.Validitas Instrumen
Sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan
kriterium, dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes tersebut dengan
kriterium3.
Sebelum dilakukan uji coba instrumen tes penelitian ke siswa, terlebih
dahulu peneliti melakukan penilaian instrumen tes kemampuan generalisasi
matematis siswa yaitu dengan memberikan form penilaian instrumen tes kepada
10 guru matematika di beberapa sekolah, yaitu SMPN 39 Bekasi, SMPN 3
Gunung Putri, dan sekolah yang diteliti sendiri, SMPN 24 Bekasi.
Penilaian instrumen tes oleh para ahli ini selain untuk perbaikan instrumen
tes, dimaksudkan juga untuk memperoleh uji validitas isi instrumen tes
kemampuan generalisasi matematis dengan menggunakan metode CVR
(Content Validity Ratio). Rumus CVR yang digunakan adalah sebagai berikut4:
⁄
⁄
Keterangan :
CVR = konten validitas rasio (Content Validity Ratio)
ne = jumlah penilai yang menyatakan soal esensial
N = jumlah penilai
3 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan,(Jakarta: Bumi Aksara,2013),
h.85. 4 C. H. Lawshe, 1975, A Quantitative Approach to Content Vallidity, By Personnel
Psychology, INC, h. 567
29
Tabel 3.2
Nilai Minimum CVR5
Validitas isi dengan metode CVR dilakukan pada tiap item soal. Jika nilai CVR
tidak memenuhi signifikansi statistik yang ditentukan dari tabel nilai minimum
CVR yang disajikan Lawshe, maka item soal tersebut tidak valid. Pengujian
menggunakan metode CVR ditjukan kepada 10 pakar ahli yang berarti nilai
minimumnya harus 0,62. Berdasarkan hasil dari perhitungan pengujian CVR
didapatkan 1 soal tidak valid yang harus dibuang.
Tabel 3.3
Hasil Uji Validitas Isi Instrumen Kemampuan Generalisasi Matematis
5 Ibid., h. 568
No of Panelists Minimum Value
5 .99
6 .99
7 .99
8 .85
9 .78
10 .62
11 .59
12 .56
13 .54
14 .51
15 .49
20 .42
25 .37
30 .33
35 .31
40 .29
No. Soal
E TE TR N NE N/2 (NE-N/2)
(NE-N/2)/N/2
Minimum skor
CVR Kriteria
Soal
1a 10 10 10 5 5 1 0.62 1 valid
1b 10 10 10 5 5 1 0.62 1 valid
1c 10 10 10 5 5 1 0.62 1 valid
1d 10 10 10 5 5 1 0.62 1 valid
2a 8 2 10 8 5 3 0.6 0.62 0.6 tidak valid
30
Setelah dilakukan uji validitas isi dengan metode CVR di dapatkan hasil
bahwa ada 4 butir soal yang tidak valid dan beberapa perbaikan konteks kalimat
atas saran para penilai, 4 butir soal yang tidak valid di buang dan soal-soal yang
valid di ujicobakan lagi kepada 38 siswa. Setelah itu dilakukan uji validitas butir
soal atau validitas item pada hasil tes kemampuan generalisasi matematis siswa.
Untuk menghitung validitas tes esai dapat menggunakan rumus korelasi product
momen6, yaitu:
( )( )
√[ ( ) ][ ( ) ]
Dimana:
X = skor butir soal
Y = skor total
n = jumlah responden
6 Suharsimi Arikunto, op. cit., h. 87.
2b 8 2
10 8 5 3 0.6 0.62 0.6 tidak valid
2c 8 2
10 8 5 3 0.6 0.62 0.6 tidak valid
2d 8 2
10 8 5 3 0.6 0.62 0.6 tidak valid
3a 9 1 10 9 5 4 0.8 0.62 0.8 valid
3b 9 1 10 9 5 4 0.8 0.62 0.8 valid
3c 9 1 10 9 5 4 0.8 0.62 0.8 valid
3d 9 1 10 9 5 4 0.8 0.62 0.8 valid
4a 10 10 10 5 5 1 0.62 1 valid
4b 10 10 10 5 5 1 0.62 1 valid
4c 10 10 10 5 5 1 0.62 1 valid
4d 10 10 10 5 5 1 0.62 1 valid
5a 9 1 10 9 5 4 0.8 0.62 0.8 valid
5b 9 1 10 9 5 4 0.8 0.62 0.8 valid
5c 9 1 10 9 5 4 0.8 0.62 0.8 valid
5d 9 1 10 9 5 4 0.8 0.62 0.8 valid
31
Uji validitas instrumen dilakukan untuk membandingkan hasil perhitungan
dengan pada taraf signifikan 5%. Soal dikatakan valid jika,
, sebaliknya soal dikatakan tidak valid jika < .
Setelah dilakukan analisis dengan perhitungan statistika, semua butir soal
valid. Untuk lebih rinci mengenai validitas butir soal instrument dapat di lihat
pada lampiran. jika suatu instrument dikatakan valid, maka instrument tersebut
dapat di gunakan untuk mengukur kemampuan generalisasi matematis siswa.
2.Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui keterpercayaan hasil tes. Suatu
tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut
dapat memberikan hasil yang tetap atau konsisten, dimanapun dan kapanpun.
Reliabilitas soal merupakan ukuran yang menyatakan tingkat keajegan atau
kekonsistenan suatu soal. Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur
reliabilitas suatu tes yang berbentuk uraian adalah dengan menggunakan rumus
Alpha7 :
(
)(
)
Dimana:
= reliabilitas yang dicari.
n = banyaknya butir soal (yang valid).
∑
= jumlah varians skor tiap-tiap item.
= varians total.
7 Ibid., h. 122.
32
Kriteria koefisien reliabilitas disajikan dalam tabel 3.4 berikut:8
Tabel 3.4
Klafirikasi Koefisien Reliabilitas
r11 Keterangan
0,90 < r11 ≤ 1,00 Derajat reliabilitas sangat tinggi
0,70 < r11 ≤ 0,90 Derajat reliabilitas tinggi
0,40 < r11 ≤ 0,70 Derajat reliabilitas cukup
0,20 < r11 ≤ 0,40 Derajat reliabilitas rendah
0,00 < r11 ≤ 0,20 Derajat reliabilitas sangat rendah
Berdasarkan hasil perhitugan reliabilitas dari 16 butir soal yang valid pada
uji instrumen tes kemampuan generalisasi matematis diperoleh nilai r11 = 0,92.
Nilai tersebut berada diantara 0,92 < r11 ≤ 1,00 sehingga memiliki kriteria
derajat reliabilitas tinggi oleh karena itu, instrumen yang digunakan baik untuk
mengukur kemampuan generalisasi matematis siswa.
3.Uji Taraf Kesukaran
Untuk mengetahui apakah soal tes yang diberikan tergolong mudah, sedang,
atau sukar, maka dilakukan uji taraf kesukaran dengan menggunakan rumus:
Di mana:
P =indeks kesukaran
B =banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes9
8 Ibid ., h. 89
9 Ibid., h. 223.
33
Klasifikasi tingkat kesukaran: 0,00< P ≤ 0,30 : soal sukar
0,30< P ≤ 0,70 : soal sedang
0,70< P ≤ 1,00 : soal mudah
Setelah dilakukan uji taraf kesukaran, berdasarkan kriteria di atas, di
dapatkan hasil bahwa 9 dari 16 butir soal yang diuji coba berada pada taraf
kesukaran “sedang”, 1 butir soal berada pada taraf kesukaran “mudah”, dan
sisanya berada pada taraf “sukar”.
4. Uji Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan
antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan
rendah10
. Rumus yang digunakan untuk pengujian daya pembeda adalah
sebagai berikut:
Di mana:
jumlah peserta tes
banyaknya peserta kelompok atas
banyaknya peserta kelompok bawah
banyaknya pesetra kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar
banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan
benar
proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar (ingat, P sebagai
indeks kesukaran)
proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar11
Klasifikasi daya pembeda: 0,00≤DP ≤ 0,20 : jelek
0,20< DP ≤ 0,40 : cukup
0,40< DP ≤ 0,70 : baik
0,70< DP ≤ 1,00 : baik sekali
10
Ibid., h.226. 11
Ibid., h.228.
34
Setelah dilakukan uji daya pembeda soal, berdasarkan kriteria di atas, di
dapatkan hasil bahwa 7 dari 16 butir soal yang di uji coba, memiliki daya
pembeda antara siswa kelas atas dan kelas bawah yang berada pada kategori
“jelek”, 7 butir soal memiliki daya pembeda cukup, sisanya berada pada
kategori “baik”.
G. Teknik Analisis Data
Data yang telah terkumpul baik dari kelas kontrol maupun kelas eksperimen
diolah dan dianalisis unuk dapat menjawab rumusan masalah dan hipotesis
penelitian. Keseluruhan pengolahan data mulai dari menguji normalitas hingga
menguji kesamaan dua rata-rata kelompok penelitian dilakukan dengan
menggunakan perangkat lunak SPSS (Statistical Product and Service Solutions).
1. Uji Prasyarat Analisis
Analisis data yang digunakan adalah pengujian hipotesis mengenai perbedaan
dua rata – rata populasi. Uji yang digunakan adalah uji – t. Uji-t merupakan salah
satu uji statistik yang dalam pengujian hipotesis perbedaan (atau kesamaan) dua
rata-rata populasi yang saling bebas (independent) dengan asumsi bahawa kedua
variasn populasi sama besar. Oleh karena itu, sebelum dilakukan pengujian
hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis, yaitu:
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti
berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Pengujian
normalitas data hasil penelitian dengan menggunakan uji Kolmogorov
smirnov dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :12
a. Perumusan hipotesis
H0 : Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
H1 : Sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal
12
Kadir, Statistika Terapan: Konsep, Contoh dan Analisis Data, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2015)h.147
35
b. Data diurutkan dari yang terkecil ke yang terbesar
c. Menentukan kumulatif proporsi (kp)
d. Data ditransformasi ke skor baku : zi =
e. Menentukan luas kurva zi (z-tabel)
f. Menentukan a1 dan a2 :
a2 : selisih Z-tabel dan kp pada batas atas (a2 = Absolut (kp-Ztab))
a1 : selisih Z-tabel dan kp pada batas bawah (a1 = Absolut (a2-fi/n))
g. Niai mutlak maksimum dari a1 dan a2 dinotasikan dengan Do
h. Menentukan harga D-tabel
Untuk n=40 dan α = 0,05, diperoleh D-tab =
√ =
√ = 0,215
i. Kriteria pengujian
Jika Do ≤ D-tabel maka H0 diterima
Jika Do > D-tabel maka H0 ditolak
j. Kesimpulan
Do ≤ D-tabel : Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
Do > D-tabel : Sampel berasal dari populasi beristribusi tidak normal
Dalam penelitian ini, pengujian normalitas data menggunakan
One-Sampel Kolmogorov-Smirnov Z yang terdapat dalam perangkat lunak
SPSS. Sebelum melakukan uji normalitas data, terlebih dahulu
menentukan hipotesis statistiknya yaitu sebagai berikut:
- Ho : sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
- Ha : sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal
Untuk memutuskan hipotesis mana yang dipilih, mengacu pada
nilai yang ditunjukan oleh Asymp. Sig. (2-tailed) untuk p-value pada
output yang dihasilkan dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai
berikut:
Jika signifikansi (p-value) ≤ α (0,05) maka H0 ditolak, yaitu
sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal.
36
Jika signifikansi (p-value) > α (0,05) maka H0 diterima, yaitu
sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kesamaan varians antara
dua keadaan atau populasi. Apabila hasil pengujian homogenitas
menunjukan kesamaan varians (homogen) berarti kelas eksperimen dan
kelas kontrol memiliki kemampuan yang sama. Pengujian homogenitas
data dilakukan dengan menghitung nilai F dengan rumus sebagai berikut:13
Dengan ( ) dan ( ).
Dalam penelitian ini, pengujian homogenitas data menggunakan
perangkat lunak SPSS. Sebelum melakukan pengujian ditetapkan
terlebih dahulu hipotesis statistikanya yaitu sebagai berikut :
H0 : σ12 = σ2
2 (varians kemampuan generalisasi matematis kedua
kelompok homogen).
H1 : σ12 σ2
2 (varians kemampuan generalisasi matematis kedua
kelompok tidak homogen).
Untuk memutuskan hipotesis mana yang dipilih, mengacu pada
nilai yang ditunjukan oleh Sig. pada output pada kolom Levene’s Tes
for Equality of Variances dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai
berikut:
Jika signifikansi (p-value) ≤ α (0,05) maka H0 ditolak, yaitu
varians nilai kemampuan generalisasi matematis kedua kelompok
tidak homogen.
13
Ibid, h.162
37
Jika signifikansi (p-value) > α (0,05) maka H0 diterima, yaitu
varians nilai kemampuan generalisasi matematis kedua kelompok
homogen.
2. Uji Hipotesis
Setelah dilakukan uji persyaratan analisis dan terbukti sampel berasal
dari populasi yang berdistribusi normal dan saling homogen, kemudian
dilakukan pengujian hipotesis dengan statistik uji-t. Langkah-langkah
pengujian hipotesis perbedaan dua rata-rata adalah adalah sebagai
berikut:14
a. Merumuskan hipotesis
b. Menghitung harga “t” observasi ditulis “t0 atau thitung “ dengan rumus:,
di mana
, di mana
√( )(∑
∑ )
( )( )( )
∑ ∑
(∑ )
dan ∑
∑
(∑ )
c. Menentukan harga “ttabel” berdasarkan derajat bebas (db), yaitu
db= n1 +n2 – 2 (n1 dan n2 jumlah data kelompok 1 dan 2)
d. Membandingkan harga t0 dan ttabel dengan 2 kriteria :
Jika t0 ≤ ttabel maka hipotesis nihil (H0) diterima
Jika t0 > ttabel maka hipotesis nihil (H0) ditolak
e. Kesimpulan pengujian
Jika H0 diterima, berarti tidak ada perbedaan parameter rata-rata
populasi
Jika H0 ditolak, berarti ada perbedaan parameter rata-rata populasi
14
Ibid, h.296
38
Dalam penelitian ini, pengujian hipotesis dengan statistik uji-t pada
taraf signifikansi menggunakan analisis Independent Sample T-
Test yang terdapat pada perangkat lunak SPSS. Sebelum melakukan
pengujian ditetapkan terlebih dahulu hipotesis statistikanya yaitu
sebagai berikut :
H0 = rata-rata nilai kemampuan generalisasi matematis siswa kedua
kelas sama
H1 = rata-rata nilai kemampuan generalisasi matematis siswa kedua
kelas tidak sama atau berbeda
Untuk memutuskan hipotesis mana yang dipilih, acuannya
ditunjukkan oleh nilai Sig. pada output yang dihasilkan. Kriteria
pengambilan keputusan adalah sebagai berikut.
Jika signifikansi (p) ( ) maka H0 ditolak, yaitu rata-rata
nilai kemampuan generalisasi matematis siswa kelas eksperimen
lebih tinggi daripada rata-rata nilai kemampuan generalisasi
matematis siswa kelas kontrol
Jika signifikansi (p) ( ) maka H0 diterima yaitu rata-rata
nilai kemampuan generalisasi matematis siswa kedua kelas sama
H. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik untuk pengujian hipotesis kesamaan dua rata-rata
dengan uji satu pihak adalah sebagai berikut:
Keterangan :
=Skor rata-rata kemampuan generalisasi matematis siswa kelas eksperimen
(yang diajar dengan model pembelajaran pencapaian konsep)
=Skor rata-rata kemampuan generalisasi matematis siswa kelas kontrol
(yang diajar dengan model pembelajaran konvensional)
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Data
Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 24 Bekasi pada dua kelompok kelas VII
yang kemudian dijadikan sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Kelas VII E dijadikan sebagai kelompok eksperimen dengan jumlah siswa
sebanyak 40 siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran
pencapaian konsep. Sedangkan kelas VII D dijadikan sebagai kelompok kontrol
dengan jumlah siswa sebanyak 40 siswa yang diajar dengan menggunakan model
pembelajaran konvensional.
Pokok bahasan yang diajarkan dalam penelitian ini adalah segiempat dan
segitiga. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan generalisasi matematis siswa,
diberikan perlakuan yang berbeda antara kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol, kemudian pada akhir pembelajaran diberikan tes kemampuan generalisasi
matematis (posttest) pada kedua kelompok tersebut berupa tes uraian sebanyak 16
soal. Soal (posttest) tersebut telah di analisis karakteristiknya berupa uji validitas
konten dan empiris (diujikan di kelas VIII C SMPN 24 Bekasi), uji reliabilitas, uji
taraf kesukaran, dan uji daya pembeda soal. Selanjutnya dilakukan analisis data
hasil perhitungan tes kemampuan generalisasi matematis siswa. Berikut disajikan
analisis data hasil posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
a. Ringkasan Skor Kemampuan Generalisasi Matematis Siswa Kelas
Eksperimen dan Kontrol.
Berikut ini disajikan data hasil perhitungan tes kemampuan generalisasi
matematis siswa setelah pembelajaran dilaksanakan.
40
Tabel 4.1
Deskriptif Hasil Tes Kemampuan Generalisasi Matematis Siswa
Statistik Deskriptif
Kelas
Eksperimen Kontrol
Jumlah Siswa 40 40
Nilai tertinggi 100 91,67
Nilai terendah 47,92 41,67
Rata-rata 76,14 67,55
Simpangan Baku (S) 15,85 13,23
Dari tabel 4.1 dapat terlihat adanya perbedaan hasil perhitungan statistik
deskriptif diantara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Skor tertinggi di kelas
eksperimen lebih besar dibanding kelas kontrol dengan selisih 8,33 , begitu pun
dengan skor terendahnya. Skor terendah kelas eksperimen lebih besar 6,25
angka dibanding kelas kontrol. Artinya kemampuan generalisasi matematis
perorang tertinggi terdapat di kelompok eksperimen sedangkan kemampuan
generalisasi matematis perorang terendah terdapat di kelompok kontrol. Skor
rata-rata dari 40 siswa di kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan
skor rata-rata 40 siswa di kelas kontrol dengan selisih 8,59.
Jika dilihat dari simpangan baku, simpangan baku kelas eksperimen lebih
besar daripada kelas kontrol, ini menunjukkan bahwa sebaran pada kelas
eksperimen lebih heterogen. Artinya skor kemampuan generalisasi matematis
siswa di kelas eksperimen lebih bervariasi dan menyebar terhadap rata-rata
kelas, sedangkan kemampuan generalisasi pada kelas kontrol lebih
mengelompok. Dari uraian data hasil perhitungan statistik deskriptif tersebut
dapat disimpulkan bahwa kemampuan generalisasi matematis siswa kelas
eksperimen lebih baik dibandingkan kelas kontrol.
41
b. Perbandingan Kemampuan Generalisasi Matematis Siswa Kelas
Eksperimen dan Kontrol
Berikut ini adalah analisis tentang perbedaan kemampuan generalisasi
matematis siswa kelas eksperimen dan kontrol dilihat dari capaian perindikator.
Indikator kemampuan generalisasi matematis siswa yang digunakan dalam
penelitian ini adalah mengidentifikasi pola, menggunakan hasil identifikasi
pola untuk menentukan suku berikutnya, membuat pola umum, menerapkan
pola umum untuk menyelesaikan masalah. Kemampuan generalisasi matematis
siswa kelas eksperimen dan kontrol tersaji dalam tabel berikut.
Tabel 4.2
Perbandingan Kemampuan Generalisasi Matematis Siswa Kelas
Eksperimen dan Kontrol
Berdasarkan hasil analisis perbandingan pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa
terdapat perbedaan tiap indikator kemampuan generalisasi matematis siswa
antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Tiap indikator memiliki
skor ideal yang sama, hal ini dikarenakan setiap indikator diwakili oleh jumlah
soal yang sama. Untuk indikator mengidentifikasi pola terdiri dari 4 butir soal
yaitu nomor 1a,2a,3a,dan 4a dengan skor maksimum 12, sehingga rata-rata
indikator mengidentifikasi pola di dapat dari penjumlahan rata-rata skor untuk
4 soal dengan indikator mengidentifikasi pola, kemudian dibagi skor
maksimum setelah itu dikali 100. Untuk indikator kemampuan generalisasi
matematis lainnya perhitungannya sama dengan perhitungan indikator
mengidentifikasi pola.
No Indikator Eksperimen Kontrol
1 Mengidentifikasi pola 87,5 78,3
2 Menggunakan hasil identifikasi pola untuk menentukan suku berikutnya
83,13 72,3
3 Membuat pola umum 69,17 60,8
4 Menerapkan
pola umum untuk menyelesaikan masalah
64,79 58,8
42
Dari tabel 4.2 menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan generalisasi
matematis yang diperoleh kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas
kontrol untuk setiap indikatornya. Untuk kemampuan generalisasi dengan
indikator mengidentifikasi pola pada kelompok eksperimen sebesar 87,5 ,
sedangkan pada kelompok kontrol memiliki rata-rata yang lebih kecil yaitu
sebesar 78,3 dengan selisih antara kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol untuk indikator tersebut adalah 9,2. Pada indikator kedua atau
indikator menggunakan hasil identifikasi pola untuk menenukan suku
berikutnya skor rata-rata siswa kelompok eksperimen sebesar 83,13, nilai ini
berselisih 10,8 daripada kelompok kontrol dengan rata-rata sebesar 72,3. Pada
indikator ketiga atau indikator menemukan pola skor rata-rata siswa
kelompok eksperimen sebesar 69,17, sedangkan pada kelompok kontrol skor
rata-rata nya sebesar 60,8. Pada indikator terakhir yaitu menerapkan pola
umum untuk menyelesaikan masalah, skor rata-rata kelompok eksperimen
yaitu sebesar 64,79, sedangkan kelompok kontrol mencapai rata-rata sebesar
58,8.
Terlihat dari hasil analisis per indikator ini bahwa capaian rata-rata kedua
kelas paling tinggi adalah pada indikator pertama, yaitu mengidentifikasi
pola. Sedangkan capaian rata-rata terendah adalah pada indikator keempat
yaitu menerapkan pola umum untuk menyelesaikan masalah. Hal tersebut
terjadi karena soal pada indikator pertama adalah termasuk dalam soal yang
paling mudah diantara indikator yang lain, oleh karena itu hampir semua
siswa pada kedua kelompok dapat menyelesaikannya.
2. Hasil Uji Prasyarat
Sebelum menguji kesamaan rata-rata kedua kelas, terlebih dahulu dilakukan
uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas dan uji homogenitas pada
penelitian ini menggunakan perangkat lunak SPSS.
43
a. Uji Normalitas
Uji normalitas yang digunakan kali ini adalah uji normalitas dengan uji
Kolmogorov-Smirnov. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data
yang akan digunakan berdistribusi normal atau tidak. Hasil perhitungannya
adalah sebagai berikut.
Tabel 4.3
Hasil Uji Normalitas Skor Kemampuan Generalisasi Matematis
Kelas Eksperimen dan Kontrol
Tabel 4.3 menunjukkan hasil uji normalitas pada taraf signifikansi
diperoleh harga Kolmogorov-Smirnov Z kelas eksperimen sebesar
0,126 dan p-value atau nilai Asymp. Sig. (2-tailed) dimana 0,
atau H0 diterima. Sedangkan untuk kelas kontrol diperoleh harga
Kolmogorov-Smirnov Z sebesar 0,083 dan nilai p-value atau nilai Asymp.
Sig. (2-tailed) atau H0 diterima. Sehingga kesimpulannya
data skor hasil tes kemampuan generalisasi matematis siswa kelas eksperimen
dan kelas kontrol berdistribusi normal.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
eksperimen kontrol
N 40 40
Normal Parametersa,b
Mean 76.1460 67.5520
Std. Deviation 15.85853 13.23444
Most Extreme Differences Absolute .126 .083
Positive .094 .057
Negative -.126 -.083
Test Statistic .126 .083
Asymp. Sig. (2-tailed) .108c .200
c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
44
b. Uji Homogenitas
Uji prasyarat yang kedua adalah uji homogenitas varians data. Uji
homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berasal
dari kelompok yang homogen atau tidak. Pengujian homogenitas ini
menggunakan uji One-Way ANOVA. Adapun hasil pengujian homogenitas
yang diperoleh adalah sebagai berikut.
Tabel 4.4
Hasil Uji Homogenitas Skor Kemampuan Generalisasi Matematis
Kelas Eksperimen dan Kontrol
Analisis hasil uji hipotesis yang terdapat dalam tabel 4.4 pada taraf
signifikansi diperoleh nilai Levene Statistic sebesar 2,228 dengan
db1 , db2 , sehingga didapatkan nilai P-value atau nilai Sig.
atau H0 diterima sehingga kesimpulannya data skor hasil tes
kemampuan generalisasi matematis siswa kelas eksperimen dan kontrol adalah
homogen.
3. Hasil Uji Hipotesis
Pengujian normalitas dan homogenitas telah menunjukkan bahwa skor tes
kemampuan penalaran logis matematis kedua kelas berdistribusi normal dan
variansnya homogen. Berikutnya dilakukan uji kesamaan dua rata-rata dengan
menggunakan menu Independent Samples T-Test pada perangkat lunak SPSS.
Hasil perhitungannya dapat dilihat pada tabel berikut.
Test of Homogeneity of Variances
kemampuangeneralisasi
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2.228 1 78 .140
45
Tabel 4.5
Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-rata Skor Kemampuan Generalisasi
Matematis Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Dari tabel 4.5 analisis hasil uji kesamaan dua rata-rata tes kemampuan
generalisasi matematis kelas eksperimen dan kontrol pada perangkat lunak SPSS
dengan taraf kepercayaan 95% menunjukkan bahwa H0 ditolak, artinya terdapat
perbedaan antara kemampuan generalisasi matematis siswa kelas eksperimen dan
kontrol. Kesimpulan ini dapat dilihat dari Sig.(2-tailed)=0,010
sehingga diperoleh p-value = 0,010/2 = 0,005 < 0,05 atau H0 ditolak, sehingga
dapat disimpulkan bahwa kemampuan generalisasi matematis siswa kelas
eksperimen lebih tinggi daripada kemampuan generalisasi matematis siswa kelas
kontrol.
B. Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan generalisasi matematis
siswa setelah diajarkan melalui model pembelajaran pencapaian konsep lebih baik
daripada yang diajarkan melalui model pembelajaran secara konvensional. Skor
rata-rata kemampuan generalisasi matematis siswa melalui model pembelajaran
pencapaian konsep juga lebih tinggi daripada melalui model pembelajaran
konvensional.
Model pembelajaran pencapaian konsep mendorong siswa untuk mampu
membuat kesimpulan umum atas data yang di amati melalui tahap-tahap nya.
t-test for Equality of Means
T Df Sig. (2-tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
2.631 78 .010 8.59400 3.26590 2.09210 15.09590
51
soal sehingga siswa dapat mengidentifikasi pola dengan lebih mudah. Jawaban
siswa kelompok kontrol juga sebagian besar adalah benar, namun siswa
kelompok kontrol langsung menjawab soal dengan jawaban akhir tanpa
menuliskan penyelesaian nya.
Perbedaan dalam cara menjawab tersebut karena siswa pada kelompok
eksperimen terlatih dalam mengidentifikasi masalah terkait dengan soal yang
diberikan. Siswa kelompok eksperimen mendapatkan pembelajaran dengan
pembelajaran pencapaian konsep. Dalam tahapan pertama pembelajaran, siswa
terbiasa mengidentifikasi contoh-contoh yang diberikan sebelum membentuk
pemahaman awal dalam pengertian bangun datar.
Skor maksimum pada indikator perception of generality adalah 3,
berdasarkan jawaban posttest kebanyakan siswa kelompok eksperimen
mendapatkan skor 3 dan siswa kelompok kontrol mendapatkan skor 2. Karena
sebagian besar siswa dapat menentukan dengan baik pertambahan panjang sisi
persegi panjang dari persegi panjang yang satu ke persegi panjang yang
berikutnya.
Berdasarkan hasil posttest diperoleh bahwa rata-rata kemampuan
generalisasi indikator mengidentifikasi pola pada kelompok eksperimen adalah
sebesar 87,5, sedangkan rata-rata kemampuan generalisasi indikator
mengidentifikasi pola pada kelompok kontrol adalah 78,3% . Perbedaan selisih
nilai rata-rata antara kelommpok eksperimen dengan kelompok kontrol pada
indikator mengidentifikasi pola adalah 9,2. Sehingga temuan ini,
mengungkapkan bahwa pada indikator mengidentifikasi pola siswa kelompok
eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol.
2. Menggunakan hasil identifikasi pola untuk menentukan suku berikutnya
Indikator yang kedua yaitu kemampuan siswa dalam menggunakan hasil
identifikasi pola untuk menentukan struktur/suku berikutnya. Dalam soal ini,
siswa diminta untuk dapat menentukan panjang sisi bangun datar berikutnya
yang belum diketahui. Soal posttest yang diberikan adalah soal nomor
1b,2b,3b, dan 4b yang mewakili indikator menggunakan hasil identifikasi pola
untuk menentukan suku berikutnya.
53
identifikasi pola dengan cukup baik, namun pada kelompok kontrol siswa tidak
menggunakan hasil identifikasi yang sudah di dapat untuk menjawab soal.
Perbedaan dalam cara menjawab tersebut karena siswa pada kelompok
eksperimen terlatih dalam menggunakan pemahaman yang sudah didapat
sebelumnya. Siswa kelompok eksperimen mendapatkan model pembelajaran
pencapaian konsep. Dalam pembelajarannya, terdapat salah satu tahapan
pembelajaran yaitu identifikasi konsep. Pada tahapan ini siswa harus
mengeksplor apa yang dia pahami dari pemahaman awal yang didapatkan.
Skor maksimum pada indikator ini adalah 3, berdasarkan jawaban posttest
kelompok eksperimen lebih banyak mendapatkan skor 3 dibanding kelompok
kontrol. Berdasarkan hasil posttest diperoleh bahwa rata-rata kemampuan
generalisasi indikator mengunakan hasil identifikasi pola untuk menentukan
suku berikutnya pada kelompok eksperimen adalah 83,13. Sedangkan rata-rata
kemampuan generalisasi indikator mengunakan hasil identifikasi pola untuk
menentukan suku berikutnya pada kelompok kontrol adalah 72,3. Perbedaan
selisih nilai rata-rata antara kelommpok eksperimen dengan kelompok kontrol
pada indikator tersebut adalah 10,83 . Sehingga temuan ini, mengungkapkan
bahwa pada indikator menggunakan hasil identifikasi pola untuk menentukan
suku berikutnya siswa kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok
kontrol.
3. Membuat Pola Umum
Indikator yang ketiga yaitu kemampuan siswa dalam membuat pola umum
dari sebuah barisan bilangan luas atau keliling bidang datar segiempat dan
segitiga. Dalam soal membuat pola umum, siswa diminta untuk dapat mencari
sebuah pola umum dari sebuah barisan pola yang berulang-ulang. Soal posttest
yang diberikan adalah soal nomor 1c,2c,3c, dan 4c yang mewakili indikator
membuat pola umum.
Sebagai gambaran umum, berikut disajikan contoh soal nomor 1c serta
jawaban dari kelompok eksperimen dan kontrol.
55
siswa kelompok eksperimen lebih baik dalam menarik sebuah aturan dan pola
umum daripada siswa kelompok kontrol.
Skor maksimum pada indikator membuat pola umum adalah 3,
berdasarkan jawaban posttest hanya sebagian siswa pada kelompok eksperimen
yang mendapatkan skor 3, sedangkan siswa pada kelompok kontrol hanya ada
beberapa yang mendapatkan skor 3, dan hanya sebagian yang mendapatkan
skor 2, karena hampir sebagian besar siswa kelompok kontrol kesulitan untuk
menentukan pola umum nya.
Hasil posttest mengungkapkan bahwa rata-rata kemampuan generalisasi
indikator membuat pola umum pada kelompok eksperimen adalah 69,17.
Sedangkan rata-rata kemampuan generalisasi indikator membuat pola umum
pada kelompok kontrol adalah 60,8. Perbedaan selisih nilai rata-rata antara
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada indikator membuat pola
umum adalah 8,37. Sehingga temuan ini mengungkapkan bahwa pada indikator
membuat pola umum, siswa kelompok eksperimen lebih baik daripada
kelompok kontrol.
4. Menerapkan pola umum untuk menyelesaikan masalah
Indikator yang terakhir yaitu kemampuan untuk menerapkan pola umum
untuk menyelesaikan masalah. Dalam soal ini siswa diminta untuk
menyelesaikan suatu masalah dengan menggunakan hasil pola umum yang
sudah didapat dalam tahap sebelumnya. Soal posttest yang diberikan adalah
soal nomor 1d,2d,3d, dan 4d yang mewakili indikator menerapkan pola umum
untuk menyelesaikan masalah.
Sebagai gambaran umum, berikut disajikan contoh soal nomor 1d serta
jawaban dari kelompok eksperimen dan kontrol.
1. Pak Sarif adalah seorang pengusaha tambak ikan yang memiliki banyak
kolam berbentuk persegi panjang. Kolam tersebut dibuat berurutan dari
yang paling kecil hingga yang paling besar. Lebar dari kolam tersebut
adalah setengah kali dari panjangnya. Jika panjang kolam ke-1 adalah
2m, panjang kolam ke-2 adalah 4m, dan panjang kolam ke-3 adalah 6m,
tentukan :
d. Berapakah luas kolam ke- 10 ?
57
mengemukakan ide dan gagasan dari pemikiran mereka dalam menyelesaikan
masalah.
Sedangkan pembelajaran pada kelompok eksperimen menggunakan model
pembelajaran pencapaian konsep yang melatih siswa untuk mengemukakan ide
atau gagasan dari pemikiran mereka. Model pembelajaran pencapaian konsep
memiliki tiga tahapan utama. Pada tahap pertama terbagi dua yaitu penyajian
data dan identifikasi konsep. Pada penyajian data siswa secara berkelompok
mengamati contoh-contoh yang di berikan pada lks dan kemudian membentuk
pemahaman awal dari materi bangun datar yang sedang dipelajari. Pada tahap
ini siswa dilatih untuk dapat memahami informasi-informasi apa yang dapat
dijadikan acuan untuk menjawab soal. Sedangkan pada identifikasi konsep
siswa diminta untuk menggambarkan bangun datar yang sebelumnya sudah di
pahami dalam penyajian data untuk di identifikasi lebih lanjut. Pada tahap
identifikasi konsep ini siswa dilatih untuk menggunakan pemahaman awal
yang sudah di dapatkan sebelumnya untuk menjawab pertanyaan yang lain.
Tahapan kedua yaitu tes pencapaian konsep, pada tahap ini siswa dilatih untuk
menemukan rumus umum dari bangun datar yang sedang dipelajari. Tahapan
yang terakhir adalah analisis strategi berfikir, pada tahap ini siswa dilatih untuk
menggunakan rumus umum yang didapatkan pada tahap pencapaian konsep
untuk menyelesaikan masalah.
C. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari penelitian ini belum sepenuhnya sempurna meskipun
berbagai upaya telah dilakukan agar diperolah hasil yang optimal. Ada beberapa
faktor yang sulit dikendalikan sehingga penelitian ini memiliki beberapa
keterbatasan, diantaranya:
1. Materi pelajaran hanya mencakup pokok bahasan Segi Empat dan Segitiga,
sehingga belum bisa digeneralisasikan pada pokok bahasan lain.
2. Pada awal pertemuan, siswa pada kelompok eksperimen masih kesulitan
dalam beradaptasi dengan model pembelajaran pencapaian konsep sehingga
58
peneliti harus menjelaskan secara rinci tahapan-tahapan pembelajaran untuk
menyelesaikan masalah yang ada pada Lembar Kerja Siswa.
3. Langkah-langkah pembelajaran yang ada di Lembar Kerja Siswa cukup
banyak, sehingga menyita banyak waktu pembelajaran.
4. Siswa belum terbiasa dengan melakukan diskusi kelompok, sehingga peneliti
harus lebih membimbing agar pembelajaran dapat berjalan dengan lancar
59
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dalam penelitian mengenai
Model Pembelajaran Pencapaian Konsep terhadap kemampuan generalisasi
matematis siswa di salah satu SMP Negeri di kota Bekasi diperoleh beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Kemampuan generalisasi matematis siswa yang pembelajarannya diterapkan
model pembelajaran Pencapaian Konsep memiliki nilai rata-rata 76,14.
Indikator kemampuan generalisasi matematis dari yang paling baik adalah
mengidentifikasi pola dengan rata-rata 87,5, menggunakan hasil identifikasi
pola untuk menentukan suku berikutnya 83,13, membuat pola umum 69,17,
dan yang paling rendah adalah menggunakan pola umum untuk menyelesaikan
masalah dengan nilai rata-rata 64,79.
2. Kemampuan generalisasi matematis siswa yang pembelajarannya diterapkan
model pembelajaran konvensional memiliki nilai rata-rata 67,55. Indikator
kemampuan generalisasi matematis dari yang paling baik adalah
mengidentifikasi pola dengan rata-rata 78,3, menggunakan hasil identifikasi
pola untuk menentukan suku berikutnya 72,3, membuat pola umum 60,8, dan
yang paling rendah adalah menggunakan pola umum untuk menyelesaikan
masalah dengan nilai rata-rata 58,8.
3. Kemampuan generalisasi matematis siswa yang diajarkan dengan model
pembelajaran Pencapaian Konsep lebih tinggi dari pada kemampuan
generalisasi matematis siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran
konvensional. Perbedaan ini dapat terjadi karena adanya perbedaan pengaruh
perlakuan selama proses pembelajaran. Berdasarkan analisis dengan uji-t
menggunakan perangkat lunak spss, maka di peroleh nilai p-value 0,010/2 =
60
0,005 dengan taraf signifikan 5%, atau (α=0,05) sehingga p-value lebih kecil
dari 0,05. Dengan demikian, H0 di tolak dan H1 di terima yang artinya
kemampuan generalisasi matematis siswa yang di ajarkan dengan model
pembelajaran Pencapaian Konsep lebih tinggi dari pada siswa yang di ajarkan
dengan model pembelajaran konvensional.
B. Saran
Berdasarkan temuan yang penulis temukan dalam penelitian ini, ada beberapa
saran penulis terkait penelitian ini:
1. Bagi Siswa
Memberikan manfaat bagi siswa untuk meningkatkan kemampuan generalisasi
matematis siswa.
2. Bagi guru
Berdasarkan hasil penelitian pembelajaran pencapaian konsep mampu
meningkatkan kemampuan generalisasi matematis siswa, sehingga
pembelajaran tersebut dapat dijadikan alternatif pembelajaran matematika
yang dapat diterapkan oleh guru. Bagi guru yang hendak menggunakan model
pembelajaran pencapaian konsep dalam pembelajaran di kelas diharapkan
dapat mendesain pembelajaran dengan seefektif mungkin agar setiap tahapan
dalam pembelajaran pencapaian konsep dapat dilaksanakan secara maksimal
dan tepat waktu.
3. Bagi Sekolah
Berdasarkan hasil penelitian ini, pihak sekolah diharapkan mulai
menganjurkan guru-guru untuk menerapkan model-model pembelajaran yang
inovatif seperti model pembelajaran pencapaian konsep pada pelajaran
matematika dan bidang studi lain, agar proses pembelajaran lebih bermakna.
Selain itu dapat pula menjadi bahan pertimbangan pihak sekolah untuk dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.
4. Bagi Pembaca dan Peniliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber informasi dan
bahan rujukan untuk mengadakan penelitian lebih lanjut.
61
DAFTAR PUSTAKA
Anjum, Kashefa Saikh, A Study of Concept Attainment Model on Achievment of
Geometric Concept of VIII Standard Student of English Medium Students
of Aurangabad City, Scholarly Research Journal for Interdisciplinary
Studies, 2014.
Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara,
2013.
Hashemi, Nourooz, dkk.,Generalization in the Learning of Mathematics.
Malaysia:Universiti Teknologi Malaysia,2013
Hayat, Bahrul., et.all., Benchmark Internasional Mutu Pendidikan. Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2010.
Joyce,Bruce, Models of Teaching, Yogyakarta:Pustaka Pelajar,2011
Kadir, Statistika Terapan: Konsep, Contoh dan Analisis Data, Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2015
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Kurikulum 2013 Kompetensi Dasar
Sekolah Menengah Pertama (SMP) Madrasah Tsanawiyah (MTs),2013.
Lawshe, C. H . A quantitative approach to content validity. By Personnel
Psychology INC, 1975
Maarif, Samsul, Pengaruh Penggunaan Metode Discovery Terhadap Kemampuan
Analogi Matematis Siswa SMK Al-Ikhsan Pamarican Kabupaten Ciamis
Jawa Barat, Jurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi
Bandung, Vol 3, 2014
Mundiri.Logika,Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada, 2008
NCTM,Principles And Standars For School Mathematics, Reston:Virginia,2000
Permatasari,Nisa, Pengaruh Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif tipe
Co-op Co-op Dengan Pendekatan Pemecahan Masalah Terhadap
Peningkatan Kemampuan Generalisasi Matematis Siswa SMP,Bandung
Skripsi : UPI tidak diterbitkan.
Putra, Harry Dwi. Pembelajaran Geometri Dengan Pendekatan SAVI
Berbantuan WINGEOM Untuk Meningkatkan Kemampuan Analogi
Matematis Siswa SMP. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan
Matematika STKIP Siliwangi Bandung. Volume 1. 2011.
62
Rusman, Model-model Pembelajaran. Jakarta:Rajawali pers,2011
Shadiq, Fajar. Pemecahan masalah, Penalaran dan Komunikasi, Makalah
disampaikan pada Diklat Instruktur/Pengembangan Matematika SMA
Jenjang Dasar. Yogyakarta, 6-19 Agustus 2004.
Shadiq, Fadjar. Kemahiran Matematika, Yogyakarta:Departemen Pendidikan
Nasional,2009
Soekadijo,Logika Dasar Tradisional, Simbolik, dan Induktif, Jakarta:PT
Gramedia, 1985
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta, 2008.
Suhendra, et.all., Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika.
Jakarta: Universitas Terbuka, 2007.
Sujatmikowati,Ani, Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan Generalisasi
Siswa dalam Matematika Melalui Pembelajaran dengan Pendekatan
Open-Ended. Thesis Pascasarjana UPI, Bandung,2010, Tidak
dipublikasikan
Sudjana, Metode Statistika, Bandung: Tarsito,2002
Sumarmo, Utari. Berpikir dan Disposisi Matematika: Apa, Mengapa, dan
Bagaimana Dikembangkan Pada Peserta Didik. UPI, 2010.
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, Jakarta: Bumi Aksara, 2010
Uno, B.Hamzah, Model Pembelajaran, Jakarta:PT. Bumi Aksara, 2009
Uyanto, S. Stanislaus , Pedoman Analisis Data Dengan SPSS, Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2009
Wardhani, Sri. Paket Fasilitasi Pemberdayaan KKG/ MGMP Matematika:
Analisis SI dan SKL Mata Pelajaran Matematika SMP/ MTs untuk
Optimalisasi Tujuan Mata Pelajaran Matematika. Yogyakarta: Pusat
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga.
Yuliani, Anik, Meningkatkan Kemampuan Generalisasi Matematis Siswa SMP
dan Sikap Siswa Terhadap Matematika Dengan Model Pembelajaran
Inkuiri Terbimbing,Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika
Program Pasca Sarjana STKIP Siliwangi Bandung, Vol. 1,
63
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
Nama Sekolah : SMPN 24 Bekasi
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VII/2
Materi : Segi Empat dan segitiga
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar
3.14 Menganalisis berbagai bangun datar segiempat (persegi, persegipanjang,
belahketupat, jajargenjang, trapesium, dan layang-layang) dan segitiga
berdasarkan sisi, sudut, dan hubungan antar sisi dan antar sudut
64
3.15 Menurunkan rumus untuk menentukan keliling dan luas segiempat
(persegi,persegi panjang, belah ketupat, jajargenjang, trapesium, dan
layang-layang) dan segitiga.
3.16 Menganalisis berbagai bangun datar segiempat (persegi, persegipanjang,
belahketupat, jajargenjang, trapesium, dan layang-layang) dan segitiga
berdasarkan sisi, sudut, dan hubungan antar sisi dan antar sudut
3.17 Menurunkan rumus untuk menentukan keliling dan luas segiempat
(persegi,persegi panjang, belah ketupat, jajargenjang, trapesium, dan
layang-layang) dan segitiga.
4.15 Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan luas dan
keliling segiempat (persegi, persegipanjang, belahketupat, jajargenjang,
trapesium, dan layang-layang.
C. Indikator
Pertemuan 1
1. Menentukan sifat-sifat persegi panjang
2. Menyimpulkan rumus luas daerah persegi panjang
3. Menyimpulkan rumus keliling persegi panjang
4. Menerapkan rumus luas persegi panjang untuk menyelesaikan masalah
5. Menerapkan rumus keliling persegi panjang untuk menyelesaikan masalah
Pertemuan 2
1. Menentukan sifat-sifat persegi
2. Menyimpulkan rumus luas daerah persegi
3. Menyimpulkan rumus keliling persegi
4. Menerapkan rumus luas persegi untuk menyelesaikan masalah
5. Menerapkan rumus keliling persegi untuk menyelesaikan masalah
Pertemuan 3
1. Menentukan sifat-sifat belah ketupat
2. Menyimpulkan rumus luas belah ketupat
3. Menyimpulkan rumus keliling belah ketupat
4. Menerapkan rumus luas belah ketupat untuk menyelesaikan masalah
65
5. Menerapkan rumus keliling belah ketupat untuk menyelesaikan masalah
Pertemuan 4
1. Menentukan sifat-sifat layang-layang
2. Menyimpulkan rumus luas layang-layang
3. Menyimpulkan rumus keliling layang-layang
4. Menerapkan rumus luas layang-layang untuk menyelesaikan masalah
5. Menerapkan rumus keliling layang-layang untuk menyelesaikan masalah
Pertemuan 5
1. Menentukan sifat-sifat jajargenjang
2. Menyimpulkan rumus luas jajargenjang
3. Menyimpulkan rumus keliling jajargenjang
4. Menerapkan rumus luas jajargenjang untuk menyelesaikan masalah
5. Menerapkan rumus keliling jajargenjang untuk menyelesaikan masalah
Pertemuan 6
1. Menentukan sifat-sifat trapesium
2. Menyimpulkan rumus luas trapesium
3. Menyimpulkan rumus keliling trapesium
4. Menerapkan rumus luas trapesium untuk menyelesaikan masalah
5. Menerapkan rumus keliling trapesium untuk menyelesaikan masalah
Pertemuan 7
1. Menentukan sifat-sifat segitiga
2. Menyimpulkan rumus luas segitiga
3. Menyimpulkan rumus keliling segitiga
4. Menerapkan rumus luas segitiga untuk menyelesaikan masalah
5. Menerapkan rumus keliling segitiga untuk menyelesaikan masalah
D. Materi Pembelajaran
Segi Empat dan segitiga
66
E. Model dan Metode Pembelajaran
Model : Model Pencapaian Konsep (Concept attainment model)
Metode : Diskusi, tanya jawab, dan pemberian tugas
F. Skenario Pembelajaran
Pertemuan 1
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan
Guru membuka pembelajaran dengan berdoa
Guru mengecek kehadiran siswa menggunakan daftar hadir yang telah
disiapkan
Guru mengkondisikan siswa untuk belajar
Guru menyampaikan tujuan pembelajara dan materi yang akan dipelajari
Guru memberikan motivasi kepada siswa dengan menyampaikan
manfaat dari mempelajari persegi panjang
Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 4-5
orang dan membagikan LKS 1 kepada setiap kelompok
Siswa berkumpul dengan teman sekelompoknya untuk mendiskusikan
dan menyelesaikan permasalahan yang guru berikan dalam
permasalahan matematis di LKS 1
Kegiatan Inti
67
Tahap I : penyajian data dan identifikasi konsep
Guru memberikan data berupa contoh dan non contoh yang akan di amati
oleh siswa
Siswa menganalisis contoh dan non contoh yang disajikan dengan cara
membandingkan data yang diberikan
Guru memberikan pertanyaan untuk mengarahkan siswa kepada sifat
persegi panjang
Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan
Siswa membuat kesimpulan awal tentang pengertian dan sifat persegi
panjang
Tahap II : pengujian pencapaian konsep
Guru memberikan lembar aktivitas siswa tentang keliling dan luas persegi
panjang
Siswa berdiskusi dalam kelompok untuk mengeksplorasi dan menemukan
rumus keliling dan luas persegi panjang
Tahap III : analisis strategi berfikir
Guru memberikan masalah yang berkaitan dengan konsep persegi panjang
Siswa menggunakan konsep sifat, keliling, dan luas persegi panjang untuk
menyelesaikan masalah
Kegiatan Penutup
Salah satu perwakilan kelompok diminta untuk menyampaikan kesimpulan
dari hasil diskusi pada LKS 1 di depan kelas
Guru merefleksi hasil diskusi pada LKS 1
Guru memberikan pekerjaan rumah (PR)
Guru mengakhiri pembelajaran dengan menucapkan salam
68
Pertemuan 2
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan
Guru membuka pembelajaran dengan berdoa
Guru mengecek kehadiran siswa menggunakan daftar hadir yang telah
disiapkan
Guru mengkondisikan siswa untuk belajar
Guru menyampaikan tujuan pembelajara dan materi yang akan dipelajari
Guru memberikan motivasi kepada siswa dengan menyampaikan
manfaat dari mempelajari persegi
Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 4-5
orang dan membagikan LKS 2 kepada setiap kelompok
Siswa berkumpul dengan teman sekelompoknya untuk mendiskusikan
dan menyelesaikan permasalahan yang guru berikan dalam
permasalahan matematis di LKS 2
Kegiatan Inti
Tahap I : penyajian data dan identifikasi konsep
Guru memberikan data berupa contoh dan non contoh yang akan di amati
oleh siswa
Siswa menganalisis contoh dan non contoh yang disajikan dengan cara
membandingkan data yang diberikan
Guru memberikan pertanyaan untuk mengarahkan siswa kepada sifat
persegi
Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan
Siswa membuat kesimpulan awal tentang pengertian dan sifat persegi
Tahap II : pengujian pencapaian konsep
Guru memberikan lembar aktivitas siswa tentang keliling dan luas persegi
Siswa berdiskusi dalam kelompok untuk mengeksplorasi dan menemukan
rumus keliling dan luas persegi
Tahap III : analisis strategi berfikir
69
Guru memberikan masalah yang berkaitan dengan konsep persegi
Siswa menggunakan konsep sifat, keliling, dan luas persegi untuk
menyelesaikan masalah
Kegiatan Penutup
Salah satu perwakilan kelompok diminta untuk menyampaikan kesimpulan
dari hasil diskusi pada LKS 2 di depan kelas
Guru merefleksi hasil diskusi pada LKS 2
Guru memberikan pekerjaan rumah (PR)
Guru mengakhiri pembelajaran dengan menucapkan salam
Pertemuan 3
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan
Guru membuka pembelajaran dengan berdoa
Guru mengecek kehadiran siswa menggunakan daftar hadir yang telah
disiapkan
Guru mengkondisikan siswa untuk belajar
Guru menyampaikan tujuan pembelajara dan materi yang akan dipelajari
Guru memberikan motivasi kepada siswa dengan menyampaikan
manfaat dari mempelajari belah ketupat
Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 4-5
orang dan membagikan LKS 3 kepada setiap kelompok
Siswa berkumpul dengan teman sekelompoknya untuk mendiskusikan
dan menyelesaikan permasalahan yang guru berikan dalam
permasalahan matematis di LKS 3
Kegiatan Inti
70
Tahap I : penyajian data dan identifikasi konsep
Guru memberikan data berupa contoh dan non contoh yang akan di amati
oleh siswa
Siswa menganalisis contoh dan non contoh yang disajikan dengan cara
membandingkan data yang diberikan
Guru memberikan pertanyaan untuk mengarahkan siswa kepada sifat belah
ketupat
Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan
Siswa membuat kesimpulan awal tentang pengertian dan sifat belah ketupat
Tahap II : pengujian pencapaian konsep
Guru memberikan lembar aktivitas siswa tentang keliling dan luas belah
ketupat
Siswa berdiskusi dalam kelompok untuk mengeksplorasi dan menemukan
rumus keliling dan luas belah ketupat
Tahap III : analisis strategi berfikir
Guru memberikan masalah yang berkaitan dengan konsep belah ketupat
Siswa menggunakan konsep sifat, keliling, dan luas belah ketupat untuk
menyelesaikan masalah
Kegiatan Penutup
Salah satu perwakilan kelompok diminta untuk menyampaikan kesimpulan
dari hasil diskusi pada LKS 3 di depan kelas
Guru merefleksi hasil diskusi pada LKS 3
Guru memberikan pekerjaan rumah (PR)
Guru mengakhiri pembelajaran dengan menucapkan salam
Pertemuan 4
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan
Guru membuka pembelajaran dengan berdoa
Guru mengecek kehadiran siswa menggunakan daftar hadir yang telah
disiapkan
71
Guru mengkondisikan siswa untuk belajar
Guru menyampaikan tujuan pembelajara dan materi yang akan dipelajari
Guru memberikan motivasi kepada siswa dengan menyampaikan
manfaat dari mempelajari layang-layang
Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 4-5
orang dan membagikan LKS 4 kepada setiap kelompok
Siswa berkumpul dengan teman sekelompoknya untuk mendiskusikan
dan menyelesaikan permasalahan yang guru berikan dalam
permasalahan matematis di LKS 4
Kegiatan Inti
Tahap I : penyajian data dan identifikasi konsep
Guru memberikan data berupa contoh dan non contoh yang akan di amati
oleh siswa
Siswa menganalisis contoh dan non contoh yang disajikan dengan cara
membandingkan data yang diberikan
Guru memberikan pertanyaan untuk mengarahkan siswa kepada sifat
layang-layang
Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan
Siswa membuat kesimpulan awal tentang pengertian dan sifat layang-layang
Tahap II : pengujian pencapaian konsep
Guru memberikan lembar aktivitas siswa tentang keliling dan luas layang-
layang
Siswa berdiskusi dalam kelompok untuk mengeksplorasi dan menemukan
rumus keliling dan luas layang-layang
Tahap III : analisis strategi berfikir
Guru memberikan masalah yang berkaitan dengan konsep layang-layang
Siswa menggunakan konsep sifat, keliling, dan luas layang-layang untuk
menyelesaikan masalah
Kegiatan Penutup
72
Salah satu perwakilan kelompok diminta untuk menyampaikan kesimpulan
dari hasil diskusi pada LKS 4 di depan kelas
Guru merefleksi hasil diskusi pada LKS 4
Guru memberikan pekerjaan rumah (PR)
Guru mengakhiri pembelajaran dengan menucapkan salam
Pertemuan 5
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan
Guru membuka pembelajaran dengan berdoa
Guru mengecek kehadiran siswa menggunakan daftar hadir yang telah
disiapkan
Guru mengkondisikan siswa untuk belajar
Guru menyampaikan tujuan pembelajara dan materi yang akan dipelajari
Guru memberikan motivasi kepada siswa dengan menyampaikan
manfaat dari mempelajari jajargenjang
Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 4-5
orang dan membagikan LKS 5 kepada setiap kelompok
Siswa berkumpul dengan teman sekelompoknya untuk mendiskusikan
dan menyelesaikan permasalahan yang guru berikan dalam
permasalahan matematis di LKS 5
Kegiatan Inti
73
Tahap I : penyajian data dan identifikasi konsep
Guru memberikan data berupa contoh dan non contoh yang akan di amati
oleh siswa
Siswa menganalisis contoh dan non contoh yang disajikan dengan cara
membandingkan data yang diberikan
Guru memberikan pertanyaan untuk mengarahkan siswa kepada sifat
jajargenjang
Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan
Siswa membuat kesimpulan awal tentang pengertian dan sifat jajargenjang
Tahap II : pengujian pencapaian konsep
Guru memberikan lembar aktivitas siswa tentang keliling dan luas
jajargenjang
Siswa berdiskusi dalam kelompok untuk mengeksplorasi dan menemukan
rumus keliling dan luas jajargenjang
Tahap III : analisis strategi berfikir
Guru memberikan masalah yang berkaitan dengan konsep jajargenjang
Siswa menggunakan konsep sifat, keliling, dan luas jajargenjang untuk
menyelesaikan masalah
Kegiatan Penutup
Salah satu perwakilan kelompok diminta untuk menyampaikan kesimpulan
dari hasil diskusi pada LKS 5 di depan kelas
Guru merefleksi hasil diskusi pada LKS 5
Guru memberikan pekerjaan rumah (PR)
Guru mengakhiri pembelajaran dengan menucapkan salam
Pertemuan 6
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan
Guru membuka pembelajaran dengan berdoa
Guru mengecek kehadiran siswa menggunakan daftar hadir yang telah
disiapkan
74
Guru mengkondisikan siswa untuk belajar
Guru menyampaikan tujuan pembelajara dan materi yang akan dipelajari
Guru memberikan motivasi kepada siswa dengan menyampaikan
manfaat dari mempelajari trapesium
Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 4-5
orang dan membagikan LKS 6 kepada setiap kelompok
Siswa berkumpul dengan teman sekelompoknya untuk mendiskusikan
dan menyelesaikan permasalahan yang guru berikan dalam
permasalahan matematis di LKS 6
Kegiatan Inti
Tahap I : penyajian data dan identifikasi konsep
Guru memberikan data berupa contoh dan non contoh yang akan di amati
oleh siswa
Siswa menganalisis contoh dan non contoh yang disajikan dengan cara
membandingkan data yang diberikan
Guru memberikan pertanyaan untuk mengarahkan siswa kepada sifat
trapesium
Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan
Siswa membuat kesimpulan awal tentang pengertian dan sifat trapesium
Tahap II : pengujian pencapaian konsep
Guru memberikan lembar aktivitas siswa tentang keliling dan luas trapesium
Siswa berdiskusi dalam kelompok untuk mengeksplorasi dan menemukan
rumus keliling dan luas trapesium
Tahap III : analisis strategi berfikir
Guru memberikan masalah yang berkaitan dengan konsep trapesium
Siswa menggunakan konsep sifat, keliling, dan luas trapesium untuk
menyelesaikan masalah
Kegiatan Penutup
75
Salah satu perwakilan kelompok diminta untuk menyampaikan kesimpulan
dari hasil diskusi pada LKS 6 di depan kelas
Guru merefleksi hasil diskusi pada LKS 6
Guru memberikan pekerjaan rumah (PR)
Guru mengakhiri pembelajaran dengan menucapkan salam
Pertemuan 7
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan
Guru membuka pembelajaran dengan berdoa
Guru mengecek kehadiran siswa menggunakan daftar hadir yang telah
disiapkan
Guru mengkondisikan siswa untuk belajar
Guru menyampaikan tujuan pembelajara dan materi yang akan dipelajari
Guru memberikan motivasi kepada siswa dengan menyampaikan
manfaat dari mempelajari segitiga
Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 4-5
orang dan membagikan LKS 7 kepada setiap kelompok
Siswa berkumpul dengan teman sekelompoknya untuk mendiskusikan
dan menyelesaikan permasalahan yang guru berikan dalam
permasalahan matematis di LKS 7
Kegiatan Inti
76
Tahap I : penyajian data dan identifikasi konsep
Guru memberikan data berupa contoh dan non contoh yang akan di amati
oleh siswa
Siswa menganalisis contoh dan non contoh yang disajikan dengan cara
membandingkan data yang diberikan
Guru memberikan pertanyaan untuk mengarahkan siswa kepada sifat
segitiga
Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan
Siswa membuat kesimpulan awal tentang pengertian dan sifat segitiga
Tahap II : pengujian pencapaian konsep
Guru memberikan lembar aktivitas siswa tentang keliling dan luas segitiga
Siswa berdiskusi dalam kelompok untuk mengeksplorasi dan menemukan
rumus keliling dan luas segitiga
Tahap III : analisis strategi berfikir
Guru memberikan masalah yang berkaitan dengan konsep segitiga
Siswa menggunakan konsep sifat, keliling, dan luas segitiga untuk
menyelesaikan masalah
Kegiatan Penutup
Salah satu perwakilan kelompok diminta untuk menyampaikan kesimpulan
dari hasil diskusi pada LKS 7 di depan kelas
Guru merefleksi hasil diskusi pada LKS 7
Guru memberikan pekerjaan rumah (PR)
Guru mengakhiri pembelajaran dengan menucapkan salam
G. Sumber Belajar
1. Bahan ajar mengenai segi empat dan segitiga berupa lembar kerja siswa
2. Abdur Rahman As’ari dkk, “Buku Guru Matematika” SMP/MTs kelas VII,
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Jakarta 2016
77
3. Abdur Rahman As’ari dkk, “Buku Matematika Pegangan Siswa” SMP/MTs
kelas VII Semester 2, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia, Jakarta 2016
H. Media dan Alat Pembelajaran
1. Papan tulis dan alat tulis
2. Lembar Kerja Siswa (LKS)
Bekasi, Maret 2017
Peneliti
Devi Yulianti
NIM : 1110017000081
78
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
Nama Sekolah : SMPN 24 Bekasi
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VII/2
Materi : Segi Empat dan segitiga
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar
3.14 Menganalisis berbagai bangun datar segiempat (persegi, persegipanjang,
belahketupat, jajargenjang, trapesium, dan layang-layang) dan segitiga
berdasarkan sisi, sudut, dan hubungan antar sisi dan antar sudut
79
3.15 Menurunkan rumus untuk menentukan keliling dan luas segiempat
(persegi,persegi panjang, belah ketupat, jajargenjang, trapesium, dan
layang-layang) dan segitiga.
3.16 Menganalisis berbagai bangun datar segiempat (persegi, persegipanjang,
belahketupat, jajargenjang, trapesium, dan layang-layang) dan segitiga
berdasarkan sisi, sudut, dan hubungan antar sisi dan antar sudut
3.17 Menurunkan rumus untuk menentukan keliling dan luas segiempat
(persegi,persegi panjang, belah ketupat, jajargenjang, trapesium, dan
layang-layang) dan segitiga.
4.15 Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan luas dan
keliling segiempat (persegi, persegipanjang, belahketupat, jajargenjang,
trapesium, dan layang-layang.
C. Indikator
Pertemuan 1
1. Menentukan sifat-sifat persegi panjang
2. Menyimpulkan rumus luas daerah persegi panjang
3. Menyimpulkan rumus keliling persegi panjang
4. Menerapkan rumus luas persegi panjang untuk menyelesaikan masalah
5. Menerapkan rumus keliling persegi panjang untuk menyelesaikan masalah
Pertemuan 2
1. Menentukan sifat-sifat persegi
2. Menyimpulkan rumus luas daerah persegi
3. Menyimpulkan rumus keliling persegi
4. Menerapkan rumus luas persegi untuk menyelesaikan masalah
5. Menerapkan rumus keliling persegi untuk menyelesaikan masalah
Pertemuan 3
1. Menentukan sifat-sifat belah ketupat
2. Menyimpulkan rumus luas belah ketupat
3. Menyimpulkan rumus keliling belah ketupat
4. Menerapkan rumus luas belah ketupat untuk menyelesaikan masalah
80
5. Menerapkan rumus keliling belah ketupat untuk menyelesaikan masalah
Pertemuan 4
1. Menentukan sifat-sifat layang-layang
2. Menyimpulkan rumus luas layang-layang
3. Menyimpulkan rumus keliling layang-layang
4. Menerapkan rumus luas layang-layang untuk menyelesaikan masalah
5. Menerapkan rumus keliling layang-layang untuk menyelesaikan masalah
Pertemuan 5
1. Menentukan sifat-sifat jajargenjang
2. Menyimpulkan rumus luas jajargenjang
3. Menyimpulkan rumus keliling jajargenjang
4. Menerapkan rumus luas jajargenjang untuk menyelesaikan masalah
5. Menerapkan rumus keliling jajargenjang untuk menyelesaikan masalah
Pertemuan 6
1. Menentukan sifat-sifat trapesium
2. Menyimpulkan rumus luas trapesium
3. Menyimpulkan rumus keliling trapesium
4. Menerapkan rumus luas trapesium untuk menyelesaikan masalah
5. Menerapkan rumus keliling trapesium untuk menyelesaikan masalah
Pertemuan 7
1. Menentukan sifat-sifat segitiga
2. Menyimpulkan rumus luas segitiga
3. Menyimpulkan rumus keliling segitiga
4. Menerapkan rumus luas segitiga untuk menyelesaikan masalah
5. Menerapkan rumus keliling segitiga untuk menyelesaikan masalah
D. Materi Pembelajaran
Segi Empat dan segitiga
81
E. Model dan Metode Pembelajaran
Model : Konvensional
Pendekatan : Scientific
Metode : Tanya jawab, dan pemberian tugas
F. Skenario Pembelajaran
Pertemuan 1
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan
Guru membuka pembelajaran dengan berdoa
Guru mengecek kehadiran siswa menggunakan daftar hadir yang telah
disiapkan
Guru mengkondisikan siswa untuk belajar
Guru menyampaikan tujuan pembelajara dan materi yang akan dipelajari
Guru memberikan motivasi kepada siswa dengan menyampaikan
manfaat dari mempelajari persegi panjang
Kegiatan Inti
Mengamati
Guru meminta siswa untuk mengamati benda-benda dan keadaan di sekitar
mereka yang berkaitan dengan konsep persegi panjang
Siswa mengamati benda-benda yang ada disekitar yang berhubungan
dengan persegi panjang
Menanya
Guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai konsep persegi
panjang dari hasil pengamatan yang telah dilakukan
Mengeksplorasi
Guru memberikan penjelasan mengenai sifat-sifat, luas daerah, dan keliing
persegi panjang
Siswa mencatat informasi-informasi penting yang diberikan oleh guru
Mengasosiasi
Guru memberikan latihan soal yang akan dikerjakan oleh siswa
Mengkomunikasikan
Guru meminta perwakilan siswa untuk menuliskan hasil pekerjaannya di
82
papan tulis
Guru bersama dengan siswa membahas apa yang telah ditulis oleh temannya
di papan tulis
Guru memberikan koreksi untuk meluruskan pemahaman siswa
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai
pembahasan yang kurang dipahami
Penutup
Guru memberikan pekerjaan rumah (PR)
Guru memberikan informasi mengenai materi yang akan dipelajari
selanjutnya
Guru mengakhiri pembelajaran dengan menucapkan salam
Pertemuan 2
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan
Guru membuka pembelajaran dengan berdoa
Guru mengecek kehadiran siswa menggunakan daftar hadir yang telah
disiapkan
Guru mengkondisikan siswa untuk belajar
Guru menyampaikan tujuan pembelajara dan materi yang akan dipelajari
Guru memberikan motivasi kepada siswa dengan menyampaikan manfaat
dari mempelajari persegi
Kegiatan Inti
83
Mengamati
Guru meminta siswa untuk mengamati benda-benda dan keadaan di sekitar
mereka yang berkaitan dengan konsep persegi
Siswa mengamati benda-benda yang ada disekitar yang berhubungan
dengan persegi
Menanya
Guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai konsep persegi dari
hasil pengamatan yang telah dilakukan
Mengeksplorasi
Guru memberikan penjelasan mengenai sifat-sifat, luas daerah, dan keliing
persegi
Siswa mencatat informasi-informasi penting yang diberikan oleh guru
Mengasosiasi
Guru memberikan latihan soal yang akan dikerjakan oleh siswa
Mengkomunikasikan
Guru meminta perwakilan siswa untuk menuliskan hasil pekerjaannya di
papan tulis
Guru bersama dengan siswa membahas apa yang telah ditulis oleh temannya
di papan tulis
Guru memberikan koreksi untuk meluruskan pemahaman siswa
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai
pembahasan yang kurang dipahami
Penutup
Guru memberikan pekerjaan rumah (PR)
Guru memberikan informasi mengenai materi yang akan dipelajari
selanjutnya
Guru mengakhiri pembelajaran dengan menucapkan salam
84
Pertemuan 3
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan
Guru membuka pembelajaran dengan berdoa
Guru mengecek kehadiran siswa menggunakan daftar hadir yang telah
disiapkan
Guru mengkondisikan siswa untuk belajar
Guru menyampaikan tujuan pembelajara dan materi yang akan dipelajari
Guru memberikan motivasi kepada siswa dengan menyampaikan
manfaat dari mempelajari belah ketupat
Kegiatan Inti
Mengamati
Guru meminta siswa untuk mengamati benda-benda dan keadaan di sekitar
mereka yang berkaitan dengan konsep belah ketupat
Siswa mengamati benda-benda yang ada disekitar yang berhubungan
dengan belah ketupat
Menanya
Guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai konsep belah ketupat
dari hasil pengamatan yang telah dilakukan
Mengeksplorasi
Guru memberikan penjelasan mengenai sifat-sifat, luas daerah, dan keliing
belah ketupat
Siswa mencatat informasi-informasi penting yang diberikan oleh guru
Mengasosiasi
Guru memberikan latihan soal yang akan dikerjakan oleh siswa
Mengkomunikasikan
Guru meminta perwakilan siswa untuk menuliskan hasil pekerjaannya di
papan tulis
Guru bersama dengan siswa membahas apa yang telah ditulis oleh temannya
di papan tulis
85
Guru memberikan koreksi untuk meluruskan pemahaman siswa
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai
pembahasan yang kurang dipahami
Penutup
Guru memberikan pekerjaan rumah (PR)
Guru memberikan informasi mengenai materi yang akan dipelajari
selanjutnya
Guru mengakhiri pembelajaran dengan menucapkan salam
Pertemuan 4
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan
Guru membuka pembelajaran dengan berdoa
Guru mengecek kehadiran siswa menggunakan daftar hadir yang telah
disiapkan
Guru mengkondisikan siswa untuk belajar
Guru menyampaikan tujuan pembelajara dan materi yang akan dipelajari
Guru memberikan motivasi kepada siswa dengan menyampaikan
manfaat dari mempelajari layang-layang
Kegiatan Inti
86
Mengamati
Guru meminta siswa untuk mengamati benda-benda dan keadaan di sekitar
mereka yang berkaitan dengan konsep layang-layang
Siswa mengamati benda-benda yang ada disekitar yang berhubungan
dengan layang-layang
Menanya
Guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai konsep layang-layag
dari hasil pengamatan yang telah dilakukan
Mengeksplorasi
Guru memberikan penjelasan mengenai sifat-sifat, luas daerah, dan keliing
layang-layang
Siswa mencatat informasi-informasi penting yang diberikan oleh guru
Mengasosiasi
Guru memberikan latihan soal yang akan dikerjakan oleh siswa
Mengkomunikasikan
Guru meminta perwakilan siswa untuk menuliskan hasil pekerjaannya di
papan tulis
Guru bersama dengan siswa membahas apa yang telah ditulis oleh temannya
di papan tulis
Guru memberikan koreksi untuk meluruskan pemahaman siswa
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai
pembahasan yang kurang dipahami
Penutup
Guru memberikan pekerjaan rumah (PR)
Guru memberikan informasi mengenai materi yang akan dipelajari
selanjutnya
Guru mengakhiri pembelajaran dengan menucapkan salam
87
Pertemuan 5
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan
Guru membuka pembelajaran dengan berdoa
Guru mengecek kehadiran siswa menggunakan daftar hadir yang telah
disiapkan
Guru mengkondisikan siswa untuk belajar
Guru menyampaikan tujuan pembelajara dan materi yang akan dipelajari
Guru memberikan motivasi kepada siswa dengan menyampaikan
manfaat dari mempelajari jajargenjang
Kegiatan Inti
88
Mengamati
Guru meminta siswa untuk mengamati benda-benda dan keadaan di sekitar
mereka yang berkaitan dengan konsep jajargenjang
Siswa mengamati benda-benda yang ada disekitar yang berhubungan
dengan jajargenjang
Menanya
Guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai konsep jajargenjang
dari hasil pengamatan yang telah dilakukan
Mengeksplorasi
Guru memberikan penjelasan mengenai sifat-sifat, luas daerah, dan keliing
jajargenjang
Siswa mencatat informasi-informasi penting yang diberikan oleh guru
Mengasosiasi
Guru memberikan latihan soal yang akan dikerjakan oleh siswa
Mengkomunikasikan
Guru meminta perwakilan siswa untuk menuliskan hasil pekerjaannya di
papan tulis
Guru bersama dengan siswa membahas apa yang telah ditulis oleh temannya
di papan tulis
Guru memberikan koreksi untuk meluruskan pemahaman siswa
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai
pembahasan yang kurang dipahami
Penutup
Guru memberikan pekerjaan rumah (PR)
Guru memberikan informasi mengenai materi yang akan dipelajari
selanjutnya
Guru mengakhiri pembelajaran dengan menucapkan salam
89
Pertemuan 6
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan
Guru membuka pembelajaran dengan berdoa
Guru mengecek kehadiran siswa menggunakan daftar hadir yang telah
disiapkan
Guru mengkondisikan siswa untuk belajar
Guru menyampaikan tujuan pembelajara dan materi yang akan dipelajari
Guru memberikan motivasi kepada siswa dengan menyampaikan
manfaat dari mempelajari trapesium
Kegiatan Inti
90
Mengamati
Guru meminta siswa untuk mengamati benda-benda dan keadaan di sekitar
mereka yang berkaitan dengan konsep trapesium
Siswa mengamati benda-benda yang ada disekitar yang berhubungan
dengan trapesium
Menanya
Guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai konsep trapesium dari
hasil pengamatan yang telah dilakukan
Mengeksplorasi
Guru memberikan penjelasan mengenai sifat-sifat, luas daerah, dan keliing
trapesium
Siswa mencatat informasi-informasi penting yang diberikan oleh guru
Mengasosiasi
Guru memberikan latihan soal yang akan dikerjakan oleh siswa
Mengkomunikasikan
Guru meminta perwakilan siswa untuk menuliskan hasil pekerjaannya di
papan tulis
Guru bersama dengan siswa membahas apa yang telah ditulis oleh temannya
di papan tulis
Guru memberikan koreksi untuk meluruskan pemahaman siswa
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai
pembahasan yang kurang dipahami
Penutup
Guru memberikan pekerjaan rumah (PR)
Guru memberikan informasi mengenai materi yang akan dipelajari
selanjutnya
Guru mengakhiri pembelajaran dengan menucapkan salam
91
Pertemuan 7
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan
Guru membuka pembelajaran dengan berdoa
Guru mengecek kehadiran siswa menggunakan daftar hadir yang telah
disiapkan
Guru mengkondisikan siswa untuk belajar
Guru menyampaikan tujuan pembelajara dan materi yang akan dipelajari
Guru memberikan motivasi kepada siswa dengan menyampaikan
manfaat dari mempelajari segitiga
Kegiatan Inti
Mengamati
Guru meminta siswa untuk mengamati benda-benda dan keadaan di sekitar
mereka yang berkaitan dengan konsep segitiga
Siswa mengamati benda-benda yang ada disekitar yang berhubungan
dengan segitiga
Menanya
Guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai konsep segitiga dari
hasil pengamatan yang telah dilakukan
Mengeksplorasi
Guru memberikan penjelasan mengenai sifat-sifat, luas daerah, dan keliing
segitiga
Siswa mencatat informasi-informasi penting yang diberikan oleh guru
Mengasosiasi
Guru memberikan latihan soal yang akan dikerjakan oleh siswa
Mengkomunikasikan
Guru meminta perwakilan siswa untuk menuliskan hasil pekerjaannya di
papan tulis
92
Guru bersama dengan siswa membahas apa yang telah ditulis oleh temannya
di papan tulis
Guru memberikan koreksi untuk meluruskan pemahaman siswa
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai
pembahasan yang kurang dipahami
Penutup
Guru memberikan pekerjaan rumah (PR)
Guru memberikan informasi mengenai materi yang akan dipelajari
selanjutnya
Guru mengakhiri pembelajaran dengan menucapkan salam
G. Sumber Belajar
1. Bahan ajar mengenai segi empat dan segitiga berupa lembar kerja siswa
2. Abdur Rahman As’ari dkk, “Buku Guru Matematika” SMP/MTs kelas VII,
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Jakarta 2016
3. Abdur Rahman As’ari dkk, “Buku Matematika Pegangan Siswa” SMP/MTs
kelas VII Semester 2, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia, Jakarta 2016
H. Media dan Alat Pembelajaran
1. Papan tulis dan alat tulis
2. Lembar Kerja Siswa (LKS)
Bekasi, Maret 2017
Peneliti
Devi Yulianti
NIM : 1110017000081
93
94
b. Identifikasi Konsep
Buatlah persegi panjang dengan ukuran panjang 5cm dan lebar 3cm. Beri nama masing-masing
titik sudutnya !
a. Sebutkan sisi-sisi yang saling sejajar ! (apabila diperpanjang tidak akan
berpotongan)
b. Sebutkan sisi-sisi yang saling berhadapan !
c. Sebutkan sisi-sisi yang sama panjang !
d. Sebutkan ke-empat ukuran titik sudutnya !
e. Tunjukanlah yang mana yang disbut dengan diagonal !
f. Jika gambar di atas dilipat dan dua pasang sudutnya saling berimpit, tunjukan yang
mana garis tengahnya !
Sifat-sifat
95
96
Tahap 2 : Pengujian Pencapaian Konsep
Jika pak mahar memiliki sejumlah ruangan dengan ukuran yang berbeda-beda, maka
tentukanlah banyaknya ubin dan list yang dibutuhkan oleh pak mahar di setiap ruangannya !
Kamar ke-1
7
8
Banyaknya ubin :
Banyaknya list :
Kamar ke-2
9
10
Banyaknya ubin :
Banyaknya list :
Kamar ke-3
11
12
Banyaknya ubin :
Banyaknya list :
Kamar ke-n
n
m
Banyaknya ubin :
Banyaknya list :
Buatlah kesimpulan hubungan antara banyaknya ubin dengan luas ruangan tersebut!
Jika m = panjang dan n = lebar, maka luas persegi panjang = . . . .
Buatlah kesimpulan hubungan antara panjang seluruh list dengan keliling ruangan tersebut!
Jika m=panjang dan n=lebar, maka keliling persegi panjang = . . . .
97
Tahap 3 : Analisis Strategi berfikir
Dewanti dan Rahma berlari mengelilingi dua lapangan yang berbeda. Dewanti mengelilingi
lapangan bola basket yang memiliki panjang 16meter dan lebar 14meter, sedangkan Rahma
mengelilingi lapangan bola voli yang memiliki panjang 18meter dan lebar 9meter. Jika Dewanti
dan Rahma mengelilingi masing-masing lapangan tersebut sampai selesai:
a. Sketsalah lapangan bola basket dan lapangan bola voli tersebut!
Dari kedua lapangan tersebut keliling manakah yang lebih panjang ?
b. Jika ukuran lapangan bola voli masing-masing panjang dan lebarnya diperpanjang 1
meter, tentukan kelilingnya?
Berapakah pertambahan keliling lapangan bola voli setelah di perpanjang?
98
99
b. Identifikasi konsep
Buatlah gambar persegi dengan ukuran masing-masing sisi nya adalah 2 cm. Beri nama masing-
masing titik sudutnya !
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini !
a. Sebutkan sisi-sisi yang saling sejajar (apabila diperpanjang tidak akan berpotongan) !
b. Sebutkan sisi-sisi yang saling berhadapan !
c. Sebutkan sisi-sisi yang sama panjang !
d. Sebutkan masing-masing ukuran tiap sudutnya !
e. Dari gambar yang kalian buat di atas, coba tarik garis dari tiap sudut yang berhadapan,
kemudian beri nama titik perpotongan antara garis yang kalian buat !
Tentukan yang mana diagonalnya ?
f. Jika gambar di atas dilipat dan dua pasang sudutnya saling berimpit, tunjukan yang
mana saja garis tengahnya !
Sifat-sifat
100
101
Tahap 2 : Pengujian Pencapaian Konsep
Apabila pak Mahar berencana akan membuat banyak lagi lahan kambing seperti yang sebelumnya, dengan
ukuran yang berbeda-beda seperti dibawah ini berapa banyak ikatan rumput dan bambu yang dibutuhkan
untuk masing-masing kandang !
Kandang ke-1
4 meter
4 meter
Banyaknya ikatan rumput :
Banyaknya bambu :
Kandang ke-2
6 meter
6 meter
Banyaknya ikatan rumput :
Banyaknya bambu :
Kandang ke-3
8 meter
8 meter
Banyaknya ikatan rumput :
Banyaknya bambu :
Kandang ke-4
a
a
Banyaknya ikatan rumput :
Banyaknya bambu :
Buatlah kesimpulan hubungan antara banyaknya ikatan rumput dengan luas lahan kambing
tersebut!
Jika a = sisi, maka luas persegi = . . . .
Buatlah kesimpulan hubungan antara banyaknya bambu dengan keliling lahan tersebut!
Jika n = sisi, maka keliling persegi = . . . .
102
Tahap 3 : Analisis Strategi berfikir
a. Dari beberapa kandang kambing Pak Mahar yang di sebutkan diatas, berapakah
pertambahan panjang sisi dari kandang satu ke kandang yang lainnya?
b. Apabila Pak Mahar berencana untuk membuat kandang kambing yang pertambahan
ukurannya selalu sama seperti sebelumnya, tentukan pola umum untuk luas kandang
kambing yang ke-n !
103
104
b. Identifikasi Konsep
Gambarlah belah ketupat dengan masing-masing ukuran sisi nya adalah 1,5 cm, kemudian beri
nama masing-masing titik sudutnya !
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini !
a. Sebutkan sisi-sisi yang saling sejajar !
b. Sebutkan sisi-sisi yang saling berhadapan !
c. Sebutkan sisi-sisi yang sama panjang !
d. Sebutkan sudut-sudut yang berhadapan !
e. Sebutkan sudut-sudut yang sama besar !
f. Dari gambar yang kalian buat di atas, coba tarik garis dari tiap sudut yang berhadapan,
kemudian beri nama titik perpotongan antara garis yang kalian buat !
Tentukan yang mana diagonalnya ?
g. Jika gambar di atas dilipat dan dua pasang sudutnya saling berimpit, tunjukan yang
mana saja garis tengahnya !
105
106
Tahap 2 : Pengujian Pencapaian Konsep
Apabila Ibu Yati akan membuat banyak taplak meja dengan ukuran yang berbeda-beda tentukan banyaknya
bahan dan panjang pita yang dibutuhkan oleh ibu Yati pada masing-masing taplak meja !
Taplak ke-1 40cm 50cm
30cm
Banyaknya bahan :
Panjangnya pita :
Taplak ke-2 80cm 100cm
60cm
Banyaknya bahan :
Panjangnya pita :
Taplak ke-3 120cm 150cm
90cm
Banyaknya bahan :
Panjangnya pita :
Taplak ke-n D
A C
B
Banyaknya bahan :
Panjangnya pita :
Buatlah kesimpulan hubungan antara panjang dan lebar pada persegi panjang dengan diagonal
pada belah ketupat :
Jika AC=diagonal 1 dan BD= diagonal 2, maka luas belah ketupat = . . . .
Buatlah kesimpulan hubungan antara panjang seluruh pita dengan keliling taplak tersebut!
Jika AB=BC=CD=DA= sisi, maka keliling belah ketupat = . . . .
107
Tahap 3 : Analisis Strategi berfikir
Pada mata pelajaran Kesenian Fanny dan Rahma di tugaskan oleh gurunya untuk menggambar ketupat.
Fanny di tugaskan untuk menggambar ketupat dengan ukuran sisi nya 10cm, sedangkan Rahma ditugaskan
untuk menggambar ketupat dengan ukuran sisinya lebih besar 5 cm daripada Fanny.
a. Sketsalah gambar ketupat Fanny dan Rahma !
Dari kedua gambar tersebut ketupat siapakah yang lebih besar ?
b. Apabila Diana juga di tugaskan untuk menggambar ketupat dengan ukuran sisi nya 5 cm lebih besar
dari Rahma, berapakah besar ketupat Diana?
108
109
d. Identifikasi Konsep
Buatlah gambar layang-layang dengan ukuran masing-masing sisi nya adalah 2cm,3cm,2cm,dan
3cm. Beri nama masing-masing titik sudutnya !
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini !
g. Sebutkan sisi-sisi yang saling sejajar !
h. Sebutkan sisi-sisi yang saling berhadapan !
i. Sebutkan sisi-sisi yang sama panjang !
j. Sebutkan masing-masing ukuran tiap sudutnya !
k. Sebutkan sudut-sudut yang sama besar !
l. Dari gambar yang kalian buat di atas, coba tarik garis dari tiap sudut yang berhadapan,
kemudian beri nama titik perpotongan antara garis yang kalian buat !
Tentukan yang mana diagonalnya ?
m. Jika gambar di atas dilipat dan dua pasang sudutnya saling berimpit, tunjukan yang
mana saja garis tengahnya !
110
111
Tahap 2 : Pengujian Pencapaian Konsep
Apabila Pak Sarif mendapat orderan layang-layang lainnya yang ukurannya berbeda-beda,
tentukanlah banyaknya kertas dan tali yang dibutuhkan untuk masing-masing layang-layang !
D
13cm AC = 24cm
A C BD = 21cm
20cm
B
Banyaknya kertas :
Panjang tali :
D
15cm AC = 24cm
A C BD = 25cm
20cm
B
Banyaknya kertas :
Panjang tali :
D
9cm AC = 15cm
A C BD = 25cm
20cm
B
Banyaknya kertas :
Panjang tali :
D
A C
B
Banyaknya kertas :
Panjang tali :
Buatlah kesimpulan hubungan antara panjang dan lebar pada persegi panjang dengan
diagonal pada layang-layang !
Jika AC=diagonal 1 dan BD=diagonal2 maka rumus luas layang-layang = . . . .
Buatlah kesimpulan hubungan antara panjang tali dengan keliling layang-layang tersebut!
Jika AD=DC=a dan AB=BC=b maka rumus keliling layang-layang= . . . .
112
Tahap 3 : Analisis Strategi Berfikir
Rizki ingin membuat banyak layang-layang yang diagonalnya berpola. Dari layang-layang satu ke yang
berikutnya ukuran tiap diagonalnya bertambah 1cm. Apabila ukuran diagonal layang-layang yang pertama
yaitu 21 cm dan 24 cm. Tentukan luas layang-layang yang ke-n !
113
114
b. Identifikasi Konsep
Buatlah gambar jajargenjang dengan ukuran masing-masing sisi nya adalah 4cm, 2cm,4cm, dan
2cm. Beri nama masing-masing titik sudutnya !
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini !
a. Sebutkan sisi-sisi yang saling sejajar !
b. Sebutkan sisi-sisi yang saling berhadapan !
c. Sebutkan sisi-sisi yang sama panjang !
d. Sebutkan sudut-sudut yang saling sehadap !
e. Sebutkan sudut-sudut yang sama besar !
f. Dari gambar yang kalian buat di atas, coba tarik garis dari tiap sudut yang berhadapan,
kemudian beri nama titik perpotongan antara garis yang kalian buat !
Tentukan yang mana diagonalnya ?
g. Jika gambar di atas dilipat dan dua pasang sudutnya saling berimpit, tunjukan yang
mana saja garis tengahnya !
Sifat-sifat
115
116
Tahap 2 : Pengujian Pencapaian Konsep
Ternyata di lingkungan rumahnya Sarif ada beberapa lapangan yang harus di tanam ulang
rumputnya dengan ukuran lapangan yang berbeda-beda seperti di bawah ini. Hitunglah banyak
rumput yang dibutuhkan dan jarak yang ditempuh untuk satu kali mengelilingi lapangan
tersebut !
30m 24m
38m
Banyak rumput :
Jarak yang ditempuh :
30m 24m
40m
Banyak rumput :
Jarak yang ditempuh :
30m 24m
42m
Banyak rumput :
Jarak yang ditempuh :
D C
A E B
Banyak rumput :
Jarak yang ditempuh :
Buatlah kesimpulan hubungan antara panjang dan lebar pada persegi panjang dengan alas
dan tinggi jajarenjang !
Jika AB = alas dan DE= tinggi, maka rumus luas jajargenjang = . . . .
Buatlah kesimpulan hubungan antara jarak tempuh dengan keliling lapangan tersebut!
Rumus keliling jajargenjang = . . . .
117
Tahap 3 : Analisis Strategi Berfikir
Meisya memiliki pajangan dinding berbentuk jajargenjang yang memiliki ukuran alas 30cm dan
tinggi 15cm. Apabila Meisya membeli satu lagi pajangan berbentuk jajargenjang yang alas dan
tingginya 3cm lebih panjang dari yang sebelumnya, tentukan :
a. Masing-masing luas pajangan tersebut !
b. Perbedaan antara luas pajangan satu dengan luas pajangan yang kedua !
118
119
b. Identifikasi Konsep
Buatlah gambar trapesium dengan ukuran masing-masing sisi nya adalah 2 cm, 2,5cm , 5cm ,
dan 2,5cm. Beri nama masing-masing titik sudutnya !
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini !
a. Sebutkan sisi-sisi yang saling sejajar !
b. Sebutkan sisi-sisi yang saling berhadapan !
c. Sebutkan sisi-sisi yang sama panjang !
d. Sebutkan sisi-sisi yang sama panjang !
e. Jika gambar di atas dilipat dan dua pasang sudutnya saling berimpit, tunjukan yang
mana saja garis tengahnya !
120
121
Tahap 2 : Pengujian Pencapaian Konsep
apabila ada beberapa ruangan yang plafonnya harus di benahi ulang seperti yang sebelumnya tentukan
berapa banyak luas plafon dan panjang list yang dibutuhkan !
5 meter
5meter
4 meter
11meter
Luas plafon :
Panjang list:
6 meter
5meter 4 meter
12meter
Luas plafon :
Panjang list:
7 meter 5meter
4 meter
13meter
Luas plafon :
Panjang list:
D C
A E B
Luas plafon :
Panjang list:
Buatlah kesimpulan hubungan antara panjang dan lebar pada persegi panjang dengan alas dan
tinggi trapesium !
Jika AB dan CD =dua sisi sejajar dan DE= tinggi, maka rumus luas trapesium = . . . .
Buatlah kesimpulan hubungan antara panjang list dengan keliling trapesium !
Keliling trapesium = . . . .
122
Tahap 3 : Analisis Strategi Berfikir
Pak sarif ingin membeli tanah berbentuk trapesium dengan panjang sisi sejajar masing-masing 300meter dan
480meter, sedangkan jarak antara kedua sisi sejajar yaitu 400meter. Tentukan berapa meter luas tanah yang
akan dibeli oleh Pak Sarif !
(gunakan rumus luas traapesium yang sudah di dapat sebelumnya)
123
124
b. Identifikasi Konsep
Buatlah segitiga dengan ukuran sisi-sisinya yaitu 4cm, 3cm, dan 3cm . Beri nama
masing-masing titik sudutnya !
a. Sebutkan sisi-sisi yang saling sejajar !
b. Sebutkan sisi-sisi yang saling berhadapan !
c. Sebutkan sisi-sisi yang sama panjang !
d. Sebutkan ke-tiga ukuran titik sudutnya !
e. Tunjukanlah yang mana yang disbut dengan diagonal !
f. Jika gambar di atas dilipat dan dua pasang sudutnya saling berimpit,
tunjukan yang mana garis tengahnya !
Sifat-sifat
125
126
Tahap 2 : Pengujian Pencapaian Konsep
Jika ada beberapa taman kota lain yang berbentuk segitiga juga dengan ukuran yang berbeda-
beda seperti dibawah ini, tentukan berapa banyak rumput yang dibutuhkan dan berapa panjang
kawat yang dibutuhkan!
taman ke-1
7
8
Banyaknya rumput :
Panjang kawat :
taman ke-2
9
10
Banyaknya rumput :
Panjang kawat :
taman ke-3
11
12
Banyaknya rumput :
Panjang kawat :
taman ke-n
n
m
Banyaknya rumput :
Panjang kawat :
Buatlah kesimpulan hubungan antara banyaknya rumput dengan luas taman tersebut!
Jika m = alas dan n = tinggi, maka luas segitiga = . . . .
Buatlah kesimpulan hubungan antara panjang kawat dengan keliling taman tersebut!
Jika m=alas dan n=tinggi, maka keliling persegi panjang = . . . .
127
Tahap 3 : Analisis Strategi berfikir
Meisya dan Rizki berlari mengelilingi dua lapangan yang berbeda yang berbentuk segitiga.
Meisya mengelilingi lapangan yang memiliki alas 10m dan tinggi 7meter, sedangkan Rizki
mengelilingi lapangan yang memiliki alas 15meter dan tinggi 12meter. Jika Meisya dan Rizki
mengelilingi masing-masing lapangan tersebut sampai selesai:
a. Sketsalah kedua lapangan tersebut!
Dari kedua lapangan tersebut keliling manakah yang lebih panjang ?
b. Jika ukuran lapangan yang di kelilingi oleh Rizki masing-masing panjang dan lebarnya
diperpanjang 1 meter, tentukan kelilingnya?
Berapakah pertambahan keliling lapangan yang di kelilingi oleh Rizki setelah di
perpanjang?
128 Lampiran 4
Kisi-kisi Uji Instrumen Tes Kemampuan Generalisasi Sebelum Validitas
Indikator Kompetensi Indikator generalisasi Nomor soal
Menentukan pola umum
untuk luas persegi
panjang
Perception : menentukan pertambahan panjang
sisi persegi panjang
Expression :menentukan ukuran panjang dan
lebar untuk pola berikutnya yang belum diketahui
Symbolic : menentukan luas persegi panjang
untuk pola ke-n
Manipulation : menerapkan hasil generalisasi
dari luas persegi panjang untuk menyelesaikan
masalah
1a
1b
1c
1d
Menentukan pola umum
untuk keliling persegi
Perception : menentukan pertambahan panjang
sisi persegi
Expression : menentuan keliling persegi pada
pola berikutnya yang belum diketahui
Symbolic : menentukan keliling persegi pada pola
ke-n
Manipulation : menerapkan hasil generalisasi
dari keliling persegi untuk menyelesaikan masalah
2a
2b
2c
2d
Menentukan pola umum
untuk keliling belah
ketupat
Perception : menentukan pertambahan panjang
sisi belah ketupat
Expression : menentukan ukuran panjang sisi
belah ketupat pada pola berikutnya yang belum
diketahui
Symbolic :menentukan keliling belah ketupat
pada pola ke-n
Manipulation : menerapkan hasil generalisasi
dari keliling belah ketupat untuk menyelesaikan
masalah
3a
3b
3c
3d
Menentukan pola umum
untuk luas layang-layang
Perception : menentukan pertambahan panjang
diagonal layang-layang
Expression : menentukan panjang diagonal untuk
pola berikutnya yang belum diketahui
Symbolic : menentukan luas layang-layang pada
pola ke-n
Manipulation : menerapkan hasil generalisasi
dari luas layang-layang untuk menyelesaikan
masalah
4a
4b
4c
4d
Menentukan pola umum
untuk n buah segitiga
Perception : menentukan pertambahan banyak
korek api yang dibutuhkan
Expression : menentukan banyak korek api yang
dibutuhkan untuk pola berikutnya
Symbolic : menentukan banyak korek api yang
dibutuhkan untuk n buah segitiga
Manipulation : menerapkan hasil generalisasi
untuk menyelesaikan masalah
5a
5b
5c
5d
129 Lampiran 5
UJI VALIDITAS ISI INSTRUMEN TES KEMAMPUAN GENERALISASI MATEMATIS SISWA
DENGAN METODE CONTENT VALIDITY RATIO (CVR) POKOK BAHASAN SEGI EMPAT DAN SEGITIGA KELAS VII
Untuk menguji validitas secara isi dari instrumen kemampuan generalisasi matematis, para penilai diharapkan memberi koreksi redaksi kalimat
dan isi langsung pada soal dan dimohon memberikan penilaiannya dengan memberi tanda () pada masing-masing soal yang berbentuk tes
uraian dibawah ini pada kolom berikut :
E : Esensial (soal tersebut sangat penting untuk mengukur kemampuan generalisasi matematis),
TE : Tidak Esensial (soal tersebut tidak terlalu penting untuk mengukur kemampuan generalisasi matematis) atau
TR : Tidak Relevan (soal tersebut tidak ada kaitannya dengan kemampuan generalisasi matematis).
No Soal Jawaban E TE TR
1
Pak Sarif adalah seorang pengusaha tambak ikan yang
memiliki banyak kolam berbentuk persegi panjang. Kolam
tersebut dibuat berurutan dari yang paling kecil hingga yang
paling besar. Lebar dari kolam tersebut adalah setengah kali
dari panjangnya. Jika panjang kolam ke-1 adalah 2m,
panjang kolam ke-2 adalah 4m, dan panjang kolam ke-3
adalah 6m, tentukan :
a. Bertambah berapakah ukuran panjang kolam ikan dari
satu kolam ke kolam berikutnya?
b. Berapakah ukuran panjang dan lebar pada kolam ke-4 ?
c. Bagaimana pola umum untuk luas kolam ke-n ?
a. panjang kolam ke-1 = 2m
panjang kolam ke-2 = 4m
panjang kolam ke-3 = 6m
pola bilangan panjang kolam = 2, 4, 6
+2 +2 pola
Jadi, panjang kolam ikan dari satu kolam ke kolam berikutnya adalah 2m
b. karena setiap naik pola panjang kolam bertambah 2 maka :
2, 4, 6, 8
+2 +2 +2
130 Lampiran 5
d. Berapakah luas kolam ke- 10 ?
Jadi panjang kolam ke-4 adalah 8m
Karena lebarnya adalah setengah dari panjangnya
maka lebar kolam ke-4 = ½ x 8m = 4m
Kolam ke-
panjang lebar luas pola
1 2 m 1 m 2m2 2 x 12
2 4 m 2 m 8m2 2 x 22
3 6 m 3 m 18m2 2 x 32
4 . . .
8 m . . .
4 m . . .
32m2 . . .
2 x 32
n ? ? ? 2x n2
c.
Maka, luas kolam ke-n = 2 x n2
d. luas kolam ikan ke-10 = 2 x n2
= 2 x 102
= 2 x 100
= 200 m2
131 Lampiran 5
2
Perhatikan gambar dibawah ini !
Bangun ke-1 bangun ke-2 bangun ke-3
Jika keliling persegi pada bangun ke-1 adalah 8cm, keliling
persegi pada bangun ke-2 adalah 12cm, dan keliling persegi
pada bangun ke-3 adalah 16 cm. Tentukan :
a. Bertambah berapakah keliling persegi dari satu bangun
ke bangun berikutnya?
b. Berapakah keliling persegi pada bangun ke-4 ?
c. Bagaimana keliling persegi pada bangun ke-n ?
d. Berapakah keliling persegi pada bangun ke-35 ?
a. keliling persegi ke-1 = 8 cm
keliling persegi ke-2 = 12 cm
keliling persegi ke-3 = 16 cm
pola bilangan keliling persegi = 8, 12, 16
+4 +4 pola
Jadi, pertambahan keliling persegi dari satu bangun ke bangun berikutnya adalah 4cm
b. karena setiap naik pola panjang kolam bertambah 4 maka :
8, 12, 16, 20
+4 +4 +4
Jadi keliling persegi ke-4 adalah 20 cm
Persegi ke- keliling pola
1 8 4 x 2 = 4 x (1+1)
2 12 4 x 3 = 4 x (1+2)
3 16 4 x 4 = 4 x (1+3)
4 . . .
20 . . .
4 x 5 = 4 x (1+4) . . .
n ? = 4 x (1+n)
c.
Jadi keliling persegi pada bangun ke-n = 4 x (1+n)
132 Lampiran 5
d. keliling persegi pada bangun ke-35 = 4 x (1+n)
= 4 x (1+35)
= 4 x 36
= 144cm
3
Perhatikan gambar dibawah ini !
9cm 6cm
3cm
Bangun ke-1 bangun ke-2 bangun ke-3
a. Bertambah berapakah ukuran panjang sisi belah
ketupat dari satu bangun ke bangun berikutnya ?
b. Berapakah ukuran panjang sisi belahketupat pada
bangun ke-4 ?
c. Bagaimana pola umum untuk keliling belahketupat
pada bangun ke-n ?
d. Berapakah keliling belah ketupat pada bangun ke-22 ?
a. panjang sisi belah ketupat ke-1 = 3 cm
panjang sisi belah ketupat ke-2 = 6 cm
panjang sisi belah ketupat ke-3 = 9 cm
pola bilangan panjang sisi belah ketupat
= 3, 6, 9
+3 +3 pola
Jadi, pertambahan ukuran panjang sisi belah ketupat dari satu bangun ke bangun berikutnya adalah 3cm
b. karena setiap naik pola panjang kolam bertambah 3 maka :
3, 6, 9, 12
+3 +3 +3
Jadi panjang sisi belah ketupat ke-4 adalah 12 cm
133 Lampiran 5
c. Gambar
ke- Panjang
sisi Keliling pola
1 3cm 12cm 4 x (3x1)
2 6cm 24cm 4 x (3x2)
3 9cm 36cm 4 x (3x3)
4 . . .
12cm . . .
48cm . . .
4 x (3x4) . . .
n ? ? 4 x (3xn)
Maka, pola umum untuk keliling belah ketupat pada
bangun ke-n = 4 x (3xn)
d. Keliling belah ketupat pada bangun ke-22 = 4 x (3xn)
= 4 x (3x22)
= 4 x 66
= 264cm
134 Lampiran 5
4
Perhatikan gambar dibawah ini !
Bangun ke-1 bangun ke-2 bangun ke-3
Jika diketahui diagonal yang lebih pendek pada bangun ke-1
adalah 2cm, bangun ke-2 adalah 4cm, bangun ke 3 adalah
6cm, dan diagonal yang lainnya adalah 2 kali panjangnya
dari diagonal yang lebih pendek, maka :
a. Bertambah berapakah panjang diagonal layang-layang
yang lebih pendek dari bangun yang satu ke bangun
berikutnya ?
b. Berapakah ukuran panjang diagonal layang-layang yang
lebih pendek pada bangun ke-4 ?
c. Bagaimana pola umum untuk luas layang-layang pada
bangun ke-n ?
d. Berapakah luas layang-layang pada bangun ke-10 ?
a. panjang diagonal layang-layang ke-1 = 2 cm
panjang diagonal layang-layang ke-2 = 4 cm
panjang diagonal layang-layang ke-3 = 6 cm
pola bilangan panjang sisi belah ketupat =
2, 4, 6
+2 +2 pola
Jadi, pertambahan panjang diagonal layang-layang yang lebih pendek dari bangun yang satu ke bangun berikutnya adalah 2cm
b. karena setiap naik pola panjang diagonal layang-layang
bertambah 3 maka
2, 4, 6, 8
+2 +2 +2
Jadi panjang diagonal layang-layang ke-4 adalah 8
cm
135 Lampiran 5
c.
Gambar ke-
Diagonal 1 Diagonal 2 luas pola
1 2cm 4cm 4cm2 4 x 12
2 4cm 8cm 16cm2 4 x 22
3 6cm 12cm 36cm2 4 x 32
4 . . .
8cm . . .
16cm . . .
64cm2 . . .
4 x 42
.
.
.
n ? ? ? 4 x n2
Maka, pola umum untuk luas layang-layang pada
bangun ke-n = 4 x n2
d. Luas layang-layang pada bangun ke-10 = 4 x n2
= 4 x 102
= 4 x 100
= 400 cm2
136 Lampiran 5
5
Meisya memiliki kumpulan batang korek api yang tiap
batangnya memiliki ukuran 4cm. Meisya akan membuat
segitiga sama sisi dari batang korek api tersebut. Apabila ia
membuat satu buah segitiga maka keliling segitiga tersebut
adalah 12cm. Apabila ia membuat dua buah segitiga maka
keliling segitiga tersebut adalah 24cm. Apabila ia membuat
3buah segitiga maka kelilingnya adalah 36cm dan begitu
seterusnya.
a. Berapakah perbedaan banyak korek api yang di
butuhkan dari segitiga yang satu ke segitiga yang
berikutnya?
b. Berapakah banyak batang korek api yang dibutuhkan
untuk membuat 4 buah segitiga?
c. Berapakah banyak korek api yang dibutuhkan oleh
Meisya untuk membuat n buah segitiga?
d. Berapakah banyak korek api yang dibutuhkan Meisya
untuk membuat 20 segitiga?
a. banyak korek api pada segitiga ke-1 = 3
banyak korek api pada segitiga ke-2 = 6
banyak korek api pada segitiga ke-3 = 9
pola bilangan banyak korek api pada segitiga
= 3, 6, 9
+3 +3 pola
Jadi, perbedaan banyak korek api yang di butuhkan dari
segitiga yang satu ke segitiga yang berikutnya adalah 3 buah
b. karena setiap naik pola banyak korek api pada segitiga
bertambah 3 maka
3, 6, 9, 12
+3 +3 +3
Jadi banyak korek api pada segitiga ke-4 adalah 12
137 Lampiran 5
Jakarta, Februari 2017
Pakar Evaluasi
(...............................)
Jumlah segitiga Jumlah batang
korek api Pola
1 3 3 x 1
2 6 3 x 2
3 9 3 x 3
4 . . .
12 . . .
3 x 4 . . .
n ? 3 x n
c.
Jadi, banyak korek api yang dibutuhkan untuk
membuat n buah segitiga = 3 x n
d. Korek api yang dibutuhkan untuk membuat 20 segitiga
= 3 x n
= 3 x 20
= 60 batang korek api
138 Lampiran 6
REKAPITULASI HASIL PENILAIAN VALIDASI ISI INSTRUMEN TES
KEMAMPUAN GENERALISASI MATEMATIS SISWA
DENGAN METODE CONTENT VALIDITY RATIO (CVR)
Penilai Item Soal
1a 1b 1c 1d 2a 2b 2c 2d 3a 3b 3c 3d 4a 4b 4c 4d 5a 5b 5c 5d
1 E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E
2 E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E
3 E E E E TE TE TE TE E E E E E E E E E E E E
4 E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E
5 E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E
6 E E E E E E E E TE TE TE TE E E E E E E E E
7 E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E
8 E E E E TE TE TE TE E E E E E E E E TE TE TE TE
9 E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E
10 E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E
139 Lampiran 7
VALIDITAS ISI INSTRUMEN TES KEMAMPUAN GENERALISASI MATEMATIS SISWA SMP KELAS VII
DENGAN METODE CONTENT VALIDITY RATIO (CVR)
No. Soal
E TE TR N NE N/2 (NE-N/2) (NE-N/2)/N/2 Minimum
skor CVR Kriteria Soal
1a 10 10 10 5 5 1 0.62 1 valid
1b 10 10 10 5 5 1 0.62 1 valid
1c 10 10 10 5 5 1 0.62 1 valid
1d 10 10 10 5 5 1 0.62 1 valid
2a 8 2 10 8 5 3 0.6 0.62 0.6 tidak valid
2b 8 2 10 8 5 3 0.6 0.62 0.6 tidak valid
2c 8 2 10 8 5 3 0.6 0.62 0.6 tidak valid
2d 8 2 10 8 5 3 0.6 0.62 0.6 tidak valid
3a 9 1 10 9 5 4 0.8 0.62 0.8 valid
3b 9 1 10 9 5 4 0.8 0.62 0.8 valid
3c 9 1 10 9 5 4 0.8 0.62 0.8 valid
3d 9 1 10 9 5 4 0.8 0.62 0.8 valid
4a 10 10 10 5 5 1 0.62 1 valid
4b 10 10 10 5 5 1 0.62 1 valid
4c 10 10 10 5 5 1 0.62 1 valid
4d 10 10 10 5 5 1 0.62 1 valid
5a 9 1 10 9 5 4 0.8 0.62 0.8 valid
5b 9 1 10 9 5 4 0.8 0.62 0.8 valid
5c 9 1 10 9 5 4 0.8 0.62 0.8 valid
5d 9 1 10 9 5 4 0.8 0.62 0.8 valid
140 Lampiran 8
Kisi-kisi Uji Instrumen Tes Kemampuan Generalisasi Setelah Validitas CVR
Indikator Kompetensi Indikator generalisasi Nomor soal
Menentukan pola umum
untuk luas persegi
panjang
Perception : menentukan pertambahan panjang
sisi persegi panjang
Expression :menentukan ukuran panjang dan
lebar untuk pola berikutnya yang belum diketahui
Symbolic : menentukan luas persegi panjang
untuk pola ke-n
Manipulation : menerapkan hasil generalisasi
dari luas persegi panjang untuk menyelesaikan
masalah
1a
1b
1c
1d
Menentukan pola umum
untuk keliling belah
ketupat
Perception : menentukan pertambahan panjang
sisi belah ketupat
Expression : menentukan ukuran panjang sisi
belah ketupat pada pola berikutnya yang belum
diketahui
Symbolic :menentukan keliling belah ketupat
pada pola ke-n
Manipulation : menerapkan hasil generalisasi
dari keliling belah ketupat untuk menyelesaikan
masalah
2a
2b
2c
2d
Menentukan pola umum
untuk luas layang-layang
Perception : menentukan pertambahan panjang
diagonal layang-layang
Expression : menentukan panjang diagonal untuk
pola berikutnya yang belum diketahui
Symbolic : menentukan luas layang-layang pada
pola ke-n
Manipulation : menerapkan hasil generalisasi
dari luas layang-layang untuk menyelesaikan
masalah
3a
3b
3c
3d
Menentukan pola umum
untuk n buah segitiga
Perception : menentukan pertambahan banyak
korek api yang dibutuhkan
Expression : menentukan banyak korek api yang
dibutuhkan untuk pola berikutnya
Symbolic : menentukan banyak korek api yang
dibutuhkan untuk n buah segitiga
Manipulation : menerapkan hasil generalisasi
untuk menyelesaikan masalah
4a
4b
4c
4d
141 Lampiran 9
Instrumen Tes Kemampuan Generalisasi Matematis
Mata Pelajaran : Matematika
Pokok Bahasan : Segi Empat dan Segitiga
Waktu : 80 menit
Nama :
Kelas :
Petunjuk :
Kerjakan soal secara berurutan/bertahap mulai dari point a sampai point d
Tuliskan penyelesaian secara lengkap untuk tiap point soal
1. Pak Sarif adalah seorang pengusaha tambak ikan yang memiliki banyak
kolam berbentuk persegi panjang. Kolam tersebut dibuat berurutan dari
yang paling kecil hingga yang paling besar. Lebar dari kolam tersebut
adalah setengah kali dari panjangnya. Jika panjang kolam ke-1 adalah 2m,
panjang kolam ke-2 adalah 4m, dan panjang kolam ke-3 adalah 6m,
tentukan :
a. Bertambah berapakah ukuran panjang kolam ikan dari satu kolam ke
kolam berikutnya?
b. Berapakah ukuran panjang dan lebar pada kolam ke-4 ?
c. Bagaimana pola umum untuk luas kolam ke-n ?
d. Berapakah luas kolam ke- 10 ?
2. Perhatikan gambar berikut ini !
9cm
6cm
3cm
Bangun ke-1 bangun ke-2 bangun ke-3
142 Lampiran 9
a. Bertambah berapakah ukuran panjang sisi belah ketupat dari satu
bangun ke bangun berikutnya ?
b. Berapakah ukuran panjang sisi belahketupat pada bangun ke-4 ?
c. Bagaimana pola umum untuk keliling belahketupat pada bangun ke-n?
d. Berapakah keliling belah ketupat pada bangun ke-22 ?
3. Perhatikan gambar berikut ini !
Bangun ke-1 bangun ke-2 bangun ke-3
Jika diketahui diagonal yang lebih pendek pada bangun ke-1 adalah 2cm,
bangun ke-2 adalah 4cm, bangun ke 3 adalah 6cm, dan diagonal yang
lainnya adalah 2 kali panjangnya dari diagonal yang lebih pendek, maka :
a. Bertambah berapakah panjang diagonal layang-layang yang lebih
pendek dari bangun yang satu ke bangun berikutnya ?
b. Berapakah ukuran panjang diagonal layang-layang yang lebih pendek
pada bangun ke-4 ?
c. Bagaimana pola umum untuk luas layang-layang pada bangun ke-n ?
d. Berapakah luas layang-layang pada pola ke-10 ?
4. Meisya memiliki kumpulan batang korek api yang tiap batangnya
memiliki ukuran 4cm. Meisya akan membuat segitiga sama sisi dari
batang korek api tersebut. Apabila ia membuat satu buah segitiga maka
keliling segitiga tersebut adalah 12cm. Apabila ia membuat dua buah
segitiga maka keliling segitiga tersebut adalah 24cm. Apabila ia membuat
3buah segitiga maka kelilingnya adalah 36cm dan begitu seterusnya.
143 Lampiran 9
a. Berapakah perbedaan banyak korek api yang di butuhkan dari segitiga
yang satu ke segitiga yang berikutnya?
b. Berapakah banyak batang korek api yang dibutuhkan untuk membuat 4
buah segitiga?
c. Berapakah banyak korek api yang dibutuhkan oleh Meisya untuk
membuat n buah segitiga?
d. Berapakah banyak korek api yang dibutuhkan Meisya untuk membuat
20 segitiga?
144 Lampiran 10
KUNCI JAWABAN TES KEMAMPUAN GENERALISASI MATEMATIS
1. a. panjang kolam ke-1 = 2m
panjang kolam ke-2 = 4m
panjang kolam ke-3 = 6m
pola bilangan panjang kolam = 2, 4, 6
+2 +2 pola
b. karena setiap naik pola panjang kolam bertambah 2 maka :
2, 4, 6, 8
+2 +2 +2
Jadi panjang kolam ke-4 adalah 8m
Karena lebarnya adalah setengah dari panjangnya maka :
lebar kolam ke-4 = ½ x 8m = 4m
c.
Maka, luas kolam ke-n = 2 x n2
d. luas kolam ikan ke-10 = 2 x n2
= 2 x 102
= 2 x 100
Kolam ke- panjang lebar luas Pola
1 2 m 1 m 2m2 2 x 12
2 4 m 2 m 8m2 2 x 22
3 6 m 3 m 18m2 2 x 32
4 . . .
8 m . . .
4 m . . .
32m2 . . .
2 x 32
n ? ? ? 2 x n2
145 Lampiran 10
2. a. panjang sisi belah ketupat ke-1 = 3 cm
panjang sisi belah ketupat ke-2 = 6 cm
panjang sisi belah ketupat ke-3 = 9 cm
pola bilangan panjang sisi belah ketupat = 3, 6, 9
+3 +3 pola
b. karena setiap naik pola panjang kolam bertambah 3 maka :
3, 6, 9, 12
+3 +3 +3
Jadi panjang sisi belah ketupat ke-4 adalah 12 cm
c.
Maka, pola umum untuk keliling belah ketupat pada
bangun ke-n = 4 x (3xn)
3. a. panjang diagonal layang-layang ke-1 = 2 cm
panjang diagonal layang-layang ke-2 = 4 cm
panjang diagonal layang-layang ke-3 = 6 cm
pola bilangan panjang sisi belah ketupat = 2, 4, 6
+2 +2 pola
Gambar ke-
Panjang sisi
Keliling pola
1 3cm 12cm 4 x (3x1)
2 6cm 24cm 4 x (3x2)
3 9cm 36cm 4 x (3x3)
4 . . .
12cm . . .
48cm . . .
4 x (3x4) . . .
n ? ? 4 x (3xn)
146 Lampiran 10
b. karena setiap naik pola panjang diagonal layang-layang bertambah 3 maka
2, 4, 6, 8
+2 +2 +2
Jadi panjang diagonal layang-layang ke-4 adalah 8 cm
c.
Maka, pola umum untuk luas layang-layang pada bangun ke-n = 4
x n2
= 400 cm2
4. a. banyak korek api pada segitiga ke-1 = 3
banyak korek api pada segitiga ke-2 = 6
banyak korek api pada segitiga ke-3 = 9
pola bilangan banyak korek api pada segitiga = 3, 6, 9
+3 +3 pola
b. karena setiap naik pola banyak korek api pada segitiga bertambah 3 maka
3, 6, 9, 12
+3 +3 +3
Jadi banyak korek api pada segitiga ke-4 adalah 12
Gambar ke-
Diagonal 1 Diagonal 2 luas pola
1 2cm 4cm 4cm2 4 x 12
2 4cm 8cm 16cm2 4 x 22
3 6cm 12cm 36cm2 4 x 32
4 . . .
8cm . . .
16cm . . .
64cm2 . . .
4 x 42
.
.
.
n ? ? ? 4 x n2
d. Luas layang-layang pada bangun ke-10 = 4 x n2
= 4 x 102
= 4 x 100
147 Lampiran 10
c.
Jadi, banyak korek api yang dibutuhkan untuk membuat n buah
segitiga = 3 x n
= 60 batang korek api
Jumlah segitiga Jumlah batang
korek api Pola
1 3 3 x 1
2 6 3 x 2
3 9 3 x 3
4 . . .
12 . . .
3 x 4 . . .
n ? 3 x n
d. Korek api yang dibutuhkan untuk membuat 20 segitiga
= 3 x n
=3 x 20
148 Lampiran 11
PEDOMAN PENSKORAN TES
KEMAMPUAN GENERALISASI MATEMATIS SISWA
MATERI SEGI EMPAT DAN SEGITIGA KELAS VII
No Indikator yang
Diukur Respon Siswa terhadap Soal Skor
1 Perception of
generality
(kemampuan
melakukan proses
identifikasi pola)
Tidak menjawab soal yang diberikan 0
Menjawab soal yang diberikan kurang tepat 1
Menjawab soal yang diberikan benar tetapi tidak
menuliskan peyelesaiannya 2
Menjawab soal yang diberikan benar dan menuliskan
cara penyelesaiannya 3
2 Ekspression of
generality
(kemampuan
menggunakan
hasil identifikasi
pola untuk
menentukan
struktur atau data
atau suku
selanjutnya)
Tidak menjawab soal yang diberikan 0
Menjawab soal kurang tepat dan tanpa menggunakan
hasil identifikasi pola 1
Menjawab soal dengan benar tetapi tanpa
menggunakan hasil identifikasi pola 2
Menjawab soal dengan benar dan menggunakan hasil
identifikasi pola 3
3 Symbolic of
generality
(Kemampuan
menghasilkan
sebuah aturan /
pola umum)
Tidak menjawab soal yang diberikan 0
Memberikan pola umum, tetapi tidak menuliskan
penyelesaian nya. 1
Menuliskan penyelesaian, tetapi pola umum salah 2
Menuliskan penyelesaian dan pola umum benar 3
4 Manipulation of
generality
(Kemampuan
menggunakan
hasil generalisasi
untuk
menyelesaikan
masalah)
Tidak menjawab soal yang diberikan 0
Menjawab soal , tetapi tidak menuliskan penyelesaian
nya. 1
Menjawab soal tetapi tidak menggunakan hasil
generalisasi yang benar 2
Menjawab soal menggunakan hasil generalisasi yang
benar 3
149 Lampiran 12
PERHITUNGAN UJI VALIDITAS
Contoh perhitungan uji validitas butir soal nomor 1a
No Nama X1a Y X1a2 Y
2 X1Y
1 S1 3 24 9 576 72
2 S2 3 18 9 324 54
3 S3 2 20 4 400 40
4 S4 2 12 4 144 24
5 S5 2 21 4 441 42
6 S6 3 29 9 841 87
7 S7 3 36 9 1296 108
8 S8 2 24 4 576 48
9 S9 2 12 4 144 24
10 S10 2 7 4 49 14
11 S11 3 26 9 676 78
12 S12 2 22 4 484 44
13 S13 2 30 4 900 60
14 S14 2 24 4 576 48
15 S15 2 18 4 324 36
16 S16 2 19 4 361 38
17 S17 2 22 4 484 44
18 S18 3 18 9 324 54
19 S19 2 20 4 400 40
20 S20 2 22 4 484 44
21 S21 2 20 4 400 40
22 S22 3 16 9 256 48
23 S23 2 24 4 576 48
24 S24 3 34 9 1156 102
25 S25 2 22 4 484 44
26 S26 3 21 9 441 63
27 S27 2 27 4 729 54
28 S28 2 21 4 441 42
29 S29 2 4 4 16 8
30 S30 2 8 4 64 16
31 S31 2 22 4 484 44
32 S32 2 16 4 256 32
33 S33 2 22 4 484 44
34 S34 0 0 0 0 0
35 S35 1 5 1 25 5
36 S36 1 4 1 16 4
37 S37 2 16 4 256 32
38 S38 2 22 4 484 44
∑ 81 728 187 16372 1669
150 Lampiran 12
= ( )( )
√[ ( ) ][ ( ) ]
= ( )( ) ( )( )
√[( )( ) ( )][( )( ) ( )]
=
√( )( )
=
√
=
= 0,63
Dengan n = 38 dan = 0,05 diperoleh = 0,32.
Karena maka butir soal nomor 1a valid.
Perhitungan validitas butir soal selanjutnya menggunakan langkah seperti no.
1a di atas.
151
Lampiran 13
Hasil Uji Validitas Instrumen
Nomor Nama Butir Soal Jumlah
Skor 1a 1b 1c 1d 2a 2b 2c 2d 3a 3b 3c 3d 4a 4b 4c 4d
1 S1 3 3 0 0 3 3 0 0 3 3 0 0 3 3 0 0 24
2 S2 3 3 0 0 3 3 0 0 3 3 0 0 0 0 0 0 18
3 S3 2 2 2 1 2 1 1 1 2 1 0 0 2 1 1 1 20
4 S4 2 1 0 0 2 1 1 1 2 1 0 0 1 0 0 0 12
5 S5 2 2 1 0 2 2 1 1 2 2 0 0 2 2 1 1 21
6 S6 3 3 2 1 3 2 1 1 3 2 1 1 2 2 1 1 29
7 S7 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 0 0 3 2 1 1 36
8 S8 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 24
9 S9 2 2 1 1 2 2 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 12
10 S10 2 1 0 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7
11 S11 3 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 26
12 S12 2 2 0 0 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 22
13 S13 2 2 3 1 2 2 3 3 2 2 0 0 2 2 2 2 30
14 S14 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 24
15 S15 2 2 1 1 2 2 0 1 2 1 0 0 2 2 0 0 18
16 S16 2 2 1 1 2 2 0 1 2 0 0 0 2 2 1 1 19
17 S17 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 0 0 2 2 1 1 22
18 S18 3 2 1 1 2 2 1 1 2 2 0 0 1 0 0 0 18
19 S19 2 2 1 1 2 2 1 1 2 0 0 0 2 2 1 1 20
20 S20 2 1 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 22
152
Lampiran 13
21 S21 2 2 0 0 2 2 1 1 2 2 0 0 2 2 1 1 20
22 S22 3 2 3 1 2 2 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 16
23 S23 2 1 1 1 2 2 1 1 2 2 2 1 2 2 1 1 24
24 S24 3 3 2 1 3 2 2 1 3 2 0 0 3 3 3 3 34
25 S25 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 0 0 2 2 1 1 22
26 S26 3 2 1 1 3 2 2 1 0 0 0 0 2 2 1 1 21
27 S27 2 2 1 1 2 2 3 3 2 2 1 0 2 2 1 1 27
28 S28 2 1 1 1 2 2 1 1 2 2 0 0 2 2 1 1 21
29 S29 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4
30 S30 2 2 0 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 8
31 S31 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 0 0 2 2 1 1 22
32 S32 2 1 0 0 2 2 0 0 2 1 0 0 2 2 1 1 16
33 S33 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 0 0 2 2 1 1 22
34 S34 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
35 S35 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 5
36 S36 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4
37 S37 2 2 0 0 2 2 0 0 2 2 0 0 2 2 0 0 16
38 S38 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 0 0 22
∑ 81 71 36 26 76 71 35 34 64 52 10 8 59 53 26 26 728
r hitung 0.63 0.63 0.67 0.67 0.74 0.67 0.69 0.70 0.77 0.70 0.35 0.32 0.85 0.77 0.73 0.73
r tabel 0.32 0.32 0.32 0.32 0.32 0.32 0.32 0.32 0.32 0.32 0.32 0.32 0.32 0.32 0.32 0.32
kriteria valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid
153
Lampiran 14
PERHITUNGAN UJI RELIABILITAS
Tentukan nilai varians skor tiap soal, misalnya varians butir soal nomor 1a
–
0,377
Untuk menghitung varians butir soal nomor 1b dan seterusnya, gunakan cara
yang sama seperti butir soal nomor 1a.
Didapat jumlah varians semua butir soal berdasarkan tabel perhitungan reliabilitas
yaitu = 9,534 dan varians
= 18,253, sehingga reliabilitasnya:
= (
) (
)
= (
) (
)
= (1,0)(0,860)
= 0,92
Berdasarkan kriteria realibilitas = 0,92 berada pada kisaran 0,80 < ≤
1,00, maka tes bentuk uraian tersebut memiliki reliabilitas sangat baik.
154 Lampiran 15
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Nomor Nama Butir Soal Jumlah
Skor 1a 1b 1c 1d 2a 2b 2c 2d 3a 3b 3c 3d 4a 4b 4c 4d
1 S1 3 3 0 0 3 3 0 0 3 3 0 0 3 3 0 0 24
2 S2 3 3 0 0 3 3 0 0 3 3 0 0 0 0 0 0 18
3 S3 2 2 2 1 2 1 1 1 2 1 0 0 2 1 1 1 20
4 S4 2 1 0 0 2 1 1 1 2 1 0 0 1 0 0 0 12
5 S5 2 2 1 0 2 2 1 1 2 2 0 0 2 2 1 1 21
6 S6 3 3 2 1 3 2 1 1 3 2 1 1 2 2 1 1 29
7 S7 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 0 0 3 2 1 1 36
8 S8 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 24
9 S9 2 2 1 1 2 2 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 12
10 S10 2 1 0 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7
11 S11 3 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 26
12 S12 2 2 0 0 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 22
13 S13 2 2 3 1 2 2 3 3 2 2 0 0 2 2 2 2 30
14 S14 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 24
15 S15 2 2 1 1 2 2 0 1 2 1 0 0 2 2 0 0 18
16 S16 2 2 1 1 2 2 0 1 2 0 0 0 2 2 1 1 19
17 S17 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 0 0 2 2 1 1 22
18 S18 3 2 1 1 2 2 1 1 2 2 0 0 1 0 0 0 18
19 S19 2 2 1 1 2 2 1 1 2 0 0 0 2 2 1 1 20
20 S20 2 1 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 22
155 Lampiran 15
21 S21 2 2 0 0 2 2 1 1 2 2 0 0 2 2 1 1 20
22 S22 3 2 3 1 2 2 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 16
23 S23 2 1 1 1 2 2 1 1 2 2 2 1 2 2 1 1 24
24 S24 3 3 2 1 3 2 2 1 3 2 0 0 3 3 3 3 34
25 S25 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 0 0 2 2 1 1 22
26 S26 3 2 1 1 3 2 2 1 0 0 0 0 2 2 1 1 21
27 S27 2 2 1 1 2 2 3 3 2 2 1 0 2 2 1 1 27
28 S28 2 1 1 1 2 2 1 1 2 2 0 0 2 2 1 1 21
29 S29 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4
30 S30 2 2 0 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 8
31 S31 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 0 0 2 2 1 1 22
32 S32 2 1 0 0 2 2 0 0 2 1 0 0 2 2 1 1 16
33 S33 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 0 0 2 2 1 1 22
34 S34 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
35 S35 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 5
36 S36 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4
37 S37 2 2 0 0 2 2 0 0 2 2 0 0 2 2 0 0 16
38 S38 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 0 0 22
∑ 81 71 36 26 76 71 35 34 64 52 10 8 59 53 26 26 728
si2 0.38 0.43 0.79 0.37 0.42 0.38 0.70 0.57 0.90 0.92 0.25 0.17 0.88 0.92 0.43 0.43
∑si
2 8.92
st2 63.82
r hitung 0.92
156 Lampiran 16
PERHITUNGAN UJI TARAF KESUKARAN
Contoh perhitungan taraf kesukaran butir soal nomor 1a
=
=
( )( )
=
= 0,71
Berdasarkan klasifikasi indeks kesukaran, = 0,71 berada pada kisaran nilai
0,70 < 1,00, maka butir soal nomor 1 tersebut memiliki tingkat kesukaran
mudah.
Untuk butir soal nomor 1b dan seterusnya, perhitungan tingkat kesukarannya
sama dengan cara perhitungan tingkat kesukaran butir soal nomor 1a.
157
Lampiran 17
Hasil Uji Taraf Kesukaran
Nomor Nama Butir Soal Jumlah
Skor 1a 1b 1c 1d 2a 2b 2c 2d 3a 3b 3c 3d 4a 4b 4c 4d
1 S1 3 3 0 0 3 3 0 0 3 3 0 0 3 3 0 0 24
2 S2 3 3 0 0 3 3 0 0 3 3 0 0 0 0 0 0 18
3 S3 2 2 2 1 2 1 1 1 2 1 0 0 2 1 1 1 20
4 S4 2 1 0 0 2 1 1 1 2 1 0 0 1 0 0 0 12
5 S5 2 2 1 0 2 2 1 1 2 2 0 0 2 2 1 1 21
6 S6 3 3 2 1 3 2 1 1 3 2 1 1 2 2 1 1 29
7 S7 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 0 0 3 2 1 1 36
8 S8 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 24
9 S9 2 2 1 1 2 2 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 12
10 S10 2 1 0 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7
11 S11 3 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 26
12 S12 2 2 0 0 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 22
13 S13 2 2 3 1 2 2 3 3 2 2 0 0 2 2 2 2 30
14 S14 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 24
15 S15 2 2 1 1 2 2 0 1 2 1 0 0 2 2 0 0 18
16 S16 2 2 1 1 2 2 0 1 2 0 0 0 2 2 1 1 19
17 S17 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 0 0 2 2 1 1 22
18 S18 3 2 1 1 2 2 1 1 2 2 0 0 1 0 0 0 18
19 S19 2 2 1 1 2 2 1 1 2 0 0 0 2 2 1 1 20
20 S20 2 1 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 22
21 S21 2 2 0 0 2 2 1 1 2 2 0 0 2 2 1 1 20
158
Lampiran 17
22 S22 3 2 3 1 2 2 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 16
23 S23 2 1 1 1 2 2 1 1 2 2 2 1 2 2 1 1 24
24 S24 3 3 2 1 3 2 2 1 3 2 0 0 3 3 3 3 34
25 S25 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 0 0 2 2 1 1 22
26 S26 3 2 1 1 3 2 2 1 0 0 0 0 2 2 1 1 21
27 S27 2 2 1 1 2 2 3 3 2 2 1 0 2 2 1 1 27
28 S28 2 1 1 1 2 2 1 1 2 2 0 0 2 2 1 1 21
29 S29 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4
30 S30 2 2 0 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 8
31 S31 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 0 0 2 2 1 1 22
32 S32 2 1 0 0 2 2 0 0 2 1 0 0 2 2 1 1 16
33 S33 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 0 0 2 2 1 1 22
34 S34 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
35 S35 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 5
36 S36 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4
37 S37 2 2 0 0 2 2 0 0 2 2 0 0 2 2 0 0 16
38 S38 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 0 0 22
∑ 81 71 36 26 76 71 35 34 64 52 10 8 59 53 26 26 728
p 0.71 0.62 0.32 0.23 0.67 0.62 0.31 0.30 0.56 0.46 0.09 0.07 0.52 0.46 0.23 0.23
kriteria mudah sedang sedang sukar sedang sedang sedang sukar sedang sedang sukar sukar sedang sedang sukar sukar
159 Lampiran 18
PERHITUNGAN DAYA PEMBEDA
Contoh perhitungan daya pembeda untuk butir soal nomor 1a.
=
=
( )( )
( )( )
=
= 0,123
= 0,123 berada pada interval 0,00 < ≤ 0,20, maka butir soal nomor 1
memiliki daya pembeda dengan kriteria jelek.
Untuk butir soal nomor 1b dan seterusnya, perhitungan daya pembedanya
sama dengan cara perhitungan daya pembeda butir soal nomor 1a.
160
Lampiran 19
Hasil Uji Daya Pembeda
Nomor Nama
Butir Soal Jumlah Skor
1a 1b 1c 1d 2a 2b 2c 2d 3a 3b 3c 3d 4a 4b 4c 4d
Ke
lom
po
k A
tas
1 S7 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 0 0 3 2 1 1 36
2 S24 3 3 2 1 3 2 2 1 3 2 0 0 3 3 3 3 34
3 S13 2 2 3 1 2 2 3 3 2 2 0 0 2 2 2 2 30
4 S6 3 3 2 1 3 2 1 1 3 2 1 1 2 2 1 1 29
5 S27 2 2 1 1 2 2 3 3 2 2 1 0 2 2 1 1 27
6 S11 3 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 26
7 S1 3 3 0 0 3 3 0 0 3 3 0 0 3 3 0 0 24
8 S8 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 24
9 S14 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 24
10 S23 2 1 1 1 2 2 1 1 2 2 2 1 2 2 1 1 24
11 S12 2 2 0 0 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 22
12 S17 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 0 0 2 2 1 1 22
13 S20 2 1 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 22
14 S25 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 0 0 2 2 1 1 22
15 S31 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 0 0 2 2 1 1 22
16 S33 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 0 0 2 2 1 1 22
17 S38 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 0 0 22
18 S5 2 2 1 0 2 2 1 1 2 2 0 0 2 2 1 1 21
19 S26 3 2 1 1 3 2 2 1 0 0 0 0 2 2 1 1 21
∑ 44 40 25 18 43 40 26 24 40 37 10 8 41 38 20 20 474
161
Lampiran 19
Ke
lom
po
k B
awah
28 S28 2 1 1 1 2 2 1 1 2 2 0 0 2 2 1 1 21
3 S3 2 2 2 1 2 1 1 1 2 1 0 0 2 1 1 1 20
19 S19 2 2 1 1 2 2 1 1 2 0 0 0 2 2 1 1 20
21 S21 2 2 0 0 2 2 1 1 2 2 0 0 2 2 1 1 20
16 S16 2 2 1 1 2 2 0 1 2 0 0 0 2 2 1 1 19
2 S2 3 3 0 0 3 3 0 0 3 3 0 0 0 0 0 0 18
15 S15 2 2 1 1 2 2 0 1 2 1 0 0 2 2 0 0 18
18 S18 3 2 1 1 2 2 1 1 2 2 0 0 1 0 0 0 18
22 S22 3 2 3 1 2 2 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 16
32 S32 2 1 0 0 2 2 0 0 2 1 0 0 2 2 1 1 16
37 S37 2 2 0 0 2 2 0 0 2 2 0 0 2 2 0 0 16
4 S4 2 1 0 0 2 1 1 1 2 1 0 0 1 0 0 0 12
9 S9 2 2 1 1 2 2 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 12
30 S30 2 2 0 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 8
10 S10 2 1 0 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7
35 S35 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 5
29 S29 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4
36 S36 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4
34 S34 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
∑ 37 31 11 8 33 31 9 10 24 15 0 0 18 15 6 6 254
DP 0.123 0.158 0.246 0.175 0.175 0.158 0.298 0.246 0.281 0.386 0.175 0.14 0.404 0.404 0.246 0.246
kriteria Jelek Jelek Cukup Jelek Jelek Jelek Cukup Cukup Cukup Cukup Jelek Jelek Baik Baik Cukup Cukup
162
Lampiran 20
HASIL KEMAMPUAM GENERALISASI MATEMATIS SISWA KELOMPOK EKSPERIMEN
No Nama Butir Soal
Y Nilai 1a 2a 3a 4a 1b 2b 3b 4b 1c 2c 3c 4c 1d 2d 3d 4d
1 S1 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 1 3 3 2 1 41 85.42
2 S2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 42 87.50
3 S3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 46 95.83
4 S4 3 3 2 3 3 2 1 2 2 2 1 1 2 2 1 1 31 64.58
5 S5 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 0 2 1 3 0 34 70.83
6 S6 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 0 3 2 3 0 39 81.25
7 S7 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 1 43 89.58
8 S8 3 3 0 1 3 3 0 1 3 2 0 1 3 2 0 1 26 54.17
9 S9 3 3 2 1 3 3 3 1 2 3 2 1 2 3 2 1 35 72.92
10 S10 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 1 2 1 2 1 36 75.00
11 S11 3 2 1 3 2 2 1 3 2 1 0 1 1 1 0 1 24 50.00
12 S12 2 3 1 3 2 2 1 2 2 2 1 1 2 2 1 1 28 58.33
13 S13 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 48 100.00
14 S14 3 3 2 3 2 3 1 2 1 3 1 2 1 3 1 1 32 66.67
15 S15 3 3 2 1 3 2 0 1 2 1 0 1 2 1 0 1 23 47.92
16 S16 2 3 1 0 2 2 1 2 2 2 1 1 2 1 1 1 24 50.00
17 S17 3 1 3 1 1 1 3 1 1 1 3 1 1 1 2 1 25 52.08
18 S18 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 1 2 3 3 43 89.58
19 S19 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 1 3 3 1 1 39 81.25
20 S20 3 3 3 3 3 3 3 3 1 2 2 3 1 0 2 3 38 79.17
163
Lampiran 20
21 S21 3 3 3 1 3 3 3 1 3 3 3 1 3 3 3 1 40 83.33
22 S22 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 1 3 3 1 1 38 79.17
23 S23 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 45 93.75
24 S24 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 0 0 3 3 0 0 35 72.92
25 S25 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 1 2 41 85.42
26 S26 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 47 97.92
27 S27 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 0 2 2 0 36 75.00
28 S28 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 46 95.83
29 S29 3 3 3 3 3 2 3 3 3 1 3 1 3 1 3 1 39 81.25
30 S30 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 1 44 91.67
31 S31 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 46 95.83
32 S32 2 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 23 47.92
33 S33 3 3 1 1 3 3 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 28 58.33
34 S34 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 44 91.67
35 S35 2 3 1 1 3 3 0 1 3 2 0 1 3 2 0 1 26 54.17
36 S36 3 3 1 1 3 3 1 1 3 2 1 1 3 2 1 1 30 62.50
37 S37 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 40 83.33
38 S38 3 3 2 1 3 3 2 1 3 3 2 0 3 3 1 0 33 68.75
39 S39 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 44 91.67
40 S40 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 40 83.33
∑ 115 114 96 95 111 107 92 89 97 93 81 61 91 88 75 57 1462 3045.83
rata-rata 2.9 2.9 2.4 2.4 2.8 2.7 2.3 2.2 2.4 2.3 2.0 1.5 2.3 2.2 1.9 1.4 36.6 76.1
164
Lampiran 21
HASIL POSTTEST KEMAMPUAM GENERALISASI MATEMATIS SISWA KELOMPOK KONTROL
No Nama Butir Soal Y Nilai
1a 2a 3a 4a 1b 2b 3b 4b 1c 2c 3c 4c 1d 2d 3d 4d
1 S1 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 2 2 1 40 83.33
2 S2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 1 26 54.17
3 S3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 0 3 2 2 0 34 70.83
4 S4 2 2 1 2 2 2 1 2 1 1 1 0 1 1 1 0 20 41.67
5 S5 3 3 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 1 29 60.42
6 S6 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 0 0 2 2 0 0 27 56.25
7 S7 3 3 2 1 3 3 2 1 3 2 2 2 3 2 2 1 35 72.92
8 S8 3 3 2 1 3 3 2 1 2 2 2 1 2 2 2 1 32 66.67
9 S9 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 1 28 58.33
10 S10 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 1 2 3 3 1 41 85.42
11 S11 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 0 1 2 2 0 1 22 45.83
12 S12 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 40 83.33
13 S13 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 1 26 54.17
14 S14 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 32 66.67
15 S15 3 3 3 1 2 3 3 1 2 3 3 1 2 3 3 1 37 77.08
16 S16 2 3 2 1 2 3 2 1 2 3 2 1 2 3 2 1 32 66.67
17 S17 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 1 0 1 1 1 0 30 62.50
18 S18 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 1 28 58.33
19 S19 3 2 2 1 3 2 2 1 3 2 3 1 3 2 3 1 34 70.83
20 S20 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 1 26 54.17
165
Lampiran 21
21 S21 3 3 2 1 3 3 2 1 3 3 1 1 3 3 1 1 34 70.83
22 S22 2 2 3 1 2 2 3 1 1 2 3 1 1 2 3 1 30 62.50
23 S23 2 2 1 2 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 22 45.83
24 S24 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2 41 85.42
25 S25 3 3 2 3 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25 52.08
26 S26 3 3 3 1 2 2 3 2 1 2 3 2 1 2 3 1 34 70.83
27 S27 3 3 3 3 2 2 3 2 1 2 3 2 1 2 3 1 36 75.00
28 S28 3 3 3 3 2 3 3 1 2 3 3 1 2 3 3 1 39 81.25
29 S29 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 1 41 85.42
30 S30 3 3 2 1 3 3 2 1 2 2 2 1 2 2 2 1 32 66.67
31 S31 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 1 28 58.33
32 S32 3 3 3 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 1 2 31 64.58
33 S33 3 3 2 1 3 3 2 1 3 3 2 1 3 3 2 1 36 75.00
34 S34 2 3 3 2 2 3 2 2 2 3 2 1 2 3 1 1 34 70.83
35 S35 3 3 2 1 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 35 72.92
36 S36 3 2 2 1 3 2 2 1 2 2 2 1 3 1 1 1 29 60.42
37 S37 2 2 2 0 2 2 2 0 2 2 1 0 2 2 1 0 22 45.83
38 S38 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 44 91.67
39 S39 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 42 87.50
40 S40 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 1 43 89.58
∑ 107 105 94 70 97 98 89 63 84 87 74 47 84 85 72 41 1297 2702.08
rata-rata 2.7 2.6 2.4 1.8 2.4 2.5 2.2 1.6 2.1 2.2 1.9 1.2 2.1 2.1 1.8 1.0 32.4 67.55
166 Lampiran 22
Perhitungan Statistik Keompok Eksperimen dan Kontrol
Statistics
eksperimen kontrol
N Valid 40 40
Mean 76.1460 67.5520
Median 80.2100 66.6700
Mode 81.25a 70.83
Std. Deviation 15.85853 13.23444
Variance 251.493 175.150
Minimum 47.92 41.67
Maximum 100.00 91.67
Sum 3045.84 2702.08
167
Lampiran 23
168
Lampiran 24
UJI NORMALITAS, UJI HOMOGENITAS, UJI-T
1. Uji Normalitas
2. Uji Homogenitas
3. Uji-t
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
eksperimen kontrol
N 40 40
Normal Parametersa,b
Mean 76.1460 67.5520
Std. Deviation 15.85853 13.23444
Most Extreme Differences Absolute .126 .083
Positive .094 .057
Negative -.126 -.083
Test Statistic .126 .083
Asymp. Sig. (2-tailed) .108c .200
c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Test of Homogeneity of Variances
kemampuangeneralisasi
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2.228 1 78 .140
t-test for Equality of Means
T df Sig. (2-tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
2.631 78 .010 8.59400 3.26590 2.09210 15.09590
169
170
171
172
173
174
175
176
177