72
i SKRIPSI ANALISIS RETRIBUSI PARIWISATA DAN RETRIBUSI POTONG HEWAN DALAM MENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KABUPATEN TANA TORAJA KALSY PATANDEAN JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2015

SKRIPSI - core.ac.uk · 13. Kepada saudara-saudaraku PPGT Jemaat Bukit Tamalanrea terima kasih untuk persaudaraan yang terjalin, untuk semua pelajaran hidup yang peneliti dapatkan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SKRIPSI - core.ac.uk · 13. Kepada saudara-saudaraku PPGT Jemaat Bukit Tamalanrea terima kasih untuk persaudaraan yang terjalin, untuk semua pelajaran hidup yang peneliti dapatkan

i

SKRIPSI

ANALISIS RETRIBUSI PARIWISATA

DAN RETRIBUSI POTONG HEWAN DALAM

MENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH

DI KABUPATEN TANA TORAJA

KALSY PATANDEAN

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2015

Page 2: SKRIPSI - core.ac.uk · 13. Kepada saudara-saudaraku PPGT Jemaat Bukit Tamalanrea terima kasih untuk persaudaraan yang terjalin, untuk semua pelajaran hidup yang peneliti dapatkan

ii

SKRIPSI

ANALISIS RETRIBUSI PARIWISATA

DAN RETRIBUSI POTONG HEWAN DALAM

MENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH

DI KABUPATEN TANA TORAJA

sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi

disusun dan diajukan oleh

KALSY PATANDEAN

A31109271

kepada

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2015

Page 3: SKRIPSI - core.ac.uk · 13. Kepada saudara-saudaraku PPGT Jemaat Bukit Tamalanrea terima kasih untuk persaudaraan yang terjalin, untuk semua pelajaran hidup yang peneliti dapatkan

iii

SKRIPSI

ANALISIS RETRIBUSI PARIWISATA

DAN RETRIBUSI POTONG HEWAN DALAM

MENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH

DI KABUPATEN TANA TORAJA

disusun dan diajukan oleh

KALSY PATANDEAN A31109271

telah diperiksa dan disetujui untuk diuji

Makassar, 20 Agustus 2015

Pembimbing I Pembimbing II Dr. Hj. Haliah, SE., M.Si., Ak.,CA Drs. Agus Bandang, M.Si., Ak., CA NIP 19650731 199103 2 002 NIP 19620817 199002 1 001

Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Hasanuddin

Dr. Hj. Mediaty, SE., M.Si., Ak., CA NIP 196509251990022001

Page 4: SKRIPSI - core.ac.uk · 13. Kepada saudara-saudaraku PPGT Jemaat Bukit Tamalanrea terima kasih untuk persaudaraan yang terjalin, untuk semua pelajaran hidup yang peneliti dapatkan

iv

SKRIPSI

ANALISIS RETRIBUSI PARIWISATA

DAN RETRIBUSI POTONG HEWAN DALAM

MENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH

DI KABUPATEN TANA TORAJA

disusun dan diajukan oleh

KALSY PATANDEAN

A311 09 271

telah dipertahankan dalam sidang ujian skripsi

pada tanggal 20 Agustus 2015 dan

dinyatakan telah memenuhi syarat kelulusan

Menyetujui,

Panitia Penguji

No. Nama Penguji Jabatan Tanda tangan

1. Dr. Hj. Haliah, SE.,M.Si., Ak., CA Ketua 1. …………...

2. Drs. Agus Bandang, M.Si, Ak., CA Sekretaris 2. …………...

3. Dr. Hj.Andi Kusumawati, SE., M.Si., Ak., CA Anggota 3. …………...

4. Drs.M.Christian Mangiwa, M.Si., Ak., CA Anggota 4. …………...

5. Drs. Muh. Nur Aziz, MM. Anggota 5. …………...

Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Hasanuddin

Dr. Hj. Mediaty, SE., M.Si., Ak., CA NIP 19650925199002200

Page 5: SKRIPSI - core.ac.uk · 13. Kepada saudara-saudaraku PPGT Jemaat Bukit Tamalanrea terima kasih untuk persaudaraan yang terjalin, untuk semua pelajaran hidup yang peneliti dapatkan

v

PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

nama : Kalsy Patandean

NIM : A311 09 271

jurusan/program studi : Akuntansi

dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul

ANALISIS RETRIBUSI PARIWISATA DAN RETRIBUSI POTONG HEWAN

DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH

DI KABUPATEN TANA TORAJA

adalah karya ilmiah kami sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah usulan skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu perguruan tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka. Apabila di kemudian hari ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70).

Makasssar, Agustus 2015

Yang membuat pernyataan,

Kalsy Patandean

Page 6: SKRIPSI - core.ac.uk · 13. Kepada saudara-saudaraku PPGT Jemaat Bukit Tamalanrea terima kasih untuk persaudaraan yang terjalin, untuk semua pelajaran hidup yang peneliti dapatkan

vi

PRAKATA

“Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya,bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka.Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan

yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir (Pengkhotbah,3:11)

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala

hikmat, akal budi dan berkat yang Ia berikan Sehingga penulis dapat

menyelesaikan Skripsi sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana

Ekonomi (S.E) pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Hasanuddin.

Peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu dalam proses penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih peneliti

berikan kepada beberapa pihak, antara lain :

1. Bapak Prof. Dr. Gagaring Pagalung, M.Si., Ak., selaku Dekan, Ibu

Prof. Dr. Hj. Siti Haerani, SE., M.Si., selaku Wakil Dekan I, Ibu

Dr. Hj. Kartini, SE., M.Si., Ak., CA., selaku Wakil Dekan II, serta Ibu

Prof. Dr. Hj. Rahmatiah, M.A., selaku Wakil Dekan III.

2. Ibu Dr. Hj. Mediaty, SE., M.Si., Ak., CA., selaku Ketua Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan motivasi mengenai

penelitian ini.

3. Bapak Dr. Yohanis Rura, SE., M.SA., Ak., CA., selaku Sekretaris Jurusan

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan arahan

mengenai penelitian ini.

4. Ibu Dr. Hj. Haliah, SE., M.Si., Ak., CA., selaku dosen penasehat

akademik serta pembimbing satu yang telah membimbing, memberikan

Page 7: SKRIPSI - core.ac.uk · 13. Kepada saudara-saudaraku PPGT Jemaat Bukit Tamalanrea terima kasih untuk persaudaraan yang terjalin, untuk semua pelajaran hidup yang peneliti dapatkan

vii

arahan, memberikan motivasi, dan mendiskusikan mengenai penelitian

ini.

5. Bapak Drs. Agus Bandang, M.Si., Ak., CA., selaku dosen pembimbing

kedua yang telah membimbing, memberikan arahan, memberikan

motivasi dan mendiskusikan mengenai penelitian ini.

6. Seluruh dosen-dosen pengajar yang selama masa perkuliahan telah

membimbing, dan memberikan pelajaran yang bermanfaat bagi penulis.

7. Bapak Meyer Dengen selaku Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan

Keuangan dan Asset Daerah yang telah memberikan izin kepada peneliti

untuk melakukan penelitian pada kantor tersebut dan staf pegawai yang

telah membantu peneliti.

8. Kedua orang tua peneliti, ayahanda Andarias Maku Patandean (alm) dan

ibunda Rospin Sonda Palinggi yang selalu setia memberi motivasi,

semangat dan terus mendoakan hingga selesainya tugas akhir ini dengan

baik.

9. Saudara peneliti, Pebriani Patandean, S.Hut., Anthon Patandean, S.T.,

Fernandel Patandean, S.T., yang senantiasa memberi motivasi,

semangat dan dengan penuh kasih membiayai pendidikan peneliti serta

ponakan yang ganteng Gabrylliant dan si cantik Queenaya.

10. Seluruh pegawai akademik Pak Aso, Pak Ical, Pak Asmari, Pak Budi, Pak

Safar, dan Pak Tarru yang telah membantu dalam proses perkuliahan

sampai penyusunan berkas ujian.

11. Teman-teman terhebat dan seperjuangan Imelda Priska Takbi, S.E.,

Mersy, S.E., Annica Bungin Paddyland, S.E., Ak., CA., Nony

Tanggo, S.E., Natalia Daud Songli, S.E., Maydeline Ararat Malewa S.E.,

Resky Restiani, S.E., yang selama ini telah memberikan bantuan,

Page 8: SKRIPSI - core.ac.uk · 13. Kepada saudara-saudaraku PPGT Jemaat Bukit Tamalanrea terima kasih untuk persaudaraan yang terjalin, untuk semua pelajaran hidup yang peneliti dapatkan

viii

motivasi dukungan doa selama masa perkuliahan hingga sampai

penyusunan skripsi ini. Semoga kita semua sukses dalam perjuangan

masa depan.

12. Peneliti juga ucapkan terima kasih untuk “Pilatus” terima kasih untuk

segala dukungan, motivasi, doa serta senantiasa setia membantu,

menemani dan tidak berhenti saya repotkan hingga akhirnya selesainya

penyusunan tugas akhir ini.

13. Kepada saudara-saudaraku PPGT Jemaat Bukit Tamalanrea terima kasih

untuk persaudaraan yang terjalin, untuk semua pelajaran hidup yang

peneliti dapatkan selama ini.

14. Kepada teman-teman PMKO Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah

memberikan dukungan doa selama proses perkuliahan hingga proses

penyusunan skripsi ini.

15. Kepada teman-teman K09nitif yang telah memberikan bantuan motivasi

selama perkuliahan hingga akhir penyusunan skripsi ini.

Skripsi ini masih jauh dari sempurna walaupun telah menerima bantuan

dari berbagai pihak. Apabila terdapat kesalahan dalam penulisan sepenuhnya

menjadi tanggung jawab peneliti dan bukan para pemberi bantuan. Kritik dan

saran yang membangun akan lebih menyempurnakan skripsi ini.

Makassar, Agustus 2015

Peneliti

Page 9: SKRIPSI - core.ac.uk · 13. Kepada saudara-saudaraku PPGT Jemaat Bukit Tamalanrea terima kasih untuk persaudaraan yang terjalin, untuk semua pelajaran hidup yang peneliti dapatkan

ix

ABSTRAK

ANALISIS RETRIBUSI PARIWISATA DAN RETRIBUSI POTONG

HEWAN DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN TANA TORAJA

ANALYSIS OF THE TAX LEVIES TOURISM AND THE TAX LEVIES

SLAUGHTER TO INCREASE LOCAL REVENUES

IN TANA TORAJA REGENCY.

Kalsy Patandean

Haliah Agus Bandang

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kontribusi retribusi pariwisata dan

retribusi potong hewan terhadap peningkatan pendapatan asli daerah Kabupaten

Tana Toraja. Data penelitian diperoleh dengan mengambil data pendapatan asli

daerah (sekunder) di kantor dinas pendapatan pengelolaan keuangan dan aset

daerah (DPPKAD), melakukan wawancara dengan pegawai pada kantor

tersebut. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif untuk melihat

sejauh mana retribusi pariwisata dan retribusi potong hewan berkontribusi

terhadap peningkatan pendapatan asli daerah di Kabupaten Tana Toraja. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa retribusi pariwisata berkontribusi 0,031% tahun

2011, 0,048% tahun, dan 0,049% tahun 2013 terhadap pendapatan asli daerah

di Kabupaten Tana Toraja dan retribusi potong hewan berkontribusi 0,091%

tahun 2011, 0,074% tahun 2012, dan 0,059% tahun 2013 terhadap pendapatan

asli daerah di Kabupaten Tana Toraja.

Kata kunci : Pendapatan Asli Daerah, Retribusi Potong Hewan, Retribusi

Pariwisata

The purpose of this research was to determine the contribution of the tourism

levies and levies slaughter to increase local revenues in Tana Toraja regency.

Were obtained by taking the data revenue (secondary) in the offices of the

financial and asset management income areas (DPPKAD), conduct interviews

with employees at the office. This research used descriptive method to see the

extent to which tourism levies and a levies of slaughter contributes to an increase

in local revenues in Tana Toraja regency. These results indicate that the tourism

levies of 0.031% in 2011, 0,048% in 2012,and 0,049% in 2013 contribute to local

revenues in Tana Toraja regency and levies slaughter contributes 0,091% on

2011, 0,074% in 2012,and 0,059% in 2013 to increase revenue in Tana Toraja.

Keyword: Income Local Revenues, Levies Slaughter,Levies tourism

Page 10: SKRIPSI - core.ac.uk · 13. Kepada saudara-saudaraku PPGT Jemaat Bukit Tamalanrea terima kasih untuk persaudaraan yang terjalin, untuk semua pelajaran hidup yang peneliti dapatkan

x

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iv

PRAKATA .................................................................................................... v

ABSTRAK ................................................................................................... ix

DAFTAR ISI ................................................................................................ x

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ...................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................. 4

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian ........................................... 5

1.3.1 Tujuan Penelitian .......................................................... 5

1.4.2 Kegunaan Penelitian ..................................................... 5

1.4 Sistematika Penulisan ........................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 7

2.1 Pengertian Pajak ................................................................... 7

2.1.1 Tinjauan Pajak Berbagai Aspek .................................... 8

2.1.2 Fungsi Pajak ................................................................. 11

2.1.3 Pengertian dan Kedudukan Hukum Pajak .................... 11

2.1.4 Hukum Pajak Materil dan Hukum Pajak Formal.. .......... 13

2.1.5 Perbedaan Pajak dan Jenis Pungutan Lainnya ............. 13

2.1.6 Pembagian Pajak Menurut Golongan, Sifat, dan

Pemungutannya ............................................................ 14

2.1.7 Asas-Asas Pemungutan Pajak ...................................... 15

2.1.8 Cara Pemungutan Pajak ................................. .............. 15

2.2 Pariwisata ............................................................................. 16

2.2.1 Pengertian Pariwisata ..................... .............................. 16

2.2.2 Jenis Pariwisata ...... ..................................................... 18

2.3 Upacara Adat Rambu Solo’ ................................................... 19

2.3.1 Sejarah Singkat Rambu Solo’ .......................... 19

2.3.2 Pengertian Rambu Solo’ ................................................ 20

2.4 Pendapatan Asli Daerah ....................................................... 24

2.4.1 Pajak Daerah ................................................................ 25

Page 11: SKRIPSI - core.ac.uk · 13. Kepada saudara-saudaraku PPGT Jemaat Bukit Tamalanrea terima kasih untuk persaudaraan yang terjalin, untuk semua pelajaran hidup yang peneliti dapatkan

xi

2.4.2 Retribusi Daerah ........................................................... 26

2.5 Penelitian Terdahulu .............................................................. 26

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 30

3.1 Rancangan Penelitian ............................................................. 30

3.2 Kehadiran Peneliti ................................................................... 30

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................. 31

3.4 Sumber Data ........................................................................... 31

3.5 Prosedur Pengumpulan Data .................................................. 32

3.6 Analisis Data ........................................................................... 34

3.7 Pengecekan Keabsahan Temuan ........................................... 36

3.8 Tahap-tahap Penelitian ........................................................... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 39

4.1. Gambaran Umum Kabupaten Tana Toraja ............................ 39

4.1.1. Letak Geografis dan Keadaan Alam ....................... 39

4.1.2. Kondisi Ekonomi dan Sosial Budaya ...................... 40

4.1.3. Perkembangan Penduduk …………………………. 41

4.2. Perkembangan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten

Tana Toraja ...................................................... ….. 42

4.3. Pendapatan Retribusi Pemotongan Hewan ............................ 43

4.4. Pariwisata Kabupaten Tana Toraja ........................................ 44

4.4.1. Potensi Pariwisata Tana Toraja .............................. 47

4.4.2. Perkembangan Kunjungan Wisatawan di

Kabupaten Tana Toraja ......................................... 52

4.5. Pembahasan .......................................................................... 54

4.5.1. Kontribusi Retribusi Sektor Pariwisata

terhadap Pendapatan Asli Daerah ......................... 54

4.5.2. Kontribusi Retribusi Pemotongan Hewan

terhadap Pendapatan Asli Daerah ......................... 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan .......................................................................... 56

5.2. Saran .................................................................................. 56

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 58

Page 12: SKRIPSI - core.ac.uk · 13. Kepada saudara-saudaraku PPGT Jemaat Bukit Tamalanrea terima kasih untuk persaudaraan yang terjalin, untuk semua pelajaran hidup yang peneliti dapatkan

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Jumlah Pendapatan Asli Daerah Sektor Pariwisata,Retribusi

Potong Hewan Tana Toraja 2009-2013 ........................................ 3

4.1 Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk di

Kabupaten Tana Toraja ................................................................ 42

4.2 Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Tana Toraja ......................... 43

4.3 Retribusi Potong Hewan ............................................................... 44

4. 4 Retribusi Pariwisata ...................................................................... 53

4.5 Kontribusi Retribusi Pariwisata Terhadap PAD ............................. 55

4.6 Kontribusi Retribusi Potong Hewan Terhadap PAD....................... 56

.

Page 13: SKRIPSI - core.ac.uk · 13. Kepada saudara-saudaraku PPGT Jemaat Bukit Tamalanrea terima kasih untuk persaudaraan yang terjalin, untuk semua pelajaran hidup yang peneliti dapatkan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Undang-Undang No. 23 tahun 2014 Tentang Perimbangan Keuangan

Pemerintah Pusat dan Daerah, menjadi dasar bagi setiap daerah untuk

membiayai penyelenggaraan kegiatan pemerintahan dan pembangunan

daerahnya melalui upaya peningkatan pendapatan asli daerah. Adapun sumber-

sumber penerimaan daerah menurut Undang-Undang ini meliputi: (1)

Pendapatan Asli Daerah, (2) Dana Perimbangan, (3) Pinjaman Daerah, (4) Lain-

lain Pendapatan Asli Daerah yang sah. Demikian halnya dengan daerah Tana

Toraja, sebagaimana daerah-daerah lainnya yang ada dalam Wilayah Negara

Kesatuan Republik Indonesia, dituntut untuk berupaya menggali dan

meningkatkan sumber-sumber pendapatan asli daerahnya sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku. Singkat kata, adanya kewenangan

yang dimilki ini memberikan konsekuensi adanya tuntutan peningkatan

kemandirian daerah.

Pemerintah daerah seyogyanya lebih berkonsentrasi pada pemberdayaan

kekuatan ekonomi lokal, melakukan alokasi yang lebih efisien pada berbagai

potensi lokal yang sesuai dengan kebutuhan publik. Dalam usaha untuk

mengembangkan dan membangun daerahnya, pemerintah Kabupaten Tana

Toraja telah berupaya untuk meningkatkan sumber-sumber pendapatan asli

daerah yang sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Upaya tersebut dilakukan

dengan intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber pendapatan asli daerah,

agar target pendapatan tiap tahunnya dapat diikuti dengan pencapaian realisasi

secara konsisten.

Page 14: SKRIPSI - core.ac.uk · 13. Kepada saudara-saudaraku PPGT Jemaat Bukit Tamalanrea terima kasih untuk persaudaraan yang terjalin, untuk semua pelajaran hidup yang peneliti dapatkan

2

Pembangunan yang dilaksanakan itu meliputi beberapa sektor, salah satu di

antaranya adalah pembangunan di sektor pariwisata. Sektor pariwisata

merupakan salah satu sumber PAD yang cukup potensial untuk dikembangkan,

karena Tana Toraja kaya akan panorama alam dan budaya yang sangat menarik

untuk dijadikan objek wisata. Sejalan dengan itu, maka sektor pariwisata

ditempatkan sebagai salah satu sumber yang dapat menunjang kelangsungan

pembangunan ekonomi Tana Toraja.Sektor ini mulai dikenal di Tana Toraja

sebagai suatu industri karena pengelolaan yang professional dapat mendukung

peningkatan produktivitas pembangunan ekonomi Tana Toraja.

Upacara adat istiadat di Tana Toraja merupakan salah satu unsur wisata

yang banyak menarik para wisatawan khususnya upacara Rambu Solo’.

Kegiatan ini hampir setiap saat bisa di temui di Tana Toraja dan aktivitas tersebut

tidak lepas dengan adanya pemotongan hewan sebagai bagian dari rangkaian

upacara. Dari kegiatan yang sering dilakukan dengan jumlah hewan yang

dipotong cukup banyak tentunya akan memberikan kontribusi yang potensial

bagi Pendapatan Asli Daerah di Tana Toraja. Sebagai salah satu sumber PAD

khususnya dalam hal hasil retribusi daerah maka diharapkan bagian ini bisa

dikelolah dengan baik oleh pemerintah daerah sehingga dapat mendorong

tingkat perekonomian Kabupaten Tana Toraja. Hal ini dapat kita lihat dari tabel

1.1

Page 15: SKRIPSI - core.ac.uk · 13. Kepada saudara-saudaraku PPGT Jemaat Bukit Tamalanrea terima kasih untuk persaudaraan yang terjalin, untuk semua pelajaran hidup yang peneliti dapatkan

3

Tabel 1.1

Jumlah Pendapatan Asli Daerah, Sektor Pariwisata, dan Retribusi Potong

Hewan Tana Toraja Tahun 2009-2013

Tahun Pendapatan Asli Daerah Pajak Sektor

Pariwisata

Retribusi Potong Hewan

2009 Rp 20.787.650.359,03 Rp 19.887.200 Rp 1.567.711.300

2010 Rp 55.014.671.126,05 Rp 38.148.400 Rp 2.064.757.500

2011 Rp 19.686.833.802,76 Rp 61.474.100 Rp 1.786.107.500

2012 Rp 31.720.677.572,15 Rp 151.673.447 Rp 2.358.965.000

2013 Rp 38.776.667.256,57 Rp 190.436.097 Rp 2.307.110.000

Sumber: Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah (DPPKAD) Kab. Tana Toraja 2014.

Tabel 1.1 pada pajak sektor pariwisata terjadi peningkatan setiap tahunnya.

Pada tahun 2011 pajak sektor pariwisata mengalami peningkatan akan tetapi

pendapatan asli daerah mengalami penurunan karena adanya pemekaran

Kabupaten menjadi Tana Toraja dengan Toraja Utara yeng tentunya

berpengaruh terhadap PAD. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pajak

sektor pariwisata tidak memberikan kontribusi yang potensial dalam peningkatan

pendapatan asli daerah. Demikian juga untuk sektor retribusi potong hewan pada

tahun 2011.Sektor ini mengalami penurunan begitu juga dengan pendapatan asli

daerah tahun tersebut. Sehingga dapat dikatakan bahwa retribusi potong hewan

memiliki kontribusi yang potensial dalam peningkatan pendapatan asli daerah.

Melihat hal tersebut, maka akan sangat diharapkan dukungan dan

kebijakan pemerintah untuk mengembangkan sarana dan prasarana agar dapat

lebih menarik minat para wisatawan yang berkunjung ke daerah Kabupaten Tana

Toraja sehingga dapat menstimulisasi peningkatan PAD. Meskipun tidak ada

Page 16: SKRIPSI - core.ac.uk · 13. Kepada saudara-saudaraku PPGT Jemaat Bukit Tamalanrea terima kasih untuk persaudaraan yang terjalin, untuk semua pelajaran hidup yang peneliti dapatkan

4

satu sektor pun yang menjadi kunci ajaib, namun dengan memberdayakan sektor

tertentu yang dianggap sebagai ciri khas suatu daerah tersebut tentunya akan

memberikan cukup kontribusi kepada pendapatan daerah yang bersangkutan

dan tentunya masih memerlukan dukungan dari beberapa sektor terkait.

Natalia (2008) menyatakan bahwa kontribusi retribusi potong hewan tidak

potensial terhadap Pendapatan Asli Daerah. Akan tetapi hasil penelitian Pakiding

(2012) menyatakan bahwa jumlah hewan yang dipotong memiliki pengaruh

positif terhadap pendapatan asli daerah. Menurut Spillane (1987) belanja

wisatawan di daerah tujuan wisata juga akan meningkatkan pendapatan dan

pemerataan pada masyarakat setempat secara langsung maupun tidak langsung

melalui dampak berganda (multiplier effect).Daerah pariwisata dapat menambah

pendapatannya dengan menjual barang dan jasa, seperti restoran, hotel,

pramuwisata dan barang-barang souvenir. Dengan demikian, pariwisata harus

dijadikan alternatif untuk mendatangkan keuntungan bagi daerah tersebut.

Berdasarkan adanya perdebatan hasil penelitian mengenai analisis sektor

pariwisata dan retribusi potong hewan terhadap PAD untuk itu peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian dengan judul “ Analisis Retribusi Pariwisata dan

Retribusi Potong Hewan dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah di

Kabupaten Tana Toraja”

1.2 Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini, peneliti merumuskan dua permasalahan utama yang

menjadi fokus penelitian ini yaitu sebagai berikut.

1. Apakah jumlah pajak sektor pariwisata kontribusi besar dalam

peningkatan Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Tana Toraja.

Page 17: SKRIPSI - core.ac.uk · 13. Kepada saudara-saudaraku PPGT Jemaat Bukit Tamalanrea terima kasih untuk persaudaraan yang terjalin, untuk semua pelajaran hidup yang peneliti dapatkan

5

2. Apakah jumlah pendapatan retribusi potong hewan kontribusi besar

dalam peningkatan Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Tana Toraja.

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui kontribusi pajak sektor pariwisata terhadap

peningkatan Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Tana Toraja.

2. Untuk mengetahui kontribusi retribusi potong hewan terhadap

peningkatan Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Tana Toraja.

1.3.2 Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini terdiri dari kegunaan teoretis dan kegunaan

praktis.

a) Kegunaan Teoretis

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan peneliti dalam

pengelolaan sumber PAD Tana Toraja khususnya sektor pariwisata dan

retribusi potong hewan. Selain itu,dapat bermanfaat bagi dunia

pendidikan dan akademisi khususnya untuk menjadi referensi bagi

peneliti selanjutnya yang lebih lanjut yang berkaitan dengan masalah ini.

b) Kegunaan Praktis

Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangsih pemikiran bagi

pemerintah Tana Toraja mengenai bagaimana mengelolah sumber PAD

khususnya sektor pariwisata dan retribusi potong hewan untuk

menunjang dan memaksimalkan PAD Tana Toraja.

Page 18: SKRIPSI - core.ac.uk · 13. Kepada saudara-saudaraku PPGT Jemaat Bukit Tamalanrea terima kasih untuk persaudaraan yang terjalin, untuk semua pelajaran hidup yang peneliti dapatkan

6

1.4 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan skripsi ini dibagi dalam lima bab sebagai

berikut.

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini membahas latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan

kegunaan penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab II merupakan tinjauan pustaka yang merupakan landasan teori yang

akan menjadi landasan bagi penulis untuk melakukan pembahasan dan

pengambilan kesimpulan mengenai judul yang dipilih.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan pembahasan mengenai metode analisis yang

digunakan dalam penelitian dan jenis data yang digunakan beserta

sumber data.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi semua temuan yang dihasilkan dalam penelitian dan

analisis statistik.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan dari analisis yang dilakukan dalam penelitian

ini dan saran-saran yang dianggap perlu.

Page 19: SKRIPSI - core.ac.uk · 13. Kepada saudara-saudaraku PPGT Jemaat Bukit Tamalanrea terima kasih untuk persaudaraan yang terjalin, untuk semua pelajaran hidup yang peneliti dapatkan

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pajak

Adriani dalam Sukardji (2003:1), menyatakan

“pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung dengan tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan”.

Soemitro dalam Mardiasmo (2003:1), menyatakan

“pajak adalah peralihan kekayaan dari sektor swasta ke sektor publik berdasarkan undang-undang yang dapat dipaksakan dengan tidak mendapat imbalan (tegenprestatie) yang secara langsung dapat ditunjukkan yang digunakan untuk membiayai pengeluaran umum dan yang digunakan sebagai alat pendorong, penghambat atau pencegah untuk mencapai tujuan yang ada di luar bidang keuangan negara”.

Soemahamidjaja dalam Waluyo (2011:2),menyatakan “pajak adalah iuran

wajib berupa uang atau barang yang dipungut oleh penguasa berdasarkan

norma-norma hukum, guna menutup biaya produksi barang-barang dan jasa-jasa

kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum”. Seligman dalam Waluyo (2011:2)

menyatakan: “Tax is compulsary contribution from the person, to the government

to depray the expenses incurred in the common interest of all, without reference

to special benefit comperred”. Dari definisi di atas terlihat adanya kontribusi

seseorang yang ditujukan kepada negara tanpa adanya manfaat yang ditujukan

secara khusus pada seseorang.

Feldmann dalam Waluyo (2011:2), menyatakan “pajak adalah prestasi yang

dipaksakan sepihak oleh dan terutang kepada pengusaha (menurut norma-

norma yang ditetapkannya secara umum), tanpa adanya kontra prestasi, dan

semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaran-pengeluaran”. Smeets

Page 20: SKRIPSI - core.ac.uk · 13. Kepada saudara-saudaraku PPGT Jemaat Bukit Tamalanrea terima kasih untuk persaudaraan yang terjalin, untuk semua pelajaran hidup yang peneliti dapatkan

8

dalam Waluyo (2011:3),menyatakan pajak adalah prestasi kepada pemerintah

yang terutang melalui norma-norma umum dan yang dapat dipaksakannya,

adanya kontra prestasi yang dapat ditunjukkan dalam hal yang individual,

dimaksudkan untuk membiayai pengeluaran pemerintah.

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri yang melekat

pada pengertiaan pajak adalah sebagai berikut.

1. Pajak dipungut berdasarkan undang-undang serta aturan

pelaksanaannya yang sifatnya dapat dipaksakan.

2. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi

individual oleh pemerintah.

3. Pajak dipungut oleh negara baik pemerintah pusat maupun pemerintah

daerah.

4. Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran-pengeluaran pusat maupun

pemerintah, yang baik bila dari pemasukannya masih terdapat surplus

dipergunakan untuk membiayai public investment.

5. Pajak dapat pula mempunyai tujuan selain budgeter, yaitu mengatur.

2.1.1 Tinjauan Pajak Berbagai Aspek

Masalah perpajakan tidaklah sederhana hanya sekedar menyerahkan

sebagian penghasilan atau kekayaan seseorang kepada negara, tetapi coraknya

terlihat bermacam-macam bergantung pada pendekatannya. Dalam hal inilah

pajak dapat didekati atau ditinjau dari berbagai aspek.

1. Aspek Ekonomi

Menurut Waluyo (2011:3-4) dari sudut pandang ekonomi, pajak

merupakan penerimaan negara yang digunakan untuk mengarahkan

kehidupan masyarakat menuju kesejahteraan. Pajak sebagai motor

Page 21: SKRIPSI - core.ac.uk · 13. Kepada saudara-saudaraku PPGT Jemaat Bukit Tamalanrea terima kasih untuk persaudaraan yang terjalin, untuk semua pelajaran hidup yang peneliti dapatkan

9

penggerak kehidupan ekonomi masyarakat. Meskipun kehidupan

ekonomi sebagian besar dijalankan dengan mengandalkan mekanisme

pasar bebas, mekanisme tadi tidak akan berjalan apabila tidak ada

pemerintah. Untuk menjalankan roda pemerintahan yang mampu

menggerakkan secara efektif mekanisme pasar bebas, pemerintah

memerlukan pajak dari masyarakat. Pelayanan yang diberikan

pemerintah merupakan suatu kepentingan umum (public utilities) untuk

kepuasan bersama sehingga pajak yang mengalir dari masyarakat

akhirnya kembali untuk masyarakat. Hal ini erat kaitannya dengan

kebijakan ekonomi yang mengarah pada dukungan pemenuhan kenaikan

pendapatan masyarakat melalui distribusi pendapatan.

Dalam negara yang menganut ekonomi bebas, semua orang ingin

dapat memenuhi keseluruhan kebutuhan atau keinginan mereka, cukup

makan, tersedianya perumahan yang memadai, pelayanan kesehatan

yang baik, fasilitas pendidikan yang cukup, dan sebagainya. Ini semua

dapat dicapai apabila pemerintah mampu menyediakan berbagai

prasarana untuk menunjang pembangunan ekonomi. Prasarana dapat

berupa jalan, jembatan, pelabuhan, air, listrik, dan sebagainya. Apabila

prasarana ekonomi tersebut kurang memadai otomatis perekonomian

tidak dapat berkembang. Prasarana ekonomi tersebut erat kaitannya

dengan pertumbuhan ekonomi. Tanpa pertumbuhan ekonomi, negara

tidak dapat meningkatkan kesejahteraan warganya. Demikian pula, tanpa

kesadaran masyarakat untuk membayar pajak, pemerintah tidak dapat

meningkatkan prasarana ekonominya. Untuk itu, diperlukan usaha

mengerahkan dana-dana investasi yang bersumber pada tabungan

masyarakat, tabungan pemerintah, serta penerimaan devisa yang berasal

Page 22: SKRIPSI - core.ac.uk · 13. Kepada saudara-saudaraku PPGT Jemaat Bukit Tamalanrea terima kasih untuk persaudaraan yang terjalin, untuk semua pelajaran hidup yang peneliti dapatkan

10

dari ekspor dan jasa. Pengerahan dana-dana investasi tersebut harus

ditingkatkan dengan cepat sehingga peranan bantuan luar negeri

semakin berkurang.

2. Aspek Hukum

Menurut Waluyo (2011:4) hukum pajak di Indonesia mempunyai

hierarki yang jelas dengan urutan yaitu Undang-Undang Dasar 1945,

Undang-Undang, Peraturan Pemerintah dan Keputusan Presiden.

Hierarki ini dijalankan secara ketat. Peraturan yang tingkatannya lebih

rendah tidak boleh bertentangan dengan peraturan yang tingkatannya

lebih tinggi.

3. Aspek Keuangan

Menurut Waluyo (2011:5) pendekatan dari aspek keuangan ini

tercakup dalam aspek ekonomi, hanya lebih menitikberatkan pada aspek

keuangan. Pajak dipandang bagian yang sangat penting dalam

penerimaan negara. Jika dilihat dari penerimaan negara, kondisi

keuangan negara tidak lagi semata-mata berasal dari penerimaan negara

berupa minyak dan gas bumi, tetapi lebih berupaya untuk menjadikan

pajak sebagai primadona penerimaan negara. Oleh karena itu, struktur

penerimaan negara sudah bergeser dalam beberapa dasawarsa terakhir

ini. Salah satu sumber dana untuk pembiayaan pembangunan yaitu

tabungan pemerintah yang merupakan selisih antara penerimaan dalam

negeri dan pengeluaran rutin. Alat ukur yang digunakan sebagai indikator

efektif dan produktif pemungutan pajak dalam fungsinya pengumpulan

penerimaan berupa pajak. Kecenderungan umum dengan semakin maju

suatu sistem pajak suatu negara akan semakin tinggi tax ratio.Tax ratio

yaitu perbandingan antara penerimaan pajak dan jumlah produk domestik

bruto (PDB).

Page 23: SKRIPSI - core.ac.uk · 13. Kepada saudara-saudaraku PPGT Jemaat Bukit Tamalanrea terima kasih untuk persaudaraan yang terjalin, untuk semua pelajaran hidup yang peneliti dapatkan

11

4. Aspek Sosiologi

Menurut Waluyo (2011:6) pada aspek sosiologi ini, ditinjau dari segi

masyarakat yaitu yang menyangkut akibat atau dampak terhadap

masyarakat atas pungutan dan hasil apakah yang dapat disampaikan

kepada masyarakat. Jelas bahwa pajak sebagai sumber penerimaan

negara untuk membiayai pembangunan. Berarti, pembangunan ini

dibiayai masyarakat. Oleh karena itu, upaya untuk meningkatkan

penerimaan negara dari sektor pajak sangatlah penting, karena dana

yang dihimpun berasal dari rakyat (Private Saving) atau berasal dari

pemerintah (Public Saving). Dengan demikian, terlihat bahwa dari pajak

sasaran yang disetujui adalah memberikan kemakmuran dan

kesejahteraan masyarakat secara merata dengan melakukan

pembangunan di berbagai sektor.

2.1.2 Fungsi Pajak

Menurut Waluyo (2011:6) sebagaimana telah diketahui ciri-ciri yang

melekat pada pengertiaan pajak dari berbagai definisi, terlihat adanya dua fungsi

pajak yaitu:

1) Fungsi Penerimaan (Budgeter) Pajak berfungsi sebagai sumber dana yang diperuntukkan bagi pembiayaan pengeluaran-pengeluaran pemerintah.

2) Fungsi Mengatur (Reguler) Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan di bidang sosial dan ekonomi.

2.1.3 Pengertiaan dan Kedudukan Hukum Pajak

Menurut Waluyo (2011:7-8) kewenangan pemungutan pajak berada pada

Pemerintah. Di negara-negara hukum segala sesuatu harus ditetapkan undang-

undang. Seperti di Indonesia pemungutan pajak di atur dalam Pasal 23 (2)

Page 24: SKRIPSI - core.ac.uk · 13. Kepada saudara-saudaraku PPGT Jemaat Bukit Tamalanrea terima kasih untuk persaudaraan yang terjalin, untuk semua pelajaran hidup yang peneliti dapatkan

12

Undang-Undang Dasar 1945 bahwa pengenaan dan pemungutan pajak untuk

keperluan negara berdasarkan undang-undang. Atas dasar undang-undang

dimaksudkan pajak merupakan peralihan kekayaan dari masyarakat ke

pemerintah,untuk membiayai peraturan kekayaan dari masyarakat ke

pemerintah, untuk membiayai pengeluaran negara dengan tidak mendapatkan

kontraprestasi yang langsung. Peralihan kekayaan dapat pula terjadi karena

hibah atau kemungkinan peristiwa perampasan atau perampokan. Oleh karena

itu, segala tindakan yang menempatkan beban kepada rakyat sebagai contoh

pajak harus ditetapkan dengan undang-undang yang telah mendapat

persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.

Selanjutnya, keseluruhan peraturan-peraturan yang meliputi kewenangan

pemerintah untuk mengambil kekayaan seseorang dan menyerahkan kembali

kepada masyarakat melalui kas negara termasuk dalam ruang lingkup pengertian

hukum pajak. Mengingat peraturan ini menyangkut hubungan hukum antara

negara dengan orang pribadi atau badan yang mempunyai kewajiban membayar

pajak, hukum pajak merupakan bagian hukum publik. Hukum pajak sebenarnya

mempunyai ruang lingkup yang luas, tidak hanya menelaah keadaan-keadaan

dalam masyarakat yang dihubungkan dengan pengenaan pajak dan

merumuskan serta menafsirkan peraturan hukum dengan memperhatikan

ekonomi dan keadaan masyarakat, hukum pajak memuat unsur hukum pidana

dan peradilan seperti yang termuat dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun

1997 tentang Badan Penyelesaian Sengketa yang diberlakukan sejak tanggal 1

Januari 1998 (pembaruan di tahun 2001). Seperti telah diuraikan di atas, hukum

pajak adalah bagian dari hukum publik. Yang termasuk hukum publik adalah

Hukum Tata Negara, Hukum Pidana, dan Hukum Administrasi.

Page 25: SKRIPSI - core.ac.uk · 13. Kepada saudara-saudaraku PPGT Jemaat Bukit Tamalanrea terima kasih untuk persaudaraan yang terjalin, untuk semua pelajaran hidup yang peneliti dapatkan

13

2.1.4 Hukum Pajak Materil dan Hukum Pajak Formal

Menurut Waluyo (2011:11) hukum pajak mengatur hubungan antara

pemerintah (fiscus) selaku pemungut pajak dengan wajib pajak. Apabila

memerhatikan materinya, hukum pajak dibedakan menjadi:

1) Hukum pajak materiil, memuat norma-norma yang menerangkan keadaan, perbuatan, peristiwa hukum yang dikenakan pajak (objek-objek), siapa yang dikenakan pajak (subjek), berapa besar pajak yang dikenakan, segala sesuatu tentang timbul dan hapusnya utang pajak, dan hubungan hukum antara pemerintah dan wajib pajak. Sebagai contoh: Undang-Undang Pajak Penghasilan.

2) Hukum pajak formal, memuat bentuk/ tata cara untuk mewujudkan hukum materiil menjadi kenyataan, hukum pajak formal ini memuat, antara lain: a. Tata cara penetapan utang pajak. b. Hak-hak fiscus untuk mengawasi wajib pajak mengenai keadaan, perbuatan

dan peristiwa yang dapat menimbulkan utang pajak. c. Kewajiban wajib pajak sebagai contoh penyelenggaraan pembukuan/

pencatatan dan hak-hak wajib pajak mengajukan keberatan dan banding.

2.1.5 Perbedaan Pajak dan Jenis Pungutan Lainnya

1. Retribusi

Menurut Waluyo (2011:6) jenis pungutan seperti retribusi mempunyai

pengertian lain dibandingkan dengan pajak. Retribusi pada umumnya

mempunyai hubungan langsung dengan kembalinya prestasi karena

pembayaran tersebut ditujukan semata-mata untuk mendapatkan prestasi dari

pemerintah. Pungutan retribusi di Indonesia didasarkan pada Undang-Undang

Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Dalam Pasal

1, angka 26 undang-undang dimaksud menyebutkan bahwa retribusi daerah,

yang selanjutnya disebut retribusi, adalah pungutan daerah sebagai pembayaran

atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan atau

diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.

Untuk tata cara pemungutannya, retribusi tidak dapat diborongkan dan retribusi

dipungut dengan menggunakan Surat Ketetapan Retribusi Daerah atau dokumen

yang dipersamakan. Pelaksanaan penagihannya dapat dipaksakan. Dalam hal

Page 26: SKRIPSI - core.ac.uk · 13. Kepada saudara-saudaraku PPGT Jemaat Bukit Tamalanrea terima kasih untuk persaudaraan yang terjalin, untuk semua pelajaran hidup yang peneliti dapatkan

14

Wajib Retribusi tertentu kepada mereka yang tidak membayar tepat pada

waktunya atau kurang membayar, dikenakan sanksi administrasi, berupa bunga

sebesar 2% (dua persen) setiap bulan retribusi yang terutang yang tidak atau

kurang dibayar dan ditagih dengan menggunakan Surat Tagihan Retribusi

Daerah (STRD).

2. Sumbangan

Menurut Waluyo (2011:7) pengertiaan sumbangan ini tidak boleh

dicampuradukkan dengan retribusi. Dalam retribusi dapat ditunjuk seseorang

yang menikmati kontraprestasi dari pemerintah, sedangkan pada sumbangan

seseorang yang mendapatkan prestasi justru tidak dapat ditunjuk, tetapi

golongan tertentu yang dapat menikmati kontraprestasi.

2.1.6 Pembagian Pajak Menurut Golongan, Sifat, dan Pemungutannya

Menurut Waluyo (2011:12) pajak dapat dikelompokkan ke dalam kelompok:

1) Menurut Golongan a. Pajak langsung adalah pajak yang pembebannya tidak dapat dilimpahkan pihak

lain, tetapi harus menjadi beban langsung Wajib Pajak yang bersangkutan. Contoh: Pajak Penghasilan

b. Pajak tidak langsung adalah pajak yang pembebanannya dapat dilimpahkan ke pihak lain. Contoh: PajakPertambahan Nilai.

2) Menurut Sifat

Pembagian pajak menurut sifatnya, maksudnya pembedaan dan pembagiannya berdasarkan pada ciri-ciri prinsip: a. Pajak subjektif adalah pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada subjeknya

yang selanjutnya dicari syarat objektifnya, dalam arti memperhatikan keadaan dari wajib Pajak. Contoh: Pajak Penghasilan.

b. Pajak objektif adalah pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada objeknya, tanpa memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak. Contoh: Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.

3) Menurut Pemungutan a. Pajak pusat adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan

untuk membiayai rumah tangga negara. Contoh: Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Pajak Bumi dan Bangunan, dan Bea Materai.

b. Pajak daerah adalah yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. Contoh: Pajak Reklame dan Pajak hiburan.

Page 27: SKRIPSI - core.ac.uk · 13. Kepada saudara-saudaraku PPGT Jemaat Bukit Tamalanrea terima kasih untuk persaudaraan yang terjalin, untuk semua pelajaran hidup yang peneliti dapatkan

15

2.1.7 Asas-Asas Pemungutan Pajak

Untuk mencapai tujuan pemungutan pajak perlu dipegang teguh asas-

asas dalam memilih alternatif pemungutannya. Dengan demikian, terdapat

keserasian pemungutan pajak dengan tujuan dan asas yang masih diperlukan

lagi, yaitu pemahaman atas perlakuan pajak tertentu. Asas-asas pemungutan

pajak sebagaimana dikemukakan oleh Adam Smith dalam Waluyo (2011:13)

bahwa pemungutan pajak hendaknya didasarkan pada:

1) Equality Pemungutan pajak harus bersifat adil dan merata, yaitu dikenakan kepada orang pribadi yang harus sebanding dengan kemampuan membayar pajak atau ability to pay dan sesuai dengan manfaat yang diterima. Adil dimaksudkan bahwa setiap Wajib Pajak menyumbangkan uang untuk pengeluaran pemerintah sebanding dengan kepentingannya dan manfaat yang diminta.

2) Certainly Penetapan pajak itu tidak ditentukan sewenang-wenang. Oleh karena itu, wajib pajak harus mengetahui secara jelas dan pasti pajak yang terutang, kapan harus dibayar serta batas waktu pembayaran.

3) Convenience

Kapan wajib pajak itu harus membayar pajak sebaiknya sesuai dengan saat-saat yang tidak menyulitkan wajib pajak, sebagai contoh pada saat wajib pajak memperoleh penghasilan. Sistem pemungutan ini disebut Pay as You Earn.

4) Economy Secara ekonomi biaya pemungutan dan biaya pemenuhan kewajiban pajak bagi wajib pajak diharapkan seminimum mungkin, demikian pula beban yang dipikul wajib pajak.

2.1.8 Cara Pemungutan Pajak

Menurut Waluyo (2011:16) ada 3 cara pemungutan pajak, yaitu sebagai berikut.

1) Stelsel Pajak Cara pemungutan pajak dilakukan berdasarkan tiga stelsel, yaitu: a. Stelsel nyata (rill stelsel)

Pengenaan pajak didasarkan pada objek (penghasilan) yang nyata sehingga pemungutannya baru dapat dilakukan pada akhir tahun pajak, yakni setelah penghasilan yang sesungguhnya telah dapat diketahui. Kelebihan stelsel ini adalah pajak yang dikenakan lebih realistis. Kelemahannya adalah pajak baru dapat dikenakan pada akhir periode (setelah penghasilan riel diketahui).

b. Stelsel anggapan (fictive stelsel) Pengenaan pajak didasarkan pada suatu anggapan yang diatur oleh undang-undang, sebagai contoh, penghasilan suatu tahun dianggap sama dengan tahun sebelumnya sehingga pada awal tahun pajak telah dapat ditetapkan besarnya pajak terutang untuk tahun pajak berjalan. Kelebihan stelsel ini adalah pajak dibayar selama tahun berjalan, tanpa harus menunggu akhir tahun. Kelemahannnya adalah pajak yang dibayar tidak berdasarkan pada keadaan yang sesungguhnya.

Page 28: SKRIPSI - core.ac.uk · 13. Kepada saudara-saudaraku PPGT Jemaat Bukit Tamalanrea terima kasih untuk persaudaraan yang terjalin, untuk semua pelajaran hidup yang peneliti dapatkan

16

c. Stelsel campuran Stelsel ini merupakan kombinasi antara stelsel nyata dan stelsel anggapan. Pada awal tahun, besarnya pajak dihitung berdasarkan suatu anggapan, kemudian pada akhir tahun besarnya pajak disesuaikan dengan keadaan yang sebenarnya. Apabila besarnya pajak menurut kenyataan lebih besar daripada pajak menurut anggapan, Wajib Pajak harus menambah kekurangannya. Demikian pula sebaliknya, apabila lebih kecil, kelebihannya dapat diminta kembali.

2) Sistem Pemungutan Pajak Sistem pemungutan pajak dapat dibagi menjadi: a. Official Assessment System

Sistem ini merupakan sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pemerintah (fiscus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang.pemerintah (fiscus) menentukan besarnya pajak terutang. Ciri-ciri Official Assessment System: 1) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang berada pada fiscus. 2) Wajib Pajak bersifat pasif. 3) Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh fiscus.

b. Self Assessment System Sistem ini merupakan sistem pemungutan pajak memberi wewewenang, tanggung jawab kepada Wajib Pajak untuk menghitung, memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang harus dibayar.

c. Witholding System Sistem ini merupakan sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga untuk memotong atau memungut besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak.

2.2 Pariwisata

2.2.1 Pengertian Pariwisata

Jika ditinjau dari arti kata “wisatawan” yang berasal dari kata “wisata” maka

sebenarnya tidaklah tepat sebagai pengganti kata “tourist” dalam bahasa Inggris.

Kata itu berasal dari bahasa Sansekerta “Wisata” yang berarti “perjalanan” yang

sama atau dapat disamakan dengan kata “travel” dalam bahasa Inggris. Jadi

orang melakukan perjalanan dalam pengertian ini, maka wisatawan sama artinya

dengan kata “traveler” karena dalam bahasa Indonesia sudah merupakan

kelaziman memakai akhiran “wan” untuk menyatakan orang dengan profesinya,

keahliannya, keadaannya,jabatannya,dan kedudukan seseorang.

Menurut 5 Resolusi Dewan Ekonomi dan Sosial Perserikatan Bangsa-

bangsa No. 870 (dalam Yoeti, 2008 : 133 ) pengertian wisatawan adalah: “Setiap

orang yang mengunjungi suatu negara yang bukan merupakan tempat tinggalnya

Page 29: SKRIPSI - core.ac.uk · 13. Kepada saudara-saudaraku PPGT Jemaat Bukit Tamalanrea terima kasih untuk persaudaraan yang terjalin, untuk semua pelajaran hidup yang peneliti dapatkan

17

yang biasa, dengan alasan apapun juga, kecuali mengusahakan sesuatu

pekerjaan yang dibayar oleh negara yang dikunjunginya”.

Pariwisata berasal dari kata yakni, Pari dan Wisata. Pari diartikan sebagai

banyak, berkali-kali, berputar-putar atau lengkap. Sedangkan wisata dapat

diartikan sebagai perjalanan atau bepergian yang dalam hal ini sinonim dengan

kata travel; dalam bahasa Inggris. Atas dasar itu maka kata Pariwisata dapat

diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau berputar-putar dari

suatu tempat ke tempat lain, yang dalam bahasa Inggris disebut tour. (Yoeti,

2008 : 103).

Menurut definisi yang luas pariwisata adalah perjalanan dari satu tempat ke

tempat lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok,

sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan

lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam, dan ilmu.

Seseorang dapat melakukan perjalanan dengan berbagai cara karena

alasan yang berbeda-beda pula. Suatu perjalanan dianggap sebagai perjalanan

wisata bila memenuhi tiga persyaratan yang diperlukan, yaitu sebagai berikut.

1. Harus bersifat sementara

2. Harus bersifat sukarela (voluntary) dalam arti tidak terjadi paksaan

3. Tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah ataupun bayaran.

Mengingat pentingnya pembangunan di bidang kepariwisataan tersebut,

maka dalam penyelenggaraannya harus berdasarkan asas-asas manfaat, usaha

bersama, kekeluargaan, adil, merata, peri kehidupan dalam keseimbangan dan

kepercayaan pada diri sendiri.

Menurut Spillane (1987), peranan pariwisata dalam pembangunan Negara

pada garis besarnya berintikan tiga segi, yaitu segi ekonomis (sumber devisa,

Page 30: SKRIPSI - core.ac.uk · 13. Kepada saudara-saudaraku PPGT Jemaat Bukit Tamalanrea terima kasih untuk persaudaraan yang terjalin, untuk semua pelajaran hidup yang peneliti dapatkan

18

pajak-pajak), segi sosial (penciptaan lapangan kerja), dan segi kebudayaan

(memperkenalkan kebudayan kita kepada wisatawan-wisatawan asing).

Dampak positif yang langsung diperoleh pemerintah daerah atas

pengembangan pariwisata tersebut yakni berupa pajak daerah dan pajak lainnya.

Sektor pariwisata memberikan kontribusi kepada daerah melalui pajak daerah,

laba Badan Usaha Milik Daerah, serta pendapatan lain-lain yang sah berupa

pemberian hak atas tanah pemerintah. Dari pajak daerah sendiri, sektor

pariwisata memberikan kontribusi berupa pajak hotel dan restoran, pajak hiburan

dan lain-lain.

Dalam perkembangannya untuk sektor Pariwisata di Tana Toraja,

mengalami kemajuan bahkan cenderung meningkat dari tahun ke tahun terlihat

dari jumlah wisatawan yang berkunjung dari tahun 2012 sampai dengan 2013.

Hal ini dapat dilihat pada data dari Dinas Pariwisata, Seni, dan Budaya yang

memperlihatkan peningkatan jumlah kunjungan wisata tahun tersebut. Jumlah

kunjungan wisatawan tertinggi terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar 42.319

jiwa,terjadi lonjakan 30 persen kunjungan wisatawan dari tahun 2012. Sementara

disebutkan oleh Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia sebagaimana atas

data yang diperoleh melalui BPS (Badan Pusat Statistik) bahwa jumlah

kunjungan Wisatawan Mancanegara (wisman) ke Tana Toraja Tahun 2010

sangat memprihatinkan.

2.2.2 Jenis Pariwisata

Walaupun banyak jenis wisata ditentukan menurut motif tujuan perjalanan,

menurut Spillane (1987 : 28-31) dapat juga dibedakan adanya beberapa jenis

pariwisata khusus sebagai berikut :

Page 31: SKRIPSI - core.ac.uk · 13. Kepada saudara-saudaraku PPGT Jemaat Bukit Tamalanrea terima kasih untuk persaudaraan yang terjalin, untuk semua pelajaran hidup yang peneliti dapatkan

19

1. Pariwisata Untuk Menikmati Perjalanan (Pleasure Tourism) Pariwisata untuk menikmati perjalanan dilakukan untuk berlibur,mencari udara segar, memenuhi keingintahuan, mengendorkan ketegangan saraf, melihat sesuatu yang baru, menikmati keindahan alam, dan mendapatkan kedamaian

2. Pariwisata Untuk Rekreasi (Recreation Tourism) Pariwisata untuk rekreasi dilakukan sebagai pemanfaatan hari-hari libur untuk beristirahat, memulihkan kesegaran jasmani dan rohani dan menyegarkan keletihan.

3. Pariwisata Untuk Kebudayaan (Cultural Tourism) Pariwisata untuk kebudayaan ditandai serangkaian motivasi seperti keinginan belajar di pusat riset, mempelajari adat-istiadat, mengunjungi monumen bersejarah dan peninggalan purbakala dan ikut festival seni musik.

4. Pariwisata Untuk Olah Raga (Sports Tourism) Pariwisata untuk olahraga dibagi menjadi dua kategori, yakni pariwisata olahraga besar seperti Olimpiade, Asian Games, dan SEA Games serta buat mereka yang ingin berlatih atau mempraktikkan sendiri, seperti mendaki gunung, panjat tebing, berkuda, berburu, rafting, dan memancing.

5. Pariwisata Untuk Urusan Usaha Dagang (Business Tourism) Pariwisata untuk urusan usaha dagang umumnya dilakukan para pengusaha atau industrialis antara lain mencakup kunjungan ke pameran dan instalasi teknis.

6. Pariwisata Untuk Berkonvensi (Convention Tourism) Pariwisata untuk berkonvensi berhubungan dengan konferensi, simposium, sidang dan seminar internasional.

2.3 Upacara Adat Rambu Solo’

2.3.1 Sejarah Singkat Rambu Solo’

Di daerah Tana Toraja sekarang ini masih hidup sebuah kepercayaan purba

yang bernama Aluk Todolo yang lazim juga disebut Alukta. Aluk Todolo

merupakan agama leluhur orang Toraja yang masih dipraktikkan oleh sejumlah

besar penduduk Toraja hingga kini.Kepercayaan ini merupakan kepercayaan asli

masyarakat Toraja walaupun sekarang ini mayoritas penduduknya telah

beragama terutama agama Kristen Protestan dan agama Kristen Katholik,

bahkan pada tahun 1970, agama ini sudah dilindungi oleh negara dan resmi

diterima ke dalam sekte Hindu-Bali. Aluk Todolo adalah kepercayaan animisme

tua yang dalam perkembangannya dipengaruhi oleh ajaran hidup Konfusius dan

agama Hindu sehingga ia merupakan kepercayaan yang bersifat politeisme yang

dinamistik (Alwi,1993;112).

Page 32: SKRIPSI - core.ac.uk · 13. Kepada saudara-saudaraku PPGT Jemaat Bukit Tamalanrea terima kasih untuk persaudaraan yang terjalin, untuk semua pelajaran hidup yang peneliti dapatkan

20

Tangdilintin,(2001: 75), Toraja dan kebudayaannya mengatakan bahwa

kepercayaan tradisional Aluk Todolo bersumber dari dua ajaran utama yaitu aluk

7777 (aluk sanda pitunna) dan aluk serba seratus (sanda saratu’). Aluk sanda

pitunna disebarkan oleh Tangdilino’ dan merupakan sistem religi yang dipercayai

oleh orang Toraja sebagai aluk yang diturunkan dari langit bersama umat

manusia dan karena itu ia merupakan aluk yang tertua yang menyebar secara

luas di Tana Toraja. Sedangkan aluk sanda saratu’ datang kemudian dan

disebarkan oleh puang Tamborolangi’ dan hanya berkembang dalam daerah

Tallu Lembangna (Makale, Sangalla’,dan Mengkendek).

Aluk sanda pitunna ini bersumber dari ajaran agama (sukaran aluk) yang

meliputi upacara (aluk), larangan (pemali), kebenaran umum (sangka’) dan

kejadian sesuai alurnya (salunna). Aluk sendiri meliputi upacara yang terdiri atas

tiga pucuk dan empat tumbuni (aluk tallu lolona, a’pa’ sulapa’na). Disebut tallu

lolona karena ia meliputi tiga aspek yaitu lolo tau,lolo patuan,dan lolo tananan.

Selanjutnya, dikatakan empat tumbuni karena di samping ketiga hal di atas ada

lagi satu upacara yang disebut upacara suru’ berfungsi untuk menebus

kesalahan (pengkalossoran). Inti ajaran alukta menyatakan bahwa manusia

harus menyembah kapada 3 oknum.

Oleh karena itu keselarasan dan keharmonisan harus tetap dijaga. Maka

untuk itu sebelum di lepas ke alam arwah , keluarga mengadakan serangkaian

upacara sakral dengan harapan dapat diterima di sana nantinya (alam puya) dan

tidak mendatangkan bencana. Upacara tersebut dinamakan Rambu Solo’.

2.3.2 Pengertian Rambu Solo’

Adat istiadat adalah kebiasaan-kebiasaan atau aktivitas sosial yang sejak

lama ada dalam masyarakat sebagai sebuah aturan (tata tertib masyarakat) atau

Page 33: SKRIPSI - core.ac.uk · 13. Kepada saudara-saudaraku PPGT Jemaat Bukit Tamalanrea terima kasih untuk persaudaraan yang terjalin, untuk semua pelajaran hidup yang peneliti dapatkan

21

cerminan atas sesuatu yang sakral (mengacu pada kepercayaan yang terdapat

pada tiap-tiap kawasan). Pada umumnya adat istiadat merupakan tradisi. Adat

bersumber pada sesuatu yang suci (sakral) dan berhubungan dengan tradisi

rakyat yang telah turun temurun. Sedangkan kebiasaan lainnya hanyalah

aktivitas profane karena ada motivasi tertentu yang tiada kaitannya dengan alam

sakral.

Koentjaraningrat (1990:80-81) mengurai tentang unsur-unsur yang

membangun kebudayaan, beliau menyebutkan bahwa unsur-unsur kebudayaan

kita temukan di semua bangsa di dunia ini berjumlah 7 buah, yang antara lain

adalah adanya sistem bahasa, sistem pengetahuan, organisasi sosial, sistem

peralatan hidup, dan teknologi, sistem mata pencarian hidup, sistem religi

(kepercayaan), dan kesenian.

Adapun upacara adat istiadat merupakan bagian dari sistem agama atau

kepercayaan yang terdapat di Kabupaten Tana Toraja.Kegiatan ritual semacam

ini menjadi sebuah tontonan yang menarik bagi kalangan-kalangan yang tidak

lazim dengan aktivitas semacam ini. Maka dari itu upacara adat istiadat di

Kabupaten Tana Toraja pada akhirnya menjadi objek wisata kebudayaan yang

mampu mendatangkan banyak wisatawan ke Tana Toraja baik wisatawan lokal

maupun mancanegara.

Adapun beberapa contoh upacara adat istiadat yang sering dilakukan dalam

masyarakat Tana Toraja serta mampu merangsang hadirnya banyak pengunjung

adalah Upacara Rambu Solo’.Selain itu, masih banyak lagi upacara-upacara

yang lazim dalam masyarakat di Tana Toraja. Rambu Solo’ berasal dari 2 suku

kata yaitu : Rambu yang artinya asap, dan kata Solo yang berarti turun/ ke

bawah. Upacara Rambu Solo’ adalah upacara kedukaan yang dalam

pelaksanaannya tidak kalah meriah dari pelaksanaan upacara Rambu Tuka’.

Page 34: SKRIPSI - core.ac.uk · 13. Kepada saudara-saudaraku PPGT Jemaat Bukit Tamalanrea terima kasih untuk persaudaraan yang terjalin, untuk semua pelajaran hidup yang peneliti dapatkan

22

Leluhur orang Toraja mengatakan upacara-upacara kematian yang dalam istilah

orang Toraja dengan istilah Rambu Solo’ karena penuh dengan duka, sedih dan

ratapan para rumpun keluarga. Kemeriahan upacara Rambu Solo ditentukan

oleh status sosial keluarga yang meninggal, diukur dari jumlah hewan yang

dikorbankan.

Acara pemotongan hewan memang tidak dapat dipisahkan dari kebiasaan

yang menjadi adat istiadat masyarakat di Tana Toraja. Dalam pesta kematian di

Tana Toraja khususnya dalam upacara Rambu Solo’ penyembelihan hewan

berupa kerbau dan babi sudah menjadi bagian dari rangkaian upacara adat

istiadat yang tengah berlangsung di sana. Tingginya kebutuhan hewan untuk

disembelih seakan tidak berbanding dengan jumlah hewan yang tersedia,

sehingga kadang kadang dalam sebuah acara kematian, tidak jarang warga

harus memesan hewan dari luar daerah. Untuk jenis kerbau, hewan ini telah

menjadi bagian yang menjadi syarat untuk tiap-tiap upacara adat di Tana Toraja.

Menurut JHI. Patty dalam jurnal Filsafat UGM, Masyarakat Toraja menganggap

ternak kerbau sebagai simbol kemakmuran seseorang. Selain itu, ternak kerbau

juga merupakan simbol pengorbanan untuk menghormati orang yang meninggal

sehingga memiliki arti penting dalam setiap ritual pesta kematian (Patty, 2008).

Pada Seminar Lokakarya Kerbau yang dilaksanakan oleh Pemda

Kabupaten Tana Toraja bersama dengan Dirjen Peternakan (2009) dinyatakan

bahwa populasi kerbau belang di Toraja sudah tinggal 3.675 ekor saja. Data Biro

Pusat Statsitik, Kabupaten Tana Toraja tahun 2009 menunjukkan penurunan

populasi ternak kerbau di Tana Toraja, sejak dari tahun 2003. Rata-rata

penurunan populasi ternak kerbau tersebut setiap tahun adalah 4.212 ekor.

Dengan berdasar pada hal di atas, maka Pemerintah Kabupaten Tana

Toraja pada tahun 2009 menaikkan retribusi potong hewan menjadi 50%.

Page 35: SKRIPSI - core.ac.uk · 13. Kepada saudara-saudaraku PPGT Jemaat Bukit Tamalanrea terima kasih untuk persaudaraan yang terjalin, untuk semua pelajaran hidup yang peneliti dapatkan

23

Sebagaimana yang yang terdapat dalam pemberitaan, ORTAX (Media Online),

”Pada 2009, kami akan menaikkan retribusi potong hewan 50% di setiap upacara

adat yang digelar warga dalam wilayah Tator,” kata Kepala Dinas Pendapatan

Daerah (Dispenda) Tator Enos Karoma kepada SINDO di Makale. Dia

menjelaskan,sebelumnya, retribusi potong hewan pada upacara adat pada 2008,

jenis kerbau sebesar Rp100.000 per ekor dan jenis babi Rp50.000 per

ekor.Adanya kenaikan retribusi pajak 50%, besarnya retribusi jenis kerbau

Rp150.000 per ekor dan jenis babi Rp75.000 per ekor. Adapun pada tahun 2011

pada tiap pelaksana upacara kematian di Tana Toraja dikenai retribusi Rp

150.000 untuk setiap kerbau dan Rp 50.000 untuk setiap babi persembahan.

Undang-undang No. 18 tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan

Hewan Rumah Pemotongan Hewan mengamanatkan bahwa setiap

kabupaten/kota harus mempunyai RPH yang memenuhi persyaratan teknis yang

ditetapkan oleh Menteri Pertanian. Pelaksanaan dari undang-undang tersebut

adalah keluarnya Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 13 Tahun 2010 tentang

persyaratan Rumah Pemotongan Hewan Rumianansia dan Unit Penanganan

Daging (meat cutting plan). Beberapa hal yang diatur dalam Keputusan Menteri

Pertanian antara lain sebagai berikut.

1. Setiap hewan potong yang akan dipotong harus sehat dan telah diperiksa kesehatannya oleh petugas pemeriksa yang berwenang.

2. Pemotongan hewan harus dilaksanakan di rumah pemotongan hewan atau tempat pemotongan hewan lainnya yang ditunjuk oleh pejabat yang berwenang.

3. Pemotongan hewan potong untuk keperluan keluarga, upacara adat dan keagamaan serta penyembelihan hewan potong secara darurat dapat dilaksanakan diluar RPH tetapi harus dengan mendapat izin terlebih dahulu dari Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II yang bersangkutan atau pejabat yang ditunjuknya.

4. Syarat-syarat rumah pemotongan hewan, pekerja, cara pemeriksaan kesehatan, pelaksanaan pemotongan dan pemotongan harus memenuhi ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh Menteri.

Page 36: SKRIPSI - core.ac.uk · 13. Kepada saudara-saudaraku PPGT Jemaat Bukit Tamalanrea terima kasih untuk persaudaraan yang terjalin, untuk semua pelajaran hidup yang peneliti dapatkan

24

2.4 Pendapatan Asli Daerah

Menurut Susdiawaty (2003) pendapatan daerah merupakan suatu

komponen yang sangat menentukan berhasil tidaknya kemandirian pemerintah

Kabupaten/Kota dalam rangka otonomi daerah saat ini. Salah satu komponen

yang sangat diperhatikan dalam menentukan tingkat kemandirian daerah dalam

rangka otonomi daerah adalah sektor Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Menurut Mangkosubroto (2001) bahwa pada umumnya penerimaan

pemerintah diperlukan untuk membiayai pengeluaran pemerintah. Pada

umumnya penerimaan pemerintah dapat dibedakan antara penerimaan pajak

dan bukan pajak. Penerimaan bukan pajak, misalnya adalah penerimaan

pemerintah yang berasal dari pinjaman pemerintah, baik pinjaman yang berasal

dari dalam negeri maupun pinjaman pemerintah yang berasal dari luar negeri.

Menurut Mardiasmo (2002:132), “pendapatan asli daerah adalah

penerimaan yang diperoleh dari sektor pajak daerah, retribusi daerah, hasil

perusahaan milik daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan,

dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah”.

Di dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah disebutkan bahwa

sumber pendapatan daerah terdiri dari Pendapatan Asli Daerah, Bagi Hasil Pajak

dan Bukan Pajak. Pendapatan Asli Daerah sendiri terdiri dari: pajak daerah,

retribusi daerah, hasil pengolahan kekayaan daerah yang dipisahkan,dan lain-

lain PAD yang sah.

Klasifikasi PAD yang terbaru terdiri dari:Pajak daerah, retribusi daerah, hasil

pengelolaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang

sah. Jenis pajak daerah dan retribusi daerah dirinci menurut objek pendapatan

sesuai dengan undang-undang tentang pajak daerah dan retribusi daerah. Jenis

Page 37: SKRIPSI - core.ac.uk · 13. Kepada saudara-saudaraku PPGT Jemaat Bukit Tamalanrea terima kasih untuk persaudaraan yang terjalin, untuk semua pelajaran hidup yang peneliti dapatkan

25

hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dirinci menurut objek

pendapatan yang mencakup bagian laba atas penyertaaan modal pada

perusahaan milik daerah/ BUMD, bagian laba atas penyertaan modal pada

perusahaan milik pemerintah/ BUMN, dan bagian laba atas penyertaan modal

pada perusahaan milik swasta atau kelompok usaha masyarakat. Jenis lain-lain

PAD yang sah disediakan untuk menganggarkan penerimaan daerah yang tidak

termasuk dalam pajak daerah, retribusi daerah dan hasil pengelolaan kekayaan

daerah yang dipisahkan dirinci menurut objek pendapatan yang mencakup hasil

penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan, jasa giro, pendapatan bunga,

penerimaan atas tuntutan ganti kerugian daerah, penerimaan komisi, potongan,

ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan/atau pengadaan barang

dan / atau jasa oleh daerah, penerimaan keuntungan dari selisih nilai tukar

Rupiah terhadap mata uang asing, pendapatan denda atas keterlambatan

pelaksanaan pekerjaan, pendapatan denda pajak, pendapatan denda retribusi.

Pendapatan hasil eksekusi atau jaminan, pendapatan dari penyelenggaraan

pendidikan dan pelatihan, pendapatan dari angsuran/cicilan penjualan.

2.4.1 Pajak Daerah

Pajak daerah dan retribusi daerah dalam Saragih (2005:61), yang dimaksud

dengan pajak daerah adalah “iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi dan

badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat

dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang

digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan

pembangunan daerah”. Menurut Halim (2004:67), “pajak daerah merupakan

pendapatan daerah yang berasal dari pajak”. Jenis-jenis pajak daerah untuk

kabupaten/kota menurut Kadjatmiko (2002:77) antara lain ialah: pajak hotel,

Page 38: SKRIPSI - core.ac.uk · 13. Kepada saudara-saudaraku PPGT Jemaat Bukit Tamalanrea terima kasih untuk persaudaraan yang terjalin, untuk semua pelajaran hidup yang peneliti dapatkan

26

pajak restoran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak penerangan jalan, pajak

pengambilan bahan galian golongan C, pajak parkir.

2.4.2 Retribusi Daerah

Yang dimaksud dengan retribusi menurut Saragih (2005:65) adalah

“pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu

yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh Pemda untuk kepentingan

orang pribadi atau badan”.

Menurut Halim (2004:67), “retribusi daerah merupakan pendapatan daerah

yang berasal dari retribusi daerah”.Retribusi untuk kabupaten/kota dapat dibagi

menjadi 2, yakni:

1. Retribusi untuk kabupaten/kota ditetapkan sesuai kewenangan masing-masing daerah, terdiri dari: 10 jenis retribusi jasa umum, 4 jenis retribusi perizinan tertentu,

2. Retribusi untuk kabupaten/kota ditetapkan sesuai jasa/pelayanan yang diberikan oleh masing-masing daerah, terdiri dari: 13 jenis retribusi jasa usaha.(Kadjatmiko,2002:78).

Jenis pendapatan retribusi untuk kabupaten/kota meliputi objek pendapatan

adalah : retribusi pelayanan parkir ditepi jalan umum, retribusi jasa usaha pasar

grosir atau pertokoan, retribusi jasa usaha tempat khusus parkir, retribusi jasa

usaha tempat penginapan/pesanggrahan/villa, retribusi jasa usaha rumah potong

hewan, dan lain-lain.

2.5 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu oleh Susiana (2003),untuk mengetahui faktor-faktor

yang mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah dari sektor pariwisata di Kota

Surakarta dan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari variabel-variabel

independen terhadap Pendapatan Asli Daerah dari sektor pariwisata sebagai

variabel dependennya. Alat analisis yang digunakan adalah regresi linear

berganda dengan penerimaan daerah dari sektor pariwisata sebagai variabel

Page 39: SKRIPSI - core.ac.uk · 13. Kepada saudara-saudaraku PPGT Jemaat Bukit Tamalanrea terima kasih untuk persaudaraan yang terjalin, untuk semua pelajaran hidup yang peneliti dapatkan

27

dependen dan lima variabel sebagai variabel independen yaitu jumlah obyek dan

aktraksi wisata, jumlah kamar hotel berbintang dan melati terhuni, jumlah wartel

dan pos-pos telepon, jumlah armada biro perjalanan wisata dan jumlah

kunjungan wisatawan dikota Surakarta. Dari hasil uji signifikansi diperoleh bahwa

keseluruhan semua variabel independen berpengaruh dan dapat menjelaskan

variabel dependen sebesar 76,5 persen.

Dicky Satrio (2002); Perkembangan Pendapatan Pendapatan Asli Daerah

dari Sektor Pariwisata di Kabupaten Blora dan Faktor yang Mempengaruhi.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah darisektor pariwisata di Kabupaten Blora

dan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari variabel-variabel

independen terhadap pendapatan pariwisata sebagai variabel dependennya. Alat

analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda dengan pendapatan

pariwisata sebagai variabel dependen dan empat variabel sebagai variabel

independen yaitu jumlah rumah makan, jumlah sarana angkutan, jumlah

pengunjung obyek wisata, jumlah kamar hotel dan dana pengembangan. Dari

hasil uji signifikansi diperoleh bahwa tiga variabel yaitu jumlah rumah makan,

jumlah sarana angkutan dan jumlah pengunjung obyek wisata berpengaruh

positif terhadap pendapatan pariwisata pada taraf signifikan 5 persen dan

variabel jumlah kamar hotel dan dana pengembangan berpengaruh negatif.

Ida Austriana (2005); Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Asli

Daerah Dari Sektor Pariwisata di Jawa Tengah. Tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah

dari sektor pariwisata kabupaten dan kota di Propinsi Jawa Tengah dan untuk

menganalisis faktor yang paling berpengaruh terhadap pendapatan pemerintah

daerah kabupaten dan kota di Propinsi Jawa Tengah. Alat analisis yang

Page 40: SKRIPSI - core.ac.uk · 13. Kepada saudara-saudaraku PPGT Jemaat Bukit Tamalanrea terima kasih untuk persaudaraan yang terjalin, untuk semua pelajaran hidup yang peneliti dapatkan

28

digunakan adalah regresi linear berganda dengan penerimaan daerah sebagai

variabel dependen dan lima variabel sebagai variabel independen yaitu jumlah

wisatawan, jumlah kamar hotel berbintang dan melati, jumlah sarana angkutan,

pendapatan perkapita danjumlah obyek wisata. Dari hasil regresi dan uji

signifikansi dapat diperoleh koefisien regresi masing-masing variabel sebesar

0,674 untuk jumlah wisatawan, 0,426 untuk jumlah kamar hotel berbintang dan

melati, 0,410 untuk jumlah sarana angkutan dan 0,282 untuk jumlah pendapatan

perkapita pada taraf signifikansi 5 persen dan jumlah obyek wisata berpengaruh

negatif terhadap penerimaan daerah kabupaten/kota Propinsi Jawa Tengah

dengan koefisien regresi sebesar -0,588.

Selain itu juga terdapat hasil penelitian yang dilakukan oleh Qadarrochman

(2010) membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan daerah

sektor wisata di kota Semarang dan seberapa besar pengaruh yang diberikan

atas penerimaan sektor Pariwisata di kota Semarang. Dalam penelitiannya ini,

dari keempat variabel yang dianalisis yaitu variabel jumlah obyek wisata,variabel

jumlah wisatawan dan variabel tingkat hunian hotel dinyatakan signifikan semua,

sedangkan variabel pendapatan perkapita dinyatakan tidak signifikan.

Penelitian terkait dengan retribusi potong hewan yaitu Pakiding (2012)

mengatakan bahwa variabel jumlah hewan yang dipotong berpegaruh positif dan

terhadap pendapatan asli daerah di Tana Toraja. Dengan menggunakan metode

penelitian regresi linear berganda.

Penelitian Natalia (2008) dengan tujuan penelitian untuk mengetahui

seberapa besar kontribusi retribusi potong hewan terhadap Pendapatan Asli

Daerah Tana Toraja. Data yang digunakan adalah jenis data sekunder yang

bersumber dari realisasi retribusi potong hewan dan realisasi PAD dari tahun

2001-2006. Analisis yang dilakukan yaitu analisis kontribusi, analisis

Page 41: SKRIPSI - core.ac.uk · 13. Kepada saudara-saudaraku PPGT Jemaat Bukit Tamalanrea terima kasih untuk persaudaraan yang terjalin, untuk semua pelajaran hidup yang peneliti dapatkan

29

pertumbuhan, dan analisis trend. Hasil analisis menunjukan bahwa tingkat

kontribusi pajak potong hewan pada tahun anggaran 2001-2006 tidak potensial

terhadap Pendapatan Asli Daerah. Kemudian pertumbuhan dari pajak potong

hewan adalah positif dan trend retribusi potong hewan untuk masa mendatang

mengalami penurunan. Ini disebabkan karena makin kurangnya pelaksanaan

upacara-upacara adat Rambu Tuka dan Rambu Solo.

Page 42: SKRIPSI - core.ac.uk · 13. Kepada saudara-saudaraku PPGT Jemaat Bukit Tamalanrea terima kasih untuk persaudaraan yang terjalin, untuk semua pelajaran hidup yang peneliti dapatkan

30

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Fokusnya adalah

penggambaran secara menyeluruh tentang bentuk, fungsi.Dengan kata lain,

penelitian ini disebut penelitian deskriptif kualitatif karena merupakan penelitian

yang menggunakan fenomena yang diteliti.

Penelitian kualitatif harus mempertimbangkan metodologi kualitatif itu

sendiri. Metodologi kualitatif merupakan prosedur yang menghasilkan data

deskriptif berupa data tertulis atau lisan di masyarakat bahasa (Djajasudarma,

2006). Lebih lanjut dijelaskan bahwa pendekatan kualitatif yang menggunakan

data lisan suatu bahasa memerlukan informan. Pendekatan yang melibatkan

masyarakat bahasa ini diarahkan pada latar dan individu yang bersangkutan

secara holistik sebagai bagian dari satu kesatuan yang utuh. Oleh karena itu,

dalam penelitian bahasa jumlah informan tidak ditentukan jumlahnya. Dengan

kata lain, jumlah informannya ditentukan sesuai dengan keperluan penelitian.

3.2 Kehadiran Peneliti

Dalam hal ini kehadiran peneliti dalam penelitian ini bertindak sebagai

pencari pengumpul data yang kemudian data tersebut dianalisis. Peneliti hadir

langsung dalam rangka menghimpun data, peneliti menemui secara langsung

pihak-pihak yang mungkin bisa memberikan informasi atau data seperti halnya

Kepala Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah, Kepala Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata, ketua adat dan masyarakat sebagai sampel untuk

memperoleh data keadaan sektor pariwisata dan pendapatan pemotongan

Page 43: SKRIPSI - core.ac.uk · 13. Kepada saudara-saudaraku PPGT Jemaat Bukit Tamalanrea terima kasih untuk persaudaraan yang terjalin, untuk semua pelajaran hidup yang peneliti dapatkan

31

hewan. Dalam melakukan penelitian, peneliti bertindak sebagai pengamat penuh

dan keadaan atau status peneliti diketahui oleh informan.

Kehadiran peneliti dilokasi penelitian sangat menentukan keabsahan dan

kevalidatan data dalam penelitian yang ilmiah, hal ini harus dilaksanakan

semaksimal mungkin walaupun harus mengorbankan waktu, materi, dan sarana-

sarana lain bahkan peneliti melakukan perpanjangan kehadiran ditempat

penelitian untuk memperoleh data atau keterangan -keterangan yang benar-

benar valid.

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

Dalam melakukan penelitian guna memperoleh data yang diperlukan untuk

mendukung penulisan skripsi ini, maka memilih lokasi penelitian dengan sektor

pendapatan daerah sebagai salah satu aspek yang berpengaruh terhadap

pendapatan pajak potong hewan. Lokasi penelitian ini dilakukan di Dinas

Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Tana Toraja. Dalam

proses waktu penelitian serta pengambilan data dilakukan selama dua bulan

mulai bulan april sampai juni tahun 2015.

3.4 Sumber Data

Dalam hal ini, data dikategorikan menjadi tiga kelompok besar yaitu

sebagai berikut.

1. Person atau sumber data yang berupa memiliki kompetensi terhadap

masalah yang diteliti.

2. Place atau tempat dan alat yang digunakan dalam peneltian atau kinerja dan

aktifitas yang ada di dalamnya.

3. Paper atau data yang bersumber dari dokumen.

Page 44: SKRIPSI - core.ac.uk · 13. Kepada saudara-saudaraku PPGT Jemaat Bukit Tamalanrea terima kasih untuk persaudaraan yang terjalin, untuk semua pelajaran hidup yang peneliti dapatkan

32

Dalam penelitian ini, lebih banyak menggunakan sumber data yang berupa

person atau responden sebagai informan yang di mana informan ialah orang

yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar

penelitian. Untuk menentukan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik

dan tujuan-tujuan tertentu (purposive sampling), dengan cara bola salju (snow

ball) yaitu menelusuri terus data yang dibutuhkan untuk menjawab pertanyaan

yang ada.

Informan dalam penelitian ini dibedakan menjadi 2 yaitu:

1. Informan Kunci

Informasi kunci dalam peneltian ini adalah kepala dinas kebudayaan dan

pariwisata serta kepala dinas pendapatan dan pengelolaan keuangan daerah

Kabupaten Tana Toraja.

2. Informan Pendukung

Informan pendukung dalam penelitian ini terdiri dari:

a. Kepala Seksi Keuangan Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan.

b. Pegawai Dinas Kebudayaan dan pariwisata tanah toraja

c. Ketua adat

d. Masyarakat Tanah Toraja

Selain informan pendukung, penelitian ini juga menggunakan sumber data

yang berupa place atau paper untuk mendukung data yang bersumber dari

person atau responden. Setelah memperoleh data dari informan penelitian

melakukan pencocokan data yang didapatkan dari beberapa sumber sehingga

data lebih valid dan lebih objektif.

3.5 Prosedur Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan atau memperoleh data menggunakan beberapa

prosedur yaitu :

Page 45: SKRIPSI - core.ac.uk · 13. Kepada saudara-saudaraku PPGT Jemaat Bukit Tamalanrea terima kasih untuk persaudaraan yang terjalin, untuk semua pelajaran hidup yang peneliti dapatkan

33

1. Observasi

Observasi adalah suatu studi yang disengaja dan sistematis tentang

keadaan atau fenomena-fenomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan

mengamati dan mencatat.

Teknik observasi dalam penelitian adalah cara yang digunakan untuk

mendapatkan informasi objek yang diteliti.Observasi dalam penelitian adalah

suatu hal perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari

adanya rangsangan pengindraan yang dilanjutkan dengan adanya pengamatan.

Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang :

a. Gambaran umum tentang pariwisata.

b. Gambaran tentang tradisi pemotongan hewan

c. Gambaran umum tentang pendapatan daerah

2. Interview/Wawancara

Interview adalah teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk

mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui bercakap-cakap dan

berhadapan dengan orang yang dapat memberikan keterangan kepada si

peneliti,disamping itu juga Wawancara merupakan suatu teknik yang digunakan

untuk mengumpulkan data dengan cara bercakap-cakap, bersua muka dengan

responden (face to face) wawancara adalah percakapan dua belah pihak dangan

maksud tertentu. Wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi

antara peneliti dengan responden.

Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara yang bebas

terpimpin, sebab sekalipun wawancara dilakukan secara bebas tetapi sudah

dibatasi oleh struktur pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya.

Wawancara dilakukan untuk memperoleh data sebagai berikut.

Page 46: SKRIPSI - core.ac.uk · 13. Kepada saudara-saudaraku PPGT Jemaat Bukit Tamalanrea terima kasih untuk persaudaraan yang terjalin, untuk semua pelajaran hidup yang peneliti dapatkan

34

a. Pajak sektor pariwisata terhadap peningkatan Pendapatan Asli Daerah di

Kabupaten Tana Toraja.

b. Pajak potong hewan terhadap peningkatan Pendapatan Asli Daerah di

Kabupaten Tana Toraja

3. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan melihat dan

menyelidiki data-data tertulis yang ada dalam buku, majalah, dokumen, surat-

surat, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya.

Selain itu Dokumentasi merupakan suatu cara untuk memperoleh data

yang berkenaan dengan hal-hal yang bersifat dokumenter, seperti kondisi

pariwisata, budaya pemotongan hewan, upacara dan hal-hal penting lainnya

yang mendukung terhadap kelengkapan data.

Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang :

a. Kondisi pariwisata Tanah Toraja

b. Budaya pemotongan hewan.

c. Sarana dan Fasilitas yang dipakai dalam pemotongan hewan.

3.6 Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki

lapangan, selama dilapangan, dan setelah selesai di lapangan. Data yang telah

terhimpun kemudian diklarifikasikan untuk dianalisis dengan menggunakan

pendekatan analisis induktif, yaitu berangkat dari fakta-fakta yang khusus,

peristiwa-peristiwa yang konkrit, kemudian dari fakta-fakta dan peristiwa-

peristiwa yang khusus konkrit itu ditarik generalisasi-generalisasi yang

mempunyai sifat umum.

Page 47: SKRIPSI - core.ac.uk · 13. Kepada saudara-saudaraku PPGT Jemaat Bukit Tamalanrea terima kasih untuk persaudaraan yang terjalin, untuk semua pelajaran hidup yang peneliti dapatkan

35

Selanjutnya menggunakan analisis data yang dikembangkan dengan tiga

jenis kegiatan, yaitu; reduksi data, penyajian data, dan penarikan

kesimpulan/verifikasi sebagai sesuatu yang jalin menjalin pada saat sebelum,

selama, dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang sejajar.

Alur pertama adalah reduksi data, merupakan kegiatan pemilihan,

pemilahan, penyederhanaan dan transformasi data kasar yang berasal dari

lapangan. Reduksi data berlangsung selama proses penelitian sampai

tersusunnya laporan akhir penelitian. Sejak tahap ini analisis data sudah

dilaksanakan karena reduksi data juga merupakan bagian yang tak terpisahkan

dari analisis data.

Alur kedua adalah penyajian data yang merupakan sekumpulan informasi

yang tersusun dalam teks naratif. Penyusunan informasi tersebut dilakukan

secara sistematis dalam bentuk tema-tema pembahasan sehingga mudah

difahami makna yang terkandung di dalamnya.

Alur ketiga adalah menarik kesimpulan atau verifikasi dari semua kumpulan

makna setiap kategori, peneliti berusaha mencari makna esensial dari setiap

tema yang disajikan dalam teks naratif yang berupa fokus penelitian. Selanjutnya

ditarik kesimpulan untuk masing-masing fokus tersebut, tetapi dalam suatu

kerangka yang sifatnya komprehensif.

Ilustrasi dari prosedur di atas adalah pertama, peneliti mengadakan

pengumpulan data di lapangan dengan menggunakan pedoman yang sudah

disiapkan sebelumnya. Pada saat itulah dilakukan pencatatan dan tanya jawab

dengan informan. Dari informasi yang diterima tersebut seringkali memunculkan

pertanyaan-pertanyaan baru, baik pada saat wawancara berlangsung maupun

sudah berakhir atau disebut proses wawancara mendata.

Page 48: SKRIPSI - core.ac.uk · 13. Kepada saudara-saudaraku PPGT Jemaat Bukit Tamalanrea terima kasih untuk persaudaraan yang terjalin, untuk semua pelajaran hidup yang peneliti dapatkan

36

Setelah data dilacak, diperdalam dan diuji kebenarannya, selanjutnya dicari

maknanya berdasarkan kajian kritik yang digunakan, dengan cara pemilihan,

pemilahan, dan penganalisaan data. Langkah selanjutnya data ditransformasikan

dan disusun secara tematik dalam bentuk teks naratif sesuai dengan karakter

masing-masing. Terakhir, dicari makna yang paling esensial dari masing-masing

tema berupa fokus penelitian yang dituangkan dalam kesimpulan.

3.7 Pengecekan Keabsahan Temuan

Hasil data atau temuan selama pelaksanaan penelitian berlangsung

penting untuk diuji validitas dan kehandalannya, untuk membuktikan bahwa hasil

penelitian sesuai dengan fakta dan realita yang ada.

Uji kredibilitas atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif

antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan

dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus

negative dan membercheck.

Dalam hal ini peneliti akan menggunakan teknik perpanjangan pengamatan

karena dengan perpanjangan pengamatan ini berarti telah menambah keakraban

antara peneliti dengan narasumber, sehingga antara narasumber dengan peneliti

semakin terbuka dan cenderung transparan dan tidak akan ada yang ditutup-

tutupi lagi, dari itu Validitas data akan semakin kuat, lebih lanjut dalam menguji

kredibilitas data peneliti memfokuskan pada data yang telah diperoleh, apakah

data yang telah diperoleh setelah dicek kembali ke lapangan valid atau tidak,

berubah atau tidak, bila setelah dicek kembali ke lapangan data sudah benar

berarti data tersebut kredibel maka perpanjangan pengamatan dapat diakhiri.

Untuk membuktikan apakah peneliti melakukan uji kredibelitas melalui

perpanjangan pengamatan atau tidak, maka akan lebih baik bila dibuktikan

Page 49: SKRIPSI - core.ac.uk · 13. Kepada saudara-saudaraku PPGT Jemaat Bukit Tamalanrea terima kasih untuk persaudaraan yang terjalin, untuk semua pelajaran hidup yang peneliti dapatkan

37

dengan adanya surat keterangan perpanjangan, selanjutnya surat keterangan

tersebut dilampirkan dalam laporan penelitian.

3.8 Tahap-Tahap Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan rancangan penelitian

noneksperimental dengan menggabungkan dua macam rancangan yang ada

didalamnya, yaitu rancangan survey deskriptif dan rancangan analitik.

Rancangan survey diskriptif adalah racangan yang bertujuan untuk melakukan

eksplorasi terhadap sebuah fenomena baik yang berupa faktor maupun resiko

maupun efeknya. Sedangkan rancangan analitik adalah rancangan yang

mencoba menggali bagaimana dan mengapa sebuah fenomena dapat terjadi.

2. Tahapan Pelaksanaan Penelitian

a. Tahap Pralapangan

Dalam tahapan ini ada enam kegiatan yang harus dilakukan ditambah

dengan satu pertimbangan yang perlu dipahami, yaitu etika penelitian lapangan.

Kegiatan dan pertimbangan tersebut diuraikan berikut ini:

1) Menyusun Rancangan Penelitian

2) Memilih Lapangan Penelitian

3) Mengurus Perizinan

4) Menjajaki dan Menilai Keadaan Lapangan

5) Memilih dan Memanfaatkan Informan

6) Menyiapkan Perlengkapan Penelitian

7) Persoalan Etika Penelitian

b. Tahap Pekerjaan Lapangan

1) Memahami Latar Penelitian dan Persiapan Diri

a) Pembatasan Latar dan Peneliti

Page 50: SKRIPSI - core.ac.uk · 13. Kepada saudara-saudaraku PPGT Jemaat Bukit Tamalanrea terima kasih untuk persaudaraan yang terjalin, untuk semua pelajaran hidup yang peneliti dapatkan

38

b) Penampilan

c) Pengenalan Hubungan Peneliti Di Lapangan

d) Jumlah Waktu Penelitian

2) Memasuki Lapangan

a) Keakraban Lapangan

b) Mempelajari Bahasa

c) Peranan Peneliti

3) Berperan Serta Sambil Mengumpulkan Data

a) Mengarahkan Batas Penelitian

b) Mencatat Data

c) Analisis di Lapangan.

Page 51: SKRIPSI - core.ac.uk · 13. Kepada saudara-saudaraku PPGT Jemaat Bukit Tamalanrea terima kasih untuk persaudaraan yang terjalin, untuk semua pelajaran hidup yang peneliti dapatkan

39

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Kabupaten Tana Toraja

4.1.1. Letak Geografis dan Keadaan Alam

Adapun lokasi objek penelitian yang menjadi tempat penelitian terletak di

Kabupaten Tana Toraja Provinsi Sulawesi Selatan. Adapun wilayah-wilayah yang

masuk dalam pengamatan penelitian ini terletak pada objek wisata adat

istiadat yang terdapat di Kabupaten Tana Toraja.

Berikut gambaran secara geografis wilayah Kabupaten Tana Toraja :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan daerah Kabupaten Toraja Utara

2. Sebelah Timur berbatasan dengan daerah Kabupaten Luwu

3. Sebelah Selatan berbatasan dengan daerah Kabupaten Enrekang

4. Sebelah Barat berbatasan dengan daerah Kabupaten Polewali

Mamasa, Majene dan Mamuju

Kabupaten Tana Toraja terletak di sekitar 315 km dari ibukota Propinsi

Sulawesi Selatan. Luas wilayah Kabupaten Tana Toraja adalah 3.205,77 km

atau sekitar 5% dari luas Propinsi Sulawesi Selatan, daerah ini terletak antara

1190-1200BT dan 020-030LS. Kondisi daerah ini terdiri atas pegunungan

karang lebih 40% dataran tinggi kurang lebih 20% dataran rendah kurang

lebih 38%, dan sungai kurang lebih 2%. Kabupaten Tana Toraja berada di

ketinggian 600 m - 2800 m dari permukaan laut.

Iklim wilayah Kabupaten Tana Toraja tergolong dalam iklim tropis dengan

suhu udara antara 140C – 260C dan kelembaban udara antara 82% - 86%.

Curah hujan rata-rata tahunan antara 1.500 mm – 3.500 mm dengan jumlah

bulan basah (8 bulan) dan bulan kering (4 bulan). Perpaduan antara topografi

Page 52: SKRIPSI - core.ac.uk · 13. Kepada saudara-saudaraku PPGT Jemaat Bukit Tamalanrea terima kasih untuk persaudaraan yang terjalin, untuk semua pelajaran hidup yang peneliti dapatkan

40

pegunungan dan iklim yang sejuk serta corak adat-istiadat dan budaya

masyarakat Toraja yang unik menjadikan daerah ini sebagai salah satu

tujuan wisata Nasional dan Internasional. Pada sensus penduduk tahun

2010,jumlah penduduk Kabupaten Tana Toraja sebanyak 221.081 jiwa dan pada

tahun 2013 penduduk mengalami peningkatan menjadi 226.212 jiwa,dengan

kepadatan penduduk sebanyak 110jiwa/km2,dengan tingkat penyebaran yang

tidak merata.

Ditinjau dari aspek sosial pendidikan dapat dilihat dari tingkat rata-rata

jumlah murid tiap sekolah menunjukkan angka 175 (SD), 251 (SLTP), 369

(SLTA) sedangkan rasio jumlah murid/guru menunjukkan angka 21 (SD), 16

(SLTP), 15 (SLTA).

4.1.2. Kondisi Ekonomi dan Sosial Budaya

Kondisi perekonomian suatu daerah sangat tergantung pada potensi

dan sumber daya yang dimiliki serta kemampuan daerah yang

bersangkutan untuk mengembangkan segala potensi yang dimiliki tersebut.

Untuk meningkatkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Kabupaten

Tana Toraja selalu mengembangkan potensi yang dimiliki.

Ditinjau lewat sisi mata pencaharian, masyarakat Toraja banyak yang

memiliki kebun sehingga sebagian besar penduduk Toraja bermata

pencaharian dengan cara berkebun. Dalam rumah tangga bagi orang Suku

Toraja suami dan isteri sama-sama mencari nafkah, seperti dalam pertanian

kalau suami mencangkul di sawah adalah kewajiban isteri menanaminya. Selain

bertani di sawah, masyarakat Toraja juga berkebun yang hasilnya adalah

ketela yang dalam bahasa Toraja disebut dua’kayu . Ketela dan bambu yang

banyak tumbuh di sekitar pemukiman juga banyak dimanfaatkan. Sedangkan

Page 53: SKRIPSI - core.ac.uk · 13. Kepada saudara-saudaraku PPGT Jemaat Bukit Tamalanrea terima kasih untuk persaudaraan yang terjalin, untuk semua pelajaran hidup yang peneliti dapatkan

41

untuk mata pencaharian memelihara ternak, ternak yang banyak dipelihara

masyarakat Toraja adalah kerbau dan babi. Kedua ternak ini penting dalam

berbagai upacara adat Toraja.

Masyarakat Toraja memiliki kepercayaan yang disebut Aluk Todolo. Aluk

berarti aturan dan Todolo berarti nenek moyang. Hakikat Aluk Todolo

adalah pandangan terhadap alam dan pandangan terhadap leluhur yang

diimplementasikan dalam aturan-aturan dan upacara-upacara adat. Sampai saat

ini masyarakat Toraja masih memegang teguh aturan upacara-upacara adat

seperti Aluk Tuka’ Aluk Matallo aturan pengucapan syukur untuk kehidupan dan

keselamatan serta Aluk Rambu Solo’ / Aluk Rampe Matampu’ aturan kematian

pemakaman. Toraja juga mengenal Liang atau kuburan adat Toraja. Menurut

ajaran Aluk Todolo, seperti halnya semasa hidup, pada waktu mati pun manusia

berkumpul dalam satu tongkonan (Tangdilingtin, 2001)

Sekarang ini mayoritas suku Toraja memeluk agama Kristen,

sementara sebagian menganut Islam dan kepercayaan animisme yang dikenal

sebagai Aluk To Dolo sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya di

atas. Pemerintah Indonesia telah mengakui kepercayaan ini sebagai bagian

dari Agama Hindu Dharma.

4.1.3. Perkembangan Penduduk

Wilayah Kabupaten Tana Toraja memiliki luas 2.054,30 Km2 yang terbagi

dalam 159 Desa / Kelurahan dan 19 Kecamatan (± 62%). Jumlah penduduk

tertinggi terjadi pada tahun 2009 yaitu 469.339 jiwa karena pada tahun

terbsebut Kabupaten Tana Toraja belum mekar. Namun mengalami penurunan

yang sangat drastis pada tahun 2010 sebesar 221.306 jiwa,karena pada

tahun tersebut Kabupaten Tana Toraja sudah mekar menjadi Tana Toraja dan

Toraja Utara.

Page 54: SKRIPSI - core.ac.uk · 13. Kepada saudara-saudaraku PPGT Jemaat Bukit Tamalanrea terima kasih untuk persaudaraan yang terjalin, untuk semua pelajaran hidup yang peneliti dapatkan

42

Tabel 4.1

Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk di KabupatenTana Toraja

Tahun Jumlah (orang)

Pertumbuhan

2009 469.339

2010 221.306 -52,84%

2011 223.306 0,43%

2012 224.852 0,33%

2013 289.193 13,71% Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Selatan

Dari tabel 4.1 terlihat bahwa laju pertumbuhan penduduk di kabupaten

Tana Toraja dari tahun 2009 sampai 2011 mengalami penurunan penduduk

rata-rata 26,63% persen setiap tahun. Namun dari tahun 2012 sampai 2013

terlihat bahwa laju pertumbuhan penduduk mengalami pertumbuhan yang

signifikan, yaitu sekitar 13,71% persen.Penurunan laju pertumbuhan penduduk

diasumsikan terjadi karena terjadinya migrasi dan angka kematian yang tinggi.

4.2 Perkembangan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Tana Toraja

Taraf kehidupan masyarakat Kabupaten Tana Toraja secara rata-rata

semakin menurun. Hal tersebut dapat terlihat pada tabel 4.2, nilai PAD dari

tahun 2009-2013 selalu berfluktuasi. Nilai PAD tertinggi yang dicapai dalam

kurun lima tahun tersebut adalah terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar

Rp 55.014.671.126,05. Namun laju pertumbuhan nilai PAD tertinggi terjadi dari

tahun 2009 ke 2010 sebesar 1.64%. Sedangkan laju pertumbuhan nilai PAD

terendah terjadi dari tahun 2010 ke 2011 sebesar -1,69%.

Dari data tersebut, terlihat bahwa potensi-potensi yang dapat

dijadikan sebagai sumber PAD misalnya pariwisata merupakan pasar yang

perlu ditingkatkan karena faktor tersebut akan mempengaruhi Pendapatan Asli

Daerah.

Page 55: SKRIPSI - core.ac.uk · 13. Kepada saudara-saudaraku PPGT Jemaat Bukit Tamalanrea terima kasih untuk persaudaraan yang terjalin, untuk semua pelajaran hidup yang peneliti dapatkan

43

Tabel 4.2

Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Tana Toraja

Tahun PAD Pertumbuhan (%)

2009 Rp 20.787.650.359,03

2010 Rp 55.014.671.126,05 164%

2011 Rp 19.686.833.802,76 -1,69%

2012 Rp 31.720.677.572,15 O,58%

2013 Rp 38.776.667.256,57 0,86% Sumber : Dinas Pendapatan dan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah, Kabupaten

Tana Toraja Data diolah, 2015

Dari tabel 4.2 ditunjukkan bahwa Pendapatan Asli Daerah rata-rata

mengalami peningkatan. Peningkatan Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten

Tana Toraja yang sangat signifikan di tahun 2010 disebabkan pada tahun

tersebut diadakan Toraya Mamali’ yang dihadiri oleh para perantau Toraja

dari berbagai daerah. Kedatangan para perantau ditambah lagi dengan para

wisatawan lokal maupun mancanegara yang bertujuan menyaksikan acara

tersebut memberikan kontribusi besar terhadap kenaikan PAD . Di tahun itupun

banyak diadakan upacara rambu solo’ karena sesuai dengan kebiasaan

masyarakat Toraja yang berusaha menghadirkan sebagian besar anggota

keluarga untuk mengadakan upacara rambu solo’ .

4.3 Pendapatan Retribusi Pemotongan Hewan

Dari tabel 4.3 terlihat bahwa jumlah hewan yang dipotong pada

setiap upacara adat selalu mengalami fluktuasi. Jumlah pendapatan retribusi

hewan yang dipotong tertinggi dicapai pada tahun 2012 yaitu sebesar Rp

2.358.965.000 sedangkan jumlah pemotongan hewan terendah terjadi pada

tahun 2009.

Page 56: SKRIPSI - core.ac.uk · 13. Kepada saudara-saudaraku PPGT Jemaat Bukit Tamalanrea terima kasih untuk persaudaraan yang terjalin, untuk semua pelajaran hidup yang peneliti dapatkan

44

Tabel 4.3

Tingkat Pendapatan Retribusi Pemotongan Hewan

Tahun Pendapatan Hewan yang Di Potong (%)

2009 Rp 1.567.711.300

2010 Rp 2.064.757.500 0.31%

2011 Rp 1.786.107.500 -0.13%

2012 Rp 2.358.965.000 0,36%

2013 Rp 2.307.110.000 -0.03%

Sumber : Dinas Pendapatan dan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah, Kabupaten Tana Toraja Data diolah, 2015

Persentase tingkat pemotongan hewan pada upacara rambu pada

tabel 4.3 terlihat mengalami fluktuasi. Persentase penurunan pemotongan

hewan terendah terjadi dari tahun 2010 ke 2011 sebesar -0.13 persen.

Sedangkan persentase pemotongan hewan tertinggi terjadi dari tahun 2010

dan 2012 yaitu sebesar 0.36% persen. Peningkatan di tahun 2010 dan 2012

tersebut terjadi di dukung oleh banyaknya penyelenggaraan upacara rambu

solo’. Besarnya jumlah hewan yang dipotong setiap tahunnya bergantung

pada jumlah pesta atau rambu yang diadakan setiap tahunnya dan juga

bergantung pada kondisi ekonomi masyarakat

4.4 Pariwisata Kabupaten Tana Toraja

Pada dasarnya pariwisata Kabupaten Tana Toraja bertumpu pada budaya

dan alam lingkungannya.Budaya Toraja yang teraktualisasikan dalam pola

kehidupan masyarakat, adat istiadat, ritual-ritual, seni tari, seni ukir, dan seni

suara mempunyai keunikan-keunikan yang mengagumkan dan menarik untuk

dilihat serta dinikmati.

Page 57: SKRIPSI - core.ac.uk · 13. Kepada saudara-saudaraku PPGT Jemaat Bukit Tamalanrea terima kasih untuk persaudaraan yang terjalin, untuk semua pelajaran hidup yang peneliti dapatkan

45

Kehidupan masyarakat Tana Toraja pada umumnya bekerja di sektor

pertanian (dalam arti luas) yang dibentuk oleh kondisi geomorfologi wilayah dan

lingkungannya yang merupakan dataran tinggi dengan kondisi topografi yang

miring, bergelombang dan berbukit-bukit hingga bergunung-gunung.Oleh karena

itu, sistem pertanian yang dikembangkan pada umumnya adalah pertanian

tanaman keras yang diselingi dengan tanaman pangan khususnya sawah.

Mengingat kondisi topografi yang pada umumnya miring, maka pembuatan

petakan-petakan sawah dilakukan sepanjang lereng-lereng perbukitan yang

dihiasi tanaman khas daerah Tana Toraja serta batu-batuan di sekitar

persawahan merupakan suatu arsitektur alam yang indah dan sekaligus menjadi

objek yang cukup menarik untuk dinikmati.

Pada lahan-lahan kering di sela-sela pemukiman, persawahan dan gunung-

gunung dimanfaatkan untuk budidaya kopi arabika, berbagai jenis bambu dan

lain-lain yang menjulang tinggi benar-benar merupakan suatu panorama alam

yang mengagumkan. Dalam mempersiapkan tanaman, menanam, memelihara,

memetik hasil, mengolah sampai menyajikan hasil-hasil pertanian seluruhnya

dilakukan khas daerah Tana Toraja yang diselingi dengan acara ritual.

Selain budidaya tanaman, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari

masyarakat juga memelihara ternak yang tidak hanya dilihat dari segi komoditas

ekonomi tetapi juga bermakna fungsi sosial, sehingga perhatian terhadap ternak

punya kelas-kelas tersendiri.Kondisi seperti ini merupakan obyek yang menarik

untuk dinikmati.

Falsafah hidup masyarakat Kabupaten Tana Toraja menggambarkan

bahwa kehidupan ini tidak sempurna apabila tidak dengan keturunan, tanaman,

dan ternak yang disebut dengan falsafah Tallu Lolona. Berdasarkan falsafah

inilah maka muncul berbagai ritual sebagai ungkapan rasa kasih sayang pada

Page 58: SKRIPSI - core.ac.uk · 13. Kepada saudara-saudaraku PPGT Jemaat Bukit Tamalanrea terima kasih untuk persaudaraan yang terjalin, untuk semua pelajaran hidup yang peneliti dapatkan

46

arwah dan sanak keluarga, pelaksanaan kegiatan usaha tani dan ternak serta

seni yang diilhami dalam pola kehidupan masyarakat.

Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa kepariwisataan Kabupaten Tana

Toraja cukup kompleks dan sulit untuk diidentifikasi secara khusus. Oleh karena

itu, satu objek dan objek lainnya mempunyai keterkaitan dan objek itu akan

mempunyai arti bila didukung oleh panorama alam lingkungan. Keberadaan

Kabupaten Tana Toraja yang memiliki daya tarik tersendiri dan disenangi banyak

wisatawan baik dari mancanegara maupun nusantara menyebabkan pemerintah

pusat menetapkan daerah ini sebagai salah satu DTW andalan di Indonesia.

Berdasarkan data sekunder yang diperoleh di Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Kabupaten Tana Toraja, teridentifikasi terdapat banyak objek dan

daya tarik wisata di Tana Toraja.Objek dan daya tarik wisata ini terbagi dalam

beberapa jenis objek wisata seperti wisata budaya, wisata sejarah, wisata alam

dan lingkungan, wisata agro dan lain-lain.Setiap titik tujuan objek wisata tersebut

masing-masing memiliki daya tarik. Klasifikasi objek wisata di Kabupaten Tana

Toraja sebagai berikut :

1. Objek wisata budaya

a) Tongkonan : rumah / perkampungan tradisional toraja

b) Rante : lapangan tempat upacara / pemakaman

c) Simbuang : batu tempat penambatan kerbau

d) Liang lo’ko’ : kuburan dalam gua alam

e) Liang erong : kuburan kuno dalam kayu dekoratif

f) Liang paa : kuburan batu pahat

g) Patane : kuburan berbentuk bangunan rumah

h) Liang pia/ passiliran : kuburan bayi pada pohon yang tumbuh

i) Tau-tau : patung orang meninggal di pekuburan

Page 59: SKRIPSI - core.ac.uk · 13. Kepada saudara-saudaraku PPGT Jemaat Bukit Tamalanrea terima kasih untuk persaudaraan yang terjalin, untuk semua pelajaran hidup yang peneliti dapatkan

47

j) Pengrajin tenun dan pahat

k) Museum

2. Objek wisata kolam alam

3. Objek wisata panorama alam / air terjun

Selain objek wisata, Kabupaten Tana Toraja juga memiliki kuliner khas

yaitu pantollo’ pamarrasan, pa’piong, kue tori’,pa’ lawa’, tuak, sirup markisa, dan

juice terung belanda.

4.4.1 Potensi Pariwisata Tana Toraja

Kabupaten Tana Toraja yang merupakan salah satu Daerah Tujuan

Wisata (DTW) di Sulawesi Selatan memiliki daya tarik yang cukup besar, baik

yang bersifat budaya, alam, sejarah maupun buatan. Berikut beberapa potensi

wisata yang dimiliki oleh Kabupaten Tana Toraja.

1. Panorama alam, panorama alam nan indah sebagai ciri khas Tana Seribu

Tongkonan ini, terdiri atas bukit-bukit batu menjulang tinggi, lembah-

lembah yang hijau serta hamparan sawah yang berpetak-petak, sungguh

merupakan anugerah sang pencipta yang patut disyukuri. Bahkan

perpaduan harmonis antara alam yang indah dengan udara sejuk dan

bersih ditandai oleh munculnya kabut di pagi hari tersebut merupakan

unsur pendukung sejumlah daya pikat yang dimilikinya. Daerah ini

merupakan salah satu obyek wisata di Sulawesi Selatan yang sangat

menarik, ada beberapa objek wisata antara lain sebagai berikut :

a) .Lemo, merupakan sebuah kuburan yang dibuat di bukit batu. Bukit

ini dinamakan Lemo karena bentuknya bulat menyerupai buah

jeruk (limau). Untuk membuat lubang ini diperlukan waktu 6 bulan

hingga 1 tahun dengan biaya sekitar Rp. 30 juta. Di pemakaman

Page 60: SKRIPSI - core.ac.uk · 13. Kepada saudara-saudaraku PPGT Jemaat Bukit Tamalanrea terima kasih untuk persaudaraan yang terjalin, untuk semua pelajaran hidup yang peneliti dapatkan

48

Lemo terdapat mayat yang disimpan di udara terbuka, di tengah

bebatuan yang curam. Kompleks pemakaman ini merupakan

perpaduan antara kematian, seni dan ritual.

b) Kambira (Kuburan Bayi di dalam Pohon) obyek wisata satu ini

sangat unik, karena jenazah bayi yang sudah meninggal

dimasukkan ke batang pohon. Mayat bayi lalu diletakkan ke dalam,

dan ditutupi dengan serat pohon dari bahan pelepas enau

(kulimbang ijuk). Usia pohon sekitar 300 tahun dan tersimpan

puluhan jenazah bayi berusia 0-7 tahun di dalamnya. Saat ini

pohon tempat menyimpan mayat bayi tersebut sudah tidak

digunakan lagi. Namun pohon Tara tersebut masih terlihat tegak

berdiri, sehingga menjadi data tarik yang banyak dikunjungi

wisatawan lokal mau pun mancanegara.

c) Makula’; Makula terletak di Sangalla, sekitar 24 kilometer sebelah

selatan kota Rantepao atau lima enam kilometer di sebelah barat

kota Makale, Tana Toraja. Terdapat tiga sumber air panas di

Makula’ yang letaknya saling berdekatan. Di sekitar mata air itu,

berdiri beberapa rumah peristirahatan. Pengelolanya sengaja

menyediakan kolam-kolam untuk menampung air panas yang

dialirkan dari sumbernya.

d) Buntu Kalando; Di daerah ini ada sebuah rumah tongkonan yang

didirikan oleh raja Sangalla. ada museum di dalamnya walaupun

modelnya agak baru, museum bentuk rumah ini memiliki beberapa

benda kerajaan yang menarik dan beberapa alat rumah tangga

yang dahulunya dimiliki oleh puang Sangalla.

Page 61: SKRIPSI - core.ac.uk · 13. Kepada saudara-saudaraku PPGT Jemaat Bukit Tamalanrea terima kasih untuk persaudaraan yang terjalin, untuk semua pelajaran hidup yang peneliti dapatkan

49

e) Sirope’ terletak ± 6 km di Kecamatan Makale Utara dan 1 km dari

jalan poros. Tempat ini merupakan pemakaman batu pahat di

tebing-tebing batu kapur, erong (tempat pemakaman purba dari

kayu) dengan beberapa patung-patung. Kompleks pemakaman ini

merupakan milik dari kaum bangsawan di sekitar wilayah Lion dan

Tondok Iring.

f) Tumbang Datu-Bebo’ adalah salah satu perkampungan adat

terletak di Kecamatan Sangalla’ Utara, ± 7 km dari Makale. Di sini

terdapat banyak rumah adat tongkonan, lokasi upacara adat, mata

air, pemakaman purba, kuburan bayi di pohon, benteng pertahanan

purba, dan lain-lain. Masyarakat masih sangat memegang teguh

tradisi.

2. Upacara-upacara ritual (Rambu Solo’ dan Rambu Tuka’); Rambu

Solo’adalah upacara pemakaman secara adat yang mewajibkan keluarga

dari almarhum membuat sebuah upacara sebagai tanda penghormatan

terakhir dan menghantarkan arwah orang yang meninggal menuju nirwana.

Menurut kepercayaan masyarakat Toraja orang yang meninggal baru

dianggap benar-benar meninggal jika upacara adat rambu solo’

dilaksanakan. Oleh sebab itu, jasad orang yang belum diupacarakan masih

tetap diperlakukan seperti halnya orang hidup, yaitu dibaringkan di tempat

tidur dan diberi hidangan makanan dan minuman bahkan selalu diajak

berbicara. Upacara adat Rambu Solo’ terdiri dari beberapa rangkaian ritual,

diantaranya pembungkusan jenazah, menghias peti jenazah, menurunkan

jenazah ke lumbung untuk disemayamkan, dan proses pengusungan

jenazah ke tempat peristirahatan terakhir. Selain itu, dalam upacara adat ini

Page 62: SKRIPSI - core.ac.uk · 13. Kepada saudara-saudaraku PPGT Jemaat Bukit Tamalanrea terima kasih untuk persaudaraan yang terjalin, untuk semua pelajaran hidup yang peneliti dapatkan

50

terdapat berbagai kegiatan budaya yang menarik yang dipertontonkan,

antara lain :

a) Ma’pasilaga tedong (Adu kerbau). Upacara inilah yang menyedot

perhatian turis asing dan wisatawan lokal. Kerbau adalah hewan

yang dianggap suci bagi suku Toraja; dan Sisemba’ atau Adu kaki.

b) Tari-tarian yang berkaitan dengan situs rambu solo’ antara lain :

Pa’Badong, Pa’Dondi,Pa’ Randing, Pa’Katia, Pa’papanggan, dan

Passailo. Sementara itu untuk seni musik antara lain : Pa’pompang,

Pa’dali-dali dan Unnosong. Ma’tinggoro tedong (Pemotongan

kerbau dengan ciri khas masyarkat Toraja, yaitu dengan menebas

leher kerbau dengan parang, dilakukan dengan sekali tebas).

Kerbau yang akan disembelih, biasanya akan ditambatkan pada

sebuah batu yang disebut Simbuang Batu. Jenis kerbau yang

terkenal dari Toraja adalah Tedong Bonga. Tedong bonga harganya

sangat tinggi, hingga ratusan juta rupiah. Rambu Solo’

mencerminkan kehidupan masyarakat Tana Toraja yang suka

gotong royong, memiliki strata sosial, dan menghormati orang

tua.Rambu Tuka’ adalah acara yang berhungan dengan acara

syukuran misalnya acara pernikahan, syukuran panen dan

peresmian rumah adat atau tongkonan baru, atau selesai

direnovasi. Rambu Tuka menghadirkan semua rumpun keluarga.

Semua Upacara tersebut dikenal dengan nama Ma’Bua’, Meroek,

atau Mangrara Banua Sura’. Dalam upacara adat Rambu Tuka’

diikuti oleh seni tari : Pa’ Gellu, Pa’ Boneballa, Gellu Tungga’, Ondo

Samalele, Pa’Dao Bulan, Pa’Burake, Memanna, Maluya, dan lain-

lain. Untuk seni musik yaitu Pa’pompang, Pa’Barrung, Pa’pelle’.

Page 63: SKRIPSI - core.ac.uk · 13. Kepada saudara-saudaraku PPGT Jemaat Bukit Tamalanrea terima kasih untuk persaudaraan yang terjalin, untuk semua pelajaran hidup yang peneliti dapatkan

51

Seni Musik dan seni tari yang ditampilkan dalam upacara adat

Rambu Solo’ tidak boleh (tabu) ditampilkan pada upacara adat

Rambu Tuka’.

3. Seni tari dan kesenian, Tana Toraja memiliki kesenian yang telah

mendarah daging turun-temurun pada masyarakatnya. Tana Toraja

mempunyai tari-tarian yang disesuaikan dengan upacara-upacara. Tarian

yang diperlihatkan pada upacara kematian tentu berbeda pada upacara

syukur atau gembira. Maksud tarian ini dihubungkan dengan (Dewatanya)

yang berarti berdoa. Selama menari orang biasanya menyanyi. Maksud

nyanyian tersebut ialah mengatakan pesta apa yang diadakan. Musik

Passuling, diperagakan dengan menggunakan suling lembang yaitu suling

tradisional Toraja dan dimainkan oleh laki-laki untuk mengiringi lantunan

lagu duka dalam menyambut keluarga atau kerabat yang menyatakan duka

citanya. Musik Pa’pompang, musik bambu yang pagelarannya merupakan

satu simponi orkestra, dimainkan oleh banyak orang. Musik bambu ini

biasanya dimainkan pada perayaan bersejarah

4. Kerajinan Tangan Tana Toraja; Tana Toraja memiliki kerajinan yang

pengerjaannya mutlak membutuhkan kemampuan seni yang sangat tinggi

dan artistik, seperti; -Kerajinan Tenun Toraja,masyarakat Toraja di

Sulawesi Selatan telah lama mengenal style dalam berbusana. Baik dalam

keseharian maupun dalam pesta-pesta budaya, busana khas Toraja

menjadi salah satu daya tarik bagi para wisatawan. Motif dan warna khas

yang dikombinasi dengan ukiran-ukiran Toraja yang unik menambah indah

kain tenun etnik Toraja.Tak jarang, hasil olah tangan yang telaten ini dijual

dengan harga selangit. bahan dasar kain umumnya adalah benang kapas

yang dipintal secara tradisional. Selain itu, ada satu jenis kesenian yang

Page 64: SKRIPSI - core.ac.uk · 13. Kepada saudara-saudaraku PPGT Jemaat Bukit Tamalanrea terima kasih untuk persaudaraan yang terjalin, untuk semua pelajaran hidup yang peneliti dapatkan

52

terkenal dan khas dari Tana Toraja adalah Seni Ukir. Jenis ukiran ini

dipakai sebagai ragam dekorasi baik eksterior maupun interior pada rumah

adat-adat Toraja (Tongkonan) termasuk pada lumbung padi (Alang Sura’).

Semua ukiran yang terdapat pada rumah dan lumbung merupakan

lambang atau simbol makna hidup orang Toraja. Masih ada juga jenis seni

yang merupakan bagian tak terpisahkan dalam hidup dan budaya orang

Toraja yakni Seni pahat. Seni ini dapat dilihat pada Tongkonan Merambu

(rumah adat) dan Tongkonan Tang Merambu (kuburan/patane). Sebagai

peralatan hasil seni pahat yang harus ada pada Banua Sura’, rumah adat

(tongkonan) adalah: Kabongo’, yaitu kepala kerbau yang dipahat dari kayu

cendana (sendana) atau kayu nangka dan dilengkapi dengan tanduk

kerbau asli. Kabongo’ ini mengartikan bahwa tongkonan ini adalah

Tongkonan Pemimpin Masyarakat dengan kata lain tempat melaksanakan

peranan dan kekuasaan adat Toraja.

4.4.2 Perkembangan Kunjungan Wisatawan di Kabupaten Tana Toraja

Kabupaten Tana Toraja yang merupakan salah satu Daerah Tujuan

Wisata (DTW) di Sulawesi Selatan memiliki daya tarik yang cukup besar,

baik yang bersifat budaya, alam, maupun buatan. Salah satu daya tarik budaya

yang banyak di kenal di Kabupaten Tana Toraja adalah upacara rambu solo’ .

Di Kabupaten Tana Toraja dapat pula dikunjungi daerah wisata alam dan

hutan. Disamping itu dapat dikunjungi objek-objek wisata yang bersifat historis,

misalnya Makula’, Tilangnga’, Lemo .

Page 65: SKRIPSI - core.ac.uk · 13. Kepada saudara-saudaraku PPGT Jemaat Bukit Tamalanrea terima kasih untuk persaudaraan yang terjalin, untuk semua pelajaran hidup yang peneliti dapatkan

53

Tabel 4.4. Pendapatan Retribusi Pariwisata

Tahun Pandapat Daerah Sektor Wisata (%)

2009 Rp 19.887.200

2010 Rp 38.148.400 0.92%

2011 Rp 61.474.100 2.91%

2012 Rp 151.673.447 4,53%

2013 Rp 190.436.097 1.94%

Sumber : Dinas Pendapatan dan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah, Kabupaten Tana Toraja Data diolah, 2015.

Dari tabel di atas, dapat terlihat terjadinya peningkatan retribusi pariwisata

dari tahun ke tahun. Dalam perkembangannya, retribusi pariwisata ini

selalu mengalami kemajuan terlihat dari jumlah wisatawan yang berkunjung dari

tahun 2009 sampai tahun 2012. Hal ini dapat dilihat pada data dari Dinas

Pariwisata, Seni, dan Budaya yang memperlihatkan peningkatan jumlah

wisatawan lima tahun tersebut. Jumlah pendapatan kunjungan wisatawan

tertinggi terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar Rp 190.436.097, sedangkan

jumlah kunjungan wisatawan terendah terjadi pada tahun 2009 yaitu Rp

19.887.200

Persentase pertumbuhan kunjungan wisatawan di kabupaten Tana

Toraja dari tahun ke tahun yang tertingi terjadi dari tahun 2011 ke 2012

sebesar 4,53 persen. Sedangkan persentase pertumbuhan terendah terjadi dari

tahun 2012 ke 2013 sebesar 1,94 persen. Terjadinya pertumbuhan yang rendah

jumlah wisatawan disebabkan oleh faktor keamanan yang tidak stabil yang erat

kaitannya peristiwa bom Bali yang terjadi pada tahun 2001 dan beberapa

peristiwa lainnya yang membuat negara ini tidak aman, sehingga wisatawan

yang ingin berdatangan ke Indonesia tehambat.

Page 66: SKRIPSI - core.ac.uk · 13. Kepada saudara-saudaraku PPGT Jemaat Bukit Tamalanrea terima kasih untuk persaudaraan yang terjalin, untuk semua pelajaran hidup yang peneliti dapatkan

54

4.5 Pembahasan

4.5.1 Kontribusi Retribusi Sektor Pariwisata terhadap Pendapatan Asli

Daerah

Tabel 4.5. Pendapatan Retribusi Pariwisata

tahun Retribusi pariwisata (RP)

PAD %

2011 Rp 61.474.100 Rp 19.686.833.802,76 0,0031%

2012 Rp 151.673.447 Rp 31.720.677.572,15 0,0048%

2013 Rp 190.436.097 Rp 38.776.667.256,57 0,0049%

Sumber : Dinas Pendapatan dan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah, Kabupaten Tana Toraja Data diolah, 2015.

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa retribusi pariwisata berpengaruh

terhadap pendapatan asli daerah namun tidak signifikan. Namun ini juga akan

berpengaruh terhadap sektor bisnis seperti buah tangan khas daerah sebagai

bagian dari sektor pariwisata. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan

Austriana semakin lama wisatawan tinggal di suatu daerah tujuan wisata, maka

semakin banyak pula uang yang dibelanjakan di daerah tujuan wisata tersebut,

paling sedikit untuk keperluan makan, minum dan penginapan selama tinggal di

daerah tersebut. Berbagai macam kebutuhan wisatawan selama perjalanan

wisatanya akan menimbulkan gejala konsumtif untuk produk-produk yang ada di

daerah tujuan wisata. Dengan adanya kegiatan konsumtif baik dari wisatawan

mancanegara maupun domestik, maka akan memperbesar pendapatan dari

sektor pariwisata suatu daerah.

Page 67: SKRIPSI - core.ac.uk · 13. Kepada saudara-saudaraku PPGT Jemaat Bukit Tamalanrea terima kasih untuk persaudaraan yang terjalin, untuk semua pelajaran hidup yang peneliti dapatkan

55

4.5.2 Kontribusi Retribusi pemotongan hewan terhadap pendapatan asli

Daerah

Tabel 4.6. Pendapatan Retribusi Potong Hewan

tahun Retribusi potong hewan (RP)

PAD %

2011 Rp 1.786.107.500 Rp 19.686.833.802,76 0,091%

2012 Rp 2.358.965.000 Rp 31.720.677.572,15 0,074%

2013 Rp 2.307.110.000 Rp 38.776.667.256,57 0,059%

Sumber : Dinas Pendapatan dan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah, Kabupaten Tana Toraja Data diolah, 2015.

Dari tabel terlihat bahwa retribusi potong hewan memiliki kontribusi

terhadap peningkatan pendapatan asli daerah. Dan jumlah retribusi tersebut

tidak terlepas dari jumlah pesta adat (rambu tuka’ dan rambu solo’) yang

dilaksanakan di kabupaten Tana Toraja.

Pengelolaan retribusi RPH di Kabupaten Tana Toraja pada dasarnya sudah

ditetapkan dalam Perda Nomor 4 Tahun 2001 tentang Retribusi Rumah Potong

Hewan, Peraturan Bupati Tana Toraja Nomor 3 Tahun 2010 tentang

Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Tana Toraja Nomor 9 Tahun 2009

tentang Perubahan Perda Nomor 4 Tahun 2001 tentang Retribusi Rumah potong

hewan. Pada penelitian ini, jumlah penduduk juga mempengaruhi penerimaan

retribusi Rumah potong hewan di mana semakin besar jumlah penduduk maka

jumlah wajib retribusi juga meningkat.

.

Page 68: SKRIPSI - core.ac.uk · 13. Kepada saudara-saudaraku PPGT Jemaat Bukit Tamalanrea terima kasih untuk persaudaraan yang terjalin, untuk semua pelajaran hidup yang peneliti dapatkan

56

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan yang telah

diuraikan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

1. Retribusi pariwisata berkontribusi 0,031% pada tahun 2011, 0,048% pada

tahun 2012, dan 0,049% pada tahun 2013 terhadap pendapatan asli daerah

Kabupaten Tana Toraja.

2. Retribusi pemotongan hewan berkontribusi 0,091% pada tahun 2011,

0,074% pada tahun 2012, dan 0,059% pada tahun 2013 terhadap

pendapatan asli daerah Kabupaten Tana Toraja.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian di atas, maka pada bagian

ini dikemukakan saran sebagai berikut.

1. Untuk lebih meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan di Kabupaten Tana

Toraja maka diperlukan adanya perbaikan dan peningkatan mutu sarana dan

prasarana pariwisata, seperti perbaikan jalan menuju objek wisata, perlunya

penambahan pusat informasi pariwisata demi kemudahan bagi para

wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Tana Toraja, karena pusat

informasi pariwisata hanya ada 1 yaitu di kantor Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata, kinerja para pihak yang bertanggung jawab dalam pengelolaan

kepariwisataan Kabupaten Tana Toraja khususnya Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata agar ditingkatkan lagi, perlunya petugas keamanan di setiap objek

wisata untuk meningkatkan keamanan di objek wisata tersebut.Jadwal

Page 69: SKRIPSI - core.ac.uk · 13. Kepada saudara-saudaraku PPGT Jemaat Bukit Tamalanrea terima kasih untuk persaudaraan yang terjalin, untuk semua pelajaran hidup yang peneliti dapatkan

57

upacara adat supaya di upload ke internet dan selalu di update

2. Sebaiknya tarif retribusi pemotongan hewan pada upacara adat di

naikkan,sehingga dapat memberikan kontribusi yang lebih lagi dalam

peningkatan pedapatan asli daerah di Tana Toraja.

Page 70: SKRIPSI - core.ac.uk · 13. Kepada saudara-saudaraku PPGT Jemaat Bukit Tamalanrea terima kasih untuk persaudaraan yang terjalin, untuk semua pelajaran hidup yang peneliti dapatkan

58

DAFTAR PUSTAKA

Austriana, Ida. 2005. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Daerah dari Sektor Pariwisata”. Disertasi Tidak Dipublikasikan. Semarang: Program Pascasarjana. Fakultas Ekonomi. Universitas Diponegoro.

Djajasudarma, 2006. Metode Penelitian Sosial . Rineka Cipta,Bandung

Halim,Abdul.2004.Akuntansi Sektor Publik:Akuntansi Keuangan Daerah.Jakarta: Salemba Empat

Koentjaraningrat.1990.Metode-Metode Penelitian Masyarakat.Jakarta:Pustaka Jaya

Kadjadmiko. 2002.Dinamika Sumber Keuangan bagi Daerah dalam Rangka Otonomi Daerah,Prosiding Workshop Internasional Implementasi Desentralisasi Fiskal Sebagai Upaya Memberdayakan Daerah dalam Membiayai Pembangunan Daerah,FISIP Universitas Katolik Parahyangan,Bandung.

Mardiasmo. 2012. Edisi Revisi.Perpajakan. Andi: Yogyakarta

Mangkoesoebroto, Guritno. 2001. Ekonomi Publik. BPFE, Yogyakarta.

Mustamin,Alwi.1993.Nilai-Nilai Budaya yang Menunjang Pelestarian Lingkungan Alam di Sulawesi Selatan.Hasil Penelitian(tidak diterbitkan).Kerjasama Jurusan FISIP UNHAS dengan Pemda Sulawesi Selatan.

Natalia,Ade.2008. “Analisis Kontribusi Pajak Potong Hewan Pada Upacara Adat Rambu Tuka Dan Rambu Solo Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Tana Toraja”.Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Duta Wacana Jogyakarta

Pakiding,Meilany Anzy.2012.”Pengaruh Upacara Adat Rambu Solo’ Terhadap Pendapatan Asli Daerah Tana Toraja”.Skripsi.Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin

Qadarrochman, Nasrul. 2010.”Analisis Penerimaan Dari Sektor Pariwisata Di Kota Semarang Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya”.Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro .

Saragih, Masril Riza. 2005. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Penerimaan Pajak Hotel dan Restoran Di Kota Medan. Medan: Magister EP USU

Satrio, Dicky. 2002. ”Perkembangan Pendapatan Asli Daerah Dari Sektor Pariwisata Di Kabupaten Blora’’. Skripsi. Universitas Diponegoro.

Spillane, James J. . 1987. Pariwisata Indonesia. Yogyakarta: Kanisius.

Page 71: SKRIPSI - core.ac.uk · 13. Kepada saudara-saudaraku PPGT Jemaat Bukit Tamalanrea terima kasih untuk persaudaraan yang terjalin, untuk semua pelajaran hidup yang peneliti dapatkan

60

Sukardji, Untung. 2003. Pajak Pertambahan Nilai. PT RajaGrafindo Persada: Jakarta.

Susdiawaty, Endang dan Samsubar Saleh. 2003. Kinerja Dinas Pendapatan Daerah Kota Surakarta. Thesis. Universitas Gadjah Mada. Jogjakarta.

Susiana. 2003, “Analisis Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Daerah dari Sektor Pariwisata, Kota Surakarta (1985-2000)”.Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro

Tangdilintin, L, 2001, Toraja dan Kebudayaannya, Ujung Pandang Kantor Cabang II

Undang-Undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. 2009. (Online). (http://mastel.or.id/files/kelompok%20Kerja/Pajak%20dan%20Telekomunikasi/UU_28_Tahun_2009%20-%20PDRD.pdf, diakses 9 Februari 2015).

Undang-Undang Republik Indonesia No.23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah. 2014. (Online), (http://pemerintah.net/download-uu-nomor-23-tahun-2014-tentang-pemerintah-daerah/, diakses 9 Februari 2015).

Waluyo, Wirawan B. Ilyas. 2011. Perpajakan Indonesia. Salemba Empat: Jakarta.

Yoeti, Oka A. 2008. Ekonomi Pariwisata. Jakarta: Kompas.

Page 72: SKRIPSI - core.ac.uk · 13. Kepada saudara-saudaraku PPGT Jemaat Bukit Tamalanrea terima kasih untuk persaudaraan yang terjalin, untuk semua pelajaran hidup yang peneliti dapatkan

60

BIODATA

Identitas Diri

Nama : Kalsy Patandean

Tempat, Tanggal Lahir : Makale, 6 Oktober 1990

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat Rumah : JL.Andi Mangerangi 3 no.1

Telepon Rumah dan HP : 082 197 366 779

Alamat E-mail : [email protected]

Riwayat Pendidikan

a. Pendidikan Formal

1. SD Inp. 293 Mebali (Tana Toraja) tahun 1995 – 2002

2. SMP Kristen Makale (Tana Toraja) tahun 2002 – 2005

3. SMAN 1 Rantepao (jurusan IPS) tahun 2005 – 2008

4. Universitas Hasanuddin, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan

Akuntansi tahun 2009

Pengalaman

a. Organisasi

PPGT Jemaat Bukit Tamalanrea periode 2010-2012 sebagai

bendahara umum.

Demikian biodata ini dibuat dengan sebenarnya.

Makassar, 20 Agustus 2015

Kalsy Patandean