97
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebijakan Departemen Kesehatan dalam upaya mempercepat penurunan AKI pada dasarnya mengacu pada intervensi strategis “Empat Pilar Safe Motherhood”. Salah satu di antara ke 4 pilar itu adalah pelayanan antenatal. Indikator yang digunakan untuk menggambarkan akses ibu hamil terhadap pelayanan antenatal adalah cakupan K1 (kontak pertama) dan K4 (kontak 4 kali dengan tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi, sesuai standar). Paling sedikit 4 kali dengan distribusi kunjungan satu kali pada trimester I, satu kali pada trimester II dan dua kali pada trimester III (Kemenkes RI, 2012). Asuhan Antenatal Care (ANC) adalah suatu program terencana berupa observasi, pendidikan, konseling dan penanganan medis atau pelayanan kesehatan berupa pemeriksaan kehamilan kepada ibu hamil oleh tenaga ii

skripsi bidan 2015

Embed Size (px)

DESCRIPTION

sk

Citation preview

Page 1: skripsi bidan 2015

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebijakan Departemen Kesehatan dalam upaya mempercepat penurunan

AKI pada dasarnya mengacu pada intervensi strategis “Empat Pilar Safe

Motherhood”. Salah satu di antara ke 4 pilar itu adalah pelayanan antenatal.

Indikator yang digunakan untuk menggambarkan akses ibu hamil terhadap

pelayanan antenatal adalah cakupan K1 (kontak pertama) dan K4 (kontak 4

kali dengan tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi, sesuai standar).

Paling sedikit 4 kali dengan distribusi kunjungan satu kali pada trimester I,

satu kali pada trimester II dan dua kali pada trimester III (Kemenkes RI,

2012).

Asuhan Antenatal Care (ANC) adalah suatu program terencana berupa

observasi, pendidikan, konseling dan penanganan medis atau pelayanan

kesehatan berupa pemeriksaan kehamilan kepada ibu hamil oleh tenaga

kesehatan untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang

bersih, sehat, selamat dan aman (Suriani, dkk, 2009).

Dari wawancara langsung pada 6 orang ibu hamil yang dilakukan di poli

KIA puskesmas Kamanre diperoleh informasi sebanyak 5 orang menyatakan

tidak tahu tentang pentingnya memeriksakan kehamilannya dan 1 orang

menyatakan sudah tahu. Secara spesifik keluhan yang disampaikan antara lain

jadwal pelayanan yang tidak tepat dan terlalu lama menunggu, bidan tergesa-

gesa didalam memberikan pelayanan.

ii

Page 2: skripsi bidan 2015

Banyak hal yang dapat berhubungan dengan ibu hamil tidak termotivasi

melakukan Antenatal Care diantaranya adalah tingkat pendidikan,

pengetahuan, pekerjaan ibu, dukungan dari keluarga, kemudahan untuk

mencapai sarana dan informasi kesehatan, sikap petugas pemberi pelayanan

kesehatan dan jarak sarana kesehatan (Kristina Sakke, 2009).

Pemanfaatan pelayanan antenatal oleh seorang ibu hamil dapat dilihat dari

cakupan pelayanan antenatal. Peningkatan pelayanan kesehatan antenatal

dipengaruhi oleh pemanfaatan pengguna pelayanan antenatal. Dengan tidak

dimanfaatkannya sarana pelayanan antenatal dapat disebabkan oleh banyak

faktor seperti : ketidakmampuan dalam hal biaya, lokasi pelayanan yang

jaraknya jauh atau petugas kesehatan tidak pernah datang secara berkala

(Wiknjosastro, 2005).

Berdasarkan laporan rutin program kesehatan ibu yang dikumpulkan oleh

Dinas Kesehatan Provinsi pada tahun 2013, capaian indikator cakupan K4 dari

tahun 2010 85,6%, tahun 2011 mencapai 88,27%, sampai tahun 2012

memperlihatkan kecenderungan yang semakin meningkat yaitu 90,18%,

namun pada tahun 2013 terdapat sedikit penurunan yaitu cakupan K4

mencapai 86,85%. Jumlah tersebut masih kurang dari target nasional yang

ingin dicapai pada tahun 2014 yaitu cakupan K1 100% dan K4

95% .Walaupun secara nasional target indikator cakupan K4 telah hampir

terlampaui, namun masih terdapat disparitas cakupan antar provinsi. Cakupan

K4 terendah di Papua (31,9%) dan tertinggi di DKI Jakarta (95,76%).

ii

Page 3: skripsi bidan 2015

Terdapat 29 Provinsi yang pencapaiannya dibawah target nasional termasuk

Sulawesi Selatan hanya 91,64% (Kemenkes RI, 2014).

Dari data yang di dapatkan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Luwu tahun

2013 jumlah cakupan K1 6.796 (91,5%), K4 5.770 (77,7%). Tahun 2014

Jumlah cakupan K1 sekitar 7.119 (97%) dan K4 sekitar 6.259(85,3%). Data

Puskesmas Kamanre tahun 2012 cakupan K1 226 kunjungan (88,6%) dan K4

185 kunjungan (72,5%). Pada tahun 2013 cakupan K1 222 kunjungan

(85,1%) dan K4 137 kunjungan (52,5%) sedangkan pada tahun 2014 jumlah

cakupan K1 210 kunjungan (81,7%) dan Cakupan K4 157 kunjungan (61,1%).

Dari data tersebut dapat dilihat bahwa di Puskesmas Kamanre cakupan K1 dan

Cakupan K4 masih rendah dan belum mencapai target nasional yaitu cakupan

K1 100% dan cakupan K4 95% yang akan dicapai pada tahun 2014 (Profil

Dinas Kesehatan Kabupaten Luwu, 2014).

Peran dan tanggung jawab bidan dalam memberikan asuhan kehamilan

adalah : membantu ibu dan keluarganya untuk mempersiapkan kelahiran dan

kedaruratan yang akan terjadi, mendeteksi dan mengobati komplikasi yang

mungkin timbul selama kehamilan, baik yang bersifat medis, bedah atau

ataupun obstetrik. Meningkatkan dan memelihara kesehatan fisik, mental, dan

sosial ibu serta bayi dengan memberikan pendidikan, suplemen dan imunisasi.

Membantu mempersiapkan ibu untuk menyusui bayinya, melalui masa nifas

yang normal serta menjaga kesehatan bayi secara fisik, psikologis dan social

(Pantikawati I, 2010).

ii

Page 4: skripsi bidan 2015

Berdasarkan data tersebut di atas, maka penulis tertarik melakukan

penelitian tentang “Faktor yang berhubungan dengan motivasi ibu hamil

melakukan Antenatal Care di Puskesmas Kamanre Kecamatan Kamanre

Kabupaten Luwu tahun 2015”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah penelitian ini

adalah “Faktor apakah yang berhubungan dengan motivasi ibu hamil

melakukan Antenatal Care di Puskesmas Kamanre Kecamatan Kamanre

Kabupaten Luwu Tahun 2015”?

C. Tujuan Penelitin

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan motivasi ibu hamil

dalam melakukan Antenatal Care di Puskesmas Kamanre Kecamatan

Kamanre Kabupaten Luwu tahun 2015.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui hubungan pendidikan ibu dengan motivasi ibu

hamil melakukan Antenatal Care di di Puskesmas Kamanre tahun

2015.

b. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu dengan motivasi ibu

hamil melakukan Antenatal Care di Puskesmas Kamanre tahun 2015.

c. Untuk mengetahui hubungan sikap petugas kesehatan dengan motivasi

ibu hamil melakukan Antenatal Care di Puskesmas Kamanre tahun

2015.

ii

Page 5: skripsi bidan 2015

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Ilmiah

Sebagai sumber informasi dan bahan bacaan yang diharapkan bermanfaat

bagi masyarakat dan peneliti berikutnya dalam rangka mengembangkan

pengetahuan yang berhubungan dengan faktor yang berhubungan dengan

motivasi ibu hamil melakukan kunjungan Antenatal Care.

2. Manfaat Institusi

Menambah bahan bacaan bagi institusi pendidikan dalam dalam

memberikan pelayanan Antenatal Care pada ibu hamil.

3. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dalam rangka

meningkatkan pengetahuan ibu hamil dan keluarganya tentang pentingnya

memeriksakan diri selama kehamilan di Puskesmas Kamanre Kecamatan

Kamanre Kabupaten Luwu.

ii

Page 6: skripsi bidan 2015

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Gambaran Umum Loksi Penelitian

1. Letak Geografis

Puskesmas Kamanre terletak disebelah utara ibu kota Kabupaten Luwu

yang berjarak ±7 km. Tepatnya pada ibu kota Kecamatan Kamanre dengan

luas wilayah 60.91 km².

Secara administratif wilayah kerja Pukesmas Kamanre terdistribusi ke

dalam 8 desa dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

a. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Belopa Utara

b. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Ponrang Selatan

c. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Bajo

d. Sebelah timur berbatasan dengan Teluk Bone

Puskesmas Kamanre meliputi 1 kelurahan yaitu Kelurahan Cilallang

dan 7 desa yaitu, Desa Kamanre, Desa Tabbaja, Desa Wara, Desa

Libukang, Desa Salu Paremang, Desa Salu Paremang Selatan dan Desa

Bunga Eja.

2. Keadaan Penduduk

Berdasarkan data statistik pada tahun 2014 jumlah penduduk

Kecamatan Kamanre mencapai 12.219 jiwa, kepadatan penduduk sebesar

200.61 jiwa/km² terdiri atas 2.936 kepala keluarga dengan rata-rata jiwa

per rumah tangga sebanyak 4.90 jiwa. Dari 7 desa dan 1 kelurahan. Yang

ii

Page 7: skripsi bidan 2015

ada kelurahan Cilallang merupakan kelurahan dengan jumlah penduduk

terbanyak yaitu 2.120 jiwa dengan kepadatan penduduk 415.69 jiwa/km².

Kelompok umur tebesar adalah kelompok umur 14 - 44 tahun, ratio

antara laki-laki dan perempuan tidak terlalu besar hanya 102.71. Sebagian

besar penduduk Kecamatan Kamanre sudah mengenyam pendidikan dasar.

3. Keadaan Ekonomi

Penduduk di Wilayah kerja Puskesmas Kamanre pada umumnya

bermata pencaharian sebagai petani. Jenis mata pencaharian yang juga

cukup banyak adalah pekerja tambak/empang. Jumlah masyarakat miskin

yang ada di wilayah Puskesmas Kamanre yaitu sebanyak 4.280 jiwa.

4. Tingkat Pendidikan

Jumlah Sarana Pendidikan Tingkat Sekolah Dasar/Sederajat sebanyak

14 dengan jumlah siswa yang tercatat di sarana pendidikan di wilayah

kerja Puskesmas Kamanre pada tahun 2014 sebanyak 1.423 dan sebagian

besar penduduk kecamatan Kamanre sudah mengenyam pendidikan dasar.

5. Keadaan Lingkungan

a. Pelayanan kesehatan lingkungan

Indikator kinerja dan target :

Persentase institusi yang dibina adalah 100,0 % yaitu sebanyak 19

institusi sedang jumlah institusi yang ada di kecamatan Kamanre

adalah 19.

b. Pelayanan pengendalian vektor

Indikator kinerja dan target :

ii

Page 8: skripsi bidan 2015

Persentase rumah/bangunan bebas jentik nyamuk aedes adalah

95,00%

c. Pelayanan Hygiene sanitasi di tempat umum

Indikator kinerja dan target :

Persentase tempat umum yang memenuhi syarat adalah89,00% atau

sebanyak 42 tempat umum.

6. Keadaan Perilaku Masyarakat

Cakupan rumah tangga PHBS sangat rendah yakni 30,80 % dan jika

dibanding dengan tahun lalu ada peningkatan tetapi masih jauh dari target

yang ditetapkan disebabkan karena salah satu indikator PHBS adalah

merokok dimana setiap rumah tangga yang dipantau rata -rataada keluarga

yang merokok.

7. Sarana Kesehatan

Jumlah sarana kesehatan yang ada di wilayah Puskesmas Kamanre

adalah :

a. Puskesmas : 1

b. Pustu : 7

c. Polindes : 1

d. Poskesdes : 1

e. Posyandu : 18

8. Tenaga Kesehatan

Tenaga yang ada di Puskesmas Kamanre berjumlah 29 orang dan PNS

dan 7 orang tenaga PTT, dengan penyebaran sebagai berikut :

ii

Page 9: skripsi bidan 2015

Kepala puskesmasDr. Thamrin N. S.Ked.

Bid. Farmasi

Tata UsahaMusriati, SKM

Kord. KeuaganHj. Salla

Kord. UmumDarwis

Bid. Upaya Kes.

Bid. Pely. PKM

Bid. Kesga

Koord. KIAPatmawati

F

Koord. Laporan

Takdir, AMK

Koord. UGD

Mardanis

Kord. KepengawaianTakdir, AMK

Kord. UksMardanis

Koordd. LitbangHj. Irma

KBHerviana

Koord. GiziJusran Rasyid

Bid. Kesling

Koord. UsilaSuarti

PromkesYanti Bakri

PerkesmasWindayani

Kes Gigi & mulut

Mardiana

Koord LabDewi

Susandra

Koord. SurvelennsSaipa

Koord. TB/Kusta

Asrida

Koord. ImunisasiMukhlis

Bid. Pencegahan

Pemberantasan

Koord. P2 PBSatriani

Koopd. YankesAswawi

Koord. Penyelingan

AirAskar Ilias

Koord. Pemungkinan

Suhaeni

Koord. Pengolahan

ObatAjerni Sari

a. Puskesmas Induk berjumlah : 29 orang

b. Pustu / Polindes : 7 orang

9. Struktur Puskesmas Kamanre

Gambar 2.1: Bagan Struktur Puskesmas Kamanre

ii

Page 10: skripsi bidan 2015

B. Tinjauan Umum Tentang Kerangka Teori

1. Tinjauan umum tentang Antenatal Care

a. Pengertian Antenatal Care (ANC)

Asuhan Antenatal Care (ANC) adalah suatu program terencana

berupa observasi, pendidikan, konseling dan penanganan medis atau

pelayanan kesehatan berupa pemeriksaan kehamilan kepada ibu hamil

oleh tenaga kesehatan untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan

persalinan yang bersih, sehat, selamat dan aman (Suriani, dkk, 2008).

Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan

kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu

hamil, hingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan

pemberiaan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar

(Manuaba, 2008).

Pelayanan kesehatan pada ibu hamil tidak dapat dipisahkan dengan

pelayanan persalinan, pelayanan nifas, dan pelayanan kesehatan bayi

baru lahir. Kualitas pelayanan antenatal yang diberikan akan

mempengaruhi kesehatan ibu hamil dan janinnya, ibu bersalin dan bayi

baru lahir serta ibu nifas.

Dalam pelayanan antenatal terpadu, tenaga kesehatan harus dapat

memastikan bahwa kehamilan berlangsung normal, mampu

mendeteksi dini masalah dan penyakit yang dialami ibu hamil,

melakukan intervensi secara adekuat sehingga ibu hamil siap untuk

menjalani persalinan normal.

ii

Page 11: skripsi bidan 2015

Setiap kehamilan, dalam perkembangannya mempunyai resiko

mengalami penyulit atau komplikasi. Oleh karena itu, pelayanan

antenatal harus dilakukan secara rutin, sesuai standar dan terpadu

untuk pelayanan antenatal yang berkualitas.

b. Tujuan Antenatal Care

Menurut Saifuddin (2008) dalam Pantikawati I, tujuan ANC adalah:

1) Memantau kemajuan selama kehamilan untuk memastikan

kesehatan ibu dan tumbuh kembang anak.

2) Meningkatkan pengetahuan calon ibu dan keluarga tentang

kehamilan.

3) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan ibu dan bayi dari

segi fisik, mental dan sosial.

4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan

selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan

pemberian ASI eksklusif.

6) Mempersiapkan calon ibu dan anggota keluarga lainnya untuk

belajar tentang tindakan-tindakan yang dapat mereka lakukan

untuk memfasilitasi hasil kehamilan yang positif.

7) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran

bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal dan anggota

keluarga menerima pengalaman kehamilan dengan cara positif.

ii

Page 12: skripsi bidan 2015

c. Frekuensi kunjungan Antenatal Care

Menurut Sulistyawati A (2009), Kunjungan Antenatal Care minimal :

1) Satu kali pada trimester I (usia kehamilan 0-13 minggu)

2) Satu kali pada trimester II (usia kehamilan 14-27 minggu)

3) Dua kali pada trimester III (usia kehamilan 28-40 minggu)

d. Indikator Pelayanan Antenatal

Penilaian keberhasilan program kesehatan ibu dan anak (Depkes,

1995) dalam Suriani, dkk (2008) dilihat dari pencapaian cakupan

pelayanan antara lain :

1) Kunjungan baru ibu hamil (K1)

K1 adalah kunjungan baru ibu hamil yang pertama kali pada masa

kehamilan. Indikator ini digunakan untuk mengetahui jangkauan

pelayanan antenatal serta kemampuan program dalam

menggerakkan peran serta masyarakat. Rumus yang digunakan

untuk mengetahui cakupan K1 adalah kunjungan baru ibu hamil

dibagi jumlah sasaran ibu hamil dalam satu tahun dikali 100%.

2) Kunjungan ulang ibu hamil (K4)

K4 adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang

keempat atau lebih untuk memperoleh pelayanan antenatal, dengan

ketentuan minimal 1 kali kontak pada triwulan I, minimal 1 kali

kontak pada trimester II dan minimal 2 kali kontak pada triwulan

III.

ii

Page 13: skripsi bidan 2015

e. Standar Pelayanan Antenatal Care

Menurut Kemenkes RI (2012), dalam melakukan pemeriksaan

Antenatal, tenaga kesehatan harus memberikan pelayanan yang

berkualitas sesuai standar terdiri dari :

1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan

Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan antenatal

dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin.

Penambahan berat badan yang kurang dari 9 kg selama kehamilan

atau kurang dari 1kg setiap bulannya menunjukkan adanya

gangguan pertumbuhan janin.

Pengukuran tinggi badan pada pertama kali kunjungan dilakukan

untuk menapis adanya faktor resiko pada ibu hamil. Tinggi badan

ibu hamil kurang dari 145 cm meningkatkan resiko untuk

terjadinya CPD (Cephalo Pelvic Disproportion)

2) Ukur Tekanan Darah

Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan antenatal

dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertensi (tekanan darah ≥

140/90 mmHg) pada kehamilan dan preeklamsia (hipertensi

disertai edema wajah dan atau tungkai bawah, dan atau

proteinuria).

3) Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas / LILA)

Pengukuran LILA hanya dilakukan pada kontak pertama oleh

tenaga kesehatan di trimester I untuk skrining ibu hamil beresiko

ii

Page 14: skripsi bidan 2015

Kurang Energi Kronis (KEK), disini maksudnya ibu hamil yang

mengalami kekurangan gizi dan telah berlangsung lama(beberapa

bulan atau tahun) dimana LILA kurang dari 23,5 cm. ibu hamil

dengan KEK akan dapat melahirkan bayi berat lahir rendah

(BBLR)

4) Ukur Tinggi Fundus Uteri

Pengukuran tinggi fundus uteri pada setiap kali kunjungan

antenatal dilakukan untuk mendeteksi pertumbuhan janin sudah

sesuai atau tidak dengan umur kehamilan, kemungkinan ada

gangguan pertumbuhan. Standar pengukuran menggunakan pita

pengukur setelah kehamilan 24 minggu.

5) Tentukan presentase janin dan denyut jantung janin (DJJ)

Menentukan presentase janin dilakukan pada akhir trimester II dan

selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. Pemeriksaan ini

dimaksudkan untuk mengetahui letak janin. Jika pada trimester III

bagian bawah janin bukan kepala, atau kepala janin belum masuk

ke panggul berarti ada kelainan letak, panggul sempit, atau ada

masalah lain.

Penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester I dan selanjutnya

setiap kali kunjungan antenatal.DJJ lambat kurang dari 120

kali/mnt atau DJJ cepat lebih dari 160 kali/mnt menunjukkan

adanya gawat janin.

ii

Page 15: skripsi bidan 2015

6) Skrining status Imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus

Toxoid (TT) bila diperlukan.

Untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum, ibu hamil harus

mendapat imunisasi TT. Pada saat kontak pertama, ibu hamil

diskrining status imunisasi TT-nya. Pemberian imunisasi TT pada

ibu hamil, sesuai dengan status TT ibu saat ini. Ibu hamil minimal

memiliki status imunisasi TT2 agar mendapatkan perlindungan

terhadap infeksi tetanus. Ibu hamil dengan status imunisasi T5 (TT

Long Life) tidak perlu diberikan TT lagi.

7) Beri Tablet Tambah Darah (tablet besi)

Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus mendapat

tablet darah (tablet zat besi) dan Asam Folat minimal 90 tablet

selama kehamilan yang diberikan sejak kontak pertama.

8) Periksa Laboratorium (rutin dan khusus)

Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada ibu hamil adalah

pemeriksaan laboratorium rutin dan khusus. Pemeriksaan

laboratorium rutin adalah pemeriksaan laboratorium yang harus

dilakukan pada setiap ibu hamil yaitu golongan darah, hemoglobin

darah dan pemeriksaan spesifik daerah endermis (malaria, HIV,

dll). Sementara pemeriksaan laboratorium khusus adalah

pemeriksaan laboratorium lain yang dilakukan atas indikasi pada

ibu hamil yang melakukan kunjungan antenatal, misalnya

ii

Page 16: skripsi bidan 2015

pemeriksaan Protein Uri untuk mendeteksi adanya preeklamsia

pada ibu hamil.

9) Tatalaksana / penanganan Kasus

Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal diatas dan hasil

pemeriksaan laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan pada

ibu hamil harus ditangani sesuai dengan standar dan kewenangan

tenaga kesehatan.Kasus-kasus yang tidak dapat ditangani dirujuk

sesuai dengan sistem rujukan.

10) Temu wicara (konseling)

Temu wicara (konseling) dilakukan pada setiap kunjungan

antenatal yang meliputi :

a) Kesehatan ibu

Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memeriksakan kehamilannya

secara rutin ke tenaga kesehatan dan menganjurkan ibu hamil

agar beristirahat yang cukup selama kehamilannya (sekitar 9-

10 jam / hari) dan tidak bekerja berat.

b) Perilaku hidup bersih dan sehat

Setiap ibu hamil dianjurkan untuk menjaga kebersihan badan

selama kehamilan misalnya mencuci tangan sebelum makan,

mandi 2 kali sehari dengan menggunakan sabun, menggosok

gigi setelah sarapan dan sebelum tidur serta melakukan olah

raga ringan.

ii

Page 17: skripsi bidan 2015

c) Peran suami / keluarga dalam kehamilan dan perencanaan

persalinan.

Setiap ibu hamil perlu mendapatkan dukungan dari keluarga

terutama suami dalam kehamilannya.Suami, keluarga atau

masyarakat perlu menyiapkan biaya persalinan, kebutuhan

bayi, transfortasi rujukan dan calon donor darah.

d) Tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas serta

kesiapan menghadapi komplikasi.

Setiap ibu ibu hamil diperkenalkan mengenal tanda-tanda

bahaya baik selama kehamilan, persalinan dan nifas. Hal ini

penting agar ibu hamil segera mencari pertolongan ke tenaga

kesehatan.

e) Asupan gizi seimbang

Selama hamil ibu dianjurkan untuk mendapatkan asupan

makanan yang cukup dengan pola gizi yang seimbang karena

hal ini penting untuk proses tumbuh kembang janin dan derajat

kesehatan ibu

f) Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan pemberian ASI Eksklusif.

Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memberikan ASI kepada

bayinya segera setelah bayi lahir karena ASI mengandung zat

kekebalan tubuh yang penting untuk kesehatan bayi.Pemberian

ASI dilanjutkan sampai bayi berusia 6 bulan.

ii

Page 18: skripsi bidan 2015

g) KB pasca persalinan

Ibu hamil di berikan penyuluhan tentang pentingnya ikut KB

setelah persalinan untuk menjarangkan kehamilan dan agar ibu

punya waktu merawat kesehatan diri sendiri, anak dan

keluarga.

h) Imunisasi

Setiap ibu hamil harus mendapatkan imunisasi Tetanus Toxoid

(TT) untuk mencegah bayi mengalami tetanus neonatorum.

f. Menurut Pantikawati I, dkk (2009), terdapat 6 standar dalam standar

pelayanan antenatal, sebagai berikut :

1. Standar 3 : Identifikasi Ibu Hamil

Bidan melakukan kunjungan rumah dengan berinteraksi dengan

masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan

memotivasi ibu, suami dan anggota keluarganya agar mendorong

ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini dan secara

teratur.

2. Standar 4 : Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal

Bidan memberikan sedikitnya 4 kali pelayanan antenatal.

Pemeriksaan meliputi anamnesa dan pemantauan ibu dan janin

dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan berlangsung

normal.

ii

Page 19: skripsi bidan 2015

3. Standar 5 : Palpasi Abdominal

Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan

melakukan palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan, serta bila

umur kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah

janin dan masuknya kepala janin kedalam rongga panggul, untuk

mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.

4. Standar 6 : Pengelolaan Anemia Pada Kehamilan

Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan

dan atau rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku.

5. Standar 7 : Pengelolaan Dini Hipertensi Pada Kehamilan

Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada

kehamilan dan mengenali tanda-tanda serta gejala preeklamsia

lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya.

6. Standar 8 : Persiapan Persalinan

Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta

keluargannya pada trimester III, untuk memastikan bahwa

persiapan persalinan yang bersih, dan aman serta suasana yang

menyenangkan, disamping persiapan transportasi dan biaya untuk

merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat.

ii

Page 20: skripsi bidan 2015

2. Tinjauan umum tentang Motivasi

a. Pengertian motivasi

1) Motivasi adalah pada dasarnya merupakan interaksi seseorang

dengan situasi tertentu yang dihadapinya. Didalam diri seseorang

terdapat “kebutuhan” atau “keinginan” (wants) terhadap objek

diluar seseorang tersebut, kemudian bagaimana seseorang tersebut

menghubungkan antara kebutuhan dengan “situasi di luar” objek

tersebut dalam rangka memenuhi kebutuhan yang dimaksud. Oleh

sebab itu, motivasi adalah suatu alasan (reasoning) seseorang untuk

bertindak dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya

(Notoatmodjo, 2007).

2) Motivasi merupakan dorongan untuk bertindak terhadap

serangkaian proses perilaku manusia dengan mempertimbangkan

arah, intensitas dan ketekunan pada pencapaian tujuan (Wibowo,

2014)

3) Motivasi merupakan dorongan untuk melakukan sesuatu. Motivasi

mampu mendorong seseorang untuk berbuat atau tidak berbuat.

Mampu membuat manusia semangat atau tidak semangat

melakukan sesuatu. Motivasi dapat naik dan turun sesuai dengan

perintah otak. Ketika motivasi meningkat, maka dorongan untuk

bertingkah laku tertentu juga meningkat. Sebaliknya, ketika

motivasi menurun, maka dorongan untuk melakukan tingkah laku

tertentu juga menurun ( Lubis, 2009).

ii

Page 21: skripsi bidan 2015

b. Jenis-jenis motivasi

Menurut Herzberg (teori Higiene-Motivator) dalam Lubis (2009), ada

dua jenis motivasi ;

1) Motivasi intrinsik adalah motivasi yang berasal dari dalam diri

sendiri

2) Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang datangnya dari luar diri

individu (lingkungan)

c. Pendorong motivasi

Newstrom (2001) dalam Wibowo (2014) melihat sebagai dorongan

motivasi bersumber pada penelitian McClelland yang memfokus pada

dorongan untuk :

1) Achievement Motivation (motivasi berprestasi)

Adalah suatu dorongan yang dimiliki banyak orang untuk mengejar

dan mencapai tujuan menantang. Orang dengan dorongan kuat

terhadap prestasi mengambil tanggung jawab atas tindakan dan

hasilnya, keinginan mengontrol nasib, mencari umpan balik secara

regular, dan menikmati menjadi bagian kemenangan prestasi

melalui usaha individual atau kolektif.

2) Affiliation Motivation (motivasi untuk berafiliasi)

Merupakan suatu dorongan untuk menghubungkan dengan orang

atas dasar social, bekerja dengan orang yang cocok dan

berpengalaman dengan perasaan sebagai komunitas. Orang dengan

ii

Page 22: skripsi bidan 2015

motif ini bekerja lebih baik apabila mereka dilengkapi dengan

sikap dan kerja sama yang menyenangkan.

3) Power Motivation (motivasi akan kekuasaan)

Merupakan suatu dorongan untuk mempengaruhi orang,

melakukan pengawasan dan mengubah situasi. Orang yang

termotivasi atas dasar mengharapkan menciptakan dampak pada

organisasi dan bersedia mengambil resiko dengan melakukannya.

d. Hambatan dalam motivasi

Sulitnya memotivasi diri disebabkan adanya berbagai macam

hambatan memotivasi diri (Lubis, 2009). Hambatan tersebut antara

lain:

1) Kurangnya kepercayaan diri

2) Cemas

3) Opini negatif

4) Perasaan tidak ada masa depan

5) Merasa diri tidak penting

6) Tidak tahu apa yang terjadi

7) Pengakuan semu

e. Tingkatan/hierarki motivasi

Maslow seorang ilmuan yang dipandang sebagai pelopor teori

motivasi yang inti teorinya dianggap penting karena dalam teorinya

dijelaskan bahwa semua tindakan manusia pada hakekatnya adalah

untuk memenuhi kebutuhannya.

ii

Page 23: skripsi bidan 2015

Menurut Notoatmodjo (2007) ada lima hirarki kebutuhan manusia:

1) Kebutuhan fisologis merupakan kebutuhan paling dasar pada

manusia yaitu kebutuhan sandang, pangan dan papan (pakaian,

makanan dan perumahan)

2) Kebutuhan rasa aman dan perlindungan terdiri dari perlindungan

fisik dan psikologis.

3) Kebutuhan sosialisasi atau afiliasi denngan orang lain dapat

terwujud melalui keikutsertaan seseorang dalam suatu organisasi.

Pada prinsipnya agar dirinya itu diterima dan disayangi oleh orang

lain sebagai anggota kelompoknya.

4) Kebutuhan akan penghargaan maupun perasaan dihargai oleh

orang lain, terkait dengan keinginan untuk mendapatkan kekuatan

serta meraih prestasi, rasa percaya diri dan kemerdekaan diri.

Selain itu orang juga memerlukan pengakuan dari orang lain.

5) Kebutuhan aktualisasi merupakan kebutuhan tertinggi dalam

hierarki Maslow, berupa kebutuhan untuk mengembangkan potensi

diri secara maksimal dan realisasi diri secara lengkap dan penuh.

3. Tinjauan Umum Tentang Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan

Motivasi Ibu Hamil Melakukan Antenatal Care

Ada beberapa faktor yang memotivasi ibu hamil melakukan Antenatal

Care yaitu :

ii

Page 24: skripsi bidan 2015

a. Pendidikan

Menurut Ensiklopedi Nasional Indonesia (2004), Pendidikan

merupakan upaya yang dilakukan dengan sadar untuk mendatangkan

perubahan sikap dan perilaku seseorang melalui pengajaran dan

latihan.

Kegiatan mendidik atau pendidikan bias terjadi di tempat-tempat

yang memang disediakan untuk hal itu, seperti sekolah dengan guru

sebagai pendidiknya, atau dirumah dengan orang tua yang dengan

kata, sikap, dan perilakunya berusaha membentuk sikap dan

pandangan hidup anak-anaknya. Saudara atau teman dapat juga

menjadi pendidik, karena penolakan atau penerimaan mereka terhadap

perilaku kita menentukan apakah kita dapat mempertahankan sikap

atau mengharuskan mengubah sikap dan perilaku.

Jalur pendidikan merupakan wahana yang dapat dilalui untuk

mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang

sesuai dengan tujuan pendidikan, yang dikelompokkan menjadi 3 jalur

yaitu:

1) Pendidikan formal

Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan

berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan

menengah, dan pendidikan tinggi.

Jenis pendidikan formal dapat dibagi berdasarkan jenjangnya

sebagai berikut:

ii

Page 25: skripsi bidan 2015

a) Pendidikan tingkat dasar adalah sekolah dasar (SD) atau yang

sederajat dengan lama pendidikan 6 tahun.

b) Pendidikan tingkat pertama adalah sekolah menengah pertama

(SMP) atau yang sederajat dengan lama pendidikan 3 tahun.

c) Pendidikan tingkat menengah adalah sekolah menengah umum

(SMU) atau sederajat dengan lama pendidikan 3 tahun.

d) Pendidikan tinggi adalah diploma maupun universitas.

2) Pendidikan Nonformal

Pendidikan nonformal adalah pendidikan yang pada umumnya

diperoleh seseorang di luar sekolah seperti di mesjid, berbagai

kursus seperti musik, bimbingan belajar dan lain-lain.

3) Pendidikan informal

Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan

lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri (Suprijanto,

2007).

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang

kepada orang lain agar mereka dapat memahami. Semakin tinggi

pendidikan seseorang maka semakin mudah pula bagi mereka untuk

menerima informasi, dan pada akhirnya menggerakkan prilakunya.

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

kemampuan didalam dan diluar sekolah dan berlangsungnya seumur

hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, menurut IB Mantra

dalam Notoatmodjo (2014), makin tinggi pengetahuan seseorang

ii

Page 26: skripsi bidan 2015

makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan

pendidikan tinggi seseorang akan cenderung untuk mendapatkan

informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa, semakin

banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang

didapat tentang kesehatan.

Menurut Notoatmodjo (2014) menyatakan bahwa orang yang

berpendidikan lebih tinggi akan merespon yang lebih rasional terhadap

informasi yang datang dan akan berfikir sejauh mana keuntungan yang

akan mereka dapatkan. Seseorang yang memiliki pendidikan lebih

tinggi akan lebih mudah untuk menerima hal baru, lebih toleran dan

lebih mudah merubah perilakunya karena individu yang memiliki

tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan lebih mudah mengenali dan

menganalisis bermacam kenyataan atau implikasi tindakan dari

tindakannya sehingga mengarahkan perilakunya.

Beberapa penelitian sebelumnya telah membuktikan hubungan

antara pendidikan dengan motivasi ibu hamil. Hasil penelitian yang

dilakukan oleh Angraeni, (2014) menjelaskan ada hubungan antara

tingkat pendidikan dengan perilaku antenatal care di Puskesmas Batua

Raya Makassar (p : 0.018 dan nilai OR :28,26). Hasil penelitian yang

dilakukan oleh Kristina Sakke (2009) menjelaskan ada hubungan

antara pendidikan dengan motivasi ibu hamil melakukan antenatal

care di Puskesmas Bua Kecamatan Bua Kabupaten Luwu (p = 0,005).

ii

Page 27: skripsi bidan 2015

b. Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan

terjadi melalui pancaindera manusia, yakni: penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia

diperoleh melalui mata dan telinga (Notoadmodjo, 2011).

Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata,

hidung, telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu

pengindraan sehingga menghasilkan pengetahuan tersebut sangat

dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek.

Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra

pendengaran (telinga), dan indra penglihatan (mata). Pengetahuan

seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang

berbeda-beda (Notoatmodjo, 2014).

Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal.

Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana

diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut

akan semakin luas pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan,

bukan berarti seseorang yang berpendidikan rendah mutlak

berpengetahuan rendah pula. Hal ini mengingat bahwa peningkatan

pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan non formal saja,

akan tetapi dapat diperoleh melalui pendidikan non formal.

ii

Page 28: skripsi bidan 2015

Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek

yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini yang akan

menentukan sikap seseorang, semakin banyak aspek positif dan

objektif yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap makin positif

terhadap objek tertentu (Wawan & Dewi, 2011).

1. Pengetahuan memiliki 6 tingkatan, yaitu:

a. Tahu (Know)

Diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya.Termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari

seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah

diterima.

b. Memahami (Comprehension)

Diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar

tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan

materi tersebut secara benar.

c. Aplikasi (Application)

Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajarinya pada situasi dan kondisi yang

riil (sebenarnya).

d. Analisis (Analysis)

Adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam

ii

Page 29: skripsi bidan 2015

suatu struktur organiasi tersebut dan masih ada kaitannya

antara satu dengan yang lain.

e. Sintesis (Synthesis)

Merujuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru.

f. Evaluasi (Evaluation)

Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penilaian terhadap suatu materi atau obyek.

Menurut Green dalam Notoatmodjo (2003) pengetahuan

merupakan faktor predisposisi yang menetukan perilaku

seseorang.dengan memiliki pengetahuan seseorang akan lebih

yakin dan percaya terhadap apa yang dilakukan serta lebih

mengetahui apa yang menjadi akibatnya jika hal itu dilakukan

maupun jika tidak dilakukan.

Beberapa penelitian sebelumnya telah membuktikan hubungan

antara pengetahuan dengan motivasi ibu hamil. Hasil penelitian

Indarwati (2010) menemukan tingkat pengetahuan ibu hamil

berhubungan dengan motivasi untuk memeriksakan kehamilannya

di Poliklinik BRSUD Salatiga (p = 0,00). Penelitian Nasution

(2011) juga menyimpulkan pengetahuan berhubungan dengan

motivasi ibu melakukan antenatal care di Puskemas Ujung Batu

Riau (p=0.036). Selanjutnya Mardiyah (2013) juga menemukan

ii

Page 30: skripsi bidan 2015

hubungan antara pengetahuan ibu hamil dengan pemanfataan

antenatal care di di Wilayah Kerja Puskesmas Tempurejo

Kabupaten Jember.

2. Pengukuran tingkat pengetahuan

Menurut Skinner, bila seseorang mampu menjawab mengenai

materi tertentu baik secara lisan maupun tulisan, maka dikatakan

seorang tersebut mengenai bidan tersebut. Sekumpulan jawaban

yang diberikan tersebut dinamakan pengetahuan. Pengukuran

bobot pengetahuan seseorang ditetapkan menurut hal-hal sebagai

berikut :

1) Bobot I : tahap tahu dan pemahaman

2) Bobot II : tahap tahu, pemahaman, aplokasi, dan analisis

3) Bobot III : tahap tahu, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis,

dan evaluasi.

Arikunto (2006) membuat kategori tingkat pengetahuan

seseorang menjadi tiga tingkatan yang didasarkan pada nilai

persentase yaitu :

a) Tingkat pengetahuan kategori baik jika nilainya ≥ 75%

b) Tingkat pengetahuan kategori cukup jika nilainya 56-74%

c) Tingkat pengetahuan kategori kurang jika nilainya ≤ 55%

Menurut ( Budiman dkk, 2013) dalam membuat kategori

tingkat pengetahuan bisa juga dikolompokkan menjadi dua

kelompok jika yang diteliti masyarakat umum, yaitu :

ii

Page 31: skripsi bidan 2015

d) Tingkat pengetahuan kategori baik jika nilainya > 50%

e) Tingkat pengetahuan kategori kurang baik jika nilainya ≤ 50%

Namun jika diteliti respondennya petugas kesehatan maka

persentasenya akan berbeda yaitu :

f) Tingkat pengetahuan kategori baik jika nilai > 75%

g) Tingkat pengetahuan kategori kurang baik jika nilainya ≤ 75%

c. Sikap petugas kesehatan

1) Pengertian

Sikap atau attitude oleh Kreitner dan Kinicki (2010), dalam

Wibowo (2014) adalah sebagai suatu kecendrungan yang dipelajari

untuk merespon dengan cara menyenangkan atau tidak

menyenangkan secara konsisten berkenaan dengan objek tertentu.

Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih

tertutup terhadap suatu stimulus atau objek (Notoadmodjo, 20011).

2) Komponen sikap menurut Wibowo (2014) yaitu :

a) Komponen Afektif

Merupakan perasaan atau emosi yang dimiliki seseorang

tentang objek atau situasi tertentu.

b) Komponen Kognitif

Merupakan keyakinan atau gagasan yang dimiliki orang

tentang objek atau situasi.

c) Komponen Perilaku

ii

Page 32: skripsi bidan 2015

Komponen perilaku menunjukkan bagaimana seseorang

bermaksud atau mengharapkan bertindak terhadap seseorang

atau sesuatu.

3) Tingkatan sikap

Sikap terdiri atas 4 tingkatan yaitu :

a) Menerima (Receiving)

Menerima diartikan bahwa seseorang atau subjek mau

menerima stimulasi yang diberikan (objek).

b) Menanggapi (Responding)

Menanggapi artinya memberikan jawaban atau tanggapan

terhadap pertanyaan atau objek yang dihadapi.

c) Menghargai (Valuing)

Menghargai artinya subjek atau seseorang memberikan nilai

yang positif terhadap objek atau stimulus dalam arti

membahasnya dengan orang lain dan bahkan mengajak atau

mempengaruhi atau menganjurkan orang lain merespon.

d) Bertanggung jawab (Responsible)

Sikap yang paling tinggi tingkatannya adalah bertanggung

jawab terhadap apa yang telah diyakini.

Sikap merupakan kecendrungan seseorang untuk bertindak

menurut suatu cara terhadap objek tertentu. Sikap bidan dalam

memberikan pelayanan antenatal sangat mempengaruhi motivasi

ibu untuk tetap memeriksakan kehamilannya. Apabila bidan

ii

Page 33: skripsi bidan 2015

bersikap ramah, penuh perhatian dan memberikan informasi yang

diperlukan ibu dengan jelas, sudah tentu akan memberi rasa puas

terhadap pelayanan tersebut (Notoatmodjo 2014).

4) Pengukuran Sikap

Skala Likert merupakam skala yang digunakan untuk

menggukur sikap, pendapat, persepsi seseorang tentang gejala atau

masalah yang ada dimasyarakat atau yang dialaminya. Beberapa

bentuk jawaban pertanyaan atau pernyataan  yang masuk dalam

kategori skala likert adalah:                                                

a) Sangat setuju (SS) : nilai 4      

b) Setuju (S) : nilai 3      

c) Tidak Setuju (TS) : nilai 2      

d) Sangat Tidak Setuju (STS)         : nilai 1    

Sikap petugas kesehatan berhubungan dengan motivasi ibu

hamil dalam pemanfaatan pelayanan antenatal care. Hal ini

dibuktikan oleh penelitian Mardiyah (2013) di wilayah kerja

Puskesmas Tempurejo Kabupaten Jember yang menemukan nilai

probabilitas sebesar 0,004 atau nilai ρ lebih kecil dari 0,05 yang

artinya ada hubungan antara pelayanan petugas dengan

pemanfaatan pelayanan antenatal. Selanjutnya Rahmawati dalam

Mardiyah (2013) juga menemukan ada hubungan yang bermakna

antara pelayanan bidan dengan pemanfaatan pelayanan antenatal

care.

ii

Page 34: skripsi bidan 2015

Pendidikan

Pengetahuan

Sikap petugas kesehatan

Motivasi kunjungan Antenatal Care

C. Kerangka Konsep

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas serta mengacu pada teori dan

konsep yang telah dikemukakan disusunlah kerangka konsep penelitian

sebagai berikut :

Gambar 2.2 : Kerangka Konsep

Keterangan:

: Variabel Independen yang diteliti

: Variable Dependen yang tidak diteliti

D. Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif

1. Pendidikan

Pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pendidikan

formal terakhir yang pernah ditempuh oleh ibu berdasarkan data hasil

pengisian kuisioner

Kriteri objektif:

Tinggi : Jika pendidikan responden ≥ tamat SMA/sederajat

Rendah : Jika pendidikan responden < tamat SMA/sederajat

ii

Page 35: skripsi bidan 2015

2. Pengetahuan

Pengetahuan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pengetahuan ibu

tentang manfaat pelayanan antenatal dan berapa kali harus kontak dengan

bidan selama kehamilannya.

Kriteri objektif:

Cukup :Jika responden menjawab dengan benar ≥ 75%

Kurang :Jika responden menjawab dengan benar < 75 %

3. Sikap petugas kesehatan

Sikap petugas kesehatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah cara/

sikap petugas kesehatan (bidan) pada ibu hamil saat memberikan

pelayanan pada waktu melaksanakan pemeriksaan antenatal.

Kriteria objektif:

Baik :Jika responden menjawab dengan benar ≥ 75 %

Kurang Baik :Jika responden menjawab dengan benar < 75 %

4. Motivasi Ibu hamil melakukan pelayanan Antenatal

Motivasi ibu hamil melakukan kunjungan pelayanan antenatal adalah

pernyataan responden tentang hal yang mendorong melakukan

pemeriksaan kehamilan.

Kriteria objektif:

Tinggi :Jika responden menjawab dengan benar ≥ 75%

Rendah :Jika responden menjawab dengan benar < 75 %

ii

Page 36: skripsi bidan 2015

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian adalah Survey Analitik dengan rancangan penelitian cross

sectional study yaitu variabel dependen dan variabel independen akan

dikumpulkan dalam waktu yang sama dan pengukurannya dilakukan pada

suatu saat tanpa follow up.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Kamanre Kecamatan Kamanre

Kabupaten Luwu.

2. Waktu Penelitian

Mulai dari bulan April - Juli 2015

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang berkunjung di

Poli KIA Puskesmas Kamanre Kabupaten Luwu. Berdasarkan data

kunjungan ibu hamil pada bulan Mei sebanyak 63 orang.

2. Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah keseluruhan dari jumlah populasi yaitu

63 orang.

3. Tehnik Pengambilan Sampel

Pemilihan sampel dilakukan dengan metode total sampling.

ii

Page 37: skripsi bidan 2015

D. Hipotesis Penelitian

1. Hipotesis Alternatif (Ha)

a. Ada hubungan pendidikan ibu dengan motivasi ibu hamil melakukan

antenatal care di Puskesmas Kamanre Kecamatan Kamanre Kabupaten

Luwu.

b. Ada hubungan pengetahuan ibu dengan motivasi ibu hamil melakukan

antenatal care di Puskesmas Kamanre Kecamatan Kamanre

Kabupaten Luwu.

c. Ada hubungan sikap petugas kesehatan dengan motivasi ibu hamil

melakukan antenatal care di Puskesmas Kamanre Kecamatan Kamanre

Kabupaten Luwu.

2. Hipotesis Nol (Ho)

a. Tidak ada hubungan pendidikan ibu dengan motivasi ibu hamil

melakukan antenatal care di Puskesmas Kamanre Kecamatan

Kamanre Kabupaten Luwu.

b. Tidak ada hubungan pengetahuan ibu dengan motivasi ibu hamil

melakukan antenatal care di Puskesmas Kamanre Kecamatan Kamanre

Kabupaten Luwu.

c. Tidak ada hubungan sikap petugas kesehatan dengan motivasi ibu

hamil melakukan antenatal care di Puskesmas Kamanre Kecamatan

Kamanre Kabupaten Luwu.

ii

Page 38: skripsi bidan 2015

E. Metode Pengumpulan Data

1. Data primer

Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dan membagikan

lembar kuesioner kepada ibu hamil sebanyak 63 orang dengan

menyiapkan daftar pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya telah

disiapkan yang digunakan untuk memperoleh informasi variabel penelitian

dan diolah melalui SPSS versi 17.

2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari data Profil Dinas Kesehatan Kabupaten

Luwu dan Profil Puskesmas Kamanre tahun 2014 yaitu jumlah

kunjungan K1 dan K4, buku register kunjungan poli KIA, jurnal terkait

dan penelusuran literatur.

F. Teknik Pengolahan dan Analisa Data

1. Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar

kuisioner, yaitu dengan cara melakukan penyebaran koesioner kepada

responden khususnya pada pasien di poli KIA, yang dibuat oleh peneliti

dengan mengacu pada konsep teori dari variabel yang akan diukur.

2. Analisa Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara membagikan kuisioner yang

berisi sejumlah daftar pertanyaan untuk dijawab oleh responden yang

sebelumnya diberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan penelitian

dilakukan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

ii

Page 39: skripsi bidan 2015

yaitu data yang diperoleh langsung dari responden dengan melakukan

wawancara dan observasi.

3. Pengolahan dan Analisa data

Data yang diperoleh dari responden diolah dengan menggunakan

bantuan komputer dengan program SPSS dengan proses pengolahan

sebagai berikut:

a. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang

diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap

pengumpulan data atau setelah data terkumpul.

b. Koding

Koding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka)

terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini

sangat penting jika pengolahan dan analisis data menggunakan

komputer. Biasanya dalam pemberian kode dibuat daftar kode dan

artinya dalam satu buku untuk memudahkan kembali melihat lokasi

dan arti suatu kode dari suatu variabel.

c. Data entry

Kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam

master tabel atau data base komputer kemudian membuat distribusi

frekuensi sederhana atau dengan membuat tabel kontigensi.

ii

Page 40: skripsi bidan 2015

d. Penyajian data

Data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi yang disertai

dengan penjelasan/narasi.

Selanjutnya data dianalisi dengan menggunakan analisa statistik

univariat dan bivariat.

1) Analisa univariat

Menganalisis variabel-variabel yang ada secara deskriptif

dengan menghitung distribusi frekuensi dan proporsinya untuk

mengetahui karakteristik dari subyek penelitian.

2) Analisa Bivariat

Analisa bivariat berfungsi untuk mengetahui hubungan antara

variabel depanden dengan independen. Analisis yang digunakan

untuk menguji hipotesis dengan menentukan hubungan variabel

bebas dan variabel terikat melalui Uji Statistik Chi-Square jika

memenuhi syarat. Rumus Uji Statistik Chi-square sebagai berikut

(Nursalam, 2009) :

X 2=∑ ( fo−fh)2

fh

Keterangan :

X2 : Chi-Square

fo : frekuensi observasi

fh : frekuensi harapan

ii

Page 41: skripsi bidan 2015

Proses pengujian Chi – Square adalah dengan membandingkan

frekuensi yang terjadi (observasi) dengan frekuensi harapan

(eskpektasi). Untuk melihat kemaknaan perhitungan statistik antara

variabel bebas dan variabel terikat digunakan tingkat kepercayaan

95%. Jika nilai p yang didapat lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis

alternatif yang diajukan diterima yang berarti antara dua variabel

(bebas dan terikat) yang diteliti mempunyai hubungan yang

bermakna. Sedangkan jika nilai p lebih besar dari 0,05 maka

hipotesis alternatif yang diajukan gagal diterima yang berarti

bahwa antara dua variabel (bebas dan terikat) yang diteliti tidak

mempunyai hubungan yang bermakna (Notoadmodjo, 2010).

ii

Page 42: skripsi bidan 2015

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian disajikan dalam analisa univariat untuk mendeskripsikan

variabel-variabel penelitian dalam bentuk distribusi frekuensi dan proporsinya dan

analisa bivariat digunakan untuk menguji hipotesis dengan menentukan hubungan

variabel bebas dan variabel terikat melalui Uji Statistik Chi-Square dengan tingkat

kemaknaan 0.05.

A. Analisis Univariat

Analisa univariat dimaksudkan untuk menggambarkan secara

menyeluruh variabel penelitian.

1. Deskripsi Variabel Penelitian

Hasil pengumpulan data berikutnya adalah variabel independen yaitu

pendidikan, pengetahuan, sikap petugas dan motivasi ibu hamil dalam

melakukan antenatal care di Puskesmas Kamanre disajikan dalam tabel

sebagai berikut :

ii

Page 43: skripsi bidan 2015

a. Pendidikan

Tabel 4.1

Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan di Puskesmas Kamanre Kecamatan Kamanre Kabupaten Luwu

Tahun 2015

Pendidikan Frekuensi (f) Persentase (%)

Tinggi 31 49,2

Rendah 32 50,8

Total 63 100

Sumber : Data Primer, 2015

Berdasarkan table 4.1 menunjukkan proporsi responden dengan

kategori pendidikan rendah dan tinggi mendekati nilai yang sama yaitu

pendidikan rendah sebanyak 32 (50.8 %) dan pendidikan tinggi

sebanyak 31 (49.2%).

b. Pengetahuan

Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan di Puskesmas

Kamanre Kecamatan Kamanre Kabupaten Luwu Tahun 2015

Pengetahuan Frekuensi (f) Persentase (%)

Cukup 24 38,1

Kurang 39 61,9

Total 63 100

Sumber : Data Primer,2015

Berdasarkan tabel 4.2 diketahui sebagian besar responden masih

kurang mengetahui tentang manfaaat antenatal care yaitu 39 (61,9%)

sedangkan yang cukup mengetahui sebanyak 24 orang (38,1%).

ii

Page 44: skripsi bidan 2015

c. Sikap Petugas Kesehatan

Tabel 4.3Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Petugas Kesehatan di

Puskesmas Kamanre Kecamatan Kamanre Kabupaten Luwu Tahun 2015

Sikap petugas kesehatan

Frekuensi (f) Persentase (%)

Baik 54 85,7

Kurang Baik 9 14,3

Total 63 100

Sumber : Data Primer, 2015

Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan mayoritas reponden

menyataan petugas kesehatan memiliki sikap yang baik sebanyak 54

(85,7%) sedangkan yang menilai sikap petugas kesehatan yang kurang

baik hanya 9 orang (14,3%).

d. Motivasi Melakukan Antenatal Care

Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Motivasi Melakukan Antenatal

Care di Puskesmas Kamanre Kecamatan KamanreKabupaten Luwu Tahun 2015

ii

Page 45: skripsi bidan 2015

Motivasi Frekuensi (f) Persentase (%)

Tinggi 48 76,2

Rendah 15 23,8

Total 63 100

Sumber : Data Primer, 2015

Berdasarkan tabel 4.4 diketahui sebagian besar responden memiliki

motivasi yang tinggi melakukan antenatal care sebanyak 48 (76,2%)

sedangkan responden yang mempunyai motivasi yang rendah hanya 15

orang (23,8%).

B. Analisa Bivariat

ii

Page 46: skripsi bidan 2015

Analisa bivariat pada panelitian ini dilakukan untuk mengetahui

hubungan antara motivasi ibu hamil melakukan Antenatal Care dengan sub

variabel pendidikan, pengetahuan dan sikap petugas sebagai variabel

independen dengan motivasi ibu hamil melakukan Antenatal Care sebagai

variabel dependen.

1. Hubungan pendidikan dengan motivasi ibu hamil melakukan Antenatal

Care

Tabel 4.5

Hubungan Pendidikan Ibu Dengan Motivasi Melakukan Antenatal Care di Puskesmas Kamanre Kecamatan Kamanre

Kabupaten Luwu Tahun 2015

Pendidikan

Motivasi Total

pTinggi Rendah

N %n % n %

Tinggi 27 42.9 4 6.3 31 49.2 0.045

Rendah 21 33.3 11 17.5 32 50.8

Total 48 76.2 15 23.8 63 100

OR : 3.536 (CI 95 % : 0.984-12.699)

Sumber: Data Primer, Juni 2015

Hasil uji statistik diperoleh nilai p : 0.045 < 0.05 sehingga hipotesis

alternatif yang diajukan diterima dan Ho ditolak yang berarti ada

hubungan signifikan antara tingkat pendidikan ibu hamil dengan motivasi

melakukan antenatal care di Puskesmas Kamanre Kabupaten Luwu. Nilai

OR : 3.536 yang berarti ibu hamil yang memiliki pendidikan tinggi lebih

ii

Page 47: skripsi bidan 2015

berpeluang 3.5 kali termotivasi melakukan antenatal care dibandingkan

ibu hamil dengan pendidikan rendah.

2. Hubungan Pengetahuan ibu dengan Motivasi Ibu Hamil Melakukan

Antenatal Care

Tabel 4.6

Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Motivasi Ibu Hamil Melakukan Antenatal Care di Puskesmas Kamanre Kecamatan Kamanre

Kabupaten Luwu Tahun 2015

Pengetahuan

Motivasi Total

pTinggi Rendah

N %n % n %

Cukup 22 34.9 2 3.2 24 38.1 0.024

Kurang 26 41.3 13 20.6 39 61.3

Total 48 76.2 15 23.8 63 100

OR : 5.500 (CI 95 % : 1.118-27.060)

Sumber: Data Primer, Juni 2015

Hasil uji statistik diperoleh nilai p : 0.024 < 0.05 sehingga hipotesis

alternatif yang diajukan diterima dan Ho ditolak yang berarti ada

hubungan signifikan antara pengetahuan ibu hamil dengan motivasi

melakukan antenatal care di Puskesmas Kamanre Kabupaten Luwu. Nilai

OR : 5.5 yang berarti ibu hamil yang cukup mengetahui tentang antenatal

care lebih berpeluang 5.5 kali termotivasi melakukan antenatal care

dibandingkan ibu hamil yang kurang mengetahui tentang antenatal care.

ii

Page 48: skripsi bidan 2015

3. Hubungan sikap petugas dengan Motivasi ibu hamil melakukan Antenatal

Care

Tabel 4.7

Hubungan Sikap Petugas dengan Motivasi ibu hamil melakukan Antenatal Care di Puskesmas Kamanre Kecamatan Kamanre

Kabupaten Luwu Tahun 2015

Sikap Petugas

Motivasi Total

pTinggi Rendah

N %n % n %

Baik 45 71.4 9 14.3 54 85.7 0.001

Kurang Baik 3 4.8 6 9.5 9 14.3

Total 48 76.2 15 23.8 63 100

OR : 10.000 (CI 95 % : 2.102-47.578)

Sumber: Data Primer, Juni 2015

Perbedaan ini bermakna secara statistik dengan nilai p : 0.001 <

0.05 sehingga hipotesis alternatif yang diajukan diterima dan Ho ditolak

yang berarti ada hubungan signifikan antara sikap petugas (bidan) dengan

motivasi ibu hamil melakukan antenatal care di Puskesmas Kamanre

Kabupaten Luwu. Nilai OR : 10 yang berarti ibu hamil yang menilai

petugas kesehatan (bidan) memiliki sikap yang baik lebih berpeluang 10

kali termotivasi melakukan antenatal care dibandingkan ibu hamil yang

menilai sikap petugas kesehatan (bidan) kurang baik.

ii

Page 49: skripsi bidan 2015

BAB V

PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan pembahasan hasil penelitian yang telah disajikan

pada bab hasil penelitian. Pembahasan hasil penelitian meliputi interpretasi dan

hasil analisis dengan membandingkan dengan kajian literatur, hasil-hasil

penelitian terdahulu dan keterbatasan penelitian.

A. Hubungan Pendidikan ibu dengan Motivasi Ibu Hamil melakukan

Antenatal Care

Pendidikan merupakan upaya yang dilakukan dengan sadar untuk

mendatangkan perubahan sikap dan perilaku seseorang melalui pengajaran

dan latihan. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan signifikan antara

tingkat pendidikan ibu hamil dengan motivasi melakukan antenatal care di

Puskesmas Kamanre Kabupaten Luwu (p : 0.045).

Hubungan tingkat pendidikan ibu hamil dengan motivasi ibu hamil

dijelaskan pada tabulasi silang dimana dari 31 (49.2 %) ibu hamil dengan

tingat pendidikan tinggi hanya 4 (6.3 %) yang memiliki motivasi rendah

dibandingkan dengan 32 (50.8%) ibu hamil dengan tingkat pendidikan rendah

sebanyak 11 (17.5 %) dengan motivasi rendah. Hal ini menunjukkan bahwa

tingkat pendidikan ibu hamil merupakan sumber motivator dalam melakukan

antenatal care. Hal ini sesuai dengan nilai OR : 3.536 yang berarti ibu hamil

yang memiliki pendidikan tinggi lebih berpeluang 3.5 kali termotivasi

melakukan antenatal care dibandingkan ibu hamil dengan pendidikan rendah.

ii

Page 50: skripsi bidan 2015

Meskipun demikian dalam penelitian ini juga menunjukkan bahwa ibu

hamil yang berpendidikan rendah proporsi yang memiliki motivasi tinggi

lebih banyak yaitu 21 (33.3 %) dibandingkan dengan motivasi rendah

melakukan antenatal care sebanyak 11 (17.5 %). Asumsi peneliti bahwa

informasi tentang antenatal care dapat diperoleh dari berbagai sumber

termasuk pengalaman kehamilan sebelumnya sehingga ibu hamil dengan

tingkat pendidikan yang rendah pun dapat mengevaluasi manfaat antenatal

care. Jika ibu hamil merasakan manfaat selama mendapatkan antenatal care

maka cenderung termotivasi untuk melakukan antenatal berikutnya demikian

sebailknya. Hal dijelaskan sebagian besar ibu hamil adalah berusia 20-35

tahun (74.6 %) yang memungkinkan telah memiliki pengalaman

mendapatkan layanan antenatal sebelumnya sehingga merupakan motivator

untuk melakukan antenatal care pada kehamilannya saat ini.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Angraeni, (2014) yang menemukan ada hubungan antara tingkat pendidikan

dengan perilaku antenatal Care di Puskesmas Batua Raya Makassar (p : 0.018

dan nilai OR :28,26) dan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kristina Sakke

(2009) menjelaskan ada hubungan antara pendidikan dengan motivasi ibu

hamil melakukan antenatal care (p = 0,005).

Hal ini juga didukung dengan pendapat Notoatmodjo (2014) bahwa orang

yang berpendidikan lebih tinggi akan merespon yang lebih rasional terhadap

informasi yang datang dan akan berfikir sejauh mana keuntungan yang akan

mereka dapatkan. Seseorang yang memiliki pendidikan lebih tinggi akan lebih

ii

Page 51: skripsi bidan 2015

mudah untuk menerima hal baru sehingga informasi lebih mudah diterima,

termasuk informasi tentang antenatal care. Dengan pendidikan tinggi ibu

hamil akan lebih mudah mengenali dan menganalisis bermacam kenyataan

yang akan mengarahkan perilakunya sehingga mempengaruhi motivasinya

dalam usaha kesehatannya. Pendidikan bukanlah satu - satunya faktor yang

mempengaruhi perilaku seseorang tetapi dipengaruhi oleh faktor pendukung

eksternal yang secara langsung dapat mempengaruhi perubahan perilaku

seperti ketersediaan dan keterjangkauan sarana kesehatan serta dukungan

positif yang diberikan orang lain untuk terjadi perubahan perilaku artinya ibu

hamil yang mempunyai pengetahuan baik belum tentu memiliki perilaku

yang baik demikian juga sebaliknya.

B. Hubungan Pengetahuan ibu dengan Motivasi Ibu Hamil Melakukan

Antenatal Care

Pengetahuan merupakan salah satu komponen yang mewujudkan dan

mendukung terjadinya perilaku. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan

signifikan antara pengetahuan ibu hamil dengan motivasi melakukan antenatal

care di Puskesmas Kamanre Kabupaten Luwu (p : 0.024).

Hubungan antara pengetahuan ibu hamil dengan motivasi melakukan

antenatal care dijelaskan pada tabulasi silang dimana dari 24 (38.1 %) ibu

hamil yang cukup mengetahui tentang antenatal care hanya 2 (3.2 %) yang

memiliki motivasi rendah dibandingkan dengan 39 (61.3 %) ibu hamil yang

kurang mengetahui tentang antenatal care sebanyak 13 (20.6 %) yang

memiliki motivasi rendah melakukan antenatal care.

ii

Page 52: skripsi bidan 2015

Akan tetapi dalam penelitian ini juga menemukan bahwa ibu hamil yang

kurang mengetahui tentang antenatal care juga lebih banyak yang memiliki

motivasi tinggi sebesar 26 (41.3 %) daripada yang memiliki motivasi rendah

yaitu 13 (20.6 %). Asumsi peneliti bahwa motivasi ibu hamil melakukan

antenatal care dapat bersumber dari luar diri individu misalnya dukungan

keluarga, keterjangkauan sarana kesehatan maupun pengalaman ibu hamil

sebelumnya sehingga ibu hamil yang kurang mengetahui tentang antenatal

care tetapi tetap memiliki motivasi yang tinggi.

Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin baik pengetahuan yang

dimiliki ibu hamil tentang antenatal care maka semakin tinggi pula motivasi

ibu untuk melakukan pemeriksaan kehamilannya. Sehingga tingkat

pengetahuan ibu akan mempengaruhi motivasinya, semakin tinggi tingkat

pengetahuan yang didapat atau diperoleh ibu maka semakin tinggi pula

keingininan atau dorongan ibu untuk melakukan antenatal care. Hal ini

berkesesuaian dengan nilai OR : 5.5 yang berarti ibu hamil yang cukup

mengetahui tentang antenatal care lebih berpeluang 5.5 kali termotivasi

melakukan antenatal care dibandingkan ibu hamil yang kurang mengetahui

tentang antenatal care.

Penelitian ini telah membuktikan hubungan signifikan antara tingkat

pengetahuan ibu hamil dengan motivasi melakukan antenatal care. Hal ini

sejalan dengan beberapa penelitian sebelumnya diantaranya Indarwati (2010)

menemukan tingkat pengetahuan ibu hamil berhubungan dengan motivasi

untuk memeriksakan kehamilannya di Poliklinik BRSUD Salatiga (p = 0,00).

ii

Page 53: skripsi bidan 2015

Penelitian Nasution (2011) juga menyimpulkan pengetahuan berhubungan

dengan motivasi ibu melakukan antenatal care di Puskemas Ujung Batu Riau

(p=0.036). Selanjutnya Mardiyah (2013) juga menemukan hubungan antara

pengetahuan ibu hamil dengan pemanfataan antenatal care di di Wilayah

Kerja Puskesmas Tempurejo Kabupaten Jember.

Berdasarkan kesesuaian penelitian ini dengan penelitian tersebut, maka

dapat diintrepetasikan bahwa pengetahuan memiliki dampak terhadap

motivasi ibu hamil dalam pemanfaatan pelayanan antenatal. Semakin tinggi

pengetahuan ibu hamil maka akan semakin tinggi pemanfaatan pelayanan

antenatalnya, dan sebaliknya. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori

Notoatmodjo (2014) yang mengatakan bahwa pengetahuan merupakan

domain yang sangat penting dalam terbentuknya perilaku seseorang. Apabila

perilaku didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif, maka

perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting).

C. Hubungan sikap petugas kesehatan dengan Motivasi ibu hamil

melakukan Antenatal Care

Sikap petugas kesehatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

bagaimana penampilan bidan dalam memberikan pelayanan antenatal. Hasil

penelitian menemukan ada hubungan signifikan antara sikap petugas (bidan)

dengan motivasi ibu hamil melakukan antenatal care di Puskesmas Kamanre

Kabupaten Luwu (p : 0.001).

Hubungan sikap petugas kesehatan (bidan) dengan motivasi ibu hamil

melakukan antenatal care dijelaskan pada tabulasi silang dimana dari 54 (85.7

ii

Page 54: skripsi bidan 2015

%) ibu hamil yang menilai petugas kesehatan (bidan) dalam memberikan

antenatal care memiliki sikap yang baik lebih banyak yang memiliki motivasi

tinggi sebanyak 45 (71.4 %) sebaliknya dari dari 9 (14.3 %) responden yang

menilai petugas kesehatan (bidan) dalam memberikan antenatal care

memiliki sikap yang kurang baik lebih banyak yang memiliki motivasi rendah

yaitu 6 (9.5 %).

Meskipun demikian pada penelitian ini juga ditemukan ibu hamil yang

menilai bidan bersikap baik tetapi masih ada yang memiliki motivasi rendah

(14.3 %) dan sebaliknya yang menilai bidan bersikap kurang baik tetapi

memberikan motivasi yang tinggi untuk melakukan antenatal care (4.8 %).

Menurut peneliti bahwa hal ini dimungkinkan terjadi oleh karena harapan ibu

hamil terhadap sikap bidan yang terlalu tinggi melebihi sikap yang

ditampilkan oleh bidan selama melakukan pelayanan antenatal care.

Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa bidan di Puskesmas Kamanre

Kabupaten Luwu telah memberikan pelayanan yang baik selama ibu hamil

melakukan antenatal care sehingga merupakan determinan munculnya

motivasi yang tinggi bagi ibu hamil untuk melakukan antenatal care. Hal ini

sesuai dengan nilai OR : 10 yang berarti ibu hamil yang menilai petugas

kesehatan (bidan) memiliki sikap yang baik lebih berpeluang 10 kali

termotivasi melakukan antenatal care dibandingkan ibu hamil yang menilai

sikap petugas kesehatan (bidan) kurang baik.

Sikap petugas kesehatan berhubungan dengan motivasi ibu hamil dalam

pemanfaatan pelayanan antenatal care. Hasil penelitian ini seirama dengan

ii

Page 55: skripsi bidan 2015

penelitian Mardiyah (2013) di wilayah kerja Puskesmas Tempurejo

Kabupaten Jember yang menemukan ada hubungan antara pelayanan petugas

dengan pemanfaatan pelayanan antenatal (p=0,004). Selanjutnya Rahmawati

dalam Mardiyah (2013) juga menemukan ada hubungan yang bermakna antara

pelayanan bidan dengan pemanfaatan pelayanan antenatal care.

Berdasarkan kesesuaian ini, maka dapat diintrepretasikan bahwa sikap

petugas kesehatan memiliki dampak terhadap pemanfaatan pelayanan

antenatal care. Semakin baik sikap bidan maka semakin termotivasi ibu hamil

melakukan pelayanan antenatal, begitu pula sebaliknya. Hal ini sesuai dengan

teori Notoatmodjo (2014) yang mengatakan bahwa perilaku petugas kesehatan

akan mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku.

Berdasarkan pengamatan pada saat penelitian di Puskesmas Kamanre

peran bidan disini dalam hal memberikan pelayanan Antenatal Care adalah

sebagian besar sudah menjalankan perannya dengan baik sebagai motivator

bidan senantiasa memberikan informasi dan dukungan setiap ibu hamil untuk

melakukan antenatal care pada kunjungan berikutnya. Sebagai pendidik bidan

selalu memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu hamil tentang

kehamilannya yaitu tentang personal hygiene dan tentang gizi ibu hamil itu

sendiri dan sebagai Konselor bidan selalu memberikan penyuluhan tentang

kehamilan dan persiapan persalinan ibu hamil.

ii

Page 56: skripsi bidan 2015

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Ada hubungan signifikan antara tingkat pendidikan ibu hamil dengan

motivasi melakukan antenatal care di Puskesmas Kamanre Kabupaten

Luwu (p:0.045), dimana ibu hamil yang memiliki pendidikan tinggi lebih

berpeluang 3.5 kali termotivasi melakukan antenatal care dibandingkan

ibu hamil dengan pendidikan rendah. Hal ini disebabkan oleh semakin

tinggi tingkat pendidikan ibu hamil merupakan sumber motivator dalam

melakukan antenatal care karena orang yang berpendidikan lebih tinggi

akan merespon yang lebih rasional terhadap informasi yang datang dan

berfikir sejauh mana keuntungan yang didapatkan dan lebih mudah untuk

menerima hal yang baru sehingga informasi lebih mudah diterima

termasuk tentang antenatal care.

2. Ada hubungan signifikan antara pengetahuan ibu hamil dengan motivasi

melakukan antenatal care di Puskesmas Kamanre Kabupaten Luwu

(p:0.024), dimana ibu hamil yang cukup mengetahui tentang antenatal

care lebih berpeluang 5.5 kali termotivasi melakukan antenatal care

dibandingkan ibu hamil yang kurang mengetahui tentang antenatal care.

hal ini disebabkan oleh karena semakin baik pengetahuan yang dimiliki

ibu hamil tentang antenatal care semakin tinggi pula motivasi ibu untuk

melakukan pemeriksaan kehamilannya.

ii

Page 57: skripsi bidan 2015

3. Ada hubungan signifikan antara sikap petugas (bidan) dengan motivasi ibu

hamil melakukan antenatal care di Puskesmas Kamanre Kabupaten Luwu

(p:0.001), dimana ibu hamil yang menilai petugas kesehatan (bidan)

memiliki sikap yang baik lebih berpeluang 10 kali termotivasi melakukan

antenatal care dibandingkan ibu hamil yang menilai sikap petugas

kesehatan (bidan) kurang baik. Hal ini disebabkan oleh karena Bidan di

Puskesmas Kamanre dalam memberikan pelayanan antenatal care kepada

ibu hamil selalu bersikap ramah dan sopan di dalam menghadapi pasien

terutama ibu hamil.

B. Saran

Kepada Puskesmas khususnya bagi bidan dan tenaga kesehatan lainnya

agar mempertahankan dan meningkatkan pelayanan ke masyarakat sehingga

dapat mengakses pelayanan kesehatan ibu hamil terutama dalam pelayanan

antenatal care.

Kepada ibu-ibu hamil diharapkan yang sudah memiliki motivasi yang

kuat untuk mempertahankan dan bagi yang motivasinya masih kurang agar

meningkatkan agar derajat kesehatan ibu dan anak dapat ditingkatkan.

Kepada peneliti lain yang berminat mela njutkan hasil penelitian ini untuk

mengembangkan desain penelitian maupun metode pengumpulan data melalui

observasi untuk menilai dimensi mutu pelayanan antenatal

ii

Page 58: skripsi bidan 2015

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI, (2012)., Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu, Edisi kedua, Kementerian Kesehatan RI, Jakarta : Direktorat Jenderal Bina Gizi dan kesehatan Ibu dan Anak Direktorat Bina Kesehatan Ibu

Dines Kesehatan Kabupaten Luwu, 2014. Profil Dines Kesehatan Kabupaten Luwu Tahun 2014, (tidak dipublikasikan)

Ensiklopedi Nasional Indonesia, 2004. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : PT. Delta Pamungkas.

Hidayat, AA., 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta ; Salemba Medika.

Hutagalung, I., 2007. Pengembangan Kepribadian. Jakarta : PT. Indeks.

Indarwati, L (2008)., Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Ibu Hamil Untuk Memeriksakan Kehamilannya Dengan Menggunakan USG di Poliklinik Kandungan BPRSUD Salatiga, Jurnal Kebidanan Vol.II No.02 Desember 2010., from: eprints.jurnal kebidanan.ac.id/2874267/diakses :20 Maret 2015

Indriani, 2011. Buku Ajar Asuhan Kehamilan. Bandung :

Kementerian Kesehatan RI, (2014). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013, Jakarta, Kemenkes RI.

Kristina Sakke, 2009. Faktor-faktor yang berhubungan dengan motivasi ibu hamil melakukan antenatal care di puskesmas Bua kecamatan bua kabupaten luwu tahun 2009. Makassar.

Lubis, SH., 2009. Total Motivation, Yogyakarta : Pro You.

Mardiyah, U. L, Herawati, T.H, Witcahyo, E., (2013)., Faktor yang Berhubungan dengan Pemanfaatan Pelayanan Antenatal oleh Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Tempurejo Kabupaten Jember Tahun 2013., e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 2 (no. 1) Januari 2014., from: portalgaruda.org/article.php?article=160536 &val=5039&title., diakses 14 Maret 2015.

Mufdillah, 2009. Panduan Asuhan Kebidanan Ibu Hamil, Yogyakarta : Nuha Medika.

Nasution, S.S,Siringo-Ringo. A, (2011)., Pengetahuan Ibu Hamil dan Motivasi Keluarga Dalam Pelaksanaan Antenatal Care di Puskesmas Ujung Batu., Skripsi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, from: repository.ac.id/28190/diakses 20 Maret 2015

Notoatmodjo, S., 2007. Promosi Kesehatan& Ilmu Perilaku, Jakarta : Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S., 2011. Kesehatan Masyarakat Ilmu & Seni, Jakarta : Rineka Cipta.

ii

Page 59: skripsi bidan 2015

Pantikawati, I., & Saryono, 2010. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan), Yogyakarta : Nuha Medika.

Puskesmas Kamanre Kabupaten Luwu, 2014. Profil Puskesmas Kamanre Kabupaten Luwu Tahun 2014, (tidak dipublikasikan)

Sariono, AS., 2009. Metodologi Penelitian Kebidanan D III, D IV, S1 dan S2, Jakarta : Nuha Medika.

Stikes Mega Buana Palopo, 2015. Pedoman Penyusunan dan Penulisan Karya Tulis Ilmiah, Program Studi D.IV Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mega Buana Palopo (tidak dipublikasikan)

Sulistiawati, A., 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan, Jakarta : Salemba Medika.

Suprijanto, J., 2009. Pendidikan Orang Dewasa, Jakarta : PT. Bumi Aksara

Suriani, dkk., 2009. Dasar-Dasar Asuhan Kebidanan Komunitas, Yogyakarta : Titi Publisher.

Wibowo, 2014.Perilaku Dalam Organisasi, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

KATA PENGANTAR

ii

Page 60: skripsi bidan 2015

Puji dan syukur penulis persembahkan kehadirat Allah SWT, atas

limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini dengan judul “Faktor Yang Berhubungan Dengan Motivasi Ibu Hamil

Melakukan Antenatal Care di Puskesmas Kamanre Kecamatan Kamanre

Kabupaten Luwu Tahun 2015”.

Selama penulisan skripsi ini berbagai hambatan yang penulis hadapi, namun

semuanya dapat teratasi atas berkat petunjuk, bimbingan, bantuan serta kerja sama

yang tulus dari berbagai pihak. Untuk itu perkenankanlah penulis menghaturkan

rasa terima kasih yang tulus kepada Ibu Dr. Nilawati Uly, S.Si., Apt., M.Kes

selaku pembimbing I dan Ibu Nurdiana, S.SiT, M.Kes selaku pembimbing II

yang telah ikhlas meluangkan waktu mengarahkan penulis dari awal sampai akhir

proses penyusunan skripsi ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak Rahim Munir Said, SP, MM selaku Pembina Yayasan STIKES Mega

Buana Palopo.

2. Ibu Dr. Nilawati Uly, S.Si, Apt, M.Kes selaku Ketua Yayasan Pendidikan

STIKES Mega Buana Palopo.

3. Bapak I Wayan Djuliarsa, SKM, M.Kes selaku Pembantu Ketua Bidang

Akademik STIKES Mega Buana Palopo.

4. Ibu Evawati Uly, S.Farm., Apt., selaku pembantu Ketua Bidang Keuagan

STIKES Mega Buana Palopo.

5. Bapak Imran Nur, S.IP, M.Si selaku Pembantu Ketua Bidang

Kemahasiswaaan STIKES Mega Buana Palopo.

6. Ibu Wahyuni Arif, S.ST.M.Kes selaku Ketua Prodi D IV Kebidanan STIKES

Mega Buana Palopo.

7. Ibu Hj. WaOde Aliah, SKM.M.Kes, selaku penguji atas saran dan perbaikan

dalam proposal penelitian ini;

8. Seluruh staf dan dosen STIKES Mega Buana Palopo

9. dr. Thamrin selaku Kepala Puskesmas Kamanre yang telah menerima penulis

untuk pengambiolan data awal dan tempat melakukan penelitian.

ii

Page 61: skripsi bidan 2015

Terima kasih kepada kedua orang tua tercinta Muh. Saleh dan St. Awisah

yang telah memberikan dorongan dan bantuan materil sehingga skripsi ini dapat

tersusun juga terima kasih kepada rekan-rekan mahasiswa seperjuangan dalam

menyelesaikan pendidikan di D IV Kebidanan STIKES Mega Buana angkatan

tahun 2014 atas segala dorongan dan bantuan yang penulis tidak dapat uraikan

satu persatu.

Penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,

oleh karena itu dengan penuh kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan

kritikan yang membangun dari semua pihak untuk kesempurnaan skripsi ini.

Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Palopo, 1 Juli 2015

Yulianti Saleh

DAFTAR ISI

ii

Page 62: skripsi bidan 2015

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………... i

HALAMAN PERSETUJUAN …………………………………………... ii

ABSTRAK …………………………………………………………………. iii

KATA PENGANTAR …………………………………………………….. iv

DAFTAR ISI ………………………………………………………………. vi

DAFTAR TABEL …………………………………………………………. viii

DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………. ix

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………… x

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………….. 1

A. Latar Belakang …………………………………………………. 1

B. Rumusan Masalah ……………………………………………… 4

C. Tujuan Penelitian………………………………………………… 4

D. Manfaat Penelitian ………………………………………………. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………….. 6

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian……………………………… 6

B. Tinjauan Umum Tentang Kerangka Teori……………………….. 10

C. Kerangka Konsep………………………………………………… 34

D. Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif …………………….. 34

BAB III METODE PENELITIAN ………………………………………. 36

A. Desain Penelitian …………………………………………………. 36

B. Lokasi dan Waktu Penelitian …………………………………….. 36

C. Populasi dan Sampel …………………………………………….. 36

D. Hipotesis Penelitian……………………………………………….. 37

E. Metode Pengumpulan Data ……………………………………….. 38

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ……………………………. 38

BAB IV HASIL PENELITIAN……………………………………………. 42

BAB V PEMBAHASAN…………………………………………………… 49

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………. 56

A. Kesimpulan…………………………………………………………. 56

B. Saran………………………………………………………………... 57

ii

Page 63: skripsi bidan 2015

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

HALAMAN PERSETUJUAN

ii

Page 64: skripsi bidan 2015

Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa hasil penelitian

dengan judul “Faktor Yang Berhubungan Dengan Motivasi Ibu Hamil

Melakukan Antenatal Care di Puskesmas Kamanre Kecamatan Kamanre

Kabupaten Luwu Tahun 2015” telah kami setujui untuk disajikan di hadapan

tim penguji pada hasil Program Studi D IV Kebidanan STKES Mega Buana

Palopo.

Palopo, 28 Juli 2015

TIM PEMBIMBING

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Nilawati Uly, S.Si, Apt. M.Kes Nurdiana, S.SiT, M.KesNIDN : 092 2017 901 NIDN :

PROGRAM STUDI D IV KEBIDANAN

Ketua,

Wahyuni Arif, S.ST. M.Kes NIDN : 091 5028 412

ii