90
SKRIPSI ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL CARE DI PUSKESMAS SEKABUPATEN GOWA LUSIARUT LAMERE K 111 09576 Skripsi ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat JURUSAN ADMINISTRASI DAN KEBIJAKAN KESEHATAN FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2013

SKRIPSI ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SKRIPSI ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL

SKRIPSI

ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL CARE DI

PUSKESMAS SEKABUPATEN GOWA

LUSIARUT LAMERE K 111 09576

Skripsi ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

JURUSAN ADMINISTRASI DAN KEBIJAKAN KESEHATAN

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2013

Page 2: SKRIPSI ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL

ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANAN ANTENATAL CARE DI

PUSKESMAS SEKABUPATEN GOWA

RINGKASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor Pengetahuan, Motivasi Kerja,

Kepemimpinan, Insentif / Imbalan, dan Rekan Kerja yang berhubungan dengan kinerja bidan

yang berkaitan dengan pelayanan Antenatal Care ( ANC ) di Puskesmas Sekabupaten Gowa,

penelitian ini menggunakan penelitian observasi analitik dengan rancangan “cross sectional

study” dengan jumlah sampel 49 bidan dengan menggunakan rumus (ariawan,1998 dalam

yatino,2005) dengan melakukan wawancara dan kuesioner. Terdapat 19 responden memiliki

pengetahuan kurang 47,4% memilki kinerja rendah. Hasil uji chi-square diperoleh nilai p=0,04 (

p< 0,05) berarti Ho ditolak dan Ha diterima dengan demikian ada hubungan antara faktor

pengetahuan dengan kinerja bidan pada pelayanan ANC. Hasil Uji statistik untuk melihat

keeratan hubungan diperoleh nilai Rφ = 0,289 yang menyatakan ada hubungan rendah.

responden yang memilki motivasi kerja kurang, 58,3% memiliki kinerja rendah, hasil uji Chi-

Square diperoleh nilai ρ=0,016 yang berarti Ho ditolak Ha diterima berarti ada hubungan. Hasil

uji koefisien φ (phi) diperoleh Rφ=0,343 yang menyatakan ada hubungan rendah. responden

yang menyatakan kepemimpinan pemimpin puskesmas Cukup baik, 82,9% memiliki kinerja

Tinggi. hasil uji statistic dengan Chi- Square diperoleh nilai ρ=0,00 yang berarti ada hubungan

kepemimpinan dengan kinerja, uji statistic koefisien φ (phi) yang diperoleh nilai Rφ = 0,25

berarti terdapat hubungan rendah. responden yang menyatakan kurang terhadap insentif yang

diterima 50,0% memilki kinerja rendah, Uji Statistik dengan Chi – Square diperoleh nilai ρ =

0,025 terdapat hubungan antara insentif / imbalan terhadap kinerja, Keeratan hubungan tersebut

diketahui dengan hasil uji koefisien φ (phi) diperoleh nilai Rφ = 0,321 terdapat hubungan rendah.

responden yang memberikan penilaian cukup baik terhadap rekan kerjanya 20,5% memiliki

kinerja rendah. Chi – Square diperoleh nilai ρ = 0,00 Keeratan hubungan tersebut diketahui

dengan hasil uji koefisien φ (phi) diperoleh nilai Rφ = 0,433 terdapat hubungan sedang antara

rekan kerja dengan kinerja bidan pada pelayanan ANC.

Kata Kunci : Faktor- faktor yang berhubungan dengan Kinerja Bidan, Pelayanan ANC

Page 3: SKRIPSI ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL

PERFORMANCE ANALYSIS OF THE MIDWIFE IN HEALTH CARE SERVICES

ANTENATAL IN THE COUNTY GOWA

SUMARRY

This study aims to identify factors Knowledge, Work Motivation, Leadership, Incentives /

Rewards, and Coworkers associated with midwives' work related to service Antenatal Care

(ANC) or by pregnant women prenatal care at the health center in the county Gowa, this study

used observational research analytic design "cross sectional" with a sample of 49 midwives

using the formula (Ariawan, 1998 in yatino, 2005) by conducting interviews and questionnaires.

There are 19 respondents have less knowledge has an 47.4% lower performance. Results

obtained by chi-square test p-value = 0.04 (p <0.05) means that Ho is rejected and Ha is

accepted as such there is a relationship between knowledge factor with the performance of

midwives in ANC. Statistical test results to see the relationship obtained Rφ value = 0.289 which

states there is a low relationship between knowledge of the performance of midwives in ANC.

respondents who have the motivation to work less, 58.3% had low performance, Chi-Square test

results obtained by the value of ρ = 0.016, which means rejected Ho Ha received means no

working relationship with the midwives' work motivation in the ANC. Test results coefficient φ

(phi) obtained Rφ = 0.343 which states there is a low relationship. respondents who claimed

leadership clinic leaders Pretty good, 82.9% had a High performance. statistical test results

obtained with the Chi-Square value ρ = 0.00 which means that there is a relationship with the

leadership of the ANC midwives performance, the test statistic coefficient φ (phi) values obtained

Rφ = 0.25 means that there is low relationship. respondents who expressed less of the incentives

that have the low performance of 50.0%, Test Statistics with Chi - Square obtained value ρ =

0.025 there is a relationship between incentives / rewards to the performance of midwives in

ANC, the relationship has been known to test the results of the coefficient of φ ( phi) values

obtained Rφ = 0.321 there is a low relationship. respondents gave fairly good assessment of the

co-workers 20.5% had low performance. Chi - Square obtained value ρ = 0.00 relationship has

been known to test the results of coefficient φ (phi) values obtained Rφ = 0.433 there is a

relationship between co-workers are with midwives in ANC performance.

Keywords: Factors associated with performance Midwife, ANC services

Page 4: SKRIPSI ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL

KATA PENGANTAR

Penulis panjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan

berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Analisis

Kinerja Bidan Pada Pelayanan Antenatal Care di Puskemas Sekabupaten Gowa.” Sebagai

syarat untuk menyelesaikan pendidikan Strata Satu pada Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Hasanuddin.

Dengan penuh rasa hormat dan cinta penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu

tercinta Mariana Batmomolin atas segala dukungannya baik secara moril maupun materil demi

terselesainya skripsi ini. Dengan segala kasih sayang dan pengorbanan serta doa yang selalu Ibu

berikan sehingga menyertai penulis sampai saat ini. Tak lupa Almahrum Ayah tercinta Ferdi

Lamere meski telah dipanggil pulang Allah disisiNya, penulis percaya disana ayah mendoakan

yang terbaik bagi penulis terutama dalam menggapai impian dan cita-cita.

Ucapan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada Ibu Ir.

Nurhayani,M.Kes selaku pembimbing I dan Ibu Prof. Dr. Hj. Asiah Hamzah, Dra, MA selaku

pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk membimbing penulis dalam penulisan

skripsi ini.

Selain itu tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

memberikan dukungan dan motivasi dalam penyusunan dan penyelasaian skripsi ini terutama

kepada :

1. Bapak Prof. Dr. dr. H. M. Alimin Maidin, MPH sebagai dekan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Hasanuddin beserta seluruh staf atas bantuannya selama penulis

mengitu pendidikan.

Page 5: SKRIPSI ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL

2. Bapak Dr. Darmawansyah, SE selaku ketua jurusan bagian Administrasi Kebijakan

Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.

3. Ibu Balqis, SKM, M.Kes, M. Sc. PH , Prof. Dr. H. Indar, SH, MPH , dan Bapak Dr. drs.

Mappeaty Nyorong, MPH selaku penguji yang telah memberikan saran dan kritik demi

perbaikan skripsi ini.

4. Kedua orang yang sangat kukasihi dan cintai (Virgo Tharob dan JJ Tharob), keluarga besar

Lamere di Makassar ( Oma Ruth, Tante Marleen, Tante Jenny Amelia & Om Yusuf

Majid,Om Ulis Lamere & Tante Uli, Tante Rika, adikku tercinta Elisabeth Lamere, sepupu-

sepupuku Vira, Saldy,Kiki, Tirta, Cakra,Tantri, Cemara, dan yang lainnya) yang dengan cara

mereka masing-masing telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

5. Keempat Kepala Puskesmas (Puskesmas Parigi, Tinggimoncong, Manuju, dan Parangloe)

dan ibu-ibu bidan yang memberikan izin penelitian dan turut berpartisipasi membantu

penulis.

6. Kepada Sahabat-sahabatku Yonior Patty, Febriyani Rahangiar, Jenifer Lololuan, Kak Elyn

Jean , Kak Vita Takendare, Kak Anty Demny, Kak Valy de Jong ,dan Kak Ikha Loran yang

memberikan saran dan masukkan kepada penulis.

7. Seluruh teman-teman jurusan Administrasi Kebijakan Kesehatan Masyarakat Universitas

Hasanuddin angkatan 2009 yang turut membantu.

8. Seluruh teman Generasi Intelektual Terbaik Tamalanrea, kakak – kakak dan adik-adik FKM

UNHAS.

Kepada siapa saja yang tidak penulis sebutkan, terima kasih atas bantuannya. Semoga

Tuhan selalu memberikan yang terbaik untuk kita semua. Penulis menyadari skripsi ini masih

jauh dari kesempurnaan, sehingga penulis mohon saran dan kritikan yang sifatnya membangun.

Page 6: SKRIPSI ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL

Penulis juga mohon maaf bila terdapat kekurangan ataupun salah penulisan dalam skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Penulis ucapkan banyak terima kasih.

Makassar , Mei 2013

Penulis

Page 7: SKRIPSI ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………………

LEMBAR PENGESAHAN ………………………………………

DAFTAR ISI ………………………………………

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................... 1

B. Rumusan Masalah ........................................................... 10

C. Tujuan Penelitian .......................................................... 10

D. Manfaat Penelitian ............................................................. 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum tentang Kinerja ………………………………….. 13

B. Tinjauan Umum tentang Bidan ………………………………… 15

C. Tinjauan Umum tentang Antenatal Care (ANC)………………………….. 22

D. Tinjauan Umum tentang Pelayanan ANC ……………………………. 25

E. Tinjauan Umum Tentang Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan

Kinerja Bidan pada ANC ………………………………………………… 31

BAB III KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran Variabel …………………….…………………………… 35

B. Kerangka Teori ..………………………………………………………. 36

Page 8: SKRIPSI ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL

C. Pola Pikir Variabel Yang Di Teliti ………………………………………… 37

D. Kerangka Konsep …………………………………………………………... 38

E. Defenisi Operasional Dan Kriteria Objektif ………………………………. 39

F. Hipotesis Penelitian…………………………………………………………. 47

BAB IV METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian …………………………………………………………. 48

B. Lokasi Penelitian .…………………………………………………………. 48

C. Populasi dan Sampel .………………………………………………………. 48

D. Pengambilan Data ………………………………………………………… 50

E. Pengolahan Data ……………………………………………………………. 51

F. Analisis Data ……………………………………………………………... 51

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian …………………………………………………………….. 55

B. Pembahasan ………………………………………………………………… 76

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan ………………………………………………………………… 89

B. Saran ……………………………………………………………………….. 90

DAFTAR PUSTAKAN

LAMPIRAN

Page 9: SKRIPSI ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Interval Koefisien φ (Phi) dan Tingkat Hubungan

Tabel 2 Distribusi Responden Berdasarkan Umur Bidan di Puskesmas Sekabupaten Gowa

Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Bidan di Puskesmas

Sekabupaten Gowa

Tabel 4 Distribusi Responden Berdasarkan Status Perkawinan Bidan di Puskesmas

Sekabupaten Gowa

Tabel 5 Distribusi Responden Berdasarkan Masa Kerja Bidan di Puskesmas Sekabupaten

Gowa

Tabel 6 Distribusi Responden Berdasarkan Status Kepegawaian Bidan di Puskesmas

Sekabupaten Gowa

Tabel 7 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Bidan di Puskesmas

Sekabupaten Gowa

Tabel 8 Distribusi Responden Berdasarkan Motivasi Bidan di Puskesmas Sekabupaten

Gowa

Tabel 9 Distribusi Responden Berdasarkan Kepemimpinan Bidan di Puskesmas

Sekabupaten Gowa

Tabel 10 Distribusi Responden Berdasarkan Insentif/Imbalan Bidan di Puskesmas

Sekabupaten Gowa

Tabel 11 Distribusi Responden Berdasarkan Rekan Kerja Bidan di Puskesmas Sekabupaten

Gowa

Tabel 12 Distribusi Responden Berdasarkan Kinerja Bidan di Puskesmas Sekabupaten

Gowa

Page 10: SKRIPSI ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL

Tabel 13 Hubungan Umur dengan Kinerja Bidan pada Pelayanan Antenatal Care (ANC) di

Puskesmas Sekabupaten Gowa.

Tabel 14 Hubungan Pendidikan Terakhir dengan Kinerja Bidan pada Pelayanan Antenatal

Care (ANC) di Puskesmas Sekabupaten Gowa.

Tabel 15 Hubungan Status Perkawinan dengan Kinerja Bidan pada Pelayanan Antenatal

Care (ANC) di Puskesmas Sekabupaten Gowa.

Tabel 16 Hubungan Masa Kerja dengan Kinerja Bidan pada Pelayanan Antenatal Care

(ANC) di Puskesmas Sekabupaten Gowa.

Tabel 17 Hubungan Status Kepegawaian dengan Kinerja Bidan pada Pelayanan Antenatal

Care (ANC) di Puskesmas Sekabupaten Gowa.

Tabel 18 Hubungan Pengetahuan dengan Kinerja Bidan pada Pelayanan Antenatal Care

(ANC) di Puskesmas Sekabupaten Gowa.

Tabel 19 Hubungan Motivasi dengan Kinerja Bidan pada Pelayanan Antenatal Care (ANC)

di Puskesmas Sekabupaten Gowa.

Tabel 20 Hubungan Kepemimpinan dengan Kinerja Bidan pada Pelayanan Antenatal Care

(ANC) di Puskesmas Sekabupaten Gowa.

Tabel 21 Hubungan Insentif / Imbalan dengan Kinerja Bidan pada Pelayanan Antenatal

Care (ANC) di Puskesmas Sekabupaten Gowa.

Tabel 22 Hubungan Rekan Kerja dengan Kinerja Bidan pada Pelayanan Antenatal Care

(ANC) di Puskesmas Sekabupaten Gowa.

Page 11: SKRIPSI ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kerangka Teori Faktor-faktor yang berhubungan kinerja……………

Gambar 2 Kerangka Pikir……………………………………………………….

Gambar 3 Kerangka Konsep……………………………………………………

Page 12: SKRIPSI ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Kinerja Bidan pada Pelayanan Antenatal Care (ANC)

Lampiran 2 Master Tabel Penelitian

Lampiran 3 Output Analisis Hasil Penelitian

Lampiran 4 Surat Izin Penelitian dari Dekan FKM UH

Lampiran 5 Surat Izin Penelitian dari Gubernur Sulawesi Selatan

Lampiran 6 Surat Izin dari Bupati Kabupaten Gowa

Lampiran 7 Riwayat Hidup Penulis

Page 13: SKRIPSI ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Saat ini di dunia Angka Kematian Ibu (AKI) saat melahirkan dan Angka Kematian Bayi

khususnya bayi baru lahir masih tinggi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat,tiap

tahunnya sekitar 14.180 wanita Indonesia meninggal karena hamil dan melahirkan,sedangkan di

dunia mencapai lebih dari 585.000 ibu meninggal saat hamil atau bersalin (Depkes,2010 ).

Kematian dan kesakitan ibu hamil,bersalin dan nifas masih merupakan masalah besar di Negara

berkembang termasuk Indonesia. Sekitar 25-50% kematian wanita usia subur disebabkan

masalah yang berkaitan dengan kehamilan,persalinan dan nifas di Negara miskin.

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indicator penting dalam menentukan

derajat kesehatan masyarakat. AKI menggambarkan jumlah wanita yang meninggal dari suatu

penyebab kematian terkait gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk

kecelakaan atau kasus insiden) selama kehamilan,melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari

setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup

(Profil Kesehatan Indonesia,2010). Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)

Tahun 2002 Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia sebesar 307/100.000 kelahiran hidup

(KH) sedangkan hasil SDKI pada tahun 2007 AKI 228/100.000 KH. Dari pernyataan diatas

terdapat penurunan angka kejadian,namun angka tersebut masih jauh Millenium Development

Goals (MDGs) yang sudah harus dicapai pada tahun 2015 yaitu AKI 102/100.000 KH dan bila

dibandingkan dengan negara lain di Asia Tenggara, angka kematian ini merupakan yang

tertinggi diantara Negara-negara ASEAN. Angka Kematian Ibu (AKI) di negara Malaysia

Page 14: SKRIPSI ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL

41/100.000 kelahiran hidup, Singapura 6/100.000 kelahiran hidup, Thailand 44/100.000

kelahiran hidup, Filiphina 170/100.000 kelahiran hidup, Vietnam 160/100.000 kelahiran hidup

(Depkes RI, 2004 )

Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah yang meninggal sebelum mencapai usia 1

tahun yang dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. AKB juga

merupakan indicator yang biasanya digunakan untuk menentukan derajat kesehatan masyarakat.

Oleh karena itu banyak upaya yang kesehatan dilakukan dalam rangka menurunkan AKB.

Menurut hasil SDKI terjadi penurunan AKB sejak tahun 1991. Pada tahun 1991 diestimasikan

AKB sebesar 68/1000 kelahiran hidup. Sedangkan hasil SDKI 2007 mengetimasikan AKB

sebesar 34/1000 kelahiran hidup . hasil estimasi tersebut memperhitungkan Angka Kematian

Bayi dalam periode 5 tahun terakhir sebelum survey,misalnya pada SDKI tahun 2007 diperoleh

AKB untuk 5 tahun sebelumnya yaitu tahun 2003-2007 sebesar 34/1000 kelahiran hidup (Profil

Kesehatan Iindonesia,2010).

Di Sulawesi Selatan, berdasarkan hasil surkesnas 2002-2003 AKB di Sulawesi selatan

sebesar 47/1000 KH. Di Kabupaten Gowa angka kematian bayi selama kurun waktu tahun 2000

sampai dengan tahun 2005 memperlihatkan penurunan yaitu 9,44/1000 KH menjadi 3,07/1000

KH pada tahun 2005. Namun AKB di kabupaten gowa mengalami peningkatan yaitu 4,3/ 1000

KH pada tahun 2006 dan mengalami penurunan lagi yaitu 4,17 pada tahun 2007 (Profil

Kesehatan Kab. Gowa,2007).

AKI secara nasional tampak berbeda dari satu propinsi ke propinsi lain. Hal ini

menunjukkan adanya disparitas dari satu tempat ke tempat lain karena adanya perbedaan seperti

tingkat ekonomi, etnis, budaya dan wilayah geografis. Sebagai contoh AKI di propinsi DKI

Jakarta (24/1000 kelahiran hidup) lebih rendah dibandingkan di Papua (730/100.000 kelahiran

Page 15: SKRIPSI ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL

hidup) (Profil Kesehatan DKI Jakarta dan Papua, 2007). Angka Kematian Ibu di Sulawesi

Selatan menurun dari 1,17/1000 KH (kelahiran hidup) pada tahun 2000 menjadi 1,07/1000 KH

pada tahun 2001,Semenatara Angka Kematian Ibu (AKI) pada tahun 2008 disebabkan oleh

komplikasi persalinan yaitu pendarahan 72%, infeksi 5%, eklamsia 19%, dan lain-lain 20%

(Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, 2008).

Dan AKI di Kabupaten Gowa yaitu 1,36/1000 KH pada tahun 2002 -2003. Kemudian

mengalami penurunan selama 2 tahun kemudian yaitu 0,83/1000 KH pada tahun 2004-2005,dan

mengalami peningkatan yaitu 1,19/1000 KH pada tahun 2006. Kemudian mengalami penurunan

lagi yaitu 0,81/1000 KH pada tahun 2007(Profil Kesehatan Kab. Gowa,2007)

Angka Kematian Ibu dan Anak di puskesmas tinggimoncong kabupaten gowa pada

tahun 2012 yakni 1 orang ibu dan 9 orang bayi, sementara di puskesmas parigi pada tahun 2012

tidak ada yang meninggal baik Ibu dan Bayi. Meski pada tahun 2010 dan 2011 di puskesmas

parigi meninggal 1 orang bayi per tahun. Kemudian di puskesmas manuju meninggal 2 orang

ibu dan 5 bayi pada tahun 2012. Dan di puskesmas parangloe pada tahun 2012 meninggal 1

orang ibu dan 1 orang bayi.

Jika melihat Target MDG’s tahun 2015 adalah bahwa AKI di Indonesia 102/100.000

kelahiran hidup, dihawatirkan target dalam MDGs pada tahun 2015 dalam pengentasan

kematian ibu sulit dicapai sehingga perlu adanya terobosan guna percepatan penurunan AKI dan

AKB di Indonesia (naskah akademik pendidikan bidan,2010).

Angka kematian ibu adalah jumlah ibu yang meninggal pada saat kehamilan, persalinan

dan masa nifas. Umumnya kematian ini dapat dicegah apabila pelayanan kesehatan pada saat

kehamilan (Ante Natal Care = ANC) dapat dilakukan dengan baik. Komponen penting dalam

kesehatan ibu adalah akses terhadap informasi tentang kesehatan reproduksi dan pelayanan

Page 16: SKRIPSI ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL

kesehatan yang universal. Pelayanan antenatal merupakan pelayanan oleh tenaga kesehatan

profesional (dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter umum, bidan dan perawat)

kepada ibu hamil selama masa kehamilan.

Kinerja adalah tingkat pencapaian hasil atas penampilan seseorang dalam melaksanakan

tugas (Mangkunegara,2006). Mengingat kinerja mengandung komponen kompetensi dan

produktifitas hasil,maka hasil kinerja sangat tergantung pada tingkat kemampuan individu

dalam pencapaian hasil (Depkes,2004). Kinerja tenaga kesehatan menjadi unsure yang sangat

penting untuk dikaji dalam rangka memelihara dan meningkatkan pembangunan kesehatan.

Survey tentang kinerja bidan (Tim IBI & AIPKIND, 2010) melalui pendekatan kualitatif

menunjukkan bahwa pada intinya masyarakat mengharapkan bidan yang ramah, terampil dan

tanggap dibidangnya namun sejauh ini masih terdapat masalah akibat kinerja bidan terutama

pada pelayanan Antenatal Care pada ibu hamil.

Bidan sebagai ujung tombak dari pembangunan kesehatan yang berhubungan langsung

dengan pelayanan kesehatan masyarakat dapat menjadi faktor pendukung atau pendorong

namun juga dapat menjadi faktor penghambat keberhasilan program antenatal care pada ibu

hamil. Kinerja bidan dapat dipengaruhi oleh beberapa factor. Ada tiga variabel yang

mempengaruhi kinerja seseorang yaitu variable individu, variabel organisasi dan variabel

psikologi. Faktor-faktor individu meliputi pengetahuan,pendidikan, kemampuan dan

keterampilan, pengalaman dan karakteristik demografi. Faktor-faktor psikologis meliputi antara

lain persepsi, sikap, kepribadian dan motivasi. Sedangkan faktor-faktor organisasi meliputi

sumberdaya, kepemimpinan, imbalan, struktur dan desain pekerjaan (Gibson, 1996 dalam

Suparjo, 2003).

Page 17: SKRIPSI ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL

Penelitian Dhia Farida (2010) menyimpulkan untuk pengetahuan bidan tentang standar

pelayanan antenatal dari delapan informan mengetahui tujuan dan manfaat dari standar

pelayanan antental, yaitu memudahkan pelayanan antental, bekerja sesuai aturan, bekerja sesuai

standar. Sedangkan manfaat yaitu dapat terlindungi, Ibu dan janin dapat terdeteksi secara dini

bila ada kelainan, pelayanan lebih berkualitas, meningkatkan pelayanan dan pelayanan menjadi

aman. Kemudian Penelitian yang dilakukan Suparjo (2003) di kabupaten kudus menyimpulakan

bahwa masa kerja mempunyai hubungan yang signifikan dengan kinerja bidan. Masa kerja

bidan lebih dari 3 – 6 tahun (dua periode) sebesar 65% dan 35% kurang dari 3 tahun ( satu

periode ).

Penelitian yang dilakukan Yatino (2005) di lampung barat, menyimpulkan bahwa

Factor internal yaitu ; Umur bidan desa sebagian besar < 30 th (79,6%) dan >=30 (18,4%),

tingkat pendidikian bidan desa terbanyak adalah PPB A sebesar 59,2% dan PPB C sebesar

38,8%, semua bidan desa pernah mengikuti pelatihan (100%), bidan desa yang merupakan

pendudukasli Lampung Barat sebesar 39,6% dan selebihnya pendatang yaitu 60,4%, Bidan desa

yang memiliki motivasi baik sebesar 66,7% dan yang bermotivasi kurang sebesar 33,3%, faktor

eksternal yaitu; sarana kesehatan, contoh yang mempunyai sarana kesehatan dengan kategori

lengkap sebesar 36,6% dan kategori sedang sebesar 61,0%, untuk sarana gizi contoh yang

mempunyai sarana gizi dengan kategori lengkap sebesar 95,8% dan yang mempunyai sarana

gizi dengan kategori sedang sebesar 4,2%, bidan desa menerima insentif dengan kategori

memadai sebesar 50%, bidan desa dengan pembinaan dengan kategori baik sebesar 36,6%,

bidan desa yang mempunyai mitra kerja dengan kategori baik sebesar 68,8%.

Selain itu jurnal oleh beberapa dosen ( Mardiah dkk, 2011) menyimpulkan Hubungan

imbalan dengan kinerja bidan dalam mendukung program IMD di Kota Pekanbaru tahun 2011

Page 18: SKRIPSI ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL

dilihat dari hasil uji chi-square menunjukan hubungan yang tidak bermakna dengan p > 0,05.

walaupun bidan sudah mendapatkan imbalan yang cukup/baik namun dalam kenyataannya bias

saja bidan yang mendapatkan imbalan kurang lebih baik kinerjanya didalam mendukung

program inisiasi menyusu dini. Karena imbalan yang diterima bidan tidak hanya sebatas imbalan

ekstrinsik berupa finansial namun imbalan yang diterima bidan dapat berbentuk instrinsik

(internal) mencakup aspek psikologis dan sosial seperti pemberian pujian.

Sebagaimana Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1457/Menkes/SK/X/2003 tentang

Standar Pelayanan Minimal di bidang kesehatan di kabupaten atau kota sebagai salah satu usaha

untuk menurunkan AKI dan AKB melalui pelayanan kesehatan ibu dan anak berupa kunjungan

Antenatal empat kali (K4) ibu hamil dengan target sebesar 95% pada tahun 2015

Pemeriksaan kehamilan atau yang lebih sering disebut antenatal care adalah kegiatan

yang diberikan untuk ibu sebelum melahirkan atau dalam masa kehamilan. Pemeliharaan

kehamilan merupakan suatu upaya yang dilakukan dalam pemeliharaan terhadap kesehatan ibu

dan kandungannya. Penting seorang ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan (Antenatal

Care) secara rutin untuk mengetahui kondisi janin di dalam kandungannya,selain itu untuk

mencegah kematian ibu maupun bayi dalam kandungan.

Di Indonesia, berdasarkan data Kemenkes RI tahun 2010 jumlah tenaga bidan adalah

175.124 orang yang tersebar di berbagai tatanan pelayanan kesehatan dan pendidikan (Rumah

sakit, Puskesmas, RSAB, bidan Desa, BPS, institusi pendidikan dan institusi lain). Bidan di

kabupaten gowa pada tahun 2012 berjumlah 248 orang yang tersebar di 25 puskesmas tingkat

kecamatan dan Rumah Sakit Umum serta Dinas Kesehatan Kabupaten Gowa. Profil bidan di

Indonesia merupakan tampilan kinerja bidan pada area pelayanan kebidanan yaitu mencakup

sebagai pemberi asuhan (care provider), pengambil keputusan (decision maker), komunikator

Page 19: SKRIPSI ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL

(communicator), pemimpin masyarakat (community leader), dan manajer (manager). Bidan

memiliki peran yang penting dalam konseling dan pendidikan kesehatan, tidak hanya bagi

perempuan, tetapi juga kepada keluarga dan komunitas. Tugas ini harus dilakukan pada

pendidikan antenatal dan persiapan menjadi orang tua dan dapat pula meluas pada kesehatan

perempuan, seksual atau kesehatan reproduksi dan asuhan pada anak (SKBI,2011).

Pelayanan kebidanan mempunyai tujuan yang mulia, melindungi dan mem-promosikan

kesehatan perempuan, terutama membantu perempuan hamil dan keluarganya. Pelayanan yang

diberikan agar perempuan dan keluarganya memperoleh penyesuaian emosional dalam

menghadapi kehamilan dan persalinan, serta menjamin calon ibu mendapatkan pengetahuan,

keterampilan dan informasi yang cukup untuk memasuki masa menjadi ibu (motherhood) dengan

peran dan tanggungjawab yang benar dan tepat (Pairman, S. & Picombe, J., 1999). Di

Kabupaten Gowa,Persentasi cakupan pelayanan K1 tahun 2007 sebesar 90,63% dan K4 tahun

2007 sebesar 74,04% (Profil Kesehatan Kab. Gowa,2007).

Beberapa masalah mengenai kinerja bidan pada pelayanan antenatal care di beberapa

puskesmas di kabupaten gowa yakni kebanyakan ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan

di puskesmas pada saat usia kandungannya telah berumur lebih dari tiga bulan padahal

seharusnya melakukan pemerikssan sebelum usia kandungannya memasuki minggu ke empat.

Sehingga cakupan K4 untuk pelayanan antenatal care tidak sesuai. Ini disebabkan ketidaktauan

akan dirinya yang telah hamil ataupun jarak rumah jauh dari puskesmas dan keterbatasan

kendaraan dan cuaca yang buruk membuat ibu hamil malas melakukan pemeriksaan kehamilan.

Kemudian ada ibu yang hamil banyak kali karena malu dengan kehamilannya tidak melakukan

pemeriksaan kehamilan, Ini disebabkan karena tingkat pendidikan dan pengetahuan yang rendah.

Page 20: SKRIPSI ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL

Untuk menangani permasalahan ketidakberaturan ibu melakukan pemeriksaan kehamilan

maka bidan selaku tenaga professional yang penting peranannya untuk meningkatkan kesehatan

ibu dan anak harus lebih kreatif dan efektif kinerja. Namun pada kenyataannya kebanyakan

bidan yang bertugas di keempat puskesmas ini yakni bidan muda yang masih kurang

pengalaman dan pelatihan dari instansi tersebut sehingga kurang kompeten dalam bidangnya. Ini

dapat dilihat pada contoh kasus yang terjadi di tahun 2010, seorang ibu hamil yang kebetulan

saudara jauh penulis yang saat itu telah mengandung 7 bulan dan melakukan pemeriksaan

kehamilan di salah satu puskesmas tempat penelitian. Setelah melakukan pemerikssan dan tablet

(vitamin) oleh bidan setempat. Beberapa hari kemudian ibu hamil tersebut tidak sadar bahwa

bayi dalam kandungannya telah meninggal dunia. Kemungkinan bayi mengalami keracunan.

Sungguh disayangkan hal ini terjadi akibat keteledoran bidan. Untuk itu perlu diperhatikan

kinerja bidan agar tidak terjadi lagi hal demikian . Motivasi bidan yang kurang dalam melakukan

pelayanan antenatal care dan jumlah bidan sedikit padahal beban kerjanya banyak serta status

bidan di puskesmas telah menikah. Hal ini mempengaruhi bidan untuk jarang berada ditempat

tugas. Factor lain yang mempengaruhi kinerja bidan yakni bidan tidak diberikan izin atau

kesempatan oleh pimpinannya untuk melanjutkan studi kebidanan. Dari semua permasalahan-

permaslahan diatas tentu saja sangat mempengaruhi kinerja bidan pada pelayanan antenatal care.

Untuk itu Salah satu kunci keberhasilan pelayanan Antenatal Care adalah tergantung

kualitas kinerja Bidan . Melalui pemeriksaan yang rutin dan teratur oleh ibu hamil dan ditunjang

dengan kualitas kinerja bidan yang baik dan berkompeten maka menghasil penurunan angka

kematian ibu dan bayi. Untuk itu penting dilakukan penelitian ini dengan judul “Analisis kinerja

Bidan pada Pelayanan Antenatal Care di Puskesmas Sekabupaten Gowa”.

Page 21: SKRIPSI ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas terdapat pertanyaan masalah yang dirumuskan yakni:

Bagaimana Hubungan Kinerja Bidan dengan Pelayanan Antenatal Care di Puskesmas

Sekabupaten Gowa?

C. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan kinerja bidan dengan

pelayanan antenatal care di beberapa puskesmas di kabupaten gowa.

b. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan bidan dengan kinerja bidan pada

pelayanan Antenatal Care (ANC) di beberapa puskesmas di kabupaten gowa.

2. Untuk mengetahui menghubungkan motivasi bidan dengan kinerja bidan pada

pelayanan Antenatal Care (ANC) di beberapa puskesmas di kabupaten gowa.

3. Untuk mengetahui hubungan Kepemimpinan dengan kinerja bidan pada pelayanan

Antenatal Care (ANC) di beberapa puskesmas di kabupaten gowa.

4. Untuk mengetahui hubungan imbalan/insentif dengan kinerja bidan pada pelayanan

Antenatal Care (ANC) di beberapa puskesmas di kabupaten gowa.

5. Untuk mengetahui hubungan rekan kerja dengan kinerja bidan pada pelayanan

Antenatal Care (ANC) di beberapa puskesmas di kabupaten gowa.

Page 22: SKRIPSI ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Ilmiah

Sebagai bahan masukan dan informasi dan menambah khasanah ilmu pengetahuan

tentang hubungan kinerja bidan dengan pelayanan Antenatal Care (ANC) di puskesmas

sekabupaten gowa.

2. Manfaat Institusi

Sebagai bahan evaluasi bagi Puskesmas Parigi, Puskesmas Tinggimoncong, Puskesmas

Manuju, dan Puskesmas Parangloe dalam meningkatkan pelayanan untuk ibu hamil

berupa pemeriksaan kehamilan yang ditunjang dengan Kinerja Bidan yang berkualitas.

3. Manfaat Praktis

Sebagai wahana pengalaman, pembelajaran, dan pengetahuan dalam memperluas

wawasan peneliti serta sebagai wahana untuk mengaplikasikan pengetahuan yang

diperoleh dari bangku kuliah.

Page 23: SKRIPSI ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjaun Umum Tentang Kinerja

Menurut Wirawan (2009 dalam Nurhayani, 2012) kinerja adalah keluaran yang

dihasilkan oleh fungsi-fungsi atau indikator-indikator suatu pekerjaan atau suatu profesi dalam

waktu tertentu. Menurut Mangkunegara (2001 dalam Yatino 2005) kinerja adalah hasil kerja

secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya

sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. T. Hani Handoko (2008)

menyebutkan bahwa kinerja pegawai baik atau tidak tergantung pada motivasi, kepuasan kerja,

tingkat stres, kondisi fisik pekerjaan, system kompensasi, desain pekerjaan, aspek-aspek

ekonomis dan teknis serta keperilakuan lainnya.

Menurut Kusnadi (2003), suatu kinerja yang tidak terukur dan tidak diukur akan

cenderung menyimpang keluar dari tujuan yang diharapkan dan akibatnya kinerja menjadi tidak

efektif dan efisien. Kinerja karyawan dapat meningkat atau menurun dipengaruhi oleh banyak

faktor. Pemahaman terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sangatlah penting agar

dapat diketahui mana faktor-faktor yang dibutuhkan sesuai dengan keadaan tertentu.

Menurut Wirawan (2009 dalam Nurhayani,2012) kinerja pegawai merupakan hasil

sinergi dari sejumlah faktor, yaitu:

a. Faktor Lingkungan Internal Pegawai : Yaitu faktor-faktor dari dalam diri pegawai

yang merupakan faktor bawaan dari lahir dan faktor yang diperoleh ketika pegawai

tersebut berkembang. Faktor-faktor bawaan ( misalnya:1. Bakat, 2. Sifat pribadi ,3.

Keadaan fisik dan kejiwaan) Sedangkan faktor-faktor yang diperoleh, misalnya:

Page 24: SKRIPSI ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL

1. Pengetahuan

2. Ketrampilan

3. Etos kerja

4. Pengalaman kerja

5. Motivasi kerja

b. Faktor Lingkungan Eksternal Pegawai : Faktor lingkungan eksternal pegawai adalah

keadaan, kejadian, atau situasi yang terjadi di lingkungan eksternal organisasi yang

mempengaruhi kinerja karyawan. Misalnya, krisis ekonomi serta budaya masyarakat.

Dalam organisasi pelayanan kesehatan sangat penting untuk memiliki instrumen

penilaian kinerja yang efektif bagi tenaga kerja professional. Proses penilaian kerja merupakan

upaya dalam manajemen untuk meningkatkan kinerja organisasi yang efektif. Kinerja dalam

organisasi dilakukan oleh segenap sumber daya manusia dalam organisasi, baik unsure pimpinan

maupun pekerja,banyak sekali factor yang dapat mempengaruhi sumber daya manusia dalam

menjalankan kinerja. Keberhasilan dan kesuksesan suatu organisasi ditentukan oleh kualitas

sumber daya manusianya,pimpinan dan bawahan sehingga pemahaman dan kemampuan dalam

mengoperasikan manajemen kinerja merupakan suatu kebutuhan (Wibowo, 2010 dalam

Nurhayani, 2012)

B. Tinjauan Umum tentang Bidan

1. Kedudukan

Asal kata bidan, dalam bahasa Sansekerta, wirdhan yang berarti perempuan

bijaksana, dalam bahasa perancis sage-femme yang berarti wise women, dalam bahasa

Inggris, midwife berarti with-woman” i.e. “the woman with, the woman assisting”

(Naskah Akademi Bidan Indonesia,2012). Bidan adalah seseorang yang telah mengikuti

Page 25: SKRIPSI ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL

dan menyelesaikan program pendidikan bidan yang telah diakui pemerintah dan lulus

ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku (Depkes RI, 1994 dalam Suparjo,2003).

Dengan mempertimbangkan aspek -budaya dan kondisi masyarakat Indonesia

serta mengacu kepada definisi bidan ICM yang telah diakui oleh FIGO (The International

Federation of Gynecology and Obstetrics) dan WHO, maka Ikatan Bidan Indonesia

menetapkan Bidan Indonesia adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan

yang diakui pemerintah dan organisasi profesi di wilayah Negara Republik Indonesia

serta memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk registrasi, sertifikasi dan atau secara sah

mendapat lisensi untuk menjalankan praktik kebidanan. Definisi yang sama disahkan

dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.

369/MENKES/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Bidan ( SKBI,2011 )

2. Fungsi /Peran Bidan

Secara sederhana, bidan memiliki peran dan fungsi sebagai seorang professional

yang memberikan pelayanan kesehatan serta bertanggungjawab atas praktiknya. Peran

dan fungsi bidan ( Dhia Farida,2010) dijabarkan di bawah ini sebagai berikut:

Peran sebagai pelaksana

Peran bidan sebagai pelaksana, meliputi tiga tugas yaitu, yaitu :

1) Tugas mandiri yang terdiri dari :

Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap kegiatan kebidanan.

Memberikan pelayanan dasar pada anak remaja dan wanita pra-nikah

Memberikan pelayanan pada ibu hamil.

Memberikan pelayanan pada masa persalinan dengan melibatkan klien dan

keluarga.

Page 26: SKRIPSI ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL

Memberikan perawatan pada bayi baru lahir.

Memberikan pelayanan pada ibu dalam masa nifas.

Memberikan pelayanan pada wanita usia subur yang membutuhkan pelayanan

keluarga berencana.

Memberikan pelayanan pada wanita yang mengalami gangguan daerah

reproduksi dan wanita pada masa menopause.

Memberikan pelayanan pada bayi dan balita.

2) Tugas kolaborasi/kerjasama yang terdiri dari :

Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap kegiatan kebidanan dengan

melibatkan klien dan keluarganya.

Memberikan pelayanan pada ibu hamil beresiko tinggi.

Memberikan pelayanan pada ibu dalam masa persalinan dengan resiko tinggi

dengan kerjasama klien dan keluarganya.

Memberikan pelayanan pada ibu nifas dengan resiko tinggidengan kerjasama

klien dan keluarga.

Memberikan pelayanan pada pada bayi baru lahir dengan resiko tinggi dan yang

mengalami komplikasi dengan kerja sama klien dan keluarga.

Memberikan pelayanan pada balita dengan resiko tinggi dan yang mengalami

komplikasi dengan melibatkan keluarga.

3) Tugas ketergantungan / merujuk yang terdiri dari :

Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap pelayanan sesuai dengan fungsi

ketertiban klien dan keluarga.

Page 27: SKRIPSI ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL

Memberikan pelayanan yang melalui konsultasi dan rujukan ibu hamil dengan

risiko tinggi.

Memberikan pelayanan melalui konsultasi dan rujukan pada masa persalinan

dengan menyulit tertentu dengan melibatkan klien dan keluarga.

Memberikan pelayanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu dalam masa nifas

dengan menyulit tertentu dengan melibatkan klien dan keluarga.

Memberikan pelayanan pada bayi baru lahir dengan kelainan tertentu yang

memerlukan konsultasi dan rujukan dengan melibatkan klien/keluarga.

Memberikan pelayanan kepada anak balita dengan kelainan tertentu yang

memerlukan konsultasi dan rujukan yang melibatkan klien/ keluarga.

Peran sebagai pengelola

1) Mengembangkan pelayanan dasar kesehatan terutama pelayanan kebidanan untuk

individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat di wilayah kerja dengan

melibatkan masyarakat daerah yaitu:

Bersama tim kesehatan dan pemuka tim masyarakat mengkaji kebutuhan

terutama yang berhubungan dengan kesehatan dan anak untuk meningkatkan

dan mengembangkan program pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya.

Menyusun rencana kerja sesuai dengan hasil pengkajian dengan masyarakat.

Mengelola beberapa kegiatan pelayanan kesehatan masyarakat khususnya

kesehatan ibu dan anak serta KB sesuai dengan rencana.

Mengkoordinir, mengawasi dan membimbing kader, dukun, petugas

kesehatan lain dalam melaksanakan program/kegiatan pelayanan kesehatan

ibu dan anak serta KB

Page 28: SKRIPSI ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL

Mengembangkan strategi untuk meningkatkan kesehatan masyarakat

khususnya kesehatan ibu dan anak serta KB termasuk pemanfaatan sumber-

sumber yang ada pada program yang terkait.

Menggerakkan, mengembangkan kemampuan masyarakat dan memelihara

kesehatannya dengan memanfaatkan potensi yang ada.

Mempertahankan, meningkatkan mutu keamanan praktek, rasional melalui

pendidikan, pelatihan magang, dan beberapa kegiatan dalam kelompok

profesi.

Mendokumentasikan seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan.

2) Berpartisipasi dalam tim untuk melaksanakan program kesehatan ? lain di

wilayah kerjanya melalui peningkatan kemampuan dukun bayi, kader

kesehatan, dan tenaga kesehatan lain yang berada di bawah bimbingan dalam

wilayah kerjanya, dengan cara :

Bekerja sama dengan puskesmas, institusi lain sebagai anggota tim dalam

memberikan asuhan kepada klien dalam bentuk konsultasi rujukan dan tindak

lanjut.

Membina hubungan baik dengan dukun dan kader kesehatan serta masyarakat.

Melaksanakan pelatihan, membimbing dukun bayi, kader, dan petugas

kesehatan lainnya.

Memberikan pelayanan kepada klien rujukan dari dukun bayi.

Membina kegiatan yang ada di masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan.

Page 29: SKRIPSI ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL

Peran sebagai pendidik

Pendidikan kesehatan adalah proses yang menjembatani jurang antara informasi

kesehatan dan praktek kesehatan. Pendidikan kesehatan memotivasi orang untuk

mendapatkan informasi dan melakukan hal yang sesuai dengan informasi tersebut.

Pendidikan kesehatan berkaitan dengan perilaku kesehatan, baik didalam menolong orang

untuk mempertahankan gaya hidupnya maupun dalam membantu mereka

mengembangkan gaya hidupnya kearah yang menguntungkan kesehatan.

Peran sebagai peneliti.

Peran bidan sebagai peneliti ialah dengan melakukan investigasi atau peneliti

terapan dalam kesehatan baik secara mandiri maupun secara kelompok.

3. Standar Pelayanan Kebidanan

Seorang bidan sudah seharusnya memiliki suatu kompetensi,pengetahuan,

ketrampilan, serta perilaku yang elegan dalam melaksanakan praktik kebidanan secara

aman dan bertanggungjawab dalam ragam bentuk tatanan pelayanan kesehatan (Zian

Farodis,2011).

Terdapat lima dimensi kompetensi asuhan kebidanan,yang sudah seharusnya

dimiliki seorang bidan (Zian Farodis, 2011 dalam buku Panduan Lengkap Manajemen

Kebidanan). Lima dimensi kompetensi asuhan kebidanan tersebut meliputi :

1. Task Skill

Memiliki kemampuan dalam melakukan atau melaksanakan asuhan kebidanan

pemeriksaan fisik ibu hamil.

2. Task Management Skill

Page 30: SKRIPSI ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL

Memiliki kemampuan dalam mengidentifikasi sedini mungkin pola persalinan

abnormal dan kegawatdaruratan dengan intervensi sesuai SOP atau rujukan yang

benar.

3. Contingency Management Skill

Memiliki kemampuan dalam memimpin persalinan dalam kondisi bersih aman dan

mampu menangani situasi kegawatdaruratan bersama dengan tim kebidanan.

4. Job/Role Management Skill

Memiliki kemampuan guna menangani keadaan diruang bersalin pascapersalinan ibu

supaya senantiasakebersihannya tetap terjaga dan tidak membahayakan pada dirinya

serta rekan kerja.

5. Transfer Skill

Memiliki kemampuan dalam memindahkan ibu nifas dan bayi pascapersalinan ke

ruang perawatan ibu dan bayi.

C. Tinjauan Umum Tentang Antenatal Care

Menurut Prawiroharjo (2005), pemeriksaan kehamilan merupakan pemeriksaan ibu

hamil baik fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan

masa nifas, sehingga keadaan mereka post partum sehat dan normal, tidak hanya fisik tetapi juga

mental.

1. Tujuan Antenatal Care (ANC)

Menurut Nurul Jannah,2012 dalam buku asuhan kebidanan : kehamilan,tujuan Antenatal

Care (ANC) sebagai berikut :

a. Mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik dan mental ibu dan bayi dengan

pendidikan,nutrisi, kebersihan diri,serta proses kelahiran bayi.

b. Mendeteksi dan Menatalaksanakan komplikasi medis,beda,atau obstetric selama

kehamilan.

Page 31: SKRIPSI ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL

c. Memantau kemajuan kehamilan , memastikan kesejahteraan ibu, dan tumbuh kembang

janin

d. Mengembangkan persiapan persalinan serta kesiapan menghadapi komplikasi.

e. Membantu menyiapkan ibu untuk menyusui dengan sukses,menjalankan nifas normal,

merawat anak secara fisik ,psikologis,dan social.

f. Mempersiapkan ibu dan keluarga dapat berperan dengan baik dalam memelihara bayi

agar dapat tumbuh dan berkembang secara normal.

Menurut Depkes RI (2004) tujuan Antenatal Care (ANC) adalah untuk menjaga agar ibu

hamil dapat melalui masa kehamilannya, persalinan dan nifas dengan baik dan selamat, serta

menghasilkan bayi yang sehat. Menurut Wiknjosastro (2005) tujuan Antenatal Care (ANC)

adalah menyiapkan wanita hamil sebaik-baiknya fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan

anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan mereka pada post partum

sehat dan normal, tidak hanya fisik tetapi juga mental. Keuntungan layanan antenatal sangat

besar karena dapat mengetahui resiko dan komplikasi sehingga ibu hamil dapat diarahkan untuk

melakukan rujukan ke rumah sakit. Layanan antenatal dilakukan sehingga dapat dilakukan

pengawasan yang lebih intensif, pengobatan agar resiko dapat dikendalikan, serta melakukan

rujukan untuk mendapat tindakan yang adekuat (DhiaFarida,2010)

Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter

sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan

antenatal. Pada setiap kunjungan Antenatal Care (ANC), petugas mengumpulkan dan

menganalisis data mengenai kondisi ibu melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk

mendapatkan diagnosis kehamilan intrauterine serta ada tidaknya masalah atau komplikasi

(Saifudin, 2005). Menurut Henderson (2006), kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kontak

Page 32: SKRIPSI ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL

ibu hamil dengan pemberi perawatan/asuhan dalam hal mengkaji kesehatan dan kesejahteraan

bayi serta kesempatan untuk memperoleh informasi dan memberi informasi bagi ibu dan petugas

kesehatan. Kunjungan antenatal untuk pemantauan dan pengawasan kesejahteraan ibu dan anak

minimal empat kali selama kehamilan dalam waktu sebagai berikut : sampai dengan kehamilan

trimester pertama (<14 minggu) satu kali kunjungan, dan kehamilan trimester kedua (14-28

minggu) satu kali kunjungan dan kehamilan trimester ketiga (28-36 minggu dan sesudah minggu

ke-36) dua kali kunjungan (Saifuddin, 2005).

Kebijakan teknis pelayanan antenatal setiap kehamilan dapat berkembang menjadi

masalah atau komplikasi setiap saat. Itu sebabnya mengapa ibu hamil memerlukan pemantauan

selama kehamilannya. Penatalaksanaan ibu hamil secara keseluruhan meliputi komponen-

komponen sebagai berikut : mengupayakan kehamilan yang sehat, melakukan penatalaksanaan

awal serta rujukan bila diperlukan, persiapan persalinan yang bersih dan aman, perencanaan

antisipatif dan persiapan dini untuk melakukan rujukan jika terjadi komplikasi.

D. Tunjaun Umum tentang Pelayanan Antenatal Care

Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan secara bersama-sama

dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, mencegah dan

mengobati penyakit serta memulihkan kesehatan per orangan, kelompok, keluarga, dan ataupun

masyarakat (Azwar, 2002).

Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan untuk ibu

selama masa kehamilannya,dilaksanakan sesuai standar pelayanan antenatal yang ditetapkan

dalam Standar Pelayanan Kebidanan (SPK). Sedangkan tenaga kesehatan yang berkompeten

memberikan pelayanan antenatal kepada ibu hamil antara lain dokter spesialis

Page 33: SKRIPSI ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL

kebidanan,dokter,bidan dan perawat (Profil Kesehatan Indonesia,2010). Pelayanan antenatal

adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu selama masa kehamilannya sesuai

dengan standar pelayanan antenatal yang mencakup anamnesis, pemeriksaan fisik umum dan

kebidanan, pemeriksaan laboratorium atas indikasi tertentu serta indikasi dasar. Selain itu aspek

yang lain yaitu penyuluhan, Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE), motivasi ibu hamil dan

rujukan (Dhia Farida,2010). Pelayanan antenatal mempunyai pengaruh yang baik terhadap

pertumbuhan janin atau lama waktu mengandung, baik dengan diagnosis maupun dengan

perawatan berkala terhadap adanya komplikasi kehamilan. Pertama kali ibu hamil melakukan

pelayanan antenatal merupakan saat yang sangat penting, karena berbagai faktor resiko bisa

diketahui seawal mungkin dan dapat segera dikurangi atau dihilangkan. (Dhia Farida,2010).

Pelaksanaan pelayanan antenatal dilakukan oleh dokter, bidan (bidan puskesmas, bidan di desa,

bidan di praktek swasta), pembantu bidan, perawat yang sudah dilatih dalam pemeriksaan

kehamilan (Depkes RI, 2002).

1) Standar Pelayanan Antenatal Care

Terdapat enam standar dalam standar pelayanan antenatal (Dhia Farida,2010)

seperti berikut ini :

a) Standar : Identifikasi Ibu Hamil

Standar ini bertujuan mengenali dan memotivasi ibu hamil untuk memeriksakan

kehamilannya.

Pernyataan standar : Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan

masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu, suami

dan anggota keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya

sejak dini dan secara teratur.

Page 34: SKRIPSI ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL

b) Standar : Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal

Pemeriksaan dan pemantauan antenatal bertujuan memberikan pelayanan antenatal

berkualitas dan diteliti dalam komplikasi. Bidan memberikan sedikitnya 4 x

pelayanan antenatal. Pemeriksaan meliputi anamnesa dan pemantauan ibu dan dan

janin dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan berlangsung normal.

Bidan juga harus mengenal kehamilan risti/ kelainan, khususnya anemia, kurang gizi,

hipertensi, PMS/ Infeksi HIV ; memberikan pelayanan imunisasi, nasehat dan

penyuluhan kesehatan serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh Puskesmas.

Mereka harus mencatat data yang tepat padu setiap kunjungan. Bila ditemukan

kelainan, mereka harus mampu mengambil tindakan yang diperlukan dan merujuknya

untuk tindakan selanjutnya.

c) Standar : Palpasi Abdominal

Standar palpasi abdominal bertujuan memperkirakan usia, kehamilan, pemantauan

pertumbuhan jenis, penentuan letak, posisi dan bagian bawah janin. Bidan

melakukan pemeriksaan abdomen dengan seksama & melakukan palpasi utk

memperkirakan usia kehamilan. Bila umur kehamilan bertambah, memeriksa posisi,

bagian terendah, masuknya kepala janin ke dlm rongga panggul, untuk mencari

kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu. Secara tradisional perkiraan tinggi

fundus dilakukan dengan palpasi fundus dan membandingkannya dengan beberapa

patokan antara lain simfisis pubis, umbilikus atau prosesus sifoideus. Cara tersebut

dilakukan dengan tanpa memperhitungkan ukuran tubuh ibu. Sebaik-baiknya

pemeriksaan (perkiraan) tersebut, hasilnya masih kasar dan dilaporkan hasilnya

bervariasi.

Page 35: SKRIPSI ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL

d) Standar : Pengelolaan Anemia pada Kehamilan

Standar ini bertujuan menemukan anemia pada kehamilan secara dini dan

melakukan tindakan lanjut yang memadai untuk mengatasi anemia sebelum

persalinan berlangsung. Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan,

penanganan dan/atau rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

Pemeriksaan Hemoglobin (Hb) secara rutin selama kehamilan merupakan kegiatan

yang umumnya dilakukan untuk mendeteksi anemia. Namun ada kecendurungan

bahwa kegiatan ini tidak dilaksanakan secara optimal selama masa kehamilan.

e) Standar :Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan

Standar ini bertujuan mengenali dan menemukan secara dini hipertensi pada

kehamilan dan melakukan tindakan diperlukan. Bidan menemukan secara dini

setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan mengenali tanda serta gejala

preeklamsia lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya.

f) Standar : Persiapan Persalinan.

Standar Persiapan Persalinan dengan tujuan untuk memastikan bahwa persalinan

direncanakan dalam lingkungan yang aman dan memadai dengan pertolongan bidan

terampil. Bidan memberikan saran yang tepat Kepada ibu hamil, suami/

keluarganya pada trisemester III memastikan bahwa persiapan persalinan bersih

dan aman dan suatu suasana yang menyenangkan akan direncanakan dengan baik,

di samping persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi

keadaan gawat darurat. Bidan mengusahakan untuk melakukan kunjungan ke setiap

rumah ibu hamil untuk hal ini.

Page 36: SKRIPSI ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL

2) Konsep Pemeriksaan Antenatal

Hasil pencapaian program pelayanan kesehatan ibu hamil dapat dinilai dengan

menggunakan indicator cakupan pelayanan K1 dan K4 yang dihitung dengan membagi

jumlah ibu hamil yang melakukan pemeriksaan antenatal pertama kali oleh tenaga

kesehatan(untuk perhitungan K1) atau jumlah ibu hamil yang melakukan pemeriksaan

kehamilan minimal 4 kali sesuai standar oleh tenaga kesehatan di suatu wilayah pada

kurun waktu tertentu (untuk perhitungan K4) dengan jumlah sasaran ibu hamil yang ada

di wilayah kerja dalam 1 tahun (Profil Kesehatan Indonesia,2010)

Menurut Departemen Kesehatan RI (2002), kunjungan ibu hamil adalah kontak

antara ibu hamil dengan petugas kesehatan yang memberikan pelayanan antenatal standar

untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan. Istilah kunjungan disini dapat diartikan ibu

hamil yang datang ke fasilitas pelayanan kesehatan atau sebaliknya petugas kesehatan

yang mengunjungi ibu hamil di rumahnya atau posyandu. Kunjungan ibu hamil dilakukan

secara berkala yang dibagi menjadi beberapa tahap, seperti :

a. Kunjungan ibu hamil yang pertama (K1)

Kunjungan K1 adalah kontak ibu hamil yang pertama kali dengan petugas kesehatan

untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan dan pelayanan kesehatan trimester I,

dimana usia kehamilan 1 sampai 12 minggu. Dalam Profil Kesehatan Indonesia tahun

2010 tentang cakupan pelayanan antenatal di Indonesia selama enam tahun terakhir

terlihat bahwa cakupan K1 pada tahun 2004 sampai 2010 terus mengalami

peningkatan dari 88,09% menjadi 95,26% pada tahun 2010 (Profil Kesehatan

Indonesia,2010). Kunjungan K1 meliputi : (1) Identitas/biodata, (2) Riwayat

kehamilan, (3) Riwayat kebidanan, (4) Riwayat kesehatan, (5) Riwayat sosial

Page 37: SKRIPSI ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL

ekonomi, (6) Pemeriksaan kehamilan dan pelayanan kesehatan, (7) Penyuluhan dan

konsultasi (DepKes RI,2002)

b. Kunjungan ibu hamil yang keempat (K4)

Kunjungan K4 adalah kontak ibu hamil yang keempat atau lebih dengan petugas

kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan dan pelayanan kesehatan

pada trimester III, usia kehamilan > 24 minggu. Cakupan K4 di Indonesia pada

tahun 2004-2010 cenderung meningkat dari 77% pada tahun 2004 menjadi

85,56% pada tahun 2010. (Profil Kesehatan Indonesia,2010). Kunjungan K4

meliputi : (1) Anamnese (keluhan/masalah) (2) Pemeriksaan kehamilan dan

pelayanan kesehatan, (3) Pemeriksaan psikologis, (4) Pemeriksaan laboratorium

bila ada indikasi/diperlukan, (5) Diagnosa akhir (kehamilan normal, terdapat

penyulit, terjadi komplikasi, atau tergolong kehamilan risiko tinggi (6) Sikap dan

rencana tindakan (persiapan persalinan dan rujukan) (DepKes RI,2002)

Menurut Muchtar (2005), jadwal pemeriksaan antenatal yang dianjurkan adalah : a).

Pemeriksaan pertama kali yang ideal yaitu sedini mungkin ketika haid terlambat satu bulan , b).

Periksa ulang 1 kali sebulan sampai kehamilan 7 bulan , c). Periksa ulang 2 kali sebulan sampai

kehamilan 9 bulan.

Page 38: SKRIPSI ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL

E. Tinjauan Umum tentang Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja

Bidan

a. Faktor dari dalam individu (internal)

1. Tingkat pengetahuan

adalah informasi yang dimiliki yang memampukan seseorang untuk dapat secara

percaya diri memahami sesuatu dengan kemampuan dalam menggunakannya untuk

suatu tujuan tertentu. ( SKBI,2011). Pengetahuan merupakan sesuatu yang diketahui

berkaitan dengan proses pembelajaran. Proses belajar ini dipengaruhi berbagai faktor

dari dalam seperti motivasi dan faktor luar berupa sarana informasi yang tersedia

serta keadaan sosial budaya (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2003). Pengetahuan

adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan ini terjadi melalui panca

indera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.

Sebagaian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.. Menurut

Taufik (2007), pengetahuan merupakan penginderaan manusia, atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan

lain sebagainya).

2. Masa Kerja

Lama kerja adalah jangka waktu yang telah dilalui seseorang sejak menekuni

pekerjaan. Lama kerja dapat menggambarkan pengalaman seseorang dalam

menguasai bidang tugasnya. Pada umumnya, petugas dengan pengalaman kerja yang

banyak tidak memerlukan bimbingan dibandingkan dengan petugas yang pengalaman

kerjanya sedikit. ( Yatino,2005)

Page 39: SKRIPSI ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL

3. Motivasi

Menurut Hasibuan (2003), motivasi adalah daya penggerak yang menciptakan

kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan

terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan.Pada dasarnya,

organisasi bukan saja mengharapkan tenaga kerja yang mampu, cakap dan terampil,

tetapi yang terpenting mereka mau bekerja giat dan berkeinginan untuk mencapai

hasil kerja yang optimal. Kemampuan, kecakapan dan keterampilan tenaga kerja tidak

ada artinya bagi organisasi jika mereka tidak mau bekerja keras dengan

mempergunakan kemampuan, kecakapan dan keterampilan yang dimilikinya.

Motivasi merupakan hal yang penting, karena dengan adanya motivasi diharapkan

setiap individu sebagai tenaga kerja mau bekerja keras dan antusias untuk mencapai

produktivitas kerja yang tinggi ( yatino, 2005 )

b. Faktor dari luar (external)

1. Pelatihan

Pelatihan adalah setiap usaha untuk memperbaiki kinerja pekerja pada suatu

pekerjaan tertentu yang sedang menjadi tanggung jawabnya atau suatu pekerjaan

yang ada kaitannya dengan pekerjaannya (Gomez, 2001). Pelatihan juga merupakan

cara untuk membekali tenaga kerja yang tidak mempunyai pendidikan formal sesuai

tugasnya, sehingga meningkatkan kualitas kerjanya.Dengan pelatihan diharapkan

seseorang dapat lebih mudah melaksanakan tugasnya (Yatino, 2005)

2. Kepemimpinan

Kepemimpinan dapat diartikan sebagai kemampuan mengarahkan pengikut-

pengikutnya untuk bekerjasama dengan kepercayaan dan tekun mengerjakan tugas-

Page 40: SKRIPSI ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL

tugas yang diberikan oleh pimpinan mereka (Daud Nataniel,2011)

3. Imbalan /insentif

Insentif adalah perangsang atau pendorong yang diberikan dengan sengaja kepada

para petugas agar dalam diri mereka timbul semangat yang lebih besar untuk

berprestasi bagi organisasinya. Insentif ada dua macam yaitu insentif positif dan

insentif negatif. Insentif positif adalah pimpinan memotivasi bawahan dengan

memberikan hadiah kepada mereka yang berprestasi baik. Dengan insentif positif ini

semangat kerja bawahan akan meningkat, karena manusia pada umumnya senang

menerima yang baik-baik saja. Sedangkan insentif negatif adalah pimpinan

memotivasi bawahannya dengan memberikan hukuman kepada mereka yang

pekerjaannya kurang baik /prestasi rendah ( Yatino,2005 ). Dengan insentif negatif ini

semangat kerja bawahan dalam jangka waktu pendek akan meningkat (Hasibuan,

2003). Insentif dalam penelitian ini berupa penghargaan yang diberikan pimpinan

kepada bawahannya/bidan desa. Insentif yang biasa diberikan berupa uang atau paket

yang diberikan setiap triwulan atau menjelang lebaran/idul fitri/natal.

4. Rekan kerja

Kebanyakan karyawan ( bidan ) , kerja juga mengisi kebutuhan akan interaksi social.

Untuk itu tidaklah mengejutkan bila mempunyai rekan kerja yang ramah dan

mendukung dalam kinerja. Seberapa besar rekan kerja terampil secara teknis dan

secara social memberikan dukungan ( Frederik Herzbeg dalam Nurhayani, 2012 )

Page 41: SKRIPSI ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran Variabel yang diteliti

Angka Kematian Ibu (AKI) di indonesia masih sangat tinggi bahkan tertinggi diantara

negara-negara ASEAN. Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonseia (SDKI) pada tahun

2007 AKI 228/100.000 kelahiran hidup (KH) . Dari pernyataan diatas terdapat penurunan angka

kejadian,namun angka tersebut masih jauh Millenium Development Goals (MDGs) yang sudah

harus dicapai pada tahun 2015 yaitu AKI 102/100.000 .Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI)

dan Angka Kematian Bayi (AKB) di suatu Negara menunjukkan derajat kesehatan masyarakat

yang tidak baik di Negara tersebut. Tentu angka kematian ini harus diturunkan yakni dengan

pelayanan kesehatan yang baik dan pengadaanfasiltitas kesehatan yang memadai.

Oleh karena itu penting seorang ibu hamil melakukan pemeriksaan pada bidan untuk

mengetahui kondisi janinnya sekaligus dilkukan pencegahan sedini mungkin bila terjadi

gangguan kehamilan. Pelayanan antenatal atau bisa juga disebut dengan ante natal care (ANC)

adalah jenis pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil selama masa kehamilan oleh

tenaga kesehatan (dokter spesialis kebidanan, bidan,dll) (Zian Farodis,2012). Untuk itu seorang

bidan yang memiliki peranan penting dalam pelayanan antenatal care sudah seharusnya memiliki

suatu kompetensi,pengetahuan,ketrampilan,serta perilaku yang elegan dalam melaksanakan

praktik kebidanan secara aman dan bertanggungjawab.

Adapun variabel yang diteliti adalah :

a. Variabel independen : tingkat pengetahuan, motivasi, kepemimpianan, Insentif / imbalan,

dan rekan kerja.

Page 42: SKRIPSI ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL

b. Variabel dependen : kinerja bidan.

B. Kerangka Teori

Menurut Hersey, Blanchard, dan Johnson dalam buku manajemen kinerja (2007)

mengatakan bahwa kinerja sangat dipengaruhi oleh beberapa factor yang bersumber dari pekerja

sendiri maupun yang bersumber dari organisasi. Dari pekerja sangat dipengaruhi oleh

kemampuan atau kompetensinya. Sementara dari segi organisasi dipengaruhi oleh seberapa baik

pemimpin memberdayakan pekerjanya (kepemimpinan), bagaimana mereka memberikan

penghargaan pada pekerjanya (penghargaan), dan bagaimana mereka membantu meningkatkan

kemampuan kinerja pekerja melalui coaching, mentoring, counselling (Pelatihan)

KINERJA

VARIABEL INDIVIDU (INTERNAL )

Kompetensi /Kemampuan

VARIABEL ORGANISASI (EXTERNAL)

Kepemimpinan Imbalan / Insentif Pelatihan

Sumber : Manajemen Kinerja Prof.Dr.Wibowo,S.E.,M.Phil.Penerbit Raja G.Persada,2012

Page 43: SKRIPSI ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL

C. Pola Pikir Variabel yang di Teliti

Factor – factor yang berhubungan dengan kinerja bidan

I. Kompetensi / Kemampuan

Pengetahuan bidan

Motivasi kerja bidan

II. Kepemimpinan

sikap pemimpin:

mendorong,mengarahkan,dan

member semengat

sikap bidan:

bertanggungjawab pada

tugasnya, menaati aturan

yang berlaku.

III. Imbalan/insentif/penghargaan:

Promosi kenaikan pangkat di

unit kerja

Pemberian upah/uang (di luar

gaji pokok) kepada bidan

Kesempatan melanjutkan

pendidkan (study)

IV. Rekan Kerja

Rekan kerja terampil

Member dukangan

Sumber : Manajemen Kinerja

Prof.Dr.Wibowo,S.E.,M.Phil.Penerbit Raja

G.Persada,2012

KINERJA BIDAN

standar pelayanan ANC

Identifikasi Ibu Hamil Pemeriksaan dan Pemantauan

Antenatal Palpasi Abdominal Pengelolaan Anemia pada

Kehamilan Pengelolaan Dini Hipertensi

pada Kehamilan Persiapan Persalinan

Sumber : Panduan Lengkap Manajemen.

Kebidanan Zian Farodis.Penerbit D-

Page 44: SKRIPSI ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL

D. Kerangka Konsep

Pengetahuan

Variable independen

Variable dependen

Motivasi

Imbalan/ Insentif/

Penghargaan

Kinerja Bidan

Pada Pelayanan

Antenatal Care (ANC)

Rekan Kerja

Kepemimpinan

Page 45: SKRIPSI ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL

E. Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif

Untuk menghindari salah pengertian mengenai data yang akan dikumpulkan serta untuk

menghindari kekeliruan dalam menentukan alat pengumpulan data, maka batasan operasional

yang dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kinerja bidan : Kemampuan bidan melakukan tugasnya dalam kegiatan pelayanan antenatal

care (ANC). Data dikumpulkan dengan menggunakan skala likert yang susun dalam 10

pertanyaan tertutup atau pernyataan. Metode pengukurannya menggunakan skala Liker.

Skor nilai pada kuesioner adalah :

5 : Jika bidan menjawab Sangat Setuju

4 : Jika bidan menjawab Setuju

3 : Jika bidan menjawab Ragu – ragu

2 : Jika bidan menjawab Tidak Setuju

1 : Jika bidan menjawab Sangat Tidak Setuju

Cara perhitungannya dengan rumus interval :

I = K

R

Dimana :

I = Interval

R = Ranga/kisaran

K = Jumlah kategori

Skor tertinggi = 5 x 10 = 50 (100%)

Skor terendah = 1 x 10 = 10 (20 %)

Interval kelas:

Page 46: SKRIPSI ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL

I = K

R

= 100 % – 20 % = 80 % / 2 = 40 %

Skor Standar : 100 % - 20 % = 80 %

Kriteria Objektif:

TINGGI : Jika skor rata – rata jawaban bidan > 80 %.

RENDAH : Jika skor rata – rata jawaban bidan < 80 %.

2. Tingkat pengetahuan : yang di mkasud dengan tinggkat pengetahuan dalam penelitian ini

yaitu kemampuan intelektual dan tingkat pemahaman bidan terutama pengetahuan bidan

terhadap penerapan standar pelayanan antenatal care sesuai pendidikan kebidanan. Data

dikumpulkan dengan menggunakan skala likert yang susun dalam 8 pertanyaan tertutup

atau pernyataan. Metode pengukurannya menggunakan skala Likert. Setiap jawaban

diberi skor 5 – 1 , dengan skor tertinggi 5 dan skor terendah 1.

Skor nilai pada kuesioner adalah :

5 : Jika bidan menjawab Sangat Setuju

4 : Jika bidan menjawab Setuju

3 : Jika bidan menjawab Ragu – ragu

2 : Jika bidan menjawab Tidak Setuju

1 : Jika bidan menjawab Sangat Tidak Setuju

Dengan rumus interval :

I = K

R

Page 47: SKRIPSI ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL

Dimana :

I = Interval

R = Ranga/kisaran

K = Jumlah kategori

Skor tertinggi = 5x 8 = 40 (100%)

Skor terendah = 1x 8 = 8 (20%)

Interval kelas:

I = K

R

= 100% - 20% = 80% / 2 = 40%

Jadi skor standar : 100% - 40 % = 60%

Kriteria Objektif:

CUKUP : Jika skor rata-rata jawaban bidan ≥ 60%.

KURANG : Jika skor rata-rata jawaban bidan < 60%.

3. Motivasi : dorongan kerja yang timbul pada diri bidan untuk berperilaku dalam

melakukan kerja untuk mencapai target pelayanan antenatal care. Motivasi merupakan

kemauan atau keinginan didalam diri seseorang yang mendorongnya untuk bertindak

berdasarkan pendidikan kebidanan . untuk mengukur motivasi kerja bidan dengan

menggunakan skala likert.Variabel ini diukur dengan menggunakan kuesioner motivasi

yang terdiri dari 8 pernyataan. Setiap jawaban diberi skor 5 - 1, dengan skor tertinggi 5

dan skor terendah 1.

Skor nilai pada kuesioner adalah :

5 : Jika bidan menjawab Sangat Setuju

4 : Jika bidan menjawab Setuju

Page 48: SKRIPSI ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL

3 : Jika bidan menjawab Ragu – ragu

2 : Jika bidan menjawab Tidak Setuju

1 : Jika bidan menjawab Sangat Tidak Setuju

Dengan rumus interval :

I = K

R

Dimana :

I = Interval

R = Ranga/kisaran

K = Jumlah kategori

Skor tertinggi = 5x 8 = 40 (100%)

Skor terendah = 1x 8 = 8 (20%)

Interval kelas:

I = K

R

I = 100% - 20% = 80% / 2 = 40%

Jadi skor standar : 100% - 40 % = 60%

Kriteria Objektif :

CUKUP : jika jawaban rata-rata bidan > 60%

KURANG : Jika jawaban rata-rata bidan < 60%

4. Kepemimpinan

Yang dimaksud dengan kepemimpinan dalam penelitian ini adalah keseluruhan aktifitas

kepala puskesmas dalam mendorong bawahan mengerjakan sesuatu atas kemauannya

sendiri. Untuk mengukur kepemimpinan dilakukan dengan dengan 6 pertanyaan dalam

Page 49: SKRIPSI ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL

bentuk skala likert dan Setiap jawaban diberi skor 5 - 1, dengan skor tertinggi 5 dan skor

terendah 1

Skor nilai pada kuesioner adalah :

5 : Jika bidan menjawab Sangat Setuju

4 : Jika bidan menjawab Setuju

3 : Jika bidan menjawab Ragu – ragu

2 : Jika bidan menjawab Tidak Setuju

1 : Jika bidan menjawab Sangat Tidak Setuju

dengan rumus interval:

I = K

R

Dimana :

I = Interval Kelas

R = Ranga/kisaran

K = Jumlah kategori

Skor tertinggi = 5 x 6 = 30 (100%)

Skor terendah = 1 x 6 = 6 (20%)

I = K

R

I = 100% - 20% = 80% / 2 = 40%

Jadi Skor Standar : 100% - 40% = 60%

Page 50: SKRIPSI ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL

Kriteria Objektif :

CUKUP : jika jawaban rata-rata bidan > 60%

KURANG : Jika jawaban rata-rata bidan < 60%

5. Insentif : pemberian diluar gaji material (uang,perumahan,kendaraan) ataupun non

material (misalnya: pelatihan,pendidikan berlanjut,peluang karierdan kenaikan pangkat

istimewa atau dalam bentuk penghargaan khusus) yang diterima oleh bidan. Di ukur

dengan 6 pertanyaan dan Setiap jawaban diberi skor 5 - 1, dengan skor tertinggi 5 dan

skor terendah 1.

Skor nilai pada kuesioner adalah :

5 : Jika bidan menjawab Sangat Setuju

4 : Jika bidan menjawab Setuju

3 : Jika bidan menjawab Ragu – ragu

2 : Jika bidan menjawab Tidak Setuju

1 : Jika bidan menjawab Sangat Tidak Setuju

dengan rumus interval:

I = K

R

Dimana :

I = Interval R = Ranga/kisaran K = Jumlah kategori

Skor tertinggi = 5 x 6 = 30 (100%)

Skor terendah = 1 x 6 = 6 (20%)

Page 51: SKRIPSI ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL

Interval kelas:

I = K

R

I = 100% - 20% = 80% / 2 = 40%

Jadi Skor Standar : 100% - 40% = 60%

Kriteria Objektif :

CUKUP : jika jawaban rata-rata bidan > 60%

KURANG : Jika jawaban rata-rata bidan < 60

6. Rekan Kerja : yang dimaksud dengan rekan kerja dalam penelitian ini adalah teman kerja

bidan yang sama – sama memberikan pelayanan Kesehatan Ibu dan anak, terutama

Pelayanan Pemeriksaan Kehamilan (Antenatal Care) di beberapa puskemas di kabupaten

gowa. Di ukur dengan menggunakan skala Gutmann, menggunakan 10 pertanyaan

kinerja yang dinilai oleh rekan kerja bidan dan Setiap jawaban diberi skor 1–0 .

Skor nilai pada kuesioner adalah :

1: Jika bidan menjawab Ya

0: Jika bidan menjawab Tidak

dengan rumus interval:

I = K

R

Dimana :

I = Interval R = Ranga/kisaran K = Jumlah kategori

Skor tertinggi = 1 x 10 = 10 (100%)

Skor terendah = 0 x 10 = 0 (50%)

Page 52: SKRIPSI ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL

Interval kelas:

I = K

R

I = 100% - 50% = 50% / 2 = 25%

Jadi Skor Standar : 100% - 25% = 75%

Kriteria Objektif :

CUKUP : jika jawaban rata-rata bidan > 75%

KURANG : Jika jawaban rata-rata bidan < 75%

F. Hipotesis Penelitian

Hipotesis Nol (Ho) 1. Ada hubungan tingkat pengetahuan dengan kinerja bidan pada pelayanan Antenatal Care

(ANC) di Puskesmas Sekabupaten Gowa.

2. Ada hubungan motivasi dengan kinerja bidan pada pelayanan Antenatal Care (ANC) di

Puskesmas Sekabupaten Gowa .

3. Ada hubungan Kepemimpinan dengan kinerja bidan pada pelayanan Antenatal Care

(ANC) di Puskesmas Sekabupaten Gowa.

4. Ada hubungan imbalan/insentif yang mempengaruhi kinerja bidan pada pelayanan

Antenatal Care (ANC) di Puskesmas Sekabupaten Gowa.

5. Ada hubungan Rekan Kerja yang mempengaruhi kinerja bidan pada pelayanan Antenatal

Care (ANC) Puskesmas Sekabupaten Gowa.

Page 53: SKRIPSI ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian.

Jenis penelitian ini adalah observasi analitik dengan rancangan “cross sectional study”

yaitu melihat beberapa variable penelitian secara bersamaan pada waktu tertentu. Peneliti

mencari hubungan atau perbedaan antara factor resiko (independen) dengan factor efek

(dependen) ,dimana peneliti melakukan observasi atau pengukuran variable sekali dan sekaligus

B. Lokasi Penelitian Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja yaitu di Puskesmas Parigi,

Puskesmas Tinggimoncong, Puskesmas Manuju dan Puskesmas Parangloe di Kabupaten Gowa

pada tanggal 11 april sampai 24 april 2013.

C. Populasi Dan Sampel

a. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua bidan yang terdaftar dan mengabdikan

dirinya di semua puskesmas di kabupaten gowa dengan jumlah 213 orang bidan (

Laporan tahunan Dinkes Kab. Gowa,2012)

b. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah semua bidan yang bekerja di puskesmas parigi,

puskesmas tinggimoncong, puskesmas manuju,dan puskesmas parangloe baik itu

bidan pegawai negeri sipil dan bidan pegawai tidak tetap yang bertugas di puskesmas

tersebut maupun yang ditugaskan oleh puskesmas ke desa-desa setempat. Total

sampel dalam penelitian ini berjumlah 49 orang bidan.

Page 54: SKRIPSI ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL

Rumus menghitung sampel yang biasa digunakan dalam penelitian kesehatan

(ariawan,1998 dalam yatino,2005) yaitu :

Keterangan : N = Jumlah populasi

n = Jumlah Sampel

Z(1-α/2) = Nilai Z pada tingkat kepercayaan 95 % (1,96)

d = Presisi (0,1)

P = Proporsi (0,5)

Dengan demikian

n =

�(��

∝�)

� �(���) �

��(���)��

(��∝�)

� �(���)

n = ��,��� �.�,� (���,�)���

�,��(�����)�(�,��)�.�,�(���,�)

n = ���,��

�,��

n = 49,1

n = 49

D. Pengambilan data

Pengambilan data dilakukan dengan dua cara yaitu:

1. Data Primer

Data primer diperoleh dengan melalui tahapan sebagai berikut :

Page 55: SKRIPSI ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL

a. Mendatangi puskesmas parigi , puskesmas tinggimoncong, puskesmas manuju,

puskesmas parangloe, dan dinas kesehatan kabupaten gowa di untuk mengambil

data awal.

b. Mengumpulkan data tentang kinerja bidan pada pelayanan antenatal care di

puskesmas parigi,puskesmas tinggimoncong, puskesmas manuju, dan puskesmas

parangloe kabupaten gowa.

c. Pengisian kuesioner dilakukan dengan cara wawancara dan observasi dimana

peneliti memberikan kuesioner kinerja bidan mengenai kinerjanya, pengetahuan,

motivasi , kepemimpinan, insentif, dan rekan kerja. Kuesioner rekan kerja lebih

berisikan bentuk penilaian rekan kerja bidan / teman seprofesi terhadap kinerja

bidan pada pelayanan Antenatal Care (ANC) yang dijadikan sampel dalam

penelitian ini.

d. Pengecekan kembali kuesioner yang telah di isi

2. Data sekunder.

Data sekunder di peroleh dari hasil pencatatan dan pelaporan berupa data cakupan

K1 dan K4 di tempat penelitian (puskesmas), AKI dan AKB di tingkat puskesmas

maupun tingkat kabupaten, dan distribusi tenaga bidan.

E. Pengolahan data

Setelah data terkumpul, dilanjutkan dengan pengolahan data yang dilakukan dengan

tahap-tahap sebagai berikut :

Page 56: SKRIPSI ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL

a. Editing.

Proses editing dilakukan setelah data terkumpul dan dilakukan dengan memeriksa

kelengkapan data, memeriksa kesinambungan data, dan keseragaman data serta

dilakukan pemeriksaan pada data yang telah di entri ke dalam computer.

b. Koding.

Proses koding di lakukan untuk memudahkan dalam pengolahan data, semua jawaban

atau data perlu di sederhanakan yaitu dengan symbol-simbol tertentu, untuk setiap

jawaban (pengkodean).

c. Entry data.

Proses entry data di mulai dengan membuat program entry data pada program SPSS

sesuai dengan variabel yang di teliti untuk mempermudah proses hasil analisis hasil

penelitian, kemudian data yang terkumpul dari kuesioner dientry dalam computer.

F. Analisis data

a. Analisis Univariat.

Menganalisa variabel-variabel yang ada secara Deskriptif dengan menghitung

distribusi frekuensi dan persentase untuk mengetahui karateristik dan subjek

penelitian.

b. Analisis Bivariat.

Analisis yang di lakukan untuk melihat hubungan variable yang meliputi

variable independen terhadap dependen. Uji statistic pada analisis bivariat

menggunakan Chi-Square (X²) dengan tingkat kemaknaan α < 0,05 dan data diolah

dengan menggunakan computer dengan program SPSS. Adapun rumus yang

digunakan sebagai berikut :

Page 57: SKRIPSI ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL

X² =∑(�����)�

��

Keterangan :

X² : Nilai Chi-Squere

fo : frekuensi yang diobservasi ( frekuensi empiris )

fe : frekuensi yang diharapkan ( frekuensi teoritis )

Pengujian dilakukan berdasarkan Xhitung dengan Xtabel dengan cara

membandingkan antara X²hitung dan nilai X²tabel dengan syarat sebagai berikut :

Ho ditolak dan Ha diterima = Jika X²hitung > X²tabel ( berarti Ada hubungan

Pengetahuan, Motivasi, Kepemimpinan, Insentif, dan Rekan Kerja dengan

Kinerja Bidan pada Pelayanan Antenatal Care )

Ho diterima Ha ditolak = Jika Xhitung < Xtabel ( berarti Tidak ada Hubungan

Pengetahuan, Motivasi, Kepemimpinan, Insentif, dan Rekan Kerja yang

mempengaruhi Kinerja Bidan pada Pelayanan Antenatal Care) Sedangkan Jika

berdasarkan nilai Probabilitas (p) pengambilan pengambilan kesimpulan dapat

diketahui dengan syarat sebagai berikut :

Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima (berarti Ada

Hubungan Pengetahuan, Motivasi, Kepemimpinan, Insentif, dan Rekan

Kerja dengan Kinerja Bidan pada Pelayanan Antenatal Care)

Jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak (Tidak ada

Hubungan Pengetahuan, Motivasi, Kepemimpinan, Insentif, dan Rekan

Kerja dengan Kinerja Bidan pada Pelayanan Antenatal Care )

Untuk mengetahui tingkat keeratan antara dua variable yang telah diuji

digunakan koefisien φ (Phi). Stang (2005 : 36) di kutip dalam Nurhayani, 2012,

Page 58: SKRIPSI ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL

Koefisien φ (Phi) digunakan untuk mengetahui kuatnya hubungan jika hasil Uji Chi-

Squere (X²) untuk tabel kontigensi 2x2 bermakna. Adapun rumus yang digunakan

sebagai berikut :

Rφ = |�����|

�(���)(���)(���)(���)

Berdasarkan nilai Koefisien φ (Phi) berada antara 0 sampai 1 (0 < Phi < 1)

dikemukakan oleh sugiyono ( dalam Nurhayani 2012) yaitu pada tabel 1. berikut ini :

Inteval Koefisien Tingkat Hubungan

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

0,60 – 0,799 Kuat

0,40 – 0,599 Sedang

0,20 – 0,399 Rendah

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

G. Penyajian Data

Data yang telah dianalisis disajikan dalam bentuk tabel dan narasi untuk membahas

hasil penelitian.

Page 59: SKRIPSI ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di empat Puskesmas di Kabupaten Gowa , mengingat untuk

mencapai target minimum sampel dalam suatu penelitian kesehatan. Empat Puskesmas tersebut

yakni Puskesmas Parigi, Puskesmas Tinggimoncong, Puskesmas Manuju, dan Puskesmas

Parangloe dengan total sampel dari keempat puskesmas ini adalah 49 responden.

Penelitian ini merupakan penelitian observasi analitik dengan rancangan “cross

sectional study” yaitu melihat beberapa variable penelitian secara bersamaan pada waktu

tertentu. Peneliti mencari hubungan antara factor Pengetahuan, Motivasi, Kepemimpinan,

Insentif / Imbalan, Rekan Kerja (independen) dengan factor Kinerja Bidan (dependen) pada

Pelayanan Antenatal Care ,dimana peneliti melakukan observasi atau pengukuran variable sekali

dan sekaligus.

Pengumpulan data pada penelitian ini yakni dengan data primer menggunakan kuesioner

berisi pertanyaan-pertanyaan seputar variable yang diteliti kemudian diberikan kepada

responden. Data yangt diperoleh diolah dengan menggunakan computer program SPSS 16 dan

disajikan dalam bentuk tabel frekuensi dan crosstab (tabulasi silang).

Adapun hasil penelitian diuraikan dalam bentuk tabel kemudian disertai penjelasan /

narasi , sebagai berikut :

1. Identitas Responden

Hasil penelitian ini memberikan gambaran karakteristik responden dari 49 bidan di

Puskesmas Parigi, Puskesmas Tinggimoncong, Puskesmas Manuju,dan Puskesmas

Page 60: SKRIPSI ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL

Parangloe Kabupaten Gowa yang terdiri dari Karakteristik Responden berdasarkan Umur,

Pendidikan, Status Perkawinan, Masa Kerja dan Status Kepegawaian.

a. Umur

Tabel 2 Distribusi Responden Berdasarkan Umur Bidan

di Puskesmas Sekabupaten Gowa.

Umur

Frekuensi

N %

20 – 27 28-35 36-44 45-55

26 12 7 4

53,1 24,5 14,3 8,2

Jumlah 49 100 Sumber : Data Primer Tahun 2013

Berdasarkan Tabel 3 diatas menunjukkan bahwa presentasi Umur terbesar yaitu

kelompok umur 20 – 27 tahun sebanyak 26 responden ( 53,1% ), diikuti kelompok umur 28

– 35 tahun sebanyak 12 responden (24,5 %) . Sementara kelompok umur yang paling kecil

yakni 45 – 55 tahun sebanyak 4 responden (8,2 %).

b. Pendidikan Terakhir

Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Bidan

di Puskesmas Sekabupaten Gowa.

Pendidikan Terakhir

Frekuensi

N %

Diploma III Srata I

46 3

93,9 6,1

Jumlah 49 100 Sumber : Data Primer Tahun 2013

Dari tabel diatas menjelaskan bahwa persentasi Pendidikan Terakhir Bidan yang

paling banyak adalah Diploma III 46 responden (93,9%) sementara yang paling sedikit

yakni 3 responden (6,1%).

Page 61: SKRIPSI ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL

c. Status Perkawinan

Tabel 4 Distribusi Responden Berdasarkan Status Perkawinan Bidan

di Puskesmas Sekabupaten Gowa.

Status Perkawinan

Frekuensi

N %

Belum Menikah Menikah

19 30

38,8 61,2

Jumlah 49 100 Sumber : Data Primer Tahun 2013

Dari tabel 4 diatas menunjukkan bahwa persentasi Status Perkawinan Bidan yang

belum Menikah sebanyak 19 responden ( 38,8%). Presentasi ini lebih sedikit bila

dibandingkan dengan presentasi bidan yang telah Menikah yakni sebanyak 30 responden

(61,2%).

d. Masa Kerja

Tabel 5 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Bidan

di Puskesmas Sekabupaten Gowa.

Masa Kerja /

Pengalaman

Frekuensi

N %

Cukup Lama

Kurang Lama

32

17

65,3

34, 7

Jumlah 49 100

Sumber : Data Primer Tahun 2013

Pada Tabel 5 diatas diketahui bahwa faktor masa kerja atau pengalaman

mempengaruhi kinerja bidan dari aspek kompetensi . Bidan yang masa kerjanya Cukup

Lama sebanyak 32 orang (65,3 %) dan bidan yang masa kerjanya Kurang Lama sebanyak

17 responden (34,7%).

Page 62: SKRIPSI ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL

e. Status Kepegawaian

Tabel 6 Distribusi Responden Berdasarkan Status Kepegawaian Bidan

di Puskesmas Sekabupaten Gowa.

Status Kepegawaian

Frekuensi

N %

PNS PTT

19 30

38,8 61,2

Jumlah 49 100 Sumber : Data Primer Tahun 2013

Tabel 6 diatas menunjukkan bahwa Status Kepegawaian Bidan yang paling banyak

yakni Bidan PTT (Pegawai Tidak Tetap) 30 responden ( 61,2%) dan yang paling sedikit

yakni Bidan PNS (Pegawai Negeri Sipil) 19 responden (38,8%).

2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Deskriptif Variabel Penelitian

Hasil penelitian ini memberikan gambaran Faktor- faktor yang mempengaruhi

Kinerja Bidan Pada Pelayanan Antenatal Care (ANC) di beberapa Puskesmas di Kabupaten

Gowa yang dapat ditinjau dari distribusi frekuensi berdasarkan deskriftif variable penelitian.

a. Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Bidan pada Pelayanan Antenatal Care

(ANC)

Dalam penelitian ini terdapat lima dimensi faktor yang mempengaruhi kinerja

bidan yakni faktor pengetahuan, faktor motivasi, faktor kepemimpinan, faktor insentif,

dan faktor rekan kerja.

Page 63: SKRIPSI ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL

1. Pengetahuan

Tabel 7 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Bidan di

Puskesmas Sekabupaten Gowa

Tingkat Pengetahuan

Frekuensi

N %

Cukup

Kurang

30

19

61,2

38,8

Jumlah 49 100

Sumber : Data Primer Tahun 2013 Pada Tabel 7 diatas menjelaskan bahwa bidan yang cukup tingkat pengetahuan

lebih besar daripada bidan yang tingkat pengetahuannya kurang. Dengan bidan yang

Cukup Pengetahuan sebanyak 30 responden (61,2 % ) dan bidan yang kurang

pengetahuannya sebanyak 19 responden (38,8% ).

2. Motivasi

Tabel 8 Distribusi Responden Berdasarkan Motivasi Kerja Bidan

di Puskesmas Sekabupaten Gowa

Motivasi

Frekuensi

N %

Cukup Kurang

37 12

75,5 24,5

Jumlah 49 100 Sumber : Data Primer Tahun 2013

Tabel 8 diatas menjelaskan bahwa Faktor motivasi ini, dari 49 responden, 37

responden ( 75,5%) yang memiliki Motivasi yang cukup, 12 responden (24,5%) memilki

motivasi yang kurang.

Page 64: SKRIPSI ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL

3. Kepemimpinan

Tabel 9 Distribusi Responden Berdasarkan Kepemimpinan

di Puskesmas Sekabupaten Gowa

Kepemimpinan

Frekuensi N %

Cukup Kurang

38 8

77,6 22,4

Jumlah 49 100 Sumber : Data Primer Tahun 2013

Berdasarkan tabel 9 diketahui bahwa terdapat 38 responden (77,6%) yang

menyatakan kepemimpinan pemimpin puskesmas (kepala unit) Cukup baik dan 11

responden (22,4%) menyatakan kepemimpinan kepala puskesmas (kepala unit) kurang

baik.

4. Insentif / Imbalan

Tabel 10 Distribusi Responden Berdasarkan Insentif / Imbalan

di Puskesmas Sekabupaten Gowa

Sumber : Data Primer Tahun 2013

Berdasarkan tabel 10 diatas diketahui bahwa lebih banyak bidan merasa Cukup

Insentif yang mereka terima dari bidan yang merasa kurang terhadap Insentif yang

diterima. Sebanyak 31 responden (63,3%) merasa Cukup Insentif yang diterima dan

sebanyak 18 responden (36,7%) merasa Kurang.

Insentif / Imbalan

Frekuensi

N %

Cukup Kurang

31 18

63,3 36,7

Jumlah 49 100

Page 65: SKRIPSI ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL

5. Rekan Kerja

Tabel 11 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Rekan Kerja Bidan

di Puskesmas Sekabupaten Gowa.

Rekan Kerja

Frekuensi

N %

Cukup Kurang

39 10

79,6 20,4

Jumlah 49 100 Sumber : Data Primer Tahun 2013 Tabel 11 menjelaskan bahwa sebanyak 39 bidan (79,6%) merasa Hubungan

dengan sesama dan penilaian terhadap Rekan Kerja bidan cukup baik , sedangkan

sebanyak 10 bidan (20,4%) yang merasa hubungan dan penilaian terhadap rekan kerja

kurang baik.

6. Kinerja Bidan pada Pelayanan Antenatal (ANC)

Tabel 12 Distribusi Responden Berdasarkan Kinerja Bidan pada Pelayanan ANC di

Puskesmas Sekabupaten Gowa.

Kinerja Bidan pada Pelayanan ANC

Frekuensi

N %

Tinggi Rendah

34 15

69,4 30,6

Jumlah 49 100 Sumber : Data Primer Tahun 2013 Pada tabel 12 diketahui bahwa jumlah bidan yang kinerjanya Tinggi pada

pelayanan Antenatal Care ( ANC) lebih banyak daripada bidan yang kinerjanya rendah.

Sebanyak 34 responden (69,4%) yang memiliki kinerja Tinggi dan sebanyak 15

responden (30,6%) yang memiliki kinerja Rendah dari 49 responden.

Page 66: SKRIPSI ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL

3. Hubungan Karakteristik Responden dengan Kinerja Bidan pada Pelayanan

Antenatal Care (ANC)

Hasil penelitian memberikan gambaran hubungan karakteristik responden dengan Kinerja

Bidan pada pelayanan Antenatal Care (ANC) dengan 49 bidan yang bertugas di empat

puskesmas maupun yang ditugaskan Puskesmas ke desa-desa sekitar di Kabupaten Gowa yang

dapat ditinjau pada tabulasi silang yang merupakan hasil crosstab berikut ini

1. Umur dengan Kinerja Bidan pada Pelayanan ANC

Tabel 13 Hubungan Umur Responden dengan Kinerja Bidan pada Pelayanan ANC di

beberapa Puskesmas di Kabupaten Gowa.

S

Sumber : Data Primer Tahun 2013

Berdasarkan tabel 13 diatas diketahui bahwa sebagaian besar responden berada

pada kelompok umur 20 – 27 tahun yaitu sebanyak 26 responden dengan 17 responden

(65,4%) yang memiliki kinerja Tinggi pada Pelayanan Antenatal Care (ANC) dan

terdapat 9 responden (34,6%) yang memiliki Kinerja Rendah. Selanjutnya jumlah

responden pada kelompok umur 28 – 35 tahun terdapat 12 responden. Dari 12 responden

tersebut sebanyak 9 responden (75,0%) yang memiliki Kinerja Tinggi dan sebanyak 3

responden (25,0%) yang memiliki Kinerja Rendah.

Sementara itu, kelompok umur 36 – 44 tahun sebanyak 7 responden. 4 responden

(57,1%) memiliki Kinerja Tinggi dan 3 responden (42,9%) memiliki Kinerja Rendah.

Umur Kinerja bidan pada Pelayanan ANC

Total Tinggi Rendah

N % N % N %

20-27 17 65,4 9 34,6 26 100,0

28-35 9 75,0 3 25,0 12 100,0

36-44 4 57,1 3 42,9 7 100,0

45-55 4 100,0 0 0 4 100,0

Total 34 69,4 15 30,6 49 100,0

Page 67: SKRIPSI ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL

Serta untuk kelompok umur 45 – 55 tahun terdapat 4 responden (100%) memiliki Kinerja

Tinggi.

2. Pendidikan Terakhir dengan Kinerja Bidan pada Pelayanan ANC

Tabel 14 Hubungan Pendidikan dengan Kinerja Bidan pada Pelayanan ANC di beberapa

Puskesmas di Kabupaten Gowa.

Sumber :Data Primer Tahun 2013

Tabel 14 menunjukkan bahwa Pendidikan terakhir responden yaitu lulusan

Diploma III sebanyak 46 responden dan Starata I sebanyak 3 responden. Untuk bidan

lulusan diploma III terdapat 31 responden (67,4%) yang memiliki Kinerja Tinggi pada

pelayanan ANC dan terdapat 15 responden (32,6%) yang memiliki Kinerja Rendah pada

pelayanan ANC. Sementara itu untuk bidan lulusan Strata 1 sebanyak 3 responden

(100%) yang memiliki Kinerja Tinggi.

3. Status Perkawinan dengan Kinerja Bidan pada Pelayanan ANC

Pendidkan

Terakhir

Kinerja bidan pada Pelayanan

ANC

Total Tinggi Rendah

N % N % N %

Diploma III 31 67,4 15 32,6 46 100,0

Strata I 3 100,0 0 0 3 100,0

Total 34 69,4 15 30,6 49 100,0

Page 68: SKRIPSI ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL

Tabel 15 Hubungan Status Perkawinan dengan Kinerja Bidan pada Pelayanan ANC di

beberapa Puskesmas di Kabupaten Gowa.

Sumber : Data Primer Tahun 2013

Pada tabel 15 menjelaskan bahwa bidan yang belum menikah berjumlah 19

responden dan bidan yang sudah menikah berjumlah 30 responden. Bidan yang belum

menikah jumlahnya lebih sedikit daripada bidan yang sudah menikah. Dari 30 responden

yang telah menikah terdapat 21 reponden (70,0%) memiliki Kinerja Tinggi pada

pelayanan Antenatal Care (ANC) dan 6 responden (31,6%) memiliki Kinerja Rendah

pada pelayanan Antenatal Care (ANC). Selanjutnya 19 responden yang belum menikah

terdapat 13 responden (68,4%) yang memiliki Kinerja Tinggi pada pelayanan ANC dan

terdapat 6 responden (31,6%) yang memiliki Kinerja Rendah pada pelayanan ANC.

4. Masa Kerja dengan Kinerja Bidan pada Pelayanan ANC

Tabel 16.

Status

Perkawinan

Kinerja bidan pada Pelayanan

ANC

Total Tinggi Rendah

N % n % N %

Belum menikah 13 68,4 6 31,6 19 100,0

Menikah 21 70,0 9 30,0 30 100,0

Total 34 69,4 15 30,6 49 100,0

Page 69: SKRIPSI ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL

Hubungan Masa Kerja dengan Kinerja Bidan pada Pelayanan ANC di beberapa puskesmas di kabupaten gowa.

Sumber : Data Primer Tahun 2013

Pada tabel 16 menjelaskan bahwa sebanyak 32 responden yang masa kerjanya

cukup lama, diantara 32 responden itu sebanyak 23 responden (71,9%) memiliki kinerja

tinggi pada pelayanan ANC dan 9 responden (28,1%) memiliki kinerja rendah pada

pelayanan ANC. Sedangkan dari 17 responden yang kurang masa kerjanya, sebanyak 11

responden (64,7%) memilki kinerja tinggi dan 6 responden (35,3%) memilki kinerja

rendah.

5. Status Kepegawaian dengan Kinerja Bidan pada Pelayanan ANC

Tabel 17 Hubungan Status Kepegawaian dengan Kinerja Bidan pada Pelayana ANC di

beberapa Puskesmas di Kabupaten Gowa.

Sumber : Data Primer Tahun 2013

Berdasarkan Tabel 17 diatas menunjukkan bahwa status kepegawaian bidan

sebagai PNS (Pegawai Negeri Sipil) berjumlah 19 responden, sebanyak 16 responden

(84,2%) memiliki Kinerja Tinggi dan 3 responden (15,8%) memiliki Kinerja Rendah.

Masa Kerja

Kinerja bidan pada Pelayanan ANC

Total Tinggi Rendah

N % N % N %

Cukup lama 23 71,9 9 28,1 32 100,0

Kurang lama 11 64,7 6 35,3 17 100,0

Total 34 69,4 15 30,6 49 100,0

Status

Kepegawaian

Kinerja bidan pada Pelayanan

ANC

Total Tinggi Rendah

N % N % N %

PNS 16 84,2 3 15,8 19 100,0

PTT 18 60,0 12 40,0 30 100,0

Total 34 69,4 15 30,6 49 100,0

Page 70: SKRIPSI ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL

Sementara status kepegawaian bidan sebagai PTT (Pegawai Tidak Tetap) berjumlah 30

responden, sebanyak 18 responden (60,0%) yang memiliki Kinerja Tinggi dan 12

responden (40,0%) yang memiliki Kinerja Rendah.

4. Hubungan Variabel Independen dengan Variabel Dependen

Untuk melihat hubungan antara variable independen dan variable dependen digunakan

tabulasi silang dengan analisis Chi-Square. Sementara untuk melihat kekuatan hubungan antara

variable dilakukan dengan menggunakan uji Koefisien φ (Phi).

1. Hubungan Pengetahuan dengan Kinerja Bidan pada Pelayanan ANC

Pengetahuan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kondisi tahu seorang

bidan setelah melakukan penginderaan terhadap suatu objek melalui indera mata dan

telinga yaitu melalui proses pengalaman dan proses belajar secara formal maupun

informal melalui pendidikan dan pelatihan bagi bidan . Khususnya kondisi tahu seorang

bidan dalam pelayanan Antenatal Care (Pemeriksaan Kehamilan) pada ibu hamil.

Pengetahuan merupakan kemampuan intelektual dan tingkat pemahaman bidan

terutama kompetensi bidan terhadap penerapan standar pelayanan antenatal care sesuai

pendidikan kebidanan

Tabel 18. Hubungan Pengetahuan dengan Kinerja Bidan pada Pelayanan ANC di

Total

Page 71: SKRIPSI ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL

beberapa Puskesm

as di Kabupaten Gowa.

Sumber : Data Primer 2013

Berdasarkan tabel 18 menjelaskan bahwa dari 30 responden yang memiliki

Pengetahuan Cukup, terdapat 24 responden (80,0%) memiliki Kinerja Tinggi dan 6

responden (20,0%) memiliki Kinerja Rendah. Sementara itu dari 19 responden yang

memiliki Pengetahuan Kurang , terdapat 10 responden (52,6%) yang memiliki Kinerja

Tinggi dan 9 responden (47,4%) yang memiliki Kinerja Rendah.

Hasil uji statistic dengan Chi-Square diperoleh nilai ρ=0,04 lebih kecil dari α =

0,05 (ρ < 0,005) yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian terdapat

hubungan antara pengetahuan dengan kinerja bidan terhadap antenatal care di beberapa

puskesmas di kabupaten gowa. Hasil uji koefisien φ (phi) diperoleh nilai Rφ = 0,289

yang berada pada rentang antara 0,20 – 0,399. Dengan demikian terdapat hubungan

rendah antara pengetahuan dengan kinerja bidan pada pelayanan Antenatal Care di

puskesmas sekabupaten gowa. Hubungan tersebut menunjukkan bahwa salah satu yang

Pengetahuan Kinerja bidan pada Pelayanan

ANC

Uji

Statistik

Tinggi Rendah

n % n % N % X² = 4,102

Cukup 24 80,0 6 20,0 30 100,0 ρ = 0,04

Kurang 10 52,6 9 47,4 19 100,0 Rφ=0,289

Total 34 69,4 15 30,6 49 100,0

Page 72: SKRIPSI ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL

berhubungan dengan kinerja bidan pada pelayanan antenatal care adalah pengetahuan di

puskesmas sekabupaten gowa.

2. Hubungan Motivasi dengan Kinerja Bidan pada Pelayanan ANC

Motivasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dorongan kerja yang ada

pada pribadi bidan yang berperilaku dalam kinerjanya untuk mencapai target pelayanan

antenatal care. Motivasi merupakan kemauan atau keinginan didalam diri seseorang yang

mendorongnya untuk bertindak berdasarkan pendidikan kebidanan

Tabel 19. Hubungan Motivasi dengan Kinerja Bidan pada Pelaayanan ANC di

Puskesmas Sekabupaten Gowa.

S

Sumber : Data Primer Tahun 2013

Sesuai tabel 19 diatas menunjukkan bahwa dari 37 responden yang memiliki

motivasi kerja Cukup, terdapat 29 responden (78,4%) memiliki kinerja tinggi dan 8

responden (21,6%) memiliki kinerja rendah. Selanjutnya responden yang memilki

motivasi kerja kurang, terdapat 5 responden (41,7%) memiliki kinerja tinggi dan 7

responden (58,3%) memiliki kinerja rendah.

Hasil uji statistic dengan Chi-Square diperoleh nilai ρ=0,016 lebih kecil dari α =

0,05 (ρ < 0,005) yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian terdapat

Motivasi

Kinerja bidan pada Pelayanan

ANC Total

Uji

Statistik

Tinggi Rendah

N % N % N % X² = 5,749

Cukup 29 78,4 8 21,6 37 100,0 ρ=0,016

Kurang 5 41,7 7 58,3 12 100,0 Rφ=0,343

Total 34 69,4 15 30,6 49 100,0

Page 73: SKRIPSI ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL

hubungan yang bermakna antara motivasi dengan kinerja bidan pada pelayanan antenatal

care di puskesmas sekabupaten gowa. Hasil uji koefisien φ (phi) diperoleh nilai Rφ =

0,343 yang berada pada rentang antara 0,20 – 0,399. Dengan demikian terdapat hubungan

rendah antara motivasi dengan kinerja bidan pada pelayanan Antenatal Care di

puskesmas sekabupaten gowa. Hubungan tersebut menunjukkan bahwa salah satu yang

berhubungan dengan kinerja bidan pada pelayanan antenatal care adalah Motivasi Kerja

di puskesmas sekabupaten gowa.

3. Hubungan Kepemimpinan dengan Kinerja bidan pada Pelayanan ANC

Yang dimaksud dengan kepemimpinan dalam penelitian ini adalah keseluruhan

aktifitas kepala puskesmas atau kepala unit dalam mendorong dan mengarahkan bawahan

mengerjakan tugasnya atas kemauannya sendiri. Kebanyakan bawahan menginginkan

pemimpin yang jiwa solidaritas tinggi dan mengayomi sehingga dapat meningkat

semangat kerja. Dengan demikian kinerja yang dihasilkanpun akan baik.

Tabel 20. Hubungan Kepemimpinan dengan Kinerja Bidan pada Pelayanan ANC di di

Puskesmas Sekabupaten Gowa

Sumber : Data Primer Tahun 2013

Pada tabel 20 dijelaskan bahwa dari 38 responden yang menyatakan

kepemimpinan pemimpin puskesmas Cukup baik , sebanyak 30 responden (78,9%)

Kepemimpinan

Kinerja bidan pada Pelayanan

ANC Total

Uji

Statistik

Tinggi Rendah

n % N % N % X² = 7,283

Cukup 30 78,9 8 21,1 38 100,0 ρ= 0,007

Kurang 4 36,4 7 63,6 11 100,0 Rφ=0,386

Total 34 69,4 15 30,6 49 100,0

Page 74: SKRIPSI ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL

memiliki kinerja Tinggi dan sebanyak 8 responden (21,1%) memiliki kinerja Rendah.

Sementara itu, terdapat 11 responden yang menyatakan kepemimpinan pemimpin mereka

Kurang baik yakni sebanyak 4 responden (36,4%) memiliki kinerja yang tinggi dan

sebanyak 7 responden (63,6%) yang memiliki kinerja rendah.

Hasil Uji Statistik dengan Chi – Square diperoleh nilai ρ = 0,007 lebih kecil dari α

= 0,05 (ρ < 0,005) yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian terdapat

hubungan antara kepemimpinan pemimpin puskesmas dengan kinerja bidan pada

pelayanan antenatal care di puskesmas sekabupaten gowa. Hasil uji koefisien φ (phi)

diperoleh nilai Rφ = 0,386 yang berada pada rentang antara 0,20 – 0,399. Dengan

demikian terdapat hubungan rendah antara kepemimpinan pemimpin puskesmas dengan

kinerja bidan pada pelayanan Antenatal Care di puskesmas sekabupaten gowa. Hubungan

tersebut menunjukkan bahwa salah satu yang berhubungan dengan kinerja bidan pada

pelayanan antenatal care adalah kepemimpinan di puskesmas sekabupaten gowa.

4. Hubungan Insentif / Imbalan dengan Kinerja Bidan pada Pelayanan ANC

Yang dimaksudkan dengan Insentif pada penelitian ini adalah pemberian gaji

pokok bidan ataupun diluar gaji pokok berupa material (seperti

uang,perumahan,kendaraan) ataupun non material (seperti: pelatihan,pendidikan

berlanjut,peluang karier dan kenaikan pangkat istimewa atau dalam bentuk penghargaan

khusus) yang diterima oleh bidan.

Page 75: SKRIPSI ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL

Tabel. 21 Hubungan Insentif / Imbalan dengan Kinerja Bidan pada Pelayanan ANC di

beberapa Puskesmas di Kabupaten Gowa.

Sumber : Data Primer Tahun 2013

Berdasarkan tabel 21 diketahui bahwa sebanyak 31 responden menyatakan Cukup

insentif yang diterima,sebanyak 25 responden (80,6%) memiliki kinerja tinggi dan

sebanyak 6 responden (19,4%) memilki kinerja rendah. Disamping itu terdapat 9

responden yang menyatakan kurang terhadap insentif yang diterima, sebanyak 9

responden (50,0 %) yang memilki kinerja tinggi dan 9 responden (50,0%) memilki

kinerja rendah.

Hasil Uji Statistik dengan Chi – Square diperoleh nilai ρ = 0,025 lebih kecil dari α

= 0,05 (ρ < 0,005) yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian terdapat

hubungan antara insentif / imbalan dengan kinerja bidan pada pelayanan antenatal care di

puskesmas sekabupaten gowa. Hasil uji koefisien φ (phi) diperoleh nilai Rφ = 0,321 yang

berada pada rentang antara 0,20 – 0,399. Dengan demikian terdapat hubungan rendah

antara insentif yang diterima dengan kinerja bidan pada pelayanan Antenatal Care di

puskesmas sekabupaten gowa. Hubungan tersebut menunjukkan bahwa salah satu yang

Insentif / imbalan

Kinerja bidan pada Pelayanan

ANC Total

Uji Statistik

Tinggi Rendah

N % N % N % X² = 5,035

Cukup 25 80,6 6 19,4 31 100,0 ρ= 0,025

Kurang 9 50,0 9 50,0 18 100,0 Rφ = 0,321

Total 34 69,4 15 30,6 49 100,0

Page 76: SKRIPSI ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL

berhubungan dengan kinerja bidan pada pelayanan antenatal care adalah insentif di

puskesmas sekabupaten gowa.

5. Hubungan Rekan kerja dengan Kinerja Bidan pada Pelayanan ANC

Yang dimaksud dengan rekan kerja dalam penelitian ini adalah teman kerja bidan

yang sama – sama memberikan pelayanan Kesehatan Ibu dan anak, terutama Pelayanan

Pemeriksaan Kehamilan (Antenatal Care) yang berada dalam satu organisasi yakni

puskesmas. Seorang bidan memberikan penilaian seberapa besar teman kerjanya

melakukan kinerja pada pelayanan antenatal care.

Tabel 22 Hubungan Rekan Kerja dengan Kinerja Bidan pada Pelayanan ANC di

beberapa Puskesmas di Kabupaten Gowa.

SSumber : Data Primer Tahun 2013

Sesuai tabel 22 menjelaskan bahwa sebanyak 39 responden memberikan penilaian

cukup baik terhadap rekan kerjanya. Yakni sebanyak 31 responden (79,5%) memilki

kinerja tinggi dan 8 responden (20,5%) memilki kinerja rendah. Selanjutnya terdapat

sebanyak 10 responden yang memberikan penilaian kurang baik terhadap rekan kerjanya,

sebesar 3 responden (30,0%) yang memilki kinerja tinggi dan sebanyak 7 responden

(70,0%) yang memilki kinerja rendah dari 49 responden yang diteliti.

Rekan Kerja

Kinerja bidan pada Pelayanan

ANC Total

Uji Statistik

Tinggi Rendah

N % n % N % X² = 9,176

Cukup Baik 31 79,5 8 20,5 39 100,0 ρ=0,00

Kurang Baik 3 30,0 7 70,0 10 100,0 Rφ= 0,433

Total 34 69,4 15 30,6 49 100,0

Page 77: SKRIPSI ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL

Hasil Uji Statistik dengan Chi – Square diperoleh nilai ρ = 0,00 lebih kecil dari α

= 0,05 (ρ > 0,005) yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian terdapat

hubungan antara rekan kerja dengan kinerja bidan pada pelayanan antenatal care di

puskesmas sekabupaten gowa. Hasil uji koefisien φ (phi) diperoleh nilai Rφ = 0,433 yang

berada pada rentang antara 0,40 – 0,599. Dengan demikian terdapat hubungan sedang

antara rekan kerja dengan kinerja bidan pada pelayanan Antenatal Care di puskesmas

sekabupaten gowa. Hubungan tersebut menunjukkan bahwa salah satu yang

mempengaruhi kinerja bidan pada pelayanan antenatal care adalah insentif di puskesmas

sekabupaten gow

B. PEMBAHASAN

1. Karakteristik Responden dengan Kinerja Bidan pada Pelayanan ANC (Antenatal

Care)

Berdasarkan hasil penelitian dengan jumlah sampel adalah 49 responden yang

bertugas empat puskesmas ataupun di desa-desa sekitar puskesmas tersebut. Responden

dengan kelompok umur dan kinerja bidan di beberapa puskesmas di kabupaten gowa

dapat dilihat pada tabel 11, kelompok umur termuda 20 – 27 tahun yaitu 34,6% yang

memiliki Kinerja Rendah. Selanjutnya jumlah responden pada kelompok umur 28 – 35

tahun 25,0% yang memiliki Kinerja Rendah. Sementara itu, kelompok umur 36 – 44

tahun (42,9%) memiliki Kinerja Rendah. Serta untuk kelompok umur 45 – 55 tahun 0%

memiliki Kinerja rendah. Hal ini menunjukkan semakin tua responden semakin tinggi

kinerjanya terhadap pelayanan antenatal care. Semakin tua berarti semakin banyak

pengalaman yang didapat dalam melayani sehingga berefek pada peningkatan kesehatan

Page 78: SKRIPSI ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL

ibu dan anak. Secara tidak langsung responden belajar sambil mempraktekkan. Tentu saja

ini akan berdampak pada kinerja bidan tersebut.

Tingkat pendidikan dapat mempengaruhi kinerja seseorang. Bidan yang bekerja di

empat puskesmas ( puskesmas parigi, puskesmas tinggimoncong, puskesmas manuju dan

puskesmas parangloe) kebanyakan lulusan Diploma III dan Strata I. Dengan jenjang

pendidikan yang berbeda tentunya akan meberikan perbedaan kinerjanya pada pelayanan

antenatal care. Pada tabel 12 menjelaskan bahwa responden yang pendidikan terakhir

diploma III, 32,6% yang memiliki Kinerja Rendah pada pelayanan ANC. Sedangan

responden yang pendidikan terakhir Strata I, 0% memiliki kinerja rendah pada pelayanan

ANC. Dengan demikian semakin tinggi tingkat pendidikan responden semakin tinggi

pula kinerjanya pada pelayanan ANC.

Selanjutnya status perkawinan responden di empat puskesmas dikabupaten gowa,

pada tabel 13 sebelumnya menjelaskan untuk bidan yang telah menikah 30,0% (6

responden dari 19 responden) memiliki kinerja rendah pada pelayanan ANC dan untuk

responden yang belum menikah 31,6% (9 responden dari 30 responden) yang memiliki

kinerja rendah pada pelayanan ANC. Hal ini menunjukkan responden yang belum

menikah kinerjanya lebih tinggi dibandingkan dengan responden yang menikah. Ini

dipengaruhi oleh tanggungjawab yang emban responden yang telah menikah lebih besar

daripada responden yang belum menikah yakni tanggungjawab terhadap keluarga(suami

dan anak-anak).

Masa kerja menggambarkan pengalaman responden dalam menguasai bidangnya.

Pada umumnya responden dengan pengalaman kerja yang banyak tidak memerlukan

banyak bimbingan dibanding dengan responden yang pengalaman kerjanya sedikit. Masa

Page 79: SKRIPSI ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL

kerja responden dapat dilihat pada tabel 14, pada tabel tersebut dapat diketahui bahwa

responden yang masa kerjanya > 3 tahun 28,1% (9 responden dari 32 responden )

memilki kinerja rendah dan responden yang masa kerjanya < 3 tahun 35.3% (6 responden

dari 17 responden) memilki kinerja rendah. Dengan demikian semakin lama masa kerja

responden semakin tinggi pula kinerja responden pada pelayanan ANC.

Berdasarkan status kepegawaian bidan di empat puskesmas di kabupaten gowa

lebih banyak Pegawai tidak tetap (PTT) dengan kinerja rendah dari pada pegawai negeri

sipil (PNS). Sesuai tabel 15 dijelaskan bahwa responden sebagai PNS 15,8% (3

responden dari 19 responden ) memiliki kinerja rendah dan responden sebagai PTT

40,0% (12 dari 30 responden) memiliki kinerja rendah. Hal menunjukkan responden PTT

kinerjanya lebih rendah dari pada responden PNS. Hal ini dipengaruhi oleh proses

penyeleksian dalam perekrutan sebagai PNS yang diikuti oleh responden PNS.

2. Hubungan Variabel Independen dengan Variabel Dependen

Menurut Timple (dalam wawan setiawan,2007) faktor –faktor yang

mempengaruhi kinerja terdiri dari faktor internal dan eksternal. Faktor Internal yaitu

faktor yang dihubungkan dengan sifat-sifat seseorang, misalnya kinerja seseorang baik

disebabkan karena mempunya kemampuan tinggi dan seseorang itu tipe pekerja keras.

Sedangkan seseorang mempunya kinerja jelek disebabkan orang tersebut mempunyai

kinerja rendah dan orang tersebut tidak mempunyai upaya-upaya untuk memperbaiki

kemampuannya. Faktor Eksternal yaitu faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja

seseorang yang berasal dari lingkungan, seperti perilaku, sikap dan tindakan-tindakan

rekan kerja, bawahan atau pimpinan, fasilitas kerja, dan iklim organisasi.

Page 80: SKRIPSI ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL

Dalam penelitian ini terdapat lima dimensi faktor-faktor yang mempengaruhi

kinerja bidan pada pelayanan Antenatal Care (ANC) sebagai variable independen.

Kelima dimensi tersebut adalah pengetahuan, motivasi, kepemimpinan, insentif, dan

rekan kerja. Sementara variable dependen adalah kinerja bidan pada pelayanan antenatal

care di emapat puskesmas di kabupaten gowa. Adapun hubungan antara variable

independen dengan variabel dependen tersebut sebagai berikut :

a. Hubungan antara Pengetahuan dengan Kinerja Bidan pada pelayanan ANC

Kemampuan adalah kapasitas individu untuk melaksanakan berbagai tugas

dalam pekerjaan tertentu. Pengetahuan merupakan bagian dari kemapuan individu

seseorang yang diaplikasikan dalam kinerja yang di hasilkan.

Berdasarkan tabel 16 diketahui bahwa dari 30 responden yang memiliki

Pengetahuan Cukup 20,0% memiliki Kinerja Rendah dan 19 responden yang

memiliki Pengetahuan Kurang , (47,4% yang memiliki Kinerja Rendah. Hal ini

menunjukkan bahwa semakin rendah pengetahuan responden semakin rendah

pula kinerja bidan. Penelitian yang dilakukan oleh Emanuel Hamoko (2008)

mengatakan ada pengaruh pengetahuan terhadap kinerja klinis perawat dengan

nilai ρ 0,004 (< 0,25).

Hasil uji statistic dengan Chi-Square untuk melihat hubungan antara

variable independen dan variable dependen dan untuk melihat tingkat kemaknaan

diperoleh nilai ρ=0,04 lebih kecil dari α = 0,05 (ρ < 0,005) yang berarti Ho ditolak

dan Ha diterima. Dengan demikian terdapat hubungan antara pengetahuan dengan

kinerja bidan pada pelayanan antenatal care di puskesmas sekabupaten gowa.

Page 81: SKRIPSI ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL

Selanjutnya dilakukan lagi uji statistic untuk melihat keeratan hubungan

tersebut. Hasil uji koefisien φ (phi) diperoleh nilai Rφ = 0,289 yang menyatakan

ada hubungan rendah antara pengetahuan dengan kinerja bidan pada pelayanan

Antenatal Care di puskesmas sekabupaten gowa. Hubungan tersebut

menunjukkan bahwa salah satu yang berhubungan dengan kinerja bidan pada

pelayanan antenatal care adalah pengetahuan di puskesmas sekabupaten gowa.

b. Hubungan antara Motivasi dengan Kinerja Bidan pada pelayanan ANC

Menurut Muchlas (1997) dan Robbins (1996) (dalam Yatino,2005)

terdapat tiga kunci utama tentang motivasi dalam perilaku organisasi yaitu

kemauan untuk berusaha, pencapaian tujuan organisasi dan pemenuhan kebutuhan

pribadi individu dalam organisasi.

David C. McClelland berpendapat bahwa ada hubungan yang positif

antara motif berprestasi dengan pencapaian kinerja. Sedangkan McClelland

mengemukkan 6 karakteristik dari pegawai yang memilikimotif berprestasi tinggi

yaitu: memilki tanggungjawab pribadi yang tinggi, berani mengambil resiko,

memiliki tujuan yang realistis, memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan

berjuang untuk merealisasikan tujuannya, memanfaatkan umpan balik dan mencar

I kesempatan untuk merealisasikan rencana tersebut.

Berdasarkan hasil penelitian pada 49 bidan di beberapa puskesmas di

kabupaten gowa, umumnya memilki motivasi kerja yang baik pada pelayanan

antenatal care. Motivasi kerja yang baik memberikan rasa tanggungjawab pada

bidan untuk menyelasaikan tugasnya pada pelayanan ANC sehingga hasil

kinerjanyapun tinggi. Sesuai tabel 17 sebelumnya diketahui bahwa 37 responden

Page 82: SKRIPSI ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL

yang memiliki motivasi kerja Cukup, terdapat 29 responden (78,4%) memiliki

kinerja tinggi dan 8 responden (21,6%) memiliki kinerja rendah. Selanjutnya

responden yang memilki motivasi kerja kurang, terdapat 5 responden (41,7%)

memiliki kinerja tinggi dan 7 responden (58,3%) memiliki kinerja rendah. Hal ini

menjelaskan bahwa semakin tinggi motivasi kerja responden maka tinggi pula

kinerja responden pada pelayanan antenatal care. Hasil ini berbeda dengan

penelitian Yatino ( 2005 ) yang menjelaskan bahwa responden yang memiliki

motivasi baik mempunyai kinerja kurang. Hal ini dikarenakan responden tidak

mendapai insentif yang memadai dari Kepala Puskesmas ( 50%) dan lebih dari

setengahnya merupakan pendatang (60,4%), Hasil statistiknya juga menyebutkan

terdapat hubungan antara motivasi dengan kinerja bidan desa.

Selanjutnya untuk mengetahui hubungan dan tingkat kemaknaan motivasi

dengan kinerja bidan pada pelayanan antenatal care di puskesmas sekabupaten

gowa maka dilakukan uji statistic. Hasil uji statistic tersebut dilakukan dengan uji

Chi-Square diperoleh nilai ρ=0,016 yang berarti Ho ditolak Ha diterima.

Dengan mengetahui kemaknaan positif hubungan motivasi dengan kinerja

bidan pada pelayanan ANC di puskesmas sekabupaten gowa maka selanjutnya

dilakukan lagi uji statistic. Dimana keeratan tersebut diketahui dengan uji

koefisien φ (phi) diperoleh Rφ=0,343 yang menyatakan ada hubungan rendah

antara motivasi kerja dengan kinerja bidan pada pelayanan ANC di puskesmas

sekabupaten gowa. Semakin tinggi motivasi kerja, maka semakin tinggi pula

kinerja bidan pada pelayanan ANC.

Page 83: SKRIPSI ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL

c. Hubungan antara Kepemimpinan dengan Kinerja Bidan pada pelayanan

ANC

Menurut Siagian (2000, dalam suparjo,2003) menyebutkan bahwa

kepemimpinan adalah inti dari manajemen, karena kepemimpinan adalah motor

penggerak bagi sumber daya manusia dan sumber daya alam lainnya. Kurangnya

pemeliharaan dan perhatian pada tenaga kerja biasa menyebabkan semangat kerja

rendah,cepat lelah dan bosan serta lamban dalam menyelesaikan pekerjaannya,

yang pada akhirnya menurunkan prestasi kerja.

Berdasarkan hasil penelitian pada 49 bidan di empat puskesmas di

kabupaten gowa. Dijelaskan pada tabel 18 sebelumnya bahwa dari 41 responden

yang menyatakan kepemimpinan pemimpin puskesmas Cukup baik , sebanyak 34

responden (82,9) memiliki kinerja Tinggi dan sebanyak 7 responden (17,1%)

memiliki kinerja Rendah. Sementara itu, terdapat 8 responden yang menyatakan

kepemimpinan pemimpin mereka Kurang baik yakni sebanyak 6 responden

(75,0%) memiliki kinerja yang tinggi dan sebanyak 2 responden (25,0%) yang

memiliki kinerja rendah.

Kebanyakan bidan cukup menyukai kepemimpinan kepala puskesmas

mereka, walau sebagian kecil juga kurang menyukai. Ini berdampak pada kinerja

bidan pada pelayanan ANC. Hal ini sejalan dengan penelitian Suparjo (2003)

yang menyebutkan respoden memberikan kategori baik pada kepemimpinan

kepala puskesmas lebih banyak (52%) daripada kategori kurang (2%).

Selanjutnya yatino (2005) menyebutkan ada Hubungan antara kepemimpinan

dengan kinerja bidan yakni nilai p = 0,006 artinya Ho ditolak dan Ha dterima.

Page 84: SKRIPSI ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL

Hasil uji statistic dengan Chi- Square diperoleh nilai ρ=0,00 lebih kecil

dari α = 0,05 (ρ < 0,005) yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan

demikian terdapat hubungan antara kepemimpinan pemimpin puskesmas dengan

kinerja bidan pada pelayanan antenatal care di puskesmas sekabupaten gowa.

Sementara untuk menguji bagaimana tingkat keeratan hubungan

kepemimpinan dengan kinerja bidan pada pelayanan ANC dilakukan dengan

menggunakan uji statistic koefisien φ (phi) yang diperoleh nilai Rφ = 0,25 yang

berada pada rentang antara 0,20 – 0,399. Dengan demikian terdapat hubungan

rendah antara kepemimpinan pemimpin puskesmas dengan kinerja bidan pada

pelayanan Antenatal Care di puskesmas sekabupaten gowa. Semakin baik

kepemimpinan kepala puskesmas semakin tinggi pula kinerja bidan pada

pelayanan antenatal care.

d. Hubungan antara Insentif/Imbalan dengan Kinerja Bidan pada pelayanan

ANC

Pada umumnya para karyawan mendambakan bahwa kinerja mereka akan

berkolerasi dengan imbalan-imbalan yang diperoleh dari organisasi. Imbalan

diartikan Gibson (dalam Wawan Setiawan,2007) sesuatu yang diberikan manajer

kepada karyawan setelah memberikan kemampuan, keahlian dan usahanya

kepada organisasi, imbalan dapat berupa upah, alih tugas promosi, pujian dan

pengakuan.

Berdasarkan tabel 19 diketahui bahwa sebanyak 31 responden menyatakan

Cukup insentif yang diterima, sebanyak 6 responden 19,4% memilki kinerja

rendah. Dan terdapat 15 responden yang menyatakan kurang terhadap insentif

Page 85: SKRIPSI ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL

yang diterima, 9 responden 50,0% memilki kinerja rendah. Hal ini menunjukkan

semakin rendah insentif yang diterima responden semakin rendah pula kinerja

bidan tersebut pada pelayanan ANC. Ini terbukti dari data diatas diketahui lebih

banyak bidan yang kinerjanya rendah karena insentif yang terima kurang daripada

bidan yang kinerjanya tinggi dan merasa cukup insentif yang diterima.

Hubungan insentif dengan kinerja bidan pada pelayanan antenatal care di

beberapa puskesmas di kabupaten gowa diketaui dengan melihat hasil Uji

Statistik dengan Chi – Square diperoleh nilai ρ = 0,025 lebih kecil dari α = 0,05 (ρ

< 0,005) yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian terdapat

hubungan antara insentif / imbalan terhadap kinerja bidan pada pelayanan

antenatal care di puskesmas sekabupaten gowa. Sementara itu. Keeratan

hubungan tersebut diketahui dengan hasil uji koefisien φ (phi) diperoleh nilai Rφ

= 0,321 yang berada pada rentang antara 0,20 – 0,399. Dengan demikian terdapat

hubungan rendah antara insentif yang diterima dengan kinerja bidan pada

pelayanan Antenatal Care di puskesmas sekabupaten gowa. Kebanyakan bidan

merasa gaji dan insentif yang diterima kurang dan tidak sesuai dengan beban kerja

mereka.

e. Hubungan Rekan Kerja dengan Kinerja Bidan pada pelayanan ANC

Pada umumnya bidan di keempat puskesmas di kabupaten gowa

menyatakan cukup baik hubungan mereka dengan rekan kerjanya. Sesuai tabel 20

sebelumnya menjelaskan bahwa sebanyak 39 responden memberikan penilaian

Page 86: SKRIPSI ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL

cukup baik terhadap rekan kerjanya. Yakni sebanyak 31 responden (79,5%)

memilki kinerja tinggi dan 8 responden (20,5%) memilki kinerja rendah.

Selanjutnya terdapat sebanyak 10 responden yang memberikan penilaian kurang

baik terhadap rekan kerjanya, sebesar 3 responden (30,0%) yang memilki kinerja

tinggi dan sebanyak 7 responden (70,0%) yang memilki kinerja rendah dari 49

responden yang diteliti. Dengan demikian dapat diketahui bahwa semakin baik

hubungan dengan rekan kerja melalui penilaian pribadi responden terhadap

kinerja rekan kerja dapat memberikan bantuan dalam bentuk kritikan ataupun

saran agar kinerja rekan kerja responden lebih baik dan berkualitas.

Hubungan rekan kerja dengan kinerja bidan terhadap pelayanan antenatal

care diketahui terdapat hubungan bermakana dengan hasil uji Statistik dengan Chi

– Square diperoleh nilai ρ = 0,00 lebih kecil dari α = 0,05 (ρ > 0,005) yang berarti

Ho ditolak dan Ha diterima. Keeratan hubungan tersebut diketahui dengan hasil

uji koefisien φ (phi) diperoleh nilai Rφ = 0,433 yang berada pada rentang antara

0,40 – 0,599. Dengan demikian terdapat hubungan sedang antara rekan kerja

dengan kinerja bidan pada pelayanan Antenatal Care di puskesmas sekabupaten

gowa. Hubungan tersebut menunjukkan bahwa salah satu yang berhubungan

dengan kinerja bidan pada pelayanan antenatal care adalah insentif di puskesmas

sekabupaten gowa.

Page 87: SKRIPSI ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang hubungan faktor- faktor yang

mempengaruhi kinerja bidan terhadap kinerja bidan itu sendiri pada pelayanan Antenatal Care

di Puskesmas Sekabupaten Gowa maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Ada hubungan faktor pengetahuan dengan kinerja bidan pada pelayanan antenatal care di

puskesmas sekabupaten gowa. Hal ini ditunjukkan pada hasil uji statistic Chi-Square

yang dipeoleh nilai ρ=0,043 (ρ<0,05)

2. Ada hubungan faktor Motivasi dengan kinerja bidan pada pelayanan antenatal care di

puskesmas sekabupaten gowa. Hal ini ditunjukkan pada hasil uji statistic Chi-Square

yang dipeoleh ρ=0.016 (ρ<0,005).

3. Ada hubungan faktor kepemimpinan dengan kinerja bidan pada pelayanan antenatal care

di puskesmas sekabupaten gowa. Hal ini ditunjukkan dengan hasul uji statistic Chi-

Square yang diperoleh yaitu nilai ρ= 0,007 (ρ<0,05).

4. Ada hubungan faktor insentif dengan kinerja bidan pada pelayanan antenatal care di

puskesmas sekabupaten gowa. Hal ini ditunjukkan dengan hasul uji statistic Chi-Square

yang diperoleh yaitu nilai ρ= 0,025 (ρ<0,05).

5. Ada hubungan faktor rekan kerja dengan kinerja bidan pada pelayanan antenatal care di

puskesmas sekabupaten gowa. Hal ini ditunjukkan dengan hasul uji statistic Chi-Square

yang diperoleh yaitu nilai ρ= 0,002 (ρ<0,05).

B. SARAN

Page 88: SKRIPSI ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL

1. Empat Puskesmas di Kabupaten Gowa (Puskesmas Parigi, Puskesmas Tinggimoncong,

Puskesmas Manuju, dan Puskesmas Parangloe) diharapkan memperhatikan faktor –

faktor yang berhubungan dengan kinerja bidan seperti pengetahuan, motivasi kerja,

kepemimpinan, insentif, dan rekan kerja. Dengan demikian bidan memiliki kinerja yang

baik dalam pelaksanaan pelayanan Antenatal Care (ANC) pada ibu hamil.

2. Peneliti diharapkan untuk dapat meneliti lebih jauh variable – variable lain yang dapat

berhubungan dengan kinerja bidan pada pelayanan Antenatal Care (ANC) di Puskesmas

Sekabupaten Gowa.

DAFTAR PUSTAKA

Aryanti, FD. 2010. Analisis Kualitas Pelayanan Antenatal oleh Bidan di puskesmas di

kabupaten purbalingga. Tesis AKK minat MKIA Universitas Diponegoro. Skripsi.

Page 89: SKRIPSI ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL

Dinas Kesehatan Kabupaten Gowa, 2012, Laporan Data Dinas Kesehatan Kabupaten Gowa

dan Puskesmas di Kabupaten Gowa.

Ditjen Dikti Kemdikbud , 2011 , Standar Kompetensi Bidan Indonesia.

Depkes RI, 2004, Penilaian K I dan K IV, Jakarta.

Depkes RI, 2010. Laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010.

Gomes, J.F.C. 2001. Manajemen sumber daya manusia. Andi Offeset. Yogjakarta

Hasibuan, M.S.P. 2003. Organisasi dan motivasi, dasar peningkatan produktivitas. PT Bumi

Aksara, Jakarta.

Hasmoko, Emanuel ( 2008 ), Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja klinis perawat

berdasarkan penerapan system pengembangan manajemen kinerja klinis (SPMKK) di

ruang rawat inap rumah sakit panti wilasa citarum semarang. Tesis AKK. Universitas

Dipenogoro

Handerson, C., Jones, K., 2006. Buku Ajar Konsep Kebidanan (Alih Bahasa Ria Anjarwati,

Renata Komala Sari, Dian Adiningsih), Jakarta : EGC.

Farodis , Zian. 2012 , Buku Panduan Lengkap Manajemen Kebidanan. Yogjakarta: D-Medika

Jannah , Nurul. 2012 , Buku Ajar Asuhan Kebidanan Kehamilan. Yogyakarta: Penerbit Andi

Manuaba, I.A.C., Manuaba, I.B.G.F., Manuaba, I.B.G., 2008. Memahami Kesehatan

Reproduksi Wanita, Jakarta : EGC.

Mardiah dkk., 2011. “Faktor- factor yang berhubungan dengan Kinerja Bidan dalam

mendukung program inisiasi menyusui dini (IMD) Di Kota pekanbaru. Jakarta :

Universitas Terbuka.

Mochtar, R., 2005, Sinopsis Obstetri, Jakarta: EGC.

Page 90: SKRIPSI ANALISIS KINERJA BIDAN PADA PELAYANANANTENATAL

Nurhayani, 2012. “Hubungan kepuasan kerja dengan kinerja perawat di ruang rawat inap RSU

Daya Kota Makassar”. Makassar : Fakultas Kesehatan Masyarakat Unversitas

Hasanuddin. Skripsi

Prawirohardjo, S., 2005. Ilmu Kebidanan, Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Profil Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, 2009

Profil Kesehatan Indonesia , 2010

Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Gowa, 2007

Riyanto, Agus. 2011, Buku Pengolahan dan Analisis Data Kesehatan Yogjakarta : Medical

Book

Saifuddin, 2005. Buku Acuan Praktis Maternal dan Neonatal, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo.

Sistem Pendidikan Kebidanan Indonesia. 2012. Naskah Akademik . Jakarta: IBI & AIPKI

Suparjo. 2003. Analisa Faktor – factor yang mempengaruhi kinerja bidan pegawai tidak tetap

(PTT) dalam Pelayanan Antenatal. Tesis Konsentrasi Administasi Kebijakan Kesehatan

Universitas Dipenegoro.

Setiawan, Wawan .2007. Beberapa faktor yang berhubungan dengan kinerja bidan desa dalam

pertolongan persalinan di kabupaten tasikmalaya. Tesis Konsentasi Administrasi

Kebijakan Kesehatan Universitas Dipenegoro.

Thabita L.M dkk. 2009. Persepsi ibu bersalin tentang kinerja dan sikap bidan dalam

memberikan asuhan persalinan di Rumah sakit ibu dan anak Sitti Fatimah Makassar

Periode juli – Agustus 2009. Jurnal Media Kebidanan Poltekes Makassar.

Yatino. 2005. Analisis Kinerja Bidan Desa dan Hubungannya dengan keberhasilan program

perbaikan gizi dan kesehatan di kabupaten lampung barat. Skripsi Depertemen Gizi dan

Sumberdaya Keluarga Fakultas Pertanian IPB. di akses pada desember 2012