77
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI BACAAN PADA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN MEDIA SISTEM ISYARAT BAHASA INDONESIA (SIBI ) SISWA KELAS DASAR 2 ( D 2 ) SLB-B YAKUT PURWOKERTO TAHUN PELAJARAN 2008/2009 SKRIPSI Oleh : Retno Muktiasih X 5107585 PENDIDIKAN LUAR BIASA JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009

SKRIPSI - · PDF filedengan media sistem isyarat bahasa indonesia (sibi ) siswa kelas dasar 2 ( d2 ) ... vii kata pengantar ... lampiran iv silabus bahasa indonesia kls ii semester

  • Upload
    buiminh

  • View
    226

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SKRIPSI - · PDF filedengan media sistem isyarat bahasa indonesia (sibi ) siswa kelas dasar 2 ( d2 ) ... vii kata pengantar ... lampiran iv silabus bahasa indonesia kls ii semester

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI BACAAN PADA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

DENGAN MEDIA SISTEM ISYARAT BAHASA INDONESIA (SIBI ) SISWA KELAS DASAR 2 ( D2 ) SLB-B YAKUT

PURWOKERTO TAHUN PELAJARAN 2008/2009

SKRIPSI

Oleh : Retno Muktiasih

X 5107585

PENDIDIKAN LUAR BIASA JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2009

Page 2: SKRIPSI - · PDF filedengan media sistem isyarat bahasa indonesia (sibi ) siswa kelas dasar 2 ( d2 ) ... vii kata pengantar ... lampiran iv silabus bahasa indonesia kls ii semester

ii

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI BACAAN PADA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

DENGAN MEDIA SISTEM ISYARAT BAHASA INDONESIA (SIBI ) SISWA KELAS DASAR 2 ( D2 ) SLB-B YAKUT

PURWOKERTO TAHUN PELAJARAN 2008/2009

Oleh :

Retno Muktiasih X 5107585

Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Luar Biasa Jurusan Ilmu Pendidikan

PENDIDIKAN LUAR BIASA JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2009

Page 3: SKRIPSI - · PDF filedengan media sistem isyarat bahasa indonesia (sibi ) siswa kelas dasar 2 ( d2 ) ... vii kata pengantar ... lampiran iv silabus bahasa indonesia kls ii semester

iii

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

Persetujuan Pembimbing :

Pembimbing I, Pembimbing II,

Drs. H.A. Salim Choiri, MKes. Drs. R. Indianto, MPd. NIP. 19570901 198203 1 002 NIP. 19510115 198003 1 001

Page 4: SKRIPSI - · PDF filedengan media sistem isyarat bahasa indonesia (sibi ) siswa kelas dasar 2 ( d2 ) ... vii kata pengantar ... lampiran iv silabus bahasa indonesia kls ii semester

iv

Skripsi Berjudul

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI BACAAN PADA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

DENGAN MEDIA SISTEM ISYARAT BAHASA INDONESIA (SIBI ) SISWA KELAS DASAR 2 ( D2 ) SLB-B YAKUT

PURWOKERTO TAHUN PELAJARAN 2008/2009

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan

Pada hari: Senin Tanggal : 20 Juli 2009 Tim Penguji Skripsi:

Nama Terang Tanda tangan: 1. Ketua : Dra. B. Sunarti, MPd. ………………….. 2. Sekretaris : Dewi Sri Rejeki, SPd.,MPd. ………………….. 3. Penguji 1 : Drs. H. A. Salim Ch., M.Kes. ………………….. 4. Penguji 2 : Drs. R. Indianto, MPd. ………………….. Disahkan oleh : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta Dekan, Prof.Dr.H.M. Furqon Hidayatulloh, MPd NIP. 19600727 198702 1 001

Page 5: SKRIPSI - · PDF filedengan media sistem isyarat bahasa indonesia (sibi ) siswa kelas dasar 2 ( d2 ) ... vii kata pengantar ... lampiran iv silabus bahasa indonesia kls ii semester

v

ABSTRAK

Retno Muktiasih. MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI BACAAN PADA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN MEDIA SISTEM ISYARAT BAHASA INDONESIA (SIBI) SISWA KELAS DASAR 2 (D2) SLB–B YAKUT PURWOKERTO TAHUN PELAJARAN 2008/2009, Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Mei 2009. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan memahami bacaan siswa kelas D2 SLB – B YAKUT Purwokerto Tahun Pelajaran 2008/2009. Kompetensi Dasar yang penulis ukur adalah membaca bacaan singkat dengan lancar. Sedangkan indikator yang yang bisa dilihat yaitu meningkatnya hasil tes tertulis sesudah pelaksanaan pembelajaran menggunakan media SIBI dibandingkan dengan hasil tes sebelum menggunakan media SIBI yaitu dengan berkomuniksi lisan.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan : 1) Ada kenaikan hasil pre tes (rata-rata 57,5 jauh di bawah KKM 75) dengan hasil tes setelah menggunakan media SIBI pada siklus I menjadi 68 ( masih di bawah KKM 75). Hasil tes berikutnya menjadi 90 (di atas KKM) pada siklus II dan 91,67 pada siklus III. Dengan demikian kenaikan yang terjadi pada siklus II sebesar 32,35 % sedangkan kenaikan pada siklus III bila dibandingkan dengan siklus I sebesar 34,70 %. 2) Berdasarkan catatan rata-rata waktu penyelesaian tes siklus I (66,5 menit) dibandingkan dengan rata-rata waktu penyelesaian tes siklus II (27,5 menit) terjadi efisiensi waktu sebesar 39 menit atau terjadi efisiensi waktu sebesar 58, 64 %. Dari catatan rata-rata waktu penyelesaian tes pada siklus III (25,5 menit) bila dibandingkan dengan siklus I terjadi efisiensi waktu penyelesaian tes sebesar 41 menit (61,65 %). 3) Dari hasil pengamatan kegiatan siswa setelah menggunakan media SIBI terjadi peningkatan proses belajar dalam hal perhatian, semangat belajar, menumbuhkan keberanian bertanya atau menjawab pertanyaan, proses belajar lebih efektif dan siswa lebih aktif belajar karena siswa lebih mudah memahami materi ajar.

Page 6: SKRIPSI - · PDF filedengan media sistem isyarat bahasa indonesia (sibi ) siswa kelas dasar 2 ( d2 ) ... vii kata pengantar ... lampiran iv silabus bahasa indonesia kls ii semester

vi

MOTTO

1. Berharaplah yang terbaik, dan bersiaplah menghadapi yang terburuk.

(Peribahasa Inggris)

2. Yang membuat sesuatu yang sulit menjadi mudah ialah : Guru.

(R. W. Emerson)

3. Siapa yang malu bertanya berarti malu untuk belajar.

(Peribahasa Denmark)

4. Menyadari bahwa engkau bodoh, adalah langkah yang besar menuju

keberhasilan (Disraeli, 427 -347 SM)

5. Kebodohan adalah ibu dari segala ketakutan.

(Henry Honie)

6. Kalau anda dipuji hendaknya oleh orang yang lebih hebat dari anda sendiri.

Kalau anda dicela hendaknya oleh orang yang tidak sehebat anda.

(Pepatah Tibet)

7. Tangan kita tidak akan bergerak meraih sesuatu, bila hati kita tidak menghendakinya.

(P. Wales)

8. Anak- anak lebih membutuhkan teladan dari pada kecaman.

( Joseph Joubert)

9. .Rahasia keberhasilan penerapan pendidikan: Hargailah murid.

( RW Emerson)

Page 7: SKRIPSI - · PDF filedengan media sistem isyarat bahasa indonesia (sibi ) siswa kelas dasar 2 ( d2 ) ... vii kata pengantar ... lampiran iv silabus bahasa indonesia kls ii semester

vii

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT rahmat, taufik dan

hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Dalam penyusunan

skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan, dorongan dan bimbingan dari

berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan yang baik ini penulis menyampaikan

terima kasih yang setulus-tulusnya kepada :

1. Prof. Dr. H. Much. Syamsulhadi, dr. Sp. KJ. (K), Rektor Universitas

Sebelas Maret Surakarta

2. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, MPd., Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan

3. Drs. R. Indiyanto, MPd., Ketua Jurusan Fakultas Ilmu Pendidikan,

sekaligus Dosen Pembimbing II yang telah memberikan pengarahan dan

bimbingan hingga terselesaikannya skripsi ini

4. Drs. H. Abdul Salim Choiri, MKes., Ketua Program Studi Pendidikan

Luar Biasa, sekaligus Dosen Pembimbing I yang telah memberikan

pengarahan dan bimbingan hingga terselesaikannya skripsi ini

5. Dra. B. Sunarti MPd., Ketua Penguji Skripsi

6. Dewi Sri Rejeki, SPd., MPd., Sekretaris Penguji Skripsi

7. Mur Riyadiningsih, SPd., Kepala SLB-B YAKUT Purwokerto

8. Juwadi, SPd., MPd. Observer dalam penelitian tindakan kelas ini

9. Suami dan anak-anak tersayang yang selalu memberi motivasi dan

mendorong dalam penyelesaian skripsi ini.

10. Semua pihak yang telah memberikan bantuan baik moril maupun spiritual

demi tersusunnya skripsi ini, semoga mendapat balasan berlipat dari Allah

SWT. Amin.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca,

khususnya para pendidik yang menangani anak berkebutuhan khusus tuna rungu.

Purwokerto, 9 Juni 2009

Penulis

Page 8: SKRIPSI - · PDF filedengan media sistem isyarat bahasa indonesia (sibi ) siswa kelas dasar 2 ( d2 ) ... vii kata pengantar ... lampiran iv silabus bahasa indonesia kls ii semester

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................... i

HALAMAN PENGAJUAN .................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. iv

ABSTRAK ............................................................................................... v

MOTTO ...................... ............................................................................... vi

KATA PENGANTAR ............................................................................... vii

DAFTAR ISI ............................................................................................... viii

DAFTAR TABEL .................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah …………………………….. 1

B. Perumusan Masalah …………………………………. 3

C. Tujuan dan Indikator ………………………………... 3

D. Manfaat Penelitian .………………………………….. 3

BAB II KAJIAN PUSTAKA ……………………………………. 5

A. Kajian Teori …………………………………………. 5

1. Tinjauan Tentang Anak Tunarungu ……………... 5

a. Pengertian Anak Tunarungu …………………. 5

b. Faktor Penyebab Anak Tunarungu ………….. 6

c. Klasifikasi Anak Tunarungu ………………… 7

d. Hambatan Anak Tunarungu Dalam Mengikuti

Pembelajaran ………………………………… 8

e. Kebutuhan Anak Tunarungu Dalam Mengikuti

Pembelajaran ………………………………… 9

Page 9: SKRIPSI - · PDF filedengan media sistem isyarat bahasa indonesia (sibi ) siswa kelas dasar 2 ( d2 ) ... vii kata pengantar ... lampiran iv silabus bahasa indonesia kls ii semester

ix

f. Kemampuan Anak Tunarungu Dalam Memahami

Bacaan ………………………………………. 10

2. Tinjauan Tentang Pembelajaran Anak Tunarungu .. 11

a. Pengertian Pembelajaran …………………….. 11

b. Metode Pembelajaan Bagi Anak Didik Pada

Umumnya ........................................................ 14

c. Metode Pembelajaran Bagi Anak Tunarungu .. 17

d. Media Pembelajaran Pada Umumnya ………. 18

e. Media Pembelajaran Pada Anak Tunarungu … 20

3. Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) ............... 21

a. Pengertian SIBI .............................................. 21

b. Komunikasi Total dan SIBI ........................... 22

c. Komponen atau Unsur Pembeda dalam SIBI .. 25

d. Lingkup Sistem Isyarat ................................... 26

e. Tata Makna Dalam SIBI .................................. 28

B. Kerangka Berfikir …………………………………… 29

C. Hipotesis Tindakan …………………………………. 29

BAB III METODE PENELITIAN ………………………………. 30

A. Setting Penelitian …………………………………… 30

B. Subjek Penelitian …………………………………… 30

C. Data dan Sumber Data ……………………………… 30

D. Teknik Pengumpulan Data …………………………. 30

E. Validitas Data ………………………………………. 31

F. Teknik Analisa Data ………………………………... 31

G. Indikator Keberhasilan ……………………………… 31

H. Prosedur Penelitian …………………………………. 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…………. 35

A. Pelaksanaan Penelitian ...............…………………… 35

1. Pelaksanaan Penelitian Siklus I ........................… 35

2. Pelaksanaan Penelitian Siklus II ........................… 43

3. Pelaksanaan Penelitian Siklus III........................… 49

Page 10: SKRIPSI - · PDF filedengan media sistem isyarat bahasa indonesia (sibi ) siswa kelas dasar 2 ( d2 ) ... vii kata pengantar ... lampiran iv silabus bahasa indonesia kls ii semester

x

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

1. Simpulan .......…………………………………… 59

2. Saran ……..............……………………………… 60

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………….. 61

Page 11: SKRIPSI - · PDF filedengan media sistem isyarat bahasa indonesia (sibi ) siswa kelas dasar 2 ( d2 ) ... vii kata pengantar ... lampiran iv silabus bahasa indonesia kls ii semester

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hasil Tes dan Waktu Penyelesaian Tes Siklus I ………………… 37

Tabel 2. Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa Siklus I .................................... 39

Tabel 3. Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Siklus I ……………………… 40

Tabel 4. Hasil Tes dan Waktu Penyelesaian Tes siklus II .......................... 44

Tabel 5. Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa Siklus II ................................... 46

Tabel 6. Hasil Pengamatan Observasi Kegiatan Guru Siklus II ..………… 48

Tabel 7. Hasil Tes Tes dan Waktu Penyelesaian Siklus III ......................... 50

Tabel 8. Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa Siklus III ................................ 52

Tabel 9. Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Siklus III ……..……………… 53

Page 12: SKRIPSI - · PDF filedengan media sistem isyarat bahasa indonesia (sibi ) siswa kelas dasar 2 ( d2 ) ... vii kata pengantar ... lampiran iv silabus bahasa indonesia kls ii semester

xii

DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK

Gambar 1. Posisi Tempat Duduk Anak ABK ....................................... 10

Gambar 2. Kerucut Pengalman ............................................................. 12

Gambar 3. Abjad Jari Amerika .............................................................. 23

Gambar 4. Skema Kerangka Berfikir ................................................... 29

Gambar 5. Skema Penelitian .................................................................. 32

Grafik 1. Nilai Siklus I dan KKM ...................................................... 37

Grafik 2. Waktu Penyelesaian Tes Siklus I ......................................... 38

Grafik 3. Hasil Pengamatan Kegiatan S iswa Siklus I ....................... 39

Grafik 4. Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Siklus I ......................... 41

Grafik 5. Nilai Siklus II dan KKM ..................................................... 45

Grafik 6. Waktu Penyelesaian Tes Siklus II ....................................... 46

Grafik 7. Hasil Pengamatan Kegiatan S iswa Siklus II ...................... 46

Grafik 8. Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Siklus II ........................ 48

Grafik 9. Nilai Siklus III dan KKM ................................................... 51

Grafik 10. Waktu Penyelesaian Tes Siklus III ...................................... 51

Grafik 11. Hasil Pengamatan Kegiatan S iswa Siklus III ..................... 52

Grafik 12. Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Siklus III ...................... 54

Gambar 6. Kerucut Pengalaman ............................................................ 57

Page 13: SKRIPSI - · PDF filedengan media sistem isyarat bahasa indonesia (sibi ) siswa kelas dasar 2 ( d2 ) ... vii kata pengantar ... lampiran iv silabus bahasa indonesia kls ii semester

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I SURAT-SURAT IJIN PENELITIAN

LAMPIRAN II SURAT KETERANGAN PENELITIAN DARI SEKOLAH

LAMPIRAN III JADWAL PENELITIAN

LAMPIRAN IV SILABUS BAHASA INDONESIA KLS II SEMESTER 2

LAMPIRAN V RPP I DAN II

LAMPIRAN VI LEMBAR EVALUASI SIKLUS I, II, III

LAMPIRAN VII HASIL TES SIKLUS I, II, III

LAMPIRAN VIIII HASIL PENGAMATAN SISWA SIKLUS I, II, III

LAMPIRAN IX HASIL PENGAMATAN GURU SIKLUS I, II, III

LAMPIRAN X GAMBAR LINGKUP ISYARAT

LAMPIRAN XI PENERAPAN SISTEM ISYARAT BAHASA

INDONESIA

LAMPIRAN XII TATA MAKNA DALAM SISTEM ISYARAT BAHASA

INDONESIA

LAMPIRAN XIII ABJAD JARI SISTEM ISYARAT BAHASA INDONESIA

LAMPIRAN XIV BIODATA OBSERVER

LAMPIRAN XV FOTO KEGIATAN PENELITIAN

Page 14: SKRIPSI - · PDF filedengan media sistem isyarat bahasa indonesia (sibi ) siswa kelas dasar 2 ( d2 ) ... vii kata pengantar ... lampiran iv silabus bahasa indonesia kls ii semester

xiv

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makhluk sosial yang dalam kehidupannya sangat

membutuhkan berhubungan dengan orang lain. Manusia berhubungan satu dengan

yang lain dalam rangka mengungkapkan perasaan, keinginan dan pikiran mereka

masing-masing melalui berkomunikasi.

Pengertian komunikasi telah banyak diketengahkan oleh para ahli. Jon

Esienson & Mardel Ogilvie (2005: 3), mendefinisikan pengertian komunikasi

sebagai berikut :

”Komunikasi sebagai manifestasi atau pernyataan sosial yang meliputi semua

fenomena dan aktivitas yang berkaitan dengan interaksi apakah ilmu bahasa

( linguistic) atau bukan bahasa (non linguistic)”.

Menurut Mulyono & Sudjadi S (1994: 153) ”Komunikasi adalah pengiriman

pesan atau informasi dari komunikator (orang yang mengirimkan pesan) kepada

komunikan (orang yang menerima pesan)”. Dalam komunikasi terjadi interaksi

antara komunikator dan komunikan agar informasi dapat diterima dengan benar,

pesan dan ide-ide pikiran itu harus diubah dahulu menjadi lambang-lambang

seperti lambang yang berupa gerakan, sinar, suara atau bahasa.

Menurut Abdul Salim Choiri dan Munawir Yusuf, (2008), yang juga

sejalan dengan pengertian yang diberikan oleh Sardjono (2005) bahwa

komunikasi adalah sebagai pengiriman pesan atau informasi dari komunikator

(pengirim pesan) kepada komunikan (penerima pesan). Komunikasi informasi

dapat disampaikan menggunakan berbagai cara seperti tanda atau isarat jari,

gerak-gerak tubuh, bendera, peluit, dan bunyi-bunyian (termasuk menggunakan

suara atau bahasa). Secara umum komunikasi dikelompokkan menjadi lambang

verbal dan lambang non verbal.

Anak tunarungu, mereka mengalami kesulitan dalam wicara dan

1

Page 15: SKRIPSI - · PDF filedengan media sistem isyarat bahasa indonesia (sibi ) siswa kelas dasar 2 ( d2 ) ... vii kata pengantar ... lampiran iv silabus bahasa indonesia kls ii semester

xv

pendengarannya, sehingga mereka mengalami kesulitan dalam berkomunikasi

atau berinteraksi dengan lingkungannya. Anak tunarungu tidak mampu

menempatkan dirinya menjadi komunikator maupun komunikan dengan baik

dalam berkomunikasi, termasuk dalam berkomunikasi dengan masyarakat sekitar

yang lebih luas.

Anak tunarungu yang pernah sekolah atau anak tunarungu yang sedang

mengikuti pendidikan, mempunyai kualitas berkomunikasi dan kemampuan

berbahasa yang jauh lebih baik dibanding dengan anak tunarungu yang sama

sekali tidak pernah menempuh pendidikan. Hal ini dikarenakan di sekolah khusus

tunarungu dibekali keterampilan berbahasa dalam pelajaran Bahasa Indonesia.

Pelajaran Bahasa Indonesia di kelas dan jenjang pendidikan dasar memiliki beban

pelajaran yang lebih banyak dibanding pelajaran lainnya. Ini dimaksudkan agar

mereka memiliki kemampuan yang cukup dalam berkomunikasi. Pada gilirannya

diharapkan nantinya mereka dapat menggunakan kemampuan berkomunikasi itu

sebagai bekal dalam kehidupan bermasyarakat.

Pelajaran bahasa atau lebih khusus lagi dalam hal pemahaman bacaan

merupakan pelajaran yang sangat penting, karena merupakan dasar untuk

memahami pelajaran yang lainnya. Untuk mengukur apakah anak sudah

memahami suatu bacaan atau belum, guru dapat mengukur melalui kegiatan tanya

jawab tentang bacaan yang disajikan, baik secara lisan maupun tertulis (dikte

tentang isi bacaan atau melengkapi kalimat).

Anak tunarungu dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas, ada

yang mengalami kesulitan belajar. Kesulitan belajar anak tunarugu terutama

dikarenakan mereka sangat miskin kosakata dan dalam membaca bibir atau

membaca ujaran. Hal ini oleh karena ada beberapa kata yang memiliki pola

ucapan yang hampir sama sehingga anak kesulitan menangkap kata yang

disampaikan. Akibat yang ditimbulkan kata yang ditangkap anak tidak sesuai

yang disampaikan oleh guru sehingga menimbulkan persepsi yang berbeda. Ini

berarti telah terjadi adanya hambatan komunikasi.

Komunikasi dengan berbicara pada umumnya dianggap ciri khas manusia

sebagai makhluk sosial. Anak tunarungu pada umumnya sulit mengembangkan

Page 16: SKRIPSI - · PDF filedengan media sistem isyarat bahasa indonesia (sibi ) siswa kelas dasar 2 ( d2 ) ... vii kata pengantar ... lampiran iv silabus bahasa indonesia kls ii semester

xvi

kemampuan berbicara (komunikasi lesan) karena tidak dapat menggunakan indera

pendengarannya secara penuh. Sistem Isyarat Bahasa Indonesia ( SIBI) dirancang

dan dikembangkan dalam rangka membantu perkembangan kepribadian,

kecerdasan dan penampilan anak tunarungu sebagai makhluk sosial.

Pendekatan baru dalam pembelajaran anak tunarungu selain mengunakan

media yang sudah lazim yaitu berbicara, membaca ujaran, menulis, membaca dan

mendengar – dengan memanfaatkan sisa kemampuan rungu- juga dengan

menggunakan isyarat alamiah, abjad dan jari, dan isyarat yang dibakukan yang

lebih dikenal dengan nama ”Komunikasi Total” (komtal).

Komtal menerapkan konsep yang bertujuan mencapai komunikasi yang

efektif antara sesama tunarungu ataupun kaum tunarungu dengan masyarakat luas

dengan menggunakan media berbicara, membaca bibir, mendengar dan berisyarat

secara terpadu ( Anonim, Kamus SIBI, xii).

Sistem Isyarat Bahasa Indonsia (SIBI) sebagai bagian dari media

berkomunikasi anak tunarungu, sejauh ini belum banyak dikaji pengaruhnya

terhadap kemampuan memahami bacaan anak-anak tunarungu.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka penulis tertarik untuk mengkaji dan

meneliti, terutama pada peserta didik tunarungu kami penulis ampu. Dengan

menggunakan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia diharapkan hambatan komunikasi

anak dapat dieleminir atau bahkan dihilangkan sehingga komunikasi efektif bisa

dilaksanakan di kelas.

B. Perumusan Masalah

Konsisten dengan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya,

permasalahan pada penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Apakah

media pembelajaran Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) dapat meningkatkan

kemampuan pemahaman bacaan pada siswa kelas D2 SLB-B YAKUT

Purwokerto Tahun Pelajaran 2008/2009.

Page 17: SKRIPSI - · PDF filedengan media sistem isyarat bahasa indonesia (sibi ) siswa kelas dasar 2 ( d2 ) ... vii kata pengantar ... lampiran iv silabus bahasa indonesia kls ii semester

xvii

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui peningkatan efektifitas

penerapan media pembelajaran Sistem Isyarat Bahasa Indonesia dalam

meningkatkan kemampuan pemahaman bacaan siswa kelas D2 SLB-B YAKUT

Purwokerto Tahun Pelajaran 2008/2009.

Kompetensi Dasar yang penulis ukur adalah Membaca Bacaan Singkat

dengan Lancar. Sedangkan indikator yang bisa dilihat yaitu meningkatnya nilai

hasil tes tertulis sesudah pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media

SIBI dibandingkan dengan nilai hasil tes sebelum menggunakan media SIBI yaitu

dengan media berbicara dan membaca bibir.

D. Manfaat

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Meningkatnya kemampuan siswa dalam memahami bacaan singkat melalui

metode Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI)

2. Meningkatnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru

dalam pelajaran Bahasa Indonesia.

3. Terjadi komunikasi efektif antara guru dengan siswanya

4. Tersosialisasinya media SIBI pada lingkungan sekolah.

5. Apabila semua guru mengembangkan metode SIBI ini berarti akan

meningkatkan komunikasi efektif antar siswa SLB-B dan juga antara siswa

dengan gurunya.

Page 18: SKRIPSI - · PDF filedengan media sistem isyarat bahasa indonesia (sibi ) siswa kelas dasar 2 ( d2 ) ... vii kata pengantar ... lampiran iv silabus bahasa indonesia kls ii semester

xviii

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Tinjauan tentang Anak Tunarungu

a. Pengertian anak tunarungu

Tunarungu menurut Moores, (1982, dalam Sutjihati Soemantri: 2005:93)

....adalah orang yang pendengarannya rusak sampai pada satu taraf tertentu (biasanya 70 db atau lebih) sehingga menghalangi pengertian terhadap suatu pembicakan melalui indera pendengaran sangat ringan, sedang, berat dan sangat berat. Tunarungu dapat diartikan sebagai suatu keadaan kehilagan pendengaran yang mengakibatkan seseorang tidak dapat menangkap berbagai rangsangan terutama melalui indera pendengarannya.

Andreas Dwidjosumarto (1990 : 1) mengemukakan :

Sesorang yang tidak atau kurang mampu mendengar suara dikatakan tunarungu. Ketunaan dibedakan menjadi dua kategori , yaitu tuli ( deaf ) dan kurang dengar ( hard of hearing ). Tuli adalah mereka yang indera pendengarannya mengalami kerusakan dalam taraf berat sehingga pendengarannya tidak berfungsi lagi. sedangkan kurang dengar adalah mereka yang indera pendengarannya mengalami kerusakan, tetapi masih dapat berfungsi untuk mendengar, baik dengan maupun tanpa menggunakan alat bantu (hearing aid)

Mufti Salim (1984:8) ”Anak tunarungu adalah anak yang mengalami kekurangan atau kehilangan kemampuan mendengar yang disebabkan oleh kerusakan atau tidakberfungsinya sebagian atau seluruh alat pendengarannya sehingga ia mengalami hambatan dalam perkembangan bahasanya”.

Kesimpulannya, anak tunarungu adalah anak mengalami kerusakan pada

saraf pendengarannya baik taraf ringan, sedang maupun berat, sehingga ia tidak

mampu atau kurang mampu menerima berbagai rangsangan melalui indera

pendengarannya sehingga ia mengalami hambatan dalam perkembangan

bahasanya.

5

Page 19: SKRIPSI - · PDF filedengan media sistem isyarat bahasa indonesia (sibi ) siswa kelas dasar 2 ( d2 ) ... vii kata pengantar ... lampiran iv silabus bahasa indonesia kls ii semester

xix

b. Faktor penyebab ketunarunguan.

Pembagian berdasarkan sebab sebab terjadinya tunarungu (Sutjihati

Soemantri, 2005:94-95) dilihat menurut masa terjadinya ketunarunguan dapat

dibedakan menjadi sbb:

1) Tunarungu yang terjadi pada sebelum dilahirkan. a) Salah satu atau kedua orang tuanya menderita tunarungu atau mempunyai

gen sel pembawa sifat abnormal , misalnya : dominan genis, recesive gen, dan lain- lain.

b) Karena penyakit : Sewaktu ibu mengandung terserang suatu penyakit terutama penyakit - penyakit yang diderita pada saat kehamilan trisemester pertama yaitu pada saat pembentukan ruang telinga . Penyakit ini adalah robela, morbili, dan lain- lain.

c) Karena Keracunan obat obat : Pada suatu kehamilan ibu minum obat-obatan terlalu banyak atau ibu pecandu alkohol, atau tidak menghendaki kehadiran anak, ia minum obat penggugur kandungan akan menyebabkan ketunarunguan pada anak yang dilahirkan.

2) Tunarungu yang terjadi pada saat kelahiran. a) Sewaktu ibu melahirkan ibu mengalami kesulitan, sehingga persalnannya

dibantu penyedotan (tang). b) Prematuritas, yakni bayi lahir sebelum waktunya. 3) Tunarungu yang terjadi pada setelah dilahirkan (post natal). a) Ketulian terjadi karena infeksi, misalnya infeksi pada otak (meningitis)

atau infeksi umum seperti difteri, morbili dan lain- lain. b) Pemakaian obat- obatan ototoksi pada anak- anak. c) Karena kecelakaan yang mengakibatkan kerusakan alat pendengaran

bagian dalam misalnya jatuh.

Brown seperti dikutip oleh Heward & Orlansky, (1999: 263-264)

memberikan contoh-contoh penyebab kerusakan pendengaran yaitu :

1) Materna Rubela ( campak) pada waktu ibu mengandung muda terkena penyakit campak sehingga dapat menyebabkan rusaknya pendengaran.

2) Faktor Keturunan , yang nampak dari adanya bebrapa anggota keluarga yang mengalami kerusakan pendengaran.

3) Adanya komplikasi pada saat dalam kandungan dan kelahiran 4) Meningitis (radang otak), sehingga ada semacam bakteri yang dapat merusak

sensitivitas alat dengar di bagian dalam telinga.

Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

ketunarunguan dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain faktor genetik

(ketuturunan), penyakit, keracunan obat, ataupun karena faktor kecelakaan.

Page 20: SKRIPSI - · PDF filedengan media sistem isyarat bahasa indonesia (sibi ) siswa kelas dasar 2 ( d2 ) ... vii kata pengantar ... lampiran iv silabus bahasa indonesia kls ii semester

xx

c. Klasifikasi anak tunarungu

Puesche seperti dikutip oleh Boothroyd ( 1982 : 43) mengklasifikasikan

tuna rungu sebagai berikut:

1) Tingkat ketunarunguan, terdiri dari empat macam yaitu :

a) Kehilangan pendengaran ringan Kehilangan pendengaran ringan berarti bahwa suara- suara dengan kekuatan sampai dengan 25- 40 db dan di atasnya tidak dapat didengar.

b) Kehilangan pendengaran sedang Kehilangan pendengaran sedang berarti bahwa suara-suara dengan kekuatan 45- 70 db tidak dapat didengar.

c) Kehilangan pendengaran berat Kehilangan pendengaran berat berarti tidak dapat mendengar suara-suara sampai kekuatan 70-90db.

d) Kehilangan pendengaran sangat berat. Bagi yang kehilangan pendengaran sangat berat, suara- suara harus mempunyai kekuatan 90 db atau lebih agar dapat didengar.

2) Tempat kerusakan dalam telinga terdiri dari dua macam yaitu :

a) Kerusakan Kondusif dan b) Kerusakan sensorik.

Andreas Dwijosumarto (dalam Sutjihati Soemantri: 2005:95)

mengemukakan :

Tingkat I, kehilangan kemampuan mendengar antara 35 sampai 54 db, penderita hanya memerlukan latihan bicara dan bantuan mendengar secara khusus.

Tingkat II, kehilangan kemampuan mendengar antara 55 - 69 db penderitanya kadang-kadang memerlukan penempatan sekolah secara khusus, dalam kebiasaan sehari-hari memerlukan latihan berbicara dan bantuan latihan berbahasa secara khusus.

Tingkat III, kehilangan kemampuan mendengar antara 70 sampai 89 db Tingkat IV, kehilangan kemampuan mendengar 90 db ke atas, penderita

ini dikategorikan mengalami tuli.

Berdasarkan uraian di atas maka ketunarunguan secara garis besar dapat

diklasifikasikan sebagai tunarungu ringan dan tunarungu sedang (kurang

mendengar) dan tunarungu berat atau total yang biasa disebut tuli.

Page 21: SKRIPSI - · PDF filedengan media sistem isyarat bahasa indonesia (sibi ) siswa kelas dasar 2 ( d2 ) ... vii kata pengantar ... lampiran iv silabus bahasa indonesia kls ii semester

xxi

d. Hambatan anak tunarungu dalam mengikuti pembelajaran.

Perkembangan bahasa dan bicara berkaitan erat dengan ketajaman

pendengaran .Akibat terbatasannya ketajaman pendengaran anak tunarungu tidak

terjadi proses peniruan suara setelah masa meraba, proses peniruan hanya terbatas

pada peniruan visual .

Bahasa merupakan alat komunikasi dipergunakan manusia dalam

mengadakan hubungan. Kelompok manusia memiliki bahasa yang sama dapat

bertukar pikiran baik yang bersifat konkrit maupun yang abstrak. Tanpa mengenal

bahasa yang digunakan masyarakat, kita akan mengalami kesulitan dalam

mengambil bagian dalam kehidupan sosial mereka, karena hal tersebut terutama

dilakukan dengan media bahasa .

Bahasa mempunyai fungsi dan peranan pokok sebagai media untuk

berkomunikasi, dalam fungsinya dibedakan berbagai peran bahasa antara lain :

1) Bahasa sebagaimana wahana untuk mengadakan kontak / hubungan. 2) Untuk mengungkapkan perasaan kebutuhan dan keinginan. 3) Untuk mengatur dan menguasai tingkah laku orang lain. 4) Untuk pemberian informasi. 5) Untuk memperoleh pengetahuan (Depdikbud, 1996.)

Dengan demikian seorang anak yang memiliki kemampuan berbahasa,

mereka akan memiliki sarana untuk mengembangkan segi sosial, emosional

maupun intelektualnya. Mereka juga akan memiliki kemampuan mengungkapkan

perasaan dan keinginannya terhadap sesama, dapat memperoleh pengetahuan dan

saling bertukar pikiran.

Hambatan anak tunarungu secara umum dan dalam mengikuti pembelajaran,

disebabkan karena perkembangan kemampuan bahasa dan komunikasi anak

tunarungu terutama yang tergolong tuli tentu tidak mungkin untuk sampai pada

penguasaan bahasa melalui pendengarannya melainkan harus melalui penglihatan

dan memanfaatkan sisa pendengarannya melainkan harus melalui penglihatannya

dan memanfaatkan sisa pendengarannya.Oleh sebab itu komunikasi bagi anak

tnarungu mempergunakan segala aspek yang ada pada anak tunarungu tersebut.

Page 22: SKRIPSI - · PDF filedengan media sistem isyarat bahasa indonesia (sibi ) siswa kelas dasar 2 ( d2 ) ... vii kata pengantar ... lampiran iv silabus bahasa indonesia kls ii semester

xxii

Adapun berbagai media komunikasi yang dapat digunakan adalah sebagai

berikut :

1. Bagi anak anak tunarungu yang mampu bicara tetap menggunakan bicara

sebagai media membaca ujaran sebagai sarana penerimaan dari pihak

tunarungu

2. Menggunakan media tulisan dan membaca sebagai sarana penerimaan.

3. Menggunakan isyarat sebagai media.

e. Kebutuhan anak tunarungu dalam mengikuti pembelajaran

Untuk mengatasi hambatan-hambatan yang dikemukakan di atas maka

dalam kegiatan pembelajaran anak tunarungu dibutuhkan hal hal berikut di

bawah ini :

1) Dalam berbicara jangan membelakangi anak. 2) Membaca bibir, guru hendaknya berbicara dengan artikulasi yang jelas dengan

intonasi sedang. 3) Dorong anak untuk selalu memperhatikan wajah guru. 4) Manfaatkan telinga yang masih berfungsi untuk menentukan posisi tempat

duduk. 5) Perbanyak peragaan dengan berbagai gambar dan atau tulisan. 6) Hindarkan kata-kata yang belum dikenal anak, kecuali kata yang sukar

tersebut sebagai upaya untuk menambah kekayaan bahasa mereka. 7) Pertanyaan/soal hendaknya ringkas/pendek tetapi cukup representatif

(Depdiknas, 1996)

Pelaksanaan pembelajaran perlu diperhatikan pula prinsip- prinsip sebagai

berikut (H. A. Salim Choiri, 2008: 8 ) :

1) Prinsip Keterarahwajahan Anak tunarungu adalah anak yang mengalami gangguan pendengarannya (kurang dengar atau bahkan tuli). Sehingga organ pendengarannya kurang/tidak berfungsi dengan baik. Bagi yang sudah terlatih, mereka dapat berkomunikasi dengan orang lain dengan cara melihat gerak bibir (lip reading) lawan bicaranya. Oleh karena itu ada yang menyebut anak tunarungu dengan istilah “pemata”, karena matanya seolah-olah tanpa berkedip melihat gerak bibir lawan bicaranya. Prinsip ini menuntut guru ketika memberi penjelasan hendaknya menghadap ke anak (face to face) sehingga anak dapat melihat gerak bibir guru.

Page 23: SKRIPSI - · PDF filedengan media sistem isyarat bahasa indonesia (sibi ) siswa kelas dasar 2 ( d2 ) ... vii kata pengantar ... lampiran iv silabus bahasa indonesia kls ii semester

xxiii

2) Prinsip Keterarahsuaraan Setiap kali ada suara/bunyi, pasti ada sumber suara/bunyinya. Dengan sisa pendengarannya, anak hendaknya dibiasakan mengkonsentrasikan sisa pendengarannya ke arah sumber suara/bunyi, sehingga anak dapat merasakan adanya getaran suara. Suara/bunyi yang dihayatinya sangat membantu proses belajar-mengajar anak terutama dalam pembentukan sikap, pribadi, tingkah laku, dan perkembangan bahasanya. Dalam proses belajar-mengajar, ketika berbicara guru hendaknya menggunakan lafal/ejaan yang jelas dan cukup keras, sehingga arah suaranya dapat dikenali anak. 3) Prinsip Keperagaan Anak tunarungu karena mengalami gangguan organ pendengarannya maka mereka lebih banyak menggunakan indera penglihatannya dalam belajar. Oleh karena itu, proses belajar mengajar hendaknya disertai peragaan (menggunakan alat peraga) agar lebih mudah dipahami anak, disamping dapat menarik perhatian anak.

Dibawah ini tempat duduk yang disarankan untuk anak dengan

kebutuhan khusus (tunarungu)

Gambar 1. Posisi tempat duduk ABK

Keterangan :

= meja/ kursi pendidik

X = adalah tempat duduk anak dengan kebutuhan khusus

f. Kemampuan memahami bacaan anak tunarungu

Kemampuan memahami bacaan berkaitan erat dengan kemampuan

berbahasa. Mohammad Efendi (2005 : 75 – 76) menjelaskan bahwa:

V

x

x

x

V

Page 24: SKRIPSI - · PDF filedengan media sistem isyarat bahasa indonesia (sibi ) siswa kelas dasar 2 ( d2 ) ... vii kata pengantar ... lampiran iv silabus bahasa indonesia kls ii semester

xxiv

Ada dua hal pentng yang menjadi ciri khas hambatan anak tunarungu dalam aspek kebahasaan . Pertama konsekuensi akibat kelainan pendengaran (tunarungu) berdampak pada kesulitan dalam menerima segala macam rangsang bunyi atau peristiwa bunyi di sekitarnya. Kedua, Akibat keterbatasannya dalam menerima rangsang bunyi pada gilirannya penderita mengalami kesulitan dalam memproduksi suara atau bunyi bahasa yang ada di sekitarnya. Kemunculan kedua kondisi tersebut pada anak tunarungu secara langsung dapat berpengaruh terhadap kelancaran perkembangan bahasa dan bicaranya. Bagi anak tunarungu segala sesuatu yang sempat terekam di otak melalui persepsi visualnya tidak ubahnya bagai pertumjukan film bisu sebab anak tunarungu hanya dapat menangkap peristiwa itu secara visual saja.

Menurut Sastrawinata (1978l: 77), rata-rata problem yang dihadapi anak

tunarungu dari aspek kebahasaan adalah :

1) Miskin kosakata ( perbendaharaan kata bahasa terhambat) 2) Sulit mengartikan ungkapan bahasa yang mengandung arti kiasan atau

sindiran . 3) Kesulitan dalam mengartikan kata-kata abstrak seperti kata Tuhan pandai,

mustahil dan lain- lain. 4) Kesulitan menguasai irama dan gaya bahasa.

Kemampuan menginterprestai anak tunarungu hanya bersandar pada

pengalaman bahasa yang terbatas maka anak tunarungu mengalami masalah yang

serius yang berkenaan dengan kemampuan bahasa dan bicaranya. Dari beberapa

kesulitan yang dijabarkan di atas akan lebih parah lagi akibatnya apa bila anak

tunarungu tersebut kurang dalam kemampuan membaca ujaran.

2. Tinjauan tentang Pembelajaran Anak Tunarungu

a. Pengertian pembelajaran

Belajar adalah proses aktif untuk mempelajari dan memahami konsep yang

dikembangkan dalam kegiatan belajar mengajar. Proses belajar mengajar

merupakan proses interaksi komunikasi aktif antara siswa dan guru dalam

kegiatan pendidikan.Pembelajaran merupakan kegiatan belajar mengajar ditinjau

dari sudut kegiatan siswa berupa pengalaman belajar siswa , yaitu kegiatan siswa

yang direncanakan guru untuk diaalami selama kegiatan belajar mengajar.

Page 25: SKRIPSI - · PDF filedengan media sistem isyarat bahasa indonesia (sibi ) siswa kelas dasar 2 ( d2 ) ... vii kata pengantar ... lampiran iv silabus bahasa indonesia kls ii semester

xxv

Dengan demikian pembelajaran didifinisikan sebagai pengorgaisasian atau

penciptaan atau pengaturan suatu kondisi lingkungan yang sebaik-baiknya yang

memungkinkan terjadinya peristiwa belajar pada siswa.

Proses belajar/mengajar adalah fenomena yang kompleks. Segala sesuatunya berarti --setiap kata, pikiran, tindakan, dan asosiasi-- dan sampai sejauh mana Anda mengubah lingkungan, presentasi, dan rancangan pengajaran, sejauh itu pula proses belajar berlangsung (Lozanov, 1978: 3)

Dr. Vernon A. Magnesen ( 1983:57) menyatakan dalam belajar kita akan

mendapatkan hasil sebagai berikut :

10 % dari apa yang kita baca, 20% dari apa yang kita dengar, 30% dari apa yang kita lihat, 50% dari apa yang kita lihat dan dengar, 70 % dari apa yag kita lakukan, 90% dari apa yang kita katakan dan lakukan

Model Pembelajaran 5

Kerucut Pengalaman

Mengerjakan Hal yang Nyata

Melakukan Simulasi

Bermain Peran

Menyajikan/Presentasi

Terlibat dalam Diskusi

Lihat Demonstrasi

Lihat Video/Film

Lihat Gambar/Diagram

Dengarkan

Tingkat Keterlibatan

Verbal

Visual

Terlibat

Berbuat

Yang Diingat

10%

20%

30%

50%

70%

90%

Baca

“Succesful Learning Comes from doing” (Wyatt $ Looper, 1999)

Rose dan Nicholl, (t.th: 165) menyatakan “Orang belajar dengan cara yang

berbeda-beda dan semua cara sama baiknya. Setiap cara memiliki kekuatan

sendiri-sendiri. Dalam kenyataannya semua memiliki ketiga gaya belajar yaitu

gaya belajar Auditorial, gaya belajar Visual dan gaya belajar Kinestetik, hanya

saja biasanya satu gaya mendominasi”.

Gambar 2. Kerucut Pengalaman

Page 26: SKRIPSI - · PDF filedengan media sistem isyarat bahasa indonesia (sibi ) siswa kelas dasar 2 ( d2 ) ... vii kata pengantar ... lampiran iv silabus bahasa indonesia kls ii semester

xxvi

Pelajar Visual didorong untuk banyak membuat simbol dan gambar dalam

catatan mereka. Dalam matematika dan ilmu pengetahuan , tabel dan grafik akan

memperdalam pengetahuan mereka. Peta pikiran dapat menjadi alat yang bagus

bagi pelajar visual dalam mata pelajaran apapun. Pelajar visual belajar terbaik saat

mereka mulai dengan “gambaran-gambaran keseluruhan”, melakukan tujuan

umum mengenai bahan pelajaran akan sangat membantu. Membaca bahan secara

sekilas, misalnya, memberikan gambaran umum mengenai bahan bacaan sebelum

mereka terjun ke dalam perinciannya.

Pelajar Kinestetik lebih menyukai proyek terapan. Lakon pendek dan lucu

terbukti dapat membantu. Pelajar kinestetik suka belajar melalui gerakan, dan

paling baik menghafal informasi dengan mengasosiasikan gerakan dengan setiap

fakta. Banyak pelajar kinestetik menjauhkan diri dari bangku, mereka lebih suka

duduk di lantai dan menyebarkan pekerjaan di sekelilig mereka.

Untuk menambah pengetahuan maka kami tampilkan juga gaya belajar

Auditorial. Pelajar Auditorial lebih tertarik mendengarkan kuliah, contoh, dan

cerita serta mengulang informasi, inilah cara-cara utama belajar mereka. Para

pelajar auditorial mungkin lebih suka merekam pada kaset dari pada mencatat,

karena mereka suka mendengarkan informai secara berulang-ulang.

Mereka mungkin mengulang sendiri dengan keras apa yang anda katakan.

Mereka tentu saja menyimak, hanya saja mereka suka mendengarkannya lagi. Jika

anda melihat mereka kesulitan dalam suatu konsep bantulah mereka berbicara

dengan diri mereka sendiri untuk memahaminya. Anda dapat membuat fakta

panjang yang mudah diingat oleh siswa auditorial dengan mengubahnya menjadi

lagu, dengan melodi yang sudah dikenal baik. Ada pelajar auditorial yang suka

mendengarkan musik sambil belajar, sementara ada yang menganggapnya sebagai

gangguan. Pelajar auditorial harus diperbolehkan berbicara dengan dengan suara

perlahan pada diri mereka sendiri sambil bekerja.

Dari sisi psikologi belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai berikut : “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

Page 27: SKRIPSI - · PDF filedengan media sistem isyarat bahasa indonesia (sibi ) siswa kelas dasar 2 ( d2 ) ... vii kata pengantar ... lampiran iv silabus bahasa indonesia kls ii semester

xxvii

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. (Slameto, 2003 ).

Dari bebrapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar adalah

proses perubahan tingkah laku akibat dari pengalaman dan interaksi dengan

lingkungan. Dalam belajar dikenal adanya tiga gaya belajar yaitu gaya belajar

auditorial,gaya belajar visual, dan gaya belajar kinestetik.

Untuk anak dengan kebutuhan khusus dalam hal ini “tuna rungu” maka gaya

belajar Auditorial berarti tidak ada, karena fungsi pendengaran anak tidak ada dan

kalaupun ada tinggal sisa pendengaran yang sangat sedikit., sehingga guru harus

mengembangkan gaya belajar yang lain yaitu “Gaya Belajar Visual dan Gaya

Belajar Kinestetik”

b Metode pembelajaran bagi anak didik pada umumnya

Metode pembelajaran didefinisikan sebagai cara-cara untuk mencapai hasil

pembelajaran dan digunakan dalam kondisi tertentu untuk mencapai hasil

pembelajaran yang diinginkan. Cara ini disebut strategi pebelajaran.. Metode

pembelajaran yang bervariasi atau strategi pembelajaran merupakan hal yang

penting dalam proses pembelajaran. Kondisi dan tujuan yang bervariasi

merupakan variabel yang tidak bisa diubah dan merupakan landasan dalam proses

pembelajaran.( Model Pembelajaran Pendidikan Khusus)

Beberapa metode pembelajaran secara umum yaitu : metode ceramah,

penjelasan singkat (Verbal Exposition), tanya jawab (Question and Answer),

penugasan/pekerjaan rumah (Home Work), tugas akhir /proyect work, bermain

peran (Role Playing) , pakem, pembelajaran kontekstual (Contextual teaching

learning/CTL), studi kasus, quantum teaching/learning (QTL),

1) Model Project Work

Project work adalah model pembelajaran yang mengarahkan peserta didik

pada prosedur kerja yang sistematis dan standar untuk membuat atau

menyelesaikan suatu produk (barang atau jasa), melalui proses produksi/

pekerjaan yang sesungguhnya.

Page 28: SKRIPSI - · PDF filedengan media sistem isyarat bahasa indonesia (sibi ) siswa kelas dasar 2 ( d2 ) ... vii kata pengantar ... lampiran iv silabus bahasa indonesia kls ii semester

xxviii

a) Quantum Teaching and Learning (QTL)

(1) Merupakan salah satu model pembelajaran yang digunakan untuk

menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi peserta didik.

(2) Filosofi Pendekatan Pembelajaran Quantum (TANDUR)

(3) TTuummbbuuhhkkaann,, ttuummbbuuhhkkaann mmiinnaatt ddeennggaann mmeennuunnjjuukkkkaann ““AAppaakkaahh mmaannffaaaattnnyyaa

bbaaggiikkuu,, ddaann bbaaggii kkeehhiidduuppaannkkuu””

(4) AAllaammii,, cciippttaakkaann ddaann ddaattaannggkkaann ppeennggaallaammaann uummuumm yyaanngg ddaappaatt ddiimmeennggeerrttii

sseemmuuaa ppeesseerrttaa ddiiddiikk

(5) NNaammaaii,, sseeddiiaakkaann kkaattaa--kkaattaa kkuunnccii,, kkoonnsseepp,, mmooddeell,, rruummuuss,, ssttrraatteeggii,, sseebbaaggaaii

sseebbuuaahh mmaassuukkaann..

((66)) DDeemmoonnssttrraassiikkaann,, sseeddiiaakkaann wwaakkttuu ddaann kkeesseemmppaattaann bbaaggii ppeesseerrttaa ddiiddiikk uunnttuukk

mmeennuunnjjuukkkkaann bbaahhwwaa mmeerreekkaa ttaahhuu

((77)) UUllaannggii,, ttuunnjjuukkkkaann ppaaddaa ppeesseerrttaa ddiiddiikk ccaarraa mmeenngguullaannggii mmaatteerrii ddaann

tteeggaasskkaann bbaahhwwaa ““ AAkkuu ttaahhuu bbaahhwwaa aakkuu mmeemmaanngg ttaahhuu iinnii””

((88)) RRaayyaakkaann,, uunnttuukk mmeennggaakkuuii hhaassiill bbeellaajjaarr ppeesseerrttaa ddiiddiikk,, bbaaiikk ddaallaamm bbeennttuukk

ppeennyyeelleessaaiiaann,, ppaarrttiissiippaassii,, ppeerroolleehhaann kkeetteerraammppiillaann aattaauuppuunn iillmmuu

ppeennggeettaahhuuaann llaaiinnnnyyaa,, mmaakkaa aakkuuiillaahh ddaann rraayyaakkaann

CCaarraannyyaa ::

((11)) BBaanngguunn IIkkaattaann EEmmoossiioonnaall ..

((22)) JJaalliinnllaahh RRaassaa SSiimmppaattii && SSaalliinngg PPeennggeerrttiiaann

((33)) CCiippttaakkaann KKeerriiaannggaann && KKeettaakkjjuubbaann

((44)) PPeennggaammbbiillaann RReessiikkoo

((55)) RRaassaa SSaalliinngg MMeemmiilliikkii

((66)) KKeetteellaaddaannaann

b) Contextual Teaching and Learning (CTL)

Pembelajaran/pengajaran kontekstual merupakan suatu proses pendidikan

yang holistik dan bertujuan membantu siswa untuk memahami makna materi

pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks

kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial dan kultural), sehingga

Page 29: SKRIPSI - · PDF filedengan media sistem isyarat bahasa indonesia (sibi ) siswa kelas dasar 2 ( d2 ) ... vii kata pengantar ... lampiran iv silabus bahasa indonesia kls ii semester

xxix

siswa memiliki pengetahuan/keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan

(ditransfer) dari satu permasalahan/konteks ke permasalahan/konteks lainnya.

c) PBL (Problem Based Learning)

(1) Pembelajaran yang didasari oleh dorongan penyelesaian masalah

(2) Definisi PBL yaitu belajar merupakan pemahaman dari proses kerja

sebagai bagian dari pemahaman atau pemecahan masalah

d) Inquiry Training

Model pembelajaran yang diarahkan untuk membantu peserta didik

mengembangkan keterampilan intelektual yang terkait dengan penalaran sehingga

mampu merumuskan masalah, membangun konsep dan hipotesis serta menguji

untuk mencari jawaban.

Phase 1 ; Mengidentifikasi Masalah

Phase 2: Mengumpulkan informasi yang dilihat dan dialami terkait dengan

masalah

Phase 3 : Mengelompokkan data

Ø Memisahkan variabel-variabel yang relevan

Ø Membuat hipotesa tentang hubungan penyebab

Phase 4: mengorganisasikan dan memformulasikan suatu paparan

Phase 5: menganalisis strategi inquiry dan mengembangkan model yang lebih

efektif

e) Bermain Peran (Role Playing)

Phase 1 ; memotivasi kelompok

Phase 2 : memilih peran

Phase 3 : menyiapkan peng mat

Phase 4 : menyiapkan tahapan peran

Phase 5 : pemeranan

Phase 6 : diskusi dan Evaluasi

Phase 7 : Pemeranan Ulang

Page 30: SKRIPSI - · PDF filedengan media sistem isyarat bahasa indonesia (sibi ) siswa kelas dasar 2 ( d2 ) ... vii kata pengantar ... lampiran iv silabus bahasa indonesia kls ii semester

xxx

Phase 8 : diskusi dan Evaluasi

Phase 9 : membagi pengalaman dan menarik generalisasi

c. Metode pembelajaran bagi anak tunarungu

Secara umum sebetulnya tidak ada pebedaan yang signifikan antara

metode pembelajaran secara umum maupun dengan anak tunarungu. Namun

seorang guru tunarungu harus mampu memodifikasi suatu metode yang ada

dengan karakteristik dan kemampuan anak tunarungu yang ditanganinya.

Di bawah ini hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan

pembelajaran bagi anak tunarungu :

1) Menggunakan bahasa yang singkat dan jelas.

2) Banyak menggunakan prinsip keterarahan wajah, keterarahan suara dan

keperagaan.

3) Menggunakan gambar-gambar, grafis, dan komunikasi total.

4) Hindari tes yang bersifat listening diganti tes yang sesuai dengan kondisi

siswa.

5) Menilai kemampuan berbahasa dengan mempertimbangkan lama pendidikan

siswa (tidak dilihat dari umurnya atau jenjang kelasnya).

6) Memperhatikan derajat sisa pendengaran siswa (kurang dengar ringan, kurang

dengar berat atau tergolong tuli)

7) Mempertimbangkan pemakaian alat bantu mendengar (ABM), lamanya

pemakaian, jenis, kondisi, dan keteraturan pemakaian.

8) Menilai kemampuan berbahasa ekspresif dan reseptif siswa dilakukan secara

seimbang.

Untuk anak tunarungu ketika berbicara menggunakan metode ceramah

jangan membelakangi anak, jika perlu ditulis di papan tulis kemudian anak

disuruh menirukan berulang-ulang. Hindarkan penggunaan metode ceramah tanpa

dilengkapi dengan demonstrasi di depan kelas , sketsa di papan tulis, atau tanpa

dilengkapi dengan gerakan anggota badan yang mendukung. Hindarkan

pembicaraan yang membelakangi peserta didik/ menghadap papan tulis. Hal ini

anak tidak akan dapat menangkap kesan melalui membaca bibir. Karena anak ini

Page 31: SKRIPSI - · PDF filedengan media sistem isyarat bahasa indonesia (sibi ) siswa kelas dasar 2 ( d2 ) ... vii kata pengantar ... lampiran iv silabus bahasa indonesia kls ii semester

xxxi

menyerap proses pembelajaran persentase terbesar adalah sejauh yang mereka

lihat. Pembicaraan dengan istilah baru sebaiknya ditulis di papan tulis

d. Media pembelajaran pada umumnya

1) Pengertian Media

Media berasal dari bahasa latin yang mempunyai arti antara. Makna tersebut dapat diartikan sebagai alat komnikasi yang digunakan untuk mambawa informasi dari suatu sumber kapada penerima. Sejumlah pakar membuat batasan tentang media, diantaranya yang dikemukakan oleh Association of Education and Communication Technologi (AECT ) Amerika. Menurut AECT, media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi. Apabila dikaitkan dengan media pembelajaran maka media dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang digunkan dalam proses pembelajaran untuk membawa informasi dari pengajar ke peserta didik.. ( Heinich, 1986: 113 )

Hal yang sama dikemukakan sebelumnya oleh Briggs (1970) “bahwa

media adalah segala bentuk fisik yang dapat menyampaikan pesan serta

merangsang peserta didik untuk relajar”.

2) Peran Media.

Dalam proses pembelajaran media memiliki konstribusi dalam

meningkatkan mutu dan kualitas pengajaran. Kehadiran media tidak saja

membantu pengajar dalam menyampaikan materi ajarnya, tetapi juga

memberi nilai tambah pada kegiatan pembelajaran itu. Hal ini berlaku bagi

segala media baik yang canggih, mahal maupun media yang sederhana

dan murah.

Kemp, dkk.(1985), dalam Hamzah B. Uno (2007 : 116) mengatakan :

a. Pemberian materi ajar menjadi lebih standar b. Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik c. Kegiatan belajar menjadi lebih interaktif d. Waktu yang dubutuhkan untuk pembelajaran dapat dikurangi e. Kualitas belajar dapat ditingkatkan a. Pembelajaran dapat disajikan dimana saja, kapan saja sesuai yang

diinginkan f. Meningkatkan sifat positif peseta didik dan proses belajar menjadi

lebih kuat atau lebih baik.

Page 32: SKRIPSI - · PDF filedengan media sistem isyarat bahasa indonesia (sibi ) siswa kelas dasar 2 ( d2 ) ... vii kata pengantar ... lampiran iv silabus bahasa indonesia kls ii semester

xxxii

g. Memberikan nilai positif bagi pengajar

Sudar Siandes dkk (tanpa tahun, 6-7) Mengemukakan :

Media pendidikan tentu saja bermakna lebih luas jika dibanding dengan media proses belajar mengajar. Media pendidikan adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi secara efektif dan efisien. Media adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar yang berfungsi memperjelas makna pesan yang disampaikan sehingga tujuan proses belajar mengajar dapat tercapai dengan sempurna. Media pendidikan juga berperan sebagai perangsang belajar dan dapat menumbuhkan motivasi belajar sehingga peserta didik tidak merasa bosan dalam meraih tujuan-tujuan belajar

Guru dalam menyampaikan materi mesti menggunakan media,

paling tidak yang digunakannya adalah media verbal yaitu berupa kata-

kata yang diucapkan di hadapan peserta didik. Segala sesuatu yang

terdapat di lingkungan sekolah, baik berupa manusia atau bukan manusia

yang pada permulaannya tidak dilibatkan dalam proses belajar mengajar,

tetapi setelah dirancang dan dipakai dalam kegiatan tersebut, lingkungan

itu berstatus media sebagai alat perangsang belajar. Dengan kata lain, alat

itu baru disebut media jika dirancang dan dipakai dalam proses belajar.

Media secara umum digolongkan menjadi 4 (empat) jenis, yakni:

a. Media visual: gambar, photo, sketsa, diagram grafik, karton poster,

peta dan globe.

b. Media dengar: radio, tape rekorder, laboratorium bahasa, dan CD.

c. Project still media : slide, OHP.

d. Projected mosion media : TV, Video, Komputer.

Namun demikian ada pula yang mengelompokan media menjadi 6

(enam) jenis, yakni:

a. Alat-alat visual dua dimensi pada bidang yang tidak transparan,

gambar, grafik, peta, poster.

b. Berbagai papan: papan tulis, white board, papan planel.

c. Visual 3 dimensi: benda asli, model, barang/alat tiruan.

Page 33: SKRIPSI - · PDF filedengan media sistem isyarat bahasa indonesia (sibi ) siswa kelas dasar 2 ( d2 ) ... vii kata pengantar ... lampiran iv silabus bahasa indonesia kls ii semester

xxxiii

d. Audio: radio, tape rekorder, CD.

e. Audiovisual murni: film.

f. Demonstrasi dan widya wisata.

e. Media pembelajaran bagi anak tunarungu

Anak tuna rungu dalam melakukan pembelajaran terutama dalam

komunikasi menggunakan segala aspek yang ada pada anak tunarungu tersebut.

Adapun berbagai media yang dapat digunakan adalah sebagai berikut :

1) Bagi anaktuna rungu yang mampu berbicara tetap menggunakan bicaranya sebagai media dan membaca ujaran sebagai sarana penerimaan dari pihak anak tunarungu.

2) Menggunakan media tulisan dan membaca sebagai penerimaannya 3) Menggunakan isyarat sebagai media.(Sudar Siandes, dkk, 2007)

Model media pendidikan berdasarkan karakteristiknya digolongkan

menjadi dua bagian yaitu : “Media dua dimensi dan media tiga dimensi. Media

dua dimensi meliputi media grafis, media bentuk papan, dan media cetak.

Sedangkan media tiga dimensi dapat berujud sebagai benda asli baik hidup atau

mati dan dapat pula berujud sebagian tiruan yang mewakili aslinya” (Sudar

Siandes, dkk, 2007: 8)

Media Pembelajaran secara khusus berdasar karakteristik anak tunarungu

berupa: Foto-foto, video, kartu huruf, kartu kalimat, anatomi telinga, miniatur

benda, finger alphabet, model telinga, torso setengah badan, puzzle buah-buahan,

puzzle binatang, puzzle konstruksi, silinder, model geometri, menara segi tiga,

menara gelang, menara segi empat, atlas, globe, peta dinding, miniatur rumah

adat, dan lain-lain.

Kesimpulannya, bahwa media dalam pembelajaran merupakan segala

bentuk alat komunikasi belajar yang dapat digunakan untuk menyampaikan

informasi dari sumber ke peserta didik yang bertujuan merangsang mereka untuk

mengikuti kegiatan pembelajaran. Media dapat digunakan juga untuk

mengantarkan pembelajaran secara utuh dan dapat juga dimanfaatkan untuk

menyampaikan bagian tertentu dari kegiatan pembelajaran, memberikan

penguatan maupun motivasi.

Page 34: SKRIPSI - · PDF filedengan media sistem isyarat bahasa indonesia (sibi ) siswa kelas dasar 2 ( d2 ) ... vii kata pengantar ... lampiran iv silabus bahasa indonesia kls ii semester

xxxiv

3. Sistem Isyarat Bahasa Indonesia ( SIBI )

a. Pengertian

Sistem isyarat bahasa Indonesia (SIBI) yang dibakukan merupakan

salah satu media yang membantu komunikasi sesama kaum tunarungu di dalam

masyarakat yang lebih luas. Wujudnya adalah tatanan yang sistematis tentang

seperangkat isyarat jari, tangan dan berbagai gerak yang melambangkan kosa kata

bahasa Indonesia. Di dalam upaya pembakuan tersebut dipertimbangkan bebrapa

tolok ukur yang mencakup segi kemudahan, keindahan, dan ketepatan

pengungkapan makna atau struktur kata disamping beberapa segi yang lain.

( Kamus SIBI,xiv,2002).

Secara terperinci tolok ukur itu sebagai berikut :

1) Sistem isyarat harus secara akurat dan konsisten mewakili sintaksis bahasa

Indonesia yang paling banyak digunakan masyarakat Indonesia. Hal ini

merupakan tujuan utama suatu sistem yang mengalihkan bahasa masyarakat

umum ke dalam isyarat. Upaya ini berbeda dengan bahasa yang biasa

berkembang di antara kaum tunarungu secara alami dan sampai sekarang

belum diteliti dan memiliki tata kata dan aturan yang berbeda dengan bahasa

Indonesia.

2) Sistem isyarat yang disusun harus mewakili satu kata dasar atau imbuhan

tanpa penutup kemungkinan adanya beberpa perkecualian bagi

dikembangkannya isyarat yang mewakili satu makna. Misalnya untuk kata

gabung yang sudah demikian padu maknanya sehingga tidak bisa diwakili dua

isyarat. Kata-kata yang mempunyai arti ganda memerlukan pertimbangan

berdasar tiga prinsip yaitu ada/ tidak persamaan arti, ejaan dan ucapan serta

tema yang terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Bila dua

dari tiga prinsip itu sama dan hanya satu tema untuk kata tersebut dalam KBBI

, isyarat yang sama harus digunakan. Jika prinsip ini tidak diikuti maka jumlah

dalam isyarat ini terlalu besar sehingga akan membingungkan penyandang

tunarungu, khususnya ketika membaca menulis.

3) Sistem isyarat yang disusun harus mencerminkan situasi sosial, budaya, dan

ekologi bahasa Indonesia. Pemilihan isyarat perlu menghindari adanya

Page 35: SKRIPSI - · PDF filedengan media sistem isyarat bahasa indonesia (sibi ) siswa kelas dasar 2 ( d2 ) ... vii kata pengantar ... lampiran iv silabus bahasa indonesia kls ii semester

xxxv

kemungkinan konotasi yang kurang etis di dalam komponen isyarat di daerah

tertentu di Indonesia.

4) Sistem isyarat harus disesuaikan dengan perkembangan kemampuan dan

kejiwaan siswa.

5) Sistem isyarat harus memperhatikan isyarat yang sudah ada dan banyak

diguakan oleh kaum tunarungu Indonesia dan harus dikembangkan melalui

konsultasi dengan waki-wakil dari masyarakat.

6) Sistem isyarat harus mudah dipelajari dan dipelajari oleh siswa, guru, orng

tua murid, dan masyarakat.

7) Isyarat yang dirancang harus memiliki kelayakan dalam wujud dan maknanya.

Artinya wujud isyarat harus secara visual memiliki unsur pembeda makna

yang jelas, tetapi sederhana, indah dan menarik gerakannya. Makna isyarat

harus menunjukkan sifat yang luwes (memiliki kemungkinan untu

dikembangkan), jelas dan mantap (tidak berubah-ubah artinya).

8) Isyarat yang dipakai harus dapat dibaca pada jarak yang sedekat mungkin

dengan mulut pengisyarat dan dengan kecepatan yang mendekati tempo

berbicara yang wajar dalam upaya merealiasikan tujuan konsep komunikasi

total yaitu keserempakan dalam berisyarat dan berbicra sewaktu

berkomunikasi.

9) Sistem iyarat harus dituangkan dalam kamus Sistem Isyarat Bahasa Indonesia

yang efisien dengan deskripsi dan gambar yang akurat.

b. Komunikasi Total dan Sistem Isyarat Bahasa Indonesian

Komtal merupakan konsep yang bertujuan mencapai komunikasi yang

efektif antara sesama tunarungu ataupun kaum tunarungu dengan masyarakat luas

dengan menggunakan media berbicara, membaca bibir, mendengar, dan berisyarat

secara terpadu. Penerapan komtal memerlukan adanya suatu sistem isyarat yang

didalam kenyataanya memiliki bermacam-macam dasar dan pandangan. Begitu

juga di Indonesia pengertian komtal bermacam-macam

Perintisan penerapan komunikasi total dimulai pada tahun 1978 oleh SLB-B

Zinnia di Jakarta dan oleh SLB-B Karya Mulya di Surabaya pada tahun 1981.

Pada waktu itu SLB-B Zinnia masih menggunakan isyarat spontan., kemudian

Page 36: SKRIPSI - · PDF filedengan media sistem isyarat bahasa indonesia (sibi ) siswa kelas dasar 2 ( d2 ) ... vii kata pengantar ... lampiran iv silabus bahasa indonesia kls ii semester

xxxvi

menggunakan isyarat dengan mengikuti American Sign Language (ASL) yang

diperkenalkan oleh ibu Baron Sutadisastra. Begitu juga SLB-B Karya Mulya

mulai menggunakan isyarat ASL setelah diperkenalkan oleh ibu Baron

Sutadisastra.

Melihat dinamika dan perkembangan anak tunarungu ini, Pusat

Pengembangan Kurikulum dan Sarana Pendidikan Badan Penelitian dan

Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan memandang perlu untuk meneliti serta mengembangkan suatu

perangkat isyara baku yang dapat digunakan secara nasional.

Sejak tahun 1982 Kelompok Kerja Pendidikan Luar Biasa (KKPLB) di

Pusat Pengembangan Kurikulum dan Sarana Pendidikan Badan Penelitian dan

Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan, telah mulai dan berhasil

menyelesaikan desain serta berbagai panduan dalam menerapkan Komunikasi

Total. Kegiatan pengembangan tersebut sempat terhenti pada tahun 1986 dan

baru dilanjutkn kembali pada tahun 1989 oleh KKPLB saat itu berkedudukan di

IKIP Jakarta.

Kamus isyarat bagi tunarungu di Indonesia telah dimulai dengan

munculnya Pedoman Isyarat Bahasa Indonesia yang disusun oleh SLB- Karya

Gambar 3. Abjad Jari Amerika. Sumber : Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas.

Page 37: SKRIPSI - · PDF filedengan media sistem isyarat bahasa indonesia (sibi ) siswa kelas dasar 2 ( d2 ) ... vii kata pengantar ... lampiran iv silabus bahasa indonesia kls ii semester

xxxvii

Mulia pada tahun 1989, Kemudian muncul Kamus Dasar Bahasa Isyarat Indonesia

yang disusun oleh SLB-B Zinnia pada tahun 1990 dan tahun-tahun berikutnya

dikembangkan lebih jauh lagi. Pada tahun yang sama KKPLB menghasilkan juga

kamus isyarat yang didasarkan pada isyarat yang berkembang di sebelas lokasi di

Indonesia yang selanjutnya disebut isyarat lokal, menyerap isyarat yang

berkembang di negara lain disebut isyarat serapan, menemukan syarat baru pada

saat ujucoba yang selanjutnya disebut isyarat temuan, dan isyarat tempaan yaitu

isyarat yang ditempa oleh KKPLB sendiri. Pada tahun 1992 selama satu tahun,

KKPLB melakukan uji coba di lima SLB-B dan diakhiri dengan evaluasi.

Pada tahun 1993 Pusat Pengembangan Kurikulum dan Sarana Pendidikan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan berupaya

memadukan hasil karya ketiga lembaga tersebut, dan berhaail menyusun

rancangan Kamus Sistem Isyarat Bahasa Indonesia.

Selanjutnya dalam tahun 1993 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

dalamhal ini Direktorat Pendidikan Dasar, Direktorat Jendral Pendidikan Dasar

dan Menengah, mengambil kebijakan berupa pemaduan keempat hasil karya

tersebut untuk dibaukan sebagai Sistem Isyarat Nasional. Kegiatan terebut

diselengarkan bersama dengan Pusat Pengembangan Kurikulum dan Sarana

Pendidikan, Badan Penelitian dan Pengembangan Sarana Pendidikan dan

Kebudayaan Deartemen Pendidikan dan Kebudayaan serta mendatangkan

Konsultan Ahli di bidang pengembaga bahasa isyarat yaitu Associate Prof. Merv

Hyde, Ph.D. Konsultan menyusun rekomendasi guna pemilihan dan

pengembangan bahasa isyarat Indonesia bagi siswa tunarungu berdaarkan

pertemuan dengan instansi yang telah menghasilkan kamus isyarat dan analisis

atas hasil karya mereka. Rekomendasi ini juga memuat kriteria yang diakui secara

nternasionaldan diusulkan untuk digunakan sebagai tolok ukur pemilihan dan

pengembangan perangkat isyarat di Indonesia.

Melalui serangkaia kegiatan yang melibatkan semua instansi yang telah

mengembangkan kamus, tersusunlah kamus baku. Kamus itu disusun berdasarkan

kosa kata yang paling dasar yag seyogyanya diketahui oleh pemakai bahasa

Indonesia yang berpendidikan sekolah dasar.

Page 38: SKRIPSI - · PDF filedengan media sistem isyarat bahasa indonesia (sibi ) siswa kelas dasar 2 ( d2 ) ... vii kata pengantar ... lampiran iv silabus bahasa indonesia kls ii semester

xxxviii

Didalam pembakuan itu sumber isyarat yang digu nakan adalah kamus

isyaratyang disusun oleh SLB-B Zinnia, KKPLB IKIP Jakarta, SLB-B Karya

Mulia, dan Badan Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan, Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan.

c. Komponen/Unsur Pembeda Makna dalam sistem isyarat

Dalam sistem isyarat ini terdpat dua jenis komponen yang satu berfungsi

sebgai penentu atau pembeda makna, sedangkan yang lain berfungsi sebagai

penunjang. Semuanya bersifat visual sehingga fapat dilihat. Komponen-

komponen itu adalah sebagai berikut :

1) Komponen Penentu Makna

(a) Penampil, yaitu tangan atau bagian tangan yang digunakan untuk

membentuk isyarat, antara lain :

(1) tangan kanan, tangan kiri atau kedua tangan

(2) telapak tangan dengan jari membuka, menggenggam, atau sebagian

jari mencuat.

(3) posisi jari tangan membentuk huruf A, B, C atau huruf lain

(4) jari-jari tangan merapat atau merenggang; dan

(5) Posisi jari tangan membentuk angka 1, 2, 3 atau angka lain.

(b) Posisi, yaitu kedudukan tangan atau kedua tangan terhadap pengisyarat

pada waktu berisyarat, antara lain :

(1) tangan kanan atau kiri tegak, condong, mendatar, mengarah ke

kanan, ke kiri, ke depan atau menyerong

(2) telapak kanan atau kiri telentang, telungkup menghadap ke kanan,

ke kiri, ke depan atau ke pengisyarat, dan

(3) kedua tangan berdampingan, berjajar, bersilang, atau bersusun.

(c) Tempat, yaitu bagian badan yang menjadi tempat awal iyarat dibentuk ata

arah akhir isyarat, antara lain :

(1) kepala dengan semua bagiannya, seperti pelipis, dahi dan dagu,

(2) leher

(3) dada kanan, kiri, tengah, dan

Page 39: SKRIPSI - · PDF filedengan media sistem isyarat bahasa indonesia (sibi ) siswa kelas dasar 2 ( d2 ) ... vii kata pengantar ... lampiran iv silabus bahasa indonesia kls ii semester

xxxix

(4) tangan

Penampil dapat menyentuh, menempel, memukul, mengusap ataupun

mengelilingi tempat.

(d) Arah, yaitu gerak penampil ketika isyarat dibuat, antara lain :

(1) menjauhi atau mendekati pengisyarat

(2) ke samping kiri, kanan, atau bolak-balik, dan

(3) lurus, melengkung.

(e) Frekuensi, yaitu jumlah gerak yang dilakukan pada waktu isyarat dibentuk.

Ada isyarat yang frekuensinya hanya sekali, ada yang dua kali atau lebih,

atau ada juga gerkan kecil yang diulang-ulang.

5) Komponen Penunjang

(a) Mimik muka, memberikan makna tambahan/tekanan terhadap pesan

isyarat yang disampaikan. Pada umumnya melambangkan kesungguhan

atau intensitas pesan yang disampaikan, misalnya pada waktu

mengisyaratkan rasa senang, sedih atau ceria.

(b) Gerak tubuh misalnya bahu, memberikan kesan tambahan atas pesan,

misanya isyarat tidak tahu, ditambah naiknya kedua bahu diartikan benar-

benar tidak tahu atau tidak tahu sedikitpun.

(c) Kecepatan gerak berfungi sebagai penambah penekanan makna. Isyarat

pergi yang dilakukan dengan epat, dapat diartikan pergilah dengan segera.

(d) Kelenturan gerak menandai intensitas makna isyarat yang disampaikan.

Isyarat marah yang dilakukan dengan kaku dapat diartikan sebgai marah

sekali. Demikian juga isyarat berat yang dilakukan dengan kaku dapat

ditafsirkan berat sekali.

d. Lingkup Sistem Isyarat

Berdasarkan pembentukannya, isyarat dapat dibedakan menjadi tiga

macam :

Page 40: SKRIPSI - · PDF filedengan media sistem isyarat bahasa indonesia (sibi ) siswa kelas dasar 2 ( d2 ) ... vii kata pengantar ... lampiran iv silabus bahasa indonesia kls ii semester

xl

1) Isyarat pokok, yaitu isyarat yang melambangkan sebuah kata atau konsep.

Isyarat ini dibentuk dengan pelbagai macam penampil, tempat arah, dan

frekuensi sebagaimana telah diuraikan di atas.

2) Isyarat tambahan, yaitu isyarat yang melambangkan awalan, akhiran, dan

partikel.

(a) Isyarat awalan

Isyarat ini dibentuk dengan tangan kanan sebagai penampil utama dan

tangan kiri sebgai penampil pendamping. Isyarat awalan dibentuk sebelum

isyart pokok. Seluruhnya ada tujuh buah isyarat awalan yang meliputi

isyarat awalan me-, ber-, di-, ke-, pe-,ter-, dan se-.

(b) Isyarat akhiran dan partikel

Isyarat ini dibentuk sesudah isyarat pokok dengan tangan kanan sebagai

penampil, bertempat di depan dada dan digerakkan mendatar ke kanan.

Isyarat ini terdiri dri isyarat akhiran –i, -an, -man, -wan, -wati, dan partikel

–lah, kah, dan –pun.

(c) Isyarat bentukan.

Isyarat bentukan alah iyarat yang dibentuk dengan menggabungkan isyarat

pokok dengan isyarat imbuhan dan dengan menggabungkan dua isyarat

pokok atau lebih.

(1) Isyarat yang mendapat awalan dan/atau akhiran/partikel, isyarat yang

mendapat awalan/hanya akhiran, atau gabungan awalan dan akhiran

dibentuk sesuai dengan urutan pembentukannya.

(2) Isyarat kata ulang.

Kata ulang diisyaratkan dengan mengulang isyarat pokok. Apabila

frekuensi isyarat pokok lebih dari satu kali, dilakukan jeda sejenak

antara isyarat poko yang pertama dengan isyaat pokok yang kedua.

Kata ulang berubah bunyi diisyaratkan seperti kata ulang biasa. Kata

ulang berimbuhan diisyaratkan sesuai dengan urutan pembentukannya.

Kata ulang yang tergolong kata ulang smu diisyaratkan sebagai isyarat

pokok.

Page 41: SKRIPSI - · PDF filedengan media sistem isyarat bahasa indonesia (sibi ) siswa kelas dasar 2 ( d2 ) ... vii kata pengantar ... lampiran iv silabus bahasa indonesia kls ii semester

xli

(3) Isyarat kata gabung

Kata gabung diisyaratkan dengan menggabungkan dua isyarat pokok

atau lebih sesuai dengan urutan pembentukannya. Beberapa kata

gabung yang sudah padu benar, ada yang dilambangkan dengan satu

isyarat.

(4) Abjad jari.

Abjad jari adalah isyarat yang dibentuk dengan jari-jari tangan (kanan

atau kiri) untuk mengeja huruf atau angka. Bentuk isyarat huruf dan

angka dalam Sistem Isyarat Bahasa Indonesia serupa dengan

International Manual Alphabet (dengan perubahan-perubahan).

Abjad jari digunakan untuk :

(a) mengisyaratkan nama diri

(b) mengisyaratkan singkatan atau akronim, dan

(c) mengisyaratkan kata yang belum ada siyaratnya.

e. Tata makna dalam sistem isyarat bahasa indonesia

Makna kata dalam sistem ini pada amumnya dimunculkan dalam konteks atau

situasi komunikasi.

1) Kata-kata yang memiliki makna yang sama/sinonim diisyaratkan dengan

tempat, ara dan frekuensi yang sama tetapi dengan penampil yang berbeda.

2) Kata yang sama dengan makna yang berbeda (yang tergolong polisemi)

dilambangkan dengan isyarat yang sama.

3) Beberapa kata yang memiliki makna yang berlawanan (yang trgolong

antonim) ada yang diisyaratandengan penampil dan tempat yang sama, tetapi

arah gerakannya berbeda.

Page 42: SKRIPSI - · PDF filedengan media sistem isyarat bahasa indonesia (sibi ) siswa kelas dasar 2 ( d2 ) ... vii kata pengantar ... lampiran iv silabus bahasa indonesia kls ii semester

xlii

B. Kerangka Berfikir

Dalam melaksanakan proses belajar mengajar, guru mempunyai kebebasan

untuk menentukan media apa yang digunakan. Setiap media mempunyai

kelebihan dan kelemahan, oleh karena itu guru dituntut untuk memilih media yang

sesuai dengan materi yang diajarkan. Dalam hal ini kreativitas guru bukan hanya

dalam memilih media pengajaran, tetapi juga dalam memotivasi anak dan memilih

alat bantu yang akan digunakan agar anak lebih tertarik dan memahami materi

Penggunaan media pengajaran merupakan salah satu model pembelajaran

yang menekankan pada bagaimana siswa belajar, bagaimana mengungkap dan

mengerti pengetahuan serta pemahaman siswa terhadap konsep.

Penggunaan media Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) pada pelajaran

Bahasa Indonesia untuk pemahaman bacaan dimaksudkan agar siswa lebih

mudah menerima materi yang diajarkan oleh guru.

Gambar 4. Skema Kerangka Berfikir

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka berfikir yang telah dirumuskan di atas, maka dibuat

hipotesis tindakan sebagai berikut : “Model pembelajaran Sistem Isyarat Bahasa

Indonesia ( SIBI ) dapat meningkatkan kemampuan membaca bacaan singkat

dengan lancar pada siswa kelas D2 SLB-B YAKUT Purwokerto Tahun Pelajaran

2008/2009.”

HAMBATAN BELAJAR NILAI < KKM

KONDISI AWAL

TINDAKAN

PEMBELAJARAN DENGAN MEDIA SIBI

HASIL

PENINGKATAN KEMAMPUAN NILAI > KKM PEMBELAJARAN EFEKTIF DAN EFISIEN

Page 43: SKRIPSI - · PDF filedengan media sistem isyarat bahasa indonesia (sibi ) siswa kelas dasar 2 ( d2 ) ... vii kata pengantar ... lampiran iv silabus bahasa indonesia kls ii semester

xliii

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitan

Tempat yang akan digunakan untuk penelitian adalah SLB-B YAKUT ,

alamat Jl. Kol. Sugiri No. 10 Purwokerto KP. 53116, Telpon (0281) 635972.

Waktu penelitian bulan April minggu ketiga sampai dengan Mei minggu

keempat tahun 2009.

B. Subjek Penelitian

Subyek penelitian adalah siswa kelas D2 yang terdiri dari 2 siswa. Alasan

dipilihnya kelas tersebut karena penulis mengajar di kelas terebut.

C. Data dan Sumber Data

Sumber data berupa hasil tes yang dilakukan setelah poses pembelajaran

sebelum penelitian dan hasil tes setiap akhir siklus dan data observasi yang

dilakukan oleh guru yang diberi mandat sebagai observer. Jadi sebagai sumber

data adalah daftar nilai dan data hasil perolehan nilai dari quis yang berisi tentang

rekaman proses pembelajaran yang meliputi kegiatan siswa dan guru.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan melalui tes formatif dan observasi.

Data yang diperlukan dalam penelitian ini ada dua (2) macam yaitu data primer

dan data sekunder. Data primer berupa data hasil observasi yang akan digunakan

untuk menilai peneliti sendiri mengenai kegiataan belajar mengajar yang

dijalankan menggunakan media SIBI. Data sekunder berupa nilai hasil tes

formatif yang yang dilakukan pada masing-masin siklus.

Page 44: SKRIPSI - · PDF filedengan media sistem isyarat bahasa indonesia (sibi ) siswa kelas dasar 2 ( d2 ) ... vii kata pengantar ... lampiran iv silabus bahasa indonesia kls ii semester

xliv

E. Validitas Data

Informasi yang akan dijadikan data penelitian akan diperiksa validitasnya

menggunakan triangulasi dan review informan kunci agar data tersebut dapat

dijadikan sebagai dasar yang kuat untuk menarik simpulan.

Menurut Lexy J. Moleong 1995 : 178 ”Triangulasi adalah teknik pemeriksaan validitas data dengan memanfaatkan sarana di luar data dengan memanfaatkan sarana di luar data untuk keperluan pengecekan atau membandingkan data”. Teknik triangulasi yang digunakan antara lain berupa triangulasi sumber data dan tiangulasi metode pengumpulan data.

Review informan kunci (observer) adalah mengonfirmasikan data atau

interpretasi temuan kepada informan kunci sehingga diperoleh kesepakatan antara

peneliti dan informan tentang data atau interpretasi temuan tersebut. Hal ini

dilakukan melalui kegiatan diskusi antar tim peneliti setelah kegiatan pengamatan

maupun kajian dokumen.

F. Teknik Analisa Data

Analisis data dilakukan secara kuantitatif dengan cara membandingkan

nilai pre tes dengan nilai post tes, atau membandingkan data nilai antara sebelum

diberikan pembelajaran dengan SIBI dengan data yang diperoleh setelah

pembelajaran dengan menggunakan SIBI .

G. Indikator Kinerja/Keberhasilan

Menggambarkan tentang rumusan kinerja yang nantinya dijadikan acuan

dalam menentukan keberhasilan atau keefektifitan dari suatu penelitian.

Dalam penelitian ini indikator yang digunakan adalah bahwa apabila nila rata-rata

sesudah diberikan tindakan (perlakuan) lebih tinggi dari pada nilai rata-rata

sebelum diberi tindakan maka dinyatakan bahwa pembelajaran dengan media

SIBI dinyatakan berhasil. Dengan kata lain bahwa meningkatnya nilai hasil tes

tertulis sesudah pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media SIBI lebih

baik dibandingkan dengan nilai hasil tes sebelum menggunakan media SIBI yaitu

dengan media berbicara dan membaca bibir.

Page 45: SKRIPSI - · PDF filedengan media sistem isyarat bahasa indonesia (sibi ) siswa kelas dasar 2 ( d2 ) ... vii kata pengantar ... lampiran iv silabus bahasa indonesia kls ii semester

xlv

H. Prosedur Penelitian

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Prosedur Penelitianan

Prosedur kerja pada penelitian ini siklus kegiatan yang tediri 3 siklus

masing-masing siklus meliputi perencanaan (planning), pelaksanaan hasil

tindakan (acting), observasi (observation), dan refleksi (reflection).

Prosedur kerja tersebut dapat digambarkan dengan skema berikut :

Gambar 5. Skema Penelitian.

2. Rencana Tindakan

a. Menentukan sekolah yang akan digunakan sebagai tempat penelitian dan

memilih kelas yang akan diberi perlakuan dengan menggunakan pembelajaran

media SIBI

b. Mensosialisaikan kepada siswa mengenai ketentun Sistem Isyarat Bahasa

Indonesia meliputi :

1) Komponen Pembeda Makna

2) Lingkup Sistem Isyarat

3) Tata Makna dalam Sistem Isyarat Bahasa Indonesia

PERENCANAAN

IMPLEMENTASI TINDAKAN

REFLEKSI

OBSERVASI

Page 46: SKRIPSI - · PDF filedengan media sistem isyarat bahasa indonesia (sibi ) siswa kelas dasar 2 ( d2 ) ... vii kata pengantar ... lampiran iv silabus bahasa indonesia kls ii semester

xlvi

c. Menyiapkan perangkat pembelajaran berupa Rencana Pembelajaran,

menyiapkan alat evaluasi, membuat instrument penelitian yang berupa lembar

observasi.

d. Kegiatan pembelajaran sesuai jadwal yang sudah ada dan peneliti melakukan

pengamatan kegiatan pembelajaran.

e. Pada setiap akhir siklus diadakan evaluasi tes kemampuan memahami bacaan

singkat dengan cara menjawab pertanyaan bacaan ,dikte, dan melengkapi

kalimat yang diambil dari bacaan tersebut untuk mendapatkan data

kemampuan dimaksud dan observasi terhadap proses pembelajaran.

3. Pelaksanaan Tindakan

a. Siklus I

1) Rencana (Planning)

a) Identifikasi dan klasifikasi masalah yang dihadapi siswa dan guru

dalam kegiatan belajar mengajar

b) Menentukan Metode Pembelajaran

c) Membuat rencana program pembelajaran

d) Membuat soal-soal tes

e) Membuat lembar observasi

f) Menyampaikan ketentuan media Sistem Isyarat Bahasa Indonesia

(SIBI) yang meliputi :

(1) Komponen pembeda makna yang terdiri dari komponen penentu

makna dan komponen penunjang.

(2) Lingkup isyarat yang terdiri dari

Ø Isyarat pokok

Ø Isyarat tambahan –awalan dan akhiran

(3) Isyarat bentukan –awalan / akhiran / partikel, kata ulang, kata

gabung dan bilangan

(4) Abjad jari –mengisyaratkan nama diri, singkatan / akronim, kata

yang belum ada isyaratnya

Page 47: SKRIPSI - · PDF filedengan media sistem isyarat bahasa indonesia (sibi ) siswa kelas dasar 2 ( d2 ) ... vii kata pengantar ... lampiran iv silabus bahasa indonesia kls ii semester

xlvii

2) Implementasi Tindakan (Action)

a) Mengajarkan materi menggunakan media SIBI

b) Mengobservasi proses pembelajaran untuk mengumpulkan data

aktivitas pembelajaran guru dan siswa. Peneliti meminta teman sejawat

untuk melakukan observasi dan mengisi lembar observasi secara

objektif.

c) Melakukan evaluasi/tes formatif

d) Melakukan Analisis Hasil Evaluasi dan Observasi

3) Analisis dan Refleksi

Data hasil evaluasi dan observasi dianalisis secara kualitatif dan

kuantitatif , kemudian disimpulkan :

a) Apakah terjadi peningkatan prestasi belajar ?

b) Berapa prosen peningkatan prestasi belajar tersebut ?

c) Apakah terjadi proses belajar :

Ø Yang lebih menarik ?

Ø Terjadi komunikasi yang efektif ?

Ø Kegiatan belajar lebih interaktif ?

Ø Waktu terhadap proses pemahaman lebih singkat ?

Ø Meningkatkan sifat positif peserta didik ?

Ø Memberikan nilai positif bagi pengajar ?

b. Siklus II

Hasil dari siklus I digunakan untuk merancang ulang, melakukan tindakan

dan melakukan analisis dan refleksi selanjutnya. Pola yang sama digunakan pada

Siklus II dan siklus III sehingga dapat ditarik kesimpulan akhir.

Page 48: SKRIPSI - · PDF filedengan media sistem isyarat bahasa indonesia (sibi ) siswa kelas dasar 2 ( d2 ) ... vii kata pengantar ... lampiran iv silabus bahasa indonesia kls ii semester

xlviii

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

Konsisten dengan latar belakang permasalahan, rumusan masalah dan tujuan

penelitian yang telah diuraikan sebelumnya pada bab I, bahwa penelitian ini

bertujuan untuk meningkatkan kemampuan memahami bacaan siswa kelas D2

SLB-B YAKUT Purwokerto Tahun Pelajaran 2008/2009. Dalam penelitian ini

diajukan hipotesis tindakan sebagaimana diuraikan pada akhir bab II bahwa :

Model pembelajaran Sistem Isyarat Bahasa Indonesia ( SIBI ) dapat

meningkatkan kemampuan membaca bacaan singkat dengan lancar pada siswa

kelas D2 SLB-B YAKUT Purwokerto Tahun Pelajaran 2008/2009.

Dalam rangka menguji kebenaran hipotesis tindakan yang penulis ajukan,

maka selanjutnya dilakukan penelitian lapangan dengan menerapkan pendekatan

penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas kali ini dirancang dalam tiga

siklus, yang masing-masing siklus melalui tahapan perencanaan, pelaksanaan

tindakan/ perlakukan/intervensi, pengamatan/evaluasi dan refleksi.

Uraian berikut ini secara berturut-turut memuat tahapan-tahapan penelitian

di setiap siklus untuk menggambarkan perencanaan, proses dan hasil penelitian.

1. Pelaksanaan Penelitian Siklus 1

a. Perencanaan Penelitian

Sebelum melaksanakan tindakan pada siklus 1 penulis melakukan

persiapan – persiapan administratif, baik yang berkaitan dengan penyusunan

proposal, perijinan, persiapan penelitian, seperti penjadwalan, pengembangan

Rencana Pelaksanaan Pengajaran (RPP) dan silabus, pengembangan instrumen

pengamatan aktivitas siswa dan guru serta instrumen tes untuk mengetahui

kemampuan memahami bacaan siswa kelas D2 SLB-B.

Seluruh aspek persiapan administratif dalam penelitian ini penulis

lampirkan di akhir skripsi ini.

Page 49: SKRIPSI - · PDF filedengan media sistem isyarat bahasa indonesia (sibi ) siswa kelas dasar 2 ( d2 ) ... vii kata pengantar ... lampiran iv silabus bahasa indonesia kls ii semester

xlix

b. Pelaksanaan Tindakan Penelitian

Penelitian pada Siklus I dilaksanakan pada hari Sabtu, 16 Mei 2009 yaitu

pembelajaran dengan menggunakan RPP I dengan Kompetensi Dasar membaca

bacaan singkat dengan lancar dengan indikator pemahaman bacaan dengan cara

menulis kalimat melalui dikte, menjawab pertanyaan bacaan dan melengkapi

kalimat.

Hal-hal yang merupakan tindakan penting pada Siklus I adalah :

1) Memberikan materi pembelajaran yang didahului dengan apersepsi dan

pembahasan tentang bacaan

2) Memberi tugas untuk mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan Dikte

3) Minta tolong teman sejawat untuk menjadi observer dan berkolaborasi dengan

observer untuk mengamati kegiatan siswa maupun guru.

4) Menyimpulkan tentang bahan ajar yang telah diberikan kepada siswa

c. Pengamatan dan evaluasi

Sesuai dengan tujuan penelitian, maka pengamatan yang dilakukan pada

siklus I meliputi tes kemampuan siswa dalam membaca bacaan singkat dengan

lancar, pengamatan terhadap kegiatan siswa dan pengamatan terhadap kegiatan

guru.

Tes kemampuan siswa dimaksudkan untuk mengetahui

1) Apakah terjadi peningkatan prestasi belajar ?

2) Berapa prosen peningkatan prestasi belajar tersebut ?

Pengamatan terhadap kegiatan siswa dan guru dimaksudkan untuk

mengetahui apakah telah terjadi proses belajar dan mengajar :

1) Yang lebih menarik

2) Terjadi komunikasi yang efektif

3) Kegiatan belajar lebih interaktif

4) Waktu terhadap proses pemahaman lebih singkat

5) Meningkatkan sifat positif peserta didik

6) Memberikan nilai positif bagi pengajar

Page 50: SKRIPSI - · PDF filedengan media sistem isyarat bahasa indonesia (sibi ) siswa kelas dasar 2 ( d2 ) ... vii kata pengantar ... lampiran iv silabus bahasa indonesia kls ii semester

l

0102030405060708090

100

Nilai

AK

SS

KKM

Pada kegiatan pengamatan selama pelaksanaan siklus I dihasilkan

beberapa temuan sebagai berikut :

1). Hasil Tes dalam Penelitian Siklus I

Daya serap siswa kurang karena hasil test Siklus I AK = 69,67 dan SS =

66,33, berarti masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) = 7,5.

Sedangkan waktu penyelesaian tes AK = 64 menit dan SS = 69 menit, rata-rata

waktu penyelesaian 66,5 menit

Tabel 1. Hasil tes dan waktu penyelesaian tes pada Siklus I

No Nama Nilai Waktu Tes (mnt)

1

2

AK

SS

69,67

66,33

64

69

Rata-rata 68 66,5

KKM 75 -

Hasil tes tersebut di atas, setelah disusun dalam grafik, terlihat sbb:

Grafik 1. Nilai Tes kemampuan membaca siswa pada Siklus 1 dan KKM

Page 51: SKRIPSI - · PDF filedengan media sistem isyarat bahasa indonesia (sibi ) siswa kelas dasar 2 ( d2 ) ... vii kata pengantar ... lampiran iv silabus bahasa indonesia kls ii semester

li

61

62

63

64

65

66

67

68

69

Waktu Evaluasi

AK

SS

Rata-rata

Grafik 2. Waktu Penyelesaian Tes Siklus I (dlm menit)

2). Pengamatan terhadap kegiatan siswa.

Pengamatan terhadap kegiatan siswa selama proses pembelajaran

dilakukan oleh observer (guru lain). Aspek kegiatan siswa yang diamati selama

proses pembelajaran di maksudkan untuk mengetahui apakah telah terjadi proses

belajar :

a) Yang lebih menarik ?

b) Terjadi komunikasi yang efektif ?

c) Kegiatan belajar lebih interaktif ?

d) Waktu terhadap proses pemahaman lebih singkat ?

e) Meningkatkan sifat positif peserta didik ?

f) Memberikan nilai positif bagi pengajar ?

Hasil pengamatan terhadap kegiatan siswa dapat disajikan sbb:

a) Jalannya proses pembelajaran secara umum berjalan baik tetapi perhatian

siswa belum stabil, kadang perhatian kadang tidak

b) Semangat belajar siswa selama pembelajaran juga tidak menentu

c) Keberanian siswa untuk menjawab pertanyaan masih kurang

d) Keaktifan bertanya para siswa juga masih kurang

e) Kemampuan memahami bacaan terkadang baik terkadang kurang baik

Page 52: SKRIPSI - · PDF filedengan media sistem isyarat bahasa indonesia (sibi ) siswa kelas dasar 2 ( d2 ) ... vii kata pengantar ... lampiran iv silabus bahasa indonesia kls ii semester

lii

0

1

2

3

4

Skor

Peningkatan Perhatian

semangat Belajar

Menjawab Pertanyaan

Bertanya

Pemahaman Bacaan

Gemar berlatih

Waktu pembelajaran

f) Siswa masih kurang tertarik untuk berlatih membaca

g) Waktu pembelajaran masih kurang efektif

Hasil pengamatan terhadap kegiatan siswa selama pembelajaran

berlangsung pada siklus I dapat disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 2. Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa pada Siklus I

PERTANYAAN SKOR JAWABAN

Apakah KBM dengan Media SIBI :

1. Siswa lebih memperhatikan dengan baik ?

2. Siswa lebih semangat dalam belajar ?

3. Siswa lebih berani menjawab pertanyaan ?

4. Siswa lebih aktif bertanya ?

5. Siswa lebih mudah memahami bacaan ?

6. Siswa gemar berlatih dengan media SIBI ?

7. Waktu pembelajaran lebih efektif ?

2

2

1

1

2

2

1

Total Skor Perolehan 11

Rata-rata skor Perolehan 1,57

Hasil pengamatan di atas apabila disajikan dalam bentuk grafik dapat

berbentuk menjadi sebagai berikut:

Grafik 3. Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa Siklus I

Page 53: SKRIPSI - · PDF filedengan media sistem isyarat bahasa indonesia (sibi ) siswa kelas dasar 2 ( d2 ) ... vii kata pengantar ... lampiran iv silabus bahasa indonesia kls ii semester

liii

3). Pengamatan terhadap kegiatan guru

Pengamatan terhadap kegiatan guru dalam pembelajaran dilakukan oleh

observer/teman guru lain selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Kegiatan ini

dimaksudkan untuk mengetahui apakah guru dalam memberikan pembelajaran

sudah menerapkan kaidah-kaidah pembelajaran yang baik atau belum. Baik dalam

kegiatan guru di awal pembelajaran, pada kegiatan inti pembelajaran maupun

pada akhir pembelajaran.

Beberapa hasil pengamatan terhadap kegiatan guru adalah sbb:

a) Penyampaian pendahuluan guru sudah baik, sebelumnya anak dikenalkan

tentang pasar secara langsung

b) Guru dalam menyampaikan materi pelajaran baik

c) Pengamatan terhadap kegiatan siswa masih kurang

d) Bimbingan guru terhadap siswa dalam membaca, pemahaman bacaan sudah

baik

e) Guru kurang dapat memotivasi anak dikarenakan anak kurang paham terhadap

bacaan tersebut

f) Guru dalam pemberian penghargaan terhadap hasil yang dicapai siswa cukup

baik

g) Guru cukup baik dalam memberikan umpan balik kepada siswa sehingga

tinggal mengaktifkan siswa secara terus-menerus

h) Guru dalam menyimpulkan dan menutup pelajaran sudah baik

Hasil pengamatan terhadap kegiatan guru selama memberikan tindakan

pada penelitian siklus I dapat disajikan dalam tabel berikut di bawah ini:

Tabel 3. Hasil Pengamatan Kegiatan Guru pada Siklus I

NO KEGIATAN/AKTIVITAS GURU SKOR

1. Menyampaikan Pendahuluan 3

2. Menyampaikan Materi 3

3. Mengamati kegiatan siswa 2

Page 54: SKRIPSI - · PDF filedengan media sistem isyarat bahasa indonesia (sibi ) siswa kelas dasar 2 ( d2 ) ... vii kata pengantar ... lampiran iv silabus bahasa indonesia kls ii semester

liv

0

1

2

3

4

Skor

Menyampaikan Pendahuluan

Penyamp Materi Mdia SIBI

Mengamati Keg Siswa

Membimbing Siswa

Memotivasi untukbertanya/jawab

Memberikan Penghargaan

Cek Pemahaman/ajukanPertanyaan

Menyimpulkan/MenutupPelajaran

Rata-rata

4. Membimbing Siswa 3

5. Memotivasi Siswa untuk Bertanya /menyampaikan

Pendapat

2

6. Memberikan Penghargaan 3

7. Mengecek Pemahaman dengan Mengajukan Pertanyaan 3

8. Menyimpulkan dan Menutup Pelajaran 3

Total Skor 22

Rata-rata skor perolehan 2,75

Hasil pengamatan terhadap kegiatan guru pada siklus I tersebut apabila

digambar dalam grafik tampak sebagai berikut:

Grafik 4. Hasil Pengamatan Kegiatan Guru pada Siklus I

d. Refleksi Hasil Penelitian pada Siklus I

Berdasarkan hasil pengamatan dan evaluasi pada penelitian siklus 1 dapat

diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

Page 55: SKRIPSI - · PDF filedengan media sistem isyarat bahasa indonesia (sibi ) siswa kelas dasar 2 ( d2 ) ... vii kata pengantar ... lampiran iv silabus bahasa indonesia kls ii semester

lv

1) Bahwa daya serap siswa pada penelitian siklus I termasuk masih kurang

karena hasil test Siklus I masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimum

(KKM) = 7,5.

2) Jalannya proses pembelajaran secara umum berjalan baik tetapi perhatian

siswa belum stabil, kadang perhatian kadang tidak

3) Semangat belajar siswa selama penelitian siklus I juga tidak menentu

4) Keberanian siswa untuk menjawab pertanyaan masih kurang

5) Keaktifan bertanya para siswa dalam pembelajaran juga masih kurang

6) Kemampuan siswa dalam memahami bacaan terkadang baik

7) Siswa kurang tertarik untuk berlatih membaca

8) Waktu pembelajaran masih kurang efektif

9) Penyampaian pendahuluan guru sudah baik, sebelumnya anak dikenalkan

tentang pasar secara langsung

10) Guru dalam menyampaikan materi pelajaran baik

11) Pengamatan terhadap kegiatan siswa masih kurang

12) Bimbingan guru terhadap siswa dalam membaca, pemahaman bacaan sudah

baik

13) Guru kurang dapat memotivasi anak dikarenakan anak kurang paham

terhadap bacaan tersebut

14) Guru dalam pemberian penghargaan terhadap hasil yang dicapai siswa

cukup baik

15) Guru cukup baik dalam memberikan umpan balik kepada siswa sehingga

tinggal mengaktifkan siswa secara terus-menerus

16) Guru dalam menyimpulkan dan menutup pelajaran sudah baik

Berdasarkan beberapa kesimpulan hasil penelitian pada siklus I tersebut

di atas, maka peneliti merasa masih perlu untuk melakukan penelitian siklus II,

dengan memberikan perubahan tindakan atau intervensi tertentu, dalam rangka

meningkatkan kemampuan memahami bacaan siswa sampai kemampuan mereka

memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) sebanyak 7.5. yang sudah

ditetapkan di awal penelitian.

Page 56: SKRIPSI - · PDF filedengan media sistem isyarat bahasa indonesia (sibi ) siswa kelas dasar 2 ( d2 ) ... vii kata pengantar ... lampiran iv silabus bahasa indonesia kls ii semester

lvi

Perubahan tindakan penelitian pada siklus II terutama dalam hal-hal

berikut:

1) Guru meningkatkan dan membuat siswa tertarik untuk lebih memerhatikan

pelajaran

2) Guru memotivasi anak agar bersemangat dalam belajar

3) Guru memberi umpan balik yang menarik

4) Guru meningkatkan pemahaman siswa dengan cara yang mudah dipahami

anak

5) Guru memberikan pembelajaran aktif dan guru harus berusaha lebih kreatif.

6) Guru dan observer harus lebih aktif dalam mengamati kegiatan siswa

7) Memberikan pembelajaran yang menarik dengan menggunakan media yang

mudah dipahami dan dimengerti oleh siswa yaitu dengan menggunakan

media SIBI

2. Pelaksanaan Penelitian pada Siklus II

a. Perencanaan Penelitian.

Berdasarkan hasil penelitian pada Siklus I maka direncanakan pelaksanaan

Siklus II yang sebelumnya dipersiapkan rencana pada hari Rabu, tanggal 20 Mei

2009 meliputi:

1) Mengembangkan RPP 2 yaitu pembelajaran dengan menggunakan media

SIBI

2) Membuat lembar pengamatan/observasi terhadap kegiatan guru untuk

pembelajaran dengan media SIBI

3) Membuat lembar pengamatan/observasi terhadap kegiatan siswa dalam

pembelajaran dengan menggunakan media SIBI.

4) Menambah kosakata SIBI

b. Pelaksanaan Tindakan/Intervensi

Pelaksanaan tindakan/intervensi pada penelitian siklus 2 dilaksanakan

pada hari Sabtu, 23 Mei 2009, pembelajaran menggunakan RPP dengan

Page 57: SKRIPSI - · PDF filedengan media sistem isyarat bahasa indonesia (sibi ) siswa kelas dasar 2 ( d2 ) ... vii kata pengantar ... lampiran iv silabus bahasa indonesia kls ii semester

lvii

menggunakan media SIBI dan yang menjadi penekanan guru pada pelaksanaan

penelitian siklus 2 adalah:

1) Guru memberi bahan ajar sesuai dengan RPP 2

2) Guru memberi pembelajaran dengan menggunakan media SIBI

3) Guru meyampaikan bacaan wacana dengan SIBI

4) Guru menjelaskan isi wacana dengan media SIBI

5) Siswa mengerjakan LKS yang meliputi dekte menjawab pertanyaan dan

melengkapi kalimat

6) Observer melakukan pengamatan atau Observasi terhadap guru dan siswa

dalam pembelajaran dengan menggunakan media SIBI

c. Hasil Pengamatan dan evaluasi

Pada kegiatan pengamatan selama pelaksanaan penelitian siklus II

dihasilkan beberapa temuan sebagai berikut :

1). Hasil Tes dalam Penelitian Siklus II

Daya serap siswa kurang karena hasil test Siklus II AK = 92 dan SS = 88,

berarti masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) = 7,5. Sedangkan

waktu penyelesaian tes AK = 26 menit dan SS = 29 menit, rata-rata waktu

penyelesaian 27,5 menit

Tabel 4. Hasil tes dan waktu penyelesaian tes Siklus II

No Nama Nilai Waktu (mnt)

1

2

AK

SS

92

88

26

29

Rata-rata 90 27,5

KKM 75 -

Berdasarkan hasil tes pada penelitian siklus II tersebut, dapat digambarkan

dalam grafik sbb:

Page 58: SKRIPSI - · PDF filedengan media sistem isyarat bahasa indonesia (sibi ) siswa kelas dasar 2 ( d2 ) ... vii kata pengantar ... lampiran iv silabus bahasa indonesia kls ii semester

lviii

24

25

26

27

28

29

Waktu Tes

AK

SS

Rata-rata

0102030405060708090

100

Nilai

AK

SS

KKM

Grafik 6. Nilai Siklus II dan KKM

Dilihat dari lamanya waktu yang digunakan untuk mengerjakan soal tes

dapat digambarkan dalam grafik berikut:

Grafik 6. Waktu Pelaksanaan Tes Siklus II (dlm menit)

2. Pengamatan terhadap kegiatan siswa

Beberapa hasil pengamatan terhadap kegiatan siswa dalam penelitian

siklus II dapat disajikan sebagai berikut:

(a) Siswa telah mengalami peningkatan perhatian terhadap pelajaran

(b) Semangat siswa dalam belajar media SIBI meningkat dengan baik

(c) Siswa berani menjawab pertanyaan dari guru.

(d) Keaktifan bertanya para siswa masih perlu ditingkatkan

(e) Siswa lebih mudah memahami bacaan dengan media SIBI.

Page 59: SKRIPSI - · PDF filedengan media sistem isyarat bahasa indonesia (sibi ) siswa kelas dasar 2 ( d2 ) ... vii kata pengantar ... lampiran iv silabus bahasa indonesia kls ii semester

lix

0

1

2

3

4

Skor

Peningkatan Perhatian

semangat Belajar

Menjawab Pertanyaan

Bertanya

Pemahaman Bacaan

Gemar berlatih

Waktu pembelajaran

Rata-rata

(f) Siswa lebih gemar berlatih dengan media SIBI

(g) Waktu pembelajaran lebih efektif

Tabel 5. Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa Siklus II

PERTANYAAN SKOR JAWABAN

Apakah KBM dengan Media SIBI :

1. Siswa lebih memperhatikan dengan baik ?

2. Siswa lebih semangat dalam belajar ?

3. Siswa lebih berani menjawab pertanyaan ?

4. Siswa lebih aktif bertanya ?

5. Siswa lebih mudah memahami bacaan ?

6. Siswa gemar berlatih dengan media SIBI ?

7. Waktu pembelajaran lebih efektif ?

3

3

3

2

3

3

3

Total Skor Perolehan 20

Rata-rata skor Perolehan 2,86

Data hasil pengamatan terhadap kegiatan siswa dalam pelaksanaan

penelitian siklus II dapat disajikan dalam grafik sbb:

Grafik 7. Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa siklus II

Page 60: SKRIPSI - · PDF filedengan media sistem isyarat bahasa indonesia (sibi ) siswa kelas dasar 2 ( d2 ) ... vii kata pengantar ... lampiran iv silabus bahasa indonesia kls ii semester

lx

3. Pengamatan terhadap kegiatan guru.

Beberapa data hasil pengamatan terhadap kegiatan guru dalam penelitian

siklus II dapat disajikan sbb:

(a) Guru telah menyampaikan pelajaran dengan pendahuluan yang baik

(b) Guru telah menyampaikan pelajaran dengan media SIBI belum maksimal

(c) Pengamatan guru terhadap kegiatan siswa sudah baik

(d) Guru membimbing siswa dengan baik dan sabar

(e) Guru telah memberikan motivasi yang baik siswa sudah berani bertanya.

(f) Guru juga memberikan penghargaan yang baik dan positip.

(g) Guru selalu mengecek pemahaman dengan cara bertanya-jawab

(h) Guru telah membuat kesimpulan dan menutup pelajaran dengan baik

Data hasil pengamatan selengkapnya disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 6. Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Siklus II

Data nilai hasil pengamatan kegiatan guru selama pembelajaran pada

penelitian siklus II terse but di atas dapat digambar sbb:

NO KEGIATAN/AKTIVITAS GURU SKOR JAWABAN

1

2

3

4

5

6

7

8

Menyampaikan Pendahuluan

Menyampaikan Materi

Mengamati Kegiatan Siswa

Membimbing Siswa

Memotivasi Siswa untuk Bertanya /

menyampaikan Pendapat

Memberikan Penghargaan

Mengecek Pemahaman dengan Mengajukan

Pertanyaan

Menyimpulkan dan Menutup Pelajaran

3

4

3

3

3

3

3

3

Total Skor 25

Rata-rata skor perolehan 3,125

Page 61: SKRIPSI - · PDF filedengan media sistem isyarat bahasa indonesia (sibi ) siswa kelas dasar 2 ( d2 ) ... vii kata pengantar ... lampiran iv silabus bahasa indonesia kls ii semester

lxi

0

1

2

3

4

Skor

Menyampaikan Pendahuluan

Penyamp Materi Mdia SIBI

Mengamati Keg Siswa

Membimbing Siswa

Memotivasi untuk bertanya/jawab

Memberikan Penghargaan

Cek Pemahaman/ajukan Pertanyaan

Menyimpulkan/Menutup Pelajaran

Rata-rata

Grafik 8. Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Siklus II

d. Refleksi Hasil Penelitian pada Siklus II

Berdasarkan hasil pengamatan dan evaluasi pada penelitian siklus 2 dapat

diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1) Bahwa daya serap siswa pada penelitian siklus 2 telah terjadi peningkatan

yang signifikan di banding dengan daya serap pada penelitian siklus 1, yaitu

hasil test Siklus II AK = 92 dan SS = 88, berarti kemampuan membaca siswa

sudah berada di atas Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) = 7,5. Sedangkan

waktu penyelesaian tes juga sudah mengalami pemendekan, yaitu AK = 26

menit dan SS = 29 menit, rata-rata waktu penyelesaian 27,5

2) Siswa telah mengalami peningkatan perhatian terhadap pelajaran

3) Semangat siswa dalam belajar media SIBI meningkat dengan baik

4) Siswa berani menjawab pertanyaan dari guru.

5) Keaktifan bertanya para siswa masih perlu ditingkatkan

6) Siswa lebih mudah memahami bacaan dengan media SIBI.

7) Siswa lebih gemar berlatih dengan media SIBI

8) Waktu pembelajaran lebih efektif

Page 62: SKRIPSI - · PDF filedengan media sistem isyarat bahasa indonesia (sibi ) siswa kelas dasar 2 ( d2 ) ... vii kata pengantar ... lampiran iv silabus bahasa indonesia kls ii semester

lxii

9) Guru telah menyampaikan pelajaran dengan pendahuluan yang baik

10) Guru telah menyampaikan pelajaran dengan media SIBI belum maksimal

11) Pengamatan guru terhadap kegiatan siswa sudah baik

12) Guru membimbing siswa dengan baik dan sabar

13) Guru telah memberikan motivasi yang baik siswa sudah berani bertanya.

14) Guru juga memberikan penghargaan yang baik dan positip.

15) Guru selalu mengecek pemahaman dengan cara bertanya-jawab

16) Guru telah membuat kesimpulan dan menutup pelajaran dengan baik

Hasil pengamatan pada siklus 2 terjadi kenaikan yang cukup signifikan

pada hasil test siswa Demikian juga terjadi peningkatan yang baik melalui

pengamatan terhadap guru maupun siswa..

Namun demikian peneliti dan observer bersepakat untuk memberi

penguatan untuk mencari kebenaran/keyakinan terhadap hasil yang dicapai

dengan menekankan pemberian refleksi terutama pada:

1) Penguatan dalam penyampaian materi dengan media SIBI

2) Meningkatkan keberanian anak untuk aktif bertanya

3. Pelaksanaan Penelitian pada Siklus III

a. Perencanaan Penelitian.

Berdasarkan hasil penelitian pada Siklus II maka direncanakan

pelaksanaan Siklus III yang sebelumnya dipersiapkan rencana pada hari Sabtu, 22

Mei 2009 meliputi:

1) Membuat soal test yang bobotnya sesuai/setara dengan soal test siklus 2

2) Membuat lembar evaluasi atau LKS.

3) Membuat teks bacaan ( bukan tulisan tangan anak) yang sama seperti pada

RPP 2, supaya anak juga mengenal tulisan yang ada pada buku cetak karena

anak biasanya menulis dengan huruf tegak bersambung.

b. Pelaksanaan Tindakan/Intervensi

Pelaksanaan tindakan/intervensi pada penelitian siklus 3 dilaksanakan

Page 63: SKRIPSI - · PDF filedengan media sistem isyarat bahasa indonesia (sibi ) siswa kelas dasar 2 ( d2 ) ... vii kata pengantar ... lampiran iv silabus bahasa indonesia kls ii semester

lxiii

pada hari Sabtu, 25 Mei 2009, pembelajaran menggunakan RPP dengan

menggunakan media SIBI dan yang menjadi penekanan guru pada pelaksanaan

penelitian siklus 2.

Adapun hal-hal yang dilaksanakan meliputi :

1) Memberi materi pelajaran dengan RPP 2, namun diusahakan penyajiannya

lebih disempurnakan.

2) Menyajikan bacaan dalam kertas bukan dengan tulisan tegak bersambung

3) Melatih setiap anak untuk membacanya sambil mempraktekanya dengan SIBI

4) Membahas bersama-sama kesulitan terutama untuk kata kata yang belum

hapal dan sering mengalami kekeliruan.

5) Melatih ekspresi, penekanan dalam mempraktekan SIBI agar maknanya lebih

mengena.

6) Masih berkolaborasi dengan observer yang bertugas mengamati kegiatan

siswa maupun guru dalam kegiatan pembelajaran.

c. Hasil Pengamatan dan evaluasi

Pada kegiatan pengamatan selama pelaksanaan penelitian siklus III

dihasilkan beberapa temuan sebagai berikut :

1) Hasil Tes dalam Penelitian Siklus III

Nilai hasil tes siklus III untuk AK = 96,67 sedangkan SS = 86,67. Waktu

penyelesaian tes AK = 22 menit dan SS = 29 menit sehingga rata-rata waktu

penyelesaian 25,5 menit.

Dari hasil tes diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 7. Hasil tes dan waktu penyelesaian tes Siklus III.

No Nama Siklus III Waktu (mnt)

1

2

AK

SS

96,67

86,67

22

29

Rata-rata 91,67 25,5

KKM 75 -

Page 64: SKRIPSI - · PDF filedengan media sistem isyarat bahasa indonesia (sibi ) siswa kelas dasar 2 ( d2 ) ... vii kata pengantar ... lampiran iv silabus bahasa indonesia kls ii semester

lxiv

0

5

10

15

20

25

30

Waktu

AK

SS

Rata-rata

0102030405060708090

100

Nilai

AK

SS

KKM

Hasil tes tersebut dapat digambarkan dalam grafik sbb:

Grafik 9. Nilai Siklus III dan KKM

Dari lama waktu yang digunakan untuk menyelesaikan soal tes dapat

digambarkan sbb:

Grafik 10. Waktu Penyelesaian Tes Siklus III

2) Pengamatan terhadap kegiatan siswa.

Beberapa hasil pengamatan Kegiatan siswa dapat disajikan sbb:

a) Perhatian siswa terhadap pelajaran jauh lebih meningkat.

b) Semangat belajar siswa jauh lebih meningkat.

Page 65: SKRIPSI - · PDF filedengan media sistem isyarat bahasa indonesia (sibi ) siswa kelas dasar 2 ( d2 ) ... vii kata pengantar ... lampiran iv silabus bahasa indonesia kls ii semester

lxv

0

1

2

3

4

Skor

Peningkatan Perhatian

Semangat Belajar

Menjawab Pertanyaan

Bertanya

Pemahaman Bacaan

Gemar berlatih

Waktu pembelajaran

Rata-rata

c) Keberanian siswa dalam menjawab pertanyaan lebih baik

d) Siswa lebih aktif bertanya dikarenakan sudah paham terhadap bacaan tersebut.

e) Siswa semakin aktif dalam berlatih SIBI

f) Waktu pembelajaran jauh lebih eferktif.

Tabel 8. Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa Siklus III

PERTANYAAN SKOR JAWABAN

Apakah KBM dengan Media SIBI :

1. Siswa lebih memperhatikan dengan baik ?

2. Siswa lebih semangat dalam belajar ?

3. Siswa lebih berani menjawab pertanyaan ?

4. Siswa lebih aktif bertanya ?

5. Siswa lebih mudah memahami bacaan ?

6. Siswa gemar berlatih dengan media SIBI ?

7. Waktu pembelajaran lebih efektif ?

4

4

4

3

4

4

4

Total Skor Perolehan 27

Rata-rata skor Perolehan 3,857

Hasil tes tersebut dapat digambar dalam grafik sbb:

Grafik 11. Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa Siklus III

Page 66: SKRIPSI - · PDF filedengan media sistem isyarat bahasa indonesia (sibi ) siswa kelas dasar 2 ( d2 ) ... vii kata pengantar ... lampiran iv silabus bahasa indonesia kls ii semester

lxvi

3) Pengamatan terhadap kegiatan guru.

Beberapa data hasil pengamatan terhadap kegiatan guru dalam penelitian

siklus III dapat disajikan sbb:

1) Penyampaian pendahuluan oleh guru dalam pembelajaran baik sekali.

2) Penyampaian materi dengan SIBI oleh guru sudah baik.

3) Pengamatan terhadap kegitan siswa lebih optimal, siswa dibimbing satu

persatu, kesulitan anak langsung direspon.

4) Motivasi siswa untuk bertanya dan berpendapat baik.

5) Guru sangat baik dalam memberi penghargaan terhadap keberhasilan murid.-

Dalam memgecek pemahama baik sekali dengan cara bertanyaa secara lisan.

6) Penyimpulan dan penutup baik sekali, juga pesan moral, saran dan tugas.

Hasil pengamatan observser terhadap kegiatan pembelajaran guru dapat

disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 9. Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Siklus III

NO KEGIATAN/AKTIVITAS GURU SKOR JAWABAN

1

2

3

4

5

6

7

8

Menyampaikan Pendahuluan

Menyampaikan Materi

Mengamati Kegiatan Siswa

Membimbing Siswa

Memotivasi Siswa untuk Bertanya

Memberikan Penghargaan

Mengecek Pemahaman dengan Mengajukan

Pertanyaan

Menyimpulkan dan Menutup Pelajaran

4

4

4

4

3

4

4

4

Total Skor 31

Rata-rata skor perolehan 3,875

Page 67: SKRIPSI - · PDF filedengan media sistem isyarat bahasa indonesia (sibi ) siswa kelas dasar 2 ( d2 ) ... vii kata pengantar ... lampiran iv silabus bahasa indonesia kls ii semester

lxvii

0

1

2

3

4

Skor

Menyampaikan Pendahuluan

Penyamp Materi Mdia SIBI

Mengamati Keg Siswa

Membimbing Siswa

Memotivasi untuk bertanya/jawab

Memberikan Penghargaan

Cek Pemahaman/ajukan Pertanyaan

Menyimpulkan/Menutup Pelajaran

Rata-rata

Data dalam tabel 9 apabila digambarkan dalam grafik menjadi sbb:

Grafik 12. Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Siklus III

B. Hasil Penelitian

Bahwa penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan memahami

bacaan siswa kelas D2 SLB-B YAKUT Purwokerto Tahun Pelajaran 2008/2009.

Dalam penelitian ini diajukan hipotesis tindakan sebagaimana diuraikan pada

akhir bab II bahwa : Model pembelajaran Sistem Isyarat Bahasa Indonesia ( SIBI )

dapat meningkatkan kemampuan pemahaman bacaan pada siswa kelas D2 SLB-B

YAKUT Purwokerto Tahun Pelajaran 2008/2009.

Pengujian kebenaran hipotesis tindakan yang penulis ajukan, dilakukan

melalui penelitian lapangan dengan menerapkan pendekatan penelitian tindakan

kelas dalam tiga siklus, yang masing-masing siklus melalui tahapan perencanaan,

pelaksanaan tindakan/ perlakukan/intervensi, pengamatan/evaluasi dan refleksi.

Sebagai hasil penelitian dapat dideskripsikan sebagai berikut:

Bahwa model pembelajaran Sistem Isyarat Bahasa Indonesia ( SIBI ) dapat

meningkatkan kemampuan pemahaman bacaan pada siswa kelas D2 SLB-B

YAKUT Purwokerto Tahun Pelajaran 2008/2009. Kesimpulan ini didukung oleh

Page 68: SKRIPSI - · PDF filedengan media sistem isyarat bahasa indonesia (sibi ) siswa kelas dasar 2 ( d2 ) ... vii kata pengantar ... lampiran iv silabus bahasa indonesia kls ii semester

lxviii

bukti-bukti hasil penelitian sebagai berikut: Kemampuan membaca siswa pada

sebelum diberi tindakan model pembelajaran dengan SIBI 57,5 , setelah akhir

tindakan nilai rata-ratanya meningkat menjadi 68 (akhir siklus 1), kemudian

meningkat lagi menjadi 90 (akhir siklus 2) dan akhirnya meningkat lagi menjadi

91,67 (akhir siklus 3).

Hasil penelitian lain yang dapat dipetik dari penelitian ini antara lain:

1. Bahwa rata-rata waktu penyelesaian tes siklus I (66,5 menit) dibanding

kan dengan rata-rata waktu penyelesaian tes siklus II (27,5 menit) terjadi

efisiensi waktu sebesar 39 menit atau terjadi efisiensi waktu sebesar 58, 64 %.

Dari catatan rata-rata waktu penyelesaian tes pada siklus III (25,5 menit) bila

dibandingkan dengan siklus I terjadi efisiensi waktu penyelesaian tes sebesar

41 menit (61,65 %).

2. Bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan SIBI lebih efektif dan

efisien. Terutama pada diri siswa, mereka mengalami peningkatan dalam hal

perhatian, semangat belajar, menumbuhkan keberanian bertanya atau

menjawab pertanyaan, proses belajar lebih efektif dan siswa lebih aktif belajar

karena siswa lebih mudah memahami materi ajar.

Di samping itu kegiatan guru terjadi peningkatan proses dalam hal

penyampaian materi menjadi lebih singkat, keaktifan siswa meningkat,

sehingga memudahkan dalam memotivasi, membimbing siswa, memberikan

penghargaan dan mengamati pemahaman siswa.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran Sistem Isyarat

Bahasa Indonesia ( SIBI ) dapat meningkatkan kemampuan pemahaman bacaan

dalam pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas D2 SLB-B YAKUT

Purwokerto Tahun Pelajaran 2008/2009.

Sebagaimana diketahui bahwa anak tunarungu, mereka mengalami

kesulitan dalam wicara dan pendengarannya, sehingga mereka mengalami

kesulitan dalam berkomunikasi atau berinteraksi dengan lingkungannya. Anak

tunarungu tidak mampu menempatkan dirinya menjadi komunikator maupun

Page 69: SKRIPSI - · PDF filedengan media sistem isyarat bahasa indonesia (sibi ) siswa kelas dasar 2 ( d2 ) ... vii kata pengantar ... lampiran iv silabus bahasa indonesia kls ii semester

lxix

komunikan dengan baik dalam berkomunikasi, termasuk dalam berkomunikasi

dengan masyarakat sekitar yang lebih luas. Di Lingkungan pendidikan anak

tunarungu, juga mengalami kesulitan dalam mengikuti pendidikan, termasuk

kesulitan dalam hal pemahaman bacaan. Sebagaimana dikemukakan oleh

Mohammad Efendi (2005 : 75 - 76) bahwa anak tunarungu memiliki dua ciri

penting yang menjadi ciri khas hambatan anak tunarungu dalam kebahasaan,

yaitu:

Pertama konsekuensi akibat kelainan pendengaran (tunarungu) berdampak pada kesulitan dalam menerima segala macam rangsang bunyi atau peristiwa bunyi di sekitarnya. Kedua, Akibat keterbatasannya dalam menerima rangsang bunyi pada gilirannya penderita mengalami kesulitan dalam memproduksi suara atau bunyi bahasa yang ada di sekitarnya. Kemunculan kedua kondisi tersebut pada anak tunarungu secara langsung dapat berpengaruh terhadap kelancaran perkembangan bahasa dan bicaranya.

Kesulitan-kesulitan anak tunarungu dalam aspek kebahasaan juga

dinyatakan oleh Sastrawinata (1978l: 77), yaitu :

6) Miskin kosakata ( perbendaharaan kata bahasa terhambat) 7) Sulit mengartikan ungkapan bahasa yang mengandung arti kiasan atau

sindiran . 8) Kesulitan dalam mengartikan kata-kata abstrak seperti kata Tuhan

pandai, mustahil dan lain- lain. 9) Kesulitan menguasai irama dan gaya bahasa.

Hasil penelitian ini yaitu model pembelajaran Sistem Isyarat Bahasa

Indonesia ( SIBI ) dapat meningkatkan kemampuan pemahaman bacaan dalam

pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas D2 SLB-B YAKUT Purwokerto

Tahun Pelajaran 2008/2009 sejalan dengan tujuan dibakukannya Sistim Isyarat

Bahasa Indonesia (SIBI) yaitu sebagai salah satu media yang membantu

komunikasi sesama kaum tunarungu di dalam masyarakat yang lebih luas.

Wujudnya adalah tatanan yang sistematis tentang seperangkat isyarat jari, tangan

dan berbagai gerak yang melambangkan kosa kata bahasa Indonesia ( Kamus

SIBI,xiv,2002).

Anak tunarungu yang berhasil meningkatkan pemahaman isi bacaan, maka

peluang anak tunarungu untuk belajar, menyerap dan memperoleh pengetahuan

dari luar dirinya akan semakin terbuka. Ilmu pengetahuan tidak hanya diterima

Page 70: SKRIPSI - · PDF filedengan media sistem isyarat bahasa indonesia (sibi ) siswa kelas dasar 2 ( d2 ) ... vii kata pengantar ... lampiran iv silabus bahasa indonesia kls ii semester

lxx

Model Pembelajaran 5

Kerucut Pengalaman

Mengerjakan Hal yang Nyata

Melakukan Simulasi

Bermain Peran

Menyajikan/Presentasi

Terlibat dalam Diskusi

Lihat Demonstrasi

Lihat Video/Film

Lihat Gambar/Diagram

Dengarkan

Tingkat Keterlibatan

Verbal

Visual

Terlibat

Berbuat

Yang Diingat

10%

20%

30%

50%

70%

90%

Baca

“Succesful Learning Comes from doing” (Wyatt $ Looper, 1999)

anak tunarungu melalui penglihatan, tetapi juga melalui media lain yang dikemas

dalam sistem isyarat bahasa Indonesia. Hal ini sejalan dengan konsep Vernon A.

Magnesen ( 1983:57) menyatakan dalam belajar kita akan mendapatkan hasil

sebagai berikut :

10 % dari apa yang kita baca, 20% dari apa yang kita dengar, 30% dari apa yang kita lihat, 50% dari apa yang kita lihat dan dengar, 70 % dari apa yag kita lakukan, 90% dari apa yang kita katakan dan lakukan

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan pendapat Rose dan Nicholl, (t.th:

165) yang menyatakan bahwa “Orang belajar dengan cara yang berbeda-beda.

Ada gaya belajar Auditorial, gaya belajar Visual dan gaya belajar Kinestetik”.

Anak tunarungu yang belajar dengan menggunakan media SIBI merupakan salah

satu bentuk dari gaya belajar visual.

Untuk mempertahankan agar anak tunarungu tetap dapat mempertahankan

kemampuan pemahaman membaca, maka sebaiknya guru dalam pembelajaran

memperhatikan hal-hal sbb :

1. Untuk dapat mengajar dengan baik menggunakan media SIBI seorang guru

harus sudah menguasai Sistem Isyarat Bahasa Indonesia.

Gambar 6. Kerucut Pengalaman

Page 71: SKRIPSI - · PDF filedengan media sistem isyarat bahasa indonesia (sibi ) siswa kelas dasar 2 ( d2 ) ... vii kata pengantar ... lampiran iv silabus bahasa indonesia kls ii semester

lxxi

2. Guru juga harus mensosialisasikan media SIBI kepada siswanya, bila perlu ke

orangtua siswa. Apabila pembelajaran dalam satu sekolah bisa dilaksanakan

oleh seluruh guru secara berkelanjutan pada setiap tingkat maka proses dan

hasil belajar menjadi lebih optimal.

3. Universitas Sebelas Maret Surakata dalam hal ini Program Studi Pendidikan

Khusus sebaiknya berperan serta dalam mensosialisasikan media SIBI ini

melalui workshop atau pelatihan-pelatihan berskala nasional.

Page 72: SKRIPSI - · PDF filedengan media sistem isyarat bahasa indonesia (sibi ) siswa kelas dasar 2 ( d2 ) ... vii kata pengantar ... lampiran iv silabus bahasa indonesia kls ii semester

lxxii

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan.

Berdasarkan hasil analisis data pada bab IV di muka, maka selanjutnya

dapat disimpulkan hasil penelitian ini sebagai berikut:

Bahwa pembelajaran dengan media SIBI dapat meningkatkan

kemampuan memahami bacaan dalam penalajaran Bahasa Indonesia pada siswa

kelas dasar 2 (D2) semester 2 SLB - B YAKUT Purwokerto tahun pelajaran

2008/2009.

Simpulan penelitian ini didukung oleh fakta bahwa:

(1) Kemampuan membaca siswa pada sebelum diberi tindakan model

pembelajaran dengan SIBI 57,5 , setelah akhir tindakan nilai rata-ratanya

meningkat menjadi 68 (akhir siklus 1), kemudian meningkat lagi menjadi

90 (akhir siklus 2) dan akhirnya meningkat lagi menjadi 91,67 (akhir siklus

3). Kenaikan yang terjadi pada siklus II sebesar 32,35 % sedangkan

kenaikan pada siklus III bila dibandingkan dengan siklus I sebesar

34,70 %.

(2) Berdasarkan catatan rata-rata waktu penyelesaian tes siklus I (66,5

menit) dibandingkan dengan rata-rata waktu penyelesaian tes siklus II (27,5

menit) terjadi efisiensi waktu sebesar 39 menit atau terjadi efisiensi waktu

sebesar 58, 64 %. Dari catatan rata-rata waktu penyelesaian tes pada siklus

III (25,5 menit) bila dibandingkan dengan siklus I terjadi efisiensi waktu

penyelesaian tes sebesar 41 menit (61,65 %).

(3) Bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan SIBI lebih efektif dan

efisien. Terutama pada diri siswa mereka mengalami perningkatan dalam hal

perhatian, semangat belajar, menumbuhkan keberanian bertanya atau

menjawab pertanyaan, proses belajar lebih efektif dan siswa lebih aktif

belajar karena siswa lebih mudah memahami materi ajar.

Page 73: SKRIPSI - · PDF filedengan media sistem isyarat bahasa indonesia (sibi ) siswa kelas dasar 2 ( d2 ) ... vii kata pengantar ... lampiran iv silabus bahasa indonesia kls ii semester

lxxiii

B. Saran

Beberapa saran yang bisa disampaikan dalam kesempatan yang baik ini

adalah sebagai berikut :

4. Untuk dapat mengajar dengan baik menggunakan media SIBI seorang guru

harus sudah menguasai Sistem Isyarat Bahasa Indonesia. Hal ini penting

karena dengan metode SIBI ini seorang siswa tunarungu akan lebih

memahami materi ajar pada seluruh mata pelajaran sehingga kemampuan

siswa secara menyeluruh akan meningkat. Kemampuan komunikasi sesama

tunarungu juga lebih mudah karena media ini sudah terstandar / dibakukan

secara nasional. Apabila anak sudah tidak sekolah (terjun ke masyarakat)

maka ia akan berusaha berkomunikasi dengan seluruh kemampuan yang ada.

Guru juga harus mensosialisasikan media SIBI kepada siswanya, bila perlu ke

orangtua siswa. Apabila pembelajaran dalam satu sekolah bisa dilaksanakan

oleh seluruh guru secara berkelanjutan pada setiap tingkat maka proses dan

hasil belajar menjadi lebih optimal.

5. Universitas Sebelas Maret Surakata dalam hal ini Program Studi Pendidikan

Khusus sebaiknya berperan serta dalam mensosialisasikan media SIBI ini

melalui workshop atau pelatihan-pelatihan berskala nasional.

Page 74: SKRIPSI - · PDF filedengan media sistem isyarat bahasa indonesia (sibi ) siswa kelas dasar 2 ( d2 ) ... vii kata pengantar ... lampiran iv silabus bahasa indonesia kls ii semester

lxxiv

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Salim Choiri dan Munawir Yusuf. 2008. Modul Pendidikan dan Latihan

Profesi Guru: Pendidikan Luar Biasa/Pendidikan Khusus. Surakarta:

Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13 Surakarta.

Dindik Prop Jateng. 2008. Model Pembelajaran Bagi Anak Berkebutuhan Khusus.

Makalah. Semarang.

PPRR Lemlit UNS. 2005. Buku Panduan Inklusi di Sekolah Dasar.: Pembelajaran

dalam Pendidikan Inklusif Bagi Anak Berkebutuhan Khusus. Surakarta.

Anonim. 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SLB-B (Tuna rungu) .

Jakarta : Depdiknas, Dirjen Mendikdasmen, Direktorat Pembinaan

Sekolah Luar Biasa

Anonim. 2005. Peningkatan Kualitas Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas

Anonim. 2001. Kamus Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI).Jakarta :

Depdiknas

Bobbi de Porter. 2001. Quantum Teaching (terjemahan). Bandung : Keifa

Christopher Brown. 2008. Seni Membaca Bahasa Isyarat .Yogyakarta : Locus

Hamzah B. Uno. 2008. Profesi Kependidikan. Jakarta : Bumi Aksara cet. ke 3

Hanif Nurcholis dan Masrukhi. 2007. Saya senang Berbahasa Indonesia SD Kls 2.

Jakarta : Erlangga

Mohammad Efendi. 2005. Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Malang :

Bumi Aksara

Mulyono dkk. 1994. Pendidikan Luar Biasa Umum. Jakarta : Dirkjen Dikti

M. Sudar Siandes. Tanpa Tahun. Model Media Pendidikan Inklusi

Sarjono. 2005. Terapi Wicara. Jakarta : Depdikbud Dikti

Sarwiji Suwandi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya

Ilmiah. Surakarta : UNS.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta :

Rinek Cipta

Sudar Siandes. 2007. Model Media dalam Pendidikan Inklusif. Jakarta: Depdiknas

Suroso. 2007. Classroom Action Reasearch. Yogyakarta : Pararaton Publishing

Page 75: SKRIPSI - · PDF filedengan media sistem isyarat bahasa indonesia (sibi ) siswa kelas dasar 2 ( d2 ) ... vii kata pengantar ... lampiran iv silabus bahasa indonesia kls ii semester

lxxv

Susilo. 2007. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta : Pustaka Book

Publisher

Tukimo. 2005. Buku Kerja Tematik SD/MI Kelas II Semester 2. Jakarta : PT.

Tekindo Utama

T. Sutjihati Somantri. 2005. Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung : Rafika

Aditama

Depdikbud., 2007. Model Pembelajaran Pendidikan Khusus. Jakarta : Depdikbud.

No Name, t.th, Kamus Bahasa Isyarat, (http://Isf.wiksign.org/wiki/Language: Signes_du_Monde/English_TOC).22/2/2009.

Page 76: SKRIPSI - · PDF filedengan media sistem isyarat bahasa indonesia (sibi ) siswa kelas dasar 2 ( d2 ) ... vii kata pengantar ... lampiran iv silabus bahasa indonesia kls ii semester

lxxvi

Mengamati Kegiatan Siswa

Pelaksanaan Pre Test

Page 77: SKRIPSI - · PDF filedengan media sistem isyarat bahasa indonesia (sibi ) siswa kelas dasar 2 ( d2 ) ... vii kata pengantar ... lampiran iv silabus bahasa indonesia kls ii semester

lxxvii

Berkolaborasi Dengan Observer