Skenario f

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Skenario f

Citation preview

SKENARIO F BLOK 19 Tahun 2014Seorang anak laki-laki usia 3 tahun 6 bulan, berat badan 14 kilogram, datang dengan kejang. Sesampai di rumah sakit masih didapatkan kejang, setelah diberikan diazepam per rectal 2 kali, kejang berhenti. Serangan ini tidak didahuluai atau disertai demam. Pasca kejang penderita sadar.Dari anamnesis dengan ibu penderita, sekitar 20 menit sebelum masih RS penderita mengalami bangkitan dimana seluruh utbuh penderita tegang, mata mendelik ke atas, kemudian dilanjutkan kelojotan seluruh tubuh. Bangkitan ini berlangsung kurang lebih 5 menit. Setelahnya penderita tidak sadar. Penderita kemudian dibawa ke rumah sakit. Sekitar 10 menit setelah bangkitan pertama saat masih dalam perjalanan ke rumah sakit, bangkitan serupa berulang sampai penderita tiba di rumah sakit. Lama perjalanan dari rumah ke Rumah Sakit sekitar 20 menit. Setelah mendapat obat kejang seperti yang telah disebutkan di atas, kejang berhenti dan tidak berapa lama anak sadar. Orang tua memperhatikan lengan dan tungkai sebelah kanan nampak lemah dan penderita sering tersedak bila minum. Sebelum terjadi serangna kejang, terdapat batuk, pilek yang sudah berlangsung 3 hari tanpa demam.Pada riwayat penyakit sebelumnya, saat usia 6 bulan, penderita mengalami kejang dengan demam tinggi. Di rawat di Rumah sakit dan dilakukan pemeriksaan cairan otak dan dikatakan sakit radang selaput otak. Di rawat di rumah sakit selama 15 hari.Pada usia 1 tahun, penderita mengalami kejang yang tidak disertai demam sebanyak 2 kali. Usia 18 bulan, penderita kembali mengalami kejang yang disertai demam tidak tinggi. Penderita berobat ke dokter dan diberi obat asam valproat. Setelah 9 bulan berobat, orang tua menghentikan pengobatan karena penderita tidak pernah kejang. Penderita sudah bisa bicara lancar, sudah bisa memakai baju sendiri dan mengendarai sepeda roda tiga.Pada pemeriksaan fisik, kesadaran compos mentis. Suhu aksila 36,5 C. Tekanan darah 90/45 mmHg. Nadi 100x permenit. Frekuensi napas 30 x permenit. Pada pemeriksaan neurologis nampak mulut penderita mencong ke sebelah kiri. Lipatan dahi masih nampak dan kedua bola mata dapat menutup. Saat pendetita diminta mengeluarkana lidah, terjadi deviasi ke kanan dan disertai tremor lidah. Pergerakan lengan dan tungkai kanan tampak terbatas, dan kekuatannya lebih lemah dibanding sebelah kiri. Lengan dan tungkai kanan dapat sedikti diangkat, namun sama sekali tidak dapat melawan tahanan dari pemeriksa. Lengan dan tungkai kiri dapat melawan tahanan kuat sewajar usianya. Tonus otot hipertoni dan refleks fisiologis lengan dan tungkai kanan meningkat, dan ditemukan refleks Babinsky di kaki sebelah kanan. Tanda rangsang Meningeal berupa kaku kuduk, Brudzinky I dan II maupun Kernig tidak dijumpai.

Klarifikasi istilah1. Kejang, spasme yang hebat dan gerakan menghentak pada wajah, badan ataupun ekstremitas2. Diazepam per rektal, Benzodiazepine digunakan untuk relaksassi otok rangka, sedatif, dan henti ansietas yang diberika melalui rektum.3. Tegang (convulsion) kontraksi involunter atau serangkaian kontraksi otot-otot volunter.4. Radang selaput otak (meningitis) radang pada selaput otak akibat infeksi 5. Cairan otak, cairan yang terkandung di dalam ventrikel otak, ruang subarachnoid, dan kanalis sentralis medulla spinalis6. Asam valproat (asam 2 propil pentanoat) obat anti convulsan berspektrum luas yang digunakan untuk mengontrol kejang yang tidak telihat7. Deviasi lidah ke kanan, Variasi dari standar atau bagian yang biasa pada lidah yang condong ke kanan karena parese N XII8. Hipertoni, keadaan peningkatan tonus otot rangka; meningkatnya resistensi otot terhadap peregangan pasif9. Tremor Getaran atau gigilan yang involunter10. Refleks babinski, dorsofleksi ibu jari kaki pada perangsangan telapak kaki, terjadi pada lesi yang mengenai traktus piramidalis, walaupun refleks normal pada bayi.11. Reflek fisiologis lengan dan tungkai, refleks yang terjadi pada orang normal yang apabila deberi stimulus pada lengan dan tungkai.12. Kaku kuduk pada meningitis, fleksi leher biasanya menyebabkan tahanan dan rasa nyeri.13. Brudzinky I pada meningitis, fleksi leher biasanya menyebabkan fleksi pinggul dan lutut,14. Brudzinky II pada meningitis, pergerakan serupa pada tungkai kontra lateral ketika tungkai satunya difleksikan secara pasif15. Kernig, Ketidakmampuan untuk meluruskan tungkai sepenuhnya ketika duduk atau berbaring dengan paha ditekuk kearah abdomen

Identifikasi masalah1. Seorang anak laki-laki, usia 3 tahun 6 bulan, berat badan 14kg, datang dengan kejang tanpa didahului atau disertai demam: (CHIEF COMPLAIN)a. Bangkitan 1: terjadi 20 menit sebelum masuk rumah sakit; selama 5 menit; penderita tegang seluruh tubuh, mata mendelik ke atas dilanjutkan kelonjotan seluruh tubuh setelahnya penderita tidak sadar.b. Bangkitan 2: terjadi 10 menit setelah bangkitan pertama; selama 10 menit sampai masuk RS; penderita tegang seluruh tubuh, mata mendelik ke atas dilanjutkan kelonjotan seluruh tubuh; diberi obat diazepam per rektal 2 kali kejang berhenti anak sadarc. Lengan dan tungkai sebelah kanan tampak lemah, tersedak bila minumd. Sebelum terjadi kejang, terdapat batuk dan pilek tanpa demam yang sudah berlangsung tiga hari2. Paragraf 3+4 (RPD)a. Usia 6 bulan, kejang dengan demam tinggi, didiagnosis meningitis, dirwat 15 harib. Usia 1 tahun, mengalami kejang 2 kali tanpa demamc. Usia 18 bulan, kejang disertai demam tidak tinggi, diberi obat asam valproat. Setelah sembilan bulan pengobatan dihentikan karena penderita tidak kejang lagi, sudah bicara lancar, sudah bisa memakai baju sendiri, dan mengendarai sepeda roda tiga.3. Pada pemeriksaan fisik, kesadaran compos mentis. Suhu aksila 36,5 C. Tekanan darah 90/45 mmHg. Nadi 100x permenit. Frekuensi napas 30 x permenit.4. Pada pemeriksaan neurologis nampak mulut penderita mencong ke sebelah kiri. Lipatan dahi masih nampak dan kedua bola mata dapat menutup. Saat pendetita diminta mengeluarkana lidah, terjadi deviasi ke kanan dan disertai tremor lidah. Pergerakan lengan dan tungkai kanan tampak terbatas, dan kekuatannya lebih lemah dibanding sebelah kiri. Lengan dan tungkai kanan dapat sedikti diangkat, namun sama sekali tidak dapat melawan tahanan dari pemeriksa. Lengan dan tungkai kiri dapat melawan tahanan kuat sewajar usianya. Tonus otot hipertoni dan refleks fisiologis lengan dan tungkai kanan meningkat, dan ditemukan refleks Babinsky di kaki sebelah kanan. Tanda rangsang Meningeal berupa kaku kuduk, Brudzinky I dan II maupun Kernig tidak dijumpai. (MAIN PROBLEM)

Analisis masalah1. Seorang anak laki-laki, usia 3 tahun 6 bulan, berat badan 14kg, datang dengan kejang tanpa didahului atau disertai demam: (NEL HZM) (WUL PRA ADM)a. Bangkitan 1: terjadi 20 menit sebelum masuk rumah sakit; selama 5 menit; penderita tegang seluruh tubuh, mata mendelik ke atas dilanjutkan kelonjotan seluruh tubuh setelahnya penderita tidak sadar.b. Bangkitan 2: terjadi 10 menit setelah bangkitan pertama; selama 10 menit sampai masuk RS; penderita tegang seluruh tubuh, mata mendelik ke atas dilanjutkan kelonjotan seluruh tubuh; diberi obat diazepam per rektal 2 kali kejang berhenti anak sadarc. Lengan dan tungkai sebelah kanan tampak lemah, tersedak bila minumd. Sebelum terjadi kejang, terdapat batuk dan pilek tanpa d/emam yang sudah berlangsung tiga hari Bagaimana hubungan usia, jenis kelamin dengan keluhan? Anatomi dan fisiologi SSP pada anak Apa jenis bangkitan pada kasus ini? Jelaskan!(cara membedakannya) Bagaimana mekanisme terjadinya bangkitan: a. Tegang seluruh tubuhb. Mata mendelikc. Kelojotan seluruh tubuhd. Kronologi Apa interprtasi kejang tanpa demam dan disertai demam? Bagaimana klasifiasi kejang (tonik, clonik dll.) Mengapa setelah terjadi bangkitan pertama pasie tidak sadar? Bagaimana farmako kinetik, farmako dinamik, indikasi, dosis dari diazepam? Bagaimana hubungan durasi kejang terhadap SSP? Mengapa bangkitan berulang? Apa hubungan batuk pilek tanpa demam terhadap keluhan? Bagaiman mekanisme lengan dan tungkai tampak lemah dan penderita tersedak saat minum?

2. Paragraf 3+4 (RPD) (DEV PPT SUC) (REY WAK ZHA)a. Usia 6 bulan, kejang dengan demam tinggi, didiagnosis meningitis, dirwat 15 harib. Usia 1 tahun, mengalami kejang 2 kali tanpa demamc. Usia 18 bulan, kejang disertai demam tidak tinggi, diberi obat asam valproat. Setelah sembilan bulan pengobatan dihentikan karena penderita tidak kejang lagi, sudah bicara lancar, sudah bisa memakai baju sendiri, dan mengendarai sepeda roda tiga. Bagaimana hubungan riwayat meningitis dahulu dengan episode kejang yang terjadi pada anak ini? Bagaimana tatalaksana yang tepat untu meningitis untuk kasus ini? Bagaiman mekanisme kejang demam pada meningitis? Apa dampak dari penghentian dari pengobatan kejang setelah 9 bulan? Bagaimana mekanisme kerja, indikasi dan dosis dari Asam Valproat?

3. Pada pemeriksaan fisik, kesadaran compos mentis. Suhu aksila 36,5 C. Tekanan darah 90/45 mmHg. Nadi 100x permenit. Frekuensi napas 30 x permenit. (NEL HZM) (EDO CNI GAL) Bagaimana interpretasi dan mekanisme abnormalitas? (nilai normal pada anak)

4. Pada pemeriksaan neurologis nampak mulut penderita mencong ke sebelah kiri. Lipatan dahi masih nampak dan kedua bola mata dapat menutup. Saat pendetita diminta mengeluarkana lidah, terjadi deviasi ke kanan dan disertai tremor lidah. Pergerakan lengan dan tungkai kanan tampak terbatas, dan kekuatannya lebih lemah dibanding sebelah kiri. Lengan dan tungkai kanan dapat sedikti diangkat, namun sama sekali tidak dapat melawan tahanan dari pemeriksa. Lengan dan tungkai kiri dapat melawan tahanan kuat sewajar usianya. Tonus otot hipertoni dan refleks fisiologis lengan dan tungkai kanan meningkat, dan ditemukan refleks Babinsky di kaki sebelah kanan. Tanda rangsang Meningeal berupa kaku kuduk, Brudzinky I dan II maupun Kernig tidak dijumpai. (WUL PRA ADM) (DEV PPT SUC) Bagaimana interpretasi dan mekanisme abnormalitas? Mengapa terjadi parese sebelah kanan saja? Bagaimana cara pemeriksaan neaurologis pada kasus?5. Seorang anak laki-laki usia 3 tahun 6 bulan mengalami hemiparesis dekstra parese N VII dekstra tipe sentral dan parese N. XII dekstra tipe sentral et causa status epileptikus(REY WAK ZHA) (EDO CNI GAL)a. Bagaimana cara mendiagnosis kasus ini?b. Apa differential diagnosis dari kasus? c. Apa definisi dari hemiparesis dekstra, parese N VII dekstra tipe sentral dan parese N XII dekstra tipe sentral et causa status epleptikus?d. Bagaimana epidemiologi dari kasus ini?e. Apa etiologi kasus ini?f. Apa saja faktor resiko kasus ini?g. Bagaimana patofisiologi dan patogenesis kasus ini?h. Bagaimana manifestasi klinis kasus ini?i. Apa saja komplikasi kasus ini?j. Apa saja pemeriksaan tambahan kasus ini?k. Bagaimana penatalaksanaan kasus ini?l. Bagaimana prognosis kasus ini?m. Apa SKDI dari kasus ini?

Usia 6 bulanKejang + demamKeterkaitan antar masalah

Masuk RS10 menit kemudianII: Bangkitan serupaDikasih obatBicara lancarPake baju sendiriBersepeda roda 3SadarI: tegang, mata mendelik ke atas, kelonjotan seluruh tubuh 5 menitTidak sadarUsia 12 bulanKejang , demam -; 2 kali3 tahun 6 bulanKejang, demam -Setelah 9 bulanObat stopDiberi asam valproatUsia 18 bulanKejang + demam tidak tinggiDidagnosis meningitis(dirawat 15 hari)

HipotesisSeorang anak laki-laki usia 3 tahun 6 bulan mengalami hemiparesis dekstra parese N VII dekstra tipe sentral dan parese N. XII dekstra tipe sentral et causa status epileptikus

Learning ISSUE1. Anatomi SSP (N VII&XII) (NEL HZM)2. Fisiologi SSP (DEV PPT SUC)3. Pemeriksaan Neurologis (WUL PRA ADM)4. Status Epileptikus (REY WAK ZHA)5. Defisit Neurologis (EDO CNI GAL)Untuk pembagian LI udah jelas kan, kalo pembagian analisis itu dikerjain dua kelompok LI sesuai yg di buat. Yang namanya di tebelin jd penangung jawab. Jd tiap anggota Linya kirim ke PJ baru PJ kirim ke sekmej. Selamat bekerja XOXO