17
PEMBIMBING : DR. ISMIRALDA OKE PUTRANTI, SP. KK DISUSUN OLEH : TIARA GIAN PUSPI G4A014082 PRESENTASI KASUS SKABIES

Sk Abies

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Sk Abies

PEMBIMBING :

DR. ISMIRALDA OKE PUTRANTI, SP. KK

DISUSUN OLEH :

TIARA GIAN PUSPI

G4A014082

PRESENTASI KASUSSKABIES

Page 2: Sk Abies

PENDAHULUANIDENTITAS PASIEN Nama : Tn. N Jenis Kelamin : Laki-laki Usia : 54 tahun Pekerjaan : Wiraswasta Pendidikan Terakhir : SMA Status Pernikahan : Menikah Alamat : Tayem Timur 2/5 Karangpucung Agama : Islam No. CM : 98-49-27ANAMNESIS Keluhan Utama : gatal pada tangan (sela-sela jari) Keluhan Tambahan : muncul bintil-bintil merah di tangan tepatnya di sela-sela jari.

Page 3: Sk Abies

Riwayat Penyakit Sekarang:Pasien datang sendiri ke Poliklinik Penyakit Kulit dan Kelamin RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto

pada hari Selasa, 26 Januari 2016 pukul 10.30 WIB dengan keluhan gatal pada tangan (sela-sela jari) sejak 1 bulan yang lalu. Awalnya bintil-bintil merah hanya terdapat sedikit pada tangan kiri, namun makin lama bintil-bintil merah tersebut semakin banyak hingga ke tangan kanan. Keluhan dirasakan terus menerus, namun gatal dirasa paling berat saat malam hari sehingga mengganggu tidur pasien. Untuk mengurangi rasa gatal biasanya pasien hanya menaburkan bedak agar rasa gatal sedikit berkurang. Selama ini pasien belum pernah memeriksakan diri ke dokter hanya membeli bedak di apotek akan tetapi gatal tidak kunjung sembuh. Riwayat Penyakit Dahulu : - Riwayat keluhan yang sama sebelumnya disangkal- Riwayat alergi obat (antibiotik, dan lain-lain) disangkal- Riwayat alergi disangkal- Riwayat penyakit diabetes mellitus (kencing manis), hipertensi (darah tinggi) disangkal- Riwayat pondok di rumah sakit disangkal- Riwayat penyakit asma disangkal Riwayat Penyakit Keluarga : - Riwayat keluhan yang sama dengan pasien diakui, yaitu sekitar 2 minggu yang lalu anak pasien menderita

keluhan yang sama.- Riwayat alergi obat dan makanan disangkal- Riwayat penyakit asma disangkal- Riwayat penyakit diabetes mellitus, hipertensi disangkal

Page 4: Sk Abies

STATUS GENERALIS Keadaaan umum : Baik Kesadaran : Compos mentis Keadaan gizi : Baik, BB: 75 kg, TB: 166 cm Vital Sign : Tekanan Darah : 110/80 mmHg Nadi : 80 x/menit Pernafasan : 18 x/menit Suhu : 36°C Kepala : Mesochepal, simetris, rambut hitam, distribusi merata Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-) Hidung : Simetris, deviasi septum (-), sekret (-), discharge (-) Telinga : Simetris, sekret (-), discharge (-) Mulut : Mukosa bibir dan mulut lembab, sianosis (-), Tenggorokan : T1 – T1 tenang , tidak hiperemis Leher : Dalam batas normal Thorax : Tidak dilakukan

Jantung : Tidak dilakukanParu : Tidak dilakukan

Abdomen : Tidak dilakukan Kelenjar Getah Bening : tidak teraba pembesaran. Ekstremitas : Akral hangat, edema ( ), sianosis ( )

Page 5: Sk Abies

STATUS DERMATOLOGIS Lokasi : Regio manus dextra et sinistra Efloresensi : Berupa papul eritematosa di regio manus dextra dan sinistra disertai kanalikuli.

PEMERIKSAAN PENUNJANG Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang

Page 6: Sk Abies

RESUME Pasien datang sendiri ke Poliklinik Penyakit Kulit dan Kelamin RSUD Prof. Dr. Margono

Soekarjo Purwokerto pada hari Selasa, 26 Januari 2016 pukul 10.30 WIB dengan keluhan gatal pada tangan (sela-sela jari) sejak 1 bulan yang lalu. Awalnya bintil-bintil merah hanya terdapat sedikit pada tangan kiri, namun makin lama bintil-bintil merah tersebut semakin banyak hingga ke tangan kanan. Keluhan dirasakan terus menerus, namun gatal dirasa paling berat saat malam hari sehingga mengganggu tidur pasien. Untuk mengurangi rasa gatal biasanya pasien hanya menaburkan bedak agar rasa gatal sedikit berkurang. Selama ini pasien belum pernah memeriksakan diri ke dokter hanya membeli bedak di apotek akan tetapi gatal tidak kunjung sembuh. Anak pasien juga memiliki riwayat keluhan yang sama dengan pasien sekitar 2 minggu yang lalu.

Pada pemeriksaan status generalis dalam batas normal. Pada pemeriksaan status dermatologis lokasi regio manus dextra dan sinistra terdapat efloresensi Berupa papul eritematosa di regio manus dextra dan sinistra disertai kanalikuli.

Page 7: Sk Abies

DIAGNOSA KERJA Skabies DIAGNOSIS BANDING Creeping EruptionPredileksi : tungkai, plantar, tangan, anus, bokong dan paha, serta bagian tubuh yang sering kontak dengan tempat larva berada.Efloresensi : papul eritematosa disertai kanalikuliEtiologi : Ancylostoma braziliense dan Ancylostoma caninumTes tinta Burow : terowongan akan terlihat sebagai garis gelap, berbelok-belok, karena akumulasi tinta di dalam terowongan. Terowongan pada creeping eruption biasanya lebih panjang dibandingkan terowongan pada scabies.3 PrurigoPredileksi : ekstremitas bagian ekstensor, dapat meluas ke bokong dan perut serta wajah.Efloresensi : papul milier berbentuk kubahEtiologi : diduga pengaruh dari luar seperti gigitan serangga, sinar matahari, udara dingin, dan pengaruh dari dalam tubuh seperti infeksi.

Page 8: Sk Abies

PEMERIKSAAN ANJURAN Kerokan kulit Mengambil tungau dengan jarum Tes tinta Burowi (Burrow ink test)PENATALAKSANAANMedikamentosa Loratadine 10 mg 1x1 perhari selama 20 hari Krim Permetrin 5% 1x1 minggu dioleskan pada malam hariNon Medikamentosa Mandi dengan air hangat dan keringkan badan. Pengobatan skabisid topikal yang diberikan dioleskan di seluruh kulit, kecuali wajah, sebaiknya dilakukan pada

malam hari sebelum tidur. Hindari menyentuh mulut dan mata dengan tangan. Ganti pakaian, handuk, sprei, yang digunakan, selalu cuci dengan teratur dan bila perlu direndam dengan air

panas. Hindari penggunaan pakaian, handuk, sprei bersama anggota keluarga serumah. Setelah periode waktu yang dianjurkan, segera bersihkan skabisid. Tidak boleh mengulangi penggunaan skabisid

yang berlebihan setelah seminggu walaupun gatal masih dirasakan sampai 4 minggu kemudian. Setiap anggota keluarga serumah sebaiknya mendapatkan pengobatan yang sama dan ikut menjaga kebersihan.

Page 9: Sk Abies

PROGNOSIS Quo ad vitam : bonam Quo ad functionam : bonam Quo ad sanationam : bonam Quo ad cosmeticum : bonam

Page 10: Sk Abies

TINJAUAN PUSTAKADefinisi Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap

tungau Sarcoptes scabiei varian hominis beserta produknyaSinonim Sinonim atau nama lain skabies adalah kudis, the itch, gudig, budukan, dan gatal agogoEpidemiologi Skabies ditemukan di semua negara dengan prevalensi yang bervariasi. Daerah

endemik skabies adalah di daerah tropis dan subtropis seperti Afrika, Mesir, Amerika Tengah, Amerika Selatan, Amerika Utara, Australia, Kepulauan Karibia, India, dan Asia Tenggara. Diperkirakan bahwa terdapat lebih dari 300 juta orang di seluruh dunia terjangkit tungau scabies

Etiologi Penyakit scabies merupakan infestasi tungau yang dinamakan Acarus scabiei dan

Sarcoptes scabiei varian hominis.

Page 11: Sk Abies

Patogenesis Reaksi alergi yang sensitif terhadap tungau dan produknya memperlihatkan peran yang

penting dalam perkembangan lesi dan terhadap timbulnya gatal. Masuknya S. scabiei ke dalam epidermis tidak segera memberikan gejala pruritus. Rasa gatal timbul 1 bulan setelah infestasi primer serta adanya infestasi kedua sebagai manifestasi respons imun terhadap tungau maupun sekret yang dihasilkan terowongan di bawah kulit. Sarcoptes scabiei melepaskan substansi sebagai respon hubungan antara tungau dengan keratinosit dan sel-sel Langerhans ketika melakukan penetrasi ke dalam kulit.

Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan keterlibatan reaksi hipersensitivitas tipe IV dan tipe I. Pada reaksi tipe I, pertemuan antigen tungau dengan Imunoglobulin E pada sel mast yang berlangsung di epidermis menyebabkan degranulasi sel-sel mast. Sehingga terjadi peningkatan antibodi IgE. Keterlibatan reaksi hipersensitivitas tipe IV akan memperlihatkan gejala sekitar 10-30 hari setelah sensitisasi tungau dan akan memproduksi papul-papul dan nodul inflamasi yang dapat terlihat dari perubahan histologik dan jumlah sel limfosit T banyak pada infiltrat kutaneus. Kelainan kulit yang menyerupai dermatitis tersebut sering terjadi lebih luas dibandingkan lokasi tungau dengan efloresensi dapat berupa papul, nodul, vesikel, urtika, dan lainnya. Di samping lesi yang disebabkan oleh Sarcoptes scabiei secara langsung, dapat pula terjadi lesi-lesi akibat garukan penderita sendiri. Akibat garukan yang dilakukan oleh pasien dapat timbul erosi, ekskoriasi, krusta hingga terjadinya infeksi sekunder

Page 12: Sk Abies

Gejala Klinis Pruritus nocturnal Sekelompok orang Adanya terowongan (kunikulus) Menemukan Sarcoptes scabieiDiagnosis Diagnosis klinis ditetapkan berdasarkan anamnesis yaitu adanya pruritus nokturna dan erupsi

kulit berupa papul, vesikel, dan pustul di tempat predileksi, distribusi lesi yang khas, terowongan-terowongan pada predileksi, adanya penyakit yang sama pada orang-orang sekitar. Terowongan terkadang sulit ditemukan, dan petunjuk yang lazim adalah penyebaran yang khas. Pada umumnya, diagnosis klinis ditegakkan berdasarkan dua dari empat tanda kardinal. Diagnosis definitif bergantung pada identifikasi mikroskopis adanya tungau, telur atau fecal pellet. Seringkali tungau tidak dapat dapat ditemukan ditemukan walau terdapat lesi skabies nodula yang klasik di genitalia, atau ruam yang khas dengan riwayat gatal-gatal pada anggota keluarga yang lain.

Diagnosis Banding Creeping eruption: berupa papul eritematosa disertai kanalikuli. Prurigo: berupa papul-papul yang gatal, predileksi pada bagian ekstensor ekstremitas.

Page 13: Sk Abies

Penatalaksanaan

Jenis Obat Dosis KeteranganPermetrin 5% krim Dioleskan selama 8-14 jam, diulangi

selama 7 hari.Terapi lini pertama di US dan kehamilan kategori B.

Lindane 1% lotion Dioleskan selama 8 jam setelah itu dibersihkan, olesan kedua diberikan 1 minggu kemudian.

Tidak dapat diberikan pada anak umur 2 tahun kebawah, wanita selama masa kehamilan, dan laktasi.

Crotamiton 10% krim

Dioleskan selama 2 hari berturut-turut, diulangi dalam 5 hari.

Memiliki efek anti pruritus tetapi efektifitas tidak sebaik topikal lainnya.

Sulfur precipitatum 5-10%

Dioleskan selama 3 hari lalu dibersihkan. Aman untuk anak <2 bulan dan wanita hamil dan laktasi, tetapi tampak kotor dalam pemakaiannya dan data efisiensi obat in masih kurang.

Benzyl benzoat 10% lotion

Dioleskan selama 24 jam lalu dibersihkan. Efektif namun dapat menyebabkan dermatitis pada wajah.

Ivermectin 200 ug/kgBB

Dosis tunggal oral, bisa diulangi selama 10-14 hari.

Memiliki efektifitas yang tinggi dan aman. Dapat digunakan bersama bahan topikal lainnya. Digunakan pada kasus-kasus skabies berkrusta dan skabies resisten.

Page 14: Sk Abies

Prognosis Infestasi skabies dapat disembuhkan. Dengan memperhatikan pemilihan dan

cara pemakaian obat, serta syarat pengobatan dan menghilangkan faktor prediposisi (antara lain higiene), maka penyakit ini dapat diberantas dan memberikan prognosis yang baik. Jika tidak dirawat, kondisi ini bisa menetap untuk beberapa tahun. Oleh karena manusia merupakan penjamu (hospes) definitif, maka apabila tidak diobati dengan sempurna, Sarcoptes scabiei akan tetap hidup tumbuh pada manusia. Pada individu yang immunokompeten, jumlah tungau akan berkurang seiring waktu.

Page 15: Sk Abies

PEMBAHASAN Pasien Tn. N datang sendiri ke poliklinik penyakit kulit dan kelamin RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo pada

tanggal 26 Januari 2016 dengan keluhan utama gatal pada tangan (sela-sela jari). Awalnya bintil-bintil merah hanya terdapat sedikit pada tangan kiri, namun makin lama bintil-bintil merah tersebut semakin banyak hingga ke tangan kanan. Keluhan dirasakan terus menerus, namun gatal dirasa paling berat saat malam hari sehingga mengganggu tidur pasien. Anak pasien juga memiliki riwayat keluhan yang sama dengan pasien sekitar 2 minggu yang lalu. Hal ini sesuai dengan kriteria diagnosis scabies yang ditegakkan berdasarkan terpenuhinya 2 dari 4 tanda kardinal kriteria diagnosis pada skabies, antara lain pruritus nokturna, community infection, menemukan terowongan (kanalikuli), dan menemukan tungau Sarcoptes scabiei. Pasien ini sudah dapat didiagnosis dengan skabies karena memenuhi dua kriteria, yaitu pruritus nokturna dan community infection.

Status dermatologis yaitu lokasi pada kedua tangan (sela-sela jari), distribusi bilateral, susunan diskret, batas tegas, ukuran miliar-lenticular, efloresensi tampak gambaran lesi papul eritem, disertai kanalikuli. Khas untuk gambaran scabies. Diagnosis banding berupa creeping eruption biasanya dilihat dari bentuk kanalikuli yang lebih panjang dibandingkan kanalikuli pada scabies, sedangkan pada prurigo dimungkinkan dari adanya kemungkinan gigitan serangga (nyamuk) akibat kebiasaan pasien menggantung pakaian dalam kamar yang jarang dibuka jendelanya. Pasien ini mendapatkan terapi loratadine 10 mg dan skabisid topical berupa krim Permetrin 5% dioleskan pada malam hari dan digunakan seminggu 1 kali.

Hal terpenting dalam penatalaksanaan skabies adalah pemberantasan tuntas. Untuk itu diupayakan anak yang memiliki gejala sama dengan pasien maupun keluarga yang sehari-hari tinggal bersama pasien juga diobati. Upaya preventif lain yang dapat dilakukan yaitu menjaga kebersihan individu dan lingkungan.

Page 16: Sk Abies

KESIMPULAN

Pasien seorang laki-laki berusia 54 tahun datang dengan keluhan gatal pada kedua tangan tepatnya pada sela-sela jari sejak 1 bulan yang lalu.

Kelainan kulit yang ditemukan pada pasien berupa papul eritematosa disertai kanalikuli pada regio manus dextra dan sinistra.

Terapi secara medikamentosa yaitu dengan pemberian obat sistemik (loratadin), dan obat topikal (krim permetrine 5%). Sedangkan terapi secara non medikamentosa yaitu menjaga kebersihan individu dan lingkungan.

Dengan memperhatikan pemilihan dan cara pemakaian obat, serta syarat pengobatan dan menghilangkan faktor prediposisi (antara lain higiene), maka penyakit ini dapat diberantas dan memberikan prognosis yang baik.

Page 17: Sk Abies

DAFTAR PUSTAKA Amiruddin MD. 2003. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, edisi ke-1. Makassar: Fakultas

Kedokteran Universitas Hasanuddin. Binic I, Aleksandar J, Dragan J, Milanka L. Crusted (Norwegian) Scabies Following

Systemic And Topikal Corticosteroid Therapy. 2010. J Korean Med Sci. Burns DA. 2004. Diseases Caused by Arthropods and Other Noxious Animals. In: Burns

T, Breathnach S, Cox N, Griffiths C. Rooks Textbook of Dermatology. USA: Blackwell publishing.

Djuanda A, Hamzah M, Aisah S, dll. 2009. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, edisi ke-5, cetakan ke-4. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Hicks MI and Elston DM. 2009. Scabies. Dermatologic Therapy. Karthikeyan K. 2005. Treatment of Scabies: Newer Perspectives. Postgraduate Med J. Leone P. 2007. Scabies and Pediculosis: An Update of Treatment Regiments and

General Review. Oxford Journals. Murtiastutik D. 2005. Buku Ajar Infeksi Menular Seksual Edisi ke-1. Surabaya: Airlangga

University Press.