Sistematika Klasifikasi Makhluk Hidup Dalam Mengidentifikasi Keanekaragaman Hayati (Hana&Nabilah)(1)

Embed Size (px)

Citation preview

SISTEMATIKA KLASIFIKASI ORGANISME DALAM MENGIDENTIFIKASI KEANEKARAGAMAN HAYATI

MAKALAHuntuk memenuhi tugas mata kuliahBiologi Umumyang dibina oleh Ibu Prof. Dra. Herawati Susilo, M.Sc, Ph.D.

OlehHana arifiana(140341600865)Nabilah Febrianti Hasan (140341601400)

UNIVERSITAS NEGERI MALANGFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMJURUSAN BIOLOGI September 2014KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat hidayah dan nikmat-Nya berupa kesehatan, waktu dan segala hal yang kami butuhkan sehingga dapat menyelesaikan makalah untuk mata kuliah biologi umum yang berjudul Sistematika dalam Klasifikasi Organisme dalam Mengidentifikasi Keanekaragaman Hayati ini dengan lancar.Dalam pembuatan makalah ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Prof. Dra. Herawati Susilo, M.Sc, Ph.D. selaku dosen pembimbing mata kuliah Biologi umum, juga kepada Bapak Fendy, S.Pd selaku dosen PPL dan ucapan terimakasih secara khusus penulis barikan kepada orang tua yang selalu mendukung segala aktifitas perkuliahan. Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi semua pembaca. Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan ke arah kesempurnaan. Akhir kata penulis menyampaikan terimakasih.

Malang, September 2014Penulis

DAFTAR ISI

Kata Pengantar.........................................................................................................................2Daftar isi.....3BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................................41. Latar belakang42. Tujuan43. Rumusan masalah54. Manfaat5

BAB 2 PEMBAHASAN.........................................................................................................6a. Klasifikasi Makhluk Hidup...............................................................................................6b. Tokoh Klasifikasi..............................................................................................................7c. Sistem klasifikasi menurut dasar klasifikasi.....................................................................8d. Sistem klasifikasi menurut pembagian kingdom.............................................................10e. Tahapan klasifikas12f. Tingkatan takson13g. Tata nama binomial nomenclature15BAB 3 PENUTUP171. Kesimpulan172. Saran17DAFTAR PUSTAKA18

BAB IPENDAHULUAN

5. Latar belakangDunia ini terbagi menjadi beberapa biosfer, dimana setiap biosfer di dalamnya hidup berbagai macam organisme, mulai dari organisme uniseluler hingga organisme kompleks yang membentuk suatu rantai makanan. Keberagaman organisme ini menjadi biodiversitas yang sangat berharga sehingga menimbulkan kewajiban bagi manusia untuk melestarikannya. Begitupun Indonesia memiliki kekayaan alam yang berlimpah di antaranya sumber daya alam yang sangat melimpah dan berbagai macam flora dan fauna yang tersebar di seluruh daerah Indonesia. Untuk melestarikannya, langkah pertama adalah mengenal bermacam individu tersebut dengan segala sifat hidupnya. Maka, akan dengan mudah untuk mengembangkan ilmu yang bertujuan untuk melestarikan keanekaragaman. Keanekaragaman hayati adalah perbedaan diantara makhluk hidup yang berbeda jenis, spesiesnya, dan perbedaan ekosistemnya. Untuk mengenal beragam organisme di dunia ini diperlukan suatu pengklasifikasin atau pengelompokan makhluk hidup agar lebih sederhana dan mudah dipelajari oleh siapapun. Keanekaragaman hayati memiliki sifat yang berbeda-beda, mulai dari bentuk tubuh, morfologi dan anatomi, habitat, kebiasaan perilaku, dan ciri lain yang dapat digunakan sebagai dasar klasifikasi.

6. TujuanPengelompokan makhluk hidup dari berbagai daerah di dunia akan memberikan gambaran tentang kekayaan alam yang berlimpah. Dengan didasarkan pada pelestarian semua yang ada di alam, termasuk organisme yang hidup di dalamnya, maka tujuan dari pengklasifikasian adalah untuk menyederhanakan objek studi agar mudah dipelajari dan dipahami. Karena dalam proses penelitian akan dihadapkan pada berates ribu ragam makhluk hidup yang jika tidak ada penyederhanaan akan menyulitkan peneliti.Kedua, setelah pengelompokkan akan dihasilkan satu jenis organisme yang berbeda dari berbagi sisi dengan organisme lain, maka untuk membedakan diperlukan penamaan ilmiah. Ini bertujuan untuk memberikan identitas resmi kepada suatu organisme agar bisa dibedakan dan dapat digunakan sebagai acuan untuk pemberian nama pada organisme selanjutnya yang akan diientifikasi.

7. Rumusan masalah1. Bagaimana pembagian sistem klasifikasi makhluk hidup?2. Bagaimana tahapan dalam proses pengklasifikasian makhluk hidup?3. Bagaimana tata cara penamaan pada suatu organisme baru?

8. Manfaat1. Klasifikasi membantu untuk membedakan organisme satu dengan yang lain.2. Membantu menentukan tingkatan makhluk hidup yang lebih sederhana.3. Mempermudah mempelajari organisme yang telah dikelompokkan kedalam grup-grup kecil.4. Klasifikasi membuat kita mengetahui hubungan kekerabatan antarjenis makhluk hidup.

BAB IIPEMBAHASAN

1. Klasifikasi makhluk hidupKlasifikasi diartikan sebai cara pengelompokan suatu data atau benda yang memiliki berbagai macam variasi. Sehingga dibutuhkan suatu penyederhanaan kelompok-kelompok yang lebih kecil yang ditujukan untuk mempermudah pemahaman mengenai data atau benda yang yang diklasifikasikan.dalam biologi terdapat bahasan tentang klasifikasi makhluk hidup yang membahas tentang keanekaragaman makhluk di dunia ini.Klasifikasi makhluk hidup adalah pengelompokan makhluk hidup yang mempunyai ciri dan sifat yang hampir sama, kemudian dimasukkan ke dalam satu kelompok, dan bila dalam persamaan ditemukan perbedaan ciri dan sifat, maka dipisahkan lagi ke dalam kelompok lain yang lebih kecil, sehingga akan diperoleh kelompok-kelompok makhluk hidup dengan jenjang yang berbeda. Pengelompokan ini disusun secara runtut sesuai dengan tingkatannya atau hierarkinya, yaitu mulai dari yang lebih kecil tingkatannya hingga ke tingkatan yang lebih besar. Hasil dari klasifikasi menjadi kelompok-kelompok kecil tersebut dipadukan dalam suatu sistem yang dikenal dengan sistem klasifikasi. Artinya, sistem klasifikasi adalahsuatu sistem yang dapat mempermudah proses pembelajaran dan pengenalanmakhluk hidup yang ada di dunia dalam berbagai jenis. Pengelompokkan hasil klasifikasi pada tingkat tingkat yang berbeda atau pada takson yang berbeda disebut taksonomi.Para ilmuwan melakukan pengelompokan makhluk hidup dengancara mencari persamaan ciri-ciri yang dimiliki dan melihat bagaimana relasi satu organisme dengan organism yang lainnya. Makhluk hidup yangmemiliki kesamaan ciri atau sifat yang tampak dari fisiknya dikelompokkan dalam satu kelompok atau takson. Sementara itu, hewan yang memiliki perbedaan sifat akan dimasukkandalam kelompok yang berbeda pula.

2. Tokoh klasifikasiCarolus Linnaeus atau CarlVon Linne lahir pada 23 Mei 1707. Ia adalah adalah seorang ilmuwan Swedia yang meletakkan dasar tatanama biologi. Ia dikenal sebagai "bapak taksonomi modern" dan juga merupakan salah satu bapak ekologi modern. Linnaeus ialah ahli botani dan zoology, dan ia juga terkenal dengan kemampuan bahasanya. Klasifikasi modern dimulai pada tahun 1758, yakni ketika C. Linnaeus mempublikasikan bukunya berjudul Systema Naturae, edisi ke-10. Jika dalam edisi sebelumnya Linnaeus menggunakan sistem banyak suku nama (polinomial sistem) maka dalam edisi ke-10 ia memperkenalkan sistem dua suku nama.Menurut Linnaeus, spesies merupakan unit dasar dari klasifikasi. Spesies diartikan sebagai sebuah populasi dari makhluk hidup yang mampu melakukan perkawinan secara alami antar sesamanya (interbreding) dan menghasilkan keturunan yang fertil. Selanjutnya, setiap spesies yang ditemukannya dilengkapi dengan pemberian nama dengan menggunakan bahasa Latin atau dilatinkan. Sistem pemberian nama spesies tersebut dikenal dengan istilah binomial nomenklatur. Karena berhasilmemperkenalkan sistembinomial, ia mendapatkanjulukan Bapak Klasifikasi.Linnaeus meninggal dunia pada 10 Januari 1778 di Uppsala pada suatu upacara di Katedral Uppsala dan kemudian ia dimakamkan di katedral tersebut. Sebelumnya ia sering menderita penyakit seperti encok dan sakit gigi dan terkena serangan stroke dua kali, yaitu pada tahun 1774 dan 1776, hingga kehilangan fungsi bagian tubuhnya bagian kanan.. a. Tanda tangan Carl v. Linn (Carolus Linnaeus)

3. Sistem klasifikasi menurut dasar klasifikasiBerdasarkan kriteria yang digunakan, sistem klasifikasi makhluk hidup dibedakan menjadi tiga, yaitu system klasifikasi buatan, system klasifikasi alami, dan sistem klasifikasi filogenik.

3.1 Sistem klasifikasi buatan (artifisial)Sistem klasifikasi buatan adalah sistem pengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri yang ditetapkan oleh peneliti itu sendiri. Dasar pengklasifikasiannya adalah ciri morfologi yang lebih spesifik, alat reproduksi, habitat dan penampakan makhluk hidup seperti bentuk dan ukurannya. Sistem artifisial mengutamakan tujuan praktis dalam ikhtisar dunia makhluk hidup. Misalnya, pada klasifikasi tumbuhan ada pohon, semak, perdu, dan gulma. Berdasarkan tempat hidup, dapat dikelompokkan hewan yang hidup di air dan hewan yang hidup di darat. Berdasarkan kegunaan, misalnya makhluk hidup yang digunakan sebagai bahan pangan, sandang, papan dan obat-obatan.Tokoh system artifisial antara lain Aristoteles yang membagi makhluk hidup menjadi dua kelompok, yaitu tumbuhan pada kingdom plantae dan hewan pada kingdom animalia. Ia pun membagi tumbuhan menjadi kelompok pohon, perdu, semak, serta memanjat. Tokoh lainnya adalah Carolus Linnaeus yang mengelompokkan tumbuhan berdasarkan alat reproduksinya.

3.2 Sistem klasifikasi alami (natural)Klasifikasi alami adalah system klasifikasimakhluk hidup yang menghendaki terbentuknya takson secara alamiah. . Klasifikasi ini didasarkan pada sistem alami yang menggunakan dasar persamaan dan perbedaan morfologi atau bentuk luar tubuh secara wajar, sehingga terbentuk takson-takson yang terkelompok dengan sendirinya tanpa ada pengidentifikasian lebih lanjut tentang perbedaan lain dari setiap organisme yang diklasifikasikan oleh peneliti.Klasifikasi ini dikemukakan oleh Aristoteles pada tahun 350 SM dan diikuti oleh Michael Adams dan Jean Baptiste de Lamarck. Contoh pengklasifikasian sistem alami seperti membedakan tumbuhan dan hewan berdasarkan cara mendapat makanan. Pengelompokan hewan dilakukan dengan kelompok hewan berkaki dua, berkaki empat, tidak berkaki, hewan bersayap, hewan bersirip, bersisik, dan lain-lain. Sedangkan pada tumbuhan, ada kelompok tumbuhan berkeping biji satu, berkeping biji dua serta berdasarkan bentuk daunnya, seperti tumbuhan berdaun menjari, daun menyirip, daun sejajar dan lainnya.

3.3 Sistem klasifikasi modern (filogenetik)Klasifikasi sistem filogenetik yaitu sistem klasifikasi makhluk hidup berdasarkan pada hubungan kekerabatan secara evolusioner. Sistem klasifikasi ini didasarkan pada jauh dekatnya kekerabatan antara takson yang satu dan yang lainnya sekaligus mencerminkan perkembangan makhluk hidup (filogenik), Makin dekat hubungan kekerabatan maka makin banyak persamaan morfologi dan anatomi antar takson. Semakin sedikit persamaan maka makin besar perbedaannya, berarti makin jauh hubungan kekerabatannya. Selain mencerminkan persamaan dan perbedaan sifat morfologi dan anatomi maupun fisiologinya, sistem ini pun menjelaskan mengapa makhluk hidup semuanya memiliki kesamaan molekul dan biokimia, tetapi berbeda-beda dalam bentuk susunan dan fungsinya pada setiap makhluk hidup.Jadi pada dasarnya, klasifikasi sistem filogenetik disusun berdasarkan persamaan fenotip yang mengacu pada sifat-sifat bentuk luar, faal, tingkah laku yang dapat diamati, dan pewarisan keturunan yang mengacu pada hubungan evolusioner sejak jenis nenek moyang hingga cabang-cabang keturunannya.Klasifikasi sistem filogenetik muncul setelah teori evolusi dikemukakan oleh para ahli biologi. Pertama kali dikemukakan oleh Charles Darwin pada tahun 1859. Menurut Darwin, terdapat hubungan antara klasifikasi dengan evolusi. Misalnya, gorila lebih dekat kekerabatannya dengan orangutan dibandingkan dengan manusia. Hal itu didasarkan pada tes biokimia setelah ilmu pengetahuan berkembang pesat, terutama ilmu pengetahuan tentang kromosom, DNA, dan susunan proteinnya.Beberapa acuan pengelompokkan yang digunakan dalam klasifikasi filogenik adalah: Persamaan struktur tubuh dapat diketahui secara eksternal dan internal Menggunakan biokimia perbandingan. Misalnya, hewan Limulus polyphemus, dahulu dimasukkan ke dalam golongan rajungan (Crab) karena bentuknya seperti rajungan, tetapi setelah dianalisis darahnya secara biokimia, terbukti bahwa hewan ini lebih dekat dengan laba-laba (Spider). Berdasarkan bukti ini, Limulus dimasukkan ke dalam golongan laba-laba. Berdasarkan genetika modern, gen dipergunakan juga untuk melakukan klasifikasi makhluk hidup. Adanya persamaan gen menunjukkan adanya kekerabatan.

4. Sistem klasifikasi menurut pembagian kingdomSalah satu sistem klasifikasi makhluk hidup dikelompokan dalam satu-satuan kelompok besar yang disebut kingdom. Sistem kingdom yang pertama diperkenalkanoleh Linnaeus. Sistem kingdom terus mengalami perubahan dan perbaikan. Berikut adalah pembagian makhluk hidup berdasarkan kingdom dan pekembangannya:4.1 Sistem Dua kingdomSistem ini dikembangkan oleh ilmuwan Swedia C. Linnaeus tahun 1735.Terdiri dari kingdom animalia yaitu dunia hewan dan kingdom plantae yaitu dunia tumbuhan.Pada saat itu, sistem ini menggolongkan dua kelompok besar mahkluk hidup di bumi berdasarkan karakter fisiknya yaitu tumbuhan dan hewan dan juga kedua kingdom ini merupakan kunci atau pengarah utama menuju model-model kingdom lainnya.

4.2 Sistem Tiga KingdomSistem ini dikembangkan oleh ahli Biologi Jerman Ernst Haeckel tahun 1866.Terdiri dari kingdom animalia, kingdom plantae, kingdom protista yaitu organisme bersel satu dan organisme multiseluler sederhana. Dalam sistem 3 kingdom, organisme mikroskopis bersel satu dan multiseluler sederhana dikelompokan ke dalam kingdom tersendiri dan berbeda dari animalia atau plantae, penyebabnya karena secara fisiologis, morfologisnya, dan anatomi, kingdom protista memiliki perbedaan dari kedua kingdom lainnya.

4.3 Sistem Empat KingdomSistem Ini dikembangkan oleh ahli Biologi Amerika Herbert Copeland tahun 1956.Terdiri dari kingdom animalia, kingdom plantae, kingdom protista, dan kingdom monera. Sistem klasifikasi empat kingdom melengkapi sistem kingdom sebelumnya, yaitu dengan mengelompokan monera sebagai kingdom tersendiri, karena organisme mikroskopis ini tidak memiliki inti sel atau termasuk jenis prokariotik dan berbeda dengan protista, animalia, dan plantae.

4.4 Sistem Lima KingdomSistem ini dikembangkan oleh ahli Biologi Amerika Robert H. Whittaker tahun 1969.Terdiri dari kingdom animalia, kingdom plantae, kingdom protista, kingdom monera, dan kingdom fungi. Jamur atau fungi digolongkan kedalam kingdom tersendiri karena tidak mencernakan makanan seperti yang dilakukan hewan, atau pun membuat makanan sendiri melainkan mengeluarkan enzim pencernaan di sekitar makanan dan kemudian menyerapnya ke dalam sel. Begitu juga perbedaannya dengan monera jelas terlihat bahwa kingdom fungi merupakan jenis organisme eukariot bukan prokariot.

4.5 Sistem Enam KingdomSistem ini dikembangkan oleh ahli Biologi Amerika Carl Woese 1977.Terdiri dari kingdom animalia, kingdom plantae, kingdom protista, kingdom monera, kingdom fungi, kingdom eubacteria, kingdom archaebacteria. Perbedaan yang cukup signifikan didalam kingdom monera melahirkan kingdom baru yang disebut kingdom eubacteria dan kingdom archaebacteria.Pengklasifikasian ini berawal dari ditemukannya golongan monera archaebacteria di samudera dalam yang memiliki perbedaan dengan kingdom monera lainnya (eubacteria). Analisis archaebacteria menunjukkan bahwa kelompok ini lebih menyerupai eukariota dibanding prokariotik. Hal ini adalah salah satu alasan menagapa kingdom monera terbagi menjadi kingdom archaebacteria dan eubacteria.

5. Tahapan klasifikasiPara biologiawan menggunakan buku Linnaeus yang berjudul Systema Naturae atau berarti Ssistem Alam yang diterbitkan tahun 1758 sebagai dasar untuk klasifikasi ilmiah. Untuk mengklasifikasikan makhluk hidup harus melalui serangkaian tahapan pencandraan atauidentifikasi, pengelompokan, dan pemberian nama kelompok. Penjelasan lebih lanjut sebagai berikut:5.1 IdentifikasiIdentifikasi (pencandraan) adalah pengamatan terhadap makhluk hidup yang akan diklasifikasi. Yang diamati adalah ciri-ciri dan sifat-sifat makhluk hidup tersebut. Pengamatan meliputi morfologi, fisiologi, anatomi, kromosom, dan tingkah laku. Pada tahap ini kita akan menentukan persamaan dan perbedaan antara dua makhluk hidup, kemudian menentukan apakah keduanya sama atau tidak. Contoh pencandraan dengan memperlihatkan data-data berupa tubuh ditumbuhi rambut, berkaki empat, memiliki dua mata, dan memiliki kelenjar mammae. Data tersebut menunjukkan ciri khas makhluk hidup yang tergolong mamalia.Untuk mengidentifikasi makhluk hidup yang baru saja dikenal, kita memerlukan alat pembanding berupa gambar, realia atau spesimen (awetan hewan dan tumbuhan), hewan atau tumbuhan yang sudah diketahui namanya, atau kunci identifikasi. Kunci identifikasi disebut juga kunci determinasi.5.2 PengelompokanSetelah kita menemukan ciri-ciri dan sifat-sifat pada makhluk hidup yang akan diklasifikasi pada tahap pencandraan, maka selanjutnya kita akan mencocokkan dan mengelompokkan dengan makhluk hidup lain yang memiliki ciri-ciri yang sama berdasarkan hasil pencandraan. Makhluk hidup yang memiliki ciri serupa dikelompokkan dalam unit-unit yang disebut takson. 5.3 Pemberian NamaSetelah tahap pencandraan dan pengelompokkan, tahap terakhir dalam klasifikasi adalah pemberian nama pada organisme. Pemberian nama pada makhluk hidup baru tersebut bertujuan untuk mempermudah untuk mengenali makhluk hidup tersebut dan untuk mempermudah dalam membedakan makhluk hidup tersebut dengan makhluk hidup lain. Pemberian nama dengan sistem tata nama ganda (binomial nomenclature) dengan menggunakan bahasa Latin yang telah disetujui ilmuan di seluruh dunia. Untuk mempermudah mencari nama makhluk hidup yang belum kalian kenal, dapat menggunakan kunci determinasi.

6. Tingkatan taksonDalam sistem klasifikasi, makhluk hidup dikelompokkan menjadi suatu kelompok besar kemudian kelompok besar ini dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil. Kelompok-kelompok kecil ini kemudian dibagi lagi menjadi kelompok yang lebih kecil lagi sehingga pada akhirnya terbentuk kelompok- kelompok kecil yang beranggotakan hanya satu jenis makhluk hidup. Tingkatan-tingkatan pengelompokan ini disebut takson. Taksa (takson) telah distandarisasi di seluruh dunia berdasarkan International Code of Botanical Nomenclature dan International Committee on Zoological Nomenclature. Adapun Urutan takson (dari kelompok terbesar ke kelompok paling kecil) adalah :1. kingdom (kerajaan)2. divisio atau fillum3. kelas (classis)4. ordo (bangsa)5. famili (suku)6. genus (marga)7. spesies (jenis)

6.1 KingdomKingdom kerajaan merupakan tingkatan takson tertinggi makhluk hidup. Banyak ahli Biologi sependapat bahwa makhluk hidup di dunia ini dikelompokkan menjadi 5 kingdom yaitu monera, proista, fungi, plantae, dan animalia.6.2 Filum atau divisioFilum atau divisio yaitu keluarga besar. Nama filum digunakan pada dunia hewan dan nama divisio digunakan pada tumbuhan. Filum atau divisio terdiri atas organisme-organisme dengan satu atau dua persamaan ciri. Kingdom animalia dibagi menjadi beberapa filum, antara lain chordate, echinodermata, dan platyhelminthes. Nama divisio umumnya memiliki akhiran khas, antara lain -phyta dan mycota, seperti bryophyta, pteridophyta, oomycota.6.3 ClassClass atau kelas merupakan kelompok takson yang satu tingkat lebih rendah dari filum atau divisio. Contohnya seperti monocotyledoneae, xantophyceae, chrysophyceae.6.4 OrdoOrdo atau bangsa adalah setiap kelas yang terdiri dari beberapa ordo. Pada dunia tumbuhan, nama ordo umumnya diberi akhiran ales seperti solanales, cucurbitales, malvales, rosales, dan asterales.6.5 FamiliFamili merupakan tingkatan takson di bawah ordo. Nama famili tumbuhan biasanya diberi akhiran -aceae, contohnya sedangkan untuk hewan biasanya diberi nama idea contohnya homonidae untuk manusia,felidae untuk kucing, dan canidae untuk anjing.6.6 GenusGenus atau marga adalah takson yang lebih rendah dariada famili. Contohnya Clusiaceae, Zea, Saccarum, dan Oryza.6.7 SpesiesSpesies atau jenis adalah suatu kelompok organisme yang dapat melakukan perkawinan antar sesamanya untuk menghasilkan keturunan yang fertile (subur). Nama species tediri dari atas dua kata, kata pertama menunjukan nama spesifiknya. Sebagai contoh, pada genus Rosa terdapat spesies Rosa multiflora, Rosa canina, Rosa alba, Rosa rugosa, dan Rosa dumalis.Mengingat keperluannya, biasanya di antara dua tingkatan terdapat sub-sub, seperti subkingdom, subfilum, subordo, dan subspesies. Demikian pula di bawah kelompok spesies masih ditempatkan kelompok varietas atau kulifar untuk tumbuhan dan ras untuk hewan. Varietas adalah macam variasi yang ada dalam satu spesies yang muncul secara alamiah dan kultifar adalah variasi yang sama dalam satu spesies yang muncul atau disilangkan untuk penanaman. Kemudian di bawah varietas dan ras terdapat strain. Semakin ke atas urutan tingkatan klasifikasi, hubungan kekerabatan makhluk hidup semakin jauh. Sedangkan semakin ke bawah hubungan kekerabatannya semakin dekat.

7. Tata nama binomial nomenclaturePemberian nama untuk suatu jenis makhluk hidup sangat penting. Hal ini berfungsi sebagai kunci identifikasi dan juga identitas internasional spesies tersebut dimana akan memeberikan informasi yang berguna untuk umum melalui buku dan internet. Nama yang biasanya digunakan untuk beberapa spesies seperti tomat dan lebah bisa diterima dalam bahasa Indonesia namun tidak untuk penamaan internasional. Metode penamaan ilmiah dapat menyediakan berbagai informasi tentang suatu spesies, seperti hubungan kekerabatan dengan spesies lainnya. Metode ini disebut binominal nomenklatur. Binomial nomenklatur disebut tata nama ganda karena pemberian nama jenis makhluk hidup selalu menggunakan dua kata yaitu nama genus dan species. Berikut ini adalah aturan pemberian nama species dan makhluk hidup dalam sistem klasifikasi makhluk hidup.

a. Untuk menulis species1. Terdiri dari dua kata yang tertulis dalam bahasa latin.2. Kata pertama menunjukkan nama genus dan kata kedua merupakan penunjuk spesies.3. Cara penulisan kata pertama atau penulisan genus diawali dengan huruf besar, sedangkan nama penunjuk spesies dengan huruf kecil.4. Apabila ditulis dengan cetak tegak maka harus digaris bawahi secara terpisah antarkata, sedangkan jika ditulis dengan cetak miring maka tidak digaris bawahi. Contohnya nama jenis tumbuhan Oryza sativa atau dapat juga ditulis Oryza sativa dan Zea mays dapat juga ditulis Zea mays.5. Apabila nama spesies terdiri lebih dari dua kata, maka kata kedua dan seterusnya harus disatukan atau ditulis dengan tanda penghubung. Misalnya, nama bunga sepatu yaitu Hibiscus rosasinensis ditulis Hibiscus rosa-sinensis.Sedangkan jenis hewan yang terdiri atas tiga suku kata seperti Felis manuculata domestica tidakdirangkai dengan tanda penghubung. Penulisan untuk varietas ditulis seperti berikut ini yaitu Hibiscus sabdarifa varalba (rosella varietas putih).6. Apabila nama jenis tersebut untuk mengenang jasa orang yang menemukannya maka nama penemu dapat dicantumkan pada kata kedua dengan menambah huruf (i) di belakangnya. Contohnya antara lain tanaman pinus yang diketemukan oleh Merkus, nama tanaman tersebut menjadi Pinus merkusii.b. Untuk menulis genus Nama genus tumbuhan maupun hewan terdiri atas satu kata tunggal yang dapat diambil dari kata apa saja, dapat dari nama hewan, tumbuhan, zat kandungan dan sebagainya yang merupakan karakteristik organisme tersebut. Huruf pertamanya ditulis dengan huruf besar, contoh genus pada tumbuhan, yaitu Solanum , Canis, dan Felis.

BAB IIIPENUTUP1. KesimpulanKeanekaragaman hayati dapat disederhanakan dengan sistem klasifikasi yang dibagi berdasarkan kriteria pengelompokkan dan pembagian kingdom. Dengan mengklasifikasikan makhluk hidup dapat lebih mudah untuk membantu proses pembelajaran dan penelitian tentang keberagaman organisme. Dalam tahapan klasifikasi memberikan beberapa aturan yang berlaku dalam sistem klasifikasi, seperti penamaan sesuai dengan aturan binominal nomenklatur yang disepakati internasional. 2. SaranMengingat begitu pentingnya klasifikasi makhluk hidup dalam pembelajaran keanekaragam hayati, maka konsep tentang sistem klasifikasi harus ditanamkan pada mahasiswa dengan cara mempraktikkan tahapan dalam klasifikasi makhluk hidup, mulai dari pencandraan, pengelompokkan, dan penamaan menggunakan binominal nomenklatur. Sehingga tingkat pengetahuan mahasiswa tidak hanya sebatas mengerti, namun juga memahami dalam penerapan disiplin ilmu klasifikasi.

Daftar Pustaka

Adams, C.R. et al. 2012. Principles of Horticulture. New York: RoutledgeKadhila , Ngepathimo. Characteristics and classification of living organisms. http://assets.cambridge.org/97805216/80547/excerpt/9780521680547_excerpt.pdf (diakses 9 September 2014). Cambridge University PressWidiyadi, Emeraldy. n.d. Penerapan Tree dalam Klasifikasi dan Determinasi Makhluk Hidup. http://informatika.stei.itb.ac.id/~rinaldi.munir/Matdis/2009-2010/Makalah0910/MakalahStrukdis0910-084.pdf (diakses 7 September 2014).Eko Raharjo, Sukur. n.d. Klasifikasi Makhluk Hidup. http://sman78-jkt.sch.id/sumberbelajar/bahanajar/Klasifikasi_2.pdf (diakses 7 September 2014).http://wikuhapsara.blogspot.com/2012/09/biografi-carolus-linnaeus-bapak.htmlhttp://kumpulanbiografi-aris.blogspot.com/2012/09/biografi-carolus-linnaeus-ahli.htmlhttp://sandrolubis.wordpress.com/2008/04/29/sistem-klasifikasi-kingdom/http://bioners.wordpress.com/2013/04/01/klasifikasi-mahkluk-hidup/http://sandrolubis.wordpress.com/2008/04/29/sistem-klasifikasi-kingdom/

10