13
1 SINDROM KOMPARTEMEN DEFINISI Sindrom kompartemen dapat berupa kondisi akut maupun kronis yang disebabkan oleh peningkatan tekanan jaringan dalam ruang fascia. Bab ini fokus pada sindrom kompartemen di kaki, meskipun dapat juga mempengaruhi paha atau ekstremitas atas Sindrom kompartemen akut Sindrom kompartemen akut adalah kondisi serius yang disebabkan oleh peningkatan tekanan dalam ruang tertutup yang cepat. Jika tekanan cukup tinggi dan dipertahankan cukup lama, aliran darah menurun menyebabkan nekrosis otot dan saraf yang terlibat kompartemen. Jika fasiotomi tidak dilakukan, pasien mungkin akan menderita kontraktur, kelumpuhan, infeksi, dan gangren pada ekstremitas serta masalah sistemik, seperti mioglobinuria dan gagal ginjal. 1 Sindrom kompartemen akut paling sering disebabkan oleh fraktur tibia 2,3 dan dapat terjadi sebanyak 17% dari fraktur ini. 3 Kompartemen anterior paling sering terkena, meskipun berbagai kompartemen sering terlibat. Bentuk trauma lainnya, seperti cedera, ruptur otot, pukulan langsung ke otot dan luka bakar, juga dapat menyebabkan sindrom kompartemen. Tekanan langsung, seperti dari gips atau pakaian anti syok, dapat meningkatkan risiko sindrom kompartemen. 4 Penyebab non trauma sindrom kompartemen akut lebih jarang ditemukan. Hal ini termasuk perdarahan ke dalam kompartemen, seperti dapat terjadi pada pasien antikoagulasi dan sindrom kompartemen setelah infark otot pada diabetes. 5 Penyebab sindrom kompartemen lainnya yakni iskemik dan kemudian hiperperfusi yang disebabkan oleh operasi yang lama dalam posisi litotomi. Hal ini juga dikenal sebagai sindrom kompartemen-well leg dan paling sering terlihat setelah operasi panggul dan perineum. Faktor risikonya yaitu lamanya prosedur, besarnya elevasi kaki, banyaknya kehilangan darah perioperatif, dan adanya penyakit pembuluh darah perifer dan obesitas. Kejadian secara keseluruhan dalam operasi panggul kompleks mungkin sebanyak 1 dari 500. 6 Sindrom kompartemen kronik Ini dikenal juga sebagai sindrom kompartemen exertional kronis (CEES) dan merupakan cedera berlebihan yang paling sering terlihat pada pelari 7 , pengendara sepeda, dan atlet lainnya dalam olahraga yang butuh berlari, seperti basket dan sepak bola. Pada CEES, fasia di kaki bagian bawah tidak mengakomodasi

SINDROM KOMPARTEMEN DEFINISI Sindrom …docshare01.docshare.tips/files/24352/243525733.pdf · Sindrom kompartemen akut paling sering disebabkan oleh fraktur tibia2,3 dan ... Mereka

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SINDROM KOMPARTEMEN DEFINISI Sindrom …docshare01.docshare.tips/files/24352/243525733.pdf · Sindrom kompartemen akut paling sering disebabkan oleh fraktur tibia2,3 dan ... Mereka

1

SINDROM KOMPARTEMEN

DEFINISI

Sindrom kompartemen dapat berupa kondisi akut maupun kronis yang disebabkan

oleh peningkatan tekanan jaringan dalam ruang fascia. Bab ini fokus pada

sindrom kompartemen di kaki, meskipun dapat juga mempengaruhi paha atau

ekstremitas atas

Sindrom kompartemen akut

Sindrom kompartemen akut adalah kondisi serius yang disebabkan oleh

peningkatan tekanan dalam ruang tertutup yang cepat. Jika tekanan cukup tinggi

dan dipertahankan cukup lama, aliran darah menurun menyebabkan nekrosis otot

dan saraf yang terlibat kompartemen. Jika fasiotomi tidak dilakukan, pasien

mungkin akan menderita kontraktur, kelumpuhan, infeksi, dan gangren pada

ekstremitas serta masalah sistemik, seperti mioglobinuria dan gagal ginjal. 1

Sindrom kompartemen akut paling sering disebabkan oleh fraktur tibia2,3

dan

dapat terjadi sebanyak 17% dari fraktur ini. 3 Kompartemen anterior paling sering

terkena, meskipun berbagai kompartemen sering terlibat. Bentuk trauma lainnya,

seperti cedera, ruptur otot, pukulan langsung ke otot dan luka bakar, juga dapat

menyebabkan sindrom kompartemen. Tekanan langsung, seperti dari gips atau

pakaian anti syok, dapat meningkatkan risiko sindrom kompartemen. 4

Penyebab non trauma sindrom kompartemen akut lebih jarang ditemukan. Hal ini

termasuk perdarahan ke dalam kompartemen, seperti dapat terjadi pada pasien

antikoagulasi dan sindrom kompartemen setelah infark otot pada diabetes. 5

Penyebab sindrom kompartemen lainnya yakni iskemik dan kemudian

hiperperfusi yang disebabkan oleh operasi yang lama dalam posisi litotomi. Hal

ini juga dikenal sebagai sindrom kompartemen-well leg dan paling sering terlihat

setelah operasi panggul dan perineum. Faktor risikonya yaitu lamanya prosedur,

besarnya elevasi kaki, banyaknya kehilangan darah perioperatif, dan adanya

penyakit pembuluh darah perifer dan obesitas. Kejadian secara keseluruhan dalam

operasi panggul kompleks mungkin sebanyak 1 dari 500.6

Sindrom kompartemen kronik

Ini dikenal juga sebagai sindrom kompartemen exertional kronis (CEES) dan

merupakan cedera berlebihan yang paling sering terlihat pada pelari7, pengendara

sepeda, dan atlet lainnya dalam olahraga yang butuh berlari, seperti basket dan

sepak bola. Pada CEES, fasia di kaki bagian bawah tidak mengakomodasi

Page 2: SINDROM KOMPARTEMEN DEFINISI Sindrom …docshare01.docshare.tips/files/24352/243525733.pdf · Sindrom kompartemen akut paling sering disebabkan oleh fraktur tibia2,3 dan ... Mereka

2

peningkatan aliran darah dan perpindahan cairan yang mungkin terjadi dengan

latihan berat.2

Peningkatan tekanan kompartemen kemudian mengganggu aliran

darah, yang menyebabkan iskemia dan nyeri. 8

GEJALA

Daerah dimana gejala terjadi dan jenis keluhan tergantung pada kompartemen

yang terlibat.

Sindrom Kompartemen Akut

Pasien merasakan nyeri yang tidak sesuai dengan cedera dan pembengkakan atau

nyeri di daerah tersebut. Gejala lain termasuk nyeri hebat dengan gerakan pasif

otot dalam kompartemen, hilangnya gerakan sadar pada otot yang terlibat, dan

perubahan sensorik serta parestesia di daerah yang dipersarafi oleh saraf yang

terlibat. 2,3

Sindrom Kompartemen kronik

Pada sindrom kompartemen kronik, gejala mulai secara bertahap, biasanya

dengan peningkatan beban latihan atau latihan pada permukaan keras. Rasa sakit

digambarkan sebagai nyeri, terbakar, atau kram dan terjadi pada gerakan berulang,

paling sering berlari namun juga pada menari, bersepeda, dan hiking. Rasa sakit

biasanya terjadi pada sekitar waktu yang sama setiap kali pasien berpartisipasi

dalam kegiatan ini (misalnya, setelah 15 menit berlari) dan bertambah atau tetap

konstan jika aktivitas terus berlangsung. Rasa sakit menghilang atau berkurang

setelah beberapa menit istirahat.

Pada gejala yang berlanjut, sakit nyeri tumpul dapat menetap. Nyeri dapat

terlokalisir pada kompartemen tertentu, meskipun beberapa kompartemen sering

dapat terlibat. Rasa baal dan kesemutan dapat terjadi pada saraf yang terdapat di

dalam kompartemen yang terlibat. Sindrom kompartemen kronik dapat dilihat

pada sindrom berlebihan lainnya (misalnya, bersamaan dengan stres pada fraktur

tibia)

PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan fokus pada empat kompartemen di kaki. (gambar 58-1)

Page 3: SINDROM KOMPARTEMEN DEFINISI Sindrom …docshare01.docshare.tips/files/24352/243525733.pdf · Sindrom kompartemen akut paling sering disebabkan oleh fraktur tibia2,3 dan ... Mereka

3

Kompartemen anterior terdiri dari tibialis anterior, dorsofleksi pergelangan

kaki; ekstensor kaki, dorsofleksi kaki; arteri tibia anterior; dan saraf peroneal

dalam, yang memberikan sensasi pada ruang pertama.

Kompartemen lateral terdiri dari peroneus longus dan brevis, eversi kaki, dan

safar peroneal superfisial, yang memberikan sensasi ke dorsum kaki.

Kompartemen posterior superfisial terdiri dari otot grastrocnemius dan soleus,

fleksi plantar kaki, dan bagian dari saraf sural, yang memberikan sensasi ke lateral

kaki dan distal betis. 1,9,10

Kompartemen posterior dalam/profunda terdiri dari tibialis posterior, plantar

fleksi dan inversi kaki; fleksor kaki, fleksi jari kaki; arteri peroneal; dan saraf

tibial, yang memberikan sensasi ke permukaan plantar kaki. Kompartemen ini

kemungkinan mengandung beberapa subkompartemen.11

Sindrom Kompartemen Akut

Pada sindrom kompartemen akut, pasien mengalami kaki bengkak dan tegang.

Mereka juga mengalami kelemahan atau paralisis pada otot yang terlibat di

kompartemen yang terkena dan rasa baal di daerah yang dipersarafi oleh saraf

yang terlibat di kompartemen yang terkena. Denyut dan pengisian kapiler

umumnya normal, karena ini hanya melibatkan tekanan yang sangat tinggi. 2,3,12,13

Gambar 58-1 Fokus pemeriksaan fisik pada sindrom kompartemen yakni

kompartemen anterior, lateral, posterior superfisial, posterior dalam/profunda

Page 4: SINDROM KOMPARTEMEN DEFINISI Sindrom …docshare01.docshare.tips/files/24352/243525733.pdf · Sindrom kompartemen akut paling sering disebabkan oleh fraktur tibia2,3 dan ... Mereka

4

Sindrom Kompartemen Kronik

Pada sindrom kompartemen kronik, pasien mungkin mengalami nyeri pada

palpasi otot-otot yang terlibat atau mungkin tanpa gejala saat istirahat. Sekitar

40% dari kasus, herniasi otot di kompartemen dapat diraba, terutama di

kompartemen anterior dan lateral yang mana saraf peroneal superfisial menembus

fasia. 14

Dalam kasus yang berat, rasa baal dapat terjadi pada daerah yang

dipersarafi oleh saraf yang terlibat, tapi hal ini biasanya normal pada saat

istirahat.2 kelemahan mungkin dapat muncul, sesuai dengan kompartemen yang

terlibat: kelemahan dorsofleksi jika kompartemen anterior yang terlibat,

kelemahan eversi kaki jika kompartemen lateral yang terlibat, dan kelemahan

plantar fleksi jika satu dari kompartemen posterior terlibat.

Nyeri timbul akibat gerakan yang berulang, seperti mengangkat kaki, atau berlari

di tempat. Sindrom kompartemen lebih umum terjadi pada pasien yang pronasi

selama berlari; sehingga pronasi merupakan temuan umum pada pemeriksaan

fisik. 1,2,15

KETERBATASAN FUNGSIONAL

Sindrom Kompartemen Akut

Gejala sisa dari sindrom kompartemen baru yakni mungkin cedera saraf dan otot

dengan akibat kaki jatuh, kelemahan otot yang parah, dan kontraktur. Hal ini

dapat menyebabkan gaya berjalan abnormal dan segala keterbatasan yang dapat

menyebabkan kesulitan dengan naik tangga, partisipasi dalam olahraga dan

aktivitas hidup sehari-hari.

Sindrom Kompartemen Kronik

Dengan sindrom kompartemen kronik, keterbatasan fungsional biasanya terjadi di

sekitar titik yang sama setiap kali selama latihan, di ambang iskemik individual.

Misalnya, gejala dapat mulai berkembang setiap kali pelari mencapai tanda

setengah mil atau setiap kali pendaki yang naik bukit besar. Hal ini secara

signifikan dapat membatasi partisipasi olahraga dan kadang-kadang bahkan

mengganggu aktivitas sehari-hari, seperti berjalan yang lama.

STUDI DIAGNOSIS

Standar baku untuk diagnosis penilaian tekanan jaringan kompartemen. Alat yang

umumnya biasa digunakan untuk mengukur tekanan intrakompartemen adalah

Page 5: SINDROM KOMPARTEMEN DEFINISI Sindrom …docshare01.docshare.tips/files/24352/243525733.pdf · Sindrom kompartemen akut paling sering disebabkan oleh fraktur tibia2,3 dan ... Mereka

5

kateter wick and slit secara tradisional.2 (gambar 58-2) Alat terbaru seperti probe

(gambar 58-3) transducer-tipped sekarang meningkat kepopularitasannya.16

Gambar 58-3 transducer-tipped probe A. Handheld device B. Catheter tip with

pressure sensing mechanics

Sindrom Kompartemen Akut

Secara tradisional, tekanan jaringan di atas 30 mmHg dipertimbangkan sebagai

nilai pemotongan untuk dilakukan fasiotomi.2,16

Nilai normal tekanan sebenarnya

Gambar 58-2 pengukuran tekanan jaringan kompartemen untuk diagnosis

sindrom kompartemen dengan menggunakan kateter wick and slit

Page 6: SINDROM KOMPARTEMEN DEFINISI Sindrom …docshare01.docshare.tips/files/24352/243525733.pdf · Sindrom kompartemen akut paling sering disebabkan oleh fraktur tibia2,3 dan ... Mereka

6

adalah kurang dari 10 mmHg. Bagaimanapun hal ini terlihat seperti banyak

fasiotomi yang dilakukan dengan penilaian ini tanpa arti. Sekrang tekanan

kompartemen yang diukur sercara berlanjut digunakan untuk kasus-kasus berisiko

tinggi seperti trauma kaki dengan fraktur tibia. Tekanan yang berbeda

dikalkulasikan sebagai tekanan intramuskular yang tersubstraksi dari tekanan

diastolik darah, hal ini menunjukkan bahwa fasiotomi meruakan sebuah indikasi.

Beberapa penelitian menunjukkan nilai yang mencapai angka 30 bahkan dengan

tanda-tanda peningkatan tekanan jaringan, pasien-pasien memiliki luaran klinis

yang sangat baik dan fasiotomi tidak begitu penting. 17,18

Karena penilaian tekanan kompartemen natural yang invasif alat diagnostik

lainnya telah dijual. Gambaran resonansi magnetic mungkin membantu dalam

menegakkan diagnosis. Perubahann terlihat dengan sindroma kompartemen akut

termasuk kehilangan arsitektur normal otot pada gambaran-T1, edema diantara

kompartemen, dan ikatan kuat pada kompartemen yang terluka dengan agen

kontras gadolinium DTPA.19

Sindrom Kopartemen Kronik

Untuk CECS, penilaian tekanan absolut diwajibkan pada saat istirahat dan selama

juga setelah latihan yang digunakan untuk membuat diagnosis. Menariknya, tidak

ada yang terlihat seperti treshold tekanan kompartemen yangmana gejala-

gejalanya muncul, dan pasien dengan tekanan tertinggi tidak begitu penting

memiliki gejala-gejala paling buruk daripada pasien dengan tekanan yang sedikit

abnormal.8

Berikut ini satu set penilaian secara umum2,13

digunakan untuk

diagnosis sindrom kompartemen akut.

Tekanan sebelum latihan >15 mmHg.

1 menit setelah latihan > 30 mmHg.

5 menit setelah latihan >29 mmHg.

Penilaian kompartemen posterior sangat kontroversial. Tekanan istirahat normal

adalah kurang dari 10mmHg dan penilaiannya seharusnya kembali ke level

istirahat setelah 1-2 menit latihan.13

Hal ini penting mengingat bahwa pasien memiliki gejala yang berhubungan

dengan kompartemen yang mana ada peningkatan tekanan. Tekanan seharusnya

meningkat pada gejala kompartemen dengan latihan dan peningkatan remain

untuk waktu yang tidak abnormal. 5,10

Page 7: SINDROM KOMPARTEMEN DEFINISI Sindrom …docshare01.docshare.tips/files/24352/243525733.pdf · Sindrom kompartemen akut paling sering disebabkan oleh fraktur tibia2,3 dan ... Mereka

7

Melihat kembali untuk menilai tekanan memiliki prosedur sebagai berikut.

Mereka termasuk invasif dan dapat menjadi berkomplikasi pada

perdarahan atau infeksi.

Karena anatomi tubuh, hal ini lebih sulit untuk mengetes kedalaman

kompartemen posterior

Tekanan yang bergantung pada posisi kaki dan penggunaan tehnik yang

digunakan begitu ketat sehingga seharusnya standarisasi yang baik perlu

diikuti.

Hal ini merupakan pengurasan waktu karena masing-masing kompartemen

harus diuji secara terpisah, dan semua kompartemen seharusnya diuji

karena area multipel sering dilibatkan.

Hal ini sering menyulitkan pasien dengan kateter untuk berlatih.15,20

Karena hal ini perlu dilihatulang, uji alternatif membenarkan diagnosa yang sering

digunakan. Gambaran resonansi magnetic dilakukan sebelumnya dan setelah

latihan dapat menunjukkan peningkatan intensitas sinyal melalui kompartemen

yang terlibat yakni setinggi T2 setelah pasien dengan gejala kompartemen

berlatih. Spectroskopi dekat infrared digunakan untuk menilai saturasi

hemoglobin dan telah menunjukkan bukti iskemik pada pasien dengan CECS.

Diagnostik ini muncul bersamaan dengan penilaian tekanan kompartemen melalui

sensitivitas dan spesifisitas.22

DIAGNOSIS BANDING

Sindrom kompartemen Akut

Arterial oclussion

Severe muscle trauma

Neuraphraxia of the common deep of superficial peroneal or tibial nerve

Deep venous thrombosis

Cellulitis

Sindrom Kompartemen Kronik

Tibial or fibular stress fractures

Shin splints

Atherosclerosis with vascular claudication

Popliteal artery compression from aberrant insertion of the medial

gastrocnemius

Page 8: SINDROM KOMPARTEMEN DEFINISI Sindrom …docshare01.docshare.tips/files/24352/243525733.pdf · Sindrom kompartemen akut paling sering disebabkan oleh fraktur tibia2,3 dan ... Mereka

8

Muscle hyperdevelopment causing compression of the popliteal artery

Cystic adventitial disease

PENGOBATAN

Inisial

Sindrom Kompartemen Akut

Pengobatan inisial sindroma kompartemen akut adalah pembedahan

Sindrom Kompartemen Kronik

Untuk sindroma kompartemen kronik, pengobatan inisial terdiri dari istirahat,

terapi dingin, dan obat antiinflamasi non steroid. Kontrol pronasi dengan ortotik

juga penting. Pasien seharusnya diberikan konseling untuk menghindari berjalan

di permukaan keras dan memakai sepatu lari dengan jumlah bantal yang cukup

dan hak yang lebar. Pijatan telah ditunjukkan pada beberapa penelitian kecil yang

cukup menjanjikan, tetapi dibutuhkan penelitian yang lebih lanjut untuk dilakukan

pada tempat ini untuk melihat apakah jangka waktu yang panjang memiliki

perubahan yang cukup signifikan dapat dibuat dengan terapi manual lainnya atau

dengan pijatan.24

REHABILITASI

Sindrom Kompartemen Akut

Rehabilitasi sindrom kompartemen akut terbatas pada derajat post fasiotomi.

Rehabilitasi bergantung pada besar luka. Perawatan kulit yang tepat untuk

membuka area terbuka lainnya untuk ditutup dengan maksud sekunder atau skin

grafting yang telah diterapkan sangat penting. Suatu ortotik matakaki untuk

membenarkan kaki yang patah (footdrop) sering dibutuhkan. Terapi fisik

dibutuhkan untuk rentang latihan kelenturan untuk mencegah kontraktur dan

seharusnya dimulai sesegera mungkin setelah pembedahan memungkinkan dan

diperbolehkan untuk mengikat jaringan yang terluka. Penilaian lainnya termasuk

penguatan otot yang mungkin terluka sebagian dan memungkinkan latihan gait

dengan alat assistive. Tidak ada literatur yang mendukung protokol rehabilitasi

spesifik dan begitu pula dengan program yang seharusnya menjadi dasar

individualisasi kebutuhan pasien sendiri. Jika pasien memiki keterbatasan atau

Page 9: SINDROM KOMPARTEMEN DEFINISI Sindrom …docshare01.docshare.tips/files/24352/243525733.pdf · Sindrom kompartemen akut paling sering disebabkan oleh fraktur tibia2,3 dan ... Mereka

9

gangguan aktivitas fisik sehari-hari seperti berbaju atau berjalan, terapi

okupasional mungkin dapat menolong.

Sindrom Kompartemen Kronik

Rehabilitasi sindrom kompartemen kronik tidak sepenuhnya dieksplorasi. Karena

suatu luka yang terjadi karena tindakan berulang atau berlebihan maka

pengobatan pertama adalah istirahat menyeluruh secara relatif dan analisa tentang

penyebabnya. Sebagai contoh , pemikiran secara umum bahwa CECS lebih terjadi

pada pronasi berlebihan sehingga fokus rehabilitasi untuk panjang otot normal

melalui rantai kinetik khususnya pelebaran melalui latihan tarikan untuk

gastrocnemius dan tibial posterior dan kekuatan tibial anterior.24

Sepatu ortosis

untuk menambahkan istirahat overpronasi mungkin juga membantu. Kesalahan

latihan seperti peningkatan kecepatan pada intensitas atau durasi lari harus

dibenarkan.

Jika fasiotomi dilakukan untuk sindrom kompartemen kronik, rehabilitasi setelah

pembedahan seharusnya diikuti. Berat yang dibebankan seharusnya dapat

ditoleransikan dan rentang kelenturan dan latihan dmulai 1-2 hari selesai operasi.

Penguatan dan pengembalian secara bertahap untuk memulai aktivitas pada 1-2

minggu. Pemulihan sepenuhnya untuk beraktivitas seperti berlari biasanya

memakan waktu 8-12 minggu.23

PROSEDUR

Prosedur tidak dilakukan secara umum dalam sindrom kompartemen kecuali

dinyatakan sebelumnya untuk penilaian tekanan kompartemen sebagai prosedur

diagnostik.

PEMBEDAHAN

Sindroma Kompartemen Akut

Fasiotomi seharusnya dilakukan secepat mungkin untuk sindrom kompartemen

akut. Insisi longitudinal yang besar dibuat untuk mempengaruhi kompartemen.

Insisi ini dibiarkan terbuka agar dapat ditutup secara bertahap atau dilipat tebal

dengan aplikasi skin grafting. Hasil dari pembedahan tersedia dan bergantung

pada lamanya waktu iskemik dan luka lainnya yang terlibat.26

Page 10: SINDROM KOMPARTEMEN DEFINISI Sindrom …docshare01.docshare.tips/files/24352/243525733.pdf · Sindrom kompartemen akut paling sering disebabkan oleh fraktur tibia2,3 dan ... Mereka

10

Jika pengobatan tertunda lebih dari 12 jam, hal ini diasumsikan bahwa kerusakan

permanen telah terjadi hingga ke otot dan saraf yang terlibat dalam kompartemen.

Terkadang, pasien diatasi dengan perawatan pendukung (supportive care) seperti

managemen nyeri, observasi status ginjal, dan monitoring cairan. Hal ini

dikarenakan peningkatan morbiditas khususnya infeksi dan kehilangan anggota

tubuh dan peningkatan mortalitas ditunjukkan dengan fasiotomi yang tertunda.

Prosedur rekonstruksi yang terlambat dilakukan, jika penting untuk membenarkan

kontraktur otot atau melakukan pemindahan tendon untuk footdrop.24

Sindroma Kompartemen Kronik

Fasiotomi juga diandalkan untuk pengobatan pembedahan sindrom kompartemen

kronik dan beberapa peneliti mengemukakan bahwa ada rating 100% kegagalan

pada pengobatan konservatif. Hal ini mungkin disebabkan oleh populasi pasien

dengan masalah ini yang dilihat oleh spesialis baru saja mengalami kegagalan

terapi dengan menggunakan terapi konservatif yang dibuat berdasarkan diagnosis.

Waktu yang cukup dari munculnya onset gejala berdasarkan waktu diagnosis yang

dibuat selama 22 bulan lamanya.2

Sindrom kompartemen kronik memiliki tehnik fasiotomi yang berbeda. Seringnya

metode terbaru menggunakan insisi kecil pada kulit dan pengambilan fascia

sejauh linea proksimal dan distal sebagus mungkin dengan menghindari

pembedahan pada saraf dan pembuluh darah.

Hasil yang didapat dari pembedahan pada umumnya adalah baik dengan rating

yang cukup sukses yakni sekitar 80% sampai 90% seperti yang dijelaskan pada

pengurangan gejala dan kembalinya aktifitas olahraga. 25

KOMPLIKASI PENYAKIT POTENSIAL

Sindrom Kompartemen Akut

Pada sindrom kompartemen Akut, iskemik yang berlangsung lebih dari 4 jam

biasanya tidak menyebabkan kerusakan permanen. Jika iskemik berlangsung

menetap selama lebih dari 12 jam, kerusakan yang berat juga diperhitungkan.

Iskemik yang berlangsung selama 4-12 jam dapat juga menyebabkan kerusakan

yang signifikan termasuk nekrosis otot, kontraktur otot, kehilangan fungsi saraf,

infeksi, gangren, myoglobinuria, dan kegagalan ginjal. Amputasi bagian yang

terinfeksi terkadang juga penting, dan bahkan kematian dapat terjadi dari efek

sistemik akibat infeksi kronik. Kekambuhan juga dapat terjadi. Calcific

Myonekrosis dapat juga menjadi efek samping yang lambat.27

Page 11: SINDROM KOMPARTEMEN DEFINISI Sindrom …docshare01.docshare.tips/files/24352/243525733.pdf · Sindrom kompartemen akut paling sering disebabkan oleh fraktur tibia2,3 dan ... Mereka

11

Sindrom Kompartemen Kronik

Sindrom kompartemen kronik mungkin menyebabkan beberapa kerusakan sampai

ke otot dan saraf, tetapi hal ini tidak dibuktikan lebih lanjut sama sekali.

KOMPLIKASI PENGOBATAN POTENSIAL

Fasiotomi untuk sindrom kompartemen akut memiliki komplikasi yang serius.

Rating mortalitas mencapai 11-15% dan morbiditas yang serius juga sering

terjadi, termasuk amputasi mencapai rating 10-20% dan hilangnya fungsi panggul

mencapai 27%. 28

Fasiotomi untuk sindrom kompartemen kronik adalah pembedahan yang kurang

ekstensif pada populasi yang lebih sehat, dan komplikasi yang terjadi biasanya

tidak umum. Hal tersebut dapat termasuk perdarahan, infeksi, dan luka pada saraf,

dan adanya gejala yang tidak dapat disembuhkan. Rating laporan kasus beragam

hingga mencapai 3-20%. Alasan yang paling umum untuk rekurensi

pembentukan skar jaringan yang meningkat menyebabkan kompartemen menjadi

utuh kembali dan ketidaksesuaian pelepasan fascial. Sebuah seri kasus yang

mengeksplorasi luaran fasiotomi berulang untuk gejala rekurensi melaporkan

bahwa sebanyak 70% pasien memiliki luaran yang baik dan sempurna.29

Satu komplikasi jangka panjang yang potensial dari fasiotomi adalah peningkatan

risiko untuk perkembangan insufisien vena yang kronik disebabkan oleh

hilangnya pompa muskulovena.30

1. Swain R. Ross D, Lower extremity

compartment syndrome. When to

suspect acute or chronic pressure

buildup. Postgrad Med 1999; 105: 159-

162, 165, 168

2. De Lee JC, Drez D, Orthopedic Sports

Medicine: Principles and Practice.

Philadelphia, WB Saunders, 2002:

1612-1619

3. Gulli B, Templeman D, Compartment

syndrome of the lower extremity,

Orthop Clin North Am 1994; 25: 677-

684

4. Horgan AF, Geddes S, Finlay IG, Lloyd

Davies position with Trendelenburg- a

disaster waiting to happen? Dis colon

rectum 1999; 42: 8916-919, discussion

919-920

5. Woolley SI, Smith DR, Acute

compartment syndrome secondary to

diabetic muscle infarction: case report

and literature review Eur J Emerg Med

2006; 13: 113-116

6. Simms MS, Terry TR. Well leg

compartmentsyndrome after pelvic and

perineal surgery in the lithotomy

position. Postgrad Med J 2005;81: 534-

536

7. Edwards PH Jr, Wright MI, Hartman

JF. A practical approach for the

differential diagnosis of chronic leg

Page 12: SINDROM KOMPARTEMEN DEFINISI Sindrom …docshare01.docshare.tips/files/24352/243525733.pdf · Sindrom kompartemen akut paling sering disebabkan oleh fraktur tibia2,3 dan ... Mereka

12

pain in the athlete. Am I Sports Med

2005; 33: 1241-1249

8. Mannarino E, Sexson S. The

significance of intracompartmental

pressures in the diagnosis of chronic

exertional compartment syndrome.

Orthopedics 1989; 12: 1415-1418

9. Blackman PG. A review of chronic

exertional compartment syndrome in

the lower leg. Med Sci Sports Exerc

2000; 32 (Suppl): S4-S10

10. Styf Jr, Korner LM. Diagnosis of

chronic anterior compartment syndrome

in the lower leg. Acta Orthop Scand

1987; 58: 139-144

11. Cheney RA, Melaragno PG, Prayson

MJ. Et al. Anatomic investigation of

deep posterior compartment of the leg.

Foot ankle Int 1998; 19: 98: 101

12. Mars M, Hadley GP. Failure of pulse

oximetry in the assessment of raised

limb intracompartmental pressure.

Injury 1994; 25: 379-381

13. Mubarak SI, Hargens AR, Owen CA, et

al. The wick catheter technique for

measurement of intramuscular pressure.

A new research and clinical tool. J

Bone Joint Surg Am 1976; 58: 101 6-

1020

14. Detmer DE, Sharpe K, Sufit RL,

Girdley FM. Chronic compartment

syndrome: diagnosis, management, and

outcomes. Am I Sports Med 1985; 13:

162-170

15. Hayes AA, Bower GD, Pitstock KL.

Chronic (exertional) compartment

syndrome of the legs diagnosed with

thallous chloride scintigraphy. J Nucl

Med 1995; 36: 1618-1624

16. Elliott KG, Johnstone AJ. Diagnosing

acute compartment syndrome. J Bone

Joint Surg Br 2003; 85: 625-632

17. White TO, Howell GE, Will EM, et al.

Elevated intramuscular compartment

pressure do not influence outcome after

tibial fracture. J Trauma 2003; 55:

1133-1138

18. McQueen MM, Court-Brown CM.

Compartment monitoring in tibial

fractures. The pressure threshold for

decompression. J Bone Join Surg

Br1996; 78: 99-104

19. Rominger MB, Lukosh CI, Bachmann

GF. MR imaging of compartment

syndrome of the lower leg: a case

control study. Eur Radiol 2004; 14:

1432-1439

20. Takebayashi S, Takazawa H, Sasaki R,

et al. Chronic exertional compartment

syndrome in lower les: localization and

follow up with thallium-201 SPECT

imaging. J Nucl Med 1997; 38: 972-976

21. Lauder TD, Stuart MJ, Amrami KK,

Felmlee JP. Exertional compartment

syndrome and the role of magnetic

resonance imaging. Am J Phys Med

Rehabil 2002; 81: 315-319

22. van den Brand JG, Nelson T,

Verleisdon EJ, van der Werken C. The

diagnostic value of intracompartmental

pressure measurement, magnetic

resonance imaging, and near-infrared

spectroscopy in chronic exertional

compartment syndrome: a prospective

study in 50 patients. Am J Sports Med

2005; 33: 699-704

23. Ni Mhuircheartaigh N, Kavanagh E,

o’Donohoe M, Eustace S. Pseudo

compartment syndrome of the calf in an

athlete secondary to cystic adventitial

disease of the popliteal artery. J

SportsMed 2005; 39: e36

24. Blackman PG, Simmons LR, Crossley

KM. Treatment of chronic exertional

anterior compartment syndrome with

massage: a pilot study. Clin J Sports

Med 1998; 8: 14-17

Page 13: SINDROM KOMPARTEMEN DEFINISI Sindrom …docshare01.docshare.tips/files/24352/243525733.pdf · Sindrom kompartemen akut paling sering disebabkan oleh fraktur tibia2,3 dan ... Mereka

13

25. Schepsis AA, Gill SS, Foster TA.

Fasciotomy for exertional anterior

compartment syndrome: is lateral

compartment release necessary? Am J

Sports Med 1999; 27: 430-435

26. Finkelstein JA, Hunter GA, Hu RW.

Lower limb compartment syndrome:

course after delayed fasciotomy. J

Trauma 1996; 40-342-344

27. Synder BJ, Oliva A, Buncke HJ.

Calcific myonecrosis following

compartment syndrome: report of two

cases, review of the literature and

recommendations for treatment. J

Trauma 1995; 39: 792-795

28. Heemskerk J, Kitslaar P. Acute

compartment syndrome of the lower

leg: retrospective study on prevalence,

technique and outcome of fasciotomies.

World J Surg 2003; 27: 744-747

29. Schepsis AA, Fitzgerald M, Nicoletta

R. Revision surgery for exertional

anterior compartment syndrome of the

lower leg: technique findings, and

results. Am J Sports Med 2005; 33:

1040-1047

30. Singh N, Sidawy AN, Bottoni CR, et al:

Physiological changes in venous

hemodynamics associated with elective

fasciotomy. Ann Vasc Surg 2006; 20:

301-305