Upload
others
View
28
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
SIKAP, PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN KEPUASAN KONSUMEN
TERHADAP AGROINDUSTRI PIE PISANG DI KOTA BANDAR
LAMPUNG
(Skripsi)
Oleh
WAYAN ELPA ANDELA
2019
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
ABSTRACT
ATTITUDES, DECISION-MAKING AND CUSTOMER SATISFACTION OF
BANANA PIE AGROINDUSTRY IN BANDAR LAMPUNG CITY
By
WAYAN ELPA ANDELA
This study aims to determine consumer characteristics, attitudes, decision-making
processes and customer satisfaction toward banana pie at YA and JB. The
research samples were 66 people selected by accidental sampling. The first and
third objectives were analyzed descriptively, the second objective was analyzed
by the Multiatribut Fishbien model and the fourth objective was analyzed by
Customer satisfaction Index (CSI) and Importance Performance Analysis (IPA).
The results showed that the characteristics of consumers of banana pie were
dominated by student women aged 18-30 years who were educated at the end of
high school, and earned an income of Rp1,500,000.00-Rp2,500,000.00/month.
The frequency of buying of banana pie was the most in once a week. The
consumer decision making process on purchasing of banana pie was the same,
namely the introduction of needs, information seeking, evaluation of alternatives,
purchasing decisions and post-purchase evaluation. Consumers of banana pie at
JB gave an attitude value of 178.40, those at YA gave an attitude value of 180.
The satisfaction level of banana pie consumers at JB was 77.86 percent and 78.76
percent at YA, both were included in the satisfied category. The attribute of
banana pie that was needed to be improved at JB was the expired day, whereas
there was no attribute needed to be improved at YA
Key words : Attitude, CSI, IPA, purchasing decisions
ABSTRAK
SIKAP, PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN KEPUASAN KONSUMEN
TERHADAP AGROINDUSTRI PIE PISANG DI KOTA BANDAR
LAMPUNG
Oleh
WAYAN ELPA ANDELA
Penelitian ini bertujuan mengetahui karakteristik konsumen, sikap konsumen,
proses pengambilan keputusan dan kepuasan konsumen terhadap produk pie
pisang di JB dan YA. Sampel konsumen pie pisang sebanyak 66 orang yang
dipilih melalui Accidental Sampling. Tujuan pertama dan ke tiga dianalisis secara
deskriptif, tujuan ke dua dianalisis menggunakan model Multiatribut Fishbien dan
tujuan ke empat dianalisis dengan menggunakan Customer satisfaction Index
(CSI) dan Importance Performance Analysis (IPA). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa karakteristik konsumen pie pisang didominasi oleh
perempuan usia 18-30 tahun, pekerjaan sebagai mahasiswa dengan pendapatan
sebesar Rp1.500.000,00 - Rp2.500.000,00/bulan. Frekuensi pembelian pie pisang
rata-rata dilakukan satu kali dalam seminggu. Proses pengambilan keputusan
konsumen dalam pembelian pie pisang di YA dan JB dilakukan melalui
pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan
pembelian dan evaluasi pasca pembelian. Konsumen pie pisang di JB memberi
nilai sikap 178,40 sedangkan konsumen di YA memberi nilai 180. Tingkat
kepuasan konsumen pie pisang di JB sebesar 77,86 persen dan 78,76 persen di
YA, keduanya masuk kategori puas. Atribut pie pisang yang perlu ditingkatkan
pada JB adalah tanggal kadaluarsa, sedangkan di YA tidak terdapat atribut yang
perlu di tingkatkan.
Kata Kunci : Sikap,CSI, IPA, kepuasan, pengambilan keputusan
SIKAP, PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN KEPUASAN KONSUMEN
TERHADAP AGROINDUSTRI PIE PISANG DI KOTA BANDAR
LAMPUNG
Oleh
WAYAN ELPA ANDELA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
SARJANA PERTANIAN
Pada
Jurusan Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Lampung
2019
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG
Judul Skripsi : SIKAP, PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN
KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP
AGROINDUSTRI PIE PISANG DI KOTA
BANDAR LAMPUNG
Nama Mahasiswa : Wayan Elpa Andela
Nomor Pokok Mahasiswa : 1414131199
Program Studi : Agribisnis
Fakultas : Pertanian
MENYETUJUI
1. KomisiPembimbing
Dr. Teguh Endaryanto, S.P., M.Si. Ir. Rabiatul Adawiyah, M.Si. NIP 19691003 199403 1 004 NIP 19640825 199003 2 002
2. KetuaJurusanAgribisnis
Dr. TeguhEndaryanto, S.P., M.Si.
NIP 19691003 199403 1 004
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Dr. Teguh Endaryanto, S.P., M.Si. ......................
Sekretaris : Ir. Rabiatul Adawiyah, M.Si. .......................
Penguji
Bukan Pembimbing : Dr. Ir. Yaktiworo Indriani, M.Sc .......................
2. DekanFakultasPertanian
Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.si.
NIP 19611020 198603 1 002
Tanggal Lulus Ujian Skripsi : 23 Januari 2019
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Trimulyo Mataram pada tanggal 09
Februari 1997 dari pasangan Bapak I Made Darya dan Ibu
Ni Wayan Sukaisih. Penulis merupakan anak Pertama dari
empat bersaudara. Riwayat pendidikan yang telah
ditempuh Penulis adalah menyelesaikan studi tingkat
Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 03 Trimulyo Mataram tahun 2008, Sekolah
Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 02 Seputih Mataram pada tahun 2011,
dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 01 Seputih Mataram tahun
2014. Penulis diterima di Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas
Lampung pada tahun 2014 melalui Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi
Negeri (SBMPTN).
Selama menjadi mahasiswa di Universitas Lampung, Penulis pernah aktif menjadi
anggota Bidang III (Minat, Bakat dan Kreatifitas) pada organisasi Himpunan
Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian tahun 2014-2016. Penulis pernah menjadi
asisten dosen mata kuliah Perilaku Konsumen pada semester genap tahun ajaran
2018/2019. Pada tahun 2015 Penulis mengikuti kegiatan homestay (Praktik
Pengenalan Pertanian) selama 7 hari di Desa Gisting Kabupaten Tanggamus.
Pada Januari 2017, Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Sri
Basuki, Kecamatan Seputih Banyak, Kabupaten Lampung Tengah selama 40 hari.
Pada Juli 2017 Penulis melaksanakan Praktik Umum (PU) di PTPN VIII Kebun
Rancabali, Kabupaten Jawa Barat selama 30 hari kerja efektif.
SANWACANA
Om Swastyastu, Astungkare atas asung kerta wara nugraha Ida Sang Hyang Widhi
Wasa, (Tuhan Yang Maha Esa) sehingga Penulis dapat menyelesaikan Skripsi
yang berjudul “Sikap, Pengambilan Keputusan dan Kepuasan Konsumen
Terhadap Agroindustri Pie Pisang di Kota Bandar Lampung” dengan baik.
Penulis menyadari skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa adanya
dukungan, bimbingan, dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :
1. Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Lampung.
2. Bapak Dr. Teguh Endaryanto,S.P., M.Si., selaku Ketua Jurusan Agribisnis
dan Dosen Pembimbing pertama yang telah memberikan arahan, saran, dan
nasihat selama proses penyelesaian skripsi.
3. Ibu Ir. Rabiatul Adawiyah, M.Si., selaku pembimbing kedua atas
kesediaannya memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam proses
penyelesaian skripsi ini.
4. Ibu Dr. Ir. Yaktiworo Indriani, M.Sc., sebagai dosen penguji atas saran dan
arahan yang telah diberikan untuk penyempurnaan skripsi.
5. Bapak Ir. Achdiansyah Soelaiman, M.P., selaku dosen pembimbing akademik
atas saran dan motivasi yang telah diberikan.
6. Keluarga tercinta, Ayahanda tercinta I Made Darya dan Ibunda Ni Wayan
Sukaisih, Adik-adik ku tersayang Ni Made Tisa Monica, I Komang Veggo
Artane, I Ketut Vito Artana dan keluarga besar atas semua limpahan kasih
sayang, doa, nasihat, semangat, kebahagiaan, dan perhatian yang tak pernah
putus kepada Penulis selama ini.
7. Seluruh Dosen Jurusan Agribisnis, atas semua ilmu yang telah diberikan
selama Penulis menjadi mahasiswa di Universitas Lampung.
8. Karyawan-karyawati di Jurusan Agribisnis, Mba Iin, Mba Ayi, Mba Tunjung,
Mas Bukhari, dan Mas Boim atas semua bantuan dan kerjasama yang telah
diberikan.
9. Sahabat-sahabat seperjuangan Penulis semasa kuliah, Rohayani, Yulita Siska
Paramita, Septi Permata Sari, Rosita, Sita dan Rizkia Fortuna Utami atas
bantuan, saran, dukungan, dan semangat yang telah diberikan.
10. Sahabat-sahabat Penulis di tempat kost, Wayan Reni Sundari, Made Dina,
Elli Novia Putri, Defi Rentama Simamora, Liya Martini, Suci Desta Ayu,
Gusti Ayu Made, atas dukungan dan semangat yang selalu diberikan.
11. Teman-teman Ketut Diana, Dewa Ayu, Putu Endri, Wayan Dian Adiyana,
Kadek Laksamana, Riska, Sekar, Prima, Surya, Rian, Supri, Agung, Komang,
Thareh, Jogi, Nuy, Fadli atas semua bantuan yang diberikan sehingga Penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
12. Teman-teman seperjuangan Agribisnis 2014, Grace, Dela, Devira, Iis, Ivo,
Lutfi, Karina, Inggit, Ica, Izza, Lika, Lena, Dewi, Intan, Elisa, Measi, Marina,
Yolanda, Vidia, Yudi, Mamat, Kiki, Syendita, Yunita, Yuni Ayu, Viona
Tiara, Rizki Fitrianingsih, Rosi Triafni, Syintia, Selvi, Yohana, Viona
Pramayang, Shofia, Vania, Wigas, Saka, Wernat, Ryan, Roy,Tegar, Yazid,
Yoga, Surya, Satria, Prana, dan teman-teman lainnya yang tidak dapat
disebutkan satu persatu, terima kasih atas kebersamaannya selama ini.
13. Kakak-kakak Agribisnis 2013 (Ibrohim Saputra, Tsuraya Khoirunisa, Wayan
Nila, Tiara Shinta) serta adik-adik Agribisnis angkatan 2015, 2016, dan 2017
atas bantuan dan saran yang telah diberikan.
14. Almamater tercinta dan semua pihak yang tidak dapat Penulis sebutkan satu
persatu, yang telah membantu Penulis dalam penyusunan skripsi.
Kiranya Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa) membalas semua
kebaikan Bapak/Ibu, dan saudara-saudari sekalian. Penulis menyadari bahwa
skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Dengan segala kekurangan yang ada,
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan bagi
dunia pendidikan. Svaha.
Bandar Lampung, Januari 2019
Penulis,
Wayan Elpa Andela
i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ........................................................................................................... i
DAFTAR TABEL ................................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. v
I. PENDAHULUAN .......................................................................................... 1 A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Perumusan Masalah .................................................................................. 7
C. Tujuan ....................................................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 8
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ...................... 9 A. Tinjauan Pustaka ....................................................................................... 9
1. Pie Pisang ........................................................................................... 9
2. Perilaku Konsumen .......................................................................... 10
3. Karakteristik Konsumen .................................................................. 10
4. Atribut Produk ................................................................................. 12
5. Sikap Konsumen .............................................................................. 13
6. Proses Pengambilan Keputusan ....................................................... 18
7. Kepuasan Konsumen ....................................................................... 23
B. Kajian Penelitian Terdahulu ................................................................... 24
C. Kerangka Pemikiran................................................................................ 29
III. METODE PENELITIAN ............................................................................ 32 A. Konsep Dasar Oprasional ....................................................................... 32
B. Metode, Lokasi, Waktu Penelitian .......................................................... 36
C. Pengambilan Sampel, Pengumpulan Data, dan Jenis Data ..................... 37
D. Analisis Data ........................................................................................... 39
1. Analisis Tujuan Pertama dan Ke tiga .............................................. 39
2. Analisis Tujuan Ke Dua ................................................................... 44
3. Analisis Tujuan Ke Empat ............................................................... 45
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ....................................... 50 A. Gambaran Umum Kota Bandar Lampung .............................................. 50
1. Keadaan Geografis ........................................................................... 50
2. Keadaan Iklim dan Topografi .......................................................... 51
3. Keadaan Demografi ......................................................................... 53
ii
B. Gambaran Umum Agroindustri Pie Pisang............................................. 54
C. Gambaran Umum Agroindustri YA........................................................ 55
D. Gambaran Umun Agroindustri JB .......................................................... 57
V. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 60 A. Proses Pembuatan Pie Pisang.................................................................. 60
1. Pembuatan Pie Pisang di YA ........................................................... 60
2. Pembuatan Pie Pisang di JB............................................................. 63
3. Bagan Pembuatan Pie Pisang di YA dan JB .................................... 66
B. Karakteristik Konsumen ......................................................................... 66
1. Usia dan Jenis Kelamin .................................................................... 67
2. Pendidikan dan Pendapatan Konsumen Pie Pisang JB Dan YA ..... 68
3. Pekerjaan konsumen Pie Pisang di YA dan JB ................................ 70
4. Frekuensi pembelian pie pisang di YA dan JB ................................ 71
C. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Konsumeen terhadap
Pembelian Pie pisang YA dan JB ........................................................... 72
1. Tahap pengenalan kebutuhan konsumen pie pisang di YA dan JB . 73
2. Tahap pencarian informasi pie pisang di YA dan JB ...................... 74
3. Tahap Evaluasi Alternatif Pie Pisang di YA dan JB ....................... 77
4. Tahap keputusan pembelian Pie pisang YA dan JB ........................ 78
5. Tahap evaluasi pasca pembelian ...................................................... 80
D. Sikap Konsumen ..................................................................................... 82
E. Customer Satisfaction Index (CSI) ......................................................... 90
F. Importance Performance Analysis .......................................................... 95
VI. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 104 A. Kesimpulan ........................................................................................... 104
B. Saran ..................................................................................................... 105
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Produksi sentra perkebunan pisang di Indonesia tahun 2011-2015 ................. 1
2. Perkembangan produksi komoditas buah-buahan di Provinsi Lampung
(kuintal) ............................................................................................................. 2
3. Ringkasan beberapa penelitian terdahulu mengenai analisis sikap,
pengambilan keputusan dan kepuasan konsumen ........................................... 25
4. Hasil uji validitas tingkat kepentingan pie pisang dan tingkat kepercayaan pie
pisang di YA ................................................................................................... 41
5. Hasil uji validitas tingkat kepentingan dan kepercayaan pie pisang JB.......... 42
6. Hasil uji reliabilitas tingkat kepentingan dan kepercayaan atribut pie pisang di
YA dan JB. ...................................................................................................... 43
7. Ketentuan tingkat kepercayaan atribut (bi) pie pisang di YA dan JB ............. 45
8. Penentuan tingkat kepuasan dan interpretasi analisis Customer Satisfaction
Index ................................................................................................................ 47
9. Jumlah penduduk Kota Bandar Lampung dirinci menurut kecamatan dan jenis
kelamin tahun 2016 ......................................................................................... 53
10. Sebaran konsumen Pie Pisang JB dan YA berdasarkan jenis kelamin dan
umur ................................................................................................................ 67
11. Sebaran konsumen Pie Pisang di YA dan JB berdasarkan pendidikan dan
pendapatan....................................................................................................... 69
12. Sebaran konsumen Pie Pisang YA dan JB berdasarkan pekerjaan ................. 70
13. Sebaran konsumen Pie Pisang YA dan JB berdasarkan frekuensi pembelian 71
14. Tahap pengenalan kebutuhan pie pisang menurut konsumen di kota Bandar
Lampung, tahun 2018...................................................................................... 74
iv
15. Tahap pencarian informasi pie pisang menurut konsumen di Kota Bandar
Lampung, tahun 2018...................................................................................... 76
16. Tahap evaluasi alternatif pie pisang di YA dan JB oleh konsumen di Kota
Bandar Lampung, tahun 2018 ......................................................................... 78
17. Tahap keputusan pembelian pie pisang di YA dan JB oleh konsumen di Kota
Bandar Lampung, tahun 2018 ......................................................................... 79
18. Tahap evaluasi pasca pembelian pie pisang menurut konsumen di Kota Bandar
Lampung, tahun 2018...................................................................................... 81
19. Skor evaluasi kepentingan (ei) terhadap atribut pie pisang dan keperayaan (bi)
terhadap atribut pie pisang YA dan JB ........................................................... 83
20. Tingkat nilai kepentingan dan kepercayaan konsumen di YA dan JB
bedasarkan skor tertinggi hingga yang terrendah............................................ 85
21. Perhitungan Customer Satisfaction Index (CSI) Pie Pisang di YA................. 91
22. Perhitungan Customer Satisfaction Index (CSI) Pie Pisang JB ...................... 92
23. Sikap dan nilai Customer Satisfaction Index Pie Pisang di YA dan JB .......... 94
24. Tingkat kepentingan dan kinerja atribut Pie Pisang ........................................ 96
25. Costumer Satisfaction Index dan Importance Performance Analysis ........... 101
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Hubungan antara tiga komponen sikap ........................................................... 16
2. Kerangka Pemikiran “ Sikap, pengambilan keputusan, dan kepuasan
konsumen terhadap agroindustri pie pisang di Kota Bandar Lampung”. ....... 31
3. Struktur Organisasi di YA ............................................................................... 57
4. Struktur Organisasi di JB ................................................................................ 59
5. Bagan proses pembuatan Pie Pisang di YA dan JB ........................................ 66
6. Diagram Kartesius YA .................................................................................... 96
7. Diagram Kartesius JB ..................................................................................... 97
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pisang merupakan salah satu buah yang digemari oleh sebagian besar
penduduk karena rasanya yang enak, kandungan gizinya yang tinggi, dan
mudah didapat (Satuhu dan Supriyadi, 2000). Pisang merupakan sumber
energi yang cukup tinggi dan kaya mineral, seperti kalsium, fosfor, zat besi,
magnesium, dan kalsium. Kandungan vitamin di dalam buah pisang juga
cukup tinggi, seperti vitamin A, B, dan C. Produksi perkebunan pisang di
Indonesia tahun 2011-2015 dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Produksi sentra perkebunan pisang di Indonesia tahun 2011-2015
No Provinsi /
Tahun 2011 2012 2013 2014 2015
1 Jatim 1.188.926 1.362.881 1.527.375 1.336.685 1.629.437
2 Jabar 1.360.126 1.192.860 1.095.325 1.237.171 1.306.287
3 Lampung 687.761 817.606 938.280 1.481.692 1.937.348
4 Jateng 750.775 61.756 560.985 519.628 581.782
5 Sumut 429.629 363.061 342.297 298.910 139.541
6 Banten 248.272 248.243 315.509 220.625 137.812
7 Bali 163.685 164.699 215.252 234.215 189.440
8 Sumsel 109.268 182.958 109.131 329.389 160.186
9 Sulsel 153.540 149.061 185.353 154.490 175.388
10 NTT 184.773 148.278 136.049 129.878 108.298
11 Sumbar 113.360 137.347 136.594 138.912 136.952
12 Lainnya 742.580 804.96 717.129 780.964 796.794
Sumber : Direktorat Jendral Hortikultura, 2015
2
Berdasarkan data rata-rata produksi pisang selama tahun 2011-2015, terdapat
11 provinsi sentra produksi pisang di Indonesia yang memberikan kontribusi
hingga 88,07 persen. Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi
dengan produksi buah pisang tertinggi di mana memiliki luas sebesar
1.937.348 ha pada tahun 2015. Produksi buah pisang juga selalu mengalami
peningkatan produksi setiap tahunnya. Perkembangan produksi buah-buahan
di Provinsi Lampung dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Perkembangan produksi komoditas buah-buahan di Provinsi
Lampung (kuintal)
No Komoditas 2012 2013 2014 2015
1 Mangga 217.247 165.869 199.747 308.795
2 Pisang 8.176.063 9.842.975 14.816.921 19.376.484
3 Durian 454.038 444.444 442.993 469.560
4 Manggis 66.983 37.149 41.558 54.186
5 Rambutan 349.345 328.388 174.377 369.234
6 Alpukat 111.068 97.220 103.602 107.806
7 Belimbing 20.121 13.108 15.713 26.585
Sumber : Badan Pusat Statistika, 2015
Pisang merupakan salah satu jenis buah-buahan yang memiliki nilai ekonomis
yang tinggi dan mempunyai peluang usaha yang menjanjikan. Berdasarkan
Tabel 2, pisang juga merupakan komoditas unggulan di Provinsi Lampung
jika dibandingkan dengan buah-buahan lainnya. Melimpahnya produksi
pisang di Lampung membuat banyak usaha makanan memanfaatkan pisang
tersebut menjadi berbagai produk olahan pisang. Olahan pisang yang banyak
dijumpai saat ini yaitu keripik pisang, sale pisang, tepung pisang, bolu pisang,
dan pie pisang. Usaha pengolahan ini juga dapat memberikan nilai tambah
yang cukup tinggi pada produk pisang yang dihasilkan. Mubarok (2015),
menyatakan bahwa satu kg buah pisang segar dijual dengan harga
3
Rp4.000,00/kg namun jika diolah menjadi keripik pisang akan memiliki harga
yang lebih tinggi yaitu Rp40.000,00/kg. Pengolahan pisang menjadi keripik
pisang menghasilkan nilai tambah sebesar Rp2.607,53/kg dengan dipengaruhi
oleh nilai output dan sumbangan input lain seperti minyak goreng, mentega,
gas dan plastik.
Pie pisang merupakan produk olahan yang berbahan baku pisang. Penggunaan
bahan baku pisang merupakan salah satu upaya diversivikasi pangan dan
memanfaatkan sumberdaya lokal. Pisang juga merupakan salah satu
komoditas pertanian yang produktivitasnya cukup tinggi di Provinsi Lampung.
Pie pisang merupakan makanan yang terbuat dari kulit kue kering yang
dilapisi pisang yang di dalamnya diisi dengan berbagai varian rasa dan
topping. Perbedaan dari pie pisang dengan jenis pie lain yaitu bentuk, kulit
serta isian pastry. Bentuknnya yang unik memiliki daya tarik tersendiri jika
dibandingkan dengan pie lainnya. Kulit dan isian pada dasarnya sama dengan
pie pada umumnya, namun yang paling membedakannya adalah bahan utama
yang digunakan yaitu buah pisang. Manisnya pisang yang dipadukan dengan
berbagai macam rasa berdasarkan layer yang digunakan menjadi rasa dasar
dari pie pisang itu sendiri. Pie pisang kini banyak disukai oleh masyarakat
dan dijadikan camilan karena rasanya yang khas dan enak.
Pie pisang juga dapat dijadikan oleh-oleh khas Provinsi Lampung. Provinsi
Lampung khususnya Kota Bandar Lampung merupakan daerah yang memiliki
industri pengolahan pastry yang cukup berkembang. Industri tersebut
mencakup industri olahan rumahan yang berstatus waralaba. Saat ini banyak
4
agroindustri di Bandar Lampung yang sudah mengembangkan produk pie
pisang sehingga menyebabkan terjadinya persaingan antara pengusaha
terutama pada produk usaha sejenis. YA dan JB merupakan toko kue yang
menjual dan memproduksi pie pisang di Kota Bandar Lampung. YA
merupakan pelopor pie pisang yang ada di Kota Bandar Lampung yang mulai
mengembangkan produk pie pisang pada tahun 2014. Kemudian JB juga
mulai mengembangkan produk pie pisang pada tahun 2017. Kedua toko kue
ini sudah tidak asing lagi di kalangan masyarakat khususnya Kota Bandar
Lampung. Persaingan bisnis antara kedua toko kue tersebut dapat terlihat
dengan tempatnya yang saling berdekatan yaitu berada di Jalan Zainal Abidin
Pagar Alam dan dengan menu makanan yang relatif sama.
Permasalahan yang ada pada YA yang berlokasikan di Jalan. Zainal Abidin
Pagar Alam adalah banyaknnya jumlah pesaing yang membuat penurunan
penjualan hal ini sesuai dengan penelitian Sucahyono (2014), menyebutkan
bahwa apabila perusahaan ingin tetap bertahan dalam persaingan yang sangat
ketat maka dibutuhkan kemampuan perusahaan untuk menjual produknya
sehingga dapat meningkatkan volume penjualan yang dapat menghasilkan
keuntungan bagi perusahaan. Upaya yang dilakukan YA untuk tetap dapat
mempertahankan volume penjualan yaitu dengan memperbaiki tampilan
produk seperti penambahan varian topping, sedangkan permasalahan yang ada
pada JB di Jalan. Zainal Abidin Pagar Alam adalah sulitnya menghasilkan
tekstur kulit pie pisang yang renyah dan belum banyaknya varian topping.
Konsumen memiliki sikap dan pertimbangan-pertimbangan tertentu untuk
mengambil keputusan, yaitu kepercayaan konsumen terhadap produk
5
tersebut, seperti atribut yang terkandung dalam produk tersebut. Terdapat
beberapa atribut produk pada pie pisang yaitu, variasi rasa, harga, ukuran,
tanggal kadaluarsa, higienitas, kemasan dan tekstur dan atribut tempat yaitu
lokasi, area parkir, kebersihan tempat dan kenyamanan tempat. Konsumen
bebas menentukan pilihan membeli pie pisang yang sesuai dengan selera dan
keinginannya. Kolter dan Amstrong (2000), menjelaskan bahwa kepercayaan
konsumen adalah pengetahuan konsumen mengenai suatu objek, atribut atau
manfaat yang sangat terkait dengan sikap konsumen dan berpengaruh
terhadap keputusan pembelian konsumen.
Sikap konsumen merupakan tanggapan perasaan seseorang dan berupa
perasaan suka dan tidak suka seseorang terhadap objek tertentu. Permadi,
(2015), menyatakan bahwa sikap konsumen terhadap atribut pisang kepok di
tiga kota yaitu, Kuala Pembuang, Sampit dan Palangkaraya menunjukkan
sikap netral (biasa saja). Respon di Kota Sampit dan Palangkaraya
berdasarkan urutan nilai sikap tertinggi lebih kepada faktor kualitas produk
yaitu, atribut rasa, ukuran dan bentuk buah. Atribut yang menjadi urutan
pertama yaitu atribut harga, rasa, dan ukuran buah. Perbedaan sikap ini
disebabkan oleh perbedaan pendidikan dan pendapatan konsumen di masing-
masing kota. Setiadi (2003), menyatakan keputusan pembelian adalah
pemikiran suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif. Seorang
konsumen yang hendak mengambil pilihan maka ia harus memiliki pilihan
alternatif. Proses pengambilan keputusan konsumen terhadap suatu produk
ada lima tahap yaitu, pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi
alternatif, keputusan pembelian, dan evaluasi pasca pembelian. Hapsari
6
(2014), menyatakan bahwa faktor utama yang mempengaruhi seseorang dalam
membeli atau mengonsumsi produk kue adalah cita rasa. Selain cita rasa,
terdapat faktor kandungan gizi, bentuk/ukuran, kemasan, dan faktor lain
seperti rasa, dan higeinitas. Pihak yang berpengaruh dalam keputusan
pembelian atau mengonsumsi kue adalah diri sendiri. Keluarga dan teman
dapat menjadi pihak yang berpengaruh namun hanya sebagai inisiator,
influencer, dan user. Pihak lain seperti iklan di media dapat menjadi pihak
yang berpengaruh namun hanya sebagai inisiator dan influencer.
Menurut Mowen dan Minor (2002), kepuasan konsumen adalah keseluruhan
sikap yang ditunjukkan oleh seorang konsumen terhadap suatu produk baik
barang dan jasa setelah mereka membeli dan menggunakan barang tersebut.
Kepuasan merupakan penilaian atau evaluasi pasca pembelian yang
disebabkan oleh penggunaan dari barang tersebut. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kepuasan/ketidakpuasan kosumen adalah konsumsi dan
pemakaian konsumen atas barang dan jasa atau pengalaman untuk
mengevaluasi kinerja secara menyeluruh. Fitri (2010), menyatakan bahwa
kepuasan konsumen terhadap usaha industri keripik pisang di Kelurahan
Segala Minder adalah cukup puas. Kepuasan atau ketidakpuasan dirasakan
konsumen setelah mengonsumsi produk keripik pisang. Kepuasan yang
dirasakan konsumen setelah mengonsumsi keripik pisang akan mendorong
untuk terjadinya pembelian ulang atau mungkin hingga sampai berlangganan.
Berbagai macam produk pie pisang yang dijual di pasaran menyebabkan
persaingan antar produsen pie pisang, sehingga para pemasar pie pisang perlu
7
lebih cermat dalam memenangkan persaingan yang dihadapinya dalam
memperebutkan konsumen. Agroindustri juga dituntut untuk menciptakan
dan mempertahankan pelanggan berdasarkan sikap yang mereka lakukan
berdasarkan atribut pie pisang sehingga mereka akan melakukan proses
pengambilan keputusan pembelian yang berulang pada produk tersebut karena
konsumen merasa puas terhadap produk yang telah dikonsumsinya. Terkait
dengan ulasan di atas, menarik untuk dilakukan kajian terhadap sikap, proses
pengambilan keputusan dan kepuasan konsumen terhada agroindustri pie
pisang di Kota Bandar Lampung.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka perumusan masalah yang dapat disusun
dalam penelitian ini yaitu:
1. Bagaimana karakteristik konsumen pie pisang di JB dan YA Kota Bandar
Lampung.?
2. Bagaimana proses pengambilan keputusan konsumen pada produk pie
pisang di JB dan YA Kota Bandar Lampung.?
3. Bagaimana sikap konsumen terhadap produk pie pisang di JB dan YA di
Kota Bandar Lampung.?
4. Bagaimana kepuasan konsumen terhadap produk pie pisang di JB dan YA
Kota Bandar Lampung.?
8
C. Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan, maka penelitian ini
memiliki tujuan, yaitu:
1. Mengetahui karakteristik konsumen pie pisang di JB dan YA Kota Bandar
Lampung.
2. Mengetahui proses pengambilan keputusan terhadap produk pie pisang di
JB dan YA Kota Bandar Lampung.
3. Mengetahui sikap konsumen pie pisang di JB dan YA Kota Bandar
Lampung.
4. Mengetahui kepuasan konsumen terhadap produk pie pisang di JB dan YA
Kota Bandar Lampung.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pihak-pihak terkait, yaitu bagi:
1. Produsen, sebagai pertimbangan dalam menjalankan dan mengembangkan
kegiatan usahanya.
2. Bagi peneliti lain, penelitian ini diharapkan menambah wawasan dan
referensi bacaan.
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
A. Tinjauan Pustaka
1. Pie Pisang
Pie merupakan salah satu jenis produk short pastry yaitu jenis pastry yang
paling sederhana yang terbuat dari bahan utuma tepung terigu, gula,
garam, air, dan lemak. Proses pembuatannya pie pisang dilakukan dengan
menggunakan bahan-bahan kering seperti tepung terigu, garam dan gula
dicampur dengan lemak melalui proses pencampuran sehingga terbentuk
tekstur yang beremah (crumbly). Pie diproduksi dengan cara di panggang
dengan menggunakan mesin pemanggang. Biasanya pie disajikan dengan
penambahan tepung custard dan irisan buah diatasnya (Syarbini, 2016).
Pesatnya perkembangan teknologi dan informasi dengan memanfaatkan
bahan pangan lokal yang berkualitas, telah banyak inovasi dari produk pie
pisang baik dari segi rasa dan bentuknya. Salah satu inovasi produk pie
adalah pisang. Pie pisang dibuat dengan bahan baku utama pisang. Pie
pisang merupakan salah satu oleh-oleh khas Lampung yang kini sedang
populer. Pie pisang memiliki ciri khas bentuk layaknya bentuk pisang
dengan isian pastry di bagian tengah. Ciri khas bentuk tersebut menjadi
kelebihan produk untuk menarik perhatian dan daya beli konsumen.
10
2. Perilaku Konsumen
Pemahaman mengenai perilaku konsumen terhadap tindakan yang
langsung dilakukan konsumen dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan
menghabiskan produk, jasa termasuk proses pengambilan keputusan yang
mendahului dan mengikuti tindakan tersebut (Engel, Blacwell dan
Miniard, 1994). Perilaku konsumen merupakan studi yang mengkaji
bagaimana individu membuat keputusan membelanjakan sumberdaya yang
tersedia dan dimiliki (waktu, uang, dan usaha) untuk mendapatkan barang
atau jasa yang nantinya akan dikonsumsi.
Menurut Sumarwan (2011), perilaku konsumen adalah semua kegiatan,
tindakan serta proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada
saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan
produk, dan jasa setelah melakukan hal-hal di atas atau kegiatan
mengevaluasi. Studi perilaku konsumen adalah suatu studi mengenai
bagaimana seorang individu membuat keputusan untuk mengalokasikan
sumberdaya yang tersedia. Perilaku konsumen menggambarkan
bagaimana konsumen membuat keputusan pembelian dan bagaimana
mereka menggunakan dan mengatur pembelian barang dan jasa.
3. Karakteristik Konsumen
Karakteristik demografi yang sangat penting untuk memahami konsumen
adalah usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, agama, suku bangsa,
pendapatan, jenis keluarga, status pernikahan, lokasi geografi, dan kelas
11
sosial. Memahami usia konsumen adalah penting, karena konsumen yang
berbeda usia akan mengkonsumsi produk dan jasa yang berbeda.
Perbedaan usia juga akan mengakibatkan perbedaan selera dan kesukaan
terhadap merek. Semua penduduk berapapun usiannya adalah konsumen
namun, pemasar perlu mengetahui dengan pasti apakah usia dijadikan
dasar untuk segmentasi pasar produknya (Sumarwan, 2003).
Pendidikan dan pekerjaan adalah dua karakteristik konsumen yang saling
berhubungan. Pendidikan akan menentukan jenis pekerjaan yang
dilakukan oleh konsumen. Pengaruh lingkungan atau tempat tinggal
konsumen juga akan mempengaruhi pola konsumsinya. Orang yang
tinggal di desa harus meninggalkan desanya agar bisa mengikuti
pendidikan tinggi, ia harus ke kota lain bahkan ke provinsi lain.
Sebaliknya, konsumen yang tinggal di kota-kota besar lebih mudah
memperoleh semua barang dan jasa yang dibutuhkannya. Para pemasar
harus memahami dimana konsumen tinggal, agar bisa memfokuskan
kemana produknya akan dijual (Sumarwan, 2003).
Pendapatan adalah imbalan yang diterima oleh seorang konsumen dari
pekerjaan yang dilakukan untuk mencari nafkah. Pendapatan pada
umumnya diterima dalam bentuk uang. Pendapatan adalah sumberdaya
material yang sangat penting bagi konsumen. Oleh karena itu, pendapatan
konsumen bisa membiayai kegiatan konsumsinya, dengan alasan inilah
para pemasar perlu mengetahui pendapatan konsumen yang menjadi
12
sasaran pasarnya, dimana pendapatan konsumen dapat menjadi indikator
penting besarnya jumlah produk yang bisa dibeli konsumen.
4. Atribut Produk
Atribut adalah karakteristik dari suatu produk. Konsumen biasanya
memiliki atribut terhadap atribut produk. Menurut Kotlet dan Amstrong
(2003), atribut produk adalah pengembangan suatu produk atau jasa yang
melibatkan penentuan manfaat yang akan diberikan. Atribut produk
terbagi menjadi atribut fisik dan atribut abstrak. Atribut fisik adalah ciri-
ciri suatu produk seperti ukuran produk, warna produk, dan bentuk produk
berdasarkan persepsi konsumen.
Menurut Sumarwan (2003), atribut produk adalah pengembangan suatu
produk atas jasa yang melibatkan penentuan manfaat yang akan diberikan.
Atribut produk adalah karakteristik dari objek sikap (Ao). Menurut
Tjiptono (2007), atribut produk merupakan sesuatu yang melekat dalam
suatu produk dan memiliki beberapa ciri-ciri fisik. Atribut fisik
merupakan atribut yang melekat dalam suatu produk barang atas jasa yang
mempengaruhi keputusan konsumen dalam pengambilan keputusan dalam
mengkonsumsi barang dan jasa. Unsur-unsur penting dalam suatu produk
yang dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan meliputi: harga,
merek, kemasan, jaminan,pelayanan, manfaat, kenyamanan, dan
sebagainya.
13
5. Sikap Konsumen
Sikap konsumen adalah faktor penting yang akan mempengaruhi
keputusan konsumen. Konsep sikap sangat terkait dengan konsep
kepercayaan dan perilaku. Mowen dan Minor (1998), menyebutkan
bahwa istilah pembentukan sikap konsumen sering kali menggambarkan
hubungan antara kepercayaan, sikap, dan perilaku. Kepercayaan, sikap,
dan perilaku juga terkait dengan konsep atribut produk. Atribut produk
adalah karakteristik dari suatu produk. Konsumen biasanya memiliki
kepercayaan terhadap atribut suatu produk.
Kotler dan Amstrong (1997), menyebutkan bahwa sikap merupakan
evaluasi, perasaan, kecendrungan seseorang yang secara konsisten
menyukai atau tidak menyukai suatu objek atau gagasan. Lamb, Hair,
Mcdaniel (2001), menyebutkan bahwa sikap menempatkan orang pada
kerangka berfikir tentang menyukai atau tidak menyuakai sesuatu,
bergerak mendekat atau menjauhi dari hal itu. Sikap seseorang
membentuk sebuah pola, dan mengubahnya membentuk banyak
penyesuaian yang sulit dalam sikap-sikap lainnya.
Sikap adalah suatu kecendrungan yang dipelajari untuk memberikan
respon secara konsisten terhadap suatu objek yang diberikan, seperti
halnya suatu merek. Sikap tergantung pada sistem nilai dari seseorang
individu yang mewakili standar pribadi tentang baik, buruk, benar dan
salah, dan seterusnya, oleh karena itu sikap cenderung lebih tahan lama
dan kompleks dibandingkan dengan kepercayaan
14
Daniel Kazt diterjemahkan oleh Sutisna (2002:103) mengklasifikasikan
empat sikap yaitu :
1. Fungsi Utilitarian
Merupakan fungsi yang berhubungan dengan prinsip-prinsip dasar
imbalan dan hukuman. Konsumen mengembangkan beberapa sikap
terhadap produk atas dasar apakah suatu produk memberikan kepuasan
atau kekecewaan.
2. Fungsi Ekspresi Nilai
Konsumen mengembangkan sikap terhadap suatu merek produk bukan
didasarkan kemampuan merek produk itu mengekspresikan nilai-nilai
yang ada pada dirinya.
3. Fungsi Mempertahankan Ego
Sikap yang dikembangkan konsumen cenderung untuk melindunginya
dari tantangan eksternal maupun perasaan internal, sehingga
membentuk fungsi mempertahankan ego.
4. Fungsi Pengetahuaan
Sikap membantu konsumen mengorganisasikan informasi yang begitu
banyak yang setiap hari dipaparkan pada dirinya. Fungsi pengetahuan
dapat membantu konsumen mengurangi ketidakpastian dan
kebingungan dalam memilah-milah informasi yang relevan dan tidak
relevan dengan kebutuhannya.
Kepercayaan merek, evaluasi merek, dan maksud untuk membeli
merupakan tiga komponen sikap. Kepercayaan merek adalah komponen
konatif dari sikap, evaluasi merek adalah komponen afektif atau perasaan,
15
dan maksud untuk membeli adalah komponen konatif atau tindakan.
Adapun penjelasan mengenai ketiga komponen tersebut adalah (Suryani,
2012).
a. Komponen kognitif
Komponen kognitif berkenaan dengan hal-hal yang diketahui individu
atau pengalaman individu baik yang sifatnya langsung atau tidak
langsung dengan objek sikap.
b. Komponen afektif
Komponen afektif berkenaan dengan perasaan dan emosi konsumen
mengenai objek sikap. Komponen afektif ini dapat beragam
ekspresinya mulai dari rasa sangat tidak suka atau sangat tidak senang
hingga sangat suka dan sangat senang.
c. Komponen konatif
Komponen konatif berkenaan dengan predisposisi atau kecendrungan
individu (konsumen) untuk melakukan suatu tindakan berkenaan
dengan objek sikap. Jadi komponen ini bukan perilaku nyata, namun
masih berupa keinginan untuk melakukan suatu tindakan.
Rakmat (2004), mengklasifikasikan kedalam tiga komponen yaitu
komponen afektif, komponen kognitif, dan komponen konatif. Komponen
afektif yang merupakan aspek emosional dari faktor sosiopsikologi.
Komponen kognitif adalah aspek intelektual yang berkaitan dengan apa
yang diketahui manusia. Komponen konatif adalah aspek yang
berhubungan dengan kebiasaan dan kemauan bertindak.
16
Hubungan antara ketiga komponen ini dijelaskan pada gambar di bawah ini
(Setiadi, 2003):
Gambar 1. Hubungan antara tiga komponen sikap
Terdapat keterkaitan yang erat diantara ketiga komponen sikap. Individu
akan merasa nyaman kelau ketiga komponen tersebut bersesuaian atau
harmoni. Jika tidak ada kesesuaian berarti terjadi disonansi, yang
menyebabkan konsumen merasa tidak nyaman atau tidak enak.
Menurut Suryani (2012), Model Multiatribut Fishbein adalah model yang
dikembangkan oleh Martin Fishbein. Menurut Fishbein sikap konsumen
merupakan fungsi dari persepsi dan penilaiannya terhadap berbagai atribut
dari objek sikap. Terdapat tiga konsep penting yang dinyatakan Fisbein,
yaitu: The Attitude Toward Object, The Attitude Toward Behavior Model
dan The Theory of Reasoned Action Model. The Attitude Toward Object
merupakan model yang lebih aplikatif penerapannya untuk mengetahui
sikap konsumen terhadap suatu produk atau objek sikap yang lain.
Komponen Kognitif
Kepercayaan terhadap
merek
Komponen Afektif
Evaluasi Merek
Komponen Konatif
Maksud untuk membeli
17
Mengacu pada model ini, sikap konsumen terhadap suatu produk atau
merk tertentu dari suatu produk merupakan fungsi dari evaluasi
(penilaiannya) terhadap atribut atau keyakinanya tertentu mengenai produk
tersebut. Konsumen yang memberikan penilaian positif atas suatu produk
atau memiliki keyakinan yang positif terhadap suatu produk akan memiliki
sikap yang positif. Dirumuskan oleh Fishbein secara matematis:
o ∑ bi ei ( )
n
i
Keterangan :
= keseluruhan sikap individu terhadap objek
= apakah keyakinan terhadap atribut I suatu objek kuat atau tidak
= evaluasi kebaikan atau keburukan suatu atribut
n = jumlah keyakinan
Model Fishbein memperlihatkan bahwa sikap terhadap suatu objek (Ao)
bergantung pada probabilitas bahwa suatu objek mempunyai atribut-
atribut tertentu (bi), dan pada tingkat diinginkannya atribut-atribut itu (ei).
Suryani, (2012), mengemukakan tiga konsep utama Model Fishbein, yaitu:
1. Atribut
Atribut adalah karakteristik dari suatu sikap. Atribut adalah
kepercayaan konsumen bahwa produk memiliki berbagai atribut yang
akan dipertimbangkan konsumen ketika mengevaluasi suatu objek
sikap (Ao) suatu produk.
2. Kepercayaan
Kepercayaan adalah kekuatan kepercayaan bahwa suatu produk
memiliki atribut tertentu. Konsumen akan mengungkapkan
kepercayaan tarhadap berbagai atribut yang dimiliki suatu merek dan
18
produk yang dievaluasinya, langkah ini digunakan oleh bi yang
mengukur kepercayaan konsumen terhadap atribut yang dimiliki oleh
masing-masing merek.
3. Evaluasi atribut
Evaluasi adalah evaluasi baik atau buruknya suatu atribut, yaitu
menggambarkan penting atau tidaknya suatu atribut bagi konsumen.
Konsumen akan mengidentifikasi atribut-atribut atau karakteristik
yang dimiliki objek yang akan dievaluasi. Konsumen akan
menganggap atribut produk memiliki tingkat kepentingan yang
berbeda. Kemudian konsumen akan mengevaluasi kepentingan atribut
tersebut. Komponen ei mengukur evaluasi kepentingan atribut-atribut
yang dimiliki oleh objek tersebut. Konsumen belum memperhatikan
merek dari suatu produk ketika mengevalusai tingkat kepentingan
atribut tersebut mengukur seberapa senang persepsi konsumen
terhadap atribut dan suatu produk merek.
6. Proses Pengambilan Keputusan
Menurut Kotler (2001), menyatakan bahwa sebelum melakukan
pembelian, konsumen akan menjalani tahap-tahap yang terdiri dari
pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan
pembelian, dan perilaku pasca pembelian. Berikut penjelasan mengenai
tahapan-tahapan proses pengambilan keputusan konsumen adalah sebagai
berikut:
19
a. Pengenalan Kebutuhan
Pengenalan kebutuhan sebagai tahap awal pengambilan keputusan
dapat berasal dari dalam diri konsumen atau dari hasil interaksi antara
konsumen atau hasil antara konsumen dengan lingkungan serta
konsumen lain.
b. Percarian Informasi
Konsumen akan mencari informasi jika konsumen memandang bahwa
kebutuhan tersebut dapat terpenuhi dengan membeli dan
mengkonsumsi suatu produk. Tahan pencarian informasi ini,
konsumen akan mencari berbagai informasi mengenai produk yang
akan dibelinya dengan mempelajari merek beserta ciri-ciri dari produk
tersebut. Salah satu faktor kunci bagi pemasar adalah sumber-sumber
informasi utama yang dipertimbangkan oleh konsumen dan pengaruh
relatif dari masing-masing sumber terhadap keputusan-keputusan
membeli. Sumber-sumber informasi konsumen dapat dikelompokkan
menjadi empat kelompok:
1. Sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga,dan kenalan.
2. Sumber komersial: iklan, tenaga penjualan, penyalur, kemasan dan
pameran.
3. Sumber umum: media massa, organisasi konsumen.
4. Sumber pengalaman: pernah menangani, menguji, dan
menggunakan produk.
20
Secara umum konsumen mencari informasi terbanyak dari suatu
produk dari sumber-sumber komersial, yaitu sumber-sumber yang
didominasi oleh para pemasar. Pada sisi lain, informasi yang paling
efektif justru berasal dari sumber-sumber pribadi. Setiap sumber
informasi melakukan suatu fungsi yang agak berbeda dalam
mempengaruhi keputusan pembelian. Informasi komersial umumnya
melaksanakan fungsi memberitahu, sedangkan sumber pribadi
melaksanakan fungsi legitimasi dan evaluasi.
c. Evaluasi Alternatif
Evaluasi alternatif adalah proses mengevaluasi pilihan produk dan
merek, pemilihan disesuai dengan keinginan konsumen. Pada proses
evaluasi alternatif, konsumen membandingkan berbagai macam pilihan
yang dapat memecahkan masalah yang dihadapinya. Kebanyak model
dari proses evaluasi konsumen sekarang bersifat kognitif, yaitu mereka
memandang konsumen sebagai pembentuk penilaian terhadap produk
terutama berdasarkan pada pertimbangan yang sadar dan rasional.
d. Keputusan pembelian
Pada tahap ini, konsumen akan menentukan kapan membeli, dimana
membeli produknya, dan bagaimana membayarnya. Konsumen juga
mungkin membentuk tujuan membeli untuk merek yang disukai.
Walaupun demikian, dua faktor yang mempengaruhi tujuan membeli
dan keputusan membeli. Faktor yang pertama adalah sikap orang lain,
sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternatif pilihan seseorang
21
akan tergantung pada dua hal : (1) intensitas sikap negatif orang lain
tersebut terhadap alternatif pilihan konsumen dan (2) motivasi
konsumen untuk menuruti keinginan orang lain tersebut. Semakin
tinggi intensitas sikap negatif orang lain tersebut akan semakin dekat
hubungan orang tersebut dengan konsumen, maka semakin besar
kemungkinan konsumen akan menyesuaikan tujuan pembeliannya.
e. Pasca pembelian
Konsumen akan mengevaluasi pembelian yang akan dilakukan (puas
atau tidak puas) setelah konsumen tersebut melakukan pembelian.
Konsumen juga akan terlibat pada tindakan-tindakan sesudah
pembelian dan penggunaan produk yang akan menarik minat pasar.
Pekerjaan pemasaran tidak akan berakhir pada saat suatu produk
dibeli, tetapi akan terus berlangsung hingga periode setelah pembelian.
Teknik Pendekatan untuk mempengaruhi keputusan konsumen (Setiadi,
2003):
1. Teknik pendekatan stimulasi respon
Teknik ini merupakan teknik penyampaian ide-ide atau pengetahuan
tentang suatu produk dan merek kepada konsumen agar konsumen
tertarik atau termotivasi untuk mengambil keputusan membeli produk-
produk yang disampaikan itu. Dengan kata lain, pemilik toko atau
pramuniaga memberi stimulasi berupa produk-produk yang ada dalam
toko. Kemudian diharapkan konsumen dapat meresponnya secara
positif.
22
2. Teknik pendekatan humanistik
Teknik ini merupakan teknik pendekatan yang bersifat manusiawi.
Pada teknik ini keputusan membeli sepenuhnya diserahkan kepada
konsumen yang bersangkutan. Pemilik toko atau pramuniaga hanya
lebih bersifat menyediakan berbagai jenis produk, merek, warna,
kualitas, dan memberikan informasi tentang manfaat, kebaikan, dan
kelemahan yang terdapat pada masing-masing produk yang tersedia
3. Teknik pendekatan kombinasi
Teknik ini merupakan teknik pendekatan dari hasil kombinasi antara
teknik stimulus-respon dan teknik humanistik. Pemilik toko atau
pramuniaga dalam menghadapi konsumen lebih bersifat
mengkondisikan perilaku yang memungkinkan konsumen termotivasi
untuk membeli, namun keputusan membeli sepenuhnya diserahkan
kepada konsumen.
4. Teknik pendekatan dengan komunikasi yang persuasif
Teknik ini merupakan teknik pendekatan dengan menggunakan
komunikasi persuasif dengan rumus AIDDAS : A = Attention
(perhatian), I = Interest (minat), D = desire (hasrat), D = Decision
( keputusan), A = Action (tindakan), dan S= Saticfacation (kepuasan).
Pertama kali perlu dibangkitkan perhatian konsumen terhadap suatu
produk agar timbul minatnya, kemudian kembangkan hasratnya untuk
membeli produk tersebut dan arahkan konsumen untuk mengambil
keputusan untuk membeli produk yang sesuai dengan kebutuhannya,
dengan harapan konsumen merasa puas setelah membeli.
23
7. Kepuasan Konsumen
Proses keputusan konsumen tidak akan berhenti hanya sampai proses
konsumsi. Konsumen akan melakukan proses evaluasi terhadap konsumsi
yang telah dilakukan, inilah yang disebut sebagai evaluasi alternatif pasca
pembelian atau pasca konsumsi. Proses ini juga bisa disebut sebagai
proses evaluasi alternatif tahap kedua. Hasil dari proses evaluasi pasca
konsumsi adalah konsumen puas atau tidak puas terhadap konsumsi
produk atau merek yang telah dilakukannya. Konsumen yang telah
mengkonsumsi suatu produk atau jasa maka, akan memiliki perasaan puas
atau tidak puas terhadap suatu produk atau jasa yang dikonsumsi.
Kepuasan akan mendorong konsumen membeli dan mengkonsumsi ulang
produk tersebut. Sebaliknya, perasaan yang tidak puas akan menyebabkan
konsumen kecewa dan menghentikan pembelian kembali dan konsumsi
produk tersebut.
Menurut Mowen dan Minor (2002), kepuasan konsumen adalah
keseluruhan sikap yang ditunjukan oleh seorang konsumen terhadap suatu
produk baik barang dan jasa setelah mereka membeli dan menggunakan
barang tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan/
ketidakpuasan konsumen adalah konsumsi dan pemakaian konsumen atas
barang atau jasa dan pengalaman untuk mengevaluasi kinerjanya secara
menyeluruh.
24
Ketika konsumen membeli suatu produk, maka ia memiliki harapan
tentang bagaimana produk tersebut berfungsi (product performance).
Produk akan berfungsi sebagai berikut:
a. Produk berfungsi lebih baik dari yang diharapkan, inilah yang disebut
sebagai konfirmasi positif. Jika ini terjadi, maka konsumen akan
merasa puas.
b. Produk berfungsi seperti yang diharapkan, inilah yang disebut sebagai
konfirmasi sederhana, produk tersebut tidak memberikan rasa puas,
dan produk tersebut pun tidak mengecewakan konsumen. Konsumen
akan memiliki perasaan natural.
c. Produk berfungsi lebih buruk dari yang diharapkan, inilah yang disebut
sebagai dikonfirmasi negatif. Produk yang berfungsi buruk, tidak
sesuai dengan harapan konsumen akan menyebabkan kekecewaan,
sehingga konsumen merasa tidak puas.
B. Kajian Penelitian Terdahulu
Tinjauan penelitian terdahulu memperlihatkan persamaan dalam hal metode,
hasil dan waktu penelitian. Penelitian terdahulu akan memberikan gambaran
kepada peneliti tentang penelitian sejenis yang akan dilakukan, sehingga dapat
dijadikan referensi bagi penulis. Hal ini dimaksudkan memberikan gambaran
kepada penulis tentang penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan
dapat dilihat pada Tabel 4.
25
Tabel 3. Ringkasan beberapa penelitian terdahulu mengenai analisis sikap, pengambilan keputusan dan kepuasan konsumen
No Peneliti Judul Metode Analisis Hasil
1 Hapsari,
Herlina,
Indrasti, 2014.
Studi persepsi konsumen
terhadap varian produk bolu
pisang
Analisis deskriptif, uji
validitas, uji reliabilitas dan
multiple corespondence
Analysis
Pada penelitian ini terlihat bahwa faktor utama
yang mempengaruhi seseorang dalam membeli
atau mengkonsumsi produk kue adalah cita
rasa. Selain cita rasa, terdapat faktor
kandungan gizi, bentuk/ukuran kemasan, dan
faktor lain seperti rasa dan higeinitas.
Sedangkan pihak yang berpengaruh dalam
keputusan pembelian atau mengkonsumsi kue
adalah diri sendiri. Secara umum konsumen
menyukai varian-varian rasa bolu pisang yang
diproduksi oleh Alania Chocolava
2 Hasanawati,
Kusumawati, 2015.
Studi preferensi konsumen
terhadap pemasaran sale
pisang dalam kemasan
Metode deskriptif survey dan
metode exsplanatory
Faktor utama yang mendukung dari kemasan
sale pisang sehingga konsumen berminat
membeli sale pisang dalam kemasan adalah
kemasannya yang higienis/bersih. Faktor utama
penghambat dari sale pisang yang
mengakibatkan konsumen tidak berminat untuk
membeli sale pisang adalah kemasan yang
rusak. Sale pisang yang didukung kemasan
yang baik dapat meningkatkan minat konsumen
untuk membelinya
26
Tabel 3. (Lanjutan) No Peneliti Judul Metode Analisis Hasil
3. Azalia,
Utomo,
Hanun, 2017.
Analisis Optimalisasi
produksi produk pastry( studi
kasus salah satu industri
Bakerydi Kota Bandar
Lampung)
Analisis kualitatif
kuantitatif, dan
menggunakan aplikasi
LINDO
Hasil optimasi menunjukan bahwa jumlah
produksi pie pisang pada kondisi aktual
sebanyak 22052 potong per bulan. Penggunaan
sumber daya dalam memproduksi produk pie
pisang belum digunakan secara optimal, hal ini
dapat dilihat adanya perbedaan pada kondisi
aktual dan kondisi optimal. Sumber daya yang
berstatus berlebihan meliputi bahan baku, jam
tenaga kerja produksi, dan jam kerja mesin
dough sheeter dan oven
4. Pratiwi,
Handayani,
Widyawati, 2013.
Studi komparatif usaha sale
pisang goreng dan kripik
pisang di Kabupaten
Grobogan
Metode deskriptif
Analisis, profitabilitas, dan
uji komparatif
Rata-rata efisiensi usaha sale pisang goreng
lebih tinggi yaitu 1,52 dibandingkan dengan
usaha kripik pisang dengan rata-rata efisiensi
sebesar 1,33. Rata-rata profabilitas sale pisang
lebih tinggi yaitu 52,45% dari pada usaha kripik
pisang yaitu 32,74% . hasil uji komparatif
menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan
keuntungan dan efisiensi antara usaha sale
pisang dan kripik pisang di Kabupaten
Grobogan
27
Tabel 3. (Lanjutan) No Peneliti Judul Metode Analisis Hasil
5. Budiawati,2012. Implementasi marketing mix
dan pengaruhnya terhadap
keputusan pembelian
konsumen pada produk
unggulan keripik pisang
agung di Kabupaten
Lumajang
Data primer dan sekonder,
penelitiang menggunakan
metode analisis multivariate
Implementasi marketing mix yang terdiri dari
roduk, tempat, promosi dan harga mempunyai
pengaruh yang signifikan secara parsial
terhadap keputusan pembelian konsumen pada
produk unggulan keripik pisang agung di
kecamatan lumajang. Koefisien determinasi
sebesar 0,555 menunjukkan bahwa
implementasi marketing mix yang telah
dilakukan mempunyai pengaruh terhadap
keputusan konsumen membeli produk unggulan
keripik pisang agung sebesar 55,5% dan sisanya
sebesar 44,5 % dipengaruhi oleh variabel yang
tidak diteliti dalam penelitian ini.
6. Anggraini,
Sriyadi,
Istiyanti, 2017.
Analisis usaha dan nilai
tambah industri olahan
pisang di Kota Palu Provinsi
Sulawesi Tengah
Analisis deskriptif , analisis
kuantitatif,data primer,
sekunder.
Nilai tambah dari usaha olahan pisang di Kota
Palu menjadi kripik pisang dan sale pisang
yaitu Rp. 14.334 dengan rasio nilai tambah
sebesar 55,09% dan sale pisang memiliki nilai
tambah mencapai Rp. 22.890 dengan rasio nilai
tambah sebesar 75,28% untuk setiap 1 kg bahan
baku pisang.
28
Tabel 3. (Lanjutan) No Peneliti Judul Metode Analisis Hasil
7. Rahmah,
Restuhadi,
Khaswarina,
2015.
Analisis atribut bauran pemasaran
yang mempengaruhi kepuasan
konsumen pisang goreng kipas
kuantan-II di Kota Pekanbaru
Data primer, sekunder,
skala likert, dan
Importance
Performance Analysis
(IPA)
Analisis IPA menggabungkan tingkat kepentingan
konsumen dan kinerja atribut yang akan menempatkan
setiap atribut pada empat area kuadran yaitu kuadran I,
kuadran II, kuadran III, dan kuadran IV. Atribut yang
berada pada kuadran I adalah ketersediaan produk, nilai
gizi produk, tempat parkir, dan kenyamannan toko.
Atribut yang ada pada kuadran II adalah rasa produk,
aroma produk, kemasan produk, merek produk dan papan
nama produk. Kuadran III adalah ukuran produk, bentuk
produk, promosi produk dan iklan, lokasi pemasaran dan
pelayanan toko. Atribut yang berada pada kuadran IV
adalah tingkat kematangan, masa simpan, dan harga. Nilai
sikap konsumen sebesar 562, 29 yang mendekati skala
sangat baik.
8. Fitri,
Gitosaputro,
Sadar, 2010.
Respon konsumen terhadap
produk usaha industri keripik
pisang di Kelurahan Segala
Minder Kecamatan Tanjung
Karang Barat Kota Bandar
Lampung
Metode survei, data
primer, sekunder,
metode analisis
deskriptif dan analisis
nonparametrik korelasi
rank spearman
Faktor yang meyebabkan respon konsumen terhadap
produk usaha industri keripik pisang semakin baikyaitu
inovasi rasa, kemasan, kerenyahan, harga dan pelayanan
oleh produsen. Namun lokasi penjualan tidak berhubungan
nyata dengan respon konsumen terhadap produk usaha
keripik pisang.
29
C. Kerangka Pemikiran
Kota Bandar Lampung merupakan daerah yang memiliki industri pengolahan
pastry yang cukup berkembang. Saat ini banyak agroindustri di Bandar
Lampung yang sudah mengembangkan produk pie pisang sehingga
menyebabkan terjadinya persaingan antara pengusaha terutama pada produk
usaha sejenis. JB dan YA merupakan toko kue yang menjual dan
memproduksi pie pisang dan sudah memiliki beberapa cabang Kedua toko
kue ini sudah tidak asing lagi di kalangan masyarakat khususnya Kota Bandar
Lampung. Persaingan bisnis antara kedua toko kue tersebut dapat terlihat
dengan tempatnya yang saling berdekatan yaitu berada di Jalan Zainal Abidin
Pagar Alam dan dengan menu makanan yang relatif sama.
Permasalahan yang ada pada YA yang berlokasikan di Jalan. Zainal Abidin
Pagar Alam adalah banyaknnya jumlah pesaing yang membuat penurunan
penjualan hal ini sesuai dengan penelitian Sucahyono (2014), menyebutkan
bahwa apabila perusahaan ingin tetap bertahan dalam persaingan yang sangat
ketat maka dibutuhkan kemampuan perusahaan untuk menjual produknya
sehingga dapat meningkatkan volume penjualan yang dapat menghasilkan
keuntungan bagi perusahaan. Upaya yang dilakukan YA untuk tetap dapat
mempertahankan volume penjualan yaitu dengan memperbaiki tampilan
produk seperti penambahan varian topping, sedangkan permasalahan yang ada
pada JB di Jalan. Zainal Abidin Pagar Alam adalah sulitnya menghasilkan
tekstur kulit pie pisang yang renyah dan belum banyaknya varian topping.
30
Konsumen memiliki sikap dan pertimbangan-pertimbangan tertentu untuk
mengambil keputusan, yaitu kepercayaan konsumen terhadap produk tersebut,
seperti atribut yang terkandung dalam produk tersebut. Hal ini berpengaruh
terhadap jumlah produk yang dikonsumsi. Konsumen bebas menentukan
pilihan membeli pie pisang yang sesuai dengan selera dan keinginannya.
Berbagai macam produk pie pisang yang dijual di pasaran menyebabkan
persaingan antar produsen pie pisang. Agroindustri juga dituntut untuk
menciptakan dan mempertahankan pelanggan berdasarkan sikap yang mereka
lakukan berdasarkan atribut pie pisang sehingga mereka akan melakukan
proses pengambilan keputusan pembelian yang berulang pada produk tersebut
karena konsumen merasa puas terhadap produk yang telah dikonsumsinya.
Setiap konsumen memiliki karakteristik yang berbeda-beda sehingga
menyebabkan terjadinya perbedaan dalam mengkonsumsi suatu produk. Pada
penelitian ini karakteristik konsumen yang akan dikaji meliputi usia,
pekerjaan, jenis kelamin pendidikan, dan pendapatan. Karakteristik konsumen
dapat mempengaruhi bagaimana sikap konsumen terhadap suatu produk.
Sikap konsumen merupakan faktor penting yang akan mempengaruhi
pengambilan keputusan konsumen. Pengambilan keputusan untuk membeli
suatu produk oleh konsumen dapat melalui beberapa tahap yaitu pengenalan
kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, proses pembelian dan
perilaku pasca pembelian. Proses Pengambilan keputusan dipengaruhi oleh
beberapa atribut yang ada pada produk. Atribut produk pada pie pisang yaitu
rasa, harga, ukuran, variasi produk, Higienitas, tanggal kadaluarsa, kemasan,
tekstur, lokasi, area parkir, kebersihan tempat, dan kenyamanan tempat.
31
Atribut produk tersebut akan mempengaruhi apakah konsumen merasa puas
atau tidak. Tingkat kepuasan konsumen diukur dengan menggunakan metode
Costumer Satisfacation Index (CSI) dan Importance Performance Index (IPA)
Gambar 2. Kerangka Pemikiran “ Sikap, pengambilan keputusan, dan kepuasan
konsumen terhadap agroindustri pie pisang di Kota Bandar
Lampung”.
Agroindustri Pie Pisang
YA & JB
Konsumen
Krakteristik
konsumen :
1. Usia (tahun)
2. Pekerjaan
3. Jenis kelamin
4. Pendidikan (tahun)
5. Pendapatan (Rp)
Proses pengambilan
keputusan :
1. Pengenalan
kebutuhan
2. Pencarian
informasi
3. Evaluasi alternatif
4. Proses pembelian
5. Perilaku pasca
pembelian
Atribut Produk :
1. Rasa
2. Harga
3. Ukuran
4. Variasi Produk
5. Higienitas
6. Tanggal kadaluarsa
7. Kemasan
8. Tekstur
Atribut Tempat :
1. Lokasi
2. Area parkir
3. Kebersihan tempat
4. Kenyamanan tempat
Sikap konsumen Kepuasan Konsumen
III. METODE PENELITIAN
A. Konsep Dasar Oprasional
Konsep dasar dan batasan oprasional merupakan definisi yang digunakan
untuk memperoleh data dan melakukan analisis yang berhubungan dengan
tujuan penelitian.
Pie pisang merupakan makanan yang terbuat dari kulit kue kering yang
dilapisi pisang yang di dalamnya diisi dengan berbagai varian rasa dan
topping.
Konsumen adalah orang yang membeli dan mengkonsumsi produk pie pisang
di JB dan YA.
Karakteristik konsumen adalah berbagai aspek yang mencakup usia,jenis
kelamin, pekerjaan, pendidikan, pendapatan, dan jumlah anggota keluarga.
Usia adalah umur konsumen yang mengkonsumsi pie pisang di JB dan YA.
Pada penelitian ini usia konsumen dibatasi minimal 17 tahun.
Pendidikan adalah jenjang pendidikan terakhir yang ditempuh oleh konsumen
yaitu SD, SMP, SMA, Diploma, dan Sarjana.
33
Pekerjaan adalah sesuatu kegiatan yang harus dilakukan oleh seseorang untuk
dapat memenuhi kebutuhannya sehari-hari.
Pendapatan adalah imbalan yang diterima oleh seorang konsumen dari
pekerjaan yang dilakukan untuk mencari nafkah (Rp/bulan).
Proses pengambilan keputusan adalah pertimbangan konsumen terhadap suatu
produk barang atau jasa sebelum melakukan keputusan pembelian yang sesuai
keinginan.
Sikap konsumen adalah ungkapan perasaan seseorang tentang suatu objek
apakah disukai atau tidak. Sikap juga menggambarkan kepercayaan
konsumen terhadap berbagai atribut dan manfaat dari objek tersebut. Analisis
sikap konsumen dalam penelitian ini diukur dengan analisis Multiatribut
Fishbein.
Kepuasan konsumen adalah dampak dari perbandingan harapan konsumen
sebelum pembelian dengan yang sesungguhnya diperoleh oleh konsumen dari
produk yang dibeli. Analisis kepuasan konsumen dapat diukur dengan metode
Customer Satisfaction Index dan Importance Performance Analaysis.
Atribut produk adalah kelengkapan baik fisik maupun non fisik yang melekat
pada suatu produk yang berfungsi sebagai kriteria evaluasi sebelum
pengambilan keputusan.
Rasa adalah sensasi yang diterima indra pengecap dalam mengkonsumsi pie
pisang di JB dan YA. Pengukuran menggunakan skala likert yaitu: Sangat
34
enak (5), enak (4), cukup enak (3), kurang enak (2), tidak enak (1). Pie pisang
memiliki berbagai macam rasa yaitu rasa coklat, almond, keju, greentea, dan
berbagai rasa lainnya.
Variasi produk adalah variasi berbagai macam rasa yang ada pada produk pie
pisang yang terdapat di JB dan YA. Pengukuran menggunakan skala likert
yaitu: Sangat bervariasi (5),bervariasi (4), cukup bervariasi (3), tidak
bervariasi (2), sangat tidak bervariasi (1).
Harga adalah sejumlah uang yang harus dikeluarkan konsumen dalam
melakukan pembelian pie pisang di JB dan YA. Pengukuran menggunakan
skala likert yaitu: Sangat murah (5), murah (4), cukup murah (3), mahal (2),
sangat mahal (1).
Higienitas adalah tingkat kebersihan agroindustri pie pisang JB dan
YA.Pengukuran menggunakan skala likert yaitu: Sangat higienitas (5),
higienitas (4), cukup higienitas (3), tidak higienitas (2), sangat higienitas (1).
Ukuran adalah tanggapan yang diberikan oleh konsumen setelah melihat
langsung ukuran dari produk pie pisang. Pengukuran menggunakan skala
likert yaitu: Sangat pas (5), besar (4), cukup (3), kecil (2), sangat kecil (1).
Kemasan adalah kondisi kelayakan luar bungkusan pie pisang yang ada di JB
dan YA. Menggunakan skala likert yaitu : Sangat menarik (5), menarik (4),
cukup menarik (3), kurang menarik (2), tidak menarik (1).
35
Tekstur adalah salah satu sifat bahan atau produk pie pisang di JB dan YA.
Pengukuran menggunakan skala likert yaitu: Sangat renyah (5), renyah (4),
cukup renyah (3), tidak renyah (2), sangat tidak renyah (1).
Tanggal kadaluarsa adalah tersedianya pemberitahuan tanggal kadaluarsa pada
produk pie pisang di JB dan YA. Pengukuran menggunakan skala likert yaitu:
Sangat jelas (5), jelas (4), cukup jelas (3), kurang jelas (2), tidak jelas (1).
Ketersediaan area parkir adalah lokasi khusus untuk meletakan kendaraan
konsumen. Pengukuran menggunakan skala likert yaitu: Sangat memadai (5),
memadai (4), cukup memadai (3), kurang memadai (2), tidak memadai (1).
Lokasi tempat adalah kemudahan konsumen untuk mengakses tempat di JB
dan YA. Pengukuran menggunakan skala likert yaitu: Sangat strategis (5),
strategis (4), cukup strategis (3), kurang strategis (2), sangat tidak strategis (1).
Kenyamanan tempat adalah suasanan nyaman yang dirasakan konsumen saat
membeli makanan di JB dan YA. Pengukuran menggunakan skala likert
yaitu: Sangat nyaman (5), nyaman (4), cukup nyaman (3), tidak nyaman (2),
sangat tidak nyaman (1).
Kebersihan tempat adalah keadaan tempat yang bebas dari sampah atau bau.
Kebersihan tempat akan mempengaruhi proses pembelian ulang di JB dan
YA. Pengukuran menggunakan skala likert yaitu: Sangat bersih (5), bersih
(4), cukup (3), kotor (2), sangat kotor(1).
36
Analisis deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang tidak menguji hipotesis
tertentu, melainkan lebih pada menggambarkan apa adanya suatu gejala,
variabel, atau keadaan.
Multiatribut Fishbein adalah sikap konsumen terhadap suatu objek melalui
sikap yang berdasarkan kepada (produk atau merek) yang sangat ditentukan
oleh sikap konsumen terhadap atribut yang akan dievaluasi.
Customer Satisfaction Index adalah indeks tingkat kepuasan konsumen yang
merupakan suatu ukuran keterkaitan konsumen kepada suatu merek.
Importance Performance Analysis merupakan suatu teknik penerapan yang
mudah untuk mengukur atribut dan tingkat kepentingan dan kinerja yang
berguna untuk pengembangan program pemasaran yang efektif.
B. Metode, Lokasi, Waktu Penelitian
Metode penelitian yang akan digunakan adalah metode survei. Metode survei
adalah penelitian yang mengambil sebagian populasi untuk mewakili seluruh
populasi yang diwawancarai dengan menggunakan kuesioner sebagai alat
pengumpulan data yang pokok (Singarimbundan Effendi, 1995).
Saat ini banyak agroindustri di Bandar Lampung yang sudah mengembangkan
produk pie pisang sehingga menyebabkan terjadinya persaingan antar
pengusaha terutama pada produk usaha sejenis. Penelitian ini dilakukan di
YA dan JB dengan pertimbangan bahwa YA dan JB merupakan toko kue yang
menjual dan memproduksi pie pisang. Kedua toko kue ini sudah tidak asing
37
lagi di kalangan masyarakat khususnya Kota Bandar Lampung. Persaingan
bisnis antara kedua toko kue tersebut dapat terlihat dengan tempatnya yang
saling berdekatan yaitu berada di Jalan Zainal Abidin Pagar Alam dan dengan
menu makanan yang relatif sama. Kota Bandar Lampung juga merupakan
pusat perekonomian dan pemerintahan Provinsi Lampung, dimana
masyarakat memiliki pendapatan yang cukup tinggi dibandingkan kabupaten
lain di Provinsi Lampung. Kota Bandar Lampung juga merupakan daerah
yang memiliki industri pastry yang cukup berkembang. Penelitian ini
dilakukan pada bulan April 2018.
C. Pengambilan Sampel, Pengumpulan Data, dan Jenis Data
Teknik penarikan sampling pada penelitian ini yaitu menggunakan non
probability samplingdengan metode Accidental sampling. Berdasarkan pada
pertimbangan kemudahan untuk melakukannya. Peneliti memilih siapa yang
ditemui dilokasi penelitian dan bersedia untuk dijadikan responden.
Responden adalah konsumen yang bersedia untuk diwawancarai atau
pengunjung yang membeli makanan pie pisang di YA dan JB. Adapun
kriteria yang harus dipenuhi oleh responden adalah : (1) konsumen yang
dipilih sebagai respoden merupakan konsumen yang berusia 17 tahun ke atas
(2) konsumen sudah pernah mengkonsumsi pie pisang minimal dua kali dalam
kurun waktu tiga bulan. (3) konsumen yang bersedia di wawancarai atau
mengisi kuesioner yang telah disediakan. Penentuan jumlah sampel pada
penelitian ini, merujuk pada teori Isaac dan Michael (1981). Teori Isaac dan
Michael (1981), tersebut adalah sebagai berikut:
38
n = S
d S
...........................................................................(2)
Keterangan:
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah populasi anggota
Z = Derajat Kepercayaan (95% = 1,96)
= Variasi sampel (5% = 0,05)
d =Derajat penyimpangan (5% = 0,05)
Berdasarkan rumus Isaac dan Michael (1981), maka dapat ditentukan jumlah
sampel sebagai berikut:
Sampel penelitian di YA:
n = ( , ) ( , )
( ) , ( , ) , = 34 Responden
Sampel penelitian di JB:
n = ,
,
( ) , , , = 32 Responden
Pengambilan sampel pada penelitian ini merujuk pada teori Isac dan Micheal
dimana penentuan sampel ditentukan berdasarkan jumlah populasi konsumen
yang membeli pie pisang di YA dan di JB. Jumlah populasi konsumen yang
membeli pie pisang di YA sebesar 60 konsumen dan 55 konsumen di JB.
Jumlah populasi ini diperoleh berdasarkan hasil turun lapang yang telah
dilakukan selama dua minggu. Setelah dilakukan perhitungan maka diperoleh
total jumlah konsumen yang akan diwawancarai yaitu sebesar 66 sampel
dimana 34 konsumen di YA dan 32 konsumen di JB. Data yang dikumpulkan
berupa data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diambil
langsung dengan menggunakan kuesioner yang dibuat sebelumnya dengan
melakukan wawancara. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari studi
39
litelatur, laporan-laporan, publikasi dan pustaka lainnya yang berhubungan
dengan penelitian ini serta lembaga atau instasi yang terkait dengan penelitian
ini, seperti Badan Pusat Statistika, Dinas Perkebunan Bandar Lampung dan
lainnya.
D. Analisis Data
Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah anallisis deskriptif,
analisis Multiatribut Fishbein, Costumer Statisfacaction Index dan Importance
Performance Analaysis.
1. Analisis Tujuan Pertama dan Ke tiga
Analisis data yang digunakan untuk menjawab tujuan pertama dan ketiga
adalan analisis deskriptif kualitatif. Tujuannya yaitu mengetahui
karakteristik (usia, jenis kelamin, pendidikan,pekerjaan,pendapatan) dan
proses pengambilan keputusan ( pengenalan kebutuhan, pencarian
informasi, evaluasi alternatif, proses pembelian, perilaku pasca pembelian)
konsumen pie pisang di Kota Bandar Lampung. Menurut Nazir (2003),
metode deskriptif adalah metode dalam meneliti status kelompok manusia,
suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran atau suatu kelas
peristiwa pada masa sekarang. Tujuannya yaitu untuk membuat suatu
deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat
mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang
diselidiki. Sebelum melakukan analisis terhadap sikap konsumen terhadap
pie pisang terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas untuk
40
menguji atribut pie pisang pada kuesioner yang diisi oleh 66 konsumen.
Pengujian responden dilakukan untuk mengetahui sejauh mana atribut-
atribut pie pisang dalam kuisioner sudah tepat dan dapat digunakan dalam
penelitian.
1. Uji Validitas
Ghozali (2009), menyatakan bahwa uji validitas digunakan untuk
mengukur sah, atau valid tidaknya suatu kuesioner. Uji validitas
menguji kuesioner sebagai alat ukur. Pengujian validitas dilakukan
oleh 30 konsumen, distribusi skor 30 tersebut dianggap sudah
mendekati angka sebaran normal. Suatu kuesioner dikatakan valid jika
pertanyaan pada suatu kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu
yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Pada penelitian ini
perhitungan validitas dapat diukur menggunakan rumus Pearson
Product Moment yaitu :
= (∑ ) (∑ )(∑ )
√ ∑ ) ] [( ∑ ) (∑ ) .............................(3)
Keterangan:
R = Nilai Koefisien kolerasi (validitas)
X = Skor tiap atribut
Y = Skor total tiap responden
XY = Skor tiap atribut dikalikan skor total
n = Jumlah responden
Menurut Sufren dan Natanael (2013), uji validitas menggambarkan
tentang keabsahan dari alat ukur apakah pertanyaan- pertanyaan sudah
tepat untuk mengukur apa yang ingin diukur. Nilai validitas dapat
diketahui dengan mencari r hitung dan dibandingkan dengan r Tabel.
Nilai validitas dapat dikatakan baik jika nilai corrected item dari total
41
correlation bernilai diatas 0,2. Apabila nilai correlation sudah ditas 0,2
maka butir-butir tersebut dikatakan valid. Data secara lengkap uji
validitas dan reliabilitas tingkat kepentingan dan kepercayaan di YA
dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Hasil uji validitas tingkat kepentingan pie pisang dan tingkat
kepercayaan pie pisang di YA
No Variabel indikator
Tingkat kepentingan pie
pisang
Tingkat kepercayaan
pie pisang YA
Corrected Item- Total Correlation
1 Rasa 0.487 0.236
2 Harga 0.328 0.380
3 Ukuran 0.254 0.234
4 Variasi produk 0,467 0.308
5 Higienitas 0.415 0.270
6 Tanggal kadaluarsa 0.465 0.260
7 Kemasan 0.396 0.359
8 Tekstur 0.387 0.329
9 Lokasi 0.452 0.586
10 Area parkir 0.358 0.552
11 Kenyamanan 0.222 0.349
12 Kebersihan 0.503 0.547
Berdasarkan hasil uji validitas pada Tabel 4 menunjukan bahwa 12
atribut yang digunakan untuk mengukur tingkat kepentingan pie pisang
dan tingkat kepercayaan pie pisang YA sudah valid karena nilai
corrected item dari total correlation di atas 0,2. Uji validitas pie pisang
di JB dapat dilihat pada Tabel 5.
42
Tabel 5. Hasil uji validitas tingkat kepentingan dan kepercayaan pie
pisang JB
No Variabel indikator
Tingkat
kepentingan pie
pisang
Tingkat kepercayaan
pie pisang JB
Corrected Item- Total Correlation
1 Rasa 0.487 0.318
2 Harga 0.328 0.273
3 Ukuran 0.254 0.204
4 Variasi produk 0,467 0.279
5 Higienitas 0.415 0.205
6 Tanggal kadaluarsa 0.465 0.524
7 Kemasan 0.396 0.368
8 Tekstur 0.387 0.245
9 Lokasi 0.452 0.465
10 Area parkir 0.358 0.442
11 Kenyamanan 0.222 0.331
12 Kebersihan 0.503 0.384
Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bahwa nilai Corrected Item- Total
Correlation dari 12 atribut yang ada di JB tersebut adalah valid karena
setiap atribut pie pisang memiliki nilai di atas 0,2.
2. Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui keandalan dari atribut-
atribut yang diajukan pada konsumen dalam kuesioner. Menurut
Ghozali (2005), reliabilitas digunakan untuk mengetahui kereliabelan
dari atribut-atribut yang diajukan pada responden dalam kuesioner.
Teknik uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji
cronbach alpha
Tinggi rendahnya reliabilitas ditunjukkan oleh angka yang disebut
sebagai koefisien reliabilitas. Hasil dari uji reliabilitas dapat
diperhitungkan dengan menggunakan Statistical Package for the Social
43
Sciences (SPSS 17) dan dikatakan reliabel dengan standar dapat
diterima jika memberikan nilai cronbach alpha> 0,7 (Sugiono,2008).
Rumus uji Cronbach Alpha:
r 11 = [k
k- ] [ -
∑ i
i] .............................................................(4)
Keterangan :
r11 = Reliabilitas instrumen
k = Banyaknya butir pertanyaan
⅀ i = Jumlah varians butir
i = Varians total
Tabel 6. Hasil uji reliabilitas tingkat kepentingan dan kepercayaan
atribut pie pisang di YA dan JB.
YA Cronbach’s
Alpha JB
Cronbach’s
Alpha
Tingkat
kepentingan 0.738
Tingkat kepentingan 0.738
Tingkat
kepercayaan 0.734
Tingkat kepercayaan 0.699
Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat bahwa nilai Crounbach’s Alpha
tingkat kepentingan atribut sebesar 0,738 dan Cronbach’s Alpha
tingkat kepercayaan pie pisang 0.734 di YA dan 0.699 di JB maka
semua pertanyaan yang diajukan di dalam kuesioner dinyatakan reliabel
karena nilainya di atas 0,6. Hal tersebut menunjukkan bahwa
pertanyaan kuesioner untuk variabel atribut dalam menghitung tingkat
kepentingan dan kepercayaan pie pisang JB dinyatakan valid dan
reliabel.
44
2. Analisis Tujuan Ke Dua
Analisis data yang digunakan untuk menjawab tujuan kedua adalah
analisis model multiatribut Fishbein. Analisis multiatribut Fishbein yaitu
untuk mengetahui sikap konsumen terhadap keputusan membeli pie pisang
di YA dan JB. Model multiatribut Fishbein yang digunakan dapat
dijelaskan dengan rumus berikut menurut Suryani, (2012) :
o ∑ bi ei ( )
n
i
Keterangan :
= keseluruhan sikap individu terhadap objek
= apakah keyakinan terhadap atribut i suatu objek kuat atau tidak
= evaluasi kebaikan atau keburukan suatu atribut
n = jumlah keyakinan
Variabel Ao merupakan sikap konsumen terhadap produk (dalam hal
iniadalah pie pisang), yang diperoleh dari hasil perkalian setiap skor
evaluasi (ei) dengan skor kepercayaan (bi) konsumen terhadap atribut pie
pisang. Komponen (ei) adalah evaluasi kepentingan atribut-atribut yang
terdapat pada produk pie pisang yang diukur dengan skor (5), (4), (3), (2),
(1). Skor (5) sangat penting, (4) penting, (3) cukup penting (2) tidak
penting, (1) sangat tadak penting. Komponen (bi) sama dengan
pengukuran skor evaluasi ei yaitu (5), (4), (3), (2), (1). Skor pengukuran
pada atribut-atribut produk dapat dilihat pada Tabel 7.
45
Tabel 7. Ketentuan tingkat kepercayaan atribut (bi) pie pisang di YA
dan JB
Atribut
Keterangan
5 4 3 2 1
Rasa Sangat
enak
Enak Cukup
enak
Tidak
enak
Sangat
tidak enak
Harga Sangat
murah
Murah Cukup
murah
Mahal Sangat
malah
Ukuran Sangat
pas
Besar Cukup Kecil Sangat
kecil
Tekstur Sangat
Renyah
Renyah Cukup
renyah
Tidak
renyah
Sangat
tidak
renyah
Higienitas Sangat
higienitas
Higienitas Cukup
higienitas
Tidak
higienitas
Sangat
higienitas
Tanggal
kadaluarsa
Sangat
jelas
Jelas Cukup
jelas
Tidak
jelas
Sangat
tidak jelas
Kemasan Sangat
menarik
Menarik Cukup
menarik
Tidak
menarik
Sangat
tidak
menarik
Variasi
produk
Sangat
beragam
Beranekar
agam
Cukup
beragam
Sedikit Sangat
sedikit
Lokasi Sangat
strategis
Strategis Cukup
strategis
Tidak
strategis
Sangat
tidak
strategis
Area parkir Sangat
memadai
Cukup Tidak
memadai
Kurang Sangat
kurang
Kebersihan
tempat
Sangat
bersih
Bersih Cukup
bersih
Kotor Sangat
kotor
Kenyamanan
tempat
Sangat
nyaman
Nyaman Cukup
nyaman
Tidak
nyaman
Sangat
tidak
nyaman
Sumber : Data primer, 2017 (data diolah)
3. Analisis Tujuan Ke Empat
Analisis tingkat kepuasan konsumen merupakan analisis yang digunakan
untuk menjawab tujuan keempat yang diukur menggunakan indeks
kepuasan konsumen Customer satisfacation Index dan Importance
Performance Analysis (IPA).
46
a. Customer satisfacation Index (CSI)
Customer satisfacation Index adalah suatu ukuran keterkaitan
konsumen kepada suatu merek dan produk. Customer satisfacation
Index dapat digunakan untuk dapat mengetahui berapa persen tingkat
kepuasan konsumen terhadap suatu produk atau jasa. Ukuran ini
memberikan gambaran tentang kemungkinan seorang pelanggan
beralih keproduk lain, terutama jika merek tersebut memiliki
perubahan, baik mengenai perubahan harga, kualitas pelayanan
maupun atribut lainnya yang mempengaruhi kepuasan konsumen
(Supranto,2006). Adapun tahapan dalam pengukuran CSI adalah
sebagai berikut :
1. Menghitung Weighted factor (WT), yaitu mengubah nilai rata-rata
kepentingan menjadi angka presentasi dari total rata-rata dari
tingkat kinerja seluruh atribut dengan total 100 persen. Weghted
factor adalah fungsi dari rata-rata skror kepentingan (RSP-i)
masing-masing atribut dalam bentuk persentase (%) dari total rata-
rata tingkat kepentingan (RSP-i) untuk seluruh atribut yang diuji
Weight Factor =
x 100 % ...........................................(6)
2. Cara menghitung Index kepuasan konsumen adalah sebagai
berikut:
a. Menghitung Weighted Score (WS) yaitu adalah perkalian rata-
rata skor kinerja (RSK) dengan Weighting factor (WF), dengan
rumus:
Weighted Score = RSK X WF ................................................(7)
47
b. Menghitung Weighted Total(WT) yaitu menunjukkan semua
Weighted Score (WS) dengan semua atribut produk dan
kualitas pelayanan.
c. Menghitung Indeks Kepuasan Konsumen, yaitu Weighted
Total (WT) dibagi skala maksimal (Heighest Scale/HS), yaitu
skala 5 dikalikan 100%
CSI =
x 100 % .................................................................(8)
Tabel 8. Penentuan tingkat kepuasan dan interpretasi analisis Customer
Satisfaction Index
Rentang skala Interpretasi
0,00-0,20 Sangat tidak puas
0,21-0,40 Tidak puas
0,41-0,60 Cukup puas
0,61-0,80 Puas
0,81-1,00 Sangat puas
Sumber : Supranto,2006
b. Importance and Performance Analysis (IPA)
Analisis tingkat kepuasan merupakan analisis yang digunakan untuk
menjawab tujuan ketiga yang diukur dengan menggunakan Importance
Performance Analysis. Importance Performance Analysis merupakan
suatu teknik penerapan yang mudah untuk mengukur atribut dari
tingkat kepentingan dan kinerja yang berguna untuk pengembangan
program pemasaran yang efektif. Pada analisis Importance
Performance Analysisakan dihasilkan empat kuadran yang terbentuk
dari tingkat kepentingan dan tingkat kinerja. Tingkat kepentingan
yang dimaksud adalah kinerja aktual dari atribut yang dirasakan oleh
konsumen. Tingkat kinerja erat kaitannya dengan penilaian konsumen.
48
Setiap kuadran yang terbentuk merupakan penilaian dari konsumen
terhadap atribut-atribut dari suatu produk. Dari kuadran tersebut akan
didapatkan kesimpulan mengenai produk yang ada dipasaran dan
bagaimana produk yang diharapkan konsumen sehingga produsen
dapat mengambil tindakan terkait dengan upaya menghasilkan suatu
produk yang dapat memuaskan konsumen. Adapun grafik yang
digunakan untuk menghitung rata-rata tingkat kepentingan atribut dan
nilai rata-rata nilai kinerja atribut dapat dilihat pada Gambar 3.
Kepentingan
Y
Kuadran I Kuadran II
( Prioritas Utama) (Pertahankan Prestasi)
Y
Kuadran III Kuadran IV
(Prioritas Rendah) (Berlebihan)
X X Pelaksanaan
(Kinerja/ Kepuasan)
Berdasarkan gambar 3 menunjukkan grafik Importance Performance
Analysis (IPA) yaitu:
1. Kuadran 1 menunjukkan faktor atau atribut yang mempengaruhi
kepuasan pelanggan, termasuk unsur-unsur jasa yang dianggap
sangat penting, namun manajemen belum melaksanakannya sesuai
keinginan pelanggan.
49
2. Kuadran II menunjukkan unsur jasa pokok yang telah berhasil
dilaksanakan perusahaan, untuk itu wajib dipertahankannya.
Dianggap sangat penting dan sangat memuaskan.
3. Kuadran III menunjukkan beberapa faktor yang kurang penting
pengaruhnya bagi pelanggan, pelaksanaannya oleh perusahaan
biasa-biasa saja. Dianggap kurang penting dan kurang
memuaskan.
4. Kuadran IV menunjukkan faktor yang mempengaruhi pelanggan
kurang penting, akan tetapi pelaksanaannya berlebihan. Dianggap
kurang penting tetapi sangat memuaskan.
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Gambaran Umum Kota Bandar Lampung
Kota Bandar Lampungmulai terbentuk pada tanggal 17 juni 1983 sebagai
bagaian dari wilayah kota dalam pembentukan keresidenan Provinsi Lampung
yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 3 tahun 1964.
Berikut adalah penjelasan mengenai keadaan geografis, iklim dan topografi,
serta keadaan demografi yang ada di Kota Bandar Lampung.
1. Keadaan Geografis
Kota Bandar Lampung merupakan Ibukota dari Provinsi Lampung dan
merupakan pusat kegiatan pemerintah, sosial, politik, pendidikan, dan
kebudayaan serta perekonomian. Secara geografis kota Bandar Lampung
terletak pada ° ’ sampai dengan ° 7’ Bujur Timur. Kota Bandar
Lampung memiliki luas wilayah 197,22 Km² atau hanya sebesar 0,57%
persen dari total luas wilayah Provinsi Lampung. Kota Bandar Lampung
terletak pada ketinggian rata-rata 77,08 meter di atas permukaan laut.
Kota Bandar Lampung terdiri dari 20 Kecamatan dan 126 Kelurahan.
Secara administratif Kota Bandar Lampung dibatasi oleh :
a. Batas utara : Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan.
b. Batas selatan : Kecamatan Padang Cermin, Ketibung dan Teluk
51
Lampung, Kabupaten Lampung Selatan.
c. Batas timur : Kecamatan Tanjung Bintang, Kabupaten Lampung
Selatan.
d. Batas barat : Kecamatan Gedung Tataan dan Padang Cermin
Kabupaten Lampung Selatan.
2. Keadaan Iklim dan Topografi
Kota Bandar Lampung memiliki iklim tipe A yang berarti lembab
sepanjang tahun. Curah hujan berkisar antara 2.257-2.454
mm/tahundengan jumlah hari hujan 76-166 hari/tahun. Kelembaban udara
Kota Bandar Lampung berkisar antara 60 sampai 85 persen dengan suhu
udara 23-37°C. Kecepatan angin berkisar 2,78-3,80 knot dengan arah
dominan dari Barat (November-Januari), Utara (Maret-Mei), Timur (Juni-
Agustus), dan Selatan (September-Oktober).
( Badan Pusat Statistik, 2014).
Kota Bandar Lampung berada di bagian Selatan Provinsi Lampung (Teluk
Lampung) dan ujung Selatan Pulau Sumatera. Menurut kondisi topografi,
Provinsi Lampung dapat dibagi menjadi lima satuan ruang, yaitu :
1. Daerah berbukit sampai bergunung, dengan ciri khas lereng-lereng
yang curam dengan kemiringan lebih dari 25 persen dan ketinggian
rata-rata 300 meter dpl. Daerah ini meliputi Bukit Barisan, kawasan
berbukit disebelah Timur Bukit Barisan, serta Gunung Rajabasa.
2. Daerah berombak sampai bergelombang, yang dicirikan oleh bikit-
bukit sempit, kemiringan antara delapan persen hingga 15 persen, dan
52
ketinggian antara 300 meter sampai 500 meter dpl. Kawasan ini
meliputi wilayah Gedong Tataan, Kedaton, Sukoharjo, dan Pulau
Panggung di Daerah Kabupaten Lampung Selatan, serta Adirejo dan
Bangunrejo di Daerah Kabupaten Lampung Tengah.
3. Daerah Alluvial, mencakup kawasan yang sangat luas meliputi
lampung tengah hingga mendekati pantai sebelah Timur. Ketinggian
kawasan ini berkisaran antara 25 hingga 75 meter dpl, dengan
kemiringan nol persen sampai tiga persen.
4. Dataran rawa pasang surut di sepanjang pantai Timur dengan
ketinggian 0,5 hingga satu meter di atas permukaan laut.
5. Daerah aliran sungai, yaitu Tulang Bawang, Seputih, Sekampung,
Semangka, dan Way Jepara.
Kota Bandar Lampung terletak pada ketinggian 0 sampai 700 meter diatas
permukaan laut dengan topografi yang terdiri dari (Badan Pusat Statistik,
2014).
1. Daerah pantai yaitu sekitar Teluk Betung bagian selatan dan Panjang.
2. Daerah perbukitan yaitu Teluk Betung bagian Utara.
3. Daerah dataran tinggi serta sedikit bergelombang terdapat di sekitar
Tanjung Karang bagian Barat yang dipengaruhi oleh Gunung Balau
serta perbukitan Batu Serampok di bagian Timur Selatan.
4. Teluk Betung dan pulau-pulau kecil bagian Selatan.
53
3. Keadaan Demografi
Penduduk di Kota Bandar Lampung terdiri dari berbagai macam etnik,
sehingga bisa dibilang Kota Bandar Lampung bersifat heterogen dengan
jumlah penduduk pada tahun 2015 adalah 979.287 jiwa dengan data
perkecamatan sebagai berikut.
Tabel 9. Jumlah penduduk Kota Bandar Lampung dirinci menurut
kecamatan dan jenis kelamin tahun 2016
No Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Teluk Betung Barat 15.363 14.436 29.799
2 Teluk Betung Timur 21.396 20.249 41.645
3 Teluk Betung Selatan 19.960 19.393 39.353
4 Bumi Waras 28.949 27.793 56.742
5 Panjang 37.736 36.570 74.306
6 Tanjung Karang Timur 18.520 18.588 37.108
7 Kedamaian 26.584 26.008 52.592
8 Teluk Betung Utara 25.300 25.293 50.593
9 Tanjung Karang Pusat 25.263 25.863 51.126
10 Enggal 13.684 14.400 28.084
11 Tanjung Karang Barat 27.724 26.986 54.710
12 Kemiling 32.683 32.954 65.637
13 Langkapura 17.129 16.815 33.944
14 Kedaton 24.495 24.560 49.055
15 Rajabasa 24.472 23.555 48.027
16 Tanjung Senang 22.900 22.875 45.775
17 Labuhan Ratu 22.606 22.237 44.843
18 Sukarame 28.487 28.434 56.921
19 Sukabumi 29.348 27.986 57.334
20 Way Halim 30.612 30.881 61.493
Total 493.211 485.876 979.087
Sumber : BPS Kota Bandar Lampung, (2016)
Pada Tabel 9 menunjukkan bahwa jumlah penduduk di Kota Bandar
Lampung yaitu sebesar 979,087 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki
sebesar 493.211 dan jumlah penduduk perempuan sebesar 485.876. Pada
Tabel 6 juga terlihat bahwa jumlah penduduk terpadat adalah Kecamatan
Panjang dengan jumlah sebesar 74.306 jiwa, sementara jumlah penduduk
paling sedikit adalah Kecamatan Enggal dengan jumlah sebesar 28.084.
54
B. Gambaran Umum Agroindustri Pie Pisang
Pie pisang merupakan salah satu oleh-oleh khas Lampung yang kini sedang
populer untuk menarik perhatian dan daya beli konsumen. Terdapat beberapa
agroindustri yang menjual pie pisang selain di YA dan JB yaitu Kripik Sinta,
Askha Jaya, dan beberapa agroindutri lainnya yang berada di Gang PU.
Kripik sinta merupakan agroindustri yang berada di jalan Jl. Pagar Alam,
Segala Minder, Tanjung Karang Barat, Bandar Lampung. Pada agroindustri
ini menjual berbagai macam produk oleh-oleh khas lampung seperti kripik
pisang, kripik singkong, klanting, pie pisang dan beberapa olehan pisang
lainnya.
Selain itu Agroindustri Askha jaya yang merupakan salah satu toko oleh-oleh
Lampung yang mulai didirikan semenjak tahun 2009. Agroindustri ini berada
di Jl. Pagar Alam, Segala Minder, Tanjung Karang Barat, Bandar Lampung
dimana sudah memiliki sekitar 5 outlet. Adapun beberapa produk yang dijual
pada tempat ini yaitu kripik pisang, kripik singkong dengan berbagai macam
rasa, selain itu terdapat salah satu produk unggulan yang ada pada tempat ini
yaitu pie pisang. Selain itu terdapat beberapa toko lainnya yang juga menjual
pie pisang yang berlokasikan di jalan Jl. Pagar Alam, Segala Minder, Tanjung
Karang Barat, Bandar Lampung .
55
C. Gambaran Umum Agroindustri YA
1. Sejarah Agroindustri YA
Perusahaan Perseorangan (PO) YA berawal dari kecintaan seorang anak
remaja terhadap dunia kuliner. Yussy terus belajar dan mengembangkan
diri untuk dapat mewujudkan keinginannya khususnya di bidang ini.
Yussy Asifaurini mulai menjalankan bisnisnya pada tahun 1992 yaitu
dengan menjual kue buatannya kepada teman-teman sekolahnya dan
tetangganya. Hingga tahun 1993 Yussy terus memasarkan produknya,
dengan respon masyarakat yang sangat positif yang terus membeli produk
kue yang dibuat.
Usaha dimulai dengan membuka toko kecil di samping rumahnnya,
pesanan demi pesanan terus berdatangan baik dari teman ibu arisan, kantor
dinas, maupun teman-teman kuliahnya ditambah lagi dengan dorongan
dari keluarga dan tetangga untuk membuat toko yang lebih besar.
Dukungan tersebut membuat Yussy akhirnya mendirikan toko kue dan roti
yang lebih besar dengan nama “Y ” pada tahun yang berlokasikan
di Jl. Jendral Sudirman No. 17 A Bandar Lampung.
Pada tahun 2015 YA mulai membuka cabang yang kedua Jl. ZA Pagar
Alam Kedaton Bandar Lampung. Tujuan didirikan YA bread and cake
adalah sebagai penyaluran hobi Yussy Asifaurini akan dunia kuliner,
selain itu beliau ingin menciptakan alternatif buah tangan khas Lampung.
Berlimpahnya buah pisang di Provinsi Lampung menjadi salah satu alasan
56
menciptakan kuliner khas Lampung yaitu Pie Pisang. YA telah
memproduksi lebih dari 20 jenis kue dan roti dalam memasarkan produk-
produknya. Terdapat tiga jenis divisi yaitu pastry, bakery dan kue
tradisional. Pastry merupakan jenis kue yang terbuat dari campuran
tepung terigu, susu dan lemak, baik lemak padat maupun lemak cair.
Pastry yang dimaksud adalah kue modern seperti pie pisang, brownies,
cakecoco banana dan lain sebagainnya. Bakery merupakan bagian dari
pastry yang berupa roti yang diproduksi di YA sedangkan kue tradisional
merupakan jajanan pasar yang sering kita jumpai di pasar tradisional
sebagai makanan ringan untuk acara-acara tertentu. Misalnnya gorengan,
lemper, pempek, dan lain sebagainnya. Adapun Visi dan Misi dari YA
adalah sebagai berikut :
Visi : Menjadi perusahaan yang selalu memberikan jaminan produk yang
halal bagi pelanggan serta menjadikan roti, kue dan jajanan
Indonesia sebagai karya terbaik
Misi : Selalu berkomitmen memberikan produk berkualitas dan terbaik,
yang aman untuk dikonsumsi, serta halal bagi pelanggan, setiap
potongan kue YA, menjadi kebanggan seluruh masyarakat Indonesia
dan semua pihak yang terkait didalamnya.
2. Struktur Organisasi
Struktur organisasi menunjukkan suatu susunan kerja atau kegiatan berupa
bagian yang menggambarkan dan menerangkan hubungan-hubungan
berbagai fungsi dan status yang menunjukkan wewenang dan tanggung
57
jawab yang berbeda-beda setiap bagiannya dalam suatu organisasi.
Adapun struktur organisasi yang ada pada YA adalah sebagai berikut.
Gambar 3. Struktur Organisasi di YA
D. Gambaran Umun Agroindustri JB
1. Sejarah Agroindustri JB
JB merupakan perusahaan toko roti yang menyediakan roti, kue dan
pastry. Toko roti ini didirikan pada tahun 1997 di Jalan Pulau Damar,
Gang Saptamarga, Sukarame Bandar Lampung oleh Bapak Sriyono dan
Ibu Chairunnisa. Awalnya pemilik hanya menjajakan roti buatannya dari
warung ke warung. Melihat banyak orang yang menyukai roti buatan Ibu
Chairunnisa, pemilik memberanikan diri untuk membuka toko sendiri.
Toko roti dibuka pada tahun 2003 di Jl. Dr. Rivai No 1 depan RSUAM
Bandar Lampung. Perkembangan JB semakin meningkat, pemilik
membuka cabang-cabang untuk memperluas usaha. Selain itu toko JB
membuka cabang di beberapa daerah seperti Pringsewu dan Lampung
Owner
Manajer Eksekutif Devisi Keuangan
Devisi Produksi Devisi HRD Devisi Pemasaran
58
Selatan. Toko roti pusat yang kedua dibuka di Jl. Teuku Umar No. 7F,
Kedaton Bandar Lampung. Toko JB ini memanjakan konsumen dengan
beragam kelezatan dari aneka roti yang menjadi sajiannya. Pada tahun
2016 JB melauncing toko yang beralamatkan di Jalan Zainal Abidin Pagar
Alam No. 15 Labuhan Ratu Bandar Lampung. Toko ini disebut JB Royal
dimana pelanggan JB Royal akan memberikan layanan yang lebih baik
mulai dari rasa, harga, tempat, dan pelayanan. Harga kue yang ditawarkan
di JB sangat bervariasi mulai dari roti berbagai rasa dibandrol dari harga
Rp 4.000,00 sampai Rp 7.000,00 tidak hanya itu JB juga menyediakan kue
ulang tahun yang dibandrol mulai dari harga Rp 25.000,00 sampai Rp
250.000,00 dan pie pisang yang di bandrol dengan harga Rp 6.500,00/pcs
dan Rp 32.500,00/kotak. Adapun Visi dan Misi dari JB adalah sebagai
berikut.
Visi : Menjadi perusahaan bakery pilihan utama konsumen yang
memberikan pelayanan, kemudahan dan kepuasan pelanggan dengan
ciri khas bakery yang berbeda, harga terjangkau serta berkualitas dan
turut serta mengurangi pengangguran di Indonesia
Misi :
1. Terus-menerus mengembangkan varian produk roti, cake dan pasty
2. Membuka cabang disetiap Kota/Kabupaten dengan menambah
jaringan kerjasama dengan pihak luar
3. Menerapkan standarisasi resep produk
4. Meningkatkan mutu dan kualitas, mengedepankan proses pengolahan
produksi yang higienis
59
5. Menjalin hubungan yang harmonis dengan konsumen
6. Memberikan harga produk yang terjangkau
7. Menyediakan lingkungan kerja yang baik bagi semua karyawan
8. Membuka lapangan pekerjaan
2. Struktur Organisasi
Gambar 4. Struktur Organisasi di JB
Direktur
Keuangan Manajer
Produksi
Manajer
Umum
Pengembangan
Usaha dan
Perizinan
Administrasi
Kepala Pabrik
Personalia
ASS.Kepala Pabrik
Sales
Mitra Angkutan Engineering Kepala
Shift 1&2 QC Purchasing Toko
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka diperoleh kesimpulan
sebagai berikut:
1. Karakteristik konsumen pie pisang YA dan JB secara keseluruhan yaitu
responden didominasi oleh kaum perempuan dengan usia 18-30 tahun.
Sebagian besar adalah mahasiswa yang berpendidikan terakhir SMA
dengan nilai pendapatan sebesar Rp 1.500.000,00 - 2.500.000,00 yang
dapat dikategorikan dalam pedapatan sedang. Frekuensi pembelian pie
pisang paling banyak saat pembelian ulang jangka waktu pembelian satu
kali dalam seminggu.
2. Hasil analisis proses pengambilan keputusan pembelian menunjukkan
bahwa umumnya konsumen mengkonsumsi pie pisang adalah rasa pie
yang enak dan sebagian besar konsumen memperoleh informasi melalui
teman dekan ataupun rekan kerja yang pernah mengkonsumsi pie pisang.
Dalam melakukan pembelian atribut rasa sangat dipertimbangkan oleh
konsumen dan pembelian yang dilakukan oleh konsumen tergantung
keadaan sehingga tidak ada perencanaan sebelumnya. Setelah melakukan
pembelian konsumen merasa puas dan mungkin akan melakukan
pembelian ulang.
105
3. Berdasarkan hasil analisis sikap pie pisang di YA dan JB atribut rasa
mendapatkan skor sikap (Ao) tertinggi sementara atribut yang memiliki
nilai ter rendah di YA adalah atribut area parkir dan atribut ukuran produk
di JB.
4. Tingkat kepuasan konsumen analisis Customer Satisfaction Index (CSI)
secara keseluruhan konsumen merasa puas mengkonsumsi pie pisang di
YA dan JB. Berdasarkan Importance Performance Analysis (IPA) atribut
yang berada pada kuadran I (prioritas utama) adalah atribut tanggal
kadaluarsa di JB namun pada agroindustri YA tidak terdapat atribut yang
masuk kedalam kuadran ini. Selanjutnya atribut yang ada pada kuadran II
(pertahankan prestasi) terdapat beberapa atribut yang sama seperti rasa,
harga, kebersihan dan Higienitas namun terdapat atribut tanggal
kadaluarsa pada YA. Kuadran III (prioritas rendah) pada agroindustri YA
adalah atribut ukuran, lokasi, kemasan, kenyamanan, dan area parkir
sedangkan pada agroindustri JB atribut yang masuk kedalam kuadran III
adalah atribut variasi produk, ukuran, kemasan, dan tekstur. Sementara
atribut yang ada pada kuadran IV pada agroindustri YA adalah atribut
variasi produk dan tekstur dan pada JB yaitu atribut lokasi, kenyamanan
dan area parkir.
B. Saran
Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian adalah sebagai berikut
1. Bagi produsen YA dan JB agar tetap mempertahankan rasa dan harga serta
dapat meningkatkan beberapa atribut lainnya. Atribut tanggal kadaluarsa
106
sebaiknya diperjelas agar mempermudah konsumen ketika ingin
mengkonsumsi produk di JB. Atribut area parkir di YA perlu diperluas
agar mempermudah konsumen ketika ingin berkunjung.
2. Bagi peneliti lain, disarankan untuk melakukan penelitian mengenai topik
lain, yaitu bagaimana loyalitas konsumen serta kaitannya dengan bauran
pemasaran pada produk pie pisang di YA dan JB.
DAFTAR PUSTAKA
Anggiasari,N.M. 2016. Sikap dan Pengambilan Keputusan Pembelian Sayuran
Organik oleh Konsumen di Kota Bandar Lampung. Skripsi. Jurusan
Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Lampung: Bandar Lampung.
Anggraini, R. 2017. Analisis Usaha dan Nilai Tambah Industri Olahan Pisang di
Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah. Skripsi. Universitas Muhamadiyah:
Yogyakarta. Diakses pada 20 Desember 2017 pukul 19.15.
Anggraini, Fembriarti, E.P, Hurip Santoso. 2013.Tingkat Kepuasan dan Loyalitas
Konsumen Gulaku di Kota Bandar Lampung. JIIA 1(2): 149-155.
http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JIA/article/view/241/240. Diakses
pada 28 Juli 2018.
Azalia, A. 2017. Analisis Optimalisasi Produksi Produk Pastry ( Study kasus
salah satu industri Bakery di Kota Bandar Lampung. Skripsi: Universitas
Lampung. Bandar Lampung. Diakses pada 22 Desember 2017 pukul
13.00.
BPS (Badan Pusat Statistika). 2016. Lampung dalam Angka. Badan Pusat
Statistika Provinsi Lampung: Lampung
. 2015. Lampung dalam Angka. Badan Pusat
Statistika Provinsi Lampung: Lampung.
. 2014. Lampung dalam Angka. Badan Pusat
Statistika Provinsi Lampung: Lampung.
. 2013. Lampung dalam Angka. Badan Pusat
Statistika Provinsi Lampung: Lampung.
. 2012. Lampung dalam Angka. Badan Pusat
Statistika Provinsi Lampung: Lampung.
. 2011. Lampung dalam Angka. Badan Pusat
Statistika Provinsi Lampung:Lampung.
Bidiawati, H. 2012. Implementasi Marketing Mixdan Pengaruhnya Terhadap
Pengambilan Keputusan Pembelian Konsumen Pada Produk Unggulan
108
Keripik Pisang Agung di Kabupaten Lumajang.Jurnal STIE Widya Gama
Lumajang(WIGA). 2 (2): 29-44. Diakses pada 20 Desember 2017 pukul
19.30.
Charles W. Lamb, Joseph F. Hair, Carl Mcdaniel. 2001. Pemasaran. Salemba
Empat : Jakarta.
Direktorat Jendral Hortikultura. 2015. Statistik Produksi Hortikultura Tahun 2014
: Jakarta
Epriani M, Indriani Y, dan Endaryanto T. 2017. Sikap konsumen dan strategi
pemasaran dua merek kopi bubuk di Kota Bandar Lampung. JIIA, 5 (4) :
414 – 421. http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JIA/article/view/1751/1554.
[4 Februari 2019 ].
Fitri,R. 2010. Respon konsumen terhadap produk usaha industri keripik pisang di
Kelurahan Segala Minder Kecamatan Tanjung Karang Barat. Skripsi.
Universitas Lampung:Bandar Lampung. Diakses pada 23 Desember 2017
pukul 14.00.
Ghozali, I. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Badan
Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Badan
Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
Hasanawi dan Neti,K. 2015.Studi Persepsi Konsumen Terhadap Pemasaran Sale
Pisang Dalam Kemasan. Jurnal Agroqua. 13 (2): 34-45. Diakses pada 22
Desember 2017 pukul 13.10.
Hapsari. 2015. Studi Persepsi Konsumen Terhadap Varian Produk Bolu Pisang
(Studi kasus boli pisang Alania Chocolava). Skripsi. Institut Pertanian
Bogor : Bogor. Diakses pada 20 Desember 2017 pukul 20.05.
Isaac, S., dan Michael, W.B. (1981). Handbook in Research and evaluation.
California: Edits Publishers.
Kotler, P. dan G Amstrong, 1997. Manajemen Pemasaran Analisis Perencanaan,
Implementasi dan Pengendalian. Salemba Empat: Jakarta.
. 2000.Prinsip – Prinsip Pemasaran Manajemen.
Prenhalindo: Jakarta.
. 2003. Dasar-dasar Pemasaran. Jilid 1. Edisi ke-
sembilan. PT. Indeks Gramedia: Jakarta
109
. 2001. Manajemen Pemasaran Edisi Ke-7. Gramedia
Pustaka Utama: Jakarta
Kuswara.2013.Analisis perilaku dan kepuasan dalam proses keputusan pembelian
lapis bogor sangkuriang. Skripsi:Institut Pertanian Bogor.Bogor. Diakses
pada 20 September 2018 pukul 10.00.
Malhotra, Naresk. 2005. Riset Penelitian. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.
Mowen, J, T dan M Minor. 1998. Conssumer Behavior. Prentice Hall Inc: New
York.
Mowen, J, T dan M Minor. 2002. Perilaku Konsumen, Jilid 1. Edisi Kelima.
Erlangga: Jakarta.
Mubarok, Arasyad, dan Mifta. 2015. Analisis nilai tambah dan margin pemasaran
pisang menjasi olahan pisang. Jurnal pertanian ISSN 2087-4936. 6 (1).
1-14.Diakses pada 20 Desember 2017 pukul 20.15.
Nazir, M. 2003. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia: Jakarta.
Nissa. 2013. Analisis Proses Keputusan Pembelian Dan Kepuasan Konsumen
Produk Teh. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Diakses pada
tanggal 22 September 2018 pukul 11.00 WIB.
Permadi,R. 2015. Analisis Sikap Konsumen Terhadap Atribut Buah Pisang Kepok
(Studi Konsumen di Tiga Kota Kuala Pembuang, Sampit dan
Palangkaraya). Jurnal Sosial Economic of Agriculture. 4 (2) : 8-15.
Diakses pada 23 Desember 2017 pukul 15.25.
Pratama. 2016. Sikap dan Kepuasan Konsumen Terhadap Konsumsi Makanan
Pecel Lele di Dua Rumah Makan Kota Bandar Lampung. Skripsi. Jurusan
Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Lampung: Bandar Lampung.
Pratiwi, D., Sugiharti, M. dan Emi,W. 2013.Studi Komparatif Usaha Sale Pisang
Goreng dan Keripik Pisang di Kabupaten Grobogan. Skripsi. Universitas
Sebelas Maret: Surakarta. Diakses pada 22 Desember 2017 pukul 13.40.
Prasetyowati, Agus Hudoyo, Kordiyana K. Rangga. 2016. Identifikasi Atribut
Kepuasan Konsumen dan Pelayanan Rumah Makan Olahan Ayam di Kota
Bandar Lampung. JIIA 4 (4): 384-390.
http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JIA/article/view/1520/1374. Diakses
pada 25 Juli 2018.
Rahmah, S., Fajar, R. dan Shorea,K. 2015. Analisis Atribut Bauran Pemasaran
Yang Mempengaruhi Kepuasan Konsumen Pisang Goreng Kipas Kuantan
II di Kota Pekenbaru. Jurnal Online Mahasiswa (Jom) Fakultas
Pertanian. 1(2). Diakses pada 22 Desember 2017 pukul 13.30.
110
Rajagukguk JM, Sayekti WD, Situmorang S. 2013. Analisis sikap dan
pengambilan keputusan konsumen dalam membeli buah jeruk lokal dan
impor di Bandar Lampung. JIIA 1 (4): 351-357.
http://jurnal.fp.unila.ac.od/index.php/JIA/article/view/713/655.[20 Mei
2018]
Rakmat, J. 2004. Metode Penelitian Komunikasi: Dilengkapi Contoh Analisis
Statistik. PT Remaja Rosdakarya: Bandung.
Sari, E.M. 2015. Faktor-faktor yang Menyebabkan Rendahnya Partisipasi
Masyarakat dalam Pembangunan Desa Tahun 2014. Skripsi. Jurusan Ilmu
Pemerintahan Fakultas Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung:
Bandar Lampung
Satuhu, Suryanti, dan Ahmad Supriyadi. 2000. Pisang : Pisang Budidaya,
pengolahan, dan prospek pasar. Penebar Swadaya: Jakarta.
Santoso. 2016. Kajian Perilaku Konsumen Mahasiswa dan Kinerja Atribut
Minuman Milk Tea MaecaI. Skripsi. Jurusan Teknologi Hasil Pertanian
Fakultas Pertanian Universitas Lampung: Bandar Lampung
Setiadi, N, J. 2003. Perilaku Konsumen. Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan
Penelitian Pemasaran. Prenanda Media: Jakarta.
Singarimbun, M dan Effendi, S. 1995. Metode Penelitian Survei. LP3ES: Jakarta.
Sucahyono, Febriawan Adi. 2014. Analisis harga dan promosi terhadap volume
penjualan pada toko olahraga sport smart FIK UNY. Skripsi. Universitas
Negeri Yogyakarta: Yogyakarta. Diakses pada 20 Desember 2017 pukul
20.30.
Sugiono. 2008. Pengertian Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Pada Kuesioner.
Intermedia. Jakarta.
Supranto, J. 2006. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan untuk
Meningkatkan Pangsa Pasar. Rineka Cipta. Jakarta
Sulfiana. 2017.Sikap dan Kepuasan konsumen terhadap paket menu lele terbang,
kaitannya dengan bauran pemasaran di rumah makan lalap Bandar
Lampung. Skripsi: Universitas Lampung. Bandar Lampung. Diakses pada
20 September pukul 10.00.
Sumarwan,U. 2003. Perilaku Konsumen, Perilaku dan Penerapannya dalam
Pemasaran. Ghalia Indonesia: Jakarta.
. 2011. Perilaku Konsumen, Perilaku dan Penerapannya dalam
Pemasaran. Ghalia Indonesia: Bogor
111
Sutisna. 2002. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. Penerbit PT.
Remaja Rosdakarya: Bandung.
Sufren dan Natael Y. 2013. Mahir Menggunakan SPSS Secara Otodidak. PT
Elex Media Komputindi. Jakarta.
Suryani, T. 2012. Perilaku Konsumen ; Implikasi Terhadap Strategi Pemasaran.
Graha Ilmu: Yogyakarta.
Syahputri,Ria. 2015. Pengaruh kemasan, merek, dan harga tarhadap loyalitas
konsumen pada ukm keripik singkong sulis di Samarinda. eJournal Ilmu
Administrasi Bisnis. 3(1):27-39. Diakses pada 21 Desember 2017 pukul
19.00.
Syarbini, M.H. 2016. Pastry Preneur. Tiga Serangkai: Solo.
Syarifatunisa, 2011.Strategi peningkatan kepuasan pelanggan toko roti unyil
venus bogor. Skripsi:Institut Pertanian Bogor. Bogor. Diakses pada 20
September 2018 pukul 13.00.
Tjiptono, F. 2007. Pemasaran Strategi. Andi: Yogyakarta.
Triani, Agus Hudoyo, Ani Suryani. 2016. Identifikasi Atribut Kepuasan
Pelayanan Rumah Makan Studi Kasus pada Dua Rumah Makan Olahan
Bebek di Kota Bandar Lampung. JIIA 4(4) 398-405.
http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JIA/article/view/1522/1376. Diakses
pada 23 Juli 2018.